1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Era
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era perkembangan yang semakin cepat dan batasan yang semakin menipis, membuat perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen agar tetap survive. Apabila konsumen merasa produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya maka konsumen tertarik untuk membelinya. Di Indonesia bisnis yang sedang berkembang salah satunya adalah industri Makanan dan Minuman. Menurut Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa setiap tahun pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia terus meningkat. Sebagai contoh tahun 2017 pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 9,23% atau naik dari 2016 yang sebesar 8,46%. Gambar 1.1 Tren Data Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman, 2010–2018 Sumber: www.dataindustri.com/2018 2 Berdasarkan Gambar 1.1 data pertumbuhan industri makanan dan minuman diatas menunjukan bahwa bisnis makanan dan minuman sedang berkembang. Perkembangan bisnis makanan dan minuman di kota besar seperti Surabaya tentu tergolong meningkat. Sehingga perusahaan bisnis makanan dan minuman dituntut untuk meningkatkan inovasi pada produk tersebut agar dapat menarik daya beli konsumen. Selain itu, dalam era digital masa kini perusahaan juga dituntut untuk lebih berinovasi dalam memasarkan produk agar konsumen dapat mengenal dan membeli produk yang ditawarkan. Dalam era digital sekarang, tidak ada lagi batasan antara produsen dengan konsumen. Media sosial merupakan hal yang sudah menjadi bagian dalam hidup manusia. Gambar 1.2 Data 130 Juta Orang Indonesia Tercatat Aktif di Media Sosial Sumber: inet.detik.com/2018 Di Indonesia terdapat 132.7 juta jiwa pengguna internet dengan total populasi 265.4 juta (sumber:detikInet.com, 2018). atau sekitar 39% pengguna media sosial dari total populasi (sumber: We Are Social, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa internet sangat penting dalam hidup masyarakat sekarang ini khususnya media sosial seperti Instagram, Facebook dan Youtube. 3 Menurut hasil survei WeAreSocial.net dan Hootsuite, Instagram merupakan platform media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak ke tujuh di dunia. Selain sebagai jejaring sosial untuk berbagi foto, Instagram juga digunakan sebagai pemasar produk bisnis. Di Indonesia total pengguna Instagram ada sebanyak 55 juta orang. Dan Instagram merupakan media sosial yang paling sering digunakan keempat setelah Youtube, Facebook, dan Whatsapp. Menurut Kotler & Armstrong (2013) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk, diantaranya adalah kualitas produk (Product Quality), harga (Promotion), promosi (Promotion) dan distribusi (Place) atau yang sering dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) adalah proses penggabungan dalam strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing perusahaan yang terstandarisasi dengan produk, harga, promosi dan saluran distribusi. Adapun faktor – faktor keputusan pembelian yang menjadi pertimbangan penulis adalah kualitas produk, harga dan promosi. Faktor – faktor ini diperoleh penulis dengan melakukan survei awal pada 10 responden. Dari 10 responden terdapat 7 responden memilih kualitas produk, harga dan promosi yang memiliki peran penting dalam menentukan keputusan pembelian melalui media sosial. Faktor kualitas produk, biasanya konsumen akan lebih tertarik pada produk yang memiliki kualitas yang terbaik dibanding dengan produk sejenis lainnya. Karena produk yang berkualitas merupakan produk yang memberikan hasil lebih dari yang dibutuhkan atau diharapkan oleh konsumen. Faktor harga, biasanya konsumen mengidentikkan harga produk yang mahal memiliki kualitas yang baik dan harga produk yang murah akan membuat konsumen meragukan kualitas dari produk tersebut. Ketika masyarakat ingin 4 berbelanja biasanya hal yang pertama diperhatikan dari produk adalah harga. Oleh karena itu penetapan harga suatu produk tentu sesuai dengan manfaat yang diperoleh konsumen. Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen agar konsumen dapat mengenal dan membeli produk yang ditawarkan. Dapur Butet adalah bisnis start-up yang menyediakan produk makanan tradisional Batak seperti Saksang, Panggang, Arsik, dan sambal andaliman dengan pemasaran dan penjualan melalui media sosial (online). Awalnya kami memulai bisnis ini karena kami melihat peluang usaha kuliner tradisional khas Batak khususnya wilayah Surabaya Barat. Berikut data penjualan Dapur Butet dari bulan September hingga Januari 2019. Data Penjualan Batak Cuisine (Dalam ukuran Kg) 45 40 40 35 35 30 24 21 20 15 SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI Target Realita Gambar 1.3 Gambar Grafik Penjualan Dapur Butet Sumber: Dokumen Perusahaan Berdasarkan Gambar 1.3, penjualan produk Dapur Butet masih dibawah target yang diharapkan. Pada bulan September, Oktober dan November penjualan Dapur Butet tidak mencapai target, namun bulan Desember Dapur Butet mencapai target karena Dapur Butet mengadakan promosi edisi Natal dengan memberikan diskon harga 10% untuk pemesanan minimal 5 Kg dan memberikan kartu ucapan 5 Natal yang menarik. Pada bulan Januari terjadi penurunan, hal ini terjadi adanya beberapa pelanggan yang belum ingin membeli karena sedang berada di luar kota. Untuk platform media sosial, Dapur Butet menggunakan Instagram dan Whatsapp. Untuk memasarkan produk, Dapur Butet menggunakan Instagram dan komunikasi dengan konsumen, Dapur Butet menggunakan Whatsapp. Saat ini akun Instagram Dapur Butet memiliki 135 pengikut dan memiliki 71 konsumen yang pernah membeli produk Dapur Butet. Hal ini masih berukuran kecil dimana jika kita melihat Gambar 1.2 tercatat bahwa ada 130 juta Orang Indonesia Aktif di Media Sosial dan juga dapat dismpulkan konsumen belum mengenal jelas produk Dapur Butet. Sistem penjualan produk Dapur Butet adalah melalui online berupa kiloan, porsi (paket nasi) dan juga melayani pesanan catering. Di Surabaya, bisnis yang serupa dengan Dapur Butet antara lain Lapota Nauli Simatupang dan Cinbat Masakan Batak. Berikut merupakan perbandingan kualitas produk, harga dan promosi dengan kompetitor. Tabel 1.1 Perbandingan kualitas kualitas produk, harga dan promosi dengan kompetitor Dapur Butet Kualitas Produk Harga Promosi Produk yang Harga per kilo Sistem penjualan ditawarkan lebih Saksang, Arsik dan melalui online (Media banyak daging Panggang Rp sosial) yaitu daripada lemak 170.000,-, setengah Instagram dan Rasa andaliman kilo Rp 90.000,- Whatsapp lebih terasa seperempat kilo Rp Melakukan diskon 10 Produk saksang tidak 45.000,- % minimal memakai darah Harga per prosi Rp pemesanan 5 kg saat Rasa pedas sambal 24.000,- Natal dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen Produk yang ditawarkan ada daging babi dan ayam 6 Lapota Nauli Simatupang Kualitas Produk Harga Promosi Produk yang Harga per kilo Sistem penjualan ditawarkan lebih Saksang Rp melalui offline yang banyak lemak 100.000,- berada di Jalan daripada daging Harga per kilo Manyar Kertoarjo IX Rasa andaliman Panggang Rp (Surabaya Timur) kurang terasa 150.000,- Melakukan Produk saksang Harga per porsi Rp penjualan online memakai darah dan 30.000,- hanya melalui tambahan sayur Whatsapp singkong Bergabung dengan Rasa pedas sambal aplikasi Go-Jek tidak dapat (Go-Food) disesuaikan dengan permintaan konsumen Cinbat Masakan Batak Kualitas Produk Harga Promosi Produk yang Harga per kilo Sistem penjualan ditawarkan lebih Saksang Rp melalui offline yang banyak lemak 120.000,- berada di Jalan daripada daging Harga per kilo Manyar Kertoarjo IV Rasa andaliman Panggang Rp (Surabaya Timur) kurang terasa 150.000,- Melakukan Produk saksang Harga per porsi Rp penjualan online memakai darah dan 25.000,- hanya melalui tambahan sayur Whatsapp singkong Rasa pedas sambal tidak dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat perbandingan produk Dapur Butet dengan kompetitor yaitu Lapota Nauli Simatupang dan Cinbat Masakan Batak memiliki produk yang tidak jauh berbeda, kualitas produk Dapur Butet dapat bersaing dengan kompetitor. Harga pada produk Dapur Butet untuk ukuran kiloan lebih mahal dibanding harga kompetitor, sedangkan harga produk Dapur Butet 7 untuk ukuran porsi lebih murah dibanding dengan harga kompetitor. Daftar harga ini diperoleh penulis pada tanggal 18 Februari 2019. Promosi yang dilakukan juga tidak kalah jauh dengan kompetitor sekalipun Dapur Butet hanya melakukan penjualan melalui online. Pada bulan Desember, Dapur Butet memberikan dikson 10% kepada konsumen dengan minimal pemesanan 5 Kg. Selain itu kami memasarkan produk kami ke beberapa grup Whatsapp yang kami miliki Dari pemaparan diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel kualitas produk, harga dan promsoi terhadap keputusan pembelian melalui media sosial pada produk Dapur Butet. Sehingga dapat berdampak pada tingkat penjualan Dapur Butet di masa yang akan datang. Dapur Butet belum pernah melakukan penelitian untuk melihat pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian melalui media sosial. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin meneliti “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Media Sosial Pada Produk Dapur Butet.” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk Dapur Butet melalui media sosial? 2. Apakah harga