Ketergantungan Antar Ruang Dan Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Ketergantungan Antar Ruang Dan Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat IPS KOMPETENSI DASAR PENGETAHUAN KOMPETENSI DASAR KETRAMPILAN 3.3. Menganalisis ketergantungan antarruang 4.3. Menyajikan hasil analisis tentang dilihat dari konsep ekonomi (produksi, ketergantungan antarruang dilihat dari konsep distribusi, konsumsi, harga, pasar) dan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, harga, pengaruhnya terhadap migrasi penduduk, pasar) dan pengaruhnya terhadap migrasi transportasi, lembaga sosial dan ekonomi, penduduk, transportasi, lembaga sosial dan pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan masyarakat kesejahteraan masyarakat 3.4. Menganalisis kronologi, perubahan dan 4.4. Menyajikan hasil analisis kronologi, kesinambungan ruang (geografis, politik, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari awal politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari kemerdekaan sampai awal reformasi awal kemerdekaan sampai awal reformasi BAB 1 KETERGANTUNGAN ANTAR RUANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan sebuah perdagangan yang dilakukan antar negara guna menciptakan siklus dagang secara menyeluruh dan mendunia atau antar negara. Perdagangan ini bisa dilakukan oleh negara-negara yang melakukan kerjasama secara ekonomi bahkan sesama pengusaha antar negara. Latar belakang adanya perdagangan secara internasional ini karena tidak semua negara mampu memenuhi kebutuhan negaranya akan barang atau jasa. Oleh karena itu, perdagangan secara internasional ini menjadi penting dan memiliki manfaat antar negara sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. 1. Pengertian Perdagangan Internasional Apa pengertian perdagangan internasional (international trade) dan apa manfaatnya bagi perekonomian di suatu negara? Bagi mereka yang belajar tentang ilmu ekonomi, tentunya sudah cukup familiar dengan topik ini karena cukup sering dibahas. Perdagangan Internasional adalah suatu interaksi antar negara dalam bentuk jual-beli barang maupun jasa atas dasar kesepakatan bersama. Dalam siklus yang terjadi pada perdagangan secara internasional ini tentunya melibatkan pemilik barang atau jasa yang akan menawarkan produknya dan pembeli. Namun, transaksi yang dilakukan tentu berdasarkan prosedur yang berlaku secara internasional. Misalnya saja ekspor, investasi yang dilakukan dengan mendirikan pabrik di luar negaranya. Dalam artian yang sebenarnya antar sesama negara tidak melakukan perdagangan secara internasional. Namun, warga negaranya yang melakukan siklus dagang internasional, yaitu dengan mengadakan kerjasama, investasi hingga penjualan barang dan jasa. Suatu masyarakat dalam negara tentunya membutuhkan barang atau jasa yang tidak ada di negara yang ditinggalinya. Dengan adanya perdagangan antar negara tentu memperlancar pemenuhan kebutuhan untuk warga di masing masing negara yang melakukan perdagangan ini. Misalnya saja, Indonesia membutuhkan mesin modern untuk pengolahan sawah, maka negara luar menyediakan mesin tersebut. Atas dasar kebutuhan dan saling menguntungkan kedua belah pihak tentunya perdagangan antar negara ini sangat membantu dan bermanfaat. Bagi negara yang membutuhkan barang MODUL TERPADU 1 KELAS 9 40 atau jasa sudah terbantu pemenuhan kebutuhannya. Dan bagi negara yang menawarkan barang serta jasa juga mendapat keuntungan secara finansial dari negara lain. 2. Faktor Yang Mendorong Terjadinya Perdagangan Internasional Ada beberapa faktor pendorong dari perdagangan secara internasional. Faktor pendorong tersebut sangat dipengaruhi oleh hal berikut ini 1. Perbedaan Sumber Daya Alam yang Dimiliki Oleh Setiap Negara. Sumber daya alam yang dimiliki oleh masing-masing negara tidak sama dan mengakibatkan perbedaan hasil produksi dari negara tersebut. Misalnya perbedaan antara Indonesia dan Saudi Arabia tidak mampu menghasilkan sayur mayur maka mereka mengimpor dari negara di kawasan Asia yang dapat menghasilkan sayur mayur. Indonesia memiliki peluang untuk menjual hasil dari hutan ke negara lain. Oleh karena Indonesia mampu menghasilkan barang tersebut yang didukung oleh ketersediaan sumber daya alam. Keunggulan yang dimiliki oleh suatu negara dilihat dari keunggulan sumber daya alam disebut keunggulan absolut (absolut advantage). Keunggulan absolut adalah kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. 2. Perbedaan Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia Ketersediaan sumber daya alam memerlukan daya dukung kemampuan sumber daya manusia. Suatu negara yang mempunyai sumber daya manusia yang dilihat terutama dari segi kualitas maka akan menghasilkan barang dan jasa dengan mutu atau kualitas yang lebih baik. 3. Perbedaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Negara yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akan mampu memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak, bermutu dan efisien dibanding dengan negara yang tidak menguasainya. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghemat biaya produksi, jumlah barang, dan kualitas barang. Keunggulan suatu negara yang dapat memproduksi barang dengan biaya produksi yang lebih murah dibandingkan negara lain disebut comparative advantage. 4. Perbedaan Budaya Suatu Bangsa Perbedaan budaya suatu negara akan sangat mempengaruhi barang yang dihasilkan. Misalnya, seni ukir dan batik Indonesia, merupakan daya tarik sendiri bagi negara lain untuk membeli barang tersebut. Demikian juga keramik China menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lain. 5. Adanya Pasar Bebas Kebebasan ekonomi atau liberalisme sudah mulai ditanamkan dalam perdagangan internasional. Siapa saja berhak meningkatkan dan memperluas pasarnya untuk menjual belikan produk lintas negara.Pasar bebas dibutuhkan untuk meningkatkan kerja sama antar negara yang berpeluang menambah pendapatan negara. Kebebasan ekonomi menjadi pemicu individu maupun kelompok untuk berlomba-lomba menambah pasar dan meningkatkan produksi. 6. Keinginan Saling Bekerjasama Hal lain yaitu dipicu dari keinginan antar negara untuk saling bekerjasama. Kerjasama ini pula dilakukan guna mensejahterakan masyarakat secara umum dan negara pada khususnya. 3. Manfaat Perdagangan Internasional 1. Dapat memperoleh barang atau jasa yang tidak bisa dihasilkan sendiri karena adanya perbedaan sumber daya alam, kemampuan sumber daya manusia, teknologi dan lainnya. 2. Dapat memperluas pasar untuk tujuan menambah keuntungan dari spesialisasi 3. Memungkinkan transfer teknologi modern untuk memahami teknik produksi yang lebih efisien dan modern dalam hal manajemen. 4. Dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah Negara 5. Menambah devisa negara dari hasil ekspor 6. Perdagangan internasional dapat membuka lapangan pekerjaan di sebuah Negara 7. Menjalin persahabatan dengan negara lain MODUL TERPADU 1 KELAS 9 41 Meningkatkan penyebaran sumber daya alam sebuah Negara 4. Hambatan Perdagangan Internasional Di samping manfaat yang dapat diperoleh dari perdagangan internasional, ada beberapa hambatan yang terjadi dalam perdagangan internasional. ada beberapa hambatan yang terjadi dalam perdagangan internasional. Berikut faktor penghambat perdagangan internasional bagi suatu negara : 1. Perbedaan Mata Uang Antarnegara Dalam suatu negara pastinya memiliki mata uang yang berbeda-beda. Dan salah satu faktor penghambat perdagangan internasional adalah terdapat pada perbedaan suatu mata uang tersebut.Ketika suatu negara melakukan kegiatan ekspor, biasanya negara tersebut akan meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Sebab pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri, sebab apabila terjadinya perubahan modal dan jumlah nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi dari pada nilai mata uang negara pengimpor, maka hal tersebut akan menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Oleh karena itu, agar kedua negara sama-sama mendapatkan sebuah keuntungan dan dapat lebih mudah dalam melakukan proses perdagangan, maka perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional. 2. Keamanan Suatu Negara Dalam melakukan perdagangan, faktor penghambat perdagangan internasional adalah sebuah keamanan, sebab keamanan merupakan faktor penting dalam kesuksesan perdagangan Internasional, keamanan sangat berpengaruh saat menjalin kerja sama dengan negara lain. Apabila suatau negara tidak aman, maka orang akan merasa takut untuk melakukan transaksi, dan itu yang akan menjadi penghambat perdagangan intrenasional terhadap suatu negara. 3. Kebijakan Perdagangan Internasional Dalam setiap negara tentunya memiliki kebijakan perekonomian tersendiri, namun kebijakan tersebut seringkali menjadi suatu faktor penghambat perdagangan internasional, salah satu faktor penghambat perdagangan internasioanl yaitu adanya kebijakan seperti pembatasan jumlah impor, biaya ekspor impor terbilang sangat besar, dan proses birokrasi memakan waktu yang sangat lama. 4. Sumber Daya Alam yang Berbeda Salah satu faktor pendorong perdagangan Internasional adalah sumber daya alam yang setiap negara berbeda-beda, sehingga untuk memenuhi kebutuhan negara harus mengimport dari negara lain. Maka oleh sebab itu apabila negara peran besar dalam perdagangan Internasional. Namun apabila suatau negara memiliki SDA sedikit tidak akan bisa berbicara besar dalam perdagangan Internasional. Maka dengan adanya sumber daya alam yang berbeda dari sebuah negara, akan menjadi faktor penghambat perdagangan Internasional dari suatu negara. 5. Proses Pembayaran Sulit dengan Resiko Besar Apabila terjadi transaksi perdagangan internasional, Maka jumlah yang ingin dibayar pun tidak sedikit, dan
Recommended publications
  • INDONESIA's FOREIGN POLICY and BANTAN NUGROHO Dalhousie
    INDONESIA'S FOREIGN POLICY AND ASEAN BANTAN NUGROHO Submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Arts Dalhousie University Halifax, Nova Scotia September, 1996 O Copyright by Bantan Nugroho, 1996 of Canada du Canada Acquisitions and Acquisitions et Bibbgraphic Services services bibliographiques 395 Wellington Street 395, rue Wellington Ottawa ON K1A ON4 Ottawa ON K1A ON4 Canada Canada The author has granted a non- L'auteur a accordé une licence non exclusive licence allowing the exclusive permettant a la National Lïbraiy of Canada to Bibliothèque nationale du Canada de reproduce, loan, distribute or sell reproduire, prêter, distn'buer ou copies of this thesis in microfom, vendre des copies de cette thèse sous papa or electronic formats. la forme de microfiche/fïim, de reproduction sur papier ou sur format électronique. The author retains ownership of the L'auteur conserve la propriété du copyright in this thesis. Neither the droit d'auteur qui protège cette thèse. thesis nor substautid extracts fiom it Ni la thèse ni des extraits substantiels may be printed or otherwise de celle-ci ne doivent être imprimés reproduced without the author's ou autrement reproduits sans son permission. autorisation. DEDICATION To my beloved Parents, my dear fie, Amiza, and my Son, Panji Bharata, who came into this world in the winter of '96. They have been my source of strength ail through the year of my studies. May aii this intellectual experience have meaning for hem in the friture. TABLE OF CONTENTS Table of Contents v List of Illustrations vi Abstract vii List of Abbreviations viii Acknowledgments xi Chapter One : Introduction Chapter Two : indonesian Foreign Policy A.
    [Show full text]
  • Book Review of Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara
    BOOK REVIEW OF AIDIT: DUA WAJAH DIPA NUSANTARA A FINAL PROJECT In Partial Fulfillment of the Requirement for S-1 Degree in Literature in English Department, Faculty of Humanities Diponegoro University Submitted by: Zsazsa Bhaskara Pramudhita A2B007128 FACULTY OF HUMANITIES DIPONEGORO UNIVERSITY SEMARANG 2014 PRONOUNCEMENT The writer states truthfully that this final project is compiled by herself within taking the result from other researches in any university, in S-1, S-2, and S- 3 degree and diploma. The writer also ascertains that she does not take the material from other publications or someone’s work except for the reference mentioned in bibliography. Semarang, March 2014 Zsazsa Bhaskara Pramudhita MOTTO AND DEDICATION Seek knowledge from the cradle to the grave. Go in quest of knowledge even unto China. He who leaveth home in search of knowledge, walketh in the path of God. Prophet Muhammad This final project is dedicated to my family. APPROVAL Approved by: Advisor, Prihantoro, S.S, MA NIP 19830629 200604 1002 VALIDATION Approved by Strata 1 Final Project Examination Committee Faculty of Humanities Diponegoro University On Friday, March 21, 2014 Advisor, Reader, Prihantoro, S.S, MA Dr. Ratna Asmarani, M.Ed.,M.Hum. NIP 19830629 200604 1002 NIP 19610226 198703 2 001 196102261987032001 ACKNOWLEDGEMENT Praise to Allah SWT who has given all of His love and favor to the writer, so this project on Book Review of Pride and Prejudice Written by Jane Austen can be finished. The writer’s deepest gratitude goes to Prihantoro, S.S, MA as the writer advisor who always available in his busy time to guide and help the writer, gave some suggestions and support to finish this work.
    [Show full text]
  • Ganefo Sebagai Wahana Dalam Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno 1963-1967
    AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume1, No 2, Mei 2013 GANEFO SEBAGAI WAHANA DALAM MEWUJUDKAN KONSEPSI POLITIK LUAR NEGERI SOEKARNO 1963-1967 Bayu Kurniawan Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Septina Alrianingrum Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya Abstrak Ganefo adalah salah satu peristiwa sejarah yang diharapkan mampu menumbuhkan kembali rasa nasionalisme dan kebanggaan para generasi penerus bangsa untuk melanjutkan api semangat yang telah dikobarkan Soekarno. Melalui metode penelitian sejarah yang terdiri dari (1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi dan (4) historiografi, peneliti menghasilkan sebuah karya mengenai Games Of The New Emerging Forces atau Ganefo antara lain, (1) latar belakang Soekarno menyelenggarakan Ganefo, (2) pelaksanaan Ganefo, (3) dampak pelaksanaan Ganefo bagi Indonesia. Ganefo sukses dilaksanakan pada 10 hingga 22 November 1963. Atlet Indonesia dalam Ganefo juga meraih sukses dengan menempati posisi kedua, dibawah RRT sebagai juara umum. Kesuksesan Ganefo membuat IOC mencabut skorsing yang telah dijatuhkan kepada Indonesia sehingga dapat kembali berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 1964. Bagi Soekarno Ganefo adalah pijakan awal untuk menggalang kekuatan negara-negara yang tergabung dalam Nefo karena Indonesia berhasil mendapatkan perhatian dunia dan menjadi negara yang patut diperhitungkan eksistensinya. Indonesia dijadikan simbol bagi perlawanan terhadap imperialisme dan membuktikan dalam situasi keterbatasan mampu menyelenggarakan even bertaraf internasional dengan kesungguhan dan tekad untuk melakukan sesuatu yang bagi sebagian orang mustahil dilakukan, sesuai dengan semboyan Ganefo “On Ward! No Retreat!”, Kata Kunci : Soekarno, Ganefo, Politik Luar Negeri Abstract Ganefo is one of the historical events that are expected to foster a sense of nationalism and pride the next generation to continue the spirit of the fire that has been flamed Soekarno.
    [Show full text]
  • BANDDUNG-At-60-NEW-INSIGHT
    INTRODUCTION EMERGING MOVEMENTS Darwis Khudori, Bandung Conference and its Constellation — Seema Mehra Parihar, Scripting the Change: Bandung+60 pp. vii-xxv engaging with the Gender Question and Gendered Spaces — pp. 175-193 HISTORY Trikurnianti Kusumanto, More than food alone: Food Security in the South and Global Environmental Change — Darwis Khudori, Bandung Conference: the Fundamental pp. Books — pp. 3-33 194-206 Naoko Shimazu, Women Performing “Diplomacy” at the Bandung Conference of 1955 — pp. 34-49 EMERGING COUNTRIES Beatriz Bissio, Bandung-Non Alignment-BRICS: A Journey of the Bandung Spirit — GLOBAL CHALLENGES pp. 209-215 Two Big Economic Manoranjan Mohanty, Bandung, Panchsheel and Global Tulus T.H. Tambunan and Ida Busnetty, Crises: The Indonesian Experience and Lessons Learned Swaraj — pp. 53-74 for Other Asian-African Developing Countries — pp. Noha Khalaf, Thinking Global: Challenge FOR Palestine — 216-233 pp. 75-97 Sit Tsui, Erebus Wong, Wen Tiejun, Lau Kin Chi, Comparative Study on Seven Emerging Developing INTERNATIONAL RELATIONS Countries: Brazil, China, India, Indonesia, South Africa, Adams Bodomo, Africa-Asia relations: How Bandung Turkey, Venezuela — pp. 234-257 redefined area and international studies — pp. 101-119 Lazare Ki-zerbo, The International experience South Group EMERGING CONCERNS Network (ISGN): lessons and perspectives post-2015 — Lin Chun, Toward a new moral economy: rethinking land pp. 120-138 reform in China and India — pp. 261-286 István Tarrósy, Bandung in an Interpolar Context: What Lau Kin Chi, Taking Subaltern and Ecological Perspectives on ‘Common Denominators’ Can the New Asian-African Sustainability in China — pp. 287-304 Strategic Partnership Offer? — pp. 139-148 Mérick Freedy Alagbe, In search of international order: From CLOSING REMARK Bandung to Beijing, the contribution of Afro-Asian nations — pp.
    [Show full text]
  • 11. the Touchy Historiography Of
    University of Calgary PRISM: University of Calgary's Digital Repository University of Calgary Press University of Calgary Press Open Access Books 2018-01 Flowers in the Wall: Truth and Reconciliation in Timor-Leste, Indonesia, and Melanesia Webster, David University of Calgary Press http://hdl.handle.net/1880/106249 book https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 Attribution Non-Commercial No Derivatives 4.0 International Downloaded from PRISM: https://prism.ucalgary.ca FLOWERS IN THE WALL Truth and Reconciliation in Timor-Leste, Indonesia, and Melanesia by David Webster ISBN 978-1-55238-955-3 THIS BOOK IS AN OPEN ACCESS E-BOOK. It is an electronic version of a book that can be purchased in physical form through any bookseller or on-line retailer, or from our distributors. Please support this open access publication by requesting that your university purchase a print copy of this book, or by purchasing a copy yourself. If you have any questions, please contact us at [email protected] Cover Art: The artwork on the cover of this book is not open access and falls under traditional copyright provisions; it cannot be reproduced in any way without written permission of the artists and their agents. The cover can be displayed as a complete cover image for the purposes of publicizing this work, but the artwork cannot be extracted from the context of the cover of this specific work without breaching the artist’s copyright. COPYRIGHT NOTICE: This open-access work is published under a Creative Commons licence. This means that you are free to copy, distribute, display or perform the work as long as you clearly attribute the work to its authors and publisher, that you do not use this work for any commercial gain in any form, and that you in no way alter, transform, or build on the work outside of its use in normal academic scholarship without our express permission.
    [Show full text]
  • Bandung Conference and Its Constellation: an Introdu Ction
    BANDUNG LEGACY AND GLOBAL FUTURE: New Insights and Emerging Forces, New Delhi, Aakar Book s , 2018, pp. 1 - 20. 1 /20 Bandung Conference and its Constellation: An Introdu ction Darwis Khudori 2015 is the year of the 60 th anniversary of the 1955 Bandung Asian - African Conference. Several events were organised in diverse countries along the year 2014 - 2015 in order to commemorate this turning point of world history. In Euro pe, two of the most prestigious universities in the world organised special seminars open to public for this purpose: The University of Paris 1 Pantheon - Sorbonne, Bandung 60 ans après : quel bilan ? (Bandung 60 Years on: What Assessment?), June 27, 2014, a nd Leiden - based academic institutions, Bandung at 60: Towards a Genealogy of the Global Present , June 18, 2015. In Africa, two events echoing the Bandung Conference are worth mentioning: The World Social Forum, Tunisia, March 25 - 28, 2015, and The Conferenc e Africa - Asia: A New Axis of Knowledge, Accra, Ghana, September 24 - 26, 2015. In Latin America, the Journal America Latina en movimiento published an issue titled 60 años después Vigencia del espíritu de Bandung, mayo 2015. In USA, a panel on Bandung +60: L egacies and Contradictions was organised by the International Studies Association in New Orleans, February 18, 2015. In Asia, China Academy of Arts, Inter - Asia School, and Center for Asia - Pacific/Cultural Studies, Chiao Tung University, Hangzhou, organised a conference on BANDUNG – Third World 60 Years, April 18 - 19, 2015. On the same dates, a conference on Vision of Bandung after 60 years: Facing New Challenges was organised by AAPSO (Afro - Asian People’s Solidarity Organisation) in Kathmandu, Nepal.
    [Show full text]
  • Searchable PDF Format
    D. tr/. Atdtt SET AFIRE THE BAA{TEA/G SPIRIT ! EVER FOR$TARD, NO RETREAT! FOREIGN LANGUAGES PRESS PEKING D. N. Atdtt SET AFIRE THE BANTENG SPIRIT ! EVER FORSTARD, NO RETREAT ! Political Report to the. Second Plenum of the Seventh Central Committee of Communist Party of Indonesia, Enlarged with the Members of the Central Auditing Commission and the Central Control Commission (Djakarta, 23rd-26th December, 1963) FOREIGN I-ANGUAGES PRESS PEKING 1964 CONTENTS CONTTNUE FORWAED F'OR CONSISTENT LAND REFORDT. TO CRUSH 'MA.T,AYSTA" A.ND FOts THE FORMATION OF A GOTONG ROYONG CAEIhTET WITH NASA.KOM AS THE COREI o (1) FOOD AND CLOTI{ING (2) CRUSFI "NTALAYSIA" (3) CONTINUE WITH CONSTRUCTION 46 (a) 26th May, 1963 Economic Regulations 47 (b) The 1963 and 1964 State Budgets DI. (c) Economic Confrontation r,vith "Malaysia,, 52 (d) The Penetration of Imperralist Capital into Indonesia 55 (e) Back to the Dekon as the Cn15, Way to Continue with Economic Consiruction 57 II, CONTINUE TO CRUSH IIIIPERIAT,ISM AND REVI- SIONXSM! 63 (1) THE STRUGGLE TO CRUSH IMPERIALISM IS CONTINUING TO ADVANCE ON ALL FRONTS 12) IN ASIA, AFRICA AND LAIIIN AMERICA TFIERE IS A REVOLUTIONARY SITUA- TION THAT IS CONTINUOUSLY SURGING FORWARD AND RIPENIIVG 3) SOUTHEAST ASIA IS ONE OF THE CENTRAL POINTS IN TI]E REGION OF I\{AIN CON- TRADICTION 95 (4) IT WOULD BE BETTER IF TTIERE WERE NO MOSCOW TRIPARTITE AGREEMENT AT ALL 98 (5) COMNIUNIST SOCIETY CAN ONLY BE R,EALISED IF IMPERIALISM HAS BEEN WIPE.D OF'F T}IE EA,RTH 103 (O) 'I}ID INTERNATIONAL CONINTUNIST MOVE.
    [Show full text]
  • “Studies of Military Sociology in the Context of Globalization and Its Contribution to the Transformation of the Indonesian National Defense Forces (Tni)”
    “STUDIES OF MILITARY SOCIOLOGY IN THE CONTEXT OF GLOBALIZATION AND ITS CONTRIBUTION TO THE TRANSFORMATION OF THE INDONESIAN NATIONAL DEFENSE FORCES (TNI)” AMARULLA OCTAVIAN Second Edition bab1-2 M&G ING_M7.indd 1 1/16/14 9:40 AM Towards a society with a superior military 2 bab1-2 M&G ING_M7.indd 2 1/13/14 9:26 PM For my precious ones: Anna, Jordy and Wildan 3 bab1-2 M&G ING_M7.indd 3 1/13/14 9:26 PM Second Edition 2012 Published by UI Press, Indonesia Copyright©2012, UIPress Editor : Deniek G. Sukarya Text Design : Taja Sukarya Graphic Design : PT. Sukarya & Sukarya Pandetama ISBN : 978-979-456-517-9 (paperback) The Military and Globalization: Studies of Military Sociology in the Context of Globalization and Its Contribution to the Transformation of the Indonesian National Defense Forces (TNI)/Amarulla Octavian All rights reserved Without limiting the rights under copyright reserved above, no part of this publication may be reproduced, stored in or introduced into a retrieval system, or transmitted, in any form or by any means (electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise), without the prior written permission of both the copyright owner and the publisher of this book. Printed in Jakarta, Indonesia 4 bab1-2 M&G ING_M7.indd 4 1/13/14 9:26 PM Table of Content Remarks from Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro ...................................................................6 Foreword from Dr. Iwan Gardono Sujatmiko .....................................................................8 Preface from the Writer ......................................................................................................12
    [Show full text]
  • Research Study
    *. APPROVED FOR RELEASE DATE:.( mY 2007 I, Research Study liWOlVEXZ4-1965 neCoup That Batkfired December 1968- i i ! This publication is prepared for tbe w of US. Cavernmeat officials. The formaf coverage urd contents of tbe puti+tim are designed to meet the specific requirements of those u~n.US. Covernment offids may obtain additional copies of this document directly or through liaison hl from the Cend InteIIigencx Agency. Non-US. Government usem myobtain this dong with rimikr CIA publications on a subscription bask by addressing inquiries to: Document Expediting (DOCEX) bject Exchange and Gift Division Library of Con- Washington, D.C ZOSaO Non-US. Gowrrrmmt users not interested in the DOCEX Project subscription service may purchase xeproductio~~of rpecific publications on nn individual hasis from: Photoduplication Servia Libmy of Congress W~hington,D.C. 20540 f ? INDONESIA - 1965 The Coup That Backfired December 1968 BURY& LAOS TMAILANO CAYBODIA SOUTU VICINAY PHILIPPIIEL b. .- .r4.n MALAYSIA INDONESIA . .. .. 4. , 1. AUSTRALIA JAVA Foreword What is commonly referred to as the Indonesian coup is more properly called "The 30 September Movement," the name the conspirators themselves gave their movement. In this paper, the term "Indonesian coup" is used inter- changeably with "The 30 September Movement ," mainly for the sake of variety. It is technically correct to refer to the events in lndonesia as a "coup" in the literal sense of the word, meaning "a sudden, forceful stroke in politics." To the extent that the word has been accepted in common usage to mean "the sudden and forcible overthrow - of the government ," however, it may be misleading.
    [Show full text]
  • Indonesia's Economy Since Independence
    INDEX A ASEAN (Association of Southeast Abdurrachman Wahid, 35, 122, 187 Asian Nations), 72–73, 103, 175, ADB (Asian Development Bank), 271, 286–87, 291–92 162–63 ASEAN-4, 159, 286 “administrators”, 44–45 ASEAN-5, 273 affirmative policy, see Benteng ASEAN-China Free Trade Agreement, programme 134 Agency for Technology Assessment ASEAN Free Trade Agreement and Application, see BPPT (AFTA), 263, 291 Agency for the Revitalization of the Asian Development Bank, see ADB Forest Industry, see BRIK Asian economic crisis, 3, 24, 69, Agreement on Textile and Clothing, 103–04, 122, 126–27, 129, see MFA 132, 156, 163, 169, 175, 179, “Ali-Baba” enterprise, 16, 32 187–88, 192, 194–98, 208, 212, Ali Sastroamidjojo, 33, 43 214–15, 248, 257, 273, 282–84, Ali Wardhana, 78 287, 289, 291 “anti-export bias”, 72–73, 102, 151, aftermath, and, 74–77, 260–63 155–56, 168–69, 177, 187, 252, auto-parts industry, impact on, 255 280–81 APEC (Asia-Pacific Economic developments after, 84–87 Cooperation), 103 industrial development overview, Arab-Israeli War, 91 176–83 Army Staff and Command School, see manufacturing sector after, 163–67 SESKOAD “Asian Tigers”, 159, 176 Army Strategic Reserve Command, see Assaat Movement (Gerakan Assaat), Kostrad 19, 21 A.R. Soehoed, 100, 149, 152–54, 276 Australia and Argentina: on Parallel Asahan aluminium smelter, 100 Paths, book, 134 15 Indonesia_Economy.indd 297 4/12/12 3:41:23 PM 298 Index authoritarianism, 83 BIN (Bank Industri Negara), 12, 42 automotive industry, 282–83 B.J. Habibie, 35, 81–82, 100, 122, auto-parts firms, number
    [Show full text]
  • Mahasiswa - and Was Right About It! Tony Liddicoat Provided Guidance on the Theoretical Aspects of the Thesis in the Early Stages of My Candidature
    ‘Warring Words’: Students and the state in New Order Indonesia, 1966-1998 A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy of the Australian National University. Elisabeth Jackson Southeast Asia Centre Faculty of Asian Studies June 2005 CERTIFICATION I, Elisabeth Jackson, declare that this thesis, submitted in fulfillment of the requirements for the award of Doctor of Philosophy at the Australian National University, is wholly my own work unless otherwise referenced or acknowledged. It has not been submitted for qualifications at any other academic institution. …………………………. Elisabeth Jackson 3 June 2005 ii ACKNOWLEDGEMENTS I have been incredibly fortunate to have the support of a great many wonderful people throughout the course of researching and writing this thesis. First and foremost, I would like to thank Virginia Hooker for her enthusiasm for this project and her faith in my ability to do it. Her thoughtful criticisms gently steered me in the right direction and made it possible for me to see the bigger picture. I also owe enormous thanks to Ed Aspinall, who encouraged me to tackle this project in the first place and supported me throughout my candidature. He was also an invaluable source of expertise on student activism and the politics of the New Order and his extensive comments on my drafts enabled me to push my ideas further. Virginia and Ed also provided me with opportunities to try my hand at teaching. Tim Hassall’s considered comments on the linguistic aspects of this thesis challenged me to think in new ways about Indonesian language and helped to strengthen the thesis considerably.
    [Show full text]
  • De Weg Naar Madiun. PKI En CPN Tussen Twee Opstanden, 1927-1948
    De weg naar Madiun. PKI en CPN tussen twee opstanden, 1927-1948. Drs J.E.C.M van Oerle Inleiding Eind 1926 en begin 1927 werden Nederlands-Indie en Nederland opgeschrikt door een cummunistische opstand op Java en Sumatra. De opstand was slecht voorbereid, ontbeerde de nodige leiding en coordinatie, kreeg onvoldoende steun van de bevolking en werd snel en meedogenloos door het koloniale leger onderdrukt. De reactie van de authoriteiten was ongehoord fel en liet zien hoe hard men geschrokken was. De Partai Kommunis Indonesia werd verboden. Duizenden echte en vermeende communisten werden gearresteerd. Op Nieuw Guinea werden voor hen de concentratiekampen van Boven Digul gesticht, welke pas in 1942 voor de oprukkende Japanse troepen werden ontruimd. In Nederland was de verontwaardiging groot. Steun voor de opstandelingen kwam er alleen van de kleine Communistische Partij Holland. In september 1948 vond er opnieuw een communistische opstand plaats op Java. De opstand begon in Madiun en werd geleid door Musso, in 1926 ook een van de aanstichters van de opstand. Hij was een maand eerder naar Java teruggekeerd na ruim twintig voornamelijk in Moskou doorgebrachte jaren van ballingschap. De opstand was dit keer gericht tegen de regering van de Republik Indonesia. Onder de ogen van bijna 150.000 man Nederlandse troepen, klaar om in te grijpen, en onder de welwillende belangstelling van de Verenigde Staten, wisten de aan Sukarno en Hatta loyale troepen de opstand na twee maanden bloedige broederstrijd neer te slaan. De opstand was slecht voorbereid en kreeg onvoldoende steun van de bevolking. In Nederland sprak alleen de Communistische Partij Nederland zich voor Musso en de zijnen uit.
    [Show full text]