Pengembangan Gandum Dataran Rendah Melalui Uji
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENGEMBANGAN GANDUM DATARAN RENDAH MELALUI UJI ADAPTASI GENOTYPE DAN PERAKITAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN MAKANAN BERBASIS BIJI GANDUM (Triticum aestivum L.) DEVELOPMENT OF LOWLAND WHEAT THROUGH ADAPTATION OF GENOTYPE AND CREATION APPROPRIATE TECHNOLOGY OF FOOD PROCESSING BASED ON GRAINS WHEAT (Triticum aestivum L.) Oleh Nugraheni Widyawati, Sony Heru Priyanto, Djoko Murdono, Theresa Dwi Kurnia, Fakultas Pertanian UKSW- Salatiga Email: [email protected] Abstrak Dalam rangka meningkatkan kedaulatan pangan bangsa telah dilakukan penelitian tentang pengembangan gandum dataran rendah melalui uji adaptasi genotype dan perakitan teknologi tepat guna pengolahan makanan berbasis biji gandum, pada Juni 2013 hingga Desember 2013 berlokasi di Desa Tlogoweru, Kabupaten Demak dan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Penelitian ini bertujuan : 1. Mengetahui genotype yang tahan ditanam di dataran rendah. 2. Membuat booklet cara pengolahan makanan berbasis biji gandum. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dan explorasi. Pengujian adaptasi genotype dilakukan melalui penanaman 10 genotipe menggunakan Rancangan acak Kelompok dengan 3 Ulangan Perakitan teknologi tepat guna pengolahan makanan berbasis biji gandum dilakukan melalui tahapan :1. Penelusuran pustaka, 2. Penyusunan kerangka jenis olahan dan prosesnya, 3. Penyusunan resep olahan dan modifikasinya, 4. Percobaan pengolahan, 5. Pengujian organoleptik dan laboratories, 6. Penyusunan Booklet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. ada 6 genotipe yang bisa bertahan ditanam didataran rendah. 2. Telah berhasil disusun dan dicetak suatu booklet berisi 25 resep dan cara membuat makanan berbasis biji gandum. Kata kunci : dataran rendah, gandum , olahan, pengembangan. Abstract In order increasing the nation food defence , it has been done a research about lowland wheat development through the genotype adaptation and making the appropriate technology of food based on grains wheat, since June 2013 until December 2013, in Tlogoweru village, Demak Regency and in Satya Wacana Christian University- Salatiga. This research purposes : 1. To find out the the adaptable genotype in lowland area. 2. To producing a booklet about methode of making foods from grains wheat. This research used method of experiment and exploration. The Adaptabilities examination have been done of 10 genotype using Block Randomized design in three replications. The process to produce booklet are : 1. Study of reference, 2. making a concept the kind of food and how to made its 3. Preparation of recipe and modifications. 4. Food processing experiments. 5. Organoleptic and laboratory 1 assessment. 6. Preparation of Booklet. The result of this research are: 1. There are six genotype of wheat that survive in lowland area. 2. It has been successfully compiled and printed a booklet containing 25 recipes and how to make the foods based on grains wheat. Keyword : development, foods, lowland, wheat. PENDAHULUAN Pusat Studi Gandum UKSW, yang dibentuk tahun 2003, telah menjadi salah satu pelopor pengembangan gandum tropika. Permasalahan yang dihadapi sekarang ini antara lain jenis gandum yang dikembangkan masih terbatas pada varietas untuk dataran tinggi, produksinya belum optimal dan daya serap masyarakat masih rendah. Rendahnya daya serap ini antara lain karena belum mengetahui cara pengolahan hasil panennya yang berbentuk biji gandum. Selain itu di dataran tinggi masih banyak komoditas budidaya yang nilai kompetitifnya lebih tinggi daripada gandum, sehingga perlu ada upaya untuk mengembangkannya didataran menengah dan dataran rendah. Langkah awal untuk mengembangkan gandum dataran rendah adalah melalui penemuan genotype yang bisa beradaptasi sebagai calon materi untuk dikembangkan menjadi varietas dataran rendah. Uji adaptasi ini perlu dilakukan berulang-ulang karena genotype gandum tersebut akan mengalami cekaman lingkungan yang sangat berat sehingga peluangnya untuk menghasilkan turunan masih diragukan. Genotipe yang berhasil hidup dan menghasilkan biji dilanjutkan dengan uji multilokasi untuk menguji kemantapan sifatnya. Sejalan dengan upaya penemuan genotype gandum yang potensial dikembangkan di dataran rendah, masyarakat perlu mengetahui cara pengolahan biji gandum menjadi makanan siap saji. Hal ini penting sekali dilakukan untuk bisa meyakinkan masyarakat bahwa bangsa ini bisa memproduksi gandum dan hasilnya mudah diolah menjadi berbagai jenis makanan yang disukai masyarakat. Sejauh ini belum banyak informasi tentang cara mengolah biji gandum, sehingga biji gandum ini belum populer di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui genotype gandum yang bisa bertahan ditanam di dataran rendah 2. Menyusun booklet resep dan cara pengolahan makanan berbasis biji gandum. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013 hingga Desember 2013 di desa Tlogoweru, Kabupaten Demak dengan elevasi 10- 25 meter diatas permukaan laut untuk lokasi pengujian genotipe, serta di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga untuk explorasi olahan berbasis biji gandum. 2 Pengujian genotype dilakukan terhadap 10 genotipe dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 3 ulangan. Hasil pengamatan diuji menggunakan analisis Sidik Ragam dan untuk mengetahui perbedaan antar genotype diuji menggunakan Beda Nyata Jujur 5%. Sepuluh genotype yang diuji di dataran rendah adalah : OASIS/SKAUZ//4*BCN CMSS93Y04054M-1M-OY-OHTY, HP1744-01ND, LAJ3302/2*MO88 CMSS92Y0164T- 10Y-10M-10Y-010Y-5M-0Y-OHTY, RABE/2*MO88 CMSS92Y01634T-18Y-010M- 010Y-010Y-1M-0Y-OHTY, H-21, G-21, ALTAR 84/AE.SQUARROSA (129)//3*ESDA, MENEMEN, BASRIBEY, SELAYAR. Penyusunan paket teknologi tepat guna olahan makanan berbasis biji gandum dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :1. Penelusuran pustaka, 2. Penyusunan kerangka jenis olahan dan prosesnya, 3. Penyusunan resep olahan dan modifikasinya, 4. Percobaan pengolahan, 5. Pengujian organoleptik, 6. Penyusunan dan setting booklet.7. Pencetakan booklet Bahan dasar yang digunakan dalam eksplorasi makanan ini adalah biji gandum varietas Dewata hasil penanaman Pusat Studi Gandum Fakultas Pertanian UKSW-Salatiga. Biji gandum tersebut diolah dalam bentuk biji utuh, biji gandum giling kasar, biji gandum giling halus dan katul biji gandum. Jumlah panelis untuk tiap jenis masakan 30 orang. Olahan yang diuji sebanyak 25 jenis resep. Data dianalisis menggunakan analisis statistik sederhana yaitu dengan menghitung rerata hasil skoring dan nilai standar deviasinya. Adapun acuan nilai skoringnya adalah sebagai berikut: Kelayakan Jual : Sangat Layak (4); Layak (3); Kurang Layak (2); Tidak Layak (1) Kesukaan Panelis : Sangat Suka (4); Suka (3); Kurang suka (2); Tidak suka (1) HASIL dan PEMBAHASAN A. Tabel 1. Suhu udara dan curah hujan selama penelitian di Demak Bulan Suhu Maksimum Suhu minimum Curah huja (mm) Juni 36,2 25,4 0 Juli 36,2 25,4 0 Agustus 36,5 25,2 0 September 38,1 25,3 0 Oktober 37,5 25,1 0 Dari hasil pengamatan suhu udara, terlihat bahwa lokasi penanaman gandum di dataran rendah ini kisaran suhunya antara 25,1 -38,1. Tentu wilayah ini sangat tidak sesuai dengan 3 persyaratan tumbuh tanaman gandum. Al-Karaki (2012) menyebutkan bahwa suhu optimum tanaman gandum untuk hidup adalah 180C – 24oC. Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa sepuluh genotype gandum yang diteliti ini benar-benar hidup pada wilayah yang jangkauan suhu udaranya berada diluar batas optimalnya, yaitu jauh lebih tinggi dari batas suhu optimalnya. Dari aspek curah hujan, terlihat bahwa selama penanaman sepuluh genotype gandum tersebut berlangsung, di lokasi penelitian tidak ada hujan. Lahan penanaman gandum ini adalah lahan surjan, tetapi pada musim kemarau pasokan air dari irigasi tidak berjalan. Untuk mempertahankan kehidupan genotype tersebut dilakukan penyiraman dua hari sekali. Meskipun demikian, lahan percobaan sangat sering mengalami kekeringan. B. Pengujian adaptasi genotype Dilihat dari persentase tanaman yang mampu muncul dipermukaan tanah (field emergence) terlihat bahwa genotype Altar relatif paling rendah, sedangkan Oasis, dan Selayar relatif cukup tinggi yaitu melebihi 50%. Namun jika dilihat dari persentase yang mampu bertahan hidup hingga panen, tidak terlihat ada perbedaan nyata (Tabel 2). Tabel 2. Penampilan pertumbuhan dan hasil dari 10 genotipe yang ditanam di dataran rendah kabupaten Demak Tinggi % Berat Jumlah Tanaman % Seed Tanaman Jumlah 1000 Biji Genotipe saat emergence Bertahan Anakan biji per Panen Hidup (gram) Malai (cm) OASIS 61,04 b 15,73 a 17,33 a 2,46 a 22,62 a 13 a HP1744 39,33 b 5,08 a 16,11 a 1,27 a 19,96 a 10,65 a LAJ3302 40,92 b 15,32 a 18,31 a 3,26 a 21,21 a 18,88 a RABE/2*MO88 25,13 ab 14,30 a 14,17 a 1,10 a 7,78 a 7,4 a H-21 25,46 ab 9,67 a 18,13 a 0,48 a 8,33 a 6,67 a G-21 26,92 ab 14,26 a 18,61 a 1,12 a 6,03 a 5 a MENEMEN 27,75 ab 14,32 a 18,19 a 0,88 a 15,07 a 15,8 a BASRIBEY 43,33 b 11,92 a 16,99 a 1,26 a 13,25 a 10 a SELAYAR 54,58 b 10,72 a 17,67 a 1,96 a 20,08 a 15,31 a ALTAR 16,25 a 23,10 a 18,75 a 2,10 a 25,29 a 7,53 a Tinggi tanaman dari genotype yang bertahan hidup tidak berbeda nyata dan termasuk sangat rendah, yaitu berkisar antara 14,17 cm – 18,75 cm. Rata-rata tinggi tanaman gandum yang optimal misalnya varietas Dewata yang ditanam di dataran tinggi adalah 60 cm ( 4 Widyawati,2013). Dari hasil penanaman genotype di dataran rendah ini jelas sekali bahwa pertumbuhan genotype ini mengalami cekaman lingkungan yang berat, sehingga pertumbuhannya mengalami hambatan. Hal ini diduga terjadi karena beberapa hal yaitu : 1. Intensitas sinar matahari yang tinggi didataran rendah menyebabkan auxin yang