Riwayat Hidup Selasih

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Riwayat Hidup Selasih BIOGRAFI SELASIH DAN KARYANYA ; • ti'isnj »•• r.ijif; pERi^USTAKAAN oiOAt^ BAHASA Guru kejam guru garang Guru pelajaran tidak berarti Bahasa Indonesia dan Sejarah Dapat tiga akan naik juga Tapi berkesan di hati kalian Tidak dua orang atau tiga Tapi hampir seluruhnya Kalian patuhi, kalian cintai Dari masa sekolah sampai sekarang Anakku, tak ada syukur Tak ada ham Memijak tali hati Rangkaian kalau Seperti kini bunda rasai Semua yang terpendam selama ini Kalian pendam di hati sendiri Kini nyata pada semua Ibumu yang disangka tersia-sia Gum seperti bengkel sepeda Kalian cinta kalian puja Allah tak kan lupa Membalas jasa semua hambanya Pekanbam, 4 Juli 1984 Ibumu Sariamin (Selasih) Singgalangy TahunilS, Nomor 3287 Senin, 7 Juli 1986, him. 6 kolom 8-9 Biogrqfi Selasih dan Karyanya 79 TIDAK 0IPER0A6AN6KAN UNTUK UMUM Selasih UNTUK TABRANI RAB PEl^USTAKAAN Anakku Tab BADAU BAHASA Tak kusangka DEPABTEMEN PENDIOIKAN NASJONAL Tak kukira Anakku si nakal Sirambut gondrong Si tukang sanggah Si tukang turang Menjadi bulan-bulanan BIOGRAFI fi dalam kelasnya Bergelar si tolol SELASIH DAN KARYANYA -Kan mencintaiku Sepenuh hati Dengan selunih jiwa Erlis Nur Mujiningsih Banyak sudah bhaktimu Dan selunih temanmu Semua bekas muridku Yang juga mencintaiku Dengan cinta Cinta suci penuh arti Berapa besarnya Dan cara bagaimana Yang tahu hanya Yang Maha Esa Sekarang kau bentangkan Kau beri cahaya terang Cahaya benderang gilang gemilang Supaya tahu semua orang 00049214 Bahwa ibumu Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1995 Lampiran 78 ISBN 979-459-486-5 Terima kasih pada saudara Yang telah berseru memanggil beta ; Penyunting Naskah Berkat ilahi Tuhan yang satu Farida Dahlan Sampai ke tempat yang kita tuju. Diharap berhasil segala usaha Pewajah Kulit Sepakat, sekumpul segala pujangga Agnes Santi Seikat, serumpun, sebagai serai Tidaklah lagi bercerai-berai. Hak Cipta Dilindxmgi Undang-Undang. Terbela bangsa, berseri bahasa S^bagian atau seluruh isi buku iiii dilarang diperbanyak Dapatlah segala yang dicita-cita dalam bentuk apa pun tanpa izin dari penerbit, Hilanglah gelap timbul cahaya kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan Berbahagia seluruh Indonesia. penulisan artikel atau karangan ilmiaii. PB, No. 1, Juli 1933 Th. 1 Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pusat Drs. S.R.H. Sitanggang, M.A.(Pemimpin) Drs. Djamari (Sekretaris), A. Rachman Idris (Bendaharawan) Dede Supriadi, Rifinan, Hartatik, dan Yusna (Staf) Katalog Dalam Terbitan(KDT) PB 928.992 21 MUJ Mujiningsih, Erlis Nur b Biografi Selasih dan karyanya/Erlis Nur Mujiningsih.—Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995, xi, 79 him. bibl.; 21 cm. Bibl.: 55-57 ISBN 979-459^86-5 1. Judul 1. Biografi-2. Selasih# na IV Biografi Selasih dan Karyanya 11 SELEGURI UCAPAN TERIMA KASIH Beta seorang budak yang kecil Tinggal di dusun, tempat terpencil KATA PENGANTAR Belum pandai berjalan s(e) orang KEPALA PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA Sayap tak ada penyongsong sawang. Termenung beta di tepei jaian Masalah bahasa dan sastra di Indonesia berkenaan dengan tiga Di rimba raya, di tempat sunyi, masalah pokok, yaitu masalah bahasa nasionai, bahasa daerah, dan Hidup tak pernah dapat pimpinan bahasa asing. Ketiga masalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh- Lorong yang mana 'kan dituruti. sungguh dan berencana dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Pembinaan bahasa ditujukan pada peningkatan mutu Terkenang nasib, sadarkan untung, pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan pengembangan bahasa Di seloka dunia terkatung-katung ditujukan pada pemenuhan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana Jalan tak tamapak, badan tak kuat komunikasi nasionai dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek Tak tentu apa akan dibuat. kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Terdengar suara, jauh di sana Upaya pencapaian tujuan itu, antara lain, dilakukan melalui Di tempat dewa bercengkerama penelitian bahasa dan sastra dalam berbagai aspek, balk aspek bahasa "Mari dik kandung tumtkan beta. Indonesia, bahasa daerah maupun bahasa asing. Adapim pembinaan bahasa dilakukan melalui penyuluhan tentang pengguhaan bahasa Beta berjalan menuju cahaya." Indonesia yang baik dan beqar dalam masyarakat serta penyebarluasan berbagai buku pedoman dan basil penelitian. Hal ini berarti bahwa tegap, teguh saudara beta berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha pengembangan bahasa Panjang langkah, cepat jalannya dilakukan di bawah koordinasi proyek yang tugas utamanya ialah melaksanakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, Cukup senjata, banyak pengiring termasuk menerbitkan hasil penelitiannya. Takut beta akan seiring. Sejak tahun 1974 penelitian bahasa dan sastra, baik Indonesia, Panggilan sangat menarik hati, daerah maupun asing ditangani oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Memberi kekuatan, menerbitkan berani, Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang kucari jalan di kelam kabut, berkedudukan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pada Berjanji beta akan menurut. tahun 1976 penanganan penelitian bahasa dan sastra telah diperluas ke 76 Lampiran Biografi Selasih dan Karyanya sepuluh Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang berkedudukan di (1) Daerah Istimewa Aceh, (2) Sumatera Barat, (3) Sumatera Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah SIAPA MENVANGKA Istimewa Yogyakarta, (6) Jawa Timur, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Utara, (9) Sulawesi Selatan, dan (10) Bali. Pada tahun 1979 penanganan penelitian bahasa dan sastra diperluas lagi dengan dua Sedang bergurau gelak tertawa, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di(11) Sumatera Pikiran ku.sut sukma menangis? Utara dan (12) Kalimantan Barat, dan tahun 1980 diperluas ke tiga Sedang berkata nnika bercaya propinsi, yaitu (13) Riau,(14) Sulawesi Tengah, dan (15) Maluku. Tiga Hati dan jantung bagai diiris. tahun kemudian (1983), penanganan penelitian bahasa dan sastra diperluas lagi ke lima Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang Sedang bersuka bercengkerama berkedudukan di (16) Lampung, (17) Jawa Tengah, (18) Kalimantan Pikiran Itinibang hati terharu Tengah, (19) Nusa Tenggara Timur, dan (20) Irian Jaya. Dengan Sedang berdandan tanda bahagia demikian, ada 21 proyek penelitian bahasa dan sastra, termasuk proyek Dada berdebar hati pun pilu??? penelitian yang berkedudukan di DKI Jakarta. Tahun 1990/1991 pengelolaan proyek ini hanya terdapat di (1) DKI Jakarta,(2) Sumatera PB, No. 10, Th. IV, April 1937 Barat, (3) Daerah Istimewa Yogyakarta,(4) Sulawesi Selatan,(5) Bali, dan (6) Kalimantan Selatan. Pada tahun anggaran 1992/1993 nama Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah diganti dengan Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Pada tahun anggaran 1994/1995 nama proyek itu diganti lagi menjadi Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Buku Biogrqfi Selasih dan Karyanya ini merupakan hasil penelitian mandiri Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa tahun 1993/1994. Untuk itu, kami ingin menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada penulisnya, Dra. Erlis Nur Mujiningsih, staf Bidang Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Penghargaan dan ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para pengelola Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pusat Tahun 1994/1995, yaitu Drs. S.R.H. Sitanggang, M.A. (Pemimpin Proyek), Drs. Djamari (Sekretaris Proyek), Sdr. A. Rachman Idris (Bendaharawan Proyek), Sdr. Dede Supriadi, Sdr. Rifinan^ Sdr. Hartatik, serta Sdr. Yusna (Staf Proyek) yang telah mengelola VI Kata Pengcmtar Biogr^ Selasih dan Karyanya 75 Di hari raya tahun dahulu, penerbitan buku ini. Pernyataan terima kasih Juga kami sampaikan Tuan duduk di hadapan ibu. kepada Dra. Farida Dahlan selaku penyunting naskah ini. Bunda seialu dengar-dengaran, Sebagai mendengar suara tuan; Jakarta, Desember 1994 Dr. Hasan Alwi Perangai menjadi bayangan mata, Penginggalan seakan racun yang bisa Anakku, tak tertahan tak terderita, TErsekang nasi dalam rangkungan; Terbang semangat letih anggota, Bila bunda teringatkan tuan. Ke rimba mana bunda berjalan, Lautan mana kan bunda anmg; Agar bertemu anakku tuan, Supaya terhibur hati yang murung. Anakku, kekasih ibu, Buah hati junjungan ulu; Lengang rasanya kampug negara, Sunyi senyap di hari raya, Bunda sebagai Mdup sendiri, Selama tuan taka ada lagi. Tidak berguna sawah dan bendar, Emas intan tidak berharga; Rumah besar rasa terbakar, Untuk siapa kekuatan bunda. Aduh kekasih, aduh nak sayang, Dimana tuan terbaring seorang; Bawalah ibu sdama berjalan, Mengapa bunda tuan. tinggalkan?*) PB, No. 1, Th. V, Juli 1937 *) Dari: Panji Pustaka Biografi SeUveih dan Karyanya 74 Lampiran Vll Seleguri RATAP roU UCAPAN TERIMA KASIH Anakku tuan remaja putri, Buah hati cahaya mata; Hari raya sebesar ini, Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas atau Mengapa tuan tak bangun jua. yang diberikan-Nya sehingga selesai sudah tugas penelitian rutin 1993/1994 pada Bidang Sastra, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bangun tuan, bangun nak kandung, Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil penelitian Bangun nak sayang, muda rupawan; Biografi Selasih dan Karyanya ini diharapkan bermanfaat bagi Sampai hati anankku tuan, masy^akat luas. Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada Membiarkan bunda duduk berkabung. 1. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa beserta staf yang Lihatlah nasi telah terhidang, telah menyediakan segala fasilitas dan kesempatan penelitian;
Recommended publications
  • Dari Kartini Hingga Ayu Utami: Memposisikan Penulis Perempuan Dalam Sejarah Sastra Indonesia
    1 DARI KARTINI HINGGA AYU UTAMI: MEMPOSISIKAN PENULIS PEREMPUAN DALAM SEJARAH SASTRA INDONESIA Oleh Nurhadi Abstract There is an interesting phenomenon in the end of 20-th century and in the beginning of 21-th century in Indonesian literature history. That’s phenomenon are so many women writer whose productive in writing poetry or fiction. Is this a suddenly phenomenon? There is a series moment that couldn’t ignored, because there were some women writers in the beginning of Indonesian literary history, especially in 1920- ies, a milestone in modern Indonesian literary history. The modern Indonesian literary history itself is impact of acculturation by western culture. This acculturation appears in Kartini herself, a woman writer who never mention in history about her literature activity. Limitation to women writers in the past often interrelated by the edge of their role, for example, they were: never categorized as qualified literature writer, or as a popular writer, or just a peripheral writer, not as a prominent writer in their generation of writer. Is installation of Ayu Utami as a pioneer in novel genre in Indonesian 2000 Generation of Literature as one strategy of contrary to what happen recently? Apparently, the emergent of women writers weren’t automatically had relation by feminism movement. The writer who had struggle for Kartini’s history is Pramoedya Ananta Toer, a man writer. Key words: women writers, feminism, Indonesia literary history, the role of historical writing. A. PENDAHULUAN Memasuki tahun 2000 terjadi fenomena menarik dalam sejarah sastra Indonesia, khususnya ditinjau dari feminisme. Ayu Utami menerbitkan novel Saman pada 1998.
    [Show full text]
  • Periodisasi Sastra Indonesia
    PERIODISASI SASTRA INDONESIA 1. Zaman Peralihan Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban. Ciri-ciri : a. individualis dan tidak anonym lagi b. progresif, tetapi masih tradisional dal;am bentuk dan bahasanya c. menulis apa yang dilihat dan dirasakan d. sudah mulai masyarakat sentris e. temanya tentang kisah perjalanan, biografi, adat- istiadat, dan didaktis Hasil karya sastra pada zaman ini antara lain: . Kisah Abdullah ke Malaka Utara . Perjalanan Abdullah ke Kelantan dan Tenggano . dan Hikayat Abdullah . Hikayat Puspa Wiraja . Hikayat Parang Punting . Hikayat Langlang Buana . Hikayat Si Miskin . Hikayat Berma Syahdan . Hikayat Indera Putera . Hikayat Syah Kobat . Hikayat Koraisy Mengindera . Hikayat Indera Bangsawan . Hikayat Jaya Langkara . Hikayat Nakhoda Muda . Hikayat Ahmad Muhammad . Hikayat Syah Mardan . Hikayat Isma Yatim . Hikayat Puspa Wiraja . ANGKATAN BALAI PUSTAKA Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Bali Pustaka”. Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, hikayat, dan kazhanah sastra di Indonesia pada masa ini Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang tidak menyoroti pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam 3 bahasa yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, dan dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
    [Show full text]
  • Novel ATHEIS-Dewikz
    Tiraikasih website http://kangzusi.com/ Karya : Achdijat Karta Mihardja Atheis Sumber DJVU : BBSC Ebook oleh : Dewi KZ Tiraikasih website http://kangzusi.com/ http://kang-zusi.info/ http://dewikz.byethost22.com/ http://ebook-dewikz.com/ http://tiraikasih.co.cc/ http://cerita-silat.co.cc/ Tiraikasih website http://kangzusi.com/ Riwayat Hidup Achdiat Karta MIhardja lahir di Cibatu, Garut, 6 Maret 1911. Tahun 1932 tamat dari Algemene Middelbare School "bagian Al di Solo. Ia juga mempelajari mistik (tarikat) aliran Kadariyah Naksabandiah dari Kiyai Abdullah Mubarak yang terkenal juga dengan nama Ajengan Gedebag. Kecuali itu belajar filsafat pada pater Dr. Jacobs S.J., dosen pada Universitas Indonesia, dalam Filsafat Thomisme. Tahun 1943 ia menjadi anggota redaksi Bintang Timur merangkap redaktur mingguan Peninjauan (bersama Sanusi Pane, Armin Pane, PF Dahler, Dr. Amir dan Dr. Ratulangi). Tahun 1937 pembantu harian Indie Bode dan Mingguan Tijdbeeld dan Zaterdag, juga sebentar bekerja di Aneta. Tahun 1938 jadi pimpinan redaksi tengah-bulanan Penuntun Kemajuan. Tahun 1941 jadi redaksi Balai Pustaka, sejak saat itu tumbuh minatnya kepada kesusastraan. Tahun 1943 menjadi redaksi dan penyalin di kantor pekabaran radio, Jakarta. Tahun 1946 jadi pimpinan umum mingguan Gelombang Zaman dan setengah mingguan berbahasa Sunda Kemajuan Rakyat. Tahun 1948 kembali jadi redaksi di Balai Pustaka. Pada tahun 1949 terbitlah roman Atheis-nya ini. Tahun 1951 bersama-sama Sutan Takdir Alisjahbana dan Dr. Ir. Sam Udin mewakili PEN Club Indonesia menghadiri Konperensi PEN Club International di Lausanne, Switserland. Saat itu ia juga mengunjungi Negeri Belanda, Inggris, Prancis, Jerman Barat, dan Roma. Tahun 1952 berkunjung ke Amerika dan Eropa Barat dengan tugas dari Dep.
    [Show full text]
  • Abstrak-Feminist-Voice-In-The-Works
    Journal of International Women's Studies Volume 19 | Issue 2 Article 15 Jan-2018 Feminist Voice in the Works of Indonesian Early Woman Writers: Reading Novels and Short Stories by Suwarsih Djojopuspito Aquarini Priyatna Follow this and additional works at: http://vc.bridgew.edu/jiws Part of the Women's Studies Commons Recommended Citation Priyatna, Aquarini (2018). Feminist Voice in the Works of Indonesian Early Woman Writers: Reading Novels and Short Stories by Suwarsih Djojopuspito. Journal of International Women's Studies, 19(2), 230-243. Available at: http://vc.bridgew.edu/jiws/vol19/iss2/15 This item is available as part of Virtual Commons, the open-access institutional repository of Bridgewater State University, Bridgewater, Massachusetts. This journal and its contents may be used for research, teaching and private study purposes. Any substantial or systematic reproduction, re-distribution, re-selling, loan or sub-licensing, systematic supply or distribution in any form to anyone is expressly forbidden. ©2018 Journal of International Women’s Studies. Feminist Voice in the Works of Indonesian Early Woman Writers: Reading Novels and Short Stories by Suwarsih Djojopuspito1 By Aquarini Priyatna2 Abstract Suwarsih Djojopuspito is among the most important early Indonesian women/feminist writers. This research intends to emphasize her rightful position among the first Indonesian feminist writers. Focusing on her very important novel Manusia Bebas (published originally in Dutch as Buiten het Gareel in 1940)3, one collection of short stories, Empat Serangkai (1954), and a novel written in Sundanese, Marjanah (1959), I argue that feminist spirits and ideas actually have existed and been elaborated in works by women writers in the era prior to the Indonesian New Order (1966-1998) as exemplified by Suwarsih’s works.
    [Show full text]
  • Perbandingan Gaya Bahasa Dalam Novel Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja Dan Novel Telegram Karya Putu Wijaya: Tinjauan Stilistika
    1 PERBANDINGAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT KARTA MIHARDJA DAN NOVEL TELEGRAM KARYA PUTU WIJAYA: TINJAUAN STILISTIKA TESIS Disusun oleh A. ARYANA P1200215002 PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 2 PERBANDINGAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT KARTA MIHARDJA DAN NOVEL TELEGRAM KARYA PUTU WIJAYA: TINJAUAN STILISTIKA TESIS Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister Pada Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Program Studi Bahasa Indonesia Disusun dan diajukan oleh A. ARYANA P1200215002 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 3 PERBANDINGAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT KARTA MIHARDJA DAN NOVEL TELEGRAM KARYA PUTU WIJAYA: TINJAUAN STILISTIKA THE COMPARISON OF LANGUAGE STYLE IN NOVEL ATHEIS BY ACHDIAT KARTA MIHARDJA AND NOVEL TELEGRAM BY PUTU WIJAYA: A STYLISTIC APPROACH TESIS A. ARYANA P1200215002 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 4 5 PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : A. Aryana Nomor Pokok : P1200215002 Program Studi : Bahasa Indonesia Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini merupakan hasil karya sendiri, bukan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Makassar, 4 Januari 2018 Yang menyatakan, A. Aryana 6 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Akhirnya tesis ini dapat dirampungkan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memeroleh gelar Magister Humaniora (M.Hum.) pada Program Studi Bahasa Indonesia, Pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin.
    [Show full text]
  • Melahirkan Sastra Indonesia …………
    POTRET SASTRA INDONESIA Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) POTRET SASTRA INDONESIA Penulis : Drs. Harjito, M.Hum Editor : Dra. Sri Suciati, M.Hum. IKIP PGRI Semarang Press, 2007 vi, 102 / 16 X 24,5 cm ISBN: 978 – 602 – 8047 – 01 - 2 Hak cipta, 2007 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku dengan cara apa pun termasuk menggunakan mesin fotokopi tanpa seizin penerbit. 2007 POTRET SASTRA INDONESIA IKIP PGRI Semarang Press Prakata Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Bijaksana. Akhirnya, penulis dapat menyelesaikan dan menerbitkan buku ini. Buku ini berisi tentang sejarah sastra Indonesia. Terbagi atas sebelas bab, buku ini diawali dengan pembahasan tentang sastra lama dan foklor. Bab berikutnya berisi tentang sastra Indonesia dan sastra daerah. Bab-bab berikutnya membahas tentang periode Balai Pustaka hingga Periode Pasca 66. Sejarah adalah sesuatu yang bergerak dan selalu akan terus bergerak. Menulis sejarah sastra Indonesia adalah menuliskan sesuatu yang terus bergerak. Yang patut disadari adalah pada saat menuliskan sejarah, selalu dibutuhkan jarak waktu antara peristiwa dan penulisannya. Hal ini dilakukan agar terdapat jarak pandang dan objektivitas dalam memandang sebuah peristiwa, termasuk perisiwa dalam kesastraan. Tidak mudah menulis tentang sejarah sastra, terutama sejarah sastra Indonesia. Selalu ada keberpihakan atas satu peristiwa dan mengabaikan sudut pandang yang lain. Dalam satu sisi, itulah kelemahan penulis. Di sisi lain, di situlah secara sadar atau tidak penulis berdiri
    [Show full text]
  • Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya
    B U K U P A N D U A N PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Ferdinal, Donny Eros, Gindho Rizano L P T I K U N I E R S I T A S A N D A L A S BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Penyusun Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Layout Multimedia LPTIK Unand Ilustrasi Cover Sampul Novel Siti Nurbaya Terbitan Balai Pustaka (Dihimpun dari berbagai sumber) Penerbit Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas Alamat: Gedung Perpustakaan Lantai Dasar, Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang, Sumatera Barat. Email: [email protected] Web: lptik.unand.ac.id ISBN 978-602-5539-45-9 Cetakan Pertama, 2019 Hak cipta pada penulis Isi diluar tanggung jawab penerbit KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, buku saku Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya Kota Padang ini dapat diterbitkan. Publikasi Buku Panduan Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya ini merupakan hasil dari penelitian dengan judul Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya di Padang Sumatra Barat. Publikasi ini memuat data yang menggambarkan kondisi wisata Siti Nurbaya Padang tahun 2018. Publikasi ini menyajikan informasi mengenai wisata sastra Siti Nurbaya, atraksi wisata Siti Nurbaya, dan model pengembangan wisasta Sastra Siti Nurbaya. Secara lebih detil, buku saku pengembangan wisata sastra Siti Nurbaya ini memberikan gambaran tentang potensi dan model pengembangan wisata Siti Nurbaya menuju wisata sastra.
    [Show full text]
  • An Example of Popular Indonesian Fiction in the First Quarter of the Century
    SAIR NONA FIENTJE DE FENIKS An Example of Popular Indonesian Fiction in the First Quarter of the Century CYRIL WILLIAM WATSON If one reads any of · the standard accounts of the development o{ modern Indonesian literature, whether those written by foreign scholars or by Indonesians themselves/ one is liable to get an exceptionally distorted picture of what reading material was available and what the readership of this material was, particularly for the period before the Second World War. The reason for this is that standard accoupts have concentrated almost exclusively on works published by the official colonial publisher Balai Pustaka or produced by B. P. staff and, at least as far as prose is concerned, have ignored other' publications. There are various reasons far this, but perhaps the most important is the influence exerted by Professor A. Teeuw, the pioneer2 in the field of modern Indonesian literary studies. Since his early work V ooltooid V oorspel ( 1950) which was the outcome of a course of lectures on modern Indonesian literature duri:qg which, as he himself admits, he was reading the literature for the first time and simply keeping himself a little way in front of his students, Professor Teeuw has delimited the field of research and his example has been followed without much questioning by subsequent writers such as H. B. J assin and Professor A. Johns. Professor Teeuw can hardly be blamed for what has occurred since he painstakingly dealt with all the ma- terial that was at hand to him. I don't think he himself realised when he came to write what is often taken to be the.
    [Show full text]
  • EMPOWERING WOMEN THROUGH ISLAM: FATAYAT NU BETWEEN TRADITION and CHANGE Downloaded from MONIKA ARNEZ1 University of Hamburg
    Journal of Islamic Studies 21:1 (2010) pp. 59–88 doi:10.1093/jis/etp025 EMPOWERING WOMEN THROUGH ISLAM: FATAYAT NU BETWEEN TRADITION AND CHANGE Downloaded from MONIKA ARNEZ1 University of Hamburg http://jis.oxfordjournals.org/ INTRODUCTION The Muslim mass organizations (ormas), the modernist Muhammadiyah and the traditionalist Nahdlatul Ulama (NU), have been playing an important role in Indonesian civil society and politics since their at Staats - und Universitaetsbibliothek Hamburg on September 13, 2012 foundation. Kiai Haji Ahmad Dahlan established Muhammadiyah in Kauman, Yogyakarta, in 1912, at a time when civil associations and political organizations were emerging nationwide in Indonesia. The Muhammadiyah has a predominantly urban, middle-class base through- out Indonesia. As Muhammad Fuad observes, it was Dahlan’s concern with the poverty and backwardness of the people of the Netherlands East Indies, the majority of whom belonged to the Islamic umma, which led him to the fields of education and health.2 He was interested in issues such as reform of Islamic law and the introduction of modern education. In addition, kiai Dahlan’s revolutionary social treatment of women should be highlighted. He considered women as independent human beings, responsible and accountable for their own deeds in the same fashion as men, and that they should be given access to and opportunity to acquire religious knowledge.3 Aisyiyah, the women’s branch of 1 Author’s note: I would like to thank Prof. Susanne Schro¨ ter and three anonymous reviewers for their thoughtful comments on an earlier version of this paper. My thanks also to Jeff Lucash for editing this article.
    [Show full text]
  • ASPECTS of INDONESIAN INTELLECTUAL LIFE in the 1930S
    PUDJANGGA BARU: ASPECTS OF INDONESIAN INTELLECTUAL LIFE IN THE 1930s Heather Sutherland Pudjangga Baru, the "New Writer," was a cultural periodical put out in the colonial capital of Batavia by a group of young Indonesian intellectuals from 1933 until the invasion of the Netherlands Indies by Japan in 1942.1 In Bahasa Indonesia, the term pudjangga means "literary man, man of letters; author, poet; linguist, philologist."2 34 The choice of this term for the title of the monthly was no doubt also influenced by an awareness of its historical connotations, for the word can be traced back through such Old Javanese forms as bhujanga to an original Sanskrit root associated with sacred and priestly learning. It implied nobility and integrity as well as literary ability; and it is therefore no accident that the writings appearing in it claimed high idealism and a sense of mission. The purpose proclaimed by Pudjangga Baru became more fervent as the years passed. In the beginning, it described itself simply as a literary, artistic, and cultural monthly. At the start of its third year it declared itself a "bearer of a new spirit in literature, art, culture, and general social affairs."^ At the beginning of its fifth year it claimed to be the "leader of the new dynamic spirit to create a new culture, the culture of Indonesian unity."1* In 1928, when the second All-Indonesia Youth Congress swore the famous oath to work for "one fatherland, one people, and one language" Pudjangga Baru pledged itself to work for the development of the national language and also to strive for a national culture, adding "one culture" to its 1.
    [Show full text]
  • Unsur Postkolonial Dalam Novel Atheis Karya Achdiat K. Mihardja
    UNSUR POSTKOLONIAL DALAM NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT K. MIHARDJA Oleh: Vivi Yunita1, Yasnur Asri2, Afnita3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: [email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to describe postcolonial component which was hegemony and mimicry that was experienced by characters in Atheis novel from Achdiat K. Mihardja. Data of study were characters utterance, display of narrator and acting of the characters in the novel. The primary source of data was texts from Atheis novel by Achdiat K. Mihardja. Data were collected by using qualitative decriptive which was read and written into inventaritation data from and analyzing data based on postcolonial theory. The fiding of the study showed postcolonial component in the novel, they were hegemony and mimicry. Five ideologies that were showed hegemony, languange mimicry and culture that was exeperienced by the characters in Atheis novel from Achdiat K. Mihardja. Kata kunci: postcolonial; hegemoni; mimikri; atheis A. Pendahuluan Perkembangan kesusastraan di Hindia Belanda sampai pada periode awal kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan Kolonial Belanda. Hal ini dapat diketahui dari pendirian Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:582) mengartikan kolonialisme sebagai penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu. Sebagai lembaga penerbitan milik pemerintah kolonial, Balai Pustaka berusaha mempromosikan pengguasaan bahasa melayu tinggi yang dipelopori oleh Ch. Van Ophuysen Balai Pustaka sebelum sumpah pemuda pada tahun 1928, tidak memberi ruang bagi karya yang tidak menggunakan bahasa yang telah dibakukan oleh ahli bahasa pada masa itu. Balai Pustaka tidak mau menerbitkan karya-karya yang berunsur agama, juga karya-karya yang berpandangan politik yang bersebrangan dengan pemerintah kolonial.
    [Show full text]
  • Women's Perspective on Love, Loyalty, and the Other Woman In
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 424 3rd International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE 2019) Women’s Perspective on Love, Loyalty, and the Other Woman in Indonesian literature Yasnur Asri Yenni Hayati, Muhammad Adek Indonesia Language Education Study Program Indonesian Literature Universitas Negeri Padang Universitas Negeri Padang Padang, Indonesia Padang, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract—This paper tries to see how women writers see only considered as lowly or petty works, which will never be topics of love, loyalty, and the other woman through literary aligned with the writings produced by male writers (Suryaman, works spread across the periods in Indonesian literature. The Wiyatmi, & Liliani, 2011). Therefore, one of the long-term data in this study were taken from short stories written by visions of feminist literary critics is to explore, study, and various female authors published in 1940-2000 which were select the potential and unique women works and writers to be assembled in a collection of Dunia Perempuan short stories. Data compiled into their own literary canon. were discussed by using the theory of Gynocritics and analyzed with the content analysis method. Based on the results of data At the beginning of the development of literature in analysis, it was found that female authors tend to assume that Indonesia, the authors were introduced to the public and love and loyalty are the most important thing in their lives, studied extensively is only limited to male authors. In fact, particularly in their marriage lives. Moreover, they do not literary works written by women have existed since the associate the other woman who is present in the midst of their beginning of the development of literature in Indonesia.
    [Show full text]