REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Oleh: PUTRI DWI CAHYANI 17706251015

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Humaniora

PROGRAM STUDI LINGUISTIK TERAPAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2020

i

ABSTRAK

PUTRI DWI CAHYANI: Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2020

Register merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakainya. Register memiliki makna dan tujuan khusus dan dapat dibatasi oleh beberapa hal. Register dapat ditemukan di mana saja termasuk dalam kegiatan yang bekaitan dengan adat atau budaya seperti pada pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Pada rangkaian acara tersebut ditemukan berbagai macam register mulai dari tahap pra-mantu (siraman dan midodareni), mantu (akad nikah dan panggih), pasca-mantu (ngunduh mantu boyong temanten). Penelitian ini bertujuan untuk menungkapkan register yang terdapat pada rangkaian acara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta, dalam hal jenis, fungsi, dan maknanya. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian adalah berupa register dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan dari ketiga pranatacara dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak bebas libat cakap. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan. Keabsasahan data dalam penelitian ini menggunakan perpanjangan keikutsertaan, pengecekan berulang, dan ketekunan pengamatan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Terdapat register berupa kata dan frasa pada tuturan pranatacara di setiap rangkaian acaranya. (2) Jenis register terbatas dan terbuka ditemukan di masing-masing pranatacara.(3) Fungsi register yang ditemukan berdasarkan analisis berjumlah enam, yatu fungsi instrumental, regulasi, interaksi, imajinasi, informasi, dan representasi. Namun berdasarkan hasil analisis tidak semua pranatacara ditemukan fungsi-fungsi tersebut seperti pada register terbatas dengan fungsi regulasi, register terbatas dengan fungsi representasi, terbuka fungsi representasi. (4) Berdasarkan hasil analisis dari ketiga pranatacara ditemukan register terbatas dan terbuka yang memiliki makna primer dan sekunder, sedangkan medan makna hanya ditemukan pada register terbatas.

Kata kunci : register, sosiolinguistik, variasi bahasa

ii ABSTRACT

PUTRI DWI CAHYANI: The Register on Wedding Host Speech at Javanese Traditional Wedding of Yogyakarta Style Ceremony Thesis. Yogyakarta: Graduate School, Yogyakarta State University, 2020

The register is language variation based on the users. It has specific meaning and purposes that can be limited by several things. It can be found everywhere including activities related to tradition and culture like the Javanese traditional wedding of Yogyakarta style. In the series of events found a variety of registers starting from the stage of pra-mantu (siraman and midodareni), mantu (marriage contract and panggih), pasca-mantu (ngunduh mantu boyong temanten). This study aims to reveal the registerused in a series of Javanese traditional wedding of Yogyakarta style ceremonies, in terms of the types, functions, and meanings. This study is of a descriptive qualitative type. The data are in the form of registers in the speech of the Javanese traditional wedding ceremony in Yogyakarta style. The data source is the speech of the three wedding hosts in the ceremonies. The data were collected using the Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) technique, and analyzed using the matching method. The validation of the data uses an extension of participation, repeated checking, and perseverance of observation. The results of this study are as follows. (1) The register founded in the speech utterance in each series is in the form of words and phrases. (2) The types of limited and open registers are found in each of the wedding hosts. (3) The register functions that are found based on the analysis are six, namely the instrumental, regulation, interaction, imagination, information, and representation functions. However, based on the results of the analysis not all of the wedding hosts found such functions as a limited register with a regulatory function, limited register with a representation function, also open representation function. (4) Based on the result of the analysis of the three wedding hosts, there are limited and open registers that have primary and secondary meanings, whereas the field of meaning is only found in limited registers.

Keywords: register, sociolinguistics, language variation

iii

iv

v

LEMBAR PENGESAHAN

REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

PUTRI DWI CAHYANI NIM 17706251015

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Tanggal 04 F… 2020

TIM PENGUJI Dr. Mulyana, M.Hum. (Ketua/Penguji) ………………….. …………………. Dr. Purwadi, M.Hum (Seketaris/Penguji) …………………. …………………. Prof. Dr. Suwarna, M.Pd. (Pembimbing/Penguji) …………………. …………………. Prof. Dr. Suwardi (Penguji Utama) …………………. ………………….

Yogyakarta, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Direktur

Prof. Dr. Marsigit, M.A. NIP. 19570719 198303 1 004

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tesis ini, penulis persembahkan untuk:

1. Alm. Bapakku (Rochmad) dan Ibuku (Sari) yang telah berjuang, mendoakan,

membiayai dan mendidik penulis hingga mampu menyelesaikan studi jenjang

Magister (S2) serta kakaku (Eko Septyadi Nugroho dan Ayu Agustine) yang

selalu mendukung serta memberikan semangat kepada penulis.

2. Mas Eko Susanto orang terkasih saya yang selalu mendukung, menyemangati,

serta mendoakan penulis, hingga akirnya dapat menyelesaikan studi jenjang

Magister (S2).

3. Sahabatku (Latifah Ratnaningtyas dan Niken Anindhitya) yang selalu

membantu dalam suka maupun duka hingga penulis mampu menyelesaikan

studi jenjang Magister (S2).

4. Teman-teman sejawat Linguistik Terapan 2017 yang telah memberikan

dukungan kepada penulis.

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, nikmat sehat, petunjuk, dan kekuatan, sehingga penyusun mampu menyelesaikan tesis yang berjudul “Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta”.

Dalam penyusunan tesis ini tak lepas dari bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Prof. Dr. Suwarna, M.Pd yang selalu memberikan masukan, bimbingan, arahan, serta motivasi dalam penelitian, penyusunan serta penulisan teisis ini. Seiring dengan selesainya tesis ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Univeristas Negeri Yogyakarta dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta beserta staf, yang telah banyak membantu sehingga tesis ini dapat berwujud. 2. Ashadi, Ed,D, selaku Ketua Program Studi Linguistik Terapan Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Dr. Mulyana, M.Hum, selaku validator yang memberikan penilaian dan saran untuk untuk perbaikan instrument penleitian. 4. Prof. Dr. Suwarna, M.Pd, dr. Wigung Wratsangka, dan Angger Sukisno, S.Pd yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 5. Alm. Bapak Rochmad dan Ibu Sari, S.Pd, atas segala doa serta dukungan dalam penyusunan tesis ini 6. Kakakku Eko Septyadi Nugroho, S.Pd dan Ayu Agustine atas segala doa dan dukungan dalam penyusunan tesis ini. 7. Eko Susanto, orang terkasih saya atas segala doa dan dukungan dalam penyusunan tesis ini. 8. Latifah Ratnaningtyas, M.Pd dan Niken Anindhitya, S.Pd, sahabat saya atas segala doa dan dukungan dalam penyusunan tesis ini.

viii

9. Rekan-rekan seperjuangan Linguistik Terapan 2017 Program Pascasarjana UNY atas kerjasama dalam penyususnan tesis ini. 10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Semoga bantuan dan bimbingan yang diberikan selama penelitian hingga terselesaikannya tesis ini menjadi amal baik dan mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tentu masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya berikutnya. Semoga karya ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 8 Januari 2020 Penyusun

Putri Dwi Cahyani

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i ABSTRAK ...... ii ABSTRACT ...... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... iv LEMBAR PERSETUJUAN ...... v LEMBAR PENGESAHAN ...... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ...... vii KATA PENGANTAR ...... viii DAFTAR ISI ...... x DAFTAR TABEL ...... xiii DAFTAR GAMBAR ...... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...... 1 B. Identifikasi Masalah ...... 7 C. Pembatasan Masalah ...... 8 D. Rumusan Masalah ...... 9 E. Tujuan Penelitian ...... 9 F. Manfaat Penelitian ...... 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Sosiolinguistik ...... 11 1. Variasi Bahasa ...... 12 2. Register ...... 16 a. Definisi Register ...... 16 b. Jenis Register ...... 18 c. Fungsi Register ...... 21 d. Makna ...... 25 e. Perbedaan Register dengan Dialek ...... 26 f. Perbedaan Register dengan Jargon ...... 27 g. Kedudukan Register Kebudayaan dalam Subvariasu Bahasa ...... 27 B. Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 28 1. Pengertian Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 28 a. Tahap Pra-mantu ...... 29 b. Tahap Mantu ...... 30 c. Tahap Pasca-mantu ...... 32 2. Register dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 33

x

C. Penelitian yang Relevan ...... 34 D. Kerangka Pikir ...... 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ...... 41 B. Subjek dan Objek Data...... 42 C. Wujud dan Sumber Data ...... 42 D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...... 42 E. Instrumen Penelitian...... 44 F. Analisis Data ...... 51 G. Keabsahan Data ...... 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...... 54 1. Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 55 2. Jenis Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 56 3. Fungsi Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 57 4. Makna Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 58 B. Pembahasan ...... 60 1. Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 60 2. Jenis Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 65 a. Jenis Register Terbatas ...... 66 b. Jenis Register Terbuka ...... 67 3. Fungsi Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 69 a. Register Terbatas Fungsi Instrumental...... 69 b. Register Terbuka Fungsi Instrumental ...... 70 c. Register Terbatas Fungsi Regulasi ...... 72 d. Register Terbuka Fungsi Regulasi ...... 73 e. Register Terbatas Fungsi Interaksi ...... 74 f. Register Terbuka Fungsi Interaksi ...... 75 g. Register Terbatas Fungsi Imajinasi ...... 77 h. Register Terbuka Fungsi Imajinasi ...... 79 i. Register Terbatas Fungsi Informasi ...... 80 j. Register Terbuka Fungsi Informasi ...... 81 k. Register Terbatas Fungsi Representasi ...... 83 l. Register Terbuka Fungsi Representasi ...... 84 4. Makna Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 84 a. Register Terbatas Makna Primer ...... 85

xi

b. Register Terbuka Makna Primer ...... 86 c. Register Terbatas Makna Sekunder ...... 87 d. Register Terbuka Makna Sekunder ...... 89 e. Register Terbatas Medan Makna ...... 90 f. Register Terbuka Medan Makna ...... 91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...... 92 B. Saran ...... 95 C. Implikasi ...... 96 DAFTAR PUSTAKA ...... 97

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variasi Bahasa...... 15 Tabel 2. Analisis Data ...... 47 Tabel 3. Instrumen Register ...... 48 Tabel 4. Intrumen Jenis Register ...... 49 Tabel 5. Instrumen Fungsi Register ...... 49 Tabel 6. Instrumen Makna Register ...... 51 Tabel 7. Jenis Fungsi dan Makna Register ...... 59

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Batasan Register ...... 18 Gambar 2. Makna ...... 26 Gambar 3. Register Kebudayaan di antara Subvariasi Bahasa ...... 28 Gambar 4. Register dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ... 34 Gambar 5. Peta Konsep Register dalamUpacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta ...... 40 Gambar 6. Jumlah Register ...... 55 Gambar 7. Jenis Register...... 56 Gambar 8. Fungsi Register ...... 57 Gambar 9. Makna Register ...... 58

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01. Dokumentasi di Lapangan ...... 100 Lampiran 02. Analisis Register ...... 101 Lampiran 03. Hasil Analisis Register ...... 143

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari kegiatan berinteraksi.

Bahasa dibutuhkan oleh manusia sebagai sarana untuk berkomunikasi setiap hari.

Sebelum ditemukannya bahasa, manusia menggunakan anggota tubuh sebagai sarana untuk berkomunikasi. Mereka meggerakkan badan, mengedip-kedipkan mata, menggerakkan tangan, menganggukkan kepala, bahkan bersiul untuk berkomunikasi. Seiring berkembangnya peradaban, manusia menciptakan sebuah bahasa yang berwujud bunyi-bunyian tertentu yang keluar dari indra pengucapan manusia dan dikembangkannya bunyi-bunyian tersebut hingga bunyi tersebut memiliki makna. Terciptanya alat komunikasi yang berupa bahasa, manusia kini mampu melakukan kontak sosial secara lebih efektif.

Nababan (1984: 9) menuturkan bahwa manusia dapat berbahasa sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu keberagaman bahasa berdasarkan asal daerahnya, keadaan sosialnya, situasi berbahasa, maupun faktor waktu. Muncullah variasi bahasa dikarenakan faktor-faktor tersebut dan menjadi sebuah pilihan untuk pemakai bahasa. Berdasarkan pendapat Halliday dan Hassan

(1994: 56) variasi bahasa dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu berdasarkan pemakai dan berdasarkan pemakaian bahasa. Variasi bahasa berdasarkan pemakainya disebut dialek, sedangkan variasi bahasa berdasarkan pemakaian bahasa disebut register.

1

Orang menggunakan bahasa menyesuaikan dengan apa yang sedang mereka bicarakan atau topik apa yang sedang mereka bicarakan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Ketika seseorang sedang membicararakan mengenai bidang kecantikan maka istilah yang digunakan cenderung menggunakan istilah dalam bidang kecantikan seperti cakey, creasing, pigmented. Ketika seseorang berbicara mengenai perekonomian tentunya akan menggunakan istilah-istilah yang berada dalam dunia perekonomian seperti saham, omset, dan lain sebagainya.

Istilah yang digunakan akan menyesuaikan dengan apa yang sedang dibicarakan dan tidak digunakan di tempat lain, seandainya digunakan di tempat lain dapat berbeda maknanya. Orang yang sedang berbicara mengenai kecantikan tentu akan menggunakan istilah berbeda dengan orang yang sedang berbicara mengenai dunia perekonomian. Hal tersebut menunjukkan bahwa varisi bahasa berdasarkan penggunaan (register) sangatlah berpengaruh dalam komunikasi. Register dapat dijumpai di berbagai peristiwa seperti halnya di dalam sebuah kebudayaan seperti pada upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beraneka ragam kebudayaan mulai dari upacara peringatan, kesenian, tradisi, ritual, dll. Begitu banyak kebudayaan yang ada di Indonesia menjadikan daya tarik tersendiri untuk negara ini. Koentjaraningrat (1981: 180) berpendapat bahwa kebudayaan merupakan gagasan keseluruhan dapat berupa tindakan maupun hasil karya manusia dalam kesehariannya dalam kehidupan masyarakat serta dijadikan sebuah kebiasaan diri oleh manusia. Budaya merupakan hasil dari sebuah pemikiran atau akal budi manusia seperti pengetahuan, kesenian, dan adat istiadat yang sudah

2 menjadi kebiasaan sehingga sangat sulit untuk dirubah, sedangkan kebudayaan adalah seluruh pengetahuan manusia selaku makhluk sosial yang digunakan untuk mengetahui lingkungan sekitar serta tingkah laku dalam kehidupan. Abdullah

(2006: 1) Geertz menyatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem konsep yang diwariskan dalam wujud simbolik, dengan wujud tersebut manusia mampu berkomunikasi dan melestarikannya.

Budaya di tanah Jawa kini sudah mulai memudar dikarenakan kekurangan pemahaman masyarakat mengenai kebudayaan tersebut. Kekurangan pemahaman menjadikan masyarakat tidak lagi melaksanakan tradisi dan memilih cara-cara yang lebih praktis, ekonomis, dan tentunya lebih modern. Pada upacara pernikahan, kini masyarakat lebih memilih untuk menggunakan upacara modern seperti gaya muslimah, pesta kebun, dan sebagainya. Upacara tradisional jarang menjadi pilihan dikarenakan dianggap tidak praktis dan mahal, padahal dalam setiap prosesinya khususnya pada upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta memiliki makna yang begitu mendalam.

Istilah yang digunakan dalam setiap prosesi pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta tentu memiliki makna. Pada prosesi siraman contohnya, prosesi tersebut memiliki makna dan tujuan untuk membuka aura sang pengantin sebelum hari pernikahan. Pada hakikatnya upacara tradisi merupakan upacara yang dilaksanakan dengan harapan meminta kesalamatan dalam kehidupan. Jenis upacara tradisi lainnya yang masih dilaksanakan seperti upacara mapati, mitoni, tedak siten dan sebagainya. Upacara tradisi yang masih sering dan banyak dijumpai

3 adalah upacara pernikahan, bahasa yang digunakan oleh pembawa acara dalam pernikahan biasanya disesuikan dengan wilayah tradisi tersebut.

Bahasa yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang harus dilestarikan. Hal ini dikarenakan bahasa yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa merupakan salah satu keaneragaman budaya yang ada di Indonesia khusunya Jawa. Bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat sulit untuk dipisahkan. Wujud dari budaya yang menyebabkan variasi bahasa adalah tradisi. Variasi bahasa berkaitan dengan penggunaanya disebut dengan register (Nababan 1984 dalam Chaer: 68).

Halliday dalam (Ruqaiya Hasan, 2005: 176) berpendapat bahwa register merupakan variasi bahasa yang disesuaikan dengan konteks pengguna bahasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa yang akan digunakan tentu berbeda-beda tergantung pada situasi dan jenis media yang digunakan. Seperti dalam upacara tradisi pernikahan adat Jawa Yogyakarta, bahasa yang digunakan dalam pernikahan ini tentu akan berbeda dengan bahasa yang di gunakan di daerah Jawa tengah atau daerah Banyumasan. Ini menandakan bahwa terdapat register di dalam upacara tradisi pernikahan adat Jawa Yogyakarta.

Koentjaraningrat (1977: 89) menuturkan bahwa tingkat hidup setiap individu berubah-ubah selama hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, menikah, masa tua, hingga nantinya meninggal. Masa pernikahan termasuk dalam salah satu perkembangan daur hidup yang sangat mengesankan serta merupakan masa yang penting untuk diperingati. Masyarakat Jawa menganggap pernikahan merupakan momen istimewa untuk diperingati. Pernikahan adat Yogyakarta berkiblat atau

4 dapat dikatakan mencontoh tatacara upacara yang dilakukan di Kraton Yogyakarta, namun dalam perkembangan di masyarakat tata upacara pernikahan yang bersumber pada keraton telah mengalami perubahan (variasi) menyesuaikan dengan masyarakat setempat (Suwarna, 2002).

Dalam bukunya Suwarna (2006: 23) menyatakan bahwa pada dasarnya upacara pernikahan adat Yogyakarta memiliki tiga tahap yaitu pra-mantu, prosesi-mantu, dan pasca-mantu. Prosesi-prosesi tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian seperti pada tahap pra-mantu yaitu nontoni, lamaran, asok tukon, paningset, dan srah-srahan. Tahap prosesi-mantu di sini dibagi menjadi beberapa tahapan seperti majang tarub, sengkeran, siraman, upacara ngerik, midodareni, ijab, panggih pengantin, pawiwahan pengantin, dan pahargyan. Tahap selanjutnya atau tahap yang terakhir adalah tahap pasca-mantu. Pada tahap tersebut hanya terdapat tahapan ngundhuh mantu boyong pengantin dan acara khusus lainnya. Acara-acara khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah seperti langkahan, bubak kawah, dan tumplak punjen.

Pelaksanaan upacara pernikahan adat Jawa Yogyakarta menggunakan berbagai perlengkapan, peralatan, serta aktivitas yang khusus, maka muncul istilah-istilah khusus (register) yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa Yogyakarta.

Adapun kesamaan nama alat dan istilah yang digunakan tetap memiliki makna serta fungsi yang berbeda, seperti lamaran merupakan suatu upaya penyampaian permintaan untuk memperistri seorang putri, di mana orang tua dari pihak laki-laki mengadakan persiapan dan mengumpulkan sanak saudara untuk melamar gadis pilihan anaknya. Siraman yaitu tahapan dimana pengantin digandeng menuju

5 tempat siraman dan duduk di tempat yang sudah disediakan kemudian disiramkan kepada pengantin oleh pihak orang tua. Air pada prosesi siraman ini sebagai syarat untuk mensucikan dan membuka aura pengantin. Ngerik yaitu memotong atau menghilangkan semua bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar dahi supaya terlihat bersih serta membuat wajahnya nampak bercahaya. Adapun istilah yang sama digunakan pada prosesi upacara lain tentunya akan memiliki makna dan fungsi yang berbeda.

Zaman sekarang upacara pernikahan banyak yang menggunakan tradisi modern, menghilangkan istilah-istilah tersebut serta menghilangkan tata cara upacara adat. Banyak penduduk asli yang sudah tidak menggunakan upacara adat dikarenakan minimnya pengetahuan akan tata cara pelaksanaan serta biaya yang tidak sedikit. Penelitian ini akan membantu memperkenalkan tata cara upacara pernikahan yang menggunakan adat Jawa Yogyakarta serta register atau istilah- istilah khusus yang digunakan dalam urutan tata cara upacara pernikahan adat Jawa

Yogyakarta melalui tuturan pranatacara. Pengetahuan tentang kebudayaan, tradisi serta istilah-stilah khusus di dalamnya perlu ditanamkan kepada generasi muda dan masyarakat. Minimnya pengetahuan masyarakat asli tentang hal tersebut akan membuat gesernya kebudayaan yang sudah ada. Generasi berikutnya khususnya di

Jawa tidak akan lagi faham atau mengetahui tata cara serta istilah, makna, dan fungsi yang terkandung dalam prosesi pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

Penelitian ini bersumber dari tuturan pranatacara yang berwujud kata maupun frasa. Data diambil dari semua prosesi yang ada dalam kegiatan upacara pernikahan adat Jawa Yogyakarta yaitu mulai dari tahap pra-mantu, tahap mantu, hingga tahap

6 pasca-mantu. Peneliti membatasi prosesi pada setiap tahapannya disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Pada tahap pra-mantu peneliti hanya mengambil prosesi siraman dan midodareni, kemudian pada tahap mantu peneliti hanya mengambil data pada ijab atau akad nikah dan upacara panggih, selanjutnya pada tahap pasca-mantu peneliti hanya meneliti prosesi ngundhuh mantu boyong temanten. Di lapangan pelakasanaan upacara pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta beraneka ragam disesuaikan dengan kebutuhan calon pengantin.

Pranatacara biasanya mengikuti arahan dari penyelenggara acara oleh karenanya di sini peneliti akan mengikuti alur yang ada di lapangan. Penelitian ini difokuskan pada tuturan pranatacara ketika upacara pernikahan adat Jawa Yogyakarta berlangsung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan beberapa masalah antara lain:

1. Register masih termasuk variasi bahasa yang jarang diteliti.

2. Dalam memahami register orang harus memahami konsep dari register.

3. Sebagian orang masih sulit untuk membedakan antara register, slang, dan

jargon.

4. Register tentang kebudayaan masih belum begitu difahami khususnya register

dalam bahasa daerah (Jawa).

7

C. Pembatasan Masalah

Upacara pernikahan adat Yogyakarta memiliki tiga tahap yaitu pra-mantu, prosesi-mantu, dan pasca-mantu. Pelaksanaan upacara pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta menggunakan berbagai perlengkapan serta prosesi yang khusus, mulai dari istilah yang digunakan dalam prosesi hingga istilah perlengkapan. Istilah- istilah khusus tersebut yang dikenal dengan register. Adapun istilah yang mungkin dapat kita jumpai di tempat lain, istilah tersebut pasti akan memiliki makna dan fungsi yang berbeda.

Istilah kosakata yang diucapkan oleh pranatacara dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta seperti siraman, siraman merupakan suatu salah satu prosesi yang dilaksanakan sebelum pernikahan atau dikenal sebagai prosesi pra- mantu. Prosesi tersebut dilaksanakan bertujuan untuk membuka aura sang pengantin terlihat tampan dan juga cantik ketika acara pernikahan berlangsung.

Midodareni, malam midodareni merupakan rangkaian dari acara pra-mantu.

Prosesi ini dipercaya oleh masyarakat Jawa bahwa malam tersebut bidadari turun ke bumi dan menyambangi rumah mempelai wanita. Pada prosesi ini pengantin pria tidak diperkenankan untuk bertemu dengan mempalai wanita, yang diperbolehkan bertemu dengan mempelai wanita hanyalah para wanita seperti sanak saudara seperti, sepupu wanita, budhe, simbah putri, dsb.

Dalam penelitian diperlukan batasan penelitian supaya penelitian lebih rinci dan tidak meluas. Batasan dari penelitian ini yaitu pada register yang diucapkan oleh pranatacara, menyebutkan jenis register, fungsi register, serta makna register.

Peneliti mengikuti alur atau prosesi yang ada di lapangan, oleh karenanya peneliti

8 membatasi penelitian di setiap tahapannya yaitu tahap pra-mantu (siraman dan midodareni), mantu (ijab kabul dan upacara panggih), hingga pasca-mantu

(ngunduh manten atau boyong manten) yang terdapat dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut.

1. Istilah register apa sajakah yang digunakan dalam tuturan pranatacara pada

upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta?

2. Jenis register apa sajakah yang terdapat dalam tuturan pranatacara upacara

pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta?

3. Fungsi register apa sajakah yang terdapat dalam register dalam tuturan

pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta?

4. Makna apa sajakah yang terkandung dalam register tuturan pranatacara

upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah menyebutkan register apa saja yang terdapat dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta berdasarkan urutan tata cara prosesi upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta mulai dari prosesi pra-mantu, mantu, hingga pasca-mantu. Kemudian menyebutkan jenis register apa saja yang

9 ada dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

Menjelaskan fungsi serta makna register yang terdapat dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian “Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa

Gaya Yogyakarta” diharapkan mampu meberikan manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat penelitian secara teoritis “register merupakan istilah-istilah khusus yang digunakan dalam suatu lingkup, serta memiliki fungsi dan makna yang disesuaikan berdasarkan penggunaannya”. Manfaat lainnya diharapkan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti lainnya di bidang linguistik, khususnya linguistik Jawa dan register. Kajian yang dimaksud yaitu seperti jenis register yang terdapat dalam register prosesi maupun perlengkapan serta fungsi dan makna yang dimiliki register tersebut yang berasal dari tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Kajian ini bermanfaat untuk meningkatkan dan memberikan pengetahuan kepada pembaca di bidang sosiolinguistik khususnya variasi bahasa yang berupa register, khususnya register yang ada di dalam prosesi upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta yang berupa jenis, fungsi, dan makna dari register tersebut. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu meberikan informasi dan manfaat kepada pembaca.

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sosiolinguistik

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiolinguistik dan linguistik yang memiliki keterikatan erat. Sosiolinguitik merupakan ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa tersebut di dalam masyarakat. Diperlukan pemahaman mengenai sosiologi dan linguistik untuk mengetahui apa itu sosiolinguistik. Abdul Chaer dan Leonie

Agustina (2010: 2) menjelaskan bahwa sosiologi merupakan sebuah kajian objektif dan ilmiah tentang manusia dalam suatu masyarakat. Ilmu sosiologi berusaha mengetahui bagaimana terjadinya masyarakat, berlangsung dan tetap ada.

Mempelajari lembaga sosial serta masalah yang ada dalam masyarakat akan membantu mengetahui bagaimana mereka bersosialisasi dan menempatkan diri pada tempatnya masing-masing dalam masyarakat. Ilmu linguistik menjadikan bahasa sebagai objek kajian yang mempelajari bahasa.

Dalam buku Sign, Languge, and Behaviour (Abdul Chaer, 2010:3) Charles membicarakan bahasa sebagai sistem lambang, membedakan adanya tiga macam kajian bahasa berkenaan dengan fokus perhatian yang diberikan. Fokus pada lambang disebut dengan semantik, fokus diarahkan pada hubungan lambang disebut dngan sintatik, sedangkan fokus yang diarahkan pada hubungan antara lambang dengan penuturnya disebut dengan sosiolinguistik. Dilihat dari segi pendekatan bahasa sebagai sarana komunikasi atau interaksi dalam masyarakat, kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari bahasa.

11

Menurut J.A Fishman dalam (Chaer, 2010:3) berpendapat bahwa sosiolinguistik merupakan kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa karena ketiga unsur tersebut selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam suatu masyarakat tutur.

Kemudian menurut Kridalaksana (Chaer, 2010:3) berpendapat bahwa sosiolinguistik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa. Menurut (Nababan, 1984:2) menyatakan bahwa pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut sosiolinguistik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan bahasa dengan masyarakat. Sosilingusitik dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial yang ada dalam masyarakat dan menjadikan munculnya variasi bahasa dalam suatu masyarakat seperti register, khususnya register yang terdapat pada upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

1. Variasi Bahasa

Bahasa akan memiliki banyak variasi apabila sering digunakan oleh banyak orang. Variasi bahasa akan sangat dipengaruhi oleh penutur bahasa (Noels, K.A.,

2014). Chaer (2010:61) sebagai sebuah langue bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa tersebut. Wujud parole menjadu tidak seragam dikarenakan penutur bahasa tersebut berada dalam masyarakat tutur, bukan merupakan kumpukan manusia yang homogeny

12 menjadikan parole tidak seragam. Hal tersebut menjadikan bahasa memiliki berbagai variasi bahasa. Interaksi sosial juga dapat menjadi faktor pemicu munculnya variasi bahasa tidak hanya karena penuturnya.

Definisi variasi bahasa berdasarkan Hudson (1985:24) adalah variasi bahasa merupakan seperangkat bahasa dengan distribusi sosial yang serupa. Menurut

Chaer dan Leonie (2010:62) dalam hal variasi bahasa terdapat dua pandangan, pandangan yang pertama yaitu bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan fungsi bahasa tersebut. Pandangan yang kedua variasi bahasa sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Jadi dapat disimpulkan berdasarkan pandangan di atas bahwa variasi dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial.

C.A. Ferguson dan J.D Gumperz dalam Pateda (2015:61) menyampaikan bahwa dari segi definisi kita dapat melihat bahwa terdapat pola-pola bahasa yang sama. Pola-pola bahasa tersebut dapat dianalisis secara deskriptif, pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut digunakan penutur untuk berkomunikasi. Berdasarkan segi variasi bahasa dapat dilihat berdasarkan tempat, waktu, pemakai, situasi, dialek yang dihubungkan dengan sapaan, status, dan pemakainya.

Menurut Mc. David dalam Pateda (2015:62) variasi bahasa dapat dilihat dari dimensi regional, dimensi sosial, dan dimensi temporal. Menurut Halliday dalam

Chaer (2010:62) variasi bahasa dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan pemakainya yaitu dialek serta variasi bahasa berdasarkan pemakaian yang disebut dengan register. Dalam bukunya Chaer (2010:62) memberikan kesimpulan bahwa

13 variasi bahasa pertama-tama dibedakan berdasarkan penutur dan penggunaannya.

Berdasarkan penutur berarti siapa yang menggunakan bahasa itu, di mana tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya di dalam masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakan. Berdasarkan penggunaannya berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya, bagaimana situasi keformalannya.

Variasi bahasa dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria seperti yang di kemukakan oleh Chaer (2010:62-72) yaitu sebagai berikut:

1) variasi dari segi penutur, diantaranya yaitu berupa idiolek, dialek, kronolek,

dan sosiolek;

2) variasi dari segi pemakaian, diantaranya yaitu fungsiolek, ragam, dan register;

3) variasi dari segi keformalan, diantaranya yaitu ragam beku, ragam resmi, ragam

usaha, ragam santai, dan ragam akrab;

4) variasi dari segi sarana, diantaranya yaitu ragam lisan atau ragam tulis

menggunakan sarana atau alat seperti telepon, telegraf, dan lain sebagainya.

Keempat variasi di atas memiliki kajian fokus masing-masing. Variasi dari segi penutur melihat siapa yang manggunakan bahasa tersebut, dari mana asalnya, bagaimana kedudukannya, dan apa jenis kelaminya. Kemudian variasi dari segi pemakaian yaitu bahasa digunakan untuk keperluan di bidang apa. Variasi dari segi keformalan yaitu melihat bahasa dari sisi tingkat formalitasnya. Kemudian variasi yang keempat adalah dari segi sarana melihat dari sarana yang digunakan.

14

Variasi bahasa juga dibagi menjadi menjadi beberapa macam oleh Nababan

(1984:14) yaitu menjadi empat macam yaitu:

1) kronolek, variasi bahasa berdasar pada perkembangan waktu;

2) fungsiolek, variasi bahasa berdasar pada situasi bahasa atau tingkatan

formalitas;

3) sosiolek, variasi bahasa berdasar pada kelompok sosial;

4) dialek, variasi bahasa yang mengacu pada daerah atau lokasi geografis.

Tabel 1. Variasi Bahasa Variasi Bahasa Chaer Nababan Segi Penutur 1. Idiolek Kronolek Dipengaruhi 2. Dialek perkembangan waktu. 3. Kronolek 4. Sosiolek Segi Pemakaian 1. Fungsiolek Fungsiolek Dipengaruhi oleh 2. Ragam situasi bahasa 3. Register (tingkatan formalitas). Segi Keformalan 1. Ragam Beku Sosiolek Dipengaruhi oleh 2. Ragam Resmi kelompok sosial. 3. Ragam Usaha 4. Ragam Santai 5. Ragam Akrab Segi Sarana 1. Ragam Lisan Dialek Mengacu pada daerah 2. Ragam Tulis atau lokasi geografis.

Diolah dari : Chaer (2010), Nababan (1984)

Variasi di atas hampir mengacu kepada aspek yang sama, namun dari segi karakteristiknya berbeda. Disimpulkan bahwa setiap pengelompokan variasi bahasa memiliki karakteristik yang membedakan dengan variasi lainnya. Kedudukan register dalam variasi bahasa mengacu pada aspek yang sama yaitu berdasar kepada segi pemakaiannya atau dari segi fungsi bahasanya.

15

2. Register a. Definisi Register

Register merupakan gaya bicara yang berbeda dan merupakan cerminan dari identitas hubungan, status sosial, serta lingkungan penutur dan penerima (Wagner,

L., Vega-Mendoza, M,& Van Horn, S, 2014). Register merupakan linguistik yang dikaitkan dengan budaya secara internal dengan menggunakan praktik sosial tertentu dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (Agha, Asif, 2000). Register merupakan variasi bahasa berdasarkan segi pemakaiannya dan sering dikenal dengan bahasa berdasarkan fungsinya yang erat dikaitkan dengan dialek. Dialek dan register tentu berbeda, menurut Halliday dalam Chaer (2010:62) menyatakan bahwa variasi bahasa berdasarkan pemakainya disebut dialek, sedangkan variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya disebut dengan register. Guillermo Solano

(2006:2357) berpendapat bahwa register mengacu kepada variasi bahasa yang ditentukan menggunakan situasi maupun konteks. Pendapat tersebut didukung oleh

Yu, J. (2017) yaitu register dipengaruhi oleh sebuah konteks berbeda dengan dialek yang hanya dipengaruhi oleh penggunanya.

Menurut Halliday dalam Ruqaiya Hasan (2005:176) berpendapat bahwa register merupakan variasi bahasa yang berbeda pada setiap tingkat, bentuk, dan varietas lain dari bahasa yang sama, dibedakan berdasarkan fungsinya. Menurut

Spolsky dalam Imron (2017:28) dia memberikan pendapat bahwa register merupakan variasi bahasa yang dihubungkan dengan fungsi khusus. Sedangkan menurut (Brown, 2015:110) fitur yang dikonsep secara luas dalam hal dialek serta register merupakan variasi bahasa yang ditentukan oleh pengguna atau komunitas

16 dengan menggunakan situasi. Dapat disimpulkan menurut mereka register merupakan variasi bahasa yang memiliki fungsi khusus yang ditentukan berdasarkan penggunanya maupun sebuah komunitas.

Register menurut Halliday (1994:54) merupakan konsep semantik yang didefinisikan sebagai susunan makna yang dihubungkan secara khusus dengan susunan tertentu dari medan, pelibat, dan sarana. Ungkapan susunan makna register termasuk juga ungkapan dari ciri leksiko gramatis dan fonologis yang secara khusus menyertai atau menyatakan makna- makna. Kemudian Ruqaiya Hasan (2005:176) berpendapat bahwa register memiliki ciri-ciri penunjuk dapat berupa kata, penanda gramatis tertentu atau penanda fonologis yang berfungsi memberikan tanda tentang register yang dimaksud. Bahasa yang digunakan memiliki khas sehinggal pola-pola khas tersebut akan berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Hartman dan Stork dalam Alwasilah (1985:63) berpendapat bahwa register sebagai satu variasi bahasa yang digunakan untuk tujuan khusus, sebagai kebalikan dari dialek yang variasi bahasanya disebabkan oleh penuturnya. Alwasilah

(1985:64) menuturkan tentang batasan register yang lebih sempit dikarenakan tiga hal berikut:

1) Pokok pembicaraan, berdasarkan pada tujuan dan pokok masalahnya.

Contohnya: kail, jala, judi, dll.

2) Modus pembicaraan, berdasarkan pada alat pembicaraan.

Contohnya: bahan cetak, surat tertulis, tipe rekorder, dll.

3) Tingkah pembicaraan, bedasarkan pada hubungan antar pelibat.

Contohnya : fomal, intim, biasa, dll.

17

Parera (1993:133) menuturkan bahwa register sebagai satu variasi dalam tutur yang dipergunakan oleh sekelompok orang tertentu yang disesuaikan dengan profesi dan perhatian yang sama. Di sisi lain Wardhaugh (2006:52) menyatakan register merupakan permasalahan dari variasi bahasa, yaitu seperangkat bahasa yang berhubungan dengan ciri kelompok atau masyarakat tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa register merupakan variasi bahasa yang berdasar kepada segi pemakaiannya. Register memiliki makna dan tujuan khusus, dan dapat dibatasi oleh beberapa hal.

Pokok Pembicaraan Tujuan dan Pokok Masalah

Register Modus Pembicaraan Alat Pembicaraan

Tingkah Pembicaraan Hubungan antar Pelibat

Gambar 1. Batasan Register Diolah dari : Alwasilah (1985)

b. Jenis Register

Register memiliki berbabagai macam variasi, kemudian kategori register dapat beragam mulai dari penggunaan bahasa dan maknanya yang sepit dan juga terbatas, sampai dengan makna serta penggunaan bahasanya yang terbuka dan juga bebas. Berdasarkan beberapa register terdapat register tertentu yang jumlah makna keseluruhan tetap atau bisa juga menjadi sangat kecil, kemudian pada register yang lain macam wacananya luas atau bahkan dibuat-buat. Variasi atau jenis register

18 menurut Halliday (1994: 53) dibagi menjadi dua yaitu register terbatas dan register terbuka. a) Register Terbatas

Register terbatas adalah register yang memiliki jumlah makna kecil dan terbatas. Register terbatas merupakan register yang tidak memiliki tempat untuk individualitas serta kreativitas serta sangat jarang dipakai, atau mungkin hanya dipakai oleh kalangan tertentu. Register ini memiliki jumlah kata serta makna yang terbatas dan sering dikenal dengan register ekstrim. Seperti pada lingkungan pekerjaan tertentu yang membatasi jumlah kata dan sebagainya, karena keterbatasannya maka orang di lingkungan pekerjaan tersebut menggunakan kode angka dsb. Atau bahasa-bahasa dalam bidang penerbangan yang harus dipelajari oleh orang-orang yang berkecimpung di dalamnya.

Terbatasnya penggunaan makna serta bahasa pada jenis ini juga dapat dilihat ketika terjadinya perang dunia ke dua, pesan pesan yang disampaikan ketika perang sangat diawasi dengan ketat dan panjangnya dibatasi panjangnya hanya sekitar seratus kata. Karena terbatasnya jumlah maka berita tidak perlu ditransmisikan, meski demikian berita yang ditransmisikan hanya berupa angka. Register tersebut merupakan register yang jumlah beritanya terbatas sehingga tidak memerlukan pengiriman data berupa kata cukup nomor indeknya saja.

Register dengan makna dan kata yang terbatas ini beberapa diantaranya merupakan bentuk untuk merefleksikan asal usul suatu budaya seperti pada register yang digunakan dalam buku not musik. Dalam buku tersebut banyak sekali menggunakan istilah dalam bahasa Itali dikarenakan bahasa Itali merupakan bahasa

19 pertama yang digunakan dalam persebaran musik di Eropa pada abad ke-15

(Halliday dan Hassan, 1994: 53-54). Register terbatas yang juga merekfleksikan asal usul budaya yaitu seperti register pada upacara pernikahan adat jawa gaya

Yogyakarta, dimana istilah atau kata serta makna yang digunakan terbatas dan hanya dipahami oleh kalangan tertentu, contohnya seperti pisang sanggan, siraman, majang tarub, bleketepe dan sebagainya. bahasa yang digunakan tentu menggunakan bahasa daerah tersebut, yaitu bahasa jawa dialek Yogyakarta. b) Register Terbuka

Register terbuka merupakan register yang memiliki makna lebih luas serta didukung dengan penggunaannya yang bukan hanya pada kalangan terbatas. Makna register pada jenis ini lebih mudah difahami dibandingkan makna pada register terbatas yang difahami oleh orang-orang tertentu. Register terbuka memuat kata atau kosakata khusus dalam suatu bidang tertentu yang masih bisa difahami oleh orang di luar bidang tersebut. Hal tersebut bisa dikarenakan adanya perkembangan budang ilmu dalam kehidupan manusia, atau beberapa bidang ilmu muncul namun istilahnya sudah banyak digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Register terbuka bisasanya menggunakan menggunakan bahasa yang tidak resmi atau spontan meski tidak selalu. Register ini tidak ada situasi makna pada tingkat tertentu. Register terbuka memiliki makna yang lebih luas dan lebih banyak kosakata dibandingkan dengan register terbatas serta dapat berkembang seiring dengan perkembangan bidang tersebut. Register terbuka biasanyaterdapat pada majalah, dokumen, berita, serta bahasa-bahasa yang digunakan dalam percakapan di lingkungan masyarakat seperti pada kegiatan jual beli di pasar, bahasa

20 komunikasi murid dan guru, dan lain sebagainya. Jenis register ini dapat kita temui pada cara seseorang menyampaikan tuturannya ketika percakapan sehari-hari, hal tersebut merupakan wacana yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain secara spontan. Antara penutur dan lawan tutur akan saling memahami dengan cara membuat prediksi di bawah sadar mengenai apa yang disampaikan oleh orang lain kepada mereka (Halliday dan Hassan, 1994: 54-55).

Jenis register terbuka dapat dijumpai di berbagai bidang, seperti pada tuturan pranatacara atau pembawa acara pernikahan adat jawa gaya Yogyakarta. Dalam tuturannya selain kita menemukan jenis register terbatas namun tetap dijumpai jenis register terbuka seperti akad nikah, pelaminan, dan lain sebagainya. Istilah tersebut sering sekali kita dengar dan sudah familiar di kehidupan sehari-hari. c. Fungsi Register

Fungsi register dalam mengungkap maksud dan tujuan dengan menggunakan variasi tuturan yang tidak sama atau berbeda-beda. Fungsi register memiliki begitu banyak macam dan tentunya berbeda-beda. Menurut beberapa ahli fungsi register yang sesuai dengan penelitin ini adalah meliputi fungsi instrumental, interaksi, kepribadian, heuristik, imajinasi, informasi, regulasi, dan representasi. Berikut merupakan fungsi register menurut beberapa ahli.

1) Fungsi Instrumental,

Fungsi instrumental merupakan fungsi bahasa yang berorientasi pada pendengaran atau lawan tutur. Fungsi instrumental penghasil suatu kondisi dan penyebab adanya suatu peristiwa tertentu terjadi Halliday (dalam Sudaryanto, 1990:

14). Bahasa digunakan untuk mengatur tingkah laku pendengar sehingga lawan

21 tutur mau mengikuti atau menuruti kata penulis. Hal yang dimaksud dapat berupa permintaan, himbauan, rayuan, perintah, atau permohonan (Alwasilah, 1985: 27).

Halliday (dalam Tarigan 1986: 5) menyebutkan bahwa fungsi ini juga merupakan fungsi yang melayani pengelolaan lingkungan, sehingga menyebabkan peristiwa tertentu terjadi.

2) Fungsi Regulasi

Fungsi regulasi adalah fungsi yang bertugas sebagai pengendali atau pengawas dapat juga pengatur peristiwa (Halliday dalam Sudaryanto, 1990: 14). Fungsi regulasi bertugas untuk mengendalikan langkah atau laku seseorang yang dapat berupa ancaman, larangan, sebuah peraturan dapat juga yang lainnya.

Sesungguhnya fungsi ini tidak jauh dengan fungsi instrumental, hal tersebut yang menjadi sulit dibedakan.

3) Fungsi Interaksi

Fungsi interaksi menurut Halliday dalam Sudaryanto (1990: 15) merupakan penjamin serta untuk memantapkan ketahanan serta kelangsungan komunikasi.

Register dalam hal ini sangatlah berperan penting dalam interaksi sosial seperti hubungan komunikasi antar sesama, kemudian memelihara hubungan solidaritas tanpa perpecahan. Bahasa yang diungkapkan dalam fungsi interaksi ini dapat berlangsung secara terus menerus sehingga dapat menjadi suatu kebiasaan yang menghasilkan pola seperti berjumpa, berkenalan, menanyakan keadaan, berpamitan, dan lain sebagainya (Alwasilah, 1985: 28). Menurutnya fungsi interaksi tersebut tidak hanya melalui bahasa namun dengan para linguistik seperti

22 isyarat, kontak fisik, berjabat tangan, lambai tangan, tersenyum dan lain sebagainya.

4) Fungsi Kepribadian atau Personal

Fungsi kepribadian atau personal adalah fungsi bahasa yang berorientasi pada penutur. Bahasa digunakan untuk menyatakan hal-hal yang bersifat pribadi. Dalam hal ini penutur menyampaikan atau mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Menurut Halliday (dalam Sudaryanto, 1990: 15) menyatakan bahasa memiliki peran sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan, emosi yang bersifat personal serta reaksi yang mendalam. Melalui bahasa yang digunakan seseorang, bahasa dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahu sifat seseorang. Maka dari itu penangkap tuturan akan mampu menduga apa yang penutur rasakan seperti perasaan marah, sedih, kecewa, dan lain sebagainya (Alwasilah, 1985: 27).

5) Fungsi Pemecahan Masalah atau Heuristik

Fungsi Heuristik yaitu fungsi pemakaian bahasa yang terdapat dalam ungkapan yang meminta, menurut, atau menyatakan suatu jawaban terhadap suatu masyarakat atau persoalan bahasa yang digunakan biasanya sebagai alat untuk mempelajari segala hal, menyelidiki realitas, mencari fakta-fakta dan penjelasan. Menurut

Halliday (dalam Tarigan, 1986: 6) fungsi heurisik adalah fungsi yang melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta mempelajari seluk beluk suatu lingkungan. Fungsi tersebut digunakan untuk mempelajari sesuatu guna memperoleh pengetahuan yang bersifat nyata dengan fakta yang jelas. Fungsi heuristik disampaikan oleh Halliday (dalam Sudaryanto, 1990: 15) mengingatkan pada apa yang dikenal dengan pertanyaan.

23

6) Fungsi Hayal atau Imajinasi

Fungsi hayal atau imajinasi yaitu fungsi pemakaian bahasa yang berorientasi pada amanat atau maksud yang akan disampaikan. Bahasa dalam fungsi ini digunakan dan menyampaikan pikiran atau gagasan dan perasaan penutur atau penulis. Fingsi ini merupakan fungsi yang merujuk pada pencipta sistem gagasan atau kisah yang bersifat imajinatif (Halliday dalam Sudaryanto, 1990: 15).

Contohnya seperti bahasa-bahasa yang digunakan dalam karya fiksi merupakan salah satu contoh penggunaan bahasa yang bersifat imajinatif.

7) Fungsi Informasi

Fungsi informasi yaitu pemakaian bahasa yang berfungsi sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain (Halliday dalam Nababan, 1984:42).

8) Fungsi Representasi

Fungsi representasi merupakan penggunaan bahasa yang membuat pertanyaan atau menyampaikan fakta-fakta serta pengetahuan dan menjelaskan atau melaporkan, menggambarkan realitas yang sebenarnya seperti yang dilihat seseorang (Halliday dalam Tarigan, 1986: 5). Fungsi ini menurut Halliday dalam

Sudaryanto (1990: 14-15) merupakan fungsi yang berperan sebagai pebuat atau pencipta pernyataan, penyampaian fakta, penjelas, kemudia pelapor realitas yang sebenarnya sebagaimana aslinya.

Fungi utama dari bahasa yaitu sebagai alat komunikasi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa register merupakan bahasa khas atau bahasa khusus yang digunakan oleh suatu masyarakat dengan makna, tujuan serta memiliki

24 fungsi tertentu. Sesuai dengan penelitian ini maka register merupakan istilah-istilah khusus yang digunakan dalam tata upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. d. Makna

Steveson Pateda (2010:82) menyatakan bahwa apabila seseorang menafsirkan makna sebuah lambang, berarti ia memikirkan bagaimana lambang tersebut, berarti merupakan keinginan untuk menghasilkan jawaban tertentu dengan kondisi tertentu pula. Sedangkan Ogden dan Richards dalam Pateda (2010:82) menyimpulkan bahwa makna merupakan perbendaharaan kata yang intrinsik, serta hubungan dengan benda-benda lainnya yang unik yang tidak dapat dianalisis, penggunaan lambang mengacu pada apa yang dimaksud. Berbeda dengan pendapat Santoso

(2003:9) makna merupakan konsep atau gagasan atau ide yang berada secara padu bersama satuan kebahasaan menjadi penandanya yang berupa kata, frasa, bahkan kalimat. Makna dengan referen merupakan hal yang berbeda, makna terletak di antara bentuk dan referen ysng menghubungkan bentuk dengan referen, sedangkan referen berada di luar bahasa yang dirujuk menggunakan bahasa. Keberhasilan sebuah komunikasi, seorang komunikator harus mengindikasikan apa yang ingin dia sampaikan kepada pendengar sehingga infomasi akan tersampaikan dengan baik. Sehingga pendengar mampu menangkap dan memaknai apa yang disampaikan (Del Saz-Rubio, M. M, 2018).

Penelitian ini membagi makna menjadi jenis primer dan skunder. Makna jenis primer didefinisakan oleh Santoso (2003:19) sebagai makna inti. Makna ini berkenaan dengan makna denotatif, makna leksikal dan makna literal, yaitu makna yang dapat dipahami tanpa bantuan konteks. Sedangkan makna sekunder adalah

25 makna yang dapat dipahami apabila menggunakan konteks. Makna sekunder juga biasa dikenal dengan makna figuratif dan masih mencakup makna gramatikal.

Mengenai medan makna atau yang biasa dikenal dengan medan leksikal, merupakan bagian sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan tertentu dan direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang memiliki makna berkaitan (Santoso, 2003:36). Jadi medan makna merupakan seperangkat unsut leksikal yang maknanya saling berkaitan dan membentuk sebuah medan. Medan makna dalam penelitian ini yaitu mendan makna di bidang kebudayaan. Berdasarkan pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahawa jenis makna terdiri dari jenis primer dan jenis sekunder. Kemudian medan makna pada penelitian ini yaitu mendan makna di bidang kebudayaan.

Makna

Makna Primer Makna Sekunder Medan Makna (Kebudayaan)

Gambar 2. Makna Diolah dari : Santoso (2003) e. Perbedaan Register dengan Dialek

Register dan dialek masuk ke dalam kategori variasi bahasa, namun register dan variasi bahasa berbeda seperti yang dikemukakan Halliday dalam Chaer (2010:62) menyatakan bahwa variasi bahasa berdasarkan pemakainya disebut dialek, sedangkan variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya disebut dengan register. Sikap dari penutur yang mempengaruhi bahasa menjadikan variasi bahasa berupa dialek

(Ioannidou, E, 2017). Jadi sangat jelas terlihat bahwa dialek adalah variasi bahasa

26 yang didasarkan oleh siapa penuturnya, dari mana asal si penutur, kedudukan si penutur dalam sosial masyarakat, jenis kelamin si penutur, dll. Sedangkan register adalah variasi bahasa dari segi pemakaiannya, bidang penggunaannya, gaya atau tingkat keformalannya dan sarana penggunaanya. f. Perbedaan Register dengan Jargon

Register dan jargon juga masih termasuk ke dalam variasi bahasa. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa register adalah variasi bahasa yang berdasar kepada segi pemakaiannya sedangkan jargon merupakan bagian dari variasi bahasa yang berdasar kepada penuturnya. Halliday dalam Ruqaiya Hasan (2005:176) berpendapat bahwa register adalah variasi bahasa yang berbeda pada setiap tingkat, bentuk, dan varietas lain dari bahasa yang sama, dibedakan berdasarkan fungsinya.

Sedangkan jargon menurut Hartman dan Stork dalam Alwasilah (1985:61) merupakan kumpulan istilah dan ungkapan yang dipakai satu kelompok sosial atau kelompok pekerja, akan tetapi tidak dipakai oleh masyarakat bahkan tidak dimengerti oleh masyarakat ujaran secara keseluruhan. g. Kedudukan Register Kebudayaan dalam Subvariasi Bahasa

Register merupakan istilah khusus yang digunakan dalam suatu lingkup serta memiliki fungsi khusus. Register termasuk dalam variasi bahasa, variasi bahasa berdasarkan pemakainya.

27

Kedudukan register dapat dilihat pada bagan berikut:

Variasi Bahasa

Pemakai Pemakaian

Register Idiolek Dialek

Pokok Alat Tingkat Sosiolek Kronolek Dialek Pembicaraan Pembicaraa Keformalan Regional n

Pendidikan Baku Lisan Tulis Kelas Kelompok Kebudayaan Formal Sosial: Sosial: Usaha  Akrolek  Slang Kedokteran  Basilek  Jargon Santai  Kolokial  Argot Pertanian  Ken Intim

Gambar 3. Register Kebudayaan di antara Subvariasi Bahasa Diolah dari: Alwasilah (1985), Chaer dan Leonie (2010), Hudson (1985).

B. Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta

1. Pengertian Upacara Pernikahan Adat Gaya Yogyakarta

Tata upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta sesungguhnya berkiblat atau bisa dikatakan mencontoh dari tata cara upacara pernikahan kraton

Yogyakarta. Menurut Suwarna (2002) menuturkan bahwa dalam perkembaganya di masyarakat, tata cara upacara pernikahan yang bersumber pada kraton telah mengalami perubahan atau variasi menyesuaikan dengan masyarakat setempat.

Dalam buku Suwarna (2006:17) Poerbatjaraka menuturkan bahwa orang Jawa memang pandai menambah dan mengubah.

28

Dalam bukunya (Suwarna 2006) menyatakan bahwa pada dasarnya upacara pernikahan adat Yogyakarta memiliki tiga tahap yaitu pra-mantu, prosesi-mantu, dan pasca-mantu. Prosesi-prosesi ini masih dibagi menjadi beberapa bagian lagi antara lain pada tahap pra-mantu yaitu ada lamaran, asok tukon, paningset, dan srah-srahan. Tahap kedua yaitu prosesi-mantu di sini dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain majang tarub, sengkeran, siraman, upacara ngerik, midodareni, ijab, panggih pengantin, pawiwahan pengantin, dan pahargyan. Pada tahap majang tarub dibagi lagi menjadi beberapa bagian kegiatan yaitu majang dan tarub, dalam kegiatan ini terdapat kegiatan majang, cethik geni, dan tarub. Kegiatan selanjutnya yaitu ada sengkeran, siraman, kemudian upacara ngerik, midodareni. Prosesi berikutnya adalah ijab dan panggih pengantin, pawiwahan pengantin, dan yang terakhir dalam prosesi-mantu adalah pahargyan atau disebut juga resepsi pernikahan. Tahap selanjutnya atau tahapa yang terakhir adalah tahap pasca-mantu, terdapat beberapa bagian tahapan yaitu boyong pengantin, dan acara-acara khusus lainnya seperti langkahan, bubak kawah, dan tumplak punjen. a. Tahap Pra-mantu

Pada tahap pra-mantu dibagi menjadi beberapa prosesi antara lain yaitu nontoni, lamaran, asok tukon, paningset dan, srah-srahan. Tahapan ini memiliki tujuan dan makna, dalam tahapan ini dieperlukan beberapa perlengkapan dalam pelaksanaannya. Sulistyobudi berpendapt bahwa pada prosesi nontoni pihak keluarga pria mengirim utusan disetai pemuda yang akan dijodohkan (Suwarna,

2006: 27). Prosesi ini bertujuan agar kedua belah pihak pengantin saling mengenal dan dapat mengenal lebih dekat. Prosesi selanjutnya adalah lamaran, dalam prosesi

29 ini orang tua dari pihak pria mengadakan lamaran atau pinangan kepada pihak wanita. Prosesi lamaran merupakan suatu upaya penyampaian permintaan untuk memperistri seorang putri (Bratasiswara, 2000:385). Jadi tujuan prosesi ini adalah penyampaian permintaan dari pihak laki-laki untuk meminang pihak wanita.

Prosesi asok tukon berarti pemberian sejumlah uang dari pihak keluarga calon pengantin pria kepada keluarga calon pengantin wanita sebagai pengganti tanggung jawab orang tua yang telah mendidik dan membesarkan calon pengantin wanita

(Bratasiswara, 2000:822). Pemberian asok tukon secara tradisonal dilakukan sebelum paningset akan tetapi sekarang dilakukan bersama dengan paningset atau srah-srahan supaya lebih praktis. Kemudian prosesi berikutnya yaitu paningset, prosesi ini bertujuan mengikat calon wanita sebagai calon menantu agar tidak berpaling pada pilihan lain. Prosesi ini memerlukan beberapa perlengkapan yang harus disiapkan yaitu seperti, pisang sanggan, suruh ayu, benang lawe, sarana pangadining sarira dan miwah pangadining busana, kemudian sindur, kain truntum, perhiasan, jadah, , jenang, buah, nasi golong, uang, dan pelagkah atau pamesing sesuai keadaannya. Prosesi yang terakhir adalah prosesi srah- srahan, prosesi ini adalah upacara penyerahan barang-barang dari pihak calon pengantin pria kepada calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita dan orangtuanya sebagai hadiah atau bebana menjelang upacara panggih (Bratasiswara,

2000:737). b. Tahap Mantu

Tahap Mantu merupakan bagian paling inti serta paling penting dalam sebuah prosesi pernikahan. Tahapan ini dibagi menjadi beberapa prosesi yaitu majang

30 tarub, sengkeran, siraman, upacara ngerik, midodareni, ijab, panggih pengantin, pawiwahan pengantin, dan pahargyan. Pada prosesi yang pertama tedapat tiga tahapan yaitu majang, cethik geni, dan tarub. Majang memiliki arti menghias, majang dalam prosesi ini yaitu menghias rumah pemangku hajat, tempat yang dihias biasanya di depan rumah dan kamar pengantin. Perlengkapan yang disiapkan untuk prosesi ini ada 20 jenis seperti sekul wuduk, sekul golong, sekul pulen, dll.

Tahap selanjutnya yaitu cethik geni menghidupkan atau membuat api yang akan digunakan untuk menanak nasi dengan segala pirantinya. Cethik geni dilakukan di dapur pengantin wanita tempat dimana digunakan untuk memasak jamuan.

Menurut Adrianto (1998:3) tarub di lingkungan keraton Yogyakarta diartikan sebagai suatu atap sementara di halaman rumah yang dihias dengan janur melengkung pada tiangnya dan bagian tepi tarub untuk perayaan pengantin.

Sebelum tarub dipasang, dibuatkan semacam pintu gapura tarub. Pemasangan tarub diawali dengan pemasangan bleketepe oleh bapak dan ibu pemangku hajat.

Bleketepe adalah anyaman yang terbuat dari daun kelapa. Prosesi berikutnya adalah tuwuhan, pemasangan tarub dilengkapi dengan pasang tuwuhan. Tuwuhan merupakan pajangan mantu yang berupa perpaduan dari batang buah daun tertentu yang dipajang di gapura tarub depan rumah. Pemasangan majang, tarub, dan tuwuhan dilakukan secara berurutan dan dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman.

Prosesi berikutnya ada sengkeran, siraman, dan upacara ngerik. Menurut

Suwarna (2006:97) sengkeran berasal dari kata sengker yang artinya dipingit sedangkan menurut Sudaryanto dan Pranowo (2001:944) tumrap calon penganten

31 utawa pingitan-dipingit bagi pengantin atau pingitan yang artinya calon pengantin atau pingitan dipingit. Siraman adalah upacara kembang bagi pengatin pria dan wanita. Bertujuan untuk membuka pamor atau aura kedua calon pengantin.

Supaya wajah pengantin Nampak bercahaya. Kemudian ngerik, menurut Sardjono

Yosodipuro (1996:35-38) menguraikan bahwa ngerik adalah menghilangkan bulu- bulu halus yang tumbuh di sekitar dahi supaya nampak bersih dan bercahaya.

Prosesi berikutnya ada prosesi midodareni, dalam acara midodareni biasanya kegiatan yang dilaksanakan yaitu jonggolan, tantingan, midodareni, dan majemukan. Upacara berikutnya yaitu ijab yang dilanjutkan dengan upacara panggih. Upacara panggih yaitu pertemuan pengantin pria dan wanita setelah akad nikah. Dalam upacara panggih banyak sekali prosesi yang dilalui. Kemudian dilanjutkan dengan pawiwahan pengantin atau pesta pengantin yang dilangsungkan setelah upacara panggih. c. Tahap Pasca-mantu

Pada tahap ini pasca-mantu dibagi menjadi beberapa prosesi yaitu boyong penganten dan acara-acara khusus. Boyong penganten dilaksanakan pada hari kelima setelah pengantin tinggal di kediaman orang tua pengantin wanita. Acara selanjutnya yaitu acara-acara khusus, acara yang dimaksud adalah seperti langkahan, bubak kawah, dan tumplak punjen. Langkahan biasanya dilakukan apabila calon pengantin wanita mendahului menikah dari kakak perempuan ataupun laki-laki. Bubak kawah yang berarti membuka kawah, menurut Sutawijaya dan

Yatmana (1990:25) adalah upacara adat yang dilaksanakan ketika orang tua mantu

32 pertama atau terakhir. Acara khusus selanjutnya yaitu tumplak punjen, tumplak punjen biasanya dilaksanakan pada mantu yang terakhir.

2. Register dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta

Register dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta merupakan istilah-istilah khusus yang terdapat dalam upacara pernikahan tersebut. Istilah tersebut digunakan untuk menyebutkan perlengkapan serta prosesi yang ada dalam pelaksanaan upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Penelitian ini difokuskan pada pencatatan istilah-istilah khusus dari nama-nama peralatan dan prosesi namun hanya yang disampaikan oleh pranatacara, karena penelitian ini akan berfokus pada tuturan yang disampaikan oleh pranatacara. Istilah-istilah tersebut selanjutnya dikaitkan dengan fungsi informasi, yang berarti bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi kepada orang lain supaya bisa difahami. Selain fungi istilah-istilah penting tersebut dikaitkan dengan jenis, makna serta faktor-faktor yang mempengaruhi.

Istilah-istiah yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta seperti, siraman, midodareni, ngerik tidak lazim digunakan pada upacara lainnya meski ada kesamaan nama atau istilah tentu akan memiliki fungsi yang berbeda. Prosesi upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pra-mantu, mantu, dan pasca-mantu. Ketiga tahapan tersebut akan dibahas sesuai dengan urutan prosesi yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada umumnya yaitu pada prosesi tahap pra-mantu yang terdiri dari prosesi siraman dan midodareni, kemudian tahapan mantu yang terdiri dari ijab kabul, panggih dan pawiwahan, tahapan yang terakhir yaitu pasca-mantu yang

33 terdiri dari prosesi ngunduh mantu serta boyong manten. Dalam penulisan hasil pembahasan dan penelitian akan diurutkan sesuai dengan tahapan di atas.

MAKNA

REGISTER JENIS UPACARA

FUNGSI

MANTU PASCA PRAMANTU MANTU

SIRAMAN IJAB KABUL NGUNDUH MANTU MIDODARENI PANGGIH BOYONG MANTEN

Gambar 4. Register dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta Diolah dari: Suwarna (2006)

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang sudah dilakukan oleh Susilawati Dwi Agustina pada tahun 2013 dengan judul “Register

Rias Paes Ageng Kaningaran Panganten Gagrag Yogyakarta”. Penelitian ini membahas tentang register yang ditemukan pada pekerjaan rias pengantin khususnya pada rias paes ageng kaningaran gagrag Yogyakarta. Sumber data penelitian tersebut ada dua yaitu data pokok yang diperoleh melalui wawancara

34 dengan juru rias yang sudah ahli dalam bidangnya, dan sumber data pendukung yang berwujud sumber tertulis yang sesuai atau berkaitan degan tata rias pengantin.

Di sini terdapat persamaan bidang yang akan dikaji yaitu register dalam suatu objek, namun objek dan sumber data yang akan diteleti berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati Dwi Agustina. Objek yang akan di teliti oleh peneliti yaitu register dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Sedangkan

Susilawati Dwi Agustina membahas tentang register yang ada dalam rias pengantin kaningaran gagrag Yogyakarta.

Penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang sudah dilakukan oleh Pratomo Widodo pada tahun 2000 dengan judul “Register

Pemanduan Wisata”. Penelitian ini membahas tentang bentuk, jenis, makna register, serta konteks yang menyertai penggunaan register yang terjadi pada pemandu wisata. Istilah istilah khusus yang sering digunakan dalam komunikasi pemanduan wisata. Objek penelitian ini adalah register yang digunakan dalam pemanduan wisata kemundian subjek penelitian yaitu penutur yang terlibat dalam pemanduan wisata. Di sini terdapat kesamaan objek penelitian yaitu berupa register, yang berbeda adalah lingkup penelitiannya atau subjek penelitiannya serta jenis bahasa register yang diteliti.

Penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Guillermo Solano pada tahun 2006 dengan judul “Language,

Dialect, and Register: Sociolinguistics and the Estimation of Measurement Error in the Testing of English Language Learners”. Kesamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama memiliki objek berupa register, namun subjek penelitian sangatlah

35 berbeda. Penelitian ini membahas tentang persimpangan psikometri dan sosiolinguistik dalan pengujian bahasa Inggris (ELLs) dan yang menjadi pembahasan atau objek berupa bahasa, dialek, dan register sebagai sumber kesalahan pengukuran.

Penelitian selanjutnya yang relevan yaitu penelitian pada tahun 2016 yang dilkukan oleh Douglas Biber. Penelitian ini berjudul “Register Variation on the

Searchable Web: A Multi Dimensional Analysis”. Penelitian ini membahas tentang pendokumentasian pola variasi linguistik salah satunya yaitu register. Penelitian ini menggunakan analisis MD, peneliti tersebut menjelajahi dimensi variasi linguistik yang ada pada web yang ditelusuri. Peneliti juga membahas persamaan serta perbedaan antara daftar web tersebut. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang nantinya akan dikaji yaitu sama-sama membahas tentang register sebagai objek penelitian.

Penelitian selanjutnya yang dianggap relevan yaitu penelitian dengan judul

“Register Pedangang Buah: Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di Kota

Padang” yang ditulis oleh Imron Hadi pada tahun 2017. Penelitian ini membahas juga membahas tentang register dengan subjek pedagang buah di kota Padang.

Penelitian ini meneliti register dari aspek mulai dari jenis hingga fungsi yang digunakan oleh para pedagang buah di kota tersebut. Kemudian hasil dari penelitian

Imron Hadi yaitu konsultatif, intim, dan delibegratif kemudian untuk fungsi register yaitu meliputi fungsi informatif, personal, interaktif, dan instrumental. Jadi secara garis besar penelitian ini memiliki hasil bahwa pedagang buah menggunakan jenis serta fungsi register tertentu berdasarkan ragam atau jenis buah yang mereka jual.

36

Persamaan dengan penelitian yang nantinya akan penulis jalani yaitu sama-sama memiliki objek register, serta salah satunya membahas jenis dan fungsi register tersebut, sedangkan dari segi subjek penelitian Imron membahas tentang register perdagangan.

Penelitian yang dianggap relevan selanjutnya yaitu penelitian pada tahun 2015 yang dilakukan oleh David West Brown. Penelitian tersebut berjudul “Dialect and

Register Hybridity: A Case from Schools”. Penelitian yang dilakukan oleh David juga memiliki objek penelitian register, namun tidak hanya register yang dijadikan obejek penelitian ini. Penelitian ini menjadikan dialek dan register sebagai objek penelitiannya. Penelitian ini membahas tentang studi kasus tentang pengeksplorasian praktik penulisan akademik yang dilakukan oleh beberapa siswa sekolah menengah berbahasa Inggris di Amerika Latin. Fokus penelitian ini yaitu pada interaksi dialek dan register.

Penelitian relevan berikutnya yaitu penelitian pada tahun 2017 yang ditulis oleh

Marine Riou. Penelitian ini berjudul “The Prosody of Topic Transition in

Interaction: Pich register variations”. Penelitian ini membahas tentang percakapan, pembicara dalam berbagai prosidi untuk menandai suatu perubahan topik.

Penelitian ini membahas tentang prosidi transisi topik dalam bahasa Inggris

Amerika, serta menganalisis cara-cara dimana speaker dapat bermain di tingkat register dan pada rentang register. Persamaan penelitian yaitu masih berkaitan dengan register. Perbedaannya pada penelitian Marine bahasa yang diteliti merupakan bahasa Inggris Amerika.

37

Dari semua penelitian yang dianggap relevan, memiliki kesamaan yaitu sama- sama meneliti register dan menjadikan register sebagai salah satu objek penelitiannya. Setiap penelitian memiliki subjek penelitian serta detail penelitian yang berbeda-beda, seperti register yang di sebuah lingkungan perdagangan, lingkungan pariwisata, lingkungan akademik, dan sebagainya. Register yang ditelitipun berbeda-beda mulai dari bahasa Inggris Amerika, Bahasa Jerman, dan bahkan bahasa Jawa.

D. Kerangka Pikir

Salah satu wujud kebudayaan yang tidak asing dari kita yaitu tradisi upacara pernikahan. Penelitian ini menjadikan bentuk kegiatan menjadi subjek penelitian yaitu upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Setiap daerah tentu memiliki cara dan bahasanya masing-masing dalam melaksanakan upacara pernikahan. Hal tersebut yang menjadikan banyaknya variasi bahasa. Variasi bahasa yang sering kita kenal yaitu seperti idiolek, dialek, tingkat tutur, ragam bahasa, dan register.

Salah satu variasi bahasa yang dapat kita jumpai dalam prosesi upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta yaitu register. Register tidak hanya ada dalam kebudayan namun ada juga pada bidang lainnya seperti register perekonomian, register pariwisata, register kesehatan, dll.

Register dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta adalah register yang erat hubungannya dengan tuturan yang disampaikan oleh pranatacara yang ada dalam upacara pernikahan tersebut. Pilihan kata atau frasa yang digunakan dalam upacara pernikahan tersebut hanya digunakan ketika prosesi pernikahan

38 tersebut diadakan, sehingga tidak dapat ditemukan di kegiatan lainnya. Seandainya ditemukan kata atau frasa yang sama tentu fungsinya akan berbeda dengan register yang ada dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Penelitian ini nantinya akan mengelompokkan register berdasarkan tuturan yang disampaikan oleh pranatacara berdasarkan urutan prosesinya, kemudian register akan dipisahkan berdasarkan jenis dan fungsinya termasuk kedalam kategori apa register tersebut. Kemudian register yang telah dikelompokkan diberi penjelasan mengenai makna dari register tersebut serta faktor apa saja yang mempengaruhi register tersebut.

39

SOSIOLINGUISTIK

VARIASI BAHASA

IDIOLEK TINGKAT TUTUR REGISTER

DIALEK RAGAM

REGISTER KEBUDAYAAN

REGISTER UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA PRA-MANTU PASCA-MANTU  SIRAMAN MANTU  NGUNDUH  MIDODARENI  IJAB KABUL MANTU  PANGGIH  BOYONG MANTEN

PENGELOMPOKAN REGISTER

MAKNA REGISTER JENIS REGISTER FUNGSI REGISTER  PRIMER  TERBATAS  INSTRUMENTAL  SEKUNDER  TERBUKA  REGULASI  INTERAKSI  MEDAN MAKNA  PERSONAL  HEURISTIK

 IMAJINASI  INFORMASI  REPRESENTASI

Gambar 5. Peta Konsep Register dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta Diolah dari: Chaer (2010), Halliday dalam Nababan (1985), Pateda (2015), Suwarna (2006)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian register yang terdapat dalam prosesi upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

Bodgan dan Taylor dalam Prastowo (2012:22) metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendapat lainnya yaitu disampaikan oleh David Williams dalam Prastowo (2012:23) penelitian kualitatif yaitu pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan metode dan latar yang bersifat alamiah serta dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah.

Hasil dari penelitian berupa kata-kata tertulis, dengan demikian laporan penelitian ini berisi kutipan data yang berdasar pada hasil data yang diperoleh dari naskah, narasumber, catatan lapangan dan pengamatan yang bersifat mendalam.

Hal tersebut akan membantu menghasilkan data yang sesuai dengan kenyataannya.

Data yang diperoleh kemudian dijadikan bahan untuk memberikan penjelasan tentang register dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta.

41

B. Subjek dan Objek Data

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti

(Arikunto, 2013:188). Subjek dari penelitian ini adalah tuturan pranatacara dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah register bahasa Jawa dalam tuturan pranatacara dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

C. Wujud dan Sumber Data

Wujud data dalam penelitian ini merupakan istilah khusus atau yang disebut juga dengan register yang digunakan dalam prosesi pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini berwujud kata-kata dan atau frasa yang disampaikan oleh pranatacara. Moleong (2014:157) Lofland menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Observasi dilakukan sebelum tahap pengumpulan data yaitu kegiatan mengamati sementara pada prosesi upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak. Metode simak adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Dinamakan metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Mashun,

2007:29). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data lisan yaitu memahami

42 prosesi apa saja yang dan apa saja yang diucapkan ketika prosesi pernikahan adat

Jawa gaya Yogyakarta berlangsung.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik simak bebas libat cakap. Teknik pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sadap.

Teknik sadap merupakan teknik dasar dari metode simak. Pada praktiknya, metode simak diwujudkan dengan penyadapan. Peneliti untuk mendapatkan data pertama- tama dengan segenap kecerdikan dan kemauan harus menyadap pembicaraan seseorang atau beberapa orang (Sudaryanto, 2015:203). Teknik lanjutan yang pertama adalah teknik bebas libat cakap. Teknik ini dilakukan dengan tidak berpartisipasi ketika menyimak (Sudaryanto, 2015:204). Teknik ini peneliti tidak terlibat dalam dialog tidak ikut serta dalam pembicaraan. Peneliti hanya bertindak sebagai pendengar dan memperhatikan apa yang dikatakan pembicara.

Teknik bebas libat cakap dilaksanakan dengan cara mengamati dan mengikuti semua prosesi secara langsung dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai tata upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta, wujud, jenis, makna serta fungsi register dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Hasil dari data yang telah dikumpulkan kemudian dicatat secara urut dari awal hingga akhir prosesi dengan disertakan bukti yang berupa gambar.

Teknik lanjutan berikutnya yaitu teknik rekam, menurut Sudaryanto (2015:205) ketika pelakasaan teknik simak bebas libat cakap dapat dilakukan secara bersamaan teknik lainnya seperti teknik rekam dengan menggunakan tape maupun voice recorder lain yang digunakan sebagai alat perekam, dalam penelitian ini peneliti

43 menggunakan aplikasi untuk merekam yaitu audacity. Sudaryanto (2015:205) juga menjelakan bahwa sekarang ini sudah banyak alat yang canggih untuk melakukan perekaman. Alat pada zaman sekarang tidak hanya mampu merekam suara akan tetapi juga mampu untuk merekam tindakan seseorang meliputi tindakan yang berupa tuturan sehingga dapat didengarkan hingga yang berupa tingkah laku dan hanya mampu dilihat, berupa verbal maupun non verbal. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk merekam tuturan pranatacara sehingga peneliti akan mampu memilah register yang disampaikan oleh pranatacara dalam acara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

Teknik lanjutan yang terakhir yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik catat. Teknik catat menurut Sudaryanto (2015:205) yaitu teknik pencatatan pada kartu data yang kemudian dilanjutkan dengan klasifikasi. Teknik ini juga dapat dilakukan secara bersamaan dengan teknik lainnya. Teknik catat kemudian akan dilajutkan dengan transkripsi data, iventarisasi data, klasifikasi data, dll.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian register yang ada dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta adalah human instrument (peneliti sebagai intrumen dalam penelitian tersebut). Menurut

Sugiyono (2009:222) menuturkan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai instrumen yaitu peneliti memiliki peran sebagai perancang penelitian, pelaksana, penganalisis data, dan mencari kesimpulan dan melaporkan hasil dari penelitian yang dilakukan.

44

Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan, alat tulis, dan camera untuk merekam dan mendokumentasikan hasil penelitian.

Menurut Guba dan Licoln dalam Moleong (2014:121-124) menuturkan bahwa ciri-ciri umum dari manusia sebagai instrumen adalah sebagai berikut:

1) responsif, manusia sebagai intrumen responsif terhadap lingkungan dan

terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan. Sebagai lingkungan dia

bersifat interaktif terhadap orang dan lingkungannya. Dia tidak hanya responsif

terhadap tanda-tanda akan tetapi dia juga menyediakan tanda-tanda kepada

orang-orang. Dia responsif karena menyadari perlunya merasakan dimensi-

dimensi konteks dengan berusaha agar dimensi-dimensi itu menjadi eksplisist;

2) dapat menyesuaikan diri, manusia sebagai instrumen hampir tidak terbatas

dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data. Misalnya

dia menilai tingkatan karya seni hanya dengan melihat perhiasan rumah. Jadi

manusia sebagai peneliti dapat melakukan beberapa tugas pengumpulan data

sekaligus. Sambil mewawancari, dia membuat catatan semntara itu dia

mengamati susunan ruangan. Dengan demikian dia melakukan tugas yang dapat

secara tajam membedakan segala sesuatu yang ada di lingkungan yang diamati

secara serentak;

3) menekan kebutuhan, manusia sebagai instrumen memanfaatkan imajinasi dan

kreativitasnya dan memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan. Peneliti

berkepentingan dengan konteks dalam keadaan utuh pada setiap kesempatan.

Guna merasakan keutuhan yang ada peneliti hendaknya membenamkan diri

secara utuh pada suatu lingkungan yang baru dan menahan keputusannya

45

sendiri. Yang perlu baginya adalah mengembangkan keutuhan dari situasi yang

dipelajarinya secara kontekstual;

4) mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, sewaktu peneliti melakukan

penelitian, pastinya dia sudah dibekali oleh pengetahuan tentang penelitiannya

itu. Dalam hal-hal tertentu pada manusia sebagai intrumen penelitian ini

terdapat pengetahuan untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan

berdasarkan pengalaman praktisnya. Jika itu terjadi, maka pengumpulan data

akan lebih dalam dan lebih kaya;

5) memproses data secepatnya, peneliti sebagai instrumenharus dengan cepat

memproses data setelah diperoleh, menyusun kembali, mengubah arah inkuiri

atas dasar penemuannya, merumuskan hipotesis sewaktu berada di lapangan,

dan mengetes hipotesis kepada repondennya;

6) memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan,

manusia memiliki kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang

dimengerti orang lain. Selain itu manusia juga memiliki kemampuan untuk

mengikhtisarkan informasi yang begitu banyak saat wawancara berlangsung;

7) memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim dan

indiosinkratis, menusia sebagai instrumen memiliki kemampuan untuk

menggali informasi yang lain yang tidak direncanakan semula atau tidak lazim

terjadi. Kemampuan peneliti adalah mencari dan berusaha menggali lebih

dalam. Kemampuan yang demikian sangat bermanfaat bagi penemuan ilmu

pengetahuan baru.

46

Berdasarkan teori di atas dapat dipastikan bahwa penelitian ini sangat sesuai

untuk menggunakan human instrument. Selain peneliti sebagai intrumen penelitian.

Peneliti membutuhkan beberapa alat bantu untuk menghasilkan data. Alat untuk

membantu memperoleh data yaitu seperti kamera, alat perekam audio maupun

video, catatan, tabel analisis. Setelah data terkumpul, kemudian data

diklasifikasikan dengan cara mengelompokkan data berdasarkan ciri kebahasaan

yang berkaitan dengan register, jenis register, fungsi register, dan makna register.

Pengklasifikasian akan dibantu menggunakan instrument data. Berikut ini adalah

tabel analisis data dan instrument data yang akan membantu peneliti untuk

mengklasifikasikan register yang akan diteliti :

Tabel 2. Tabel Analisis Data

Jenis Makna Kode Fungsi Register NO Register Register Register Deskripsi Register 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 PW.US.01 Majang tarub 2 PW.US.02 Siraman 3 PW.US.03 Sasana utama 4 PW.US.04 Pamangkugati 5 PW.US.05 Bleketepe

Keterangan : PW : Pranatacara 6 : Fungsi register personal US : Acara 7 : Fungsi register heuristik 01 : Nomor urut data 8 : Fungsi register imajinasi 1 : Jenis register terbatas 9 : Fungsi register informasi 2 : Jenis register terbuka 10 : Fungsi register representasi 3 : Fungsi register instrumental 11 : Makna primer 4 : Fungsi register regulasi 12 : Makna sekunder 5 : Fungsi register interaksi 13 : Medan makna

47

Tabel 3. Instrument Register Dimensi Indikator Sub Indikator Situasi Field Mengacu pada apa yang Mengacu pada kegiatan (Medan) dibicarakan. serta masalah yang ada di dalam bidang kebudayaan. Tenor 1. Mengacu pada sebuah a. Para pelibat (Pelibat) peran, siapa yang memiliki peran berkomunikasi. dalam sebuah 2. Hubungan antar pelibat. pembahasan yang 3. Status pelibat. memungkinkan untuk menggunakan register kebudayaan.

b. Kepada siapa penutur berbincang mengenai derajat lebih tinggi dari penutur, atau sejajar, atau di bawah penutur. Mode 1. Mengacu pada peran a. Bahasa yang (Sarana) bahasa. digunakan adalah 2. Media yang digunakan bahasa lisan untuk mengekspresikan b. Bahasa yang bahasa. digunakan adalah bahasa Jawa Ciri Wujud Istilah khusus dapat berupa Istilah yang digunakan Penunjuk kata dan atau frasa dalam merupakan istilah bidang kebudayaan khusus berbahasa Jawa (Upacara Pernikahan Adat atau bukan yang Jawa Gaya Yogyakarta) digunaan dalam prosesi Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta. Jenis Ragam pemakaian bahasa Bahasa yang digunakan yang dihubungkan dengan sebagai penggolongan bidangnya. jenis.

48

Makna Memiliki makna khusus di Apabila terdapat bidang Kebudayaan kesamaan istilah yang (Upacara Pernikahan Adat digunakan pada bidang Jawa Gaya Yogyakarta) lainnya, akan memiliki makna yang berbeda. Fungsi Disesuaikan dengan Konsteks sebagai penggunaan register yang penentu dalam digunakan. pengkatagorian.

Diolah dari : Alwasilah (1985), Halliday dan Hassan (1994), Patteda (2015)

Tabel 4. Instrument Jenis Register Dimensi Indikator Terbatas 1. Memiliki makna dan kata terbatas. 2. Hanya dipakai di kalangan tetentu. 3. Bukan tempat individu untuk berkreativitas. 4. Tidak fleksibel. Terbuka 1. Memiliki makna lebih luas. 2. Penggunaan yang tidakhanya pada kalangan terbatas. 3. Makna register lebih mudak difahami. 4. Masih mudah difahami masyarakat luas.

Diolah dari : Halliday dan Hassan (1994)

Tabel 5. Instrument Fungsi Register Dimensi Indikator Sub Indikator Instrumental 1. Berorientasi pada a. Memberi permintaan pendengaran atau lawan b. Memberi himbauan tutur. c. Memberi perintah 2. Bahasa menggerakan d. Memberi permohonan pendengar. e. Rayuan 3. Memanipulasi keadaan lingkungan. Regulasi 1. Pengatur peristiwa. a. Aturan. 2. Pengawas. b. Larangan. 3. Mengendalikan tingkah c. Ancaman. laku.

49

Interaksi 1. Bahasa yang a. Perjumpa berorientasi pada antar b. Berkenalan pihak yang sedang c. Menanyakan keadaan berkomunnikasi. d. Berpamitan 2. Memiliki fungsi untuk e. Berjabat tangan menjalin hubungan atau f. Tersenyum menjalin solidaritas. g. Lambai tangan Personal 1. Bahasa yang a. Ekspresi sedih berorientasi pada b. Ekspresi bahagia penutur. c. Ekspresi marah 2. Bahasa yang d. Ekspresi kecewa digunakanmenyatakan e. Perasaan pribadi hal-hal yang bersifat f. Perasaan kesal pribadi. 3. Menyatakan sikap dan perasaan. Heuristik 1. Menyelidiki realistas. a. Pertanyaan 2. Mencari fakta-fakta. b. Pemerolehan 3. Mencari penjelasan. pengetahuan Imajinasi 1. Bahasa yang a. Musik berorientasi pada b. Film amanat. c. Karya Sastra 2. Menyampaikan maksud atau gagasan pikiran. 3. Menyampaikan perasaan. Informasi 1. Alat pemberi berita. a. Berita 2. Penyampai informasi. b. Pemberitahuan Representasi 1. Menggambarkan a. Pertanyaan. realitas. b. Penyampai fakta. 2. Menunjukkan fakta- c. Penjelas. fakta. d. Realitas. e. Persepsi

Diolah dari: Alwasilah (1985), Halliday dalam Nababan (1985), Halliday dalam Sudaryanto (1990), Halliday dalam Tarigan (1986).

50

Tabel 6. Instrumen Makna Register Dimensi Indikator Makna Primer 1. Merupakan makna inti. 2. Berkenaan dengan makna denotatif, leksikal dan literal. 3. Dapat difahami tanpa bantuan konteks. Makna Sekunder 1. Bukan merupakan makna inti. 2. Dikenal dengan makna figuratif. 3. Masih mencakup makna gramatikal. 4. Dapat difahami menggunakan konteks. Medan Makna 1. Disebut juga dengan medan leksikal. 2. Makna saling berkaitan dan membentuk sebuah medan. 3. Merupakan seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berkaitan.

Diolah dari : Pateda (2010), Santoso (2003)

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data Taylor dalam

(Moelong, 2014:112). Penelitian ini berfokus pada variasi bahasa berdasar kepada penggunaannya atau disebut juga register. Register erat kaitannya konteks, konteks termasuk alat penentu dari luar bahasa. Maka dari itu metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan. Dalam Sudaryanto (2015:15) dijelaskan bahwa metode padan adalah metode yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Metode padan dibagi menjadi beberapa subjenis antara lain seperti referent, organ wicara, langue, tulisan, mitra wicara.

51

Penelitian ini metode padan yang digunakan ialah metode padan referensial dan padan pragmatis. Padan referensial mengacu pada alat yang digunakan sebagai acuan atau penentu pada data yang akan dianalisis. Padan pragmatis digunakan untuk meneliti register yang akan diteliti seperti fungsi register. Mitra wicara adalah alat penentu dari padan pragmatis. Sudaryanto (2015:17) menyatakan bahawa diibaratkan seseorang sampai kepada penentuan bahwa kalimat perintah merupakan kaliamat yang apabila diucapkan akan menimbulkan reaksi atau tindakan tertentu dari si mitra wicara, maka hal tersebut masuk ke dalam jalur kerja metode padan.

Pelaksanaan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti antara lain yaitu transkripsi, identifikasi, kodifikasi, klasifikasi (carta data), deskripsi, interpretasi, elaborasi dan inferensi.

G. Keabsahan Data

Menurut Moleong (2014:324) keabsahan data dibagi menjadi empat macam antara lain yaitu kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Untuk memperoleh keabsahan data dalam suatu penelitian diperlukan perpanjangan keikutsertaan. Perpanjangan keikutsertaan, Moleong (2014:326) peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan instrumen penelitian itu sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Tujuannya adalah untuk meningkatkan drajat kepercayaan, serta mengurangi kesalahan-kesalahan dalam penelitian.

52

Keabsahan data selanjutnya diperlukan pengecekan secara berulang. Tujuannya agar dapat menemukan data sebanyak-banyaknya dan aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan mendapatkan data yang benar-benar tepat. Ketekunan diperlukan untuk memperoleh data yang valid seperti yang disampaikan oleh Moleong

(2014:329) yaitu ketekunan pengamatan. Tujuannya adalah untuk menemukan ciri- ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan pada hal-hal tersebut secara rinci.

Ketekunan pengamatan biasa dikenal dengan keajegan pengamatan yang berarti mencari secara konsisten interoretasi menggunakan berbagai cara yang berkaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari usaha untuk membatasi berbagai pengaruh, mencari apa yang dpat diperhitungkan dan yang tidak

(Moleong, 2014:328). Tujuan dari ketekunan pengamatan adalah untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh yang bersifat ganda. Faktor- faktor kontekstual serta pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti.

53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian terhadap register yang ditemukan dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta diperoleh istilah atau kosakata yang biasa digunakan sebanyak 489. Register yang ditemukan diambil dari setiap acara yang diikuti mulai dari tahap pra mantu yaitu upacara siraman dan malam midodareni, kemudian tahapan mantu yaitu upacara akad nikah dan upacara panggih, hingga tahapan pasca mantu yang berupa upacara ngunduh mantu boyong temanten. Peneliti secara langsung mengikuti acara guna memperoleh data secara langsung dari prantacara, tuturan pranatacara yang dijadikan data dalam penelitian ini berjumlah tiga orang antara lain adalah Bapak dr. Wigung Wratsangka, Bapak Prof. Dr. Suwarna, M.Pd, dan Bapak Angger

Sukisno, S,Pd. Kosakata yang ditemukan diteliti berdasarkan jenis register, fungsi register, serta makna register. Jenis register dalam penelitian ini terdiri dari jenis register terbatas dan jenis register terbuka. Fungsi register meliputi fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi interaksi, fungsi imajinasi, fungsi informasi, dan fungsi representasi. Sedangkan makna terdiri dari makna primer, makna sekunder, serta medan makna.

Hasil penelitian tentang register dalam tuturan pranatacara dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta akan disajikan ke dalam gambar dan tabel yang akan dijelaskan secara rinci dalam pembahasan. Berikut hasil penelitian

54 terhadap register dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat jawa gaya

Yogyakarta.

1. Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa

Gaya Yogyakarta.

Penelitian ini menemukan register dalam tuturan pranatacara upacara pengantin adat Jawa gaya Yogyakarta pada masing-masing prosesinya. Berikut ini merupakan diagram hasil penelitian register berdasarkan tuturan pranatacara pada setiap prosesi dalam pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

Frekuensi Kemunculan

UPACARA BOYONG TEMANTEN NGUNDUH 5 78 MANTU

4 UPACARA PANGGIH 89

3 UPACARA AKAD NIKAH 58

2 UPACARA MIDODARENI 80

1 UPACARA SIRAMAN 184

0 50 100 150 200

Gambar 6. Jumlah Register

Secara keseluruhan dari ke lima prosesi ditemukan register sebanyak 489.

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa register yang paling banyak muncul dalam penelitian ini adalah register pada prosesi upacara siraman yaitu sebanyak 184

55 register, sedangkan register paling sedikit muncul yaitu pada prosesi upacara akad nikah yaitu sebanyak 58 register.

2. Jenis Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat

Jawa Gaya Yogyakarta.

Dalam penelitian ini, register dalam tuturan pranatacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta dianalisis berdasarkan jenis. Jenis register dibagi menjadi dua yaitu jenis register terbatas dan jenis register terbuka. Jenis register terbatas memiliki ciri khusus yaitu memiliki makna serta kata yang terbatas, tidak fleksibel, dan digunakan oleh kalangan masyarakat tertentu. Sedangkan register jenis terbuka memiliki ciri yaitu lebih bersifat fleksibel, memiliki makna yang luas dan tidak memiliki keterbatasan jumlah kosakata, istilah lebih mudah difahami oleh masyarakat umum. Di bawah ini merupakan diagram hasil analis register berdasarkan jenisnya.

Jumlah Register

350 300 250 200 150 100 50 0 Register Terbatas Register Terbuka 1 2

Gambar 7. Jenis Register

56

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bawah hasil jenis register yang ditemukan tidaklah sama namun berbeda. Pada register terbatas ditemukan data sebanyak 316. Sedangkan pada register terbuka ditemukan data sebanyak 173.

3. Fungsi dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya

Yogyakarta.

Register dalam tuturan pranatacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta dianalisis berdasarkan fungsi. Fungsi register dari delapan fungsi register yang dikemukakan oleh Halliday ditemukan enam fungsi register yaitu fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi interaksi, fungsi imajinasi, fungsi informasi, dan fungsi representasi. Berikut merupakan diagram hasil analisis berdasarkan fungsinya.

Jumlah Register

272

70 85 32 26 0 0 4

REGULASI

IMAJINASI

INTERAKSI

HEURISTIK PERSONAL

INFORMASI

REPRESENTASI INSTRUMENTAL 1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 8. Fungsi Register

Berdasarkan gambar di atas, register dalam tuturan pranatacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta, ditemukan register dengan fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi interaksi, fungsi imajinasi, fungsi informasi dan juga fungsi

57 representasi. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa register paling sering muncul adalah register dengan fungsi informasi, register yang paling sering muncul berikutnya adalah register dengan fungsi imajinasi, selanjutnya adalah register dengan fungsi instrumental, register dengan fungsi regulasi, register fungsi interaksi dan yang paling sedikit muncul adalah register dengan fungsi representasi.

4. Makna Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat

Jawa Gaya Yogyakarta.

Register dalam tuturan pranatacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta dianalisis berdasarkan makna. Makna dibagi menjadi tiga yaitu makna sekunder, makna primer, dan medan makna. Makna primer memiliki ciri khusus yaitu merupakan makna inti dan dapat difahami tanpa bantuan konteks. Makna sekunder memiliki ciri khusus bukan merupakan makna inti, biasa dikenal dengan makna figuratif, dapat difahami dengan bantuan konteks. Sedangkan medan makna merupakan makna yang saling berkaitan sehingga membentuk medan makna.

Jumlah Register

1 Makna Primer 2 Makna Sekunder 3 Medan Makna

Gambar 9. Makna Register

58

Berdasarkan gambar di atas, hasil analisis menunjukkan bahwa register dengan makna primer paling banyak muncul pada tuturan pranatacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Sedangkan register dengan medan makna merupakn register yang paling jarang muncul berdasarkan hasil analisis.

Tabel 7. Jenis Fungsi dan Makna Register Fungsi Register Makna Register Jenis Register 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 316 35 19 13 0 0 67 182 3 191 119 9 2 173 35 13 13 0 0 18 90 1 98 72 0 JUMLAH 489 489 489

Keterangan : 1 : Jenis register terbatas 2 : Jenis register terbuka 3 : Fungsi register instrumental 4 : Fungsi register regulasi 5 : Fungsi register interaksi 6 : Fungsi register personal 7 : Fungsi register heuristik 8 : Fungsi register imajinasi 9 : Fungsi register informasi 10 : Fungsi register representasi 11 : Makna primer 12 : Makna sekunder 13 : Medan makna

Berdasar hasil pengumpulan data register dari 15 acara upacara pernikahan adat

Jawa gaya Yogyakarta yang diikuti oleh peneliti diperoleh data sejumlah 489 register. Register yang ditemukan diteliti berdasarkan jenis register berupa register terbatas dan register terbuka, register terbatas sejumlah 319 dan register terbuka sejumlah 170. Register terbatas dengan fungsi instrumental sebanyak 35 data,

59 register terbatas dengan fungsi regulasi sebanyak 19 data, register terbatas dengan fungsi interaksi sebanyak 13 data, register terbatas dengan fungsi heuristik sebanyak 2 data, kemudian register terbatas dengan fungsi imajinasi sebanyak 66 data, register dengan fungsi informasi sebanyak 180 data, dan register terbatas dengan fungsi representasi sebanyak 4 data.

Fungsi register juga ditemukan pada register terbuka, fungsi yang ditemukan pada register terbuka antara lain yaitu register terbuka dengan fungsi instrumental sebanyak 35 data, register terbuka dengan fungsi regulasi sebanyak 13 data, register terbuka dengan fungsi interaksi sebanyak 13 data, kemudian register terbuka fungsi imajinasi sebanyak 18 orang, register terbuka dengan fungsi informasi sebanyak 90 data, dan register terbuka dengan fungsi representasi sebanyak 1 data. Selain fungsi ditemukan pula makna register, pada register terbatas ditemukan 191 data bermakna primer, 119 data bermakna sekunder, serta 9 data yang termasuk ke dalam medan makna. Sedangkan pada register terbuka ditemukan 98 data memiliki makna primer dan 72 data memiliki makna sekunder.

B. Pembahasan

1. Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa

Gaya Yogyakarta.

Suatu daerah atau wilayah tentu memiliki adat kebudayaannya masing-masing.

Salah satu adat atau kebudayaan yang masih sering dijalani oleh masyarakat hingga saat ini adalah upacara pernikahan. Setiap daerah tentu memiliki caranya masing- masing dalam melaksanakan upacara pernikahan, tidak berbeda juga dengan upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta yang memiliki caranya sendiri.

60

Pelaksanaan upacara pernikahan adat Jawa Yogyakarta tentunya menggunakan berbagai perlengkapan, peralatan, serta aktivitas yang khusus. Muncul istilah-istilah khusus yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta untuk menyebutkan nama-nama perlengkapan serta aktivitas yang tidak digunakan di upacara pernikahan lainnya. Seandainya terjadi kesamaan nama atau istilah yang digunakan tetap saja dapat memiliki fungsi dan makna yang berbeda.

Wujud data yang dicari dalam penelitian ini yaitu berupa istilah-istilah khusus yang biasa digunakan dalam suatu upacara pernikahan adat Jawa khususnya gaya

Yogyakarta. Istilah khusus tersebut termasuk dalam variasi bahasa, variasi bahasa dibagi menjadi dua. Variasi bahasa berdasarkan pemakainya disebut dialek dan variasi bahasa berdasarkan pemakainya yang biasa disebut dengan register.

Register yang ditemukan dalam penelitian ini dapat berupa tuturan atau frasa yang disampaikan oleh pranatacara pada saat upacara pernikahan berlangsung.

Register yang ditemukan diambil dari setiap acara yang diikuti. Mulai dari tahap pra mantu yaitu upacara siraman dan malam midodareni, kemudian tahapan mantu yaitu upacara akad nikah dan upacara panggih, hingga tahapan pasca mantu yang berupa upacara ngunduh mantu boyong temanten. Peneliti secara langsung mengikuti acara guna memperoleh data secara langsung dari prantacara, tuturan pranatacara yang dijadikan data dalam penelitian ini berjumlah tiga orang antara lain adalah Bapak dr. Wigung Wratsangka (PW), Bapak Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

(PS), dan Bapak Angger Sukisno, S,Pd (PA). Berdasar hasil pengumpulan data register dari 15 acara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta yang diikuti oleh peneliti diperoleh data sejumlah 489 register. Beberapa contoh register atau

61 istilah khusus yang ditemukan dalam tuturan pranatacara antara lain sebagai berikut.

1) Paripurna imbal pangandikan tigas tikma badhe dipunaturaken mangke bilih sampun purna upacara siraman calon tenganten kakung kanthi srana tirta perwitasari. (PW.US.41-43)

Data di atas menunjukkan dalam satu kalimat ditemukan tiga register, antara lain tigas rikma dan tirta perwitasari. Data berikut diambil dari salah satu tahapan dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta yaitu tahap pra mantu berupa upacara siraman. Istilah-istilah tersebut biasa digunakan dalam pernikahan adat

Jawa gaya Yogyakarta. Tigas rikma dalam bahasa Indonesia memiliki arti memotong rambut. Memotong rambut di sini bukan sekedar memotong rambut supaya nampak indah dan cantik. Tigas rikma di sini memiliki konteks sebagai perlambang akhir dari masa kanak-kanak menuju permulaan masa dewasa dengan memotong sedikit rambut pengantin. Rambut yang dipotong memiliki tujuan untuk membuang hal-hal yang tidak baik sehingga kedepannya nanti tidak ada lagi halangan di masa kehidupan yang baru untuk kedua pengantin tersebut, tigas rikma termasuk register karena merupakan istilah khusus berdasarkan konteksnya yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

Register selanjutnya yang ditemukan pada kalimat tersebut adalah tirta perwitasari, istilah ini jelas sangat kental dengan pernikahan adat Jawa. Istilah ini digunakan untuk menyebutkan air yang digunakan untuk prosesi siraman pengantin. Tirta dalam bahasa Indonesia memiliki arti air sedangkan perwitasari adalah air yang sudah diramu sedemikian rupa dan dianggap suci yang nantinya akan digunakan untuk membasuh pengantin sehingga nantinya akan membuka aura

62 pengantin tersebut. Istilah ini merupakan istilah khusus yang digunakan dalam prosesi upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

2) Sri atmaja temanten kakung arsa paring kaya mring tematen putri ingkang sinebat guna tampa kaya kinarya pralambang tanggung jawab ing priya ing madyaning kulawarga. (PS.UP.16)

Data di atas menunjukkan dalam satu kalimat ditemukan satu register saja, register tersebut adalah tampa kaya. Istilah tampa kaya biasa dijumpai dalam tahapan mantu yang berupa upacara panggih. Tampa kaya merupakan istilah yang digunakan untuk sebuah prosesi yang menunjukkan tanggung jawab suami kepada istrinya yaitu memberikan rizki kepada sang istri dan sang istri harus pandai-pandai mengelolanya. Dalam prosesi ini nantinya kaya akan dibungkus oleh mempelai wanita dengan baik supaya tidak ada yang tercecer. Hal ini menunjukkan istri harus pandai-pandai dalam mengelola pemberian dari suami. Istilah tampa kaya termasuk ke dalam salah satu register yang ditemukan karena istilah ini tidak begitu lumrah apabila digunakan dalam kehidupan sehari-hari, selain itu istilah ini juga memiliki makna yang begitu mendalam dan bersifat sakral.

3) Temanten kekalih abagus Marsiliyus Raditya Cahyo Suparto lan ahayu Yustina Yudhaningtyas kalampah sesarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alam ing bebrayan badhe lampahing upacara ngunduh mantu boyong temanten praptaning temanten kalih ing ngayap kulawarga ageng Bapak Sudarto kinurmatan lancaran bindri. (PA.NM.01)

Data di atas menunjukkan dalam satu kalimat ditemukan register yaitu upacara ngunduh mantu. Upacara ngunduh mantu adalah salah satu prosesi dan merupakan tahapan terakhir dalam keseluruhan rangkaian upacara pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta. Sesungguhnya istilah ini hampir sama hanya saja boyong temanten

63 merupakan istilah untuk perayaannya saja. Boyong temanten dalam bahasa

Indonesia memiliki arti memboyong atau membawa pengantin wanita ke pihak keluarga pengantin laki-laki. Kemudian ngunduh mantu, ngunduh dalam bahasa

Indonesia dapat dikatakan memanen sedangkan mantu artinya menantu. Jadi dapat diartikan bukan memanen menantu akan tetapi mendapatkan seorang menantu.

Keduanya merupakan istilah khusus yang sangat lazim digunakan dalam pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

4) Mligi kangge ibu-ibu saking kulawarga calon besan sakderengipun kembul bujana kepareng tilik nitik kados pundi kasamaptanipun calon penganten putri wonten ing kamar temanten. (PS.UM.14-15)

Data di atas menunjukkan dalam satu kalimat ditemukan beberapa register namun yang diambil hanya dua register karena register yang lain sudah dibahas pada kalimat lainnya. Jadi dalam satu acara tidak ada data register yang sama kecuali berbeda fungsinya. Pada data di atas terdapat dua register yaitu tilik nitik dan juga kamar temanten. Tilik nitik merupakan salah satu prosesi dalam upacara midodareni di mana pengantin wanita tidak diperbolehkan keluar dan hanya berada di kamar pengantin. Pada tahap ini hanya anggota keluarga yang perempuan yang boleh bertemu dengan pengatin wanita bahkan calon suami tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan sang calon istri. Sedangkan kamar temanten merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan kamar untuk kedua mempelai nantinya, kamar yang sudah dihias sedemikian rupa untuk mereka berdua.

5) Iki mung kanggo tandha ben ora lali mula diarani ali-ali utawa murih boten gampil kesupen mila sinebat sesupe. (PA.AN.15-16)

Data di atas menunjukkan dalam satu kalimat ditemukan dua register yaitu ali- ali dan sesupe, pada dasarnya mereka memiliki makna yang sama yaitu cincin. Di

64 sini register ali-ali menurut orang jawa memiliki arti sebagai tanda supaya tidak lupa, merupakan pengikat agar pengantin tidak saling melupakan dan melepaskan dalam keadaan apapun. Kemudian sesupe hampir mirip supados boten gampil kesupen hampir mirip yaitu supaya tidak mudah lupa dengan pasangannya. Istilah ini memiliki makna orientasi yang sangat kuat sebagai pengikat di antara kedua mempelai, berdasarkan konteks tersebut maka istilah tersebut termasuk ke dalam register.

2. Jenis Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat

Jawa Gaya Yogyakarta.

Jenis register berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Halliday dibagi menjadi dua yaitu jenis register terbatas dan jenis register terbuka. Jenis register terbatas memiliki makna serta kata yang terbatas. Register ini tidak begitu fleksibel dan hanya digunakan oleh golongan masyarakat tertentu. Register terbatas bukanlah tempat bagi suatu individu untuk berkreativitas. Sedangkan register terbuka lebih fleksibel, memiliki makna yang jauh lebih luas dan mudah difahami dibandingkan register terbatas.

Penggunaan register terbuka tidak hanya pada kalangan terbatas, register ini juga masih mudah difahami oleh masyarakat luas. Hasil dari penelitian tentang jenis register peneliti menemukan 319 data dengan jenis register terbatas dan 170 data dengan jenis register terbuka. Berikut adalah contoh dari jenis register terbatas dan jenis register terbuka yang ditemukan oleh peneliti.

65 a. Jenis Register Terbatas

6) Kalajengaken upacara mecah pamor, pamor adalah guratan indah dalam bilah keris pusaka ciptaan para empu, sedangkan pamor sejati dalam kehidupan manusia adalah perilaku tutur kata, iman, dan takwanya. (PW.US.60)

Data di atas menunjukkan ditemukanya satu data dengan jenis register terbatas yaitu istilah upacara mecah pamor. Upacara mecah pamor termasuk ke dalam jenis register terbatas kerena memiliki kata dan makna yang tebatas serta hanya digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Upacara mecah pamor di sini bukan berarti pamor yang dipecah, pamor merupakan sebutan untuk aura sang pengantin. Upacara mecah pamor di sini memiliki arti bahwa upacara atau sebuah prosesi yang dilakukan untuk membuka aura calon pengantin, sehingga akan terlihat cantik dan tampan ketika hari pernikahan berlangsung.

7) Arsa dhahar walimahan ugi winastani dhahar klimah. (PS.UP.19)

Data di atas menunjukkan ditemukanny sebuah istilah yang termasuk ke dalam jenis register terbatas yaitu dhahar klimah. Termasuk ke dalam jenis register terbatas karena hanya digunakan di kalangan tertentu, yaitu kalangan masyarakat

Jawa khususnya Yogyakarta. Register ini tidak digahami oleh masyarakat luas.

Register dhahar klimah todak bersifat fleksibel tidak bisa diganti sesuka hati karena memiliki makna yang sakral. Dhahar klimah merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta, prosesi tersebut dapat ditemukan pada tahapan mantu yaitu upacara panggih. Dhahar klimah disebut juga dengan prosesi dulang-dulangan atau dalam bahasa Indonesia saling menyuapi. Prosesi ini merupakan prosesi di mana sang pengantin saling menyuapi satu sama lain. Makna dalam prosesi ini adalah bahwa dalam berumahtangga hendaknya harus dapat

66 saling bekerjasama dengan baik, serta lauk pauk yang disuapkan memiliki makna kemantapan hati dalam memilih pasangan.

8) Kinarya cihno bilih Mas Putra sampun katampi minangka perangan ing kulawarga Bapak Agus Supriyanto, sawetawis ubarampe srana paningset wonten pisang sanggan lan sakpanungalipun. (PA.UM.08-09)

Data di atas menunjukkan adanya dua register yang ditemukan dalam satu kalimat yaitu ubarampe srana paningset dan pisang sanggan. Kedua register ini masuk ke dalam jenis register terbatas karena memiliki makna dan kata yang terbatas, tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan hanya difahami oleh masyarakat tertentu. Ubarampe srana paningset memiliki arti ubarampe yaitu perlengkapan, srana paningset yaitu digunakan untuk paningset atau kita kenal dengan seserahan. Jadi dapat disimpulkan ubarampe srana paningset merupakan perlengkapan untuk seserahan. Kemudian pisang sanggan merupakan pisang raja yang diberikan dari pihak lelaki ke wanita. Pisang ini memiliki makna yang mendalam yaitu sebagai lambang perjodohan. b. Jenis Register Terbuka

9) Nindakaken upacara adat sinengker midodareni, pambagya raharja wilujeng sugeng rawuh katur dhumateng para tamu, kakung saha putri menapa dene kulawarga calon temanten kakung putri ingkang sampun keraya-raya mingangkani menapa ingkang dados panyuwunipun Bapak Riyanto Joko Purwanto sekaliyan, paring pangestu hanyekseni lampahing upacara adat midodareni jonggolan miwah nyantri dipunjangkepi lampahing upacara adat seserahan paningset pikukuh palakrama. (PW.UM.07)

Data di atas menunjukkan adanya register terbuka yaitu pambagya raharja.

Pambagya raharja merupakan istilah untuk salah satu acara dalam pernikahan yaitu memberikan sambutan. Sambutan biasanya diberikan oleh wakil dari tuan rumah yang sedang memiliki acara. Istilah pambagya raharja termasuk ke dalam jenis

67 register terbuka karena masih fleksibel. Setiap pranatacara memiliki istilah masing- masing untuk menyebutkannya, ada pranatacara yang menyebutkan istilah tersebut menjadi pambagyaharja, ada juga meyebutnya dengan sambutan dan sebagainya.

Istilah tersebut masih bersifat terbuka dan masih mudah difahami oleh masyarakat yang bukan dari kalangan tertentu.

10) Sampun paripurna anggenipun imbal wacana, dhuta toya perwita adi sampun kepareng bidhal. (PS.US.29)

Data di atas menunjukkan adanya satu register yang termasuk ke dalam jenis register terbuka yaitu dhuta toya. Dhuta toya merupakan istilah yang digunakan untuk orang yang membawa air siraman. Orang yang diutus untuk membawakan air siraman dari pihak wanita ke pihak pria. Istilah dhuta toya ini termasuk ke dalam jenis register terbuka karena istilah tersebut bersifat fleksibel masih bisa diubah.

Pada masing-masing acara penyebutan dhuta toya tidak selalu sama, ada pranatacara yang menyebutnya sebagai utusan, dhuta tirta dan sebagainya.

Semuanya masih memiliki makna yang sama dan masih di fahami oleh semua kalangan masyarakat.

11) Tumapak caket lan Ibu saha Bapak Pramono tumuli ing ngunjukan toya wening murih kaangkah kadidining wening penggalihe sakwise bakal bebarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alaming bebrayan. (PA.NM.09)

Data di atas menunjukkan ditemukannya sebuah istilah yang termasuk ke dalam jenis register terbuka yaitu toya wening. Toya wening dalam bahasa Indonesia memiliki makna air yang jernih atau bisa juga air putih. Toya wening memiliki makna yang luas dan tidak terbatas. Penggunaan kata ini juga tidak terbatas dan masih dapat difahami oleh masyarakat luas karena masih familiar dalam kehidupan

68 sehari-hari. Toya wening juga dapat dirubah katanya asal kata tersebut tidak merubah makna dari register yang bersangkutan hal tersebut menunjukkan bahwa masih bersifat fleksibel. Toya wening di sini merupakan air putih, air merupakan sumber dari sumber kehidupan dan simbol dari kejernihan. Prosesi minum air putih di sini juga memiliki makna tersendiri diharapakan calon pengantin yang meminum air tersebut nantinya akan memiliki hati yang bersih dan jernih seperti air tersebut, berdasarkan konteksnya istilah tersebut merupakan register.

3. Fungsi Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat

Jawa Gaya Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian, dari delapan fungsi register yang dikemukakan oleh Halliday ditemukan enam fungsi register yaitu fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi interaksi, fungsi imajinasi, fungsi informasi, dan fungsi representasi. Berikut adalah contoh register terbatas dan terbuka berdasarkan fungsinya. a. Register Terbatas Fungsi Instrumental

12) Kemudian izinkan kami untuk terlebih dahulu mempersilahkan tamu-tamu berkumpul di depan Gapura Tuwuhan. (PW.US.85)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbatas yang memiliki fungsi instrumental. Memiliki fungsi instrumental karena kalimat di atas merupakan himbauan. Pada kalimat di atas pranatacara mengimbau kepada para tau untuk berkumpul di depan gapura tuwuhan. Gapura tuwuhan adalah gapura yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan, merupakan pintu masuk ketika acara siraman dan

69 midodareni. Gapura tuwuhan merupakan register karena istilah tersebut merupakan istilah khusus yang digunakan dalam acara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

13) Ingkang sampun palakrama, asung sungkem pangabekti mring ngarsa yakyah lan widi. (PS.NM.10)

Data di atas menunjukkan jenis register terbatas yang memiliki fungsi instrumental karena berupa perintah. Kalimat di atas menunjukkan perintah karena pada kalimat tersebut pranatacara memerintahkan pengantin untuk ke prosesi berikutnya yaitu sungkem pangabekti. Sungkem pangabekti merupakan suatu prosesi di mana kedua pengantin memohon maaf serta restu kepada kedua orang tua mereka. Merupakan register dikarenakan merupakan bagian dari prosesi pernikahan adat tersebut.

14) Raden Mas Widarung Rebyanto Darmawan S.E ingkang sampun kapatah minangka suba manggala, maturnuwun sawetawis poto sesarengan kaliyan sri temanten kekalih. (PA.NM.15)

Data di atas menunjukkan jenis register terbatas yang memiliki fungsi instrumental. Memiliki fungsi instrumental dikarenakan merupakan sebuah permintaan. Kalimat di atas menunjukkan bahwa pranatacara menuturkan permintaan kepada suba manggala untuk berfoto bersama dengan sri temanten kekalih. Istilah Sri temanten kekalih merupakan sebuah istilah untuk menyebut kedua mempelai pengantin. b. Register Terbuka Fungsi Instrumental

15) Disilahkan berkenan duduk kembali menyaksikan upacara pagas (PW.US.68).

Data di atas menunjukkan adanya register terbuka yang memiliki fungsi instrumental. Memiliki fungsi instrumental karena berupa perintah. Pada kalimat di

70 atas pranatacara memerintahkan kepada para tamu untuk duduk kembali guna menyaksikan prosesi upacara berikutnya. Upacara pagas tumpeng merupakan istilah yang digunakan untuk menamai suatu prosesi dalam upacara pernikahan adat

Jawa gaya Yogyakarta.

16) Para tamu ingkang kinurmatan kepareng lenggah wonten ing papan ingkang piniji. (PS.UM.07)

Data di atas menunjukkan jenis register terbuka yang memiliki fungsi instrumental. Memiliki fungsi instrumental karena kalimat tersebut merupakan himbauan. Pada kalimat di atas pranatacara menghimbau supaya para tamu kembali ke tempat duduknya masing-masing supaya acara tetap berjalan dengan baik dan kondusif. Istilah sasana ingkang piniji merupakan istilah yang digunakan pranatacara untuk menunjukkan suatu tempat yang dituju. Konteks tersebut menjadikan istilah tersebut register.

17) Raden Mas Widarung Rebyanto Darmawan S.E ingkang sampun kapatah minangka suba manggala, maturnuwun sawetawis poto sesarengan kaliyan sri temanten kekalih. (PA.NM.15)

Data di atas menunjukkan adanya register terbuka dengan fungsi instrumental.

Kalimat di atas termasuk memiliki fungsi instrumental karena merupakan kalimat permohonan. Pada kalimat di atas pranatacara menuturkan bahwa memohon kepada Raden Mas Widarun Rebyanto Darmawan S.E untuk berfoto bersama dengan pengantin. Sri temanten kekalih termasuk istilah khusus karena pada acara lain tidak mungkin ada istilah sri temanten, kecuali pada acara pernikahan.

71 c. Register Terbatas Fungsi Regulasi

Berdasar hasil analisis penelitian, register terbatas fungsi regulasi hanya ditemukan pada pranatacara PW dan PS. Pada pranatacara PA tidak ditemukan register terbatas yang memiliki fungsi regulasi. Di bawah ini adalah contoh dari fungsi regulasi yang ditemukan pada hasil penelitian.

18) Kalajengaken Upacara pethak rikma utawi tanem rikma sumangga Bapak Riyanto Joko Purwanto sekalian keparenga tanem rikma calon temanten kakung lan putri petunggalan nyawiji. (PW.US.82)

Data di atas menunjukkan adanya register terbatas yang memiliki fungsi regulasi. Memiliki fungsi regulasi karena merupakan pengatur perilaku atau megendalikan tingkah laku. Pada kalimat di atas pranatacara mengandalikan laku acara yaitu ketika acara akan menuju ke prosesi berikutnya yaitu prosesi tanem rikma atau menanam potongan rambut pengantin. Kemudian mempersilahkan

Bapak Riyanto untuk menanam rambut tersebut. Tanem rikma merupakan salah satu prosesi dalam upacara siraman, tanem rikma yang berarti menanam rambut pengantin bertujuan supaya kedua mempelai senantiasa bersama hingga maut memisahkan mereka. Potongan rambut kedua calon pengantin dipersatukan dengan cara menanamnya bersamaan di depan kediaman pengantin wanita.

19) Tumuli linolos duwung miwah cenela kinarya pratanda tri admaja temanten arsa sungkem ing wewadaning ingkeng rama miwah ingkang ibu. (PS.UP.22)

Data di atas menunjukkan adanya register terbatas yang memiliki fungsi regulasi. Memiliki fungsi regulasi karena merupakan mengatur laku seseorang.

Pada kalimat di atas pranatacara mengendalikan laku pengantin ke prosesi berikutnya yaitu prosesi arsa sungkem atau biasa dikenal dengan sungkem

72 pangabekti. Arsa sungkem adalah prosesi di mana kedua pengantin melakukan sungkem atau meminta restu kepada kedua orang tua. Meminta restu kepada orang tua dari pihak wanita dan pria dengan cara jongkok sambil berjalan ke orang tua dan memohon restunya. d. Register Terbuka Fungsi Regulasi

20) Pramila saking menika, kula badhe nderekaken pitepangan kulawarga kawiwitan saking pitepangan kulawarga calon temanten kakung ingkang badhe dipunpangarsani dening Bapak Sigit Prabowo. (PW.UM.30)

Data di atas menunjukkan adanya register terbuka yang memiliki fungsi regulasi. Memiliki fungsi regulasi karena mengendalikan atau mengantur tingkah laku. Pada kalimat di atas pranatacara mengendalikan laku dari para keluarga penganrtin. Pranatacara menuntun serta mengendalikan prosesi pitepangan kulawarga agar tetap berjalan lancar. Kalimat di atas menunjukkan bahwa kemudian pranatacara meminta salah satu anggota keluarga dari pihak pria maju ke depan untuk memperkenalkan anggota keluargnya. Pitepangan kulawarga dalam bahasa Indonesia memiliki arti perkenalan keluarga, prosesi di mana keluarga dari pihak calon pengantin pria dan wanita saling berkenalan. Merupakan register karena istilah tersebut merupakan rangkaian prosesi pada acara malam midodareni.

21) Kebak ing tata susila miwah tata krama, angeka pada marak sowan ing pepadanipun ingkang Bapak miwah Ibu, sarwa sumembah ngaturaken pangabekti dhumateng ingkang rama, tangkeping asta sumembah ing jengku erring kanan ingkang rama. (PS.US.18)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbuka yang memiliki fungsi regulasi. Memiliki fungsi regulasi karena mngendalikan tigkah laku. Pada kalimat di atas pranatacara mengendalikan laku pengantin dalam suatu prosesi di mana

73 pengantin sumembah kepada orang tua mereka. Sumembah ngaturaken pangabekti kepada kedua orang tuanya. Sumembah dalam bahasa Indonesia memiliki arti menyembah akan tetapi bukan menyembah dalam arti seperti kita menyembah kepada Tuhan. Sumembah di sini yaitu jongkok serta menundukkan kepalanya seolah-olah menyembah kedua orang tua mereka sambil ngaturaken pangabekti atau dapat diartikan meminta restu, berterimakasih serta meminta maaf atas semua kesalahan mereka selama masih bersama dengan orang tua mereka.

22) Mangke saksampunipun kula abani njih, Ibu Bapak anggenipun banting sesarengan, sineksen para ingkang sami rawuh niat ingsun mecah kendhi sayekti ingkang tak pecah sanes kendhine ananging mugi pecah pamore anak kula Dian Kusuma Werdani.(PA.US.31)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbuka yang memiliki fungsi regulasi. Memiliki fungsi regulasi karena merupakan pengatur laku atau mengendalikan tingkah laku. Pada kalimat di atas pranatacara mendendalikan laku para tamu dan orang tua pengantin ketika hendak memasuki prosesi pecah pamor pengantin. Pranatacara di atas ngabani atau dalam bahasa Indonesia disebut memberikan aba-aba dengan hitungan supaya orang tua pengantin membanting kendi secara bersamaan. Prosesi di atas adalah prosesi di mana para tamu menyaksikan orang tua pengantin wanita membanting atau memecahkan kendi dengan tujuan mecah pamor atau aura pengantin wanita supaya nantinya terlihat cantik dan menawan. e. Register Terbatas Fungsi Interaksi

Berdasar hasil analisis penelitian, register terbatas fungsi interaksi hanya ditemukan pada pranatacara PW dan PS. Pada pranatacara PA tidak ditemukan

74 register terbatas yang memiliki fungsi interaksi. Di bawah ini adalah contoh dari fungsi interaksi yang ditemukan pada hasil penelitian.

23) Utusan ingkang pinatah kardi Bapak H. Ashari saha Ibu Siti Aminatun sampun sowan wonten ngarsanipun pamangku gati hangaturaken sanggan tinampi Ibu dr. Ndaru Murti Pangesti, SpPD-KEMD jangkep tanwonten ingkang cicir kinarya tandha cihna nyuwun miyosipun temanten putri ngaturaken angenging panuwun Bapak H. Ashari saha Ibu Siti Aminatun. (PW.UP.10)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbatas yang memiliki fungsi interaksi. Memiliki fungsi interaksi karena adanya interaksi antara dua orang. Pada kalimat di atas terjadi interaksi antara utusan dari pihak mempelai pria yang menghaturkan sanggan atau disebut juga dengan pisang sanggan kepada keluarga mempelai wanita. Sanggan atau pisang sanggan adalah pisang raja yang diberikan dari pihak mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita. Pisang ini memiliki makna yang mendalam yaitu sebagai lambang perjodohan.

24) Keparenga kula ingkang kapatah pemangkugati kinen nderekaken gatining laksana ing wanci menika. (PS.US.04)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbatas yang memiliki fungsi interaksi. Memiliki fungsi interaksi karena terjadi interaksi antara kedua belah pihak. Dalam prosesi pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta pamengkugati merupakan istilah yang digunakan untuk orang yang memiliki hajad menikah atau bisa dikatakan sebagai tuan rumah. Istilah tersebut sangat sering digunakan dalam prosesi pernikahan dan hanya sering ditemukan pada acara pernikahan. f. Register Terbuka Fungsi Interaksi

25) Kepada ibu-ibu dan tamu-tamu putri disilahkan untuk bertemu, bertatap muka, berbincang dan menyampaikan nasihat atau pesan dengan calon pengantin putri yang saat ini berada di kamar pengantin. (PW.UM.32)

75

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbuka dengan fungsi interaksi.

Memiliki fungsi interaksi karena adanya interaksi antara para tamu dengan mempelai wanita. Dalam prosesi ini para tamu wanita akan bertatap muka secara langsung atau berjumpa dengan calon pengantin wanita yang berada di ruangan khusus. Kalimat di atas merupakan kalimat yang digunakan oleh pranatacara ketika hendak memasuki prosesi tilik nitik pada malam midodareni. Tilik nitik merupakan prosesi di mana para keluarga pria asalkan wanita boleh menemui calon pengantin wanita yang berada di kamar pengantin dalam kediaman dan tidak diperkenankan keluar ketika upacara malam midodareni berlangsung.

26) Pramila dhumateng Bapak Mahendra Putra kersa jengkar saking palenggahan bahde mundhut pamit., sumangga. (PS.UM.16)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka yang memiliki fungsi interaksi. Memiliki fungsi interaksi karena adanya interaksi yaitu mundhut pamit.

Pada kalimat di atas ada interaksi antara Bapak Mahendra dengan tuan rumah.

Bapak Mahendra akan berpamitan kepada pihak tuan rumah dan dipersilahkan oleh pranatacara. Mundhut pamit dalam bahasa Indonesia memiliki arti berpamitan, pada prosesi ini pihak keluarga pria hendak berpamitan kepada pihak keluarga wanita biasanya diwakilkan oleh orang lain. Orang tersebut diberikan amanat oleh keluarga pihak pria untuk mewakili mereka. Istilah tersebut termasuk ke dalam register karena merupakan rangkaian prosesi pada pernikahan tersebut yaitu adicara mundhut pamit.

76

27) Para tamu ngaturaken pambagya kasugengan awit rawuh panjenengan sedaya wonten ing wekdal menika. (PA.NM.22)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka dengan fungsi interaksi.

Memiliki fungsi interaksi karena terjadinya interaksi yaitu ngaturaken pambagya kasugengan. Pada kalimat di atas pranatacara memberikan arahan kepada para tamu untuk ngaturaken pambagya kasugengan atau dalam bahasa Indonesia adalah memberikan ucapan selamat kepada kedua pengantin. Para tamu ngaturaken pambagya kasugengan dengan cara berjabat tangan dan mengucapkan ucapan ikut berbahagia kepada kedua pengantin, maka dari itu terjadi fungsi interaksi berupa berjabat tangan dan mengucapkan ungkapan rasa ikut berbahagia kepada kedua pengantin yang berada di pelaminan. g. Register Terbatas Fungsi Imajinasi

28) Wiji dadi tigan tinetesaken ing palarapan pecah ing banthala babar tumangkar tedhak turun putra wayah hanglajengaken sejarah jumeneng jajar sumandhing kakung miwah putri. (PW.UP.19)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbatas yang memiliki fungi imajinasi. Memiliki imajinasi karena istilah tersebut berorientasi pada suatu hal.

Pada kalimat diatas menunjukkan imajinasi bahwa memecah telur berarti memecah atau menyingkirkan hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Wiji dadi tigan merupakan prosesi dimana pengantin pria menginjak telur sampai pecah dan bercampur antara putih dan kuning telurnya. Memecah telur tersebut memiliki imajinasi bahwa yang dipecah berupa hal-hal buruk yang ada yang tidak diinginkan sehingga nantinya ketika berumahtangga hanya hal baik yang ada disekililingnya.

77

29) Sigra ambasuh ampeyan ingkang raka kinarya tandha bekti dhumateng ingkeng garwa sang guru laki. (PS.UP.08)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbatas yang memiliki fungsi imajinasi. Memiliki fungsi imajinasi karena berorientasi pada suatu hal. Pada kalimat di atas menunjukkan adanya fungsi imajinasi yaitu di mana prosesi ambasuh ampeyan tidak hanya sekedar ambasuh ampeyan, akan tetapi ada orientasi tersendiri. Ambasuh ampeyan dalam bahasa Indonesia memiliki arti membasuh kaki. Prosesi ini adalah prosesi di mana pengantin wanita membasuh kaki dari pengantin pria fungsi imajinasi pada prosesi ini adalah membasuh kaki mempelai laki-laki diangap sebagai tanda bakti sang istri kepada suami.

30) Menika magas sukerta rumiyin tembunge wantah sakmenika ngilangi sesuker utawi reged menawi simbah-simbah rimiyin menapa jenenge, ngethok buntut urange diketok buntut urange supados anggenipun gesang boten mbredidil jahit methakil kadosta buta cakil ngemut krikil kleru penthung. (PA.US.35-36)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbatas yang memiliki fungsi imajinasi. Memiliki fungsi imajinasi karena berorientasi pada suatu hal. Pada kalimat di atas register magas sukerta atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti memotong rambut. Magas sukerta merupakan salah satu prosesi di mana pengantin di potong sedikit rambutnya, hal ini memiliki imajinasi bahwa dengan memotong sedikit bagian rambut dapat menghilangkn kotoran yang ada dan merupakan tanda bahwa pengantin telah melepas masa mudanya dan akan menuju ke masa kehidupan sesungguhnya yaitu berumahtangga. Istilah berikutnya dalam kalimat tersebut adalah buntut urang. Buntut urang pada kalimat di atas bukanlah arti buntut ekor dan urang adalah udang, akan tetapi buntut urang merupakan bagian dari rambut.

Pemotongan bagian buntut urang di sini juga memiliki imajinasi karena merupakan

78 suatu harapan supaya pengantin hidupnya tidak ada halangan dan hal-hal buruk menimpanya dan senantiasa diberikan kelancaran. h. Register Terbuka Fungsi Imajinasi

31) Redana artha receh dadi piwulang ing jagad boten wonten ageng tanpa saking alit, boten wonten kathah tanpa saking sekedhik, boten wonten pinter tanpa pamarsudi, boten wonten kamulyan tanpa tinuku kanthi laralapa, tekun, telaten, gemi, setiti, nastiti, ngati-ati, rigen, tegen, lan mugen, kadosdene pakuladan ingkang dipunparingaken dhumateng ingkang putra dening rama lan ibu tansah eling temanten kekalih bilih ibu minagka dadi wadhah wiji sejati dipunaturaken dhumateng Ibu dr. Ndaru Murti Pangesti, SpPD-KEMD minangka dados pepeling bilih lahiripun dr. Nabila Arnest Amorita saking gua garbaning ibu tembene minangka dadi kanthining tumuwuh anak mas Burhanudin Luthfi, S.E. (PW.UP.29)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbuka yang memiliki fungsi imajinasi. Memiliki fungsi imajinasi karena berorientasi pada suatu hal. Artha receh dalam bahasa Indonesia memiliki arti artha uang dan receh adalah uang kecil nominalnya. Pada kalimat di atas istilah artha receh berorientasi bahwa segala sesuatu tidaklah langsung menjadi besar, akan tetapi harus dimulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Menggambarkan bahwa pengantin hendaknya prihatin terlebih dahulu sehingga pada nantinya akan hidup dengan nyaman karena dapat berkecukupan. Berdasarkan konteksnya istilah tersebut termasuk ke dalam register karena istilah memiliki pandangan dan makna yang tidak hanya makna aslinya.

32) Ngunjuk tirta wening linambaran kanthi weninging manah. (PS.UP.21)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbuka yang memiliki fungsi imajinasi. Memiliki fungsi imajinasi karena berorientasi pada suatu hal. Pada kalimat di atas menunjukkan istilah tirta wening atau dalam bahasa Indonesia adalah air putih mengacu akan suatu hal. Tirta wening di atas mengacu pada fungsi

79 imajinasi bahwa dengan meminum tirta wening menjadikan hati si peminum air tersebut bersih bening seperti air yang diminum.

33) Iki mung kanggo tandha ben ora lali mula diarani ali-ali utawa murih boten gampil kesupen mila sinebat sesupe. (PA.AN.16)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbuka yang memiliki fungsi imajinasi. Memiliki fungsi imajinasi karena berorientasi pada suatu hal. Pada kalimat di atas kata sesupe memiliki orintasi ampun ngantos kesupen. Sesupe dalam bahasa Indonesia memiliki arti cincin sedangkan ampun ngantos kesupen adalah jangan sampai lupa. Sehingga diharapkan pengantin tidak pernah melupakan satu sama lain dengan menggunakan cincin tersebut. i. Register Terbatas Fungsi Informasi

34) Kembar Mayang, murwakani lampahing temanten minangka dadi tanda bilih ingkang palakrama taksih asipat kenya lan jejaka. (PW.UP.11)

Data di atas menunjukkan adanya register terbatas yang memiliki fungsi informasi. Memiliki fungsi informasi karena apa yang disampaikan berupa informasi. Pada kalimat di atas pranatacara menyampaikan informasi bahwa kembar mayang mengawali jalannya kirab pengantin. Kembar mayang menjadi tanda bahwa kedua mempelai pengantin masih perawan dan perjaka. Kembar mayang merupakan suatu rangkaian yang terbuat dari janur atau daun kelapa yang masih muda, kemudian di tambah dengan beberapa dedaunan serta bunga mayang atau dikenal juga dengan bunga minang atau bunga pudak seperti pandan.

35) Para tamu ingkang minulya samektaning upacara majang tarub kalajengaken upacara siraman calon temanten putri. (PS.US.01)

Data di atas menunjukkan adanya register terbatas yang memiliki fungsi informasi. Memiliki fungsi informasi karena apa yang disampaikan berupa

80 informasi. Pada kalimat di atas pranatacara menyampaikan informasi kepada para tamu yang hadir bahwa setelah berlangsungnya upacara majang tarub maka akan dilanjutkan dengan prosesi upacara berikutnya yaitu prosesi upacara siraman.

Upacara majang tarub merupakan salah satu prosesi dalam upacara pernikahan adat jawa gaya Yogyakarta yaitu memasang tarub yang menandakan bahwa adanya orang memiliki hajad mantu atau adanya suatu acara pernikahan. Sedangan upacara siraman adalah suatu prosesi di mana pengantin dimandikan menggunakan racikan air dan bunga yang memiliki makna yang mendalam dan sakral.

36) Ingkang pungkasan penggemar ayam bangkok sampun dipuntengga wonten ing adicara ngebur ayam. (PA.US.45)

Data di atas menunjukkan adanya register terbatas yang memiliki fungsi informasi. Memiliki fungsi informasi karena apa yang disampaikan berupa informasi. Pada kalimat di atas pranatacara menyampaikan informasi bahwa acara terakakhir adalah adicara ngebur ayam. Adicara ngebur ayam merupakan prosesi terakhir dari rangkaian upacara siraman. Adicara ngebur ayam pada setiap upacara siraman tidak selalu ada tergantung pada yang memiliki hajad. Adicara dalam bahasa Indonesia memiliki arti acara sedangkan ngebur ayam adalah menerbangkan ayam atau melepaskan ayam. j. Register Terbuka Fungsi Informasi

37) Hanggong sesanthi mugi rahayu, semoga senantiasa mendapatkan anugrah karahayon, keselamatan, pamangkugati miyos saking dalem ageng tumuju ing palenggahan. (PW.US.07)

Data di atas menunjukkan adanya register terbuka yang memiliki fungsi informasi. Memiliki fungsi informasi karena apa yang disampaikan berupa informasi. Pada kalimat di atas pranatacara menyampaikan harapan kemudian

81 dilanjutkan informasi bahwa pamangkugati (orang yang punya hajad) akan keluar dari dalem ageng menuju palenggahan. Dalam bahasa Indonesia pamangkugati adalah tuan rumah dan akan segera lewat dari kediamannya menuju tempat duduk yang sudah disiapkan.

38) Wiwaraning adicara pahargyan ngunduh mantu boyong temanten sawega ing dhiri samekta ing gati tinata ing satataning adicara mangayuhbagyo praptaning risang temanten miwah risang besaning sampun kepareng lebet ing wiwaraning sasana pahargyan. (PS.NM.06)

Data di atas menunjukkan adanya register terbuka yang memiliki fungsi informasi. Memiliki fungsi informasi karena apa yang disampaikan berupa informasi. Pada kalimat di atas pranatacara menyampaikan informasi bahwa adicara panghargyan ngunduh mantu sudah siap dan pengantin dan rombongan sudah diperbolehkan masuk ke dalam sasana panghargyan atau ruangan untuk melaksanakan upacara panghargyan ngunduh mantu boyong temanten. Sasana panghargyan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan tempat atau ruangan yang digunakan untuk melaksanakan adicara panghargyan ngunduh mantu.

39) Esthining galih ngicali sakabehing sukerta murih uwal saka panggirigudha lan ridhu-pangridhu, kambang-kamambang ing sekar tri warna ingkeng ana jero bokor kencana ing kana ana kembang mawar, melathi lan kanthil. (PA.UP.11)

Data di atas menunjukkan adanya register terbuka yang memiliki fungsi informasi. Memiliki fungsi informasi karena apa yang disampaikan berupa informasi. Pada kalimat di atas pranatacara menyampaikan informasi bahwa pada prosesi tersebut memiliki manfaat supaya menghilangkan segala sesuatu yang buruk hawa-hawa jelek yang ada di sekitar calon pengantin.yang larut bersama

82 dengan sekar tri warna. Sekar triwarna di sini merupakan gabungan dari bunga mawar, bunga melati, dan bunga kanthil. Sekar triwarna merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan ketiga bunga tadi yang sudah bercampur menjadi satu. k. Register Terbatas Fungsi Representasi

Berdasar hasil analisis penelitian, register terbatas fungsi representasi hanya ditemukan pada pranatacara PW dan PA. Pada pranatacara PS tidak ditemukan register terbatas yang memiliki fungsi representasi. Di bawah ini adalah contoh dari fungsi representasi yang ditemukan pada hasil penelitian.

40) Bunga setaman atau sekar setaman simbol dari harapan kepada putri tercinta untuk selalu memiliki hambegkautaman seperti yang dicontohkan oleh ayah dan ibu. (PW.US.32)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbatas yang memiliki fungsi representasi. Memiliki fungsi representasi karena pada kalimat di atas menunjukkan adanya persepsi. Persepsi yang dimaksud adalah bahwa sekar setaman atau bunga setaman merupakan sebuah simbol dari harapan orang tua kepadaputrinya.

41) Nuwun sewu menapa wonten malih ingkang taksih badhe sipunsimbolisaken, mangga jenean kalian buwuh. (PA.UM.12)

Data di atas menunjukkan adanya register terbatas yang memiliki fungsi representasi. Memiliki fungsi representasi karena pada kalimat di atas menunjukkan adanya persepsi. Persepsi yang dimaksud adalah bahwa buwuh merupakan uang makna sebenarnya buwuh berarti datang ke acara pernikahan. Uang yang dimaksud adalah uang yang diberikan tamu kepada yang punya acara. Istilah tersebut termasuk register karena hanya digunakan dalam acara pernikahan saja.

83 l. Register Terbuka Fungsi Representasi

Berdasarkan hasil analisis penelitian register terbuka yang memiliki fungsi representasi hanya ditemukan pada satu pranatacara, yaitu pranatacara PW. Pada pranatacara PS dan PA tidak ditemukan adanya hasil register jenis terbuka yang memiliki fungsi representasi. Berikut merupakan contoh register jenis terbuka yang memiliki fungsi representasi.

42) Bunga setaman atau sekar setaman simbol dari harapan kepada putri tercinta untuk selalu memiliki hambegkautaman seperti yang dicontohkan oleh ayah dan ibu. (PW.US.33)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka yang memiliki fungsi representasi. Memiliki fungsi representasi karena pada kalimat di atas menunjukkan adanya persepsi. Persepsi yang dimaksud adalah bahwa anaknya kelak nantinya memiliki hambegkautaman seperti kedua orang tuanya. Hambegkautaman adalah sikap atau watak yang baik.

4. Makna Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya Yogyakarta. Makna dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa Gaya

Yogyakarta dibagi menjadi tiga yaitu makna primer, makna, sekunder, dan medan makna. Makna primer merupakan makna inti yang tidak membutuhkan konteks tambahan untuk memahaminya, memiliki makna denotatif, leksikal dan juga literal.

Sedangkan makna sekunder merupakan makna yang membutuhkan bantuan konteks untuk memahaminya. Dapat juga memiliki makna figuratif akan tetapi masih mencakup makna gramatikal. Medan makna merupakan makna yang saling berkaitan sehingga membentuk sebuah medan makna. Berdasarkan hasil analisis

84 medan makna hanya ditemukan pada register jenis terbatas dan tidak ditemukan hasil pada register jenis terbuka. a. Register Terbatas Makna Primer 43) Bapak dan Ibu para tamu serta keluarga pamangkugati Bapak Drs. Rianto Joko Purwanto, M.M. beserta Ibu Suhariningsih berkenan untuk menuju tempat upacara majang tarub pasang bleketepe dan upacara siraman diantara tamu undangan. (PW.US.05)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbatas yang memiliki makna primer. Memiliki makna primer karena register tersebut merupakan makna inti dan mampu difahami tanpa bantuan konteks. Pada kalimat di atas data bleketepe merupakan istilah untuk anyaman janur yang dibentuk persegi panjang yang kemudian di gantung di gapura tuwuhan yang mendankan adanya orang punya hajad mantu. Istilah tersebut dapat difahami tanpa bantuan konteks dan merupakan makna primer atau makna sesungguhnya.

44) Tumapak ing upacara panggih kapurwakan juru ampil pisang sanggan yo mangarsa. (PS.UP.01)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbatas yang memiliki makna primer. Memiliki makna primer karena register tersebut merupakan makna inti dan mampu difahami tanpa bantuan konteks. Pada data di atas orang tanpa perlu penjelasan tambahan akan mengetahui upcara panggih yang dimaksud. Upacara panggih merupakan upacara di mana kedua mempelai dipertemukan setelah berlangsungnya akad nikah. Upacara panggih terdiri dari beberapa prosesi.

Upacara panggih di atas merupakan makna primer karena merupakan makna yang sesungguhnya sesuai dengan inti aslinya.

85

45) Gotheking para pinter dalu menika dipunwastani malem midodareni. (PA.UM.01)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbatas yang memiliki makna primer. Memiliki makna primer karena register tersebut merupakan makna inti dan mampu difahami tanpa bantuan konteks. Pada kalimat di atas malem midodareni merupakan makna inti karena malem midodareni yang dimaksud memanglah malem midodareni yang merupakan sebuah rangkaian prosesi dalam pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. b. Register Terbuka Makna Primer 46) Bapak Jatmika Hendri Wibowo sekalian, nuwun sewu sumangga kula dherekaken kaparenga tumanggap pangandikan. (PW.US.40)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka yang memiliki makna primer. Memiliki makna primer karena register tersebut merupakan makna inti dan mampu difahami tanpa bantuan konteks. Pada kalimat di atas istilah tumanggap pangandikan atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti menanggapi tuturan atau sambutan yang disampaikan pihak keluarga besan. Istilah tumanggap pangandikan dapat berganti-ganti istilahnya karena termasuk jenis register terbuka, akan tetapi maknanya harus tetap sama. Istilah tersebut dapat diganti dengan istilah seperti imbal wacana, tanggap pangandikan, dan lain sebaginya. Berbeda-beda istilah akan tetapi memiliki makna yang sama dan merupakan makna inti atau primer, dapat dimengeri tanpa bantuan sebuah konteks.

47) Sampun paripurna anggenipun imbal wacana, dhuta toya perwita adi sampun kepareng bidhal.. (PS.US.28)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka yang memiliki makna primer. Memiliki makna primer karena register tersebut merupakan makna inti dan

86 mampu difahami tanpa bantuan konteks. Pada kalimat di atas istilah imbal wacana merupakan makna asli atau makna inti. Dalam prosesi pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta imbal wacana merupakan istilah yang digunakan untuk acara tanggapan dari pangandikan keluarga besan. Istilah tersebut dapat berganti-ganti asalkan masih memiliki makna yang sama. Imbal wacana merupakan makna inti makna denotatif dan dapat difahami tanpa bantuan konteks lain.

48) Dalu sakderengipun dhaup katindakaken dene isen-isening adicara inggih menika serah tinampi punang calon tematen jalu, mila kalilanana sawetawis ngaturaken pambagya kasugengan katur para tamu ingkang sampun kepareng rawuh wonten ing dalu menika. (PA.UM.02)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka yang memiliki makna primer. Memiliki makna primer karena register tersebut merupakan makna inti dan mampu difahami tanpa bantuan konteks. Pada kalimat di atas istilah dhaup merupakan makna primer, makna sesungguhnya. Dhaup dalam bahasa Indonesia berarti menikah atau pernikahan. c. Register Terbatas Makna Sekunder 49) Alang-alang tinebihna saking pepalang, ron kluwih muga pinaringan daya linuwih, tebu saking tembung anteping kalbu, cengkir kencenging pamikir, pinilih gadhing lambang kekiyatane gajah, gedhang raja hayu gegadhangan muga tansah panggih raharja rahayu, janur kuning janah nur kun lan hening, jannah ingkang tegesipun suwarga, nur ingkang tegesipun cahya, kun fayakun dados awit saking keparengipun Allah, ning saking tembung wening. (PW.US.11)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbatas yang memiliki makna sekunder. Memiliki makna sekunder karena untuk memahaminya diperlukan sebuah konteks. Istilah yang bermakna sekunder mereka tidak bermakna inti atau sebagaimana mestinya. Pada kalimat di atas istilah alang-alang bukan merupakan makna inti yang berarti ilalang sejenis tumbuh-tumbuhan. Makna alang-alang di

87 atas adalah memiliki makna sekunder yaitu tinebihna saking pepalang atau dalam bahasa Indonesia adalah dijauhkan dari berbagai halangan dan rintangan.

50) Ingkang Ibu badhe mecah pamoring sang dyah ayu. (PS.US.44)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbatas yang memiliki makna sekunder. Memiliki makna sekunder karena untuk memahaminya diperlukan sebuah konteks. Istilah yang bermakna sekunder mereka tidak bermakna inti atau sebagaimana mestinya. Pada kalimat di atas istilah mecah pamoring, mampu dipahami dengan bantuan konteks yaitu mecah pamoring sang dyah ayu. Mecah pamoring dalam bahasa Indonesia memiliki arti memecah pamor, bukan memecah suatu benda akan tetapi lebih bermakna membuka aura. Sedangkan sang dyah ayu merupakan sebuta bagi si pengantin wanita. Jadi setelah mendapat bantuan konteks maka istilah tersebut mampu difahami menjadi membuka aura sang pengatin wanita.

51) Sinartan palengkunging janur kuning ingkang sedaya kala wau lamun kadulu saged mbabar raos wimbuh tentrem ing wardaya. (PA.US.13)

Data di atas menunjukkan adanya jenis register terbatas yang memiliki makna sekunder. Memiliki makna sekunder karena untuk memahaminya diperlukan sebuah konteks. Istilah yang bermakna sekunder mereka tidak bermakna inti atau sebagaimana mestinya. Pada kalimat di atas istilah janur kuning bukan hanya diartikan sebagai daun muda yang berasal dari pohon kelapa. Namun janur juning pada kalimat dia atas memiliki makna bahwa janur kuning akan membuat hati orang yang melihat menajadi damai dan tenang.

88 d. Register Terbuka Makna Sekunder 52) Hanenggih Raden Bima satriya panenggak ing Pandawa kawuryan regancang kaya lintang panjrina hamurwakani lampahing temanten sung tuladha waspada paningaling lahir waskitha paningaling batin.(PW.NM.18)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka yang memiliki makna sekunder. Memiliki makna sekunder karena untuk memahaminya diperlukan sebuah konteks. Istilah yang bermakna sekunder mereka tidak bermakna inti atau sebagaimana mestinya. Pada kalimat di atas istilah lampahing temanten bukan hanya berarti langkah dari pengantin atau pengantin sedang berjalan. Namun istilah lampahing temanten merupakan istilah yang digunakan pranatacara untuk menyatakan bahwa pengantin sedang melakukan kirab pengantin.

53) Tumuli lenggah wangul ing sasana sekawit. (PS.UP.18)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka yang memiliki makna sekunder. Memiliki makna sekunder karena untuk memahaminya diperlukan sebuah konteks. Istilah yang bermakna sekunder mereka tidak bermakna inti atau sebagaimana mestinya. Pada kalimat di atas istilah sasana sekawit tidak akan difahami tanpa adanya bantuan konteks. Sasana sekawit pada kalimat di atas memiliki makna bahwa para tamu kembali ke tempat duduk semula. Tempat duduk semula memerlukan bantuan konteks untuk dapat dimengerti dengan apa yang disampaikan oleh penutur.

89

54) Toya, ingkang sampun dipunpendhet saking toya maneka werni antawisipun wonten toya saking sendhang toya pagesangan, saking dalemipun wonten ing Dayu, saking dalem ing Jaban Umul Nggedharen Jati Nom, toya suci saking Greja Ngganjuran, toya suci wonten ing sendhang Jatiningsih saha toya suci saking sendang kasihan bakal rinacik dados satunggal, dadosa toya ingkang kebak daya linangkung. (PA.US.17)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbuka yang memiliki makna sekunder. Memiliki makna sekunder karena untuk memahaminya diperlukan sebuah konteks. Istilah yang bermakna sekunder mereka tidak bermakna inti atau sebagaimana mestinya. Pada kalimat di atas istilah toya atau air bukanlah sekedar air biasa, diperlukan konteks untuk memaknai air yang dimaksud oleh penutur. Air yang dimaksud pada kalimat di atas adalah air siraman yang diambil atau bersumberkan dari berbagai macam sumber air. Air tersebut dimaknai sebagai air yang suci dalam konteks tersebut. e. Register Terbatas Medan Makna Berdasar hasil analisis penelitian, register terbatas yang memiliki medan makna hanya ditemukan pada pranatacara PW dan PA. Pada pranatacara PS tidak ditemukan register terbatas yang memiliki medan makna. Di bawah ini adalah contoh dari register terbatas yang memiliki medan makna pada hasil penelitian

55) Dumados saking ron-ronan mancawarna ron alang-alang tinebihna saking pepalang dhadhap srep nadyan pinaringan kawruh lan seserepan muga tansah lembah manah andhap ashor hanurogo. (PW.US.10)

Data di atas menunjukkan adanya register jenis terbatas yang memiliki medan makna. Medan makna merupakan makna yang saling berkaitan sehingga membentuk medan makna. Pada kalimat di atas terdapat istilah ron alang-alang, yang dimaknai menjauhkan dari segala halangan rintangan. Kemudian dhadhap srep meski memiliki pengetahuan lebih hendaknya harus tetap rendah hati. Dari

90 kumpulan makna di atas maka membentuk medan makna berupa ron-ronan mancawarna. Di mana ron-ronan mancawarna terdiri dari makna-makna yang telah disebutkan tadi,

56) Cinampur sekar triwarna, wonten sekar abrit, sekar pethak, saha ijem. (PA.US.18-21)

Data di atas menunjukkan adanya register terbatas yang memiliki medan makna. Memiliki medan makna karena sekar triwarna di atas memiliki keterkaitan makna dengan makna yang dimiliki oleh sekar abrit, sekar pethak dan juga sekar ijem. Sekar triwarna atau bunga tiga warna merupakan istilah untuk bunga yang digunakan dalam prosesi pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Sekar abirit

(bunga merah), sekar pethak (bunga putih), sekar ijem (bunga hijau) memiliki makna masing-masing, kemudian kumpulan makna tadi berkumpul menjadi medan makna pada sekar triwarna. f. Register Terbuka Medan Makna

Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukannya register terbuka yang memiliki medan makna. Hasil penelitian ketiga pranatacara yaitu PW, PS, dan PA menunjukkan bahwa tidak ada medan makna yang ditemukan.

91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan dari pembahasan register meliputi register apa saja yang ditemukan pada tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta, jenis register apa saja yang ditemukan, fungsi register apa saja, serta makna register apa saja yang terdapat dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta yaitu sebagai berikut.

1. Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa Gaya

Yogyakarta.

Register yang ditemukan pada ketiga tuturan pranatacara sebagian besar merupakan istilah-istilah khusus yang hanya lazim digunakan pada acara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogykarta. Akan tetapi tidak semua, ada pula istilah yang sudah dikenal secara umum namun istilah tersebut digunakan dalam rangkaian acara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Istilah-istilah umum yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta yaitu seperti pelaminan, akad nikah, upacara suci, dan lain sebagainya. Istilah tersebut sudah biasa didengar di telinga masyarakat tidak hanya pada prosesi upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta saja.

Pada pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta, register ditemukan pada berbagai tahapan mulai dari tahapan pra mantu yaitu upacara siraman dan upacara midodareni, tahap mantu yang berupa akad nikah dan upacara panggih, hingga tahapan pasca mantu yaitu ngunduh mantu boyong temanten. Selain pada prosesi

92 adat, register juga di temukan pada nama-nama prosesi ditemukan pula pada istilah peraga seperti pamangkugati, dhuta tirta, juru wicara dan lain sebagainya kemudian ditemukan juga pada perlengkapan yang digunakan seperti istilah bleketepe, tirta perwitasari, cengkir, konyoh, dan lain sebagainya.

2. Jenis Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa

Gaya Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian jenis register yang ditemukan terdiri dari dua jenis, yaitu register jenis terbatas dan register jenis terbuka. Pada hasil penelitian mengenai register dalam tuturan pranatacara telah ditemukan kedua jenis register dari ketiga pranatacara tersebut. Jenis register terbatas biasanya ditemukan pada istilah-istilah yang memang secara khusus digunakan dalam rangkaian acara upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta. Istilah tersebut biasanya memiliki makna yang terbatas dan tidak bersifat fleksibel tidak dapat dirubah seperti upacara mecah pamor, dhahar klimah, pisang sanggan, dan lain sebagainya. Kemudian untuk register dengan jenis terbuka biasanya bersifat lebih flesksibel atau bahkan istilah tersebut biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehinga masih difahami oleh orang yang bukan dalam golongan tersebut. Register dengan jenis terbuka yaitu seperti istilah pambagya raharja, dhuta toya, toya wening, dan lain sebagainya. Istilah tersebut masih dapat dirubah asalkan masih memiliki makna yang sama.

93

3. Fungsi Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa

Gaya Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian, dari delapan fungsi register yang dikemukakan oleh Halliday ditemukan enam fungsi register yaitu fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi interaksi, fungsi imajinasi, fungsi informasi, dan fungsi representasi. Namun berdasarkan hasil analisis tidak semua pranatacara ditemukan fungsi-fungsi tersebut seperti pada register terbatas dengan fungsi regulasi. Pada register terbatas dengan fungsi regulasi hanya ditemukan pada pranatacara PW dan

PS. Pada pranatacara PA tidak ditemukan adanya register terbatas yang memiliki fungsi regulasi. Kemudian pada register terbatas dengan fungsi representasi, peneliti tidak menemukan adanya register terbatas fungsi representasi pada pranatacara PS. Selanjutnya pada register terbatas dengan fungsi representasi hasil hanya ditemukan pada pranatacara PW dan PA. Pada hasil analisis register terbuka fungsi representasi hanya ditemukan pada satu pranatacara saja, yaitu pranatacara

PW. Pada pranatacara PS dan PA tidak ditemukan adanya hasil register jenis terbuka yang memiliki fungsi representasi.

4. Makna Register dalam Tuturan Pranatacara Upacara Pernikahan Adat Jawa

Gaya Yogyakarta

Makna dalam tuturan pranatacara upacara pernikahan adat Jawa Gaya

Yogyakarta dibagi menjadi tiga yaitu makna primer, makna, sekunder, dan medan makna. Makna primer merupakan makna inti yang tidak membutuhkan konteks tambahan untuk memahaminya, memiliki makna denotatif, leksikal dan juga literal.

Sedangkan makna sekunder merupakan makna yang membutuhkan bantuan

94 konteks untuk memahaminya. Dapat juga memiliki makna figuratif akan tetapi masih mencakup makna gramatikal. Medan makna merupakan makna yang saling berkaitan sehingga membentuk sebuah medan makna. Berdasarkan hasil analisis medan makna hanya ditemukan pada register jenis terbatas dan tidak ditemukan hasil pada register jenis terbuka. Pada jenis register terbatas medan makna hanya ditemukan pada tuturan pranatacara PW dan PA. Pada pranatacara PS tidak ditemukan register terbatas yang memiliki medan makna. Makna primer dan sekunder ditemukan hasil pada ketiga pranatacara dan juga terdapat pada jenis register terbatas dan jenis register terbuka.

B. Saran

Setelah menganalisis mengenai register apa saja yang terdapat pada rangkaian upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta berikut jenis, fungsi, serta maknyanya, peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak antara lain sebagai berikut:

1. Bagi pembaca, peneliti berharapa pembaca dapat mengambil pelakaran dari

penelitian ini sehingga mampu menjadikannya sebagai tambahan ilmu

pengetahuan dan dapat mempelajari register-register yang terdapat pada

kebudayaan seperti upacara pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

Diharapkan pembaca juga mempelajari mengenai jenis, fungsi, serta makna

yang terkandung dalam register tersebut.

2. Bagi mahasiswa, penelitian ini semoha dapat menjadi relevansi bagi penelirian

berikutnya dan lebih dapat memahami penelitian mengenai register khususnya

jenis, fungsi, dan makna.

95

3. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai bahan

penelitian yang jauh lebih baik dan lebih mendalam.

4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah pengetahan

dalam memahami register atau istilah khusus yang berada di sekitarnya.

C. Implikasi

Penelitian ini memiliki implikasi bahwa register atau istilah khusus ditemukan juga pada suatu upacara tradisi seperti pada upacara pernikahan adat Jawa gaya

Yogyakarta. Register tidak hanya berupa istilah-istilah yang sangat asing didengar namun juga istilah yang sudah familiar digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Register merupakan variasi bahasa berdasarkan penggunanya, register memiliki manfaat sebagai pengganti istilah-istilah dengan makna tertentu seperti pada jenis register terbatas yang memiliki makna serta kata yang terbatas. Register biasa ditemukan pada suatu kalangan atau golongan masyarakat tertentu. Seperti pada lingkungan kesehatan sering digunakan istilah-istilah khusus untuk mempermudah mereka berkomunikasi. Dalam penelitian ini contohnya seperti ketika pranatacara menuturkan istilah upacara siraman., secara langsung orang akan memahami apa yang harus dilakukan dan apa arti dari istilah tersebut tidak harus dijelaskan secara detail. Dalam hasil peneltian ini register sering dijumpai pada prosesi, nama peraga, dan juga peralatan yang digunakan pada pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta.

96

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I. (2006). Konstruksi dan repoduksi kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Adrianto, A. (1998). Majang dan tarub dalam upacara perkawinan di lingkungan keraton yogyakarta. Yogyakarta: Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya. Agha, Asif. (2000). Journal of linguistic anthropology. American antropogical association. 9 (1-2):216-219 Diunduh dari: https://jstor.org/stable/43102470 Agustina, S.D. (2013). Register rias paes ageng kanigaran penganten gagrag Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Alwasilah, C. (1985). Sosiologi bahasa. Bandung: Angkasa. Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Biber, D dan Egbert, J. (2016). Register variation on the Searchable web: A dimensional analysis. Journal of English Linguistics. Vol 44 No 2. Diunduh :http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0075424216628955 Bratasiswara, R. H. (2000). Bauwarna adat tata cara jawa. Jakarta: Yayasan Suryasuminat. Brown, D. W. (2015). Dialect and register hybridty: A case from schools. Sage Journal Linguistics. Vol 39 No 2. Diunduh dari: http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0075424211398659 Chaer, A dan Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik perkenalan awal. Jakarta: Rineka Cipta. Del Saz-Rubio, M. M. (2018). Female identities in tv toiletries ads: A pragmatic and multimodal analysis of implied meanings. Journal of Pragmatics, 136, 54–78.Diunduh dari: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S037821661730822 6 Hadi, I. (2017). Register pedagang buah: Studi pemakaian bahasa kelompok profesi di kota padang. Metalingua. Vol 15 No 1. Diunduh dari: http://metalingua.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/metalingua/article/do wnload/152/56 Halliday, M.A.K. dan Hassan, R. (1994). Bahasa, konteks, dan teks: aspek-aspek bahasa dalam pandangan semiotika. Diterjemahkan oleh Asruddin Barori Tou. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hassan, R. (2005). Language, society, and consciousness. London: Equinox Publishing Ltd.

97

Hudson, R.A. (1985). Sociolinguistics. London: Cambridge University Press. Ioannidou, E. (2017). Performing registers and registering performance: Young children’s linguistic practices during play in the greek cypriot context. Language & Communication, 56, 55–68. Diunduh dari: https://pure.unic.ac.cy/en/publications/performing-registers-and- registering-performance-young-childrens- Koentjaraningrat. (1977). Beberapa pokok antropologi sosial. Jakarta: Dian Rakyat. ______. (1981). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Moloeng, L. (2014). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. M.S, Mashun. (2007). Metode penelitian bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nababan, P.W.J. (1984). Sosiolinguistik suatu pengantar. Jakarta: PT. Gramedia. Noels, K. A. (2014). Language variation and ethnic identity: A social psychological perspective. Language & Communication, 35, 88–96. Doi:10.1016/j.langcom.2013.12.001 Parera, J.D. (1993). Leksikon istilah pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pateda, M. (2010). Semantik leksikal. Jakarta: Rineka Cipta. Pateda, M. (2015). Sosiolinguistik. Bandung: Penerbit Angkasa Prastowo, A. (2012). Metode penelitian kualitatif dalam prespektif rancangan penelitian. Yogyakarta:Ar.Ruzz Media. Riou, M. (2017). The prosody of topic transition in interaction: Pitch register variations. Language and Speech on SAGE Journal. Vol 1 No 21. Diunduh dari: http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0023830917696337 Santoso, J. (2003). Diktat pegangan kuliah: Semantik. UNY: FBS. Solano, G. (2006). Language, direct, and register: Sociolinguistics and the estimstion of measurement error in the testing of english language learners. Teacher College. Vol 108 No 11. Diunduh dari: http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/0013189X08319569?journal Code=edra Sudaryanto. (1990). Menguak fungsi hakiki bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sudaryanto dan Pranowo. (2001). Kamus pepak bahasa jawa. Yogyakarta: Balai Bahasa.

98

Sudaryanto. (2015). Metode dan aneka teknik analisis bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press. Sugiyono. (2009). Metode peneltian kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sutawijaya, D dan Yatmana, R. S. (1990). Upacara penganten, tatacara kejawen. Semarang: Aneka Ilmu. Suwarna. (2002). Perkembangan tata upacara pengantin gaya yogyakarta. Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni. Suwarna. (2006). Tata upacara dan wicara pengantin gaya yogyakarta. Yogyakarta: Kanisius. Tarigan, Henry Guntur. (1986). Pengajaran pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung. Wagner, L., Vega-Mendoza, M., & Van Horn, S. (2014). Social and linguistic cues facilitate children’s register comprehension. First Language, 34(4), 299– 314 Diunduh dari: https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0142723714544413 Wardhaugh, R. (2006). An introduction to sociolinguistics (Fifth Edition). New York: Blackwell Publishing. Widodo, P. (2000). Register pemanduan wisata. Humaniora. Vol 11 No 3. Diunduh dari: https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/702 Yosodipuro, M. S. (1996). Rias pengantin gaya yogyakarta dengan segala upacaranya. Yogyakarta: Kanisius. Yu, J. (2017). Translating “others” as “us” in huckleberry Finn: dialect, register and the heterogeneity of standard language. Language and Literature, 26(1), 54–65. Diunduh dari: https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0963947016674131

99

Lampiran 01 DOKUMENTASI

Pranatacara Bapak PranatacaraPranatacara Bapak Bapak Prof. Dr. dr. Wigung Wratsangka Prof.Suwarna, Dr. Suwarna, M.Pd M.Pd

Pranatacara Bapak Angger Sukisno, S.Pd.

106

Lampiran 02

Pra Mantu : Upacara Siraman 19 April 2019 Lokasi : Perumahan Jogja Regency kav G-2, Saren Tempel, RT 003 RW 001, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Pranatacara : dr. Wigung Wratsangka.

Sasmitha tumapaking upacara majang tarub kalajengaken upacara siraman calon temanten putri miyos saking sasana utama mugi tansah sinongsongan kawilujengan. Bapak dan Ibu para tamu serta keluarga pamangkugati Bapak Drs. Rianto Joko Purwanto, MM beserta Ibu Suhariningsih berkenan untuk menuju tempat upacara majang tarub pasang bleketepe dan upacara siraman diantara tamu undangan.

_Gendhing Jawa_

Hanggong sesanthi mugi rahayu, semoga senantiasa mendapatkan anugrah karahayon, keselamatan, pamangkugati miyos saking dalem ageng tumuju ing palenggahan.

Bismillahirahmannirrahim Assalamu’alaikum wr.wb Nuwun sewu, nyuwun pangapunten, ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Drs. Rianto Joko Purwanto, MM sekaliyan pamangkugati sahibul hajat ingkang winantu ing pakurmatan Ibu Ning Ugrasena ingkang pinantu ing pakurmatan para sesepuh kulawarga ageng dalah sanak kadang sumitro ingkang kepareng keroyo-royo rawuh minangkani serat sedahan. Mawantu-wantu puja pamuji miwah raos syukur konjuk dhumateng ngarsa dalem Allah SWT, Alhamdulillahirabbil’alamin. Awit saking sih wilasa kanugrahan berkah saha ridhonipun kula miwah pajenengan wilujeng saged pepanggihan, lelenggahan saperlu hanyekseni lelampahing upacara adat ingkang tebih saking niat tahayul, tebih saking niat gugon tuhon, boten wonten niat syirik

107 boten wonten sedya musrik, sadaya tata cara adat indah adiluhunging kabudayan sinerat wonten ing buku Babad Tanah Jawi kirang langkung taun 1960 nalika semanten Ki Ageng Tarub kaliyan Dewi Nawang Wulan kagungan putra Dewi Nawangsih dipundhaupaken kaliyan putra Prabu Brawijaya 5, ingkang angka sekawan welas Ratu Majapahit pungkasan Prabu Brawijaya 5, putra kakungipun ingkang asma Raden Bondan Kejawan dhaup kaliyan Dewi Nawangsih apeputra Ki Ageng Getas Pendawa, Ki Ageng Sela, Ki Ageng Ngenis, Ki Ageng Pemanahan Panembahan Senopati, Prabu Hanyakrawati, Sultan Agung Hanyakra Kusuma, Amangkurat I,II,II,IV, Pakubuwana I,II,III, dumados perjanjian Giyantri taun 1755. Hanjalari hadeging Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Pakualaman miwah Mangkunegaran. Menika ingkang mujudaken dhinasthi Mataram ingkang budayanipun taksih dipunleluri dening warga bebrayan ing Tanah Jawi malah kepara taksih dipunleluri dening para bebrayan tedhak turun ingkang sumebar waradin saindhenging nuswantara. Sanyata Upacara menika kebak ing perlambang pepeling, piwulang kang datan melok, donga panyuwunan namung konjuk dhumateng Allah SWT, wonten ing agami Islam sinebut tafaaul. Nyuwun dhumateng ngarsa dalem Allah SWT, mugi anggenipun kagungan kersa mantu Bapak Drs. Rianto Joko Purwanto, MM sekaliyan handhaupaken putra putrinipun jeng Putri Amandari, S.I.P. M.B.A kaliyan anak mas Fauzan Cahya Adi, S.T, M.Sc putra kakung Ibu Bapak Dr. Ing. Ir. Djoko Sulistyo ingkang lenggah wonten ing Rewulu Wetan, Sidokarto, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sinongsongan kawilujengan karahayon mbabar tedhak turun tuwuh putra wayah pramila lajeng tinengeran tuwuhan. Dumados saking ron-ronan mancawarna ron alang-alang tinebihna saking pepalang dhadhap srep nadyan pinaringan kawruh lan seserepan muga tansah lembah manah andhap ashor hanurogo. Alang-alang tinebihna saking pepalang, ron kluwih muga pinaringan daya linuwih, tebu saking tembung anteping kalbu, cengkir kencenging pamikir, pinilih gadhing lambang kekiyatane gajah, gedhang raja hayu gegadhangan muga tansah panggih raharja rahayu, janur kuning janah nur kun lan hening, jannah ingkang tegesipun suwarga, nur ingkang tegesipun cahya, kun fayakun dados awit saking keparengipun Allah, ning saking tembung wening.

108

Menep wernining raos mugi calon temanten kuwawi hanampi sorot pepajar pitedahipun Gusti ingkang hamurba dumadi tumuju dhumateng baiti jannati swarganipun temanten mapan dumunung wonten ing bale wismanipun. Bleketepe minangka dados pralambang eyub-eyub wiwit kuna makuna tumrab bebrayan Jawi, panyuwunan dhumateng Gusti ingkang maha kuwaos mugi bale wismanipun temanten menika tansah ayom, ayem, tentrem, jinem, guyub, rukun tinebihaken saking tukar padu. Daya dinayan samat sinamat lan anggenipun mangun bale somah tutuk donya tumekaning ndelahan. Pari tumraping bebrayan Jawi mujudaken lambang lenggahing Dewi Sri inggih menika rezeki ingkang sempulur ingkang berkah ingkang thayib ingkang luber ingkang kathah mugi balewismanipun jeng Amanda kaliyan mas Fauzan tansah linuberan rezeki ingkang barokah awit saking ridhonipun Allah SWT. Tinangsulan sindur ingkang hawarni seto lan rekto gegambaran seto rektoning kahurip ingkang abrit lambang wijining ibu ingkang pethak lambang wijining bapak manunggal wadhah wadhak wijining kakung putri hanyalira temnten kakung lan putri anggenipun mangun bale wisma langgeng lestari hawit pangestunipun rama ibu dalah para sesepuh kulawarga ageng dalah sanak kadang sumitra. Wondene tumpeng alit mancawarna dados pralambang kiblat papat lima pancer saking arah wetan, kidul, kilen lan ler, mugi tansah pinaringan kayuwanan dipunparingi rezeki ingkang dhatengipun saking sangkanparan satemah kuwawi kukuh bakuh hadeging balewisma fidunya wal akhirat Allahumma Amiiin. Pramila saking menika, bapak ibu sumangga sesarengan kaparenga hanebihaken panyakrabawa ingkang kirang prayogi tumuju dhateng suwasana ingkang meneb lan hitmat. Upacara menika badhe kapurwakan kanthi waosan doa ingkang dipunpandhegani dening Bapak Edi Nur Riyanto, S.E, M.M. Sumangga.

_DOA BERSAMA_

Terimakasih kepada Bapak Edi Nur Riyanto telah memimpin doa mengawali rangkaian upacara adat jawa pernikahan Amanda dan Fauzan dengan tradisi Yogyakarta. Selanjutnya dengan penuh rasa hormat disilahkan Bapak Drs. Riyanto

109

Joko Purwanto, M.M beserta ibu berkenan untuk majang tarub. Penghormatan kepada pamangkugati mantu semar mantu ladrang penghormatan.

_Gendhing Jawa_

Budaya Jawa yang penuh dengan simbol dan makna, seolah mengingatkan kepada kita semua betapa banyak anugrah Tuhan yang terhampar di permukaan bumi. Di dalam tanah dan di atas langit sungguh itu semua menumbuhkan rasa syukur bagi kita semua yang memahami betapa besar Anugrah Illahi. Bumi seisinya san alam semesta yang menjadi anugrah bagi umat manusia. Oleh karena itu di dalam masyarakat Jawa dikenal memayu hayuning bawana, menjaga kelestarian alam. Upacara majang tarub ditandai pasang bleketepe dan tuwuhan dengan padi dan bucalan adalah tanda dimulainya seluruh rangkaian acara pernikahan bahagia dalam adat Jawa. Amanda dan Fauzan semoga Allah SWT mencurahkan segala berkah dan ridhonya. Tepuk tangan untuk Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta Ibu untuk kecintaan dan kebanggan kepada tradhisi serta budaya bangsa Indonesia. Meramu air dengan ubarampe yang telah dipersiapkan berupa tujuh sumber air, bunga setaman, dan cengkir, degan kambil ijo sajodho. Air adalah lambang hidup dan kehidupan, air juga merupakan lambang ilmu pengetahuan yang pertama diambil dari masjidil haram makkah al mukarramah air zam-zam, yang kedua air yang diambil dari Masjid Agung Demak, yang ketiga air yang diambil dari Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, yang keempat air yang diambil dari Masjid Gedhe Mataram Kota Gedhe, yang kelima air yang diambil dari Masjid Agung Jawa Tengah Semarang, yang keenam air yang diambil dari Masjid Agung Kauman Semarang, dan sumber yang ketujuh adalah air yang diambil dari Masjid Agung Kudus. Tujuh, dalam kata jawa pitu memiliki makna pituduh, pituwas, piturun, pitulungan, pitukon, pitulus yang semuanya memiliki makna harapan dan doa. Bunga setaman atau sekar setaman simbol dari harapan kepada putri tercinta untuk selalu memiliki hambegkautaman seperti yang dicontohkan oleh ayah dan ibu. Cengkir sajodho, ayah dan ibu membawanya satu per satu diikat serabutnya dengan kuat dan dimasukkan ke dalam bejana, muga dadiya jodho saklawase. Tinangsulan kukuh,

110 bakuh sarwa santosa, sedangkan sebagai alas tempat duduk beraneka ragam daun ron-ronan, loro yang menyatu, lumah lan kureppe seje, tunggal panguripane. Klasa kalpa, kemudian menjadi kata kalpataru yang artinya pohon kehidupan. Sebagian air diambil untuk diserahkan kepada utusan Bapak Jatmika Hendri Wibowo beserta ibu disilahkan menuju taman siraman. Kumandang azan dari masjid terdekat telah selesai, izinkan kami untuk melanjutkan untuk memandu acara, Bapak Riyanto Joko Purwanto, M.M berserta ibu berkenan untuk memohon kepada Bapak Jatmika Hendri Wibowo berserta Ibu, menghantar air siraman.

_Menghantar Air Siraman_

Bapak Jatmika Hendri Wibowo sekalian, nuwun sewu sumangga kula dherekaken kaparenga tumanggap pangandikan.

_Tumanggap Pangandikan_

Paripurna imbal pangandikan tigas rikma badhe dipunaturaken mangke bilih sampun purna Upacara siraman calon tenganten kakung kanthi srana tirta perwitasari. Sugeng tindak katur Bapak Jatmika Hendri Wibowo sekalian, mugi lulus raharja wilujeng hawit sih wiloso pangayomanipun Allah SWT. Dipunantu-antu anggenipun kondhur hangasta pagasan rikmanipun calon temanten kakung. Bapak Riyanto Joko Purwanto sumangga sekaliyan tumuju wonten ing palenggahan. Katur dumateng sesepuh lan kulawarga ingkang badhe hanyekseni Upacara sungkem ngabekti, mangga kaparenga kula dherekaken jengkar saking palenggahan tumuju ing sasana piniji.

_Gendhing_

111

Dipunkanthi miyos sowan wonten ngarsanipun Bapak miwah Ibu Riyanto Joko Purwanto ingkang tansah dana asmara. Ucapan terimakasih disampaikan oleh Putri Amandari kepada Ayah dan Ibunda.

_Ucapan terimakasih Amanda kepada Orang Tua_

Upacara Ngabekti dalam tradhisi Jawa mengajarkan pada setiap anak untuk selalu hormat. Cinta dan penuh kasih kepada orang tuanya, Ayah dan Ibu yang telah mengemban amanah kehadirannya di dunia. Di antara hamparan suka cita, ada pula nuansa haru biru mewarnai upacara sederhana sungkeman ngabekti. Selamat berbahagia Amanda. Terimakasih kepada Bapak Ibu yang telah menyaksikan Upacara sungkem ngabekti, semuanya terlarut dalam suasana haru merasakan betapa cinta yang besar, seperti tembang Asmaradana. Asmara yang artinya cinta dan dana yang artinya pemberian. Cinta pemberian Tuhan, permata hati Amanda yang telah ditimang sejak dalam kandungan dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Hingga saatnya tiba untuk membangun rumah tangga, kehidupan baru, kehidupan yang mandiri. Meyongsong sebuah peristiwa suci dan sakral. Akad nikah yang akan diselenggarakan esok siang pukul 14.00, di Graha Saba, Bulak Sumur, Yogyakarta. Menjalani Upacara suci dan sakral tentu bagi calon mempelai ingin pula mempersiapkan dirinya dengan baik. Jiwa dan raganya yang bersih, jasmani dan rohaninya yang suci, niatnya yang tulus, hanya ingin beribadah kepadaNya. Selaras dengan niat yang suci Upacara Siraman memiliki makna dan tujuan membersihkan jiwa dan raga, mensucikan hati untuk menyongsong sebuah peristiwa besar dalam hidup dan kehidupan setiap manusia yang mendapatkan anugrah menikah. Oleh karena tidak setiap orang mendapatkan anugrah dan kesempatan menikah. Bila lahir dan kematian pasti dan akan selalu dilalui oleh setiap yang hidup, tetapi pernikahan adalah sesuatu anugrah besar yang tidak setiap manusia mendapatkannya. Persiapkanlah dengan baik, jalanilah dengan baik, syukur, jaga, dan senantiasa rawatlah segala cinta dan anugrah indah tiada terkira.

_Siraman_

112

Memulai upacara adat siraman ayah tercinta silahkan papah untuk memberikan air siraman tirta perwitasari. Bismillahirohmanirrahim niat ingsun hanyirami calon temanten, Putri Amandari wiwit saking pasundulan mustaka, pasuryan, jangga pamidhangan, dhadha, padharan, geger gigir, suku, ngantos dlamakaning pada sadaya teles dening dayaning toya sirna larut sukersakit samya sumisih sumandhing katrenteman lahir batin. Mangir pancawarna, lulur kalalar, waradin saranduning salira. Mangir ingkang dumados saking pathining wos, wos wigatining urip hanglampahi kodrat dugi sampun dumawahing mangsakala hanekani nenggih, miwiti gesang bebrayan kanthi upacara suci akad nikah. Pancawarna lambang piwulang rukun islam, syahadat, sholat, siyam ramadhan, zakat, lan tindhak haji. Pancawarna, sedulur papat kelima pancer, siji kakang kawah, loro adhi ari-ari, telu roh, papat puser, dene panceripun badan wadag saliranipun calon temanten. Nuwun sewu Ibu Lis Santoso sumangga paring pangestu. Tirta perwitasari, tirta banyu, perwita kawruh, sari sekar. Nulat dateng kawruhing sekar nalika kudhup ambabar pengangen-angen endah nalika mekar hambabar gondho arum karyanak yasing sasama . Pungkasanipun dados woh, woh kamulyan ingkang waradin. Piguna tumrab babrayan agung, tirta perwitasari, air sebagai perlambang ilmu dan pengetahuan, hidup dan kehidupan. Perwita yang artinya berguru dan sari yang artinya bunga. Terimakasih kepada Ibu Lis Santoso, dimohon berkenan Ibu Lilit Sugiarto. Yang disucikan adalah jasmani dan rohani. Jasmani balung sum-sum kulit daging, sarining surya candra kartika, bumi, geni, banyu, angin, miwah samudra delapan, piranthi alam semesta, yang ilmunya disebut kawruh hasta brata. Terimakasih Ibu Lilit Sugiarto. Mohon berkenan Ibu Ning Harsono. Ya Allah engkau zat yang menguasai ilmu dan sumber segala pengetahuan, bila air siraman membasahi kepala anugrahkanlah kepada Amanda agar ia memiliki ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan siapapun sahabat yang berada di sekelilingnya. Terimakasih Ibu Ning Harsono, mohon dengan hormat Ibu Ning Sugito. Ya Allah, engkau zat yang Maha melihat yang tampak oleh mata dan tidak kasap oleh mripat. Bila air siraman ini membasahi mata, anugrahkanlah kepada Amanda, agar ia dapat menatap masa depannya dengan cermat dan teliti.

113

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Ning Sugito. Mohon berkenan kepada Ibu Endang Joko Sukoco. Ya Allah, engkau zat yang Maha mendengar bila air siraman ini membasahi telinga, anugrahkanlah kepada Amanda agar ia dapat mendengarkan segala pitutur dan nasihat kebaikan dari Ayah dan Ibundanya, dari guru-gurunya, dari sesepuh-sesepuhnya, dari sahabat-sahabat hebatnya untuk dapat dilaksanakan di dalam kehidupan sehari-hari. Terimakasih Ibu Endang Joko Sukoco. Disilahkan Ibu Tuti Muryanto berkenan memberikan air siraman. Ya Allah, engkau zat yang Maha bersabda, bila air siraman ini membasahi bibir Amanda, anugrahkanlah kepadanya ya Allah bibir yang senantiasa mengagungkan namaMu yang suci. Bibir yang senantiasa mengucapkan kalimat bijak yang tak pernah melukai hati dan perasaan orang lain. Terimakasih Ibu Tuti Muryanto. Mohon Ibu Naily Nuraeni. Ya Allah, engkau yang mengatur alam semesta bila air siraman ini membasahi tanganya, anugerahkanlah kepada Amanda agar ia memiliki tangan yang senang memberikan pertolongan dan menunjukkan kebaikan. Terimakasih Ibu Naily Nuraeni. Mohon Ibu Nanik Subroto berkenan memberikan doa restu. Ya Allah, engkau yang Maha perkasa, engkaulah zat yang maha birawa, engkaulah sumber dari segala daya. Bila air siraman ini membasahi tubuh Amanda berikanlah jiwa raga yang kuat, jasmani dan rohani yang sehat, umur panjang yang berkah, Terimakasih Ibu Nanik Subroto. Dimohon dengan hormat Ibu Ning Ugrasena. Ya Allah, engkau zat yang maha berkehendak, bila air siraman ini membasahi kaki, tuntunlah perjalanan Amanda menapaki kehidupan barunya. Dengan langkah kaki yang mantap, leres, lurus, dan laras. Langkah kaki yang leres, yang selalu bersandar pada ajaranMu. Langkah kaki yang lurus yang tidak mudah putus asa, dan berbelok arah, langkah kaki yang laras sesuai dengan irama dan perubahan zaman silih berganti para sesepuh telah memberikan restu. Papa mama disilahkan untuk mengucurkan air kendhi. Upacara ini disebut mulani, terus mengucur air kendhi diberikan oleh papa dan mama dan dimanfaatkan dengan baik untuk wudhu. Merupakan simbol dan tanda papa dan mama yang selalu memberikan contoh dan teladan, untuk selalu beriman dan bertakwa menjalani ibadah dengan sebaik- baiknya. Telas, tapis, tanpa sisa tirtaning kendhi pratala. Kalajengaken upacara mecah pamor, pamor adalah guratan indah dalam bilah keris pusaka ciptaan para

114 empu, sedangkan pamor sejati dalam kehidupan manusia adalah perilaku tutur kata, iman, dan takwanya. Bersama dengan pecahnya kendhi, kami mohon berkenan Bapak Ibu para tamu dan sesepuh mengucapkan wes pecah pamore calon pengantin putri. Semoga Allah mengabulkannya, pecah kecantikan babar jatidiri Amanda. Bismillahirahmanirahim niat ingsun ora mecah kendhi, nanging mecah pamore calon temanten putri Putri Amandari wes pecah pamore calon temanten putri. Mohon tepuk tangan untuk Amanda.

Banyak sekali motif pamor di dalam bilah-bilah keris pusaka ada pamor udan mas, ada pamor bonang srenteng, ada pamor junjung drajat, ada pamor raja abebala raja, ada pamor ilining warih, ada pamor wos wutah ribuan sikap dan kepribadian yang indah di dalam kehidupan dunia yang saling melengkapi kita dan sahabat. Tigas rikma, tiga bagian rambut dipotong awal, tengah, dan akhir. Lahir, hidup, dan kematian manusia hanya sekedar menjalaninya. Rambut yang tumbuh di dahi disebut sinom, si enom iklas meninggalkan si enom masa muda, masa lajang menuju masa rumah tangga. Rambut yang tumbuh di ubun kepala sebuah tempat yang paing tinggi di tubuh manusia. Mengingatkan agar kita selalu diberikan sifat yang rendah hati walau Tuhan memberikan anugrah melimpah. Rambut yang tumbuh di tengkuk disebut wulu kalong, tambahing umur adalah berkurangnya usia sampun ngantos kalong sudaning urip. Paripurna Upacara Adat Siraman. Tepuk tangan untuk Amanda. Alhamdulillah sebuah upacara yang penuh filosofidan ajaran yang sangat halus tersembunyi telah kita saksikan bersama. Ucapan terimakasih tidak dapat kami wujudkan dalam apapun. Cindera mata untuk para sesepuh yang telah memberikan doa restu siraman akan disampaikan langsung oleh Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta Ibu Suhariningsih. Pasti tak akan sepadan dengan besarnya cinta dan kasih sayang, perhatian serta restu yang telah diberikan untuk Amanda walau sederhana terimalah persembahan kami cindera mata. Teriring ucapan terimakasih kepada Ibu Lis Santoso, ucapan terimakasih kepada Ibu Lilit Sugiarto, ucapan terimakasih kepada Ibu Ning Harsono, ucapan terimakasih kepada Ibu Ning Sugito, ucapan terimakasih kepada Ibu Endang Joko Sukoco, ucapan terimakasih kepada Ibu Tuti Muryanto, ucapan terimakasih kepada

115

Ibu Naily Nuraeni, ucapan terimakasih kepada Ibu Nanik Subroto, dan ucapan terimakasih kepada Ibu Ning Ugrasena. Semoga Allah membalasya dengan ridho dan pahala berlipat ganda. Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih. Disilahkan berkenan duduk kembali menyaksikan upacara pagas tumpeng. Ungkapan rasa syukur oleh karena upacara siraman telah dapat berlangsung dengan baik, dengan lancar, dan semua menghayatinya. Tumpeng, kata orang jawa dari kata tumuju pengeran. Dalam paramasastra disebut jarwadasa tumuju pangeran, artinya menuju kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta. Gunungan, tumpeng yang berbentuk gunungan di dalam pewayangan disebut kayon. Kayu khayat yang artinya hidup, kayu kajeng yang artinya niat. Dalam hidup ada niat, dan dalam niat ada keinginan untuk meraihnya. Di sanalah segala ikhtiar dilakukan. Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang bila kita tidak merubahnya dengan usaha yang tekun dan telaten. Alhamdulillahirabil’alamin puji dan syukur upacara siraman dapat terselenggara dengan baik. Semoga niat untuk membersihkan jiwa raga mensucikan lahir dan batin mendapatkan ridho Allah SWT. Gudangan dari kata gegadhangan, tahu bacem, tempe bacem, bayem manggya ayom-ayem, kangkung dadiya jalma kang linangkung. Potongan tumpeng yang lengkap dengan lauk-pauk gudhangan akan diberikan kepada calon pengantin putri dalam upacara suapan terakhir bila Ibu Arni Surya telah selesai membuat pola paes berupa penunggul, pengapit, penitis, dan godheg. Sejenak disimpan potongan tumpeng. Bapak Ibu para tamu kami akan mempersilahkan Bapak Ibu menikmati hidangan sore. Berbagai menu pilihan keluarga telah disajikan. Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta Ibu berkenan untuk mengantar Bapak Ibu dan para tamu dan sahabat menuju ke area hidangan. Saat ini kami tengah menantikan utusan yang kembali mengantar potongan rambut calon pengantin putra untuk ditanam bersama dan lepas ayam srana di akhir acara. Sambil menunggu acara berikutnya Bapak Ibu para tamu disilahkan berkenan menikmati hidangan sore. Selamat menikmati hidangan yang kami persiapkan. Tetaplah bersama kami hingga akhir acara, terimakasih. Untuk Bapak Ibu yang telah selesai menikmati hidangan boleh saya mohon untuk kembali menuju ke tempat duduk. Terutama untuk yang berada di depan panggung siraman. Dengan berbagai formasi askara silahkan untuk mengatur posisi Bapak

116

Ibu utusan-utusan supaya nampak semua. Mungkin formasi berbeda coba bapak- bapak tiga berjajar, ibu-ibu tiga berjajar. Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta Ibu telah berkenan untuk menunggu para utusan kembali menuju ke kediaman. Menyampaikan laporan pandangan mata, di mana calon pengantin putra telah melangsungkan upacara siraman dan sebagai bukti bahwa acara siraman telah dilakukan, para utusan akan menyerahkan potongan rambut calon pengantin putra. Wilujeng rawuhipun para utusan tumuju wonten ing ndalem perumahan Jogja Regency, Kapling G II, Caturtunggal, Depok, Sleman. Bismillahirahmanirrahim yang kami hormati Bapak Sayuti Fajar Suratmanto beserta Ibu, Bapak Andi Purwayuwana beserta Ibu, Bapak Jatmika Hendri Wibowo beserta Ibu. Assalamu’alaikum wr.wb Selamat datang dan terima kasih, kami sangat berbahagia, para utusan telah kembali ke kediaman. Kami persilahkan untuk menyampaikan potongan rambut calon pengantin putra kepada Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta Ibu.

_Pasrah Rambut Pengantin Putra (Utusan)_ Ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Riyanto Joko Purwanto sekalian sumangga keparenga tumanggap pangandikan.

_Tanggap Pangandikan_

Paripurna imbal pangandikan, tigasan rikma calon penganten kakung, dipunaturaken dhumateng Bapak Riyanto Joko Purwanto, MM sekalian. Kalajengaken Upacara pethak rikma utawi tanem rikma sumangga Bapak Riyanto Joko Purwanto sekalian keparenga tanem rikma calon temanten kakung lan putri petunggalan nyawiji. Niat ingsun ora tanem rikma nanging tanem wijining katresnan calon temanten kakung lan putri muga tuwuh semi lan kembang awoh kamulyan. Upacara menanam potogan rambut kedua calon mempelai pada masa lalu merukan sebuah upacara yang dianggap sakral oleh karena menyatukan benih- benih cinta dari kedua calon mempelai. Bahkan pada zaman dahulu dilengkapi pula

117 dengan rajah, agar cinta dan kasih sayang kedua calon mempelai dapat menyatu sekali untuk selamanya tak terpisahkan. Kemudian para utusan akan kami persilahkan untuk diabadikan di pangung siraman askara photo studio silahkan untuk mengatur formasi terbaik. Bapak dan Ibu di antara utusan dan putra putri. Silahkan untuk menyesuaikan dengan panggung yang ada. Kami ingin mendapatkan kenangan indah bersama utusan yang telah sangat berjasa membantu kami untuk menyerahkan iduk air siraman untuk calon pengantin putra dan membawa potongan rambut calon pengantin putra. Kemudian izinkan kami untuk terlebih dahulu mempersilahkan tamu-tamu berkumpul di depan Gapura Tuwuhan. Ayam srana akan dilepas oleh Bapak dan Ibu Riyanto Joko Purwanto di depan Gapura Tuwuhan. Silahkan kepada tamu dan keluarga berkenan untuk disilahkan berkumpul di depan Gapura Tuwuhan. Kebersamaan dan kerukunan serta kekompakan tentu akan terdokumentasi dengan indah. Mohon bersabar sejenak Bapak Riyanto berada di atas terlebih dahulu silahkan kepada keluarga dan tamu- tamu untuk berkumpul di depan berebut ayam, bukan ayam sembarang ayam ini adalah ayam lambang keiklasan hati beliau untuk mengantar putri tercinta Amanda dengan Fauzan yang akan menjalani upacara suci akad nikah besok siang. silahkan semuanya berkumpul di depan, siapa yang akan berebut ayam ini semoga semuanya menjadi bagian dari dokumentasi yang indah yang akan dikenang oleh Bapak dan Ibu Riyanto Joko Purwanto. Sambil menunggu Bapak Riyanto nanti setelah lepas ayam Bapak dan Ibu silahkan untuk membawa pulang oleh-oleh yang ada di sini. Ini bukan untuk dhemit bukan untuk setan, ini untuk kita semuanya jangan ada yang mubadzir semuanya dimasak dengan yang enak. Jadi memang dipersiapkan untuk tamu dan keluarga, ada jajan pasar, ada tumpeng, ada sekul rasul, ada saggan kencana namanya, ini pisang emas yang yang direbus dengan air gula kemudian ini pisang mas ada buah-buahan ada pala gumandhul, pala kesimpar, pala pendhem, yang menanam jeruk akan berbuah jeruk, yang menanam jambu akan berbuah jambu, yang menanam kebaikan akan berbuah kebaikan ini ada jenang sapta warna, ini ada buah-buahan dan jajan pasar dan sebagainya. Nanti mohon tidak ada yang mubadzir boleh diasta kondhur berikut dengan nampan-nampannya. Siap Ibu Bapak baik, mana ayamnya, nah ini ayam lambang keiklasan. Bukan masalah

118 ayamnya tetapi keiklasannya yang luar biasa. Tunggu dulu, tunggu dulu. Sudah siap semuanya, sudah. Untuk Amanda Fauzan semoga selalu dalam ridho dan berkah Allah SWT melangsungkan pernikahan kekal dan abadi dunia dan akhirat. Are u ready? Lima… Empat… Tiga… Dua… Satu… Bagaimana Bapak Ibu? Sah? Selamat untuk yang mendapatkan, mohon dipelihara dengan baik. Siapa tahu lama- lama jadi kambing. Alhamdulillah dengan demikian seluruh rangkaian acara selesai. Puji dan syukur khadirat Tuhan yang Maha Kuasa. Kita tentu tidak menduga kalau ternyata Pak Riyanto ternyata melepaskan ayamnya di bawah, bukan melemparnya ke atas ya. Diluar dugaan, Terimakasih semua yang telah bersama kami. Terimakasih kehadirannya, terimakasih doa restunya, terimakasih kami ucapkan kepada segenap panitia, para tetangga, askara, dekorasi pegantin production, tata suara Pak Zamrowi, terimakasih tim pengelola acara pengantin production, terimakasih kepada karunia catering, terimakasih untuk semua kebersamaan sore hari ini, semoga acara berikutnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Akhirukalam bilahitaufik wal hidayah. Wassalumu’alaikum wr.wb. Selamat Sore.

119

Pra Mantu : Upacara Nyantri dan Midodareni 19 April 2019 Lokasi : Perumahan Jogja Regency kav G-2, Saren Tempel, RT 003 RW 001, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Pranatacara : dr. Wigung Wratsangka

_Gendhing Jawa_

Bismillahirahmanirrahim Assalamu’alaikum wr.wb Ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Riyanto Joko Purwanto, M.M sekalian. Ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Dr. Ir. Joko Sulistiyo saha Ibu Ir. Etik Mufida, M.Eng. Para sesepuh kulawarga calon temanten kakung. Para pepunden kulawarga calon temanten putri dalah paa tamu ingkang winantu sagunging hakrami. Tan kendhat hamemuji syukur konjuk dhumateng Allah SWT ingkang sampun paring kekucah berkah miwah ridhanipun satemah wilujeng hanggenipun pepanggihan wonten ing salebeting upacara adat calon tematen kakung anak mas Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc. nindakakene upacara adat nyantri utawa nyantrik jonggolan kinanthen ubarampe ingkang sinebut seserahan kinarya paningset. Calon temanten putri boten dipunkeparengaken miyos. Nindakaken upacara adat sinengker midodareni, pambagya raharja wilujeng sugeng rawuh katur dhumateng para tamu, kakung saha putri menapa dene kulawarga calon temanten kakung putri ingkang sampun keraya-raya mingangkani menapa ingkang dados panyuwunipun Bapak Riyanto Joko Purwanto sekaliyan, paring pangestu hanyekseni lampahing upacara adat midodareni jonggolan miwah nyantri dipunjangkepi lampahing upacara adat seserahan paningset pikukuh palakrama. Nadyan upacara menika sampun tinata kanthi permati lan teliti ewadene kemawon taksih kathah tuna dungkap, sadaya bab ingkang haboten dadosaken panujuning penggalih sahibul hajab Bapak Riyanto Joko Purwanto sekalian nyuwun hagenging samudra pangapunten. Sumangga upacara menika kapurwakan kanthi sesaregan tumadhah berkah ridhanipun Allah kanthi maos umul qur’an liliridha ilahi al-fatihah.

120

Wedharing gati awit asmanipun calon besan Bapak Dr. Ir. Joko Sulistiyo sekalian, lumantar pngandikan juru wicara piniji ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Sigit Wibowo, sumangga kula dherekaken. _Wedharing Gati_ Ngaturaken agunging panuwun ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Drs. Santoso, M.M, M,Sc sampun minangkani mingangka juru wicara kulawarga calon temanten putri. Jumbuh, gambuh, gegebenganing raos pangraos miwah tangkeping sedya hanggenipun badhe handhaupaken putra Putri Amandari, S.I.P, M.B.A kalian Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc. Pramila saking menika nuwun sewu katur Bapak Riyanto Joko Purwanto sekalian saha Bapak Joko Sulistyo sekalian, kaparenga tumuju wonten ing papan piniji saperlu handindakaken lung tinampi ubarampe piniji serah-serahan paningset pikukuh palakrama ingkang pinilih. Ubarampe ingkang hawujud sanggan seserahan paningset pikukuh palakrama minagka tetindhih badhe dipunaturaken dening Ibu Ir. Etik Mufida, M.Eng dhumateng Ibu Suhariningsih. Ubarampe upakarti peni-peni raja peni guru bakal, guru dadi, ubarampe pangadi busana, pangedi salira, jadah wajik kang sarwa ketan minangka dados pralampita ceceking sedya anggenipun tansah badhe reraketan bebasan renggang gula kemepyur pulut palakramanipun anak ajeng Putri Amandari, S.I.P, M.B.A kalian anak mas Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc mugi tansah hanampi sih berkah miwah ridhanipun Allah SWT. Gedhang raja lirang jangkep setangkep dipunjangkepi lawe wenang sekar setaman kaca rasa pengilon miwah sekar setaman. Sanggan paningset pikukuh palakrama ingkang hawujud gedhang raja hayu dadia pralampita kekudangan gegudhangan muga manggih raharja rahayu ubarampe peni-peni raja peni guru bakal, guru dadi dipunaturaken dening Ibu Ir. Etik Mufida, M.Eng dhumateng Ibu Suhariningsih tinampi kanthi suka reraning panggalih, ngaturaken angunging panuwun awit sadaya paring seserhan paningset pikukuh palakrama dadia jalaran talining katresnan ingkang kukuh bakuh sarwa santoso langgeng lestari donya tumekaning ndelahan fidunya wal akhirat. Boleh saya mohon tepuk tangan untuk kedua keluarga calon mempelai dan tentu saja untuk kedua calon pengantin berbahagia Amanda dan Fauzan. Disilahkan untuk berkenan menuju ke tempat duduk semula.

121

Para tamu kakung saha putri ingkang winantu ing pakurmatan, nuwun sewu nyuwun pangapunten keparenga kula badhe nyuwun ngampil calon temanten kakung Mas Fauzan izinkan saya mempersilahkan anda untuk menuju ke panggung. Boleh saya mohon tepuk tangan untuk santri kita Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc. Assalmu’alaikum wr.wb Pak Wigung : Mas Fauzan kami ingin berbagi cerita dari anda mulai mengenal calon istri anda mulai tahun berapa mas Fauzan? Mas Fauzan : Aaa… Tahun berapa ya? Tahun 2013. Pak Wigung : 2013, saat itu anda dan calon istri sedang kuliah atau di…? Mas Fauzan : Itu saya habis lulus kuliah S1. Pak Wigung : Satu kampus? Mas Fauzan : Bukan Pak Wigung : Beda kampus? Mas Fauzan : Iya beda kampus. Pak Wigung : Anda di mana? Mas Fauzan : Saya di bandung Mandanya di UGM. Pak Wigung : Sama-sama kuliah saat itu? Mas Fauzan : Iya bener. Pak Wigung : Terimakasih.

Bapak Ibu saestu menika calon mantu menapa badhe dipunlintuni sanesipun? Leres menika nggih Mas Fauzan? Baik, Mas Fauzan mungkin anda ingin menyampaikan sesuatu kepada calon mertua atau kepada keluarga atau tamu-tamu yang lain pada malam hari ini silahkan. _Penyampaian Mas Fauzan kepada pihak calon mertua_ Baik, luar biasa beri tepuk tangan sekali lagi, malam hari ini anda telah diserahkan oleh juru bicara dan diterima oleh keluarga calon pengantin putri, bahkan telah diserahkan pula untuk menjalani upacara suci dan sakral akad nikah, di mana Allah dalam Al-Qur’an nur karim menyebutkan sebagai mitsaqan ghaliza, perjanjian yang derajatnya sama dengan sumpah dan janji para Nabi dan Rasul. Malam hari ini anda menjalani upacara adat yang jauh dari niat tahayul, jauh dari niat syirik

122 dan musrik tentu para leluhur dalam budaya kita mengajarkan simbol-simbol yang penuh makna. Apakah anda bersedia untuk menjalani segala tata cara dan ketentuan upacara adat? “Ya, bersedia”. Bersedia, yang pertama Bapak Ibu para tamu undangan nanti akan disilahkan untuk menikmati hidangan santap malam berbagai menu pilihan keluarga telah disiapkan oleh Bapak dan Ibu. Anda, jangankan minum, jangankan makan, minumpun kalau tidak diberikan oleh Ibu tidak diperkenankan. Sanggup? “sanggup”. Janji yang pertama telah disanggupi, jangan ragu-ragu kalau tepuk tangan boleh, berikan support. Yang kedua syaratnya makin berat sampai acara ini berakhir setidaknya anda tidak diperkenankan untuk bertemu dengan calon istri anda. Ibu-ibu yang lain nanti akan dihantar oleh ibunda calon mertua bertemu dengan calon istri anda yang pada malam hari ini cantiknya makin luar biasa. Silahkan dipikir masak-masak, kalu kira-kira keberatan saya siap jadi penggantinya. (Melawak). “Insyaallah, tidak keberatan”. Insyaallah tidak keberatan, tepuk tangan untuk janji yang kedua. Ibu Bapak para tamu serta keluarga, masyarakat Jawa dalam budayanya mengajarkan ilmu dan segala sesuatu wewarah dalam simbol-simbol. Imam yang baik kata Rasul adalah lelaki yang tidak pernah ingkar kepada janjinya. Kita akan menguji apakah santri kita ini seorang calon imam yang baik untuk keluarganya. Oleh karena dua janji telah diucapkan maka kami akan mempersilahkan kepada Bapak dan Ibu untuk menyaksikan unjukan tirta wening yang diberikan oleh Ibunda dan Ayahanda calon mertua yang akan membacakan wejangan catur laksita utama. Air zam-zam yang akan diberikan Ibu Suhariningsih kepada ananda Fauzan Cahya Adi adalah air yang diambil dari mekah al-mukaromah. Air, di dalam filosofi Jawa memiliki makna hidup dan kehidupan. Dalam budaya jawa air adalah urip lan panguripan, oleh karena tiada kehidupan yang tidak memerlukan air. Air juga merupakan lambang ilmu dan pengetahuan. Bapak Ibu, minuman air zam-zam ini seyogyanya diminum hingga habis apa masih disisakan? Habis. Suara bulat, habis. Terimakasih untuk sarannya, silahkan Mas Fauzan untuk meminum air zam-zam ini hingga habis. Dari cara minumnya orang itu kalau sabar kelihatan. Tirta wening, air jernih semoga diberikan kejernihan hati, untuk menjadi pemimpin bagi istri, imam bagi keluarga Putri Amandari, S.I.P, M.B.A hingga akhir hayatnya,

123 tepuk tangan untuk Fauzan. Selanjutnya catur wedha, catur laksita utama akan dibacakan oleh Bapak Riyanto Joko Purwanto. Catur yang artinya empat wedha adalah buku jawa yang berisi pitutur, wewarah, atau wejangan disebut juga catur laksita utama. Catur yang artinya empat, laksana sikap atau prilakau, tama dari kata utama. Empat sikap perilaku utama yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad, SAW. Selengkapnya kita dengarkan berikut ini.

_Pembacaan Catur wedha_

Saklajengipun, piagam pikukuh catur laksita utama, dipunparingaken dhumateng anak mas Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc. Wujud rasa cinta dan perhatian kepada calon menantu ananda Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta Ibu memberikan nasihat yang sangat berharga, semoga bermanfaat dalam membina rumah tangga bahagia kekal dan abadi dalam naaungan ridha Illahi Rabbi. Disilahkan untuk duduk kembali. Hadirin yang kami hormati perkenankanlah kami menghidangkan menu penyela untuk menjelang acara berikutnya. Perkenalan kedua calon mempelai berbahagia. Bila sahabat-sahabat kami mempersembahkan hidangan kiranya sudilah Bapak Ibu menerima dan menikmati dengan suka-cita.

_Gendhing Jawa_

Nuwun sewu, nyuwun pangapunten kaparenga munggel wanci. Duk rikalanipun Bapak Ibu taksih kepareng hangresepi pasugatan. Palakrama menika boten namung kagunganipun calon penganten Mba Amanda kalian Mas Fauzan kemawon, nanging ugi mujudaken palakramanipun kulawarga ageng. Pramila saking menika, kula badhe nderekaken pitepangan kulawarga kawiwitan saking pitepangan kulawarga calon temanten kakung ingkang badhe dipunpangarsani dening Bapak Sigit Prabowo. Ingkang mangke asmanipun dipunsebat dening Bapak Sigit Prabowo menawi rawuh, keparenga jumeneng saking sawetawis, mangga.

_Pitepangan Kulawarga_

124

Tepuk tangan untuk perkenalan keluarga,tambah sudara, tambah sahabat, tambah silaturhminya. Terimakasih Bapak Ibu para tamu serta keluarga, tiba saatnya upacara adat yang disebut tilik nitik. Kepada ibu-ibu dan tamu-tamu putri disilahkan untuk bertemu, bertatap muka, berbincang dan menyampaikan nasihat atau pesan dengan calon pengantin putri yang saat ini berada di ruangan khusus. Kami persilahkan Ibu untuk mengantar Ibu-ibu dan tamu-tamu putri yang lain untuk berkenan bertemu dengan calon mempelai wanita. Bapak-bapak disilahkan terleih dahulu untuk meikmati hidangan santap malam, menu-menu pilihan keluarga telah tersaji. Silahkan bapak-bapak yang merasa perempuan boleh ikut-ikutan masuk (bercanda). Selamat menikmati hidangan malam dan acara ini belum selesai, nanti kita akhiri bersama-sama. Terimakasih.

_Gendhing Jawa_

Bapak dan Ibu para tamu serta keluarga, calon mempelai yang sangat kami hormati, izinkan kami untuk memandu melanjutkan acara pada malam hari ini. Kami percaya bahwa terasa berat untuk mengakhiri pertemuan kita dimalam bahagia dalam rangkaian upacara tradhisi warisan budaya leluhur yang kita cintai dan kita banggakan bersama. Namun oleh karena dua keluarga tentu akan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam upacara sakral akad nikah besok siang, setengah dua telah dimulai. Maka dari keluarga Bapak Joko Sulistyo berkenan untuk mohon diri dari acara tradisi midodareni dan nyantri pada malam hari ini. Dengan hormat kami persilahkan Bapak Sigit Prabowo.

_Mohon diri (Pamit)_

Ngaturaken agunging panuwun Bapak Subrata sampun kepareng tumanggap pangandikan anggenipun mundhut pamit, calon besan dalah kulawarga sakpengirit. Ing ratri menika Mas Fauzan anggenipun sowan nyantri netepi dhateng janji lan tata cara adat ingkang lumampah. Pramila saking menika, awit saking pamawasipun Bapak Riyanto Joko Purwanto, santri cantrik Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc

125 dinyatakan lulus ujian. Sebagai timbang dan tanda wisuda akan diserahkan kancing gelung dan angsul-angsul. Mohon berkenan Mas Fauzan, ayah ibu dan Bapak Riyanto sekalian untuk menuju tempat khusus. Terimasih teman-teman askara, silahkan untuk mengabadikan. Penyerahan kancing gelung berupa busana kasatriyan dari kata tri yang artinya tiga, lathi, ati, dan pakarti. Ulat, ilat, dan ulah yang telah menyatu yang terucap itulah yang dilakukannya. Busana ini akan dikenakan oleh ananda Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc dalam upacara suci dan sakral disampaikan oleh Bapak Riyanto Joko Purwanto kepada ananda Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc. Sedangkan sebagai timbang tali kasih akan disampaikan angsul-angsul minangka angsal-angsal. Awal hingga akhir telah kita lalui ragkaian upacara adat nyantri dan upacara peningsetan midodareni untuk calon mempelai wanita. Acara ini juga merupakan ajang silaturahmi di antara kedua keluarga calon mempelai. Semoga terjalin dengan indah, kuat, dekat, akrab dan hangat. Mohon doa restu semoga rangkaian acara suci dan sakral besok akad nikah pukul setengah dua, di Graha Saba Pramana berlangsung dengan lancar, hitmat, dan khusyuk atas ridha Allah SWT. Boleh saya mohon tepuk tangan untuk kedua calon mempelai, ayah dan ibu yang, disilahkan untuk menuju ke gapura tuwuhan. Mengantar keluarga calon pengantin putra meninggalkan kediaman untuk beristirahat tentu saya banyak salah dan kekurangan atas segala yang tidak berkenan, saya memohon maaf sebesar-besarnya, hadirin dimohon berdiri. Udan emas mengiringi perjalanan calon mempelai pria bersama ayah dan ibu mengantar para tamu meninggalkan kediaman Jogja Regency. Kepada para tamu yang berkenan untuk membawa pisang tuwuhan, kami mengucapkan terimakasih. Teman-teman tim acara pengantin production akan membantu bila bapak dan ibu berkenan untuk membawa pisang tarub gedhang raja sebagai ungkapan suka cita rangkaian upacara di kediaman telah berlangsung dengan baik dan lancar. Akhirulkalam Bilahitaufik Wal hidayah Wassalamu’alaikum wr.wb. Selamat Malam.

126

Mantu : Upacara Akad Nikah 20 April 2019 Lokasi : Gedung Graha Saba Pramana Pranatacara : dr. Wigung Wratsangka

Kami mengucapkan selamat bertugas kepada segenap panitia dan para peraga pendukung acara. Demikian pula dengan penuh rasa hormat keluarga kedua calon mempelai dan para tamu undangan disilahkan telah berada di tempat duduknya. Dimohon dengan hormat Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta ibu berkenan untuk menyambut calon mempelai pria bersama dengan Bapak Dr. Ir. Joko Sulistyo dan Ibu Ir. Etik Mufida, M, Eng. Dengan memohon ridha Allah SWT kami hadirkan calon mempelai pria Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc sholawat mengiringi perjalanan ananda Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc beserta ayah dan ibunda. Hadirin dimohon berdiri. Bismillahirahmanirrahim. Assalamu’alaikum wr.wb. Yang berbahagia calon mempelai pria ananda Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc beserta yang sangat kami hormati calon besan Bapak Dr. Ir. Joko Sulistyo beserta Ibu Ir. Etik Mufida, M, Eng. Yang berbahagia calon mempelai perempuan ananda Putri Amandari, S.I.P, M.B.A beserta ayah dan ibunda. Shahibul hajat Bapak Drs. Riyanto Joko Purwanto, M.M beseta Ibu Suhariningsih. Para sesepuh keluarga besar kedua calon mempelai, sahabat sejawat, kolega, dan para relasi, tamu-tamu undangan yang sangat kami muliakan. Tiada henti ucapan syukur khadirat Illahi Rabbi atas segala anugrah indah kesehatan dan kesempatan pada siang hari ini di Graha Saba Pramana, Bulak sumur, UGM, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk hadir menyaksikan dan memberikan doa restu kepada kedua calon mempelai dalam sebuah upacara yang sangat dimuliakan oleh Allah, SWT. Dalam Al-Qur’an Nur karrim Allah menyebutnya sebagai mitsaqan ghaliza, perjanjian agung, perjanjian suci, perjanjian kokoh, perjanjian kuat dahsyat setara sedrajat dengan sumpah dan janji para Nabi dan Rasul dihadapanNya. Amanah yang semula diemban oleh Bapak Ibu Riyanto Joko Purwanto dengan Upacara suci Ijab Kabul. Putri Amandari, S.I.P, M.B.A akan menjadi amanah bagi suaminya ananda Fauzan

127

Cahya Adi, ST, M.Sc. Perkenankanlah kami menghaturkan ucapan selamat datang dan terimakasih tiada terhingga kepada Bapak Ibu para tamu undangan terhormat serta keluarga calon mempelai yang bebahagia, yang telah berkenan meluangkan waktu sangat berharga hadir dan menyaksikan upacara akad nikah putra putri kami tercinta untuk memulai membina rumah tangga bahagia baitti jannati. Surga bagi keduanya adalah rumah tangga yang akan mereka bina. Walaupun acara ini telah kami kemas dengan rapid an teliti bersama dengan keluarga dan panitia jauh-jauh hari sebelumnya, namun pasti masih banyak kekuarangan. Segala yang tidak berkenan di hati kami memohon maaf sebesar-besarnya. Para tamu dan keluarga yang kami muliakan, acara akad nikah ananda Amanda dan Fauzan akan dipimping oleh petugas pencatat nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan saksi utama yang tercatat dalam kutipan akta nikah. Bapak Ir. Totok Suroto bersama dengan Bapak Sugiarto, S.E, M.B.A. Wali nikah, ayah kandung calon mempelai perempuan Bapak Drs. Riyanto Joko Purwanto, M.M dilengkapi dengan mahar atau mas kawin. Saat- saat berlagsungnya ikrar ijab kabul akan diawali dengan khotbah nikah yang disampaikan oleh petugas pencatat nikah dan kami berharap serta memohon kepada segenap tamu untuk berkenan dan bersedia bekerjasama membantu kami menciptakan suasana yang tenang, hitmat dan khusyuk. Bagi bapak-ibu yang hadir dengan putra-putri kecil, kami mohon untuk dapat menjaganya dengan baik. Penggunaan telepon seluler mohon untuk diubah ke mode silent. Bila bapak ibu akan mengabadikan acara bersejarah ini, maka dengan segala kerendahan hati kami memohon untuk dapat dilakukan dari tempat duduk masing-masing. Kami telah menunjuk fotografer serta kameramen secara khusus yang profesional akan mengabadian acara ini degan cara dan jarak yang terukur, atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih. Dengan hormat kami persilahkan pada Bapak Drs. Riyanto Joko Purwanto, M.M berkenan menuju tempat duduk wali nikah. Terimakasih, saksi atministratif Bapak Ir. Totok Suroto bersama Bapak Sugiarto, S.E, M.B.A disilahkan untuk menuju tempat duduk disamping kanan dan kiri wali nikah.

128

Terimakasih, selamat datang kami ucapkan kepada petugas pencatat nikah dari Kantor Urusan Agama, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puji dan syukur Alhamdulillah beliau telah berada bersama kita di Graha Saba Pramana. Dengan hormat disilahkan untuk menuju tempat duduk. Dengan rasa hormat kami hadapkan rukun akad nikah. Dimohon kepada petugas pencaat nikah untuk mengadakan pemeriksaan. Rukun akad nikah yang pertama, hadir calon pegantin putra Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc putra Ibu Bapak Dr. Ir. Joko Sulistyo duduk menghadap ke arah kiblat. Rukun akad nikah kedua, calon mempelai perempuan hadir di tempat khusus dan akan disilahkan menuju tempat duduk di samping kiri suami bila telah selesai ikrar ijab kabul untuk penandatanganan buku akta nikah. Rukun akad nikah yang ketiga, wali nikah ayah kandung calon mempelai perempuan shahibul hajat yang sangat kami hormati Bapak Drs. Riyanto Joko Purwanto, M.M. Rukun akad nikah yang keempat, saksi- saksi seluruh tamu undangan yang hadir saat ini adalah saksi. Sedangkan saksi tertulis dalam kutipan akta nikah kami memohon kepada Bapak Ir. Totok Suroto bersama Bapak Sugiarto, S.E, M.B.A telah duduk di samping kanan dan kiri wali nikah. Dilengkapi mahar atau mas kawin tinggal satu rukun akad nikah yang belum terlaksana yakni ikrar ijab kabul. Seluruh rangkaian acara ini kami serahkan kepada petugas pencatat nikah dari Kantor Urusan Agama, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memimpinnya. Hadirin Bapak Ibu para tamu terhormat serta kedua keluarga mempelai berbahagia, marilah kita menuju suasana hening dan khusyuk dengan bersama membaca Umul Qur’an Liridha Illahi Al-Fatihah. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh saudara Fatikh Zuhdi

_Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an_

Petugas pencatat nikah disilahkan.

_Prosesi Akad Nikah Ijab Kabul_

129

Petugas pencatat nikah yang kami hormati, izinkan kami mempersiapkan Ibu Endang Joko dan Ibu Ning Sugito mendampingi mempelai wanita ananda Putri Amandari, S.I.P, M.B.A menuju tempat duduk di samping suami. Betapa Agama dan Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk menghormati perempuan. Izinkan saya memohon Bapak dan Ibu berkenan berdiri menyambut mempelai wanita Putri Amandari, S.I.P, M.B.A menuju samping suami. Alhamdulillahirobbil alamin Paripurna akad nikah Putri Amandari, S.I.P, M.B.A, Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc penyerahan buku akta nikah kepada kedua mempelai disilahkan menuju tempat khusus. Saksi-saksi utama disilahkan kembali menuju tempat duduk semula. Wali nikah disilahkan untuk menuju tempat duduk semula. Buku akta nikah diserahkan kepada kedua mempelai oleh petugas pencatat nikah dari Kantor Urusan Agama, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampul hijau untuk istri dan sampul coklat untuk suami. Tentu kami sangat berterimakasih bila petugas pencatat nikah masih memiliki waktu. Namun demikian bila ada tugas di tempat lain kami mengucapkan selamat jalan dan terimakasih. Askara foto studio disilahkan untuk mengabadikan kedua mempelai dengan buku nikahnya. Sebagai tanda bukti bahwa keduanya telah sah sebagai pasangan suami istri atas dasar Undang-undang perkawinan Republik Indonesia berdasarkan syariat Agama Islam. Dilanjutkan dengan penyerahan mahar tunai seperti yang terikrar. Alhamdulillahirobbil alamin, mahar mas kawin seperti yang terikrar tunai telah disampaikan dari suami kepada istri. Disilahkan kedua orang tua pengantin mengiringi perjalanan Amanda dan Fauzan menuju ke tahta cintanya. Cincin pernikahan dikenakan di jari manis kanan satu, dan yang lain adalah perhiasan yang saling melengkapi saling memperindah. Suami adalah perhiasan terindah bagi seorang istri, demikian pula istri yang shalikhah adalah perhiasan terindah bagi seorang suami. Cincin, cinta dan cinta yang diikat kuat melingkar dari ujung dan pangkal yang bertemu dari awal hingga akhir dari dunia hingga akhirat. Ali- ali kata orang Jawa, ojo nganti lali bahwa pernikahan ini harus didasari dengan niat untuk beribadah hanya kepadaNya. Sesupe, sampun ngantos kesupen ikrar yang suci telah menjadikan amanah Putri Amandari, S.I.P, M.B.A untuk suaminya

130

Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc imam baginya, bagi keluarganya dan insyaallah untuk anak-anak yang shalih dan shalihah yang menjadi penyambung sejarah keluarga besar Bapak Drs. Riyanto Joko Purwanto, M.M dan Bapak Dr. Ir. Joko Sulistyo mohon doa restu dan tepuk tangan untuk kedua mempelai Amanda dan Fauzan. Alhamdulillah, subhanallah. Segalanya telah menjadi bernilai ibadah dilakukan oleh sepasang suami istri atas ridha illahi rabbi. Amanda dan Fauzan menapak langkah yang mantap memasuki gerbang rumah tangga. Ya Allah, ya Rabbi, himpunlah yang terserak dari keduanya. Jadikanlah pernikahan mereka sebagai pembuka pintu-pintu rahmat, anugrah, dan sumber segala ilmu serta kebaikan. Ya Allah, ya Rabb terimakasih dengan tulus dipersembahkan kedua mempelai kepada Ayah dan Bundanya, Papa dan Mama yang telah memberikan cintanya, kasih sayangnya yang tulus, perhatiannya semenjak dalam kandungan, terlahir, masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa dan sampai kapanpun cinta dan kasih sayang Ayah Bunda takkan pernah terhenti. Jadikanlah kasih sayang Ayah Ibunda kami sebagai amal jariyah yang terus, terus dan terus mendapatkan pengganti pahala, mengalir sepanjang masa berlipat ganda walaupun kelak beliau telah tiada. Ya Allah anugrahkan kepada orang tua kami kesehatan, kesejahteraan, umur panjang yang berkah, untuk terus dapat bersama kami dalam indahnya anugrah yang terhampar tidak terbilang. Kini kita semua tau makna dari sebuah takdir Tuhan. Kuasa illahi telah menjadikan Ibu Suhariningsih perempuan yang melahirkan wanita yang kemudian menjadi pendamping suami Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc dalam suka dan duka, dalam gelap dan terang, dalam untung dan malang dalam sehat dan sakitnya Putri Amandari akan menjadi pendamping hidup yang setia, penuh cinta selamanya. Menjadi ibu dari anak-anak yang terlahir dari pasangan berbahagia. Ya Allah anugerahkanlah rizki yang luas, yang halal, yang thayib, yang berkah, yang melimpah untuk rumah tangga anak- anak kami. Jagalah rumah tangga mereka dari segala keburukan, dekatkanlah dengan segala kebaikan, kebahagiaan, ketentraman, kesejahteraan, hidup rukun berdampingan saling melengkapi, saling menyempurnakan dalam ibadahnya. Kata Rasulullah tidak ada lelaki yang mulia di hadapan Allah, kecuali pria yang

131 memuliakan istrinya, tidak ada lelaki yang terhormat di hadapan Allah, kecuali lelaki yang menghormati istrinya. Doa dan restu juga dimohon dari Eyang Putri Wuryanti Suroto dan Eyang Putri Jumannah Setio Budi Suwarno. Rasa hormat sungkem pangabekti katur Eyang Putri dari beliau lahir orang tua kami, dan dari orang tua kami Allah menitahkan kehidupan kami. Terimakasih Eyang Putri tetaplah sehat, bahagia dan sejahtera. Tutuk momong putra, wayah dan keturunannya. Berbekal doa dan restu Eyang, rumah tangga cucu-cucu tercinta dimulai untuk dibina, dibangun dengan niat yang kuat dan cinta yang tulus suci, kekal, abadi, sakinah, mawadah, warahmah. Sekali lagi saya mohon tepuk tangan untuk kedua mempelai berbahagia Amanda, Fauzan selamat menempuh hidup baru berbahagia selalu. Saksi-saksi utama kami persiapkan untuk menyampaikan doa restu dan foto. Terimakasih, Bapak Ir. Totok Suroto beserta Ibu dan Bapak Sugiarto, S.E, M.B.A berserta Ibu. Bapak dan Ibu para tamu serta keluarga, kami mohon Bapak Ibu untuk tetap berkenan berada di tempat duduk saat ini kami sedang mempersiapkan foto khusus hanya untuk saksi dan saudara kandung, berikutnya kami akan mempersilahkan tamu dan keluarga menyampaikan ucapan selamat serta doa dan restu kepada kedua mempelai. Foto yang lain, kemudian akan dipandu bila Bapak Ibu semuanya telah menyampaikan doa restu dan kami izin untuk tetap berhitung waktu oleh karena kedua mempelai akan disiapkan dalam busana resepsi. Saudara kandung pengantin putri saat ini sedang diabadikan bersama dengan putra putri, cucu-cucu tercinta Ibu Bapak Riyanto. Keluarga pengantin putra di bagian barat kami persiapkan untuk menuju ke pelaminan. Sekali lagi dengan hormat, foto untuk dapat dilakukan bila semuanya telah menyampaikan doa restu. Dilanjutkan dengan ucapan selamat dari keluarga pengantin putri serta para tamu undangan dari arah yang bersesuaian dengan perjalanan para tamu menuju ke pelaminan. Terimakasih kami ucapkan kepada para tamu, hadirin, sahabat, dan keluarga besar. Dengan demikian acara akad nikah Amanda, Fauzan telah dapat kita ikuti bersama hingga berakhir. Puji dan syukur, Alhamdulillahirobbil alamin acara berlangsung lancar dan hitmat. Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Ibu dan para tamu keluarga besar kedua

132 mempelai yang telah hadir menyampaikan selamat doa restu dan menyaksikan rangkaian acara suci akad nikah disilahkan untuk menikmati hidangan sore. Selamat untuk kedua mempelai Amanda dan Fauzan. Akhirulkalam Billahitaufik Wal Hidayah, Wasslamau’alaikum wr.wb. Selamat Sore, Terimakasih.

133

Mantu : Upacara Panggih 21 April 2019 Lokasi : Gedung Wisma Boga Convention Center & Restaurant, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Pranatacara : dr. Wigung Wratsangka

_Gendhing Jawa_

Bapak Ir. Arif Nurjayanto, M.B.A beserta ibu dan putra putri yang telah berkenan untuk menuju ke pintu utama. Mengiringi perjalanan kedua mempelai dari pengantin putri ayah ibu pengantin putri, dari pengantin putra ayah ibu pengantin putra, eyang dr. Riyanto dan putra wayah. Yang terdengar saat ini adalah ladrang semar mantu, merupakan gendhing penghormatan kepada pamangkugati yaitu Bapak Ir. Arif Nurjayanto, M.B.A yang kagungan kersa mantu, bridesmaid silahkan untuk berada di pintu utama, bagi keluarga yang berkenan untuk mengikuti dan mengiringi perjalanan pengantin putri masuk ruangan, silahkan untuk berkumpul dan mengatur formasinya. Berturut-turut rangkaian Upacara Panggih mempersilahkan pengantin putri bersama dengan Bapak dan Ibu Arif Nurjayanto serta saudara kandungnya, demikian pula dengan keluarga yang berkenan untuk mengiringi perjalanan pengantin putri memasuki ruangan, kami ucapkan terimakasih telah mengatur formasinya. Temanten putri dr. Nabila Arnest Amorita kairing rama ibu saha kulawarga ageng, tumuju ing sasana upacara mugi wilujeng nir ing sambikala.

_Gendhing Jawa_

Wilujeng, lampahing temanten putri dr. Nabila Arnest Amorita. Temanten kakung kinurmatan lancaran bindri, laras slendro, pathet sanga kapurwakan sanggan pamethuk temanten.

_Gendhing Jawa_

134

Sanggan pamethuk, mila sebatanipun makaten jalaran ubarampe menika kinarya srana lambang panyuwunan dhumateng Bapak saha Ibu Arif Nurjayanto mugi wonten kaparenging panggalih hamanggihaken temanten kakung saha putri miturut satataning Upacara Adat Temanten Ngayogyakarta. Utusan ingkang pinatah kardi Bapak H. Ashari saha Ibu Siti Aminatun sampun sowan wonten ngarsanipun pamangku gati hangaturaken sanggan tinampi Ibu dr. Ndaru Murti Pangesti, SpPD- KEMD jangkep tanwonten ingkang cicir kinarya tandha cikna nyuwun miyosipun temanten putri ngaturaken angenging panuwun Bapak H. Ashari saha Ibu Siti Aminatun. Temanten putri dipunkanthi Bapak Ibu Arif Nurjayanto wonten sawingkingipun temanten putri.

_Gendhing Jawa_

Kepada panitia dan keluarga kami sangat berbahagia bila bapak ibu berkenan untuk berkumpul menyaksikan sesi ini dari area terdekat seputar pergola. Kesediaan bapak ibu menyaksikan acara ini dari area terdekat tentu akan menjadi bagian dari dokumentasi yang akan dikenang indah oleh kedua mempelai untuk selama hidupnya. Terimakasih untuk kenangan bersama menyaksikan Upacara Panggih Pengantin dengan Tradisi Yogyakarta. Dengan memohon ridha Allah SWT, Panggih Temanten Ngayogyakarta kinurmatan, ladrang temanten.

_Gendhing Jawa_

Kembar Mayang, murwakani lampahing temanten minangka dadi tanda bilih ingkang palakrama taksih asipat kenya lan jejaka. Wit kalpataru dewa ndaru, kalpataru wijaya ndaru saking tembung kalpa lan taru. Kalpa, ingkang tegesipun urip dene taru ingkang tegesipun uwit. Wit panguripan tundhanipun dados donga kepudangan, muga langgeng palakramanipun dr. Nabila Arnest Amorita Burhanudin Lutfi, S.E. Kembar mayang adalah pohon kalpataru, pohon keabadian cinta dan kasih sayang sebagai tanda bahwa pernikahan gadis dan perjaka tengah berlangsung. Balangan gantal, pengantin putra melempar empat gantal, penganten

135 putri melempar tiga gantal. Boleh saya mohon tepuk tangan yang sangat meriah untuk Arnest dan Burhan. Keduanya telah menjatuhkan pilihan pendamping setia, dalam cinta abadi. Upacara balangan gantal, ingkang dumados saking ron suruh pinilih matemu rose, ginulung tinansu lan benang lawe ingkang hawarni pethak pralampita bilih temanten tinangsulan dening talining akrama ingkang asipat suci. Kakung hambalang sekawan, putri hambalang tiga. Ilmu, iman, lan amal dene tumrab kakung kasinungan kalenggahan wujudipun imam. Upacara ranupada temanten putri sesuci ampeyanipun ingkang raka kanthi tirta sekar mancawarna tirta banyu lambange urip lan panguripan sekar kembang kekudangan muga temanten sembada dadi kembanging bebrayan agung ingkang pantos tinulat miwah sinudarsono hakaryo arum asmaning kulawarga. Pancawarna piwucal netepi kewajiban rukun islam, syahadat, sholat, siam ramadhan, zakat miwah tindak haji. Wiji dadi tigan tinetesaken ing palarapan pecah ing banthala babar tumangkar tedhak turun putra wayah hanglajengaken sejarah jumeneng jajar sumandhing kakung miwah putri. Tinata lampahing kirab temanten Bapak Arif Nurjayanto sesarengan kaliyan bapak Heru Kuswanto Ibu Ndaru Murti Pangesti sesarengan kaliyan Ibu Muyasaroh. Kulawarga humiring lampah kapurwakan Manggala Yudha minangka pamucuking laku sasmitha gati pada sih.

_Gendhing Jawa_

Bakan cinandra lampahing tematen kinurmatan ungeling ladrang gati pada sih. Pakurmatan Manggala Yudha. Tepuk tangan untuk prosesi kirab temanten Jogjakarta. Disilahkan fotografer mengabadikan kedua mempelai bersama Manggala Yudha. Keluarga kedua pengantin yang sangat kami hormati, Upacara Adat Krobongan yang terdiri dari upacara tompo koyo dan dhahar klimah serta sungkem ngabekti akan dipandu oleh Ibu Amithyasari bersama degan tim Amithyasari Wedding Gallery. Kepada keluarga dan tamu yang berkenan untuk menyaksikan prosesi ini di depan pelaminan, kami mengucapkan terimakasih. Kinurmatan gendhing boyong.

136

Surak manengker wiyati hambata rubuh saisining jagad suka sukur kasembadan dhauping temanten hanindakaken upacara adat ingkang kebak pralambang, piwulang, pepeling kang dhatan melok, tompo koyo pinilih wiji ingkang menthes, bibit ingkang bobot. Pari, jagung, dhele, ketan, otek palawija cacahing selangkung muga dadiya jalma ingkang linangkung. Bibit ingkang bobot, sayekti kekudangan muga tuwuh semi kembang lan awoh kamulyan waradin sagung kulawarga. Redana artha receh dadi piwulang ing jagad boten wonten ageng tanpa saking alit, boten wonten kathah tanpa saking sekedhik, boten wonten pinter tanpa pamarsudi, boten wonten kamulyan tanpa tinuku kanthi laralapa, tekun, telaten, gemi, setiti, nastiti, ngati-ati, rigen, tegen, lan mugen, kadosdene pakuladan ingkang dipunparingaken dhumateng ingkang putra dening rama lan ibu tansah eling temanten kekalih bilih ibu minagka dadi wadhah wiji sejati dipunaturaken dhumateng Ibu dr. Ndaru Murti Pangesti, SpPD-KEMD minangka dados pepeling bilih lahiripun dr. Nabila Arnest Amorita saking gua garbaning ibu tembene minangka dadi kanthining tumuwuh anak mas Burhanudin Luthfi, S.E. Upacara dhahar klimah, temanten kakung peparing sekul klimah cacah tiga, tinampi dening garwanipun. Siji lambang sandhang, loro lambang pangan, telu lambang papan. Sandhang, pangan, papan, sandhangan lahir ingkang awujud busana, sandhangan batin ingkang awujud tandang tandhuk, tingkah laku, solah, slogo, lan muna-muni. Pramila tumrab bebrayan Jawi wonten pitutur ajining dhiri gumantung saka kedaling lathi, ajining awak gumantung saka tumindak, ajining raga gumantung saka solah slaga. Ingkang angka kalih, sekul klimah dadi pralambang pangan dhedhaharan lahir ingkang awujud boga, dhedhaharan batin wujudipun pitutur lan wewarah paugeran lan piwucaling agami suci lumantar Qur’an lan hadizt sayekti menika dados patedhaning batin. Angka tiga, sekul klimah dadi pralambang papan, papan lahir wujudipun wisma papan batin wujudipun swasana wonten saklebeting manah ingkang ayom, ayem, tentrem, jinem, bagyo mulya, awit guyub rukun kekalih hanggenipun nindakaken pakaryan bale wisma. Sebuah Upacara Adat yang penuh makna, di dalam kraton kasultanan Ngayogyakarta. Upacara tampa koyo, di mana di dalam tradhisi Surakarta disebut kacar kucur dilangsungkan di Kagungan Dalem Gedong Purwarukmi sedangkang

137 upacara dhahar klimah, di dalam Kasultanan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dilangsungkan di Kangungan Dalem Gadri Kasatrian. Upacara sungkem ngabekti temanten jengkar saking palenggahan wangkingan, dipunlolos dening juru paes miwah ingkang piniji, dipunkanthi marak sowan ngabiyantoro hangaturaken sungkem caos pangabekti. Tembang Mijil : Bapak Ibu lantaraning urip proputra rumaos wiwit lahir ngantos dinten magke, boten kendhat denyo treso asih. Putra caos bekti cumadong pangestu. Duh anakku, Arnes Burhan nan nggih temanten saklaron, muga tansah rukun rukun rukun selawase. Ayem tentrem lan sugih rejeki, ginanjar lestari dening Allah Agung. Tembang Mijil mengiringi upacara sungkem ngabekti mengingatkan kepada setiap anak untuk selalu hormat dan berbakti kepada Ayah serta Ibunda. Telah paripurna Upacara Adat dan terimakasih kami ucapkan kepada perias pengantin Ibu Amithyasari bersama dengan tim Amithyasari Wedding Gallery. Mohon berkenan untuk diabadikan foto Ibu Amithyasari dan tim samping kanan dan kiri kedua mempelai sebagai kenangan indah kami, ayah dan ibu mohon berkenan untuk berdiri mendampingi. Terimakasih keluarga dan panitia telah menyaksikan acara ini dari awal hingga akhir sebuah tradhisi yang harus kita kenal, kita cintai, dan kita banggakan bersama, kita uri-uri dan kita leluri agar tetap lestari dan dikenang sepanjang masa.memiliki nasehat, petuah, doa dan harapan. Tepuk tangan untuk Arnes dan Burhan.

138

Pasca Mantu : Upacara Boyong Manten/Ngunduh Mantu 3 Agustus 2019 Lokasi : Hyatt South Garden, Hyatt Regency Hotel Yogyakarta Pranatacara : dr. Wigung Wratsangka

Senang sekali malam hari ini kita bisa hadir dalam suasana yang istimewa acara resepsi ngundhuh mantu Yudha dan Phuong dan atas nama keluarga kami ucapkan terimakasih atas kehadiran anda yang telah meringankan langkah untuk memberikan doa restu kepada kedua mempelai. Kami sampaikan bahwa sesaat lagi kita akan berjumpa dengan pasangan yang paling berbahagia pada malam hari ini yaitu Yudha dan Phuong dan aka nada prosesi yang mengiringi, untuk itu sembari kita menunggu kedua mempelai kami persilahkan Bapak Ibu untuk dapat menikmati welcome drink yang telah disediakan oleh pihak hotel kami silahkan.

_Gendhing Jawa_

Mohon perhatian beberapa saat lagi kedua mempelai akan hadir diawali dengan prosesi penyerahan dan penerimaan pengantin dalam acara ngundhuh mantu Ananda Yudha Bimo Prasetya dengan Ananda Tran Thuy Anh Phuong putri Bapak Tran Ngoc Hao dengan Ibu Truong Thi Kim Phuong. Terimakasih kepada keluarga dan para tamu yang telah bersama kami di Garden Hyatt Hotel Yogyakarta dalam persiapan yang telah dilakukan dengan baik oleh semua mitra kerja bersama dengan tim pengelola acara Pengantin Production. Malam hari ini saya bersama sahabat hebat saya Mbak Siwi Lungit dan juga Mas Tio nanti yang akan menemani saya sampai akhir acara. Persiapan untuk acara penyerahan dan penerimaan kedua mempelai dalam acara ngundhuh mantu mohon kepada Bapak Tugiman selaku juru bicara. Bapak Tugiman dan Bapak Sutikno mohon berada di area yang sudah dipersiapkan. Terimakasih teman-teman dari bergodo jayeng panca dan teman- teman dari tim bergodo yang lain. Bapak Ibu hadirin kami sampaikan sekali lagi sesaat lagi kedua mempelai Yudha dan Phuong akan hadir di tengah-tengah kita, kami mohon kepada seluruh keluarga untuk mempersiapkan diri dan kami silahkan kepada seluruh tamu undangan untuk

139 berkenan berdiri menyambut kedua mempelai di area track mencuju pelaminan kami silahkan. Kinurmatan lancaran kebo giro laras pelog pathet barang. Temanten tumuju sasana upacara. Pasrah panampi wisudan tali dharma hangundhuh mantu ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Tugiman sumangga kaparenga hamedhar gati.

_Pasrah Temanten_

Bapak Sutikno keparenga tumanggap wedharing gati.

_Tanggap Temanten_

Kawiwaha sesegan boyong temanten kawisuda. Ujukkan tirta wening, tirta banyu lambanging urip lan panguripan. Tirta banyu uga minangka dadi pralambang kawruh lan ngelmu. Wangkingan kaneman linolos gumanti pusaka kasepuhan dipunagemaken dening Bapak Yohanes Rudiyanto, dhumateng temanten kakung anak mas Yudha Bimo Prasetya minangka dadi tandha jumenenging kakung, hangayomi garwa putra. Bergodo Jayeng Ponco Jatimulya, Kricak, Tegalrejo kairing ungel-ungelan. Boleh kita berikan applause dan tepuk tangan Bergodo Jayeng Ponco. Kinurmatan kodok ngorek minggah laras moyo lampahing temanten.

_Gendhing Jawa_ Manggala Yudha sangkep sanjata tombakke hanjati ngaran tandha samapta ing dhiri sawega ing dhati. Hanenggih Raden Bima satriya panenggak ing Pandawa kawuryan regancang kaya lintang panjrina hamurwakani lampahing temanten sung tuladha waspada paningaling lahir waskitha paningaling batin. Punapa to busananing sang sena harimbat mojo yo sang bayu siwi Raden Haryo Wekudhara kampuh poleng banbintulu aji gelung minangkara cinandi rengga ndek ngarep nduwur mburi minangka dadi tanda cihna wruh dununging kawula lan Gusti. Pupuk

140 mas rineka jarotting asem nadyan hagal wujuding sang Bima Sena ngrawit bebudene koyot jarotting asem. Sumping pudhak sinumpet tandha pangarikan marang Sang Hyang Batara Bayu, Dewataning Naruta. Kuku pancanaka, panca haraning wilangan lima, naka lelandhep landhep lima kang rinegem dadi sagegem datan kewan agalembut wes cinakup. Nenggih urut huriping ingkang panca hindria makartining pandulu, pangganda, pamireng, pangocap, miwah pangrasa. Kawuryan temanten prabane hangenguwung hangagem busana adat Yogyakarta distar sinerat sarwa hangrawit sesumping sekar melati. Dene temanten putri kang mustaka sedeng palarapan nyela cendhani rinengga paes ingkang hawujud penunggul dadi gajahan, pengapit, penitis miwah godheg hangudhup turi pinulas pidih cundhuk centhung hangrenggo mustaka jungkat penatas dadiya tatas sawiring rubeda cundhuk mentul cacah lima minangka kekudangan temanten. Rikma kaukel rinajut sekar melati kinaceng gajah ngoling miwah garuda mungkur endahing busana kapatrapaken dening Ibu H. Dior Suhartini. Lampahing temanten kairing rama lan ibu tumuju ing palenggahan dampar rinengga sekar laras lampahing temanten sirna memayanging marga. Sekali lagi mohon tepuk tangan untuk prosesi yang luar biasa. Bismillahirahmanirrahim Asslamu’alaikum wr.wb. Selamat malam salam sejahtera untuk kita semuanya om swastiastu namo buddhaya salam kebajikan. Puji dan syukur khadirat Tuhan yang Maha Kuasa Allah SWT mengiringi rasa hormat kami menyambut Bapak dan Ibu para tamu undangan sahabat sejawat dan kolega dan relasi. Semoga pernikahan Yudha Bimo Prasetya dan Tran Thuy Anh Phuong senantiasa mendapatkan berkah dan ridho dari Tuhan yang Maha Kuasa, semoga rumah tangga ini diberikan kesejahteraan, keentraman, kedamaian, kerukunan, dan terjaga kehidupan rumah tangga kekal abadi sepanjang masa. Selamat berbahagia Yudha dan Tran Thuy Anh Phuong mohon tepuk tangan untuk kedua mempelai. Hadirin Bapak Ibu sebelum kami mempersilahkan para tamu menyampaikan selamat izinkanlah kami mempersilahkan Bapak Yugo Martono untuk

141 menyampaikan ucapan selamat, doa restu dan kami abadikan bersama dengan kedua mempelai berbahagia, Terimakasih. Terimakasih para tamu, sahabat dan keluarga yang telah bersama kami dalam resepsi pernikahan putra putri kami tercinta dan terimalah persembahan kami gending-gending jawa sampai akhir acara bersama dengan tembang-tembang cinta dan syair bahagia. Sekali lagi dengan penuh rasa hormat Bapak Yugo Martono disilahkan untuk menuju pelaminan meyampaikan ucapan selamat, doa restu dan foto dengan kedua pengantin di pelaminan, terimakasih. Tim Dior griya rias dan busana pengantin disilahkan untuk membimbing kedua mempelai menuju ke area.menikmati hidangan malam bersama dengan para tamu, tamu undangan Bapak dan Ibu yang tengah menuju ke pelaminan adalah penata rias dan juru paes pengantin yang dipercaya oleh keluarga. Boleh saya mohon untuk tepuk tangan untuk Ibu Hj. Dior Suhartini. Bapak Ibu hadirin yang kami hormati sekali lagi terima kasih atas kehadiran Bapak Ibu yang malam hari ini telah meringankan langkahnya untuk memberikan doa restu sekaligus ikut berbahagia dalam resepsi ngunduh mantu Yudha dan Phuong. Kami silahkan Bapak Ibu untuk dapat menikmati suasana malam hari ini dengan menikmati hidangan yang telah disiapkan. Kami juga akan mengajak kedua mempelai nanti untuk bisa menemui anda satu persatu dan saat ini tim paes dari Ibu Dior akan segera mengajak kedua mempelai untuk dapat berjumpa dengan seluruh tamu undangan. Kami silahkan kepada Bapak Ibu yang hadir untuk dapat menunggu sesaat kami silahkan untuk duduk di area South Garden, Hyatt Regency Hotel Yogyakarta.

_Gendhing Jawa_ Kedua mempelai berbahagia telah bersama para tamu undangan menikmati hidangan malam. Selamat menikmati hidangan malam dalam suasana suka cita penuh syukur. Ungkapan bahagia dan penyambutan penuh rasa hormat diwujudkan dalam persembahan beksan gambyong parianom.

_Tari Gambyong_

142

_Gendhing Jawa_

Bapak Ibu hadirin, baru saja kita saksikan bersama sebuah tarian klasik khas Jawa yaitu tari gambyong yang menceritakan tentang seorang penari cantik bernama Gambyong yang sangat elegant dan memiliki bakat menari yag luar biasa dan untuk anda yang mungkin saat ini ingin berfoto bersama para penari kami silahkan akan ada panitia yang bisa membantu anda. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih untuk anda yang telah berkenan hadir pada malam hari ini memberikan ucapn selamat dan doa restu kepada kedua mempelai dan kami juga mengucapkan selamat datang sugeng rawuh untuk seluruh tamu yang saat ini baru saja tiba South Garden, Hyatt Regency Yogyakarta. Senang sekali kami bisa menghadirkan nuansa Jawa dengan penuh karakter yang khas dan malam hari ini sangat lengkap hadir dengan gamelan yang tertata indah di sebelah kiri saya. Seperti yang telah disampaikan oleh kedua perwakilan dari keluarga bahwa kedua mempelai telah melangsungkan pernikahan di Vietnam beberapa saat yang lalu dan sesaat lagi kita akan mengikuti video prosesi pernikahan di Vietnam dalam video berikut ini. Hadirin yang kami hormati setelah lagu mari kangen bersama dengan tim karawitan pengantin production akan kami tayangkan dokumentasi bersejarah menuju tahta cinta Yudha dan Phuong. Video yang baru saja kita saksikan bersama ternyata sangat indah sekali ya, pernikahan dengan culture yang berbeda dengan Indonesia. Ini menampakkan bahwa memang kita melakukan lakuturasi budaya saling mengenal budaya. Kalau hari ini kita mengenal prosesi ngunduh mantu dengan adat Jawa khususnya Yogyakarta, di ideo tadi kita melihat prosesi pernikahan dengan adat Vietnam, luar biasa indah sekali. Tentu ini merupakan kenangan yang tak terlupakan sepanjang masa. Sekali seumur hidup buat mereka, syair cinta dalam tembang bahagia nada bertabur kasih akan dipersembahkan oleh sahabat-sahabat kita. Bapak Ibu hadirin akan hadir untuk menemani suasana santai malam hari ini rekan-rekan kita dari Tomy Boy Entertaiment disilahkan. _Acara Hiburan_

143

Pra Mantu : Upacara Siraman 2 Februari 2019 Lokasi : Manukan, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Nuwun, Para pepundhen ingkang satuhu kinabekten, para pinisepuh miwah sesepuh ingkang kinurmatan, para tamu ingkang minulya, sarta kadang kula wredha miwah mudha ingkang sutresna. Para tamu ingkang minulya samektaning upacara majang tarub kalajengaken upacara siraman calon temanten putri. Sumangga kula dherekaken ngaturaken puji pangalembana miwah syukur dhumateng Gusti ingkang akarya jagad, nenggih Pangeran ingkang Maha welas lan asih awit saking kanugrahanipun kula miwah panjenengan saged makempal wonten ing dalemipun Bapak Ibu Basuki Rachman saperlu paring pangestu tumindaking adicara jamas pasiraman calon pinanganten putri nimas ahayu Dewi Kartika Chandra. Keparenga kula ingkang kapatah pemangkugati kinen nderekaken gatining laksana ing wanci menika. Menggah tata rakiting titi laksana rinacik mekaten. Ingkang kaping sepisan inggih menika kapurwakan kanthi pambuka, saklajengipun saparipurnaning pambuka risang calon temanten putri ahayu Dewi Kartika Chandra ngaturaken sungkem pangabekti dhumateng ingkeng Bapak Basuki Rachman saha ingkeng Ibu Sri Hertanti. Ingkang kaping tiga inggih menika saksampunipun adicara sungkem pangabekten risang ahayu kakanthi tumuju dhateng sasana matirta. Tumuli Bapak saha Ibu Basuki Rachman ngercik wrih pamoringsih. Saperngan toya pamorsih ingkang sampun rinacik badhe kakintunaken dhumateng calon besan minangka saran aji syarat jamas pasiraman calon pinanganten kakung. Sabidalipun utusan, adicara matirta risang pinanganten putri tumuli kawiwitan. Saklajengipun wonten ing pethiting siraman risang calon penganten putri pinaringan sesuci, kalajengaken Bapak miwah Ibu ambikak pamoring putri kanthi amecah kendhi. Mekaten menggah rantamaning adicara purwaka, adicara binuka dumugi pandonga dhumateng pangeran mrih rahayuning karsa. Ndedonga sumangga kula dherekaken.

144

_Ndedonga_

Cekap, Matur nuwun.

Tumuli kepareng Ibu juru sumbaga badhe nganthi risang calon penganten putri ngabekti dhumateng Bapak miwah Ibu. Sampun kepareng Bapak miwah Ibu lenggah wonten papan ingkang piniji. Sampun mijil saking sasana palereman risang ahayu badhe atur sungkem pangebekti wonten ing pepadanipun ingkeng Bapak miwah Ibu. Kebak ing tata susila miwah tata krama, angeka pada marak sowan ing pepadanipun ingkang Bapak miwah Ibu, sarwa sumembah ngaturaken pangabekti dhumateng ingkang rama, tangkeping asta sumembah ing jengku erring kanan ingkang rama. Paripurna sumembah, ngeningaken cipta, ngetog kekiyatan manah, menepaken ring rasa, tumuli matur, imbal wawan wacana kaliyan ingkang rama miwah ibu

_Atur pangabekti_

Paripurna matur dhumateng rama saha ibu, wangsul ngaturaken sungkem ing pepadanira ingkang rama miwah ingkang ibu. Ayem wonten ing pepadane ingkang rama, kawuryan kalamun ingkang rama menika trenyuh wonten ing galih dupi sinungkeman pepadanira. Netra kembeng-kembeng ngampah tumetesing waspa. Dipunelus-elus saha dipunpuk-puk pamidhange risang ahayu menika mratandhani tresna asihipun anggene paring pangestu dhumateng risang temanten putri. Sampun paripurna anggenipun ngabekti ingkang rama, sumungkem ing pepadanira ingkang ibu. Pranyata ingkang ibu datan kuwawa anggampah tumetesing waspa. Makaten ugi risang calon temanten putri, luh marawayan wonten ing pangkonipun ibu. Ingkang putri kinasih ingaras kebak kalian raos katresnan. Paripurna anggenipun ngabekti ingkang rama miwah ingkang ibu, risang calon temanten putri kakanthi tumuju wonten ing sasana matirta arsa jinamas ing warih nenggih wurih pamoring sih, nun inggih dipunsebat toya perwita adi. Sampun

145 kawuryan lenggah wonten ing sasana matirta risang ahayu Dewi Kartika Chandra Tumuli Bapak saha Ibu Basuki Rachman badhe ngracik toya perwita adi. Ingkang kaping sepisan nglebetaken utawi nyampuraken toya perwita adi ingkang kapundhut saking tuk utawi sumber ingkang sampun sepuh. Ancasipun sedya ing tembe gesangipun risang calon temanten kalamun sampun ndhapuk kulawarga saged murakabi, paring panganyoman dhumateng sesami. Tumuli Bapak Ibu Basuki Rachman manunggalaken sekar sritaman utawi sekar triwarna munggwing tirta pamoringsih. Sri wis ngarani ratu, taman papan anjrahing puspa. Marma pinilih tetulunging sekar ingkang awujud tri warna, tri ateges telu, warna jinising puspa nun inggih sekar mawar, mlathi, miwah kenanga. Angambar arum gadane sekar amrih ing tembe kuncara asmane risang calon penganten. Tumuli Bapak Ibu Basuki Rachman manunggalaken klapa sagandheng ing saklebeting toya perwita adi. Klapa pinilih ingkang sampun radi sepuh dados pratandha sampun manunggal gegandhengan ing karsa tekadipun ingkang badhe bebesanan awit saking manunggaling calon penganten. Sampun paripurna rinacik toya perwita adi, tumuli badhe pinaringan puji pandonga rahayu. Dhumateng Bapak Basuki sumangga.

_Pandonga_

Matur nuwun, Mugi dados donga ingkang dipunijabah dening Gusti Pangeran. Risang calon penganten badhe saestu resik suci lair lan batosipun, satemah rahayu widada kalis sambekala. Kepareng saklajengipun Bapak Ibu Basuki mundhut saperangan toya pamoring sih badhe kakintunaken dhumateng calon besan minangka aji syarat jamas pasiraman calon penganten kakung. Bapak Ibu Basuki kepareng badhe utusan dhumateng Bapak Ibu Setyadi Purnama sekaliyan kinen ngaturaken toya perwita adi dhumateng calon besan. Sampun winadhahan ing kendhaga, toya perwita adi, tumuli mangarsa kangmas Ramadhan Wardhana sampun kepareng aben ajeng makatena pangandikanya kalamun kawijil ing lisan.

146

_Atur pangandikan_

Sampun paripurna anggenipun imbal wacana, dhuta toya perwita adi sampun kepareng bidhal. Jamas pasiraman calon temanten putri tumuli kawiwitan. Kapurwakan ingkang rama, Bapak Basuki Rachman sumangga paring jamas ing warih. Sepisan jinamas ing mustaka amrih suci ing cipta. Kaping kalih jinamas wonten sisih bahu tengen lan kering, toya lumeber munggwing jaja amrih suci ing karsa. Tumuli ingkang ibu nggosok konyoh manca warna. Manca ateges gangsal utawi manekawerni, werni ateges jinising konyoh. Wernining konyoh menika minangka lulur sarana pambukaning pamor. Pamor dumadi saking manekawerni sumoroting cahya, marma linambangaken ing konyoh awarna pethak, wilis, bintulu, jenar, sarta rekta. Paripurna nggosok konyoh manca warna, ingkang ibu ugi kepareng paring jamas pasiraman dhumateng ingkang putri kinasih. Ingkang saklajengipun, kasuwun paring pangestu Ibu Sri Hertanti kanthi pinaringan pepuji sesanti ginarujug salira rukmi mawi tirta perwita adi. Matur nuwun dhumteng Ibu Sri Hertanti kepareng lenggah wonten ing sasana sakawit. Tumuli kasuwun Ibu Sumiyati Larasati. Sambeting kandha apa ta kang minangka palenggahanira risang calon temanten. Nun inggih klasa bangka ingkang kinarya mbuntel ron alang-alang, ron kappa-kapa, ron awar-awar, roning kluwih, miwah roning turi kang satuhu ngemu prlampita sinandi. Matur nuwun dhumateng Ibu Sumiyati Larasati kalajengaken Ibu Rahmawati Sukoco. Klasa Bangka minangka pratandha gumelaring jagad raya. Ing wanci menika risang ahayu sampun badhe ngancik jagading kulawarga arsa mangun bebrayan enggal. Sewu gunging panuwun konjuk Ibu Rahmawati Sukoco. Kepareng saklajengipun kersa Ibu Sari Widiastuti paring pasiraman calon pinanganten putri. Ron alang-alang tuwin ron kappa-kapa pralambang panyuwun mugi-mugi anggenipun mangun brayat boten wonten pambengan menapa. Ron awar-awar, sedaya pepalang miwah sambekala sampun binawar-tawar satemah mung rahayu kang tansah tinemu. Matur nuwun Ibu Sari Widiastuti saklajengipun Ibu Tin Pambudi sumangga.

147

Ron kaluwih ngemu pralampita mugi benjing risang calon temanten tansah pinaringan kaluwihan. Luwih ing drajat, pangkat, miwah semat, satemah kajen kineringan mring sesami, cekap ing sandhang miwah boga, matur nuwun Ibu Tin Pambudi. Tumuli Ibu Sekar Fatmawati kepareng paring pangestu kanthi paring siraman dhumateng calon temanten putri. Roning turi minangka panyuwun dhumateng para kasepuhan miwah winasis paring pitutur dhumateng risang calon temanten putri. Sinambi paring siraman, kasdu paring pitutur ingkang dumeling ing talingan. Pitutur para luhur sageda dados dedamar anggenipun risang calon temanten putri lumebet ing madyaning bebrayan agung. Matur Nuwun. Sampun jangkep pitu ingkang paring siraman maring sarira rukmi calon penganten putri. Mugi luhur ing budi para pinisepuh saged lumeber mring risang pingantenan. Maknaning gunggung pitu ingkang paring jamas pasiraman, mugi risang calon temanten tansah pikantuk pitulungan ing Gusti Pangeran, sarta tansah darbe watak suka tetulung mring saasminaning dumadi. Keparenga saklajengipun ingkang Bapak Basuki Rachman paring sesuci mring risang pinanganten putri. Toya kawijilaken saking kendhi pratala, toya siniramaken warata saranduning sarisa, ilining toya datan kendhat pratandha sempulur ing samudayanipun, sempulur kayuwananipun, sempulur rezekinipun, sempulur kulawarganipun, miwah sempulur samudayanipun. Sampun telas isining toya ing kendhi pratala, Ibu Sri Hertanti tumuju majeng ing sangajengipun risang calon temanten putri. Ingkang Ibu badhe mecah pamoring sang dyah ayu. Niat ingsun ora mecah kendhi ananging mecah pamore putriku Dewi Kartika Chandra sampun pecah pamore. Mekaten kalawau menggah tumapak ing adicara jamas pasiraman calon penganten putri. Bapak Ibu Basuki Rachman saestu ngaturaken agunging panuwun dhumateng para kasepuhan saha pinisepuh ingkang sampun kepareng paring pangestu kanthi paring siraman dhumateng risang calon temanten putri. Mugi luhuring budi panjenengan pinaringan lelintu mring Gusti kang Mahayu. Risang pinanganten putri tumuli kakanthi ing sasana piniji. Dhumateng para tamu kepareng wawan pangandikan, langen suka, sinambi

148 ngunjuk saha dhahar nyamikan ingkang sampun dipunsamektakaken wonten ing sisih wetan, sumangga.

149

Pra Mantu : Upacara Midodareni 2 Februari 2019 Lokasi : Manukan, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Nuwun, Sanghyaning para rawuh ingkang kiurmatan kawuryan saking mandrawa risang calon temanten miwah sapengombyong sampun arsa prapta ing wismaning pamengku gati, praptanira calon temanten miwah pengombyong ngaturaken pambagya kawilujengan.

_Gendhing jawa_

Nalika samana risang calon temanten kakung miwah pangombyong sampun kepareng mratitisaken satataning lampah. Sinengkuyung mring para kadang miwah sentana, karsanipun Bapak Ibu Basuki Rachman ingkang arsa bebesanan kaliyan Bapak Ibu Mahendra Putra kawuryan saking mandrawa kathik ngasta saniskaraning ubarampe srah-srahan, maneka werni wujud saha warninira. Wis tinata lampahing risang calon temanten kakung miwah pangombyong. Ingkang wonten ing ngarsa nun inggih tetulungguling lampah Bapak Slamet Riyono sapungkurnya Bapak Ibu Mahendra Putra nganthi risang calon temanten kakung nun inggih Bagus Ramadhan Wardhana lampahira kadherekaken para kadang sentana kang sawega jumurung mring karsaning kang arsa bebesanan. Ing driya baraya agung Bapak Ibu Basuki Rachman tansah amuji syukur mring ngarsaning Gusti Pangeran awit tindakira sampun jinangkung mring Gusti ingkang Mahawelas lan Asih Rahayu widada lampahanya saking Semarang dumugi wonten ing sasana menika nenggih ing wismanira sang pamengku gati Bapak Ibu Basuki Rachman. Dupi uninga praptanira calon besan sabregada Bapak Ibu Mahendra Putra miwah kulawarga age-age mangayhbagya kanthi ajejawat asta, sarwa-sarwi mranani ing galih, esem tansah sinungging ing lathi mratandhani sukaning galih sang pamengku gati. Kadi pundi ta datang suka? Calon besan sampun kasdu ngantos sang Abagus

150

Ramadhan Wardhana calon temanen kakung. Rawuhipun calon besan sakulawangsa, tumuli kaaturan palenggahan ingkang sampun dipunsamektakaken. Nalika samana Bapak Slamet Riyono ingkang pinatah dados manggalaning lampah sika sasmita mring para kadang mudha amrih mratitisaken ing satataning sasana, nggayahi tumapaking adicara. Para tamu ingkang kinurmatan kepareng lenggah wonten ing papan ingkang piniji.

_Gendhing Jawa_

Keparenga kula ingkang kajibah mratitisaken tata rakiting adicara. Menggah adicara wonten ing dalu menika rinaik kados mekaten, ingkang kaping sepisan inggih menika adicara pambuka, saklajengipun adicara atur pambagyaharja, sakparipurnaning adicara pambagyaharja, tumuli ngancik titi laksana wedhar tumanggaping gati, minangka adicara ingkang kaping tiga miwah kaping sekawan, dipunlajengaken lung tinampi srah-srahan, adicara ingkang kaping enem inggig menika tilik nitik, kalajengaken kembul bujana minangka titi laksana ingkang kaping pitu, adicara saklajengipun inggih menika atur pamit saking kulawarga calon besan sarta badhe tinanggapan mring pamengku karsa, lajeng pethiting titi laksana calon penganten kakung badhe pinaringan busana kancing gelung, lajeng adicara ingkang pungkasan inggih menika panutup. Mekaten kalawau menggah adicara wonten ing dalu menika, sumangga adicara dipunbikak kanthi ndedonga manut agama saha kapitayanipun piyambak- piyambak, sumangga kula dherekaken. Matur nuwun, mugi Gusti ingkang mahakwasa kersa paring sih nugraha satemah tumapak ing karya saged kalis sambekala. Para tamu ingkang kinurmatan, sawetawis panjenengan lenggah, pramila kepareng ingkang hamengku gati Bapak Ibu Basuki Rachman badhe ngaturaken pambagyaharja. Dene ingkang minangka wakilipun nun inggih Bapak Pambudi dhumateng Bapak Slamet Riyono sumangga.

_Atur Pambagyaharja_

151

Matur nuwun wonten ngarsanipun Bapak Rojak tumuli kalajengaken wedharing gati saking kulawarga calon besan. Dene ingkang kepareng mbabar pangandikan nun inggih Bapak Slamet sasana miwah pandaya wara kula sumanggaaken.

_Wedharing Gati_

Wedharing gati sampun kababar mring panjenenganipun Bapak Slamet saklajengipun keparenga Bapak Basuki dipunampingi Bapak Ibu nampi sadaya syarat sarana srah-srahan paningset. Dipunwiwiti kanthi ajejawat asta. Sumangga ingkang sepisan pisang sanggan kaaturaken Bapak Mahendra Putra dhumateng Bapak Basuki Rachman pisang sanggan kalajengaken kaaturaken ibu pamengku gati, Amrih jangkeping gambar foto miwah video kepareng Bapak Ibu Basuki Rachman nampi piyambak sedaya ubarampe srah-srahan sumangga.

_Tumanggaping Gati_

Wedhar tumanggaping gati sampun paripurna, awit saking keparenganipun ingkang mengku gati, sukaning galih, panjenengan kaaturan kembul bujana kanthi ladi pribadi utawi prasmanan. Mligi kangge ibu-ibu saking kulawarga calon besan sakderengipun kembul bujana kepareng tilik nitik kados pundi kasamaptanipun calon penganten putri wonten ing kamar temanten. Sumangga kepareng para pinisepuh rumiyin amrih ingkang mudha boten pakewuh. Tumuli kepareng kula badhe mbabar menggah tumuruning wahyu kembar mayang.

_Tilik Nitik_

Sampun paripurna adicara tilik nitik saha kembul bujana, pramila sampun dumugi wancinipun kalamun kulawarga calon besan ngersakaken kondur. Pramila dhumateng Bapak Mahendra Putra kersa jengkar saking palenggahan bahde mundhut pamit., sumangga.

152

_Atur Pamit_

Tumanggaping atur pamitan badhe kasariran Bapak Slamet sumangga.

_Tanggap Atur Pamit_

Saklajengipun kepareng Bapak Ibu Basuki Rachman jumeneng jajar aben ajeng kaliyan calon penganten kakung. Bapak Basuki Rachman badhe paring busana kancing gelung dhumateng adhimas Ramadhan Wardhana. Mekaten ta pangandikan lamun kawijiling lisan.

_Pangandikan_

Dene ingkang Ibu Sri Hertanti badhe ngaturaken angsul-angsul konjuk calon besan. Pramila sumangga Ibu Sri Hertanti ingkang kepareng makili kulawarga besan kepareng nampi. Kanthi mekaten sampun paripurna adicara midodareni wonten ing dalu menika. Kula sakadang ngayahu kalamun wonten solah bawa miwah muna- muni ingkang kirang mrananing ing penggalih nyuwun pangaksama. Kula pribadi minangka pambirawa, kalamun wonten kithaling basa, ceweting ukara, mugi para tamu kersa paring pangaksama. Sugeng kondur, sugeng dalu, Nuwun

153

Mantu : Upacara Akad Nikah 28 Juli 2019 Lokasi : Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Kami haturkan selamat pagi kepada segenap keluarga. Mohon perhatian kepada keluarga bahwa setting untuk pernikahan ini keluarga putri di sisi timur dan keluarga kakung di sisi barat. Mohon kepada keluarga yang telah usai berhias berkenan untuk menempatkan diri. Kembali kami haturkan bahwa pelaksanaan ijab kabul dipersiapkan oleh UNY wedding package. Keluarga yang telah usai berhias mohon berkenan untuk duduk di sisi timur dan di sisi barat oleh keluarga kakung terima kasih. Kembali kami haturkan kepada keluarga baik dari pihak pria maupun wanita mohon kepada yang telah usai berhias berkenan untuk duduk di sisi kanan kiri dari meja ijab kabul. Keluarga dari pihak wanita berada di sisi timur dan keluarga dari pihak pria berada di sisi barat dihaturkan terima kasih. Wonten dalem sewu wonten ngarsanipun kulawarga ingkang winantu ing pakurmatan. Bilih tumapaking titi laksana tumuli arasa kasamaptakaken kulawarga ingkang sampun angrasuk sarira miwah wusana keparenga sawega lenggah wonten ing sasana ing paniji. Kulawarga kakung wonten iring sisih kilen dene kulawarga putri wonten iring sisih wetan ngaturaken panuwun. Kami mohon perhatian kepada keluarga pihak pria keluarga Bapak Widyatmiko Surya Putro Ibu Endang Dwi Seswan berkenan untuk menuju ke kanopi karena akan ditata oleh rekan-rekan kami UNY Wedding package dan Indo Wedding Production. Bapak Ibu hadirin wal hadirat rohimakumulloh sebagai penghormatan atas kehadiran keluarga Bapak Widyatmiko Surya Putro Bapak Ibu hadirin kami mohon berdiri. Ketika seorang pria mengembara mengembangkan sayap keremajaan. Dia akan berlabuh pada suatu dermaga karena bertemu dengan kekasih hati belahan jiwa dan ketika cinta yang tumbuh subur dan bersemi. Kedua insan meyatakan kedewasaan

154 atas cintanya untuk dikukuhkan dalam suatu pernikahan. Inilah kehadiran calon mempelai pria Widiarto Dwi Pracoyo disambut dengan Assalamualaikum.

_Iringan Lagu_

Inilah Widiarto Dwi Pracoyo calon mempelai pria buah hati pasangan Tuan Widyatmiko Surya Putro Ibu Endang Dwi Seswan dipimpin oleh Bapak Joko Martiyanto diiring oleh segenap keluarga. Kehadiran Bapak Widyatmiko Surya Putro sekalian ibu yang telah berkenan untuk menanti Widiarto Dwi Pracoyo diiringi segenap keluarga tentu membahagiakan keluarga Bapak Yojanah Hendarta dan Ibu Sri Mardiati. Aneka ragam ubarampe upakarti adat widi widono untuk senantiasa memuliakan karya nenek moyang sebagai budaya yang adiluhung berkenan dibawa oleh keluarga Bapak Widyatmiko Surya Putro. Segenap keluarga pengiring tentulah amat berbahagia mohon berkenan untuk menempatkan diri di sisi barat dari sasana ijab kabul, dihaturkan terima kasih. Hadirin disilahkan duduk kembali. Bapak Yojanah Hendarta dan Ibu Sri Mardiati, Bapak Juwindo berkenan pula untuk menempatkan diri.

Assalamu’alaikum wr.wb. Innalhamdalillah wala haula walakuata illa billah, ashadualla ilaha illallah wahdahula syarikala wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu. allahuma sholi ala sayidina muhammad wa ala alihi sayyidina Muhammad Qolallahu ta’ala fil Qur’anil karim a’udzunillahi minas syaitoir rojim bismillahirohmanirrohim…………… Ringan kaki langkahpun tiba, ringan badan jemputanpun ada. Telah berhimpun tepat di majelis ini telah disambut kehadiran puan nan tuan. Segenap para tetua yang sungguh kami muliakan, pinisepuh dan sesepuh di mana bumi di pijak di situlah langit di junjung, segenap keluarga yang berbahagia hadirin wal hadirat rohimakumulloh. Di buka dengan segala puja syukur kepada Allah SWT. Allah yang telah ciptakan alam semesta raya yang telah limpahkan barokah, yang telah limpahkan rohmah, yang telah tunjukkan kodrat dan irodatnya, kasih sayangnyapun

155 tiada tara. Sholawat dan salam kita persembahkan kepada junjungan nabi akhirul zaman Muhammad SAW semoga syafaatnya terlimpah kepada keluarga, sahabat dan umatnya, amiiin. Bapak Ibu hadirin wal hadirat rohimakumulloh marilah pertemuan pada pagi hari ini kita awali siraturakhim dalam rangka ijab kabul mitsaqon gholidzo perjanjian sakral agunganku dengan berkenan membaca umul kitab alfatihah.

_Al-fatihah_

Dihaturkan terima kasih semoga Allah limpahkan barokah, taufik, hidayah dan inayah kepada kita semua dan pelaksanaan acara di awal, tengah, dan akhirnya dengan penuh rahmat Allah SWT. Hadirin yang kami muliakan terutama keluarga Bapak Widyatmiko Surya Putro Ibu Endang Dwi Seswan yang berkenan hadir bersama calon mempelai pria dimas Widiarto Dwi Pracoyo yang diiring segenap keluarga, atas nama keluarga Bapak Yojanah Hendarta dan Ibu Sri Mardiati menghaturkan selamat pagi, selamat datang kami ucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam dan penghargaan nan tulus atas kehadiran tuan-tuan yang mulia atas rahmat Allah SWT. Bapak Ibu hadirin yang kami muliakan kalau dibidalkan saat ini telah berkenan hadir adalah calon mempelai pria Widiarto Dwi Pracoyo. Petang hari menjala udang jangan lupa hidupkan pelita yang ditunggu kini telah datang, yang dinanti kini telah tiba. Telah saatnya dilaksanakannya acara serah terima penyerahan ubarampe upakarti dan juga calon mempelai pria yang berkenan diwakili oleh Bapak Joko Martiyanto dan Bapak Ibu Widyatmiko Surya Putro berkenan untuk mendampingi, sumangga.

_Pasrah ubarampe upakarti_

_Tampi ubarampe upakarti_

Mohon tetap berdiri Bapak Ibu kemudian mohon pula untuk berdiri di hadapan Bapak Joko Martiyanto, Bapak Widyatmiko Surya Putro sekalian Ibu Endang Dwi

156

Seswan. Yang pertama sebagai upaya melohorkan budaya Jawa, akan dihaturkan pisang sanggan adalah lambang perjodohan yang menyatu dengan sirih. Gedhang raja den gegadhang manggih raharjo, sirih adalah lambang perjodohan suruh lumah lawan kureppe dinulu beda rupane gineket tunggal rasane, yang satu pria yang satu wanita yang akan diikat dengan tali nan suci pernikahan maka akan menyatu dalam cipta rasa dan karsa. Kemudia simbolis yang kedua dari Bapak Yojanah Hendarta dari Bapak Widyatmiko Surya Putro dipersilahkan Bapak Yojanah Hendarta untuk berkenan menerimanya. Terima kasih, kemudian yang ketiga dari yang mewakili Bapak Joko Martiyanto kepada Bapak Jumido. Terima kasih akan foto bersama kami silahkan. Hamestuti ila ilaning para kina kalihat sesanti tis tis marsudi martawaning widya luhur dengan penyerahan ubarampe upakarti adat widi widono seserhan telah diserah terimakan kepada yang akan berbesan. Pisang emas bawa berlayar, masak sebiji dalam peti, hutang emas dapat dibayar, hutang budi tersimpan di lubuk hati itulah kebaikan dari kedua yang akan berbesan. Bapak Widyatmiko Ibu Endang dan Bapak Joko disilahkan duduk. Sekarang kepada dimas Widiarto Dwi Pracoyo dan pengantinnya adalah Bapak Widyatmoko dan Bapak Agus Priyono berkenan untuk nganthi calon pegantin pria yang akan berhadapan dengan Bapak Yojanah Hendarta dan Ibu untuk diterimakan dalam pernikahan dan pembawa air bening serta rangkaian bunga melati kami silahkan. Disilahkan kepada dimas Widiarto Dwi Pracoyo untuk maju dan akan diberikan air bening oleh ibunda Ibu Sri Mardiati. Silahkan diberikan dan diminum, sudah disiapkan tempat duduk juga kami silahkan dimas dan bismillahirahmanirrahim hanya ada syaratnya harus habis nek boten telas boten sios nggih mangke. Agar segala perilaku ucap sikap dalam pernikahan dilaksanakan dengan hati yang bening. Ibu akan mengalungkan rangkaian bunga melati kami silahkan sebagai tanda restu atas pernikahan yang akan dilaksanakan, terima kasih jabat tangan dimas, cium tangan, dengan bapak juga, langsung didudukkan di sisi timur menghadap ke kiblat kami silahkan. Dimohonkan menempatkan diri adalah saksi dari pihak pria maupun wanita. Dari pihak wanita dimohonkan Bapak Yunus Purwanto dari pihak mempelai pria dimohonkan oleh Bapak Eko Cahyo Apriliyanto kami silahkan untuk mengambil

157 calon pengantin, Bapak Eko Cahyo Apriliyanto kami persilahkan. Bapak wali Bapak Yojanah Hendarta berkenan menempatkan diri. Bapak penghulu mohon berkenan untuk hadir menempatkan diri. Bapak Ibu hadirin wal hadirat rohimakumulloh perlu kami haturkan bahwa calon mempelai wanita akan hadir bersama kita ketika telah menjadi pengantin dalam rangka untuk menandatagani buku nikah. Sebelum acara kami lanjutkan sembari Bapak Ibu berkenan untuk menyaksikan pelaksanaan mitsaqon gholidzo ini yang pertama kami mohon Bapak Ibu yang memiliki ponsel atau HP berkenan untuk mengkondisikan silent atau getar, yang kedua barangkali di antara Bapak dan Ibu keluarga akan mengambil gambar mohon berkenan untuk mengambil dari tempat yang sesuai atau dari tempat-tempat duduk untuk menambah kerapian dan keindahan, yang ketiga yang memiliki putra atau putri masih kecil mohon berkenan untuk mengkondisikan. Telah berkenan untuk duduk menempatkan diri bapak penghulu, bapak wali, Bapak Yojanah Hendarta. Calon pengantin pria dimas Widiarto Dwi Pracoyo dan saksi Bapak Yunus Purwanto dengan Bapak Eko Cahyo Apriliyanto. Sesungguhnya semua yang hadir menjadi saksi namun karena keterbatasan secara administrasi boleh berdua berkenan untuk menggoreskan tanda tangannya. Dihaturkan terima kasih kepada bapak penghulu para pinisepuh dan kasepuhan hadirin wal hadirat rohimakumulloh dari kedua belah pihak dari keluarga Bapak Yojanah Hendarta serta Ibu Sri Mardiati dan Bapak Widyatmiko Surya Putro dan Ibu Endang Dwi Seswan, perlu kami haturkan kepada bapak penghulu bahwa pembacaan ayat suci al-qur’an oleh Hj. Rita Maysaroh, S.Ag berkenan menyatu dengan khotbah nikah. Waktu sepenuhnya kami haturkan kepada bapak penghulu, sumangga.

_Khotbah Nikah_

_Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an_

_Akad Nikah_

158

Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama'a baynakuma fii khayr jazakallah khairan katsiiraa dihaturkan terima kasih kepada Bapak Sihabudin, S.H, Bapak Ikhwan, S.H. Terima kasih atas berkenan memandu acara pernikahan Gita Danastri Putri dengan Widiarto Dwi Pracoyo. Selanjutnya berkenan untuk disampaikan buku nikah dan juga kartu nikah sebagai tanda syah. Mahar yang telah disebutkan sebagai perlambang tanggal, bulan, dan tahun terjadinya mitsaqon gholidzo perjanjian sakral agung nan kukuh pada hari ini. Puji syukur alhamdulillahirobbil alamin kita telah menyaksikan suatu peristiwa yang penuh barokah aqdun nikah dan telah diterimakan berwarna coklat dan hijau adalah buku pernikahan pengantin, pada sang suami diberikan buku berwarna coklat dan pada sang istri berwarna hijau. Berdasarkan UUD Nomor 1 Tahun 1974, undang-undang yang telah mengesahkan pernikahan di antara pengantin. Juga dihaturkan terima kasih kepada bapak saksi Bapak Yunus Purwanto dengan Bapak Eko Cahyo Apriliyanto dan segenap hadirin wal hadirat yang telah berkenan menyaksikan pula pernikahan antara Gita dengan Widi. Inilah kartu nikah dan setelah ini akan segera mengubah status dalam KTP dengan status nikah atau kawin. Terima kasih kepada bapak penghulu jazakumullah khairan katsir. Cincin mohon dipersiapkan untuk pelaksanaan pemakaian. Rekan- rekan dari UNY wedding package telah berkenan mempersiapkan kembali tempat untuk pelaksanaan acara pemakaian cincin juga akan didampingi oleh ayahanda dan ibunda. Mohon berkenan nyebar godhong koro, sabar sakwetoro. Nyebar godhong buncis mugi kapareng sabar sakwetawis. Ijab kabul telah terwujud niat sampai kabullah maksud yang satu tampan satunya lembut jadi pasangan kianlah patut. Akad nikah wajib hukumnya, ijab kabul jadi intinya, semoga rukun damai berkeluarga berbahagialah selamanya. Pengantin telah sepakat kepada orang tua tunjukkan hormat kepada Allah tempat bertobat, semoga bahagia dunia akhirat amin. Telah melaksanakan peristiwa ijab insyaallah jodoh abadi bahagia amin. Ucapan terima kasih kepada segenap para tamu, keluarga yang telah memberikan doa dan restu mekasanakan ijab kabul dengan penuh naungan barokah rahmad dari Allah SWT semoga pengantin dapat mencapai keluarga yang samawako, sakinah, mawadah, warahmah, taqwa dan qonaah. Terima kasih pengantin berkenan untuk menempatkan diri dan juga orang tua berkenan untuk mengapit sang putri dan putra.

159

Pembawa cincin akah memperiapkan diri menghaturkan cincin kepada sang pengantin. Kami haturkan sungkem ucapan terima kasih dengan berjabat tangan dan cium tangan peluk kasih kepada ayahanda dan ibunda. Sungkem dalam tradisi akan dilaksanakan ketika upacara panggih. Menghaturkan terima kasih kepada ayahanda ibunda yang telah mendidik, membesarkan dan kini telah menikahkan keduanya. Mohon doa restu kepada ayahanda dan ibunda. Disaksikan oleh para keluarga dan tetua inilah sang pengantin meninggalkan masa lajang memasuki pintu gerbang dalam membangun mahlega bahtera rumah tangga, mengarungi samudra cinta yang tiada bertepi. Semoga segera sampai kepada pelabuhan bahagia dan sejahtera. Keluarga yang penuh cinta kasih litaskunu ilaiha menuju keluarga yang penuh dengan ketentraman keluarga yang sakinah. Pengantin akan berdiri di tengah di antara ayahada dan ibunda. Pemakaian cincin sebagai tanda telah terjadi ikatan suci pernikahan akan kita saksikan bersama dan cincin akan dipakai di jari manis di tangan yang kanan yang tiada awal dan akhirnya. Inilah cinta pengantin yang tak berkesudahan. Rekan kami dari UNY wedding package telah siap untuk ikut memandu acara pemakaian cincin ini. Semoga Allah SWT melihat kebaikan keluhuran budi Bapak Ibu sekalian dan memberikan imbalan pahala yang lebih baik dengan segenap doa untuk pengantin yang bahagia. Baiklah pembawa cincin kami silahkan untuk ke depan, menghaturkan cincin diambil dengan cara saling silang yang akan dipakai mba Gita dan diambil Mas Widi dan sebaliknya. Hadirin kami mohon berdiri, Bapak Ibu kami mohon berdiri. Kepada Mas Widi dan Mbak Gita ikuti kata-kata saya jangan pakaikan dulu. Cincin indah perlambang cinta cincin abadi penakluk suksma dalam membangun mahlega bahtera rumah tangga kusatukan jiwa melangkah pasti untuk senantiasa bersama mengarungi bersama samudra cinta yang tiada bertepi kata Mas Widi, dindaku Gita yang aku cintai ulurkan tanganmu dinda kusematkan cincin ini sebagai tanda cintaku padamu. Berikan tepuk tangan untuk pengantin pria, inilah kata Mbak Gita demikian pula kanda Widi yang sungguh aku sayangiulurkan pula tanganmu kanda akan ku persembahkan cincin ini sebagai tanda kesetiaanku padamu, berikan tepuk tangan untuk pengantin wanita. Sekarang tunjukkan cincinnya langit indah langit nan biru, langit biru tiada berawan sungguh bahagia pengantin baru yang putri cantik, yang

160 pria gagah, tampan menawan sekali lagi berikan tepuk tangan yang membahana untuk pengantin, terima kasih hadirin kami silahkan duduk kembali. Bapak Ibu yang kami hormati kami muliakan demikianlah acara ijab kabul akad nikah antara Gita Danastri Putri dan Widiarto Dwi Pracoyo akan dilanjutkan dengan acara foto bersama keluarga, saudara kandung mohon mempersiapkan diri kemudian saksi dan yang berkenan mewakili. Sekali lagi dihaturkan terima kasih kepada segenap hadirin wal hadirat rahim matuluwllah ditata oleh rekan-rekan dari UNY wedding package kita akhiri acara pada pagi hari ini dengan doa syukur kepada Allah SWT dengan membaca hamdalah alhamdulillahirobbil alamin. Wassalamu’alaikum wr.wb.

161

Mantu : Upacara Panggih 28 Juli 2019 Lokasi : Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Samektaning upacara panggih pinarung lancaran gindri.

_Gendhing Jawa_

Wus ndungkap ing mangsa kala, ari kang pinilih ing dina ingkang piniji. Tumapak ing upacara panggih kapurwakan juru ampil pisang sanggan yo mangarsa.

_Tembang Jawa_

Tinampi kanthi jangkep sanggan panebus trihatmojo temanten putri. Kinaryo pratela wes sawega trihatmojo temanten kakung nindakakaen upacara panggih. Panggihing sri temanten kinurmatan kanthi ladrang temanten.

_Gendhing Jawa_

Upacara panggih pangudi dambuhing penggalih hamestuti ila-ilaning pala kina hangleluri laksita haraja nulap edi endah luhuring budaya jawi. Ing hari kang pinilih dina ingkang piniji kapurwakan tindake sri temanten putri. Juru ampil sekar kembar mayang, dulur papat lima pancer kakang kawah adi ari arirah sungsum tali puser sik tan kinarya pancer lambanging kalanggengan sinebut kalpataru jayandaru dewandaru. Jumangkah tumuju ing sasana ingkang piniji hanenggih sasana panggih. Alon-alon nggen nira lumaksana pangemban sekar adi kembar mayang tumuli prayitna ing batin. Arasa marepeke jumeneng nira sri hatmaja temanten. Kinepyok ing pamidhangane muhung hangesti panguwasaning Gusti, muga kalis saking sambikala. Sekar kembar mayang tumuli kaguncangin catur marga. Tempuking pandulu catur netra mbabara geter sajroning nala ngginuk rasa gunane sigra abebalangan gantal. Suruh lumah lawan kurepe dinulu beda rupane gene

162 tetunggal ora sami. Sajuga widya pria sajuga mijila wanita pinesthi dadi jatu kuramani laju hanjeng koyayah konjuk ing tampala wedhananing temanten putri. Sigra ambasuh ampeyan ingkang raka kinarya tandha bekti dhumateng ingkeng garwa sang guru laki. Kambang-kambang sekar sri taman mawar, mlati lan kenanga hangambar arum, muga kuncoro asmane sri temanten hangambar arum kadya gandaning sekar sri taman. Nun inggih kang winastu hanenggih ranupada, winastan ranupada ranu ateges toya pada samparan wus binasuh samparaning sri temanten kakung kebak ing pakurmatan dhumateng sang guru laki. Jinunjung lenggah samya aben ajeng sri temanten prayitna sang juru sumbaga hambetek ing palaraban tumuli muhung hangesthi panguwasaning Gusti piniji mecah antiga wiji dadi, muga pinaringan putra kang bisa nyambung sarasilah ing kulawarga admaja kang kinarya talining prayat. Tumuli sri hatmaja temanten jumeneng jajar ing embanan ingkeng rama miwah ingkeng ibu ara kirab tumuju wonten ing sasana rinengga. Kinarya pakurmatan para tamu kasuwun jumeneng sawetawis. Kirab ing sri atmaja temanten muga hinayohan mring Gusti kang Maha hayu. Satemah manggih rahayu tindak ing sri temanten.

_Gendhing Jawa_

_Tembang Jawa_

Mustikaning pawiwahan kang dadya unjering kawigatosan. Tindak ing sri admaja temanten kapurwakan pager ayu ingkang samya kembar busanane, kawuryan endah kasulistiyane. Sapungkaranya pager ayu hanenggih sri atmaja temanten nimas hayu Gita Danastri Putri adimas Widiyarto Dwi Pracoyo ingkang sampun ambut guna palining hakrama hanatas ilining narmada. Gandheng renteng atut runtut rerentengan arsa lenggah wonten ing sasana linengga hanenggih sasana mulya. Ing ngembanan mring wara-wara kang samya abebesanan. Hambabar ing raos syukur hanenggih Bapa Yojanah Hendarta miwah Ibu Sri Mardiyati sartamto Bapa Widiyatmiko Surya Putra, Ibu Endang Dwi Seswan. Mawantu-antu anggenipun tansah hamuji panguwasaning Gusti. Awit saking dhaupipun sri admaja temanten

163 sarimbit ingkang sampun kepareng hanjok ing sasana rinengga hanenggih sasana kinanjang. Adat tata cara Jawi panganten gagrag Ngayogyakarta Hadiningrat. Sri atmaja temanten kakung arsa paring kaya mring tematen putri ingkang sinebat guna tampa kaya kinarya pralambang tanggung jawab ing priya ing madyaning kulawarga. Wujuding guna tampa kaya wos jenar, kacang kawak, dele kawak, artha kinarya pralambang sandhang buga donya lan prana. Pinaringan nora sandhang ora boga lan harata syukur badhe pinaringan kasugihan. Tinampi dening temanten putri endapan ing wontening kamaring mratandani bilih ing tembe dados wanodya kang gempi nastiti soro tilam ngapi-api. Kebaking suka rena ing manah hanampi kaya saking ingkeng garwa. Kinarya mratandha luhuring budi asiling tampa kaya ugi kapisungsungaken dhumateng ingkeng rama miwah ingkeng ibu yang ingkang sampun kepareng ngukir jiwa raga, tiyang asepuh ingkang sampun anggulawentah wiwit timur tumeka kadewasane. Dene ing rikalenggan sampun kepareng nambut guna talining hakrama. Luhuring tuti sampun mracihna tumrab sri atmaja tementen sarimbit tansah bekti dhumateng yayah lan ibu. Sawusnya pikantuk sandhang, buga, donya, lan prana. Tumuli lenggah wangul ing sasana sekawit. Arsa dhahar walimahan ugi winastani dhahar klimah. Opo to pirantine sekul punar lawuhe ati antep. Sekul pralambanging buga punar tegese kuning, cahya kuning pralambanging kajayan jaya-jaya wijayanti. Lawuhe pindang ati antep, ati ayam ingkang den masak karana dipunkukus. Kinarya pralambang wus mantep sakjeroning ati pinesthi dadi jatukramane. Yo pinesthi dadi jodhone. Kinepel sekul punar pindang ati antep nyawiji ndatan wonten ingkang gagar wigar tanpa karya. Manunggalaken rasa asih lan tresna kilambaran kanthi anteping ati. Tumuli kamaringaken dhumateng ingkang garwa sang garwa putri dhahar dening ingkang kakung ceklep hamriksani kewala. Tegese sri atmaja temanten putri sigra handhahar kalimah opo kang winedhar dening ingkang garwa tetunggu ing kulawarga tandha bektinipun dhumateng ingkeng garwa tansah mbangun miturut menapa sedya pangandikanipun garwa kakung. Muga atut aruntut ing rerentengan kadya mimi lan mintuna. Golong gilig ing budi sak eko proyo ing sedyo sak eko kating pakarti. Jumbuh gambuh kang samya ginayuh kados kekudangan nira para pinisepuh teteken tekun satemah pekaning halanjug. Wonten ing diisi ing samudra

164 kabagyan sarta kamulyan. Ngunjuk tirta wening linambaran kanthi weninging manah. Muga sanes karaning kandha solah bawa tindhak tanduk lan muno meni hamungkar tyasing sasama. Tumuli linolos duwung miwah cenela kinarya pratanda tri admaja temanten arsa sungkem ing wewadaning ingkeng rama miwah ingkang ibu.

_Tembang Jawa_ Tangkeping asta sri temanten sumembah ing jenguk iring tengah, tumungkul amarikelu yayah konjem ing bantala wedanane. Mahanani eling marang purwa duk sina, rama lan ibu kang wis ngukir jiwa raga papan sasana yoga bropono wacandra doso hari suwene miwah panggula wentah wiwit timur tumeka kadewasane. Tan trap beda anggone sumungkem ing pepadaning ingkeng rama Bapa Yojanah Hendarta sekaliyan Ibu. Tumuli sowan ngarsanipun Bapa Widiyatmiko Surya Putra sekaliyan Ibu.

_Tembang Jawa_

Ngger, putraku sak kloron, jejegna kulawargamu yo ngger kanthi dhasaring agama supaya nambah ketaqwaan nira marang Gusti kang Maha Kawasa satemah iso nemu kamulyan urip buyung ngger. Kulawarga kang kebak ing rasa asih lan tresna tumuju kulawarga ingkang ayem tentrem.

_Tembang Jawa_

Sembah nuwun dhumateng para kadang kula saking larasati tata rias lan busana Ibu Hj. Erlin Widya Larasati sakadang sampun kepareng mratitisaken tumapak ing adicara panggih. Tumuli badhe katindakaken adicara pahargyan. Boten antara dangu malih kapurwakan kathi purwakaning titi laksana.

165

Pasca Mantu : Upacara Boyong Manten/Ngunduh Mantu 28 September 2019 Lokasi : Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

_Tembang Jawa_

Upacara kirab ngunduh mantu akan dipersiapkan. Dihaturkan terimakasih kepada yang kami hormati Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Bapak Dr. Nasrullah yang telah berkenan untuk foto bersama. Setelah foto keluarga dari pihak mempelai wanita dari Kalbar, Pontianak. Acara ngunduh mantu boyong temanten akan dilaksanakan. Silahkan keluarga dari Kalbar. Mempersiapkan diri wakil dari pihak wanita Bapak Muda Antartikawan, wakil keluarga pihak pria Bapak Prof. Dr. Herminarto Sofyan, M.Pd. Usai foto pada sesi pertama, acara ngunduh mantu boyong temanten segera dipersiapkan oleh Indo Wedding Production. Tumapaking adicara tumuli arasa katindakaken. Tinata ing satataning adicara tumuli arsa katindakaken titi laksana adicara ngundhuh mantu boyong temanten.

_Gendhing Jawa_ _Tembang Jawa_

Dari Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta bersama Indo Wedding Production, Kartini Salon, Larasati Salon, Kebon Asri Dekorasi, Askara Anton Photography, dan segenap panitia dalam rangka Upacara ngunduh mantu boyong temanten Mohammad Faisal Rachman, SE, M.Sc, Tica Kresiela, SE, B.E.C, selamat mengapresiasi.

_Gendhing Jawa_

Murwakani boyonging penganten adicara pahargyan samangkya neka warna sarahnane. Sinten kang karsa mangantu nenggih Hj. Ana Riana B.A, Bapa Prof.

166

Rochmat Wahab hamanggih rahayu. Praptaning sri temanten kinurmatan lancaran bindri.

_Gendhing Jawa_

Anjajah desa hamilangkori kondur sampun kepareng hanganti garwa ingkang dadya unjering kawigatosan adhimas bagus Mohammad Faisal Rachman, SE, M.Sc hanganti nimas Tica Kresiela, SE, B.E.C ing ngembanan mring ingkeng rama miwah ingkang ibu tumuju wonten ing sasana kang piniji. Wiwaraning adicara pahargyan ngunduh mantu boyong temanten sawega ing dhiri samekta ing gati tinata ing satataning adicara mangayuhbagyo praptaning risang temanten miwah risang besaning sampun kepareng luebet ing wiwaraning sasana pahargyan.

_Gendhing Jawa_

Tinata ing satataning adicara serah tanampi sinigeg ungeling lancaran bindri.

_Gendhing Jawa_

Hadirin yang kami muliakan, ketika seorang pria mengembara mengembangkan sayap keremajaannya dia akan berkabuh pada suatu dermaga, karena bertemu dengan kekasih hati belahan jiwa dan ketika cinta kian tumbuh subur bersemi kedua insan menyatakan kedewasaan atas cintanya untuk dikukuhkan dalam suatu pernikahan karena pernikahan adalah retautan dua belah jiwa yang ditentukan oleh takdir dan ditautkan oleh cinta. Inilah kehadiran sang mempelai Mohammad Faisal Rachman, SE, M.Sc, Tica Kresiela, SE, B.E.C berkenan menyambut Bapak Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A, Ibu Hj. Ana Riana B.A atas kehadiran sang besan Bapak H. Agus Riyanto, SE, MM, Ibu dr. Hj. Wiwik Suyatmi S.B.M. Maksud kehadiran besar langsat kuala betung dahannya rebah keampaian sudah lama hasrat dikandung akan disampaikan dan ditanggapi oleh Bapak Dr. Antartikawan, S.E, M.M dan Bapak Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan, M.Pd disilahkan.

167

_Pasrah Temanten_

_Tampi Temanten_

Mohon untuk saling berjabat tangan. Ingkang sampun palakrama, asung sungkem pangabekti mring ngarsa yakyah lan widi. Siji kabekjan jati, loro jodho, kaping telu hastitipaning kodrat. Sawega sang manggala yudha arasa nindakaken kirab temanten kang arasa wisuda ing talining pahargyan. Sawisna labuh tumuli arsa sang manggala yudha hanganthi sri hatmaja temanten tumuju wonten ing sasana rinengga hanenggih sasana pinajat. Nalika sakmenawa sawega ing diri samekta ing gati kirab temanten.

Bapak Ibu yang kami hormati sebagai penghormatan atas kehadiran sang mempelai raja sehari hadirin dimohon berdiri. Tan wus wis padha asihe.

_Kirab Temanten_

Sang manggala yudha kang mabukuh salwiring kewuh jumeneng manggala suba, yo suba manggala murwakani kirabing temanten kanthi hasesanthi ing ngarsa hasung tuladha. Rawe-rawe rantas malang-malang pinutung hangentasi panca bayaning marga amberab salwiring sukrepa. Mrih tulus raharja tindakke sang narapati yang prameswari. Risang temanten rinengga busana paes ageng Kanigaran Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Opo to busanane sri hatmaja temanten kakung hangagem kuluk makutha kanigara warane langking pinalipit ing prada kemasan jejering narendratama berbudi bawa leksono sesumping ronning mangkara sawega hamyaroso pitedah wewarah kang tumuju ing karaharjaning praja. Busana langking tinaratesing titih kencana pating calorot pating galebyar lampun katemu ing pandam ginantha kadya kilat hasesiring taranggana kang silih sasana. Sangsangan wulan tumanggal susun tiga winastan sangsangan candra

168 kirana, candra araning rembulan kirana senen kelat baunaga mangrang sang mungkur mapane ngungkurakering kadurjanan kadurakan. Wangkingan branggah sinampiran oncen-oncen sekar patara manggala kampuh tengah han seta jejerig narendratama linambaran ati ati kang suci. Sri hatmaja temanten putri hangagem cundhuk mentul cacah panca pinulas ing pidih pinalisir pada kemasan cundhuk cethung hangrengga mustaka karang jagung sumelung gelung winangun bokor mengkurep. Mijil lan nira sri temanten haning sasana wiwaha ginarepa kadang sentono myang warga atur palaporan sang maggala yudha. Mohon berikan apresiasi tepuk tangan untuk sang manggala yudha kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Assalamu’alaikum wr.wb Alhamdulillahirobbil alamin nasta'iinuhu wa nastaghfiruhu, wa na'uudzubillaahi min syuruuri anfusina, wa min sayiaati a'maalina, man yahdillaahu falaa mudlillalah, wa man yudl lil falaa haa diyalah, asyhadu anlaa ilaaha illallahu wah dahulaa syariikalahu, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluhu laa nabiyya ba'dahu. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala alihi sayyidina Muhammad. Audzubillahi minasyaitan nirrajim bismillahirrahmanirrahiim. Yang sungguh kami muliakan segenap kyai sepuh alim ulama, para tetua, sesepuh, pinisepuh di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung. Segenap para tamu yang kami hormati diawali dengan bismillahirrahmanirrahim sebagai pembuka kata puji syukur alhamdulillahirobbil alamin kepada Allah Tuhan pencipta alam semesta raya sholawat dan salam kita persembahkan pada junjungan nabi akhirul zaman Muhammad SAW. Para tamu yang kami muliakan marilah kita awali tasyakuran ngunduh mantu boyong temanten adhimas Mohammad Faisal Rachman, SE, M.Sc, nimas Tica Kresiela, SE, B.E.C dengan berkenan untuk membaca ummul kitab al fatihah. Sembah nuwun terima kasih semoga Allah mencatat sebagai amal ibadah yang mendapatkan pahala di zaumul akhir. Limpahkan barokah taufik hidayah dan

169 innayah kita simak dengarkan bersama berkumandangnya ayat suci al-qur’an oleh al ustadz Fahmi Aziz, S.H.

_Pembacaan ayah suci Al-Qur’an_

Sambutan selamat datang dan doa dimohonkan al mukarrom Dr. Kyai H. Abdul Malik Madani sumangga.

_Sambutan_

Terimakasih dihhaturkan kepada mukarrom Kyai H. Abdul Malik Madani. Dimohon berkenan untuk mengawali ucapan selamat doa dan foto bersama. Ingkang minulya kanjeng gusti pangern adipati Aryo Pakualam ingkang jumeneng kaping sedoso, kepareng samangke paring pangestu kalajengaken potret kaliyan sri hatmaja temanten. Juga telah berkenan hadir yang kami hormati Rois Syuriah PJ NU Gunung Kidul, PB NU Daerah Istimewa Yogyakarta al makkarom Kyai H. Bardan Usman, M.Pd.I, dan pula telah berkenan hadir saat ini yang kami hormati rektor Universitas Negeri Yogyakarta Bapak Prof. Dr. H. Sutrisna Wibawa, M.Pd, juga telah berkenan hadir yang kami hormati rektor Universitas Lambung Mangkurat Bapak Dr. H. Sutarto Hadi Rektor Universitas Hasanudin, Bapak Prof. Dr. Dwi Aristina, M.K rektor UAI Jakarta Bapak Prof. Dr. Asep Saifudin. Mohon berkenan Bapak Rektor dan sekalian Ibu semuanya mohon berkenan untuk foto bersama terimakasih bapak Rektor UNY telah berkenan untuk memberikan kesempatan kepada segenap rektor dan juga bapak rektor senior bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA, juga telah berkenan hadir rektor Universitas SAMAWA Prof. S. Iskandar rektor UHAMKA bapak Prof. Dr. Gunawan Surya Putra rektor Universitas Majalengka bapak Prof. Sutarman rektor Universitas Al Ghifari bapak Dr. Bidin Habidin direktur Politeknik Negeri Palembang bapak Dr. Ahmad Aqwa bapak rector Universitas Teknokrat Indonesia bapak Dr. Nasrullah. Kami persilahkan bapak ibu dari forum rektor Indonesia mohon berkenan untuk foto bersama. Jika tidak cukup sekali dapat bergambar dua kali. Juga telah berkenan

170 hadir Ibu Dwi Aristina, Bapak Suharman Hamsyah, dari forum rektor Indonesia juga Bapak Prof. Dr. Jamal Wiwoho rektor UNS, yang kami hormati wakil ketua ICNI Daerah Istimewa Yogyakarta Bapak Syaoi Suratno. Juga telah berkenan hadir segenap forum persatuan perguruan tiggi dimohon pula untuk foto bersama terimakasih dan saya tidak sendiri rekan-rekan kami musisi muda dengan penuh talenta saatnya perform on stage dan teman-teman dari NEO wedding singer mohon izin untuk instrupsi pada saat-saat tertentu kelompok kerja SMPTN dan SMBPTN mohon pula untuk berfoto bersama. Baik bagaimana NEO apakah siap untuk performe stage? Insyaallah sudah pak. Segenap para tamu bapak ibu yang kami hormati izinkanlah pada saat yang istimewa ini untuk membuat kenangan tak terlupakan keluarga dengan foto bersama dan bapak ibu setelah menyampaikan ucapan selamat segenggam doa dan untai nasehat disilahkan untuk menikmati perjamuan syukur. Sembari menikmati perjamuan syukur mohon berikan apresiasi persembahan dari NEO wedding singer.

_Hiburan_

171

Pra Mantu : Upacara Siraman 25 April 2019 Lokasi : Dayu, Sinduharjo,Ngaglik, Sleman Regency, Yogyakarta Pranatacara : Bp. Angger Sukisno, S.Pd

Para tamu, mila kepara saestu menawi katraju, katimbang-timbang saha pinobot bobot sayektos boten wonten ingkang sami kadedening ingkang rinaosaken Bapak Agus Supriyanto miwah Ibu. Kapatedan ingsih awit rawuh panjenengan sedaya badhe lampahing Upacara Siraman ajeng Dian Kusuma Werdani. Nalika piyambakipun badhe sesarengan tembayatan ngembat wrot wonten ing gesang ing alaming bebrayan. Mila kalilalana ngaturaken pambagya kasugengan mugi rahayu saha sih pilasaning Gusti ingkang gelar jagad sakisinipun. Lumeber sumarambah dhateng para ingkang sami rawuh saha ingkang sami badhe anenggoni lampahing upacara siraman menika. Kadedening ingkang rinaosaken dening Ibu saha Bapak Agus Supriyanto, sawijining wekdal ing kitha Ngayogyakarta nalika semanten titi surya kaping 10 September 1993 sakwise sawetara anggenipun bebrayan, bebarengan, tembayatan ngembat wrot wonten ing gesang tumuli pinaringan putra kedhana-kedhini. Anak kalih jaler estri, ingkang mijil sepuh tan paring pusaka asma Yudha Wira Atmaja. Dene ingkang lahir ragil utawi pamungkas den paringi asma Dian Kusuma Werdani. Pangajabipun tansah nyenyuwun dumateng Gusti Allah ingkang gelar jagad sakisinipun, mugi-mugi anggenipun bebrayan manggih raharja kalis ing rubeda. Mila sedaya ingkang pinajang ing wekdal menika dapur, pangajab lan panggadhang saestu boten wonten pletik ing raos badhe syirik, musrik, saha tahayul. Sedaya ingkang pinajang dapur gelar budaya kewala. Samangke upacara siraman badhe kapurwakan saking pasang bleketepe, ngracik toya, sungkeman, siraman, saha sakpiturutipun, amung kewala murih pikantuk seing Gusti ingkang gelar jagad sakisinipun, sakwetawis donga pamuji saha donga panyuwun tumuli badhe winedaraken dening panjenenganipun Bapak Yustinus Susilo, S.Y sumangga.

_Donga pamuji lan donga panyuwun_

172

_Tembang Jawa_

Pasang bleketepe, tuwuhan wohing pari lan sak piturute, sayekti lamun jinari ngemu teges piyambak-piyambak. Saksampunipun kekalihe sami badhe sesarengan tembayatan, ngembat ruwet rentenging gesang wonten ing madyaning bebrayan. Wonten ing sakiwa tengenipun gapura sampun pinasang rontek dwaja, umbul- umbul myang tetuwuhan kang ijo royo-royo. Sinartan palengkunging janur kuning ingkang sedaya kala wau lamun kadulu saged mbabar raos wimbuh tentrem ing wardaya. Boten namung menika jalaran saweneh ingkang tinata mujudaken wasita sinandi lamun jinarwi mengku teges piyambak-piyambak ingkang tana liya nggadhang saha ngajab murih punang calon temanten wekasan saged manggih bagya, mulya ingkang badhe den abani dening punang calon temanten kanthi alandhesan antebing kalbu. Pralampita tebu satemah saged nggayuh gegayuhan luhur pindho janur kuning ing pucuking kalapa. Dene wonten mrika ugi pinajang pisang raja ingkang mengku pasemon murih wekasan punan temanten andarbei sipat, sipating raja ingkang tansah sinayudan dening sesami. Kajaba menika ugi kinarya cihna saha pratela bilih kekalihipun badhe winisuda minangka raja ari sajuga. Raja werdining ratu, ari dina, sajuga siji, badhe winisuda minangka ratu sedina, inggih menika ratu sadinten, dene wohing pari ingkang mengku pasemon murih sakwise mecaki dinten-dinten ingkang kebak kaendahan. Saged mahanani gesang, ayom, ayem, tentrem, sidem, permanem, jenjem, katrem, carem, saha marem wekasan semsem. Murah buga satemah wekasan kalamunta den paringi utawi kinaduan momongan saged mahanani pangesangan ingkang tentrem anak- anak temangakar urip sengsem lan anak putune ing tembe. Dhasare ingkang sepindah menika pesthi ingkang kaping kalih menika jodho, ingkang kaping tiga menika tibaning wahyu sedaya wonten ing astaning Gusti kang murba bumi, langit, sak isine. Kadosta Dian Kusuma Werdani lan Ignasius Putra Andika ingkang badhe sesarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing madyaning bebrayan temah kanthi kebaking pangajab wekasan bisa jumbuh ingkang dipungayuh. Sembada kang den sedya basuki kang kaesthi selametan para ribet miwah sugeng tanpa pambeng rahayu tanpa bendu.

173

_Tembang Jawa_

Toya, ingkang sampun dipunpendhet saking toya maneka werni antawisipun wonten toya saking sendhang toya pagesangan, saking dalemipun wonten ing Dayu, saking dalem ing Jaban Umul Nggedharen Jati Nom, toya suci saking Greja Ngganjuran, toya suci wonten ing sendhang Jatiningsih saha toya suci saking sendang kasihan bakal rinacik dados satunggal, dadosa toya ingkang kebak daya linangkung. Rinacik dados satunggal wonten ing mrika, cinampur sekar triwarna inggih menika ingkang kinare lampahing upacara siraan punang calon temanten.

_Tembang Jawa_

Cinampur sekar tri warna, wonten sekar abrit, sekar pethak, saha ijem. Ingkang abrit menika suka senowani saha widagda lumeb ing bebrayan ingkang pethak menika kanthi alelandhesan sicining tyas, ingkang ijem saged bebrayan angayomi marang anak turunipun. Cinampur dados setunggal inggih menika ingkang dipunsebat kalian toya perwitasari, perwita werdining toya, sari-sarinipun toya. Kalbu klasa bangka, tilam lampus godhong apa-apa, godhong kluwih, godhong dhadhap srep, godhong alang-alang. Godhong kluwih gadah pangajab bilih murih mbenjang dados kulawarga ingkang linangkung, godhong dhadhap srep karep supados mahanani gesang adhem asrep kalian piyantun ingkang dipuntresnani, menawi godhong alang-alang tinebih saking pambengan utawi alangan satemah jantraning gesang rinaos endah sesarengan kalian piyantun ingkang dipuntresnani. Du enguni piyantun sepuh mas tani pamijen, inggih menika nalika panjenenganipun Bapak Agus Supriyanto mundhut kaparingaken wonten ing saklebet ing bagor alit, toya menika ingkang samangke bakal kinarya lampahing upacara siraman punang calon temanten jalu.

_Tembang Jawa_

174

Kepareng panjenenganipun Bapak Agus Supriyanto miwah Ibu Eni Giartiningsih badhe anyaraya dhateng panjenenganipun Ibu saha Bapak Sutrisna ingkang minangka duta saraya, ing ngaran duta tirta, duta werdining utusan, tirta banyu. Utusan kang pinatah supados nglarabake banyu, sumangga.

_Ngaturaken Tirta_

Ndungkap sampun cetha tumuli badhe bidhal ing dalemipun calon besan.

_Tembang Jawa_

Para tamu kakung putri ingkang doh winadoh ing karahayon tumeking wonten ing titi mangsa badhe sungkem dhateng bapak saha ibu ingkang menika sumangga.

_Sungkem Pangabekten_

_Tembang Jawa_

Inggih waradin, ing sarandu ing salira wiwit saking pasadan inggil, tengah, saha ngandhap. Kedhana kedhini, ingkang lahir mbarep katresnane ngantos kasok amargi anak mbarep menika sami kalian anak tunggal sakderengipun gadhah adhi, dene ingkang ragil katresnane yo kasok mila tanpa pambeda. Rinaosaken dening para putra awit sih katresnanipun ingkang Bapak miwah ingkang Ibu. Matur sembah nuwun, saklajengipun kula badhe nyuwun gungan katur Ibu Subiyanto.

_Tembang Jawa_

Saklajengipun nyuwun gungan katur Bu Muji.

_Tembang Jawa_

175

Saklajengipun wontena keparengipun katur Ibu Ning Susilo.

_Tembang Jawa_

Saklajengipun cecawis katur Ibu Edi Ma’ruf.

_Tembang Jawa_

Sinawung resmining kidhung, mangga dipunsambet mangga.

_Tembang Jawa_

Manut cacah utawi etangan samahing ingkang badhe katindakaken menika sampun cacah pitu, inggih menika katur Ibu Hj. Dior Suhartini. Manut pitung jawi pitu menika supados pikantuk pitulungan, pituduh utawi hidayah tembunge sakmenika.

_Tembang Jawa_

Resik lahir kulawan batinipun, uwal saking panggire godha, tinebih saking ridhu pangridhu. Satemah caket bagya mulya, pun kucuraken ngantos telas boten kendhat, jalaran menika simbol rejekinipun ingkang badhe mbanyu mili boten kendhat, dene samangke anggenipun mbanting wonten ing ngandhap kemawon. Mangga ngantos telas, waradin ngantos telas lajeng samangke anggenipun banting saksampunipun kula abani boten sah keses. Mangke saksampunipun kula abani njih, Ibu Bapak anggenipun banting sesarengan, sineksen para ingkang sami rawuh niat ingsun mecah kendhi sayekti ingkang tak pecah sanes kendhine ananging mugi pecah pamore anak kula Dian Kusuma Werdani, setungal… kalih… tiga… Pecah ambyar sakwalang-walang satemah tumapak ing malem midodareni. Matter gayane, mencorong tejane, semringah pasemone, glewo-glewo polatane. Menika magas sukerta rumiyin tembunge wantah sakmenika ngilangi sesuker utawi reged menawi simbah-simbah rimiyin menapa jenenge, ngethok buntut urange diketok

176 buntut urange supados anggenipun gesang boten mbredidil jahit methakil kadosta buta cakil ngemut krikil kleru penthung. Nggih sekedhik mawon, nggih pucukke sithik kemawon. Rambut menika samangke ingkang badhe dipundadosaken satunggal kalian kethokane rambut Mas Putra lajeng dipendhem wonten saktirisane dalem.

_Gendhing Jawa_

Paripurna, sampun paripurna nggennyo diwosroyo jamas siraman. Tumuli ingkang sampun kacawisaken tumpeng, tumuli den pagas kinarya lampahing upacara dulangan pungkasan. Nuwun sewu Ibu ingkang ngasta piringipun, Bapak asta tengen ngasta peso asta kiwa ngasta enthongipun. Bapak, asta kiwa ngasta enthong, nggih. Inggih jejeg kajengipun samangke wonten piring tetep saged jejeg lempeng. Tumuli lajeng dipunjangkepi wiwit saking utawi gudhangan, baceman, saha tigan sesigar, lajeng lembaran utawi ingkung, kula pitaya Pak Agus mesthi sampun apal karemenanipun ingkang putra, wonten atine, jeroan, lan sakpiturute, lajeng menika pupu sak cekere supados saged ceceker gesang mandiri jeroning bebrayan agung. Matur nuwun, sampun pokokke bebas badhe mundhut apa-apane kena pilih jambu apa jeruk, pilih pupu apa liyane. Nggih, anggenipun ngadani dulangan pungkasan mangke menawi jeng Dian sampun paripurna anggenipun busana. Njih, sampun pinggiraken, sakmenika tumuli sampun sami pun aturi kreweng dereng minangka duit-duitane. Nggih, menika krewengipun badhe dipunaturaken dening Mas Yudha Wira Atmaja. Saktekane mas boten rata boten menapa, menika namung dipungunakaken kangge gelar budaya dados menawi rumiyin menika kados mekaten. Mila menawi mantenan utawi siraman menika identik kalian sadeyan dawet. Menika werdine kadosta jenang procot salirih reh samuka wis kareben kaparingan gangsar.

_Gendhing Jawa_ _Tembang Jawa_

177

Dawet dawet.. ingjang sadeyan ayu… dawet damelanipun Bu Agus… Sakderengipun mundhut menika Bu Agus badhe mundhut, Pak Agus badhe ngraosaken ngunjuk piyambak kangge mesthikaken menawi menika aman lan steril, bebas formalin mangga Bu mundhut.

_Tembang Jawa_

Ingkang badhe kaaturaken jineman uler kambang laras slendro sanga, siteran.

_Tembang Jawa_

Ndedalem sewu duta saraya utawa duta tirta Bapak Ibu Sutrisna sampun badhe caos palapuran.

_Caos Palapuran_

Walo ing paggiri gudha tebih saka ridhu pangridhu satemah jumbuh kang ben gayuh lan sembada ingkeng den sedya. Rikma tumuli badhe kadadosaken setunggal saha pinethak wonten ing tirisane wisma. Ingkang pungkasan penggemar ayam bangkok sampun dipuntengga wonten ing adicara ngebur ayam. Wonten ing ngajeng, sumangga kakung, putri, anem, sepuh, ageng, alit, boten kapiji-piji, sumangga. Sineksen ingkang para rawuh menika pangajabipun murih anggenipun gesang bebrayan saged mandiri kados dene pitik ingkang bakal dipunuculaken menika. Nggih tak abani, setunggal, kalih, tiga, sumangga. Ingang dipunwastani kabekjan menika boten kenyana-nyana, ingkang nggrangsang malah boten pikantuk sakkonduripun ingkang namung etel ten mrika malah pikantuk, nggih sampun menika ingkang dipunarani kabegjan. Bapak Ibu kados sampun duka paripurna lampahing upacara siraman ing sonten menika, sedaya lepat

178 nyuwun pangapunten. Sakkonduripun nderekaken sugeng kondur. Mangke acara badhe dipunadani wanci tabuh setengah pitu dalu, nuwun nuwun nuwun.

179

Pra Mantu : Upacara Midodareni 25 April 2019 Lokasi : Dayu, Sinduharjo,Ngaglik, Sleman Regency, Yogyakarta Pranatacara : Bp. Angger Sukisno, S.Pd

_Gendhing Jawa_ _Tembang Jawa_

Badhe praptanipun punang calon temanten jalu ing ngayab kulawarga ageng Bapak Yohanes Andi Trisyono sedaya ingkang kapatah badhe hamapak praptanipun siaga ndaweg ndaweg ndaweg ndaweg yak ngarsa tangkeping urico ndaweg ndaweg siaga tata tata tata.

_Tembang Jawa_

Upami dalu menika kapenggalih sajak ben nek lan padatan napa limrah, jer sayektosipun tumrab Bapak Agus Supriyanto, Ibu Eni Giartiningsih saha para putra Adimas Yudha Wira Atmaja lan jeng Dian Kusuma Werdani. Gotheking para pinter dalu menika dipunwastani malem midodareni. Dalu sakderengipun dhaup katindakaken dene isen-isening adicara inggih menika serah tinampi punang calon tematen jalu, mila kalilanana sawetawis ngaturaken pambagya kasugengan katur para tamu ingkang sampun kepareng rawuh wonten ing dalu menika. Raos mongkok lan remen tetela sampun nyawiji dados satunggal, dene panjenengan sedaya sampun kepareng suka jumurung ing karsa badhe paring udi pangestu tumrab ingkang putra punang calon penganten kalih. Wit sih kanugrahanipun Gusti Pangeran ingkang Maha Kawasa dalu menika kaparingan terang boten jawah, mila satunggaling nugrahaning Gusti Allah ingkang pantes dipunsyukuri tumrab kulawarga ageng Bapak Agus Supriyanto saha kulawarga ageng Bapak Yohanes Andi Trisyono. Sawetawis kasekecakna nyerantos, nyebar godhong koro sabar sakwetara.

_Tembang Jawa_

180

Kalilanana kulawarga ageng Bapak Agus Supriyanto, Ibu Eni Giartiningsih ngaturaken pambagya kasugengan katur kulawarga ageng Bapak Yohanes Andi Trisyono, Ibu Natalia Ekowarni kepareng lumarab ing ngayun panjenenganipun Bapak Tri Supardi minangka cucuking ajurit sawetawis kasakecakna lenggah. Adicara badhe kaadani saksampunipun para ingkang sami rawuh lenggah kanthi sekeca lan permanem. Mangga tumuli katuran lenggah sekeca lan permanem.

_Tembang Jawa_

Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon, inggih awit sih palimirma saha dipalilah dalem Gusti ingkang murba lan hamisesa, pantes lamun awakipun piyambak tansah manegku puja lan ngrentah sih dalem Gusti. Awit sih nugraha ingkang tansah kajiwa, kasalira ing kula panjenengan sedaya. Para pinter nate paring wewangson bilih trensa menika embane kados dene tumetesing madu, rasa manis ingkang angrenggani satemah saged njalari tan saya wimbuh keketing ati. Satunggal ingkang minangka kiblating rasa, eba kados pundi lamun saged jajar saha caket marang piyantun ingkang tuhu den tresnani. Kadedene ingkang putra pun ahajeng Dian Kusuma Werdani saha abagus Ignasius Putra Andika anggenipun badhe sesarengan, tembayatan, ngembat, ruwet rentenging gesang wonten ing alaming bebrayan. Murwakani pepanggihan menika sumangga adicara kapurwakan kanthi temungkul sawetawis ing pangajab nyenyuwun mring Gusti Allah ingkang gelar jagad, mugi-mugi kaparingan gangsar tanpa pambengan. Ndedonga manut agami lan kapitadosanipun piyambak-piyambak kapurwakan, sumangga. Cekap, maturnuwun. Sepisan malih kalilanana ngaturaken agenging panuwun saha pambagya kasugengan katur kulawarga ageng Bapak Yohanes Andi Trisyono ingkang menika rehning sedaya sampun samekta nyuwun sawetawis wedharing pangandika ingkang badhe kasalirani dening panjenenganipun Bapak Tri Supardi, sumangga. Nyuwun kepareng katur Ibu Natalia Ekowarni saha Bapak Yohanes Andi Trisyono kepareng jumeneng angambing.

181

_Wedharing pangandikan_

Kanthi ngembun saha ngemban dhawuh wigatosing sedya lumantar Bapak Tri Supardi, wijang gamblang dan tanpa sumelang ngebun bun ing jangan jejawah sonten Mas Putra nyuwun rabi. Lajeng kados pundi tumanggapipun Bapak Agus Supriyanto wekdal menika kepasang yogya ugi lenggah pepunden kula Bapak Herman Yosep Subiyanto, sumangga kasuwun tumanggap ing wedharing pangandika Bapak Tri Supardi.

_Tanggap wedharing pangandikan_

Kinarya cihno bilih Mas Putra sampun katampi minangka perangan ing kulawarga Bapak Agus Supriyanto, sawetawis ubarampe srana paningset wonten pisang sanggan lan sakpanungalipun. Mugiya saged katampi tembungipun wantah sakmenika kanthi cara simbolis ten ingkang kepareng badhe hamasrahaken saha ingkang nampi nun inggih ingkang badhe bebesanan saking panjenenganipun Ibu Natalia Ekowarni ing ngampingan Bapak Yohanes Andi Trisyono dhateng Ibu Eni Giartiningsih ing ngampingan Bapak Agus Supriyanto.

_Tembang Jawa_

Mangga kinarya cihno ngluwari sesanggan, sanggem, sanggup, saguh, pisang raja setangkep murih wekasan punang calon temanten andarbei sipat-sipating raja kang tansah sinoyudan dening sesami. Menika wonten dhaharan ingkeng sarwo sarwi saking wos ketos kadidining ngendikanipun Pak Tri Supardi ing ngajeng, sumangga. Wos werdining isi keros, rumaket ngantos dumugi ing saklebeting batos. Nuwun sewu menapa wonten malih ingkang taksih badhe sipunsimbolisaken, mangga jenean kalian buwuh. Buwuh menika redana, redana menika yotro, yotro menika artha, artha menika duit. Tumuli ajawat asta utawi salaman inggih, matur sembah nuwun dene sawetawis ingkang dipunasta mangke lajeng saged pun asta mlebet ing antawisipun wonten woh-wohan utawi buah-buahan, wonten sandal

182 jinjit, wonten make up, sawetawis katuran lenggah malih kajengipun putra-putra nglangsir. Katur Mas Putra panjenengan sampun katampi minangka peranganing kulawarga Bapak Agus, ananging nuwun sewu dalu menika ingkang selira dereng dipunpikantukaken pinanggih kalian calon garwa panjenengan. Semanten ketang anggenipun nelakaken katresnan dhateng panjenengan bakale Pak Agus menika boten badhe mbedak-bedakaken pundi ingkang anak pundi ingkang mantu, sedaya bakal winengku kadosta ataja pribadi mila panjenegan kekalih sinaosa jeng Dian wonten ing saklebet ing kamar penganten, panjenengan badhe kaparingan sangu wujudipun catur wedha utawi catur laksita tama. Catur werdining papat laku, sampun ngarani tama sekawan poin pinuju kulawarga bahagia. Ananging sakderengipun tumuli badhe pinaringan ngunjuk toya wening Mas Putra kasuwun jumeneng. Nggih, pun unjukaken tur ngantos telas. Menika wonten usul supados gambare le motret sae, anggenipun maos catur wedha wonten stage utawi panggung, sumangga, Mas Putra pun midhangetaken dene samangke teks saksampunipun dipunwaos tumuli lajeng kaparingaken. Rehning sedaya sampun samekta sumanga pun adani sakmenika.

_Catur Wedha_ Catur wedha sekawan pitutur luhur sangun ing bebrayan murih mahanani pagesangan ingkang tentrem, gesang sesarengan kalian piyantun ingkang tuhu den tresnani, mangga kasuwun lenggah malih. Mbok bilih menawi samangke putra-putra tumuli caos pasugatan ngunjuk lan jejangkepipun mangga tumuli kepareng den resepi kanthi sekeca lan merdika. Ngicalaken raos sangga runggi kinarya cihno bingahing manah kulawarga ageng Bapak Agus Supriyanto, dene sawetawis ndherekaken panjenengan angresepi ngunjuk, tumuli badhe kaaturaken gendhing jawi dening Mas Karnadi lan Bu Nyonya.

_Gendhing Jawa_ _Tembang Jawa_

183

Upamiya dalu menika kapenggalih sajak benneh saha padatan nama limrah jer sayektosipun tebih sakderengipun wekdal menika tumapak mila sampun dipunentho-entho mila boten nama mokal bombong birawaning galih kulawarga ageng ingkang hamengkugati saha kulawarga ageng calon besan boten saged ginambaraken. Tumrab ibu-ibu saking kulawarga Mas Putra mbok menawi ngersakaken sami pinanggih kalian punang calon temanten putri saged, tiyang jawi wastani menika tilik nitik. Tilik menika niliki visit nitik menika nyetitikake. Sumangga, Bu Agus menika calon besan pun dherekaken ugi dalu menika kamar penganten steril saking piyantun jaler kajawi tukang poto, mangga mangga uti, sumangga boten sah kesesa.

_Tembang Jawa_

Mangga tanpa miji setunggal-setunggal tumuli kasuwun angresepi dhahar Pak Agus mangga, Pak Tri kalian Pak Yo mangga pundherekaken dhahar.

_Tembang Jawa_

Mangga kasekecakna anggenipun angresepi pasugatan dene mbok menawi kapenggalih dereng pojo-pojo miraos mugi panjenengan sami kepareng mbedah tambak ing samudra pangaksami. Semanten awit kuthuning pemanggih aggenipun kusung-kusung badhe atur suwoh goto ing panjenengan sedaya, menika menawi mila kakersakaken poto saged.

_Tembang Jawa_ Ndungkap badhe purnaning adicara dalu menika mbok menawi saking kulawarga ageng Bapak Yohanes Andi Trisyono lumantar Bapak Tri Supardi wonten ingkang badhe kawedharaken mila sumangga.

_Wedaharan saking kulawarga Bapak Yohanes_

184

Tinanggapan Bapak Herman Yosep Subiyanto.

_Tinanggapan wedharan saking kulawarga Bapak Agus_

Matur sembah nuwun, Mas Putra dalu menika badhe kondur, dene kinarya kekancingan bilih panjenengan tetep minangka perangan ing kulawarga ageng panjenenganipun Bapak Agus. Tumuli badhe kaparingan kancing gelung kangge kekancingan wujudipun sanes tusuk kondhe namung menika ageman. Sakperangan ageman ingkang badhe kagem mbejang, sakmenika badhe ing ngaturan angsul- angsul menika katur ibu. Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon kados sampun dungkap paripurna lampahing upacara serah tinampi ing dalu menika. Sedaya kulawarga ngaturaken agunging panuwun ingkang agenging dan tanpa pepindan awit kawigatosan panjenengan sakkonduripun nderekaken sugeng kondur mugi rahayu ingkeng pinanggih, mugi Gusti mberkahi.

_Tembang Jawa_

185

Mantu : Seserahan saha Akad Nikah 3 April 2019 Lokasi : Gedung Dakwah Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta Pranatacara : Bp. Angger Sukisno, S.Pd

_Tembang Jawa_

Caos uninga kulawarga ageng Bapak Imam Suryadi nglarapken punang calon temanten kakung Adityas Bayu Afriyan, Sarjana Arsitektur sedaya sampun samekta tumuli upacara badhe kapurwakan.

_Tembang Jawa_

Para ingkang sampun rawuh sawetawis kasuwun jumeneng suka pakurmatan.

_Tembang Jawa_

Para tamu kasuwun lenggah, adicara badhe kapurwakan. Assalamu’alaikum, wr.wb. Alhamdulillahirobbil alamin assolatu wassalamu ‘ala asrofil ambiya iwal mursalin, sayyidina wamaulana muhammadin wa ala alihi wa ashabihil mujahidin tohirin. Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon, inggih awit sih palimirma saha dipalilah dalem Allah ingkang nggelar jagad sakisinipun, pantes lamun kula saha panjenengan sedaya, tansah syukur wonten ing ngersanipun Allah, SWT awit sih nugraha ingkang sampun lumeber dhumateng kula panjenengan sedaya. Kalilalana kulawarga ageng Bapak Pasrah Arif Nur Rohman ngaturaken pambagya kasugengan katur kulawarha ageng Bapak Imam Suryadi badhe lampahing adicara upacara dhauping punang calon temanten ajeng Isnaeni Ma’rifatun S.H, kalian bagus Adityas Bayu Afriyan S.Ars sumangga murih tan saya imbuh pikantuk rahmating Allah, kapurwakan kanthi waosan “Basmallah” sesarengan, sumangga.

186

Tumuli rehning sampun pepak andher sawetawis wedharing pangandika saking Bapak Imam Suryadi ingkang tumuli badhe kasalirani dening panjenenganipun Bapak Yoyok Dhalang, sumangga.

_Gendhing Jawa_

_Ngaturaken Pasrah_

Kanthi ngembun saha ngemban dhawuh wigatosing setya calon temanten kakung sampun pinasrahaken ingkang menika tumanggap wedharing pangandikan Bapak Imam Suryadi lumantar Ki Dhalang Yoyok keparenga kula tumanggap. Ingkang angka sepisan salam ta’lim katampi murih tan saya amewahi supeket lan rumaket anggenipun badhe sami kekadhangan lan bebesanan. Kalih, ingkang putra pun Adityas Bayu Afriyan sakedhap malih badhe kadhaupaken kalian anak kula pun gendhuk Isnaeni Ma’rifatun atmajanipun Bapak Pasrah. Ingkang angka tiga, saestu menawi wonten Bantul, sayekti dados tanggeljawabipun Bapak Pasrah badhe ginulawenthah kadidine atmaja pribadi dene sok wangsulipun wonten Semarang, sumangga anggenipun paring wewarah dhateng punang calon temanten kekalih. Wonten ing ngajeng menika winedhar bilih sakpurnaning pepanggihan menika badhe ngersakaken kondur boten langkung tumuli ngaturaken agenging panuwun saha ndherekaken kasugengan mugi rahayu ingkang pinanggih, namung kasuwun taksih kepareng angestreni mahargyan ngantos tabuh setunggal siang. Bapak Ibu para tamu ingkang tuhu bagya mulya, hadirin ibu bapak adicara akad nikah pernikahan Isna dan Bayu akan segera berlangsung dan akhirnya tibalah lagkah dalam suasana cerah saat tepat hari bahagia mereka telah datang si pria persunting putri yang ia percayai dan tiada harus ingkar karena mulai kini, besok, lusa, kelak dan selamanya. Bayu adalah pembimbing dan pengarah roda bahagia dan istri adalah mahkota di dalamnya. Berkait dengan acara akad nikah, kami akan panggil satu per satu, yang pertama kami panggil calon pengantin pria, nama Bayu nama lengkap Adityas Bayu Afriyan Sarjana Arsitektur, beralamatkan di Dhusun Krajar, RT 6 RW 1, Jambu, Semarang. Lahir di Semarang pada tanggal 3 Desember

187

1989, Pendidikan S1, Pekerjaan Wiraswasta dan merupakan putera ke dua dari dua bersaudara pasangan Imam Suryadi dan Mamik, untuk menempati formasi tempat duduk sebelah timur menghadap ke kilblat kursi bagian tengah, calon penganten pria Adityas Bayu Afriyan.

_Pengantin Pria Masuk_

Selanjutnya akan di dampingi saksi sejatinya seluruh yang hadir pada pagi hari ini adalah saksi hanya saja yang harus bertanda tangan di berkas pernikahan hanya beliau berdua, yang pertama untuk menempati formasi tempat duduk di sebelah kanan calon pengantin pria adalah Bapak Yoga Pratikyo, silahkan. Kemudian saksi yang ke dua untuk duduk di sebelah kiri ananda calon pengantin kakung Bapak Drs. Kasiran, silahkan. Mohon dengan hormat dan segala kerendahan hati tentunya kepada Ki Dhalang Yoyok untuk melepas keris ananda calon pengantin pria agar tidak bertendensi lain saat akad nikah berlangsung dan ini merupakan sebuah etika. Baik, terimakasih mas Bayu silahkan duduk kembali. Selanjutnya kami panggil wali nikah, wali nasab, ayah kandung calon pengantin wanita yakni Bapak Pasrah disilahkan. Alhamdulillah telah hadir di tengah kita, penghulu dari Kantor urusan Agama Kecamatan Bantul, yakni Al Ustad Hambali Mukhsin dan Ustad Sarjiman disilahkan. Insyaallah beliaulah yang nanti sekaligus akan memberikan khotbahtun nikah dan doa abdun nikah. Kini saatnya kami akan panggil betapa sang bidadari itu baru saja turun dari khayangan. Isna demikian, wanita itu sering dipanggil, Isna atau Nana nama lengkap Isnaeni Ma’rifatun, Sarjana Hukum. Lahir di Bantul pada tanggal 4 Desember 1991. Beralamatkan di Bantulan, Sorobayan, Sanden, Bantul. Pendidikan S1, saat ini bekerja sebagai karyawati BUMN dan merupakan anak nomor dua dari dua bersaudara pasangan Pasrah Arif Nurohman dan Kasiyem, inilah Isnaeni Ma’rifatun, Sarjana Hukum.

_Pengantin Wanita Masuk_

188

Bapak Ibu kembali kami menghimbau saat akad nikah berlangsung mohin maaf, semua bentuk alat seluler atau alat komunikasi yang lain mohon untuk di non aktifkan ringtonenya barang sejenak agar tidak mengganggu acara. Yang kedua yang kebetulan menyertakan anak-anak kecil mohon untuk senantiasa menjaga ketenangan, agar tercipta suasana hening, khitmat dan khusyuk. Yang ketiga, seusai ijab kabul dinyatakan sah, thayib khair, hadirin di mohon untuk tidak tepuk tangan seperti yang di sinetron itu, tetapi nanti justru kita akan doa bersama. Yang ke empat kami telah mempercayakan kepada kameramen, paparazzi profesional, untuk hadirin yang ingin mengabadikan prosesi suci ini boleh, tetapi seyogyanya tidak usah beranjak dari tempat duduk. Yang ke lima, segala bentuk atmosfir yang menimbulkan suara termasuk suara gelas, piring, dan mangkok, mohin untuk silent barang sejenak. Hadirin, Ibu Bapak yang berbahagia saat ini sedang dilaksanakan panitia priksa ulang atau pengecekkan data ulang, nanti akan dilanjutkan dengan prosesi akad nikah yang nanti akan diawali dengan bacaan ayat-ayat Allah, membacakan sebagian ayat dari surah Ar-Rum oleh Al Ustad Muhammad Isnaeni Sarjana Agama, dilanjutkan dengan khotbah nikah oleh penghulu, ijab kabul oleh wali dan calon penganten pria dan doa abdun nikah juga dari penghulu. Dilanjutkan dengan penandatanganan kutipan akta nikah dan berkas-berkas pernikahan yang lalin. Oleh karena itu mohon maaf, kita iklaskan waktu barang sejenak untuk hening. Sekali lagi untuk atmosfir piring, gelas,dan mangkok mohon untuk bisa off saat akad nikah berlangsung. Kepada penghulu disilahkan.

_Ikrar Akad Nikah_

_Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an_

_Akad Nikah_

189

Suatu saat ketika seseorang bertanya lalu kemudian seseorang yang lain menjawab mengapa cinta memilih kita, yang lain menjawab tidak bisa walau dengan cara yang sederhanapun dan ketika hati ini cemas cinta telah menenangkan jiwa. Cinta hadir di antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang nantinya akan menciptakan sebuah keindahan mengisi jiwa dengan karunia, memandikan jiwa dalam kegembiraan, membawa dawai lembut, hingga seakan mengubah bumi menjadi surga dan kehidupanpun terasa manis dan indah. Hari ini adalah hari baru, syukur yang pantas terucap, jagailah cinta yang telah tergenggam, karena cinta adalah buah yang tidak mengenal musim, dapat dipetik oleh siapa saja, kapan saja, di mana saja seperti halnya yang telah dipetik oleh Bayu dan Isna tentunya kita selalu berharap semoga keduanya senantiasa dalam kebahagiaan. Nanti akan disimbolikkan buku kutipan akta nikah atau buku nikah juga sekaligus nanti penyerahan mahar, Mas Bayu di sebelah kanan, Pak Pasrah pegang pundak kedua pengantin. Kita meyebutnya dengan istilah mahar atau mas kawin.

_Kegiatan Dokumentasi_

Baik, cukup, mohon waktu untuk clean up tempat ijab. Pak pasrah paling kanan, kemudian Bu Pasrah, kemudian Bu Mamik dan paling kiri Pak Imam. Ki Dalang mohon untuk tetap ngasta kerisnya dulu. Nuwun sewu, kalaning sungkem nyuwun gungan kanthi ening sawetawis, mangga. Mangga, kados pundi raos nalika Isnaeni Ma’rifatun lan Adityas Bayu Afrian badhe pratela dhateng ingkeng Bapak lan Ibu.

_Sungkem pangabekti_

_Tembang Jawa_

Ngger, udinen saliring reh kautaman satemah uripmu bagya mulya. Urip bareng lan wong kang kok tresnani, muga-muga bagya mulya saklawase.

190

_Tembang Jawa_

Ki Dalang Yoyok mangga dhuwung tumuli pun paringaken dhateng temanten jalu.

_Tembang Jawa_

Iki mung kanggo tandha ben ora lali mula diarani ali-ali utawa murih boten gampil kesupen mila sinebat sesupe. Persiapan berikutnya Muhammad Arif Nurohman dan keluarga.

_Tembang Jawa_

Matur Nuwun, dhumateng para saksi Bapak Drs. Kasiran Waluyo Raharjo kalian Bapak Yoga Pratikna. Bu Kasiran kalian Bu Yoga, persiapan berikutnya Ki Yoyok Dalang kalian Ustad Muhammad Isnaeni.

_Tembang Jawa_

Matur nuwun. Baik Bapak Ibu, ketika detik menit telah berlalu, selesai sudah seluruh rangkaian acara seserhan dan ijab pada pernikahan Isnaeni Ma’rifatun dengan Adityas Bayu Afrian, mari kita akhiri bersama dengan bacaan Hamdalah, Alhamdulillahirobbil alamin. Bapak Ibu tumuli kasuwun angresepi break dhahar wonten ing ngiring kidul ngetan. Anggenipun foto mengkin yen sampun gantos. Sakderengipun resepsi samangke badhe dipunadani kabeh. Rehning wekdalipun mepet sumangga dhahar rumiyin, mangga Ki Yoyok dhahar rumiyin lan sedaya kulawarga saking Semarang. Semarang kaline banjir, jo sumelang nek ra dipikir. Mangga sugeng dhahar, Wassalamu’alaikum wr.wb.

191

Mantu : Upacara Panggih 20 Juli 2019 Lokasi : Grha Sarina Vidi, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Bp. Angger Sukisno, S.Pd

Sampun dumugi titi mangsa, titi mangsa panggihing punang penganten kalih. Ingkang sampun sesarengan bakal nggadhang marang tumuruning wahyu kabegjan, begja donya lan ndelahan. Begja kan mahanani ayem sengsem lahir tumus ing batos. Jer sayektine sampun sami anggenipun tresna badhe gesang sesarengan wonten ing madyaning agung, hangsek hangsek miyak miyak miyak.

_Gendhing Jawa_

_Tembang Jawa_

Bismillah amurwing kandha, Bismillah sayekti ngegungke asmaning Allah amurwing kandha miwiti kotjah wonten ing lampahing upacara panggihing temanten ahayu Yusti Yesi Kartika saha bagus Arief Wahyu Jatmiko. Purwakaning lampahing upacara panggih kinurmatan nguling lancaran gindri sholawat.

_Lancaran Sholawat_

Kapurwakan pasrahing pisang sanggan, pisang pamethuk temanten putri kang ing kana wis ing ngasta sakwetara kulawangsa ingkang pinarcaya amasrahake Ibu saha Bapak Yuli Purnomo. Lumaksana alam tumekeng sakkuloning sekethenging wis mawiwaha lumaksana arik anyar dula lapa.

_Tembang Jawa_

Pisang raja setangkep den paringi rerenggan ganten lan sakpiturute kalbu sadak lawe yekti kabeh lamun jinarwi mengku teges nggadhang lan ngajab. Murih temanten kalih saksampunipun sesarengan tembayatan ngembat ruwet retenging

192 gesang jero bebrayan. Manggih bagya, mulya sampun katampi dening Ibu Dra. H. Nani Suprihatini ing ngampingan Bapak Agus Imam Kartono, S.H. Tumuli tan watara suwi temanten putri ahayu Yusti Yesi Kartika. Yusti Yesi Kartika kang sayekti wanadyatama ingkang tuhu sulistya ing warna ing ngampingan dening panjenengane Ibu Berti Yulianti miwah Ibu Indah Istiningsih tumuju wonten ing sasana panggih, sasana werdining papan panggih ingkang dipunwastani papan ingkang kinarya pepanggihan tumrab kekalihipun dene ingkang kawistingal trontong trontong saking imbang kulon nganti kaya srengenge jumedhul saka kulon temanten jalu abagus Arief Wahyu Jatmiko. Duknat kala samangke ing ngampingan Bapak Sumitro miwah Bapak Subagya miwah sawetara kulawarga saka Ibu miwah Bapak H. Joko S.H. Saya caket-saya caket nggenira lumaksana kekalihipun tumuli sami mlampah tingal tempuking pandulu netra papat sakala ana daya pangaribawa kang saklangkung gedhe jroning nala. Tumuli saksana kumlawe astane sarwi ambalang gantal, ingkang sakderengipun kembar mayang sinempyokkake pamidangane. Kembar mayang ingkang dipunwastani witting kalpataru dewandaru, kalpataru wijayandaru. Kayune purwa sejati, godhong kang karya rumembe pradapa ngenguwung oyote bebayu bojro. Nggenyo bebalangan pria kang amurwani pria kang amungkasi bisa tetep tinulat ambuka wiwaraning suka minangka jejering guru laki kang dadi saka guruning kulawarga, wekasan bisa angayomi, angayemi, angayani. Satemah kagadhang ing wekasan bisa beberanahan darbe anak turun kang bakal nerusaken sujarah ing urip. Angranupada ranu werdining banyu pada tegese suku, angranupada kang ateges amijiki samparane kakung. Esthining galih ngicali sakabehing sukerta murih uwal saka panggirigudha lan ridhu-pangridhu, kambang-kamambang ing sekar tri warna ingkeng ana jero bokor kencana ing kana ana kembang mawar, melathi lan kanthil. Werdining pralampita riwusnya winawar-wawar tembung manis kanthi kedaling lathi dados sarana pambukaning karyatama ingkang tansah kumathil kanthil ing pardoning netra ingkang tansah kumathil-kanthil ing pardoning netya. Ndungkap sampun paripurna anggenya angranupadha lon-lonan jinawat astane sarwi linawanan dene antigo utawi tigan ingkang kinarya cihno panebusing adicara wiji dadi pinetelake ing palaraban, binanting gangsar pecah saknalika. Pecahing endhog warna kuning

193 lan putih sampun nyawiji dados satunggal suka pratandha sampun boten wonten sukertane meneh mungguh semabungane ing antarane Arif lan Yesi ingkang badhe sesarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang wonten ing madyaning bebrayan.

_Tembang Jawa_

Sampun tumapak wonten ing sakngajenging setinggil ingkang dumadi saking tembung siti hinggil, inggih menika ateges papan ingkang langkung inggil tinimbang ing sakiwa tengene. Kinarya ambiwada punang temanten kalih kados menapa bombonging tyas para ingkang kumiring tindake sekaring pawiwahan, jer sayektine lampahing pawiwahan kirab sampun manggih gangsar tanpa pambengan. Sampun paripurna anggenipun ngembat karya, suba manggala Raden Mas Sagitama Krisnandaru, S.Sn tumuli suka palapuran.

_Suba Manggala suka palapuran_

Dhahar klimah, kacar kucur saha sakpiturute piranti sampun kacawisake.

_Tembang Jawa_

Dhahar klimah dipunwastani dhahar walimah jer sayektinipun katindakaken wonten ing saklebet ing walimatul ursy, klimah menika mengku teges kalimah tauhid saha kalimah rasul. Ing gumelar ing jagad menika boten wonten pangeran ingkang wajib sinembah kajaba among Gusti Allah ingkang gelar jagad sakisine lan bagindha Kanjeng Nabi Rasul, Rasulullah, SAW minangka utusanipun. Pangajabe kekalihipun saksampunipun lumepe bebrayan agung saged gesang tansah sumandhing kabagyan, sumandhing katentreman, sumandhing kabagaswarasan. Ngunjuk toya wening murih keangkah kadidine wening penggalihe riwusnya dhahar klimah.

194

Uripo bareng lan wong kang tuhu den tresnani, urip tentrem kaliyan piyantun ingkang dipuntresnani. Tumuli sesarengan jengkar saking dampar estiningtyas badhe sumungkem dhateng ingkang Bapak miwah ingkang Ibu kang kinarya lantaran tinitahake wonten ing madya pada. Badhe lumarap ngabyantoro dhateng ingkeng Bapak miwah ingkang Ibu, lon-lonan lampah dhadhap, lampah dhodhok tumuli sungkem dhateng ingkang Bapak kang wis ngukir jiwa ragane.

_Tembang Jawa_

Ngger, udinen saliring reh kautaman, nini pangestune Bapak mbanyu mili marang sliramu sak keloron, uripo bagya mulya ana ing jero bebrayan nini. Ojo kendhat anggonmu tansah nyenyuwun marang Gusti Allah sing murba jagad sak isine. Ngger, nak mas Arief Wahyu Jatmiko kula titip anak kula pun gendhuk Yesi kula pasrahaken ing panjenengan ngger. Sampun ngantos panjenengan damel sakit raosipun, sampun ngantos kasia-sia, sumangga dipuntresnani kadedene panjenengan nresnani dhateng slira panjenengan dhewe. Enget marang duk inguni duk nalika wujuding punang jabang bayi cenger mancal garbaning biyung. Tetela saiki wis akhir diwasa bakal lumeb ing bebrayan agung.

_Tembang Jawa_

Paripurna sumungkem ing Bapak Agus Imam Kartono, S.H miwah Ibu tumuli badhe sumungkem. Ibu saha Bapak H. Agus Joko Santoso, S.H jeroning tyas kalamunto kawedharing lathi.

_Tembang Jawa_

Katampening layon ngayojan. Assalamu’alaikum wr.wb. Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon, panggihing temanten kalih ahayu Yusti Yesi Kartika lan abagus Arief Wahyu Jatmiko sampun lumaksana

195 gangsar tanpa pambengan, satemah ndadosaken bingahing tyas Bapak Agus Imam Kartono, S.H, Ibu Dra. H. Nani Suprihatini saha kulawarga ageng besan Bapak H. Agus Joko Santoso, S.H miwah Ibu H. Ninik Sri Rahayu, S.H nilakaken raos mangka lan birowo ing galih tumuli sapala pambagya yuwana badhe kasalirani dening panjenenganipun Bapak Dr.ing. Ir. Bandul Suratmo sumangga.

_Sapala Pambagya Yuwana_

Saklajengipun donga pamuji miwah donga panyuwun badhe kawedharaken dening panjeneganipun Dr. H. Rizal Mustansir, M.Hum.

_Donga Pamuji_

Matur sembah nuwun diucapkan terimakasih hadirin Ibu Bapak yang berbahagia mohon berkenan untuk foto bersama dengan kedua mempelai sekaligus mengawali memberikan ucapan selamat kepada mempelai Bapak Rahman Dwi Saputro, S.H. ucapan terimakasih dan sugeng rawuh juga disampaikan kepada waka jati kejaksaan tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta. Para tamu nyebar godhong koro, sabar sakwetoro sinaosa samangke sampun kawistingal kebak luber ambalabar candrane lir kembang pepe.

_Tembang Jawa_

_Dilanjutkan Resepsi_

Para tamu, ngaturaken pambagya kasugengan awit rawuh panjenengan sedaya ing siang menika. Hadirin Ibu Bapak yang berbahagia, rasa suka adalah perasaan terindah ketika langkah demi langkah insyaallah mereka akan jalani memulai dari awal cinta yang membawa kebahagiaan. _Tembang Jawa_ _Ucapan-ucapan Selamat Datang_

196

Pasca Mantu : Ngunduh Mantu / Boyong Temanten, 21 Juli 2019 Lokasi : Sleman City Hall, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Bp. Angger Sukisno, S.Pd

_Gendhing Jawa_

Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon inggih awit sih palimirma saha ugi palilah dalem Gusti ingkeng gelar jagad sakisinpun. Temanten kekalih abagus Marsiliyus Raditya Cahyo Suparto lan ahayu Yustina Yudhaningtyas kalampah sesarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alam ing bebrayan badhe lampahing upacara ngunduh mantu boyong temanten praptaning temanten kalih ing ngayap kulawarga ageng Bapak Sudarto kinurmatan lancaran bindri.

_Gendhing Jawa_

Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon sumangga adicara saklajengipun inggih menika pasrah saha tampi pinanganten wonten ing adicara ngunduh mantu boyong temanten abagus Marsiliyus Raditya Cahyo Suparto lan ahayu Yustina Yudhaningtyas. Persiapan kange adicara pasrah saha tampi penganten kekalih wonten ing adicara ngunduh mantu menika mohon dumateng Bapak Slamet minangka juru wicara. Sumangga Bapak Slamet saha Bapak Rahim wonten ing papan ingkang sampun dipunsamektakaken. Pasrah panampi wisudan tali dharma hangundhuh mantu ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Slamet sumangga kaparenga hamedhar gati.

_Pasrah Temanten_

Bapak Rahim keparenga tumanggap wedharing gati.

_Tanggap wedharing gati_

197

Kawiwaha sesegan boyong temanten kawisuda. Tumapak caket lan Ibu saha Bapak Pramono tumuli ing ngunjukan toya wening murih kaangkah kadidining wening penggalihe sakwise bakal bebarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alaming bebrayan. Dene temanten kalih duk nat kala samangke sapun samekta celak mring seketheging wisma wiwaha lamun tinon saka kadohan candraning aglah lir singa-singa.

_Tembang Jawa_

Minangka lambang cihno lan pratela kekalihipun winisuda minangka Raja Ari Sajugo, raja werdining ratu aridina sajugo siji winisuda minangka ratu sedina, wangkingan warangka berantah nggih warangka ladrang. Ndungkap sampun samekta ngadani upacara kirab ing temanten. Ing ngayab kadang kadean warga manggawa lumaksana ing ngayun. Ingkang kapatah wiwaha suba manggala nggih menika ing ngaran yudha manggala pinarcayakake kaliyan Raden Mas Rebyanto Darmawan, S.E. Kirab ing temanten kinurmatan ungeling ladrang gati pada sih laras pelog pathet barang.

_Gendhing Jawa_

Sampun tumapak woten ing setinggih inggih menika papan ingkang langkung inggil. Dumugi kados menapa bombonging lan biramaning tyas jer sayekti lampahing kirab temanten kalih sampun manggih gangsar tanpa pambengan.

_Gendhing Jawa_

Tumuli badhe lenggah tinampil ing ngampingan ingkeng Bapak miwah Ibu ingkang sampun kinarya lantaran katindakake wonten ing madya pada.

_Gendhing Jawa_

198

Sampun paripurna anggenipun ngembat karya, suka manggala ndungkap sampun paripurna tumuli suka palapuran.

_Gendhing Jawa_

Raden Mas Widarung Rebyanto Darmawan S.E ingkang sampun kapatah minangka suba manggala, maturnuwun sawetawis poto sesarengan kaliyan sri temanten kekalih. Inggih awit sih palimirma saha ugi palilah dalem Gusti. Pantes lamun kula panjenengan sami tansah paring konjuk taksih dateng Gusti ingkeng nggelar jagad sakisinpun awit sih nugraha ingkang tansah kajiwa, kasalira ing kula panjenengan sedaya. Murwakani lampahin upacara ngunduh mantu boyong temanten abagus Marsiliyus Raditya Cahyo Suparto lan ahayu Yustina Yudhaningtyas kalilanana kaluwarga ageng Bapak Pramono saha kaluarga ageng Bapak Sudarto ngaturaken agunging panuwun ingkeng agungipun dateng tanpa pepindhan ingkang ngramu panjenengan sedaya. Tumuli lampahing upacara panghargyan kita donga pamuji lan donga panyuwun tumuli badhe dipunaturaken dening Bapak Budi Santoso sumangga.

_Donga pamuji saha panyuwun_

Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon, tumuli kasuwun paring bungah kanthi paring udu pangestu dhateng penganten kalih nyuwun pamuji donga mugi-mugi kakalihipun saksampunipun sesarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alam ing bebrayan panggih karahajran tentrem lahirlan batos. Dene mbok menawi taksih badhe kalajengaken foto sumangga tumrab temanten miwah tiyang sepuh.

_Gendhing saha tembang Jawa_

199

Sedaya ingkang sami rawuh badhe suka pangestu ing karsa samangke wus katingal ander candrane lir sekar pepe.

_Tembang Jawa_

Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon inggih awit sih palimirma saha ugi palilah dalem Gusti ingkeng gelar jagad sakisinpun temanten kalih abagus Marsiliyus Raditya Cahyo Suparto lan ahayu Yustina Yudhaningtyas kalampah sesarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alam ing bebrayan. Mugi dhaupipun abagus Marsiliyus saha Yustina menika tansah pinaringan berkah saha ridho saking Gusti ingkang Maha Kuwaos, mugi anggenipun ambangun balewisma dipunparingi katentreman, kerukunan, kesejahteraan, ugi kekal sepanjang masa. Para tamu ngatuuraken pambagya kasugengan awit rawuh panjenengan sedaya wonten ing wekdal menika. Hadirin Ibu Bapak yang berbahagia dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang sudah disediakan. Rasa bahagia merupakan perasaan terindah ketika langkah demi langkah insyaallah akan mereka jalani memulai dari awal cinta yang membawa kebahagiaan.

_Tembang Jawa_ _Acara Hiburan_

200

Lampiran 03

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pra Mantu : Upacara Siraman 19 April 2019 Lokasi : Perumahan Jogja Regency kav G-2, Saren Tempel, RT 003 RW 001, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Dr. Wigung Wratsangka

No. Kalimat Register Kode Register 1 Sasmitha tumapaking upacara majang (1) Majang tarub PW.US.01 tarub kalajengaken upacara siraman (2) Siraman PW.US.02 calon temanten putri miyos saking sasana utama mugi tansah (3) Sasana utama PW.US.03 sinongsongan kawilujengan. 2 Bapak dan Ibu para tamu serta keluarga (4) Pamangkugati PW.US.04 pamangkugati Bapak Drs. Rianto Joko Purwanto, M.M. beserta Ibu (5) Bleketepe PW.US.05 Suhariningsih berkenan untuk menuju tempat upacara majang tarub pasang bleketepe dan upacara siraman (6) Upacara siraman PW.US.06 diantara tamu undangan. 3 Hanggong sesanthi mugi rahayu, (7) Dalem ageng PW.US.07 semoga senantiasa mendapatkan anugrah karahayon, keselamatan, pamangkugati miyos saking dalem (8) Palenggahan PW.US.08 ageng tumuju ing palenggahan. 4 …….. putra kakung Ibu Bapak Dr. Ing. Ir. Djoko Sulistyo ingkang lenggah wonten ing Rewulu Wetan, Sidokarto, (9) Lenggah PW.US.09 Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 5 Dumados saking ron-ronan mancawarna ron alang-alang tinebihna saking pepalang dhadhap srep nadyan (10) Ron-ron PW.US.10 pinaringan kawruh lan seserepan muga mancawarna tansah lembah manah andhap ashor hanurogo. 6 Alang-alang tinebihna saking pepalang, (11) Alang-alang PW.US.11 ron kluwih muga pinaringan daya linuwih, tebu saking tembung anteping (12) Ron kluwih PW.US.12 kalbu, cengkir kencenging pamikir, (13) Tebu PW.US.13 pinilih gadhing lambang kekiyatane gajah, gedhang raja hayu gegadhangan (14) Cengkir PW.US.14

201

muga tansah panggih raharja rahayu, (15) Pinilih gadhing PW.US.15 janur kuning janah nur kun lan hening, jannah ingkang tegesipun suwarga, nur (16) Gedhang raja PW.US.16 ingkang tegesipun cahya, kun fayakun dados awit saking keparengipun Allah, (17) Janur kuning PW.US.17 ning saking tembung wening. 7 Menep wernining raos mugi calon temanten kuwawi hanampi sorot pepajar pitedahipun Gusti ingkang hamurba dumadi tumuju dhumateng (18) Bale wisma PW.US.18 baiti jannati swarganipun temanten mapan dumunung wonten ing bale wismanipun. 8 Bleketepe minangka dados pralambang eyub-eyub wiwit kuna makuna tumrab bebrayan Jawi, panyuwunan dhumateng Gusti ingkang maha kuwaos mugi bale (19) Eyub-eyub PW.US.19 wismanipun temanten menika tansah ayom, ayem, tentrem, jinem, guyub, rukun tinebihaken saking tukar padu. 9 Daya dinayan samat sinamat lan (20) Bale somah PW.US.20 anggenipun mangun bale somah tutuk donya tumekaning ndelahan. (21) Ndelahan PW.US.21 10 Pari tumraping bebrayan Jawi mujudaken lambang lenggahing Dewi Sri inggih menika rezeki ingkang sempulur ingkang berkah ingkang thayib ingkang luber ingkang kathah (22) Pari PW.US.22 mugi balewismanipun jeng Amanda kaliyan mas Fauzan tansah linuberan rezeki ingkang barokah awit saking ridhonipun Allah SWT. 11 Tinangsulan sindur ingkang hawarni seto lan rekto gegambaran seto rektoning kahurip ingkang abrit lambang wijining ibu ingkang pethak lambang wijining bapak manunggal wadhah wadhak wijining kakung putri (23) Sindur PW.US.23 hanyalira temanten kakung lan putri anggenipun mangun bale wisma langgeng lestari hawit pangestunipun rama ibu dalah para sesepuh kulawarga ageng dalah sanak kadang sumitra.

202

12 Wondene tumpeng alit mancawarna dados pralambang kiblat papat lima pancer saking arah wetan, kidul, kilen lan ler, mugi tansah pinaringan (24) Tumpeng alit kayuwanan dipunparingi rezeki ingkang PW.US.24 mancawarna dhatengipun saking sangkanparan satemah kuwawi kukuh bakuh hadeging balewisma fidunya wal akhirat Allahumma Amiiin. 13 Penghormatan kepada pamangkugati (25) Pamamgkugati mantu semar mantu ladrang PW.US.25 mantu penghormatan. 14 Upacara majang tarub ditandai pasang (26) Tuwuhan PW.US.26 bleketepe dan tuwuhan dengan padi dan bucalan adalah tanda dimulainya seluruh rangkaian acara pernikahan (27) Bucalan PW.US.27 bahagia dalam adat Jawa. 15 Meramu air dengan ubarampe yang (28) Meramu air PW.US.28 telah dipersiapkan berupa tujuh (29) Ubarampe PW.US.29 sumber air, bunga setaman, dan (30) Tujuh sumber air PW.US.30 cengkir, degan kambil ijo sajodho. (31) Kambil ijo PW.US.31 sajodho 16 Bunga setaman atau sekar setaman (32) Sekar setaman PW.US.32 simbol dari harapan kepada putri tercinta untuk selalu memiliki hambegkautaman seperti yang (33) Hambegkautaman PW.US.33 dicontohkan oleh ayah dan ibu. 17 Cengkir sajodho, ayah dan ibu (34) Cengkir sajodho PW.US.34 membawanya satu per satu diikat serabutnya dengan kuat dan dimasukkan ke dalam bejana, muga (35) Bejana PW.US.35 dadiya jodho saklawase. 18 Klasa kalpa, kemudian menjadi kata (36) Klasa kalpa PW.US.36 kalpataru yang artinya pohon kehidupan. (37) Kalpataru PW.US.37 19 Sebagian air diambil untuk diserahkan kepada utusan Bapak Jatmika Hendri (38) Taman siraman PW.US.38 Wibowo beserta ibu disilahkan menuju taman siraman. 20 Bapak Riyanto Joko Purwanto, M.M berserta ibu berkenan untuk memohon (39) Air siraman PW.US.39 kepada Bapak Jatmika Hendri Wibowo berserta Ibu, menghantar air siraman.

203

21 Bapak Jatmika Hendri Wibowo sekalian, nuwun sewu sumangga kula (40) Tumanggap PW.US.40 dherekaken kaparenga tumanggap pangandikan pangandikan. 22 Paripurna imbal pangandikan tigas (41) Imbal PW.US.41 rikma badhe dipunaturaken mangke pangandikan bilih sampun purna Upacara siraman (42) Tigas rikma PW.US.42 calon tenganten kakung kanthi srana tirta perwitasari. (43) Tirta perwitasari PW.US.43 23 Dipunantu-antu anggenipun kondhur (44) Pagasan rikma PW.US.44 hangasta pagasan rikmanipun calon temanten kakung. (45) Temanten kakung PW.US.45 24 Bapak Riyanto Joko Purwanto sumangga sekaliyan tumuju wonten ing (46) Palenggahan PW.US.46 palenggahan. 25 Upacara sungkem ngabekti, mangga (47) Sungkem ngabekti PW.US.47 kaparenga kula dherekaken jengkar saking palenggahan tumuju ing sasana (48) Sasana piniji PW.US.48 piniji. 26 Dipunkanthi miyos sowan wonten ngarsanipun Bapak miwah Ibu Riyanto (49) Dana asmara PW.US.49 Joko Purwanto ingkang tansah dana asmara. 27 Upacara Ngabekti dalam tradhisi Jawa mengajarkan pada setiap anak untuk (50) Upacara ngabekti PW.US.50 selalu hormat. 28 Menyongsong sebuah peristiwa suci PW.US.51 dan sakral. (51) Peristiwa suci 29 Menjalani Upacara suci dan sakral tentu bagi calon mempelai ingin pula (52) Upacara suci PW.US.52 mempersiapkan dirinya dengan baik. 30 Memulai upacara adat siraman ayah tercinta silahkan papah untuk (53) Air siraman PW.US.53 memberikan air siraman tirta perwitasari. 31 Bismillahirohmanirrahim niat ingsun (54) Hanyirami PW.US.54 hanyirami calon temanten, …. (55) Calon temanten PW.US.55 32 Mangir pancawarna, lulur kalalar, (56) Mangir PW.US.56 waradin saranduning salira. pancawarna 33 Langkah kaki yang lurus yang tidak mudah putus asa, dan berbelok arah, langkah kaki yang laras sesuai dengan (57) Lurus PW.US.57 irama dan perubahan zaman silih berganti para sesepuh telah memberikan restu.

204

34 Papa mama disilahkan untuk PW.US.58 mengucurkan air kendhi. (58) Air kendhi 35 Upacara ini disebut mulani, terus mengucur air kendhi diberikan oleh PW.US.59 papa dan mama dan dimanfaatkan dengan baik untuk wudhu. (59) Mulani 36 Kalajengaken upacara mecah pamor, (60) Upacara mecah PW.US.60 pamor adalah guratan indah dalam bilah pamor keris pusaka ciptaan para empu, sedangkan pamor sejati dalam kehidupan manusia adalah perilaku (61) Pamor sejati PW.US.61 tutur kata, iman, dan takwanya. 37 Bersama dengan pecahnya kendhi, kami mohon berkenan Bapak Ibu para (62) Kendhi PW.US.62 tamu dan sesepuh mengucapkan wes pecah pamore calon pengantin putri. 38 Semoga Allah mengabulkannya, pecah kecantikan babar jatidiri Amanda. (63) Pecah kecantikan PW.US.63 39 Tigas rikma, tiga bagian rambut (64) Awal PW.US.64 dipotong awal, tengah, dan akhir. (65) Tengah PW.US.65 (66) Akhir PW.US.66 40 Rambut yang tumbuh di dahi disebut PW.US.67 sinom, … (67) Sinom 41 Disilahkan berkenan duduk kembali (68) Upacara pagas PW.US.68 menyaksikan upacara pagas tumpeng. tumpeng 42 Gudangan dari kata gegadhangan, tahu bacem, tempe bacem, bayem manggya (69) Gudangan PW.US.69 ayom-ayem, kangkung dadiya jalma kang linangkung. 43 Potongan tumpeng yang lengkap (70) Paes PW.US.70 dengan lauk-pauk gudhangan akan (71) Penunggul PW.US.71 diberikan kepada calon pengantin putri (72) Pengapit PW.US.72 dalam upacara suapan terakhir bila Ibu Arni Surya telah selesai membuat pola (73) Penitis PW.US.73 paes berupa penunggul, pengapit, PW.US.74 penitis, dan godheg. (74) Godheg 44 Saat ini kami tengah menantikan (75) Utusan PW.US.75 utusan yang kembali mengantar potongan rambut calon pengantin putra (76) Ditanam PW.US.76 untuk ditanam bersama dan lepas ayam srana di akhir acara. (77) Ayam srana PW.US.77 45 Selamat datang dan terima kasih, kami sangat berbahagia, para utusan telah (78) Kediaman PW.US.78 kembali ke kediaman.

205

46 Kami persilahkan untuk menyampaikan potongan rambut (79) Menyampaikan PW.US.79 calon pengantin putra kepada Bapak potongan rambut Riyanto Joko Purwanto beserta Ibu. 47 Ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Riyanto Joko Purwanto sekalian (80) Tumanggap PW.US.80 sumangga keparenga tumanggap pangandikan pangandikan. 48 Kalajengaken Upacara pethak rikma (81) Upacara pethak PW.US.81 utawi tanem rikma sumangga Bapak rikma Riyanto Joko Purwanto sekalian (82) Tanem rikma PW.US.82 keparenga tanem rikma calon (83) Petunggalan temanten kakung lan putri petunggalan PW.US.83 nyawiji. nyawiji 49 Kemudian para utusan akan kami persilahkan untuk diabadikan di pangung siraman askara photo studio (84) Diabadikan PW.US.84 silahkan untuk mengatur formasi terbaik. 50 Kemudian izinkan kami untuk terlebih dahulu mempersilahkan tamu-tamu (85) Gapura tuwuhan PW.US.85 berkumpul di depan Gapura Tuwuhan. 51 Sambil menunggu Bapak Riyanto nanti setelah lepas ayam Bapak dan Ibu (86) Oleh-oleh PW.US.86 silahkan untuk membawa pulang oleh- oleh yang ada di sini. 52 Jadi memang dipersiapkan untuk tamu (87) Jajan pasar PW.US.87 dan keluarga, ada jajan pasar, ada tumpeng, ada sekul rasul, ada saggan (88) Tumpeng PW.US.88 kencana namanya, ini pisang emas (89) Sekul rasul PW.US.89 yang yang direbus dengan air gula kemudian ini pisang mas ada buah- (90) Sanggan kencana PW.US.90 buahan ada pala gumandhul, pala (91) Pala gumandhul PW.US.91 kesimpar, pala pendhem, yang menanam jeruk akan berbuah jeruk, (92) Pala Kesimpar PW.US.92 yang menanam jambu akan berbuah (93) Pala pendhem PW.US.93 jambu, yang menanam kebaikan akan berbuah kebaikan ini ada jenang sapta (94) Jenang sapta PW.US.94 warna, ini ada buah-buahan dan jajan warna pasar dan sebagainya.

206

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pra Mantu : Upacara Nyantri dan Midodareni

19 April 2019 Lokasi : Perumahan Jogja Regency kav G-2, Saren Tempel, RT 003 RW 001, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Dr. Wigung Wratsangka

Kode No. Kalimat Register Register 1 Tan kendhat hamemuji syukur konjuk (1) Upacara adat PW.UM.01 dhumateng Allah SWT ingkang sampun nyantri paring kekucah berkah miwah (2) Nyantrik PW.UM.02 ridhanipun satemah wilujeng jonggolan hanggenipun pepanggihan wonten ing (3) Ubarampe PW.UM.03 salebeting upacara adat calon tematen kakung anak mas Fauzan Cahya Adi, (4) Seserahan PW.UM.04 ST, M.Sc. nindakakene upacara adat nyantri utawa nyantrik jonggolan kinanthen ubarampe ingkang sinebut (5) Paningset PW.UM.05 seserahan kinarya paningset. 2 Nindakaken upacara adat sinengker (6) Upacara adat PW.UM.06 midodareni, pambagya raharja sinengker midodareni wilujeng sugeng rawuh katur dhumateng para tamu, kakung saha putri menapa (7) Pambagya raharja PW.UM.07 dene kulawarga calon temanten kakung (8) Upacara adat putri ingkang sampun keraya-raya PW.UM.08 mingangkani menapa ingkang dados midodareni panyuwunipun Bapak Riyanto Joko (9) Upacara adat PW.UM.09 Purwanto sekaliyan, paring pangestu seserahan paningset hanyekseni lampahing upacara adat midodareni jonggolan miwah nyantri (10) Pikukuh dipunjangkepi lampahing upacara adat PW.UM.10 seserahan paningset pikukuh palakrama palakrama. 3 Wedharing gati awit asmanipun calon besan Bapak Dr. Ir. Joko Sulistiyo sekalian, lumantar pangandikan juru (11) Juru wicara PW.UM.11 wicara piniji ingkang winantu ing pakurmatan Bapak Sigit Wibowo, sumangga kula dherekaken. 4 Pramila saking menika nuwun sewu katur Bapak Riyanto Joko Purwanto (12) Papan piniji PW.UM.12 sekalian saha Bapak Joko Sulistyo

207

sekalian, kaparenga tumuju wonten ing papan piniji saperlu handindakaken (13) Lung tinampi lung tinampi ubarampe piniji serah- PW.UM.13 ubarampe serahan paningset pikukuh palakrama ingkang pinilih. 5 Ubarampe ingkang hawujud sanggan (14) Sanggan PW.UM.14 seserahan paningset pikukuh palakrama minagka tetindhih badhe dipunaturaken dening Ibu Ir. Etik Mufida, M.Eng (15) Tetindhih PW.UM.15 dhumateng Ibu Suhariningsih. 6 Disilahkan untuk berkenan menuju ke (16) Tempat duduk PW.UM.16 tempat duduk semula. semula 7 Boleh saya mohon tepuk tangan untuk (17) Santri PW.UM.17 santri kita Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc. 8 Mas Fauzan mungkin anda ingin menyampaikan sesuatu kepada calon mertua atau kepada keluarga atau tamu- (18) Calon mertua PW.UM.18 tamu yang lain pada malam hari ini silahkan. 9 Baik, luar biasa beri tepuk tangan sekali lagi, malam hari ini anda telah (19) Upacara suci PW.UM.19 diserahkan oleh juru bicara dan diterima oleh keluarga calon pengantin putri, bahkan telah diserahkan pula untuk menjalani upacara suci dan sakral akad nikah, di mana Allah dalam Al-Qur’an nur karim menyebutkan sebagai (20) Mistaqan Ghaliza PW.UM.20 mitsaqan ghaliza, perjanjian yang derajatnya sama dengan sumpah dan janji para Nabi dan Rasul. 10 Yang kedua syaratnya makin berat sampai acara ini berakhir setidaknya (21) Calon istri PW.UM.21 anda tidak diperkenankan untuk bertemu dengan calon istri anda. 11 Ibu Bapak para tamu serta keluarga, masyarakat Jawa dalam budayanya (22) Simbol-simbol PW.UM.22 mengajarkan ilmu dan segala sesuatu wewarah dalam simbol-simbol. 12 Imam yang baik kata Rasul adalah lelaki yang tidak pernah ingkar kepada (23) Imam PW.UM.23 janjinya. 13 Kita akan menguji apakah santri kita ini seorang calon imam yang baik untuk (24) Calon imam PW.UM.24 keluarganya.

208

14 Oleh karena dua janji telah diucapkan maka kami akan mempersilahkan kepada (25) Tirta wening PW.UM.25 Bapak dan Ibu untuk menyaksikan unjukan tirta wening yang diberikan oleh Ibunda dan Ayahanda calon mertua (26) Catur laksita PW.UM.26 yang akan membacakan wejangan catur utama laksita utama. 15 Selanjutnya catur wedha, catur laksita utama akan dibacakan oleh Bapak (27) Catur wedha PW.UM.27 Riyanto Joko Purwanto. 16 Saklajengipun, piagam pikukuh catur laksita utama, dipunparingaken (28) Piagam pikukuh PW.UM.28 dhumateng anak mas Fauzan Cahya Adi, catur laksita utama ST, M.Sc. 17 Wujud rasa cinta dan perhatian kepada calon menantu ananda Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta Ibu memberikan (29) Calon menantu PW.UM.29 nasihat yang sangat berharga, semoga bermanfaat dalam membina rumah tangga bahagia kekal dan abadi dalam naaungan ridha Illahi Rabbi. 18 Pramila saking menika, kula badhe nderekaken pitepangan kulawarga kawiwitan saking pitepangan kulawarga (30) Pitepangan PW.UM.30 calon temanten kakung ingkang badhe kulawarga dipunpangarsani dening Bapak Sigit Prabowo. 19 Terimakasih Bapak Ibu para tamu serta keluarga, tiba saatnya upacara adat yang (31) Tilik nitik PW.UM.31 disebut tilik nitik. 20 Kepada ibu-ibu dan tamu-tamu putri disilahkan untuk bertemu, bertatap muka, berbincang dan menyampaikan (32) Ruangan khusus PW.UM.32 nasihat atau pesan dengan calon pengantin putri yang saat ini berada di ruangan khusus. 21 Namun oleh karena dua keluarga tentu akan mempersiapkan diri dengan sebaik- baiknya dalam upacara sakral akad (33) Upacara sakral PW.UM.33 nikah besok siang, setengah dua telah dimulai. 22 Ngaturaken agunging panuwun Bapak (34) Tumanggap Subrata sampun kepareng tumanggap pangandikan PW.UM.34 pangandikan anggenipun mundhut

209

pamit, calon besan dalah kulawarga (35) Calon besan PW.UM.35 sakpengirit. 23 Sebagai timbang dan tanda wisuda akan (36) Tanda wisuda PW.UM.36 diserahkan kancing gelung dan angsul- (37) Kancing gelung PW.UM.37 angsul. (38) Angsul-angsul PW.UM.38 24 Sedangkan sebagai timbang tali kasih (39) Timbang tali akan disampaikan angsul-angsul PW.UM.39 kasih minangka angsal-angsal. 25 Awal hingga akhir telah kita lalui (40) Upacara ragkaian upacara adat nyantri dan peningsetan PW.UM.40 upacara peningsetan midodareni midodareni untuk calon mempelai wanita. 26 Kepada para tamu yang berkenan untuk membawa pisang tuwuhan, kami (41) Pisang tuwuhan PW.UM.41 mengucapkan terimakasih.

210

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Mantu : Upacara Akad Nikah 20 April 2019 Lokasi : Gedung Graha Saba Pramana, Yogyakarta Pranatacara : Dr. Wigung Wratsangka

Kode No. Kalimat Register Register 1 Kami mengucapkan selamat bertugas kepada segenap panitia dan para peraga (1) Para peraga PW.AN.01 pendukung acara. 2 Dimohon dengan hormat Bapak Riyanto Joko Purwanto beserta ibu berkenan untuk menyambut calon mempelai pria (2) Calon mempelai PW.AN.02 bersama dengan Bapak Dr. Ir. Joko pria Sulistyo dan Ibu Ir. Etik Mufida, M, Eng. 3 Dengan saksi utama yang tercatat dalam (3) Saksi utama PW.AN.03 kutipan akta nikah. 4 Wali nikah, ayah kandung calon (4) Wali nikah PW.AN.04 mempelai perempuan Bapak Drs. (5) Mahar PW.AN.05 Riyanto Joko Purwanto, M.M dilengkapi dengan mahar atau mas kawin. (6) Mas kawin PW.AN.06 5 Saat-saat berlagsungnya ikrar ijab (7) Ikrar ijab kabul PW.AN.07 kabul akan diawali dengan khotbah nikah yang disampaikan oleh petugas (8) Khotbah nikah PW.AN.08 pencatat nikah dan kami berharap serta memohon kepada segenap tamu untuk (9) Hitmat PW.AN.09 berkenan dan bersedia bekerjasama membantu kami menciptakan suasana (10) Khusyuk PW.AN.10 yang tenang, hitmat dan khusyuk. 6 Dengan hormat kami persilahkan pada Bapak Drs. Riyanto Joko Purwanto, (11) Tempat duduk PW.AN.11 M.M berkenan menuju tempat duduk wali nikah. 7 Dengan rasa hormat kami hadapkan (12) Rukun akad nikah PW.AN.12 rukun akad nikah. 8 Petugas pencatat nikah yang kami (13) Petugas pencatat hormati, izinkan kami mempersiapkan PW.AN.13 nikah Ibu Endang Joko dan Ibu Ning Sugito mendampingi mempelai wanita ananda Putri Amandari, S.I.P, M.B.A menuju (14) Tempat duduk PW.AN.14 tempat duduk di samping suami.

211

9 Paripurna akad nikah Putri Amandari, S.I.P, M.B.A, Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc penyerahan buku akta nikah (15) Tempat khusus PW.AN.15 kepada kedua mempelai disilahkan menuju tempat khusus. 10 Dilanjutkan dengan penyerahan mahar tunai seperti yang terikrar. (16) Mahar tunai PW.AN.16 11 Disilahkan kedua orang tua pengantin mengiringi perjalanan Amanda dan (17) Tahta cinta PW.AN.17 Fauzan menuju ke tahta cintanya. 12 Cincin pernikahan dikenakan di jari (18) Cincin PW.AN.18 manis kanan satu, dan yang lain adalah perhiasan yang saling melengkapi (19) Perhiasan PW.AN.19 saling memperindah. 13 Ali-ali kata orang Jawa, ojo nganti lali bahwa pernikahan ini harus didasari (20) Ali-ali PW.AN.20 dengan niat untuk beribadah hanya kepadaNya. 14 Sesupe, sampun ngantos kesupen ikrar yang suci telah menjadikan amanah (21) Sesupe PW.AN.21 Putri Amandari, S.I.P, M.B.A untuk suaminya Fauzan Cahya Adi, ST, M.Sc imam baginya, bagi keluarganya dan insyaallah untuk anak-anak yang shalih (22) Ikrar yang suci PW.AN.22 dan shalihah yang menjadi penyambung sejarah keluarga besar Bapak Drs. Riyanto Joko Purwanto, M.M dan Bapak Dr. Ir. Joko Sulistyo mohon doa restu (23) Imam PW.AN.23 dan tepuk tangan untuk kedua mempelai Amanda dan Fauzan. 15 Amanda dan Fauzan menapak langkah (24) Menapak PW.AN.24 yang mantap memasuki gerbang rumah tangga. Ya Allah, ya Rabbi, himpunlah (25) Gerbang PW.AN.25 yang terserak dari keduanya. 16 Rasa hormat sungkem pangabekti katur Eyang Putri dari beliau lahir orang tua (26) Sungkem PW.AN.26 kami, dan dari orang tua kami Allah pangabekti menitahkan kehidupan kami. 17 Foto yang lain, kemudian akan dipandu bila Bapak Ibu semuanya telah menyampaikan doa restu dan kami izin (27) Busana resepsi PW.AN.27 untuk tetap berhitung waktu oleh karena kedua mempelai akan disiapkan dalam busana resepsi.

212

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Mantu : Upacara Panggih 21 April 2019 Lokasi : Gedung Wisma Boga Convention Center & Restaurant, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Pranatacara : Dr. Wigung Wratsangka

Kode No. Kalimat Register Register 1 Bapak Ir. Arif Nurjayanto, M.B.A beserta ibu dan putra putri yang telah (1) Pintu utama PW.UP.01 berkenan untuk menuju ke pintu utama. 2 Yang terdengar saat ini adalah ladrang semar mantu, merupakan gendhing (2) Pamangkugati PW.UP.02 penghormatan kepada pamangkugati yaitu Bapak Ir. Arif Nurjayanto, M.B.A yang kagungan kersa mantu, (3) Mantu PW.UP.03 bridesmaid silahkan untuk berada di pintu utama, bagi keluarga yang berkenan untuk mengikuti dan mengiringi perjalanan pengantin putri (4) Bridesmaid PW.UP.04 masuk ruangan, silahkan untuk berkumpul dan mengatur formasinya. 3 Berturut-turut rangkaian Upacara Panggih mempersilahkan pengantin putri bersama dengan Bapak dan Ibu Arif Nurjayanto serta saudara kandungnya, demikian pula dengan (5) Upacara panggih PW.UP.05 keluarga yang berkenan untuk mengiringi perjalanan pengantin putri memasuki ruangan, kami ucapkan terimakasih telah mengatur formasinya. 4 Temanten putri dr. Nabila Arnest Amorita kairing rama ibu saha kulawarga ageng, tumuju ing sasana (6) Sasana upacara PW.UP.06 upacara mugi wilujeng nir ing sambikala. 5 Sanggan pamethuk, mila sebatanipun makaten jalaran ubarampe menika (7) Sanggan pamethuk PW.UP.07 kinarya srana lambang panyuwunan dhumateng Bapak saha Ibu Arif Nurjayanto mugi wonten kaparenging (8) Ubarampe PW.UP.08 panggalih hamanggihaken temanten

213

kakung saha putri miturut satataning Upacara Adat Temanten Ngayogyakarta.

6 Utusan ingkang pinatah kardi Bapak H. Ashari saha Ibu Siti Aminatun sampun (9) Utusan PW.UP.09 sowan wonten ngarsanipun pamangku gati hangaturaken sanggan tinampi Ibu dr. Ndaru Murti Pangesti, SpPD-KEMD jangkep tanwonten ingkang cicir kinarya tandha cikna nyuwun miyosipun (10) Sanggan PW.UP.10 temanten putri ngaturaken angenging panuwun Bapak H. Ashari saha Ibu Siti Aminatun. 7 Kembar Mayang, murwakani (11) Kembar mayang PW.UP.11 lampahing temanten minangka dadi (12) Lampahing tanda bilih ingkang palakrama taksih PW.UP.12 asipat kenya lan jejaka. temanten 8 Wit kalpataru dewa ndaru, kalpataru (13) Kalpataru dewa wijaya ndaru saking tembung kalpa lan PW.UP.13 ndaru taru. 9 Balangan gantal, pengantin putra (14) Balangan gantal PW.UP.14 melempar empat gantal, penganten putri melempar tiga gantal. (15) Gantal PW.UP.15 10 Upacara ranupada temanten putri sesuci ampeyanipun ingkang raka kanthi (16) Upacara ranupada PW.UP.16 tirta sekar mancawarna tirta banyu lambange urip lan panguripan sekar kembang kekudangan muga temanten sembada dadi kembanging bebrayan (17) Tirta sekar PW.UP.17 agung ingkang pantos tinulat miwah mancawarna sinudarsono hakaryo arum asmaning kulawarga. 11 Pancawarna piwucal netepi kewajiban rukun islam, syahadat, sholat, siam (18) Pancawarna PW.UP.18 ramadhan, zakat miwah tindak haji. 12 Wiji dadi tigan tinetesaken ing palarapan pecah ing banthala babar (19) Wiji dadi tigan PW.UP.19 tumangkar tedhak turun putra wayah hanglajengaken sejarah jumeneng jajar (20) Pecah PW.UP.20 sumandhing kakung miwah putri. 13 Kulawarga humiring lampah (21) Lampah PW.UP.21 kapurwakan Manggala Yudha (22) Maanggala yudha PW.UP.22 minangka pamucuking laku sasmitha gati pada sih. (23) Pamucuking laku PW.UP.23

214

14 Pakurmatan Manggala Yudha, tepuk (24) Pakurmatan PW.UP.24 tangan untuk temanten Jogjakarta. manggala yudha 15 Upacara Adat Krobongan yang terdiri (25) Upacara adat PW.UP.25 dari upacara tompo koyo dan dhahar krobongan klimah serta sungkem ngabekti akan (26) Upacara tompo PW.UP.26 dipandu oleh Ibu Amithyasari bersama koyo degan tim Amithyasari Wedding (27) Dhahar klimah PW.UP.27 Gallery. (28) Sungkem PW.UP.28 ngabekti 16 Redana artha receh dadi piwulang ing jagad boten wonten ageng tanpa saking alit, boten wonten kathah tanpa saking sekedhik, boten wonten pinter tanpa (29) Artha receh PW.UP.29 pamarsudi, boten wonten kamulyan tanpa tinuku kanthi laralapa, tekun, telaten, gemi, setiti, nastiti, ngati-ati, rigen, tegen, lan mugen, kadosdene pakuladan ingkang dipunparingaken dhumateng ingkang putra dening rama lan ibu tansah eling temanten kekalih bilih ibu minagka dadi wadhah wiji sejati dipunaturaken dhumateng Ibu dr. (30) Wadhah wiji PW.UP.30 Ndaru Murti Pangesti, SpPD-KEMD minangka dados pepeling bilih lahiripun dr. Nabila Arnest Amorita saking gua garbaning ibu tembene minangka dadi kanthining tumuwuh anak mas Burhanudin Luthfi, S.E. 17 Upacara dhahar klimah, temanten kakung peparing sekul klimah cacah (31) Sekul klimah PW.UP.31 tiga, tinampi dening garwanipun. 18 Angka tiga, sekul klimah dadi pralambang papan, papan lahir wujudipun wisma papan batin wujudipun swasana wonten saklebeting (32) Bale wisma PW.UP.32 manah ingkang ayom, ayem, tentrem, jinem, bagyo mulya, awit guyub rukun kekalih hanggenipun nindakaken pakaryan bale wisma. 19 Upacara tampa koyo, di mana di dalam tradhisi Surakarta disebut kacar kucur dilangsungkan di Kagungan Dalem (33) Kacar kucur PW.UP.33 Gedong Purwarukmi sedangkang upacara dhahar klimah, di dalam Kasultanan Kraton Ngayogyakarta

215

Hadiningrat dilangsungkan di Kangungan Dalem Gadri Kasatrian. 20 Upacara sungkem ngabekti temanten (34) Palenggahan jengkar saking palenggahan PW.UP.34 wangkingan wangkingan, dipunlolos dening juru paes miwah ingkang piniji, dipunkanthi marak sowan ngabiyantoro hangaturaken (35) Juru paes PW.UP.35 sungkem caos pangabekti. 21 Putra caos bekti cumadong pangestu. (36) Caos bekti PW.UP.36

216

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pasca Mantu : Upacara Boyong Manten/Ngunduh Mantu 3 Agustus

2019 Lokasi : Hyatt South Garden, Hyatt Regency Hotel Yogyakarta Pranatacara : Dr. Wigung Wratsangka

Kode No. Kalimat Register Register 1 Mohon perhatian beberapa saat lagi kedua mempelai akan hadir diawali (1) Prosesi penyerahan PW.NM.01 dengan prosesi penyerahan dan (2) Penerimaan penerimaan pengantin dalam acara PW.NM.02 ngundhuh mantu Ananda Yudha Bimo pengantin Prasetya dengan Ananda Tran Thuy Anh Phuong putri Bapak Tran Ngoc Hao (3) Ngundhuh mantu PW.NM.03 dengan Ibu Truong Thi Kim Phuong. 2 Bapak Tugiman dan Bapak Sutikno mohon berada di area yang sudah (4) Area PW.NM.04 dipersiapkan. 3 Terimakasih teman-teman dari bergodo jayeng panca dan teman-teman dari tim (5) Bergodo PW.NM.05 bergodo yang lain. 4 Bapak Ibu hadirin kami sampaikan sekali lagi sesaat lagi kedua mempelai (6) Area track PW.NM.06 Yudha dan Phuong akan hadir di tengah- tengah kita, kami mohon kepada seluruh keluarga untuk mempersiapkan diri dan kami silahkan kepada seluruh tamu undangan untuk berkenan berdiri (7) Pelaminan PW.NM.07 menyambut kedua mempelai di area track mencuju pelaminan kami silahkan. 5 Pasrah panampi wisudan tali dharma (8) Pasrah PW.NM.08 hangundhuh mantu ingkang winantu ing (9) Panampi PW.NM.09 pakurmatan Bapak Tugiman sumangga kaparenga hamedhar gati. (10) Wisudan PW.NM.10 6 Kawiwaha sesegan boyong temanten PW.NM.11 kawisuda. (11) Boyong temanten 7 Ujukkan tirta wening, tirta banyu lambanging urip lan panguripan. (12) Tirta wening PW.NM.12

217

8 Wangkingan kaneman linolos gumanti (13) Wangkingan PW.NM.13 pusaka kasepuhan dipunagemaken dening Bapak Yohanes Rudiyanto, (14) Pusaka PW.NM.14 dhumateng temanten kakung anak mas kasepuhan Yudha Bimo Prasetya minangka dadi tanda jumenenging kakung, hangayomi (15) Tandha PW.NM.15 garwa putra. 9 Manggala Yudha sangkep sanjata (16) Manggala yudha PW.NM.16 tombakke hanjati ngaran tandha samapta ing dhiri sawega ing dhati. (17) Sangkep sanjata PW.NM.17 10 Hanenggih Raden Bima satriya panenggak ing Pandawa kawuryan regancang kaya lintang panjrina (18) Lampahing PW.NM.18 hamurwakani lampahing temanten temanten sung tuladha waspada paningaling lahir waskitha paningaling batin. 11 Punapa to busananing sang sena harimbat mojo yo sang bayu siwi Raden Haryo Wekudhara kampuh poleng banbintulu aji gelung minangkara (19) Aji gelung PW.NM.19 cinandi rengga ndek ngarep nduwur mburi minangka dadi tanda cihna wruh dununging kawula lan Gusti. 12 Pupuk mas rineka jarotting asem nadyan hagal wujuding sang Bima Sena (20) Pupuk mas PW.NM.20 ngrawit bebudene koyot jarotting asem. 13 Sumping pudhak sinumpet tandha (21) Sumping pangarikan marang Sang Hyang Batara PW.NM.21 pundhak sinumpet Bayu, Dewataning Naruta. 14 Kuku pancanaka, panca haraning wilangan lima, naka lelandhep landhep (22) Kuku pancanaka PW.NM.22 lima kang rinegem dadi sagegem datan kewan agalembut wes cinakup. 15 Kawuryan temanten prabane hangenguwung hangagem busana adat (23) Sesumping PW.NM.23 Yogyakarta distar sinerat sarwa hangrawit sesumping sekar melati. 16 Dene temanten putri kang mustaka (24) Nyela cendhani PW.NM.24 sedeng palarapan nyela cendhani (25) Paes PW.NM.25 rinengga paes ingkang hawujud (26) Penunggul PW.NM.26 penunggul dadi gajahan, pengapit, penitis miwah godheg hangudhup turi (27) Gajahan PW.NM.27 pinulas pidih cundhuk centhung (28) Pengapit PW.NM.28 hangrenggo mustaka jungkat penatas (29) Penitis PW.NM.29 dadiya tatas sawiring rubeda cundhuk (30) Godheg PW.NM.30

218

mentul cacah lima minangka (31) Cundhuk mentul PW.NM.31 kekudangan temanten. 17 Rikma kaukel rinajut sekar melati kinaceng gajah ngoling miwah garuda (32) Gajah ngoling PW.NM.32 mungkur endahing busana kapatrapaken dening Ibu H. Dior Suhartini. 18 Lampahing temanten kairing rama lan ibu tumuju ing palenggahan dampar (33) Dampar rinengga PW.NM.33 rinengga sekar laras lampahing temanten sirna memayanging marga. 19 Kedua mempelai berbahagia telah bersama para tamu undangan menikmati (34) Mempelai PW.NM.34 hidangan malam.

219

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pra Mantu : Upacara Siraman 2 Februari 2019 Lokasi : Manukan, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Para tamu ingkang minulya samektaning (1) Upacara majang PS.US.01 upacara majang tarub kalajengaken tarub upacara siraman calon temanten putri. (2) Upacara siraman PS.US.02 2 Pangeran ingkang Maha welas lan asih awit saking kanugrahanipun kula miwah panjenengan saged makempal wonten ing dalemipun Bapak Ibu Basuki (3) Jamas pasiraman PS.US.03 Rachman saperlu paring pangestu tumindaking adicara jamas pasiraman calon pinanganten putri nimas ahayu Dewi Kartika Chandra. 3 Keparenga kula ingkang kapatah pemangkugati kinen nderekaken (4) Pemangkugati PS.US.04 gatining laksana ing wanci menika. 4 Menggah tata rakiting titi laksana (5) Rinacik PS.US.05 rinacik mekaten. 5 Ingkang kaping sepisan inggih menika kapurwakan kanthi pambuka, saklajengipun saparipurnaning pambuka risang calon temanten putri ahayu Dewi (6) Sungkem PS.US.06 Kartika Chandra ngaturaken sungkem pangabekti pangabekti dhumateng ingkeng Bapak Basuki Rachman saha ingkeng Ibu Sri Hertanti. 6 Ingkang kaping tiga inggih menika saksampunipun adicara sungkem (7) Sasana matirta PS.US.07 pangabekten risang ahayu kakanthi tumuju dhateng sasana matirta. 7 Saperngan toya pamorsih ingkang sampun rinacik badhe kakintunaken dhumateng calon besan minangka saran (8) Toya pamorsih PS.US.08 aji syarat jamas pasiraman calon pinanganten kakung.

220

8 Sabidalipun utusan, adicara matirta risang pinanganten putri tumuli (9) Adicara matirta PS.US.09 kawiwitan. 9 Saklajengipun wonten ing pethiting siraman risang calon penganten putri (10) Sesuci PS.US.10 pinaringan sesuci, kalajengaken Bapak miwah Ibu ambikak pamoring putri (11) Amecah kendhi PS.US.11 kanthi amecah kendhi. 10 Tumuli kepareng Ibu juru sumbaga (12) Juru sumbaga PS.US.12 badhe nganthi risang calon penganten putri ngabekti dhumateng Bapak miwah (13) Ngabekti PS.US.13 Ibu. 11 Sampun kepareng Bapak miwah Ibu (14) Papan ingkang PS.US.14 lenggah wonten papan ingkang piniji. piniji 12 Sampun mijil saking sasana palereman (15) Mijil PS.US.15 risang ahayu badhe atur sungkem (16) Sasana palereman PS.US.16 pangebekti wonten ing pepadanipun ingkeng Bapak miwah Ibu. (17) Risang ahayu PS.US.17 13 Kebak ing tata susila miwah tata krama, angeka pada marak sowan ing pepadanipun ingkang Bapak miwah Ibu, sarwa sumembah ngaturaken (18) Sumembah PS.US.18 pangabekti dhumateng ingkang rama, tangkeping asta sumembah ing jengku erring kanan ingkang rama. 14 Ingkang kaping sepisan nglebetaken (19) Toya perwita adi PS.US.19 utawi nyampuraken toya perwita adi ingkang kapundhut saking tuk utawi (20) Tuk PS.US.20 sumber ingkang sampun sepuh. 15 Tumuli Bapak Ibu Basuki Rachman (21) Sekar sritaman PS.US.21 manunggalaken sekar sritaman utawi (22) Sekar triwarna PS.US.22 sekar triwarna munggwing tirta pamoringsih. (23) Tirta pamoringsih PS.US.23 16 Tumuli Bapak Ibu Basuki Rachman (24) Klapa manunggalaken klapa sagandheng ing PS.US.24 sagandheng saklebeting toya perwita adi. 17 Bapak Ibu Basuki kepareng badhe utusan dhumateng Bapak Ibu Setyadi Purnama sekaliyan kinen ngaturaken toya perwita adi dhumateng calon (25) Calon besan PS.US.25 besan.

221

18 Sampun winadhahan ing kendhaga, toya perwita adi, tumuli mangarsa kangmas (26) Kendhaga PS.US.26 Ramadhan Wardhana sampun kepareng aben ajeng makatena pangandikanya (27) Pangandikan PS.US.27 kalamun kawijil ing lisan. 19 Sampun paripurna anggenipun imbal (28) Imbal wacana PS.US.28 wacana, dhuta toya perwita adi sampun kepareng bidhal. (29) Dhuta toya PS.US.29 20 Kapurwakan ingkang rama, Bapak Basuki Rachman sumangga paring (30) Jamas ing warih PS.US.30 jamas ing warih. 21 Tumuli ingkang ibu nggosok konyoh (31) Konyoh manca PS.US.31 manca warna. warna 22 Wernining konyoh menika minangka (32) Konyoh PS.US.32 lulur sarana pambukaning pamor. (33) Pamor PS.US.33 23 Ingkang saklajengipun, kasuwun paring pangestu Ibu Sri Hertanti kanthi (34) Paring pangestu PS.US.34 pinaringan pepuji sesanti ginarujug salira rukmi mawi tirta perwita adi. 24 Matur nuwun dhumteng Ibu Sri Hertanti kepareng lenggah wonten ing sasana (35) Sasana sakawit PS.US.35 sakawit. 25 Nun inggih klasa bangka ingkang (36) Klasa bangka PS.US.36 kinarya mbuntel ron alang-alang, ron (37) Ron alang-alang PS.US.37 kappa-kapa, ron awar-awar, roning (38) Ron kappa-kapa PS.US.38 kluwih, miwah roning turi kang satuhu ngemu prlampita sinandi. (39) Ron awar-awar PS.US.39 (40) Roning kluwih PS.US.40 (41) Roning turi PS.US.41 26 Pitutur para luhur sageda dados dedamar anggenipun risang calon temanten putri (42) Madyaning PS.US.42 lumebet ing madyaning bebrayan bebrayan agung agung. 27 Sampun telas isining toya ing kendhi pratala, Ibu Sri Hertanti tumuju majeng (43) Kendhi pratala PS.US.43 ing sangajengipun risang calon temanten putri. 28 Ingkang Ibu badhe mecah pamoring (44) Mecah pamoring PS.US.44 sang dyah ayu. 29 Mugi luhuring budi panjenengan pinaringan lelintu mring Gusti kang (45) Sasana piniji PS.US.45 Mahayu. Risang pinanganten putri tumuli kakanthi ing sasana piniji.

222

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pra Mantu : Upacara Midodareni 2 Februari

2019 Lokasi : Manukan, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 ….. wismaning pamengku gati, (1) Pamengkugati PS.UM.01 praptanira calon temanten miwah pengombyong ngaturaken pambagya (2) Pambagya PS.UM.02 kawilujengan. kawilujengan 2 Sinengkuyung mring para kadang miwah sentana, karsanipun Bapak Ibu Basuki Rachman ingkang arsa bebesanan kaliyan Bapak Ibu Mahendra Putra (3) Ubarampe srah- PS.UM.03 kawuryan saking mandrawa kathik srahan ngasta saniskaraning ubarampe srah- srahan, maneka werni wujud saha warninira. 3 Ingkang wonten ing ngarsa nun inggih tetulungguling lampah Bapak Slamet Riyono sapungkurnya Bapak Ibu Mahendra Putra nganthi risang calon temanten kakung nun inggih Bagus (4) Bebesanan PS.UM.04 Ramadhan Wardhana lampahira kadherekaken para kadang sentana kang sawega jumurung mring karsaning kang arsa bebesanan. 4 Dupi uninga praptanira calon besan sabregada Bapak Ibu Mahendra Putra (5) Calon besan PS.UM.05 miwah kulawarga age-age mangayhbagya kanthi ajejawat asta, sarwa-sarwi mranani ing galih, esem (6) Sabregada PS.UM.06 tansah sinungging ing lathi mratandhani sukaning galih sang pamengku gati. 5 Para tamu ingkang kinurmatan kepareng (7) Papan ingkang lenggah wonten ing papan ingkang PS.UM.07 piniji piniji. 6 Menggah adicara wonten ing dalu (8) Adicara atur menika rinaik kados mekaten, ingkang PS.UM.08 kaping sepisan inggih menika adicara pambagyaharja

223

pambuka, saklajengipun adicara atur pambagyaharja,…..

7 Matur nuwun wonten ngarsanipun Bapak Rojak tumuli kalajengaken wedharing (9) Wedharing gati PS.UM.09 gati saking kulawarga calon besan. 8 Bapak Basuki dipunampingi Bapak Ibu (10) Srah-srahan nampi sadaya syarat sarana srah-srahan PS.UM.10 paningset paningset. 9 Amrih jangkeping gambar foto miwah video kepareng Bapak Ibu Basuki (11) Ubarampe PS.UM.11 Rachman nampi piyambak sedaya ubarampe srah-srahan sumangga. 10 Wedhar tumanggaping gati sampun (12) Tumanggaping PS.UM.12 paripurna, awit saking keparenganipun gati ingkang mengku gati, sukaning galih, panjenengan kaaturan kembul bujana (13) Kembul bujana PS.UM.13 kanthi ladi pribadi utawi prasmanan. 11 Mligi kangge ibu-ibu saking kulawarga calon besan sakderengipun kembul (14) Tilik nitik PS.UM.14 bujana kepareng tilik nitik kados pundi kasamaptanipun calon penganten putri (15) Kamar temanten PS.UM.15 wonten ing kamar temanten. 12 Pramila dhumateng Bapak Mahendra Putra kersa jengkar saking palenggahan (16) Mundhut pamit PS.UM.16 bahde mundhut pamit., sumangga. 13 Dene ingkang Ibu Sri Hertanti badhe ngaturaken angsul-angsul konjuk calon (17) Angsul-angsul PS.UM.17 besan. 14 Pramila sumangga Ibu Sri Hertanti ingkang kepareng makili kulawarga (18) Besan PS.UM.18 besan kepareng nampi. 15 Kanthi mekaten sampun paripurna (19) Adicara adicara midodareni wonten ing dalu PS.UM.19 midodareni menika.

224

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Mantu : Upacara Akad Nikah 28 Juli 2019 Lokasi : Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Mohon kepada keluarga yang telah usai berhias berkenan untuk menempatkan diri. Kembali kami haturkan bahwa (1) Ijab kabul PS.AN.01 pelaksanaan ijab kabul dipersiapkan oleh UNY wedding package. 2 Bilih tumapaking titi laksana tumuli arasa kasamaptakaken kulawarga ingkang sampun angrasuk sarira miwah (2) Sasana ing paniji PS.AN.02 wusana keparenga sawega lenggah wonten ing sasana ing paniji. 3 Aneka ragam ubarampe upakarti adat widi widono untuk senantiasa memuliakan karya nenek moyang (3) Ubarampe upakarti PS.AN.03 sebagai budaya yang adiluhung berkenan dibawa oleh keluarga Bapak Widyatmiko Surya Putro. 4 Bapak Ibu hadirin wal hadirat rohimakumulloh marilah pertemuan pada pagi hari ini kita awali siraturakhim dalam rangka ijab kabul mitsaqon (4) Perjanjian sakral PS.AN.04 gholidzo perjanjian sakral agunganku dengan berkenan membaca umul kitab alfatihah. 5 Telah saatnya dilaksanakannya acara serah terima penyerahan ubarampe upakarti dan juga calon mempelai pria yang berkenan diwakili oleh Bapak Joko (5) Acara serah terima PS.AN.05 Martiyanto dan Bapak Ibu Widyatmiko Surya Putro berkenan untuk mendampingi, sumangga. 6 Yang pertama sebagai upaya (6) Pisang sanggan PS.AN.06 melohorkan budaya Jawa, akan dihaturkan pisang sanggan adalah lambang perjodohan yang menyatu (7) Sirih PS.AN.07 dengan sirih.

225

7 Disilahkan kepada dimas Widiarto Dwi Pracoyo untuk maju dan akan diberikan (8) Air bening PS.AN.08 air bening oleh ibunda Ibu Sri Mardiati. 8 Ibu akan mengalungkan rangkaian bunga melati kami silahkan sebagai tanda restu atas pernikahan yang akan dilaksanakan, terima kasih jabat tangan (9) Bunga melati PS.AN.09 dimas, cium tangan, dengan bapak juga, langsung didudukkan di sisi timur menghadap ke kiblat kami silahkan. 9 Kami haturkan sungkem ucapan terima kasih dengan berjabat tangan dan cium (10) Sungkem PS.AN.10 tangan peluk kasih kepada ayahanda dan ibunda. 10 Rekan kami dari UNY wedding package (11) Acara pemakaian telah siap untuk ikut memandu acara PS.AN.11 cincin pemakaian cincin ini. 11 Baiklah pembawa cincin kami silahkan untuk ke depan, menghaturkan cincin diambil dengan cara saling silang yang (12) Pembawa cincin PS.AN.12 akan dipakai mba Gita dan diambil Mas Widi dan sebaliknya.

226

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Mantu : Upacara Panggih 28 Juli 2019 Lokasi : Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Tumapak ing upacara panggih (1) Upacara panggih PS.UP.01 kapurwakan juru ampil pisang sanggan (2) Juru ampil PS.UP.02 yo mangarsa. pisang sanggan 2 Tinampi kanthi jangkep sanggan panebus trihatmojo temanten putri. (3) Sanggan panebus PS.UP.03 3 Juru ampil sekar kembar mayang, dulur papat lima pancer kakang kawah adi ari (4) Kembar mayang PS.UP.04 arirah sungsum tali puser sik tan kinarya pancer lambanging kalanggengan (5) Kalpataru sinebut kalpataru jayandaru PS.UP.05 dewandaru. jayandari dewandaru 4 Alon-alon nggen nira lumaksana pangemban sekar adi kembar mayang (6) Pangemban PS.UP.06 tumuli prayitna ing batin. 5 Tempuking pandulu catur netra mbabara (7) Abebalangan geter sajroning nala ngginuk rasa gunane PS.UP.07 gantal sigra abebalangan gantal. 6 Sigra ambasuh ampeyan ingkang raka (8) Ambasuh kinarya tandha bekti dhumateng ingkeng PS.UP.08 ampeyan garwa sang guru laki. 7 Kambang-kambang sekar sri taman mawar, mlati lan kenanga hangambar arum, muga kuncoro asmane sri (9) Sekar sri taman PS.UP.09 temanten hangambar arum kadya gandaning sekar sri taman. 8 Nun inggih kang winastu hanenggih ranupada, winastan ranupada ranu ateges toya pada samparan wus binasuh (10) Ranupada PS.UP.10 samparaning sri temanten kakung kebak ing pakurmatan dhumateng sang guru laki.

227

9 Jinunjung lenggah samya aben ajeng sri temanten prayitna sang juru sumbaga hambetek ing palaraban tumuli muhung hangesthi panguwasaning Gusti piniji (11) Mecah antiga PS.UP.11 mecah antiga wiji dadi, muga pinaringan putra kang bisa nyambung sarasilah ing kulawarga admaja kang kinarya talining prayat. 10 Tumuli sri hatmaja temanten jumeneng (12) Kirab PS.UP.12 jajar ing embanan ingkeng rama miwah ingkeng ibu ara kirab tumuju wonten (13) Sasana rinengga PS.UP.13 ing sasana rinengga. 11 Tindak ing sri admaja temanten kapurwakan pager ayu ingkang samya (14) Pager ayu PS.UP.14 kembar busanane, kawuryan endah kasulistiyane. 12 Gandheng renteng atut runtut rerentengan arsa lenggah wonten ing (15) Sasana mulya PS.UP.15 sasana linengga hanenggih sasana mulya. 13 Sri atmaja temanten kakung arsa paring kaya mring tematen putri ingkang sinebat guna tampa kaya kinarya (16) Tampa kaya PS.UP.16 pralambang tanggung jawab ing priya ing madyaning kulawarga. 14 Kebaking suka rena ing manah hanampi kaya saking ingkeng garwa. (17) Kaya PS.UP.17 15 Tumuli lenggah wangul ing sasana PS.UP.18 sekawit. (18) Sasana sekawit 16 Arsa dhahar walimahan ugi winastani PS.UP.19 dhahar klimah. (19) Dhahar klimah 17 Opo to pirantine sekul punar lawuhe (20) Sekul punar PS.UP.20 pindang ati antep. 18 Ngunjuk tirta wening linambaran kanthi (21) Tirta wening PS.UP.21 weninging manah. 19 Tumuli linolos duwung miwah cenela kinarya pratanda tri admaja temanten (22) Sungkem PS.UP.22 arsa sungkem ing wewadaning ingkeng rama miwah ingkang ibu. 20 Tangkeping asta sri temanten sumembah ing jenguk iring tengah, (23) Sumembah PS.UP.23 tumungkul amarikelu yayah konjem ing bantala wedanane. 21 Tumuli badhe katindakaken adicara (24) Adicara PS.UP.24 pahargyan. panghargyan

228

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pasca Mantu : Upacara Boyong Temanten/Ngunduh Mantu 28

September 2019 Lokasi : Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta Pranatacara : Prof. Dr. Suwarna, M.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Upacara kirab ngunduh mantu akan (1) Kirab ngunduh PS.NM.01 dipersiapkan. mantu 2 Usai foto pada sesi pertama, acara ngunduh mantu boyong temanten segera (2) Boyong PS.NM.02 dipersiapkan oleh Indo Wedding temanten Production. 3 Murwakani boyonging penganten adicara (3) Adicara pahargyan samangkya neka warna PS.NM.03 panghargyan sarahnane. 4 Anjajah desa hamilangkori kondur sampun kepareng hanganti garwa ingkang dadya unjering kawigatosan adhimas bagus Mohammad Faisal Rachman, SE, M.Sc (4) Sasana kang PS.NM.04 hanganti nimas Tica Kresiela, SE, B.E.C piniji ing ngembanan mring ingkeng rama miwah ingkang ibu tumuju wonten ing sasana kang piniji. 5 Wiwaraning adicara pahargyan ngunduh (5) Adicara mantu boyong temanten sawega ing dhiri PS.NM.05 samekta ing gati tinata ing satataning mangayuhbagyo adicara mangayuhbagyo praptaning risang temanten miwah risang besaning (6) Sasana PS.NM.06 sampun kepareng lebet ing wiwaraning panghargyan sasana pahargyan. 6 Tinata ing satataning adicara serah (7) Adicara serah PS.NM.07 tanampi sinigeg ungeling lancaran bindri. tinampi 7 Maksud kehadiran besar langsat kuala betung dahannya rebah keampaian sudah (8) Disampaikan PS.NM.08 lama hasrat dikandung akan disampaikan dan ditanggapi oleh Bapak Dr. Antartikawan, S.E, M.M dan Bapak Prof. (9) Ditanggapi PS.NM.09 Dr. H. Herminarto Sofyan, M.Pd disilahkan.

229

8 Ingkang sampun palakrama, asung (10) Sungkem sungkem pangabekti mring ngarsa PS.NM.10 pangabekti yakyah lan widi. 9 Sawega sang manggala yudha arasa (11) Manggala PS.NM.11 nindakaken kirab temanten kang arasa yudha wisuda ing talining pahargyan. (12) Wisuda PS.NM.12 10 Sawisna labuh tumuli arsa sang manggala yudha hanganthi sri hatmaja temanten (13) Sasana pinajat PS.NM.13 tumuju wonten ing sasana rinengga hanenggih sasana pinajat. 11 Sang manggala yudha kang mabukuh (14) Manggala PS.NM.14 salwiring kewuh jumeneng manggala yudha suba, yo suba manggala murwakani kirabing temanten kanthi hasesanthi ing (15) Manggala suba PS.NM.15 ngarsa hasung tuladha. 12 Opo to busanane sri hatmaja temanten (16) Kuluk makutha kakung hangagem kuluk makutha PS.NM.16 kanigara warane langking pinalipit ing kanigara prada kemasan jejering narendratama berbudi bawa leksono sesumping ronning mangkara sawega hamyaroso pitedah (17) Sesumping PS.NM.17 wewarah kang tumuju ing karaharjaning praja. 13 Sangsangan wulan tumanggal susun tiga winastan sangsangan candra kirana, candra (18) Sangsangan araning rembulan kirana senen kelat PS.NM.18 wulan tumanggal baunaga mangrang sang mungkur mapane ngungkurakering kadurjanan kadurakan. 14 Wangkingan branggah sinampiran oncen- oncen sekar patara manggala kampuh (19) Wangkingan PS.NM.19 tengah han seta jejerig narendratama linambaran ati ati kang suci. 15 Sri hatmaja temanten putri hangagem (20) Cundhuk PS.NM.20 cundhuk mentul cacah panca pinulas ing mentul pidih pinalisir pada kemasan cundhuk cethung hangrengga mustaka karang (21) Bokor PS.NM.21 jagung sumelung gelung winangun bokor mengkurep mengkurep. 16 Mijil lan nira sri temanten haning sasana wiwaha ginarepa kadang sentono myang (22) Palaporan PS.NM.22 warga atur palaporan sang maggala manggala yudha yudha.

230

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pra Mantu : Upacara Siraman 25 April 2019 Lokasi : Dayu, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman Regency, Yogyakarta Pranatacara : Angger Sukisno, S.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Kapatedan ingsih awit rawuh panjenengan sedaya badhe lampahing Upacara (1) Upacara siraman PA.US.01 Siraman ajeng Dian Kusuma Werdani. 2 Mila kalilalana ngaturaken pambagya kasugengan mugi rahayu saha sih (2) Pambagya PA.US.02 pilasaning Gusti ingkang gelar jagad kasugengan sakisinipun. 3 Samangke upacara siraman badhe (3) Pasang bleketepe PA.US.03 kapurwakan saking pasang bleketepe, ngracik toya, sungkeman, siraman, saha (4) Ngracik toya PA.US.04 sakpiturutipun, amung kewala murih (5) Sungkeman PA.US.05 pikantuk seing Gusti ingkang gelar jagad sakisinipun, sakwetawis donga pamuji (6) Siraman PA.US.06 saha donga panyuwun tumuli badhe (7) Donga pamuji PA.US.07 winedaraken dening panjenenganipun (8) Donga PA.US.08 Bapak Yustinus Susilo, S.Y sumangga. panyuwun 4 Pasang bleketepe, tuwuhan wohing pari lan sak piturute, sayekti lamun jinari (9) Tuwuhan PA.US.09 ngemu teges piyambak-piyambak. 5 Wonten ing sakiwa tengenipun gapura (10) Gapura PA.US.10 sampun pinasang rontek dwaja, umbul- (11) Rontek dwaja PA.US.11 umbul myang tetuwuhan kang ijo royo- royo. (12) Umbul-umbul PA.US.12 6 Sinartan palengkunging janur kuning ingkang sedaya kala wau lamun kadulu (13) Janur kuning PA.US.13 saged mbabar raos wimbuh tentrem ing wardaya. 7 Pralampita tebu satemah saged nggayuh gegayuhan luhur pindho janur kuning ing (14) Tebu PA.US.14 pucuking kalapa. 8 Dene wonten mrika ugi pinajang pisang raja ingkang mengku pasemon murih wekasan punan temanten andarbei sipat, (15) Pisang raja PA.US.15 sipating raja ingkang tansah sinayudan dening sesami.

231

9 Kajaba menika ugi kinarya cihna saha pratela bilih kekalihipun badhe winisuda (16) Winisuda PA.US.16 minangka raja ari sajuga. 10 Toya, ingkang sampun dipunpendhet saking toya maneka werni antawisipun wonten toya saking sendhang toya pagesangan, saking dalemipun wonten ing Dayu, saking dalem ing Jaban Umul Nggedharen Jati Nom, toya suci saking (17) Toya PA.US.17 Greja Ngganjuran, toya suci wonten ing sendhang Jatiningsih saha toya suci saking sendang kasihan bakal rinacik dados satunggal, dadosa toya ingkang kebak daya linangkung. 11 Cinampur sekar triwarna, wonten sekar (18) Sekar triwarna PA.US.18 abrit, sekar pethak, saha ijem. (19) Sekar abrit PA.US.19 (20) Sekar pethak PA.US.20 (21) Sekar ijem PA.US.21 12 Cinampur dados setunggal inggih menika ingkang dipunsebat kalian toya (22) Toya PA.US.22 perwitasari, perwita werdining toya, sari- perwitasari sarinipun toya. 13 Kalbu klasa bangka, tilam lampus (23) Klasa bangka PA.US.23 godhong apa-apa, godhong kluwih, (24) Godhong PA.US.24 godhong dhadhap srep, godhong alang- kluwih alang. (25) Godhong PA.US.25 dhadhap srep (26) Godhong alang- PA.US.26 alang 14 Kepareng panjenenganipun Bapak Agus Supriyanto miwah Ibu Eni Giartiningsih badhe anyaraya dhateng panjenenganipun (27) Duta tirta PA.US.27 Ibu saha Bapak Sutrisna ingkang minangka duta saraya, ing ngaran duta tirta, duta werdining utusan, tirta banyu. 15 Ndungkap sampun cetha tumuli badhe bidhal ing dalemipun calon besan. (28) Calon besan PA.US.28 16 Manut pitung jawi pitu menika supados pikantuk pitulungan, pituduh utawi (29) Pitung jawi PA.US.29 hidayah tembunge sakmenika. 17 Satemah caket bagya mulya, pun kucuraken ngantos telas boten kendhat, jalaran menika simbol rejekinipun ingkang (30) Mbanyu mili PA.US.30 badhe mbanyu mili boten kendhat, dene

232

samangke anggenipun mbanting wonten ing ngandhap kemawon.

18 Mangke saksampunipun kula abani njih, (31) Banting PA.US.31 Ibu Bapak anggenipun banting sesarengan, sineksen para ingkang sami (32) Mecah kendhi PA.US.32 rawuh niat ingsun mecah kendhi sayekti ingkang tak pecah sanes kendhine ananging mugi pecah pamore anak kula (33) Pecah pamore PA.US.33 Dian Kusuma Werdani. 19 Pecah ambyar sakwalang-walang satemah (34) Malem PA.US.34 tumapak ing malem midodareni. midodareni 20 Menika magas sukerta rumiyin tembunge wantah sakmenika ngilangi sesuker utawi (35) Magas sukerta PA.US.35 reged menawi simbah-simbah rimiyin menapa jenenge, ngethok buntut urange diketok buntut urange supados anggenipun gesang boten mbredidil jahit (36) Buntut urang PA.US.36 methakil kadosta buta cakil ngemut krikil kleru penthung. 21 Rambut menika samangke ingkang badhe dipundadosaken satunggal kalian (37) Rambut PA.US.37 kethokane rambut Mas Putra lajeng dipendhem wonten saktirisane dalem. 22 Paripurna, sampun paripurna nggennyo diwosroyo jamas siraman. (38) Jamas siraman PA.US.38 23 Tumuli ingkang sampun kacawisaken (39) Tumpeng PA.US.39 tumpeng, tumuli den pagas kinarya (40) Pagas PA.US.40 lampahing upacara dulangan (41) Upacara pungkasan. dulangan pungkasan PA.US.41 24 Njih, sampun pinggiraken, sakmenika tumuli sampun sami pun aturi kreweng (42) Kreweng PA.US.42 dereng minangka duit-duitane. 25 Ndedalem sewu duta saraya utawa duta tirta Bapak Ibu Sutrisna sampun badhe (43) Caos palapuran PA.US.43 caos palapuran. 26 Rikma tumuli badhe kadadosaken setunggal saha pinethak wonten ing (44) Rikma PA.US.44 tirisane wisma. 27 Ingkang pungkasan penggemar ayam (45) Adicara ngebur bangkok sampun dipuntengga wonten ing PA.US.45 ayam adicara ngebur ayam.

233

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pra Mantu : Upacara Midodareni 25 April 2019 Lokasi : Dayu, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman Regency, Yogyakarta Pranatacara : Angger Sukisno, S.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Gotheking para pinter dalu menika (1) Malem PA.UM.01 dipunwastani malem midodareni. midodareni 2 Dalu sakderengipun dhaup katindakaken dene isen-isening adicara inggih menika (2) Dhaup PA.UM.02 serah tinampi punang calon tematen jalu, mila kalilanana sawetawis ngaturaken (3) Serah tinampi PA.UM.03 pambagya kasugengan katur para tamu ingkang sampun kepareng rawuh wonten (4) Pambagya PA.UM.04 ing dalu menika. kasugengan 3 Kalilanana kulawarga ageng Bapak Agus Supriyanto, Ibu Eni Giartiningsih ngaturaken pambagya kasugengan katur kulawarga ageng Bapak Yohanes Andi (5) Cucuking ajurit PA.UM.05 Trisyono, Ibu Natalia Ekowarni kepareng lumarab ing ngayun panjenenganipun Bapak Tri Supardi minangka cucuking ajurit sawetawis kasakecakna lenggah. 4 Sepisan malih kalilanana ngaturaken agenging panuwun saha pambagya kasugengan katur kulawarga ageng Bapak Yohanes Andi Trisyono ingkang menika (6) Wedharing rehning sedaya sampun samekta nyuwun PA.UM.06 pangandika sawetawis wedharing pangandika ingkang badhe kasalirani dening panjenenganipun Bapak Tri Supardi, sumangga. 5 Lajeng kados pundi tumanggapipun Bapak Agus Supriyanto wekdal menika kepasang (7) Tumanggap ing yogya ugi lenggah pepunden kula Bapak wedharing PA.UM.07 Herman Yosep Subiyanto, sumangga pangandika kasuwun tumanggap ing wedharing pangandika Bapak Tri Supardi. 6 Kinarya cihno bilih Mas Putra sampun (8) Ubarampe srana PA.UM.08 katampi minangka perangan ing kulawarga paningset

234

Bapak Agus Supriyanto, sawetawis ubarampe srana paningset wonten (9) Pisang sanggan PA.UM.09 pisang sanggan lan sakpanungalipun. 7 Mugiya saged katampi tembungipun wantah sakmenika kanthi cara simbolis ten ingkang kepareng badhe hamasrahaken saha ingkang nampi nun inggih ingkang badhe bebesanan saking panjenenganipun (10) Bebesanan PA.UM.10 Ibu Natalia Ekowarni ing ngampingan Bapak Yohanes Andi Trisyono dhateng Ibu Eni Giartiningsih ing ngampingan Bapak Agus Supriyanto. 8 Menika wonten dhaharan ingkeng sarwo sarwi saking wos ketos kadidining (11) Wos ketos PA.UM.11 ngendikanipun Pak Tri Supardi ing ngajeng, sumangga. 9 Nuwun sewu menapa wonten malih ingkang taksih badhe sipunsimbolisaken, (12) Buwuh PA.UM.12 mangga jenean kalian buwuh. 10 Semanten ketang anggenipun nelakaken katresnan dhateng panjenengan bakale Pak Agus menika boten badhe mbedak- (13) Catur wedha PA.UM.13 bedakaken pundi ingkang anak pundi ingkang mantu, sedaya bakal winengku kadosta ataja pribadi mila panjenegan kekalih sinaosa jeng Dian wonten ing (14) Catur laksita saklebet ing kamar penganten, PA.UM.14 panjenengan badhe kaparingan sangu tama wujudipun catur wedha utawi catur laksita tama. 11 Ananging sakderengipun tumuli badhe pinaringan ngunjuk toya wening Mas (15) Toya wening PA.UM.15 Putra kasuwun jumeneng. 12 Tumrab ibu-ibu saking kulawarga Mas Putra mbok menawi ngersakaken sami pinanggih kalian punang calon temanten (16) Tilik nitik PA.UM.16 putri saged, tiyang jawi wastani menika tilik nitik. 13 Tumuli badhe kaparingan kancing gelung (17) Kancing gelung PA.UM.17 kangge kekancingan wujudipun sanes (18) Kekancingan PA.UM.18 tusuk kondhe namung menika ageman. (19) Ageman PA.UM.19 14 Sakperangan ageman ingkang badhe kagem mbejang, sakmenika badhe ing (20) Angsul-angsul PA.UM.20 ngaturan angsul-angsul menika katur ibu.

235

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Mantu : Upacara Akad Nikah 3 April 2019 Lokasi : Gedung Dakwah Muhammadiyah, Bantul, Yogyakarta Pranatacara : Angger Sukisno, S.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Caos uninga kulawarga ageng Bapak Imam Suryadi nglarapken punang calon temanten kakung Adityas Bayu Afriyan, (1) Upacara PA.AN.01 Sarjana Arsitektur sedaya sampun samekta tumuli upacara badhe kapurwakan. 2 Kalilalana kulawarga ageng Bapak Pasrah Arif Nur Rohman ngaturaken pambagya (2) Pambagya PA.AN.02 kasugengan katur kulawarha ageng Bapak kasugengan Imam Suryadi badhe lampahing adicara upacara dhauping punang calon temanten ajeng Isnaeni Ma’rifatun S.H, kalian bagus Adityas Bayu Afriyan S.Ars sumangga (3) Upacara dhaup PA.AN.03 murih tan saya imbuh pikantuk rahmating Allah, kapurwakan kanthi waosan “Basmallah” sesarengan, sumangga. 3 Tumuli rehning sampun pepak andher sawetawis wedharing pangandika saking (4) Wedharing Bapak Imam Suryadi ingkang tumuli PA.AN.04 pangandika badhe kasalirani dening panjenenganipun Bapak Yoyok Dhalang, sumangga. 4 Kanthi ngembun saha ngemban dhawuh wigatosing setya calon temanten kakung sampun pinasrahaken ingkang menika (5) Tumanggap PA.AN.05 tumanggap wedharing pangandikan wedharing Bapak Imam Suryadi lumantar Ki Dhalang Yoyok keparenga kula tumanggap. 5 Ingkang angka sepisan salam ta’lim katampi murih tan saya amewahi supeket (6) Bebesanan PA.AN.06 lan rumaket anggenipun badhe sami kekadhangan lan bebesanan. 6 Bayu adalah pembimbing dan pengarah roda bahagia dan istri adalah mahkota di (7) Mahkota PA.AN.07 dalamnya. 7 Selanjutnya akan di dampingi saksi sejatinya seluruh yang hadir pada pagi hari (8) Saksi PA.AN.08 ini adalah saksi.

236

8 Insyaallah beliaulah yang nanti sekaligus akan memberikan khotbahtun nikah dan (9) Abdun nikah PA.AN.09 doa abdun nikah. 9 Kita meyebutnya dengan istilah mahar (10) Mahar PA.AN.10 atau mas kawin. (11) Mas kawin PA.AN.11 10 Baik, cukup, mohon waktu untuk clean up (12) Tempat ijab PA.AN.12 tempat ijab. 11 Nuwun sewu, kalaning sungkem nyuwun gungan kanthi ening sawetawis, mangga. (13) Sungkem PA.AN.13 12 Ki Dalang Yoyok mangga dhuwung tumuli pun paringaken dhateng temanten (14) Temanten jalu PA.AN.14 jalu. 14 Iki mung kanggo tandha ben ora lali mula (15) Ali-ali PA.AN.15 diarani ali-ali utawa murih boten gampil kesupen mila sinebat sesupe. (16) Seseupe PA.AN.16 15 Baik Bapak Ibu, ketika detik menit telah berlalu, selesai sudah seluruh rangkaian (17) Seserhan PA.AN.17 acara seserhan dan ijab pada pernikahan Isnaeni Ma’rifatun dengan Adityas Bayu Afrian, mari kita akhiri bersama dengan (18) Ijab PA.AN.18 bacaan Hamdalah. 16 Sakderengipun resepsi samangke badhe (19) Resepsi PA.AN.19 dipunadani kabeh.

237

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Mantu : Upacara Panggih 20 Juli 2019 Lokasi : Grha Sarina Vidi, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Angger Sukisno, S.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Purwakaning lampahing upacara panggih kinurmatan nguling lancaran gindri (1) Upacara panggih PA.UP.01 sholawat. 2 Kapurwakan pasrahing pisang sanggan, (2) Pasrahing pisang PA.UP.02 pisang pamethuk temanten putri kang ing sanggan kana wis ing ngasta sakwetara kulawangsa ingkang pinarcaya amasrahake Ibu saha (3) Pisang pamethuk PA.UP.03 Bapak Yuli Purnomo. 3 Pisang raja setangkep den paringi rerenggan ganten lan sakpiturute kalbu (4) Pisang raja PA.UP.04 sadak lawe yekti kabeh lamun jinarwi setangkep mengku teges nggadhang lan ngajab. 4 Yusti Yesi Kartika kang sayekti wanadyatama ingkang tuhu sulistya ing warna ing ngampingan dening (5) Sasana panggih PA.UP.05 panjenengane Ibu Berti Yulianti miwah Ibu Indah Istiningsih tumuju wonten ing sasana panggih. 5 Tumuli saksana kumlawe astane sarwi (6) Ambalang gantal PA.UP.06 ambalang gantal, ingkang sakderengipun kembar mayang sinempyokkake (7) Kembar mayang PA.UP.07 pamidangane. 6 Kembar mayang ingkang dipunwastani (8) Kalpataru witting kalpataru dewandaru, kalpataru PA.UP.08 dewandaru wijayandaru. 7 Nggenyo bebalangan pria kang amurwani pria kang amungkasi bisa tetep tinulat ambuka wiwaraning suka minangka (9) Bebalangan PA.UP.09 jejering guru laki kang dadi saka guruning kulawarga. 8 Angranupada ranu werdining banyu pada tegese suku, angranupada kang ateges (10) Angranupada PA.UP.10 amijiki samparane kakung. 9 Esthining galih ngicali sakabehing sukerta murih uwal saka panggirigudha lan ridhu- (11) Sekar tri warna PA.UP.11

238

pangridhu, kambang-kamambang ing sekar tri warna ingkeng ana jero bokor (12) Bokor kencana PA.UP.12 kencana ing kana ana kembang mawar, melathi lan kanthil. 10 Ndungkap sampun paripurna anggenya angranupadha lon-lonan jinawat astane sarwi linawanan dene antigo utawi tigan (13) Adicara wiji PA.UP.13 ingkang kinarya cihno panebusing adicara dadi wiji dadi pinetelake ing palaraban, binanting gangsar pecah saknalika. 11 Pecahing endhog warna kuning lan putih sampun nyawiji dados satunggal suka pratandha sampun boten wonten sukertane meneh mungguh semabungane ing (14) Pecahing PA.UP.14 antarane Arif lan Yesi ingkang badhe endhog sesarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang wonten ing madyaning bebrayan. 12 Sampun tumapak wonten ing sakngajenging setinggil ingkang dumadi saking tembung siti hinggil, inggih menika (15) Setinggil PA.UP.15 ateges papan ingkang langkung inggil tinimbang ing sakiwa tengene. 13 Kinarya ambiwada punang temanten kalih kados menapa bombonging tyas para ingkang kumiring tindake sekaring (16) Pawiwahan PA.UP.16 pawiwahan, jer sayektine lampahing kirab pawiwahan kirab sampun manggih gangsar tanpa pambengan. 14 Sampun paripurna anggenipun ngembat (17) Suba manggala PA.UP.17 karya, suba manggala Raden Mas Sagitama Krisnandaru, S.Sn tumuli suka (18) Suka palapuran PA.UP.18 palapuran. 15 Dhahar klimah, kacar kucur saha (19) Dhahar klimah PA.UP.19 sakpiturute piranti sampun kacawisake. (20) Kacar kucur PA.UP.20 16 Ngunjuk toya wening murih keangkah kadidine wening penggalihe riwusnya (21) Toya wening PA.UP.21 dhahar klimah. 17 Tumuli sesarengan jengkar saking dampar estiningtyas badhe sumungkem dhateng (22) Sumungkem PA.UP.22 ingkang ….. 18 Badhe lumarap ngabyantoro dhateng (23) Lumarap PA.UP.23 ingkeng Bapak miwah ingkang Ibu, lon- ngabyantoro lonan lampah dhadhap, lampah (24) Lampah PA.UP.24 dhodhok tumuli sungkem dhateng dhadhap

239

ingkang Bapak kang wis ngukir jiwa (25) Lampah PA.UP.25 ragane. dhodhok 19 Ibu saha Bapak H. Agus Joko Santoso, (26) Kawedharing S.H jeroning tyas kalamunto kawedharing PA.UP.26 lathi lathi. 20 Saklajengipun donga pamuji miwah PA.UP.27 donga panyuwun badhe kawedharaken (27) Donga pamuji dening panjeneganipun Dr. H. Rizal (28) Donga PA.UP.28 Mustansir, M.Hum. panyuwun 21 Para tamu, ngaturaken pambagya (29) Pambagya kasugengan awit rawuh panjenengan PA.UP.29 kasugengan sedaya ing siang menika.

240

TABEL ANALISIS REGISTER DALAM TUTURAN PRANATACARA UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pasca Mantu : Upacara Ngunduh Mantu/Boyong Temanten 21 Juli 2019 Lokasi : Sleman City Hall, Sleman, Yogyakarta Pranatacara : Angger Sukisno, S.Pd

Kode No. Kalimat Register Register 1 Temanten kekalih abagus Marsiliyus (1) Upacara Raditya Cahyo Suparto lan ahayu Yustina PA.NM.01 Yudhaningtyas kalampah sesarengan ngunduh mantu tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alam ing bebrayan badhe lampahing upacara ngunduh mantu (2) Boyong PA.NM.02 boyong temanten praptaning temanten temanten kalih ing ngayap kulawarga ageng Bapak Sudarto kinurmatan lancaran bindri. 2 Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon sumangga adicara (3) Pasrah PA.NM.03 saklajengipun inggih menika pasrah saha tampi pinanganten wonten ing adicara ngunduh mantu boyong temanten abagus Marsiliyus Raditya Cahyo Suparto lan (4) Tampi PA.NM.04 ahayu Yustina Yudhaningtyas. 3 Persiapan kange adicara pasrah saha tampi penganten kekalih wonten ing adicara (5) Juru wicara PA.NM.05 ngunduh mantu menika mohon dumateng Bapak Slamet minangka juru wicara. 4 Pasrah panampi wisudan tali dharma (6) Wisudan tali PA.NM.06 hangundhuh mantu ingkang winantu ing dharma pakurmatan Bapak Slamet sumangga (7) Hamedhar gati PA.NM.07 kaparenga hamedhar gati. 5 Bapak Rahim keparenga tumanggap (8) Tumanggap PA.NM.08 wedharing gati. wedharing gati 6 Tumapak caket lan Ibu saha Bapak Pramono tumuli ing ngunjukan toya wening murih kaangkah kadidining (9) Toya wening PA.NM.09 wening penggalihe sakwise bakal bebarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alaming bebrayan. 7 Ndungkap sampun samekta ngadani upacara kirab ing temanten. Ing ngayab (10) Upacara kirab PA.NM.10 kadang kadean warga manggawa lumaksana ing ngayun.

241

8 Ingkang kapatah wiwaha suba manggala (11) Suba manggala PA.NM.11 nggih menika ing ngaran yudha manggala pinarcayakake kaliyan Raden (12) Yudha PA.NM.12 Mas Rebyanto Darmawan, S.E. manggala 9 Sampun tumapak woten ing setinggih inggih menika papan ingkang langkung (13) Setinggil PA.NM.13 inggil. 10 Sampun paripurna anggenipun ngembat karya, suka manggala ndungkap sampun (14) Suka palapuran PA.NM.14 paripurna tumuli suka palapuran. 11 Raden Mas Widarung Rebyanto Darmawan S.E ingkang sampun kapatah (15) Sri temanten minangka suba manggala, maturnuwun PA.NM.15 kekalih sawetawis poto sesarengan kaliyan sri temanten kekalih. 12 Tumuli lampahing upacara panghargyan (16) Upacara PA.NM.16 kita donga pamuji lan donga panyuwun panghargyan tumuli badhe dipunaturaken dening Bapak (17) Donga pamuji PA.NM.17 Budi Santoso sumangga. (18) Donga PA.NM.18 panyuwun 13 Para tamu kakung putri ingkang tuhu winantu ing karahayon, tumuli kasuwun (19)Paring bungah PA.NM.19 paring bungah kanthi paring udu pangestu dhateng penganten kalih nyuwun pamuji donga mugi-mugi kakalihipun saksampunipun sesarengan tembayatan ngembat ruwet rentenging gesang ing alam (20) Paring udu PA.NM.20 ing bebrayan panggih karahajran tentrem lahirlan batos. 14 Mugi dhaupipun abagus Marsiliyus saha Yustina menika tansah pinaringan berkah saha ridho saking Gusti ingkang Maha Kuwaos, mugi anggenipun ambangun (21) Balewisma PA.NM.21 balewisma dipunparingi katentreman, kerukunan, kesejahteraan, ugi kekal sepanjang masa. 15 Para tamu ngaturaken pambagya (22) Pambagya kasugengan awit rawuh panjenengan PA.NM.22 kasugengan sedaya wonten ing wekdal menika.

242