TRANSFORMASIMEDIAPEREKAM ANALOG KE DALAM BENTUK DIGITAL PADA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (LPP-TVRI)

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahlimadya (A.Md.)

DISUSUN OLEH:

ANNISA PRATIWI 132201053

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI D-3PERPUSTAKAAN

MEDAN

2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Transformasi Media Perekam Analog ke dalam bentuk

digital pada LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun

TVRI Medan

Oleh : Annisa Pratiwi

NIM : 132201053

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN

Ketua Jurusan : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd.

NIP : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan :______

Tanggal :______

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Drs. Budi Agustono, M.S.

NIP : 19600805 198703 1

Tanda Tangan :______

Tanggal :______

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Transformasi Media Perekam Analog ke dalam bentuk

digital pada LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun

TVRI Medan

Oleh : Annisa Pratiwi

NIM : 132201053

Dosen Pembimbing : Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd

NIP : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan : ______

Tanggal : ______

Dosen Pembaca : Ishak, S.S. M.Hum

NIP : 19670424 200112 1 001

Tanda Tangan : ______

Tanggal : ______

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya telah diberikan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikkan Diploma III Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Untuk memenuhi Persyaratan tersebut, Penulis menyelesaikan kertas karya yang berjudul“Transformasi Penyimpanan Media Perekam Analog ke Dalam Bentuk Digital Pada Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP-TVRI) MEDAN”.Dalam menyelesaikan penulisan kertas karya ini banyak berbagai pihak yang membantu menyelesaikan penulisan ini,untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan kertas karya ini, antara lain: 1. Terima kasih kepada Orang tua untuk Ayah Sukirman dan Ibu Almh. Painem yang telah membesarkan sampai sekarang, memberi kasih sayang, memberi motivasi, serta memberi bantuan baik materi maupun non materi kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini, untuk adik-adikku tersayang Nurhasanah Astika Sari dan Arlia Anggraini yang membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. 2. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S.,selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin,M.Pd.,selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi sekaligus menjadi Dosen Pembimbing penulis dan dapat meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dan memberikan ilmu serta informasi dalam menyelesaikan kertas karya ini. 4. Bapak Ishak, S.S, M. Hum., selaku Dosen Pembaca yang telah banyak memberi masukan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Terima kasih kepada Dosen DIII Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang sudah mendidik penulis dan memberikan ilmunya selama perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan study. 6. Bapak Drs. Tampe Malem Tarigan, selaku kepala teknik produksi dan penyiaran dan pihak-pihak LPP TVRI Medan lainnya yang membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. 7. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan stambuk 2013 yang membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini yaitu: Osnita Batubara, Maghdalena Hutagalung, Yunita Hadiyanti, Dedek Natasya Ginting, Dinaria Situmorang, Indah Sari Ulfa, Cindy Claudia Gurusinga. 8. Terima kasih kepada rekan kerja lapangan Dinas Kebersihan Kota Medan Kecamatan Sunggal yang memberi nasihat,semangat kepada penulisyaitu Mandor Kelurahan Tanjung Rejo Ruhut Siregar, rekan kerja Ibu Linda, Ibu Nely, Ibu Novi, Ibu Idayu. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna.Dengan adanya penulisan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang media perekam analog ke dalam bentuk digital.Apabila ada penulisan yang salah harap kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan kertas karya ini.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kertas karya ini menjadikan sumber ilmu dan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Agustus2016 Penulis

AnnisaPratiwi 132201053

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang dan Masalah 1 1.2. Tujuan Penulisan 3 1.3. Ruang Lingkup 3 1.4. Metode Pengumpulan Data 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1. Pengertian Transformasi 4 2.2. Pengertian Televisi, Stasiun Televisi dan Siaran 4 2.3. Media 5 2.3.1.Pengertian Media 5 2.3.2.Karakteristik media 6 2.3.3.Pemanfaatan Media 6 2.4. Jenis-Jenis Media 7 2.4.1.Media Audio 7 2.4.2.Media Transparasi 8 2.4.3.MediaVideo 8 2.4.4.Media Teknologi Informasi 10 2.5. Penyimpanan dan pemeliharan media serta alat-alat penunjang 11 2.5.1. Kemasan 12 2.5.2.Label 12 2.5.3. Keamanan 13 2.5.4.Pemeliharaan media dan alat-alat penunjang 13 2.6. Rekaman analog ke dalam bentuk digital 14 2.6.1.Pengertian rekaman analog ke dalam bentuk digital 14 2.6.2. Pengelolaan rekaman analog ke dalam bentuk digital 15 2.6.3. Penyimpanan media perekam analog ke dalam bentuk digital 17 2.7. Sistem Temu Kembali Informasi 19 2.7.1. Pengertian temu balik informasi 19 2.7.2.Prinsip Sistem Temu Kembali Informasi 19

BAB IIITransformasi Media Perekam Analog Ke dalam Bentuk DigitalPada LPP Stasiun TVRI Medan 21 3.1.Gambaran Umum TVRI Medan 21 3.1.1. Sejarah Singkat TVRI 21 3.1.2. Struktur Organisasi TVRI Medan 23 3.1.3.Visi dan Misi TVRI 24 3.1.4.Tugas LPP TVRI 24 3.1.5.Fungsi LPP TVRI 25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.2. Status Penyiaran dan Transmisi TVRI Sumatera Utara 25 3.3 Media Analog dan Media Digtal 26 3.3.1 Media Penyimpanan Analog 26 3.3.2 Media Penyimpanan Digital 28 3.4. PengolahanMedia Analog ke dalam bentuk digital 30 3.4.1. Pengolahan video 31 3.4.2. Editing gambar 34 3.4.3. Editing Audio 37 3.5. Penyimpanan Media Analog ke DalamBentuk Digital…...... 39 3.5.1. Penyimpanan Kaset 39 3.5.2. Penyimpanan format data 41 3.6. Hasil Transformasi Media Perekam Analog ke dalam Bentuk digital 41 3.7. Sistem Temu Kembali Informasi pada Media Analog ke dalam Bentukdigital 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 44 4.1. Kesimpulan 44 4.2. Saran 44

DAFTAR PUSTAKA 46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gedung TVRI Medan 21 Gambar 3.2 Betacam 26 Gambar 3.3 Pita Magnetik yang ada di dalam betacam 27 Gambar 3.4 DV Cam 28 Gambar 3.5 Hardisk 28 Gambar 3.6 Kaset Mini DV 29 Gambar 3.7 Open Reel 32 Gambar 3.8 Pemisahan Video 33 Gambar 3.9 Pengeditan Narasi Adobe Primer Pro 33 Gambar 3.10 Gambar dari file 34 Gambar 3.11 Pengaturan tingkat kecerahan photo pada photoshop 35 Gambar 3.12 Meminimalisir kecerahan gambar 35 Gambar 3.13 Mengukur kecerahan gambar 36 Gambar 3.14 Audio tape recorder tipe PR-99 37 Gambar 3.15 Editing suara ke aplikasi WAV 38 Gambar 3.16 Kaset ini DV di TVRI 39 Gambar 3.17 Rak Penyimpanan Kaset 40 Gambar 3.18 Hasil gambar Analog 41 Gambar 3.19 Hasil gambar Digital 42 Gambar 3.20 Sistem temu kembali pengolahan kaset 43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi digital padapertelevisian diIndonesia saat iniberkembang sangat pesat pada dunia kelembagaan informasi termasuk media dan dokumentasi.Dalam penyampaian informasi menggunakan media yang merupakan wadah atau media komunikasi yang berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Media dapat dikelompokkan seperti media audio,visual, audiovisual merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak umum sebagai alat yang dapat menampilkan teks, gambar, grafik, suara, musik, dan lain-lain. Teknologi media yang semakin canggih dan bervariasi pada pengolahan aplikasi dari media analog dan mengikuti perkembangan teknologi dengan melakukan trasfromasi atau alih media dari koleksi tercetak, analog, elektronik ke digital. Istilah media atau multimedia mencakup semua pengertian non-buku (non- book materials).Oleh sebab itu dalam tulisan ini dipakai istilah media. Berbagai jenis koleksi di media lain dapat disebut seperti koleksi suara (sound recordings) baik dalam format analog, digital, optikal, film, microfilm, mikrofis, gambar,peta, dan lain-lain. Dari media yang ada yang dapat menyebarkan informasi ke masyarakat salah satu media massa yaitu televisi. Televisi merupakan salah satu media komunikasi yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak, yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan bertujuan untuk menyiarkan siaran dalam bentuk audiovisual secara bersama-sama ke televisi penerima melalu pemancar di wilayah tertentu dan dipancarkan ke rumah-rumah penduduk. LPP TVRI Medan merupakan salah satu cabang televisi di daerah Sumatera Utara. TVRI adalah televisi daerah yang menjadi salah satu sumber informasi melalui siaran yang ditayangkan. LPP TVRI Medan berdiri pada 28 Agustus 1970. LPP TVRI Medan menggunakan siaran digital pada tahun 2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan sudah berkembang pada saat ini. Pada siaran digital di LPP TVRI Medan menggunakan pemancaran langsung dari satelit dan di hubungkan melalui kabel optik. Media analog yang digunakan seperti kamera rol film, rol film untuk hasil pengambilan gambar, pita kaset dan lain-lain. Media analog ini membutuhkan waktu lama dalam menghasilkan gambar dan biaya yang dikeluarkan juga besar. Sehingga dengan perkembangan teknologi media analog sudah tidak digunakan lagi. Dengan adanya media digital dapat menghemat biaya, baik dari proses, hasil, maupun penyimpanannya. Media yang digunakan dalam bentuk analog yaitu : betacam, VHS, S-Video, Pita Magnetik, Kamera. Sedangkan media digital seperti: video, kamera digital, perangkat audio seperti: speaker, microphone dan lain-lain. Sesuai dengan perkembangan teknologi, semakin maju teknologi semakin maju pula penggunaan teknologi yang dipakai, baik dari proses pengolahan maupun penyimpanannya serta temu balik transformasi media perekam analog ke dalam bentuk digitalyang dikelola oleh Lembaga Penyiaran publik stasiun TVRI Medan sesuai dengan ketetapan prosedur yang berlaku. Pada trasformasi media perekam analog ke dalam bentuk proses pengelolaannya menggunakan media teknologi komputer, penyimpanan yang dilakukan LPP TVRI Medan menggunakan Mini DV, Hardisk, DV Cam, kasetdan lain-lain. Pada Proses Penyimpanan data yang disimpan dikelola oleh Transformer(Orang yang mengelola penyimpanan audiovisual kaset, audio, video dan lain-lain). Dengan adanya media digital yang diterapkan pada dunia pertelevisian Indonesia(LPP Stasiun TVRI) diharapkan pertelevisian di Indonesia dapat menjadi acuan dan mengikuti kemajuan teknologi yang selalu berkembang. Pada proses menggunakan teknologi informasi pihak pengelola harus berkopetensi dan memiliki skill (kemampuan) dalam menggunakan teknologi dan memanfaatkan teknologi dengan baik dan dengan benar sehingga pengelola media mempunyai tanggungjawab selain mengelola bahan audio visual dengan baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.2.Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan kertas karya iniadalah untukmengetahui prosedur, penyimpanan dan temu kembali padatransformasimedia perekam analog ke dalam bentuk tercetak pada LPP TVRI Medan.

1.3.Ruang Lingkup Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkandan judul, maka penulis membatasi kertas karya ini pada permasalahan untuk dijadikan pedoman dan penulisan. Ruang lingkup pada pada kertas karya ini mencakup beberapa aspek yang berhubungan: transformasi (Alih media),televisi, media, proses analog ke digital, penyimpanan analog ke digital,sistem temu kembali informasi pada transformasi media perekam analog ke dalam bentuk tercetak.

1.4.Metode Pengumpulan Data a. Pengumpulan data dengan referensi baik buku, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan judul yang dibahas. b. Observasi: Melakukan kegiatan tinjauan langsung ke LPP-TVRI Medan. c. Wawancara:Melakukan wawancaradengan narasumber untuk menlengkapi informasi pada kertas karya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PengertianTransformasi

Pengertian Transformasi sama dengan alih media. Pengertian Alih media yang dikutipoleh Andri Priyatna(2007:6) menyatakan bahwa:

Alih Media dalam bentuk digital lebih dikenal dengan nama transformasi digital merupakan kegiatan pelestarian untuk menyelamatkan kandungan informasi intelektual bahan pustaka dengan cara mengalihmediakan bahan pustaka asli melalui alihmedia digital ke bentuk media baru. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan fisik koleksi karena sudah tidak mungkin dilayankan atau merupakan koleksi yang memiliki nilai sejarah, nilai estetika, nilai informasinya, koleksi kuno, langka dan rapuh. Seperti: buku langkah, surat kabar langka, majalah langka, manuskrip naskah kuno, peta, lukisan, dan koleksi audio dan video, sehingga dikhawatirkan akan rusak bila koleksi aslinya dilayankan dan untuk kepentingan pengguna agar cepat dalam mengakses koleksi yang dibutuhkan.

Alih mediayang dikutip oleh Mustofa(2015:4) menyatakanbahwa:

Pengalihmediaan merupakan kegiatan pemindahan informasi dari bentuk tekstual ke elektronik, tanpa mengurangi isi informasinya, dengan catatan media baru yang digunakan menjamin bahwa hasilnya lebih efisien dan efektif.Alih media atau alih bentuk merupakan salah satu model usaha pelestarian yang dilakukan dengan merubah bentuk atau media informasi seperti bentuk mikro atau video disk atau bentuk pita magnetik lainnya.

Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian transformasi (alih media) yaitu mentransfer atau memindahkan informasi dari bentuk tercetak, tekstual ke bentuk digital dengan bentuk media baru tanpa mengurangi informasi yang ada di dalamnya. Guna untuk menyelamatkan informasi asli pada isi informasinya.

2.2. Pengertian Televisi, Stasiun Televisi dan Siaran Televisi Televisi merupakan media terfavorit bagi para pemasang iklan, dan karena itu mampu menarik investor untuk membangun industri televisi. Media televisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Stasiun televisi merupakan tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin. Siaran televisi menurut J.B Wahyudi (1985) yang dikutip oleh Morrisan (2008:2) menyatakan bahwa: Siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa suara. Pemancaran sinyal ini diterima oleh antena sinyal televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi, maka diperlukan tiga komponen yang disebut trilogi televisi yaitu studio dengan berbagai sarana penunjangnya, pemancar atau transmisi dan pesawat penerima yaitu televisi.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan siaran televisi pemancaran dari satelit dan pengambilan sinyal melalui antena dan menghasilkan gambar, suara yang dihasilkan bagus, dan siaran berupa informasi yang disiarkan bermanfaat untuk masyarakat.

2.3. Media 2.3.1. Pengertian Media Media merupakan kata jamak dari kata medium yang berasal dari kata medium yang berasal dari bahasa latinmedium berarti “antara”. Pada umumnya definisi media selalu didasarkan pada aktivitas komunikasi dan proses belajar dan mengajar. Media merupakan perantara bagi pengirim (sender) dan penerima (receiver) dalam melakukan pertukaran informasi. Menurut Marshall McLuhan pada Technological Determinism Theoryyangdikutip oleh Blasius Sudarsono (2009:186)menyatakan bahwa:

Teknologi media membentuk kita sebagai individu di masyarakat dalam hal bagaimana kita berfikir, merasa, dan bertindak berkaitan dengan fungsi-fungsi teknologi media. Sedangkan menurut Ariyus (2009:12) yang dikut ip oleh “Verawati” Media adalah “alat untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantara, atau alat pengantar, suatu bentuk komunikasi,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA seperti surat kabar, majalah, atau televisi”.Menurut Hafied (2000:8) mediaadalah “alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak”.

Pada pengertian tersebut menegaskan bahwa mendapatkan informasi, hiburan, atau berita lain dari teknologi, seperti radio, film, surat kabar, televisi bahkan internet.Pesan-pesan yang disampaikan oleh media teknologi sudah tidak terbatas jumlahnya.Berdasarkan beragam informsi media yang semakin canggih dan bervariasi, baik dalam fungsi, peran,kekuatan,danhiburan.

2.3.2. Karakteristik media Karakteristik media dapat dijadikan dasar untuk membuat klasifikasi. Karakter tersebut yaitu: a. Faktor warna b. Faktor gerak c. Faktor bahasa d. Faktor keterkaitan antara unsur gambar dan suara Semua karakter ini dapat membedakan jenis media yang satu dengan media yang lainnya. Pemilihan jenis media yang akan digunakan untuk keperluan mengkomunikasikan pesan dan informasi. Media dapat memberikan kontribusi dan proses komunikasi pesan dan informasi, kontribusi tersebut yaitu: a. Pesan dan informasi yang dikomunikasikan menjadi lebih standar b. Penyajian pesan dan informasi dapat menjadi lebih menarik c. Kualitas penerimaan pesan dan informasi menjadi lebih efektif

2.3.3. Pemanfaatan Media Pemanfaatan media di pertelevisian harus diarahkan untuk mencapai misi pelayanan program pendidikkan, informasi, kebudayaan, hobi, dan rekreasi.Pemanfaatan media memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memotivasi perilaku tertentu,menyampaikan informasi dan pengajaran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Media memungkinkan pemakainya dapat mengatasi hambatan yang berupa ruang dan waktu dalam memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.Media tertentu seperti media audio visual dapat memberikan pengalaman langsung kepada pemakainya.Medium televisi dapat mengungkapkan peristiwa yang berlangsung di tempat yang cukup jauh.Medium lain seperti halnya film dan video memiliki potensi dalam mengungkapkan kembali peristiwa- peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.

2.4. Jenis-Jenis Media 2.4.1. Medium Audio Mediun audio telah digunakan secara luas untuk merekam informasi yang penting.Perkembangan teknologi yang pesatpada medium audio dapat memberikan keuntungan yang besar bagi pemakainya. Media audio yang umum digunakan yaitu: piringan hitam, compact disk (CD), open reel, dan pita kaset suara. Pita kaset suara merupakan medium yang paling populer digunakan.Perangkat keras(Hardware) maupun perangkat lunak atau software dari medium ini berbentu ringkas dan mudah dibawa (portable).Disamping itu medium ini mudah digunakan. Karakteristik utama medium audio adalah merekam dan menyajikan unsur suara kepada pemirsanya.Oleh karena itu, media ini lebih tepat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi yang disampaikan melalui indera pendengaran. Perogram audio kaset merupakan medium yang paling relatif mudah diproduksi, namun demikian memerlukan persiapan yang matang.Untuk memproduksi sebuah program audio diperlukan adanya naskah.Dalam hal ini naskah berperan sebagai pedoman bagi seluruh kerabat kerja yang terlibat dalam kegiatan produksi. Naskah biasanya berisi tentang alur cerita, pelaku, dan efek suara serta pesan yang akan dikomunikasikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Produksi program audio kaset dapat dilakukan melalui cara-cara yang sederhana sampai yang kompleks. Peralatan yang diperlukan untuk merekam sebuah program audio kaset yaitu: a. Audiotape recorder berupa cassete recorder dan reel-to-reel recorder,microfon (microphone), b. Pita kaset suara (audiotape casstte) tempat suara direkam. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam produksi program audio kaset adalah upaya untuk mengurangi unsur suara lain yang tidak diperlukan (noise) terekam ke dalam program. Usaha untuk mengurangi noise semaksimal mungkin agar unsur suara dapat terdengar jelas jika dimainkan (playback).

2.4.2. Medium Transparasi Medium transparasi merupakan salah satu media yang efektif untuk mengkomunikasikan pesan. Medium transparasi dapat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi berupa teks, data faktual dan lain-lain.

2.4.3. Medium Video Medium video merupakan medium audio visual yang dapat mengkomunikasikan pesan dan informasi kepada pemirsa.Medium ini memiliki kesamaan dengan medium film, mampu menayangkan pesan lewat perpaduan antara unsur gambar dan unsur suara.Kemampuan ini memungkinkan medium video menggambarkan objek dan peristiwa menyerupai keadaan yang sesungguhnya. Medium video dapat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan kepada pemirsa dalam kelompok maupun individu.Apabila diproduksi dengan standar tertentu medium ini dapat ditayangkan secara luas menjadi program televisi. Dalam memproduksi program video diperlukan beberapa tahap: 1. Perumusan gagasan Perumusan gagasan atau ide merupakan perencanaan awal yang diperlukan untuk memproduksi sebuah program video yang mampu mengkomunikasikan pesan dan informasi secara efektif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Penulisan naskah-naskah dan storyboard Penulisan ini sama dengan medium yang lain seperti slide, film dan audio untuk memproduksi sebuah program video diperlukan adanya naskah dan storyboard. Naskah berperan sebagai pedoman produksi untuk merekam gambar dan suara serta mengkombinasikannya dalam suatu proses editing. 3. Perekaman gambar ke dalam pita video (videotape) Perekaman gambar atau shooting adalah proses merekam gambar dan suara ke dalam pita video. Naskah merupakan inti dari kegiatan shoting. 4. Perekaman suara yang terdiri atas narasi musik dan efek suara. Perekaman narasi dan unsur suara lainnya dalam sebuah program video dapat dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Perekaman suara secara langsung ke dalam program video dilakukan pada saat bersamaan dengan rekaman sebuah adegan atau peristiwa melalui kamera video. Proses perekaman secara tidak langsung dilakukan setelah proses pengambilan gambar (shooting).Proses perekam suara yang dilakukan setelah proses perekaman gambar dilakukan dalam proses penyuntingan gambar (editing). 5. Penyuntingan gambar dan suara (editing) Proses penyuntingan gambar atau editing adalah suatu proses untuk menggabungkan gambar dan suara secara berurutan sesuai dengan informasi yang ada pada naskah ke dalam pita video. Proses penyuntingan gambar ini dilakukan dengan menggunakan mesin editing. 6. Pengadaan program duplicating. Setelah selesai disuting maka program video yang telah dibuat dapat digandakan dengan menggunakan mesin pengganda atau duplicatingmachine. Proses pengadaan ini dapat menurunkan kualitas gambar. Proses pengadaanini harus disesuaikan dengan keperluan dan kebutuhan.Kemampuan perpustakaan dalam memproduksi program video bergantung kepada beberapa faktor yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA a. Sumber daya manusia yang mampu memproduksi program video memiliki peralatan video, b. Memiliki peralatan produksi video yang memadai seperti kamera, VCR, lampu shooting, mikrofon untuk merekam suara, dan kaset video, c. Memiliki naskah program video yang akan di produksi, d. Untuk memiliki program video diperlukan biaya yang tidak sedikit. Harga program video relatif jika dibandingkan dengan medium lainnya. Koleksivideoharus memperhatikanpendekatan pembelajaran yang akan digunakan. Setiap perogram video mempunyai tujuan yang berbeda oleh karena itu pembelian program video harus disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

2.4.4. Medium Teknologi Informasi Istilah teknologi informasi merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi informasi.Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu,sinonim dengan ilmu terapan.Definisi teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah serta menyebarkan informasi. Informasi mencakup 4 kategori yaitu: a. Numerik, lazimnya berupa angka b. Audio, lazimnya berupa suara c. Teks, lazimnya berupa tulisan d. Citra, lazimnya berupa gambar dan santir (image) Teknologi tidak saja terbatas pada perangkat keras (alat) dan perangkat lunak (program), tetapi juga mengikutsertakan manusia serta tujuan yang ditentukan. Yang termasuk teknologi informasi antara lain: a. Telekomunikasi b. Sistem komunikasi optik c. Sistem pita video dan cakram video d. Komputer, termasuk visi komputer, lingkunngan data sistem pakar e. Mikrobentuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA f. Komunikasi suara dengan bantuan komputer g. Jaringan kerja data h. Surat elektronik i. Video teks dan teleteks Teknologi informasi merupakan mampu menawarkan berbagai metode. Metode yang dapatdigunakan adalah: a. Metode dan perkakas untuk merekam pengetahuan termasuk komputer, media simpan seperti pita magnetik dan cakram atau disk. Perkakas simpan termasuk media penyimpan optik. b. Metode penyimpan cantuman (record) mengenai berbagai kegiatantermasuk perangkat keras komputer seperti media simpan, yang dilengkapi perangkat lunak untuk merancang, menciptakan, dan menyunting pangkalan data, dan perangkat lunak sejenis. c. Metode untuk mengindeks dokumen dan informasi termasuk berbagai teknik pembuatan indeks dengan bantuan komputer serta berbagai berkas (files) khusus untuk memudahkan temu kembali dokumen berdasarkan istilah dan kondisi istilah dalam berkas. Metode mengkomunikasikan pengetahuan termasuk: a. Telekonferensi yaitu pertemuan jarak jauh, masing-masing peserta berada di berbagai tempat, saling berkomuniakasi serta terlihat wajah masing-masing. b. Jaringan komunikasi data untuk mengkomunikasikan data dalam bentuk terbacakan mesin. Maka dengan berkembangnya teknologi informasi pemakai dapat memperoleh data melalui media cetak maupun elektronik .

2.5. Penyimpanan dan pemeliharan media serta alat-alat penunjang Media informasi disimpan dan dijajarkan di rak bersama–sama dengan koleksi buku dan koleksi lainnya akan tetapi, ada beberapa faktor yang menjadi kendala apabila media informasi disimpan bersama dengan koleksi buku dan koleksi lainnya. Faktor–faktor tersebut adalah:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA a. Mudah rusak misalnya gramaphone record, b. Mudah dicuri misalnya kaset video, c. Merupakan benda langka dan mempunyai nilai lebih bila dibandingkan dengan koleksi yang lainnya serta perlu pengamanan yang lebih, d. Kesulitan penggunaan berbagai medium dan perbedaan ukuran antarmedium serta adanya kebutuhan untuk penyimpanan yang ekonomis, e. Adanya kebutuhan untuk melindungi beberapa medium dari kemungkinan yang rusak yang disebabkan oleh debu, goresan, noda tangan dan sebagainya.

2.5.1. Kemasan Kemasanpada saat media diterima sudah dalam bentuk kemasan yang memungkinkan untuk dijajarkan dalam rak dengan mudah. Apabila suatu medium harus disimpan dalam bentuk kemasan, gunakan kemasan yang transparan atau tembus pandang sehingga memudahkan pengguna untuk melihat isinya. Selanjutnya pilihlah yang tahan lama dan sesuai dengan cara penggunaan medium yang dikemas. Dalam menyimpan seluruh media besama-sama akan banyak memakan tempat bila dibandingkan dengan menyimpan medium sendiri sesuai dengan jenis.

2.5.2. Label Untuk menjelaskan isi kemasan, pada kemasan media dapat ditempelkan label. Informasi pada label terdiri atas: a. Bagian-bagian kemasan, b. Alat penunjang yang harus dipakai bersama medium yang dimaksud, c. Isi dan cara penggunaan, terutama bagi medium yang sulit untuk dilihat. Tentu saja tidak semua informasi dicatumkan pada label. Hanya penjelasan singkat, jelas dan menarik yang ditempelkan pada label.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.5.3. Keamanan Media informasi harus disimpan di tempat yang aman tanpa perlu melarang pengguna untuk memakai medium. Kemungkinan hilang pada suatu benda selalu ada. Hal ini disebabkan karena medium tersebut terlalu kecil. Misalnya slide atau microfilm. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak manggunakan benda aslinya pada suatu medium yang unik dan tidak dapat diganti. Dan media informasi memiliki sistem keamanan pada tempat penyimpanan.

2.5.4. Pemeliharaan media dan alat-alat penunjang Dalam penyimpanan dan memelihara media informasi akan timbul berbagai masalah yang disebabkan karena keanekaragaman media informasi yang ada. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan media informasi. Media informasi dibagi menurut jenis dan bahan mediumnya yaitu: a. Kertas Foto Meskipun mempunyai pelindung dari bahan kimia, bisa rusak karena beberapa hal misalnya: sinar matahari yang akan menyebakan kertas foto menguning, sedangkan goresan permukaan akan menghilangkan pelindung dari bahan kimia. Untuk membersihkan kotoran pada permukaan kertas foto, gunakan lap dan kain yang lembab dan biarkan kering dengan sendirinya. Hilangkan debu dengan sikat halus. b. Film Sinar matahari berpengaruh buruk pada medium yang bahannya menggunakan film, karena dapat menyebabkan permukaan film meleleh atau meninggalkan noda. Warna-warna akan pudar karena panas yang berlebihan. Dalam penyimpanan koleksi film idealnya adalah tempat yang bersuhu 160-180C dengan tingkat kelembapan rendah. Koleksi film biasanya disimpan dalam bungkus kemasan yang disediakan oleh prosedurnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA c. Bahan Magnetic Bahan magnetic seperti tape dan disc (disk) 1. Tape Dalam pemeliharaannya tape harus dipasang rata pada reelnya. Tidak boleh ada bagian tape yang terlipat. Untuk mengindari kemungkinan kerusakan pada tape sebaiknya tape digulung kencang apabila dalam keadaan tidak dipakai. Tempat penyimpanan atau rak dipilih yang bebas dari getaran dan harus bebas dari semua yang berbau magnet. Kondisi ideal untuk suhu ruangan penyimpanan tape adalah 210 C dan tingkat kelambapan 50%.

2. Disk Debu, minyak dan kotoran sebaiknya dijauhkan dari disk. Oleh karena itu disk harus disimpan di tempat penyimpanan yang bebas debu dan kotoran. Suhu ruangan penyimpanan disc sebaiknya diatur stabil pada suhu 2100 C. Penyimpanan disk sebaiknya disimpan pada posisi vertikal tidak ditumpuk.

2.6. Rekaman Analog dan Digital 2.6.1. Pengertian rekaman analog dan digital Rekaman analog adalah semua jenis media konvensional,secara fisik bisa ditenggarai dengan adanya tulisan di dalamnya, dengan media tersebut umumnya tidak dihubungkan dengan komputer dalam pemanfaatannya. gambar, lukisan, dan ukiran juga termasuk ke dalam jenis analog record ini.Media komunikasi jenis kaset dan video yang tidak dikaitkan dengan komputer juga termasuk dalam analogrecord. Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa rekaman analog adalah media yang digunakan secara manual tidak memakai teknologi komputer dalam penggunaanya baik rekaman berupa suara, video yang masih menngunakan alat yang manual seperti perekam pita suara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rekaman digital adalah semua media yang cara produksinya berdasarkan model proses dan perhitungan aritmetika dan kalkulus yang dasarnya dari pola bilangan biner (binary digit) yakni 0 dan 1. Yang dimaksud dokumen digital adalah semua dokumen yang melibatkan dan pemanfaatanya sudah melibatkan teknologi modern, terutama teknologi informasi.Dan kalau sudah berbicara tentang dokumen digital, pengertian dokumen seperti yang selama ini kita ketahui menjadi bergeser pemaknaanya. Karena dalam dokumen digital, lebih kepada proses produksi dan pengelolaanya. Hasil akhir atau bentuk fisik akhir dari dokumen dan dokumen digital dalam kondisi tertentu bisa jadi sama. Teks hasil produk digital, misalnya teks dilayar monitor komputer dengan hasil tulisan tangan memiliki fungsi yang sama dalam hal makna. Dari uraian diatas menyatakan bahwa rekaman digital dalah rekaman yang proses pengelolaannya menggunakan teknologi komputer yang menggunakan bahasa program 0 dan 1 yaitu on dan off sehingga rekaman digital mengikut i perkembangan teknologi yang berkembang secara pesat dan pada proses pengelolaanya menggunakan alat-alat yang modern.

2.6.2. Pengelolaan Rekaman Analog ke Dalam Bentuk Digital Secara fisik dan cara pemanfaatan untuk kedua jenis dokumen, baik yang digital maupun yang analog, termasuk analog record maupun digital record, memiliki kekhasannya masing-masing, terutama dalam hal pengelolaanya. Menghimpun,mengelolah informasi yang ada di kedua jenis record.Teknik menghimpun informasi yang tersimpan dalam dokumen analog maupun digital berbeda.Pengelolaan dan pendistribusian atau teknik layanannya pun berbeda.Karena adanya perbedaaan-perbedaan tertentu dalam hal tersebut maka berimbas kepada model, teknik, bahkan teori yang selama ini beraplikasi dengan dunia informasi. Teknologi cetak, analog maupu n digital adalah sama-samateknologi yang berfungsi merekam isi pernyataan manusia di sebuah medium.Teknologi cetak melahirkan dunia teks yang menentukan peradaban umat manusia.Penciptaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bahasa tulis, penggunaan kertas dan penemuan mesin cetak adalah tiga pilar peradaban yang berkembang pada saat ini.Ciri khas teknologi cetak adalah kemampuannya menembus ruang waktu,buku, surat kabar, dan jurnal. Teknologi analog melanjutkan kekuatan teknologi cetak dalam mendorong peradaban manusia lebih maju lagi, terutama setelah listrik(elektronika) ditemukan manusia.Jika teknologi cetak terbatas pada teks dan gambar atau foto, maka teknologi analog memungkinkan manusia merekam suara dan ‘gambar hidup’.Rekaman audio visual ini masih memiliki tiga ciri teknologi cetak,yaitu: 1. Rekaman Tersebut ‘terikat’ dan melekat ke medium fisiknya, bersifat linear, serta tidak dapat diubah (fixed), 2. Pesan tersusun dalam urutan yang ditentukan oleh pencipta/penulisnya sejak awal, 3. Jika pesan atau isi media analog diperbanyak (copy) berkali-kali maka kualitas perbanyakannya akan semakin menurun. Teknologi elektronik dan digital menciptakan rekaman dengan ciri berbeda.Pesan yang terekam tidak terikat pada satu media, sehingga dapat dikaitkan atau digabungkan ke serangkaian media (multiple media).Lalu, pesan terekam tersebut relatif tidak terikat oleh urutan yang pasti, dan dapat disimpan dan disebarkan secara lebih meluas. Alasan penggunaan koleksi digital perkembangan teknologi digital serta internet saat ini telah memberi kemudahan untuk melakukan akses serta mendistribusikan berbagai informasi dalam format digital. Beberapa faktor yang membuat data digital(seperti audio, citra, video dan text) banyak digunakan antara lain:

a. Mudah diduplikasi dan hasilnya sama dengan aslinya, b. Murah untuk penduplikasiandanpenyimpanan, c. Mudah disimpan dan kemudian untuk diolah atau diproses lebih lanjut, d. Serta mudah didistribusikan, baik dengan media disk maupun melalui jaringan.

Selain itu, teknologi digital mampu menempatkan isi sehingga media digital cenderung lebih kecil tapi berdaya tampung sangat besar.Isi digital ini lebih diperbanyak berkali-kali tanpa mengurangi kualitas turunannya. Lebih hebat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA lagi, jika teknologi cetak hanyalah cocok untuk teks dan foto, teknologi analog hanya untuk audio visual, maka teknologi digital cocok untuk segala jenis persepsi manusia: teks, foto, suara, gambar hidup(maka disebut multimedia). Ketika teknologi elektronik analog menghadirkan sumberdaya baru, sumber daya baru ini sebagai bukan buku (non-book material) alias non buku. Jika “bukan buku” maka perlu mendapat nama yang membedakannya dari buku. Rentang jenis bukan buku ini cukup luas.Lebih jauh luas dari jenis buku itu sendiri.Ini adalah daftar-daftar non buku: a. Bahan kartografis:peta, bola dunia, market rencana,model, b. Berkas computer: computer reel, disk, piringan optik, interactive multimedia, c. Gambar/grafis: karya lukis asli, lukisan tercetak, reproduksi, filmstrip, flashcard, gambar foto,gambar, poster, radiograph,stereograph, study print, gambar teknis,transparency, wall char, d. Bentuk mikro: aperture card, mikrofis, film mikro,mikro opaque, e. Gambar hidup: film cartridge,film cassete,film loop, film reel, f. Objek Benda: diorama,mainan,microscope,slide, model,realia, g. Rekaman suara:sound cartridge,kaset,sound disc, pita tape gulungan, h. Rekaman video:videocartridge,kaset video, video disk,videoreel.

2.6.3. Penyimpanan Media Perekam Analog Ke Dalam Bentuk Digital Teknologi CD dan kaset sekarang masih mendominasi koleksi suara yang terdiri dari dua macam, yaitu musik dan rekaman suara non-musik (wawancara,pidato, rekaman berita radio,dan sebagainya). Dengan demikian, koleksi musik perpustakaan biasanya adalah koleksi CD digital yang dikelola sebagai multiple media.Jika suara ini direkam secara digital atau ditransfer dari analog ke digital, maka dapat diatur dan dikelola isi rekaman tersebut, termasuk dalam mengatur mekanisme penyimpanan, temu kembali dan penyebarannya. Teknologi untuk menyimpan suara digital semakin maju, dan saat ini tidak terlalu sulit menyimpan suara dalm jumlah besar.Dengan teknologi digital dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ketersediaan perangkat lunak (Windows Media atau RealPlayer). Untuk jenis rekaman lainnya yaitu gambar mati (foto, lukisan, grafik digital). Pada umumnya gambar yang akan disimpan mengandung warna, dan penggunaanya sangat beragam. Pada gambar digital harus dipertimbangkan dari sisi kualitas antara tampilan dilayar dan diatas kertas atau permukaan lain (jika dicetak). Tagged Image File Format (TIFF) adalah format gambar yang saat ini paling handal untuk mempertahankan kualitas gambar asli.Format ini tergolong cross platform dan mampu menyimpan warna sampai setingkat 24-bit tanpa kehilangan warna–warna asli di gambar. Format TIFF biasanya dipilih untuk menyimpan (archive) gambar utama (master) dalam bentuk tidak terkompresi (no compression) atau dengan sistem LZW (lempel-Ziv-Welch) yang tergolong lossless (relatif tidak mengurangi kualitas). Joint Photographic Experts Group(JPEG) dan Graphical Interchange Format (GIF) adalah dua format yang sangat populer untuk keperluan internet.JPEG untuk gambar bewarna dan dapat menyimpan warna setingkat 24- bit sekaligus bisa dikompresi sehingga tidak terlalu besar ukurannya.GIF hanya mampu menyimpan warna setingkat 8-bit, sehingga kualitasnya lebih rendah.Tetapi untuk gambar-gambar yang kecil, dan ingin cepat ditampilkan di internet, maka orang sering memilih GIF. Teknologi penyimpanan digital saat ini terus berkembang pesat, sehingga semakin hari semakin mudah menemukan dan membeli media penyimpanan yang berdaya besar.Akibatnya, mengembangkan koleksi gambar digital juga semakin menggiurkan bagi para pemakainya. Sementara itu untuk gambar hidup atau video film digital, menggunakan MPEG yaitu singkatan dari Moving Picture Expert Group, sebuah organisasi industri yang mengembangkan standar bagi kompresi digital video dan digital audio. Jika video dan film ini disiarkan lewat internet, maka sekarang sudah menggunakan Digital Video Broadcasting (DVB), yaitu serangkaian standar yang mengatur standar siaran digital melalui satelit kabel atau infrastruktur lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.7. Sistem Temu Kembali Informasi 2.7.1. PengertianSistemTemu Kembali Informasi Pengertian sistem temu kembali informasi (information retrieval)adalah setiap sistem yang dirancang untuk memudahkan segala kegiatan penelusuran. Menurut Zainab(2002:41) yang dikutip oleh Purwono menjelaskanbahwa: Temu kembali sebagai suatu proses pencarian untuk mendefinisikan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan.

Menurut Salton(1983:1) yang dikutip oleh “Purwono” menjelaskan bahwa secara sederhana: Temu kembali informasi merupakan suatu sistem yang menyimpan informasi dan menemukan kembali informasi tersebut. Secara konsep bahwa ada beberapa dokumen atau kumpulan record penyimpanan untuk tujuan mempermudah ditemukan kembali. Dokumen tersimpan tersebut dapat berupa kumpulan record informasi bibliografi maupun data lainnya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian sistem temu kembali informasi yaitu suatu proses yang melibatkan upaya untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai.

2.7.2. Prinsip Sistem temu kembali Informasi Prinsip sistem temu kembali informasi adalah penelusuran yang merupakan interaksi antara user dan sistem dan pernyataan kebutuhan pengguna disampaikan sebagai suatu istilah tertentu. Selanjutnya komponen fundamental dari sistem temu kembali informasi adalah penyimpanan (storage), dan proses temu kembali (retrieval).Penyimpanan (storage) menyangkut analisis subjek oleh pengindeks dan penerjemahan dari istilah ke dalam bahasa pengindeksan serta sistem oleh formulasi dari strategi penelusuran. Komponen dasar dari sebuah sistem informasi adalah: a. Sebuah pangkalan data (database) sebagai tempat meletakkan apa yang sudah tersimpan di pangkalan data, b. Sebuah mekanisme pencarian untuk menemukan apa yang sudah tersimpan di pangkalan data,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA c. Seperangkat bahasa pencarian yaitu bahasa yang digunakan manusia pengguna sistem data yang dikenali oleh mesin komputer yang ia gunakan, d. Sebuah antarmuka(interface) yaitu segala antar sesuatu yang terlihat, terdengar, atau tersentuh oleh pengguna ketika dia melakukan pencarian informasi.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.1. Gambaran Umum TVRI Medan 3.1.1. Sejarah SingkatLPP TVRI Medan

Gambar 3.1 Gedung TVRI Medan

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di

Indonesia dan satu-satunya televisi yang mempunyai jangkauan dengan mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sebanyak 82 persen penduduk

Indonesia. Saat ini Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI memiliki 27 stasiun daerah dan 1 stasiun pusat dengan didukung oleh 76 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya adalah LPP TVRI

Medan.LPP TVRI Medan merupakan stasiun televisi regional, yang mengudara di kawasan Sumatera Utara dan didirikan pada tanggal 28 Agustus 1970.LPP TVRI

Medan menjalankan fungsi, tugas maupun tanggung jawab dalam menjalankan atau melaksanakan kebijaksanaan teknisyang telah ditetapkan oleh Direktorat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jenderal Radio, Televisi, Film.Perannya sebagai media komunikasi dua arah yang dituntut harus lebih mampu menyalurkan perkembangan aspirasi masyarakat yang positif di samping aspirasi pemerintah dalam pembangunan bangsa disegala bidang. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas

TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.1.2 Struktur Organisasi TVRI MEDAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sumber: LPP TVRI Medan

3.1.3. Visi dan Misi TVRI Visi LPP TVRI:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa. Adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang penyiaran dalam menyediakan dan menjadi aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik, serta berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa. Misi LPP TVRI:

1. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif

secara netral, berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun

budaya bangsa dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman

2. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan

berdaya saing

3. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan

akuntabel

4. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan

tugas pelayanan publik

5. Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai

3.1.4. Tugas LPP-TVRI

LPP-TVRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.1.5. Fungsi LPP-TVRI

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, LPP-TVRI melaksanakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan umum dan pengawasan di bidang

penyelenggaraan penyiaran televisi publik,

b. Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan penyiaran

televisi publik,

c. Pembinaan dan pelaksanaan administrasi serta sumber daya TVRI.

3.2. Status Penyiaran dan Transmisi TVRI Sumatera Utara

1. Jangkauan Siaran: 50.950 km2 = 71,08%

2. Kekuatan Transmisi: antara 10 s/d 10000 watt

3. Jangkauan Penduduk: 2.9272.200jiwa =80.85%

4. Jumlah Pemancar: 23

5. Lokasi: Medan, Bandarbaru, Tebingtinggi, pematangsiantar,

Parapat,, Rantauprapat, , Gunung Sitoli,

Sipirok, Siborong-borong, Kotanopan, Simarjarunjung, Taruntung,

Sibuhuan, Gunung Tua, Teluk Dalam, Natal, Sidikalang, Tiganderket,

Kisaran, Batangwau dan Lahewa.

3.3. Media Analog dan Media Digital 3.3.1. Media Penyimpanan Analog Media Penyimpanan Analog yang digunakan pada LPP TVRI Medan: 1. Betacam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.2 Betacam Sumber: LPP TVRI Medan

Betacam merupakan media penyimpanan kaset video pada perkembangan era 1982. Penggunaan Betacam yang digunakan oleh LPP TVRI Medan dengan merek Sony. Media ini termasuk ke dalam media perekam aalog karena penyimpanannya yang terbatas dan menggunakan pita magnetis yang ada pada kaset betacam tersebut dalam menyimpan sebuah video.

2.Pita Magnetik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.3 Pita Magnetik yang ada di dalam betacam Sumber: LPP TVRI Medan

Pita Magnetis merupakan media penyimpanan menggunakan medan magnet dengan system pembacaan data secara Secuential Access Storage Device (SASDC) yang terbuat dari campuran plastic dan ferric untuk merekan atau menyimpan informasi. Pita magnetic terletak di dalam kaset yang merupakan komponen dari kaset. Pada LPP TVRI Medan menggunakan kaset merek Sony dalam menyimpan informasi yang tersimpan dalam pita magnetik.

3.3.2. Media Penyimpanan Digital Media Penyimpanan Digital yang digunakan pada LPP TVRI Medan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. DV CAM

Gambar 3.4 Gambar Dvcam Sumber: LPP TVRI Medan

Dv Cam merupakan salah satu media penyimpanan berbentuk kaset merk panasonik yang digunakan oleh LPP TVRI Medan dalam menyimpan suatu do1kumen ke media penyimpanan tersebut. 2. Hardisk

Gambar 3.5 Hardisk Sumber: LPP TVRI Medan Selain itu LPP Stasiun TVRI Medan menggunakan hardisk dalam menyimpan hasil rekaman video yang telah selesai di editing. Penggunaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA hardisk digunakan hingga sekarang, karena penyimpanan hadisk mampu menyimpan rekaman audiovisual sampai 1 terabyte dalam 1 hardisk, sehingga menghemat biaya operasional pada penyimpanan data di LPP Stasiun TVRI Medan

3. Kaset

Gambar 3.6 Kaset Mini DV Sumber: LPP TVRI Medan

Kaset yang digunakan pada LPP Stasiun TVRI Medan yaitu Mini Dv. Penggunaan kaset ini untuk menyimpan siaran dalam 1 siaran. Mini dv adalah kaset berukuran kecil, merk Panasonic atau yang disebut dengan (DVC). Penyimpanan pada Mini DV ini sesuai durasi yang telah ditentukan dan biasanya durasi pada file yang disimpan dengan durasi 51,o,33” . yang dimksud 51 Menit 33 detik pada 1 kaset Mini DV.

3.4. Pengolahan Media Analog ke dalam bentuk digital

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Proses pengolahan transformasi media perekam analog ke dalam bentuk digital yang dilakukan di LPP TVRI Medan yaitu: 1. Pra Produksi a. Perencanaan Perencanaan dan detail petunjuk pelaksanaan produksi konten audiovisual harus dibuat terlebih dahulu. Perencanaan pengambilan gambar, story board, sehingga memiliki paduan dalam mengatur shot. b. Materi Membuat materi untuk pembuatan video dan gambar dengan tema yang telah di diskusikan. 2. Produksi 1. Memberikan ide yang dibuat dengan daftar yang telah disepakati untuk membangkan sebuah program produksi film yang akan dijalankan, 2. Selain itu penyediaan alat yang dilakukan oleh pihak pemerograman, 3. Meeting (rapat) untuk mengatur strategi ataupun merencanakan alat dan bahan serta kinerja yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan produksi film yang akan dilaksanakan. 3. Pelaksanaan Produksi Pembuatan film dilaksanakan outdoordan indoor. 4. Pasca Produksi Menjelang berita on air redaksi rapat menyusun komposisi berita berdasarkan kebijakan sebuah redaksi dalam sebuah “rundown program berita”. Rapat final mengevaluasi berita dalam rundown (akan ditayangkan). Apakah sesuai dengan rapat redaksi diwala serta mensinkronisasikannya dengan situasi terakhir.Editing naskah oleh produser dan editing gambar oleh editor diproses bersamaan pada audio dan video di editing, menjadi satu dan disesuaikan dengan letak gambar dan suaranya.Sehingga antara video dengan suara sudah di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA balancing(diseimbangkan) antara gambar, video, warna pada gambar, peletakkan suara yang disejajarkan dengan suara lingkungan.

3.4.1. Pengolahan video Alat rekam video pada hakekatnya adalah merekam juga sinyal audionya, atau dapat dikatakan sebagai alat rekam audiovisual. Di depan dikatakan bahwa, munculnya ide alat rekam video untuk penyiaran diilhami oleh produksi film bergerak yang ditemukan Tahun 1889. Dari mesin generasi yang pertama (Tahun 1956) sampai mesin generasi digital (Tahun 1990-an sampai sekarang), alat rekam video menggunakan materi rekam pita magnetik. Generasi pertama masih mempunyai versi monochrom dan analog dengan pita magnetik open reel ukuran 2 inci, sedangkan generasi yang terakhir sudah merupakan generasi versi color dan digital dengan menggunakan pita magnetik berbentuk kaset berukuran sampai ¼ inci. Ampex, satu perusahaan Amerika yang berkedudukan di Redwood City, California, adalah salah satu pioner desain ‘videotape’ (istilah yang digunakan pertama kali oleh Ampex) recorder. Rancangan jadi (bukan prototype) yang pertama kali diluncurkan Ampex adalah tipe VR-1000 pada Tahun 1956. Tipe VR-1000 ini disebut tipe 2” quadruplex karena menggunakan empat kepala rekam dengan pita ukuran 2 inci. Tipe quadruplex ini dikenal sebagai tipe alat rekam video linier, karena gerakan pitanya lurus melintasi kepala rekam (yang juga bergerak atau berputar vertikal). Setelah kesuksesan Ampex tersebut, maka beberapa perusahaan yang lain di Amerika seperti RCA, dan beberapa perusahaan di Eropa seperti Bosch Fernseh, ikut meramaikan pasar peralatan rekam video di dunia dengan mengeluarkan videotape recorder tipe quadruplexnya, namun populasinya hanya di kawasan Eropa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.7 open reel Sumber: LPP TVRI Medan

Di bagian mesin rekam versi digital, sinyal analog didigitalisasi langsung dari sinyal analognya yang disebut dengan composite digital melalui proses A/D (analog to digital) conversion, yaitu, proses sampling, quantizing, dan coding. Sedangkan digitalisasi dilakukan pada komponen sinyal analognya, yaitu, sinyal luminance (komponen sinyal hitam putih), sinyal chrominance biru (Y-B), dan sinyal chrominance merah (Y-R). Ketiga komponen itu dipisahkan lebih dahulu dari sinyal analognya, CCVS (colour composite video signal). Kemudian masing- masing komponen sinyal tersebut didigitalisasi dengan frekuensi sampling sebesar, (13,5 MHz), (6,75 MHz), dan (6,75 MHz), sehingga menghasilkan perbandingan (4:2:2). Sinyal digital yang dihasilkan disebut sebagai component digital.

a. Pengambilan shooting video dilakukan dengan beberapa kamera yaitu ada kamera 1-4 kamera,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.8 Pemisahan Video Sumber:LPP TVRI Medan b. Setelah pengambilan video selesai banyak file video yang terpisah-pisah dan dipilih yang paling bagus untuk disatukan yang ada di dalam satu folder, c. Pengeditan video menggunakan menggunakan sofware adobe primer,

Gambar 3.9 Pengeditan Narasi Adobe Primer Pro Sumber: LPP TVRI Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

d. Pada pengeditan dilakukan penyatuan video yang telah terpisah-pisah, pengeditan kecerahan pada gambar, bayground yang tidak layak untuk ditayangkan dihapuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada undang-undang penyiaran, ketajaman video. e. Dan setelah selesai video disimpan di dalam folder dan data yang telah selesai di back up ke dalam hardisk untuk mencegah adanya virus pada komputer. Pada penyimpanan dalam hardisk dari pengelolaan dari tahun 2010 sampai dengan sekarang sebanyak 12 hardisk dan penyimpanan hardisk maksimal 1 hardisk sebanyak satu terabyte.

3.4.2. Editing gambar

Gambar 3.10 Gambar dari file

Sumber: LPP TVRI Medan

Buka gambar yang akan kita retouch melalui menuFile > Open

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Buat Levels Layer Adjustment Layer > New Adjustment Layer > Levels. Atur agar photo kelihatan lebih cerah.

Gambar 3.11 Pengaturan Tingkat kecerahan photo pada Photoshop

Sumber: LPP Stasiun TVRI Medan

Klik menu Image > Apply Image

Gambar 3.12 Meninimalisir kecerahan gambar

Sumber: LPP TVRI Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Klik Curves Layer Adjustment Layer > New Adjustment Layer > Curves. Untuk mendapatkan tingkat kecerahan dan kontras yang bagus, biasanya harus membuat sebuah kurva berbentuk “S”.

Gamabar 3.13 Mengukur Kecerahan gambar

Sumber: LPP TVRI Medan

Untuk penggunaan Curves, sesuaikan dengan keadaan gambar yang ada. Kadang kita tidak memerlukan brightness dan contrast yang tinggi. Editing gambar pada pengelolaannya pada stasiun TVRI Medan menggunakan software adobe photoshop reader. Foto di edit sesuai dengan ketajaman warnanya, ukuran gambar, kecarahan gambar, bayground yang dibutuhkan Fungsinya untuk mengubah kualitas gambar, memperjelas gambar, menghapus gambar yang tidak layak ditayangkan, mempertajam kualitas warna.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.4.3. Editing Audio Peralatan rekam audio ini dimulai pada era 1980-an yang dioperasionalkan di satu stasiun penyiaran, terutama di Indonesia. Stasiun penyiaran radio saat itu hanya RRI (Radio Republik Indonesia), sedang untuk stasiun penyiaran televisi hanya TVRI (Televisi Republik Indonesia).

RRI dan TVRI banyak menggunakan peralatan yang diadakan melalui proyek pinjaman lunak (softloan) antar pemerintah (inter-government agreement) dari beberapa negara penyandang dana. Karena itu peralatan penyiarannya selalu mengikuti produk negara bersangkutan. Untuk stasiun RRI, negara yang memberikan loan adalah, Austria, Perancis, dan Jepang, sehingga peralatannya rekam audio banyak bermerek, StuderRevox, Schlamberger, atau Sony/Denon/Toshiba. Peralatan rekam yang populer di era tersebut adalah dari Studer-Revox yang salah satu tipenya adalah PR-99. Peralatan tersebut ditunjukkan pada Gbr-9. Peralatan ini menggunakan pita ukuran ¼ inci (6,35 mm) tipe open-reel dengan diameter sampai 10,5 inci (26,67 cm), dan dengan format stereo. Mempunyai standar kecepatan pita sebesar 3,75 dan 7,5 inch/sec (19 dan 38 cm/s). Peralatan ini masih dapat kita lihat di beberapa stasiun penyiaran. Peralatan rekam tipe Studer-Revox ini banyak digunakan oleh Stasiun Penyiaran RRI. Disamping tipe yang tergolong portable, terdapat juga tipe stasioner yang dibuat oleh pabrik Sony dari Jepang. Peralatan rekam ini juga menggunakan pita ukuran ¼ inci (memang ukuran ini adalah standar penyiaran di dunia).

Gambar 3.14 Audio tape recorder tipe PR-99 Sumber: LPP TVRI Medan

Menginjak era akhir Tahun 1980-an, isu digitalisasi peralatan penyiaran mulai digulirkan. Satu persatu secara terpisah, peralatan tertentu mulai diproduksi dalam versi digitalnya seperti kamera, video-mixer, mass-storage, dsb. Termasuk juga di bidang peralatan audio yang sampai kemudian pada alat perekam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA digitalnya yang dikenal dengan nama DAT (digital audio tape recorder) atau R- DAT (rotating-head digital audio tape recorder). R-DAT adalah alat rekam audio yang dirancang oleh Sony dan diperkenalkan dalam Tahun 1987. Sepintas, peralatan rekam dan pita kasetnya mirip dengan audio kaset biasa. Pada Gbr-11(b) terlihat jelas dimensi kasetnya karena dibandingkan dengan batere ukuran AAA. R-DAT menggunakan pita magnetik berukuran 4 mm dengan kemasan berukuran 73 mm x 54 mm x 10,5 mm. Alat perekam DAT ini dapat merekam seperti rekaman pada CD dengan sampling-rate2 sebesar (48), (44,1) atau (32) kHz pada 16 bit per sample kuantisasi (tahapan proses dalam digitalisasi sinyal analog). Penggandaan rekaman pada sistem DAT akan menghasilkan gandaan yang persis sama kualitasnya dengan aslinya semacam proses kloning.

Pada alat rekam DAT ini, kepala rekam tidak statis lagi melainkan berputar seperti konsep mesin video tape recoder. Sementara pada mesin DCC (digital compact cassette) yang sudah dalam versi digital juga, kepala rekamnya statis (stationary-head). Sistem DAT ini sekarang telah luas digunakan, baik di bidang produksi rekaman maupun di bidang penyiaran, walaupun kemudian tersaingi oleh rekaman materi CD.

Pada pengolahan editing audio yang dilakukan pihak editing TVRI Medan suara (Audio) menggunakan W.A.V:

Gambar 3.15 Editing Suara ke Aplikasi WAV Sumber: LPP TVRI Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

a. Suara yang masuk dari microphone masuk ke audio mixer, b. Suara diolah ke computer, c. Lalu suara diinput ke dalam software Adobe Edition, d. Diexport ke dalam W.A.V, e. Finish .

3.5.Penyimpanan Media Analog ke Dalam Bentuk Digital Proses penyimpanan media analog ke dalam bentuk digital pada audio dan video yang dilakukan di LPP TVRI Medan yaitu penyimpanan dilakukan dengan dua cara yaitu penyimpanan kaset dan penyimpanan dalam bentuk format data.

3.5.1. Penyimpanan Kaset a. Pihak pengelola kaset melakukan permintaan kaset di perlengkapan. Apabila hasil dari pengelolaan sudah selesai dan pihak pengelola melakukan permintaan kaset.

b. Kaset Mini DV

Gambar 3.16keterangannya Kaset di TVRI Medan Sumber: LPP TVRI Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kaset yang sudah ada pada pihak pengelola diberi keterangan: TV/MDN/16/1882 keterangan pada nomor tersebut yaitu: TV: Televisi, MDN: produksi yang dihasilkan dari kota tersebut Medan, 16: adalah tahun produksi yang dilakukan oleh pihak televisi, 182: nomor urut penyimpanan produksi film. Dan dicatat juga judul acara yang ada pada keterangan nomor tersebut.

C. Rak Penyimpanan kaset

Gambar 3.17 Rak Penyimpanan kaset Sumber: LPP TVRI Medan

Kaset yang sudah selesai di data disimpan ke dalam rak kaset oleh Transformer (orang yang mengelola kasetdi stasiun TVRI Medan). d. Penyimpanan data kaset juga dilakukan ke dalam hardisk sebagai backup data apabila data hilang. f. Pola penyimpanan data juga dilakukan perbulan, triwulan, dan data penyimpanan tahunan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.5.2. Penyimpanan format data Data yang sudah selesai diediting, ditransfer dengan menggunakan tape VCR ke computer, copy bahan video dan copy ke folder komputer disimpan ke folder computer dengan format: Folder: Nama stasiun (TVRI Medan)/Program acara/Judul Acara. Laludisimpan ke dalam computer dan di backup ke dalam Hardisk. Jika ingin data diputarkan diambil folder, tanggal dan acara mengenai apa yang akan ditampilkan.

3.6.Hasil Transformasi Media Perekam Analog ke dalam Bentuk digital

Gambar 3.18 Hasil gambar Analog Sumber: LPP TVRI Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 3.19 Hasil gambar digital Sumber: LPP TVRI Medan

Hasil dari transformasi media perekam analog ke dalam bentuk digital yaitu: 1. Kualitas gambar dan video warna yang dihasilkan lebih terang, gambar yang ditampilkan lebih jernih sehingga tidak ada bintik-bintik pada gambar dan video, 2. Kualitas suara pada rekaman yang dihasilkan lebih jernih dan jelas, 3. Pemancaran digunakan langsung dari satelit yang terletak di beberapa wilayah di sumatera utara, 4. Proses penyimpanan lebih mudah dan menghemat biaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.7.Sistem Temu Kembali Informasi pada Media Analog ke dalam bentuk digital

3.20 Gambar Sistem Temu Kembali Pengolahan kaset Sumber: LPP TVRI Medan

Pengolahan sistem temu kembali informasi yang dilakukan di LPP TVRI Medan yaitu Data lama yang dibutuhkan oleh pengguna dengan permintaan data kaset, CD, Mini DV, hardisk, dan lain-lain sesuai dengan yang dibutuhkan. Data tersebut dicari melalui katalog buku yang masih manual menurut TV/MDN/16/102, durasi acara, dan permintaan data tersebut dicatat nama yang meminta data, nomor kaset, tanggal peminjaman. Kaset yang akan dipinjam dicari dengan menggunakan buku agenda yang sudah terdata pada kaset-kaset yang ada di rak. Dan diambil oleh pengelola kaset (Transformer) sesuai kebutuhan penggunanya. Dan yang hanya boleh mengambil kaset yang disimpan di rak hanya pengelola kaset, karena system close acess (tidak dipublikasikan). Jika dikembalikan dicatat kembali bahan yang dikembalikan oleh pengguna sebagai bukti bahan sudah kembali ke transformer (orang yang mengelola kaset di stasiun televisi TVRI Medan).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya pada LPP Stasiun TVRI Medan maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain sebagai berikut: a. Lembaga Penyiaran Stasiun TVRI merupakan salah satu televisi yang sudah menggunakan siaran digital di Indonesia, b. Proses yang dilakukan dalam pengeditan gambar, video, suara menggunakan teknologi informasi, c. Penyimpanan yang dilakukan oleh pihak Lembaga Penyiaran Stasiun TVRI menggunakan hardisk, dan juga komputer untuk penyimpanan data dan juga hasilnya disimpan di Hardisk, mini dv, kaset dan penyimpanan yang lainnya dikelola di tempat penyimpanan kaset oleh Transformer (orang yang mengelola kaset atau penyimpanan yang lain), d. Sistem digital yang dilakukan pihak Lembaga Penyiaran Stasiun TVRI menggunakan pemancaran satelit langsung dan disalurkan menggunakan kabel optic, e. Hasil dari transformasi media perekam analog ke dalam bentuk digital menghasilkan gambar yang jernih kualitas serta kualitas suara yang jelas.

4.2 Saran Saran kepada LPP Stasiun TVRI Medan yaitu: a. Upaya dalam penyimpanan kaset atau dokumen seharusnya dilakukan dengan teknologi tidak secara manual agar dapat diakses oleh penggunanya yang memerlukan kaset atau dokumen yang akan digunakan, b. Tidak adanya Perpustakaan pada kantor cabang pada daerah-daerah hanya ada di kantor pusat di Jakarta. Seharusnya adanya perpustakaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan pustakawan yang mengelola dokumen tercetak dan non cetak di LPP TVRI Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Blasius, Sudarso. 2006. Antologi Kepustakawanan. Indonesia. Jakarta: Agung Seto

Morrisan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Bogor: Ghalia Indonesia

------. 2009. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana

Mustofa. 2015. Alih media dari kaset analog ke dalam bentuk audio digital sebagai strategi preservasi( Studi kasus di UPT Perpustakaan ISI Sukarta). . ( diakses pada 12 April 2016 Pukul 10.30 Wib)

Pendit,Putu Laxman...[dkk].2007. Perpustakaan Digital.Jakarta:Sagung Seto

Purwono.2010. Dokumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Priyatna,Andri.2007. Transformasi digital sebagai proses pelestarian kandungan informasi intelektual (studi kasus di perpustakaan NasionalRI). . (diakses pada 27 April 2016 pukul 16.50 Wib)

TVRI Streaming. 2016. Sejarah, visi dan misi TVRI. . ( Diakses pasa 14 April 2016 Pukul 09.33)

Verawati. 2010. Analisis pengelolaan arsip media audiovisual bidang produksi acara pada lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan (skripsi). . (diakses pada 27 April 2016 pukul 16.50Wib)

Yusup, Pawit M. 2009.Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: BumiAksara

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA