Sang Penggerak Nahdlatul Ulama K.H

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Sang Penggerak Nahdlatul Ulama K.H PERPUSTAKAAN NASIONAL RI KATALOG DALAM TERBITAN Rambe, Safrizal Sang Penggerak Nahdlatul Ulama K.H. Abdul Wahab Chasbullah Sebuah Biografi Safrizal Rambe - Jakarta - Madani Institute - 2020 xii + 403 halaman + x:155 mm x y:235 mm ISBN: 978-6021-823 453 Judul Peletak Dasar Tradisi Berpolitik NU Sang Penggerak Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Chasbullah Sebuah Biografi Penulis Safrizal Rambe Penyunting Robi Nurhadi, Lita Rahmianti, S.Sos, MPP. Desain Sampul/Tata Letak Aan Raekhan Penerbit Madani Institute Cetakan Pertama 2020 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SAFRIZAL RAMBE SANG PENGGERAK NAHDLATUL ULAMA KH. ABDUL WAHAB CHASBULLAH SEBUAH BIOGRAFI PELETAK DASAR TRADISI BERPOLITIK NU iii Kupersembahkan karya ini untuk : Kedua orang tuaku, Haji Kimon Rambe dan Hajjah Timaro Pohan Istriku tercinta Lita Rahmiati Buah hatiku, Muhammad Rausyan Fikri dan si kecil Raisa Alifah Fatihah dan ..... Para ulama pewaris Nabi iv DAFTAR ISI PENGANTAR PENULIS ix BAB I BERAKAR PADA TRADISI PESANTREN 1 1.1. Lahir Dari Keluarga Ulama Pejuang 1 1.2. Silsilah Keluarga 11 1.3. Lingkungan Sosial dan Tradisi Pesantren 18 BAB II GENEOLOGI INTELEKTUAL 29 2.1. Menjadi Santri Kelana 29 2.2. Guru-Guru KH. Abdul Wahab Chasbullah 43 Syaikh Mahfudz Al Termasy 45 Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi 51 KH. Muhammad Khalil-Bangkalan 55 Hadratusy Syaikh Hasyim Asyari 61 KH. Raden Asnawi-Kudus 72 2.3. Silsilah Keilmuan Kyai Wahab Chasbullah 80 BAB III AWAL PERJUANGAN; BERGABUNG DENGAN SAREKAT ISLAM 85 BAB IV MENGHUBUNGKAN ULAMA DENGAN MODERNITAS 99 4.1. Membangunkan Semangat Nahdlah (Kebangkitan) 99 4.2. Modernisasi Pendidikan Pesantren 120 v 4.2.1. Kurikulum Pesantren 123 4.2.2. Perubahan Metode Pembelajaran 139 BAB V INISIATOR, PENDIRI DAN PENGGERAK NU 145 5.1. Bermula Dari Fragmentasi di Kongres Al Islam 145 5.2. Dari Komite Hijaz ke Pendirian Nahdlatul Ulama 154 5.3. Para Pendiri NU dan Susunan Pengurus 173 5.4. Cerita Dibalik Pendirian NU 187 5.5. NU Berdiri Atas Inisiatif Kyai Wahab Bukan Belanda 190 BAB VI BERSAMA MERINTIS DAN MENGGERAKKAN NAHDLATUL ULAMA 199 6.1. Fase Perintisan; Dari Mukhtamar ke Mukhtamar 199 6.2. Perluasan NU Keluar Pulau Jawa 228 6.3. Mengembangkan Berbagai Wadah Aktivitas 231 6.4. Antara Dar al-Islam (Sekurang-Kurangnya Dar al-Sulh) dan Dar al-Harb 243 6.5 Perlawanan NU Terhadap Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda 250 BAB VII MENGUATNYA ASPIRASI POLITIK NAHDLATUL ULAMA 273 7.1. Tantangan Islam dan Kesadaran Untuk Bersatu 273 7.2. Peran KH. Wahab Chasbullah Dalam Terbentuknya MIAI 278 7.3. Memilih Soekarno dan Hatta Sebagai Presiden dan Wakil Presiden 291 BAB VIII DIBAWAH PENDUDUKAN JEPANG 305 8.1. Perang Asia Timur Raya dan Jatuhnya Hindia Belanda 305 8.2. Mobilisasi Rakyat 312 8.3. Membebaskan Para Ulama 331 8.4. Merangkul Islam: Kebijakan Politik Jepang 342 vi 8.5. Tampilnya Tokoh Muda Berbakat: KH. Abdul Wahid Hasyim 359 DAFTAR PUSTAKA 369 TENTANG PENULIS 399 vii viii PENGANTAR PENULIS Segala puja puji dan syukur kita persembahkan ke hadhirat Al- lah SWT, zat ter-Agung yang atas rahmat, hidayah, nikmat Islam yang diberikan dan pertolonganNya penulisan buku ini dapat penulis sele- saikan. Shalawat serta salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, penghulu para Nabi, manusia teragung, insan kamil yang lewat beliaulah kita menerima hidayah Islam dan berharap akan syafaatnya kelak. Telah lama saya mengenal kiprah dan perjuangan KH. Abdul Wa- hab Chasbullah, tokoh inisiator, pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama yang lewat buku-buku, majalah dan kajian-kajian lainnya memperlihat- kan sosoknya yang begitu dominan dalam sejarah perjalanan NU sejak kelahirannya di tahun 1926 hingga beliau wafat di tahun 1971. KH. Ab- dul Wahab Chasbullah adalah tokoh yang genuine, energik dan inspiratif yang lewat berbagai amal karyanya kita hari ini dapat menyaksikan ke- hadiran Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki setidaknya 40 juta orang pengikut. Pengenalan akan figur “aktivis ulama” ini makin intens ketika saya melakukan riset untuk penu- lisan buku “Sarekat Islam Pelopor Kebangkitan Nasionalisme Indonesia 1905–1942” yang di dalamnya juga mengupas rentetan Kongres Al Islam yang ulama-ulama tradisional ikut di dalamnya. Ulama-ulama tradision- al ini menyadari pentingnya organisasi untuk memperjuangkan aspira- si mereka yang karena ketiadaan organisasi itu mereka merasa dikebe- lakangkan dan termarjinalisasi, dari sinilah Nahdlatul Ulama muncul. ix Namun dibandingkan dengan peran sentralnya di Nahdlatul Ula- ma, anehnya buku yang mengupas biografi dan pemikiran KH. Wahab Chasbullah sangat minim. Kalaupun ada ini hanya merupakan bagian kecil dari kajian-kajian yang mengupas organisasi Nahdlatul Ulama, dan karena itu saya memutuskan untuk menggarap karya ini. Awalnya saya ingin menulis biografi Kyai Wahab secara utuh dari kelahirannya hingga beliau wafat di tahun 1971. Namun mengingat luasnya peranan Kyai Wa- hab dan tebalnya jumlah halaman buku yang dibutuhkan untuk menu- liskan riwayat hidupnya secara utuh, maka saya memutuskan untuk menghentikan penulisan buku ini hanya sampai pada perjuangan Kyai Wahab di kurun waktu masa penjajahan Jepang. Periode berikutnya yang juga tak kalah menarik dan akan mengambil jumlah halaman yang juga cukup tebal adalah perjuangan Kyai Wahab di era kemerdekaan sewaktu ia berjuang bersama Partai Nahdlatul Ulama. Karena itu un- tuk melanjutkan buku yang ada di tangan pembaca saat ini, saya akan melanjutkan dengan menggarap buku lanjutan yang penulisannya ten- gah saya kerjakan. Atas terbitnya karya ini saya ingin mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang kontribusinya memperlancar rampungnya karya ini. Ucapan terima kasih pertama-tama sudah selayaknya saya berikan pada kedua orang tua saya Ayahanda Haji Kimon Rambe dan Ibun- da Hajjah Timaro Pohan yang sejak kecil mengasuh saya, mendidik, menyekolahkan dan mengajarkan agama sejak kecil. Kepada mereka berdualah saya berhutang budi, walaupun saya tahu pasti sampai kapan pun takkan mampu membalas segala kebaikannya tersebut. Istriku Lita Rahmiati dan buah hatiku, Muhammad Rausyan Fikri dan si kecil Raisa Alifah Fatihah, mereka bertigalah yang paling berbahagia melihat terbit- nya karya ini, dukungan dan pengorbanan mereka dalam mendampin- gi saya selama ini sungguh merupakan anugrah terindah dalam hidup. Kepada Ayah dan Ibu mertua Haji Sahali Manan dan Hajjah Nurita tak lupa saya ucapkan terima kasih. Juga kepada saudara-saudaraku Ros- naniwati, A. Faizal Azhari, Herawati, Helinawati, Zulfikar Irfansyah dan Fahdiansyah. Ucapan terima kasih juga ingin saya berikan pada berbagai pihak yang selama ini turut membantu penulisan karya ini. Pak Ahmad Syatiri x di Perpustakaan PBNU yang telah memberikan keleluasaan pada saya untuk membaca buku-buku tentang Nahdlatul Ulama dan memfoto-co- py bahan-bahan yang saya perlukan. Perpustakaan PBNU menyimpan banyak koleksi tentang NU dan tokoh-tokohnya berupa buku, skripsi, thesis maupun disertasi baik yang ditulis oleh para sarjana dalam neg- eri maupun kalangan Indonesianist. Perpustakaan ini juga menyimpan keputusan-keputusan Mukhtamar NU dan dokumen-dokumen lainnya yang karena banyaknya, saya begitu surprise ketika pertamakali mema- suki “gudang informasi NU” ini. Kemudian Arsip Nasional Jakarta yang koleksi-koleksi berharganya juga banyak membantu penulisan karya ini, demikian pula dengan petugas Perpustakaan Nasional Jakarta. Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada sejarawan NU KH. Choirul Anam, KH. Hasib Wahab, pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Ber- as-Jombang dan seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Tambak Be- ras. Juga kepada guru-guru penulis; KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi`i, KH. Abdul Hakim Abdullah Syafii, KH. Mansyur Masduki, KH. Maqsudi Abdul Qohar dan KH. Irsyad Mukhtar yang telah mengajarkan ilmu ag- ama saat saya dulu mondok di Pesantren Putra As Syafi`iyah dahulu. Kepada Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab yang telah mem- percayakan penulis, Ganjar Razuni, KH. As’ad Said Ali, H. Abdul MUn’im DZ dan beberapa orang lainnya sebagai Tim Pengkaji Pengusulan Gelar Pahlawan Daerah (TP2GD) Kabupaten Jombang dalam rangka pengu- sulan KH. Abdul Wahab Chasbullah sebagai Pahlawan Nasional tahun 2014. Demikian pula dengan rekan-rekan staf pengajar di FISIP Univer- sitas Nasional, kepada Rektor Universitas Nasional Dr. El Amry Berma- wi Putera, MBA yang telah memberikan beasiswa penelitian buku ini. Rekan-rekan staf pengajar Universitas Nasional tempat dimana saya me- nimba dan mendedikasikan ilmu; Prof. Dr. H. Umar Basalim DES, Prof. Dr. Ernawati Sinaga APT, Prof. Dr. Eko Sugianto, Prof. Dr. Ir. Iskandar Fitri, Dr. Ramlan Siregar, Dr. Mohammad Noer, Dr. Zainul Djumadin, Dr. Chazali Husni Situmorang APT, Dr. Alfan Alfian, Drs. Ganjar Razu- ni, SH, M.Si, Dr. Firdaus Syam, Dr. Zulkarnain, Dr. Rusman Ghazali, Dr. Asran Djalal, Dr. TB. Massa Djaffar, Dr. Harun Umar, Dr. Zulmasyhur, Dr. Robi Nurhadi, Dr. Erna Ermawati Chotim, Hilmi Rahman, Syarif Nur Bienardi, Hendra Maujana Saragih, Aos Yuli Firdaus, Adilita Pramanti xi dan masih banyak lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Tak lupa saya haturkan terimakasih kepada Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Ukraina, Georgia dan Armenia, Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi SH, ME dan Guru Besar FISIP Universitas Nasional yang telah mensupport penerbitan buku ini. Juga Prof. Dr. Ibnu Hamad, Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia senior dan ilmuan yang dedikasinya pada ilmu patut dicontoh. Rekan-rekan yang lain, Amirudin Asep, Egy Massadiah, Fariza Y. Irawadi, Reza Pahlevi, Agung
Recommended publications
  • Rituals of Islamic Spirituality: a Study of Majlis Dhikr Groups
    Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Arif Zamhari THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY E P R E S S E P R E S S Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] This title is also available online at: http://epress.anu.edu.au/islamic_citation.html National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Author: Zamhari, Arif. Title: Rituals of Islamic spirituality: a study of Majlis Dhikr groups in East Java / Arif Zamhari. ISBN: 9781921666247 (pbk) 9781921666254 (pdf) Series: Islam in Southeast Asia. Notes: Includes bibliographical references. Subjects: Islam--Rituals. Islam Doctrines. Islamic sects--Indonesia--Jawa Timur. Sufism--Indonesia--Jawa Timur. Dewey Number: 297.359598 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design and layout by ANU E Press Printed by Griffin Press This edition © 2010 ANU E Press Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changesthat the author may have decided to undertake.
    [Show full text]
  • AKAL DAN WAHYU DALAM PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB Yuhaswita*
    AKAL DAN WAHYU DALAM PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB Yuhaswita* Abstract Reason according to M. Quraish Shihab sense is the thinking power contained in man and is a manipation of the human soul. Reason is not understood materially but reason is understood in the abstract so that sense is interpreted a thinking power contained in the human soul, with this power man is able to gain knowledge and be able to distinguish between good and evil. Revelation according to M. Quraish Shihab, is the delivery of God’s Word to His chosen people to be passed on to human beings to be the guidance of life. God’s revelation contains issues of aqidah, law, morals, and history. Furthermore, M. Quraish Shihab reveals that human reason is very limited in understanding the content of Allah’s revelation, because in Allah’s revelation there are things unseen like doomsday problems, death and so forth. The function of revelation provides information to the sense that God is not only reachable by reason but also heart. Kata Kunci: problematika, nikah siri, rumah tangga Pendahuluan M. Quraish Shihab adalah seorang yang tidak baik untuk dikerjakan oleh ulama dan juga pemikir dalam ilmu al Qur’an manusia. dan tafsir, M. Quraish Shihab termasuk Ketika M. Quraish Shihab seorang pemikir yang aktif melahirkan karya- membahas tentang wahyu, sebagai seorang karya yang bernuansa religious, disamping itu mufasir tentunya tidak sembarangan M. Quraish Shihab juga aktif berkarya di memberikan menafsirkan ayat-ayat al berbagai media massa baik media cetak Qur’an yang dibacanya, Wahyu adalah kalam maupun elektronik, M.Quraish Shihab sering Allah yang berisikan anjuran dan larangan tampil di televise Metro TV memberikan yang harus dipatuhi oleh hamba-hamba-Nya.
    [Show full text]
  • RADICALIZING INDONESIAN MODERATE ISLAM from WITHIN the NU-FPI Relationship in Bangkalan, Madura
    RADICALIZING INDONESIAN MODERATE ISLAM FROM WITHIN The NU-FPI Relationship in Bangkalan, Madura Ahmad Zainul Hamdi IAIN Sunan Ampel, Surabaya - Indonesia Abstract: This article tries to present the most current phenomenon of how moderate Islam can live side by side with radical Islam. By focusing its analysis on the dynamics of political life in Bangkalan, Madura, the paper argues that the encounter between these two different ideological streams is possible under particular circumstances. First, there is a specific political situation where the moderate Islam is able to control the political posts. Second, there is a forum where they can articulate Islamic ideas in terms of classical and modern political movements. This study has also found out that the binary perspective applied in the analysis of Islamic movement is not always relevant. The fact, as in the case of Bangkalan, is far more complex, in which NU and Islamic Defender Front (FPI) can merge. This is so Eecause at the Eeginning, F3,’s management in the city is led by kyais or/and prominent local NU leaders. Keywords: Radicalization, de-radicalization, moderate Islam, radical Islam. Introduction A discussion on the topic of contemporary Islamic movements is filled with various reviews about radical Islam. As news, academic work also has its own actual considerations. The September 11th incident seems to be a “productive” momentum to tap a new academic debate which was previously conducted only by a few people who were really making Islam and its socio-political life as an academic project. Islamism, in its violence and atrocity, then became a popular theme that filled almost all the scientific discussion that took ideology and contemporary Islamic movements as a main topic.
    [Show full text]
  • Etos Gerakan Dan Strategi Aksi Muhammadiyah Menyambut Muktamar Ke 48 Di Solo, Jawa Tengah
    Etos Gerakan dan Strategi Aks Muhammadiyah Menyambut Muktamar Ke-48 di Solo, Jawa Tengah ETOS GERAKAN DAN STRATEGI AKSI MUHAMMADIYAH MENYAMBUT MUKTAMAR KE 48 DI SOLO, JAWA TENGAH Nurbani Yusuf Abstrak Semarak Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang akan diselenggarakan di Kota Solo seolah menjadi wahana untuk para kader berlomba-lomba memberikan kontribusinya guna kemajuan umat dan bangsa. Tulisan ini merupakan sebuah upaya konkrit yang dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan etos gerakan dan strategi aksi Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan zaman. Muhammadiyah bukan saja gerakan pemikiran tapi juga sekaligus gerakan amal, yang dikemas dalam satu pergerakan yang dinamis dan utuh dengan tidak meninggalkan watak ke-Islamannya, Carl Whiterington menyebut bahwa sebagai sebuah harakah pemikiran, Muhammadiyah menawarkan gagasan modernisasi, purifikasi dan moderasi yang komplet. Kata Kunci: Etos Gerakan, Strategi Aksi, Muhammadiyah, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Tajdid Al Harakah Muhammadiyah menabalkan dirinya sebagai pergerakan Islam paling menginspirasi selama satu abad terakhir, ‘perkoempoelan’ yang digagas oleh Kyai Ahmad Dahlan ini bahkan telah melampaui pergerakan Islam yang duluan lahir di negeri Timur Tengah, Mesir, Pakistan dan pesisir India dan 30 MAARIF Vol. 14, No. 2 — Desember 2019 Nurbani Yusuf Yaman. Sebut saja Pan Islamisme Syaikh Afghan, gerakan purifikasi Syaikh Abdul Wahab, Ali Jinah, Iqbal atau al Maoudodi di India dan Pakistan, atau gerakan salafi Syaikh Abduh dan muridnya Syaikh Rasyid Ridha di Mesir, atau gerakan-gerakan politik. Ikhwan-nya Syaikh al Banna, HT-nya Syaikh Taqiyuddin an Nabhani, atau gerakan kultural sufiistik semisal Syaikh at Tijani, Syaikh Naqsabandy, hampir semua yang saya sebut tidak pernah menjadi besar di negerinya sendiri bahkan ada yang kemudian diusir karena tidak sejalan, dengan tidak bermaksud saling merendahkan satu sama lainnya semata hanya semacam komparasi dengan berbagai tipologi dan karakter pergerakan.
    [Show full text]
  • The Formation of Liberal and Anti-Liberal Islamic Legal Thinking in Indonesia Akh
    Akh. Muzakki IS EDUCATION DETERMINANT? The Formation of Liberal and Anti-liberal Islamic Legal Thinking in Indonesia Akh. Muzakki The University of Queensland, Australia Abstract: Liberalism and anti-liberalism are two increasing- ly prominent but staunchly opposing streams of Islamic legal thinking in Indonesia. This article analyses the formation of each of the two through an examination of the role of formal education. It focuses on organic intellectuals during two periods, the New Order and the reformasi. Challenging the strongly-held thesis of the determinant role of education, this article argues that both liberal and anti-liberal Islamic legal thinking in Indonesia is a result of not only the intellectual formation in the sense of academic training and access to education and knowledge, but also the sociological background and exposure in building a new epistemic community in an urban context. As a theoretical understanding of sociolo- gical background and exposure, the concept of epistemic community deserves to be taken as an analytical framework in addition to education for the analysis of the formation of the two contesting bents of Islamic legal thinking in Indonesia. Keywords: Liberalism, anti-liberalism, Islamic legal think- ing, education, epistemic community. Introduction In his controversial speech entitled “The Necessity of Islamic Renewal Thinking and the Problem of the Integration of the Ummah” on 2 January 1970, Madjid argued for a dynamic approach to Islam which requires reinterpretation of Islamic teachings in context with place and time. In more elaborate ways, he further argued that Islamic values move in line with the spirit of humanitarianism which promotes 280 JOURNAL OF INDONESIAN ISLAM Volume 01, Number 02, December 2007 Is Education Determinant? the dignity of Mankind.
    [Show full text]
  • Adln-Perpustakaan Universitas Airlangga
    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PARTAI SYARIKAT ISLAM... DENI HARYANTO ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PARTAI SYARIKAT I SLAM INDONESIA: PERG ULATAN POLITIK MENUJ U PEM ILU 1955 di SURABAYA (1950-1955) Oleh: Deni Haryan to 121114002 PROGRAM STUDI ILMU SEJ ARAH FAKULT AS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRL ANGGA 2016 SKRIPSI PARTAI SYARIKAT ISLAM... DENI HARYANTO ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PARTAI SYARIKAT ISLAM... DENI HARYANTO ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PARTAI SYARIKAT ISLAM INDONESIA: PERGULATAN POLITIK MENUJU PEMILU 1955 DI SURABAYA (1950-1955) SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Disusun Oleh; Deni Haryanto NIM. 121114002 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 iii SKRIPSI PARTAI SYARIKAT ISLAM... DENI HARYANTO ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PARTAI SYARIKAT ISLAM... DENI HARYANTO ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PARTAI SYARIKAT ISLAM... DENI HARYANTO ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA HALAMAN MOTTO Cobaan ini datang dari Allah. Jika tidak memilih menanggung cobaan ini, kita tidak berhak disebut Ghazi. Kita akan sangat malu berdiri di hadapan Allah pada hari pengadilan kelak. (Fatih Sultan Mehmet) vi SKRIPSI PARTAI SYARIKAT ISLAM... DENI HARYANTO ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada : Allah SWT, Orang Tuaku, Adikku dan semua orang-orang yang kusayangi dan kucintai
    [Show full text]
  • Female Circumcision: Between Myth and Legitimate Doctrinal Islam
    Jurnal Syariah, Jil. 18, Bil. 1 (2010) 229-246 Shariah Journal, Vol. 18, No. 1 (2010) 229-246 FEMALE CIRCUMCISION: BETWEEN MYTH AND LEGITIMATE DOCTRINAL ISLAM Mesraini* ABSTRACT Circumcision on female has sociologically been practiced since long time ago. It is believed to be done for certain purposes. One of the intentions is that it is as an evidence of sacrifice of the circumcised person to get close to God. In the last decades, the demand for ignoring this practice on female by various circles often springs. Reason being is that the practice is accused of inflicting female herself. Moreover, it is regarded as a practice that destroys the rights of female reproduction and that of female sexual enjoyment and satisfaction. Commonly, female circumcision is done by cutting clitoris and throwing the minor and major labia. This practice of circumcision continues based on the myths that spread so commonly among people. This article aims to conduct a research on female circumcision in the perspective of Islamic law. According to Islamic doctrine, female circumcision is legal by Islamic law. By adopting the methodology of syar‘a man qablana (the law before us) and theory of maqasid al-syari‘ah (the purposes of Islamic law) and some other legitimate Quranic verses, circumcision becomes an important practice. Again, the famous female circumcision practice is evidently not parallel with the way recommended by Islam. Keywords: circumcision, female, Islamic law, tradition * Lecturer, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, mesraini@yahoo. com 229 Jurnal Syariah, Jil. 18, Bil. 1 (2010) 229-246 INTRODUCTION Circumcision practice is a tradition, known worldwide and admitted by monotheistic religions members especially the Jewish, Muslim and some of the Christians.
    [Show full text]
  • Translating Modern Ideas Into Postcolonial Mosque Architecture in Indonesia
    International Journal of Built Environment and Scientific Research Volume 02 Number 01 | June 2018 p-issn: 2581-1347 | e-issn: 2580-2607 | Pg. 39-46 Translating Modern Ideas into Postcolonial Mosque Architecture in Indonesia Mushab Abdu Asy Syahid1 1 Department of Architecture, Faculty of Engineering Universitas Indonesia, Indonesia [email protected] ABSTRACT This paper tries to narrate the story of translation practices on the ideas and forms of modernity in the history of mosque architecture design development in Indonesia. The allow interactions to produce various approaches wider beyond religious context. The translation theory in postcolonialism field offers an alternate history on how postcolonial subjects define and take a significant role for their own culture in compromising the overcoming globalism and modernities. This attitude will question our historical narratives socio-political postcolonial subjects engage through such essential elements. In that way, a previous common image of mosque design thus ought to be reinvestigated, as well as a notion of “modern” in Indonesia history would be redeveloped while layering mosque architecture periodization. The mosque architecture types which were inspired from both Western—Eastern styles inevitably involved colonial-postcolonial contextuality in how dynamism of interchanges since Independence period interlinked to Dutch-Indies colonial times, Old and New Order regimes, to the Post-reform era interwoven present. Understanding this modernity translation transformation on each period following the spirit of the age may conclude that modern mosque architecture in Indonesia is not in a stagnant or linear but rather a complex flow periodization of its development. This also indicates the notion of “modern” has multiple intentions to culture and socio-political factors that always never solidify to any single universal definition.
    [Show full text]
  • Pandangan Politik Soekarno Dalam Membangun Masjid Istiqlal
    PANDANGAN POLITIK SOEKARNO DALAM MEMBANGUN MASJID ISTIQLAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh: Achmad Rizki Nugraha NIM: 106022000894 PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./ 2011 M. PANDANGAN POLITIK SOEKARNO DALAM MEMBANGUN MASJID ISTIQLAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.) Oleh : Achmad Rizki Nugraha NIM : 106022000894 Pembimbing : Prof. Dr. H. Budi Sulistiono, M.Hum. NIP : 19541010 198803 1 001 PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2011 M/1432 H PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PANDANGAN POLITIK SOEKARNO DALAM MEMBANGUN MASJID ISTIQLAL telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 4 Januari 2011. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam. Jakarta, 4 Januari 2011 SIDANG MUNAQASYAH Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota Drs. H. M. Ma’ruf Misbah, MA. Sholikatus sa’diyah, M.Pd NIP: 19591222 199103 1 003 NIP: 19750417 200501 2 007 Anggota, Penguji Pembimbing Drs. Tarmizy Idris, MA. Prof. Dr. H. Budi Sulistiono, M.Hum. NIP : 19601212 199003 1 003 NIP : 19541010 198803 1 001 LEMBAR PERNYATAAN Dengan saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi/tesis/disertasi merupakan hasil karya saya yang telah diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata1 /strata 2/ strata 3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
    [Show full text]
  • Soekarno Dan Kemerdekaan Republik Indonesia
    SOEKARNO DAN PERJUANGAN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN RI (1942-1945) SKRIPSI Robby Chairil 103022027521 FAKULTAS ADAB HUMANIORA JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 / 1431 H ABSTRAKSI Robby Chairi Perjuangan Soekarno Dalam Mewujudkan Kemerdekaan RI (1942-1945) Perjuangan Soekarno dimulaii pada saat beliau mendirika Partai Nasional Indoonesia (PNI) tahun 1927, dan dijadikannya sebagai kendaraan poliitiknya. Atas aktivitasnya di PNI yang selalu menujuu kearah kemerdekaan Indonesia, ditambah lagi dengan pemikiran dan sikapnya yang anti Kolonialliisme dan Imperialisme, dan selalu menentang selalu menentang Kapitalisme-Imperialisme. Dengan perjuangan Soekarno bersama teman-temannya pada waktu itu dan bantuan Tentara Jepang, penjajahan Belanda dapat diusir dari Indonesia. Atas bantuan Jepang mengusir Belanda dari Indonesia, maka timbulah penjajah baru di Indonesia yaitu Jepang pada tahun 1942. Kedatangan tentara Jepang ke Indonesia bermula ingin mencari minyak dan karet, dan disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia yang dianggap akan membantu rakyat Indonesia mewuudkan kemakmuran bagi bangsa-bangsa Asia. Bahkan, pada waktu kekuuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno dengan tterpaksa turut serta bekerja sama dengan Jepang dan ikut ambil bagian dalam organisassi buatan Jepang yaitu, Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyyat (PUTERA), Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Terjalinnya kerjasama dengan Jepang, membawa dampak yang sangat besar baginya yaitu, Soekarno dijulukii sebagai Kolaborator dan penjahat perang, Soekarno memanfaatkan kerjasama itu dengan menciptakan suatu pergerakan menuju Indonesia merdeka. Dengan pemikiran, sikap dan ucapan Sokarno yang selalu menentang Kolonialisme, Kapitaisme, Imperialisme, dan bantuan teman seperjuangan Soekarno pada waktu itu, akhirnya dapat mendeklarasikan teks Proklamasi di rumah Soekarno, di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, pada harri Jumat tanggal 17 Agustus 1945.
    [Show full text]
  • Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945
    Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945 R. E. Elson* On the morning of August 18, 1945, three days after the Japanese surrender and just a day after Indonesia's proclamation of independence, Mohammad Hatta, soon to be elected as vice-president of the infant republic, prevailed upon delegates at the first meeting of the Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI, Committee for the Preparation of Indonesian Independence) to adjust key aspects of the republic's draft constitution, notably its preamble. The changes enjoined by Hatta on members of the Preparation Committee, charged with finalizing and promulgating the constitution, were made quickly and with little dispute. Their effect, however, particularly the removal of seven words stipulating that all Muslims should observe Islamic law, was significantly to reduce the proposed formal role of Islam in Indonesian political and social life. Episodically thereafter, the actions of the PPKI that day came to be castigated by some Muslims as catastrophic for Islam in Indonesia—indeed, as an act of treason* 1—and efforts were put in train to restore the seven words to the constitution.2 In retracing the history of the drafting of the Jakarta Charter in June 1945, * This research was supported under the Australian Research Council's Discovery Projects funding scheme. I am grateful for the helpful comments on and assistance with an earlier draft of this article that I received from John Butcher, Ananda B. Kusuma, Gerry van Klinken, Tomoko Aoyama, Akh Muzakki, and especially an anonymous reviewer. 1 Anonymous, "Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945: Pengkhianatan Pertama terhadap Piagam Jakarta?," Suara Hidayatullah 13,5 (2000): 13-14.
    [Show full text]
  • Studia Islamika
    Volume 24, Number 2, 2017 ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﻭﺍﻟﻌﺸﺮﻭﻥ، ﺍﻟﻌﺪﺩ ٢، ٢٠١٧ T R K S S O S S: E L, E G Achmad Ubaedillah ‘R’ N -S: A B B D Mehmet Özay E I S L C S T C اﻟﺤﺮﻛﺎت اﻟﻤﻨﺎﻫﻀﺔ ﻟﻠﻤﺸﺎﻳﺦ Raihani واﻟﻌﻠﻤﺎء اﻟﺤﻤﺮ ﻓﻲ Priangan: P E C D ( I I U P (PSII اﻻﺗﺤﺎد اﻷﺧﻀﺮ ١٩٤٢-١٩٢٠ ﻧﻤﻮذﺟﺎ Valina Singka Subekti ﳏﻤﺪ ﺇﺳﻜﻨﺪﺭ E-ISSN: 2355-6145 STUDIA ISLAMIKA STUDIA ISLAMIKA Indonesian Journal for Islamic Studies Vol. 24, no. 2, 2017 EDITOR-IN-CHIEF Azyumardi Azra MANAGING EDITOR Oman Fathurahman EDITORS Saiful Mujani Jamhari Didin Syafruddin Jajat Burhanudin Fuad Jabali Ali Munhanif Saiful Umam Ismatu Ropi Dadi Darmadi Jajang Jahroni Din Wahid INTERNATIONAL EDITORIAL BOARD M. Quraish Shihab (Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, INDONESIA) Tauk Abdullah (Indonesian Institute of Sciences (LIPI), INDONESIA) M.C. Ricklefs (Australian National University, AUSTRALIA) Martin van Bruinessen (Utrecht University, NETHERLANDS) John R. Bowen (Washington University, USA) M. Kamal Hasan (International Islamic University, MALAYSIA) Virginia M. Hooker (Australian National University, AUSTRALIA) Edwin P. Wieringa (Universität zu Köln, GERMANY) Robert W. Hefner (Boston University, USA) Rémy Madinier (Centre national de la recherche scientique (CNRS), FRANCE) R. Michael Feener (National University of Singapore, SINGAPORE) Michael F. Laffan (Princeton University, USA) ASSISTANT TO THE EDITORS Testriono Muhammad Nida' Fadlan Endi Aulia Garadian ENGLISH LANGUAGE ADVISOR Dick van der Meij Daniel Peterson ARABIC LANGUAGE ADVISOR Tb. Ade Asnawi COVER DESIGNER S. Prinka STUDIA ISLAMIKA (ISSN 0215-0492; E-ISSN: 2355-6145) is an international journal published by the Center for the Study of Islam and Society (PPIM) Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, INDONESIA.
    [Show full text]