Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17 JL. MEDAN MERDEKA BAMT No, 8 TEL. : 3811308, 3505006, 38'13269, 3447017 rA : 3U4492,3458540 38/.2440 JAKARTA - 10110 PST. : 4213,4227, 4209, 4135 FAX : 3811786, 3845430, 3507576 PERATUMN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT NOMoR HK. A3,/2 /t6 ,/DJPL - 17 TENTANG LAMBUNG TIMBUL TONGKANG GELADAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 35 ayat (4) Peraturan Menteri perhubungan Nomor pM. 39 Tahun 2016 tentang Garis Muat Kapal dan pemuatan, perlu menetapkan peraturan Direktur Jenderal perhubungan Laut tentang Lambung Timbul Tongkang Geladak; Mengingat :1. Undang-Undang Nomor IZ Tahun 2OOg tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 5l Tahun 2OO2 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO2 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4222); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republili Indonesia Tahun 2OlO Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5lOg) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor S20g); 4. Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 19T6 tentang Pengesahan " Intemational Conuentioru on Load Linei 1966',; " ,lbnlooll grnol*,rr* *e/a{a*ary gela^htl4nltlar.{,gaditaa*4,1{4aolamafan, Surlarr' 5. Keputusan Presiden Noinor 65 Tahun 19gO tentang Pengesahan "Intemational Conuentionfor the Safag if Life at Sea, L924,; 6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negari Republik Indonesia Tahun 20i5 Nomor g); 7. Peraturan Presiden Nomor 4O Tahun 2O15 tentang Kementerian perhubungan (Lembaran Negari Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 8. Peraturan Menteri perhubungan Nomor KM. 62 Tahun 2O1O tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara pelabuhan sebagaimani telah diubah terakhir dengan peraturan Menteri perhubungan Nomor PM. 130 Tahun 2O15 (Berita Negara Repultt Indonesia Tahun 2O15 Nomor l4OO); 9. Peraturan Menteri perhubungan Nomor KM. 65 Tahun 2O.10 tentarg Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan Batam sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri perhubungan Nomor pM. 20tI; 4Z Tahun 10. Peraturan Menteri perhubungan Nomor pM. 34 Tahun 2Ol2 .tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran Utama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OL2 Nomor 62Zl; 11. Peraturan Menteri perhubungan Nomor pM. 36 Tahun 2Ol2 tentar.g - Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhin (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri Perhubungan Nomor pM. l3t Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol5 Nomor 1401); 12. Peraturan Menteri perhubungan Nomor pM. 1g9 Tahun 2015 tentang Organiiasi dan Tata Kerja Kementerian perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor lS44l sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri perhribungan Nomor PM. 86 Tahun 2016 (Berita Negara Repu6lik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012); 13. Peraturan Menteri perhubungan Nomor pM. 89 Tahun 2016 tentang Garis Muat dan pemuatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O16 Nomor 524); MEMUTUSKAN: MenetapKan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TENTANG LAMBUNG TIMBUL TONGKANG GELADAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: 1. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi iainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung- dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pinaan. 2. Tongkang Geladak adalah kapal yang mempunyai kategori : a, tidak berpenggerak sendiri; b. tidak berawak; c. memuat hanya di atas geladak; d. mempunyai rasio perbandingan lebar/ tinggi 3 atau lebih; e. tidak mempunyai palka di geladak kecuali bukaan kecil untuk lubang lalu orang yang ditutup dengan penutup kedap; dan f. memiliki koefisien blok O,9 atau lebih. 3. Lambung Timbul (freeboard) adalah jarak vertikal yang diukur pada tengah kapal dari sisi atas garis geladak lambung timbul ke arah bawah hingga sisi atas garis muat yang ditetapkan. 4. Marka Garis Muat adalah sebuah tanda pada lambung kapal untuk membatasi draft/ sarat maksimum sebuah kapal demi keamanan dan keselamatan kapal sesuai dengan daerah/musim dimana kapal tersebut berlayar. 'kemampuan 5. Stabilitas Kapal adalah sebuah kapal untuk kembali ke kedudukan semula setelah mengalami kemiringan oleh gaya-gaya yang ditimbulkan oleh kapal itu sendiri dan gaya-gaya dari luar kapal. 6. Stabilitas Positif Kapal adalah stabilitas kapal dimana titik berat kapal keseluruhan berada di bawah titik Metasentra. 7. Peratran Indonesia adalah laut territorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairan pedalamannya. 8. Panjang Ifupal (L) adalah panjang yang diukur paCa 960/o d.ari panjang garis air dengan sarat 85% dari ukuran dalam yang terkecil diukur dari linggi haluan sampai ke sumbu poros kemudi, apabila panjang ini yang lebih besar. Jika kontur bagian depan haluan berbentuk cekung di atas garis air padi SSX dari ukuran dalam terkecil, baik ujung depan (fonlard terminal) dari total panjang dan sisi depan linggi haluan berturut-turut harus ditarik dari proyeksi vertikal dengan garis air dari titik terbelakang linggi haluan (di atas garis air). Untuk kapal yang dirancang dengan lunas miring (rake of keet), panjang garis air yang diukur harus sejajar dengan garis air yang telah dirancang. 9. Dalam Terbesar (D) adalah jarak tegak lurrs yang diukur dari sisi atas lunas ke sisi bawah geladak atas pada bagian samping bagian tengah kapal, 10. Daerah Pelayaran Iokal adalah daerah pelayaran yang meliputi jarak dengan radius 500 (lima ratus) mil laut dari suatu pelabuhan tertunjuk. Jarak ini diukur antara titik-titik terdekat batas-batas perairan pelabuhan sampai tempat labuh yang lazim. Jika pelabuhan tertunjuk dimaksud terletak pada sungai atau perairan wajib pandu, maka jarak itu diukur dari atau sampai awak pelampung terluar atau sampai muara sungai atau batas luar dari perairan wajib pandu. ll.Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal adalah Pejabat Pemerintah yang mempunyai kualifikasi dan keahlian di bidang keselamatan kapal. L2,Daetah Pelayaran Kawasan Indonesia adalah daerah pelayaran yang meliputi daerah yang dibatasi oleh garis-garis yang ditarik dari titik Lintang 10' 00'0O' Utara di Pantai Barat Malaysia, sepanjang Pantai Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja dan Vietnam Selatan di Tanjung Tiwan dan garis-garis yang ditarik antara Tanjung Tiwan dengan Tanjung Baturampon di Philipina, sepanjang Pantai Selatan Philipina sampai Tanjung San Augustin ke titik Lintang 0O' O0'00" dan Bujur 140" 00' 00" Tirnur, titik Lintang 02'35' OO' .selatan dan Bujur 141' OO' OO' Timur ditarik ke Selatan hingga ke titik 09' 10' OO" Selatan dan Bujur 141' 0O'0O'Timur, ke titik Lintang 10" O0'OO' Selatan dan Bujur 14O'O0'00" Timur ke titik Lintang 10" 11' OO" Selatan dan Bujur 121" 0O' OO" Timur, ke titik Lintang 09" 30'00" Selatan dan Bujur 105" O0'OO" Timur ke titik Lintang 02' 0O'00" Utara dan Bujur O94' OO' O0" Timur ke titik Lintang 06' 30'00" Utara dan Bujur O94" 00'00' sampai dengan titik Lintang 10" 00' 00" Utara di Pantai Barat Malaysia atau Near Coastql Vogage. 13. Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan kapal, jaminan mutu material marine, pengawasan pembangunan, pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai dengan peraturan klasifikasi. 14. Organisasi yang diakui (Recogniz'ed Organization) adalah suatu Organisasi atau badan klasifikasi yang telah diberikan kewenangan atau pendelegasian oleh Menteri melalui suatu perjanjian tertulis dan resmi diantara kedua pihak untuk melakukan survei dan sertifikasi kapal atas nama pemerintah Republik Indonesia sebagaimana persyaratannya diatur dalam IMO Resolution A.739 (18), A. 789(19) dan RO Code. 15. Surveyor adalah personil dari badan klasifikasi atau organisasi yang diakui yang memiliki kualifikasi dan persyaratan untuk melakukan survei di atas kapal. 16. Kapal bangunan baru adalah kapal yang peletakan lunasnya atau pada tahap pembangunan yang serupa di.lak-ukan pada atau setelah dikeluarkannya peraturan Direktur Jenderal ini. 17. Kapal bangunan lama adalah kapal selain kapal bangunan baru. 18. Tahap pembangunan kapal adalah terdiri dari: 1 t"hap dimulainya proses pembangunan kapal; atau O,tS", dimulainya proses perakitan kapal- sekurang_ kurangnya 50 ton atau satu persen dari estimasi berat dari semua bahan/materi struktur kapal, dipilih yang lebih kecil. 19. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jendeal Perhubungan Laut. 2O. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Laut. nunrffirriLrup Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal ini hanya berlaku untuk Tongkang Geladak berbendera Indonesia semua ukuran dengan ketentuan : a- memerlukan dan mengajukan pengurangan besar lambung timbul selain pengurangan lambung timbul sebesar 25o/o (dua puluh lima persen) dari perhitungan normal yang diberikan untuk lambung timbul Tongkang Geladak; b. diklaskan pada Badan Klasilikasi yang diakui; dan c. hanya beroperasi di perairan Indonesia. pENGo pERAr,o*"f3rl'j*N
Recommended publications
  • 25 Upaya Mengoptimalkan Implementasi Aplikasi
    UPAYA MENGOPTIMALKAN IMPLEMENTASI APLIKASI INAPORTNET Eko Nur Hidayat1) 1 Program studi Teknika, Politeknik Bumi Akpelni Jl. Pawiyatan Luhur II/17, Bendan Dhuwur, Semarang. *Email: [email protected] Abstrak Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan perpaduan teknologi yang mengaburkan batas antara bidang fisik,digital dan biologis, atau secara kolektif yang ditandai dengan munculnya terobosan menghubungkan perangkat apapun satu sama lain melalui internet (Internet of Things). Konsep tersebut juga diterapkan dalam pelayanan public di pelabuhan dengan system inaportnet. Masalah yang terjadi adalah pengguna sering mengalami loss connection sehingga pelayanan dilakukan melalui system manual. Penelitian ini menggunakan metode descriptive. Untuk menjamin konektivitas dari pengguna system dengan server, diperlukan konektivitas yang stabil dan mempunyai Service Level Agreement (SLA) yang tinggi. Konektivitas yang perlu dijaga baik dari sisi server maupun dari sisi pengguna. Sistem inaportnet akan berjalan optimal jika dari sisi server system selalu up dan terjamin konektivitasnyadengan kategori minimal tier 3 sedang dari sisi pengguna terjamin konektivitasnya dengan SLA diatas 99%. Optimalisasi dilakukan di kedua sisi baik server maupun pengguna. Hasilnya dengan optimalisasi implementasi inaportnet dapat meminimalisasi keluhan system down sehingga pelayanan kapal dan monitoring pergerakan kapal dan barang (petikemas) ekspor dan impor dapat dioptimalkan. Kata kunci: inaportnet, loss connection, servive level agreement, tier PENDAHULUAN depan, dan bertahan didalamnya,menjadi Revolusi industri 4.0 adalah era industri individu canggih dalam mengelola dan keempat sejak revolusi industri pertama memanfaatkan data, serta mampu bertahan pada abad ke-18. Era revolusi industri 4.0 dengan kecerdasan buatan akan membuat ditandai dengan perpaduan teknologi yang individu survive melewati revolusi industri mengaburkan batas antara bidang 4.0.
    [Show full text]
  • Kapal Dan Perahu Dalam Hikayat Raja Banjar: Kajian Semantik (Ships and Boats in the Story of King Banjar: Semantic Studies)
    Borneo Research Journal, Volume 5, December 2011, 187-200 KAPAL DAN PERAHU DALAM HIKAYAT RAJA BANJAR: KAJIAN SEMANTIK (SHIPS AND BOATS IN THE STORY OF KING BANJAR: SEMANTIC STUDIES) M. Rafiek Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia ([email protected]) Abstract Ships and boats are water transportation has long been used by the public. Ships and boats also fabled existence in classical Malay texts. Many types of ships and boats were told in classical Malay texts are mainly in the Story of King Banjar. This study aimed to describe and explain the ships and boats in the Story of King Banjar with semantic study. The theory used in this research is the theory of change in the region meaning of Ullmann. This paper will discuss the discovery of the types of ships and boats in the text of the King saga Banjar, the ketch, ship, selup, konting, pencalang, galleon, pelang, top, boat, canoe, frigate, galley, gurab, galiot, pilau, sum, junk, malangbang, barge, talamba, lambu, benawa, gusu boat or bergiwas awning, talangkasan boat and benawa gurap. In addition, it was also discovered that the word ship has a broader meaning than the words of other vessel types. Keywords: ship, boat, the story of king banjar & meaning Pendahuluan Hikayat Raja Banjar atau lebih dikenal dengan Hikayat Banjar merupakan karya sastra sejarah yang berasal dari Kalimantan Selatan. Hikayat Raja Banjar menjadi sangat dikenal di dunia karena sudah diteliti oleh dua orang pakar dari Belanda, yaitu Cense (1928) dan Ras (1968) menjadi disertasi.
    [Show full text]
  • Studi Kasus Bali Timur−Kepulauan Nusa Penida
    TUGAS AKHIR – MN141581 PENGEMBANGAN DESAIN KONSEPTUAL TRANSPORTASI LAUT DENGAN SKEMA ASAL BANYAK TUJUAN SATU : STUDI KASUS BALI TIMUR−KEPULAUAN NUSA PENIDA NYOMAN SETIAWAN NRP. 4107 100 035 Dosen Pembimbing: Dr.-Ing. Setyo Nugroho Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015 FINAL PROJECT – MN141581 THE DEVELOPMENT OF MARINE TRANSPORTATION CONCEPTUAL DESIGN WITH ONE HOME MANY PURPOSES SCHEME : THE CASE OF STUDY OF EAST BALI−NUSA PENIDA ISLANDS NYOMAN SETIAWAN NRP. 4107 100 035 Supervisors: Dr.-Ing. Setyo Nugroho Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T. NAVAL ARCHITECTURE AND SHIP BUILDING DEPARTMENT Faculty of Marine Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2015 ii LEMBAR PENGESAHAN PENGEMBANGAN DESAIN KONSEPTUAL TRANSPORTASI LAUT DENGAN SKEMA ASAL BANYAK TUJUAN SATU : STUDI KASUS BALI TIMUR−KEPULAUAN NUSA PENIDA TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Bidang Keahlian Transportasi Laut Program S1 Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh: NYOMAN SETIAWAN NRP. 4107 100 035 Disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir: Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr.-Ing. Setyo Nugroho Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T. NIP. 196510201996011001 NIPH. 4400201405002 SURABAYA, JULI 2015 iii PENGEMBANGAN DESAIN KONSEPTUAL TRANSPORTASI LAUT DENGAN SKEMA ASAL BANYAK TUJUAN SATU : STUDI KASUS BALI TIMUR−KEPULAUAN NUSA PENIDA Nama Mahasiswa : Nyoman Setiawan NRP : 4107 100 035 Jurusan / Fakultas : Teknik Perkapalan / Teknologi Kelautan Dosen Pembimbing : Dr.-Ing. Setyo Nugroho Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T. ABSTRAK Arus penyeberangan Bali−Kepulauan Nusa Penida sering mengalami ketidak lancaran terutama pada saat musim liburan dan kegiatan perayaan keagamaan di Nusa Penida.
    [Show full text]
  • Materials for a Rejang-Indonesian-English Dictionary
    PACIFIC LING U1STICS Series D - No. 58 MATERIALS FOR A REJANG - INDONESIAN - ENGLISH DICTIONARY collected by M.A. Jaspan With a fragmentary sketch of the . Rejang language by W. Aichele, and a preface and additional annotations by P. Voorhoeve (MATERIALS IN LANGUAGES OF INDONESIA, No. 27) W.A.L. Stokhof, Series Editor Department of Linguistics Research School of Pacific Studies THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Jaspan, M.A. editor. Materials for a Rejang-Indonesian-English dictionary. D-58, x + 172 pages. Pacific Linguistics, The Australian National University, 1984. DOI:10.15144/PL-D58.cover ©1984 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative. PACIFIC LINGUISTICS is issued through the Linguistic Circle of Canberra and consists of four series: SERIES A - Occasional Papers SERIES B - Monographs SERIES C - Books SERIES D - Special Publications EDITOR: S.A. Wurm ASSOCIATE EDITORS: D.C. Laycock, C.L. Voorhoeve, D.T. Tryon, T.E. Dutton EDITORIAL ADVISERS: B.W. Bender K.A. McElhanon University of Hawaii University of Texas David Bradley H.P. McKaughan La Trobe University University of Hawaii A. Capell P. MUhlhiiusler University of Sydney Linacre College, Oxford Michael G. Clyne G.N. O'Grady Monash University University of Victoria, B.C. S.H. Elbert A.K. Pawley University of Hawaii University of Auckland K.J. Franklin K.L. Pike University of Michigan; Summer Institute of Linguistics Summer Institute of Linguistics W.W. Glover E.C. Polome Summer Institute of Linguistics University of Texas G.W. Grace Malcolm Ross University of Hawaii University of Papua New Guinea M.A.K.
    [Show full text]
  • I DESAIN FLAT TOP BARGE 300 Feet MENGGUNAKAN PORTABLE
    SKRIPSI – ME 141501 DESAIN FLAT TOP BARGE 300 feet MENGGUNAKAN PORTABLE DYNAMIC POSITIONING SYSTEM Izzu Alfaris Murtadha NRP 4211 100 060 Dosen Pembimbing Ir.Agoes Santoso,M.Sc.,M.Phil. Juniarko Pranada, ST., MT. DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017 i “Halaman Ini Sengaja Dikosongkan” ii FINAL PROJECT – ME 141501 FLAT TOP BARGE 300 feet DESIGN USING PORTABLE DYNAMIC POSITIONING SYSTEM Izzu Alfaris Murtadha NRP 4211 100 060 Advisor Ir.Agoes Santoso,M.Sc.,M.Phil. Juniarko Pranada, ST., MT. DEPARTMENT OF MARINE ENGINEERING Faculty of Marine Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017 iii “Halaman Ini Sengaja Dikosongkan” iv LEMBAR PENGESAHAN DESAIN FLAT TOP BARGE 300 feet MENGGUNAKAN PORTABLE DYNAMIC POSITIONING SYSTEM TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Bidang Studi Marine Machinery and Desain (MMD) Program Studi S-1 Departemen Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh: Izzu Alfaris Murtadha NRP 4211 100 060 Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir: 1. Ir.Agoes Santoso,M.Sc,M.Phil ( ) 2. Juniarko Prananda, ST.MT ( ) SURABAYA Januari 2017 i “Halaman Ini Sengaja Dikosongkan” ii LEMBAR PENGESAHAN DESAIN FLAT TOP BARGE 300 feet MENGGUNAKAN PORTABLE DYNAMIC POSITIONING SYSTEM TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Bidang Studi Marine Machinery and Desain (MMD) Program Studi S-1 Departemen Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh: Izzu Alfaris Murtadha NRP 4211 100 060 Disetujui oleh Kepala Departemen Teknik SistemPerkapalan Dr.Eng.Muhammad Badruz Zaman,S.T.,M.T.
    [Show full text]
  • Teori Dan Panduan Praktis
    TEORI DAN PANDUAN PRAKTIS HIDRODINAMIKA KAPAL HUKUM ARCHIMEDES Penulis Bagiyo Suwasono Ali Munazid Rodlitul Awwalin G.A.P. Poundra Sutiyo i Hang Tuah University Press ii TEORI DAN PANDUAN PRAKTIS HIDRODINAMIKA KAPAL HUKUM ARCHIMEDES iii Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,- (empat miliar rupiah) iv TEORI DAN PANDUAN PRAKTIS HIDRODINAMIKA KAPAL HUKUM ARCHIMEDES Oleh: Bagiyo Suwasono Ali Munazid Rodlitul Awwalin G.A.P.
    [Show full text]
  • Warta Kerajaan SERI PADUKA BAGINDA DITERBITKAN DENGAN KUASA HIS MAJESTY’S GOVERNMENT GAZETTE PUBLISHED by AUTHORITY
    MALAYSIA Warta Kerajaan SERI PADUKA BAGINDA DITERBITKAN DENGAN KUASA HIS MAJESTY’S GOVERNMENT GAZETTE PUBLISHED BY AUTHORITY Jil. 51 18hb Januari 2007 TAMBAHAN No. 5 No. 2 PERUNDANGAN (B) P.U. (B) 28. AKTA SURUHANJAYA PELABUHAN PULAU PINANG 1955 SKEL KADAR, DIUS DAN CAJ 2007 MENURUT peruntukan seksyen 34 Akta Suruhanjaya Pelabuhan Pulau Pinang 1955 [Akta 140], Menteri telah meluluskan Skel Kadar, Dius dan Caj yang dirangkakan oleh Suruhanjaya pada menjalankan kuasa yang diberikan kepadanya oleh seksyen 32 dan 33 Akta itu, yang dinyatakan dalam Jadual yang hendaklah mula berkuat kuasa pada 18 Januari 2007. Skel Kadar, Dius dan Bayaran [P.U. (B) 451/1980] adalah dimansuhkan. JADUAL MAKLUMAT AM 1. TAFSIRAN “barang-barang” dan “kargo” termasuklah ternakan, galian, barang-barang dan segala perihalan barang dagangan; “barang berbahaya” termasuklah peluru, bahan letupan, petroleum atau bahan atau barang mudah terbakar, beracun atau berbahaya yang lain dan semua barang yang dinyatakan dalam Jadual C Undang-Undang Kecil Suruhanjaya Pelabuhan Pulau Pinang 1957 [L.N. (N.S.) 93/1957]; P.U. (B) 28. 450 “bungkusan” termasuklah apa-apa kotak, raga, tong, peti, bekas, guni, beg, pembalut, sampul atau penutup atau benda lain yang di dalamnya barang- barang dimasukkan bagi maksud diangkut, dikonsain, dimuatkan, diimport atau dieksport; “dermaga” termasuklah mana-mana dinding atau struktur yang bersambung dengan pesisir, dasar laut atau dasar sungai; “Dermaga Suruhanjaya” ertinya himpitan, dermaga, dok, tambangan atau tempat pendaratan yang dikendalikan
    [Show full text]
  • Jurnal Sejarah 2 3
    1 JURNAL SEJARAH 2 3 Kelautan Dan Kemaritiman Kita 4 1 JURNAL SEJARAH Pembina Hilmar Farid Direktur Jenderal Kebudayaan Pengarah Triana Wulandari Direktur Sejarah Pimpinan Umum/Penanggung Jawab Edy Suwardi JURNAL Kasubdit InternalisasiSEJARAH Nilai Sejarah Dewan Redaksi Agus Widiatmoko, Muhammad Iqbal, Herliswanny Pembina Martin Suryajaya,Hilmar FaridMuhammad Fauzi Direktur Jenderal Kebudayaan Editor Eksekutif Pengarah KasijantoTriana WSastrodinomoulandari EditorDir ekturBahasa Sejarah Inggris Pimpinan Umum/Penanggung Jawab AstariEdy Dania Suwardi Ghassani Kasubdit InternalisasiStaf Editor Nilai Sejarah Dewan Redaksi Dian AndikaAgus W Widiatmoko,inda, Ratih Muhammad Widiastuti, Iqbal, Herliswanny Purnawan Andra PenanggungMartin Suryajaya, JawabMuhammad Laman Fauzi FinderEditor EksekutifTendiardi Kasijanto Sastrodinomo EditorMitra Bahasa Bestari Inggris Dr. Bondan Kanumyoso (UniversitasAstari Indonesia), Dania Ghassani Dr. Singgih Tri Sulistiyono (Universitas Diponegoro), Dr. Gusti Asnan (Universitas Andalas),Staf Editor Dr. Sri Margana (Universitas Gadjah Mada) DianDr. AndikaUsman W inda,Thalib Ratih (Universitas Widiastuti, Purnawan Pattimura) Andra Penanggung Jawab Laman TataFinder Letak/Design Tendiardi Daniel Rudi,Mitra Fariz Bestari Muhammad Rizqi Dr. Bondan Kanumyoso (Universitas Indonesia), Dr. Singgih Tri Sulistiyono (Universitas Diponegoro), Dr. Gusti Asnan (UniversitasSekr Andalas),etariat Dr. Sri Margana (Universitas Gadjah Mada) ZakiyahDr. Usman Egar Thalib Imani, (Universitas Tita ChairunnisaPattimura) SirkulasiTata Letak/Design
    [Show full text]
  • Salon Montenegro.Pdf
    1st "DPA INTERNATIONAL CIRCUIT 2014" Salon Montenegro Accepted Theme A) PORTRAIT Argentina Luis Alberto Franke - Espera del mas alla Luis Alberto Franke - Don Perfumo Luis Alberto Franke - Edward Luis Alberto Franke - Fritz Australia Alex Hunter - Roy No.2 Alex Hunter - Larry No.2 David Miller - Sexy Viv David Miller - Very Serious Gang Jian - Beach girl James Lu - Sad James Lu - The girl James Lu - The girl-5 John Lomas - Justen John Lomas - Lucy John Lomas - Tegan John Lomas - Jess John P Stein - Emily Kristin Repsher - The Eyes of Chaos Kristin Repsher - Under the Mask Kristin Repsher - Artistic Kym Douglas - Gabby in White Leanne Alessi - Winter Warmth Lorraine Jones - Amelia Lorraine Jones - Reds are in Lorraine Jones - Sashaan 2 min xiong liang - cute girl min xiong liang - magic eyes Roy Killen - Island girl Roy Killen - Japanese girl in red William Stewart - Ann 03 Austria Alois Bernkopf Dr. - Alter Karpate_SW2 Alois Bernkopf Dr. - Full beard Alois Bernkopf Dr. - Julia_7 Andreas Ganahl - Dreamy Andreas Kuen - Kerstin in red Josef Obertscheider - Corni Josef Obertscheider - Im Jahreskreis Theo Streitfelder - Safety Bahrain Fadhel Almutaghawi - Grandma Fadhel Almutaghawi - Homeless little girl Fadhel Almutaghawi - Pushkar Man Fadhel Almutaghawi - Look of hope Hussain Fardan - Irani 1 Mirza Shehabi - Iraqi girl Mirza Shehabi - Look woman Canada Viki Gaul - Biker With Cigar 9224 Yung Niem - Woman in red China Fa Wei Yang - Fakir Fa Wei Yang - Look Back With Smile Fa Wei Yang - Smoking Fa Wei Yang - Thinking Li Qun Jiang - Old Women
    [Show full text]
  • Dictionary, Encyclopedia and Thesaurus
    Dictionary, Encyclopedia and T E X T forum Join the Word of the Day Mailing List For Thesaurus - The Free webmasters Dictionary 5,138,485,052 visitors served. TheFreeDictionary Google Bing boat ? Word / Article Starts with Ends with Text Dictionary/ thesaurus Medical Legal Financial Acronyms Idioms Encyclopedia Wikipedia ? dictionary dictionary dictionary encyclopedia Also found in: Medical, Acronyms, Idioms, Encyclopedia, boat Wikipedia 0.01 se c. This site: ?Page tools Follow: Join the Word boat (b t) Printer Feedback of the Day Mailing List n. friendly Add 1. Cite / definition a. A relatively small, usually open craft of a link size that might be carried aboard a ship. Advertisement b. An inland vessel of any size. (Bad banner? c. A ship or submarine. Please let us 2. A dish shaped like a boat: a sauce boat. know) v. boat·ed, boat·ing, boats Share: This page: ?My Word List Share: v.intr. Add current page On this page 1. To travel by boat. 2. To ride a boat for pleasure. to the list Thesaurus "I wish The Free Translations v.tr. 1. To transport by boat. Dictionary had..." Word Browser Had what?! Click Advertisement (Bad 2. To place in a boat. Idiom: here to tell us banner? Please let us what features you know) in the same boat In the same situation as another or others. want to see. ?Charity [Middle English bot, from Old English b t; Feed see bheid- in Indo-European roots.] a hung ry child - donate The American Heritage® Dictionary of the to school feeding English Language, Fourth Edition copyright program ©2000 by Houghton Mifflin Company.
    [Show full text]
  • The Seafarers and Maritime Entrepreneurs of Madura
    THE SEAFARERS AND MARITIME ENTREPRENEURS OF MADURA History, culture, and their role in the Java Sea timber trade Kurt Stenross This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy, at Murdoch University February 2007 I declare that this thesis is my own account of my research and contains as its main content work which has not previously been submitted for a degree at any tertiary educational institution. Kurt Stenross Copyright © 2007 by Kurt Stenross; all rights reserved i THE SEAFARERS AND MARITIME ENTREPRENEURS OF MADURA History, culture, and their role in the Java Sea timber trade Kurt Stenross With photographs and line illustrations by the author ii Abstract The seafaring people of Madura, situated off the northeastern coast of Java, are one of the leading maritime groups in the Indonesian archipelago. They have played a major role in indigenous shipping, and since the second half of the nineteenth century their importance in this field has been second only to that of the Bugis and Makassarese. With their strong maritime orientation and outward economy, the coastal Madurese contrast strongly with the agricultural orientation of their near neighbours, the Javanese and the Balinese. The first part of this thesis presents the Madurese in historical context vis-à-vis the Javanese and the maritime groups of Sulawesi. It then considers the various historical and cultural-ecological factors which predisposed the coastal Madurese toward seafaring as a livelihood, and which enabled them to eclipse their former rivals along the north coast of Java. The main seafaring centres of Madura during the twentieth century are identified, with these being in three distinct locations: the northwest coast, the southwest coast, and the eastern islands of Madura.
    [Show full text]
  • Senarai Sekolah Elaun Khas Mengikut Lokasi Dan Tahap Kesusahan (Ekmltk)
    LAMPIRAN A SENARAI SEKOLAH PENERIMA EKMLTK 2015 SENARAI SEKOLAH ELAUN KHAS MENGIKUT LOKASI DAN TAHAP KESUSAHAN (EKMLTK) STATISTIK KATEGORI PEDALAMAN SEKOLAH BIL NEGERI P1 P2 P3 JUMLAH 1 Perak 7 8 0 15 2 Pahang 5 3 9 17 3 Kelantan 9 3 2 14 4 Johor 3 4 2 9 5 Terengganu 1 1 0 2 6 Sabah 198 67 107 372 7 Sarawak 179 56 168 403 JUMLAH BESAR 402 142 288 832 1 SENARAI SEKOLAH PENERIMA EKMLTK 2015 MENGIKUT DAERAH NEGERI JOHOR: PPD Kluang BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN 1 JBA2052 SK Ladang Mutiara P1 2 JBA2049 SK Punan P2 PPD Kota Tinggi BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN 1 JBA3022 SK Tanjung Surat P1 PPD Mersing BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN 1 JBA4019 SK Pulau Sibu P2 2 JBA4021 SK Pulau Tinggi P2 3 JBA4030 SK Peta P2 4 JBA4017 SK Pulau Aur P3 5 JBA4018 SK Pulau Pemanggil P3 PPD Segamat BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN 1 JBA7043 SK Kampong Kudung P1 2 NEGERI KELANTAN: PPD Gua Musang BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN 1 DBA7411 SK Pasir Linggi P1 2 DBA8011 SK Lebir P1 3 DBA8019 SK Kuala Sungai P1 4 DBA8027 SK Pulat P1 5 DBA8030 SK Hendrop P1 6 DBA8031 SK Pos Brooke P1 7 DBA8032 SK Blau P1 8 DBA8026 SK Tohoi P2 9 DBA8028 SK Sri Permai (JHEOA) P2 10 DBA8033 SK Bihai P2 11 DBA8025 SK Balar P3 PPD Kuala Krai BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN 1 DBA7429 SK Bahagia P1 2 DFT7002 SMU(A) Saadatul Qura P1 3 DBA7434 SK Biak P3 3 NEGERI PAHANG: PPD Bera BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN 1 CBAA002 SK Iskandar P1 PPD Cameron Highlands BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN 1 CBA1002 SK Telanok (JHEOA) P1 2 CBA1004 SK Menson (JHEOA) P1 3 CBA1003 SK Lemoi (JHEOA) P2 PPD Jerantut BIL KODSEK SEKOLAH KEPUTUSAN
    [Show full text]