Quick viewing(Text Mode)

I Satuan Gramatikal Dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar Di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta

I Satuan Gramatikal Dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar Di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SATUAN GRAMATIKAL DAN DASAR PENAMAAN

KUE JAJANAN PASAR DI KIOS BERKAH BU HARJONO

PASAR LEMPUYANGAN KOTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Anindita Ayu Gita Coelestia

NIM: 174114039

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Coelestia, Anindita Ayu Gita. 2021. “Satuan Gramatikal dan Dasar Penamaan Jajanan Pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta”. Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini mengkaji satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yakni (i) satuan gramatikal nama kue jajanan pasar dan (ii) dasar penamaan nama kue jajanan pasar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan satuan gramatikal dan dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta.

Objek penelitian ini berupa nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak (pengamatan atau observasi), yaitu metode yang digunakan dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun, 2005: 242). Selanjutnya digunakan teknik catat dan teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat cakap adalah peneliti berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh informannya (Mahsun, 2005: 92). Serta digunakan pula teknik wawancara. Selanjutnya data yang sudah diklasifikasi dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik sisip, bagi unsur langsung (BUL), dan teknik baca markah. Selain itu, penelitian juga dilakukan dengan metode padan translasional. Kemudian peneliti menyajikan penelitian dengan metode formal, yaitu penyajian kaidah penggunaan bahasa dengan hal-hal yang mudah dilihat (visible), seperti tabel, diagram, bagan, gambar, dan grafik.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan satuan gramatikal nama kue jajanan pasar terdiri atas kata dan frasa. Kata terdiri atas kata asal dan kata majemuk. Nama-nama kue jajanan pasar yang berbentuk satuan gramatikal frasa endosentrik atributif dibedakan menjadi 20 jenis berdasarkan unsurnya. Kemudian 20 jenis frasa itu dikategorikan lagi berdasarkan jumlah katanya, yaitu terdiri dari (i) dua kata, (ii) tiga kata, dan (iii) empat kata.

Hasil penelitian pada dasar penamaan nama kue jajanan pasar, ditemukan tiga jenis dasar penamaan, yaitu (i) penamaan berdasarkan satu dasar, (ii) penamaan berdasarkan dua dasar, dan (iii) penamaan berdasarkan tiga dasar. Ketiga jenis tersebut kemudian dikategorikan lagi berdasarkan referennya.

Kata Kunci: satuan gramatikal, dasar penamaan, kue jajanan pasar

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Coelestia, Anindita Ayu Gita. 2021. “The Grammatical Unit and Basic Naming of Traditional in The Kiosk of Snack Berkah Bu Harjono Lempuyangan Market Yogyakarta City”. An Undergraduate Thesis Indonesia Letters Department, Faculty of Letters, Sanata Dharma University

This thesis discuses the grammatical unit and basic naming of traditional cake in the Kiosk of Snack Berkah Bu Harjono Lempuyangan Market Yogyakarta City. The problem formulation discussed in this research that is about (i) the grammatical unit of names of traditional cake and (ii) basic naming of names of traditional cake. The purpose of this research to describe the gramamatical unit and basic naming of traditional cake in the Kiosk of Snack Berkah Bu Harjono Lempuyangan Market Yogyakarta City. The research object is the names of traditional cake in the Kiosk of Snack Berkah Bu Harjono Lempuyangan Market Yogyakarta City. Data collection methods using the observation method, which is the method used by paying attention to language usage (Mahsun, 2005: 242). Next, researcher using note and simak bebas libat cakap technique. The simak bebas libat cakap technique is a researcher have a role as observer of language used by informant (Mahsun, 2005: 92). Then, using interview technique. And then, the classified data is analyzed using agih method and insert, bagi unsur langsung (BUL), and baca markah technique. Furthermore, research was also using the padan translasional method. Then, researcher present the research using formal method, that is present of principle language used with visible things, such as tables, diagrams, charts, pictures, and graph. Based on research, found the grammatical unit of names of traditional cake consist of words and phrases. Words consist original words and compounds. The names of traditional cake which is the grammatical unit of phrase endosentrik attributive distinguished by 20 different types based on the element. And then 20 different types of the phrase are recategorized by number of words, that is consist (i) two words, (ii) three words, and (iii) four words. Findings on basic naming of traditional cake, found three different types of basic naming, that is (i) naming based on one basis, (ii) naming based on two basis, and (iii) naming based on three basis. Then the third types recategorized by the referen.

Keywords: grammatical unit, basic naming, traditional cake

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...... v KATA PENGANTAR ...... vi ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix DAFTAR ISI ...... x DAFTAR TABEL ...... xv DAFTAR GAMBAR ...... xviii DAFTAR DIAGRAM ...... xx

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 3 1.3 Tujuan Penelitian ...... 3 1.4 Manfaat Hasil Penelitian ...... 4 1.4.1 Manfaat Teoretis ...... 4 1.4.2 Manfaat Praktis ...... 4 1.5 Tinjauan Pustaka ...... 4 1.6 Landasan Teori ...... 8 1.6.1 Kata ...... 8 1.6.2 Frasa ...... 10 1.6.3 Penamaan ...... 12 1.6.3.1 Peniruan Bunyi ...... 13 1.6.3.2 Penyebutan Bagian ...... 13 1.6.3.3 Penyebutan Sifat Khas ...... 13 1.6.3.4 Penemu dan Pembuat ...... 14

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.3.5 Tempat Asal ...... 14 1.6.3.6 Bahan ...... 14 1.6.3.7 Keserupaan ...... 15 1.6.3.8 Pemendekan ...... 15 1.6.3.9 Penamaan Baru ...... 15 1.7 Metode Penelitian ...... 16 1.8 Sistematika Penyajian ...... 18

BAB II SATUAN GRAMATIKAL NAMA KUE JAJANAN PASAR ...... 19 2.1 Pengantar ...... 19 2.2. Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Satuan Gramatikal Kata ...... 19 2.2.1 Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Kata Asal ...... 19 2.2.2 Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Kata Majemuk ...... 42 2.3 Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Frasa Endosentrik Atributif ...... 52 2.3.1 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP + Atr ...... 52 2.3.2 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Kue + Atr ...... 57 2.3.2.1 UP Kue + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 57 2.3.2.2 UP Kue + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 63 2.3.3 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Bolu + Atr ...... 69 2.3.3.1 UP Bolu + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 69 2.3.3.2 UP Bolu + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 71 2.3.3.3 UP Bolu + Atr dan Terdiri dari Empat Kata ...... 73 2.3.4 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP + Atr ...... 74 2.3.4.1 UP Roti + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 74 2.3.5 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Sus + Atr ...... 78 2.3.5.1 UP Sus dan Terdiri dari Dua Kata ...... 78 2.3.6 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Tahu + Atr ...... 82 2.3.6.1 UP Tahu + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 82 2.3.6.2 UP Tahu + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 84 2.3.7 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP -agar + Atr ...... 86 2.3.7.1 UP Agar-agar + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 86

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.3.7.2 UP Agar-agar +Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 87 2.3.8 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Arem-arem + Atr ...... 88 2.3.8.1 UP Arem-arem + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 89 2.3.8.2 UP Arem-arem + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 90 2.3.9 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Donat + Atr ...... 92 2.3.9.1 UP Donat + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 92 2.3.10 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP + Atr ...... 94 2.3.10.1 UP Pie + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 94 2.3.11 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Putu + Atr ...... 97 2.3.11.1 UP Putu + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 97 2.3.11.2 UP Putu + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 100 2.3.12 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Risol + Atr ...... 101 2.3.12.1 UP Risol + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 101 2.3.12.2 UP Risol + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 103 2.3.13 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Apem + Atr ...... 104 2.3.13.1 UP APem + Atr dan Terdiri dari Dua kata ...... 104 2.3.14 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Krekes + Atr ...... 106 2.3.14.1 UP Krekes + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 106 2.3.15 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Martabak + Atr ...... 108 2.3.15.1 UP Martabak + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 108 2.3.16 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Onde-onde + Atr ...... 109 2.3.16.1 UP Onde-onde + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 110 2.3.17 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP + Atr ...... 112 2.3.17.1 UP Pastel + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 112 2.3.18 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Puding + Atr ...... 114 2.3.18.1 UP Puding + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 114 2.3.19 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP + Atr ...... 115 2.3.19.1 UP Serabi + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 116 2.3.20 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur Atr + UP ...... 118 2.3.20.1 Atr + UP dan Terdiri dari Dua Kata ...... 118 2.3.20.2 Atr + UP dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 119

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III DASAR PENAMAAN NAMA KUE JAJANAN PASAR ...... 121 3.1 Pengantar ...... 121 3.2 Penamaan Berdasarkan Satu Dasar ...... 121 3.2.1 Penamaan Berdasarkan Kesepakatan Bersama/Konvensi ...... 121 3.2.2 Penamaan Berdasarkan Kesamaan Metaforis ...... 123 3.2.3 Penamaan Berdasarkan Sifat Idiomatis ...... 124 3.2.4 Penamaan Berdasarkan Dua Bahan ...... 126 3.3 Penamaan Berdasarkan Dua Dasar ...... 126 3.3.1 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bahan Isian ...... 127 3.3.2 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bahan Tambahan ...... 129 3.3.3 Penamaan Berdasarkan Produk dan Rasa ...... 130 3.3.4 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bahan Utama ...... 131 3.3.5 Penamaan Berdasarkan Produk dan Tempat Asal ...... 132 3.3.6 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bentuk ...... 133 3.3.7 Penamaan Berdasarkan Produk dan Kesamaan Metaforis ...... 134 3.3.8 Penamaan Berdasarkan Produk dan Cara Pengolahan ...... 135 3.3.9 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bungkusan ...... 136 3.3.10 Penamaan Berdasarkan Produk dan Unsur Nama Suku ...... 136 3.3.11 Penamaan Berdasarkan Produk dan Cara Penyajian ...... 137 3.3.12 Penamaan Berdasarkan Produk dan Tampilan ...... 137 3.3.13 Penamaan Berdasarkan Produk dan Warna ...... 138 3.3.14 Penamaan Berdasarkan Produk dan Dua Bentuk ...... 138 3.3.15 Penamaan Berdasarkan Bahan dan Produk ...... 139 3.3.16 Penamaan Berdasarkan Dua Bahan dan Bentuk ...... 139 3.3.17 Penamaan Berdasarkan Dua Bahan dan Bungkusan ...... 139 3.3.18 Penamaan Berdasarkan Bentuk dan Produk ...... 140 3.4 Penamaan Berdasarkan Tiga Dasar ...... 140 3.4.1 Penamaan Berdasarkan Produk, Cara Pengolahan, dan Bahan Utama 141 3.4.2 Penamaan Berdasarkan Produk, Bahan Utama, dan Bahan Tambahan141 3.4.3 Penamaan Berdasarkan Produk, Bahan Utama, dan Warna ...... 142 3.4.4 Penamaan Berdasarkan Produk, Bahan Isi, dan Rasa ...... 142

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.5 Penamaan Berdasarkan Produk, Bentuk, dan Rasa ...... 142 3.4.6 Penamaan Berdasarkan Produk, Bentuk, dan Alas ...... 143 3.4.7 Penamaan Berdasarkan Produk, Kesamaan Metaforis, dan Bahan Utama ...... 143 3.4.8 Penamaan Berdasarkan Tampilan, Bentuk, dan Produk ...... 144

BAB IV PENUTUP ...... 145 4.1 Kesimpulan ...... 145 4.2 Saran ...... 147

DAFTAR PUSTAKA ...... 148 LAMPIRAN ...... 158 BIOGRAFI ...... 178

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Kata Asal ...... 19 Tabel 2: Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Kata Majemuk ...... 42 Tabel 3: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP + Atr dan Terdiri dari Dua Kata 53 Tabel 4: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Kue + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 57 Tabel 5: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Kue + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 63 Tabel 6: Nama Kue Jajanan Pasar berunsur UP Bolu + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 69 Tabel 7: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Bolu + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 71 Tabel 8: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Roti + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 74 Tabel 9: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Sus + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 78 Tabel 10: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Tahu + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 82 Tabel 11: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Tahu + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata ...... 83 Tabel 12: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Agar-agar + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 85 Tabel 13: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Arem-arem + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 88 Tabel 14: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Donat + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 92 Tabel 15: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Pie + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 94 Tabel 16: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Putu + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 97

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 17: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Risol + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 101 Tabel 18: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Apem + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 104 Tabel 19: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Krekes + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 106 Tabel 20: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Martabak + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 108 Tabel 21: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Onde-onde + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 110 Tabel 22: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Pastel + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 112 Tabel 23: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Puding + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 114 Tabel 24: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Serabi + Atr dan Terdiri dari Dua Kata ...... 116 Tabel 25: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Kesepakatan Bersama/ Konvensi ...... 122 Tabel 26: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Kesamaan Metaforis ...... 123 Tabel 27: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Berdasarkan Sifat Idiomatis .. 125 Tabel 28: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Bahan Isian ...... 127 Tabel 29: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Bahan Tambahan 130 Tabel 30: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Rasa ...... 131 Tabel 31: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Bahan Utama .... 131 Tabel 32: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Tempat Asal ...... 133 Tabel 33: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Bentuk ...... 134 Tabel 34: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Kesamaan Metaforis ...... 134 Tabel 35: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Cara Pengolahan 135 Tabel 36: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Bungkusan ...... 136 Tabel 37: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Unsur Nama

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suku ...... 137

Tabel 38: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk, Cara Pengolahan, dan Bahan Utama ...... 141

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: apem ...... 21 Gambar 2: awuk-awuk ...... 22 Gambar 3: brownies ...... 23 Gambar 4: cemplon ...... 24 Gambar 5: combro ...... 24 Gambar 6: cotot ...... 25 Gambar 7: galundeng ...... 26 Gambar 8: gandos ...... 26 Gambar 9: getuk ...... 27 Gambar 10: kipo ...... 27 Gambar 11: ...... 28 Gambar 12: krekes ...... 28 Gambar 13: kue ‘ku’ ...... 29 Gambar 14: lemet ...... 30 Gambar 15: ...... 31 Gambar 16: madusari ...... 32 Gambar 17: mento ...... 32 Gambar 18: ongol-ongol ...... 34 Gambar 19: panada ...... 35 Gambar 20: putu ...... 37 Gambar 21: sagon ...... 38 Gambar 22: ...... 38 Gambar 23: sawut ...... 39 Gambar 24: timus ...... 40 Gambar 25: ...... 41 Gambar 26: bengawan solo ...... 42 Gambar 27: ...... 43 Gambar 28: carang gesing ...... 44 Gambar 29: ...... 44

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 30: jadah manten ...... 45 Gambar 31: mata kebo ...... 46 Gambar 32: mata roda ...... 47 Gambar 33: putri ...... 47 Gambar 34: sarang semut ...... 48 Gambar 35: semar mendem ...... 49 Gambar 36: songgo buwono ...... 50 Gambar 37: sosis solo ...... 50 Gambar 38: terang bulan ...... 51 Gambar 39: ketan bubuk ...... 54 Gambar 40: monte daun ...... 56 Gambar 41: ...... 59 Gambar 42: kue jongkong ...... 60 Gambar 43: ...... 62 Gambar 44: gulung ...... 64 Gambar 45: daun ...... 67 Gambar 46: roti sifon ...... 77 Gambar 47: sus ...... 79 Gambar 48: pie ayam ...... 95 Gambar 49: putu ayu ...... 98 Gambar 50: putu mayang ...... 99 Gambar 51: onde-onde ketawa ...... 111 Gambar 52: serabi kocor ...... 116 Gambar 53: serabi solo ...... 117 Gambar 54: roll cake ...... 118 Gambar 55: marble roll cake ...... 119

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1: Struktur Frasa Endosentrik Atributif ...... 17 Diagram 2: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolen Pisang ...... 53 Diagram 3: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Ketan Bubuk ...... 54 Diagram 4: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bakar ...... 55 Diagram 5: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Madusari Keju ...... 56 Diagram 6: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Monte Daun ...... 57 Diagram 7: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Bikang ...... 58 Diagram 8: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Bugis ...... 59 Diagram 9: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Jongkong ...... 60 Diagram 10: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lapis ...... 61 Diagram 11: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lumpur ...... 62 Diagram 12: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Talam ...... 63 Diagram 13: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lapis Gulung ...... 64 Diagram 14: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lapis Legit ...... 65 Diagram 15: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lumpur Kentang ...... 66 Diagram 16: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Mangkok Daun ...... 67 Diagram 17: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Talam Ubi ...... 68 Diagram 18: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Kukus ...... 70 Diagram 19: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Pisang ...... 70 Diagram 20: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Karamel Kismis ...... 71 Diagram 21: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Kukus Pisang ...... 72 Diagram 22: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Kukus Gula Aren ...... 73 Diagram 23: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Danish ...... 75 Diagram 24: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Kelapa ...... 75 Diagram 25: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Pisang ...... 76 Diagram 26: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Rainbow ...... 77 Diagram 27: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Shifon ...... 78 Diagram 28: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Sus Buah ...... 79

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Diagram 29: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Sus Éclair ...... 80 Diagram 30: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Sus Ragout ...... 80 Diagram 31: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Sus Vla ...... 81 Diagram 32: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Tahu Bintang ...... 82 Diagram 33: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Tahu Nugget ...... 83 Diagram 34: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Tahu Plastik ...... 84 Diagram 35: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Tahu Bakso Segitiga ...... 85 Diagram 36: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Agar-agar Buah ...... 86 Diagram 37: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Agar-agar Jagung ...... 87 Diagram 38: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Agar-agar Gula Jawa ...... 88 Diagram 39: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Arem-arem Ayam ...... 89 Diagram 40: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Arem-arem Tempe ...... 90 Diagram 41: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Arem-arem Bungkus Telur . 91 Diagram 42: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Donat Gula ...... 92 Diagram 43: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Donat Kentang ...... 93 Diagram 44: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Donat Lumer ...... 94 Diagram 45: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pie Ayam ...... 95 Diagram 46: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pie Buah ...... 96 Diagram 47: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pie susu ...... 97 Diagram 48: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Putu Ayu ...... 98 Diagram 49: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Putu Mayang ...... 99 Diagram 50: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Putu Ketan Hitam ...... 100 Diagram 51: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Risol Ayam ...... 102 Diagram 52: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Risol Mayo ...... 102 Diagram 53: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Risol Mayo Pedas ...... 103 Diagram 54: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Apem Kauman ...... 105 Diagram 55: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Apem Kentang ...... 105 Diagram 56: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Krekes Sayur ...... 106 Diagram 57: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Krekes Tape ...... 107 Diagram 58: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Martabak Sayur ...... 108 Diagram 59: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Martabak Telur ...... 109

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Diagram 60: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Onde-onde Ketan ...... 110 Diagram 61: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Onde-onde Ketawa ...... 111 Diagram 62: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pastel Ayam ...... 112 Diagram 63: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pastel Sayur ...... 113 Diagram 64: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Puding Coklat ...... 114 Diagram 65: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Puding Oreo ...... 115 Diagram 66: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Serabi Kocor ...... 116 Diagram 67: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Serabi Solo ...... 117 Diagram 68: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roll Cake ...... 119 Diagram 69: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Marble Roll Cake ...... 120

xxii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Topik penelitian pada tugas akhir ini adalah satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar

Lempuyangan Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan kota dengan segudang julukan, mulai dari kota pelajar, kota wisata, kota , hingga kota kuliner. Kuliner yang disuguhkan tak hanya makanan berat tapi juga makanan ringan seperti kue jajanan pasar. Beragam jenis kue jajanan pasar masih mudah ditemui di Kota Yogyakarta ini, salah satunya di Kios snack berkah Bu Harjono

Pasar Lempuyangan.

Kue menurut KBBI V merupakan penganan yang dibuat dari bahan yang bermacam-macam, dapat dibuat dalam berbagai bentuk, yang dikukus, digoreng, dipanggang. Jajanan pasar adalah nama lain dari berbagai macam kue atau makanan yang pada awalnya diperjualbelikan di pasar tradisional. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kue jajanan pasar pada topik ini adalah penganan yang dibuat dari bahan yang bermacam-macam, dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan cara pengolahan yang beragam dan biasanya diperjualbelikan di pasar tradisional. Berikut adalah beberapa contoh nama kue jajanan pasar.

(1) klepon (2) bolu kukus (3) serabi solo

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Nama kue jajanan pasar tersebut dapat dikaji dalam bentuk kata dan frasa.

Kata adalah satuan gramatikal yang terdiri dari satu morfem atau lebih yang menjadi unsur langsung pembentuk frasa atau kalimat (Baryadi, 2011:17).

Sedangkan frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa (Ramlan, 1987:151 dalam

Supriyadi, 2014:4). Klepon pada contoh (1) merupakan kata yang berbentuk kata asal, yakni kata yang menjadi asal pembentukan kata jadian (Baryadi, 2011:18).

Contoh (2) dan (3) adalah nama kue yang berbentuk frasa dengan struktur UP +

Atr, yaitu bolu dan serabi sebagai unsur pusat dan kukus dan solo sebagai atribut.

Kemudian nama-nama kue jajanan pasar tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan dasar penamaannya. Klasifikasi tersebut dapat berdasarkan jenis, cara pengolahan, kemasan, bentuk, asal daerah, dan lain-lain. Contoh (2) merupakan jenis kue yang dibedakan berdasarkan proses pengolahannya. Bolu adalah penganan yang dibuat dari adonan tepung terigu, telur, gula pasir, dan lain-lain.

Sedangkan kukus berarti cara pengolahan dengan cara diletakkan di atas uap air yang mendidih. Maka bolu kukus adalah penganan yang terbuat dari tepung terigu, gula pasir, dan lain-lain yang dimasak dengan cara dikukus. Contoh (3) serabi solo dapat diklasifikasikan berdasarkan asal daerah, yaitu jenis kue yang berasal dari Kota Solo dan terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan dan digoreng di atas arang.

Satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack

Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta dipilih sebagai topik dengan dengan tiga alasan. Pertama, peneliti merasa dekat dengan objek material

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

yang akan diteliti karena peneliti memiliki usaha dibidang produksi kue jajanan pasar. Kedua, beragamnya jenis kue jajanan pasar yang ada di Kota Yogyakarta khususnya di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan. Ketiga, belum pernah ada yang meneliti satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar. Ketiga hal itulah yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Apa saja satuan gramatikal nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah

Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta?

1.2.2 Apa saja dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah

Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut.

1.3.1 Mendeskripsikan satuan gramatikal nama kue jajanan pasar di Kios

Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta.

1.3.2 Mendeskripsikan dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack

Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa deskripsi satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota

Yogyakarta. Dengan demikian, manfaat teoretis dan praktis penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Mengembangkan teori pembentukan nama dalam bidang morfologi dan sintaksis. Selain itu, penelitian ini juga dapat memperkaya teori dasar penamaan pada bidang semantik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan penelitian satuan gramatikal dan dasar penamaan. Serta dapat digunakan untuk mendokumentasikan dalam bentuk daftar kekayaan kuliner khususnya tentang kue jajanan pasar sebagai salah satu unsur budaya yang dapat diperkenalkan pada masyarakat luas.

Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi penyusunan kamus kuliner dan menyempurnakan glosa atau menambah makna pada KBBI.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai struktur dan dasar penamaan dalam bahasa Indonesia sudah pernah dilakukan. Berikut ini terdapat empat hasil penelitian terdahulu yaitu

Vinantya (2015), Prahastuti (2016), Ikhsan (2017), dan Ravelianto (2017).

Vinantya (2015) pernah mengkaji struktur dan dasar penamaan. Dalam skripsinya yang berjudul “Nama Jenis Nasi di Indonesia: Tinjauan Struktur Frasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

dan Dasar Penamaan” data diperoleh dengan metode simak dan teknik simak bebas cakap yang didapat di internet, mencatat menu nasi di warung makan, resep masakan dan spanduk. Data tersebut dianalisis menggunakan metode agih dan metode padan. Metode agih dengan teknik sisip dan teknik baca markah digunakan untuk menganalisis struktur frasa nasi dan dasar penamaan jenis nasi.

Metode padan translasional digunakan untuk menganalisis nama nasi yang terbentuk dari bahasa di luar bahasa yang diteliti. Pada penelitian tersebut ditemukan struktur frasa nama nasi yang dibagi menjadi tiga, yaitu kata nominal

(N) + nominal (N), nominal (N) + verba (V), dan nominal (N) + adjektival (A).

Penelitian tersebut juga menemukan dasar penamaan jenis nasi yang dibagi menjadi sepuluh, yaitu (i) penamaan berdasarkan warna, (ii) penamaan berdasarkan cara pengolahan, (iii) penamaan berdaarkan lauk, (iv) penamaan berdasarkan sayur, (v) penamaan berdasarkan kemasan, (vi) penamaan berdasarkan porsi, (vii) penamaan berdasarkan asal daerah, (viii) penamaan berdasarkan bahasa daerah, (ix) penamaan berdasarkan bentuk, dan (x) penamaan berdasarkan keadaan.

Dalam skripsi yang berjudul “Satuan Lingual Nama Lauk dan Sayur Serta

Dasar Penamaannya Pada www.femina.co.id, www.cookpad.com dan Tujuh

Rumah Makan di Yogyakarta” Prahastuti (2016) menemukan satuan lingual pada nama lauk dan sayur yang meliputi kata, frasa, dan klausa. Peneliti juga menemukan delapan dasar penamaannya, yaitu (i) penamaan berdasarkan cara pengolahan, (ii) penamaan berdasarkan alat pengolahan, (iii) penamaan berdasarkan pengolahan, (iv) penamaan berdasarkan bahan tambahan, (v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

penamaan berdasarkan tempat asal, (vi) penamaan berdasarkan warna, (vii) penamaan berdasarkan rasa, dan (viii) penamaan berdasarkan bahan dasar. Data diperoleh dengan menggunakan metode simak dan teknik catat. Kemudian data dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

Metode agih dilanjutkan dengan teknik baca markah dan teknik ganti digunakan untuk menganalisis satuan lingual nama lauk dan sayur. Sedangkan untuk menganalisis dasar penamaan lauk dan sayur digunakan metode padan.

Ikhsan (2017) pernah menulis skripsi dengan judul “Jenis, Struktur, dan

Dasar Penamaan Nama Badan Usaha di Jalan Pakem-Turi Kecamatan Pakem,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada September-November

2019”. Pada penelitian itu ditemukan jenis nama badan usaha yang dibedakan menjadi nama badan usaha dagang dan jasa. Kemudian struktur nama badan usaha yang ditemukan dibagi menjadi empat jenis, yaitu (i) frasa nama badan usaha yang terdiri dari dua kata, (ii) frasa nama badan usaha yang terdiri dari tiga kata,

(iii) frasa nama badan usaha yang terdiri dari empat kata, dan (iv) frasa nama badan usaha yang terdiri lebih dari empat kata. Sedangkan dasar penamaan nama badan usaha yang ditemukan dibedakan menjadi 80 jenis berdasarkan referennya dengan (jenis usaha dan pemilik) dan (jenis usaha dan harapan).

Penelitian tentang struktur dan dasar penamaan pernah dilakukan oleh

Ravelianto (2017) dalam skripsinya berjudul “Struktur dan Dasar Penamaan

Sambal di Delapan Rumah Makan di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan

Kota Yogyakarta”. Dalam penelitian itu struktur nama dibedakan menjadi tiga, yaitu (i) FN Atr yang terdiri dari dua kata, meliputi UP + Atr kata asal, UP +

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Atr kata jadian, dan UP + Atr kata serupa kata ulang, (ii) FN Atr yang terdiri dari tiga kata, yaitu UP (UP+Atr) + Atr kata asal, UP + Atr (UP+Atr), UP + Atr

(UP+UP), dan UP + Atr (UP+Atr kata serupa kata ulang), dan (iii) FN Atr yang terdiri dari empat kata, meliputi UP (Up + Atr) + Atr (UP + Atr), UP + Atr

(UP+UP+Atr), dan UP (UP +Atr) + Atr (UP + UP). Sedangkan dasar penamaan juga dibagi menjadi tiga, yaitu (i) dasar penamaan sambal yang terdiri dari dua kata, (ii) dasar penamaan sambal yang terdiri dari tiga kata, dan (iii) dasar penamaan sambal yang terdiri dari empat kata. Data penelitian dikumpulkan dengan metode simak dan dianalisis dengan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung dan metode padan referensial.

Penelitian di atas memaparkan tentang jenis, struktur, satuan lingual, dan dasar penamaan. Data penelitian yang sudah pernah diteliti meliputi, nama jenis nasi di Indonesia, nama lauk dan sayur, nama badan usaha di Jalan Pakem-Turi

Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada

September-November 2019, dan nama sambal di delapan rumah makan di

Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, penelitian tentang satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar belum pernah dilakukan. Maka penelitian tentang satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu

Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta layak untuk dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

1.6 Landasan Teori

Penelitian ini akan membahas tentang satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota

Yogyakarta. Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah satuan gramatikal berupa kata dan frasa dan teori dasar penamaan.

1.6.1 Kata

Kata disebut sebagai satuan gramatikal terbesar dalam bidang morfologi, namun dalam bidang sintaksis kata dipahami sebagai satuan gramatikal terkecil.

“Kata dapat dimengerti sebagai satuan gramatikal yang terdiri dari satu morfem atau lebih yang menjadi unsur langsung pembentuk frasa atau kalimat. Dari definisi tersebut, tampak bahwa kata mengandung ciri (i) satuan gramatikal atau satuan kebahasaan yang mengandung arti, (ii) berunsur satu morfem atau lebih, dan (iii) unsur langsung pembentuk frasa atau kalimat. Sebagai contoh dia, sedang, menulis, dan surat dalam kalimat Dia sedang menulis surat masing-masing merupakan kata karena memenuhi tiga ciri” (Baryadi, 2011:17).

Berdasarkan bentuknya, kata dibedakan menjadi dua, yakni kata asal dan kata jadian. Kata asal merupakan kata yang menjadi asal pembentukan kata jadian.

Menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata asal adalah kata yang terdiri dari satu morfem atau kata monomorfemik. Sedangkan kata jadian adalah kata yang merupakan hasil penggabungan dua morfem atau lebih. Oleh karena itu, kata jadian juga disebut dengan kata polimorfemik.

Dalam morfologi dikenal juga istilah proses morfologis. Proses morfologis adalah proses pengubahan bentuk dasar menjadi kata jadian. Ada tujuh proses morfologis, yaitu (i) pengimbuhan, (ii) pengulangan, (iii) pemajemukan, (iv) modifikasi internal, (v) suplesi, (vi) modifikasi kosong, dan (vii) pemendekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Pengimbuhan atau afiksasi (affixation) adalah pembentukan kata jadian dengan cara melekatkan imbuhan pada bentuk dasar.

a. di- + ambil → diambil

b. –em + getar → gemetar

c. –an + undang → undangan

d. Ke-an + aman → keamanan

Pengulangan atau reduplikasi (reduplication) adalah pembentukan kata jadian dengan cara mengulang bentuk dasar.

e. anak → anak-anak

f. balik → bolak-balik

g. mobil → mobil-mobilan

h. bertanya → bertanya-tanya

i. memukul → memukul-mukul

j. memukul → pukul-memukul

Pemajemukan atau komposisi (composition) adalah pembentukan kata jadian dengan memadukan dua bentuk dasar atau lebih.

k. kamar+mandi → kamar mandi

l. ambil + alih → ambil alih

m. kepala + sekolah → kepala sekolah

n. buru + sergap → buru sergap

Modifikasi internal atau perubahan internal (internal modification) adalah proses pembentukan kata jadian dengan cara mengubah vokal pada bentuk dasar.

o. foot ‘kaki’ + plural → feet ‘kaki-kaki’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

p. sing ‘menyanyi’ + past → sang

Suplesi adalah pembentukan kata jadian dengan cara mengubah bentuk dasar secara total.

q. go + past → went

r. good + -er → better

Modifikasi kosong atau tanpa perubahan (zero modification) adalah pembentukan kata jadian dengan tanpa mengubah bentuk dasarnya.

s. cut ‘memotong’ + past → cut

t. put ‘menaruh’ + past → put

Pemendekan atau abreviasi (abbreviation) adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian bentuk dasar atau kombinasi bentuk dasar sehingga menjadi bentuk baru yang lebih pendek (Kridalaksana 1989: 159 dalam Baryadi, 2011:

27).

u. sekolah dasar → SD

v. penelitian dan pengembangan → litbang

w. tidak → tak

x. ibu → bu

y. kilometer → km

1.6.2 Frasa

Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa (Ramlan, 1987:151 dalam Supriyadi, 2014:4).

Frasa memiliki dua ciri, yaitu (i) merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kata atau lebih, dan (ii) tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Batasan itu ialah unsur S, P, O, Pel, dan Ket. Contoh frasa adalah sebagai berikut.

(4) Gedung sekolah itu

(5) Yang sedang membaca

(6) Pergi

(7) Sakit sekali

(8) Kemarin pagi

(9) Di halaman

Apabila frasa itu terdiri dari tiga kata atau lebih, untuk dapat menentukan unsurnya harus diperhatikan prinsip hirarki dalam bahasa. Misalnya frasa (4) itu terdiri dari tiga kata, yaitu gedung, sekolah, dan itu. Kata itu mungkin saja berkaitan dengan kata gedung dan mungkin saja berkaitan dengan kata sekolah.

Dengan demikian frasa tersebut terdiri dari dua unsur. Jika digambarkan dalam diagram adalah sebagai berikut.

gedung sekolah itu gedung sekolah itu

gedung sekolah itu gedung sekolah itu

gedung sekolah sekolah itu

Frasa endosentrik adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsur maupun salah satu dari unsurnya. Persamaan distribusi itu dapat dilihat dari uraian di bawah ini.

(10) dua orang mahasiswa sedang membaca buku di perpustakaan (10a) dua orang – sedang membaca buku baru di perpustakaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

(10b) mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan

Frasa dua orang mahasiswa pada kalimat (10) memiliki distribusi yang sama baik dengan unsur dua orang maupun dengan unsur mahasiswa. Frasa endosentrik dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu (i) frasa endosentrik yang koordinatif, (ii) frasa endosentrik yang atributif, dan (iii) frasa endosentrik yang apositif.

Frasa endosentrik koordinatif terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraan itu dibuktikan dengan kata penghubung dan atau atau.

(11) suami istri (11a) suami dan istri (11b) suami atau istri

Frasa endosentrik atributif terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Frasa ini tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau.

(12) baju baru (13) istri muda

Frasa endosentrik apositif memiliki unsur yang dapat menggantikan satu sama lain. Contohnya adalah kata Jokowi dan presiden pada kalimat berikut.

(14) Presiden ketujuh RI, Jokowi dulunya adalah gubernur DKI Jakarta

Unsur presiden menerangkan Jokowi, begitu juga sebaliknya.

1.6.3 Penamaan

Penamaan atau pemberian nama adalah soal konvensi atau perjanjian belaka di antara sesama anggota suatu masyarakat bahasa (Aristoteles). Dasar penamaan dibagi menjadi sembilan, yaitu peniruan bunyi, penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penemu dan pembuat, tempat asal, bahan, keserupaan, pemendekan, dan penamaan baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

1.6.3.1 Peniruan Bunyi

Peniruan bunyi berdasarkan bunyi atau suara yang ditimbulkan dari benda tesebut. Kata yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi itu disebut onomatope.

Sebagai contoh adalah gong, penamaan tersebut karena bunyi yang dikeluarkan

“gong”. Contoh lain adalah binatang tokek. Pemberian nama tokek karena bunyinya “tokek”. Kata-kata yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi ini sebenarnya tidak persis sama, hanya mirip saja. Pertama, karena benda atau binatang yang mengeluarkan bunyi itu tidak mempunyai alat fisiologis seperti manusia. Kedua, karena sistem fonologi setiap bahasa tidak sama.

1.6.3.2 Penyebutan Bagian

Penamaan suatu benda atau konsep berdasarkan bagian dari benda itu, biasanya berdasarkan ciri khas yang dari benda tersebut dan yang sudah diketahui umum. Misalnya kata kepala dalam kalimat Setiap kepala menerima bantuan beras 10 kg. Kepala yang dimaksud bukan hanya arti kepala sebagai bagian dari tubuh melainkan seluruh orang sebagai satu kesatuan (pars prototo, menyebut sebagian untuk keseluruhan).

Contoh lainnya yaitu kata Indonesia dalam kalimat Indonesia memenangkan medali emas di olimpiade. Kata Indonesia yang dimaksud adalah tiga orang atlet panahan putra (tótem pro parte, menyebut keseluruhan untuk sebagian).

1.6.3.3 Penyebutan Sifat Khas

Penyebutan sifat khas adalah penamaan sesuatu benda berdasarkan sifat yang khas yang ada pada benda itu yang hampir sama dengan pars pro toto. Peristiwa ini disebut sebagai peristiwa semantik karena terjadi perubahan dari kata sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

menjadi kata benda. Contohnya adalah orang yang kepalanya botak disebut si botak.

1.6.3.4 Penemu dan Pembuat

Nama benda dalam kosa kata bahasa Indonesia yang dibuat berdasarkan nama penemunya, nama pabrik pembuatnya, atau nama dalam peristiwa sejarah disebut dengan istilah appelativa. Nama benda yang berasal dari nama orang, misalnya kondom yaitu sejenis alat kontrasepsi yang dibuat oleh Dr. Condom. Purusahaan

Martha Tilaar ini berasal dari nama pendirinya, yaitu Dr. Marta Tilaar. Dari peristiwa sejarah banyak juga kita dapati nama orang atau nama kejadian yang kemudian menjadi kata umum. Misalnya, kata boikot, bayangkara, laksamana,

Lloyd, dan .

1.6.3.5 Tempat Asal

Sejumlah nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama tempat asal benda tersebut. Misalnya kata magnit berasal dari nama tempat Magnesia; kata kenari, yaitu nama sejenis burung, berasal dari nama pulau kenari di Afrika; kata sarden atau ikan sarden, berasal dari nama pulau Sardinia di Italia; kata klonyo berasal dari au de Cologne artinya air dari kuelen, yaitu nama kota di Jerman Barat.

1.6.3.6 Bahan

Ada sejumlah benda yang namanya diambil dari nama bahan pokok benda itu. Misalnya, karung yang dibuat dari goni yaitu sejenis serat tumbuh-tumbuhan yang dalam bahasa latin disebut Corchorus capsularis, disebut juga goni atau guni. Contoh lain, kaca adalah nama bahan. Lalu barang-barang lain yang dibuat dari kaca seperti kaca mata, kaca jendela, dan kaca spion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

1.6.3.7 Keserupaan

Dalam praktik berbahasa banyak kata yang digunakan secara metaforis.

Artinya kata itu digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya dipersamakan atau diperbandingkan dengan makna leksikal dari kata itu. Misalnya kata kaki pada frase kaki meja dan kaki kursi menunjukkan kesamaan ciri, yakni “terletak pada bagian bawah”. Contoh lain adalah kata kepala pada kepala kantor, kepala surat dan kepala meja. Kata kepala memiliki kesamaan makna dengan salah satu komponen makna leksikal dari kata kepala, yaitu “bagian yang sangat penting pada manusia” yakni pada kepala kantor, “terletak sebelah atas” yakni pada kepala surat, dan “berbentuk bulat” yakni pada kepala paku. Malah kemudian, kata-kata seperti kepala ini dianggap sebagai kata yang polisemi, kata yang memiliki banyak makna.

1.6.3.8 Pemendekan

Penamaan yang didasarkan pada hasil penggabungan unsur-unsur huruf dan beberapa suku kata yang digabungkan menjadi satu. Misalnya rudal untuk peluru kendali, iptek untuk ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tipikor untuk tindak pidana korupsi. Kata-kata yang terbentuk sebagai hasil pemendekan ini lazim disebut akronim.

1.6.3.9 Penamaan Baru

Penamaan baru dibentuk untuk menggantikan kata atau istilah lama yang sudah ada karena kata atau istilah lama yang sudah ada dianggap kurang tepat, kurang rasional, tidak halus atau kurang ilmiah. Misalnya, kata pariwisata untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menggantikan kata turisme, darmawisata untuk piknik, dan karyawan untuk mengganti kata kuli atau buruh.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian tentang “Satuan Gramatikal dan Dasar Penamaan Kue Jajanan

Pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta.” ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Langkah-langkah penelitian bahasa meliputi pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Data penelitiannya berupa nama-nama kue jajanan pasar. Sumber data diperoleh dari sumber data lisan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak (pengamatan atau observasi), yaitu metode yang digunakan dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun, 2005: 242).

Selanjutnya digunakan teknik catat dan teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat cakap adalah peneliti berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh informannya (Mahsun, 2005: 92). Serta digunakan pula teknik wawancara dengan melibatkan dua orang informan, yaitu Ibu Harjono (73) dan

Ibu Santi (45) selaku pemilik dan anak pemilik Kios Snack Berkah Bu Harjono

Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta.

Selanjutnya data yang sudah diklasifikasi dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik sisip, bagi unsur langsung (BUL), dan teknik baca markah.

Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk membagi satuan data ke dalam beberapa bagian atau unsur. Misalnya frasa bolu kukus, bolu sebagai unsur pusat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

(UP) dan kukus sebagai atribut. Teknik ini dapat dijabarkan dengan diagram sebagai berikut.

bolu kukus

bolu kukus UP Atr

Diagram 1: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Kukus

Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara melihat langsung pemarkah yang bersangkutan (Sudaryanto, 2015: 129). Misalnya data berupa frasa bolu kukus. Frasa tersebut merujuk pada jenis kue yang dimasak dengan cara dikukus. Selain itu, penelitian juga dilakukan dengan metode padan translasional.

Metode padan translational adalah metode padan yang alat penentunya berasal dari bahasa lain. Bahasa lain yang dimaksud adalah bahasa di luar bahasa yang diteliti. Contohnya adalah frasa pada data (15) . Cucur pada frasa tersebut diambil dari bahasa Jawa cur yang berarti menuang pada cetakan/loyang.

Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan metode formal, yaitu penyajian kaidah penggunaan bahasa dengan hal-hal yang mudah dilihat (visible), seperti tabel, diagram, bagan, gambar, dan grafik.

1.8 Sistematika Penyajian

Tugas akhir ini terdiri atas empat bab. Pada bab I diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

landasan teori, dan metode penelitian. Bab II berisi deskripsi satuan gramatikal nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan

Kota Yogyakarta. Bab III berisi deskripsi dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Bab IV berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

SATUAN GRAMATIKAL NAMA KUE JAJANAN PASAR

DI KIOS SNACK BERKAH BU HARJONO PASAR LEMPUYANGAN

KOTA YOGYAKARTA

2.1 Pengantar

Pada bab ini, dibahas satuan gramatikal nama kue jajanan pasar di Kios Snack

Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini ditemukan dua satuan gramatikal berbentuk kata dan frasa. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai nama kue jajanan pasar berbentuk satuan gramatikal kata dan frasa.

2.2 Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Satuan Gramatikal Kata

Dalam subbab ini, nama kue jajanan pasar berbentuk satuan gramatikal kata terdiri atas kata asal dan kata majemuk.

2.2.1 Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Kata Asal

Berikut adalah nama-nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal.

Tabel 1: Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Kata Asal

No Nama Kue Jajanan Pasar 16 agar-agar 17 apem 18 arem-arem 19 awuk-awuk (hawuk-hawuk) 20 bakpao 21 bolu 22 brownies 23 cakwe 24 cemplon 25 combro

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

26 cotot 27 donat 28 galundeng 29 gandos 30 getuk 31 kipo 32 klepon 33 krekes 34 kroket 35 kue 36 kue 'ku' 37 lemet 38 lemper 39 40 lupis 41 madusari 42 martabak 43 mento 44 miesoa 45 moci 46 monte 47 48 onde-onde 49 ongol-ongol 50 panada 51 pancake 52 pastel 53 pie 54 puding 55 pukis 56 putu 57 risoles (risol) 58 roti 59 sagon 60 samosa 61 sawut 62 schotel (skotel) 63 serabi 64 sus 65 tahu 66 timus 67 tiramisu 68 wajik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Agar-agar (16) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, agar-agar adalah kata yang terdiri dari satu morfem, yaitu morfem-asal bebas yang mengandung pengulangan fonem. Yuliani dkk (2012: 102) mendeskripsikan agar-agar sebagai salah satu produk olahan yang berasal dari rumput laut jenis Gracilaria sp. dan

Gelidium sp. dengan cara ekstraksi.

Gambar 1: apem [Sumber: id.pinterest.com]

Pada data (17), nama kue jajanan pasar apem merupakan kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, apem adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, apem memiliki makna ‘sejenis kue tradisional yang terbuat dari bahan baku utama tepung beras’ (Nurhayati dkk.,

2014: 131).

Data (18) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, arem-arem adalah kata yang terdiri dari satu morfem, yaitu morfem-asal bebas yang mengandung pengulangan fonem. Sebagai sebuah kata, arem-arem memiliki makna ‘penganan yang berasal dari daerah Jawa berbahan baku beras diaron menggunakan santan dan diisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

daging cincang berbumbu, proses pemasakan arem-arem tidak jauh berbeda dengan buras’ (Kriswandono, 2009 dalam Skripsi Dasmita, 2018: 5).

Gambar 2: awuk-awuk [Sumber: cookpad.com]

Nama kue jajanan pasar pada data (19) berbentuk kata asal karena terdiri dari satu morfem, yaitu morfem-asal bebas yang mengandung pengulangan fonem.

Sebagai sebuah kata, awuk-awuk (hawuk-hawuk) memiliki makna ‘penganan yang terbuat dari bahan baku tepung ketan, kelapa parut, gula pasir, dan pewarna makanan’ (Nurhayati dkk., 2014: 135).

Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, data (20) adalah nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal karena terdiri dari satu morfem. Kata bakpao dideskripsikan dalam Ensiklopedia Jakarta adalah makanan sejenis roti yang dibuat dengan mencampurkan ragi ke dalam adonan tepungnya. Bentuknya bulat, berwarna putih, dan umumnya dimasak dengan cara kukus. Bakpao merupakan makanan tradisional Tiongkok yang sangat populer di Indonesia. Kata bakpao berasal dari bahasa Hokkian, bak artinya daging, sedangkan pao artinya bungkusan yang terbuat dari adonan tepung. Jadi bakpao dapat dimaknai sebagai bungkusan berisi daging.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Data (21) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, bolu adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai sebuah kata, bolu memiliki makna ‘kue berbahan dasar tepung biasanya menggunakan tepung terigu, gula, dan telur’ (Dede Ahmad dkk., 2014 dalam Raraswati, 2015: 3).

Gambar 3: brownies [Sumber: kompas.com]

Brownies (22) dalam bahasa Inggris berarti ‘kue coklat’ merupakan nama kue jajanan pasar yang berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, brownies adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Khotijah

(2015: 9) dalam skripsinya menjelaskan pengertian brownies adalah sejenis kue yang termasuk kelompok cake yang berwarna coklat kehitaman dengan tekstur sedikit lebih keras dari pada cake.

Cakwe pada data (23) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, cakwe adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, cakwe memiliki makna ‘makanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

tradisional masyarakat Tionghoa, yang dalam dialek Hokkian berarti “hantu yang digoreng”’ (Ensiklopedia Jakarta).

Gambar 4: cemplon [Sumber: cakesusumoo.com]

Data (24) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, cemplon adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai sebuah kata, cemplon memiliki makna ‘nama penganan dari ketela pohon diparut diisi gula merah kemudian digoreng’ (Mangunsuwito, 2017:

232).

Gambar 5: combro [Sumber: dapurkobe.co.id]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Combro (25) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata combro terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, combro memiliki makna ‘penganan yang terbuat dari parutan singkong yang dibentuk bulat yang bagian dalamnya diisi dengan sambal kemudian digoreng, karena itulah dinamai combro yang merupakan kependekan dari oncom di jero (Bahasa Sunda)’ (Harianto dkk., 11).

Gambar 6: cotot [Sumber: cookpad.com]

Data (26) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, cotot adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Dikutip dari sumber www.budaya-indonesia.org, cotot merupakan olahan singkong yang diisi dengan gula pasir atau gula aren kemudian digoreng.

Nama jajanan pasar pada contoh data (27) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, donat adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama kue jajanan pasar donat memiliki makna ‘roti yang tengahnya berlubang seperti atau huruf O dalam abjad latin, donat termasuk roti tetapi diolah dengan cara digoreng’ (Ensiklopedia

Jakarta).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Gambar 7: galundeng [Sumber: id.pinterest.com]

Galundeng (28) adalah nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, galundeng terdiri dari satu morfem. Menurut sumber kompas.com, galundeng merupakan sebutan untuk roti goreng di Yogyakarta. Penganan ini bertabur wijen, bagian luarnya garing dengan tekstur lembut di dalamnya.

Gambar 8: gandos [Sumber: bolakeluarga.com]

Nama jajanan pasar pada contoh data (29) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, gandos adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Dikutip dari sumber www.budaya-indonesia.org,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

gandos adalah penganan yang terbuat dari adonan tepung beras dicampur santan kelapa dan ditambah garam secukupnya.

Gambar 9: getuk [Sumber: tribunnewswiki.com]

Getuk (30) adalah nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, getuk terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, Koir dkk (2017: 88) mendeskripsikan getuk sebagai salah satu jajanan tradisional yang masih mudah ditemui di pasar tradisional maupun toko-toko kue, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Getuk memiliki rasa manis dengan tekstur yang lembut, sehingga banyak diminati masyarakat.

Gambar 10: kipo [Sumber: tribunnewswiki.com]

Data (31) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kipo adalah kata yang terdiri dari satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

morfem. Sebagai sebuah kata, kipo memiliki makna ‘seperti kue semi-basah yang merupakan perpaduan antara tepung beras ketan, kelapa, dan gula aren atau gula jawa’ (Malida, 2015: 4).

Gambar 11: klepon [Sumber: cookpad.com]

Klepon pada contoh (32) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata klepon terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama jajanan pasar klepon memiliki makna ‘makanan yang terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk seperti bola-bola kecil dan diisi dengan gula merah lalu direbus dalam air mendidih’ (Harianto dkk., 33-34).

Gambar 12: krekes [Sumber: resepkoki.id]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Data (33) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, krekes adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai sebuah kata, krekes merupakan penganan yang terbuat dari dua tangkup biskuit yang diberi isi lalu digoreng.

Nama jajanan pasar pada contoh data (34) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kroket adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama kue jajanan pasar kroket memiliki makna ‘hidangan pembuka panas yang merupakan salah satu jenis hidangan kontinental, terbuat dari bahan berkarbohidrat dan berprotein hewani yang ditambahkan dengan sayuran’ (Jumiati, 2015 dalam Lasria, 2018: 3).

Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, data (35) merupakan kata asal karena terdiri dari satu morfem. Khasanah (2017: 5) mendefinisikan kue adalah segala macam yang dapat disantap dan dimakan di samping makanan utama nasi, lauk-pauk, dan buah-buahan.

Gambar 13: kue ‘ku’ [Sumber: resepkoki.id]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Nama kue ‘ku’ pada contoh data (36) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kue ‘ku’ adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama kue jajanan pasar kue ‘ku’ memiliki makna ‘penganan yang terbuat dari tepung ketan dengan isian kacang hijau manis atau kacang merah. Bentuknya agak bulat lonjong mirip tempurung kura-kura, sehingga ada juga yang menyebutnya sebagai kue kura-kura’

(Ensiklopedia Jakarta).

Gambar 14: lemet [Sumber: resepkoki.id]

Lemet pada contoh (37) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata lemet terdiri dari satu morfem.

Dikutip dari sumber www.budaya-indonesia.org, lemet adalah kue berbahan dasar singkong parut dengan isian unti dan disajikan dengan cara dibungkus daun pisang.

Pada contoh (38), nama jajanan pasar lemper berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, lemper adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama jajanan pasar lemper memiliki makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

‘penganan yang terbuat dari ketan yang dikukus dan biasanya berisi abon atau cincangan daging ayam, dan dibungkus menggunakan daun pisang’ (Harianto dkk, 51).

Lumpia pada contoh (39) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata lumpia terdiri dari satu morfem. Dalam Ensiklopedia Jakarta, lumpia memiliki makna ‘makanan ringan yang terdiri dari campuran rebung muda, telur, sayuran segar, dan daging atau makanan laut, di dalam sebuah gulungan terbuat dari lembaran tipis tepung gandum’.

Gambar 15: lupis [Sumber: resepkoki.id]

Pada data (40), nama kue jajanan pasar lupis berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, lupis adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Dikutip dari sumber www.budaya-indonesia.org, lupis adalah kue yang terbuat dari beras ketan dan diberi kelapa parut dan gula aren untuk memberi rasa manis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Gambar 16: madusari [Sumber: cookpad.com]

Madusari (41) adalah penganan yang terbuat dari parutan singkong, telur, gula, santan dan bahan lain yang dimasak dengan cara dikukus. Nama pada data

(41) berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata madusari terdiri dari satu morfem.

Data (42) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, martabak adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Martabak merupakan penganan yang terbuat dari kulit lumpia yang diberi isi sayuran atau telur kemudian dilipat menjadi kotak dan digoreng.

Gambar 17: mento [Sumber: sajiansedap.grid.id]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Mento pada data (43) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata mento terdiri dari satu morfem.

Khasanah (2017: 5-6) menjelaskan bahwa mento adalah salah satu kue nusantara yang terbuat dari tepung terigu yang dibuat dadar dan diisi dengan daging cincang. Setelah dilipat seperti risoles kemudian disiram dengan santan kental dan dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus.

Data (44) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, miesoa adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Miesoa merupakan mie kecil berwarna bening yang dimasak dengan bumbu lalu dikukus dan dipotong-potong menjadi kotak kemudian dicelup telur dan digoreng.

Data (45) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, moci adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Rahayu (2017: 3) menjelaskan moci adalah kue yang berasal dari tepung beras ketan yang memiliki tekstur lembut dan kenyal.

Nama jajanan pasar pada contoh data (46) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, monte adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama kue jajanan pasar monte memiliki makna ‘penganan yang terbuat dari bahan baku sagu mutiara, gula pasir, dan kelapa parut’ (Nurhayati dkk. 2014: 135).

Nagasari (47) merupakan nama jajanan pasar berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata nagasari terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama jajanan pasar nagasari memiliki makna ‘sejenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

kue tradisional yang terbuat dari bahan baku utama tepung beras dan dimasak dengan cara dikukus’ (Nurhayati dkk., 2014: 131)

Onde-onde (48) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal.

Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, onde-onde adalah kata yang terdiri dari satu morfem, yaitu morfem-asal bebas yang mengandung pengulangan fonem. Onde-onde adalah jajanan pasar yang popular di Indonesia, yang diolah dari bahan dasar tepung ketan yang berbentuk bulat dan dilumuri oleh wijen, dan biasanya dijual di pedagang kaki lima (Misty, Littlewood and Mark Littewood,

2008 dalam Giliestyaningrum, 2016: 19).

Gambar 18: ongol-ongol [Sumber: id.tastemade.com]

Nama kue jajanan pasar pada data (49) berbentuk kata asal karena terdiri dari satu morfem, yaitu morfem-asal bebas yang mengandung pengulangan fonem.

Sebagai sebuah kata, ongol-ongol memiliki makna ‘kue tradisional terbuat dari sagu berwarna kecoklatan dan mempunyai tekstur lunak’ (Pakaya dkk, 2014:

120).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Gambar 19: panada [Sumber: id.pinterest.com]

Pada data (50), nama kue jajanan pasar panada berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, panada adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Ensiklopedia Jakarta menjelaskan pengertian panada adalah kudapan olahan berbahan ikan yang mendapat pengaruh dari “”, sejenis kue di Galisia, sebuah wilayah otonomi di Spanyol. Empanada berasal dari kata empenar yang artinya membungkus atau melapisi kue, maksudnya adalah isian makanan di dalam roti atau kue.

Pancake (51) berasal dari bahasa Belanda, yaitu . Data (51) ini merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata pancake terdiri dari satu morfem. Dalam Ensiklopedia

Jakarta, pancake memiliki makna ‘sejenis kue dadar berbentuk bundar atau bulat, tipis, dan atasnya diberi aneka “topping” sesuai selera’.

Data (52) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, pastel adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Menurut KBBI V, pastel adalah penganan yang dibuat dari tepung terigu, bentuknya seperti kerang, di dalamnya diisi dengan daging dan sebagainya

(biasanya digoreng atau dipanggang).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Pada data (53), nama kue jajanan pasar pie berasal dari bahasa Inggris. Data

(53) berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, pie adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama jajanan pasar pie memiliki makna ‘hidangan yang dibuat dari adonan yang diisi dengan berbagai bahan manis atau gurih, dimana hidangan ditutup oleh adonan pastry atau hanya memanggang kulit pie tanpa isi dan setelah kulit pie matang dan dingin segera diisi dengan bahan isian’ (Khoirunnisa, 2016: 9).

Nama jajanan pasar pada data (54) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, puding adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama kue jajanan pasar puding memiliki makna. Misnaiyah, dkk (2018: 55-56) menjelaskan bahwa puding adalah salah satu nama untuk berbagai hidangan penutup yang umumnya dibuat dari bahan-bahan yang direbus. Puding dibuat dari campuran bubur agar-agar, gula, dan air.

Data (55) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, pukis adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sari (2011: 3) dalam tugas akhirnya menjelaskan pukis adalah kue khas

Indonesia yang terbuat dari adonan telur, gula pasir, tepung terigu, ragi, dan santan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Gambar 20: putu [Sumber: idntimes.com]

Putu (63) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata putu terdiri dari satu morfem. Menurut

KBBI V, putu merupakan penganan yang terbuat dari tepung beras ketan, ditengahnya diberi gula merah, dimakan dengan kelapa parut.

Data (57), nama kue jajanan pasar risoles (risol) berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, risoles adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Berdasarkan sumber tribunnewswiki.com, risoles umumnya merupakan gulungan yang memiliki ragam jenis isian, yang kemudian digoreng atau dipanggang hingga berwarna merah kecoklatan.

Roti pada contoh (58) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata roti terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama jajanan pasar roti memiliki makna ‘produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dibakar’ (Eddy Setyo, 2004 dalam Widiyatami, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Gambar 21: sagon [Sumber: resepkoki.id]

Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, data (59) merupakan kata asal karena terdiri dari satu morfem. Sarifudin dan Ekafitri (2015: 28) mendefinisikan sagon adalah kue tradisional Indonesia yang umumnya terbuat dari tepung ketan, kelapa parut, garam, dan gula pasir.

Gambar 22: samosa [Sumber: endeus.tv]

Samosa (60) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata samosa terdiri dari satu morfem. Samosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

adalah penganan yang terbuat dari kulit pangsit yang diisi dengan olahan daging atau sayur lalu digoreng.

Gambar 23: sawut [Sumber: tandaseru.id]

Data (61) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata asal. Dilihat dari jumlah morfem yang menjadi unsurnya, sawut adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Dikutip dari sumber www.budaya-indonesia.org, sawut adalah makanan yang terbuat dari singkong yang diparut kasar dengan campuran bahan-bahan seperti vanila, gula merah, daun pandan, dan garam. Selain itu, sebelum disajikan sawut diberi taburan parutan kelapa.

Schotel (skotel) (62) yang dalam bahasa Belanda berarti ‘hidangan’ merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata schotel terdiri dari satu morfem. Data (62) merupakan penganan yang terbuat dari makaroni, susu, telur, keju, dan bahan lain yang dimasak dengan cara dikukus atau dipanggang.

Serabi pada contoh (63) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata serabi terdiri dari satu morfem.

Sebagai kata asal, nama jajanan pasar serabi memiliki makna ‘salah satu nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

makanan tradisional yang ada di Indonesia yang digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis dan gurih serta teksturnya yang lembut’ (Nugrahani, 2017:1).

Pada data (64), nama jajanan pasar sus berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, sus adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama jajanan pasar sus memiliki makna ‘kue yang termasuk dalam kategori pastry yang lembut, gembung, dan sedikit gurih’

(Surjani, 2009 dalam Yanti, 2014: 2).

Tahu (65) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata tahu terdiri dari satu morfem. Menurut

KBBI V, tahu adalah makanan dari kedelai putih yang digiling halus-halus, direbus, dan dicetak.

Gambar 24: timus [Sumber: resepkoki.id]

Nama jajanan pasar pada data (66) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, timus adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, nama kue jajanan pasar timus memiliki makna ‘penganan yang berbahan baku ubi jalar yang direbus, dihaluskan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

dicampur pemanis kemudian digoreng’ (Nurhayati dkk., 2014 dalam Sunardi dkk., 2019: 39).

Tiramisu pada contoh (67) merupakan nama berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, kata tiramisu terdiri dari satu morfem. Tiramisu didefinisikan sebagai hidangan popular yang dikenal berasal dari Italia. Tiramisu asli yang khas dari Italia adalah hidangan tanpa dimasak terlebih dahulu dalam pengolahannya. Bahan penyusun tiramisu asli terdiri dari lady finger yang direndam di dalam cairan , keju mascarpone, dan ditaburi dengan coklat bubuk (Levi Adhitya Chan, 2012: 37 dalam Rahardianti,

2016: 9).

Gambar 25: wajik [Sumber: cookpad.com]

Pada contoh (68), nama jajanan pasar wajik berbentuk kata asal karena menurut jumlah morfem yang menjadi unsurnya, wajik adalah kata yang terdiri dari satu morfem. Sebagai kata asal, wajik memiliki makna ‘penganan yang terbuat dari beras ketan yang dikukus kemudian dimasak dengan campuran santan, dan gula merah hingga berminyak dan terasa lembut’ (Harianto, dkk).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

2.2.2 Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Kata Majemuk

Berikut adalah nama-nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk.

Tabel 2: Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Kata Majemuk

No Nama Kue Jajanan Pasar 69 bengawan solo 70 bika ambon 71 carang gesing 72 dadar gulung 73 jadah manten 74 mata kebo 75 mata roda 76 putri mandi 77 sarang semut 78 semar mendem 79 songgo buwono 80 sosis solo 81 terang bulan

Gambar 26: bengawan solo [Sumber: cookpad.com]

Bengawan solo (69) dikutip dari sumber www.budaya-indonesia.org, merupakan kue khas Banyumas yang terbuat dari parutan singkong, parutan kelapa, sisiran gula merah serta bumbu lainnya. Data (69) berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal bengawan dan solo. Kata majemuk bengawan solo tidak dapat disisipi oleh unsur lain, misalnya kata yang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

(69) bengawan solo (69a) bengawan yang solo

Bentuk bengawan solo merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, unsur-unsur pada kata majemuk bengawan solo tidak dapat dipertukarkan tempatnya sehingga menjadi solo bengawan.

Gambar 27: bika ambon [Sumber: lifestyle.okezone.com]

Data (70) dalam Ensiklopedia Jakarta bermakna ‘kue berwarna , teksturnya lembut, sedikit kenyal, dengan lubang-lubang kecil di permukaannya, dan jika dipotong akan tampak penampang serat kuenya berongga’. Nama kue jajanan pasar tersebut berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal bika dan ambon. Kata majemuk bika ambon tidak dapat disisipi oleh unsur lain, misalnya kata yang.

(70) bika ambon (70a) bika yang ambon

Bentuk bika yang ambon merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur data (70) juga tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi ambon bika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Gambar 28: carang gesing [Sumber: sajiansedap.grid.id]

Dilansir dari sumber www.budaya-indonesia.org, data (71) merupakan kue basah yang terbuat dari pisang raja yang dicampur dengan tambahan beberapa bahan kemudian dibungkus daun pisang. Data (71) berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal carang dan gesing. Kata majemuk bengawan solo tidak dapat disisipi oleh unsur lain, misalnya kata yang.

(71) carang gesing (71a) carang yang gesing

Bentuk carang yang gesing merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur datanya juga tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi gesing carang.

Gambar 29: dadar gulung [Sumber: idntimes.com]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Dadar gulung adalah penganan yang kulitnya berwarna hijau dan dalamnya diberi isian unti. Data (72) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal dadar dan gulung. Kata majemuk dadar gulung tidak dapat disisipi oleh unsur lain, misalnya kata yang.

(72) dadar gulung (72a) dadar yang gulung

Bentuk dadar yang gulung merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur data (72) juga tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi gulung dadar.

Gambar 30: jadah manten [Sumber: ringkaskata.com]

Pada Ensiklopedia Jakarta, data (73) diartikan sebagai makanan tradisional khas Yogyakarta yang bahan dan proses pembuatannya mirip dengan semar mendem, hanya setelah dikukus jadah manten dipanggang dan diberi areh. Jadah manten (73) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal jadah dan manten. Data (73) tidak dapat disisipi dengan unsur lain, misalnya kata yang.

(73) jadah manten (73a) jadah yang manten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Bentuk jadah yang manten merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, unsur-unsur dalam datanya tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi manten jadah.

Gambar 31: mata kebo [Sumber: nita-tipsmemasak.blogspot.com]

Mata kebo adalah penganan yang berbentuk bulat, kulitnya terbuat dari tepung ketan dan diisi dengan kacang hijau atau unti. Data (74) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal mata dan kebo. Kata majemuk mata kebo tidak dapat disisipi oleh unsur lain, misalnya kata yang.

(74) mata kebo (74a) mata yang kebo

Bentuk mata yang kebo merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur data (74) juga tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi kebo mata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Gambar 32: mata roda [Sumber: cookpad.com]

Data (75) dideskripsikan sebagai makanan tradisional Indonesia asal

Yogyakarta yang mulai jarang ditemukan keberadaanya, namun biasanya ditemukan pada saat perayaan khusus. Dinamakan mata roda karena bentuknya yang bulat dan ditengahnya terdapat pisang sehingga menyerupai mata (Setiawan dkk., 2018: 212). Nama kue jajanan pasar tersebut berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal mata dan roda. Kata majemuk mata roda tidak dapat disisipi oleh unsur lain, misalnya kata yang.

(75) mata roda (75a) mata yang roda

Bentuk mata yang roda merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur dalam data (75) tidak dapat dipertukarkan tempatnya menjadi roda mata.

Gambar 33: putri mandi [Sumber: correcto.id]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Menurut sumber kompas.com, data (76) diartikan sebagai salah satu kue tradisional Indonesia, berbentuk bola-bola ketan dengan isian unti, dan disiram dengan kuah seperti bubur sumsum. Putri mandi (76) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal putri dan mandi. Data (76) tidak dapat disisipi dengan unsur lain, misalnya kata yang.

(76) putri mandi (76a) putri yang mandi

Bentuk putri yang mandi merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, unsur-unsur dalam datanya tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi mandi putri.

Gambar 34: sarang semut [Sumber: .detik.com]

Zulfinda, Yulia dan Anni Faridah menjelaskan bahwa sarang semut adalah salah satu kue basah Indonesia yang memiliki bentuk unik seperti sarang semut, beraroma khas karamel dan terbuat dari gula pasir yang dipanaskan. Data (77) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal sarang dan semut. Kata majemuk sarang semut tidak dapat disisipi oleh unsur lain, misalnya kata yang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

(77) sarang semut (77a) sarang yang semut

Bentuk data (77a) merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur dalam data (77) tidak dapat dipertukarkan tempatnya menjadi semut sarang.

Gambar 35: semar mendem [Sumber: medium.com]

Semar mendem (78) adalah sejenis lemper yang tidak dibalut dengan daun.

Sebagai pembalutnya, digunakan semacam dadaran atau crepe yang terbuat dari campuran telur dan tepung terigu yang dipanaskan degan cepat sehingga bentuknya memadat (Harianto dkk, 35). Data (78) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal semar dan mendem. Data tersebut tidak dapat disisipi dengan unsur lain, misalnya kata yang.

(78) semar mendem (78a) semar yang mendem

Bentuk semar yang mendem merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur dalam data (78) tidak dapat dipertukarkan tempatnya menjadi mendem semar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Gambar 36: songgo buwono [Sumber: cookpad.com]

Dilansir dari sumber www.budaya-indonesia.org, songgo buwono adalah penganan berbentuk roti sus yang diisi dengan daging giling, telur, sayur, tomat, dan diberi saus mayones. Data (79) berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal songgo dan buwono. Kata majemuk songgo buwono tidak dapat disisipi oleh unsur lain, misalnya kata yang.

(79) songgo buwono (79a) songgo yang buwono

Bentuk songgo yang buwono merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur datanya juga tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi buwono songgo.

Gambar 37: sosis solo [Sumber: idntimes.com]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Sosis solo (80) dijelaskan oleh Zahida dkk. (2014: 5) merupakan salah satu jenis risoles (savory pancake) khas Indonesia, yaitu di daerah solo. Makanan ini tidak seratus persen terbuat dari daging, melainkan daging sapi atau ayam yang dicincang lalu dibungkus dengan kulit telur yang terlebih dahulu digoreng. Data

(80) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal sosis dan solo. Data tersebut tidak dapat disisipi dengan unsur lain, misalnya kata yang.

(80) sosis solo (80a) sosis yang solo

Bentuk sosis yang solo merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur data (80) juga tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi solo sosis.

Gambar 38: terang bulan [Sumber: id.pinterest.com]

Terang bulan (81) atau biasa juga disebut dengan martabak manis merupakan makanan yang berbentuk bulat dan diberi taburan coklat, keju, dll di atasnya. Data

(81) merupakan nama kue jajanan pasar berbentuk kata majemuk karena merupakan gabungan dari morfem asal terang dan bulan. Data tersebut tidak dapat disisipi dengan unsur lain, misalnya kata yang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

(81) terang bulan (81a) terang yang bulan

Bentuk terang yang bulan merupakan bentuk yang tidak gramatikal. Selain itu, masing-masing unsur data (81) juga tidak dapat dipertukarkan urutannya sehingga menjadi bulan terang.

2.3 Nama Kue Jajanan Pasar Berbentuk Frasa Endosentrik Atributif

Pada subbab sebelumnya, ditemukan kata majemuk adalah penggabungan dua bentuk dasar atau lebih dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan unsurnya. Berbeda dari kata majemuk, pada subbab ini dibahas mengenai frasa yang merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih. Berikut adalah nama-nama kue jajanan pasar yang berbentuk satuan gramatikal frasa endosentrik atributif dibedakan menjadi 20, yaitu berunsur (i) UP + Atr (ii) UP kue + Atr, (iii) UP bolu + Atr, (iv) UP roti + Atr, (v) UP sus + Atr, (vi) UP tahu +

Atr, (vii) UP agar-agar + Atr, (viii) UP arem-arem + Atr, (ix) UP donat + Atr, (x)

UP pie + Atr, (xi) UP putu + Atr, (xii) UP risol + Atr, (xiii) UP apem + Atr, (xiv)

UP krekes + Atr, (xv) UP martabak + Atr, (xvi) UP onde-onde + Atr, (xvii) UP pastel + Atr, (xviii) UP puding + Atr, (xix) UP serabi + Atr, dan (xx) Atr + UP.

Kemudian 20 jenis frasa itu dikategorikan lagi berdasarkan jumlah katanya, yaitu terdiri dari (i) dua kata, (ii) tiga kata, dan (iii) empat kata

2.3.1 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP + Atr

Jenis frasa yang pertama ini tidak memiliki tipe khusus pada unsur pusatnya.

Frasa jenis ini terdiri dari dua kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Tabel 3: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 82 bolen pisang 83 ketan bubuk 84 lemper bakar 85 madusari keju 86 monte daun

Berdasarkan sumber grid.id, bolen pisang merupakan penganan yang terbuat dari tepung pastry, pisang raja, coklat block, keju parut, kuning telur, dan susu cair. Data (82), bolen pisang merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur

UP + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata bolen berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan pisang sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama bolen pisang dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

bolen pisang

bolen pisang UP Atr

Diagram 2: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolen Pisang

Nama bolen pisang memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(82a) *Prana membeli bolen dan pisang di alun-alun. (82b) *Prana membeli bolen atau pisang di alun-alun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Gambar 39: ketan bubuk [Sumber: cookpad.com]

Dikutip dari sumber www.budaya-indonesia.org, ketan bubuk adalah makanan yang berasal dari ketan dengan topping bubuk kedelai. Data (83) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata ketan berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan bubuk sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama ketan bubuk dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

ketan bubuk

ketan bubuk UP Atr

Diagram 3: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Ketan Bubuk

Nama ketan bubuk memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

(83a) *Eyang sangat suka ketan dan bubuk. (83b) *Eyang sangat suka ketan atau bubuk.

Lemper bakar adalah makanan yang terbuat dari ketan dan diisi abon atau daging cincang kemudian dimasak dengan dua cara pengolahan yaitu dikukus terlebih dahulu lalu dibakar. Data (84) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata lemper berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan bakar sebagai atribut (Atr). Struktur nama lemper bakar dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

lemper bakar

lemper bakar UP Atr

Diagram 4: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Lemper Bakar

Nama pada data (84) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(84a) *lemper dan bakar buatan simbah sangat enak. (84b) *lemper atau bakar buatan simbah sangat enak.

Madusari keju merupakan penganan yang terbuat dari parutan singkong, telur, gula, santan dan bahan lain yang dimasak dengan cara dikukus lalu diberi topping keju. Pada data (85), madusari keju merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata madusari berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan keju sebagai atribut (Atr). Diagram berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

menjelaskan struktur nama madusari keju dengan teknik bagi unsur langsung

(BUL).

madusari keju

madusari keju UP Atr

Diagram 5: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Madusari Keju

Nama madusari keju memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(85a) *Adik ingin dibuatkan madusari dan keju. (85b) *Adik ingin dibuatkan madusari atau keju.

Gambar 40: monte daun [Sumber: cookpad.com]

Monte daun adalah penganan yang terbuat dari sagu mutiara yang dimasak sampai matang lalu dicampur dengan gula dan kelapa parut kemudian dibungkus daun dan dikukus. Data (86) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur

UP + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata monte berposisi sebagai unsur pusat (UP)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

sedangkan daun sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama monte daun dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

monte daun

monte daun UP Atr

Diagram 6: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Monte Daun

Nama monte daun memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(86a) *Monte dan daun itu ditaruh di atas piring. (86b) *Monte atau daun itu ditaruh di atas piring.

2.3.2 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Kue + Atr

Jenis frasa yang kedua adalah frasa endosentrik atributif dengan UP kue +

Atr. Jenis frasa ini kemudian dikategorikan lagi menjadi frasa endosentrik atributif yang terdiri dari dua kata dan tiga kata.

2.3.2.1 UP Kue + Atr dan Terdiri dari Dua kata

Tabel 4: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Kue + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 87 kue bikang 88 kue bugis 89 kue jongkong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

90 kue lapis 91 kue lumpur 92 kue talam

Berdasarkan sumber merdeka.com, data (87) adalah jajanan tradisional

Indonesia yang memiliki bentuk cantik merekah menyerupai bunga dan berwarna- warni serta memiliki tekstur lembut dan berserat. Data (87) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr dan terdiri dari dua kata. Kue merupakan unsur pusat (UP) sedangkan bikang adalah atribut (Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama kue bikang dijelaskan dalam diagram berikut.

kue bikang

kue bikang UP Atr

Diagram 7: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Bikang

Sebagai frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr, nama kue bikang berciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(87a) *Ibu sedang membuat kue dan bikang. (87b) *Ibu sedang membuat kue atau bikang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Gambar 41: kue bugis [Sumber: resepkoki.id]

Dikutip dari sumber www.budaya-indonesia.org, kue bugis adalah kue yang terbuat dari tepung beras ketan dan memiliki tekstur yang kenyal, sedikit, liat, juga lengket. Data (88), kue bugis merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata kue berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan bugis sebagai atribut (Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama kue bugis dijelaskan dalam diagram berikut.

kue bugis

kue bugis UP Atr

Diagram 8: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Bugis

Sebagai frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr, nama kue bugis berciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

(88a) *Cika membeli kue dan bugis. (88b) *Cika membeli kue atau bugis.

Gambar 42: kue jongkong [Sumber: medium.com]

Kue jongkong (89) adalah kue tradisional yang memiliki rasa manis dan bertekstur lembut (Putri dan Wirnelis Syarif, 2019: 134). Data (89) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr dan terdiri dari dua kata.

Kata kue berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan jongkong sebagai atribut

(Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama kue jongkong dijelaskan dalam diagram berikut.

kue jongkong

kue jongkong UP Atr Diagram 9: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Jongkong

Nama kue jongkong memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

(89a) *Ani membuat kue dan jongkong. (89b) *Ani membuat kue atau jongkong.

Kue pada data (90) merupakan jajanan khas Indonesia yang dibuat dengan dua atau lebih warna yang berbeda dan disusun secara berlapis-lapis (Arofah,

2017: 48). Nama kue lapis merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur

UP kue + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata kue berposisi sebagai unsur pusat

(UP) sedangkan lapis sebagai atribut (Atr). Struktur nama kue lapis dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

kue lapis

kue lapis UP Atr

Diagram 10: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lapis

Nama kue pada data (90) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(90a) *Budi membeli kue dan lapis. (90b) *Budi membeli kue atau lapis.

Data (91) didefinisikan oleh Agustin dkk. (2017: 11) merupakan kue basah yang biasanya berbentuk pipih, berwarna kekuningan, rasanya manis dan gurih serta mempunyai tekstur yang lembut yang diolah dengan proses pemanggangan.

Nama kue lumpur merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue +

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Atr dan terdiri dari dua kata. Kata kue berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan lumpur sebagai atribut (Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung

(BUL), struktur nama kue lumpur dijelaskan dalam diagram berikut.

kue lumpur

kue lumpur UP Atr

Diagram 11: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lumpur

Sebagai frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr, nama kue lumpur berciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(91a) *Dion makan kue dan lumpur. (91b) *Dion makan kue atau lumpur.

Gambar 43: kue talam [Sumber: cookpad.com]

Pramudito dan Salim (2019: 93) menjelaskan bahwa kue talam (92) adalah salah satu kue tradisional khas Indonesia yang mudah ditemukan di mana-mana di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

semua daerah di Indonesia. Kue ini terbuat dari berbagai macam tepung olahan.

Nama kue talam merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue +

Atr dan terdiri dari dua kata. Kata kue berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan talam sebagai atribut (Atr). Struktur nama kue talam dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

kue talam

kue talam UP Atr

Diagram 12: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Talam

Nama kue talam memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(92a) *Sinta membuat kue dan talam. (92b) *Sinta membuat kue atau talam.

2.3.2.2 UP Kue + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata

Tabel 5: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Kue + Atr

dan Terdiri dari Tiga Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 93 kue lapis gulung 94 kue lapis legit 95 kue lumpur kentang 96 kue mangkok daun 97 kue talam ubi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Gambar 44: kue lapis gulung [Sumber: cookpad.com]

Kue lapis gulung adalah variasi bentuk dari kue lapis. Nama kue lapis gulung (93) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr dan terdiri dari tiga kata. Kue lapis menjadi UP dan gulung adalah Atr. Sebagai

UP, kue lapis juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP kue dan Atr lapis. Tahap terbentuk nama kue lapis gulung ditunjukkan pada diagram berikut.

kue lapis gulung

kue lapis gulung

kue lapis

Diagram 13: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lapis Gulung

Kue lapis gulung dan kue lapis sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

(93a) *Santi membuat kue lapis dan gulung. (93b) *Santi membuat kue lapis atau gulung. (93c) *Santi membuat kue dan lapis. (93d) *Santi membuat kue atau lapis.

Kue lapis legit adalah jenis kue basah yang bentuknya berlapis-lapis dengan aroma bumbu yang harum (Harianto dkk, 41). Data (94) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr dan terdiri dari tiga kata. Kue lapis menjadi UP dan legit adalah Atr. Sebagai UP, kue lapis juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP kue dan lapis sebagai Atr. Tahap terbentuknya nama kue lapis legit ditunjukkan pada diagram berikut.

kue lapis legit

kue lapis legit

kue lapis

Diagram 14: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lapis Legit

Kue lapis legit dan kue lapis sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(94a) *Yudi membeli kue lapis dan legit. (94b) *Yudi membeli kue lapis atau legit. (94c) *Yudi membeli kue dan lapis. (94d) *Yudi membeli kue atau lapis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Data (95) merupakan kue lumpur yang berbahan utama kentang. Data (95) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr dan terdiri dari tiga kata. Kue lumpur menjadi UP dan kentang adalah Atr. Sebagai UP, kue lumpur juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP kue dan Atr lumpur. Diagram berikut menjelaskan tahap terbentuk nama kue lumpur kentang.

kue lumpur kentang

kue lumpur kentang

kue lumpur

Diagram 15: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Lumpur Kentang

Kue lumpur kentang dan kue lumpur sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(95a) *Tari mencari resep kue lumpur dan kentang. (95b) *Tari mencari resep kue lumpur atau kentang. (95c) *Tari mencari resep kue dan lumpur. (95d) *Tari mencari resep kue atau lumpur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Gambar 45: kue mangkok daun [Sumber: Jakartakita.com]

Berdasarkan sumber kr.jogja.com, kue mangkok adalah kue yang terbuat dari tepung beras, bentuknya menyerupai mangkok dan merekah di bagian atas. Kue mangkok daun ini sama dengan kue mangkok pada umumnya, hanya kue mangkok daun beralas dengan daun. Data (96) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr dan terdiri dari tiga kata. Kue mangkok menjadi UP dan daun adalah Atr. Sebagai UP, kue mangkok juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP kue dan mangkok sebagai Atr. Tahap terbentuk nama kue mangkok daun ditunjukkan pada diagram berikut.

kue mangkok daun

kue mangkok daun

kue mangkok

Diagram 16: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Mangkok Daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Kue mangkok daun dan kue mangkok sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(96a) *Adik suka kue mangkok dan daun buatan ibu. (96b) *Adik suka kue mangkok atau daun buatan ibu. (96c) *Adik suka kue dan mangkok. (96d) *Adik suka kue atau mangkok.

Kue talam ubi (97) adalah penganan yang terbuat dari bahan utama ubi jalar, tepung sagu, dan tepung beras. Untuk menambah nuansa rasa pada kue talam ditambahkan santan (Tauhid, 2014 dalam Pramudito dan Salim, 2019: 93). Data

(97) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP kue + Atr dan terdiri dari tiga kata. Kue talam menjadi UP dan ubi adalah Atr. Sebagai UP, kue talam juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP kue dan talam sebagai Atr.

Tahap terbentuk nama kue talam ubi ditunjukkan pada diagram berikut.

kue talam ubi

kue talam ubi

kue talam

Diagram 17: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Kue Talam Ubi

Kue talam ubi dan kue talam sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(97a) *Pagi ini, Nanda sarapan kue talam dan ubi. (97b) *Pagi ini, Nanda sarapan kue talam atau ubi. (97c) *Pagi ini, Nanda sarapan kue dan talam. (97d) *Pagi ini, Nanda sarapan kue atau talam.

2.3.3 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Bolu + Atr

Jenis frasa yang ketiga adalah frasa endosentrik atributif dengan UP bolu

+ Atr. Jenis frasa ini kemudian dikategorikan lagi menjadi frasa endosentrik atributif yang terdiri dari dua kata, tiga kata, dan empat kata.

2.3.3.1 UP Bolu + Atr dan Terdiri dari Dua kata

Tabel 6: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Bolu+ Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 98 bolu kukus 99 bolu pisang

Bolu kukus adalah penganan yang terbuat dari bahan tepung, telur, gula, dan lain-lain yang dimasak dengan cara dikukus. Data (98) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP bolu + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata bolu berposisi sebagai UP sedangkan kukus sebagai Atr. Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama bolu kukus dijelaskan dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

bolu kukus

bolu kukus UP Atr Diagram 18: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Kukus

Nama bolu kukus memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(98a) *Arin belajar membuat bolu dan kukus. (98b) *Arin belajar membuat bolu atau kukus.

Bolu pisang merupakan penganan dengan bahan utama pisang, tepung, dan lain-lain yang dimasak dengan cara dipanggang. Data (99) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP bolu + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata bolu berposisi sebagai UP sedangkan pisang sebagai Atr. Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama bolu kukus dijelaskan dalam diagram berikut.

bolu pisang

bolu pisang UP Atr Diagram 19: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Pisang

Nama bolu pisang memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(99a) *Billa memakan sepotong bolu dan pisang. (99b) *Billa memakan sepotong bolu atau pisang.

2.3.3.2 UP Bolu + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata

Tabel 7: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Bolu+ Atr

dan Terdiri dari Tiga Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 100 bolu karamel kismis 101 bolu kukus pisang

Data (100) adalah penganan dengan bahan utama karamel dan diberi taburan kismis di atasnya lalu dimasak dengan cara dikukus. Data (100) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP bolu + Atr dan terdiri dari tiga kata. Bolu karamel menjadi UP dan kismis adalah Atr. Sebagai UP, bolu karamel juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP bolu dan Atr karamel. Tahap terbentuk nama bolu karamel kismis ditunjukkan pada diagram berikut.

bolu karamel kismis

bolu karamel kismis

bolu karamel

Diagram 20: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Karamel Kismis

Bolu karamel kismis dan bolu karamel sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(100a) *Rosa membeli bolu karamel dan kismis di pasar. (100b) *Rosa membeli bolu karamel atau kismis di pasar. (100c) *Rosa membeli bolu dan karamel. (100d) *Rosa membeli bolu atau karamel.

Bolu kukus pisang merupakan penganan berbahan utama pisang, tepung, dan lain-lain yang dimasak dengan cara dikukus. Data (101) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP bolu + Atr dan terdiri dari tiga kata. Bolu kukus menjadi UP dan pisang adalah Atr. Sebagai UP, bolu kukus juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP bolu dan kukus sebagai Atr. Diagram berikut menjelaskan tahap terbentuk nama bolu kukus pisang.

bolu kukus pisang

bolu kukus pisang

bolu kukus

Diagram 21: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Bolu Kukus Pisang

Bolu kukus pisang dan bolu kukus sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(101a) *Arya membawa oleh-oleh bolu kukus dan pisang. (101b) *Arya membawa oleh-oleh bolu kukus atau pisang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

(101c) *Arya membawa oleh-oleh bolu dan kukus. (101d) *Arya membawa oleh-oleh bolu atau kukus.

2.3.3.3 UP Bolu + Atr dan Terdiri dari Empat Kata

Berikut ditemukan satu data frasa endosentrik atributif dengan UP bolu + Atr dan terdiri dari empat kata.

(102) bolu kukus gula aren

Bolu kukus gula aren merupakan bolu kukus dengan bahan utama gula aren.

Pada data (102), nama bolu kukus gula aren terdiri atas bolu kukus sebagai UP dan gula aren sebagai Atr. Sebagai UP, bolu kukus merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP bolu dan Atr kukus. Selain itu, sebagai Atr, gula aren merupakan frasa endosentrik atributif dengan gula sebagai UP dan Atr aren.

Diagram berikut menunjukkan tahap terbentuknya nama bolu kukus gula aren.

bolu kukus gula aren

bolu kukus gula aren

bolu kukus gula aren

Diagram 22: Struktur Frasa Endosentrik Atributif

Bolu Kukus Gula Aren

Sebagai frasa endosentrik atributif bolu kukus gula aren, bolu kukus, dan gula aren berciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(102a) *Bolu kukus dan gula aren itu dibeli ibu di pasar. (102b) *Bolu kukus atau gula aren itu dibeli ibu di pasar. (102c) *Bolu dan kukus itu dibeli ibu di pasar. (102d) *Bolu atau kukus itu dibeli ibu di pasar (102e) *Gula dan aren itu dibeli ibu di pasar. (102f) *Gula atau aren itu dibeli ibu di pasar.

2.3.4 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Roti + Atr

Jenis frasa yang keempat adalah frasa endosentrik atributif dengan UP roti +

Atr. Data pada frasa jenis ini hanya terdiri dari dua kata.

2.3.4.1 UP Roti + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 8: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Roti + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 103 roti danish 104 roti kelapa 105 roti pisang 106 roti rainbow 107 roti sifon

Roti danish merupakan penganan dengan adonan tepung, ragi, dan bahan lain yang diberi topping atau isian manis lalu dipanggang. Data (103) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP roti + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata roti merupakan UP sedangkan danish adalah Atr. Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama roti danish dijelaskan dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

roti danish

roti danish UP Atr Diagram 23: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Danish

Nama roti danish memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(103a) *Ririn membawa bekal roti dan danish. (103b) *Ririn membawa bekal roti atau danish.

Roti kelapa adalah penganan dengan adonan tepung, ragi, dan bahan lain yang diberi isian olahan kelapa lalu dipanggang. Data (104) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP roti + Atr dan terdiri dari dua kata. Roti merupakan UP sedangkan kelapa sebagai Atr. Dengan teknik bagi unsur langsung

(BUL), struktur nama roti kelapa dijelaskan dalam diagram berikut.

roti kelapa

roti kelapa UP Atr Diagram 24: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Kelapa

Nama roti kelapa memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

(104a) *Roti dan kelapa adalah kesukaanku. (104b) *Roti atau kelapa adalah kesukaanku.

Roti pisang adalah penganan yang terbuat dari adonan tepung, ragi, dan bahan lain yang diberi isi pisang lalu dipanggang. Roti pisang merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP roti + Atr dan terdiri dari dua kata. Roti sebagai UP sedangkan pisang sebagai Atr. Dengan teknik bagi unsur langsung

(BUL), struktur nama roti pisang dijelaskan dalam diagram berikut.

roti pisang

roti pisang UP Atr

Diagram 25: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Pisang

Nama roti pisang memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(105a) *Roti dan pisang itu seharga Rp 2.000. (105b) *Roti atau pisang itu seharga Rp 2.000.

Roti rainbow merupakan penganan dengan tampilan yang berlapis seperti warna pelangi. Nama kue jajanan pasar pada data (106) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP roti + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata roti berposisi sebagai UP sedangkan rainbow sebagai Atr. Struktur nama roti rainbow dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

roti rainbow

roti rainbow UP Atr

Diagram 26: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Rainbow

Nama kue pada data (106) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(106a) *Yoga memakan dua potong roti dan rainbow. (106b) *Yoga memakan dua potong roti atau rainbow.

Gambar 46: roti sifon [Sumber: indonesian.doughlaminator.com]

Roti sifon merupakan penganan dengan tekstur yang lembut dan terbuat dari bahan tepung, telur, gula, dan bahan lain. Data (107) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP roti + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata roti berposisi sebagai UP sedangkan sifon sebagai Atr. Dengan teknik bagi unsur langsung

(BUL), struktur nama roti sifon dijelaskan dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

roti sifon

roti sifon UP Atr

Diagram 27: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roti Shifon

Nama roti sifon memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(107a) *Julie membuat pesanan roti dan sifon. (107b) *Julie membuat pesanan roti atau sifon.

2.3.5 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Sus + Atr

Jenis frasa yang kelima adalah frasa endosentrik atributif dengan UP sus +

Atr. Data pada frasa jenis ini hanya terdiri dari dua kata

2.3.5.1 UP Sus + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 9: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Sus + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 108 sus buah 109 sus éclair 110 sus vla 111 sus ragout

Sus buah adalah kue dengan isian buah. Data (108) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP sus + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

sus berposisi sebagai UP sedangkan buah sebagai Atr. Struktur nama sus buah dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

sus buah

sus buah UP Atr

Diagram 28: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Sus Buah

Nama kue pada data (108) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(108a) *Sus dan buah itu diberikan pada Nida. (108b) *Sus atau buah itu diberikan pada Nida.

Gambar 47: sus eclair [Sumber: cookpad.com]

Sus éclair merupakan kue dengan bentuk memanjang dan diberi isian vla serta topping di atasnya. Data (109) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP sus + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata sus berposisi sebagai UP sedangkan éclair sebagai Atr. Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama sus éclair dijelaskan dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

sus éclair

sus éclair UP Atr

Diagram 29: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Sus Éclair

Nama sus éclair memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(109a) *Putri belanja keperluan membuat sus dan éclair. (109b) *Putri belanja keperluan membuat sus atau éclair.

Sus ragout adalah kue dengan isian ragout. Pada data (110), sus ragout merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP sus + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata sus berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan ragout sebagai atribut (Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama sus ragout dijelaskan dalam diagram berikut.

sus ragout

sus ragout UP Atr Diagram 30: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Sus Ragout

Nama sus ragout memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(110a) *Sus dan ragout itu dijual di pasar pagi. (110b) *Sus atau ragout itu dijual di pasar pagi.

Sus vla merupakan kue dengan isian vla. Data (111) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP sus + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata sus berposisi sebagai UP sedangkan vla sebagai Atr. Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama sus vla dijelaskan dalam diagram berikut.

sus vla

sus vla UP Atr

Diagram 31: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Sus Vla

Nama sus vla memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(111a) *Wulan dan Lala belajar membuat sus dan vla. (111b) *Wulan dan Lala belajar membuat sus atau vla.

2.3.6 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Tahu + Atr

Jenis frasa yang keenam adalah frasa endosentrik atributif dengan UP tahu +

Atr. Kemudian jenis frasa ini dikategorikan lagi menjadi frasa endosentrik atributif yang terdiri dari dua kata dan tiga kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

2.3.6.1 UP Tahu + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 10: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Tahu + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 112 tahu bintang 113 tahu nugget

Tahu bintang merupakan olahan tahu yang dicetak berbentuk bintang dan diberi telur puyuh dibagian tengahnya. Data (112) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP tahu + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata tahu berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan bintang sebagai atribut (Atr).

Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama tahu bintang dijelaskan dalam diagram berikut.

tahu bintang

tahu bintang UP Atr

Diagram 32: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Tahu Bintang

Nama tahu bintang memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(112a) *Andi makan tahu dan bintang. (112b) *Andi makan tahu atau bintang.

Tahu nugget merupakan penganan yang terbuat dari bahan dasar tahu yang dilapisi dengan panir sehingga berbentuk seperti nugget. Pada data (113), tahu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

nugget merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP tahu + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata tahu berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan nugget sebagai atribut (Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama tahu nugget dijelaskan dalam diagram berikut.

tahu nugget

tahu nugget UP Atr

Diagram 33: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Tahu Nugget

Nama tahu nugget memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(113a) *Alvin memesan tahu dan nugget buatan Bu Imah. (113b) *Alvin memesan tahu atau nugget buatan Bu Imah.

2.3.6.2 UP Tahu + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata

Tabel 11: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Tahu + Atr

dan Terdiri dari Tiga Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 114 tahu bakso plastik 115 tahu bakso segitiga

Data (114) merupakan penganan dengan bahan utama tahu yang diberi bakso di bagian tengahnya lalu dimasak dan dikemas dengan plastik. Data (114) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP tahu + Atr dan terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

tiga kata. Tahu bakso menjadi UP dan plastik adalah Atr. Sebagai UP, tahu bakso juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP tahu dan bakso sebagai Atr.

Tahap terbentuk nama tahu bakso plastik ditunjukkan pada diagram berikut.

tahu bakso plastik

tahu bakso plastik

tahu bakso

Diagram 34: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Tahu Bakso Plastik

Tahu bakso plastik dan tahu bakso sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(114a) *Tahu bakso dan plastik itu menjadi snack arisan Bu Vera. (114b) *Tahu bakso atau plastik itu menjadi snack arisan Bu Vera. (114c) *Tahu dan bakso itu menjadi snack arisan Bu Vera. (114d) *Tahu atau bakso itu menjadi snack arisan Bu Vera.

Data (115) merupakan penganan dengan bahan utama tahu yang diberi bakso di bagian tengahnya dan dibentuk segitiga. Tahu bakso segitiga (115) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP tahu + Atr dan terdiri dari tiga kata.

Tahu bakso menjadi UP dan segitiga adalah Atr. Sebagai UP, tahu bakso juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP tahu dan bakso sebagai Atr.

Tahap terbentuk nama tahu bakso segitiga ditunjukkan pada diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

tahu bakso segitiga

tahu bakso segitiga

tahu bakso Diagram 35: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Tahu Bakso Segitiga

Tahu bakso segitiga dan tahu bakso sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(115a) *Osa membuat tahu bakso dan segitiga. (115b) *Osa membuat tahu bakso atau segitiga (115c) *Osa membuat tahu dan bakso. (115d) *Osa membuat tahu atau bakso.

2.3.7 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Agar-agar + Atr

Jenis frasa yang ketujuh adalah frasa endosentrik atributif dengan UP agar- agar + Atr. Kemudian jenis frasa ini dikategorikan lagi menjadi frasa yang terdiri dari dua kata dan tiga kata.

2.3.7.1 UP Agar-agar + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 12: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Agar-agar + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 116 agar-agar buah 117 agar-agar jagung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Agar-agar buah adalah penganan yang terbuat dari bubuk agar-agar dengan varian rasa buah. Data (116) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur

UP agar-agar + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata agar-agar berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan buah sebagai atribut (Atr). Struktur nama agar-agar buah dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

agar-agar buah

agar-agar buah UP Atr

Diagram 36: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Agar-agar Buah

Nama pada data (116) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(116a) *Evy memasak agar-agar dan buah. (116b) *Evy memasak agar-agar atau buah.

Agar-agar jagung merupakan penganan yang terbuat dari bubuk agar-agar dan jagung yang dihaluskan sehingga rasanya dominan jagung. Pada data (117), agar-agar jagung merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP agar- agar + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata agar-agar berposisi sebagai unsur pusat

(UP) sedangkan jagung sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama agar-agar jagung dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

agar-agar jagung

agar-agar jagung UP Atr

Diagram 37: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Agar-agar Jagung

Nama agar-agar jagung memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(117a) *Vio membantu ibu membuat agar-agar dan jagung. (117b) *Vio membantu ibu membuat agar-agar dan jagung.

2.3.7.2 UP Agar-agar + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata

Berikut ditemukan satu data frasa endosentrik atributif dengan UP agar-agar

+ Atr dan terdiri dari tiga kata.

(118) agar-agar gula jawa

Agar-agar gula jawa merupakan penganan yang terbuat dari bubuk agar-agar dan gula jawa sehingga rasanya dominan gula jawa. Pada data (118), agar-agar gula jawa merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP agar-agar +

Atr dan terdiri dari tiga kata. Agar-agar menjadi UP dan gula jawa adalah Atr.

Sebagai Atr, gula jawa juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP gula dan jawa sebagai Atr. Tahap terbentuk nama agar-agar gula jawa ditunjukkan pada diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

agar-agar gula jawa

agar-agar gula jawa

gula jawa

Diagram 38: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Agar-agar Gula Jawa

Agar-agar gula jawa dan gula jawa sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(118a) *Agar-agar dan gula jawa buatan Intan ada di lemari es. (118b) *Agar-agar atau gula jawa buatan Intan ada di lemari es. (118c) *Gula dan jawa buatan Intan ada di lemari es. (118d) *Gula atau jawa buatan Intan ada di lemari es.

2.3.8 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Arem-arem + Atr

Jenis frasa yang kedelapan adalah frasa endosentrik atributif dengan UP arem-arem + Atr. Kemudian jenis frasa ini dikategorikan lagi menjadi frasa endosentrik atributif yang terdiri dari dua kata dan tiga kata.

2.3.8.1 UP Arem-arem + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 13: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Arem-arem + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 119 arem-arem ayam 120 arem-arem tempe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Arem-arem ayam merupakan penganan yang terbuat dari beras yang dimasak dengan santan dan diisi dengan olahan ayam. Data (119) merupakan frasa endosentrik yang berunsur UP arem-arem + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata arem-arem berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan ayam sebagai atribut

(Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama arem-arem ayam dijelaskan dalam diagram berikut.

Arem-arem Ayam

Arem-Arem Ayam UP Atr

Diagram 39: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Arem-arem Ayam

Nama arem-arem ayam memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(119a) *Vanda membantu ibu membuat arem-arem dan ayam. (119b) *Vanda membantu ibu membuat arem-arem atau ayam.

Arem-arem tempe merupakan penganan yang terbuat dari beras yang dimasak dengan santan dan diisi dengan olahan tempe. Data (120) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP arem-arem + Atr dan terdiri dari dua kata.

Kata arem-arem berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan tempe sebagai atribut (Atr). Struktur nama arem-arem tempe dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

arem-arem tempe

arem-arem tempe UP Atr Diagram 40: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Arem-arem Tempe

Nama arem-arem tempe memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(120a) *Arem-arem dan tempe ini buatan bibi. (120b) *Arem-arem atau tempe ini buatan bibi.

2.3.8.2 UP Arem-arem + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata

Berikut ditemukan satu data frasa endosentrik atributif dengan UP arem-arem

+ Atr dan terdiri dari tiga kata.

(121) arem-arem bungkus telur

Data (121) adalah penganan yang terbuat dari beras yang dimasak dengan santan dan diisi dengan olahan daging ayam atau tempe lalu dibalut dengan telur sebelum dibungkus daun. Data (121) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP arem-arem + Atr dan terdiri dari tiga kata. Arem-arem menjadi UP dan bungkus telur adalah Atr. Sebagai Atr, bungkus telur juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP bungkus dan telur sebagai Atr. Tahap terbentuk nama arem-arem bungkus telur ditunjukkan pada diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

arem-arem bungkus telur

arem-arem bungkus telur

bungkus telur

Diagram 41: Struktur Frasa Endosentrik Atributif

Arem-arem Bungkus Telur

Arem-arem bungkus telur dan bungkus telur sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(121a) *Ilham membawa pulang arem-arem dan bungkus telur. (121b) *Ilham membawa pulang arem-arem atau bungkus telur. (121c) *Ilham membawa pulang bungkus dan telur. (121d) *Ilham membawa pulang bungkus atau telur.

2.3.9 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Donat + Atr

Jenis frasa yang kesembilan adalah frasa endosentrik atributif dengan UP donat + Atr. Pada kategori ini hanya ditemukan satu jenis frasa berunsur UP donat

+ Atr, dan terdiri dari dua kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

2.3.9.1 UP Donat + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 14: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Donat + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 122 donat gula 123 donat kentang 124 donat lumer

Donat gula adalah penganan yang dibuat dengan beragam bahan lalu dibentuk bulat seperti cincin dan digoreng kemudian ditaburi gula. Nama kue jajanan pasar pada data (122) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur

UP donat + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata donat berposisi sebagai unsur pusat

(UP) sedangkan gula sebagai atribut (Atr). Struktur nama donat gula dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

donat gula

donat gula UP Atr

Diagram 42: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Donat Gula

Nama kue pada data (122) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(122a) *Mario membeli donat dan gula dikantin. (122b) *Mario membeli donat atau gula di kantin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Donat kentang merupakan penganan yang dibuat dengan kentang sebagai bahan utama dan umumnya dibentuk bulat seperti cincin lalu digoreng. Data (123) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP donat + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata donat berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan kentang sebagai atribut (Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama donat kentang dijelaskan dalam diagram berikut.

donat kentang

donat kentang UP Atr Diagram 43: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Donat Kentang

Nama donat kentang memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(123a) *Bibi membeli bahan membuat donat dan kentang. (123b) *Bibi membeli bahan membuat donat atau kentang.

Donat lumer merupakan penganan yang dibuat dengan beragam bahan lalu dibentuk bulat dan diisi dengan coklat, keju, dan lain-lain yang lumer setelah digoreng. Data (124) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP donat + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata donat berposisi sebagai unsur pusat

(UP) sedangkan lumer sebagai atribut (Atr). Struktur nama donat lumer dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

donat lumer

donat lumer UP Atr

Diagram 44: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Donat Lumer

Nama donat lumer memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(124a) *donat dan lumer adalah makanan kesukaan Fadil. (124b) *donat atau lumer adalah makanan kesukaan Fadil.

2.3.10 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Pie + Atr

Jenis frasa yang kesepuluh adalah frasa endosentrik atributif dengan UP pie +

Atr. Pada kategori ini hanya ditemukan satu jenis frasa berunsur UP pie + Atr, dan terdiri dari dua kata.

2.3.10.1 UP Pie + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 15: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Pie + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 125 pie ayam 126 pie buah 127 pie susu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Gambar 48: pie ayam [Sumber: cookpad.com]

Pie ayam merupakan penganan dengan tekstur adonan yang renyah dan diberi topping olahan daging ayam. Data (125) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP pie + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata pie berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan ayam sebagai atribut (Atr). Dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), struktur nama pie ayam dijelaskan dalam diagram berikut.

pie ayam

pie ayam UP Atr Diagram 45: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pie Ayam

Nama pie ayam memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(125a) *Risda mencari resep membuat pie dan ayam di internet. (125b) *Risda mencari resep membuat pie atau ayam di internet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Pie buah merupakan penganan dengan tekstur adonan yang renyah dan diberi topping buah-buahan. Nama kue jajanan pasar pada data (126) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP pie + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata pie berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan buah sebagai atribut (Atr).

Struktur nama pie buah dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

pie buah

pie buah UP Atr

Diagram 46: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pie Buah

Nama kue pada data (126) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(126a) *Odi memberikan pie dan buah itu pada Rosi. (126b) *Odi memberikan pie atau buah itu pada Rosi.

Pie susu merupakan penganan dengan tekstur adonan yang renyah dan diberi topping olahan susu kental manis. Data (127) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP pie + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata pie berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan susu sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama pie susu dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

pie susu

pie susu UP Atr

Diagram 47: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pie susu

Nama pie susu memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(127a) *Karin membawa oleh-oleh pie dan susu khas Bali. (127b) *Karin membawa oleh-oleh pie atau susu khas Bali.

2.3.11 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Putu + Atr

Jenis frasa yang kesebelas adalah frasa endosentrik atributif dengan UP putu

+ Atr. Kemudian jenis frasa ini dikategorikan lagi menjadi frasa endosentrik atributif yang terdiri dari dua kata dan tiga kata.

2.3.11.1 UP Putu + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 16: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Putu + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 128 putu ayu 129 putu mayang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Gambar 49: putu ayu [Sumber: resepkoki.id]

Berdasarkan sumber merdeka.com, putu ayu merupakan penganan yang terbuat dari tepung beras yang diberi air suji atau pandan hijau, telur, santan yang kemudian dikukus dan atasnya diberi parutan kelapa. Nama kue jajanan pasar pada data (128) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP putu +

Atr dan terdiri dari dua kata. Putu merupakan unsur pusat (UP) sedangkan ayu adalah atribut (Atr). Struktur nama putu ayu dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

putu ayu

putu ayu UP Atr

Diagram 48: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Putu Ayu

Nama kue pada data (128) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

(128a) *Bani membeli putu dan ayu. (128b) *Bani membeli putu atau ayu.

Gambar 50: putu mayang [Sumber: resepkoki.id]

Dilansir dari sumber kompas.com, putu mayang adalah salah satu kue tradisional khas Betawi yang bentuknya seperti mie dengan beraneka ragam warna. Data (129) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP putu +

Atr dan terdiri dari dua kata. Kata putu berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan mayang sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama putu mayang dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

putu mayang

putu mayang UP Atr

Diagram 49: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Putu Mayang

Nama putu mayang memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(129a) *Valen membuat putu dan mayang. (129b) *Valen membuat putu atau mayang.

2.3.11.2 UP Putu + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata

Berikut ditemukan satu data frasa endosentrik atributif dengan UP putu + Atr dan terdiri dari tiga kata.

(130) putu ketan hitam

Data (130) pada dasarnya sama dengan putu ayu hanya bahan utamanya yang berbeda, yaitu tepung ketan hitam. Pada data (130), putu ketan hitam merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP putu + Atr dan terdiri dari tiga kata.

Putu menjadi UP dan ketan hitam adalah Atr. Sebagai Atr, ketan hitam juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP ketan dan hitam sebagai Atr.

Tahap terbentuk nama putu ketan hitam ditunjukkan pada diagram berikut.

putu ketan hitam

putu ketan hitam

ketan hitam

Diagram 50: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Putu Ketan Hitam

Putu ketan hitam dan ketan hitam sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(130a) *Rani praktik membuat putu dan ketan hitam di sekolah. (130b) *Rani praktik membuat putu atau ketan hitam di sekolah. (130c) *Rani praktik membuat ketan dan hitam di sekolah. (130d) *Rani praktik membuat ketan atau hitam di sekolah.

2.3.12 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Risol + Atr

Jenis frasa yang kedua belas adalah frasa endosentrik atributif dengan UP risol + Atr. Kemudian jenis frasa ini dikategorikan lagi menjadi frasa endosentrik atributif yang terdiri dari dua kata dan tiga kata.

2.3.12.1 UP Risol + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 17: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Risol + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 131 risol ayam 132 risol mayo

Risol ayam merupakan penganan yang berbentuk gulungan yang berbalut panir dengan isi olahan daging ayam. Nama kue jajanan pasar pada data (131) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP risol + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata risol berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan ayam sebagai atribut (Atr). Struktur nama risol ayam dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

risol ayam

risol ayam UP Atr

Diagram 51: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Risol Ayam

Nama kue pada data (131) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(131a) *Desty menggoreng risol dan ayam. (131b) *Desty menggoreng risol atau ayam. Risol mayo merupakan penganan yang berbentuk gulungan yang berbalut panir dengan isi sosis, telur, dan saus mayones. Data (132) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP risol + Atr dan terdiri dari dua kata. Risol merupakan UP sedangkan mayo adalah Atr. Diagram berikut menjelaskan struktur nama risol mayo dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

risol mayo

risol mayo UP Atr

Diagram 52: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Risol Mayo

Nama risol mayo memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(132a) *Ratna berjualan risol dan mayo di kantin. (132b) *Ratna berjualan risol atau mayo di kantin.

2.3.12.2 UP Risol + Atr dan Terdiri dari Tiga Kata

Berikut ditemukan satu data frasa endosentrik atributif dengan UP risol + Atr dan terdiri dari tiga kata.

(133) risol mayo pedas

Data (133) merupakan penganan yang berbentuk gulungan yang berbalut panir dengan isi sosis, telur, dan saus mayones dengan rasa pedas. Data (133) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP risol + Atr dan terdiri dari tiga kata. Risol menjadi UP dan mayo pedas adalah Atr. Sebagai Atr, mayo pedas juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan UP mayo dan Atr pedas.

Tahap terbentuk nama risol mayo pedas ditunjukkan pada diagram berikut.

risol mayo pedas

risol mayo pedas

mayo pedas

Diagram 53: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Risol Mayo Pedas

Risol mayo pedas dan mayo pedas sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(133a) *Risol dan mayo pedas dibeli dari Kios Snack Berkah. (133b) *Risol atau mayo pedas dibeli dari Kios Snack Berkah. (133c) *Mayo dan pedas dibeli dari Kios Snack Berkah. (133d) *Mayo atau pedas dbeli dari Kios Snack Berkah.

2.3.13 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Apem + Atr

Jenis frasa yang ketiga belas adalah frasa endosentrik atributif dengan UP apem + Atr. Pada kategori ini hanya ditemukan satu jenis frasa berunsur UP apem

+ Atr dan terdiri dari dua kata.

2.3.12.1 UP Apem + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 18: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Apem + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 134 apem kauman 135 apem kentang

Apem kauman merupakan penganan yang berbentuk bulat sama dengan apem pada umumnya namun berasal dari Kampung Kauman. Data (134) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP apem + Atr dan terdiri dari dua kata.

Kata apem merupakan unsur pusat (UP) sedangkan kauman adalah atribut (Atr).

Struktur nama apem kauman dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

apem kauman

apem kauman UP Atr Diagram 54: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Apem Kauman

Nama pada data (134) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(134a) *Apem dan kauman menjadi ciri khas Daerah Kauman. (134b) *Apem atau kauman menjadi ciri khas Daerah Kauman.

Apem kentang adalah penganan berbentuk bulat sama dengan apem pada umumnya namun menggunakan kentang sebagai bahan utamanya. Data (135) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP apem + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata apem berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan kentang sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama apem kentang dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

apem kentang

apem kentang UP Atr

Diagram 55: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Apem Kentang

Nama apem kentang memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(135a) *Bu Ina mengajarkan cara membuat apem dan kentang. (135b) *Bu Ina mengajarkan cara membuat apem atau kentang.

2.3.14 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Krekes + Atr

Jenis frasa yang keempat belas adalah frasa endosentrik atributif dengan UP krekes + Atr. Pada kategori ini hanya ditemukan satu jenis frasa berunsur UP krekes + Atr dan terdiri dari dua kata.

2.3.14.1 UP Krekes + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 19: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Krekes + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 136 krekes sayur 137 krekes tape Krekes sayur merupakan penganan yang terbuat dari dua tangkup biskuit yang diberi isi olahan sayur kemudian digoreng. Data (136) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP krekes + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata krekes berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan sayur sebagai atribut (Atr).

Struktur nama krekes sayur dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

krekes sayur

krekes sayur UP Atr Diagram 56: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Krekes Sayur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Nama pada data (136) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(136a) *Ibu membuat krekes dan sayur untuk sarapan. (136b) *Ibu membuat krekes atau sayur untuk sarapan.

Krekes tape merupakan penganan yang terbuat dari dua tangkup biskuit yang diberi isi tape kemudian digoreng. Data (137) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP krekes + Atr dan terdiri dari dua kata. Krekes merupakan unsur pusat (UP) sedangkan tape adalah atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama krekes tape dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

krekes tape

krekes tape UP Atr

Diagram 57: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Krekes Tape

Data (137) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(137a) *Krekes dan tape itu digoreng Lula. (137b) *Krekes atau tape itu digoreng Lula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2.3.15 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Martabak + Atr

Jenis frasa yang kelima belas adalah frasa endosentrik atributif dengan UP martabak + Atr. Pada kategori ini hanya ditemukan satu jenis frasa berunsur UP martabak + Atr dan terdiri dari dua kata.

2.3.15.1 UP Martabak + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 20: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Martabak + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 138 martabak sayur 139 martabak telur

Martabak sayur merupakan penganan yang terbuat dari kulit lumpia yang diberi isi sayur kemudian dilipat menjadi kotak dan digoreng. Data (138) adalah frasa endosentrik atributif yang berunsur UP martabak + Atr dan terdiri dari dua kata. Martabak merupakan unsur pusat (UP) sedangkan sayur adalah atribut (Atr).

Struktur nama martabak sayur dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung

(BUL) dalam diagram berikut.

martabak sayur

martabak sayur UP Atr Diagram 58: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Martabak sayur Nama pada data (138) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

(138a) *Deni membeli martabak dan sayur melalui aplikasi Gojek. (138b) *Deni membeli martabak atau sayur melalui aplikasi Gojek. Martabak telur merupakan penganan yang terbuat dari kulit lumpia yang diberi isi sayur dan potongan telur kemudian dilipat menjadi kotak dan digoreng.

Data (139) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP martabak +

Atr dan terdiri dari dua kata. Martabak adalah unsur pusat (UP) sedangkan telur merupakan atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama martabak telur dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

martabak telur

martabak telur UP Atr Diagram 59: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Martabak Telur

Nama martabak telur memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(139a) *Aku makan martabak dan telur. (139b) *Aku makan martabak atau telur.

2.3.16 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Onde-onde + Atr

Jenis frasa yang keenam belas adalah frasa endosentrik atributif dengan UP onde-onde + Atr. Pada kategori ini hanya ditemukan satu jenis frasa berunsur UP onde-onde + Atr dan terdiri dari dua kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

2.3.16.1 UP Onde-onde + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 21: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Onde-onde + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 140 onde-onde ketan 141 onde-onde ketawa

Data (140) merupakan penganan berbahan utama ketan yang dibentuk bulat dan biasa diisi dengan kacang hijau lalu dilumuri wijen dan digoreng. Onde-onde ketan merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP onde-onde + Atr dan terdiri dari dua kata. Onde-onde merupakan unsur pusat (UP) sedangkan ketan sebagai atribut (Atr). Berikut diagram struktur nama onde-onde ketan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

onde-onde ketan

onde-onde ketan UP Atr

Diagram 60: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Onde-onde Ketan

Nama pada data (140) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(140a) *Onde-onde dan ketan itu enak sekali. (140b) *Onde-onde atau ketan itu enak sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Gambar 51: onde-onde ketawa [Sumber: idntimes.com]

Data (141) dijelaskan Kesuma dan Syarif (2019: 189) adalah kue tanpa isi dengan bentuk bulat kecil berbalut wijen dan rekahan pada permukaannya. Data

(141) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP onde-onde + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata onde-onde berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan ketawa sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama onde-onde ketawa dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

onde-onde ketawa

onde-onde ketawa UP Atr

Diagram 61: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Onde-onde Ketawa

Nama onde-onde ketawa memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan,

2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(141a) *Onde-onde dan ketawa ini adalah makanan favorit Tika. (141b) *Onde-onde atau ketawa ini adalah makanan favorit Tika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

2.3.17 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Pastel + Atr

Jenis frasa yang ketujuh belas adalah frasa endosentrik atributif dengan UP pastel + Atr. Pada kategori ini ditemukan dua jenis frasa berunsur UP pastel + Atr dan terdiri dari dua kata.

2.3.17.1 UP Pastel + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 22: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Pastel + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 142 pastel ayam 143 pastel sayur

Data (142) merupakan penganan yang terbuat dari adonan tepung yang diisi dengan olahan ayam kemudian dibentuk setengah lingkaran dan pinggirnya dibentuk spiral lalu digoreng. Pastel ayam merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP pastel + Atr dan terdiri dari dua kata. Pastel merupakan unsur pusat (UP) sedangkan ayam adalah atribut (Atr). Struktur nama pastel ayam dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

pastel ayam

pastel ayam UP Atr Diagram 62: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Krekes Sayur

Nama pada data (142) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(142a) *Fani mengemas pastel dan ayam dengan plastik. (142b) *Fani mengemas pastel dan ayam dengan plastik.

Pastel sayur merupakan penganan yang terbuat dari adonan tepung yang diisi dengan olahan sayur kemudian dibentuk setengah lingkaran dan pinggirnya dibentuk spiral lalu digoreng. Data (143) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP pastel + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata pastel adalah unsur pusat (UP) sedangkan sayur sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama pastel sayur dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

pastel sayur

pastel sayur UP Atr

Diagram 63: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Pastel Sayur

Nama pastel sayur memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(143a) *Pastel dan sayur itu dimasukkan ke dalam wadah. (143b) *Pastel atau sayur itu dimasukkan ke dalam wadah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

2.3.18 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Puding + Atr

Jenis frasa yang kedelapan belas adalah frasa endosentrik atributif dengan UP puding + Atr. Pada kategori ini hanya ditemukan satu jenis frasa berunsur UP puding + Atr dan terdiri dari dua kata.

2.3.18.1 UP Puding + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 23: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Puding + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 144 puding coklat 145 puding oreo

Puding coklat adalah penganan yang terbuat dari bubuk puding rasa coklat, air, dan gula. Data (144) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP puding + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata puding berposisi sebagai unsur pusat

(UP) sedangkan coklat sebagai atribut (Atr). Struktur nama coklat dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

puding coklat

puding coklat UP Atr

Diagram 64: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Puding Coklat

Nama pada data (144) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

(144a) *Tari membeli bahan membuat puding dan coklat. (144b) *Tari membeli bahan membuat puding atau coklat.

Puding oreo merupakan penganan yang terbuat dari bubuk puding rasa oreo, air, dan gula. Data (145) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP puding + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata puding berposisi sebagai unsur pusat

(UP) sedangkan oreo sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama puding oreo dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

puding oreo

puding oreo UP Atr

Diagram 65: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Puding Oreo

Nama puding oreo memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(145a) *Naufal membeli puding dan oreo untuk Naura. (145b) *Naufal membeli puding atau oreo untuk Naura.

2.3.19 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Serabi + Atr

Jenis frasa yang kesembilan belas adalah frasa endosentrik atributif dengan

UP serabi + Atr. Pada kategori ini hanya ditemukan satu jenis frasa berunsur UP serabi + Atr dan terdiri dari dua kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

2.3.19.1 UP Serabi + Atr dan Terdiri dari Dua Kata

Tabel 24: Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur UP Serabi + Atr

dan Terdiri dari Dua Kata

No Nama Kue Jajanan Pasar 146 serabi kocor 147 serabi solo

Gambar 52: serabi kocor [Sumber: endeus.tv]

Pada berita yang dimuat dalam tribunjogja.com, serabi kocor adalah makanan yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan parutan kelapa muda dan dihidangkan dengan cara disiram kuah yang terbuat dari santan dan gula jawa.

Data (146) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur UP serabi + Atr dan terdiri dari dua kata. Serabi merupakan unsur pusat (UP) sedangkan kocor adalah atribut (Atr). Struktur nama serabi kocor dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

serabi kocor

serabi kocor UP Atr Diagram 66: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Serabi Kocor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Nama pada data (146) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(146a) *Reta ingin membeli serabi dan kocor. (146b) *Reta ingin membeli serabi atau kocor.

Gambar 53: serabi solo [Sumber: selerasa.com]

Serabi solo adalah makanan khas Kota Solo. Dilansir dari web pariwisatasolo.surakarta.go.id, serabi solo merupakan penganan yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan kelapa dan gula sehingga rasanya manis dan gurih. Serabi solo merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur

UP serabi + Atr dan terdiri dari dua kata. Kata serabi berposisi sebagai unsur pusat (UP) sedangkan solo sebagai atribut (Atr). Diagram berikut menjelaskan struktur nama serabi solo dengan teknik bagi unsur langsung (BUL).

serabi solo

serabi solo UP Atr

Diagram 67: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Serabi Solo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Nama serabi solo memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143).

Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(147a) *Dian membawa serabi dan solo untuk keluarga. (147b) *Dian membawa serabi atau solo untuk keluarga.

2.3.20 Nama Kue Jajanan Pasar Berunsur Atr + UP

Jenis frasa yang terakhir ini berunsur Atr + UP. Frasa jenis ini terdiri dari dua kata dan tiga kata sebagai berikut.

2.3.20.1 Atr + UP dan Terdiri dari Dua Kata

Berikut adalah satu data frasa endosentrik atributif berunsur Atr + UP dan terdiri dari dua kata.

(148) roll cake

Gambar 54: roll cake [Sumber: youtube.com]

Dalam bahasa Inggris, kata roll dapat diartikan sebagai ‘gulungan’ dan cake adalah ‘kue’. Berdasarkan sumber web brilio.net, roll cake merupakan atau yang dipanggang dan diisi dengan krim mentega atau selai dan kemudian digulung. Data (148) merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur Atr + UP dan terdiri dari dua kata. Kata roll berposisi sebagai Atr

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

sedangkan cake sebagai unsur pusat (UP). Struktur nama roll cake dijelaskan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dalam diagram berikut.

roll cake

roll cake Atr UP

Diagram 68: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Roll Cake

Nama pada data (148) memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara.

Hal itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005:

143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(148a) *Rekomendasi roll dan cake enak ada di toko roti merpati. (148b) *Rekomendasi roll atau cake enak ada di toko roti merpati.

2.3.20.2 Atr + UP dan Terdiri dari Tiga Kata

Berikut ditemukan satu data frasa endosentrik atributif berunsur Atr + UP dan terdiri dari tiga kata.

(149) marble roll cake

Gambar 55: marble roll cake [Sumber: sailusfood.com]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Data (149) merupakan penganan yang sama dengan data (148) hanya tampilannya bercorak marmer sehingga sedikit berbeda. Dalam bahasa Inggris, marble berarti ‘marmer’ dan roll cake adalah ‘kue gulung’. Marble roll cake merupakan frasa endosentrik atributif yang berunsur Atr + UP dan terdiri dari tiga kata. Marble menjadi Atr dan roll cake adalah UP. Sebagai UP, roll cake juga merupakan frasa endosentrik atributif dengan Atr roll dan cake sebagai UP. Tahap terbentuk nama marble roll cake ditunjukkan pada diagram berikut.

marble roll cake

marble roll cake

roll cake

Diagram 69: Struktur Frasa Endosentrik Atributif Marble Roll Cake

Marble roll cake dan roll cake sebagai frasa endosentrik atributif memiliki ciri unsur-unsur pembentuknya tidak setara. Ketidaksetaraan itu dibuktikan dengan penyisipan konjungsi dan atau atau (Ramlan, 2005: 143). Hasil dari penyisipan konjungsi tersebut menyebabkan kalimat tidak berterima atau menghasilkan makna lain yang berbeda.

(149a) *Viki belajar membuat marble dan roll cake. (149b) *Viki belajar membuat marble atau roll cake. (149c) *Viki belajar membuat roll dan cake. (149d) *Viki belajar membuat roll atau cake.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

DASAR PENAMAAN NAMA KUE JAJANAN PASAR

DI KIOS SNACK BERKAH BU HARJONO PASAR LEMPUYANGAN

KOTA YOGYAKARTA

3.1 Pengantar

Bab ini membahas dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack

Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini ditemukan tiga jenis dasar penamaan, yaitu (i) penamaan berdasarkan satu dasar,

(ii) penamaan berdasarkan dua dasar, dan (iii) penamaan berdasarkan tiga dasar.

Berikut ini pembahasan mengenai dasar penamaan nama kue jajanan pasar berdasarkan ketiga jenis tersebut.

3.2 Penamaan Berdasarkan Satu Dasar

Jenis penamaan ini dikategorikan berdasarkan satu dasar. Penamaan berdasarkan satu dasar terdiri atas (i) penamaan berdasarkan kesepakatan bersama, (ii) penamaan berdasarkan kesamaan metaforis, (iii) penamaan berdasarkan idiom, dan (iv) penamaan berdasarkan dua bahan.

3.2.1 Penamaan Berdasarkan Kesepakatan Bersama/Konvensi

Chaer (2013: 44) menerangkan bahwa pemberian nama itu bersifat arbitrer, tidak ada hubungan wajib sama sekali. Hal itu dikuatkan oleh pernyataan

Aristoteles (384-322 SM) dalam Chaer (2013: 44) yang mengatakan bahwa pemberian nama adalah soal konvensi atau perjanjian belaka di antara sesama

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

anggota suatu masyarakat bahasa. Berikut adalah lima dari 53 nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan kesepakatan bersama/konvensi.

Tabel 25: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Kesepakatan Bersama/Konvensi

No Nama Kue Jajanan Pasar 150 apem 151 cemplon 152 kipo 153 lemper 154 ongol-ongol

Data (150) – (154) merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan kesepakatan bersama/konvensi. Kata apem (150) kemudian disepakati memiliki makna ‘sejenis kue tradisional yang terbuat dari bahan baku utama tepung beras’ (Nurhayati dkk, 2014). Cemplon (151) dipahami sebagai

‘nama penganan dari ketela pohon diparut diisi gula merah kemudian digoreng’

(Mangunsuwito, 2017: 232). Nama kue jajanan pasar kipo (152) bermakna

‘seperti kue semi-basah yang merupakan perpaduan antara tepung beras ketan, kelapa, dan gula aren atau gula jawa’ (Malida, 2015: 4). Berdasarkan kesepakatan pula, kata lemper (153) kemudian diartikan sebagai ‘penganan yang terbuat dari ketan yang dikukus dan biasanya berisi abon atau cincangan daging ayam, dan dibungkus menggunakan daun pisang’ (Harianto dkk, 51). Begitu juga dengan kata ongol-ongol (154) yang memiliki makna ‘kue tradisional terbuat dari sagu berwarna kecolatan dan mempunyai tekstur lunak’ (Pakaya dkk, 2014: 120).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3.2.2 Penamaan Berdasarkan Kesamaan Metaforis

Menurut KBBI V, metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Dalam hal ini, kesamaan metaforis juga digunakan sebagai penamaan kue jajanan pasar. Kesamaan tersebut terdapat pada sifat dan wujud penganannya. Berikut nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan kesamaan metaforis.

Tabel 26: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Kesamaan Metaforis

No Nama Kue Jajanan Pasar 155 jadah manten 156 mata kebo 157 mata roda 158 sarang semut 159 terang bulan

Data (155) – (159) merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan kesamaan metaforis. Jadah manten (155) merupakan penganan yang terbuat dari bahan beras ketan dan biasa diberikan sebagai seserahan. Beras ketan memiliki sifat yang lengket, hal itu menggambarkan sebuah harapan bagi sepasang pengantin agar memiliki hubungan yang lengket dan susah dipisahkan seperti penganan jadah manten.

Referen mata kebo (156) merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan kesamaan metaforis. Mata kebo dalam bahasa Indonesia ‘mata kerbau’ merupakan indra penglihatan dari hewan kerbau. Istilah tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

dianalogikan pada penganan mata kebo karena bentuknya yang bulat seperti ‘mata kerbau’.

Data (157) merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan kesamaan metaforis. Disebut mata roda karena bentuknya bulat dan ada pisang yang memiliki potongan serat seperti jeruji pada roda sehingga mirip dengan mata roda pada kendaraan.

Referen sarang semut (158) merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan kesamaan metaforis. Bentuk penganan sarang semut yang berongga dan berserat memiliki kesamaan dengan sarang semut yang menurut

KBBI V merupakan tempat semut tinggal dan bertelur.

Data (159) merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan kesamaan metaforis. Dinamakan terang bulan karena memiliki bentuk bulat utuh seperti bulan purnama yang membuat malam hari tidak gelap karena ada terang bulan.

3.2.3 Penamaan Berdasarkan Sifat Idiomatis

Menurut KBBI V, Idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya, misalnya kambing hitam dalam kalimat dalam peristiwa itu hansip menjadi kambing hitam, padahal mereka tidak tahu apa-apa.

Berikut nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan sifat idiomatis. Dalam hal ini, referen yang bersifat idiomatis juga terdapat pada nama-nama kue jajanan pasar. Berikut nama-nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan sifat idiomatis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Tabel 27: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Sifat Idiomatis

No Nama Kue Jajanan Pasar 160 putri mandi 161 semar mendem 162 songgo buwono

Data (160) – (162) merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan sifat idiomatis. Referen putri mandi (160) tidak bermakna sama dengan gabungan unsurnya, yaitu putri yang sedang mandi, melainkan sebuah penganan yang berbentuk bola-bola ketan dengan isian unti, dan disiram dengan kuah seperti bubur sumsum (sumber: kompas.com). Tampilan penganan tersebut kemudian diibaratkan seperti putri yang sedang mandi.

Referen semar mendem merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan sifat idiomatis. Semar adalah nama tokoh dalam pewayangan, sedangkan mendem dalam bahasa Jawa berarti ‘mabuk’. Data (161) tidak bermakna sama dengan gabungan unsurnya, yaitu tokoh pewayangan yang mabuk, melainkan sebuah penganan sejenis lemper namun lebih besar yang dibalut dengan dadaran telur. Karena ukurannya lebih besar dari lemper, itulah kenapa disebut semar mendem dengan maksud kata mendem adalah

‘kekenyangan’.

Referen songgo buwono merupakan nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan sifat idiomatis. Songgo dalam bahasa Jawa berarti ‘menyangga’, sedangkan buwono adalah ‘bumi’. Data (162) tidak bermakna sama dengan gabungan unsurnya, yaitu menyangga bumi, melainkan penganan berbentuk roti sus yang diisi daging giling, telur, sayur, tomat, dan diberi saus mayones

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

(berdasarkan sumber www.budaya-indonesia.org). Penganan ini sarat akan makna yang menggambarkan bumi dan isinya.

3.2.4 Penamaan Berdasarkan Dua Bahan

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan dua bahan yang digunakan.

(163) ketan bubuk

Referen ketan bubuk (163) merujuk pada produk yang terbuat dari dua bahan, yaitu ketan dan bubuk. Menurut KBBI V, ketan adalah beras pulut yang kalau dimasak biasanya menjadi lengket atau lekat. Secara kontekstual, bubuk merupakan biji kedelai yang disangrai dengan bumbu lain kemudian ditumbuk halus.

3.3 Penamaan Berdasarkan Dua Dasar

Jenis penamaan ini dikategorikan berdasarkan dua dasar. Penamaan berdasarkan dua dasar terdiri atas (i) penamaan berdasarkan produk dan bahan isian, (ii) penamaan berdasarkan produk dan bahan tambahan, (iii) penamaan berdasarkan produk dan rasa, (iv) penamaan berdasarkan produk dan bahan utama, (v) penamaan berdasarkan produk dan tempat asal, (vi) penamaan berdasarkan produk dan bentuk, (vii) penamaan berdasarkan produk dan kesamaan metaforis, (viii) penamaan berdasarkan produk dan cara pengolahan,

(ix) penamaan berdasarkan produk dan bungkusan, (x) penamaan berdasarkan produk dan unsur nama suku, (xi) penamaan berdasarkan produk dan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

penyajian, (xii) penamaan berdasarkan produk dan tampilan, (xiii) penamaan berdasarkan produk dan warna, (xiv) penamaan berdasarkan produk dan dua bentuk, (xv) penamaan berdasarkan bahan dan produk, (xvi) penamaan berdasarkan dua bahan dan bentuk, (xvii) penamaan berdasarkan dua bahan dan bungkusan, dan (xviii) penamaan berdasarkan bentuk dan produk.

3.3.1 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bahan Isian

Menurut KBBI V, produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu. Pada kategori ini, produk yang dimaksud adalah penganan. Untuk menambah variasi rasa pada penganan tersebut, maka ditambahkan bahan-bahan lain sebagai isiannya. Bahan isian tersebut dapat berupa daging, telur, sayuran, buah, saus, dan bahan olahan lainnya. Berikut 16 nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan bahan isian.

Tabel 28: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Produk dan Bahan Isian

No Nama Kue Jajanan Pasar 164 arem-arem ayam 165 arem-arem tempe 166 bolen pisang 167 krekes sayur 168 krekes tape 169 martabak sayur 170 martabak telur 171 pastel ayam 172 pastel sayur 173 risol ayam 174 risol mayones 175 roti kelapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

176 roti pisang 177 sus buah 178 sus vla 179 sus ragout

Data (164) – (179) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan bahan isian. Referen arem-arem pada data (164) dan (165) merujuk pada produk yang memiliki makna ‘penganan yang berasal dari daerah Jawa berbahan baku beras diaron menggunakan santan dan diisi daging cincang berbumbu, proses pemasakan arem-arem tidak jauh berbeda dengan buras’ (Kriswandono,

2009 dalam Skripsi Dasmita, 2018: 5). Referen ayam dan tempe pada data (164) dan (165) merujuk pada bahan isian yang digunakan, yaitu berupa olahan daging ayam dan tempe.

Referen bolen pada data (166) merujuk pada produk penganan yang terbuat dari tepung pastry. Referen pisang pada data (166) merujuk pada bahan isian yang digunakan, yaitu buah pisang.

Pada data (167) dan (168), referen krekes merujuk pada produk penganan yang terbuat dari dua tangkup biskuit yang diberi isi lalu digoreng. Referen sayur dan tape pada data (167) dan (168) merujuk pada bahan isian yang digunakan, yaitu berupa olahan sayur dan tape.

Referen martabak pada data (169) dan (170) merujuk pada produk penganan yang terbuat dari kulit lumpia yang diberi isi kemudian dilipat menjadi kotak dan digoreng. Referen sayur dan telur pada data (169) dan (170) merujuk pada bahan isian yang digunakan, yaitu berupa olahan sayur dan potongan telur.

Referen pastel pada data (171) dan (172) merujuk pada produk penganan yang terbuat dari adonan tepung terigu yang diberi isi dan dilipat menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

setengah lingkaran kemudian pinggirnya dibentuk spiral. Referen ayam dan sayur pada data (171) dan (172) merujuk pada bahan isian yang digunakan, yaitu olahan sayur dan daging ayam.

Pada data (173) dan (174), referen risol merujuk pada produk penganan yang umumnya merupakan gulungan yang memiliki ragam jenis isian, kemudian digoreng atau dipanggang hingga berwarna merah kecoklatan (berdasarkan sumber: tribunnewswiki.com). Referen ayam dan mayones pada data (173) dan

(174) merujuk pada bahan isian yang digunakan, yaitu olahan daging ayam dan saus mayones.

Pada data (175) dan (176), referen roti merujuk pada produk yang bermakna

‘produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dibakar’ (Eddy Setyo, 2004 dalam

Widiyatami, 2016). Referen kelapa dan pisang pada data (175) dan (176) merujuk pada bahan isian, yaitu olahan kelapa parut dan potongan pisang.

Referen sus pada data (177) – (179) bermakna ‘kue yang termasuk dalam kategori pastry yang lembut, gembung, dan sedikit gurih’ (Surjani, 2009 dalam

Yanti, 2014: 2). Referen buah, vla, dan ragout pada data (177) – (179) merujuk pada bahan isian yang digunakan. Vla adalah saus yang terbuat dari susu cair, kuning telur, gula pasir, pasta , dan maizena. Ragout adalah bahan isian yang terbuat dari potongan sayur, tepung, susu, dan bumbu penyedap lainnya.

3.3.2 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bahan Tambahan

Berikut lima data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan bahan tambahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Tabel 29: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Produk dan Bahan Tambahan

No Nama Kue Jajanan Pasar 180 donat gula 181 madusari keju 182 pie ayam 183 pie buah 184 pie susu

Data (180) – (184) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan bahan tambahan yang digunakan. Referen donat pada data (180) merujuk pada produk. Referen gula pada data (180) merujuk pada bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi donat, yaitu berupa bubuk gula donat.

Referen madusari pada data (181) merujuk pada produk penganan yang terbuat dari parutan singkong, telur, gula, santan, dan bahan lain yang dimasak dengan cara dikukus. Referen keju pada data (181) merujuk pada bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi madusari, yaitu berupa parutan keju.

Pada data (182) – (184), referen pie merujuk pada produk yang terbuat dari adonan pastry yang dioven kemudian diberi topping. Referen ayam, buah, dan susu pada data (182) – (184) merujuk pada bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi pie, yaitu berupa olahan daging ayam dan krim susu dan potongan buah.

3.3.3 Penamaan Berdasarkan Produk dan Rasa

Berikut lima data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan rasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Tabel 30: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Rasa

No Nama Kue Jajanan Pasar 185 agar-agar buah 186 agar-agar gula jawa 187 agar-agar jagung 188 puding coklat 189 puding oreo

Data (185) – (189) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan rasa. Referen agar-agar pada data (185) – (187) merujuk pada produk penganan yang terbuat dari bubuk agar-agar, gula, dan air yang direbus sampai matang dan mengeras. Referen buah, gula jawa, dan jagung pada data (185) –

(187) merujuk pada rasa yang terdapat pada agar-agar.

Referen puding pada data (188) dan (189) mengacu pada produk yang terbuat dari bubuk puding, gula, dan air yang direbus sampai matang dan mengeras.

Referen coklat dan oreo pada data (188) dan (189) merujuk pada rasa yang terdapat pada puding.

3.3.4 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bahan Utama

Berikut empat data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan bahan utama.

Tabel 31: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Produk dan Bahan Utama

No Nama Kue Jajanan Pasar 190 apem kentang 191 bolu pisang 192 donat kentang 193 onde-onde ketan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Data (190) – (193) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan bahan utama yang digunakan. Referen apem pada data (190) merujuk pada produk yang bermakna ‘sejenis kue tradisional yang terbuat dari bahan baku utama tepung beras’ (Nurhayati dkk., 2014). Referen kentang pada data (190) mengacu pada bahan utama yang digunakan dalam proses produksi apem, yaitu berupa kentang.

Referen bolu pada data (191) merujuk pada produk yang bermakna ‘kue berbahan dasar tepung biasanya menggunakan tepung terigu, gula, dan telur’

(Dede Ahmad dkk., 2014 dalam Raraswati, 2015: 3). Referen pisang pada data

(191) merujuk pada bahan utama yang digunakan dalam proses produksi bolu, yaitu berupa buah pisang yang dihaluskan.

Pada data (192), referen donat merujuk pada produk yang memiliki makna

‘roti yang tengahnya berlubang seperti cincin attau huruf O dalam abjad latin, donat termasuk roti tetapi diolah dengan cara digoreng’ (Ensiklopedia Jakarta).

Referen kentang pada data (192) merujuk pada bahan utama yang digunakan dalam proses produksi donat, yaitu berupa kentang.

Referen onde-onde pada data (193) merujuk pada produk penganan yang berbentuk bulat, biasa diisi dengan olahan kacang hijau, dan dilumuri wijen pada kulitnya. Referen ketan merujuk pada bahan utama yang digunakan dalam proses produksi onde-onde, yaitu berupa tepung ketan.

3.3.5 Penamaan Berdasarkan Produk dan Tempat Asal

Berikut tiga data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan tempat asal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Tabel 32: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Produk dan Tempat Asal

No Nama Kue Jajanan Pasar 194 apem kauman 195 serabi solo 196 sosis solo

Data (194) – (196) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan tempat asal. Referen apem pada data (194) merujuk pada produk. Referen kauman pada data (194) merujuk pada nama tempat asal apem diproduksi pertama kali dan menjadi popular, yaitu di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta. Dengan demikian, apem kauman adalah penganan yang berasal dari Kampung Kauman,

Kota Yogyakarta.

Pada data (195) dan (196), referen serabi dan sosis merujuk pada produk.

Serabi memiliki makna ‘salah satu nama makanan tradisional yang ada di

Indonesia yang digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis dan gurih serta teksturnya yang lembut’ (Nugrahani, 2017: 1), sedangkan sosis merupakan makanan yang mirip dengan risol, yaitu olahan daging sapi atau ayam yang dibungkus dengan kulit dari tepung dan telur kemudian digoreng. Referen solo pada data (195) dan (196) merujuk pada tempat asal serabi dan sosis diproduksi pertama kali dan menjadi popular, yaitu di Kota Solo, Jawa Tengah. Dengan demikian, serabi solo dan sosis solo merupakan penganan yang berasal dari Kota

Solo, Jawa Tengah.

3.3.6 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bentuk

Berikut tiga data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan bentuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Tabel 33: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk dan Bentuk

No Nama Kue Jajanan Pasar 197 kue lapis 198 onde-onde ketawa 199 tahu bintang

Data (197) – (199) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan bentuk. Referen kue pada data (197) merujuk pada produk. Referen lapis pada data (197) merujuk pada bentuk produk yang disusun berlapis satu per satu sehingga disebut kue lapis.

Pada data (198), referen onde-onde merujuk pada produk. Referen ketawa pada data (198) merujuk pada bentuk dari onde-onde. Bentuknya yang merekah setelah digoreng dianggap seperti ‘mulut orang yang tertawa’ sehingga disebut onde-onde ketawa.

Referen tahu (199) merujuk pada produk. Referen bintang pada data (199) merujuk pada bentuk yang menyerupai benda langit, yaitu bintang sehingga disebut tahu bintang.

3.3.7 Penamaan Berdasarkan Produk dan Kesamaan Metaforis

Berikut tiga data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan kesamaan metaforis.

Tabel 34: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan Produk

dan Kesamaan Metaforis

No Nama Kue Jajanan Pasar 200 kue lumpur 201 roti sifon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Data (200) dan (201) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan kesamaan metaforis. Pada data (200), referen kue merujuk pada produk.

Referen lumpur pada data (200) merujuk pada kesamaan metaforis karena teksturnya yang sedikit lembek seperti lumpur sehingga disebut kue lumpur.

Referen roti pada data (201) merujuk pada produk. Referen sifon merujuk pada kesamaan metaforis. Menurut KBBI V, sifon adalah ‘nama kain (cita) yang halus’. Dengan begitu, disebut roti sifon karena tekturnya yang halus dan lembut seperti kain sifon.

3.3.8 Penamaan Berdasarkan Produk dan Cara Pengolahan

Berikut dua data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan bentuk.

Tabel 35: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Produk dan Cara Pengolahan

No Nama Kue Jajanan Pasar 202 bolu kukus 203 lemper bakar

Data (202) dan (203) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan cara pengolahannya. Referen bolu pada data (202) merujuk pada produk.

Referen kukus merujuk pada cara pengolahan, yaitu mengukus. Menurut KBBI V, mengukus adalah ‘memasak (menanak dan sebagainya) dengan uap air yang mendidih’.

Referen lemper pada data (203) merujuk pada produk yang memiliki makna

‘penganan yang terbuat dari ketan yang dikukus dan biasanya berisi abon atau cincangan daging ayam, dan dibungkus menggunakan daun pisang’ (Harianto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

dkk, 51). Referen bakar pada data (203) merujuk pada cara pengolahan, yaitu membakar. Menurut KBBI V, membakar adalah ‘memanggang (memanaskan) supaya masak’.

3.3.9 Penamaan Berdasarkan Produk dan Bungkusan

Berikut dua data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan bungkusan.

Tabel 36: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Produk dan Bungkusan

No Nama Kue Jajanan Pasar 204 arem-arem bungkus telur 205 monte daun

Data (204) dan (205) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan bungkusan. Referen arem-arem pada data (204) merujuk pada produk.

Referen bungkus telur sudah sangat jelas menerangkan bahwa arem-arem yang biasanya langsung dibungkus dengan daun, ini dibungkus terlebih dahulu dengan telur.

Referen monte pada data (205) merujuk pada produk yang dilansir dari artikel cookpad.com terbuat dari sagu mutiara yang dicampur dengan kelapa parut dan gula pasir kemudian dikukus. Referen daun pada data (205) merujuk pada bungkusan yang digunakan untuk membungkus monte.

3.3.10 Penamaan Berdasarkan Produk dan Unsur Nama Suku

Berikut dua data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan unsur nama suku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Tabel 37: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Produk dan Unsur Nama Suku

No Nama Kue Jajanan Pasar 206 bika ambon 207 kue bugis

Data (206) dan (207) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan unsur nama suku. Referen bika pada data (206) merujuk pada produk penganan. Referen ambon pada data (206) merujuk pada nama Suku Ambon yang ada di daerah Ambon, Maluku.

Pada data (207), referen kue merujuk pada produk penganan. Referen bugis pada data (207) merujuk pada nama Suku Bugis yang ada di Pulau Sulawesi.

3.3.11 Penamaan Berdasarkan Produk dan Cara Penyajian

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan cara penyajian.

(208) serabi kocor

Data (208) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan cara penyajian. Referen serabi pada data (208) merujuk pada produk penganan.

Referen kocor pada data (208) merujuk pada cara penyajian. Kocor berarti ‘alir

(dari atas ke bawah)’ dengan kata lain ‘disiram’. Dalam hal ini, serabi kocor merupakan penganan dengan cara penyajian disiram kuah santan dan gula jawa.

3.3.12 Penamaan Berdasarkan Produk dan Tampilan

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan tampilan.

(209) putu ayu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Data (209) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan tampilan. Referen putu pada data (209) merujuk pada produk penganan. Referen ayu pada data (209) merujuk pada tampilan. Ayu dalam bahasa Jawa berarti

‘cantik’. Dalam hal ini, putu ayu merupakan penganan dengan tampilan yang cantik, yaitu biasa berwarna hijau dan putih dari kelapa di bagian atasnya.

3.3.13 Penamaan Berdasarkan Produk dan Warna

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan warna.

(210) roti rainbow

Data (210) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan warna. Referen roti pada data (210) merujuk pada produk penganan. Referen rainbow pada data (210) merujuk pada warna produk. Rainbow dalam bahasa

Inggris berarti ‘pelangi’. Dengan begitu, roti rainbow merupakan penganan dengan tampilan warna beragam seperti warna pelangi.

3.3.14 Penamaan Berdasarkan Produk dan Dua Bentuk

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk dan dua bentuk.

(211) kue lapis gulung

Data (211) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk dan dua bentuk. Referen kue pada data (211) merujuk pada produk penganan. Referen lapis dan gulung pada data (211) merujuk pada dua bentuk dari produk kue tersebut, yaitu berlapis dan bergulung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

3.3.15 Penamaan Berdasarkan Bahan dan Produk

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan bahan dan produk.

(212) tahu nugget

Data (212) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan bahan dan produk. Referen tahu pada data (212) merujuk pada produk penganan. Referen nugget pada data (212) merujuk pada produk hasil olahan tahu. Dengan demikian, tahu nugget merupakan olahan berbahan tahu yang dihaluskan dan dilapisi dengan panir sehingga menghasilkan produk seperti nugget.

3.3.16 Penamaan Berdasarkan Dua Bahan dan Bentuk

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan dua bahan dan bentuk.

(213) tahu bakso segitiga

Data (213) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan dua bahan dan bentuk. Referen tahu dan bakso pada data (213) merujuk pada dua bahan yang digunakan untuk membuat sebuah produk penganan. Referen segitiga pada data

(213) merujuk pada bentuk penganan, yaitu berbentuk segitiga.

3.3.17 Penamaan Berdasarkan Dua Bahan dan Bungkusan

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan dua bahan dan bungkusan.

(214) tahu bakso plastik

Data (214) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan dua bahan dan bungkusan. Referen tahu dan bakso pada data (214) merujuk pada dua bahan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

digunakan untuk membuat sebuah produk penganan. Referen plastik pada data

(214) merujuk pada bungkusan yang digunakan untuk mengemas, yaitu plastik.

3.3.18 Penamaan Berdasarkan Bentuk dan Produk

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan bentuk dan produk.

(215) roll cake

Data (215) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan bentuk dan produk. Dalam bahasa Inggris, referen roll pada data (215) merujuk pada bentuk penganan yang berupa gulungan. Referen cake pada data (215) dalam bahasa

Inggris merujuk pada produk yang berarti ‘kue’. Dengan demikian, roll cake merupakan kue yang berbentuk menggulung.

3.4 Penamaan Berdasarkan Tiga Dasar

Jenis penamaan ini dikategorikan berdasarkan tiga dasar. Penamaan berdasarkan tiga dasar terdiri atas (i) penamaan berdasarkan produk, cara pengolahan, dan bahan utama, (ii) penamaan berdasarkan produk, bahan utama, dan bahan tambahan, (iii) penamaan berdasarkan produk, bahan utama, dan warna, (iv) penamaan berdasarkan produk, bahan isi, dan rasa, (v) penamaan berdasarkan produk, bentuk, dan rasa, (vi) penamaan berdasarkan produk, bentuk, dan alas, (vii) penamaan berdasarkan produk, kesamaan metaforis, dan bahan utama, dan (viii) penamaan berdasarkan tampilan, bentuk, dan produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

3.4.1 Penamaan Berdasarkan Produk, Cara Pengolahan, dan Bahan Utama

Berikut dua data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk, cara pengolahan, dan bahan utama.

Tabel 38: Nama Kue Jajanan Pasar Berdasarkan

Produk, Cara Pengolahan, dan Bahan Utama

No Nama Kue Jajanan Pasar 216 bolu kukus pisang 217 bolu kukus gula aren

Data (216) dan (217) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk, cara pengolahan, dan bahan utama. Referen bolu pada data (216) dan (217) merujuk pada produk penganan. Referen kukus pada data (216) dan (217) merujuk pada cara pengolahan yaitu dengan mengukus. Referen pisang dan gula aren pada data (216) dan (217) merujuk pada bahan utama yang digunakan, yaitu berupa buah pisang yang dihaluskan dan gula aren.

3.4.2 Penamaan Berdasarkan Produk, Bahan Utama, dan Bahan Tambahan

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk, bahan utama, dan bahan tambahan.

(218) bolu karamel kismis

Data (218) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk, bahan utama, dan bahan tambahan. Referen bolu pada data (218) merujuk pada produk penganan. Referen karamel pada data (218) merujuk pada bahan utama yang digunakan, yaitu berupa gula yang dipanaskan menjadi karamel. Referen kismis pada data (218) merujuk pada bahan tambahan yang digunakan, yaitu berupa kismis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

3.4.3 Penamaan Berdasarkan Produk, Bahan Utama, dan Warna

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk, bahan, dan warna.

(219) putu ketan hitam

Data (219) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk, bahan utama, dan warna. Referen putu pada data (219) merujuk pada produk penganan.

Referen ketan pada data (219) merujuk pada bahan utama yang digunakan, yaitu berupa tepung ketan. Referen hitam pada data (219) merujuk pada warna bahan utama, yaitu berwarna hitam.

3.4.4 Penamaan Berdasarkan Produk, Bahan Isi, dan Rasa

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk, bahan isi, dan rasa.

(220) risol mayo pedas

Data (220) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk, bahan isi, dan rasa. Referen risol pada data (220) merujuk pada produk penganan. Referen mayo pada data (220) merujuk pada bahan isi yang digunakan, yaitu berupa saus mayones. Referen pedas pada data (220) merujuk rasa pada bahan isi, yaitu berasa pedas.

3.4.5 Penamaan Berdasarkan Produk, Bentuk, dan Rasa

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk, bentuk, dan rasa.

(221) kue lapis legit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Data (221) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk, bentuk, dan rasa. Referen kue pada data (221) merujuk pada produk penganan. Referen lapis pada data (221) merujuk pada bentuk penganan yang disusun berlapis satu per satu. Referen legit pada data (221) merujuk pada rasa produk, yaitu legit yang berarti ‘manis sekali’.

3.4.6 Penamaan Berdasarkan Produk, Bentuk, dan Alas

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk, bentuk, dan alas.

(222) kue mangkok daun

Data (222) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk, bentuk, dan alas. Referen kue pada data (222) merujuk pada produk penganan. Referen mangkok pada data (222) merujuk pada bentuk penganan yang menyerupai mangkok. Referen daun pada data (222) merujuk pada alas yang digunakan untuk menaruh produk.

3.4.7 Penamaan Berdasarkan Produk, Kesamaan Metaforis, dan Bahan

Utama

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan produk, kesamaan metaforis, dan bahan utama

(223) kue lumpur kentang

Data (223) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan produk, tekstur, dan bahan utama. Referen kue pada data (223) merujuk pada produk penganan.

Referen lumpur pada data (223) merujuk pada kesamaan metaforis karena penganan tersebut memiliki tekstur sedikit lembek seperti lumpur. Referen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

kentang (223) merujuk pada bahan utama yang digunakan untuk membuat kue lumpur, yaitu kentang.

3.4.8 Penamaan Berdasarkan Tampilan, Bentuk, dan Produk

Berikut data nama kue jajanan pasar yang terbentuk berdasarkan tampilan, bentuk, dan produk

(224) marble roll cake

Data (224) merupakan nama kue jajanan pasar berdasarkan tampilan, bentuk, dan produk. Referen marble pada data (224) merujuk pada tampilan penganan.

Marble dalam bahasa Inggris berarti ‘marmer’. Referen roll pada data (224) merujuk pada bentuk penganan yang berupa gulungan. Referen cake pada data

(224) merujuk pada produk yang berarti ‘kue’. Dengan demikian, marble roll cake merupakan kue yang berbentuk menggulung dengan tampilan bercorak marmer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Terdapat dua rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini, yaitu (i) satuan gramatikal nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar

Lempuyangan Kota Yogyakarta dan (ii) dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan data berupa nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta sebanyak 134 data. Pada pembahasan rumusan masalah yang pertama, ditemukan satuan gramatikal nama kue jajanan pasar terdiri atas kata dan frasa. Kata terdiri atas kata asal dan kata majemuk. Jumlah data nama kue jajanan pasar yang berupa kata asal sebanyak 53 data dan 13 data berupa kata majemuk. Nama-nama kue jajanan pasar yang berbentuk satuan gramatikal frasa endosentrik atributif dibedakan menjadi 20, yaitu berunsur (i) UP + Atr (ii) UP kue + Atr, (iii) UP bolu

+ Atr, (iv) UP roti + Atr, (v) UP sus + Atr, (vi) UP tahu + Atr, (vii) UP agar-agar

+ Atr, (viii) UP arem-arem + Atr, (ix) UP donat + Atr, (x) UP pie + Atr, (xi) UP putu + Atr, (xii) UP risol + Atr, (xiii) UP apem + Atr, (xiv) UP krekes + Atr, (xv)

UP martabak + Atr, (xvi) UP onde-onde + Atr, (xvii) UP pastel + Atr, (xviii) UP puding + Atr, (xix) UP serabi + Atr, dan (xx) Atr + UP. Kemudian 20 jenis frasa itu dikategorikan lagi berdasarkan jumlah katanya, yaitu terdiri dari (i) dua kata,

(ii) tiga kata, dan (iii) empat kata.

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan tiga jenis dasar penamaan, yaitu (i) penamaan berdasarkan satu dasar, (ii) penamaan berdasarkan dua dasar, dan (iii) penamaan berdasarkan tiga dasar. Penamaan berdasarkan satu dasar terdiri atas (i) penamaan berdasarkan kesepakatan bersama/konvensi, (ii) penamaan berdasarkan kesamaan metaforis, (iii) penamaan berdasarkan idiom, dan (iv) penamaan berdasarkan dua bahan. Penamaan berdasarkan dua dasar terdiri atas (i) penamaan berdasarkan produk dan bahan isian, (ii) penamaan berdasarkan produk dan bahan tambahan, (iii) penamaan berdasarkan produk dan rasa, (iv) penamaan berdasarkan produk dan bahan utama, (v) penamaan berdasarkan produk dan tempat asal, (vi) penamaan berdasarkan produk dan bentuk, (vii) penamaan berdasarkan produk dan kesamaan metaforis, (viii) penamaan berdasarkan produk dan cara pengolahan, (ix) penamaan berdasarkan produk dan bungkusan, (x) penamaan berdasarkan produk dan unsur nama suku,

(xi) penamaan berdasarkan produk dan cara penyajian, (xii) penamaan berdasarkan produk dan tampilan, (xiii) penamaan berdasarkan produk dan warna,

(xiv) penamaan berdasarkan produk dan dua bentuk, (xv) penamaan berdasarkan bahan dan produk, (xvi) penamaan berdasarkan dua bahan dan bentuk, (xvii) penamaan berdasarkan dua bahan dan bungkusan, dan (xviii) penamaan berdasarkan bentuk dan produk. Penamaan berdasarkan tiga dasar terdiri atas (i) penamaan berdasarkan produk, cara pengolahan, dan bahan utama, (ii) penamaan berdasarkan produk, bahan utama, dan bahan tambahan, (iii) penamaan berdasarkan produk, bahan utama, dan warna, (iv) penamaan berdasarkan produk, bahan isi, dan rasa, (v) penamaan berdasarkan produk, bentuk, dan rasa, (vi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

penamaan berdasarkan produk, bentuk, dan alas, (vii) penamaan berdasarkan produk, kesamaan metaforis, dan bahan utama, dan (viii) penamaan berdasarkan tampilan, bentuk, dan produk.

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap dua rumusan masalah yang dibahas yaitu mengenai satuan gramatikal dan dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota

Yogyakarta terdapat beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian ini masih dapat dilanjutkan dengan mengkaji struktur hiponim dan fungsi budayanya.

Selain itu, penelitian semacam ini masih dapat dilakukan dengan meneliti khazanah kuliner yang lain, misalnya tentang nama-nama makanan di suatu daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

“4 Cara Membuat Bikang yang Merekah Cantik, dan Lezat” Stable URL:

https://www.merdeka.com/sumut/4-cara-membuat-bikang-yang-merekah-

cantik-dan-lezat-kln.html Diakses: 30/11/2020.

“5 Cara Membuat Putu Ayu yang Lembut, Mudah Dipraktikkan di Rumah” Stable

URL: https://www.merdeka.com/sumut/5-cara-membuat-putu-ayu-yang-

lembut-dan-mudah-dipraktikkan-kln.html Diakses 30/11/2020

“8 Resep roll cake, enak, lembut, sederhana dan mudah dibuat” Stable URL:

https://brilicious.brilio.net/masak-yuk/8-resep-roll-cake-enak-lembut-

sederhana-dan-mudah-dibuat-200818g.html Diakses: 30/11/2020

Agustin, Vennyta, dkk. 2017. “Pengaruh Perbandingan Terigu Dengan Puree

Labu Kuning (Cucurbita moschata ex. Poir) Terhadap Karakteristik Kue

Lumpur”. Dalam Jurnal ITEPA, Vol. 6, No. 2, 2017, hlm. 11-20. Stable

URL: https://bit.ly/36K9SHK Diunduh: 20/11/2020, 11:51.

“Akhir Pekan, Enaknya buat Kue Mangkok” Stable URL:

https://www.krjogja.com/angkringan/gaya-hidup/keluarga/akhir-pekan-

enaknya-buat-kue-mangkok/ Diakses: 6/12/2020 11:15

Arofah, Fitroh Binti. 2017. “Pegaruh Substitusi Mocaf (Modified Cassava )

dan Jumlah Puree Wortel (Daucus carrota L) Terhadap Mutu

Organoleptik Kue Lapis”. Dalam e-journal Boga, Vol. 5, No. 1, Februari

2017, Hlm. 48-56. Stable URL: https://bit.ly/3lML4TQ Diunduh:

20/11/2020, 10:45.

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Baryadi, I Praptomo. 2011. Morfologi Dalam Ilmu Bahasa.Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Dasmita, Fani. 2018. “Perbedaan Kualitas Arem-arem Singkong Antara yang

Menggunakan Singkong Parut Diperas Dengan Tidak Diperas”. Skripsi

Program Studi Pendidikan Vokasi Seni Kuliner, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Jakarta. Stable URL: https://bit.ly/36LWX8r Diunduh:

23/10/2020, 23:58.

Giliestyaningrum, Aprikaviana. 2016. “Perbedaan Kualitas Onde-onde Ceplis

Tepung Ketan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Varietas Jago”. Skripsi

Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Boga,

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Stable URL:

http://lib.unnes.ac.id/23382/1/5401411070.pdf Diunduh: 4/11/2020,

12:56.

Harianto, Sugeng P, dkk. Kamus Ekowisata. Stable URL:

http://repository.lppm.unila.ac.id/7586/3/KAMUS%20EKOWISATA.-

Gunardi-cetak.pdf Diunduh: 23/10/2020, 10:18.

Ikhsan, Farid Nur. 2020. “Jenis, Struktur, dan Dasar Penamaan Nama Badan

Usaha di Jalan Pakem – Turi Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta Pada September – November 2019”. Skripsi

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

KBBI V: Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. 2018. Diunduh dari

http://play.google.com/store/apps/details?id=yuku.kbbi5

Kesuma, Yeni Ira dan Wirnelis Syarif. 2019. “Pengaruh Substitusi Tepung

Tapioka Terhadap Kualitas Kue Onde-Onde Ketawa” dalam Jurnal Kapita

Selekta Geografi, Vol. 2, No. 8, September 2019, hlm. 188-205. Stable

URL: https://bit.ly/2JNga0h Diunduh: 4/11/2020, 12:42.

Khasanah, Afrita Ayum. 2017. “Pengembangan Produk Cookies dan Kue Mento

Sebagai Bentuk Pemanfaatan Tepung Ubi Ungu”. Tugas Akhir Program

Studi Teknik Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Stable URL: http://eprints.uny.ac.id/60687/1/PROYEK%20AKHIR.pdf

Diunduh: 7/11/2020, 16:45.

Khoirunnisa, Riza. 2016. “Eksperimen Pembuatan Kulit Pie Substitusi Rumput

Laut Cottonii”. Skripsi Program Studi Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Boga, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang. Stable URL:

http://lib.unnes.ac.id/28356/1/5401411112.pdf Diunduh: 4/11/2020, 12:32

Khotijah, Siti Faridatul. 2015. “Eksperimen Pembuatan Brownies Tepung Terigu

Substitusi Tepung Jerami Nangka”. Skripsi Program Studi Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Boga, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang. Stable URL: https://bit.ly/2L4bROI

Diunduh: 23/10/2020, 11:32.

Koir, Roma Idatul, dkk. 2017. “Analisis Proksimat dan Uji Organoleptik Getuk

Lindri Substitusi Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L)”. Dalam Jurnal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Teknologi dan Kejuruan, Vol. 40, No. 1, Februari 2017, hlm. 87 – 97.

Stable URL: https://bit.ly/3mOSRlc Diunduh: 28/10/2020, 8:48.

Lasria, Devi. 2018. “Pengaruh Substitusi Pure Kulit Buah Melinjo (Gnetum

Gnemon Linn) pada Pembuatan Kroket Kentang Terhadap Daya Terima

Konsumen”. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Vokasi Seni Kuliner,

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Stable URL:

http://repository.unj.ac.id/81/1/SKRIPSI%20DEVI.pdf Diakses:

28/10/2020, 14:12.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Malida, Dwi Milla. 2015. “Kipo : Si ‘Ruas Jari’ yang Manis Legit”. Laporan

Penelitian Makanan Tradisional, Fakultas Psikologi, Universitas Mercu

Buana Yogyakarta. Stable URL:

https://www.academia.edu/22458229/Laporan_Penelitian_Makanan_Tradi

sional_KIPO_ Diakses: 28/10/2020, 00:37.

Mangunsuwito, S.A., 2017. Kamus Lengkap Bahasa Jawa. : C.V.

YRAMA WIDYA.

“Menyantap Serabi Kocor Ngadinem Sambil Menikmati Indahnya Senja Jogja”

Stable URL: https://jogja.tribunnews.com/2018/08/25/menyantap-serabi-

kocor-ngadinem-sambil-menikmati-indahnya-senja-jogja Diakses:

30/11/2020

Misnaiyah, dkk. 2018. “Daya Terima Konsumen Terhadap Puding Brokoli

(Brassica Oleracea)”. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Kesejahteraan Keluarga, Vol. 3, No. 1, Februari 2018, hlm. 54-62. Stable

URL: https://bit.ly/2Ii32Ql Diunduh: 4/11/2020, 11:18.

Nessianti, Apiela. 2015. “Pengaruh Penambahan Puree Labu Siam (Sechium

Edule) Tehadap Sifat Organoleptik Ikan Tenggiri

(Scomberomorus Commersoni)”. Dalam e-Jurnal Boga, Vol. 4, No. 3,

Oktober 2015, hlm. 79-84. Stable URL: https://bit.ly/3ottwxG Diunduh:

7/11/2020, 15:06.

Nugrahani, Lathifah. 2017. “Pengaruh Variasi Campuran Labu Kuning Dalam

Pembuatan Serabi Terhadap Sifat Fisik, Organoleptik, Kadar Beta Karoten

dan Daya Terima Balita Usia 4-5 Tahun”. Skripsi Program Studi D-IV

Gizi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta. Stable

URL:http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/256/1/16LATHIFAH%20ASTY.p

df Diunduh: 4/11/2020, 12:41.

Nurhayati, dkk. 2014. “Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa Unsur Sesaji di

Pasar-pasar Tradisional Kabupaten Bantul”. Dalam Jurnal Penelitian

Humaniora, Vol. 19, No. 2, Oktober 2014, hlm. 124-140. Stable URL:

https://media.neliti.com/media/publications/18320-ID-inventarisasi-

makanan-tradisional-jawa-unsur-sesaji-di-pasar-pasar-tradisional-k.pdf

diakses pada 27/10/2020.

Pakaya, Narti, dkk. 2014. “Karakteristik Produk Kue Tradisional Ongol-ongol

yang Disubstitusi dengan Rumput Laut”. Dalam Jurnal Ilmiah Perikanan

dan Kelautan, Vol. 2, No. 3, September 2014, hlm.120-125. Stable URL:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/nike/article/view/1265/1014 Diakses:

4/11/2020, 11:32.

Prahastuti, Noventa Retno. 2016. “Satuan Lingual Nama Lauk dan Sayur Serta

Dasar Penamaannya Pada www.femina.co.id, www.cookpad.com dan

Tujuh Rumah Makan di Yogyakarta”. Pada skripsi Program Studi Sastra

Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pramudito dan Salim, Chaerul. 2019. “Substitusi Ubi Dengan Labu Kuning Pada

Pembuatan Kue Talam Ubi”. Dalam Jurnal Pariwisata, Vol. 6, No. 1,

April 2019, hlm. 92-100. Stable URL:

https://www.researchgate.net/publication/333464722_SUBSTITUSI_UBI_

DENGAN_LABU_KUNING_PADA_PEMBUATAN_KUE_TALAM_U

BI Diakses: 20/11/2020, 11:20.

Putri, Herlin Lestari dan Wirnelis Syarif. 2019. “Inventarisasi Jenis dan Resep

Kue Tradisional di Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan”.

Dalam Jurnal Kapita Selekta Geografi, Vol. 2, No. 2, Februari 2019, hlm.

124-137. Stable URL: https://bit.ly/37BHrLv Diunduh: 20/11/2020, 10:12.

Rahardianti, Nadya. 2016. “Pemanfaatan Tepung Ganyong Sebagai Bahan

Substitusi Produk Tiramicanna dan Semprong Canna”. Proyek Akhir pada

Program Studi Teknik Boga, Pendidikan Teknik Boga dan Busana,

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Stable URL:

http://eprints.uny.ac.id/62040/1/13512134010.pdf Diunduh: 4/11/2020,

12:21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Rahayu, Asih Putri. 2017. “Pengembangan Pursweto Lava Cake dan Purple

Mochi Dengan Subsitusi Puree Ubi Ungu”. Tugas Akhir pada Program

Studi Teknik Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Stable URL: http://eprints.uny.ac.id/60592/1/TUGAS%20%20AKHIR.pdf

Diakses: 28/10/2020, 00:08.

Ramlan, M., 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Raraswati, Bety Ayu. 2015. “Eksperimen Pembuatan Bolu Zebra Bahan Dasar

tepung Terigu Komposit Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea Batatas

(L).Lam)”. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga (Tata Boga), Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Stable URL: http://lib.unnes.ac.id/22881/1/5401410115.pdf Diunduh:

7/11/2020, 14:24.

Ravelianto, Novilius. 2017. “Struktur dan Dasar Penamaan Sambal di Delapan

Rumah Makan di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota

Yogyakarta. Pada skripsi Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

“Resep Kue Putri Mandi, Kue Tradisional yang Lezat” Stable URL:

https://www.kompas.com/food/read/2020/07/17/091000275/resep-kue-

putri-mandi-kue-tradisional-yang-lezat?page=all Diakses: 30/11/2020

“Resep Putu Mayang, Kue Tradisional Khas Betawi” Stable URL:

https://www.kompas.com/food/read/2020/09/21/070700175/resep-putu-

mayang-kue-tradisional-khas-betawi Diakses 20/11/2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

“Risol” Stable URL: https://www.tribunnewswiki.com/2019/07/31/risol Diakses:

30/11/2020

“Sama-sama Camilan Pisang, Inilah Perbedaan Bolen dan Molen Pisang” Stable

URL: https://www.grid.id/read/04161484/sama-sama-camilan-pisang-

inilah-perbedaan-bolen-dan-molen-pisang?page=all Diakses: 30/11/2020

Sari, Anit Dupita. 2011. “Praktek Produksi Pukis Tape Kacang Hijau”. Tugas

Akhir pada Program Studi Diploma III Teknologi Hasil Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Stable URL:

https://bit.ly/37HLiqn Diunduh: 4/11/2020, 00:15.

Sarifudin, Achmat dan Riyanti Ekafitri. 2015. “Karakteristik Sifat Fisiko-Kimia

dan Thermal Serta Penerimaan Organoleptik Kue Sagon Berbasis Tepung

Pisang”. Dalam Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, Vol. 12, No. 1,

Juni 2015, hlm. 27-37. Stable URL:

https://media.neliti.com/media/publications/179936-ID-karakteristik-sifat-

fisiko-kimia-dan-the.pdf Diunduh: 4/11/2020, 00:51.

“Sebutan Odading di Berbagai Daerah, Bolang-baling Sampai Roti Montor”

Stable URL:

https://www.kompas.com/food/read/2020/09/24/141400775/sebutan-

odading-di-berbagai-daerah-bolang-baling-sampai-roti-montor?page=all

Diakses: 30/11/2020

“Serabi Solo” Stable URL:

https://pariwisatasolo.surakarta.go.id/destinations/serabi-solo/ Diakses

30/11/2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Setiawan, Indra, dkk. 2018. “Perancangan Character Merchandising Berbasis

Kudapan Tradisional Indonesia”. Dalam Jurnal Desain, Vol. 05, No. 03,

Mei – Agustus 2018, hlm. 206-214. Stable URL:

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=970940&val=1

4938&title=Perancangan%20Character%20Merchandising%20Berbasis%

20Kudapan%20Tradisional%20Indonesia Diunduh: 9/11/2020, 10:24.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press

Sunardi dkk. 2019. “Inovasi Produk Ukm Putri Timus Melalui Timus Frozen”.

Dalam Adiwidya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Slamet

Riyadi, Vol. 3, No. 2, November 2019, hlm. 38-43. Stable URL:

https://www.researchgate.net/publication/343279127_Inovasi_Produk_Uk

m_Putri_Timus_Melalui_Timus_Frozen Diunduh: 7/11/2020, 17:04.

Supriyadi. 2014. Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press.

Vinantya, Mikail Septian Adi. 2015. “Nama Jenis Nasi di Indonesia Tinjauan

Struktur Frasa dan Dasar Penamaan”. Skripsi Program Studi Sastra

Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Widiyatami, Fanny. 2016. “Optimalisasi Roti Manis Berbasis Tepung Terigu dan

Tepung Mocaf Menggunakan Aplikasi Design Expert Metode D-Optimal”.

Tugas Akhir pada Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik,

Universitas Pasundan, Bandung. Stable URL:

http://repository.unpas.ac.id/26621/1/ARTIKEL%20FANNY.pdf

Diunduh: 4/11/2020, 11:07.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Yanti, Rahmi. 2014. “Pengaruh Substitusi Tepung Beras Merah Terhadap

Kualitas Kue Sus”. Skripsi Program Studi Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Stable URL:

https://bit.ly/3qyMxR5 Diunduh: 4/11/2020, 9:57.

Yuliani, Nia, dkk. 2012. “Analisis Proksimat dan Kekuatan Gel Agar-agar dari

Rumput Laut Kering pada Beberapa Pasar Tradisional”. Dalam Jurnal

Sains Natural Universitas Nusa Bangsa, Vol. 2, No. 2, Juli 2012, hlm. 101

– 115. Stable URL: https://bit.ly/2VKsi4M Diunduh: 27/10/2020, 23:06.

Zahida, Isnaiar Afwani, dkk. 2014. “Sosilo Aneka Rasa Berbasis Tepung Mocaf

Sebagai Pelestarian Kuliner Khas Nusantara”. Laporan Akhir Program

Kreativitas Mahasiswa, Institut Pertanian Bogor. Stable URL:

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/73542/1/laporanAkh

ir_J3E111106_.pdf Diunduh: 3/11/2020, 22:27.

Zulfinda, Yulia dan Anni Faridah. “Pengaruh Substitusi Tepung Beras Terhadap

Kualitas Kue Sarang Semut”. Dalam Journal of Public Policy

Management and Administration (JUMPA), Vol. 1, No. 1, hlm. 1-9. Stable

URL: https://bit.ly/2JUaYYo Diunduh: 29/10/2020, 03:02.

Sumber Daring https://id.wikipedia.org/wiki/Jajanan_pasar http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id https://budaya-indonesia.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

GLOSARIUM NAMA KUE JAJANAN PASAR

A

Agar-agar : Salah satu produk olahan yang berasal dari rumput

laut jenis Gracilaria sp. dan Gelidium sp. dengan

cara ekstraksi.

Agar-agar buah : Penganan yang terbuat dari bubuk agar-agar

dengan varian rasa buah.

Agar-agar gula jawa : Penganan yang terbuat dari bubuk agar-agar dan

gula jawa sehingga rasanya dominan gula jawa.

Agar-agar jagung : Penganan yang terbuat dari bubuk agar-agar dan

jagung yang dihaluskan sehingga rasanya dominan

jagung.

Apem : Sejenis kue tradisional yang terbuat dari bahan

baku utama tepung beras.

Apem kauman : Penganan yang berbentuk bulat sama dengan apem

pada umumnya namun berasal dari Kampung

Kauman.

Apem kentang : Penganan berbentuk bulat sama dengan apem pada

umumnya namun menggunakan kentang sebagai

bahan utamanya.

Arem-arem : Penganan yang berasal dari daerah Jawa berbahan

baku beras diaron menggunakan santan dan diisi

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

daging cincang berbumbu, proses pemasakan

arem-arem tidak jauh berbeda dengan buras.

Arem-arem ayam : Penganan yang terbuat dari beras yang dimasak

dengan santan dan diisi dengan olahan ayam.

Arem-arem bungkus telur : Penganan yang terbuat dari beras yang dimasak

dengan santan dan diisi dengan olahan daging

ayam atau tempe lalu dibalut dengan telur sebelum

dibungkus daun.

Arem-arem tempe : Penganan yang terbuat dari beras yang dimasak

dengan santan dan diisi dengan olahan tempe.

Awuk-awuk (hawuk-hawuk) : Penganan yang terbuat dari bahan baku tepung

ketan, kelapa parut, gula pasir, dan pewarna

makanan.

B

Bakpao : Makanan sejenis roti yang dibuat dengan

mencampurkan ragi ke dalam adonan tepungnya.

Bentuknya bulat, berwarna putih, dan umumnya

dimasak dengan cara kukus. Bakpao merupakan

makanan tradisional Tiongkok yang sangat populer

di Indonesia. Kata bakpao berasal dari bahasa

Hokkian, bak artinya daging, sedangkan pao

artinya bungkusan yang terbuat dari adonan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

tepung. Jadi bakpao dapat dimaknai sebagai

bungkusan berisi daging.

Bengawan solo : Kue khas Banyumas yang terbuat dari parutan

singkong, parutan kelapa, sisiran gula merah serta

bumbu lainnya.

Bika ambon : Kue berwarna kuning, teksturnya lembut, sedikit

kenyal, dengan lubang-lubang kecil di

permukaannya, dan jika dipotong akan tampak

penampang serat kuenya berongga

Bolen pisang : Penganan yang terbuat dari tepung pastry, pisang

raja, coklat block, keju parut, kuning telur, dan

susu cair.

Bolu : Kue berbahan dasar tepung biasanya menggunakan

tepung terigu, gula, dan telur

Bolu karamel kismis : Penganan dengan bahan utama karamel dan diberi

taburan kismis di atasnya lalu dimasak dengan cara

dikukus.

Bolu kukus : Penganan yang terbuat dari bahan tepung, telur,

gula, dan lain-lain yang dimasak dengan cara

dikukus.

Bolu kukus gula aren : Bolu kukus dengan bahan utama gula aren.

Bolu kukus pisang : Penganan berbahan utama pisang, tepung, dan lain-

lain yang dimasak dengan cara dikukus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Bolu pisang : Penganan dengan bahan utama pisang, tepung, dan

lain-lain yang dimasak dengan cara dipanggang.

Brownies : Sejenis kue yang termasuk kelompok cake yang

berwarna coklat kehitaman dengan tekstur sedikit

lebih keras dari pada cake.

C

Cakwe : Makanan tradisional masyarakat Tionghoa, yang

dalam dialek Hokkian berarti “hantu yang

digoreng”.

Carang gesing : Kue basah yang terbuat dari pisang raja yang

dicampur dengan tambahan beberapa bahan

kemudian dibungkus daun pisang.

Cemplon : Nama penganan dari ketela pohon diparut diisi

gula merah kemudian digoreng

Combro : Penganan yang terbuat dari parutan singkong yang

dibentuk bulat yang bagian dalamnya diisi dengan

sambal oncom kemudian digoreng, karena itulah

dinamai combro yang merupakan kependekan dari

oncom di jero (Bahasa Sunda)

Cotot : Olahan singkong yang diisi dengan gula pasir atau

gula aren kemudian digoreng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

D

Dadar gulung : Penganan yang kulitnya berwarna hijau dan

dalamnya diberi isian unti.

Donat : Roti yang tengahnya berlubang seperti cincin atau

huruf O dalam abjad latin, donat termasuk roti

tetapi diolah dengan cara digoreng.

Donat gula : Penganan yang dibuat dengan beragam bahan lalu

dibentuk bulat seperti cincin dan digoreng

kemudian ditaburi gula.

Donat kentang : Penganan yang dibuat dengan kentang sebagai

bahan utama dan umumnya dibentuk bulat seperti

cincin lalu digoreng.

Donat lumer : Penganan yang dibuat dengan beragam bahan lalu

dibentuk bulat dan diisi dengan coklat, keju, dan

lain-lain yang lumer setelah digoreng.

G

Galundeng : Sebutan untuk roti goreng di Yogyakarta.

Penganan ini bertabur wijen, bagian luarnya garing

dengan tekstur lembut di dalamnya.

Gandos : Penganan yang terbuat dari adonan tepung beras

dicampur santan kelapa dan ditambah garam

secukupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Getuk : Salah satu jajanan tradisional yang masih mudah

ditemui di pasar tradisional maupun toko-toko kue,

khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Getuk

memiliki rasa manis dengan tekstur yang lembut,

sehingga banyak diminati masyarakat.

J

Jadah manten : Makanan tradisional khas Yogyakarta yang bahan

dan proses pembuatannya mirip dengan semar

mendem, hanya setelah dikukus jadah manten

dipanggang dan diberi areh.

K

Ketan bubuk : Makanan yang berasal dari ketan dengan topping

bubuk kedelai.

Kipo : Seperti kue semi-basah yang merupakan perpaduan

antara tepung beras ketan, kelapa, dan gula aren

atau gula jawa.

Klepon : Makanan yang terbuat dari tepung beras ketan

yang dibentuk seperti bola-bola kecil dan diisi

dengan gula merah lalu direbus dalam air mendidih

Krekes : Penganan yang terbuat dari dua tangkup biskuit

yang diberi isi lalu digoreng.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Krekes sayur : Penganan yang terbuat dari dua tangkup biskuit

yang diberi isi olahan sayur kemudian digoreng.

Krekes tape : Penganan yang terbuat dari dua tangkup biskuit

yang diberi isi tape kemudian digoreng.

Kroket : Hidangan pembuka panas yang merupakan salah

satu jenis hidangan kontinental, terbuat dari bahan

berkarbohidrat dan berprotein hewani yang

ditambahkan dengan sayuran

Kue : Segala macam yang dapat disantap dan dimakan

disamping makanan utama nasi, lauk-pauk, dan

buah-buahan.

Kue bikang : Jajanan tradisional Indonesia yang memiliki bentuk

cantik merekah menyerupai bunga dan berwarna-

warni serta memiliki tekstur lembut dan berserat.

Kue bugis : Kue yang terbuat dari tepung beras ketan dan

memiliki tekstur yang kenyal, sedikit, liat, juga

lengket.

Kue jongkong : Kue tradisional yang memiliki rasa manis dan

bertekstur lembut.

Kue ‘ku’ : Penganan yang terbuat dari tepung ketan dengan

isian kacang hijau manis atau kacang merah.

Bentuknya agak bulat lonjong mirip tempurung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

kura-kura, sehingga ada juga yang menyebutnya

sebagai kue kura-kura.

Kue lapis : Jajanan khas Indonesia yang dibuat dengan dua

atau lebih warna yang berbeda dan disusun secara

berlapis-lapis.

Kue lapis gulung : Variasi bentuk dari kue lapis.

Kue lapis legit : Jenis kue basah yang bentuknya berlapis-lapis

dengan aroma bumbu yang harum

Kue lumpur : Kue basah yang biasanya berbentuk pipih,

berwarna kekuningan, rasanya manis dan gurih

serta mempunyai tekstur yang lembut yang diolah

dengan proses pemanggangan.

Kue lumpur kentang : Kue lumpur yang berbahan utama kentang.

Kue mangkok daun : Kue yang terbuat dari tepung beras, bentuknya

menyerupai mangkok dan merekah di bagian atas.

Kue mangkok daun ini sama dengan kue mangkok

pada umumnya, hanya kue mangkok daun beralas

dengan daun.

Kue talam : Salah satu kue tradisional khas Indonesia yang

mudah ditemukan di mana-mana di semua daerah

di Indonesia. Kue ini terbuat dari berbagai macam

tepung olahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Kue talam ubi : Penganan yang terbuat dari bahan utama ubi jalar,

tepung sagu, dan tepung beras.

L

Lemet : Kue berbahan dasar singkong parut dengan isian

unti dan disajikan dengan cara dibungkus daun

pisang.

Lemper : Penganan yang terbuat dari ketan yang dikukus dan

biasanya berisi abon atau cincangan daging ayam,

dan dibungkus menggunakan daun pisang.

Lemper bakar : Makanan yang terbuat dari ketan dan diisi abon

atau daging cincang kemudian dimasak dengan dua

cara pengolahan yaitu dikukus terlebih dahulu lalu

dibakar.

Lumpia : Makanan ringan yang terdiri dari campuran rebung

muda, telur, sayuran segar, dan daging atau

makanan laut, di dalam sebuah gulungan terbuat

dari lembaran tipis tepung gandum.

Lupis : Kue yang terbuat dari beras ketan dan diberi kelapa

parut dan gula aren untuk memberi rasa manis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

M

Madusari : Penganan yang terbuat dari parutan singkong, telur,

gula, santan dan bahan lain yang dimasak dengan

cara dikukus.

Madusari keju : Penganan yang terbuat dari parutan singkong, telur,

gula, santan dan bahan lain yang dimasak dengan

cara dikukus lalu diberi topping keju.

Marble roll cake : Kue bolu atau sponge cake yang dipanggang dan

bercorak marmer yang kemudian diisi dengan krim

mentega atau selai dan kemudian digulung.

Martabak : Penganan yang terbuat dari kulit lumpia yang

diberi isi sayuran atau telur kemudian dilipat

menjadi kotak dan digoreng.

Martabak sayur : Penganan yang terbuat dari kulit lumpia yang

diberi isi sayur kemudian dilipat menjadi kotak dan

digoreng.

Martabak telur : Penganan yang terbuat dari kulit lumpia yang

diberi isi sayur dan potongan telur kemudian

dilipat menjadi kotak dan digoreng.

Mata kebo : Penganan yang berbentuk bulat, kulitnya terbuat

dari tepung ketan dan diisi dengan kacang hijau

atau unti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Mata roda : Makanan tradisional Indonesia asal Yogyakarta

yang mulai jarang ditemukan keberadaanya, namun

biasanya ditemukan pada saat perayaan khusus.

Dinamakan mata roda karena bentuknya yang

bulat dan ditengahnya terdapat pisang sehingga

menyerupai mata.

Mento : Salah satu kue nusantara yang terbuat dari tepung

terigu yang dibuat dadar dan diisi dengan daging

cincang. Setelah dilipat seperti risoles kemudian

disiram dengan santan kental dan dibungkus

dengan daun pisang lalu dikukus.

Miesoa : Mie kecil berwarna bening yang dimasak dengan

bumbu lalu dikukus dan dipotong-potong menjadi

kotak kemudian dicelup telur dan digoreng.

Moci : Kue yang berasal dari tepung beras ketan yang

memiliki tekstur lembut dan kenyal.

Monte : Penganan yang terbuat dari bahan baku sagu

mutiara, gula pasir, dan kelapa parut.

Monte daun : Penganan yang terbuat dari sagu mutiara yang

dimasak sampai matang lalu dicampur dengan gula

dan kelapa parut kemudian dibungkus daun dan

dikukus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

N

Nagasari : Sejenis kue tradisional yang terbuat dari bahan

baku utama tepung beras dan dimasak dengan cara

dikukus.

O

Onde-onde : Jajanan pasar yang popular di Indonesia, yang

diolah dari bahan dasar tepung ketan yang

berbentuk bulat dan dilumuri oleh wijen, dan

biasanya dijual di pedagang kaki lima.

Onde-onde ketan : Penganan berbahan utama ketan yang dibentuk

bulat dan biasa diisi dengan kacang hijau lalu

dilumuri wijen dan digoreng.

Onde-onde ketawa : Kue tanpa isi dengan bentuk bulat kecil berbalut

wijen dan rekahan pada permukaannya.

Ongol-ongol : Kue tradisional terbuat dari sagu berwarna

kecoklatan dan mempunyai tekstur lunak.

P

Panada : Kudapan olahan berbahan ikan yang mendapat

pengaruh dari “empanada”, sejenis kue di Galisia,

sebuah wilayah otonomi di Spanyol. Empanada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

berasal dari kata empenar yang artinya

membungkus atau melapisi kue, maksudnya adalah

isian makanan di dalam roti atau kue.

Pancake : Sejenis kue dadar berbentuk bundar atau bulat,

tipis, dan atasnya diberi aneka “topping” sesuai

selera.

Pastel : Penganan yang dibuat dari tepung terigu,

bentuknya seperti kerang, di dalamnya diisi dengan

daging dan sebagainya (biasanya digoreng atau

dipanggang).

Pastel ayam : Penganan yang terbuat dari adonan tepung yang

diisi dengan olahan ayam kemudian dibentuk

setengah lingkaran dan pinggirnya dibentuk spiral

lalu digoreng.

Pastel sayur : Penganan yang terbuat dari adonan tepung yang

diisi dengan olahan sayur kemudian dibentuk

setengah lingkaran dan pinggirnya dibentuk spiral

lalu digoreng.

Pie : Hidangan yang dibuat dari adonan pastry yang

diisi dengan berbagai bahan manis atau gurih,

dimana hidangan ditutup oleh adonan pastry atau

hanya memanggang kulit pie tanpa isi dan setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

kulit pie matang dan dingin segera diisi dengan

bahan isian.

Pie ayam : Penganan dengan tekstur adonan yang renyah dan

diberi topping olahan daging ayam.

Pie buah : Penganan dengan tekstur adonan yang renyah dan

diberi topping buah-buahan.

Pie susu : Penganan dengan tekstur adonan yang renyah dan

diberi topping olahan susu kental manis.

Puding : Salah satu nama untuk berbagai hidangan penutup

yang umumnya dibuat dari bahan-bahan yang

direbus. Puding dibuat dari campuran bubur agar-

agar, gula, dan air.

Puding coklat : Penganan yang terbuat dari bubuk puding rasa

coklat, air, dan gula.

Puding oreo : Penganan yang terbuat dari bubuk puding rasa

oreo, air, dan gula.

Pukis : Kue khas Indonesia yang terbuat dari adonan telur,

gula pasir, tepung terigu, ragi, dan santan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

Putri mandi : Salah satu kue tradisional Indonesia, berbentuk

bola-bola ketan dengan isian unti, dan disiram

dengan kuah seperti bubur sumsum.

Putu : Penganan yang terbuat dari tepung beras ketan,

ditengahnya diberi gula merah, dimakan dengan

kelapa parut.

Putu ayu : Penganan yang terbuat dari tepung beras yang

diberi air suji atau pandan hijau, telur, santan yang

kemudian dikukus dan atasnya diberi parutan

kelapa.

Putu ketan hitam : Pada dasarnya sama dengan putu ayu hanya bahan

utamanya yang berbeda, yaitu tepung ketan hitam.

Putu mayang : Salah satu kue tradisional khas Betawi yang

bentuknya seperti mie dengan beraneka ragam

warna.

R

Risol ayam : Penganan yang berbentuk gulungan yang berbalut

panir dengan isi olahan daging ayam.

Risol mayo : Penganan yang berbentuk gulungan yang berbalut

panir dengan isi sosis, telur, dan saus mayones.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

Risol mayo pedas : Penganan yang berbentuk gulungan yang berbalut

panir dengan isi sosis, telur, dan saus mayones

dengan rasa pedas.

Risoles (risol) : Gulungan yang memiliki ragam jenis isian, yang

kemudian digoreng atau dipanggang hingga

berwarna merah kecoklatan.

Roll cake : Kue bolu atau sponge cake yang dipanggang dan

diisi dengan krim mentega atau selai dan kemudian

digulung.

Roti : Produk makanan yang terbuat dari fermentasi

tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang

lain, kemudian dibakar

Roti danish : Penganan dengan adonan tepung, ragi, dan bahan

lain yang diberi topping atau isian manis lalu

dipanggang.

Roti kelapa : Penganan dengan adonan tepung, ragi, dan bahan

lain yang diberi isian olahan kelapa lalu

dipanggang.

Roti pisang : Penganan yang terbuat dari adonan tepung, ragi,

dan bahan lain yang diberi isi pisang lalu

dipanggang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Roti rainbow : Penganan dengan tampilan yang berlapis seperti

warna pelangi.

Roti sifon : Penganan dengan tekstur yang lembut dan terbuat

dari bahan tepung, telur, gula, dan bahan lain.

S

Sagon : Kue tradisional Indonesia yang umumnya terbuat

dari tepung ketan, kelapa parut, garam, dan gula

pasir.

Samosa : Penganan yang terbuat dari kulit pangsit yang diisi

dengan olahan daging atau sayur lalu digoreng.

Sarang semut : Salah satu kue basah Indonesia yang memiliki

bentuk unik seperti sarang semut, beraroma khas

karamel dan terbuat dari gula pasir yang

dipanaskan.

Sawut : Makanan yang terbuat dari singkong yang diparut

kasar dengan campuran bahan-bahan seperti vanila,

gula merah, daun pandan, dan garam. Selain itu,

sebelum disajikan sawut diberi taburan parutan

kelapa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

Schotel (skotel) : Penganan yang terbuat dari makaroni, susu, telur,

keju, dan bahan lain yang dimasak dengan cara

dikukus atau dipanggang.

Semar mendem : Sejenis lemper yang tidak dibalut dengan daun.

Sebagai pembalutnya, digunakan semacam dadaran

atau crepe yang terbuat dari campuran telur dan

tepung terigu yang dipanaskan degan cepat

sehingga bentuknya memadat.

Serabi : Salah satu nama makanan tradisional yang ada di

Indonesia yang digemari oleh masyarakat karena

rasanya yang manis dan gurih serta teksturnya

yang lembut.

Serabi kocor : Makanan yang terbuat dari tepung beras dicampur

dengan parutan kelapa muda dan dihidangkan

dengan cara disiram kuah yang terbuat dari santan

dan gula jawa.

Serabi solo : Penganan yang terbuat dari tepung beras yang

dicampur dengan santan kelapa dan gula sehingga

rasanya manis dan gurih.

Songgo buwono : Penganan berbentuk roti sus yang diisi dengan

daging giling, telur, sayur, tomat, dan diberi saus

mayones.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

Sosis solo : Salah satu jenis risoles (savory pancake) khas

Indonesia, yaitu di daerah solo. Makanan ini tidak

seratus persen terbuat dari daging, melainkan

daging sapi atau ayam yang dicincang lalu

dibungkus dengan kulit telur yang terlebih dahulu

digoreng.

Sus : Kue yang termasuk dalam kategori pastry yang

lembut, gembung, dan sedikit gurih.

Sus buah : Kue dengan isian buah.

Sus éclair : Kue dengan bentuk memanjang dan diberi isian vla

serta topping di atasnya.

Sus ragout : Kue dengan isian ragout.

Sus vla : Kue dengan isian vla

T

Tahu : Makanan dari kedelai putih yang digiling halus-

halus, direbus, dan dicetak.

Tahu bakso plastik : Penganan dengan bahan utama tahu yang diberi

bakso di bagian tengahnya lalu dimasak dan

dikemas dengan plastik.

Tahu bakso segitiga : Penganan dengan bahan utama tahu yang diberi

bakso di bagian tengahnya dan dibentuk segitiga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

Tahu bintang : Olahan tahu yang dicetak berbentuk bintang dan

diberi telur puyuh dibagian tengahnya.

Tahu nugget : Penganan yang terbuat dari bahan dasar tahu yang

dilapisi dengan panir sehingga berbentuk seperti

nugget.

Terang bulan : Makanan yang berbentuk bulat dan diberi taburan

coklat, keju, dll di atasnya.

Timus : Penganan yang berbahan baku ubi jalar yang

direbus, dihaluskan dan dicampur pemanis

kemudian digoreng

Tiramisu : Hidangan popular yang dikenal berasal dari Italia.

Tiramisu asli yang khas dari Italia adalah hidangan

dessert tanpa dimasak terlebih dahulu dalam

pengolahannya. Bahan penyusun tiramisu asli

terdiri dari lady finger yang direndam di dalam

cairan kopi, keju mascarpone, dan ditaburi dengan

coklat bubuk.

W

Wajik : Penganan yang terbuat dari beras ketan yang

dikukus kemudian dimasak dengan campuran

santan, dan gula merah hingga berminyak dan

terasa lembut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI

Anindita Ayu Gita Coelestia biasa dipanggil Dita. Lahir di Surabaya, 12 Maret 1999. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Saat berumur 5 tahun saya mulai masuk TK Jatimulyo. Setahun kemudian saya masuk SD Tegalrejo III. Lulus SD pada tahun 2011 dan lanjut ke SMP Negeri 14 Yogyakarta. Kemudian lulus SMP pada tahun 2014 dan masuk ke SMK Negeri 1 Yogyakarta jurusan Administrasi Perkantoran. Saat SMK saya berkesempatan praktik kerja di Universitas Negeri Yogyakarta. Kemudian pada tahun 2017 saya dinyatakan lulus dari SMK. Selama sekolah dari SD sampai SMK saya aktif berkegiatan, mengikuti berbagai organisasi dan ekstrakurikuler. Setelah menyelesaikan sekolah pada tahun 2017, saya langsung melanjutkan kuliah di Universitas Sanata Dharma Prodi Sastra Indonesia. Selama kuliah saya aktif dalam kegiatan berorganisasi dan mengikuti berbagai kepanitiaan.

Informasi Kontak Email : [email protected] No. Hp : 089663851159

178