IslamIslam RealitasRealitas Journal of islamic & social studieS

Identitas: Konstruksi Sosial dan Kekuasaan Novi Hendri, Endrizal Konvensyen Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (CEDAW) : Satu Tinjauan Awal Dara Maulini Binti Jalaluddin, Norsaleha Mohd Salleh Berebut Kuasa Rumah Tuhan : Ekspansi Ideologi Radikal Melalui Masjid di Kota Bekasi Zulfan Taufik Peran Panitia Pengawas Pemilu (PANWASLU) dalam Menekan Potensi Politik Uang pada Wilayah yang Dikuasai Local Strongmen : Studi pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Cimahi Tahun 2017 Arlan Siddha, Witjaksono Revitalisasi Peran Sosial Dagang dalam Pembentukkan Karakter Masyarakat Pasar Tradisional di Padang Pariaman Yusrizal Effendi, Nofri Andy N Harmony in Diversity : Study on Potential Harmonious Multicultural Society "PANTARA" Regions (PANTI-TAPUS-RAO) Northern Border of Nurfitriani Hayati Pola Jaringan Guru Murid Syeikh Haji Ali Imran Hasan Pondok Nurul Yaqin Ringan-ringan : Tahun 1970-2010 Danil Mahmud Chaniago, Akmaludin Mulis Konsep Pengelolaan Koperasi Pesantren untuk Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat : Telaah Surah Al-hasyr Ayat 7 Fahmi Reza, Riyan Hidayat

ISSN : 2477-1309 Vol. 4 No. 1 Januari - Juni 2018 Hal : 1 - 102 e-ISSN : 2477-1201

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

POLA JARINGAN GURU MURID SYEIKH HAJI ALI IMRAN HASAN PONDOK PESANTREN NURUL YAQIN RINGAN-RINGAN: TAHUN 1970-2010

Danil Mahmud Chaniago UIN Imam Bonjol Padang e-mail: [email protected]

Akmaludin Mulis UIN Imam Bonjol Padang e-mail: [email protected]

Diterima : 24 Maret 2018 Direvisi : 30 Mei 2018 Diterbitkan : 30 Juni 2018

Abstract

Dalam sejarah pendidikan Pondok Pesantren, nama Syekh Ali Imran termasuk sebagai seorang tokoh yang mempelopori berkembangnya pendidikan Pondok Pesantren di Sumatera Barat yang berawal dari sebuah Surau tempat beibadahnya orang muslim. Syekh Ali Imran lahir pada hari rabu tanggal 30 Juni 1926 dalam kondisi Indonesia belum merdeka, sumbangsinya terhadap sejarah pendidikan terutama pendidikan pondok pesatren di Sumatera Barat sangat banyak, terutama di pondok pesantren yang beliau dirikan yaitu Pondok Pesantren Nurul Yaqin ringan-ringan yang terletak di Ringan-ringan Pakandangan, padang pariaman Sumatera Barat. Sejarah perlu mencatat bagaimana corak, pola, dan jaringan guru murid Syekh Ali Imran di Pondok Pesantren Nurul Yaqin sehingga mampu berkembnag dan bertahan sampai saat ini dan hal ini merupakan salah satu bukti kontribusinya terhadap sejarah pendidkian Islam di Sumatera Barat dan Indonesia terutama di pondok pesantren.

Keywords:

Abstrak

Dalam sejarah pendidikan Pondok Pesantren, nama Syekh Ali Imran termasuk sebagai salah seorang tokoh yang mempelopori berkembangnya pendidikan Pondok Pesantren di Sumatera Barat yang berawal dari sebuah Surau tempat beibadahnya orang muslim. Syekh Ali Imran lahir pada hari rabu tanggal 30 Juni 1926 dalam kondisi Indonesia belum merdeka, sumbangsinya terhadap sejarah pendidikan Islam terutama pendidikan pondok pesatren di Sumatera Barat sangat banyak, terutama di pondok pesantren yang beliau dirikan yaitu Pondok Pesantren Nurul Yaqin ringan-ringan yang terletak di Ringan-ringan Pakandangan, padang pariaman Sumatera Barat. Sejarah perlu mencatat bagaimana corak, pola, dan jaringan guru murid Syekh Ali Imran di Pondok Pesantren Nurul Yaqin sehingga mampu berkembnag dan bertahan sampai saat ini dan hal ini merupakan salah satu bukti kontribusinya terhadap sejarah pendidkian Islam di Sumatera Barat dan Indonesia terutama di pondok pesantren.

Kata Kunci: Pengelolaan Koperasi; Pertumbuhan Ekonomi; Perkembangan Ekonomi; Kesejahteraan Ekonomi.

Kata Kunci:

Latar Belakang Berawal dari silsilah ini Syekh Ali Imran

Sosok Syekh Ali Imran sebagai ulama tidak menerima banyak pendidikan keagaman yang bisa dilepaskan dari leluhurnya yang sudah kemudian menjadi bekal baginya dalam menjadi ulama terkemuka sebelumnya. mendidkan pondok Pesantern Nurul Yaqin.

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 68 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

Perjanan sosial keagamaan Syekh Ali Ali Imran tumbuh dan berkembang seperti Imram yang begitu panjang dalam mencari anak-anak lainnya. Syeikh Hasan Tk Bagindo, ilmu dan belajar ke berbagai gurunya yang ayah Ali Imran, selain jadi ulama juga seorang tersebar hampir di seluruh Sumatera Barat, petani untuk menutupi kebutuhan keluarga. buah dari perjanan ini pulalah yang membuat Dengan didikan diwarnai dengan nuansa Syekh Ali Imran tergerak membangun pondok Islami, sejak kecil Ali Imran sudah mempunyai pesantren berawal dari sebuah surau kecil yang cita-cita yang tinggi, lurus dan taat melahirkan jaringan guru murid dan masih menjalankan ajaran Islam. bertahan hingga saat ini. Dari silsilah keturunan, Ali Imran terlahir Masalah utama yang menjadi pokus kajian dari rahim yang memiliki darah ulama. Salah ini adalah bagaimana bentuk pola jaringan satu ulama yang terkemuka di Padang guru murid yang terdapat di pondok pesantren Pariaman pada abad 18, yaitu Syekh Nurul Yaqin ringan-ringan yang berkembang Muhammad Amin bin Abdullah.2 Muhammad hingga saat ini. Amin Bin Abdullah lahir pada tahun Senin Untuk mendapatkan hasil tulisan ini penulis 1789 dan wafat pada Senin September 1926, mengunakan metode analisis deskriptif dalam usia 137 tahun.3 Orang tua laki-lakinya terhadap data-data yang penulis dapatkan bernama Abdullah, berasal dari Suku Tanjung dengan menggunakan wawancara dengan Toboh Ketek, dan ibunya Pudi Suku Koto, beberapa sumber seperti guru-guru yang Kampuang Pandan, Pakandangan, Kabupaten mengajar di pondok pesantren Nurul Yaqin, Padang Pariaman. Muhammad Amin lebih para murid dan masyarakat pondok pesantren dikenal dengan nama Muhammad Aminullah termasuk teks-teks yang berkaitan dengan atau Syeikh Mato Aia. bahasan ini. Aminullah lahir dari pasangan Abdullah dan Pudi. Adik Aminullah satu-satunya Hasil dan Pembahasan perempuan bernama Mayang Sani. Dari 1. Syekh Ali Imran; Biografi dan Mayang Sani, Aminullah memiliki 6 orang Gurunya keponakan. Masing-masing Saripah, Anjang Ali Imran lahir waktu pada subuh pada Duata, Piak Banyak, Madinah, Muhammad Rabu tanggal 30 Juni 1926 di Tanjung Aur. Syarif dan Tibarahi. Artinya Mayang Sani Diberi nama Ali Imran karena waktu itu terjadi memiliki 4 orang anak perempuan dan 2 orang perdebatan antara ulama Lahore dengan ulama anak laki-laki. Syattariyah bernama Ali Imran di Pariaman, Kemudian dari Piak Banyak melahirkan 2 dan waktu itu Syekh Hasan juga hadir dalam orang perempuan dan 2 orang laki-laki. acara debat tersebut. Sekembali dari acara tersebut lahirlah anak Sitti Amarin yang kemudian diberi nama oleh Syekh Hasan 2Sumber lain menyebutkan, nama Muhammad Amin dengan nama Ali Imran.1 bin Abdullah. Sebagaimana disebutkan dalam Nazam Rihlatul Minangkabawi. Nazam ini merupakan kisah perjalanan Muhammad Amin bin Abdullah ke Mekah dan kembali ke kampung hamannya. Wawancara dengan Awalluddin Tk Mudo, Jumat, 7 Juli 2017 di 1Tahun kelahiran Ali Imran juga bersamaan dengan Komplek Makam Syeikh Mato Aia Sarang Gagak. peristiwa gempa bumi yang menghebohkan di 3 Bahan-bahan dalam bagian ini merupakan Padangpanjang tahun 1926. Gempa tersebut juga wawancara penulis dengan salah seorang keturunan menjadi petunjuk waktu bagi banyak orang di Syekh Muhammad Aminullah Tuanku Mudo Mato Aie, Minangkabau untuk mengingatkan sesuatu peristiwa Awaluddin Datuak Pamuncak Majolelo, Sabtu, 6 yang dialami dalam keluarganya. Tahun 1926, juga tahun Agustus 2017 di kediamannya, kawasan Tapakih, Nagari kelahiran organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Sintuak Kecamatan Sintoga, Kabupaten yang lahir tepat 31 Januari 1926. Padangpariaman.

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 69 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

Masing-masing Miatin, Kasuma, Danan, dan kerinduan terhadap orang tua dan ingin Marin4. membantu orang tua dirumah akhirnya Kemudian Marin, dikarunia 5 anak yaitu Ali diputuskan untuk bertahan beberapa tahun di Imran, Muslim Rasyid, Rosmani (Simanih), kampung. Idris dan Misratul Maaz (Simai). Setelah tiga tahun dikampuang ternyata Di antara guru Aminullah adalah Inyiak keinginan tersebut tidak dapat ditahan dan Ungku Surau Baukia di Parit Malintang, akhirnya atas izin orang tua dan diputuskannya Kecamatan Enam Lingkung, Syeikh untuk belajar ketempat Syekh Ibrahim Hajji di Abdurrahman Lubuak Ipuah, Uwai Koto Baru Kec. X Koto Tanah Datar tahun Limapuluh. Selain Syekh Hasan Tuanku 1944. Syekh Ibrahim Haji adalah sahabat Bagindo (ayah Ali Imran) murid-muridSyeikh Syekh Hasan ketika sama belajar di Surau Mato Aia yang terkenal antara lain Syekh Syekh Muhammad Yatim mudiak Padang. Parabek, Syekh Cacang Tiku Kabupaten Suasana mengaji di Koto Baru sedikit Agam, Buya Ungku Saliah Keramat Sungai berbeda dengan biasanya karena pengaruh Sariak, Kabupaten Padang Pariaman dan Buya penjajahan Jepang, pada hari tertentu harus Abdul Karim Amarullah (HAKA) atau Inyiak ikut gotong royong. Setahun Ali Imran disini De Er. akhirnya Syekh Ibrahim pindah mengajar ke Kota Padang. Ali Imran tidak mengikutinya ke 2. Pendidikan dan Jaringan Guru Syekh Padang. Tetapi meneruskan ke Mungo Lima Ali Imran Hasan Puluh Kota belajar kepada Syekh Syahidan Pada tahun 1935 Ali Imran dibawa ayahnya Syarbaini selama tiga tahun, sampai tahun Pakiah Hasan ke Sitanang Lubuk Basung. Di 1946. Ali Imran memperdalam ilmu alat sana Ali Imran sekolah rakyat hingga kelas 5. (nahwu dan sharaf). Ia tamat kelas 5 tahun 1940. Kemudian Setelah tiga tahun di Mungo Ali Imran ayahnya pindah ke Tapian Kandih, melanjutkan mengaji ke Madrasah Tarbiyah Palembayan Matua Kabupaten Agam. Di sana Islamiyah Tiakar Payakumbuh dari tahun 1946 Ali Imran turut membangun Sekolah Dasar, hingga 1949. Di Tiakar Ali Imran berguru sekaligus mengajarnya. Meski baru tamat kelas pada Syekh Ibrahim Harun. Di sini ia belajar 5, tapi sudah bisa mengajar. Namun Ali Imran kitab, bahasa Arab dan cabang-cabang tidak lama di Tapian Kandih, hanya setahun, ilmunya. kemudian pulang. Di Tiakar, Ali Imran belajar selama empat Tahun 1941 Ali Imran pulang bersama tahun. Setelah belajar selama setahun Ali ayahnya ke Ringan-ringan dan melanjutkan Imran dipercaya Ibrahim Harun membina pendidikan di Surau Tangah Sawah bersama sebuah Surau menjadi guru tuo 5 . Di Surau Syekh Hasan selama tiga tahun. Sekali-sekali tersebut ada 13 orang dari Lintau yang juga belajar kepada mamaknya Mukhtar diajarkan Ali Imran. Ibrahim Harun sendiri Tuanku Mato Aia di Pakandangan, hal ini berasal dari Lintau. Murid tersebut sesuai dengan perintah ayah beliau agar Ali dipercayakan kepada Ali Imran agar dapat Imran juga belajar kepada mamaknya. belajar mengaji dengan baik. Ini pertama kali Sebenarnya Ali Imran beberapa saat Ali Imran dipercaya mengajar oleh gurunya. dikampuang sudah ingin untuk melanjutkan Anak-anak dari Lintau tersebut diserahkan pendidikan ketempat lain, tapi karena kepada Ali Imran untuk dididik dan diajarkan mengaji. Dari sini Ali Imran mulai 4 Buya Syekh Ali Imran Hasan sering menyapa dengan Uniang Marin. Sedangkan namanya bagi Buya 5 Guru tuo = kakak asuh, guru asrama, sebutan guru Syekh Ali Imran adalah Siti Amarin. di kalangan pondok Pesantrendi Sumatera Barat.

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 70 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

menunjukkan kemampuan mengajar. Dari tahun pertama di Malalo, Ali Imran Kepercayaan mengajar juga menjadi taruhan sudah mulai mengajar di kelas, seperti kelas 3 Ali Imran menunjukkan dirinya. Dengan selama setahun. Kemudian mengajar di kelas 4 penuh keyakinan, kepiawaian dan pengalaman selama 2 tahun. Kemampuan mengajar Ali yang sudah diperoleh selama mengaji yang Imran terus meningkat dan menyenangkan berpindah-pindah, Ali Imran berusaha sekuat . Sehingga Pimpinan Madrasah Tarbiyah kemampuan mendidik anak-anak tersebut. Islamiyah Syekh Zakariya Labai Sati Malalo 6 Pada tahun 1949, dari Tiakar Payakumbuh, terus memberikan kepercayaan mengajar ke kemudian Ali Imran melanjutkan tingkat yang lebih tinggi. Dua tahun berikutnya pendidikannya ke Padang Japang selama dipercaya mengajar di kelas 5 selama 2 tahun. setahun sampai tahun 1950 di Pondok Kemudian mengajar kelas 6 selama 2 tahun. Pesantren Darul Funun Abasiyah kepada Terakhir mengajar di kelas 7 selama tiga tahun. Syekh H. Nasaruddin Taha, untuk belajar Di kelas terakhir ini Ali Imran paling lama bahasa Belanda dan Bahasa Inggris . pada mengajar. Secara keseluruhan Ali Imran tahun 1950 Ali Imran pindah dari Padang mengajar di Pesantren Malalo selama 10 tahun, Japang ke Padang Panjang. Memang tidak yakni dari tahun 1950 hingga 1960. Ketika lama di Padang Japang, tapi ia dapat mengajar di Malalo ini terjadi peristiwa menyelesaikan pendidikan bahasa Inggris dan Pemerintahan Revolusioner Republik Bahasa Belanda dengan baik. Kepindahan Ali Indonesia (PRRI). Imran melanjutkan pendidikan ke Padang Ketika tentara Angkatan Perang Republik Panjang tepatnya di Malalo, Tanah Datar, di Indonesia (APRI) menyerang tentara pinggir danau Singkarak disebabkan beberapa Pemerintahan Revolusioner Republik masalah, di antaranya seperti, sukses mengaji Indonesia (PRRI) sampai di Ombilin, dan mulai mengajar santri, merupakan hal tembakan-tembakan diarahkan ke Malalo. yang menggembirakan bagi Ali Imran. Namun Ombilin yang berada di seberang Danau santri yang diajar tidak satu pun dari kampung Singkarak, menjadikan Malalo salah satu halamannya, Padang Pariaman. Ali Imran sasaran. Karena APRI menduga tentara PRRI ingin berbagi ilmu dengan santri yang berasal banyak yang melarikan ke hutan bukit yang dari Padang Pariaman. Ali Imran mencari berada di Malalo. 7 informasi di mana Pesantren yang santrinya Pada tahun 1960 Syekh Ali Imran pulang banyak berasal dari Padang Pariaman. ke kampung halamannya. 1960 Ali Imran Akhirnya Ali Imran memutuskan mulai mengajar dan membantu Syekh Hasan melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tarbiyah mengembangkan ajaran Islam di Pakandangan. Islamiyah Malalo. Di Malalo, Ali Imran tidak Setelah beberapa saat dikampung Ali Imran saja belajar kitab seperti sebelumnya, tapi melanjutkan belajar sambil mengajar kepada sudah dipercaya mengajar di lokal. Di Malalo Tuanku Salif Kiramat, kepada beliau Ali Imran ini Ali Imran mulai menampakkan bakatnya belajar ilmu obat-obatan dan tasawuf (Kaji sebagai guru, ulama, sekaligus pendakwah yang Cukuik). disenangi jama‟ah. Mula-mula dipercaya Kalau diurut dari pertama belajar ilmu mengajar santri junior, secara bertahap sampai agama guru Ali Imran berjumlah tujuh orang, mengajar di kelas tinggi, dan kemudian dipercaya Pimpinan Pesantren Syekh Zakariya 6 Syekh Zakariya Labai Sati Malalo berguru kepada Syekh Ja' far. Syekh Ja'far berguru kepada Syekh Labai Sati Malalo menggantikan dirinya pada H.Abdurrahman Bin Paduko Laksmano (Lahir 1240 H, momen tertentu sampai memberikan w. 1333 H, bermakam di Kampar, Propinsi ). 7 Bainar (76), wawancara, Minggu, 18 September pengajian rutin kepada jama‟ah di Malalo. 2017 di kediamannya, Padang Laweh, Malalo.

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 71 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

dimulai dari Syekh Hasan Tuanku Bagindo, Malalo yang di kelola Syekh Zakaria Labai Sati. Syekh Ibrahim Haji, Syekh Syahidan Sarbaini, Hal yang sama juga terdapat di Surau Tangah Syekh Ibrahim Bomban, Syekh Muhammad Sawah yang dibina oleh Syekh Hasan Tuanku Thaha, Syekh Zakaria Labai Sati, hingga Buya Bagindo, di mana pada hari tertentu belajar Tuanku Salif Kiramaik. Secara garis besar Tasawuf Syattariyah. Jadi sebenarnya kalau kita dikelompokkan guru Syekh Ali Imran berasal melihat tentu secara inplisit yaitu melalui dari aliran tarekat yang berbeda, yaitu Syekh afiliasi jaringan keguruan masing-masing guru Hasan Tuanku Bagindo, Syekh Ibrahim Hajji, keatas, apakah guru-guru Syekh Ali Imran dan Buya Tuanku Salif Kiramaik adalah ulama tersebut cendrung belajar kepada guru kepada aliran tarekat Syattariyah, yaitu tarekat yang kelompok yang mana dan tarekat apa yang dibawa oleh Syekh Burhanuddin Ulakan dan dikembangkan di Pesantren tersebut, dipelajarinya kepada Abdurrauf Singkil di walaupun sebenarnya guru tersebut mampu . Sementara Syekh Syahidan Sarbaini, mengajarkan beberapa jenis tarekat, seperti Syekh Ibrahim Bomban, dan Syekh Zakaria yang dilakukan Syekh Uwai Limo Puluah, Labai Sati adalah ulama dengan terikat disatu sisi beliau pernah belajar kepada Syekh Naqsabandiyah, yaitu tarekat yang lahir di Abdullah Surau Gadang yang bertarekat Bukhara pada akhir abad ke 14 didirikan oleh Naqsabandiyah9, dan setelah itu belajar kepada Muhammad ibn Baha al-Din al-Uwaysi al- Syekh Abdurrahman Lubuk Ipuah yang Bukhari (717-791H/1318-1389M), kemudian mengamalkan tarekat Syattariyah, kemudian yang membawa ke Sumatera Barat adalah dalam mengajar muridnya lebih cendrung Syekh Abdurrahman Khalidi Sungai Tarab, mengajarkan tarekat Syattariyah, seperti ilmu (1889), Syekh Ibrahim Kumpulan, Syeikh yang diterima Syekh Muhammad Amin bin Khatib Ali Padang, dan Syekh Muhammad Abdullah (Syekh Mato Aia) Sarang Gagak. 10 Said Bonjol. Keempat orang ini langsung Hal ini juga seiring dengan pendapat Azra mendapat ijazah dari Syekh Sulaiman al-Zuhdi yang mengatakan bahwa mereka beragam satu di Jabal Qubays.8 sama lain bukan hanya dalam hal tempat asal Di antara kedua kelompok guru Ali Imran dan etnisitas, tetapi juga dalam hal mazhab dan kalau mengenai kitab yang diajarkan atau afiliasi tarekat. Sementara seorang guru secara keilmuan tidak ada masalah dalam merupakan pengikut mazhab Hanafi, artian sama di antara keduanya. Selanjutnya muridnya bisa jadi pengikut mazhab Syafi‟i. akan dilihat ranji keguruan Syekh Ali Imran Sementara seorang guru adalah sufi baik melalui keilmuan maupun secara tarekat. Syathariyah, muridnya bisa jadi pengikut tarekat Pengelompokkan di antara keduanya Naqsabandiyah. Meski ada perbedaan- sebenarnya tidak bisa dilakukan secara eksplisit perbedaan semacam ini, ulama dalam jaringan karena antara guru tarekat dan guru secara memiliki kecendrungan umum kearah keilmuan tidaklah bisa dipisahkan, seperti reformisme Islam.11 Syekh Ibrahim Harun, disatu sisi dia adalah tarekat Syattariyah yang menjadi payung guru tarekat karena di Suraunya memiliki Surau aktifitas keagamaan Surau Nurul Yaqin suluk, Sementara dia juga mengajarkan ilmu dipercaya bersumber dari Syekh Burhanuddin keagamaan non tarekat seperti ilmu , Ulakan. Pembicaraan tentang jaringan nahwu, dan lain-lain. Hal itu juga ada pada Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah 9 Apria Putra Ulama-ulama Luak Nan Bungsu. Padang: Minangkabau Press,2011.h.200 10 Wawancara dengan Awaluddin Tk Mudo tanggal 8 Sofyan Hadi, Tarekat Naqsabandiyah Khidiyah di 16 Maret 2017. Jam 14.00 di Surau Mato Aia Sarang Minangkabau (Jurnal Manassa Manuskripta Vol 1 No 2, Gagak. 2011) 11 LocCit,Azra, h.116

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 72 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

keilmuan Syathariyah dari batas Syekh Syahidan Sarbaini adalah Naqsabandiyah. Burhanuddin dan guru-gurunya hingga ke selanjutnyaSyekh Ali Imran kembali Abdurrauf al-Sinkili sudah dibicarakan dalam mendalami tarekat Syattariyah setelah kembali beberapa sumber bacaan penting,12 karena itu dari Malalo (1960) yaitu dengan belajar kepada tidak disinggung dalam tulisan ini. Penekanan Syekh Hasan Tuanku Bagindo. Dalam waktu pembicaraan dalam bagian ini lebih terarah relatif singkat semua ilmu yang diajarkan dapat pada riwayat Syekh Ali Imran sendiri dalam dikuasai dengan baik oleh Syekh Ali Imran. menuntut ilmu. Adapun bila dalam Atas perkembangan yang pesat itu, dan setelah pembahasan diperoleh mata rantai dari silsilah menerima sepenuhnya ilmu yang diberikan guru-gurunya, maka hal itu tidak lebih dari oleh gurunya, Syekh Hasan Tuanku sebuah akses dari kerangka penulisan riwayat Bagindo.Sejak saat itu (1963) Syekh Ali Imran hidup beliau, karena bagai manapun dalam telah dipercaya oleh Syekh Hasan untuk tradisi keilmuan tarekat Syathariyah membentuk menggantikannya dalam hal pengajaran tarekat. silsilah yang menjelaskan perjalanan seorang Selanjutnya Syekh Ali Imran juga berinisiatif murid dalam memburu pengetahuan untuk belajar kepada Buya Tuanku Salif keagamaan. Kiramaik,belajar lebih lanjut kepada buya Terkait dengan hal itu, satu-satunya Angku Salif Kiramaik di Sungai Sariak Padang petunjuk tertulis mengenai silsilah keilmuan Pariaman, guna memperoleh pengetahuan Syekh Ali Imran dalam mata rantai guru dan lebih dalam. murid dalam tradisi tarekat Syathariyah adalah Hubungan silsilah keilmuan dan tarekat naskah yang yang dibacakan dalam Bai’at di Syattariyah Syekh Hasan Tuanku Bagindo adalah Nurul Yaqin,13. Guru pertama yang didatangi kepada Syekh Malin Bandaro Koto Tujuah, oleh Syekh Ali Imran adalah ayah beliau Syekh Malin Bandaro Koto Tujuah kepada Syekh sendiri yaitu Syekh Hasan Tuanku Bagindo. Ismail Padang gantiang, Syekh Ismail Padang Setelah belajar kepada Syekh Hasan Tuanku Gantiang kepada Syekh Muhammad Saleh Bagindo selama 9 tahun (1935-1944M). Selang Talawi, Syekh Muhammad Saleh Talawi beberapa waktu kemudian ia pergi pula ke kepada Syekh Cupak, Syekh Cupak Kepada nagari Koto Baru Padang Panjang guna Kadi Padang Gantiang (Dt. Maruhun Panjang menuntut ilmu kepada Syekh Ibrahim Hajji. Padang Gantiang), Kadi Padang Gantiang Di sini pun perjalanan keilmuan Syekh Ali kepada Syekh Burhanuddin.14 Imranhanya satu tahun. Sama seperti di Surau Sementara guru Syekh Hasan yang lain Tangah Sawah, ia masih belum puas untuk adalah Syekh Muhammad Amin (Mato Aia) mencari kaji. Atas alasan ini ia meminta izin yang belajar kepada Syekh Malalo Limo kepada Syekh Ibrahim Hajji untuk mencari Puluah (Uwai Limo Puluah), Syekh Malalo pengalaman baru di Mungo di bawah Limo Puluah kepada Syekh Abdurrahman bimbingan Syekh Syahidan Sarbaini. Di Surau Lubuak Ipuah, Syekh Abdurrahman Lubuak Syekh Syahidan Sarbaini sebenarnya secara Ipuah kepada Syekh Jangguik Itam Lubuak, tarekat tidak berhubungan karena tarekat Seikh Syekh Jangguik Itam Lubuak kepada Syekh Burhanuddin.15 Sementara guru yang lain dari 12 Yang terpenting antara lain , Jaringan Ulama Timur Tegah dan Kepulauan Nusantara Syekh Malalo Limo Puluah adalah Syekh Abad XVII & XVIII, Akar Pembaruan Islam di Abdullah Surau Gadang di Lima Puluh Kota Indonesia, edisi revisi, Kencana, Jakarta:2007, terutama dan bertarekat Naqsabandiyah. Untuk ranji haman 255-257; Oman Fathurahman, Tarikat Shattariyyah di Dunia Melayu-Indonesia, terutama bagian apendiks 3: Silsilah Tarekat Syattariyyah. 14 Catatan Harian Syeikh Muda Muhaamad Rais 13 Catatan Harian Syeikh Muda Muhammad Rais Tuanku Labai Nan Basa Tuanku Labai nan Basa. 15 LocCit, Oman, Lampiran 3

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 73 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

keguruannya di Surau Gadang Kabupaten merupakan murid dari Syekh Abdurrauf Lima Puluh Kota, Syekh Abdullah kepada Singkil di Aceh. Beliau Surau Durian. 16 Data ranji keguruan Sementara kalau dilihat dari ranji di tarekat Syekh Malalo Limo Puluah melalui Syekh Naqsabandiyah atau yang berguru kepada ulama Abdullah hanya sampai ke Beliau Surau Durian yang bertarekat naqsabandi maka dapat dilihat yang penulis temukan. sebagai berikut. Guru Syekh Ali Imran yang Dari guru Syekh Ali Imran yang lain yang mengamalkan tariqat naqsabandi di antaranya bertarekat Syattariyah adalah Syekh Ibrahim Syekh Syahidan Sarbaini, beliau adalah ulama Haji Koto Baru Padang Panjang, di mana yang mengembangkan kajinya di Mungo Syekh Ibrahim Hajji belajar kepada Syekh Bawah Kabupaten Lima Puluh Kota. Dari Muhammad Yatim di Surau Luhur Kalampaian ranji keguruan bahwa beliau pernah belajar Ampalu Tinggi, Syekh Mhd Yatim belajar kepada Syekh Rasyid Taher, Syekh Rasyid kepada Syekh Talawi, Syekh Talawi kepada Taher kepada Syekh Sungayang, Syekh Syekh Sunda Katapiang, Syekh Sunda Sungayang kepada Syekh Sulaiman Arrasuli, Katapiang kepada Syekh Labai, Syekh Labai Syekh Sulaiman Arrasuli kepada Syekh kepada Syekh Oesman, Syekh Oesman kepada Abdullah (Beliau Halaban), Syekh Abdullah Syekh Paraman Siangan Pandai Sikek, Syekh kepada Syekh Abdurrahman Batu Hampa, Paraman Siangan kepada Syekh Syekh Abdurrahman Batuhampa kepada Syekh Burhanuddin.17 Abdurrahman Khalidi (Beliau Galo Gandang). Dari Tuanku Salif Kiramaik, Syekh Ali Sementara ranji keguruan Syekh Rasyid Taher Imran mempunyai ranji bahwa Tuanku Salif yang lain adalah dari Syekh Mhd Saad Surau belajar kepada Syekh Mato Aia (Syekh Baru, Syekh Mhd Sa‟ad kepada Syekh Abu Muhammad Amin), Syekh Mato Aia belajar Bakar Tabiang Pulai, Syekh Abu Bakar kepada Uwai Limo Puluah, Uwai Limo Puluh Tabiang Pulai kepada Syekh Mhd Jamil kepada Syekh Abdurrahman Lubuk Ipuh, Tungka, Syekh Mhd Jamil Tungka kepada Syekh Abdurrahman kepada Syekh Jangguk Syekh Mhd Taher Barulak, Syekh Mhd Taher Itam, Syekh Jangguik Itam kepada Syekh Barulak kepada Syekh Sulaiman, Syekh Burhanuddin. 18 Dari guru yang lain Tuanku Sulaiman kepada Ismail, Syeikh Ismail kepada Salif Kiramaik mempunyai guru Angku Syekh Abdul Jabal, Syekh Abd Jabal kepada Ampalu Tinggi, Angku Ampalu Tinggi kepada Syekh Khalid Naqsabandi. Dari ranji Syekh Syekh Talawi Padang Gantiang, Syekh Talawi Syahidan Sarbaini dengan Syekh Rasyid Taher Padang Gantiang kepada Syekh Sultan Al- melalui gurunya Tuanku Mudo Karuang Kisa‟I Ibn Habibullah, Syekh Sultan Al-Kisa‟I Sicincin dapat dilihat bahwa Tuanku Mudo kepada Syekh Abdurrahman Ulakan, Syekh Karuang Sicincin berguru kepada Syekh Abdurrahman Ulakan kepada Syekh Abdullah Surau Gadang, Syekh Abdullah Burhanuddin.19 kepada Beliau Surau Durian.20 Dari semua guru tarekat Syattariyah dan Melalui ranji Syekh Abdullah, maka keilmuan dari tiga orang guru itu bermuara bertemu ranji guru murid Syekh Syahidan kepada Syekh Burhanuddin Ulakan yang Sarbaini dengan dengan Tuanku Salif Kiramaik di Syekh Abdullah Surau Gadang. Artinya 16LocCit, Apria Putra, h. 205 Tuanku Mudo Karuang dengan Uwai Limo 17 Amiruddin, Berjuang Tanpa Pamrih, (Pdg Pariaman: Puluah satu guru yaitu Syekh Abdullah Surau PEMDA Pdg Pariaman,2005) h. 46 18 Wawancara dengan Awaluddin Tuanku Mudo Gadang. tanggal 16 Maret 2017 di Surau Sarang Gagak pukul 14.00 WIB 19 LocCit, Oman, Lampiran 3 20 LocCit, Apria Putra, h. 208

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 74 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

Dari guru Syekh Ali Imran yang ke empat yaitu tareqat naqsabandi dan Syattari yaitu Syekh Ibrahim Harun (Baliau Bomban) pertemuan guru Syekh Ali Imran adalah antara Tiaka, dapat dilihat bahwa Syekh Ibrahim melalui Syekh Hasan Tuanku Bagindo, dan Harun belajar kepada Syekh Abdullah Tuanku Salif Kiramaik melaui Syekh Halaban, Syekh Abdullah Halaban kepada Muhammad Amin (Mato Aia) dengan Syekh Syekh Abd Rahman Batuhampa, Syekh Syahidan Sarbaini melaluiTuanku Mudo Abdurrahman Batuhampa kepada Syekh Karuang Sicincin pada Syekh Abdulah Surau Abdurrahman Khalidi Galo Gandang. Ranji Gadang. Syekh Ibrahim Harun Bertemu dengan ranji Dari semua guru Syekh Ali Imran hanya Syekh Syahidan Sarbini di Syekh enam guru yang rutin di Ziarahinya, di Abdurrahman Batuhampa melalui Syekh antaranya Tuanku Salif Kiramaik setiap bulan Sungayang. Sementara dari ranji guru Syekh Rajab, Syekh Hasan Tuanku Bagindo bulan Abdullah Halaban (guru Syekh Ibrahim Sya‟ban, guru Syekh Ibrahim Hajji (Syekh Harun) yang lain yaitu Syekh Thaha Muhammad Yatim) bulan Sya‟ban, Syekh Limbukan, dari Syekh Thaha kepada Syekh Ibrahim Harun, Syekh Syahidn Syarbaini bulan Mhd Saleh Pdg Kandih, Syekh Mhd Saleh Syafar, Syekh Zakaria Labai Sati bulan kepada Syekh Karim bin Fathani, Syekh Karim Muharram. Hal ini seperti tradisi yang biasa kepada Syekh Sulaiman Affandi, Syekh dilakukan oleh tarekat Syattariyah, yaitu Sulaiman Affandi kepada Syekh Aliyuddin, menziarahi ulama. Hal ini merupakan unsur Syekh Aliyuddin kepada Syekh Khalid penting dalam penentuan mata rantai keilmuan Naqsabandi. Dari ranji Syekh Abdullah yang seorang murid. belajar kepada Syekh Thaha Limbukan maka Keilmuan masing-masing guru Ali Imran bertemu juga ranji keguruannya dengan Syekh tetap ada seperti ilmu Nahwu dan saraf Sahidan Sarbaini di Syekh Khalid Naqsabandi. diterima dari Syekh Sahidan Sarbaini. Ilmu Dari guru Syekh Ali Imran yang ke lima tafsir, Fiqh, badi’, bayan, ma’ani, diterima dari yaitu Syekh Zakaria Labai Sati Malalo, dapat Baliau Bomban dan Syekh Zakaria Labai Sati, dilihat bahwa Syekh Zakaria Labai Sati belajar dan ilmu tasawuf naqsabandi diterima dari Syekh kepada Syekh Mhd Jamil Jaho, Syekh Mhd Zakaria Labai Sati, walaupun tarekat ini tidak Jamil Jaho kepada Syekh Abdullah Halaban, dikembangkan oleh Syekh Ali Imran . Untuk Syekh Abdullah Halaban…..( seperti yang tarekat Syattariyah Syekh Ali imran telah diterangkan pada ranji guru Syekh memperolehnya dari Syekh Hasan Tuanku Ibrahim Harun terhadap ranjinya, karena Bagindo, Syekh Ibrahim Hajji Koto Baru, dan Syekh Abdullah yang dimaksud adalah sama).21 Tuanku Salif Kiramaik. Dari tiga guru Syekh Ali Imran yang Selain ziarah merupakan menegaskan berafiliasi kepada tarekat Naqsabandi seperti silsilah keilmuan, terutama tasauf, juga Syekh Syahidan Sarbaini, Syekh Ibrahim mempertegas bahwa ajaran-ajaran tasauf yang Harun, dan Syekh Zakaria Labai Sati, ketiganya diterima oleh Syekh Ali Imran tidak berbeda memilki ranji keguruan yang hampir sama. dengan karakter tasauf yang dibawa oleh Syekh Rata-rata guru mereka belajar ditempat yang Burhanuddin Ulakan. sama yaitu guru yang berafiliasi ke Syekh Faktor penguasaan Syekh Ali Imran Abdurrahman Batuhampa. Pertemuan ranji terhadap materi-materi keilmuan yang populer mereka yang lain adalah di Syekh Khalid diajarkan dalam tradisi tarekat Syattariyah ini Naqsabandi. Sementara dari dua aliran tarekat mengharumkan nama beliau. Dengan nama besar seperti itu, Syekh Ali Imran banyak

21 LocCit,Apria Putra, h. 205

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 75 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

dikunjungi oleh murid-murid dari berbagai a. Sejarah proses belajar daerah. b. Tempat-tempat belajar Hingga sekarang pondok Pesantren Nurul c. Penyusunan jaringan intelektual keilmuan Yaqin masih eksis dalam dua tingkatan: d. Penyusunan daftar ilmu yang Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah „Aliyah. dikembangkan Atas usaha Syekh Ali Imran, ajaran-ajaran e. Tradisi dan adab yang dibiasakan di tarekat Syattariyah ajaran-ajaran tradisional terus lembaga pendidikan dilestarikan. Ajaran-ajaran Tasawuf masih tetap Bersamaan dengan proses keilmuan Islam eksis hingga saat ini, disampaikan melalui di Pondok Pesantren Nurul Yaqin pengajian-pengajian pada majelis-majelis Pakandangan pada tahun 1970-2010, tertentu di Surau-Surau berbasis tarekat Pesantren ini digunakan oleh para ulama dan Syattariyah, di Padang Pariaman dan sekitarnya. murid-muridnya sebagai pusat jaringan Sesuai dengan perkembangan terakhir, keilmuan. Di Pesantren inilah para guru berdasarkan aktifitas Pondok Pesantren Nurul (ulama) menyebarluaskan gagasan-gagasan Yaqin dan Surau-Surau yang didirikan oleh keagamaan, terutama yang terkait dengan pengikut-pengikut beliau, saat ini ajaran tarekat ajaran-ajaran mendasar Islam. Dalam konteks Syattariyah masih dilestarikan di Surau tersebut demikian, Pesantren adalah wujud nyata dan oleh murid-murid Syekh Ali Imran, yang menjadi media pembelajaran yang sangat menerima Bai’at dari Syekh Ali Imran, di efektif, terutama dilihat dari proses Islamisasi Pesantren Nurul Yaqin. di Sumatera Barat. Berkaitan dengan ini, harus diakui bahwa sebagai institusi yang 3. Pola Jaringan Guru Murid Pondok Pesantren mengemban tugas pendidikan sekaligus Nurul Yaqin. penyebaran ajaran-ajaran keIslaman, yang Secara lebih spesifik, jaringan guru dan sumber-sumber ajarannya ditulis dengan murid di Pesantren erat kaitannya dengan bahasa Arab, Pesantren beserta orang-orang pewarisan ilmu keagamaan. kata “jaringan” yang mengajar dan belajar di dalamnya adalah pada aspek tertentu mengandung penegasan mereka yang terlebih dahulu mahir ilmu adanya transmisi ilmu keagamaan dari generasi agama, dalam hal ini agama Islam tradisional. ke regenerasi. Dalam hal ini, Pesantren berbasis ilmu Jaringan guru murid diperkenalkan oleh agama dan tarekat Syattariyah yang Azyumardi Azra dalam bukunya Jaringan melaksanakan pengajaran dan pewarisan ilmu Intelektual Ulama Timur Tengah dengan keagamaan pada gilirannya mengemban proses Kepulauan Nusantara Abad XVI dan Abad pewarisan yang menimbulkan jaringan XVII. Setelah karyanya yang berjudul Jaringan keilmuan ini. Fathurahman menegaskan Ulama ini diterbikan, istilah ini sebagai sebuah bahwa, Tarekat Syattariyah di nusantara dengan teori keilmuan mulai populer. Ia membatasi, persebaran dapat menjelaskan matarantai bahwa teori Jaringan Intelektual ini bukanlah keilmuan dan saling keterhubungan guru dan membahas teks-teks yang terdapat di dalam murid komunitas ini. 23 dalam konteks itu, buku, melainkan mengkaji perosalan-persoalan Pesantren Nurul Yaqin yang berafiliasi kepada orang yang mengalami proses belajar dan tarekat Syattariyah tergolong produktif mengajar yang mencakup22: melahirkan alumni. Pada saat sekarang tingkat produktifitas Pondok Pesantren dalam

22 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tegah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII, Akar Pembaruan Islam di Indonesia, edisi revisi, Kencana, 23 Oman Fathurrahman, Tarekat Syattariyah di Jakarta:2007, h. 255-257 Minangkabau, (Jakarta:Prenada Media Group, 2008), h.7

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 76 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

melahirkan jaringan guru murid masih terlihat Paninggahan Solok, dan Izzuddin Tuanku aktif. 24 Malin Mudo dari Malalo. Adapun santri yang menyematkan gelar Tahun 1974 menyematkan gelar tuankunya tuankunya diangkat menjadi tuanku dihitung sebanyak lima orang, di antaranya Ahmad dari tamatan tahun 1970, karena pendataan Dalwi Tuanku Labai Nan Mudo dari X koto, yang telah dibukukan baru dimulai tahun 1970. Darwis Tuanku Malin Marajo dari Kasang, Berdasarkan buku catatan alumni tersebut Mhd Arif Tuanku Mangkuto dari Kayu Tanam, mereka yang menyematkan gelar tuankunya M. Rasyid Tuanku Dt. Rky Tuo dari X Koto, pertama kali sebanyak empat orang, di dan Tuanku Azhar Chan dari V Koto. antaranya Syahril Tuanku Mudo dari Malalo Perayaan tahun ini dilaksanakan pada tahun bersama tiga temannya yang lain, Zubir 1974. Tuanku Sutan dari Kayu Tanam, Syamsir Alam Pada tahun 1976 menyematkan gelar Tuanku Malin Bagindo dari Kasang, dan tuankunya sebanyak dua orang, yaitu Ahamsir Tarmizi Tuanku Pakiah Majolelo dari Malalo Tuanku Malin Sinaro dari Kasang, dan Aly dinyatakan tamat di Pesantren Nurul Yaqin Imran Tuanku Khatib Marajo dari Malalo. Ringan-Ringan. Keempatnya dapat dikatakan Tahun 1978 menyematkan gelar tuankunya lulusan pertama dari Nurul Yaqin. sebanyak lima orang, di antaranya Tuanku M. Setahun kemudian, pada tahun 1971, Nashiruddin dari X Koto, Tuanku Sukirman kawan-kawan Syahril yang lain berhasil dari Rambatan, Ansyarullah Tuanku Khatib menyematkan gelar tuankunya. Tahun ini Bandaro dari X Koto, Daimal Irfan Tuanku banyak yang dinyatakan lulus, hampir 95 Siddi Mangkuto dari VII Koto, Tuanku persen yang mengaji bersama Syahril Basyaruddin dari Malalo. dinyatakan lulus sebanyak lima orang di Tahun 1979 menyematkan gelar tuankunya antaranya Musrial Tuanku Pakiah Kayo dari sebanyak empat orang, di antaranya Tuanku Malalo, Firdaus Tuanku Rajo Mangkuto dari Abdur Rauf dari X Koto, Asman Syarif Lintau, Harmaini Tuanku Panduko Sati dari Tuanku Sutan Sinaro dari Kasang, Ahmad Malalo, Nalib Tuanku Malin dari Lintau. Zaini Tuanku Labai Batuah dari X Koto. Karena sudah banyak yang dinyatakan lulus, Tahun 1980 menyematkan gelar tuankunya diadakan perayaan. Arak-arakan santri yang enam orang diantranya Bustanuddin Tuanku sudah lulus pun dilakukan dari Ringan-Ringan Bagindo dari VII Koto, Abdurrahim Tuanku ke Parik Malintang. Dimulai dari tahun ini Labai Batuah dari X Koto, Masrul Tuanku perayaan pengangkatan tuanku selalu diadakan Khatib Batuah dari X Koto, Husin Alim arak-arakan ke Parik Malintang dengan diiringi Tuanku Sinaro dari X Koto, Syamsul Anwar bunyi-bunyian seperti rebana atau drum band. Tuanku Khatib Rky Basa dari X Koto, M. Tahun 1972 tercatat hanya menyematkan Syafiyuddin Tuanku Marajo dari Kasang. gelar tuankunya sebanyak dua orang yaitu Tahun 1981 menyematkan gelar tuankunya Asroel Tuanku Malin Bungsu dari Lintau, dan sebanyak dua orang di antaranya M. Zaidi Syuryadi Tuanku Mudo dari Koto Baru. Tuanku Mudo dari Pariaman, dan Muazzuddin Perayaan angkatan 1972 ini juga dilaksanakan Tuanku Sutan dari Lubuk Alung. Tahun 1982 pada tahun berikutnya, yaitu seiring dengan sebanyak sebanyak empat orang, di antaranya tamatan tahun 1973 sebanyak dua orang pula Buyung Adik Tuanku Faqiah Marajo dari X di antaranya Ali Basar Tuanku Mudo dari Koto, Idarussalam Tuanku Sutan dari Ringan- Ringan, M. Yunus Tuanku Pakih Majolelo dari Malalo, Ali Akbar Khatib Bandaro dari Malalo. 24 Wawancara dengan Ajo Labai Ketek Pada hari Jum‟at 1 Sept 2017, Jam 14.30 di Tanjung Aur Tahun 1983 tidak ada yang tamat, dan tahun

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 77 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

1984 menyematkan gelar tuankunya sebanyak Tahun 1990 menyematkan gelar tuankunya empat orang di antaranya Zulfahmi Tuanku sebanyak lima orang yaitu, Ahmad Damanhuri Paqih Majolelo dari Malalo, Syafruddin Tuanku Tuanku Sutan Bandaro dari VII Koto, Hartono Khatib Mulia dari Tj Gadang Sijunjung, Tuanku Malin Mamgkuto dari Batipuh, Ali Erman Tuanku Paqih Mudo dari Malalo, dan Basar Tuanku Sutan Sinaro dari VII Koto, Marjohan Tuanku Mudo dari Cerenti Riau. Syamsul Akmal Tuanku Sutan dari VII Koto, Tahun 1985 menyematkan gelar tuankunya Syafrimal Tuanku Paqih Marajo dari Malalo. sebanyak sebelas orang, di antaranya Zakirman Tahun 1991 menyematkan gelar tuankunya Tuanku Paqih Sutan dari Malalo, Zubir Tuanku enam orang yaitu, Tuanku Alius dari Malalo, Malin Palito dari Tj Gadang Sijunjung, Suardi Bujang Tuanku Sulaiman dari IV Koto, Zal Tuanku Andah dari VII Koto, Tuanku. Khairul Fitri Tuanku Makdum dari Aripan Solok, Basri Dt. Banuansa dari Tj Barulak, Zamadin Irman L Tuanku Sutan Bandaro dari VII Koto, Tuanku Malin Majolelo dari Singgalang, Jamaril Tuanku Mudo dari Bungus, Tuanku Tuanku Abu Bakar dari Lb Alung,Tuanku Syafrizal dari Sintoga. Zamzami dari Tarusan Pesisir Selatan. Tahun 1992 menyematkan gelar tuankunya Tahun 1986 menyematkan gelar tuankunya tiga belas orang yaitu Tuanku Amrizal dari VII sebanyak empat orang di antaranya Ardison Koto, Tuanku M. Yusuf Salam dari Bungus, Tuanku Bagindo dari Aripan Solok, Ali Umar Ustazah Yanti Ermita dari Kayu Tanam, Tuanku Mudo dari Lb Alung, M. Ali Tuanku Tuanku Syafrial dari Tj Aur, tuanku Abdul Paqih Majolelo dari Malalo, dan Isben Tuanku Malik dari VII Koto, Tuanku Jainal dari Majolelo dari Paninggahan Solok. Tahun 1987 Rambatan Batu Sangkar, Tuanku Fikran menyematkan gelar tuankunya sebanyak dua Ahmadi dari Solok, Tuanku M. Nur Ali dari orang yaitu, Tuanku M. Luthfi dan Almuhdil Sungai Tarab, Tuanku Muhammad Nur dari Karim Tuanku Bagindo dari Ringan-Ringan. Sibarambang Solok, Tuanku Mhd Nazir dari Tahun 1988 menyematkan gelar tuankunya Kayu Tanam, Tuanku Mismaruddin dari sebanyak enam orang yaitu, Dhamiri Tuanku Malalo, Ustazah Arafatil Huda dari Kayu Malin Ameh dari Bungus, Akmal Tuanku Sidi Tanam, dan Tuanku Ali Basar dari VII Koto. dari Pariaman, Syarifuddin Tuanku Malin Tahun 1993 menyematkan gelar tuankunya Bandaro dari Koto VII Sijunjung, M. Salim Sembilan orang yaitu, Zul Hamdi Tuanku Tuanku Sutan dari Kayu Tanam, Darnis Kerajaan Nan Saliah (tahun 2017 menjadi Tuanku Labai Sati dari Gunung Rajo, dan khalifah Syekh Ali Imran Hs dengan gelar Iswanti Tuanku Paqih Kayo dari Malalo. Syekh Zul Hamdi Tuanku Kerajaan Nan Tahun 1989 menyematkan gelar tuankunya Saliah) dari Sungai Tarab, Busyarli Tuanku sebanyak sepuluh orang yaitu, Akmaluddin Kuniang dari Sungai Limau, Tuanku ArmanYedi Tuanku Labai Mudo dari Tj Barulak, Aziz dari VII Koto, Tuanku Zulfahmi dari Malalo, Akbar Tuanku Basa dari Pariaman, Hasnal Tuanku Nasir dari Malalo, Tuanku Zulkifli dari Tuanku Paqih Majolelo dari Malalo, Mailius Ps Usang, Tuanku Rasman dari Batipuh, M. Tuanku Sinaro dari Kuncir Solok, Dasrizal Rais Tuanku Labai Nan Basa dari Singgalang, Tuanku Kh. Sulaiman dari Bungo Tanjung X Koto, dan Tuanku Kusyairi dari Ringan- Batipuh, Mawardi Tuanku Sutan Salim dari Ringan. Sungai Limau, Nasrul Tuanku Mudo dari Tj Tahun 1994 menyematkan gelar tuankunya Gadang Sijunjung, Arminas Tuanku Malin sebanyak empat orang yaitu, Tuanku Syaiful Marajo dari Malalo, Safi‟I Tuanku Sidi dari dari Ringan-Ringan, Tuanku Ihsan dari Sungai Asam Pulau, dan Masri Tuanku Mudo dari Tarab, Ustazah Zainab dari VII Koto, Lubuk Alung. Tuanku Irfatmizon dari Batipuh. Tahun 1995

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 78 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

sebanyak tiga orang yaitu, Tuanku Syafrizal dari Tuanku Syamsu Rijal, Ustazah Deswita dari Bungus, Tuanku Sumardi dari Kudu Gantiang, Malalo, Tuanku Abdul Salam dari Pariaman, dan Tuanku Delfa Yenedi dari Batipuh. Tuanku Syafrisal dari Sijunjung, dan Tuanku Tahun 1996 menyematkan gelar tuankunya Suharli dari Batu Sangkar. sebanyak empat belas orang yaitu, Tuanku Tamat tahun 1999 menyematkan gelar Syahril dari Sintoga, Tuanku Zainal dari Lubuk tuankunya Sembilan orang dan merayakan Alung, Tuanku M. Nur dri Malalo, Tuanku pengangkatan tuankunya tahun 2000 di Kisman dari Bungus, Tuanku Ali Musri dari antaranya, Ustazah Nurhasmi, Tuanku Ilham Malalo, Tuanku Azrul Aswat dari VII Koto, Mukhlis dari Pariaman, Ustazah Desmira Tuanku Herman dari Lubuk Minturun, Tuanku Mulia dari Ringan-Ringan, Tuanku Abidur Jasril dari Bungus, Ustazah Siet dari Bungus, Rahman dari Kasang, Tuanku Leka Aini Zuhri, Tuanku Afrizal dari VII Koto, Tuanku Arius Ustazah Marlis dari Malalo, Tuanku Ismail dari dari Malalo, Tuanku Mulyadi dari Pariaman, Batipuh, Tuanku Zaherman dari Sungai Tuanku Hendri Naldi dari Tandikek, dan Geringging, Tuanko Canon dari Kayu Tanam. Ustazah Hamidah dari VII Koto. Tamat tahun 2000 dan merayakan tahun 2000 Tahun 1997 menyematkan gelar tuankunya adalah, Tuanku Deri Apendi dari Aripan sebanyak tiga belas orang yaitu, Tuanku Solok.25 Harmen Agustian dari Malalo,Tuanku Rahmat Setelah pengangkatan tuanku tahun 2000 dari Lb Alung, Tuanku Masrizal dari Duo Syekh Ali Imran tidak lagi mengajar di kelas Koto, Tuanku M. Yusuf dari Bungus, Tuanku tujuh dikarenakan uzur dan sakit mata. Hingga Syamsu Rijal dari Gunung Rajo, Tuanku tahun 2010 terjadi beberapa kali pergantian Masripul dari Kasang, Tuanku Zul Fahmi dari guru di kelasg VII di antaranya: Sungai Geringging, Tuanku Armayulis dari 1. Zul Hamdi Tuanku Kerajaan Nan Agam, Tuanku Muslim dari Ringan-Ringan, Sholeh. 26 dari tahun 2001 sampai 3003. Tuanku Syafriyulis dari Kayu Tanam, Zulkifli Setelah tahun 2003 beliau menggantikan Tuanku Rajo Intan dari Pesisir Selatan, Tuanku Syekh Ali Imran mengajar di kelas Masripul dari Bungus, dan Tuanku Akmal dari Busthan dan mengajarkan tasawuf. Batipuh. 2. Busyrali Tuanku Kuniang dari tahun 2004 Tahun 1998 menyematkan gelar tuankunya sampai 2005. Setelah tahun 2005 beliau dua puluh tujuh orang yaitu, Tuanku Assaidul dimintak masyarakat Sungai Geringging Akram dari Aripan Solok, Ustazah Roni dari untuk mengajar disana. Duo Koto, Tuanku Jefrianto dari Bungus, 3. Muhammad Rais, SS Tuanku Labai Nan Ustazah Misnita dai Malalo, Tuanku Basa dari tahun 2006 sampai 2010. Goderman dari Bungus, Ustazah Nova Yendri Adapun mereka yang menyematkan gelar dari Malalo, Tuanku Muslim dari VII Koto, tuankunya dimasa Zul Hamdi Tuanku Kerajaan Ustazah Armailis dari Ringan-Ringan, Tuanku Nan Sholeh dimulai dari tahun 2001 adalah, Zumkasri, Tuanku Husni Tamrin dari Gunung sebanyak 17 orang, di antaranya Mhd Syafei Rajo, Tuanku Edi Edison dari Pd Panjang, Tuanku Labai Pandito dari Batipuh, Deri Tuanku Junaidi dari Bangko , Tuanku Ali Efendi Tuanku Sutan Bagindo dari Solok, M Zali Abas dari Rimbo Panjang Riau, Tuanku Roni Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto dari Wardi dari Malalo, Tuanku Syamsir, Tuanku Henadri, Tuanku Ujang Hartadi dari Pariaman, 25 Buku Daftar Ijazah M.A.I. Pondok Tuanku Mursyidin Pincuran Tujuh, Tuanku PesantrenNurul Yaqin. Yatno dari Sawah Lunto, Tuanku Syarbaini 26 Wawancara dengan Syaiful Tk Mudo Hari Jum‟at Tgl 18 Mei 2017 di Masjid Ringan-Ringan pukul 14.00 dari Sintoga, Tuanku Inaldi dari Malalo, WIB

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 79 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

Pasaman, Bukhari Tuanku Kuniang dari Sungai Gustami Tuanku Simarajo Bungsu, Nursyamsi Kasikan, Ahmad Yani Tuanku Sidi dari Pauh Gucci, Al Ustazatul Radiatul Bil Islam, Erman Manis, Zul Hamdi Tuanku Mudo dari Malalo, Tuanku Malin Basa, Darwinisah Tuanku Labai Sutriani Ustazah Ma‟adinul Hikami dari Solok, Mudo, Roza Arlantika Al Ustazatul Kamilah. Yunila Sari Ustazah Hakimatum bil A‟dlidari Tahun 2005 menyematkan gelar tuankunya Lb Begalung, Nel Hasrati Ustazah Jami‟atul sebanyak dua belas orang, tapi merayakan Ma‟rufi dari Tj Aur, Masriadi Tuanku Paqih perayaan pengangkatan tuanku dan ustazahnya Majolelo dari Malalo, Khadri Tuanku Paqih bergabung dengan perayaan tahun 2006 yang Sutan dari Malalo, Novis Tuanku Paqih berjumlah sebelas orang. Tahun 2006 guru Mandaro dari Malalo, Syahlul Munal Tuanku kelas VII nya adalah M Rais SS, Tuanku Labai Majolelo Mangkuto dari Kudu Pariaman, Nan Basa. Jadi jumlah santri yang merayakan Marison Tuanku Imam Saliah dari Inuman pengangkatan tuanku tahun 2006 sebanyak 23 Riau, Mhd Darwis Tuanku Paqih Malin Kayo orang, yang terdiri dari 12 orang yang dari Batipuh, Sirajul Afkar Tuanku Qodhi dari menyematkan gelar tuankunya dengan Busyrali Aripan Solok, HM Yasir Tuanku Labai Tuanku Kuniang dan 11 orang yang Majolelo dari Batipuh. menyematkan gelar tuankunya dengan M Rais Tahun 2002 menyematkan gelar tuankunya Tuanku Labai Nan Basa. Di antara mereka sebanyak 12 orang di antaranya Hunan Tuanku adalah M Yani Tuanku Mudo, M Idrus Tuanku Sidi, Syaiful Rahman Tuanku Mudo Maharajo, Bandaro Sati, M Yalil Tuanku Basa, Junaidi Jamanir Tuanku Bagindo, Ori Sativa Syakban Arif Tuanku Sidi Mangkuto, Jaliyul Azizi Tuanku Imam Rajo Basa, Sulthanul Yusra Ustazah Muhajiratul Haq, Mitratul Rahma, Tuanku Imam Mandaro, Syamsuddin Tuanku Ustazah Shadiqatum Bil Ilmi, Fitri Julina Mudo, Deflengki Tuanku Malin Mancayo, Ustazah Rahimatud-din, Muhardi Tuanku Tuanku Zainul Arif, Zulkarnaini Tuanku Paqih Malin Sutan, Fauzi Tuanku Malin Batuah, Majolelo, Ian Hasan Putra Tuanku Lb Murni Ustazah Hanifah, Ustazah Erdawati, Sulaiman, Fadril Aziz Nain Tuanku Paqih dan Tuanku Ilyas. Selanjutnya Nofriandi Marajo, Zulfadli Tuanku Sutan. Tuanku Mursyidul Ummah, Ahmadul Hadi Tahun 2003 menyematkan gelar tuankunya Tuanku Mudo, Fajrul Khairi Tuanku Makhdun sebanyak lima orang, di antaranya M Asyraful Sati, Hengki Afriko Tuanku Paqih Majolelo, M Anam Tuanku Bgd Batuah dari Koto Tinggi Al Munawir Tuanku Sidi Ibrahim, Rifqul Pdg Pariaman, Indra Gusnedi Tuanku Malin Manan Tuanku Malin Sampono, Ustazah Reni Sulaiman dari Bungus, Abrar Maulana Tuanku Sri Wahyuni, Afrizal HD Tuanku Bandaro Kayo, Khatib Majolelo dari Muaro Ambius, Mukhlis Zelfa Yuli Tuanku Itam, Ika Syafrianto Tuanku Tuanku Qori dari Ringan-ringan Pakandangan, Bagindo, Ilyas Tuanku Bagindo. Budiman Tuanku Labai Mudo dari Sungai Yang menyematkan gelar tuankunya tahun Geringging. 2007 sebanyak lima orang, di antaranya Santri yang menyematkan gelar tuankunya Mukimal Afkar Tuanku Sutan Sati dari tahun 2004 sampai tahun 2005 adalah di Bintungan Tinggi, Repi Ramadhani bawah bimbingan Busyrali Tuanku Kuniang Mu‟allimah Mutaghiyatu Ridwanallah dari ketika di kelas VII nya. Di antarasantri yang Pessel, Alfian Tuanku Malin Marajo dari Lb tamat tahun 2004 adalah sebanyak delapan Alung, Ulil Amri Tuanku Labai Nan orang di antaranya Ismaria Al Ustazatul Basa dari Dumai Riau, Tuanku M Rasyid dari Shadiqiyyah dari Sintoga, Azizah Mu‟allimatun Malalo. Mutimatunddin dari Tapakis Ulakan, Johari Tamat tahun 2008 sebanyak delapan belas Jamal Tuanku Paqih Mudo dari Malalo, santri di antaranya, Ilham Sikumbang Tuanku

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 80 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

Bgd Kaciak dari Binuang, Rimandianto Ade Dasrial Tuanku Sutan Mudo dari Sintuk, Tuanku Parmato Rajo Nan Alim dari Aripan Hendri Tuanku Faqih Sinaro dari Pdg Sago, M Solok, Luki Permansyah Tuanku Bagindo dari Yunus Tuanku Malin Bandaro dari Asam Kayu Tanam, Ghina Rahmika Ust Pulau, Rismanto Tuanku Khatib Panduko, Mudawimatul I‟badah dari Malalo, Dina Murni Ibrahim Saleh Tuanku Rajo Mudo, Novis Afria Ust Mudawimatud-din dari Malalo, Nel Hasrat Safitri Mu‟alimah Mutaqidatum Bi‟atiqadil Ust Mushlihatul Ummah dari Pdg Panjang, Haq, Welzani Tuanku Rajo Bujang, Fatimatul Nurhayati Ust Muslihatud-din dari Btg Zahra Mu‟alimah Kharijatum Minal Bathili Ilas Masang, Tuanku Aguslim dari Kayu Tanam, Shaliah, Eko Ona Sutra Tuanku Sinaro, Tuanku Abdul Muthalib dari Sungai Langkok, Shahluddin Tuanku Imam, M Fauzi Tuanku Tuanku Al Anshori dari Bengkulu, Irsyad Bandaro Sati, Rici Ricardo Tuanku Sutan Tuanku Malin Batuah dari Kasang, Ustazah Majolelo, Ebri Salmi Tuanku Malin Mangkuto, Irmawati dari Malalo, Tuanku Zeki Ninofriko Syamsul Mu‟arif Tuanku Sidi, Anca Rais dari Sungai Sarik, Tuanku Ramadhani dari Pdg Tuanku Labai Marajo, dan Anasril Tuanku Pariaman, Muslim Tuanku Marajo Mangkuto Malin Batuah. Sati, Ahmad Syukur Tuanku Faqih Basa dari Selanjutnya bagi santri yang sudah pernah Singgalang, Tuanku Usman, dan Tuanku mengajar dikelas VII atau yang dianggap Erianto, ilmunya sudah sempurna diberi gelar oleh Tahun 2009 menyematkan gelar tuankunya Abuya Syeikh Ali Imran dengan tambahan dua belas santri yaitu, Roby Seprya Tuanku Syeikh Muda. Karik Bayuan dari Pesisir Selatan, Afdal Yusra Secara garis besar pengelompokkan alumni Tuanku Rajo Timbalan dari Bungus, Yosrizal yang dilahirkan di Pondok Pesantrn Nurul Tuanku Sinaro Mudo dari Sintoga, Wezi Afrinal Yaqin dapat dipilah menjadi enam bagian: Tuanku Faqiah Mudo dari Malalo, Marjoni 1. Pertama, alumni yang mendirikan pondok Tuanku Labai Bandaro Kayo dari Kayu Tanduak, Pesantren yang sejenis dengan pondok Ahmad Syarif Tuanku Mudo Mankuto dari Pesantren Nurul Yaqin yang akhirnya Asam Pulau, Zainal Abidin Tuanku Labai menciptakan jaringan baru Nurul Yaqin, Batuah dari Gunung Rajo, Muhvi Evendi 2. Kedua sebaran alumni sesuai dengan Tuanku Kaciak Rajo Endah dari Singgalang, daerah asalnya, dan Raflis Tuanku Faqiah Sutan dari Gunung Rajo, 3. Ketiga alumni yang mempunyai Maizatur Rasyidah Mu‟alimatum Murayaqinah ketrampilan khusus, dari Gunung Rajo, Fauzan Ahmad Tuanku 4. Keempat alumni yang berbeda tarekat Malin Kayo Sinaro dari Kasang, Abuzar Alfarisi dengan Syekh Ali Imran, Tuanku Basa dari VII Koto, Risman Tuanku 5. Kelima tradisi yang menjadi ikatan di Faqiah Sinaro dari Singgalang, Mhd Nasri Nurul Yaqin, Tuanku Sutan dari VII Koto, Afradul Abrar Tuanku Bgd Sati dari Bungus, dan Tiflatul 4. Klasifikasi Alumni Sebagai Jaringan Hamida Mu‟alimatun Jazimah dari Malalo. Pondok Pesantren Nurul Yaqin Dari Tahun 2010 menyematkan gelar tuankunya 1970-2010 20 orang santri di antaranya Elva Mahmudi Klasifikasi alumni dalam pembahasan ini Tuanku Khatib Majolelo dari Malalo, Ahmad diukur sesuai dengan pemanfaatan fungsinya, Amin Tuanku Malin Marajo dari Ps Usang, di mana sebagian alumni dianggap Zahidatul Mardiyah Malimah Mu‟atamidatum menjelaskan persoalan-persoalan yang Bidinil Islam dari Aripan Solok, Anwar diangkat oleh kalangan tradisional di Pesantren Hidayat Tuanku Qasidal Ilmi dari Pariaman, Nurul Yaqin dan sebaran pengaruhnya dalam

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 81 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

hubungannya dengan respon mereka terhadap dua tahun karena busthn terdiri dari dua perubahan, dan oleh karena itu dianggap tingkat yaitu Busthan 1 dan Busthan 2. penting diangkat, dan sebagian lain adalah Gelar bagi mereka yang sudah jaringan menciptakan fenomena baru dalam menyelesaikan di kelas busthan adalah jaringan keguruan pondok Pesantren . Ahli Muhaqiqin bagi busthan 1 dan Ahli Data yang penulis temukan dilapangan Mudaqiqin bagi busthan 2.27 sampai tahun 2010 murid-murid yang sudah Setelah lima tahun mengabdi di Ringan- menyematkan gelar tuankunya dan dianggap ringan Ahmad Damanhuri beserta sudah berpengalaman sehingga diberi izin oleh beberapa alumni yang berasal dari VII Syekh Ali Imran untuk mendirikan lembaga Koto sepakat mendirikan Pesantren di pendidikan sejenis dengan Nurul Yaqin negeri asal mereka, di antaranya Ali Basar ditempat mereka maing-masing, dengan Tuanku Sinaro, Tuanku Azrul Aswat. ketentuan mereka harus menggunakan nama Dengan memohon izin kepada Syekh Ali Nurul Yaqin sebagai konsep utama dan Imran, dengan izin Syekh Ali Imran mengajarkan kitab-kitab yang diajarkan di akhirnya dibeli tanah di Desa Ambuang Nurul Yaqin ditempat mereka. Kapua Kenagarian Padang Sago seluas 1 4.1 Klasifikasi Alumni Nurul Yaqin Ha. Tahun 1996 mulailah Pondok Di antara murid-murid yang telah Pesantren ini beroperasi dengan nama mendirikan Pesantren baru yang menjadi Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambuang cabang Nurul Yaqin Ringan-ringan dan Kapua. Sampai hari ini sudah merupkan afiliasi dari Nurul Yaqin adalah menyematkan gelar tuankunya santri dan sebagai berikut: jumlah santri yang belajar sebanyak 400 a. Ahmad Damanhuri Tuanku Sutan santri. Tuanku Ahmad Damanhuri dibantu Bandaro, beliau adalah putra kelahiran oleh Syahril Tuanku Sutan, Tuanku Ampalu Sungai Sariak (Kecamatan VII Amrizal.

Koto) tanggal 11 September 1969 dan b. Dhamiri Tuanku Malin Ameh. Putra menyematkan gelar tuankunya tahun 1990 bungus Teluk Kabung ini lahir 4 dengan nomor ijazah 01/72/AL/1990. September 1958, dan menyematkan gelar Dilihat dai nomor ijazah menandakan tuankunya dengan peringkat terbaik tahun Ahmad Damanhuri adalah lulusan terbaik 1988, dengan nomor ijazah ditahun 1990 itu, hal ini diterangkan 01/56/AL/1988. Tuanku Malin Ameh dengan angka satu di awal nomor lebih dikenal dengan panggilan Tuanku ijazahnya. Kemudian beliau mengabdi Dhamiri. Sebelum belajar ke Nurul Yaqin, selama lima tahun di Pondok Pesantren Tuanku Dhamiri telah menyematkan gelar Nurul Yaqin selama lima tahun dan tuankunya di Surau Tuanku Tawaf Sungai terakhir mengajar di kelasg V (kategori Sariak tahun 1984, dan meneruskan kelas tinggi). belajar di Ringan-ringan dari tahun 1984. Selama menjadi guru Ahmad Damanhuri Dari tahun 1988 tuanku Dhamiri juga mengikuti pelajaran di kelas Busthan, dipercaya mengajar di kelasg IV, tahun yaitu kelas tinggi yang diikuti oleh santri berikutnya di kelasg V, dn terakhir yang sudah menyematkan gelar tuankunya mengajar di kelas VI sampai tahun 2001. kelas VII (sudah menjadi Tuanku)di Ditahun yang sama abuya Ali Imran ke Pondok Pesantren Nurul Yaqin, lama Manggopoh karena permintaan

belajar kelas di kelas busthan paling cepat 27 Wawancara dengan Ahmad Damanhuri Tk Sutan Basa tanggal 6 Juni 2017 jam 14.00 WIB

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 82 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

masyarakat disana untuk mengajar mereka kasiak Putiah, dan diberi nama Pondok dengan mendirikan pondok Pesantren , Pesantren Nurul Yaqin Sadaniyyah. 29 lebih kurang tiga bulan di Manggopoh, d. Zainal Tuanku Mudo dan Rahmat Tuanku Syekh Ali Imran diberi lahan 38 hektar Sulaiman, dua sudara ini menamat gelar untuk bangunan pondok Pesantren dan tuankunya tahun 1996 dan 1997, dengan 1000 hektar kebun sawit, dan memberi peringkat terbaik ditahun itu. Setelah nama pondok Pesantren Nurul Yaqin Sitti tamat di Nurul Yaqin mereka mengabdi Manggopoh. Setelah tiga bulan Syekh Ali sebagai guru selama tiga tahun di kelas Imran mengutus Dhamiri Tuanku Malin satu. Setelah itu menyambung ke Ameh untuk menggantikannya di perguraun tinggi hingga mencapai gelar Manggopoh. Syekh Ali Imran kembali ke Master sampai tahun 2005. Tahun 2006 Ringan-ringan. Pembantu tuanku Damiri mendapat izin dari Syekh Ali Imran untuk di antaranya Tuanku Kisman, tuanku mendirikan pondok Pesantren dengan Mursyidin.28 nama Bustan Nurul Yaqin. Sampai hari ini c. H.M. Jali Sadana Tuanku Sinaro telah memiliki bangunan sebanyak 4 kelas Mangkuto, putra Pasaman ini dengan santri 100 orang. Guru bantu di menyematkan gelar tuankunya di Pondok Bustan Nurul Yaqin yang merupakan Pesantren Nurul Yaqin tahun 2001. alumni Nurul Yaqin Ringan-ringan seperti Sebelum belajar ke Ringan-ringan beliau Syahril Tuanku Sutan Basa, Syarbaini pernah belajar di Pondok Pesantren Tuanku Mudo Basa, Adrizal Tuanku Sutan, Darussalam Tsalis, dan meneruskan ke Muslim Tuanku Mangkuto, Syaipul Azhar Pondok Pesantren Darul Mursyiddin. Tuanku Malin.30 Setelah menyematkan gelar tuankunya e. Husni Thamrin Tuanku Sinaro, putra Tuanku Jali hendak pulang ke Pasaman, Gunung Rajo kelahiran 5 Juli 1977 ini tapi Syekh Ali Imran tidak mengizinkan menyematkan gelar tuankunya Di Nurul dan menyuruhnya untuk tinggal di Lubuk Yaqin tahun 1998, kemudian mengabdi di Alung. Tahun 2009 Tuanku Jali membeli Ringan-ringan mulai tahun 1998 sampai tanah di Kasiak Putiah Singguliang, di tahun 2004 dengan mengajar mulai dari mana Syekh Ali Imran dulu pernah kelas I sampai kelas VI. Tahun 2004 berkeinginan membangun Surau di Kasiak Tuanku Sinaro ini dimintak untuk Putiah tersebut. Tahun 2010 tuanku Jali mengajar di Gadur dan mendirikan memohon izin kepada Syekh Ali Imran Pondok Pesantren dengan nama Nurul untuk membangun Pesantren dilahan Yaqin Surau Batu. Mulai dari tahun 2004 yang telah dibelinya tersebut, maka abuya sampai tahun 2010 santri yang sudah Ali Imran langsung memberi izin dan menyematkan gelar tuankunya sebanyak 3 memberinya uang 500.000,- rupiah untuk orang dan sekaligus menjadi pembantu pembeli bahan, maka sejak itu berniatlah beliau di Pesantren . tuangku jali bahwa “ sungguahpun ambo Di antara murid yang sudah menyematkan nan mambangun Surau, tapi hakikatnyo gelar tuankunya adalah Raflis Tuanku Malin buya nan mambangun”. Mulai tahun dari Pdg Panjang, Syahruddin Tuanku berikutnya mulailah kegiatan belajar di Imam dari Sungai Geringging, Anca Rais

29 Wawancara dengan HM. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto tanggal 1 Juli 2017 jam 16.30 WIB 28 Wawancara dengan Tuanku Mursyidin tanggal 1 30 Wawancara dengan Zainal Tuanku Mudo tanggal Agustus 2017 jam 16.00 WIB 3 Januari 2018 jam 14.30 WIB

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 83 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

Tuanku Labai Marajo dari Riau. Selain itu yang digunakan sebagai sumber utama guru yang membantu di Surau Batu adalah disertasi ini, disertai dengan alasan Afrinal Tuanku Imam Sati yang pemilihannya berdasarkan viabilitasnya merupakan adik kelas ketika belajar di sebagai sumber sejarah. Ringan-ringan. Jumlah santri Surau Batu Dari catatan lulusan Pondok Pesantren berjumlah 60 orang dan sekarang yang Nurul Yaqin dari tahun 1970 sampai 2010 sedang di kelas VII sebanyak empat dapat di kelasifikasi daerah yang banyak orang.31 mengutus putra putrinya untuk belajar ke f. Bustami Tuanku Siddi Pamansiangan (1994), Nurul Yaqin, di antaranya sebagai berikut33: Ujang Artadi Tuanku Mudo Pamansiangan 1. Malalo, mulai dari lulusan pertama (1998)M. al-MunawirTuanku Siddi sampai tahun 2010 daerah ini tidak Ibrahim. Tiga bersaudara ini awalnya pernah absen mengutus anak-anaknya mengabdi di Nurul Yaqin, kemudian menyematkan gelar tuankunya di tahun 2006 atas izin Syekh Ali Imran Pondok Pesantren Nurul Yaqin mendirikan Pondok Pesantren di Padang Ringan-ringan, sehingga 40-50% Lunang Sungai Sariak tahun 2006. Sampai alumni Nurul Yaqin berasal dari sekarang sudah memiliki santri 60 orang Malalo. Hal ini tidak dapat dipungkiri yang berasal dari sekitar Sumtera Barat karena Syekh Ali Imran lama belajar dan suduh menyematkan gelar tuankunya dan mengajar di Malalo dan selama di santri sebanyak dua orang yaitu, Ramli Malalo Syekh Ali Imran pernah Tuanku Malin Timbalan dari Bungus dan mengajar kelas VII di MADRASAH sekarang mengabdi di Pondik Pesantren TARBIYAH ISLAMIYAH Malalo Nurul Yaqin Alhikmah dan M.Syaifullah selama 4 tahun, dan menjadi pembantu Tuanku Siddi Majolelo dari VII Koto dan utama Syekh Zakaria Labai Sati selama menjadi guru di Pondok Pesantren di Malalo 34 , dengan sendirinya Syekh Salahuddin Peti Kayu.32 Ali Imran sangat disenangi masyarakat Malalo dan setelah Syekh Zakaria 4.2. Sebaran Jaringan Guru Wafat, masyarakat Malalo ingin anak- Murid Pondok Pesantren anaknya diajar oleh orang kepercayaan Nurul Yaqin Syeik Zakaria yaitu Syekh Ali Imran, Sedangkan kategori kedua, adalah bahkan anak dan penerus Syekh alumni dilihat sebaranya sesuai daerah Zakaria belajar kepada Syekh Ali Imran asalnya sebagai bukti luasnya pengaruh di Ringan-ringan 35 sebelum mengajar Nurul Yaqin di selururh daerah di Sumatera di MADRASAH TARBIYAH khususnya Sumatera Barat dalam ISLAMIYAH Malalo. Secara wilayah membentuk jaringan keilmuan,yang tidak asal sebaran jaringan Guru murid hanya memberikan data yang berkaitan Syekh Ali Imran banyak berada di dengan respon masyarakat terhadap Malalo, hal ini sesuai dengan . pondok Pesantren Nurul Yaqin dan 2. Lintau, dari awal berdirinya Nurul sebaran pengaruhnya. Pada pembahasan ini Yaqin santri dari Lintau sudah akan dijelaskan data jaringan guru murid 33 Wawancara dengan Ali Musri Tuanku Malin tanggal 28 Desember 2017 jam 10.30 WIB 31 Wawancara dengan Tuanku Husni Tamrin tanggal 34 Wawancara dengan Syeikh Ali Imran tanggal 11 2 Februari 2018 jam 15.00 Wib Januari 2017 jam 19.30 WIB 32 Wawancara dengan Siddi Munawir Tuanku 35 Buku Daftar Ijazah M.A.I. Pondok Pamansiangan tanggal 3 Februari 2018 jam 16.00 WIB PesantrenNurul Yaqin

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 84 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

meramaikan Ringan-ringan, hal ini Syekh Ali Imran dari awal juga disebabkan Syekh Ali Imran pernah dipercaya oleh Syekh Zakaria Labai diberi kepercayaan oleh Syekh Ibrahim Sati untuk menggantikan beliau wirid Harun Tiaka di MADRASAH rutin di Kayu Tanam hingga Syekh Ali TARBIYAH ISLAMIYAH Tiaka Imran wafat dan diteruskan oleh Syekh mengelola Pakiah yang berasal dari Zul Hamdi dan Syekh Muda Busyrali Lintau. Ternyata hal ini menjadi sampai sekarang.37 Jaringan guru murid ketertarikan bagi mereka, sehingga Nurul Yaqin yang berasal dari Kayu waktu Syekh Ali Imran mendirikan Taman tercatat sekitar 10-15%. pondok Pesantren mereka juga pergi 4. Tujuh Koto merupakan daerah dengan belajar ke Ringan-ringan 36 . Walaupun jumlah jama‟ah Nurul Yaqin cukup santri dari Lintau tidak bertahan banyak, bahkan cabang Nurul Yaqin sampai tahun 2010 tapi alumni Nurul juga juga ada disana seperti Nurul Yaqin yang akhirnya menjadikan Yaqin Ambuang Kapua, Nurul Yaqin jaringan guru murid ke daerah lintau Aswaja. Penyebab putra daerah Sungai tetap ada. Sampai data terakhir yang Sariak banyak menjadi santri Nurul penulis dapat bahwa sekitar 3 orang Yaqin di antaranya Syekh Ali Imran santri yang berasal dari Lintau telah pernah belajar kepada Salif Tuanku menyematkan gelar tuankunya di Kiramaik, wirid rutin ke Gobah Tuanku Ringan-ringan. Salif Kiramaik, Syekh Hasan dan Syekh 3. Kayu Tanam, kawasan ini dari awal Ibrahim Hajji yang merupakan guru berdirinya Nurul Yaqin sudah Syekh Ali Imran juga pernah belajar ke mengutus putra terbaiknya untuk VII Koto. 38 Dari data yang didapat belajar di Ringan-ringan. Sampai data alumni tertua yang berasal dari VII 2010 tercatat 10-15% alumni Nurul Koto adalah Bustami Tuanku Bagindo Yaqin adalah mereka yang berasal dari yang tamat tahun 1980. Kemudian juga Kayu Tanam. Bahkan anak-anak diikuti oleh cucu Salif Tuanku Kiramaik mereka yang sudah tamat di Nurul seperti Tuanku Abdul Malik, Ustazah Yaqin juga disekolahkan ke Nurul Hamidah, Latifah.39 Yaqin atau mereka yang mrupakan 5. Bungus, dari tahun 1988 tercatat jama‟ah yang berasal dari Kayu Tanam setelah Dhamiri Tuanku Malin Ameh juga menyekolahkan anaknya ke Nurul menyematkan gelar tuankunya di Nurul Yaqin seperti Faqiah Gigiah yang Yaqin dan sekaligus mengajar di Nurul merupakan jama‟ah Nurul Yaqin Yaqin, maka mulailah putra putrid menyekolahkan anaknya seperti H. Bungus Padang mengaji ke Ringan- Tasdikil Hamidi, Dariyah, bahkan ringan, mereka menempati Surau mencari menantu juga berasal dari Jariang sebagai asrama di Ringan- alumni Nurul Yaqin seperti suami ringan. 40 Dari catatan alumni jaringan Dariyah yaitu Alimusri Tuanku Malin

dan anak Ali Musri Tuanku Malin yang 37 Wawancara dengan Ali Musri Tuanku Malin bernama M.Syaiful Qolbi sekarang tanggal 28 Desember 2017 jam 10.30 sedang mengaji di Pondok Pesantren 38 Wawancara dengan M. al-Munawir Tuanku Siddi Ibrahim tanggal 5 Juni 2017 jam 19.30 WIB Nurul Yaqin Ringan-ringan. Selain itu 39 Wawancara dengan Idarussalam Tuanku Sutan tanggal 3 Juli 2017 jam 19.30 WIB 36 Wawancara dengan Syeikh Ali Imran tanggal 2 40 Wawancara dengan Elizal tanggal 30 November Januari 2017 jam 16.30 WIB 2017 jam 11.00 WIB

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 85 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

guru murid Nurul Yaqin yang berasal Bagindo yang mengabdi di Pondok dri Bungus sekitar 10 %. Pesantren Darul Ulum Padang.42 6. Solok, sejak tahun 1973 jaringan guru 8. Pariaman, sejak Tuanku Azhar Chan murid yang berasal dari Solok sudah menyematkan gelar tuankunya tahun mulai menyematkan gelar tuankunya di 1974 mulailah dihitung putra Pariaman Nurul Yaqin, ditandai dengan tamatnya menyematkan gelar tuankunya di Ali Basir Tuanku Mudo putra ulama Ringan-ringan. Setelah itu diikuti oleh Solok yaitu Faqiah Abdul Munir M. Zaidi Tuanku Mudo tahun 1980. menerima ijazah dengan nomor Sampai tahun 2010 tercatat sudah 011/AI/AL/Rr. Di antara putra putri sekitar 5 % alumni Nurul Yaqin yang Solok yang tamat ada beberapa yang berasal dari kota Pariaman. Sebagai berprestasi seperti Zal Fitri Tuanku jaringan keilmuan untuk wilayah ini Makhdum yang kemudian mendapat tercatat ada beberapa orang yang gelar Syekh Muda karena ketinggian merupakan lulusan yang diangkat ilmunya dan dipercaya mengajar kelas menjadi Syekh Muda oleh Syekh Ali tinggi di Pondok Pesantren Nurul Imran, di antaranya Syekh Muda Yaqin. Dari catatan alumni Nurul Busyrali Tuanku Kuniang dan sekarang Yaqin tercatat jaringan guru murid mengabdi di Simpang limun Sungai Nurul Yaqin sekitar 10 % berasal dari Limau. Solok. Informasi terakhir, di Solok 9. Sawah Lunto Sijunjung, sebagai pusat sudah didirikan Cabang Nurul Yaqin Syattariyah abad ke XVIII kawasan ini dengan nama Nurul Yaqin ar-Rifki.41 merupakan salah satu simpul ilmu 7. Sepuluh Koto, daerah ini termasuk Islam di zamannya. Syekh Hasan penyumbang jaringan guru murid Tuanku Bagindopun pernah belajar terbanyak sesudah Malalo yaitu sekitar kesana ketempat Syekh Malin Bandaro 20 %. Dimulai dengan tamatnya Koto VII, dan salah seorang murid Ahmad Dalwi Tuanku Labai Nan Mudo Syekh Burhanuddin juga berasal dari tahun 1974 dan kemudian diangkat sini yaitu Syekh Kadi Padang Ganting Syekh Ali Imran sebagai anak angkat (Dt Maruhun Panjang). Alumni Nurul beliau, sejak putra kelahiran 10-09- Yaqin yang berasal dari sini dimulai dri 1949 di Air Hangat ini menyematkan Syuryadi Tuanku Mudo anak dari gelar tuankunya, maka mulai banyak seorang ulama yaitu Qunut Tuanku santri X Koto ini yang menyematkan Labai Sutan Koto Baru. Jaringan guru gelar tuankunya. Di antara putra X murid Nurul Yaqin yang berasal dari Koto yang menjadi jaringan guru sini sekitar 6 % dan mereka rata-rata murid Nurul Yaqin ada beberapa mengabdi di kampung halaman mereka orang yang menjadi pendiri cabang sebagai ulama. Nurul Yaqin di antaranya Husni 10. Pesisir Selatan, dihitung dari Tuanku Tamrin Tuanku Sinaro yang Zamzami yang menyematkan gelar mendirikan Pondok Pesantren Nurul tuankunya tahun 1985 mulailah dihitung Yaqin Surau Batu, Akmaluddin Tuanku jaringan guru murid untuk kawasan Pesisir Selatan. Berturut-turut kemudian diikuti oleh Zulkifli Tuanku

41 Wawancara dengan M Asyraful Anam Tuanku 42 Wawancara dengan Ali Musri Tuanku Malin Bagindo taggal 1 September 2017 jam 22.00 Wib tanggal 28 Desember 2017 jam 10.30 WIB

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 86 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

Rajo Intan maka dapat dikatakan Kuniang, Muslim Rasyid Tuanku jumlah alumni dari sini hanya dua Pamuncak Majolelo, Tuanku Sirajul orang yang menyematkan gelar Afkar, tapi kartena pencatatan dalam tuankunya. tesis ini dimulai dari 1970 maka 11. Kasang. Daerah ini dari awal dikawasan ini mulai menciptakan berdirinya Nurul Yaqin sudah jaringan guru murid dimulai dari mempunyai alumni yang merupakan Muazzuddin Tuanku Sutan yang tamat jaringan guru murid. Dimulai dari tahun 1981, Idarussalam Tuanku Sutan Syamsir Alam Tuanku Malin Bagindo tahun 1982, Almuhdil Karim Tuanku yang tamat tahun 1970, hingga Tuanku Bagindo tahun 1984, Tuanku Abu Bakar Fauzan Ahmad sudah tercatat 5 % tahun 1985, dan lain-lain. Dari yang menjadi alumni. Sampai sekarang keseluruhan Jaringan guru murid untuk sudah ada yang diangkat jadi Syekh kawasan ini sekitar 5 %. Muda yaitu Syafiuddin Tuanku Ancak 14. Luar Sumatera Barat. Untuk diluar dan telah mendirikan cabang Nurul Sumatera Barat sebenarnya murid- Yaqin dengan nama Nurul Yaqin Surau murid Nurul Yaqin sudah menyebar Baru Kasang. Daerah ini juga menjadi sampai ke Aceh Darussalam, tapi yang pusat jama‟ah Syattariyah Nurul Yaqin menyematkan gelar tuankunya hanya untuk kawasan Kecamatan Batang beberapa orang saja seperti Marjohan Anai. Tuanku Mudo dari Cerenti Riau tamat 12. Batu Sangkar. Dari Batu Sangkar tahun 1984, Tuanku Junaidi dari Banko alumni Nurul Yaqin sudah tercatat dari Jambi tamat tahun1998, Ali Abas dari tahun 1978 yaitu putra Rambatan yang Rimbo Panjang Riau tamat tahun 1998.

bernama Tuanku Sukirman. Secara

keseluruhan santri yang sudah Daftar Pustaka menyematkan gelar tuankunya yang Amiruddin, Berjuang Tanpa Pamrih, (Pdg merupakan jaringan guru murid Nurul Pariaman: PEMDA Pdg Pariaman,2005) Yaqin sekitar 5 %. Di antara murid Apria Putra Ulama-ulama Luak Nan Bungsu. Syekh Ali Imran yang terbaik, buya Padang: Minangkabau Press,2011.h.200 menjatuhkan pilihan yang paling baik Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tegah kepada Zul Hamdi Tuanku Kerajaan dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & Nan Sholeh Putra Sungai Tarab Batu XVIII, Akar Pembaruan Islam di Sangkar. Sejak Syekh Ali Imran Uzur Indonesia, edisi revisi, Kencana, Jakarta:2007 seluruh kegiatan keilmuan diserahkan Catatan Harian Syeikh Muda Muhammad Rais kepada Zul Hamdi. Terakhir Zulhamdi Tuanku Labai nan Basa. diberi gelar Syekh Zulhamdi Tuanku Oman Fathurrahman, Tarekat Syattariyah di Kerajaan Nan Sholeh dan menjadi Minangkabau, (Jakarta:Prenada Media pengganti atau Kalifah Imrani setelah Group, 2008) Syekh Ali Imran wafat.43 Sofyan Hadi, Tarekat Naqsabandiyah Khidiyah di 13. Ringan-ringan dan sekitarnya. Minangkabau (Jurnal Manassa Manuskripta Vol 1 No 2, 2011) Kawasan ini sebenarnya santri Nurul Buku Daftar Ijazah M.A.I. Pondok Yaqin sudah ada sejak berdirinya PesantrenNurul Yaqin. Nurul Yaqin seperti Idris Tuanku Wawancara dengan Syeikh Ali Imran tanggal 2 Januari 2017 jam 16.30 WIB 43 Wawancara dengan Muhammad Asyraful Anam Tk Bagindo tanggal 3 Agustus 2017 jam 21.30 WIB

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 87 Pola Jaringan Guru Murid .....

ISLAM REALITAS: Journal of Islamic & Social Studies Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2018

Wawancara dengan Tuanku Mursyidin tanggal Wawancara dengan Tuanku Husni Tamrin 1 Agustus 2017 jam 16.00 WIB tanggal 2 Februari 2018 jam 15.00 Wib Wawancara dengan M. al-Munawir Tuanku Wawancara dengan Zainal Tuanku Mudo Siddi Ibrahim tanggal 5 Juni 2017 jam 19.30 tanggal 3 Januari 2018 jam 14.30 WIB

WIB Wawancara dengan Elizal tanggal 30 November 2017 jam 11.00 WIB Abdul Muis (73) (dalam Armaidi Tanjung), Wawancara, Minggu, 18 September 2017 di kediamannya, Padang Laweh, Malalo. Imam Masjid Nurul Huda Padang Laweh Kecamatan Batipuh Selatan, khifah tarekat Naqsabandi sejak 1950. Bainar (76) (dalam Armaidi Tanjng), wawancara, Minggu, 18 September 2017 di kediamannya, Padang Laweh, Malalo. Wawancara dengan Ajo Labai Ketek Pada hari Jum‟at 1 Sept 2017, Jam 14.30 di Tanjung Aur Ajis Pakiah Mangkuto (80) (dalam Armaidi Tanjung), Wawancara, Minggu, 18 September 2016 di kediamannya, Padang Laweh, Malalo. Wawancara dengan Ahmad Damanhuri Tk Sutan Basa tanggal 6 Juni 2017 jam 14.00 WIB Wawancara dengan Ali Musri Tuanku Malin tanggal 28 Desember 2017 jam 10.30 WIB Wawancara dengan Awaluddin Tk Mudo tanggal 16 Maret 2017. Jam 14.00 di Surau Mato Aia Sarang Gagak. Wawancara dengan HM. Jali Sadana Tuanku Sinaro Mangkuto tanggal 1 Juli 2017 jam 16.30 WIB Wawancara dengan Idarussalam Tuanku Sutan tanggal 3 Juli 2017 jam 19.30 WIB Wawancara dengan M Asyraful Anam Tuanku Bagindo taggal 1 September 2017 jam 22.00 Wib Wawancara dengan Muhammad Asyraful Anam Tk Bagindo tanggal 3 Agustus 2017 jam 21.30 WIB Wawancara dengan Siddi Munawir Tuanku Pamansiangan tanggal 3 Februari 2018 jam 16.00 WIB Wawancara dengan Syaiful Tk Mudo Hari Jum‟at Tgl 18 Mei 2017 di Masjid Ringan- Ringan pukul 14.00 WIB Wawancara dengan Syeikh Ali Imran tanggal 11 Januari 2017 jam 19.30 WIB

Danil Mahmud & Akmaludin Mulis 88 Pola Jaringan Guru Murid .....