Jurnal Sejarah Dan Budaya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Vol. VII, No. 1 ISSN 1907 - 9605 Juni 2012 JJurnalurnal SSejarahejarah ddanan BBudayaudaya Kemaritiman 8Alang-alang, Potret Marjinalisasi Perempuan Manula pada Komunitas Nelayan Jawa 8Pengaruh Kemaritiman Pada Dunia Batik Pekalongan 8Menggagas Perekonomian Maritim Indonesia 8Labuhan di Pantai Selatan Ritual Tahunan Kraton Yogyakarta 8Ritual Bahari Indonesia: Antara Kearifan Lokal dan Aspek Konservasinya 8Nelayan di Pantai Teluk Penyu (Aspek Ekonomi dan Sosial-Budaya) 8Strategi Mengatasi Kemiskinan Masyarakat Nelayan 8Potensi Wisata Kemaritiman di Kabupaten Bantul 8Perahu Pinisi dan Budaya Maritim Orang Bira di Sulawesi Selatan 8Perahu Sebagai Simbol: Representasi Ideologi dan Identitas Maritim di Kepulauan Maluku Tenggara 8Tradisi Tidur di Pasir: Fenomena Unik Masyarakat Nelayan di Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur 8Mapukak di Perairan Masalembu Yogyakarta ISSN Vol. VII No. 1 Hal. 1- 122 Jantra Juni 2012 1907 - 9605 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDRAL KEBUDAYAAN BALAI PELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL YOGYAKARTA Jantra dapat diartikan sebagai roda berputar, yang bersifat dinamis, seperti halnya kehidupan manusia yang selalu bergerak menuju ke arah kemajuan. Jantra merupakan jurnal ilmiah yang berisi tentang dinamika kehidupan manusia dari aspek sejarah dan budaya. Artikel Jantra berupa hasil penelitian, tanggapan, opini, maupun ide atau pemikiran penulis. Jantra terbit secara berkala dua kali dalam satu tahun, yaitu bulan Juni dan Desember. Jantra terbit pertama kali pada bulan Juni 2006. DEWAN REDAKSI JANTRA Pelindung : Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Penanggungjawab : Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta Penasihat : Drs. Sumardi, MM. Mitra Bestari : Prof. Dr. Djoko Surjo (Sejarah) Dr. Lono Lastoro Simatupang (Antropologi) Penyunting Ahli : Prof. Dr. Suhartono Wiryopranoto (Sejarah) Dr. Y. Argo Twikromo (Antropologi) Penyunting Bahasa Inggris : Drs. Eddy Pursubaryanto, M.Hum. Ketua Dewan Redaksi : Dra. Sri Retna Astuti Pemimpin Redaksi Pelaksana : Dra. Titi Mumfangati Dewan Redaksi : Drs. A. Darto Harnoko (Sejarah) Dra. Endah Susilantini (Sastra) Drs. Tugas Tri Wahyono (Sejarah) Dra. Siti Munawaroh (Geografi) Drs. Sujarno (Antropologi) Pemeriksa Naskah : Dra. Titi Mumfangati Distribusi : Drs. Wahjudi Pantja Sunjata Alamat Redaksi: BALAI PELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL YOGYAKARTA Jalan Brigjen Katamso No. 139 (Dalem Jayadipuran), Yogyakarta 55152 Telp. (0274) 373241 Fax. (0274) 381555 E-mail: [email protected] Jantra Vol. VII, No. 1, Juni 2012 ISSN 1907 - 9605 PENGANTAR REDAKSI Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenanNya Jantra Volume VII No. 1, Juni 2012 dapat hadir kembali di hadapan pembaca. Edisi Jantra kali ini memuat 12 (dua belas) artikel di bawah tema Kemaritiman. Tema ini dipandang penting karena Indonesia sebagai negara yang mempunyai wilayah laut yang sangat luas layak disebut sebagai negara maritim dengan segala aspek kelautannya Adapun ke duabelas artikel ini masing-masing yaitu: 1). "Alang-alang, Potret Marjinalisasi Perempuan Manula pada Komunitas Nelayan Jawa," yang ditulis oleh Atik Triratnawati, yang menguraikan tentang perempuan lanjut usia di daerah perkampungan nelayan. 2) "Pengaruh Kemaritiman Pada Dunia Batik Pekalongan," yang ditulis oleh Chusnul Hayati, menguraikan bahwa lingkungan alam, flora, dan fauna masyarakat maritim yang terkait dengan dunia laut cukup berpengaruh terhadap motif dan ragam hias batik Pekalongan. Karakteristik masyarakat pantai yang tersifat terbuka, dinamis, egaliter, dan kreatif juga memberi pengaruh terhadap pengelolaan perusahaan batik dan motif batik. 3). "Menggagas Perekonomian Maritim Indonesia," yang ditulis oleh Ismi Yuliati, menguraikan bahwa kombinasi antara potensi sumberdaya kelautan yang melimpah, adanya indikasi menguatnya kawasan Asia-Pasifik sebagai pusat perekonomian maritim dunia, serta semakin jauhnya ketahanan pangan dari sektor agraris membuat perlunya mengubah arah pembangunan, terutama pembangunan ekonomi yang semula berorientasi kontinen ke arah maritim. 4) "Labuhan di Pantai Selatan Ritual Tahunan Kraton Yogyakarta," yang ditulis oleh Ambar Adrianto menguraikan bahwa Labuhan merupakan satu upacara yang diselenggarakan secara rutin oleh Kraton Yogyakarta, satu kali dalam satu tahun. Munculnya kepercayaan terhadap pengaruh mitis sang raja, kraton beserta pusaka-pusakanya menyebabkan orang datang berbondong-bondong untuk ngalap berkah memperebutkan benda-benda yang dilabuh. 5) "Ritual Bahari Indonesia: Antara Kearifan Lokal dan Aspek Konservasinya," ditulis oleh Sartini menguraikan bahwa eksistensi ritual bahari mempunyai beraneka fungsi religius, etis, dan sosial. Ritual bahari mengungkapkan keyakinan akan eksistensi kekuatan supra inderawi, rasa syukur, permohonan keselamatan, dan upaya konservasi mempertahankan kehidupan. 6). "Nelayan di Pantai Teluk Penyu (Aspek Ekonomi dan Sosial- Budaya)," yang ditulis oleh Siti Munawaroh, menguraikan bahwa aktivitas nelayan meliputi sistem penangkapan, organisasi dan pola kerjasama antar-nelayan, hubungan ekonomi dalam perdagangan di antara nelayan-bakul-tengkulak, dan keterlibatan para pelaku ekonomi di tingkat lokal. 7). "Strategi Mengatasi Kemiskinan Masyarakat Nelayan," yang ditulis oleh Sukari menguraikan tentang kondisi masyarakat nelayan yang miskin karena beberapa hal, antara lain kemiskinan alamiah, buatan, bersifat internal dan eksternal. 8). "Potensi Wisata Kemaritiman di Kabupaten Bantul," yang ditulis oleh Ernawati Purwaningsih menguraikan tentang potensi wisata alam Kabupaten Bantul berupa pantai, yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di sekitarnya maupun wilayah yang lebih besar lagi lingkupnya. 9). "Perahu Pinisi dan Budaya Maritim Orang Bira di Sulawesi Selatan," ditulis oleh Faisal menguraikan tentang perahu pinisi merupakan perahu layar yang pertama kali digunakan oleh pelaut Bira pada tahun 1870, juga pasang surut penggunaannya sepanjang masa. 10). "Perahu Sebagai Simbol: Representasi Ideologi dan Identitas Maritim di Kepulauan Maluku Tenggara," yang ditulis oleh Marlon NR Ririmasse berbicara tentang dominasi tema perahu dalam konstruksi sejarah budaya di kawasan Maluku Tenggara. 11). "Tradisi Tidur di Pasir: Fenomena Unik Masyarakat Nelayan di Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur," yang ditulis oleh Suyami menguraikan tentang tradisi tidur di pasir yang merupakan fenomena unik dalam kehidupan masyarakat nelayan di Sumenep Madura, khususnya di Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang dan Desa Slopeng Kecamatan Dasuk. Masyarakat di daerah tersebut melakukan segala aktivitas kehidupan di atas hamparan i Jantra Vol. VII, No. 1, Juni 2012 pasir, termasuk tidur dan melahirkan. 12). "Mapukak di Perairan Masalembu," yang ditulis oleh Mudjijono menguraikan bahwa Mapukak merupakan kata dari Bahasa Bugis yang berarti menjaring. Kegiatan itu dilakukan oleh minimal empat orang dengan peralatan kapal, jaring, dan es balok untuk membantu pengawetan ikan selama membawa ke peng es atau pembeli ikan di tengah laut. Dewan Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para mitra bestari yang telah bekerja keras membantu dalam penyempurnaan tulisan dari para penulis naskah sehingga Jantra edisi kali ini bisa terbit. Selamat membaca. Redaksi ii Jantra Vol. VII, No. 1, Juni 2012 ISSN 1907 - 9605 DAFTAR ISI Halaman Pengantar Redaksi i Daftar Isi iii Abstrak iv Alang-alang, Potret Marjinalisasi Perempuan Manula 1 pada Komunitas Nelayan Jawa Atik Triratnawati Pengaruh Kemaritiman Pada Dunia Batik Pekalongan 11 Chusnul Hayati Menggagas Perekonomian Maritim Indonesia 22 Ismi Yuliati Labuhan di Pantai Selatan Ritual Tahunan Kraton Yogyakarta 32 Ambar Adrianto Ritual Bahari Indonesia: Antara Kearifan Lokal dan Aspek Konservasinya 42 Sartini Nelayan di Pantai Teluk Penyu (Aspek Ekonomi dan Sosial-Budaya) 51 Siti Munawaroh Strategi Mengatasi Kemiskinan Masyarakat Nelayan 61 Sukari Potensi Wisata Kemaritiman di Kabupaten Bantul 70 Ernawati Purwaningsih Perahu Pinisi dan Budaya Maritim Orang Bira di Sulawesi Selatan 80 Faisal Perahu Sebagai Simbol: Representasi Ideologi dan Identitas Maritim 89 di Kepulauan Maluku Tenggara Marlon NR Ririmasse Tradisi Tidur di Pasir: Fenomena Unik Masyarakat Nelayan 100 di Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur Suyami Mapukak di Perairan Masalembu 110 Mudjijono Biodata Penulis 119 iii Jantra Vol. VII, No. 1, Juni 2012 ISSN 1907 - 9605 ALANG-ALANG, PORTRAIT OF SENIOR WOMEN IN JAVANESE FISHERMAN COMMUNITY Atik Triratnawati Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta E- mail: [email protected] Abstract This antropological study describes the portrait of elderly women in Pandangan Wetan Village, Kragan Regency, Central Java Province, who worked as alang-alang and how the community perception toward them. An alang-alang a tradition where an elderly woman works to beg for some fish to the fishermen. She sells the fish and uses the money to buy her basic needs. By working as an alang-alang, she only gets little money. The reason of being an alang-alang is she has to survive because of poverty, independency, the need to have cash, and necessity. The fishermen (community) feel pity to the alang-alangs and will give them some fish or other supports. The existence of alang- alang is difficult to be eliminated as long as the poverty still exists. Keywords: Alang-alang, tradition, poverty, fishermen THE EFFECT OF MARITIME CULTURE ON THE BATIK PEKALONGAN STYLE Chusnul Hayati Jurusan Sejarah,