BAHRUL LAHUT MANUSCRIPTS in EAST JAVA: Study of Philology and Reconstruction of Tarekat Networks
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Arsitektur-Interior Keraton Sumenep Sebagai Wujud Komunikasi Dan Akulturasi Budaya Madura, Cina Dan Belanda
ARSITEKTUR-INTERIOR KERATON SUMENEP SEBAGAI WUJUD KOMUNIKASI DAN AKULTURASI BUDAYA MADURA, CINA DAN BELANDA Nunuk Giari Murwandani Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Proses akulturasi adalah suatu proses interaktif dan berkesinambungan yang berkembang dalam dan melalui komunikasi seorang imigran dengan lingkungan sosio-budaya yang baru. Salah satu bentuk adanya komunikasi dalam sebuah akulturasi budaya dapat dilihat pada hasil peninggalan berupa artefak-artefak, baik berupa karya seni rupa maupun arsitektur yang ada di suatu daerah, Keraton Sumenep merupakan salah satu peninggalan bangunan di Madura. Kraton Sumenep dirancang oleh arsitek Lauw Pia Ngo dari Negeri Cina, dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, dengan demikian maka warisan budaya itu tidak luput dari pengaruh budaya Jawa Hindu, Islam, Cina dan Belanda. Kesemuanya itu tampak pada penampilan dan penyelesaian bangunan- bangunan tersebut. Pendopo Kraton ternyata memiliki bentuk bangunan Jawa. Pendopo dengan atap Limasan Sinom dan bubungannya dihiasi dengan bentuk mencuat seperti kepala naga, merupakan pengaruh Cina. Sedangkan bangunan dalem terdapat bentuk gunung (top level) yang telanjang tanpa teritis dan diselesaikan dengan bentuk mirip cerobong asap di puncaknya, merupakan bukti pengaruh Belanda dan Cina. Pada ragam hiasnya juga nampak beberapa pola Jawa, Islam dan Cina yang dipadu cukup menarik. Bentuk arsitektur Kraton Sumenep, menunjukkan wujud adanya akulturasi antara budaya Madura, Cina dan Belanda. Kata kunci: interior, Kraton Sumenep, akulturasi, budaya Madura ABSTRACT Acculturation is an interactive and continuous process that develops within and through the communication of an immigrant having a foreign social and cultural environment. One form of communication in acculturation can be seen through the remains and artefacts in the form of artworks or architecture in a region. -
Bali to Bali
STAR CLIPPERS SHORE EXCURSIONS Bali – Bali itineraries West bound: Benoa (Bali) - Giligenteng (Madura) – Probolinggo (Java) – Lovina Beach (Bali) – Senggigi beach (Lombok) – Gili Sudak (Lombok, Nusa Tenggara) – Benoa (Bali) East bound: Benoa (Bali) - Gili Kondo (Lombok) – Komodo National Park, Pink beach – Satonda – Gili Meno/Gili Trawangan (Lombok) – Gili Nanggu (Lombok) – Benoa (Bali) We use the best available guides and transportation for all our tours. However since your cruise will take you to many exotic destinations off the usual tourist radar, you must be prepared to encounter minor inconveniences and infrastructure which is not always of the highest standard: restaurant services may be rather basic, toilet facilities can be quite primitive by Western standards and tour guides will not be as sophisticated as those found in the Mediterranean. Nevertheless we are confident that these drawbacks will be far outweighed by the truly unique and unforgettable experiences you will take home with you. All tours are offered with English speaking guides. The length of the tours as well as the time spent on the various sites, is given as an indication only as it may vary depending on the road, weather, sea and traffic conditions and the group’s pace. STAR CLIPPERS SHORE EXCURSIONS With the exception of Bali, Indonesia is a country with a very strong muslim tradition ; certain excursions may be modified or even cancelled depending on religious festivals Fitness requirements vary according to your chosen activity. If you would like to participate in hiking, snorkeling and boating, an average to good level of fitness is mandatory. Please note that the activity level of our excursions is given as a guideline, much depends on your own personal fitness. -
Debunking Prevailing Scholarly Views Pertaining to the Apostasy of Alleged Descendants of Shaykh Yusuf of Makassar
Al-Jāmi‘ah: Journal of Islamic Studies - ISSN: 0126-012X (p); 2356-0912 (e) Vol. 58, no. 2 (2020), pp.241-292, doi: 10.14421/ajis.2020.582.241-292 PART TWO: DEBUNKING PREVAILING SCHOLARLY VIEWS PERTAINING TO THE APOSTASY OF ALLEGED DESCENDANTS OF SHAYKH YUSUF OF MAKASSAR Najma Moosa University of the Western Cape, Republic of South Africa email: [email protected] Abstract This paper is the second part of the two articles that discuss the controversy over the conversion of religion in the family of Shaykh Yusuf of Makassar after being exiled in South Africa during the Dutch colonial period at the end of the seventeenth century. This second part provides a critical and holistic analysis of the historical sources and historians’ initial arguments regarding the two families, Shaykh Yusuf and his in-laws. This paper also tries to review the main arguments of this paper so as not to get caught up in excessive demystification. In addition, it also discusses the implementation of the Dutch colonial policies as well as the issue of poverty and the practice of marriage policies that have contributed to settling this conversion problem. [Tulisan ini adalah bagian kedua dari dua tulisan yang membahas kontroversi pindah agama pada keluarga Syekh Yusus Makassar selepas diasingkan di Afrika Selatan pada masa kolonial Belanda akhir abad 17. Bagian kedua ini menyajikan analisis kritis dan holistik mengenai sumber-sumber sejarah dan argumen-argumen awal para sejarahwan mengenai dua keluarga tersebut. Tulisan ini juga mencoba meninjau kembali argumen utama dari tulisan ini agar tidak terjebak dalam demistikasi yang berlebihan. -
Indonesia 12
©Lonely Planet Publications Pty Ltd Indonesia Sumatra Kalimantan p509 p606 Sulawesi Maluku p659 p420 Papua p464 Java p58 Nusa Tenggara p320 Bali p212 David Eimer, Paul Harding, Ashley Harrell, Trent Holden, Mark Johanson, MaSovaida Morgan, Jenny Walker, Ray Bartlett, Loren Bell, Jade Bremner, Stuart Butler, Sofia Levin, Virginia Maxwell PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Indonesia . 6 JAVA . 58 Malang . 184 Indonesia Map . 8 Jakarta . 62 Around Malang . 189 Purwodadi . 190 Indonesia’s Top 20 . 10 Thousand Islands . 85 West Java . 86 Gunung Arjuna-Lalijiwo Need to Know . 20 Reserve . 190 Banten . 86 Gunung Penanggungan . 191 First Time Indonesia . 22 Merak . 88 Batu . 191 What’s New . 24 Carita . 88 South-Coast Beaches . 192 Labuan . 89 If You Like . 25 Blitar . 193 Ujung Kulon Month by Month . 27 National Park . 89 Panataran . 193 Pacitan . 194 Itineraries . 30 Bogor . 91 Around Bogor . 95 Watu Karang . 195 Outdoor Adventures . 36 Cimaja . 96 Probolinggo . 195 Travel with Children . 52 Cibodas . 97 Gunung Bromo & Bromo-Tengger-Semeru Regions at a Glance . 55 Gede Pangrango National Park . 197 National Park . 97 Bondowoso . 201 Cianjur . 98 Ijen Plateau . 201 Bandung . 99 VANY BRANDS/SHUTTERSTOCK © BRANDS/SHUTTERSTOCK VANY Kalibaru . 204 North of Bandung . 105 Jember . 205 Ciwidey & Around . 105 Meru Betiri Bandung to National Park . 205 Pangandaran . 107 Alas Purwo Pangandaran . 108 National Park . 206 Around Pangandaran . 113 Banyuwangi . 209 Central Java . 115 Baluran National Park . 210 Wonosobo . 117 Dieng Plateau . 118 BALI . 212 Borobudur . 120 BARONG DANCE (P275), Kuta & Southwest BALI Yogyakarta . 124 Beaches . 222 South Coast . 142 Kuta & Legian . 222 Kaliurang & Kaliadem . 144 Seminyak . -
Pesantren) in Indonesia
Examining the Socio-Economic Role of Islamic Boarding Schools (Pesantren) in Indonesia M. Falikul Isbah A thesis in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences UNSW Canberra June 2016 THE UNIVERSITY OF NEW SOUTH WALES Thesis/Dissertation Sheet Surname or Family name: lsbah First name: M. Falikul Other name/s: Abbreviation for degree as given In the University calendar: PhD School: School of Humanities and Social Science Faculty: University College Title: Examining the Socio-Economic Role of lslM'lic Boarding School (Pasantren) In Indonesia Abstract 350 words maximum: This thesis examines the role of Indonesian Islamjc boarding schools' <.pesanlrm) engagement in the socio-economic issues of their communities. In undertaking such initiatives, pe.rantrtn are moving beyond their core business of Islamic education and propagation. This thesis shows that these pesantrm have made significant contributions to the prosperity and welfare of their neighbouring communities. By discussing case studies of four pesontren, this thesis will analyse the ways pesantrtn have engaged with their communities. It will also examine local contexts and factors that have shaped the form of their engagement, further impact on their standing as educational and da'wah institutions, and their relationships with government and non-government organisations which offer support and partnership. This thesis also highlights why there are pesantrtn which have undertaken significant engagement activities with their neighbouring communities, while others have not. This study is placed within the growing scholarly interest in analysing Islamic organisations as non-state actors in the provision of welfare services and as development agencies at grass roots level in contemporary Indonesia. -
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi setiap negara melakukan pembangunan di segala bidang dalam upaya untuk memberi kesejahteraan bagi masyarakatnya, hal tersebut tertuang dalam Alenia 4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi sebagai berikut “Untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Dalam Undang-Undang Dasar Negara tersebut harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara, untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Seperti kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi, merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diharapkan akan memberi dan menjadikan masyarakat Indonesia adil serta makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi, Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. Hal tersebut terlihat pada dasawarsa terakhir yang terlihat semakin nyata dalam pembangunan yang berbasis industri serta ekonomi kreatif yang akan menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia. Kesepakatan Indonesia untuk merealisasi gagasan ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta keikutsertaan Indonesia sebagai anggota World Trade Organisation (WTO) dan Asia-Pasific Economic Coorporation (APEC), hal 157 tersebut menunjukan keseriusan pemerintah dalam mendukung sistem perekonomian yang terbuka, sehingga secara tidak langsung akan memacu masyarakat untuk lebih kreatif dan mempunyai daya saing yang tinggi di bidang karya cipta. -
Download Download
TATA KOTA SUMENEP BERBASIS TEOLOGI SEBAGAI KONSTRUKSI SOSIAL DALAM MEWUJUDKAN HARMONI Ach. Taufiqil Aziz Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya [email protected] Abstrak Artikel ini menguraikan tentang Tata Kota Sumenep yang dibangun oleh Penembahan Somala memiliki nilai- nilai teologis yang penting. Letak Kraton, Alun alun, Masjid dan Asta Tinggi merupakan perwujudan secara nyata dari pola relasi Hablum Minal Allah Hablum Minannas, Hablum Minal Alam. Dengan menggunakan teori Konstruksi Sosial Peter L Berger, dapat diketahui bahwa tata kota sumenep merupakan wujud kongkret dari wajah Masyarakat Sumenep. Meski berada di dalam Bagian dari Madura, tetapi Masyarakat Sumenep memiliki perbedaan yang cukup unik dengan kabupaten lainnya. Terutama kultur masyarakatnya yang memiliki harmoni sosial yang cukup tinggi. Sumenep sepi dari konflik sosial. Hal ini dilatari oleh masa lalunya sebagai lintasan berbagai peradaban dunia yang masuk melalui pelabuhan Kalinget. Namun demikian, tata kota sebagai simbol penting tersebut didukung oleh aktor lain yang terlibat dalam membentuk masyarakat Sumenep. Aktor tersebut dapat dilihat dari alam pikir masyarakat yang mengenal ketundukan dalam relasi Bhepa’ Bhebu’ Guruh Ratoh. Hasil kreasi dari tiga ketundukan tersebut melahirkan “tengka”, akhlak dan karakter Sumenep yang khas. Nilai harmoni tersebut dapat dilihat dalam bahasa local yang terejawantah dalam taretan dhibik, settong dhere, rampak naong beringin Korong dan jung ojung lombung. Kata kunci: tata kota, sumenep, teologi, konstruksi sosial. Ach. Taufiqil Aziz, Tata Kota Sumenep | 77 Pendahuluan Secara geografis, Sumenep berada dalam kordinat 7°1′27,3″LU 113°53′24,74″BT. Masih dalam satu kesatuan dengan Pamekasan, Sampang dan Bangkalan. Menjadi salah satu dari empat kabupaten di Pulau Madura. Secara administaratif, berada dalam wilayah Jawa Timur. -
The Dimension of Sufism on the Kiai Sholeh Darat Tahara (Cleanliness) Ritual and Its Implication to Moderation in Islam (Study O
Vol. 4, Nomor 2, Juli - Desember 2019 ISSN: 2527-8118 (p); 2527-8126 (e) LP2M IAIN Surakarta The Dimension of Sufism on the Kiai Sholeh Darat Tahara (Cleanliness) Ritual and Its Implication To Moderation in Islam (Study of The Book “Lathaif At-Thoroh Wa Asrari Al-Shalat”) Taufiq Hakim Komunitas Jagongan Naskah, Pakualaman Abstract This paper explains the Sufi dimension in rituals of purity well known as Tahara, namely when performing ablution and taking a Junub Washed. Kiai Sholeh Darat’s pegon reading is titled Lathaif at-Thoroh wa Asrari al-Shalat. The book was written at the end of the 19th century. Through careful reading, translation of weaknesses, discussing the context of the text, and actualizing it with current conditions, an understanding of Sufi explanations that integrates fiqh and Sufism in da’wah for the sake of an endeavor and a way of understanding Islam for Javanese society. Such patterns should be preserved so that Islam continues to be a religion of love and foster a moderate understanding of Islam for the community. Abstrak Makalah ini menjelaskan dimensi sufistik dalam ritual sesuci (taharah), yaitu ketika berwudu dan mandi besar melalui pembacaan naskah beraksara pegon karya Kiai Sholeh Darat berjudul Lathaif at-Thoroh wa Asrari al-Shalat. Naskah tersebut ditulis pada akhir abad ke- 19. Melalui pembacaan dengan seksama, penyuntingan dan penerjemahan, membahas konteks teks dan mengaktualisasikannya dengan kondisi saat ini, didapati penjelasan sufistik dalam ritual tersebuut yang mengintegrasikan fikih dan tasawuf. Hal itu juga bertujuan sebagai cara dakwah untuk memahami Islam yang ramah dan moderat bagi masyarakat Jawa kala itu. -
Sheikh Yusuf Al- Makassari's Wanderlust 1644-1699
Reaching Sufis on the Spice Route: Sheikh Yusuf al- Makassari's Wanderlust 1644-1699 Abd. Karim 1* , Husnul Fahimah Ilyas 2 Balai Penelitian dan Pengembangan Keagamaan Makassar 1 {[email protected] 1,[email protected] 2} Abstract , The spice shipping and trading networks not only influenced political and economic conditions but also the formation of ulama networks. Archipelago scholars who traveled to deepen their religious knowledge were also within the network structure. This article aims to reveal the wandering of a Sufi, namely Sheikh Yusuf al-Makassari 1644-1699. This means that the spice route is the main factor supporting this ulama's journey. Syekh Yusuf is known as far as South Africa, giving an indication that this cleric used the spice route as a route to reach his magic. Starting from Makassar, Banten, Aceh, India, Yemen and Mecca he made his way. The question is how the journey and how it relates to the spice route. This article will look at this phenomenon using historical methods and philological approaches. The historical method is to reveal the process of Sheikh Yusuf's odyssey and a philological approach to explore Sheikh Yusuf's knowledge through his legacy manuscripts. The finding of this article is to see the spice network as a vessel for Sheikh Yusuf to reach Sufi. by looking at the pattern of the journey of Sheikh Yusuf's knowledge to various regions. Keywords: spice route; ulama; Sufis; wandering 1 Introdution Muhammad Syekh Yusuf Al-Makassari is known as a Sufi scholar who has a very high level of scholarship. -
Researching Muslim Societies
Researching Muslim Societies Inside and Outside ZMO Researching Muslim Societies Inside and Outside ZMO Preface Ulrike Freitag ZMO Research Projects BMBF Programme 008–03 Aims and Results 8 Actors in Translocal Spaces Heike Liebau 13 Microcosms and Practices of the Local Katharina Lange 18 Concepts of World and Order Katrin Bromber Associated Research Projects 23 Transforming Memories: Cultural Production and Personal/Public Memory in Lebanon and Morocco Sonja Hegasy, Laura Menin, Norman Saadi Nikro, Makram Rabah 27 Urban Violence in the Middle East: From Empire to Nation State Claudia Schröder 3 Habitats and Habitus: Politics and Aesthetics of Religious World Making Murtala Ibrahim, Birgit Meyer, Hanna Nieber Essays by ZMO Fellows 35 Kashmir: Perceptions of Conflict from the Border Antía Mato Bouzas 44 The Arab Autumn? Samuli Schielke 53 Hybrid Mosques: Mixing Islam and “Chineseness” in Malaysia and Indonesia Wai Weng Hew 58 Grogneurs: New Media Actors in Benin (West Africa) Tilo Grätz ZMO at Work Conferences and Workshops 67 In Search of the Kingdom – Emerging Scholarship on Saudi Arabia. From the First Saudi State to the Present Nora Derbal 69 Big Dams: Investigating their Temporal and Spatial Politics in Africa, the Middle East, and Asia Jeanne Féaux de la Croix 7 Beirut and Rabat: Reflections at the Margins of Two Workshops Laura Menin 78 Rethinking Memory Studies Yasser Mehanna Lecture Series 84 Speaking, Listening, Reading, Seeing: Ways of Shaping the World through Media Kai Kresse 85 The Impossible Aesthetic: Situating Research -
Batik Indonesia Karya K.P.A. Hardjonagoro Kajian Tentang Makna Filosofis Dan Simbolis Batik Motif Kembang Bangah Sebagai Bentuk Protes Kebudayaan
Batik Indonesia karya K.P.A. Hardjonagoro kajian tentang makna filosofis dan simbolis batik motif kembang bangah sebagai bentuk protes kebudayaan Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mancapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya Seni/ Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Oleh : Fauzun Nurish Sholihah C.0901019 JURUSAN KRIYA SENI/ TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2006 BATIK INDONESIA KARYA K.P.A. HARDJONAGORO Kajian Tentang Makna Filosofis dan Simbolis Batik Motif Kembang Bangah sebagai Bentuk Protes Kebudayaan Disusun oleh FAUZUN NURISH SHOLIHAH C0901019 Telah disetujui oleh pembimbing Pembimbing Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn. NIP. 131 570 308 Mengetahui Ketua Jurusan Kriya Seni/ Tekstil Dra. Sarah Rum Handayani, M. Hum. NIP. 130 935 350 b BATIK INDONESIA KARYA K.P.A. HARDJONAGORO Kajian Tentang Makna Filosofis dan Simbolis Batik Motif Kembang Bangah sebagai Bentuk Protes Kebudayaan Disusun oleh FAUZUN NURISH SHOLIHAH C0901019 Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal Juli 2006 Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Dra. Sarah Rum Handayani, M. Hum. ……………... NIP. 130 935 350 Sekretaris Dra. Tiwi Bina Affanti ……………... NIP. 131 570 165 Penguji I Dra. Theresia Widiastuti, M. Sn. ……………... NIP. 131 570 308 Penguji II Dra. Ning Hadiati ……………… NIP. 131 754 512 Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Prof. Dr. Maryono Dwiraharjo, S. U. NIP. 130 675 167 c PERNYATAAN Nama : Fauzun Nurish Sholihah NIM : C0901019 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Batik Indonesia Karya K.P.A. Hardjonagoro Kajian Tentang Makna Filosofis dan Simbolis Batik Motif Kembang Bangah sebagai Bentuk Protes Kebudayaan adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. -
Perancangan Katalog Museum Keraton Sumenep Dengan Konsep
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 9, No. 1 (2020), 2337-3520 (2301-928X Print) F26 Perancangan Katalog Museum Keraton Sumenep dengan Konsep Budaya Lahir Melalui Sejarah Yusticia Elrachmaditha Sukarto dan Denny Indrayana Setyadi Departemen Desain Produk Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) e-mail: [email protected] Abstrak—Keraton Sumenep adalah salah satu cagar budaya yang memiliki nilai sejarah yang mendasari terbentuknya identitas budaya Sumenep. Nilai sejarah dan budaya Keraton Sumenep lebih banyak disebarkan melalui mulut ke mulut yang berdampak kepunahan sehingga perlu dilestarikan secara tertulis agar informasi dapat dijaga dan diteruskan oleh generasi berikutnya. Tujuan perancangan katalog ini merepresentasikan identitas budaya Sumenep sebagai daerah Keraton sebagai bentuk pelestarian sejarah dan budaya. Metode yang digunakann dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui depth interview pada pakar sejarah Sumenep, pihak museum, dan Disbudparpora Sumenep. Depth interview juga dilakukan dengan ahli editorial dan fotografi dari Akronim Studio. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi berkala Gambar 1. Gambar Pendopo Agung Keraton Sumenep. dan studi eksperimenntal dengan mengunjungi Keraton Sumenep untuk mendapatkan data visual dan berdiskusi dalam menyusun data konten bersama pakar sejarah. Sebagai data sekunder, dilakukan pula kajian pustaka terhadap buku yang berkaitan dengan sejarah budaya Keraton Sumenep. Konsep yang ditawarkan peneliti dalam menyusun katalog adalah “Budaya Lahir Melalui Sejarah”, berarti budaya yang ada saat ini adalah cerminan sejarah masa lampau. Hasil perancangan ini adalah buku katalog berisi 124 benda museum dengan susunan foto, ukuran, bahan, dan penejelasan tentang benda museum. Dalam katalog berisi 7 bangunan inti museum yang dijelaskan dengan pembabakan. Pembabakan dibagi menjadi 8 yaitu sejarah Keraton Sumenep, Labang Mesem, Halaman Keraton, Pendopo Agung, Mandiyoso & R.Tamu, Keraton, Kantor Koeninglijk, dan Keraton R.A.T Tirtonegoro.