<<

Skripsi KEBIJAKAN POLITIK NUKLIR KOREA UTARA (Studi Analisis : Pada Masa Pemerintahan Kim Jong Un )

MARNI SUMARNI 140906075

Dosen Pembimbing : Warjio, Ph.D

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

MARNI SUMARNI (140906075) KEBIJAKAN POLITIK NUKLIR KOREA UTARA (Studi Analisis : Pada Masa Pemerintahan Kim Jong Un )

Rincian isi skripsi: 122 Halaman ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan tentang Kebijakan Pemimpin Korea Utara terkait program nuklirnya. Dimana Korea Utara telah menunjukkan diri kepada dunia bahwa mereka adalah negara yang tak boleh dipandan remeh. Kesuksesan uji coba nuklir ketiga pada beberapa waktu lalu membuktikan kalau memiliki serangkaian tujuan dalam pengembangan nuklirnya dan ditunjukkan kepada dunia internasional. Tujuan itu tidak lagi untuk meneguhkan Korut sebagai bangsa yang tidak dapat didikte oleh negara manapun dan dapat memiliki posisi sejajar dengan negara-negara besar dalam hal senjata nuklir. Terkait Program nuklirnya, Korut mempunyai beberapa kepentingan yaitu untuk menjaga keamanan rezim, untuk self defense, motif ekonomi dan demi mengankat prestise Korut di mata masyarakat internasional pada umumnya. Selain Kebijakan nuklir Korea utara penelitian ini juga mendeskripsikan bagaimana sikap dan tanggapan dunia internasional dalam pengembangan senjata nuklir korea utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif. Data-data sekunder diperoleh melalui studi dokumenter, yakni melalui majalah, surat kabar,Jurnal, skripsi terdahulu , buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan topik penelitian ini.

Kata kunci :Korea Utara, Nuklir , Kebijakan ,dunia internasional. \

i

Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

NORTH KOREA'S NUCLEAR POLITICAL POLICY (STUDY ANALYSIS: DURING KIM JONG UN GOVERNMENT) Details of the script contents: 122 ABSTRACT The aim of this study is to describes the North Korean Leaders Policy related to its nuclear program. has shown itself to the world that they are a country that should not be trivialized. The success of the third nuclear test proves that Pyongyang has series of goals in its nuclear development and it shown internationally. The goal is no longer to establish the North as a nation that can not be dictated by any country and can have a position parallel to the major states in terms of nuclear weapons. Related to its nuclear program, North Korea has several interests, namely to maintain the security of the regime, self-defense, economic motives and for the prestige of North Korea in the eyes of the international community. In addition to North Korea's nuclear policy this study also describes how the attitude and response of the international world in the development of nuclear weapons in North of Korea. This research using qualitative description research method with secondary data obtained through library research, through magazines, newspapers, journals, theses, books and other sources related to this research topic.

Keywords: North Korea, Nuclear, Policy, international world.

ii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

ABSTRACT ...... ii

DAFTAR ISI ...... iii

DAFTAR TABEL...... v

KATA PENGANTAR ...... vi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ...... 1

1.2. Rumusan Masalah ...... 9

1.3. Batasan Masalah ...... 9

1.4. Tujuan Penelitian ...... 9

1.5. Manfaat Penelitian ...... 10

1.6. Kerangka Teori ...... 10

1.6.1. Kebijakan Pemerintah ...... 11

1.6.2. Military Capabilities ...... 13

1.6.3. Konsep Balance of Power ...... 14

1.6.4. Nuclear Deterrence ...... 16

1.7. Metodologi Penelitian ...... 21

1.7.1. Jenis Penelitian ...... 22

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data ...... 22

1.8. Sistematika Penulisan ...... 23

iii

Universitas Sumatera Utara BAB II PROFIL KOREA UTARA, KIM JONG UN DAN

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN SENJATA NUKLIR

KOREA UTARA...... 25

2.1. Profil Negara Korea Utara ...... 25

2.2. Korea Utara dalam Masa Kepemimpinan Kim Jong Un ...... 30

2.3. Sejarah Nuklir di Korea Utara ...... 37

2.4. Perkembangan Pembangunan Senjata Nuklir Korea Utara ...... 53

BAB III KEBIJAKAN POLITIK NUKLIR KOREA UTARA

PADA MASA PEMERINTAHAN KIM JONG UN ...... 61

3.1. Dinamika Kebijakan Nuklir Korea Utara Di Bawah

Kepemimpinan Kim Jong Un ...... 80

3.2. Dampak Nuklir Korea Utara Terhadap Dunia Internsional ...... 84

3.2.1 Tanggapan Beberapa Negara Terhadap Pengadaan dan

Pengembangan Nuklir Korea Utara ...... 84

BAB IV KESIMPULAN ...... 118

DAFTAR PUSTAKA ...... 122

iv

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel 1 ...... 55

v

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik yang ada pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Tanpa bermaksud untuk membeda-bedakan pihak manapun yang telah berjasa dalam mendukung penulisan skripsi ini, saya menghanturkan beribu rasa hormat dan terima kasih.

1. Terima kasih yang sangat isitimewa teruntuk kedua orang tua dan Kakak ,

Abang tercinta. Emak dan Abah yang tercinta Ibu Hofsah dan Bapak

Ahdin serta Kakak saya Vera Kirana dan Mira Marlina dan abang saya

Iwan Dawong juga buat keponakan-keponakan saya Silvia ,Zidane ,Audy

Salma ,Olivira yang selalu menghibur dikala lelah. Milyaran terimakasih

yang ku ucapkan pada kalian, tidak akan mampu membalas segala yang

telah kalian berikan padaku. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan

cinta yang kalian berikan padaku, yang tentu saja tidak mampu aku

membalasnya. Tanpa kalian, aku tak berarti apa-apa. Aku bangga dan

bersyukur memiliki kalian sebagai orang tua dan keluarga. Aku mencintai

vi

Universitas Sumatera Utara kalian selamanya. Aku janji, akan membuat kalian bangga. Hanya Allah

yang mampu membalas segalanya untuk kalian.

2. Terima kasih kepada bapak Dekan Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, . Dan

terkhusus terima kasih kepada dosen pembimbing saya, Bapak Warjio,

Ph.D, yang telah membantu dan membimbing saya dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Dan terima kasih pula kepada pak Burhan yang

sangat baik hati dan sangat banyak membantu dalam penyelesaian

administrasi kampus, dan yang telah bersudi selalu direpotkan oleh saya.

Semoga bapak-bapak selalu diberkahi Allah, saya tidak mampu berkata

apapun selain terima kasih. Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan

bapak semua.

3. Terima kasih juga teruntuk Pacar saya Raymonta Gurusinga atas segala

bantuan baik dukungan moral maupun doa, Terimakasih sudah

memotivasi saya mengerjakan skripsi ini. terimakasih Juga sudah

mensuport saya selama ini, menjadi penyemangat saya selama ini .

Semoga kamu selalu diberkahi Allah, dan dilancarkan juga studynya

Cinta.

4. Terima kasih kepada Desy Natalia yang selalu ada mendukung dan

menguatkan ,Iin sidauruk yang mau memberi masukan ini dan itu

,Miftahul rahama yang mau membantu dan sabar menghadapi aku yang

banyak mau ,Intan yang juga masih berjuang dengan skripsinya semangat

vii

Universitas Sumatera Utara beb kamum pasti bisaaa , Miftah siregar terimakasih banyak miftaa sudah

mau membatuku dan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar skripsi

kalian teman seperjuangan yang luar biasaa,terimakasihh banyak guys, aku

bersyukur bisa ada didalam lingkaran kehidupan kalian. Kalian lebih dari

saudara .Terimakasih buat kalian teman GO‟IB ku kalian sangat banyak

membentu ku dalam pengerjaaan skripsi ini , susah senang kalian selalu

ada , terimakasih karna kalian selalu bersedia aku repotkan, terimakasih

karna selalu buat aku ketawak terbahak-bahak , aku sayang kalian kalian

terbaik  Buat Monica Terimakasih best ku yang sudah membantuku

menyelesaikan skripsi ini 

Juga buat Grasella dan Dwi putri ,Siti Safira terimakasih untuk kalian

karna sudah mewarnai dunia perkampusan ku selama 4 tahun .

5. Terimakasih Untuk Lovita natalia yang selalu support dan mengingatkan

aku dalam pengerjaan skripsi ini , terimakasih sudah menjadi teman

terbaik selama ini dan selama masa perkuliahan . Love you lova

6. Terimakasih dukungannya buat Bidsu Nurul Amalia ,Dona Delima

terimakasih sudah semangatin aku ,Buat Arnella minia ,Berty

lorenza,Lastri Sijabat yang senang hati menghibur ku dikala pusing

skripsian dan Untuk Cinta lama ku Teman SMP Dini , Evita , Dahriani

,Dwi Kartika ,Shafitri Dan juga teman-teman yang selalu mendukung yang

tidak bisa saya sebutkan namanya satu-satu. Terimakasih sudah mewarnai

viii

Universitas Sumatera Utara kehidupan ku .Terimakasih teruntuk kalian , Sukses buat kita semua guys

kalian LUAR BIASA .

7. Terimakasih Untuk teman-teman PKL Ira Dayanti , Wulan Handayani ,

Nanda rizka , Tamara  Terimakasih atas pengalaman dan kesannya

selama di jakarta . (+) Koper pendosa Daya Umar , Afiah Rizk,Jenny

Risma . Terimakasih Guys sudah mewarnai masa kuliah .

8. Terima kasih kepada manusia-manusia Ilmu Politik 2014, yang tidak

semuanya aku sayangi dan cintai. Walau demikian, aku akan tetap

berterima kasih karena telah mewarnai dunia perkampusan yang fana ini

dengan tawa dan amarah. Sukses buat kita semua teman-teman

9. Terima kasih kepada kantin Mas Koboy dan kantin Capres yang sudah

menjadi saksi bisu dalam perkuliahan ku di FISIP USU tercinta ini. Dan

juga kepada pihak-pihak yang tidak aku sukai yang tidak perlu ku

sebutkan namanya. Walau aku tidak menyukai kalian dan kalian juga tidak

menyukai aku, tapi aku tetap berterima kasih karena kalian juga mewarnai

dunia perkuliahan ku. Karena tidak ada hal yang selalu berjalan mulus di

dunia ini. Sukses untuk kita semua.

10. Dan yang terakhir terima kasih untuk segala pihak yang telah banyak

membantu dalam penulisan skripsi ini, baik dalam susah maupun senang,

suka maupun duka, sedih maupun sayang. Terima kasih sebesar-besarnya.

Akhir kata, selayaknya saya hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Mohon maaf yang

ix

Universitas Sumatera Utara sebesar-besarnya atas kekurangan saya dalam penulisan skripsi ini. Saya berharap, skripsi ini bisa menjadi manfaat bagi siapapun yang membacanya. Wassalam.

Medan, Juli 2018

Penulis,

(Marni Sumarni)

NIM : 140906075

x

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Korea Utara memang selalu menjadi buah bibir dunia Internasional, terutama jika menyinggung permasalahan pengembangan nuklir miliknya, namun ada sesuatu hal yang harus kita ketahui yaitu alasan dan kepentingan Korea Utara dalam hal pengembangan nuklir ini.1 Nuklir menjadi saran Korea Utara untuk berkompertisi di duinia Internasional, Nuklir juga menjadi snjata mereka agar memiliki nilai dan power dalam mengambil kebijakan atau tindakan untuk kepentingan rezimnya. Meski banyaknya kecaman dari dunia internasional, mereka tetap menjalankan misi meningkatkan kekuatan Nuklir mereka sendiri.

Korea Utara juga beranggapan bahwa nuklir adalah cara mereka untuk bisa menghadapi Negara – Negara besar ( Self Defense ) yang sekirnya mengancam kedaulatan mereka, seperti contohnya Jepang dan yang terutama Amerika Serikat yang menganggap Korea Utara adalah negara Axis of Evil.2

Kontroversi akan Korea Utara kini tidak hanya sebatas pada nuklir saja, melainkan sedang terpusat pada nasib Korea Utara pasca meninggalnya Kim Jong

Il di penghujung tahun 2011 lalu. Pemimpin Korea Utara yang tertutup ini telah memilih dan mem‟program‟ anak terakhirnya untuk menjadi suksesor Korea

1 R Alessandro Bestary 2017. Kegagalan Six Party Talks Dalam Menyelesaikan Krisis Nuklir Korea Utara . Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hal 5. 2 Ibid, hal 13.

Universitas Sumatera Utara Utara selanjutnya. Sebagaimana yang diberitakan oleh banyak media massa internasional, bahwa sejak tahun 2010, Kim Jong Un, yang sebelumnya disinyalir hampir tidak diketahui masa kecilnya, telah dipersiapkan oleh Kim Jong Il untuk mengambil alih dan memimpin militer Korea Utara, yang merupakan tulang punggung dari negara ini. Kim Jong Un yang telah diberi pangkat Jenderal

Bintang 4 dan Wakil Direktur Komisi Pusat Militer Korea Utara tersebut, kini menjadi seorang sosok yang sedang dicari tahu oleh masyarakat internasional, terutama menyangkut bagaimana strateginya dalam memerintah Korea Utara di masa depan, setelah ketiadaan komando dari ayahnya lagi.3

Setelah meninggalnya Kim Jong Il pada akhir tahun 2011, Kim Jong Un diangkat untuk menggantikan posisi ayahnya menjadi Presiden Korea Utara.

Meski masyarakat Korea Utara telah bersumpah untuk setia pada Kim Jong Un, banyak pihak meragukan kemampuannya untuk memimpin Korea Utara. Hal ini disebabkan karena tidak seperti Kim Jong Il yang telah memerintah sebelum Kim

Il Sung wafat, Kim Jong Un diangkat secara mendadak dan belum memiliki pengalaman sama sekali dalam mengatur negara. Kim Jong Un nampaknya menyadari bahwa terdapat banyak pihak yang meragukannya. Untuk itu, Kim

Jong Un memilih untuk mengunci posisinya sebagai jenderal tertinggi angkatan bersenjata terlebih dahulu dibandingkan menjadi pemimpin partai buruh atau ketua komisi pertahanan nasional. Dengan menguasai militer, Kim Jong Un

3 Aresty Amalia Andini 2012. Kebijakan Nuklir Korea Utara Pada Masa Pemerintahan Kim Jong Un. Universitas Gadjah Mada Hal. 3

2

Universitas Sumatera Utara memastikan bahwa dirinya akan mewarisi alat kontrol terpenting yang dimiliki negara juga kebijakan “military first” Kim Jong Il.4

Kim Jong Un memimpin Korea Utara sejak 2012. Ia telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait nuklir . dibawah kepemimpinannya, Kim Jong Un menyatakan tidak akan mengubah arah kebijakan baik dalam maupun luar negrinya . Korea akan tetap menggunakan fasilitas nuklir untuk menjaga keamanan negaranya , seperti yang sudah dilakukan ayahnya Kim Jong il . Kim

Jong Un menganggap bahwa kapabilitas militer tanpa senjata nuklir tidak cukup kuat untuk memberikan pengaruh Korea utara di mata dunia.5

Ketertutupan Korea Utara dari dunia Internasional ini dikarenakan Ideologi yang diterapkan disana, yakni hasil pemikiran Kim Il Sung mengenai tesis politis yang berkembang menjadi paham Marxisme, yaitu Ideologi (The Juche

Idea) pada pertengahan dekade 1960-an. Juche adalah ideologi resmi yang dianut di Korea Utara Juche mengandung prinsip bahwa “manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu”. Ideologi Juche sendiri secara konseptual berarti otonom dan independen (Self-Reliance), yaitu melakukan kontak dengan pihak asing kecuali dengan negara-negara yang mendukungnya

(Tiongkok dan Uni Soviet) . Meskipun beberapa pihak sering mengartikan Juche sebagai Self-Reliance tetapi arti sesungguhnya adalah bagaimana jiwa Juche tersebut tertanam dalam diri seorang sehingga negara bisa memegang posisi independen, menolak bergantung kepada pihak lain, menggunakan potensinya

4 Ibid. Hal 9 5 Andi Rafael Saputra .Dari Kim Jong Il Hingga Kim Jong Un,2014 ,Palapa Hal 147.

3

Universitas Sumatera Utara sendiri, mempercayai kekuatannya sendiri, menunjukan semangat revolusi dari

Self-Reliance dan menyelesaikan masalah sendiri berdasarkan tanggung jawab sendiri dalam berbagai situasi. Ideologi Juche dikemukakan Kim Il Sung di depan umum pada Desember 1955, Kim Il Sung mengatakan dalam pidato itu sebagai berikut:

"We are not engaged in any other country’s revolution, but solely in the Korean revolution. This, the Korean revolution, determines the essence of juche in the ideological work of our Party.”6

Untuk memahami pengembangan nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara, harus dilihat juga struktur politik domestiknya. Hubungan eksternal ataupun kebijakan luar negeri yang dilakukan Korea Utara tidak terlepas dari ideologi

Juche yang dianutnya. Ideologi ini menegaskan ketidakmampuan Pyongyang untuk mempertimbangkan secara mendasar kepentingan nasional jangka panjangnya. Juche juga merupakan ideologi nasionalis terpenting di Korea Utara yang menggantikan Marxisme-Leninisme. Bukan hanya sebagai dasar kebijakan luar negeri, Juche juga telah menjadi inti paham sosialisme Korea Utara. Juche didefinisikan sebagai bentuk dari sosialisme nasionalis khas Korea Utara yang berjuang untuk mencapai kemerdekaan dan self-reliance di bidang politik,

6 Sri Febriani,2017. Pengaruh Ideologi Juche Terhadap Perekonomian Korea Utara: Pada Masa Kepemimpinan Kim Jong-Ii. Universitas Muhammadyah Jogjakarta. Hal 1.

4

Universitas Sumatera Utara ekonomi dan keamanan. Kepemimpinan Korea Utara percaya bahwa Juche merupakan hal penting bagi hubungan eksternal dan pembenaran seluruh tindakan yang dilakukan Korea Utara.7 Korea Utara yang berasaskan ideologi juche tekad untuk berdiri sendiri dan tidak bergantung pada negara serta mengedepankan aspek militer sebagai strategi pertahanannya dan cenderung isolasionis dipandang menjadi negara yang terkenal akan senjata nuklir untuk pertahanan dan keamanannya. Senjata nuklir Korea Utara tersebut acapkali dianggap mengancam kestabilan kawasan Asia Timur dan sekitarnya karena kegiatan nuklirnya yang cenderung tidak terkoordinasi sehingga Korea Utara seringkali mendapat kecaman baik dari lingkup regional maupun internasional.8

Korea Utara ingin semakin memperkuat militernya menjadi sebab utama mengapa kemudian Korea Utara memutuskan untuk mengembangkan teknologi nuklir. Menurut Korea Utara, kekuatan militer konvensional saja belum cukup.

Menurut Tan Er-Win , terdapat beberapa skenario yang melatar belakangi pengembangan teknologi senjata nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara.

1. Pyongyang sedang gencar melakukan usaha untuk menjalin komunikasi dengan Korea Selatan yang selama ini saling bermusuhan.

2. Korea Utara ingin mendapat perhatian dari pihak Amerika Serikat.

3. Pemerintahan Korea Utara bermaksud untuk memperkuat legitimasi politik

Kim Jong Un, selaku suksesor dari Kim Jong Il.

7 Alfina Farmaritia Wicahyani 2010, Dampak Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara Terhadap Kompleksitas Keamanan Regional Asia Timur. Universitas Indonesia ,Hal 51. 8 Damar-Kusumawardani 2017.Profalasi Nuklir Korea Utara Terhadap Stabilitas Regional Asia Timur ,Universitas Airlangga Hal 1.

5

Universitas Sumatera Utara 4. Pyongyang bermaksud mengembangkan gudang senjata nuklir untuk digunakan melawan Korea Selatan, Jepang atau bahkan Amerika Serikat.

Program untuk mengembangkan teknologi senjata nuklir Korea Utara ini tidak main-main, mereka bahkan telah menggelontorkan banyak dana untuk program pengembangan tersebut dan juga pada bidang militer. Sejak akhir 1990- an, para perwira militer di Korea Utara pada saat itu sedang gencar mengenalkan dua doktrin militer, Kangsong Taeguk dan Songun Chongchi . Kangsong Taeguk sendiri berarti pemikiran mengenai pentingnya membangun negara yang kuat dan sejahtera, sedangkan Songun Chongchi adalah pola pikir tentang keutamaan militer 9.

Di tengah desakan internasional untuk melakukan proliferasi nuklir, Korea

Utara masih terus melakukan pengembangan dan percobaan nuklir. Korea Utara memberi indikasi bahwa nuklirnya tidak sekadar digunakan untuk memenuhi kebutuhan non-senjata seperti energi, melainkan juga untuk senjata. yang perlu diketahui dalam hal ini adalah rasionalitas Korea Utara dalam pengembangan nuklirnya. Rasionalitas itu yang akan membawa pemahaman tentang faktor-faktor yang menjadi alasan Korea Utara tetap bertahan dengan kebijakannya. Faktor pertama dalam rasionalitas pengembangan nuklir Korea Utara adalah model

9 Moch. Arief Setiawan Rasionalitas Korea Utara dalam Mengembangkan Energi Nuklir di Tengah Desakan Non-Proliferasi. Universitas Airlangga Diakses melalui:http://moch-arief- fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-134443-MBP%20Asia%20Timur- Rasionalitas%20Korea%20Utara%20dalam%20Mengembangkan%20Energi%20Nuklir%20di%20Tengah %20Desakan%20NonProliferasi.html. Pada tanggal 25-april-2018 pukul 11:46.

6

Universitas Sumatera Utara kepemimpinan yang ada. Dengan kediktatoran seorang pemimpin, proses pengambilan keputusan dilakukan secara individual Ini sudah berlangsung sejak masa kepemimpinan Kim Il Sung sampai Kim Jong Il dan Kim Jong Un.

Ketiganya menjalankan kepemimpinan sebagai diktator yang memegang peran paling penting dalam setiap perumusan kebijakan Korea Utara. Keputusan untuk mengembangkan nuklir Korea Utara sering dinilai irasional oleh dunia internasional. Namun, pemimpin-pemimpin Korea Utara menilai itu sebagai sesuatu yang penting bagi kepentingan nasional, juga bagi citra pemimpin yang karismatik.

Pengembangan nuklir dimulai dengan membangunan kompleks fasilitas nuklir di Yongbyon atas inisiasi Kim Il Sung. Kelanjutannya semakin meningkat hingga sekarang nuklir Korea Utara juga digunakan sebagai basis persenjataan. Di masa pemerintahan Kim Jong Il, ancaman nuklir Korea Utara dinilai IAEA meningkat sehingga Amerika Serikat memutuskan untuk merespon melalui militernya PBB tidak membuat Korea Utara gentar. Setelah suksesi kepresidenan dari Kim Jong Il menuju Kim Jong Un, Korea Utara semakin berani menunjukkan kekuatan nuklirnya. Pada Februari 2013, Korea Utara telah melakukan percobaan nuklir yang ketiga. Pamer kekuatan nuklir seperti itu bisa dikatakan sebagai ambisi pemimpin Korea Utara untuk menunjukkan kekuatannya sebagai supreme leader.10

10 Ibid , Hal 4.

7

Universitas Sumatera Utara Peneliti Juga tertarik untuk membahas dampak nuklir Korea utara terhadap dunia internasional mengingat Korea Utara merupakan salah satu negara pemilik nuklir, saat ini pengembangan nuklir Korea Utara sedang dipantau oleh dunia internasional. Ancaman nuklir Korea Utara dikarenakan pengembangan senjata nuklir Korea Utara dan uji coba senjata nuklir yang mengancam keamanan.11

Dengan adanya uji coba nuklir Korea Utara yang telah menimbulkan keresahan tidak hanya di kawasan Asia Timur tapi juga dunia internasional, karena dampak dan ancaman yang telah dan akan muncul pasca uji coba tersebut dapat mengancam keamanan dan memunculkan konflik keamanan. Korea Utara bersikap tertutup, bersikeras dengan program nuklirnya dan tidak menginginkan adanya intervensi dari negara lain terhadap negaranya meskipun dengan konsekuensi terisolasinya negara ini dari dunia luar.12

Dalam Skripsi ini, Penulis tertarik dengan Bagaimana Kebijakan Politik

Nuklir di Korea utara, Skripsi ini akan berusaha memproyeksikan bagaimana pemerintahan Korea Utara di bawah komando “the Great Successor” Kim Jong

Un, dengan studi kasus yang juga tidak kalah kontroversial selama ini yaitu

11 Ancaman nuklir Korea utara menurut pihak IAEA dapat mengancam keamanan di kawasan Asia Timur dan dapat menimbulkan resiko lebih besar bagi dunia. Menurut pihak Amerika Serikat ancaman dari nuklir Korea Utara dapat mengancam keamanan dan perdamaian dunia internasional, terutama bagi negara-negara di dunia. Menurut pihak Korea Selatan ancaman nuklir Korea Utara sangat mengkhawatirkan dan dapat menyebabkan kerusakan di Korea Selatan, jika uji coba ataupun pelucuran senjata nuklir Korea Utara dapat berdampak negatif terhadap Korea Selatan. Dapat diakses melalui: http://www.antaranews.com/print/1286367218/ancaman-nuklirkorut-sudah-mengkhawatirkan diakses tanggal 3 Mei 2012 , http://news.detik.com/read/2009/05/25/152030/1136772/10/obama-uji-coba-nuklir- korutancaman-bagi-perdamaian-internasional?nd992203605 diakses tanggal 18 april 2018 , pukul 22:16. 12 Pradipta, Rendi 2013“Respon Internasional Terhadap Krisis Nuklir Korea Utara Pada Tahun 2006 - 2009”. Other thesis, University of Muhammadiyah Malang. Hal 5.

8

Universitas Sumatera Utara kebijakan nuklir Korea Utara, serta bagaimana dampak nuklir Korea utara

terhadap dunia Internasional hingga tahun 2013.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan penulis di atas maka yang

menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kebijakan politik

nuklir korea utara pada masa pemerintahan Kim Jong Un ?

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis menentukan batasan-batasan masalah untuk

lebih memfokuskan penelitian ini dan pembahasan tidak melebar dan

menyimpang dari tujuan penelitian . Ada pun batasan masalah terhadap penelitian

ini memfokuskan pada Dinamika Kebijakan politik nuklir di korea utara serta

Dampak Nuklir Korea utara terhadap dunia internsional.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian Kebijakan politik nuklir korea utara pada

masa pemerintahan korea utara ialah:

1. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang di buat pemerintahan Korea Utara

terkait politik nuklir.

2. Untuk mengetahui dampak kebijakan politik nuklir Korea utara terhadap dunia

internasional .

9

Universitas Sumatera Utara 1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang mengangkat permasalahan yang

berkaitan dengan Kebijakan Politik Nuklir Di Korea Utara Pada Masa

Pemerintahan Kim Jong Un yaitu :

1. Secara akademis , penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah

pengetahuan di Dapertemen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan juga

sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana ilmu pilitik (S.IP).

2. Secara praksis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya literatur kita

tentang nuklir Koera Utara dibawah kepemimpinan Kim Jong Un .

3. Secara institusi, hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan

bagi pihak terkait dalam hal akademis maupun bagi lembaga-lembaga terkait.

1.6 Kerangka Teori

Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat

besar dalam penelitian adalah teori . suatu landasan teori dari suatu penelitian

tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan

pustaka . Dalam proses penelitian diperlukan menggunakan teori-teori, konsep-

konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai

landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Dalam kaitannya dengan kegiatan

penelitian, maka fungsi teori pertama digunakan untuk memperjelas dan

mempertajam ruang lingkup dari penelitian.13

13 Retno Pratiwi, landasan Teori , Kerangka Pikir, Dan Hipotesis hal 1.

10

Universitas Sumatera Utara Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

1.6.1 Kebijakan Pemerintah

Kebijakan dapat didefinisikan sebagai serangkaian rencana program, aktivitas, aksi, keputusan, sikap, untuk bertindak maupun tidak bertindak yang dilakukan oleh para pihak (aktor-aktor), sebagai tahapan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi. Penetapan kebijakan merupakan suatu faktor penting bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Kebijakan umumnya bersifat mendasar, karena kebijakan hanya menggariskan pedoman umum sebagai landasan bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.14

Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt, 1973 dalam perspektif mereka mendefinisikan kebijakan sebagai keputusan tetap yang dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan (repitisi) tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka mematuhi keputusan. Adapun dari Carl Friedrich, 1969 yang mengatakan bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan terutama dimana terdapat hambatan-hambatan dan kemungkinan-kemungkinan dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang diamaksud. 15

selain 3 teori diatas kebijakan pun dapat di definisikan sesuai dengan teori yang mengikutinya,antara lain yaitu:

14 Muhammad Ali Ramadhan 2017 ,Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik, UIN Sunan Gunung Djati Bandung Hal 1. 15 Sujaryanto, 2014. Analisis Peran Pemerintah Dalam Mengembangkan Candi Muaratakus Sebagai Objek Pariwisata Di Kabupaten Kampar. Skripsi Thesis, Universitas Islam Negeri Riau Sultan Syarif Kasim Riau.

11

Universitas Sumatera Utara 1. Teori Kelembagaan memandang kebijakan sebagai aktivitas kelembagaan

dimana struktur dan lembaga pemerintah merupakan pusat kegiatan politik.

2. Teori Kelompok yang memandang kebijakan sebagai keseimbangan kelompok

yang tercapai dalam perjuangan kelompok pada suatu saat tertentu. Kebijakan

pemerintah dapat juga dipandang sebagai nilai-nilai kelompok elit yang

memerintah

3. Teori Elit memandang Kebijakan pemerintah sebagai nilai-nilai kelompok elit

yang memerintah.

4. Teori Rasional memandang kebijakan sebagai pencapaian tujuan secara efisien

melalui sistem pengambilan keputusan yang tetap.

5. Teori Inkremental, kebijakan dipandang sebagai variasi terhadap kebijakan

masa lampau atau dengan kata lain kebijakan pemerintah yang ada sekarang ini

merupakan kelanjutan kebijakan pemerintah pada waktu yang lalu yang disertai

modifikasi secara bertahap.

6. Teori Permainan memandang kebijakan sebagai pilihan yang rasional dalam

situasi-situasi yang saling bersaing.

7. Teori kebijakan yang lain adalah Teori Campuran yang merupakan gabungan

model rasional komprehensif dan inkremental.16

16 Ibid hal 3

12

Universitas Sumatera Utara 1.6.2 Military Capabilities

Kemampuan militer merupakan salah satu aspek penting dalam pengambilan suatu kebijakan, dalam kepahaman realis, militer adalah bidang penting yang harus diperkuat dalam memenuhi kepentingan suatu negara, selain itu kemampuan perang yang baik juga dapat menjamin keamanan nasional suatu negara.17

Ukuran utama kekuatan nasional adalah kemampuan militer, militer membuat negara hidup di lingkungan di mana internal dan lingkungan Ancaman terhadap keamanan adalah hal yang umum dan selalu ada, efeknya tiveness dari lengan koersif mereka menjadi ukuran terakhir kekuasaan.

Kemampuan militer memungkinkan negara untuk membela diri melawan semua musuh, asing dan domestik, sementara secara bersamaan memungkinkan manajer negara mereka untuk mengejar kepentingan apa pun yang mereka inginkan, jika perlu bertentangan dengan preferensi pesaing entitas lainnya .Peter

Paret mengatakan, “kekuatan militer mengekspresikan dan mengimplementasikan kekuatan negara dalam berbagai cara di dalam dan di luar batas negara, dan juga salah satu instrumen dengan yang kekuatan politik awalnya dibuat dan dibuat permanen. ” Untuk alasan ini, “output” kekuatan nasional haruslah idealnya kemampuan kekuatan militer untuk berhasil mengadili seorang berbagai operasi melawan musuh negara. Apakah sebuah kekuatan sebenarnya mampu menguasai musuh-musuh, ini membutuhkan analisis rinci tentang keseimbangan kekuasaan,

17 Aresty Amalia Andini.2012. Kebijakan Nuklir Korea Utara Pada Masa Pemerintahan Kim Jong Un. Hal 4

13

Universitas Sumatera Utara keadaan di bawah mana pertunangan terjadi, dan kendala yang relevan dan tujuan yang mengkondisikan interaksi keseluruhan antara keduanya sisi. Upaya ini sering membutuhkan analisis pertempuran yang dinamis, termasuk simulasi dan permainan, untuk menentukan keseimbangan relatif efek-tiveness antara dua kekuatan.18

1.6.3 Konsep Balance of Power

Teori balance of power merupakan teori yang dicetuskan oleh Stephen M.

Walt menjelaskan bahwa aliansi secara umum dilihat sebagai respon negara terhadap ancaman. Respon yang ditimbulkan negara memunculkan dua kemungkinan formasi aliansi yang akan dipilih oleh negara, yaitu melakukan penyeimbangan (balancing) atau bandwagoning19. Berdasarkan teori balance of power ini, pilihan aliansi bukan hanya sebagai respon terhadap power semata, tetapi lebih kepada respon terhadap power yang paling mengancam. Berbeda dengan sudut pandang realis yang melihat balancing sebagai perilaku negara untuk menghindari dominasi negara yang memiliki power lebih kuat dalam rangka menciptakan balance of power, neorealist melalui teori balance of power melihat bahwa kecenderungan balancing dilakukan negara untuk menghindari dominasi negara atau koalisi lain yang mengancam20.

18 Peter Paret, “Military Power,” The Journal of Military History hal 7. 19 Claritha Cendrawati Warembai 2014. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Masalah Nuklir Korea Utara.universitas gajah mada, Hal 3. 20Abiyas. 2017. Kepentingan Amerika Serikat Mengintervensi Kebijakan Ahmadinejad Dalam Mengembangkan Nuklir Iran 2005-2012 . Hal 10

14

Universitas Sumatera Utara Realis tradisional memandang balance of power sebagai suatu cara, konsep, atau teori yang berpusat pada power.Hans Morgenthau dalam International

Politics mengasumsikan balance of power sebagai suatu realita, dimana power di bagi sama rata atau di kendalikan bersama secara adil oleh sekelompok negara.

Sekelompok negara tersebut tentunya memiliki keinginan untuk menghancurkan dan atau mempertahankan status quo. Menurut realis tradisional, tujuan utama dan mendasar dari sebuah foreign policy adalah untuk mendapatkan power, tidak terkecuali Balance of power. Balance of power menjadi satu-satunya alternative untuk mencegah suatu negara great power untuk memiliki power yang melimpah, yang dapat menimbulkan perasaan terancam oleh negara lain yang lebih lemah.21

Dalam kondisi seperti ini, negara bisa saja melakukan balancing dengan negara strong power jika negara dengan power yang lemah lebih mengancam dan berbahaya. Negara-negara juga cenderung melakukan balancing terhadap negara yang terlihat agresif. Disisi lain, negara juga memiliki kemungkinan untuk melakukan bandwagoning yaitu beraliasi dengan negara yang lebih kuat dan menjadi ancaman terbesar .22

Negara yang agresif, serta memiliki ambisi untuk menyerang akan menimbulkan ancaman bagi negara lainnya. Teori balance of threat ini menjelaskan bahwa dalam menghadapi ancaman dari luar, negara cenderung untuk melakukan balancing terhadap suatu ancaman. Semakin suatu negara

21 Elokizra 2012 . Diakses melalui : http://elokizra-y-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-43916-THI- Balance%20of%20Power.html pada tanggal 26 april 2018 pukul 23:10 22 Ibid. Hal 8

15

Universitas Sumatera Utara memperlihatkan usaha untuk mendominasi yang lain, maka negara-negara lain akan bergabung untuk melawan ancaman dominasi tersebut .23

Kelebihan dari teori balance of threat yang dipaparkan oleh Walt adalah bahwa Walt dapat membuktikan pilihan aliansi bukan hanya sebagai respon terhadap power semata seperti apa yang terdapat dalam teori balance of power tetapi lebih kepada respon terhadap power yang mengancam. Dalam kondisi seperti ini, negara bisa saja melakukan aliansi dengan negara strong power jika negara dengan power yang lemah lebih mengancam dan berbahaya. Walt juga memaparkan dengan jelas empat indikator sumber ancaman selain power. Di sisi lain, teori balance of threat juga memiliki kelemahan yaitu teori ini hanya mempertimbangkan faktor ancaman dari luar. Sementara mengabaikan perilaku negara yang tidak merasa terancam yang beraliansi untuk alasan lain selain keamanan. Selain itu, tidak semua indikator dalam teori balance of threat dapat menjelaskan bagaimana suatu negara dianggap sebagai suatu kekuatan yang mengancam 24

1.6.4 Nuclear Deterrence

Konsep deterrence pada umumnya merupakan konsep dimana satu pihak berusaha meyakinkan lawan yang potensial bahwa resiko dan bahaya dari tindakan yang mereka ajukan jauh dari keuntungan yang mungkin mereka

23 Renny Candradewi Puspitarini 2010. Balance of Power in ASEAN as a Cooperative Regime Security. Universitas Airlangga. Hal 6. 24 Op.Cit , Hal 12.

16

Universitas Sumatera Utara harapkan dapat tercapai 25 Thomas Scelling dalam tulisannya the strategy of conflict menjelaskan deterrence sebagai:

"detterence is concerned with influencing the choices another party will make, and doing it by influencing his expectations of how we will hehave. It involves confronting him with evidence for believing that our behavior will be determined by his behavior." 26

Dalam hal ini deterrence terkait dengan mempengaruhi pilihan yang akan dibuat oleh pihak lain, dan dilakukan dengan cara untuk mempengaruhi ekspektasinya mengenai bagaimana kita akan berperilaku. Deterrence sendiri merupakan fenomena psikologis dan sifatnya yang tidak stabil. Kesuksesan deterrence diukur dari peristiwa yang tidak terjadi, dan seseorang tidak dapat menunjukkan secara meyakinkan bahwa musuh menahan diri tindakan ini atau itu karena ancaman yang eksplisit atau implisit dari pembalasan yang tidak dapat diterima27

Secara spesifiknya, Albert wohlstett, seorang ahli strategi nuklir menyatakan bahwa nuclear deterrence dilakukan sebagai:

“to deter an attack means being able to strike back in spite of it. It means, in other words, a capability to strike second.”

25 Op.Cit, Hal 13. 26 Iwan Sulistyo . Deterrence, Defense, Arms Race, Security Dilemma, Arms Control, And The Balance Of Power Diakses Pada : http://staff.unila.ac.id/iwansulistyo/files/2016/08/defense-deterrence-arms-race- arms.pdf pada tanggal 27- april-2018 Pukul 10:50 27 Op.cit, hal 15.

17

Universitas Sumatera Utara Kunci dari kapabilitas yang dimaksud adalah kemampuan pengamanan yang bersifat dalam pembalasan, yaitu kekuatan second strike yang dapat menunggangi musuh di first strike dan kemudian memberikan kerusakan yang tidak dapat diterima pada daerah lawan. Nuclear deterrence tidak mencoba untuk mencegah negara dari memperoleh senjata nuklir, tetapi lebih terlihat untuk mencegah menggunaan senjata nuklir tersebut dengan memegang sandera yang dapat ditarget dari negara musuh baik teritorial, kepemimpinan, industri, kekuatan militer, dan kota-kota.

Deterrence selalu dipertimbangkan menjadi kebijakan utama dalam menghadapi negara musuh yang memperoleh atau berusaha memperoleh senjata pemusnah massal dari pada melakukan preventive war yang hampir selalu buruk dan lebih kepada pilihan penyerahan diri. Deterrence dalam menggunaan senjata nuklir secara nyata merupakan pilihan kebijakan yang lebih menarik daripada perang untuk mencegah akuisisinya. Karena survival merupakan naluri utama dari negara-negara, maka negara-negara secara nyata menolak untuk mengambil resiko terhadap kehancuran mereka sendiri. Barry Posen sendiri menyatakan bahwa terdapat kepercayaan umum diantara mengambil keputusan AS setelah berakhirnya Perang Dingin bahwa senjata nuklir menahan serangan nuklir pada seseorang atau aliansinya, serta menahan invasi konvensional terhadap teritori satu pihak. Senjata nuklir juga dapat menahan menggunaan dari senjata pemusnah massal non nuklir28

28 Ibid, Hal 16.

18

Universitas Sumatera Utara Menurut Spiegel (2004) terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebuah negara agar deterrence bekerja, yaitu:

A. Komitmen Sebagai langkah awal dari deterrence, negara harus memiliki

komitmen akan "menghukum" negara lain yang berani melakukan serangan

kepada negara yang bersangkutan. Dalam artian lain, negara yang berada

dalam posisi bertahan harus dengan tegas membuat garis batasan dan

memberi peringatan kepada negara yang menantangnya bahwa jika

melewati garis batasan tersebut penderitaanlah yang akan dirasakan

olehnya. Dalam menekankan komitmen negara, yang dibutuhkan adalah

sebuah langkah yang definitif dan spesifik. Fungsi deterrence akan gagal

jika negara bersikap ambigu dan tidak memiliki komitmen yang kuat untuk

"menghukum" negara yang melakukan serangan.

B. Kapabilitas Langkah kedua adalah komitmen yang jelas pun tidak akan

berarti banyak jika negara tidak punya alat untuk melaksanakannya. Karena

deterrence adalah meyakinkan negara lain bahwa melakukan kesalahan-

seperti menyerang negara yang dalam posisi bertahanmaka negara haruslah

memiliki kekuatan berupa kapabilitas untuk menyerang balik negara lawan.

Bahkan jika tingkat deterrence terlihat lemah, negara harus terlihat

meyakinkan musuhnya, bahwa ini bukanlah kekuatan keseluruhan yang

dimilikinya.

C. Kredibilitas Syarat terakhir adalah mengenai kredibilitas negara yang

melakukan deterrence. Kredibilitas negara, masa lalu negara yang

19

Universitas Sumatera Utara bersangkutan, dan gambaran secara umum mengenai negaranya membantu

agar deterrence dapat berhasil. Kredibilitas membantu negara dalam

melaksanakan komitmen dan membangun kapabilitas agar meyakinkan

negara lain tidak melakukan agresi kepada negara yang dalam posisi

bertahan. Dengan kredibiltas ini dalam pikiran negara agresor, maka

deterrence akan berjalan baik.

Secara umum, pengertian deterrence adalah bagaimana membuat musuh takut untuk menyerang . Alat-alat yang menunjukkan kapabilitas militer biasanya digunakan untuk membuat negara lainnya takut untuk melakukan serangan kepada negara yang memiliki kapabilitas yang kuat. Tetapi bagaimana bila sebuah negara tidak memiliki kapabilitas yang kuat untuk melakukan deterrence?

Jawabannya bisa ditemukan lewat teori/konsep (nuclear deterrence). 29

Seperti yang dikemukakan Waltz dalam Art dan Jervis (2000), negara kuat akan berpikir panjang dan cenderung ragu-ragu untuk menyerang negara lemah tapi memiliki nuklir. Memang jika negara memiliki nuklir, bahkan dari fasilitasnya saja, akan dianggap sebagai negara yang menanggung resiko yang kecil akan diserang negara lain. Resiko ini akan semakin berkurang jika pemerintahan yang memiliki nuklir secara kuat termotivasi untuk menjaga negaranya .Negara yang akan menyerang dipaksa untuk menanggung resiko yang besar jika meremehkan nuclear deterrence. Mengenai senjata nuklir yang bisa digunakan, Quinlan (1991) memiliki pendapat yang sama dengan Gray (1986). Menurutnya, jika senjata

29 Selly Meilianawati . Pengaruh Implementasi Kebijakan Extended Deterrence Amerika Serikat Terhadap Kondisi Stabilitas Keamanan Semenanjung Korea. 2017. Ejournal.Hi.Fisip-Unmul.Ac.Id Volume 5, Nomor 4, 2017 Hal 1331-1338 .

20

Universitas Sumatera Utara nuklir memiliki peranan dalam pencegahan perang, maka mereka (senjata nuklir)

haruslah operasional. Senjata nuklir bukanlah barang pajangan atau hanya sebuah

simbol dalam bidak catur hubungan antar negara, senjata yang lemah tidak akan

memberikan dampak power yang signifikan.30

Berdasarkan Penjelasan mengenai semua teori yang diutarakan Penulis

seperti nuclear deterrence, dan blance of power memiliki hubungan antara satu

dengan lainnya dan tidak saling bertentangan.. Cara penanganan penghilangan

ancaman bisa dilakukan dengan menggunakan cara penangkalan (deterrence)

yang idenya datang dari neo realisme.31

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian berasal dari “metodo” yang artinya cara yang tepat

untuk melakukan sesuatu ; dan “logos yang artinya ilmu atau pengetahuan . jadi,

metodologi secara umum didefenisikan sebagai “a bady of methods and rules

followed in science of disipline”.Sedangkan metode sendiri adalah “a regular

systematic plan for or doing something “ kata metode berasal dari istilah yunani

methodos ( meta+bodos) yang artinya cara. Jadi, metode penelitian sosial adalah

cara sistematik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang diperlukan

dalam proses identifikasi dan penjelasan fenomena sosial yang tengah

ditelisikan.32

30 Sue Wareham Oam. Nuclear Deterrence Theory – A Threat To Inflict Terror.2013. Austlii.Edu.Au .Hal 263 31 Op.cit, Hal 21. 32 Gumilar Rusliwa Somantri, Memahami Metode Kualitatif, Universitas Indonesia,215,Hal. 1

21

Universitas Sumatera Utara Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang , berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya . metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding ) sebagaimana keadaan sebenarnya . untuk memberikan bobot yang lebih tinggi pada metode ini , maka data atau fakta yang ditemuykan harus diberi arti , dengan tidak sekedar menyajikan secara deskriptif. Data atau fakta yang terkumpul harus diolah dan ditafsirkan.33

1.7.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masalah , gejala, fakta , peristiwa, dan ralita secara luas dan mendalam , maka penelitian akan menggunakan jenis penelitian kualititatif. Pendekatan kualititatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptip yang berupa kata- kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.34

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa studi pustaka (liberary research). yang sumbernya berasal dari buku, jurnal, karya ilmiah, dokumen, artikel, laporan media dan lain sebagainya yang berubungan dengan penelitian.

33 Niwawi,H.Hadari Dan H .Mimi Martini. Penelitian Terapan. Gadjah Mada University Press (Yogyakarta:1994) Hal 73. 34 Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Hal 4.

22

Universitas Sumatera Utara Penyajian hasil studi pustaka dilakukan secara kritis dan dialogis . kritis berarti dalam penyajian hasil studi pustaka penulis menilai atau memaknai atau mengintepresikan idea atau argumen/tesis yang ditemukan dari data dari pustaka tersebut.35

1.8 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB ini berisikan latar belakang masalah, rumusan maslah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II DESKRIPTIF PROFIL KOREA UTARA DAN KIM JONG UN

Di dalam BAB ini penulis menguraikan dan menjelaskan Profil Korea Utara,

Profil Pemimpin Korea Utara Yaitu Kim Jong Un dan Sejarah Nuklir Korea utara

BAB III NUKLIR KEBIJAKAN POLITIK NUKLIR KOREA UTARA

PADA MASA PEMERINTAHAN KIM JONG UN

Pada BAB ini berisikan hasil deskriptif dari dampak kebijakan politik nuklir di

Korea Utara pada masa pemerintahan kim jong un terhadap dunia internasional.

35 Afrizal.Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu.

23

Universitas Sumatera Utara BAB IV PENUTUP

Bab ini akan berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya Pada bab ini akan menyimpulkan hasil jawaban dari pertanyaan yang dilihat dalam penelitian ini serta berisi saran baik yang bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun bermanfaat kepada lembaga / instansi terkait.

24

Universitas Sumatera Utara

BAB II

PROFIL KOREA UTARA , KIM JONG UN DAN PERKEMBANGAN

PEMBANGUNAN SENJATA NUKLIR KOREA UTARA.

2.1 Profil Negara Korea Utara

Korea pada awalnya hanya satu yang terbagi daerah utara dan selatan . namun ketika di jajah oleh jepang dalam perang ke II dan setelah jepang kalah dan menyerah korea kemudian terpecah . perang dingin yang terjadi antara dua kekuatan politik dunia pada saat itu, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet membuat korea terbagi menjadi dua . AS mengontrol Korea selatan dan Uni

Soviet mengontrol Korea Utara.36 Korea Utara terletak di Asia Timur di wilayah utara Semenanjung Korea. Korea Utara berbatasan dengan Republik Rakyat

Tiongkok yang dipisahkan oleh Sungai Amnok, dengan Rusia oleh Sungai

Duman serta Korea selatan oleh Zona Demiliterisasi Korea (DMZ). Laut

Kuning berada di sebelah barat dan Laut Jepang di sebelah timur. Luas wilayah korea utara adalah 120,540 km² yang terdiri dari 120,410 km² wilayah daratan dan

130 km² wilayah perairan. Panjang perbatasan keseluruhan adalah 1673 km, dengan panjang 1416 km berbatasan dengan Republik Rakyat Tiongkok, 238 km dengan Korea Selatan dan 19 km dengan Rusia.

36 Andi Rafael Saputra “Dari Kim Jong Ul Hingga Kim Jong Un “2014. Hal. 193.

25

Universitas Sumatera Utara Korea Utara mempunyai garis pantai yang tidak rata (berteluk-teluk) sepanjang 2495 km. Sekitar 80 persen daratan Korea Utara adalah dataran tinggi dan pegunungan dan seluruh titik di atas 2000 meter di semenanjung berada di wilayahnya. Konsentrasi penduduk berada di daerah dataran rendah.

Gunung Baekdu yang merupakan titik tertinggi, adalah sebuah gunung berapi dengan kawah lebar yang berbatasan dengan RRT. Rangkaian

Hamgyong tersusun sampai ke bagian timur semenanjung dan mempunyai puncak-puncak tinggi seperti Gunung Gwanmo (1756 m). Rangkaian lain yang membentuk daratan Korea Utara adalah Pegunungan Rangrim yang memisahkan dataran rendah di sebelah barat dan timur, Rangkaian Kangnam di perbatasan dengan RRT, serta Rangkaian Taebaek yang membentang sampai Korea Selatan.

Puncak tertinggi Rangkaian Taebaek adalah Gunung Kumgang (1638 m).Dataran rendah persentasenya sangat kecil. Dataran rendah Pyongyang dan Chaeryong di sebelah barat memiliki luas 500 km persegi, sementara di sebelah timur semenanjung lebih sempit.37

Korea Utara adalah Negara yang dikenal banyak orang sebagai Negara yang mandiri dan tertutup. Korea Utara adalah negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara Juche (percaya dan bergantung pada kekuatan sendiri).

Pengambilan keputusan sebagai negara mandiri tersebut membuat perhatian masyarakat dunia mengenai kondisi negara tersebut. tidak hanya hal itu, negara dengan kepemimpinan Kim Jong Un ini juga dikenal melakukan banyak

37 Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Korea_Utara pada tanggal 25 mei 2018 pukul 14:20

26

Universitas Sumatera Utara pelanggaran HAM kepada rakyatnya. Korea Utara secara resmi disebut dengan

Republik Demokratik Rakyat Korea Utara, yang memiliki ibukota Pyongyang.

Korea Utara sendiri memiliki sekutu, yaitu Rusia dan juga Tiongkok. Sedangkan untuk Korea Selatan sendiri bersekutu dengan Amerika Serikat. Hal tersebut membuat konflik antara Korea Utara dengan Korea Selatan dan juga Amerika

Serikat tidak kunjung reda.38 Korea Utara merupakan negara yang terletak di wilayah Asia Timur yangs ecara geografis berbatasan dengan Laut Jepang di sebelah Timur, Korea Selatan di sebelah Selatan, Republik Rakyat (RRC) di sebalah Barat dan Rusia Di sebelah Utara.

Sejak tahun 1948 Korea Utara telah berganti masa kepemimpinan sebanyak tiga kali. Masing-maisng kepemimpinan tidak dipilih melalui pemilihan umum, namun lebih berdasarkan garis keturunan dan kemudian dilegitimasi melalui pengakuan partai politik hingga pemilihan umum yang menjadikan para pemimpin Korea Utara seolah-olah sebagai pemimpin yang legitimet. Korea Utara merupakan Negara yang hanya mengijinkan 1 partai untuk berdiri, yakni Partai

Buruh Korea. Pemerintah Korea Utara secara sepihak menyatakan negaranya sebagai Negara Juche. Ideologi “Juche”yang berpaham “Kemandirian Nasional” ini pertama kali diciptakan oleh Kim Il-sung (mantan pemimpin pertama korea utara). Inti dari ideologi ini adalah menerapkan prinsip-prinsip umum Marxisme dan Leninisme dengan beberapa modifikasi yang dilakukan oleh Kim Il-sung sendiri. Ideologi Juche (percaya dan bergantung kepada kekuatan sendiri)

38 Vania Suharyanto. 2017. Representasi Korea Utara Dalam Film The Interview . Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya..

27

Universitas Sumatera Utara sebenarnya telah digunakan oleh Kim Il-sung sejak awal tahun 1955 untuk membentuk berbagai kebijakan, namun baru diakui secara resmi ketika Korea

Utara membentuk suatu konstitusi baru pada tahun 1972.39

Korea Utara dengan nama resmi Republik Demokratik Rakyat Korea merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Timur, tepatnya di Semenanjung

Korea di bagian utara dan salah satu negara yang menganut negara satu partai di bawah front penyatuan yang dipimpin oleh Partai Buruh Korea dengan dua partai kecilnya yaitu Partai Demokratik Sosial Korea dan Partai Chongu Chondois yang memiliki hak untuk mengajukan calon untuk menempati dan memegang posisi baik di pemerintahan maupun di Majelis Tertinggi Rakyat. Dalam bidang ekonomi, negara ini termasuk ke dalam salah satu negara yang menganut kebijakan bahwa negara merupakan pemilik ekonomi dan direncanakan sepenuhnya oleh pemerintah serta membatasi pelaksanaan perdagangan internasional melalui kebijakan isolasinya sehingga menjadi salah satu negara yang paling tertutup didunia.40

Pemerintahan oleh satu partai adalah ciri khas yang bisa ditemukan di sebagian besar negara sosialis di masa lalu. Partai berkuasa yang memusatkan ideologi menempati posisi teratas dalam struktur kekuatan nasional, dimana secara nyata menguasai kekuatan legislatif, administratif dan judikatif secara keseluruhan. Partai bukan hanya menguasai 3 lembaga itu, melainkan juga memimpin organisasi sosial dan kehidupan rakyat. Oleh karena itu, Korea Utara

39 “Sistem Pemerintahan di Korea Utara”, dalam http://bahasa-korea.com/sistempemerintahan-di-korea- utara.htm, diakses pada tanggal 28 maret 2018 pukul 12:57 40 Ibid

28

Universitas Sumatera Utara bisa dikatakan sebagai „negara yang dipimpin partai‟, walaupun ada lebih dari satu partai, namun mereka bukan kubu oposisi, tetapi mitra partai yang berkuasa.

Partai berkuasa di Korea Utara adalah Partai Buruh Korea.41

Korea Utara memiliki angkatan darat terbesar kelima di dunia, diperkirakan sebesar 1,21 juta personel, dengan kirakira 20% pria berusia 17–54 tahun di dalam angkatan darat. Korea Utara memiliki persentase personel militer per kapita tertinggi di dunia, dengan sekitar 1 serdadu terdaftar untuk setiap 25 warga negara

Dengan jumlah tentara reguler 700.000 orang, dan hampir 4,5 juta tentara cadangan, hampir seperlima rakyat Kore Utara berbakti dalam militer. Semua pria di negara komunis itu wajib mengikuti pendidikan militer dalam bentuk apapun.

Dengan demikian, militer Korea Utara dari segi jumlah dua kali lebih besar daripada Korea Selatan. Kemudian menurut Global Firepower Index 2017, Korea

Utara punya banyak alat utama sistem pertahanan berupa 76 kapal selam, 5.025 panser, serta 458 jet tempur. Foto dari 2013 ini menunjukkan pemimpin Kim Jong

Un di pusat komando militer. Dari tempat ini ia bisa memerintahkan persiapan peluncuran roket yang sebagian bisa dimuati hulu ledak nuklir, untuk menyerang

AS dan Korea Selatan.31(gambaran sumber daya nuklir dan personel Korea Utara lihat lempiran 1 dan 2) Strategi militer Korea Utara dirancang untuk menyusupkan agen dan menyabotase di belakang barisan musuh pada saat perang.

Tentara Rakyat Korea memiliki berbagai perlengkapan, meliputi 4.060 tank,

2.500 APC, 17.900 artileri (termasuk mortir), 11.000 senjata pertahanan udara,

41“Ringkasan Ciri Khas Rezim Korea Utara”, dalam http://world.kbs.co.kr/special/northkorea/contents/archives/politics/summary.htm?lang=i, diakses pada tanggal 28 mei 2018 pukul 13:09

29

Universitas Sumatera Utara 915 kapal perang, dan 1.748 pesawat tempur. Perlengkapan yang ada merupakan sisa-sisa Perang Dunia II, umumnya teknologi Perang Dingin yang terproliferasi, atau senjata Soviet. Korea Utara juga menjual misil balistik dan peralatan militernya ke berbagai negara. Pada April 2009, PBB menyebut Perusahaan

Perdagangan Pembangunan dan Pertambangan Korea (alias KOMID) sebagai agen penjual utama Korea Utara dan pengekspor terbesar misil balistik dan senjata konvensional. PBB juga menyebut Korea sebagai penyokong penjualan segala hal yang berhubungan dengan militer Korea Utara.42

2.2 Korea Utara Dalam Masa Kepemimpinan Kim Jong Un

Kim Jong-Un merupakan figur pemimpin Korea Utara ke-tiga yang berhasil menggantikan Kim Il-Sung yang memimpin negara ini pada periode 8 September

1948 hingga 8 Juli 1994 dan Kim Jong-Il yang memimpin negara ini pada periode

8 Juli 1994 hingga 17 Desember 2011. Kim Jong-Un merupakan putra kedua dari pasangan Kim Jong-Il dan Ko Yong-Hui yang memperoleh predikat sebagai

Mother of Pyongyang (Ibu Pyongyang), sekaligus Great Shogun Mother (Ibu

Shogun Besar Korea) merupakan perempuan Korea Utara yang lahir di Osaka-

42 “Seberapa Besar Kekuatan Militer Korea Utara”, dalam http://www.dw.com/id/seberapa-besar- kemampuan-militer-korea-utara/g-39567433, diakses pada tanggal 28 mei 2018 Pukul 13:25

30

Universitas Sumatera Utara Jepang yang memiliki tiga orang anak, yaitu Kim Jong-Chul sebagai anak pertama dan Kim Yo-Jong sebagai anak ketiga.43

Masa muda Kim Jong-Un sangat tertutup. Semasa kecil Un mengenyam pendidikan dasar dan menengah di Pyongyang yang sekaligus menjadi tempat sekolah anak-anak elit politik Korea Utara pada masa itu, namun memasuki pendidikan atas dan perguruan tinggi Kim Jong-Un memilih untuk mengenyam pendidikan di negara Barat yang dapat diasumsikan sebagai negara liberal.

Beberapa negara ini, diantaranya sekolah menengah atas dan perguruan tinggi di

Bern, Swiss, pendidikan anatomi antropololgi, Universitas Lyong, Perancis. Di bidang pendidikan Kim Jong-un pernah memperoleh gelar doktor ekonomi dari

Help University, Malaysia. Lebih dari itu, Un diperkirakan juga bersahabat dengan pemain Basket Michael Jordan dan Denis Rodman.44 Terpilihnya Kim

Jong-Un sebagai presiden ketiga Korea Utara ternyata berhasil menjadi babak baru bagi kepemimpinan di Korea Utara. Dalam menjalankan kepemimpinannya

Kim Jong-Un menerapkan tindakantindakan yang otoriter. Hal ini tentunya menjadi fenomena yang menarik karena umumnya fogur pemimpin muda dapat memberikan berbagai perubahan ke arah kepemimpinan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarah Lochesder yang merupakan analisis politik Asia

Timur dari media The Huffington Post bahwa :

43 “Noerth Korea‟s Dynasty : The World Mysterious Family Tree”, dalam http://edition.cnn.com/2017/02/15/asia/kim-jong-un-family-tree-trnd/index.html, diakses pada tanggal 17 juni 2018 44 “Riwayat Hidup Kim Jong-Un Yang Masih Teka-Teki”, dalam https://www.voaindonesia.com/a/riwayat- hidup-kim-jong-un-masih-merupakan-tekateki-136347483/102701.html, diakses pada tanggal 18 juni 2018.

31

Universitas Sumatera Utara ”.posisinya sebagai pemimpin muda dunia tidak menjadikannya sebagai aktor perubahan bagi Korea Utara. Dalam usia mudanya ia (Kim Jong-Un) menjalankan tindakan-tindakan otoriter dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia melebihi kedua suksesornya. Kebijakan Kim Jong-Un ini didasari atas manajemen personal dan kolektif yang sangat jelas adanya dan tidak hanya eforia ani mainstream dunia internasional yang mengedepankan demokrasi dan liberalisme memasuki melenium ketiga.”45

Dari pernyataan di atas maka dapat difahami bahwa keberadaan Kim Jong

Un sebagai pemimpin termuda dunia yang diharapkan dapat membawa perubahan

Korea Utara ke arah demokrasi ternyata justru sebaliknya. Kim Jong Un menjalankan tindakan-tindakan otoriter yang berseberangan dengan dinamika politik internasional sekaligus menjadikan bidang sosial dan politik Korea Utara tertutup dan terisoloasi dari dunia luar. Fakta ini bukan hanya sekedar eforia politik, namun kebijakan otoritarianisme Kim Jong-Un ini memiliki tujuan dan kepentingan baik dalam lingkup domestik ataupun internasional.

Kim Jong-un secara terbuka dikukuhkan sebagai Panglima Tertinggi

Tentara Rakyat Korea pada tanggal 24 Desember 2011 dan dilantik secara resmi pada 30 Desember. Biro Politik Komite Sentral Partai Buruh Korea "dengan penuh hormat memproklamirkan dirinya sebagai wakil ketua Komisi Militer

Sentral Partai Buruh sekaligus panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea.37 Pada tanggal 26 Desember 2011 Surat Kabar , mengumumkan bahwa

Kim Jong-un telah ditunjuk sebagai ketua Komisi Militer Sentral dan pemimpin tertinggi negara setelah kematian ayahnya. Pada tanggal 9 Januari 2012, angkatan

45 Sarah Lochesder, ”The Facing Of North Korean”, The Journal Of Peace Studies And International Relations, Vol III, Nanyang University Of Singapore, Singapore, 2016, Chapter Iii, Hal.9.

32

Universitas Sumatera Utara bersenjata negara ini berkumpul di depan Kumsusan Memorial Palace untuk menghormati dan menunjukkan kesetiaan mereka kepada Kim Jong-un. Pada tanggal 27 Maret 2012, Kim Jong-un terpilih sebagai sekretaris pertama dalam

Konferensi Keempat Partai Buruh Korea. Jabatan sekretaris pertama ini baru diciptakan pada tanggal 11 April untuk menggantikan jabatan sekretaris jenderal yang sebelumnya dijabat "secara abadi" oleh Kim Jong-il46

Dalam konferensi tersebut, Kim Jong-un juga menggantikan ayahnya sebagai anggota Presidium Politbiro dan Ketua Komisi Militer Sentral. Dalam pidatonya yang disampaikan sebelum konferensi, Kim Jong-un menyatakan bahwa "mencekoki seluruh masyarakat dengan Kimilsungisme-Kimjongilisme adalah program tertinggi partai kita". Pada 13 April 2012, Sidang Majelis Rakyat

Tertinggi ke-12 mengangkat Kim Jong-un sebagai Ketua I Komisi Pertahanan

Nasional. Pada tanggal 15 April 2012, dalam parade militer peringatan seratus hari kematian Kim Il-sung, Kim Jong-un menyampaikan pidato publik pertamanya. Pada bulan Agustus 2012, Kim Jong-un mengumumkan reformasi ekonomi yang serupa dengan reformasi di Republik Rakyat Tiongkok. Tak lama berselang, Kim mulai dijuluki oleh media pemerintah Korea Utara sebagai

Pemimpin Agun" (chego ryongdoja). Pada November 2012, foto-foto satelit memperlihatkan pesan propaganda sepanjang setengah kilometer yang diukir di

46 Sepak Terjang Kim Jong-Un Dari Kecil Hingga Menjabat Sebagai Pemimpin Korut”, dalam http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/02/19/kisah-sepak-terjangkim-jong-un-dari-kecil-hingga-menjadi- pemimpin-korut?page=4, diakses pada tanggal 18 juni 2018

33

Universitas Sumatera Utara bukit di Provinsi Ryanggang. Pesan tersebut berbunyi: "Hidup Jenderal Kim Jong-

un, Matahari yang Bersinar.47

Kim jong un telah memimpin korea utara (korut) dengan beberapa gelar

pemimpin tertinggi itu pernah di pegang oleh kakek dan ayahnya , kim il sung dan

kim jong il , untuk selamanya .setelah menjadi pemimpin negara , kim jong un

memperoleh gelarnya sendiri . berikut gelar yang di sandang kim jong un :

1. Marsekal republik rakyat demokrasi korea.

Tujuh bulan setelah mengambil alih kepemimpinan korea utara , kim jong diberi

pangkat pemimpin militer tertinggi pada 17 juli 2012 . media korea utara

melaporkan keputusan ini diambil oleh pemerintah , pemimpin militer,dan

pemimpin partai pekerja.

2. Ketua pertama komisi pertahanan nasional .

Saat sidang khusus parlemen pada 13 april 2012 , majelis rakyat tertinggi korea

utara memilih kim jong un untuk menempati jabatan sebagai ketua pertama

komisi pertahanan nasional. Di komisi yang merupakan bagian dari cabang

eksekutif pemerintah dan badan pengontrol militer ini , kim jong il juga pernah

menjabat sebagai ketua .

3. Sekertaris pertama partai pekerja .

Kim jong un menerima gelar sekertaris pertama partai pekerja, partai yang

menguasai korea utara , gelar ini di berikan sesaat menjelang ulang tahun kakenya

47 “Understanding Kim Jong-Un, The World Most Enigmatic and Predictable Dictators”, dalam https://www.vanityfair.com/news/2015/02/kim-jong-un-northkorea-understanding, diakses pada tanggal 18 juni 2018.

34

Universitas Sumatera Utara yang ke 100 , di tengah kecaman pelucuran rudal dan konferensi partai khusus

pada 11 april 2012.

Di partai tersebut , kim jong il masih menjabat sebagai sekertaris umum saat

meninggal . dari pada memberikan gelar yang sama kepada anaknya , korea utara

menganugrahkan gelar baru bagi kim jong un dan mengumumkan bahwa kim

jong il mendapat gelar “sekertaris abadi “

4. Ketua komisi militer pusat partai .

Kim jong un menggantikan ayahnya sebagai ketua komisi militer pusat .

sebelumnya ia menjabat sebagai wakil ketua komisi tersebut .ia bertugas

merumuskan kebijakan militer partai.

5. Anggota presidium biro politik partai .

Pada konferensi 11 april 2012, kim jong un diangkat menjadi salah satu dari lima

anggota kelompok kepemimpinan presedium . meskipun ia tidak pernah

bergabung dengan anggota sana sebelumnya.

6. Panglima tertinggi tentara rakyat korea .

Kim jong un diangkat menjadi komandan dari 1.2 juta anggota militer korea utara

dalam pertemuan partai perkerja pada tanggal 30 desember 2012 , tak lama setelah

pengumuman kematian kim jong il. Dengan jabatan itu, kim jong un dapat

deklarasi keadaan darurat atau perang , dan memerintah selama perang

berlangsung.48

48 Andi rafael saputra 2014. Dari kim jong il hingga kim jong un . Palapa, jogjakarta hal 137.

35

Universitas Sumatera Utara Pada juli 2012 , kim jong un di promosikan menjadi wonsu , pangkat militer tertinggi di militer tertinggi di korea utara . keputusan tersebut ditetapkan bersamas-sama oleh komite sentral dan komisi militer sentral partai buruh korea utara , komisi pertahanan masional dan presidium majelis rakyat tertinggi, yang kemudian di umumkan KCNA .49

Setelah kim jong un memerintah korea utara kim jong un mulai mengumumkan reformasi kebijakan ekonomi pada bulan agustus 2012 . tak lama berselang , media nasional korea utara yang mulai menyebutnya sebagai pemimpin agung (suprame leader ). dalam pengumumannya. Dalam pengumumannya ,kim menyatakan bahwa reformasi ekonomi korea utara sejalan dengan dengan apa yang di jalankan oleh pemerintah cina. Langkah besar dalam kebijakan korea utara terjadi pada tahun 2013. Pemerintah mengenal sistem ekonomi baru , yaitu socialist corporate management system . sistem ini bertujuan untuk meningkatkan otonomi perusahaan-perusahaan di korea utara , setiap perusahaan-perusahaan di korea utara . setiap perusahaan diberikan hak untuk melakukan kemandirian dalam menjalankan bisnis .50

Pada 29 januari 2013 kim jong un mulai memerintahkan jajarannya untuk menyiapkan uji coba nuklir sekaligus menyatakan keadaan darurat militer . keputusan tersebut di keluarkan kim jong un saat menggelar rapat luar biasa dengan para petinggi militer pada tanggal 26 januari 26 januari 3013.

49 Op.cit ,hal 141. 50 A.Yogas wara 2015 . Kim Jong Un si gila nuklir di tangannya .PT buku seru, Yogyakarta Hal .131

36

Universitas Sumatera Utara 2.3 Sejarah Nuklir Di Korea Utara

Sejarah nuklir Korea Utara sendiri mulai terbentuk ketika sang founding father, Kim Il-sung, yang merupakan gerilyawan anti-Jepang pada masa pendudukan Jepang, menjadi saksi mata bom atom Amerika Serikat yang meluluh lantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945, sekaligus membuat

Jepang menyerah terhadap Amerika Serikat dan menandai berakhirnya World

War II dengan kemenangan tentara sekutu.51 Setelah Korea Utara merdeka dan setelah berakhirnya Perang Korea, barulah Kim membangun program nuklir dengan bantuan Uni Soviet. Mereka saling bertukar ilmuwan nuklir dengan Uni

Soviet. Namun pada akhir 1960an dan awal 1970an, Uni Soviet dan China, yang juga merupakan sekutu Korea Utara dalam pengembangan nuklir mengalami perpecahan, Pyongyang menghendaki adanya self-determination dalam membangun program nuklirnya tanpa bantuan siapapun. Mereka berniat membangun program tersebut demi menjaga negaranya dari serangan pihak lain.

Apalagi dengan adanya Korea Selatan yang mulai muncul dengan perekonomian yang meroket tinggi meninggalkan Korea Utara serta bantuan militer yang diberikan oleh Amerika Serikat terhadap Seoul, sehingga membuat Korea Utara terancam oleh keberadaan mereka di selatan. Karena inferioritas perekonomian dan industrialisasi yang tertinggal jauh oleh Korea Selatan, hal ini membuat Kim berusaha semakin memperbesar arsenalnya dengan senjata nuklir. Terlebih lagi ketika rezim Mao Zedong di China berakhir, China mulai meninggalkan ekonomi

51 Linus Hagstrom Dan Marie Soderberg. 2006. North Korea Policy, Japan And Great Powers. Routledge. New York. Hal. 36

37

Universitas Sumatera Utara sosialis dan blok komunis mulai hancur secara perlahan, Kim berusaha untuk membuat bom untuk kepentingan self-defense.52

Program nuklir Korea Utara dimulai pada tahun 1956 ketika sebuah perjanjian dengan Uni Soviet dalam kerjasama penggunaan damai energi nuklir ditandatangani, Dalam perjanjian ini, Korea Utara mulai mengirim para ilmuwan dan teknisi ke Uni Soviet untuk mendapatkan pelatihan dalam program Moscow yang bertujuan untuk melatih para ilmuwan dari negara komunis lain53. Sebagian besar generasi pertama ilmuwan nuklir Korea Utara dilatih dalam program ini.

Namun teknologi yang dimiliki mereka tidak cukup maju untuk untuk memproduksi senjata nuklir tanpa bantuan dari negara – negara lain.

Pada tahun 1965 ditandai dengan pendirian Akademi Militer Hamhung, dimana para tentara Korea Utara menerima pelatihan pengembangan rudal54Pada tahun ini juga Uni Soviet mulai menyediakan bantuan secara meluas kepada

Korea Utara dalam pembangunan pusat penelitian di Yongbyon. Fasilitas nuklir yang dikembangkan pertama kali oleh Korea Utara ini adalah reaktor nuklir model

Uni Soviet yang dioperasikan untuk tujuan penelitian di Yongbyon, 100 kilometer utara Pyongyang, di Sungai Kuryong, di tempat ini Uni Soviet membantu Korea

Utara untuk menjalankan reaktor nuklir berdaya 5MW. Reaktor ini sangat kecil sehingga tidak menjadi perhatian negara-negara sekitar karena membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi reaktor tersebut untuk memproduksi plutonium yang

52 Ibid Hal.38 53 Uk Heo Dan Jung-Yeop Woo,“The North Korean Nuclear Crisis:Motives, Progress, And Prospects,”Korea Observer Vol.39, No.4, (The Institute Of Korean Studies, Winter 2008) Hal 490. 54 Joseph S. Bermudez, Jr., “A History Of Ballistic Missile Development In The Dprk, Occasional Paper No. 2, (Center For Nonproliferation Studies, 1999), Hal. 2.

38

Universitas Sumatera Utara cukup dan menjadi sebuah bom nuklir. Fasilitas nuklir ini juga dilaksanakan secara mandiri dan terfokus pada lingkaran bahan bakar nuklir (penyulingan bahan bakar nuklir).

Dengan adanya fasilitas nuklir di Yongbyon, Korea Utara memperoleh plutonium dan mulai menguasai teknologi nuklir yang mendoron Kim Il Sung memutuskan untuk membangun senjata nuklir55Bagi Korea Utara, senjata nuklir akan membuat Korea Utara lebih kuat dari Korea Selatan. Selain itu senjata nuklir dapat menangkal serangan AS dan memperkecil ketergantungan Korea

Utara terhadap Negara – Negara Komunis lainnya (Uni Soviet dan Cina). Senjata nuklir juga memberikan jaminan keamanan bagi Korea Utara yang selama ini tidak ditawarkan oleh negara manapun dalam komunitas internasional. Lebih jauh lagi, dikarenakan Korea Utara menghadapi situasi keamanan yang lemah terutama sepanjang Perang Korea, pengembangan senjata nuklir menjadi sumber keamanan rezim bagi Kim Il Sung dan pemimpin-pemimpin berikutnya56

Korea Utara mulai meningkatkan kekuatan militernya pada tahun 1960-an.

Doktrin dan struktur kekuatan militer Korea Utara saat itu berorientasi ofensif57dengan kata lain Negara ini sedang dalam keadaan siaga menghadapi serangan militer dari negara lawannya. Secara keseluruhan, pada tahun 1960-an,

Korea Utara berusaha memproduksi ataupun memperoleh roket, rudal, dan pengembangan sumber daya manusia guna mendukung program rudalnya. Pada

55 Jessica Kuhn, ”Global Security Issues In North Korea,” Multilateralism In Northeast Asia, (Task Force, 2010), Hal. 38. 56 Byung-Joon Ahn, “Semenanjung Korea Dan Keamanan Asia Timur,” Masalah Keamanan Asia, (CSIS, 1990), Hal. 159 57 Marcus Noland, The Economic Implications Of A North Korea Nuclear Test, Dalam Asian Policy, Washington D.C 2006, Hal 25-39.

39

Universitas Sumatera Utara tahun 1964 Korea Utara telah berhasil memproduksi plutonium untuk pembuatan dua senjata nuklir dengan berbagai tipe, salah satunya adalah CNN yaitu rudal dengan kemampuan hulu ledak tertinggi58. Ada alasan tersendiri yang mendorong

Korea Utara pada masa ini untuk mengembangkan kapabilitas rudal dan nuklirnya. Alasan pertama adalah faktor keamanan yaitu intervensi AS pada

Perang Korea menghalangi tujuan Kim Il Sung dalam menyatukan Korea melalui kekuatan militer. Kim Il Sung beranggapan bahwa nuklir merupakan senjata yang dapat menangkal atau mengalahkan pasukan AS dalam situasi konflik. Kedua, aliansi Korea Utara dengan Uni Soviet dan Cina yang sering mengalami pasang surut membuat Kim Il Sung mempertanyakan kepercayaannya kepada kedua

Negara komunis itu dan juga komitmen untuk membantu Korea Utara menghadapi perang lainnya.

Tahun 1970-an Korea Utara ditandai dengan aksi-aksi permusuhan dan inisiatif yang mencurigakan. Dalam dekade ini dibangun sebuah laboratorium radiokimia yang berada di Pyongyang dengan bantuan Uni Soviet. Semenjak tahun 1977, reaktor nuklir Yongbyon berada di bawah pengawasan IAEA.

Program nuklir Korea Utara pada akhir 1970-an menjadi prioritas nasional (Gu

Guoliang,2005:36). Karena Korea Utara sempat dikecewakan oleh Uni Soviet dan

Cina, Kim Il Sung bertekat bahwa Korea Utara akan mengembangkan dan mendapatkan senjata nuklir dengan berbagai cara tanpa harus ada bantuan dari

Negara manapun (Wiliiam,2006:81). Pada awal 1980-an, akhirnya Korea Utara

58 William J. Perry, “Proliferation On The Peninsula: Five North Korean Nuclear Crises,” Annals Of The American Academy Of Political And Social Science. 67, 2006, Hal. 81.

40

Universitas Sumatera Utara melanjutkan program nuklirnya dengan mulai mengurangi ketergantungannya dengan Negara lain. Korea Utara mulai memproduksi uranium dan membangun reaktornya sendiri dan juga pada saat itu fasilitas rahasia pemisahan plutonium yang berskala besar berhasil dibangun di Yongbyon. Dalam setahun fasilitas ini mampu menghasilkan beberapa ratus ton bahan bakar. Amerika Serikat menemukan keberadaan fasilitas tersebut lalu kemudian menuduh bahwa

Pyongyang sudah membangun reactor nuklir secara.59

Korea Utara pada pada tahun 1980an dicirikan dengan aksi-aksi bersifat permusuhan dan inisiatif mencurigakan, pada tahun ini Korea Utara dan Iran membangun sebuah kerjasama bilateral tentang nuklir dan rudal, Dari tahun ini kemudian kedua Negara ini bekerjasama dalam bidang pengembangan teknologi rudal. Rudal Korea Utara „Taepodong Dua‟ dan rudal Iran „Shahab-5‟ yang dikenal sebagai hasil dari kerjasama mereka. Secara jelas hal ini akan memberi dampak besar dalam perkembangan isu nuklir Iran dan Korea Utara.60 Akhir tahun 1980an, Korea Utara mulai mengurangi ketergantungannya dengan bantuan negara lain dalam melanjutkan program nuklirnya. Korea Utara mulai memproduksi uranium dan membangun reaktornya sendiri. Saat itu fasilitas rahasia pemisahan plutonium berskala besar berhasil dibangun di Yongbyon.

Fasilitas ini mampu menghasilkan beberapa ratus ton bahan bakar dalam setahun, cukup untuk menangani bahan bakar dari seluruh reaktor. Keberadaan fasilitas ini

59 Raenyta Rahmadhani, 2018. Kontroversi Uji Coba Nuklir Korea Utara (2012-2016). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. 60 Wallensteen Peter, Understanding Conflict Resolution: War, Peace And The Global System, London Sage Publications Ltd, 2002, Hal 8.

41

Universitas Sumatera Utara ditemukan oleh AS yang kemudian menuduh Pyongyang telah membangun reaktor nuklir secara rahasia, Tahun 1982, satelit AS menangkap gambar yang menunjukkan pembangunan di Yongbyon termasuk fasilitas dan pabrik pengelolaan nuklir baru yang meningkatkan perhatian AS, Korea Selatan, dan

Jepang. Diketahui bahwa Korea Utara sedang membangun sebuah fasilitas nuklir baru yaitu reaktor nuklir yang berdaya 50MW.61

Pada 1982,satelit AS menangkap gambar yang menunjukan pembangunan di yongbyon ,termasuk fasilitas dan pabrik pengelola nuklir sehingga meningkatkan perhatian AS, Korea selatan , dan jepang . Korea utara diketahui sedang membangun fasilitas nuklir baru ,yaitu reaktor yang berdaya 50 megawatt. negara-negara ini mengetahui bahwa pabrik pengelolaan plutonium juga berada ditempat yang sama sehingga plutonium tersebut bisa digunakan untuk memproses bahan bakar nuklir dan kemudian mengembangkan senjata nuklir.

Sejak itu, program nuklir Korea Utara menjadi perhatian keamanan yang serius bagi negara-negara sekitarnya termasuk AS. 62

Program pengembangan senjata nuklir Korea utara dinilai mampu mengancam ketentraman dan stabilitas keamanan Negara – Negara internasional, hal ini dilandasi dengan perbincangan dari perwakilan Korea Utara kepada para pakar AS yang isinya, Korea Utara tidak lagi tertarik untuk menerima bantuan pangan AS sebagai imbalan untuk konsesi nuklir Korea Utara . Korea Utara juga mengatakan mereka akan mempertimbangkan kembali untuk mengakhiri bebas

61 Amir hendarsyah .2007,11 macan asia galangpress, yogyakarta. hal 99. 62 Ibit Hal 101.

42

Universitas Sumatera Utara nuklir.63Oleh sebab itu beberapa Negara khususnya seperti AS langsung memberikan embargo ekonomi dan militer. Amerika Serikat merasa berkewajiban dalam melakukan denuklirisasi di Korea utara hal ini terkait dengan kepentingan

Amerika Serikat dalam menjaga proliferasi nuklir dunia, oleh karena itu Amerika

Serikat mengajak Negara – Negara lain untuk ikut serta dalam denuklirisasi Korea

Utara.

Pada bulan April 1984, Korea Utara melaksanakan Uji coba rudal Scud-B yang pertama. Uji coba tersebut membuat Uni Soviet menekan Korea Utara untuk bergabung dengan NPT pada tanggal 12 Desember 1985 dan menandatangani perjanjian NPT dimana Korea Utara tidak akan menyebarkan nuklir. Mikhail

Gorbachev menekan Kim Il Sung dengan mengancam bahwa Moscow akan menghentikan bantuan ekonominya64 Korea Utara juga harus mendeklarasikan kepada IAEA keberadaan fasilitas Yongbyon. Tidak lama setelah bergabung dengan NPT, Korea Utara mulai menunjukkan keberatannya pada isi perjanjian.

Korea Utara tidak terima akan adanya pengawasan secara menyeluruh terhadap semua aktivitas nuklir yang akan dilakukan oleh NPT selama tujuh tahun. Pada tahun 1993, Korea Utara mengancam untuk keluar dari NPT dan menolak nuklir inspeksi dari IAEA karena adanya perselisihan yang dihadapi IAEA dengan

Pyongyang, hal ini dikarenakan Korea Utara merasa tersinggung karena pihak

IAEA menginginkan pemeriksaan khusus terkait dengan penemuan plutonium, satelit AS memperlihatkan bahwa Korea Utara memiliki jumlah plutonium yang

63 Laurence Boulle, Mediation: Principle, Process, Practice (Sydney: Butterworths,1996), Hal. 1 64 J. G. Merrills, Penyelesaian Sengketa Internasional, Tarsito, Bandung, 1986, Hal. 21.

43

Universitas Sumatera Utara lebih banyak dari yang dideklarasikan oleh Korea Utara, karena Korea Utara mendapatkan tekanan yang bertubi-tubi tersebut akhirnya pada tahun 2003 Korea

Utara keluar dari perjanjian Non-Proliferasi Nuklir65

Korea Utara diyakini memiliki lebih dari 800 rudal balistik, termasuk peluru kendali jarak jauh yang suatu hari nanti dapat menembak sasaran-sasaran di Amerika Serikat. Negara komunis ini pertama kali memperoleh rudal-rudal taktis itu dari Uni Soviet pada awal 1969. Namun, rudal-rudal Scud pertama dilaporkan datang melalui Mesir pada 1976. Kairo memasok peluru kendali Scud

B kepada Pyongyang dengan imbalan berupa bantuan melawan Israel dalam

Perang Yom Kippur 1973.

Korea Utara mempunyai beberapa jenis peluru kendali jarak pendek. Yang paling akurat tembakan sekaligus jarak tembaknya adalah KN-02, dengan jangkauan 100 kilometer. Rudal jenis ini dalam tahap uji coba dan dipersiapkan untuk menghancurkan instalasi militer Korea Selatan. Pada tahun 1993, di tengah kecurigaan bahwa Pyongyang mencoba mengembangkan senjata nuklir, Korea

Utara menarik diri dari perjanjian non-proliferasi nuklir, NPT(Nuclear

Nonproliferation Treaty), hingga menimbulkan krisis nuklir Korea Utara putaran pertama. Krisis itu, setelah hampir mendekati ambang pintu pecahnya perang pada

Juni 1994, berakhir setelah Kesepakatan Jenewa pada bulan Oktober 1994 diumumkan oleh Korea Utara dan AS. Korea Utara menandatangani perjanjian dengan IAEA untuk melaporkan keadaan program nuklirnya secara wajib dengan

65 Ibid Hal 23

44

Universitas Sumatera Utara IAEA pada Januari 1992. Sesuai dengan perjanjian itu, IAEA melakukan 6 kali inspeksi di Korea Utara dan menemukan bukti jejak bahwa beberapa kilogram plutonium yang bisa membuat senjata nuklir pernah diekstraksi, berbeda jauh laporan Korea Utara yang mengatakan kepada IAEA bahwa mereka hanya mengekstrasi 90 gram bahan nuklir dari fasilitas nuklirnya. Dengan hasil inspeksi itu, pihak IAEA meminta pemeriksaan khusus, dan Korea Utara menolaknya dan kemudian menarik diri dari NPT sebagai aksi protes.

Mengenai masalah itu, hampir sepanjang tahun dilakukan negosiasi, tetapi gagal untuk menemukan titik temu, sehingga krisis itu hampir mendekati perang pada Juni 1994. Ketegangan mendapat jalan keluar dengan kunjungan dramatis oleh mantan presiden AS, Carter, yang mengadakan pertemuan dengan pemimpin

Korea Utara, Kim Il-sung. Negosiasi AS dan Korea Utara itu kemudian menghasilkan Kesepakatan Jenewa pada Oktober 1994 yang dinegosiasi oleh duta besar AS urusan nuklir, Robert Gallucci dan wakil menlu Korea Utara, Kang Suk- ju. Kedua belah pihak sepakat dalam negosiasi itu bahwa Korea Utara menghentikan program nuklirnya dan sebagai imbalannya akan menerima reaktor air ringan dan minyak berat, hingga bisa mencapai konklusi tetang krisis nuklir

Korea Utara putaran pertama.

Krisis pertama ini memunculkan kesepakatan Jenewa. Kesepakatan itu adalah perjanjian bilateral antara AS dan Korea Utara yang membawa resolusi krisis nuklir Korea Utara putaran pertama yang dipicu oleh pengunduran diri

Korea Utara dari perjanjian penyebarluasan senjata pemusnah massal, NPT pada

45

Universitas Sumatera Utara tahun 1993. Kesepakatan itu tercapai pada 21 Oktober, 1994 oleh ketua delegasi

AS dan Korea Utara, yaitu oleh utusan urusan nuklir AS, Robert Gallucci dan

wakil Menlu Korea Utara Kang Suk-ju. Persetujuan itu memfokuskan pada

penghentian program nuklir Korea Utara dan sebagai imbalannya menerima

pemasokan reaktor air ringan. Kesepakatan Jenewa menekankan penghentian

program nuklir Korea Utara, kesepakatan itu juga mencantumkan definisi

hubungan umum AS dan Korea Utara secara keseluruhan untuk menghentikan

kegiatan nuklir Korea Utara. Isi kesepakatan Jenewa dapat diringkas sebagai

berikut:66 a. Pemasokan reaktor air ringan AS akan memasok pembangkit listrik reaktor air

ringan kepada Korea Utara dengan kapasitas 2ribu MegaWatt , maupun

menyajikan 500 ribu ton minyak solar setiap tahun untuk pemanasan dan

pembangkit listrik sampai konstruksi pembangkit listrik nuklir itu selesai

dibangun. Sebagai imbalan, Korea Utara akan menghentikan operasi reaktor

moderasi grafis (graphite-moderated reactor), semacam reaktor pendingin air, dan

fasilitas terkait (fasilitas nuklir di Yongbyon). Jika konstruksi pembangkit listrik

reaktor air ringan selesai, fasilitas itu dibuang. b. Normalisasi hubungan politik dan ekonomi antara AS dan Korut

Dalam 3 bulan setelah ditandatanganinya kesepakatan itu, kedua belah pihak

melonggarkan hambatan perdagangan dan investasi, termasuk transaksi

komunikasi dan keuangan. Secara tambahan, kedua belah pihak akan membuka

66 http://world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/faq_01.htm, diakses 19 juni 2018, pukul 9:00 Wib

46

Universitas Sumatera Utara kantor penghubung di ibu kota masing-masing negara, dan meningkatkan status

tingkat kantor penghubung itu menjadi kedutaan besar sejalan dengan

perkembangan kesepakatan itu. c. Denuklirisasi dan perdamaian Semenanjung Korea AS tidak akan menggunakan

kekuatan nuklir atau mengancam Korea Utara, dan Korea Utara harus melakuan

tindakan untuk mewujudkan denuklirisasi Semenanjung Korea sesuai dengan

Deklarasi Bersama antara Korea Selatan dan Korea Utara. d. Kerjasama untuk memperkuat sistem NPT Korea Utara akan meneruskan

keanggotaannya dalam NPT, dan akan segera menerima inspeksi nuklir oleh

IAEA segera setelah ditandatanganinya perjanjian untuk menerima reaktor air

ringan. Sesuai dengan Kesepakatan Jenewa tersebut, Organisasi Pengembangan

Energi Semenanjung Korea, KEDO (Korean Peninsula Energy Development

Organization) dibangun dan konstruksi reaktor air ringan dimulai di daerah

Kumho.Tetapi persetujuan Jenewa secara nyata tidak lagi berlaku setelah

kunjungan ke Korea Utara oleh asisten menteri luar negeri, James Kelly pada

tahun 2003, untuk menekan keras Pyongyang dalam mengejar jawabanan

mengenai kecurigaan program rahasia negara itu untuk mengembangkan senjata

nuklir, dan Korea Utara secara pribadi akhirnya mengakuinya. AS mengklaim

bahwa Korea Utara melanggar kesepakatan Jenewa dengan melanjutkan

pengembangan senjata nuklir bahkan setelah persetujuan, sedangkan Korea Utara

mengklaim bahwa AS gagal untuk membangun reaktor air ringan sampai tahun

2003 sepeti telah dijanjikan, hingga hal itu mengakibatkan kerugian tenaga listrik

47

Universitas Sumatera Utara 2 juta kiloWatt setiap tahun kepada pihak Korea Utara, maka pelanggar kesepakatan itu adalah pihak AS. Perkembangan seperti itu mengakibatkan krisis nuklir Korea Utara putaran kedua. Krisis nuklir Korea Utara putaran kedua berarti kasus pembatalan persetujuan Jenewa akibat pengakuan Korea Utara tentang kepemilikan program nuklir rahasianya, sehingga pembahasan isu senjata nuklir

Korea Utara kembali ke poin awal. Korea Utara dicurigai sudah lama mengerjakan program nuklir rahasia.

Inspeksi di tempat yang diadakan oleh AS di Kumchangri, dimana fasilitas nuklir dibawah tanah dicurigai terdapat, terbukti tempat itu bukan fasilitas nuklir.

Tetapi dalam kunjungan ke Pyongyang, asisten menteri luar negeri AS, James

Kelly pada tahun 2002 mendesak Korea Utara untuk menjawab kecurigaan tentang adanya program nuklir rahasia mereka dan pihak Pyonyang mengakuinya.

Sehingga program nuklir Korea Utara sekali lagi menjadi isu utama di masyarakat internasional. Krisis itu semakin memburuk dengan tindakan keras satu sama lain, termasuk penghentian pengiriman minyak oleh KEDO dan pencabutan batang bahan bakar nuklir oleh Korea Utara maka akhirnya Pyongyang mengumumkan penarikan diri dari NPT 10 Januari 2003. Untuk mengatasi krisis itu, pertemuan segi 6 (Korsel, Korut , AS, Jepang, RRC, Rusia) setuju dibentuk sebagai kerangka, dan pertemuan putaran pertama, Pertemuan segi-6 diadakan antara 27 dan 29 Agustus 2003 di Beijing. Sejak itu, sampai sekarang pertemuan segi 6 itu terus mengalami masa naik-turun.

48

Universitas Sumatera Utara Berbagai macam cara diupayakan Negara – Negara untuk mengurangi ketakutannya atas ancaman nuklir Korea Utara salah satunya dengan dibentuknya

Six Party Talks, Six Party Talks dimulai pada tanggal 27 Agustus – 29 Agustus

2003, yang beranggotakan Enam Negara yaitu Cina, Amerika Serikat, Rusia,

Jepang, Korea Utara, dan Korea Selatan, enam Negara ini memiliki tujuan sama yaitu untuk menemukan resolusi damai tentang masalah keamanan sebagai akibat dari program senjata nuklir Korea Utara.67

Hingga saat ini pertemuan antar Negara anggota Six Party Talks sudah beberapa kali dilakukan. Rincian kegiatan yang telah dilakukan yaitu :

Putaran pertama dilakukan pada bulan Agustus 2003 di Beijing. Dalam perundingan ini mulai digaungkan tujuan dari Six Party Talks yaitu penggunaan prinsip damai dalam mengatasi isu nuklir melalui negosiasi tetapi secara lebih jauh peundingan ini tidak mencapai kesepakatan, namun perundingan ini setidaknya berhasil memberikan teladan bagi perundingan semacamnya.68 Cina kemudian memfasilitasi putaran kedua, Perundingan Six Party Talks putaran kedua dilaksanakan pada tanggal 25-28 Februari 2004. Dalam perundingan ini dibicarakan masalah resolusi damai dalam menangani program nuklir sebagai landasan menjaga stabilitas perdamaian di Asia Timur Laut. Selain itu, disepakati

67 Joseph S. Bermudez, Jr., “A History Of Ballistic Missile Development In The DPRK,” Occasional Paper No. 2, (Center For Nonproliferation Studies, 1999), Hal. 2. 68 Jessica Kuhn, ”Global Security Issues In North Korea,” Multilateralism In Northeast Asia, (Task Force, 2010), Hal. 38.

49

Universitas Sumatera Utara juga bahwa denuklrisasi di Asia Timur Laut merupakan tujuan umum dari perundingan Six Party Talks.69

Perundingan Six Party Talks putaran ketiga dilaksanakan pada tanggal 23-

26 Juni 2004. Dalam perundingan ini terjadi perbedaan pandangan antara Korea

Utara dengan Negara anggota yang lain mengenai denuklirisasi. Korea Utara berpandangan bahwa denuklirisasi nuklir hanya melucuti persenjataan berbasis nuklir tidak termasuk dalam program pengembangan uranium. Sedangkan Negara anggota yang lain untuk menghentikan juga program pengembangan uranium, namun pada putaran kedua dan ketiga ini, tidak satupun perundingan mencapai kemajuan berarti. Pada bulan September 2004, Korea Utara menolak menghadiri

Perundingan Six Party Talks.

Putaran keempat yang diselenggaran dalam dua tahap di Beijing. Tahap pertama dimulai sejak 26 Juli hingga 7 Agustus pada tahun 2005. Dan tahap kedua dilaksanakan sejak 13-19 September 2005. Penolakan tersebut dikarenakan oleh “hostile” policy of United States. Dinyatakan juga bahwa Pemerintah Korea

Utara menegaskan kembali komitmennya untuk tidak menerima atau menyebarkan senjata nuklir sesuai dengan 1992 Joint Declaration of the

Denuclirization of the Korean Peninsula.70

Putaran kelima Six Party Talks berlangsung pada 19 September 2005, pada putaran kelima Six Party Talks mengalami hambatan karena peristiwa

Macau’s Banco Delta Asia dimana AS selaku Dewan Keamanan tetap PBB

69 Byung-Joon Ahn, “Semenanjung Korea Dan Keamanan Asia Timur,” Masalah Keamanan Asia, (CSIS, 1990), Hal. 159 70 Ibid . Hal 158

50

Universitas Sumatera Utara membekukan rekening Korea Utara yang diduga sebagai hasil pencucian uang.

Pemerintah AS bersikeras bahwa sanksi ekonomi tersebut merupakan hal yang terpisah dengan Six Party Talks, sementara pemerintah Korea Utara tidak menyetujuinya. Six Party Talks putaran kelima mengalami kemunduran hingga tahun 2006, dimana Korea Utara melakukan uji coba nuklir pada tanggal 9

Oktober 2006. termasuk percobaan senjata jarak jauh Taepodong yang diperkirakan dapat menjangkau Hawai dan beberapa bagian Alaska[21], Putaran kelima Six Party Talks kembali dilanjutkan di Beijing pada bulan Desember, namun tidak menghasilkan resolusi apapun. Segala sesuatunya menjadi sedikit jelas pada akhir Desember ketika negosiator dari AS mengirim pesan kepada

Kedutaan Besar Korea Utara di Beijing yang menanyakan apakah Korea Utara bersedia mengadakan dialog bilateral di luar Beijing. Korea Utara setuju dan kedua utusan AS serta Korea Utara bertemu di Berlin hingga mencapai sebuah kesepakatan baru. Perjanjian tersebut diresmikan pada tanggal 13 Februari saat putaran kelima Six Party Talks berakhir. 71

Perundingan Six Party Talks putaran keenam dilaksanakan pada bulan

Februari 2007. Pada perundingan ini membicarakan tentang rencana denuklirisasi, anggota Six Party Talks memberikan batas waktu selama 6 hari kepada Korea

Utara untuk membekukan program pengembangan nuklirnya dan pemberian dana

Banco Delta Asia. Pada Juli 2007, Pyongyang melaksanakan program denuklirisasi nuklir dengan melucuti senjata-senjata nuklir di Yongbyon. Dan

71 Ibid .Hal 160.

51

Universitas Sumatera Utara pada bulan Oktober Pyongyang setuju untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan bantuan dan konsesi diplomatik. 3 Oktober 2007, pada perundingan tahap kedua dikeluarkan dokumen Second-Phase Actions for The

Implementation of The Joint Statement, dimana Pemerintah Amerika Serikat dan

Korea Utara berkomitmen untuk meningkatkan hubungan bilateralnya dan mengembangkan hubungan diplomatiknya. 72 Six Party Talks sempat vakum karena ketidakjelasan para anggota mengenai kapan akan diadakan pertemuan kembali tetapi setelah 1 tahun vakum, pemerintah Cina mengupayakan untuk kembali mengadakan pertemuan pada tanggal 18 Desember 2006, yang didasari kekhawatiran mengenai suksesnya uji coba nuklir Korea Utara dan juga ambisi nuklir Korea Utara yang telah mengancam kepentingan Cina, terlepas dari pro dan kontra reaksi komunitas internasional terhadap uji coba nuklir, Dunia internasional kemudian memberikan peringatan terhadap tindakan Korea utara ini, percobaan nuklir tetap saja akan berujung pada meningkatnya ketegangan internasional. Setelah beberapa pihak mengupayakan denuklirisasi Korea Utara melalui Six Party Talks tetap saja belum mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, Six Party Talks dikatakan gagal karena Korea Utara masih mengembangkan nuklirnya dan melakukan serangkaian U73ji coba nuklir yang dapat mengancam stabilitas kawasan maupun internasional.

72 Marcus Noland, The Economic Implications Of A North Korea Nuclear Test, Dalam Asian Policy, Washington D.C 2006, Hal 25-39. 73 Op.Cit Hal. 116.

52

Universitas Sumatera Utara 2.4 Perkembangan Pembangunan Senjata Nuklir Korea Utara

Di lakukan oleh Korea Utara maka harus dilihat terlebih dahulu politik domestiknya. Dalam menentukan kebijakannya, baik kebijakan dalam maupun luar negeri Korea Utara tidak terlepas dari ideologi Juche yang dianut selama ini.

Juche merupakan ideologi yang menekankan bahwa Korea Utara harus bebas menentukan nasib negaranya sendiri, terlepas dari pengaruh negara lain. Menurut

Charles Amstrong, Juche adalah “a general world view that sets the parameters, the outer boundaries, of engagement with the outside world” Ideologi ini menggambarkan bahwa Korea Utara tidak dapat mempertimbangkan kepentingan nasionalnya secara mendasar untuk jangka waktu yang panjang. Selain itu Juche juga merupakan ideologi nasionalis terpenting di Korea Utara, dimana ideologi ini menggantikan ideologi Marxisme-Leninisme.74

Ideologi Juche diartikan sebagai bentuk sosialis nasional Korea Utara yang berjuang untuk mencapai kemerdekannya di bidang politik, ekonomi, dan militer.

Para pemimpin Korea Utara percaya bahwa ideologi ini adalah hal penting bagi hubungan ekstrernal dan internal bagi negaranya. Setelah Kim Il Sung wafat pada tahun 1994, kepemimpinan Korea Utara kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Kim

Jong Il. Pada era ini tak banyak yang berubah di Korea Utara. Kim Jong Il tetap melanjutkan pengembangan senjata nuklir yang telah dibangun oleh mendiang ayahnya. Dikarenakan terjadi transformasi sosial dimasa kepemimpinannya,

74 Op.cit . Hal 91.

53

Universitas Sumatera Utara kemudian Kim Jong Il memperkenalkan kebijakan Songun atau military first.

Kebijakan ini lebih mengedepankan militer, yaitu kebijakan strong and prosperous great power. Menurut Jong Il, ideologi military centric lebih dibutuhkan agar rezimnya bisa diselamatkan dan terlepas dari ancaman negara lain. Selain itu ideologi ini juga berhasil memberikan Jong Il prestise dan daya tawar di komunitas internasional. Semenjak berhenti mendapat dukungan dari Uni Soviet,

Korea Utara sadar bahwa mereka harus bisa memberikan jaminan keamanan dari akuisisi senjata nuklir mereka sendiri.75kekurangan makanan dan energi. Namun pada periode ini Korea Utara juga berhasil memproduksi rudal balistik dengan jarak tempuh yang lebih jauh dari sebelumnya Untuk mendukung program pengembangan senjata nuklir ini, Korea Utara terus melakukan serangkaian uji coba. Sebagian dari uji coba ini diklaim berhasil oleh Korea Utara, meskipun ada beberapa yang dinyatakan gagal. Namun dengan banyaknya keberhasilan yang dicapai oleh Korut ini semakin menguatkan peran kepemilikannya atas senjata nuklir. Uji coba yang terus dilakukan oleh Korea Utara ini dapat dimaknai sebagai bentuk strategi untuk memperkuat posisi tawar politiknya didalam percaturan internasional sebagaimana yang dimaksud pada awal pembangunan senjata nuklir ini. Hal ini juga berkaitan dengan realitas bahwa Korea Utara mengalami isolosi keterlibatan ekonomi dan politik sebagai akibat dari perang korea. Isu nuklir

Korea Utara semakin memanas ketika Pyongyang berhasil mengembangkan sekaligus melakukan tes terhadap misil Rodong-1 yang hulu ledaknya mampu

75 Op.cit hal 32.

54

Universitas Sumatera Utara menjangkau 1000 km. Kemudian disusul oleh pengembangan misil Nodong-1 dan

Nodong-2 dengan jangkauan hingga 3.500 km.76

Selain itu Korea Utara juga berhasil mengembangkan senjata nuklir tipe

Taepodong-1 dan Taepodong-2. Taepodong-1 tercatat memiliki kekuatan jarak

tempuh mencapai 1500 hingga 2000 km, dengan kekuatan ledak sebesar 1.000 kg

hingga 1.500 kg. Sedangkan Taepodong-2 selesai dikembangkan pada tahun 2004

dengan kemampuan 4.400 hingga 6.700 km dan kekuatan ledak yang tinggi.77

Tabel 1

Kronologi Program Nuklir Korea Utara

TAHUN PERISTIWA

1965 Pembangunan Reaktor nuklir model Uni Soviet untuk tujuan penelitian di Yongbyeon,

Korut

1970 Pembangunan Reaktor nuklir yang kedua

1985 Korut menandatangani Perjanjian Tidak Menyebarkan Nuklir, (NPT) Amerika Serikat

menuduh Pyongyang telah membangun reaktor nuklir secara rahasia.

1989 Kegiatan nuklir Korea Utara terdeteksi oleh satelit komersial Prancis

1992 Korut mencapai Perjanjian Pengawasan dengan Badan Tenaga Atom Internasional

(IAEA)

76 Jane‟s Defense Weekly, North Korea Casts A Longer Shadow With TD-4, Dalam Rochard D.Fisher, The Korean Journal Of Defense Analysis, Barbara Star 1994. Hal .110 77 Ibit Hal 112.

55

Universitas Sumatera Utara 1994 Krisis nuklir mulai terjadi karena Pyongyang menolak memberikan izin penyelidikan

kepada IAEA terhadap fasilitas nuklirnya di Yongbyeon.

Pencapaian persetujuan, penutupan reaktor nuklir light water (Air Ringan) dan

Korut menerima minyak solar sebagai imbalan penutupan reaktor nuklirnya.

1998 Korut meluncurkan rudal dengan jangkauan jelajah 1.700-2.200 km sebagai uji coba

2001 IAEA menuduh Korut memiliki 1-2 senjata nuklir

2002 Korea Utara mengakui kepada utusan khusus AS pada waktu itu bahwa Pyongyang

memiliki program untuk mengembangkan senjata nuklir, pengayaan uranium

AS menghentikan pemasokan minyak solar

Pyongyang mulai mengoperasikan kembali fasilitas nuklirnya dan mengusir tim

pemantau IAEA dari negara mereka.

2003 Pyongyang mengumumkan pengunduran diri dari NPT

Pertemuan segi-6 pertama untuk menuntaskan masalah nuklir Korea Utara dibuka.

2004 Pembukaan pertemuan segi-6 ke-2.

Pembukaan pertemuan segi-6 ke-3.

2005 Korut mengumumkan secara resmi kepemilikan senjata nuklirnya dan tidak akan hadir

dalam pertemuan segi-6 tanpa batas waktu.

Pertemuan nuklir segi-6 ke-4 di Beijing menerapkan Kesepakatan Bersama yang terdiri

56

Universitas Sumatera Utara dari 6 poin pada 19 September, termasuk persetujuan bahwa Korea Utara akan

membuang semua senjata nuklirnya dan rencana program nuklir mereka yang ada

2006 Korea Utara meluncurkan rudal jarak jauh „Daepodong-2‟ sebagai uji coba.

Korut, AS dan China setuju untuk membuka kembali pertemuan segi-6

2007 Ketua juru runding untuk negosiasi nuklir dari AS dan Korea Utara bertemu di Berlin

untuk membahas pembukaan kembali pertemuan nuklir segi-6

2008 Ketua juru runding AS, Christopher Hill dan mitranya dari Korut Kim Kye-kwan

bertemu di Beijing. Keduanya membahas laporan Korea Utara tentang program

nuklirnya dan pembukaan kembali pertemuan segi-6.

2009 Dewan Keamanan PBB menetapkan resolusi nomor 1874 untuk memberlakukan

sanksi terhadap Korea Utara. Kementerian Luar Negeri Korea Utara

mengumumkan bahwa jumlah total plotonium yang baru diekstraksi dikembangkan

sebagai senjata dan pihaknya memulai pengayaan uranium.

2010 Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh –Unha nomor-3, di wilayah Dongchang-ri,

Cheolsan-gun, provisnisi Pyeongan Utara. Roket itu ternyata gagal memasuki orbit.

2013 Korea Utara melaksanakan uji-coba nuklir ke-3, pada tanggal 12 Pebruari

DK PBB menetapkan rancangan resolusi nomor 2094 untuk memberlakukan sanksi

secara lebih keras. Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyatakan, akan

melaksanakan hak serangan pendahuluan nuklir.

57

Universitas Sumatera Utara Sumber: Chronology of U.S.-North Korean Nuclear and Missile Diplomacy”.

http://www.armscontrol.org/factsheets/dprkchron. Diakses 20 Juni 2018.

Negara-negara anggota DK PBB menyebut uji coba nuklir Korea Utara itu sebagai "pelanggaran berat" atas berbagai resolusi Dewan Keamanan sebelumnya terhadap Korea Utara karena mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik.

Pernyataan dewan mengatakan uji-coba itu adalah "ancaman jelas bagi perdamaian internasional." Para anggota dewan kini akan mulai menyiapkan apa yang mereka sebut berbagai "langkah tepat" untuk menghukum Pyongyang karena mencemoohkan Dewan Keamanan. Korea Utara saat ini masih dalam sanksi ekonomi PBB yang berat karena program nuklir dan rudal. Pyongyang mengabaikan berbagai peringatan internasional dengan melaksanakan uji coba nuklirnya yang ketiga. Pyongyang mengatakan uji coba itu merupakan tanggapan atas yang disebutnya "sikap permusuhan sembrono" Amerika, yang telah menyebabkan PBB memperluas sanksi terhadap negara komunis itu. Setelah uji coba itu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara memperingatkan akan melakukan berbagai langkah tambahan yang tidak dirincikan. Korea Selatan telah menempatkan militernya dalam keadaan siap siaga karena kemungkinan uji coba nuklir atau peluncuran rudal akan dilakukan lagi oleh Korea Utara.

Sementara itu, pemerintah Amerika mengatakan Pyongyang telah memberitahu Washington bahwa mereka telah berencana melakukan uji coba bahan peledak nuklir. Namun juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika

58

Universitas Sumatera Utara Victoria Nuland mengatakan Korea Utara tidak memberitahu waktu pelaksanaan uji-coba itu dan tidak mengatakan kapan pemberitahuan itu disampaikan.78 Korea

Utara meledakan perangkat nuklir untuk ketiga kalinya dan katanya uji coba bawah tanah itu sebagai tanggapan terhadap apa yang disebut "sikap permusuhan ugal-ugalan" dari Amerika, yang telah menyebabkan PBB memperluas sanksi terhadap negara komunis itu atas program-program senjata yang dilarang. Korea

Utara tercatat telah meluncurkan uji coba nuklirnya pada pada tahun 2006, 2009 dan Pebruari 2013.

Korea Utara melakukan uji coba nuklir pertama tahun 2006 dan melakukan tes bawah tanah lain pada tahun 2009. Uji coba bawah tanah pada

2013 sejauh ini adalah yang paling dahsyat. Namun kontaminasi radioaktifnya sangat terkendali sehingga para pengawas AS, Korea Selatan dan Jepang frustrasi dalam mengetahui lebih jauh mengenai bentuk detonasinya. Sejumlah pakar meyakini itu mungkin bom uranium, bukan bom plutonium yang diledakkan dalam dua uji coba sebelumnya. Korea Utara hanya sukses mengujicobakan satu peluru kendali jarak menengah, Rodong-1, yang berjangkauan 1.300 km. Pada

1998 Korea Utara meluncurkan Taepodong-1 (berjangkauan 2.500 km) di atas

Jepang, namun uji coba yang ketiga meledak. Taepodong-2 (6.700 km) diujicoba pada 2006 namun meledak setelah 40 detik. Uji coba nuklir ketiga semula direncanakan untuk menanggapi sanksi dan kritikan setelah berhasil meluncurkan roket, yang diklaim Pyongyang adalah untuk menempatkan satelit di orbit, tapi

78 http://www.voaindonesia.com/content/dk-pbb-bertemu-bahas-uji-nuklir-korut/1602462.html, diakses 20 Juni 2018, pukul 20.58 Wib.

59

Universitas Sumatera Utara kemudian mengatakan pada dasarnya itu rudal balistik.79 Dengan uji coba nuklir ketiga itu, Pyongyang ingin menunjukkan kepada dunia kalau mereka memiliki harga diri dengan tidak terikat kepada Beijing atau pun negara lain. Ketika China ikut menandatangai resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam peluncuran roket pada akhir tahun 2012, Korut menganggap itu sebagai “pengkhianatan”

Beijing yang dulu dikenal sebabagai “sahabat sejati”.

79 http://erabaru.net/internasional/35-internasional/32477-pasca-uji-coba-nuklir-korea-utara-di-bawah-darurat- militer, diakses 20 Juni 2018, pukul 22.00 Wib.

60

Universitas Sumatera Utara BAB III

KEBIJAKAN POLITIK NUKLIR KOREA UTARA PADA MASA

PEMERINTAHAN KIM JONG UN

3.1 Dinamika Kebijakan Nuklir Korea Utara Di Bawah Kepemimpinan Kim

Jong Un

Isu uji coba nuklir Korea Utara bukanlah menjadi isu yang baru, melainkan sudah menjadi isu lama yang belum dapat diselesaikan. Korea Utara memang selalu mnjadi buah bibir dunia Internasional, terutama jika menyinggung permasalahan pengembangan nuklir miliknya, namun ada sesuatu hal yang harus kita ketahui yaitu alasan dan kepentingan Korea Utara dalam hal pengembangan nuklir ini, maka dari itu disini penulis akan mencoba menjelaskan beberapa alasan kebijakan nuklir tersebut .

Fenomena Tindakan Korea Utara terkait penggunaan nuklir, mulai dari masuk keluarnya dari keanggotaan Non Proliferation Treaty (NPT), hingga uji coba-uji coba nuklir telah menyulut ketegangan dunia Internasional, terutama

Amerika Serikat. Terlebih lagi ketika melihat kepemimpinan Kim Jong Un yang belum mencapai setengah tahun masa pemerintahannya, namun sudah terlihat bahwa Kim Jong Un masih berusaha menjadi suksesor pendahulunya, Kim Jong

Il. Tindakan yang dilakukan Kim Jong Un mengapa Korea Utara masih menggunakan dan mengembangakan senjata nuklir, yang dibuktikan mulai keluar dari NPT pada tahun 2003, dan perkembangannya masih berlanjut hingga saat ini

61

Universitas Sumatera Utara dapat dianalisa menggunakan dua konsep, yang pertama adalah konsep Military

Capablities dan yang kedua adalah konsep Rational Actor Model (RAM). Jika menggunakan pada konsep Military Capabilities, alasan Korea Utara di bawah

Kim Jong Un untuk tetap menggunakan senjata nuklirnya adalah untuk tetap menjaga kapabilitas militernya. Kapabilitas militer Korea Utara yang jika dilihat dalam konteks teknologi dan strategi terhitung masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia. Maka dari itu, Korea Utara memberikan perhatian yang besar terhadap program pengayaan senjata nuklirnya sebagai kompensasi atas lemahnya teknologi dan strategi militernya. Jadi, wajar jika

Korea Utara menjadikan senjata nuklir sebagai salah satu upaya meningkatkan kapabilitas militernya hingga pemerintahan Kim Jong Un sekarang. Military

Capabilities, merujuk kepada Hinge bergantung kepada tiga faktor yang saling berhubungan, yaitu kesiapan bertempur; kapabilitas yang berkelanjutan; dan struktur organisasi militer.80

Jika merujuk kepada ketiga faktor tersebut, alasan Kim Jong Un untuk tetap menggunakan senjata nuklir dalam konteks kapabilitas militer dapat dipandang sebagai upaya Korea Utara untuk meningkatkan kesiapan bertempurnya. Dengan kepemilikan senjata nuklir, Korea Utara memiliki kesiapan tempur yang lebih tinggi dibandingkan jika Korea Utara tidak memiliki senjata nuklir karena senjata nuklir dapat digunakan secara efektif dengan efek yang sangat masif sehingga cocok digunakan untuk kondisi ofensif atau defensif. Selain itu, kepemilikan

80 United Nations, The Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT) http://www.un.org/en/conf/npt/2010/npttext.shtml diakses pada 14 juli 2018

62

Universitas Sumatera Utara senjata yang diprioritaskan oleh Korea Utara dapat menjaga keberlanjutan kapabilitas militer Korea Utara sebagai kompensasi keberlanjutan kapabilitas militer Korea Utara di bidang teknologi dan strategi yang cukup rendah. Terakhir, struktur militer Korea Utara yang dikontrol oleh rezim otoriter juga memungkinkan penggunaan senjata nuklir secara lebih mudah dan efektif. Hal ini dibuktikan dengan tindakan Kim Jong Un dengan mengunci kedudukannya sebagai pimpinan tertinggi militer Korea Utara. Kim Jong Un masih mempertimbangkan bahwa militer masih menjadi faktor yang paling penting dalam meningkatkan stabilitas Korea Utara. Lebih jauh lagi, kapabilitas militer

Korea Utara tanpa senjata nuklirnya tidak cukup kuat untuk memberikan Korea

Utara pengaruh dan bargaining power yang cukup di kawasan.

Korea Utara beberapa kali mengeluarkan kebijakan militer dan politik yang provokatif, namun Korea Utara nyaris tidak pernah takut. Pengaruh dan bargaining power Korea Utara saat ini lebih banyak diperoleh melalui kepemilikan senjata nuklir Korea Utara dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya seperti faktor ekonomi dan politik. Maka dari itu, kapabilitas militer

Korea Utara yang diperkuat oleh kepemilikan senjata nuklir menjadi sangat penting bagi Korea Utara dalam kebijakan politik internasionalnya.

Pada masa pemerintahan Kim Jong Un, terdapat kebijakan nuklir yang diatur di bawah kekuasaannya meskipun tidak terlalu banyak yang dapat dijelaskan mengenai kebijakan nuklir di bawah pemerintahan Kim Jong Un karena waktu pemerintahannya yang masih sangat singkat. Kim Jong Un

63

Universitas Sumatera Utara mengeluarkan beberapa kebijakan tentang nuklir, namun hingga kini belum terdapat kebijakan yang sangat spesifik terkait dengan keikutsertaan Korea Utara dalam rezim Nuclear Non-proliferation Treaty, yang selanjutnya disebut NPT.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, (NPT) adalah sebuah perjanjian internasional yang mengatur mengenai penggunaan senjata nuklir di dunia. Semua anggota perjanjian ini dilarang untuk memperjual belikan, mengembangkan, maupun membantu pengembangan senjata nuklir. Pengembangan nuklir diperbolehkan untuk beberapa pengecualian seperti pengembangan energi dan pendidikan, namun hal tersebut harus dilakukan di bawah pengawasan

International Atomic Energy Agency (IAEA). Lebih jauh lagi, perjanjian ini memiliki tujuan untuk mewujudkan pelucutan senjata secara keseluruhan

(disamarment) yang dimulai dari penurunan ketegangan internasional serta rasa saling percaya satu sama lain.81

Kim Jong Un nampaknya menyadari bahwa terdapat banyak pihak yang meragukannya. Oleh karena itu, Kim Jong Un memilih untuk mengunci posisinya sebagai jenderal tertinggi angkatan bersenjata terlebih dahulu, dibandingkan menjadi pemimpin partai buruh atau ketua komisi pertahanan nasional. Dengan menguasai militer, Kim Jong Un memastikan bahwa dirinya akan mewarisi alat kontrol terpenting yang dimiliki negara juga kebijakan “military first” Kim Jong

Il.82

81 Op.cit 82 S.H, Choe,Journal Internasional, „Kim Jong-un Named Leader of North Korean Army‟, The New York Times

64

Universitas Sumatera Utara Di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, Korea Utara menyatakan tidak akan merubah arah kebijakan baik dalam maupun luar negerinya. Bahkan pada akhir tahun 2011 pemerintahan Korea Utara mengumumkan melalui stasiun televisi nasional mereka:

" Our party will make no slightest vacillation and concession in implementing the instructions and policies he laid out politicians around the world, including the puppet forces in , that they should not expect any changes from in his lifetime and... will allow no change in this process ...We declare solemnly and confidently that foolish us"83

Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar atau salah. Akhir Februari 2012, Kim

Jong Un mengambil langkah yang dapat dikatakan tidak terlalu agresif. Langkah tersebut adalah menyetujui untuk menangguhkan tes senjata nuklir dan program pengayaan uranium yang dimiliki Korea Utara, serta mengizinkan pemeriksa internasional untuk memeriksa bagian utama mesin nuklir mereka. Tidak hanya itu, Kim Jong Un juga menyetujui untuk melakukan moratorium terhadap uji coba misil jarak jauh Korea Utara. Sebagai konsesinya Kim Jong Un menuntut sekitar dua ratus ribu ton bantuan makanan dari Amerika Serikat untuk Korea Utara.

Adanya persetujuan ini sempat mengundang optimisme karena selama bertahun- tahun Korea Utara telah mengembangkan nuklirnya tanpa pengawasan. Selain itu, ini menunjukkan bahwa pemimpin baru Korea Utara setidaknya memiliki kemauan untuk mempertimbangkan negosiasi dan menjalin hubungan dengan

Amerika Serikat.84

83 L.Williamson, Will North Korea change under Kim Jong-un? (online), 19 Januari 2012, BBC News Asia (online), http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-16607156> diakses pada 14 Juli 2018 84 Ibid ,Hal 12.

65

Universitas Sumatera Utara Namun tidak sampai sebulan persetujuan ini dicapai, Korea Utara kembali ke pola perilaku agresif yang dimilikinya dengan mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit untuk mengorbit ke luar angkasa untuk memperingati

100 tahun Kim Il Sung. Pernyataan ini tentu saja menghilangkan optimisme yang sempat dimiliki sebelumnya. Dengan meluncurkan satelit ini, Korea Utara tidak mengindahkan Resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi permintaan agar

Korea Utara berhenti meluncurkan roket yang menggunakan misil dengan jangkauan antar benua.85

Roket yang digunakan untuk meluncurkan satelit luar angkasa ini adalah tipe yang sama digunakan untuk meluncurkan senjata nuklir, karena kejadian tersebut membuat kembali ketegangan yang sempat mereda antara Korea Utara dan negara-negara yang terlibat khususnya Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Meskipun Korea Utara menyatakan bahwa roket tersebut digunakan hanya untuk mengangkut satelit cuaca, tetapi Amerika Serikat dan Korea Selatan mengatakan peluncuran tersebut adalah uji-coba misil balistik.86 Presiden Amerika Barrack

Obama pada saat itu telah menghimbau melalu media bahwa tindakan tersebut bukan sesuatu yang seharusnya dilakukan dan hanya akan memperparah isolasi

Korea Utara dalam lingkungan internasional, namun Kim Jong Un tidak terlihat akan merubah keputusannya. Perkembangan terakhir dari kasus ini terjadi akhir

Maret 2012 ketika militer Korea Utara mulai memindahkan roket peluncur

85 S.L Meyers and S.H Choe, „North Korea Says It Will Launch Satellite Into Orbit‟ The New York Times. 86 Tribun News, Korea Utara Perlihatkan Roket kepada Pers Asing,12 April 2017 (online), http://www.tribunnews.com/2012/04/10/korea-utara-perlihatkan-roket-kepada-pers-asing diakses pada 14 juli 2018

66

Universitas Sumatera Utara tersebut ke launching pad menggunakan kereta dan mengisinya dengan bahan bakar, seakan tidak mengindahkan segala himbauan yang diterima. Bahkan Korea utara mengundang 21 jurnalis dari berbagai negara untuk meliput uji coba roket yang akan dilakukan pemerintah Korea Utara. Roket yang mengangkut satelit

Kwang-Myong-Song akan diluncurkan sekitar tanggal 12 sampai 16 April, melalui roket jarak jauh Unha 3 dari Stasiun Satelit Sohae di wilayah Cholsan,

Provinsi Phyongan.87

Ketika Korea Utara memutuskan untuk kembali mengikuti perjanjian NPT, maka dampak positif yang dapat diterima adalah tekanan ke Korea Utara semakin berkurang karena dengan menyetujui NPT, berarti Korea Utara tidak akan menggunakan NPT. Selain itu, ketegangan yang terjadi di semenanjung korea semakin berkurang. Namun dampak negatifnya adalah keputusan ini justru bertentangan dengan tujuan Korea Utara dalam menaikkan posisi daya tawarnya.

NPT justru menjadi penghambat mengingat rezim ini menjadi alat untuk mengekang Korea Utara dalam berkreasi terhadap teknologinya, sehingga ditakutkan justru terjadi situasi unballance ower, terutama dimasa pemerintahan

Kim Jong Un yang relatif masih baru, kepentingan-kepentingan yang menekan

Korea Utara sangatlah besar. Salah satunya adalah kepentingan Amerika Serikat yang memiliki ideologi berlawanan dengan Korea Utara yang komunis. David

Anderson dan Robert Ogden berkata: “The Bush Administration has been

87 Ibid Hal 16.

67

Universitas Sumatera Utara following an ineffective foreign policy towards North Korea”88 Dalam hal ini,

Amerika Serikat hanya berusaha untuk mengontrol Korea Utara, bukan menciptakan stabilitas keamanan di negara komunis tersebut.

Ketika Korea Utara memilih untuk tetap bersikukuh untuk tetap menggunakan nuklir dan tidak kembali bergabung dalam NPT juga memiliki konsekuensi. Secara positif, tindakan ini sejalan dengan tujuan Korea Utara.

Untuk tetap menjaga pemerintahan rezim baru, Kim Jong Un tetap menggunakan nuklir sebagai salah satu alat politik, dimana dalam pembahasan sebelumnya, nuklir digunakan sebagai ancaman untuk mendapatkan bantuan internasional.

Iklim Asia Timur yang rentan akan instabilitas politik dan keamanan akibat konflik dengan negara tetangga yang ditambah dengan campur tangan pihak asing dalam masalah regional, membuat Korea Utara merasa harus melindungi negaranya dengan kepemilikan nuklir serta melakukan uji coba sebagai bentuk ancaman nyata bahwa mereka adalah negara yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Cina sebagai sekutu Korea Utara juga tidak lagi mendukung Korea Utara sebagai sekutu. Korea Utara yang merasa tidak lagi memiliki backup semakin bersikukuh untuk tetap menggunakan nuklir. Sementara itu, nuklir juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan bargaining position. Mereka menunjukkan kekuatan nuklirnya pada publik internasional sebagai bentuk penciptaan image kekuatan baru dunia yang perlu diwaspadai dan diperhitungkan. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa Korea Utara sebelumnya adalah negara yang seringkali

88 M. Fackler, „Obama Softens US Stance on North Korea‟, The New York Times,(online). http://www.nytimes.com/2010/11/12/world/asia/12korea.html diakses pada 14 juli 2018

68

Universitas Sumatera Utara diembargo dan dipandang sebelah mata oleh negara-negara lain, terutama sekutu- sekutu Amerika. Korea Utara menjadikan kekuatan nuklirnya sebagai alat tawar terutama terhadap Amerika dan sekutunya dalam tuntutan pencabutan embargo.89

Dan yang ketiga, kekuatan militer dan program nuklir itu bisa menjamin keuntungan ekonomi melalui diplomasi politis yang dilakukan, terutama dengan

Amerika Serikat. Korea Utara dapat mengajak Amerika Serikat dalam suatu meja perundingan dan berhasil mendapat bantuan seperti program bantuan pangan dan pendanaan yang sangat dibutuhkan sebagai negara miskin. Sebagaimana contoh konsesi yang diberikan Korea Utara seperti penghentian sementara program nuklirnya atau izin inspeksi IAEA dilakukan dengan imbalan bantuan makanan dan bahan bakar dari China dan Korea Selatan.90

Sementara dampak negatif yang diterima Korea Utara dari alternatif ini adalah adanya tekanan dari pihak internasional untuk terus menerus mengutuk perbuatan Korea Utara, seperti yang dilakukan oleh Barrack Obama ketika menghimbau Korea Utara untuk tidak melakukan peluncuran roket. Amerika

Serikat mengatakan peluncuran itu akan melanggar satu resolusi Dewan

Keamanan PBB, karena diklaim merupakan uji coba misil jarak jauh. Jepang dan

Korea Selatan juga mengutuk peluncuran tersebut.91 Dampak negatif lainnya adalah adanya fenomena security dilemma, dimana ketika Korea Utara mencoba

89 „North Korean Nuclear Program‟, New York Times, http://topics.nytimes.com/top/news/international/countriesandterritories/northkorea/nuclear_prog ram/index.html, diakses pada 14 juli 2018. 90 Ibid ,Hal 36. 91 Antara News, „Pentagon Desak Korut Hentikan Rencana Peluncuran Rudal‟ http://id.berita.yahoo.com/pantagon-desak-korut-hentikan-peluncuran-rudal-075523071.html diakses pada 14 Juli 2018.

69

Universitas Sumatera Utara untuk meningkatkan kapabilitas nuklirnya, akan mendorong negara-negara tetangga untuk ikut meningkatkan kapabilitas militernya untuk mengimbangi kekuatan Korea Utara. Jepang mengatakan akan memperkuat kemampuan pertahanannya dalam menanggapi peluncuran dan memperingatkan Korea Utara mungkin akan menembak jatuh roket itu jika melanggar wilayahnya.92 Selain itu, peningkatan kapabilitas militer juga terjadi di Korea Selatan, dimana Korea

Selatan dan Amerika Serikat mulai menggelar latihan militer Key Resolve, sejenis latihan pertahanan dan latihan pos komando yang dilaksanakan mulai tanggal 27

Februari hingga 30 April 2012.

Korea Utara sampai saat ini berusaha mengembangkan nuklir disebabkan oleh beberapa faktor. Terdapat beberapa kemungkinan skenario pengembangan nuklir Korea Utara. Pertama, Pyongyang berusaha berkomunikasi dengan Korea

Selatan yang selama ini merasakan sikap permusuhan dari Korea Utara. Kedua,

Korea Utara menginginkan perhatian Washington. Ketiga, pemerintahan Korea

Utara bermaksud untuk memperkuat legitimasi politik pengganti Kim Jong Il, terhadap Kim Jong Un. Keempat, Pyongyang bermaksud mengembangkan gudang senjata nuklir untuk digunakan melawan Korea Selatan, Jepang dan

Amerika Serikat.93

Program nuklir Korea Utara menelan keuangan negara habis-habisan muncul sebagai manifestasi dua doktrin yang menuntun tindakan para perwira

92 Ibid Hal 15. 93 Metrotvnews, Korut Undang 21 Jurnalis Liput Uji Coba Roket, 8 April 2012 (online), http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/04/08/148733/Korut-Undang-21-Jurnalis Liput-Uji-Coba-Roket/6> diakses pada 15 juli 2018

70

Universitas Sumatera Utara militer dan menentukan postur politik Korea Utara sejak akhir 1990-an Dua doktrin tersebut adalah pertama, ”Kangsong Taeguk”, yang berarti pemikiran mengenai pentingnya membangun negara yang kuat dan sejahtera dan kedua,

”Songun Chongchi” atau keutamaan militer. Terdapat beberapa kemungkinan skenario lain untuk menjelaskan motif pengembangan nuklir Korea Utara.

Menurut pendekatan domestic politics model, nuklir menjadi alat politik bagi elit yang mencoba mempengaruhi kebijakan negara. Dalam kasus Korea Utara, militer memegang kendali atas pembuatan keputusan nasional. Di bawah pemerintahan

Kim Jong Il, Korean People‟s Army (KPA) secara pasti menjadi pemain kunci dalam struktur kekuatan Korea Utara. KPA jauh lebih kuat secara politis dari pada partai komunis Korea Utara yang dikenal sebagai Korean Workers Party.

Dominasi Kim Jong Il juga datang dari kedudukannya sebagai pimpinan badan militer National Defense Commission, dimana posisinya sebagai presiden dan ketua partai komunis. Betapa pun kerugian yang dialami Korea Utara ketika secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai negara bersenjata nuklir, ada strategi yang logis di balik deklarasi Korea Utara sebagai negara berkekuatan senjata nuklir.94

KPA jauh lebih kuat secara politis dari pada partai komunis Korea Utara yang dikenal sebagai Korean Workers Party. Dominasi Kim Jong Il juga datang dari kedudukannya sebagai pimpinan badan militer National Defense

Commission, dimana posisinya sebagai presiden dan ketua partai komunis. Betapa

94 Scott D. Sagan, “Why Do Stated Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of A Bomb”, International Security, Vol. 21, No. 3 (Winter, 1996-1997), hlm. 497.

71

Universitas Sumatera Utara pun kerugian yang dialami Korea Utara ketika secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai negara bersenjata nuklir, ada strategi yang logis di balik deklarasi

Korea Utara sebagai negara berkekuatan senjata nuklir. Korea Utara percaya bahwa tindakan yang mereka lakukan akan memberikan keuntungan strategis, simbolis, dan teknologi yang dibutuhkan dalam jangka panjang untuk mewujudkan Korea Utara yang kuat dan makmur. Sesuai dengan definisi strategi nuklir sebagai pemanfaatan senjata nuklir untuk meraih kepentingan politik internasional, nuklir bagi Korea Utara dapat menjadi alat penting dalam perundingan internasional.95

Korea Utara percaya bahwa tindakan yang mereka lakukan akan memberikan keuntungan strategis, simbolis, dan teknologi yang dibutuhkan dalam jangka panjang untuk mewujudkan Korea Utara yang kuat dan makmur. Sesuai dengan definisi strategi nuklir sebagai pemanfaatan senjata nuklir untuk meraih kepentingan politik internasional, nuklir bagi Korea Utara dapat menjadi alat penting dalam perundingan internasional.

Terdapat beberapa kemungkinan skenario lain untuk menjelaskan motif pengembangan nuklir Korea Utara.

Pertama, Korea Utara ingin memiliki senjata nuklir sebagai tindakan keamanan,

Pyongyang tidak akan menghentikan pengembangan senjata nuklir tanpa mempertimbangkan keuntungan yang akan didapatkan Kedua, program nuklir

95 Ibid. hlm 498.

72

Universitas Sumatera Utara hanyalah sebagai alat untuk mempertahankan rezim. Sedangkan menurut pendapat lain, Korea Utara memiliki tiga motif dalam mengembangkan nuklir .

1. Motif pertama adalah regime survival Korea Utara merasa terancam dengan

adanya pasukan militer Amerika di wilayah Korea Selatan dan Jepang.

Berakhirnya perang Korea bukanlah suatu akhir yang terjadi karena

selesainya konflik atau masalah diantara pihak-pihak yang bersangkutan,

melainkan adanya gencatan senjata antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Setelah „berakhirnya‟ perang Korea, dominasi militer Amerika di wilayah

Korea Selatan dan Jepang masih banyak dan hal ini membuat Korea Utara

merasa tidak aman dan terancam, karna secara tidak langsung Amerika yang

dianggapnya sebagai lawan dapat memata-matai pergerakan Korea Utara

dan melakukan serangan terhadap Korea Utara secara tiba-tiba jika ada

tindakan atau aksi yang menurutnya tidak sejalan dengan tujuan Amerika.

Korea Utara belajar dari pengalaman Tiongkok yang pernah mengalami

ancaman serangan nuklir dari Amerika. Tiongkok pernah mengalami

ancaman serangan nuklir dari Amerika sebanyak tiga kali pada dekade

1950-an. Ancaman serangan nuklir pertama dari Amerika dikarenakan

Tiongkok memberikan bantuan militer terhadap Korea Utara pada saat

perang Korea. Ancaman yang kedua dan ketiga, berhubungan dengan

konflik Tiongkok-Taiwan pada tahun 1955 dan 1958. Hingga akhirnya,

Tiongkok bisa membuat Amerika kembali mengajaknya untuk berdamai

setelah Tiongkok berhasil melakukan uji coba senjata nuklir pada tahun

73

Universitas Sumatera Utara 1964. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon, melakukan

kunjungan kenegaraan ke Beijing dengan tujuan menormalkan kembali

hubungan diantara kedua negara tersebut. Melihat hal tersebut terjadi pada

Tiongkok, Korea Utara akhirnya beranggapan bahwa yang dapat

menggertak sikap Amerika terhadap negaranya hanyalah kekuatan militer

termasuk di dalamnya adalah keberadaan senjata pemusnah massal yaitu

nuklir, Pyongyang juga beranggapan bahwa tidak ada hukum internasional

yang dapat melindungi sebuah negara dari aksi Amerika Serikat.

Kepemilikan suatu negara terhadap senjata nuklir akan menjamin

keberlangsungan hidup negara tersebut. Selain itu Korea Utara juga ingin

melindungi keamanan rezim komunis yang telah dianutnya dari agresi

militer Amerika yang dipandang sebagai ancaman.96

2. Motif kedua pengembangan senjata nuklir Korut adalah ekonomi. Pada

tahun 1990-an, Korea Utara telah mengalami kemiskinan yang membuat

negara ini kesulitan dalam menyeimbangkan perekonomian negaranya.

Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi diantaranya adalah karena

dua mitra dagang terbesar Korea Utara telah memutuskan untuk berhenti

memberikan bantuan terhadapa Korea Utara, yaitu Uni Soviet dan

Tiongkok. Pada awalnya Uni Soviet menyediakan kebutuhan industri,

militer dan bantuan teknologi kepada Korea Utara dengan harga murah

sebagai harga persahabatan. Namun diakhir abad ke 20, Uni Soviet mulai

96 Francis Fukuyama & Kongdan Oh, The US-Security After The Cold War, National Defense research Institute, prepared for the Under Secretary of Defense for policy 1993, hlm. 26-28.

74

Universitas Sumatera Utara disibukkan dengan masalah di Eropa Timur dan ancaman terhadap

kemakmuran negaranya sendiri, sehingga bantuan yang sebelumnya

diberikan kepada Korea Utara sedikit demi sedikit mulai berkurang dan

akhirmya tidak ada bantuan sama sekali. Begitu pula dengan Tiongkok yang

mulai berpaling dari Korea Utara. Tiongkok mengubah sistem ekonominya

menjadi terbuka pasca Perang Dingin berakhir. Baik Uni Soviet maupun

Tiongkok menjalin hubungan diplomatik dengan musuh besar Korea Utara,

yaitu Korea Selatan pada tahun 1980 an.97 Atas faktor tersebut, Korea Utara

menjadi negara yang miskin, didukung lagi oleh rendahnya pendidikan dan

kesehatan yang ada di Korea Utara serta adanya bencana alam berupa banjir

dan kekeringan yang melanda Korea Utara selama beberapa tahun Selain itu

Korea juga tidak mampu mengimpor barang yang diperlukan untuk

mempertahankan industrinya. Korea Utara memanfaatkan program

nuklirnya untuk „memeras‟ negaranegara disekitarnya demi mendapatkan

bantuan ekonomi. Korea Utara bersedia menghentikan program nuklir yang

sedang dikembangkannya untuk sementara waktu dengan imbalan

mendapatkan bantuan ekonomi. Korea Utara juga bersedia untuk diperiksa

atau diinspeksi oleh IAEA demi mendapatkan imbalan bantuan ekonomi.

Nuklir Korea Utara dianggap berbahaya dan mengancam keberadaan

negara-negara internasional terutama Amerika yang menghegemoni

kawasan Asia Timur, oleh karena itu kepentingan perekonomian Amerika di

97 Forum Kajian Pertahanan dan Maritim, “Kemelut Negosiasi Program Senjata Nuklir Korea Utara,” diakses dari http://www.fkpmaritim.org/kemelut-negosiasi-program-senjata-nuklir- koreautara/ diakses pada 15 juli 2018

75

Universitas Sumatera Utara Semenanjung Korea mengalami penurunan karena adanya nuklir Korea

Utara tersebut. Tidak hanya Amerika, Jepang, Korea Selatan dan bahkan

Tiongkok sebagai mitra dekat Korea Utara pun merasakan hal yang sama.

3. Motif ketiga program senjata nuklir Korea Utara adalah untuk mengangkat

status politik Korut di mata dunia. Korea Utara selalu ingin bernegosiasi

langsung dengan AS dan bukannya Korea Selatan, yang dianggap hanya

negara boneka bentukan AS. Dengan bernegosiasi langsung dengan AS,

Korut memberikan sinyal pada dunia bahwa dirinya merupakan lawan yang

sepadan dengan AS.

4. Korea Utara menjadikan program nuklirnya sebagai alat untuk melakukan

pertahanan dari hegemoni Amerika Serikat dan menjamin keamanan

rejimnya. Hal ini tidak dapat diterima oleh Amerika Serikat karena sangat

bertolak belakang dengan pandangan Amerika Serikat yang menilai bahwa

program nuklir yang dilakukan Korea Utara merupakan ancaman besar bagi

masyarakat internasional. Alasan awal Korea Utara dalam mengembangkan

reaktor nuklir di negaranya adalah untuk penelitian, namun seiring dengan

berkembangnya dinamika perpolitikan internasional, Korea Utara

menjadikan program nuklirnya tersebut sebagai alat untuk mencapai

kepentingan nasionalnya. Kepentingan nasional negaranya tersebut

diantaranya adalah: a. Menjaga keamanan rejim Korea Utara. Pyongyang menganggap bahwa

Washington merupakan ancaman utama di kawasan Asia Timur. Korea

76

Universitas Sumatera Utara Utara khawatir jika suatu saat kawasan Asia Timur dihegemoni oleh

Amerika b. Korea Utara ingin memiliki posisi unggul dalam negosiasi di percaturan

internasional, atau dengan kata lain ingin memiliki bargaining position di

mata masyarakat internasional terutama Amerika. c. Korea Utara ingin memenuhi kebutuhan sumber daya negaranya. Ketika

program nuklir Korea Utara diminta untuk ditutup atau dihentikan maka

Korea Utara akan meminta imbalan berupa pasokan solar yang sangat

banyak atau meminta sanksi-sanksi ekonomi yang telah dibebankan

kepadanya dicabut.

Uji coba nuklir ini merupakan pembuktian atas kebijakan Juche yang artinya

pertahanan diri, sebagai bentuk pertahanan diri Korea Utara terhadap

ancaman yang datang dari luar, upaya diplomasi agar suaranya didengar

oleh komunitas internasional sekaligus pelaksanaan politik luar negrinya.

Uji coba nuklir Korea Utara juga merupakan pelaksanaan kebijakan Songun

yang artinya mengutamakan kepentingan tentara yang juga representasi

kediktatoran militer dari pemerintahan Kim Jong Il.98

Penulis Melihat Gabungan dalam militer, ekonomi dan politik ini membuat

Korea Utara sangat unik. Biasanya negara-negara mengembangkan senjata nuklir dengan sangat rahasia untuk menghindari intervensi luar. Namun rezim Korea

98 RR Emilia Yustiningrum, “Masalah Senjata Nuklir dan Masa Depan Perdamaian Dunia,” Jurnal Penelitian Politik, Vol. 4 No. 1, 2007 hal.31

77

Universitas Sumatera Utara Utara melakukan hal yang sebaliknya dengan mengakui secara terang-terangan keinginan mereka untuk menjadi negara nuklir.

Terdapat pula empat hipotesis mengenai pengembangan senjata nuklir

Korea Utara Pertama adalah hipotesis yang menyatakan pengembangan nuklir ini dimaksudkan sebagai pertahanan militer, dimana senjata nuklir bisa digunakan sebagai sistem penangkal serangan AS dan mengimbangi kekuatan militer Korea

Selatan. Pandangan ini diterima oleh banyak penganut liberal Korea Selatan.

Berdasarkan hipotesis ini maka untuk mewujudkan denuklirisasi Korea Utara, dihilangkannya ancaman AS melawan Korea Utara merupakan syarat utama.

Ancaman AS yang dirasakan Korea Utara adalah penempatan pasukan AS di

Korea Selatan dan jaminan payung nuklir AS di Korea Selatan sehingga berubahnya kedua hal tersebut dapat menyebabkan berakhirnya aliansi AS-Korea

Selatan. Hal tersebut cenderung tidak akan terjadi dikarenakan Korea Selatan merasa bahwa denuklirisasi Korea Utara harus didahului dengan melakukan disarmament di Semenanjung Korea. Kedua adalah hipotesis tujuan diplomatik, yang menyatakan bahwa senjata nuklir digunakan sebagai alat penawar untuk mencapai normalisasi hubungan AS-Korea Utara serta menerima bantuan ekonomi. Jika Korea Utara mendapatkan jaminan keamanan dan pemulihan ekonomi, maka negara tersebut akan menghentikan program nuklirnya. Ketiga,

78

Universitas Sumatera Utara hipotesis tujuan politik yang menyatakan bahwa Kim Jong Il menggunakan senjata nuklir untuk meningkatkan prestise politiknya.99

Bagi Korea Utara, senjata nuklir akan membuat Korea Utara lebih kuat dari

Korea Selatan, selain itu hal ini bertujuan untuk menangkal serangan dari

Amerika Serikat dan mengurangi ketergantungan Korea Utara terhadap negara – negara komunis lainnya seperti Uni Soviet dan Cina. Kebijakan Korea Utara untuk penggunaan senjata nuklir mengundang banyak pihak untuk menghentikan program nuklirnya, hal ini dikarenakan kebijakan yang dibuat oleh pemimpin

Korea Utara ini dianggap akan sangat membahayakan dan tindakan ini dikatakan terlalu mengancam dan bisa dimasukan dalam kategori diplomasi.100 Pengamat kebijakan luar negeri spesialis Korea Utara mengungkapkan bahwa kebijakann

Kim Jong Un yang khas diktator juga mulai mengadopsi kebijakan ekonomi propasar, namun dalam konteks negara serepresif Korea Utara hal yang dilakukan oleh Kim Jong Un terbilang revolusioner. Bagi Kim Jong Un melakukan perubahan ekonomi negaranya menjadi semi-kapitalis merupakan celah terbaik yang bisa digunakan untuk melanggengkan kekuasaan, demi meningkatkan posisi tawar saat berunding pemimpin Korea Utara ini tidak akan mengerem proyek pengembangan senjata nuklirnya. Kebijakan ekonomi Kim Jong Un juga tidak

99 Lim Soo‐Ho, “Motives Behind NK‟s Nuclear Weapons and Prospects for Denuclearizations”, dikuti dari hhtp://www.seriquarterly.com 15 Juli 2018. 100 Yuniarti.N, Pengaruh kebijakan Korea Utara terhadap Korea Selatan, 2016

79

Universitas Sumatera Utara hanya menyasar elit – elit politik disekitarnya tetapi juga penduduk biasa atau pada kelas menengah yang sedang tumbuh dinegeri tersebut.101

3.2. Dampak Nuklir Korea Utara Terhadap Dunia Internsional.

Sebagai Negara yang masih memegang teguh ideologi Juche, yang diartikan sebagai kepercayaan diri atau difahami sebagai sikap mandiri dalam memenuhi kebutuhan sendiri tanpa tergantung dengan Negara lain. Korea Utara menggunakan ideoligy ini dalam program perkembangan nuklirnya. Alasan Korea

Utara terus mengembangkan program nuklir yang dimilikinya, karena adanya intervensi yang dilakukan oleh Amerika serikat ketika perang Korea dan karena ideology Juche yang dianut oleh Korea Utara, maka dengan segala tindakannya yang arogan Korea Utara ingin menunjukan kepada dunia Internasional bahwa negaranya dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari Negara manapun.

Korea Utara menarik perhatian dunia internasional dan menjadi pemberitaan media massa, terutama mengenai pernyataan dari pejabat

Pemerintahan Korea Utara yang baru yaitu Kim Jong-Un pada 24 Januari 2013 yang akan meluncurkan roket berhulu ledak langsung ke Amerika Serikat.

Ancaman Korea Utara tersebut dilontarkan sebagai reaksi Negara komunis terhadap dikeluarkannya resolusi baru dewan keamanan PBB pada 22 Januari

2013 mengenai kecaman keras atas uji coba peluncuran roket jarak jauh Korea

Utara pada 12 Desember 2012. Draf resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan

101 M.Chan, Kim Jong Un mengubah Korut menjadi negara kapitalis,15 September 2017, Vice Channels: https://www.vice.com/id_id/article/evpdkz/kim-jong-unmengubah-korut-menjadi- negara-kapitalis Diakses 15 juli 2018.

80

Universitas Sumatera Utara Keamanan PBB merupakan usulan dari Amerika Serikat melalui proses negosiasi dan telah mendapatkan persetujuan dari Cina yang merupakan sekutu Korea

Utara.

Ancaman yang dilontarkan oleh Korea Utara bukanlah untuk yang pertama kalinya, tetapi kerap kali Korea Utara melontarkan ancaman tersebut sebagai respon aksi Dewan Keamanan PBB dan juga Amerika Serikat yang selalu mengkritisi dan menentang program nuklir Korea Utara. Hanya kali ini Korea

Utara mulai berani melontarkan secara terang-terangan dan dikemukaan oleh

Komisi Pertahanan Nasional, bahwa peluncuran roket jarak jauh dan uji coba nuklir yang dilakukan selama ini memang ditujukan untuk Amerika Serikat yang dipandang Korea Utara sebagai musuh utamanya. Tingkat kekhawatiran Amerika

Serikat terhadap Korea Utara semakin meningkat pasca pergantian kepemimpinan

Korea Utara.

Korea Utara dibawah kepemimpinan Kim Jong Un mengeluarkan kebijakan melakukan uji tembak rudal jarak pendek dekat pantai timurnya. Kim 3 Jong-Un sebagai pemimpin Korea Utara juga telah menegaskan sikapnya yang akan menentang sikap permusuhan Amerika Serikat. Pernyataan ancaman tersebut sebelumnya jarang dilontarkan, terutama langsung melalui lembaga tertinggi

Korea Utara Presiden Kim Jong-Un dan ini menunjukan keseriusan dan komitmen dari Kim Jong-Un dalam membangun program nuklir Korea Utara. Meskipun hal tersebut menentang dan mengabaikan ancaman dari Dewan Keamanan PBB.

Dunia Barat telah meyakini bahwa Korea Utara telah meningkatkan kemampuan

81

Universitas Sumatera Utara dan penguasaan teknologi nuklir dan persenjataan rudalnya di level yang lebih tinggi.

Korea Utara yang telah sekian lama mengisolasi diri, ditambah bertahuntahun dikenakan sanksi internasional dalam bidang penelitian dan pengembangan, memiliki kapasitas teknologi dan persenjataan yang terbatas.

Namun, menurut para ahli bukan berarti tidak ada upaya dari Korea Utara untuk mengembangkan teknologi nuklir dan rudal jarak jauh. Para ahli menilai kemampuan serangan rudal Korea Utara secara nyata tidak begitu menjadi ancaman karena tingkat keakuratan rudal negara komunis itu sangat kurang.

Tetapi, masyarakat internasional merasa khawatir bahwa rudal Korea Utara akan menjadi ancaman besar karena pada kenyataannya Korea Utara terus memperbaiki teknologi rudal untuk memperoleh rudal berjarak tempuh lebih panjang dan tingkat keakuratannya lebih tinggi. Terlebih, pihak Korea Utara sendiri pernah mengklaim bahwa wilayah Amerika Serikat berada dalam jangkauan rudal Korea

Utara, termasuk pangkalan Amerika Serikat di Jepang, Guam dan daratan

Amerika Serikat. Klaim tersebut muncul setelah Amerika Serikat dan Korea

Selatan membuat kesepakatan yang memungkinkan Seoul untuk memperluas jangkauan rudal balistik, dari 300 km menjadi 800 km.

Dengan potensi persenjataan yang dimiliki Korea Utara saat ini, ditambah kekuatan militer darat, laut dan udara yang dimilikinya, Korea Utara dapat menjadi ancaman serius bagi stabilitas keamanan di kawasan, jika solusi damai untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan Korea Utara, termasuk isu nuklir,

82

Universitas Sumatera Utara tidak tercapai. Bukan tidak mungkin, rezim otoriter Korea Utara yang ditekan secara internasional, di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un yang tergolong masih muda dan pengaruh kuat pejabat senior garis keras (seperti pamannya, Jang

Songthaek), Korea Utara lebih memilih mengambil langkah militer ketimbang diplomasi. Akibat dari persoalan yang dihadapi Korea Utara menjadikan stabilitas keamanan diberbagai kawasan merasa tertanggu, termasuk ASEAN dan Indonesia di dalamnya. Ketidakstabilan yang terjadi di Semenanjung Korea, diakibatkan adanya langkah militer yang ditempuh oleh Korea Utara, hal tersebut tidak hanya memberikan dampak terhadap Semenanjung Korea, tetapi juga akan berdampak luas terhadap kawasan Asia Pasifik lainnya, baik Asia Timur ataupun Asia

Tenggara. Sehingga, Negara-negara di kawasan dan masyarakat Internasional perlu merespon serius ancaman Korea Utara melalui upaya diplomasi yang lebih efektif lagi untuk mencegah Korea Utaraagar tidak mengambil langkah militer yang dapat membahayakan stabilitas kawasan.

Tindakan-tindakan yang dilakukan Kim saat ini membuat krisis di

Semenanjung Korea semakin memanas. Melihat keagresifan Korea Utara dibawah pimpinan Kim Jong Un dalam pengembangan nuklir dan rudalnya tentu menjadi ketakutan tersendiri. Dengan potensi yang dimiliki Korea Utara saat ini, ditambah dengan kekuatan militernya dapat dipastikan hal ini menjadi ancaman yang serius.

Kim Jong Un yang juga terkenal lebih memilih untuk mengambil langkah militer dibandingkan diplomasi membuat hal ini harus ditangani dengan serius. Untuk saat ini Korea Utara masih dianggap sebagai negara tertutup, hal ini kemudian

83

Universitas Sumatera Utara menjadi salah satu alasan Korea Utara merupakan negara yang memiliki kebijakan yang terbilang unik. Pada saat masa pemerintahan Kim Jong Un Korea

Utara menjadi negara yang memiliki kebijakan – kebijakan baru, yang mana kebijakan ini berbeda dari kebijakan sebelumnya.

3.3. Tanggapan Beberapa Negara Terhadap Pengadaan dan

Pengembangan Nuklir Korea Utara.

1. JEPANG

Perubahan keadaan pasca Perang Dingin juga menuntut redefinisi kerjasama keamanan Jepang-AS. Runtuhnya Uni Soviet mengurangi alasan bagi AS untuk banyak terlibat di Asia Timur. Untuk itu AS menuntut pembagian tanggung jawab yang lebih adil dengan Jepang dalam pengaturan keamanan bersama. Keadaan kawasan Asia Timur sendiri masih tidak menentu sebagai akibat dari adanya konflik-konflik ketegangan di Semenanjung Korea, Selat Taiwan dan Laut Cina

Selatan sehingga masih jadi pertimbangan bagi redefinisi ini. Pada perkembangan selanjutnya, krisis di Semenanjung Korea tahun 1994 (dengan adanya pengumuman pengunduran diri Korea Utara dari International Atomic Energy

Agency/IAEA) menjadi salah satu pendorong redefinisi pedoman kerjasama pertahanan bilateral tersebut.102

Potensi konflik regional serta proliferasi senjata pemusnah massal dan sistem pengangkutnya merupakan hal yang dirasakan Jepang sebagai ancaman

102 Barbara Warner, “North Korean Wild Card Focuses Attention on Japan‟s Northeast AsianDiplomacy”, dalam JEI Report, no.3A, 22 Januari 1999, hlm. 8. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org

84

Universitas Sumatera Utara yang besar pada pasca Perang Dingin. Kedua hal ini terjadi di Semenanjung

Korea yang merupakan tetangga Jepang. Dari ketiga kawasan yang memiliki konflik di Asia Timur, Semenanjung Korea menjadi salah satu perhatian keamanan Jepang dan kerjasama pertahanan Jepang-AS. Ketika Korea Utara menyatakan akan mengundurkan diri dari NPT (Nuclear Non-Proliferation

Treaty) kemudian juga dari IAEA, ketegangan di Semenanjung Korea meningkat.

Korea Utara yang tidak lagi berada dalam kendali NPT dan IAEA akan sangat berbahaya bagi kestabilan di Semenanjung Korea. Senjata nuklir yang selama ini dicurigai telah dikembangkan dan disebarkan dengan bebas oleh Korea

Utara. Hal ini juga dapat memperburuk hubungan antara kedua Korea yang akhirnya dapat mengganggu keamanan kawasan. Krisis ini memang dapat diatasi lewat pembicaraan antara AS dan Korea Utara. Namun terjadinya krisis ini membuat Jepang dan AS menyadari bahwa SDF Jepang tidak memiliki wewenang untuk membantu menegakkan sanksi PBB terhadap Korea Utara atau mendukung pasukan AS yang dapat terlibat dalam konflik.

Deklarasi bersama tahun 1996 yang merupakan hasil pertemuan Clinton dan

Hashimoto menyebutkan bahwa di Semenanjung Korea ketegangan masih terjadi.

Masih terdapat konsentrasi besar kekuatan militer termasuk senjata nuklir.

Disebutkan juga bahwa sengketa teritorial yang belum selesai, potensi konflik regional, dan proliferasi senjata pemusnah massal dan sistem pengangkutnya semua merupakan sumber instabilitas, padahal stabilitas di Semenanjung Korea

85

Universitas Sumatera Utara sangat penting bagi Jepang-AS.103 Dalam kerjasama tersebut salah satu tujuan keamanan regional kedua negara adalah stabilitas di Semenanjung Korea yang bebas senjata nuklir.

Dalam deklarasi tersebut dikatakan pula perlunya kajian kerjasama bilateral dalam menghadapi situasi yang mungkin timbul di area sekitar Jepang.

Operasionalitas kerjasama juga penting sehingga perlu ditingkatkan melalui pertukaran teknologi dan peralatan. Proliferasi senjata pemusnah massal dan sistem pengangkutnya pun mempunyai implikasi penting bagi keamanan mereka bersama sehingga mereka akan bekerja sama untuk mencegah proliferasi dan terus bekerja sama dalam kajian pertahanan rudal balistik (ballistic missile defense).104

Memasuki milenium kedua, ketika politik luar negeri pemerintahan Bush menahan ketegangan pada berbagai hubungan internasional AS, aliansi JepangAS menjadi semakin kuat. Salah satu pilar yang membuat aliansi tersebut semakin kuat adalah dikirimnya pasukan Jepang ke Irak. Pilar kedua adalah pengembangan bersama sistem pertahanan anti rudal. Jepang dan AS juga akan bekerja sama dalam penanganan isu-isu global. Salah satu usaha diplomasi Jepang terhadap

Korea Utara yang telah diadakan pada tanggal 17 September 2002 dan merupakan bagian dari proses CBM sebagai usaha Jepang untuk menciptakan saling percaya, saling pengertian dalam masalah pertahanan dan keamanan masing-masing negara. Pada awalnya, deklarasi Pyongyang bertujuan untuk:

103 Defense of Japan 1998, Op. Cit. hlm. 320 dan 322, Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org 104 Ibid. hlm. 321-322

86

Universitas Sumatera Utara 1. Mengajak Korea Utara untuk bertindak secara tegas sebagai anggota

komunitas internasional yang peduli mengenai isu-isu keamanan

seperti misil dan senjata nuklir serta menyelesaikan dialog antara

Amerika Serikat, Korea Selatan dan negara-negara lainnya yang

berkeinginan untuk mengurangi ketegangan yang ada di semenanjung

Korea.

2. Isu penculikan merupakan masalah utama yang secara langsung

menyangkut kehidupan dan keamanan rakyat Jepang. Menghadapi

masalah ini Kim Jong II telah meminta maaf kepada PM Junichiro

Universitas Sumatera Utara Koizumi dan berjanji akan mencegah

terjadinya hal seperti itu lagi dimasa yang akan datang.

3. Dalam keamanan, Kim Jong II menginformasikan pentingnya

mempromosikan dialog antara negara-negara yang terlibat dan ia

berjanji akan mematuhi perjanjian internasional yang berhubungan

dengan masalah nuklir Korea Utara.105

Jepang mampu melihat situasi Korea Utara berdasarkan sudut pandangnya yakni kelemahan Korea Utara di bidang ekonomi serta kekuatan militer. Dengan kekuatan ekonomi yang dimiliki Jepang serta kelemahan militer negaranya, sama dengan usaha lain yang telah dilakukan. Deklarasi Pyongyang diharapkan dapat membawa ke arah usaha normalisasi hubungan kedua negara dengan menyadari kekurangan dan kelebihan serta kesalahan masing-masing pihak yang terjadi di

105 Japan-North Korea Relation,”http://www.mofa.go.jp/region/asiapaci/n_korea/relation.html, diakses pada 15 juli 2018

87

Universitas Sumatera Utara masa lalu. Akan tetapi, niat baik Jepang tidak dibarengi oleh keinginan yang baik pula dari Korea Utara. Hal ini disebabkan karena kedekatan Jepang dengan

Amerika Serikat. Pyongyang tidak melihat adanya kemajuan dalam permasalahan ini sama dengan usaha Korea Selatan untuk menerapkan , disebabkan oleh sikap Amerika Serikat yang terus keras terhadap Korea Utara.

Sehingga Korea Utara pun memutuskan untuk keluar dari NPT dan melanjutkan kembali program nuklirnya. Pada November 2003, Pertemuan Jepang-AS diadakan di Tokyo yang dihadiri Menteri Negara Pertahanan, Shigeru Ishiba dan

Sekretaris Pertahanan AS, Donald Rumsfeld. Pada pertemuan tersebut, kedua tokoh mendiskusikan masalah-masalah penting, seperti kerjasama pertahanan

Jepang-AS, rekonstruksi Irak, dan masalah nuklir Korea Utara. Direktur Jenderal

Ishiba dan Sekretaris Rumsfeld setuju bahwa kedua negara perlu meningkatkan kerjasama tidak hanya di kawasan tetapi juga pada masalah keamanan global.

2. KOREA SELATAN

Korea Selatan dalam merespon ancaman nuklir Korea Utara, Korea Selatan melakukan dua sikap. Pertama, meminta jaminan payung nuklir dari AS dengan mempererat kerangka kerja aliansi AS dan Korea Selatan. Kedua, meningkatkan kapabilitas pertahanan konvensional. Namun setiap tahun, ketika Korea Selatan merasa bahwa program nuklir Korea Utara mengalami kemajuan, maka Korea

Selatan perlahan-lahan mulai memperhitungkan untuk mengembangkan program misil dan nuklir. Situasi di Korea Utara membuat Korea Selatan berupaya untuk bersikap waspada akan adanya ancaman keamanan dari Korea Utara. Opini publik

88

Universitas Sumatera Utara yang muncul di Korea Selatan sepanjang tahun 2002 menyatakan bahwa Korea

Utara merupakan ancaman militer langsung bagi Korea Selatan. Namun di sisi lain, Korea Selatan memandang tindakan uji coba nuklir Korea Utara merupakan sebuah tindakan defensif, dan bukan merupakan ancaman agresif.

Anggaran pertahanan Korea Selatan pada tahun 2003 berkisar pada 2,7% dari GDP. Kenaikan rata-rata setiap tahunnya juga hanya berkisar pada 4,8%.

Anggaran pertahanan Korea Selatan ini berada dibawah standar internasional.

Korea Selatan memfokuskan diri pada pembangunan teknologi informasi militer sebagai satu-satunya persiapan untuk menghadapi ancaman dari Korea Utara di masa yang akan datang. Setelah pemerintahan Kim Dae Jung digantikan oleh Roh

Moo Hyun pada tahun 2003, Korea Selatan melanjutkan usaha Kim Dae-Jung dengan menyusun rancangan Reformasi Pertahanan 2020 yang bertujuan untuk memastikan kemajuan pertahanan nasional melalui penciptaan struktur tekonologi militer intensif dan kapabilitas pertahanan yang berorientasi masa depan.106

Dalam hal ini, indikator yang digunakan untuk menyelesaikan masalah nuklir

Korea Utara di Semenanjung Korea berupa proses Confidence Building Measures

(CBM). CBM ini dilakukan dalam berbagai bentuk, yang salah satunya berupa sunshine policy yakni tanpa mengisolasi tapi dengan pengiriman bantuan ekonomi bagi kelangsungan rezim Korea Utara dilakukan oleh Korea Selatan dan negara- negara sekitar semenanjung termasuk Jepang serta mempertemukan kembali kedua keluarga yang terpisah akibat perang Korea Pada awalnya, sunshine policy

106 Gu Guoliang, “Missile Proliferation and Missile Defence in North-East Asia,” North-East Asia Security, (Disarmament Forum, 2005), hlm. 38. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org

89

Universitas Sumatera Utara bertujuan untuk mengurangi secara berangsur-angsur ketegangan yang ada di semenanjung.107

Krisis nuklir kedua yang terjadi hanya dua bulan setelah pemilihan presiden

Korea Selatan berlangsung, membuat Presiden Roh Moo Hyun mendapat ujian berat dalam melanjutkan sunshine policy. Untuk mengatasi krisis nuklir kedua ini, pemerintahan Roh Moo Hyun menganut tiga prinsip yaitu tidak bertoleransi terhadap senjata nuklir Korea Utara, menggunakan cara-cara damai dan diplomatik, serta bersikap proaktif. Tiga prinsip ini sering diperdebatkan karena

Korea Utara telah berusaha menciptakan bom nuklir, uji coba pelucuran rudal balistik, dan melaksanakan uji coba nuklir di bawah tanah. Namun pemerintahan

Roh Moo Hyun memainkan peran krusial dalam mengendalikan resolusi diplomatik yang damai. Presiden Roh Moo Hyun menggambarkan pendekatannya kepada Korea Utara sebagai “policy of peace and prosperity” yang menekankan pada elemen-elemen dari keberlanjutan sunshine policy108

Meskipun terbatas, Korea Selatan melakukan diplomasi proaktif, dan melaksanakan agenda-agenda baru seperti rezim perdamaian di Semenanjung

Korea, dan kerjasama keamanan multilateral di Asia Timur. Korea Selatan juga merupakan pendukung Six Party Talks paling setia yang percaya bahwa meskipun produk krisis, namun Six Party Talks dapat membuka kesempatan bagi

107 East Asian Strategic Review 2003, (Tokyo: The National Institute for Defense Studies, 2000), hlm. 125. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia- lib-file-13272.org 108 Hosup Kim, Masayuki Tadokoro, and Brian Bridges, “Managing another North Korea Crisis: South Korean, Japanese, and US approaches, “Asian Prespective, The Institute for Far Eastern Studies: Kyungnam university, Seoul, Korea. Vol. 27 no. 3, 2003. hlm. 63. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org

90

Universitas Sumatera Utara perdamaian dan keamanan Struktur Six Party Talks tidak menempatkan Korea

Selatan sebagai pemimpin. Korea Utara dan AS merupakan dua aktor utama, dengan Cina sebagai mediator kuncinya. Bagaimanapun, Korea Selatan pada masa Roh Moo Hyun tampil cukup mengesankan sebagai fasilitator proses Six

Party Talks.109 Lee Myung-bak sebagai pengganti Roh Moo Hyun mewarisi tugas denuklirisasi Korea Utara yang belum selesai. Pemerintahan Lee melakukan dua pendekatan terhadap Korea Utara. Pertama, mengusulkan“De-nuke, Open 3.000,” yaitu jika Korea Utara melakukan denuklirisasi, Korea Selatan akan menaikkan pendapatan perkapita-nya hingga tiga ribu dollar selama sepuluh tahun untuk memfasilitasi reformasi di Korea Utara. Kedua, pemerintahan Lee akan tetap bergantung pada Six Party Talks sebagai jalan diplomatik untuk memecahkan masalah nuklir Korea Utara.110

Namun Korea Utara menolak usulan ”De-Nuke, Open 3.000” karena merasa bahwa Korea Selatan telah berusaha menghancurkan rezim dengan permintaan reformasinya. Pada Six Party Talks, pemerintahan Lee juga tidak melakukan tindakan proaktif, Korea Selatan hanya mengikuti secara pasif segala tindakan

AS. Lebih jauh lagi, pemerintahan Lee tidak menunjukkan ketertarikannya dalam menciptakan rezim perdamaian di Semenanjung Korea dan rezim kerjasama keamanan multilateral di Asia Timur. Prioritas diberikan kepada aliansi Korea

Selatan-AS dan koordinasi trilateral Korea Selatan-AS-Jepang.

109 Chung-in Moon, “Diplomacy of Defiance and Facilitation: The Six Party Talks and The Roh Moo Hyun Government,” Asian Perspective, Vol. 32, No. 4, 2008, hlm. 102. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org 110 Ibid, hlm. 103

91

Universitas Sumatera Utara Direktur Badan Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong pada 3 september 2017 mengatakan Presiden Moon Jae-in akan mengusahakan setiap langkah diplomatik yang tersedia, termasuk sanksi-sanksi baru dari Dewan

Keamanan PBB. Ia juga mengatakan, Moon akan membahas dengan Washington cara-cara mengerahkan “aset-aset staretegis AS” yang paling kuat untuk mengisolasi Pyongyang sepenuhnya. Kantor presiden itu tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan “aset-aset strategis yang paling kuat” Tanggapan Seoul ini muncul menyusul pengukuhan bahwa Korea Utara, sukses melakukan uji coba bom hidrogen yang bisa ditempatkan pada misil balistik antar-benua.

Sebuah pengumuman dari KCNA, kantor berita pemerintah Korea Utara, menyebutkan keberhasilan mengembangkan bom hidrogen ini sesuai rencana

Partai Pekerja Korea untuk membangun kekuatan nuklir strategis. "Uji coba bom hidrogen yang dirancang untuk ditempatkan pada misil balistik antar-benua kami itu merupakan keberhasilan yang sempurna,” kata penyiar berita KCNA Ri Chun

Hee, yang sudah pensiun pada 2012, namun kadang-kadang muncul dalam peristiwa-peristiwa besar. Ri juga mengklaim tidak ada radiasi dari peledakan nuklir itu yang terlepas ke atmosfir – sesuatu yang saat ini sedang berusaha diverifikasi pesawat-peaswat AS dan Jepang yang dilengkapi perangkat pengawas khusus atmosfir. Menurut sejumlah pakar seismologi, ledakan nuklir itu menghasilkan dua gempa ringan yang terdeteksi di kawasan Punggye-ri, di mana fasilitas nuklir Korea Utara berlokasi. Pihak berwenang di Jepang dan Korea

Selatan, serta sejumlah pakar di AS, mengukuhkan, gempa-gempa itu akibat uji

92

Universitas Sumatera Utara nuklir. Para pakar mengatakan, gempa pertama yang berkekuatan 6,3 skala

Richter kemungkinan dihasilkan oleh ledakan satu megaton bom hidrogen.

Ledakan itu sedikitnya 10 kali lebih kuat dari uji nuklir sebelumnya, yang dilangsungkan 9 September 2016 dan mengakibatkan gempa 5,3 skala Richter.111

3. CINA

Sejak tahun 2002 ketika krisis nuklir Semenanjung Korea terjadi kembali,

Cina sangat memperhatikan program nuklir dan misil Korea Utara. Cina mendukung Semenanjung Korea yang tanpa nuklir. Dikarenakan Cina memerlukan lingkungan yang stabil untuk bisa berkonsentrasi dalam pembangunan ekonominya. Cina khawatir bahwa program nuklir Korea Utara akan mengakibatkan efek domino dan memberikan pembenaran bagi Jepang untuk mengembangkan kapabilitas nuklir dan misilnya. Cina telah berperan besar dalam Six Party Talks dan berusaha keras untuk membujuk Korea Utara untuk menghentikan program nuklirnya. Cina telah bekerjasama dengan komunitas internasional untuk menghadang proliferasi misil ataupun nuklir di Asia Timur.112

Namun karena sulitnya Korea Utara untuk dibujuk agar menghentikan program nuklirnya, maka Cina melakukan modernisasi pertahanan nasionalnya.

Pola amity Cina dan Korea Utara tidak lagi sedekat pada masa Perang Dingin.

Cina dan Korea Utara sedang mengalami hubungan yang penuh ketegangan dalam beberapa tahun belakangan. Untuk menghadapi Korea Utara, Cina melakukan dua

111 Voa Indonesia https://www.voaindonesia.com/a/korea-selatan-inginkan-tindakan-keras-untuk- tanggapi-uji-nuklir-ke-6-korea-utara/4013176.html Diakses 15 juli 2018 112 Gu Guoliang, Op. Cit, Hal. 39.

93

Universitas Sumatera Utara pendekatan. Pertama, Cina berusaha keras untuk menghentikan program nuklir dan rudal jarak jauh yang dikembangkan Korea Utara karena program tersebut telah memberikan ancaman besar bagi beberapa kepentingan Cina seperti stabilitas regional dan program modernisasi ekonominya. Kedua, Cina terus mendukung Korea Utara secara ekonomi maupun diplomatik karena Cina juga tidak menginginkan kehancuran Korea Utara.113

Korea Utara telah memberikan Cina masalah besar dengan uji coba senjata serta program akuisisi senjata. Peluncuran rudal jarak jauh Korea Utara yang melewati wilayah udara Jepang pada tahun 1998 telah membuat Jepang memutuskan untuk bergabung dengan AS dalam penelitian sistem pertahanan nuklir regional dan memberikan pembenaran bagi Jepang untuk mengubah kebijakan pertahanan Jepang. Peristiwa ini jelas membuat Cina semakin waspada dan memperingatkan Korea Utara untuk tidak lagi melakukan uji coba rudalnya.

Pada bulan Maret 2002, Cina mengalokasikan anggaran militer sekitar dua puluh milyar yang berarti meningkat sekitar tiga puluh juta atau 17,6% melebihi anggaran tahun sebelumnya.114 Peningkatan tersebut dibutuhkan karena Cina ingin melindungi kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya. Selain itu Cina juga ingin memperluas kapabilitas teknologi dan meningkatkan kesejaahteraan tentaranya. Modernisasi pertahanan nasional Cina ini menyebabkan kekhawatiran

113 Gregory J. Moore, “How North Korea Threatens China‟s Interests: Understanding Chinese „duplicity‟ on the North Korean Nuclear Issue”, International Relations of the Asia Pacific, Volume 8, 2008, hlm. 2-3. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org 114 Charles E. Morrison, Asia Pacific Security Outlook 2003, (Tokyo: Japan Center for International Exchange, Inc., 2003), hlm. 49. Volume 8, 2008, hlm. 2-3. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org

94

Universitas Sumatera Utara AS dan Jepang. Cina diketahui telah melakukan peningkatan kekuatan militer termasuk kekuatan rudalnya. Hal ini membuat Jepang kemudian mengidentifikasi

Cina sebagai potensi ancaman keamanan.

Ancaman nuklir Korea Utara juga membuat Cina melanjutkan pengembangan serta memperluas gudang senjata nuklir yang dimilikinya. Cina berusaha meningkatkan teknologi persenjataan serta melakukan akselerasi program nuklirnya dalam merespon penempatan BMD oleh AS ataupun uji coba nuklir Korea Utara. Namun pengembangan seperti itu menyebabkan beberapa masalah. Dikhawatirkan bahwa segala jenis proliferasi oleh satu negara akan berakibat buruk bagi kawasan sekitarnya. Oleh sebab itu, meskipun Cina bersikeras agar Semenanjung Korea menjadi kawasan bebas nuklir, Cina juga tidak mendukung sanksi ataupun aksi militer melawan Korea Utara. Cina percaya bahwa diskusi dan negosiasi dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan program nuklir dan rudal Korea Utara. Akan tetapi, ketika pada tahun

2006 Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklirnya, Cina berada di posisi yang sulit. Cina akhirnya melakukan tindakan keras terhadap Korea Utara dengan menghentikan bantuan suplai minyaknya pada Korea Utara. Cina menganggap

Korea Utara tidak lagi menghiraukan peringatan Cina sehingga sanksi yang dikeluarkan merupakan harga yang harus dibayar Korea Utara. Cina juga menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap uji coba nuklir Korea Utara dengan mengeluarkan resolusi PBB. Sebagai sanksi, Dewan Keamanan PBB melarang

95

Universitas Sumatera Utara penjualan peralatan militer serta barang-barang yang berhubungan dengan rudal dari dan menuju Korea Utara.

Larangan penjualan ke Korea Utara juga diberlakukan untuk barangbarang mewah, pembekuan keuangan, serta larangan perjalanan yang berhubungan dengan program nuklir Korea Utara. Sepanjang tahun 2007 pembelanjaan militer

Cina meningkat sebesar 12 persen, sementara Jepang membelanjakannya secara stabil. Pembelanjaan militer Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura beturut-turut adalah sebesar 28, 10, dan 5 persen. Total peningkatan sub kawasan menjadi sekitar 9 persen sepanjang tahun 2007. Negaranegara yang mengalami peningkatan pembelanjaan paling banyak di tahun 2007 adalah Thailand dan

Taiwan yaitu 32 dan 28 persen. Sepanjang tahun 2003-2007, Cina memiliki pembelanjaan yang paling tinggi.

Kedua, program pengembangan senjata nuklir tersebut dapat membahayakan hubungan Cina dengan komunitas internasional yang selama ini telah diperbaiki dengan susah payah oleh Cina. Aksi militer internasional atau sanksi yang mungkin akan dilakukan dalam melawan Korea Utara akan membuat yang bertujuan untuk meningkatkan gaji personil militer, investasi jangka panjang utnuk perubahan People‟s Liberation Army (PLA) menjadi angkatan bersenjata yang memiliki teknologi tinggi dan pembangunan kapabilitas militer untuk potensi perang terhadap Taiwan.115

115 Op.Cit, Hal 195.

96

Universitas Sumatera Utara Berbagai pembicaraan dalam Six Party Talks pada awal 2007 tampak mengalami kemajuan namun bukan tidak mungkin jika Korea Utara bersikeras untuk melakukan uji coba lagi, Jika itu terjadi maka AS ataupun Jepang akan meluncurkan serangan preemptive terhadap fasilitas nuklir Korea Utara. Hal ini akan mengakibatkan Korea Utara mengadakan serangan artileri terhadap Korea

Selatan yang mengarah pada situasi perang di Semenanjung Korea. Skenario terburuk yang dipikirkan oleh Cina ini mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu Cina tidak menginginkan adanya perang di wilayah semenanjung karena hal tersebut dapat mendorong pasukan AS maupun Korea Selatan ke perbatasan Cina Kedua, program pengembangan senjata nuklir tersebut dapat membahayakan hubungan

Cina dengan komunitas internasional yang selama ini telah diperbaiki dengan susah payah oleh Cina. Aksi militer internasional atau sanksi yang mungkin akan dilakukan dalam melawan Korea Utara akan membuat Cina berada di posisi yang sulit, dimana Cina harus memilih untuk mendukung sekutu lamanya, negara tetangga, ataupun komunitas internasional. Cina sejak lama telah berusaha memulihkan anggapan internasional yang buruk pada peristiwa Tiananmen tahun

1989. Oleh karena itu Cina tidak ingin kembali berada dalam posisi yang mungkin akan memberikan dampak buruk bagi situasi politik dan ekonomi yang sudah dibangunnya, terutama dengan tiga partner perdagangan terpenting Cina yaitu AS,

Jepang dan Korea Selatan.

Ketiga, aktivitas Korea Utara dapat mendorong adanya pengaturan perimbangan kekuatan di kawasan Asia Timur dimana Jepang, Korea Selatan, dan

97

Universitas Sumatera Utara bahkan Taiwan mungkin akan berpikir untuk turut mengembangkan senjata nuklir atau paling tidak mempererat kerjasama mereka dengan AS, seperti partisipasi mereka dalam BMD. Cina khawatir bila nuklir Korea Utara akan mendatangkan tekanan lebih besar pagi pemerintahan Jepang untuk mempersenjatai ataupun berusaha menjadi negara nuklir.

Keempat, program nuklir Korea Utara akan membuat Cina berada dalam situasi yang tidak menentu dalam membangun hubungan dengan negara tetangga.

Kelima, Cina khawatir jika perang di Semenanjung Korea akan mengakibatkan arus pengungsian di wilayah Cina. Hal ini merupakan alasan utama mengapa

Beijing selama ini menyangga perekonomian Cina agar tidak mengalami kehancuran. Cina tidak menginginkan rakyat Korea Utara berimigrasi dan menimbulkan masalah baru bagi Cina,

Terakhir adalah, konflik yang melibatkan Korea Utara dapat mengakibatkan kekacauan perdagangan dan iklim investasi di kawasan Asia Timur yang kemudian mempengaruhi perekonomian Cina yang selama ini sangat bergantung pada perdagangan. Perdagangan memerlukan stabilitas, terutama ketika tiga partner terpenting Cina yaitu AS, Jepang dan Korea Selatan turut terlibat pada konflik di Semenanjung Korea, maka meskipun Cina tidak mendukung Korea

Utara dan berusaha bersikap netral, namun konflik yang terjadi pasti akan berdampak besar bagi perdagangan regional dan perekonomian Cina.

98

Universitas Sumatera Utara 4. AMERIKA SERIKAT

Berikut ini adalah persepsi AS pada masa pemerintahan Bush terhadap

Korea Utara. Pertama, ketidaksukaan AS terhadap rezim Korea Utara jelas membuat Bush benar-benar tidak percaya terhadap Korea dan pemimpinnya. Bush menganggap Korea Utara sebagai salah satu poros setan dan sebuah rezim yang memiliki senjata pemusnah masal. Kedua, aliansi AS dengan Korea Selatan haruslah dipelihara sebagai alat untuk menangkal Korea Utara dan menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea103. Persepsi yang ketiga adalah pemerintahan

Clinton telah bersikap naif dalam mengadakan kesepakatan 1994 yang Bush anggap sebagai aksi suap terhadap Korea Utara. Persepsi tersebut menghasilkan tiga elemen utama.116 kebijakan pemerintahan Bush, yaitu: a. Pejabat resmi pemerintahan menyatakan akan mengakhiri Agreed

Framework. Hal ini dikarenakan pembangunan KEDO justru membenarkan

Korea Utara untuk menghidupkan kembali fasilitas nuklir Yongbyon. Pada

tahun 2003, pemerintahan Bush menekan para anggota KEDO untuk

menghentikan konstruksi reaktor nuklir air ringan yang dijanjikan kepada

Korea Utara. b. Tidak ada negosiasi dengan Korea Utara sampai negara tersebut

menghentikan program nuklirnya. Hingga bulan Januari 2003, pemerintah

AS menolak untuk melakukan negosiasi untuk menghasilkan perjanjian

baru dengan Korea Utara mengenai program nuklir rahasianya.

116 Larry A. Niksch, “North Korea‟s Nuclear Weapons Program,” CRS Issue Brief for Congress, 23 Agustus 2003), hlm. 4-5. Volume 8, 2008, hlm. 2-3. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org

99

Universitas Sumatera Utara c. Membentuk koalisi internasional untuk menekan Korea Utara agar

menghentikan program nuklirnya. Jepang dan Korea Selatan telah

menyatakan kesediannya untuk menjatuhkan tekanan ekonomi jika Korea

Utara melakukan provokasi nuklir yang lebih jauh. d. Merencanakan sanksi ekonomi dan larangan militer bagi Korea Utara.

Pemerintah Bush melaporkan telah membuat rancangan sanksi ekonomi,

termasuk memotong aliran bantuan keuangan dari Jepang dan sumber

lainnya. Selain itu pemerintah Bush juga melarang pengiriman senjata dari

Korea Utara menuju Timur Tengah dan Asia Selatan. Taiwan menahan

sebuah kapal Korea Utara pada bulan Agustus 2003 dan memindahkan

bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk senjata pemusnah masal. e. Memperingati Korea Utara agar tidak mengolah plutonium untuk senjata

nuklir jika tidak mau diserang oleh AS.

Para pejabat pemerintahan yang berhubungan dekat dengan Menteri

Pertahanan Donald Rumsfels dan Wakil Presiden Dick Cheney, telah membuat garis keras terhadap Korea Utara dan mereka berasumsi bahwa Korea Utara harus dijatuhi hukuman dilpomatik dan sanksi ekonomi, bahkan penggunaan kekuatan militer untuk merubah rezim pun bisa dilakukan. Sementara para perumus politik luar negeri yang berkaitan erat dengan Menteri Luar Negeri Powell, menganggap bahwa negosiasi harus dilakukan dahulu sebelum kemudian mengadopsi kebijakan yang lebih keras terhadap Korea Utara.117

117 Ibid. Hlm. 74-78.

100

Universitas Sumatera Utara Kedua, perang melawan terorisme dan situasi di Irak tak diragukan lagi telah menimpulkan dampak bagi perkembangan aksi AS dalam krisis nuklir ini.

AS percaya bahwa kesuksesan militer AS di Irak sepanjang Maret dan April 2002 telah meningkatkan perhatian Korea Utara dan menjadi salah satu kunci pendorong Korea Utara untuk mau melakukan negosiasi. Namun efek keuntungan dari perang Irak ini tidak berlangsung lama karena AS kemudian mengalami kesulitan dalam melakukan rekonstruksi di Irak. Irak justru kemudian menjadi penghalang bagi AS untuk melakukan segala jenis aksi militer di Semenanjung

Korea.

Ketiga, kebijakan pemerintahan AS telah dipengaruhi oleh keinginan untuk membentuk koalisi guna menekan Korea Utara, dimana pemerintahan Bush memiliki masalah dengan para pemain kuncinya. Walaupun seluruh negara Asia

Timur percaya bahwa Semenanjung Korea harus dibebaskan dari senjata nuklir, namun terdapat beberapa pandangan berbeda dalam mencapainya.

Ketidaknyamanan terhadap pemerintahan Bush telah membuat Korea Selatan dan

Jepang enggan melakukan aksi keras terhadap Korea Utara.

Perdana Menteri Jepang Koizumi sangat mendukung kampanye anti terorisme sejak penyerangan 11 September, namun Jepang juga khawatir oleh pendekatan Bush yang mendeskripsikan Korea Utara sebagai “axis of evil”.

Jepang tidak ingin menyudutkan Korea Utara yang kemudian membuat Korea

Utara menggunakan kekuatan militer untuk keluar dari ketersudutannya itu.

101

Universitas Sumatera Utara Koizumi pada pertemuannya dengan Bush pada tahun 2003 menyatakan bahwa pemberian sanksi kepada Korea Utara tidak ada dalam agenda Jepang.

Cina pada akhirnya menjadi aktor kunci bagi kesuksesan implementasi kebijakan AS. Cina memiliki kepentingan keamanan dan ekonomi di

Semenanjung Korea, Cina juga memiliki kesepakatan pertahanan dengan Korea

Utara dan menyediakan Korea Utara makanan serta minyak. Namun Cina tidak setuju dengan AS yang ingin menggunakan keuatan militer guna menghentikan program nuklir Korea Utara. Cina tidak menginginkan kehancuran Korea Utara yang kemudian akan menimbulkan arus pengungsian di perbatasan Cina. Oleh sebab itu Cina hanya mau membantu AS dengan membujuk Korea Utara agar mau terlibat dalam pembicaraan trilateral maupun Six Party Talks. Namun, Cina tetap tidak ingin memperluas sanksi ekonomi yang dijatuhkan terhadap Korea

Utara. Pemerintahan Bush telah bersikap lebih dingin terhadap Korea Utara dibandingkan Pemerintahan Clinton. Meskipun kebijakan pemerintahan Bush diikuti dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Powell bahwa AS siap untuk kembali bernegosiasi dengan Korea Utara kapan pun serta dimanapun, Korea

Utara mungkin merasa bingung dengan niat AS yang sebenarnya. Pada satu sisi

AS menyatakan akan bernegosiasi namun pada sisi lainnya AS menyebut Korea

Utara sebagai poros setan. Selain itu AS juga mengeluarkan dokrtin strategis baru bahwa AS akan melakukan serangan preemptive untuk melawan negara-negara yang “membangkang”.

102

Universitas Sumatera Utara Lebih jauh lagi, pemerintahan Bush telah menyatakan bahwa mereka tidak akan menyerang Korea Utara, sementara ada beberapa pihak lain yang memberikan ketidakjelasan dalam kemungkinan adanya penyerangan instalasi nuklir.118

Kesimpulan yang diambil dari pihak AS bahwa tujuan dari program nuklir

Korea Utara adalah sebagai alat penawaran yang ingin ditukar dengan bantuan ekonomi dari AS. Namun begitu, pemerintahan Bush menolak diskusi lebih jauh dengan Korea Utara dan akhirnya menghentikan suplai minyaknya. Korea Utara pun bereaksi dengan mengundurkan diri dari IAEA dan menolak pengawasan internasional.119

Presiden Amerika Barrack Obama pada saat Uji Coba Nuklir juga telah menghimbau melalu media bahwa tindakan tersebut bukan sesuatu yang seharusnya dilakukan dan hanya akan memperparah isolasi Korea Utara dalam lingkungan internasional, namun Kim Jong Un tidak terlihat akan merubah keputusannya. Perkembangan terakhir dari kasus ini terjadi akhir Maret 2012 ketika militer Korea Utara mulai memindahkan roket peluncur tersebut ke launching pada menggunakan kereta dan mengisinya dengan bahan bakar, seakan tidak mengindahkan segala himbauan yang diterima. Bahkan Korea utara mengundang 21 jurnalis dari berbagai negara untuk meliput uji coba roket yang

118 G.J Moore, “America‟s Failed North Korea Nuclear Policy: A New Approach,” Asian Perspective, No. 32, 2008, hlm. 19. Volume 8, 2008, hlm. 2-3. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org 119 Gilbert Rozman, “The North Korean Nuclear Crisis and U.S. Strategy in Northeast Asia,” Asian Survey, No. 47, 2007, hlm 619. Volume 8, 2008, hlm. 2-3. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-13272.org

103

Universitas Sumatera Utara akan dilakukan pemerintah Korea Utara. Roket yang mengangkut satelit Kwang-

Myong-Song akan diluncurkan sekitar tanggal 12 sampai 16 April, melalui roket jarak jauh Unha 3 dari Stasiun Satelit Sohae di wilayah Cholsan, Provinsi

Phyongan.

pemerintah Amerika mengatakan Pyongyang telah memberitahu

Washington bahwa mereka telah berencana melakukan uji coba bahan peledak nuklir. Namun juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland mengatakan Korea Utara tidak memberitahu waktu pelaksanaan uji-coba itu dan tidak mengatakan kapan pemberitahuan itu disampaikan.120 Korea Utara meledakan perangkat nuklir untuk ketiga kalinya dan katanya uji coba bawah tanah itu sebagai tanggapan terhadap apa yang disebut "sikap permusuhan ugal- ugalan" dari Amerika, yang telah menyebabkan PBB memperluas sanksi terhadap negara komunis itu atas program-program senjata yang dilarang. Korea Utara tercatat telah meluncurkan uji coba nuklirnya pada pada tahun 2006, 2009 dan

Pebruari 2013.

5. Resolusi Dewan Keamanan PBB Terkait Ujicoba Nuklir Korea Utara

12 Pebruari 2013

Sikap Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di Kawasan Asia

Timur dengan meminta PBB untuk segera menjatuhkan sanksi terhadap Korea

120 http://www.voaindonesia.com/content/dk-pbb-bertemu-bahas-uji-nuklir-korut/1602462.html, diakses 20 Juni 2018, pukul 20.58 Wib.

104

Universitas Sumatera Utara Utara. Amerika Serikat dan sekutunya melihat bahwa Korea Utara secara nyata telah melanggar pada Bab Tujuh Piagam PBB antara lain yang mengatur perihal

“danger to international peace” dan “treat to the peace”. Secara konseptual ada perbedaan hukum antara “bahaya” dan “ancaman”. Ancaman sering digunakan sebagai alat hukum untuk memfasilitasi penerapan langkah-langkah di bawah Bab

VII Piagam PBB. Fungsi dari label “bahaya” secara hukum tidak memenuhi syarat untuk dilaksanakan121

Terdapat perbedaan antara potensi ancaman terhadap perdamaian yang sesuai dengan “bahaya” yang terdapat dalam Bab VI dan ancaman aktual atau yang nyata di dalam pasal 39 Bab VII adalah “instrumen yang sangat tajam” yang memungkinkan PBB untuk melakukan perang jika perlu. Treat to the peace merupakan yang paling serius dan satu-satunya yang diakui sebagai hal yang mewakili secara tersirat yang bisa mendapatkan sanksi berdasarkan Pasal 39.

Piagam PBB memuat aturan-aturan perincian yang menentukan kompetensi yang luas dari PBB, terutama kompetensi dari Dewan Keamanan, tentang hal penyelesaian pertentangan-pertentangan dan kewajiban-kewajiban yang sesuai dari anggota PBB.122 Dalam Piagam PBB, para anggota tidak hanya tidak mengakui hak untuk berperang dan untuk mengambil tindakan-tindakan dengan kekuatan bersenjata saja melainkan juga tidak mengakui hak untuk mengancam dengan perang dan tindak semacam itu. Usaha memperkuat PBB tergantung kepada efektif tidaknya Dewan Keamanan sebagai penanggungjawab utama

121 N.D. White. “Keeping the peace : The United Nations and the maintenance of International peace and security”. (Oxford: Manchester University Press. 1997). hlm. 37 122 Ibid Hal.38

105

Universitas Sumatera Utara pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional dan yang keputusan- keputusannya harus dapat dilaksanakan oleh seluruh Negara anggota. Karenanya, usaha memperkuat peranan Dewan Keamanan dan pelaksanaanya keputusan- keputusannya yang efektif merupakan faktor-faktor penentu bagi seluruh struktur

PBB dalam melaksanakan tanggungjawabnya terhadap perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan Piagam.

Dalam menanggapi uji coba nuklir Korea Utara pada tanggal 12 Februari,

15 anggota Dewan Keamanan PBB pada tanggal 7 Maret 2013 dengan suara bulat meloloskan Resolusi 2094 termasuk sekutu Korea Utara, China yang mengutuk tindakan Korea Utara dan memberlakukan serangkaian sanksi dalam menghalangi upaya untuk lebih mengembangkan kemampuan senjata nuklir negara itu.123

Pokok-pokok dari sanksi, menurut siaran pers PBB yaitu :124 a) Mengutuk dengan keras kegiatan nuklir KoreaUtara yang sedang

berlangsung,termasuk program pengayaan uraniumnya, dan menegaskan

kembali kewajiban kepada Korea Utara untuk meninggalkan semua

program nuklir yang ada, senjata pemusnah massal lainnya, dan rudal

balistik. b) Memberlakukan sanksi keuangan baru untuk memblokir transaksi

keuangan yang mendukung aktivitas ilegal Korea Utara, menindak transfer

123 AS Diancam Serangan Nuklir Korut” sebagaiamana dimuat dalam http://internasional.kompas.com/read/2013/03/08/02465447/AS.Diancam.Serangan.Nuklir.Korut 124 Resolusi PBB 2094 jatuhkan sanksi kepada Korea Utara” sebagaimana dimuat dalam http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/online/features/2013/03/07/kim-un sanctions

106

Universitas Sumatera Utara tunai massal, danselanjutnya membatasi hubungan dengan sektor keuangan

Korea Utara, jika ada hubungan kepada aktivitas gelap Korea Utara. c) Memperkuat otoritas negara untuk memeriksa kargo yang mencurigakan

dan menolak akses pelabuhan serta penerbangan terhadap pengiriman

terkait Korea Utara sesuai ketentuan hukum. d) Memungkinkan penegakan lebih kuat dari sanksi-sanksi yang sudah

dijatuhkan oleh Negara Negara Anggota PBB.

Sanksi keuangan :

1. Mengharuskan negara-negara untuk membekukan atau memblokir setiap

transaksi keuangan atau jasa keuangan yang dapat berkontribusi pada

program ilegal Korea Utara atau pelanggaran resolusi Dewan Keamanan.

2. Mendesak negara-negara untuk melarang pembukaan cabang bank Korea

Utara di wilayah mereka jika ada hubungan dengan program-program ilegal

Korea Utara atau pelanggaran resolusi Dewan Keamanan.

3. Mendesak negara-negara untuk melarang lembaga keuangan mereka

membuka kantor di Korea Utara jika ada hubungan dengan program ilegal

Korea Utara atau pelanggaran resolusi Dewan Keamanan.

4. Menentukan bahwa sanksi keuangan berlaku untuk transfer tunai massal,

termasuk melalui kurir uang tunai (cara yang umum digunakan Korea Utara

untuk memindahkan dana gelap).

5. Mengharuskan negara-negara untuk tidak memberikan dukungan keuangan

publik untuk perdagangan dengan Korea Utara (seperti kredit, ekspor atau

107

Universitas Sumatera Utara asuransi) jika ada hubungan dengan program ilegal Korea Utara atau

pelanggaran resolusi Dewan Keamanan.

6. Mendesak negara-negara untuk melaksanakan panduan dari Satuan Aksi

Finansial (organisasi multilateral) yang melibatkan pendanaan proliferasi.

Larangan :

1) Mengharuskan negara-negara untuk memeriksa kargo di wilayah mereka,

jika negara memiliki alasan kuat bahwa kargo tersebut berisi barang

terlarang (seperti senjata konvensional, barang-barang terkait nuklir atau

rudal balistik).

2) Mengharuskan negara-negara untuk menolak akses pelabuhan untuk setiap

kapal Korea Utara yang menolak untuk diperiksa atau kapal lain yang

menolak inspeksi yang diizinkan oleh negara bendera kapal itu.

3) Menyerukan kepada negara-negara untuk menolak izin bagi pesawat apa

pun untuk lepas landas, mendarat atau terbang di atas di wilayah mereka

jika pesawat tersebut diduga mengangkut barang terlarang.

4) Mendorong negara-negara untuk memberikan informasi kepada Komite

Sanksi Korea Utara Dewan Keamanan mengenai aktivitas oleh pesawat atau

kapal Korea Utara untuk menghindari sanksi (seperti pemberian nama ulang

atau pendaftaran ulang).

Langkah-langkah lain :

108

Universitas Sumatera Utara 1. Menentukan bahwa sanksi yang sudah ada melarang penjualan melalui

perantara atas barang terlarang (seperti senjata konvensional, barangbarang

terkait nuklir dan rudal balistik).

2. Memperluas lingkup pembekuan aset yang ada untuk mencakup anak

perusahaan dan perusahaan depan akan entitas yang telah ditunjuk untuk

sanksi yang ditargetkan.

3. Mengharuskan negara-negara untuk melarang perjalanan dari individu

manapun yang bertekad untuk bekerja untuk individu atau badan yang

ditunjuk atau yang melanggar sanksi yang ada. Jika orang tersebut adalah

warga Korea Utara, maka negara-negara diwajibkan untuk mengusir orang

tersebut kembali ke Korea Utara.

4. Menyerukan negara-negara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap

para diplomat Korea Utara untuk mencegah mereka berkontribusi terhadap

program nuklir atau rudal balistik Korea Utara, terlibat dalam kegiatan lain

yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan atau menghindari sanksi.

5. Mengarahkan Komite Sanksi untuk memperbarui setiap tahunnya daftar

teknologi nuklir dan rudal balistik yang dilarang untuk ditransfer ke atau

dari Korea Utara.

6. Menyerukan dan memberi kewenangan kepada negara-negara untuk

mencegah transfer benda apa pun ke atau dari Korea Utara yang dapat

berkontribusi terhadap program nuklir atau rudal balistik Korea Utara atau

pelanggaran lain dari resolusi Dewan Keamanan.

109

Universitas Sumatera Utara 7. Menentukan bahwa barang mewah dilarang untuk transfer ke Korea Utara,) termasuk beberapa jenis perhiasan dan batu mulia, kapal pesiar, mobil mewah,

dan mobil balap.

Penerapan sanksi :

1. Menyerukan negara-negara untuk melaporkan kepada Dewan Keamanan

dalam waktu 90 hari mengenai langkah yang diambil untuk menerapkan

sanksi-sanksi tersebut dan memberikan informasi mengenai pelanggaran

sanksi.

2. Mengarahkan Komite Sanksi untuk menanggapi pelanggaran sanksi dengan

memberlakukan sanksi yang ditargetkan pada individu dan entitas yang

bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut.

3. Memperbarui mandat Panel Ahli PBB (tim pemantau sanksi) dan

memperluas jumlah anggota dari tujuh menjadi delapan anggota.

Jalur politik :

1. Mengulangi komitmen Dewan Keamanan untuk solusi diplomatik,

menyambut upaya oleh negara-negara lain untuk memfasilitasi solusi

tersebut melalui dialog, dan menegaskan kembali dukungan untuk

Perundingan Enam Pihak.

2. Menegaskan bahwa Dewan Keamanan akan memantau tindakan Korea

Utara secara berkelanjutan dan akan menyesuaikan langkah-langkah yang

sesuai.

110

Universitas Sumatera Utara 3. Mengungkapkan tekad Dewan untuk mengambil “langkah-langkah lanjut

yang signifikan” jika terjadi lagi peluncuran atau uji coba nuklir oleh Korea

Utara.

Isi Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2094 ini memiliki empat lampiran teknis yang berisi tentang penunjukan sanksi terhadap individu, entitas, dan benda yaitu berupa :

I. Teknologi nuklir, rudal balistik, dan senjata kimia yang

akan dilarang untuk ditransfer ke dan dari Korea Utara.

II. Perusahaan-perusahaan Korea Utara yang akan dikenakan

pembekuan aset dan dilarang melakukan bisnis lebih lanjut

secara internasional.

III. Individu yang akan dikenakan larangan perjalanan dan

pembekuan aset.

IV. Daftar barang mewah tertentu yang termasuk dalam

larangan transfer ke Korea Utara.

Korea Utara merespon Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2094 tersebut dengan menghentikan segala kegiatan industri di Kaesong125 dan mengancam akan melakukan serangan dan akan menggunakan senjata nuklir serta akan mengaktifkan kembali reaktor nuklirnya dan menginstruksikan siaga perang kepada pasukan unit unit artileri dan pasukan rudal strategisnya seraya menekankan kesiapan pasukan Korea Utara untuk menyerang Amerika Serikat

125 “North Korea suspends works at Kaesong industrial zone” sebagaimanan dimuat dalam http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-22065348

111

Universitas Sumatera Utara dengan retribusi program perang nuklir dan perang biokimia. Korea Utara menyatakan akan menampilkan kesiapan militer dan tekad rakyatnya dalam menjaga kedaulatan serta kehormatan tingkat tinggi negara tersebut dalam aksiaksi militer.

6. Upaya Penyelesaian Masalah Pengadaan Dan Pengembangan Nuklir

Korea Utara Relevansi Dengan Kewenangan IAEA Dalam Perspektif

Hukum Internasional

Pembentukan IAEA ini diharapkan dapat mengawasi dan mengembangkan penggunaan energi nuklir dengan menekankan pada kerjasama internasional yang secara bersama-sama mengembangkan penggunaan nuklir secara damai. Untuk itu diharapkan negara-negara pengguna tenaga nuklir bersedia menyerahkan uranium mereka ke IAEA yang kemudian akan digunakan untuk keperluan pertanian, kedokteran dan energi listrik dan penggunaan damai lainnya.126

Adanya perjanjian IAEA dengan Korea Utara dimulai pada tahuni 1985, dimana Korea Utara menandatangani kesepakatan bersama untuk tidak melakukan penyebaran pengembangan nuklir. Perjanjian tersebut adalah NPT (Nuclear

Nonproliferation Treaty). Lalu setelah itu, muncul tuduhan yang dilontarkan

Amerika Serikat terhadap Pyongyag bahwa mereka telah mengembangkan dan membangun reaktor nuklir tanpa diketahui oleh pihak IAEA. Kemudian pada tahun 1992 dugaan yang dilontarkan Amerika Serikat mulai teridentifikasi kebenarannya dan Korea Utara sepakat untuk menepati perjanijan NPT tersebut.

126 Dikutip dari Hafsah Haries Aliansyah “Analisis Peran IAEA Dalam Menanggapi Krisis Nuklir Di Korea Utara” http://academia.edu/9997822

112

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perjanjian NPT Korea Utara harus melaporkan keadaan program nuklirnya secara wajib dengan IAEA dimulai pada Januari 1992. Sesuai dengan perjanjian itu, IAEA melakukan 6 kali inspeksi di Korea Utara dan menemukan bukti jejak bahwa beberapa kilogram plutonium yang bisa membuat senjata nuklir pernah diekstraksi, berbeda jauh laporan Korea Utara yang mengatakan kepada

IAEA bahwa mereka hanya mengekstrasi 90 gram bahan nuklir dari fasilitas nuklirnya. Dengan hasil inspeksi itu, pihak IAEA meminta pemeriksaan khusus, dan Korea Utara menolaknya dan kemudian menarik diri dari NPT sebagai aksi protes.

Penarikan diri Korea Utara dari perjanjian NPT dilakukan pada tahun 1994 dan mulai saat itu Korea Utara mulai menolak adanya penyelidikan yang dilakukan IAEA di Korea Utara. Pasca penarikan diri Korea Utara, hampir sepanjang tahun dilakukan negosiasi namun selalu gagal menemukan titik temu.

Hal ini yang menjadi kekhawatiran dunia karena krisis tersebut hampir mendekati meletusnya kembali perang pada tahun 1994. Ketegangan ini pun akhirnya dapat menemukan titik terang setelah adanya kunjungan mantan Presiden AS, Carter, yang mengadakan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara pada masa itu, yakni

Kim Il-Sung.127

Negosiasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat akhirnya menghasilkan kesepakatan Jenewa pada Oktober 1994. Kesepakatan tersebut dinegosiasikan oleh duta besar AS urusan nuklir, Robert Gallucci dan wakil menlu Korea Utara,

127 KBS. 2002 “Isu Nuklir Korea Utara” http://world.kbs.co.kr/indonesian/event/korea_nuklir/faq_01.htm#7, di akses pada tanggal 15 juli 2018

113

Universitas Sumatera Utara Kang Suk-ju. Kedua belah pihak sepakat dalam negosiasi itu bahwa Korea Utara menghentikan program nuklirnya dan sebagai imbalannya akan menerima reaktor air ringan dan minyak berat, hingga bisa mencapai konklusi tetang krisis nuklir

Korea Utara putaran pertama.

Pada perjanjian Jenewa tersebut, telah disepakati salah satunya adalah denuklirisasi dan perdamaian di semenanjung Korea. Amerika Serikat tidak akan menggunakan kekuatan nuklir atau mengancam Korea Utara, dan Korea Utara harus melakukan tindakan yang sama untuk mewujudkan denuklirisasi semenanjung Korea sesuai dengan deklarasi bersama antara Korea Utara dan

Korea Selatan. Selain itu, disepakati pula kerjasama untuk memperkuat NPT, selanjutnya Korea Utara akan meneruskan keanggotaanya dalam NPT.

Konsekuensinya Korea Utara harus bersiap menghadapi inspeksi nuklir oleh

IAEA dan segera menandatangani perjanijan untuk menerima reaktor air ringan.

Tahun 2002, IAEA akhirnya mengetahui bahwa Korea Utara ternyata memiliki pengembangan nuklir lebih dari 1 reaktor nuklir. Hal ini didukung dengan adanya pengakuan Korea Utara sendiri, bahwa Pyongpyang memiliki program pengayaan senjata nuklir dengan pemurnian unranium. Sekali lagi Korea Utara membuat dunia internasional tercengang dengan mengeluarkan diri lagi dari perjanjian

NPT.128

Secara langsung persetujuan Jenewa tidak berlaku lagi karena pelanggaran yang dilakukan Korea utara tersebut. Hal ini membuat Amerika Serikat geram dan

128 Op.cit

114

Universitas Sumatera Utara langsung menghentikan supply bantuan minyak dan menghentikan proyek air ringannya di Korea Utara. Dari pihak Korea Utara sendiri mengatakan alibi mereka bahwa Amerika Serikat gagal dalam membangun reaktor air ringan hingga tahun 2003 seperti apa yang telah dijanjikan, hal itu mengakibatkan kerugian tenaga listrik 2 juta kilo Watt setiap tahun kepada pihak Korea Utara, maka pelanggar kesepakatan itu adalah pihak Amerika Serikat. Perkembangan seperti itu mengakibatkan krisis nuklir Korea Utara putaran kedua. Pembatalan perjanjian Jenewa akibat pelanggaran yang dilakukan Korea Utara yang diperkuat pengakuan Korea Utara sendiri serta keluarnya Korea Utara dari perjanjian NPT membuat pembahasan isu nuklir kembali ke poin awal dan hal ini telah menjadi sorotan masyarakat internasional.

Pada masa ini lah krisis nuklir Korea Utara putaran kedua dimulai. Krisis ini dimulai sejak keluarnya Korea Utara dalam perjanjian NPT pada 10 Januari 2003.

Untuk menghentikan krisis nuklir Korea Utara yang lagi-lagi mengancam stabilitas keamanan semenanjung Korea, maka diadakanlah pertemuan segi-6

(Amerika Serikat, Korea Utara, Korea Selatan, China, Rusia, dan Jepang).

Pertemuan ini adalah kerangka negosiasi multilateral sebagai pionir dalam menyelesaikan krisis nuklir Korea Utara putaran kedua ini. Korea Utara bersikukuh agar dilakukan pertemuan bilateral, tetapi AS tidak bersedia untuk negosiasi langsung dengan Korea Utara, karena tidak percaya kepada Korea Utara yang terus melanjutkan program nuklir rahasia bahkan setelah mengumumkan

115

Universitas Sumatera Utara persetujuan Jenewa. Oleh karena itu, pembangunan kerangka pembahasan multilateral dirancang sebagai sebuah alternatif.

Walaupun ada faktor positif bagi Amerika Serikat, Korea Utara dan 4 negara lain untuk bekerja sama untuk mengatasi masalah kepercayaan Korea

Utara, namun, pertemuan segi 6 dikritik sangat lemah karena sulit memproduksi hasil konkrit melalui negosiasi secara intensif. Pejabat tingkat asisten menteri setiap negara dilantik sebagai ketua juru runding, sedangkan wakil juru runding

(tingkat direktur) bekerja untuk membahas rincian melalui pertemuan tingkat kerja. Hingga saat ini pertemuan ini masih sering dilakukan meski terlihat tidak begitu efektif dalam penyelesaian krisis nuklir Korea Utara ini karena sulit untuk menemukan solusi yang tepat berdasarkan keputusan bersama.129

Peran IAEA dalam menanggapi krisis nuklir Korea Utara terlihat tidak begitu dominan dan kuat. Hal ini bisa dilihat dengan begitu mudahnya Korea

Utara membatalkan dan mengundurkan diri dari perjanjian NPT. Selain itu, keefektifan NPT sendiri yang dinilai sebagai power rezim oleh IAEA tidak mampu mempengaruhi perilaku Korea Utara yang tetap meneruskan upaya pengembangan senjatan nuklirnya. Terlebih lagi, bukti power IAEA yang kurang dapat dilihat dengan adanya upaya Amerika Serikat yang berusaha menyelesaikan permasalahan krisis ini dengan melakuakn pertemuan bilateral dengan Korea

Utara memperlihatkan tak adanya daya IAEA untuk bernegosiasi dengan Korea

Utara.

129 Op.cit

116

Universitas Sumatera Utara Gagalnya kesepakatan Jenewa juga menujukkan bahwa power yang dimiliki oleh IAEA hanya terpaku pada power legitimasi atau power dari kesepakatan bersama, tidak ada sanksi khusus yang dapat diberikan oleh IAEA terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Korea Utara. Hal ini juga ditunjukkan dengan hadirnya perundingan segi-6 untuk membahas krisis ini setelah gagalnya kesepakatan IAEA kedua di Jenewa. Menurut informasi saat ini militer Korea

Utara bersumpah akan memberikan respon „tanpa ampun‟ terhadap setiap provokasi yang dilontarkan Amerika Serikat. Kemudian berkaitan dengan Korea

Utara melakukan pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB karena telah melakukan serangkaian uji coba rudal dan nuklir, Amerika Serikat mengancam dengan menyerang Korea Utara secara sepihak dan Amerika Serikat telah mengerahkan satu kapal induk bertenaga nuklir, USS Carl Vinson ke dekat

Semenanjung Korea.

Menanggapi hal tersebut Korea Utara mengancam pangkalan militer

Amerika Serikat bersama dengan markas-markas iblis seperti Blue House akan hancur lebur dalam beberapa menit jika muncul provokasi Amerika Serikat dan mengatakan jika semakin dekat target besar seperti kapal induk bertenaga nuklir mendatangi Korea Utara, maka semakin besar pula dampak serangan tanpa ampun.130

130 https://m.detik.com/news/international/d-3475486/pesan-ancaman-korut-untuk-asdengan- rudal-antarbenua-baru

117

Universitas Sumatera Utara BAB IV

KESIMPULAN

Korea Utara merupakan negara pemilik nuklir dengan kekuatan militer yang sangat besar yang dinilai sebagai ancaman serius bagi dunia internasional .

Isu mengenai nuklir dan negara Korea Utara tampaknya masih menjadi sebuah isu yang kontroversial. Negara yang masih menganut komunisme secara turun temurun ini tampaknya tidak kunjung memancing banyak pemberitaan mengenai pergerakan nuklir yang dikembangkannya. Hal ini salah satunya terlihat dari tindakan tidak konsisten Korea Utara dalam menyikapi segala pertemuan maupun kesepakatan mengenai nuklir di ranah forum internasional. Seperti yang diberitakan oleh harian The New York Times, Korea Utara telah tercatat beberapa kali menyepakati perjanjian mengenai nuklir, khususnya dengan Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, namun kemudian Korea Utara pun mundur dan/atau melanggar dari perjanjian-perjanjian tersebut. Seperti pada perjanjian nuklir yang disepakati Korea Utara di tahun 1994 dengan Amerika Serikat, namun pada akhirnya gagal karena Korea Utara melanggar di tahun 2002; kemudian juga pada perjanjian nuklir di tahun 2005, di mana Korea Utara setuju untuk mengabaikan program nuklirnya demi asistensi ekonomi dan insentif diplomatik dari negara- negara yang tergabung dalam “six-party talks”, yang pada akhirnya perjanjian tersebut kembali dilanggar oleh pihak Korea Utara1 ; begitu pula dengan

Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (Non Proliferation Treaty/NPT) yang sempat diratifikasi oleh Korea Utara, namun negara ini kembali berubah pikiran dan

118

Universitas Sumatera Utara mundur dari perjanjian tersebut. Langkah-langkah Korea Utara yang tak kunjung pasti dalam setiap perjanjian dan pertemuan yang membahas mengenai nuklir inilah yang kemudian membuat semakin hangatnya kontroversi akan apa yang sebenarnya direncanakan oleh Korea Utara, yang tentu saja tidak terlepas dari peranan sang pemimpin negara ini sebagai pembuat kebijakan utama. Tercatat oleh sejarah bahwa Korea Utara semakin santer dikaitkan dengan kontroversi kebijakan-kebijakan nuklirnya ketika berada di bawah pemerintahan almarhum

Kim Jong Il, yang notabene telah menguasai Korea Utara sejak ayahnya, Kim Il

Sung, meninggal di tahun 1994. Pemerintahan rezim keluarga Kim di negara ini semakin hari semakin dinilai provokatif dan tertutup, setidaknya oleh media massa internasional, terutama pada masa pemerintahan Kim Jong Il. Figur Kim

Jong Il lantas menjadi musuh besar bagi negara-negara anti-komunis seperti

Amerika Serikat Ditambah lagi dengan minimnya pemberitaan akan apa saja yang terjadi di Korea Utara seringkali membuat para negara-negara anti-komunis ini resah, sehingga pertemuan-pertemuan yang membahas isu nuklir ini pun menjadi terus diadakan, dengan harapan agar Korea Utara pada akhirnya dapat bersepakat dan kembali pada sikap nonproliferasi nuklir.

Motivasi utama Korea Utara yang pertama adalah menciptakan rudal jarak jauh yang tentu saja akan memenuhi tujuan utama Korea Utara sebelumnya, membuat rudal untuk mencapai Amerika Serikat dan memenuhi konstitusi negaranya. Kedua, adalah sebagai respon negatif Korea Utara atas tindakan

Amerika Serikat yang memasukkan Korea Utara ke dalam terrorism list. Ketiga,

119

Universitas Sumatera Utara sebagai leverage atau alat diplomasi dalam berbagai negosiasi. Adapun alasan politis yang dimiliki Korea Utara, ialah untuk menaikkan posisi tawar (bargaining position) Korea Utara di dunia internasional. Hal ini juga terjadi karena komunitas internasional yang selalu berusaha mengasingkan dan juga selalu bersikap keras terhadap KoreaUtara.

Terdapat beberapa faktor-faktor Korea Utara dalam mengembangkan program uji coba nuklirnya yaitu, pertama, Pyongyang berusaha berkomunikasi dengan Korea Selatan yang selama ini merasakan sikap permusuhan dari Korea

Utara. Kedua, Korea Utara menginginkan perhatian Washington. Ketiga, pemerintahan Korea Utara bermaksud untuk memperkuat legitimasi politik pengganti Kim Jong Il, Kim Jong Un. Keempat, Pyongyang bermaksud mengembangkan gudang senjata nuklir untuk digunakan melawan Korea Selatan,

Jepang, dan atau Amerika Serikat. Selain itu ada beberapa alasan-alasan Korea

Utara melakukan uji coba nuklir sebagai instrument diplomasi sebagai berikut

Tujuan Korea Utara dalam melakukan pengembangan persenjataan nuklir tersebut demi terwujudnya rejim survive, yang dimana dalam hal ini Korea Utara menggaransi kelangsungan hidup rejim Pyongyang yaitu merupakan rejim komunis yang ingin selalu eksis di belahan bumi. Alasan ekonomi, pada tahun

1990-an perekonomian Korea Utara memang tengah melemah sebelum adanya pengembangan uji coba nuklir tersebut, akibat hal itu, berbagai macam kesulitan dialami oleh Korea Utara dan mencoba menyeimbangkan perekonomian negaranya, sehingga hal tersebut juga mengakibatkan Korea Utara masuk daftar

120

Universitas Sumatera Utara kategori negara miskin sehingga untuk meningkatkan perekonomian negaranya,

Korea Utara melakukan pengembangan uji coba nuklir agar menjadi ancaman tersendiri bagi sebagian negara yang memandang sebelah mata Korea Utara.

Alasan keamanan, sebagai alat diplomasi, bagi Korea Utara pengembangan program uji coba senjata nuklir adalah hal yang tepat mengingat semakin berkembangnya dinamika politik internasional, yaitu sebuah bentuk diplomasi koersif dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan nasional Korea Utara.

Penjelasan berikutnya mengenai kesimpulan reaksi beberapa negara yang menentang uji coba nuklir Korea Utara, yaitu Negara-negara yang merasa dirugikan oleh Korea Utara akibat program pengembangan uji coba nuklirnya, harus bekerjasama dalam memecahkan permasalahan yang terbilang sangat mengusik ini, terutama negara-negara yang memiliki hubungan yang cukup potensial terhadap Korea Utara, seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Cina. Dalam melaksanakan upaya-upaya penghentian program pengembangan uji coba senjata nuklir Korea Utara, Negara-negara tersebut dituntut harus lebih serius untuk menemukan solusi-solusi. Apapun tindakan yang akan dilakukan harus terlebih dahulu dipikirkan secara matang supaya tidak memicu ketegangan yang lebih untuk berbuat hal yang terbilang nekat dan mengancam perdamaian dunia.

.

121

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Buku

Afrizal . Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. ( Jakarta: Rajawali

Pers). 2015.

A.Yogas Wara 2015 . Kim Jong Un Si Gila Nuklir Di Tangannya . PT Buku Seru,

Yogyakarta.

Fukuyama Francis & Kongdan Oh, The US-Security After The Cold War,

National Defense research Institute, prepared for the Under Secretary of

Defense for policy

Hendarsyah, A. 2007 .11 Macan Asia .Galangpress, Yogyakarta.

Saputra Rafael Andi , Dari Kim Jong Il Hingga Kim Jong Un, 2014, Palapa.

Tesis

Rendi 2013 Pradipta, “Respon Internasional Terhadap Krisis Nuklir Korea Utara

Pada Tahun 2006 - 2009”. Other Thesis, University Of Muhammadiyah

Malang.

122

Universitas Sumatera Utara Barbara Warner, “North Korean Wild Card Focuses Attention on Japan‟s

Northeast AsianDiplomacy”, dalam JEI Report, no.3A, 22 Januari 1999,

Hal. 8. Dikutip dari Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010

Skripsi

Alessandro, B. 2017. Kegagalan Six Party Talks Dalam Menyelesaikan Krisis

Nuklir Korea Utara . Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Alfina, W., F., 2010, Dampak Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara

Terhadap Kompleksitas Keamanan Regional Asia Timur. Universitas

Indonesia.

N Yuniarti., Pengaruh kebijakan Korea Utara terhadap Korea Selatan, 2016

Ramadhan, A. 2014. Pemanfaatan Energi Nuklir . Universitas Negri Surabaya.

Rahmadhani, R. 2018. Kontroversi Uji Coba Nuklir Korea Utara (2012-2016).

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Setiawan, M. Rasionalitas Korea Utara Dalam Mengembangkan Energi Nuklir Di

Tengah Desakan Non-Proliferasi. Universitas Airlangga .

Suharyanto, V. 2017. Representasi Korea Utara Dalam Film The Interview .

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

123

Universitas Sumatera Utara Sujaryanto, 2014. Analisis Peran Pemerintah Dalam Mengembangkan Candi

Muaratakus Sebagai Objek Pariwisata Di Kabupaten Kampar. Skripsi

Thesis, Universitas Islam Negeri Riau Sultan Syarif Kasim Riau.

Sri, F. 2017. Pengaruh Ideologi Juche Terhadap Perekonomian Korea Utara:

Pada Masa Kepemimpinan Kim Jong-Ii. Universitas Muhammadyah

Jogjakarta.

Jurnal

Abiyasa. 2017. Kepentingan Amerika Serikat Mengintervensi

Kebijakan Ahmadinejad Dalam Mengembangkan Nuklir Iran 2005-2012

.

Ahn, B. “Semenanjung Korea Dan Keamanan Asia Timur,” Masalah Keamanan

Asia, (CSIS, 1990).

Amalia Andini Aresty 2012. Kebijakan Nuklir Korea Utara Pada Masa

Pemerintahan Kim Jong Un. Universitas Gadjah Mada

Aresty, A. 2012. Kebijakan Nuklir Korea Utara Pada Masa Pemerintahan Kim

Jong Un.

Bermudez, Jr., “A History Of Ballistic Missile Development In The DPRK,”

Occasional Paper No. 2, (Center For Nonproliferation Studies, 1999).

Boulle, L. Mediation: Principle, Process, Practice (Sydney: Butterworths,1996).

124

Universitas Sumatera Utara Candradewi, R. 2010. Balance Of Power In ASEAN As A Cooperative Regime

Security. Universitas Airlangga.

Choe S.H, Journal Internasional, „Kim Jong-un Named Leader of North Korean

Army‟, The New York Times.

Claritha, C,. 2014. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Masalah

Nuklir Korea Utara.Jurnal Universitas Gajah Mada.

Defense, J. North Korea Casts A Longer Shadow With TD-4, Dalam Rochard

D.Fisher, The Korean Journal Of Defense Analysis, Barbara Star

1994.Kusumawardani, D. 2017.Profalasi Nuklir Korea Utara Terhadap

Stabilitas Regional Asia Timur ,Universitas Airlangga.

Gumilar, S. Memahami Metode Kualititatif, Universitas Indonesia.

Guoliang Gu, “Missile Proliferation and Missile Defence in North-East Asia,”

North-East Asia Security, (Disarmament Forum, 2005)

Gilbert Rozman, “The North Korean Nuclear Crisis and U.S. Strategy in

Northeast Asia,” Asian Survey, No. 47, 2007

Hagstrom, L. and Soderberg, M. 2006. North Korea Policy, Japan And Great

Powers. Routledge. New York.

125

Universitas Sumatera Utara Heo, U and Woo, J. “The North Korean Nuclear Crisis:Motives, Progress, And

Prospects,”Korea Observer Vol.39, No.4, (The Institute Of Korean

Studies, Winter 2008) .

Kuhn, J. ”Global Security Issues In North Korea,” Multilateralism In Northeast

Asia, (Task Force, 2010).

Kim Hosup, Tadokoro Masayuki, and Bridges Brian, “Managing another North

Korea Crisis: South Korean, Japanese, and US approaches, “Asian

Prespective, The Institute for Far Eastern Studies: Kyungnam university,

Seoul, Korea

RR Emilia Yustiningrum, “Masalah Senjata Nuklir dan Masa Depan Perdamaian

Dunia,” Jurnal Penelitian Politik.

Merrills, J. Penyelesaian Sengketa Internasional, Tarsito, Bandung, 1986.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Muhammad, R., A., 2017 ,Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik, UIN

Sunan Gunung Djati Bandung.

Noland, M. The Economic Implications Of A North Korea Nuclear Test, Dalam

Asian Policy, Washington D.C 2006.

126

Universitas Sumatera Utara Wareham, S. Nuclear Deterrence Theory A Threat To Inflict Terror. 2013.

Journal Austlii.Edu.Au.

Paret, P. “Military Power,” The Journal Of Military History .

Perry, W. “Proliferation On The Peninsula: Five North Korean Nuclear Crises,”

Annals Of The American Academy Of Political And Social Science. 67,

2006.

White N.D. “Keeping the peace : The United Nations and the maintenance of

International peace and security”. (Oxford: Manchester University Press.

1997).

Peter, W. Understanding Conflict Resolution: War, Peace And The Global

System, London Pratiwi, R. Landasan Teori , Kerangka Pikir, Dan

Hipotesis .

Situs Internet

Antara News, „Pentagon Desak Korut Hentikan Rencana Peluncuran Rudal‟

http://id.berita.yahoo.com/pantagon-desak-korut-hentikan-peluncuran-

rudal-075523071.html diakses pada 14 Juli 2018.

AS Diancam Serangan Nuklir Korut” sebagaiamana dimuat dalam

http://internasional.kompas.com/read/2013/03/08/02465447/AS.Diancam

.Serangan.Nuklir.Korut

127

Universitas Sumatera Utara Chronology of U.S.-North Korean Nuclear and Missile Diplomacy”.

http://www.armscontrol.org/factsheets/dprkchron. . Diakses 20 Juni

2018.

Chan M, Kim Jong Un mengubah Korut menjadi negara kapitalis,15 September

2017, Vice Channels: https://www.vice.com/id_id/article/evpdkz/kim-

jong-unmengubah-korut-menjadi-negara-kapitalis Diakses 15 juli 2018.

Diakses Melalui http://digilib.unila.ac.id Pada Tanggal 15 juli 2018 Pukul 23:17.

Diakses Melalui: Http://Www.Antaranews.Com/Print/1286367218/Ancaman-

Nuklirkorut-Sudah-Mengkhawatirkan Diakses Tanggal 3 Mei 2012.

Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Korea_Utara . pada tanggal

25 mei 2018 pukul 14:20.

Dikutip dari Hafsah Haries Aliansyah “Analisis Peran IAEA Dalam Menanggapi

Krisis Nuklir Di Korea Utara” http://academia.edu/9997822

Elokizra 2012 . Diakses melalui : http://elokizra-y-

fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-43916-THI-

Balance%20of%20Power.html pada tanggal 26 april 2018 pukul 23:10.

Fackler, M „Obama Softens US Stance on North Korea‟, The New York

Times,(online).

http://www.nytimes.com/2010/11/12/world/asia/12korea.html diakses

pada 14 juli 2018

128

Universitas Sumatera Utara Forum Kajian Pertahanan dan Maritim, “Kemelut Negosiasi Program Senjata

Nuklir Korea Utara,” diakses dari http://www.fkpmaritim.org/kemelut-

negosiasi-program-senjata-nuklir-koreautara/ diakses pada 15 juli 2018

Wicahyani Alfina Farmaritia , FISIP UI, 2010, http://universitasindonesia-lib-file-

13272.or

Http://News.Detik.Com/Read/2009/05/25/152030/1136772/10/Obama-Uji-Coba-

Nuklir-Korutancaman-Bagi-Perdamaian-Internasional?Nd992203605

Diakses Tanggal 18 April 2018 , Pukul 22:16. http://moch-arief-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-134443-

MBP%20Asia%20Timur-

Rasionalitas%20Korea%20Utara%20dalam%20Mengembangkan%20En

ergi%20Nuklir%20di%20Tengah%20Desakan%20NonProliferasi.html.

Pada tanggal 25-april-2018 pukul 11:46 http://erabaru.net/internasional/35-internasional/32477-pasca-uji-coba-nuklir-

korea-utara-di-bawah-darurat-militer, , diakses 20 Juni 2018, pukul

22.00 WIB. http://world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/faq_01.htm, diakses

diakses 19 juni 2018, pukul 9:00 WIB http://www.voaindonesia.com/content/dk-pbb-bertemu-bahas-uji-nuklir-

korut/1602462.html,

129

Universitas Sumatera Utara https://m.detik.com/news/international/d-3475486/pesan-ancaman-korut-untuk-

asdengan-rudal-antarbenua-baru 15 juli 2018

Iwan sulistyo . Deterrence, Defense, Arms Race, Security Dilemma, Arms

Control, and the Balance of Power diakses pada :

http://staff.unila.ac.id/iwansulistyo/files/2016/08/Defense-Deterrence-

Arms-Race-Arms.pdf Pada tanggal 27- April-2018 Pukul 10:50.

Japan-North Korea

Relation,”http://www.mofa.go.jp/region/asiapaci/n_korea/relation.html,

diakses pada 15 juli 2018

Metrotvnews, Korut Undang 21 Jurnalis Liput Uji Coba Roket, 8 April 2012

(online),

http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/04/08/148733/Korut

-Undang-21-Jurnalis Liput-Uji-Coba-Roket/6> diakses pada 15 juli 2018.

“Noerth Korea‟s Dynasty : The World Mysterious Family Tree”, dalam

http://edition.cnn.com/2017/02/15/asia/kim-jong-un-family-tree-

trnd/index.html. diakses pada tanggal 17 juni 2018.

News Tribun, Korea Utara Perlihatkan Roket kepada Pers Asing,12 April 2017

http://www.tribunnews.com/2012/04/10/korea-utara-perlihatkan-roket-

kepada-pers-asing diakses pada 14 juli 2018

130

Universitas Sumatera Utara „North Korean Nuclear Program‟, New York Times,

shttp://topics.nytimes.com/top/news/international/countriesandterritorie

s/northkorea/nuclear_program/index.html, diakses pada 14 juli 2018.

“North Korea suspends works at Kaesong industrial zone” sebagaimanan dimuat

dalam http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-22065348

“Ringkasan Ciri Khas Rezim Korea Utara”, dalam

http://world.kbs.co.kr/special/northkorea/contents/archives/politics/summ

ary.htm?lang=i. diakses pada tanggal 28 mei 2018 pukul 13:09

“Riwayat Hidup Kim Jong-Un Yang Masih Teka-Teki”, dalam

https://www.voaindonesia.com/a/riwayat-hidup-kim-jong-un-masih-

merupakan-tekateki-136347483/102701.html. diakses pada tanggal 18

juni 2018.

Resolusi PBB 2094 jatuhkan sanksi kepada Korea Utara” sebagaimana dimuat

dalam

http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/online/features/2013/03/07/

kim-un sanctions Diakses pada 14 juli 2018

Seberapa Besar Kekuatan Militer Korea Utara”, dalam

http://www.dw.com/id/seberapa-besar-kemampuan-militer-korea-utara/g-

39567433, diakses pada tanggal 28 mei 2018 Pukul 13:25

131

Universitas Sumatera Utara “Sistem Pemerintahan di Korea Utara”, dalam http://bahasa-

korea.com/sistempemerintahan-di-korea-utara.htm, diakses pada tanggal

28 maret 2018 pukul 12:57

“Sistem Pemerintahan di Korea Utara”, dalam http://bahasa-

korea.com/sistempemerintahan-di-korea-utara.htm, diakses pada tanggal

28 maret 2018 pukul 12:57.

Sepak Terjang Kim Jong-Un Dari Kecil Hingga Menjabat Sebagai Pemimpin

Korut”, dalam http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/02/19/kisah-

sepak-terjangkim-jong-un-dari-kecil-hingga-menjadi-pemimpin-

korut?page=4. diakses pada tanggal 18 juni 2018

Soo‐Ho Lim, “Motives Behind NK‟s Nuclear Weapons and Prospects for

Denuclearizations”, dikuti dari hhtp://www.seriquarterly.com 15 Juli

2018

Understanding Kim Jong-Un, The World Most Enigmatic and Predictable

Dictators”, dalam https://www.vanityfair.com/news/2015/02/kim-jong-

un-northkorea-understanding. diakses pada tanggal 18 juni 2018.

United Nations, The Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT)

http://www.un.org/en/conf/npt/2010/npttext.shtml diakses pada 14 juli

2018.

132

Universitas Sumatera Utara Voa Indonesia https://www.voaindonesia.com/a/korea-selatan-inginkan-tindakan-

keras-untuk-tanggapi-uji-nuklir-ke-6-korea-utara/4013176.html Diakses

15 juli 2018

Williamson L,Will North Korea change under Kim Jong-un? (online), 19 Januari

2012, BBC News Asia, http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-

16607156 diakses pada 14 Juli 2018

133

Universitas Sumatera Utara