Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X

ARTIKEL

RELATIVITAS UPACARA KELAHIRAN BAYI DI KABUPATEN NGANJUK (KAJIAN BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI)

Oleh: DESI WULANDARI 13.1.01.07.0014

Dibimbing oleh : 1. Dr. Endang Waryanti, M.Pd 2. Dr. Subardi Agan, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2018

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

SURATPERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2018

Yang bertanda tangandibawahini: Nama Lengkap :DESI WULANDARI NPM :13.1.01.07.0014 Telepon/HP : 085790205619 Alamat Surel (Email) :[email protected] Judul Artikel :RELATIVITAS UPACARA KELAHIRAN BAYI DI KABUPATEN NGANJUK (KAJIAN BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI) Fakultas – Program Studi :FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NamaPerguruan Tinggi :Universitas Nusantara PGRI Kediri Alamat PerguruanTinggi :Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 77, Mojoroto, Kediri, Jawa Timur 64112

Dengan ini menyatakan bahwa: a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 1||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

RELATIVITAS UPACARA KELAHIRAN BAYI DI KABUPATEN NGANJUK (KAJIAN BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI

DESI WULANDARI 13.1.01.07.0014 FKIP- PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Email : [email protected] Dr. Endang Waryanti, M.Pd dan Dr. Subardi Agan, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK DESI WULANDARI. 13.1.01.07.0014. RELATIVITAS UPACARA KELAHIRAN BAYI DI KABUPATEN NGANJUK (KAJIAN BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI). FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. UN PGRI KEDIRI 2018.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam masyarakat Jawa, terlihat berbagai simbol tindakan misalnya upacara pernikahan, perjodohan dan gotong royong. Selain itu tindakan- tindakan simbolis juga dilaksanakan bagi bayi yang masih di kandungan sampai lahir. Semua upacara adat tersebut dilaksanakan menurut kepercayaan masing-masing daerah. Adat istiadat merupakan sistem nilai dari suatu pranata sosial yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Permasalahan penelitian ini adalah (a) Bagaimanakah deskripsiupacara bentuk kelahiran bayi yang meliputi; kenduri, doa, pencukuran rambut pada kelahiran bayi(berokohan, sepasaran, selapanan) di Kabupaten Nganjuk. (b) Bagaimanakah deskripsi upacara makna kelahiran bayi yang meliputi; kenduri,doa, pencukuran rambut, pada kelahiran bayi(berokohan,sepasaran, selapanan) di Kabupaten Nganjuk. (c) Bagaimanakah deskripsi upacara fungsi kelahiran bayi yang meliputi; kenduri ,doa, pencukuran rambut, pada kelahiran bayi(berokohan, sepasaran, selapanan) di Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan arketipal, antropologi budaya dan antropologi budaya. Pendekatan arketipal (archetypal Approach) muncul bertolak dan pemikiran bahwa sastra tidak hanya bagian dari kehidupan masyarakat modern atau kebudayaan maju, tetapi juga dikenal dan dimiliki oleh masyarakat yang belum maju, yang masih hidup dalam lingkup kebudayaan dikenal dan memberi pengaruh terhadap sastra dan kehidupan masyarakat yang telah maju. Sedangkan Antropologi budaya dan antropologi sastra adalah ilmu pengetahuan mengenai manusia dengan masyarakat dan Menurut Nyoman (2004:351) Antropologi sastra adalah studi mengenai karya sastra dengan relevansi manusia. penelitian ini tergolong sebagai penelitian kualitatif. Penelitian yang tidak menggunakan angka sebagai data. Tahap dalam penelitian ini meliputi: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan sedangkan sumber data dalam penelitian ini berupa data kata-kata atau tindakan orang- orang yang diwawancarai atau diamati. Sumber data utama adalah catatan hasil wawancara dan observasi dengan narasumber. Hasil penelitian ini menunjukkan deskripsi aspek simbolisme yaitu bentuk, makna, dan fungsi dari tata cara kelahiran bayi meliputi berokohan, sepasaran, selapanan. Sesaji dalam pelaksanaan rangkaian upacara kelahiran bayi memang tampak bahwa masyarakat Jawa memiliki harapan-harapan keselamatan kepada si anak. Masyarakat Jawa menganggap tata cara kelahiran bayi yang meliputi berokohan, sepasaran, selapanan sebagai ritual yang patut diperhatikan secara khusus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makna dan fungsi pelaksanaan tingkeban adalah: (1) untuk mewaris- kan tradisi leluhur, tidak kesiku (mendapatkan marabahaya) dan (2) untuk menjaga keseimbangan, keselarasan, kebahagiaan, dan keselamatan (slamet, ora ono apo-apo) hidup yaitu kondisi aman tenteram tanpa gangguan makhluk lain atau alam sekitar. Selain itu, tradisi upacara kelahiran bayi bulanan menunjukkan karakter masyarakat Jawa yang berpikir asosiatif. Hakikatnya,

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 2||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri tradisi ini adalah memohon keselamatan kepada Allah SWT agar anak yang telah dilahirkan sehat, selamat, dan selalu mendapatkan rezeki yang lancar.

KATA KUNCI : upacara kelahiran bayi, simbolisme

daerahnya.Apalagi generasi muda I. LATAR BELAKANG zaman sekarang yang semakin hari Keanekaragaman adat dan budaya semakin meninggalkan budaya yang yang ada di Indonesia merupakan ada di sekitarnya. warisan yang harus dijaga dan Masyarakat Indonesia sejak masa dilestarikan.Budaya atau kebudayaan lampau telah memiliki kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dan tradisi.Salah satu bentuk buddhayah, yang merupakan bentuk kebudayaan yang telah dihasilkan jamak dari buddhi (budi atau akal) adalah foklor.Folklor adalah diartikan sebagai hal-hal yang sebagian kebudayaan yang tersebar berkaitan dengan budi dan akal dan diwariskan turun temurun secara manusia. Budaya adalah suatu cara tradisional dalam bentuk atau cara hidup yang berkembang dan dimiliki yang berbeda, baik dalam lisan bersama oleh sebuah kelompok maupun contoh yang disertai dengan orang dan diwariskan dari generasi gerak isyarat atau alat pembantu ke generasi. Budaya terbentuk dari pengingat. Obyek penelitian folklor banyak unsur yang rumit, termasuk bukan hanya orang Jawa tetapi juga sistem agama dan politik, adat orang Sunda, Bugis, Manado, istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, Ambon, dan sebagainya. Namun bangunan, dan karya seni. pada penelitian ini lebih menekan Ketika seseorang berusaha pada adat orang Jawa. Tidak hanya berkomunikasi dengan orang-orang itu, obyek penelitian folkor juga yang berbeda budaya dan tidak hanya orang yang beragama menyesuaikan perbedaan- Islam saja melainkan juga orang perbedaannya, membuktikan bahwa Indonesia yang beragama non Islam budaya itu dipelajari.Namun, dengan (Danandjaja, 2012:2-3). seiring perkembangan zaman yang Simbol atau lambang adalah semakin maju dan modern semacam tanda, lukisan, perkataan, masyarakatnya mulai meninggalkan rencana dan sebagainya yang adat istiadat atau tradisi yang ada di menyatakan sesuatu hal atau Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 3||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

mengandung maksud tertentu Bila pendekatan sosiologi punya (Herusatoto, 1985:10).Dapat hubungan didukung oleh ilmu sosio dikatakan bahwa budaya manusia atau sosiologi, pendekatan stilistika diwarnai dengan simbolisme, yaitu didukung oleh linguistik, pendekatan tata pemikiran atau paham yang psikologis didukung oleh psikologi, menekankan atau mengikuti pola- maka pendekatan arketipal didukung pola yang mendasar pada diri kepada oleh antropologi. simbol maupun lambang.Menurut Dalam penelitian ini menggunakan Endraswara (2006:172) simbol pendekatan Antropologi budaya dan merupakan bagian terkecil dari ritual Antropologi Sastra.Antropologi yang menyimpan sesuatu makna dari budaya adalah ilmu pengetahuan tingkah laku atau kegiatan dalam mengenai manusia dengan upacara ritual yang bersifat khas. masyarakat.Oleh karena itu Pendekatan arketipal (archetypal antropologi kebudayaan berkembang Approach) muncul bertolak dan menjadi studi kultural dan dalam pemikiran bahwa sastra tidak hanya kaitannya dengan satra, antropologi bagian dari kehidupan masyarakat kebudayaan dibedakan menjadi dua modern atau kebudayaan maju, tetapi bidang yaitu antropologi dengan juga dikenal dan dimiliki oleh obyek verbal dan masyarakat yang belum maju, yang nonverbal.Pendekatan antropologi masih hidup dalam lingkup budaya sastra lebih banyak berkaitan kebudayaan dikenal dan memberi dengan obyek verbal.Pendekatan pengaruh terhadap sastra dan antropologi didasarkan atas kehidupan masyarakat yang telah kenyataan adanya hubungan antara maju.Tradisi persembahan kepada ilmu antropologi dengan bahasa, tempat keramat masih kita jumpai di dikaitkan dengan tradisi lisan, baik mana-mana, sastra tradisional masih antropologi maupun sastra sama- dipergelarkan di berbagai sama mempermasalahkannya sebagai daerah.Untuk meneliti dan obyek yang penting.Antropologi memahami kehadiran sastra sastra cenderung memusatkan tradisional tersebut diperlukan suatu perhatiannya pada masyarakat pendekatan yang lebih sesuai, yang kuno.Oleh karena itu, dalam dinamakan pendekatan arketipal. penelitian sastra lisan, mitos, dan

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 4||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

sistem religi sering terjadi tumpang keselamatan dan dijauhkan dari tindih (Ratna, 2004: 63-64). berbagai bahaya. Namun, sebagian Menurut Nyoman (2004:351) masyarakat Jawa melupakan atau Antropologi sastra adalah studi mengganti beberapa upacara ritual mengenai karya sastra dengan kelahiran bayi maupun uborampe. relevansi manusia.Dengan melihat Dalam masyarakat Jawa upacara pembagian antropoplogi menjadi dua berokohan, sepasaran dan selapanan macam, yaitu antropologi fisik dan bayi masih dilakukan sampai saat antropologi kultural , maka ini.Kebudayaan semacam ini antropologi sastra dibicarakan dalam termasuk folklor sebagian kaitannya dengan antropologi lisan.Upacara berokohan, sepasaran kultural, dengan karya-karya yang dan selapanan bayi adalah jenjang dihasilkan oleh manusia, seperti: yang harus dilakukan orang tua bahasa, religi, mitos, sejarah, hukum, untuk tanda syukur kepada yang adat istiadat dan karya seni, maha cipta, selain itu untuk khususnya karya sastra. Di dalam selametan supaya jabang bayi selalu adat istiadat suatu daerah memiliki diberi keselamatan.Upacara sakral tata cara yang berbeda-beda. Disetiap ini mempunyai makna, tujuan dan daerah banyak upacara adat istiadat fungsi yang harus diketahui. yang masih dilaksanakan sampai saat Ritual upacara selametan pada ini, contohnya upacara mitoni, acara berokohan, sepasaran dan upacara bersih desa, upacara selapanan bayi merupakan sebuah berokohan bayi, upacara sepasaran tradisi yang harus dilakukan di bayi, dan upacara selapanan bayi. masyarakat jawa.Upacara selametan Pada hakekatnya tata cara kelahiran atau daur hidup mempunyai makna, bayi yang meliputi berokohan, fungsi dan tujuan yang berguna sepasaran, selapanan yang untuk masyarakat jawa sendiri. dilakukan oleh orangtua untuk Dengan makna yang melekat dalam anaknya ini sangat sakral dan harus upacara tersebut akan memberikan dilakukan. Masyarakat jawa pemahaman terhadap harapan- meyakini bahwa adanya berokohan, harapan yang diinginkan oleh para sepasaran, selapanan ini diharapkan pelaku upacara tersebut terhadap si jabang bayi akan mendapatkan objeknya. Sedangkan fungsi dan

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 5||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

tujuan berkaitan dengan maksud tata cara dan uborampe pada tradisi atau harapan untuk upacara ini karena dianggap berokohan, selametan tersebut. sepasaran, selapanan sebagai tradisi Dalam upacara adat istiadat ini kuno dan tidak sesuai dengan ajaran banyak sekali simbolisasi pada setiap mereka. prosesi upacara dan sesajinya.Setiap II. METODE prosesi dan sesaji tersebut tentunya Penelitian sebagai bentuk kegiatan bertujuan untuk keselamatan pada si ilmiah harus dilakukan secara jabang bayi.Oleh karena itu upacara sistematis dan logis.Hal tersebut ini harus tetap dilestarikan supaya dapat dipenuhi dengan penggunaan tidak punah dan tatacaranya tidak metodologi tertentu yang sesuai berubah.Karena kita sudah diwarisi dengan jenis penelitian.Metodologi banyak adat istiadat oleh nenek adalah ilmu tentang metode atau moyang terdahulu.Meskipun pada uraian tentang metode.Metode kenyataannya prosesi upacara dan adalah cara teratur dan terpikir baik- sesaji berokohan, selapanan dan baik untuk mencapai maksud (dalam sepasaran bayi telah berubah karena ilmu pengetahuan) cara kerja yang adanya budaya modern dan tidak bersistem untuk memudahkan memikirkan kesakralannya. pelaksanaan suatu kegiatan untuk Penulis tertarik meneliti tentang mencapai tujuan yang ditentukan” tata cara kelahiran bayi yang (Djajasudarma, 2006: 1). meliputi berokohan, sepasaran, Pemilihan dan penggunaan metode selapanan karena seiring dengan perlu mempertimbangkan beberapa banyaknya pemahaman tentang hal, antara lain pendekatan agama dan keutuhan yang penelitian, jenis penelitian, kehadiran bertentangan dengan kebudayaan penelitian, tahapan penelitian, tempat lokal. Akibatnya, budaya lokal mulai dan waktu penelitian, sumber data, tergerus dan budaya Jawa pun prosedur pengumpulan data, teknik perlahan mulai tergerus hilang. analisis data dan pengecekan Selain itu seiring dengan keabsahan data. berkembangnya zaman yang semakin A. Jenis Penelitian dan Pendekatan modern dan canggih sudah banyak Penelitian masyarakat yang mulai mengganti 1. Jenis Penelitian

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 6||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Jenis penelitian merupakan suatu b. Inductive analysis yaitu tindakan yang digunakan untuk mendalami rincian dan kekhasan mendapatkan data dengan tujuan dan data guna menemukan kategori, kegunaan penelitian tertentu.Jenis dimensi, dan kesaling hubungan. penelitian terdiri dari dari ilmu dua c. Holistic perspective yaitu seluruh macam yaitu kualitatif dan kuantitatif. gejala yang dipelajari dipahami Penelitian kualitatif adalah sebagai sistem yang kompleks penelitian yang menghasilkan prosedur lebih dari sekedar penjumlahan analisis yang tidak menggunakan bagian-bagiannya. prosedur statistik atau cara kuantifikasi d. Qualitative data yaitu deskripsi lainnya. Jelas bahwa pengertian ini terinci, kajian/inkuiri dilakukan mempertentangkan penelitian kualitatif secara mendalam dengan penelitian yang bernuansa e. Personal contact and insight yaitu kuantitatif yaitu dengan menonjolkan peneliti punya hubungan langsung bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak dan bergaul erat dengan orang- perlu digunakan pada penelitian orang, situasi dan gejala yang kualitatif. (Moleong, 2016:6) sedang dipelajari. Penenilitian kualitatif tidak terlalu f. Dynamic systems yaitu terikat dengan syarat-syarat penelitian memperhatikan proses; yang bersifat formal.Prosedur penelitian menganggap perubahan bersifat dipilih dan ditentukan oleh peneliti konstan dan terus berlangsung sesuai kebutuhan dan situasi yang baik secara individu maupun dihadapi. budaya secara keseluruhan. Dalam jenis penelitian kualitatif ini g. Unique case orientation yaitu terdapat ciri-ciri yang mendasarinya, menganggap setiap kasus bersifat sebagai berikut ciri-ciri yang ada khusus dan khas. didalamnya: h. Context Sensitivity yaitu a. Naturalistic inquiry yaitu menempatkan temuan dalam mempelajari situasi dunia nyata konteks sosial, historis dan waktu. secara alamiah, tidak melakukan i. Emphatic Netrality yaitu manipulasi,; terbuka pada apapun penelitian dilakukan secara netral yang timbul. agar obyektif tapi bersifat empati.

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 7||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

j. Design flexibility yaitu desain lisan dari orang-orang dan perilaku penelitiannya bersifat fleksibel, yang dapat diamati. terbuka beradaptasi sesuai Alasan peneliti menggunakan perubahan yang terjadi (tidak penelitian kualitatif adalah adanya bersifat kaku) (dalam kesesuaian dengan data penelitian. Data bloggerJuliana Nst, 2014) penelitian ini berupa data kualitatif, Penelitian kualitatif lebih yaitu berupa observasi dari tata cara menghendaki agar pengertian dan hasil kelahiran bayi yang meliputi inter-pretasi yang diperoleh berokohan, sepasaran selapanan. dirundingkan dan disepakati oleh Laporan penelitian ini berisi kutipan manusia yang dijadikan sebagai sumber data yang disertai analisis peneliti data. (Moleong, 2016:13) dalam bentuk verbal dan non verbal Penelitian Kuantitatif, sebagaimana sehingga penelitian ini selanjutnya dikemukakan oleh Sugiyono (2009:14) disebut penelitian deskriptif kualitatif. dapat diartikan sebagai metode 2. Pendekatan Penelitian penelitian yang berlandaskan pada Pendekatan memiliki peranan filsafat positivisme, digunakan untuk penting dalam suatu penelitian karena meneliti pada populasi atau sampel pendekatan merupakan dasar untuk tertentu, teknik pengambilan sampel melakukan penelitian.Menurut Semi pada umumnya dilakukan secara (2003:63) “Pendekatan adalah cara yang random, pengumpulan data digunakan oleh peneliti dalam menggunakan instrumen penelitian, memandang dan mendekati suatu objek analisis data bersifat kuantitatif/statistik penelitian”.Dengan adanya pendekatan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam suatu penelitian dapat membantu yang telah ditetapkan. mengarahkan penelitian tersebut kearah Jenis penelitain yang digunakan yang lebih baik sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu penelitian penelitian. kualitatif.Bogdan dan Taylor (melalui Pendekatan metodologis yang Moleong 2016:4) mendefinisikan digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian deskriptif dengan kajian penelitian yang menghasilkan data simbolisme. Penelitian deskriptif adalah deskriptif berupa kata-kata tertulis atau penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan kondisi atau hal-

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 8||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

hal yang sudah disebutkan yang Unsur Beroko Bentuk Makna Fungsi hasilnya dipaparkan dalam bentuk han Tumpe Kerucut lambang supaya laporam penelitian (Arikunto, 2010 : 3). ng kemakmur si Pendekatan arketipal (archetypal buceng an dalam jabang kuat kehidupan bayi Approach) muncul bertolak dan manusia. selalu diberi pemikiran bahwa sastra tidak hanya kesehat an bagian dari kehidupan masyarakat Buceng Kerucut wujud doa keluarn modern atau kebudayaan maju, tetapi kuat yang ya juga dikenal dan dimiliki oleh dipanjatka rezeki n oleh yang masyarakat yang belum maju, yang manusia berlimp yang selalu ah masih hidup dalam lingkup kebudayaan menuju keatas dikenal dan memberi pengaruh terhadap (Tuhan). Ingkun Satu ekor Ingsun agar si sastra dan kehidupan masyarakat yang g ayam tansah jabang telahmaju (Semi, 2010:90). utuh manengku bayi ng (aku selalu Pendekatan ini menggunakan selalu diberi menyemba kesehat pendekatan arketipal dan kajian h dan an memohon simbolisme. Penelitian menggunakan Kepada Tuhan) aspek bentuk, makna, fungsi karena Gudhan Berbagai gudhange sebagai adanya kesesuaian dengan kajian gan macam duwit perleng atau sayur (Gudangny kapan penelitian, yaitu Relativitas upacara kuluba a uang), yang n sakparan- diguna kelahiran bayi di Kab.Nganjuk. Segala paran ora kan dan kepaten disajika sesuatu yang digunakan untuk mendidik dalan (di n manapun dalam harus yang mengandung nilai didik, tidak selamet termasuk dalam pemilihan media.. tersesat an jalan). III. HASIL DAN KESIMPULAN Bayam Daunnya ketentrama sebagai Tempat yang digunakan untuk sedikit n yang simbol lebar, identik ketentr penelitian yaitu di daerah Kabupaten biasanya dengan aman Nganjuk. Peneliti melakukan digunaka kehidupan dalam n sebagai yang dicari kehidu penelitian di Ds. Nglegok Kecamatan campura orang Jawa pan. n Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. urap Kacang Berbentu sebagai sebagai Tabel berikut ini merupakan data panjang k permohona simbol panjang n kepada dari yang didapat dari narasumber. yang Tuhan umur Tabel 1 digunaka Yang yang n dalam Maha Esa panjang Tabulasi data kelahiran bayi gudhang agar Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 9||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

an diberikan menuju umur yang keatas panjang (Tuhan). Camba Berukura manusia sebagai Ingkung Satu Ingsun agar si h n kecil selalu lamban ekor tansah jabang yang menyebar g ayam manengku bayi digunaka kebaikan kebaika utuh ng (aku selalu n sebagai dimanapun n dan selalu diberi campura ia berada. cikal menyemba kesehat n sambal bakal h dan an urap manusi memohon a Kepada dicipta Tuhan) kan Gudhang Berbag gudhange sebagai Kangku Daun harapan lamban an atau ai duwit perleng ng tunggald dan doa g atau macam (Gudangny kapan enagn untuk simbol sayur a uang), yang ujung selalu dari sakparan- diguna runcing mendapat kehidu paran ora kan dan Warnany perlindung pan kepaten disajika a hijau an dari yang dalan (di n kelam Tuhan tidak manapun dalam Yang tergesa- tidak selamet Maha Esa gesa tersesat an Parutan gudange sebagai jalan). urap kelapa duwit pelengk yang (gudangny ap dari Bayam Daunny ketentrama sebagai dicampur a uang) sayur- a n yang simbol sambal sayuran sedikit identik ketentr Bubur terbuat manusia untuk lebar, dengan aman merah dari tercipta selalu biasany kehidupan dalam selang bahan dari kedua mengin a yang dicari kehidu putih dasar orang tua gat diguna orang Jawa pan. beras kedua kan ketan orang sebagai dengan 2 tua campur macam an warna. sambal urap Tabel 2 Kacang Berbent sebagai sebagai panjang uk permohona simbol Tabulasi data kelahiran bayi panjang n kepada dari Unsur yang Tuhan umur Sepasar Bentuk Makna Fungsi diguna Yang yang an kan Maha Esa panjang Kerucu lambang supaya dalam agar buceng t kemakmur si gudhan diberikan kuat an dalam jabang gan umur yang kehidupan bayi panjang manusia. selalu Cambah Beruku manusia sebagai diberi ran selalu lamban kesehat kecil menyebar g an yang kebaikan kebaika diguna dimanapun n dan Buceng Kerucu wujud doa keluarn kan ia berada. cikal kuat t yang ya sebagai bakal dipanjatka rezeki campur manusi n oleh yang an a manusia berlimp sambal dicipta yang selalu ah urap kan Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 10||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Kangkun Daun harapan lamban Selapan g tunggal dan doa g atau an denagn untuk simbol Tumpeng Kerucu lambang supaya ujung selalu dari buceng t kemakmur si runcing mendapat kehidu kuat an dalam jabang Warnan perlindung pan kehidupan bayi ya an dari yang manusia. selalu hijau Tuhan tidak diberi kelam Yang tergesa- kesehat Maha Esa gesa an Bumbu Parutan gudange sebagai urap kelapa duwit pelengk Buceng kerucut wujud doa keluarn yang (gudangny ap dari kuat yang ya dicamp a uang) sayur- dipanjatka rezeki ur sayuran n oleh yang sambal manusia berlimp Pisang jenis dalam yang yang selalu ah raja buah kehidupan selalu menuju yang kita harus dijguna keatas kulit dapat kan (Tuhan). buahny menghasil dalam Ingkung Satu Ingsun agar si a kan hasil sesaji ekor tansah jabang berwar yang terutam ayam manengku bayi na terbaik a utuh ng (aku selalu kuning untuk kenduri selalu diberi keluarga sepasar menyemba kesehat an h dan an kelahir memohon an bayi Kepada Iwel-iwel merupa harapan sebagai Tuhan kan orang tua penyam Telur Berbent seorang diguna yang agar sang butan ayam uk oval manusia kan berbaha anak kelak kelahir atau anak dalam n dasar menjadi an anak itu berasal sesaji beras anak yang yaitu dari telur selamet ketan berbhakti pada an sehingg kepada saat selapan a orang sepasar an bayi lengket tuanya an. untuk dan simbol didala yang mnya sudah terdapa dilahirk t gula an merah dengan Bubur terbuat manusia untuk keadaa merah dari tercipta selalu n selang bahan dari kedua mengin selamat putih dasar orang tua gat Gudhang Berbag gudhange sebagai beras kedua an atau ai duwit perleng ketan orang kuluban macam (Gudangny kapan dengan tua sayur a uang), yang 2 sakparan- diguna macam paran ora kan dan warna. kepaten disajika dalan (di n Tabel 3 manapun dalam tidak selamet Tabulasi data kelahiran bayi tersesat an Unsur Bentuk Makna Fungsi jalan). Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 11||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

keluarga sepasar Bayam Daunny ketentrama sebagai an a n yang simbol kelahir sedikit identik ketentr an bayi lebar, dengan aman Iwel-iwel merupa harapan sebagai biasany kehidupan dalam kan kue orang tua penyam a yang dicari kehidu yang agar sang butan diguna orang Jawa pan. berbaha anak kelak kelahir kan n dasar menjadi an anak sebagai beras anak yang yaitu campur ketan berbhakti pada an sehingg kepada saat sambal a orang sepasar urap lengket tuanya an. Kacang Berbent sebagai sebagai dan panjang uk permohona simbol didala panjang n kepada dari mnya yang Tuhan umur terdapa diguna Yang yang t gula kan Maha Esa panjang merah dalam agar Bubur terbuat manusia untuk gudhan diberikan merah dari tercipta selalu gan umur yang selang bahan dari kedua mengin panjang putih dasar orang tua gat Cambah Beruku manusia sebagai beras kedua ran selalu lamban ketan orang kecil menyebar g dengan tua yang kebaikan kebaika 2 diguna dimanapun n dan macam kan ia berada. cikal warna sebagai bakal campur manusi an a sambal dicipta Upacara kelahiran bayi yang meliputi urap kan Kangkun Daun harapan lamban berokohan, sepasaran, selapanan di Desa g tunggal dan doa g atau Nglegok, Kecamatan Sukomoro, denagn untuk simbol ujung selalu dari Kabupaten Nganjuk adalah suatu budaya runcing mendapat kehidu Warnan perlindung pan yang telah lama berlangsung secara turun- ya an dari yang hijau Tuhan tidak temurun. Kita sebagai warga negara kelam Yang tergesa- Maha Esa gesa Indonesia harus bisa menjaga dan Bumbu Parutan gudange sebagai melestarikan budaya sebagai tradisi urap kelapa duwit pelengk yang (gudangny ap dari setempat yang dapat dijadikan kebanggaan dicamp a uang) sayur- ur sayuran masyarakat Indonesia. sambal Pisang jenis dalam yang Penelitian ini mempunyai tujuan raja buah kehidupan selalu umum dan tujuan khusus.Tujuan umum yang kita harus dijguna kulit dapat kan penelitian ini adalah untuk untuk buahny menghasil dalam a kan hasil sesaji mengetahui dan mendeskripsikan prosesi berwar yang terutam na terbaik a jalannya upacara selametan bayi yang kuning untuk kenduri Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 12||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri meliputi berokohan, sepasaran, kenduri dan bancakan sepasaran. Menurut selapanan.Tujuan Herawati (2011 : 248) bancakan berupa khususnyamendeskripsikan bentuk yang nasi tumpeng beserta gudhangan telur meliputi kenduri, doa, aqiqah, pencukuran ayam kampung, gereh petek, jenang putih rambut, potong kuku pada kelahiran bayi dan . Selanjutnya anak-anak di kabupaten Nganjuk. kecil diundang untuk bancakan.Selesai Mendeskripsikan makna yang meliputi didoakan, nasi beserta gudhangan dan kenduri, doa, aqiqah, pencukuran rambut, jajan pasar dibagi-bagikan ke seluruh anak potong kuku pada kelahiran bayi di yang datang.Acara sepasaran secara kabupaten Nganjuk.Mendeskripsikan sederhana biasanya dilakukan dengan fungsi yang meliputi kenduri, doa, aqiqah, kenduri, bagi yang memiliki rezeki yang pencukuran rambut, potong kuku pada lebih biasanya dilaksanakan seperti orang kelahiran bayi di kabupaten Nganjuk. punya hajat (mantu). Adapun inti dari Berokohan adalah upacara adat Jawa acara sepasaran ini adalah upacara untuk menyambut kelahiran bayi.Menurut selametan sekaligus mengumumkan nama Hardjowirogo (2010: 19) slametan pertama bayi yang telah lahir. yang diberikan berhubung dengan lahirnya Selamatan selapanan lazimnya bayi dinamakan berokohan. Selamatan ini diadakan pada waktu bayi waktu bayi mempunyai makna ungkapan syukur dan berumur 35 hari.Perhitungan tigapuluh sukacita karena proses kelahiran berjalan lima hari ini didasarkan pada kelipatan hari lancar. Berokohan berasal dari bahasa lahir bayi menurut hitungan Jawa. Upacara Arab barokah yang bermakna selapanan ini dilangsungkan dengan „mengharapkan berkah‟.Upacara rangkaian acara bancakan weton (kenduri berokohan bertujuan untuk keselamatan hari kelahiran), pemotongan rambut bayi kelahiran dan juga perlindungan untuk hingga gundul dan pemotongan kuku bayi. bayi dengan harapan menjadi manusia Pemotongan kuku dan rambut bayi ini yang baik.Dalam acara ini biasanya para bertujuan untuk menjaga kesehatan bayi tetangga dekat dan sanak saudara agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih. berdatangan berkumpul sebagai tanda turut Rangkaian tata cara kelahiran bayi bahagia atas kelahiran bayi yang dapat yang meliputi berokohan, sepasaran, berjalan dengan lancar. selapanan mengandung kajian simbolisme Setelah bayi berumur lima hari yang mendalam untuk mengetahui diadakan selamatan dengan mengadakan simbolisme dari setiap upacara adat yang

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 13||

Simki-Pedagogia Vol. 02 No. 06 Tahun 2018 ISSN : 2599-073X Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri terdiri dari bentuk simbolisme, makna http://najwa03.blogspot.co.id/2015/03/do a-i-a.html. simbolisme dan fungsi simbolisme. Diakses 13 Juli 2017

Pradopo, Rachmat Djoko. IV. DAFTAR PUSTAKA 2003. Beberapa Teori Sastra. : Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Pintar.2013. Pengertian Aqiqah. (Online), Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. tersedia: Jakarta:Rineka Cipta. http://www.jadipintar.com/2013/09/Penger

tian-dan-Tata-Cara-Aqiqah.html. Danandjaja, James. 2012. Folklor Diakses 13 Juli 2017 Indonesia.

Jakarta: PT. PustakaUtamaGrafiti. Ratna, I NyomanKutha. 2015. Antropologi

Sastra :Peranan Unsur-unsur Kebudayaan Endraswara, Suwardi. 2013. Folklor Dalam Proses Kreatif. Nusantara Hakikat, Bentuk, Dan Fungsi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. (E-book), tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pene Semi, Atar. 2010. Metode Penelitian litian/dr-suwardi-mhum/folklor- Sastra. nusantaradamicetak.pdf, Bandung: Angkasa. diunduh 05 Juli 2017.

Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Herusatoto, Budiono. 2000. Simbolisme Sastra. Dalam Budaya Jawa. Surakarta: PusatPelajar. Jogyakarta: Hanindita Graha Widia

Soeratno. 2001. Metodelogi Penelitian. Jenar. 2012. Pengertian Kenduri. (Online), Yogyakarta : UPP AMD YKPN. tersedia: ------. 2004. Teori, Metode, Dan http://mbahjenar.blogspot.co.id/2012/03/ba Teknik Penelitian Sastra. b-i-a.html. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Diakses 13 Juli 2017

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kangyuyun. 2012. Relativitas dalam Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. budaya. (Online), tersedia: Bandung: Alfabeta. http://kangyuyunnurulaen.blogspot.com. Diakses 13 Juli 2017

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Mangunwijaya. Y.B. 2010. Sastra dan Religiositas. Yogyakarta :Kanisius

Najwa.2015. Pengertian Doa. (Online), tersedia:

Desi Wulandari | 13.1.01.07.0014 simki.unpkediri.ac.id FKIP/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia || 14||