Nazam Qusyasyi (Tarekat Syattariyah Ulakan): Suntingan Teks Dan Analisis Isi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Nazam Qusyasyi (Tarekat Syattariyah Ulakan): Suntingan Teks Dan Analisis Isi View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Repository UMMI NAZAM QUSYASYI (TAREKAT SYATTARIYAH ULAKAN): SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI Yuyun Sri Wahyuni Program Studi Hubungan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Sukabumi e-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini sebagai wahana pembuktian bahwa karya sastra melayu Islam nusantara yang lahir dan ada hingga kini di wilayah Minangkabau Sumatra Barat dalam bentuk nazam sangat mustahil tidak dipengaruhi oleh karya Sastra Arab baik dari segi gagasan, struktur bahkan penggunaan beberapa kosakata bahasa Arab di dalamnya. Sungguhpun demikian karya sastra melayu Minangkabau ini bukanlah saduran atau terjemahan dari sastra Arab, karena teks nazam ini selain ditulis dengan menggunakan aksara Arab berbahasa Melayu (Jawi), juga bermaksud mendeskripsikan beberapa tema penting terkait kronologi kedatangan dan penyebaran Islam, Tarekat Syattariyah, konsep dan karakter ajarannya serta para tokoh yang berperan dalam menyebarkan ajaran tersebut di wilayah Sumatera Barat. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa meski teks nazam ini mendapat pengaruh dari bahasa dan sastra Arab berdasarkan penggunaan serapan beberapa kosa kata bahasa Arab disertai kekhasan konsep dan pola nazam pada umumnya, tetapi tetap memiliki karakteristik khas yang bersifat lokal, kreativitas penulisnya, dan tidak terikat dengan penggunaan rima secara ketat sebagaimana syi’ir. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) melalui pendekatan filologis dan historis dalam menganalisis beberapa aspek penting yang dapat mengungkap dan menjelaskan tema serta isi dari teks nazam ini. Kata Kunci : Nazam Qusyasyi, Tarekat Syattariyah, Teks, dan Analisis PENDAHULUAN Melayu sebagai bahasa untuk menuliskan dokumen-dokumen resminya, termasuk Masuknya Islam ke Nusantara sejarah lokalnya. Aksara yang digunakan menandai peralihan dari tradisi lisan menjadi juga yang mereka peroleh melalui agama tulisan. Peran bahasa Melayu sebagai bahasa Islam, yaitu aksara Arab (Ikram, 1997:38). pergaulan (lingua franca) selain didukung Bahasa Melayu berubah dari bahasa ragam oleh para pedagang Nusantara juga lisan ke bahasa ragam tulisan dengan didukung oleh para penyebar agama Islam. menggunakan huruf Arab Melayu (Jawi) Para ulama khususnya yang berada di luar disebabkan beberapa faktor di antaranya Jawa menggunakan bahasa Melayu sebagai adalah karena para pembawa Islam bahasa pengantar sehingga mendorong (Muballigh) berasal dari Arab dan karena perluasan penggunaan bahasa Melayu kepraktisan aksara Arab. Tidak dapat (Fathurahman,2008:18). Tidaklah dipungkiri bahwa peradaban di Nusantara mengherankan bahwa semua daerah di dipengaruhi Islam salah satunya dengan Nusantara, yang di masa lampau merupakan aksara Arab Melayu ini. Bukti keberadaan kerajaan Islam, menggunakan bahasa 17 tulisan Arab Melayu (Jawi) dapat dijumpai dikategorikan sebagai zaman baru dalam pada Prasasti Batu Bersurat Terengganuyang pengembangan intelektual di kepulauan terdapat di Kuala Berang, Terengganu, Melayu, sebab pada periode ini berbagai Malaysia. Tulisan Jawi yang terdapat pada cabang pengetahuan mulai ditulis dan batu ini dibuat pada tahun 702 H/1303 M diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. atau jauh sebelum bentuk tulisan latin sehingga sepanjang periode tersebut di dikenal secara luas. Tulisan Jawi pada kepulauan Melayu, Bahasa melayu secara prasasti ini menunjukan pengaruh Islam tertulis mulai digunakan secara luas, yang cukup kental di tanah Melayu. Sekitar terutama dalam hal berkaitan dengan abad ke-14 sampai abad ke-19 M, banyak kesusastraan. karya-karya ulama diNusantara yang ditulis Kesusastraan Indonesia lama yang dalam bahasa Arab-Melayu. Pengaruh merupakan warisan dari zaman kedatangan Bahasa Arab dalam masyarakat dan Islam, tertulis dalam tulisan Arab. Karya kebudayaan Melayu, telah dimulai sejak kesusastraan Indonesia lama terutama yang terjadinya hubungan antara penutur bahasa bercorak keislaman diedarkan di kalangan sumber (Bahasa Arab) dengan penutur orang Indonesia untuk mengembangkan bahasa Melayu, atau bersamaan dengan syiar Islam. Di Indonesia, teks dalam masuk dan berkembangnya Islam di manuskrip Islam banyak ditulis dan kepulauan Melayu, melalui proses dan dihasilkan dengan menggunakan berbagai sosialisasi, yang menurut teori Gujarat bahasa (misalnya teks berbahasa Aceh, diperkirakan pada abad 12 s.d 15 M. (Azra, Melayu dan Arab di Aceh, teks berbahasa 2005:2) Selain itu dikatakan juga bahwa Melayu, Jawa dan Arab di Palembang, atau Islam datang ke Indonesia langsung dari teks berbahasa Sunda, Jawa, Arab dan Arab. Dengan pengenalan tulisan aksara Melayu di Pasundan) dan banyak sekali Arab, yang diadopsi untuk bahasa Melayu unsur pengaruh dan pinjaman dari satu dilengkapi beberapa aksara yang mewakili tradisi ke tradisi yang lain (Henry dan bunyi bahasa Melayu yang tidak ada dalam Fathurahman, 1999:13). sistem bunyi Arab. Sebaliknya, huruf-huruf Manuskrip keislaman di Indonesia lebih yang melambangkan bunyi bahasa khas banyak berkaitan dengan ajaran tasawuf, Arab dengan sendirinya tersisih, kecuali bila seperti karya Hamzah Fansuri, Syeh yang ditulis adalah kata asli Arab, meskipun Nuruddin ar-Raniri, Syeh Abdul Rauf al- kata itu sudah terserap. Tulisan Arab- Singkili, dan Syeh Yusuf al-Makassari. Melayu yang juga disebut Jawi itu terlihat Tidak sedikit pula yang membahas tentang relatif sederhana bila dibandingkan dengan studi al-Quran, Tafsir, Qiraah Dan Hadis. tulisan Arab-Jawa yang disebut Pegon Misalnya Syeh Nawawi Banten dengan sehingga bahasa Melayu mengalami tafsir Marah Labib dan kitab Al-Adzkar. perkembangan yang pesat, terutama ketika Ada pula Syeh Mahfudz Termas dengan bahasa Melayu digunakan untuk menulis Ghunyah at-Thalabah fi Syarh ath- buku-buku Islam (Fathurahman,2008:18). Thayyibah, al-Badr al Munir fi Qiraah Ibn Pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Katsir dan karya-karyanya yang lain. Masehi, agama Islam memperkenalkan Sebagian karya-karya tersebut sudah banyak istilah baru dalam filosofi dan Ilmu ditahqiq, dalam proses tahqiq, dan dicetak Pengetahuan Islam lainnya, hal ini tanpa tahqiq. Sementara sebagian besar membantu perkembangan bahasa Melayu lainnya masih berupa manuskrip. Padahal menjadi bahasa yang dipelajari di kepulauan umumnya, karya kedua tokoh ini juga Melayu. Pada periode tersebut dapat 18 menjadi rujukan dunia Islam, tidak hanya di ciri-ciri khasnya ialah terdiri dari dua baris Indonesia. serangkap dengan jumlah perkataan dan Pengaruh Islam di Nusantara sangat suku kata di dalam sebaris antara 10-12 suku terlihat jelas pada abad ke 15 -16 M, hal ini kata. Yang kedua, skema rimanya ialah a/a, dibuktikan dengan berkembangnya ajaran b/b, c/c, serima (monorhyme). Isinya tidak Islam serta beberapa tradisi Arab yang sempurna dalam dua baris; dan puisi bentuk mempengaruhi Islam di Nusantara, di antara nazam ini kadang dibawakan dengan cara pengaruh tersebut dapat kita lihat dalam dilagukan seperti nasyid dan qasidah. tradisi sastra Melayu dalam bentuk puisi Dalam Kamus al Munawwir nazam atau syair yang berasal dari bahasa Arab berasal dari kata kerja nazama dalam bahasa yaitu syi’ir. Arab berarti merangkai, mengarang, Secara etimologi syi’ir berasal dari kata menyusun dan mengatur. Makna ini yang berarti mengetahui dan termasuk merangkai, mengarang dan ش َعرأوش ُعر merasakannya. Sedangkan menurut menyusun kata-kata dalam mengarang puisi. terminologi, Syi’ir adalah suatu kalimat Dalam Kamoes Bahasa Minangkabau- yang sengaja disusun dengan menggunakan Bahasa Melayoe Riau (Jakarta,1935) tidak irama dan sajak yang mengungkapkan dijumpai kata "nazam", namun dapat tentang khayalan atau imajinasi yang indah disamakan dengan "nalam", banalam (Hamid, 1993:13), selain itu ada definisi (bernazam) ialah bercerita dengan lagu yang berpendapat bahwa syi’ir adalah suatu terutama tentang agama atau yang berisi kalimat yang sengaja disusun dengan pengajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa menggunakan irama atau wazan arab. Indonesia ditemukan kata nalam sebagai Secara terminologis, para ahli `arudh istilah lain untuk nazam. Nalam adalah mengatakan bahwa pengertian syi`r itu sama gubahan sajak (syair, karangan), sementara (muradif) dengan nazam. Nazam ialah puisi bernalam, bermaksud membaca puisi atau yang berasal dari kesusasteraan Arab. bercerita dengan lagu; bersajak atau Sebagaimana dikutip dari Kamus Diwan bersyair. Adapun menurut Kamus Besar (1994:858) “Nazam” ialah perkataan Arab Bahasa Indonesia, Nazam adalah puisi yang yang bermakna gubahan puisi seperti sajak berasal dari Parsi terdiri atas 12 larik berima dan syair, ”bernazam” adalah bercerita 2-2atau 4-4, berisi perihal hamba sahaya dengan lagu, bersajak atau bersyair, istana yang setia dan budiman. menazamkan bermakna menceritakan Definisi-definisi di atas menunjukkan dengan lagu atau menggubah dan bahwa dalam bahasa asalnya, nazam mensajakkan. Terdapat istilah lain yang bermakna puisi secara umum. Di samping digunakan untuk nazam yaitu nalam. itu istilah ‘bernazam’ dapat diartikan sebagai Menurut Al Mu’jam al Wasith nazam berasal berlagu. Dalam hal ini istilah Nazam dari istilah Arab nazama yang secara mengalami kedudukan yang sama dengan etimologis berarti mengatur atau merangkai jenis syair dan gurindam. Ketiga jenis puisi permata. Sedangkan secara terminologis tersebut diadopsi dari bahasa asing. Syair berarti puisi. Sejenis puisi yang terikat. dan nazam berasal dari bahasa Arab, Bentuk puisi ini biasanya digubah menurut gurindam berasal dari bahasa Tamil. kaidah dan pertimbangan puisi Arab. Tema Ketiganya
Recommended publications
  • Studi Terhadap Peran Sentral Syekh Burhanuddin Ulakan
    Indonesian Journal of Islamic History and Culture Vol. 1, No. 2 (2020). 122-136 P-ISSN: 2722-8940; E-ISSN: 2722-8934 SEJARAH ISLAMISASI MINANGKABAU: STUDI TERHADAP PERAN SENTRAL SYEKH BURHANUDDIN ULAKAN Ridwan Arif Universitas Paramadina, Jakarta Email: [email protected] Abstract Sheikh Burhanuddin is known as a prominent Minangkabau scholar. The Islamization of Minangkabau is commonly associated with him. He is seen as a scholar succeeded in islamizing the Minang community. This study examines the role of Sheikh Burhanuddin in the process Islamization of Minangkabau. It examined the approaches and methods applied by Sheikh Burhanuddin in his efforts to Islamization. This study is a qualitative research, namely library research using the document analysis method. The results indicate that Syekh Burhanuddin was successful in his efforts to Islamize Minangkabau because he used the Sufism approach in his preaching, namely da'wah bi al-hikmah. This approach is implemented in the da'wah method, namely being tolerant of, and adopting local culture (Minangkabau customs and culture). Even further, Sheikh Burhanuddin succeeded in integrating Minangkabau customs with Islamic teachings. Keywords: Syekh Burhanuddin; da'wah; Islamization of the Minangkabau Abstrak Syekh Burhanuddin dikenal sebagai seorang ulama besar Minangkabau. Islamisasi Minangkabau sering dikaitkan dengan dirinya. Ini karena ia dipandang sebagai ulama yang sukses mengislamkan masyarakat Minang. Studi ini mengkaji peran Syekh Burhanuddin dalam islamisasi menangkabau. Ia meneliti pendekatan dan metode-metode yang digunakan Syekh Burhanuddin dalam upaya islamisasi. Kajian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian kepustakaan yang menggunakan metode dokumen analisis. Hasil kajian ini menunjukkan Syekh Burhanuddin berhasil dalam upaya islamisasi Minangkabau karena menggunakan pendekatan tasawuf dalam dakwahnya yaitu da’wah bi al-hikmah.
    [Show full text]
  • Print This Article
    20 Rahmawati Baharuddin Islamic Education In West Sumatra: Historical Point Of View By Rahmawati Baharuddin Abstract Paper ini berfokus pada sejarah singkat pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam di Minangkabau sebelum dan sesudah munculnya gerakan pembaharuan Muhammadiyah. Perkembangan pendidikan Islam itu sendiri dimulai berbarengan dengan kedatangan Islam di Sumatera Barat. Gagasan reformis gerakan Muhammadiyah dalam bidang sosial keagamaan pada abad ke-20 memberikan sumbangsih yang besar terhadap perkembangan modemisme Islam di Sumatera Barat dan telah memberikan wama terhadap sistem pendidikan di Indonesia. A. Introduction Many scholars have argued that the rise and growth of Islamic education in one region began with the preaching oflslam which mainly conducted through the medium of education. Mahmud Yunus, 1 a great Indonesian educator, for instance, thought that Aceh, a region located at the northern tip of Sumatra, was the first part of Indonesia whose its inhabitants were converted to Islam. 2 However, scholars do not agree on the exact moment that Islam was introduced into the Indonesian archipelago. This difference of opinion stems from the fact that the factual data on the earliest period of Islam in the archipelago are so scanty. Nevertheless, we can classify their opinions into two categories. The Ulul Albab, Vol. 5 No. 1, 2004 Islamic Education In West Sumatra 21 first group, most of them Dutch scholars, such as Pijnappel, hold the opinion that Islam was first introduced into Indonesia in the twelfth century by Shii.f'f Arabs from Gujarat and Malabar. His opinion was based on the fact that these regions are mentioned so frequently in the early history of the Indonesian archipelago.3 The same holds true for Snouck Hurgronje, who believed that the twelfth century was the most probable date for the lslamization of the Indonesian archipelago.
    [Show full text]
  • Pemikiran Hadis Abdurrauf As-Singkili Dalam Kitab Mawa’Izat Al-Badi’Ah
    Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 2, 1 (September 2016): 55-62 PEMIKIRAN HADIS ABDURRAUF AS-SINGKILI DALAM KITAB MAWA’IZAT AL-BADI’AH Muhammad Imron Rosyadi Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jalan A.H. Nasution No.105 Bandung 40614 Tlp. (022) 780-2275 Fax. (022) 780-3936 web: www.uinsgd.ac.id E-mail:[email protected] Abstrak Tulisan ini ingin menjelaskan pemikiran Abdul Al-Ra’uf As-Singkili, seorang ulama abad XVII yang mempunyai banyak karya, salah satunya dibidang hadis. Sejauh mana perhatian dan peran kitab Mawa’izhul Badi’ah karya beliau mengenai hadits. Setelah ditelusuri lebih seksama pemikiran Abdul Al-Ra’uf as-Singkili dalam kitab Mawa’izhul Badi’ah lebih dominan memberikan pemahaman yang bersifat praktis mengenai hubungan antara aqidah syari’at dan hakikat. Selain juga memberikan pengajaran dalam menanggapi perbedaan dalam pemahaman yang sesuai dengan kebutuhan umat (masyarakat Melayu). Juga tidak menutup kemungkinan kecenderungan beliau ketika menuliskan buah pikirannya hanya untuk memberikan pemahaman semata tanpa bermaksud menerangkan hadis secara mendetail. Perlu dilaukan penelitian ulang untuk mengungkap bagaimana perhatian beliau terhadap hadis dengan meneliti semua karya-karyanya. Kata Kunci:Abdurauf As-Singkel, Hadis, Mawa’izhul Badi’ah A. PENDAHULUAN (hadis yang lafaznya dari Nabi saw, namun maknanya langsung dari Allah swt).1 Pada awalnya pembelajaran dan Mawa’izhul Badi’ah adalah salah satu pengembangan hadis dan ilmu hadis di karya hadis yaitu karya Al-Singkili. Karya ini Indonesia kurang mendapat perhatian dari boleh dikatakan karya hadis pertama di para ulama Indonesia. Jika pun ada, hanya Nusantara. Meskipun telah didahului oleh digunakan untuk mendukung atau referensi, Nuruddin Al-Raniri dengan karyanya dari amalan-amalan dalam fiqh atau tasawuf, Hidayat al-Habib fi al Tagrib wa’l-Tarhib, yang merupakan aplikasi ibadah ritual saja.
    [Show full text]
  • Karya Khatib Abdul Munaf Imam Maulana : Tinjauan Historiografi
    KARYA KHATIB ABDUL MUNAF IMAM MAULANA : TINJAUAN HISTORIOGRAFI Oleh 1 Sudirman 2 Herwandi 1 Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas, Jl. Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh. Kota Padang, Sumatera Barat 25163, Indonesia 2 Staf Pengajar Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas Jl. Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh. Kota Padang, Sumatera Barat 25163, Indonesia [email protected] Abstrak Kepemimpinan karismatis adalah kepemimpinan yang berdasarkan kepercayaan, kepatuhan, dan kesetiaan para pengikutnya. Ini timbul dari kepercayaan yang penuh kepada pemimpin yang dicintai, dihormati dan dikagumi. Hal yang menarik dari Khatib Abdul Munaf Imam Maulana adalah mengenai karya-karya dan posisinya dalam pusaran jaringan tarekat Syattariah di Minangkabau (1943-2006). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dinamika, posisi dan strategi Khatib Abdul Munaf Imam Maulana dalam mengembangkan tarekat Syattariyah di Minangkabau.Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Selain sumber tertulis, data juga didapat melalui sumber lisan, yaitu mewawancarai orang-orang yang dekat dan mengetahui tentang kehidupan seorang Khatib Abdul Munaf Imam Maulana. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa Khatib Imam Maulana Abdul Munaf lahir di Batang Kabung Koto Tangah Padang. Ia seorang ulama yang mendedikasikan dirinya berpuluh-puluh tahun untuk berdakwah, secara lisan maupun tulisan. Di bidang kepenulisan, ia telah menulis 23 naskah Islam, baik yang berbahasa Arab maupun berbahasa melayu. Hal ini membuktikan bahwa surau di Minangkabau sangat potensial sebagai media pendidikan, karena di surau juga hidup dan berkembang tradisi intelektual berupa penyalinan dan penulisan naskah-naskah terutama naskah Islam. Keyword: Ulama, Surau, Naskah, Tarekat, Syattariah Abstract The charismatic leadership is a leadership that is based on the trust, obedience, and loyalty of the followers.
    [Show full text]
  • Implementasi Makna Simbol Makam Syekh Burhanuddin Ulakan Kabupaten Padang Pariaman Pada Pendidikan Berbasis Surau
    Implementasi Makna Simbol Makam Syekh Burhanuddin Ulakan Kabupaten Padang Pariaman pada Pendidikan Berbasis Surau Syafwandi Abstract The background of this research is a religious ritual in the village Sapa Ulakan Pariaman District of West Sumatra. Preliminary observations concluded that Sapa is a pilgrimage rituals performed in the tomb of Sheikh Burhanuddin Ulakan. Sapa ritual followed by a group of people who come from various villages in West Sumatra. Tomb of Sheikh Burhanuddin as the ritual center consists of a large building, has a style of Minangkabau architecture and architectural style dome, and a variety of other aesthetic elements attached to the building is believed to be a symbol that has been linked to the ritual system Sapa. This study aims to Interpret Meaning Symbol Tomb and mosque-based education concept developed Sheikh Burhanuddin at Surau Tanjung Medan Tower Ulakan, Pariaman District of West Sumatra. Data analysis was performed using Spradley model analysis. Based on the analysis and discussion, we concluded that the Tomb of Sheikh Burhanuddin is a symbol of the greatness of Sheikh Burhanuddin as traditional leaders and developers of Islam in Minangkabau. surau educational concept developed by Sheikh Burhanuddin based on the premise of Sheikh associated with kinship systems Minangkabau society. The concept Suarau Tower and Surau Ketek is a system developed as an effort to unite indigenous Sheikh Minang and Islam in Minangkabau. The unification of the two standpoints produce a philosophy known as the Indigenous Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah (jointed custom sara, sara jointed book of the Koran), the philosophy was used as a foothold in implementing learning both in the mosque and at school.
    [Show full text]
  • Eksistensi Tarekat Naqsyabandiyah Dan Peranannya Dalam Pengembangan Islam Di Tapanuli Bagian Selatan
    No. Reg. : 191160000024293 LAPORAN AKHIR PENELITIAN KLUSTER DASAR INTERDISIPLINER EKSISTENSI TAREKAT NAQSYABANDIYAH DAN PERANANNYA DALAM PENGEMBANGAN ISLAM DI TAPANULI BAGIAN SELATAN Disusun Oleh: Ketua Tim : Dr. Erawadi, M.Ag. (2026037202) Anggota : Dr. Ali Sati, M.Ag. (2026096201) LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN 2019 i EKSISTENSI TAREKAT NAQSYABANDIYAH DAN PERANANNYA DALAM PENGEMBANGAN ISLAM DI TAPANULI BAGIAN SELATAN Disusun Oleh: Ketua Tim : Dr. Erawadi, M.Ag. (2026037202) Anggota : Dr. Ali Sati, M.Ag. (2026096201) ii iii IDENTITAS PENELITIAN 1. Judul Penelitian : Eksistensi Tarekat Naqsyabandiyah dan Peranannya dalam Pengembangan Islam di Tapanuli Bagian Selatan 2. Bidang Keilmuan : Pendidikan Islam 3. Jenis Penelitian : Penelitian Dasar Interdisipliner 3. Bentuk Penelitian : Kelompok 4. Nama Peneliti : Ketua : Dr. Erawadi, M.Ag. Anggota: Dr. Ali Sati, M.Ag. 5. Waktu Penelitian : 6 (Enam) Bulan 6. Jumlah Dana : Rp. 40.000.000,- (Empat Puluh Juta Rupiah) Padangsidimpuan, 11 November 2019 Ketua Peneliti, Dr. Erawadi, M.Ag. NIP 19720326 199803 1 002 iv IDENTITAS PENELITI Ketua Tim Peneliti: 1 Nama Lengkap : Dr. Erawadi, M.Ag. 2 NIDN / N I P : 2026037202 / 19720326 1998031 002 3 Jenis Kelamin : Laki-laki 4 Pangkat/Gol. : Pembina Tingkat I (IV/b) 5 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala 6 Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam 7 Bidang Keilmuan : Pendidikan Islam 8 No. HP : 081360713871 9 Alamat : Perumahan Indah Lestari No. 17 B Padangsidmpuan Tenggara, Padangsidimpuan 10 E-mail : [email protected] 11 ID Google Scholar https://scholar.google.co.id/citations?user=idHqEIcAAAAJ&hl=id Anggota: 1 Nama Lengkap : Dr. Ali Sati, M.Ag. 2 N I P : 2026096201 / 19620926 199303 1 001 3 Jenis Kelamin : Laki-Laki 4 Pangkat/Gol.
    [Show full text]
  • Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat
    TRADISI BASAPA DI NAGARI ULAKAN KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarja Ilmu Sosial dalam Bidang Antropologi OLEH : AFDHAL HALIM 140905091 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PERNYATAAN ORIGINAL Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya. Medan , April 2018 Penulis Afdhal Halim Universitas Sumatera Utara ABSTRAK AFDHAL HALIM, 2018. Judul skripsi: Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Skripsi ini terdiri dari 5 BAB, 121 halaman, 14 gambar, 1 bagan, 2 tabel. Penulisan ini berjudul Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Bertujuan untuk mengetahui bagaimana tradisi ziarah basapa di Nagari Ulakan yang banyak menjadi perbincangan dikalangan masyarakat khususnya Sumatera barat. mencari kejelasan mengenai perselisiahan faham mengenai boleh atau tidaknya melaksanakan tradisi basapa diantara golongan Islam tradisional dan Islam modern. Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode kualitatif. Bagaimna penulis melihat berbagai rangkaian kegiatan dalam tradisi basapa dan mencari maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut.
    [Show full text]
  • Slnkretlsme DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
    LAPORAN PENELlTlAN SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA - Dl MAKAM SYEKH BURHANUDDIN L I. I.. I . &.. ,','?.!S .- * 13- :s- -.A..- . ,. : - .-- . - , r ' . 366 .,5 /=g t LL*- -_.___ Oleh : - ADRl FEBRIANTO. S.Sos NIP : 132 232 489 Jurusan Sejarah Fakultas llmu - llmu Sosial Universitas Negeri Padang 2000 KATA PENGANTAR Puji sukur kita panjatkan ke hadapan Allah S.W.T yang memberikan kekuatan sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian mandiri ini dilakukan sebagai salah satu wujud tri darma perguruan tinggi. Ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, Bapak Prof. Marjani Martamin yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini. Juga ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Bustamam, Saudara Yasrina Ayu, S.Pd, saudara Armaini dan Arina Ida Putri atas dorongan dan dukungan morilnya dan terutama para informan yang memberikan data sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Laporan ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran pembaca untuk mendapatkan hasil yang sebaik- baiknya pada masa-masa yang akan datang. Padang, 8 Agustus 2000 Penulis ABSTRAK Religi sebagai salah satu unsur kebudayaan dalam realitasnya dilakukan dalam bentuk praktek ibadah keagamaan dan prilaku sinkretisme yang menjadi tradisi dalam masyarakat. Di komplek makam Syekh Burhanuddin Ulakan Pariaman, pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat dan propinsi lainnya serta masyarakat sekitarnya pada hari Rabu setelah minggu kedua bulan Safar dalam hitungan tahun Hijjriyah datang berziarah dan melakukan aktivitas sinkretisme, yaitu berupa aktivitas religius yang mencampurkan unsur ibadah lslam dengan unsur- unsur religius di luar Islam. Wujudnya adalah berupa prilaku atau aktivitas mantawaan, mengambil pasir kubur, mengambil air sumur dan air kimo, mengambil air batu ampa,.
    [Show full text]
  • Surau in Minangkabau Culture
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 214 2nd International Conference on Educational Science (ICES 2018) The Function of Surau in Minangkabau Culture M. H. D. Natsir, Achmad Hufad Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Indonesia [email protected] Abstract—The purpose of the present study is to describe the people there. This activity comes from the cultural roots of the complexity of the surau function in Minangkabau culture society. community itself. Then after Islam came, its function was The subjects of the research were students, alumni, Sheikh who further developed as a place of worship and learning of Islam. served as teachers and surau managers, and key informants In other words, it can be said that surau has become a center of consisting of intellectuals, alim ulama, ninik-mamak, government, education for people in Minangkabau. and parents. Participatory observation, in-depth interviews, and document analysis were used to collect the data. The data were Meanwhile, surau in Minangkabau culture context has analyzed using the model proposed by Miles and Huberman that succeeded in bridging the religious and social interests of its consisted of data collection, data reduction, data presentation, people. These two things are strategic contributions of surau in and conclusion. The findings reveal that the function of surau in the lives of Minangkabau people. This fact makes surau an Minangkabau is not only as a place to study religion but also inseparable part of people's lives. Surau became the main learn custom, tradition, and silat. Thus, it can be concluded that identity and even identified with the integration of custom and surau played a major role in every aspect of Minangkabau.
    [Show full text]
  • 122111036.Pdf
    COMPARATIVE STUDY BETWEEN NAQSABANDIYAH AND SYATTARIYAH CONGREGATIONS IN DETERMINING THE BEGINNING OF ISLAMIC LUNAR MONTH IN WEST SUMATERA PROVINCE UNDERGRADUATE THESIS Submitted to Sharia and Law Faculty In Partial Fulfillment of the Requirement for Undergraduate Degree In Islamic Law By: ASHMA RIMADANY NIM: 122111036 CONCENTRATION OF ISLAMIC ASTRONOMY SHARIA AND LAW FACULTY WALISONGO STATE ISLAMIC UNIVERSITY SEMARANG 2016 ii. iii. MOTTO “It is He who made the sun to be a shining glory and the moon to be a light (of beauty), and measured out stages for her; that ye might know the number of years and the count (of time). Nowise did Allah create This but In truth and righteousness. (thus) doth He explain His Signs In detail, for those who understand.” (Q.S Yunus : 5)1 1 Abdallah Yousuf Ali, The Glorious Kur’an, p. 484-485 . iv DEDICATION This thesis is dedicated to: My beloved parents are Mulyono Adi and Asnawenti My one and the only one sister is Nisa Mutiafifah. My Javanese and Minangkabau’s family. Islamic Ministry of Religious Affairs of Tanah Datar Regency. Islamic Senior High School 2 Batusangkar. Ponpes Darul Ulum Luhak Lima Kaum Big Family of CSS MoRA Walisongo Islamic State University. and Those people who appreciates this thesis. v. THESIS STATEMENT I certify that this thesis is definitely my own work. I am completely responsible for content of this thesis. Other writer’s opinion or finings included in the thesis are quoted or cited in accordance with ethical standards. Semarang, 10 June 2016 The Writer, Ashma Rimadany NIM. 122111036 vi. TRANSLITERATION SYSTEM Based on SKB Minister of Religion and Minister of Education and Culture RI no.
    [Show full text]
  • $TIIDHI$ M INDONESIAN Rounnal Fob Rslamrc Studres Volume 10, Number3,2003
    $TIIDHI$ m INDONESIAN rounNAL FoB rsLAMrc sTUDrEs Volume 10, Number3,2003 MeppnqcReprcerIsi.av wlxoolssra Jamhari Rrnnoncnvc Nuo-Suprsu nv rrrp Malay-INoolssiRN WoRro: SHarrAnryyAH Onopn rN WEsr Suraarna Oman Fathurahman TrrrPsNYENcarScuoor: A REVIEWoT rrrg hmLLECTUAL TnaorrloN nq rrrs Mnray-Rmu KnvcpoHa Alimuddin Hassan Palawa ISSN 0215-0492 $TUilIA I$I,AI{II(A ffi Vol.10, n0.3,2003 EDITORIAL BOARD: M. Quraish Shihab (LIIN lakarta) Taufik AbdtLLlnh (LIPI lakarta) Nur A. Fqdhil Lubis (IAIN StLmntra Utara) M.C. Ricklefs (MelbotLrne Uniaersity) Martin uan Bruinessen (Lttrecht L[niaersity) lohn R. Bouen (Washington Uniaersity, St. Lor.ris) M. Atho Mudzhnr (IAIN Yogyakarta) M. Kamnl Hasan (Internntionnl Islamic Llniaersity, KrLala Lumpur) EDITOR.IN.CI{IEF Azrrrrmer,.li Azrr EDITORS Saifttl Mujnni lamhnri lnjat Btrhanudolin Fu'ad labali Omnn Fathurahntan ASSISTANT TO THE EDITORS Heni Nuroni ENGLISH LANGUAGE ADVISOR Lttcy Rhydzuen-Marett ARABIC LANGUAGE ADVISOR Nttrsamad COVER DESICNER S. Prinkn STUDIA ISLAMIKA (ISSN 0215-0492) is a journal published by the Center for the Stttdy of lslam nnd Society (PPIM) UIN Syarif Hidayatullnh, lalurta (STT DEPPEN No. 129/SK/DITIEN/PPG/STT/1976) and sponsored by the Australin-lndonesia lnstitute 6II). lt specializes in Indonesian lslnmic studies in partiuLlnr, nnd South-east Asian Islamic Studies in general, and is intended to communicnte original researches and current isstrcs on the sttbject. This jotLrnal ruarmly Tuelcomes contributions from sclnlars of related disciplines. AIL articles published do not necessarily represent the uieus of the jotLrnal, or other institr.ttions to zuhicl'L it is ffiliated. They are solely the aieus of the authors. The nrticles contained in this jotLrnal haae been refereed by the Board of Editors.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam Sebagai
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang dikenal masyarakat di Minangkabau sekitar abad-16 Masehi. Agama Islam yang berkembang di Minangkabau ini telah diwarnai oleh pemikiran tasawuf dan dipengaruhi oleh sufisme melalui tarekat yang tidak terlepas dari kehidupan sosial budaya, secara perlahan Islam menganti kepercayaan serta pandangan hidup animisme dan dinamisme menjadi aqidah Islam yang benar.1 Masyarakat Minangkabau telah diislamkan oleh pedagang-pedagang Arab yang berlayar dari Malaka menyusuri Sungai Kampar dan Indragiri pada abad ke- 15 dan 16 M. Ketika itu Malaka dikuasai oleh Portugis pada tahun 1511 M, hal ini mengakibatkan pindahnya jalan perdagangan melalui pantai barat pulau Sumatera. Pantai barat Sumatera yang kala itu dikuasai oleh kerajaan Pasai yang memperkenalkan agama baru yang mereka anut yaitu Islam, penyebaran agama Islam dipusatkan di daerah masyarakat sepanjangan rantau pesisir Minangkabau.2 Penyebaran Islam di Minangkabau khususnya masyarakat Padang Pariaman diwarnai oleh paham tarekat Syathariyah. Pandangan ini terkait dengan usaha Syekh Burhanuddin Ulakan pada abad ke-17 dalam menyebarkan Islam. Syekh Burhanuddin mempelajari dan memperdalam ilmu tasawuf dan juga tarekat 1Duski Samad. Kontuinitas Tarekat Di Minangkabau. Padang: TMF PRESS, 2006, hal. 2. 2 Ibid. hal. 3-4. 2 Syathariyah selama 9 tahun dibawah asuhan Syekh Abdul Rauf Al-Sinkil di Singkel Aceh, yaitu dengan tujuan untuk pengembangan Islam.3 Sejak masyarakat Minangkabau menerima Islam sebagai agamanya, penyesuaian agama Islam dengan adat tersebut dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin tahun 1646-1692.4 Islam yang masuk cendrung damai dan tenang, upaya penyesuaian nilai Islam dengan adat di kalangan masyarakat Minangkabau, Islam yang masuk dari daerah pesisir/rantau ke daerah pedalam/darek.
    [Show full text]