ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA

Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4) Universitas Darma Agung, 1,2,3,4) E-Mail : [email protected] 1), [email protected] 2), [email protected] 3), dan [email protected] 4)

ABSTRACT As 2018 local election organizer, General Election Commissions (KPU) of plays an active role in succeeding of election activities and increases voter participation. This study aims at determining how the performance of The North Sumatera Provincial KPU in 2018. This research method is descriptive qualitative where data collected are in the form of words and images, not numbers as in quantitative research. This research was conducted in Medan at the Provincial KPU office and several agencies because the informants came from the party supporting both candidates for governor, Ombudsman, academic and KPU candidates. Based on the results of the study, the researchers conclude that, the North Sumatra Provincial KPU has served well and consistently in accordance with the tasks charged. From the eleven informants, eight have argued that the General Election Commission of North Sumatra Province already have a good category. One said the performance was classified as neutral, had done it but had not been significant in the quality difference from before. Two other informants said that it was not good because in some areas there was a re-election. General Election Commission of North Sumatra Province is not intervened by any party in carrying out their duties and in the dissemination of information such as socialization; it involves mass media so that the public knows all the stages. It has carried out its duties and functions in accordance with the provisions of the Election Law which have been designated as election organizers. Keywords: Performance, North Sumatra Provincial KPU, PILKADA, 2018

ABSTRACT Sebagai Penyelenggara Pilkada 2018, KPU Provinsi Sumut berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan pemilu dan meningkatkan partisipasi pemilih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah kinerja KPU Propinsi Sumatera Utara pada Pilkada 2018. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dimana data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata dan gambar, bukan angka seperti pada penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Medan di kantor KPU Propinsi dan beberapa instansi karena informan berasal dari partai pengusung kedua kandidat calon gubernur, Ombudsman, akademik dan KPU. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa, KPU Propinsi Sumatera Utara sudah bertugas dengan baik dan konsisten sesuai dengan tugas yang dibebankan atau yang diayominya. Dari sebelas informan, delapan sudah berpendapat bahwa KPU Propinsi Sumatera Utara sudah memiliki kategori baik. Satu mengatakan kinerjanya tergolong netral, sudah berbuat tetapi belum signifikan dalam perbedaaan kualitas dari sebelumnya. Dua informan lainnya mengatakan kurang baik karena terdapat di beberapa daerah dilakukan pemilihan ulang. Namun dari kemandirian, adil dan merata. KPU Provsu tidak diintervensi

JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 115 oleh partai manapun dalam menjalankan tugasnya dan dalam penyebaran informasi seperti sosialisasi sudah melibatkan media massa sehingga masyarakat mengetahui semua tahapannya. KPU sudah menjalakan tugas dan fungsinya sesuai dengan aturan UU Pemilu yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara Pemilu. Kata Kunci: Kinerja, KPU Propinsi Sumut, PILKADA, 2018

1. PENDAHULUAN Pemilihan kepala daerah yang juga Undang-Undang No 10 Tahun 2016 dilaksanakan secara pemilihan umum sebagai perubahan kedua atas Undang- diselenggarakan oleh KPU sebagai Undang nomor 1 tahun 2015 tentang lembaga independen yang tertuang dalam penetapan peraturan pemerintahan pasal 3ayat 3 UU No.22 Tahun 2007 pengganti undang-undang nomor 1 tahun bahwa “ Dalam menyelenggarakan 2014 tentang pemilihan Gubernur, Dan Pemilu, KPU bebas dari pengaruh Wali Kota serta walikota dan wakil manapun berkaitan dengan tugas dan walikota yang demokratis, perlu dilakukan wewenangnya.” Namun KPU tidak dapat penyempurnaan terhadap penyelenggaraan melakukan semua sendiri. Perlu kerjasama pemilihan gubernur dan wakil gubernur, KPU dengan semua stake holder baik itu bupati dan wakil bupati, serta walikota dan pemerintah, Partai Politik dan masyarakat. wakil walikota. Filosofi pemilihan kepala Sehingga hasil dari pemilu yang terjadi daerah secara langsung dapat dipahami mampu meningkatkan jumlah dari sebagai mekanisme pemilihan Kepala partisipasi masyarakat dalam memilih. Daerah yang merupakan bagian dari Hasil survei LSI (Lembaga Survei desentralisasi di Indonesia. Indonesia) menjelaskan bahwa rata-rata Sejak berlakunya Undang-Undang partisipasi politik rakyat dalam Pilkada Nomor 32 Tahun 2004 tentang sekitar 60 persen, dengan kata lain 40 Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah persen diantaranya merupakan rata-rata dipilih secara langsung oleh rakyat melalui jumlah pemilih golput. Selain itu, terdapat Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil masalah tentang jumlah suara yang Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. dianggap tidak sah karena tidak sesuai Pilkada pertama kali diselenggarakan pada dengan syarat yang telah disusun dan bulan Juni 2005 dan sejak berlakunya ditetapkan oleh KPU. Pemilu tahun 2013 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 menurut KPU Kota Medan adalah jumlah tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pemilih tetap Pilkada Gubernur Sumatera pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, Utara tahun 2018 mencapai 10.295.013 sehingga secara resmi bernama Pemilihan orang. Sementara yang menggunakan hak Umum.

116 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4) pilihnya hanya 757.346 orang. Terhitung yang dilakukan oleh pihak KPU Daerah golput sebesar 63,38 persen. Hal lain dalam mensukseskan pelaksanaan ditemukan bahwa data suara yang pemilihan kepala daerah. Untuk meneliti dianggap tidak sah mencapai 19.574 lebih dalam maka peneliti mengambil orang. Data tersebut menunjukkan bahwa judul : “Kinerja Komisi Pemilihan Umum angka golput dan jumlah masyarakat Propinsi Sumatera Utara dalam Sumatera Utara yang kurang memahami menyelenggarakan pemilihan Gubernur sistem pemilihan masih terbilang cukup Sumatera Utara Tahun 2018. Berdasarkan tinggi. latar belakang diatas maka rumusan pokok penelitian adaah sebagai berikut : KPU Propinsi Sumatera Utara dan “Bagaimanakah Analisis Kinerja Kabupaten/Kota harus mampu Komisi Pemilihan Umum dalam meningkatkan pelayanan dan kualitas menyelenggarakan PILKADA 2018 di kinerja KPU.Sebagai sebuah wadah Sumataera Utara?” organisasi pemerintah yang memiliki tugas dalam menciptakan pemilu yang jurdil 2. TINJAUAN PUSTAKA KPU Kota Medan harus memiliki prinsip a. Pengertian Kinerja budaya organisasi yang kuat. Sesuai Mangkunegara (2007:7), dengan visi dan misi KPU Daerah Kota menjelaskan bahwa istilah kinerja berasal Medan yakni : visi “Terwujudnya komisi dari “job Performance” dan “actual pemilihan umum sebagai penyelenggara performance”, yaitu hasil kerja yang pemilihan umum yang memiliki integritas, dicapai oleh seseorang pegawai secara profesional, mandiri, transparan, dan kuantitas dan kualitas dalam melakukan akuntable, demi terciptanya demokrasi tugas sesuai dengan tanggung jawab yang Indonesia yang berkualitas berdasarkan diembannya. Sedangkan Keban T. Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Yeremias (2010:32) memaparkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia.” kinerja sering diartikan oleh para ilmuwan Serta misi “Pertama, membangun lembaga sebagai penampilan dari pekerjaan atau penyelenggara pemilihan umum yang prestasi. Berdasarkan itu dapat memiliki kompetensi, kredibilitas dan disimpulkan bahwa kineja adalah kerja kapabilitas dalam menyelenggarakan seorang pegawai yang terstruktur pemilihan umum. Berdasarkan informasi berdasarkan tugas dan wewenang yang diatas maka peneliti tertarik untuk merupakan tanggung jawabnya dan hasil mengetahui lebih lanjut bagaimana kinerja

JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 117 kerja tersebut terus menerus dilakukan b. Kualitas Pelayanan, adalah mutu evaluasi. suatu pekerjaan yang diberikan Menurut Prawirosentono (2000:1) pegawai kepada pelanggan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh internal maupun eksternal seseorang atau sekelompok orang dalam berdasarkan SOP pelayanan. suatu organisasi, berdasarkan wewenang (Suwithi dalam Anwar, 2002:84). dan tanggung jawabnya masing-masing c. Responsivitas menurut Agus untuk mencapai tujuan organisasi yang Dwiyanto (2006 : 50) adalah bersangkutan secara legal dan tidak kemampuan organisasi mengenali melanggar hukum, moral maupun etika. kebutuhan masyarakat, untuk b. Kinerja Organisasi menyusun agenda dan prioritas Bastian dalam Robertson (2002:11) pelayanan, dengan menjelaskan bahwa kinerja organisasi mengembangkan program adalah gambaran tingkat pencapaian pelayanan publik sesuai pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam kebutuhan dan aspirasi mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi masyarakat. organisasi tersebut. Dalam menilai kinerja d. Responsibilitas, merupakan diperlukan indikator-indikator untuk segala hal yang membuat ukurannya secara jelas sehingga dipertanggungjawabkan dari dapat ditentukan mana yang lebih efektif. suatu kewajiban dan termasuk Adapun indikator kinerja dalam putusan, keahlian, kemampuan, suatu organisasi yang dapat menjadi dan kecakapan sesuai aturan yang kriteria yang jelas yang dapat memberikan dilaksanakan dan memperbaiki arah yang harus dilakukan adalah : atau sebaliknya memberi ganti a. Produktivitas, yaitu perbandingan rugi atas kerusakan yang antara output (hasil) dengan input ditimbulkan. (masukan). Produktivitas naik e. Akuntabilitas, adalah karena adanya peningkatan pertanggungjawaban atas segala efisiensi berdasarkan waktu, tindakan seseorang (pimpinan/ bahan, tenaga, dan sistem kerja, lembaga) yang memberi juga teknis produksi dan wewenang. Akuntabilitas menurut peningkatan keterampilan dari Starling dalam Kumorotomu pekerjanya. (Malayu, 2008,41) (1998:164) mengatakan bahwa akuntabilitas ialah kesediaan

118 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4)

untuk menjawab pertanyaan keputusan/tindakan yang telah publik. diambilnya. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 3) Kejujuran, adalah ketulusan hati Kinerja seorang pekerja dalam Menurut Griffin dalam Saefullah melaksanakan tugas dan pekerjaan (2005:235), terdapat tiga faktor yang dan tidak menyalahgunakan mempengaruhi kinerja, yaitu : wewenang yang diberikan 1) Motivasi, yaitu terkait dengan kepadanya. keinginan dalam melaksanakan 4) Kerja sama adalah kemampuan pekerjaan. pekerja untuk bekerja sama dengan 2) Kemampuan, yaitu kapabilitas dari orang lain dalam menyelesiakan tenaga kerja atau SDM untuk tugas dan pekerjaan yang telah melakukan pekerjaan. ditetapkan sehingga mencapai daya 3) Lingkungan pekerjaan, yaitu guna yang sebesar besarnya. sumber daya yang ada dan situasi 5) Ketaatan, adalah kesanggupan yang dibutuhkan dalam seorang tenaga kerja untuk menaati melaksanakan suatu pekerjaan segala ketetapan dan peraturan tersebut. serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang Terdapat beberapa unsur-unsur ditetapkan perusahaan dalam penilaian kinerja menurut 6) Kesetiaan merupakan tekad dan Soeprihanto (1996:45), yaitu : kesanggupan menaati, 1) Prestasi Kerja, yaitu kinerja yang melaksanakan dan mengamalkan dicapai seseorang tenaga kerja atau sesuatu yang ditaati dengan penuh pegawai dalam melaksanakan tugas kesadaran dan tanggung jawab. dan pekerjaan yang diberikan Menurut Soeprihanto kepadanya. (1996:60), tujuan penilaian kerja 2) Tanggung jawab yaitu adalah : kesanggupan seorang tenaga kerja a) Mengetahui keadaan dalam menyelesaikan tugas dan ketrampilan dan kemampuan pekerjaan yang diserahkan sseorang atau setiap pegawai kepadanya sebaik baiknya secara secara rutin. tepat waktu serta berani b) Mendorong terciptanya menanggung resiko atas hubungan timbal balik yang

JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 119

sehat antara atasan dan Wakil Kepala Daerah secara langsung bawahan. dalam Negara Kesatuan Republik c) Sebagai dasar pengembangan Indonesia berdasarkan Pancasila dan dan pendayagunaan pegawai Undang-Undang Dasar Negara Republik secara optimal, sehingga dapat Indonesia Tahun 1945. diarahkan jenjang karirnya atau e. Proses Pelaksanaan Pemilihan perencanaan karir dan kenaikan Kepala Daerah pangkat atau jabatan. Proses PILKADA merupakan d) Untuk digunakan sebagai dasar rangkaian kegiatan pencalonan kepala perencanaan bidang personalia daerah oleh partai maupun gabungan partai khususnya penyempurnaan kepada Komisi Pemilihan Umum sebagai kondisi kerja, peningkatan mutu lembaga yang diberi wewenang untuk dan hasil kerja. memproses kegiatan sejak penetapan pemilih hingga pelantikan kepala daerah. d. Komisi Pemilihan Umum Berikut rangkaian kegiatan pemilihan Lembaga Penyelenggara kepala daerah : Pemilu adalah Komisi Pemilihan Umum 1) Penetapan Pemilih : berdasarkan Undang-Undang Republik Masyarakat yang berhak Indonesia Nomor 15 Tahun 2011 tentang menggunakan hak pilih adalah warga penyelenggara Pemilihan Umum. Sebagai Negara Indonesia yang pada saat Penyelenggara pemilu dalam menjalankan memilih berumur 17 tahun, tidak tugas harus berpedoman pada azas-azas terganggu jiwanya, tidak sedang penyelenggaraan pemilu. Hal ini diatur dicabut hak memilihnya berdasarkan dalam Undang-undang RI nomor 15 Tahun putusan pengadilan dengan kekuatan 2011 pasal 2 bahwa, Penyelenggara hukum tetap, berdomisili di daerah Pemilu berpedoman pada asas: mandiri, pemilihan sekurang-kurangnya 6 Jujur, adil, kepastian hukum, Tertib, bulan sebelum disahkan dalam daftar kepentingan umum, keterbukaan, pemilih sementara dengan bukti Proporsionalitas, profesionalitas, KTP. Daftar pemilih sementara dan akuntabilitas, efisiensi,dan efektivitas. daftar pemilih tambahan yang sudah Pemilihan umum diselenggaraka secara diperbaiki disahkan menjadi daftar berkala di Indonesia. Pemilihan Kepala pemilih tetap oleh Panitia Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemungutan Suara (PPS) dan Pemilu untuk memilih Kepala Daerah dan diumumkan pada tempat-tempat

120 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4)

yang mudah dilihat oleh masyarakat Penyaringan bakal calon dilakukan dengan bantuan kelurahan dan secara transparan. pengurus RT/RW. 3) Kampanye 2) Pendaftaran dan Penetapan Pasangan Kampanye adalah kegiatan untuk Calon : menyakinkan para pemilih dengan Pasangan calon yang ditetapkan menyampaikan visi, misi dan diusulkan oleh partai politik atau program pasangan calon. Kampanye gabungan partai dan telah memenuhi dilakukan di seluruh wilayah syarat sebagai berikut : bertagwa kabupaten/kota. Kegiatan ini kepada TYME; Setia kepada dilaksanakan baik melalui pertemuan Pancasila sebagai Dasar Negara, terbatas; tatap muka dan dialog; UUD 1945,dan Negara RI; penyebaran melalui media cetak dan Berpendidikan sekurang-kurangnya media elektronik; penyebaran SLTA/ Sederajat; berusia kurang 30 melalui radio dan televise; tahun; Sehat jasmani dan rohani penyebaran bahan kampanye kepada sesuai keterangan tim dokter; tidak umum; pemasangan alat peraga di pernah dijatuhi pidana penjara paling tempat umum; rapat umum; debat lama 5 tahun; tidak sedang dicabut politik/ debat terbuka antar calon; hak pilihnya; mengenal daerahnya kegiatan lain yang tidak melanggar dan dikenal oleh masyarakat di perundang-undangan. daerahnya; menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan diumumkan; a. METODE PELAKSANAAN tidak sedang ada hutang secara a. Bentuk Penelitian perseorangan maupun badan hukum; Studi menggunakan penelitian tidak sedang dinyatakan pailit; tidak kualitatif. Menurut Moleong (2005), pernah melakukan perbuatan tercela; penelitian kualitatif adalah penelitian yang memiliki NPWP; menyerahkan diungkapkan oleh kata-kata lisan atau riwayat hidup lengkap riwayat tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan pendidikan, pekerjaan, dan daftar benda-benda yang diamati, yang dapat keluarga kandung suami atau istri; ditangkap makna yang tersirat dalam belum pernah menjabat sebagai dokumen atau bendanya. Penelitian kepala daerah dan wakil kepala kualitatif secara garis besar daerah selama dua tahun; tidak memperhatikan dua sumber data yaitu dalam status pejabat kepala daerah. manusia dan yang bukan manusia. Ketika

JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 121 peneliti memilih manusia sebagai subjek Yang dijadikan sumber informasi harus tetap mewaspadai bahwa manusia adalah beberapa informan mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, penelitian ini yakni: KPU Sumatera dan kepentingan. Peneliti harus mampu Utara, tiga; Partai politik, memahami informasi yang empat; perwakilan menyembunyikan perasaan. Penelitian Akademisi, dua; perwakilan kualitatif dimulai dengan mengumpulkan Jurnalis, satu dan Ombudsman, informasi dalam kondisi yang sewajarnya, satu. untuk dirumuskan menjadi satu 2). Data sekunder, yaitu penelitian generalisasi yang dapat diterima oleh akal kepustakaan (library research), sehat manusia. yaitu dengan mempelajari buku- b. Lokasi dan Waktu Penelitian buku, jurnal, peraturan-peraturan, Penelitian ini dilakukan di KPU laporan laporan serta bahan-bahan Propinsi Sumatera Utara, JL. Perintis lain yang berhubungan dengan Kemerdekaan No.35 Kota Medan, Propinsi penelitian ini. Sumatera Utara, dengan fokus penelitian d. Teknik Analisis Data tentang kinerja Komisi Pemilihan Umum Teknik analisis data yang Propinsi Sumatera Utara dalam digunakan dalam penelitian ini adalah menyelenggarakan pemilihan kepala menggunakan jenis analisa data kualitatif. daerah tahun 2018. Sedangkan waktu Data-data yang terkumpul melalui penelitian adalah April sampai Agustus wawancara dan dokumentasi kemudian 2019. disusun, dianalisis dan disajikan untuk c. Teknik Pengumpulan Data memperoleh gambaran sistematis tentang Teknik pengumpulan data sebagai kondisi dan situasi yang ada. Data-data berikut: tersebut diolah dan dieksplorasi secara 1) Data primer: penelitian lapangan mendalam yang selanjutnya akan (field research), yaitu pengumpulan menghasilkan kesimpulan yang data dengan secara langsung ke menjelaskan masalah yang akan diteliti. lokasi penelitian melakukan wawancara kepada narasumber dan 4. HASIL dan PEMBAHASAN melakukan observasi di kantor a. Deskripsi Informan Penelitian KPU Propinsi Sumatera Utara.

122 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4)

No Nama Umur J. Kelamin Agama Lulusan Pekerjaan 1 Hm subandi. S.T. 50 Laki-Laki Islam S-1 DPD Gerindra 2 Drs.Perlindungan, M,Si 50 Laki-Laki Kristen S-2 Dosen Fisip 3 Berkat Gowasa. S.SOS 40 Laki-Laki Kristen S-1 Dosen Fisip 4 Sipa Munthe 51 Laki-Laki Kristen SMA Jurnalis 5 Abyadi Siregar. S.SOS 52 Laki-Laki Kristen S-1 Ombudsman 6 Mangapur purba S,E 50 Laki-Laki Kristen S-1 DPD-PDIP 7 Putut linga wisnu 48 Laki-Laki Katolik S-1 Anggota KPU 8 Samuel simamungso SH,MH 40 Laki-Laki Kristen S-1 Anggota KPU

9 Yulhasni S.S.MSi 47 Laki-Laki Islam S-2 Ketua KPU 10 Dr,H. Ahmad Doli kurnia 45 Laki-Laki Islam S-3 Golkar Sumut Tandjung S,Si MT 11 Dr, Hery jukarnia SH, M,S,i 48 Laki-Laki Kristen S-3 Demokrat Tabel Informan Penelitian Sumber : Peneliti, 2019

Hasil Wawancara dengan Informan sensus penduduk tahun 2000 sekian. Jadi ada data yang sama sehingga tenggang 1). Informan Perwakilan Partai waktu yang berdekatan tidak serta merta memiliki perbedaan yang jauh untuk data Gerindra pemilih. Azas pemilu yang jujur, adil, bebas dan rahasia, seperti yang sering Bapak Drs. Hm Subandi, ST, dilagukan lebih diperhatikan lagi sehingga meyatakan bahwa : pemilihan umum telah memanggil “Kinerja KPU Sumatera Utara masyarakat benar-benar dapat terlaksana. dalam pelaksanaan Pilkada 2018 sudah Sehingga semua orang memilih tanpa tergolong baik, namun dalam hal tekanan. Baginya demokrasi merupakan sosialisasi masih kurang. Banyak sikap memilih tanpa tekanan. Masyarakat masyarakat yang tahu tentang infomasi tidak perlu diarah-arahkan mau memilih pemilu dari mulut ke mulut. Sosialisasi siapa kepala Daerahnya. KPU harus melalui media cetak belum maksimal. betul-betul netral.” Didaerah-daerah pelosok seperti lokasi

gunung sinabung, jaringan tidak ada dan 2). Informan Perwakilan DPD-PDIP masih susah. Sehingga menurutnya penting media cetak menjadi alat infomasi Bapak Mangapur Purba S,E agar dapat menjangkau daerah-daerah terpinggir, misalnya media cetak gunung menjelaskan bahwa : meria tidak ada, kepala merbau tidak ada, hutan limba tidak ada dan seluruh pelosok “Kinerja KPU Sumatera Utara dan sampai ke Asahan sana tidak ada sudah Netral dalam menjalankan tugasnya media cetak. Data pemilih seharusnya di penyelenggaraan pilkada 2018. Dalam juga sudah menggunakan data yang baru menyosialisasikan Pilkada 2018 terhadap jangan lagi data pemilih itu masih masyarakat, KPU sudah melakukannya berpedoman dengan data yang lama. dengan baik. Tetapi KPU masih kurang Pedoman untuk data pemilih itu dalam menyiapkan validasi data DPT diharapkan valid, tidak hasil dari data selain itu dalam memperoleh A5 masih

JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 123 sangat sulit. Selain itu ia menyoroti dengan komunikasi publik versus pemilihan petugas pemilu mulai dari PPK, komunikasi politik. Komunikasi politik PPS, dan KPPS sampai seluruh jajaran yang dilakukan KPU dan pemerintah telah ke bawah. Ia masih menemukan petugas berjalan baik. Namun, komunikasi dibawah belum paham sekali tentang terhadap publik masih lemah. Hal ini tugas KPU sehingga otomatis menjadi perhatian untuk ke depannya. pelayanannya kurang bagus. Dalam hal sarana sosialisasi yaitu media massa Terkait penerbitan suatu regulasi yang digunakan oleh KPU Sumatera atau aturan, ia menanggapi bahwa KPU Utara, sudah terlihat berperan. Media masih lambat. Khususnya regulasi tentang massa yang digunakan media yang dapat PKPU pemungutan suara dan PKPU dipercaya. Tidak ada rekayasa. Ia juga rekapitulasi hasil perhitungan suara dan menjelaskan bahwa kinerja KPU dalam penetapan hasil. Tetapi KPU sudah rekapitulasi perhitungan suara, sudah berada di jalurnya dalam menerbitkan sangat efisien. KPU Sumatera Utara, tidak suatu regulasi, misalnya melakukan uji ada terlibat pada Partai Politik tertentu publik, konsultasi atau rapat dengar dalam menyelenggarakan pilkada 2018. pendapat (RDP). PKPU perhitungan Karena mampu memberikan ruang suara dan rekapitulasi penetapan hasil keadilan dan kesetaraan bagi setiap partai sangat penting karena sangat dibutuhkan. politik atau kandidat dalam setiap tahapan Hal lain seperti banyaknya pemilih yang pemilu. Serta telah patuh terhadap UU terdaftar dalam DPT tidak mendapat C6. pemilu yang ada. Namun ia memberikan Meski masih bisa menggunakan hak saran, waktu, diusahakan jangan mepet pilihnya di jam-jam tertentu. Ia karna berhadapan dengan publik. menjelaskan bahwa hal ini tidak bisa Masyarakat harus diberikan waktu yang dianggap main-main, karena hak pemilih cukup dalam memberikan suaranya di harus dijalankan sesuai mekanisme TPS. Sedangkan kinerja KPU terkait regulasi yang sudah diatur”. fasilitas sudah dianggap memadai semua. 4). Informan Partai DPD Golkar Hal ini disesuaikan dengan angaran yang sudah dihitung dengan baik.” Dr. H. Ahmad Doli kurnia 3). Informan Perwakilan Partai DPD Tandjung S.Si, MT, memaparkan : Demokrat. “Pilkada Sumatera Utara dapat Dr, Hery Zukarnain SH, M.Si, menjadi contoh yang baik bagi provinsi menyatakan bahwa : lain yang juga menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah. KPU dan “KPU telah melakukan sosialisasi jajarannya di kota Medan sudah berhasil ke masyarakat baik secara langsung meningkatkan partisipasi pemilih. Pada maupun tidak langsung. Dalam pilkada tahun 2018, tingkat partisipasi penggunaan media massa, KPU sudah pemilih yang menyalurkan hak suara berupaya melakukan peningkatan mengalami peningkatan hingga 80 persen. pelayanan agar bisa meningkatkan Terbukti, jelang detik terakhir waktu partisipasi. Beliau juga memaparkan pencoblosan, masih banyak warga yang bahwa tidak hanya penyelenggara Pemilu antri untuk menyalurkan hak pilihnya. di tingkat atas dan bawah, tapi Kinerja KPU patut diapresiasi. Ia stakeholder juga terkait. Pemangku menjelaskan bahwa KPU sudah cukup kepentingan terkait yang dimaksud seperti lelah mensosilisasikan kepada masyarakat para peserta pemilu, partai politik, tim untuk menggunakan hak pilihnya. kampanye, bahkan penggiat pemilu harus Berdasarkan tingginya partisipasi pemilih dapat melakukan sosialisasi. Begitu juga dalam Pilkada Sumatera Utara

124 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4) menunjukkan kepercayaan masyarakat masyarakat melihat dan memandang sudah meningkat terhadap calon kepala kinerja KPU. BAWASLU juga melakukan daerah yang diusung. Calon pemimpin pengawasan terhadap KPU. KPU dalam yang diusung pada Pilkada ternyata telah azas mandiri itu tidak bisa diintervensi menarik perhatian masyarakat sehingga karena harus mandiri. Jika KPU mereka aktif menggunakan hak pilihnya. menampakkan keberpihakan atau Ini menjadi bukti bahwa, situasi Sumut diintervensi akan gawat terlihat dengan khususnya Kota Medan telah kondusif persoalan suara yang dianggap tidak sah dalam melaksanakan pemilu”. maka harus sampai di MK. Oleh karena 5). Informan Perwakilan Ombudsman. itu KPU sudah bekerja mandiri tidak mau diintervensi dari pihak manapun bahkan Abyadi Siregar, S,Sos, untuk berpihak”. menyatakan bahwa : “Kinerja KPU sudah dapat 6). Perwakilan dari Akademik I dikatakan baik karena sampai saat ini, Bapak Drs. Parlindungan Marpaung, belum ada laporan masyarakat, tentang KPU yang melanggar tugasnya. Jika ada, M.Si menjelaskan bahwa : maka ombudsman akan mengarahkannya “KPU Sumut secara prinsip, sudah ke Bawaslu. Ombudsman tidak dapat bertugas dengan baik dan konsisten sesuai memberikan keterangan tentang kinerja dengan tugas yang dibebankan atau yang KPU secara detail. Terkait rekapitulasi diayominya. Walaupun ada yang perhitungan suara pada saat pasca mengkritisi KPU tidak jujur, tidak terbuka, memilih, juga berjalan dengan baik maka dan tidak adil serta melakukan tindakan sampai saat ini pemilihan itu dapat kecurangan tetapi itu kebanyakan orang- dikatakan berlangsung aman. orang yang berpikiran negative atau begitu pula dengan Pileg kemarin. orang yang persepsinya tidak positif. Walaupun masih banyak kritik-kritik Secara prinsipil, KPU sudah menjalakan tetapi itu tidak bisa dihindari dan masih tugasnya sebagai penyelenggara Pemilu bisa diselesaikan dengan baik dan sesuai aturan UU Pemilu No. 7 Tahun kondusif karena ukuranya memang masih 2017. disitu dan berjalan dengan baik. Secara subjektif, pandangan publik Pelaksanaan Pilkada atau Pilpres sudah sesuai persepsi masing-masing terhadap berjalan dengan benar dan hasilnya sudah berita atau konten berita itu, yang diumumkan oleh KPU atau melalui MK, dipengaruhi oleh latar belakang jadi intinya sudah berjalan dengan baik. kehidupan politiknya. Jika seseorang Memang masih ada kritik dan tidak mendukung kontestan satu berarti, ada terimanya masyarakat. Namun itu tidak latar belakang sikap, perilaku, dan terlalu signifikan sehingga sudah berjalan persepsi yang juga dipengaruhi oleh dengan aman sampai sekarng. Pilkada keorganisasian partai. Hal ini pada yang berjalan dengan baik karena umumnya ada positif dan negatifnya, ukuranya telah terjadi peningkatan artinya ada yang berpendapat positif sosialisasi tentang cara memilih untuk terhadap tugas KPU dan ada juga yang menghindari golput. Pelayanan yang negatif tetapi kecenderungan (tren) lebih dilakukan kepada masyarakat telah banyak yang positif. digencarkan dan itu sangat penting. KPU mempromosikan kegiatannya Terkait keterlibatan KPU dalam melalui media massa dan media cetak, suatu partai politik sulit untuk atau media Online serta menggunakan membuktikannya. Sekarang ini tidak baliho dan spanduk. Pada umumnya mudah melakukan hal-hal untuk terlibat secara prinsipil semua media massa arus dalam partai politik karena semua utama bisa dipercaya. Media massa yang

JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 125 digunakan betul-betul menyampaikan A5 sehingga menimbulkan perspektif berita-berita yang riil dan nyata bukan kepada mahasiswa bahwa kinerja KPU itu berita-berita bohong (HOAX). Tetapi ada tidak pro pada mahasiswa karena tidak saja surat kabar yang orientasinya hanya menjemput bola. ada berita tidak mengkonfirmasi sumber berita. Ini perlu dicek oleh KPU, jika Terkait media massa yang merugikan mereka.” digunakan, media sosial sudah bagus 7). Perwakilan dari Akademik II promosinya karena selalu berulang-ulang. Sampai minggu tenang sebelum tiga hari Berbeda dengan Parlindungan, mendekati pencoblosan. Media massa M.Si, Berkat Gowasa S.Sos, M.Si, yang selalu digunakan yaitu Medan menjelaskan bahwa : “Kinerja KPU Tribun, halaman pertama pojok atas masih buruk karena masih ada beberapa seperti pada saat kita lalui lampu merah daerah yang melakukan pemungutan pasti ada koran yang selalu untuk suara ulang atau (PSU), seperti di Nias dijadikan alat promosi, dan ada lagi Sinar Selatan, kota Medan, Mandailling Natal, Indonesia Baru, disitu ada sosialisasinya. dan di Padang Sidempuan kemudian bisa Ada juga Medan Bisnis, dan Analisa yang dilihat di Internet telah terpangpang digunakan KPU untuk sosialisasi. Selain daerah-daerah mana yang melakukan itu dapat dilihat di TVRI Sumatera Utara. PSU yang artinya sumber infomasinya Iklannya selalu muncul setiap hari. jelas. Dengan adanya PSU, kita bisa Promosi Pemilu lewat iklan juga ada melihat bahwa kinerja dari propinsi itu dengan stiker yang sering ditempelkan kurang, dalam mengawasi kinerja KPU di dalam mobil pribadi dan kebanyakan kabupaten dan kota. Petugas PPK dan ditempelkan dalam angkutan umum seperti PPSnya juga dipertanyakan, mereka angkot. Ada lagi beberapa spanduk dan mengikuti bimtek dengan kurang serius baliho besar yang terpampang di kota sehingga terjadi namanya PSU. Tugas dan Medan, Deli Serdang, Tebing Tinggi dan wewenang KPU itu secara teorinya sudah Serdang Bedagai. Propinsi Sumatera bagus, tapi mempraktekkannya itu yang Utara dalam melakukan promosi dan sulit dikarnakan pertama mengajak mengajak masyarakat agar mau memilih masyarakat itu berbeda-beda. Tidak sudah bagus. semua mengajak masyarakat itu, serta merta datang di TPS. Program KPU 8). Hasil Wawancara Dari informan mengajak masyarakat itu sudah bagus, Media massa tetapi sekarang menggerakkan masyarakat itu datang ke TPS yang kurang. Kedua, Bapak Sipa Munthe memberi perspektif publik terhadap kinerja KPU kurang karena melihat bawahannya sudah pendapat bahwa : rusak maka secara otomatis kinerja KPU propinsi itu dianggap tidak baik, dan bisa “KPU masih kurang baik karena dibilang agak buruk. Selain itu, di menyoroti tentang pendataan jumlah kalangan mahasiswa masih sulit pemilih yang sudah disensus. Namun mendapatkan A5 karena keterbatasan DPTnya tetap bermasalah. Terjadi waktu. KPU tidak mau menjemput bola, perbedaan angka antara pilkada maupun seharusnya KPU menjemput bola seperti yang tertera di KPU. Padahal dana sudah bersosialisasi di kampus-kampus. KPUD ada dalam melakukan sensus tersebut. Propinsi Sumatera Utara itu langsung Tetapi tidak berjalan dengan benar karna datang ke setiap kampus sekalian hanya mengambil sampel. Kalau berjalan sosialisasi dan menyerahkan formulir A5. dengan benar pasti hasil DPTnya baik Malahan mahasiswa yang datang ke KPU karena juga menggunakan sistem online. untuk melakukan pengurusan-pengurusan Mengapa bermasalah karena persoalan

126 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4) mental korup yang jadi persoalan belum instagram,twitter, facebook tampil disitu teratasi sehingga tetap terjadi bahkan ada biaya satu hari tampil dimuka. penyimpangan. Untuk website yang paling laku saat ini Terkait media, masih ada tribun news.com. Media massa yang kepentingan-kepentingan politik tertentu. digunakan KPU harus bisa dipercaya Harusnya media massa itu independen karena mempertaruhkan kepercayaan tidak berpihak tetapi karena kepentingan- publik kepada koran tersebut, kalau kepentingan fisik mereka melihat siapa meleset sedikit, pertaruhannya disitu. yang membayar iklan lebih besar dan Untuk iklan, biasanya yang ditampilkan bahkan sangat sulit dipercaya. Tidak itu aktifitas. Tidak mungkin aktifitas semua media ada iklan pemilu, beberapa bohong, karna sudah dilakukan kecuali saja dan memang itu indeksnya lebih. dia cerita yang belum dilakukannya, itu Lebih banyak dilihat di media online kalau yang akan menjadi hoax. KPU telah masalah pilkada, ketimbang media cetak. menjalankan tugasnya dengan baik, Pilkada kabupaten/kota sudah sewajarnya relative lancar semua. Adapun yang dilakukan secara selektif, baik mental belum diakomodir para pendatang. Maka ideologi, sisi kesehatan, maupun KPU wajib sosialisasi kepada masyarakat, wawasannya soal masalah politik dan tentang pilkada. Kami telah melaksanakan lembaga Negara. Jika calon seorang tugas dan wewenang yang diberikan untuk komisioner tidak paham soal ini maka meneyelenggarakan pilkada. KPU tidak menjadi persoalan karena akan gampang berpihak kepada siapapun. Kami Netral. disusupi oleh kepentingan-kepentingan KPU telah melaksanakan tugas dengan pragmatis. Jadi proses rekrutmennya baik, dari mula sampai berakhirnya harus jelas dalam hukumnya dan pemilu.” kemampuan calon komisionernya dan tidak hanya persoalan akademik tetapi 10). Hasil Wawancara dari informan juga wawasan kalau berpatokan dengan KPU II akademik maka sering berbenturan dilapangan karena persoalan dilapangan “Menurut saya peningkatan sering tidak sama di akademik jadi harus partisipasi masyarakat ini terjadi karena ada keselarasan antara kemampuan hasil dan kinerja KPU dari sisi Sosialisasi akademik dengan wawasan.” ke masyarakat. Oleh sebab itu saat ini 9). Hasil Wawancara dari informan KPU Kota Medan tengah menyiapkan dan menelusuri lebih dalam apa yang KPU I menyebabkan masih ada masyarakat tidak “Media massa telah berperan menentukan pilihannya. KPU Kota Medan sebagai alat promosi dan sarana informasi akan terus berusaha meningkatkan kinerja dan sebagai sarana sosialisasi pilkada serta layanan. Memang untuk Pemilihan 2018, seperti media cetak ,dan media Gubernur tahun ini KPU Kota Medan eletronik, tv , serta media online lainya. hanya bergerak di bidang EO-nya saja. Supaya bisa menjangkau masyarakat di Tetapi masalah rendahnya dibanding daerah yang jauh, yang belum ada internet daerah lain, partisipasi pemilih menjadi bisa melalui koran untuk dapat informasi tantangan ke depan. Walaupun kami mengenai pilkada. Sosialisai tergantung sudah upayakan agar masyarakat Kota dana, umumya KPU Cuma memasang Medan bisa memberikan pilihannya dan iklan, Media massa yang sering digunakan ikut berpartisipasi dengan baik. Saat ini KPU seperti tribun, analisa, dan ada pun KPU masih melakukan rekrutmen media massa memang tarifnya paketan, SDM yang berkualitas untuk selain tampil dikoran, juga tampil di melaksanakan sosialisasi-sosialisasi website, seperti media sosial pentingnya memilih bagi masyarakat. Saat

JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 127 ini kami tengah menyususn dan dengan peraturan Undang-Undang Pilkada, mempersiapkan dengan matang mengenai kemudian peraturan KPU. Fungsi-fungsi perencanaan dan pendanaan. itu telah dijalankan oleh KPU Sumatera Utara. Indikator bahwa kita dianggap Saya yakin Pemilihan Gubernur sudah menjalankan tugas dan fungsi tahun lalu sudah menjadi titik balik untuk adalah tingkat keberhasilan partisipasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam masyarakat meningkat dari sebelumnya. memilih pemimpin di Kota Medan. Kami sebagai petugas dan pelayan masyarakat Jadi partisipasi masyarakat dalam telah berupaya memberikan pelayanan sejarah pemilihan kepala daerah di yang sangat memuaskan bagi masyarakat Sumatera Utara, tahun 2018 kemarin inilah Kota Medan agar masyarakat mau ikut yang tertinggi. Hal ini menjadi indikator dan berpartisipasi dalam mewujudkan bahwa KPU sudah menjalankan tugas dan pilihan yang demokrasi sesuai dengan fungsinya. Kalau kemudian menurut peraturan UUD. Ya siapapun yang datang masyarakat tidak terpenuhi dan kekantor KPU atau rumah pintar pasti sebagainya, itu hal yang wajar, karena akan dilayani dengan sepenuh hati dan masyarakat juga ada dari aparatur negara dengan standar pelayanan yang baik dari yang menjalankan Undang-Undang. pihak KPU.” Apresiasi masyarakat yang cukup tinggi, selain partisipasi memilih menjadi 11). Hasil Wawancara dari informan indikator bahwa kita telah berhasil KPU III membuat masyarakat luas tertarik dan tergerak untuk berkomentar dan memilih. “Yang pertama KPU Sumut itu Masyarakat melihat dan memberi punya majalah sendiri, namanya Warta tanggapan karena memperhatikan kerja- KPU Sumut, fungsinya untuk melakukan kerja kita juga positip. sosialisasi tahapan pilkada dan tahapan pemilu pada umumnya. Selain itu Warta Pembahasan KPU, bekerja sama dengan berbagai media yaitu, media cetak dan media elektronik Berdasarkan pemaparan dari hasil yang fungsinya membantu KPU Sumatera Utara untuk melakukan sosialisasi tahapan wawancara yang dilakukan dengan para pemilu dan mereka sangat berperan aktif. informan dapat dikatakan bahwa KPU Hal lain juga menginformasikan keputusan-kuputusan atau regulasi. Peran sudah menjalankan tugas dan fungsinya media massa sangat besar mensukseskan secara baik. Kritik dan komentar yang pilkada khususnya pilkada 2018. Kita juga menggunakan media sosial Instagram, datang dari masyarakat seperti pendapat facebook. Kita juga menggunakan duta- dari Ombudsman adalah hal yang wajar duta pemilu yang menyasar pemili-pemilih usia muda dan pemilih-pemilih pemula. tetapi belum menjadi sesuatu yang Pertama kita percaya media massa arus signifikan untuk mengatakan bahwa KPU utama karena mereka media-media yang sudah terkenal, mereka sudah teruji, dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik. juga dibaca oleh masyarakat. Media-media Seperti yang dikatakan oleh perwakilan ini kita bilang dipercaya karna mereka media-media yang berizin, bukan abal-abal Partai, bahwa KPU sudah melakukan atau asal- asal saja. Memang yang sudah sosialisasi kepada masyarakat tetapi terkait tergolong mainstream, sudah terkenal dan teruji. Menurut saya KPU Sumatera utara membuat pilihan tidak boleh ditekan dan telah menjalankan fungsinya, sesuai diarahkan. Oleh karena itu KPU memang

128 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4) memberi sosialisasi namun tidak dapat sudah terpercaya selama ini sehingga menjamin masyarakat untuk melakukan informasi yang diberikan pada masyarakat partisipasinya sebayak 100 persen. terhindar dari hoax. KPU juga Dari semua tanggapan para menggunakan media Cetak SIB, Tribun informan, delapan informan mengatakan Medan terkait penyebaran informasi ke bahwa kinerja KPU Propinsi Sumatera masyarakat pedesaan. Utara sudah tergolong baik, netral, dan KPU juga tidak mau dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya diintervensi oleh pihak manapun dalam karena mereka berpendapat bahwa menjalankan tupoksinya. Ini disampaikan peningkatan partisipasi masyarakat oleh Ombudsman karena sampai saat ini menjadi indikator dari keberhasilan pemilu belum ada laporan yang mempersoalkan dan kinerja KPU. Adapun kritikan dan kinerja KPU dari masyarakat. Jika ada komentar terkait DPT dan yang lainnya tentu Dewan Kehormatan sudah karena tidak berlaku secara umum, belum memeriksanya. Demikian pula dengan dapat dikatakan signifikan untuk Bawaslu, selalu melakukan pengawasan menggolongkan kinerja KPU buruk. terhadap kinerja KPU. Tiga informan lainnya yang 5. SIMPULAN mengatakan masih kurang baik atau buruk Berdasarkan hasil penelitian dan dan netral karena masih adanya Pemilihan pembahasan yang telah dilakukan, maka ulang dilakukan di beberapa daerah dan penulis menyimpulkan bahwa secara persoalan DPT yang masih bermasalah prinsip, KPU Propinsi Sumatera Utara serta sosialisasi yang masih kurang ke sudah bertugas dengan baik dan konsisten masyarakat. Namun jika ditotal dari sesuai dengan tugas yang dibebankan atau jumlah keseluruhan TPS, maka jumlahnya yang diayominya. Dari sepuluh informan, belum signifikan untuk mengkategorikan tujuh sudah berpendapat bahwa KPU kinerja KPU buruk menurut Ombudsman. Propinsi Sumatera Utara sudah memiliki Begitu juga dengan DPT karena indikator kategori baik. Satu mengatakan kinerjanya partisipasi masyarakat untuk memilih tergolong netral, sudah berbuat tetapi sudah meningkat. belum signifikan dalam perbedaaan Keterlibatan Media Massa sebagai kualitas dari sebelumnya. Dua informan sarana sosialisasi dan informasi terkait lainnya mengatakan kurang baik atau tahapan Pilkada juga sudah dianggap buruk karena masih ada di beberapa daerah mewakili karena KPU menggunakan dilakukan pemilihan ulang. Oleh karena itu Media Mainstream yang memiliki izin dan

JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 129 secara prinsipil KPU sudah menjalakan Sudarto, 2009.Analisis Kinerja.Surabaya :Diklat Prop. Dati I Jatim. tugas dengan tepat sesuai dengan tupoksinya dan menegakkan aturan-aturan Wahidin, Samsul 2008, Buku Pintar Perselisihan Hasil Pemilihan yang telah ditentukan sebagai Umum 2009,.Gramedia Pustaka penyelenggara Pemilu sesuai aturan UU Utama. Pemilu No 7 Tahun 2017. Keputusan MK.Tahun 2014 No.072- 073/PUU-II/2004 Perppu No. 1 tentang Pemilihan Gubernur, DAFTAR PUSTAKA Bupati, Dan Walikota.

Agustina, Leo. 2009. Pilkada dan Kompas.comhttps://nasional.kompas.com/ Dinamika Politik Lokal, read/2018/12/20/15320281/beberap Yogyakarta: Pustaka Pelajar. a-catatan-atas-kinerja-kpu. Budiman, Hendra. 2015. Pilkada Tidak Langsung dan Demokrasi palsu, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, Dwiyanto, 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Djohermansyah, Made Suwandi. 2005, Pilkada Langsung : Pemikiran dan Peraturan Jakarta : IIP Press. Fahmi Khairul. 2012. Pemilihan Umum dan Kedaulatan Rakyat. J. Prihatmoko. 2005, Pemilihan Kepala Daerah langsung, Pustaka Pelajar Yogyakarta Khoirudin,2004. Profil PemilihanUmum.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moleong, Lesx J 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif. Prihatmoko, Joko J. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung; Filosofi, Sistem, dan Problema Penerapan di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rahardjo, Dawam. 2008. SistemPemilu: Demokratisasi dan Pembangunan

130 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4)