100 Inovasi Sosial di kawasan Majapahit

Eko Budhi Suprasetiawan beta 3 2021.03.20 WHY sejarah tentang inovasi sosial yang pernah berlaku di kawasan Majapahit disusun dengan tujuan

1.0 menemukan inovasi buruk yang bisa berulang dan perlu diantisipasi

2.0 menyusun imajinasi what-if inovasi buruk tersebut tidak terjadi, bagaimana keadaaan kawasan ini saat ini ?

3.0 jika dampak inovasi buruk tersebut masih dirasakan, agenda aksi apa yang bisa dimunculkan untuk membuat masa depan lebih baik ?

4.0 menemukan inovasi baik yang perlu diulang

5.0 menyusun agenda-agenda aksi agar inovasi tersebut bisa diulang

6.0 menemukan peluang-peluang agar agenda aksi tersebut bisa diwujudkan lambang kerajaan

https://id.wikipedia.org/wiki/Surya_Majapahit masjid

https://www.tabloidwisata.com/masjid-wapauwe-kaitetu-maluku/ kopi

http://kopidewa.com/cerita-kopi/sejarah-kopi-priangan-koffie-stelsel/ 1293 Akhirnya, Raden Wijaya berhasil merebut kekuasaan dari pemberontak. Kemudian dia bertakhta di ibu kota Majapahit sebagai raja yang pertama bergelar Kertarajasa Jayawarddhana pada hari ke-15 bulan Kartika tahun 1215 Saka yang bertepatan dengan kalender Masehi 10 November 1293. Inilah tanggal yang diperingati sebagai hari berdirinya

Kerajaan Majapahit, 720 tahun silam. "Tahun itu mengawali lahirnya suatu kerajaan baru sebagai penerus kerajaan sebelumnya, Singhasari," ujar Hasan Djafar yang seorang ahli arkeologi, epigrafi, dan sejarah kuno . Dia juga seorang pensiunan dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. https://sains.kompas.com/read/2013/11/10/2142444/10.November.Hari.Berdirinya.Majapahit

1295 Pemberontakan pertama ini terjadi ketika Wijaya masih berkuasa pada 1217 saka (1295 M). Pemberontakan bupati daerah Datara yang beribukota di Tuban ini dipicu ketidakpuasannya atas kebijakan yang diambil oleh Wijaya.

Peristiwa ini dikisahkan dalam Pararaton, Kidung Ranggalawe, dan Kidung Panji Wijayakrama, tapi tidak sebut dalam Nagarakrtagama.

Pararaton dan Kidung Ranggalawe mengisahkan Ranggalawe tak terima Nambi dipilih sebagai patih di Majapahit. Dia merasa lebih berjasa dan gagah berani dibanding Nambi.

Pemberontakan dapat dipadamkan dan Ranggalawe tewas. Namun, Majapahit kehilangan perwira setianya yang ikut membangun kerajaan, yaitu Kebo Anabrang https://historia.id/kuno/articles/pemberontakan-terhadap-majapahit-DLNbL

1319 Di antara pemberontakan-pemberontakan yang diberitakan Pararaton, yang paling berbahaya adalah pemberontakan Ra Kuti tahun 1319. Ibu kota Majapahit bahkan berhasil direbut kaum pemberontak, sedangkan Jayanagara sekeluarga terpaksa mengungsi ke desa Badander dikawal para prajurit bhayangkari.

Pemimpin prajurit bhayangkari yang bernama Gajah Mada kembali ke ibu kota menyusun kekuatan. Berkat kerja sama antara para pejabat dan rakyat ibu kota, Kelompok Ra Kuti dapat dihancurkan. https://id.wikipedia.org/wiki/Jayanagara 1336 Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M).[1]

Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi :

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada:

"Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Butuni, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Terjemahannya:

Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Butuni, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".

Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit. https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Palapa

1326 Pada abad ke 13 M berdidirlah Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini didirikan oleh Malik Al Saleh. Letak kerajaan Samudera Pasai sendiri berada di Aceh Utara tepatnya di kabupaten Lhokseumawe. Pada tahun 1326 ketika Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Sultan Malik Al Tahir, diberlakukanlah koin emas sebagai mata uang kerajaan Samudera Pasai. https://www.romadecade.org/kerajaan-islam-di-indonesia/#! 1349

Dalam menjalankan misi dakwahnya Syeikh Jumadil Kubro bersama adiknya Syekh Thanauddeen atau Datuk Adi Putera tiba di Kelantan pada tahun 1349. Dari tempat itu ia menuju Samudera Pasai sebelum akhirnya menuju anah Jawa.

Di Jawa, kehadirannya di Jawa tidaklah banyak diketahui orang dan tak seterkenal Wali Songo. Padahal justru dialah adalah ulama yang karena pendekatannya yang luwes sanggup menembus kebesaran Majapahit di puncak-puncak kejayaannya.

Beberapa kisah menyebut mendarat di Semarang dari Kelantan, Syekh Jamaluddin Akbar Alhusaini pernah tinggal di tanah perdikan sekitar Cepu dan Bojonegoro. Tak hanya berdakwah, keahlian pertanian Syekh Jamaluddin Akbar Alhusaini justru memberi banyak manfaat rakyat sehingga dapat meyakinkan mereka dan akhirnya memeluk Islam.

Menurut Martin van Bruinessen nama Syeikh Jumadil Kubra adalah hyper-correct sekaligus merupakan tokoh yang sama dengan Syekh Jamaluddin Akbar Alhusaini. https://koransulindo.com/syekh-jumadil-kubro-dan-wajah-islam-toleran-di-jawa/

1357 Sebagaimana namanya, perang Bubat yaitu pertempuran antara kerajaan Pajajaran dengan Majapahit sekitar tahun 1357 Masehi. Peristiwa ini diceritakan dalam beberapa karya seperti Kidung Sunda, Kitab Pararaton.

Peristiwa berdarah tersebut terjadi era Hayam Wuruk. Hal itu ditengarahi oleh rencana pernikahannya dengan puteri Pajajaran, Pernikahan tersebut ternyata juga mengandung unsur politik, sehingga membuat Raja Linggabuwana enggan menyerahkan putrinya serta semua seserahan yang dibawanya.

Akhirnya timbul peperangan di lapangan Bubat dan memakan banyak korban jiwa. Raja Linggabuwana mati terbunuh, sedangkan Diah Pitaloka dan ibunya bunuh diri setelah mengetahui hal itu. Sedangkan dari pihak Majapahit juga kehilangan banyak pasukan, termasuk konon Patih Gajah Mada.

Ternyata peristiwa perang bubat tidak didukung dengan primer yang kuat semacam prasasti ataupun relief yang sezaman. Mengingat zaman dahulu banyak kejadian yang diabadikan dengan prasasti, tugu, atau semacamnya. Hanya ada satu prasasti yaitu Batu Tulis yang mencatat kematian raja Linggabuwana akibat Perang Bubat.

Hal itu hanya dituturkan dalam historiografi tradisional seperti kitab Pararaton (1357), Kidung Sunda (1540), Carita Parahiyangan. Semuanya menceritakan mengenai peristiwa Perang Bubat. Versi isi ceritanya hampir sama antara satu dengan lainnya, begitu pula dengan Kidung Sundayana (1920) karya C.C Berg, sejarawan Belanda. Sedangkan Negarakertagama tidak menyinggung sama sekali mengenai peristiwa Bubat. Di sisi lain, peristiwa tersebut sering menjadi cerita turun temurun, dari mulut ke mulut khususnya di masyarakat Sunda dan Jawa. Hal itu menjadi hegemoni tersendiri antara kedua masyarakat tersebut, misalnya adanya mitos perempuan Sunda tidak boleh menikah dengan laki-laki Jawa.

https://www.brilio.net/creator/6-misteri-tentang-bubat-yang-masih-jadi-teka-teki-hingga-kini-d 03bce.html

1359 Tragedi di Bubat, menurut Pararaton terjadi pada 1279 Saka atau 1357. Menurut Drake, peristiwa ini adalah malapetaka besar bagi Sunda. Di sisi lain, mendorong Majapahit merefleksi diri.

Ada dampak positif setelahnya. Drake melihat Raja Hayam Wuruk menjadi tergugah dan berusaha untuk tidak lagi terlalu menggantungkan diri pada Gajah Mada dalam mengambil keputusan sulit di pemerintahan. Dia mulai langsung terlibat di dalamnya.

Hayam Wuruk mencetuskan sistem pemerintahan baru. Dia membuat penguasa dapat memainkan peranan aktif secara langsung. Dia meminta pertimbangan dari keluarga dan pejabat senior sebelum mengambil keputusan vital.

“Ia melakukan serangkaian perjalanan ke berbagai daerah agar mengetahui isu-isu hangat di masyarakat,” kata Drake.

Salah satu caranya seperti digambarkan Prapanca dalam Nagakretagama tentang lawatan Hayam Wuruk ke Lamajang. Slamet Muljana dalam Tafsir Sejarah Nagarakretagama menjelaskan, Sang Prabu dengan membawa rombongan kerajaan bertolak dari ibukota Majapahit pada 1359 M.

Dalam perjalanannya, dia melewati Kunir dan Basini terus ke Sadeng. Padahal, 28 tahun sebelumnya, Sadeng salah satu wilayah yang memberontak kepada Majapahit.

“Lawatan itu rupanya menjadi salah satu cara diplomatik Hayam Wuruk merekatkan kembali hubungan dengan wilayah bawahannya,” catat Muljana. https://historia.id/kuno/articles/perang-bubat-dan-dampaknya-buat-majapahit-vgL7n

1404 Setelah pengangkatan Bhre Lasem baru, perang dingin antara istana barat dan timur berubah menjadi perselisihan. Menurut Pararaton, Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana bertengkar tahun 1401 dan kemudian tidak saling bertegur sapa. Perselisihan antara kedua raja meletus menjadi Perang Paregreg tahun 1404. Paregreg artinya perang setahap demi setahap dalam tempo lambat. Pihak yang menang pun silih berganti. Kadang pertempuran dimenangkan pihak timur, kadang dimenangkan pihak barat.

Akhirnya, pada tahun 1406 pasukan barat dipimpin Bhre Tumapel putra Wikramawardhana menyerbu pusat kerajaan timur. Bhre Wirabhumi menderita kekalahan dan melarikan diri menggunakan perahu pada malam hari. Ia dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah alias Bhra Narapati yang menjabat sebagai Ratu Angabhaya istana barat.

Raden Gajah membawa kepala Bhre Wirabhumi ke istana barat. Bhre Wirabhumi kemudian dicandikan di Lung bernama Girisa Pura. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Paregreg

1409 Invasi Majapahit ke Pagaruyung terjadi pada tahun 1409. Dalam sebuah teks yang luar biasa versi Majapahit yang tersimpan di museum Jawa Timur diceritakan tentang invasi penaklukkan ke Sumatra terutama ke Pagaruyung dengan 500 kapal perang lengkap dengan patih dan hulubalang serta 200.000 prajurit dan seekor kerbau jantan raksasa sebesar gajah. Bala tentara Majapahit tanpa halangan sampai di Jambi yang merupakan pintu masuk ke dataran tinggi Minangkabau melalui sungai besar dan berair dalam yang ada di dataran rendah bagian timur Sumatra.

Sesampai di Pariangan para patih dan hulubalang Majapahit berunding dengan Patih Suatang (Datuk Perpatih Nan Sebatang) serta Patih Ketemanggungan (Datuk Katumanggungan), lalu muncul usulan dari Patih Majapahit untuk mengadu kerbau sebagai simbolisasi perang. Pemilik kerbau yang menang berarti memenangkan peperangan, begitu pula sebaliknya.

Setelah datang waktunya adu kerbau itu pun dilaksanakan. Orang Majapahit mengeluarkan kerbau raksasa sementara orang Patih Suatang mengeluarkan seekor anak kerbau kecil yang kelaparan dan kehausan. Anak kerbau itu secepat kilat menyeruak ke selangkang kerbau raksasa dan menghisap buah pelir kerbau itu. Setelah berputar-putar karena tidak bisa menanduk akhirnya kerbau raksasa itu rubuh sambil berguling-guling karena anak kerbau lapar itu tidak melepaskan hisapannya pada buah pelir kerbau raksasa itu.

Sesuai kesepakatan, maka pihak Majapahit dianggap kalah, lalu mereka akan pergi namun ditahan oleh Patih Suatang karena mereka akan dijamu makan dan minum. Masih menurut teks versi Majapahit, setelah jamuan makan dan minum itulah terjadi peristiwa kekerasan yang menewaskan patih dan para hulubalang serta separuh prajurit Majapahit. Sementara yang selamat pulang ke Majapahit dan melaporkan peristiwa itu kepada Sang Nata (raja) yang menerimanya dengan amat masygul karena kekalahan besar dan kehilangan para patih dan hulubalang yang diandalkan serta banyak prajurit.

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah padang luas yang kemudian diberi nama 'Padang Sibusuk' karena begitu banyaknya mayat bergelimpangan yang kemudian menimbulkan bau busuk. Kisah ini juga tercatat dalam Hikayat Raja-raja Pasai yang merekam berbagai peristiwa di Sumatra sekitar abad tersebut. Sekarang Padang Sibusuk masuk dalam wilayah kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat. https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_kekerasan_di_Minangkabau

1414 Kisah bernuansa mistis di atas adalah sebuah kepercayaan adat masyarakat yang tinggal di Negeri Kaitetu, Pulau Ambon, Maluku. Konon Mesjid Wapauwe adalah Mesjid tertua yang ada di Maluku, bahkan tertua di seluruh wilayah Indonesia timur. Mesjid ini dibangun pada tahun 1414 dan hingga kini umurnya sudah mencapai 7 abad. Mesjid Wapauwe adalah sebuah warisan sejarah Indonesia yang menjadi bukti masuknya Islam ke tanah Maluku untuk pertama kalinya. Menurut sejarah yang tertulis, Islam pertama kali masuk ke Indonesia timur dengan melalui pintu gerbang Maluku. Para pedagang Arab dari Gujarat, India masuk dan banyak melakukan pergangan rempah serta menyebarkan agama Islam.

Keberadaan Mesjid ini sendiri sebenarnya merupakan dampak dari datangnya para pedagang Arab tersebut. Pada awalnya, Mesjid ini dibangun oleh pemerintahan Kesultanan Jailolo yang kini berada di wilayah Maluku utara. Kesultanan ini merupakan salah satu kerajaan Islam besar yang terbentuk karena ajaran Islam dari para mubaligh Arab. Pada awalnya, Mesjid ini bernama Wawane karena berada di lereng gunung Wawane. Namun, pada akhirnya berpindah ke daerah Kaitetu yang banyak ditumbuhi pohon mangga berabu. Wapa dalam bahasa setempat berarti Mangga berabu, itulah sebabnya hingga kini Mesjid ini disebut Wapauwe yang berarti Mesjid yang didirikan di bawah pohon mangga berabu. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/mesjid-wapauwe-warisan-sejarah-m uslim-di-tanah-kaitetu-maluku

1472 Kabupaten Landak dulu merupakan daerah/wilayah kerajaan. Kerajaan Landak mula-mula diperintah oleh Raden Ismahayana dengan gelar Raja Dipati Karang Tanjung Tua (1472-1542). Setelah menganut agama Islam, ia dikenal dengan gelar Albdulkahar. Raden Ismahayana adalah anak tunggal Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat Ratu Angkawijaya Brawijaya VII yang juga dikenal dengan nama Pulang Palih VII dalam perkawinan dengan Dara Hitam, seorang putri Dayak. Pada zaman pemerintahan raja pertama ini, kerajaan berkedudukan di Ningrat Batur, di sungai Terap/Mandor. http://landakkab.go.id/page/sejarah-singkat

1475 Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa. Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit. 1478

Dharmagandul satu-satunya karya sastra yang mengisahkan tentang penyerangan kraton Majapahit di Trowulan (saat ini masuk wilayah Mojokerto) dituliskan dalam bahasa jawa dan berhuruf aksara jawa. Dalam serat tersebut dipaparkan kisah pernikahan Prabu Brawijaya V dengan Putri Campa yang merupakan keturunan Tiongkok-Palembang beragama muslim. Setelah pernikahan dengan selir tersebut, Brawijaya V melalui Putri Campa dikaruniai anak bernama Raden Patah yang kemudian dijadikan raja bawahan di wilayah Demak Bintara. Gerakan islamisasi di Demak yang telah dirintis oleh Wali Sanga, kemudian berujung pada usaha penaklukan Kraton Majapahit di Trowulan melalui penyerangan atas perintah putranya sendiri yaitu Raden Patah dengan dukungan Sunan Ampel dan para anggota wali sanga yang lain, meskipun hal ini ditentang oleh Nyai Ageng Ampel dan belakangan disesalkan pula oleh Raden Patah, dalam penyerangan tersebut, pasukan Brawijaya V berhasil dikalahkan oleh pasukan Demak namun Prabu Brawijaya V berhasil meloloskan diri dari kepungan pasukan Demak dan menuju ke Pulau Bali bersama beberapa pengikutnya untuk meminta bantuan dari Prabu Dewa Agung di Kerajaan Klungkung Bali, namun ketika masih berada di Blambangan (Banyuwangi), berhasil disusul oleh Sunan Kalijaga. Dalam dialognya dengan Sunan Kalijaga, Brawijaya V kemudian bersedia beralih agama dari Budha masuk Islam. Beberapa pengikutnya yang tidak bersedia masuk Islam kemudian menyeberang ke Bali, sedangkan Brawijaya V dengan dikawal oleh Sunan Kalijaga kembali ke Majapahit dan tidak lama kemudian meninggal karena sakit di Trowulan. Berdasarkan serat Dharmagandul, ia kemudian dimakamkan secara Islam di Trowulan tepatnya disebelah Timur Laut kolam Segaran. Melalui Sunan Kalijaga sebelum meninggal ia menuliskan surat kepada Adipati Pengging dan Adipati Pranaraga untuk menerima kekalahan Majapahit dan mengabdi pada Demak Bintara yang telah mengalahkan Majapahit di Trowulan serta menghindari peperangan lebih lanjut. https://id.wikipedia.org/wiki/Brawijaya

1514 Kerajaan ini berdiri pada tahun 1514 yang dipimpin oleh Sultan Ibrahim. Beliau merupakan raja pertama Kerajaan Aceh Darusalam yang memimpin selama 10 tahun. Kerajaan ini terletak di daerah yang sekarang disebut dengan nama Aceh Besar. Kerajaan Aceh berjaya pada tahun 1607-1636 dibawah kepemimpinan Sultan . https://www.romadecade.org/kerajaan-islam-di-indonesia/ 1520 Kerajaan Islam Banjar didirikan oleh Raden Samudra pada tahun 1520. Letak Kerajaan ini ialah di provinsi Kalimantan. Di Kerajaan Islam Banjar terdapat tokoh ulama yang sangat termashur yang bernama Syeh Muhammad Arsyad al-Banjari. Setelah wafatnya Raden samudra, tahta Kerajaan pun digantikan oleh Sultan Rahmatullah (1545-1570).

1521 Kesultanan Bacan adalah suatu kerajaan yang berpusat di Pulau Bacan, Kepulauan Maluku. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Meski berada di Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah Papua Barat. Banyak kepala suku di wilayah Waigeo, Misool yang terletak di Raja Ampat dan beberapa daerah lain yang berada di bawah administrasi pemerintahan kerajaan Bacan.

22 Juni 1527 Kemudian pada tanggal 22 Juni 1527 sebelum pembangunan benteng tersebut terwujud, pasukan tentara Demak membumihanguskan Sunda Kelapa dan menggantinya dengan nama Jayakarta

1565

Ekspedisi Utsmaniyah ke Aceh dimulai sekitar tahun 1565 ketika Kesultanan

Utsmaniyah berusaha mendukung Kesultanan Aceh dalam pertempurannya melawan Portugis di Malaka. Ekspedi si dilancarkan setelah dikirimnya duta oleh Sultan Alauddin al-Qahhar (1539–1571) kepada Suleiman Agung pada tahun 1564, dan kemungkinan seawal tahun 1562,meminta dukungan Turki terhadap Portugis.

Persekutuan Aceh-Turki Utsmani secara tak resmi sudah ada sejak tahun 1530-an. Sultan Alauddin al-Qahhar berkeinginan mengembangkan hubungan tersebut, untuk mencoba mengusir Portugis dari Malaka, dan memperluas kekuasaannya di Sumatra. Menurut Fernão Mendes Pinto, Sultan Aceh merekrut 300 prajurit Utsmaniyah, beberapa orang Abesinia dan Gujarat, serta 200 saudagar Malabar untuk menaklukkan Tano Batak pada tahun 1539.

Setelah tahun 1562, Aceh tampaknya sudah menerima bala bantuan Turki yang memungkinkannya menaklukkan Kerajaan Aru dan Johor pada tahun 1564.

Pengiriman duta ke Istanbul pada tahun 1564 dilakukan oleh Sultan Husain Ali Riayat Syah. Dalam suratnya kepada Porte Usmaniyah, Sultan Aceh menyebut penguasa Utsmaniyah sebagai Khalifah (penguasa) Islam. https://id.wikipedia.org/wiki/Ekspedisi_Utsmaniyah_ke_Aceh 1568 Pada tahun 1568 Hadiwijaya dan para adipati Jawa Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam kesempatan itu, para adipati sepakat mengakui kedaulatan Pajang di atas negeri-negeri Jawa Timur. Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama dari Surabaya (pemimpin persekutuan adipati Jawa Timur) dinikahkan dengan putri Hadiwijaya.

Negeri kuat lainnya, yaitu Madura juga berhasil ditundukkan Pajang. Pemimpinnya yang bernama Raden Pratanu alias Panembahan Lemah Dhuwur juga diambil sebagai menantu Hadiwijaya. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Pajang

1592 Pada tahun 1592 Cornelis de Houtman dikirim oleh para saudagar Amsterdam ke Lisboa/Lisbon, Portugal untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai keberadaan "Kepulauan Rempah-Rempah". Pada saat de Houtman kembali ke Amsterdam, penjelajah Belanda lainnya, Jan Huygen van Linschoten juga kembali dari India. Setelah mendapatkan informasi, para saudagar tersebut menyimpulkan bahwa Banten merupakan tempat yang paling tepat untuk membeli rempah-rempah. Pada 1594, mereka mendirikan perseroan Compagnie van Verre (yang berarti "Perusahaan jarak jauh"), dan pada 2 April 1595 berangkatlah ekspedisi perseroan ini di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Tercatat ada empat buah kapal yang ikut dalam ekspedisi mencari Kepulauan Rempah-rempah ini yaitu: Amsterdam, Hollandia, Mauritius dan Duyfken.

Pada 27 Juni 1596, ekspedisi de Houtman tiba di Banten. Hanya 249 orang yang tersisa dari pelayaran awal. Penerimaan penduduk awalnya bersahabat, tapi setelah beberapa perilaku kasar yang ditunjukkan awak kapal Belanda, Sultan Banten, bersama dengan orang-orang Portugis yang telah datang lebih dulu di Banten, mengusir rombongan Wong Londo ini.

Ekspedisi de Houtman berlanjut ke utara pantai Jawa. Namun kali ini, kapalnya takluk ke pembajak. Saat tiba di Madura perilaku buruk rombongan ini berujung ke salah pengertian dan kekerasan: seorang pangeran di Madura terbunuh sehingga beberapa awak kapal Belanda ditangkap dan ditahan sehingga de Houtman membayar denda untuk melepaskannya. Kapal-kapal tersebut lalu berlayar ke Bali, dan bertemu dengan raja Bali. Mereka akhirnya berhasil memperoleh beberapa pot merica pada 26 Februari 1597.

Saat dalam perjalanan pulang ke Belanda, mereka singgah di St. Helena, dekat Angola untuk mengisi persediaan air dan bahan-bahan lainnya. Kedatangan mereka ini dihadang oleh kapal-kapal Portugis yang merupakan pesaing mereka. Akhirnya pada akhir 1597, tiga dari empat kapal ekspedisi ini kembali dengan selamat ke Belanda. Dari 249 awak, hanya 87 yang berhasil kembali. Meski perjalanan ini bisa dibilang gagal, namun juga dapat dianggap sebagai kemenangan bagi Belanda. Pihak Belanda sejak saat itu mulai berani berlayar untuk berdagang ke Timur terutama di tanah Nusantara. Beberapa ekspedisi memang mengalami kegagalan, sementara lainnya sukses gilang-gemilang dengan keuntungan berlimpah-limpah dari total modal ekspedisi yang dikeluarkan.

Totalnya dalam rentang waktu antara 1598 dan 1601 ada 15 ekspedisi dikirim ke Nusantara, yang melibatkan 65 kapal. Sebelum Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) didirikan pada 1602, tercatat 12 perusahaan telah melakukan ekspedisi ke Nusantara dalam masa 7 tahun, yakni: Compagnie van Verre (Perusahaan dari Jauh), De Nieuwe Compagnie (Perusahaan Baru), De Oude Compagnie (Perusahaan Lama), De Nieuwe Brabantse Compagnie (Perusahaan Brabant Baru), De Verenigde Compagnie Amsterdam (Perhimpunan Perusahaan Amsterdam), De Magelaanse Compagnie (Perusahaan Magelan), De Rotterdamse Compagnie (Perusahaan Rotterdam), De Compagnie van De Moucheron (Perusahaan De Moucheron), De Delftse Vennootschap (Perseroan Delft), De Veerse Compagnie (Perusahaan De Veer), De Middelburgse Compagnie (Perusahaan Middelburg) dan De Verenigde Zeeuwse Compagnie (Perhimpunan Perusahaan Kota Zeeuw).

Kedatangan kapal-kapal inilah yang menjadi cikal bakal penjajahan Belanda atas tanah Nusantara. http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/belanda.html

1602 Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602.VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde Westindische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.

Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas serta hak-hak istimewa (octrooi).Misalnya VOC boleh memiliki tentara, memiliki mata uang, bernegosiasi dengan negara lain hingga menyatakan perang.Banyak pihak menyebut VOC sebagai negara di dalam negara. VOC memiliki enam bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam.Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII atau 17 tuan.Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan. https://id.wikipedia.org/wiki/Vereenigde_Oostindische_Compagnie 1605 Menurut catatan sejarah, kerajaan Gowa-Tallo menjadi kerajaan pertama di Pulau Sulawesi yang menerima Islam. Tarikh 22 September 1605 jadi tahun di mana raja Gowa saat itu, I Mangari Daeng Manrabbia I Tumingana ri Gaukanna, mengucap dua kalimat syahadat, kemudian mengubah namanya menjadi Sultan Alauddin. https://sulsel.idntimes.com/life/education/ahmad-hidayat-alsair/sejarah-singkat-tiga-kerajaan- islam-pertama-di-pulau-sulawesi/full

1608 Belanda sendiri baru memasuki Kepulauan Maluku pada 1607 saat membantu penguasa Ternate mengusir pasukan Spanyol dari negerinya. Setelah itu, pada 26 Juni 1607, Belanda melakukan perjanjian dengan Kesultanan Ternate untuk mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah.

Setelah mendapat hak atas kepulauan Banda, Belanda segera melakukan kontak dengan masyarakat Banda. Admiral Pieterszoon Verhoeven, pemimpin Belanda, tiba di Banda pada 1608 untuk bernegosiasi. Mereka mencoba mendekati orang-orang kaya, yang memimpin masyarakat di sana.

“Ketika mencoba bernegosiasi, orang-orang Banda ini malas bertemu dengan orang Belanda,” kata Meta

Orang-orang Banda menaruh curiga kepada Belanda saat mereka datang dengan membawa pasukan, serta persenjataan lengkap. Akhirnya orang-orang Banda ini mengelabui Belanda, dengan mengarahkan mereka ke satu tempat yang sudah dipersiapkan sebagai tempat pertemuan.

Tanpa menaruh curiga, Verhoeven pun menyutujui pertemuan tersebut, karena merasa perlu mendapat kepercayaan dari orang-orang Banda seperti yang Inggris terima. Verhoeven pun ditemani oleh beberapa bawahannya.

Namun setelah sampai di tempat pertemuan, Verhoeven tidak menemukan siapapun. Ia lalu menyuruh penerjemahnya, Adriaan Ilsevier, untuk mencari penduduk Banda. Bukannya sambutan yang terima, Ilsevier malah dihadang oleh banyak orang bersenjata.

Penerjemah itu lalu menjelaskan bahwa kedatangan mereka dimaksudkan untuk melakukan negosiasi seperti yang telah dijanjikan. Ia bahkan menyebut bahwa Verhoeven datang dengan damai, sebagai buktinya mereka tidak membawa satupun tentara. Namun orang-orang Banda itu tidak mempercayai perkataan Ilsevier.

Setelah mendengar laporan dari penerjemahnya, Verhoeven sangat kecewa dan marah. Namun saat hendak pergi, orang-orang Banda itu menyerang. Sang admiral dan beberapa orang bawahannya tewas dalam serangan mendadak itu. “Verhoeven tewas seketika dan kepalanya ditancapkan di atas tombak oleh orang-orang Banda,” tulis Willard A. Hanna, dalam The Banda Islands: Hidden Histories & Miracles of Nature. https://historia.id/kuno/articles/samurai-dalam-pembantaian-banda-PRyYg

1609 Tahun 1558, bangsa Eropa mulai memasuki wilayah Pulau Bacan yang dikuasai oleh kesultanan Bacan. Bangsa Portugis lantas membangun sebuah benteng di pulau tersebut, bernama Benteng Bernevald Fort. Pada 1609, VOC datang dan mengambil alih kekuasaan dari tangan bangsa Portugis. Mereka berhasil menguasai ekonomi dan politik di wilayah kesultanan Bacan. Pada 1889, sistem monarki kesultanan Bacan diganti dengan sistem kepemerintahan di bawah pemerintah Hindia Belanda. https://kumparan.com/potongan-nostalgia/kesultanan-bacan-pusat-produksi-cengkeh-dan-pa la-di-maluku

1627 Pada tahun 1624 bahan pangan mulai terkumpul, lumbung-lumbung mulai berdiri dan prajurit Mataram mulai berdatangan di Panjer dalam rangka penyerbuan ke Jayakarta. Pada tahun 1627 Ki Bagus Badranala menjadi pengawal bahan pangan yang dikirim dari Panjer ke Jayakarta dan ikut berperang di wilayah Rawa Bangke. Ia diangkat sebagai Senopati Ngalaga mempimpin perang di sayap Utan Kayu. Kompeni menderita kekalahan dan masuk ke dalam benteng yang kini menjadi Masjid Istiqlal. Banyak korban berjatuhan. Prajurit Mataram banyak yang menderita muntaber dan akhirnya mundur kembali ke Panjer untuk menyusun kekuatan. Ki Soewarno yang tidak ikut ke medan perang diangkat menjadi adipati urusan bahan pangan di Panjer. Pengiriman bahan pangan dari Panjer ke Jayakarta selanjutnya ditangguhkan karena prajurit Mataram telah mundur dan masuk ke Ajibarang. https://kebumen2013.com/sejarah-masjid-istiqlal-penyerangan-panjer-ke-batavia-dan-misteri -makam-jan-pieterszoon-coen/

1648 Saat semua persiapan sudah dilakukan, pasukan pembantai pun mulai berangkat ke kediaman para calon korban. Amangkurat I, penguasa yang digambarkan Soemarsaid Moertono dalam State and Statecraft in Old : A Study of the Later Mataram Period, 16th to 19th Century (1968) sebagai “raja yang istimewa lalimnya”, mengamankan diri di dalam keraton dengan penuh ketakutan. Bahkan di bawah penjagaan ketat para pengawal pribadinya yang paling kuat dan bisa dipercaya, ia masih merasa was-was dengan keputusannya sendiri. Tidak ada sumber sejarah lokal yang menyebut bagaimana pembantaian tersebut berlangsung. Babad-babad Jawa semuanya membisu ketika memasuki fase paling mengerikan dalam sejarah Mataram ini. Satu-satunya sumber yang bisa diandalkan hanyalah catatan Rijcklofs van Goen, pejabat VOC yang saat itu berdinas di Mataram, yang kemudian diterbitkan dalam De vijf gezantschapsreizen naar het hof van Mataram, 1648-1654 (1956).

Tapi yang pasti, pembantaian berlangsung amat cepat, hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Hari itu, di suatu siang yang terik tahun 1648, sekitar 6000 ulama dan keluarga mereka yang menetap di wilayah kekuasaan kerajaan Mataram harus mati karena kekejian sang raja.

Mengutip keterangan van Goens dalam catatannya, H.J. de Graaf menggambarkan: “Belum setengah jam berlalu setelah terdengar bunyi tembakan, 5 sampai 6 ribu jiwa dibasmi dengan cara yang mengerikan.” https://tirto.id/saat-6000-ulama-dan-keluarga-dibantai-sultan-mataram-islam-cyRF

1677 Perjanjian Breda berisi penawaran pertukaran Pulau Run dan Manhattan akibat perebutan sengit dan berdarah antara Vereenigde Oostibdischeb Cinpagnie (VOC) dan sekelompok tentara Inggris pimpinan Kapten Nathaniel Courthope pada awal abad ke-17. Disebut Perjanjian Breda atau Treaty of Breda karena perjanjian ini ditandatangani di Kota Breda, Belanda. Perjanjian breda ditandatangani pada 31 Juli 1677.

Belanda rela menukar Pulau Manhattan dengan Pulau Run karena pala memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Bahkan kala itu, Belanda berperan peting dalam ekonomi dunia karena memiliki Pulau Run.

Begitu pentingnya pala, maka rempah-rempah tersebut menjadi barang yang sangat dicari dalam pasaran dunia. Tidak hanya itu, bahkan pala menjadi komoditas terpenting saat itu di Barat sehingga orang yang mempunyai sejumput pala saja bisa menjadi orang kaya. Hanya, peredaran pala di Barat sangat minim dan terbatas.

Pulau Run ialah satu-satunya pulau yang menyediakan suplai pala terbesar di dunia meskipun pulau tersebut hanya mempunyai panjang sekitar 3 km dan lebar sekitar 1 km. Keberadaan Pulau itu pun diburu negara-negara kolonial macam Portugis, Belanda, dan Inggris. https://mediaindonesia.com/read/detail/127252-mengenang-perjanjian-breda

1 Maret 1680 Sultan Haji menurunkan ayahnya yaitu Sultan Ageng dari tahta kesultanan dan mengangkat dirinya sendiri sebagai Sultan Banten. https://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/sejarah-perang-banten 1711 kopi berhasil ditanam dan diekspor dari Jawa ke Eropa melalui perusahaan dagang Belanda, VOC (Verininging Oogst Indies Company) https://kumparan.com/coffindo-indonesia/bagaimana-awal-mulanya-kopi-berasal-lalu-hadir-d i-indonesia

1718 Di tanah Jawa, Sidogiri didapuk menjadi pondok pesantren terbaik dan tertua di Indonesia. Pondok ini didirikan oleh Sayyid Sulaiman pada tahun 1718 (pada versi lainnya disebutkan tahun 1745). Beliau sendiri masih masuk dalam garis keturunan Nabi Muhammad Shallalahu Alaihi Wassalam dalam marga Basyaiban.

Meski usianya tergolong tua, animo untuk menimba ilmu di pondok tersebut sepertinya tak pernah surut. Terbukti dari banyaknya santri yang tetap bertahan menimba ilmu disini. Ciri khas pondok pesantren Sidogiri yakni sistem pendidikannya yang tidak berubah menggunakan metode salaf murni. https://rejekinomplok.net/pondok-pesantren-terbaik-dan-tertua/

9 Oktober 1740 Pada awal abad ke-18 perekonomian dunia yang melesu dengan turunnya harga gula turut mempengaruhi kehidupan Batavia. Pengangguran di Batavia meningkat, sementara itu pendatang dari Cina kian memadati kota tertua di Asia Tenggara itu. Setidaknya 4.000 orang Cina bermukim di dalam tembok kota, sedangkan sekitar 10.000 orang berada di luar tembok kota.

Gubernur Jenderal VOC—Kongsi Dagang Hindia Timur— Adriaan Valckenier, melakukan kebijakan untuk mengirimkan kelebihan pengangguran itu ke Sri Langka karena di pulau tenggara India itu VOC juga mendirikan benteng dan kota persinggahan. Namun, terdapat desas-desus yang berkembang di Batavia bahwa orang-orang Cina yang dikirim dengan kapal ke Sri Langka itu dibunuh dengan menceburkan mereka ke laut lepas.

Komunitas Cina di pinggiran Batavia mulai resah dan mengancam untuk melakukan pemberontakan di kota. Mereka juga mendapat dukungan dari warga Cina dalam tembok kota, melengkapi diri dengan berbagai senjata. Di beberapa tempat, seperti Meester Cornelis—kini Jatinegara—telah dikuasai pemberontak Cina. Pada 9 Oktober 1740, terjadilah huru hara di dalam tembok Kota Batavia. Para serdadu VOC melakukan perampokan dan pembersihan warga Cina. Permukiman Cina dibakar. Semua warga Cina dalam tembok kota, baik pria, maupun wanita, bahkan anak-anak yang lari berhamburan ke jalanan kota itu dibunuh dengan keji. https://nationalgeographic.grid.id/read/13282971/9-oktober-1740-pembantaian-warga-cina-di -batavia?page=all

1772 Menurut Benny Setiono, antara tahun 1760-1770 orang-orang Tionghoa dalam jumlah besar mulai masuk Kalimantan Barat. Mereka dipekerjakan oleh Sultan Sambas sebagai kuli-kuli pertambangan emas. Belakangan ada juga orang-orang Tionghoa yang jadi petani. Dengan pengetahuan yang dimiliki, mereka bisa membuka lahan pertanian luas yang ditanami lada dan sayur-mayur.

Salah satu imigran Tionghoa yang terkenal adalah Lan Fong Phak dari suku Hakka. Dia datang ke Kalimantan Barat pada 1772. Lan Fong Phak datang bersama 100 orang yang masih satu keluarga besar. Dia mendirikan kongsi Lan Fong. Kongsi ini semula bergerak di bidang pertanian.

Kongsi-kongsi Tionghoa adalah komunitas demokratis, dimana mereka memilih sendiri pemimpin komunitas mereka. Beberapa kongsi kemudian bersatu dalam sebuah kongsi yang dipimpin Lan Fong Phak. Kongsi itu dikenal sebagai Republik Lanfang. Mereka punya pemerintahan, pengadilan, penjara dan pasukan bersenjata. https://tirto.id/cerita-lama-dari-para-kuli-tionghoa-ccMM

1797 12 April 1797 adalah tanggal yang bersejarah bagi masyarakat Tidore. Pagi itu, armada yang dipimpin oleh tokoh bernama Nuku Muhammad Amiruddin mengepung Tidore dari berbagai penjuru. Sepasukan perahu kora-kora berpatroli dan menahan armada kompeni di Ternate, agar tidak mengirimkan bantuan ke Tidore.

Maswin A. Rahman, dalam Mengenal Kesultanan Tidore (2006), menceritakan bahwa di atas anjungan kapal Resource, Nuku memimpin langsung pendudukan atas Tidore, yang saat itu masih dikuasai oleh adiknya sendiri, Sultan Kamaluddin. Nuku mengirim utusan bernama Abdul Jalal untuk menghadap Kamaluddin, untuk menyampaikan pesan agar Kamaluddin menyerahkan takhta Sultan Tidore kepadanya. Kamaluddin menolak dan menyerukan perlawanan bersenjata terhadap Nuku. Seruan Kamaluddin ditanggapi dingin oleh rakyat Tidore. Bahkan, seluruh kampung, melalui Sangaji (semacam kepala kecamatan), Gimalaha (semacam menteri), Fomanyira (kepala kampung), dan Mahimo (sesepuh), menyatakan setia dan mendukung Nuku sebagai Sultan Tidore, meliputi Papua dan Seram. https://kumparan.com/ceritamalukuutara/paji-nyili-nyili-mengenang-kisah-sultan-nuku-memi mpin-revolusi-tidore-1qsTEiq6yZu

1808 Pada 1806, Raja Lodewijk Napoleon dari Belanda mengirim salah satu jenderalnya, Herman Willem Daendels, menjabat sebagai gubernur jenderal Hindia Timur di Jawa. Daendels dikirim untuk memperkuat pertahanan Jawa terhadap kemungkinan invasi Inggris yang masuk. Dia tiba di kota Batavia (kini ) pada 5 Januari 1808 dan menggantikan mantan Gubernur Jenderal Albertus Wiese. Dia membangun pasukan baru, membangun jalan-jalan baru di Jawa, dan memperbaiki administrasi pemerintahan internal pulau ini.

Pemerintahan Daendels adalah keras dan darurat militer, karena koloni tersebut dipersiapkan menghadapi ancaman Britania. Dia mendirikan rumah sakit baru dan barak militer, pabrik senjata baru di Surabaya dan Semarang, dan sebuah kolese militer baru di Batavia. Dia menghancurkan Kastel di Batavia dan menggantikannya dengan benteng baru di Meester Cornelis (Jatinegara), dan membangun Fort Lodewijk di Surabaya. Namun, prestasinya yang paling terkenal adalah pembangunan Jalan Raya Pos (bahasa Belanda: Grote Postweg) sepanjang utara Java dari Anjer hingga Panaroecan. Jalan ini kini berfungsi sebagai jalan utama di Jawa, dinamakan Jalur Pantura. Jalan sepanjang ribuan kilometer itu selesai hanya dalam waktu satu tahun, di mana ribuan tenaga kerja paksa orang Jawa tewas. https://id.wikipedia.org/wiki/Jeda_kekuasaan_Prancis_dan_Britania_di_Hindia_Belanda

Kedatangan Daendels di Indonesia sebagai Gubernur Jendral memiliki dua tugas. Pertama, mempertahankan pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris. Kedua, memperbaiki keadaan tanah jajahan di Indonesia. Untuk mempertahankan pulau jawa dari serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah: 1. Membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan 2. Mendirikan benteng- benteng pertahanan 3. Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon 4. Mendirikan pabrik senjata di semarang dan Surabaya 5. Memperkuat pasukan yang terdiri dari orang- orang Indonesia

Usaha- usaha yang dilakukan Daendels banyak membutuhkan biaya, untuk itu Daendels menempuh jalan-jalan sebagai berikut: 1. Aturan penyerahan sebagian dari hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah 2. Pelaksanaan kerja rodi (seperti pembuatan jalan Anyer-Panarukan) 3. Penjualan tanah kepada orang- orang partikelir (orang Belanda atau Cina, sehingga lahirlah tanah-tanah milik swasta) 4. Perluasan tanaman kopi karena hasilnya menguntungkan. https://rharajingga.wordpress.com/2014/03/28/sistem-pemerintahan-daendels-dan-rafles-di-i ndonesia-sistem-sewa-tanah/

1816 Passenstelsel adalah peraturan yang mengharuskan orang Tionghoa membawa kartu pass jalan jika mengadakan perjalanan keluar daerah, yang berlaku sejak 1816. Bagi mereka yang tidak mendaftarkan diri dan kedapatan tidak membawa kartu tersebut dalam perjalanan dikenai sanksi hukuman atau denda 10 gulden.

Peraturan ini sangat merepotkan orang Tionghoa, terutama untuk mengembangkan usaha perdagangan mereka. Prosedur untuk mendapatkan sehelai kartu passenstelsel sulit dan membutuhkan waktu panjang. Praktik ini mengakibatkan distribusi barang-barang dagangan dan komoditas pertanian dari daerah pinggiran ke kota atau sebaliknya jadi tersendat-sendat.

Peraturan passenstelsel pada zaman Belanda diberlakukan kembali oleh pendudukan Jepang https://id.wikipedia.org/wiki/Passenstelsel 18 Mei 1817

Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der

Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama ’s Lands

Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).

Sekitar 47 hektaree tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.

1825 Pada tanggal 21 Juli 1825, pasukan Belanda pimpinan asisten Residen Chevallier mengepung rumah Pangeran di Tegalrejo untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Akan tetapi Pangeran Diponegoro berhasil meloloskan diri dan menuju ke Selarong. Di tempat tersebut secara diam-diam telah dipersiapkan untuk dijadikan markas besar. Selarong sendiri merupakan desa strategis yang terletak di kaki bukit kapur, berjarak sekitar enam pal (sekitar 9 km) dari kota . Setelah Peristiwa di Tegalrejo sampai ke Kraton, banyak kaum bangsawan yang meninggalkan istana dan bergabung dengan Pangeran Diponegoro. Mereka adalah anak cucu dari Sultan I, II, dan III yang berjumlah tidak kurang dari 77 orang dan ditambah pengikutnya.

Dengan demikian pada akhir Juli 1825 di Selarong telah berkumpul bangsawan-bangsawan yang nantinya menjadi panglima dalam pasukan Pangeran Diponegoro. Mereka adalah Pangeran Mangkubumi, Pangeran Adinegoro, Pangeran Panular, Adiwinoto Suryodipuro, Blitar, Kyai Mojo, Pangeran Ronggo, Ngabei Mangunharjo, dan Pangeran Surenglogo.

Pangeran Diponegoro juga memerintahkan Joyomenggolo, Bahuyudo, dan Honggowikromo untuk memobilisasi penduduk desa sekitar Selarong dan bersiap melakukan perang. Di tempat ini juga disusun strategi dan langkah-langkah untuk memastikan sasaran yang akan diserang. Pada tanggal 31 Juli 1825 Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi menulis surat kepada masyarakat Kedu agar bersiap melakukan perang. Dalam surat itu dia mengatakan bahwa sudah saatnya Kedu kembali ke wilayah Kasultanan Yogyakarta setelah dirampas oleh Belanda.

Di Selarong dibentuk beberapa batalyon yang dipimpin oleh Ing Ngabei Joyokusumo, Pangeran Prabu Wiromenggolo, dan Sentot Prawirodirjo dengan pakaian dan atribut yang berbeda. Sepanjang bulan Juli 1825 hampir seluruh pinggiran kota diduduki oleh pasukan Diponegoro. Markas besar Pangeran Diponegoro di Selarong dipimpin oleh lima serangkai yang terdiri dari Pangeran Diponegoro sebagai ketua markas, Pangeran Mangkubumi merupakan anggota tertua sebagai penasihat dan pengurus rumah tangga, Pangeran Angabei Jayakusuma sebagai panglima pengatur siasat dan penasihat di medan perang Alibasah Sentot Prawirodirjo yang sejak kecil dididik di Istana dan setelah perang Diponegoro bergabung dengan Pangeran Diponegoro dan Kyai Maja sebagai penasihat rohani pasukan Pangeran Diponegoro.

Pada tanggal 7 Agustus 1825 Pasukan Diponegoro dengan kekuatan sekitar 6.000 orang menyerbu Negara Yogyakarta dan berhasil menguasainya. Meski demikian Pangeran Diponegoro tidak menduduki kota Yogyakarta dan Sri Sultan HB V berhasil diselamatkan dan diamankan di Benteng Vredeburg dengan pengawalan ketat dari Keraton. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Diponegoro

1826 Berbagai alasan dan desakan tersebut disampaikan kepada Kerajaan Belanda. Akhirnya, pada 9 Desember 1826, Raja Belanda, Willem I (1815-1840), menerbitkan surat kuasa kepada pemerintah kolonial di Batavia untuk membentuk suatu bank berdasarkan wewenang khusus berjangka waktu atau yang lazim disebut oktroi. Dengan surat kuasa dari Kerajaan Belanda itu, Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies (1826 -1830) selaku Gubernur Jenderal Hindia Belanda menerbitkan Surat Keputusan No. 28 tentang oktroi dan ketentuan-ketentuan mengenai pembentukan bank sentral yang nantinya dinamakan De Javasche Bank (DJB).

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Hari Bank Indonesia & Mengapa Diperingati Setiap 5 Juli", https://tirto.id/edCS https://tirto.id/sejarah-hari-bank-indonesia-mengapa-diperingati-setiap-5-juli-edCS

1830–1833 http://www.donisetyawan.com/masa-pemerintahan-van-den-bosch-di-indonesia/

Pada masa kepemimpinan Johanes Van Den Bosch Belanda memperkenalkan culturstelsel atau caltivitaion system (tanam paksa). Sistem tanan paksa pertama kali diperkenalkan di Jawa dandikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa. Tujuan Sistem Tanam Paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya. Tujuannya untuk mengisi kekosongan kas Belanda yang pada saat itu terkuras habis akibat perang Aturan sistem tanam paksa

Setiap penduduk wajib menyerahkan seperlima dari lahangarapannya untuk ditanami tanaman wajib yang berkualitas ekspor. Tanah yang disediakan untuk tanah wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah. Hasil panen tanaman wajib harus diserahkan kepada pemerintah kolonial. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat. Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib tidak boleh melebihi tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menanam padi atau kurang lebih 3 bulan. Mereka yang tidak memiliki tanah, wajib bekerja selama 66 hari atau seperlima tahun di perkebunan pemerintah. Jika terjadi kerusakan atau kegagalan panen menjadi tanggung jawab pemerintah (jika bukan akibat kesalahan petani). Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada kepala desa.

1843 Tahun 1843 di saat bangsa Belanda berkuasa di Nusantara, undang-undang Wijkenstelsel diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk membagi suatu wilayah berdasarkan etnis penduduk. Kebijakan ini berlaku di semua kota administrasi di pulau Jawa termasuk di kota Surabaya. Sungai Kalimas difungsikan sebagai batas alamiah atas pembagian wilayah etnis penduduk.

Di sepanjang abad 19 wilayah administratif kota Surabaya terpusat di kawasan Jembatan Merah. Wilayah barat sungai Kalimas kala itu terkenal dengan kampung Eropa. Sedangkan kawasan di sebelah timur sungai dikenal dengan wilayah masyarakat Timur Asing (Vremde Oosterlingen). Para pemukim ini antara lain warga etnis Tionghoa dan Arab. http://pojokpitu.com/baca.php?idurut=1111

1859 Arti judul buku "Max Havelaar” adalah Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda. Isi buku ini berupa kritik akan kesewenang-wenangan pemerintahan kolonial Belanda pada masa penjajahan.

Buku merupakan kumpulan dari berbagai jalinan kisah cerita. Mulainya adalah kisah tentang Batavus Droogstoppel, seorang pedagang kopi dan contoh yang tepat tentang seorang orang kaya yang kikir. Cerita ini merupakan simbol bagaimana Belanda mengeruk keuntungan dari daerah jajahannya. Sejumlah kisah tentang masyarakat lokal dirangkaikan dalam buku ini, misalnya, kisah tentang Saidjah dan Adinda.

Selain cerita tersebut, juga ada komentar dan tulisan mengenai pengalaman Multituli yang bekerja untuk Hindia Belanda. Pada bagian akhir buku ini, Multatuli menyampaikan permintaan secara sungguh-sungguh langsung kepada Raja William III untuk menghentikan tindakan sewenang-wenang di atas daerah jajahan Belanda. https://bobo.grid.id/read/08675373/apa-isi-buku-max-havelaar-karya-multatuli?page=all

1861 Gula memang menjadi salahsatu komoditi utama ekspor pada era Hindia Belanda. Bahkan menempatkan Pulau Jawa sebagai produsen gula nomor dua setelah Kuba. Makanya tak heran di Pulau Jawa terdapat 193 Pabrik Gula (PG) pada era tersebut.

PG yang dibangun pada masa itu, memang didominasi dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda, tetapi ada 1 PG yang lokasinya berada di Kabupaten Karanganyar, , yakni PG Colomadu yang dibangun oleh Bumiputera, yaitu Mangkunegara IV. Dibangun pada tahun 1861 di Dusun Krambilan, Desa Malangjiwan, Karanganyar, Surakarta. https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/family-style/9762-Mengintip-Pabrik-Gula-Pertama- Milik-Pribumi-yang-Semakin-Instagramable

1869 Dalam perjalanan mengelilingi sebagian dari Indonesia, Wallace mengajak seorang pemuda asal Serawak, Ali, untuk menjadi asisten pribadinya. Wallace sangat membutuhkan Ali sebagai ahli bahasa yang membantu dia berkomunikasi dengan para tetua di tiap pulau.

Buku kumpulan catatan Wallace ini pun akhirnya terbit pada 1869, dan para cetak pertama ada 1000. Daratan Eropa pun mulai menyebar dan menerbitkan karya Wallace dalam berbagai bahasa di Inggris, Jerman, Belanda, sampai Amerika.

"Cara penulisan Wallace itu sangat mudah dimengerti, dan sangat luwes dibaca namun dalam bahasa Inggris. Itu yang membuat penerjemah kesulitan untuk menuliskannya. Apalagi bukan hanya soal spesies yang dibahas, juga soal manusia, ras, dan budaya," kata Sangkot. https://kabar24.bisnis.com/read/20181012/15/848746/mengenal-lebih-dekat-wallace-dari-bu kunya-kepulauan-nusantara

1870 dihasilkanlah UU Agraria 1870 yang mempunyai tujuan sebagai berikut: Supaya kepemilikan tanah di Jawa tercatat dengan baik. Dengan catatan yang baik, maka tanah penduduk bisa dijamin dengan baik pula. Untuk tanah tanpa pemiliki yang dalam sewaan dapat diserahkan. Tanah dan hak petani atas tanahnya terlindungi dari penguasa dan pemodal asing yang ingin menggunakan dengan cara yang kurang baik. Memberi peluang investasi kepada pemodal asing untuk menyewa dan mengelola tanah milik penduduk. Memperbanyak peluang kerja pada penduduk. Contohnya seperti menjadi buruh perkebunan. https://sejarahlengkap.com/indonesia/dampak-uu-agraria

1873 Perang Aceh Pertama (1873-1874) dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Köhler. Köhler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan, di mana Köhler sendiri tewas pada tanggal 14 April 1873. Sepuluh hari kemudian, perang berkecamuk di mana-mana. Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu'uk, Peukan Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang juga berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa wilayah lain. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Aceh

1888 Kurun waktu antara 1888 hingga 1931, sejumlah 305 ribu kuli Tionghoa mendarat di Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara. Mereka datang dari Swatow dan Hong Kong, di mana Association of Deli Planter punya kantor perekrutan para kuli. https://tirto.id/cerita-lama-dari-para-kuli-tionghoa-ccMM

1889 Berdasarkan Besliut van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie 17 Mei 1889 No. 50 tentang Kebun Raya Cibodas dan areal hutan di atasnya ditetapkan sebagai contoh flora pegunungan Pulau Jawa dan merupakan cagar alam dengan luas 240 Ha. Selanjutnya dengan Besluit van den Gouverneur General van Nederlandsch Indie 11 Juni 1919 No. 33 staatsblad No. 329-15 memperluas areal dengan hutan di sekitar Air Terjun Cibeureum. https://www.gedepangrango.org/tentang-tnggp/

1895 Satu hari di tahun 1894, seorang guru sekolah di Banyumas mengadakan tayuban dalam rangka sunatan anaknya. Patih Banyumas, yang juga menjadi wakil bupati, Raden Bei Aria Wirjaatmadja, hadir dalam acara itu. Wirjaatmadja tahu besaran gaji seorang guru sekolah. Pesta sunatan itu terlalu besar untuk seorang guru, menurut Wirjaatmatja.

Sang patih pun mendekati sang guru untuk bertanya soal sumber dana pesta sunatan itu. Sang guru pun mengaku jika dirinya telah meminjam uang dari seorang warga Tionghoa dengan bunga tinggi. Begitu cerita buku dalam One Hundred Years Bank Rakyat Indonesia, 1895-1995 (1995:5-6).

Pinjam-meminjam dengan lintah darat sudah jadi kebiasaan priyayi lainnya di zaman itu. Patih Wirjaatmadja memperkirakan tak hanya guru ini saja yang berutang pada lintah darat. “Dia ingin menolong mereka,” tulis buku tersebut.

Wirjaatmadja adalah pegawai yang baik dan ahli alam keuangan. Setidaknya di mata atasannya, Asisten Residen E. Sieburgh. Sejak April 1894, Wirjaatmadja sudah dipercayai mengelola kas masjid kota Purwokerto sebesar 4.000 gulden. Uang itu juga kemudian dipakai untuk memberi pinjaman kepada pegawai rendahan yang membutuhkan. Golongan berikutnya yang ditolong adalah petani.

Menurut Warta BRI (1982:5), De Poerwokertosche Hulp en

Spaarbank der Inlandsche Hoofden alias Bank Simpan Pinjam Pemuka Bumputra Purwokerto lalu didirikan pada 16 Desember 1895, oleh R. Wiriaatmadja; R. Atma Soepradja; R. Atma Soebrata dan R. Djaja Soemitra. Setelah ganti asisten residen, dari E Sieburgh ke Wolff van Westerrode, bank ini terus dikembangkan.

Pada 1897, bank tersebut ganti nama menjadi Poerwokertosche Hulp en Spaar Landbouw Credietbank alias Bank Kredit Simpan Pinjam Pertanian Purwokerto. Pada tahun berikutnya, bank ini dikenal sebagai Volksbank alias Bank Rakyat, kadang diterjemahkan sebagai Bank Desa, yang tumbuh di beberapa tempat.

1901 Tufail yang juga Ompu Juru Tulis Raa (Sekretaris Kesultanan Bacan) menjelaskan, pembangunan masjid ini berkaitan dengan kehadiran perusahaan Belanda bernama Batjan Archipel Maatschappij (BAM) sejak 1881 yang diberi kontrak 75 tahun. Perusahaan perkebunan itu menyewa lahan Kesultanan Bacan.

Sultan Bacan pada masa itu kemudian mengadakan komunikasi dengan pihak Belanda agar dibantu mendirikan bangunan. Maka didapatkanlah seorang pria asal Argentina berkebangsaan Jerman yang merancang pembangunan masjid tahun 1901.

"Arsiteknya orang Argentina berkebangsaan Jerman, Nyong Carell Knepper," kata Tufail.

https://news.detik.com/berita/d-4484551/masjid-hingga-gedung-putih-saksi-hubungan-dagan g-bacan-belanda 1904 Kekuasaan Belanda yang hadir pada tahun 1904 di Tanah Gayo sekaligus memberikan kehidupan baru yaitu dengan membuka lahan perkebunan kebun kopi yang terdapat di tanah Gayo di ketinggian 1000 – 1700 meter dari permukaan laut.

Pada tahun 1925 hingga 1930, sejarah baru mulai dibuka yaitu adanya kebun kopi di lingkungan masyarakat. Pembukaan kebun kopi tersebut dilakukan oleh para petani yang kebetulan bertetangga dengan kebun Belanda tersebut. Hingga pada tahun 1930 terdapat empat kampung yang sudah berdiri di sekitar kebun Belanda tersebut yang kini terletak di Belang Gele yaitu Kampung Belang Gele, Paya Sawi, Atu Gajah dan juga Pantan Peseng.

Terdapat bukti arkeologis berupa sisa pabrik pengeringan kopi yang sudah ada pada masa kolonial Belanda di Aceh Tengah yaitu tepatnya di desa Wih Porak kecamatan Silih Nara. Hal itu menjelaskan bahwa kopi pada masa tersebut sudah menjadi komoditas perekonomian yang sangat penting.

https://www.tribunnews.com/lifestyle/2018/01/12/menelusuri-asal-usul-kopi-arabica-gayo-ace h.

1905 Bagelen adalah sebuah nama desa yang dipercayai masyarakat Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sebagai cikal bakal daeral asal-usul masyarakat Purworejo. Nama daerah yang berjarak sekitar 50 km sebelah utara kota Yogyakarta itu sejak tahun 1900-an tak hanya dikenal di Pulau Jawa, tetapi juga di Provinsi Lampung.

Itu karena pada tahun 1905 pemerintah Belanda memindahkan 155 kepala keluarga dari Desa Bagelen ke sebuah hutan belantara di Lampung melalui program perluasan areal pertanian (kolonisasi). Orang-orang dari Pulau Jawa diangkut ke Lampung untuk membuka areal pertanian untuk kepentingan Belanda.

Warga Bagelen yang dipindahkan ke Lampung juga menamai kampung barunya dengan nama Bagelen. Kolonisasi warga Bagelen itu merupakan program pertama yang dijalankan pemerintah Belanda di Indonesia.

Rombongan kolonis dari Jawa diangkut menggunakan kapal laut. Setelah sampai di pelabuhan Panjang, selanjutnya para kolonis itu berjalan kaki sejauh lebih dari 70 km menuju Gedongtataan, Lampung Selatan (sebelah utara Bandarlampung) selama 3 hari. Barang-barang bawaan dari Jawa dipikul. Kini Gedongtaan masuk Kabupaten Pesawaran. https://www.teraslampung.com/sejarah-kolonisas-di-lampung-mereka-datang-dari-bagelen/ 1905 1905. Berdirinya Departemen Pertanian (Departemen Van Landbouw) yang salah satunya melaksanakan pendidikan dan penyuluhan pertanian bagi rakyat pribumi. Selanjutnya, berdiri Sekolah Hortikultura (1900), Sekolah Pertanian (1903), Sekolah Dokter Hewan (1907), Culture School (1913), Lanbouw Bedriff School (1922), dan Middlebare Boschbauw School pada tahun 1938. http://kontraberita.blogspot.com/2012/05/sejarah-penelitian-pertanian-di.html

1907 Medan Prijaji adalah surat kabar berbahasa Melayu yang terbit di Bandung pada Januari 1907 hingga Januari 1912. Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan, dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli. Surat kabar ini didirikan oleh . Medan Prijaji menjadi koran pertama yang dikelola pribumi dengan uang dan perusahaan sendiri.

Sebelum menerbitkan "Medan Prijaji", pada Januari 1904 Tirto Adhi Soerjo bersama H.M. Arsad dan Oesman mendirikan dulu badan hukum N.V. Javaansche Boekhandel en Drukkerij en handel in schrijfbehoeften. "Medan Prijaji" beralamat di Djalan Naripan, Bandung, yaitu di Gedung Kebudayaan (sekarang Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan-YPK). N.V. ini dicatat sebagai N.V. pribumi pertama dan sekaligus NV pers pertama dengan modal sebesar f 75.000 yang terdiri atas 3.000 lembar saham.

Dengan dana tersebut terbitlah Medan Prijaji dengan format mingguan yang terbit tiap hari Jum'at. Surat kabar yang berukuran seperti buku atau jurnal mungil (12,5x19,5 cm) tersebut dicetak di percetakan Khong Tjeng Bie, Pancoran, Betawi. Rubrik tetapnya adalah mutasi pegawai, salinan Lembaran Negara dan pasal-pasal hukum, cerita bersambung, iklan, dan surat-surat. Terkadang artikel-artikel panjang itu didesain dalam dua kolom, namun sebagian besar dituliskan dalam satu kolom seperti jurnal.

Suara koran ini menjadi kritik pedas bagi pemerintah kolonial dan alamat pengaduan bagi setiap pribumi yang diperlakukan tidak adil oleh kekuasaan. Oleh karena itu diperlukan usaha mandiri mencetaknya. Maka dengan pengetahuan dan pengalaman niaganya, diwajibkan bagi calon pelanggan untuk terlebih dahulu membayar uang muka berlangganan selama satu kuartal, setengah, atau satu tahun, yang saat ini kita kenal dengan sebutan saham. Dilobinya beberapa pangrehpraja yang tertarik dengan gagasannya. Jadilah dua orang penyumbang dana besar, yakni Bupati Cianjur RAA Prawiradiredja dan Sultan Bacan Oesman Sjah. Masing-masing menyumbang f 1.000 dan f 500. https://id.wikipedia.org/wiki/Medan_Prijaji 1912

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya, banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere School Moehammadijah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Moehammadijah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta khusus laki-laki, yang bertempat di Jalan S Parman no 68 Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta yang keduanya skarang menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah) yang bertempat di Yogyakarta dan dibawahi langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah

1912 Sejarah pasar modal Indonesia berawal dari kegiatan jual beli saham dan obligasi yang dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Vereniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke-empat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo.

Di zaman penjajahan, sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Vereniging voor de Effectenhandel ( asosiasi perdagangan efek) dan langsung memulai perdagangan.

Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf Fa. Gijselman & Steup Fa. Monod & Co. Fa. Adree Witansi & Co. Fa. A.W. Deeleman Fa. H. Jul Joostensz Fa. Jeannette Walen Fa. Wiekert & V.D. Linden Fa. Walbrink & Co ; Wieckert & V.D. Linden ; Fa. Vermeys & Co ; Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders https://www.sahamok.com/pasar-modal/sejarah-pasar-modal-indonesia/

1917 Menurut Akira Nagazumi, sejarawan asal Jepang, usul yang tidak pernah dilaksanakan oleh pimpinan organisasi itu delapan tahun kemudian dalam kongres (5-6 Juli 1917), bukan hanya didengungkan kembali melainkan diperluas. Sebab para pimpinan menyimpulkan salah satu alasan kegagalan Boedi Oetomo memperoleh dukungan massa adalah sikapnya yang netral terhadap agama. Untuk pertama kalinya para pemimpin Boedi Oetomo dengan terbuka mempersoalkan sikap netral terhadap agama karena dihadapkan dengan keberhasilan luar biasa Sarekat Islam yang dengan terang-terangan mendukung agama Islam.

Kepada sidang kongres, Badan Pengurus mengajukan: “Boedi Oetomo bertujuan menyokong Islam tanpa mengganggu kebebasan beragama, membuat peraturan tentang anggaran masjid untuk membayar penghulu (pejabat pimpinan masjid) dan personel masjid lainnya, mengurus lebih baik pesantren (pusat-pusat pendidikan agama untuk mempelajari Islam tingkat lanjutan), dan mendirikan lembaga-lembaga yang memberikan pendidikan tingkat menengah dalam tradisi Islam dan mata pelajaran lain sehubungan dengannya.”

1917 Tasikmalaya terkenal dengan kota seribu pesantren. Hampir di tiap desa atau kelurahan terdapat pesantren, baik pesantren salafiah atau pesantren modern. Salah satu pesantren paling tua di Tasikmalaya yakni pesantren Cintawana berada di desa Cikunten, Kecamatan Singaparna. Pesantren yang berada persis di pinggir jalan provinsi ini berdiri sejak 12 April 1917. Adalah KH Muhammad Toha pendiri pondok pesantren Cintawana. Berdasarkan penuturun dari keluarga Pesantren Cintawana, Toha merupakan keturunan IX Syekh Abdul Muhyi yang merupakan wali penyebar agama Islam di Tasikmalaya. Sebelum mendirikan pesantren Cintawana, Toha yang lahir tahun 1812 mendirikan pesantren Cipansor di Desa Buniasih, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. Namun, akibat desakan pemerintah Belanda, Toha hijrah ke wilayah Singaparna dan mendirikan Pesantren Cintawana atas bantuan Lurah Desa Cikunten pada saat itu. “Beliau itu wafat tahun 1945, kemudian diteruskan oleh putra sulungnya yakni KH Ali sampai beliau wafat juga tahun 1948,“ papar Pengasuh Pesantren Cintawana KH Asep Sujai Farid, Kamis (9/5/2019). https://www.ayobandung.com/read/2019/05/09/51927/sejarah-pesantren-cintawana-salah-sa tu-pesantren-tertua-di-tasikmalaya

1918 Di masa itu, kota Surakarta pernah diguncang oleh surat kabar Djawi Hiswara edisi 11 Januari 1918 No.5. Surat kabar yang diterbitkan N.V.Mij. t/v d/z Albert Rusche&Co. dan dipimpin Martodarsono itu, memuat artikel Djojodikoro yang berjudul “Pertjakapan antara Marto dan Djojo”. Dalam artikelnya, Djojodikoro menulis“Gusti Kandjeng Nabi Rasoel minoem A.V.H. gin, minoem opium, dan kadang soeka mengisep opium.”

Artikel Djojodikoro tersebut menuliskan antara lain,“Marto: ‘Ah, seperti pegoeron (tempat beladjar ilmoe). Saja boekan goeroe, tjoemah bertjeritera atau memberi nasehat, kebetoelan sekarang ada waktoenja. Maka baiklah sekarang sadja. Adapon fatsal (selamatan) hoendjoek makanan itoe tidak perloe pakai nasi woedoek ajam tjengoek brendel. Sebab Goesti Kangdjeng Nabi Rasoel itoe minoem tjioe A.V.H. dan minum madat, kadang kadang kletet djoega soeka. Perloe apakah mentjari barang jang tidak ada. Meskipon ada banjak nasi woedoek, kalau tidak ada tjioe dan tjandoe tentoelah pajah sekali.’”

Karena artikel ini menghina umat Islam, maka timbul reaksi keras dan amarah terhadap penulis dan dewan redaksi Djawi Hiswara. Peristiwa ini oleh sejarawan Deliar Noer dipandang sebangai pertarungan antara kaum santri dan abangan. Sebab sejak beberapa tahun sebelumnya dan setelah peristiwa tersebut, kaum nasionalis Jawa yang abangan selalu melihat Islam sebagai tandingan yang berasal “dari luar”, yang hendak menekan “kepercayaan Jawa”. Mereka kemudian mendirikan Comite Voor Het Javaansch Nationalism (Panitia Kebangsaan Jawa) untuk menyalurkan aspirasi ideologis mereka.

Guncangan di Surakarta turut dirasa saudara seiman di Surabaya. Mengetahui Nabi-nya dinista, api tauhid dalam dada umat Islam Surabaya berkobar-kobar. Maka pada akhir Januari, Tjokroaminoto dan Hasan bin Semit-seorang pemimpin Al-Irsyad Surabaya dan juga komisaris Centraal Sarekat Islam- mengadakan pertemuan maraton Sarekat Islam (SI) secara besar-besaran di Surabaya, untuk membahas penistaan agama a la Djawi Hiswara.

Sementara itu, Abikoesno Tjokrosoejoso, adik dari Tjokroaminoto yang juga sekretaris SI Surabaya, lewat tulisannya di majalah Medan Moeslimin, mengecam ulah Martodarsono dan Djodjodikoro, mendorong sunan agar menghukum keduanya, serta menggerakkan kaum muslimin untuk membela Islam. https://www.republika.co.id/berita/kolom/wacana/18/12/06/pjbiei385-kisah-menista-ajaran-isl am-di-masa-kolonial

1920 Institute Teknologi Bandung (ITB) adalah sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia. Sekolah ini sudah ada sejak zaman Belanda. Tak heran ITB memiliki banyak sejarah. Di kampus ini, Presiden Indonesia pertama, Soekarno, meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.

Kampus tertua di Indonesia ini lahir pada 3 Juli 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng disingkat TH te Bandoeng, TH Bandung, atau THS.

Sekolah ini didirikan untuk mengatasi kekurangan tenaga teknis yang dibutuhkan oleh Belanda. Sementara mendatangkan tenaga teknik dari luar negeri membutuhkan biaya yang mahal. https://www.liputan6.com/news/read/4001741/berdirinya-itb-sekolah-tinggi-tertua-di-indonesi a-99-tahun-lalu

1928 Tokoh yang kembali berjasa dalam merumuskan deklarasi tersebut adalah Muhammad Yamin. Saat kongres tengah berlangsung, Yamin mulai menuliskan gagasan "Sumpah Pemuda" tersebut dalam suatu kertas. Kertas itu kemudian dia sodorkan kepada Soegondo Djojopoespito, yang saat itu menjabat Ketua Kongres. "Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya punya rumusan resolusi yang elegan)," kata Yamin kepada Soegondo, dikutip dari buku Mengenang Mahaputra Prof. Mr. H. Muhammad Yamin Pahlawan Nasional RI (2003). Deklarasi bernama Sumpah Pemuda itu lahir setelah para peserta menyatakan sebuah kesepakatan bersama akan pentingnya persatuan pemuda. Adapun istilah Sumpah Pemuda sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya, berikut isinya:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/28/075634465/hari-ini-dalam-sejarah-kongres-p emuda-dan-lahirnya-sumpah-pemuda?page=all.

1931 Aksi pelawanan yang dilaksanakan spontan dalam skala besar diantara aksi-aksi perlawanan adalah gerakan Reni di Kepulauan Raja Ampat dibawah pimpinan Wasyari Faidan pada tahun 1931 yang merupakan gerakan kebencian terhadap orang kulit putih yang ingin menghancurkan zaman kebahagiaan yang mereka nantikan. Gerakan ini dapat dicurigai oleh pemerintah kolonial Belanda karena diikuti juga oleh rakyat yang hidup di luar kepulauan Raja Ampat. Akhirnya Wasyari sebagai pemimpinnya ditangkap oleh Belanda dan kemudian dipenjarakan. Gerakan serupa terjadi di pulau Waigeo yang ini sering disebut sebagai gerakan Konor di pulau Waigeo pada tahun 1932. Gerakan yang terjadi di desa Kabilol ini dipimpin oleh seorang putera asli bernama Tanda. Tanda ditangkap oleh Belanda dan dimasukkan kepenjara karena dianggap menyebarkan kebencian terhadap pemerintah Belanda. Perlawanan serupa lainnya adalah gerakan Warbesren di Batanta pada tahun 1933, gerakan Nyawomos di Pam pada tahun 1936-1941. Gerakan yang dipimpin oleh Nyawomos ini mulai menyebarkan kebencian terhadap bangsa kulit putih termasuk orang Jepang, sehinga konekwensinya ia ditangkap tentara Jepang dan mati di Penjara. Gerakn Koreri pimpinan Angganita Manufaur di Insubaki pada tahun 1938. https://lengkas.wordpress.com/2012/03/22/umat-islam-papua-dibawah-kolonialisme-belanda /

1933 Kisah pemberontakan pelaut Indonesia di atas kapal perang Belanda Hr Ms De Zeven Provincien atau yang dikenal dengan kapal Tujuh masih melegenda dalam catatan sejarah. Peristiwa yang terjadi pada 3 Febuari 1933, menjadi bukti bahwa pelaut pribumi masa kolonial memiliki keberanian luar biasa dalam memperjuangkan harkat dan martabat.

Pemicu pemberontakan ini adalah keputusan penurunan gaji pegawai pemerintah Hindia Belanda sebesar 17% yang diumumkan pada 1 Januari 1933. Penurunan gaji pegawai tersebut merupakan upaya pemerintah Hindia Belanda untuk mengurangi defisit anggaran belanja akibat depresi ekonomi yang melanda dunia saat itu.

Terjadi aksi mogok besar yang dilakukan anggota Korps Marinir pribumi Angkatan Laut Belanda pada 3 Februari 1933 di Surabaya. Kabar itu pun didengar oleh Maud Boshart, pelaut Belanda yang bertugas di atas Kapal Tujuh ketika patroli di sebelah barat Aceh, pada 30 Januari 1933.

Merespons gerakan pemogokan itu, para pelaut di Kapal Tujuh melakukan rapat, di antara Rumambi, Paraja, Hendrik, dan Gosal. Para pelaut Kapal Tujuh yang sedang berada di perairan Sumatera menyatakan simpati dan dukungannya terhadap rekan-rekannya yang melakukan aksi di Surabaya.

“Saya harap jangan sampai kalian meniru contoh yang jelek untuk mengadakan pemogokan juga di kapal ini dengan alasan bahwa kalian tidak dapat menyetujui penurunan gaji,” kata Eikenboom, komandan kapal Tujuh.

Pidato bernada ancaman itu tidak menurunkan semangat perlawanan para awak kapal. Momentum pemberontakan dilakukan ketika para pelaut Belanda mengadakan pesta di kantin KNIL di Uleelheue Aceh pada 4 Februari 1933. Pelaut Belanda menghamburkan uang 500 gulden dan menyediakan nona-nona untuk berdansa dengan pelaut pribumi. Namun, tidak ada satu pun pelaut pribumi yang hadir dalam pesta tersebut. Ketika seorang Letnan kembali ke kapal, terkejutlah kala melihat perwira jaga kapal tewas di tangga kapal. Ternyata dalam waktu seketika, kapal sudah dikuasai oleh marinir Indonesia yang bersenjata lengkap di bawah pimpinan Martin Paradja dan Gosal.

Begitulah, pada 4 Februari 1933, sekitar pukul 22.00 malam, peluit panjang berbunyi untuk menandai dimulainya pemberontakan. Awak kapal keturunan Indonesia dipimpin oleh Paraja dan Gosal, sedangkan awak kapal Belanda dipimpin oleh Boshart dan Dooyeweerd. https://jatim.sindonews.com/read/6904/1/inilah-peristiwa-kapal-tujuh-pemberontakan-pelaut-i ndonesia-di-atas-kapal-perang-belanda-1549965778

1939 Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog merupakan lembaga pangan di bawah naungan pemerintah yang bertugas mengurusi tata niaga beras negara. Sejarah terbentuknya institusi ini berawal dari masa penjajahan Belanda, dan seringkali berganti-ganti nama hingga menjadi Bulog sejak era Orde Baru (Orba). Dikutip dari buku Profil 60 Tahun Pembangunan Ketahanan Pangan Indonesia (2005) terbitan Departemen Pertanian RI, cikal-bakal Bulog bermula dari berdirinya Voedings Middelen Fonds (VMF) pada 1939. Ini adalah lembaga pengadaan bahan pangan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. VMG bertugas mengimpor, menjual, serta menyediakan bahan pangan, terutama beras. Masalah beras dirasa sangat penting sehingga memerlukan pengaturan khusus.

Sebelum VMF dibentuk, pasar pangan dibebaskan dan pemerintah kolonial kurang mengambil peran dalam pengendalian beras. Kebijakan ini, tulis Merryana Andriani dalam buku Pengantar Gizi Masyarakat (2016), dilakukan dengan maksud agar distribusi beras dapat dikelola oleh masyarakat sendiri. Pemerintah kolonial lebih fokus di sektor perkebunan karena sudah menanamkan modal besar, seperti perkebunan tebu (gula), karet, tembakau, kopi, atau kelapa sawit.

Namun, pada perkembangannya, harga beras justru tidak terkontrol karena pengawasan impor beras yang rendah. Maka, sejak tahun 1933, pemerintah kolonial membatasi impor yang dilakukan para pengusaha lokal serta mengawasinya langsung. Hingga akhirnya dibentuk VMF pada 1939. https://tirto.id/sejarah-bulog-otoritas-beras-negara-yang-dirintis-kolonial-belanda-ddeq

1945 Kesepakatan untuk menculik Soekarno dan Hatta didapatkan setelah para pemuda mengadakan rapat di Asrama Baperpi. Hal itu dilakukan agar Soekarno-Hatta tidak dipengaruhi oleh Jepang. Sebelumnya, Soekarno dan Hatta telah menolak desakan para pemuda untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Menurut Soekarno dan Hatta, kemerdekaan harus dipersiapkan secara matang dan menunggu Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI) yang telah dibentuk. Pada 16 Agustus 1945 dini hari, Soekarni, Wikana, Chaerul Saleh, dan beberapa orang lainnya membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Karawang. Selama satu hari di Rengasdengklok dan terus mendapat desakan dari golongann muda, Soekarno dan Hatta akhirnya setuju dan menjamin proklamasi akan dibacakan paling lambat pada 17 Agustus 1945. Dengan kesepakatan itu, Soekarno dan Hatta diantar oleh Ahmad Soebardjo kembali Jakarta untuk mempersiapkan teks proklamasi. https://nasional.kompas.com/read/2019/08/17/08423421/hari-ini-dalam-sejarah-proklamasi-k emerdekaan-indonesia-17-agustus-1945?page=all.

10 November 1945 "Jadi memang justru dengan diabaikan ini (fatwa jihad) peristiwa 10 November ini jadi aneh, lho Inggris untuk apa menyerang Surabaya? Wong tanggal 15 Agustus perang dunia itu sudah selesai, bagaimana tiba-tiba muncul perang," ungkap Agus saat ditemui usai diskusi Fatwa dan Revolusi Jihad di Museum Kebangkitan Nasional, Senen, Jakarta Pusat, pada Jumat (10/11).

Dia merawikan, sekitar awal Oktober 1945, Belanda memprovokasi melalui siaran radio bahwa pada tanggal 25 Oktober Inggris akan datang untuk menangkap kolaborator dan tentara didikan Jepang. Di antaranya, Ir Soekarno, Bung Hatta yang diklaim sebagai kolaborator Jepang dan para santri yang tergabung dalam Pembela Tanah Air (PETA), Heiho, dan Hizbullah sebagai tentara didikan Jepang.

Akibat provokasi Belanda saat itu tepat pada tanggal 15 Oktober, dikatakan Agus, utusan Bung Karno datang menemui KH Hasyim Asy'ari untuk mengeluarkan fatwa tentang bela negara. Lalu, tak lama berselang, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad kepada semua Muslim.

"Setelah fatwa itu dikeluarkan, lalu PBNU pun tanggal 22 Oktober mendeklarasikan resolusi jihad," kata Agus.

Lalu pada 25 Oktober, Inggris mendarat di Surabaya. Dan tanggal 26 Oktober, pasukan Inggris diserang oleh massa dari masyarakat Muslim akibat fatwa jihadnya KH Hasyim Asy'ari hingga menewaskan Jenderal Mallaby.

Agus menegaskan, fakta-fakta sejarah tersebut seolah dilupakan dan tidak tertulis dibuku-buku sejarah. Padahal, fakta-fakta sejarah tersebut adalah semangat dan darah perjuangan ulama dan santri dalam membela negara.

"Sampai akhirnya pada tanggal 10 November, semua umat muslim bahkan yang berasal dari Cirebon turun dalam pertempuran. Semangat juang itu muncul, berawal dari fatwa jihad, resolusi jihad bela negara Indonesia," ujar Agus. https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/11/10/oz6vut396-fatwa-jiha d-kh-hasyim-asyari-dan-peristiwa-10-november-1945

11 Desember 1945 Pada tanggal 11 Desember 1945, Kol. Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar. Pada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 pagi, serangan mulai dilancarkan. Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak-penembak karaben. Pertempuran berkobar di Ambarawa. Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR. Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit. Kol. Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang. https://id.wikipedia.org/wiki/Palagan_Ambarawa

1948 SEULAWAH berarti Gunung Emas. Seulawah merupakan salah satu gunung berapi di Aceh yang masih aktif. Presiden Pertama RI, Ir Soekarno menabalkan nama ‘Seulawah’ untuk pesawat jenis Dakota C-47 yang dibeli dari hasil sumbangan rakyat Aceh itu. Pesawat yang diregistrasi dengan nomor RI-001 tersebut adalah pesawat pertama milik Pemerintah Indonesia.

Seulawah RI-001 menyimpan riwayat panjang. Buku awal Kedirgantaraan Indonesia berjudul ‘Perjuangan AURI 1945-1950’ (Yayasan Obor Indonesia Jakarta, 2008) dengan gamblang menguraikan kisah ‘Si Gunung Emas’ sejak awal pengumpulan dana pembelian, proses pembelian, peranan, dan aktivitas Seulawah dalam membantu perjuangan Indonesia.

Riwayat dramatis ‘Seulawah RI-001’ bermula pada 16 Juni 1948 bertempat di Hotel Atjeh, Koetaradja, (sekarang Banda Aceh). Dalam jamuan makan malam, Presiden Soekarno angkat bicara; “Saya tidak makan malam ini, kalau dana untuk itu belum terkumpul”.

Peserta pertemuan yang terdiri dari para saudagar dan tokoh masyarakat Aceh saling melirik. Lalu salah seorang dari mereka bangun. Seorang pria muda berusia sekitar 30 tahun. Dia saudagar. Namanya M Djoened Joesoef. “Saya bersedia,” kata Djoened Joesoef yang juga Ketua Gasida. Selanjutnya menyusul kesediaan saudagar lainnya. Alhasil malam itu terkumpul komitmen dana yang cukup besar. Presiden Soekarno puas dan menyunggingkan senyum. Ia lalu mengajak hadirin beranjak ke meja makan. Adegan jamuan makan malam itu merupakan bagian penting dari episode keikhlasan rakyat Aceh mengumpulkan dana untuk pembelian pesawat terbang. Kehadiran Presiden Soekarno dan rombongan ke Aceh pada waktu itu dalam rangka mengumpulkan dana untuk pembelian pesawat terbang. Penulis sejarah Tgk AK Jakobi mencatatkan peristiwa itu dalam bukunya; ‘Aceh Daerah Modal’ (Yayasan Seulawah RI-001, 1992).

https://aceh.tribunnews.com/2019/02/18/riwayat-seulawah-si-gunung-emas.

1948 Dikisahkan salah satu pengelola Monumen Kresek, Heri Purwadi, dalam sejarahnya, mereka yang menjadi korban kekejaman PKI, baik dari tokoh ulama maupun santri dibunuh secara keji, dicambuk, disayat dengan pisau, bahkan juga ada yang dikubur hidup-hidup.

"Kalau mendengar ceritanya sangat miris. Ini patung yang paling besar menggambarkan bagaimana PKI mengacungkan celurit ingin membantai seorang ulama yang pasrah," jelasnya.

Ada pula relief yang menggambarkan seorang warga ditelanjangi dan diseret dengan tangan kaki terikat. "Ada juga seorang kyai yang diikat, diseret, kondisi telanjang. Ndak tega kalau membayangkan," tambahnya.

Tak tanggung-tanggung, korban pembantaian PKI kala itu mencapai 1.920 orang, padahal PKI hanya menduduki Madiun selama 13 hari saja, terhitung sejak tanggal 18-30 September 1948. https://www.nahimunkar.org/pemutarbalikan-fakta-sejarah-pembantaian-para-ulama-pki/

18 April 1955 Konferensi Asia Afrika (KAA) atau Konferensi Bandung menjadi wahana bagi sejumlah negara yang baru merdeka untuk menyuarakan aspirasinya. Sebagian besar negara dengan tegas menolak kolonialisme dan menolak Perang Dingin. Mereka enggan memilih antara ikut dominasi Amerika Serikat atau Uni Soviet. Tak hanya itu, rasisme yang berkembang di Afrika juga dibahas dalam konferensi kali ini. Perwakilan dari 29 negara berkumpul untuk bisa menemukan kesepakatan bersama. Indonesia sebagai tuan rumah harus menyediakan tempat yang pas untuk menjamu delegasi yang hadir. Ketika itu muncul ide agar persidangan diselenggarakan di dalam tenda. Pengusul mengira bahwa Bandung ketika itu belum memiliki gedung yang cukup luas dan memadai untuk penyelenggaran konferensi bertaraf internasional. Tak banyak yang mengira bahwa Bandung memiliki gedung dari zaman peninggalan Belanda yang megah. Pada 18 April 1955, konferensi tersebut dimulai.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/24/14513541/konferensi-asia-afrika-saat-bandun g-membuat-takjub-dunia?page=all 1955

Peneliti asal Australia yang dipekerjakan Pemerintah RI, Herbert Feith, menggambarkan suasana persaingan Pemilu 1955 di buku "The Indonesian Elections of 1955". Ada sejumlah peristiwa yang terjadi, antara lain demonstrasi menentang penistaan agama, penolakan pemakaman komunis, hingga intimidasi yang dilakukan aparat. https://news.detik.com/berita/d-3913992/drama-pemilu-1955-demo-penista-agama-sampai-t olak-pemakaman-komunis

1961 Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Irian Barat (Papua). Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Trikora

5‎ September 1962 Pemerintah Indonesia kemudian menghukum mati Kartosoewirjo pada 5 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta.

1963 Sebelum diresmikan pada tahun 1963, IPB adalah sebuah fakultas pertanian pada Universitas Indonesia. Pada tanggal 1 September 1963.[4] Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, melakukan peletakkan batu pertama pembangunan kampus sekaligus menandai peresmian Institut Pertanian Bogor sebagai sebuah perguruan tinggi mandiri. https://id.wikipedia.org/wiki/Institut_Pertanian_Bogor

1964 Pada Senin, 12 Ramadan 1385, bertepatan dengan 27 Januari 1964, ditangkap di rumahnya dan kemudian dibawa ke Sukabumi untuk ditahan. Tuduhannya tak main-main: melanggar undang-undang Anti Subversif Pempres No. 11. Ia dituding merencanakan pembunuhan terhadap —suatu prasangka yang lebih mudah dinalar sebagai aksi politik penguasa ketimbang murni keputusan hukum. https://tirto.id/buya-hamka-politikus-tanpa-dendam-modernis-yang-serius-bertasawuf-d7pD

1964 Sejak masa awal kemerdekaan, Presiden RI pertama Sukarno sudah mempermasalahkan konsumsi pangan nasional yang didominasi beras. Ketika mulai menjabat sebagai presiden, ia pun begitu gencar mewanti-wanti soal keamanan, ketahanan, dan keragaman pangan.

Dalam pidato kepresidenannya bertajuk Tahun Vivere Pericoloso pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia 1964, ia bersaran ,”Kepada yang biasa makan nasi 2-3 kali sehari saja serukan: Ubahlah menumu, campurlah dengan jagung, ketela-rambat, singkong, ubi, dan lain-lain. Hanya ini yang kuminta –mengubah menu, yang tidak akan merusak kesehatanmu." https://republika.co.id/berita/kolom/wacana/pr8p3k453/menjaga-ketahanan-pangan-dengan- diversifikasi-pangan-lokal

10 Maret 1965 Seruan Ganyang atas nama martabat bangsa yang dilantangkan Sukarno tak pelak membuat darah muda Usman Janatin bergolak. Meski belum lama diterima menjadi marinir di KKO, Usman sudah berani mengajukan diri sebagai sukarelawan untuk dilibatkan dalam operasi militer Komando Mandala Siaga.

Operasi militer itu dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara Omar Dhani yang ditunjuk langsung Presiden Sukarno untuk menggantikan Soerjadi Soerjadarma (Salim Said, Dari Gestapu ke Reformasi, 2013). TNI saat itu membutuhkan 3 sukarelawan. Selain Usman Janatin, ada pula dan Gani bin Arup.

Tanggal 8 Maret 1965, ketiga sukarelawan tersebut diberikan misi penting, yakni melakukan aksi sabotase di Singapura. Dari ketiganya, Usman Janatin yang dipilih sebagai komandan (Sri Sutjiatiningsih & Soejanto, Harun, 1982:28). Singapura saat itu menjadi bagian dari Federasi Malaysia dan merupakan salah satu titik terpenting yang harus dilumpuhkan.

Tugas Usman, Harun, dan Gani sebenarnya adalah memantik ricuh di Singapura dengan mengeksploitasikan perbedaan ras serta merusak instalasi-instalasi penting. Singapura yang dihuni oleh banyak orang keturunan Cina memang berpotensi tinggi menuai konflik jika dibenturkan dengan ras Melayu yang menjadi penduduk asli di sebagian besar wilayah Malaysia.

Berbekal 12,5 kilogram bahan peledak, ketiganya diperintahkan untuk meledakkan sebuah rumah tenaga listrik. Namun, yang dibom ternyata bukan target semula, melainkan gedung Hong Kong and Shanghai Bank atau MacDonald House di Orchard Road, Central Area, Singapura (Gretchen Liu, The Foreign Service, 2005:83).

Tanggal 10 Maret 1965 menjelang petang, bangunan di kawasan padat yang di dalamnya terdapat puluhan orang sipil itu berguncang hebat. Letusan besar yang berasal dari sebuah tas travel meluluhlantakkan gedung bank yang dibangun sejak 1949 tersebut. Saking hebatnya ledakan itu, semua mobil yang diparkir di halaman gedung turut hancur, juga gedung-gedung lain di sekitarnya. https://tirto.id/usman-dan-harun-marinir-indonesia-yang-digantung-di-singapura-ck1m

1967 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selanjutnya turun tangan dan akhirnya memutuskan membentuk pemerintahan transisi di Irian Barat. Kemudian diadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969, untuk memutuskan apakah rakyat Papua akan memilih bergabung dengan Indonesia atau Belanda.

Dalam laporan Lisa, dua tahun sebelum Pepera, Freeport sudah mendapat Kontrak Karya Pertama pada 50 April 1967. Perjanjian bisnis ini berlaku 30 tahun dan bisa diperpanjang. Lisa juga menemukan Freeport melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan izin dan perpanjangan kontrak karyanya. https://www.merdeka.com/uang/sejarah-freeport-indonesia-hingga-jadi-rebutan-negara-maju .html

Maret 1969 Sebelum mendaki Semeru, ia mengirim bedak, gincu, dan cermin kepada 13 aktivis mahasiswa yang menjadi anggota DPR setelah Orde Baru berkuasa. Harapannya, agar mereka bisa berdandan dan tambah "cantik" di hadapan penguasa.

Gie kecewa dengan teman-teman mahasiswanya di DPR. Mereka dianggap sudah melupakan rakyat, lebih mementingkan kedudukannya di parlemen. Buat Gie, aktivis mehasiswa sebagainya hanya menjadi kekuatan moral, bukan pelaku politik praktis.

Dalam surat pengantar kiriman, 12 Desember 1969, ia menulis, "Bekerjalah dengan baik, hidup Orde Baru! Nikmati kursi Anda--tidurlah nyenyak." https://www.liputan6.com/news/read/2148541/4-fakta-menarik-sang-pemberontak-soe-hok-gi e 1974 Kedatangan Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka memicu demonstrasi mahasiswa karena dianggap sebagai penjajahan ulang Jepang terhadap Indonesia. Namun pada kenyataannya demonstrasi itu berakar jauh kepada beragam persoalan. Mulai dari kritik atas dominannya Aspri (Asisten Presiden) dalam pemerintahan sampai friksi rivalitas Jenderal Soemitro-Ali Moertopo untuk merebut pengaruh sebagai orang terdekat Soeharto.

Kalangan cendekiawan dan mahasiswa menjadi corong penyalur rasa tidak puas tersebut. “Mahasiswa mulai tidak puas terhadap kebijaksanaan pejabat pemerintah. Berbagai masalah yang disorot mahasiswa waktu itu adalah Pertamina, Proyek TMII yang dianggap mirip proyek mercusuar, hingga peranan modal asing khususnya Jepang,” tulis Muhammad Umar Syadat Hasibuan dan Yohanes S. Widada dalam Revolusi Politik Kaum Muda.

Puncak aksi protes itu akhirnya terjadi pada 15 Januari 1974. Kedatangan Perdana Menteri Jepang, Tanaka Kakuei, di Pangkalan Udara disambut dengan aksi demonstrasi yang berujung rusuh. Masa bulan madu antara mahasiswa dengan pemerintah, juga antara investor asing dengan masyarakat Indonesia umumnya, yang telah terjalin sejak jatuhnya Sukarno tahun 1966 pun berakhir.

“Mahasiswa dan lainnya mengambil alih jalan selama masa kunjungan Perdana Menteri Tanaka, dan aksi protes mereka adalah antiasing, terutama Jepang; antibirokrasi, terutama ditujukan kepada teknokrat berpendidikan Barat yang mendorong pemerintah untuk lebih percaya pada investasi asing; dan antimiliter, terutama terhadap jenderal-jenderal yang dicurigai banyak diuntungkan dari perjanjian bisnis dengan orang-orang Tionghoa dan asing,” tulis Michael H. Anderson dalam Madison Avenue in Asia: Politics and Transnational Advertising.

Jakarta berasap, penghancuran dan penjarahan terjadi di mana-mana. Tidak hanya menyasar produk-produk Jepang, massa juga melampiaskan kekesalannya kepada perusahaan-perusahaan Tionghoa. Salah satunya adalah Astra yang menjadi distributor barang-barang otomotif dari Jepang. “Mobil-mobil dan sepeda motor buatan Jepang dan buatan asing lainnya dibakar, diceburkan ke sungai, atau, jika pemiliknya beruntung, hanya dikempeskan rodanya,” tulis Kees van Dijk, “Ketertiban dan Kekacauan di dalam Kehidupan di Indonesia,” termuat dalam Orde Zonder Order; Kekerasan dan Demokrasi di Indonesia 1965-1998.

Pada Peristiwa Malari ini, setidaknya sebelas orang tewas dan 300 lainnya luka-luka. Sebanyak 807 mobil dan 187 sepeda motor dirusak/dibakar, 144 bangunan ikut rusak. Toko-toko perhiasan pun tidak ketinggalan dijarah, sekitar 160 kg emas raib. https://historia.id/politik/articles/malapetaka-politik-pertama-PRbKP

1978 Ceritanya, pada tahun 1978 itu, , istri mantan Presiden Soeharto, sedang sibuk merancang pembangunan TMII. Bung Tomo mendapat informasi bahwa Bu Tien meminta para pengusaha memberikan 10 persen keuntungan usahanya untuk pembangunan TMII. Lalu Bung Tomo menyampaikan informasi itu dan mengkritik pembangunan TMII itu dalam setiap pidatonya.

Pada 11 April 1978, Bung Tomo pun ditangkap dengan tuduhan melakukan tindakan subversif. Ia dikerangkeng tanpa proses pengadilan di Penjara Nirbaya, Pondok Gede. https://news.detik.com/berita/d-3065071/kisah-bung-tomo-dipenjarakan-soeharto 1980

Keberadaan baitul maal wa tamwil (BMT) sebagai salah satu perintis lembaga keuangan dengan prinsip syariah di Indonesia, dimulai dari ide para aktivis Masjid Salman ITB Bandung yang mendirikan Koperasi Jasa Keahlian Teknosa pada 1980. Koperasi inilah yang menjadi cikal bakal BMT yang berdiri pada tahun 1984.

Konsep awal BMT dimulai dari tesis syar’iyah, “Dapatkah konsep Maal dan Tamwil digabungkan menjadi satu?”, satu sama lain saling melengkapi. Maal yang diambil dari ZIS dijadikan pengaman pembiayaan bagi 8 golongan yang berhak menerima Zakat(ashnaf). Singkatnya, dana ZIS digunakan sebagai dana produktif. Sedangkan Tamwil, murni bisnis yang hitungannya dan akadnya jelas. Kewajiban dan hak-haknya, yang digunakan secara bisnis murni. https://id.wikipedia.org/wiki/Baitul_Maal_wa_Tamwil

1980 Proses industrialisasi modern di Indonesia dimulai sejak 1970-an. Tokoh sentralnya adalah B.J. Habibie. Tahun 1974 Habibie selaku Menteri Riset dan Teknologi mendirikan divisi Advanced Technology dan Teknologi Penerbangan di Pertamina yang kemudian berkembang menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (cikal bakal PT IPTN dan PT DI) pada tahun 1976 dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tahun 1978. Perlahan tapi pasti, pemerintah menata strategi penguasaan teknologi dan pembangunan industri dengan membentuk Tim Pengembangan Industri Hankam tahun 1980 dan dilanjutkan dengan Tim Pelaksana Pengembangan Industri Strategis (TPPIS) tahun 1983. https://koranbumn.com/presiden-ke-3-b-j-habibie-tokoh-sentral-bangun-bumn-industri-strate gis/

1984 Pada tanggal 10 September 1984, Sersan Hermanu, seorang anggota Bintara Pembina Desa tiba di Masjid As Saadah di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan mengatakan kepada pengurusnya, Amir Biki, untuk menghapus brosur dan spanduk yang mengkritik pemerintah. Biki menolak permintaan ini, lantas Hermanu memindahkannya sendiri; Saat melakukannya, dia dilaporkan memasuki area sholat masjid tanpa melepas sepatunya (sebuah pelanggaran serius terhadap etiket masjid).

Sebagai tanggapan, warga setempat, yang dipimpin oleh pengurus masjid Syarifuddin Rambe dan Sofwan Sulaeman, membakar motornya dan menyerang Hermanu saat dia sedang berbicara dengan petugas lain. Keduanya kemudian menangkap Rambe dan Sulaeman, serta pengurus lain, Achmad Sahi, dan seorang pria pengangguran bernama Muhamad Noor.

Dua hari pasca penangkapan, ulama Islam Abdul Qodir Jaelani memberikan sebuah khotbah menentang asas tunggal Pancasila di masjid As Saadah. Setelah itu, Biki memimpin sebuah demonstrasi ke kantor Kodim Jakarta Utara, di mana keempat tahanan tersebut ditahan. Seiring waktu, massa kelompok tersebut meningkat, dengan perkiraan berkisar antara 1.500 sampai beberapa ribu orang. Selama kerusuhan tersebut, sembilan anggota keluarga Muslim Tionghoa Indonesia yang dipimpin oleh Tan Kioe Liem dibunuh oleh para pemrotes dan ruko-ruko hangus dibakar.

Protes dan kerusuhan tidak berhasil menuntut pembebasan tahanan tersebut. Sekitar pukul 11 malam waktu setempat, para pemrotes mengepung komando militer. Personel militer dari Batalyon Artileri Pertahanan Udara ke-6 menembaki para pemrotes. Sekitar tengah malam, saksi mata melihat komandan militer Jakarta Try Sutrisno dan Kepala Angkatan Bersenjata L. B. Moerdani yang mengawasi pemindahan korban; mayat-mayat itu dimasukkan ke dalam truk militer dan dikuburkan di kuburan yang tidak bertanda, sementara yang terluka dikirim ke Rumah Sakit Militer . https://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Tanjung_Priok

1986 Benih-benih konflik muncul setelah lahan di dataran tinggi Gayo dikuasai oleh PT Alasilo dan sudah adanya PT Kertas Kraft Aceh (KKA), perusahaan pabrik kertas yang berada di Lhokseumawe.

"Semenjak Alasilo ada di situ, itu sudah mulai para pengelola perusahaan dengan rakyat mulai bentrok," tukasnya.

Terjadi konflik karena pihak perusahaan tidak lagi memberikan izin kepada warga untuk mengambil apapun dalam kawasan hutan penguasaannya. Ternak warga tidak lagi dibenarkan masuk.

Untuk meredam konflik berlanjut. Pihak perusahaan kemudian merekrut beberapa orang mandor dari kampung setempat. Seperti beberapa warga di Karang Rejo, direkrut menjadi mandor.

Pada tahun 1986 sampai 1988 terjadilah penebangan kayu secara besar-besaran. Pusat penampungan berada di Bale Atu, sekarang lokasi itu sudah menjadi Bandara Rembele.

Kata Fauzi, saat itu ada jutaan kubik kayu dari Gayo keluar. Semenjak itulah kerusakan lingkungan mulai terjadi di dataran tinggi Gayo. Pinus ditebang dan diangkut untuk kebutuhan PT KKA. PT Tusam Hutan Lestari (THL) saat itu bertugas untuk melakukan penanam kembali. Fauzi mengaku perusahaan itu benar ada melakukan reboisasi. Namun tidak dilakukan secara merata, ada yang ditanam, sebagiannya lagi juga ada yang dibiarkan.

"Semenjak itulah kerusakan lingkungan rusak, akibat pekerjaan mereka itu," tukasnya.

Konflik perusahaan dengan warga saat itu kian subur. Pasalnya warga tidak lagi dibenarkan untuk mengambil kayu apapun dalam kawasan penguasaan perusahaan. https://www.merdeka.com/peristiwa/hikayat-lahan-prabowo-di-tanah-gayo.html

14 Januari 1989 Pada tahun 1985 pemerintah merencanakan membangun waduk baru di Jawa Tengah untuk PLTA berkekuatan 22,5 Megawatt (MW) dan dapat menampung air untuk kebutuhan 70 Hektare sawah disekitarnya. Pembangunan Waduk Kedungombo ini dibiayai USD 156 juta dari Bank Dunia, USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang, dan APBN, dimulai tahun 1985 sampai dengan tahun 1989. Waduk mulai diairi pada 14 Januari 1989. Cangkupan genangan waduk ini mencapai 6.576 Hektar (Perairan 2.830 Hektar dan Lahan Daratan 3.746 Hektar) dengan menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3 kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali, Grobogan. Sebanyak 5.268 keluarga saat itu kehilangan tanahnya akibat pembangunan waduk ini. Waduk ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto, tanggal 18 Mei 1991. Peristiwa penolakan penggusuran dan pemindahan lokasi permukiman oleh warga karena tanahnya akan dijadikan Waduk Kedungombo karena kecilnya jumlah ganti rugi yang diberikan dikenal dengan Kasus Kedung Ombo https://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Kedungombo

1989 dalam rentang medio 1989-1998, Presiden Soeharto memberlakukan operasi militer dengan sandi Operasi Jaring Merah untuk menumpas pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di bawah pimpinan Hasan Tiro.

Selama periode itu, pemerintah menyatakan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) dan mengirimkan pasukan Tentera Nasional Indonesia (TNI).

Dalam operasi itu, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat terjadi di Aceh https://aceh.tribunnews.com/2019/09/12/hadiah-terbesar-bj-habibie-untuk-aceh-itu-bernama- pencabutan-dom

1991 Bank Muamalat Indonesia, adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan operasionalnya. Didirikan pada 1 November 1991, yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Mulai beroperasi pada tahun 1992, yang didukung oleh cendekiawan Muslim dan pengusaha, serta masyarakat luas. Pada tahun 1994, telah menjadi bank devisa. Produk pendanaan yang ada menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi-hasil). Sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli, bagi-hasil, dan sewa. https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Muamalat_Indonesia

1994 Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana Ziswaf (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya). Kelahirannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis Republika yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap pula berjumpa dengan kaum kaya.

Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa. Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga Independen Dompet Dhuafa Republika.

Pemikiran itu bermula dari semangatnya para jurnalis tersebut ketika melihat fenomena di Gunung Kidul Yogyakarta. Para wartawan menyaksikan aktivitas pemberdayaan kaum miskin yang didanai oleh para mahasiswa. Dengan menyisihkan uang saku, mahasiswa membantu masyarakat miskin. Aktivitas sosial yang sebenarnya telah dilakukan sambilan di lingkungan Republika. Dengan itu, gagasan mengembangkan pengelolaan dalam membantu masyarakat semakin besar. Dompet Dhuafa pun dibentuk. Masyarakat yang terlibat menyalurkan ZISnya melalui Dompet Dhuafa pun semakin banyak.

Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, DD tercatat di Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang berbentuk Yayasan. Pembentukan yayasan silakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal 14 September 1994 https://sumbar.antaranews.com/berita/133469/sejarah-dompet-dhuafa

2014 LEADING global venture capital seed fund and startup accelerator 500 Startups and early stage investor East Ventures have invested an unspecified amount in Indonesian agriculture-tech startup iGrow. iGrow, which won Tech in Asia’s Startup Arena in Jakarta in 2014, is a long-term project that aims to link investors to underemployed farmers in order to make use of under-utilized land and produce organic food and sustainable incomes. In short, an individual invests a small sum of money, which a farmer will use to plant and cultivate crops chosen by the investor, which can be almost anything from bananas to avocados to longans.

The startup has been dubbed the ‘Farmville for real life’, and has been hailed for leading the way towards sustainable agriculture in Indonesia, reports Forbes.

The investment is a long-term one, and individuals will have to wait for the crops to yield harvests, which can take a few years. However, once the harvests are sold, investors receive money back, which varies according to the growth cycles and expected return on investment (ROI). https://techwireasia.com/2016/06/invest-indonesian-agriculture-startup-igrow/

2018 Bertepatan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke-8, layanan marketplace Bukalapak mengumumkan posisinya sebagai "Unicorn" ke-empat di Indonesia. Istilah "Unicorn" sendiri merujuk pada startup dengan valuasi mencapai 1 miliar dollar AS atau setara Rp 14,2 triliun. "Ya, kami sekarang sudah menjadi Unicorn," ujar CEO Bukalapak, Achmad Zaky, Rabu (10/1/2018), usai konferensi pers di Jakarta. Tak diumbar secara detail, kapan pastinya Bukalapak resmi menjadi Unicorn. Investor yang melambungkan nilai valuasi Bukalapak pun tak diungkap. "Investornya kami nggak publish," kata Zaky.

Ke depan, Bukalapak ingin terus mendorong UKM di Indonesia untuk naik kelas dan berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi nasional. Salah satunya dengan peningkatan layanan yang sama-sama menguntungkan bagi pelapak dan konsumen. Bukalapak hendak memenangkan kompetisi di industri marketplace dengan membangun pusat riset dan pengembangan (RnD) di Bandung, yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan tahun ini.

Sebanyak 200 engineer lokal diharapkan berkarya dan berinovasi di RnD tersebut. Hingga awal 2018, Bukalapak mengklaim memiliki 35 juta pengguna aktif bulanan di seluruh Indonesia. Artinya, 30 persen netizen Tanah Air pernah berkunjung ke Bukalapak. Untuk jumlah pelapak, Bukalapak sendiri mengklaim ada sebanyak 2,2 juta.

https://tekno.kompas.com/read/2018/01/10/18310737/resmi-bukalapak-jadi-startup-unicorn-k e-4-indonesia

2018 Fatwa tentang Uang Elektronik Syariah No. 116/DSN-MUI/IX/2017 dan Fatwa tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berbasis Syariah (Fatwa No. 117/DSN-MUI/IX/2018), merupakan dua fatwa yang berkaitan dengan aktivitas atau produk lembaga keuangan syariah dan lembaga bisnis syariah. https://www.liputan6.com/tekno/read/3599983/begini-isi-fatwa-mui-untuk-fintech-dan-e-mone y-syariah

2019 "Keempat penguatan di bidang ekonomi digital utamanya perdagangan (e-commerce, market place) dan keuangan (teknologi finansial) sehingga dapat mendorong dan mengakselerasi pencapaian strategi lainnya," jelas Bambang dalam konferensi pers sebelum peluncuran Masterplan Ekonomi Keuangan Syariah

Indonesia 2019-2024, Selasa (14/5/2019). https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20190514155317-29-72406/diluncurkan-jokowi-ini-4 -fokus-masterplan-ekonomi-syariah-ri