<<

1

JURNAL SEJARAH 2 3

Kelautan Dan Kemaritiman Kita 4 1

JURNAL SEJARAH

Pembina Hilmar Farid Direktur Jenderal Kebudayaan Pengarah Triana Wulandari Direktur Sejarah Pimpinan Umum/Penanggung Jawab Edy Suwardi JURNAL Kasubdit InternalisasiSEJARAH Nilai Sejarah Dewan Redaksi Agus Widiatmoko, Muhammad Iqbal, Herliswanny Pembina Martin Suryajaya,Hilmar FaridMuhammad Fauzi Direktur Jenderal Kebudayaan Editor Eksekutif Pengarah KasijantoTriana WSastrodinomoulandari EditorDir ekturBahasa Sejarah Inggris Pimpinan Umum/Penanggung Jawab AstariEdy Dania Suwardi Ghassani Kasubdit InternalisasiStaf Editor Nilai Sejarah Dewan Redaksi Dian AndikaAgus W Widiatmoko,inda, Ratih Muhammad Widiastuti, Iqbal, Herliswanny Purnawan Andra PenanggungMartin Suryajaya, JawabMuhammad Laman Fauzi FinderEditor EksekutifTendiardi Kasijanto Sastrodinomo EditorMitra Bahasa Bestari Inggris Dr. Bondan Kanumyoso (UniversitasAstari ), Dania Ghassani Dr. Singgih Tri Sulistiyono (Universitas Diponegoro), Dr. Gusti Asnan (Universitas Andalas),Staf Editor Dr. Sri Margana (Universitas Gadjah Mada) DianDr. AndikaUsman W inda,Thalib Ratih (Universitas Widiastuti, Purnawan Pattimura) Andra Penanggung Jawab Laman TataFinder Letak/Design Tendiardi Daniel Rudi,Mitra Fariz Bestari Muhammad Rizqi Dr. Bondan Kanumyoso (Universitas Indonesia), Dr. Singgih Tri Sulistiyono (Universitas Diponegoro), Dr. Gusti Asnan (UniversitasSekr Andalas),etariat Dr. Sri Margana (Universitas Gadjah Mada) ZakiyahDr. Usman Egar Thalib Imani, (Universitas Tita ChairunnisaPattimura) SirkulasiTata Letak/Design dan Distribusi DanielGanda Rudi, Nainggolan, Fariz Muhammad Samino Rizqi Sekretariat Zakiyah AlamatEgar Imani, Redaksi Tita Chairunnisa Sirkulasi dan Distribusi GandaDirektorat Nainggolan, Sejarah Samino Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Alamat Redaksi GedungDirektorat E, Sejarah Lantai 9 KompleksJalan Jenderal Kementerian Sudirman Pendidikan - Jakartadan Kebudayaan 10270 Telpon :Gedung (021) E, 572 Lantai 5540 9 ext 15 Jalan Jenderal Sudirman - Jakarta 10270 FaksimiliTelpon : (021) : (021) 572 5540 572 ext 5044 15 Email : [email protected] : (021) 572 5044 Email : [email protected]

Abad adalahAbad jurnal adalah ilmiah jurnal ilmiahsejarah sejarah yang yang diterbitkan diterbitkan oleh oleh Dire Direktoratktorat Sejarah, Sejarah, Direktorat JenderalDirektorat Jenderal Kebudayaan,Kebudayaan, Kementerian Kementerian Pendidikan Pendidikan dan dan Kebudayaan. Kebudayaan. Jurnal ini Jurnal ini dimaksudkan sebagai media pembahasan hasil penelitian ilmiah sejarah dan disiplin lain yang terkait dimaksudkan sebagaidengan media ilmu pembahasan sejarah. Terbit dua hasil kali setiappenelitian tahun, yaitu ilmiah dalam se Junijarah dan Desemberdan disiplin lain yang terkait dengan ilmu sejarah. Terbit dua kali setiap tahun, yaitu dalam Juni dan Desember 1 1 2 3

Kata Pengantar

Indonesia adalah bentang lanskap alam yang begitu fantastis dengan ribuan pulau yang tersebar di sepanjang 3200 mil melintasi garis khatulistiwa. Letak geografisnya ini menjadikannya sebagai negara tropis (kepulauan, bahari, maritim) dengan berbagai konsekuensi Antropologis kehidupan penduduknya. Teknologi pelayaran dan perkapalan yang berkembang di kepulauan ini, sudah tercatat sejak 5000 SM, dan sejak 1000 SM merajai bahkan menjadi andalan berbagai bangsa dunia untuk ekspedisi lautnya. Potensialitasnya ini membuat Adrian Vickers (2009) menyebutnya sebagai sebuah entitas yang menyediakan wawasan tentang peradaban khas Asia Tenggara yang terwujud dalam teknologi, cara pikir, pola perilaku, hingga sistem-sistem kepercayaan dan bermasyarakat yang diterapkannya (hukum, ekonomi, politik dan diplomasi). Masyarakat bahari ini berhasil mendistribusikan bahasa, teknologi, seni, dan tradisi lainnya hingga ke separuh dunia, bahkan telah menciptakan globalisasi untuk pertama kalinya di bumi ini. Tema kemaritiman tersebut yang menjadi pilihan penulisan di dalam Jurnal Abad kali ini. Jurnal Abad adalah wahana informatif persemaian gagasan dan penyebaran pengetahuan sejarah yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada terbitan kali ini menyajikan sejumlah artikel terpilih dari para penulis yang berkompeten di bidangnya yaitu Tri Patma Sari, A.A. Bagus Irawan, Muhammad Iskandar, Sarkawi B Husain, G. Ambar Wulan, Didik Prajoko, Ida Liana Tanjung dan Aldis Shanahan Raiputra Tannos Topik yang dipilih pun begitu beragam dan kaya mulai dari masalah perbatasan, hukum laut hingga tradisi perdagangan di berbagai wilayah Nusantara seperti Riau, Barus, Nunukan sampai Jawa dan Bali. Semua itu membuktikan keluasan teba pemikiran dan potensialitas makna bahari bagi kehidupan sosial masyarakat bangsa kita. Kami Berharap semoga yang tersaji ini membawa manfaat bagi pembaca dan meluaskan khazanah penulis sejarah kemaritiman di Indonesia.

Selamat Membaca.

Triana Wulandari Direktur Sejarah 4

Volume 1 | Nomer 2 | Desember 2017 Daftar Isi Volume 1 | Nomor[3] 2 | Desember 2017 [4]

Kata Pengantar [3] TRI PATMASARI BudayaDaftar Isi T anding[4] dan "Aktuil" [5 - 19]

MIRZA ARDITRI PATMASARIWIBAWA, AdatPerkembangan Tawan Karang Teritorial, dan Yuridiksi Konik DIDIK PRADJOKO KekuasaanKedaulatan dandi Bali Status dan Batas Lombok Maritim padaIndonesia Abad dengan Ke-19/20 Negara [20 Tetangga - 32] [5]

DIDIK PRADJOKO Upaya Memberantas Laut MOHAMMAD ISKANDAR MeninjauModern di PerspektifPerairan Selat Polri Malaka tentang dan PemolisianKepulauan Riau di W [20]ilayah Negara Kepulauan Indonesia [33 - 48] MOHAMMAD ISKANDAR Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa [33] SARKAWI B. HUSAIN Memandang Perbatasan SARKAWI B. HUSAIN LautMemandang Sebatik Perbatasan [49 - 59] Laut Sebatik Kajian tentang Masyarakat di Wilayah Perbatasan Indonesia- di G. AMBAR WULAN KurunKepulauan Niaga Nunukan dan Keruntuhan Kalimantan Utara [49] Tradisi Maritim di Jawa [60 - 69] G. AMBAR WULAN Meninjau Perspektif Polri tentang Pemolisian di Wilayah Negara Kepulauan A. A. BAGUS WIRAWAN UpayaIndonesia Memberantas [60] Bajak Laut Modern di Perairan Selat Malaka dan A. A. BAGUS WIRAWAN KepulauanAdat Tawan RiauKarang [70 dan - 80] Konflik Kekuasan di Bali dan Lombok pada Abad Ke-19/20 [70] ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS Perkembangan Teritorial, Yuridiksi ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS KedaulatanBudaya Tanding dan danStatus “Aktuil” Batas Maritim IndonesiaTentang Subkultur dengan KaumNegara Muda Tetangga Kurun [81 - 93] 1960-1970 [81] 5

JURNAL SEJARAH VOLUME 1 | NOMOR 2 | DESEMBER 2017

Perkembangan Teritorial, Yuridiksi Kedaulatan dan Status Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga

TRI PATMASARI Pusat Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial

ABSTRAK - Sesuai dengan ketentuan dalam Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS, United Nation Convention of the Law of the Sea) 1982, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah perairan yang meliputi perairan pedalaman, laut territorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, landas kontinen, dan laut lepas. Indonesia sebagai negara kepulauan berbatasan maritim dengan negara tetangga yaitu , Thailand, Malaysia, Singapura, , Filipina, , , Australia, Timor Leste. Sejak penetapan UNCLOS 1982 hingga 2017, Indonesia memiliki banyak kesepakatan batas maritim dengan negara tetangga. Hingga kini, Pemerintah Indonesia intensif melakukan perundingan batas maritim dengan negara tetangga karena masih banyak masalah batas maritim yang belum terselesaikan. Penyelesaian batas maritim tersebut dilakukan secara diplomasi melalui perundingan batas sesuai dengan UNCLOS 1982. Artikel ini akan memaparkan secara ringkas tentang wilayah perairan dalam hukum laut serta status terakhir delimitasi batas maritim Indonesia dengan negara tetangga. KATA KUNCI - UNCLOS 1982, Indonesia, delimitasi, batas, maritim.

ABSTRACT - In accordance with the provisions of the United Nations Convention of the Law of the Sea (UNCLOS), Indonesia as an archipelagic state has a water area containing the internal waters, territorial sea, contiguous zone, exclusive economic zone, Continental Shelf, and high seas. The Indonesian archipelago is certainly the maritime borders with neighboring countries, namely India, Thailand, Malaysia, , Vietnam, , Palau, Papua New Guinea, Australia, Timor Leste. From the ratification of UNCLOS 1982 to 2017, Indonesia has had many maritime boundary agreements with neighboring countries. The Indonesian government is still very intense negotiating maritime boundaries with neighboring countries because there are still many issues unresolved maritime boundary. The completion of the maritime border diplomacy is conducted through the boundary negotiations in accordance with UNCLOS 1982. This paper will explain briefly about water area in the law of the sea and the final status of Indonesian maritime boundary delimitation with neighboring countries. KEYWORDS - UNCLOS 1982, Indonesia, delimitation, boundary, maritime.

ecara geografis Indonesia berbatasan wilayah dan yurisdiksi negara, khususnya dengan sepuluh negara tetangga. Di batas wilayah perairan merupakan hal yang Swilayah darat, Indonesia berbatasan sangat penting dan strategis sekaligus sen- dengan Malaysia, Papua Nugini, dan Timor sitif karena berkaitan dengan pengaturan Leste; sedangkan di wilayah laut berbatasan permasalahan kedaulatan (sovereignity), dengan India, Thailand, Malaysia, Singapu- hak-hak berdaulat (sovereign rights) dan ra, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, yurisdiksi (jurisdiction) suatu negara terh- Australia dan Timor Leste. Penetapan batas adap zona-zona maritim sebagaimana dia- 6 | TRI PATMASARI tur dalam United Nation Convention on the ada adalah laut bebas. Wilayah negara In- Law of the Sea (UNCLOS) 1982 atau lebih donesia yang baru diproklamasikan adalah dikenal sebagai Hukum Laut Internasional wilayah eks-kekuasaan Hindia Belanda, se- (Agoes 2004). Sebagian besar segmen batas jalan dengan prinsip hukum internasional maritim Indonesia tersebut telah disepakati uti possidetis juris. Selain itu, Undang-Un- dan berhasil mencapai sejumlah persetu- dang Dasar 1945 tidak mengatur tentang juan tentang garis batas laut teritorial, zona kedudukan laut teritorial. Produk hukum ekonomi eksklusif dan landas kontinen mengenai laut teritorial baru dilakukan dengan negara tetangga, namun masih ada secara formal pada 1958 dalam Konvensi beberapa segmen yang memerlukan nego- Geneva. Pernyataan Pemerintah Indonesia siasi lebih lanjut. Tidak semua perundingan tentang konsep wilayah perairan Indone- dengan mudah membawa hasil kesepakatan sia dituangkan melalui Deklarasi Djuanda tentang garis batas internasional. Hal yang pada 13 Desember 1957 yang merupakan sering terjadi dalam praktik adalah perbe- pernyataan sepihak dari Indonesia, yang daan penafsiran tentang prinsip-prinsip hu- kemudian dikuatkan dengan Undang‑Un- kum yang dapat diterapkan untuk mengatur dang (UU) Nomor 4/Prp.1960. Undang‑un- masalah perbatasan ini. dang ini mengubah Ordonansi 1939 secara Perhatian Indonesia pada laut mening- radikal dalam dua hal, yaitu cara penarikan kat secara pesat dalam beberapa tahun garis pangkal laut teritorial dari garis pang- terakhir, terutama di bawah pemerintah- kal normal (normal baseline) menjadi garis an Presiden Joko Widodo. Poros Maritim pangkal lurus (straight baseline from point Dunia merupakan satu kebijakan besar to point) dan lebar laut teritorial yang sem- yang diusung oleh pemerintahan Presiden ula 3 mil menjadi 12 mil. Pemerintah Indo- Joko Widodo dan telah dijabarkan menjadi nesia terus memperjuangkan konsepsi - berbagai instrumen hukum dan kebijakan wasan Nusantara dalam setiap perundingan untuk membuat visi besar itu terwujud se- bilateral, trilateral, dan multilateral dengan cara operasional. Untuk pertama kalinya negara-negara di dunia ataupun dalam se- dalam sejarah, Indonesia memiliki Kebija- tiap forum internasional. Puncak diplomasi kan Kelautan Indonesia (KKI) atau Nation- yang dilakukan adalah dengan diterimanya al Ocean Policy, setelah sekitar 72 tahun Negara Kepulauan dalam UNCLOS 1982, merdeka. yang oleh Pemerintah Indonesia kemudian Perkembangan teritorial dan yuridiksi diratifikasi/disahkan melalui Undang-Un- kedaulatan NKRI diawali sejak konsepsi dang Nomor 17 Tahun 1985 pada 31 De- Territoriale Zee en Maritime Kringen Or- sember 1985. donantie (TZMKO) 1939 yang memisah Penetapan batas maritim merupakan negara kepulauan Indonesia menjadi pu- implementasi dari UNCLOS 1982 tersebut. lau-pulau yang dipisahkan oleh selat dan Pengaturan tentang batas-batas maritim laut. Berdasarkan konsepsi TZMKO, leb- antarnegara telah diatur dalam pasal-pasal ar laut wilayah perairan Indonesia hanya UNCLOS 1982. Dalam konvensi itu dise- meliputi jalur-jalur laut yang mengelilingi butkan beberapa wilayah perairan yang di- setiap pulau atau bagian pulau Indonesia miliki oleh setiap negara pantai, termasuk yang lebarnya hanya 3 mil laut. Di luar Indonesia. Sebagai negara pihak terhadap 3 mil laut teritorial pada waktu itu tidak UNCLOS 82, Indonesia memiliki kedaula- dikenal wilayah yurisdiksi lainnya, yang tan penuh terhadap wilayah perairan yang Perkembangan Teritorial, Yuridiksi Kedaulatan dan Status Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga | 7 terdiri atas perairan pedalaman, perairan mahkamah, beberapa hukum nasional kepulauan dan laut teritorial. Indonesia juga yang menjadi dasar delimitasi batas memiliki hak berdaulat dan kewenangan maritim dengan negara tetangga antara lain tertentu di kawasan yurisdiksi Indonesia adalah UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang dan di luar laut teritorial yaitu di zona tam- Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa bahan, zona ekonomi eksklusif (ZEE), lan- tentang Hukum Laut, UU Nomor 43 Tahun das kontinen (LK). Dalam hal zona maritim 2008 tentang Wilayah Negara, UU Nomor tersebut berbatasan dengan negara tetang- 5 Tahun 1983 tentang ZEE, UU Nomor 1 ga, batas negaranya ditetapkan dengan kes- Tahun 1973 tentang LKI. epakatan dengan negara tetangga sesuai Secara garis besar, beberapa pasal dengan hukum internasional, khususnya dalam UNCLOS 82 yang terkait dengan UNCLOS 1982. delimitasi batas maritim Indonesia negara Sebagai negara pihak UNCLOS 1982, tetangga adalah sebagai berikut. Indonesia memiliki kewajiban Indone- 1. Bab II, memuat 33 Pasal (Pasal 2 sam- sia untuk mengimplementasikan konvensi pai dengan Pasal 33) yang di dalamnya tersebut ke dalam hukum nasionalnya, ter- memuat definisi territorial sea, contigu- masuk di antaranya mengenai negara kepu- ous zone, berbagai jenis garis pangkal, lauan, pengaturan perbatasan negara dengan syarat-syarat penutupan teluk dan muara negara‑negara tetangga, dan batas wilayah sungai (estuaries). yurisdiksi. Sejalan dengan berlakunya Kon- 2. Bab III, memuat 12 Pasal (Pasal 34 sam- vensi, satu prioritas utama dalam rangka pai dengan Pasal 45) terdapat ketentuan implementasi Konvensi adalah penetapan yang memerlukan pengetahuan tentang batas maritim dengan negara tetangga. riset ilmiah, survei hidrografi, navigasi, penentuan posisi, batas-batas wilayah, dan sebagainya. WILAYAH LAUT 3. Bab IV, tentang negara kepulauan memuat Rezim Hukum 9 pasal (Pasal 46 sampai dengan Pasal 55) Penentuan wilayah laut Indonesia seperti yang sangat penting terkait dengan status garis batas laut wilayah, batas ZEE dan batas negara kepulauan. LK antara Indonesia dengan negara tetangga 4. Bab V, tentang ZEE, memuat 21 Pasal didasarkan pada hukum internasional salah (Pasal 55 sampai dengan Pasal 75) yang satunya adalah UNCLOS 1982. Selain berisi tentang hak berdaulat negara pantai berpegang pada UNCLOS 1982, delimitasi dan berbagai ketentuan terkait pengelo- garis batas Indonesia dengan negara laan sumber kekayaan di ZEE serta pen- tetangga juga berpegang pada prinsip- egakan peraturan perundang-undangan prinsip penarikan garis batas maritim yang negara pantai di ZEE. berkembang dalam hukum internasional, 5. Bab VI, tentang Landas Kontinen memuat seperti dalam berbagai yurisprudensi 10 pasal (Pasal 76 sampai dengan Pasal mahkamah internasional dan praktik 85) diperlukan pemahaman teknis terkait negara-negara, ditambah dengan prinsip penentuan batasan landas kontinen dan teknis penarikan batas yang telah disepakati batas landas kontinen di luar 200 mil laut. oleh negara yang berbatasan. Selain hukum Dalam bab ini juga terdapat ketentuan internasional seperti UNCLOS 1982, mengenai pekerjaan pemasangan kabel praktik negara-negara dan yurisprudensi dan pipa di landas kontinen. 8 | TRI PATMASARI

Seperti telah disinggung, UNCLOS pantai dapat melaksanakan pengawasan 1982 menyebutkan beberapa zona maritim seperti mencegah pelanggaran peraturan yang dimiliki oleh negara pantai. Pada perundang-undangan bea cukai, fiskal, wilayah perairan ini, Indonesia memiliki imigrasi atau saniter di dalam wilayah kedaulatan penuh dan hak berdaulat di zona atau laut teritorialnya serta menghukum maritim tersebut sebagai berikut. pelanggaran peraturan perundang- undangan tersebut. a. Laut Wilayah (Laut Teritorial). Dalam e. Zona Ekonomi Eksklusif. Pasal 57 UNCLOS 1982, Laut Wilayah diatur UNCLOS 1982 menyatakan ZEE adalah dalam Pasal 2 dan 3. Dalam Pasal 3 zona maritim yang terletak di luar dan disebutkan bahwa setiap negara berhak berbatasan dengan laut wilayah yang menetapkan lebar laut teritorialnya lebarnya tidak melebihi 200 mil laut hingga suatu batas yang tidak melebihi diukur dari garis-garis pangkal. Di 12 mil laut diukur dari garis pangkal perairan ini, negara mempunyai hak-hak yang ditentukan dalam UNCLOS 1982. berdaulat untuk melakukan eksplorasi Di laut teritorial, negara memiliki dan eksploitasi, konservasi dan kedaulatan penuh meliputi ruang udara pengelolaan sumber daya alam hayati di atas laut teritorial serta dasar laut dan ataupun nonhayati. Sedangkan yurisdiksi yang dimiliki atas zona ini adalah tanah di bawahnya. perlindungan dan pelestarian lingkungan b. Perairan Pedalaman. Perairan Pedalaman laut, mengatur dan mengizinkan diatur dalam Pasal 8 UNCLOS 1982, penelitian/riset ilmiah kelautan, dan yang menyebutkan bahwa Perairan pemberian izin pembangunan pulau- Pedalaman sebagai perairan pada sisi pulau buatan, instalasi, dan bangunan- darat garis pangkal laut teritorial. bangunan lainnya di laut. Kedaulatan Indonesia di perairan ini f. Landas Kontinen. Menurut Pasal 76 mutlak dan kapal-kapal asing pun UNCLOS 1982, Landas Kontinen tidak mempunyai hak lewat di perairan meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya tersebut. (seabed dan subsoil) yang terletak di luar c. Perairan Kepulauan. Menurut Pasal 49 laut teritorial di sepanjang kelanjutan UNCLOS 1982, Perairan Kepulauan alamiah wilayah daratnya hingga merupakan perairan yang dilingkupi pinggiran luar tepi kontinen (continental oleh garis pangkal kepulauan tanpa margin), atau hingga jarak 200 mil laut memperhatikan kedalaman atau dari garis pangkal, apabila pinggiran jaraknya dari garis pantai. Negara luar tepi kontinen tidak melewati jarak kepulauan memiliki kedaulatan di tersebut. Bagi negara pantai yang batas perairan kepulauan yang juga meliputi landas kontinennya lebih dari 200 mil ruang udara, dasar laut serta tanah di laut, diwajibkan melakukan submisi bawahnya, serta sumber daya alam yang ke CLCS dengan prosedur yang telah terkandung di dalamnya. digariskan yang pada prinsipnya d. Zona Tambahan. Zona Tambahan diatur mengacu pada Pasal 76 UNCLOS 1982.1 dalam Pasal 33 UNCLOS 1982, yang g. Laut Bebas. Terkait dengan Laut Bebas menyebutkan bahwa Zona Tambahan diatur khusus dalam Bab VII UNCLOS adalah suatu zona yang berbatasan 1982. Menurut Pasal 86, Laut Bebas dengan laut teritorialnya dan tidak dapat melebihi 24 mil laut dari garis 1Pengalaman Indonesia melakukan submisi Landas Kontinen Indonesia di luar 200 mil laut di sebelah barat pangkal dari mana lebar laut teritorial laut Sumatera, Khafid, Astrit Rimayanti, Pusat Pemetaan diukur. Pada Zona Tambahan, negara Batas Wilayah, Badan Informasi Geospasial, 2012. Perkembangan Teritorial, Yuridiksi Kedaulatan dan Status Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga | 9

adalah perairan yang tidak termasuk ris penutup teluk, garis lurus yang melin- ke dalam ZEE, laut teritorial, perairan tasi mulut sungai dan garis pangkal lurus kepulauan dan perairan pedalaman di kepulauan (archipelagic straight baselines) mana semua negara dapat menikmati seperti tercantum dalam Pasal 47 UNCLOS segala kebebasan, kecuali hak-hak 1982. berdaulat dan yurisdiksi yang dimiliki Dengan penetapan Pulau Sipadan dan negara pantai. Laut Bebas merupakan bagian wilayah laut yang tidak dapat Pulau Ligitan ke dalam wilayah Malaysia dimiliki oleh negara mana pun. Laut sebagaimana keputusan Mahkamah Inter- Bebas terbuka bagi semua negara nasional maka Peraturan Pemerintah No- baik negara pantai maupun negara mor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koor- tak berpantai untuk dapat menikmati dinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal kebebasan yang meliputi kebebasan Kepulauan Indonesia direvisi. Perubahan pelayaran, penerbangan, memasang tersebut dilakukan karena titik dasar yang kabel dan pipa di dasar laut, kebebasan ada di Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan yai- menangkap ikan, kecuali dalam ZEE, tu TD 36A yang berada di Pulau Sipadan dan kebebasan melakukan riset ilmiah. dan dua titik dasar yaitu TD 36B dan TD h. Kawasan Dasar Laut Internasional. 36C berada di Pulau Ligitan. Dalam UNCLOS 1982, Kawasan Dasar Berdasarkan perubahan titik dasar di Laut Internasional (International Sea- Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan maka di- bed Area-the Area) diatur dalam Bab terbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 XI. Berdasarkan bab tersebut, tidak Tahun 20082 yang merupakan Perubahan satu negara pun boleh menuntut atau Atas Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun melaksanakan kedaulatan atau hak 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis berdaulatnya atas bagian manapun dari Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indo- Kawasan. nesia. Merujuk kepada amanat Pasal 47, Ayat (9), UNCLOS 1982, pada Maret 2009 Garis Pangkal Pemerintah Indonesia telah mendepositkan Pendefinisan garis pangkal bagi sebuah Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis negara pantai merupakan faktor penting da- Pangkal Kepulauan tersebut, berikut peta lam delimitasi batas maritim yang dilaku- ilustrasinya, kepada Sekretaris Jenderal kannya. Garis pangkal, seperti yang dise- Perserikatan Bangsa-Bangsa. Atas pende- butkan dalam UNCLOS 1982, merupakan positan tersebut, UN-DOALOS telah men- garis awal dimulainya klaim maritim se- gunggahnya dalam website, dan mendapat buah negara pantai. apresiasi dan tanggapan positif dari kalan- Terdapat beberapa jenis garis pangkal, gan internasional, dan tercatat hanya ada yaitu garis pangkal normal diatur dalam satu protes dari negara Timor Leste berke- Pasal 5, garis pangkal lurus dalam Pasal 7, naan dengan satu garis pangkal di Selat dan garis pangkal kepulauan dalam Pasal Ombay. 47. Sedangkan untuk garis pangkal mulut sungai diatur dalam Pasal 9, garis pangkal 2Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2008 penutup teluk dalam Pasal 10, dan garis berisikan perubahan titik dasar di Laut Sulawesi, juga pangkal untuk pelabuhan dalam Pasal 11. perubahan titik dasar di wilayah sekitar Pulau Timor. Indonesia adalah negara kepulauan yang Perubahan titik dasar yang ada di Pulau Timor terjadi setelah Timor Timur lepas dari Indonesia yang kemudian berhak menarik garis pangkal normal, ga- membentuk negara baru Timor Leste. 10 | TRI PATMASARI

Metode Delimitasi Prinsip sama jarak ini diperoleh Dalam proses delimitasi batas maritim an- dengan beberapa metode antara lain: tarnegara, terdapat beberapa metode delimi- a. Metode basepoint to basepoint tasi yang digunakan. Metode tersebut antara dengan equidistance 2 titik. lain metode sama jarak, metode paralel dan Penarikan batas maritim dengan meridian, metode enclaving, metode tegak menggunakan metode basepoint lurus, metode garis paralel, dan metode ba- to basepoint dengan equidistant tas alami (Arsana 2007: 49). dua titik dilakukan dengan Metode delimitasi batas maritim terkait menarik garis median garis erat dengan prinsip-prinsip delimitasi batas yang dibuat dari dua titik dasar maritim. Untuk delimitasi laut teritorial, Indonesia dengan low water line misalnya, UNCLOS 1982 mengatur dalam atau titik dasar negara tetangga. Pasal 15 bahwa dua negara yang berhada- b. Metode equidistance tri-points. pan atau berdampingan tidak diperkenan- Metode ini dilakukan untuk kan mengklaim laut territorial yang melebi- negara-negara dengan pantai hi garis tengah (median line) antara kedua yang berhadapan yaitu dengan negara tersebut, kecuali jika kedua negara menarik garis yang dibentuk tersebut membuat kesepakatan lain, atau oleh tiga titik yang equidistance. c. Metode lingkaran. Metode ling- karena adanya hak menurut pertimbangan karan dilakukan dengan menarik sejarah atau kondisi khusus lainnya yang garis batas maritim yang meng- memungkinkan prinsip garis tengah tidak hubungkan lingkaran-lingkaran diterapkan. yang menyinggung low water Secara garis besar, metode delimitasi line pada masing-masing pantai batas maritim antara Indonesia dengan neg- kedua negara yang berhadapan. ara tetangga adalah sebagai berikut. ii. Metode point on the baseline. Me- i. Prinsip sama jarak (equidistance). tode points on the baseline dilakukan Metode ini dilakukan dengan menarik garis sama jarak dari dengan menghubungkan titik dari segmen-segmen garis lurus yang semua features negara satu terhadap dihubungkan oleh titik-titik yang baseline negara yang berbatasan. berjarak sama dari titik dasar-titik Selain metode delimitasi tersebut terdapat dasar di sepanjang garis pangkal pendekatan yang digunakan lembaga sebagai referensi pengukuran lebar peradilan internasional seperti Mahkamah laut teritorial kedua negara yang Internasional dan International Tribunal for bersangkutan. the Law of the Sea yaitu metode pendeka- tan dua tahap dan pendekatan tiga tahap. Metode dua tahap dilakukan dengan pe- narikan garis sama jarak sebagai garis ba- tas sementara yang kemudian dimodifikasi berdasarkan kesepakatan. Sementara pada pendekatan tiga tahap dilakukan penarikan garis tengah sebagai garis batas sementara, kemudian dimodifikasi berdasarkan -fak tor-faktor relevan yang ditentukan sesuai Gambar 1. Aplikasi metode sama jarak pada negara tetangga yang berhadapan. kesepakatan, dan tahap terakhir adalah uji Sumber: Arsana dan Schofield (2012) proporsionalitas. Perkembangan Teritorial, Yuridiksi Kedaulatan dan Status Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga | 11

DELIMITASI BATAS MARITIM INDONESIA DENGAN NEGARA TETANGGA Penetapan batas maritim Indonesia dengan negara tetangga secara intens dimulai kem- bali pada 2004 hingga kini, antara lain dengan negara-negara Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, Palau, Filipina, Timor Leste, dan India. Berikut adalah status terakhir delimitasi atau penetapan batas maritim Indonesia dengan sepuluh negara Gambar 2. Batas Maritim Indonesia–India tetangga. Pertemuan Teknis Penetapan Batas Penetapan Batas Maritim Maritim Indonesia–Thailand Indonesia-India • Indonesia dan Thailand memiliki batas • Indonesia dan India memiliki batas ZEE LK dan batas ZEE di Laut Andaman/ dan batas LK. Dari kedua rezim ba- perairan utara Selat Malaka tas tersebut baru batas LK yang sudah • Indonesia dan Thailand telah menyepa- disepakati melalui Persetujuan antara kati batas LK melalui Persetujuan Pemerintah Republik Indonesia dan Pe- antara Pemerintah Republik Indonesia merintah Republik India tentang Peneta- dan Pemerintah Kerajaan Thailand ten- pan Garis Batas Landas Kontinen antara tang Penetapan Suatu Garis Batas Lan- Kedua Negara (ditandatangani di Jakarta, das Kontinen antara Kedua Negara di 8 Agustus 1974), dan diratifikasi dengan bagian Utara Selat Malaka dan di Laut Keppres (Keputusan Presiden) Nomor Andaman, (Bangkok, 17 Desember 51 Tahun 1974. Selain itu, kedua negara 1971); diratifikasi melalui Keppres No- telah menandatangani kesepakatan batas mor 21 Tahun 1972. Selain itu, kedua perpanjangan LK pada 14 Januari 1977 negara menandatangani kesepakatan di New Delhi melalui Persetujuan an- tara Pemerintah Republik Indonesia dan garis batas dasar laut di Laut Andaman Pemerintah Republik India tentang Per- melalui Persetujuan antara Pemerintah panjangan Garis Batas Landas Kontinen Republik Indonesia dan Pemerintah Ker- Tahun 1974 antara Kedua Negara di Laut ajaan Thailand tentang Penetapan Garis Andaman dan Samudera Hindia dan tel- Batas Dasar Laut antara Kedua Negara ah diratifikasi dengan Keppres Nomor di Laut Andaman (Jakarta, 11 Desember 26 Tahun 1977. 1975); diratifikasi dengan Keppres No- • Dalam Pertemuan Teknis Penetapan Ba- mor 1 tahun 1977. tas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia– • Kedua negara telah melaksanakan satu India (New Delhi, 1–2 Juni 2017), kedua kali pertemuan penetapan batas ZEE pihak memiliki pemahaman atas rezim pada forum Official Meeting at -Tech ZEE dan LK yang berbeda. Namun nical Level on the Delimitation of the kedua pihak memiliki semangat yang be- EEZ Boundary (Jakarta, 13–15 Agustus sar untuk segera menyepakati garis ZEE 2003). Namun pertemuan teknis terhenti kedua negara. karena situasi domestik di Thailand. 12 | TRI PATMASARI

• Salah satu kendala penetapan batas den- Selat Malaka (Kuala Lumpur, 21 De- gan Thailand adalah bahwa negara itu sember 1971), diratifikasi dengan Kep- menganut single line antara batas LK pres Nomor 20 Tahun 1972. dengan batas ZEE. • Dengan demikian Indonesia dan Malay- sia masih harus menyelesaikan delimita- si: (i) batas-batas ZEE di Selat Malaka, Laut Selatan, dan Laut Sulawesi, yang panjang seluruhnya sekitar 6.000 kilometer; (ii) batas landas kontinen di Laut Sulawesi; dan (iii) batas-batas laut teritorial di Selat Malaka bagian selatan, Selat Singapura, Laut China Selatan, dan Laut Sulawesi, yang panjang totalnya sekitar 70 kilometer.

Gambar 3. Batas Maritim Indonesia–Thailand

Penetapan Batas Maritim Indonesia– Malaysia • Perundingan teknis penetapan batas maritim antara Indonesia dan Malaysia berlangsung intensif sejak 2005. Hing- ga 2017 telah dilakukan 31 putaran dan pada tahun ini direncanakan perundingan pada tingkat teknis. Perbedaan penafsir- an tentang prinsip-prinsip hukum yang Gambar 4. Batas Maritim Indonesia–Malaysia dapat diterapkan untuk mengatur ma- di Laut China Selatan salah perbatasan antara lain Malaysia memiliki rezim atau pandangan single line antara batas ZEE dan batas LK. • Sebelum UNCLOS 1982 berlaku, ber- langsung Perjanjian antara Republik In- donesia dan Malaysia tentang Penetapan Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Selat Malaka (Kuala Lumpur, 17 Maret 1970), diratifikasi dengan UU Nomor 2 Tahun 1971; dan Persetujuan antara Pe- merintah Republik Indonesia, Pemerin- tah Malaysia dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetapan Garis-garis Gambar 5. Batas Maritim Indonesia–Malaysia Batas Landas Kontinen di Bagian Utara di Selat Malaka Perkembangan Teritorial, Yuridiksi Kedaulatan dan Status Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga | 13

Penetapan Batas Maritim Indonesia–Singapura • Indonesia dan Singapura memiliki per- batasan langsung di sepanjang Selat Sin- gapura. Dari perhitungan jarak antara garis dasar/pangkal kedua negara kurang dari 15 mil laut dan panjang garis batas ±71,26 nm, kedua negara hanya memili- ki batas Laut Wilayah yang perlu ditetap- kan bersama. Indonesia dan Singapura ti- dak memiliki perairan ZEE maupun LK. • Indonesia dan Singapura telah menyele- Gambar 6. Batas Maritim Indonesia-Singapura di Selat Singapura saikan penetapan batas Laut Wilayah kedua negara di Selat Singapura pada tiga segmen, yakni di Segmen Tengah dalam Perjanjian antara Republik Indo- nesia dan Republik Singapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Selat Singapura (Jakar- ta, 25 Mei 1973); diratifikasi dengan UU Nomor 7 Tahun 1973 (menyepakati titik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6). Gambar 7. Penandatangan Perjanjian antara • Menyambung pada segmen bagian Republik Indonesia dan Republik Singapura barat telah disepakati Perjanjian antara tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Republik Indonesia dan Republik Sin- Bagian Timur Selat Singapura gapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Penetapan Batas Maritim Barat Selat Singapura (Jakarta, 10 Maret Indonesia–Filipina 2009); diratifikasi dengan UU Nomor 4 • Batas maritim Indonesia–Filipina berada Tahun 2010 (menyepakati titik 1A, 1B di Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik dan 1C). memiliki dua rezim batas yaitu ZEE dan • Pada segmen timur telah disepakati tit- LK. Terdapat batas dengan lebar laut ku- ik 7 dan 8 dengan Perjanjian antara Re- rang dari 48 mil laut, yaitu yang berada publik Indonesia dan Republik Singapu- di antara bagian selatan Mindanao dan ra tentang Penetapan Garis Batas Laut Pulau Marore–Miangas. Wilayah Kedua Negara di Bagian Timur • Batas ZEE telah disepakati oleh kedua Selat Singapura (Singapura, 3 September negara yang dituangkan dalam Agree- 2014). ment between the Government of the 14 | TRI PATMASARI

Republic of the Philippines and the Gov- Penetapan Batas Maritim Indonesia– ernment of the Republic of Indonesia Vietnam Concerning the Delimitation of the Ex- • Indonesia dan Vietnam memiliki batas clusive Economic Zone Boundary (Ma- LK dan batas ZEE di Laut China Sela- nila, 23 Mei 2014) dengan titik batas no- tan. Batas LK kedua negara telah disepa- mor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8; diratifikasi kati melalui Persetujuan antara Pemerin- dengan UU Nomor 14 Tahun 2017. tah Republik Indonesia dan Pemerintah • Hingga kini batas LK belum dirund- Republik Sosialis Vietnam tentang Pen- ingkan. Batas ZEE secara keseluruhan etapan Batas Landas Kontinen (Hanoi, sepanjang sekitar 661 mil laut. Peneta- 26 Juni 2003); diratifikasi dengan UU pan batas maritim RI–Filipina dilakukan No. 18 Tahun 2007. Dengan titik batas dalam forum Joint Permanent Working nomor 20, H, H1, A4, X1, 25, dan tel- Group on Maritime and Ocean Concerns ah diratifikasi dengan UU No. 18 tahun between the Republic of Indonesia and 2007, panjang segmen batas LK melipu- the Republic of the Philippines. ti sekitar 251 mil laut. Untuk penetapan batas ZEE saat ini sedang dalam proses perundingan antara kedua negara. Batas ZEE yang tergambar pada peta nega- ra RI merupakan batas indikasi dengan panjang segmen batas ZEE sekitar 251 mil laut. Pertemuan teknis untuk delimi- tasi batas ZEE di Laut China Selatan su- dah dilakukan sebanyak 8 kali.

Gambar 8. Batas Maritim Indonesia–Filipina

Gambar 10. Batas Maritim Indonesia–Vietnam

Penetapan Batas Maritim Indonesia–Palau • Indonesia dan Palau berbatasan maritim langsung (ZEE dan LK) di perairan seki- Gambar 9. Penandatanganan persetujuan tar Laut Halmahera dan Samudra Pasifik antara Pemerintah Republik Indonesia dan sepanjang lebih kurang 260 mil laut. Pemerintah Republik Filipina mengenai Penetapan Batas Zona Ekonomi Ekslusif Saat ini, kedua negara tengah merund- Perkembangan Teritorial, Yuridiksi Kedaulatan dan Status Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga | 15

ingkan penetapan batas ZEE, sedangkan yang memuat 13 prinsip pokok yang batas LK akan dirundingkan setelah pen- perlu dipedomani kedua pihak dalam etapan batas ZEE kedua negara selesai. merundingkan penetapan garis batas • Pada TM-MBD 1 (Manila, 22–23 April maritim. 2010), tim teknis kedua negara telah • Kedua negara telah mengidentifikasi menyepakati Principles and Guidelines area perairan yang relevan untuk ditetap- to Delimit the Continental Shelf and kan garis batas maritimnya (area of de- Exclusive Economic Zone in the Pacific limitation) sebagai berikut. Ocean between the Republic of Indone- 1. Selat Wetar: Perairan bagian timur Pu- sia and the Republic of Palau. lau Wetar, Pulau Kisar, Pulau Leti (RI) • Kedua negara masih berbeda posisi ter- – Jaco dan Mainand (RDTL, Republik kait metode delimitasi yang akan digu- Demokratik Timor Leste); nakan dalam mengkonstruksi garis batas 2. Perairan bagian timur Selat Ombai: ZEE. Dalam hal ini, Indonesia mener- Perairan bagian timur Pulau Alor, apkan metode proporsionalitas atas pe- perairan bagian barat Pulau Wetar, Pu- narikan garis sama jarak berdasarkan lau Liran (RI) – Atauro dan Mainland relevant circumstances, di antaranya (RDTL); keberadaan pulau dan fitur geografis 3. Perairan bagian barat Selat Ombai/ lain, luas pulau, perbedaan panjang garis Laut Sawu: Pulau Pantar, perairan ba- pangkal, sedangkan Palau menerapkan gian barat Pulau Alor (RI) – Oecussi metode sama jarak (equidistance). (RDTL); 4. Laut Timor.

Gambar 11. Batas Maritim Indonesia–Palau Gambar 12. Batas Maritim Indonesia–Timor Penetapan Batas Maritim Leste Indonesia–Timor Leste • Setelah melakukan pendekatan secara Pertemuan Teknis Penetapan Batas intensif, termasuk melalui sejumlah fo- Maritim Indonesia–Papua Nugini rum pertemuan bilateral, pada 2015 tim • Selain memiliki batas darat, Indone- teknis kedua negara melaksanakan dua sia dan Papua Nugini memiliki batas kali pertemuan konsultasi di Dili dan maritim. Indonesia memiliki batas laut Surabaya. Kedua negara telah menyepa- wilayah, batas ZEE dan batas LK den- kati dokumen Principles and Guidelines gan Papua Nugini. Batas maritim Indo- for Maritime Boundary Negotiations nesia dan Papua Nugini terbagi menjadi 16 | TRI PATMASARI

dua segmen yaitu segmen Samudra Pas- Republik Indonesia tentang Peneta- ifik dan segmen Laut Arafura. pan Batas-batas Dasar Laut Tertentu • Pada kedua segmen tersebut sudah ada (Canberra, 18 Mei 1971); diratifika- perjanjian batas LK. Untuk segmen si dengan Keppres Nomor 42 Tahun Samudra Pasifik telah disepakati melalui 1971. Persetujuan antara Pemerintah Com- 2. Persetujuan antara Pemerintah Re- monwealth Australia dan Pemerintah publik Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia tentang Penetapan Commonwealth Australia Tentang Batas-batas Dasar Laut Tertentu (Can- Penetapan Batas-batas Dasar Laut berra, 18 Mei 1971). Kesepakatan ini Tertentu di Daerah Laut Timor dan menetapkan titik B1, C1 dan C2. Pada 13 Laut Arafura sebagai Tambahan pada Desember 1980, di Jakarta, kedua nega- Persetujuan Tertanggal 18 Mei 1971 ra telah menandatangani Persetujuan an- (Jakarta, 9 Oktober 1972); diratifika- tara Pemerintah Republik Indonesia dan si dengan Keppres Nomor 66 Tahun Pemerintah Papua Nugini Tentang Ba- 1972. tas-batas Maritim antara Republik Indo- 3. Perjanjian antara Pemerintah Repub- nesia dan Papua Nugini dan Kerjasama lik Indonesia dan Pemerintah Aus- tentang Masalah-masalah Bersangkutan. tralia tentang Penetapan Batas Zona Kesepakatan ini menetapkan C3, C4, Ekonomi Eksklusif dan Batas-batas dan C5. Dasar Laut Tertentu (Perth, 14 Maret • Segmen Laut Arafura telah disepakati 1997); belum diratifikasi oleh kedua melalui Perjanjian antara Indonesia dan negara. Australia mengenai Garis-garis Batas 4. Memorandum of Understanding be- Tertentu antara Indonesia dan Papua tween the Government of the Repub- New Guinea (Jakarta, 12 Februari 1973). lic of Indonesia and the Government Perjanjian ini menetapkan titik-titik B1, of Australia concerning the Imple- B2, dan B3. mentation of a Provisional Fisher- ies Surveillance and Enforcement Penetapan Batas Maritim (Jakarta, 29 Oktober Indonesia–Australia 1981). • Indonesia dan Australia memiliki batas ZEE dan LK. Perairan kedua negara ini membentang luas dari Selat Torres hingga perairan Nusa Tenggara Barat dan Pulau Christmas. Indonesia dan Australia sudah memiliki beberapa per- janjian terkait dengan LK dan ZEE. • Perjanjian batas maritim, baik batas LK maupun batas ZEE, antara Indonesia dan Australia antara lain: 1. Persetujuan antara Pemerintah Com- monwealth Australia dan Pemerintah Gambar 13. Batas Maritim Indonesia–Australia Perkembangan Teritorial, Yuridiksi Kedaulatan dan Status Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga | 17

Landas Kontinen di Luar 200 Mil Laut meter persegi, yang pada awal submisi 16 di Sebelah Barat Sumatera Juni 2008 luasan wilayah landas kontinen Berdasarkan Pasal 76 UNCLOS 1982, neg- yang diusulkan sebesar 3.915 kilometer ara pantai mempunyai kesempatan melaku- persegi. kan submisi untuk menentukan batas terlu- Lebih lanjut Indonesia telah melakukan ar landas kontinen lebih dari 200 mil laut. survei Bathimetri dan seismik di wilayah Indonesia sebagai negara pihak dari kon- selatan Sumba dan utara Papua. Sejauh ini vensi tersebut telah melakukan submisi se- masih dilakukan analisis data dan penyia- cara parsial ke United Nations Commission pan dokumen submisi. on the Limits of the Continental Shelf (UN- CLCS). Sebagai langkah awal dalam me- nentukan area potensial untuk klaim landas kontinen di luar 200 mil laut, Pemerintah Indonesia melakukan desktop study sejak 2005. Dari hasil studi awal ditemukan tiga daerah potensial untuk klaim sebagai LKI di luar 200 mil laut, yaitu area sebelah barat laut Sumatera, sebelah selatan Sumba, dan sebelah utara Papua. Terkait dengan hal itu, Indonesia tel- Gambar 14. Batas Landas Kontinen di luar 200 ah melakukan submisi parsial pada seg- mil laut di sebelah barat Sumatera men sebelah barat laut Sumatera dan telah mendapatkan rekomendasi Komisi CLCS Berdasarkan status batas maritim terse- pada 28 Maret 2011. Atas dasar rekomen- but, hingga kini Indonesia memiliki 18 per- dasi tersebut, luas wilayah landas kontinen janjian terkait batas maritim dengan negara Indonesia bertambah menjadi 4.209 kilo- tetangga sebagai berikut (tabel).

INDONESIA–MALAYSIA 1. Landas Kontinen, 27 Oktober 1969 Keppres Nomor 89 Tahun 1969 2. Laut Teritorial di Selat Malaka, 17 Maret 1970 UU Nomor 2 Tahun 1971

INDONESIA–SINGAPURA 3. Laut Teritorial di Selat Singapura, 25 Mei 1973 UU Nomor 7 Tahun 1973 4. Laut Teritorial di Selat Singapura bagian barat, 10 Maret 2009 UU Nomor 4 Tahun 2010 5. Laut Teritorial di Selat Singapura bagian timur, 3 September UU Nomor 1 Tahun 2017 2014 INDONESIA–AUSTRALIA 6. Dasar Laut Tertentu, 18 Mei 1971 Keppres Nomor 42 Tahun 1971 7. Dasar Laut Tertentu di Wilayah Laut Timor dan Arafura, tambahan terhadap persetujuan 18 Mei 1971 Keppres Nomor 66 Tahun 1972 8. Garis-garis Batas Tertentu antara Indonesia dan Papua Nugini, UU Nomor 6 Tahun 1973 12 Februari 1973 Belum diratifikasi 9. ZEE dan Dasar Laut Tertentu, 14 Maret 1997 INDONESIA–MALAYSIA–THAILAND 10. Landas Kontinen di bagian utara Selat Malaka (juga dengan Keppres Nomor 20 Tahun 1972 Thailand), 21 Desember 1971 18 | TRI PATMASARI

INDONESIA–THAILAND 11. Landas Kontinen di bagian utara Selat Malaka dan di Laut Keppres Nomor 21 Tahun 1972 Andaman, 17 Desember 1971 12. Dasar Laut di Laut Andaman, 11 Desember 1975 Keppres Nomor 1 Tahun 1977 INDONESIA–INDIA 13. Garis Batas Landas Kontinen, 8 Agustus 1974 Keppres Nomor 51 Tahun 1974 14. Perpanjangan Garis Batas Landas Kontinen 1974, 14 Januari Keppres Nomor 26 Tahun 1977 1977 INDONESIA–INDIA–THAILAND 15. Trijunction Point dan Garis Batas dari Garis-garis Batas Keppres Nomor 24 Tahun 1978 Tertentu di Laut Andaman, 22 Juni 1978

INDONESIA–VIETNAM 16. Garis Batas Landas Kontinen di utara Pulau Natuna, 26 Juni UU Nomor 18 Tahun 2007 2003 INDONESIA–FILIPINA 17. Garis Batas ZEE di Laut Sulawesi, 23 Mei 2014 UU Nomor 14 Tahun 2017

INDONESIA–PAPUA NUGINI 18. Garis Batas Landas Kontinen, 13 Desember 1980 Keppres Nomor 21 Tahun 1982

PENUTUP seperti data geospasial agar tercapai prin- Indonesia memiliki setidaknya18 perjan- sip-prinsip equity atau keadilan. Kesepaka- jian batas maritim baik perjanjian terkait tan batas maritim antara Indonesia dengan garis batas laut wilayah, ZEE maupun LK negara tetangga akan berdampak terhadap dengan negara tetangga. Namun, masih ada politik, hukum, ekonomi, pertahanan, dan beberapa segmen yang memerlukan nego- keamanan. Namun, dengan kesepakatan ba- siasi lebih lanjut dengan negara tetangga. tas maritim antara Indonesia dengan negara Berhubung masih terdapat segmen batasan tetangga akan memberikan kepastian dan wilayah yang perlu dirundingan membuat kejelasan hukum tentang status batas itu wilayah kedaulatan Indonesia belum tertut- sendiri. up. Kendala dalam penetapan batas maritim dengan negara tetangga antara lain adalah kondisi politik yang dihadapi oleh negara DAFTAR ACUAN tetangga dan perbedaan penafsiran tentang Dokumen prinsip-prinsip hukum yang dapat diterap- Persetujuan antara Pemerintah Indonesia dan kan untuk mengatur masalah perbatasan Pemerintah Malaysia tentang Penetapan Garis Batas Landas Kontinen Antara Kedua Negara ini serta masih ada beberapa negara yang (Kuala Lumpur, 27 Oktober 1969). memiliki rezim atau pandangan single line Perjanjian antara Republik Indonesia dan Malaysia antara batas ZEE dan batas LK. tentang Penetapan Batas Laut Wilayah Kedua Percepatan penetapan batas maritim den- Negara di Selat Malaka (Kuala Lumpur, 17 gan 10 negara tetangga diperlukan dengan Maret 1970). terobosan politis. Selain itu dalam melaku- Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia, kan delimitasi batas maritim perlu dukun- Pemerintah Malaysia dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetapan Garis-garis Batas gan pemahaman aspek yuridis dan teknis Landas Kontinen di Bagian Utara Selat Malaka Perkembangan Teritorial, Yuridiksi Kedaulatan dan Status Batas Maritim Indonesia dengan Negara Tetangga | 19

(Kuala Lumpur, 21 Desember 1971). Garis-garis Batas Tertentu antara Indonesia dan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Papua New Guinea (Jakarta, 12 Februari 1973). Singapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia Wilayah Kedua Negara di Selat Singapura dan Pemerintah Republik India tentang (Jakarta, 25 Mei 1973). Penetapan Garis Batas Landas Kontinen antara Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Kedua Negara (Jakarta, 8 Agustus 1974). Singapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia Wilayah Kedua Negara di Bagian Barat Selat dan Pemerintah Republik India tentang Singapura (Jakarta, 10 Maret 2009). Perpanjangan Garis Batas Landas Kontinen Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Tahun 1974 antara Kedua Negara Di Laut Singapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Andaman dan Samudera Hindia (New Delhi, 14 Wilayah Kedua Negara di Bagian Timur Selat Januari 1977). Singapura (Singapura, 3 September 2014). Persetujuan antara Pemerintah Commonwealth Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia Australia dan Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Filipina tentang tentang Penetapan Batas-batas Dasar Laut Penetapan Batas Zona Ekonomi Eksklusif Tertentu (Canberra, 18 Mei 1971). (Manila, 23 Mei 2014). Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Commonwealth Australia dan Pemerintah Republik Sosialis Vietnam tentang Penetapan Batas-batas Dasar Laut tentang Penetapan Batas Landas Kontinen Tertentu di Daerah Laut Timor dan Laut Arafura (Hanoi, 26 Juni 2003). sebagai Tambahan pada Persetujuan Tertanggal 18 Mei 1971 (Jakarta, 9 Oktober 1972). Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia Penetapan Suatu Garis Batas Landas Kontinen dan Pemerintah Australia tentang Penetapan antara Kedua Negara di Bagian Utara Selat Batas Zona Ekonomi Eksklusif dan Batas-batas Malaka dan di Laut Andaman (Bangkok, 17 Dasar Laut Tertentu (Perth, 14 Maret 1997). Desember 1971). Memorandum of Understanding between the Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia Government of the Republic of Indonesia and dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang the Government of Australia concerning the Penetapan Garis Batas Dasar Laut antara Kedua Implementation of a Provisional Fisheries Negara di Laut Andaman (Jakarta, 11 Desember Surveillance and Enforcement Arrangement 1975). (Jakarta, 29 Oktober 1981). Persetujuan antara Pemerintah Commonwealth Paparan Wrap Up Batas Maritim 2015 (Direktorat Australia dan Pemerintah Republik Indonesia Jenderal Politik dan Keamanan Wilayah, tentang Penetapan Batas-batas Dasar Laut Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Tertentu (Canberra, 18 Mei 1971). 2015). Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia Kajian Delimitasi Batas Maritim Indonesia– dan Pemerintah Papua Nugini tentang Batas- Filipina, Astrit Rimayanti, Sora Lokita, Eko batas Maritim antara Republik Indonesia dan Artanto (Pusat Pemetaan Batas Wilayah, Badan Papua Nugini dan Kerjasama tentang Masalah- Informasi Geospasial, 2012). masalah Bersangkutan (Jakarta, 13 Desember Laporan Akhir Perundingan Teknis Perbatasan 1980). Maritim (Pusat Pemetaan Batas Wilayah, Badan Perjanjian antara Indonesia dan Australia tentang Informasi Geospasial, 2015). 20

JURNAL SEJARAH VOLUME 1 | NOMOR 2 | DESEMBER 2017

Upaya Memberantas Bajak Laut Modern di Perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau 1982–2005

DIDIK PRADJOKO Universitas Indonesia [email protected] [email protected]

ABSTRAK - Penelitianini membahas situasi keamanan perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau yang berfokus pada bajak laut modern. Keberadaan bajak laut di perairan ini sudah berlangsung sejak masa ko- lonial, namun penemuan mesin uap dan perkembangan teknologi kapal laut sempat membuat mereka tidak lagi tampak. Sejak Perang Dunia II berakhir, bajak laut kembali muncul dan bertransformasi dalam bentuk modern dilihat dari persenjataan, strategi dan sasarannya. Bajak laut modern di Selat Malaka dan Kepulauan Riau menjadi suatu fenomena yang patut diwaspadai mengingat perairan ini merupakan kawasan paling rawan perompakan. Tulisan ini menjelaskan bagaimana negara-negara selat, khususnya Indonesia dalam merespon ancaman ini melalui kebijakan dan kerjasama selama periode 1982–2005. Penelitian ini menggu- nakan metode sejarah dengan studi pustaka melalui buku, jurnal dan surat kabar sezaman. KATA KUNCI - Sejarah maritim, keamanan laut, bajak laut, perompakan, Selat Malaka, Kepulauan Riau.

ABSTRACT - This study discusses about security situation in the Malacca Strait and Riau Islands which focuses on the phenomenon of modern pirates. The existence of pirates in these waters itself has existed since colonial times, but the invention of the steam engine and the development of marine technology could make the pirates no longer appears. Since the end of World War II, pirate re-emerged and transformed into modern views by its weaponry, strategy and objectives. Modern pirates in the Malacca Strait and the Riau Islands became a phenomenon considering these waters is the most vulnerable region. This article describes how straits countries, particularly Indonesia to response this threat through policies and regional cooperation during 1982–2005. The method used is the historical method with literature studies through books, journals and current newspapers. KEYWORDS - Maritme history, maritime security, pirates, , Malacca Strait, Riau Islands.

embajakan di laut, menurut Interna- zaman terutama dalam penggunaan senjata, tional Martime Bureau (IMB), adalah taktik penyerangan dan target operasi. Data Ptindakan menaiki kapal yang memili- IMB juga menunjukkan bahwa dari 1.556 ki niat melakukan pencurian atau tindakan kasus pembajakan yang terjadi di seluruh kriminal lainnya dengan menggunakan ke- Asia Tenggara selama kurun 1994–2004, kerasan. Istilah ‘bajak laut modern’ menun- tercatat 862 kasus terjadi di perairan Indo- jukkan bahwa bajak laut mengalami trans- nesia. Fakta tersebut menunjukan dalam formasi dengan mengikuti perkembangan 1980-an hingga awal 2000-an, Selat Upaya Memberantas Bajak Laut Modern di Perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau 21

Malaka dan Kepulauan Riau menjadi satu data kasus pembajakan di laut pada kurun titik perairan paling berbahaya akan an- waktu tersebut. Pada 2005, peristiwa pem- caman bajak laut pada era modern ini. bajakan cenderung menurun meski dalam Dalam United Nation Convention on kurun 2012–15 angka perompakan di Selat the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, Pasal Malaka kembali meningkat. 100 tentang Laut Bebas, disebutkan bahwa Uraian dalam tulisan ini diawali den- setiap negara di dunia berkewajiban mem- gan penjelasan geografis Selat Malaka dan berantas bajak laut. Dalam hal ini, respon Kepulauan Riau serta kebudayaan Melayu pemeritah Indonesia adalah melakukan ker- dan bajak laut pada masa kolonial. Selanjut- jasama dengan negara-negara selat dan aktif nya dijelaskan transformasi bajak laut yang dalam forum-forum regional. Dalam kurun disebabkan oleh faktor perubahan ekonomi 1982–2005, kasus perompakan di perairan seperti globalisasi dan perkembangan te- sekitar Selat berada pada tingkat terting- knologi perkapalan yang menjadikan perd- gi. Kemunculan bajak laut modern tidak agangan laut semakin ramai setelah Perang terjadi begitu saja melainkan dipengaruhi Dunia II. Dalam hal tertentu, peristiwa di aspek-aspek lain seperti geografis, histo- daratan juga berpengaruh terhadap aktivitas ris, ekonomi, sosial dan politik. Sementara manusia di laut, dan sebaliknya. Masalah itu, kebijakan Pemerintah Indonesia masih pengungsi Vietnam, Gerakan Aceh Merde- banyak kekurangan karena mementingkan ka, atau krisis politik-ekonomi yang lain, langkah represif alih-alih persuasif. Bah- misalnya, terjadi pada saat angka kasus kan, dari langkah represif ini pemerintah perompakan di perairan Selat Malaka dan juga menemui banyak kendala, meski sejak Kepulauan berada pada titik tertinggi. 2005 kasus pembajakan di Selat Malaka dan Kepulauan Riau mengalami penurunan GEOHISTORIS SELAT MALAKA DAN sementara waktu. KEPULAUAN RIAU Tulisan ini mengkaji tanggapan dan implementasi kebijakan pemerintah Indo- Sejak awal abad ke-5 M, pesisir selatan nesia dalam menangani kasus bajak laut Pulau Sumatera menjadi daerah penting modern di Selat Malaka dan Kepulauan pelayaran dan perdagangan antara Barat Riau kurun 1982–2005. Dua wilayah itu dan Timur. Jaringan Selat Malaka menjadi merupakan perairan paling rawan terjadi zona perdagangan sekaligus pintu masuk perompakan di seluruh dunia. Selain itu, pelayaran ke laut sebelah barat Kaliman- wilayah itu memiliki latar belakang historis tan, utara Jawa dan jalur menuju Kepulau- dan kondisi geografis yang tidak jauh berbe- an Maluku. Begitupula sebaliknya, men- da sejak berabad-abad silam. Pembahasan jadi gerbang bagi pelayaran yang hendak dimulai 1982 karena pada tahun tersebut menuju India, Arab dan Eropa. Selain itu, telah disepakati Hukum Laut Internasional kawasan ini merupakan penghubung antara yang merumuskan aturan serta sikap bersa- perairan utara Semenanjung Malaya, dan ma seluruh negara di dunia dalam menan- daerah penyangga lainnya seperti Caophra- gani pembajakan dan perompakan di laut. ya dan Sungai Irrawady. Daerah pesisir se- Selain itu, berbagai laporan yang diterbit- latan Sumatera ini sejak masa awal sudah kan oleh lembaga-lembaga maritim dunia menjadi urat nadi perdagangan lokal dan seperti IMB dan International Maritime Or- global, memasarkan produk hasil hutan Su- ganization (IMO) baru mulai memasukkan matera dan hasil laut Jawa, serta memper- 22 MIRZA ARDI WIBAWA, DIDIK PRADJOKO temukan pedagang pedalaman yang datang Pada 1970-an, dilaporkan banyak ter- dari hulu sungai dengan pedagang dari luar jadi kecelakaan kapal akibat kedangkalan yang melewati selat (Hall 2011: 32). permukaan dasar laut dan ramainya lalu Selat Malaka adalah wilayah perairan lintas pelayaran (Djalal 1979). Survei yang yang menghubungkan Samudera Hindia dilakkan selama Febuari 1973, tercatat dan Laut China Selatan melalui celah an- 4.019 kapal yang melewati Selat Malaka tara Sumatera dan Semenanjung Malaya. dengan 1.115 kapal tanker minyak, dan 40 Wilayah ini berada di bawah garis ekuator diantaranya memiliki bobot di atas 180.000 sehingga beriklim tropis dengan suhu dan DWT. Selain itu, lebar area Selat Philip di tingkat kelembaban yang tinggi. Curah hu- Singapura yang bisa dilintasi kapal besar jan juga sangat dipengaruhi oleh perubah- hanya sebesar 800 meter, dengan arus laut an angin monsoon, yakni dengan rata-rata dapat mencapai kecepatan 3 mil, ditambah kecepatan angin 5 hingga 10 knot pada banyak nelayan tradisional yang menang- kondisi normal. Angin monsoon dari arah kap ikan di perairan tersebut. Daerah-daer- timur laut bergerak antara bulan Novem- ah dengan kedalaman kurang dari 23 meter ber hingga Maret dengan puncaknya pada adalah area yang harus dihindari kapal- Desember sampai Januari, sedangkan angin kapal tangki raksasa karena syarat kedala- dari arah barat daya berembus mulai dari man rata-rata adalah 19 meter (Djalal 1979: Mei sampai September dengan puncakn- 141).Daerah muara sungai yang mengapit ya pada Juli dan Agustus. Dari hasil pen- Selat Malaka ini memiliki empat tipe vege- gamatan, 50 hingga 60 persen arus di selat tasi yaitu hutan rawa air tawar, hutan rawa ini bergerak dengan kecepatan 0,5 hingga air payau, hutan rawa air asin dan hutan 2 knot (National Geospatial-Intelligence pasang surut yang ditumbuhi tanaman man- Agency 2016). Tidak jauh berbeda dengan grove. Dari keempat tipe tersebut, hutan kondisi Kepulauan Riau yang berada pada rawa air asin adalah yang paling dominan lintasan equator, data Badan Pusat Statistik di Selat Malaka. Daerah rawa ini bisa me- menunjukkan suhu terendah yang pernah manjang di pesisir hingga 100 kilometer tercatat adalah 18,9 derajat Celsius, semen- dan ditumbuhi berbagai jenis tanaman man- tara suhu tertinggi mencapai 35,6 derajat grove. Keadaan geografis Selat Malaka dan Celsius (BPS 2015). Kepulauan Riau ini memudahkan bajak laut Secara umum letak Selat Malaka dan melakukan penetrasi ke dalam kapal dan Kepulauan Riau berada di antara dua da- memudahkan mereka membuat persem- ratan. Di sebelah barat adalah Pulau Sumat- bunyian di sepanjang pesisir yang tertutup era yang terdiri dari gugusan Bukit Barisan hutan mangrove. di pesisir barat, sementara pesisir timur ter- diri dari dataran rendah, muara sungai dan BAJAK LAUT SELAT MALAKA DAN rawa yang menjadi habitat alami tanaman KEPULAUAN RIAU mangrove. Di sebelah timur selat ini adalah Semenanjung Malaysia yang memiliki fisik Bajak laut di kawasan Selat Malaka dan tidak jauh berbeda dengan pesisir timur Su- Kepulauan Riau memiliki riwayat panjang. matera. Keadaan seperti ini menjadikan se- Berita tertua tentang keberadaan bajak laut lat Malaka hingga Kepulauan Riau sebagai di kawasan ini ditemukan dalam laporan muara dari sistem sungai yang mengaliri Fa-Hsien pada abad ke-5 M, yang menyebut dua daratan ini. perairan Asia Tenggara, khususnya Selat Upaya Memberantas Bajak Laut Modern di Perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau | 23

Malaka, sangat berbahaya karena dipenuhi Penggunaan teknologi mesin uap ser- bajak laut (Lapian 2009). Fenomena bajak ta bahan baja sebagai pengganti kayu pada laut sempat mengalami masa diskontinuitas desain kapal sejak abad pertengahan, men- pada akhir abad ke-19 seiring penggunaan gubah wajah dunia kemaritiman menuju teknologi mesin uap pada kapal laut. Akan lebih modern. Robert Gadner dan Andrew tetapi, memasuki akhir abad ke-20, seluruh Lambert menyebutkan the end of perairan di dunia berhadapan dengan era era terjadi sejak 1880-an ketika kapal- bajak laut modern.Perlu dipahami kembali kapal perang yang menggunakan teknologi bahwa bajak laut pada masa ini bukan ha- kapal layar hampir ditinggalkan seluruhn- nya dikendalikan oleh segerombol pelaut ya. Bahkan instalasi persenjataan kapal yang melakukan aksi perompakan, melain- dengan mengandalkan peluru kendali tor- kan banyak sebab. pedo mulai dilakukan pada 1870-an. Ban- Terdapat interdependensi antara orang yak pendapat mengatakan bahwa punahnya laut, bajak laut dan raja laut (Lapian 2009). bajak laut peninggalan abad pelayaran aki- Ketergantungan tersebut bisa terjadi keti- bat mulai digunakannya kapal milik negara ka raja laut memerlukan orang laut untuk yang teknologinya semakin jauh melam- membina kekuatan maritimnya. Sebalikn- paui kekuatan bajak laut saat itu. Akan teta- ya, orang laut juga memanfaatkan kerja pi, rentang waktu menghilangnya bajak laut sama ini untuk memperoleh perlindungan hanya beberapa saat, karena era bajak laut raja laut. Dalam situasi lain, ketika terjadi modern muncul tidak lama setelah Perang desakan ekonomi, akan mendorong ker- Dunia II berakhir. jasama antara orang laut dan bajak laut, se- Setelah Perang Dunia II berkahir, akti- mentara di lain pihak raja laut yang memer- vitas bajak laut kembali menjadi perhatian lukan budak dan komoditas hasil rampasan dunia maritim. Koran Singapura, Diberita- para bajak laut siap melakukan transaksi. kan bahwa untuk pertama kali dalam sea- Istilah bajak laut pada era ini muncul akibat bad lalu, bajak laut kembali marak di lepas perbedaan pemahaman aktivitas maritim pantai Malaya. Bajak laut dengan persen- antara Barat dan kerajaan-kerajaan maritim jatan ringan ini mengincar pasokan beras di Nusantara. Munculnya bajak laut selain dari Siam. Tindakan ini diantisipasi den- karena tindakan politik kerajaan seperti gan pengejaran yang dilakukan Angkatan yang digambarkan orang-orang Eropa juga Laut kerajaan (The Strait Times, 4 Oktober didorong oleh faktor lain seperti ekonomi 1945). Kemunculan bajak laut pada ta- dan geopolitik. Pembajakan pada akhir hun-tahun ini juga sudah mulai mengalami abad ke-18 selain karena dampak langsung transformasi dilihat dari persenjataan yang kedatangan kolonialisme dan monopoli digunakan. Diberitakan pula bahwa bajak perusahaan dagang Barat juga disebabkan laut yang meneror wilayah perairan sela- oleh pertumbuhan ekonomi di seluruh Asia tan Siam dan utara Malaya dilengkapi alat Tenggara (Warren 2003). Meningkatnya komunikasi radio dan menggunakan tom- peran perdagangan sebagai sumber utama my-gun (senapan otomatis)serta kapal cepat keuntungan ekonomi mendorong penguasa yang tidak mampu dikejar kapal polisi pada lokal juga ingin mendapatkan keuntungan waktu itu (The Age, 20 Februari 1948). dari perdagangan yang ramai di wilayah Teknik pembajakan menunjukkan para mereka. bajak laut menaiki kapal korban, memaksa 24 MIRZA ARDI WIBAWA, DIDIK PRADJOKO awak kapal memindahkan kargo yang um- Riau (Ong-Webb dalam Lehr [ed.] 2007: umnya berisi karet, rempah-rempah dan be- 46). ras, kemudian menenggelamkan kapal kor- Sekitar 3.200 pulau di Kepulauan Riau bannya. H.J. Barnard, Kepala Departemen menjadi bagian dari zona perdagangan dan Investigasi Kriminal Perak mengatakan industri, khususnya Batam yang resmi se- dalam laporannya bahwa Tan Leng Lay bagai daerah industri berdasarkan Keputu- alias Koh Wah, pemimpin bajak laut Ang san PresidenNomor 41 Tahun 1973. Pem- Binh Hoay (Red Face Secret Society) ini bangunan dengan mengejar sektor ekonomi memiliki markas persembunyian di sekitar itu juga dinilai berdampak pada kehidupan Si Api-api, Sumatera Utara. Begitu sosial masyarakat di gugusan Kepulauan pula dengan kelompok bajak laut ‘bertu- Riau yang masih bergantung pada kondisi dung’ yang sering melakukan aksinya di alam sekitar. Banyak wilayah permukiman perairan Malaysia pada 1947, sering men- penduduk asli digusur atau dipindahkan un- embakkan peluru dari senjata laras panjang tuk kepentingan bisnis dan industri. Mas- serta revolver, menaiki salah satu yarakat asli pun menghadapi tantangan baru sekitar 20 mil sebelah utara Port Dickson, karena harus beradaptasi dengan pendatang memindahkan sejumlah muatan besar beri- dari Jawa, Bali, dan daerah Indonesia lain- si karet ke kapal mereka dan melarikan diri nya. (The Age, 20 Februari 1948). Dampak dari pembangunan ekonomi Menurut Ong-Webb (2007), terdapat di daerah Kepulauan Riau memecah mas- beberapa faktor ‘endemik’ bajak laut di yarakat menjadi limatipe kelompok (Vivi- Asia Tenggara dan Asia pada umumnya. ane dan Chou 1997). Pertama, komunitas Pertama, faktor ekonomi yang terkait erat yang tidak terancamrelokasi tempat ting- dengan suatu kelompok masyarakat yang galnya, namun terpengaruh olehkedatangan termarjinalisasi oleh pertumbuhan ekonomi migrasi masyarakat urban, dan menerima dan politik di kawasan, bahkan bisa dika- konsekuensi dari adanya pembangunan in- takan sebagai bentuk kompetisi ekonomi dustri. Kedua komunitas yang berada diam- untuk bertahan hidup. Kedua, faktor so- bang relokasi dari tempat tinggal sebelum- siologis yang merujuk pada wilayah yang nya, di mana cara hidup masyarakat asli rentan bajak laut pada umumnya merupa- masih dibutuhkan. Ketiga, komuitas yang kan tempat hidup komunitas maritim yang dipaksa relokasi, umumnya ke tempat-tem- memiliki kemampuan alami di laut seh- pat yang tidak ramah ditinggali atau menyu- ingga menjadi bajak laut adalah ‘alternat- litkan kegiatan ekonomi tradisional, seperti if’ mata pencaharian. Ketiga, faktor politik memaksa nelayan harus pindah ke daratan. yang berkaitan dengan seberapa kuat ke- Keempat, suku nomadik (Orang Laut) yang mampuan suatu negara dalam mengontrol, terancam mata pencariannya akibat kehi- melindungi, mengamankan dan menegakan langan akses mendapatkan sumber daya hukum di wilayahnya. Keempat, faktor tipe alam tempat mereka bergantung, misalnya geografis tertentu yang memudahkan akti- kehilangan sumber air bersih karena sepan- vitas bajak laut beroperasi seperti wilayah jang pesisir dan pedalaman pulau tempat pesisir yang luas, pulau-pulau kecil yang mereka biasa mengambil berubah menjadi diselingi gua-gua yang tertutup rapat veg- milik negara atau pribadi. Kelima, kelom- etasi tropis. Kondisi seperti itu terdapat di pok komunitas pribumi yang populasinya sepanjang Selat Malaka dan Kepulauan terancam punah karena tingkat kelahiran Upaya Memberantas Bajak Laut Modern di Perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau | 25 yang rendah dan kehilangan habitat asli. kan kebutuhan pasar yang jumlahnya sema- Kelompok masyarakat terdampak ke- kin besar. Selain globalisasi, dampak dari senjangan ekonomi tersebut bisa mening- menghilangnya pengaruh blok Barat dan katkan potensi perompakan di seluruh Timur melahirkan kekuatan baru ekonomi perairan Selat Malaka. Seperti telah dise- di Asia, terlebih China. butkan,kelompok masyarakat yang ter- Setelah Deng Xiaoping dari negeri marjinalisasi secara ekonomi dan sosial China mengumumkan reformasi ekonomi bisa mencari berbagai alternatif untuk pada 1978, nilai ekspor dan impor Chi- bertahan hidup, apalagi pada masyarakat na naik menjadi sekitar 20,6 miliar dolar yang memiliki kebudayaan maritim seper- Amerika. Pencapaian ekonomi China sema- ti Orang Laut. Menurut perkirakan, sejak kin meningkat pada 1990-an setelah memu- akhir dekade 1980-an hingga awal 1990-an, satkan pada ekonomi berbasis pasar dengan populasi Orang Laut berkisar 3.000 hingga ikut menjadi anggota World Trade Organi- 5.000 jiwa, empat per limanya menjalani zation dan memotong rata-rata tarif perda- gaya hidup nomaden atau semi-nomaden gangan dari 47,2 persen pada 1990 menjadi (Lenhart 2001). Meski demikian, tidak ada 15,8 persen pada 1999. Hal itu menjadikan bukti langsung yang menunjukkan Orang China sebagai peringkat enam dunia dengan Laut bertanggungjawab terhadap mening- nilai perdagangan 474,3 miliar dolar Amer- katnya aktivitas pembajakan pada waktu ika pada 2000.1Kebangkitan ekonomi Chi- itu. Hanya saja dengan melihat kesenjangan na menjadi tanda meningkatnya ekonomi sosial dan terdesaknya perekonomian tra- Asia khususnya Asia Timur dan Asia Teng- disional masyarakat pesisir di Selat Malaka gara yang berpengaruh pada meningkatnya dan Kepulauan Riau sangat berpotensi me- potensi ancaman di laut. Seperti telah dise- munculkan bajak laut. butkan bahwa kemunculan perompakan padaabad ke-18/19 akibateconomic di seantero Asia (Warren dalam Boomgaard TRANSFORMASI BAJAK LAUT DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH [ed.] 1979). Ramainya perdagangan antara China, Asia Tenggara dan Barat ini mening- Berakhirnya Perang Dingin membuka ba- katkan arus komoditas melintasi laut yang, bak baru situasi geopolitik dan ekonomi di tidak jauh berbeda dengan saat ini, men- seluruh dunia; Uni Soviet pecah, Jerman dorong perdagangan global berkembang Barat dan Timur bersatu, politik di Asia berikut teknologi perkapalan yang mem- Tenggara cukup stabil, persaingan antara buat lalu lintas laut semakin efisien. blok Barat dan Timur pudar, dan globalisa- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi- simenjadi pusat segala fenomena pada abad antara 1990–2005 diikuti krisis finansial di ke-21. Keadaan ini memicu tingginya arus Asia pada dekade yang sama, menjadikan perdagangan dunia, khususnya lewat laut. perompakan kala itu makin meningkat. Pen- Globalisasi membutuhkan keterhubungan jelasan sederhananya adalah aktivitas bajak nirbatas, baik untuk pasar barang maupun laut tergantung dari seberapa lukratif perda- informasi. Maka peran laut sangat vital sei- gangan di suatu kawasan. Jalur perdagangan ring berkembangnya teknologi informasi yang ramai seperti Selat Malaka akan sema- seperti internet dan telepon seluler. Tidak ada alternatif yang secara langsung mampu 1Lihat Xiaojun Li, “China as a Trading Superpower,” http://www.lse.ac.uk/IDEAS/publications/reports/pdf/ mengganti peran laut untuk menghubung- SR012/li.pdf, diunduh 30 November 2016; 23.37 WIB 26 MIRZA ARDI WIBAWA, DIDIK PRADJOKO kin padat akibat meningkatnya perekono- minium dari Bandar Kuala Tanjung, Su- mian global, dan tentu semakin membuka matera Utara. Dikabarkan kapal berangkat potensi kasus kejahatan di laut. Begitu pula dari Kuala Tanjung pada 22 Oktober dan ketika datang krisis, tingginya inflasi ditam- diperkirakan tiba di Jepang pada 31 Okto- bah pengangguran di daerah urban membuat ber, namun pada 26 Oktober kantor TSK di harga barang tidak terjangkau dan mening- Jakarta mendapat kabar dari Tokyo bahwa katkan potensi kriminalitas. Tidak hanya MV Alondra Rainbow tidak diketahui ke- meningkat, pada dekade itu kasus pemba- beradaannya. Baru pada 9 November 17 jakan juga semakin kompleks bersama den- awak kapal ditemukan di dekat perairan gan munculnya maritime terrorism di Asia Thailand, diduga mereka terapung-apung Tenggara dan dampak tidak langsung dari di atas sekoci selama 10 hari. Berdasarkan peristiwa 9 September di Amerika Serikat kesaksian awak kapal, mereka dibajak oleh dan Gerakan Aceh Merdeka. segerombolan perompak dan dibuang ke Data dari IMO menunjukkan, pada laut di sekitar perairan Andaman. 1984 hingga 1994 kasus pembajakan di Kasus pembajakan yang melibatkan Selat Malaka dan Laut China Selatan ma- kapal-kapal kargo berukuran besar terse- sih berada di bawah angka 50 pertahunnya. but didukung perlengkapan yang komplet Memasuki 1994 hingga 2005,2 jumlah ka- termasuk senjata otomatis, alat komunika- sus pembajakan meningkat drastis, bahkan si, mata uang internasional, dan dokumen peningkatan itu terjadi hampir di seluruh palsu. MV Alondra Rainbow yang naman- perairan dunia. Sementara dalam laporan ya sempat diganti menjadi “Mega Rama” IMB, dapat dilihat angka kasus pembaja- tertangkap di lepas pantai negara bagian kan yang terjadi di perairan Indonesia dan Goa, sebelah barat daya India, oleh aparat perbandingannya dengan yang terjadi di keamanan negara tersebut. Pimpinan pen- seluruh Asia Tenggara. Perairan Asia Teng- jaga pantai India, K. Mahajan, mengatakan gara yang dimaksud adalah total perairan bahwa 15 orang bajak laut yang berhasil di- lain selain Indonesia, seperti Selat Malaka, tangkap tidak memiliki kewarganegaraan, Selat Singapura, Malaysia, Filipina, Thai- namun mereka berbicara dalam bahasa In- land, Myanmar, Vietnam, Kamboja, dan donesia. Selain itu, dilihat dari caramengen- Laut China Selatan. Sedikitnya ada tiga dalikan situasi, mereka diduga pelaut yang puncak gelombang bajak laut pada era ini, berpengalaman. Mahajan menambahkan yakni padatahun-tahun 1996 dengan total dari hasil penyeledikan diketahui setengah 126 kasus; 2000 total 257 kasus; dan 2003 muatan kapal telah hilang dan ditemukan total 187 kasus. sejumlah mata uang internasional. Temuan Salah satu kasus yang cukup banyak tersebut mengindikasikan bahwa telah ter- disorot media internasional adalah pemba- jadi transaksi di tengah laut dan bajak laut jakan MV Alondra Rainbow akhir 1999. ini bekerja sama dengan jaringan mafia in- Seperti diberitakan Kompas,3 kapal berben- ternasional (Kompas, 22 November 1999). dera Panama yang disewa oleh perusahaan Dalam pada itu, Perserikatan Bang- pelayaran Jepang, Tokyo Senpaku Kaisha sa-Bangsa mendukung konferensi terkait (TSK), mengangkut 7.700 metrik ton alu- pembajakan dan perampokan bersenja- 2Lihat dalam tabel. Sumber data dari International ta melalui kerjasama tingkat internasion- Maritime Bureaudalam Storey (2009). 3Lihat “Bajak Laut Indonesia Tertangkap AL India,” al ataupun regional untuk memfasilitasi Kompas, 22 November 1999. kepentingan negara-negara di dunia. Na- Upaya Memberantas Bajak Laut Modern di Perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau | 27 mun, dalam banyak kasus, penyelesaian ketepatan koordinasi serta kelancaran per- masalah diputuskan pada tingkat regional tukaran informasi sehingga memperkecil karena kebutuhan dan tantangan terhadap risiko ancaman bajak laut dan meminimal- ancaman bajak laut juga berbeda pada mas- isasi kerugian jika peristiwa itu terjadi. Pada ing-masing kawasan. Salah satu konferen- tahun sebelumnya melalui ASEAN Plan of si untuk kepentingan pengamanan wilayah Action to Combat Transnational Crime, perairan Asia Timur, Asia Selatan dan Asia isu mengenai pertukaran informasi untuk Tenggara adalah Regional Conference on memberantas tindak kejahatan transnasi- Combating Piracy and Armed Robbery onal sudah pernah dibahas. Perencanaan Against , atau Tokyo Appeal yang ber- aksi yang selesai dibahas pada 23 Juni 1999 langsung di Tokyo pada 27–28 April 2000. di Yangon tersebut berfokus memperkuat Jepang sebagai penyelenggara konferensi komitmen serta kemampuan negara-negara itu mengundang pihak-pihak terkait seper- ASEAN untuk melawan kejahatan trans- ti lembaga pengamanan laut negara-negara nasional seperti terorisme, peredaran nar- kawasan serta organisasi-organisasi pemi- koba, penyelundupan senjata, pencucian lik kapal. uang, perdagangan manusia, dan pemba- Isu yang dibahas adalah mengenai jakan di laut.4 Pada tingkat ASEAN, per- analisis permasalahan dari kasus-kasus tukaran informasi ini juga menjadi agenda pembajakan yang terjadi beberapa tahun besar penyusunan database regional oleh sebelumnya. Meninjau peristiwa piracy kepolisian masing-masing negara anggo- dan armed robbery yang menimpa kapal- ta. Tujuan praktisnya agar mempermudah kapal seperti Alondra Rainbow, Anna Sier- pertukaran informasi intelijen terkait kasus ra, Petro Ranger, dan Ten Yu, menunjukkan kriminal seperti daftar orang yang dicari, bahwa semua kasus tersebut berkaitan dan modus operandi, sindikat, dan kejahatan di memiliki keterlibatan dengan sindikitan in- laut. Selain itu juga dengan adanya Plan of ternasional. Diperkirakan, permasalahan ini Action ini membuka kerjasama yang lebih akan lebih brutal, dan terjadi melampaui luas dengan mitra dialogdan lembaga-lem- batas yuridiksi masing-masing negara pe- baga internasional terkait. serta sehingga diperlukan kerjasama untuk Kebijakan dalam bentuk hukum dan mendorong penyelesaian melalui peninda- berbagai perjanjian yang dibuat dalam fo- kan multinasional. Konferensi itu meng- rum internasional menunjukkan bahwa hasilkan beberapa resolusi, antara lain (1) banyak kepentingan yang tersulut oleh implementasi dan peningkatan perangkat isu ini. Tidak hanya geopolitik, melainkan keamanan kapal seperti penggunaan sistem juga karena alasan ekonomi. Dalam hal ini teknologi notifikasi posisi, (2) pembentu- terlihat seperti upaya Jepang dengan men- kan sistem dan kerangka hukum yang efek- garahkan kebijakan luar negerinya demi tif dari negara pantai untuk menuntut dan keamanan Selat Malaka, hingga usaha memproses para pelaku pembajakan, dan Amerika Serikat untuk mencegah muncul- (3) kerjasama melalui pertukaran informa- nya isu maritime terrorism di kawasan Asia si terkait pelaporan aksi perompakan oleh Tenggara. Akan tetapi, dalam menanggapi otoritas keamanan masing-masing Negara kepentingan tersebut, negara-negara se- (Kompas, 22 November 1999). lat (Indonesia, Malaysia, Singapura) tidak

Hal penting dari resolusi yang dicapai 4Lihat Asean Plan of Action to Combat Transna- dalam Tokyo Appeal adalah pemanfaatan tional Crime (1999). 28 MIRZA ARDI WIBAWA, DIDIK PRADJOKO memiliki pandangan yang sama. Indone- dengan maksud apapun di wilayah perairan sia dan Malaysia karena alasan menjaga Indonesia sama saja melanggar kedaulatan kedaulatan, menolak pembentukan pasukan negara. Sikap seperti ini sudah ditunjukkan patroli internasional di wilayah mereka, Indonesia melalui Direktur Operasi Latihan sementara Singapura lebih menginginkan Ankatan Laut, Laksamana Sutedjo, saat agar kawasan ini dijaga oleh patroli interna- menanggapi pembentukan IMB pada 1992 sional agar keamanan selat lebih terjamin. yang berpusat di Kuala Lumpur. Ia menga- Begitu pula dalam implementasi, perangkat takan bahwa sejauh suatu insiden itu terjadi hukum dan kerjasama internasional pada di dalam wilayah jurisdiksi negara tertentu waktu itu masih banyak menemui kendala maka langkah-langkah yang diambil akan di lapangan. lebih efektif jika dilaksanakan oleh kekua- Indonesia dan Malaysia menentang tan pelaksanaan hukum dari masing-mas- intervensi asing yang mencoba memasuki ing Negara (Kompas, 29 Juli 1992).6 perairan kedua Negara untuk melakukan Negara lain menganggapi pandangan patroli. Pernyataan Perdana Menteri Ma- dan sikap Indonesia tersebut tidak berim- laysia, Abdullah Ahmad Badawi, memas- bang dengan fakta di lapangan. Indonesia tikan bahwa Malaysia bertanggung jawab dinilai kurang memprioritaskan isu bajak atas keamanan di Selat Malaka. Ia mela- laut di perairannya meski, jika dibanding- rang patroli dari militer negara asing di kan dengan negara selat lainnya, tantangan kawasan itu, kehadiran mereka tanpa per- dan beban Indonesia lebih berat mengingat setujuan pemerintah Malaysia sama artinya situasi geografis perairan Indonesia yang tidak menghormati kemerdekaan Malaysia sangat luas. Keadaan dilematis ini diung- (The Manila Times, 22 Juli 2005).5 Wakil kapkan delegasi Indonesia, Fahmi Dja- Laksamana Ramlan Bin Mohamed Ali juga maris, dari Departemen Perhubungan da- mengutarakan hal yang sama. Ia menga- lamTokyo Appeal (2000). Ia mengatakan, takan, “Malaysia telah mengalami empat “Begitu banyak pulau. Begitu banyak per- kali kolonisasi, tiga diantaranya oleh bang- soalan. Walaupun dipadukan polisi laut dan sa Eropa, yang kehadirannya dengan dalih tentara, tetap tidak cukup untuk bisa men- melawan bajak laut. Jadi anda bisa men- gatasinya.” Pernyataannya tersebut menja- gerti kenapa kami sensitif terhadap isu ini” di sorotan, dan ditafsirkan sebagian bentuk (The Manila Times, 22 Juli 2005).Namun, kelemahan Indonesia dalam menjaga kea- dalam kenyataan,Malaysia juga menghen- manan wilayahnya. Djamaris menambah- daki patroli bersama, baik bilateral maupun kan, berbicara soal bajak laut, artinya ber- multilateral dibawah payung hukum inter- bicara juga soal ekonomi di mana begitu nasional. banyak orang menganggur (Kompas, 28 Sikap Malaysia dan Indonesia yang April 2000).7 menentang upaya patroli keamanan dari Indonesia sendiri mengkritik angka negara asing bukan berarti menolak ker- yang dikeluarkan oleh IMB terkait perom- jasama dan patroli gabungan. Bagi Indo- pakan di wilayah Indonesia karena cend- nesia, doktrin Negara Kepulauan adalah erung menggambarkan situasi perairan dasar dari konsep kedaulatan sehingga ke- Indonesia sangat berbahaya. Direktur Ke- beradaan militer asing tanpa izin pemerintah 6Lihat liputan “Indonesia Tidak Setuju Badan Antiba- 5Lihat liputan“Malaysia Says No to Foreign Troops jak Laut.” in Malacca Strait.” 7Lihat liputan “Aksi Bajak Laut Paling Sering di RI.” Upaya Memberantas Bajak Laut Modern di Perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau | 29 satuan Pengamanan Laut dan Pantai De- gan isu dan konsep kemaritiman lainnya partemen Perhubungan, Soeharto, dalam mengingat dasar hukum ini masih menga- wawancara dengan Kompas pada Juli 2005 dopsi hukum bekas masa kolonial Belanda. mengatakan bahwa awak kapal yang mel- Mengambil contoh kasus “bos” bajak apor pada IMB hanya ingin membuat kesan laut dan para pelaku lain yang tertangkap bahwa perairan Indonesia kawasan berba- pada Desember 1998, Ceng Kiat alias Wong haya sehingga mereka akan mendapatkan alias Chon Luh You (56), yang merupakan biaya tambahan asuransi. Direktur Jenderal warga negara Singapura, dipidana penjara Perhubungan Laut Departemen Perhubun- enam tahun, atau empat tahun lebih ringan gan, Tjuk Sukardiman, juga mengatakan daripada tuntutan jaksa penuntut umum di bahwa terkadang kasus peristiwa pencuri- Pengadilan Negeri Batam pada akhir Agus- an barang di kapal, bahkan kapal nelayan tus 1999. Wong terbukti melanggar Pasal yang mendekat dan meminta bahan ba- 55 ayat (1) ke-2 junto Pasal 439 KUHP kar,oleh IMB disebut sebagai perompakan menganjurkan perompakan dan melengka- (Kompas,30 Juli 2005).8 pi sebuah kapal untuk keperluan memba- Dalam penegakan hukum, aturan dan jak (Kompas, 27 Agustus 1999).10 Selain proses pengadilan masalah bajak laut juga Wong, nahkoda kapal MV Pulau Mas yang masih terkendala berbagai hal. Ketentu- digunakan untuk merompak, Arief Lasenda an sanksi hukum Indonesia terkait per- (40), dan ABK Martin Matindas (43) dipi- ompakan di laut telah diatur dalam Kitab dana empat tahun penjara dengan tuduhan Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), menjalankan pekerjaannya meskipun men- Bab XXIX, tentang Kejahatan Pelayaran getahui kapal tersebut digunakan untuk mulai dari pasal 438–479. Tindakan pem- perompakan. ABK (anak buah kapal) lain- bajakan di laut diancam dengan hukuman nya, Benhard Lomba (61), Noldy Frangky penjara maksimal 15 tahun bagi nahkoda, Makkatengkeng (27) dan Daniel Amstrong sementara 12 tahun bagi kelasi kapal. Se- Ulag (28) dihukum dua tahun penjara ses- lain itu tindak pidana pada pembajakan ini uai tuntutan Pasal 450 KUHP (Kompas. 27 juga berlaku pada wilayah-wilayah operasi Agustus 1999). yang berkaitan dengan laut seperti tepi laut Penyelsaian hukum pada tindak ke- (Pasal 439), pantai (Pasal 440), dan sungai jahatan di laut bukan berarti tanpa kenda- (Pasal 441). Ancaman pidana ini tidak ha- la. Panglima Armada RI Kawasan Barat, nya untuk pelaku pembajakan, namun juga Laksamana Muda TNI Yusuf Effendi, pada yang terbukti bersekongkol dengan meny- Desember 1992 pernahmengatakan bahwa iapkan perlengkapan kapal (Pasal 445), sistem hukum di Indonesia tidak memu- menyewakan kapal (Pasal 446), dan mener- ngkinkan penanganan masalah yang ber- ima pekerjaan di sebuah kapal yang sudah kaitan dengan tindak pidana kejahatan di diketahui akan digunakan untuk pembaja- laut ini secara sederhana. Ia memberikan kan (Pasal 450).9 Jika melihat kasus bajak gambaran betapa sulitnya memanggil saksi laut modern yang muncul akhir abad ke-20, korban yang berprofesi sebagai nahkoda beberapa materi yang terkandung dalam kapal dan sehari-hari berada di laut untuk KUHP jauh tertingal dengan perkemban- hadir ke pengadilan (Kompas, 3 Desember 8Lihat liputan “Perompakan: Perairan RI Paling Berbahaya di Dunia.” 9Selengkapnya lihat Kitab Undang-Undang Hukum 10Lihat liputan “Bos Bajak Laut Singapura Dihukum Pidana Republik Indonesia. 6 Tahun Penjara.” 30 MIRZA ARDI WIBAWA, DIDIK PRADJOKO

1992).11 Terlebih lagi, gambaran terhadap SIMPULAN bajak laut yang aksi terornya terkenal hing- Pemerintah Indonesia merespon fenomena ga menjadi isu internasional itu jauh dari bajak laut modern di Selat Malaka dan Kepu- sosok kejam dan menakutkan. Seperti pada lauan Riau melalui kerjasama dalam forum saat terdakwa MN alias Mamat Ketam (41) regional maupun bilateral. Pada intinya, - yang dihukum empat tahun penjara di Pen- si yang dihasilkan antara lain pembentukan gadilan Tinggi Palembang karena melaku- pusat laporan informasi kejahatan hingga kan perompakan di Selat Malaka. Dikisah- mengadakan patroli gabungan. Tidak hanya kan, ayah empat anak itu tertunduk lemas dari tiga negara selat, namun negara-negara dengan mata berkaca-kaca sambil memo- yang memiliki kepentingan besar terhadap hon kepada majelis hakim agar menghu- Selat Malaka seperti Jepang dan Amerika kumnya seringan mungkin. “Kasihanilah Serikat juga turut memfasilitasi penumpasan nasib anak dan istri saya, Pak Hakim,” kata bajak laut di kawasan ini. Alasannya sangat MN sesaat sebelum meninggalkan ruang jelas, Selat Malaka dan Kepulauan Riau mer- sidang (Kompas, 11 Mei 1993).12 upakan jalur pelayaran internasional yang Temuan-temuan lain menunjukkan sangat penting, namun pada sisi lain juga bahwa pelaku pembajakan bisa jadi ber- sangat rentan. Sejak berabad silam hingga asal dari kalangan masyarakat umum dan sekarang, ancaman bajak laut Selat Malaka lebih didorong oleh motif ekonomi. Seperti masih menjadi persoalan yang belum mam- pada kasus perompakan yang melibatkan pu diselesaikan. Kemunculan bajak laut di kapal Anggada VII pada Juli 2005, dua Selat Malaka dan Kepulauan Riau memper- dari empat pelaku yang tertangakap tidak timbangkan beberapa faktor, yakni geografi, lain hanyalah pengangguran dan sopir an- ekonomi, sosiologi, dan politik. gkutan kota. Mereka mengaku diberi uang Kebijakan Pemerintah Indonesia dan 5.000 dolar Singapura untuk merompak negara-negara lain di Asia Tenggara yang kapal itu.13 Polisi Malaysia pada Desember berkepentingan perlu mempertimbangkan 2000 memberikan keterangan, para pelaku faktor-faktor kemunculan bajak laut selain perompakan yang berhasil ditangkap juga berusaha membuat agenda represif terhadap menunjukkan rata-rata berusia muda, berk- bajak laut modern. Setelah 2005, kasus ba- isar antara 20–39 tahun.14 Keadaan terse- jak laut di Selat Malaka dan Kepulauan Riau but membuktikan bahwa permasalahan memang mengalami penurunan, namun data ekonomi dan kesenjangan sosial yang ter- IMB menunjukkan bahwa sejak 2012, angka jadi dalam masyarakat berperan besar diba- kasus perompakan kembali tinggi di perairan lik maraknya perompakan di Selat Malaka itu. Oleh karena itu, melalui penelitian ini di- dan Kepulauan Riau dalam dekade 1980 harapkan mampu memberikan pandangan ke- hingga awal 2000-an. pada pemerintah maupun pihak-pihak terkait untuk menyusun langkah-langkah preventif dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, 11Lihat liputan “Panglima Armabar: Para Tersangka Perompak Selat MalakaSegera Diadili.” politik, sosiologis, dan historis. Tidak menut- 12Lihat liputan “Perompak di Selat Malaka Dituntut 4 up kemungkinan pada masa mendatangbajak Tahun Penjara.” laut kembali bertransformasi dengan motif 13Lihat liputan “Perompakan: Tukang Becak Merom- pak di Selat Malaka, Memalukan!” dan strategi yang berbeda, ataupun berdasar- 14Lihat liputan “Bajak Laut Indonesia Rata-rata kan siklus yang pernah ada. Masih Muda.” Upaya Memberantas Bajak Laut Modern di Perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau | 31

DAFTAR ACUAN Boomgaard (ed.), A World of Water: Rain, Rivers BPS (2015), Kepulauan Riau dalam Angka. Jakarta: and Seas in Southeast Asian Histories. Leiden: Badan Pusat Statistik. KITLV Press(125–52). Djalal, Hasjim (1979), Perjuangan Indonesia di Wee, Viviane dan Cynthia Chou (1997),“Continuity Bidang Hukum Laut. Bandung: Percetakan and Discontinuity in the Multiple Realities of Ri- Ekonomi. au,”BKI, Vol. 153 (4), 527–54. Hall, Kenneth R. (2011), A History of Early South- east Asia: Maritime Trade and Societal Devel- Dokumen yang Diterbitkan op-ment 1000–1500. Rowman & Littlefield Pub- National Geospatial Intelligence Agency (2016), lishers. Sailing Directions (Enroute) Strait of Malacca Lapian, Adrian B. (2009),Orang Laut, Bajak Laut, and Sumatera, Fourteenth Edition, Publikasi 174. Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Springfield, Virgina: United State Government. Abad XIX.Depok: Komunitas Bambu, dll. International Maritime Organization (2000), Piracy Lenhart, Lioba (2001). “Orang Suku Laut Commu- and Armed Robbery Against Ships: Report of the nities at Risk: Effects of Modernisation on the Regional Conference on Combating Piracy and Resource Base, Livelihood and Culture of the Armed Robbery Against Ships, held in Tokyo, 27 ‘Sea Tribe People’ of the Riau Islands (Indone- to 28 April 2000. MSC 73/INF.4 (25 Agustus). sia),”Nomadic Peoples,Vol. 5, No. 2 (Seri Baru), Ministers Responsible for Transnational Crime in Terbitan Khusus: Environment, Property Re- Yangon, Myanmar (1999),ASEAN Plan of Action sources and the State (67–88). to Combat Transnational Crime (23 Juni). Ong-Webb, Gerrard Graham (2007),“Piracy in Mar- itime Asia: Current Trend,” dalam dalam Peter Surat Kabar Lehr (ed.). Violance at Sea: Piracy in the Age of The Age (Australia), 1948 Global Terrorism. New York: Taylor & Francis The Manila Times (Filipina), 2005 Group. Kompas, 1992, 1993, 1999, 2000, 2005 Storey, Ian (2009), “Maritime Security ini Southeast The Straits Times(Singapura), 4 Oktober 1945 Asia: Two Cheers for Regional Cooperation,” Southeast Asian Affairs (36–58). Internet Warren, James F.(1979), “A Tale of Two Centuries: Xiaojun Le,“China as a Trading Superpow- The Globalisation of Maritime Raiding and Pi- er,”http://www.lse.ac.uk/IDEAS/publications/ racy in Southeast Asia at the end of the Eigh- reports/pdf/SR012/li.pdf), diunduh 30 Novem- teenth and Twentieth Centuris,” dalam Peter ber 2016; 23.37 WIB 32 MIRZA ARDI WIBAWA, DIDIK PRADJOKO

Peta Selat Malaka. Sumber: International Hydro- Peta kasus perompakan 2005. Sumber: IMO graphic Organization (2006).

Peta pembajakan dan perompakan di perairan Selat Singapura, Kepulauan Riau dan sekitarn- ya. Sumber: IMO (2000) 33

JURNAL SEJARAH VOLUME 1 | NOMOR 2 | DESEMBER 2017

Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa 1500–1680

MOHAMMAD ISKANDAR Universitas Indonesia

ABSTRAK - Istilah ‘kurun niaga’ merupakan terjemahan the age of commerce yang dipopulerkan oleh sejarawan Anthony Reid. Pada dasarnya, istilah itu mengacu pada situasi sosial, ekonomi, dan budaya di Asia Tenggara yang berlangsung sekitar pertengahan abad ke-13 hingga abad ke-17. Kurun waktu itu membayangkan kesibukan pelayaran dan perdagangan, dan saling pengaruh budaya di ‘negeri bawah angin’. Berbagai bangsa seperti Melayu, Arab, China, India, dan Asia yang lain, hilir-mudik atau bahkan menetap di wilayah Asia. Pendek kata, kurun masa itu merupakan zaman emas ekonomi perdagangan yang didukung pengetahuan dan teknologi kelautan ‘khas’ Asia. Namun, situasi secara berangsur berubah ketika bangsa- bangsa Barat—Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris—berdatangan ke wilayah Asia sejak sekitar abad ke-16. Dengan kekuatan modal, ilmu, dan teknologi, serta politik dagang yang kuat, bangsa-bangsa itu menyisihkan para pedagang ‘tradisional’ Asia. Kerajaan-kerajaan besar Nusantara, yang semula berperan penting dalam perdagangan seperti Sunda, Ternate, Tidore, dan Mataram, memudar untuk kemudian hilang dari panggung sejarah. Tulisan ini sepenuhnya bertumpu pada studi literatur yang telah beredar. KATA KUNCI - Sejarah maritim, perdagangan Asia, penetrasi Eropa, kerajaan Nusantara.

ABSTRACT - The term ‘kurun niaga’ is a translation of the age of commerce popularized by historian Anthony Reid. Basically, this term refers to the social, economic, and cultural situation in Southeast Asia that ran from the mid-13th century to the 17th century. This period pictured the rush of the shipping and trading, and the cultural influence between the ‘land bellow the wind’. Several nations such as Malays, Arabs, Chinese, Indians and other Asians, bustling around or even settling in Asia. The point is, that period was a golden age of trading economy supported by knowledge and marine technology ‘typical’ Asia. However, the situation gradually changed when Western nations-Spanish, Portuguese, Dutch, English-had come to the Asian region since about the 16th century. With the strength of capital, science, and technology, also strong trade policy, this new comer set aside ‘Asian’ traditional traders. The archipelago’s Kingdoms, which originally played an important role in trade such as Sundanese, Ternate, Tidore, and Mataram, was going backward even disappear from the stage of history. This paper is based on the literature studies that have been published. KEYWORDS - Maritime history, Asian trading, European penetration, kingdom of Nusantara

pabila lokasi pusat kekuatan politik pantai Teluk Jakarta. Dengan demikian, pemerintahan suatu kerajaan dici- kerajaan Sunda termasuk kerajaan agraris. Ari-kan ‘maritim’, maka Kerajaan Akan tetapi jika perdagangan yang merupa- Sunda tidak termasuk di dalamnya sebab kan sumber penghasilan utama kerajaan se- letak kota Pakwan atau Dayo sebagai pu- ba-gai indikatornya, maka kerajaan Sunda sat kekuasaan kerajaan Sunda atau Pajaja- tidak dapat dikategorikan sebagai kerajaan ran berada sekitar 60 kilometer dari garis agraris. Dalam laporannya, Tomé Pires, pe- 34 | MOHAMMAD ISKANDAR lancong asal Portugal, menyebutkan bahwa atau Aceh, namun cukup memadai untuk kerajaan Sunda menghasilkan lebih dari mengamankan perairan kerajaan dari gang- seribu bahar jenis merica—berkualitas leb- guan para perampok. ih baik daripada merica Cochin—setiap ta- Dengan demikian perlu pula dika- hun. Kerajaan itu juga menjual lebih dari ji kembali apakah kebijakan Portugis di sepuluh jung beras setiap tahun serta sayur Malaka untuk menjalin kemitraan dengan mayur yang tak terbatas jumlahnya. Orang kerajaan Sunda semata-mata karena Sunda Sunda sering pergi ke Jawa untuk menjual bukan Islam. Sedikit-banyak tentu pertim- beras dan bahan makanan; juga berdagang bangan dari dimensi kemiliterannya atau ke wilayah lain seperti Malaka, Keling dan penguasaan lautnya, khususnya Selat Sunda Maladewa, yang ditempuh dalam waktu yang menjadi pintu masuk pelayaran niaga enam atau tujuh jam (Pires 2014: 236). dari arah pantai barat Sumatera ke Demak Informasi Tomé Pires makin menguat- terus hingga ke Kepulauan Maluku atau se- kan bahwa sumber utama penghasilan kera- baliknya. Jika kemitraan atau pesekutuan jaan Sunda berasal dari perdagangan dengan itu terwujud, Portugis yang sudah mengua- menyebut sejumlah kota pelabuhan yang sai jalur perdagangan Selat Malaka akan digunakan untuk mengekspor produk per- semakin kuat monopoli dagangnya setelah tanian dan mengimpor komoditi yang lain menguasai pula Selat Sunda. dari luar kerajaan. Pelabuhan-pelabuhan itu adalah Banten, Pontang, Cigede, Tan- PERDAGANGAN DAN PENGUASAAN gerang, Sunda Kalapa, dan Cimanuk. Dari LAUTAN keenam pelabuhan itu, Sunda Kalapa mer- upakan pelabuhan terbesar dan terpenting Penguasaan lautan sekitar abad ke-14 di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda (Pires hingga abad ke-17, bahkan beberapa abad 2014: 238–42). Faktor lain yang menandai sebelumnya, dapat dikatakan sangat me- kemaritiman suatu kerajaan adalah kapal nentukan naik-turun pelayaran niaga di perang yang mengamankan jalur niaga dan wilayah terakait. Oleh karena itu bagi suatu menjaga keamanan di sekitar wilayah pela- negara yang bersumber penghasilan utama buhan. Memang tidak ada penjelasan yang dari perdagangan global atau internasional, spesifik tentang armada laut milik angkatan penguasaan lautan, setidaknya terhadap jal- perang kerajaan Sunda, namun tergambar ur pelayaran niaga di wilayahnya, menjadi suasana kota pelabuhan yang aman. Misal- mutlak. Hal itu tidak perlu ditafsirkan bahwa nya, diuraikan bahwa penguasa pelabuhan perdagangan antardaerah atau antar-negara Cimana adalah orang paganan (nonmus- hanya bisa ditempuh melalui lautan, kare- lim), tetapi tidak ada larangan bagi peda- na teah diketahui bahwa jalur perdagan- gang Jawa yang muslim untuk berdagang gan pertama yang menghubungkan Asia ke di pelabuhan itu. Tidak ada konflik antara Eropa justru melalui daratan yang dikenal pedagang Sunda yang Hindu dengan ped- dengan sebutan Jalur Sutra atau silkroad. agang Jawa yang Islam. Padahal jika mer- Namun, jalur ini secara perlahan diting- eka bertemu di lautan bebas, sering terjadi galkan setelah teknologi perkapalan dan saling bajak atau rampok, tergantung pihak sarana dan prasarana pelabuhan berkem- mana yang lebih kuat pada saat bertemu bang. Perdagangan melalui jalur laut dinilai (Pires 2014: 242). Mungkin angkatan laut jauh lebih menguntungkan baik dari jumlah kerajaan Sunda tidak sekuat armada Demak barang yang diangkut maupun segi waktu Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa | 35 yang ditempuh dari pelabuhan asal sampai dagang atau kapal swasta yang diberi ke- ke tujuan dan sebaliknya. Perhitungan itu wenangan oleh pemerintah atau Raja untuk termasuk segi keamanan dari perampokan. merampok atau memerangi rival politik ti- Seperti halnya di Jalur Sutra yang dikenal dak dianggap bajak laut atau pirata (pirate), banyak perampok, jalur laut pun tidak per- melainkan korsario (corsair). Dalam hal ini nah sepi dari aksi pembajakan. VOC dapat pula dikategorikan sebagai kor- Pada masa itu—hingga abad ke-18— sario.1 hampir tidak ada perbedaan antara perda- Di Asia, khususnya di Samudra Hin- gangan secara damai dengan perdagangan dia, pada abad yang sama juga tidak luput secara paksa atau perampokan. Tidak jarang dari aksi perompak atau lanun. Bahkan, raja-raja di Eropa menyuruh warganya yang menurut laporan Tome Pires, penguasa Chi- menjadi perampok untuk mengacaukan na di Kanton telah menerbitkan satu pera- wilayah negara pesaing atau rival politikn- turan yang tidak membolehkan orang luar ya sekaligus merampok kapal-kapal dagan- datang ke Kanton karena takut akan bangsa gnya. Misalnya raja Inggris telah memberi Melayu dan Jawa. Satu jung bangsa Jawa wewenang kepada perompak bernama atau Melayu akan mampu merampok atau Francis Drake untuk membajak kapal-kapal mengepung sepuluh jung China padahal dagang milik warga Spanyol dan menga- China memiliki lebih dari seribu jung untuk caukan koloni-koloninya. Atas keberhas- menjalankan perdagangannya (Pires 2014: ilan serta sumbangan berupa barang hasil 173). Kerajaan maritim kecil dan besar, rampokannya itu Francis Drake dianugerahi kadang kala merasa perlu merampok kapal- gelar bangsawan Sir. Oleh karena itu tidak kapal dagang pesaingnya, atau memak- aneh jika kapal-kapal dagang bangsa Barat sa kapal dagang lain masuk ke pelabuhan seperti Inggris, Spanyol, Portugis, dan Be- yang berada di bawah kekuasaannya. Aceh, landa, selalu dipersenjatai termasuk mema- misalnya, pada awalnya merupakan sarang sang meriam yang biasa ditemukan pada perampok, atau kerajaan kecil yang setiap kapal perang. Sewaktu-waktu kapal terse- ada kesempatan akan melakukan pembaja- but dapat digunakan untuk merampok atau kan (Pires 2014:196). Kemudian kerajaan menghancurkan kapal-kapal yang menjadi berkembang menjadi kesultanan maritim musuhnya. Pembentukan kongsi dagang yang kuat pada abad ke-16 terutama setelah Hindia Timur (VOC, Vereenigde Oost-In- berhasil merampok kapal-kapal Portugis dische Compagnie) oleh Heren XVII, tidak (Pires 2014: 138–9). Demikian pula Kraeng lepas pula dari perintah Raja Belanda un- Galesong dan Montemarango dari Makas- tuk menjadikannya sebagai alat revolusi, sar, yang sebelumnya merupakan perom- alat perang melawan Spanyol dan Portugis pak, bergabung dengan kekuatan Goa-Tal- khususnya dan pesaing-pesaing perdagan- lo di bawah kekuasaan Sultan Hasanuddin gan pada umumnya. Oleh karena itu Raja berperang melawan VOC, yang bukan saja memberikan hak istimewa kepada VOC mengancam kedaulatan Goa-Tallo tetapi yang tertuang dalam octrooi pendiriannya. juga wilayah kekuasaan Kraeng Galesong. Dengan octrooi itu Gubernur Jenderal VOC Tentu saja tidak semua praktik perda- memiliki kewenangan menyatakan perang gangan melalui perampokan atau peperan- atau damai dengan pihak lain tanpa harus gan. Bagaimanapun berbisnis dengan cara berkonsultasi terlebih dulu dengan Raja. 1Mengenai definisi bajak laut, lihat Lapian (2009: Dalam konsep Barat pada waktu itu, kapal 119–22). 36 | MOHAMMAD ISKANDAR kekerasan terlalu mahal biayanya. Per- Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. dagangan secara damai akan membawa Dengan demikian, tinggal kerajaan maritim keuntungan lebih besar ketimbang dengan kecil-kecil yang tetap menjalankan peram- kekerasan. Aceh, misalnya, pada awalnya pokan seperti terjadi di beberapa tempat di merupakan sarang perompak yang berka- Jawa Timur dan Indonesia bagian timur. li-kali mencegat dan merampok muatan Mereka masih sering melakukan peram- kapal-kapal dagang yang lewat di jalur Se- pokan dan penjarahan dan menawan pen- lat Malaka. Namun, ketika tumbuh menja- duduk untuk dijual sebagai budak (Lapian di pusat kekuatan politik dan perdagangan, 2009: 128). Aceh menghentikan perampokannya untuk kemudian berbalik menjadi penjaga kea- PEREBUTAN HEGEMONI manan dengan memerangi kapal-kapal per- ompak yang mengganggu di laut atau perai- Samudra Hindia dalam arti luas memiliki ran yang diakui sebagai wilayah kerajaan ciri-ciri geografis yang menjadikan suatu Aceh. Demikian pula halnya VOC meng- sistem pelayaran sendiri. Salah satu faktor hentikan politik peperangannya manakala geografis yang berpengaruh pada pola pe- menginsyafi menurunnya keuntungan yang layaran di sini adalah garis khatulistiwa. diperoleh dari pergagangan di Maluku jika Lantaran garis itu, arah angin musim Timur dibandingkan dengan keuntungan yang di- ataupun Barat mengalami perubahan begitu peroleh dari perdagangan bebas di Persia sampai ke garis. Angin Barat beralih menja- dan India (Andaya 1975: 20–1). di Angin Timur jika melintasi khatulistiwa. Sementara itu, daripada terus berkon- Sebaliknya Angin Timur berubah menjadi frontasi, Gubernur Jenderal VOC, Jan Piet- Angin Barat jika melintasi garis tersebut. erzoon Coen, akhirnya memilih mengirim Kemudian arus-arus laut yang bersumber upeti kepada Sultan Agung Mataram se- dari Samudra Pasifik atau dari Samudra bagai tanda pengakuannya kepada Sultan Hindia dan Laut China Selatan juga me- Mataram sebagai yang dipertuan agung di mengaruhi pelayaran niaga di Nusantara Jawa. Padahal secara moral, VOC berada dan menambah kerumitan jalur pelayaran. di atas angin karena telah dua kali berhasil Namun keadaan tersebut tidak terlalu men- mematahkan serangan Mataram ke Bata- yulitkan para pelaut Nusantara. Bahkan via. Hubungan VOC–Mataram pun sema- cukup menguntungkan bagi para pelaut kin erat setelah penandatanganan perjanji- karena bisa menempuh dua arah baik pada an kerja sama, yang salah satu klausulnya saat musim Barat maupun musim Timur. berbunyi bahwa VOC akan menghalangi Selain itu, di Nusantara banyak pulau yang semaksimal mungkin perdagangan dari sedikit-banyak mempermudah navigasi se- pantai utara Jawa, khususnya dari Gresik hingga bisa mengurangi unsur-unsur lain dan Surabaya (de Graaf 1961 [I]: 76–7). yang merumitkan tersebut. Dengan demikian, tanpa harus berperang Sejak abad ke-10 dan ke-11 muncul melawan Mataram, VOC mendapat hak kota pelabuhan yang disebut ‘emporium’, monopoli perdagangan di sepanjang pan- yang memiliki fasilitas relatif lengkap se- tai utara Jawa mulai dari Batavia hingga hingga memudahkan pelaut dan pedagang Surabaya. Perjanjian itu sekaligus makin memperbaiki kapalnya selain memudah- menenggelamkan peranan para pedagang kan menggelar barang dagangan. Berbagai Jawa yang sudah menurun sejak Bandar emporia yang bermunculan sejak abad itu Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa | 37 misalnya Aden dan Mocha di Laut Merah, ka. Dengan kata lain, sistem emporia telah Muskat, Bandar Abas dan Hormuz di Teluk menyebabkan jalur perdagangan menjadi Persia; Kambai dan Kalikut di Laut Arab; lebih pendek dan transaksi pun menjadi Satgaon di Teluk Benggala; dan Malaka di lebih cepat. Selat Malaka, serta Zaiton dan Nanking di Perkembangan kota-kota emporia di Laut China. pantai utara Jawa menduduki tempat pent- Dalam setiap emporia terdapat pen- ing dalam hubungannya dengan perkem- gusaha yang memiliki modal yang cukup bangan perekonomian wilayah ini. Ko- besar. Selain menyediakan fasilitas kredit, ta-kota pelabuhan tersebut telah berperan mereka juga memiliki usaha dagang sendi- sebagai pelabuhan perantara internasional ri. Kapal-kapalnya dapat dibeli atau dise- yang menghubungkan Jawa dan daerah pro- wa untuk mengadakan ekspedisi dagang dusen rempah-rempah di Kepulauan Malu- ke perbagai emporia lainnya. Menurut be- ku di ujung timur Nusantara dengan daerah berapa sumber, pedagang Portugis juga Nusantara di ujung barat. Perkembangan banyak menggunakan fasilitas seperti ini sistem emporia ini berkaitan erat dengan ketika berniaga di Kepulauan Nusantara. perluasan Islam dari Timur Tengah ke Asia. Seperti diungkapkan Meilink Roelofsz, Oleh karena itu dapat dipahami mengapa perdagangan yang dilaksanakan para pe- sejak abad ke-14 di Nusantara bermunculan modal tersebut, khususnya di wilayah Nu- kota-kota dagang dengan penduduk yang santara, tergolong dalam kelompok perd- mayoritas beragama Islam. Selain itu dapat agangan commenda. Pimpinan ekspedisi pula dipahami mengapa corak Islam yang dipercayakan kepada nahkoda kapal yang muncul sejak itu banyak diwarnai oleh bu- juga dipercaya mengadakan perdagangan. daya Hindu, karena berbagai emporia kecil Hasil perdagangan itu kemudian dibagi ses- di Nusantara mempunyai hubungan dagang uai dengan peraturan yang telah disepakati. dengan pusat perdagangan di India. Peri- Dengan demikian perdagangan di Samudra ode ini disebut oleh Anthony Reid (1988) Hindia harus dibedakan antara pedagang sebagai masa “kurun niaga” Asia Tengga- yang menetap di emporia dan kaum penjaja ra.2 Masuknya para pedagang Islam dari (peddlers) yang mengarungi lautan dengan Timur Tengah ke Asia Tenggara ikut pula barang-barang dagangan milik para pengu- menaikkan permintaan atas barang-barang saha tersebut. komoditi dari wilayah itu, terutama cen- Sistem emporia tidak saja menimbul- gkih dan pala. Antonio Pigafetta yang per- kan kapitalisme Asia tetapi juga memudah- nah mengujungi Tidore—daerah penghasil kan pelayaran niaga. Fasilitas yang lengkap cengkeh tertua di Nusantara—mengatakan di berbagai emporium menyebabkan pelaut bahwa hingga kedatangan orang-orang Is- atau pedagang tidak perlu lagi menempuh lam di Ternate dan Tidore (sekitar 1470), seluruh jalur dari timur ke barat dan seki- orang-orang Maluku tidak peduli terhadap tarnya. Para pedagang Timur Tengah cukup cengkih. sampai di Kambai atau Kalikut. Selanjutn- Ketika taraf perekonomian Asia telah ya giliran pedagang India akan mengangkut maju, berkembang baik dan berjangkauan barang dagangan itu ke Malaka. Sebaliknya 2 para pelaut dan pedagang China juga tidak Lihat edisi terjemahan Anthony Reid, Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450–1680, Jilid 1, perlu belayar sampai India atau Timur Ten- Tanah di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Obor gah. Mereka cukup berlayar sampai Mala- Indonesia,1992. 38 | MOHAMMAD ISKANDAR luas, perekonomian Eropa belum menca- lada itu datang dari negara Malabar . . . dan pai taraf yang demikian. Pusat perkemban- bahwa produk yang dibeli oleh pedagang gan ekonomi dan politik dunia abad ke-14 asing di Jawa berasal dari Malabar” (Reid hingga awal abad ke-15 adalah imperium 1992: 9). Dari ketiga sumber itu menunjuk- Turki Usmani (Ottoman) yang menguasai kan bahwa Sriwijaya bukan produsen lada. wilayah-wilayah strategis yang semula di- Namun tidak berarti bahwa pada masa itu kuasai oleh orang-orang Eropa, khususnya Sumatera tidak menghasilkan lada. Seper- Romawi-Byzantium. Penguasaan wilayah- ti telah disinggung, pada abad ke-13 Pasai wilayah itu sekaligus telah menyekat jalur dan Pidie telah berkembang menjadi kota perdagangan dari Timur ke Barat. Akibat- perdagangan internasional dengan salah nya barang-barang dagangan dari Timur satu komoditi ekspor utamanya adalah lada. menjadi langka dan mahal harganya. Para Pada abad ke-15, muncul Malaka yang pedagang Eropa akhirnya mencari jalan al- menggeser kedudukan Pasai dalam dunia ternatif sendiri ke tempat penghasil merica perdagangan internasional. Secara geografis atau rempah-rempah tersebut. letak Malaka cukup strategis dan lebih me- Meski demikian tidak berarti minat nguntungkan dibandingkan dengan Pasai. terhadap komoditi itu menurun. Bahkan Pendiri Malaka, yaitu Parameswara, men- sebaliknya, permintaan terhadap komoditi yadari pentingnya jaminan keamanan bagi tersebut cenderung meningkat. Permintaan negerinya yang kehidupan ekonominya leb- tersebut tidak saja dari Eropa tetapi juga ih banyak bertumpu pada perdagangan dar- dari China (Reid 1992: 7). Oleh karena itu, ipada pertanian. Seperti halnya Sriwijaya, di wilayah Nusantara, khususnya di Kepu- Malaka dapat dikatakan tidak memproduk- lauan Maluku, terjadi perluasan tanaman si bahan-bahan hasil bumi sendiri atau ha- produksi terutama pala dan cengkih. Selain sil-hasil pertambangan. Untuk memenuhi perluasan tanaman itu, di beberapa pulau, kebutuhan beras bagi penduduknya, Mala- seperti Sumatera, dikembangkan pula lada ka mendatangkannya dari Jawa dan Ayud- yang juga sangat diminati orang Eropa. hia, Siam. Oleh karena itu, mereka berusaha Walaupun harganya separuh dari rempah- memberantas bajak laut atau lanun di seki- rempah, namun waktu itu lada termasuk tar Selat Malaka. Selain itu, Malaka beru- komoditi ekspor yang penting dari wilayah saha menjalin hubungan diplomatik dengan Nusantara bahkan Asia Tenggara. Menurut negara atau kerajaan tetangganya terutama beberapa sumber, tanaman itu awalnya mer- (Jawa), Siam dan China. upakan barang dagangan dari Kerala, pantai Sejak awal mendirikan Malaka, Malabar di India barat daya, yang dikenal Parameswara selalu mengirim upeti kepada oleh orang-orang Arab dan Eropa sebagai raja Siam agar kerajaan itu tidak menyeran- “negeri lada.” Sejak kapan lada dibudiday- gnya. Kemudian sejak awal abad ke-15 akan oleh penduduk Sumatera tidak begi- Malaka menjalin hubungan baik dengan tu jelas. Dalam laporan Marcopolo (1292) Kekaisaran China (Kekaisaran Yuang Lo, atau Ibn Battutah (1355) ketika mengunjun- 1403–23) dengan harapan Siam tidak akan gi Sriwijaya tidak menyebut produk lada se- berani menyerang Malaka. Keberhasilan bagai barang dagangan dari kerajaan terse- Parameswara menjalin hubungan diploma- but. Sumber China juga menyebutkan, “Ada tik seperti itu membuat Malaka berkembang orang yang mengatakan bahwa kebanyakan menjadi sebuah emporium terbesar di Asia Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa | 39

Tenggara. Apalagi setelah penguasa Mal- dan kepulauan Liu-Kiu (Meilink-Roelofsz aka menjadi Islam pada 1414 mendorong 1962: 41). makin banyak pedagang Islam dari Arab Kedudukan Malaka seperti itulah yang dan India melakukan kegiatan perdagangan mendorong Portugis berusaha mengua- di kota itu. sainya. Alfonso d’Albuquerque, pangli- Untuk menjaga supremasinya di Selat ma Portugis, merebut kota pelabuhan itu Malaka, Sultan Malaka juga berusaha agar pada 1511. Dengan merebut Malaka, Por- persediaan barang-barang dagangan atau tugis yang telah menguasai Ormuz di Laut kebutuhan hidup di kesultanannya tetap Merah dan Goa di India, mengharapkan terjamin. Berdasar pertimbangan itu, selain akan merampas seluruh perdagangan mer- mengirimkan duta-dutanya guna menjalin ica Asia. Namun seperti telah disinggung, persahabatan, Malaka juga mengirimkan Malaka pada dasarnya tidak memproduksi ekspedisi militernya ke negeri-negeri yang apa-apa. Kebesarannya karena peranannya dianggapnya penting untuk dikuasai kare- sebagai emporium, kota transit bagi para na menghasilkan barang-barang yang san- pedagang dari Asia. Malaka itu ibarat ayam gat dibutuhkan Malaka. Misalnya Kampar dalam dongeng “ayam bertelur emas” yang di pantai timur Sumatera ditaklukkannya cukup terkenal dalam masyarakat Melayu. karena daerah ini merupakan penghasil Seekor ayam yang setiap hari mengeluar- lada dan merupakan pintu keluar emas dari kan satu butir telur emas, disembelih pemi- daerah pedalaman Minangkabau. Kemudi- liknya yang tidak sabar menunggu dan in- an Siak juga ditaklukkan dan dikuasainya gin segera mendapatkan seluruh telur emas karena menghasilkan emas (Meilink-Roe- itu. Ternyata dalam tubuh ayam itu tidak lofsz 1962: 30). ada telur emas. Portugis menemukan suatu Menurut Tomé Pires, kebijakan yang kenyataan bahwa Malaka bukanlah pro- ditempuh Sultan Malaka adalah menum- dusen dari semua komoditi ekspor (khu- buhkan sistem birokrasi yang dapat me- susnya merica) yang dicari-cari oleh para menuhi tugasnya dalam mengatur pere- pedagang Barat. Politik monopolinya, serta konomian Malaka. Salah satu jabatan yang upaya kristenisasinya, telah mengakibatkan erat kaitannya dengan perdagangan di pela- para pedagang Asia, khususnya pedagang buhan adalah syahbandar. Di Malaka pada Muslim, berusaha menghindari bandar waktu itu terdapat empat syahbandar yang tersebut sehingga lambat laun kedudukan dipilih sendiri oleh para pedagang asing Malaka pun semakin merosot dan tidak per- dari berbagai kelompok bangsa untuk men- nah meraih kembali kebesarannya (Meil- gurusi kepentingan mereka. Pertama, syah- ink-Roelofsz 1962: 172). bandar yang mengurusi para pedagang Gu- Portugis yang menyadari bahwa pent- jarat; kedua, syahbandar yang mengurusi ing Malaka adalah dalam perdagangan mer- para pedagang Keling, Bengali, Pegu, dan ica dan rempah-rempahnya. Oleh karena penduduk Pasai; ketiga, syahbandar yang itu, guna mempertahankannya, kapal-kapal menjaga kepentingan para pedagang Jawa, Portugis belayar ke Maluku untuk men- Maluku, Banda, Palembang, Kalimantan, gambilnya. Pada waktu itu, dua kesultanan dan Filipina (Sulu dan Mangindanau); dan besar Islam di Maluku, yakni Ternate dan keempat adalah syahbandar yang men- Tidore, dalam kondisi sedang menurun da- jaga dan mewakili para pedagang China lam kekuasaan politiknya dan saling ber- 40 | MOHAMMAD ISKANDAR musuhan satu sama lain. Portugis mencoba benteng pertahanan (Andaya 1975: 29–33). menanamkan pengaruhnya melalui perse- Namun, VOC juga sangat sadar mement- kutuan dengan salah satu pihak yang berti- ingkan pemegang buku dan para saudagar. kai. Demikian pula di Jawa, Portugis beru- Jabatan Eerste Koopman dalam hierarki saha menjalin hubungan diplomatik dengan VOC merupakan jabatan yang sangat pent- Kerajaan Pajajaran, satu kerajaan Hindu ing. Dari jabatan itu, seseorang bisa menja- Sunda yang kedudukan politiknya sedang di Gubernur Jenderal, yang pada awal ber- menurun dan akhirnya tenggelam di tangan dirinya memang tidak banyak mengurusi Islam. permasalahan politik ataupun administrasi. Kondisi semacam itulah yang antara Sebagai catatan, dalam menanamkan lain memaksa Portugis meninggalkan poli- pengaruhnya di Nusantara, baik Portugis tik anti- Islam (Perang Salib), sebab mere- maupun Belanda banyak menggunakan po- ka harus menerima kenyataan bahwa ker- la-pola konflik (politik) internal ataupun an- ajaan-kerajaan di sekitarnya adalah Islam, tar-kerajaan. Selain itu, mereka juga mem- dan perdagangan Islam di Asia Tenggara bawa konflik-konflik di Eropa ke wilayah sampai Timur Tengah penting sekali. Ban- Nusantara, yang kemudian juga digunakan yak yang menilai perdagangan Portugis oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sejak bersifat semi-feodal dan terlalu terikat oleh berdirinya VOC sekaligus sebagai konsa- raja Portugis beserta politiknya. Perdagan- rio, sudah mempersiapkan diri berperang gan resmi Portugis dapat dikatakan sebagai di kepulauan Indonesia, terutama melawan contoh dari seorang raja Eropa yang berd- musuh-musuhnya di Eropa. Pertama mela- agang, karena itu banyak yang menilai or- wan Portugis dan Spanyol, setelah itu EIC ganisasi perdagangannya kurang efisien. (Inggris). Permusuhan antar-kekuatan Barat Para pejabatnya di Asia bukanlah saudagar ini tidak saja karena pada dasarnya mereka melainkan hidalgo’s yang lebih menyukai telah bermusuhan di Eropa, melainkan juga perampokan daripada perdagangan resmi. karena karena persaingan dagang di kepu- Mengingat pada waktu itu bagi seorang pra- lauan Indonesia dan Semenanjung Melayu, jurit, perampokan merupakan hak penakluk masing-masing pihak ingin memperoleh dari pihak yang menang perang, sehingga monopoli atas perdagangan. VOC akhirnya perampokan dianggap terhormat (Meil- memenangkan persaingan itu dan berhasil ink-Roelofsz 1962: 126–7). menanamkan pengaruhnya di kepulauan In- Dibandingkan dengan Belanda dan In- donesia. ggris yang baru datang ke wilayah Nusan- Seperti telah disebutkan, penguasaan tara menjelang akhir abad ke-16, organisasi kota Malaka oleh Portugis telah menga- perdagangan Portugis memang kelihatan caukan struktur perdagangan di Asia Teng- kuno dan kurang efisien. Organisasi dagang gara, khususnya kepulauan Indonesia dan yang Belanda VOC memiliki tujuan utama Semenanjung Melayu. Namun tidak berarti yang jelas yaitu berdagang meski dalam perdagangan di wilayah ini menjadi han- statutanya berperan luas. Dalam Artikel 35, cur sama sekali. Perdagangan masih tetap misalnya, disebutkan bahwa VOC dapat berkembang, namun banyak pedagang Asia memperoleh teritori di Timur, mengadakan yang mengindari kota Malaka, terutama perdamaian, perjanjian-perjanjian, menya- para pedagang Muslim, yang secara tidak takan perang, serta berhak memiliki kapal langsung membuat peranan Malaka se- perang, memelihara tentara, dan memiliki bagai pelabuhan transit semakin merosot. Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa | 41

Sebaliknya, di beberapa daerah yang bera- pernah menyerang balik ke Aceh. Ofensif da di jalur perdagangan baru tumbuh dan militer Aceh baru berhenti setelah armada berkembang kota-kota dagang baru, beber- lautnya menderita kekalahan besar di muka apa di antaranya berkembang menjadi pusat pelabuhan Malaka. kekuatan politik baru. Di Sumatera, Aceh terus-menerus Pada 1511, Aceh masih merupakan menentang kekuasaan Portugis dan Belan- satu pelabuhan kecil yang berada di bawah da. Oleh karena itu, kesultanan itu dilihat kekuasaan Pidie. Penghasilan utama pen- oleh Portugis sebagai kekuatan Islam yang duduknya yang sebagian besar nelayan menentang kehadirannya. Satu fakta yang adalah menangkap ikan dengan pekerjaan menunjang anggapan itu karena memang sampingan merampok di laut, termasuk Aceh sering mengibarkan bendera Islam merampok kapal-kapal Portugis. Dengan dalam peperangannya melawan Portugis kekuatan sekitar 30 kapal (lankhara), Aceh dan VOC. Meski demikian, tidak selaman- berhasil menyergap kapal-kapal Portugis ya Aceh bertentangan dengan Portugis. dan memperoleh meriam-meriam dari ha- Kadang-kadang Aceh juga mengadakan sil rampokan itu. Pada 1530, diberitakan persekutuan dengan Portugis dalam meng- bahwa jumlah meriam yang dimiliki Aceh hadapi kesultanan Johor atau persekutuan lebih banyak daripada milik Portugis di Johor-VOC. Pada dasarnya konflik ataupun benteng Malaka (Kathirithamby-Wells persekutuan seperti itu merupakan hal yang 1976). Dengan meningkatnya kekuatan dan lazim karena kepentingan tertentu, bukan persenjataan Aceh maka Pidie yang semula semata-mata alasan politis melainkan juga merupakan tuannya berbalik ditaklukkan. ekonomi. Setelah itu Aceh memperluas hegemonin- Kebesaran Kesultanan Aceh pada ya ke selatan, yakni ke Deli dan Sumatera dasarnya karena kemampuannya menjalin Barat. Daerah-daerah yang ditaklukkann- hubungan diplomatik dengan dunia Asia ya itu merupakan penghasil merica, emas, Barat, terutama Turki yang disebut oleh lada, dan produksi lainnya. Untuk sementa- masyarakat Aceh sebagai Raja Rum (Reid ra ekspansi Aceh dapat ditahan oleh Indra- 1969). Dengan jatuhnya Aden ke tangan pura dan Johor. Turki Usmani pada 1538, penghidupan per- Kesultanan Johor adalah adalah pu- dagangan merica ke Timur Tengah melalui sat kekuatan politik baru dinasti Melayu Laut Merah yang sempat terhenti dengan setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis. munculnya kekuatan maritim Portugis di Kesultanan itu berhasil mempertahankan Lautan Hindia kembali berkembang. Dari eksistensinya dan perdagangan internasi- beberapa kerajaan di Indonesia pada waktu onalnya. Hingga pertengahan abad ke-17, itu, kemungkinan besar hanya Aceh yang perdagangan di Selat Malaka dimainkan memiliki hubungan internasional. Duta-du- oleh tiga kekuatan, yaitu Portugis, Aceh, ta Aceh tidak hanya sampai ke Istambul dan Johor. Namun kota Johor berkali-kali dan Turki, tetapi juga mengunjungi raja-ra- diserang dan direbut Aceh. Bahkan pada ja Eropa seperti Ratu Elizabeth di Inggris, 1613, sebagian keluarga Sultan Johor di- dan Pangeran Maurice di Belanda. Di Asia, tawan oleh Aceh, dan benteng VOC di kota duta Aceh antara lain berkunjung ke Mo- tersebut dibakar. Ofensif Aceh juga dilaku- ghul, India. Dari misi-misi diplomatik itu, kan berkali-kali terhadap Malaka-Portugis. hubungan Aceh dengan Turki yang paling Namun baik Johor maupun Portugis tidak membawa hasil yang tetap dan besar karena 42 | MOHAMMAD ISKANDAR

Turki di Eropa sedang berperang melawan Kota-kota atau kerajaan di pesisir Portugis dan Spanyol. Dengan sendirinya utara Jawa seperti Banten, Cirebon, Jepa- Turki melihat kehadiran Aceh sebagai suatu ra, Kudus, Pati, Tuban, Gresik, Surabaya, kesempatan untuk memerangi Portugis atau dan Jaratan, menjadi ramai dikunjungi para Spanyol di wilayah timur atau dari be- pedagang manca negara, khususnya setelah lakang. Malaka jatuh ke tangan Portugis. Para pen- Sebagai bukti perhatian itu, pada 1567 guasa di Jawa melihat Portugis sebagai Turki mengirim 500 orang pelatih artileri saingan dan ganjalan dalam perdagangan (meriam) ke Aceh beserta sejumlah me- mereka. Jepara, misalnya, melihat Portugis riamnya, antara lain meriam yang diberi sebagai saingan utama dalam perdagangan nama “Lada Sacupak” berukuran sangat lada yang keduanya mengambil barang da- besar dan dianggap sebagai pusaka pent- gangan itu dari Maluku. Kemudian Demak ing waktu itu (Reid 1969). Selain itu, orang sebagai pengekspor beras ke Malaka men- Turki mengajarkan cara membuat meriam derita rugi setelah kota tersebut jatuh ke tan- kepada orang Aceh. Diduga, bantuan mi- gan Portugis. Faktor-faktor itulah, dan juga liter itu dibayar dengan hasil perdagangan isu perang agama, yang mendorong De- merica atau lada yang merupakan komoditi mak, Jepara dan Kudus, bersatu menyerang ekspor utama Aceh yang menguntungkan. Malaka. Ekaspedisi penyerangan dilakukan Sebaliknya, Portugis melihat berkemban- pada 1512/13. Namun, ekspedisi itu dika- gnya kembali perdagangan merica di Laut lahkan oleh Portugis. Kegagalan kerajaan Merah sebagai ancaman terbesar bagi mo- Islam di Nusantara merebut Malaka pada nopoli dagangnya. Oleh karena itu, kapal- dasarnya karena kekuatan Islam di kepulau- kapal perang Portugis berkali-kali meram- an Nusantara tidak mau bersatu melawan pok atau menenggelamkan kapal-kapal Portugis ataupun Belanda VOC. Bahkan di dagang Aceh. antara mereka juga saling mencurigai. Mal- Persekutuan antara Aceh dan Turki aka sendiri akhirnya jatuh oleh serangan merupakan perpaduan antara dua kekuatan gabungan Johor dan VOC. Islam. Namun, dalam dunia politik ataupun Eksistensi kerajaan maritim di Jawa, perdagangan sehari-hari, hubungan diplo- dengan kekecualian Banten, tidak bertahan matik tidak selalu mendasarkan pada ide- lama. Kebesaran mereka sebagai kekua- ologi yang sama seperti kepentingan Islam, tan maritim dan perdagangan terus mer- tetapi lebih menonjol karena upaya perebu- osot bukan semata-mata dikalahkan oleh tan hegemoni, seperti perebutan hegemoni kekuatan Portugis atau VOC, melainkan di Selat Malaka. Aceh ataupun Johor tidak oleh Mataram sebagai kekuatan baru yang segan-segan meminta bantuan kekuatan muncul di pedalaman Jawa. Kerajaan itu non-Islam yang dalam hal ini Belanda atau yang berdiri sejak 1575 terus- menerus Portugis untuk menyerang kerajaan Islam melakukan ofensif terhadap kerajaan-ker- lainnya. Sebelum Johor bersekutu dengan ajaan maritim, khususnya di pantai utara VOC, pada 1600 Aceh pernah meminta eks- Jawa, bahkan sampai ke Batavia. Bayan- pedisi Belanda pertama di bawah pimpinan gan kejatuhan Majapahit yang menghantui Cornelis de Houtman untuk menyerang para penguasa Mataram membuat mereka Johor atas namanya dengan imbalan lada. berupaya mematikan sumber-sumber pen- Juga Iskandar Muda pernah meminta EIC dukung politik dan ekonomi kerajaan-kera- untuk menyerang Pidie. jaan tersebut. Tindakan mereka secara tidak Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa | 43 langsung telah mematikan pelayaran niaga gnya, VOC mengakui kekuatan Mataram di setempat sekaligus mematikan peran ped- bawah Sultan Agung dan mengirim upeti ke agang Jawa dalam bisnis perdagangan re- kerajaan tersebut. gional-global. VOC baru dapat menguasai seluruh Kedatangan pedagang baru, termasuk perdagangan dan politik di Jawa setelah VOC dan EIC (Inggris), sering menum- kekuatan kedua kerajaan tersebut melemah, buhkan harapan baru bagi raja-raja di terutama karena intrik-intrik yang terja- Nusantara. Demikian pula ketika Belanda di di dalam kedua kerajaan tersebut. VOC dan Inggris datang pada akhir abad ke-16 mengikat penguasa-penguasa baru dengan disambut dengan baik. Banten, misaln- perjanjian yang sangat menguntungkan ya, mengizinkan VOC dan EIC membuka politik monopoli dagangnya. Hal yang sama kantor dagangnya di kota pelabuhan. De- juga dilakukan VOC dengan raja-raja lain- mikian pula Pangeran Jayakarta mengun- nya di luar Jawa. Hingga keruntuhan VOC dang masuk VOC untuk membuka kantor pada 1799, kekuatan maritim di Nusantara dagangnya di kotanya. Namun, politik mo- yang relatif masih dapat bersaing melawan nopoli yang dikembangkan VOC membuat VOC hanyalah Aceh. penguasa Jayakarta merasa dirugikan. Lalu Pangeran Jayakara bersekutu dengan EIC SUMBER DANA DAN ALAT TUKAR yang juga merasa dirugikan oleh VOC un- tuk bersama-sama mengusir VOC. Pada Seperti telah disebutkan, sistem emporia saat-saat kritis, kekuatan VOC di Jaya- telah menumbuhkan kapitalisme Asia yang karta tertolong oleh tindakan raja Banten. peranannya tidak kalah penting diband- Banten yang curiga atas tindakan Pangeran ingkan dengan kapitalisme Eropa yang Jayakarta, yang dianggap akan membahay- memasuki wilayah Asia sejak abad ke-17. akan kedudukan Banten, lalu menangkap- Namun, dalam perkembangan kapital- nya dan mengusir EIC dari Jayakarta. Pada isme Asia kurang mendapat dukungan dari saat kosong itu, kekuatan utama VOC dari sistem politik di wilayahnya sendiri. Sistem Maluku datang menyerang Jayakarta. Kota politik di Asia ketika itu tidak memberi ja- itu pun jatuh ke tangan VOC dan diubah minan bagi keselamatan dan hak milik prib- namanya menjadi Batavia. adi. Penguasa atau raja memiliki kekuasaan Setelah berhasil menguasai Batavia, J. yang tak terbatas karena seluruh wilayah P. Coen memindahkan kantor pusat dagang beserta kekayaan yang ada di atasnya, ter- VOC dari Ambon ke Batavia. Namun, un- masuk penduduk, merupakan milik raja. tuk menguasai seluruh perdagangan di Nu- Mereka berhak menuntut penyerahan har- santara, VOC harus menunggu waktu yang ta dan tenaga dari rakyatnya, termasuk dari relatif lama. Di sebelah barat sebagai salah para pedagang. satu kekuatan maraitim di Jawa tampil se- Raja atau keluarganya banyak pula bagai saingan berat yang terus menerus me- yang terlibat dalam perdagangan. Di be- nentang VOC seperti halnya Aceh terhadap berapa pelabuhan tidak sedikit yang duduk Malaka-Portugis. Sementara tantangan dari sebagai syahbandar. Namun, kekuasaan kekuatan maritim di sebelah timur relatif yang demikian besar sering menghambat tidak ada karena kerajaan-kerajaan terse- perkembangan ekonomi pada umumnya, but sedang menghadapi kekuatan Mataram. dan dunia perdagangan khususnya. Sering Bahkan untuk menjaga kepentingan dagan- kali pihak kerajaan memandang para ped- 44 | MOHAMMAD ISKANDAR agang, khususnya pedagang swasta (yang menghancurkannya. Sindrom Mataram itu tidak mempunyai kaitan dengan keluarga telah membuat penguasa Mataram berupaya istana), hanya sebagai sapi perahan, bukan menghancurkan kota-kota pesisir khususn- sebagai mitra. Faktor lain yang tidak kalah ya perdagangannya yang dinilai sebagai merugikan terhadap perdagangan swasta sumber kekuatannya. Kondisi seperti itulah adalah tidak terdapat hak individual yang yang mendekatkan penguasa Mataram un- jelas serta perlindungan hukum dari pihak tuk menjalin hubungan dengan VOC yang kerajaan. Kerajaan akan membiarkan ped- sebelumnya dinilai sebagai musuh utama di agang swasta berkembang selama mereka Jawa selain Banten. Oleh karena itu, keti- bisa menyumbang kepada kerajaan dan ti- ka perjanjian pertama antara Amangkurat I dak mengganggu serta mengancam kharis- (Mataram) dan VOC ditandatangani, salah ma raja. Jika pihak raja menganggap para satu klausulnya “menugaskan” VOC men- pedagang itu membahayakannya, maka tak ghalangi-halangi sebanyak mungkin perda- segan-segan perdagangan mereka dihalangi gangan dari pesisir utara Jawa, khususnya atau ditumpas. dari Gresik (Giri) dan Surabaya (Sunan Sebelum abad ke-16, atau tepatnya Ngampel) (de Graaf 1961 [I]: 76–7). sebelum Malaka jatuh ke tangan Portugis, Dalam sumber VOC disebutkan bahwa di berbagai emporia di Asia Barat dan Asia Amangkurat I menjelaskan, “. . . raja tidak Timur banyak ditemukan pedagang Jawa menghendaki kawula-kawulanya pergi ber- dengan perdagangannya yang meluas hing- layar dan berdagang ke tempat-tempat lain, ga Madagaskar. Namun, perdagangan mer- malahan menginginkan bahwa semua ped- eka terus mundur setelah pusat kekuatan agang akan datang ke pelabuhannya dan politik Jawa pindah ke Pajang yang terletak mengunjungi negaranya.” Selain itu, dise- di pedalaman. Peranan pedagang Jawa di butkan pula bahwa raja Mataram memo- Asia Tenggara semakin menurun setelah nopoli perdagangan beras untuk diekspor Portugis menguasai Selat Malaka dan men- melalui Pelabuhan Jepara, yang menghasil- erapkan monopolinya atas komoditi ekspor kan keuntungan yang besar bagi raja. Ber- lokal yang laris di pasaran dunia. Karena ita VOC menyebutkan bahwa semua uang mitra dagang mereka di kota emporium itu, yang diperoleh di Jepara langsung dibawa orang Eropa datang sendiri ke daerah-daer- ke Kraton Mataram. Selain itu, raja memer- ah penghasil komoditi yang dibutuhkannya. intahkan rakyat menenun teksil. Rupanya Eksistensi pedagang Jawa semakin teng- perintah itu cukup efektif yang terbukti galam setelah Mataram muncul sebagai dengan menurunnya penjualan tekstil VOC kekuatan politik baru di Jawa, yang hampir ke Mataram. bersamaan waktunya dengan pembentukan Dalam praktik, Raja Mataram masih VOC. tetap membutuhkan pedagang terutama un- Tidak seperti penguasa Demak atau tuk membiayai pesta-pesta yang diseleng- Raja Sunda, penguasa Mataram rupanya garakan di istana. Namun, di sisi lain, raja sangat percaya bahwa keruntuhan Majapa- juga tidak pernah bersedia mendukung dan hit karena kekeliruannya membiarkan neg- melindungi hak-hak pedagang, bahkan ara pesisir yang menjadi bawahannya dib- dapat dikatakan hak kepemilikan pedagang iarkan berdagang dengan pedagang Islam tersebut nyaris tidak ada karena sewak- yang akhirnya memberi kekuatan kepada tu-waktu dapat disita oleh raja. Dengan Demak berbalik melawan Majapahit dan kondisi seperti itu, memang sulit bagi ped- Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa | 45 agang Jawa untuk mengembangkan bisnis perdagangan Portugis atau Belanda. Dalam perdagangannya atau berinvestasi di bidang struktur VOC terjadi pembedaan yang tegas lain yang dapat menunjang perdagangann- antara pelaut, pegawai dan pemilik saham, ya sehingga pedagang Jawa akhirnya teng- atau pemilik modal yang terikat dengan gelam dan nyaris tidak terdengar lagi. perseroan besar atau bank-bank pemberi Kekayaan kerajaan atau raja, terutama atau pemberi pinjaman bagi usaha dagang harta-tunainya, menjadi faktor yang san- mereka. Hak individual sudah kelihatan gat penting dan diperhitungkan waktu itu. dalam pembagian keuntungan. Selain itu, Kekayaan itu antara lain menjadi penjamin perlindungan dari raja juga jelas terlihat. langsung mata uang yang diterbitkannya. Sebagai contoh, hampir semua ekspedi- Misalnya pada masa Iskandar Muda, mata si perdagangan Barat pertama ke Nusan- uang mas Aceh yang diterbitkan pada masa tara atas nama raja atau mendapat “restu” itu menjadi terkenal dan diterima oleh para raja masing-masing. VOC jelas mendapat pedagang secara penuh di banyak tempat hak oktroi dari rajanya. Dengan demikian, perdagangan Asia sebagai alat pembayaran. selain harta kekayaannya lebih terjamin Sewaktu perdagangan Aceh mengalami daripada pedagang Nusantara, VOC juga kemunduran, nilai mata uangnya pun ikut memiliki kesempatan luas untuk mengin- merosot, dan ruang lingkup penerimanya vestasikan keuntungan yang diperoleh, baik pun semakin terbatas. dalam bidang yang sama, ataupun dalam Dengan praktik politik kerajaan terse- bidang lain, termasuk perbankan. Kondisi but, maka keuntungan dari hasil komoditi semacam itu pula yang menjadi salah satu ekspor utama pada umumnya dimonopoli faktor berkembangnya dunia perbankan di oleh pihak raja. Sementara itu, keuntungan Eropa. yang berhasil dihimpun para pedagang atau Satu hal yang cukup menarik dari pengusaha swasta juga sangat sulit untuk di- dunia perdagangan waktu itu adalah tidak tanam dalam sektor lain, seperti pertanian, adanya sistem pembayaran yang baku yang industri, dan perbankan karena dana terse- dijadikan standar. Selain itu, tidak ada lem- but sewaktu-waktu dapat diambil oleh raja baga yang menjamin mata uang. Jaminan atau penguasa. Oleh karena itu, modal yang atas mata uang berasal dari bahan baku dihimpun para pedagang itu umumnya ha- uang itu sendiri. Selain itu, jaminan datang nya berputar di kalangan keluarga layaknya dari kebesaran kerajaan yang menerbitkan sistem commenda. Dalam sistem itu dapat mata uang, seperti dalam masa pemerin- dikatakan tidak ada perbedaan tugas antara tahan Iskandar Muda di Kesultanan Aceh. pemilik modal, pekerja dan perdagangan Kadang kala mata uang itu juga dijadikan itu sendiri. Selain itu, modal baru ada ka- komoditi perdagangan, baik nilai logamn- lanya diperoleh dengan cara berutang atau ya atau bentuk dan seninya. Tidak sedikit menggadaikan harta milik. Surat jaminan mata uang yang dijadikan perhiasan yang berutang itu ternyata juga dapat diperjual- bernilai lebih tinggi daripada nilai nominal belikan atau dijadikan jaminan jika sewak- mata uang tersebut. Misalnya mata uang tu-waktu perlu dana. kepeng China yang beredar di Nusantara Dalam sistem commenda tidak ada sejak masa Majapahit masih terus dicari pembedaan yang tegas antara pemegang oleh berbagai kelompok dan pedagang di saham, pekerja atau pedagang. Hal itu ber- Nusantara, terutama karena mata uang itu beda jika dibandingkan dengan organisasi juga dijadikan salah satu pelengkap dalam 46 | MOHAMMAD ISKANDAR upacara adat atau keagamaan. Di Bali, hing- setara satu cruzado, dan satu cruzado sama ga sekarang, masih banyak yang menggu- dengan 500 cash. Disebutkan pula bahwa nakan mata uang kepeng China dalam up- negeri ini memiliki debu emas (gold dust) acara keagamaannya. Mungkin karena itu, dan perak (Pires 2014). Sebagai catatan, penguasa Majapahit kemudian menerbitkan cruzado adalah mata uang emas yang dike- mata uang kepeng China sendiri. luarkan oleh Portugis di Goa. Di kota-kota di sekitar Selat Malaka Pires menyebutkan bahwa harga cen- dan sepanjang pantai utara Jawa, berbagai gkih di Malaka sangat bervariasi. Jika se- jenis mata uang asing lainnya juga banyak dang musim panen yang cukup melimpah digunakan dalam transaksi perdagangan se- persediaannya, harga cengkih berkisar 9–10 lain mata uang China dan lokal dari kerajaan cruzados per bahar; sedangkan kalau bukan Nusantara. Meski demikian belum terung- musim panen dan sedang langka di pasaran, kap secara pasti sejak kapan masyarakat di harga cengkih naik hingga 12 cruzados per Kepulauan Nusantara mulai menggunakan bahar (Karim 1979: 214). Satu bahar setara mata uang sebagai alat pembayaran. Dari dengan empat kwintal. Di Pasai, harga satu beberapa temuan arkeologis di Pulau Jawa bahar cengkih dipatok 90 dirham. dketahui sejumlah mata uang perak yang John Davis, seorang pelaut Inggris berangka tahun 647 Masehi (Karim 1979: yang bekerja pada kapal Belanda, pada Juni 1–2). Selain mata uang, ditemukan ben- 1599 melaporkan bahwa di Aceh terdapat da-benda perhiasan, seperti manik-manik berbagai macam alat pembayaran seperti dan gelang. yang diduga digunakan sebagai cashes (bahasa Aceh keueh; Portugis caxa), alat tukar atau pembayaran. mas, cowpan (kupang), perdaw, dan tayel Jika dilihat dari jenis dan bentuknya, (tahil). Ia membuat semacam daftar kurs ditemukan alat pembayaran yang sederha- mata uang di Aceh pada waktu itu sebagai na seperti manik-manik (dari Bengkulu dan berikut (Markham 1880: 152; juga Kreemer Pekalongan), gelang (Majalengka dan Su- 1923 [II]: 52). lawesi Selatan), Belincung (Bekasi), moko 1600 cashes = 1 mas (Nusatenggara Timur), dan kerang (dari 400 cahes = 1 kupang Papua). Kemudian yang lebih maju berupa 4 kupang = 1 mas mata uang logam, seperti emas (dari Kera- 5 mas = 4 shilling sterling jaan Kediri, Aceh, Sulawesi), perak (Bant- 4 mas = 1 perdaw (di Aceh disebut pardu) en), timah (, Pontianak, Cirebon), 4 perdaw = 1 tahil. dan tembaga (Banten, Pontianak, Maluku). Adapun mata uang asing yang banyak bere- Dalam sumber lain disebutkan bahwa dar di Nusantara adalah mata uang China, satu tail (tayel, tahil) sama dengan 16 mas Jepang, India, dan Persia. (dirham). Satu ringgit Spanyol (lebih ter- Dalam Suma Oriental, Tomé Pires kenal dengan nama Reyal Spanyol) sama melaporkan bahwa di Pasai terdapat mata dengan 16 mas (dirham). Sementara itu, uang yang terbuat dari timah dan pada mata Van Langen, seorang pejabat tinggi Belan- uang tersebut tertera nama rajanya. Selan- da, pada 1888 mencatat bahwa nilai dir- jutnya ia menyebutkan bahwa di negeri itu ham Sri Sultanah Taj al-Alam Safiat ad-Din terdapat mata uang emas berukuran kecil Syah (1641–75) di Kesultanan Aceh adalah yang disebut dramas (di Pasai dan Aceh £0.625 atau enam puluh dua setengah sen disebut dirham atau mas). Sembilan dramas Hindia Belanda (Van Langen 1888: 429). Kurun Niaga dan Keruntuhan Tradisi Maritim di Jawa | 47

PENUTUP yak kepada pendatang Barat karena dinilai membawa berkah finansial secara langsung Bertolak dari uraian dalam artikel dalam jumlah banyak. Dengan demikian, ini, dapat ditarik simpulan sementara bah- secara perlahan kegiatan para pedagang wa sebelum kedatangan bangsa Barat ke dan pebisnis setempat makin terdesak dan wilayah Nusantara, pada dasarnya kegiatan tidak mampu mengembangkan armadanya bisnis-perdagangan di wilayah itu, terma- karena tidak dapat berinvestasi untuk mem- suk pelayaran niaganya telah berkembang perbaiki atau mengembangkan teknologi pesat. Hal itu antara lain karena dukungan perkapalannya. Para pedagang Jawa, Sun- ilmu kelautan serta teknologi kelautannya. da, dan Melayu, yang sebelumnya sangat dikenal di Nusantara hingga Timur Tengah, Kondisi politik setempat juga ikut men- tidak terdengar lagi kiprahnya, beralih men- dukungnya. Meskipun para penguasa poli- jadi petani. Nasib jadi petani pun tidak ce- tik tidak memberikan jaminan yang cukup merlang pula. Seperti dikatakan oleh Geertz memadai namun kebijakan politiknya tidak (1963), sejak pertengahan abad ke-19 kes- menghambat kegiatan bisnis dan perdagan- ejahteraan rata-rata petani Jawa berada di gan di wilayahnya. bawah garis subsisten dan pertaniannya Akan tetapi situasi yang cukup kon- jalan di tempat. dusif itu berubah ketika kekuatan Barat hadir di Nusantara. Politik dagang mereka yang ekspansif dan monopolitik serta ke- DAFTAR ACUAN piawaiannya bernegosiasi dan membaca Andaya, Leonard Y. (1975), Kingdom of Johor karakter penguasa setempat telah merusak 1641–1728: Economic and Political Develop- tatanan perdagangan di wilayah itu. Para ments. Kuala Lumpur: Oxford University Press. penguasa kerajaan/kesultanan maritim Nu- Geertz, Clifford (1963), Agricultural Involution: santara ternyata tidak siap dan tidak mam- The Process of Ecological Change in Indonesia. pu menghadapi gabungan kelihaian dan Berkeley: University of California Press. kelicikan para pendatang Eropa itu. Secara de Graaf, H. J. (1961), De regeering van Sunan langsung atau tidak langsung para penguasa Mangkurat I, Tegalwangi vort van Mataram. di Nusantara telah mengundang kekuatan The Hague. Barat untuk menghancurkan tradisi kema- Kathirithamby-Wells, J. (1976), “The Indrapura Sul- ritiman atau tetangganya yang sebelumnya tanate: The Foundation of Its Rise from the Six- telah mengantarkan para penguasa lokal ke teenth to Eigteenth Century,” Indonesia, April dalam “kurun niaga” yang gemilang. Satu (65–84). persatu kerajaan maritim Nusantara seperti Kreemer, J. (1923), Atjeh: Algemeen samenvatend Malaka, Sunda, Ternate, Tidore, termasuk overzihct van land en volk Atjeh en Onderhoog- rigden, Jilid II. Leiden: E. J. Brill. kerajaan-kerajaan bawahan Mataram, han- cur dan tak pernah pulih kembali. van Langen, K. F. H. (1888), “De inrichting van Para pedagang dan pebisnis lokal het Atjehsche staatsbestuur onder het sultanaat, (swasta) pun semakin terpuruk karena raja BKI. mereka atau yang mewakilinya tidak men- Lapian, Adrian B. (2009), Orang Laut, Bajak Laut, dukung dan juga tidak melindunginya. Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Pedagang lokal hanya dijadikan sapi pera- Abad XIX. Depok: Komunitas Bambu, dll. han untuk membiayai pesta-pesta raja atau Markham, Albert Hastings (ed.) (1880), The Voyag- aparaturnya. Justru sebaliknya, para raja es and Works of John Davis the Navigator. Lon- memberi peluang lebih baik dan lebih ban- don: The Hackluyt Society. 48 | MOHAMMAD ISKANDAR

Pires, Tomé (2014), Suma Oriental: Perjalanan gin (terj. Mochtar Pabotinggi). Jakarta: Yayasan dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Obor Indonesia. Rodrigues (terj. Andrian Angkasa dan Anggita (1969), “Sixteenth Century Turkish Influence in Pramesti). Yogyakarta: Ombak. Western Indonesia,” Journal of Southeast Asian Reid, Anthony (1992), Asia Tenggara dalam Kurun History, Vol. X (3), Desember (395–414). Niaga 1450–1680, Jilid 1, Tanah di Bawah An- 49

JURNAL SEJARAH VOLUME 1 | NOMOR 2 | DESEMBER 2017

Memandang Perbatasan Laut Sebatik Kajian tentang Masyarakat di Wilayah Perbatasan Indonesia–Malaysia di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara

SARKAWI B. HUSAIN Universitas Airlangga [email protected]

ABSTRAK - Pulau Sebatik merupakan salah satu dari 35 pulau-pulau kecil yang memiliki perbatasan laut dengan negara lain, yakni dengan Tawau, Sabah, Malaysia. Dengan kedekatan itu, masyarakat Sebatik banyak dipengaruhi oleh kehidupan yang khas daerah perbatasan laut, seperti perdagangan antarnegara, bahkan penyelundupan. Sayang sekali, lingkungan perbatasan kedua wilayah tersebut sangat kontras terutama dari perkembangan ekonominya. Keterbelakangan itu disebabkan oleh dua hal. Pertama, cara pandang negara, terutama saat Orde Baru yang melihat perbatasan sebagai wilayah yang penuh ancaman infiltrasi asing sehingga kebijakan negara cenderung didekati dari sisi keamanan daripada peningkatan kemakmuran masyarakat. Kedua, Orde Baru tidak memiliki perhatian yang serius terhadap kawasan maritim. Dengan menggunakan berbagai sumber, artikel ini melihat sejarah dan aktivitas masyarakat Pulau Sebatik yang memiliki perbatasan laut dengan Malaysia dari masa ke masa serta pengaruh kebijakan pemerintah dalam memandang dan mengelola perbatasan khususnya perbatasan laut. KATA KUNCI - Perbatasan laut, Indonesia–Malaysia, Pulau Sebatik, kehidupan sosial.

ABSTRACT Sebatik Island is one of 35 small islands that have maritime borderies with other countries, such us Tawau, Sabah, Malaysia. With that proximity, Sebatik people are much influenced by the typical life of maritime boundary areas, such as interstate commerce, even smuggling. Unfortunately, these two regions are in stark contrast, especially from their economic development. Backwardness of the Sebatik Island is caused by two things. First is the state’s perspective, especially when the New Order sees the border as a region threatened by foreign infiltration so that state policy tends to be approached on the security side rather than increasing the welfare of the people. Second, the New Order has no serious concern for the maritime area. Using a variety of sources, this article looks at the history and activities of Sebatik Island community that has a maritime border with Malaysia also the influences of the government policy in viewing and managing borders, especially maritime boundaries. KEYWORDS - Sea bordes, Indonesia - Malaysi, Sebatik island, social life

elum hilang dari ingatan tentang batasan laut antara Indonesia–Malaysia di kasus kepemilikan Pulau Sipadan Pulau Bintan. Kasus-kasus tersebut meng- Bdan Ligitan yang dimenangkan oleh gugah kesadaran betapa penting menjaga Malaysia melalui keputusan International pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan Court of Justice di Den Haag, Negeri Be- dengan negara lain. Sayangnya, berbagai landa, pada 18 Desember 2002, menjelang kasus itu ternyata tidak cukup ampuh untuk peringatan 65 tahun kemerdekaan Repubik membuat pemerintah lebih peduli terhadap Indonesia kembali terjadi insiden di per- “halaman depan rumah” Indonesia itu. Hal 50 | SARKAWI B. HUSAIN tersebut terbukti oleh keterbatasan fasilitas sisi kehidupan masyarakat Kelabit, Malay- yang dimiliki sejumlah wilayah perbatasan, sia, ditulis oleh Matthew H. Amster (2008). baik sarana pendidikan, transportasi, infor- Dalam studi Amster yang bersifat etnografi masi, maupun kesehatan. menunjukkan bahwa visibility/unvisibili- Ketika perbatasan dilihat sebagai kon- ty merupakan persoalan yang amat krusial sep geografis-spatial (geographical space), dalam mikropolitik keseharian masyarakat masalah dapat diselesaikan ketika dua neg- Kelabit. Berlokasi di daerah perbatasan ara yang memiliki perbatasan yang sama membuat isu tentang perbatasan yang pada menyepakati batas wilayah negaranya yang satu sisi merupakan bagian tak terpisahkan ditandai dengan pemasangan tembok, pa- dari kehidupan keseharian masyarakat Kel- gar, atau patok. Akan tetapi, persoalan akan ibat (terlihat misalnya dari pergerakan pen- muncul ketika perbatasan dilihat dari pers- duduk dari atau ke Indonesia dan Malaysia, pektif sosial-budaya (socio-cultural space). sebagai cross border migrants, untuk berb- Dengan perspektif ini, perbatasan memiliki agai tujuan seperti ekonomi, perkawinan, makna baru sebagai konstruksi sosial dan dan lain-lain) dengan persoalan kontrol neg- kultural yang tidak lagi terikat pada penger- ara terhadap proses migrasi tersebut menja- tian yang bersifat teritorial (Tirtosudarmo di sangat penting. Studi ini juga menjelas- dan Haba [pnyt.] 2005: iv). kan bagaimana kehidupan di Kelabit juga Studi tentang perbatasan di Indone- berkaitan dengan kekuatan regional dan sia masih terbatas. Di antara keterbatasan global forces melalui bentuk baru komuni- itu, terdapat kajian khusus perbatasan Ka- kasi sejak diperkenalkan internet dan secara limantan dengan Malaysia oleh Fariastuti lebih luas bagaimana relasi sosial juga be- (2002). Tulisan ini mendiskusikan tentang rubah dalam komunitas Kelabit sendiri baik ciri mobilitas barang dan manusia yang ber- di area pedesaan maupun perkotaan. Meski langsung di antara dua wilayah yaitu Kali- menggunakan perspektif yang berbeda, stu- mantan Barat dan Sarawak yang bertetang- di Fariastuti (dari sudut pandang Indonesia) gaan. Data menunjukkan bahwa jumlah dan Amster (dari Malaysia) menunjukkan barang dan orang yang keluar dari Pos En- kesamaan persoalan yang muncul di daerah tikong selalu lebih banyak daripada jumlah perbatasan. Kesamaan persoalan itu adalah barang dan orang yang masuk ke Pos En- bagaimana isu perubahan sosial, migrasi tikong. Hal itu menunjukkan bahwa dalam dan politik identitas menjadi bagian yang era pasar bebas keuntungan secara ekonomi tak terpisahkan dalam kajian daerah per- bagi wilayah Kalimantan Barat yang diper- batasan. oleh melalui proses masuk-keluar dari Pos Pulau Sebatik merupakan contoh Entikong akan ulit dipertahankan. Kondisi yang tepat untuk melihat masalah wilayah tersebut akan terus terjadi apabila pemerin- perbatasan dari perspektif sosial-budaya. tah di wilayah perbatasan tidak memberikan Sebatik adalah pulau terluar di Kabupaten perhatian pada aspek peningkatan kemam- Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara yang puan masyarakat agar mampu berkompetisi berbatasan langsung dengan Sabah, Malay- dengan pekerja ataupun produk-produk as- sia. Pulau berpenduduk 26.400 jiwa itu mer- ing (Puryanti dan Husain 2016: 46). upakan salah satu lokasi pertempuran antara Dari perspektif yang berbeda, studi pasukan Indonesia melawan Malaysia saat tentang daerah perbatasan Indonesia–Ma- terjadi konfrontasi pada 1960-an. Dari dela- laysia di Pulau Kalimantan yang dilihat dari pan desa di pulau itu, tiga desa berbatasan Memandang Perbatasan Laut Sebatik | 51 langsung dengan Malaysia, yakni Desa Aji dari Provinsi Kalimantan Utara. Di sebelah Kuning, Pancang dan Liang Bunyu (Suara barat pulau ini terdapat Pulau Nunukan, Merdeka, 17 Maret 2005). sedangkan di seberang utara terdapat Kota Selain itu, berbagai format teoretik dan Tawau, Negara Bagian Sabah. Batas wilayah pendekatan yang dilakukan oleh pemer- antarnegara memotong pulau dengan garis intah dalam mengatasi masalah pada mas- kurang-lebih sejajar khatulistiwa. Pulau ini yarakat perbatasan penting dikaji kembali. berbentuk membujur dari arah barat ke Dengan sejumlah kajian, tulisan ini melihat timur sepanjang kurang-lebih 30 kilome- sejarah dan aktivitas masyarakat Pulau Se- ter. Sebagian besar potongan bagian selatan batik yang memiliki perbatasan laut dengan menjadi bagian dari negara Republik Indo- Malaysia dari periode ke periode serta pen- nesia (Puryanti dan Husain 2016: 48).6 garuh kebijakan pemerintah dalam meman- Pembagian Pulau Sebatik menjadi dua dang dan mengelola perbatasan, khususnya bagian (utara dan selatan) diawali oleh kon- perbatasan laut. vensi antara pemerintah Inggris dan Belanda pada 1891 yang dikenal dengan Konvensi London atau sering disebut Traktat Grenzen PULAU YANG TERBAGI antara Hindia Belanda dan protek- Awalnya, Sebatik merupakan pulau yang torat Inggris di Borneo Utara. Konvensi ini kemudian dibagi menjadi dua bagian. menjadi tonggak sejarah penting terben- Pulau ini terletak di sebelah timur laut tuknya garis batas antara wilayah daratan Kalimantan. Pulau yang termasuk gugusan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan. Per- pulau-pulau kecil terluar Indonesia ini mer- janjian itu membagi wilayah daratan Pulau upakan wilayah Sabah, Malaysia, di bagian Kalimantan atau Borneo dalam dua teritori utara, dan di merupakan wilayah Indonesia kekuasaan yaitu tiga koloni Inggris meliputi di bagian selatan yang merupakan bagian Serawak, dan North Borneo (Sabah)

Gambar 1. Pulau Sebatik. Sumber: http://jurnalmaritim.com/2014/membesuk-pulau-sebatik/ 52 | SARKAWI B. HUSAIN di sebelah utara, serta wilayah-wilayah pen- abad ke-20 (1913), khususnya oleh orang garuh kekuasaan Hindia Belanda di sebelah Tidung, diperkuat oleh informasi yang di- selatan (Biantoro 2011: 17). dasarkan atas laporan tim eksploitasi min- Pada 1916, sebuah perjanjian baru yak Sebatik Petroleum dari Tarakan yang dibentuk yang terkenal dengan sebutan menyatakan bahwa sekitar 1912/13, pulau Protokol London. Dalam konvensi tersebut itu sudah dihuni oleh penduduk yang may- ditetapkan bahwa batas wilayah laut dan oritas Suku Tidung dengan profesi sebagai darat antara Belanda dan Inggris terletak petani. Pada awal berdirinya, Kampung Se- pada garis paralel 4 10’ LU. Wilayah ba- tabu hanya dihuni oleh sekitar 30 keluarga. gian utara merupakan wilayah Inggris dan Adapun luas wilayah Kampung Setabu me- selatan adalah wilayah Belanda. Konvensi liputi hampir keseluruhan wilayah Sebatik inilah yang kemudian membagi Pulau Se- Indonesia, yaitu Setabu, Mentikas, Liang batik menjadi dua bagian (Staatsblad van Bunyu, dan Bambangan. Pada mulanya, Nederlandsch-Indië 1916, No. 145; Saleh penduduk Sebatik mayoritas orang Tidung, 2015: 35). Penanda batas wilayahnya ada- sedangkan jumlah pendatang orang Bugis lah patok beton yang masih dapat dijumpai relatif sedikit. Dalam perkembangan se- hingga kini. lanjutnya, banyak orang Bugis menetap di Sebatik dan melakukan perkawinan dengan orang Tidung. Berkembangnya bentuk-ben- TERBENTUKNYA MASYARAKAT tuk permukiman penduduk di Pulau Seba- SEBATIK tik baru mulai sekitar 1965 ketika Indone- Dalam banyak studi disebutkan bahwa Pu- sia baru mengakhiri konfrontasinya dengan lau Sebatik baru didiami oleh penduduk Malaysia (Biantoro 2011: 20). sekitar awal abad ke-20. Terdapat beberapa Nama ‘Sebatik’ berasal dari tim ek- versi tentang asal-usul dan proses terben- spedisi penelitian Belanda yang secara tuknya masyarakat Sebatik. Pertama, Pulau kebetulan menemukan ular besar sejenis Sebatik semula merupakan wilayah yang sanca di lokasi penelitian. Masyarakat se- berada di bawah kekuasaan Kesultanan Bu- tempat—yang mengikuti ekspedisi itu— lungan. Sekitar 1900, masyarakat di seki- biasa menyebutnya ular sawa batik yang tar Pulau Sebatik mengajukan permintaan dalam pengucapan orang Belanda menjadi kepada Sultan Bulungan untuk membuka sebettik, dan sejak itu daerah tersebut ber- hunian di wilayah itu. Sultan mengabul- juluk ‘sebatik’. Antara 1911 hingga 1942, kan permintaan masyarakat dengan syarat Sebatik hanya merupakan daerah eksploita- terdapat warga yang mampu memandikan si kayu bagi pemerintah kolonial Belanda.1 orang meninggal dunia dan mampu mem- Menurut penuturan beberapa warga, Seba- bantu serta merawat orang yang melahir- tik awalnya adalah pulau tak berpenghuni. kan. Setelah masyarakat memenuhi kedua Akan tetapi, pada 1940 Ambo Mang Bin syarat itu, Sultan Bulungan merestui dan H. Milo yang berasal dari Wajo, Sulawesi mengizinkan pembukaan pulau itu sebagai Selatan, datang bersama keluarganya dan hunian penduduk. Pembukaan kampung pertama, yakni 1Lihat Sebatik (t.t.; t.p.). Menurut Ibrahim, Ketua Adat Tidung Liang Bunyu, awalnya daerah Sebatik disebut Kampung Stabu, terjadi pada 1913, yang Tanjung Lalang. Akan tetapi karena di daerah itu terdapat dikepalai Sulaeman (Biantoro 2011: 18–9). Sungai Sebatik maka masyarakat pun menyebutnya Sebatik. Wawancara dengan Ibrahim, 12 Agustus 2009; Dugaan telah dihuninya pulau ini pada awal lihat juga Puryanti dan Husain (2016: 52–3). Memandang Perbatasan Laut Sebatik | 53 menetap di Sebatik, tepatnya di Desa Liang mereka semula. Mereka yang memilih me- Bunyu. Menurut ketua adat Tidung Liang netap itu kemudian menikah dengan pen- Bunyu Ibrahim (mantan sukarelawan kon- duduk yang lebih dahulu menghuni pulau frontasi Indonesia–Malaysia) dan Muham- itu. Selain itu, pada akhir 1968 rombongan mad Siddiq di Sebatik (tokoh masyarakat), passompe4 dari Tanah Bugis tiba di Sebatik. Ambo Mang adalah kakek dari komunitas Rombongan dipimpin oleh Haji Beddu Ra- Tidung. Hal itu terjadi karena para migran him yang membawa serta 30 orang sanak yang berasal dari Sulawesi Selatan melaku- saudaranya dengan menumpang satu per- kan kawin campur dengan orang Tidung.2 ahu dan dua perahu soppe (sejenis Pada masa pendudukan Jepang (1942– perahu Bugis). Setiba di pulau itu, rombon- 5), Sebatik dijadikan tempat perlindungan gan membuka lahan dan menetap di Sungai bagi masyarakat Pulau Nunukan dan seki- Pancang (Sebatik, t.t.; t.p.). tarnya. Ketika terjadi konfrontasi antara Selain orang-orang Bugis, Tidung, Indonesia terhadap Malaysia, pulau itu Jawa, dan lain-lain, di Pulau Sebatik ter- kembali menjadi wilayah kontak senjata. dapat orang Buton. Ladaddi, sebagai con- Banyak pejuang gugur di Sebatik seperti toh, adalah seorang nelayan dari Pulau Muhammad Iqbal (sukarelawan) di Sungai Buton yang merintis perkampungan di Limau dan Kapten Sutanto (Korps Koman- Tanjung Waru. Kehadiran Ladaddi di pulau do Operasi, KKO) di Mentadang Dalam. itu menyusul rombongan Daeng Mappudji Salah seorang pejuang yang masih hidup yang terdiri dari H. Abba, Yuddin, Thalib, adalah Zainal Yacob. Kini, ia ketua Legiun Cidda, Tahir, dan Massalissi. Nama yang Veteran Republik Indonesia di Sebatik dan terakhir merupakan salah seorang sukare- merupakan tokoh yang sangat dihormati lawan dalam konfrontasi yang kemudian masyarakat setempat.3 mendapat amanah sebagai kuasa wilayah Dengan berakhirnya konfrontasi, ban- Sebatik dari Datuk Langkat, pejabat camat yak pejuang memilih menetap di Pulau Se- Nunukan pada waktu itu (Sebatik, t.t.; t.p.). batik dan tidak pulang ke kampung halaman Tidak lama setelah kedatangan para

2Sebatik (t.t.; t.p.). Beberapa studi tentang migrasi perintis tersebut, menyusul rombongan beri- orang Wajo (dari salah satu kabupaten di Sulawesi kutnya seperti Abdullah Gendut, Djamalud- Selatan) yang diyakini sebagai cikal-bakal penduduk din, Haji Laojeng dan Suratman di Sungai Sebatik, memperlihatkan bahwa arus migrasi terbesar terjadi selama Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Nyamuk, Ambo Saleng, Mappa Daeng Indonesia (DI/TII) yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar Parau, Haderi Daeng Mannaba, Sompung (1950–65). Penduduk di wilayah itu dan di wilayah lain dan Pa Semma di Tanjung Aru, Lantasu di Sulawesi Selatan dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, yakni memihak kepada pemberontakan atau TNI dan Tahir di Sungai Bajo, Haji Junudi dan yang melakukan pengepungan terhadap desa-desa yang Daeng Massiseng di Sungai . Ber- menjadi kantong-kantong pemberontakan. Dalam salah kat kerja keras para perintis dan keluargn- satu studi yang dilakukan di Desa Kalola yang terletak sekitar 23 kilometer di sebelah utara Sengkang, ibu kota ya, lambat laun Pulau Sebatik berkembang Wajo, menunjukkan bahwa orang Kalola yang umumnya menjadi wilayah yang menjanjikan dari petani terpaksa memiliki kesetiaan ganda agar tetap “bisa segi ekonomi. Perkembangan wilayah itu hidup.” Situasi itu memperlihatkan tingginya rasa tidak aman di Kalola. Untuk menghindari situasi yang sangat menjadi daya tarik bagi para perantau yang sulit itu penduduk memilih bermigrasi atau merantau. ingin memperbaiki kehidupan ekonomin- Sebagian besar dari mereka merantau ke Jambi, terutama ke Kabupaten Tanjung Jabung, dan sebagian ke Indragiri, 4Passompe (bahasa Bugis) berarti pelaut atau Tolitoli, dan Kalimantan Timur (Bisri 1985: 15–7). migran yang merantau keluar wilayah Sulawesi 3Wawancara dengan Zainal Yakob, 17 Agustus 2009. Selatan. 54 | SARKAWI B. HUSAIN ya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Pulau Sebatik karena berjarak cukup dekat. perkembangan Sebatik sangat berkorelasi Dalam pergerakan lintas batas, hubungan dengan kehadiran para migran yang teruta- antara warga Sebatik dengan Kota Tawau ma berasal dari Sulawesi Selatan. Sebagian berlangsung intensif. Lalu lintas laut antara besar warga (yang menjadi narasumber) Sebatik dengan Kota Tawau berlangsung mengaku sebagai warga yang berasal dari ramai. Kapal-kapal tradisional yang mem- Sulawesi Selatan terutama dari Kabupaten bawa hasil bumi Pulau Sebatik berangkat Bone dan Wajo (Puryanti dan Husain 2016: setiap hari ke kota itu dan kembali dengan 53).5 Dengan kenyataan itu, tidaklah salah membawa pulang berbagai barang dari jika dikatakan bahwa Sebatik adalah “kam- Tawau untuk memenuhi kebutuhan hidup pung Bugis yang pindah ke Kalimantan” warga Sebatik.6 Dengan demikian, mobil- (Tirtosudarmo dan Haba [pnyt.] 2005: 145). itas Sebatik–Tawau mewarnai keseharian 6Desa Sungai Pancang yang terletak di pesisir AKTIVITAS MASYARAKAT PULAU pantai, misalnya, menjadi salah satu pintu keluar ke Malaysia. Sungai Lalosalo (artinya: Jalan Sungai) SEBATIK yang berada di RT 10 menjadi pangkalan bagi perahu- Seperti telah disebutkan, Pulau Sebatik perahu pengangkut kelapa sawit, pisang, dan barang komoditi pertanian lainnya ke Tawau. Sebaliknya, terbagi menjadi dua wilayah negara Indo- pangkalan Lalosalo juga menjadi pintu masuk berbagai nesia dan Malaysia (Negara Bagian Sabah). barang dari Malaysia seperti gula, minyak goreng, alat Wilayah Sebatik Malaysia dipenuhi oleh elektronik, dan lain-lain. Selain Desa Sungai Pancang, Desa Aji Kuning juga dilalui sungai yang menjadi pintu perkebunan kelapa sawit yang sudah terta- keluar-masuk barang-barang dari Malaysia. Menurut ta rapi dan dikelola secara profesional oleh warga yang berdiam di sekitar kawasan itu, Aji Kuning para pengusaha Malaysia, sementara Seba- sejak dulu hingga kini menjadi salah satu jalur masuk tik Indonesia secara umum masih berupa barang-barang dari negeri jiran. Berbagai barang yang datang dari Malaysia bukan hanya untuk kebutuhan hutan, belukar, dan perkebunan rakyat yang sehari-hari warga Sebatik, tetapi juga dikirim ke tidak tertata. Pulau Sebatik Indonesia juga Nunukan dan Tarakan. Barang-barang itu antara lain berhadapan langsung dengan batas laut gula, gas elpiji, berbagai kue kering, ayam pedaging, Malaysia dan Kota Tawau, Negara Bagian telur, semen, pupuk, minuman kaleng, bawang putih, dan pakaian. Sebaliknya, berbagai hasil pertanian Sabah (kota kedua terbesar setelah Kota dari Sebatik seperti kakao, pisang, kelapa sawit, ikan Kinabalu, ibu kota Sabah). teri, dan beras dijual ke Tawau. Dalam pengamatan penulis, setiap sore hingga malam hari beberapa orang Kota itu dapat dilihat secara jelas dari menaikkan pisang dan barang-barang lainnya ke atas perahu dan ketika air sudah pasang pada subuh hari, 5Selain menghindari konflik yang berkepanjangan perahu-perahu itu keluar menyusuri sungai. Jika akibat pemberontakan di berbagai daerah di Sulawesi perjalanan perahu tiba di muara, maka dalam waktu Selatan, dinamika ekonomi serta pola perdagangan yang yang tidak terlalu lama barang-barang tersebut sudah berkembang juga sangat mempengaruhi orang-orang sampai di Tawau. Sebagai desa yang merupakan salah Bugis untuk melakukan migrasi. Menurut Pelras, migrasi satu pintu “perdagangan” antara Tawau dan Indonesia, bagi orang Bugis merupakan bagian dari strategi ekonomi- kehidupan di desa itu lebih ramai dibanding dengan pasar. Kesimpulan Pelras ini didukung oleh studi Acciaioli desa lainnya. Hampir semua ruas jalan di wilayah tentang migran Bugis di sekitar Danau Lindu, Sulawesi Tengah, yang menyatakan bahwa orang Bugis cepat itu beraspal kecuali di beberapa tempat yang masih melakukan penyesuaian terhadap fluktuasi pasar yang dalam proses pengerasan. Di desa itu juga berlaku dua terjadi, khususnya yang berhubungan dengan tanaman mata uang, yakni ringgit dan rupiah, tetapi umumnya keras ekspor. Menurut Acciaioli, kemampuan adaptasi masyarakat lebih menghendaki mata uang ringgit. dalam strategi ekonomi dan terhadap kecenderungan pasar Kondisi itu menyulitkan masyarakat yang sebelumnya merupakan gejala umum pada banyak etnis di Indonesia, tidak pernah menginjakkan kaki di wilayah itu karena tetapi dalam hal tingkat kecepatan, migran Bugis sulit rupiah yang dimilikinya harus dikurs terlebih dulu ke ditandingi (Tirtosudarmo 2007: 115). dalam ringgit sebelum membayar sesuatu. Memandang Perbatasan Laut Sebatik | 55 masyarakat Sebatik. Hubungan yang inten- Yang menarik adalah bahwa masyarakat sif di daerah tapal batas semacam itu dapat daerah perbatasan menerima penyelund- dikategorikan sebagai bentuk interdepen- upan sebagai suatu aktivitas normal karena dent borderlands yang bersifat tradisional dianggap sebagai bagian yang wajar dari (Martinez 1994: 8; Puryanti dan Husain interaksi unik yang terjadi di wilayah dua 2016: 57). nasionalitas semacam Sebatik. Masyarakat Jarak Sebatik–Tawau dapat ditempuh bahkan berharap bahwa aparat kedua belah hanya 15 menit dengan menggunakan speed pihak bersikap fleksibel dan toleran mem- boat dan biaya Rp35.000 (pada 2016). Se- biarkan sejumlah perdagangan ilegal tetap mentara itu, perjalanan ke Nunukan di berlangsung dalam rangka menjaga sta- negeri sendiri memakan waktu lebih dari bilitas saling ketergantungan di antara dua dua jam dengan biaya Rp400.000. Cukup wilayah perbatasan Sebatik Indonesia den- dengan membawa PLB (Pos Lintas Batas) gan Sebatik Malaysia serta Sebatik Indone- yang distempel oleh bagian imigrasi di sia dengan kota Tawau. Seorang tokoh mas- pelabuhan maka penduduk Sebatik dengan yarakat dan pelaku bisnis di Pulau Sebatik mudah masuk ke Tawau. Ketiadaan pasar bernama Haji Herman mengatakan, selain Tawau menyebabkan penduduk Se- Andaikata, kita mau beli barang subsi- batik menjual sebagian besar hasil bumin- di pemerintah Malaysia, kita tidak ngomong ya berupa buah-buahan, sayuran, coklat, akan dibawa ke Sebatik, harus ngomong ba- kelapa sawit, ikan, dan sebagainya, ke kota rang akan dibawa ke Sungai Melayu, kare- tersebut. Sebatik juga menjadi salah satu na itu wilayah Malaysia, kalau kita tidak pintu masuk bagi tenaga kerja Indonesia ngomong begitu maka kita tidak dikasih, yang murah (legal dan ilegal) yang banyak seperti botol gas [tabung gas]. Untungnya bekerja di perkebunan kelapa sawit mi- kita ada perbatasan, jadi kita bisa bilang lik Malaysia. Dari kota itu, Sebatik mem- mau dibawa ke Sungai Melayu. Karena ka- peroleh berbagai kebutuhan hidup seperti lau di Malaysia, barang subsidi tidak boleh gula, beras, elpiji, peralatan rumah tangga, keluar. Dan tentara sudah tahu kalau kerja dan lain-lain. Secara umum, hubungan itu sama yang baik, karena kalau itu diembar- memperlihatkan ketergantungan yang ber- go, orang mau makan apa di sini. Semen- sifat asimetris antara kedua wilayah karena tara itu, hampir semua hasil bumi, sampai secara umum perekonomian Tawau lebih daun pisang pun dikirim ke sana. Nah ka- kuat daripada Sebatik Indonesia. Namun, lau disana, ada TW-nya [toke, cukong] itu pada saat yang bersamaan interaksi yang untuk mempermudah masuk. Kalau bet- terjadi juga menunjukkan bahwa keduanya ul-betul itu Indonesia punya, tidak mun- sama-sama diuntungkan oleh hubungan itu gkin bisa masuk. Lah, inilah yang selama (Puryanti dan Husain 2016: 57–8). ini hubungan kita dengan mereka berjalan Hubungan dagang yang berlangsung di dengan baik sampai sekarang. Yang kita ti- daerah perbatasan itu tidak hanya melibat- dak terima adalah mau mengambil daerah kan jenis perdagangan yang legal. Terjadi Ambalat, itu harga mati kita. Sedangkan penyelundupan berbagai produk kebutuhan untuk Ligitan–Sipadan itu andaikata pe- yang terlarang untuk diperdagangkan di merintah pusat masih zamannya Pak Harto, luar wilayah negara masing-masing kare- masyarakat Sebatik yang disponsori oleh na statusnya yang bersubsidi atau subyek KKSS mau membangun bangunan karena dari tarif tinggi juga terjadi secara terbuka. kita tahu bahwa itu masih wilayah Indone- 56 | SARKAWI B. HUSAIN sia, tapi Malaysia juga mendirikan bangu- tuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari. nan di sana.7 Para pengusaha lokal Sebatik (dan juga Martinez (1994) menandaskan bah- sebaliknya) biasa berbisnis melewati batas wa saling keterbergantungan dalam bidang negara, bahkan para pengusaha Malaysia ekonomi menciptakan banyak kesempatan dengan mudah pula bisa mendapatkan tena- bagi masyarakat untuk membangun rela- ga kerja Indonesia secara mudah walaupun si sosial lintas batas serta memungkinkan aturan imigrasi ketenagakerjaan Malaysia terjadinya transfer budaya. Dalam kasus diperketat. Hal lain yang juga sangat pent- Sebatik yang merupakan wilayah zona tran- ing berperan dalam relasi lintas batas ini sisi dan bersifat terbuka terhadap pengaruh adalah faktor kekerabatan. Terdapat kelom- pergerakan lintas batas, masyarakat akan pok besar keturunan Bugis yang tinggal terus-menerus berorientasi pada nilai-nilai, dan bekerja di Tawau tetap sebagai warga ide-ide, kebiasaan, tradisi, institusi, selera, negara Indonesia memiliki izin tinggal dan dan perilaku wilayah seberangnya. Mas- bekerja di Malaysia ataupun berpindah men- yarakat Sebatik yang dengan mudah bisa jadi warga Malaysia. Namun, mereka tetap bepergian ke Tawau untuk berbagai keper- menjaga hubungan baik dengan keluarga luan (belanja, berobat, mengunjungi kelu- atau sukunya yang berada di Pulau Sebatik. arga, tamasya, dan sebagainya) akan bisa Hubungan yang intens itu terlihat dari ban- melihat bagaimana kehidupan masyarakat yaknya anak sekolah di Pulau Sebatik yang Tawau berlangsung. lahir di Tawau (karena orang tuanya bekerja Masyarakat Sebatik juga cenderung di kota tersebut sebagai TKI) sehingga pen- menggunakan mata uang ringgit sebagai garuh budaya dan bahasa menjadi amat me- alat tukar dibandingkan dengan rupiah un- nonjol. Wawancara dengan Ibu Nurika dan Ibu Nurmiati, guru Sekolah Dasar Negeri 7Wawancara dengan Haji Herman, 8 Agustus 2009; Puryanti dan Husain (2016: 58). 02 Sungai Pancang, Kecamatan Sebatik In-

Gambar 2. Sungai yang terletak di Desa Aji Kuning sebagai jalur keluar perahu yang memuat berbagai barang menuju Tawau-Malaysia. Sumber: Koleksi penulis Memandang Perbatasan Laut Sebatik | 57 duk, memperlihatkan secara tajam kecend- Pernyataan Ibu Nurika dan Ibu Nur- erungan itu. miati tersebut menunjukkan bagaimana Kalau di sini itu mengajarnya dise- proses ‘peminjaman’ kebudayaan asing suaikan dengan situasi keadaan, kan. Di sini dalam konteks bahasa, nilai, kebiasaan, tr- rata-rata anak-anak siswa pendatang.Ke- adisi dan sebagainya yang berkaitan den- napa dikatakan pendatang karena banyak gan faktor budaya dan lingkungan setempat anak Indonesia yang orang tuanya bekerja berlangsung secara intensif pada anak-anak di Malaysia, di Tawau. Jadi otomatis ba- yang lahir di Tawau tetapi kemudian berse- hasa itu bahasa mereka berbeda dengan kolah di Sebatik. Sebagai konsekuensin- bahasa kita. Jadi caranya bagaimana kita ya, apa yang kemudian dianggap sebagai supaya dia juga mau memahami dan juga budaya setempat (local culture) haruslah kita mengikuti tapi sedikit banyak pakai dipahami pula dalam konteks Sebatik yang bahasa, bahasa Indonesia, itu tugas utama secara geografis dan budaya bersifat’in-be - kita. Terus itu kita dalam pelaksanaan se- tween’ dalam masyarakat global. Tuan (da- hari-hari itu, kan bagaimana caranya cinta lam Baldwin 1999: 140; 219) mengaitkan Tanah Air Indonesia, mengajari, menggu- adanya hubungan universal yang erat antara nakan bahasa Indonesia yang benar. Kemu- manusia dengan tempat dimana ia tinggal, dian memperkenalkan juga produk-produk “We need . . . to be reminded of spatial per- Indonesia itu sendiri. Karena rata-rata kalau ceptions and values that grounded on com- mau kita melihat itu pada umumnya lebih mon traits in human biology, and hence transcend the arbitrariness of culture. Al- senang produk luar negeri semua, karena though spatial concepts and behavioural lebih dekat dari Malaysia, kan, lebih murah patterns vary enormously, they are all root- juga didapat. Kalau di sini kan kalau kita ed in the original pact between body and mau ambil produk Indonesia kan harus le- space.” wat Tarakan, kan jauh, dari Nunukan kan Sementara itu, Ley (dalam Baldwin jauh. Nah kalau kita mau mendatangkan 1999) menyatakan bahwa tesis Tuan terh- langsung dari Tawau, 5 menit sudah dapat adap konsep hubungan wilayah geografis kita barangnya. Nah, inilah kerja keras kita dengan identitas manusia yang hidup di sebagai warga negara Indonesia, supaya dalamnya bersifat esensialis karena beru- anak-anak kita ke depan itu lebih cinta ke saha mendefinisikan hubungan antara- ma Tanah Air, jadi kita itu lebih memperke- nusia-tempat (people-place relationship) nalkan produk-produk Indonesia sendiri. sebagai sesuatu yang berlaku bagi semua Dan itu kerja keras kita itu. Dan itu men- manusia, semua tempat, dan berlangsung jadi persoalan besar, dan guru-guru juga sepanjang masa. Sebaliknya, Ley mene- seperti itu. Persoalan penggunaan bahasa, gaskan bahwa makna yang terbentuk da- seperti menyebut sepatu, anak-anak di sini lam relasi manusia-tempat bersifat inter- itu menyebut kasut. Sementara itu, untuk subyektif melalui relasi sosial, ”It is social guru-guru tidak ada masalah karena kami group that make meanings and make place sebagian besar dari Sulawesi Selatan. Jadi meaningful through social relationship.” otomatis pengaruh dari sebrang ndak seber- Konstelasi mendasar dari shared meaning apa.8 ini adalah kesamaan lifeworlds— disebut

8Wawcara dengan Ibu Nurika dan Ibu Nurmiati, 16 juga sebagai budaya—yang amat terikat Agustus 2009; lihat juga Puryanti dan Husain (2016: 59). dengan konteks wilayah tertentu (Baldwin 58 | SARKAWI B. HUSAIN

1999: 143). Dengan kata lain, unsur ’local Sebagai pulau yang berhadapan langsung culture’ wilayah perbatasan seperti Pulau dengan batas laut Malaysia dan Kota Sebatik akan selalu terikat dengan dimensi Tawau, hubungan antara warga Sebatik geografis yang pada akhirnya akan- mem dengan Kota Tawau berlangsung intensif. bangun makna identitas bagi manusia yang Kapal-kapal tradisional yang membawa terikat dengan budaya dan atau tinggal di hasil bumi Pulau Sebatik berangkat setiap wilayah itu. hari ke kota itu dan kemudian kembali den- gan membawa pulang berbagai barang dari PENUTUP Tawau untuk memenuhi kebutuhan hidup warga Sebatik. Hubungan yang intensif Pulau Sebatik merupakan contoh yang tepat di daerah tapal batas semacam itu dapat untuk melihat masalah wilayah perbatasan dikategorikan sebagai bentuk interdepen- laut dari perspektif sosial-budaya. Pulau ini dent borderlands yang bersifat tradision- merupakan pulau terluar Kabupaten Nu- al. Hubungan dagang yang berlangsung nukan Kalimantan Utara yang berbatasan tidak hanya melibatkan jenis perdagangan langsung dengan Sabah, Malaysia. Konven- yang legal karena ternyata sering terjadi si antara pemerintah Inggris dan Belanda penyelundupan berbagai produk kebutuhan pada tahun 1891 yang dikenal dengan Kon- yang terlarang untuk diperdagangkan di vensi London (Traktat Grenzen Borneo) luar wilayah negara masing-masing karena antara Hindia Belanda (Netderlandsche In- statusnya yang bersubsidi. die) dan protektorat Inggris di Borneo Utara (British North Borneo Protected), dan Pro- DAFTAR ACUAN tokol London pada tahun 1916, menjadi tonggak penting pembagian pulau itu men- Baldwin, Elaine, dkk. (1999), Introducing Cultural jadi dua bagian, yakni wilayah bagian utara Studies. England: Pearson Education Limited, Edinburgh Gate. merupakan wilayah Inggris dan selatan Bisri, C. H. (1985), “Kalola: Sebuah Desa yang Per- adalah wilayah Belanda. nah Ditinggalkan Banyak Penghuninya,” dalam Dalam beberapa kajian disebutkan bahwa Mukhlis dan Robinson (ed.), Migrasi. Pulau Sebatik baru dihuni penduduk seki- Ujungpandang: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial dan tar awal abad ke-20. Dugaan ini diperkuat Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. oleh informasi yang didasarkan atas lapo- Fariastuti (2002),”Mobility of People and Goods ran tim eksploitasi minyak dari Tarakan, across the Border of West Kalimantan and Sar- Sebatik Petroleum, yang menyatakan bah- awak,” Jurnal Antropologi Indonesia [nomor tidak tercatat]. wa sekitar tahun 1912/13, pulau itu sudah Martinez, O. J. (1994), Border People: Life and So- dihuni oleh penduduk yang mayoritas Suku ciety. The University of Arizona Press. Tidung dengan profesi sebagai petani. Na- Puryanti, Lina dan Sarkawi B. Husain (2016), “Poli- mun, berkembangnya pemukiman pen- tik Identitas dan Konstruksi Kebangsaan Mas- duduk baru mulai sekitar 1960-an. Kurun yarakat Perbatasan Indonesia–Malaysia di Pulau waktu itu merupakan masa Indonesia mel- Sebatik, Kalimantan Utara,” Jurnal Patrawi- ancarkan konfrontasinya dengan Malaysia. adya, Vol. 17 (1), April. Pada periode selanjutnya, banyak orang Saleh, Muhammad Hairul (2015). “Dinamika Mas- yarakat Perbatasan, Eksistensi Perantau Bugis Bugis yang melakukan migrasi ke pulau itu di Pulau Sebatik Kalimantan Utara: Perspektif dan melakukan kawin campur dengan pen- Cultural Studies,” Jurnal Borneo Administrator, duduk setempat. Vol. 11 (1). Memandang Perbatasan Laut Sebatik | 59

Sebatik (t.t.; t.p.), Sebatik Selayang Pandang. Young Surat Kabar Sebatik Print. Suara Merdeka (Semarang), 2005. Tirtosudarmo, Riwanto (2007), Mencari Indone- sia: Demografi Politik Pasca-Soeharto. Jakarta: Tesis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Biantoro, Sugih (2011), “Masyarakat Perbatasan di Sebatik Masa Konfrontasi 1963–1966,” Tesis Tirtosudarmo, Riwanto dan John Haba (pnyt.) Magister Humaniora. Depok: Universitas Indo- (2005), Dari Entikong sampai Nunukan: Dina- nesia. mika Daerah Perbatasan Kalimantan–Malaysia Timur (Serawak dan Sabah). Jakarta: Pustaka Wawancara Sinar Harapan. Wawancara dengan Haji Herman, 8 Agustus 2009 Wawancara dengan Ibu Nurika dan Ibu Nurmiati, 16 Dokumen yang Diterbitkan Agustus 2009 Staatsblad van Nederlandsch-Indië, 1916, No. 145. Wawancara dengan Zainal Yacob, 17 Agustus 2009. 60

JURNAL SEJARAH VOLUME 1 | NOMOR 2 | DESEMBER 2017

Meninjau Perspektif Polri tentang Pemolisian di Wilayah Negara Kepulauan Indonesia

G. AMBAR WULAN Pusat Sejarah dan Tradisi TNI

ABSTRAK - Artikel ini membahas cara pandang Kepolisian Republik Indonesia terhadap tugas pokok dan fungsinya dalam menyelenggarakan keamanan di wilayah Indonesia yang dikonsptualisasikan sebagai ‘negara kepulauan’. Dalam konsep itu terkandung makna bahwa Indonesia merupakan “negara laut utama” yang ditaburi pulau-pulau; bukan “negara daratan” yang dikelilingi laut. Pembahasan dalam tulisan diarahkan pada kecenderungan polisi dalam penyelenggaraan keamanan di negara kepulauan Indonesia. Melalui penelusuran historis sejak masa kolonial hingga Orde Baru ditemukan kenyataan bahwa polisi cenderung memandang ke “darat” dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sementara wilayah laut atau perairan boleh dikata masih terabaikan. Menurut penulis, sudah saatnya Polri juga “memandang ke laut” dalam menyelenggarakan fungsi dan tugas pokoknya dengan lebih memberdayakan Polisi Perairan sebagaimana mestinya. Sumber tulisan ini berupa kajian pustaka tentang (sejarah) kepolisian. KATA KUNCI - Perspektif kepolisian, keamanan, Indonesia, masa kolonial, masa kemerdekaan.

ABSTRACT - This article discusses about the perspective of the Indonesian National Police on its main duty and function in carrying out security in Indonesian territory that is conceptualize as an ‘archipelagic country’. This concept implies that Indonesia is the “main marine state” which is sprinkled by islands; not the “land-state” surrounded by the sea. This writing is directed to the police tendency in the implementation of security in the Indonesian archipelago country. Through historical research from the colonial period until the New Order, it was found that the police tend to look to the “land” in carrying out their duties and functions, while the sea or water areas may still be neglected. According to the authors, it is time for the Indonesian National Police to “look up to the sea” in carrying out its main functions and duties by further empowering the Water Police appropriately. The source of this paper is a literature review of (history) of the police. KEYWORDS - Police perspectives, security, Indonesia, colonial times, independence era.

ebutan ‘negara kepulauan’ bagi Indo- sebagai bagian integral wilayah Negara nesia yang memiliki kebulatan teri- Republik Indonesia dan berada di bawah Storial, termasuk laut dan selat den- kedaulatan Indonesia (Djuanda 2001: 341). gan garis-garis batas yang ditentukan telah Selanjutnya, perairan teritorial Indonesia ini diterima dan diakui sebagai pandangan re- diakui secara internasional melaui keputu- smi pemerintah dan bangsa Indonesia. Pada san Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa 1957 asas “negara kepulauan” secara resmi tentang Hukum Laut (UNCLOS) pada 1982 diumumkan melalui Deklarasi Juanda yang yang diratifikasi Indonesia pada 1985. menyebutkan bahwa seluruh perairan yang Istilah ‘negara kepulauan’ sebagai mengelilingi dan yang terletak atau yang padanan dalam bahasa Indonesia dari ar- menghubungkan pulau-pulau Indonesia chipelagic state diartikan sebagai “negara (tanpa memperhatikan luasnya) dianggap laut utama” dengan ditaburi pulau-pulau Meninjau Perspektif Polri tentang Pemolisian di Wilayah Negara Kepulauan Indonesia | 61 dan bukan negara pulau-pulau yang dike- pelanggaran merupakan bentuk permasala- lilingi laut. Hal ini terkait dengan makna han sosial yang tidak terlepas dari kebija- asli istilah archipelago (Latin) yang berarti kan dan juga berbagai bentuk permasalah- “laut tempat terdapat sekumpulan pulau” an di darat. Dalam hal ini, permasalahan di alih-alih “kumpulan pulau.” Menurut La- perairan merupakan mata rantai yang tidak pian (2011), konsep arcipelagic state yang terputus dengan permasalahan di darat yang dikembangkan Indonesia dengan mengacu membutuhkan pemahaman secara terinte- pada makna negara kepulauan harus diganti grasi dalam penanganannya. dengan konsep “negara bahari,” yakni neg- Dengan rentang kendali yang ara laut yang memiliki banyak pulau. Den- menyentuh hingga unit masyarakat terke- gan demikian, paradigma negara Indonesia cil, Polri sangat berperan dalam menyikapi adalah negara laut yang ada pulau-pulaun- permasalahan yang bersifat sosial. Namun, ya. dalam peran strategisnya itu perspektif or- Sementara itu, sebagai unsur wilayah ganisasi Polri lebih melihat “darat” daripa- negara kepulauan terbesar di dunia, sun- da “air.” Hal itu tecermin dalam pandangan gai dan laut di Indonesia mengandung as- bahwa permasalahan mengenai air dan laut pek-aspek ideologi, politik, ekonomi, so- selalu diasumsikan sebagai urusan Polair sial, budaya, pertahanan, dan keamanan, (Kepolisian Perairan). Realitanya, struktur dan merupakan satu kesatuan yang tidak organisasi kepolisian perairan belum sesuai terpisahkan. Permasalahan yang timbul di dibandingkan dengan ruang lingkup tang- wilayah perairan terkait dengan pelangga- gung jawabnya sebagai representasi negara ran dan kejahatan akan berpengaruh dan dalam mengamankan dan menegakkan hu- berdampak terhadap kondisi sosio-ekonomi kum di perairan. Salah satu indikasinya ter- di wilayah kepulauan secara nasional. Se- lihat dalam ketimpangan eselon jabatan da- lain itu, dengan posisi strategis yang dimi- lam Polair dengan eselon jabatan di tingkat liki, perairan Indonesia merupakan jalur kementerian yang setara dengan Direktur lalu lintas dunia tersibuk di kawasan Asia Jenderal. Bahkan, pada tingkat internasi- dan urat nadi perdagangan dunia. Kon- onal, “kelas” organisasi Polair terlihat lebih sekuensinya, jalur perairan ini rentan ter- timpang dibanding dengan lembaga serupa hadap berbagai bentuk kejahatan berskala di dunia yang biasanya langsung di bawah luas yang berpotensi menjadi ancaman bagi kepala pemerintahan nasional (Kompolnas kedaulatan negara. 2013). Terkait berbagai ancaman kejahatan Berdasarkan Undang-Undang (UU) tersebut, Kepolisian Republik Indone- Nomor 2 Tahun 2002, Pasal 14, Ayat 1 sia (Polri) berperan penting dalam men- huruf g, dan Pasal 17, Polri sebagai lemba- ciptakan rasa aman dari berbagai bentuk ga negara bertanggung jawab dalam meme- gangguan keamanan yang dapat memen- lihara keamanan dan penegakan hukum di garuhi stabilitas dalam negeri dan bahkan seluruh wilayah negara kesatuan Republik dunia. Melalui peran kepolisian perairan, Indonesia. Pada kenyataannya, pelaksanaan Polri melaksanakan amanat konstitusi tugas Polri belum merefleksikan realitas dan undang-undang sebagai institusi yang Indonesia sebagai negara kepulauan. Kon- mengemban tugas dan fungsi pemelihara sep keamanan Polri masih tersandera oleh keamanan dan penegakan hukum. Peran ini warisan pemikiran masa lampau. Kepulau- sangatlah penting mengingat kejahatan dan an Indonesia dengan wilayah yang terdi- 62 | G. AMBAR WULAN ri dari separuh lebih laut menjadi “ironis” Resink (1968), pemerintah kolonial Hindia ketika pelaksanaan kegiatan Polri terpusat- Belanda waktu itu justru meniadakan hak kan di wilayah daratan. Hal itu tecermin atas perairan teritorial seperti tercantum dalam pelbagai tindakan Polri sejak awal dalam Staatsblad 1876, Nomor 279, terkait keberadaan Kepolisian Negara Republik bajak laut yang menjadi ancaman ganggu- Indonesia yang mengadopsi sistem kepoli- an di laut bebas, yakni “…tindakan bajak sian Hindia Belanda dengan menggunakan laut adalah bentuk kekerasan yang terjadi pedoman Herziene Inlandsch Reglement di sepanjang pantai, di pelabuhan, atau di (HIR) hingga masa pelaksanaan tugas se- muara sungai di Hindia Belanda, demiki- lanjutnya yang tidak terlepas dari kebijakan an pula tindakan kekerasan terhadap kapal, pemerintah dan environment yang melingk- perorangan, atau barang yang terdapat di upinya. pantai atau di dekatnya. . ..” Sejarah menjadi penting sebagai wa- Dari rumusan tersebut, Resink meny- cana intelektual masa lampau yang dibu- impulkan tentang konsep “laut bebas” wak- tuhkan untuk menelisik suatu akar masalah tu itu telah dimulai dari pantai, muara sun- kekinian. Seperti permasalahan perspektif gai, bahkan pelabuhan. Petunjuk ini yang Polri yang dalam realitas kegiatannya leb- digunakannya untuk menyebut bahwa pe- ih condong melihat “darat” sebagai wadah merintah kolonial tidak mengakui adanya pelaksanaan tugasnya di lingkup Kepulau- perairan teritorial sehingga wilayah Hindia an Indonesia. Dalam memahami “perma- Belanda yang dikuasai sesungguhnya leb- salahan” ini dibutuhkan pengetahuan dan ih kecil daripada anggapan umum (Lapian pandangan tentang masa lampau sebagai 2011: 307). dasar untuk mengenal dan mengerti masa Pandangan tersebut seiring dengan kini sehubungan dengan perspektif kepoli- hasil Konferensi Berlin (1885) yang mer- sian yang dipandang “berat sebelah” terse- umuskan prinsip negara-negara besar di but. Berbagai gejala yang mencerminkan Eropa, bahwa semua negara induk wajib masalah perspektif Polri itu berimplikasi mewujudkan pemerintahan kolonial yang pada kurangnya pemberdayaan kepolisian, efektif di wilayah jajahan. Baru dengan itu, terkait pemolisian di air dan laut sebagai masyarakat internasional akan atau dapat representasi Polri di wilayah negara kepu- mengakui kedaulatan pemerintah atau pen- lauan. guasa kolonial. Prinsip ini menjadi duri da- lam daging bagi pemerintah Hindia Belanda karena di bagian terbesar Nusantara belum PEMOLISIAN BERPERSPEKTIF secara faktual menegaskan kekuasaannya. “DARATAN” Namun, sebagai negara kecil yang mengua- Dari Kolonial Belanda hingga sai koloni, Belanda tetap diperhitungkan Pendudukan Jepang oleh pakar-pakar kolonial asing. Mereka Peranan laut dalam sejarah Indonesia tidak memandang sistem kolonial di Jawa se- terbantahkan terutama menyangkut perkem- bagai model ideal yang dapat diujicobakan bangan ekonomi kolonial dan pembentukan di tempat-tempat lain (Bloembergen 2011). serta penguatan jaringan komunikasi dan Pada pertengahan abad ke-19, politik transportasi, baik antardaerah di wilayah eksploitasi kolonial mengalami perubahan Hindia Belanda maupun antarjalur interna- setelah Belanda mendapatkan tekanan kas sional. Namun, mengacu pada pandangan negara yang kritis sejak kehancuran kongsi Meninjau Perspektif Polri tentang Pemolisian di Wilayah Negara Kepulauan Indonesia | 63 dagang VOC, dan Perang Diponegoro yang Sementara itu, persaingan antarnega- berlangsung selama lima tahun (1825–30) ra imperialis untuk mendapatkan wilayah telah menyerap dana sangat besar, serta taklukan baru guna menguasai sumber daya bersamaan dengan pemisahan Belgia dari alam dan komoditas perdagangan interna- Belanda. Pada waktu itu tidak ada sumber sional memunculkan pemikiran tentang lain yang dapat menyelamatkan kas Belan- pengelolaan wilayah koloni. Dalam kon- da kecuali koloni Jawa sehingga pemerin- teks eksploitasi kolonial yang mengandal- tah Belanda menginstruksikan agar Jawa kan hasil komoditi ekspor utamanya dari bisa memberikan pemasukan kepada kas tanah jajahan ini menjadikan masalah “kea- negara. Sementara itu, kemenangan kaum manan kolonial” mendapat prioritas dalam liberal di parlemen Belanda memengaruhi kerangka imperialisme. Dari sudut pandang kebijakan pemerintah Belanda terhadap itu, kepolisian kolonial modern diperlukan pengelolaan wilayah jajahannya di Hindia untuk menjaga dan memelihara penguasaan Belanda. Dalam hubungan ini, kebijakan Belanda atas koloninya yang mengandal- negara yang liberalistik terwujud dengan kan eksploitasi industri perkebunan dari lahirnya UU Agraria (Agrarische Wet) pada wilayah “daratan.” 1870 yang mengakhiri Sistem Tanam Pak- Perkembangan negara kolonial saat itu sa dan menggantikannya dengan memberi bagaimanapun menjadi ciri khas kebijakan peluang besar bagi para pengusaha Eropa Pemerintah Hindia Belanda dalam memak- untuk menyewa tanah dari penduduk se- nai kepolisian. Hal itu tecermin dengan tempat. Momentum ini dijadikan tonggak dilakukan reorganisasi kepolisian (1897– terpenting bagi masuknya modal swasta di 1920) guna menyesuaikan kepentingan wilayah Hindia Belanda. kolonialisme Belanda. Selanjutnya mema- Sistem ekonomi kolonial antara 1870 suki periode 1900-an, situasi Hindia Belan- hingga 1900-an secara umum disebut da yang diwarnai pertumbuhan kesadaran sistem liberal yang menggantikan pengelo- akan solidaritas nasional kaum bumiputra laan perkebunan oleh negara kepada swas- untuk menjadi bangsa yang bebas telah ta. Pada saat itu untuk pertama kalinya da- mencemaskan eksistensi kolonial. Gejala lam sejarah kolonial modal swasta Belanda kebangkitan kaum bumiputra dipandang se- diberi peluang sepenuhnya untuk mengu- bagai gerakan perjuangan antikolonial den- sahakan kegiatan di daerah koloni dengan gan serius yang berpengaruh terhadap cara membuka perkebunan besar di Jawa dan pandang pemerintah kolonial dalam meran- daerah-daerah di luar Jawa yang dimun- cang dan mengimplementasikan keamanan gkinkan oleh UU Agaria. Usaha ekonomi serta pengendalian kepolisian (Bloember- mengalami perkembangan pesat dan gen 2011: 67). menjadi motor penggerak utama bagi ke- Untuk mengukuhkan kolonialisme di hidupan ekonomi liberal di Hindia Belan- Hindia Belanda, kebutuhan akan penye- da yang berasal dari industri ekspor seperti lenggaraan kepolisian cenderung ditujukan gula, kina, kopi, dan tembakau. Bahkan, bagi pemeliharaan keamanan dalam negeri hampir 90 persen kina yang digunakan di seperti menghadapi pemberontakan serta dunia waktu itu berasal dari perkebunan di pergerakan dalam kehidupan sosial politik Jawa (Poesponegoro dan Notosusanto [ed.] masyarakat bumiputra yang telah dikate- 2008: 377). gorikan mengancam kewibawaan pemerin- 64 | G. AMBAR WULAN tah. Reformasi Gewapende Politie (Polisi lanjutan mereduksi persoalan yang muncul Bersenjata) yang merupakan hasil reorgani- dari pergerakan awal kebangsaan di kalan- sasi kepolisian (1911–14) berperan sebagai gan masyarakat bumiputra menjadi masalah mata rantai penting dalam perluasan daya kepolisian. Negara membatasi kebebasan jangkau serta rentang pengaruh kekuasaan dan aktivitas politik masyarakat bumiputra kolonial. Selain Polisi Bersenjata, diben- serta secara terus-menerus menghalangi per- tuk Politieke Inlichtingendienst (PID) yang wujudan kebebasan tersebut melalui penga- bertugas melakukan pengawasan politik wasan yang dilakukan kepolisian terhadap seiring dengan maraknya kegiatan kaum individu. Hal itu menjadi lengkap dengan Pergerakan. Pembentukan kedua alat terse- aturan-aturan hak berkumpul dan berserikat but adalah cermin meningkatnya kecema- yang menghadirkan secara sah polisi di ranah san pemerintah terhadap aktivitas politik kegiatan politik ataupun nonpolitik pribumi, masyarakat bumiputra. Dalam pandangan seperti tercantum dalam HIR yang dijadikan Boekhoudt, salah seorang perancang reor- pedoman dalam menjamin veiligheid, rust ganisasi kepolisian, pembentukan Kepoli- en orde (keamanan, ketenangan dan ketert- sian Bersenjata dan PID untuk menanggu- iban) bagi kepentingan menegakkan wibawa langi ancaman bahaya perlawanan politik di kolonial. pedalaman merupakan “suatu keniscayaan Selanjutnya pendudukan pemerintahan zaman.” militer Jepang yang berlangsung dari 1942 Pergerakan yang semakin menguat tam- hingga 1945 merupakan suatu periode yang pak berkorelasi dengan penyelenggaraan menggambarkan usahanya dalam mem- kembali reorganisasi kepolisian (1918–20) bangun suatu imperium di Asia. Tujuan sebagai kelanjutan kebijakan pemeliharaan utama penguasaan yakni untuk menyusun keamanan yang telah dijalankan pemerin- dan mengarahkan kembali perekonomian tah kolonial sebelumnya. Meluasnya ger- Hindia Belanda dalam memenangkan misi akan kebangsaan di kalangan bumiputra perangnya dan rencana-rencana bagi domi- menimbulkan keraguan pemerintah Eropa nasi ekonomi jangka panjang terhadap Asia dan pengusaha perkebunan besar terhadap Timur dan Tenggara (Ricklefs 2005). Pada kapabilitas dan kewibawaan pemerintah masa pendudukan Jepang, Indonesia dibagi kolonial. Reorganisasi yang menghasilkan dalam tiga wilayah, yakni Jawa dan Madu- pembentukan Veld Politie (Polisi Lapan- ra berada di bawah Angkatan Darat Ke-16 gan) sebagai pengganti Polisi Bersenjata di- dengan pusat Jakarta; Sumatera di bawah gunakan untuk memenuhi kebutuhan secara AD Ke-25 berpusat di Bukittinggi; dan Ka- berkelanjutan dalam meningkatkan kontrol limantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tengga- Eropa atas urusan pemeliharaan keamanan ra, serta Irian di bawah kekuasaan Angka- di koloni. Hal itu mencirikan pemerintahan tan Laut yang berpusat di Makassar. Terkait kolonial berupaya keras dalam rangka ber- Kepolisian, pemerintah pendudukan militer tahan dan mempertahankan kewibawaann- Jepang yang memiliki misi memenangkan ya (Bloembergen 2011: 245). Perang Asia Timur Raya hanya menyeleng- Reorganisasi tersebut menjadi cer- garakan satu bentuk kepolisian yang dise- min pemerintahan di Hindia Belanda yang but Keisatsutai. berkembang menjadi politiestaat atau ‘neg- Penyelenggaraan keamanan dalam ara polisi’, artinya negara yang secara berke- negeri dititikberatkan pada tindakan ke- Meninjau Perspektif Polri tentang Pemolisian di Wilayah Negara Kepulauan Indonesia | 65 polisian preventif berada di bawah tanggu- menggunakan aturan-aturan produk kolo- ng jawab kenpeitai dan Tokkokoto sebagai nial, yakni HIR yang di antaranya memuat Dinas Rahasia Polisi Jepang. Dalam hal ini pengamanan negara dan lembaga-lemba- yang dimaksud urusan primer ialah perka- ganya dari segenap bahaya dan gangguan, ra-perkara yang berlatar belakang politik, pengawasan terhadap perkumpulan dan ra- sedangkan yang menyangkut urusan krim- pat-rapat (Wulan 2009: 13). inal menjadi masalah sekunder. Saat itu, Tugas Kepolisian RI saat itu tidak ter- segala tindakan kepolisian diarahkan pada lepas dari environment yang melingkupi, pemberantasan gerakan dan anasir-ana- yaitu suasana revolusi yang diliputi per- sir yang menentang pemerintahan militer golakan internal oleh pertentangan politik Jepang. Penyelenggaraan keamanan men- dan ideologi dalam masyarakat serta per- dasarkan pada sendi oportunitas tanpa batas golakan eksternal dengan munculnya dua yang ditujukan bagi kepentingan kemenan- polity (pemerintahan) yang masing-masing gan Jepang dalam perang. menyatakan berdaulat dalam satu wilayah Dengan demikian, perspektif kepoli- Indonesia. Dengan payung HIR, Kepoli- sian, baik masa Hindia Belanda maupun sian RI yang secara resmi berada di bawah masa pendudukan Jepang ditujukan bagi Perdana Menteri sejak 1 Juli 1946, baru penyelamatan misi kolonial Belanda dan berkesempatan membangun kepolisian na- misi pendudukan militer Jepang dalam sional dengan menempatkan peran Bagian rangka memenangkan perang Asia Timur Pengawasan Aliran Masyarakat (PAM) se- Raya. Hal itu menyebabkan penyeleng- bagai polisi preventif dan represif, baik di garaan kegiatan pemolisian pada masa tingkat pusat maupun daerah yang berke- penjajahan tersebut menjadi terpusat di wajiban mengawasi aliran-aliran politik wilayah daratan daripada di perairan atau dan kemasyarakatan di wilayah RI. Dalam lautan. pelaksanaan tugasnya, Kepolisian RI se- bagai ruler appointed police dituntut untuk Masa Perang Kemerdekaan (1945–49) menyesuaikan pergolakan politik dengan Polisi negara sebagai pengelola keaman- kebijakan pemerintah, dan situasi kemas- an dan ketertiban umum dibutuhkan bagi yarakatan di tengah revolusi. stabilitas pemerintahan pada masa awal Dalam suasana revolusi, kekuatan ke- Republik Indonesia. Oleh karena itu, dua polisian bergantung pada bagian penyeli- hari setelah proklamasi kemerdekaan (19 dikan di bidang politik, ekonomi, sosial Agustus 1945), sidang Panitia Persiapan dan kriminal, di samping kekuatan polisi Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetap- bersenjata, yaitu Mobile Brigade (Mo- kan keberadaan polisi RepubIik Indonesia. ). Dalam hal ini, PAM merupakan ba- Salah satu alat negara yang memiliki ke- gian penyelidikan yang dapat mendukung lanjutan dari pemerintahan kolonial ada- informasi yang dibutuhkan oleh kebijakan lah Jawatan Kepolisian Negara Republik politik pemerintah RI dalam menghadapi Indonesia. Dalam hal ini, Kepolisian RI situasi yang berkembang pada saat itu. Oleh sebagai penyelenggara keamanan dan ket- karena itu, PAM sebagai pelaksana fungsi ertiban melanjutkan sistem yang berlaku kepolisian didominasi oleh laporan-lapo- pada masa pemerintahan Hindia Belanda. ran politik selama masa revolusi yang dili- Peraturan-peraturan yang dijadikan dasar puti oleh jatuh-bangunnya kabinet (Wulan dalam menjamin tugas kepolisian tersebut 2009: 15). 66 | G. AMBAR WULAN

Pada masa revolusi, yang juga untuk mencipta organisasi kepolisian In- disebut periode Perang Kemerdekaan, donesia dengan wilayah tugas yang sangat penyelenggaraan fungsi kepolisian yang luas yang terdiri dari hamparan pulau-pu- terepresentasikan melalui PAM dan tinda- lau. Menyesuaikan lingkup tugasnya yang kan-tindakannya sebagai combatant dalam baru tersebut, Jawatan Kepolisian mengem- mempertahankan kemerdekaan RI menun- bangkan organisasi, antara lain membentuk jukkan bahwa “wilayah daratan” menjadi Bagian Polisi Perairan pada Desember 1950 domain utama yang melingkupi tugas ke- sebagai antisipasi terhadap pemeliharaan polisian. Konsep daratan dari kepolisian keamanan dan ketertiban di wilayah perai- Hindia Belanda yang ditujukan bagi pen- ran yang saat itu marak perdagangan gelap egakan wibawa dan kepentingan pemerin- dan penyelundupan. Pada awal tugasnya di tah kolonial tampak sama dengan penge- Jakarta dan sekitarnya, Bagian Polisi Perai- lolaan keamanan oleh Kepolisian RI yang ran dilengkapi satu unit kapal angkloeng ditujukan bagi tegaknya negara. Dalam dan beberapa speedboat, kapal-kapal pa- hal ini tecermin dalam penggunaan Bagian troli pelabuhan, kapal pendarat ringan, dan PAM yang secara struktural mirip dengan Hinggin Boats yang diambil alih dari An- PID pada masa pemerintahan kolonial. gkatan Laut RI. Pada 1953, dibentuk dua Dengan demikian, konsep pemolisian pangkalan Polisi Perairan di Belawan dan di air dan laut tampak belum terpikirkan Surabaya. pada periode yang diliputi suasana revolusi Dalam pelaksanaan tugasnya, polisi dalam mempertahankan integritas negara perairan tidak lagi terbatas melakukan ke- yang baru berusia empat tahun. Perhatian giatan di perairan, tetapi diperluas dengan pada pemikiran pemolisian di air dan laut tugas-tugas pengangkutan dan perhubungan baru muncul setelah revolusi dengan Polisi laut seperti pengangkutan barang-barang Perairan pada 1950. perlengkapan dinas, pemindahan pasukan, dan mendukung perjalanan para pejabat Periode Demokrasi Parlementer dalam rangka inspeksi ke daerah. Pada (1950–59) 1951/52 kepolisian berhasil memberantas Dalam lingkup negara Republik Indone- bajak laut di daerah Kalimantan Timur ser- sia Serikat (RIS) yang berlangsung selama ta mengamankan laut di pantai Indramayu hampir delapan bulan terdapat dua bentuk dan Krawang dari sisa-sisa gerombolan DI/ kepolisian yaitu Polisi RIS dan Polisi Fed- TII di Jawa Barat (Tanumidjaja 1995: 114). eral. Pada waktu itu, suasana politik dalam Walaupun demikian, rekam jejak ke- negeri sangat dipengaruhi oleh pertentan- giatan pemolisian di air dan laut pada masa gan aliran unitarisme dan federalisme di itu belum terkonstruksi secara historis. Ke- seluruh Indonesia yang berakibat buruk mungkinan sulit ditemukan data sejarah terhadap penyelenggaraan keamanan dan ini karena jejak rekam kegiatan polisi pada ketenteraman umum. Di tengah situasi masa tersebut tersentralisasi di wilayah tersebut, pelaksanaan tugas kepolisian da- darat. Asumsi ini diperkuat oleh saratnya lam menjaga keamanan, ketenangan dan peristiwa politik yang menyebabkan kabi- ketertiban masih berorientasi pada wilayah net jatuh-bangun dan pergolakan di berb- daratan sepenuhnya. agai daerah yang diwarnai oleh pertentan- Selanjutnya, kembali ke Negara Kesat- gan pusat dan daerah. Kondisi tersebut uan (Agustus 1950) merupakan momentum menyebabkan tingginya tingkat gangguan Meninjau Perspektif Polri tentang Pemolisian di Wilayah Negara Kepulauan Indonesia | 67 keamanan dalam negeri hingga Presiden ga banyak terjadi pelanggaran terhadapnya. mengumumkan keadaan darurat perang Kekuasaan Presiden bertambah besar den- pada 1957 dengan membentuk kabinet gan Ketetapan MPRS Nomor 1/1960 yang darurat berupa “zaken kabinet ekstrapar- menetapkan Presiden sebagai Pimpinan lementer.” Setelah krisis yang mengancam Tertinggi Revolusi Indonesia. Penetapan perpecahan negara dan bangsa, kondisi di ini kemudian menjadi pedoman kelahiran dalam negeri masih terus dihadapkan pada Undang-Undang Pokok Kepolisian Nomor pertentangan politik dan ideologi dalam 13/1961. Dalam Pasal 3 UU itu disebutkan Konstituante yang kemudian berkembang bahwa Kepolisian Negara merupakan ba- menjadi ketegangan dalam masyarakat gian dari Angkatan Bersenjata Republik In- (Djamin, dkk. 2007: 280). donesia (Djamin 2007: 303). Sistem Demokrasi Parlementer ber- Intergrasi kepolisian ke dalam ABRI akibat pada kerawanan politik yang disebut yang berlandaskan Surat Keputusan Pres- oleh Presiden Soekarno dalam pidato Dekrit iden RI Nomor 225/Plt/1962 tanggal 21 Presiden (1959) sebagai “negara sedang Juni 1962 menjadi awal institusi kepolisian menjurus ke arah kemerosotan.” Situasi yang terkooptasi ke dalam fungsi pertahan- tersebut menjadi environment yang memba- an. Keberadaan kepolisian yang tidak da- wa tugas kepolisian terserap dalam menja- lam “khitah”-nya itu berpengaruh—dalam ga keamanan dalam negeri dari rongrongan arti “meminggirkan”—terhadap peluang gangguan keamanan. Dalam kenyataannya, pengembangan kesatuan-kesatuan polisi tugas polisi tidak hanya menangani kejaha- yang berkeahlian khusus seperti kurangn- tan tetapi juga mengenai hal-hal lain yang ya pemberdayaan terhadap Polisi Perairan. membahayakan keselamatan bangsa dan Logis pula jika sentralisasi kekuasaan Pres- negara. iden itu, langsung ataupun tidak langsung, Dengan latar belakang kondisi pada berpengaruh terhadap dinamika internal ke- era Demokrasi Parlementer, kegiatan pe- polisian. molisian di air dan di laut dapat dikatakan Dengan demikian, situasi pada periode masih termarginalkan. Namun, bagaimana- ini memberi warna khas terhadap environ- pun, dalam kurun waktu tersebut polisi ment pelaksanaan tugas kepolisian yang perairan telah terbentuk. Suatu prestasi ikut serta dalam operasi militer seperti Op- yang patut dicatat karena juga dapat menun- erasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat, jukkan tingkat kesetiaan polisi kepada neg- dan Operasi Dwikora sebagai politik kon- ara dan masyarakat luas di tengah suasana frontasi terhadap Malaysia. Meski Polisi “hiruk-pikuk” politik praktis. Perairan ikut berperan dalam perjuangan pembebasan Irian Barat di bawah Koman- Periode Demokrasi Terpimpin (1959–66) do Operasi Gabungan ABRI, namun peran Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menandai la- ini masih dalam konteks pencapaian tujuan hirnya Demokrasi Terpimpin, mengganti- politik guna memperkuat perjuangan di- kan sistem kabinet parlementer, dan kem- plomasi menghadapi Belanda. Selanjutnya, bali ke Undang-Undang Dasar 1945. Dalam situasi politik dalam negeri yang semakin praktik, ternyata terjadi penyimpangan be- meningkat dan berpuncak pada meletusnya rupa penumpukan kekuasaan yang terpusat pemberontakan Gerakan 30 September/PKI di tangan presiden. UUD 1945 kembali ti- 1965 mendorong fokus kegiatan polisi da- dak dilaksanakan secara konsekuen sehing- lam upaya penyelamatan negara. 68 | G. AMBAR WULAN

Dengan latar belakang situasi poli- memang merupakan cara untuk mengatasi tik nasional masa Demokrasi Terpimpin krisis yang terjadi dan tidak dirasakan se- yang sibuk dengan urusan “wilayah da- bagai suatu implementasi yang salah dari ratan” maka kegiatan pemolisian dalam misi ABRI saat itu. Implikasi integrasi Polri mengamankan perairan dan laut pun dapat ke dalam ABRI yang disebabkan perpaduan dikatakan belum mendapat perhatian pe- berbagai macam sistem mulai dari payung merintah. Penyelenggaraan tugas dan fung- undang-undang, doktrin, dan kesamaan si kepolisian terserap ke dalam wilayah da- penugasan pun ditujukan bagi stabilitas ratan tersebut. keamanan dalam negeri. Dengan demikian, keberadaan Kepolisian dalam lingkungan Periode Orde Baru (1966–98) ABRI menyebabkan kegiatannya diarahkan Sebagai bagian dari institusi ABRI pada pada pengamanan darat sesuai dengan poli- masa Orde Baru (dikukuhkan Ketetapan tik pertahanan keamanan negara yang ter- MPRS Nomor XXIV/MPRS/1966), Pol- cantum dalam Doktrin Cadek. ri merupakan salah satu dari empat matra Adapun kegiatan kepolisian sehu- Angkatan yang mengemban tugas pokok bungan dengan pemolisian di air dan laut di bidang pertahanan keamanan yang ber- pada periode Orde Baru menjadi semakin pedoman pada Doktrin Catur Darma Eka terabaikan. Terlebih bila dikaitkan dengan Karma (Cadek). Dalam doktrin itu, penye- kedudukan, fungsi dan peran Angkatan lenggaraan pertahanan keamanan dilakukan Laut sebagai salah satu unsur dalam ABRI dengan mengembangkan suatu kemampuan yang bertanggung jawab dalam ranah per- pertahanan negara yang diwujudkan da- tahanan keamanan maritim nasional, maka lam Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat peran polisi dalam penyelenggaraan tugas Semesta. Selain itu, Doktrin Cadek me- pokoknya di wilayah perairan pun menjadi netapkan bahwa politik pertahanan kea- melemah. manan negara diarahkan untuk menangkal dan mengatasi gangguan keamanan dalam REFLEKSI HISTORIS UNTUK KEKINIAN negeri, di samping mencegah perang dalam berbagai bentuk (Widjajanto 2010: 16). Konsep “daratan-sentris” dalam pelaksa- Pada lain sisi, konsep Dwifungsi ABRI naan tugas dan fungsi kepolisian merupa- dalam sistem politik pemerintahan Orde kan pewarisan pemerintah kolonial Belan- Baru sejak 1967 yang dijabarkan sebagai da yang ditujukan bagi pengukuhan dan peran sosial-politik militer dikembangkan penegakan wibawa kolonialisme saat itu. dalam kerangka menciptakan stabilitas Konsep itu tampaknya masih terlestari- politik sebagai prasyarat bagi pembangu- kan hingga kini jika dilihat dari perspektif nan ekonomi. Dalam sistem politik yang Kepolisian RI yang masih menunjukkan menjadi karakter era Orde Baru itu, ABRI “wilayah daratan” sebagai lingkup penye- berperan sebagai dinamisator dan stabili- lenggaraan keamanan. Ciri ini terepresen- sator dalam setiap aspek kehidupan. Peran tasikan dalam rekam jejak tindakan-tinda- itu rawan ekses berupa penyimpangan dari kan Polri sejak awal keberadaannya hingga misi ABRI, yakni penempatan ABRI se- masa Orde Baru yang mengintegrasikan bagai alat kekuasaan (Jenkins 1987: 14). polisi ke dalam ABRI. Implikasi dari in- Pada masa Orde Baru, model pendeka- tegrasi Polri ke dalam domain pertahan- tan untuk menciptakan stabilitas keamanan an yang berlangsung selama 32 tahun itu, Meninjau Perspektif Polri tentang Pemolisian di Wilayah Negara Kepulauan Indonesia | 69 menjadi permasalahan kekinian Polri yang kan pentingnya isu keamanan di perairan tidak mudah untuk mengubah perspektif tentu akan meningkatkan kepercayaan mas- “daratan minded” menjadi “perairan mind- yarakat terhadap Polri, baik di tingkat nasi- ed” dalam penyelenggaraan keamanan neg- onal maupun internasional. ara Indonesia yang dua pertiga wilayahnya DAFTAR ACUAN berupa perairan. Abdullah, Taufik dan A. B. Lapian (ed.) (2012), In- Pengalaman empirik masa lalu terkait donesia dalam Arus Sejarah, Jilid 4, Kolonisasi perspektif kepolisian tersebut tentu memi- dan Perlawanan. Jakarta: PT Ichtiar Baru van liki value sebagai capital dalam memahami Hoeve dan Kementerian Pendidikan dan Kebu- orientasi kegiatan kepolisian yang tampak dayaan RI. masih “berat sebelah” pada wilayah daratan Bloembergen, Marieke (2011), Polisi Zaman Hin- daripada wilayah perairan. Kedudukan dia Belanda: Dari Kep edulian dan Ketakutan Polri dalam era Reformasi —setelah Orde (terj.). Jakarta: Kompas dan KITLV. Baru berakhir—memang telah mandiri, na- Djamin, Awaloedin (2001), Ir. H. Djuanda: Nega- mun pemolisian di air dan laut masih ku- rawan, Administrator, dan Teknokrat Utama. rang mendapat tempat dalam pelaksanaan Jakarta: Kompas. tugasnya di seluruh wilayah Indonesia. Hal Djamin, Awaloedin, dkk. (2007), Sejarah Perkem- ini perlu “pendobrakan sejarah” dalam tu- bangan Kepolisian di Indonesia. Jakarta: gas kepolisian untuk menuju Indonesia se- Yayasan Brata Bhakti Polri. bagai negara bahari. Pandangan ini tentu Jenkins, David (1987), Soeharto and His Generale: akan berpengaruh terhadap pemberdayaan Indonesian Military Politics 1975–1983. New peran kepolisian di wilayah perairan Indo- York: Cornell Modern Indonesia Project. nesia sebagai representasi Polri di air dan Lapian, Adrian B. (2011), Orang Laut, Bajak Laut, laut pada masa yang akan datang. Secara Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi holistik, perairan dan daratan merupakan Abad XIX. Depok: Komunitas Bambu, dll. wilayah yang harus dipandang secara utuh Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho No- agar cakupan tugas kepolisian RI mere- tosusanto (ed.) (2008). Sejarah Nasional Indo- fleksikan lingkup Kepulauan Indonesia nesia. Jakarta: Balai Pustaka. yang sebenarnya. Resink, G. J. (1968), Indonesia’s History Between Terlebih dalam UU Nomor 2 Tahun the Myths: Essays in Legal History and Histori- 2002 (Pasal 14, Ayat 1 huruf g, dan Pasal cal Theory. Den Haag: Van Hoeve. 17) telah disebutkan bahwa Polri sebagai Tanumidjaja, Memet (1995), Sejarah Perkemban- lembaga negara yang bertanggung jawab gan Angkatan Kepolisian. Jakarta: Pusat Seja- dalam memelihara keamanan dan penega- rah dan Tradisi ABRI. kan hukum di seluruh wilayah Negara Ke- Widjajanto, Andi (2010), “Evolusi Doktrin Pertah- satuan Republik Indonesia, maka kehad- anan Indonesia 1945–1998,” Prisma Vol. 29, iran Polri melalui keberadaan Polair untuk No. 1, Januari. mengamankan perairan Indonesia sangat Wulan, G. Ambar (2009), Polisi dan Politik: Inteli- dibutuhkan. Sudah seharusnya kepolisian jen Kepolisian Pada Masa Revolusi 1945–1949. memandang air dan laut sebagai landasan Jakarta: Rajawali Pers. untuk memperkuat dan memberdayakan — (2011), “Menengok Polisi di Masa Silam,” Tem- peran polisi perairan. Dengan menempat- po, 7–13 Maret. 70

JURNAL SEJARAH VOLUME 1 | NOMOR 2 | DESEMBER 2017

Adat Tawan Karang dan Konflik Kekuasaan di Bali dan Lombok pada Abad Ke-19/20

A. A. BAGUS WIRAWAN Universitas Udayana

ABSTRAK - Adat tawan karang merupakan aturan hukum adat yang berlaku di negara-negara kerajaan di Bali sejak abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Bahkan adat itu telah berlangsung sejak kekuasaan raja-raja Bali Kuno pada sekitar abad ke-9/10. Pada intinya, adat tawan karang mengatur perahu-perahu yang karam di pantai dijadikan hak kerajaan yang memiliki wilayah pantai selama belum mendapat tebusan dari pemilik kapal yang karam itu. Persoalan yang dibahas dalam tulisan ini ialah bahwa praktik adat tawan karam berbenturan dengan hukum kolonial. Penulis memandang bahwa benturan itu terjadi karena perbedaan tafsir atas nilai-nilai hukum tradisional vis-a-vis hukum modern. Praktik adat karang akhirnya menyulut berbagai perang yang melibatkan kerajaan dan rakyat Bali melawan kekuasaan kolonial dengan ribuan korban yang gugur. Hampir seluruh peperangan diakhiri dengan kekalahan pihak kerajaan. Tulisan ini menggunakan studi pustaka dan sumber primer (arsip) yang diterbitkan. KATA KUNCI - Hukum adat, Bali, kemaritiman, kolonialisme, perang perlawanan. \ ABSTRACT - Adat Tawang Karang is the rule of adat law which was prevailed in the several kingdoms in Bali since the 19th century until the beginning of the 20th century. This Adat Law has taken place since the ancient Bali kingdom in about the 9th / 10th century. The point is, the Adat Tawang Karang Law had arranging ships which was sank on the beach became the rightful autority of the kingdom that has a coastal area before it got compensation from the owener of the .This paper discussed about the Adat Tawang Karang law practice which was clashed with colonial law. The author considers that the clashed occurred because of differences in interpretation of traditional legal values vis-a-vis modern law. The Adat Tawan Karang eventually sparked wars involving the Balinese kingdom and people against colonial rule. It cause a thousands of dead victims. Almost the entire battle ended with the defeat of the Bali kingdoms. This paper uses literature studies and published primary sources (archives). KEYWORDS - Adat law, Bali, maritime worlds, colonialism, offensive war

ingga kini, kajian sejarah Indonesia manusia Nusantara pada masa lampau lolos didominasi fenomena yang terja- dari pengamatan dan penelitian sejarawan. Hdi di darat (tanah) meskipun lebih Salah satunya fenomena kelautan ialah adat dari separuh wilayah Republik Indonesia tawan karang yang dipraktikkan oleh ra- terdiri atas lautan (air). Kondisi ini mengin- ja-raja Bali untuk mengatur lalu lintas laut. dikasikan bahwa cukup banyak orang Indo- Adat tawan karang adalah aturan hu- nesia menggantungkan diri secara langsung kum adat yang disepakati oleh raja-raja Bali atau tidak langsung pada lautan. Oleh kare- pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. na itu, sebagian perjalanan dan aktivitas Adat ini telah diberlakukkan sejak kekua- Adat Tawan Karang dan Konflik Kekuasaan di Bali dan Lombok pada Abad Ke-19/20 | 71 saan raja-raja Bali kuno (abad ke-9 dan ke- baskan desa dari kewajiban membayar pa- 10) hingga kekuasaan raja-raja Bali tradisi, jak, dan penetapan batas desa (Goris 1954 dan aturan adat ini mengatur perahu-perahu [II]: 184–5). yang karam di pantai menjadi hak kerajaan Perlu diketahui bahwa Raja Ugrasena yang memiliki wilayah pantai selama be- juga mengeluarkan prasasti yang lain. Ada lum ada tebusan dari warga kerajaan pemi- sejumlah prasasti yang menyebut nama Raja lik perahu yang karam. Penumpang dan isi Ugrasena yaitu (1) Prasasti Serokadan (915 perahu diselamatkan dan ditahan oleh kera- Masehi) menyebut nama Sri Ugrasena yang jaan. Pada abad ke-19 tercatat terdapat dela- menggantikan Sri Kesari Warmadewa; (2) pan kerajaan Bali yang memiliki wilayah Prasasti Babahan berangka tahun 917 Masehi pantai yaitu Jembrana, Buleleng, Karangas- menyebut perjalanan Raja Sri Ugrasena me- em, Klungkung, Gianyar, Badung, Meng- ngunjungi pertapaan Bukit Ptung pada bulan wi, Tabanan; dan dua kerajaan di Lombok Srawada atau Juli/Agustus; (3) Prasasti Sem- yaitu Cakranegara dan Mataram. biran (922 Masehi); (4) Prasasti Pengotanoo Praktik adat tawan karang terusik (924 Masehi) menyebut nama keraton Raja dalam dinamika kekuasaan ketika kekua- Sri Ugrasena di Singha Mandawa. Juga ter- saan raja-raja Bali dan Lombok berkena- surat tentang sebutan profesi sebagai tukang lan dengan kekuasaan asing terutama pe- dan seniman seperti tukang besi (pande besi), merintah kolonial Belanda. Selanjutnya tukang membuat perhiasan dari emas (pande menyeret dua kekuasaan yaitu raja-raja di mas), seniman gamelan (pemukul), penenun Bali dan Lombok di satu pihak dan berha- (mangjahit kajang), tukang membuat atap dapan dengan kekuasaan asing Belanda di (mangikat), tukang celup (mangnila), tukang lain pihak. Perbedaan penafsiran atas tra- tebang pohon (mamangkudu); (5) Prasasti Ba- disi dan adat tawan karang telah menjadi tunya (933 Masehi) tentang hari pemujaan di penyebab dan alasan meletusnya konflik Pura Hyang Api pada bulan Magha (Januari); berdarah dan perang perlawanan terhadap dan (6) Prasasti Dausa I (935 Masehi) dan kolonialisme Belanda di Bali dan Lombok Prasasti Dausa II (942 Masehi); dan (7) Pra- selama pertengahan abad ke-19 hingga sasti Gobleg tanpa angka tahun dari sisi isinya awal abad ke-20. Bagaimana proses perl- sama dengan nama pejabat yang disuratkan awanan, siapa pemimpinnya, ideologi apa pada prasasti terdahulu (Sirikan I 1956). yang dianut adalah substansi yang dibahas Adat tawan karang terus berlaku dan dalam tulisan ini. dianut oleh raja-raja Bali pada periode Samprangan-Gelgel (1350–1651). Kemu- PRAKTIK ADAT TAWAN KARANG PADA dian berlanjut pada masa raja-raja Bali ke- ZAMAN BALI KUNO tika Bali terpecah menjadi sembilan dan delapan kerajaan (asta negara) pada awal Dari Prasasti Sembiran (922 Masehi) di- abad ke-19 seperti yang diidentifikasi oleh peroleh informasi yang menyatakan bah- van Eck (Utrecht 1962: 97). wa Desa Julah di Bali Utara dibolehkan menawan perahu yang kandas di wilayah pantainya (taban karang). Hasil sitaannya PRAKTIK ADAT TAWAN KARANG PADA ZAMAN BALI MODERN disumbangkan untuk membangun kahyan- gan. Ini adalah perintah dari Raja Ugrasena Sejak abad ke-19 adat tawan karang dise- (915–942). Perintah lainnya ialah membe- but juga lembaga tawan karang yaitu satu 72 | A. A. BAGUS WIRAWAN lembaga hukum antarbangsa adat yang ti- penumpang tanpa bantuan dari rakyat pan- dak hanya terdapat di Bali dan Lombok. tai (Utrecht 1962: 122). Lembaga tawan karang menurut van Vol- Tawan karang menetapkan peratur- lenhoven terdapat pula di Kepulauan Ta- an penumpang dan muatan yang berasal nimbar dan di Kalimantan Tengah (Utrecht dari salah satu kerajaan peserta perjanjian 1962: 122). Praktik tawan karang memberi diserahkan kepada raja di perairan tempat ciri yang memperlihatkan adanya perairan terdamparnya kapal. Raja penguasa perai- kerajaan (kliprecht). Tawan karang adalah ran memberitahukannya kepada raja tem- hak raja dan hak rakyat pantai laut tempat pat asal penumpang dan muatan perahu terdamparnya kapal asing untuk memiliki yang kandas. Waktu tebusan 25 hari sejak kapal itu beserta muatannya dan menjad- pemberitahuan tersebut, uang tebusan se- ikan penumpangnya sebagai budak yang besar 4000 kepeng bagi setiap penumpang bisa diperjualbelikan atau dibunuh. Oleh ra- laki-laki dan 2000 kepeng bagi setiap pen- ja-raja semula, tawan karang adalah hukum umpang perempuan. Uang tebusan itu men- dewa lautan (Dewa Baruna) yang memili- jadi hak raja perairan tempat kandasnya ki wilayah pantai dan laut (Utrecht 1962: perahu. Separuh dari harga muatan menjadi 122). Akan tetapi kemudian pengertiannya hak rakyat pantai yang membantu menye- menjadi lebih luwes dalam praktik. lamatkan penumpang serta muatannya. Hingga awal abad ke-19 berbagai kera- Apabila tebusan tidak dibayar dalam batas jaan di Bali dan Lombok menyusun perjan- waktu yang ditentukan maka penumpang jian bersama atau peraturan seragam. Salah serta separuh harga muatan menjadi milik satu perjanjian yang mengatur praktik adat Raja perairan dan rakyat pantai (Utrecht tawan karang adalah perjanjian antara tujuh 1962: 122–3). atau delapan kerajaan. Misalnya perjanjian Pada melayar kampih, aturan terse- (paswara) upetin paswanan atau labuh batu but tidak berlaku. Penumpang dan muatan kepada bandara (subandar) sebuah kera- perahu yang kandas diserahkan kepada jaan. Seorang subandar biasanya ditugaskan raja tempat asal penumpang dan muatann- kepada orang-orang China. Tugas subandar ya. Namun raja itu wajib membayar sewa antara lain memeriksa barang-barang yang penyelamatan 1000 kepeng bagi setiap masuk, memeriksa penumpang kapal yang orang yang diselamatkan kepada rakyat hendak mendarat, memberi bantuan kepada pantai yang membantunya (Korn 1932: perahu yang terdampar beserta muatannya, 440–1). dan lain-lain (Utrecht 1962: 120). Praktik adat tawan karang berlaku an- Dalam perjanjian yang disepakati oleh tara para peserta perjanjian, misalnya antara raja-raja diadakan perbedaan antara tawan Badung, Klungkung, Mengwi, Buleleng, karang dan melayar kampih. Disebut tawan Karangasem pada 1821 dan 1837 (Utrecht karang jika perahu kandas pada karang 1962: 107–8). Akan tetapi praktik adat yang berada di bibir pantai yang termasuk tawan karang kemudian dilarang dalam wilayah perairan sebuah kerajaan. Penump- perjanjian-perjanjian antara kerajaan-ker- ang dan muatan ditolong oleh rakyat pantai. ajaan di Bali dan Lombok dengan pemer- Akan tetapi disebut melayar kampih jika intah Gubernemen oleh Gubernur Jenderal perahu kandas di pasir pantai. Penumpang Hindia Belanda di Batavia (Utrecht 1962: dan muatannya dapat diatasi sendiri oleh 123). Adat Tawan Karang dan Konflik Kekuasaan di Bali dan Lombok pada Abad Ke-19/20 | 73

KONFLIK KEKUASAAN ABAD KE-19/20 Mataram di Pulau Lombok pada 1838, King ikut terlibat sebagai pemberi bantuan Salah satu alasan pihak Gubernemen kepada raja Mataram. Sebelumnya muncul mengadakan hubungan dengan kera- pula dua pedagang dari Denmark yaitu John jaan-kerajaan di Bali ialah usaha untuk Byrd dan Mads J. Lange pada 1836. Ketika memperoleh pengaruh dan memperbesar perang meletus Byrd dan Lange membantu pengaruhnya di Pulau Bali. Oleh karena Kerajaan Karangasem. itu, praktik adat tawan karang menjadi per- Kemenangan Mataram mengakibatkan hatian selain kepentingan ekonomi politik kedua orang Denmark pindah ke Badung. terutama terhadap pesaing Belanda yaitu Bagaimana proses pergumulan kekuatan Inggris. antar-perusahaan asing dengan kekuasaan Sebuah perjanjian dibuat pada akh- raja-raja Bali dan Lombok? Menarik dari ir 1926 oleh Kapten J. S. Wetters, utusan sisi ekonomi dan politik terutama setelah pihak Gubernemen, dengan Raja Badung. perang Karangasem dan Mataram di Lom- Realisasi dari isi perjanjian ialah penugasan bok, intervensi kekuasaan Gubernemen di Pierre Dubois sebagai kepala kantor tena- Batavia semakin intensif di kawasan pu- ga kerja untuk mencari calon prajurit bagi lau-pulau tersebut. Tindakan pihak Gu- pemuda-pemuda Bali yang akan dilibatkan bernemen senantiasa menggunakan alasan membantu Perang Jawa (Utrecht 196 : 160). praktik adat tawan karang yang dianut oleh Dua kekuasaan dagang asing Belan- raja-raja Bali sebagai penyebab meletusn- da dan Inggris semakin intensif melancar- ya konflik. Dari perspektif Gubernemen, kan aktivitas dagang dan politiknya di Bali praktik adat tawan karang telah melanggar dan Lombok. Setelah Dubois, petugas dari hak-hak asasi manusia. Sebaliknya dari per- Gubernemen di Badung Bali, muncul seo- spektif kerajaan pribumi hal itu adalah sah rang agen perusahaan dagang Inggris yang dan telah menjadi tradisi yang dianut ber- berkantor pusat di Surabaya yaitu George sama. P. King. Ia membuka dua pusat dagang di Untuk mengatasi perbedaan perspek- Lombok yaitu di Ampenan dan Tanjung- tif, pihak Gubernemen menawarkan solusi karang serta dua lagi di Pulau Bali yaitu di melalui kontrak dan perjanjian politik kepa- Kuta di Kerajaan Badung, dan di Labuanaji da kerajaan-kerajaan di Bali dan Lombok. di Kerajaan Karangasem. Di sebelah sela- Sebagai duta Gubernemen yang bertugas tan kota Ampenan yaitu Labuantring King membuat perjanjian politik ialah Komis- didirikan sebuah bengkel kapal. aris H. J. Huskus Koopman, seorang Be- Didirikannya bengkel kapal di Ampen- landa yang dianggap mahir berkomunikasi an berdampak besar bagi pelayaran antara dengan golongan bangsawan di Nusantara. Singapura dan Australia. Oleh karena itu, Koopman diutus mengunjungi Bali dan Selat Lombok menjadi jalur pelayaran yang Lombok sebanyak tiga kali antara 1839 dan ramai dengan candu sebagai komoditas per- 1843. Selama kunjungannya itu, Huskus dagangan utama. Antara 20 Mei sampai 27 Koopman berhasil membuat berbagai per- Desember 1835 di Pantai Ampenan berla- janjian (Utrecht 1962: 171). buh 18 kapal Eropa terdiri atas tiga kapal Untuk mengatasi perbedaan perspek- Perancis dan 15 kapal Inggris (Utrecht tif, pihak Gubernemen menawarkan solusi 1962: 163–4). Ketika meletus perang an- melalui kontrak dan perjanjian politik kepa- tara kerajaan pribumi Karangasem dan da kerajaan-kerajaan di Bali dan Lombok. 74 | A. A. BAGUS WIRAWAN

Sebagai duta Gubernemen yang bertugas em pada 1 Mei 1843, dengan Raja Bule- membuat perjanjian politik ialah Komis- leng 8 Mei 1843, dengan Dewa Agung di aris H. J. Huskus Koopman, seorang Be- Klungkung 24 Mei 1843, dan dengan Raja landa yang dianggap mahir berkomunikasi Tabanan pada 22 Juni 1843 (ANRI 1864: dengan golongan bangsawan di Nusantara. 147–8; 107; 82; 7–12; 193–4). Seluruh per- Koopman diutus mengunjungi Bali dan janjian konsep yang dibuat dengan raja-raja Lombok sebanyak tiga kali antara 1839 dan Bali pada 1842 dan 1843 menyebut dalam 1843. Selama kunjungannya itu, Huskus pasal pertama pernyataan dari raja-raja yang Koopman berhasil membuat berbagai per- bersangkutan setuju menghapuskan adat janjian (Utrecht 1962: 171). tawan karang (ANRI 1964: ibid.; Utrecht Upaya sukses Huskup Koopman di- 1962: 174). awali di Badung. Pada 26 Juli 1841, raja-ra- Lebih lanjut Koopman berhasil pula ja Badung menandatangani perjanjian kon- membuat perjanjian konsep dengan Raja sep yang dibuat oleh Koopman. Kemudian Mataram di Lombok pada 7 Juni 1843. Isin- dengan Raja Karangasem pada 11 Novem- ya berupa pengakuan kedaulatan Belanda ber 1841 dan dengan Raja Buleleng pada 26 atas wilayah kerajaan Mataram di Lombok November 1841. Perjanjian konsep dengan dan persetujuan menghapus adat tawan ka- Dewa Agung di Klungkung sendiri ditan- rang di wilayah kerajaannya (ANRI 1964: datangani pada 6 Desember 1841 (ANRI 334–42). 1964, 141–5; 102–5, 77–80, 1–5; Utrecht Semua perjanjian konsep yang telah 1962: 172). dibuat pada 1841, 1842 dan 1843 tersebut Perlu diketahui bahwa ketika Koop- telah diratifikasi oleh Gubernur Jender- man sedang berunding dengan raja-raja al Merkus di Batavia (Utrecht 1962: 174). Badung pada tanggal 19 Juli 1841 terjadi Oleh karena itu, secara de jure adat tawan peristiwa kandasnya kapal Belanda “Overi- karang sudah dihapus, namun secara de jssel” di pantai dekat Kuta wilayah kerajaan facto penghapusan adat tawan karang be- Badung. Rakyat pantai menjalankan tawan lum sepenuhnya dilaksanakan oleh kera- karang atas muatan kapal itu. Gubernur jaan-kerajaan di Bali dan Lombok. Reali- Jenderal Merkus segera menuntut supaya tas ini senantiasa muncul dan terjadi serta raja-raja di Bali dan Lombok menyatakan menjadi penyebab konflik yang tidak bisa dalam satu perjanjian menghapuskan adat diselesaikan lewat diplomasi tetapi menjadi tawang karang. Berita kandasnya kapal Be- penyebab meletusnya perang-perang kolo- landa tidak hanya terdengar di Batavia teta- nial di Bali dan Lombok pada pertengahan pi juga menimbulkan reaksi marah hingga abad ke-19 hingga dekade pertama abad ke- ke pusat pemerintahan di Negeri Belanda 20. (Utrecht 1962: 174; Agung 1989: passim). Upaya Koopman memasukkan pasal Tawan Karang dan Perang Kolonial di yang menghapus adat tawan karang terwu- Buleleng dan Jagaraga (1846–49) jud pada 1842 dan 1843. Hal itu terbuktikan dalam pelbagai perjanjian yang ditandatan- Ratifikasi rangkaian perjanjian 1841, 1842 gani oleh raja-raja di Bali dan Lombok. dan 1843 oleh pihak Gubernemen harus Koopman berhasil membuat perjanjian pula disusul ratifikasi perjanjian oleh pihak konsep dengan raja-raja Badung pada 28 raja-raja Bali. Akan tetapi pihak Guber- November 1842, dengan Raja Karangas- nemen dikejutkan oleh laporan di Batavia Adat Tawan Karang dan Konflik Kekuasaan di Bali dan Lombok pada Abad Ke-19/20 | 75 tentang perampasan sebuah perahu Makas- kasi oleh Raja Buleleng maka pemerintah sar berbendera Belanda yang berlayar di Hindia-Belanda memperingatkan pihak pantai Sangsit wilayah Kerajaan Buleleng kerajaan. dan pembunuhan juragan perahu itu oleh Tekanan politik pihak Gubernemen penduduk pantai. Di pantai lainnya, tepat- tidak berhasil mengubah sikap keras Raja nya di pantai Perancak Jembrana yang ter- Buleleng dan patihnya untuk tunduk ke- masuk kekuasaan Kerajaan Buleleng, terja- pada tuntutan Belanda. Akibatnya, Ment- di kandas pada sisi sebelah perahu eri Urusan Jajahan memutuskan ekspedisi dari Banyuwangi berbendera Belanda. Per- militer terhadap Kerajaan Buleleng dan ahu dan muatannya disita oleh penduduk Karangasem berdasarkan surat perintah 6 di desa pantai itu berdasarkan hukum adat Februari 1846. Berdasarkan perintah Men- tawan karang (Agung 1989a: 215–8). teri Urusan Jajahan, Gubernur Jendral J. J. Kandasnya dua perahu yang dike- Rochussen (1845–51) menyampaikan surat nai aturan adat tawan karang oleh kawula kepada Dewa Agung di Klungkung, Raja kerajaan di desa-desa pantai wilayah Ker- Badung, Raja Tabanan dan Raja Selaparang ajaan Buleleng berdampak besar bagi dua di Mataram Lombok, bahwa pemerintah- kekuasaan baik pihak Gubernemen Belan- annya melancarkan ekspedisi militer terh- da maupun pihak kerajaan yaitu Raja Bule- adap Kerajaan Buleleng dan Karangasem leng I Gusti Ngurah Made Karangasem (Agung 1989: 233–4). (1843–6). Ratifikasi perjanjian (1841–3) di Kedua belah pihak bersiap menyambut pihak kerajaan oleh Raja Buleleng belum perang. Sebanyak 3.500 personel pasukan sepenuhnya bisa dilakukan karena sub- Belanda dikerahkan dari berbagai jenis an- stansi. Pasal tentang penghapusan tawan gkatan dan persenjataan yang modern. Inti karang bisa dilakukan terbukti dari Raja pasukan terdiri dari angkatan darat dan an- Buleleng bersedia membayar ganti rugi gkatan laut dengan unit-unit yang terlatih yang disodorkan pihak Gubernemen sebe- baik. Juga kapal-kapal perang yang dileng- sar 600 sampai 800 ringgit. Namun, pada kapi meriam dari laut dapat menggempur pasal yang menyatakan bahwa pengakuan wilayah pertahanan di pantai dan posisi las- kedaulatan dan kekuasaan tertinggi pemer- kar Buleleng. Sebaliknya, di pantai Bule- intah Belanda dan Kajaan Buleleng adalah leng, Gusti Ketut Jelantik memerintahkan milik pemerintah Gubernemen ditolak oleh membangun kubu-kubu pertahanan. Se- kerajaan. Sikap tegas itu ditunjukkan oleh mentara itu, sejumlah besar laskar Kerajaan Patih Kerajaan Gusti Ketut Jelantik yang Karangasem membantu laskar Buleleng. menyatakan bahwa Kerajaan Buleleng ada- Persenjataan mereka berupa tombak dan lah milik Raja. “Orang tidak dapat mengua- keris, beberapa senjata api dan sedikit me- sai negeri orang lain hanya dengan sehelai riam. Gusti Ketut Jelantik mempersatukan kertas, dan hal itu hanya dapat dilaksanakan dan mempimpin rakyat Buleleng dan laskar apabila telah diputuskan oleh ujung keris” Karangasem melawan Belanda. Buleleng, (Agung 1989: 220–1). Singaraja dan Jagaraga menjadi gelanggang Ucapan Patih Kerajaan Gusti Ketut serta medan perang (Agung 1989: 249–50; Jelantik telah menggagalkan ratifikasi atas Kartodirdjo [ed.] 1973: 206–8). perjanjian yang sudah ditandatangani Raja Perang pun meletus pada 28 Juni 1846. Buleleng dan sudah diratifikasi oleh pihak Korban berjatuhan tidak terhindarkan; leb- Gubernemen. Berhubung kegagalan ratifi- ih dari seratus orang laskar Buleleng tewas 76 | A. A. BAGUS WIRAWAN sedangkan di pihak Belanda jatuh korban pasan perang sebesar 300.000 gulden yang seorang perwira, sembilan bintara dan pra- harus dilunasi dalam sepuluh tahun. Tuntut- jurit luka-luka, dua perwira dan 49 bintara an itu membuat Patih Jelantik merasa lebih dan prajurit. Puri dan kota Singaraja dapat terhina dan mendorongnya terus melakukan dikuasai pada 29 Juni 1846. Raja Bule- perlawanan (Agung 1989: 262–3). leng dan keluarganya mengungsi ke Desa Jagaraga bersama-sama Raja Karangasem. Tawan Karang dan Perang Jagaraga I Gusti Jelantik ikut mundur karena dikepung (1848) pasukan Belanda. Di Jagaraga dibangun benteng-benteng pertahanan bersama-sa- Pada akhir 1847, perkembangan politik di ma penduduk desa di sana (Agung 1989: Bali semakin tegang (Agung 1989: 272–3). 253–4). Konflik semakin runcing karena diterima Seusai perang dilakukan perundingan laporan dari Batavia bahwa sebuah kapal antara Komisaris Pemerintah Mayor di pi- milik seorang warga Hindia Belanda asal hak Gubernemen dengan Raja Buleleng Pamekasan mengalami musibah karam di dan Raja Karangasem. Diputuskan bahwa pantai Lirang, Buleleng, dan dirampas oleh sejak 9 Agustus 1846 Raja Buleleng dan penduduk sekitarnya. Hal yang sama terjadi Raja Karangasem harus membayar pam- pula di pantai Kusamba wilayah Kerajaan pasan perang sebesar 300.000 gulden yang Klungkung. Sebuah kapal dagang berbend- harus dilunasi dalam sepuluh tahun. Tuntut- era Belanda dan sebuah kapal dagang lainn- an itu membuat Patih Jelantik merasa lebih ya berbendera Inggris milik seorang warga terhina dan mendorongnya terus melakukan Inggris yang bermukim di Singapura men- perlawanan (Agung 1989: 262–3). galami musibah karam dan dirampas pen- Perang pun meletus pada 28 Juni 1846. duduk pantai (Utrecht 1962: 205). Korban berjatuhan tidak terhindarkan; leb- Gubernur Jenderal mengajukan tuntut- ih dari seratus orang laskar Buleleng tewas an kepada Raja Buleleng dan Dewa Agung sedangkan di pihak Belanda jatuh korban di Klungkung, namun tidak dihiraukan. seorang perwira, sembilan bintara dan pra- Akibatnya, Gubernur Jenderal J. J. Rochus- jurit luka-luka, dua perwira dan 49 bintara sen melayangkan ultimatum kepada Raja dan prajurit. Puri dan kota Singaraja dapat Buleleng, Karangasem dan Dewa Agung di dikuasai pada 29 Juni 1846. Raja Bule- Klungkung pada 7 Maret 1848. Raja Bule- leng dan keluarganya mengungsi ke Desa leng dan Patih Gusti Jelantik harus diasing- Jagaraga bersama-sama Raja Karangasem. kan. Raja Karangasem dan Dewa Agung Gusti Jelantik ikut mundur karena dikepung di Klungkung harus membayar ganti rugi pasukan Belanda. Di Jagaraga dibangun (Agung 1989: 275–6). Penolakan ketiga benteng-benteng pertahanan bersama-sa- raja Bali itu digunakan alasan oleh Guber- ma penduduk desa di sana (Agung 1989: nur Jenderal Rochussen mengumumkan 253–4). perang terhadap Raja Buleleng, Raja Ka- Seusai perang dilakukan perundingan rangasem dan Dewa Agung di Klungkung. antara Komisaris Pemerintah Mayor di pi- Pada 1 Juni 1848, ekspedisi militer Be- hak Gubernemen dengan Raja Buleleng landa kedua diberangkatkan menuju Bule- dan Raja Karangasem. Diputuskan bahwa leng dan tiba di pantai Sangsit pada 7 Juni, sejak 9 Agustus 1846 Raja Buleleng dan dan didaratkan pada 8 Juni keesokan harin- Raja Karangasem harus membayar pam- ya (Kartodirdjo 1973 : 218–9). Pada 9 Juni, Adat Tawan Karang dan Konflik Kekuasaan di Bali dan Lombok pada Abad Ke-19/20 | 77 kolone pasukan Belanda bergerak ke Jaga- dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang raga. Perang meletus pada 9–10 Juni. Akh- berada di perairan Hindia Belanda berjum- ir perang Jagaraga I meninggalkan korban lah 89 kapal perang, pengangkut dan penda- pada kedua belah pihak sekitar 300 perso- ratan (Agung 1989: 297–301). nel pasukan Belanda dan sekitar 2.000 las- Laskar Bali merupakan gabungan dari kar Bali dari 8.000 laskar gabungan Bule- tiga kerajaan, yakni Buleleng, Karangasem leng Karangasem dan Klungkung. Jumlah dan Klungkung, berjumlah 2.000 orang. itu lebih besar daripada perkiraan Belanda Penduduk tiga kerajaan yang mencapai (Kartodirdjo 1973: 223). jumlah 30.000 dapat dimobilisasi jika da- Pemerintah Belanda sendiri menga- lam peperangan itu masih diperlukan ban- kui bahwa pasukannya menderita kekala- tuan. Jumlah itu jauh lebih besar daripa- han dan menyatakan kekagumannya terh- da kekuatan tentara Belanda (Kartodirdjo adap keberanian laskar Bali dalam medan 1973: 224–5). pertempuran. Hal itu terbaca dalam siaran Belanda mengltimatum kepada ra- pemerintah yang dimuat surat kabar resmi ja-raja Bali. Utusan dari ekspedisi dikirim Pemerintah Belanda De Nederlandsche untuk menemui Raja Buleleng dan Raja Staatscourant (9 November 1849), “Bukan Karangasem pada 14 April 1849. Isi ulti- karena kubu-kubu pertahanan yang kuat matum ialah jika sampai 15 April, paling yang menghalangi pasukan kita untuk men- lambat pukul enam pagi, benteng Jaga- guasai Jagaraga, namun karena perlawanan raga tidak dihancurkan, Belanda akan yang berani, galak, dan penuh semangat menyerang benteng itu. Lantaran tidak di- juang musuh yang tidak kunjung padam hancurkan sendiri oleh pasukan kerajaan, yang sepuluh kali jumlahnya dibandingkan benteng Jagaraga akhirnya diserang tentara kekuatan kita. . .” (dikutip Agung 1989: Belanda pada dini hari. Pertempuran berke- 294). camuk sangat sengit sehari penuh. Benteng Jagaraga jatuh dan berhasil diduduki oleh pasukan Belanda pada 16 April. Bendera Tawan Karang dan Perang Jagaraga II Belanda dikibarkan di benteng Jagaraga (1849) dan meriam ditembakkan dari kapal perang Meskipun terjadi kekalahan, pihak Belan- yang berlabuh di pantai Sangsit (Kartodird- da menuntut balas dan maju terus untuk jo 1973: 232). menguasai wilayah-wilayah kerajaan di Akibat terdesak di Jagaraga, laskar Bali kepulauan. Ekspedisi militer ketiga diper- di bawah pimpinan Patih Jelantik mundur siapkan lebih lengkap dan berkekuatan per- dari benteng yang sudah dikuasai Belanda. sonel pasukan yang lebih besar. Panglima Laskar Bali bersama-sama Raja Karangas- tertinggi ekspedisi militer merangkap Ko- em dan Raja Buleleng didampingi Patih misaris Pemerintah ialah Mayor Jenderal A. Gusti Ketut Jelantik mundur diri ke daerah V. Michiels. Jumlah personel pasukan se- Batur. Akan tetapi mereka tidak dapat ber- banyak 4.737 orang ditambah 2.000 tenaga tahan lama di sana karena Raja Bangli yang kuli dari Madura dan seribu orang sebagai bersahabat dengan Belanda merebut daerah cadangan dari Jawa Timur. Raja Selaparang itu. Perang Jagaraga II berakhir meninggal- (Lombok) Gusti Ngurah Ketut Karangas- kan korban di pihak Belanda 33 orang dan em menjanjikan menyediakan 4.000 laskar 148 orang luka-luka. Dari pihak Bali, 6.000 bantuan. Diperkuat dengan armada invasi orang laskar tewas (Kartodirdjo 1973: 232). 78 | A. A. BAGUS WIRAWAN

Tawan Karang dan Perang Kusamba cuali harus membalas menghancurkan pa- (1849) sukan Belanda yang sedang beristirahat di Puri Kusamba. Perundingan di Keraton Sebelum melanjutkan ekspedisi militernya Semarapura memutuskan untuk menyerang menyerang Kusamba di Klungkung, pasu- pasukan Belanda di Kusamba pada ten- kan Belanda melancarkan operasi militer gah malam 24 Mei atau dini hari 25 Mei terhadap Kerajaan Karangasem. Puri Ka- 1849. Saat itu Dewa Agung Istri Kanya, A. rangasem diduduki pada 20 Mei 1849. Raja A. Ketut Agung, dan A. A. Made Sangging Gusti Gede Ngurah Karangasem dan semua menyusun rencana serangan. Pada 25 Mei, keluarganya melancarkan perlawanan pu- pukul 03.00 dini hari, laskar Klungkung su- putan hingga tewas. Raja Buleleng dan Pa- dah mencapai posisi yang menjadi sasaran. tih Gusti Ketut Jelantik bersama putranya Ketika peluru cahaya ditembakkan ke atas, dan beberapa pengikut setia meninggalkan seluruh kemah yang semula gelap menjadi kota Karangasem. Mereka mengungsi ke terang. Posisi Jenderal Michiels yang berdi- daerah pegunungan di utara kota namun ter- ri di depan puri tampak dengan jelas. us dikepung dan berhasil ditangkap hingga Sebuah ledakan senapan yang ditem- akhirnya dibunuh (Agung 1989: 318–24). bakkan dari laskar Klungkung mengenai Setelah Kerajaan Karangasem dikua- sai, Jenderal Michiels segera melancarkan kaki kanan Jenderal Michiels yang mem- serangan terhadap Kusamba, wilayah Ker- buatnya terjungkal. Tulang kakinya han- ajaan Klungkung, sekaligus sebagai tahap cur sama sekali terkena tembakan senapan terakhir ekspedisi militer Belanda ketiga itu (Agung 1989: 328). Perwira kesehatan terhadap kerajaan-kerajaan Bali yang di- menyarankan agar kaki Michiels segera di- anggap membangkang terhadap kekua- amputasi namun jenderal itu menolak. Ia saan Gubernemen. Dini hari, 24 Mei 1849, ingin segera dibawa ke kapal komandonya pasukan Belanda berangkat dari Padang untuk dirawat namun kondisinya semakin Cove menuju Goa Lawah dan kemudian memburuk dan pada pukul 23.00 Jenderal meneruskan operasinya hingga Kusamba. Michiels tewas. Keesokan harinya, 26 Mei, Pasukan Belanda berhasil menguasai Goa jenazahnya diangkut dengan kapal perang Lawah. “Etna” ke Batavia (Agung 1989: 328). Serangan pasukan Belanda yang ber- Letnan Kolonel J. van Swieten meng- tubi-tubi dengan menembakkan pelbagai gantikan posisi Jenderal Michiels yang senjata berupa meriam dan mortir serta ingin melanjutkan operasi menyerang pengeboman dari kapal perang di laut men- Klungkung. Namun perdamaian pun di- gakibatkan pertahanan Kusamba jebol. gelar antara Dewa Agung di Klungkung Laskar Klungkung terpaksa mengundurkan dengan pihak Gubernemen. Ekspedisi mi- diri ke arah Klungkung dan Kusamba dapat liter Belanda ketiga pun diakhiri dengan dikuasai oleh pasukan Belanda menjelang penandatanganan perjanjian perdamaian petang hari pukul 15.00 (Agung 1989: 327). antara raja-raja Bali yang bersengketa den- Jenderal Michiels bersama pasukannya ber- gan pihak Gubernemen di Kuta pada 13 istirahat di Puri Kusamba yang dijadikan Juli 1849. Kerajaan-kerajaan Bali tidak lagi markas besar pasukan Belanda. memiliki hak kedaulatan tetapi merupakan Ketika puri diduduki, Dewa Agung bagian dari wilayah pemerintah Hindia Be- di Klungkung tidak punya pilihan lain ke- landa dan sekaligus mengakui kekuasaan Adat Tawan Karang dan Konflik Kekuasaan di Bali dan Lombok pada Abad Ke-19/20 | 79 tertinggi Ratu di Belanda (ANRI 1964: kang. Pada 4 September 1906, ekspedisi passim). Salah satu butir perjanjian mene- militer dipersiapkan terdiri dari angkatan gaskan kembali penghapusan praktik adat darat dan angkatan laut di bawah pimpinan tawan karang untuk selama-lamanya seper- Mayor Jendral Rost van Tomingen. Pada ti tertulis dalam Pasal 11 (ANRI 1964: 16). 12 September, semua kapal pengangkut dan kapal perang sudah berada di perairan pantai Sanur (Agung 1989: 600–1). Ulti- Tawan Karang dan Puputan Badung matum disampaikan kepada Raja Badung (1906) dan Raja Tabanan dan jawaban penolakan Konflik antara Raja Badung dengan pihak Raja Badung disampaikan pada 13 Septem- Gubernemen berasal dari peristiwa karam- ber 1906. Akibatnya, Belanda mendaratkan nya sebuah perahu wangkang “Sri Kuma- pasukannya dan mendirikan kemah-kemah la” berbendera Belanda di pantai Sanur, pertahanan di pantai Sanur. wilayah Kerajaan Badung, pada 27 Mei Perlawanan awal laskar Badung dilan- 1904. Pihak Gubernemen meminta pem- carkan di Pabean Sanur pada 15 September. bayaran ganti rugi kepada pemilik perahu Belanda menyerang balik dengan memu- sebesar 7500 gulden yang dibebankan ke- ntahkan tembakan meriam dari atas kapal pada Raja Badung. Tuntutan ganti rugi ti- perang. Sasarannya kota Denpasar terutama dak dibayar karena rakyat di pantai Sanur Puri Denpasar dan Pemecutan yang dibom- bersumpah tidak merampas muatan barang bardir terus-menerus dengan tembakan me- ataupun uang kepeng yang ada di dalam riam selama empat hari (15–18 September). perahu. Penolakan Raja Badung berakibat Puncak serangan pasukan Belanda dilan- pemblokadean Belanda di perairan Badung carkan pada 20 September. Perang sengit sejak 6 Januari 1905 (Agung 1989: 51). berkobar. Raja Badung dan pengikutnya Selama sebulan diblokade, Kerajaan melawan dengan cara puputan untuk mem- Badung mengalami kerugian 3.750 gulden bela kerajaannya. Jumlah korban tewas di sehari. Oleh karena itu Raja Badung balik pihak Kerjaaan Badung diperkirakan men- menyampaikan keluhan, kerugian dan tun- capai 1.500 orang (Agung 1989: 623–4). tutan kepada pihak Gubernemen pada 10 Februari 1905. Akibatnya, hubungan an- PENUTUP tara Kerajaan Badung dengan pihak Guber- nemen semakin tegang. Sengketa tentang Tidak dapat dimungkiri bahwa praktik adat ganti rugi semakin panas dan menjadi konf- tawan karang menyeret dua kekuasaan neg- lik kepentingan antara dua kekuasaan. ara yang berdaulat. Di satu pihak raja-raja Pada 17 Juli 1906, pemerintah kolonial kerajaan tradisional di Bali dan Lombok, di di Batavia mengirim ultimatum kepada Raja lain pihak negara kolonial modern di Bat- Badung. Namun, ultimatum itu tidak men- avia. Perbedaan persepsi dan penafsiran gubah keputusan Raja Badung untuk tidak antara budaya tradisional dengan budaya membayar ganti rugi karena memang tidak modern atas praktik tawan karang senan- bersalah. Pihak Gubernemen menanggapi tiasa menjadi alasan meletusnya konflik keras atas sikap Raja Badung itu. Gubernur berdarah dan perang-perang perlawanan Jenderal van Heutz (1904–9) mengeluarkan terhadap kolonialisme Belanda di Bali dan perintah tindakan militer terhadap kera- Lombok selama pertengahan abad ke-19 jaan Badung dan Tabanan yang membang- hingga dekade pertama abad ke-20. 80 | A. A. BAGUS WIRAWAN

Perang perlawanan terhadap kolo- Lombok dijadikan daerah keresidenan ba- nialisme seperti yang terjadi di Buleleng gian wilayah Hindia Belanda. (1846), Perang Jagaraga (1848/49) dan Karangasem (1849), Perang Kusamba di DAFTAR ACUAN Klungkung (1849), dan Perang Puputan Agung, Ide A. A. Gde (1989), Bali pada Abad XIX: Badung (1906) merupakan bukti perbedaan Perjuangan Rakyat dan Raja-raja Menentang penafsiran yang dilandasi budaya yang ber- Kolonialisme Belanda 1808–1908. Yogyakarta: beda antara budaya politik tradisional den- Gadjah Mada University Press. gan budaya politik modern kolonial. Goris, R. (1954), Prasasti Bali, Jilid II. Jakarta: t.p. Demikian pula ideologi penganutn- Kartodirdjo, Sartono (ed.) (1973). Sejarah Perlawa- ya, yaitu raja-raja dan rezim kolonial yang nan-perlawanan terhadap Kolonialisme di Indo- menggunakan aparatur negaranya jelas- nesia. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI. jelas berbeda. Raja-raja Bali yang ken- Korn, E. (1932), Adatrecht van Bali. ‘s-Graven- tal dengan ideologi tradisional Hindu dan hage: Martinus Nijhoff. ideologi perang puputan berhadapan den- Utrecht, E. (1962), Sedjarah Hukum Internasional di Bali dan Lombok. Bandung: Sumur Bandung. gan ideologi kolonial yang menggunakan teknologi perang modern. Senantiasa be- Dokumen yang Diterbitkan rakhir dengan kekalahan pada pihak nega- ra-negara kerajaan. Akibatnya seluruh Bali ANRI (1964), Surat-surat Perdjandjian antara Keradjaan-keradjaan Bali/Lombok dengan Pe- dan Lombok tunduk kepada kekuasaan Gu- merintah Hindia Belanda 1841–1938. Jakarta: bernemen di Batavia. Selanjutnya, Bali dan Arsip Nasional Republik Indonesia. 81

JURNAL SEJARAH VOLUME 1 | NOMOR 2 | DESEMBER 2017

Budaya Tanding dan “Aktuil” Tentang Subkultur Kaum Muda Kurun 1960–70

ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS Peneliti Independen Alumnus Universitas Indonesia

ABSTRAK - Majalah Aktuil terbit pertama kali pada 1967 di Bandung, diprakarsai oleh anak-anak muda pecinta musik yang bercita-cita mendirikan sebuah majalah. Inspirasinya datang dari majalah-majalah musik Belanda yang beredar di Indonesia saat itu seperti Pop Foto dan Actueel. Kedua majalah itu membawa budaya tanding dalam tulisan-tulisannya akibat dari tren hippies yang mendunia. Akibatnya, Aktuil pun menjadi sarana budaya tanding di Indonesia. Apalagi, di Indonesia tumbuh jurang generasi yang datang dari perbedaan aspirasi dan kegagalan komunikasi antara anak muda dan orang tua, mirip dengan latar belakang hippies di Amerika Serikat. Aktuil, yang didirikan oleh anak muda untuk anak muda, menjadi oase dalam polemik generation gap dengan membawa budaya tanding yang membantu anak muda mendefinisikan dirinya sendiri dan lepas dari harapan orang tua. KATA KUNCI - Sejarah media, majalah populer musik, Aktuil, era enam puluhan/tujuh puluhan, Bandung.

ABSTRACT - Aktuil magazine was first published in Bandung in 1967, initiated by music loving youths whose dreams were to establish a magazine. The inspiration came from Dutch music magazines which available in Indonesia at that time, such as Pop Foto and Actueel. Both magazine brought counter culture excess from their articles, influenced by hippies trend which was a big hit around the world. As a consequence, Aktuil, too,became a device for counter culture to blossom in Indonesia. Particularly because a generation gap, generated from aspiration contrariety and communication fiasco between the parents and the youths, was apparent around the nation, similar to what had happened before hippies in United States. Aktuil, made by youths for youths, became an oasis in generation gap polemic by propagating counter culture which help the youths defined themselves and got out from the parents’ expectations. KEYWORDS - Media history, popular music magazine, Aktuil, the sixties/seventies, Bandung.

enyimak artikel dan foto dalam berpakaian mereka—rambut gondrong dan majalah Aktuil yang terbit di In- kemeja bermotif warna-warni bunga—juga Mdonesia pada 1970-an mengin- mengingatkan pada atribut bermacam grup gatkan pada situasi Amerika Serikat 1960- musik hippies di sana. Tampaknya telah ter- an. Begitu pula saat mendengar lagu-lagu jadi pengaruh budaya tanding (countercul- grup musik Indonesia semisal AKA, Giant ture) anak muda Amerika di Indonesia. Step, The Mercy’s, atau Sharkmove, seper- Perlu ditelusuri bagaimana budaya ti mendengar lagu-lagu rock progresif ala tanding tersebut masuk ke Indonesia se- budaya tanding yang diilhami oleh perilaku hingga menjadi bagian dari kehidupan anak muda di negeri Paman Sam. Gaya anak-anak mudanya terutama pada kurun 82 | ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS

1970-an. Juga perlu diteliti seberapa da- yaksikan awal dan akhir perang, melihat lam budaya tanding terintegrasi ke dalam bom nuklir sebagai instrumen yang akhirn- jiwa mereka karena budaya itu erat dengan ya membawakan perdamaian. pertentangan antara anak muda terhadap Sementara itu, para remaja masa itu establishment yang melingkupi mereka. teralienasi dari masyarakat. Mereka dip- Majalah Aktuil patut diduga sebagai penye- isahkan dari orang tuanya oleh kecamuk bar budaya tanding di Indonesia. Untuk perang. Jika orang tua menyebut Perang membuktikan dugaan itu, tulisan ini men- Dunia II sebagai “Perang yang Baik” yang elusuri koleksi Aktuil; menafsir isi majalah membawa kemakmuran bagi Amerika Ser- itu untuk mengidentifikasi seberapa jauh ikat (Gitlin 1987: 30), maka para remaja gejala budaya tanding merembes ke dalam yang lahir dalam kemakmuran pascaperang kultur sebagian anak muda perkotaan di melihatnya dengan ketakutan. Bagi anak Indonesia pada kurun 1970-an. muda, nuklir bukanlah alat perdamaian me- Pemahaman tentang budaya tanding lainkan senjata yang mematikan. Ketakutan tentu tidak lepas dari asal-muasal budaya itu kemudian dieksploitasi oleh berbagai itu. Oleh karena itu, pembahasan dalam industri, seperti penerbitan komik, menjadi tulisan ini diawali dengan uraian tentang kultur populer yang hanya dimengerti oleh budaya tanding dan manifestasi hippies di remaja. Komik-komik yang terbit pada Amerika Serikat yang berkembang sepan- masa itu banyak melibatkan tema seperti jang dekade 1960-an, untuk mencari karak- bom nuklir dan efeknya yang melahirkan teristik yang muncul sebagai gejala di In- mutan-mutan menakutkan. Selain itu, mua- donesia. tan komik bersifat eksplisit termasuk dalam soal-soal seks, kekerasan, dan darah. BUDAYA TANDING DI AMERIKA Kecenderungan media seperti itu mem- SERIKAT buat cemas orang tua, apalagi setelah Fred- eric Wertheim dengan gencar mengkam- Istilah counterculture atau budaya tanding panyekan bahaya kekerasan dan perilaku muncul pertama kali di Amerika Serikat antisosial sebagai akibat dari konsumsi (AS) pada 1960-an sebagaimana tercetak komik sebagaimana terbaca dalam bukun- pada sampul buku The Making of Counter- ya, The Seduction of the Innocent (1954).1 culture karya Theodore Roszak, sejarawan Dalam bukunya itu, Wertheim meyakinkan Universitas Negeri California. Dalam buku bahwa komik merupakan pemicu kenaka- tersebut, Roszak menelaah fenomena nasi- lan remaja pada masa itu. Kritik para orang onal yang menjangkiti golongan anak muda tua juga muncul di berbagai bidang yang di AS. Gejala hippies lahir dari keadaan lain seperti film dan musik. Situasi seperti sosial dan ekonomi pasca-Perang Dun- itulah yang membuat jurang pemisah antara ia II, tumbuh dari generation gap antara dua generasi menjadi semakin lebar dan golongan orang tua yang konservatif den- menorehkan retak yang lebih dalam pada gan golongan anak muda yang lebih liber- konsensus. al. Orang tua dalam konteks ini mewakili Pada 1965, Distrik Haight-Ashbury— generasi yang lahir sebelum perang, kemu- sering diplesetkan­ menjadi hashbury2—di dian ikut berperang, sebagian di antaranya berhasil masuk ke dalam pemerintahan. 1Lihat dalam Lytle (2006: 29). 2Plesetan ini merujuk kepada kebiasaan anak muda di Mereka adalah orang-orang yang men- Haight-Ashbury mengisap hash atau mariyuana, sejenis ganja. Budaya Tanding dan “Aktuil” | 83

San Francisco, California, dipenuhi anak- sistem teknokrasi tersebut (Roszak 1969: anak muda yang memilih hengkang dari 18). rumahnya untuk bergabung dengan teman Terdapat dua cara untuk mendefinisikan sebayanya mencoba “hidup tanpa kelas.” counterculture; yang pertama pada tingkat Mereka tinggal beramai-ramai di rumah-ru- ideologis dan yang kedua pada tingkat be- mah ala Viktoria yang bertarif sewa murah. havioral (Westhues 1972: 9). Pada tingkat Pakaian yang mereka kenakan pun bergaya ideologis, counterculture adalah kumpulan Viktoria yang dibeli dari toko-toko barang kepercayaan dan nilai yang menolak kultur bekas. Beberapa bahkan kembali menggu- dominan dari sebuah masyarakat dan meru- nakan lampu gas dan memutus aliran listrik juk kepada sekte alternatif. Pada tingkat be- (Perry 2005:6). Sebuah kafe, The Blue Uni- havioral, counterculture adalah kelompok corn, menjadi tempat berkumpul anak-anak orang yang, karena menganut kepercayaan muda tersebut. Klub The Legalize Mari- dan nilai demikian, berperilaku radikal dan juana, misalnya, menggunakan kafe itu se- non-konformis; dan cenderung ‘drop-out’ bagai tempat pertemuan para anggotanya. atau “keluar” dari masyarakat. Dalam pada Adalah Michael Fallon, seorang jurnalis, itu, hippies menunjukkan karakter yang het- yang menulis tentang kafe itu yang perta- erogen, yakni visionaries, heads and freaks, ma kali menggunakan kata hippies untuk midnight hippies, dan plastic hippies (How- mengacu anak-anak muda yang berhimpun ard 1969: 43–55). di Haight-Ashbury. Sejak itu (1967), me- dia-media di AS memakai istilah hippies— BUDAYA TANDING DI INDONESIA atau hippie dalam bentuk tunggal—untuk menjuluki anak-anak muda tersebut.3 Sa 1969). Kebut-kebutan menjadi hal yang Dalam masa Perang Dingin—yang meresahkan masyarakat. Dalam sebuah “menggantikan” Perang Dunia—AS men- razia yang digelar pada suatu hari pada galami perkembangan besar-besaran di 1968 terjaring 23 mobil, dua di antaranya 4 bidang industri sehingga membentuk tek- kendaraan militer (Kompas, 9 Juli 1968). nokrasi yakni suatu sistem sosial yang ter- Manifestasi kenakalan remaja di kota- cipta ketika masyarakat industri mencapai kota besar di Indonesia juga terlihat dalam puncak dari integrasi organisasinya; suatu “pesta gengsot” yang tampaknya sangat sistem sosial yang masyarakatnya sangat populer di kalangan mereka. Pesta geng- bergantung pada dunia industri (Roszak sot diadakan di rumah-rumah pribadi atau 1969: 5). Penerbitan majalah Playboy, yang vila, pengunjungnya membawa pasangan, memuja seksualitas, bisa dilihat sebagai dan harus memiliki undangan yang tel- refleksi aspek kehidupan masyarakat- tek ah dikirimkan sebelumnya oleh “panitia” nokratik AS. Majalah yang dimotori Hugh pesta. Di arena pesta, pengunjung bebas Hefner itu menawarkan “standar kesempur- makan-minum hingga melakukan hubun- naan” yang bertalian dengan seks kepada gan seks dengan pasangan yang dibawa warga masyarakat industri yang supersibuk, masing-masing (Parengkuan 1969). Dari dengan gaya hidup glamourous sebagaima- sisi moralitas umum, “praktik” pesta geng- na dicerminkan majalah itu. Gerakan hip- sot tersebut dipandang sebagai refleksi pies muncul dari perlawanan terhadap dekadensi moral anak muda. Tidak heran 3Artikel Michael Fallon, “A New Haven for Beatniks,” bila golongan orang tua khawatir terhadap dikutip dalam Issitt (2009: 8). 4Lihat liputan “Razia Kebut, 23 Kendaraan Ditahan.” 84 | ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS

“dunia” yang tumbuh di kalangan anak Meruncingnya kesenjangan generasi muda, yang tidak dapat mereka menger- dalam masyarakat Indonesia membuat bu- ti. Selain masalah internal keluarga, insti- daya tanding ala hippies mudah meresap tusi pendidikan yang tidak benar dituding di lingkungan anak muda. Budaya hippies sebagai faktor berkembangnya dekaden- ini membantu golongan anak muda un- si tersebut. Berkaitan erat dengan hal itu, tuk “mendefinisikan” diri lengkap dengan komunikasi langsung antara orang tua dan atributnya seperti cara berpakaian, rambut anak ditengarai tidak berjalan lancar ka- gondrong, corak musik, pemikiran, dan laupun bukan macet sama sekali. Maka, berbagai tradisi yang dibawa oleh budaya dalam kurun 1960-an itu, tampak tumbuh itu. Persoalan muncul ketika budaya asing bibit-bibit kesenjangan hubungan antargen- itu menimbulkan ekses—seperti kehidupan erasi di Indonesia sebagaimana generation seks bebas, penyalahgunaan obat-obatan— gap yang pernah berlangsung di AS pada yang dianggap buruk dan berbahaya oleh dekade sebelumnya. Perubahan sosial me- pemerintah dan orang tua. Pada 1970, De- mang ditandai oleh kegentingan hubungan partemen Luar Negeri menginstruksikan antargenerasi yang mengganggu efektivi- kepada seluruh perwakilan Indonesia di tas komunikasi di antara mereka (Abdullah luar negeri untuk berhati-hati dalam mem- [ed.] 1982: 3). beri izin masuk turis terutama yang “berci- Seperti halnya di Amerika Serikat ri” hippies. Direktorat Jenderal Imigirasi, dekade 1950-an, anak muda Indonesia pada Departemen Kehakiman, juga memerintah- medio 1960-an sedang mencari identitas kan kepada para pejabat Imigrasi Daerah untuk mendefinisikan generasinya. -Per untuk menolak perpanjangan visa bagi turis tanyaannya, jika generasi orang tua mere- yang tampak seperti hippies dan meminta ka memiliki romantisme sebagai pejuang mereka meninggalkan Indonesia (Kompas, kemerdekaan negeri ini —saat masih se- 18 Juli 1970). Namun, sebesar apa pun us- bagai pemuda juga—maka apakah yang aha pemerintah, hippies telah masuk ke In- bisa dilakukan oleh generasi muda 1960- donesia lewat berbagai cara dan jalur. an. Disadari atau tidak, pertanyaan itu bisa Anak-anak muda berkeliling kota menjadi beban bagi anak-anak muda itu, dengan mobil sedan merk Impala dengan apalagi ketika orang-orang tua member- cat warna-warni khas hippies menjadi pe- lakukan pencapaiannya sebagai tolok ukur mandangan biasa di kota-kota besar di In- donesia menjelang akhir 1960 (Kompas, bagi generasi anak-anaknya. Kenyataann- 10 Oktober 1967).5 Di Bandung pada 1969 ya, Indonesia pada waktu itu ditandai oleh berdiri sebuah geng bernama United Hag- maraknya budaya massa model Barat yang gard D.113 dipimpin oleh JH, bermarkas menerpa pergaulan remaja terutama setelah di sebuah rumah di Jalan Juanda. Geng pergantian rezim pemerintahan. Budaya itu mewajibkan kepada anggotanya men- Barat yang pada zaman Orde Lama dinya- culik wanita sebanyak-banyaknya untuk takan terlarang ternyata kembali berkem- diperkosa dan mempraktikkan seks bebas bang pada masa peralihan dan selanjutnya. (Kompas, 9 Juni 1969).6 Mereka menggu- Dalam hal tertentu budaya Barat, menurut nakan lambang gambar bunga, berpakaian pandangan konservatif sebagian orang tua, 5 merupakan sumber dekadensi moral yang Lihat liputan “’Hippies’ Mulai Menjalar ke Sini.” 6Lihat liputan “Perkumpulan Hippies United Haggard mengancam anak-anaknya. D.113 di Bandung.” Budaya Tanding dan “Aktuil” | 85 seragam warna-warni, dan memasang hi- Bursa majalah di Cikapundung meng- asan bunga segar sebagai simbol free love. hubungkan anak-anak muda Bandung den- Lagu “kebangsaan” mereka adalah Kota gan majalah musik terbitan Belanda yakni Kembang milik Tetty Kadi, penyanyi pop- Muziek Ekspress, Aktueel, dan Pop Foto. uler asal Bandung, dan San Fransisco yang Majalah-majalah itu membahas seluk-be- biasa dinyanyikan oleh Scott McKenzie di luk perkembangan musik dunia yang sangat AS. Akhirnya, mereka menjadi buronan digandrungi anak-anak muda. Hal serupa polisi yang kemudian berhasil menangkap dilakukan majalah hiburan terbitan Jakar- 15 anggotanya.7 ta seperti Vista yang menyisipkan kolom Ada kemungkinan munculnya geja- Vista Musik; begitu pula Varia dan Selecta la hippies di kota-kota di Indonesia terpi- yang walau selintas sering memuat artikel cu oleh maraknya kembali lagu-lagu Barat atau liputan tentang musik Barat dan lokal. melalui siaran radio, televisi, konser, dan Sementara, Aktuil patut dicatat sebagai ma- sebagainya. Kebanyakan lagu-lagu Barat jalah khusus musik yang berpengaruh pada yang menjadi tren di kalangan anak-anak masanya. Minat besar anak-anak muda ter- muda di Indonesia kala itu berasal dari Ing- hadap Aktuil mencuat terutama ketika salah gris dan Amerika yang diduga “terindikasi” satu redaktur majalah itu, Sonny Soeryaat- budaya hippies dalam temanya. Lagu-lagu madja, menulis artikel yang komprehensif The Beatles dalam Sgt Pepper’s membahas tentang hippies dari sisi fash- Lonely Hearts Club Band, misalnya, di- ion, idealisme, dan perkembangan musik tafsirkan sebagai ekspresi budaya tanding. dunia menjelang akhir 1960-an. Rupanya Seluruh lagu dalam album itu diciptakan pembahasan itu digemari oleh anak muda oleh The Beatles setelah mereka melaku- yang pada waktu itu sudah mulai dijangkiti kan “ziarah budaya” ke India untuk men- budaya hippies.8 Sejak saat itu Aktuil ser- cari ketenangan jiwa. Demikian pula aksi ing memasukan artikel yang berbau hippies John Lennon, salah seorang personel The dengan pemikiran yang segar. Misalnya, Beatles, yang mengumumkan “mengurung pembahasan tentang banci dan homoseksu- diri” di kamar selama sepekan suntuk ber- al, di mana posisi Aktuil adalah menerima sama Yoko Ono, istrinya yang berasal dari dan ingin membiasakan keberadaan mer- Jepang, dimaknai sebagai artikulasi per- eka di masyarakat. Juga ada pembahasan damaian. Di Jakarta, seluruh anggota grup mengenai seks bebas di mata musisi dan musik Flower Poetman pimpinan Guruh selebriti wanita Indonesia, di mana keban- Sukarnoputra memelihara rambut panjang yakan dari mereka mendukung kebiasaan model personel band Barat. Saat tampil, tersebut. Rupanya budaya tanding memang mereka mengenakan pakaian bermotif bun- sudah ada dalam pergaulan anak muda saat ga warna-warni dan menyelipkan bunga itu namun Aktuil memanifestasikan budaya segar pada daun telinga. Mereka juga ikut tersebut lewat artikel-artikelnya. yoga dan mengisap ganja (Sasongko dan Memasuki kurun 1970-an, gejala bu- Katjasungkana 1991). daya tanding tampak makin meluas di ka- Faktor lain yang membuat musik Barat langan anak muda. Manifestasinya terlihat “merasuki” anak muda di Indonesia adalah dari hal yang sederhana seperti rambut gon- penerbitan dan peredaran majalah musik. drong hingga penyalahgunaan morfin yang 7Lihat liputan “Kaum Hippies di Bandung Terus- 8Uraian tentang Aktuil, lihat sub-subbab selanjutnya menerus Dikejar.” dalam artikel ini. 86 | ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS membahayakan kehidupan mereka. Dalam dengan kurangnya disiplin dan tanggung khazanah musik bergaung aliran heavy jawab. yang identik dengan salah satu atribut bu- Usaha melarang rambut gondrong daya hippies. Grup AKA (singkatan Apo- hampir sia-sia karena tren itu sangat digan- tek Kaliasin) asal Surabaya, misalnya, drungi anak-anak muda 1970-an. Langsung kerap mempertontonkan aksi panggung ataupun tidak langsung, tren berambut yang teatrikal dan tidak lazim. Ucok Har- gondrong itu mungkin terpengaruh John ahap, vokalis dan pemimpin grup itu, men- Mayall, penyanyi blues asal Inggris, yang gusung peti mati ke atas panggung untuk selalu menggerai rambut panjangnya saat mendramatisasi penampilannya. Lain lagi tampil di panggung. Sejak akhir 1960- dengan Micky, vokalis band Bentoel, yang an sampai awal 1970-an, Mayall menjadi menggigit seekor kelinci hidup-hidup dan tokoh yang digemari oleh anak-anak muda meminum darah segarnya di atas panggu- di banyak negara, termasuk Indonesia. Bah- ng. Aksi-aksi horor semacam itu merupa- kan sekolah Perguruan Taman Madya di kan bentuk budaya tanding yang bertolak Blok S, Jakarta Selatan, diberi julukan John dari sikap menolak terhadap konvensi yang Mayall High School (Sakrie 2002). selama itu dianggap mapan. Dalam hal ini, penampilan “mengerikan” grup-grup musik MAJALAH “AKTUIL” rok tersebut dapat dibaca sebagai tandingan terhadap corak hegemonik musik-musik Sejak 1950-an, musik rock n’ roll masuk populer yang selama itu menguasai selera ke Indonesia lewat film Rock Around the masyarakat luas. Clock dan lagu-lagu Elvis Presley. Namun, Tidak urung budaya tanding menim- Presiden Sukarno menganggapnya se- bulkan kekhawatiran pemerintah dan para bagai pengaruh negatif terhadap kehidupan orang tua. Hal-hal minor semisal gaya ber- pemuda Indonesia. Ketika merayakan hari pakaian, rambut gondrong, penampilan kemerdekaan Indonesia (1959), Presiden (musik) di atas panggung, dan semacamnya, mengeluarkan manifes tentang kebudayaan mengundang campur tangan pemerintah. nasional yang berwatak kepribadian sendi- Misalnya pada 1969, pihak berwajib mela- ri. Sejak pertengahan Oktober 1959, mas- rang konser The Props karena grup musik yarakat Indonesia dibatasi untuk tidak lagi itu menyanyikan lagu-lagu frantik ala Jimi mendengar lagu-lagu berirama rock n’ roll, Hendrix diiringi permainan gitar sambil ti- cha cha cha, dan mambo dari siaran Radio dur-tiduran (Sylado 1969: 12). Kemudian, Republik Indonesia (Mulyadi 2009: 11). pada 1970-an marak pelarangan terhadap Akibatnya, banyak kelompok musik ber- rambut gondrong di Indonesia. Razia terha- ganti nama Indonesia. Misalnya, El Dolores dap rambut gondrong diadakan di berbagai Combo menjadi Dasa Ria, The Blue Band tempat dengan alasan bahwa rambut pan- menjadi Riama, The Rhythm menjadi Pus- jang tidak sesuai dengan norma yang baik pa Nada, The Irama Cubana menjadi Ter- dan sopan (Yudhistira 2010: 129). Kampus una Ria, The Alulas menjadi Aneka Nada. Institut Pertanian Bogor melarang maha- Bahkan musisi Gerly Sitompul mengubah siswanya yang berambut panjang (baca: namanya menjadi Mawar Sitompul. gondrong) mengikuti kegiatan perkuliahan. Akibat lainnya, suara penyanyi Diah Rektor IPB ketika itu berkeyakinan bah- Iskandar yang dianggap meniru Conny wa rambut gondrong memiliki keterkaitan Francis, tidak terdengar lagi dalam siaran Budaya Tanding dan “Aktuil” | 87

RRI di seluruh Indonesia. Upaya pemer- Kris Biantoro muncul dengan lagu Don- intah berlanjut dalam bentuk kerja kepani- dong Apa Salak yang berirama pop Jawa; tiaan yang terdiri dari Oei Tjoe Tat, Adam Lilis Suryani membawakan pop Sunda Es Malik, dan Mayor Jenderal Achmadi, Lilin dan Neng Geulis; dan Diah Iskandar melalui sidang presidium kabinet 22 Sep- dengan lagu Beas Beureum (Mulyadi 2009: tember 1964 (Mulyadi 2009: 14). Hasil ker- 16). ja panitia yang dilaporkan kepada Presiden Situasi berubah pada masa Orde Baru Sukarno antara lain berupa keputusan untuk yang menggantikan pemerintahan Sukarno. menindak tegas masyarakat yang memutar Sikap pemerintah yang tidak lagi memusuhi lagu Barat. Polisi diberi wewenang menin- budaya Barat membuat grup-grup musik dak pelanggaran sehingga banyak terjadi dengan nama berbahasa Inggris kembali pembakaran terhadap piringan hitam lagu- bermunculan. Misalnya The Mercy’s yang lagu pop-rock Elvis Presley dan operasi ter- dibentuk pada akhir 1965 dan The Rollies hadap gaya rambut poni dan pakaian The serta The Rhythm Kings yang lahir pada Beatles. 1967. Grup rock AKA dari Surabaya— Larangan juga berlaku efektif terhadap yang telah disebut—juga dibentuk pada musisi yang ‘nakal’ dan tetap memainkan 1967. Memasuki dekade 1970-an, jumlah lagu Barat. Banyak dari mereka dimasuk- grup musik dengan nama berbahasa Inggris kan ke dalam bui seperti Bharata Band di terus bertambah. Mereka tidak segan-se- Surabaya yang pada 1963 dikenai hukuman gan membawakan musik rock seperti yang penjara karena memainkan lagu-lagu The dilakukan oleh God Bless, Shark Move, Beatles; musikus Abadi Soesman ditahan Giant Step, dan Golden Wing. Musik men- di Komando Distrik Militer Malang karena jadi tren yang sangat diminati anak muda. hal yang sama. Koes Bersaudara dikurung “Anak band paling banyak dikerubungi sia- selama delapan bulan pada 1965 di Penjara pa saja, termasuk wanita. Kayaknya, kalau Glodok karena sering memainkan lagu The punya band, gengsinya luar biasa,” kenang Everly Brothers dan The Beatles. Lagu yang Triawan Munaf yang kini Kepala Badan diizinkan beredar pada waktu itu adalah Ekonomi Kreatif (Sakrie 2015: 40). yang asli Indonesia sehingga mendorong Yang menarik, kalangan tentara juga lagu-lagu daerah muncul ke permukaan. “masuk” ke ranah musik. Direktur Jenderal Kebanyakan dari lagu daerah diaransemen Siaran Angkatan Bersenjata Republik In- kembali sebagai musik pop(uler), sebagian donesia Brigadir Jenderal Sugandhi meran- lagi berupa lagu baru yang berbau pop daer- cang acara yang dinamai Panggung Prajurit ah. Contohnya, Teruna Ria mempopulerkan yang dikoordinasikan oleh Badan Kerjasa- Bengawan Solo ciptaan Gesang dalam ira- ma Seniman Komando Strategis Tjadangan ma pop keroncong; Taboneo menyanyikan Angkatan Darat atau lazim dikenal sebagai lagu-lagu populer Kalimantan seperti Am- BKS Kostrad. Selain itu, ABRI juga me- par-ampar Pisang dan Saputangan Bapun- manfaatkan komunikasi tidak langsung via cu Ampa; Gumarang dengan pop Minang TVRI. Pada Juni 1966, Letnan Muda Uda- Ayam den Lepeh; Elly Kasim dengan lagu ra Sunadi ditugasi merancang acara siaran Bareh Solok, Lamang Tapai, dan Hitam ABRI di TVRI berupa Variate Show (siaran Manis; Bob Tutupoly membawakan lagu pertama 10 November 1966) yang kemu- pop Ambon Sarinande; Lenny Beslar mem- dian diubah menjadi Kamera Ria hingga bawakan lagu pop Makassar Angin Mamiri; sekarang. Format acaranya berupa pertun- 88 | ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS jukan musik yang berseling dengan beri- Toto Rahardjo, saat itu mahasiswa Fakul- ta-berita kegiatan ABRI. Stasiun RRI juga tas Ekonomi Universitas Parahyangan, dimanfaatkan oleh ABRI untuk melakukan menyetujui ide Bob Avianto untuk mem- angket popularitas penyanyi dan grup band buat sebuah majalah musik bersama-sama. di Indonesia (Sakrie 2015: 26). Kiprah ten- Sebelumnya, ide Bob Avianto berasal tara dalam permusikan seperti memberi dari Denny Sabri Gandanegara, kontributor isyarat bahwa pemerintah memberi legiti- majalah Discorina yang terbit di Yogya- masi atas berkembangnya kembali budaya karta. Anak sulung dari Sabri Gandanega- Barat di Tanah Air. ra yang merupakan Wakil Gubernur Jawa Bermain dan mendengarkan musik Barat (1966–74) itu rupanya tidak puas den- menjadi kebiasaan bagi anak-anak muda. gan majalah tempatnya bekerja yang hanya Repertoar musik mereka peroleh dari pelat menyajikan profil pemusik dan chord lagu atau piringan hitam yang biasanya dibawa (Sopian 2015). Maka bergabunglah Bob sebagai oleh-oleh orang tertentu dari luar Avianto, Toto Rahardjo, dan Denny Sabri negeri (Sakrie 2015). Ada pula penjualan di rumah Syamsudin, yang lebih dikenal pelat di kompleks pertokoan Pasar Baru dengan Sam Bimbo, untuk membicarakan seperti toko-toko Eropah, Combinatie, dan lebih lanjut mengenai ide penerbitan ma- Sinar Jaya. Saat itu harga sekeping pelat jalah. Denny Sabri mengusulkan nama Ak- sekitar Rp1000 hingga Rp2000. Di Jalan tuil bagi majalah yang akan diterbitkan itu, Surabaya, daerah Menteng, Jakarta Pusat, yang kemudian disepakati bersama.9 “Ini dijual pelat-pelat bekas—yang terkenal kios bahasa Indonesia yang salah memang. Tapi, milik Silalahi, lelaki asal Tapanuli. Kete- saat itu kami sedang gandrung-gandrung- naran lapak Silalahi mengundang Tommy nya majalah Actueel,” tutur Toto Rahardjo Bolin personel Deep Purple mampir ke ki- (Sopian 2015). osnya saat supergrup itu berkonser di Jakar- Menurut perhitungan Toto Rahard- ta pada 1975 atas sponsor Aktuil. “Kebetu- jo, modal yang harus dikeluarkan untuk lan waktu itu tengah dipajang album terbaru mendirikan CV Aktuil, sebagai badan pe- Purple Come Taste the Band. Bolin hanya nerbit, adalah Rp10.000.000 dengan kurs tersenyum melihat sampul pelat itu,” ke- Rp900 per satu dolar AS pada masa itu. nang Silalahi (Sakrie 2015: 41). Kantor redaksi ditetapkan di Jalan Leng- Dengan latar belakang suasana seper- kong Kecil 41, menyatu dengan kantor Per- ti itulah Aktuil tampil. Bandung pada akhir cetakan Timbuldi sebuah bangunan eksko- 1960-an diwarnai anak-anak muda yang ge- lonial sebab di percetakan itu pulalah Aktuil mar membaca Actueel, Pop Foto, dan Muz- akan diproduksi.10 Untuk memenuhi kebu- iek Ekspress, seperti yang telah disebutkan. tuhan akan kertas, Toto Rahardjo pun beru- Majalah-majalah tersebut, baru atau bekas, tang kepada ayahnya. Majalah Aktuil telah dijual di bursa majalah Cikapundung. Suatu direncanakan untuk terbit perdana pada Mei kali pada 1967, Bob Avianto, seorang penu- 1967. Namun, karena tidak ada yang men- lis lepas masalah perfilman, melontarkan gerti urusan redaksional, rencana terbit jadi ide membuat majalah musik “asli Indo- tertunda. Setelah urusan redaksional terata- nesia” kepada rekannya, Toto Rahardjo. 9Wawancara dengan Toto Rahardjo, 21 November Ide itu disampaikan kepada Toto karena 2015. 10Pada 1970-an terjadi pergesan nomor bangunan oleh ayahnya adalah pemilik usaha percetakan Pemerintah Kota Bandung sehingga alamat kantor Aktuil Timbul di Jalan Lengkong Kecil, Bandung. berubah menjadi Jalan Lengkong Kecil 57. Budaya Tanding dan “Aktuil” | 89 si, masalah lain muncul. Percetakan Timbul dan Bandung tampak tanggap terhadap ge- ternyata butuh tambahan daya listrik dan jala budaya tersebut. Dalam sfeer romantik tidak ada yang mengerti cara mengerjakan seperti itulah Aktuil memilih “tanah kela- separasi dan layout (Sopian 2015). hiran”-nya sendiri—Bandung ‘kota kem- Setelah semua masalah teratasi satu bang’ layaknya nyanyian Tetty Kadi dalam per satu, Aktuil akhirnya terbit perdana Kota Kembang: pada 8 Juni 1967, satu bulan terlambat dari Kota kembang yang indah permai target awal. Edisi perdana majalah itu terbit Sejuk nyaman hawanya Dengan gadis lemah gemualai tanpa izin Departemen Penerangan, hanya Indah dipandang mata berbekal izin dari Penguasa Perang Daer- Bandingkan dengan pelukisan ‘city of flow- ah Jawa Barat. Namun, tidak ada teguran er’ dalam San Fransisco McKenzie:12 11 sama sekali dari Departemen Penerangan. If you’re going to San Francisco Logo Aktuil dibuat oleh Deddy Suardi, Be sure to wear some flowers in your hair redaksi yang merupakan alumnus Jurusan If you’re going to San Francisco Seni Rupa ASRI, Yogyakarta. Dalam edi- You’re gonna meet some gentle people there si-edisi awal, isi Aktuil kebanyakan berupa Analog kota Bandung dan San Fran- saduran dari majalah-majalah Belanda yang cisco tampaknya membuat anak-anak muda telah disebutkan. Pada halaman depan ter- Bandung lebih mudah “menyatu” ke dalam cantum nama CV Aktuil dengan Toto Ra- kultur itu. Hal lain yang membantu percepa- hardjo sebagai Pimpinan Perusahaan. Edi- tan “sosialisasi” budaya hippies di Bandung si perdana Aktuil langsung didistribusikan adalah faktor spasial kota itu. Dibandingkan oleh pengecer dadakan yang diambil dari dengan Jakarta, wilayah Kota Bandung jauh keluarga kelas menengah Kota Bandung. lebih kecil sehingga membuat anak-anak Dengan mengendarai sepeda motor, para muda Bandung lebih mudah mengenal satu pengecer berkeliling kota menjajakan ma- sama lain dan ide atau aspirasi lebih cepat jalah khusus musik itu. Bahkan ada yang menyebar.13 Dalam dunia musik, saat tren menjualnya sampai ke luar kota Bandung hippie muncul di Bandung, dengan cepat seperti Sumedang, Garut, dan Cianjur. Se- terserap dan menyebar melalui orang-orang banyak 5000 eksemplar Aktuil habis dalam kreatif dan bersemangat seperti para pendiri waktu kurang dari satu minggu. “Siga ka- majalah Aktuil. cang goreng kasar na mah (seperti kacang Pada edisi kedua, Maman Sagith, goreng kasarnya),” kenang Denny Sabri. redaksi Harian Banteng, bergabung ke Aktuil lahir di Bandung, bukan di ibu dalam Aktuil, diikuti Sonny Suriaatmadja kota. Mungkin itu suatu kebetulan belaka, pada Desember. Saat itu Aktuil diputuskan namun mungkin pula punya makna khusus. terbit dua kali dalam sebulan. Pada saat Sejak lama Bandung dijuluki ‘Parijs van edisi ketiga terbit, Denny Sabri terbang ke ’. Paris di Perancis adalah kota mode, Jerman Barat untuk kuliah di Werkkunst- begitu pula Bandung. Sebagai kota mode, chule, Fakultas Grafik Desain, di Hamburg, Bandung lebih sensitif terhadap hal-hal baru Jerman Barat. Di balik itu, Denny juga in- dan “hal baru” yang hangat saat itu adalah gin agar bisa dekat dengan grup musik fa- budaya tanding yang dibawa kaum hippies. Hippies adalah fesyen mutakhir saat itu, 12Wawancara dengan Remy Sylado, Jakarta, 6 Nov- ember 2015. 11Wawancara dengan Toto Rahardjo, Jakarta, 12 April 13Wawancara dengan Toto Rahardjo, Jakarta, 12 April 2015 2005. 90 | ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS voritnya, Deep Purple. Kepergian Denny meningkat. Tahun 1969 menjadi tahun baik Sabri ke Jerman Barat, membawa hikmah bagi Aktuil. pembukaan kantor redaksi Aktuil di 2000 Hamburg 52, Wichman Sto. 42/B. BUDAYA TANDING DALAM “AKTUIL” Di Bandung, tulang punggung redak- si Aktuil tinggallah Sonny Suriatmadja dan Sulit untuk mengukur sedalam apa budaya Maman Sagith. Merekalah yang melakukan tanding “melebur” ke dalam pergaulan semua pekerjaan dari mencari dan men- anak-anak muda Indonesia. Walaupun golah informasi, membuat layout, mengu- hal-hal yang bersifat behavioris seperti rus mesin cetak, menjilid, dan mengepak. musik dan gaya hidup sudah terlihat Denny Sabri berjanji akan tetap menulis keberadaannya, namun tidak ada tanda- berita untuk Aktuil setelah menetap di Jer- tanda apakah budaya tanding juga bersifat man Barat. Namun, hal itu baru terlaksana ideologis. Bergabungnya Remy Sylado, pada 1968. Awalnya masih merupakan ber- seniman Teater 23761 yang sangat aktif ita saduran dari majalah-majalah di sana, di Bandung, memberikan napas budaya kemudian Denny berhasil mewawancarai tanding yang sangat dalam bagi Aktuil. secara eksklusif para musisi dan penyanyi Sebelum Remy Sylado bergabung, Eropa. Misalnya, wawancara dengan Ma- Aktuil tidak lebih majalah musik seperti riska Veres, penyanyi kelompok Shockin’ halnya Diskorina atau Vista. Pada 1969, Blue asal Belanda, yang sedang berupaya Aktuil memang pernah menerbitkan meluaskan sayap popularitasnya ke AS artikel berseri mengenai hippies, pada 1970. Denny mewawancarai Maris- namun Remy Sylado-lah yang berusaha ka—yang memiliki lagu andalan Venus— mengintegrasikan budaya tanding tersebut mengenai pengalamannya di Amerika, tam- kepada pembacanya, bukan sekadar pil dalam acara televisi ternama Ed Sullivan memaparkan informasi tentang apa yang Show dan rencana tur ke negara-negara Asia sedang terjadi di Barat. Dengan usaha termasuk ke Indonesia (Sabri 1969: 6). Remy Sylado itulah Aktuil menemukan Meski memperoleh asupan berita dari ciri khasnya yang ditularkan juga kepada luar negeri, tiras Aktuil tak kunjung mening- para pembacanya. kat sepanjang 1968. Namun, ketika Sonny Pada Edisi 102 (1972), untuk pertama Suriatmadja memuat tulisan hippies yang kali muncul rubrik ‘Puisi Mbeling’ dalam sedang ngetren di Kota Bandung sepanjang Aktuil. Remy Sylado adalah sosok yang 1969, Aktuil banyak diburu kaum muda. membina rubrik ini. Puisi mbeling adalah Majalah itu memuat tentang fashion, sistem sastra yang ditulis oleh-oleh anak muda. sosial, seks dan orgy,14 dan pemakaian Isinya nyeleneh bila dilihat dari kaca mata mariyuana, dari sudut edukasi, bukan pro- sastra sezaman yang konvensional. Dalam mosi. Ternyata tulisan-tulisan seperti itu “Puisi Mbeling Edisi III” (Aktuil, No. 107, sangat digemari pembacanya, dilihat dari 1972), Remy Sylado menjelaskan maksud surat yang masuk ke kantor redaksi Aktuil. pemuatan jenis puisi itu: Sejak itu, tiras Aktuil perlahan-lahan terus Ia revolt pada nilai-nilai yang kaku sebab ma- pannya itu, yang terpusing-pusing di sekitar 14Hubungan seks yang dilakukan beramai-ramai dan itu-itu wungkul: bunga, awan, kuda, cacing, saling tukar pasangan. Sering juga diartikan sebagai pesta gunung, sawah, laut, padi, seperti sajak-sajak seks. tua dari Soebagjo Sastrowardojo, apalagi Ajip Budaya Tanding dan “Aktuil” | 91

Rosidi, dan jenis-jenis yang lebih cengeng sep- sama. Dengan mendengar musik, penikmat erti Mansur Samin, yang boleh digolong se- pun cenderung melakukan imitasi terhadap bagai masterpis ketika orang masih butahuruf. grup musik favoritnya; dan karena musik Remy Sylado mencoba melepaskan rock progresif erat kaitannya dengan hip- sastra dari genggaman para sastrawan tua pies, maka pembaca Aktuil pun bergaya yang kebanyakan berasal atau bermukim seperti hippies. 15 di Jakarta. Ia menolak ‘gerontokrasi’ Setelah mode dan gaya hidup hippies melanda dunia sastra Indonesia. Apa yang dimuat Aktuil dalam artikel berseri pada Remy coba sampaikan lewat puisi mbeling, 1969, budaya tersebut tampak makin mem- secara substansial, mirip dengan apa yang baur dengan budaya anak muda Indonesia diperjuangkan kaum hippies. Puisi mbe- memasuki era 1970-an. Bersamaan dengan ling berontak dari cara pandang orang tua itu, pembaca Aktuil meningkat hingga tirasn- yang kaku dan konvensional, dan memilih ya mencapai hampir 200.000 eksemplar.17 cara yang eksperimental untuk berekspre- Pertengahan 1970-an, Aktuil menerbitkan si. Selain itu, Remy mengajak para pem- beberapa artikel mengenai gaya hidup hip- baca untuk bergerak bersama dengan cara pies yang tengah dipraktikkan oleh anak menyumbang tulisan yang akan dimuat di muda dan menyertakan pendapat mereka rubrik tersebut. Dengan cara itulah Remy yang mengikuti gaya hidup itu. Misalnya, Sylado menularkan budaya tanding kepada dalam Edisi 144 (1974), Aktuil menyer- pembaca Aktuil. takan rubrik cerita sampul18 tentang pe- Sebagai majalah musik, Aktuil dom- makaian narkoba yang marak dilakukan inan dalam pembahasan mengenai musik. anak muda. Contoh lainnya, dalam Edisi Di sinilah peran majalah itu membangun 146 (1974) dimuat tulisan “Percintaan-per- kultur pergaulan “baru” anak muda. Pem- cintaan Tokcer Mulai Beraktip” pada rubrik bahasan musik Aktuil bertitik berat pada cerita sampul. Dalam liputan itu, Aktuil rock progresif sehingga musisi pop, seperti meminta pendapat anak-anak muda yang Koes Plus, hampir tidak mendapat tempat melakukan praktik seks bebas. Alasan mer- di dalamnya. Sementara itu, grup musik eka pun beragam mulai dari mencari cara seperti AKA mendapat spotlight yang men- “awet muda” hingga memenuhi kebutuhan tereng, aksi-aksi teatrikal panggungnya di- biologis saja. Dalam cerita sampul khusus agungkan; atau aksi vokalis Trenchem yang memperingati Hari Pahlawan dimuat lipu- menari bersama ular di atas panggung. tan mengenai ‘krisis kepemimpinan’ dalam Menurut Aktuil, grup musik yang memain- golongan orang tua karena berkurangnya 16 kan musik mbeling, yang “membeling” rasa hormat anak muda terhadap mereka terhadap establishment, harus dipadukan (Aktuil, No. 156, 1974). Mengambil sisi dengan unsur teatrikal (Sylado 1972: 12). anak muda, Aktuil meliput tanggapan mer- Grup dan jenis musik seperti itulah yang eka terhadap ‘kekuasaan’ orang tua. “Ki- membanjiri isi majalah Aktuil sehingga talah pahlawan masa kita,” teriak penyair pembacanya tergiring menyukai hal yang Sutardji Calzoum Bachri di Taman Ismail 15Gerontokrasi adalah kekuasaan yang dipimpin oleh Marzuki.19 kalangan orang tua. Wawancara dengan Remy Sylado, Jakarta, 6 November 2015. 17Wawancara dengan Bens Leo, pengamat musik, 16Dalam bahasa Jawa, mbeling berarti ‘bandel’. Istilah Jakarta, 17 September 2015. ini menjadi trademark Remy Sylado karena sering ia 18Cerita sampul merupakan rubrik utama Aktuil dalam gunakan sebagai ungkapan gerakan perlawanan terhadap tiap edisi. establishment. 19Dikutip Sylado (1974: 14). 92 | ALDIS SHANAHAN RAIPUTRA TANNOS

PENUTUP , John Robert (1969), “The Flowering of the Hippie Movement,” Annals of the American Keberadaan budaya tanding secara sporadis Academy of Political and Social Sciences, Vol. telah muncul di kota-kota besar di Indone- 382 (43–55). sia pada akhir dekade 1960-an lewat berb- Issitt, Micah L. (2009), Hippies: A Guide to an agai sumber, terutama sejak pemerintahan American Subculture. California: Greenwood Suharto membuka jalur masuk musik Barat Press. kembali. Anak-anak muda yang tertarik Lytle, Mark H. (2006), America’s Uncivil Wars: The Sixties Era from Elvis to the Fall of Richard Nix- terhadap musik Barat kemudian mencari on. New York: Oxford University Press. informasi mengenai musisi dan grup musik Mulyadi, Muhammad (2009), Industri Musik In- favoritnya lewat majalah-majalah Eropa donesia: Suatu Sejarah. Bekasi: Koperasi Ilmu seperti Muziek Ekspress dan Actueel. Dari Pengetahu-an Sosial. ketertarikan terhadap musik mereka mem- Parengkuan, A. (1969), “Pesta ‘Gengsot’ Muda-mu- pelajari budaya tanding. di Indonesia,” Kompas, 19 April. Sebagai majalah musik, Aktuil, yang Partridge, William L. (1973), The Hippie Ghetto: terbit sejak 1967, memusatkan perhatiann- The National History of a Subculture. Illinois: ya kepada budaya baru yang mulai muncul Waveland Press. di antara anak-anak muda. Aroma budaya Perry, Charles (2005), The Haight-Ashbury: A Histo- ry by Charles Perry. New York: Wenner Books. tanding ini semakin kental dengan ber- Roszak, Theodore (1969), The Making of a Counter- gabungnya Remy Sylado. Dengan gayanya culture: Reflections on the Technocratic Society sendiri, Aktuil kerap membahas gejala bu- and Its Youthful Opposition. New York: Anchor daya tanding yang datang dari budaya anak Books. muda Indonesia sendiri. Namun, budaya Sabri, Denny (1969), “Wawancara dengan Mariska tanding yang “bertiup” di Indonesia tampa- Veres,” Aktuil, No. 54. knya sebatas atribut, gaya hidup, dan mode; Sakrie, Denny (2015), 100 Tahun Musik Indonesia. tidak ditemukan unsur ideologisnya. Anak- Jakarta: Gagas Media. anak muda yang “berlagak” hippie masih — (2002), “Napak Tilas Anak Muda 1970-an,” Kompas, 29 April. terintegrasi dengan establishment, mereka masih tinggal dan dibiayai oleh orang tua Sasongko, A. Tjahjao dan Nug Katjasungkana (1991), “Pasang Surut Musik Rock di Indone- mereka. Dengan demikian, gejala budaya sia,” Prisma, Oktober. tanding di Indonesia, mengikuti Howard Sylado, Remy (2004), Puisi Mbeling. Jakarta: (1969), masih berada dalam tingkat plastic Gramedia. hippies—yang hanya mengklaim aspek lu- — (1969), “Aktualindo: Give Us Freedom,” Aktuil, aran, bukan ide substansialnya. No. 36. — (1972), “AKA dan Orexas,” Aktuil, No. 100. DAFTAR ACUAN — (1974), “Pahlawan-pahlawan Kaum Muda,” Ak- tuil, No. 156. Abdullah, Taufik (ed.) (1982), Pemuda dan Peruba- Westhues, Kenneth (1972), Society’s Shadow: Stud- han Sosial. Jakarta: LP3ES. ies in the Sociology of Countercultures. Toronto: Gitlin, Todd (1987), The Sixties: Days of Hope, McGraw-Hill. Years of Rage. New York: Bantam Books. Yinger, J. Milton (1982), Countercultures: The Hakim, Lukman (1969), “’Gang’ dalam Kehidupan Promise and Peril of a World Turned Upside Remaja Kita,” Kompas, 13 September. Down. New York: The Free Press. Budaya Tanding dan “Aktuil” | 93

Yudhistira, Aria Wiratma (2010), Dilarang Gon- Wawancara drong: Praktik Kekuasaan Orde Baru terhadap Bens Leo, 17 September 2015. Anak Muda Awal 1970-an. Jakarta: Margin Kiri. Remy Sylado, 6 November 2015. Toto Rahardjo, 12 April 2015; 21 November 2015. Surat Kabar dan Majalah Internet Aktuil, 1967, 1968, 1969, 1972, 1974. Sopian, Agus (2015), “Putus Dirundung Malang,” Kompas, 1967, 1968, 1969, 1970. www.pantau.or.id; diunduh 13 September.