BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi setiap negara melakukan pembangunan di segala bidang dalam upaya untuk memberi kesejahteraan bagi masyarakatnya, hal tersebut tertuang dalam Alenia 4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi sebagai berikut “Untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Dalam Undang-Undang Dasar Negara tersebut harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara, untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Seperti kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi, merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diharapkan akan memberi dan menjadikan masyarakat Indonesia adil serta makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi, Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. Hal tersebut terlihat pada dasawarsa terakhir yang terlihat semakin nyata dalam pembangunan yang berbasis industri serta ekonomi kreatif yang akan menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia. Kesepakatan Indonesia untuk merealisasi gagasan ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta keikutsertaan Indonesia sebagai anggota World Trade Organisation (WTO) dan Asia-Pasific Economic Coorporation (APEC), hal 157 tersebut menunjukan keseriusan pemerintah dalam mendukung sistem perekonomian yang terbuka, sehingga secara tidak langsung akan memacu masyarakat untuk lebih kreatif dan mempunyai daya saing yang tinggi di bidang karya cipta. Kekayaan Intelektual merupakan hak atas suatu ciptaan dibidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mempunyai peranan strategis dalam mendukung pembangunan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk memberi perlindungan dan jaminan kepastian hukum dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sastra bagi pencipta, pemegang hak cipta, dan pemilik hak terkait. Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art and literary). Perkembangan ekonomi kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia dan berbagai negara dan berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan adanya pembaruan Undang-Undang Hak Cipta, mengingat Hak Cipta menjadi basis terpenting dari ekonomi kreatif dan pembangunan yang berbasis industri nasional. Dengan Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan dan pengembangan ekonomi kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak Cipta dan Hak Terkait bagi perekonomian negara dapat lebih optimal. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi salah satu variabel dalam Undang-Undang tentang Hak Cipta ini, mengingat teknologi informasi dan komunikasi di satu sisi memiliki peran strategis dalam pengembangan Hak Cipta, tetapi di sisi lain juga menjadi alat untuk pelanggaran hukum di bidang ini. Pengaturan yang proporsional sangat diperlukan, agar fungsi positif dapat dioptimalkan dan dampak negatifnya dapat diminimalkan. 158 Hak eksklusif yang diberikan kepada seseorang (pencipta, pendesain, dan sebagainya) sebagai penghargaan terhadap karya ciptanya serta orang lain akan berusaha untuk dapat mengembangkan lagi karya cipta tersebut. Sehingga tujuan diaturnya kekayaan intelektual dalam hukum adalah memberi pengakuan dan perlindungan hukum bagi pemegang hak yang berupa hak eksklusif kepemilikan hasil ciptaannya serta mengatur penggunaan hasil ciptaannya dalam jangka waktu tertentu. Disamping itu juga karena penerimaan dan keikutsertaan Indonesia dalam persetujuan mengenai Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights, including Trade in Counterfeit Goods/TRIP’s) yang merupakan bagian dari persetujuan pembentukan organisasi Perdagangan Dunia (Agreement on Establishing The World Trade Organization), kemudian dengan Keputusan Presiden RI No. 15 Tahun 1997 tentang pengesahan organisasi WIPO (WIPO Copyright Treaty) serta dengan Keputusan Presiden RI No. 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Konvensi Bern (Bern Covention of The Protection of Literary and Artistic Works).1 Kondisi-kondisi inilah yang telah mengubah hukum domestik Indonesia, karena pengaruh hukum (perjanjian-perjanjian) Internasional. Hal seperti ini bila dihubungkan dengan nilai-nilai budaya yang tumbuh, sikap sosial dunia hukum berproses dan berlaku akan menimbulkan masalah tersendiri. Mengingat satu sisi ketentuan hak cipta merupakan adopsi dari hukum asing yang sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengantisipasi diri dalam menghadapi globalisasi, tapi dalam sisi lain kondisi sosial, budaya masyarakat Indonesia khususnya di Surakarta yang masyarakatnya masih tradisional berproses menuju pada masyarakat modern (Transisi). 1 Sanusi Bintang, Hukum Hak Cipta, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1998), hal. 57 159 Karena dalam masyarakat Surakarta terlihat sifat-sifat kekerabatan yang masih mengedepankan nilai dan sifat ketimuran yang lebih mengemukakan kebersamaan (sifat individualisnya tidak nampak). Jadi sikap dan sifat masyarakat Surakarta lebih mementingkan kepentingan bersama dari pada kepentingan individu atau perorangan serta tidak semua masyarakat mengerti dan memahami Undang-undang Hak Cipta (hukum hak cipta). Suatu kondisi nyata yang terdapat dalam budaya masyarakat Indonesia adalah bahwa sebagian masyarakatnya masih sederhana terhadap sesuatu hal yang bersifat menjiplak atau meniru suatu karya cipta atau karya seni batik, hal tersebut adalah hal yang sudah biasa atau lumrah. Si penciptanya tidak merasa dirugikan apabila ciptaannya atau motif batiknya ditiru atau dijiplak oleh orang lain, bahkan mereka (pencipta) merasa bangga karena bisa membagi rezeki (segi ekonomi) kepada sesama pengrajin atau pencipta batik. Keadaan semacam inilah yang perlu disadarkan dan diberi pemecahannya, karena itu dengan diterapkannya Undang-undang Hak Cipta diupayakan dapat memberikan perlindungan hukum terhadap karya cipta yang dihasilkan, sehingga akan menumbuhkan inovasi dan kreasi di kalangan para pencipta khususnya para pengrajin batik. Dengan adanya perlindungan terhadap karya ciptanya tersebut diharapkan para pencipta batik dapat memproduksi hasil dari karya ciptanya tersebut serta dapat menikmati hasil dari karya ciptanya tersebut dari segi kebutuhan ekonomi, jadi si pencipta tidak saja menikmati hanya untuk kepuasan batin saja tetapi juga dalam arti ekonomi. Karena itu perlindungan Hak Milik Intelektual di Indonesia (termasuk hak cipta) tetap harus dititik beratkan pada kepentingan Nasional. Seperti diketahui bahwa sebagian besar pengusaha batik atau pencipta batik kebanyakan adalah pengusaha kecil, dalam melakukan usahanya atau memproduksi batiknya masih bersifat sederhana atau tradisional karena tidak menggunakan alat-alat 160 modern. Mereka juga berangapan bahwa seni batik tersebut adalah seni atau produk yang sudah ada serta bersifat turun-temurun dari para leluhur mereka sehingga dengan demikian karya seni dalam hal ini karya cipta batik dianggap sebagai milik masyarakat. Oleh karena itu perilaku masyarakat dalam hal ini adalah pengusaha atau pengrajin batik yang meniru suatu corak atau motif batik yang sudah diproduksi oleh penciptanya dan produk tersebut sangat diminati oleh masyarakat sehingga laku, diangap sesuatu yang lumrah atau sudah biasa, bahkan para pencipta batik atau pengusaha menganggap bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang melanggar Undang-undang Hak Cipta, bahkan ada juga seorang pencipta batik yang merasa bangga apabila corak atau motif dari batik yang ia ciptakan ditiru oleh sesama pengrajin batik. Pada awalnya seni batik lebih dipandang sebagai karya seni yang dibuat untuk kebutuhan sendiri, batik memegang peranan penting dalam hal untuk menentukan tata busana adat keraton, dan hanya dipergunakan oleh para bangsawan.2 Pada waktu itu batik masih dianggap sebagai barang mewah, yang hanya dipakai oeh masyarakat kelas atas sebab hanya merekalah yang dapat membelinya.3 Namun dalam perkembangannya batik tidak diangap atau bukan merupakan barang mewah dan seni yang merupakan suatu kebanggaan bagi penciptanya. Kemudian karya batik tersebut diproduksi oleh penciptanya serta diperdagangkan sehingga dapat dinikmati hasilnya oleh si penciptanya. Dengan diproduksinya karya seni batik tersebut berarti produk tersebut mempunyai nilai ekonomis dan bersifat komersil serta dapat meningkatkan penghasilan dan memberi kesejahteraan bagi pencipta. Apalagi batik Surakarta lebih berkembang dan menjadi produk yang diunggulkan untuk menopang penghasilan daerah pada umumnya dan penghasilan para pencipta atau pengrajin batik pada khususnya. 2 Mari S. Condronegoro, Busana Adat Keraton Yogyakarta Makna dan Fungsi Dalam Berbagai Upacara, (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara, 1995), hal. 17 3 Anesia Aryunda Dofa, Batik Indonesia, (Jakarta : PT. Golden Terayon Press,1996), hal. 8 161 Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya rekonstruksi perlindungan hukum hak cipta pengrajin batik yang berbasis nilai
Recommended publications
  • A Short History of Indonesia: the Unlikely Nation?
    History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page i A SHORT HISTORY OF INDONESIA History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page ii Short History of Asia Series Series Editor: Milton Osborne Milton Osborne has had an association with the Asian region for over 40 years as an academic, public servant and independent writer. He is the author of eight books on Asian topics, including Southeast Asia: An Introductory History, first published in 1979 and now in its eighth edition, and, most recently, The Mekong: Turbulent Past, Uncertain Future, published in 2000. History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page iii A SHORT HISTORY OF INDONESIA THE UNLIKELY NATION? Colin Brown History Indonesia PAGES 13/2/03 8:28 AM Page iv First published in 2003 Copyright © Colin Brown 2003 All rights reserved. No part of this book may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying, recording or by any information storage and retrieval system, without prior permission in writing from the publisher. The Australian Copyright Act 1968 (the Act) allows a maximum of one chapter or 10 per cent of this book, whichever is the greater, to be photocopied by any educational institution for its educational purposes provided that the educational institution (or body that administers it) has given a remuneration notice to Copyright Agency Limited (CAL) under the Act. Allen & Unwin 83 Alexander Street Crows Nest NSW 2065 Australia Phone: (61 2) 8425 0100 Fax: (61 2) 9906 2218 Email: [email protected] Web: www.allenandunwin.com National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry: Brown, Colin, A short history of Indonesia : the unlikely nation? Bibliography.
    [Show full text]
  • Budaya Kuliner Di Majalah Selera Periode 1981-1990 Skripsi
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BUDAYA KULINER DI MAJALAH SELERA PERIODE 1981-1990 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah Emanuel Luis Kristian Andersen NIM 134314008 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BUDAYA KULINER DI MAJALAH SELERA PERIODE 1981-1990 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora Program Studi Sejarah Emanuel Luis Kristian Andersen NIM 134314008 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO TIDAK ADA KEBERANIAN, TIDAK AKAN ADA KEMENANGAN -SPONGEBOB SQUAREPANTS- iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua Orang Tua dan kakak saya yang tidak pernah lelah memberikan dukungan kepada saya saat saya terpuruk dan selalu memotivasi saya untuk bangkit dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini juga saya persembahkan untuk penulisan sejarah mengenai kuliner di Indonesia. Terakhir, saya juga persembahkan skripsi ini untuk orang- orang yang selalu meremehkan saya, menjelek-jelekan saya, dan yang selalu bilang bahwa saya tidak akan bisa lulus. v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Emanuel Luis Kristian Andersen, Sejarah Budaya Kuliner di Majalah Selera Periode 1981-1990. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2020. Skirpsi ini berjudul Budaya Kuliner di Majalah Selera Periode 1981- 1990. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab ketiga permasalahan. Pertama apa yang melatarbelakangi lahir majalah Selera berdiri dan menambah tentang penulisan kuliner tradisional serta budaya didalamnya. Kedua bagaimana majalah Selera mempromosikan kuliner didalamnya. Ketiga bagaimana majalah Selera memaknai minuman sebagai gaya hidup.
    [Show full text]
  • “Dawet Kera” Kaya Gizi, Rendah Kolesterol Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Gizi Masyarakat
    PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DAWET CEKER AYAM “DAWET KERA” KAYA GIZI, RENDAH KOLESTEROL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN GIZI MASYARAKAT BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN (PKM-K) Diusulkan oleh: Ferry Andriyani (H 0513060) (2013) Figur Jaya Silvia (H 0513161) (2013) Richi Yuliavian Kusminanto (H 0513125) (2013) Yuni Khatus Sholikhah (H 0514096) (2014) FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 2 3 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. i DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii RINGKASAN ……………………………………………………………….. iii BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………... 1 A. Judul Program………………………………………………………… 1 B. Latar Belakang………………………………………………………... 1 C. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 2 D. Tujuan Program………………………………………………………. 3 E. Luaran Yang Diharapkan……………………………………………... 3 F. Kegunaan Program……………………………………………………. 3 G. Gambaran Umum Rencana Usaha……………………………………. 3 BAB III. METODE PELAKSANAAN PROGRAM…………………………. 6 A. Tahap Persiapan Produksi…………………………………………….. 6 B. Tahap Proses Produksi………………………………………………… 6 C. Tahap Pemasaran……………………………………………………… 7 D. Evaluasi Kegiatan……………………………………………………. 8 BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN……………………………. 8 DAFTAR PUSTAKA ii 4 RINGKASAN Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa “Dawet Ceker Ayam DAWET KERA Kaya Gizi Rendah Kolestrol Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Gizi Masyarakat memiliki tujuan untuk melatih jiwa kewirausahan pada diri mahasiswa, menciptakan inovasi produk makan berupa dawet kera dan menentukan strategi pemasaran yang efektif untuk
    [Show full text]
  • Arsitektur-Interior Keraton Sumenep Sebagai Wujud Komunikasi Dan Akulturasi Budaya Madura, Cina Dan Belanda
    ARSITEKTUR-INTERIOR KERATON SUMENEP SEBAGAI WUJUD KOMUNIKASI DAN AKULTURASI BUDAYA MADURA, CINA DAN BELANDA Nunuk Giari Murwandani Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Proses akulturasi adalah suatu proses interaktif dan berkesinambungan yang berkembang dalam dan melalui komunikasi seorang imigran dengan lingkungan sosio-budaya yang baru. Salah satu bentuk adanya komunikasi dalam sebuah akulturasi budaya dapat dilihat pada hasil peninggalan berupa artefak-artefak, baik berupa karya seni rupa maupun arsitektur yang ada di suatu daerah, Keraton Sumenep merupakan salah satu peninggalan bangunan di Madura. Kraton Sumenep dirancang oleh arsitek Lauw Pia Ngo dari Negeri Cina, dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, dengan demikian maka warisan budaya itu tidak luput dari pengaruh budaya Jawa Hindu, Islam, Cina dan Belanda. Kesemuanya itu tampak pada penampilan dan penyelesaian bangunan- bangunan tersebut. Pendopo Kraton ternyata memiliki bentuk bangunan Jawa. Pendopo dengan atap Limasan Sinom dan bubungannya dihiasi dengan bentuk mencuat seperti kepala naga, merupakan pengaruh Cina. Sedangkan bangunan dalem terdapat bentuk gunung (top level) yang telanjang tanpa teritis dan diselesaikan dengan bentuk mirip cerobong asap di puncaknya, merupakan bukti pengaruh Belanda dan Cina. Pada ragam hiasnya juga nampak beberapa pola Jawa, Islam dan Cina yang dipadu cukup menarik. Bentuk arsitektur Kraton Sumenep, menunjukkan wujud adanya akulturasi antara budaya Madura, Cina dan Belanda. Kata kunci: interior, Kraton Sumenep, akulturasi, budaya Madura ABSTRACT Acculturation is an interactive and continuous process that develops within and through the communication of an immigrant having a foreign social and cultural environment. One form of communication in acculturation can be seen through the remains and artefacts in the form of artworks or architecture in a region.
    [Show full text]
  • Teologi Hindu Dalam Dalam Tradisi Selamatan Pada Masa Kanak-Nakak (Thedak Siten) Di Desa Kumendung Muncar Banyuwangi Jawa Timur
    TEOLOGI HINDU DALAM DALAM TRADISI SELAMATAN PADA MASA KANAK-NAKAK (THEDAK SITEN) DI DESA KUMENDUNG MUNCAR BANYUWANGI JAWA TIMUR Oleh : Relin, DE. ABSTRACT In Kumendung Village, Muncar Banyuwangi, know salvation tradition during pregnancy, childbirth and the kanak-kanak/tedhak siten. This tradition is still running until now Implement community is very obedient. Implementation of this tradition is similar to others such as the implementation of the Java community in the palace tradition which always perform traditional Javanese ritual as can be seen on the altar at the Palace as an altar Pasren Dewi Sri, Labuh ceremony held by the kings of Java-Islam that is the same with the ceremony starting reinforcements performed by the Java community is generally Merti Desa ceremonies, Ruwatan, serving the guns and so on. Kumendung implement community ceremony during pregnancy to birth without offending the theological roots. Thus the ritual journey only a mere tradition. Ritual per formed by the Java comunzenity in general and in particular by Kumendzang they call it a ceremonial kejawen. This means that the ceremony was done because it is an accepted tradition of his ancestors and then they do it for generations. Because that tradition is being carried out by them regardless of whether they embrace Christianity, Islam, Hinduism and so on. Babies in the womb of tradition salvation through birth and childhood is part of the ceremony Panca yadnya. The ceremony included Manusa Yadnya ceremoray. In the ceremony there are a variety of offerings and the circuit itself. All sajen used contains symbols relating to human relationships to God and God with man.
    [Show full text]
  • I KEBIJAKAN EKONOMI SULTAN HAMENGKUBUWANA I DI
    KEBIJAKAN EKONOMI SULTAN HAMENGKUBUWANA I DI KASULTANAN NGAYOGYAKARTA HADININGRAT TAHUN 1755-1792 M SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Karunia Anas Hidayat NIM.: 12120049 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2018 i Motto: “Bila Kau Tak Tahan Lelahnya Menuntut Ilmu, Maka Kamu Akan Menanggung Perihnya Kebodohan” (Imam Syafi’i) Tuhan mengajarkan kita untuk terus belajar dan berusaha guna menggapai kesuksesan, dengan sabar dan tawakal. Kegagalan merupakan sebuah pembelajaran yang sangat keras untuk tetap berusaha hingga sukses dan tak mengulangi lagi arti sebuah kegagalan. (penulis) v PERSEMBAHAN Untuk: Bapak/ Ibu tercinta serta keluarga besarku Terimakasih atas dukungan dan doanya yang tak kunjung putus, selalu mendoakan saya hanya dengan ridha ayah dan ibu, serta ridha Allah swt., semuanya bisa terasa lebih ringan dan mudah dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk Almamater Tercinta Jurusan Sejarah Dan Kebudyaan Islam Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta vi KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat yang sempurna, rahmat, hidayah, dan kekuatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di bidang Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., keluarga, serta sahabat yang telah membawa perubahan bagi peradaban dunia dengan hadirnya agama Islam sebagai agama dan peradaban bagi seluruh manusia hingga akhir zaman. Atas jasa dan jerih payahnya kita bisa menikmati iman dan merasakan indahnya Islam dan senantiasa kita tunggu syafaatnya di hari kiamat.
    [Show full text]
  • Download Article
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 259 3rd International Seminar on Tourism (ISOT 2018) The Reinforcement of Women's Role in Baluwarti as Part of Gastronomic Tourism and Cultural Heritage Preservation Erna Sadiarti Budiningtyas Dewi Turgarini Department English Language Catering Industry Management St. Pignatelli English Language Academy Indonesia University of Education Surakarta, Indonesia Bandung, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract—Surakarta has the potential of gastronomic I. INTRODUCTION heritage tourism. The diversity of cuisine becomes the power of Cultural heritage is one of the attractions that is able to Surakarta as a tourist attraction. Municipality of Surakarta stated that their Long Term Development Plan for 2005-2025 will bring tourists. One of the cultural heritage is gastronomic develop cultural heritage tourism and traditional values, tourism, which is related to traditional or local food and historical tourism, shopping and culinary tourism that is part of beverage. Gastronomic tourism is interesting because tourists gastronomic tourism. The study was conducted with the aim to do not only enjoy the traditional or local food and beverage, identifying traditional food in Baluwarti along with its historical, but are expected to get deeper value. They can learn about the tradition, and philosophical values. This area is selected because history and philosophy of the food and beverage that is eaten it is located inside the walls of the second fortress. Other than and drink, the making process, the ingredients, and how to that, it is the closest area to the center of Kasunanan Palace. The process it. If tourism is seen as a threat to the preservation of participation of Baluwarti women in the activity of processing cultural heritage, gastronomic tourism shows that tourism is traditional food has become the part of gastronomic tourism and not a threat to conservation, but can preserve the food and cultural heritage preservation.
    [Show full text]
  • Javanese Local Wisdom in Wedhatama
    i ii JAVANESE LOCAL WISDOM IN WEDHATAMA PART I iii Laws of the republic of Indonesia No.19 of 2002 concerning Copyright Copyright Scope 1. Copyright is an exclusive right for an Author or a Copyright Holder to announce or reproduce his Work, which arises automatically after a work is born without reducing restrictions in accor- dance with applicable laws and regulations. Criminal Provisions 1. Anyone who intentionally or without the right to commit acts as referred to in Article 2 para- graph (1) or Article 49 paragraph (1) and paragraph (2) shall be sentenced to a minimum impris- onment of 1 (one) month each and / or a minimum fine Rp. 1,000,000.00 (one million rupiah), or a maximum imprisonment of 7 (seven) years and / or a maximum fine of Rp. 5,000,000,000.00 (five billion rupiah). 2. Anyone who intentionally broadcasts, exhibits or sells to the public a Work or goods resulting from infringement of Copyright or Related Rights as referred to in paragraph (1) shall be sen- tenced to a maximum of 5 years and / or a maximum fine of Rp. 5.00,000,000.00 (five hundred million rupiah). iv JAVANESE LOCAL WISDOM IN WEDHATAMA PART I DR. ESTI ISMAWATI, M.PD DR. WARSITO, M.PD TRANSLATOR: DRA. SRI HARYANTI, M.HUM v First published 2021 by Gambang Buku Budaya Perum Mutiara Palagan B5 Sleman-Yogyakarta 55581 Phone: +62 856-4303-9249 All rights reserved. No part of this book may be reprinted or reproduced or utilised in any form or by any electronic, mechanical, or other means, now known or hereafter invented, including photocopying and recording, or in any information storage or retrieval system, without permission inwriting from the publishers.
    [Show full text]
  • Perilaku Pencegahan Dan Penyembuhan Penyakit Shigella
    Kualitas bahan makanan …(Supraptini, Riris, Elsa-elsi & Ika D) KUALITAS BAHAN MAKANAN DAN MAKANAN JAJANAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DI BEBERAPA KOTA DI INDONESIA Food Quality in Traditional Market at Several City in Indonesia Supraptini1, Riris Nainggolan1, Elsa-Elsi1 dan Ika Dharmayanti1 Abstract. Traditional market as a public facility for buy and sell food and other necessaries at home. There are 13.450 traditional market in Indonesia. In this study we want to evaluate food quality which to sell in the traditional market. Ditjen PP-PL has have to establish traditional market in several city. The sample took by purposif for the traditional market which to establish there are pasar Sragen (Central of Java)and pasar Gianyar (Bali). The food sample took from the market, the sample to examine for bacteriology and chemistry. The result : the food from the traditional market found Rhodamin B and Methanyl yellow. There are : kue mangkok, rool cake, kembang goyang, kerupuk and kue geplak filled Rhodamin B. The yellow noodle filled Formalin for lasting. For Bachteriologis in meat, fish and chiken there are negatif from E. coli 4 7 and Coliform, but the total of microba positif in 10 - 10 . The water for sanitation facility in the traditional market still good. So the quality of food in the market sample still filled Bactery and Chemistry. Keywords: Foods material, Traditional snack foods market, Coloring/ Dye, Preservatives, Traditional market Abstrak. Pasar tradisional merupakan fasilitas umum untuk tempat jual beli bahan makanan/ makanan jajanan yang banyak dikunjungi masyarakat. Di Indonesia terdapat sekitar 13.450 pasar tradisional dengan 12.625 juta pedagang beraktivitas di dalamnya.
    [Show full text]
  • WESTERN •Coleslaw with Raisin •Potatoes Salad with Bacon Chip
    SALAD WESTERN • Coleslaw with raisin • Potatoes salad with bacon chip • Pasta with mixed herb and onion ASIAN • Fruits salad with mayonnaise • Spicy beef salad with glass noodles • Marinated deep fried bean curd, cucumber and peanut sauce CHINESE • Seafood salad with Thai chili sauce • Black fungus with cucumber and soy • Roast chicken with onion salad APPETIZER WESTERN • Grilled vegetable antipasto • Roast beef with gherkin ASIAN • Gado –gado • Deep fried seafood fritter CHINESE • Mixed fruits salad with chicken char siew • Marinated slice beef with spicy onion chili Your choice of one dish from our selections Served with assorted bread rolls and butter or condiments Jl. Pemuda No 118 Semarang 50132 – Indonesia Tel: (62‐24) 845 6612 Fax: (62‐24) 865 79100 Web: www.crowneplaza.com/semarang SOUP WESTERN • Cream of wild mushroom • Spicy Mexican beef soup with kidney bean • Clear vegetable soup with sausage • Seafood minestrone with pasta • Onion soup with garlic bread ASIAN • Seafood tom yam soup • Soto Betawi • Soup buntut • Bakso with tofu soup • Rawon CHINESE • Hot and sour soup • Sweet corn soup with mince chicken • Chicken soup with Chinese herb • Beef rib with carrot and potatoes • Wonton soup with green vegetable Your choice of one dish from our selections Served with assorted bread rolls and butter or condiments Jl. Pemuda No 118 Semarang 50132 – Indonesia Tel: (62‐24) 845 6612 Fax: (62‐24) 865 79100 Web: www.crowneplaza.com/semarang RICE WESTERN • Butter rice with almond chip • Black olive rice with onion • Saute potatoes with onion • Deep fried potatoes with mixed pepper • Garlic mash potatoes ASIAN • Steamed rice • Nasi uduk • Nasi kuning • Nasi goreng bakso • Nasi goreng kampong CHINESE • Fried rice "yong zhou" style • Seafood fried rice • Hokkien fried rice with shrimp and bean sprout • Egg fried rice with smoked salmon • Singapore nasi goreng siram Your choice of one dish from our selections Served with assorted bread rolls and butter or condiments Jl.
    [Show full text]
  • From Populism to Democratic Polity: Problems and Challenges in Surakarta, Indonesia
    33 From Populism to Democratic Polity: Problems and Challenges in Surakarta, Indonesia Pratikno and Cornelis Lay Abstract The paper discusses democratisation practiced in Surakarta, Indonesia, which has been claimed by many experts as a municipality with “best practices” of democratic local governance in Indonesia. Their analyses focus on the actors and claim that participation is a possible way of crafting stable democracy. This participation in turn, they suggest, is a result of decentralisation which thus strengthen local democracy. Presenting the civil society participation and the decentralisation in the city of Surakarta, this paper shows that what actually happens is otherwise. It argues that the rise of popular participation was rooted in contentious local politics. Besides, the constitution of the new forms of popular representation are not supported by, and produced within, a clear ideological framework from the people in Surakarta. Introduction Participation through civil society and decentralisation has become the main theme within the current debates about democratisation.1 The assumption is that participation and decentralisation will strengthen democracy. The best Indonesian case in favour of these theses must be Surakarta municipality, 1 We would like to thank Lukman-nul Hakim for his valuable contribution in both the discussion and editing, and HendraTry Ardiantoand BelaNagariin providing data. From Populism to Democratic Polity ... 34 also known as the city of Solo. Solo has become well known in the Indonesian debate because of its recent positive experience of popular participation. They include efforts at participatory budgeting and planning, in cooperation between political executives, various CSOs and social movements. Many development agencies and pundits refer to Surakarta’s experiencesin terms of “best practices” of democratic local governance in Indonesia.
    [Show full text]
  • BAHRUL LAHUT MANUSCRIPTS in EAST JAVA: Study of Philology and Reconstruction of Tarekat Networks
    Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism, Vol. 9, No. 2, 2020, pp. 227-250 e-ISSN: 2540-8186; p-ISSN: 2302-8017 DOI: 10.21580/tos.v9i2.6826 BAHRUL LAHUT MANUSCRIPTS IN EAST JAVA: Study of Philology and Reconstruction of Tarekat Networks Mashuri Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur East Java Provincial Language Centre [email protected] Abstract: This research discusses the manuscript of Bahrul Lahut with the approach of philology, geneo-archeology of knowledge, and history. The aim was to study the text of Bahrul Lahut, its contents, and trace the Aceh-Makassar-East Java tarekat network based on the distribution of the manuscripts. As the result, (1) there are three existences of Bahrul Lahut in East Java, namely the Traditional Islamic Boarding School (Pondok Pesantren) of Sumber Anyar, Pamekasan, Madura, the EDR’s collection in Sidoarjo, and Jamaah Tarekat Satariyah in Pare Kediri, (2) Text edition is selected from the collection of Pondok Pesantren Sumber Anyar with philology consideration, (3) The Bahrul Lahut manuscript is only available in the manuscript catalog of Dayah Tano Abee, Aceh, and the collection of the family of Yusuf Makassar, (4) The text content of Bahrul Lahut describes and re-reads the conception of the nature of God and the creation of the universe as a manifestation of Nur Muhammad, influenced by wahdat al- wujud and emanation of Ibn Arabi, (5) From the Bahrul Lahut manuscript, a network of tarekat ulama in East Java can be reconstructed, through the paths of Abdurrouf Singkel and Yusuf Makassar. Keywords: Bahrul Lahut, East Java manuscript, reconstruction of the tarekat network A.
    [Show full text]