Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat TRADISI BASAPA DI NAGARI ULAKAN KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarja Ilmu Sosial dalam Bidang Antropologi OLEH : AFDHAL HALIM 140905091 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PERNYATAAN ORIGINAL Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya. Medan , April 2018 Penulis Afdhal Halim Universitas Sumatera Utara ABSTRAK AFDHAL HALIM, 2018. Judul skripsi: Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Skripsi ini terdiri dari 5 BAB, 121 halaman, 14 gambar, 1 bagan, 2 tabel. Penulisan ini berjudul Tradisi Basapa Di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Bertujuan untuk mengetahui bagaimana tradisi ziarah basapa di Nagari Ulakan yang banyak menjadi perbincangan dikalangan masyarakat khususnya Sumatera barat. mencari kejelasan mengenai perselisiahan faham mengenai boleh atau tidaknya melaksanakan tradisi basapa diantara golongan Islam tradisional dan Islam modern. Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode kualitatif. Bagaimna penulis melihat berbagai rangkaian kegiatan dalam tradisi basapa dan mencari maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut. Untuk memperoleh data penelitian yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara. Dalam melakukan wawancara peneliti melakukan wawancara mendalam agar data yang diperoleh lebih mendalam dan menditael. Penulis juga menggunakan pengamatan observasi secara holistic. semua ini tidak akan mudah penulis lakukan tanpa membangun rapport (hubungan baik) dengan masyarakat sekitar dan beberapa informan yang penulis wawancarai. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa dalam acara basapa jamaah tetap meminta dan memohon kepada Allah SWT, hanya saja melalui wasilah (penghubung) guru Syehk Burhanuddin, dan meminta limpahan keberkhatan dari sang guru. Agar do’a yang di ucapkan bisa di sampaikan kepada Allah SWT dan dari limpahan keberkhatan sang guru, mudah-mudahan keberkhatan dari Allah juga bisa mereka dapatkan. kemudian ini semua adalah tergantung kepada Aqidah (ilmu pengetahuan dalam memahami perkara-perkara yang berkaitan keyakinan terhadap Allah) mereka masing-masing, bagaimana mereka bisa memahami ini semua dengan Aqidah yang telah mereka pelajari. Kemudian dalam mencari ketenangan jiwa masyarakat Minangkabau memiliki metode atau cara sendiri, yang mereka dapatakan dari history dan sosiologis dalam perjalanan hidupnya. Seperti halnya basapa ini. Walaupun masyarakat seluruhnya beragam Islam namun ada aliran-aliran atau paham-paham yang mereka anut sebagai bentuk cara atau metode dalam mencari ketenangan jiwa mereka masing-masing. Kata kunci: tradisi, ziarah, syehk. Universitas Sumatera Utara UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas berkhat dan rahmat serta hidayah-NYA saya dapat menyelesaikan skripsi saya ini. Selanjutnya syalawat beriring salam saya hadiahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk saya mendapatkan gelar Sarjana Strata satu (SI) pada depertemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini merupakan akhir dari perkuliahan yang saya jalankan selama bertahun-tahun dan awal bagi saya untuk belajar memehami semuanya. Dengan terciptanya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari keluarga, sahabat, teman, dan berbagai pihak lainnya. Saya mengucapkan ribuan terima kasih yang sebesar-besarnya, yang belum cukup kiranya untuk membalas jasa kedua orantua saya selama ini untuk menguliahkan saya. Kepada ayah saya AFRIZAL.S dan ibu saya HALIMATUSA’DIAH yang tidak pernah lelah dan putus asa untuk bekerja keras demi bisa menguliahkan saya di Universita Sumatera utara ini, tanpa meminta sedikit imbalan dari saya untuk membalas jasa mereka, mungkin dengan saya menyelesaikan kuliah di Universitas Sumatera ini, bisa sedikit membuat mereka tersenyum bahagia. Dan saya tidak lupa berdo’a semoga jerih payah mereka selama ini, menjadi amal ibadah hendaknya di sisi Allah SWT. Kemudian untuk keluarga saudara kandung saya Fikri Alfaruk dan Fauri Irvan yang selalu menghibur dan bercanda ketika saya pulang kampung, dan kebahagian ini adalah suatu yang istimewa bagi saya ketika bisa berkumpul dengan mereka. Kemudian saya juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga Universitas Sumatera Utara sanak family saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, kerena begitu banyaknya mereka menyangi saya dan membantu dalam segi materi pada bangku perkuliahan, begitu juga dengan jiran tetangga saya di kampung yang selalu memberi saya oleh-oleh dari kampung ketika saya pergi menuntut Ilmu ke negeri orang Sumatera Utara. Begitu juga dengan saudara saya seperantauan yang ada di Medan ini yang juga menampung saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di Kota Medan, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas bantuan sanak saudara semuanya yang ada di kota Medan. Kemudian saya juga mengucapakan terimakasih kepada dosen pembinbing akademik yaitu bapak Drs Zulkifli MA yang selama perkulihan selalu membinbing dan memberi arahan tentang perkuliahan, dan juga selalu memberi semangat agar segera menyelesaikan perkuliahan. Bahkan bapak Zulkifli yang terus mendesak agar saya bisa cepat menyelesaikan studi, dan saya merasa seperti orangtua kedua bagi saya di Medan. Kemudian saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembibing skripsi saya yaitu bapak Agustrisno M.sp yang telah membagi ilmunya dan sangat membantu saya dalam menyusun skripsi ini. Kemudian saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr.Fikarwin Zuska selaku ketua depertemen Antropologi FISIP Universitas Sumatera Utara yang mengajarkan kepada saya pertama kali pentingnya Ilmu Antropologi Sosial. Kemudian penulis juga mengucapkan terimakasih kepada ibuk Nita Savitri, M.Hum. yang selalu memberi perhatian kepada saya, dan beliau tidak segan memanggil saya untuk diskusi denganya, dia selalu Universitas Sumatera Utara menanyakan bagaimana perkuliahan dan tentang judul skripsi saya, padahal ibuk Nita ini tidak dosen pembing saya, tapi beliu sudah seperti dosen pembing Akademik bagi saya. Selanjutnya penulis juga mengucapkan beribu terima kasih kepada ibuk Dra. Sabariah Bangun yang telah mengizinkan saya untuk tinggal di rumah beliau, dan tentu ini akan sangat membantu meringatkan keungan keluarga saya, dan tidak hanya itu ibuk Sabariah juga tidak lupa memberi nasehat kepada saya dan merasa ada seorang sosok ibu di dekat saya. Kemudian saya juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh dosen Antropologi yang telah banyak memberi ilmu penegtahuan kepada saya selama perkuliahan berlangsung, namun saya memohon maaf yang sebesar-besarnya tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, namun yang jelas ilmu dan pengetahuan yang beliau berikan akan selalu teringat dan menjadi nilai ibadah bagi kita semua. Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasi kepada seluruh staff karyawan Depertemen Antropologi Universitas Sumatera Utara. Terimakasih juga kepada seluruh informan saya yang sudah bersedia menjadi informan dan meluangkan waktunya serta berbagi informasi dengan saya, informan saya itu adalalah Tuanku Kuniang Alfajri, Angku Sutan Datuak, Tuanku Bagindo Firdaus, bapak Zailani, Angku Imam Saidi, Ali Imran Tuanku Bagindo, dan uni yel. Tanpa bantuan dari kalian semua mungkin skripsi ini tidak akan bisa diselesaikan, dan sekali lagi saya mengucapkan terimakasih, mungkin saya tidak bisa membalas jasa kalian semua, namun saya berdoa agar Allah menjadikan semua ini adalah Ibadah bagi kita semua. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih kepada kerabat-kerabat Depertemen Antropologi yang sama-sama berjuang dan belajar di Depertemen Antropologi. Khusus saya ucapkan terimakasih kepada senior Antropologi saya yaitu bang Alfi Syukri, Achil Pratama dan Selvi Ariska, yang telah banyak berbagi ilmu dan pengalaman khususnya dalam Antropologi Sosial. Kemudian saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman dekat saya selama perkuliahan, baik suka maupun duka kami selalu bersama yaitu Blup-Blup Vero Kurniawan, Yosri Naldi Putra, Isma Purnama, Tumiar Sitohang. Dan juga saya ucapkan terima kasih kepada Irwansyah Sitorus selaku teman kos dengan saya, yang selalu diskusi mengenai penulisan skripsi dan berbagi ilmu lainnya. Kemudian terkhusus lagi saya ucapkan kepada seluruh kerabat Antropologi angkatan 2014, yang sama- sama berjuang dari awal sampai akhir di depertemen Antropologi, dan mudah- mudahan kita semua bisa dipertemukan lagi di suatu waktu dalam keadaan sukses semua hendaknya amin. Kemudian penulis juga mengucapakan terimakasih kepada organisasi IMIB USU yang banyak memberi Ilmu pengetahuan kepada saya, yang tidak mungkin saya dapatkan di bangku perkuliahan.
Recommended publications
  • Studi Terhadap Peran Sentral Syekh Burhanuddin Ulakan
    Indonesian Journal of Islamic History and Culture Vol. 1, No. 2 (2020). 122-136 P-ISSN: 2722-8940; E-ISSN: 2722-8934 SEJARAH ISLAMISASI MINANGKABAU: STUDI TERHADAP PERAN SENTRAL SYEKH BURHANUDDIN ULAKAN Ridwan Arif Universitas Paramadina, Jakarta Email: [email protected] Abstract Sheikh Burhanuddin is known as a prominent Minangkabau scholar. The Islamization of Minangkabau is commonly associated with him. He is seen as a scholar succeeded in islamizing the Minang community. This study examines the role of Sheikh Burhanuddin in the process Islamization of Minangkabau. It examined the approaches and methods applied by Sheikh Burhanuddin in his efforts to Islamization. This study is a qualitative research, namely library research using the document analysis method. The results indicate that Syekh Burhanuddin was successful in his efforts to Islamize Minangkabau because he used the Sufism approach in his preaching, namely da'wah bi al-hikmah. This approach is implemented in the da'wah method, namely being tolerant of, and adopting local culture (Minangkabau customs and culture). Even further, Sheikh Burhanuddin succeeded in integrating Minangkabau customs with Islamic teachings. Keywords: Syekh Burhanuddin; da'wah; Islamization of the Minangkabau Abstrak Syekh Burhanuddin dikenal sebagai seorang ulama besar Minangkabau. Islamisasi Minangkabau sering dikaitkan dengan dirinya. Ini karena ia dipandang sebagai ulama yang sukses mengislamkan masyarakat Minang. Studi ini mengkaji peran Syekh Burhanuddin dalam islamisasi menangkabau. Ia meneliti pendekatan dan metode-metode yang digunakan Syekh Burhanuddin dalam upaya islamisasi. Kajian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian kepustakaan yang menggunakan metode dokumen analisis. Hasil kajian ini menunjukkan Syekh Burhanuddin berhasil dalam upaya islamisasi Minangkabau karena menggunakan pendekatan tasawuf dalam dakwahnya yaitu da’wah bi al-hikmah.
    [Show full text]
  • Randai PUTI MANIH TALONSONG -.:: GEOCITIES.Ws
    WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong Randai PUTI MANIH TALONSONG oleh: Wisran Hadi Pelakon: 1. PUTI ANIH TALONSONG 2. SUTAN BALIDAH AMEH 3. PUTI BASUSUAK INTAN 4. MANDE BATIMAH ITAM 5. DATUK KARIH PATAH Page 1 of 35 WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong I. RANDAI Iyolah Puti Basusuak Intan Duduak tamanuang surang diri Di rumah batingkek paga basi Halaman laweh batabua bungo Duduak diateh kurisi banta Bakasua bameja kaco Langkok pidio jo tipinyo Ase barambuih patang pagi Tibo junjuangan maso itu Bagala Sutan Balidah Ameh Urang panggaleh baru naiak Suko baragiah dinan rami Puti tagak galak bagumam Mancaliak uda nan lah datang Pinggue dikakok dado diragang Sinan dimulai paretongan * SUTAN BALIDAH AMEH : Manolah diak kanduang janyo denai Puti Basusuak Intan si buah hati agak kamari molah adiak ado bicaro nak disampaikan. Capeklah! E, kalau bajalan Page 2 of 35 WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong jaan saroman paragawati bana lai! (PUTI BASUSUAK INTAN TIBO) Nan hari sahari nangko ado nan tapikie dek diri denai nan takana dikiro-kiro jadi buah mimpi tiok malam yantangan Puti Manih Talonsong adiek dek kito nan baduo PUTI BASUSUAK INTAN : Manolah junjuangan janyo denai buah hati limpo bakruang nan bagala Sutan Balidah Ameh. kok tantangan Puti Manih Talonsong adiak dek kito nan baduo iyolah gadih gadang nyo tu kini lah asiang asiang tampak dek urang lah rundo jakun nan mudo mamandangi sikola tamaik karajo alun gilo dek raun patang pagi gilo bajilbab ilie mudiek kok kawannyo nan samo gadang alah bibalaki kasadonyo. SUTAN BALIDAH AMEH : Itu bana nan marusuah diri denai siang menjadi kiro-kiro malam manjadi angan-angan.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    1 KEDUDUKAN DAN PERAN BUNDO KANDUANG DALAM SISTEM KEKERABATAN MATRILINEAL DI MINANGKABAU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah sejak lama masyarakat Minangkabau menarik perhatian banyak peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu disebabkan karena sistem kekerabatan matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau di tengah sistem patrilineal yang pada umumnya dinaut oleh masyarakat dunia. Kekhasan itu memancing keingintahuan para peneliti. Pada sistem kekerabatan matrilineal atau garis keturunan menurut garis ibu, kaum perempuan menempati posisi yang sangat penting di dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan suku, kaum, dan paruik di Minangkabau tergantung pada perempuan. Suku atau kaum bisa menjadi punah bila perempuan tidak ada lagi. Kedudukan perempuan yang menjamin keberadaan suku atau kaum menyebabkan perempuan disimbolkan sebagai “Limpapeh rumah nan gadang”. Oleh sebab keberadaan perempuan sebagai penjamin keberlangsungan dan keberadaan suatu suku atau kaum menyebabkan perempuan amat menentukan atas harta benda kaum yang dinamakan sebagai “amban puruak aluang bunian” bagi rumah gadang. Kaum perempuan yang akan memelihara harta benda itu dengan sebaik-baiknya sebagai jaminan hidup bagi anak-anak serta kaumnya. Selain itu, perempuan merupakan tiang rumah tangga dan nagari yang mempunyai fungsi pemberi arah dan pengaruh yang besar terhadap anak-anaknya. Hal itu sesuai dengan yang ditulis di dalam Alquran (16:72) yang menyebut perempuan dengan an Nisa atau Ummahat. An Nisa adalah tiang negeri1 , salah satu penafsiran Islam untuk perempuan yang menyimpan arti pemimpin (raja), orang pilihan, ahli yang pandai, serta pintar dengan segala sifat keutamaan yang lain. Perempuan adalah tiang nagari, artinya kalau mereka baik, maka akan baiklah seluruh nagari. Oleh sebab itu, Kitabullah yang menjadi sendi syarak menyebut perempuan dengan Ummahat sama dengan ibu, artinya “Ikutan Bagi Umat”2 (Abidin, 2002:2—3) 1 Bila Annisa-nya baik, maka baiklah negeri itu; bila Annisa-nya rusak, maka celakalah negeri itu (Alhadis).
    [Show full text]
  • Print This Article
    20 Rahmawati Baharuddin Islamic Education In West Sumatra: Historical Point Of View By Rahmawati Baharuddin Abstract Paper ini berfokus pada sejarah singkat pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam di Minangkabau sebelum dan sesudah munculnya gerakan pembaharuan Muhammadiyah. Perkembangan pendidikan Islam itu sendiri dimulai berbarengan dengan kedatangan Islam di Sumatera Barat. Gagasan reformis gerakan Muhammadiyah dalam bidang sosial keagamaan pada abad ke-20 memberikan sumbangsih yang besar terhadap perkembangan modemisme Islam di Sumatera Barat dan telah memberikan wama terhadap sistem pendidikan di Indonesia. A. Introduction Many scholars have argued that the rise and growth of Islamic education in one region began with the preaching oflslam which mainly conducted through the medium of education. Mahmud Yunus, 1 a great Indonesian educator, for instance, thought that Aceh, a region located at the northern tip of Sumatra, was the first part of Indonesia whose its inhabitants were converted to Islam. 2 However, scholars do not agree on the exact moment that Islam was introduced into the Indonesian archipelago. This difference of opinion stems from the fact that the factual data on the earliest period of Islam in the archipelago are so scanty. Nevertheless, we can classify their opinions into two categories. The Ulul Albab, Vol. 5 No. 1, 2004 Islamic Education In West Sumatra 21 first group, most of them Dutch scholars, such as Pijnappel, hold the opinion that Islam was first introduced into Indonesia in the twelfth century by Shii.f'f Arabs from Gujarat and Malabar. His opinion was based on the fact that these regions are mentioned so frequently in the early history of the Indonesian archipelago.3 The same holds true for Snouck Hurgronje, who believed that the twelfth century was the most probable date for the lslamization of the Indonesian archipelago.
    [Show full text]
  • PROSIDING PROSIDING SEMINAR NASIONAL Dan Pertemuan PD-PGMI Se-Indonesia
    PROSIDING PROSIDING SEMINAR NASIONAL dan Pertemuan PD-PGMI Se-Indonesia dan Pertemuandan Se-Indonesia PD-PGMI SEMINARNASIONAL “Pengembangan KKNI Berbasis Kearifan Lokal Pada Program Pendidikan Dasar Islam” PERKUMPULAN DOSEN PGMI INDONESIA Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Telp. (62-21) 7443328 Fax. (62-21) 7443328 http:// adpgmiindonesia.com/ IAIN Palangkaraya, 4-6 Mei 2018 Email: [email protected] PERKUMPULAN DOSEN PGMI INDONESIA PROCEEDING SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL DAN PERTEMUAN PERKUMPULAN DOSEN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-INDONESIA Palangkaraya, 4-6 Mei 2018 Prosiding Seminar Nasional 2018 ISSN: 2621-3044 | 1 PROCEEDING SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL DAN PERTEMUAN PERKUMPULAN DOSEN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-INDONESIA Hak Cipta dilndungi oleh Undang-undang Cetakan Pertama Juni 2018 Penanggung Jawab : Dr. Fauzan, M.A Ketua Redaksi: Dr. Fidrayani, M.Pd., M.Si Editor : Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd Fatkhul Arifin, M.Pd Layout & Desain Sampul: Fatkhul Arifin, M.Pd ISSN : 2621-3044 Redaksi: PD-PGMI Indonesia Alamat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Telp. (62-21) 7443328 Fax. (62-21) 7443328 http:// adpgmiindonesia.com/ Email: [email protected] Prosiding Seminar Nasional 2018 ISSN: 2621-3044 | ii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbil „Alamin, puji syukur kepada Allah SWT, acara Seminar Nasional dan Pertemuan Perkumpulan Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PD-PGMI) Se-Indonesia dapat diselenggarakan yang kesekian kalinya pada tahun 2018 di IAIN Palangkaraya, yang sebelumnya dilaksanakan di UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Tema Seminar Nasional kali ini adalah adalah “Pengembangan KKNI Berbasis Kearifan Lokal pada Program Pendidika Dasar Islam”.
    [Show full text]
  • Local Wisdom of Minangkabau Tradition “Malamang” As a Supplementary Material in Teaching Geography at Senior High School
    2017 International Conference on Education and Science (ICONS 2017) LOCAL WISDOM OF MINANGKABAU TRADITION “MALAMANG” AS A SUPPLEMENTARY MATERIAL IN TEACHING GEOGRAPHY AT SENIOR HIGH SCHOOL Muhammad Aliman Teacher at SMAN 15 PADANG, Doctoral Student of Geography Education at UM [email protected] Key Words: ABSTRACT Local Wisdom Malamang is a tradition of Minangkabaunese in West Sumatera. It Minangkabau is a tradition of cooking pulut rice served in customary activities Tradition such as welcoming Ramadan, Eid al-Fitr and Eid al-Adha, Geography Teaching engagement, marriage, Batagak Panghulu, Mauluik nabi and other Material traditions. Malamang uses stems of bamboo trees as containers of pulut rice. The existence of bamboo trees is decreasing due to increased land conversion of increasing population. Furthermore, this article uses descriptive writing method by analyzing various literature sources and research results. The results of the analysis show that Malamang tradition contains local wisdom value in the fields of economy, environmental preservation and cultural planting of minangkabau culture. Malamang tradition can be used as a teaching material supplement by adjusting core competencies in high school geography curriculum. In addition, Malamang tradition also contributes to conservation of the existence of bamboo trees. INTRODUCTION Malamang tradition is done at Local wisdom of Minangkabaunese certain times / moments such as is reflected in the philosophy of "Alam welcoming Ramadan, Eid al-Fitr and Eid Takambang Jadi Guru" which means that al-Adha, engagement, marriage, Mauluik the nature can be used as a lesson in nabi, Batagak Panghulu and so on humans’ life (Agustina, Ramadhan, & (Damanhuri, 2015; Minangkabaunews, Asri, 2016). In addition, local wisdom is 2011).
    [Show full text]
  • Rekap Acara Bupati
    REKAP ACARA BUPATI HARI / TEMPAT JAM YANG NO ASAL SURAT ACARA CP KET TANGGAL MENGHADIRI 1 Rabu, 6 Jan 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Rukam Pauh Manis Nag.Koto 13.00 Alfa Edison 2016 Dalam Kec.Pd.Sago DPRD diwakilkan 2 Kamis,7 1 DPRD Kab.Solok Selatan HUT Kab.Solok Selatan ke - 12 Ruang Rapat DPRD Solok Selatan 09.00 Januari 2016 Tahun 2016 diwakilkan 2 DPRD Kab.Pasaman Barat HUT Kab.Pasaman Barat ke - 12 Gedung DPRD Kab.Pasaman Barat 10.00 diwakilkan Tahun 2016 3 Diskoperindag ESDM Rapat Koperasi Pegawai Negeri Ruang Rapat Sekda 10.00 (KPN) 4 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Mesjid Al Ikhlas Korong Pauh 13.00 diwakilkan Nagari Ketaping 3 Sabtu,9 1 Panitia Maulid Nabi Tabligh Akbar Maulid Nabi Komplek Pondok Pesantren Nurul 14.00 Januari 2016 Muhammad SAW Yaqin Ringan-ringan Pakandangan diwakilkan 4 Minggu,10 1 PT.IBS Group Grand Opening PT.IBS Graup Jl.Merdeka No.54 Duku Batang Anai 10.00 diwakilkan Januari 2016 5 Selasa, 12 Jan 1 Bag.Organisasi Evaluasi Kinerja PTT & Swakelola Hall IKK Paritmalintang 08.00 2016 Jumat, 15 Jan 1 Kodim Pariaman Penanaman Padi Serentak Kr.Kp.Rimbo Nag.Padang 09.15 2016 Bintungan Kec.Nan Sabaris 1 Sabtu, 16 Jan 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Ponpes Imam Gazali Lb.Aur 09.00 2016 Nag.Anduring Kec.2x11 Kayu Tanam 2 Minggu, 17 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Masjid Raya Kr.Talao Mundam 13.00 Januari 2016 Nag.Ketaping Kec.Bt.Anai 1 Rabu, 20 Jan 1 DPRD Kab.Pd.Pariaman Rapat Penetapan Peresmian Ruang Rapat Pimpinan DPRD 09.00 2016 Pasar Sungai Geringging
    [Show full text]
  • Solidarity and Art Form on Minangkabau Death Rituals
    SOLIDARITY AND ART FORM ON MINANGKABAU DEATH RITUALS Nurwani Universitas Negeri Medan Email: nurwanipilago@gmail .com Abstract: This study is aimed to uncover the solidarity and art form found on Minangkabau death rituals. Solidarity is as a form of relationship that binds each individual in society, that was based on moral feelings and beliefs held. Solidarity on Minangkabau death rituals could be seen in a thick way, which is as the collective awareness of the social community in each villages. On Minangkabau people there are various kinds of death rituals, which gave birth to the same sense of togetherness and responsibility, so that there was a very close bond with each other. Art symbols in the form of lamentations, singing, motion, music, and appearance are contained in various Minangkabau death rituals Keywods: Solidarity, Art, Death Ritual, Minangkabau Minangkabau is a cultural area consisting of nagari, which is characterized by language and custom. The culture system adopted is a matrilineal kinship system, where kinship goes beyond the maternal lineage and has a very strong culture, characterized by thick Islamic teachings. Before the inclusion of Islam the Minangkabau people first embraced animism, dynamism, Hinduism and Buddhism. Phase by phase of the beliefs and religions embraced, there are various forms of death rituals in the nagari community in Minangkabu such as the bakajian ritual, mangapiang kayu, bailau, and ratok bawak, and the song of Shalawat Makah. Ritual "Rituals are a form of ceremony or celebration that relates to several religious beliefs, characterized by special characteristics, which give the rise to noble respect, in the sense of a sacred experience".3 That experience includes everything that is made or used by humans to express their relationship with the highest.
    [Show full text]
  • Makna Simbolik Prosesi Makan Bajamba Dalam Baralek Adat Minangkabau Di Desa Baso Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat
    MAKNA SIMBOLIK PROSESI MAKAN BAJAMBA DALAM BARALEK ADAT MINANGKABAU DI DESA BASO KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Ade Syaputra Email: [email protected] Pembimbing: Nova Yohana, S.Sos, M.I.Kom Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277 ABSTRACT Makan bajamba procession is one of the traditional culture of Minangkabau society. There are symbolic aspect in makan bajamba procession with special meaning that is represented by clothing, tools used in makan bajamba procession, eating courtesy, figure, to messages in the opening and closing communications (alua) in makan bajamba procession. The purpose of this research was detemining the meaning of symbolic situation, the product of social interaction, and the interpretative of symbolic meaning of makan bajamba procession in custom baralek minangkabau in baso village of distric of agam of west sumatera province. This research used qualitative methode by simbolic interaction approach. Informan of this research is perpetrator makan bajamba , custom figures, and society selected by using purposive technique.. Data collection technique used observation, interview and documentation. The result of research showed that symbolik situation meaning of makan bajamba procession in Baso village consists of physical objects that include clothing and tools used and figures with specific meaning in every part while the social objects from makan bajamba procession consisting of eating courtesy perpetrators makan bajamba, as well as the message content in the opening and closing communications in makan bajamba procession which also has a certain meaning.
    [Show full text]
  • Pemikiran Hadis Abdurrauf As-Singkili Dalam Kitab Mawa’Izat Al-Badi’Ah
    Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 2, 1 (September 2016): 55-62 PEMIKIRAN HADIS ABDURRAUF AS-SINGKILI DALAM KITAB MAWA’IZAT AL-BADI’AH Muhammad Imron Rosyadi Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jalan A.H. Nasution No.105 Bandung 40614 Tlp. (022) 780-2275 Fax. (022) 780-3936 web: www.uinsgd.ac.id E-mail:[email protected] Abstrak Tulisan ini ingin menjelaskan pemikiran Abdul Al-Ra’uf As-Singkili, seorang ulama abad XVII yang mempunyai banyak karya, salah satunya dibidang hadis. Sejauh mana perhatian dan peran kitab Mawa’izhul Badi’ah karya beliau mengenai hadits. Setelah ditelusuri lebih seksama pemikiran Abdul Al-Ra’uf as-Singkili dalam kitab Mawa’izhul Badi’ah lebih dominan memberikan pemahaman yang bersifat praktis mengenai hubungan antara aqidah syari’at dan hakikat. Selain juga memberikan pengajaran dalam menanggapi perbedaan dalam pemahaman yang sesuai dengan kebutuhan umat (masyarakat Melayu). Juga tidak menutup kemungkinan kecenderungan beliau ketika menuliskan buah pikirannya hanya untuk memberikan pemahaman semata tanpa bermaksud menerangkan hadis secara mendetail. Perlu dilaukan penelitian ulang untuk mengungkap bagaimana perhatian beliau terhadap hadis dengan meneliti semua karya-karyanya. Kata Kunci:Abdurauf As-Singkel, Hadis, Mawa’izhul Badi’ah A. PENDAHULUAN (hadis yang lafaznya dari Nabi saw, namun maknanya langsung dari Allah swt).1 Pada awalnya pembelajaran dan Mawa’izhul Badi’ah adalah salah satu pengembangan hadis dan ilmu hadis di karya hadis yaitu karya Al-Singkili. Karya ini Indonesia kurang mendapat perhatian dari boleh dikatakan karya hadis pertama di para ulama Indonesia. Jika pun ada, hanya Nusantara. Meskipun telah didahului oleh digunakan untuk mendukung atau referensi, Nuruddin Al-Raniri dengan karyanya dari amalan-amalan dalam fiqh atau tasawuf, Hidayat al-Habib fi al Tagrib wa’l-Tarhib, yang merupakan aplikasi ibadah ritual saja.
    [Show full text]
  • Karya Khatib Abdul Munaf Imam Maulana : Tinjauan Historiografi
    KARYA KHATIB ABDUL MUNAF IMAM MAULANA : TINJAUAN HISTORIOGRAFI Oleh 1 Sudirman 2 Herwandi 1 Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas, Jl. Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh. Kota Padang, Sumatera Barat 25163, Indonesia 2 Staf Pengajar Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas Jl. Universitas Andalas, Limau Manis, Kec. Pauh. Kota Padang, Sumatera Barat 25163, Indonesia [email protected] Abstrak Kepemimpinan karismatis adalah kepemimpinan yang berdasarkan kepercayaan, kepatuhan, dan kesetiaan para pengikutnya. Ini timbul dari kepercayaan yang penuh kepada pemimpin yang dicintai, dihormati dan dikagumi. Hal yang menarik dari Khatib Abdul Munaf Imam Maulana adalah mengenai karya-karya dan posisinya dalam pusaran jaringan tarekat Syattariah di Minangkabau (1943-2006). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dinamika, posisi dan strategi Khatib Abdul Munaf Imam Maulana dalam mengembangkan tarekat Syattariyah di Minangkabau.Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Selain sumber tertulis, data juga didapat melalui sumber lisan, yaitu mewawancarai orang-orang yang dekat dan mengetahui tentang kehidupan seorang Khatib Abdul Munaf Imam Maulana. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa Khatib Imam Maulana Abdul Munaf lahir di Batang Kabung Koto Tangah Padang. Ia seorang ulama yang mendedikasikan dirinya berpuluh-puluh tahun untuk berdakwah, secara lisan maupun tulisan. Di bidang kepenulisan, ia telah menulis 23 naskah Islam, baik yang berbahasa Arab maupun berbahasa melayu. Hal ini membuktikan bahwa surau di Minangkabau sangat potensial sebagai media pendidikan, karena di surau juga hidup dan berkembang tradisi intelektual berupa penyalinan dan penulisan naskah-naskah terutama naskah Islam. Keyword: Ulama, Surau, Naskah, Tarekat, Syattariah Abstract The charismatic leadership is a leadership that is based on the trust, obedience, and loyalty of the followers.
    [Show full text]
  • Implementasi Makna Simbol Makam Syekh Burhanuddin Ulakan Kabupaten Padang Pariaman Pada Pendidikan Berbasis Surau
    Implementasi Makna Simbol Makam Syekh Burhanuddin Ulakan Kabupaten Padang Pariaman pada Pendidikan Berbasis Surau Syafwandi Abstract The background of this research is a religious ritual in the village Sapa Ulakan Pariaman District of West Sumatra. Preliminary observations concluded that Sapa is a pilgrimage rituals performed in the tomb of Sheikh Burhanuddin Ulakan. Sapa ritual followed by a group of people who come from various villages in West Sumatra. Tomb of Sheikh Burhanuddin as the ritual center consists of a large building, has a style of Minangkabau architecture and architectural style dome, and a variety of other aesthetic elements attached to the building is believed to be a symbol that has been linked to the ritual system Sapa. This study aims to Interpret Meaning Symbol Tomb and mosque-based education concept developed Sheikh Burhanuddin at Surau Tanjung Medan Tower Ulakan, Pariaman District of West Sumatra. Data analysis was performed using Spradley model analysis. Based on the analysis and discussion, we concluded that the Tomb of Sheikh Burhanuddin is a symbol of the greatness of Sheikh Burhanuddin as traditional leaders and developers of Islam in Minangkabau. surau educational concept developed by Sheikh Burhanuddin based on the premise of Sheikh associated with kinship systems Minangkabau society. The concept Suarau Tower and Surau Ketek is a system developed as an effort to unite indigenous Sheikh Minang and Islam in Minangkabau. The unification of the two standpoints produce a philosophy known as the Indigenous Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah (jointed custom sara, sara jointed book of the Koran), the philosophy was used as a foothold in implementing learning both in the mosque and at school.
    [Show full text]