NILAI KERUKUNAN DAN KEKELUARGAAN ETNIS JAWA DALAM TRADISI AMONG-AMONG (Studi Pada Etnis Jawa Di Desa Magelang Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 5 No. 1 Juni 2018 NILAI KERUKUNAN DAN KEKELUARGAAN ETNIS JAWA DALAM TRADISI AMONG-AMONG (Studi Pada Etnis Jawa Di Desa Magelang Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara) Oleh: Yatiman, Anis Endang SM, Sri Narti Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRACT The tradition among all is a Javanese tradition carried out to commemorate the birthday of someone in the Javanese calendar. One of the Javanese who still carries out the traditions among the Javanese is in Magelang Village, Kerkap District, North Bengkulu Regency. This study aims to examine the value of harmony and family values of ethnic Javanese in the tradition of among those in the village of Magelang. The method of this research is qualitative research using Roland Barthes's semiotic analysis. Determination of informants in this study was purposive sampling and data collection using observation, in- depth interviews and documentation. Based on the results of the study, it can be seen that Charcoal (symbolizing the furnace in the kitchen), money (all human needs purchased with money), rice (indicating cooked food), banana leaves (as a base for eating), red porridge (symbolizing maternal blood), porridge white (symbolizing father's sperm cells), fern leaves (as traditional medicine), dadap leaves (as traditional medicine when children are sick), eggs (as the center in ngepong emong), and urap (symbolizing ancient simplicity), while developing myths about the tradition of among the people is that this tradition is carried out to ask for the safety of the child to avoid being disturbed by supernatural beings. The value of harmony and family values of Javanese ethnic in Magelang Village are maintained and intertwined with the implementation of these traditions. The community still adheres to the philosophy "manganese manganese is important to collect" to become their foundation in maintaining harmony and kinship between them. Keywords: tradition, ethnicity, value of harmony and family values PENDAHULUAN sebagai alat pemersatu, sebab dari Masyarakat Indonesia sejak dulu perbedaan-perbedaan yang ada tiap sudah dikenal sangat heterogen dalam masyarakat akan saling menghargai berbagai aspek, seperti adanya budaya yang satu dengan yang keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, lainnya. Tidaklah asing bagi kita sebagai adat istiadat dan sebagainya. Banyaknya warga Negara Indonesia dengan adanya keanekaragaman budaya di Indonesia perbedaan budaya di kalangan masyarakat memberikan gambaran bahwa setiap suku kita, karena mengingat begitu luasnya yang ada memiliki identitas dan ciri khas wilayah Indonesia. yang menunjukkan perbedaan-perbedaan Budaya merupakan suatu cara dari setiap suku. Perbedaan ini bukan hidup yang berkembang dan dimiliki untuk hal yang menjatuhkan melainkan bersama oleh sebuah kelompok orang dan 32 Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 5 No. 1 Juni 2018 diwariskan dari generasi ke generasi melaksanakan tradisi-tradisi tersebut akan (Mulyana, 2005:237). Ketika seseorang terhindar dari ganguan-ganguan makhluk berusaha berkomunikasi dengan orang- lain, terjaga keselamatannya dan terhindar orang yang berbeda budaya dan dari marabahaya. menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, Padahal yang kita ketahui bersama disitulah dibuktikan bahwa bahwa di era sekarang ini, masyarakatnya sebenarnya budaya itu juga dipelajari. sudah modern dan untuk tradisi sudah Setiap budaya yang ada di mulai luntur kerena dalam tradisi memiliki Indonesia memiliki tradisi masing-masing. banyak proses. Namun berbeda dengan Tradisi-tradisi yang telah ada bukan berarti masyarakat di Desa Magelang karena tidak memiliki makna, melainkan sudah sampai saat ini mereka masih tetap memiliki makna dan tujuannya yang akan melaksanakan tradisi Jawa di tengah dicapai karena memiliki keinginan terpaan budaya-budaya lain. Salah satu bersama antar masyarakat. Timbulnya bentuk tradisi yang masih terus tradisi dalam kelompok manusia atau dilaksanakan adalah tradisi among-among. masyarakat dianggap baik oleh masyarakat Tradisi among-among biasa dilakukan itu sendiri dan itu akan menjadi warisan oleh masyarakat Jawa pada saat terhadap keturunannya (repository.2014). memperingati hari kelahiran bayi (Nepton) Tradisi-tradisi yang turun-temurun inilah dalam penanggalan Jawa. Among-among yang nantinya lahir menjadi sebuah biasa dilakukan oleh masyarakat tanpa ada budaya yang menjadi identitas suatu batasan sampai umur berapa bayi tersebut. masyarakat tertentu (repository.2014). Namun biasanya among-among Tradisi-tradisi seperti upacara tradisional, dilaksanakan mulai dari bayi berumur 40 tari-tarian, lagu-lagu, permainan hari sampai 4-5 tahun tergantung dari tradisional serta olahraga tradisional kebutuhan dan kemampuan orang tuanya seluruhnya merupakan warisan leluhur untuk membuatkan among-among. Jika di yang harus dilestarikan dan dijaga Desa Magelang among-among juga keberadaannya. dilaksanakan untuk seseorang yang Salah satu contoh masyarakat yang usianya sudah dewasa, bukan hanya untuk sampai saat ini masih tetap melestarikan bayi sebagaimana umumnya, tergantung tradisi leluhur adalah masyarakat Jawa. dengan kebutuhan. Orang Jawa masih sangat melestarikan Secara singkat dapat digambarkan tradisi warisan dari nenek moyang untuk bahwa tradisi among-among adalah tradisi menghormati leluhur dan sebagai penguat makan bersama yang dilakukan oleh anak- nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang anak. Cara makannya pun berbeda dengan ada. Bukan hanya masyarakat Jawa yang cara makan kita pada umumnya. Pada ada di pulau asalnya saja yang masih terus tradisi among-among ini seluruh makanan melestarikan atau melaksanakan adat- dimasukkan kedalam satu piring. Didalam istiadat ini. Masyarakat Jawa yang ada di piring tersebut ada nasi, kuluban (sayuran), Pulau Sumatera seperti di Provinsi daun pakis (daun paku), daun dadap, telur Bengkulu tepatnya di Desa Magelang yang dibelah menjadi beberapa bagian dan Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu lauk pauk lainnya serta bubur yang Utara yang berasal dari transmigrasi diletakkan di sebelah piring tersebut. Tidak Magelang Jawa Tengah ini juga masih lupa juga alas yang digunakan adalah daun terus melaksanakan tradisi-tradisi warisan pisang, dimana dibawah daun pisang leluhur. Sebagai salah satu daerah di tersebut dimasukkan beras secukupnya, Provinsi Bengkulu dengan mayoritas arang kayu serta uang. penduduk suku Jawa, masyarakat Desa Disetiap peralatan serta bahan- Magelang percaya bahwa dengan bahan yang digunakan selalu mempunyai 33 Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 5 No. 1 Juni 2018 makna tersendiri. Terkesan proses tradisi digunakan metode analisis semiotik yaitu among-among ini sangatlah susah, mulai metode yang menganalisis tentang tanda. dari persiapan memasak makanan untuk Metode analisis semiotik yang akan among-among, mengundang anak-anak digunakan dalam penelitian ini adalah untuk ngepong (meramaikan) among- metode pemikiran Roland Barthes. among hingga proses tradisi tersebut selesai. Sumber Data Di Desa Magelang sendiri, masih Sumber data yang digunakan banyak masyarakat yang melaksanakan menggunakan data primer dan sekunder. tradisi among-among namun mereka Data primer yang digunakan dalam kurang mengerti akan makna dibalik penelitian ini yaitu : semua itu. Selain itu, untuk di kota Bengkulu belum pernah dijumpai tradisi Informan kunci among-among ini, termasuk orang Jawa Informan kunci dalam penelitian yang menetap atau tinggal di Kota ini adalah Tumingin dan Kaminem sebagai tersebut. Masyarakat di perkotaan sesepuh dan lembaga adat Desa Magelang. cenderung lebih modern yang sedikit demi sedikit mulai meninggalkan tradisi warisan Informan pokok leluhur. Maka dari itu dalam penelitian ini Informan pokok dalam penelitian penulis merasa tertarik untuk mengangkat ini adalah masyarakat yang sedang judul penelitian yaitu “Analisis Nilai melaksanakan tradisi among-among untuk Kekeluargaan Dan Kebersamaan Etnis anaknya yaitu Sri Yanti dan Dewi Jawa Di Sumatera Dalam Tradisi Among- Murdaningsih. Among”. Dengan adanya penelitian ini akan terungkap nilai kekeluargaan dan Teknik Pengumpulan Data kebersamaan yang terkandung dalam Teknik pengumpulan data yang proses serta simbol yang digunakan dalam dilakukan yaitu dengan wawancara, tradisi among-among ini, serta diharapkan observasi dan dokumentasi. kepada para pembaca agar tetap melestarikan budaya atau tradisi warisan Teknik Analisa Data leluhur kita. Teknik analisis yang digunakan Penelitian ini menggunakan yaitu analisis semiotik. Lalu dari analis analisis semiotika Roland Barthes, yang tersebut dibuat analisis deskritifnya dari terdiri dari tiga tingkatan yaitu denotasi, makna denotasi dan konotasi. Langkah- konotasi dan mitos. Analisis semiotika di langkah yang di ambil dalam menganalisa rasa sebagai metode yang paling tepat data adalah sebagai berikut: untuk mengetahui nilai kekeluargaan serta kebersamaan yang terkandung pada tradisi Menganalisis makna denotasi dan among-among di Desa Magelang konotasi serta mitos dari tradisi among- Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu among tersebut. Utara. Pada tahap denotasi penulis menganalisis bagian-bagian yang ada pada METODE PENELITIAN tradisi among-among tersebut. Dalam Dalam penelitian ini, peneliti tradisi tersebut terdapat bubur berwarna menggunakan metode penelitian kualitatif. merah dan putih, kemudian nasi, kuluban Fokus kajian penelitian ini adalah ingin (sayuran), daun paku dan daun dadap, mengetahui nilai kerukunan dan sambal kering, telur, arang, uang loga, kekeluargaan masyarakat Jawa dalam