PENGARUH PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN MAKANAN SEHAT( DAN BOLU KUKUS) TEPUNG KACANG KEDELAI DAN SARI DAUN KEMANGI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN TENAGA PENDIDIK DI SEKOLAH SD MUHAMMADIYAH TANJUNG MORAWA

SKRIPSI

REZEKI SYABRINI LUBIS

P01031214047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV 2018

PENGARUH PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN MAKANAN SEHAT(BAKSO DAN BOLU KUKUS) TEPUNG KACANG KEDELAI DAN SARI DAUN KEMANGI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN TENAGA PENDIDIK DI SEKOLAH SD MUHAMMADIYAH TANJUNG MORAWA

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

REZEKI SYABRINI LUBIS

P01031214047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

2018

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Pengaruh Pelatihan Pembuatan Bakso Dan Bolu Kukus Tepung Kacang Kedelai Dengan Penambahan Sari Daun Kemangi Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Keterampilan Tenaga Pendidik Di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa Nama : Rezeki Syabrini Lubis Nomor Induk Mahasiswa : P01031214047 Program studi : Diploma IV

Menyetujui :

Erlina Nasution, S.Pd, M.Kes Pembimbing Utama

Tiar Lince Bakara, SP, M.Si Yenni Zuraidah SP.M.Kes Penguji I Penguji II

Mengetahui : Ketua Jurusan Gizi

Dr. Oslida Martony , SKM, M.Kes NIP . 196403121987031003

Tanggal Lulus : 20 Agustus 2018 ABSTRAK REZEKI SYABRINI LUBIS “PENGARUH PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN MAKANAN JAJANAN SEHAT ( BAKSO DAN BOLU KUKUS) TEPUNG KACANG KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN SARI DAUN KEMANGI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN TENAGA PENDIDIK DI SD MUHAMMADIYAH KEC.TANJUNG MORAWA ” (DIBAWAH BIMBINGAN ERLINA NASUTION).

Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Konsumsi makanan jajanan anak sekolah perlu diperhatikan karena aktivitas anak yang tinggi. Konsumsi makanan jajanan diharapkan dapat memberikan kontribusi energi dan zat gizi lain yang berguna untuk pertumbuhan . Pola konsumsi indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui serta mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan tenaga pendidik dalam mengolah makanan sehat ( bakso dan bolu kukus) yang berasal dari tepung kacang kedelai dengan pemanfaatan sari daun kemangi. yang dimana diketahui bahwa kemangi biasanya hanya diperuntukan sebagai lalapan dalam hidangan makanan namun ternyata dapat diolah menjadi jauh lebih baik dalam makanan serta memiliki zat khasiat yang tinggi. Penelitian ini telah dilakukan di Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa pada bulan September 2017- July 2018. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan pre dan post test desain. Jumlah sampel penelitian sebanyak 31 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tenaga pendidik. Hasil penelitian yang diperoleh dari 31 orang tenaga pendidik mengalami peningkatan pengetahuan,sikap dan keterampilan melalui penyuluhan dan pelatihan. Hasil uji Paired T Test menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan,sikap dan keterampilan sesudah dan sebelum diberikan intervensi penyuluhan dengan nilai p = 0.00 <0.05 .

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Keterampilan, Penyuluhan.

ABSTRACT

REZEKI SYABRINI LUBIS " EFFECT OF COUNSELING AND TRAINING OF PREPARING HEALTHY (MEATBALLS AND STEAMED SPONGED) MADE FROM SOYA FLOUR WITH ADDITION OF EXTRACT TOWARDS THE KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND SKILLS OF EDUCATION PERSONNEL IN SD Muhammadiyah KEC.TANJUNG Morawa" (CONSULTANT: ERLINA NASUTION)

Snack plays an important role in providing energy and other nutrients for school-age children. Snack consumption of school children needs to be considered because of high children's activity. are expected to contribute energy and other nutrients that are useful for growth. Indonesia's consumption pattern from year to year is increasing along with the increasing population. This study aimed to find out and develop knowledge, attitudes and skills of educators in processing healthy food (meatballs and steamed sponge) derived from soybean flour with the use of basil leaf extract which is usually only eaten as fresh vegetables. Basil can be processed further as a food that has high efficacy. This research was conducted at Muhammadiyah Tanjung Morawa Elementary School in September 2017- July 2018. This type of research was Quasi Experiment with pre and post test design. All teaching staff in this school became the study population and 31 were taken as the samples. Through the research it was found that 31 educators experienced an increase in knowledge, attitudes and skills through counseling and training. Through the Paired T Test, it was found that there was a significant effect on knowledge, attitudes and skills after and before being given counseling interventions with a value of p = 0.00 <0.05 .

Keywords: Knowledge, Attitude, Skills, Counseling.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” Pengaruh penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Bolu Kukus Tepung Kacang Kedelai Dengan Penambahan Sari Daun Kemangi Terhadap Pengetahuan,Sikap Dan Keterampilan Tenaga Pendidik Di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa ”.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan ketulusan hati maka penulis menyampaikan terima kasiih sebesar - besarnya kepada:

1. Oslida Martony,SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan 2. Erlina Nasution, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabran memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi pada penulisan skripsi ini. 3. Tiar Lince Bakara , SP, M.Si. selaku penguji I yang telah memberi masukan pada penulisan skripsi kepada penulis. 4. Yenni Zuraidah, SP, M.Kes selaku penguji II yang telah memberi masukan pada penulisan skripsi kepada penulis. 5. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan serta saudara-saudara saya yang senantiasa memberikan dukungan, baik moral maupun moril serta doa yang tulus selama ini yang tidak terbalaskan. 6. Kepala sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 7. Sahabat seperjuangan saya Ayu Intan M.H, Novita Adriani S, Margaret Ursula S, Rizky Salsabila, Dian Kristian, Dewi Gunti A. Dan teman D-IV lainnya yang memberikan semangat dan motivasi . serta teman satu bimbingan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas kerjasama, motivasi dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum sempurna, namun demikian penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca Penulis

Rezeki Syabrini DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN ...... iii ABSTRAK ...... iv ABSTRACK...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... vii DAFTAR TABEL ...... ix DAFTAR GAMBAR...... x DAFTAR LAMPIRAN ...... xi BAB I . PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Perumusan Masalah ...... 4 C. Tujuan Penelitian ...... 5 1. Tujuan umum...... 5 2. Tujuan khusus ...... 5 D. Manfaat Penelitian ...... 5 BAB II.TINJAUAN PUSTAKA...... 7 A. Penyuluhan ...... 7 1. Pengertian Penyuluhan ...... 7 2. Tujuan Penyuluhan ...... 7 3. Metode Penyuluhan ...... 8 4. Media Penyuluhan...... 9 B. Pelatihan ...... 11 1. Pengertian Pelatihan ...... 11 2. Tujuan Pelatihan...... 12 3. Manfaat Pelatihan...... 13 4. Faktor Yang Mempengaruhi...... 13 C. Kacang Kedelai ...... 14 1.Pengertian Kacang Kedelai ...... 14 2. Manfaat Kacang Kedelai...... 15 D. Tepung Kacang Kedelai...... 16 1. Pengertian Tepung Kacang Kedelai ...... 16 E. Daun Kemangi ...... 17 1. Pengertian Daun Kemangi ...... 17 2. Manfaat Daun Kemangi ...... 18 F .Bakso ...... 19 1. Pembuatan Bakso ...... 20 G. Bolu kukus ...... 21 1.Pengertian Bolu Kukus ...... 21 2. Proses Pembuatan Bolu Kukus ...... 22 H. Pengetahuan...... 23 I. Sikap ...... 25 J. Keterampilan ...... 29 K. Keamanan Pangan ...... 29 L. Makanan Jajanan ...... 30 1. Jajanan Yang Aman ...... 31 2. Jenis Makanan Jajanan ...... 31 3. Pengaruh Positif Makanan Jajanan ...... 32 4.pengaruh negarif makanan jajanan ...... 33 M. Kerangka Teori ...... 34 N. Kerangka Konsep ...... 35 O. Defenisi Operasional ...... 35 P. Hipotesis ...... 38 BAB III. METODE PENELITIAN ...... 39 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 39 B. Jenis dan Rancangan Penelitian ...... 39 C. Populasi dan Sampel ...... 39 D. Jenis data ...... 40 E. Cara Pengumpulan Data ...... 40 F. Pengolahan Dan Analisis Data ...... 43 BAB IV. Hasil Dan Pembahasan ...... 46

A. Hasil...... 46 1. Gambaran Umum ...... 46 2. Gambaran Karateristik Sampel ...... 46 3. Gambaran Karateristik Responden ...... 47 4. Hasil Univariat ...... 47 - Penyuluhan Dan Pengetahuan Di Sekolah Muhammadiyah ..... 47 - Sikap Tenaga Pendidik ...... 49 - Pelatihan Terhadap Tenaga Pendidik ...... 49 5. Hasil Bivariat ...... 50 - Pengaruh Penyuluhan Dan Pelatihan Terhadap Pengetahuan . 50 - Pengaruh Penyuluhan Dan Pelatihan Terhadap Sikap ...... 52 - Pengaruh Penyuluhan Dan Pelatihan Terhadap Keterampilan .. . 52 B. Pembahasan ...... 54 BAB V. Kesimpulan Dan Saran...... 57

Daftar Pustaka ...... 58

LAMPIRAN...... 61

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Komposisi Kimia Tepung Kedelai Dalam 100 Gram ...... 17 2. Komposisi Kimia Dalam Daun Kemangi Per 100 Gram ...... 19 3. Kandungan Gizi Bakso Secara Umum Per 100 Gram ...... 20 4. Syarat Mutu Bakso ...... 20 5. Kandungan Gizi Bolu Kukus Secara Umum Per 100 Gram ...... 21 6. Defenisi Operasional ...... 34 7. Frekuensi Tenaga Pendidik Berdasarkan Kelompok Umur ...... 46 8. Frekuensi Tenaga Pendidik Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin . 46 9. Frekuensi Berdasarkan Lulusan Tenaga Pendidik ...... 47 10. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan ...... 51 11. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Uji Statistik...... 51 12. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap ...... 52 13. Pengaruh Penyuluhan Dan Pelatihan Terhadap Keterampilan ...... 53

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Teori Penelitian ...... 33 2. Kerangka Konsep Penelitian ...... 34 3. Hasil Dari Penyuluhan Dan Pelatihan Terhadap Pengetahuan ...... 48 4. Hasil Penyuluhan Terhadap Sikap Sebelum Dan Sesudah ...... 49 5. Hasil Dari Pelatihan Terhadap Keterampilan Sebelum Dan Sesudah 50

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Master Tabel ...... 60 2. Hasil Uji Statistik ...... 64 3. Surat Pernyataan Persetujuan Sebagai Sampel ...... 69 4. Kuesioner Pengetahuan ...... 70 5. Kuesioner Sikap ...... 72 6. Kuesioner Keterampilan ...... 73 7. Dokumentasi Penelitian ...... 74 8. Satuan Acara Penyuluhan ...... 76 9. Pernyataan Keaslian Skripsi ...... 78 10. Daftar Riwayat Hidup ...... 79 11. Materi Penyuluhan ...... 80 12. Bukti Bimbingan Skripsi ...... 83

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan dan keamanan pangan merupakan hak dasar manusia. Saat ini masalah tersebut menjadi keprihatinan dunia karena ratusan juta manusia dilaporkan menderita penyakit akibat keracunan pangan, (Hamida, 2012). Salah satu kelompok masyarakat yang sering mengalami masalah akibat keracunan makanan adalah anak sekolah. Jajanan anak sekolah berisiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Data Kejadian Luar Biasa (KLB) Menyimpulkan bahwa pada jajanan anak sekolah tahun 2004 - 2006, kelompok siswa Sekolah Dasar (SD) paling sering mengalami keracunan pangan. Survey BPOM tahun 2004 yang menunjukkan bahwa 60% jajanan sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan Survey BPOM tahun 2007 juga membuktikan bahwa 45% jajanan sekolah merupakan makanan jajanan yang berbahaya (BPOM, 2009). Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Konsumsi makanan jajanan anak sekolah perlu diperhatikan karena aktivitas anak yang tinggi. Konsumsi makanan jajanan diharapkan dapat memberikan kontribusi energi dan zat gizi lain yang berguna untuk pertumbuhan (Sutardji, 2007). Data BPS 2010, menyimpulkan Pola konsumsi indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang mencapai 237.641.326 jiwa. Hal tersebut mengakibatkan tingkat konsumsi semakin meningkat pula. Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga makin bergeser. Tingkat konsumsi yang semakin meningkat harus diimbangi dengan asupan zat gizi yang tercukupi. Kebutuhan gizi tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Diantara dari gizi tersebut salah satunya yaitu protein. Protein merupakan salah satu yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahan baku pangan yang memiliki protein tinggi salah satunya yaitu kedelai. Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna, dan merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga tanamannya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan makanan dalam mencapai kebutuhan gizi untuk negara tersebut. Kedelai kaya akan sumber protein, dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E, K, dan beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe, Zn, dan P. Kandungan protein kedelai cukup tinggi sehingga kedelai termasuk ke dalam lima bahan makanan yang mengandung berprotein tinggi Kadar protein kacang-kacangan berkisar antara 20-25%, sedangkan pada kedelai mencapai 40%. Kadar protein dalam produk kedelai bervariasi misalnya, tepung kedelai 50%, konsentrat protein kedelai 70% dan isolat protein kedelai 90% (Winarsi, 2010) . Salah satu olahan dengan bahan baku kedelai yang dapat dijadikan produk setengah jadi yaitu tepung kedelai. Tepung kedelai memiliki banyak kegunaan dalam pemanfaatannya. Penepungan ini bermanfaat dalam menghemat biaya penyimpanan, mempermudah penyimpanan, dan mempermudah dalam pemanfaatan. Tepung kedelai merupakan bahan pangan setengah jadi yang dapat dijadikan sebagai tepung komposit dan sebagai bahan yang dapat memperkaya gizi dalam pangan berupa protein tinggi dalam memanfaatkan sebagai bahan baku jajanan. Disini disamping mengunakan kedelai , saya menggunakan ekstrak daun kemangi ,dimana daun kemangi biasanya digunakan untuk lalapan saja dikalangan masyarakat pada saat makan,jadi untuk lebih memanfaatkan daun kemangi tersebut maka ekstrak dari daun tersebut ditambahkan kedalam makanan . sebagai penambah cita rasa, aroma serta warna pada makanan jajanan tersebut. Jajanan banyak yang tersebar luas bentuk,rasa,macam-macamnya diindonesia baik tradisional ataupun tidak. Contohnya saja bakso dan bolu kukus yang biasanya banyak dikonsumsi oleh khalayak orang baik dari segi umur, jenis kelamin pasti mereka banyak yang suka untuk mengkonsumsi makanan tersebut.oleh karena itu hal ini menjadi ketertarikan sendiri untuk dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Bakso merupakan salah satu contoh produk olahan hasil ternak yang bergizi tinggi dan banyak digemari masyarakat. Produk olahan bakso pada umumnya menggunakan bahan baku daging dan tepung. Daging yang biasanya dipakai adalah sapi, ayam dan ikan sedangkan tepung yang biasanya dipakai yaitu tepung tapioka. Bahan pengganti protein yang digunakan dalam pengembangan varian bakso dapat berasal dari kelompok serealia (Kusnadi, dkk., 2011). Bolu kukus merupakan salah satu jajanan pasar yang digemari dan dikenal oleh masyarakat di semua kalangan. Bentuk bolu kukus menarik yaitu seperti bunga yang merekah, warnanya seringkali mencolok, rasanya gurih dan legit. ini dijadikan sebagai jajanan yang bisa dimakan saat santai sebagai cemilan atau sebagai pengganjal perut ketika lapar. Namun sekarang banyak sekali makanan jajanan yang pengolahan ataupun kandungannya tidak sehat. Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dapat berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan dan jika berlangsung lama akan menyebabkan status gizi yang buruk (Suci, 2009). Selain itu, jajanan tidak sehat dapat menyebabkan prestasi anak di sekolah juga terganggu. Pendidikan kesehatan berperan mengubah perilaku kesehatan seseorang sebagai hasil pengalaman belajar (Herijulianti, 2002). Oleh karena itu, perlu diadakan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada orang tua maupun anak- anak mengenai pentingnya memilih jajanan. Namun, dikarenakan pengetahuan yang masih rendah menjadi salah satu faktor pemilihan makanan jajanan (Ariandani, 2011). Untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan dengan pendekatan kelompok , dengan metode ceramah dan diskusi, mengubah pola pandang serta menambah keterampilan dari ibu mengolah makanan menjadi jajanan sehat yang dapat dikonsumsi oleh anaknya sendiri (Hamida, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan jajanan berupa faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan yang berupa pengetahuan gizi, persepsi, kecerdasan, emosi dan motivasi dari luar. Pengetahuan gizi merupakan kepandaian memilih makanan jajanan yang sehat yang merupakan sumber zat-zat gizi. Pengetahuan gizi pada seorang anak memiliki pengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan (Notoatmodjoa, 2012). Oleh sebab itu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap maka dilakukan pelatihan, bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi atau kemampuan akademik, sosial dan pribadi dibidang pengetahuan, keterampilan dan sikap (Surbagus ,2014). Dari latar belakang diatas, Dikarenakan banyaknya makanan yang tidak sehat di lingkungan sekolahan, untuk itu maka perlu dilakukan peningkatan pengetahuan baik pihak sekolah dan tenaga pendidik serta tenaga pengajar yang terkait melalui pelatihan terhadap pembuatan makanan jajanan sehat . Maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Dan Pelatihan Pembuatan Makanan Jajanan Sehat (Bakso Dan Bolu Kukus) Tepung Kacang Kedelai Dengan Penambahan Sari Daun Kemangi Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Keterampilan Tenaga Pendidik Di SD Muhammadiyah Kec. Tanjung Morawa ” .

B. Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh penyuluhan dan pelatihan pembuatan makanan jajanan sehat (bakso dan bolu kukus) tepung kacang kedelai dengan penambahan sari daun kemangi tehadap pengetahuan, sikap dan keterampilan tenaga pendidik tentang jajanan sehat di Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dan pelatihan pembuatan makanan jajanan sehat (bakso dan bolu kukus) tepung kacang kedelai dengan penambahan sari daun kemangi tehadap pengetahuan, sikap dan keterampilan tenaga pendidik sebagai jajanan sehat di Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa .

2. Tujuan Khusus a. Menilai pengetahuan tenaga pendidik sebelum dan sesudah penyuluhan pembuatan makanan jajanan sehat (bakso dan bolu kukus) tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi. b. Menilai sikap tenaga pendidik sebelum dan sesudah penyuluhan pembuatan makanan jajanan sehat (bakso dan bolu kukus) tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi. c. Menilai keterampilan tenaga pendidik sebelum dan sesudah penyuluhan pembuatan makanan jajanan sehat (bakso dan bolu kukus) tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi. d. Menganalisis pengetahuan sesudah penyuluhan dan pelatihan pembuatan makanan jajanan sehat (bolu kukus dan bakso) tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi. e. Menganalisis sikap sesudah penyuluhan dan pelatihan pembuatan makanan jajanan sehat (bolu kukus dan bakso) tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi. f. Menganalisis keterampilan sesudah penyuluhan dan pelatihan pembuatan makanan jajanan sehat (bolu kukus dan bakso) tepung kacang kedelai dan sari daun kemang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan sebuah penelitian dan dapat merealisasikan teori yang telah didapat selama di bangku perkuliahan. 2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada tenaga pendidik tentang makanan sehat dan jajanan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pengelola jajanan dari pihak sekolah dalam melakukan intervensi dan pemantauan terhadap penjual makanan jajanan baik didalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyuluhan Pembuatan Bakso Dan Bolu Kukus Kedelai 1. Pengertian Penyuluhan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan yang dilakukan dengan penyebaran pesan dan melakukan keyakinan atas pentingnya kesehatan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu dan mengetahui apa yang harus dilakukan (Setiawan, 2010). Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah dengan peran serta aktif individu, kelompok, atau masyarakat untuk memecahkan masalah dengan memperhitungkan faktor sosial, ekonomi, dan budaya setempat. Selanjutnya, penyuluhan gizi dapat diartikan sebagai suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan derajat kesehatan dan mempertahankan gizi baik (Suhardjo, 2003). Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi atau teori seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran diri dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri (Mubarak,2006).

2. Tujuan pendidikan kesehatan (penyuluhan) Tujuan utama penyuluhan kesehatan menurut Setiawan (2010) adalah : 1) Mengubah prilaku individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dan bermanfaat di mata masyarakat. 2) Terbentuknya perilaku sehat dan status kesehatan yang optimal pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental maupun social sehingga dapat menurunkan angka kesehatan

3. Sasaran penyuluhan Sasaran penyuluhan adalah sebagai berikut : 1) Individu Yaitu individu yang mempunyai permasalahan dengan keperawatan dan kesehatan yang dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya (Notoatmodjo, 2005). 2) Keluarga Yaitu keluarga binaan yang mempunyai permasalahan kesehatan yang tergolong dalam resiko tinggi Menurut Notoatmodjo (2005). 3) Masyarakat Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda, dan remaja. Termasuk dalam kelompok khusus ini adalah kelompok lembaga pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah agama, swasta maupun negeri (Machfoedz, 2005). a. Metode Penyuluhan Metode adalah suatu alat untuk menghantar materi dan pesan kesehatan, yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sasaran. Menurut Van Den Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie (2005), metode yang dipilih oleh seorang agen penyuluhan sangat tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode penyuluhan ada 3 (tiga) yaitu : 1) Metode berdasarkan pendekatan perorangan Pada metode ini, penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran dapat langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Kelemahan metode ini adalah dari segi sasaran yang ingin dicapai kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu, selain itu juga membutuhkan banyak tenaga. Penyuluh dan membutuhkan waktu yang lama. Contoh dari metode berdasarkan pendekatan perorangan adalah kunjungan rumah dan melalui telepon. 2) Metode berdasarkan pendekatan kelompok Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Salah satu cara efektif dalam metode pendekatan kelompok adalah dengan metode ceramah. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil seperti transfer informasi, tukar pendapat, umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman. Namun pada metode ini terdapat kesulitan dalam mengkoordinir sasaran karena faktor geografis dan aktifitas. 3) Metode berdasarkan pendekatan massa Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang banyak. Ditinjau dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, tapi terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan saja. Metode pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan tetapi, jarang bisa mewujudkan perubahan perilaku. Contoh metode berdasarkan pendekatan massa adalah pertemuan umum, pertunjukan kesenian, penyebaran tulisan atau poster atau media cetak lainnya, pemutaran film dan sebagainya. b. Media Penyuluhan Menurut Notoatmodjo (2005), penyuluhan tidak dapat lepas dari media karena melalui media pesan disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, dan mempermudah pengertian. Media promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi (Depkes RI, 2008). Dengan demikian, sasaran dapat mempelajari pesan-pesan kesehatan dan mampu memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan, media dibagi menjadi 3 (tiga) (Notoatmodjo, 2003) yakni: 1). Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yaitu: a. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan kesehatan dalam bentuk lembar balik, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut. b. Booklet ialah pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar. c. Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol untuk menyampaikan pesan/ informasi kesehatan. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang. d. Leaflet ialah penyampaian informasi kesehatan dalam bentuk kalimat, gambar ataupun kombinasi melalui lembaran yang dilipat. e. Flyer (selebaran) seperti leaflet tapi tidak dalam bentuk lipatan. f. Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu masalah kesehatan. g. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

2). Media elektronik sebagai saluran untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan memiliki jenis yang berbeda, antara lain: a. Televisi : penyampaian informasi kesehatan dapat dalam bentuk sandiwara, diskusi, kuis, cerdas cermat seputar masalah kesehatan. b. Radio : penyampaian pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tanya jawab, sandiwara radio, ceramah tentang kesehatan. c. Video : penyampaian informasi kesehatan dengan pemutaran video yang berhubungan dengan kesehatan. d. Slide : pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat efektif untuk membahas suatu topik tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulang (Depkes RI, 2008). e. Film : lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa edukatif.

3) Media papan (Bill Board) yang dipasang di tempat umum dapat diisi dengan pesan kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan kesehatan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum. Oleh karena itu penyuluhan yang menggunakan metode dan media yang tepat dan sesuai dengan sasaran dapat mempengaruhi pengetahuan individu/masyarakat yang dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa penyuluhan dapat mempengaruhi pengetahuan individu/masyarakat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2010) yang menunjukkan bahwa penyuluhan tentang makanan sehat dan gizi seimbang dengan metode ceramah dan pemberian leaflet meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2014). Menunjukkan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dibantu dengan media slide power point berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan tingkat pengetahuan.

B. Pelatihan Pembuatan Bolu Kukus dan Bakso Tepung Kedelai 1. Pengertian Pelatihan Pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama merupakan proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang diinginkan dari pelatihan antara lain yaitu untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan intelektual dan keterampilan motorik secara efektif serta menciptakan perubahan tingkah laku dari peserta pelatihan atau warga masyarakat. Menurut Oemar Hamalik mengemukakan bahwa : ”pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional, berlangsung dalam satuan waktu tertentu, bertujuan meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu .”(Hoerniasih,2011). Pelatihan menurut Strauss dan Syales (2008) berarti mengubah pola perilaku, karena dengan pelatihan maka akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku. Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar, berguna untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu relatif singkat dan metodenya mengutamakan praktek daripada teori. Begitu pula dengan halnya H.Handari Nawawi, yang memberikan defenisi tentang pelatihan sebagai berikut : ”pelatihan adalah program- program untuk memperbaiki kemampuan melaksanakanpekerjaan secara individual, kelompok dan atau berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi maupun perusahaan”. Dengan demikian jelas bahwa pelatihan merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan perubahan sikap individu dalam perusahaan maupun instansi agar dalam melaksanakan tugas yang diembannya menjadi lebih baik lagi (Nurhayanto,2008) .

2. Tujuan Pelatihan Sebagai suatu kegiatan pendidikan,latihan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Latihan bertujuan untuk menolong peserta latihan agar mereka memperoleh keterampilan sikap dan kebiasaan berpikir dan kualitas watak yang memungkinkan mereka dapat memahami pekerjaan-pekerjaannya dan dapat melakukannya secara efisien dan memuaskan. (Artasasmita dalam Hoerniasih, 2011). Tujuan pelatihan ada 2 (dua) sebagai berikut: Tujuan utama pelatihan yaitu (1) latihan dilaksanakan untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan, (2) Program –program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang sudah diterapkan (Handoko, 2001 dalam Nurhayanto, 2008). Sedangkan menurut Tafal (2009), dimana pelatihan kesehatan secara umum adalah mengubah perilaku individu,masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan ini adalah menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai dimasyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai hidup sehat. Prinsip dari pelatihan bukanlah hanya pelajaran dikelas, tapi merupakan kumpulan- kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang pelatihan dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan kebiasaan. Pelatihan memiliki tujuan penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai kriteria keberhasilan program kesehatan secara keseluruhan. Misalnya , setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat melalukan pencatatan dan pelaporan dengan benar. Dasar untuk menyusun tujuan penelitian ini adalah hasil dari analisis kebutuhan pelatihan yang telah dilakukan (Hoerniasih , 2011). 3. Manfaat Pelatihan Tentang manfaat pelatihanbeberapa ahli mengemukakan pendapatnya Robinson dalam M.Saleh Marzuki (1992) mengemukakan manfaat pelatihan sebagai berikut: a. Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/ kemampuan- individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki perfomance organisasi b. Keterampilan tertentu diajarkan agar karyawan dapar melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang diinginkan c. Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan d. Manfaat lain daripada pelatihan adalah memperbaiki standar keselamaran. (Hoerniasih, 2011).

4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pelatihan Faktor-faktor yang menunjang kearah keberhasilan pelatihan yaitu : a. Materi yang Dibutuhkan Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan latihan,kebutuhan dalam bentuk pengajaran keahlian khusus, menyajikan pengetahuan yang dibutuhkan. b. Metode yang Digunakan Metode yang dipilih hendak disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan. c. Kemampuan Instruktur Pelatihan Mencari sumber-sumber informasi yang lain yang mungkin berguna dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. d. Sarana atau Prinsip-prinsip Pembelajaran Pedoman dimana proses belajar akan berjalan lebih efektif e. Peserta Pelatihan Sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis pekerja yang akan dilatih. f. Evaluasi Pelatihan Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di evaluasi hasil yang akan didapat dalam pelatihan, dengan memperhitungkan tingkat reaksi, tingkat belajar,tingkat tingkah laku kerja , tingkat organisasi dan nilai akhir. (Rivai, 2004 dalam Fajar, 2008). g. Waktu (Banyaknya Sesi) Banyaknya sesi materi pelatihan terdiri dari 67 sesi materi dan 3 sesi pembukaan dan penutupan pelatihan kerja. Dengan demikian jumlah sesi pelatihan ada 70 sesi atau setara dengan 52,2 jam. C. Kacang Kedelai 1. Pengertian Kacang Kedelai Kedelai (Glycine max L. Merr) adalah tanaman semusim yang diusahakan pada musim kemarau, karena tidak memerlukan air dalam jumlah besar. Kedelai merupakan sumber protein, dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E,K, dan beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe, Zn, dan P. Kadar protein kacang- kacangan berkisar antara 20- 25%, sedangkan pada kedelai mencapai 40% (Winarsi, 2010). Diantara jenis kacang-kacangan, kedelai memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena mengandung protein yang tinggi (35-38%). Selain itu, kandungan lemak pada kedelai juga cukup tinggi (± 20%). Dari jumlah ini sekitar 85% merupakan asam lemak esensial (linoleat dan linolenat). Disamping memiliki protein tinggi, kedelai mengandung serat atau dietary fiber, vitamin dan mineral. Selain kandungan protein yang tinggi, secara kualitatif protein kedelai tersusun dari asam-asam amino esensial yang lengkap dan baik mutunya kecuali asam amino bersulfur yang merupakan faktor pembatas pada kedelai (Afandi, 2001).

2. Manfaat Kesehatan Protein Kedelai Pada saat ini, banyak penelitian di negara maju, terutama di AS, yang berhubungan dengan manfaat protein bagi kesehatan. Konsumsi protein kedelai setiap hari dapat menurunkan resiko panyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol-LDL darah dan lemak darah. Selama bertahun-tahun para peneliti mendapatkan bahwa konsumsi makanan dari kedelai mempunyai efek cenderung menurunkan kolesterol, Kedelai rendah kadar asam lemak jenuhnya dan tidak mengandung kolesterol. Penggantian protein hewani dengan protein kedelai dalam makanan sehari-hari terbukti menurunkan kadar kolesterol baik pada hewan percobaan maupun manusia. Hasil metabolisis menunjukkan bahwa terdapat 38 hasil studi yang menunjukkan atau menyimpulkan bahwa konsumsi protein kedelai menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa menurunkan kolesterol HDL, pada orang yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Konsumsi protein sebanyak 25 gram per hari menunjukkan adanya penurunan kolesterol pada orang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi (hiperkolesterolemik). Mekanismenya belum begitu jelas, tetapi ada beberapa teori yang dapat menjelaskan hal tersebut. Para peneliti telah menemukan bahwa isoflavon yang terdapat dalam protein kedelai meningkatkan efek penurunan kolesterol pada monyet rhesus. Sinergi antara protein dan isoflavon di duga merupakan faktor utama dalam kemampuan kedelai dalam menurunkan kelesterol. Protein kedelai juga menunjukkan daya hambat dalam oksidasi kolesterol LDL. Hal ini merupakan cara lain dari protein dalam mencegah atherosklerosis. Konsumsi protein kedelai juga terbukti dapat menurunkan resiko osteoporosis. Protein kedelai dalam bentuk isalat dapat mencegah kerapuhan tulang pada tikus percobaan yang dijadikan model untuk mempelajari osteoporosis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi apakah sifat protektif kedelai ini berasal dari protein atau isoflavon yang terkandung di dalamnya. Para peneliti yang lain menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi protein kedelai kehilangan kalsium lebih sedikit ke dalam urine dibandingkan dengan orang yang mengkonsumsi protein hewani . Konsumsi asam amino belerang yang berlebihan, yang terjadi jika banyak mengkonsumsi protein hewani, cenderung untuk memperbanyak kehilangan kalsium dalam urin. Konsumsi protein kedelai juga mempunyai efek yang menguntungkan fungsi ginjal. (eBookPangan.com 2006) .

D. Pengertian Tepung Kacang Kedelai Tepung kedelai sering dikenal sebagai soyflour dan grit. Bahan tersebut biasanya mengandung 40-50% protein. Tepung kedelai terbuat dari kedelai yang diolah dan digiling atau ditumbuk menjadi bentuk tepung. Penggunaan panas dalam pengolahan diperlukan untuk peningkatan nilai gizi, daya tahan simpan dan meningkatkan rasa (Herman, 1985 dalam Muhammad, 2015). Jika kedelai kering dilanjutkan pengupasan kulit ari. Proses terakhir digiling hingga didapakan tepung kedelai. Proses pemanasan berupa perebusan bertujuan untuk menginaktifkan beberapa enzim, di samping untuk menghilangkan bau lungu (beany ). Bergantung pada penggunaanya, pemanasan dangan uap pada tahap tertentu dapat diatur sehingga menghasilkan tepung atau bubuk kedelai bebas minyak yang mempunyai nilai NSI (Nitrogen Solubility Index) berbeda. Nilai NSI menunjukkan persentase total notrogen Kjehdahl yang terekstrak dengan air. Beberapa contoh penggunaan tepung kedelai dengan NSI berbeda misalnya tepung kedelai dengan NSI 50-60 digunakan untuk campuran pembuatan , , donat dan makaroni, sedangkan tepung kedelai dengan NSI 25-35 digunakan untuk minuman, pancake, waffle dan makanan sapihan (Winarno, 1993 dalam Muhammad, 2015). Berdasarkan kadar lemaknya menurut Mustakas tepung kedelai terdiri tiga kelompok yaitu Tepung kedelai berlemak penuh (full fat soy flour), tepung kedelai berlemak rendah (low fat soy flour) dan tepung kedelai bebas lemak (defatted soyflour) (Muhammad, 2015).

Kandungan Kimia Pada Tepung Kacang Kedelai dalam 100 gram

Tabel 1 Komposisi kimia tepung kedelai dalam 100 gram Komposisi Kandungan

Air % 4,87 Protein % 34,39 N terlarut % 4,60 N Amino % 0,05 Lemak % 25,53 Gula reduksi % 0,12 Abu % 3,72 Nilai cerna protein 75,49 Sumber : Widodo (2001)

E. Daun Kemangi 1. Pengertian Daun Kemangi Kemangi sangat populer di Indonesia. Di daerah Jawa, Sumatera dan daerah-daerah lainnya daun kemangi sering dikonsumsi sebagai lalapan pelengkap makan dan penguat aroma dalam makanan. Menurut Kurniawan (2013) .Kandungan utama daun kemangi yaitu minyak atsiri dan kandungan lainnya, seperti flafon apigenin, luteolin, flavon Oglukotisidaapigenin 7-O glukoronida, luteolin 7-O glukoronida, flavon C- glukosida orientin, molludistin dan asam ursolat yang berfungsi sebagai anti bakteri. Di Indonesia, tanaman kemangi dimanfaatkan untuk beberapa keguanaan antara lain sebagai aneka sayur, ramuan minuman penyegar dan obat untuk penyakit pada tubuh. Pucuk daun kemangi dapat dimanfaatkan sebagai penambah selera makan. Sedangkan, daun kemangi digunakan untuk masak, penyedap ikan, dan lain- lain ( Larasati dan Apriliana 2016 ).

2. Manfaat dalam daun kemangi a. Daun kemangi sangat baik untuk melawan radikal bebas, ini karena daun kemangi memiliki antioksidan yang sangat baik untuk melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh kita. Antioksidan yang berupa flavonoid dan juga eugenol mempu mencegah pertumbuhan bakteri, virus dan jamur. b. Daun kemangi dapat membantu pertumbuhan tulang. Ini karena daun kemangi memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang berperan penting dalam mengatur pembentukan dan pertumbuhan tulang. Kemudian kandungan astenol dan boron dalam daun kemangi memberikan khasiat daun kemangi yang berperan aktif dalam merangsang fungsi kerja dari hormon estrogen dan juga hormon endrogen, serta mencegah pengeroposan tulang. c. Daun kemangi dapat membantu melancarkan aliran darah dalam tubuh kita. Ini dilihat dari daun kemangi yang memiliki kandungan mag-nesium yang dapat membantu merilekskan jantung dan juga pembuluh darah, sehingga menjaga aliran darah untuk tetap lancar. d. Daun kemangi dapat membantu untuk mening-katkan kekebalan tubuh, ini karena daun kemangi memiliki kandungan beta karoten yang dapat meningkatkan respon antibodi, sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Kandu-ngan beta karoten juga dapat membantu sintesis protein sehingga mendukung proses pertumbuhan dan juga dapat memperbaiki sel-sel yang rusak. Selain itu, khasiat daun kemangi dari kandungan beta karoten tersebut dapat membantu untuk meningkatkan fungsi penglihatan e. Khasiat daun kemangi dapat membantu untuk mencegah kemandulan. Ini karena daun kemangi mengandung zat arginin yang dapat memperkuat daya hidup sperma sehingga dapat mencegah kemandulan. Selain itu, daun kemangi juga mengandung zat eugenol dan apigenin fenkhona yang dapat membantu meningkatkan kualitas ereksi dan mencegah ejakulasi dini. f. Mengobati Panu dengan cara cukup mudah. Ambil segenggam daun kemangi dan cuci bersih, setelah itu haluskan. Beri sedikit air campuran kapur sirih dan selanjutnya balurkan pada bagian kulit yang terserang panu. Sebaiknya dilakukan dua kali dalam sehari. g. Menghilangkan bau mulut, ambil daun kemangi, biji juga akarnya. Bersihkan dan kemudian seduh dengan air yang panas. Air seduhan tersebut bisa Anda tambahkan dengan gula merah atau madu. Minum air tersebut di setiap pagi sebelum beraktifitas. h. Meredakan perut kembung. Caranya, rebus daun kemangi dengan bawang merah yang kemudian dicampur dengan minyak kelapa. Ramuan tersebut segera dioleskan pada perut yang dirasa kembung. (Fitriani, 2014). Tabel. 2 Komposisi Kimia Daun Kemangi Per 100gr Nilai Gizi Jumlah Kalori (kal) 4,3 Protein (g) 3,3

Lemak (g) 1,2

Karbohidrat(g) 7,0

Fosfor (g) 38 Besi (mg) 4,8

B-karoten (g) 4500

Thiamin (mg) 0,08 Riboflavin (g) 0,35

Niasin (g) 0,008 Asam askorbat (mg) 27

Air (%) 86,5

Sumber : Sudarminto, 2015

F. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang berupa bola-bola yang terbuat dari daging dan tepung. Makanan ini biasanya disajikan dengan kuah dan mie. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan bakso adalah daging, bahan perekat, bumbu dan es batu atau air es. Biasanya jenis bakso dimasyarakat pada umumnya diikuti dengan nama jenis bahan seperti bakso ayam, bakso ikan, dan bakso sapi atau bakso daging (Wibowo, 2009)

Tabel .3 Komposisi Kimia Bakso Daging Sapi Setiap 100 Gram Komposisi Satuan Kadar Air % 77,85 Lemak % 0,31 Protein % 6,95 Karbohidrat % - Abu % 1,75 Garam % - Sumber : Wibowo,2009 Bakso sapi yang diproduksi dan diperdagangkan semestinya lulus uji Standar Nasional Indonesia. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) syarat mutu bakso daging sapi yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. Syarat Mutu Bakso Daging Sapi Berdasarkan SNI 28853- 3818-2014 No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 aroma - Normal 1.2 rasa - Gurih 1.3 warna - Normal 1.4 tekstur - Kenyal 2 Air % Max 70,0 3 Abu % Max 3,0 4 Protein % Min 8,0 5 Lemak % Max 10,0

Sumber : Badan Standarisasi Nasional 2014

Bahan pembuatan bakso daging :

1. Daging sapi 500 gr 2. Tepung kanji 100 gr 3. Es batu 50 gr 4. Garam 4 gr 5. Bawang putih 15 gr 6. Lada bubuk 1 gr Pembuatan : 1. Giling daging sapi yang telah dibersihkan bersama es batu dan bawang putih 2. Setelah daging halus, tambahkan tepung kanji sedikit demi sedikit, uleni hingga kalis 3. Rebus air dalam panci hingga mendidih 4. Genggam adonan bakso lalu ditekan supaya adonan bisa keluar dari ibu jari dan telunjuk. Ambil adonan yang sudah muncul menggunakan sendok. Lalu masukkan kedalam air panas yang sudah mendidih. 5. Tunggu bakso hingga benar-benar matang dan mengepung kepermukaan 6. Angkat dan tiriskan (buku bakso istimewa alami dan praktis 2013)

G. Bolu Kukus 1. Pengertian Bolu Kukus adalah kue berbahan dasar tepung (umumnya tepung terigu, gula dan telur). Kue bolu umumnya dimasak dengan cara dipanggang di oven, walaupun ada juga yang namanya bolu kukus. Banyak macan kue bolu, misalnya kue tart yang biasa digunakan untuk acara pesta pernikahan dan hari raya ulang tahun, dan bolu juga biasa digunakan untuk acara-acara lainnya (Veranita, 2012). Bolu kukus adalah kue yang dibuat dari tepung terigu, gula pasir, telur ayam, air dan emulsifier yang dicampur sampai mengembang yang diselesaikan dengan cara dikukus. Ciri khas bolu kukus seperti yang sudah dikenal selama ini menggunakan paper cup, berbentuk mangkuk dengan permukaan yang merekah dalam warna putih semburat warna lain di atasnya (Erwin, 2004). Bahan dasar untuk pembuatan bolu kukus dibagi dalam 2 jenis. Pertama jenis bahan yang membentuk susunan bolu kukus adalah tepung, telur, dan susu. Kedua adalah jenis bahan yang menjadikan bolu kukus empuk yaitu gula, lemak, dan baking powder.Kualitas kue bolu kukus ditentukan dari rasa, tekstur, aroma dan tingkat pengembangan. Tingkat pengembangan adalah perbandingan tinggi kue bolu kukus dengan tinggi adonan. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengembangan antara lain putih telur ayam, soda kue atau pengembang kue dan protein yaitu gluten (Putri, 2010). Tabel 5. Kandungan Gizi Bolu Kukus Secara Umum Per 100 gram

No Zat Gizi Jumlah Satuan 1 Energi 207,0 Kal 2 Fosfor 54,0 Mg 3 Kalsium 12,0 Mg 4 Protein 4,4 Gr 5 Karbohidrat 42,9 Gr 6 Lemak 2,0 Gr 7 Serat 0,6 Gr 8 Zat besi 0,5 Mg 9 Vitamin A 32 µg Sumber: Nutrisurvey (2005)

2. Proses pembuatan Bolu Kukus Resep bolu kukus dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan bolu kukus tepung kedelai dengan berat tepung seluruhnya 100 gram (Andie, 2014).

Bahan : 1. 100 gram tepung terigu 2. 1 butir telur ayam 3. 100 gram gula pasir 4. 1 sdt Cake emulsilfier/SP 1 5. /2 sdt beaking powder 6. 100 ml susu cair Alat : 1. Mixer 2. Ayakan 3. Mangkuk 4. Cetakan bolu kukus 5. Cup paper 6. Sendok

Prosedur pembuatan : 1. Campur semua bahan kecuali pasta cokelat, kocok hingga putih dan kaku. 2. Ambil satu sendok sayur adonan, beri pasta cokelat. Aduk rata. 3. Tuang adonan dalam cetakan bolu kukus berlubang beralas cup 3 kertas hingga /4 tinggi cetakan. 4. Beri adonan cokelat diatasnya. 5. Kukus dengan api besar hingga kue matang selama 20 menit. Angat dan sajikan. Menurut Veranita (2012), pada umumnya bolu merupakan produk olahan pangan yang berbahan dasar tepung terigu. Kue bolu umumnya dimasak dengan cara dipanggang dengan oven, walaupun ada juga yang namanya bolu kukus. Persyaratan mutu untuk kue bolu berdasarkan SNI sampai saat ini belum ada, yang mendekati adalah SNI Roti Manis 01- 3840-199.

H. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Tingkatan pengetahuan seseorang dibagi menjadi 6 (enam) tingkatan (Notoatmodjo, 2005 dalam Daniaty, 2009) yaitu : a. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya yang termasuk pengetahuan ini adalah bahan yang dipelajari/ rangsang yang diterima. b. Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpresentasikan suatu materi tersebut secara benar. c. Aplikasi ( Aplication) Aplikasi doartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situai atau kondisi sebenarnya (rill). Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya didalam konteks lain.

d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam kaitannya suatu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan penelitian terhadap suatu obyek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Faktor Internal 1) Umur Semakin cukup umur tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir maupun bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan dipercaya dari orang yang belum cukup umur (Notoatmojo, 2007). 2) IQ (Intelegency Quotient) Intelegency adalah kemampuan untuk berfikir abstrak. Untuk mengukur intelegency seseorang dapat diketahui melalui IQ (Intelegency Quotient) yaitu skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Individu yang memiliki intelegency rendah maka akan diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula (Sunaryo, 2004). 3) Pengalaman Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang (Middle Brook,1974 dalam Azwar, 2009) b. Faktor Eksternal 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu . Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak dapat menjadi dapat. Maka, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Sunaryo, 2004). 2) Informasi Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya informasi dari sumber media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau dilihat, baik dari media cetak maupun elektronik seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,dan lain-lain (Azwar, 2003). 3) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Notoatmodjo, 2007). 4) Pekerjaan Adanya suatu pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian tersebut, sehingga masyarakat yang sibuk hanya mempunyai sedikit waktu memperoleh informasi (Notoatmodjo, 2007).

I. Sikap 1. Definisi Sikap Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologis sosial. Konsep tentang sikap diri telah melahirkan berbagai macam pengertian diantara para ahli psikologi. Pembahasan berkaitan dengan psikologis sosial hampir selalu menyertakan unsur sikap baik setiap individu atau kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. Sikap pada awalnya diartikan sebagai unsur untuk munculnya suatu tindakan dan cenderung merupakan tingkah laku. Mengenai definisi sikap, banyak ahli yang mengemukakannya sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Definisi sikap menurut Triandis dalam Slameto (2003:88) adalah “sikap mengandung tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku.” Sedangkan menurut Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012:5) “sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseroang terhadap sutatu aspek di lingkungan sekitarnya”. Sedangkan menurut Harlen dalam Djaali (2006) “sikap adalah kesiapan atau kecendrungan seseorang untuk bertindak berkenaan dengan objek tertentu.” Definisi-definisi sikap yang telah dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sikap merupakan keadaan sikap, bertingkah laku, atau respon yang diberikan atas apa yang terjadi, serta bereaksi dengan cara tertentu yang dipengaruhi oleh keadaan emosional terhadap objek, baik berupa orang, lembaga atau persoalan tertentu yang didalamnya terdapat tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, serta komponen tingkah laku. Sikap juga dapat mempengaruhi keadaan seseorang untuk memilih sesuatu yang dianggapnya benar, disaat ia dihadapkan di pilihan yang benar dan salah, karena sikap merupakan keadaan emosional seseorang . b. Unsur-Unsur Sikap Sikap mengandung unsur-unsur, yaitu: a. Adanya objek: tanpa adanya objek sikap tidak akan terbentuk. b. Bentuk sikap berupa pandangan, perasaan, kecenderungan untuk bertindak (respon terhadap objek). c. Tanpa adanya individu suatu sikap tidak akan terjadi walau adanya objek, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas, unsur yang terdapat dalam sikap ini merupakan hal yang mempengaruhi sikap itu sendiri. Karna unsur merupakan hal terpenting dalam pembentuk sikap, baik itu sikap positif atau negatif. c. Struktur Sikap Menurut Saifuddin Azwar (2012:23) struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu : 1. Komponen Kognitif Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. 2. Komponen Afektif Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. 3. Komponen Prilaku/Konatif Komponen prilaku atau konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana prilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Sikap yang dimiliki seseorang adalah suatu jalinan atau suatu kesatuan dari berbagai komponen yang bersifat evaluasi. Langkah pertama adalah keyakinan, pengetahuan, dan pengamatan. Kedua, perasaan atau feeling. Ketiga, kecenderungan individu untuk melakukan atau bertindak. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiganya merupakan suatu sistem yang menetap pada diri individu yang dapat menjelmakan suatu penilaian positif atau negatif. Penilaian tersebut disertai dengan perasaan tertentu yang mengarah pada kecenderungan yang setuju (pro) dan tidak setuju (kontra). Ketiga komponen sikap ini saling terkait erat. Dengan mengetahui kognisi atau perasaan seseorang terhadap suatu objek sikap tertentu, maka akan dapat diketahui pula kecenderungan perilakunya. Namun, dalam kenyataannya tidak selalu suatu sikap tertentu berakhir dengan perilaku yang sesuai dengan sikap. Dan ketiga komponen dari sikap menyangkut kecenderungan berperilaku. Pada mulanya secara sederhana diasumsikan bahwa sikap seseorang menentukan perilakunya. Tetapi, lambat laun disadari banyak kejadian dimana perilaku tidak didasarkan pada sikap. d. Bentuk Sikap Selanjutnya sikap dapat dibedakan atas bentuknya dalam sikap positif dan sikap negatif, yaitu: 1. Sikap positif Merupakan perwujudan nyata dari intensitas perasaan yang memperhatikan hal-hal yang positif. Suasana jiwa yang lebih mengutamakan kegiatan kreatif daripada kegiatan yang menjemukan, kegembiraan daripada kesedihan, harapan daripada keputusasaan. Sesuatu yang indah dan membawa seseorang untuk selalu dikenang, dihargai, dihormati oleh orang lain. Untuk menyatakan sikap yang positif, seseorang tidak hanya mengekspresikannya hanya melalui wajah, tetapi juga dapat melalui bagaimana cara ia berbicara, berjumpa dengan orang lain, dan cara menghadapi masalah. 2. Sikap negatif Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada kesulitan diri dan kegagalan. Sikap ini tercermin pada muka yang muram, sedih, suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat. Sesuatu yang menunjjukan ketidakramahan, ketidak mentenangkan, dan tidak memiliki kepercayaan diri. e. Ciri-Ciri Sikap Seperti yang telah kita ketahui, sikap merupakan keadaan sikap, bertingkah laku, atau respon yang diberikan atas apa yang terjadi, serta bereaksi dengan cara tertentu yang dipengaruhi oleh keadaan emosional terhadap objek, baik berupa orang, lembaga atau persoalan tertentu. W. A. Gerungan mengemukakan bahwa: untuk dapat membedakan antara attitude, motif kebiasaan dan lain-lain, faktor psychis yang turut menyusun pribadi orang, maka telah dirumuskan lima buah sifat khas dari pada attitude. (W. A. Gerungan, 2009:153) Adapun ciri-ciri sikap itu adalah: a. Attitude ini bukan dibawa orang sejak ia lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. b. Attitude itu dapat berubah-ubah. c. Attitude itu tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap objek. d. Objek attitude kumpulan dari hal-hal tertentu. e. Attitude tidak mempunyai segi-segi motivasi dan segi perasaan, sifat inilah yang membedakan attitude dari pada kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

2. Keterampilan Keterampilan diterjemahkan sebagai pengorganisasian suatu aktivitas dalam hubungannya dengan objek atau situasi yang meliputi rangkaian keseluruhan sensori, mekanisme gerak, (Pyke dalam Bani Tri Umboro 2009: 8). Suatu keterampilan yang dipandang sebagai aktivitas gerak/ suatu tugas akan terdiri dari sejumlah respon gerak dan persepsi yang didapat melalui belajar untuk tujuan tertentu.

3. Keamanan Pangan Kurangnya perhatian terhadap keamanan pangan sering berdampak pada ganguan kesehatan, contohnya adalah kejadian keracunan pangan akibar tidak higienisnya proses pengolahan sampai dengan penyajiannya dan penggunaan bahan kimia berbahaya yang beresiko menimbulkan penyakit degeneratif, kanker bahkan kematian (Syah, 2005 dalam Wulan, 2015). Menurut Alsuhendra dan Ridawati, (2013) menyimpulkan bahwa keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Pangan yang aman serta bermutu dan bergizi tinggi penting perannya bagi pertumbuhan,pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dan kecerdasan masyarakat.

4. Makanan Jajanan 1. Pengertian Makanan Jajanan Menurut Keputusan Kementrian Kesehatan Nomor 942/ Menkes/ SK/ VII/ 2003 makanan jajanan didefenisikan sebagai makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan ditempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan atau restoran, dan hotel (Fitri, 2012). Defenisi pangan jajanan menurut FAO (1991 & 2000) adalah makanan atau minuman yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan dipinggir jalan, tempat umum, atau tempat lain, yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak ditempat produksi atau dirumah atau ditempat berjualan. Makanan tersebut langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut ( Adriani, 2012). Sedangkan Menurut Irianto, K (2007) makanan jajanan adalah makanan yang banyak ditemukan dipinggir jalan yang dijajakan dalam berbagai bentuk, warna, rasa serta ukuran sehingga menarik minat dan perhatian orang untuk membelinya. 2. Jajanan yang aman/sehat a. Pengertian Makanan jajanan yang aman adalah makanan jajanan yang tidak mengandung bahaya keamanan pangan,yang terdiri atas cemaran biologis/ mikrobiologis, kimia dan fisik yang dapat menganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Minarto, 2011). b. Persyaratan makanan jadi yang baik 1) Makanan jadi dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak busuk 2) Makanan tidak berlendir, tidak berjamur, dan tidak kadaluarsa 3) Buah-buahan dan sayuran yang dimakan mentah dicuci bersih dengan air yang memenuhi persyaratan 4) Kemasan makanan tidak rusak (gembung, cekung, bocor dan peyok). c. Cara memilih jajanan sehat Pemilihan pangan yang aman untuk dikonsumsi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut : 1) Aman dari bahaya fisik seperti bebas dari benda asing, debu, pasir, kuku dan perhiasan 2) Aman dari bahaya kimia yang meliputi tidak terlalu kenyal, warna makanan tidak mencolok, rasa tidak pahit atau getir 3) Aman dari biologi, misalnya makanan terlihat bersih, kemasan tidak rusak, tidak basi (bentuk rupa, bau dan rasa tidak menyimpang dari keadaan normal) 4) Amati komposisinya. Bacalah dengan telliti adakah kandungan bahan tambahan pangan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan. 5) Apabila hendak membeli makanan impor, pastikan produk tersebut telah memiliki ijin edar yang bisa diketahui pada label yang tertera dikemasan. (Minarto, 2011).

3. Jenis Makanan Jajanan Menurut Direktorat Bina Gizi (2011) menyimpulkan bahwa jenis-jenis makanan jajanan adalah berupa makanan camilan basah seperti , , , risoles dan yang lain lain. Sedangkan ada juga makanancamilan kering yaitu seperti kerpik, biskuit, kue kering dan lain- lain. Makanan ini umunya diprosuksi oleh pabrik baik industri besar maupun kecil dan rumah tangga. Adapun kelompok minuman yang sering dijual seperti air minum baik dalam kemasan ataupun tidak,minuman ringan, minuman campur, serta jenis minuman yang disukai anak-anak karena mempunyai rasa manis, warna-warni dan berstruktur lembut. Seringkali anak-anak tertarik dengan jajanan sekolah karena warnannya yang menarik, rasanya menggugah selera, dan harganya terjangkau.Makanan ringan, sirup, bakso, , dan sebagainya menjadi makanan jajanan sehari-hari disekolah. Makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energy bagi anak sekolah sebanyak 36%,protein 29%,dan zat besi 52 %. Karena itu dapat dipahami peran penting makanan jajanan kaki lima pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Namun kelayakan,keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan. Beberapa makanan dan minuman anak-anak disekolah layak dicurigai seperti bakso, mie, cireng, serta makanan ringan lainnya dan minuman warna warni (Adriani, 2012).

4. Pengaruh Positif Dari Makanan Jajanan Pada umumnya anak-anak lebih menyukai jajanan diwarung maupun kantin sekolah daripada makanan yang telah tersedia dirumah. Kebiasaan jajanan disekolah sangat bermanfaat jika makanan yang dibeli itu sudah memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat melengkapi kebutuhan gizi anak (Kusno, 2007 dalam Bintaria, 2011) Melalui makanan jajanan anak bisa mengenal berbagai makanan yang ada sehingga membantu anak untuk membentuk selera makan yang beragam, sehingga saat dewasa anak dapat menikmati aneka ragam makanan. Manfaat atau keuntungan dari kebiasaan jajan anak yakni (Khomsan, 2003 dalam Bintaria, 2011): a. Memenuhi kebutuhan energi b. Mengenalkan diversifikasi (keanekaragaman ) jenis makanan. c. Meningkatkan gengsi dengan teman-teman.

5. Pengaruh Negatif Dari Makanan Jajanan Makanan jajanan beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya sering tidak baik yang memungkinkan makanan jajanan terkontaminasi mikroba beracun dan menggunakan BTP yang tidak diizinkan (Mudjajanto, 2006 dalam Bintaria, 2011). Menurut Kus dan Kusno (2007) terlalu sering dan menjadikan konsumsi makanan jajanan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif, antara lain : a. Nafsu makan menurun b. Makanan tidak higienis anak menimbulkan penyakit c. Salah satu penyebab terjadinya kejadian obesitas pada anak d. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan tidak terjamin e. Pemborosan (Bintaria , 2011

5. Kerangka Teori

Penyuluhan dan Pelatihan pembuatan makanan jajanan sehat (bakso dan bolu kukus) dari tepung kedelai dan penambahan sari daun kemangi

Penyuluhan Pengetahuan Sikap Keterampilan dan pelatihan

1. Kebudayaan 1. Pendidikan 2. Segi psikologi 1. Mudah 1. Materi yang 2. Informasi dibutuhkan 3. Media masa memahami 3. Budaya 2. Metode yang 4. Lembaga 2. Mekanisme 4. Pengalaman digunakan pendididkan 3. Adaptasi 3. Kemampuan 5. Sosial 5. Faktor 4. Evaluasi instruktur ekonomi emosional 4. Sarana

Proses perubahan

Bisa terampil mengelola bahan makanan berasal dari

T.Kacang Kedelai dengan penambahan sari daun kemangi terhadap bolu kukus dan bakso

Gambar 1. Kerangka Teori Sumber : Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2012), Sunaryo (2004)

6. Kerangka Konsep

Penyuluhan dan Pelatihan pembuatan jajanan sehat( bolu kukus dan bakso) T.kacang kedelai dengan penambahan sari daun kemangi Sebelum Sesudah

Pengetahuan Pengetahuan Sikap Sikap

Keterampilan Tindakan

Gambar 2. Kerangka Konsep

7. Defenisi Operasional Tabel 6 Tabel Defenisi Operasional Variabel Defenisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala Pelatihan Proses memberikan Pemberian pelatihan Pre-test dan Ordinal pembuatan materi dan kepada tenaga Post-test bakso dan memdemonstrasikan pengajar dan bolu kukus pembuatan bolu kukus pendidik dan tepung dan bakso tepung mendemonstrasikan kacang kacang kedelai dengan proses pengolahan kedelai penambahan sari daun menjadi bolu kukus dengan sari kemangi untuk dan bakso dari daun meningkatkan tepung kacang kemangi pengetahuan, sikap dan kedelai dengan keterampilan terhadap penambahan sari tenaga pendidik serta daun kemangi. pengajar

Penyuluhan Suatu kegiatan edukatif Kuesioner Ordinal yang ditujukan kepada Untuk masing-masing tenaga pendidik dalam jawaban yang benar meningkatkan diberikan skor 10 pengetahuan, dengan kategori : perubahan sikap serta Tercapai : >60 keterampilan tentang Kurang tercapai : <60 pembuatan bolu kukus dan bakso kacang kedelai tersebut sebagai jajanan sehat. Pengetahuan Hasil akhir dari Responden akan Skor = jumlah Ratio pengaruh pemberian diberikan pertanyaan benar penyuluhan terhadap melalui kuesioner tenaga pendidik dengan 10 X100 Jumlah soal maupun pengajar pertanyaan,skor Berdasarkan tentang pembuatan tertinggi adalah 2 dan skor yang bakso dan bolu kukus terendah adalah 0. diperoleh tepung kacang kedelai Maka didapatkan tersebut, maka dengan penambahan total skor tertinggi kriteria sari daun kemangi.yang adalah 20 dan pengukuran dilakukan dengan terendah 0 . pengetahuan kegiatan pre test-post 1. Tercapai test ( >70%) 2. Tidak tercapai

(>70%)

Sikap Respon atau tanggapan Tenaga pendidik Skor = jumlah Ratio tenaga pendidik akan diberikan benar tentang pembuatan bolu pertanyaan melaui kukus tepung kacang kuesioner dengan 10 X100 % kedelai pertanyaan Jumlah sikap,yang diberi dua soal pilihan yaitu “setuju” Berdasarkan dan “tidak setuju”, skor yang diperoleh dimana total skor tersebut, maka tertinggi 10 dan kriteria terendah 0 pengukuran 1). Pertanyaan yg sikap menurut bersikap positif Khomsan jawaban benar nilai 1 adalah sebagai dan jawaban salah berikut. nilai 0 1.Tercapai 2).pertanyaan yang (>70%) bersifat negarif 2. tidak jawaban benar nilai 0 tercapai dan jawaban salah (<70%) nilai 1 Keterampilan Mengevaluasi tenaga Tenaga pendidik pengukuran Ratio pendidik dan tenaga akan dinilai dengan keterampilan pengajar sesudah secara langsung menurut dilakukannya apakah memiliki Khomsan adalah sebagai demonstrasi dalam ketrampilan ataupun berikut. pengolahan menjadi tidak dari hasil produk 1.tercapai bolu kukus dan bakso demonstrasi yang (>70%) dari tepung kacang dilakukan. 2. tidak kedelai dengan tercapai (<70) penambahan sari kemangi

H. Hipotesis Penelitian Ho1 : tidak ada perbedaan pengetahuan tenaga pendidik sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan bakso dan bolu kukus tepung kacang kedelai dengan penamabahan sari daun kemangi. Ha1 : ada perbedaan pengetahuan tenaga pendidik sebelum dan sesudah Diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan bakso dan bolu kukus tepung kacang kedelai dengan penamabahan sari daun kemangi. Ho2 : tidak ada perbedaan sikap tenaga pendidik sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan bakso dan bolu kukus tepung kacang kedelai dengan penamabahan sari daun kemangi. Ha2 : ada perbedaan sikap tenaga pendidik sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan bakso dan bolu kukus tepung kacang kedelai dengan penamabahan sari daun kemangi. Ho3 : tidak ada perbedaan keterampilan dari tenaga pendidik sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan bakso dan bolu kukus tepung kacang kedelai dengan penamabahan sari daun kemangi. Ha3 : ada perbedaan keterampilan tenaga pendidik sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang cara pembuatan bakso dan bolu kukus tepung kacang kedelai dengan penamabahan sari daun kemangi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Kecamatan Tanjung Morawa. Dan survey pendahuluan telah dilakukan pada bulan oktober 2017. Penelitian ini berlangsung dari September 2017- Juli 2018. Pengumpulan data telah dilakukan pada bulan November 2017.

B. Jenis Dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen, menggunakan desain one group pre-test dan post-test. Dimana dalam rancangan ini tidak ada kelompok perbandingan (kontrol), tetapi dilakukan obeservasi pertama (pre-test) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan- perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yang disusun secara sistematis dan slide power point yang berisikan bahan pelatihan.

O1 Xa O2

Keterangan : O1 : Pre-test X : Penyuluhan Dan Pelatihan O2 : Post-test

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pendidik SD Muhammadiyah Tanjung Morawa. Dengan jumlah tenaga pendidik sebanyak 31 orang.

2. Sampel Sampel penelitian adalah bagian dari populasi tenaga pendidik di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa, sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini ditentukan secara Purposive sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut : a. Bersedia sebagai sampel untuk dilakukan pemberian pelatihan pada penelitian tersebut. b. Serta tenaga pendidik yang hadir 3. Responden Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah 31 orang tenaga pendidik atau tenaga pengajar. D. Jenis Data dan Cara pengumpulan data 1. Jenis data Jenis data penelitian ini terdiri dari dua bagian , yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data diperoleh dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan wawancara. Dan data yang diperoleh berdasarkan jawaban tenaga pendidik terhadap kuesioner yang diberikan meliputi identitas responden, pengetahuan, sikap serta keterampilan terhadap pembuatan bolu kukus dan bakso tepung kacang kedelai dengan penambahan sari daun kemangi yang dilihat secara langsung oleh peneliti. b. Data Sekunder Data yang dikumpulkan meliputi : gambaran umum sekolah, yaitu kapan berdirinya sekolah, jumlah tenaga pendidik, nama tenaga pendidik, dan jumlah siswa yang ada di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa 2. Cara Pengumpulan Data a. Data identitas sampel, dikumpulkan melalui wawancara oleh peneliti dan enumerator dengan mengisi formulir data identitas pada lembar kuesioner yang telah disediakan untuk mendapatkan karakteristik sampel b. Data responden, dikumpulkan melalui wawancara oleh peneliti dan enumerator dengan mengisi formulir data identitas pada lembar kuesioner yang telah disediakan untuk mendapatkan karakteristik responden c. Intervensi yang akan diberikan pada responden yaitu kegiatan demonstrasi pembuatan bolu kukus dan bakso tepung kacang kedelai dengan penambahan sari daun kemangi kepada tenaga pendidik sebagai makanan jajanan sehat. Adapun kegiatan yang dilakukan selama berlangsung, yaitu: 1. Pra-Intervensi a. Meminta kesediaan seluruh kelompok tenaga pendidik dan pengajar untuk dilakukan pre- test dan terlebih dahulu diberitahu manfaat dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. b. Setelah sasaran diketahui, maka penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan dan dijelaskan secara detail dan diminta kesediaan untuk menandatangani. 2. Intervensi Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pelatihan, penyuluhan dan demo masak jenis makanan memanfaatkan tepung kacang kedelai dengan penambahan sari daun kemangi. Penyuluhan dengan topik tentang manfaat tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi dengan tahapan: Tahap I : Pemberian penyuluhan secara bersamaan (seluruh tenaga pendidik ). Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah umum atau public speaking dan menggunakan media berupa powerpoint/slide. Kegiatan penyuluhan dilakukan di sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa. Waktu penyuluhan selama 120 menit. Namun sesudah itu dilakukan post-tes. Materi penyuluhan: a). Apa Itu Tepung Kacang Kedelai Dan Sari Daun Kemangi b). Bahan Pembuatan Olahan Tepung Kacang Kedelai c). Manfaat Dan Fungsi Olahan Tepung Kacang Kedelai d). Perbedaan Makanan Yang Menggunakan Tepung Kacang Kedelai Dan Tanpa Mengunakan Apapun. e). Kelebihan Makanan Yang Menggunakan Tepung Kacang Kedelai f).Prosedur Pembuatan Tepung Kacang Kedelai Dan Makanan Hasil Olahannya g). Pembuatan Bolu Kukus Kedelai h). Pembuatan Bakso Kedelai Tahap II: a) Melaksanakan demo masak dimana setiap tenaga pendidik diundang untuk datang ke sekolah sebagai tempat kegiatan pelatihan atau demo masak. Kegiatan pelatihan atau demo masak dilakukan sebanyak 2 kali. Kegiatan ini disesuaikan dengan keadaan atau kondisi waktu dari tenaga pendidik dan tenaga pengajar. b) Setiap tenaga pendidik dan pengajar yang menjadi sasaran juga dilatih tentang pengolahan pembuatan bolu kukus dan bakso tepung kacang kedelai. b. Pasca Intervensi Kegiatan terakhir memberikan kesempatan kepada tenaga pengajar dan pendidik masing-masing untuk mengolah bakso, dan bolu kukus. a). Modifikasi Resep Bakso Tepung Kacang Kedelai Dengan Penambahan Sari Daun Kemangi (15 buah) dengan berat rata rata 20g/butir: Bahan: 1. Tepung kanji 30 gr 2. Sari kemangi 25 gr 3. Tepung kacang kedelai 40 gr 4. Es batu 50 gr 5. Daging sapi 10 gr 6. Garam 4 gr 7. Bawang putih 15 gr 8. Lada bubuk 1 gr Alat : 1. Mangkuk 2. Blender 3. Timbangan 4. Saringan 5. Panci 6. Pisau 7. Sendok Pembuatan : 1. Tambahkan tepung kanji sedikit demi sedikit,uleni hingga kalis tambahkan dengan tepung kacang kedelai yang telah dihaluskan kemudian tambahkan sari daun kemangi terhadap adonan tersebut 2. Rebus air dalam panci hingga mendidih 3. Genggam adonan bakso lalu ditekan supaya adonan bisa keluar dari ibu jari dan telunjuk. Ambil adonan yang sudah muncul menggunakan sendok. Lalu masukkan kedalam air panas yang sudah mendidih. 4. Tunggu bakso hingga benar-benar matang dan mengepung kepermukaan. 5. Angkat dan tiriskan (buku bakso istimewa alami dan praktis 2013). b) Modifikasi pembuatan Bolu Kukus tepung kacang kedelai sari daun kemangi Resep bolu kukus dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan bolu kukus tepung kedelai dengan berat tepung seluruhnya 100 gram (Andie, 2014). Bahan : ( 20 mangkok) 1. 100 gram tepung terigu ( diayak) 2. 100 gram tepung kacang kedelai (diayak) 3. 35 gr sari daun kemangi 4. 2 butir telur ayam 5. 100 gram gula pasir 6. 1 sdt Cake emulsilfier/SP 1 7. /2 sdt beaking powder 8. 2 buah jeruk nipis Alat : 1. Mixer 2. Ayakan 3. Mangkuk 4. Cetakan bolu kukus 5. Cup paper 6. Sendok Prosedur pembuatan : 1. Campur gula dan telur,kocok merata hingga berwarna putih keseluruhan 2. Kemudian setelah mengembang masukkan tepung terigu dan tepung kacang kedelai yang telah diayak perlahan lahan 3. Masukkan baking soda 1 sdm, kemudian apabila adonan agak ketebalan maka dapat diberikan air sedikit saja 4. Kemudia tambahkan sari daun kemangi sedikit demi sedikit dengan perasan jeruk nipis, perasan jeruk nipis ini berguna agar bau amis dari telur hilang dan bisa menjadi pengembang. Kocok hingga merata 5. Aduk rata.Tuang adonan dalam cetakan bolu kukus berlubang 3 beralas cup kertas hingga /4 tinggi cetakan. 6. Kukus dengan api kecil hingga kue matang selama 20 menit. Angat dan sajikan, bisa diberikan toping yang akan disukai. 2. Pengolahan Dan Analisi Data 1. Pengolahan Data Seluruh data diolah secara manual melaui tahapan –tahapan proses yang dimulai secara editing, coding , entry data, tabulasi dan skoring, kemudian di analisis dengan alat bantu komputer ( Budiarto, 2012). a. Data identitas sampel dan responden diperiksa dan dilengkapi. Data tersebut diolah secara manual dengan program komputer. b. Data tentang pengetahuan yang diperoleh melalui pre- test dan post- test (Quesioner), diperiksa, dilengkapi dan dientry menggunakan program SPSS sehingga diketahui nilai pengetahuan sebelum dan sesudah. c. Data tentang sikap yang diperoleh melalui pre- test dan post-test (Quesioner), diperiksa, dilengkapi dan dientry menggunakan program SPSS sehingga diketahui nilai sikap sebelum dan sesudah. d. Data tentang Keterampilan yang diperoleh melalui hasil secara langsung melalui demo masak yang dilakukan, diperiksa, dilengkapi dan dientry menggunakan program SPSS sehingga diketahui nilai keterampilan sebelum dan sesudah. 2. Analisis Data Setelah semua data dientri, kemudian dianalisis : a. Analisis Univariat Analisis univariat yaitu distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang pelatihan pembuatan bolu kukus tepung kacang kedelai dengan penambahan sari daun kemangi, dimana hasil penelitian dilakukan interpretasi dari data item pertanyaan dengan cara menghitung presentase jawaban. Selanjutnya untuk setiap item yang dijawab diberi nilai sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. b. Analisis Bivariat Untuk melihat pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan , sikap dan keterampilan tenaga pendidik dalam mengelolah/ membuat makanan melalui bahan dasar yang biasanya orang hal layak ramai jarang menggunakannya untuk sebagai jajanan sehat. Kemudian dilakukan uji T Dependent (Paired sample t-test). Untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan pengetahuan, sikap dan keterampilan sebelum dan sesudah dilakukannya pelatihan, berdasarkan nilai p, jika nilai p <0,05, maka Ha diterima, artinya ada pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan,sikap dan keterampilan dari tenaga pendidik di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa. Namun , p>0,05 maka Ha ditolak,artinya tidak ada pengaruh pelatihan pembuatan bolu kukus terhadap pengetahuan ,sikap ,dan keterampilan tenaga pendidik di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Gambaran Umum Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa didirikan pada tahun 1995. Sekolah SD ini berada di Jl. Sei Belumai Hilir No. 62 Tanjung Morawa ,Kab. Deli serdang Prov. Sumatera Utara. Sarana yang dimiliki Sekolah SD ini adalah sebagai berikut yaitu terdapat 15 ruang kelas, 1 ruangan komputer, 1 ruangan tata usaha dan 1 ruang guru . Sekolah ini dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh 31 orang guru dengan jumlah siswa sebanyak 415 orang.

2. Gambaran Karakteristik Sampel a. Umur Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun sejak manusia dilahirkan dan berperan penting dalam penentuan status gizi (Depkes, 2009). Pada penelitian ini kelompok umur sampel yaitu umur :

Tabel 7. Frekuensi tenaga pendidik berdasarkan kelompok umur di Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa Tahun 2018

Kategori Umur (Tahun) Frequency Percent 30-35 20 64,5 36-41 7 22,6 42-47 3 9,7 48-53 1 3,2 Jumlah 31 100,0

Berdasarkan Tabel 7, jumlah kelompok umur terbanyak adalah 30-35 tahun sebanyak 20 orang (64,5%) dan umur 48- 53 tahun sebanyak 1 orang (3.2%). b. Jenis Kelamin Tenaga pendidik di Sekolah SD Muhammadiyah ini terdiri dari 2 jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan dengan keterangan sebagai berikut.

Tabel 8. Frekuensi Tenaga pendidik berdasarkan jenis kelamin di Sekolah SD Muhamadiyah Tahun 2018

Kategori Jenis Kelamin Frequency Percent Laki-Laki 8 25,8 Perempuan 23 74,2 Jumlah 31 100,00 Berdasarkan Tabel 8. Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 23 orang (74,2%), dan jenis kelamin laki- laki sebanyak 8 orang (25,8%),

3. Gambaran Karakteristik Responden a. Pendidikan Tenaga Pendidik Pendidikan formal yang dimiliki seseorang merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh terhadap kebiasaan,sikap,dan pengetahuan serta keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat serta berbangsa. Pendidikan formal yang tinggi biasanya berkaitan erat dengan pengetahuan dari orang tersebut. Namun pendidikan dari tenaga pendidik yang akan dijelaskan berdasarkan perbedaan dari lulusan masing-masing tenaga pendidik. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Frekuensi Tenaga Pendidik berdasarkan Kelompok lulusan tenaga pendidik di Sekolah SD Tanjung Morawa 2018

Kategori Lulusan Pendidikan Frequency Percent PAI 8 25,8 Bahasa Indonesia 4 12,2 Bahasa Inggris 5 17,6 Matematika 3 9,7 IPA 4 12,2 Komputer 3 9,7 Penjaskes 4 12,3 Jumlah 31 100,00

Berdasarkan Tabel 9. Frekuensi tenaga pendidik berdasarkan kelompok lulusan tenaga pendidik didapatkan, Lulusan terbanyak Lulusan PAI terdapat 8 orang (25,8%),kemudian 4 orang bahasa indonesia (12,2%) ,bahasa inggris 5 orang (17,6%), matematika 3 orang (9,7%),IPA 4 orang (12,2%), komputer 3 orang (9,7%) dan penjaskes 4 orang (12,3%).

4. Hasil Univariat a. Penyuluhan dan Pengetahuan di Sekolah SD Muhamadiyah Tanjung Morawa Tahun 2018 Penyuluhan terhadap tenaga pendidik di sekolah SD Muhammadiyah Tanjung morawa dilakukan sebanyak 2 kali pada bulan July 2018. Dimana didalam kegiatan penyuluhan ini dilakukan kegiatan pre test dan post test dalam bentuk kuesioner. Berikut judul penyuluhan yang diberikan kepada tenaga pendidik :

1. Tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi 2. Bahan pembuatan olahan tepung kacang kedelai 3. Perbedaan makanan yang menggunakan tepung kacang kedelai dan tanpa menggunakan apapun 4. Kelebihan/ keunggulan dari makanan yang menggunakan tepung kacang kedelai 5. Prosedur pembuatan tepung kacang kedelai dan makanan hasil olahannya Tingkat pengetahuan tenaga pendidik tentang makanan yang berasal dari tepung kacang kedelai dengan sari kemangi dikategorikan menjadi 2, yaitu dimana tercapai (nilai diatas 60), dan kurang tercapai(nilai dibawah 60). Yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

87,10% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% tidak tercapai 35,50% tercapai 40,00% 30,00% 20,00%

10,00% 0,00% 2,50% 0,00% pengetahuan sebelum pengetahuan sesudah

Gambar 3. Hasil Dari Penyuluhan Dan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Tepung Kacang Kedelai Dalam Pembuatan Jajanan Di Sekolah SD Muhamaddiyah Tanjung Morawa Tahun 2018

Berdasarkan Gambar 3, hasil sebelum diberikan penyuluhan ada 20 tenaga pendidik (64,5%) tidak tercapai dalam mengikuti penyuluhan dan yang tercapai 11 tenaga pendidik (35,5%), sedangkan hasil sesudah penyuluhan , ada 4 orang tenaga pendidik (12,9%) tidak tercapai mengikuti penyuluhan dan yang tercapai sebanyak 27 0rang tenaga pendidik (87,1%). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa terjadi perbandingan antara pengetahuan sesudah dengan sebelum . Penyuluhan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan tenaga pendidik. Namun apabila ingin lebih memaksimalkan tenaga pendidik supaya pengetahuan bertambah maka diperlukan penyuluhan lebih lanjut terkait materi tersebut. b. Sikap Tenaga Pendidik Sikap yang diperhatikan pada tenaga pendidik dilihat dari apakah pada saat penyuluhan tenaga pendidik menerima penyuluhan tersebut atau tidak. Dimana didalam kegiatan penyuluhan ini dilakukan kegiatan pre test dan post test dalam bentuk kuesioner , Yang dimana diberi kuesioner “terima atau tidak terima”.dimana pada setiap angka diberikan nilai 2. Untuk mempermudah dalam penyajian maka diberikan 2 kategori sebaga berikut: • Tercapai : skor ≥71 • Tidak tercapai :skor ≤70

70 64,5

60

50

40 35,5 tidak tercapai 30 tercapai

20 16,1

10 4,4

0 sikap sebelum sikap sesudah

Gambaran 4. Hasil dari Penyuluhan terhadap sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan Di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa 2018

Berdasarkan gambar 4, hasil penyuluhan terhadap sikap sebelum diberikan penyuluhan ada 20 tenaga pendidik (64,5%) tidak tercapai dalam mengikuti penyuluhan dan yang tercapai 11 tenaga pendidik (35,5%) , sedangkan sesudah penyuluhan, didapatkan hasil penyuluhannya ada 5 orang tenaga pendidik (16,1%) tidak tercapai mengikuti penyuluhan dan yang tercapai sebanyak 26 0rang tenaga pendidik (83,9%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan sikap/ perilaku dari sebelum dilakukan penyuluhan dan sesudah penyulahan pada tenaga pendidik. c. Pemberian pelatihan terhadap keterampilan tenaga pendidik

Keterampilan dilihat dari hasil sesudah dilakukannya pelatihan dan penyuluhan terhadap pembuatan jajanan sehat tersebut yang dimana dilihat dari mampu atau tidak mampunya baik sesudah maupun sebelum tenaga pendidik. Dimana dapat dilihat pada gambar berikut ini: 100 90 87,1 80

70 64,6 60 50 tidak tercapai 40 35,3 tercapai 30

20 12,9 10 0 keterampilan sebelum keterampilan sesudah

Gambar 5. Hasil dari Pelatihan terhadap keterampilan sebelum dan sesudah di SD Muhammadiyah 2018

Berdasarkan gambar 5, hasil dari pelatihan terhadap keterampilan sebelum diberikan penyuluhan terdapat 20 orang (64,6%) tidak tercapai, dan 11 orang tenaga pendidik (35.3%) tercapai. Sedangkan hasil pelatihan keterampilan sesudah penyuluhan terdapat 27 orang tenaga pendidik (87,1%) tercapai dan 4 orang tenaga pendidik (12,9%) tidak tercapai sesudah diberikan penyuluhan / pelatihan pembuatan jajanan sehat tersebut.

Oleh Karena itu untuk meminimalisir jumlah tersebut maka diperlukan pelatihan lebih lanjut agar tenaga pendidik memiliki keterampilan yang seimbang sehingga jumlah tercapai semakin tinggi. Dikarenakan apabila kita lebih menekankan keterampilan maka hidup lebih baik sehingga dapat membuat usaha sendiri secara lebih mandiri.

5. Hasil Bivariat a.Pengaruh Penyuluhan Dan Pemberian Pelatihan Terhadap Pengetahuan Tenaga Pendidik Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tenaga pendidik. Penyuluhan diberikan sebanyak 1 x dengan materi yang berbeda-beda. Dari penyuluhan yang diberikan selanjutnya akan menambah edukasi tentang pengolahan bahan makanan lokal yaitu tepung kacang kedelai serta sari daun kemangi terhadap makanan apa saja yang ingin diolah. Pengaruh penyuluhan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kepada tenaga pendidik terhadap pengetahuannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Tenaga Pendidik Di Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa 2018

Sebelum penyuluhan Sesudah penyuluhan Tercapai Tidak Tercapai Tidak tercapai tercapai Frequency 11 20 27 4 Percent 35,5 64,5 87,1 12,9

Berdasarkan tabel 10, prevalensi pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan ada 20 orang tenga pendidik (64,5%) tidak tercapai dan sesudah diberikan penyuluhan terdapat peningkatan pengetahuan sebanyak 27 orang (87,1%) yang mengalami peningkatan sesudah dilakukan penyuluhan terhadap tenaga pendidik.

Penyuluhan yang diberikan kepada tenaga pendidik dapat meningkatkan tingkat pengetahuan. Namun terdapat hasil yang tidak tercapai dimana sesudah penyuluhan didapatkan 4 orang tenaga pendidik (12,9%) tidak tercapai, oleh sebab itu diperlukan penyuluhan lebih lanjut agar tenaga pendidik lebih memahami akan hal yang ingin disampaikan.Berikut adalah tabel pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan berdasarkan hasil Uji Statisktik.

Tabel 11. Pengaruh Penyuluhan Terhadap pengetahuan tenaga pendidik berdasarkan Hasil uji statistik

Kategori N Rata-rata Standard P Value Pengetahuan (Mean) deviasi Sebelum 31 67,12 5,61392 0,00 penyuluhan Sesudah 76,03 6,069 penyuluhan

Tabel 11 menunjukan bahwa,rata- rata pengetahuan sebelum penyuluhan adalah 67,12% dengan standard deviasi 5,61%. Rata- rata pengetahuan sesudah penyuluhan adalah 76,03%, dengan standard deviasi 6,06%. Dari hasil diatas didapatkan perbedan rata-rata sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan terdapat p value 0,00 < 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dari tenaga pendidik. b. Pengaruh penyuluhan dan pemberian pelatihan terhadap Sikap Penyuluhan yang diberikan kepada tenaga pendidik dapat memperngaruhi sikap dari tenaga pendidik itu sendiri. Pada penelitian ini, kategori sikap yang diberikan kepada tenaga pendidik adalah tercapai dan kurang recapai, berikut adalah pengaruh penyuluhan terhadap sikap tenaga pendidik berdasarkan hasil uji statistik :

Tabel 12, Pengaruh Penyuluhan terhadap sikap tenaga pendidik di Sekolah SD Muhamadiyah Tanjung Morawa Kategori sikap N Rata-rata Standard P Value (Mean) deviasi Sebelum 31 67,12 5,61392 0,00 penyuluhan Sesudah 76,03 6,069 penyuluhan

Tabel 12 menunjukan bahwa,rata- rata sikap sebelum penyuluhan adalah 67,12% dengan standard deviasi 5,61%. Rata- rata sikap sesudah penyuluhan adalah 76,03%, dengan standard deviasi 6,06%. Dari hasil diatas didapatkan perbedan rata-rata sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan terdapat p value 0,00 < 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap perubahan sikap dari tenaga pendidik. c.Pengaruh Penyuluhan Dan Pemberian Pelatihan Terhadap Keterampilan Tenaga Pendidik Penyuluhan serta pelatihan yang diberikan kepada tenaga pendidik dapat memperngaruhi keterampilan dari tenaga pendidik itu sendiri. Pada penelitian ini, kategori keterampilan yang diberikan kepada tenaga pendidik adalah tercapai dan kurang recapai, berikut adalah pengaruh penyuluhan terhadap keterampilan tenaga pendidik berdasarkan hasil uji statistik:

Tabel 13, Pengaruh Pemberian penyuluhan serta pelatihan terhadap keterampilan tenaga pendidik di Sekolah SD Muhamadiyah Tanjung Morawa

Kategori N Rata-rata Standard P Value keterampilan (Mean) deviasi Sebelum 31 1.6452 .48637 0,00 pelatihan Sesudah 1.1290 .34078 pelatihan

Tabel 13 menunjukan bahwa,rata- rata keterampilan sebelum penyuluhan adalah 1.64% dengan standard deviasi 0,48%. Rata- rata keterampilan sesudah penyuluhan adalah 1.12%, dengan standard deviasi 0,340%. Dari hasil diatas didapatkan perbedan rata-rata sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan terdapat p value 0,00 < 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dan pelatihan terhadap perubahan keterampilan dari tenaga pendidik.

B. Pembahasan

1. Terjadi Peningkatan Pengetahuan

Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat peningkatan rata-rata skor pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan sesudah diberikan edukasi terhadap tenaga pendidik (P value = 0.000, alpha= 0.05). Penyuluhan dapat merubah pandangan serta pola pikir tenaga pendidik untuk lebih memanfaatkan bahan makanan yang dianggap tidak memiliki fungsi yang banyak tapi tinggi manfaatnya. Dalam penelitian ini, penyuluhan yang diberikan sebanyak 1 x dengan materi yang berbeda- beda. Adapun judul materi yang diberikan adalah pelatihan pembuatan makanan sehat (bakso dan bolu kukus) dari tepung kacang kedelai dan sari dau kemangi.

Sebelum dilakukannya penyuluhan maka dilakukan pre test sebanyak 10 soal tentang materi yang akan disampaikan oleh narasumber untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman dan pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan terhadap tenaga pendidik . Kemudian setelah dilakukan penyuluhan, dilakukan post test kepada tenaga pendidik tentang pertanyaan yang sama seperti sama halnya pertanyaan pre test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman tenaga pendidik dalam menerima penyuluhan. Hasil dari penyuluhan ini dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu tercapai (skor penyuluhan ≥70) dan kurang tercapai (skor ≤70).

Sebelum dilakukan penyuluhan ada 20 orang tenaga pendidik (64,5%) tidak tercapai, dan yang tercapai pada penyuluhan ada 11 orang tenga pendidik (35,5%). Setelah dilakukan penyuluhan ada 27 orang tenaga pendidik (87,1%) yang tercapai dan ada 4 orang tenaga pendidik (12,9%)yang tidak tecapai. Bila dibandingkan dengan sebelum penyuluhan, terjadi peningkatan ketercapaian pengetahuan yang dilakukan kepada tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang penyuluhan awalnya tercapai 20 orang meningkat menjadi 27 orang setelah diberikan penyuluhan. Tenaga pendidik yang diberikan penyuluhan awalnya yang tidak tercapai sebanyak 11 orang namun setelah diberikan penyuluhan berkurang menjadi 4 orang.

Hal ini terjadi dikarenakan sebelumnya tenaga pendidik belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang materi yang diberikan sehingga pada awal penyuluhan (pre test) masih banyak pengetahuan yang kurang tercapai/ tidak memenuhi. Selain itu pendidikan formal tenaga pendidik berperan penting dalam menerima dan menaggapi pertanyaan yang diberikan saat post test sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya ( Amir, 2008). Perubahan pengetahuan yang terjadi dipengaruhi oleh isi dan pembawaan pesan. Pembawaan pesan yang berasal dari kelompok itu sendiri memiliki pengaruh yang kuat dalam menarik perhatian kelompoknya (Mc Donald et al 2003). Namun untuk lebih memaksimalkan pengetahuan dari tenaga pendidik tersebut maka diperlukan penyuluhan/ penelitian lebih lanjut terhadap materi tersebut.

2. Terjadinya Perubahan Perilaku

Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010). Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujudkan dalam bentuk pengetahuan,sikap dan tindakan (Kesmas, 2013).

Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan tindakan atau sikap sebelum dan setelah intervensi edukasi, demikian juga perbedaan signifikan rata-rata tindakan antara kelompok intervensi dengan kontrol . secara substansi perbedaan tersebut bermakna terhadap terjadinya perubahan perilaku dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Penelitian ini sejalan dengan Kushwa et al (2010) yang menunjukan adanya pengaruh signifikan pemberian penyuluhan yang dilakukan terhadap tenaga pendidik terhadap praktek pemberian pelatihan makanan jajanan sehat (p <0,0001),

Penyuluhan yang diberikan sebanyak 1 x dengan materi yang berbeda- beda. Adapun judul materi yang diberikan adalah pengertian dari tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi, bahan pembutan tepung kacang kedelai, manfaat serta keunggulan dari produk tersebut serta bagaimana cara/ prosedur pembuatan bahan makanan dari tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi. Sebelum penyuluhan diberikan kepada tenaga pendidik terlebih dahulu dilakukan pre test sebanyak 10 soal tentang materi yang akan disampaikan oleh narasumber untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman dan pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan tenaga pendidik . Kemudian setelah dilakukan penyuluhan, dilakukan post test kepada tenaga pendidik tentang pertanyaan yang sama seperti halnya pertanyaan pre test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman tenaga pendidik dalam menerima penyuluhan. Hasil dari penyuluhan ini dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu tercapai (skor penyuluhan ≥70) dan kurang tercapai (skor ≤70).

Selama penyuluhan dilakukan, didapatkan hasil dimana sebelum penyuluhan ada 20 orang tenaga pendidik (64,5%) tidak tercapai, dan yang tercapai pada penyuluhan ada 11 orang tenga pendidik (35,5%). Setelah dilakukan penyuluhan ada 26 orang tenaga pendidik (83,9%) yang tercapai dan ada 5 orang tenaga pendidik (16,1%) yang tidak tecapai. Bila dibandingkan dengan sebelum penyuluhan, terjadi perubahan sikap yang dilakukan kepada tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang penyuluhan awalnya tercapai 20 orang meningkat menjadi 26 orang setelah diberikan penyuluhan. Tenaga pendidik yang diberikan penyuluhan awalnya yang tidak tercapai sebanyak 11 orang namun setelah diberikan penyuluhan berkurang menjadi 5 orang.

Hal ini terjadi dikarenakan sebelumnya tidak ada penyuluhan terkait materi tersebut , terbentuknya perilaku dapat terjadi dikarenakan adanya proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi akan lebih baik dalam menerima,memproses,menginterpretasi dan menggunakan informasi (Contento,2007). Bila pengetahuan terkait dengan bahan makanan tersebut masih rendah maka akan terjadi keterlambatan dalam perubahan pola sikap dan perilaku.

3.Peningkatan Keterampilan Berdasarkan Penyuluhan Serta Pelatihan

Istilah keterampilan biasanya digunakan untuk mengambarkan tingkat kemampuan seseorang yang bervariasi. Keterampilan merupakan kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat ( Sri Widiastuti, 2010) . Namun dalam penelitian ini, keterampilan diukur secara observasional atau langsung berdasarkan kemampuan dari tenaga pendidik itu sendiri baik sesudah maupun sebelum dilakukannya penyuluhan.

Keterampilan pada tenaga pedidik mengalami perubahan. Pada saat sebelum penyuluhan didapatkan sebanyak 20 orang tenaga pendidik (64,5%) yang belum memiliki kemampuan sedangakan sesudah penyuluhan terjadi penurunan dimana didapatkan sebanyak 4 orang tenaga pendidik (12,9%) yang memiliki kemampuan namun belum tercapai. Pada awal penelitian didapatkan sebanyak 11 orang tenaga pendidik (35,5%) yang memiliki kemampuan sebelum dilakukan penyuluhan dan sesudah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan sebanyak 27 orang tenaga pendidik (87,1%).

Hal ini terjadi dikarenakan tenaga pendidik sebelumnya tidak mendapatkan penyuluhan serta pelatihan dalam pembuatan jajanan sehat tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan pengetahuan serta pelatihan lanjutan agar tenaga pendidik tersebut dapat melatih serta lebih mengasah kemampuannya dalam membuat makanan tersebut sehingga dapat diolah menjadi industri rumahan yang bersifat mandiri. Serta memiliki tenaga pendidik yang lebih terampil dalam hal-hal apa saja.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil Rata-rata pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan ada 20 tenaga pendidik (64,5%) tidak tercapai dan yang tercapai 11 tenaga pendidik (35,5%), sedangkan sesudah penyuluhan, ada 4 orang tenaga pendidik (12,9%) tidak tercapai mengikuti penyuluhan dan yang tercapai sebanyak 27 0rang tenaga pendidik (87,1%). 2. Hasil Rata-rata Sikap sebelum diberikan penyuluhan ada 20 tenaga pendidik (64,5%) tidak tercapai dalam mengikuti penyuluhan dan yang tercapai 11 tenaga pendidik (35,5%), sedangkan sesudah penyuluhan , ada 5 orang tenaga pendidik (16,1%) tidak tercapai mengikuti penyuluhan dan yang tercapai sebanyak 26 0rang tenaga pendidik (83,9%). 3. Hasil Rata-rata keterampilan sebelum diberikan penyuluhan terdapat 20 orang (64,6%) tidak tercapai, dan 11 orang tenaga pendidik (35.3%) tercapai. Kemudian terdapat 27 orang tenaga pendidik (87,1%) tercapai dan 4 orang tenaga pendidik (12,9%) tidak tercapai sesudah diberikan penyuluhan / pelatihan pembuatan jajanan sehat tersebut. 4. Hasil uji statistik menggunakan Uji Paired T Test diperoleh nilai p=0,000 <0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh antara pengetahuan,sikap dan keterampilan sebelum dengan sesudah diberikan penyuluhan dan pelatihan kepada Tenaga Pendidik di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa.

B.Saran

1. Penyuluhan dan Pelatihan perlu ditingkatkan secara berkelanjutan guna menambah keterampilan serta pengetahuan tenaga pendidik untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan ilmu kepada tenaga pendidik. 2. Dikarenakan pengolahan bahan pangan lokal tersebut kurang dalam pemanfaatannya, maka perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap pengolahan menjadi makanan yang mudah,murah serta praktis dalam pembuatannya dan dapat disajikan menjadi makanan yang bisa dikonsumsi sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Ariandani, B. 2011. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar, Jurnal. Universitas Dipenegoro.>http://eprints.undip.ac.id/32606/1/403bondika_ariandani_apri lia_G2C007016.PDF>. Diakses 23 oktober 2017.

Budiono, Irwan. Pengaruh Substitusi Tepung Kedelai Terhadap Kadar Protein dan Daya Terima Tepung Gaplek Serta Hasil Olahannya. Jurnal Kemas 2007;2 (2): 132.

Danity, Lia, 2009. Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan SMA Negeri 1 Binjai Tahun 2009. eBookPangan.com. 2006. Karakteristik Kedelai Sebagai Bahan Pangan Fungsional .

Efram ,Erny, Thelma. 2017. Pengaruh Penambahan Tepung Kedelai (Gylcine Max.L) Pada Pembuatan Biskuit Bebas Gluten Bebas Kasein Berbahan Baku Tepung Pisang Goroho.Jurnal Teknologi Pertanian.Vol 2.(2)

Fitri, Cahya Ning. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan dengan Perilaku Anak Memilih Makanan di Sdit Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi,Universitas Indonesia, Depok.

Hamida,K.,Siti Zulaekha, Mutalazimah (2012) Penyuluhan Gizi Dengan Media Komik Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Keamanan Makanan Jajanan, Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8(1): 67-73

Hertini, Rani, Zulfahmi, dan Yatim R. Widodo. 2013. Optimasi Proses Pembuatan Bubuk (Tepung) Kedelai Optimization Process Soybean Flouring. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol 13 (3). Hal 188-189.

Linda,Julianti Elisa,Pramudya Reza. 2014. Pengembangan Produk Bakso Kedelai (Soyballs) Dengan Penambahan Gluten Serta Pati Dari Ubi Kayu, Ubi Jalar, Jagung Dan Kentang.Jurnal Rekayasa Pangan Dan Pert. Vol. 2 No.2

Judarwanto, W. 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah. http://gizi.depkes.go.id/makalah/download/perilaku%20makan%20anak%2 0sekolah.pdf

Nurbiyati, Agus Hindarto Wibowo,2014. Pentingnya Memilih Jajanan Sehat Demi Kesehatan Anak. Seri Pengabdian Masyarakat . Vol 3,(3):192-196.

Noor, Layla. 2015. Pemanfaatan Tepung Kedelai Sebagai Bahan Substitusi Sus Kering Tepung Mocaf Dengan Variasi Penambahan Jahe. Naskah Publikasi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Notoatmodjo, Soekijo. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Oktania L, Kristiawati, Krisnana I. 2012. Peningkatan Pengetahuan dan Sikap dalam Pemilihan Jajanan Sehat Menggunakan Alat Permainan Eukatif Ular Tangga. Jurnal Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Surabaya.

Putriantini,2010. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Mengenal Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Memilih Makanan Di Sdit Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi. Program Studi S1 Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta,Surakarta.

Safitri, C.H, Catur S.W, dan Dian H, (2014), Perbedaan Metode Team Game Tournament Dan Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pemilihan Jajanan Sehat. Indonesia Jurnal Of Human Nutrition, 1 (2) : 89- 105.

Standar Nasional Indonesia (SNI). 1995. Bakso Daging. SNI 01-3818- 1995. Dewan Standarisasi Indonesia, Jakarta.

Thoha, W.H. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Jajan dan Makanan Jajanan pada Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja dengan Kebiasaan Jajan Anak SekolahDasar (Skripsi).Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2003.

Wibowo, Singgih. 2009. Membuat Bakso Sehat dan Enak. Penebar swadaya : Jakarta.

Wikipedia. 2013. Pengertian Daun kemangi . Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Daun.kemangi diakses pada tanggal 25 oktober 2017.

Winarno, F.G. Kimia Pangan Dan Gizi. Pt .Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Yulia,Renny.2013.jajanansehatitu.http://www.kompasiana.com/rennyyulia/j ajanan-sehat itu55283d74f17e614d2e8b45d9

Kode pengetahuan No Sampel Jenis Kelamin Tanggal Lahir Usia Responden sebelum keterangan 1. 1 D.G Perempuan 12-Agu-94 24 th 65.00 kurang tercapai 2 2 H.S Laki-laki 27 July 1984 34 Tahun 72.00 tercapai 3 3 W.K Perempuan 11-Nov-83 35 Tahun 71.00 tercapai 4 4 D.A Perempuan 22-Des-83 35 tahun 70.00 tercapai 5 5 W.A Perempuan 21-Sep-85 33 Tahun 67.00 kurang tercapai 6 6 I.S Perempuan 14 July 1982 36 Tahun 74.00 tercapai 7 7 R.I Laki-laki 15-Mar-91 27 tahun 65.00 kurang tercapai 8 8 M.R Laki-laki 11-Apr-79 39 Tahun 64.00 kurang tercapai 9 9 R.A Perempuan 07-Feb-78 40 tahun 51.00 kurang tercapai 10 10 S Perempuan 20 oct 1986 32 tahun 68.00 kurang tercapai 11 11 H.L Perempuan 11-Nov-79 39 Tahun 71.00 tercapai 12 12 S.A Perempuan 17-Des-76 42 Tahun 56.00 kurang tercapai 13 13 S.R Perempuan 19-Sep-88 30 tahun 74.00 tercapai 14 14 A.N Perempuan 20-Jan-86 32 tahun 79.00 tercapai 15 15 R Perempuan 15 july 1966 52 Tahun 68.00 kurang tercapai 16 16 R.A Perempuan 20-Sep-73 45 tahun 61.00 kurang tercapai 17 17 R.S Laki-laki 12-Nov-83 35 tahun 64.00 kurang tercapai 18 18 D.S Laki- laki 26-Apr-84 34 Tahun 71.00 tercapai 19 19 M.S.F Laki-laki 06-Jun-87 31 tahun 67.00 kurang tercapai 20 20 F Laki-laki 30-Jun-89 29 Tahun 67.00 kurang tercapai 21 21 K.U Laki-laki 23-Feb-91 27 tahun 72.00 tercapai 22 22 E.E.Y Perempuan 04-Jun-77 41 tahun 69.00 kurang tercapai 23 23 D.S Perempuan 27-Mei-84 34 Tahun 69.00 kurang tercapai 24 24 F.H Perempuan 02-Jun-68 50 Tahun 61.00 kurang tercapai

60

25 25 N Perempuan 31-Des-58 60 Tahun 61.00 kurang tercapai 26 26 H Perempuan 17-Agu-66 52 Tahun 65.00 kurang tercapai 27 27 G Perempuan 08-Des-59 59 tahun 67.00 kurang tercapai 28 28 S.S Perempuan 25 July 1991 27 Tahun 73.00 tercapai 29 29 R Perempuan 28-Agu-89 29 Tahun 65.00 kurang tercapai 30 30 R.S Perempuan 12-Jan-88 30 tahun 63.00 kurang tercapai 31 31 D Perempuan 24-Agu-85 33 tahun 71.00 tercapai

61

kode sikap keterampilan pengetahuan sikap keterampilan responden sebelum keterangan sebelum Keterangan sesudah keterangan sesudah keterangan sesudah keterangan kurang 1 85.00 tercapai 65.00 kurang tercapai 85.00 tercapai 65.00 tercapai 85.00 tercapai 2 82.00 tercapai 72.00 tercapai 82.00 tercapai 72.00 tercapai 87.00 tercapai 3 72.00 tercapai 71.00 tercapai 72.00 tercapai 71.00 tercapai 72.00 tercapai 4 72.00 tercapai 70.00 tercapai 72.00 tercapai 70.00 tercapai 72.00 tercapai kurang 5 81.00 tercapai 67.00 kurang tercapai 81.00 tercapai 67.00 tercapai 81.00 tercapai 6 73.00 tercapai 74.00 tercapai 73.00 tercapai 74.00 tercapai 73.00 tercapai kurang 7 84.00 tercapai 65.00 kurang tercapai 84.00 tercapai 65.00 tercapai 84.00 tercapai kurang 8 72.00 tercapai 64.00 kurang tercapai 72.00 tercapai 64.00 tercapai 72.00 tercapai kurang 9 72.00 tercapai 51.00 kurang tercapai 72.00 tercapai 51.00 tercapai 72.00 tercapai kurang kurang kurang kurang 10 61.00 tercapai 68.00 kurang tercapai 61.00 tercapai 68.00 tercapai 61.00 tercapai 11 73.00 tercapai 71.00 tercapai 73.00 tercapai 71.00 tercapai 73.00 tercapai kurang 12 74.00 tercapai 56.00 kurang tercapai 74.00 tercapai 56.00 tercapai 74.00 tercapai 13 74.00 tercapai 74.00 tercapai 74.00 tercapai 74.00 tercapai 74.00 tercapai kurang kurang kurang 14 69.00 tercapai 79.00 tercapai 69.00 tercapai 79.00 tercapai 69.00 tercapai kurang kurang kurang kurang 15 68.00 tercapai 68.00 kurang tercapai 68.00 tercapai 68.00 tercapai 68.00 tercapai kurang 16 73.00 tercapai 61.00 kurang tercapai 73.00 tercapai 61.00 tercapai 73.00 tercapai kurang 17 81.00 tercapai 64.00 kurang tercapai 81.00 tercapai 64.00 tercapai 81.00 tercapai 18 71.00 tercapai 71.00 tercapai 71.00 tercapai 71.00 tercapai 71.00 tercapai kurang kurang kurang kurang 19 67.00 tercapai 67.00 kurang tercapai 67.00 tercapai 67.00 tercapai 67.00 tercapai kurang 20 80.00 tercapai 67.00 kurang tercapai 80.00 tercapai 67.00 tercapai 80.00 tercapai

62

21 75.00 tercapai 72.00 tercapai 75.00 tercapai 72.00 tercapai 75.00 tercapai kurang 22 79.00 tercapai 69.00 kurang tercapai 79.00 tercapai 69.00 tercapai 79.00 tercapai kurang 23 78.00 tercapai 69.00 kurang tercapai 78.00 tercapai 69.00 tercapai 78.00 tercapai kurang 24 81.00 tercapai 61.00 kurang tercapai 81.00 tercapai 61.00 tercapai 81.00 tercapai kurang 25 71.00 tercapai 61.00 kurang tercapai 71.00 tercapai 61.00 tercapai 71.00 tercapai kurang 26 80.00 tercapai 65.00 kurang tercapai 81.00 tercapai 65.00 tercapai 81.00 tercapai kurang 27 85.00 tercapai 67.00 kurang tercapai 85.00 tercapai 67.00 tercapai 85.00 tercapai 28 81.00 tercapai 73.00 tercapai 81.00 tercapai 73.00 tercapai 81.00 tercapai kurang 29 87.00 tercapai 65.00 kurang tercapai 87.00 tercapai 65.00 tercapai 87.00 tercapai kurang 30 78.00 tercapai 63.00 kurang tercapai 78.00 tercapai 63.00 tercapai 78.00 tercapai 31 78.00 tercapai 71.00 tercapai 78.00 tercapai 71.00 tercapai 78.00 tercapai

63

Lampiran 2. Hasil Uji Statistik

1. Kategoriumur

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 30-35 20 64.5 64.5 64.5

36-41 7 22.6 22.6 87.1

42- 47 3 9.7 9.7 96.8

48-53 1 3.2 3.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

2. Jenis Kelamin

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 8 25.8 25.8 25.8

Perempuan 23 74.2 74.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

3. KatpengetahuanSebelum

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tercapai 11 35.5 35.5 35.5

kurang tercapai 20 64.5 64.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

4. Katpengetahuansesudah

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tetcapai 27 87.1 87.1 87.1

kurang tercapai 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

64

5. Kat_Sikapsebelum

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tercapai 11 35.5 35.5 35.5

kurang tercapai 20 64.5 64.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

6. Kat_sikapsesudah

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tercapai 25 80.6 80.6 80.6

kurang tercapai 5 16.1 16.1 96.8

11.00 1 3.2 3.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

7. Kat_keterampilansebelum

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tercapai 11 35.5 35.5 35.5

kurang tercapai 20 64.5 64.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

8. Kat_Keterampilansesudah

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tercapai 27 87.1 87.1 87.1

kurang tercapai 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

65

Paired Samples statistics

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 pengetahuan sebelum - -8.90323 8.66162 1.55567 -12.08033 -5.72612 -5.723 30 .000 pengetahuan sesudah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pengetahuan pengetahua sikap sikap keterampila keterampila sesudah n sebelum sebelum sesudah n sebelum n sesudah

N 31 31 31 31 31 31

Normal Parametersa,,b Mean 76.0323 67.1290 67.1290 76.0645 67.1290 76.2258

Std. Deviation 6.06896 5.61392 5.61392 6.09336 5.61392 6.31775

Most Extreme Absolute .115 .104 .104 .116 .104 .122

Differences Positive .115 .078 .078 .116 .078 .122

Negative -.111 -.104 -.104 -.114 -.104 -.098

Kolmogorov-Smirnov Z .640 .578 .578 .649 .578 .677

Asymp. Sig. (2-tailed) .807 .893 .893 .794 .893 .749

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pengetahuan sebelum 67.1290 31 5.61392 1.00829

pengetahuan sesudah 76.0323 31 6.06896 1.09002

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pengetahuan sebelum & 31 -.098 .600 pengetahuan sesudah

66

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 sikap sebelum 67.1290 31 5.61392 1.00829

sikap sesudah 76.0645 31 6.09336 1.09440

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 sikap sebelum & sikap 31 -.100 .594 sesudah

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Sig. (2- Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 sikap sebelum - sikap -8.93548 8.68691 1.56021 -12.12187 -5.74910 -5.727 30 .000 sesudah

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kat_keterampilansebelum 1.6452 31 .48637 .08736

Kat_Keterampilansesudah 1.1290 31 .34078 .06121

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Kat_keterampilansebelum & 31 .084 .652 Kat_Keterampilansesudah

67

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Sig. (2- Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)

Pair 1 Kat_keteram .51613 .56985 .10235 .30711 .72515 5.043 30 .000 pilansebelum - Kat_Keteram pilansesudah

68

Lampiran 3.

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBJEK PENELITIAN (INFORM CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : Telp/HP : Dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut berpartisipasi menjadi subjek penelitian “ Pengaruh Penyuluhan Dan Pelatihan Pembuatan Makanan Jajanan Sehat ( Bakso Dan Bolu Kukus) Tepung Kacang Kedelai Dan Sari Daun Kemangi Terhadap Pengetahuan , Sikap Dan Keterampilan Tenaga Pendidik Di Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa” yang akan dilakukan oleh Rezeki Syabrini Lubis dari program studi Diploma IV Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan . Demikianlah surat pernyataan ini dapat dipergunakan seperlunya.

Lubuk pakam, July 2018

Mengetahui

Peneliti responden

(Rezeki Syabrini Lbs ) ( )

69

Lampiran 4.

Lampiran : kuesioner pre-test/ post –test Pengaruh Pelatihan Pembuatan Bakso Dan Bolu Kukus Tepung Kacang Kedelai Dengan Penambahan Sari Daun Kemangi Terhadap Pengetahuan,Sikap Dan Keterampilan Tenaga Pendidik Di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa. Identitas Responden : 1. Nama tenaga pendidik : 2. Alamat rumah : 3. Jenis kelamin : 4. Tempat /tanggal lahir : 5. Anak ke- : 6. Agama : 7. Jumlah anggota keluarga : 8 Umur : i. Kuesioner Pengetahuan Petunjuk : berilah tanda (x) pada jawaban yang kamu anggap paling benar 1. Apa itu tepung kacang kedelai? a. Hasil olahan dari penepungan kacamg kedelai yang sudah dikeringkan dan dihaluskan melalui berbagai tahapan-tahapan perkerjaan (2) b. Hasil dari kedelai yang ditumbuk/dihancurkan (1) c. Tidak tahu (0) 2. Apa itu sari daun kemangi? a. Daun kemangi yang diolah dengan cara dicuci,kemudian diblender , kemudian disaring lalu diambil sari dari daun tersebut (2) b. Hasil perasan daun kemangi (1) c. Tidak tahu (0) 3. Apa manfaat keunggulan dari penggunaan tepung kacang kedelai dalam kesehatan ? a. Hanya melakukan penambah variasi warna dan rasa saja (0) b. Memiliki fungsi biologis tinggi dalam kegunaannya ke beberapa penyakit (2) c. Lebih ekonomis dan memiliki kandungan zat gizi yang bertambah (1)

70

4. Orang menggunakan atau mengkonsumsi daun kemangi biasanya sebagai? a. Hanya menjadi lalapan/santapan dikala makan maupun sesudah makan (2) b. Sebagai hiasan makanan (1) c. Tidak memiliki fungsi sama sekali (0) 5. Apa manfaat daun kemangi dalam kesehatan ? a. Dapat melawan radikal bebas dikarenakan tinggi antioksidan(2) b. Meredakan perut kembung(1) c. Sebagai penawar racun (0) 6. Jenis bahan dalam membentuk susunan bolu kukus adalah ? a. Gula,lemak dan baking powder (1) b. Tepung,telur dan susu (2) c. Pilihan a,b,benar 7. Didalam kegiatan tersebut sebagai penambah cita rasa serta warna makanan meggunakan penambahan ? a. Sari daun kemangi (2) b. Sari daun katuk (1) c. Kelapa (0) 8. Kenapa menggunakan tepung kacang kedelai dalam pembuatannya ? a. Agar ekonomis (1) b. Dikarenakan memiliki kandungan protein yang tinggi (2) c. Memanfaatkan bahan yang ada saja (0) 9. Kandungan tertinggi pada daun kemangi adalah a. Kalsium(1) b. Vitamin A (2) c. Lemak (0) 10. Didalam pembuatan bakso maupun bolu kukus menggunakan tepung berbahan dasar ? a. Ampas tahu(0) b. Kacang kedelai (2) c. Daun kemangi (1)

71

A. Kusioner Sikap Petunjuk : berilah tanda (√) pada jawaban yang kamu anggap benar NO Pertanyaan Setuju Tidak setuju 1. Apakah anda setuju makanan jajanan yang di olah menggunakan tepung kacang kedelai? 2. Apakah anda setuju bahwa putih telur ayam,soda kue dan gluten mempengaruhi pengembangan kue? 3. Apakah anda setuju bahwa kacang kedelai memiliki kandungan serat yang tinggi? 4. Apakah anda setuju apabila daun kemangi hanya digunakan sebagai lalap pada saat menyantap makanan? 5. Apakah anda setuju formalin berfungsi untuk pengawet makanan ? 6. Apakah anda setuju apabila kacang kedelai dimanfaatkan dan diolah menjadi tepung sebagai bahan dasar makanan? 7. Apakah anda setuju bahwa kandungan dari daun kemangi dapat mencegah dari kemandulan? 8. Apakah anda setuju makanan yang mengandung bahan tambahan makanan yang dapat merusak untuk dikonsumsi? 9. Apakah anda setju apabila daun kemangi tersebut digunakan dalam pembuatan makanan ini? 10. Apakah anda setuju bahwa bakso ataupun bolu kukus tersebut memiliki banyak manfaat bagi orang yang ,memiliki penyakit tertentu/ diet?

72

B. Kuesioner Keterampilan kuesioner ini dilihat dengan cara langsung sesudah dilakukannya demonstrasi dilihat dari cara apakah peserta mampu atau tidak dalam melakukan demonstrasi. No Produk Penilaian Keterampilan Nilai sebelum sesudah 1 Bolu kukus Mampu tepung kacang mencampurkan kedelai dengan bahan sari kemangi Mampu membuat adonan bolu

kukus Hasil dari pengukusan bolu kukus

2. Bakso kacang Mampu kedelai dengan mencampurkan sari kemangi bahan Mampu membuat adonan menjadi bulat seperti layaknya bakso Hasil dari perebusan bakso sesuai dengan yang diinginkan

73

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

Pembagian Kuesioner sebelum penyuluhan (pre test)

Pembagian Kuesioner sesudah dilakukan penyuluhan ( post test)

74

Hasil Pelatihan Pembuatan Bolu Kukus Tepung Kacang Kedelai Dan Sari Kemangi

Hasil Pelatihan Pembuatan Bakso Tepung Kacang Kedelai Dan Sari Kemangi

75

Lampiran 6.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Judul penyuluhan : Pelatihan Pembuatan Bakso Dan Bolu Kukus Tepung Kacang Kedelai Dan Sari Daun Kemangi

Penyuluh : Rezeki Syabrini Lubis

Tempat Pelaksanaan : Sekolah SD Muhammadiyah Tanjung Morawa

Hari/Tanggal : Senin/

Waktu : 09.00 – selesai

Sasaran : Tenaga Pendidik di Sekolah SD Tanjung Morawa

A.Tujuan

1. Tujuan Imtruksional umum

Setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan, tenaga pendidik dapat memperoleh informasi tentang “ pembuatan bakso dan bolu kukus tepung kacang kedelai dan sari dau kemangi” dan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diolah menjadi makanan yang lebih banyak jenisnya.

7. Tujuan Intruksional Khusu a) Tenaga pendidik memahami apa itu tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi b) Tenaga pendidik memahami manfaat dari kelebihan kacang kedelai serta kemangi c) Tenaga pendidik memahami dan dapat menjelaskan apa saja manfaat dari masing- masing bahan yang digunakan d) Tenaga pendidik memahami serta dapat memperaktekan bagaimana pembuatan bolu kukus serta bolu tepung kacang kedelai dan dau kemangi 8. Pokok Bahasan : pembuatan bakso dan bolu kukus tepung kacang kedelai dan sari dau kemangi 9. Sub pokok Bahasan : a) Pengertian kacang kedelai dan sari daun kemangi b) Bahan pembuatan olahan tepung kedelai c) Manfaat dan fungsi olahan tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi d) Perbedaan makanan dengan mengunakan tepung kedelai dengan tidak e) Prosedur pembuatan bolu kukus dan bakso dari bahan tersebut. 10. Metode - Penyuluhan - Tanya jawab 11. Media -Powerpoint

76

7. Materi

- terlampir

8. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta ket . 1 Pembukaan 5 menit -Memberi salam -Membalas salam -Memperkenalkan diri -memperhatikan -Menjelaskan cakupan materi -Melakukan kontrak waktu 2 Penyajian Materi 15 menit -menjelaskan -memperhatikan pengertian kacang kedelai dan daun kemangi -menjelaskan kelebihan serta manfaat bahan tersebut -menjelaskan bagaimana cara pengolahan bolu kukus dan bakso dari pangan tersebut 3 Diskusi 15 menit Menjawab pertanyaan Mengajukan pertanyaan 4 Penutup 5 menit Mengajukan pertanyaan Peserta menjawab untuk mengevaluasi pertanyaan yang Mengucapkan salam diajukan oleh penyaji Peserta menjawab salam

77

Lampiran 7.

PERNYATAAN

saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rezeki Syabrini Lubis

NIM : P01031214047

Menyatakan bahwa skripsi yang saya susun ini benar saya kerjakan,mulai dari tijauan pustaka sampai pengolahan data,kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila hal tersebut tidak benar. Maka saya bersedia mengikuti ujian ulang ( ujian utama saya dibatalkan)

Lubuk Pakam, Agustus 2018

Yang Membuat

Pernyataan,

(Rezeki Syabrini Lubis)

78

Lampiran 8.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rezeki Syabrini Lubis

Tempat /Tanggal Lahir : Medan 09 Februari 1997

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Sumber Bakti Baru No.2 Marendal Medan

Riwayat Pendidikan :

1. MIS Penguruan Islamiyah Guppi Medan 2. MTS Penguruan Islamiyah Guppi Medan 3. SMA Yayasan Pendidikan Islam Khairul Imam Medan 4. Politeknik Kesehatan Negri Medan Jurusan Gizi

Hobby : Mendengarkan Musik , Menari Dan Bernyanyi

Motto : Tanpa aku kau gak akan asik

79

Lampiran 10 MATERI

A. Pengertian Tepung Kacang Kedelai Dan Sari Daun Kemangi Tepung kedelai sering dikenal sebagai soyflour dan grit. Bahan tersebut biasanya mengandung 40-50% protein. Tepung kedelai terbuat dari kedelai yang diolah dan digiling atau ditumbuk menjadi bentuk tepung. Penggunaan panas dalam pengolahan diperlukan untuk peningkatan nilai gizi, daya tahan simpan dan meningkatkan rasa (Herman, 1985 dalam Muhammad, 2015).

Menurut Kurniawan (2013) .Kandungan utama daun kemangi yaitu minyak atsiri dan kandungan lainnya, seperti flafon apigenin, luteolin, flavon Oglukotisidaapigenin 7-O glukoronida, luteolin 7-O glukoronida, flavon C- glukosida orientin, molludistin dan asam ursolat yang berfungsi sebagai anti bakteri. Di Indonesia, tanaman kemangi dimanfaatkan untuk beberapa keguanaan antara lain sebagai aneka sayur, ramuan minuman penyegar dan obat untuk penyakit pada tubuh. Pucuk daun kemangi dapat dimanfaatkan sebagai penambah selera makan. Sedangkan, daun kemangi digunakan untuk bumbu masak, penyedap pepes ikan, dan lain-lain ( Larasati dan Apriliana 2016 ).

B. Manfaat dan Fungsi Olahan Tepung Kacang kedelai dan kemangi konsumsi protein kedelai menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa menurunkan kolesterol HDL, pada orang yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Konsumsi protein sebanyak 25 gram per hari menunjukkan adanya penurunan kolesterol pada orang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi (hiperkolesterolemik). Daun kemangi sangat baik untuk melawan radikal bebas, ini karena daun kemangi memiliki antioksidan yang sangat baik untuk melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh kita. Antioksidan yang berupa flavonoid dan juga eugenol mempu mencegah pertumbuhan bakteri, virus dan jamur. dapat membantu pertumbuhan tulang. Ini karena daun kemangi memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang berperan penting dalam mengatur pembentukan dan pertumbuhan tulang. Kemudian kandungan astenol dan boron dalam daun kemangi memberikan khasiat daun kemangi yang berperan aktif dalam merangsang fungsi kerja dari hormon estrogen dan juga hormon endrogen, serta mencegah pengeroposan tulang. membantu melancarkan aliran darah dalam tubuh kita. Ini dilihat dari daun kemangi yang memiliki kandungan mag- nesium yang dapat membantu merilekskan jantung dan juga pembuluh darah, sehingga menjaga aliran darah untuk tetap lancar. Membantu untuk mening-katkan kekebalan tubuh, ini karena daun kemangi memiliki kandungan beta karoten yang dapat meningkatkan respon antibodi, sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Kandu-ngan beta karoten juga

80

dapat membantu sintesis protein sehingga mendukung proses pertumbuhan dan juga dapat memperbaiki sel-sel yang rusak. Selain itu, khasiat daun kemangi dari kandungan beta karoten tersebut dapat membantu untuk meningkatkan fungsi penglihatan

C. Prosedur Pembuatan Olahan Bakso dan Bolu kukus dari tepung kacang kedelai dan sari daun kemangi a) .Modifikasi Resep Bakso Tepung Kacang Kedelai Dengan Penambahan Sari Daun Kemangi : (15 buah) dengan berat rata rata 20g/butir. ( 40 menit) Bahan: 9. Tepung kanji 50 gr 10. Sari kemangi 25 gr 11. Tepung kacang kedelai 80 gr 12. Es batu 50 gr 13. Daging sapi 10 gr 14. Garam 4 gr 15. Bawang putih 15 gr 16. Lada bubuk 1 gr Alat : 8. Mangkuk 9. Blender 10. Timbangan 11. Saringan 12. Panci 13. Pisau 14. Sendok Pembuatan : 6. Tambahkan tepung kanji sedikit demi sedikit,uleni hingga kalis tambahkan dengan tepung kacang kedelai yang telah dihaluskan kemudian tambahkan sari daun kemangi terhadap adonan tersebut 7. Rebus air dalam panci hingga mendidih 8. Genggam adonan bakso lalu ditekan supaya adonan bisa keluar dari ibu jari dan telunjuk. Ambil adonan yang sudah muncul menggunakan sendok. Lalu masukkan kedalam air panas yang sudah mendidih.

81

9. Tunggu bakso hingga benar-benar matang dan mengepung kepermukaan. 10. Angkat dan tiriskan (buku bakso istimewa alami dan praktis 2013) b) Modifikasi pembuatan Bolu Kukus tepung kacang kedelai sari daun kemangi Resep bolu kukus dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan bolu kukus tepung kedelai dengan berat tepung seluruhnya 100 gram (Andie, 2014). Bahan : ( 20 mangkok) (45 menit) 1. 100 gram tepung terigu ( diayak) 2. 100 gram tepung kacang kedelai (diayak) 3. 35 gr sari daun kemangi 4. 2 butir telur ayam 5. 100 gram gula pasir 6. 1 sdt Cake emulsilfier/SP 1 7. /2 sdt beaking powder 8. 2 buah jeruk nipis Alat : 7. Mixer 8. Ayakan 9. Mangkuk 10. Cetakan bolu kukus 11. Cup paper 12. Sendok Prosedur pembuatan : 7. Campur gula dan telur,kocok merata hingga berwarna putih keseluruhan 8. Kemudian setelah mengembang masukkan tepung terigu dan tepung kacang kedelai yang telah diayak perlahan lahan 9. Masukkan baking soda 1 sdm, kemudian apabila adonan agak ketebalan maka dapat diberikan air sedikit saja 10. Kemudia tambahkan sari daun kemangi sedikit demi sedikit dengan perasan jeruk nipis, perasan jeruk nipis ini berguna agar bau amis dari telur hilang dan bisa menjadi pengembang. Kocok hingga merata 11. Aduk rata.Tuang adonan dalam cetakan bolu kukus berlubang beralas cup 3 kertas hingga /4 tinggi cetakan.

82

12. Kukus dengan api kecil hingga kue matang selama 20 menit. Angat dan sajikan, bisa diberikan toping yang akan disukai

83

Lampiran 11.

BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Rezeki Syabrini Lubis

NIM : P01031214047

Nama Pembimbing : Erlina Nasution,Spd.M.Kes

Judul : Pengaruh penyuluhan dan pelatihan pembuatan makanan sehat ( bakso dan bolu kukus) tepung kacang kedelai dengan penambahan sari daun kemangi terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan Tenaga Pendidik di SD Muhammadiyah Tanjung Morawa Tahun 2018

T. Tangan T.Tangan No Tanggal Judul/Topik Bimbingan Mahasiswa Pembimbing 1 28 Sep 2017 • Membuat konsep apa yang diteliti

2 05 Okt 2017 • Menentukan topik dan judul skripsi 3 09 Okt 2017 • Perbaikan judul yang tepat

4 30 Okt 2017 • Revisi Bab 1-3

5 31 Okt 2017 • Revisi 2

6 01 Nov 2017 • Revisi 3

7 02 Nov 2017 • Revisi kata pengantar

8 03 Nov 2017 • Fix proposal penelitian

9 10 Nov 2017 • Memulai membuat power point usulan Penelitian 10 15 No 2017 • Pemeriksaan power point Usulan Penelitian 11 20 Nov 2017 • Revisi Usulan Penelitian

12 23 July 2018 • Data selesai diteliti

13 30 July 2018 • Pengolahan Data

14 2 agustus • Pembuatan master 2018

84

15 6 agustus • Merapikan Bab III dan 2018 memulai penulisan Bab IV hasil dan pembahasan 16 8 agustus • Perbaikan Bab IV 2018 • Penulisan kesimpulan dan saran 17 13 agustus • Penulisan daftar pustaka 2018 dan lampiran

85