STRATEGI KOMUNIKASI NEWS PRESENTER DALAM PENYAMPAIAN BERITA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian

Berita pada Program Acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salaah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

SILVADIAH SUCI UTAMI

150904065

JURNALISTIK

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Medan

2019

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan:

Nama : Silvadiah Suci Utami

Nim : 150904065

Judul Skripsi : STRATEGI KOMUNIKASI NEWS PRESENTER DALAM PENYAMPAIAN BERITA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita pada Program Acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara)

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Emilia Ramadhani, S.Sos., M.A Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D NIP.197310212006042001 NIP.196505241989032001

Dekan

Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. NIP. 197409302005011002

i

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Silvadiah Suci Utami

NIM : 150904065

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : STRATEGI KOMUNIKASI NEWS PRESENTER DALAM PENYAMPAIAN BERITA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita pada Program Acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ( )

Penguji : ( )

Penguji Utama : ( )

Ditetapkan di :

Tanggal :

ii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia di proses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Silvadiah Suci Utami

NIM : 150904065

Tanda Tangan :

Tanggal :

iii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Silvadiah Suci Utami NIM : 150904065 Program Studi : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Strategi Komunikasi News Presenter Dalam Penyampaian Berita (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita pada Program Acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pada Tanggal : Yang menyatakan

(Silvadiah Suci Utami)

iv

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat izin dan rahmat-nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dilengkapi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).

Terlebih lagi secara khusus saya sangat berterima kasih kepada keluarga tercinta, orang tua dan adik saya. Terimakasih kepada Papa saya, bapak Udin Nyoto, dan terutama untuk mama, ibu Nurhayati yang selalu memberikan doa, dukungan serta kasih sayang dan mendidik saya hingga mandiri seperti saat ini. Sekali lagi terimakasih untuk mama atas segala – galanya.

Saya menyadari tanpa dukungan, bimbingan dan kritik maupun saran sejak awal masa perkuliahan hingga saat ini, tidaklah mungkin bagi saya dapat menjadi lebih baik. Oleh karena itu, hanya ucapan terima kasih yang bisa diberikan untuk semua pihak yang telah membantu, memberikan semangat dan kasih sayang sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu, ucapan terimakasih ini saya haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin. S.Sos. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USU. Yang sekaligus juga merupakan dosen pembimbing saya yang telah dengan sabarnya membimbing, memberikan arahan, perbaikan dan kritikan selama masa pengerjaan skripsi ini berlangsung hingga sampai pada akhirnya saya bisa sampai di tahap ini.

4. Bapak Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik saya selama masa perkuliahan.

5. Seluruh Dosen Ilmu komunikasi FISIP USU yang telah banyak sekali memberikan pengetahuan dan arahan selama masa perkuliahan.

v

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

6. Kak Maya, yang telah sangat baik dan membantu saya dalam memperoleh segala informasi tentang perkuliahan.

7. Para informan saya kak Widya Utami, Bang Lukman Hakim Sitorus, dan Bang Kery Sembiring para news presenter TVRI Sumut yang lebih Senior yang telah bersedia ditanya - tanya setiap waktu, serta Ibu Tuti dan Ibu Mimin sebagai informan tambahan yang turut terlibat dalam skripsi saya. Serta seluruh kelurga besar TVRI Sumatera Utara tempat saya bekerja.

8. Untuk abangda Sholihul Amri atau akrab saya panggil bang Leol yang merupakan my coach terbaik sejagad raya dalam pengerjaan skripsi saya, penasihat skripsi yang rela direpotkan setiap saat dan dalam segala kondisi

apapun.

9. Untuk Mustika Rizki Fadila alias Musty Karatu yang menjadi makhluk tempat melampiaskan segala mood swing, penasihat, dan yang selalu menjadi alarm

untuk saya cepat menyelesaikan skripsi ini.

10. Widuri Khoiriyah dan Popo yang lebih - lebih dari sahabat saat susah, senang, dari sejak SMA sampai saat ini, yang memarahi disaat jenuh mengerjakan skripsi ini, dan penenang disaat saya membutuhkan jalan keluar dalam suatu

hubungan.

11. Teruntuk sahabat 3.5 tahun di ilmu Komunikasi, Citra dan Yasmin teman seperjuangan PKL dan skripsi paling sehati dan agar segera menyusul secepatnya, Khairi teman bergilak dan yang sangat berjasa dalam dunia pertugasan kampus, serta Lismardiah sahabat disaat susah yang sekarang udah

senang terima kasih buat kalian semua.

12. Ayu Juwita rekan sesama presenter TV dan sesama pendiri Medan Event Organizer yang selalu menyuruh saya agar segera menyelesaikan skripsi ini agar

dapat fokus dibisnis EO yang kami dirikan.

13. Keluarga besar Duta GenRe Sumut yang selalu mendukung dari nol hingga saat

ini.

vi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

14. Dan teruntuk Mas Jordan Alfirdaus, my support system yang berada jauh di

surabaya dan sebagai salah satu alasan saya agar cepat wisuda.

15. Serta seluruh teman – teman Program Studi Ilmu Komunikasi terkhusus stambuk 2015, terimakasih atas saran dan dukungan yang telah diberikan serta

semangat untuk kita semua dalam memeperjuangkan gelar sarjana.

Peneliti mengucapkan banyak terimakasih untuk nama- nama diatas yang telah disebutkan. Adapun kesalahan atau kekhilafan dalam penulisan kata atau yang lain – lain peneliti memohon maaf dan mengharapkan saran serta kritikan yang membangun untuk kedepannya. Terimakasih.

Medan, April 2019

Peneliti

Silvadiah Suci Utami NIM 150904065

vii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini yang berjudul Strategi Komunikasi News Presenter dalam penyampaian Berita. Penelitian ini berfokus pada strategi komunikasi news presenter dalam penyampaian berita pada program acara “Sumut Dalam Berita” di TVRI Sumatera Utara. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi news presenter dalam penyampaian berita; untuk mengetahui hambatan - hambatan yang dialami oleh news presenter dalam penyampaian berita; dan untuk mengetahui cara mengatasi hambatan - hambatan yang dihadapi oleh news presenter dalam penyampaian berita. Teori yang menjadi pendukung dan landasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi, Strategi Komunikasi, Hambatan Komunikasi, Komunikasi Massa, Komunikasi Verbal dan Nonverbal, dan Penyiar Berita. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam penentuan informan peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dengan kriteria informan yang merupakan News presenter TVRI Sumatera Utara di program "Sumut Dalam Berita", Sudah menyiar lebih dari dua tahun dan sudah pernah live report dan live cross. Subjek penelitian melibatkan informan yang berjumlah lima (5) orang, diantaranya tiga informan utama yang merupakan news presenter Sumut Dalam Berita di TVRI Sumut, serta informan tambahan yaitu satu orang pengarah acara dan satu orang produser Sumut Dalam Berita di TVRI Sumut. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam secra terbuka dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa news presenter menggunakan strategi komunikasi dalam menyampaikan berita agar tujuan komunikasi dapat dicapai. Strategi komuikasi yang dilakukan dengan melakukan persiapan diri, dari penampilan, penguasaan materi, dan menjaga rasa percaya diri. Meski begitu hambatan – hambatan komunikasi masih sering muncul saat siaran seperti kesalahan teknis, alat- alat yang tidak berfungsi ataupun rasa gerogi yang mempengaruhi proses dan hasil komunikasi. Hambatan- hambatan itu dapat diatasi dengan cara beracting seolah - olah tidak ada kendala yang terjadi, tidak panik dan tetap tampil tenang di hadapan pemirsa. Untuk itu, strategi komunikasi menjadi suatu kunci yang sangat penting saat bersiaran untuk mencapai tujuan dan mengatasi hambatan – hambatan yang terjadi.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, News Presenter, Berita.

viii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This research is titled The Communication Strategy of News Presenter in delivering News. This study focuses on news presenter communication strategies in delivering news on the program "Sumut Dalam Berita" on TVRI . The purpose of this research to find out communication strategies of news presenter in delivering news, the hindrances and how to overcome those hindrances. Theories that are supporting in this research are Communication theory, Communication Strategy, Communication Barriers, Mass Communication, Verbal and Nonverbal Communication, and News Broadcasters. This study used descriptive qualitative method. In determining the informant the researcher used Purposive Sampling technique with the criteria of the informant who was the News presenter of TVRI North Sumatra in the "Sumut Dalam Berita" program, It has been broadcasting for more than two years and has had a live report and live cross. The subject of research involved five (5) informants, and three of main informants who ere the news presenters in Sumut Dalam Berita program in TVRI North Sumatra, the author of events and a producer in Sumut Dalam Berita in TVRI North Sumatra. The technique of collecting data is by way of open in-depth interviews and observation. The data analysis technique used is by reducing data, presenting data, drawing conclusions. The results of this study conclude that news presenters use communication strategies in delivering news so that communication objectives can be achieved. Commuication strategies are carried out by preparing oneself, from appearance, mastery of material, and maintaining self-confidence. Even so, communication barriers often arise during broadcasts such as technical errors, non- functional tools or sense of humor that affect communication processes and outcomes. These obstacles can be overcome by acting as if there are no obstacles that occur, do not panic and still appear calm in front of the viewers. For this reason, the communication strategy is a very important key when broadcasting to achieve goals and overcome obstacles that occur.

Key Words: Communication Strategy, News Presenter, News.

ix

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN ...... i HALAMAN PENGESAHAN ...... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...... iii HALAMAN PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...... iv KATA PENGANTAR ...... v ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix DAFTAR ISI ...... viii DAFTAR TABEL ...... xii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1.1 Konteks Masalah ...... 1 1.2 Fokus Masalah ...... 6 1.3 Tujuan Penelitian ...... 6 1.4 Manfaat Penelitian ...... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 2.1 Paradigma Kajian ...... 8 2.2 Kajian Pustaka ...... 9 2.2.1 Komunikasi ...... 9 2.2.2 Strategi Komunikasi...... 12 2.2.2.1 Tujuan Strategi Komunikasi ...... 12 2.2.2.2 Fungsi Strategi Komunikasi ...... 12 2.2.3 Hambatan Komunikasi...... 22 2.2.4 Komunikasi Verbal ...... 23 2.2.5 Komunikasi Nonverbal ...... 24 2.2.6 Komunikasi Massa ...... 25 2.2.6.1 Media Massa ...... 25 2.2.6.2 Media Televisi ...... 25 2.2.7 Penyiar Berita Televisi ...... 32

x

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 3.1 Metode Penelitian ...... 38 3.2 Objek Penelitian ...... 38 3.3 Subjek Penelitian ...... 39 3.4 Unit Analisis ...... 39 3.5 Teknik Pengumpulan Data ...... 40 3.5.1 Penentuan Informan ...... 41 3.5.2 Keabsahan Data ...... 42 3.6 Teknik Analisis Data ...... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 4.1 Hasil Penelitian ...... 44 4.1.1 Proses Penelitian ...... 44 4.1.2 Profil Informan ...... 49 4.1.3 Hasil Wawancara ...... 56 4.2 Pembahasan ...... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...... 5.1 Kesimpulan ...... 110 5.2 Saran ...... 112 5.2.1 Saran Akademik ...... 112 5.2.2 Saran Praktis ...... 113

DAFTAR REFERENSI ...... 114

LAMPIRAN

xi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Informan Utama dan Informan Tambahan ...... 55

Tabel 4.2 Tabel Strategi Komunikasi, Hambatan – Hambatan Komunikasi, dan Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Penyampaian Berita Berdasarkan Wawancara Bersama Kelima Informan ...... 94

xii

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Salah satu kebutuhan manusia adalah berkomunikasi, berkomunikasi adalah cara agar manusia dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk perlu berkomunikasi. Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi

Harold D. Laswell menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi. Pertama, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan Lingkungannya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat melakukan transformasi warisan sosial. Ketiga, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya, melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya ( Mulyana, 2010: 147)

Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya akan saling bertukar informasi untuk memenuhi kebutuhannya, hal ini didukung oleh pernyataan James A. F. Stoner, yang menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan berkomunikasi maka kita dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh orang lain ataupun kelompok. Agar informasi yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan, maka komunikator perlu menjelaskan pesan

1

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2

utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin kepada komunikan (Cangara, 2007: 24)

Komunikator adalah pihak yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau khalayak luas, sedangkan komunikan adalah pihak yang menjadi target atau sasaran dari suatu pesan atau informasi yang dikirimkan oleh komunikator. Pelaku penyampai informasi ini bisa seorang individu (penulis, pembicara, blogger, dan lain-lain), bisa dalam bentuk kelompok, atau organisasi komunikasi (radio, TV, surat kabar, majalah, dan lain-lain). Sementara Komunikan adalah individu atau masyarakat ramai.

News Presenter merupakan salah satu komunikator yang menyampaikan informasi dalam suatu berita kepada pemirsa. Tidak heran seorang news presenter dituntut harus mampu menyampaikan berita dengan jelas, padat, dan dapat dimengerti penonton atau khalayak. News Presenter adalah orang yang menyiarkan program berita dan ia juga turut bekerja sebagai jurnalis yang ikut serta dalam peliputan berita atau produksi berita, yakni aktif dalam prosedur pencarian berita dan pembuatan naskah berita yang akan dibacakannya. Memiliki penampilan yang good looking dan skill yang mumpuni itu saja tidak cukup, news presenter harus up to date terhadap peristiwa yang sedang terjadi saat ini dan harus memiliki wawasan yang luas. News presenter yang merupakan ujung tombak dari suatu program berita memiliki tugas utama yaitu menyampaikan informasi atau pesan kepada pemirsa.

Dalam proses penyampaian informasi kepada pemirsa berlangsung, tidak semuanya berjalan dengan mudah dan lancar, bahkan sering kali terjadi hambatan. Hambatan-hambatan yang terjadi dapat berasal dari diri seorang news presenter itu sendiri (hambatan internal) ataupun hambatan yang berasal dari luar atau lingkungan sekitar (hambatan eksternal). Hambatan intetnal yang dimaksud adalah seperti grogi, tenggorokan kering, mata lelah dan lain sebagainya. Sementara hambatan eksternal dapat berupa teleprompter yang tidak berfungsi, mikrofon mati, pendingin ruangan yang tiba-tiba tidak bisa menyala yang membuat news presenter gerah sehingga kehilangan konsentrasi, suara bising dari luar studio yang terdengar masuk melalui earphone saat pengarah

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3

acara memberi arahan, dan adanya miss communication dengan produser, kameramen dan crew lainnya yang bertugas.

Hambatan-hambatan itulah yang harus dihadapi oleh seorang news presenter sebelum atau saat sedang berlangsungnya acara. Hambatan-hambatan tersebut itu pula yang membuat peneliti tertarik untuk mencari tahu strategi apa yang dilakukan oleh masing-masing news presenter dalam mengatasinya.

Strategi adalah panduan perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Pada umumnya strategi digunakan untuk menciptakan sebuah kondisi yang diinginkan dengan mempertimbangkan setiap keuntungan maupun resiko yang mungkin terjadi. Strategi komunikasi sangat penting dalam kehidupan. Dengan adanya strategi komunikasi maka penyampaian pesan dan tujuan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima dengan baik. Sehingga setiap proses komunikasi yang berjalan dapat terjaga secara efektif dan terhindar dari hambatan dan permasalahan.

Media massa yang berfungsi sebagai alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audiens yang luas serta heterogen. Kelebihan dari media massa yaitu dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Adapun fngsi utama media massa adalah memberikan dan menyebarluaskan informasi dalam suatu berita. Dengan begitu media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2007: 134)

Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa yang paling populer dibanding dengan media komunikasi lainnya. Hingga saat ini televisi masih bertahan sebagai media massa yang paling banyak digunakan, khususnya di Indonesia. Pemakaian televisi sudah menjadi budaya dan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Saat ini disetiap rumah minimal terdapat satu buah televisi, hal ini dikarenakan setiap orang membutuhkan informasi terkini tentang apa yang terjadi di sekitar mereka. Selain itu tayangan hiburan juga menjadi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4

salah satu kebutuhan dan televisi menjadi media massa yang paling mudah untuk dijangkau.

Secara sederhana dapat didefenisikan televisi adalah media massa yang menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari jarak jauh. Televisi yang merupakan gabungan dari media audio dan media visual menyampaikan pesan- pesannya secara informatif, yaitu berupa hiburan, pendidikan dan peristiwa yang bisa di dengar dan dilihat secara bersamaan. Televisi adalah salah satu media komunikasi massa yang diharapkan bisa mempengaruhi pemirsanya. Televisi atau yang sering disebut TV ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini masyarakat merupakan pihak yang berperan sebagai komunikan, sedangkan para insan pertelevisian berperan sebagai komunikator yang memberikan pesan berupa informasi, hiburan edukasi maupun pesan – pesan lainnya. Pesan yang disampaikan melalui televisi akan sampai ke khalayak dengan cepat. Proses penghantaran pesan antara komunikator dan komunikan inilah yang disebut sebagai arus informasi.

Stasiun televisi pertama di Indonesia bernama TVRI (Televisi Republik Indonesia). TVRI memulai siaran perdana nya pada 17 Agustus 1962. TVRI menyiarkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia dari halaman Istana Merdeka Jakarta. Sebelumnya, TVRI sebenarnya merupakan program khusus yang dilaksanakan untuk menyukseskan ASIAN Games di Jakarta tahun 1962. Presiden Soekarno memiliki andil yang cukup besar dalam pembangunan TVRI sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia. Di tanggal 24 Agustus 1962, TVRI kembali menyiarkan siaran langsung upacara pembukaan Asian Games keempat dari Stadion Gelora Bung Karno. Sejak saat itu sampai kini diperingati sebagai hari ulang tahun TVRI. Setelahnya, TVRI mulai menyiarkan tayangan televisi secara reguler kepada masyarakat. Pemerintah pun mengeluarkan Keppres tentang pembentukan TVRI Foundation yang bertugas menjadi badan yang mengatur penyiaran. Sebelumnya TVRI masih menyiarkan tayangan hitam putih, hingga akhirnya di tahun 1979 TVRI mulai memperkenalkan siaran berwarna. TVRI menjadi cikal bakal media komunikasi di Indonesia. TVRI

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

5

mendirikan stasiun televisi di beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Makassar, Balikpapan, Palembang, dan termasuk Medan,

TVRI Sumatera Utara kali pertama mengudara pada 28 Desember 1970 dan merupakan stasiun televisi pertama di Medan, Sumatera Utara. TVRI sumatera Utara merupakan televisi yang menayangkan informasi terkait konten lokal Sumatera Utara. Hingga saat ini TVRI Sumatera Utara telah memiliki stasiun pemancar sebanyak 21 unit untuk mencapai keberhasilan dalam menyebarluaskan informasi dari studio TVRI Sumut kepada publik. Kehadiran televisi swasta di Indonesia tetap membuat stasiun televisi TVRI khususnya TVRI Sumut terus berusaha memberikan informasi yang akurat, tajam, terpercaya, mendidik dan juga bermanfaat bagi setiap penontonnya. Sehingga masyarakat dapat memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas dan terbaru disekitarnya, Untuk itulah Stasiun TVRI Sumatera Utara hadir ditengah-tengah masyarakat, agar informasi yang ada dan yang sedang terjadi dapat dengan cepat diketahui oleh masyarakat Sumatera Utara

Adapun segmentasi siaran yang ditayangkan oleh TVRI Sumut, yaitu seputar berita, informasi, pendidikan, agama, budaya, olahraga, hiburan/musik, iklan, dan layanan masyarakat. Salah satu program acara berita di TVRI Sumatera Utara adalah " Sumut Dalam Berita". Program berita yang satu ini merupakan program unggulan dari program berita lainnya di TVRI Sumut. Program Sumut Dalam Berita membahas seputar informasi mengenai kejadian dan peristiwa kriminal, ekonomi, politik, sosial, budaya, wisata, hingga karya kerajinan dan oleh-oleh khas Sumatera Utara. Tayang pada pukul 16.00 wib dengan durasi tayang selama 60 menit setiap hari senin hingga jumat, dan 30 menit setiap hari sabtu dan minggu.

Sumut Dalam Berita adalah program acara unggulan memiliki para news presenter profesional yang menjadi ujung tombak keberhasilan program ini. Sebagai seorang news presenter yang baik harus mampu membawakan suasana acara dan membuat pemirsa menjadi nyaman dan tertarik untuk menontonnya. Acara yang berlangsung secara live ini menjadi tantangan bagi seorang news

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

6

presenter ketika membawakannya, karena memiliki resiko yang lebih sulit untuk mengatasi kesalahan yang apabila terjadi.

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah news presenter TVRI Sumatera Utara di program acara "Sumut Dalam Berita". Banyaknya gangguan internal ataupun eksternal yang menghambat proses penyiaran, menyebabkan kesalahan-kesalahan sering terjadi ketika membawakan berita. Hambatan- hambatan itulah yang sangat mempengaruhi penampilan dan penyampaian news presenter dihadapan pemirsa. Berdasarkan konteks masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti strategi komunikasi para news presenter TVRI Sumut dalam mengatasi hambatan- hambatan komunikasi yang terjadi baik sebelum dan saat berlangsungnya program acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara.

1.2 Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang diuraikan di atas, maka dapat ditentukan fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana Strategi Komunikasi News Presenter Dalam Penyampaian Berita Pada Program Acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara?".

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui strategi komunikasi news presenter dalam penyampaian berita 2) Untuk mengetahui hambatan - hambatan yang dialami oleh news presenter dalam penyampaian berita 3) Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan - hambatan yang dihadapi oleh news presenter dalam penyampaian berita.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

7

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan khasanah penelitian ilmu komunikasi serta sebagai referensi dan sumber bacaan mahasiswa FISIP USU, khususnya Ilmu Komunikasi.

2. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi kontribusi dan menambah pengetahuan serta memperluas wawasan dibidang ilmu komunikasi mengenai strategi komunikasi news presenter dalam penyampaian berita di TVRI sumatera Utara.

3. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan penyelesaian dalam menghadapi hambatan- hambatan komunikasi dan menjadi masukan bagi pihak - pihak yang membutuhkan terkait strategi komunikasi news presenter dalam penyampaian berita di TVRI Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Kajian Paradigma merupakan perspektif riset yang digunakan peneliti yang berisi bagaimana cara pandang (world views) peneliti melihat realita, bagaimana mempelajari fenomena, cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan cara- cara yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan (Pujileksono, 2015: 26). Dalam konteks desain penelitian, pemilihan paradigma penelitian menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian.

Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti dalam mencari fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Menurut Mulyana (Tahir, 2011: 59) paradigma sebagai suatu kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (ilmuan) yang menganut suatu pandangan yang dijadikan landasan untuk mengungkap suatu fenomena dalam rangka mencari fakta. Paradigma sebagai serangkaian keyakinan-keyakinan dasar (basic beliefs) yang berhubungan dengan prinsip- prinsip pokok. Keyakinan-keyakinan ini bersifat dasar dalam pengertian harus diterima secara sederhana semata-mata berdasarkan kepercayaan saja, hal ini disebabkan tidak ada suatu cara untuk menemukan suatu kebenaran akhir. Jadi, paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya, Guba dan Lincoln (Sunarto dan Hermawan, 2011: 4).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Konstruktivisme menegaskan bahwa pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang belajar mengerti. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah hasil bentukan kita sendiri. Konsep penting konstruktivis adalah bahwa pengetahuan adalah bukan proses tertentu atau

8

UniversitasUniversitas Sumatera Sumatera Utara Utara

9

deterministik, tetapi suatu proses menjadi tahu. Pada proses komunikasi, pesan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang ke kepala orang lain. Penerima pesanlah yang harus mengartikan dengan penyesuaian terhadap pengalaman .

Paradigma konstruktivisme bertujuan untuk memahami apa yang menjadi konstruksi suatu realitas yang membuat peneliti harus dapat mengetahui dan menggali faktor apa saja yang mendorong suatu realita dapat terjadi dan menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut merekonstruksi realita tersebut (Pujileksono,2016 : 28-29).

Penelitian yang dilakukan pada news presenter TVRI Sumut ini untuk melihat fakta strategi komunikasi apa yang digunakan news presenter TVRI Sumut dalam menyampaikan berita serta melihat hambatan-hambatan apa yang terjadi sehingga mengganggu para news presenter TVRI Sumatera Utara saat membawakan berita.

2.2 Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori- teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji (Prastowo,2012:80).

Dengan adanya kajian pustaka, maka peneliti akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Adapun teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah:

2.2.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common ). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

10

sama. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator atau diterima oleh komunikan. Jika tidak terjadi kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi (communication actors ) yakni komunikator dan komunikan, dengan kata lain komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi. Dalam rumusan lain, situasi tidak komunikatif (Effendy 2003:30).

Sesuai definisi komunikasi klasik menurut Harold Laswell (Mulyana, 2007:143) yaitu Who, says What, in Which Channel, to Whom, with What Effect (siapa, mengatakan apa, pada saluran apa, kepada siapa, dengan efek seperti apa), pada definisi ini terdapat lima elemen yaitu sumber, pesan, saluran, penerima dan efek. Elemen-elemen yang terdapat di dalam komunikasi menurut paradigma Harold D. Lasswell yaitu:

1. Penyampai Pesan /Komunikator (Who) Komunikator adalah seseorang yang memberikan pesan kepada komunikan. Dalam hal ini seorang komunikator harus mampu mengetahui dan memahami apa yang ingin disampaikannya kepada komunikan, karena sebuah pesan tidak akan sampai dengan baik apabila komunikatornya tidak memahami apa yang ingin disampaikan.

2. Pesan (says What) Sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus memiliki makna. Makna tersebut sebaiknya bukan makna yang harus dicerna terlebih dahulu melainkan makna yang mudah dipahami agar dalam berkomunikasi pesan yang ingin disampaikan komunikator dapat mudah dimengerti oleh komunikan.

3. Media (in Which Channel) Sebuah pesan dapat disalurkan menggunakan berbagai macam media. Media yang dapat digunakan untuk menyalurkan sebuah pesan antara lain udara, televisi, radio, telepon, surat, koran, majalah, dan yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

11

4. Penerima Pesan/ Komunikan (to Whom) Seorang pengirim pesan sebaiknya mengetahui kepada siapa pesan tersebut ingin disampaikan. Sebuah komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan oleh komunikator sampai dan diterima dengan baik oleh komunikan.

5. Efek (with what Effect) Efek atau dampak apa yang terjadi kepada komunikan setelah menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sebuah pesan dikatakan memiliki makna atau arti bagi orang yang menerimanya apabila pesan tersebut memiliki dampak yang dapat merubah sudut pandang orang lain misalnya cara berpikir, sikap, perilaku dan lain-lain.

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut dapat disimpulkan, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2006 : 10).

Fungsi komunikasi (Effendy, 2007: 8) dalam bukunya “Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek”, adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan Informasi (To Inform ) Komunikasi berfungsi dalam menyampaikan informasi, tidak hanya informasi tetapi juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat bisa mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun.

2. Mendidik (To Educate ) Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan kreativitas, tidak hanya sekedar memberi hiburan, tetapi juga memberi pendidikan untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, serta memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih berkembang.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

12

3. Menghibur (To Entertain ) Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dalam bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa.

4. Mempengaruhi (To Influence ) Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai yang baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah yang baik dan modrenisasi.

2.2.2 Strategi Komunikasi

Strategi pada dasarnya adalah sebuah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan perencanaan komunikasi (communication planning ) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Effendy, 1993: 301). Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Artinya terdapat juga kekuatan pengaruh dari pesan-pesan lain yang datang dari sumber (komunikator) lain dalam waktu yang sama, maupun sebelum dan sesudahnya. Pesan yang diharapkan menimbulkan efek atau perubahan pada khalayak bukanlah satu-satunya "kekuatan", tetapi, hanya salah satu di antara semua kekuatan yang bekerja dalam proses komunikasi untuk mencapai efektivitas.

Adapun strategi komunikasi konsep Harold D. Laswell yang menjelaskan bahwa untuk bisa memahami strategi komunikasi maka harus mampu menjawab pertanyaan berikut :

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

13

1. (Who), : Siapa komunikatornya? 2. (Says What), : Pesan apa yang disampaikan? 3. (In Which Channel), : Media apa yang digunakannya? 4. (To Whom), : Siapa komunikannya?

5. (With What Effect), : Efek apa yang diharapkan?

Berikut komponen utama komunikasi yang menjadi pusat kajian dalam menyusun strategi komunikasi, serta dapat mencapai tujuan komunikasi secara efektif menurut (Effendy, 2006: 32)

1) Komunikator

Merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi. Agar strategi komunikasi berjalan maksimal, dibutuhkan seorang komunikator yang bisa diterima oleh komunikannya. Oleh karena perannya yang sangat penting dalam sebuah proses komunikasi maka ada dua hal yang dituntut dari seorang komunikator. Menurut Onong faktor penting seorang komunikator ada dua, yakni :

a. Daya tarik Adalah manusiawi jika komunikate atau khalayak sasaran yang cenderung merasa memiliki kesamaan dengan komunikator akan mengikuti apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam hal ini, komunikate atau khalayak sasaran melihat komunikator memiliki daya tarik tertentu sehingga khalayak sasaran bersedia untuk merubah pikiran, sikap, pendapat, dan perilakunya sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Daya tarik juga dapat dilihat dari penampilan komunikator.

b. Kredibilitas Selain daya tarik, kredibilitas komunikator juga menjadi alasan kuat khalayak sasaran atau komunikan bersedia merubah pikiran, sikap, pendapat, dan perilakunya sesuai dengan isi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

14

pesan yang disampaikan oleh komunikator. Kredibilitas komunikator adalah faktor yang membuat khalayak sasaran percaya kepada apa yang disampaikan oleh komunikator dan mengikuti kemauan komunikator. Komunikator yang benar- benar menguasai permasalahan dan memiliki penguasaan bahasa yang baik cenderung dipercaya oleh khalayak sasaran. Seorang komunikator yang memiliki keahlian tertentu dapat menimbulkan kepercayaan komunikan. Berdasarkan kedua faktor diatas, kemampuan seorang komunikator dituntut juga untuk mampu berempatik dengan orang yang sedang diajak berkomunikasi, dia harus memahami suasana hati dan kondisi komunikannya.

2) Pesan Komunikasi

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran dalam strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Seperti yang disampaikan Onong, tujuan pesan komunikasi terdiri atas “Isi pesan dan lambang. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi pesan komunikasi adalah : Bahasa, gambar, warna, gestur. Sedangkan bahasa terdiri atas kata yang mengandung pengertian denotatif dan konotatif.” Berdasarkan pendapat tersebut, kita mengetahui bahwa bahasa harus disampaikan dengan tepat, karena bila tidak, maka komunikan bisa saja salah dalam menginterpretasikan tujuan pesan komunikasi.

Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat mengenai khalayak sasaran. Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat mengena kepada khalayak sasaran yaitu :

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

15

 Umum – pesan disampaikan adalah pesan yang bersifat umum dan mudah dipahami oleh khalayak sasaran

 Jelas – pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran

 Bahasa jelas – bahasa yang digunakan dalam proses penyampaian pesan hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan sesuai dengan khalayak sasaran serta tidak menggunakan istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh khalayak sasaran

 Positif – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran dilakukan dengan cara-cara yang positif sehingga mendatangkan rasa simpati dari khalayak sasaran

 Seimbang – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran disampaikan dengan seimbang, tidak melulu mengungkapkan sisi positif namun juga sisi negative agar khalayak sasaran dapat menerimanya dengan baik

 Sesuai – pesan yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan keinginan khalayak sasaran

3) Media Komunikasi Mengetahui dan memahami berbagai pengertian media menurut para ahli, pengertian media massa menurut para ahli, serta pengertian media sosial menurut para ahli. Kesimpulan dari semua pengertian terkait media adalah bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi. Media komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang memiliki beberapa karakteristik media massa masing-masing. Kehadiran internet sebagai media komunikasi telah melahirkan berbagai media komunikasi modern baru.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

16

Dalam strategi komunikasi, kita perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat dan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat. Pemilihan media komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik komunikasi yang digunakan.

Pada tahap ini adalah bahwa sisi pesan juga harus disesuaikan dengan media yang dipilih. Selain itu, masih ada hal lain yang harus diperhatikan sebelum kita memutuskan media mana yang akan dipakai, yakni kapabilitas penerima pesan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang disampaikan Onong, bahwa dalam memilih media harus dilakukan selektif dan sesuai dengan keadaan dan kondisi juga situasi khalayak.

4) Khalayak Sasaran

Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran adalah hal penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi khalayak sasaran disesuaikan dengan tujuan komunikasi. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika melakukan identifikasi khalayak sasaran, yaitu :

a. Kerangka pengetahuan (frame of reference) Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi komunikasi kepada komunikate atau khalayak sasaran hendaknya disesuaikan dengan kerangka pengetahuan khalayak agar pesan dapat dengan mudah diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran.

b. Situasi dan kondisi Yang dimaksud dengan situasi adalah situasi komunikasi ketika khalayak sasaran menerima pesan-pesan komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi adalah keadaan fisik psikologis khalayak sasaran. Pesan komunikasi yang dsampaikan kepada

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

17

khalayak sasaran hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sasaran agar pesan dapat tersampaikan dengan efektif.

c. Cakupan pengalaman (field of experienc) Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi komunikasi kepada komunikate atau khalayak sasaran juga hendaknya disesuaikan dengan cakupan pengalaman khalayak sasaran agar pesan dapat dengan mudah diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran.

Selain itu, Fajar dalam bukunya (2009 :186) juga menyatakan perumusan strategi dan peranan komunikator yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak, mempunyai kepentingan yang sama. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan memahami kerangka pengalaman dan kerangka referensi khalayak secara tepat dan saksama (Fajar, 2009 :184-185) yang meliputi :

a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri dari :  Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan.  Kemampuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media yang digunakan.  Pengetahuan khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang digunakan b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma kelompok masyarakat yang ada, yaitu dengan memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan hidup khalayak.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

18

c. Situasi dimana khalayak itu berada, yaitu dengan memahami tempat dan kondisi dari khalayak yang akan dijadikan target sasaran

2. Menyusun Pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam perumusan strategi ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian. Telah dijelaskan bahwa individu-individu dalam saat yang bersamaan terkadang dirangsang oleh banyak pesan dari berbagai sumber. Tetapi tidak semua rangsangan itu dapat mempengaruhi khalayak

3. Menetapkan Metode Untuk mencapai efektifitas dari suatu komunikasi selain akan bergantung dari kematangan isi pesan, yang disesuaikan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, juga turut dipengaruhi oleh metode penyampaiannya kepada sasaran. Dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihatdari 2 aspek:

(1) Menurut cara pelaksanaannya yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.

(2) Menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung

Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode Redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

19

kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya. b. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap - sikap dan motif khalayak.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal sebagai salah satu bentuk pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula.

b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisipendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dandapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusunsecara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilakukhalayak.

c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasanatau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman.

d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkankalau dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

20

4. Seleksi dan Penggunaan Media

Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media pun kita harus mempertimbangkan kemudahan akses khalayak menjangkau media. Media yang digunakan haruslah yang mampu menjangkau khalayak luas.

Dengan demikian, strategi komunikasi merupakan keseluruhan perencanaan, taktik dan cara yang dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.2.2.1 Tujuan Strategi Komunikasi

Tujuan strategi komunikasi sangat penting untuk direncanakan, sebab komunikasi dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut agar dapat tercapai. Tujuan strategi komunikasi adalah untuk membuat komunikasi yang efektif dan berhasil dimengerti oleh komunikannya.

Menurut Liliweri dalam bukunya "Komunikasi Serba Ada dan Serba Makna" (Liliweri, 2011 : 248-249) strategi komunikasi mempunyai tujuan yaitu :

1. Memberitahu (Announcing) Yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi. Oleh karena itu, informasi yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting.

2. Memotivasi (Motivating) Informasi yang diberikan harus dapat memotivasi khalayak untuk mencari dan mendapatkan kesempatan daritujuan informasi yang disebarkan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

21

3. Mendidik (Educating) Tiap informasi yang disebarkan harus disampaikan dalam kemasan bersifat mendidik. Informasi haruslah mengandung unsur positif agar pesan yang disampaikan dapat membantu komunikan belajar.

4. Menyebarkan Informasi (Informing) Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat yang menjadi sasaran. Diusahakan agar informasi yang disebarkan merupakan informasi yang spesifik dan aktual, sehingga dapat digunakan khalayak. Apalagi jika informasi ini bukan sekedar pemberitahuan atau motivasi semata, tetapi mengandung unsur pendidikan.

5. Mendukung pembuatan keputusan (Supporting Decision Making ). Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorikan, dan dianalisis sedemikianrupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan.

Secara sederhana, tujuan utama dari strategi komunikasi ialah untuk memastikan komunikan mengerti dengan pesan yang diterimanya. Apabila komunikan telah mengerti dengan pesan yang diterimanya, selanjutnya strategi komunikasi digunakan untuk meyakinkan komunikan agar menetapkan keputusan terhadap pesan yang diterimanya. Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi lebih kurang ditentukan oleh strategi komunikasi.

2.2.2.2 Fungsi Strategi Komunikasi

Fungsi strategi komunikasi adalah manfaat dari terbentuknyastrategi komunikasi itu sendiri. Menurut R. Wayne Pace (Effendy, 2005: 32) tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

a. To Secure Understanding Untuk memberikan sebuah pengertian kepada khalayak sasaran. Komunikator sebagai seoseorang yang menyampaikan pesan haruslah

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

22

mampu menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti. Hal ini bisa dilakukan dengan menganalisis bahasa apa dan isyarat-isyarat seperti apa yang dimengerti oleh komunikannya.

b. To Establish Acceptance, Untuk menciptakan proses penerimaan dalam diri khalkayak sasaran. Sebuah komunikasi akan diterima dengan baik apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator mampu membuat komunikan merasakan empati ataupun simpati, yaitu saat komunikan mersakan kesamaan dengan komunikator.

c. To Motivate Action. Untuk memotivasi khalayak sasaran agar bertindak. Pesan komunikasi yang telah dimengerti dan diterima oleh komunikan, akan menimbulkan keinginan untuk melakukan sebuah tindakan sesuai dengan kjeinginan komunikator. Adanya tindakan nyata dari komunikan menunjukkan komunikasi yang disampaikan telah berhasil dan efektif

2.2.3 Hambatan Komunikasi Di dalam proses komunikasi biasanya terdapat gangguan atau hambatan. Hal ini menyebabkan proses penyampaian pesan tidak berjalan dengan baik dan efektif sehingga pesan yang ingin disampaikan komunikator tidak diterima dengan baik oleh komunikan. Gangguan atau hambatan yang ada dalam proses komunikasi biasanya menimbulkan salah pengertian antara komunikator dengan komunikannya atau biasa disebut miss communication. Hambatan komunikasi menurut Effendy pada bukunya "Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003 : 45) dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Gangguan Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Seperti contohnya adalah

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

23

gangguan yang dihasilkan dari suara atau bunyi, gambar yang tidak jelas dan lainnya.

b. Gangguan semantik adalah gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian.

2. Kepentingan Interest atau kepentingan membuat orang selektif dalam menanggapi pesan. Orang hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan merupakan sifat relatif terhadap segala perangsang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

3. Motivasi Terpendam Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang maka semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan.

4. Prasangka Prasangka merupakan salah satu hambatan berat suatu kegiatan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syak wasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Sesuatu yang objektif akan dinilai secara negatif.

2.2.4 Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa lisan (oral communication) dan bahasa tulisan (written communication). Dalam penyampaian pesan, biasanya komunikator lebih banyak menggunakan pesan verbal yakni bahasa. Karena itu seorang komunikator membutuhkan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

24

pengetahuan tentang bentuk-bentuk pesan verbal (Ronald B. Adler dan George Rodman dalam Sendjaja 1994: 256) yang terdiri dari;

a. Struktur pesan: ditunjukkan oleh pola penyimpulan (tersirat atau tersurat), pola urutan argumentasi (mana yang lebih dahulu, argumentasi yang disenangi atau yang tidak disenangi), pola obyektivitas (satu sisi atau dua sisi).

b. Gaya pesan: menunjukkan variasi linguistik dalam penyampaian pesan (perulangan, mudah dimengerti, perbendaharaan kata).

c. Daya tarik pesan: mengacu pada motif-motif psikologis yang dikandung pesan (rasional-emosional, daya tarik ketakutan, daya tarik ganjaran).

Pengetahuan terhadap isi pesan, sebagai contoh apabila materi pesan itu berisi inovasi informasi maupun teknologi, maka pesan yang disampaikan sebaiknya mengandung sesuatu cara yang dapat membantu mahasiswa lokal memecahkan masalah yang dihadapinya. Secara teknis isi pesan harus mudah dipahami secara verbal, agar cepat dikerjakan meskipun dalam skala kecil agar hasilnya cepat dirasakan.

2.2.5 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan menurut Larry A. Samovar dan Richard E.Porter ( Mulyana, 2010:198). Komunikator pun tidak cukup berkomunikasi dengan mengandalkan pesan- pesan verbal karena tidak semua konsep diwakili oleh sebuah kata atau bahkan kalimat. Kita membutuhkan dukungan pesan nonverbal. Ada tiga bentuk pesan nonverbal (Sendjaja, 1994:617) yaitu:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

25

a. Kinesik Pesan-pesan kinesik berkaitan dengan pesan yang disampaikan melalui gerakan tubuh/anggota tubuh, misalnya emblem, illustrator, adaptor, regulator, dan affect display.

b. Proksemik Pesan-pesan proksemik pada prinsipnya ditunjukkan melalui pemeliharaan jarak fisik tatkala kita berkomunikasi, misalnya jarak intim, pribadi, kelompok, dan jarak dengan khalayak. Dikelompokkan pula pesan melalui penataan ruang dan pilihan waktu.

c. Paralinguistik Pesan-pesan paralinguistik melalui penampilan kualitas suara, ciri-ciri vokal, pembatasan vokal, dan pemisahan vokal. Kategori komunikasi nonverbal dalam Sasa Djuarsa antara lain vocalics atau paralanguage, kinesic yang mencakup gerakan tubuh, lengan, dan kaki, serta ekspresi wajah (facial expression), perilaku mata (eye behavior), lingkungan yang mencakup objek benda dan artefak, proxemics yang merupakan ruang dan teritori pribadi, haptics (sentuhan), penampilan fisik (tubuh dan cara berpakaian), chronomics (waktu) dan olfaction (bau).

Dengan melihat tanda-tanda komunikasi nonverbal perasaan seseorang yang sebenarnya dapat dipahami. Setiap budaya mempunyai bentuk komunikasi nonverbalnya masing-masing. Beberapa mempunyai pengertian yang sama, namun tidak jarang tanda-tanda nonverbal yang sama mempunyai pengertian yang berbeda, bahkan bertentangan.

2.2.6 Komunikasi Massa

Banyak terdapat bentuk di dalam komunikasi, salah satunya adalah komunikasi massa. Seperti pada ilmu komunikasi yang sudah dibahas sebelumnya, komunikasi massa juga memiliki pengertian yang dapat digeneralisasi. Definisi umum dari komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa. Banyak definisi lain mengenai kom unikasi massa menurut para ahli komunikasi.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

26

Namun diantara sekian banyak definisi yang telah dikemukakan, terdapat kesamaan diantara definisi-definisi tersebut.

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa baik itu melalui media cetak atau media elektronik (Nurudin, 2009 : 3-4)

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elekronik). Komunikasi massa memiliki ciri yaitu melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran inderawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2005: 71).

Definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta media yang digunakan. Hal yang dirumuskan oleh Joseph A. Devito, dia juga mengemukakan definisinya dalam dua bagian, yaitu: Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau visual (Rakhmat, 2004: 188).

Dalam melakukan kegiatan komunikasinya, komunikasi massa harus mempunyai karakteristik sebagai komunikasi massa (Effendy,2005:28) adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

27

a. Komunikasi satu arah Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antar personal satu arah (Interpersonal Communication (one-way communication) dan dua arah (two- way communication), ini berarti bahwa tidak ada. arus balik (feedback) dari komunikan kepada komunikator, dalam hal ini wartawan sebagai komunikator tidak akan menerima tanggapan atau pesan dari berita atau informasi yang dipublikasikan dan disiarkannya. b. Melembaga

Sebagai saluran komunikasi, media massa merupakan suatu lembaga atau institusi atau organisasi, begitu halnya dengan komunikator melembaga atau Institusionalized Communicator. c. Pesan bersifat umum Pesan yang disampaikan mengenai hal-hal yang umum terjadi dalam masyarakat, karena komunikasi massa ditujukan untuk umum. d. Menimbulkan keserempakan Keserempakan pada pesan yang disampaikan dan disebarluaskan kepada khalayak, baik isi maupun waktu dari pesan tersebut sama. e. Heterogen Sasaran yang dituju dalam proses komunikasi massa adalah khalayak atau masyarakat luas yang terpencar satu sama lain tidak mengenal, karena masing-masing berbeda mulai dari jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendapatan, pengalaman, kebudayaan, keinginan sampai cita-cita dan sebagainya.

2.2.6.1 Media Massa

Di dalam proses komunikasi khususnya komunikasi massa, pesan atau informasi disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media. Media yang digunakan disebut juga dengan media massa.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

28

Media massa adalah perantara atau alat-alat yang dipakai oleh massa dalam hubungannya satu sama lain. Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous ) dan serentak (instantaneous). Media massa inilah yang paling sering menimbulkan masalah dalam semua bidang kehidupan yang semakin lama semakin kompleks karena perkembangan teknologi, sehinggga senantiasa memerlukan pengkajian yang seksama.

Menurut Cangara (2007: 134), media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak luas dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Media massa diyakini memiliki kekuatan yang dahsyat untuk memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Media massa mampu mengarahkan, membimbing, dan memengaruhi kehidupan di masa kini dan masa datang.

Peran media massa secara umum adalah sebagai sarana atau sumber informasi dalam komunikasi massa. Hal ini dapat dilihat apabila media massa dijadikan sebagai salah satu wadah untuk menyebarkan informasi. Dikutip dari Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Komunikasi (2008: 85) Media massa berperan sebagai berikut:

1. Media massa sebagai institusi pencerahan masyarakat Media massa dapat digunakan sebagai sarana edukasi yang mendidik masyarakat dengan berita atau informasi yang disampaikannya sehingga membuat pikiran masyarakat menjadi lebih cerdas, maju dan terbuka.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

29

2. Media massa menjadi media informasi

Dengan adanya media massa maka masyarakat dapat mengetahui informasi yang ada dan menjadi masyarakat yang kaya akan informasi.

3. Media massa sebagai hiburan dan istitusi budaya Selain sebagai sumber informasi, media massa juga dapat digunakan masyarakat sebagai sarana hiburan dan sebagai institusi budaya. Media massa berperan unt uk menjaga masyarakat dari kebudayaan yang dapat merusak moral maupun kehidupan sosial.

2.2.6.2 Media Televisi

Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi massa elektronik yang terbilang canggih. Kemampuan televisi untuk memberikan sebuah informasi kepada masyarakat terbilang sangat cepat, hanya sekitar sepersepuluh detik waktu yang dibutuhkan untuk penyampaian sebuah informasi melalui pemancar hingga sampai kepada masyarakat. Sifatnya yang audio-visual, memudahkan masyarakat untuk menerima informasi yang disampaikan dengan cara melihat gam bar dan mendengarkan suara secara bersamaan. Hal ini menjadi salah satu alasan yang mendorong masyarakat untuk tetap memilih televisi sebagai sumber informasi utama dibandingkan dengan media massa yang lainnya.

Kata "televisi" itu sendiri merupakan gabungan dari kata tele yang artinya “jauh” dari bahasa Yunani dan visio yang artinya “penglihatan” dari bahasa Latin, dengan kata lain televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual / penglihatan.

Darwanto (2007: 27) mendefinisikan televisi adalah suatu bentuk media massa yang dinilai paling efektif saat ini. Melalui sifat audio visualnya yang tidak dimiliki media massa lain, perkem bangan teknologinya yang begitu cepat dan penayangannya yang mempunyai jangkauan yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

30

relatif tidak terbatas, televisi dapat menarik banyak simpatik dari kalangan masyarakat luas.

Sedangkan Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audio-visual gerak. Isi pesan audio - visual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa televisi merupakan sarana atau media komunikasi massa yang terbilang sangat efektif untuk menyampaikan sebuah pesan atau informasi kepada masyarakat yang dapat menarik banyak simpatik masyarakat luas.

Setiap stasiun televisi memiliki program acara yang beragam. Program acara tersebut dikemas sedemikian rupa agar menarik pemirsa untuk menontonnya. Pada dasarnya apapun dapat dijadikan sebagai program acara asalkan disukai oleh penonton, tidak bertentangan dengan norma- norma kesusilaan serta hukum dan aturan yang berlaku. Kata program berasal dari bahasa Inggris “programme” atau “program” yang artinya acara atau rencana. Program diartikan sebagai segala hal yang ditampilkan di stasiun televisi untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Program televisi dapat diartikan juga sebagai hasil jasa atau hasil produksi dari suatu perusahaan televisi (Morrisan, 2008:199).

Menurut Morissan (2008, 24-28) pada dasarnya jenis program televisi dibagi menjadi dua bagian besar, yakni:

1. Program hiburan Program hiburan adalah jenis program yang menyajikan unsur kesenangan atau hiburan sebagai daya tariknya. Program ini bertujuan untuk menghibur para penontonnya. Contoh program hiburan: Film, Sinetron, Musik.

2. Program informasi Program informasi adalah program yang memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

31

Program ini bertujuan untuk menambah pengetahuan (informasi) para penontonnya (audiens). Daya tarik dari jenis program ini adalah informasi dan informasi itulah yang „dijual‟ kepada audien.

Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni: a. Berita Keras (Hard News)

Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audiens secepatnya. Hard news disajikan dalam beberapa durasi, mulai dari beberapa menit seperti breaking news, hingga program berita yang berdurasi 30 menit atau bahkan hingga satu jam.

Dalam hal ini berita keras dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu:

 Straight news (berita langsung, singkat dengan hanya menyajikan berita terpenting saja)

 Feature (berita ringan namun menarik)

 Infotainment (berita tentang kehidupan selebriti). b. Berita Lunak (Soft News)

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus ditayangkan. Program yang masuk ke dalam berita lunak ini adalah:

 current affair (berita yang telah muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam),  magazine (berita ringan (feature) namun mendalam dan durasi lebih panjang, dokumenter (informasi untuk pembelajaran dan pendidikan yang disajikan dengan menarik),

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

32

 talk show (program yang membahas satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik dengan dipandu seorang pembawa acara atau host )

2.2.7 Penyiar Berita Televisi

Menyajikan berita agar diminati pemirsa memerlukan banyak hal yang antara satu dan lainnya sangat terkait. Selain diperlukan keterampilan para reporter dalam menggali data, mengolah, menyusun dan mengemasnya, juga masih diperlukan tampilnya seorang penyiar atau news presenter (penyaji berita) yang menarik untuk menyampaikan kumpulan paket berita tersebut. Hal ini bertujuan agar menumbuhkan minat pemirsa untuk menonton. Penyiar yang memiliki daya tarik dan berbakat adalah mereka yang bukan saja memiliki penampilan dan wajah yang menarik (cameraface atau photogenic ), namun juga harus memiliki kemampuan intelektual dalam menyampaikan materi yang dibawakannya, berimprovisasi dan termasuk pada penguasaan bahasa (Muda, 2003, 147).

Presenter merupakan ujung tombak suatu lembaga penyiaran televisi, dengan tugas merealisasikan program acara yang sudah dirancang sebelumnya. Pengertian presenter menurut Latief & Yusiati Utud (2013:167) “ orang yang tampil di depan kamera dan membacakan berita dari studio atau orang yang membawakan segala jenis program televisi dari studio bisa juga disebut anchor atau reader”.

Di Indonesia, pemakaian istilah presenter pada lembaga penyiaran televisi, sangat beragam, adakalanya adopsi murni dari bahasa asing, seperti newsreader, atau newsanchor, atau news presenter. Menurut Zoebazary (2010:174) Pembaca berita atau presenter berita, adalah orang yang membawakan atau mengantarkan acara berita di televisi atau radio. Istilah ini biasa dipakai di industri televisi di Indonesia dan merupakan padanan penyiar berita yang juga banyak dipakai di radio. Secara Internasional, dikenal tiga kategori penyampai berita, yakni pembaca berita (news reader), penyiar berita (news presenter), dan jangkar berita (newsanchor).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

33

Penyiar berita diharapkan memiliki sikap yang tegas, yakin, dan serius saat menjalankan tugas. Sesekali boleh tersenyum tetapi tidak selalu tersenyum dalam menyampaikan item berita sehingga dapat menimbulkan kesan tidak serius bagi para pemirsanya dan tidak tampak tegang yang dapat mengurangi daya tarik pemirsa akibat sikap tersebut. Dengan kata lain, menjadi seorang penyiar berita di televisi memiliki kriteria yang berbeda dibandingkan dengan penyiar televisi untuk acara hiburan atau kuis. Menjadi seorang penyiar berita didepan layar kaca dapat mempengaruhi persepsi dan penerimaan pemirsa televisi. Seorang penyiar berita yang tampak memiliki integritas dan kecerdasan mampu menghipnotis pemirsa untuk menyaksikan tayangan berita.

Menurut Carl Hausman, Lewis N. O‟Donnel dan Philipe Benoit dalam bukunya Announcing Broadcast Communicating Today (Hausman, 2003:13) Presenter berita televisi, kini telah memasuki era komunikator dan meninggalkan zaman announce. Penampilan secara on-air tidak hanya sekedar mengumumkan sesuatu melainkan menghibur, bertutur, memberi informasi sekaligus menjadi teman dan tidak lagi mengumumkan sesuatu dengan cara yang terlalu resmi dan bergaya seperti masa lalu.

Berikut karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang penyiar berita (dalam artikel Baraya TV: 2012) diantaranya adalah:

1) Penampilan yang Baik Sebagai penyiar berita di televisi, sudah seharusnya memiliki penampilan yang baik, rapi dan bersih. Secara tidak langsung, penampilan seorang penyiar berita adalah cerminan dari program yang dibawakan di suatu media televisi. Jika penampilannya baik akan menimbulkan kesan yang baik pula dimata pemirsa televisi. Untuk menyuguhkan penampilan yang baik, dibutuhkan watak dan pengalaman pribadi seseorang. Yang dimaksud disini adalah kepribadian seseorang akan menentukan bagaimana dia berpenampilan. Selain itu pengalaman juga sangatlah penting untuk menentukan bagaimana menyuguhkan cara berpenampilan yang baik.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

34

2) Kecerdasan Pemikiran Salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh penyiar berita adalah memiliki kecerdasan pemikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya penyesuaian, serta daya ingatan yang kuat. Hal ini diperlukan dikarenakan seorang penyiar berita adalah figur dari program berita yang sifatnya sebagai program informasi media televisi yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Apabila seorang penyiar berita tidak memiliki kecerdasan pemikiran, hal tersebut akan menurunkan kepercayaan khalayak audien terhadap program berita tersebut sehingga nantinya akan merugikan pihak program tersebut.

3) Kontrol Suara Selain yang tersebut diatas, penyiar berita juga harus dapat menguasai kontrol suara. Penyampaian vokal yang baik bisa kita dapat melalui penguasaan terhadap tiga hal, yakni:

(a) Pernafasan Untuk berbicara di depan khalayak audien, diperlukan ruang suara yang solid agar dapat menyampaikan kalimat yang lebih panjang dari biasanya.

(b) Ekspresi yaitu Suara yang baik tidak akan berarti tanpa adanya ekspresi yang baik.

Tiga elemen penting yang harus diperhatikan dalam ekspresi adalah:

(1) Pitch (tinggi rendah suara) yaitu Setiap orang memiliki pitch yang berbeda dan tergantung pada situasi apa ia berada. Dalam konteks berbicara di depan khalayak audien, suara tinggi biasanya disebabkan oleh rasa gugup yang tidak terkontrol. Pitch tinggi dalam public speaking dapat disiasati dengan cara latihan intensif, kalau perlu dengan instruktur.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

35

(2) Pace (kecepatan berbicara) yaitu, Dalam berbicara di depan khalayak hendaknya tidak terlalu cepat. Hal ini dikarenakan agar khalayak diberi waktu untuk mendengar dan menelaah kata-kata yang disampaikan oleh penyiar berita. Tempo cepat diperlukan untuk menunjukkan sikap enerjik, sedang tempo lambat diperlukan pada topik-topik penting. Tips yang dapat dilakukan untuk mengontrol tempo adalah berhenti sejenak sebelum dan sesudah menyampaikan pernyataan yang penting dan panjang, ambil nafas, dan sesekali melihat ke arah khalayak (kamera).

(3) Phrasing (pemenggalan kalimat) yaitu Pemenggalan kalimat harus diperhatikan tidak hanya untuk mengatur nafas, tetapi juga dalam penyampaian makna. Arti kalimat akan berbeda jauh dengan makna sebenarnya jika memenggal kata atau kalimat.

4) Berwibawa

Menjadi seorang penyiar berita hendaknya mempunyai wibawa yang mantap. Hal ini diperlukan karena seorang penyiar berita adalah figur yang pertama kali dilihat oleh penonton tentang program tersebut. Dengan wibawa yang mantap dapat menimbulkan kepercayaan penonton untuk melihat program berita tersebut.

5) Bahasa Tubuh

Penggunaan bahasa tubuh yang baik dan benar dapat mempermudah seorang penyiar berita dalam menyampaikan sesuatu. Dalam beberapa kasus, bahasa tubuh ternyata lebih komprehensif daripada kata-kata. Bahasa tubuh dalam konteks penyiar berita terbagi menjadi:

(a) Pakaian Cara berpakaian akan menunjukkan dari kelompok mana seseorang berasal. Melalui pakaian, seseorang harus berusaha

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

36

untuk diakui oleh khalayak yang dihadapi agar dianggap satu dengan mereka. Intinya, dalam berpakaian, kita harus menyesuaikan jenis khalayak dan program yang dibawakan.

(b) Gerakan tubuh/postur Postur atau gerakan tubuh yang kita tampilkan di depan akan memberikan gambaran sikap. Tegakkan kepala dan pandang khalayak dengan mata yang antusias. Ketika berbicara, pastikan bagian atas tubuh lurus sehingga paru-paru mempunyai ruang yang cukup untuk bernafas.

(c) Kontak mata Kemampuan menciptakan kontak mata dengan khalayak pada saat berbicara adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang penyiar berita. Kontak mata adalah kontrol yang ampuh untuk mengetahui apakah kita penyiar berita yang membosankan atau menyenangkan.

(d) Gerakan tangan Gerakan tangan menunjukkan antusiasme kita terhadap acara dan khalayak. Gerakan tangan yang kita perlihatkan saat tampil di depan sebaiknya tidak berlebihan. Kita bisa mempelajari gerakan tangan dengan melihat bagaimana orang di sekitar kita berbicara sambil menggerakkan tangan dalam kehidupan sehari- hari. Dengan cara ini, kita bisa melihat gerakan tangan yang wajar, sehingga tidak berlebihan.

(e) Ekspresi wajah Munculkan ekspresi wajah yang rileks, bersahabat, ramah dan menyenangkan melalui senyum yang tulus.

Selain itu, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan oleh seorang presenter berita (dalam artikel Baraya TV, 2012) yaitu:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

37

1) Kenali diri (know your self ). Mengetahui dengan pasti kelebihan-kelebihan dirinya yang dapat dipakai sebagai modal untuk ditonjolkan dan dipublikasikan. Jadi harus punya rasa dan percaya diri.

2) Kepribadian (image personality). Penentuan brand image hendaknya dilakukan pertama kali saat akan memulai karier ini, sebagai contoh mau memilih image „serius‟ atau „humoris‟ selanjutnya harus konsisten dengan tersebut guna memilih acara-acara yang sesuai dengan image yang image yang ingin ditonjolkan. Sebaiknya tetap konsisten pada pilihan awal, karena sekali kita terlibat dalam suatu pekerjaan akan menentukan image selanjutnya.

3) Karakter yang baik (great character ) Menjaga sikap-sikap tertentu agar mendapat kepercayaan rekan bisnis seperti tepat waktu, disiplin, selektif terhadap pemilihan acara, dan sebagainya.

4) Pengaturan waktu (time management ) Pengaturan waktu adalah aspek penting yang harus diperhatikan oleh seorang presenter. Misalnya harus datang menerima brief dari klien, hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya salah persepsi ketika membawa acara, harus tepat waktu berkaitan dengan persiapan acara.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan (Nawawi, 2001:65). Metode penelitian adalah semua asas, peraturan dan teknik-teknik yang perlu di perhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan analisis (Unaradjan, 2000 : 1).

Metode penelitian haruslah memperhatikan kaidah ilmiah dan pencapaian tujuan penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka metodologi penelitian komunikasi adalah prosedur dalam melakukan penelitian di bidang komunikasi untuk menemukan hal-hal baru, membuktikan ataupun mengembangkan ilmu komunikasi (Pujileksono, 2015 : 4).

Penelitian mengenai Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita pada Program Acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah memamparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambar tentang kondisi situasi ataupun fenomena tertentu. (Bungin, 2009:49)

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi sasaran. Sasaran penelitian, tetapi secara konkret tergambar dari fokus masalah (Bungin,2009:76). . Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah strategi

38

UniversitasUniversitas Sumatera Sumatera Utara Utara

39

komunikasi yang digunakan news presenter dalam penyampaian berita pada program acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian (Idrus, 2009: 91). Subjek penelitian menjadi perlu diperhatikan agar pada proses penelitian diperoleh informasi yang mewakili realitas pada objek yang diteliti. Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disebut pula dengan informan kunci (key informan). Ketepatan dalam pemilihan informan sejak awal akan berpengaruh dalam kelancaran pengumpulan informasi, yang pada hakikatnya akan menentukan efisiensi dan efektivitas penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah tiga news presenter dalam program acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara.

Informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang, Tiga diantaranya adalah informan primer yaitu news presenter di TVRI Sumatera Utara yang bernama , Widya Utami Putri Noviadi, Lukman Hakim Sitorus dan Keryawan Sembiring. Sementara untuk informan sekunder Tarmizi sebagai pengarah acara serta Mimin sebagai produser. Informan yang dipilih menggunakan purposive sampling, yang dipilih sesuai kriteria tertentu, Kriteria tersebut diantaranya: 1) News presenter TVRI Sumatera Utara di program "Sumut Dalam Berita"

2) Sudah menyiar lebih dari dua tahun

3) Sudah pernah live report dan live cross

3.4 Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti objek penelitian. Menurut Spradley (1980) unit analisis dalam penelitian ini meliputi 3 komponen (Sugiyono, 2007: 68). yaitu:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

40

1. Tempat, Tempat penelitian ini berlangsung di TVRI Sumatera Utara

2. Pelaku, Pelaku dalam penelitian ini adalah subjek penelitian sebagai informan yang sesuai dengan penelitian, yaitu news presenter, pengarah acara, dan produser di TVRI Sumatera Utara.

3. Kegiatan, Kegiatan, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dalam situasi yang sedang berlangsung dalam hal mengetahui bagaimana strategi komunikasi news presenter dalam penyampaian berita.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data yang kemudian akan menjadi penentuan kualitasa dari penelitian itu sendiri (Kriyantono, 2006 : 91). Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Wawancara Mendalam (indepth interview ) Wawancara mendalam adalah suatu pengumpulan data atau informasi dengan cara bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Informan bebas memberikan jawaban untuk mengupayakan kelengkapan jawaban, dan wawancara harus berlangsung secara informal (Kriyantono, 2006 : 102).

Wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penyamaran dan terbuka. Penyamaran adalah pewawancara menyamar sebagai anggota masyarakat pada umumnya dan hidup serta beraktivitas sewajarnya dengan orang yang diwawancarai. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara terbuka, maka wawancara dilakukan dengan informan secara terbuka dimana informan mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang bertugas melakukan wawancara di lokasi penelitian (Bungin, 2008: 108-109). b. Observasi atau pengamatan Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya (Bungin, 2008: 115). Observasi diartikan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

41

sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut (Kriyantono, 2010: 10), dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk menghimpun data penelitian. c Penelitian Kepustakaan Penelitian dilakukan untuk mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur sumber naskah yang relevan dan mendukung penelitian, dari berbagai sumber bacaan yang dikumpukan seperti buku-buku pengetahuan, jurnal skripsi terdahulu, situs dan karya ilmiah lainnya, diharapkan peneliti bisa mendaptkan data dan fakta sebanyak-banyaknya demi mendukung proses penelitian.

3.5.1 Penentuan Informan Penentuan informan penelitian merupakan subjek penelitian. Cara memperoleh informan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik “Purposive Sampling”. Sesuai dengan istilahnya, purposive sampling diambil atau ditentukan dengan maksud tujuan tertentu. Sesorang atau sesuatu diambil/ditentukan sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa sesorang atau sesuatu tersebut memiliki dan dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitiannya (Pujileksono,2015:116). Dari key informan inilah akan berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini peneliti hanya mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel (dalam Pujileksono, 2015: 3).

Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah :

1) News presenter TVRI Sumatera Utara di program "Sumut Dalam Berita"

2) Sudah menyiar lebih dari dua tahun

3) Sudah pernah live report dan live cross

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

42

Untuk memperkuat hasil penelitian, peneliti menggunakan informan tambahan untuk memperkuat informasi yang diberikan oleh informan utama. Informan tambahan itu adalah pengarah acara dan produser Sumut Dalam Berita TVRI Sumatera Utara.

3.5.2 Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah criteria tertentu yakni, credibility, dependability, dan authenticity (Moleong: 2008: 322) :

1. Credibility Kriteria ini berfungsi melakukan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan dipertunjukkan derajat kepercaaannya. Dalam penelitian ini informan satu-satunya yang dapat membuktikan keabsahan data. Hal ini dapat dibuktikan dengan transkrip wawancara yang dilakukan.

2. Dependability Kriteria ini berfungsi untuk menilai konteks yang berubah-ubah dalam peneltian di dalam setting atau konteks yang ada dan bagaimana perubahan tersebut berpengaruh pada penelitian. Namun dalam penelitian tidak terjadi perubahan yang substasi terhadap data yang diperoleh.

3. Authenticity Temuan yang diperoleh merupakan refleksi otentik peneliti. Dalam hal ini data temuan peneliti sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti.

3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data Model Miles dan Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data ini dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas hingga datanya sudah jenuh (Pujileksono,2015:152).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

43

Analisis data Model Miles dan Huberman dilakukan melalui 3 tahap (Pujileksono, 2015 : 152), yaitu :

1. Reduksi data Reduksi dat berarti merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan pada hal penting, dicari pola dan temanya. Reduksi data merupak proses pemilihan, pemusatan perhatian melalui penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Karena begitu banyaknya data yang diperoleh dilapangan sehingga perlu dianalisis dan dirangkum agar memberi gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpilakan data. Bagi peneliti kualitatif, kegiatan reduksi data menjadi sangat penting karena yang bersangkutan dapat mulai memilah dan memilih data mana dan data dari siapa yang harus lebih dipertajam.

2. Penyajian Data Setelah mereduksi data, maka proses selanjutnya yaitu penyajian data. Penyajian data berarti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sebagainya. Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif (Pujileksono, 2015 : 152). Data-data yang diperoleh peneliti dengan mewawancarai informan maupun data yang diperoleh melalui studi pustakaa disusun secara cermat dan sistematis dalam hasil penelitian dan pembahasan.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan proses akhir dalam menganalisis data. Penarikan kesimpulan yaitu penarikan arti dari data yang ditampilkan. Pemberian makna harus sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuat (Idrus, 2009:150). Setelah seluruh rangkaian pengolahan data dilakukan secara runtut maka tahapan akhir adalah penarikan kesimpulan yang diambil oleh peneliti.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Proses Penelitian

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang didapatkan selama proses di lapangan. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2019 s/d Februari 2019. Proses pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan wawancara mendalam sesuai dengan judul penelitian yaitu Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita. Dimana news presenter yang akan diteliti adalah news presenter yang membawakan program acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara.

Proses awal penelitian dimulai dengan melakukan pengajuan judul kepada Program Studi Ilmu Komunikasi yang kemudian disetujui oleh dosen pembimbing. Pengajuan judul skripsi yang diajukan berawal dari permasalahan yang ditemui oleh peneliti ketika melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di TVRI Sumatera Utara. Peneliti menemukan adanya hambatan- hambatan yang terjadi ketika program acara Sumut Dalam Berita berlangsung. Hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk menjadikan permasalahan tersebut sebagai salah satu judul skripsi yang diajukan, untuk mengetahui strategi komunikasi seperti apa yang bisa mengatasi dan menyelesaikan hambatan- hambatan yang terjadi ketika sebelum atau saat berlangsungnya acara Sumut Dalam Berita tersebut. Mengetahui bahwa judul Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita sebagai judul skripsi yang disetujui Program Studi Ilmu Komunikasi dan dosen pembembing untuk diteliti, peneliti sangat senang dan langsung melakukakan penelitian di TVRI Sumatera Utara.

Namun, sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan persiapan terlebih dahulu, salah satunya menyiapkan pedoman wawancara yang berguna

44

UniversitasUniversitas Sumatera Sumatera Utara Utara

45

sebagai acuan dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan, dan menetukan kriteria informan yang akan diteliti. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah : 1) News presenter TVRI Sumatera Utara di program "Sumut Dalam Berita"

2) Sudah menyiar lebih dari dua tahun

3) Sudah pernah live report dan live cross

Penelitian diawali dengan observasi terlebih dahulu yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui kembali situasi dan kondisi didalam studio tempat acara Sumut Dalam Berita berlangsung, dan mencatat hambatan - hambatan yang terlihat sebelum menanyakan secara langsung terhadap para news presenter sebagai informan utama dan pengawas acara serta produser sebagai informan tambahan yang nantinya akan diwawancarai secara mendalam.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam yaitu, mengumpulkan data dengan cara pertukaran verbal tatap muka yang dilakukan oleh seorang pewawancara terhadap korespondennya atau informannya. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara terbuka, dimana informan mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang bertugas melakukan wawancara dilokasi penelitian.

Penelitian ini dilakukan terhadap lima orang informan, tiga diantaranya adalah news presenter yang memiliki kriteria yang sesuai dengan ketentuan peneliti, satu orang pengarah acara dan satu orang produser. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti, informan I yang memenuhi kriteria yang sesuai adalah, Widya Utami Putri Noviadi yaitu salah satu news presenter wanita diprogram Sumut Dalam Berita yang merupakan alumni Fisip Universitas Sumatera Utara Departemen Administrasi Negara tahun 2016. Informan II adalah Lukman Hakim Sitorus news presenter TVRI yang merupakan lulusan strata satu Pendidikan Ekonomi Tata Niaga Universitas Negeri Medan dan Informan III adalah Keryawan Sembiring news presenter TVRI yang merupakan lulusan Fisipol Universitas Dharma Agung. Ketiga

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

46

informan tersebut adalah informan utama pada penelitian ini dan ketiganya juga merupakan senior peneliti ditempat bekerja yaitu TVRI Sumatera Utara sehingga peneliti dapat dengan mudah mendapatkan dan menggali informasi dari ketiganya. Peneliti tidak mengalami banyak kesulitan dalam penelitian ini, hanya saja kesibukan yang padat dan juga jadwal siaran mereka yang random membuat peneliti harus bergerak cepat dan membuat janji terlebih dahulu sebelum bertemu.

Sebelum ketahap wawancara, peneliti lebih dahulu melakukan observasi yang mulai dilakukan sejak Januari 2019. Observasi ini dilakukan distudio I (studio pemberitaan) tempat program acara Sumut Dalam Berita berlangsung. Peneliti melakukan observasi selama satu minggu dari tanggal 07- 13 Januari 2019, Observasi dilakukan setiap hari dari pukul 16.00 WIB sampai selesai, untuk senin - jumat observasi dilakukan selama 60 menit, dan sabtu- minggu selama 30 menit. Sebelum observasi, peneliti harus hadir satu jam sebelum on air, karena pintu studio akan ditutup dan tidak diperbolehkan ada yang masuk selama acara berlangsung, untuk itu peneliti harus datang tepat waktu. Setelah itu peneliti meminta izin terlebih dahulu dengan pengawas acara (PA) dan assisten pengawas acara (As. PA) yang bertugas untuk melakukan observasi.

Pada observasi pertama yang berlangsung satu minggu tersebut peneliti mengamati suasana dan kondisi distudio selama Sumut Dalam Berita berlangsung, melihat dan mencatat hambatan apa saja yang ditemukan sebelum dan pada saat on air. Selama proses observasi, peneliti menemukan banyak kendala yang terjadi distudio selama live berlangsung. Mulai dari kendala eksternal (lingkungan sekitar) ataupun internal (dalam diri) news presenter itu sendiri. Peneliti hanya bisa mencatat hambatan- hambatan yang terjadi sebelum nantinya akan menanyakan lebih dalam lagi saat wawancara terhadap news presenter yang menjadi informannya.

Memasuki tahap wawancara, sebelumnya peneliti sudah meminta izin kesediaan terhadap Widya Utami, Lukman Hakim, dan Keryawan Sembiring untuk menjadikan mereka sebagai informan sekaligus subjek penelitian guna menyelesaikan tugas akhir. Permohonan izin peneliti disambut dengan respon

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

47

positif, dengan senang hati ketiga news presenter TVRI Sumut tersebut bersedia untuk menjadi informan peneliti. Respon positif para informan tentunya menambah semangat peneliti untuk mengerjakan tugas akhir. Selanjutnya, peneliti membuat janji terlebih dahulu terhadap para informan I, II, dan III untuk jadwal wawancara yang akan dilakukan.

Wawancara pertama dilakukan pada hari Rabu tanggal 06 Februari 2019, peneliti menemui informan I yaitu Widya Utami Putri Noviadi seusai salat zuhur pukul 13.30 WIB dimusholah TVRI Sumut. Sebelum menemui informan I peneliti sudah mempersiapkan pedoman wawancara dan menyiapkan smartphone dengan batrai yang penuh untuk merekam percakapan anatara peneliti dan informan I dalam durasi yang lama saat wawancara berlangsung. Saat peneliti menemui Widya, Widya mengaku baru saja selesai melaksanakan liputan berita dan bercerita sedikit tentang kesibukannya pada hari itu. Widya Utami yang merupakan salah satu rekan kerja peneliti, terlihat begitu santai namun tetap fokus dalam menjawab pertanyaan. Widya menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, semua pertanyaan yang diberikan dijawab dan dipaparkan dengan sangat jelas dan detail oleh Widya. Wawancara mendalam terhadap informen I berjalan mulus dan lancar, tidak ada kebingungan sedikitpun dalam memehami dan menjawab seluruh pertanyaan dari peneliti. Wawancara pertama yang berlangsung selama satu jam lebih itu memberikan informasi yang banyak bagi peneliti.

Wawancara yang selanjutnya, dilakukan pada hari Selasa tanggal 12 Februari 2019. Peneliti menemui dua informan dihari yang sama sekaligus, namun pada pukul yang berbeda. yaitu informan II pada pukul 14.45 WIB dan informan III pada pukul 13.45 WIB kebetulan keduanya mendapat tugas dinas dihari yang sama. Peneliti yang telah hadir di TVRI Sumut dari pukul 13.30 WIB harus menunggu informan II yang sedang dalam perjalanan menuju TVRI Sumut. Setelah menunggu selama 15 menit diruang redaksi, peneliti bertemu dengan informan III yang menghampiri peneliti memberitahukan bahwa dirinya baru selesai mengerjakan tugas redaksi dan telah siap untuk diwawancarai. Sembari menunggu informan II yang belum sampai, peneliti langsung

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

48

mewawancarai informan III terlebih dahulu. Wawancara bersama informan III yaitu Keryawan Sembiring, dilakukan diruang penyiar. Meski Keryawan adalah news presenter yang paling senior di Sumut Dalam Berita, Keryawan begitu sangat humble dengan seluruh juniornya termasuk dengan peneliti. Tentunya hal tersebut membuat peneliti nyaman saat mengajukan pertanyaan dan menggali informasi dari informan III. Seusai wawancara yang berlangsung selama satu jam, Keryawan pun bergegas untuk melakukan tugas live report, dimana sebelumnya saat wawancara Keryawan juga sambil menunjukkan persiapannya sebelum live report berlangsung.

Pada pukul 14.45 informan II sampai diruangan penyiar, informan II yaitu Lukman Hakim Sitorus langsung menemui peneliti yang saat itu baru saja selesai mewawancarai informan III yaitu Keryawan Sembiring. Wawancara dilakukan tetap diruang penyiar, yang berlangsung pada pukul 14.50 WIB. Lukman merupakan pribadi yang sangat asik diajak ngobrol, Lukman begitu sangat lancar memaparkan jawaban dari setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti. Bahkan, tanpa disadari penjelasan jawaban dari satu pertanyaan dapat menjawab pertanyaan lainnya. Banyak informasi yang diberikan oleh Lukman, informasi yang tidak peneliti dapatkan dari informan sebelumnya yaitu informan I dan II. Sembari menjawab pertanyaan peneliti, Lukman juga sambil menunjukkan hal- hal apa saja yang harus disiapkannya sebelum on air acara Sumut Dalam Berita. Lukman menunjukkan dari mulai dirinya menyiapkan baju, make up, hingga naskah yang akan dibacanya nanti. Seusai wawancara Lukman menuju studio I karena pada hari itu Lukman yang ditugaskan untuk menyiarkan Sumut Dalam Berita. Peneliti juga ikut ke studio I dimana Sumut Dalam Berita akan live, guna untuk melihat langsung bagaimana Lukman sebagai news presenter menghadapi hambatan- hambatan yang terjadi ketika menyampaikan berita secara langsung.

Dalam Proses wawancara yang berlangsung di TVRI Sumatera Utara, peneliti juga diajak untuk mengetahui secara langsung persiapan para news presenter sebelum siaran dan mengikuti sepanjang proses acara Sumut Dalam Berita yang berlangsung di studio. Ruang penyiar yang menjadi base camp bagi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

49

para news presenter, dimana segala persiapan sebelum siaran dilakukan disana, mulai dari mengganti pakaian, make up, memahami naskah berita, hingga berdiskusi dengan news presenter lainnya.

4.1.2 Profil Informan

Peneliti akan memberikan gambaran secara umum mengenai profil kelima informan yang telah diwawancarai untuk penelitian ini. Kelima informan adalah tiga orang imforan utama yaitu news presenter diprogram acara Sumut Dalam Berita yang telah bersiaran lebih dari dua tahun, Terdiri atas 1 orang wanita dan 2 orang pria. Serta informan tambahan yaitu 1 orang pengawas acara dan 1 orang produser. Masing - masing informan memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda- beda, serta baka dan usia yang berbeda pula. Namun kelimanya memiliki cara dalam mengatasi hambatan yang terjadi dalam penyampaian berita.

Informan I

Nama : Widya Utami Putri Noviadi

Tempat/ Tanggal lahir : Padang sidempuan,16 januari 1994

Alamat : Jl. Setia budi komplek griya kenanga asri blok c no.2 medan

Usia : 25 Tahun

Agama : Islam

Nama siaran : Widya Utami

Widya Utami Putri Noviadi yang akrab disapa widya atau wiwid, merupakan salah satu news presenter wanita di TVRI Sumut. Widya merupakan alumni dari Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Administrasi Negara. Putri jawa kelahiran Sumatera ini lahir di Padang Sidempuan pada tanggal 16 januari 1994. Anak kedua dari tiga bersaudara ini

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

50

memiliki bakat membaca dan hobi mengikuti organisasi, oleh karena itu tidak heran widya memiliki wawasan yang luas. Wanita dengan tinggi 155 cm dan memiliki warna kulit berwarna sawo matang ini selalu mengenakan hijab kemana pun dia pergi. Widya yang memiliki sifat pemalu seolah berbanding terbalik dengan profesi yang ia lakoni saat ini yaitu sebagai seorang news presenter yang harus mampu menatap tajam lensa kamera dan ditonton oleh ribuan masyarakat luas.

Wanita berusia 25 tahun ini, sejak kecil sangat suka sekali menonton televisi,. Sejak Widya duduk dibangku SMA, Widya semakin suka menonton acara berita di televisi. Widya yang saat itu masih mengenyam pendidikan di sekolah menengah atas Harapan 1 Medan, sangat suka menonton acara berita di Metro TV dengan alasan menyukai penampilan para presenter beritanya yang cantik- cantik yang tetlihat keren serta pintar. Lambat laun Widya mulai tertarik dengan dunia broadcasting, tepatnya setelah duduk dibangku perkuliahan. Siapa yang menyangka, diam- diam widya memiliki bakat terpendam ingin menjadi seorang news presenter.

Saat tamat kuliah pada bulan Agustus tahun 2016, Widya yang mengetahui adanya pencarian penyiar berita di TVRI Sumut, Widya langsung mencoba dan mengikuti seluruh tesnya. Dengan bangga widya lolos melewati setiap tahapnya dan menjadi seorang news presenter TVRI Sumatera Utara sampai saat ini. Bahkan Widya diutus dari TVRI Sumut sebagai news presenter yang mendapatkan kesempatan khusus untuk mengikuti workshop seputar dunia news presenter di TVRI Nasional yang ada di Jakarta Pusat pada 2018 yang lalu. Alangkah senangnya Widya dapat bertemu dan berbagi ilmu dengan para news pesenter TVRI dari seluruh provinsi di Indonesia.

Informan II

Nama : Lukman Hakim Sitorus

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 17 Oktober 1985

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

51

Alamat : Jl. STM Suka jaya no. 11 b Medan

Usia : 33 Tahun

Agama : Islam

Nama siaran : Lukman Hakim

Pria kelahiran 17 Oktober 1985 ini memiliki nama lengkap Lukman Hakim Sitorus yang akrab disapa Lukman. Melewati tahapan dan lamanya proses, Lukman mengawali karirnya sebagai penyiar continuity di TVRI Sumut sejak 2007 hingga Lukman direkrut menjadi news presenter Sumut Dalam Berita sampai saat ini. Lukman merupakan Lulusan Pendidikan Ekonomi Tata Niaga Universitas Negeri Medan. Meski gelar pendidikan yang Lukman dapatkan saat ini tidak sesuai dengan profesinya yaitu sebagai news presenter, namun Lukman sudah memiliki pengalaman dan sudah terbiasa untuk beradaptasi dengan kamera.

Pria yang terlahir asli medan ini, sejak masa SMA hingga zaman kuliah adalah seorang model, bintang iklan, dan bahkan menjadi brand ambassador beberapa produk iklan, salah satunya brand motor matic meskipun hanya untuk region Medan, Sumatera Utara. Paras yang tampan, serta tinggi tubuh 170 cm dan kulit berwarna kuning langsat tidak heran Lukman sempat berprofesi sebagai model dan dilirik banyak produser iklan. Hal itulah yang membuat pria 33 tahun ini tidak memiliki banyak kesulitan untuk terbiasa didepan kamera. Bakat dan camera face yang Lukman miliki cukup mumpuni baginya dalam mencoba dunia news presenter.

Lukman sendiri sejak kelas 3 SD sudah tertarik dengan dunia broadcasting, berawal dari rasa kagum yang dimiliki oleh Lukman terhadap ibu teman sekolahnya, yang saat itu berprofesi sebagai penyiar berita. Lukman melihat, bahwa profesi news presenter itu adalah profesi yang sangat menarik,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

52

karena didalamnya seorang yang beprofesi sebagai news presenter haruslah memiliki kepintaran, berpenampilan yang keren, memiliki wawasan yang luas, dan kemampuan komunikasi, yang semuanya dikemas menjadi satu paket yang menurut Lukman itu adalah sebuah profesi yang sangat sempurna.

Informan III

Nama : Keryawan Sembiring

Tempat/ Tanggal lahir : Kota Cane, 18 Agustus 1978

Alamat : Jl. Pintu Air 4 No. 253 Medan

Usia : 40 Tahun

Agama : Kristen

Nama siaran : Keryawan

Memiliki nama lengkap Keryawan Sembiring yang akrab dipanggil Kery merupakan news presenter paling senior di TVRI Sumatera Utara. Lima belas tahun lamanya Kery berkiprah sebagai news presenter di TVRI Sumut sejak tahun 2004, tentunya menambah pengalaman Kery dalam hal presenter yang jauh sebelumnya telah terjun didunia Master of Ceremony sejak kuliah. Latar belakang pendidikan Kery adalah lulusan Sosial Politik Universitas Dharma Agung Medan.

Pria kelahiran kota Cane ini, merupakan news presenter senior yang sangat ramah, mudah akrab, dan suka humor. Dirinya sering memberikan masukan terhadap para juniornya agar bisa jadi lebih baik lagi. Kery yang merupakan Master of Ceremony (MC) dalam semua event baik diluar maupun kota medan menambah kepercayaan Kery saat mengawali karirnya ketika mengikuti casting sebagai news presenter di TVRI Sumatera Utara.

Pria yang lahir pada 18 Agustus 1978 ini, melewati proses yang sama seperti news presenter lainnya. Melewati tahap seleksi berkas, tahap wawancara, hingga tahap berbicara didepan kamera seolah- olah layaknya seorang news

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

53

presente cvn - r sungguhan. Setelah melewati seluruh tahapan tersebut, Kery juga tidak langsung bersiaran, tetapi harus menjalani waktu training (meelopen) selama tiga bulan sebelum akhirnya dapat open mic on air di program acara Sumut Dalam Berita TVRI Sumatera Utara.

Informan IV (tambahan)

Nama : Tuti Daswisaptri

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 07 Desember 1967

Alamat : Jl. Krakatau, Purwosari Komplek Pelangi Asri Medan Timor

Usia : 51 Tahun

Agama : Islam

Profesi : Pengawas Acara

Tuti Daswisaptri adalah pengarah acara yang dulunya pernah menjadi seorang news presenter dan reporter. Hal itu yang membuat peneliti yakin memilih Tuti sebagai informan tambahan dalam penelitian ini. Tuti, itulah nama panggilan yang akrab untuknya. Pengarah acara Sumut Dalam Berita yang satu ini memiliki kulit putih, berhidung mancung, dan ciri khasnya yang selalu mengenakan hijab syar'i dengan tampilan yang modis membuat Tuti selalu terlihat cantik dan awet muda.

Wanita kelahiran 7 Desember 1967 ini merupakan orang yang ramah, mudah akrab dengan siapapun, dan murah senyum, hal itu membuat tuti banyak dikenal dilingkungan TVRI Sumut, baik dibagian pemberitaan ataupun dibagian program. Menjadi seorang pengarah acara bukanlah hal yang sulit bagi tuti, karena tuti dulunya juga bersekolah tentang broadcasting sehingga tuti sudah memiliki pengetauhuan yang mumpuni dan paham akan prosedur yang ada sebagai pengarah acara. Ibu rumah tangga 51 tahun ini, dulunya juga adalah serang dosen disalah satu universitas yang ada di kota Medan. Tuti yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

54

memiliki bakat menulis juga sudah banyak merilis buku hasil karyanya sendiri, salah satu karyanya yaitu " Rahasia Pengusaha Cerdas dan Mandiri".

Informan V (tambahan)

Nama : Sri Rukmini

Tempat/ Tanggal lahir : Langkat, 09 Oktober 1968

Alamat : Jl. Martubung

Usia : 50 Tahun

Agama : Islam

Profesi : Produser

Sri Rukmini nama asli dari produser yang biasa disapa dengan panggilan Mimin. Mimin adalah sapaan akrab Sri Rukmini dari awal memulai karir di TVRI Sumatera Utara. Memulai karir dari seorang penyanyi kota medan, lalu kemudian mencoba dunia news presenter diTVRI Sumut hingga saat ini menjadi seorang produser. Pengalaman dalam dunia broadcasting membuat Mimin mencintai pekerjaanya di TVRI. Wanita kelahiran 9 Oktober 1968 ini lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Dharma Agung,

Sejak tahun 1993 sampai tahun 2003 Mimin telah berkecimpung dalam profesinya sebagai news presenter. Sepuluh tahun lamanya Mimin menjadi seorang news presenter TVRI Sumut, yang berawal dari menjadi penyiar continuity (penyiar pembuka/ penutup siaran) hingga direkrut menjadi news presenter. Ibu dengan dua orang anak ini pun juga melewati proses dan tahap yang sama seperti halnya informan lainnya yang sebelumnya juga menjadi seorang news presenter. Tidak hanya itu, wanita berusia 51 tahun ini juga merangkap sebagai seorang reporter dan produser, itulah yang membuat peneliti yakin menjadikan Sri Rukmini menjadi informan tambahan dalam penelitian ini untuk menguatkan data dari informan utama.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

55

4.1 Tabel Karakteristik Informan Utama dan Informan Tambahan

Nama Tempat Alamat Usia Agama Pendidikan Profesi Tanggal terakhir lahir

Jl. Setia Informan Widya Padang budi 25 Islam Adm. News I Utami Sidempuan, komplek Tahun Negara, presen- Putri 16 Januari griya Universitas ter Noviadi 1994 kenanga Sumatera asri blok c Utara no.2 medan

Jl. STM Informan Lukman Medan, 17 Suka jaya 33 Islam Pendidikan News II Hakim Oktober 1985 no. 11 b Tahun Ekonomi presen- Sitorus Medan Tata Niaga, ter Universitas Negeri Medan

Kota Cane, Informan Keryawan 18 Agustus Jl. Pintu 40 Kristen Sospol, News III Sembiring 1978 Air 4 Tahun Universitas presen- No.253 Dharma ter Medan Agung

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

56

Medan, 07 Jl. Informan Tuti Desember Krakatau, 51 Islam Master Penga- IV Daswi- 1967 Purwosari Tahun Teknologi rah saptri Komplek Pendidikan, Acara Tambahan Pelangi Universitas Asri Negeri Medan Medan Timor

Langkat, 09 Informan Sri Oktober 1968 Jl. Mar- 50 Islam Hukum, Produ- V Rukmini tubung tahun Universitas ser Dharma Tambahan Agung

4.1.3 Hasil Wawancara 4.1.3.1 Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita

Berhasil tidaknya kegiatan (proses) komunikasi secara efektif ditentukan oleh strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan langkah-langkah yang harus diambil dalam meningkatkan efektifitas komunikasi. Strategi komunikasi adalah paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam penyampaian berita agar komunikasi berlangsung dengan efektif dibutuhkan strategi komunikasi agar pesan yang terdapat didalam berita dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat. Diketahui bahwa strategi komunikasi dalam penelitian ini sebagai tahapan langkah untuk mewujudkan komunikasi yang efektif dimana pesan dan informasi yang ada dalam berita sampai ke masyarakat dengan tujuan masyarakat paham serta mengerti terhadap isi pesan dalam berita yang disampaikan oleh seorang news presenter.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

57

Informan I

Widya Utami Putri Noviadi sudah berprofesi sebagai news presenter diprogram Sumut Dalam Berita sejak dua tahun yang lalu, tepat pada Juli 2017, Widya mengawali karirnya di TVRI Sumatera Utara. Widya Utami adalah nama panggungnya ketika berhadapan didepan pemirsa saat membawakan berita. Sejak kecil widya sangat suka menonton televisi, dan pada masa- masa SMA Widya mulai menyukai menonton acara berita, Widya sangat gemar menonton news presenter Metro TV yang tampil membawakan berita. Hingga duduk dibangku kuliah Widya semakin tertarik dengan dunia broadcasting, menurut Widya news presenter adalah profesi yang menarik, bukan hanya memiliki kharisma tetapi juga terlihat pintar.

"Awalnya karena sukak aja lihat penyiar - penyiar berita, misalnya dulu kan aku patokannya kan liat penyiar di Metro, terus karena keseringan lihat jadi ada rasa kepengen juga. Dan karna merasa kalau jadi penyiar itu ada kharismanya dan kita kelihatannya pintar, dan karena aku gak mau kelihatan seperti mencla - mencle jadi aku ngerasa menjadi penyiar berita adalah profesi yang pas menurut aku"

Dari penuturan Widya diatas, karena seringnya menonton acara berita dan sering memperhatikan news presenter ditelevisi, tanpa disadari Widya semakin menyukai profesi news presenter dan timbul keinginan dari dalam diri Widya untuk bisa menjadi seorang news presenter. Widya yang selama ini memiliki keinginan menjadi seorang news presenter menemukan jalan ketika mengetahui TVRI yang saat itu membuka kesempatan secara umum bagi yang ingin bergabung menjadi news presenter di TVRI Sumatera Utara. Widya mengetahui informasi lowongan tersebut dari teman- teman kampusnya yang menyampaikan kepada Widya bahwa TVRI Sumut sedang membuka lowongan untuk menjadi bagian dari news presenter TVRI Sumut. Widya yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

58

mengetahui hal itu tidak ingin membuang kesempatan, Widya langsung mencoba dan mengikuti seluruh tahapan seleksi dan prosesnya.

"Panjang sih itu sebenarnya, tapi yang pasti, kemarin itu baru tamat kuliah dan belum kerja juga terus dengar dari temen- temen ada buka lowongan penyiar di TVRI sumut iseng-iseng nyoba mana tau dapetkan. Ternyata dipanggil, kita ikut tes kira- kira ada 30 orang ada tiga tahap tes kita disuru baca naskah berita teks bahasa indonesia dan bahasa inggris didepan bapak/ ibu pegawai pemberitaan, tes kedua langsung baca berita di depan kamera didalam studio baca berita dari teleprompter, dialog juga, dan live report juga. Test ketiga, lebih wawancara sama kepala seksi, kepala bidang, sama kepala stasiun. Selesai tahapan itu, kita ada empat cewek dan tiga cowok yang terpilih kita dilatih selama satu bulan kita dilatih bagaimana cara bacanya, intonasinya, pernafasannya, memahami naskah dengan pelatih dan senior juga sampai siapa nanti orang pertama yang bisa siaran dan Alhamdulillah sampai sekarang aku masih lanjut".

Dari jawaban diatas, Widya menjelasan untuk menjadi seorang news presenter di TVRI ada beberapa tahapan seleksi dan proses yang harus dilewati. Tahap yang pertama, yaitu tahap administrasi berkas, ditahap pertama ini ada sekitar 30 calon news presenter. dimana pelamar yang telah lolos memenuhi kriteria yang telah ditentukan akan dihubungi untuk datang ke kantor TVRI Sumut untuk dites membaca berita teks bahasa Indonesia dan bahasa inggris yang akan dinilai langsung olek bapak/ ibu dari bagian bidang pemberitaan. Di tahap kedua, para pelamar akan dites membaca berita dari teleprompter, membawakan dialog, dan live report secara langsung didepan kamera seolah- olah telah menjadi seorang news presenter, tahap kedua ini dilakukan didalam studio 1 TVRI Sumut, yaitu studio program pemberitaan. Selanjutnya adalah tahap ketiga, ini adalah tahap akhir dari tahap penyeleksian, dimana pada

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

59

tahap ini para peserta pelamar akan diwawancarai secara face to face oleh Kepala Seksi Pemberitaan, Kepala Bidang Pemberitaan, dan yang paling utama yaitu Kepala stasiun TVRI Sumatera Utara. Dari hasil seluruh tahapan penyeleksian, terpilihlah tujuh orang calon news presenter, diantaraanya 4 orang wanita dan 3 orang pria. Setelah itu mereka akan mengikuti training (meelopen) selama satu bulan, disana mereka akan diajari oleh para senior bagaimana teknik membaca berita, intonasi, hingga mengatur suara dan pernafasan.

Cukup panjang tahapan yang harus dilewati oleh Widya untuk bisa berada diposisi saat ini sebagai seorang news presenter di TVRI Sumatera Utara. Tidak berhenti disitu, menjadi seorang news presenter memiliki tugas dan peran yang penting yang harus dilaksanakan oleh setiap para news presenter.

"Tugasnya itu, kita menyampaikan berita yang udah dibuat reporter, yang udah diperiksa oleh desk editor kita baca seenak mungkin supaya pendengar yaitu pemirsa kita ngerti dan pesannya nyampe gitu keorang. Pokoknya kita harus paham, supaya orang juga paham" .

Tugas utama dari seorang news presenter adalah menyampaikan berita, yaitu berita yang sebelumnya telah dibuat oleh reporter yang kemudian dikoreksi oleh desk editor. Berdasarkan hasil jawaban Widya diatas news presenter bertugas menyampaikan berita, yang harus dipahami terlebih dahuli sehingga mampu membuat pemirsa mengerti dan juga paham terhadap pesan yang disampaikan. Itulah tujuan yang ingin dicapai dari seorang news presenter sebagai komunikator terhadap komunikannya yaitu masyarakat. Agar komunikasi berjalan efektif dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dibutuhkan strategi komunikasi yang harus dimiliki oleh setiap news presenter di TVRI Sumut. Untuk itu peneliti menanyakan kepada Widya, strategi komunikasi yang seperti apa yang dilakukan oleh Widya saat bersiaran.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

60

"Yang paling penting ketika menyampaikan agar pesan yang disampaikan nyampe kepemirsa, aku harus percaya diri dulu, gak usah terlalu dipikiri orang ngomong apa, dan supaya pesannya tetap sampai walaupun ada hambatan kita terlebih dahulu harus bener- bener baca, bener- bener paham isi naskah yang kita baca itu apa, jadi kita harus paham dulu biar pemirsa juga paham. dan menjaga konsentrasi".

Widya menyatakan bawhwa strategi komunikasi yang dilakukan Widya ketika bersiaran yang pertama kali harus percaya diri, percaya bahwa dirinya mampu menyampaikan berita yang dibawakan. Kemudian membaca berita dan terlebih dahulu harus paham dengan berita yang akan disampaikan, sehingga meskipun terkadang ada hambatan yang terjadi hal itu dapat diminimalisir oleh news presenter. Yang terakhir, seorang news presenter harus mampu menjaga konsentrasi dan harus fokus saat melakukan siaran. Itulah jelasnya jawaban Widya saat ditanyai oleh peneliti mengenai strategi komunikasi yang digunakan Widya saat menyampaikan berita ketika bersiaran program acara Sumut dalam Berita yang dibawakannya 60 menit sekali dalam seminggu tersebut.

Informan II

Lukman Hakim Sitorus, news presenter TVRI Sumut yang satu ini merupakan news presenter senior kedua yang telah bersiaran selama hampir 12 tahun. Lukman yang memiliki hobi bergaya didepan kamera mengawali karir sebagai foto model medan dan merupakan brand ambassador beberapa produk iklan region medan sebelum akhirnya bergabung dengan kelurga besar TVRI Sumatera Utara.

Sejak kelas 3 SD Lukman sudah mengagumi profesi sebagai news presenter, dikarenakan Lukman memiliki teman yang ibunya berprofesi sebagai penyiar berita. Lukman sering melihat ibu temannya itu ketika ditelevisi dan membuat Lukman semakin lama semakin

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

61

termotivasi, agar dewasa nantinya Lukman dapat menjadi seorang news presenter yang profesional.

"Sukak ya, awalnya dari kecil memang, karna ada temenku dulu waktu SD mamanya penyiar berita, jadi sering aku lihat dan jadi motivasi juga sampai besar, kayaknya keren, nyampaikan berita itu penuh dengan keseriusan, dengan tampilan yang oke, satu paket itu semuanya ya, dengan penampilan yang bagus, dengan kepintaran juga, dengan kemampuan berkomunikasi jadi satu paket jadi kayaknya sempurna gitu, jadi profesi yang sempurna menurut ku"

Lukman juga menambahkan penjelasannya, bahwa profesi news presenter adalah profesi yang bukan hanya memiliki penampilan yang bagus, melainkan juga harus memiliki kepintaran serta kemampuan berkomunikasi yang baik, yang semuanya dikemas menjadi satu paket lengkap dalam diri seorang news presenter. Bagi Lukman news presenter adalah profesi yang sempurna. Keseriusan Lukman untuk menjadi seorang news presenter dimulai saat Lukman mendapat kabar bahwa di TVRI Sumut membuka lowongan untuk penyiar countinuity. Penyiar countinuity adalah penyiar yang membuka dan menutup siaran, yang tugasnya menyampaikan seluruh (rundown) atau susunan mata acara dari acara yang akan tayang saat awal hingga akhir siaran di TVRI Sumut.

"Dulu ada kesempatan, kesempatan itu pada Juli 2007. Ketika itu ada kegiatan dikampus Unimed, disitu ada news presenter senior kita Rince Simanjuntak dan Ike Haris, ketika itu mereka lagi liputan, mereka gak sengaja ketemu dan tanya- tanya tentang kegiatan tersebut, kemudian aku jawab dan mungkin menurut mereka aku ada kemampuan untuk di bidang presenter, ha.. dari situlah dimulai. Juli 2007 kemudian ada penerimaan kita disini November, bulan November 2007 aku ditelpon lagi sama kak Rince, ikuti seleksinya. Itu dulu banyak itu dulu pesertanya, pesertanya ada hampir 30-an orang. Jadi ada 30 orang kami

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

62

yang tersaring ada tujuh orang menjadi pemyiar countinity. Dulu pertama wawancara, kemudian ujian bahasa inggris, ujian tertulis untuk pengetahuan umum, sampai tes kamera terakhir. Setelah itu ada training sekitar sebulan, kemudian kita lihat senior- senior kita dulu, ada kak Rince, ada Deni Mahriza, dari situ kita belajar terus. Karna kan dari penyiar countinity dia kan sifatnya hanya menyampaikan mata acara (penyiar buka dan tutup siaran) yang disajikan pada hari itu, beda dengan berita, beritakan sudah terkonsepkan semua, sudah tertulis jelas gitukan, tapi kalo continuity ini kita harus meramu kata sehingga kata- kata yang kita sampaikan itu bisa enak didengar sama pemirsa dan nyampe, kita improvisasi disitu".

Menjadi suatu kebanggan bagi Lukman, karena saat itu pada bulan November 2007 Lukman dikabari langsung oleh Rince Simanjuntak yang merupakan penyiar senior di TVRI Sumut saat itu. Lukman yang ternyata sebelumnya sudah bertemu dan berkomunikasi secara langsung oleh penyiar senior TVRI Sumut yaitu Rince Simanjuntak dan Ike Haris telah mencuri perhatian kedua presenter senior tersebut. Mereka bertemu dikampus Lukman yaitu Universitas Negeri Medan yang saat itu sedang mengadakan acara. Setelah itu Lukman mengikuti seleksi penerimaan penyiar continuity tersebut, ada 30 orang yang mengikuti seleksi pertama yaitu tahap wawancara, dilanjutkan tahap seleksi kedua yaitu tes tertulis seputar ilmu pengetahuan umum dan tes bahasa inggris, hingga seleksi tahap akhir yaitu tes on camera dan tersaringlah sebanyak tujuh orang penyiar countinuity baru yang selanjutnya masih harus melewati tahap training berupa arahan dan pengajaran dari para penyiar senior selama satu bulan untuk melatih mereka. Kemudian Lukman menambahkan penjelasannya .

"Di total - total sudah hampir 12 tahun. Di mulai dulu awalnya dari penyiar countinuity, kemudian ada penerimaan penyiar

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

63

berita, abis itu kita tes, Alhamdulillah masuk jadi news presenter sejak Februari 2008 sampai sekarang"

Dari penjelasan Lukman, saat awal berkarir di TVRI Sumut Lukman tidak langsung menjadi news presenter melainkan menjadi penyiar continuity terlebih dahulu. Setelah selang beberapa bulan pada November 2007 barulah dites layak atau tidaknya penyiar continuity menjadi seorang news presenter, dan kembali Lukman lolos dan menjadi news presenter TVRI Sumut sampai saat ini. Menjadi seorang news presenter memiliki tugas penting dalam suatu program acara berita khususnya di Sumut Dalam Berita. Adapun dari pertanyaan peneliti mengenai tugas dan peran penting sebagai seorang news presenter, Lukman menjawabnya dengan jawaban berikut,

"Menyampaikan berita, menyampaikan informasi, menjadi ikon dari TV tersebut. Penyiar itu menjadi ikon dan ujung tombak dari secara keseluruhan sistem kerja, ada produser, ada pengarah acara, ada kameramen, jadi ujung tombaknya ibarat kapal nahkodanya adalah penyiar".

Dari jawaban Lukman, menjadi seorang news presenter bukan hanya menyampaikan berita dan informasi tapi ada peran penting dibalik itu semua. News presenter adalah ikon, news presenter adalah ujung tombak dari suatu program acara berita. Maksudnya, sukses tidaknya suatu acara berita yang dibawakan, itu sangat bergantung terhadap news presenter yang membawakannya. Berita yang sudah dibuat oleh reporter, diproduksi diredaksi dan dikoreksi oleh desk editor, hasilnya akan bergantung terhadap news presenter yang membawakannya, karena news presenter adalah filter terakhir sebelum berita sampai ke masyarakat. Ketika ada kata yang salah saat pengetikan didapur redaksi, dan presenter menyebutkan apa yang ada dinaskah tanpa dikoreksi kembali, maka pemirsa akan menganggap presenter yang salah, karena yang pemirsa lihat adalah si presenter yang menyampaikannya. Untuk itu,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

64

menjadi seorang news presenter dibutuhkan kecerdasan, ketelitian dan kecekatan dalam mengimprovisasi jika ada hal yang tidak sesuai. Tidak mudah menjadi seorang news presenter, karena news presenter akan menanggung beban amanah dari seluruh elemen - elemen dalam tim untuk menyampaikan berita dengan baik dan benar terhadap pemirsa. News presenter adalah kunci keberhasilan suatu acara berita.

Dengan tugas dan peran yang berat, yang diemban oleh seorang news presenter, maka news presenter harus memiliki strategi komunikasi untuk bisa menyampaikan berita secara efektif kepada pemirsa. Peniliti yang ingin mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh Lukman saat bersiaran, langsung menanyakannya kepada Lukman.

"Yang pertama kita harus mengusai materi untuk menghindari kesalahan. Kedua menjaga penampilan kita. Ketiga, harus tenang stay cool aja depan kamera walaupun ada terjadi gangguan atau kendala, harus tenang dan jangan panik. Kalau perlu ya berdoa dulu sebelum siaran".

Dari pemaparan Lukman diatas, bahwa selama ini Lukman memiliki tiga poin rahasia yang sangat penting bagi Lukman saat bersiaran. Tiga poin rahasia ini merupakan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Lukman ketika saat siaran Sumut Dalam Berita. Poin pertama yaitu, harus menguasai materi. Menguasai materi menjadi poin awal yang harus diperhatikan, naskah yang akan disiarkan harus dipelajari, dipahami terlebih dahulu saat sebelum bersiaran, sehingga sebagai seorang news presenter mengerti dan paham tentang berita yang akan disampaikannya kepada masyarakat. Sekaligus untuk mengkoreksi kalau ada ketikan dinaskah yang salah, serta melatih pengucapan jika ada nama, kata, atau kalimat berbahasa asing yang sulit untuk diucapkan dan hal ini pastinya untuk mengurangi kesalahan saat mengucapkannya.

Poin kedua yaitu, penampilan. Sebagai seorang news presenter penampilan termasuk modal utama yang harus dimiliki oleh seorang news presenter, sebagai daya tarik terhadap pemirsa untuk menonton acara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

65

berita yang dibawakan. Selain itu news presenter adalah garda terdepan yang pertama kali dilihat oleh pemirsa sebelum pemirsa mendengar isi berita yang dibawakannya, kalau diawal tayangan saja pemirsa sudah tidak tertarik melihatnya bagaimana pemirsa akan tetap setia menonton berita yang dibawakan oleh news presenter tersebut.

Poin ketiga yaitu, harus tenang dan mampu menjaga emosional. Dalam membawakan berita ketenangan sangat dibutuhkan untuk mengatasi kadar gerogi yang dialami saat on air didepan kamera. Tidak hanya itu, ketenangn dibutuhkan juga untuk mengatur tingkat kepanikan diri seorang news presenter ketika terjadi hambatan saat bersiaran yang memicu rasa panik, khawatir sehingga menghilangkan fokus dan konsentrasi untuk membacakan berita selanjutnya.

Informan III

News presenter paling senior di TVRI Sumatera Utara, Keryawan Sembiring yang akrab disapa Kery telah memulai karir di TVRI Sumut sejak tahun 2005 hingga sampai saat ini. Lima belas tahun membangun karir sebagai news presenter, Kery begitu telah banyak memiliki pengalaman suka dan duka sebagai news presenter di TVRI Sumut. Kery yang sejak dibangku kuliah telah menyukai bidang presenter telah lebih dulu menjadi Master of Ceremony (MC). Pria kelahiran Kutacane, Aceh Tenggara ini mengatakan bahwa dirinya selalu merasa senang jika bisa menyampaikan informasi ke banyak orang.

"Karena ada perasaan senang bisa menyampaikan informasi kepada banyak orang, selain itu karna ada hobi aja, menjadi seorang news presenter gitu, dan sejak dibangku kuliah udah tertarik".

Perasaan senang yang dirasakan Kery saat dapat menyampaikan informasi kepada banyak orang bukan pernyataan yang dilandasi tanpa alasan melainkan hal tersebut dikarenakan hobi yang Kery miliki. Karena

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

66

sejak dibangku perguruan tinggi Kery telah menyukai profesi sebagai presenter/ MC, hal tersebut tidak menyulitkan Kery untuk menyampaikan informasi dalam berita sebagai tugas dari seorang news presenter.

Selain itu Keryawan Sembiring dulunya juga sempat menjadi penyiar disalah satu frekuensi radio yang ada dikota medan. Sebelum pada akhirnya Kery mencoba lowongan sebagai presenter televisi di TVRI Sumatera Utara. Seperti news presenter TVRI yang lainnya, Lima belas tahun yang lalu Kery juga harus melewati tahapan dan proses sebelum menjadi news presenter di TVRI Sumatera Utara. Beginilah jawaban Kery saat peneliti menanyakan bagaimana proses yag dilewati Kery hingga sekarang bisa menjadi seorang news presenter di TVRI Sumut.

"Prosesnya banyak, sama kayak temen - temen yang lain, tetapi pastinya untuk masuk menjadi seorang news presenter itukan pasti harus ada tes untuk masuk dan sebaginya. Kita harus mengikuti beberapa tahapan tes. Ada tes praktek dan teori akhirnya. Setelah lulus dan memenuhi syarat kemudian masuk menjadi tenaga penyiarlah di TVRI Sumut. Jadi kemarin memang ada test nya, tesnya juga dengan banyak orang. Ada tahap- tahapnya, pertama administrasi dulu, administrasinya itu ada ijazah, pengalaman, ada foto pada zaman itu ada foto postcard, foto setengah badan dan pas foto, kemudian biodata, kemudian ada kaset yaitu kaset rekaman suara. Setelah itu kita dites, bahannya dari panitia. Tes pertama itu teori, tes kedua praktek, setelah praktek itu kita akan diumumkan berapa orang yang lulus setelah itu kita akan ditraining lagi tujuh hari pada saat itu, lalu penyaringan kira- kira memang bisa dijadikan penyiar atau tidak, Lantas setalah dites tujuh hari, kita pantas atau tidak, kemudian kita dididik, tapi tidak langsung jadi penyiar tapi itu namanya meelopen. Meelopen itu kita lihat - lihat aja, bagaimana

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

67

seseorang baca berita. Kemudian setelah itu akhirnya setelah tiga bulan kita baru duduk dubangku siaran untuk baca berita" .

Dari jawaban Kery diatas, tahapan yang dilewati Kery sama dengan news presenter TVRI lainnya yang harus melewati tahapan seleksi sebelum diumumkan diterima di TVRI Sumatera Utara. Selanjutnya, harus melewati tahapan training (meelopen) selama tiga bulan sebelum akhirnya on air perdana dihadapan pemirsa TVRI Sumut. Melihat dari proses panjang yang cukup sulit, yang harus dilewati sebelum menjadi seorang news presenter, menandakan bahwa menjadi seorang news presenter tidaklah mudah, pastinya ada tugas dan peran penting yang harus dilaksanakan oleh seorang news presenter. Adapun tugas penting yang harus dilaksakan setelah menjadi news presenter TVRI Sumut dipaparkan oleh Kery ketika peneliti menanyakan hal tersebut.

"Tugasnya itu news presenter itu sebenarnya biasa, artinya menyampaikan informasi yang telah disediakan atau yang sudah disiapkan oleh redaktur atau tim redaksi. Tetapi, seorang penyiar itu harus juga jeli, misalnya ada informasi atau kata- kata yang kurang tepat penulisannya, kemudian pengucapannya, kemudian kita memang harus banyak - banyak belajar, harus bisa mengkoreksi mana yang kurang mana yang tidak tepat. Sehingga nanti ketika kita menyampaikan masyarakat paham".

Dari jawaban Kery diatas, bahwa tugas news presenter tidak cukup hanya menyampaikan informasi saja, melainkan news presenter harus teliti baik terhadap kata- kata yang kurang tepat didalam naskah berita maupun teliti dalam berkata - kata (mengucapkannya). Bukan hanya itu, news presenter juga harus terus belajar untuk meningkatkan kualitas pengetahuan yang dimilikinya, tujuannya agar masyarakat mudah memahami informasi yang disampaikan. Tujuan itu, akan mudah dicapai jika seorang news presenter memiliki strategi komunikasi dalam

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

68

menyampaikan berita saat bersiaran. Bagi Kery sendiri, strategi komunikasi yang dilakukannya sudah sangat efektif dan strategi itu masih terus dilakukannya meskipun Kery telah menjadi senior dan telah lima belas tahun bersiaran.

"Mengasah terus artikulasi, intonasi, sehingga artikulasi itu bisa mempengaruhi banyak orang, kemudian ketika ada kekurangan atau pun kesalahan ketika siaran kita harus cepat menutupi, harus bisa improvisasi dari cara komunikasi itu sendiri, kemudian banyak - banyak melihat atau menonton tayangan orang lain di youtube sehingga itu bisa menjadi perbandingan, bukan tidak menjadi diri sendiri tapi lebih mengkoreksi diri kita supaya bisa jadi yang lebih baik".

Terus berlatih, mengasah kemampuan yang dimiliki menjadi strategi penting bagi Kery saat menyampaikan berita, menurut Kery dengan terus mengasah artikulasi dan intonasi, hal tersebut dapat mempengaruhi pemirsa untuk mudah memahami berita, karena kesalahan intonasi ataupun artikulasi saat menyebutkan suatu kata ketika bersiaran akan membuat pemirsa gagal mengerti terhadap maksud dari berita yang dibacakan. Kemudian, news presenter harus cekatan dan sigap untuk berimprovisasi jika terjadi kesalahan untuk menutupi kesalahan yang terjadi. Selain itu, seorang news presenter harus sering melihat tayangan ulang dirinya ketika bersiaran di youtube, gunanya agar dapat menilai diri sendiri dan mengkoreksi kekurangan apa saja yang harus diperbaiki saat bersiaran dan lebih baik lagi untuk kedepannya.

Informan IV (Informan Tambahan)

Pengarah acara Sumut Dalam Berita yang memiliki latar belakang yang dulunya sebagai seorang presenter, yaitu Tuti Daswisaptri atau acap kali dipanggil Tuti. Wanita yang selalu tampil modis dalam balutan busana syar'inya merupakan pengarah acara yang ramah dengan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

69

semua orang terutama dengan para news presenter di TVRI Sumut. Tuti yang memang sudah pernah menduduki sekolah tentang dunia broadcasting, tidak canggung lagi ketika ditugaskan untuk menjadi pengarah acara diprogram acara Sumut Dalam Berita.

" Sejak dulu, saya sudah bersekolah tentang hal - hal broadcasting, Jadi saya tidak bingung dan canggung lagi saat menjadi pengarah acara, karena saya sudah memiliki pengetahuan tentang prosedur dan tugas yang dilakukan sebagai pengarah acara".

Adapun tugas pengarah acara dijelaskan oleh Tuti saat peneliti menanyakan kepadanya tentang apa saja tugas yang dilakukan oleh seorang pengarah acara diprogram Sumut Dalam Berita.

"Seorang pengarah acara memiliki tugas yang banyak, paling penting pengarah acara harus paham dulu materi acara yang dibawakan, cara pengambilan gambar (shoot), harus paham benar seperti apa itu zoom in, zoom out, close up, dll".

Dari jawaban Tuti seorang pengarah acara memiliki banyak tugas yang harus dilaksanakan, paling terpenting pengarah acara harus memahami mengenai teknik pengambilan gambar. Hal itu dikarenakan pengarah acara nantinya yang akan memberikan komando terhadap kameramen distudio kapan kamera harus dizoom in, zoom out, close up ke news presenter saat bersiaran. Pengarah acara yang mengetahui komposisi gambar saat shooting.

Sebagai pengarah acara yang telah berpengalaman sebagai seorang presenter, Tuti memiliki pandangan dan penilaian sendiri terhadap strategi komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang news presenter saat menyampaikan berita. Untuk itu, peneliti menanyakan kepada Tuti mengenai strategi komunikasi yang seharusnya dimiliki oleh seorang news presenter.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

70

"News presenter setidaknya harus memiliki intelektual yang tinggi dan memahami materi yang dibawakan. Seorang news presenter harus bisa beradaptasi menyesuaikan dengan panggung dalam hal mimik wajah, busana yang dipakai, make up, dan juga kepercayaan diri. Yang paling penting news presenter harus mempunyai branding sendiri, ciri khas, dan karakter yang berbeda, tidak boleh sama dengan yang lain, intinya be your self".

Menurut penuturan Tuti, strategi komunikasi seorang news presenter pertama harus memiliki intelektual yang tinggi, maksudnya orang yang memakai kecerdasannya untuk belajar, bekerja, menggagas, menganalisis serta menjawab permasalahan yang sering ditemukan dalam materi naskah yang dibawakan saat bersiaran. Mimik wajah juga menjadi hal penting juga bagi Tuti untuk mendalami suasana berita, pakaian dan make up juga harus diperhatikan demi menunjang kepercayaan diri sebagai seorang news presenter. Bukan hanya itu, news presenter harus memiliki personal branding agar pemirsa tertarik untuk mengenal dan mengingat diri kita sebagai news presenter karena ciri khas serta karakter yang kita punya, dengan begitu pemirsa akan tertarik terhadap berita setiap kali kita yang membawakannya.

Informan V (Informan Tambahan)

Informan kelima peneliti adalah seorang produser Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara, yang dulunya juga seorang news presenter. Peneliti memilih Sri Rukmini menjadi informan tambahan karena informan yakin sebagai seorang preoduser pasti Sri Rukmini memiliki pengalaman dan informasi lebih mengenai strategi komunikasi para news presenter, mengingat Sri Rukmini dulunya juga adalah seorang news presenter. Mengawali karir dari seorang penyanyi dikota medan menurut Sri Rukmini atau yang akrab disapa mimin merupakan hal yang sejalan dengan dunia news presenter karna sama- sama tampil dimuka orang banyak, hanya saja bedanya dalam pembawaan acaranya

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

71

saja. Mengawali karir sebagai seorang news presenter dari tahun 1990- 2002 membuat mimin paham benar bagaimana suka duka menjadi seorang news presenter. Mimin termasuk presenter yang senior pada saat itu, hingga pada tahun 2003 Mimin diberi kesempatan untuk menangani sebuah program, dan program acara itu berhasil Mimin sajikan dengan baik dan menarik, sejak saat itu seiring usia Mimin yang tidak lagi muda dan tubuh yang kurang ideal didepan kamera, Mimin lebih memilih menjadi seorang produser.

“Aku jadi news presenter itu dari tahun 1990 sampai 2002 nah setelah itu aku baru ditunjuk untuk menjadi produser pada tahun 2003, hal itu juga seiring aku yang semakin berumur dan gendaatss”.

Bukan hal mudah untuk menjadi seorang produser, melainkan seorang produser memiliki tugas yang mendasar dari berjalannya sebuah program acara. Mimin sendiri mengakui bahwa dirinya juga melakukan beberapa tugas sebagaimana semestinya seorang produser. Peneliti menanyakan kepada Mimin apa saja tugas yang dari seorang produser pada program Sumut Dalam Berita. Berikut penuturan Mimin atau yang memiliki nama panjang Sri Rukmini.

“Tugas produser itu create, jadi kalau ibarat roda, produser itu sumbunya/ porosnya, kemana nih kira- kira diputarnya gitu. Jadi, seorang produser itu dia ya harus punya design produksi untuk mengcreat acara dia, kemudian dia harus punya format acaranya itu maksudnya bentuknya kayak mana, diawali oleh apa, ditengahnya apa, kemudian conclusnya seperti apa. Nah design produksi itu maksudnya ini bentuknya apa talkshow yang formal banget, yang semi formal, atau betul - betul yang edutainment banget”.

Dari hasil jawaban Mimin menjelaskan bahwa seorang news presenter merupakan poros atau sumbu utama atau juga landasan yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

72

menjadi titik dasar berjalannya suatu program acara. Dapat dikatakan juga bahwa produser merupakan otak dari suatu acara. Produserlah yang menentukan kemana acara harus berjalan. Bagaimana segmen awal, segmen isi, dann segmen akhir dari program acara tersebut. Intinya produserlah yang menentukan seperti apa program acara itu harus berjalan. Para crew lainnya dan news presenter hanya mengikuti skenario yang telah dibuat oleh produser.

Berkiprah dalam dunia news presenter selama hampir dua belas tahun, Mimin tentunya sudah banyak merasakan asam garam menjadi seorang news presenter, mengalami banyak hambatan yang terjadi saat sebelum atau sedang siaran, sehingga memahami bagaimana strategi seorang news presenter dalam menyampaikan berita.

“Sebagai seorang news presenter disebuah stasiun televisi, harus mengenali sistem kerja yang ada ditelevisi itu, paham dalam proses A sampai Z nya suatu acara berita yang dibawakan bagaimana. Kemudian beradaptasi dengan pekerjaan kita, dengan orang- orangnya, sehingga nyaman saat bekerja itu juga mempengaruhi kita saat membaca berita kalau kita saja sudah tidak nyaman pasti saat bekerja saat membawakan berita akan ada rasa tidak enak dan ingin segera cepat- cepat selesai jadiinya pasti terburu- terburu dan malah menciptakan kesalahan, Selain itu juga perbaikilah kemampuan kita untuk bisa sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan, dari penampilan, berbahasa, dan cara baca”.

Adapun strategi komunikasi seorang news peresenter menurut Mimin dalam menyampaikan berita harus mengetahui sistem kerja yang ada ditelevisi tersebut dengan maksud mengetahui susunan tugas apa- apa saja yang yang harus dilakukan step by step dari awal sampai akhir, misalnya seorang news presenter yang pertama kali dikerjakan saat datang kekantor adalah mengkoreksi naskah dan menguasai materi berita

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

73

yang akan dibawakan. Selanjutnya mempersiapkan diri baik dari penampilan (pakaian, make up) dan mental (berani, yakin, dan percaya diri). Setelah itu, news presenter harus siap tampil membawakan program berita dan harus tahu kapan saatnya untuk membuka acara, kapan jedah iklan, dan tahu kapan harus menutup acara. Kemudian news presenter harus mampu beradaptasi dengan lingkungan pekerjaannya, dengan orang - orang disekitarnya, sehingga nyaman saat bekerja. Hal itu mempengaruhi saat membacakan berita, kalau sudah tidak nyaman pasti saat membawakan berita akan ada rasa tidak enak dan ingin segera selesai sehingga terburu- terburu dan malah menciptakan banyak kesalahan yang menyebabkan terciptannya hambatan ketika menyampaikan berita kepada pemirsa. Dan paling terakhir, seorang news presenter harus terus memperpantas diri agar sesuai dengan ekspektasi banyak orang. Demikian hasil jawaban dari seluruh informan mengenai strategi komunikasi seorang news presenter dalam menyampaikan berita di acara Sumut Dalm Berita di TVRI Sumut.

4.1.3.2 Hambatan – Hambatan yang Dialami oleh News Presenter dalam Penyampaian Berita

Hambatan merupakan penyebab proses penyampaian pesan tidak berjalan dengan efektif, sehingga pesan yang ingin disampaikan komunikator tidak diterima dengan baik oleh komunikan. Gangguan atau hambatan yang ada dalam proses komunikasi biasanya menimbulkan salah pengertian antara komunikator dengan komunikannya atau biasa disebut miss communication. Dalam proses komunikasi yang dilakukan oleh seorang news presenter dalam penyampaian berita saat bersiaran tidak akan terlepas dari hambatan - hambatan komunikasi. Hambatan- hambatan itu dapat muncul dari mana saja, baik dari internal news presenter itu sendiri atau dari faktor eksternal yang disebabkan dari lingkungan sekitar (teknis atau orang lain). Hambatan – hambatan yang terjadi tidak akan dapat dihindari, melainkan seorang news presenter harus mampu menghadapi dan mengantisipasi hambatan tersebut jika

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

74

terjadi. Adapun hasil wawancara peneliti mengenai hambatan yang terjadi yang dialami oleh news presenter dalam penyampaian berita adalah sebagai berikut.

Informan I

Menjadi seorang news presenter sejak pertengahan tahun 2017, Widya Utami Putri Noviadi telah melewati hambatan- hambatan yang sering muncul ketika saat menyampaiakan berita. Saat mengawali karir sebagai seorang news presenter, hambatan - hambatan itu sudah muncul sejak pertama kali Widya on air membawakan program acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara. Untuk kali pertama tampil didepan kamera membawakan acara berita secara live Widya sangat gugup dan deg - degan, hal itulah yang menjadi hambatan bagi Widya diawal – awal siaran dahulu.

“Awal siaran pasti gugup karna gak pernah on cam sama sekali depan kamera tiba- tiba disuruh on cam kendala terbesar lihat kamera aja udah gugup, segala yang udah disiapin dari rumah mateng - mateng, apa yang mau kita bilang disaat kamera udah hidup udah stand by, lampu udah hidup, kita harus ngomong itu tu rasanya deg-degan gitu rasanya, mau ngomong apa susah, pingin aja cepat- cepat selesai”.

Hambatan terbesar yang dihadapi widya saat diawal- awal siaran dahulu adalah gugup dan deg- degan. Dari penuturan Widya sendiri rasa gugup dan deg - degan membuat persiapan yang telah Widya lakukan sulit untuk dilakukan dan diterapkan. Widya mengakui ingin segera cepat - cepat selesai siaran, rasa ketidak nyamanan itu membuat penampilan Widya saat membawakan berita menjadi tidak rileks, tentunya pemirsa yang melihatnya juga menjadi kurang nyaman.dengan begitu berita yang disampaikan kepada khalayak menjadi berita yang kaku tanpa penekanan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

75

dari intonasi, mimik, dan gerak tubuh yang tepat yang bisa meyakinkan isi berita tersebut agar tersampaikan kepada pemirsa. Sementara itu, untuk hambatan yang dihadapi Widya ketika bersiaran saat sekarang ini adalah sebagai berikut.

“Kalau sekarang kendalanya, kitakan sering ada dialog jadi kadang kalau dialognya yang gak terlalu kita pahami padahal kita udah baca sementara beritanya juga under/ kurang, dan kita disuruh nambah durasi dialog, kadang mikirkan apa ya yang mau ditanya lagi, apa yang harus digali lagi, kita memang dituntut untuk harus benar- benar cepat tanggap dan improv disitu tantangannya”

Hambatan yang Widya rasakan saat sekarang ini setalah hampir dua tahun menjadi seorang news presenter adalah ketika berhadapan dengan segmen dialog diprogram Sumut Dalam Berita. Hambatannya bagi Widya adalah berhadapan dengan materi dialognya. Sementara materi dialog yang diberikan dari redaksi hanya sekedar ringkasan, sedangkan sebagai seorang news presenter yang membawakannya diharuskan untuk bisa melakukan tanya jawab, mengembangkan pembahasan terhadap narasumber dalam durasi waktu yang telah ditentukan biasa 5 - 10 menit. News presenter dituntut untuk bisa inisiatif dan tanggap untuk berimprovisasi dengan cepat sehingga tidak ada jeda waktu yang kosong. Jika terjadi hal itu pasti membuat news presenter terlihat bodoh dan tidak menguasai materi yang dibawakan di depan pemirsa dalam dialog tersebut. Tidak hanya itu, hambatan yang terjadi yang dirasakan Widya juga berasal dari dalam diri dan lingkungan sekitar.

“Kalau dari dalam diri sebelum siaran itu gugup, terus muncul pemikiran apa yang aku sampein nyampe gak ya kepemirsa, terus intonasi aku pas gak ya, ekspresi aku pas gak ya, Aku udah ada perkembangan lebih baik gak ya. Itu dia prasangaka termasuk

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

76

dan sama kerja sama timnya juga sih menurut aku kadang masih kurang. hambatan menurut aku”.

“Kalau hambatan dari luar sih itu jujur aja dari fasilitas TVRI yang masih terbatas ya, kadang suka tiba- tiba ada alatnya yang mati, macet, kadang suara- suara pintu yang kedengaran dan menurut aku itu mengganggu, dan kerja sama timnya juga sih menurut aku kadang masih kurang”.

Hambatan dari dalam diri yang terjadi terhadap Widya ketika siaran adalah gugup serta prasangka terhadap apa yang akan terjadi. Prasangka itu timbul karena kurangnya rasa percaya diri. Mengira dan menebak - nebak apa yang akan terjadi, tidak yakin akan kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri. Sementara untuk hambatan yang terjadi dari luar (eksternal) berasal dari minimnya fasilitas TVRI Sumut, alat- alat yang digunakan terbilang cukup tua sehingga sering tiba- tiba tidak berfungsi atau mati. Selain itu, faktor dari luar yang berasal selain dari alat yaitu dari orang - orang yang ada disekitar. Kurangnya kerja sama tim (crew), adanya suara dari crew yang berada diruangan pengarah acara, suara mereka berbicara atau membuka pintu ruangan, terdengar jelas langsung ke earphone yang terpasang ditelinga news presenter yang sedang siaran. Earphone itu fungsinya mendengarkan arahan dari pengarah acara selama acara berlangsung. Hal itu justru sangat mengganggu tingkat konsentrasi dan kefokusan news presenter yang sedang siaran. Hal itu diperjelas lagi oleh Widya saat menjawab pertanyaan dari peneliti mengenai dampak yang terjadi dari adanya hambatan tersebut.

“Iya sangat mengganggu apalagi kalau tiba- tiba mendengar suara dari luar, Suara jeritan (dari Peangarah Acara melalui headset ) yang meangarahkan petugas yang lain tapi mau tidak mau terdengar melalui kita diheadset dan itu sangat mengganggu dan mempengaruhi ekspresi, gerak tubuh, dan intonasi kita

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

77

harusnya sesuai dengan apa yang kita rencanakan akibatnya gara- gara hal tersebut jadi berubah”.

“Kadang jadinya gak konsen, karena aku juga tipe yang mudah lepas konsentrasi juga. Dan apalagi kalau tiba tiba teleprompternya mati”.

Sementara itu, hambatan lain yang terjadi ketika news presenter menyampaikan berita ketika live report dilapangan, Widya juga mengalami hambatan lain saat live report berita di luar studio.

“Banyaaak, ada orang yang lalu lalang, ada yang teriak- teriak, dan keadaan alam yang tiba - tiba kadang hujan”.

Situasi dilapangan yang tidak bisa ditebak, tidak bisa dikendalikan, sangat berbeda dengan siaran didalam studio. Apalagi kondisi alam yang tidak bisa diprediksi, Widya mengatakan untuk tantangan dan hambatan yang dirasakannya saat live report yaitu sering kali lalu lalang orang yang lewat menjadi hambatan saat menyampaikan berita sangat mengganggu konsentrasi. Suara – suara dari masyarakat disekitar yang kadang muncul ditengah- tengah saat melaporkan berita begitu menganggu, serta hujan yang tiba- tiba saja mengguyur saat sedang live report. Hambatan – hambatan itulah yang Widya rasakan saat menyampaikan berita ketika siaran diprogram berita Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara.

Informan II

Menjalani profesi sebagai news presenter hampir 12 tahun, bukan waktu yang sebentar. Lukman Hakim Sitorus sudah mengawali karirnya sejak tahun 2007 hingga sekarang sebagai news presenter di TVRI Sumatera Utara. Jika informan I yaitu Widya yang dua tahun bersiaran mengalami cukup hambatan yang berarti, begitu pula dengan Lukman. Lukman melewati dan menikmati banyaknya hambatan siaran pada tempo dulu. Jika dibandingkan dengan yang sekarang, fasilitas di TVRI

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

78

sudah jauh lebih baik dibanding 12 tahun yang lalu. Lukman yang yang background awalnya adalah seorang model kota medan yang sudah terbiasa tampil didepan kamera juga mengalami hambatan saat awal- awal masa siaran dulu.

”Karena aku kan mulainya dari semester VII masih kuliah, aku paling termuda disitu dalam sejarah presenter disini, sementara mereka itu udah punya latar belakang pendidikan yang cukup tinggi, ya jam terbangnya juga sudah tinggi untuk menyampaikan berita. Berita inikan muatannya politik, kriminal, ada juga sosial dan em.. ada tentang fasilitas publik gitu kan, jadi banyak istilah - istilah asing yang belum kita ketahui, yang belum kita pelajari dibangku sekolah dan bangku kuliah itu kita pelajarin diberita ini. Misalnya ada kata - kata yang nggak kita ngerti tapi kadang kita hajar aja tapi ya ternyata itu gak boleh, harus ada kesadaran kita sebagai penyiar kalo ada kalimat - kalimat yang gak kita pahami kita tanyakan, karna memang waktu kemarin itu, waktu saya masuk sini terus terang sistem mereka itu kayak militer, karena memang inikan dibangun oleh militer yakan kalau baca prasatinya itu yakan, jadi mereka memang dulunya dididik memang dengan sistem militer, jadi kita penyiar dulu tekanannya cukup kuat, apalagi berita ini gak hanya untuk fasilitas publik, politik aja, tapi ada juga berita berbayar yang kita juga harus punya tanggung jawab moral kan kita sebagai penyiar untuk menyampaikannya dengan baik, karena kan mereka juga bayar kayak konfensasi supaya berita itu naik”.

Hambatan diawal – awal siaran yang dirasakan oleh Lukman adalah kesulitan dalam membaca istilah – istilah bebahasa asing, singkatan, atau pun kata- kata yang tidak dimengerti. Dari penuturan Lukman sendiri pengalaman yang kurang mumpuni, jam terbang yang masih sedikit, serta paling termuda diantara penyiar yang lain saat diterima menjadi news presenter di TVRI Sumut, hal- hal itulah yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

79

membuat Lukman mengalami hambatan – hambatan diawal bersiaran. Sebagai televisi yang memiliki aturan dan tekanan yang tinggi, didalamnya terdapat para senior – senior news presenter yang mendidik para juniornya dengan keras, disiplin, dan cekatan. Lukman dituntut untuk dapat segera belajar dan memahami yang diajarkan para senior di TVRI Sumut. Menjadi tanggung para news presenter membawakan berita dengan baik, terutama untuk berita yang dibayar oleh pihak tertentu yang telah menjalin relasi dengan TVRI Sumut, demi menjaga kepercayaan dan tingkat kepuasan media partner yang bekerjasama dengan TVRI Sumatera Utara.

Selanjutnya Lukman menjelaskan bedanya hambatan yang ia rasakan dulu saat awal siaran dengan hambatan yang sekarang dihadapinya ketika bersiaran.

“Kendalanya teknis, AC nya mati, tidak ada teleprompter, kita bacanya manual, jadi kepala angguk- angguk lah atas bawah, atas bawah. Kita dulu juga gak ada Ass. PA (Assisten Pengarah Acara) karena gak ada teleprompter kan. Jadi dulu itu aku panduannya dari speaker kecil yang nyuruh kita untuk baca, gadak earphone juga, jadi cuman ada speaker kecil, jadi dulu itu kita pake naluri aja, yampunn.. dulu gawat, dibandingkan sekarang penyiarnya jauh lebih enaklah dibanding kita dulu. Itu kendalanya, gadak teleprompter, gadak Ass. PA, jadi kita sendiri didalam ruangan itu, ya itulah kalau ada kendala- kendala kita hadapi sendiri, kalau ada mati listrik kita harus stand by, acara terhenti kita tunggu berapa menit, kalau masih ada kemungkinan on air lagi kita mohon maaf kepada pemirsa ada kesalahan te knis terjadi distudio”.

“Kemudian kendala teknisnya kita gak ada teleprompter, gak ada Ass. PA kita cuman dibantu oleh speaker kecil yang itu dari pengarah acaranya. Dan dulu belum ada ngeros- ngeros

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

80

(dubbing narator) jadi berita itu ada 20 item kita baca semua, itulah pengalaman kesulitan diawal dulu baca berita. Kalo sekarang sih gak terlalu ada kendala, hanya saja ada segmen wawancara dalam berita yang mungkin enggak kita kuasai, ha.. itu memang harus ada persiapan yang matang supaya kita gak kelihatan bodoh - bodoh amat gitukan jadi kita datangnya cepatlah, satu jam sebelumnya kita pelajari, kita coba sekarang udah gampang ya searching aja kira- kira garis besar apa yang mau ditanya – tanya”.

Lukman menuturkan bahwa hambatan – hambatan yang dirasakannya saat awal – awal bersiaran duhulu lebih banyak dibandingkan saat sekarang, dahulu tidak ada teleprompter, asisten pengarah acara (As.PA), earphone/ headset, genset, dan tidak ada dubber berita. Dua belas tahun yang lalu, seorang news presenter bersiaran hanya seorang diri dalam ruangan, tidak ada asisten pengarah acara karena tidak ada teleprompter yang harus digerakkan. Jadi, Lukman harus membaca naskah berita yang ada secara manual, fokus melihat kamera sambil sesekali melihat untuk membaca naskah kebawah. Tidak seperti sekarang yang sudah dilengkapi oleh teleprompter. Kurangnya kelengkapan teleprompter menjadi hambatan bagi para news presenter saat bersiaran, karena apabila tidak fokus maka bisa saja news presenter salah memindai dan salah membaca informasi karena harus bolak - balik membagi pandangan antara kamera dan naskah berita. Untuk hambatan yang selanjutnya, dahulu juga belum ada earphone/ headset yang menghubungkan antara pengarah acara dengan news presenter yang sedang berada didalam ruang siaran. Jadi, untuk mendengarkan arahan dari pengarah acara hanya melalui speaker kecil yang terdapat disudut meja presenter, dengan suara yang kecil dan terkadang tidak terdengar jelas sehingga sering terjadi miss communication antara news presenter dengan pengarah acara.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

81

Selain itu, dahulu juga tidak ada genset, sehingga apabila listrik padam news presenter harus menunggu hingga listrik hidup kembali dan melanjutkan siaran jika waktu dan kondisi memungkinkan siaran dilanjutkan. Lukman juga mengatakan hambatan lain yang membuat presenter kesulitan saat siaran dahulu yaitu news presenter harus membaca (menddubbing) seluruh item berita secara langsung saat bersiaran karena tidak adanya petugas dubber. Dalam sekali siaran news presenter minimal membacakan 20 item berita, sehingga membuat news presenter lelah sehingga vocalnya kurang terkondisikan dan terkadang serak serta tidak stabil. Tidak seperti sekarang, berita sudah didubbing oleh petugas dubber sebelum saat siaran yang telah diedit bersama liputan gambar dan video oleh tim editor.

Sementara untuk hambatan siaran yang dirasakan Lukman saat sekarang ini sama seperti yang dirasakan Widya, yaitu ketika menghadapi segmen dialog bersama narasumber. Narasumber yang diundang untuk wawancara di segmen dialog di program Sumut Dalam Berita tidak baru akan diketahui oleh news presenter yang membawakannya dihari itu juga. Untuk itu, agar tidak kekurangan informasi saat meggali pertanyaan, seorang news presenter harus cari tahu terlebih dahulu (searching) mengenai latar belakang narasumber dan topik apa yang ingin dibicarakan. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi pembahasan narasumber dan meminimalisir under information saat wawancara live dilakukan, jangan sampai news presenter terlihat bodoh dihadapan narasumber dan pemirsa sehingga dinilai tidak cerdas karena ketidak pahaman terhadap materi pembahasan yang diangkat saat wawancara. Apabila news presenter kekurangan informasi untuk dibahas pada saat dialog berlangsung maka akan menyebabkan durasi dialog berkurang dan mempengaruhi time management acara yang sudah ditetapkan. Hambatan- hambatan yang dihadapi oleh Lukman juga tidak jarang berasal dari dalam diri Lukman sendiri ataupun dari lingkungan disekitar Lukman.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

82

“Sebelum siaran nervous juga denger bridging berita aja yang mau masuk berita itu dug..dug..dug..dug gitu, itu kendala nervous awalnya, Kendalanya teknis, misalnya AC nya mati, teleprompter mati kita bacanya manual, kalau mati listrik kita harus stand by, tunggu berapa menit mohon maaf kepada pemirsa karna adanya kesalahan teknis terjadi distudio. Oiya tambahan, Nervous juga terkadang kalau kita gak pahami konten berita yang ada di naskah”.

“Nah kalo sekarang paling mengganggu, dan ini pernah aku sampaikan kepimpinan, jadikan kalau kita baca berita kan kita terhubung dengan earphone, kadang pengarah acara, switcher, mereka suka ngobrol, suka teriak teriak gajelas jadi aku suka terganggu. Pernah aku on air lo aku sangat terganggu kan aku cabut didepan kamera lagi on air, itu aku karna udah emosi juga ya aku cabut aja, sebagai kode juga kepada mereka kalau aku terganggu supaya jangan ngomong – ngomong”.

Hambatan dari dalam diri yang dirasakan oleh Lukman adalah rasa gerogi atau nervous. Lukman mengakui dahulu saat mendengar suara bridging pertanda acara akan dibuka saja Lukman sudah deg - degan bukan kepalang. Rasa deg-degan itu membuat Lukman saat opening menjadi gugup dan tidak rileks. Nervous juga dapat muncul karena news presenter tidak menguasai dan memahami materi berita. Sementara untuk hambatan dari luar atau sekitar yang Lukman rasakan itu berasal dari teknis,peralatan, dan SDM yang ada. AC tidak hidup dan teleprompter yang mati secara tiba- tiba adalah contoh hambatan yang berasal dari teknik atau peralatan, dan suara obrolan para crew yang bertugas diruang pengarah acara merupakan hambatan yang ditimbulkan dari SDM yang ada. Hambatan itu semua sangat mengganggu dan mempengaruhi performance Lukman saat bersiaran.

“Karena adanya hambatan - hambatan itu jadi kadang muncul kesalahan keserimpet baca, gak fokus, akhirnya dampaknya juga

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

83

malu ya sama pemirsa, dan ada rasa gak enak juga sama reporter yang cari berita kalau beritanya salah pas dibacakan”.

Peneliti juga menanyakan kepada Lukman mengenai hambatan yang dirasakannya ketika harus live report dilapangan.

“Yang pasti massa. Massa yang cukup banyak ketika kita reportase itu akan mengganggu performance kita saat menyampaikan informasi, makanya kita harus betul- betul mengetahui informasi, betul - betul kita ketahui apa yang mau kita sampaikan agar nanti gak belibet dilapangan”.

Hambatan dilapangan yang Lukman alami ketika live report adalah massa yang tidak dapat dikendalikan. Keramaian massa ternyata bagi Lukman menjadi hambatan untuk dapat berkonsentrasi saat menyampaikan laporan dilapangan terhadap pemirsa. Lukman mengakui bahwa dirinya harus benar - benar paham terhadap poin - poin penting yang akan disampaikannya kepada pemirsa ketika live report agar meskipun massa mengganggu kekonsentrasiannya Lukman tetap dapat menyampaikan isi pesan informasi tanpa harus gugup dan buyar.

Informan III

Informan III adalah news presenter yang paling senior diantara Widya dan Lukman. Sudah bersiaran selama hampir lima belas tahun di TVRI Sumatera Utara, yaitu Keryawan Sembiring. Lima belas tahun bukanlah waktu yang sebentar, Keryawan atau yang akrab disapa Kery berkecimpung sebagai seorang news presenter dan sudah banyak merasakan susah senang sebagai seorang news presenter. Senang dapat dikenal banyak orang namun dibalik itu semua ada banyak rintangan ataupun hambatan yang dihadapi oleh Kery sebelum suatu berita disiarkan kepada pemirsa dilayar kaca.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

84

Kery yang semula adalah seorang MC (Master of Ceremony) di kota medan sejak zaman berkuliah, dan sering bertemu serta berhadapan dengan orang banyak, ternyata diawal- awal siaran Kery juga kerab merasakan hambatan – hambatan yang terjadi ketika siaran berlangsung. Seperti tang dirasakan informan I dan II, ternyata hambatan yang dirasakan Kery diawal siaran juga sama seperti kedua informan sebelumnya yaitu nervous. Nervous adalah rasa gugup yang dirasakan oleh seseorang ketika dirinya merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri. Hal itu pulalah yang dirasakan Kery disaat awal- awal siaran dahulu.

“Pasti nervous. Nervousnya karena kita gak pernah siaran tiba- tiba siaran pasti gugup dan gerogi”.

Sedangkan hambatan yang dihadapi oleh Kery saat siaran sekarang ini ternyata masih sama dengan awal siaran dahulu. Bedanya sekarang Kery sudah lebih mudah mengatasi rasa nervous yang dirasakannya dan rasa nervous itu hanya muncul saat opening siaran saja.

“Sampai sekarang juga demikian, masih ada rasa gugup,dan masih tetep ada. Tetapi sudah bisa diatasi, biasa satu menit setalah on air sudah bisa hilang, tetapi kadang paling sulit ketika menyampaikan informasi atau tulisan- tulisan yang berbahasa asing tau berbahasa daerah”.

Kery juga menambahkan kesulitan lainnya, yang Kery hadapi adalah kesulitan untuk menyampaikan informasi, kata maupun kalimat berbahasa asing atau berbahasa daerah yang belum pernah didengar sebelumnya. Peneliti pun menanyakan kepada Kery mengenai hambatan yang disebabkan dari dalam dirinya (internal) dan hambatan yang disebabkan dari lingkungan (eksternal) yang ada disekitarnya yang menjadi kendala saat dirinya siaran.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

85

“Kalau hambatan- hambatan dari dalam diri kita sendiri itu lalai aja kadang- kadang. Misalnya hambatannya kita pikir sudah terbiasa padahal belum terbiasa juga, terkadang itu dia menganggap sepele, Kalau dari lingkungan terkadang dari crew – crewnya kurang kesiapan dan kordinasinya kurang. Kalau dari fasilitas juga kadang kurang memadai, kadang tiba - tiba eror atau tiba- tiba sistemnya terganggu”.

Jawaban Kery menjelaskan bahwa hambatan yang muncul dari dalam diri itu berupa rasa lalai dan sepele terhadap materi berita yang akan dibawakan, hingga terkadang mengganggap remeh karena merasa sudah sering membawakan berita dan menganggap mudah, padahal terkadang ada kata atau kalimat yang ternyata asing serta tidak pernah didengar dan diucapkan sehingga pada saat penyebutannya justru terjadi kesalahan. Sementara hambatan dari luar yang dihadapi Kery adalah lebih ke fasilitas yang ada distudio TVRI Sumut, seperti teleprompter yang tiba- tiba tidak berfungsi dan AC yang mati membuat Kery terganggu sehingga mempengaruhi penampilannya ditelevisi. Rasa gerah yang diakibatkan oleh AC yang mati membuat news presenter kepanasan dan berkeringat didalam studio dan pasti akan merusak tampilan make up serta ekspresi wajah.

Segala hambatan- hambatan yang ada tersebut, memberikan dampak yang mempengaruhi diri Kery sebagai seorang news presenter yang harus tampil dimuka publik untuk menyampaikan informasi pada pemirsa.penampilan yang tidak maksimal merupakan dampak yang terjadi karena adanya hambatan yang terjadi. Terkadang jika terjadi satu kesalahan disegmen awal akan terbawa dan terpikir terus hingga mempengaruhi penampilam berikutnya disegmen selanjutnya.

“Dampaknya hasilnya jadi kurang maksimal, hasil kurang maksimal kemudian koreksi orang pasti banyak. Terutama koreksi dari orang- orang disekitar, ada atasan, kemudian rekan kerja. Kemudian kebawa, karna memang sudah kebawa dari

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

86

kesalahan diawal, kemudian kita masih terpikir dengan kesalahan pertama sehingga mempengaruhi penampilan - penampilan berikutnya”.

Selain itu, Kery yang sering melakukan live report dilapangan mengakui bahwa hambatan yang terjadi dilapangan karena tidak mampunya mengetahui situasi yang ada dilapangan lebih tepatnya kurang beradaptasi, hingga pada akhirnya nervous muncul sehingga penyampaian informasi tidak maksimal.

“Kita tidak mengetahui situasi yang ada dilapangan. Kemudian nervous ketika menyampaikan sesuatu yang kita itu belum siap menyampaikannya, sebnarnya itu kendalanya. Sehingga yang kita sampaikan itu kurang dan belum begitu maksimal”.

Informan IV (Informan Tambahan)

Sebagai seorang pengarah acara Tuti Daswisaptri juga dimintai penjelasan oleh peneliti mengenai hambatan- hambatan apa saja yang dihadapi oleh news presenter ketika siaran. Tuti sendiri yang awalnya juga memulai karir dari seorang news presenter dan sekarang sudah menjadi pengarah acara juga memahami betul tentang hambatan- hambatan apa saja yang dihadapi oleh news presenter saat bersiaran.

“Menurut saya hambatannya terkadang dari diri news presenternya yang kurang maksimal menyampaikan berita, kurang mengusai materi yang disampaikan, hal itu karena kurangnya persiapan news presenter itu sendiri hingga terkadang masih ada yang bingung dengan berita yang dibawakanannya. Vocal juga menjadi hambatan bagi seorang news presenter ketika membawakan berita, produksi yang dikeluarkan kurang bagus karena masih menggunkan suara hidung melainkan harusnya suara perut. Sementra itu, hambatan dari luarnya itu dari tenis, terkadang teleprompter tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

87

berfungsi, audio yang tidak maksimal, berita yang tidak sempat didubbing membuat news presenter kewalahan ketika membaca berita yang panjang. Hambatan- hambatan itu yang mempengaruhi penyampaian berita”.

Jawaban yang dipaparkan oleh Tuti mengenai hambatan - hambatan yang dihadapi oleh news presenter ketika siaran ternyata berasal dari news presenter itu sendiri (internal). Berupa kurangnya kesiapan news presenter dalam menguasai materi berita yang akan dibawakan, serta vocal nya yang belum terlatih menggunakan suara perut sehingga sulit mengatur nafas ketika membacakan berita. Sementara itu, hambatan dari luar yang menurut Tuti mengganggu news presenter saat siaran adalah kesalahan teknis, seperti teleprompter yang tidak berfungsi, audio yang tidak maksimal, serta berita yang tidak sempat didubbing oleh narator akibat berita yang lama diproduksi oleh tim redaksi sehingga tidak sempat diedit oleh editor sehingga news presenter harus membaca keseluruhan berita.

“Untuk hambatan eksternal penyebabnya alat yang sudah tua, peralatan yang kurang memadai. Kalau hambatan internal news presenter sendiri seperti yang sudah saya jelaskan tadi , karna kurang persiapan. Jadi gini kalau kita kurang persiapan maka secara otomatis rasa percaya diri juga berkurang, tapi kalau persipannya sudah mantab pasti hasilnya juga oke. Gerogi akan hilang jika percaya diri”.

Tuti menambahkan kembali, untuk hambatan – hambatan yang terjadi dari eksternal itu dikarenakan alat ataupun fasilitas yang kurang memadai dan sudah tua. Sementara hambatan internal dalam diri seorang news presenter itu dikarenakan kurang persiapan sehingga tidak menguasai materi dan akhirnya tidak percaya diri dan gerogi.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

88

Informan V (Informan Tambahan)

Sri Rukmini yang lebih dikenal dengan panggilan Mimin, sebelumnya juga telah merasakan hambatan – hambatan apa saja yang dihadapi ketika bersiaran, karena dirinya sudah lebih duhulu menjadi seorang news presenter sebelum kini menjadi seorang produser. Peneliti memberikan pertanyaan yang sama kepada Mimin untuk mengetahui hambatan – hambatan yang dihadapi oleh seorang news presenter ketika bersiaran dilihat dari pandangan seorang produser dari program acara Sumut Dalam Berita.

“Hambatannya news presenter yang kurang memahami materi, membaca langsung apa yang dilihat bukan dilihat dan dikoreksi dahulu, hal itu juga dikarenakan news presenter yang tidak mengupgrade pengetahuannya. Kendala teknis seperti alat yang tiba- tiba mati atau hambatan dari pengarah acara yang pemikirannya masih jadul berbeda dengan pandangan news presenternya yang jauh lebih milenial”.

Sama halnya seperti informan IV, Mimin juga mengatakan bahwa hambatan itu lebih cenderung berasal dari news presenternya, kurang teliti dan tidak mengkoreksi berita. Selain itu juga news presenter yang kurang memperbarui pengetahuannya. Untuk hambatan lainnya itu bersumber dari luar yaitu dari alat dan fasilitas, alat- alat yang tiba- tiba mati dan fasilitas yang tidak memadai. Bukan hanya itu, cara pandang yang berbeda dari pengarah acara yang masih punya cara pandang lama, sedangkan presenter yang pemikirannya lebih up to date sering selisih pendapat hal itu juga sebagai hambatan untuk news presenter ketika berekspresi sehingga news presenter bingung dan akhirnya tampil kaku. Penjelasan mimin diatas diperjelas dengan jawaban Mimin sebagai berikut.

“Kalau dari kendala teknis yang sering penyebab terjadinya kendala bahwa studio kita kurang standart jadi peralatannya

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

89

sudah cukup tua dan jauh untuk dikatakan modern, kemudian hambatan selanjutnya pengetahuan para PA ( Pengawas Acara) yang mestinya setara dengan kita dan dia juga mengikuti perkembangan- perkembangan yang milenial, jadi standart ukuran dia tidak akan bergesekan dengan news presenter yang perkembangannya yang udah jauh lebih dari dia”.

4.1.3.3 Mengatasi Hambatan – Hambatan yang Dialami oleh News Presenter dalam Penyampaian Berita

Hambatan- hambatan yang muncul ketika menyampaikan berita dapat hadir tanpa disangka- sangka, baik itu hambatan yang berasal dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri atau lingkungan sekitar (eksternal). Hambatan internal dari diri news presenter sesungguhnya dikarenakan kurangnya rasa percaya diri sehingga dapat menimbulkan kendala internal lainnya.

Sementara itu untuk hambatan yang timbul dari luar diri (eksternal) itu tidak dapat dihindari, namun setidaknya dengan mempersiapkan dan menghandle diri sendiri, seorang news presenter akan mampu untuk menghadapi dan mengatasi hambatan eksternal yang sering muncul secara tiba- tiba. Berikut adalah cara agar tampil percaya diri sehingga dapat mengatasi hambatan- hambatan yang muncul dari dalam diri seorang news presenter .

Informan I

Sebagai news presenter Widya memiliki cara untuk mengatasi hambatan – hambatan yang telah dipaparkan sebelumnya diatas. Hambatan – hambatan yang sudah sering terjadi menjadi makanan sehari – hari bagi Widya setiap kali dirinya siaran. Seringnya menghadapi hambatan – hambatan yang ada membuat Widya terbiasa dan mampu mengatasinya. Hambatan- hambatan yang berasal dari dalam diri (internal) sesungguhnya dikarenakan rasa kurang percaya diri sehingga

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

90

dapat menimbulkan kendala internal lainnya. Widya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi hambatan – hambatan yang muncul dari dalam diri tersebut dan tetap tampil percaya diri.

“Persiapan harus matang, tarik nafas, senam- senam mulut, baca doa, biar gak tegang, dan percaya sama diri kita sendiri, karena sampai kapan pun pasti akan ada aja komentar dari orang- orang, ya kita harus yakin diri kita bisa menampilkan yang terbaik dan harus professional”.

Menurut Widya untuk menghindari gerogi dan percaya diri didepan kamera yang pertama harus memiliki persiapan yang matang dalam segala hal, baik itu persiapan busana yang akan dipakai dan make up yang membuat news presenter tampil lebih cantik, serta persiapan terhadap materi berita terpenting yang benar- benar harus dibaca, dikoreksi dan dipahami. Jika seorang news presenter menguasai materi dirinya akan lebih percaya diri.

Selanjutnya, merilekskan diri sebelum siaran dengan cara tarik nafas teratur, senam wajah atau senam mulut gunanya untuk meregangkan otot- otot diwajah dan untuk menghindari keserimpetan dalam berkata- kata yang sering dialami oleh news presenter ketika siaran. Yang terakhir membaca doa, sebagai wujud menyerahkan diri dan meminta yang terbaik kepada Tuhan sebagai makhluk beragama yang mempercayai akan kuasa dan takdir tuhan, agar apapun yang dilakukan dimudahkan hingga akhir.

Informan II

Bersiaran selama hampir dua belas tahun, memulai karir di news presenter TVRI Sumatera Utara sejak tahun 2007 Lukman Hakim Sitorus memiliki cara untuk mengatasi hambatan- hambatan yang dihadapinya selalu ketika menyampaikan berita saat bersiaran. Jika,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

91

sebelumnya Lukman sudah mengutarakan segala hambatan – hambatan yang terjadi saat siaran, sekarang Lukman akan memaparkan cara yang dilakukannya selama ini untuk tampil percaya diri guna mengatasi hambatan internal lainnya yang muncul dari dalam dirinya sendiri.

“ So asik aja, karna kan kita baca berita itukan kayak acting juga. Jadi itu bisa jadi cara juga supaya kita bisa tampil percaya diri”.

Bagi Lukman bersiaran tampil menyampaikan berita sama halnya seperti beracting, Lukman yang memang pada dasarnya adalah seorang pemain teater dapat dengan mudah beracting didepan kamera, apapun kendala yang terjadi ketika menyampaikan berita beracting seolah tidak terjadi apa- apa. Kemudian Lukman membawakan diri seasik mungkin, maksudnya senyamannya dirinya, itulah cara Lukman untuk tetap dapat tampil percaya diri dihadapan kamera tanpa harus gerogi.

Informan III

Keryawan Sembiring yang sudah lima belas tahun menjadi seorang news presenter di TVRI Sumut merupakan yang paling senior diantara news presenter Sumut Dalam Berita lainnya dan masih bertugas hingga sekarang ini. Kery punya peneyelesaian untuk mengatasi hambatan – hambatan yang sering dirasakannya ketika siaran menyampaikan berita. Berikut jawaban Kery untuk tetap tampil dengan percaya diri.

“Berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasinya, iya lebih prepar aja gitu, berusaha memahami apa yang akan disampaikan”.

Cara yang Kery lakukan sama seperti yang informan I lakukan, yaitu tampil maksimal dengan melakukan persiapan sebelum siaran terutama untuk memahami apa yang akan disampaikan. Hal itu pula yang membuat kery juga dapat tampil percaya diri sehingga hambatan internal

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

92

lainnya yang muncul dari dalam diri dapat diminimalisir jika rasa percaya diri sudah mantab.

Informan IV ( Informan Tambahan)

Dilihat dari pandangan pengarah acara untuk mengatasi hambatan– hambatan yang dihadapi oleh seorang news presenter, maka Tuti selaku penagarah acara Sumut Dalam Berita menjawab mengenai cara mengatasi hambatan – hambatan saat menyampaikan berita yang harus dilakukan oleh news presenter, yaitu sebagai berikut.

“Ya itu tadi persiapan yang matang, minimal sejam sebelum siaran harus sudah sampai distudio karna akan banyak yang dilakukan mulai dari persiapan diri, memeriksa naskah, check sound, make up sehingga tidak terburu- buru dan tampil dengan sempurna”.

Menurut Tuti, news presenter harus disiplin, datang tepat waktu minimal satu jam sebelum siaran. Datang beberapa jam sebelum siaran membuat news presenter memiliki waktu yang lebih luang untuk bersiap – siap baik dalam berdandan dan membaca naskah berita. Sesuatu yang dipersiapkan dengan baik pasti akan menghasilkan hasil yang lebih baik pula. Tidak terburu- buru ataupun tergesa – gesa, jika tidak maka news presenter akan tampil dengan tidak ada persiapan dan akan semakin bingung ketika menghadapi hambatan – hambatan lain yang terjadi. Intinya diri harus lebih dipersiapkan.

Informan V ( Informan Tambahan)

Peneliti juga membutuhkan jawaban dari Sri Rukmini yang biasa dipanggil Mimin untuk mengetahui jawaban Mimin mengenai cara news presenter dalam mengatasi hambatan- hambatan yang terjadi ketika menyampaikan berita. Sebagai seorang produser Sumut Dalam Berita

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

93

Mimin memiliki pandangan dan penilaian untuk news presenter agar dapat mengatasi hambatan yang ada saat siaran.

“Menurut aku sebagai seorang news presenter, mestinya dia juga seorang reporter jadi dia paham masalah, tau tentang isu yang berkembang, kemudian mengerti apa maksud yang ingin disampaikan reporter- reporter yang ada dilapangan apa maunya, dan dia pun membaca akan lebih percaya diri, dia akan lebih paham, dia akan lebih enak pasti membawakannya, karna inner beautynya pasti keluar. Jadi kalau pengetahuannya udah cukup, pengetahuannya tentang performance, make up, baju yang pas, dan semuanya komplit ya karna kita sebagai seorang news presenter dituntut perfect ya sempurna maka dia akan menjadi sosok yang akan diharapkan banyak orang, kan kita manjadi penyiar bukan menjadi sosok yang kita mau, tetapi menjadi sosok yang diharapkan orang lain sebagai seoarang news presenter itu yang bagaimana”.

Mimin memiliki jawaban tambahan selain mengenai persiapan news presenter yang harus perfect mulai dari pengetahuannya, make up nya, busananya, melainkan news presenter juga merupakan seorang reporter. Seorang reporter akan mencari berita dan menulis berita yang telah didapatkan, hal itu akan menambah informasi news presenter dan sangat paham terhadap berita yang nantinya akan disampaikan kehadapan pemirsa, karena dirinya sendiri turut terlibat dalam pembuatan berita. Jadi, jika ada kesalahan kata – kata yang terdapat setelah dikoreksi oleh desk editor, news presenter dapat memperbaikinya dan tahu untuk mengimprovisasikannya. Dengan begitu, news presenter akan dengan tenang tampil percaya diri, jika sudah percaya diri maka inner beauty news presenter tersebut akan terpancar saat menyampaikan berita.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

94

4.2 Tabel Strategi Komunikasi, Hambatan – Hambatan Komunikasi, dan Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Penyampaian Berita Berdasarkan Wawancara Bersama Kelima Informan

Mengatasi Hambatan - Hambatan Strategi Komunikasi Hambatan Komunikasi Komunikasi

 Memiliki rasa Gerogi akibat belum  Percaya diri, percaya diri dalam memahami dengan melakukan diri. keseluruhan materi persiapan yang dialog matang dalam  Membaca dan segala hal. Dari memahami berita Kekurangan hal materi yang yang akan informasi seputar benar- benar harus disampaikan. materi yang akan dikoreksi dan dibincangkan saat dipahami dan  Menjaga segmen dialog, penampilan dari konsentrasi saat sehingga tidak busana, makeup menyampaikan sesuai dengan durasi yang semakin berita. yang telah menambah rasa ditentukan. percaya diri.

Merasakan gugp  Merilekskan diri tiba- tiba. sebelum siaran, mengatur nafas, Informan Khawatir dan senam wajah agar I Prasangka terhadap tidah kaku saat apa yang akan memberikan terjadi saat siaran mimik wajah terhadap berita Teleprompter dan saat siaran. AC yang tiba- tiba mati.  Berdoa terlebih dahulu sebelum Suara crew yang siaran. bising di ruang pengarah acara yang terdengar melalui earphone saat siaran.

Pengarah acara yang membentak saat mengarahkan apabila terjadi kesalahan yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

95

dapat menghilangkan konsentrasi.

Kondisi dilapangan yang tidak dapat dikendalikan saat live report.

 Mempelajari, dan Gerogi akibat belum  Tampil percaya memahami naskah memahami diri, yakin bahwa sehingga keseluruhan materi dirinya mampu , menguasai materi disegmen dialog. percaya akan yang disampaikan. kemampuan , rasa Kekurangan percaya itu timbul  Memiliki daya informasi seputar apabila sudah tarik dalam hal materi yang akan melakukan penampilan. dibincangkan saat persiapan yang segmen dialog, matang saat  Menjaga sehingga tidak sebelum siaran. emosional agar sesuai dengan durasi tetap tenang saat yang telah  Beracting saat menyampaikan ditentukan. siaran, beracting berita. seolah tidak terjadi Rasa gerogi dan apa- apa saat ada  Menjaga nervous saat siaran. kendala ketika konsentrasi dan Informan siaran, tetap kefokusan selama Alat- alat yang tenang dan jangan II siaran tidak berfungsi, panik dihadapan berlangsung. seperti teleprompter, pemirsa. AC yang mati tiba - tiba dll.

Suara crew yang tidak kondusif mempengaruhi saat sedang membacakan berita.

Kerumunan massa yang mengganggu saat live report.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

96

 Berlatih artikulasi Nervous saat  Melakukan untuk menghindari opening ketika on persiapan kesalahan air siaran. sebelumnya, penyebutan. memahami naskah Gerogi saat di berita dengan  Terus mengasah segmen dialog, ada matang, dan kemampuan yang rasa khawatir mempersiapkan dimiliki. pertanyaan yang penampilan baik diberikan tidak busana, make up  Cekatan dan siap sesuai keinginan dll. berimprovisasi. narasumber.  Percaya diri, rasa  Mereview hasil Kesulitan saat percaya diri akan tayangan saat membaca kata atau timbul apabila Informan siaran untuk kalimat yang telah melakukan III mengetahui berbahasa asing/ persiapan matang kesalahan agar daerah. diatas. lebih baik untuk kedepannya . Sepele akan berita yang dibawakan karena menganggap telah terbiasa.

Teleprompter dan AC yang tiba- tiba mati.

Tidak mengetahui situasi dan kondisi dilapangan saat live report.

 News presenter News presenter  Disiplin untuk harus memiliki kurang persiapan datang tepat waktu intelektual yang dalam menguasai untuk melakukan tinggi. materi. persiapan agar tidak terburu Informan  Menyesuaikan Kurang melatih dalam menyiapkan IV mimik wajah vocal dan mengatur diri. ( Informan dengan tema berita nafas saat Tambahan) agar pesan dalam membacakan berita.  Persiapan akan berita materi yang harus tersampaikan. Berita yang tidak dipahamai agar didubbing narator dapat  Memiliki membuat news menguasainya penampilan yang presenter sekaligus menarik. kewalahan. mempersiapkan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

97

penampilan dan  News presenter Fasilitas yang sudah dandanan sebelum harus memiliki tua, alat- alat yang melakukan siaran. personal tidak memadai. branding.

 Mengetahui News presenter  Kuncinya percaya sistem kerja dan tidak teliti dan diri, percaya diri susunan yang mengkoreksi naskah didapatkan apabila harus dikerjakan berita sehingga tidak telah melakukan saat siaran dapat improvisasi persiapan yang saat siaran apabila matang terutama ada kesalahan dalam memahami pengetikan. dan menguasai  Memahami time materi berita yang management News presenter akan dibawakan. siaran. tidak mengupgrade pengetahuan yang  Penampilan dalam  News presenter dimiliki sehingga berbusana, make harus melakukan pengetahuannya up, dan tatanan persiapan sebelum terbatas. yang menunjang siaran. penampilan. Informan Alat dan fasilitas V  Adaptasi yang yang tidak memadai  News presenter (Informan baik dilingkungan seperti teleprompter harusnya adalah Tambahan) kerja dengan crew dan AC yang tiba- seorang reporter yang lain agar tiba tidak berfungsi. juga, mencari dan nyaman saat mengikuti siaran. Pengarah acara yang pembuatan berita memiliki cara sehingga ketika pandang lama, terjadi kesalahan perbedaan saat diredaksi pandangan antara news presenter pengarah acara dan dapat news presenter yang mengimprovisasi- up to date membuat kannya karena news presenter telah lebih paham bingung harus karena turut dalam bagaimana dan proses pembuatan akhirnya menjadi berita tersebut. kaku saat siaran.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

98

4.2 Pembahasan

Menjadi seseorang yang memiliki profesi sebagai news presenter merupakan pekerjaan yang menarik karena dapat dikenal oleh banyak orang, namun dibalik itu seorang news presenter memiliki tugas dan tantangan yang berat. Tugas utama seorang news presenter yaitu harus mampu menyampaikan informasi, dan pesan yang terdapat didalam berita tersebut harus sampai kepada masyarakat luas. Sedangkan tantangannya adalah seorang news presenter harus mampu menghadapi dan mengatasi hambatan – hambatan komunikasi yang terjadi ketika menyampaikan berita, baik itu hambatan internal yang muncul dari dalam diri news presenter itu sendiri maupun hambatan eksternal yang muncul dari luar lingkungan sekitar. Sementara itu, seorang news presenter dituntut untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dibalik adanya hambatan- hambatan yang terjadi. Tidak mudah pastinya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat banyak, dimana informasi merupakan konsumsi yang dibutuhkan masyarakat untuk mengetahui perkembangan zaman, baik dari segi ekonomi, politik, sosial budaya maupun wisata.

Hal itu juga yang terjadi kepada news presenter TVRI Sumatera Utara, yang harus mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di Sumatera Utara. Menjadi ujung tombak dari Televisi Republik Indonesia untuk wilayah Sumatera Utara, bukan hal yang mudah karena harus mampu mempertanggung jawabkan tugasnya, menyampaikan berita dan membuat masyarakat paham akan pesan yang disampaikan dari informasi yang terdapat didalam berita yang dibacakan. Untuk itu, news presenter TVRI Sumut membutuhkan strategi komunikasi dalam menyampaikan berita.

Hal inilah yang menjadi fokus peneliti, dan untuk itu peneliti telah memilih lima informan yang telah diwawancarai untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Kelima informan tersebut diantaranya, tiga informan utama yaitu news presenter program Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara yang sudah bersiaran selama lebih dua tahun dan sering melakukan live

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

99

report/ live cross, dan dua informan tambahan lainnya yaitu seorang pengarah acara dan produser program acara Sumut Dalam Berita. Wawancara yang dilakukan secara mendalam telah dilakukan oleh peneliti terhadap kelima informan dan telah didapatkan jawaban dari seluruh informan. Setelah mendapat hasil wawancara dari informan I, II, III,IV, dan V, peneliti merasa bahwa data yang didapatkan sudah jenuh dan tidak ada lagi hal baru yang peneliti dapatkan sehingga penelitian dihentikan sampai pada informan V. Hasil wawancara dengan kelima informan telah dipaparkan diatas dan peneliti menganalisis strategi komunikasi yang seperti apa yang dilakukan oleh news presenter TVRI Sumut dalam menyampaikan berita dan mengetahui hambatan - hambatan yang muncul disaat menyampaikan berita serta cara untuk mengatasi hambatan- hambatan tersebut. Kelima informan adalah orang – orang yang terlibat dalam proses penyampaian berita kepada masyarakat luas melalui program acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara. Kelima informan mengaku strategi komunikasi begitu sangat dibutuhkan dalam penyampaian berita agar pesan yang terdapat dalam berita sampai kepada masyarakat.

Strategi komunikasi pada hakekatnya merupakan perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan ( Effendi: 1993: 301). Dimana strategi komunikasi diperjelas oleh Littlemore (2003: 11) bahwa strategi komunikasi merupakan langkah – langkah yang harus diambil dalam meningkatkan efektifitas komunikasi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat peneliti katakan bahwa strategi komunikasi adalah perpaduan antara perencanaan dan manajemen menuju tujuan utama.

Adapun strategi komunikasi yang peneliti maksud ialah strategi komunikasi konsep Harold D. Laswell yang menjelaskan bahwa untuk bisa memahami strategi komunikasi maka harus mampu menjawab pertanyaan berikut :

1. (Who), : Siapa komunikatornya? 2. (Says What), : Pesan apa yang disampaikan?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

100

3. (In Which Channel), : Media apa yang digunakannya? 4. (To Whom), : Siapa komunikannya? 5. (With What Effect), : Efek apa yang diharapkan?

Untuk menjawab pertanyaan diatas Berikut komponen utama komunikasi yang menjadi pusat kajian peneliti dalam menyusun strategi komunikasi news presenter dalam penyampaian berita, serta dapat mencapai tujuan komunikasi secara efektif (Onong Uchjana Effendi, 2006, 32)

1) Komunikator Merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi. Dalam penelitian ini yang menjadi komunikator atau yang menjalankan strategi komunikasi adalah news presenter Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara. Perannya yang sangat penting dalam proses penyampaikan berita kepada pemirsa, menuntut news presenter TVRI Sumut untuk memiliki dua hal berikut, yakni :

a) Daya tarik Daya tarik dapat dilihat dari penampilan komunikator. Sebagai komunikator, news presenter Sumut Dalam Berita harus memiliki daya tarik agar pemirsa sebagai komunikan tertarik terlebih dahulu untuk melihat sebelum mendengarkan berita yang disampaikan. Seperti yang dilakukan oleh informan I, II, dan III yang menampilkan daya tarik melalui busana rapi, bagus, dan elegant yang mereka kenakan serta make up, riasan rambut atau hijab dan aksesoris lainnya seperti kalung ataupun jam tangan yang semakin menyempurnakan penampilan informan I, II, dan III saat bersiaran. Informen I,II, dan III biasanya membutuhkan waktu 30 - 45 menit untuk berdandan. Informan IV sebagai pengarah acara dan informan V sebagai produser, juga begitu sangat memperhatikan penampilan news presenternya sebelum acara berlangsung. Bahkan Informan IV menambahkan personal branding sebagai daya tarik yang harus dimiliki oleh news presenter Sumut Dalam Berita TVRI Sumut sebagai public figure.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

101

b) Kredibilitas

Setelah pemirsa tertarik melihat penampilan news presenter diawal maka selanjutnya pemirsa akan tertarik untuk mendengar berita yang dibawakannya. Untuk itu, yang kedua yang harus dimiliki oleh seorang news presenter Sumut Dalam Berita saat menyampaikan berita adalah kredibilitas. Kredibilitas menjadi alasan kuat khalayak sasaran untuk percaya kepada apa yang disampaikan oleh komunikator dan mengikuti kemauan komunikator. Untuk itu informan I, II, dan III sebagai news presenter TVRI Sumut Dalam Berita sebagai komunikator benar-benar harus menguasai materi berita dan memiliki penguasaan bahasa yang baik agar dipercaya oleh khalayak sasaran.

Dari hasil wawancara bersama informan I, II, dan III mereka selalu hadir lebih cepat dan meluangkan waktu 45 – 60 menit untuk membaca dan memahami naskah materi berita yang akan disiarkan. Hal itu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam penyebutan dan mengkoreksi apabila ditemukannya kata atau kalimat yang berbahasa asing atau pun juga apabila ada kata yang salah sehingga informan I, II, dan III dapat segera mengimprovisasinya. Dengan menguasai materi berita yang akan dibawakan, sebagai news presenter informan I, II, dan III dapat tampil yakin dan percaya diri dan pemirsa sebagai komunikan akan dengan mudah menerima pesan dari informasi yang disampaikan melalui berita. Informan IV dan V berpendapat, sebagai seorang news presenter harus melakukan persiapan materi yang matang agar saat tampil menyampaikan berita tidak gerogi karena sudah tahu apa yang akan disampaikan. Apabila sebagai news presenter membacakan berita yang salah, hal itu akan menghilangkan rasa kepercayaan pemirsa untuk kedepannya, dan meragukan kecerdasan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

102

news presenternya, serta akan menghilangkan rasa simpati pemirsa. Jika, sudah begitu pesan pasti tidak akan sampai kepada pemirsa.

2) Pesan Komunikasi

Pesan yang disampaikan oleh news presenter Sumut Dalam Berita kepada khalayak sasaran dalam strategi komunikasi pasti memiliki tujuan. Tujuan pesan komunikasi terdiri atas “Isi pesan dan lambang”. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi pesan komunikasi adalah : Bahasa, gambar, mimik, gestur. Bahasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahasa verbal yaitu berita yang disampaikan dan diucapkan oleh informan I, II, dan III saat bersiaran. Sementara untuk gambar, mimik, dan gestur yang dimaksud adalah bahasa non verbal berupa ekspresi wajah dan gerak tubuh. Seperti penjelasan Informan I, II, dan III sebelumnya bahwa saat membawakan berita senang atau pun duka cita akan disesuaikan dengan suasana berita yang dibawakan meskipun terkadang menyesuakannya menjadi suatu tantangan. Bahasa harus disampaikan dengan tepat, karena bila tidak, maka komunikan bisa salah dalam menginterpretasikan pesan komunikasi. Terdapat syarat - syarat yang harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat mengena kepada khalayak sasaran yaitu :

 Umum – mudah dipahami oleh khalayak sasaran

 Jelas – bahasa tidak menimbulkan salah penafsiran

 Bahasa jelas – menggunakan istilah-istilah yang dimengerti oleh khalayak sasaran

 Positif – dengan cara-cara yang positif sehingga mendatangkan rasa simpati dari khalayak sasaran

 Seimbang – mengungkapkan sisi positif namun juga sisi negative agar khalayak sasaran dapat menerimanya dengan baik

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

103

 Sesuai – disesuaikan dengan keinginan khalayak sasaran

Keenam poin syarat diatas merupakan hal – hal yang telah dilakukan informan I, II, dan III ketika saat siaran, hal itu diketahui oleh peneliti ketika melakukan observasi secara langsung ke studio I bagian pemberitaan tempat Sumut Dalam Berita berlangsung secara live.

3) Media Komunikasi Dalam strategi komunikasi, perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat dan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat. Pada penelitian ini media komunikasi yang digunakan adalah Televisi dengan saluran TVRI Sumatera Utara (Televisi Republik Indonesia wilayah Sumatera Utara)

4) Khalayak Sasaran

Merupakan pihak yang dituju dalam strategi komunikasi, segala tujuan yang ingin dicapai dalam proses komunikasi sasarannya adalah komunikan. Dalam penelitian ini khalayak sasaran atau komunikan yang dimaksud adalah seluruh pemirsa yang menonton Sumut Dalam Berita TVRI Sumatera Utara.

Pemaparan peneliti terhadap komponen – komponen utama komunikasi diatas telah menjawab pertanyaan Who, Says What, In Which Channel, To Whom, dan With What Effect, yang merupakan strategi komunikasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, berdasarkan konsep Harold D. Laswell.

Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti dengan para informan, ternyata peneliti menemukan adanya suatu metode dan juga taktik yang dilakukan oleh para informan dalam menjalankan strategi komunikasi. Jawaban kelima informan, menegaskan bahwa strategi komunikasi tersebut dapat dilakukan karena didukung oleh adanya metode dan taktik yang masing – masing dimiliki oleh informan I, II, dan III sebagai news presenter yang menjalankan strategi komunikasi. Metode adalah cara yang dilakukan secara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

104

terencana dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan. Sedangkan taktik adalah tahap - tahap atau langkah – langkah yang dipakai untuk melaksanakan strategi komunikasi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada tiga informan utamanya yaitu informan I, II, dan III peneliti menemukan metode yang sama yang mereka lakukan dalam melaksanakan strategi komunikasi. Metode yang dimaksud oleh peneliti adalah metode informatif. Menurut Fajar yang terdapat dalam bukunya (2009 :186) bahwa metode Informatif adalah dalam dunia publisistik atau komunikasi massa, dikenal sebagai cara komunikasi untuk menyampaikan pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu isi pesan yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Metode informatif ini dilakukan oleh informan I, II, dan III yang merupakan news presenter Sumut Dalam Berita di TVRI Sumut yang menyampaikan pesan untuk mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan, penenrangan itu berupa berita - berita yang birisi informasi netral, sesuai fakta yang sebenar- benarnya tanpa ditambah dan dikurang berdasarkan realita yang ada dilapangan lalu disiarkan kepada khalayak massa (masyarakat). Metode informatif digunakan secara terencana dalam strategi komunikasi ini untuk mencapai tujuan dari poses komunikasi news presenter dalam menyampaikan berita.

Demikian halnya dengan taktik yang ditemukan oleh peneliti pada hasil wawancara selanjutnya dengan para informan. Taktik merupakan tahapan- tahapan atau langkah- langkah yang digunakan dalam menjalankan strategi komunikasi. Taktik yang dimaksud oleh peneliti adalah tahapan atau langkah- langkah strategi komunikasi yang dilakukan oleh informan I, II, dan III saat menyampaikan berita ketika siaran Sumut Dalam Berita. Informan I, II, dan III masing - masing memiliki taktik tersendiri untuk menjalankan strategi komunkasi saat menyampaikan berita, namun dari hasil jawaban antara informan I, II, dan III ataupun pendapat dari informan IV dan V peneliti

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

105

menemukan ada beberapa taktik yang sama. Kemudian peneliti merangkum keseluruhan taktik tersebut dan menyusunnya secara sistematis.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap kelima informan, berikut adalah taktik yang merupakan langkah – langkah dari strategi komunikasi saat menyampaikan berita yang telah dirangkum keseluruhannya dan disusun secara sistematis oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

 News presenter sebelum proses siaran, minimal satu jam sebelumnya harus sudah berada di studio untuk mempersiapkan hal – hal yang perlu dipersiapkan agar tidak terburu- buru.  News presenter melakukan persiapan, mulai dari mempersiapkan busana, make up, riasan rambut atau hijab, serta aksesoris yang menunjang penampilan sebagai daya tarik news presenter dilayar kaca.  News presenter membaca dan memahami naskah berita yang akan dibawakan saat siaran, hingga menguasai seluruh materi berita secara matang. Termasuk mempersiapkan materi dialog bersama narasumber, mencari informasi lebih mengenai tema dialog agar tidak kekurangan informasi saat melakukan yang wawancara.  News presenter harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Untuk itu news presenter harus selalu mengupgrade kualitas pengetahuan dan wawasan yang dimiliki. Karena hal itu menjadi penilaian terhadap kredibilitas informasi yang diberikan oleh news presenter, guna menjaga kepercayaan pemirsa.  Setelah melewati seluruh tahapan diatas, pastinya pada tahapan ini news presenter sudah memiliki rasa percaya diri yang mantab untuk tampil bersiaran menyampaikan berita didepan pemirsa. Karena kurang percaya diri atau gerogi disebabkan karena tidak melakukan tahapan- tahapan diatas.  News presenter membuka acara sumut dalam berita dengan rasa yakin dan percaya diri dan menyampaikan informasi yang ada dalam berita dengan baik dan benar.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

106

 Menguasai panggung dan keadaan sekitar, serta menjaga kefokusan dan konsentrasi, namun tetap rileks saat menyampaikan berita. Dengan begitu pemirsa sebagai komunikan dapat dengan mudah menerima pesan yang disampaiakan oleh news presenter.

Meski begitu strategi komunikasi tidak akan terlepas dari hambatan- hambatan komunikasi. Tidak jarang news presenter menemukan hambatan - hambatan yang terjadi saat menyampaikan berita, hambatan – hambatan itu bisa mucul dari dalam diri (internal) news presenter itu sendiri maupun muncul dari luar atau lingkungan sekitar (eksternal) seperti yang dialami oleh informan I,II, dan III dan penuturan informan IV dan V yang mengamati proses berlangsungnya acara Sumut Dalam Berita ketika sedang bersiaran. Berikut hambatan- hambatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Hambatan Internal Gugup atau gerogi sehingga mempengaruhi penampilan saat menyampaikan berita yang, serta mempengaruhi ekspresi dan gestur tubuh. Seperti yang kadang masih sering terjadi pada informan I, II, dan III yaitu Widya, Lukman dan Kery. Penyebutan kata- kata yang salah, seperti nama, jabatan, atau istilah yang menggunakan bahasa asing atau daerah. Informan II lebih sering mengalami hal ini. Pemenggalan kata – kata yang kurang tepat sehingga membuat makna berita berbeda dari yang seharusnya. Prasangka terhadap apa yang akan terjadi, menerka- nerka terhadap apa yang terjadi, apakah penampilan sudah bagus atau belum, hal itu membuat diri tidak rileks dan terdoktrin untuk melakukan kesalahan. Tidak mengusai materi pembahasan saat segmen dialog karena jadwal dialog yang mendadak tanpa direncanakan. Wardrobe yang tidak sesuai sehingga news presenter tidak nyaman mengenakannya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

107

Pengetahuan yang minim terhadap berita yang disampaikan membuat berita yang disampaikan tidak maksimal dan pesannya tidak sampai ke pemirsa. Nafas yang tidak teratur sehingga terkesan sesak saat news presenter mendubbing berita secara on air karena berita yang tidak sempat di didubbing oleh narator.

2) Hambatan Eksternal

Teleprompter yang tiba- tiba mati atau tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Membuat news presenter harus membaca naskah berita secara manual, hal itu membuat news presenter harus membagi dua fokus antara naskah berita dan kamera. Dikhawatirkan news presenter salah membaca penggalan kata dalam naskah. Pendingin ruangan/ AC mati membuat news presenter tidak fokus karena merasakan gerah saat siaran Suara berisik crew yang berada di control room terdengar jelas dari earphone yang terpasang ditelinga news presenter yang fungsi seharusnya untuk mendengar pengarah acara memberikan arahan. Sering sekali dirasakan oleh informan II yaitu Lukman. Hal itu sangat mengganggu konsentrasi terhadap news presenter saat menyampaikan berita yang membutuhkan kekonsentrasian. Pengarah acara yang tidak profesional, yang memberikan arahan dengan bentakan Hal yang sering dirasakan informan I yaitu Widya. Pandangan pengarah acara yang masih memiliki cara pandang lama, sedangkan presenter yang pemikirannya lebih up to date sering selisih pendapat hal itu juga sebagai hambatan untuk news presenter ketika berekspresi sehingga news presenter bingung dan akhirnya tampil kaku. Hal ini sering terjadi dan diketahui langsung oleh informan V yaitu Mimin yang bertugas sebagai produser. Earphone dan microphone yang tidak berfungsi dengan baik, membuat news presenter tidak dapat mendengar arahan dari pengarah acara, dan microphone yang tidak berfungsi membuat suara news presenter tidak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

108

terdengar saat menyampaikan berita. hal itu disebabkan fasilitas yang kurang memadai menurut informan IV yaitu Tuti sebagai pengarah acara. Mengetahui hambatan – hambatan tersebut , dalam penelitian ini peneliti menemukkan cara untuk meminimalisir ataupun mengatasi hambatan - hambatan yang terjadi saat menyampaikan berita, cara mengatasi yang peneliti maksud adalah sebagai berikut :

 Mengatasi hambatan - hambatan internal seperti nervous atau rasa gugup dan gerogi, pemenggalan kata- kata yang kurang tepat, penyebutan kata atau istilah yang salah, pengetahuan yang minim akan informasi yang disampaikan, cara mengatasinya adalah dengan menerapkan strategi komunikasi dan melakukan taktik yang merupakan langkah- langkah dari strategi komunikasi sebelum melakukan siaran. Salah Karena cara mengatasi hambatan- hambatan tersebut sudah terangkum didalam taktik strategi komunikasi. Apabila langkah- langkah itu telah dilakukan setidaknya dapat meminimalisir apabila hambatan - hambatan itu tetap terjadi tanpa bisa dihindari. Beberapa diantara langkah – langkah itu adalah dengan melakukan persiapan, menguasai materi dan tampil percaya diri.

 Sementara untuk hambatan - hambatan eksternal yang muncul dari luar atau lingkungan sekitar seperti kesalahan teknis atau fasilitas dari alat seperti teleprompter, earphone, dan microphone yang tidak berfungsi, AC yang mati, atau gangguan dari crew yang terkadang tidak dapat mengkondusifkan suasana saat siaran, itu semua adalah hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena bisa terjadi tiba- tiba meskipun sudah diperiksa terlebih dahulu. Namun walau begitu news presenter masih dapat melakukan sesuatu untuk meminimalisir hambatan tersebut dengan tetap menjaga penampilan dihadapan pemirsa. News presenter beracting seolah tidak terjadi apa- apa seperti yang sering dilakukan informan II yaitu Lukman apabila mengahadapi hambatan eksternel seperti diatas. Informan II yang menjelaskan bahwa butuh beracting saat bersiaran, hal

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

109

itu dapat diterapkan dalam hal ini untuk tetap menjaga konsentrasi, kefokusan terutama menjaga penampilan dihadapan pemirsa, agar tetap tenang, jangan sampai terlihat panic, serta tetap percaya diri.

Berdasarkan dari hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa tiga informan utama telah melakukan dua hal yang sangat penting dalam terlaksananya strategi komunikasi, yaitu Metode dan taktik. Strategi komunikasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan strategi komunikasi yang harus dilakukan oleh para news presenter TVRI Sumatera Utara dalam penyampaian berita di program acara Sumut Dalam Berita. Strategi komunikasi ini dilakukan untuk mencapai tujuan dari proses komunikasi yang terjadi saat acara Sumut Dalam Berita Berlangsung. Adapun tujuannya adalah menyampaikan informasi kepada khalayak luas, dan pesan yang terkandung didalam informasi tersebut sampai dan diterima serta dipahami oleh pemirsa sebagai komunikan. Pesan dari informasi itu akan sampai kepada khalayak luas apabila news presenter Sumut dalam Berita menerapkan strategi komunikasi tersebut dalam penyampaian berita.

Peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian ini bahwa informan I, II, dan III sebagai news presenter Sumut Dalam Berita sudah melakukan metode yang tepat yaitu metode informatif. Serta sudah melakukakan taktik yang merupakan langkah – langkah untuk melakukan strategi komunikasi. Hanya saja informan I, II, dan III baru menerapkan beberapa langkah saja, belum menerapkan keseluruhan langkah – langkah dari taktik tersebut, belum menerapkannya secara sistematis, sehingga saat menyampaikan pesan yang terkandung didalam berita belum sampai secara maksimal kepada pemirsa. Taktik yang merupakan langkah - langkah dalam melaksanakan strategi komunikasi dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, menyesuaikan jika apabila ditemukannya hambatan dalam situasi dan kondisi tertentu saat siaran. Dengan begitu itu, hambatan – hambatan yang terjadi saat penyampaian berita terutama hambatan internal juga dapat diminimalisir dan diatasi oleh news presenter Sumut Dalam Berita apabila strategi komunikasi yang dilakukan telah diterapkan dengan kongkrit.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi news presenter dalam Penyampaian Berita berdasarkan landasan strategi komunikasi konsep Harold D. Laswell yang telah dilakukan oleh peneliti beserta hasil wawancara terhadap lima orang informan, tiga diantaranya adalah informan utama yang merupakan news presenter Sumut Dalam Berita dan dua diantaranya adalah informan tambahan yang merupakan pengarah acara dan produser Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) News presenter merupakan ujung tombak dari program acara berita yang dibawakannya. Suatu proses komunikasi memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sama halnya seperti proses komunikasi yang berlangsung pada siaran acara Sumut Dalam Berita. Adapun tujuannya adalah menyampaikan informasi kepada khalayak luas, dan pesan yang terkandung didalam informasi tersebut dapat sampai, dan diterima serta dipahami oleh pemirsa sebagai komunikan. Agar tujuan komunikasi dapat tercapai dibutuhkan strategi komunikasi didalamnya. Tercapainya tujuan komunikasi merupakan tugas dari seorang komunikator, komunikator adalah pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi. Dalam penelitian ini yang menjadi komunikator atau yang menjalankan strategi komunikasi adalah news presenter Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara. Tersampaikannya pesan kepada khalayak luas apabila news presenter Sumut dalam Berita melakukan strategi komunikasi saat menyampaikan berita. Strategi komunikasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan strategi komunikasi yang dilakukan oleh para news presenter TVRI Sumatera Utara, dimana strategi komunikasi yang dilakukan ini harus dapat menjawab pertanyaan Who, Says What, In Which Channel, To Whom, dan With What Effect, yang merupakan strategi komunikasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, berdasarkan konsep Harold D. Laswell. Pertanyaan itu

110 Universitas Sumatera Utara

111

dapat terjawab saat news presenter mengetahui apa - apa saja komponen – komponen utama dalam komunikasi. Selanjutnya, dalam strategi komunikasi terdapat didalamnya metode dan taktik. Peneliti menemukan kesamaan metode yang news presenter Sumut Dalam Berita gunakan dalam menyampaikan berita, yaitu metode informatif. Serta news presenter sudah melakukan serangkaian taktik yang merupakan langkah – langkah untuk melakukan strategi komunikasi, baru menerapkan beberapa langkah saja, belum menerapkan keseluruhan langkah – langkah dari taktik tersebut, belum menerapkannya secara sistematis, sehingga saat menyampaikan pesan yang terkandung didalam berita belum sampai secara maksimal kepada pemirsa.

2) Adapun hambatan - hambatan yang sering dialami oleh news presenter Sumut Dalam Berita ketika menyampaikan berita adalah hambatan internal yaitu hambatan yang muncul dari dalam diri news presenter itu sendiri dan hambatan eksternal yaitu hambatan yang muncul dari luar diri atau lingkungan sekitar. Hambatan internal yang dimaksud adalah nervous atau rasa gugup dan gerogi, tidak percaya diri, pemenggalan kata- kata yang kurang tepat, penyebutan kata atau istilah bahasa asing atau daerah yang salah, dan pengetahuan yang minim terhadap informasi yang disampaikan. Sedangkan hambatan eksternal yang dimaksud adalah seperti kesalahan teknis atau fasilitas dari alat seperti teleprompter, earphone, dan microphone yang tidak berfungsi, AC yang mati, atau gangguan dari crew yang terkadang tidak dapat mengkondusifkan suasana saat siaran, itu semua adalah hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena bisa terjadi tiba- tiba meskipun sudah diperiksa terlebih dahulu. Kedua hambatan tersebut memberikan pengaruh dan berdampak terhadap penampilan news presenter dan terhadap informasi yang disampaikan.

3) Mengatasi hambatan - hambatan internal seperti nervous atau rasa gugup dan gerogi, pemenggalan kata- kata yang kurang tepat, penyebutan kata atau istilah yang salah, pengetahuan yang minim akan informasi yang disampaikan, cara mengatasinya adalah dengan menerapkan strategi komunikasi dan melakukan taktik yang merupakan langkah- langkah dari strategi komunikasi sebelum melakukan siaran. Salah Karena cara mengatasi hambatan- hambatan tersebut

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

112

sudah terangkum didalam taktik strategi komunikasi. Apabila langkah- langkah itu telah dilakukan setidaknya dapat meminimalisir apabila hambatan - hambatan itu tetap terjadi tanpa bisa dihindari. Beberapa diantara langkah – langkah itu adalah dengan melakukan persiapan, menguasai materi dan tampil percaya diri. Sementara untuk hambatan - hambatan eksternal yang muncul dari luar atau lingkungan sekitar seperti kesalahan teknis atau fasilitas dari alat seperti teleprompter, earphone, dan microphone yang tidak berfungsi, AC yang mati, atau gangguan dari crew yang terkadang tidak dapat mengkondusifkan suasana saat siaran, itu semua adalah hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena bisa terjadi tiba- tiba meskipun sudah diperiksa terlebih dahulu. Namun walau begitu news presenter masih dapat melakukan sesuatu untuk meminimalisir hambatan tersebut dengan tetap menjaga penampilan dihadapan pemirsa. News presenter beracting seolah tidak terjadi apa- apa, apabila mengahadapi hambatan eksternel seperti diatas. Bahwa butuh beracting saat bersiaran, hal itu dapat diterapkan untuk tetap menjaga konsentrasi, kefokusan terutama menjaga penampilan dihadapan pemirsa, agar tetap tenang, jangan sampai terlihat panik, serta tetap percaya diri.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Akademis Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan agar dapat menambah khazanah ilmu komunikasi dan pengetahuan serta wawasan penulis maupun mahasiswa lainnya mengenai strategi komunikasi. Peneliti berharap agar penelitian ini nantinya dapat berguna bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa, serta dapat melanjutkan penelitian dengantopik yang sama secara lebih rinci. Peneliti berharap topik dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat menimbulkan rasa keingintahuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan melakukan wawancara yang lebih mendalam kepada pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi sehingga dapat disampaikan kepada semua pihak.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

113

5.2.2 Saran Praktis

Setiap Kegiatan Komunikasi yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai dibalik kegiatan komunikasi tersebut. Tujuannya yaitu ingin apa yang disampaikan dimengerti dan dipahami oleh orang lain sebagai komunikan yang menerima pesan. Namun terkadang tidak mudah untuk melakukannya, dibutuhkan suatu strategi komunikasi yang dilakukan oleh komunikator agar proses kegiatan komunikasi berjalan efektif dan mencapai tujuan, ditambah lagi adanya hambatan – hambatan komunikasi yang sering muncul dan menghambat serta mempengaruhi proses dan hasil komunikasi. Untuk itu, strategi komunikasi menjadi suatu kunci yang sangat penting untuk mencapai tujuan dan mengatasi hambatan – hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

DAFTAR REFERENSI

Baksin, Askurifai. (2006). Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______, _____. (2009). Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Abed Grafindo Persada.

Darwanto. (2007). Televisi sebagai Media Pendidikan. Pustaka Pelajar.

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

_____,, ______.(2006). Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

_____,, ______. (2007) Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta : Graha Ilmu

Idrus, Muhammad, (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga

Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

114 Universitas Sumatera Utara

115

Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Persada Media Group.

Moleong, J. Lexy. (2008). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Morissan dan Andy Corry W. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Muda, Deddy Iskandar. (2003). Jurnalistik Televisi (Menjadi reportet Profesional). Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_____,, _____. (2010) . Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. (2011). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press

Prastowo, A.(2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.Yogyakarta::Ar Ruzz Media

Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intransh Publishing

Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Sendjaja, S. Djuarsa. (1994). Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Sunarto dan Hermawan. (2011). Mix Methodology dalam Penelitian Komunikasi. Jakarta: ASPIKOM.

Tahir, Muh. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

116

Unaradjan, Dolet. (2000). Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Grasindo.

Sumber Online : https://kiatmandiri.wordpress.com/2012/10/04/menjadi-presenter-televisi- yang-baik/BarayaTV, “Menjadi Presenter Televisi yang Baik" diakses pada tanggal 24 Desember 2018 pukul 22.32 WIB)

Sumber Skripsi:

Rusmana, Abdi. (2018). Strategi Komunikasi dalam Merekrut Anggota Organisasi Ikatan Mahasiswa Kota Padangsidimpuan. Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Yuninda, Fitria. (2018). Citra Diri Dalam Bingkai Media Televisi (Studi Fenomenologi pada News Presenter dan News Anchor di TV9 Nusantara)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

117

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA STRATEGI KOMUNIKASI NEWS PRESENTER DALAM PENYAMPAIAN BERITA

(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita pada Program Acara "Sumut Dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara)

Oleh:

SILVADIAH SUCI UTAMI

150904065

NO PERTANYAAN 1 Sejak kapan anda menjadi seorang news presenter ? 2 Kenapa anda tertarik menjadi seorang news presenter? 3 Bagaimana proses yang anda lewati hingga saat ini telah menjadi seorang news presenter? 4 Apa saja tugas yang anda kerjakan sebagai seorang news presenter? 5 Apa kendala yang anda rasakan di saat awal- awal siaran dulu? 6 Apa bedanya kendala diawal siaran dulu dengan siaran sekarang ini? 7 Berapa kali anda siaran sumut dalam berita dalam seminggu? 8 Berapa lama durasi anda dalam sekali tampil siaran di sumut dalam berita? 9 Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mempersiapkan diri sebelum siaran? 10 Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum siaran? 11 Sebutkan hambatan- hambatan dari dalam diri maupun lingkungan yang anda hadapi sebelum dan saat siaran ? 12 Menurut anda mana yang lebih mengganggu antara hambatan dari dalam diri atau lingkungan? 13 Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari hambatan- hambatan tersebut terhadap penampilan anda saat siaran? 14 Apakah anda pernah melakukan kesalahan yang fatal saat siaran ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Kesalahan apa yang anda lakukan? 15 Apakah anda pernah dimarahi ketika melakukan kesalahan saat siaran? Siapa yang memarahi anda? Dan apakah itu mengganggu konsentrasi anda saat siaran? 16 Menurut anda untuk menjadi seorang news presentar apa kriteria yang harus dimiliki? 17 Apakah anda sering mengalami kesulitan untuk menyesuaikan ekspresi wajah, gerak tubuh , dan intonasi anda dengan berita yang dibawakan ? 18 Apakah hambatan yang terjadi ketika siaran dapat mempengaruhi atau mengganggu ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi anda saat menyampaikan berita? 19 Ketika di depan kamera apakah anda masih mengalami grogi? 20 Bagaimana caranya agar anda tetap tampil percaya diri? 21 Apakah anda pernah mendapatkan pujian, saran, dan kritikan dari orang- orang yang menonton anda? Lalu bagaimana anda menanggapinya? 22 Strategi komunikasi seperti apa yang anda lakukan ketika bersiaran meskipun terkadang menemui hambatan dan agar pesan dalam informasi tetap tersampaikan kepada permisa? 23 Apakah anda pernah live report? 24 Hambatan apa yang terjadi saat anda live report dilapangan? 25 Bagaimana caranya mentasi hambatan- hambatan saat live report? 26 Pengalaman buruk apa yang pernah anda dapatkan saat siaran distudio ataupun saat live report? 27 Apa yang akan anda lakukan kedepan terkait dunia news presenter ? 28 Apa harapan anda sebagai seorang news presenter?

Pertanyaan untuk informan tambahan:

1) Sejak kapan menjadi pengawas acara / produser?

2) Apa saja tugas seorang pengawas acara/ produser?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3) Selama menjadi pengawas acara/ produser, menurut anda hambatan apa yang sering dialami oleh para news presenter?

4) Menurut anda apa yang menyebabkan hambatan itu terjadi?

5) Menurut anda strategi komunikasi yang bagaimana yang harus dilakukan oleh news presenter?

6) Sebagai seorang pengawas acara dan produser Sumut Dalam Berita, apa yang harus dilakukan oleh para news presenter untuk mengatasi hambatan- hambatan yang terjadi saat siaran?

7) Apa harapan anda terhadap para news presenter untuk Sumut Dalam Berita kedepannya?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Hasil wawancara

Informan I

Wawancara : 06 Februari 2019

Lokasi : TVRI Sumut

Nama : Widya Utami Putri Noviadi

Tempat/ Tanggal lahir : Padang sidempuan,16 januari 1994

Alamat : Jl. Setia budi komplek griya kenanga asri blok c no.2 medan

Usia : 25 Tahun

Agama : Islam

Nama siaran : Widya Utami

P: Sejak kapan anda menjadi seorang news presenter ? I: Sejak Juli 2017, sudah hampir 2 tahun

P: Kenapa anda tertarik menjadi seorang news presenter? I: Awalnya karena sukak aja lihat penyiar- penyiar berita, dulu sih patokannya penyiar metro TV. Terus karena keseringan lihat jadi pingin dan ngerasa kalau jadi penyiar itu ada kharismanya dan kelihatan pintar, dan aku ngerasa jadi penyiar berita adalah profesi yang pas menurut aku

P: Bagaimana proses yang anda lewati hingga saat ini telah menjadi seorang news presenter? I: Panjang sih itu sebenarnya, tapi yang pasti kemarin itu baru tamat kuliah dan belum kerja juga terus dengar dari temen- temen ada buka lowongan penyiar di TVRI sumut iseng-iseng nyoba mana tau dapetkan. Ternyata dipanggil, kita ikut tes kira- kira ada 30 orang ada tiga tahap tes kita disuru baca naskah berita teks bahasa indonesia dan bahasa inggris didepan bapak/ibu pegawai pemberitaan,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

test kedua langsung baca berita di depan kamera didalam studio baca berita dari telepromter, dialog juga, dan live report juga. Test ketiga, lebih wawancara sama kepala seksi, kepala bidang, sama kepala stasiun. Selesai tahapan itu, kita ada empat cewek dan tiga cowok yang terpilih kita dilatih selama satu bulan kita dilatih bagaimana cara bacanya, intonasinya, pernafasannya, memahami naskah dengan pelatih dan senior juga sampai siapa nanti orang pertama yang bisa siaran dan Alhamdulillah sampai sekarang aku masih lanjut.

P: Apa saja tugas yang anda kerjakan sebagai seorang news presenter? I: Tugasnya itu, kita menyampaikan berita yang udah dibuat reporter, yang udah diperiksa oleh desk editor kita baca seenak mungkin supaya pendengar yaitu pemirsa kita ngerti dan pesannya nyampe gitu keorang. Pokoknya kita harus paham, supaya orang juga paham .

P: Apa kendala yang anda rasakan di saat awal- awal siaran dulu? I: Awal siaran pasti gugup karna gak pernah on cam sama sekali depan kamera tiba- tiba disuruh on cam kendala terbesar lihat kamera aja udah gugup, segala yang udah disiapin dari rumah mateng - mateng, apa yang mau kita bilang disaat kamera udah hidup udah stand by, lampu udah hidup, kita harus ngomong itu tu rasanya deg-degan gitu rasanya, mau ngomong apa susah, pingin aja cepat- cepat selesai.

P: Apa bedanya kendala diawal siaran dulu dengan siaran sekarang ini? I: Kalau sekarang kendalanya, kitakan sering a da dialog jadi kadang kalau dialognya yang gak terlalu kita pahami padahal kita udah baca sementara beritanya juga under/ kurang, dan kita disuruh nambah durasi dialog, kadang mikirkan apa ya yang mau ditanya lagi, apa yang harus digali lagi, kita memang dituntut untuk harus benar- benar cepat tanggap dan improv disitu tantangannya.

P: Berapa kali anda siaran sumut dalam berita dalam seminggu? I: Paling banyak itu tiga kali, paling sedikit sekali.

P: Berapa lama durasi anda dalam sekali tampil siaran di sumut dalam berita? I: Satu jam itu untuk senin sampai jumat, kalau weekend itu setengah jam.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

P: Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mempersiapkan diri sebelum siaran? I: Yang pasti untuk persiapan karenakan make up kitakan sendiri, untuk make up dan pakai baju itu aku butuh waktu satu jam, sementara untuk persiapan baca aku butuh waktu setengah jam sampai 45 menit

P: Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum siaran? I: Kita nyiapin baju, kita mikirin hari ini kita mau pakai baju apa. Karena kan menunjang penampilan kita juga sama kepercayaan diri, dan make up juga pasti menunjang penampilan juga. sama kita juga harus nyiapin naskah yang mau kita baca walaupun udah diperiksa sama desk editor/ DE tapi ada aja kadang kata yang salah yang terselip - selip, karena kan kita diberi pesan juga bahwa kita adalah filter terakhir sebelum siaran, jadi pesan yang disampaikan nyampe atau enggak ke pemirsa itu tergantung di kita, jadi kita harus baca kembali. Harus kembali koreksi supaya pesan yang disampaikan nyampe, jadi persiapan terakhir kita memang harus koreksi naskah lagi dan benar- benar baca.

P: Sebutkan hambatan- hambatan dari dalam diri maupun lingkungan yang anda hadapi sebelum dan saat siaran ? I: Kalau dari dalam diri sebelum siaran itu gugup, terus muncul pemikiran apa yang aku sampein nyampe gak ya kepemirsa, terus intonasi aku pas gak ya, ekspresi aku pas gak ya, Aku udah ada perkembangan lebih baik gak ya. Itu dia prasangaka termasuk hambatan menurut aku.

Kalau hambatan dari luar sih itu jujur aja dari fasilitas TVRI yang masih terbatas ya, kadang suka tiba- tiba ada alatnya yang mati, macet, kadang suara- suara pintu yang kedengaran dan menurut aku itu mengganggu, dan sama kerja sama timnya juga sih menurut aku kadang masih kurang.

P: Menurut anda mana yang lebih mengganggu antara hambatan dari dalam diri atau lingkungan? I: Yang lebih mengganggu itu kendala yang dari luar, karenakan kita gak bisa ngntrol, dan tambah lagi kita juga kerja sama senior jadi kalau ngasi masukan agak sulit nanti dikira kita sok tau atau gimana

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

P: Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari hambatan- hambatan tersebut terhadap penampilan anda saat siaran? I: Kadang jadinya gak konsen, karena aku juga tipe yang mudah lepas konsentrasi juga. Apalagi kalau tiba tiba teleprompternya mati.

P: Apakah anda pernah melakukan kesalahan yang fatal saat siaran ? Kesalahan apa yang anda lakukan? I: Pas di dialog kadang apa yang kita tanyak tapi gak sesuai sama apa yang diharapkan sama tim atau narasumber, aku pernah ditegur juga gara- gara itu

P: Apakah anda pernah dimarahi ketika melakukan kesalahan saat siaran? Siapa yang memarahi anda? Dan apakah itu mengganggu konsentrasi anda saat siaran? I: Pernah, lima kali ada mungkin karna kostum pernah, salah baca, intonasi gak pas, baca kecepatan lah, yang marahi itu kepala seksi berita, pengawas acara, kameramen dan itu ganggu konsentrasi aku juga saat siaran

P: Menurut anda untuk menjadi seorang news presentar apa kriteria yang harus dimiliki? I: Standartnya dari yang aku pelajari selama ini ya, Good looking, camera face, cerdas juga dan mau belajar terus.

P: Apakah anda sering mengalami kesulitan untuk menyesuaikan ekspresi wajah, gerak tubuh , dan intonasi anda dengan berita yang dibawakan ? I: Iya itu pasti

P: Apakah hambatan yang terjadi ketika siaran dapat mempengaruhi atau mengganggu ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi anda saat menyampaikan berita? I: Iya sangat mengganggu apalagi kalau tiba- tiba mendengar suara dari luar, Suara jeritan (dari Peangarah Acara melalui headset ) yang meangarahkan petugas yang lain tapi mau tidak mau terdengar melalui kita diheadset dan itu sangat mengganggu dan mempengaruhi ekspresi, gerak tubuh, dan intonasi kita

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

harusnya sesuai dengan apa yang kita rencanakan akibatnya gara- gara hal tersebut jadi berubah.

P: Ketika didepan kamera apakah anda masih mengalami grogi? I: Masih selalu masih

P: Bagaimana caranya untuk mengatasi grogi dan tetap tampil percaya diri? I: Persiapan harus matang, tarik nafas, senam- senam mulut, baca doa, biar gak tegang, dan percaya sama diri kita sendiri, karena sampai kapan pun pasti akan ada aja komentar dari orang- orang, ya kita harus yakin diri kita bisa menampilkan yang terbaik dan harus profesional

P: Apakah anda pernah mendapatkan pujian, saran, dan kritikan dari orang- orang yang menonton anda? Lalu bagaimana anda menanggapinya? I: Ya pasti ada, menanggapinya ya apa yang aku terima diiyain aja dievaluasi lagi supaya aku bisa lebih baik lagi.

P: Strategi komunikasi seperti apa yang anda lakukan ketika bersiaran meskipun terkadang menemui hambatan dan agar pesan dalam informasi tetap tersampaikan kepada permisa? I: Harus percaya diri, gak usah terlalu dipikiri orang ngomong apa, dan supaya pesannya tetap sampai walaupun ada hambatan, kita terlebih dahulu harus bener- bener baca, bener- bener paham isi naskah yang kita baca itu apa, jadi kita harus paham dulu biar pemirsa juga paham, dan menjaga konsentrasi.

P: Apakah anda pernah live report? I: Iya, pernah.

P: Hambatan apa yang terjadi saat anda live report dilapangan? I: Banyak, ada orang yang lalu lalang, ada yang teriak- teriak, dan keadaan alam yang tiba - tiba kadang hujan

P: Bagaimana caranya mengatasi hambatan- hambatan saat live report?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

I: Ya jalani aja, karna juga kondisi diluar sulit untuk dikendalikan, yang penting apa yang telah kita persiapkan yang harus kita sampaikan, sampaikan aja, jangan mudah terganggu dan harus fokus

P: Pengalaman buruk apa yang pernah anda dapatkan saat siaran distudio ataupun saat live report? I: Pernah pas aku lagi siaran, selesai baca naskah harusnya kan baca lead diteleprompter tapi teleprompternya gak gerak aku langsung bingung disitukan, dan ternyata Ass.PAnya (Assiten Pengarah Acara) saat itu digantikan sama anak PKL, mungkin disitu dia gak ngerti gimana gerakin teleprompternya dan alhasil akhirnya aku gagap disitu karena buru - buru.

P: Apa yang akan anda lakukan kedepan terkait dunia news presenter ? I: Lebih melakukan yang terbaik, lebih maksimal lagi dalam bekeraja dan melakukan yang terbaik agar lebih profesional saat siaran.

P: Apa harapan anda sebagai seorang news presenter? I: Fasilitasnya lebih diperbaiki dan dilengkapi, terpenting untuk kenyamanan news presenter, seperti ruang siaran, ruang penyiar, dan untuk wardrobe serta make up artis harusnya disiapkan agar kita hanya fokus untuk membaca serta mempersiapkan naskah berita yang akan dibawakan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Hasil wawancara

Informan 1I

Wawancara : 12 Februari 2019

Lokasi : TVRI Sumut

Nama : Lukman Hakim Sitorus

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 17 Oktober 1985

Alamat : Jl. STM Suka jaya no. 11 b Medan

Usia : 33 Tahun

Agama : Islam

Nama siaran : Lukman Hakim

P: Sejak kapan anda menjadi seorang news presenter ? I: Bergabung di TVRI Sumut sejak tahun 2007, ditotal - total sudah hampir 12 tahun. Di mulai dulu awalnya dari penyiar countinuity, kemudian ada penerimaan penyiar berita, abis itu kita tes, Alhamdulillah masuk jadi news presenter sejak Februari 2008 sampai sekarang.

P: Kenapa anda tertarik menjadi seorang news presenter? I: Sukak ya, awalnya dari kecil memang, karna ada temenku dulu waktu SD mamanya penyiar berita, jadi sering aku lihat dan jadi motivasi juga sampai besar, kayaknya keren, nyampaikan berita itu penuh dengan keseriusan, dengan tampilan yang oke, satu paket itu semuanya ya, dengan penampilan yang bagus, dengan kepintaran juga, dengan kemampuan berkomunikasi jadi satu paket jadi kayaknya sempurna gitu, jadi profesi yang sempurna menurut ku.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

P: Bagaimana proses yang anda lewati hingga saat ini telah menjadi seorang news presenter?

I: Dulu ada kesempatan, kesempatan itu pada Juli 2007 ketika itu ada kegiatan dikampus Unimed, disitu ada news presenter senior kita Rince Simanjuntak dan Ike Haris, ketika itu mereka lagi liputan, mereka gak sengaja ketemu dan tanya- tanya tentang kegiatan tersebut, kemudian saya jawab dan mungkin menurut mereka ada kemampuan untuk di bidang presenter, ha.. dari situlah dimulai, Juli 2007 kemudian ada penerimaan kita disini November, bulan November 2007 aku ditelpon lagi sama kak Rince, ikuti seleksinya. Itu dulu banyak itu pesertanya, pesertanya ada hampir 30-an orang. Jadi ada 30 orang kami yang tersaring ada tujuh orang menjadi pemyiar countinuity. Dulu pertama wawancara, kemudian ujian bahasa inggris, ujian tertulis untuk pengetahuan umum, sampai tes kamera terakhir. Setelah itu, ada training sekitar sebulan, kemudian kita lihat senior- senior kita dulu, ada kak Rince, ada Deni Mahriza, dari situ kita belajar terus, karna kan dari penyiar countinuity dia kan sifatnya hanya menyampaikan mata acara (penyiar buka dan tutup siaran) yang disajikan pada hari itu, beda dengan berita, beritakan sudah terkonsepkan semua, sudah tertulis jelas gitukan, tapi kalo countinuity ini kita harus meramu kata sehingga kata- kata yang kita sampaikan itu bisa enak didengar sama pemirsa dan nyampe, kita improvisasi disitu.

P: Apa saja tugas yang anda kerjakan sebagai seorang news presenter? I: Menyampaikan berita, menyampaikan informasi, menjadi ikon dari TV tersebut. Penyiar itu menjadi ikon dan ujung tombak dari secara keseluruhan sistem kerja, ada produser, ada pengarah acara, ada kameramen, jadi ujung tombaknya ibarat kapal nahkodanya adalah penyiar.

P : Apa kendala yang anda rasakan di saat awal- awal siaran dulu? I: Karena aku kan mulainya dari semester VII masih kuliah, aku paling termuda disitu dalam sejarah presenter disini, sementara mereka itu udah punya latar belakang pendidikan yang cukup tinggi, ya jam terbangnya juga sudah tinggi untuk menyampaikan berita. Berita inikan muatannya politik, kriminal, ada juga

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

sosial dan em.. ada tentang fasilitas publik gitu kan, jadi banyak istilah - istilah asing yang belum kita ketahui, yang belum kita pelajari dibangku sekolah dan bangku kuliah itu kita pelajarin diberita ini. Misalnya ada kata - kata yang nggak kita ngerti tapi kadang kita hajar aja tapi ya ternyata itu gak boleh, harus ada kesadaran kita sebagai penyiar kalo ada kalimat - kalimat yang gak kita pahami kita tanyakan, karna memang waktu kemarin itu, waktu saya masuk sini terus terang sistem mereka itu kayak militer, karena memang ini kan dibangun oleh militer yakan kalau baca prasastinya itu yakan, jadi mereka memang dulunya dididik memang dengan sistem militer, jadi kita penyiar dulu tekanannya cukup kuat, apalagi berita ini gak hanya untuk fasilitas publik, politik aja, tapi ada juga berita berbayar yang kita juga harus punya tanggung jawab moral kan kita sebagai penyiar untuk menyampaikannya dengan baik, karena kan mereka juga bayar kayak konfensasi supaya berita itu naik.

P: Apa bedanya kendala diawal siaran dulu dengan siaran sekarang ini? I: Kendalanya teknis, misalnya AC nya mati, tidak ada teleprompter, kita bacanya manual, jadi kepala angguk- angguk lah atas bawah, atas bawah. Kita dulu juga gak ada Ass. PA (Assisten Pengarah Acara) karena gak ada teleprompter kan. Jadi dulu itu aku panduannya dari speaker kecil yang nyuruh kita untuk baca, gadak earphone juga, jadi cuman ada speaker kecil, jadi dulu itu kita pake naluri aja, yampunn.. dulu gawat, dibandingkan sekarang penyiarnya jauh lebih enaklah dibanding kita dulu. Itu kendalanya, gadak teleprompter, gadak Ass. PA, jadi kita sendiri didalam ruangan itu, ya itulah kalau ada kendala- kendala kita hadapi sendiri, kalau ada mati listrik kita harus stand by, acara terhenti kita tunggu berapa menit, kalau masih ada kemungkinan on air lagi kita mohon maaf kepada pemirsa ada kesalahan teknis terjadi distudio.

Banyak kalau kendalanya, sebelum siaran nervous juga denger bridging berita aja yang mau masuk berita itu dug..dug..dug..dug gitu, itu kendala nervous awalnya, kemudian kendala teknisnya kita gak ada teleprompter, gak ada Ass. PA kita cuman dibantu oleh speaker kecil yang itu dari pengarah acaranya. Dan dulu belum ada ngeros- ngeros (dubbing narator) jadi berita itu ada 20 item kita baca semua, itulah pengalaman kesulitan diawal dulu baca berita. Kalo sekarang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

sih gak terlalu ada kendala, hanya saja ada segmen wawancara dalam berita yang mungkin enggak kita kuasai, ha.. itu memang harus ada persiapan yang matang supaya kita gak kelihatan bodoh - bodoh amat gitukan jadi kita datangnya cepetlah, satu jam sebelumnya kita pelajari, kita coba sekarang udah gampang ya searching aja kira- kira garis besar apa yang mau ditanya - tanya.

P: Berapa kali anda siaran sumut dalam berita dalam seminggu? I: Seminggu sekali, palingan kalau mau menggantikan bisa dua kali, tiga kali dalam seminggu

P: Berapa lama durasi anda dalam sekali tampil siaran di sumut dalam berita? I: 60 menit

P: Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mempersiapkan diri sebelum siaran? I: Aku membutuhkan waktu setengah jam ya untuk persiapan pakaian, make up dan baca naskah.

P: Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum siaran? I: Ya itu, kalau aku persiapan baju pakaian, karna penampilan itu sangat penting, make up, dan perisiapan baca naskah. Aku kadang bagi itu berita satu naskah jadi beberapa paragraf biar bacanya enak dan gampang, dan tidak ada pengulangan kata atau kalimat yang jadinya malah membuat pemirsa jadi gak paham gitu kan. Sementara jika ada dialog aku bakal searching - searching dulu biar aku tahu tentang apa pembahasannya, ya biar saat kita wawancara dengan narsum kita tidak terlihat bodoh, kita udah tahu apa- apa saja yang mau kita tanyakan. dan enjoy pastinya biar gak gerogi.

P: Sebutkan hambatan- hambatan dari dalam diri maupun lingkungan yang anda hadapi sebelum dan saat siaran ? I: Kendalanya teknis, misalnya AC nya mati, tidak ada teleprompter, kita bacanya manual, kalau mati listrik kita harus stand by, tunggu berapa menit mohon maaf kepada pemirsa karna adanya kesalahan teknis terjadi distudio. Nervous juga terkadang kalau kita gak pahami konten berita yang ada di naskah.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

P: Menurut anda mana yang lebih mengganggu antara hambatan dari dalam diri atau lingkungan?

I: Kalo sekarang paling mengganggu, dan ini pernah aku sampaikan kepimpinan, jadikan kalau kita baca berita kan kita terhubung dengan earphone, kadang pengarah acara, switcher, mereka suka ngobrol, suka teriak teriak gajelas jadi aku suka terganggu. Pernah aku on air lo aku sangat terganggu kan aku cabut didepan kamera lagi on air, itu aku karna udah emosi juga ya aku cabut aja, sebagai kode juga kepada mereka kalau aku terganggu supaya jangan ngomong - ngomong.

P: Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari hambatan - hambatan tersebut terhadap penampilan anda saat siaran? I: Karena adanya hambatan - hambatan itu jadi kadang muncul kesalahan misalnya keserimpet baca, gak fokus, akhirnya dampaknya juga malu ya sama pemirsa, dan ada rasa gak enak juga sama reporter yang cari berita kalau beritanya salah pas dibacakan.

P: Apakah anda pernah melakukan kesalahan yang fatal saat siaran ? Kesalahan apa yang anda lakukan? I: Aku pernah batuk pas lagi siaran, pas kebetulan itu berita gak didubbing. Tapi memang pas baca leadnya aku gak pernah batuk ya, tapi pas baca narasinya tiba- tiba aku batuk dan itu aku langsung cabut mikrofonnya terus aku kode ke kru.

P: Apakah anda pernah dimarahi ketika melakukan kesalahan saat siaran? Siapa yang memarahi anda? Dan apakah itu mengganggu konsentrasi anda saat siaran? I: Kalau dulu iya sering, rata - rata teman sejawat yang marahi yang berprofesi sebagai reporter, yang lebih senior. Dan kalau dulu iya, karna aku masih muda kan aku langsung down kalau udah dimarahi tapi kalau sekarang yaudah aku minta maaf aja tapi jadi koreksi diri juga untuk menghindari kesalahan itu, biar persiapan itu harus lebih matang gitu.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

P: Menurut anda untuk menjadi seorang news presentar apa kriteria yang harus dimiliki? I: Harus camera face, itu modal utama. Skill baca itu bisa diolah bisa belajar, dan pengetahuan. Pengetahuankan bisa kita peroleh dari belajar dimana aja, tapi modal utama adalah good looking dan suara.

P: Apakah anda sering mengalami kesulitan untuk menyesuaikan ekspresi wajah, gerak tubuh , dan intonasi anda dengan berita yang dibawakan ? I: Iya sering.

P: Apakah hambatan yang terjadi ketika siaran dapat mempengaruhi atau mengganggu ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi anda saat menyampaikan berita? I: Kebetulan aku dari teater ya kan jadi untuk mengatasinya aku bisa. Dan apalagi penyesuaian karakter saat kita baca berita itu kalo misalnya berita itu sedih, atau berita itu berita hard news jadi bisa kita improvisasikan karena basicnya dari teater. Dan kita harus pelajari juga itu, ketika berita- berita duka cita kita harus sesuaikan juga dengan mimik wajah kita.

P: Ketika di depan kamera apakah anda masih mengalami grogi?

I: Kalau saat baca berita udah enggak, tapi kalau ada dialog iya, dialog yang belum aku kuasai. Kalo misalnya tentang sosial budaya itu aku jago, tapi kalau sifatnya kayak politik, kayak ekonomi juga itu aku harus persiapan searching dulu, harus ngerti dulu apa yang mau disampaikan agar nanti gak gerogi

P: Bagaimana caranya untuk mengatasi grogi dan tetap tampil percaya diri? I: So asik aja, karna kan kita baca berita itukan kayak acting juga. Jadi itu bisa jadi cara juga supaya kita bisa tampil percaya diri.

P: Apakah anda pernah mendapatkan pujian, saran, dan kritikan dari orang- orang yang menonton anda? Lalu bagaimana anda menanggapinya? I: Kalau kritikan ya dulu awal- awal sering, tapi ya kritikan itu yang membawa saya baik kedepannya, jadi motivasi, membangun, kalau pujian ya Alhamdulillah ucapkan terima kasih dan itu kita pertahankan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

P: Strategi komunikasi seperti apa yang anda lakukan ketika bersiaran meskipun terkadang menemui hambatan dan agar pesan dalam informasi tetap tersampaikan kepada permisa? I: Yang pertama kita harus mengusai materi untuk menghindari kesalahan. Kedua menjaga penampilan kita. Ketiga, harus tenang stay cool aja depan kamera walaupun ada terjadi gangguan atau kendala, harus tenang dan jangan panik. Kalau perlu ya berdoa dulu sebelum siaran.

P: Apakah anda pernah live report? I: Iya, pernah

P: Hambatan apa yang terjadi saat anda live report dilapangan? I: Yang pasti massa. Massa yang cukup banyak ketika kita reportase itu akan mengganggu performance kita saat menyampaikan informasi, makanya kita harus betul- betul mengetahui informasi, betul - betul kita ketahui apa yang mau kita sampaikan agar nanti gak belibet dilapangan.

P: Bagaimana caranya mengatasi hambatan- hambatan saat live report? I: Saya punya trik untuk megantisipasi kesalahan ketika adanya hambatan dilapangan, saya selalu sedia kertas, pulpen, sama double tape, jadi aku tulis aku catet poin- poinnya, karna kan kita harus 5W+ 1H . Poin pertama kita tulis apa yang mau kita sampaikan saat reportase itu. Aku catet, aku tempel disamping kamera. Itu untuk membantu kinerja dari kameramen juga,

P: Pengalaman buruk apa yang pernah anda dapatkan saat siaran distudio ataupun saat live report? I: Aku pernah berantem sama kameramen televisi yang lain, waktu itu aku lagi ngeliput Gatot tentang hari raya. Jadi aku wawancara dia, selesai aku wawancara itu wartawan udah nunggui semua itukan, tapi dia ( Pak Gatot ) memang cuman mau diwawancarai sama TVRI aja memang. Posisinya itukan hari raya berdekatan sama hasil pemeriksaan KPK dengan kasus dia saat itukan, nah TVRI mau wawancara mengangkat tentang susana hari raya, sementara wartawan ingin mewawancarai tentang kasusnya itu gitu, jadi massa wartawan ini udah dolak- dolakan sikut - sikutan jadi aku disitu posisiya terjepit, aku

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

berantem sama wartawan RTV didepan Gubernur karna perlakuan wartwan itu. Tapi malah seusai itu aku ditemui sama orang pemprovsu yang berterimakasih karna ibaratnya TVRI bisa menempatkan memilih tema wawancara sesuai suasana, tidak menyudutkan.

P: Apa yang akan anda lakukan kedepan terkait dunia news presenter ? I: Lebih melakukan yang terbaik aja, aku bisa bawaain berita dengan tampilan dan novasi terbaru dari diri aku agar tampilan berita lebih menarik.

P: Apa harapan anda sebagai seorang news presenter?

I: Harapan aku, studio berita itu lebih kekinian bentuknya, lebih cozy, jadi orang melihatnya lebih eye catching lebih enak. Aku itu sih adanya studio baru, ada penambahan biaya untuk make up , baju (wardrobe)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Hasil wawancara

Informan 1II

Wawancara : 12 Februari 2019

Lokasi : TVRI Sumut

Nama : Keryawan Sembiring

Tempat/ Tanggal lahir : Kutacane, 18 Agustus 1978

Alamat : Jl. Pintu Air 4 No. 253 Medan

Usia : 40 Tahun

Agama : Kristen

Nama siaran : Keryawan

P: Sejak kapan anda menjadi seorang news presenter ? I: Sejak Tahun 2005

P: Kenapa anda tertarik menjadi seorang news presenter? I: Karena ada perasaan senang bisa menyampaikan informasi kepada banyak orang, selain itu karna ada hobi aja, menjadi seorang news presenter gitu, dan sejak dibangku kuliah udah tertarik.

P: Bagaimana proses yang anda lewati hingga saat ini telah menjadi seorang new presenter? I: Prosesnya banyak, sama kayak temen - temen yang lain, tetapi pastinya untuk masuk menjadi seorang news presenter itukan pasti harus ada tes untuk masuk dan sebaginya. Kita harus mengikuti beberapa tahapan tes. Ada tes praktek dan teori akhirnya. Setelah lulus dan memenuhi syarat kemudian masuk menjadi tenaga penyiarlah di TVRI Sumut. Jadi kemarin memang ada test nya, tesnya juga dengan banyak orang. Ada tahap- tahapnya, pertama administrasi dulu, administrasinya itu ada ijazah, pengalaman, ada foto pada zaman itu ada foto

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

postcard, foto setengah badan dan pas foto, kemudian biodata, kemudian ada kaset yaitu kaset rekaman suara. Setelah itu kita dites, bahannya dari panitia. Tes pertama itu teori, tes kedua praktek, setelah praktek itu kita akan diumumkan berapa orang yang lulus setelah itu kita akan ditraining lagi tujuh hari pada saat itu, lalu penyaringan kira- kira memang bisa dijadikan penyiar atau tidak, Lantas setalah dites tujuh hari, kita pantas atau tidak, kemudian kita dididik, tapi tidak langsung jadi penyiar tapi itu namanya meelopen. Meelopen itu kita lihat - lihat aja, bagaimana seseorang baca berita. Kemudian setelah itu akhirnya setelah tiga bulan kita baru duduk dubangku siaran untuk baca berita.

P: Apa saja tugas yang anda kerjakan sebagai seorang news presenter? I: Tugasnya itu news presenter itu sebenarnya biasa, artinya menyampaikan informasi yang telah disediakan atau yang sudah disiapkan oleh redaktur atau tim redaksi. Tetapi, seorang penyiar itu harus juga jeli, misalnya ada informasi atau kata- kata yang kurang tepat penulisannya, kemudian pengucapannya, kemudian kita memang harus banyak - banyak belajar, harus bisa mengkoreksi mana yang kurang mana yang tidak tepat. Sehingga nanti ketika kita menyampaikan masyarakat paham.

P: Apa kendala yang anda rasakan di saat awal- awal siaran dulu? I: Pasti nervous. Nervousnya karena kita gak gak pernah siaran tiba- tiba siaran pasti gugup dan gerogi.

P: Apa bedanya kendala diawal siaran dulu dengan siaran sekarang ini?

I: Sampai sekarang juga demikian, masih ada rasa gugup,dan masih tetep ada. Tetapi sudah bisa diatasi, biasa satu menit setalah on air sudah bisa hilang, tetapi kadang paling sulit ketika menyampaikan informasi atau tulisan- tulisan yang berbahasa asing tau berbahasa daerah.

P: Berapa kali anda siaran sumut dalam berita dalam seminggu? I: Sekali seminggu saja, karena kitakan penyiarnya banyak.

P: Berapa lama durasi anda dalam sekali tampil siaran di sumut dalam berita?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

I: Satu jam, ada yang satu jam dan ada yang 30 menit

P: Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mempersiapkan diri sebelum siaran? I: Yang pasti untuk persiapan butuh waktu mungkin kurang lebih 45 menit untuk menyiapkan baju dan untuk menguasai dan mempelajari naskah yang akan diwakan. Cumankan laki- laki memang gak seribet perempuan ya kalau make up, ataupun persiapannya.

P: Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum siaran? I: Pastinya persiapan sebelum siaran persiapin diri dulu nih, bagaimana penampilan, kemudian persiapan pakaian, kemudian persiapan mental yang pasti. Kemudian menyiapkan kembali lagi ngecek isi beritanya, jadi ketika membacakannya nabti sudah terbiasa harus dilatih dulu sebelum tampil.

P: Sebutkan hambatan- hambatan dari dalam diri maupun lingkungan yang anda hadapi sebelum dan saat siaran ? I: Kalau hambatan- hambatan dari dalam diri kita sendiri itu lalai aja kadang- kadang. Misalnya hambatannya kita pikir sudah terbiasa padahal belum terbiasa juga, terkadang itu dia menganggap sepele, padahal itu. Kalau dari lingkungan terkadang dari kru krunya kurang kesiapan dan kordinasinya kurang. Kalau dari fasilitas juga kadang kurang memadai, kadang tiba - tiba eror atau tiba- tiba sistemnya terganggu.

P: Menurut anda mana yang lebih mengganggu antara hambatan dari dalam diri atau lingkungan? I: Yang paling mengganggu itu hambatan dari luar.

P: Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari hambatan- hambatan tersebut terhadap penampilan anda saat siaran? I: Dampaknya hasilnya jadi kurang maksimal, hasil kurang maksimal kemudian koreksi orang pasti banyak. Terutama koreksi dari orang- orang disekitar, ada atasan, kemudian rekan kerja. Kemudian kebawa, karna memang sudah kebawa

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

dari kesalahan diawal, kemudian kita masih terpikir dengan kesalahan pertama sehingga mempengaruhi penampilan - penampilan berikutnya.

P: Apakah anda pernah melakukan kesalahan yang fatal saat siaran ? Kesalahan apa yang anda lakukan? I: Menyebutkan nama orang yang salah,

P: Apakah anda pernah dimarahi ketika melakukan kesalahan saat siaran? Siapa yang memarahi anda? Dan apakah itu mengganggu konsentrasi anda saat siaran? I: Pernah dimarahi seringlah, yang pasti yang marahi yang bertanggung jawab dengan tugas yang saya emban, atasanlah, kepala seksi, dan tim yang ada disana

P: Menurut anda untuk menjadi seorang news presentar apa kriteria yang harus dimiliki? I: Kriteria menjadi seorang news presnter disamping harus memiliki good looking, tapi tidak terlepas dari harus mempunyai kecerdasan intelektual yang memadai, sehingga nanti ketika menyampaikan informasi itu masyarakat memahaminya

P: Apakah anda sering mengalami kesulitan untuk menyesuaikan ekspresi wajah, gerak tubuh , dan intonasi anda dengan berita yang dibawakan ? I: Sering sekali

P: Apakah hambatan yang terjadi ketika siaran dapat mempengaruhi atau mengganggu ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi anda saat menyampaikan berita? I: Iya karna kadang sebenarnya kita seringkali belum memasuki dan memahami apa sebenarnya itu isi beritanya, seharusnya kan itu harus seimbang semuanya, tapi kadang- kadang kita kan lupa, kadang hanya ketegasan dalam membaca berita saja, tapi padahal mimik, intonasi dan gestur itu dibutuhkan sebenarnya. Contohnya berita kematian, berita kematian itu kan gaperlu tegas sebanarnya tapi bagaimana mimik muka kita membuat orang sedih atas kehilangan dalam berita kematian itu.

P: Ketika di depan kamera apakah anda masih mengalami grogi?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

I: Masih, masih sering. Kadangkan kalo diberita itu dia segmen dialog itu kadang buat kita gerogi. Karena kita bertemu dengan orang yang baru, ketemu dengan sosok yang sudah dikenal ditengah- tangah masyarakat, kemudian kita harus memberikan pertanyaan yang sedang diperbincangkan ditengah- tengah masyarakat itu membuat kita grogi.

P: Bagaimana caranya untuk mengatasi grogi dan tetap tampil percaya diri? I: Berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasinya, berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan pertanyaan yang baik, iya lebih prepar aja gitu, berusaha memahami apa yang disampaikannya, sehingga dari penyampaian diawal itu kita bisa timbulkan pertanyaan berikutnya.

P: Apakah anda pernah mendapatkan pujian, saran, dan kritikan dari orang- orang yang menonton anda? Lalu bagaimana anda menanggapinya? I: Kalau pujian biasa aja, kalau kritikan banyak, saran juga banyak. Ya terima aja sebagai bahan masukan

P: Strategi komunikasi seperti apa yang anda lakukan ketika bersiaran meskipun terkadang menemui hambatan dan agar pesan dalam informasi tetap tersampaikan kepada permisa? I: Mengasah terus artikulasi, intonasi, sehingga artikulasi itu bisa mempengaruhi banyak orang, kemudian ketika ada kekurangan atau pun kesalahan ketika siaran kita harus cepat menutupi, harus bisa improvisasi dari cara komunikasi itu sendiri, kemudian banyak - banyak melihat atau menonton tayangan orang lain di youtube sehingga itu bisa menjadi perbandingan, bukan tidak menjadi diri sendiri tapi lebih mengkoreksi diri kita supaya bisa jadi yang lebih baik.

P: Apakah anda pernah live report? I: Pernah

P: Hambatan apa yang terjadi saat anda live report dilapangan? I: Kita tidak mengetahui situasi yang ada dilapangan. Kemudian nervous ketika menyampaikan sesuatu yang kita itu belum siap menyampaikannya, sebnarnya

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

itu kendalanya, sehingga yang kita sampaikan itu kurang dan belum begitu maksimal.

P: Bagaimana caranya mengatasi hambatan- hambatan saat live report? I: Hambatan - hambatan itu bisa kita atasi pakai alat bantu, catatan kecil, atau lain sebagainya, kemudian sesekali melirik kebawah. Kemudian yang pasti memahami apa informasi yang mau disampaikan, situasi atau kejadian apa yang mau disampaikan ke studio, sehinggga kita bisa menyampaikan dengan penuh ekspresi, kemudian dipahami dan dimengerti oleh penonton. Kalau dari masyarakat gapernah sih, paling terkadang suara anak- anak, kalau mengganggu secara langsung sih tidak pernah.

P: Pengalaman buruk apa yang pernah anda dapatkan saat siaran distudio ataupun saat live report? I: Kalau distudio itu kalau pertanyaan saya menggelitik narasumber dalam arti pertanyaannya ada yang salah atau kurang tepat, tapi itu sebagai bahan koreksi sih kedepannya. Kalau live report paling kadang- kadang salah menyebutkan nama, dan tiba- tiba kehilangan alat bantu. Tapi ya tetep harus fokus, apa adanya aja sebenarnya kan alam bawah sadar kita itu sudah mengingat saat kita membaca sebelumnya jadi ketika alat bantu kita hilang dia akan lebih bekerja dengan maksimal sebenarnya.

P: Apa yang akan anda lakukan kedepan terkait dunia news presenter ? I: Selagi saya bisa saya akan memberikan yang terbaik terus.

P: Apa harapan anda sebagai seorang news presenter? I: Ya mudah-mudahan TVRI juga terus bisa menyesuaikan apa yang menjadi tuntutan zaman saat ini. Mulai dari fasilitas bisa lebih ditingkatkan, sebenarnya SDM kita sih sudah tepat , sudah bagus semuanya, tapi mungkin kita ketinggalan fasilitas - fasilitas canggih seperti yang dimiliki oleh TV lain diluar sana.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Hasil wawancara

Informan IV (Tambahan)

Wawancara : 28 Februari 2019

Lokasi : TVRI Sumut

Nama : Tuti Daswisaptri

Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 07 Desember 1967

Alamat : Jl. Krakatau, Purwosari Komplek Pelangi Asri Medan Timor

Usia : 51 Tahun

Agama : Islam

Profesi : Pengawas Acara

P : Sejak kapan menjadi pengawas acara? I : Sejak tidak lagi menjadi seorang news presenter, kemudian saya menjadi seorang pengarah acara

P : Apa saja tugas seorang pengawas acara? I : Tugas seorang produser itu banyak ya, satu harus tau materi acaranya bagaimana. Dua, cara mengambil gambar (shoot). Jadi bukan kameramen saja melainkan pengarah acara juga harus paham kapan harus close up, zoom in, zoom out dll.

P: Selama menjadi pengawas acara, menurut anda hambatan apa yang sering dialami oleh para news presenter?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

I : Menurut saya hambatannya terkadang dari diri news presenternya yang kurang maksimal menyampaikan berita, kurang mengusai materi yang disampaikan, hal itu karena kurangnya persiapan news presenter itu sendiri hingga terkadang masih ada yang bingung dengan beerita yang dibawakanannya. Vocal juga menjadi hambatan bagi seorang news presenter ketika membawakan berita, produksi yang dikeluarkan kurang bagus karena masih menggunkan suara hidung melainkan harusnya suara perut. Sementra itu, hambatan dari luarnya itu dari tenis, terkadang teleprompter tidak berfungsi, audio yang tidak maksimal, berita yang tidak sempat didubbing membuat news presenter kewalahan ketika membaca berita yang panjang. Hambatan- hambatan itu yang mempengaruhi penyampaian berita.

P: Menurut anda apa yang menyebabkan hambatan itu terjadi? I : Untuk hambatan eksternal penyebabnya alat yang sudah tua, peralatan yang kurang memadai. Kalau hambatan internal news presenter sendiri seperti yang sudah saya jelaskan tadi , karna kurang persiapan. Jadi gini kalau kita kurang persiapan maka secra otomatis rasa percaya diri juga berkurang, tapi kalau persipannya sudah mantab pasti hasilnya juga oke. Grogi akan hilang jika percaya diri.

P : Menurut anda strategi komunikasi yang bagaimana yang harus dilakukan oleh news presenter? I : Paling penting ya news presenter setidaknya memiliki intelektual yang tinggi, paham akan materi yang dibawakan. Selain itu news presenter juga harus mampu beradaptasi maksudnya menyesuaikan antara cara mebawakannya disesuaikan dengan tema acaranya, selin itu menyesuaikan materi diri dengan panggung seperto ekspresi wajah, pakaian, make up. Paling utama memiliki percaya diri dan personal branding.

P: Sebagai seorang pengawas acara Sumut Dalam Berita, apa yang harus dilakukan oleh para news presenter untuk mengatasi hambatan- hambatan yang terjadi saat siaran?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

I: Ya itu tadi persiapan yang matang, minimal sejam sebelum siaran harus sudah sampai distudio karna akan banyak yang dilakukan mulai dari persiapan diri, memeriksa naskah, check sound, make up sehingga tidak terburu- buru dan tampil dengan sempurna.

P: Apa harapan anda terhadap para news presenter untuk Sumut Dalam Berita kedepannya? I: Harapan saya sih kepada news presenter jangan terlalu sepele walaupun sudah terbilang lama menjadi news presenter, selain itu juga harus tetap mau belajar, dan lebih baik lagilah pastinya kedepannya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Hasil wawancara

Informan V (Tambahan)

Wawancara : 28 Februari 2019

Lokasi : TVRI Sumut

Nama : Sri Rukmini

Tempat/ Tanggal lahir : Langkat, 09 Oktober 1968

Alamat : Jl. Martubung

Usia : 50 Tahun

Agama : Islam

Profesi : Produser

P : Sejak kapan menjadi seorang produser? I : Aku jadi news presenter dari tahun 1990 sampai 2002 nah setelah itu aku baru ditunjuk untuk menjadi produser pada tahun 2003.

P : Apa saja tugas seorang produser? I : Tugas produser itu create, jadi kalau ibarat roda produser itu sumbunya/ porosnya, kemana nih kira- kira diputarnya gitu. Jadi seorang produser itu dia ya harus punya design produksi untuk mengcreat acara dia,kemudian dia harus punya formatacranya itu maksudnyabentuknya kayak mana, diawali oleh apa, ditengahnya apa, kemudian conclusnya seperti apa. Nah design produksi itu maksudnya ini bentuknya apa talkshow yang formal banget, yang semi formal, atau betu- betul yang edutainment banget.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

P: Selama menjadi produser, menurut anda hambatan apa yang sering dialami oleh para news presenter? I : Hambatannya news presenter yang kurang memahami materi, membaca langsung apa yang dilihat bukan dilihat dan dikoreksi dahulu, hal itu juga dikarenakan news presenter yang tidak mengupgrade pengetahuannya. Kendala teknis seperti alat yang tiba- tiba mati atau hambatan dari pengarah acara yang pemikirannya masih jadul berbeda dengan pandangan news presenternya yang jauh lebih milenial

P: Menurut anda apa yang menyebabkan hambatan itu terjadi? I : Kalau dari kendala teknis yang sering penyebab terjadinya kendala bahwa studio kita kurang standart jadi peralatannya sudah cukup tua dan jauh untuk dikatakan modern, kemudian hambatan selanjutnya pengetahuan para PA ( Pengawas Acara) yang mestinya setara dengan kita dan dia juga mengikuti perkembangan- perkembangan yang milenial, jadi standart ukuran dia tidak akan bergesekan dengan news presenter yang perkembangannya yang udah jauh lebih dari dia.

P : Menurut anda strategi komunikasi yang bagaimana yang harus dilakukan oleh news presenter? I : Sebagai seorang news presenter disebuah stasiun televisi, harus mengenali sistem kerja yang ada ditelevisi itu, paham dalam proses A sampai Z nya suatu acara berita yang dibawakan bagaimana. Kemudian beradaptasi dengan pekerjaan kita, dengan orang- orangnya, sehingga nyaman saat bekerja itu juga mempengaruhi kita saat membaca berita kalau kita saja sudah tidak nyaman pasti saat bekerja saat membawakan berita akan ada rasa tidak enak dan ingin segera cepat- cepat selesai jadiinya pasti terburu- terburu dan malah menciptakan kesalahan, Selain itu juga perbaikilah kemampuan kita untuk bisa sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan, dari penampilan, berbahasa, dan cara baca.

P: Sebagai seorang produser Sumut Dalam Berita, apa yang harus dilakukan oleh para news presenter untuk mengatasi hambatan- hambatan yang terjadi saat siaran?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

I: Menurut aku sebagai seorang news presenter, mestinya dia juga seorang reporter jadi dia paham masalah , tau tentang isu yang berkembang, kemudian mengerti apa maksud yang ingin disampaikan reporter- reporter yang ada dilapangan apa maunya, dan dia pun membaca akan lebih percaya diri, dia akan lebih paham, dia akan lebih enak pasti membawakannya, karna inner beautynya pasti keluar. Jadi kalau pengetahuannya udah cukup, pengetahuannya tentang performance, make up, baju yang pas, dan semuanya komplit ya karna kita sebagai seorang news presenter dituntuk perfect ya sempurna maka dia akan menjadi sosok yang akan diharapkan banyak orang, kan kita manjadi penyiar bukan menjadi sosok yang kita mau, tetapi menjadi sosok yang diharapkan orang lain sebagai seoarang news presenter itu yang bagaimana.

P: Apa harapan anda terhadap para news presenter untuk Sumut Dalam Berita kedepannya? I: Itu tadi, wawasannya dikembangin tolonglah perbanyak membaca, perbanyak melihat berita, perbanyak mengetahui tentang hal- hal baru, semua aja embat baik itu tentang politik, musik, kesehatan, ekonomi, semualah. Karna suatu saat apa yang kita baca itu akan berguna.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BIODATA PENELITI DATA PRIBADI

Nama : Silvadiah Suci Utami Nama Panggilan : Silva / Uci Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 24 Desember 1996 Alamat : Jl. Persatuan Tembung Psr IX Gg. Walet No. 2 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Anak Ke : 1 (pertama) dari 2 Bersaudara Bakat : Public speaking dan presenter Email : [email protected]

NAMA ORANG TUA Ayah : Udin Nyoto Ibu : Nurhayati

RIWAYAT PENDIDIKAN

2002 - 2003 : TK Al.Qur‟an PTPN Nusantara II Sampali

2003 - 2009 : Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Medan

2009 - 2012 : Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Medan

2012 - 2015 : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan

2015 - Saat ini : Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara