Analisis Kinerja Komisi Pemilihan Umum Pada Pilkada 2018 Di Sumatera Utara
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4) Universitas Darma Agung, Medan 1,2,3,4) E-Mail : [email protected] 1), [email protected] 2), [email protected] 3), dan [email protected] 4) ABSTRACT As 2018 local election organizer, General Election Commissions (KPU) of North Sumatra plays an active role in succeeding of election activities and increases voter participation. This study aims at determining how the performance of The North Sumatera Provincial KPU in 2018. This research method is descriptive qualitative where data collected are in the form of words and images, not numbers as in quantitative research. This research was conducted in Medan at the Provincial KPU office and several agencies because the informants came from the party supporting both candidates for governor, Ombudsman, academic and KPU candidates. Based on the results of the study, the researchers conclude that, the North Sumatra Provincial KPU has served well and consistently in accordance with the tasks charged. From the eleven informants, eight have argued that the General Election Commission of North Sumatra Province already have a good category. One said the performance was classified as neutral, had done it but had not been significant in the quality difference from before. Two other informants said that it was not good because in some areas there was a re-election. General Election Commission of North Sumatra Province is not intervened by any party in carrying out their duties and in the dissemination of information such as socialization; it involves mass media so that the public knows all the stages. It has carried out its duties and functions in accordance with the provisions of the Election Law which have been designated as election organizers. Keywords: Performance, North Sumatra Provincial KPU, PILKADA, 2018 ABSTRACT Sebagai Penyelenggara Pilkada 2018, KPU Provinsi Sumut berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan pemilu dan meningkatkan partisipasi pemilih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah kinerja KPU Propinsi Sumatera Utara pada Pilkada 2018. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dimana data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata dan gambar, bukan angka seperti pada penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Medan di kantor KPU Propinsi dan beberapa instansi karena informan berasal dari partai pengusung kedua kandidat calon gubernur, Ombudsman, akademik dan KPU. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa, KPU Propinsi Sumatera Utara sudah bertugas dengan baik dan konsisten sesuai dengan tugas yang dibebankan atau yang diayominya. Dari sebelas informan, delapan sudah berpendapat bahwa KPU Propinsi Sumatera Utara sudah memiliki kategori baik. Satu mengatakan kinerjanya tergolong netral, sudah berbuat tetapi belum signifikan dalam perbedaaan kualitas dari sebelumnya. Dua informan lainnya mengatakan kurang baik karena terdapat di beberapa daerah dilakukan pemilihan ulang. Namun dari kemandirian, adil dan merata. KPU Provsu tidak diintervensi JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 115 oleh partai manapun dalam menjalankan tugasnya dan dalam penyebaran informasi seperti sosialisasi sudah melibatkan media massa sehingga masyarakat mengetahui semua tahapannya. KPU sudah menjalakan tugas dan fungsinya sesuai dengan aturan UU Pemilu yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara Pemilu. Kata Kunci: Kinerja, KPU Propinsi Sumut, PILKADA, 2018 1. PENDAHULUAN Pemilihan kepala daerah yang juga Undang-Undang No 10 Tahun 2016 dilaksanakan secara pemilihan umum sebagai perubahan kedua atas Undang- diselenggarakan oleh KPU sebagai Undang nomor 1 tahun 2015 tentang lembaga independen yang tertuang dalam penetapan peraturan pemerintahan pasal 3ayat 3 UU No.22 Tahun 2007 pengganti undang-undang nomor 1 tahun bahwa “ Dalam menyelenggarakan 2014 tentang pemilihan Gubernur, Dan Pemilu, KPU bebas dari pengaruh Wali Kota serta walikota dan wakil manapun berkaitan dengan tugas dan walikota yang demokratis, perlu dilakukan wewenangnya.” Namun KPU tidak dapat penyempurnaan terhadap penyelenggaraan melakukan semua sendiri. Perlu kerjasama pemilihan gubernur dan wakil gubernur, KPU dengan semua stake holder baik itu bupati dan wakil bupati, serta walikota dan pemerintah, Partai Politik dan masyarakat. wakil walikota. Filosofi pemilihan kepala Sehingga hasil dari pemilu yang terjadi daerah secara langsung dapat dipahami mampu meningkatkan jumlah dari sebagai mekanisme pemilihan Kepala partisipasi masyarakat dalam memilih. Daerah yang merupakan bagian dari Hasil survei LSI (Lembaga Survei desentralisasi di Indonesia. Indonesia) menjelaskan bahwa rata-rata Sejak berlakunya Undang-Undang partisipasi politik rakyat dalam Pilkada Nomor 32 Tahun 2004 tentang sekitar 60 persen, dengan kata lain 40 Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah persen diantaranya merupakan rata-rata dipilih secara langsung oleh rakyat melalui jumlah pemilih golput. Selain itu, terdapat Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil masalah tentang jumlah suara yang Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. dianggap tidak sah karena tidak sesuai Pilkada pertama kali diselenggarakan pada dengan syarat yang telah disusun dan bulan Juni 2005 dan sejak berlakunya ditetapkan oleh KPU. Pemilu tahun 2013 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 menurut KPU Kota Medan adalah jumlah tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pemilih tetap Pilkada Gubernur Sumatera pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, Utara tahun 2018 mencapai 10.295.013 sehingga secara resmi bernama Pemilihan orang. Sementara yang menggunakan hak Umum. 116 ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PADA PILKADA 2018 DI SUMATERA UTARA Arifin Sihombing 1), Sutarto, M.Si 2), Besti Rohana Simbolon 3), dan Fendrikus Laia 4) pilihnya hanya 757.346 orang. Terhitung yang dilakukan oleh pihak KPU Daerah golput sebesar 63,38 persen. Hal lain dalam mensukseskan pelaksanaan ditemukan bahwa data suara yang pemilihan kepala daerah. Untuk meneliti dianggap tidak sah mencapai 19.574 lebih dalam maka peneliti mengambil orang. Data tersebut menunjukkan bahwa judul : “Kinerja Komisi Pemilihan Umum angka golput dan jumlah masyarakat Propinsi Sumatera Utara dalam Sumatera Utara yang kurang memahami menyelenggarakan pemilihan Gubernur sistem pemilihan masih terbilang cukup Sumatera Utara Tahun 2018. Berdasarkan tinggi. latar belakang diatas maka rumusan pokok penelitian adaah sebagai berikut : KPU Propinsi Sumatera Utara dan “Bagaimanakah Analisis Kinerja Kabupaten/Kota harus mampu Komisi Pemilihan Umum dalam meningkatkan pelayanan dan kualitas menyelenggarakan PILKADA 2018 di kinerja KPU.Sebagai sebuah wadah Sumataera Utara?” organisasi pemerintah yang memiliki tugas dalam menciptakan pemilu yang jurdil 2. TINJAUAN PUSTAKA KPU Kota Medan harus memiliki prinsip a. Pengertian Kinerja budaya organisasi yang kuat. Sesuai Mangkunegara (2007:7), dengan visi dan misi KPU Daerah Kota menjelaskan bahwa istilah kinerja berasal Medan yakni : visi “Terwujudnya komisi dari “job Performance” dan “actual pemilihan umum sebagai penyelenggara performance”, yaitu hasil kerja yang pemilihan umum yang memiliki integritas, dicapai oleh seseorang pegawai secara profesional, mandiri, transparan, dan kuantitas dan kualitas dalam melakukan akuntable, demi terciptanya demokrasi tugas sesuai dengan tanggung jawab yang Indonesia yang berkualitas berdasarkan diembannya. Sedangkan Keban T. Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Yeremias (2010:32) memaparkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia.” kinerja sering diartikan oleh para ilmuwan Serta misi “Pertama, membangun lembaga sebagai penampilan dari pekerjaan atau penyelenggara pemilihan umum yang prestasi. Berdasarkan itu dapat memiliki kompetensi, kredibilitas dan disimpulkan bahwa kineja adalah kerja kapabilitas dalam menyelenggarakan seorang pegawai yang terstruktur pemilihan umum. Berdasarkan informasi berdasarkan tugas dan wewenang yang diatas maka peneliti tertarik untuk merupakan tanggung jawabnya dan hasil mengetahui lebih lanjut bagaimana kinerja JURNAL GOVERNANCE OPINION , Volume 4 Nomor 1, Tahun 2019 (Oktober) ; 115-130 117 kerja tersebut terus menerus dilakukan b. Kualitas Pelayanan, adalah mutu evaluasi. suatu pekerjaan yang diberikan Menurut Prawirosentono (2000:1) pegawai kepada pelanggan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh internal maupun eksternal seseorang atau sekelompok orang dalam berdasarkan SOP pelayanan. suatu organisasi, berdasarkan wewenang (Suwithi dalam Anwar, 2002:84). dan tanggung jawabnya masing-masing c. Responsivitas menurut Agus untuk mencapai tujuan organisasi yang Dwiyanto (2006 : 50) adalah bersangkutan secara legal dan tidak kemampuan organisasi mengenali melanggar hukum, moral maupun etika. kebutuhan masyarakat, untuk b. Kinerja Organisasi menyusun agenda dan prioritas Bastian dalam Robertson (2002:11) pelayanan, dengan menjelaskan bahwa kinerja organisasi mengembangkan program adalah gambaran tingkat pencapaian pelayanan publik sesuai pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam kebutuhan dan aspirasi mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi masyarakat. organisasi tersebut. Dalam menilai kinerja d. Responsibilitas, merupakan diperlukan indikator-indikator untuk segala hal yang membuat ukurannya secara jelas sehingga dipertanggungjawabkan dari dapat ditentukan mana yang lebih efektif. suatu kewajiban dan termasuk Adapun indikator kinerja dalam putusan, keahlian, kemampuan, suatu organisasi yang dapat