Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor Ahmad Nashih Luthfi Melacak Sejarah Pemikira Agraria Sumbangan Pemikiran Madzhab Bogor ©Ahmad Nashih Luthfi Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia (Juli 2011) oleh: STPN Press Jalan Tata Bumi No. 5 Banyuraden, Gamping, Sleman Yogyakarta 55293 Telp. (0274) 587529 Faks: (0274) 587138 Bekerjasama dengan Pustaka Ifada Mlangi 60, Nogotirto, Gamping, Sleman Yogyakarta 55292 Telp. (0274) 625843 Email: [email protected] Sajogyo Institute Jalan Malabar 22 Bogor, Jawa Barat Telp/Faks: (022) 8374048 Email: [email protected] Penulis: Ahmad Nashih Luthfi Editor: M. Mustafied Proofing: Tim Pustaka Ifada Indeks: Tim Pustaka Ifada Layout Isi: Ulin Ni’am Desain Sampul: Kenci Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor STPN Press, Pustaka Ifada, SAINS, 2011 lii + 348 hlm.: 15 x 23 cm ISBN: 978-602-95177-4-3 Pengantar Penulis lhamdulillah. Hunjuk puji pada Allah SWT, Tuhan dengan Asegala penat diadukan, segala kegelisahan dipintakan jalan terang, segala kenikmatan dikembalikan. Tuhan dari semua sega- la. Khalik dari segala makhluk, makhluk benda maupun makhluk ide. Buku ini berhasil dirampungkan jika dan hanya jika atas keridaan-Nya. Buku ini diangkat dari tesis penulis di Program Pascarjana Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, yang diselesaikan pada akhir 2009. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Sri Margana sebagai pembimbing penulisan te- sis, beserta para penguji, Prof. Dr. Djoko Suryo, Prof. Dr. Suhar- tono, yang diketuai oleh Prof. Dr. Bambang Purwanto. Kajian tentang pemikiran agraria dengan menempatkan “apa yang dipikirkan oleh para pelakunya” sekaligus “pelaku itu sen- diri”, yakni ilmuwan sebagai fokus kajian, adalah ikhtiar untuk mengetahui state of the art suatu disiplin ilmu dan melihat belit- kelindan antara ilmu(wan), kekuasaan, modal, dan masyarakat di satu sisi, dan kaitan persoalan agraria, kemiskinan, dan kapitalis- me di sisi yang lain. Apa yang ditulis ini tidak selalu ada yang ba- ru, atau juga menyegarkan. Sebab yang dilakukan justru adalah menghadirkan apa yang lama itu hadir di tengah-tengah kekini- an, sesuatu yang dekat bagi dunia akademis, bahkan dekat sekali, namun barangkali dilupakan: studi agraria, suatu ranah yang ber- sentuhan dengan hajat hidup orang banyak. ix Ahmad Nashih Luthfi Para Guru yang dengan sabar berbagi kisah, buku, informasi, ide, dan sikap: Prof. Dr. Sajogyo, DR. HC. Gunawan Wiradi, M.Soc. Sc., dan Prof. Dr. Sediono M.P. Tjondronegoro, yang tanpa mereka bertiga buku ini tidak akan pernah ada. Matur sembah nuwun saya haturkan. Dengan penuh penyesalan, dalam buku ini penulis tidak bisa mengkaji secara khusus peran dan kiprah Prof. Dr. Sediono M.P. Tjondronegoro sebagai salah satu sosok ilmuwan Mazhab Bogor yang turut memperkaya khazanah studi agraria Indonesia. Alasan utamanya adalah keterbatasan waktu yang tersedia selama penulis menyelesaikan buku ini yang semula merupakan tugas akhir studi di Universitas Gadjah Mada. Meski demikian, penulis di buku yang berbeda telah membantu menyunting-tuliskan otobiografi beliau berjudul Mencari Ilmu di Tiga Zaman dan Tiga Benua, Otobiografi Prof. Dr. Sediono M.P. Tjondronegoro. Buku ini diterbitkan oleh lembaga dimana penulis beraktivitas di dalamnya, Sajogyo Institute (Sains). Terima kasih tak terhingga kepada Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Atas duku- ngan penuh beliau, mulai dari awal penulisan hingga penerbitan, buku ini bisa terwujud. Dr. Satyawan Soenito dan Dr. Soeryo Adiwibowo dari Fakultas Ekologi Manusia IPB banyak memberi saran dalam penyusunan proposal. Buku ini tidak akan hadir tanpa interaksi penulis dengan kawan-kawan di Sajogyo Institute. Mereka adalah Mbak Laksmi Adriani Savitri, Mas Eko Cahyono, M. Yusuf, Dewi Puspitasari Sutedjo, Syafar Supardjan, Didi Novrian, Uswatun Hasanah, Yeni Maryani, Zuhdi Siswanto, Surya Saluang, Chindrasari, dan Pak Adjid. Terima kasih atas ikhtiar untuk belajar dan bertindak bersama-nya. Khusus untuk Mas Noer “Oji” Fauzi yang telah me- ngajar di kelas LIBBRA, dan dari negeri seberang tidak bosan-bo- sannya mengirim bahan yang relevan untuk tesis ini, nuhun Kang. Dian Andika Winda dan Noviana Rahmawati, terima kasih un- tuk bantuan transkripsinya. Teman-teman Pustaka Ifada (Mustafid, Irfan Afifi, Rusman Nurjaman, Ryan Sugiarto, Said Hudaini Kadmi dan Ulin Ni’am), x Pengantar Penulis terima kasih kerjasamanya. Pak Bambang, Pak Wahono, Mbak Laksmi, Pak Gerry, Pak Ben dan Mas Noer “Oji” Fauzi, terima kasih atas perkenan prolog, epilog dan endorsement-nya. Moh. Shohibuddin, kakak sekaligus teman, serta pembim- bing non-formal atas buku ini, terima kasih atas teladannya. Beberapa gagasannya turut berkontribusi di dalam buku ini. Ter- khusus untuk istri tercinta, Anna Mariana, dan buah hati, Sadya Zarobi Lilakila, yang senantiasa memberi dukungan, perhatian, didikan dan kasih sayang demi selesainya tugas ini, terima kasih tak terhingga. Bapak dan ibuku, Drs. H. Muchtar dan Hj. Fathimah, buku ini bukanlah persembahan yang setimpal atas segala apa yang telah dicurahkan kepada penulis. Buku ini jauh dari sempurna, saran dan kritik senantiasa diharapkan dengan senang hati. A. N. Luthfi xi Ahmad Nashih Luthfi xii Pengantar Penerbit ajian tentang agraria yang berbasis khasanah pemikiran KNusantara, sungguh mengejutkan, cukup langka dalam li- teratur sosial kita. Padahal, persoalan agraria pada hakikatnya merupakan salah satu persoalan penting dalam pembangunan bangsa. Absennya kajian agraria dalam diskursus teori pemba- ngunan, bahkan juga dalam konsep pembangunan berkelanjutan, pada akhirnya berimplikasi sosial amat luas. Kekacauan konsep tata ruang, kekisruhan klaim kepemilikan tanah yang muncul di mana-mana, mudahnya masyarakat tergusur dari tempatnya berteduh, hingga kian menciutnya lahan pertanian produktif, hanyalah sebagian kecil dari implikasi tersebut. Dalam wacana sosial mutakhir, konstruksi rancangan Un- dang-Undang Pengadaan Tanah untuk Pembangunan, sekali lagi, membuktikan ketiadaan akar historis dan ideologi keberpihakan pada masyarakat. Klausul “untuk kepentingan pembangunan” merupakan gagasan berbahaya oleh karena sangat mudah dima- nipulasi, disalahgunakan, dan dimanfaatkan semata-mata untuk kepentingan bisnis. Alhasil, rancangan undang-undang ini mere- fleksikan ketiadaan keberpihakan pada rakyat, pada hak kolektif masyarakat, pada konstruksi agraria yang berakar dalam sejarah dan budaya Nusantara. Oleh karenanya, merevitalisasi diskursus agraria yang me- nempatkan masyarakat sebagai subjek, dan mendorongnya men- jadi wacana publik, dan terus mengembangkan kesadaran publik tentang agraria yang berpihak, menjadi semakin penting dan stra- tegis. Di titik itulah, kehadiran buku Melacak Sejarah Pemikiran xiii Pengantar Penerbit Agraria, Sumbangan Mazhab Bogor di tengah-tengah khalayak pem- baca di tanah air diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya tersebut. Selamat membaca. Yogyakarta, Juli 2011 Pustaka Ifada Khasanah Pemikiran Nusantara xiv Kata Pengantar Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, M.A Ketua STPN aya sangat bergembira dengan terbitnya buku ini yang semu- Sla adalah karya tesis magister yang ditulis sdr. Ahmad Nashih Luthfi pada Program Pascasarjana Ilmu Sejarah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (kini staf pengajar pada STPN, Yog- yakarta). Buku ini tentu saja suatu percobaan yang sangat mena- rik dan sekaligus menantang karena menawarkan keberanian pe- nulisnya untuk menyebut karya-karya pemikiran sejumlah scho- lar cum activist agraria di kota Bogor (mereka yang dikaji berki- prah di lingkungan kampus IPB Bogor) dalam suatu pemaknaan yang meletakkan mereka sebagai perintis dan pengembang maz- hab (school of thought) tersendiri: ’Mazhab Bogor’. Semoga de- ngan cara ini penulis bermaksud memberikan celah yang makin lebar (bukan sebaliknya untuk meng-kerangkeng-nya) bagi para peminat (peer groups) agar terus menggali, menguji, dan terus me- wacanakan, pemikiran-pemikiran ‘Mazhab Bogor’ dalam diskusi- diskusi ilmiah yang berlanjut dan terbuka. Saya sendiri merasa sangat tersentuh secara emosional dengan terbitnya buku ini. Mengapa, karena saya sempat men- jadi salah satu pelaku yang sangat beruntung mendapatkan ke- mewahan berinteraksi cukup intens dengan Prof. Sajogyo (tokoh utama ‘Mazhab Bogor’) untuk waktu yang relatif panjang. Dalam hal ini saya pernah berkiprah dalam beragam posisi akademis yang berbeda-beda di hadapan beliau. Saya pernah sebagai asis- ten peneliti yang direkrut langsung dan berkerja dalam kegiatan- kegiatan riset yang dipimpin beliau, lalu pernah ditunjuk sebagai xv Endriatmo Soetarto sekretaris eksekutif pada Pusat Studi Pembangunan IPB saat dipimpin oleh beliau, kemudian sebagai mahasiswa doktoral dan sekaligus menjadi anak bimbing dalam penulisan disertasi di mana beliau bertindak sebagai Ketua Komisi Pembimbing, dan terakhir sebagai mitra peneliti dalam berbagai kegiatan riset se- masa beliau memasuki periode sebagai Guru Besar Emeritus IPB. Saya sendiri secara subyektif merasakan ada perguliran pemikiran Prof. Sajogyo yang dari waktu ke waktu menurut he- mat saya berevolusi, dari semula yang lebih beraksen sosiologi ‘em-piris-kritis’ berlanjut menjadi sosiologi ‘terapan-kritis’, dan beru-jung di akhir karier akademis formalnya (lingkungan kampus) sebagai intelektual paripurna yang mengatasi predikat sebagai ‘sosiolog yang kompeten dan otoritatif’ penekun pembangunan ekonomi dan masyarakat (beyond the sociology of development econo-my and society).