Jurnal HAM KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Editorial JURNAL HAM KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA Diterbitkan oleh: KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA ©2014 Jurnal HAM • Vol. 11 • Tahun 2014 i Editorial Dafart Isi JURNAL HAM KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA Dewan Penasihat : Semua Komisioner & Sekretaris Jenderal Komnas HAM Penanggungjawab : M. Imdadun Rahmat Dewan Penyunting : Dianto Bachriadi; Muhammad Nurkhoiron, Sandrayati Moniaga; Roichatul Aswidah; Nur Kholis;Ansori Sinungan; Natalius Pigai; Manager Nasution; Siane Indriani; Otto Nur Abdullah; Siti Noor Laila, Hafid Abbas, Penyunting Penyelia : Rusman Widodo, Penyunting Pelaksana : Adoniati Meyria Widaningtias, Yuli Asmini, Eka Christiningsih, Kurniasari Novita Dewi, Roni Giandono, Sri Rahayu, Banu Abdillah Administrasi dan Keuangan : Sudibyanto (Koordinator); Iman Supandi; Adrianus Abiyoga; Sri Rahayu Distribusi : Banu Abdillah Penerbit : Komnas HAM Alamat Redaksi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Jalan Latuharhary No. 4B Menteng, Jakarta Pusat 10310 Telepon (021) 392 5230, Faksimili (021) 391 2026 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan ISBN: 978-979-26-1438-1 Jurnal HAM Komnas HAM Jakarta: Jurnal HAM Komnas HAM, 2014, xviii + 244 Hal; 210 mm x 297 mm Penerbitan ini dibagikan secara gratis, tidak diperjualbelikan. Penggandaan penerbitan ini untuk kepentingan penyebarluasan nilai-nilai HAM harus mendapat persetujuan tertulis dari Komnas HAM. Gambar Cover: Colorful water rings wallpaper. Sumber: http://www.superbwallpapers.com/abstract/colorful-water-rings-20350/ Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi jurnal ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Kutipan Pasal 72, Ayat 1 dan 2, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana di maksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pi- dana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). ii Jurnal HAM • Vol. 11 • Tahun 2014 Editorial Dafart Isi Daftar Isi Editorial Rusman Widodo ........................................................................................................................................... v Jaminan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia M. Imdadun Rahmat................................................................................................................................. 1 Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan dan Problem Pendirian Rumah Ibadah di Indonesia M. Subhi Azhari............................................................................................................................................. 35 Jaminan Kebebasan Beragama: Norma Ideal, Praktik dan Lokalitas Muhammad Hafiz........................................................................................................................................ 63 UU Nomor 1/PNPS/1965 dan Tafsir Pembatasan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Indonesia Halili........................................................................................................................................................................... 95 Islamisasi dan Kristenisasi: Isu-Isu Krusial di Seputar Proselitisme dan Hak Kebebasan Beragama Alamsyah M. Djafar................................................................................................................................... 115 Belajar dari Pemolisian yang Baik: Menangani Konflik Anti- Ahmadiyah di Manis Lor (Jawa Barat) dan Cikeusik (Banten) Ihsan Ali-Fauzi, Irsyad Rafsadi, Siswo Mulyartono................................................ 139 Pernikahan Beda Agama dan Jaminan Kebebasan Beragama di Indonesia Ahmad Nurcholish...................................................................................................................................... 165 Kebebasan Beragama dan Negara Zuly Qodir............................................................................................................................................................ 221 Aturan Penulisan Naskah JURNAL HAM Komnas HAM......................... 243 Jurnal HAM • Vol. 11 • Tahun 2014 iii Editorial Rusman Widodo Editorial Rusman Widodo ersoalan hak asasi tujuan, fungsi, keanggotaan, asas, manusia (HAM) di kelengkapan, serta tugas dan Indonesia telah menjadi wewenang Komnas HAM. Di era tema utama dalam per- reformasi muncul perubahan bincanganP kehidupan bernegara mendasar terhadap UUD 1945 dan bermasyarakat. Embrio HAM (konstitusi). Tercatat konstitusi di Indonesia sudah tersemai sejak mengalami empat kali amandemen Orde Baru masih berkuasa. Pada yang memasukkan prinsip-prinsip tahun 1993, Presiden Soeharto dan nilai-nilai HAM yang berlaku mengeluarkan Keputusan Presiden universal. Indonesia juga melakukan Nomor 50 Tahun 1993 tentang sejumlah ratifikasi konvensi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia internasional seperti Konvensi tanggal 7 Juni 1993. Pada awal Penghapusan Diskriminasi Ras keberadaannya, Komnas HAM dan Etnis, Konvensi Penghapusan telah berani melakukan sejumlah Diskriminasi terhadap Perempuan, gebrakan yang luar biasa. Konvensi Hak Sipil dan Politik, Senafas dengan berakhirnya Konvensi Hak Anak, Konvensi kekuasaan Orde Baru pada 1998 Hak Ekosob dan lain-lain. Pada dan lahirnya era reformasi, posisi level masyarakat, HAM juga mulai Komnas HAM semakin menguat diperkenalkan melalui lembaga- setelah keluar Undang-undang lembaga pendidikan, media massa, Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM. organisasi kemasyarakatan dan UU ini menetapkan keberadaan, sebagainya. Berbagai upaya ter- Jurnal HAM • Vol. 11 • Tahun 2014 v Editorial sebut telah menjadikan HAM warga negaranya untuk memeluk sebagai rezim baru dalam sistem agama dan kepercayaannya masing- ketatanegaraan Indonesia. masing. Dan, masih banyak lagi HAM yang terpenting, salah peraturan yang menjamin warga satunya, di dalam kehidupan ber- negara Indonesia untuk bebas bangsa dan bernegara di Indonesia memeluk agama atau keyakinan adalah hak atas kebebasan ber- tertentu. agama dan berkeyakinan (KBB). Meskipun demikian, dalam Kebebasan beragama sejak saat kehidupan nyata sehari-hari di itu sampai kini terus menjadi masyarakat persoalan KBB masih perdebatan yang dinamis. terus bermunculan. Banyak tema Perdebatan muncul karena bagi dalam ruang lingkup KBB yang sebagian kelompok HAM dianggap masih terus diperdebatkan, seperti: berwatak liberal yang cenderung kebebasan memeluk agama; mengedepankan hak-hak individu kebebasan berpindah agama; hak daripada hak kelompok. Watak mendirikan rumah ibadah; hak seperti itu bagi sebagian kelompok melakukan ibadah atau ekspresi dinilai tidak sesuai dengan budaya keagamaan; hak mendirikan dan nilai-nilai budaya Timur yang organisasi keagamaan; hak menikah kolektif. Tapi, sebagian masyarakat beda agama; hak untuk mendapat yang lan menilai ide KBB dalam pendidikan keagamaan; hak konteks HAM adalah tepat untuk untuk melakukan penyiaran dan diterapkan di Indonesia yang penyebaran agama. masyarakatnya memiliki agama dan Pada kenyataaan di lapangan, kepercayaan yang beragam. HAM tema-tema itu sering memunculkan dinilai dapat membantu mencegah gesekan antar pemeluk agama. terjadinya tindakan represif dari Bahkan sering terjadi tindakan kelompok agama dan berkeyakinan kekerasan yang mengakibatkan yang mayoritas kepada yang kerugian jiwa, harta, dan kerugian minoritas. materi yang tidak sedikit nilainya. Sejatinya perdebatan tentang Gesekan atau konflik muncul karena tepat tidaknya penerapan KBB adanya perbedaan cara pandang di Indonesia sudah harus selesai antar satu kelompok dengan ketika Indonesia telah meratifikasi kelompok lainnya yang kebanyakan Kovenan Internasional tentang Hak tidak terjembatani dengan baik oleh Sipil dan Politik, dan juga Kovenan negara. Internasional tentang Hak Ekonomi, Itu artinya kerukunan kehi-dupan Sosial dan Budaya. Apalagi konstitusi beragama dan berkeyakinan di Indonesia telah menjamin setiap Indonesia belum terjamin dengan vi Jurnal HAM • Vol. 11 • Tahun 2014 Editorial baik. Sampai saat ini di Indonesia atas hak tersebut. masih sering terjadi beragam Pengertian agama dalam Pasal 18 bentuk pelanggaran HAM terkait Kovenan Hak Sipil dan Politik pun hak atas KBB. Sejak tahun 1998 sangat luas, termasuk kepercayaan- sampai 2009 Komisi Nasional Hak kepercayaan teistik, non-teistik, Asasi Manusia (Komnas HAM) telah dan ateisme, serta hak untuk tidak menerima ratusan pengaduan menganut agama atau kepercayaan terkait kasus pelanggaran hak apa pun. Cakupan hak kebebasan atas kebebasan beragama dan beragama dan berkeyakinan berkeyakinan. Kasusnya, antara merujuk pada Komentar Umum lain, pelarangan pendirian tempat yang dikeluarkan oleh Komite ibadah, perusakan tempat tinggal Hak Asasi Manusia PBB berkaitan umat, pelarangan beribadat dan dengan Pasal 18 Kovenan Hak Sipil penutupan tempat ibadat, tindakan dan Politik, yaitu Komentar Umum diskriminasi terhadap umat tertentu, Komite HAM No. 22. penganiayaan, penghancuran Komentar Umum No. 22 tempat-tempat ibadah dan lain-lain. menyatakan bahwa ”Hak atas Sebenarnya