Nazam Qusyasyi (Tarekat Syattariyah Ulakan): Suntingan Teks Dan Analisis Isi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Repository UMMI NAZAM QUSYASYI (TAREKAT SYATTARIYAH ULAKAN): SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI Yuyun Sri Wahyuni Program Studi Hubungan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Sukabumi e-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini sebagai wahana pembuktian bahwa karya sastra melayu Islam nusantara yang lahir dan ada hingga kini di wilayah Minangkabau Sumatra Barat dalam bentuk nazam sangat mustahil tidak dipengaruhi oleh karya Sastra Arab baik dari segi gagasan, struktur bahkan penggunaan beberapa kosakata bahasa Arab di dalamnya. Sungguhpun demikian karya sastra melayu Minangkabau ini bukanlah saduran atau terjemahan dari sastra Arab, karena teks nazam ini selain ditulis dengan menggunakan aksara Arab berbahasa Melayu (Jawi), juga bermaksud mendeskripsikan beberapa tema penting terkait kronologi kedatangan dan penyebaran Islam, Tarekat Syattariyah, konsep dan karakter ajarannya serta para tokoh yang berperan dalam menyebarkan ajaran tersebut di wilayah Sumatera Barat. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa meski teks nazam ini mendapat pengaruh dari bahasa dan sastra Arab berdasarkan penggunaan serapan beberapa kosa kata bahasa Arab disertai kekhasan konsep dan pola nazam pada umumnya, tetapi tetap memiliki karakteristik khas yang bersifat lokal, kreativitas penulisnya, dan tidak terikat dengan penggunaan rima secara ketat sebagaimana syi’ir. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) melalui pendekatan filologis dan historis dalam menganalisis beberapa aspek penting yang dapat mengungkap dan menjelaskan tema serta isi dari teks nazam ini. Kata Kunci : Nazam Qusyasyi, Tarekat Syattariyah, Teks, dan Analisis PENDAHULUAN Melayu sebagai bahasa untuk menuliskan dokumen-dokumen resminya, termasuk Masuknya Islam ke Nusantara sejarah lokalnya. Aksara yang digunakan menandai peralihan dari tradisi lisan menjadi juga yang mereka peroleh melalui agama tulisan. Peran bahasa Melayu sebagai bahasa Islam, yaitu aksara Arab (Ikram, 1997:38). pergaulan (lingua franca) selain didukung Bahasa Melayu berubah dari bahasa ragam oleh para pedagang Nusantara juga lisan ke bahasa ragam tulisan dengan didukung oleh para penyebar agama Islam. menggunakan huruf Arab Melayu (Jawi) Para ulama khususnya yang berada di luar disebabkan beberapa faktor di antaranya Jawa menggunakan bahasa Melayu sebagai adalah karena para pembawa Islam bahasa pengantar sehingga mendorong (Muballigh) berasal dari Arab dan karena perluasan penggunaan bahasa Melayu kepraktisan aksara Arab. Tidak dapat (Fathurahman,2008:18). Tidaklah dipungkiri bahwa peradaban di Nusantara mengherankan bahwa semua daerah di dipengaruhi Islam salah satunya dengan Nusantara, yang di masa lampau merupakan aksara Arab Melayu ini. Bukti keberadaan kerajaan Islam, menggunakan bahasa 17 tulisan Arab Melayu (Jawi) dapat dijumpai dikategorikan sebagai zaman baru dalam pada Prasasti Batu Bersurat Terengganuyang pengembangan intelektual di kepulauan terdapat di Kuala Berang, Terengganu, Melayu, sebab pada periode ini berbagai Malaysia. Tulisan Jawi yang terdapat pada cabang pengetahuan mulai ditulis dan batu ini dibuat pada tahun 702 H/1303 M diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. atau jauh sebelum bentuk tulisan latin sehingga sepanjang periode tersebut di dikenal secara luas. Tulisan Jawi pada kepulauan Melayu, Bahasa melayu secara prasasti ini menunjukan pengaruh Islam tertulis mulai digunakan secara luas, yang cukup kental di tanah Melayu. Sekitar terutama dalam hal berkaitan dengan abad ke-14 sampai abad ke-19 M, banyak kesusastraan. karya-karya ulama diNusantara yang ditulis Kesusastraan Indonesia lama yang dalam bahasa Arab-Melayu. Pengaruh merupakan warisan dari zaman kedatangan Bahasa Arab dalam masyarakat dan Islam, tertulis dalam tulisan Arab. Karya kebudayaan Melayu, telah dimulai sejak kesusastraan Indonesia lama terutama yang terjadinya hubungan antara penutur bahasa bercorak keislaman diedarkan di kalangan sumber (Bahasa Arab) dengan penutur orang Indonesia untuk mengembangkan bahasa Melayu, atau bersamaan dengan syiar Islam. Di Indonesia, teks dalam masuk dan berkembangnya Islam di manuskrip Islam banyak ditulis dan kepulauan Melayu, melalui proses dan dihasilkan dengan menggunakan berbagai sosialisasi, yang menurut teori Gujarat bahasa (misalnya teks berbahasa Aceh, diperkirakan pada abad 12 s.d 15 M. (Azra, Melayu dan Arab di Aceh, teks berbahasa 2005:2) Selain itu dikatakan juga bahwa Melayu, Jawa dan Arab di Palembang, atau Islam datang ke Indonesia langsung dari teks berbahasa Sunda, Jawa, Arab dan Arab. Dengan pengenalan tulisan aksara Melayu di Pasundan) dan banyak sekali Arab, yang diadopsi untuk bahasa Melayu unsur pengaruh dan pinjaman dari satu dilengkapi beberapa aksara yang mewakili tradisi ke tradisi yang lain (Henry dan bunyi bahasa Melayu yang tidak ada dalam Fathurahman, 1999:13). sistem bunyi Arab. Sebaliknya, huruf-huruf Manuskrip keislaman di Indonesia lebih yang melambangkan bunyi bahasa khas banyak berkaitan dengan ajaran tasawuf, Arab dengan sendirinya tersisih, kecuali bila seperti karya Hamzah Fansuri, Syeh yang ditulis adalah kata asli Arab, meskipun Nuruddin ar-Raniri, Syeh Abdul Rauf al- kata itu sudah terserap. Tulisan Arab- Singkili, dan Syeh Yusuf al-Makassari. Melayu yang juga disebut Jawi itu terlihat Tidak sedikit pula yang membahas tentang relatif sederhana bila dibandingkan dengan studi al-Quran, Tafsir, Qiraah Dan Hadis. tulisan Arab-Jawa yang disebut Pegon Misalnya Syeh Nawawi Banten dengan sehingga bahasa Melayu mengalami tafsir Marah Labib dan kitab Al-Adzkar. perkembangan yang pesat, terutama ketika Ada pula Syeh Mahfudz Termas dengan bahasa Melayu digunakan untuk menulis Ghunyah at-Thalabah fi Syarh ath- buku-buku Islam (Fathurahman,2008:18). Thayyibah, al-Badr al Munir fi Qiraah Ibn Pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Katsir dan karya-karyanya yang lain. Masehi, agama Islam memperkenalkan Sebagian karya-karya tersebut sudah banyak istilah baru dalam filosofi dan Ilmu ditahqiq, dalam proses tahqiq, dan dicetak Pengetahuan Islam lainnya, hal ini tanpa tahqiq. Sementara sebagian besar membantu perkembangan bahasa Melayu lainnya masih berupa manuskrip. Padahal menjadi bahasa yang dipelajari di kepulauan umumnya, karya kedua tokoh ini juga Melayu. Pada periode tersebut dapat 18 menjadi rujukan dunia Islam, tidak hanya di ciri-ciri khasnya ialah terdiri dari dua baris Indonesia. serangkap dengan jumlah perkataan dan Pengaruh Islam di Nusantara sangat suku kata di dalam sebaris antara 10-12 suku terlihat jelas pada abad ke 15 -16 M, hal ini kata. Yang kedua, skema rimanya ialah a/a, dibuktikan dengan berkembangnya ajaran b/b, c/c, serima (monorhyme). Isinya tidak Islam serta beberapa tradisi Arab yang sempurna dalam dua baris; dan puisi bentuk mempengaruhi Islam di Nusantara, di antara nazam ini kadang dibawakan dengan cara pengaruh tersebut dapat kita lihat dalam dilagukan seperti nasyid dan qasidah. tradisi sastra Melayu dalam bentuk puisi Dalam Kamus al Munawwir nazam atau syair yang berasal dari bahasa Arab berasal dari kata kerja nazama dalam bahasa yaitu syi’ir. Arab berarti merangkai, mengarang, Secara etimologi syi’ir berasal dari kata menyusun dan mengatur. Makna ini yang berarti mengetahui dan termasuk merangkai, mengarang dan ش َعرأوش ُعر merasakannya. Sedangkan menurut menyusun kata-kata dalam mengarang puisi. terminologi, Syi’ir adalah suatu kalimat Dalam Kamoes Bahasa Minangkabau- yang sengaja disusun dengan menggunakan Bahasa Melayoe Riau (Jakarta,1935) tidak irama dan sajak yang mengungkapkan dijumpai kata "nazam", namun dapat tentang khayalan atau imajinasi yang indah disamakan dengan "nalam", banalam (Hamid, 1993:13), selain itu ada definisi (bernazam) ialah bercerita dengan lagu yang berpendapat bahwa syi’ir adalah suatu terutama tentang agama atau yang berisi kalimat yang sengaja disusun dengan pengajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa menggunakan irama atau wazan arab. Indonesia ditemukan kata nalam sebagai Secara terminologis, para ahli `arudh istilah lain untuk nazam. Nalam adalah mengatakan bahwa pengertian syi`r itu sama gubahan sajak (syair, karangan), sementara (muradif) dengan nazam. Nazam ialah puisi bernalam, bermaksud membaca puisi atau yang berasal dari kesusasteraan Arab. bercerita dengan lagu; bersajak atau Sebagaimana dikutip dari Kamus Diwan bersyair. Adapun menurut Kamus Besar (1994:858) “Nazam” ialah perkataan Arab Bahasa Indonesia, Nazam adalah puisi yang yang bermakna gubahan puisi seperti sajak berasal dari Parsi terdiri atas 12 larik berima dan syair, ”bernazam” adalah bercerita 2-2atau 4-4, berisi perihal hamba sahaya dengan lagu, bersajak atau bersyair, istana yang setia dan budiman. menazamkan bermakna menceritakan Definisi-definisi di atas menunjukkan dengan lagu atau menggubah dan bahwa dalam bahasa asalnya, nazam mensajakkan. Terdapat istilah lain yang bermakna puisi secara umum. Di samping digunakan untuk nazam yaitu nalam. itu istilah ‘bernazam’ dapat diartikan sebagai Menurut Al Mu’jam al Wasith nazam berasal berlagu. Dalam hal ini istilah Nazam dari istilah Arab nazama yang secara mengalami kedudukan yang sama dengan etimologis berarti mengatur atau merangkai jenis syair dan gurindam. Ketiga jenis puisi permata. Sedangkan secara terminologis tersebut diadopsi dari bahasa asing. Syair berarti puisi. Sejenis puisi yang terikat. dan nazam berasal dari bahasa Arab, Bentuk puisi ini biasanya digubah menurut gurindam berasal dari bahasa Tamil. kaidah dan pertimbangan puisi Arab. Tema Ketiganya