LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI

PT.KERETA API

 PELAYANAN

Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah banyak mengoperasikan KA penumpangnya, baik KA Utama (Komersil dan Non Komersil), maupun KA Lokal di Jawa dan Sumatera, yang terdiri dari :

 KA Eksekutif  KA Ekonomi AC  KA Bisnis  KA Ekonomi  KA Campuran  KA Lokal  KRL

 PELAYANAN PENUMPANG

 RESTORASI  KRU KA  MANAGER ON DUTTY  ON TRAIN CLEANING

 ANGKUTAN BARANG Komoditi yang dapat dilayani pada angkutan barang, diantaranya :  Petikemas Paletisasi, Insulated and refrigerated containers, Standard containers, Hard- top containers, Open-top containers, Flatracks, Platforms (plats), Ventilated containers, Bulk containers, Tank containers  Barang curah Liquid/ Cair BBM, CPO,Semua bahan kimia cair yang tidak korosif, Minyak goreng, air mineral dan lain-lain  Barang curah Batubara, pasir, semen, gula pasir, pupuk, beras, kricak, aspalt, klinker dan lain-lain LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI  Barang retail Barang elektronik, hasil produksi pabrik yang sudah terpaket, barang kiriman hantaran, barang potogan  Barang packaging Semen, pupuk, gula pasir, beras, paletisasi  JENIS TERMINAL  Multi Operator Terminal Salah satu jenis kawasan tempat muat bongkar angkutan barang menggunakan Kereta Api yang dapat dikelola oleh lebih dari satu Perusahaan dan masih dapat dikerjasamakan dengan pihak lain. . Lokasi Terminal

. Peta Lokasi LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI Babat

Genteng

LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI Indro

Kalimas

Pasar Turi

LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI . Peta Jaringan Angkutan Barang JAWA

 Single Operator Terminal Salah satu jenis kawasan tempat muat bongkar angkutan barang menggunakan Kereta Api yang sudah berjalan saat ini dan hanya diperuntukkan oleh satu Perusahaan saja.  Terminal Berpotensi Salah satu jenis kawasan tempat muat bongkar angkutan barang menggunakan Kereta Api yang memerlukan investasi pembangunan prasarana (lahan bongkar muat, alat bongkar muat, dan lain lain) dikarenakan belum dikelola oleh pihak manapun dan masih dapat dikerjasamakan. LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI Peta Lokasi

 MENGAPA KAI PRIORITAS UTAMA SEBAGAI ANGKUTAN

LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI  KLASIFIKASI ANGKUTAN KAI : 1. Komoditi  Angkutan CPO,PKO & Lateks  Angkutan Peti Kemas  Angkutan General Cargo  Angkutan Pulp  Angkutan Semen  Angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM)  Angkutan Pupuk  Angkutan Multikomoditi  Pengembangan Angkutan  Angkutan Batubara 2. Sarana  Gerbong Dasar

LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI

 Gerbong terbuka

 Gerbong tertutup

LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI  Gerbong ketel

LAPORAN AKHIR PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG INVESTASI  Kereta bagasi

 Jenis Layanan KAI  Retail Kerjasama angkutan barang Kereta Api menggunakan sarana Kereta Bagasi dengan ketentuan target angkutan sebesar 20 ton per hari. Adapun jenis angkutan retail sebebagai berikut : a. Angkutan BHP Angkutan dengan muatan cargo dengan muatan 20 ton per Kereta Bagasi dimana Kereta Bagasi tersebut dapat dirangkaikan ke rangkaian KA Penumpang Eksekutif / Bisnis / Ekonomi. Keunggulan angkutan ini dapat menyesuaiakan waktu dengan perjalanan angkutan penumpang. b. Angkutan Parcel Angkutan dengan muatan cargo menggunakan satu set rangkaian Kereta Api dengan kapasitas sekali jalan dapat menarik angkutan sebesar 360 ton untuk relasi s.d dengan waktu tempuh hanya 13 jam.  Korporat Kerjasama angkutan barang Kereta Api yang menggunakan 1 set rangkaian Kereta Api dengan target minimum muatan sebesar 800 ton sekali jalan. Komoditi angkutan yang cocok untuk angkutan ini seperti angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM), Peti Kemas, Batu Bara, Crude Palm Oil (CPO), Semen dan Multikomoditi (angkutan besi baja). Adapun keunggulan angkutan corporate ini dapat mengangkut angkutan dengan jumlah volume yang besar sehingga biaya logistik dapat lebih efisien.

Sumber : https://kai.id PT. Kereta Api Indonesia kaitannya dengan kerangka Indeks Daya Saing ACI termasuk dalam kualitas hidup & infrastruktur. PT KAI merupakan BUMN yang menyelenggarakan jasa angkutan penumpang dan barang, sehingga keberadaan infrastruktur tersebut akan mendorong peningkatan produktivitas faktor-faktor produksi, memperlancar mobilitas penduduk maupun barang dan jasa dan jika infrastruktur memadai tentu investasi yang didapatkan semakin meningkat pula.

PT. Kereta Api Indonesia

Alamat : Jalan Gubeng Masjid No.45 Pacar Keling Tambaksari Kota SBY, Jawa Timur 60131 Telepon : (031) 5036575 Provinsi : Jawa Timur

Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT Kereta Api Indonesia di Jawa dan Sumatera adalah sebanyak 106.638 tempat duduk per hari dengan rasio kelas eksekutif (30%), bisnis (22%), dan ekonomi (59%). Bila tempat duduk dikaitkan dengan jarak tempuh, maka total kapasitas melambung menjadi sebanyak 41.528.450 tempat duduk per kilometer per hari dengan rasio kelas eksekutif (39%), kelas bisnis(25%), dan kelas ekonomi (58%).

 Kelas Eksekutif adalah kelas layanan tertinggi PT Kereta Api Indonesia, yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50 orang per kereta. Layanan yang disediakan adalah tempat duduk yang bisa diatur, pendingin udara, hiburan audio visual dan layanan makanan.  Kelas campuran adalah kelas layanan kedua tertinggi, dengan kereta penumpang kelas eksekutif (50/52 penumpang), bisnis AC (64 Penumpang) dan ekonomi AC (80 Penumpang).  Kelas Bisnis adalah Di bawah kereta api kelas Publik adalah kelas komersial kelas menengah, yang mencakup semua kereta bisnis  Dalam rangka pemerataan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat, selain mengoperasikan sejumlah kereta api komersial yang berfungsi sebagai subsidi silang pada pelayanan kereta api kelas ekonomi, PT Kereta Api Indonesia juga mengoperasikan sejumlah rangkaian kereta api kelas ekonomi unggulan Penetrasi Pasar Strategi penetrasi pasar pada angkutan penumpang dilakukan melalui komunikasi pemasaran untuk penyampaian informasi produk melalui berbagai media below the line dan digital, di antaranya dengan memanfaatkan high traffic platform dan berinteraksi dengan target audiens melalui jejaring sosial. Sedangkan penetrasi pasar pada angkutan barang dilakukan melalui meningkatkan kapasitas angkut untuk memenuhi permintaan angkutan batubara di Sumatera Selatan dengan meningkatkan kapasitas muat hingga 3.000 ton dalam sekali tarikan KA, membangun container yard dan warehouse di lokasi yang dekat dengan kawasan industri, serta memperbanyak frekuensi dan rute perjalanan KA Angkutan Barang. Pengembangan Produk : A. Angkutan Penumpang

Di antara inovasi pengembangan produk angkutan penumpang yang telah dilakukan pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: • Daop 1 Jakarta menetapkan perubahan nama KA Gaya Baru Malam Selatan (GBMS) Premium relasi Pasarsenen-Surabaya Gubeng PP menjadi KA Jayakarta Premium relasi Pasarsenen-Surabaya Gubeng PP. • Peluncuran KA baru yaitu KA Wijayakusuma dengan relasi Cilacap-Yogyakarta-Solo PP, KA 10592 relasi Cilacap-Solo, dan KA 10557 relasi Solo-Cilacap. • Peluncuran KA Premium relasi -Gambir PP dengan menggunakan rangkaian rangkaian delapan kereta premium. B. Angkutan Barang

Di segmen angkutan barang, pengembangan produk yang dilakukan di antaranya adalah: Pengembangan sarana penunjang angkutan KA barang seperti penggantian boffer/alat perangkai gerbong pada angkutan BBM Pertamina sehingga dapat menambah kapasitas angkut dengan penambahan stamformasi gerbong yang ditarik dari maksimal 15 gerbong menjadi 20 Gerbong, modifikasi pembuatan tutup pada gerbong KKBW sehingga dapat digunakan untuk angkutan Klinker di Sumatera Barat, modifikasi kontruksi gerbong ketel KKW 40 ton pada angkutan BBM sehingga laik jalan dan dapat meningkatkan kapasitas angkut (sebelumnya menggunakan KKW 30 ton), pengembangan angkutan baja coil dan plat menggunakan flatrack kontainer guna mendistribusikan beban sehingga meminimalisir resiko kerusakan gerbong dan penggunaan jumbo bag untuk angkutan semen. Prospek Usaha Dan Rencana Kedepan Ekonomi Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan tumbuh lebih baik sejalan dengan ekspektasi perbaikan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan mencapai 5,4%, lebih baik dibandingkan tahun 2017 sebesar 5,07%. Inflasi diharapkan lebih terkendali di sekitar 3,5% dan Rupiah ditransaksikan sebesar Rp13.500/USD. Perbaikan ekonomi global juga diharapkan akan memberikan efek positif terhadap harga komoditas terutama yang menjadi komoditas nonmigas unggulan ekspor Indonesia. Menurut Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 terutama akan ditopang oleh industri informasi dan komunikasi yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 11,0%. Sektor lain yang diharapkan mampu tumbuh di atas 7,0% adalah jasa keuangan dan asuransi (9,4%), transportasi dan pergudangan (8,3%), jasa lainnya (8,2%), dan jasa perusahaan (7,6%). Sementara itu, perkiraan inflasi yang lebih terkendali diharapkan menopang pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1%. Sedangkan konsumsi pemerintah diperkirakan naik sebesar 3,8% seiring dengan berlanjutnya pengeluaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Anggaran infrastruktur di tahun 2018 mencapai Rp409,0 triliun atau lebih besar dibandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya sebesar Rp401,1 triliun.

Potensi Permintaan Transportasi Kereta Api Permintaan transportasi kereta api khususnya angkutan penumpang baik di perkotaan maupun yang menghubungkan antar wilayah akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk Indonesia. Pulau Jawa dan Sumatera sebagai basis wilayah operasional Perusahaan diperkirakan akan memiliki jumlah penduduk masing- masing 152,44 juta jiwa dan 59,34 juta jiwa di tahun 2020. Diperkirakan lima belas tahun ke depan, jumlah penduduk di kedua wilayah tersebut mencapai 167,32 juta jiwa dan 68,5 juta jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 305,65 juta jiwa. PENDAPATAN Pendapatan Perusahaan terdiri dari pendapatan usaha (angkutan penumpang, angkutan barang, pendukung angkutan, nonangkutan) dan pendapatan dari subsidi pemerintah. Pendapatan usaha Perusahaan tumbuh 24,0% menjadi Rp17.938,97 miliar pada tahun 2017 dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar Rp14.463,33 miliar. Peningkatan pendapatan ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan dari angkutan penumpang dan barang masing-masing sebesar 24,2% dan 22,9% atau setara dengan Rp1.374,74 miliar dan Rp1.045,85 miliar. Komposisi pendapatan dari setiap segmen bisnis disajikan pada tabel berikut: Pendapatan KAI (dalam jutaan rupiah)

Pendapatan 2017 Angkutan penumpang 7.049.906

Angkutan barang 5.618.440

Pendukung angkutan 624.097

Non angkutan 1.252.705

Subsidi pemerintah 3.393.828

Jumlah 17.938.975

Angkutan Penumpang

Angkutan penumpang yang terdiri dari KA Kelas Eksekutif, Kelas Bisnis (KA Utama dan Lokal), dan kelas Ekonomi (KA Utama dan Lokal) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp7.049,91 miliar, naik 24,2% dari Rp5.675,16 miliar pada tahun 2016. Kelas Ekonomi mencatat kenaikan pendapatan terbesar yaitu Rp890,23 miliar atau 29,6%, disusul Kelas Eksekutif yang tumbuh 23,6% atau sebesar Rp461,36 miliar. Kenaikan pendapatan angkutan penumpang terutama didorong oleh pertumbuhan volume penumpang sebesar 11,9% dibandingkan tahun 2016. Pendapatan Angkutan Penumpang (dalam jutaan rupiah)

Pendapatan Angkutan Penumpang 2017 kelas eksekutif 2.418.201 kelas bisnis 732.275 kelas ekonomi 3.899.430

Jumlah 7.049.906

Angkutan Barang

Angkutan barang membukukan pendapatan usaha sebesar Rp5.618,44 miliar, meningkat 22,9% dari Rp4.572,59 miliar pada tahun 2016 terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan angkutan batubara sebesar 26,1% atau Rp878,45 miliar. Angkutan semen, petikemas, dan BBM juga mencatat pertumbuhan pendapatan masing-masing sebesar 26,8%, 12,0% dan 23,1% dengan total peningkatan pendapatan sebesar Rp169,13 miliar. Pendapatan Angkutan Barang (dalam jutaan rupiah)

Pendapatan Angkutan Barang 2017

Batu Bara 4.240.916

Semen 422.619

Petikemas 310.101 BBM 249.362

Parcel 237.804

Perkebunan 122.567

Logam 9.875

Lainnya 25.196

JUMLAH 5.618.440 Target 2018 Demi mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, Perusahaan merumuskan target yang menantang namun realistis untuk tahun 2018. Total pendapatan ditargetkan menjadi sebesar Rp21.300 miliar atau tumbuh 19% dari pencapaian tahun 2017. Volume angkutan penumpang ditargetkan naik sebanyak 5 juta penumpang menjadi 399,3 juta penumpang, dengan pertumbuhan pendapatan 7% menjadi Rp7.500 miliar. Sedangkan volume angkutan barang ditargetkan meningkat sebesar 14,6 juta ton menjadi 54 juta ton pada tahun 2018, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 30% menjadi Rp7.288 miliar. Pendapatan non- angkutan ditargetkan tumbuh sebesar 59% atau mencapai Rp1.995 miliar.