Sejarah Sosial Pesantren Menurut Prof

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Sejarah Sosial Pesantren Menurut Prof Sejarah Sosial Pesantren Menurut Prof. KH. Saifuddin Zuhri | iii SEJARAH SOSIAL PESANTREN Menurut Prof . KH. SAIFUDDIN ZUHRI Sejarah Sosial Pesantren Menurut Prof. KH. Saifuddin Zuhri | v MOH. SLAMET UNTUNG SEJARAH SOSIAL PESANTREN Menurut Prof . KH. SAIFUDDIN ZUHRI vi | Moh. Slamet Untung SEJARAH SOSIAL PESANTREN Menurut Prof . KH. SAIFUDDIN ZUHRI Penulis: Moh. Slamet Untung Editor: Ahmad Ta’rifin Setting Lay-out & Cover: ATA & Zaedun Diterbitkan Oleh: Cetakan Pertama oleh Penerbit Duta Media Utama Cetakan Kedua oleh IAIN Pekalongan Press Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Cet. I. Nopember 2016 ISBN: 978-602-1195-37-6 Cet. 2 Januari 2018 ISBN: _________________________________ Sejarah Sosial Pesantren Menurut Prof. KH. Saifuddin Zuhri | vii PENGANTAR PROF. ABDURRAHMAN MAS’UD, MA., Ph.D Dalam perjalanan sejarahnya, pesantren mengalami pasang surut mengikuti ritme perubahan zaman. Pesantren sebagai cikal bakal sistem pendidikan di Indonesia dengan corak dan karakter yang khas dianggap menjadi ikon masyarakat pribumi dalam memancangkan ideologi pendidikan di Indonesia. Kekhasan tersebut selalu melekat dan semakin mengukuhkan tradisi pendidikan pribumi yang mempunyai tingkat otentisitas yang tidak diragukan lagi. Dengan segala macam kekhasannya tersebut, pesantren dari waktu ke waktu selalu menjadi perhatian menarik para peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri (Indonesianis), untuk menjadikannya sebagai obyek studi. Para sarjana Barat, khususnya yang berminat terhadap sosiologi, antropologi, dan perbandingan agama berbondong- bondong ke pesantren serta tidak segan-segan untuk sekadar bercengkrama dan hidup bersama para santri dalam rangka riset dan studinya. Tidak asing dalam ingatan kita, intelektual-intelektual Barat maupun Asia seperti Clifford Geertz, Karel A. Steenbrink, Martin Van Bruinessen, Manfred Ziemek, Hiroko Horikoshi, dan masih banyak lagi yang lainnya yang memberikan perhatian terhadap sejarah dan masa depan pesantren di Indonesia. Ketajaman analisis mereka telah memberikan berbagai kontribusi pemikiran dalam bentuk pilihan strategis yang dapat mengarahkan para pemangku tradisi pesantren untuk mengambil peranan lebih besar dalam pembangunan peradaban Indonesia modern. Salah seorang pemikir handal pesantren yang “dari pesantren datang, dan untuk cita-cita pesantren berjuang” adalah KH. Saifuddin Zuhri. KH. Saifuddin Zuhri dikenal luas sebagai tokoh NU, Menteri Agama, pendidik, dan wartawan. Namun lebih dari itu viii | Moh. Slamet Untung Saifuddin Zuhri adalah seorang santri yang pribadinya dibentuk oleh lingkungan pesantren dengan tradisi belajar yang bersahaja. Proses autodidak membawanya aktif dalam gerakan sosial dan pendidikan. Ia pun lalu berjuang dengan pena dan senjata untuk bangsa dan negara. Pergeseran NU menjadi partai politik melibatkannya juga terjun ke dalam kancah politik. Pada tahun 1962-1967 ia mencapai tahta pemerintahan memimpin Kementerian Agama. KH. Saifuddin Zuhri menuangkan pikiran- pikirannya melalui karya-karya tulis. Pandangan dan pemikirannya tentang pesantren dituangkan dalam beberapa buku. Secara historis, sistem pendidikan pesantren di masa-masa awal abad ke-20 belum sepenuhnya menjadi perhatian pemerintah Hindia Belanda. Bahkan, Inspektur Pendidikan J.A. Van der Chijs yang punya otoritas mengelola pendidikan kalangan orang bukan Eropa waktu itu, seperti ditulis Karel A. Steenbrink jauh-jauh hari sudah menolak untuk menggabungkan dan menyesuaikan pendidikan pribumi (pendidikan Islam) dengan alasan yang sangat teknis seperti berikut: “Walaupun saya sangat setuju kalau sekolah pribumi diselingi dengan kebiasaan pribumi, akan tetapi saya tidak bisa menerimanya karena pada dasarnya kebiasaan tersebut sangat jelek, sehingga tidak dapat dipakai dalam sekolah pribumi.” 1 Yang dimaksud dengan kebiasaan jelek itu terutama berkaitan dengan metode membaca teks Arab yang hanya dihafal tanpa disertai dengan makna dan pengertian. Dengan kata lain, Van der Chijs menganggap bahwa pendidikan pesantren hanya menekankan aspek kognitif belaka dan menafikan aspek-aspek substantif dalam penyelenggaraan pendidikan lainnya, seperti afektif dan psikomotorik. Dengan demikian, model pendidikan pribumi tersebut pada tataran idealitas jelas kontraproduktif dengan sistem pendidikan 1 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah, Pendidikan Islam dalam Kurun Moderen , (Jakarta: LP3ES, 1986), h. 3 Sejarah Sosial Pesantren Menurut Prof. KH. Saifuddin Zuhri | ix modern serta dianggap tidak memenuhi kriteria maupun kompetensinya. Inilah sebenarnya pangkal tolak mengapa terjadi tarik menarik antara sistem pendidikan pesantren yang klasik- konservatif dihadapkan dengan sistem pendidikan a la Eropa era awal abad ke-20 yang notabene sudah melesat lebih jauh tingkat kemajuan dan perkembangannya. Di samping itu, ada alasan fundamental lainnya yang banyak diungkapkan para sarjana Barat, bahwa tradisi didaktis “pendidikan pribumi” yang punya kebiasaan menghafal an sich , tidak dapat diterima sebagai titik tolak untuk mengembangkan suatu sistem pendidikan umum. Jadi, kalau melihat pangkal masalahnya, secara politik tidak ada niatan bahwa pemerintah Hindia Belanda hendak membonsai dan mengebiri pendidikan pesantren. Sebab, dalam catatan Brugmans seperti dikutip Steenbrink sama sekali tidak ditemukan pretensi yang tanpa reserve mengenai proses diskriminasi pendidikan Islam pada masa kolonial . Bahkan Brugmans semakin menegaskan bahwa pemerintah Hindia Belanda melalui Van der Capellen berniat untuk mengadopsi sistem pendidikan rakyat Jawa pada saat itu, sebagai dasar untuk pengembangan pendidikan rakyat secara menyeluruh. 2 Terlepas dari semua itu, perlu dipahami bahwa sebagian besar pengamat menulis bahwa sistem pendidikan pesantren sebenarnya diadopsi dari proses akulturasi antara tradisi Hindu dan Budha, yang telah berkembang jauh sebelum Islam datang di Nusantara pada awal abad ke-13 M. Meskipun masih menjadi perdebatan tentang sejarah awal masuknya Islam di bumi Nusantara, namun dalam sepanjang sejarah Indonesia modern, hal tersebut tidak dianggap sebagai persoalan yang signifikan untuk dimunculkan ke permukaan. Sebab, masing-masing mempunyai argumennya sendiri. Sebagaimana diketahui, sampai saat ini, sejarah masuknya Islam masih abu-abu. Kurangnya sumber sejarah yang informatif dan terpercaya, mengakibatkan masih banyak ketidakjelasan, dan dengan demikian menimbulkan spekulasi dan perbedaan pendapat 2 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah , h. 25 x| Moh. Slamet Untung di kalangan para ahli seputar masalah-masalah seperti kapan Islam masuk ke Indonesia, melalui jalur mana, siapa yang menjadi pelaku utama sejarah penyebarannya, serta mengapa agama baru tersebut diterima secara luas menggantikan tradisi lama yang sudah ada sebelumnya (Drewes 1968, Ricklefs 1981, Johns 1975, Kahane 1984) sebagaimana dikutif Pradjarta Dirdjosanjoto. 3 Yang jelas, kesimpulan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang dikembangkan secara indigenous oleh masyarakat Indonesia sangatlah tidak berlebihan. Karena sebenarnya pesantren merupakan produk budaya masyarakat Indonesia yang sadar sepenuhnya akan pentingnya arti pendidikan bagi orang pribumi yang tumbuh secara natural. Terlepas dari mana tradisi dan sistem tersebut diadopsi, tidak akan mempengaruhi pola yang unik (khas) dan telah mengakar serta hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Buku yang ditulis oleh Saudara Moh. Slamet Untung ini berusaha menelusuri pandangan KH. Saifuddin Zuhri tentang sejarah sosial pesantren. Penulis memulainya dari latar belakang pemikiran KH. Saifuddin Zuhri tentang sejarah sosial pesantren, pokok-pokok pandangannya sejarah sosial pesantren, untuk kemudian dikontekstualisasikan di era sekarang. Pertama , perjalanan hidup KH. Saifuddin Zuhri sejak masa kanak-kanak hingga dewasa amat berpengaruh secara signifikan terhadap pandangannya mengenai pesantren. Faktor-faktor yang mempengaruhi pandangannya mengenai sejarah sosial pesantren antara lain ialah latar belakang sosio-kultural, keagamaan, dan politiknya, yakni perjuangan pada masa revolusi fisik, perjuangan di bidang politik dan birokrasi pada masa rezim Orde Lama, dunia pesantren yang melingkupinya, dan organisasi Nahdlatul Ulama. Kedua , pandangan KH. Saifuddin Zuhri tentang sejarah sosial pesantren dapat dijelaskan melalui tiga tema besar, yakni pandangannya tentang tradisi pesantren, kiai pesantren, dan 3 Pradjarta Dirdjosanjoto, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai Langgar di Jawa , (Jogjakarta: LKiS, 1999), h. 33. Sejarah Sosial Pesantren Menurut Prof. KH. Saifuddin Zuhri | xi nasionalisme pesantren. Pertama, menurut KH. Saifuddin Zuhri wayang kulit merupakan salah satu tradisi yang digemari oleh komunitas pesantren. Alasannya, wayang memuat cerita yang mengandung ‘ibrah (pelajaran) dan sesuai dengan nilai-nilai pesantren, dan kedua, secara historis wayang digunakan oleh Walisanga untuk dakwah islamiyah. Kedua, terminologi kiai dalam pandangan KH. Saifuddin Zuhri bukan hanya sosok pendiri sekaligus pendidik dan pemimpin pesantren, tetapi mensyaratkan adanya aktivitas belajar-mengajar agama Islam (“mengaji”). Fungsi utama kiai dapat dilihat dari sudut pandang pendidikan dan sosial (kemasyarakatan). Ketiga, menurut KH. Saifuddin Zuhri gerakan nasionalisme Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kiprah para kiai pesantren. Peran strategis pesantren dalam gerakan nasionalisme Indonesia ditunjukkannya melalui kiprah tokoh kiai pesantren. Ketiga , kontekstualisasi pandangan KH.
Recommended publications
  • Etos Gerakan Dan Strategi Aksi Muhammadiyah Menyambut Muktamar Ke 48 Di Solo, Jawa Tengah
    Etos Gerakan dan Strategi Aks Muhammadiyah Menyambut Muktamar Ke-48 di Solo, Jawa Tengah ETOS GERAKAN DAN STRATEGI AKSI MUHAMMADIYAH MENYAMBUT MUKTAMAR KE 48 DI SOLO, JAWA TENGAH Nurbani Yusuf Abstrak Semarak Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang akan diselenggarakan di Kota Solo seolah menjadi wahana untuk para kader berlomba-lomba memberikan kontribusinya guna kemajuan umat dan bangsa. Tulisan ini merupakan sebuah upaya konkrit yang dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan etos gerakan dan strategi aksi Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan zaman. Muhammadiyah bukan saja gerakan pemikiran tapi juga sekaligus gerakan amal, yang dikemas dalam satu pergerakan yang dinamis dan utuh dengan tidak meninggalkan watak ke-Islamannya, Carl Whiterington menyebut bahwa sebagai sebuah harakah pemikiran, Muhammadiyah menawarkan gagasan modernisasi, purifikasi dan moderasi yang komplet. Kata Kunci: Etos Gerakan, Strategi Aksi, Muhammadiyah, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Tajdid Al Harakah Muhammadiyah menabalkan dirinya sebagai pergerakan Islam paling menginspirasi selama satu abad terakhir, ‘perkoempoelan’ yang digagas oleh Kyai Ahmad Dahlan ini bahkan telah melampaui pergerakan Islam yang duluan lahir di negeri Timur Tengah, Mesir, Pakistan dan pesisir India dan 30 MAARIF Vol. 14, No. 2 — Desember 2019 Nurbani Yusuf Yaman. Sebut saja Pan Islamisme Syaikh Afghan, gerakan purifikasi Syaikh Abdul Wahab, Ali Jinah, Iqbal atau al Maoudodi di India dan Pakistan, atau gerakan salafi Syaikh Abduh dan muridnya Syaikh Rasyid Ridha di Mesir, atau gerakan-gerakan politik. Ikhwan-nya Syaikh al Banna, HT-nya Syaikh Taqiyuddin an Nabhani, atau gerakan kultural sufiistik semisal Syaikh at Tijani, Syaikh Naqsabandy, hampir semua yang saya sebut tidak pernah menjadi besar di negerinya sendiri bahkan ada yang kemudian diusir karena tidak sejalan, dengan tidak bermaksud saling merendahkan satu sama lainnya semata hanya semacam komparasi dengan berbagai tipologi dan karakter pergerakan.
    [Show full text]
  • IIAS Logo [Converted]
    Women from Traditional Islamic Educational Institutions in Indonesia Educational Institutions Indonesia in Educational Negotiating Public Spaces Women from Traditional Islamic from Traditional Islamic Women Eka Srimulyani › Eka SrimulyaniEka amsterdam university press Women from Traditional Islamic Educational Institutions in Indonesia Publications Series General Editor Paul van der Velde Publications Officer Martina van den Haak Editorial Board Prasenjit Duara (Asia Research Institute, National University of Singapore) / Carol Gluck (Columbia University) / Christophe Jaffrelot (Centre d’Études et de Recherches Internationales-Sciences-po) / Victor T. King (University of Leeds) / Yuri Sadoi (Meijo University) / A.B. Shamsul (Institute of Occidental Studies / Universiti Kebangsaan Malaysia) / Henk Schulte Nordholt (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) / Wim Boot (Leiden University) The IIAS Publications Series consists of Monographs and Edited Volumes. The Series publishes results of research projects conducted at the International Institute for Asian Studies. Furthermore, the aim of the Series is to promote interdisciplinary studies on Asia and comparative research on Asia and Europe. The International Institute for Asian Studies (IIAS) is a postdoctoral research centre based in Leiden and Amsterdam, the Netherlands. Its objective is to encourage the interdisciplinary and comparative study of Asia and to promote national and international cooperation. The institute focuses on the humanities and social
    [Show full text]
  • Soekarno Dan Kemerdekaan Republik Indonesia
    SOEKARNO DAN PERJUANGAN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN RI (1942-1945) SKRIPSI Robby Chairil 103022027521 FAKULTAS ADAB HUMANIORA JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 / 1431 H ABSTRAKSI Robby Chairi Perjuangan Soekarno Dalam Mewujudkan Kemerdekaan RI (1942-1945) Perjuangan Soekarno dimulaii pada saat beliau mendirika Partai Nasional Indoonesia (PNI) tahun 1927, dan dijadikannya sebagai kendaraan poliitiknya. Atas aktivitasnya di PNI yang selalu menujuu kearah kemerdekaan Indonesia, ditambah lagi dengan pemikiran dan sikapnya yang anti Kolonialliisme dan Imperialisme, dan selalu menentang selalu menentang Kapitalisme-Imperialisme. Dengan perjuangan Soekarno bersama teman-temannya pada waktu itu dan bantuan Tentara Jepang, penjajahan Belanda dapat diusir dari Indonesia. Atas bantuan Jepang mengusir Belanda dari Indonesia, maka timbulah penjajah baru di Indonesia yaitu Jepang pada tahun 1942. Kedatangan tentara Jepang ke Indonesia bermula ingin mencari minyak dan karet, dan disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia yang dianggap akan membantu rakyat Indonesia mewuudkan kemakmuran bagi bangsa-bangsa Asia. Bahkan, pada waktu kekuuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno dengan tterpaksa turut serta bekerja sama dengan Jepang dan ikut ambil bagian dalam organisassi buatan Jepang yaitu, Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyyat (PUTERA), Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Terjalinnya kerjasama dengan Jepang, membawa dampak yang sangat besar baginya yaitu, Soekarno dijulukii sebagai Kolaborator dan penjahat perang, Soekarno memanfaatkan kerjasama itu dengan menciptakan suatu pergerakan menuju Indonesia merdeka. Dengan pemikiran, sikap dan ucapan Sokarno yang selalu menentang Kolonialisme, Kapitaisme, Imperialisme, dan bantuan teman seperjuangan Soekarno pada waktu itu, akhirnya dapat mendeklarasikan teks Proklamasi di rumah Soekarno, di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, pada harri Jumat tanggal 17 Agustus 1945.
    [Show full text]
  • Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas
    EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE GROUP RESUME MELALUI MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK NEGERI 9 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh: Isda Septia Puspita NIM 310141156 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : Semangat adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita,untuk mencegah masuknya kemalasan dan penundaan. Persembahan: Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah SWT, karya sederhana ini penulis persembahkan untuk : Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Kedua saudara perempuanku tercinta, Dessy dan Dyna terimakasih karena telah memberikan semangat. Sahabatku (Shofie, Wika, Lala, Citra, Eni, Bunga, Anis) terimakasih atas persahabatan yang begitu indah selama perjalanan di UNNES. Teman – teman CHIVAS Rombel C Teman – pendidikan Sejarah 2011 Almamaterku v PRAKATA Assalamu‟alaikum. Wr. Wb. Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Efektivitas Penggunaan Metode Group Resume Melalui Media Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI SMK Negeri 9 Semarang sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kesih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan fasilitasnya yang berharga demi kelancaran selama studi Sejarah. 2. Dr. Subagyo, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan fasilitasnya demi kelancaran selama studi Sejarah.
    [Show full text]
  • Perdebatan Tentang Dasar Negara Pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (Bpupk) 29 Mei—17 Juli 1945
    PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI—17 JULI 1945 WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 1 PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI–17 JULI 1945 Skripsi diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora Oleh WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 Program Studi Ilmu Sejarah FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 2 KATA PENGANTAR Puji serta syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang sungguh hanya karena rahmat dan kasih sayang-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ditengah berbagai kendala yang dihadapi. Ucapan terima kasih dan salam takzim penulis haturkan kepada kedua orang tua, yang telah dengan sabar tetap mendukung putrinya, walaupun putrinya ini sempat melalaikan amanah yang diberikan dalam menyelesaikan masa studinya. Semoga Allah membalas dengan balasan yang jauh lebih baik. Kepada bapak Abdurrakhman M. Hum selaku pembimbing, yang tetap sabar membimbing penulis dan memberikan semangat di saat penulis mendapatkan kendala dalam penulisan. Kepada Ibu Dwi Mulyatari M. A., sebagai pembaca yang telah memberikan banyak saran untuk penulis, sehingga kekurangan-kekurangan dalam penulisan dapat diperbaiki. Kepada Ibu Siswantari M. Hum selaku koordinator skripsi dan bapak Muhammad Iskandar M. Hum selaku ketua Program Studi Sejarah yang juga telah memberikan banyak saran untuk penulisan skripsi ini. Kepada seluruh pengajar Program Studi Sejarah, penulis ucapakan terima kasih untuk bimbingan dan ilmu-ilmu yang telah diberikan. Kepada Bapak RM. A. B.
    [Show full text]
  • Modul PJJ Mata Pelajaran IPS - Kelas IX Semester Genap
    i Modul PJJ Mata Pelajaran IPS - Kelas IX Semester Genap Hak Cipta © 2020 pada Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN __________________________________________________________________ Pengarah: Drs. Mulyatsyah, MM (Direktur Sekolah Menengah Pertama) Penanggung jawab: Dra. Ninik Purwaning Setyorini, MA (Koordinator Bidang Penilaian) __________________________________________________________________ Modul 1 PERDAGANGAN INTERNASIONAL Penulis: Dr. Titik Sunarti Widyaningsih, M.Pd. (SMPN 1 Pandak, Bantul, DI Yogyakarta) Penelaah: I Dewa Putu Eskasasnanda, S.Ant., MA (Universitas Negeri Malang) Modul 2 EKONOMI KREATIF Penulis: Dr. Titik Sunarti Widyaningsih, M.Pd. (SMPN 1 Pandak, Bantul, DI Yogyakarta) Penelaah: I Dewa Putu Eskasasnanda, S.Ant., MA (Universitas Negeri Malang) Modul 3 PUSAT KEUNGGULAN EKONOMI Penulis: Dr. Titik Sunarti Widyaningsih, M.Pd. (SMPN 1 Pandak, Bantul, DI Yogyakarta) Modul PJJ Mata Pelajaran IPS - Kelas IX Semester Genap ii Penelaah: I Dewa Putu Eskasasnanda, S.Ant., MA (Universitas Negeri Malang) Modul 4 PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Penulis: Moch. Jainuri, M.Pd. (SMPN 3 Bagor, Nganjuk, Jawa Timur) Penelaah: Dr. Supardi, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) Modul 5 MASA DEMOKRASI PARLEMENTER DAN DEMOKRASI TERPIMPIN DI INDONESIA (1950 – 1965) Penulis: Moch. Jainuri, M.Pd. (SMPN 3 Bagor, Nganjuk, Jawa Timur) Penelaah: Dr. Supardi, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) Modul 6 PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA ORDE BARU DAN REFORMASI Penulis: Moch. Jainuri, M.Pd. (SMPN 3 Bagor, Nganjuk, Jawa Timur) Penelaah: Dr. Supardi, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) __________________________________________________________________ Editor: Elly Wismayanti (Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Kemdikbud) Desain dan Tata Letak : 1.
    [Show full text]
  • The Contested State of Sufism in Islamic Modernism: the Case of the Muhammadiyah Movement in Twentieth-Century Indonesia
    journal of Sufi studies 3 (�0�4) �83–��9 brill.com/jss The Contested State of Sufism in Islamic Modernism: The Case of the Muhammadiyah Movement in Twentieth-Century Indonesia Herman L. Beck Tilburg University (The Netherlands) Abstract The Muhammadiyah in Indonesia is commonly known not to be very sympathetic towards mysticism in terms of its manifestations in mystical religious fraternities and pantheistic identity mysticism. Although its stance versus these religious phenomena seems to be very clear, many of its members are struggling to determine their attitude towards the issue. The continuing uncertainty about its legitimacy is evident from the questions Muhammadiyah members send to the Suara Muhammadiyah regarding this topic. In this article I focus on the Muhammadiyah’s ‘official’ vision through its first hundred years of existence. My thesis is that its rigidness in rejecting ‘mystical and spiritual’ manifestations is not only caused by its fear of unbelief and heresy, but also closely related to the political and social circumstances in which it is confronted with these ‘mystical and spiritual’ manifestations in the first place. Résumé La Muhammadiyah en Indonésie est bien connue pour ne pas être sympathique vers le mysticisme, soit sous la forme de confréries religieuses-mystiques ou sous la forme de mysticisme panthéiste. Bien que son opposition à ces phénomènes religieux semble être très clair beaucoup de ses membres ont du mal à déterminer leur attitude à l’égard de la question. L’incertitude persistante quant à la légitimité de la mystique est évidente dans les questions des membres de la Muhammadiyah envoyées à la Suara Muhammadiyah concernant le sujet.
    [Show full text]
  • Datar Isi Bab I
    DATAR ISI BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………….. 23 BAB II : LATAR HISTORIS MTA DI . …. .. 24 BAB III : WAHABISME DAN GERAKAN PURIFIKASI DI PEDESAAN JAWA … …. 55 BAB IV : RESPONS ISLAM MAINSTREAM INDONESIA PADA MTA …….. 110 BAB V : KEBANGKITAN ISLAM POLITIK PADA PEMILU 2014 DI INDONESIA .. …160 BAB VI : PENUTUP …. …… 205 BAB I PENDAHULUAN Di awal abad ke-21, pasca runtuhnya Orde Baru, kesempatan politik semakin terbuka yang dimotori oleh gerakan reformasi Indonesia. Hal tersebut juga mendorong gerakan mobilisasi massa secara transparan dalam ruang publik. Hal ini menimbulkan munculnya berbagai macam gerakan sosial secara massif di Indonesia. Perubahan iklim politik pada Orde Reformasi tersebut, berpengaruh juga terhadap perkembangan kehidupan keagamaan masyarakat Islam di Indonesia. Pengaruh ini dapat dilihat dengan semakin menguatnya identitas dan gerakan kelompok keagamaan di luar mainstream kelompok keagamaan. Dalam perkembangan gerakan sosial keagamaan tersebut, terdapat tiga aspek yang menonjol, yaitu pertama, aspek yang didorong oleh orientasi politis, kedua orientasi keagamaan yang kuat, dan ketiga orientasi kebangkitan kultural rakyat Indonesia.1 Adapun dalam pendekatannya, kaum agamawan dan gerakan keagamaan, menurut AS Hikam, menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan “menegara” dan pendekatan “masyarakat”.2 Terdapat beberapa faktor yang secara bersamaan menggerakkan orang untuk membangun sebuah bangsa yang bersatu. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada adanya kesamaan pengalaman masa lalu seperti ras, bahasa, dan
    [Show full text]
  • Comparing the Governance of Islam in Turkey and Indonesia Diyanet and the Ministry of Religious Affairs
    The RSIS Working Paper series presents papers in a preliminary form and serves to stimulate comment and discussion. The views expressed in this publication are entirely those of the author(s), and do not represent the official position of RSIS. This publication may be reproduced electronically or in print with prior written permission obtained from RSIS and due credit given to the author(s) and RSIS. Please email [email protected] for further editorial queries. NO. 312 COMPARING THE GOVERNANCE OF ISLAM IN TURKEY AND INDONESIA DIYANET AND THE MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS MARTIN VAN BRUINESSEN S. RAJARATNAM SCHOOL OF INTERNATIONAL STUDIES SINGAPORE 3 MAY 2018 About the S. Rajaratnam School of International Studies The S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) was officially inaugurated on 1 January 2007. Prior to this, it was known as the Institute of Defence and Strategic Studies (IDSS), which was established 10 years earlier, on 30 July 1996, by Dr Tony Tan Keng Yam, then Deputy Prime Minister and Minister for Defence. Dr Tony Tan later became the elected seventh President of the Republic of Singapore. Like its predecessor, RSIS was established as an autonomous entity within Nanyang Technological University (NTU). RSIS’ mission is to be a leading research and graduate teaching institution in strategic and international affairs in the Asia Pacific. To accomplish this mission, it will: Provide a rigorous professional graduate education with a strong practical emphasis Conduct policy-relevant research in defence, national security, international relations, strategic studies and diplomacy Foster a global network of like-minded professional schools Graduate Programmes RSIS offers a challenging graduate education in international affairs, taught by an international faculty of leading thinkers and practitioners.
    [Show full text]
  • Evolusi Pemikiran Hadji Oemar Said Tjokroaminoto Tahun
    EVOLUSI PEMIKIRAN HADJI OEMAR SAID TJOKROAMINOTO TAHUN 1924-1928: DARI SOSIALISME ISLAM MENUJU ISLAM MAKRIFAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) Oleh: Miftakhus Sifa’ Bahrul Ulumiyah NIM: A92216131 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019 ii PERNYATAAN KEASLIAN iii PERSETUJUAN PEMBIMBING iv PENGESAHAN TIM PENGUJI PERSETUJUAN PUBLIKASI vi ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Evolusi Pemikiran Hadji Oemar Said Tjokroaminoto Tahun 1924 – 1928: dari Sosialisme Islam menuju Islam Makrifat” dengan meneliti tiga permasalahan: (1) bagaimana biografi H.O.S Tjokroaminoto; (2) bagaimana sosialisme Islam dan Islam makrifat menurut H.O.S Tjokroaminoto, dan (3) bagaimana perubahan pemikiran H.O.S Tjokroaminoto tahun 1924-1928. Tiga permasalahan tersebut penulis teliti dengan menggunakan dua pendekatan historis-hermeneutik dan historis-sosiologis-psikologis. Pendekatan ini digunakan karena skripsi ini masuk dalam kategori sejarah pemikiran sub tema evolusi pemikiran yang dalam metodologinya meneliti teks dan juga konteks. Pendekatan historis-hermenutik merujuk pada pembahasan teks, sedangkan historis-sosiologis-psikologis merujuk pada konteks. Teori yang digunakan dalam penilitian ini ada empat yang semuanya digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam tiap pembahasan bab. Empat teori tersebut adalah teori Ibnu Khaldun tentang perkembangan akal budi, teori Herbert Spencer tentang evolusi umum, teori arkeologi pengetahuan Michael Foucault, dan teori hermeneutik Hans-George Gadamer. Metode yang penulis gunakan adalah metode sejarah dengan empat tahapan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: pertama, H.O.S Tjokroaminoto lahir di Madiun tanggal 16 Agustus 1882 dan meninggal di Yogyakarta pada 17 Desember 1934.
    [Show full text]
  • Islamic Nationhood and Colonial Indonesia
    ISLAMIC NATIONHOOD AND COLONIAL INDONESIA This book argues that Indonesian nationhood rested to a large degree on a pre-existing sense of Islamic ecumenism. This ecumenism was heightened both under colonial rule and through the experience of life in the Hijaz, where Southeast Asians were simultaneously co-believers in Islam and foreigners to Arabia. The author contrasts the latter experience with life in modern Cairo, where Southeast Asians were drawn to the ideas of Islamic reformism and nationalism. Laffan also shows how this Cairene experience had an influence on an Indonesian nationalism defined in religious terms. However, rather than leaving the discussion at this point, this book shows how developments in the Middle East – and particularly the Saudi takeover of Mecca in 1924 – continued to have a profound impact on Indonesia. Michael Laffan obtained his doctorate from the University of Sydney, 2001. He is currently a research fellow with the International Institute for Asian Studies, Leiden University, working within a project examining the develop- ment of religious authority in twentieth-century Indonesia. This book evolved from the author’s doctoral thesis, which won the 2001 Asian Studies Association of Australia President’s award. SOAS/ROUTLEDGECURZON STUDIES ON THE MIDDLE EAST Series Editors Benjamin C. Fortna & Ulrike Freitag History Department & Centre of Near and Middle Eastern Studies SOAS, University of London This series features the latest disciplinary approaches to Middle Eastern Studies. It covers the Social Sciences and the Humanities in both the pre- modern and modern periods of the region. While primarily interested in publishing single-authored studies, the series is also open to edited volumes on innovative topics, as well as textbooks and reference works.
    [Show full text]
  • $T[]NIA I$Lailiii(A INDONESIAN Rounxnr Ror Rslamrc Srudres Volume 15, Number 3,2008
    $T[]NIA I$LAilIII(A INDONESIAN rounxnr roR rsLAMrc sruDrES Volume 15, Number 3,2008 DrsrrNctrvB CoNTT,MPoRARY VoICE: LrnnnRr Isrev Tsoucur rN INDoNESIA Giora Eliraz RnucroN, Porrrrcs, AND VIoLENCE IN INooNnsn' LnenNINc FRoM BeNsnR's Expr,nrBNcn lhsan Ali-Fauzi TovrRrus A MTDDLE'Way Ismu rN SoUTHEAST ASIA: CoNrRrsurroNs oF THE GUIBN MovsuBNt Mohamed Nawab Mohamed Osman ISSN 0215-0492 STI]ilIA I$LA[|II(A ffi Vol. 15. no.3.2008 EDITORIALBOARD: M. Quraish Shihab (IJIN laknrta) Taufik Abdullah (LIPI lakarta) Nur A. Fadhil Lubis (IAIN Sumntra Utara) M.C. Ricklefs (Melbourne UnizLersity) Martin aan Bruinessen (Utrecht Unioersity) lohn R. Bowen (Washington Uniuersity, St. Louis) M. Atho Mudzhar (lAlN Yogyakarta) M. Kamal Hasan (lnternational Islamic Uniz.tersity, Kuala Lumpur) M. Bary Hooker (Australian National Uniaersity, Australia) Virginia Matheson Hooker (Australian N ational Uniaersity, Australin) EDITOR.IN-CHIEF Azyumardi, Azra EDITORS JAIA| bUlnAnUAAtn SaifuI Mujani lamhari Fu'ad labali Oman Fathurahma ASSISTANT TO THE EDITORS . Setyadi Sulaiman Testriono ENGLISH LANGUAGE ADVISOR Cheyne Scott ARABIC LANGUAGE ADVISOR Masri el-Mahsyar Bidin COVER DESIGNER S. Prinka STUDIA ISLAMIKA (ISSN 0215-0492) is a journal publishedby the Center for the Study of Islam and Society (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah, laknrta (STT DEPPEN No. L29/SK/ DITIEN/PPG/STT/1976). It specinlizes in Indonesian Islamic studies in particular, and South- east Asian Islamic Studies in general, and is intended to communicate original researches and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines. All articles published do not necessarily represent the aiews of the journnl, or other institutions to which it is affilinted.
    [Show full text]