ARTIKEL ILMIAH
UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL
ATHEIS KARYA ACHDIAT KARTA MIHARDJA
OLEH
RANDI ENDANG
NIM A1B113016
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018 JULI
UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL
ATHEIS KARYA ACHDIAT KARTA MIHARDJA
Oleh
Randi endang1 Nazurty2 Rustam3
Alumni Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan PBS, FKIP Universitas Jambi
Staff Pengajar Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan PBS, FKIP Universitas Jambi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan PBS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
ABSTRAK
Novel antara lain: (1) Novel sebagai salah satu hasil sastra sangat menarik untuk kita ketahuindan pelajari. (2) Di dalam novel kita akan menemukan beberapa unsure yang membentuknya. (3) Kita mengetahui bahwa setiap sastra segala unsure yang membangunnya. (4) Unsur-unsur tersebut bersatu padu sehingga menghasilkan gabungan yang yang membentuk sastra. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Metode ini berfungsi mendeskripsikan perwujudan Unsur Instrinsik Dalam Novel Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja. Menurut Sugiyono (2009:9) metode penelitian deskriftif kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme, digunakan untuk meneliti objek alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) yang mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitattif, dan hasil penelitian kualitatif kualilatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu analisis unsur intrinsik adalah novel Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif, yaitu menitik beratkan pada teks sastra yang kelak disebut strukturalisme atau intrinsik serta pendekatan yang melihat karya sastra sebagai karya yang otonom. (Abrams dalam Endaswara, 2013:6).
Kata-kata kunci: Unsur Intrinsik. Atheis PENDAHULUAN Sastra merupakan suatu
Sastra istilah yang sudah bentuk dan hasil pekerjaan seni tidak asing lagi ditelinga kita. kreatif yang objeknya adalah
Sesuatu yang dahulu kita anggap manusia dan kehidupannya, dengan sebagai sesuatu yang hanya menggunakan bahasa sebagai berhubungan dengan puisi dan prosa mediumnya, sastra yang ternyata tidak sesederhana itu. Kita menggunakan sebagai medianya harus banyak menggali dan memegang peran yang sangat dalam mempelajari lebih banyak lagi segala kehidupan manusia. Sastrawan sesuatu yang berhubungan dengan berusaha mengungkapkan perasaan sastra. Sastra tersebut dapat dan gagasannya. Melalui bahasa diibaratkan dengan samudra yang yang dimiliki makna ganda atau luas, yang memerlukan waktu sangat multitafsir. Selain itu sastra juga lama untuk dapat mengukur merupakan cetusan jiwa pengarang kedalamannya dan memanfaatkan yang berusaha untuk mencerminkan kekayaannya. Sastra adalah ciptaan kehidupan sosial masyarakat ketika yang disampaikan dengan karya itu diciptakan (Semi. 1984:8). komonikatif tentang maksud penulis Menurut Priyatni (2012: 12) untuk tujuan estetika. Karya-karya “sastra adalah pengungkapan realitas ini sering menceritakan sebuah kisah, kehidupan masyarakat secara baik dalam ketiga orang pertama, imajiner atau secara aktif”. Sering dengan plot dan melalui penggunaan kita menghindar bahwa bahasa yang berbagai perangkat sastra yang diungkapkan masyarakat memiliki terkait dengan waktu mereka. makna yang sulit untuk diartikan. Hal ini disebabkan banyaknya unsur kehidupan umat manusia. Seni sastra budaya yang bervariasi. Ditinjau dari adalah pengalaman hidup manusia segi penciptanya (pengarang dalam terutama menyangkut sosial budaya, sastra tulis dan pelipur lara dalam kesenian, dan system berpikir. Sastra sastra lisan), sastra merupakan menjadi gambaran kehidupan hasil pengalaman batin penciptanya rekaan yang sering kali sastra itu mengenai kehidupan masyarakat menghadirkan kehidupan yang dalam kurun waktu dan situasi diwarnai oleh sikap latar belakang budaya tertentu. dan keyakinan pengarang.
Sastra dilukiskan keadaan Novel sebagai sastra tulis dan kehidupan sosial suatu adalah salah satu bentuk karangan masyarakat, peristiwa-peristiwa, ide bebas yang tidak terlepas dari dan gagasan, serta nilai-nilai yang hakikat sebagai sastra diamatkan pencipta lewat tokoh- mengutamakan makna dalam tokoh cerita. Sastra mempersoalkan penceritaannya. Selain itu, novel manusia dalam berbagai juga menyampaikan pesan dan kehidupannya. Sastra berguna untuk amanat kepada pembacanya. mengenal manusia. Kebudayaan (Nurgiantoro, 2009: 4). Hal inilah serta zamannya (Zulfahnur dkk yang menjadi novel sangat terkait
1996:254). dengan kehidupannya. Seperti halnya
kehidupan seperti tingkah laku, Selain itu, sastra juga harus sikap, dan etika pergaulan yang mampu menjadi wadah penyampaian ditampilkan melalui gaya bahasa ide-ide yang diciptakan dan yang disampaikan oleh pengarang. dirasakan oleh sastrawan tentang Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan, sosial politik, sastra merupakan sebuah struktur keagamaan dan tata nilai yang dianut yang tidak statis, melahirkan produk masyarakat dari proses sejarah yang terus Berdasarkan dari landasan berlangsung dan dhayati oleh tersebut, peneliti diberikan judul masyarakat (Goldam dalam faruk, oleh seseorang dosen penguji Unsur 1994: 12). Intrinsik dalam Novel Atheis
Sastra lahir karena dorongan Karya Achdiat Karta Mihardja. keinginan dasar manusia untuk KAJIAN PUSTAKA mengungkapkan diri, apa yang telah Semi (1984: 24) dalam istilah novel dijalani dalam kehidupan dengan tercakup pengertian ramuan, sebab mengungkapkan lewat bahasa. Semi roman hanyalah istilah novel untuk (1984: 27) unsur-unsur pembangun zaman sebelum perang dunia kedua dapat dikelompokan menjadi dua di Indonesia. Diantara para ahli yaitu unsur intrinsik dan unsur sastra kita memang ada yang ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi membedakan antara novel dan penokohan dan perwatakan, tema, roman, dengan mengatakan bahwa amanat, alur (plot), latar, tokoh dan novel mengungkapkan suatu penokohan, pusat pengisahan dan konsentrasi kehidupan pada suatu gaya bahasa. Unsur ekstrinsik adalah saat yang tegang dan pemusatan segala macam unsur yang berada kehidupan yang tegas, sedang roman diluar suatu karya sastra yang ikut dikatakan sebagai menggambarkan mempengaruhi suatu karya tersebut, kisah kehidupan yang lebih luas yang misalnya factor sosial, ekonomi, biasanya melukiskan peristiwa dari masa anak-anak sampai dewasa dan yang disekelilingnya, dengan meninggal dunia. menonjolkan watak atau sifat dari
setiap pelaku. Novel didefinisikan Suddjiman (1998:53) mengatakan sebagai suatu cerita prosa yang fiktif bahwa novel adalah prosa rekaan dalam panjang tertentu, yang yang menyuguhkan tokoh dan melukiskan para tokoh, gerak serta menampilkan serangkaian peristiwa adegan kehidupan yang nyata serta latar secara tersusun. Novel Tarigan (Sapuroh, 2004:10). sebagai karya imajinatif mengungkapkan aspek-aspek Menurut Kokasih (2012: 60) kemanusiaan yang mendalam dan novel berasal dari bahasa italia menyajikan secara halus. Novel tidak Novella yang berarti sebuah barang hanya sebagai alat hiburan, tetapi baru yang kecil. Kemudian kata itu juga sebagai bentuk seni yang diartikan sebagai sebuah karya sastra mempelajari dan meneliti segi-segi dalam bentuk prosa. Novel bukan kehidupan dan nilai-nilai baik buruk hanya karya sastra, tetapi novel juga
(moral) dalam kehidupan ini merupakan karya imajinatif yang mengarahkan pada pembaca tentang mengisahkan sisi utuh atas budi pekerti yang luhur. problematik kehidupan seseorang
atau beberapa orang tokoh. Novel termasuk bagian dari prosa, salah satu genre sastra yang berbeda Menurut Zulfanhur (1997:67) dengan puisi. Novel mempunyai menyatakan bahwa novel adalah pengertian sebagai suatu karangan cerita fiksi yang melakukan peristiwa prosa yang panjang, mengandung yang luar biasa dari kehidupan tokoh rangkaian cerita kehidupan seseorang cerita, dan peristiwa tersebut telah menimbulkan krisis/pergolakan batin mana peneliti sebagai instrument yang mengubah nasibnya. Novel kunci, pengambilan sampel sumber sebagai sebuah karya fiksi data dilakukan secara purposive dan menawarkan sebuah dunia, dunia snowball, teknik pengumpulan data yang berisi model kehidupan yang dengan triangulasi (gabungan), diidealkan, dunia imajinatif, yang analisis data bersifat dibangun melalui unsur intrinsik induktif/kualitatif, dan hasil seperti, plot, tokoh dan penokohan, penelitian kualitatif lebih menekan latar, dan sudut pandang makna dari pada generalisasi.
(Nurgiantoro, 2009: 4). Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
METODE PENELITIAN analisis unsur intrinsik adalah novel
Atheis Karya Achdiat Karta Metode dan pendekatan Mihardja, maka pendekatan yang penelitian.Penelitian ini digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode deskriftif pendekatan objektif. Pendekatan kualitatif. Metode ini berfungsi objektif, yaitu menitik beratkan pada mendeskripsikan perwujudan Unsur teks sastra yang kelak disebut Intrinsik dalam Novel Atheis Karya strukturalisme atau intrinsik serta Achdiat Karta Mihardja . Menurut pendekatan yang melihat karya sastra Sugiyono (2009: 9) metode sebagai karya yang otonom. (Abrams penelitian deskriftif kualitatif adalah dalam endaswara, 2013: 6) metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme, digunakan untuk meneliti objek yang alamiah,
(sebagai lawannya eksperimen) yang DATA DAN SUMBER DATA HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini adalah novel Atheis yang di dalamnya Hasil penelitian dan pembahasan terdapat bentuk penggunaan unsur keduanya tidak dipisahkan, artinya intrinsik. Sedangkan sumber data hasil penelitian data pembahasan ini dalam penelitian ini adalah novel disatukan dalam pemaparan secara
Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja berturut-turut dalam uraian disajikan yang diterbitkan oleh Balai Pustaka berdasarkan tingkatan unsur intrinsik
No. ISBN 9794071854 di terbitkan yaitu (1) Penokohan dan Perwatakan, di kota Jakarta, dan saya (2) Tema, (3) Amanat, (4) Alur menggunakan cetakan ke 33, jenis (plot), (5) Latar, (6) Tokoh dan cover soft cover, kategori fiksi, dan Penokohan, (7) Pusat Pengisahan dan teks bahasa Indonesia. (8) Gaya Bahasa.
TEKNIK PENGUMPULAN HASIL PENELITIAN
DATA Dalam bab ini dideskripsikan unsur-
Teknik pengumpulan data yang unsur intrinsik novel Atheis Karya digunakan dalam penelitian ini Achdiat Karta Mihardja. Penelitian adalah teknik penelitian kepustakaan ini termasuk kedalam jenis penelitian atau studi pustaka yang bertujuan deskriftif kualitatif. Oleh karena itu untuk mendapatkan bahan-bahan hasil penelitian dan pembahasan yang relevan, kemudian bahan tidak dipisahkan atau dengan kata tersebut digunakan sebagai acuan lain dipaparkan dalam satu kesatuan. dan untuk mempermudah penelitian. Seluruh unsur intrinsik dalam novel Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja a) Tema tersaji sebagai hasil penelitian Tema merupakan suatu berdasarkan rumusan masalah dan gagasan yang menjalin tujuan penelitian. struktur isi cerita. Tema
sebuah cerita menyangkut Unsur intrinsik yang terdapat semua persoalan, baik itu dalam novel Atheis Karya Achdiat masalah kemanusiaan, Karta Mihardja berkaitan erat antara kekuasaan, kasih sayang, unsur satu dengan unsur lain. Unsur kecemburuan dan sebagainya. yang ditemukan dapat membangun Tema dalam Novel Atheis cerita, sehingga menjadi sebuah Karya Achdiat Karta karya yang utuh.Dalam paparan Mihardja adalah tentang berikut akan dikemukakan unsur “Persoalan Manusia dan intrinsik dalam novel Atheis Karya Tuhan” merupakan tema Achdiat Karta Mihardja. yang cocok dalam novel ini. Berdasarkan hasil penelitian dan Tema tersebut terlihat dari pembahasan. Unsur-unsur intrinsik dialog antara Rusli dan Hasan yang terdapat dalam novel Atheis dalam kutipan berikut ini Karya Achdiat Karta Mihardja “Agama adalah bikinan bersinerji atau berkaitan erat antara manusia. Akibat dari sesuatu unsur satu dengan unsur yang lain. keadaan masyarakat dan susunan Unsur-unsur yang ditemukan dapat ekonomi pada sesuatu zaman yang membangun cerita, sehingga menjadi tidak sempurna. Dari mulai ada sebuah karya yang utuh. Unsur-unsur intrinsik tersebut meliputi: manusia itu sudah haru berhadapan lawan jenis tetapi untuk Allah dengan alam” juga”
“Ayah dan Ibuku tergolong b) Amanat orang yang shaleh dan alim. Amanat adalah unsur Sudah sedari kecil jalan pendidikan, terutama hidupnya di tempuh tasbih pendidikan moral, yang ingin dan mukenah. Iman islamnya disampaikan oleh penggarang sangat tebal” kepada pembaca lewat karya c) Alur (Plot) sastra yang di tulisnya. Alur merupakan jalan cerita Amanat yang terdapat dalam atau kerangka dari awal novel Atheis Karya Achdiat hingga akhir merupakan Karta Mihardja di antaranya. jalinan konflik antara dua “Turutilah perintah Ayah dan tokoh yang berlawanan. Alur Ibumu, rajinlah sembahyang dalam Novel Atheis Karya dan mengaji, jangan suka Achdiat Karta Mihardja menyiksa hewan dan tergolong alur dalam bentuk mengupat orang lain. alur campuran. Alur Sembahyanglah seperti kau campuran adalah alur yang akan mati esok. Tetaplah dimulai dari awal/masa setia pada pendirianmu. sekarang, masa lalu, kembali Jangan sampai cinta ke masa sekarang, kemudian membuatmu lupa akan masa depan. Alur campuran akhirat. Alangkah baiknya, telihat dalam kutipan berikut. cinta bukan hanya untuk “Hasan telah meninggal suasana. Pertama latar
dunia. Beberapa bulan yang tempatnya adalah Kantor
lalu. Ini San, untuk Kenpetai tergambar pada
sembahyang kata Ayah kutipan berikut.
sambil memberikan barang “Sempoyongan Kartini keluar
pakaian itu. Sambil dari sebuah kamar Kantor
menyembah kuterima barang Kenpetai”
itu segera kupakai dengan Kedua latar tempat di dalam
sangat riangnya” Novel Atheis Karya Achdiat d) Latar Karta Mihardja yaitu gedung
Latar adalah tempat tergambar pada kutipan
terjadinya yang diceritakan berikut.
dalam sebuah novel. Latar “Matanya kabur terpancang
mendukung dan menguatkan dalam muka pucat. Selopnya
tindakan tokoh-tokoh cerita. terseret-seret di atas lantai
Latar memberikan pijakan Gedung yang seram itu”
cerita dan kesan realitas Ketiga latar tempat di dalam
kepada pembaca untuk Novel Atheis Karya Achdiat
menciptakan suasana tertentu Karta Mihardja di Rumah
yang seolah-olah sungguh telihat dalam kutipan berikut.
adan dan terjadi. Latar dalam “Ketika itu perkenalanku
Novel Atheis Karya Achdiat dengan seorang laki-laki,
Karta Mihardja yaitu latar pada suatu sore ia datang ke
tempat, latar waktu, dan latar Rumahku” e) Tokoh dan Penokohan aku masih kecil, baru kira-
Tokoh dan Penokohan yang kira enam tahun. Dan tentu
terdapat dalam novel Atheis saja aku tidak mengerti apa-
Karya Achdiat Karta apa tentang percakapan ayah
Mihardja, ada beberapa yaitu: dan haji dahlan. Betapa
Hasan, Kartini, Anwar, Rusli, mungkin dan kalau sekarang
Raden Wir adikarta, Ibu aku seolah-olah mengulangi
Hasan, Kiyai Mahmud, Haji lagi uaraian haji dahlan”.
Dahlan, Fatimah, Bung Parta, Dari kutipan tersebut dapat
Bibi Hasan, Minah, Mimi, dilihat bahwa si aku
Ibu Kartini, Pak Artasan dan bertindak sebagai pencerita
Pak Ahim. yang menceritakan f) Pusat Pengisahan pengalaman hidupnya.
Pusat pengisahan yang g) Gaya Bahasa
terdapat dalam novel Atheis Ditinjau dari bahasa itu
Karya Achdiat Karta sendiri Gaya Bahasa yang
Mihardja adalah persona dipakai dalam Novel Atheis
pertama si Aku. Si aku hanya Karya Achdiat Karta
bertindak sebagai pencerita. Mihardja ada beberapa Gaya
Hal ini tampak dalam kutipan Bahasa. Gaya Bahasa
sebagai berikut tersebut dibatasi oleh penulis
“aku masih ingat, betapa a. Gaya Bahasa Hiperbola
asyiknya ayah Gaya Bahasa Hiperbola
mendengarkan. Ketika itu adalah gaya bahasa yang mengandung suatu c. “Serasa kiamat sudah
pernyataan yang bagiku. Ketika
berlebihan. Dengan perkawinan kekasihku itu
membesarkan suatu hal. dilangsungkan. Sejak itu
Gaya Bahasa Hiperbola lamalah aku merasa
dapat dilihat dalam diriku laksana mobil yang
kutipan berikut “O, jadi maju tak bersupir. Tiada
belum kawin, pikirku pengangan bagiku.
sedikit gembira. Tapi Bagiku harapan untuk
segeralah aku bertanya hidup bahagia di dunia
lagi. Memang ia belum fana ini. Berbulan-bulan
menikah, ternyata masih aku terhuyung-huyung
bujang juga? Kami duduk seperti mendukung beban
kembali ke tempat tadi yang berat. Bahkan aku
serambi muka. Yang tadi hampir hendak jatuh sakit
bersama-sama. lagi”. b. Gaya Bahasa Klimaks DAFTAR PUSTAKA Pengurutan kata yang Aminuddin, 2004.Pengantar maknanya makin meluas, Apresiasi Karya Sastra. Malang: meninggi, atau makin Sinar Baru Algesindo membesar. Gaya Bahasa
Klimaks dapat dilihat Aminuddin. 1984. Pengantar
dalam kutipan berikut Memahami Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Malang, FPBS IKIP Kokasih, Engkos. 2006. Kompetensi
Malang Kebahasaan dan Kesusteraan.
Bandung: Yrama Widya Aminuddin, 1987. Pengantar
Apresiasi Sastra. IKIP Malang Kokasih, Engkos. 2008. Sastra
melayu klasik dan mantra-mantra Endaswara, S. 2013. Metode hingga ajaran syiah. Jakarta: Nobel Penelitian Sastra
Meleong, L. (2002). Metodologi Fananie, 2000. Telaah Sastra. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Surakarta: Muhamadya University remaja Rosadakarya Preess
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mada University Press Keraf, G. 2009. Diksi dan Gaya Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gajah Pustaka Utama Mada University Press Kokasih, E. 2012. Dasar-Dasar Priyatni, Et.2012. Membaca sastra Keterampilan Bersastra, dengan ancanganliterasi Kokasih, Engkos. 2012. Dasar-dasar kritis:Jakarta:Bumi Aksara keterampilan bersastra. Bandung: Ratna, N.K.2006. Teori, Metode dan CV. Yrama Widya Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono.2009. Metode Penelitian