25 Upaya Mengoptimalkan Implementasi Aplikasi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
UPAYA MENGOPTIMALKAN IMPLEMENTASI APLIKASI INAPORTNET Eko Nur Hidayat1) 1 Program studi Teknika, Politeknik Bumi Akpelni Jl. Pawiyatan Luhur II/17, Bendan Dhuwur, Semarang. *Email: [email protected] Abstrak Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan perpaduan teknologi yang mengaburkan batas antara bidang fisik,digital dan biologis, atau secara kolektif yang ditandai dengan munculnya terobosan menghubungkan perangkat apapun satu sama lain melalui internet (Internet of Things). Konsep tersebut juga diterapkan dalam pelayanan public di pelabuhan dengan system inaportnet. Masalah yang terjadi adalah pengguna sering mengalami loss connection sehingga pelayanan dilakukan melalui system manual. Penelitian ini menggunakan metode descriptive. Untuk menjamin konektivitas dari pengguna system dengan server, diperlukan konektivitas yang stabil dan mempunyai Service Level Agreement (SLA) yang tinggi. Konektivitas yang perlu dijaga baik dari sisi server maupun dari sisi pengguna. Sistem inaportnet akan berjalan optimal jika dari sisi server system selalu up dan terjamin konektivitasnyadengan kategori minimal tier 3 sedang dari sisi pengguna terjamin konektivitasnya dengan SLA diatas 99%. Optimalisasi dilakukan di kedua sisi baik server maupun pengguna. Hasilnya dengan optimalisasi implementasi inaportnet dapat meminimalisasi keluhan system down sehingga pelayanan kapal dan monitoring pergerakan kapal dan barang (petikemas) ekspor dan impor dapat dioptimalkan. Kata kunci: inaportnet, loss connection, servive level agreement, tier PENDAHULUAN depan, dan bertahan didalamnya,menjadi Revolusi industri 4.0 adalah era industri individu canggih dalam mengelola dan keempat sejak revolusi industri pertama memanfaatkan data, serta mampu bertahan pada abad ke-18. Era revolusi industri 4.0 dengan kecerdasan buatan akan membuat ditandai dengan perpaduan teknologi yang individu survive melewati revolusi industri mengaburkan batas antara bidang 4.0. setiap generasi melakukan lompatan fisik,digital dan biologis, atau secara raksasa kedepan, tenaga uap, listrik dan kolektif disebur sebagai sistem siber-fisik komputasi, masing-masing telah merevolusi (cyber-physical system/CPS). Era revolusi cara kita hidup dan bekerja. Jika dulu ada industri keempat juga ditandai dengan lompatan raksasa tersebut berupa alat munculnya terobosan teknologi disejumlah tenun, bola lampu, dan computer bidang. Bidang-bidang yang dimaksud mainframe, hari ini adalah giliran internet. meliputi bidang robotika,kecerdasan buatan Sejak diciptakan pada tahun 1980-an world (Artificial Intelligence/AI), nanoteknologi, wide web telah berkembang dengan laju komputasi kuantum,bioteknologi, internet yang eksplosif, dan sekarang dapat of things, industry internet of things(IIOT), melakukan lebih dari sekedar membantu teknologi nirkabel generasi kelima (5G), orang berbagi informasi. Era web sedang aditif manufaktur/percetakan 3D dan berkembang untuk menyatukan orang, industri keadaan otonomi penuh. Teknologi bisnis, mesin, dan logistic ke dalam Internet tersebut mengubah tatanan hampir setiap of things (IoT). IoT memimpin revolusi negara, besarnya jangkauan ini menandai industri keempat aatu yang dikenal juga transformasi keseluruh sistem produksi, sebagai industri 4.0. IoT memiliki potensi manajemen, pemerintahan. Dengan untuk mengubah pemahaman kita tentang memahami arah perubahan yang terjadi bagaimana segala sesuatu dapat terhubung, diharapkan lebih siap merangkul masa dan memberikan nilai yang sangat besar 25 bagi dunia(Savitri, 2019). Firma riset pasar Secara mendasar hampir sama dengan Tier International Data Corporation (IDC) 1, namun sudah di tambah dengan memperkirakan, pengeluaran perusahaan di komponen redundant (serba memiliki berbagai dunia untuk mengadopsi Internet sumber daya cadangan, arti dari redundant). of Things (IoT) mencapai US$ 1,1 triliun Selain UPS, data center Tier 2 harus atau sekitar Rp 15.730 triliun pada 2023. dilengkapi genset sebagai persiapan saat Jumlah tersebut meningkat dibandingkan ada pemadaman bergilir dari PLN. tahun ini yang diperkirakan US$ 726 miliar Tingkat uptime 99.741%, atau hanya atau sekitar Rp 10.381 triliun.Ada tiga memiliki toleransi down selama 22 jam industri yang menurutnya bakal dalam setahun. mengeluarkan banyak dana untuk Tier 3 mengadopsi IoT, yakni manufaktur diskrit, Seperti pada Tier 2, pengertian tier data manufaktur proses, dan transportasi. center tingkat 2 ini ditambah lagi dengan Pengeluaran ketiga industri ini mencapai persyarat seluruh peralatan fasilitas data hampir sepertiga dari total belanja untuk center tier 3 harus memiliki lebih dari 1 IoT pada 2023(Annur, 2019). sumber daya listrik dan jaringan (multi Di bidang transportasi khususnya di network link) sehingga syarat tarnsportasi laut, sudah diimplementasikan “noshutdown” dapat terpenuhi pada data inaportnet yang memfasilitasi pertukaran center tier 3. data dan informasi layanan kepelabuhanan Tingkat uptime 99.982% atau toleransi secara cepat, aman, netral dan mudah yang gangguan dalam setahun maksimal hanya terintegrasi dengan instansi pemerintah 1.5 jam saja. Biasanya data center tier 3 ini terkait, badan usaha pelabuhan dan pelaku hampir tidak berbeda dengan performa data industri logistik untuk meningkatkan daya center tier 4. saing komunitas logistik Indonesia Tier 4 LANDASAN TEORI Sama seperti tier 3, data center tier 4 ini Sistem klasifikasi tier pada data center hanya memiliki toleransi down time 30 secara konsisten melakukan evaluasi menit dalam setahun. terhadap berbagai infrastruktur data center dalam hal kinerja operasional data center INAPORTNET adalah portal elektronis tersebut secara menyeluruh, terutama yang terbuka dan netral guna penilaian aksesibilitas atau uptime. memfasilitasi pertukaran data dan Sehingga sertifikasi tier mencerminkan informasi layanan kepelabuhanan secara bahwa data center tersebut dapat terus cepat, aman, netral dan mudah yang diakses tanpa gangguan atau tanpa putus. terintegrasi dengan instansi pemerintah Berikut adalah perbanding klasifikasi tier terkait, badan usaha pelabuhan dan pelaku pada data center (Uptime Institute, 2013) industri logistik untuk meningkatkan Tier 1 daya saing komunitas logistik Indonesia Peralatan IT dilayani oleh satu jalur (Kementerian Perhubungan Republik distribusi nonredundat, atau satu uplinkper Indonesia, 2013). satu server. Ini biasanya banyak ditemui Pengguna Inaportnet adalah instansi pada perusahaan besar yang memiliki data pemerintah dan badan usaha pelabuhan center sendiri, dengan fokus kemampuan serta pelaku industri logistik di Indonesia untuk dapat melayani aktivitas operasional yang memanfaatkan jasa kepelabuhanan selama jam kerja dan di-back up denga seperti: shipping lines/agents, freight UPS. forwarder, CFS (Container Freight Tingkat up time 99.671%, atau dalam Station), Custom brokerage/PPJK, setahun batas toleransi gangguan maksimal importir & exportir, depo container, 28 jam. warehouse, dan inland transportation Tier 2 (truk, kereta api dan tongkang). 26 Karakteristik Inaportnet domestik dan pembayaran secara Karakteristik yang melekat pada aplikasi elektronis. Inaportnet sebagai berikut (Kementerian Ada 4 layanan yang tersedia di Perhubungan Republik Indonesia, 2013): INAPORTNET yaitu : 1. Berbasis web: selalu dapat diakses 1. Vessel Management System (VMS) dimana saja dan kapan saja (24/7) : Layanan INAPORTNET yang 2. Mudah digunakan terkait manajemen vessel (kapal), 3. Aman: pertukaran data dan informasi termasuk administrasi data kapal, terjamin kerahasiaannya sistem schedulling kapal (create 4. Cerdas (Intelligent) : Sistem dapat line, voyage, service), serta menyesuaikan dengan kondisi clearance kapal. Saat ini layanan ini pengguna. hanya tersedia untuk proses layanan 5. Netral: tidak memihak, sistem hanya kapal di Jakarta. memberikan akses sesuai dengan 2. Manifest Domestik : Layanan tingkat kepentingan pengguna. inaportnet yang memungkinkan 6. Otomasi Bisnis Proses existing. penyampaian manifest domestik Sistem hanya secara elektronis dari shipping line mengotomasi/streamline bisnis proses pelabuhan asal ke shipping line yang ada (sesuai dengan peraturan/ pelabuhan tujuan yaitumanifest ketentuan yang berlaku) elektronis tersebut dapat diakses 7. Layanan terintegrasi. oleh instansi pemerintah terkait yang memiliki kewenangan. Manfaat Inaportnet 3. SmartCargo : Layanan Inaportnet Dengan ciri tersebut maka Inaportnet yang memungkinkan cargo owner/ akan memberikan manfaat bagi komunitas freight forwarder melakukan logistik, antara lain sebagai berikut request service delivery (import) (Kementerian Perhubungan Republik secara online berbasis web, Indonesia, 2013): melakukan pembayaran jasa 1. Single submission. terminal (seperti biaya penumpukan, 2. Layanan online, hemat waktu dan lift on/off dan lain-lain) secara biaya elektronik, penunjukkan trucking, 3. Percepatan proses secara sampai dengan proses pengeluaran keseluruhan container. Layanan ini tersedia di 4. Kemampuan tracing dan tracking. Tanjung Priok khususnya untuk 5. Meminalisasi kesalahan pemasukan Terminal 3. Untuk proses data dan dokumen receivering (ekspor) masih dalam 6. Menerima integrasi data secara pengembangan. elektronis 4. Cargo Management System : 7. Dapat melakukan monitoring atas Layanan ini merupakan lanjutan dari proses. pengembangan Smartcargo, yang 8. Meningkatkan daya saing pelaku melakukan layanan terhadap cargo industri dan container management, meliputi cargo & container data Layanan inaportnet dikembangkan secara administration, cargo and container bertahap baik dari jangkauan maupun