Seri Warisan Budaya Sumatera Bagian Utara No. 0312

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Seri Warisan Budaya Sumatera Bagian Utara No. 0312 Seri Warisan Budaya Sumatera Bagian Utara No. 0312 Ketua : Ery Soedewo, S.S., M. Hum. Sekretaris : Dra. Nenggih Susilowati Anggota : Lucas Partanda Koestoro, DEA Drs. Ketut Wiradnyana Repelita Wahyu Oetomo Churmatin Nasoichah, S. Hum. Taufiqurrahman Setiawan, S.S. Penata Letak dan Sampul: Andri Restiyadi Jalan Seroja Raya, Gang Arkeologi No. 1, Medan Tuntungan, Medan 20134 Telp.(061) 8224363, 8224365; Fax. (061) 8224365 Email: [email protected]; Website: www. balai-arkeologi-medan.web.id Balai Arkeologi medan adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Arkeologi Medan mempunyai tugas melaksanakan penelitian di bidang arkeologi di wilayah kerjanya yang meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, dan Provinsi Sumatera Utara. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Balai Arkeologi Medan menyelenggarakan fungsi: a. melakukan pengumpulan, perawatan, pengawetan, dan penyajian benda yang bernilai budaya dan ilmiah yang berhubungan dengan penelitian arkeologi; b. Melakukan urusan perpustakaan, dokumentasi, dan pengkajian ilmiah yang berhubungan dengan hasil penelitian arkeologi; c. memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian arkeologi; d. melakukan bimbingan edukatif kultural kepada masyarakat tentang benda yang bernilai budaya dan ilmiah yang berhubungan dengan arkeologi. Berkenaan dengan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa bidang garapan Balai Arkeologi Medan adalah peninggalan budaya dan situsnya dengan tujuan sejarah dan nilai sejarah budaya bangsa.Untuk mencapai itu maka metode/prosedur kerjanya dalam penelitian adalah pengumpulan dan analisis data serta interpretasi sejarah. Adapun keluaran yang diharapkan berupa proposisi sejarah budaya bangsa dan layanan informasi arkeologis yang diharapkan mampu dipergunakan bagi berbagai kepentingan ..................................................................................................... i ....................................................................................... ii Penggambaran Singa Di Padang Lawaas, Provinsi Sumatera Utara ................ 1 Binatang dan Maknanya Dalam Upacara Religi Masyarakat Batak Toba: Kajian Pustaha Laklak “Mapas” (Menantang Yang Anggap Enteng) ............. 28 Penempatan Babi Sebagai Daging Konsumsi Dalam Pesta Adat Masyarakat Batak ............................................................. 50 Beberapa Motif Hias Binatang Pada Seni Islam Di Indonesia: Antara Kebutuhan Estetika, Makna, dan Agama ............................................ 70 Ayam Dalam Aspek Sosial Dan Religi Masyarakat Batak .............................. 89 Kuda dan Pemanfaatannya Dalam Kehidupan Manusia: Kajian Arkeohistoris Domestikasi Kuda ........................................................ 111 Beberapa Hewan Masa Prasejarah Dalam Berbagai Aspek Yang Melingkupinya Hingga Masa Kini .................... 141 .................................................................................................... 179 ........................................................................................................... 186 i Kajian fauna (binatang) dalam arkeologi merupakan salah satu bidang bahasan penting bagi pemahaman masa lalu manusia. Aspek-aspek yang dapat diungkap melalui bidang kajian ini sangat luas cakupannya, meliputi aspek pemanfaatan praktis hingga sakral fauna, baik dalam kehidupan hingga kematian manusia. Ragam jenis fauna yang dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kegunaan didapat baik dari hasil perburuan maupun domestikasi. Manfaat yang diperoleh manusia dari beragam jenis hewan merupakan cerminan betapa besar ketergantungan manusia terhadap eksistensi fauna di masa lalu hingga saat ini. Pada awalnya keberadaan fauna hanya dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pangan, melalui konsumsi dagingnya. Seiring berkembangnya kemampuan nalar manusia, fauna juga dimanfaatkan sebagai bahan sandang, melalui pemanfaatan bulu maupun kulitnya. Pengetahuan empiris manusia selama berinteraksi dengan lingkungan hayatinya kemudian berhasil melihat kegunaan lain dari keberadaan jenis binatang tertentu, yakni sebagai sarana transportasi baik sebagai tunggangan maupun pengangkut muatan barang (beban). Namun, dari sekian banyak kegunaan binatang dalam kehidupan manusia tersebut, bukti terawal terkait kemampuan domestikasi manusia terhadap beberapa jenis binatang menunjukkan bahwa jenis binatang yang pertama kali berhasil didomestikasi oleh manusia tidak terkait dengan manfaat – entah- sebagai bahan makanan, sandang, maupun transportasi. Jenis binatang terawal yang berhasil didomestikasi oleh manusia adalah anjing (cannin), yang terjadi sekitar 15.000 tahun yang lalu, tampaknya lebih terkait pada fungsinya sebagai hewan yang dapat membantu manusia dalam perburuan jenis binatang lain. Setelah anjing, jenis-jenis fauna lain yang berhasil didomestikasi manusia adalah jenis kambing, domba, sapi, kucing, dan babi yang terjadi sekitar 9.000 hingga 10.000 tahun yang lalu. Perintis kajian fauna dalam arkeologi adalah dua pakar berkebangsaan Swiss yakni L. Rütimeyer dan J. Ulrich Duerst.Pada tahun 1862 Rütimeyer memerikan tulang-tulang mamalia masa Neolitik dari situs permukiman tepi danau di Swiss. Dialah yang pertama kali memilah ragam tulang mamalia seperti domba, babi, dan sapi hasil domestikasi dari tulang sejenis yang masih liar. Hasil pengamatannya terhadap bekas-bekas ii potongan pada tulang rubah dipandangnya bahwa binatang ini dikonsumsi manusia.Kajian lebih lanjut terhadap domestikasi fauna dilakukan oleh Duerst, yang meneliti selama tiga tahun (1904-1907) setengah ton tulang binatang hasil ekskavasi Pumpelly dan Schmidt di situs Anau, Turkistan. Dia menunjukkan bahwa reduksi ukuran dan perubahan tekstur pada tulang binatang merupakan petunjuk terjadinya perubahan (transisi) dari binatang liar menjadi binatang hasil domestikasi. Kontribusi lain dari hasil kajian sisa fauna adalah rekonstruksi lingkungan relung hidup manusia di masa lalu. Salah satu contoh kajian ini adalah yang dilakukan oleh Dorothea Bate terhadap tulang-tulang binatang dari Situs Gua Gunung Carmel. Hasilnya antara lain adalah jenis hewan tertentu akan menghuni relung ekologi tertentu. Bate juga berhasil menggambarkan perubahan iklim pada masa awal Plestosen di daerah Levant. Hasil interaksi yang lama antara manusia dengan lingkungan hidupnya selain membuahkan eksploitasi sumberdaya alam, juga memunculkan respek terhadap mahluk lain penghuni relung hayati mereka, salah satunya adalah fauna. Respek manusia itu merupakan refleksi rasa kagum mereka terhadap kekuatan, keuletan, kelincahan, dan ragam kelebihan lain beberapa jenis binatang yang dipandang oleh manusia sebagai sifat-sifat unggul yang layak mereka hormati. Ujud dari kekaguman itu terefleksikan lewat penggambaran jenis fauna tertentu yang melambangkan sifat-sifat utama tertentu, seperti kekuatan pada seekor gajah atau singa, kecerdikan rubah atau kancil, kelincahan seekor rusa atau kelinci, ketajaman mata burung pemangsa seperti elang, dan sebagainya. Lebih jauh bentuk penghormatan itu bahkan menjadi bentuk pemujaan jenis hewan tertentu, seperti lembu atau sapi dalam pandangan penganut Hindu. Hal demikian terjadi mungkin terkait dengan banyaknya manfaat yang dapat diambil dari seekor sapi, mulai susu, daging, kulit, bahkan kotorannya yang dapat menyuburkan tanah sangat berguna bagi masyarakat agraris. Beragam aspek seperti diuraikan tersebut, yang meliputi hal yang sifatnya profan hingga hal yang bersifat sakral dalam pemanfaatan fauna, akan dikaji oleh beberapa penulis dalam buku ini. Tulisan pertama terkait kajian fauna dalam arkeologi adalah karya Andri Restiyadi yang berjudul ―Penggambaran Singa Di Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara.‖ Churmatin Nasoichah menyajikan tulisan yang mengulas tentang iii ―Binatang dan Maknanya Dalam Upacara Religi Masyarakat Batak Toba: Kajian Pustaha Laklak „Mapas‟ (Menantang yang Anggap Enteng).‖ Kemudian Defri Elias Simatupang membahas tentang ―Penempatan Babi Sebagai Daging Konsumsi Dalam Pesta Adat Masyarakat Batak.‖ Sedangkan Deni Sutrisna menguraikan tentang ―Beberapa Motif Hias Binatang Pada Seni Islam di Indonesia: Antara Kebutuhan Estetika, Makna, dan Agama.‖ Kajian lain diuraikan oleh Dyah Hidayati dengan judul tulisannya ―Ayam Dalam Aspek Sosial dan Religi Masyarakat Batak.‖ Sementara Ery Soedewo mengupas ―Kuda dan Pemanfaatannya Dalam Kehidupan Manusia: Kajian Arkeohistoris Domestikasi Kuda.‖ Sajian terakhir ulasan tentang Fauna Dalam Arkeologi disampaikan oleh Ketut Wiradnyana yang dalam tulisannya membahas ―Beberapa Hewan Masa Prasejarah Dalam Berbagai Aspek yang Melingkupinya Hingga Masa Kini.‖ Walaupun artikel-artikel yang disampaikan dalam buku ini –pasti- belum mampu menangkap dan menyajikan kajian fauna dalam arkeologi secara mendalam, namun besar harapan kami agar segala hal yang disampaikan oleh para penulis tersebut dapat menambah sedikit pengetahuan para pembaca. Oleh karena itu besar harapan kami masukan para pembaca demi kemajuan penerbitan kami selanjutnya. Terimakasih, semoga para pembaca dapat mengambil hikmah yang terpapar dalam buku ini. Dewan Redaksi iv Kawasan Padang Lawas merujuk pada sebuah wilayah budaya yang mencakup dua kabupaten yaitu Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Kawasan tersebut telah merekam berbagai jejak aktivitas manusia di masa lampau lewat bentuk materialnya baik berupa artefak, ekofak maupun fitur. Kawasan ini sangat dimungkinkan sebagai satu kawasan yang memiliki tinggalan budaya bercorak Hindu-Buddha terbesar di Sumatera Utara hingga
Recommended publications
  • Bathymetric Survey of Lakes Maninjau and Diatas (West Sumatra), and Lake Kerinci (Jambi)
    Journal of Physics: Conference Series PAPER • OPEN ACCESS Recent citations Bathymetric survey of lakes Maninjau and Diatas - The sediments of Lake Singkarak and Lake Maninjau in West Sumatra reveal (West Sumatra), and lake Kerinci (Jambi) their earthquake, volcanic and rainfall history Katleen Wils et al To cite this article: C Bouvet de Maisonneuve et al 2019 J. Phys.: Conf. Ser. 1185 012001 View the article online for updates and enhancements. This content was downloaded from IP address 159.149.207.220 on 22/06/2021 at 10:25 The 2018 International Conference on Research and Learning of Physics IOP Publishing IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1185 (2019) 012001 doi:10.1088/1742-6596/1185/1/012001 Bathymetric survey of lakes Maninjau and Diatas (West Sumatra), and lake Kerinci (Jambi) C Bouvet de Maisonneuve1,2*, S Eisele1,2, F Forni1,2, Hamdi3, E Park1, M Phua1,2, and R Putra3 1Earth Observatory of Singapore, Nanyang Technological University, Singapore 2Asian School of the Environment, Nanyang Technological University, Singapore 3Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Padang, Indonesia *[email protected] Abstract. Determining the bathymetry of lakes is important to assess the potential and the vulnerability of this valuable resource. The dilution and circulation of nutrients or pollutants is largely dependant on the volume of water and the incoming and outgoing fluxes, while the degree and frequency of mixing depends on the water depth. The bathymetry of lakes is also important to understand the spatial distribution of sediments, which in turn are valuable archives of natural hazards and environmental change.
    [Show full text]
  • Restoran Jilid 2
    Prihastuti Ekawatiningsih, dkk. RESTORAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang RESTORAN JILID 2 Untuk SMK Penulis : Prihastuti Ekawatiningsih Kokom Komariah Sutriyati Purwanti Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm NUG EKAWATININGSIH, Prihastusti. a Restoran Jilid 2 untuk SMK oleh Prihastuti Ekawatiningsih, Kokom Komariah, Sutriyati Purwanti ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xxiv, 234 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A Glosarium : Lampiran. B Indeks : Lampiran. C ISBN : 978-979-060-003-4 ISBN : 978-979-060-005-8 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
    [Show full text]
  • Masyarakat Kesenian Di Indonesia
    MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Muhammad Takari Frida Deliana Harahap Fadlin Torang Naiborhu Arifni Netriroza Heristina Dewi Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara 2008 1 Cetakan pertama, Juni 2008 MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Oleh: Muhammad Takari, Frida Deliana, Fadlin, Torang Naiborhu, Arifni Netriroza, dan Heristina Dewi Hak cipta dilindungi undang-undang All right reserved Dilarang memperbanyak buku ini Sebahagian atau seluruhnya Dalam bentuk apapun juga Tanpa izin tertulis dari penerbit Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara ISSN1412-8586 Dicetak di Medan, Indonesia 2 KATA PENGANTAR Terlebih dahulu kami tim penulis buku Masyarakat Kesenian di Indonesia, mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku ini pada tahun 2008. Adapun cita-cita menulis buku ini, telah lama kami canangkan, sekitar tahun 2005 yang lalu. Namun karena sulitnya mengumpulkan materi-materi yang akan diajangkau, yakni begitu ekstensif dan luasnya bahan yang mesti dicapai, juga materi yang dikaji di bidang kesenian meliputi seni-seni: musik, tari, teater baik yang tradisional. Sementara latar belakang keilmuan kami pun, baik di strata satu dan dua, umumnya adalah terkonsentasi di bidang etnomusikologi dan kajian seni pertunjukan yang juga dengan minat utama musik etnik. Hanya seorang saja yang berlatar belakang akademik antropologi tari. Selain itu, tim kami ini ada dua orang yang berlatar belakang pendidikan strata dua antropologi dan sosiologi. Oleh karenanya latar belakang keilmuan ini, sangat mewarnai apa yang kami tulis dalam buku ini. Adapun materi dalam buku ini memuat tentang konsep apa itu masyarakat, kesenian, dan Indonesia—serta terminologi-terminologi yang berkaitan dengannya seperti: kebudayaan, pranata sosial, dan kelompok sosial.
    [Show full text]
  • Phytoplankton and the Correlation to Primary Productivity, Chlorophyll-A
    Phytoplankton and the correlation to primary productivity, chlorophyll-a, and nutrients in Lake Maninjau, West Sumatra, Indonesia 1Jabang Nurdin, 1Desra Irawan, 2Hafrijal Syandri, 1Nofrita, 1Rizaldi 1 Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University, West Sumatra, Indonesia; 2 Faculty of Fisheries, Bung Hatta University, West Sumatra, Indonesia. Corresponding author: J. Nurdin, [email protected] Abstract. Intensive freshwater fish farming using floating-net-cages in Lake Maninjau has been conducted since 1992. Fish farming intensification can reduce water quality and affect aquatic biotic communities. This research aims to study the impact of floating-net-cages activities on the phytoplankton communities, and its correlation to primary productivity, chlorophyll-a, and water quality of Lake Maninjau. Five representative sampling sites from Lake Maninjau were chosen purposively. Primary productivity, chlorophyll-a, and water quality were analyzed using the oxygen method, chlorophyll extract from autotrophic organisms and the tropical index respectively, then all parameters were analyzed using principal component analysis (PCA) to present the pattern. Water quality parameters such as temperature, pH, total suspended solids (TSS), total dissolved solids (TDS), light intensity, dissolved oxygen (DO), biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total P, and total N were also measured. From the results, we found 17 species of phytoplankton from 5 classes. Phytoplankton abundance ranged from 1980 to 3540 individual L-1, with the lowest abundance found in Sigiran Site (incubation zone) and the highest in Kubu Baru Site (surface waters). The biomass estimation value of chlorophyll-a ranged from 0.415 to 0.104 mg C m-3, with the highest value found on the surface water in Sigiran Site and the lowest in incubation zone in Tanjung Sani Site.
    [Show full text]
  • A Description of Manulangi Natua -Tua Ceremony By
    A DESCRIPTION OF MANULANGI NATUA -TUA CEREMONY BY BATAK TOBA SOCIETY A PAPER BY JURAIDA ELPIANA TAMBA REG.NO : 162202033 DIPLOMA III ENGLISH STUDY PROGRAM FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA MEDAN 2019 1 Universitas Sumatera Utara 2 Universitas Sumatera Utara 3 Universitas Sumatera Utara AUTHOR’S DECLARATION I am JURAIDA ELPIANA TAMBA declare that I am the sole author of this paper. Except references are made in the text of this paper, this paper contains no material published elsewhere or extracted in whole or in part from a paper by which I have qualified for or awarded another degree. No other person’s work has been used without due acknowledgement in the main text of the paper. This paper has not been submitted for the award of another degree in any tertiary education. Signed : …………….. Date : July 2019 i Universitas Sumatera Utara COPYRIGHT DECRALATION Name : JURAIDA ELPIANA TAMBA Title of paper : A DESCRIPTION OF MANULANGI NATUA-TUA CEREMONY BY BATAK TOBA SOCIETY Qualification : D-III / Ahli Madya Study program : English I am willing that my paper should be available for reproduction at the discretion of the librarian of the Diploma III English Department Faculty of Culture Study USU on the understanding that users are made aware of their obligation under law of the Republic of Indonesia. Signed : …………………. Date : July 2019 ii Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Kertas karya ini berjudul “A Description Of Manulangi Natua-tua Ceremony By Batak Toba Society”. Batak Toba memiliki suatu tradisi yaitu Manulangi Natua-tua . Manulangi Natua-tua merupakan satu salah kebiasaan masyarakat Batak Toba, kebiasaan ini dianggap juga sebagai suatu upacara adat yang resmi pada budaya Batak Toba dimana anak-anak datang kerumah orang tua mereka untuk memberi makan orang tua mereka .
    [Show full text]
  • Earth Sciences
    P-ISSN 0216-6739; E-ISSN 2549-516X Vol. 17 No. 2 December 2020 Accreditation No. 30/E/KPT/2018 International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences P-ISSN 0216-6739; E-ISSN 2549-516X Vol. 17 No. 2 December 2020 Accreditation No. 30/E/KPT/2018 Published by Indonesian National Institute of Aeronautics and Space ( LAPAN ) International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences Published by Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Editorial Committee Preface Dear IJReSES Readers, We sincerely thank you for reading the International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences Vol. 17 No 2, December 2020. In general, this journal is expected to enrich the serial publications on earth sciences. In particular this journal is aimed to present improvement in remote sensing studies and its applications on earth sciences. This journal also serves as the enrichment on earth sciences publication, not only in Indonesia and Asia but also worldwide. This journal consists of papers discussing the particular interest in remote sensing field. Those papers are having remote sensing data for image processing, geosciences, oceanography, environment, disaster, mining activities, etc. A variety of topics are discussed in this seventeen edition. Briefly, the topics discussed in this edition are the studies of remote sensing data processing issues such as Fisheries production estimation, urban condition analysis, coral reef habitat, forest devegetation, total suspended solid, shoreline change, and bathymetri. There are some new methods, new analysis, and new novelties on this edition. Finally, enjoy your reading of the IJRESES Vol. 17 No. 2 December 2020, and please refer this journal content for your next research and publication.
    [Show full text]
  • Catalogue of SUMATRAN BIG LAKES
    Catalogue of SUMATRAN BIG LAKES Lukman All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, distributed, or transmitted in any form or by any means, including photocopying, recording, or other electronic or mechanical methods, without the prior written permission of the publisher, except in the case of brief quotations embodied in critical reviews and certain other noncommercial uses permitted by copyright law. Catalogue of SUMATRAN BIG LAKES Lukman LIPI Press © 2018 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Research Center for Limnology Cataloging in Publication Catalogue of Sumatran Big Lakes/Lukman–Jakarta: LIPI Press, 2018. xviii + 136 pages; 14,8 × 21 cm ISBN 978-979-799-942-1 (printed) 978-979-799-943-8 (e-book) 1. Catalogue 2. Lakes 3. Sumatra 551.482598 1 Copy editor : Patriot U. Azmi Proofreader : Sarwendah Puspita Dewi and Martinus Helmiawan Layouter : Astuti Krisnawati and Prapti Sasiwi Cover Designer : Rusli Fazi First Edition : January 2018 Published by: LIPI Press, member of Ikapi Jln. Gondangdia Lama 39, Menteng, Jakarta 10350 Phone: (021) 314 0228, 314 6942. Fax.: (021) 314 4591 E-mail: [email protected] Website: lipipress.lipi.go.id LIPI Press @lipi_press List of Contents List of Contents .................................................................................. v List of Tables ...................................................................................... vii List of Figures .................................................................................... ix Editorial Note ....................................................................................
    [Show full text]
  • Sustainable Tourism Development Using Soft System Methodology (SSM): a Case Study in Padang Panjang Regency West Sumatra, Indonesia
    Chapter 4 Print ISBN: 978-93-89816-78-5, eBook ISBN: 978-93-89816-79-2 Sustainable Tourism Development Using Soft System Methodology (SSM): A Case Study in Padang Panjang Regency West Sumatra, Indonesia Kholil1*, Nugroho Sukamdani1 and Soecahyadi2 DOI: 10.9734/bpi/assr/v1 ABSTRACT Geographically, Padang panjang regency which located in a heart of Western Sumatra have great potentials for tourism industry. However, these potentials have not been fully utilized for increasing local economic development and peoples welfare. The purpose of this study is to determine the most appropriate strategies in accordance with the objective conditions of Padang Panjang Regency, using soft system methodology (SSM). The results showed that establishing connectivity and cooperation with the surrounding area are the most appropriate strategy to ensure sustainability of tourism sector in Padang Panjang Regency, while the most suitable cooperation with surronding area is integrated promotion and travel packages. Keywords: Sustainable tourism; minangese; regional cooperation; integrated promotion; travel packages. 1. INTRODUCTION Tourism industry is the third largest industries that contribute to the gross national income in Indonesia, Tourist growth in Indonesia has continued to increase in the last 10 years, and has not been impacted by the national economic crisis. This sector has caused the local economy to increase dramatically. Tourist arrivals also lead to the development of local businesses by providing services and facilities for tourists during their trips. It also encourages equitable development throughout Indonesia, reducing unemployment and poverty in the regions. Padang Panjang is one 19 regency/city in west sumatra Indonesia which has potential of atractive tourist destination, because it has some cultural sites, such as minangese culture center and thawalib education center, one of the oldest religion education system in Indonesia, and the most popular cultural attractions in West Sumatra [1].
    [Show full text]
  • Pesan Semantis Peribahasa Dialek Okinawa Dan Peribahasa Indonesia
    PESAN SEMANTIS PERIBAHASA DIALEK OKINAWA DAN PERIBAHASA INDONESIA 沖縄方言のことわざとインドネシアのことわざにおける意味論の解析 Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 Linguistik dalam Bidang Bahasa dan Kebudayaan Jepang Ilmu Bahasa dan Kebudayaan Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Oleh : Ratna Kumalasari 13050112130116 PROGRAM STUDI STRATA 1 BAHASA DAN KEBUDAYAAN JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018 i PESAN SEMANTIS PERIBAHASA DIALEK OKINAWA DAN PERIBAHASA INDONESIA 沖縄方言のことわざとインドネシアのことわざにおける意味論の解析 Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 Linguistik dalam Bidang Bahasa dan Kebudayaan Jepang Ilmu Bahasa dan Kebudayaan Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Oleh : Ratna Kumalasari 13050112130116 PROGRAM STUDI STRATA 1 BAHASA DAN KEBUDAYAAN JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018 ii HALAMAN PERNYATAAN Dengan sebenarnya, penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun tanpa mengambil bahan hasil penelitian baik untuk memperoleh suatu gelar sarjana atau diploma yang sudah ada di universitas lain maupun hasil penelitian lainnya. Penulis juga menyatakan bahwa skripsi ini tidak mengambil bahan dari publikasi atau tulisan orang lain kecuali yang sudah disebutkan dalam rujukan dan dalam Daftar Pustaka. Penulis bersedia menerima sanksi jika terbukti melakukan plagiasi/ penjiplakan. Semarang, Desember 2018 Penulis, Ratna Kumalasari iii iv v MOTTO “Take the risk.” “Makutu sookee nankuru naisa.” -Okinawan Proverb vi PERSEMBAHAN Teruntuk
    [Show full text]
  • BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia, Terdiri
    BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bangsa Indonesia, terdiri dari berbagai suku. Tiap suku memiliki masakan dengan karakter dan keunikannya sendiri. Jika dijumlahkan ratusan masakan yang ada tentunya merupakan sumber kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya. (Alamsyah, 2008) Masakan tradisional mempresentasikan daerah asal atau mewakili simbol daerah. Di tiap daerah meski terkadang ada kesamaan selalu memiliki perbedaan. Perbedaan bisa dari cara makan, komposisi bumbu, fungsi masakan atau cara hidang. Masakan tradisional tidak terlepas dari identitas daerah asal. (Alamsyah, 2008) Masakan Khas Suku Batak adalah salah satu aset penting yang memperkaya keanekaragaman kuliner nusantara. Namun masakan Khas Suku Batak cenderung dikategorikan sebagai masakan non-halal, padahal pada kenyataanya masakan Tapanuli memiliki banyak jenis masakan yang halal, seperti Ikan Na Niura, Ikan Arsik, Napinadar. Masakan Khas Suku Batak juga memiliki fleksibilitas terhadap bahan utama. Seperti daging babi yang bisa dialternatifkan menggunakan daging sapi, ayam ataupun kerbau. Masakan Khas Suku Batak yang sering dikenal orang karena menggunakan darah hewan adalah saksang dan manuk na digotai. 1 2 Manuk na di gotai merupakan salah satu masakan Khas Suku Batak yang enggan dinikmati oleh khalayak ramai. Bahkan, orang Suku Batak sendiri ada yang enggan untuk menyantapnya. Mereka memiliki persepsi tersendiri terhadap masakan ini, karena dimasak menggunakan darah ayam, meskipun sebenarnya darah ini telah melalui proses pengolahan masak. Masakan tradisional mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian baik dari penampilan, komposisi, memasaknya, cara hidang bahkan cara menyantapnya. (Alamsyah, 2008) Kuliner bisa terdiri atas cara memasak, didalamnya melibatkan variasi dan teknik memasak yang akan menghasilkan, rasa, penampilan dan bentuk yang bisa mengundang selera. (Alamsyah, 2008) Untuk menghilangkan kesan yang lahir dari masakan manuk na di gotai, penulis akan melakukan eskperimen substitusi bahan darah ayam dengan bahan lain yang bisa dikonsumsi oleh orang secara umum.
    [Show full text]
  • Modul Dasar-Dasar Kuliner (Nut 161)
    MODUL DASAR-DASAR KULINER (NUT 161) DISUSUN OLEH PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 0 / 226 MODUL DASAR-DASAR KULINER (NUT 161) MODUL 1 PENGANTAR KULINER DAN PERKEMBANGANNYA DI MANCANEGARA DISUSUN OLEH PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 1 / 226 PENGANTAR A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menguraikan visi dan misi Universitas Esa Unggul 2. Merinci topik-topik perkuliahan Dasar-dasar Kuliner 3. Mengidentifikasi buku referensi serta komponen dan proporsi penilaian mata kuliah Dasar-dasar Kuliner. 4. Menguraikan perkembangan kuliner di berbagai negara B. Uraian dan Contoh 1. Visi dan Misi Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan 2. Topik Perkuliahan Kuliner merupakan perpaduan antara ilmu dan seni,karena dibutuhkan pengetahuan terkait dengan ilmu gizi, ilmu bahan makanan, alat-alat penyelenggaraan makanan, ketrampilan seni memasak(membaca,praktek dan mengembangkan resep). Kuliner dapat didefinisikan
    [Show full text]
  • Variasi, Keunikan Dan Ragam Makanan Adat Etnis Batak Toba Suatu Kajian Prospek Etnobotani
    PENERAPAN IPTEKS Variasi, Keunikan dan Ragam Makanan Adat Etnis Batak Toba Suatu Kajian Prospek Etnobotani (Ashar Hasairin) Abstrak Etnis Batak Toba mempunyai khas makanan adat yang berbeda dari etnis lain. Hasil inventarisasi jenis makanan khas adatnya antara lain: Makanan khas Batak Toba diantaranya jambar, sipitu dai (mangan upa suhut), indahan sipaet-paet, itak gur-gur, nanidugu, naniura, nani arsik, nani lomang, dan ikan mas nati nombur. Bahan utama makanan dari ikan mas, ikan nila, ayam atau daging, sedang rempah khas adalah bawang Batak, andaliman, kincung. Pengolahan makanan secara sederhana dimasak dengan api dan tidak di masak, tetapi digunakan dengan berbagai rempah. Rasa khas makanan dikonsumsi masyarakat Batak secara luas, terbukti sampai saat ini masih digunakan pada acara-acara suka dan duka. Kata Kunci : Makanan Khas, Batak Toba, Etnobotani PENDAHULUAN Di Indonesia, khususnya Sumatera Utara lomang, dan ikan mas nati nombur. Makanan yang terdiri dari berbagai macam suku dan ini bukan hanya dijual di rumah-rumah makan kebudayaan yang berbeda pada setiap daerah. khas daerah saja. Masakan khas daerah Batak Suku-suku tersebut memiliki makanan adat ini juga sudah merambah ke restoran dan tertentu yang tidak sama dengan etnis lain, perhotelan. Pihak hotel tak segan-segan walaupun berada pada satu wilayah Provinsi menampilkan menu yang jarang disediakan yang sama. Makanan adat Batak Toba berbeda oleh rumah-rumah makan khas daerah (Lubis, dengan makanan adat Batak Simalungun, 2007). Batak Karo, dan Batak Pakpak. Masakan khas Batak Toba bahan Makanan adat yang bersifat khas yang utamanya bisa dari ikan mas, ikan nila, ayam, biasanya hanya dimiliki oleh daerah tertentu atau daging. Bumbu-bumbunya asli dari dan biasanya digunakan dalam setiap acara tumbuhan setempat daerah Batak sehingga dia adat pada daerah tersebut.
    [Show full text]