ANALISIS MINAT MENONTON PROGRAM LOKAL TVRI SUMATERA UTARA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI KETERKAITAN DENGAN KEPENTINGAN PUBLIK MASYARAKAT SUMATERA UTARA (Studi Penelitian Survey di Kecamatan Sunggal Kota Medan)

SKRIPSI

YOHANNES SIAHAAN

150904114

JURNALISTIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISIS MINAT MENONTON PROGRAM LOKAL TVRI SUMATERA UTARA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI KETERKAITAN DENGAN KEPENTINGAN PUBLIK MASYARAKAT SUMATERA UTARA (Studi Penelitian Survey di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara

YOHANNES SIAHAAN

150904114

JURNALISTIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi yang berjudul “Program lokal TVRI Sumatera Utara dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Keterkaitan dengan Kepentingan Publik masyarakat Sumatera Utara(Studi Korelasional di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan)” ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan almamater Universitas Sumatera Utara. Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dikarenakan dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Maka, dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua peneliti Ayahanda Willem Siahaan dan Ibunda Sondang Sihotang yang sudah mendukung sampai titik ini, tidak lelah memberi dorongan dan motivasi kepada peneliti. Adik dan abang tercinta Angelia Siahaan, Gracia Siahaan dan Margaretha Siahaan, yang selalu ada untuk peneliti baik disaat senang maupun susah. Sumber dana dan sumber transportasi yang sangat membantu berlangsungnya hidup peneliti di Kota Medan ini serta memberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi. Selain itu saya berterima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Ibu Dra, Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D dan Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi, selaku Dosen PA peneliti, Ibu Emilia Ramadhani, M.A. 3. Bapak Drs. Syafruddin Pohan, SH, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing peneliti yang sangat luar biasa. Figur bapak di kampus bagi peneliti, yang selalu sabar membimbing peneliti hingga selesainya skripsi ini, yang tidak pernah lelah menyemangati peneliti agar tidak malas dalam mengerjakan skripsi. 4. Seluruh Dosen dan Pengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah mencurahkan waktunya untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa, mendorong kami semua untuk keluar dari zona nyaman dan berkembang .

v UNIVERSITASUniversitas SUMATERA SumateraUTARA Utara

5. Staf Program Studi Kak Maya dan Kak Yanti yang dengan ramah dan sabar membantu peneliti dalam setiap proses permasalahan dan urusan perkuliahan di Universitas Sumatera Utara, dan juga sebagai penghibur disaat penulis menjalani bimbingan skripsi. 6. Sahabat-sahabat saya tercinta Robin Panjaitan, Putra gurning, Ozi sinaga, dan Wolki silitonga yang selalu mendukung saya dalam melakukan hal apapun, menjadi wadah berkeluh kesah dan berbagi suka duka dalam segala hal. 7. Teman-teman tercinta, Samuel Sinaga, Bontor Sitorus . Teman-teman seperjuangan di Komunikasi 2015, yang mewarnai hari-hari peneliti dengan berbagai macam pesan singkat yang luar biasa isi dan muatannya. 8. Diri saya sendiri, yang mampu mengusir rasa malas dan menyayangi diri sendiri hingga bisa berjuang di jalan kehidupan yang terjal ini 10. Serta pihak- pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu

Skripsi ini masih memiliki kekurangan di dalamnya, Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritikan, saran serta masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini kelak menjadi sumber inspirasi dan informasi bagi banyak pihak. Akhir kata, peneliti mohon maaf atas segala kesalahan yang terdapat pada skripsi ini dan terima kasih.

Medan, 15 September 2020

Yohannes Siahaan

vi UNIVERSITASUniversitas SUMATERA SumateraUTARA Utara

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : YOHANNES SIAHAAN NIM : 150904114 Program Studi : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti NonEksklusif (Non Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Pola Penggunaan Media Baru Di Kalangan Generasi Milenial (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Pola Penggunaan Media Baru di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : 15 September 2020 Yang menyatakan

(YOHANNES SIAHAAN)

vii UNIVERSITASUniversitas SUMATERA SumateraUTARA Utara

ANALISIS MINAT MENONTON PROGRAM LOKAL TVRI SUMATERA UTARA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI KETERKAITAN DENGAN KEPENTINGAN PUBLIK MASYARAKAT SUMATERA UTARA (Studi Penelitian Survey di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan)

ABSTRAK

Pada setiap propinsi TVRI memberikan kesempatan pada stasiun pemancar membuat program lokal, yang tentunya bertujuan memaksimalkan potensi daerah masing-masing. Untuk menganalisis bagaimana penggunaan media oleh masyarakat Kecamatan Medan Sunggal dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Jenis penelitian yang digaunakan adalah penelitian survey. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara minat menonton tayangan lokal TVRI Sumatera Utara dengan kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal. Tayangan lokal TVRI Sumatera Utara secara umum telah mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal.

Kata Kunci : Minat Menonton, Program Lokal, Kebutuhan Informasi

x UNIVERSITASUniversitas SUMATERA SumateraUTARA Utara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i DAFTAR ISI ...... iii ABSTRAK ...... v BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah...... 2 1.3 Pembatasan Masalah...... 2 1.4 Tujuan Penelitian ...... 3 1.5 Manfaat Penelitian ...... 3 BAB II URAIAN TEORITIS ...... 4 2.1 Kerangka Teoritis ...... 4 2.1.1 Defenisi Komunikasi Massa ...... 4 2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi Massa ...... 6 2.1.3 Ciri-Ciri Komunikasi Massa...... 7 2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa ...... 8 2.1.5 Komponen Komunikasi Massa...... 9 2.1.6 Model Komunikasi Massa ...... 10 2.1.7 Hambatan Komunikasi Massa ...... 11 2.1.8 Teori Uses and Grafitication ...... 12 2.1.9 Motif Penggunaan Media ...... 15 2.1.10 Kebutuhan Informasi ...... 17 2.1.11 Televisi sebagai Komunikasi Massa ...... 20 2.1.12 Undang-Undang Penyiaran dan Televisi ...... 32 2.1.13 TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) ...... 33 2.1.14 Perkembangan TVRI Sumatera Utara ...... 34 2.2 Kerangka Konsep ...... 36 2.3 Variabel Penelitian ...... 38 2.4 Defenisi Operasional ...... 39 2.5 Hipotesis ...... 41 2.6 PenelitianTerdahulu ...... 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 46 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 46 3.2 Metode Penelitian...... 46 3.3 Populasi dan Sampel ...... 47 3.3.1 Populasi ...... 47 3.3.2 Sampel ...... 48 3.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 48 3.5 Teknik Analisis Data ...... 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 52 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ...... 52 4.2 Uji Instrumen Penelitian ...... 53 4.2.1 Uji Validitas ...... 53 4.2.2 Uji Relibilitas ...... 55 4.3 Analisis Tabel Silang ...... 56 4.3.1 Analisis Tabulasi Silang antara Usia denganJenisKelamin ...... 56

xi Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.3.2 Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Rata-Rata Menonton ...... 57 4.3.3 Analisis Tabulasi Silang antar Usia dengan Pekerjaan ...... 59 4.3.4 Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Alasan Utama Menonton ...... 59 4.4 Deskripsi Tayangan Konten Lokal TVRI Sumatera Utara ...... 63 4.5 Analisis Tabel Tunggal ...... 64 4.6 Hasil Uji Hipotesis ...... 74 4.7 Pembahasan ...... 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...... 79 5.1 Simpulan ...... 79 5.2 Saran ...... 79 DAFTAR PUSTAKA ...... 81 LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara xii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Hal 2.1. Variabel Penelitian...... 39 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ...... 50 4.1. Hasil Uji Validitas…...... 54 4.2. Hasil Uji Reliabilitas ...... 56 4.3. Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Jenis Kelamin ...... 57 4.4. Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Rata-Rata Lama Menonton...... ………...... ……...... 58 4.5. Hasil Tabulasi Silang antara Usia dengan Pekerjaan...... ……...... 59 4.6. Hasil Tabulasi Silang antara Usia dengan Alasan Utama Menonton...... 60 4.7. Hasil Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Alasan Utama Menonton...... 61 4.8. Hasil Tabulasi Silang antara Rata-rata Lama Menonton dengan Alasan Utama Menonton...... 62 4.9. Hasil Jawaban Responden “Tayangan Program lokal TVRI memberi informasi secara akurat dan sumber Terpecaya...... 63 4.10. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini tentang kondisi Sumatera Utara...... 64 4.11. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Progam Lokal TVRI memberi informasi terkini tentang kondisi Sumatera Utara…...... 64 4.12. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini tentang kondisi Sumatera Utara…...... 64 4.13. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 65 4.14. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 65 4.15. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 66 4.16. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara...... 66 4.17. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 67 4.18. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 67 4.19. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara...... 68 4.20. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 68 4.21. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 68 4.22. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 69

xiii Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.23. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 69 4.24. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 70 4.25. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 70 4.26. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara...... 70 4.27. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 71 4.28. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan Program Lokal TVRI memberi informasi terkini kondisi Sumatera Utara ...... 71 4.29. Korelasi Rank Spearman antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi...... 72 4.30. Urutan Acara Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara yang Banyak Ditonton Responden...... 73

xiv Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Hal 2.1. Bagan Uses and Gratification ...... 14 2.2. Model Teoritis...... 38

xv Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media penyiaran yang paling diminati oleh khalayak. Ini karena televisi mampu menampilkan siaran dalam bentuk audio dan visual. Media ini juga merupakan media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan (UU No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran). Televisi juga adalah media yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sebagai media audio visual, masyarakat justru sangat menikmati media ini. Apalagi masyarakat Indonesia lebih kuat dengan budaya lisan, media televisi tidak memiliki jarak yang jauh. Televisi merupakan media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jenis media ini sebagai media audiovisual tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk menikmatinya. Berdasarkan fungsinya sendiri menurut Effendy (2010:300) televisi memiliki 3 fungsi, yaitu: Fungsi Informasi (Informational Function), Fungsi Pendidikan (Educational Function), dan Fungsi Hiburan (Entertainment Function). Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun televisi dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Itu dapat dilihat dengan banyaknya muncul acara-acara ataupun program-program menarik yang ditampilkan di stasiun televisi. Siaran televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. Program televisi yang setiap hari muncul

1 Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2

di layar kaca makin bervariasi dan beragam. Masyarakat kerap disuguhi dengan beragam jenis tayangan, mulai sinetron, berita, infotainment, debat, reality show, talkshow, serta musik. Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran mengamanahkan Sistem Stasiun Jaringan (SSJ) untuk diberlakukan oleh televisi-televisi nasional dengan berjejaring dengan televisi-televisi lokal di daerah-daerah. SSJ mensyaratkan stasiun televisi yang hendak bersiaran secara nasional harus bermitra dengan televisi lokal. Hal ini untuk mengakomodasikan konsep desentralisasi ekonomi di bidang media dan pengelolaan ranah publik berbasis kepentingan komunitas di daerah. SSJ juga merupakan pemenuhan hak masyarakat daerah untuk memperoleh informasi yang diinginkan sekaligus hak menggunakan frekuensi yang memang milik publik. Di samping itu juga sebagai upaya mengakomodasi demokrasi penyiaran, yakni otonomi publik, keberagaman konten (diversity of content), dan keberagaman kepemilikan (diversity of ownership). Salah satu pokok pemikiran dari amanah ini adalah terkait konten dengan kearifan lokal yang harus diberi porsi lebih besar. Seni budaya tradisional daerah setempat dan juga keragaman tempat-tempat wisata di daerah merupakan bagian dari kearifan lokal ini. Tidak dipungkiri bahwa dengan adanya tayangan kearifan lokal ini memberikan manfaat besar bagi pendidikan, hiburan, maupun sebagai media pengikat kedekatan antara televisi lokal dengan khalayaknya. Dari sisi regulasi, Indonesia masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara lain yang memiliki peraturan lebih ketat tentang konten lokal pada media pertelevisian. Tayangan televisi Australia 55% dari konten acra harus berisi muatan lokal, dan itu harus ditayangkan di slot prime time dimana siarannya mulai pukul 18.00 hingga malam. Kemudian ada Bulgaria yang porsi muatan lokalnya hingga 50%, Perancis 40%, dan Malaysia sampai 80%. Terkait pelaksanaan siaran lokal di Indonesia yang masih belum sepenuhnya dilaksanakan oleh lembaga penyiaran (https://ulm.ac.id/id/2019/03/29/konten- lokal-dalam-penyiaran-publik/) Program acara televisi yang berbasis kearifan lokal memberikan gambaran komprehensif tentang sebuah tayangan yang mampu mengekplorasi potensi

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3

wilayah setempat dan menjadi salah satu aset dokumentasi yang bermanfaat. Namun sampai saat ini, tidak sedikit stasiun televisi lokal maupun nasional belum banyak mengoptimalkan promosi dan pencitraan wilayah yang memiliki potensi sosial budaya dan kearifan lokal. Hal ini juga disebabkan banyak televisi lokal yang sudah beroperasi mengalami banyak kendala internal antara lain persoalan manajemen yang menyangkut sumber daya manusia, pendanaan, infrastruktur hingga sulitnya mendapatkan iklan. Belum lagi tayangan lokal sangat jarang ditonton oleh pemirsa, salah satu alasannya karena konten acara yang kurang menarik. Tingkat konsumsi media lokal yang dilakukan oleh lembaga riset AC Nielsen pada 10 kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepemirsaan media televisi terhadap tayangan lokal tergolong rendah. Untuk yang terendah hanya berkisar 1,1% saja sedangkan pasar pemirsa tayangan lokal tertinggi sebanyak 4,4% (Juditha, 2015:49). Masalah lain adalah kurangnya produksi konten televisi lokal. UNESCO (Khan dalam Juditha, 2015:50) mencatat setidaknya ada beberapa alasan mengapa sampai produksi konten lokal televisi kurang antara lain terbatasnya pendanaan bagi produksi konten, kurangnya pelatihan-pelatihan yang memadai bagi pembuat konten, kurangnya infrastruktur teknologi untuk pembuatan konten serta rendahnya komitmen manajemen media untuk dapat mengubah situasi menjadi lebih baik, serta kekuatan pasar yang hanya berpihak kepada media- media besar. Berbagai kendala yang dihadapi ini menuntut televisi lokal meningkatkan diri serta pembenahan manajemen, meski harus diakui bahwa hal tersebut tidaklah mudah. Contoh dalam menghadapi banyaknya saingan televisi lainnya untuk merebut iklan, televisi lokal perlu meningkatkan kualitas konten program acaranya untuk mendapatkan nilai jual. Namun kenyataannya, persoalan konten lokal pada televisi lokal belum ditangani secara baik dan profesional, sehingga terkadang kalah bersaing (Juditha, 2015:51). Konten lokal sendiri secara umum didefinisikan oleh Bhattacharjee dan Mendel (2001) sebagai program yang diproduksi di bawah kontrol kreatif dari warga. Selain itu, konten lokalnya terdiri dari beberapa jenis program antara lain fiksi, film seri, dokumenter, program seni dan acara pendidikan, berita, olahraga, peristiwa, game, advertising, teleshopping atau teleteks jasa. Sedangkan menurut

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4

Khan dalam Juditha (2015:52), tayangan program lokal atau konten lokal adalah sebuah ekspresi dan komunikasi dari masyarakat yang dihasilkan secara lokal. Apa yang dimiliki oleh masyarakat baik berupa pengetahuan dan pengalaman kemudian diadaptasi dan relevan dengan situasi masyarakat setempat. Konten lokal pada televisi tersebut salah satunya adalah budaya lokal masyarakat setempat. Budaya mengambil bentuk yang beragam di seluruh ruang dan waktu. Keragaman ini diwujudkan dalam keunikan dan pluralitas identitas kelompok dan masyarakat membentuk manusia. Sebagai sumber pertukaran, inovasi dan kreativitas, keragaman budaya diperlukan bagi umat manusia sebagai keanekaragaman hayati untuk alam. Dalam hal ini, budaya merupakan warisan bersama kemanusiaan dan harus diakui dan ditegaskan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Budaya lokal biasanya juga diidentikkan dengan kearifan lokal. Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Adapun beberapa aturan konten lokal media lokal termasuk televisi di setiap negara bervariasi. Namun secara umum menurut Bhattacharjee dan Mendel dalam Juditha (2015:53), ada sejumlah aturan standar yang disepakati bersama antara lain bebas berekspresi, bertujuan untuk mempromosikan pluralisme dan efektif dalam mencapai hasil ini. Aturan konten lokal harus dilaksanakan sesuai aturan yang tepat yaitu independen, adil, dan tidak memihak. Konten lokal harus realistis dan praktis serta memperhitungkan kekuatan lokal produksi dalam negeri dan potensinya untuk pengembangan. Di samping itu konten lokal harus dicapai secara progresif. Semaraknya acara televisi yang disiarkan bagi masyarakat ditandai dengan munculnya televisi-televisi swasta di Indonesia. Televisi swasta bukan saja bersaing dalam menyajikan acara hiburan yang mampu menarik minat menonton, tetapi juga bersaing lebih ketat dalam menyajikan informasi aktual kepada penontonnya. Banyaknya televisi swasta tidak menyebabkan TVRI sebagai televisi milik negara kehilangan identitas sebagai televisi pemersatu bangsa. Setiap propinsi di Indonesia, TVRI memberikan tayangan program

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5

lokal, yang bertujuan meningkatkan tayangan lokal terkait dengan pengetahuan pemirsanya tentang budaya, sosial, politik, pariwisata dan kesenian masing-masing daerah. Pada setiap propinsi TVRI memberikan kesempatan pada stasiun pemancar membuat program lokal, yang tentunya bertujuan memaksimalkan potensi daerah masing-masing. TVRI Sumatera Utara memiliki beberapa tayangan program lokal yakni (https://www.picuki.com › tag › tvrisumut, 2020) : a. Halo Dokter b. Ayo Bertani c. Kelepon d. Pak Pung e. Markobar f. Ngaji Bareng g. Pesona Indonesia h. Siaran Berita TVRI Sumatera Utara Kedelapan tayangan program lokal tersebut memiliki ciri khas kedaerahan. Sebuah tayangan televisi dinilai berhasil, jika pemirsanya menonton ulang acara tersebut, dan tumbuhnya pemirsa baru. Di sini peneliti tertarik menjadikan masyarakat di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan sebagai responden, diduga masyarakat yang menonton TVRI belum merespon dengan baik program lokal TVRI Sumatera Utara. Disisi lain, penonton TVRI Sumatera Utara juga membutuhkan acara yang berisi informasi tentang Sumatera Utara. Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah diuraikan, maka disusun penelitian dengan judul “Analisis Minat Menonton Program Lokal TVRI Sumatera Utara Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Keterkaitan Dengan Kepentingan Publik Masyarakat Sumatera Utara (Studi Penelitian Survey di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan)”

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6

1.2 Rumusan Masalah Didasari oleh latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah yakni : a. Apakah tayangan program lokasl TVRI Sumatera Utara telah mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal ? b. Apakah ada hubungan antara minat menonton tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal ?

1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peniliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini bersifat survey, yaitu dengan mengumpulkan respon dari pemirsa tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara Terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal. 2. Penelitian terbatas pada tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara. 3. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Medan Sunggal. 4. Objek Penelitian adalah masyarakat Kecamatan Medan Sunggal dan sudah 3 (tiga) kali menonton tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara.

1.4 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis apakah tayangan program lokas TVRI Sumatera Utara mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal. 2. Untuk menganalisis hubungan antara minat menonton tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7

1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang kebutuhan informasi pada media televisi. 2. Secara akademis, penelitian ini dapat memberi kontribusi dan memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universits Sumatera Utara, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi. 3. Secara praktis, penelitian ini sebagai sumbangan kepada pihak media massa elektronik yaitu TVRI Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 8

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1. Penelitian Terdahulu Prasetyo (2016) melakukan penelitian dengan judul “Siaran EPL Barclays Premier League dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Di Perumahan Johor Indah Permai I Medan)”. Media massa televisi memiliki perkembangan yang sangat pesat, ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mengkonsumsinya dibandingkan dengan media massa lainnya. Salah satu tayangan yang banyak digemari di Indonesia adalah Barclays Premier League. Kompetisi profesional sepakbola Liga Inggris ini hadir setiap akhir pekan dengan menampilkan pertandingan yang seru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan EPL Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat perumahan Johor Indah Permai I Kecamatan Medan Johor. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah uses and gratification. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang berupa kuisioner. Responden dalam penelitian ini sebanyak 97 responden. Pemilihan responden berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hasil korelasi Spearman besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,746. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,746 menunjukkan hubungan tinggi yang kuat. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara pengaruh tayangan EPL Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi (probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 < 0,005). Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada penonton tayangan EPL Barclays Premier League adalah 0,746. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs > 0 maka hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9

2.2 Kerangka Teori Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2010: 45). Pada sub bab berikutnya diuraikan teori-teori terkait dengan peneltian ini.

2.2.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa (Ardianto, 2014 : 3) dan definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2014:4). Gerbner menekankan tentang pesan secara berkesinambungan yang memiliki pengaruh terhadap perilaku. Sementara itu, menurut Black dan Frederick disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen (Nurudin, 2011 : 5). Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak definisi itu, ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa yang dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern. Komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10

yang “mass mediated”. Dalam hal ini, juga perlu membedakan massa dalam arti umum dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton atau pembaca. Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2014: 7). Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dan diproses atau diterima melalui pancera indra ke otak. Manusia merupakan makhluk sosial yang pasti tidak akan pernah lepas dengan komunikasi karena selalu berinteraksi antara satu dengan makhluk hidup lainnya ,dapat dilakukan dalam individu maupun kelompok. Salah satu konteks komunikasi ialah komunikasi massa yang berarti sebuah bentuk komunikasi yang memiliki jumlah komunikator yang banyak. Komunikasi massa merupakan proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak yang dapat mempengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat. Oleh karena itu media menjadi salah satu institusi yang kuat di masyarakat Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa seperti koran, majalah, televisi maupun radio. Komunikasi massa bersifat heterogen karena menyediakan acara khusus yang dituju kepada dewasa ,remaja maupun anak-anak. Pesan yang didapat dari komunikasi massa bersifat umum karena dituju kepada umum dan demi kepentingan umum. Komunikasi massa berlangsung dengan satu arah jadi komunikator harus melakukan perencanaan dan persiapan agar dapat diterima.Komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi seperti dapat menerima maupun menyebarkan informasi yang ada. Media massa menyediakan informasi

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11

beserta interpretasi akan suatu peristiwa. Media massa menghubungkan unsur yang ada. Seseorang dapat mempelajari nilai nilai melalui media massa.dan yang terakhir media massa juga memberi hiburan seperti dengan dapat membaca cerita-cerita pendek yang ada di majalah maupun informasi atau hiburan terkini.

2.2.2. Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message), saluran dan penerima serta efek. Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with what effect : 1. Who (sumber atau komunikan), sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah. 2. What (pesan), organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak. 3. Which (saluran atau media), menyangkut pada peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film dan internet. 4. Whom (penerima), unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu : a) Large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar di berbagai lokasi tidak dilakukan dengan tatap muka dan tidak terikat di tempat yang sama. b) Heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan c) Anonim,diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling mengenal.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12

5. What (unsur efek atau akibat) : dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed (Nurudin, 2011:89-90)

2.2.3 Ciri-Ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu (Nurudin,2011:19-32), seperti :

1. Komunikator bersifat melembaga. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. 2. Komunikan bersifat heterogen, Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal 3. Pesannya bersifat umum. Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah. Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13

5. Menimbulkan keserempakan. Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan. 6. Mengandalkan peralatan teknis. Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 7. Dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

2.2.4 Fungsi Komunikasi Massa Mac Bride dalam Effendy (2010:27) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai: 1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya. 2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar dari media massa. 4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal- hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal. 6. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran. 7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14

8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat (Effendy, 2010: 27-28).

2.2.5 Komponen Komunikasi Massa Komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Menurut Ardianto (2014:89), komunikasi massa terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut: a. Komunikator. Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan diri beberapa partisipan, diproduksi secara massal dan didistribusikan kepada massa. b. Pesan. Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Peranan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya. c. Media. Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instaneous). d. Khalayak. Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar khalayak. Karena sudah banyak jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak. e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa. Dalam komunikasi massa pesan yang di sampaikan media pada umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan di filter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya. f. Gatekeeper (Penjaga Gawang). Dalam proses perjalanan sebuah pesan dari sumber media massa kepada penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15

dalamnya. Gatekeeper dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari sumber kepada penerima.

2.2.6 Model Komunikasi Massa Menurut Morissan (2010), terdapat empat model komunikasi massa, yaitu sebagai berikut : a. Model Transmisi. Model ini memiliki pandangan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman atau transmisi sejumlah informasi atau pesan kepada penerima, dalam hal ini pesan sangat ditentukan oleh pengirim atau sumber pesan. Menurut model transmisi, komunikasi massa memiliki sifat yang dapat mengatur diri sendiri (self-regulation process) yang dipandu oleh kepentingan atau minat serta permintaan audien yang diketahui dari seleksi dan respons yang ditunjukkan atas pesan yang ditawarkan media massa. model transmisi lebih cocok diterapkan pada institusi sosial yang sudah lama berdiri seperti institusi pendidikan, agama dan pemerintahan serta cocok diterapkan pada kegiatan operasional media massa yang bersifat instruksional, informatif atau tujuan-tujuan propaganda melalui media massa. b. Model Ritual. Model ini disebut juga model komunikasi ekspresif karena menekankan pada kepuasan bagi pengirim dan penerima pesan. Komunikasi ekspresif terkadang membutuhkan elemen pertunjukan (performance) untuk dapat terjadinya proses komunikasi. Komunikasi ini hanya terjadi jika terdapat kesamaan pemahaman dan emosi diantara para anggotanya. Komunikasi ritual kerap digunakan dalam kampanye komunikasi terencana, misalnya dalam bidang politik atau iklan, misalnya dalam menggunakan simbol-simbol tertentu. Model ritual memiliki peran menyatukan dan memobilisasi sentimen dan tindakan. Model komunikasi massa ritual lebih dapat menggambarkan unsur-unsur komunikasi yang terdapat pada kegiatan atau aktivitas seperti kesenian, drama, hiburan, dan berbagai kegiatan komunikasi massa yang banyak menggunakan bahasa lambang (simbol).

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 16

c. Model Publisitas. Model publisitas menganggap audiens media sebagai penonton daripada penerima informasi. Model ini juga memiliki hubungan dengan persepsi media bagi audiensnya yang menggunakan media untuk hiburan dan menghabiskan waktu senggang. Sering kali tujuan media massa tidak hanya mengirim informasi tertentu atau menyatukan masyarakat dalam suatu ekspresi, yang bersifat budaya, kepercayaan, atau nilai-nilai tertentu, tetapi juga untuk sekadar menangkap atau menahan perhatian orang atas suara dan gambar. Dalam melakukan ini, media memperoleh tujuan ekonomi langsung, yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari perhatian yang diberikan media dan tujuan ekonomi tidak langsung, yaitu menjual perhatian audience kepada pemasang iklan. Model komunikasi massa publisitas (perhatian) lebih cocok diterapkan pada kegiatan media massa yang bertujuan menarik audien sebanyak mungkin yang tercermin pada rating yang tinggi dan jangkauan yang luas serta memiliki tujuan untuk prestige (gengsi) dan pendapatan (income). d. Model Penerimaan. Model penerimaan memandang bahwa proses komunikasi massa sangat ditentukan oleh pihak penerima yang jumlahnya bisa sangat banyak. Dengan demikian, pesan yang diterima audien tidak selalu sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pengirim. Esensi dari model penerimaan ini adalah penempatan atribusi dan kontruksi makna yang berasal dari media kepada penerima. Isi media adalah selalu terbuka dan memiliki banyak makna (polysemic). Model penerimaan mengingatkan bahwa kekuatan atau pengaruh media massa hanya bersifat berpura-pura (ilusi) karena audienlah yang pada dasarnya menentukan makna yang diinginkan.

2.2.7 Hambatan Komunikasi Massa Ketidakjelasan ucapan dan hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audience dinamakan gangguan (noise). Gangguan terjadi dalam tiga bentuk : gangguan semantik, gangguan saluran, dan gangguan lingkungan :

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17

1. Gangguan Semantik : komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Susunan kata yang buruk adalah salah satu contoh gangguan semantik. Bicara seperti orang ngedumel juga termasuk penghambat komunikasi. 2. Gangguan Saluran : siaran radio AM yang terputus-putus dinamakan gangguan saluran (channel noise). Bentuk gangguan saluran lainnya adalah tinta blobor di majalah dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membacakan berita. 3. Gangguan Lingkungan : intrusi yang terjadi di tempat penerimaan disebut gangguan lingkungan. Misalnya, ketika membaca tiba-tiba bel pintu rumah berdering atau tiba-tiba mendengar jeritan anak kecil sewaktu mendegarkan lagu di radio (Vivian, 2010 :460-461).

2.2.8 Teori Uses and Gratification Uses and gratifications muncul karena adanya kebutuhan dan motif penggunaan media. Pendekatan uses and gratification dijabarkan pertama kali dalam sebuah artikel yang ditulis Elihu Katz dalam Prasetyo (2016:36). Katz berpendapat bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan, “Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak?”. Katz dan Blumler, dan Michael Gurevitc dalam Prasetyo (2016:38). mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan- harapan tertentu dari media massa atau sumbersumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2009: 204). Teori uses and gratification digambarkan sebagai „a dramatic break with effect tradition of the past’, suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodemik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2015: 65). Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Sebagian besar

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18

prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification memusatkan pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan (Ardianto, 2014:70). Menurut teori ini, konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik cetak maupun elektronik. Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan (Rakmat, 2015: 204). Dirumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini: 1. Audiens dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan beriorentasi pada sasaran 2. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien. 3. Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan khalayak artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media. Sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya. Teori Uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan di bawah ini :

Kebutuhan Khalayak : Sumber Pemuasan 1. Kognitif Non Media 2. Afektif Lingkungan 3. Integratif Sosial Personal dan Sosial Pemuasan 4. Pelepasan Penggunaan Media (Hiburan, Ketegangan Media Massa Informasi. dll)

Sumber : Kriyantono, 2010 : 208 Gambar 2.1. Bagan Uses and Gratification Hal menarik pada teori uses and gratification ini adalah khalayak dipandang aktif dalam menggunakan media. Para sarjana menggunakan teori ini tentang mengapa orang melakukan hal tertentu berdasarkan kebutuhan dan keinginan, seperti mencari air, makan dan rumah agar diterima secara sosial. Para sarjana ini mengidentifikasi banyak alasan mengapa orang menggunakan media, diantaranya untuk mengawasi, sosialisasi dan diversi. a. Fungsi mengawasi. Liputan berita adalah bentuk paling jelas dari fungsi media sebagai pengawas dan pemantauan (surveillance function). Dari laporan cuaca orang membuat keputusan untuk membawa jas hujan atau payung. Semua orang membutuhkan informasi yang reliabel atau dapat diandalkan tentang lingkungan di sekitarnya. Media berita menyediakan fungsi pemantauan untuk khalayak mereka, menyurvei dunia untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan diinginkan orang. b. Fungsi sosialisasi. Merupakan proses seumur hidup, dan banyak dibantu oleh media massa. Misalnya, tanpa melihat media, sulit untuk berpartisipasi dalam percapakan tentang apa yang dilakukan kaum

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20

Yankee kemaren malam, tentang film terbaru Tom Cruise. Fungsi sosialisasi membantu orang menyelaraskan diri dengan masyarakat. c. Fungsi pengalihan. Melalui media massa orang bisa melarikan diri dari kejemuan sehari-hari, misalnya dengan menonton opera sabun, kisah misteri pembunuhan atau menikmati musik pop. Hasilnya bisa stimulasi, relaksasi atau pengenduran emosi (Vivian, 2010 : 476-477).

2.2.9. Motif Penggunaan Media Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktifitas-aktifitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. McQuail (2010:15) berpendapat bahwa kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial”dan bahwa media massa sekalipun “ kadang - kadang dapat membantu membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan tertentu yang berhubungan dengan situasi sosialnya”. Aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari untuk mencapai sasaran tertentu biasanya akan melalui proses pemuasan akan kebutuhan. Jika seseorang merasa kesepian dan ingin bersosialisasi, tetapi malu dan terhalang dalam situasi sosial, dia dapat berpaling pada media untuk mendapatkan interaksi tidak langsung dan kemudian kebutuhannya pun terpuaskan sesuai apa yang dinikmatinya di media yang ia tunjuk. Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media. Sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut dalam rangka memuaskan kebutuhan dalam penggunaan mereka terhadap media massa maka dikaitkanlah motif- motif tertentu dalam tindakan sosialnya. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan- alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 21

pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2014: 87). Motif adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motif dan tingkah laku sangat berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang juga bisa termotivasi untuk bertingkah laku. Idealnya, kita tidak berpengalaman tinggi dalam gerakan, tetapi kita juga berkesempatan untuk bertingkah laku dengan maksud memenuhi kebutuhan. Adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan Uses and Gratification adalah : 1. Informasi a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal- hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar pendidikan sendiri. 2. Identitas diri a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan model prilaku. c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Integrasi dan interaksi sosial a. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. b. Memperoleh teman. c. Memperoleh pengetahuan tentang orang lain, empati sosial. 4. Hiburan a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai. c. Memperoleh kenikmatan jiwa (Mc Quail, 2010: 72).

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22

2.2.10 Kebutuhan Informasi Kebutuhan adalah suatu keadaan yang timbul dalam diri manusia, bilamana manusia tersebut kekurangan sesuatu yang penting bagi kehidupannya atau perbaikan menurut psikologis (Budiardjo, 2012 : 300). Pada ilmu komunikasi, ada beberapa kebutuhan yang menjadi motif bagi individu untuk mengkonsumsi media. Beberapa kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan individu itu terdiri dari kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif personal, kebutuhan integratif sosial, kebutuhan pelepasan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan (Effendy, 2010 : 293). Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman- pengalaman yang estetis, menyenagkan dan emosional. Kebutuhan integratif personal, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. Hal – hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kebutuhan integratif sosial, kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal – hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. Kebutuhan pelepasan ketegangan, dimana kebutuhan ini berkaitan untuk menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman. Informasi didefenisikan sebagai data yang dioleh menjadi suatu hal yang lebih berguna dan berarti bagi si penerima informasi. Sumber suatu informasi adalah data. Tanpa data kita tidak akan mengetahui kejadian yang terjadi pada suatu tempat dan waktu tertentu (wikipedia.com). Sementara Pace (2010 : 29) mendefinisikan informasi adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukkan pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan kerugian, evaluasi kinerja dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat dan memo, laporan teknis dan data. Informasi yang dibutuhkan orang banyak biasanya informasi yang informatif dimana selain memenuhi kebutuhan masyarakat, juga memberikan informasi bagi penikmatnya. Untuk itu perlu diperhatikan sifat – sifat informasi yang informatif. Menurut Wijaya (2011 : 20) sifat – sifat informasi yang informatif sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 23

a. Informasi yang relevan dan tidak relevan. Informasi yang relevan adalah informasi yang ada hubungannya dan kepentingan bagi si penerimanya. Sedangkan informasi yang tidak relevan ada atau sedikit sekali kepentingannya bagi si penerimanya. b. Informasi dapat berguna dan kurang berguna tergantung kebutuhan dari pihak yang akan menerima. c. Informasi dapat tepat waktunya (aktual) atau tidak tepat waktu. Informasi yang dikatakan tepat waktu apabila dapat dicapai si penerima sebelum ia mengambil keputusan. Bila informasi tersebut tidak tepat waktu maka informasinya telah basi. d. Informasi dapat valid dan tidak valid. Bila informasi yang diberikan kepada seseorang merupakan informasi yang keliru, maka informasi tersebut merupakan tidak valid. Sebaiknya jika informasi benar maka informasi tersebut valid. Informasi yang diberikan sebagainya dapat dimengerti, menarik tersusun, rapih, ringkas dan padat. Ketepatan dalam lambang-lambang komunikasi harus diperhatikan agar terwujud komunikasi yang informatif dan efektif. Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi penerima informasi tertentu, sehingga jika kebutuhan informasi tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi penerima informasi. Informasi dibutuhkan penerima informasi bertujuan untuk menambah pengetahuan atau wawasan dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya. Kebutuhan informasi bagi setiap penerima informasi berbeda-beda antara penerima informasi yang satu dengan lainnya. Kebutuhan informasi bagi penerima informasi dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan penerima informasi. Penerima informasi juga membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis, cepat, tepat serta mudah mendapatkannya. Pada saat ini penerima informasi dihadapkan kepada beberapa permasalahan seperti banjir informasi, informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang relevan, bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya. Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi penyedia informasi.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 24

Kebutuhan dan motif penggunaan media atau uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan-kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afialiasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan (Effendy, 2010:294), sebagai berikut: 1. Kebutuhan Kognitif. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Kebutuhan Afektif. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Kebutuhan Pribadi. Kebutuhan yang berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat berafiliasi. 5. Kebutuhan Pelepasan. Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

2.2.11 Televisi sebagai Komunikasi Massa Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu berupa unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya (Effendy, 2010: 192). Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto, 2014: 125). Sedangkan menurut Kuswandi (2016:1), media

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 25

televisi sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi dan dengan menggunakan perangkat satelit, kini menjadi media informasi yang terus berkembang pesat. Siaran televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. (Effendy, 2010:21). Marshall Mc. Luhan, yakin bahwa media elektronik, dalam hal ini televisi mampu membuat kita tergantung dan menciptakan kembali dunia dalam sebuah “perkampungan global”. Televisi merupakan suatu media massa yang diperuntukkan kepada khalayak ramai juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Khasali dalam menjalankan fungsinya, televisi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan televisi. (Kasali, 2015:121 - 125). Beberapa kelebihan televisi di antaranya: a. Karena sifatnya yang audio visual, pemirsa dapat terbantu oleh kehadiran gambar. Oleh karena itu setiap orang pasti memiliki gambaran yang sama, tidak ada imajinasi yang berbeda. b. Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung pertandingan olahraga atau konser musik. Cukup duduk santai di depan televisi bisa menyaksikan pertandingan tersebut. c. Dapat menikmati beragam tayangan hiburan dengan gratis. Tak perlu pergi ke movie theater untuk menyaksikan film yang bermutu. d. Informasi yang disajikan bersifat up to date, kejadian yang baru terjadi dapat disaksikan di televisi. e. Banyaknya saluran dalam televisi membuat setiap orang dapat menyaksikan program favorit masing-masing (Morissan, 2018:56 – 58). Beberapa kekurangan televisi di antaranya: a. Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya visualisasi. b. Tidak bisa didengarkan sambil lalu.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 26

c. Kemungkinan muncul tayangan yang mengandung unsur kekerasan, kriminalitas, dan seks tanpa disensor semakin banyak. Hal ini dapat berpengaruh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja. d. Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan bersifat selintas. e. Berita yang disampaikan kurang mendalam (Morissan,2008:60). Televisi adalah salah satu media massa yang berada di Indonesia. yang awalnya Dewan keamanan Perserikatan Bangsa – Bangsa pada tahun 1946 mengadakan rapat pertama di gedung perguruan tinggi Hunter New York, Amerika Serikat. Sebenarnya masyarakat di Amerika Serikat pada tahun 1939 dapat menyaksikan televisi, namun terhalang karena adanya perang Dunia II. Pada awalnya Amerika Serikat hanya memiliki beberapa buah alat pemancar saja, tetapi kemudian disebabkan suasana mengizinkan dan pesatnya berkembang teknologi, maka semakin berkembanglah, stasiun televisi di Amerika Serikat. Dan sekarang kini Negara tersebut memiliki tidak kurang dari 750 stasiun siaran televisi. Semua negara di dunia dapat berpartisipasi dalam memasarkan informasi. Walaupun pada kenyataannya Amerika Serikat dan negara barat lainnya tetap mendominasi aliran informasi (Muktiyo, 2010:13) Di Indonesia sendiri siaran televisi dimulai pada tahun 1962. Yang pada saat itu masyarakat di Indonesia hanya disuguhi oleh tayangan dengan televisi berwarna hitam putih. Kemudian pada tahun 1992, televisi menjadi booming di Indonesia. Karena munculnya stasiun televisi swasta RCTI yang mulai mengudara dengan bantuan dari parabola. Kemudian dengan seiring jalannya waktu maka muncullah stasiun televisi swasta yang lain, yang mendapatkan izin siaran di Indonesia. Setiap program tayangan televisi di Indonesia memiliki kemiripan isinya atau materi yang disampaikannya. Acara berita regular cenderung bermuatan spot news (berita sekilas) dengan durasi rata – rata satu sampai satu setengah menit, hampir seluruh stasiun televisi menyiarkan berita yang sama, namun kemasannya berbeda. Lalu kesamaan materi yang kedua dalam paket infotaiment, yang pada saat itu ada salah satu program infotaiment yang cukup tinggi rantingnya, di salah satu stasiun televisi swasta maka muncul jugalah program infotaiment yang lainnya, di stasiun televisi yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 27

Kesamaan lainnya ada pada program paket acara kuis, yang awalnya program yang dipandang sebelah mata namun dapat menarik masyarakat untuk menonton program kuis tersebut. Keempat persamaan materinya dalam penayangan film – film special mandarin, Hindustan, maupun telenovela dari belahan Amerika Serikat, dan juga film drama dari negeri gingseng Korea. Kini sudah hampir seluruh stasiun televisi menampilkan program drama dari luar negeri. Peran dari sebuah media massa sangatlah besar bagi masyarakat khususnya media penyiaran televisi. Televisi memiliki ciri – ciri sebagai berikut (Lamintang, 2013:67) : a. Keserempakan Arti atau maksud dari kata keserempakan adalah pada waktu yang relatif sama, khalayak dimana pun berada dapat menerima informasi dari media yang bersangkutan. b. Mampu meliput daerah yang tak terbatas Sebuah media massa elektronik mampu menempuh daerah – daerah yang tidak terbatas, yang mungkin tanpa gangguan yang berarti. c. Bisa di mengerti yang buta huruf Kelebihan lain dari media massa elektronik adalah dapat dimengerti bagi yang buta huruf dan mereka dapat menggunakan daya fantasinya. Serta mereka dapat mengerti karena susunan gambar dan suara yang diberikan media massa televisi. d. Bisa diterima oleh mereka yang cacat fisik Media televisi dan radio memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dan media tersebut saling mengisi, media elektronik televisi dan radio dapat diterima oleh mereka yang mengalami cacat fisik. Berbagai jenis program di televisi dan dibagi dalam beberapa kategori. Jenis Program yang pertama adalah Program informasi yaitu segala sesuatu jenis siaran, yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens dan memiliki sifat edukasi tinggi bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 28

Berdasarkan kategori program televisi dibagi menjadi beberapa kategori program. Dibentuk untuk mesegmentasikan target audiens dari program televisi tersebut. Kategori dari program tersebut adalah : a. Program Anak Pada program anak ini, program tersebut dikemas sedemikian mungkin yang target penontonnya adalah anak – anak, dan bentuk kemasan dari program ini isinya sederhana, mendidik, memberikan informasi dan menghibur. b. Program Remaja Program televisi yang dimasukkan ke dalam kategori remaja, tayangannya dikemas dalam dunia sehari – hari di dalam kehidupan remaja. Pada program ini akan lebih cenderung menayangkan yang sifatnya percintaan, pergaulan, dan hal – hal yang berkaitan tentang dunia remaja. c. Program Dewasa Kemasan dari program untuk dewasa ini dikemas khusus untuk ditonton oleh orang dewasa yang berusia diatas 21. Biasanya program ini akan tayang tengah malam, karena program ini tidak cocok ditonton oleh anak – anak ataupun remaja. Program khusus dewasa ini berisikan tentang seks, kekerasan, dan lebih menonjolkan yang sikapnya sensual. d. Program Keluarga Program keluarga ini dikemas semenarik mungkin agar setiap keluarga dapat menyaksikan program ini bersamaan. Pada program ini di kemas hangat dan menarik agar keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak. kakek dan nenek dapat menonton dalam waktu yang bersamaan. Lebih sering muncul program keluarga ini pada hari minggu, karena pada hari minggulah setiap keluarga dapat berkumpul bersama dan menonton televisi bersama – sama. Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran televisi umum terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik pengertiannya adalah (Lamintang, 2013:54) :

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29

a. Program jurnalistik adalah program yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan kecepatannya dan juga penyajiannya pada khalayak. Program jurnalistik terbagi menjadi dua yakni Berita aktual yang bersifat time concern, Berita non-aktual yang bersifat timeless dan penjelasan masalah hangat seperti dialog, monolog dan laporan. b. Program artistik yaitu program yang di produksi melalui pendekatan artistic atau rasa keartistikan, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi keindahannya. Program yang bersifat artistik yaitu pendidikan atau agama, features, dokumenter, seni dan budaya, hiburan, iklan, penerangan umum, ilmu pengetahuan dan teknologi. Berita merupakan penyajian informasi yang terjadi di sekitar masyarakat, namun kriteria dari isi berita tersebut sangatlah perlu diperhatikan. kriteria dari kelayakan sebuah berita atau newsworthiness antara lain (Junaedi, 2013:52) :

a. Timeliness dan immediacy Peristiwa yang memiliki kelayakan berita yaitu peristiwa yang segar, baru saja terjadi beberapa jam lalu atau bahkan beberapa detik yang lalu. Dan dapat diartikan jika semakin baru peristiwa tersebut terjadi, maka semakin memiliki kelayakan berita. Bahkan di dalam jurnalisme penyiaran, kebaruan ini dapat diartikan berita yang sedang disiarkan adalah berita yang sedang terjadi (real time).

b. Proximity Peristiwa yang layak menjadi berita bisa juga dilihat dari unsur kedekatan (geografis, emosional) dengan pembaca, relevansi bagi pembaca. Dengan semakin dekatnya kita dengan peristiwa, maka semakin penting berita tentang peristiwa tersebut bagi kita yang di jelaskan Dash pada buku (Jurnalisme penyiaran dan reportase televisi).

c. Conflict Konflik baik yang berbentuk fisik (perseteruan antar kelompok) dan nonfisik (perbedaan pendapat) umumnya akan menarik perhatian khalayak. Alasan dari redaksi media massa dengan menempatkan

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 30

berita yang seperti ini, karena berita yang seperti inilah yang dicari oleh khalayak.

d. Eminence and prominence Eminence and prominence bearti menyangkut peristiwa orang yang dikenal oleh masyarakat. Berita yang disampaikan berkaitan dengan orang yang dikenal oleh masyarakat. Baik peristiwa yang terjadi pada orang tersebut maupun orang yang tidak dikenal oleh masyarakat.

e. Consequence and Impact Consequence and impact diartikan peristiwa yang memiliki konsekuensi pada kehidupan khalayak serta menimbulkan uraian rangkaian peristiwa lain tentu akan semakin layak untuk mendapatkan perhatian khalayak. Dengan semakin besar konsenkuesi yang muncul sebagai akibat dari peristiwa tersebut dalam kehidupan khalayak, maka akan semakin besar pula perhatian khalayak terhadap berita tersebut. f. Human Interest Human interest berarti peristiwa yang menarik perhatian dan menyentuh perasaan khalayak. Peristiwa yang menarik perhatian ini seperti contoh peristiwa yang aneh, unik dan tidak biasa, menarik perhatian khalayak sehingga layak untuk diberikan. Memahami sebuah junalisme maka perlu mengetahui tentang unsur berita yang dikenal dengan rumus 5W + 1H, unsur yang dijabarkan dari rumus tersebut adalah (Junaedi, 2013:72) : a. What (apa). What berarti apa yang terjadi atau yang akan terjadi. Ini berkaitan dengan apa yang diberitakan. Dalam dunia jurnalisme what menunjukkan tema apa yang akan diangkat sebagai berita. Maka dari itu perlu dilihat kelayakan dari berita tersebut. b. Who (siapa). Who berarti kepada siapa suatu peristiwa terjadi atau siapa yang melakukan atau terlibat dalam berita yang disajikan. Who harus berkaitan dengan what sehingga mampu memberikan informasi yang cukup kepada khalayak sekaligus dapat mendekatkan berita

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 31

dengan khalayak. c. Where (di mana). Where menunjukkan dimana peristiwa yang diberitakan terjadi. Dalam penyampaian sebuah informasi berita, perlu memberitahukan dimana peristiwa tersebut terjadi. d. When (kapan). Unsur when memberikan informasi tentang kapan peristiwa tersebut terjadi. Jika tidak ada unsur ini khalayak akan bingung kapan peristiwa yang diberitakan terjadi, apakah sedang terjadi saat diberitakan, kemarin, seminggu yang lalu, sebulan yang lalu atau bahkan setahun yang lalu. e. Why (mengapa). Why memberikan keterangan tentang mengapa peristiwa tersebut terjadi. Disini pembuat berita dituntut kemampuannya untuk mampu menggali informasi mengapa peristiwa tersebut terjadi dan kemampuan menjadikannya menjadi sebuah berita. f. How (bagaimana). How menjelaskan bagaimana peristiwa tersebut terjadi serta memberikan penjelasan tentang bagaimana awal sampai akhir dari peristiwa tersebut terjadi. Menulis sebuah sebuah berita memiliki unsur tersendiri namun ada beberapa persyaratan bangunan struktur berita yakni diantaranya (Fachruddin, 2012:36) : a. Memenuhi persyaratan teknik. Berita dipandang lengkap apabila member keterangan tentang apa peristiwa, siapa yang mengalami, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana suasananya. Secara teknis, persyaratan berita memiliki unsur – unsur yamg di dalam berita tersebut yakni 5W + 1H. b. Memenuhi persyaratan materi. Sehubungan persyaratan materi sebuah berita dijelaskan bahwa berita harus mengandung data–data yang faktual, aktual, dan akurat. Data yang aktual bearti data tersebut sesuai dengan kenyataan, tidak dilebihkan dan tidak pula dikurangi. Data yang aktual tidak hanya bearti data yang baru, tetapi relevan dengan penontonnya. Data yang akurat berarti data– data yang sesungguhnya terjadi.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 32

c. Memenuhi persyaratan bentuk. Berita yang baik harus memiliki persyaratan bentuk. Dari sudut persyaratan bentuk, yang paling banyak digunakan dalam media cetak dan elektronik adalah bentuk piramida terbalik. Berita yang baik adalah memenuhi persyaratan bentuk dari piramida terbalik. Tujuan dari program acara menjadi tolak ukur sebuah program dari berhasil atau tidaknya program tersebut. Tujuan dari sebuah program adalah Mendapatkan sebanyak mungkin audiens, hal ini lah yang menjadi tujuan utama terbentuknya program, dengan memiliki banyak audiens maka perlu memilih para audiensnya, tujuan yang kedua adalah Target audien tertentu yaitu, mengtargetkan segmen audiennya agar program tersebut dapat lebih fokus. Kemudian tujuan program yang ketiga adalah Sebuah penghargaan, penghargaan dari lembaga tertentu merupakan hal yang tidak kalah penting karena menentukan tingkat rating dari program tersebut. dan terakhir adalah kepentingan publik, program ini tercipta untuk kepentingan publik atau khalayak. Sumber program televisi menurut Fachruddin (2012:56-57) berasal dari berbagai sumber diantaranya dari : a. Produksi pada umumnya setiap stasiun televisi memiliki studio untuk menghasilkan program yang dihasilkan sendiri oleh stasiun televisi tersebut. b. Stasiun lokal ada beberapa stasiun televisi lokal memasok program kepada stasiun televisi lokal lainnya. c. Rumah Produksi (PH) sumber program penting lainnya bagi stasiun televisi adalah rumah produksi atau production house. d. Perusahaan Film Besar biasanya berada di America yang menghasilkan film yang akan ditayangkan di bioskop – bioskop. e. Perusahaan Sindikasi adalah perusahaan yang memproduksi program sekaligus bertindak sebagai distributor yang menjadi pemasok program stasiun televisi. f. Pemasang iklan dengan memproduksi program televisi maka secara otomatis akan muncul para pemasang iklan pada program tersebut.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 33

2.2.12 Undang-Undang Penyiaran dan TVRI Siaran menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Sedangkan penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol, perekat sosial fungsi ekonomi dan kebudayaan. Untuk penyelenggaraan penyiaran, dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI sebagai lembaga negara yang bersifat independen mengatur hal-hal mengenai penyiaran. KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran. Dalam menjalankan fungsinya, KPI mempunyai wewenang : a. Menetapkan standar program siaran; b. Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran; c. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran; d. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran; e. Melakukan koordinasi dan/atau kerja sama dengan Pemerintah, lembaga penyiaran, dan masyarakat. Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 34

2.2.13. Konten Lokal Pada Televisi UU Penyiaran No 32/2012 pada pasal 8(2) menyebutkan bahwa konten lokal dalam televisi lokal meliputi siaran jurnalistik, program faktual dan program non faktual. Dan secara jelas disebutkan bahwa keberadaan televisi lokal melalui pengayaan konten lokal akan membantu mengembangkan potensi sebuah daerah. Berkaitan dengan hal tersebut keberadaan konten lokal dinilai sebagai alat yang bisa memperkaya kreatifitas media lokal khususnya televisi. Istilah konten lokal atau tayangan program lokal dikenal semenjak televisi lokal berkembang secara pesat di berbagai daerah. Konten lokal atau muatan lokal diperkenalkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standart Program Siaran (P3 SPS) tahun 2012. Dalam pasal 68 disebutkan bahwa muatan atau konten lokal wajib diterapkan dalam televisi lokal. Konten lokal ini dimaksudkan untuk membantu audiens dalam melakukan pemaknaan pesan. Sehingga membantu meningkatkan efektifitas pengunaan televisi lokal dan meningkatkan pemahaman audiensnya. Regulasi yang demikian memiliki sedikit kesamaan dengan di Kanada. Di Kanada, misalnya, Undang-Undang Penyiaran memberikan bahwa sistem penyiaran "akan efektif dimiliki dan dikendalikan oleh Kanada, "berkontribusi" pemeliharaan dan peningkatan identitas nasional dan kedaulatan budaya. Dengan kata lain Ken menjelaskan konten lokal menjadi penopang dalam melestarikan budaya. Konten dianggap penting karena dalam kajian ilmu komunikasi konten merupakan representasi pesan yang akan disampaikan kepada audiens atau komunikan. Sehingga konten tersebut tersampaikan maka komunikasi akan berjalan dengan efektif. Kegiatan komunikasi massa memiliki dimensi isi (content) yang didiseminasikan, yaitu berupa pengetahuan dan produk baru dimaksud yang juga termasuk bahan dan informasi pendukung lainnya. Mencermati pentingnya keberhasilan dalam berkomunikasi maka dalam kegiatan memaknai sebuah pesan di media massa yang perlu diperhatikan adalah seni dalam menyusun konten media itu sendiri. Di dalam perkembangan televisi lokal pesan-pesannya tentunya juga harus bisa dimaknai secara efektif oleh audiens. Konten lokal memiliki peran untuk membantu masyarakat dalam

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 35

memaknai pesan di televisi lokal. Hal ini dianggap penting karena berkaitan dengan kerangka berpikir masyarakat mengenai daerah mereka termsauk faktor kedekatan (proximity) dalam memahami sebuah pesan dalam media lokal. Hasil penelitian terdahulu terkait strategi pengembangan televisi lokal mengatakan bahwa melalui fungsionalisasi lokalitas dan kemandirian lokal serta pemakaian bahasa lokal bisa dijadikan sebagai strategi untuk mengembangkan konten lokal dalam televisi. Berawal dari hal tersebut konten lokal bisa dianggap sebagai wujud dari fungsionalisasi dan kemandirian lokal. Konten lokal bisa dalam bentuk bahasa lokal yang dapat merepresentasikan identitas daerah. Fungsi bahasa dalam televisi salah satunya adalah sebagai alat promosi, di mana bahasa menjadi alat permainan atau manipulasi oleh pihak televisi untuk menjual barang produksi. Sehingga dalam penelitian ini membuat desain konten lokal merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kearifan lokal. Terdapat beberapa kaidah yang harus diperhatikan dalam menyusun konten di televisi. Sama seperti karya jurnalistik, produk televisi lokal juga harus memperhatikan kaidah tersebut agar mencapai output yang maksimal. Kaidah- kaidah yang sering dipakai dalam menyusun konten antara lain berupa keakurasian dan keaktualan, kejelasan, human interest, kedekatan, serta dampak. Bentuk konten lokal yang bisa dipakai adalah berupa bahasa, bentuk acara, angle pengambilan gambar, warna yang dipakai dalam menyampaikan pesan serta skrip atau scenario. Seluruh hal tersebut harus berdasarkan Panduan Kerja Jurnalis dimana disebutkana bahwa konten harus mengandung nilai berita.

2.2.14. TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia yang mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962. TVRI berstatus sebagai Lembaga Penyiaran Publik bersama Radio Republik Indonesia. Siaran perdananya dalam format hitam-putih, menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara, Jakarta. Liputan besar yang pertama ditayangkan TVRI adalah Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta, pada tahun 1962. Sebagai satu-satunya stasiun televisi pada saat itu, TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia hingga tahun 1989, ketika

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 36

didirikan stasiun televisi swasta pertama RCTI di Jakarta dan SCTV pada tahun 1990 di Surabaya. TVRI Nasional saat ini mengudara di seluruh wilayah Indonesia dengan sistem siaran analog dan sistem siaran digital. Untuk wilayah di luar Jakarta, TVRI Nasional siaran analog mengudara secara berjaringan, TVRI Daerah siaran analog mengudara mulai jam 08.00- 10.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB. Meskipun demikian, atas alasan kewajiban untuk merelai TVRI Nasional yang sedang menyiarkan secara langsung pertandingan olahraga, acara kenegaraan RI, acara spesial live event dan Breaking News, maka TVRI Daerah pun wajib mengurangi jam siarannya, bahkan hingga tidak bersiaran sama sekali. TVRI Nasional siaran digital mengudara secara sentral dari Jakarta tanpa ada tindihan siaran TVRI Daerah. TVRI Siaran digital mengudara dengan 4 kanal yaitu: TVRI Nasional, Programa 2 TVRI, TVRI Kanal 3 dan TVRI Sport HD. TVRI siaran digital juga secara bertahap akan mengudara di seluruh wilayah Indonesia. Siaran TVRI juga dapat ditonton melalui siaran streaming di aplikasi TVRI Klik dan aplikasi online lainnya. Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Sejak April 1981 hingga akhir 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara.

2.2.15 Perkembangan TVRI Sumatera Utara Tahun 1967, eksperimen dari Letkol CHB Wahid Lubis telah berhasil menangkap siaran televisi Malaysia dan Bangkok di Medan, kelanjutannya dari eksperimen adalah timbulnya suatu gagasan untuk mendirikan suatu siaran televisi di Sumatera Utara. Ide untuk mendirikan satu stasiun televisi di Medan diprakasai oleh pejabat-pejabat daerah Sumatera Utara yang bergerak di bidang masa Media dan telekomunikasi dengan membentuk, "Yayasan Pembangunan Televisi Sumatera" pada tanggal 27 Juni 1967, diketahui oleh Letkol CHB Wahid Lubis dan ketua harian Letkol CHB Ridwan Hutagalung dan kemudian diganti oleh

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 37

Letkol CHB Amir Hoesin.S (Waktu itu perwira perhubungan daerah militer-II Bukit Barisan). Sebagai langkah pertama dari usaha-usaha untuk merealisasi tujuan tersebut, tanggal 6 januari 1969 Yayasan Pembangunan TVRI Sumatera Utara melakukan pinjaman sebesar US$ 20.000 kepada PEMDA-SUMUT, berupa ADO yang merencanakan membeli satu unit peralatan pemancar 75 watt dan peralatan studio yang sederhana. Karena uang tersebut tidak mencukupi, yayasan meminta bantuan kepada P.N.PERTAMINA. Pembangunan gedung-gedung dimulai pada pertengahan tahun 1969. Penyempurnaan pembangunan gedung-gedung tersebut dilaksanakan dan ditandatangani pada bulan September 1969. Ternyata dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan gedung pemancar dan gedung diesel Bandar Baru, Direksi Pembangunan TVRI SUMUT mengalami kesulitan kembali dalam soal pembiayaan. Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara akhirnya mengeluarkan surat keputusan No.337/XIV/GSU tanggal 10 April 1970 yang mengangkat Brigjen TNI Leo Lopulisa, Pangdam-II Bukit Barisan sebagai Koordinator/ Pimpinan Proyek Pelaksanaan pembangunan TVRI SUMUT dan Bardan Syah, Kepala Biro Keuangan Pemda Sumut sebagai Bendaharawan. Percobaan - percobaan ON AIR dimulai dengan pola teknik dan siaran film selama 45 hari dimulai tanggal 11 Nopember sampai 27 Desember 1970. Life Program yang pertama di udara adalah acara pidato sambutan Koordinator/Pimpinan Proyek Pembangunan TVRI SUMUT dalam rangka dimulainya siaran TVRI SUMUT tanggal 9 Desember 1970 adalah acara pertama siaran hiburan TVRI Medan dari orkes Keroncong Kenangan. Tanggal 28 Desember 1970, TVRI Studio Medan, diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan pengguntingan pita oleh Ibu Tien Soeherto. Dengan mengudaranya TVRI Studio Medan berarti dunia pertelevisian di Indonesia telah membuatkan sebuah pemancar TV pertama di luar pulau jawa dengan daya operasi berkekuatan 10 kw dengan daya capai Kisaran, Tanjung Balai, Tebing, Medan, Pangkalan Susu, Pangkalan Brandan, Rantau/Langsa atau dengan radius 150 km bahkan pada pertengahan tahun 1971 telah didapat diterima di beberapa tempat di Malaysia seperti di Kelantan, Kedah, Selangor dan Penang.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 38

Dalam pelaksanaan pembangunan TVRI terus mengembangkan mutu dan jangkauan siaran dengan mendirikan lebih banyak lagi Stasiun Pemancar. Sehingga keseluruhan Daerah Tingkat Il di Sumatera Utara ini sudah dapat menerima siaran pusat Jakarta. Sampai saat ini TVRI Stasiun Medan telah mendirikan beberapa stasiun pemancar antara lain. Bandar Baru, Tebing Tinggi, Pemantang Siantar, Rantau Prapat, , Simarjarunjung, Prapat, Tarutung, Sibuhuan, Siborong-borong, Gunung Sitoli, Kotanopan, Sipirok, Padang Sidempuan, Teluk Dalam, Gunung Tua/Natal, Dairi/Sidikalang, Kisaran, Batang Toru dan Lahewa. Selaras dengan itu TV juga telah berubah dari hitam putih (Black and White) menjadi full colour. Sejak di bangungnya Studio Il Televisi Stasiun Medan dengan dana DIP APBN 1981/1982 yang mulai dioperasikan pemakaiannya menjelang Pemilu tahun 1982 yaitu pada tanggal 1 April 1982 dengan demikian, penyajian melalui acara TVRI Stasiun Medan sampai sekarang sudah sepenuhnya berwarna. Sebagai mana Keputusan Menteri Penerangan RI No.55/B/Kep/MenPen/1975, dan diubah menjadi Surat Keputusan Menteri Penerangan No.230 A/KEP/MENPEN/1984, ditetapkan bahwa Direktorat Televisi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat jenderal Radio- Televisi-Film dibidang Televisi berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Radio-Televisi-Film. Untuk pelaksanaan tugas TVRI sejak semula oleh Direktorat Jendral Televisi dilakukan dengan melalui dua pendekatan pokok yakni: a. Menyelenggarakan siaran-siaran televisi dengan membangun Stasiun Penyiaran, b. Mengembangkan jaringan siaran televisi dengan jalan membangun stasiun-stasiun Transmisi secara bertahap di seluruh Indonesia. Peranan TVRI sebagai media komunikasi dua arah, dituntut harus mampu meyalurkan perkembangan aspirasi masyarakat yang positif disamping aspirasi pemerintah dalam pembangunan bangsa disegala bidang kemampuan menyerap dan menyalurkan aspirasi tersebut sangat tergantung kepada peningkatan kemampuan, keterampilan personel serta peralatan.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 39

2.3. Kerangka Konsep Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang ditelitinya. Inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya (Singarimbun dan Effendy, 2010: 32). Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adanya kerangka konsep dapat menuntun penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 2015: 40). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Antaseden. Variabel anteseden mempunyai kesamaan dengan variabel antara yakni merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausal antara variabel. Variabel anteseden mendahului variabel pengaruh (Singarimbun dan Effendi, 2010: 66). Posisi variabel ini sangat menentukan terhadap motif. Variabel anteseden dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang meliputi: a. Jenis kelamin. b. Tingkat Pendidikan. c. Tingkat Penghasilan. d. Usia. e. Hobi 2. Variabel Bebas (X). Merupakan segala faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 2015:40). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara. 3. Variabel Terikat (Y). Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 40

(Kriyantono, 2009:21). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal. Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat disusun model teoritis sebagai berikut :

Sumber : Kriyantono, 2009 : 208

Gambar 2.2. Model Teoritis

2.4. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus pada penelitian. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai bermacam-macam. Pada penelitian ini, terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yakni minat menonton tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara dengan simbol X, sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah pemenuhan kebutuhan informasi dengan simbol Y. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah di urikan diatas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel penelitian sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 41

Tabel 2.1. Variabel Penelitian

2.5. Definisi Operasional Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun dan Effendi, 2010:46). Defenisi Operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah : Anteseden :

1. Variabel individu, yakni yang terdiri dari beberapa data demografis : a. Jenis kelamin : yakni dilihat dari jenis kelamin penduduk Kecamatan Medan Sunggal. Pada Penelitian ini responden seluruhnya berjenis kelamin Laki- laki. b. Hobi : yakni hal yang disukai oleh sesorang sehingga mempengaruhi informasi yang dicarinya. c. Usia : yakni usia seseorang sehingga mempengaruhi pilihan informasi yang dicarinya. 2. Variabel Lingkungan, yakni terdiri dari:

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 42

- Tingkat Pendidikan

- Tingkat Penghasilan

Motif :

1. Orientasi kognitif adalah kebutuhan mahasiswa akan informasi dan pemahaman akan suatu kondisi atau keadaan. a. Informasi-entertainment yaitu informasi yang didapat penduduk Kecamatan Medan Sunggal setelah menonton tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara. b. Surveillance (pengawasan), yakni menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang pada tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara. c. Eksplorasi realitas, yakni melihat kesesuaian antara informasi yang didapat dari tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara dengan realitas. 2. Personal diversi, yakni Kebutuhan pelepasan dari tekanan kebutuhan akan hiburan yaitu masyarakat Kecamatan Medan Sunggal merasa terhibur atas informasi yang diperolehnya dari tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara. 3. Personel Identity, yakni masyarakat Kecamatan Medan Sunggal menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi. Efek : 1. Kepuasan, yakni kemampuan media untuk memberikan kepuasan. Dalam hal ini apakah tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara memberikan kepuasan terhadap masyarakat Kecamatan Medan Sunggal. 2. Pengetahuan, yakni apa yang diketahui masyarakat Kecamatan Medan Sunggal perihal persoalan tertentu.

2.6. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 43

merupakan penghubung antar teori dan dunia empiris (Kriyantono, 2009 :14) Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih), sdangkan ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif). Secara umum, definisi atau pengertian Hipotesis secara epistemologis adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu berasala dari kata “hypo” yang artinya adalah di bawah serta kata “thesis” yang artinya adalah pendirian, pendapat atau kepastian. Dari pengertian secara epistemologis tersebut, kita dapat membuat sebuah gambaran bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang sifatnya masih praduga atau menduga-duga, sebab masih harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya kemudian melalui sebuah riset atau penelitian Pendapat lain tentang hipotesa menurut para ahli adalah: Hipotesis ialah sebuah pendapat atau opini yang kebenarannya masih diragukan dan masih harus diuji untuk membuktikan kebenarannya tersebut melalui sebuah percobaan. Jika kemudian percobaan yang dilakukan tersebut terbukti kebenarannya, maka hipotesa tersebut dapat disebut sebagai teori. Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya. Penelitian kuantitatif pasti membutuhkan hipotesis penelitian, sedangkan penelitian kualitatif belum tentu mempunyai hipotesis penelitian. Kalaupun ada, dalam penelitian kualitatif, hipotesa yang dibuat adalah hipotesa tentative atau disebut juga dengan hipotesa kira-kira. Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen penting dalam penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah merumuskan

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 44

hipotesis penelitiannya. Pentingnya hipotesis dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian pada bidang tersebut. b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. c. Hipotesis adalah petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis data apa saja yang harus dikumpulkan. d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian. Dalam menyusun hipotesis, terdapat syarat-syarat yang harus dipatuhi, antara lain: 1. Haruslah dirumuskan secara singkat, padat serta jelas. 2. Harus menunjukkan adanya sebuah hubungan antara dua atau lebih variabel dalam penelitian. 3. Haruslah berdasarkan pada pendapat atau teori-teori dari para pakar atau hasil dari penelitian lainnya yang relevan. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Ada tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: 1. Hipotesis dapat dikatakan alat kerja teoritis. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh, penyebab dan konsekuensi dari konflik dapat dijelaskan melalui teori konflik. 2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau pemalsuan. 3. Hipotesis adalah alat yang hebat untuk memajukan pengetahuan karena para ilmuwan dapat membuat keluar dari dirinya. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salah dalam cara bebas dari nilai-nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulan fungsi penting hipotesis di dalam penelitian

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 45

1. Untuk menguji teori. 2. Mendorong munculnya teori. 3. Menerangkan fenomena sosial. 4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian. 5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jika kita melakukan penelitian, maka kita akan dihadapkan pada hipotesa penelitian, terutama dalam penelitian kuantitatif. Hipotesa penelitian dibuat oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada korelasi antara Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Kecamatan Medan Sunggal terhadap tayangan Program Program Lokal TVRI Sumatera Utara. Ha : Ada korelasi antara Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Kecamatan Medan Sunggal terhadap tayangan ProgramProgram Lokal TVRI Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Kecamatan Medan Sunggal adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Sunggal berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Medan Baru di timur, Medan Selayang di selatan, dan Medan Helvetia di utara. Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 103.803 jiwa. Luasnya adalah 15,44 km² dan kepadatan penduduknya adalah 6.722,99 jiwa/km². Sebagaian besar penduduk di kecamatan ini adalah suku-suku pendatang seperti: Tionghoa, Minang,Batak, Aceh dan Jawa sedangkan suku asli Suku Melayu Deli 40% saja.

3.2 Metode Penelitian Metode atau dalam bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis pula (Effendy, 2010: 56). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuisioner yang disebarkan kepada responden. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survey. Penelitian Survey merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden dalam berbentuk sample dari sebuah populasi (Wikipedia, 2020). Menurut Nazir (2005),

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 47

penelitian survei adalah penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan fakta- fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu individu. Menurut Asep (2010:56) Penelitian survey meliputi penelitian cross sectional dan longitudinal. Penelitian cross sectional sering sekali disebut penelitian sekali bidik (one snapshot), merupakan penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan pada suatu titik waktu tertentu. Dikarenakan pengambilan data pada satu periode waktu, sehingga berdasarkan rentang waktu penelitian, penelitian ini merupakan kelompok penelitian cross sectional.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 2015: 141). Dalam penelitian ini populasinya seluruh rumah tangga di Kecamatan Medan Sunggal. 3.3.2. Sampel Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 2015:144). Pada riset kuantitatif bertujuan generalisasi, karena itu sampel yang baik adalah sampel yang memenuhi unsur representatif. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2017:53). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling, dengan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan melalui purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan peneliti (Sugiyono, 2006:62). Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Medan Sunggal yang pernah menonton tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara minimal 1 (satu) kali. Menurut Supranto (2005:75) menyatakan bahwa: “Sampel penelitian meliputi sejumlah elemen (responden) yang lebih besar dari persyaratan minimal

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 48

sebanyak 30 elemen atau responden”. Sekaran (2016:97) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel : 1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian 2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat 3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian 4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20 Pada penelitian ini, dari 150 kuesioner yang disebar melalui google form, diperoleh 143 responden. Besar sampel ini sudah memenuhi syarat untuk sebuah jenis penelitian survey, dan memenuhi ketentuan syarat minimal 30 sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Agar diperoleh data yang objektif, maka digunakan teknik untuk memperoleh data tersebut melalui cara : a. Kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuesioner ini di maksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari para responden (Kriyantono, 2019:93). Kuesioner ini merupakan sebaran pertanyaan kepada responden dan bersifat tertutup. Jenis skala yang digunakan pada kuesioner ini adalah Skala Ordinal. Jenis skala ordinal yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang menunjukkan seberapa kuat tingkat setuju atau tidak setuju terhadap suatu pernyataan. Ada tiga alasan menggunakan skala Likert. Alasan pertama adalah karena memudahkan responden untuk menjawab kuisioner apakah setuju atau tidak setuju. Alasan kedua adalah mudah digunakan dan mudah dipahami oleh responden. Alasan ketiga adalah secara visual menggunakan skala Likert lebih menarik dan mudah diisi oleh responden (Sugiyono, 2017: 96). Dalam penelitian ini,

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 49

digunakan skala Likert lima poin yang terdiri dari “Sangat Tidak Setuju” dengan bobot 1 poin, “Tidak Setuju” dengan bobot 2 poin, “Kurang Setuju” dengan bobot 3 poin, “Setuju” dengan bobot 4 poin, dan “Sangat Setuju” dengan bobot 5 poin. Proses penyebaran kuesioner dibantu dengan Google Form yakni salah satu alat bantu dari website google, yang digunakan menyusun kuesioner secara online, kemudian disebarkan alamat link google form tersebut kepada nomor Whats App calon responden. b. Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan ini merupakan data sekunder yakni data yang didapat melalui kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, majalah-majalah, bahan perkuliahan yang kiranya punya relevansi langsung dengan masalah skripsi penulis.

3.5 Teknik Analisis Data Berdasarkan jenis data yang diolah melalui analisis data, penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif, dengan mendasarkan keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang dibuat. Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang menggunakan model-model matematika salah satunya dalam penelitian ini menggunakn model matematika korelasi. Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis yaitu: a. Analisa Tabel Tunggal. Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori- kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun dan Effendi, 2010: 266). b. Analisa Tabel Silang. Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun dan Effendi, 2010 : 273).

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 50

c. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara dengan pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Kecamatan Medan Sunggal. Menurut Arikunto (2014:98) rumus korelasi adalah : n.XY  (X)(Y) rxy  n.X 2  (X)2 nY 2  (Y)2  Keterangan : rxy = koefisien korelasi variabel independen (tayangan program lokal) dengan variabel y (pemenuhan kebutuhan informasi). x = Tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara y = Pemenuhan Kebutuhan Informasi n = Jumlah sampel Penafsiran terhadap koefisien korelasi adalah:

r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali. r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan kedua variabel sangat kuat, dan hubungan searah r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan keduanya sangat kuat, dengan hubungan berlawanan

Hasil dari nilai koefisien korelasi dapat dibagi kedalam 5 (lima) kelas interval yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara minat menonton dengan kebutuhan informasi, seperti terlihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0.599 Cukup 0,20 – 0,399 Lemah

0,00 – 0,199 Sangat Lemah Sumber : Situmorang dan Lutfi, 2011

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 51

d. Uji Hipotesis. Untuk menguji hipotesis dapat digunakan nilai Signifikansi (Sig) dari hasil analisis korelasi. Untuk menguji hipotesisi diperlukan sebuah standar, dalam penelitian ini pengukuran uji hipotesis disusun berdasarkan ketentuan menurut Hardono (2015:34) sebagai berikut : 1) Ho diterima atau menolak Ha, jika nilai Signifikansi lebih besar dari 0,05 atau Sig > 0,05 2) Ho ditolak atau menerima Ha, jika nilai Signifikansi lebih besar dari 0,05 atau Sig < 0,05

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang paling penting dalam penelitian ini. Dalam proses penyebarana kuesioner terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, yang terdiri dari : a. Penentuan pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. b. Menyusun tiap butir pertanyaan berdasarkan karakteristik responden, kemudian variabel independen yakni Minat Menonton Tayangan Program Lokal TVRI Sumartera Utara disimbolkan dengan Variabel X, sedangkan Kebutuhan Informasi sebagai variabel dependen disimbolkan dengan Variabel Y. c. Kuesioner terdiri dari 2 (dua) bagian, yang pertama karakteristik responden, kemudian bagian kedua yakni pertanyaan inti dalam bentuk Skala Likert yang merupakan kelompok Skala Likert. d. Kuesioner kemudian disusun dalam Google Formulir atau Google Form, yang berfungsi sebagai alat bantu dalam menyebarkan kuesioner kepada calon responden. Alasan menggunakan Google Form adalah kemudahan menjangkau responden, serta tanggapan atau jawaban responden otomatis akan dikirimkan dalam bentuk spreadsheet di Microsoft Excell. e. Di halaman pertama Google Form terlebih dahulu diberi batasan mengenai syarat untuk calon responden yakni pernah menonton 3 (tiga) tayangan program Lokal TVRI Sumatera Utara. Ketentuan ini yang menjadi sebab, teknik penambilan sampel pada penelitian ini adalah Purposive Sampling atau sampel dengan terlebih dahulu menentukan kriteria. f. Pada tahap awal, disebarkan sebanyak 30 nomor Whats App, yang telah memenuhi kriteria, hal ini sebagai syarat untuk dilaksanakan uji instrumen penelitian yang terdiri dari Uji Validitas dan Uji Reliabilitas. g. Rekapitulasi dari 30 responden selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan bantuan Software SPSS versi 20.

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 53

h. Tahapan selanjutnya setelah pengujian validitas dan reliabilitas adalah menyebar kembali kuesioner minimal 100 responden. Pada penelitian ini diperoleh tanggapan sebanyak 143 responden yang mengisi dengan benar, sehingga layak untuk diolah dalam analisis korelasi. i. Uraian hasil analisis korelasi akan menentukan, hipotesis mana yang diterima atau ditolak.

4.2 Uji Instrumen Penelitian Salah satu kegiatan penelitian adalah pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan teknik tertentu dan menggunakan alat tertentu yang sering disebut instrumen penelitian. Data yang diperoleh dari proses tersebut kemudian dihimpun, ditata, dianalisis untuk menjadi informasi yang dapat menjelaskan suatu fenomena atau keterkaitan antara fenomena. Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Banyak penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai skala pengukuran variabel penelitian. Kriteria kuesioner yang baik salah satunya memenuhi validitas dan reliabilitas. Instrumen perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar instrumen yang digunakan benar-benar telah valid dan reliabel, tidak akurat dan tentunya sudah dapat digunakan secara legal untuk penelitian ilmiah. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka kuesioner yang dijadikan sebagai instrumen pengumpulandata harus diuji terlebih dahulu tentang validitas dan reliabilitasnya. 4.2.1 Uji Validitas Validitas mengacu pada kemampuan instrument pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur. Dengan kata lain sebuah instrumen dianggap memiliki validitas yang tinggi jika instrumen tersebut benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur sesuatu secara tepat. Validitas merupakan ciri yang harus dimiliki oleh instrument pengukuran karena berhubungan langsung dengan dapat tidaknya data dipercaya kebenarannya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 54

karena tidak mengukur apa yang seharusnya diukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Pada penelitian ini validitas yang di uji adalah validitas konstruk (construct validity) dengan mengkorelasikan skor masing-masing butir dengan skor total. Skor total sendiri adalah skor yang didapat dari penjumlahan skor butir untuk instrumen tersebut. Untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen dilakukan uji validitas dengan menggunakan korelasi produk momen Uji ini ditujukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi bila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan pengukuran. Analisis validitas dengan menggunakan program SPSS versi 20. Dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden, maka dengan standar nilai rtabeladalah 0,361 (Lampiran 4). Apabila nilai rhitungpada kolom Corrected Item Total Correlation lebih besar dari 0,361 maka dapat dinyatakan item tersebut valid (Lampiran 2). Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Corrected Item-Total Correlation Variabel No Pertanyaan (rhitung) X-1 0,820 X-2 0,578 X-3 0,826 X-4 0,844 Minat X-5 0,738 Menonton X-6 0,776 Tayangan X-7 0,868 Program Lokal TVRI X-8 0,963 Sumatera X-9 0,956 Utara (X) X-10 0,914 X-11 0,913 X-12 0,952 X-13 0,896 X-14 0,902 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 55

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas (Lanjutan) Corrected Item-Total Correlation Variabel No Pertanyaan (rhitung) Y-1 0,756 Y-2 0,741 Kebutuhan Y-3 0,676 Informasi (Y) Y-4 0,830 Y-5 0,601 Y-6 0,659 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Berdasarkan Tabel 4.1sesuai dengan Lampiran 2,pada pertanyaan pertama kuesioner (X-1) nilai rhitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation adalah 0,820 angka tersebut lebih besar dari nilai rtabel yang ditentukan yakni 0,361 sehingga item pertanyaan pertama ini dinyatakan valid. Secara keseluruhan semua nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,361 atau dapat dikatakan semua item pertanyaan valid sehingga kuesioner dapat dijadikan sebagai instrumen untuk pengumpulan data.

4.2.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama di lain tempat. Perlu diketahui bahwa yang diuji reliabilitas hanyalah nomor soal yang sahih saja. Metode yang biasa digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulan dan teknik sekali ukur. Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas adalah untuk menyakinkan bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid. Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan tingkat kekuatan suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Dalam suatu kelompok item – item pertanyaan dinyatakan reliabel bilamana angka koefisisen 0,60 (Sunyoto, 2006). Perhitungan reliabilitas alat ukur penelitian ini dilakukan dengan bantuan software

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 56

SPSS versi 20. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat hasil uji reliabilitas tiap variabel yang disusun berdasarkan Lampiran 2. Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel NilaiCronbach Alpha Kesimpulan Minat Menonton 0,975 Reliabel Tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara (X) Kebutuhan Informasi (Y) 0,889 Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Koefisien Cronbach Alphadapat dilihat pada tabel Reliability Statistic pada kolom Cronbach Alpha yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Variabel Minat Menonton Tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,975 sedangkan variabel Kebutuhan Informasi sebesar 0,889 , semua variabel adalah reliabelkarena memenuhi persyaratan minimal reliabilitas dengan minimal koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,60 . Nilai ini menunjukan bahwa indikator variabel yang digunakan mempunyai ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi jawaban yang tinggi, dengan demikian kuesioner sudah dapat dijadikan sebagai instrumen untuk pengumpulan data dan instrumen memiliki keakuratan dan kestabilan yang baik.

4.3 Analisis Tabel Silang Analisis tabel silang atau tabulasi silang (crosstab) merupakan salah satu analisis korelasional yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel kategori nominal, interval atau ordinal. Analisis ini digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Pada penelitian ini akan diuraikan hasil tabulasi silang dari karakteristik responden. Hasil analisis tabulasi silang ini bersumber dari Lampiran 3.

4.3.1. Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Jenis Kelamin Analisis tabulasi silang yang pertama adalah tabulasi antara Usia dengan Jenis Kelamin, yang diuraikan pada Tabel 4.3.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 57

Tabel 4.3. Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Usia Dibawah 17 Tahun Count 2 1 3 % of Total 1,4% 0,7% 2,1% 17-30 Tahun Count 40 56 96 % of Total 28,0% 39,2% 67,1% 31-45 Tahun Count 17 9 26 % of Total 11,9% 6,3% 18,2% Lebih dari 45 Tahun Count 12 6 18 % of Total 8,4% 4,2% 12,6% Total Count 71 72 143 % of Total 49,7% 50,3% 100,0% Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Dari Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa jumlah responden pada penelitian ini adalah 143 orang, dengan jumlah responden berjenis kelamin laki-laki 71 orang atau 49,7% dan responden perempuan 72 orang atau 50,3%. Dari karakterisitk usia, jumlah responden terbanyak berada pada usia 17 hingga 30 tahun sebanyak 96 orang atau 67,1%. Pada kelompok usia ini terdiri dari 40 laki-laki atau 28% sedangkan perempuan 56 orang atau 39,2%. Kelompok usia responden paling sedikit adalah berusia dibawah 17 Tahun yakni sebanyak 3 orang, yang terdiri dari 2 laki-laki atau 1,4% dan 1 perempuan atau 0,7%. Pada kelompok usia 31 hingga 45 Tahun jumlah responden sebanyak 26 orang atau 18,2% yang terdiri dari 17 laki-laki atau 11,9% dan perempuan sebanyak 9 orang atau 6,3%. Pada kelompok usia lebih daru 45 Tahun jumlah respondennya sebanyak 18 orang atau 12,6% , yang terdiri dari 12 laki-laki atau 8,4% dan 6 perempuan atau 4,2%. Pemirsa yang Menonton Tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara terdiri dari semua kelompok usia, hal ini menunjukkan bahwa program lokal TVRI Sumatera Utara mampu menarik perhatian semua kelompok usia.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 58

4.3.2. Analisis Tabulasi Sialng antara Usia dengan Rata-Rata Lama Menonton Analisis tabulasi yang kedua adalah tabulasi antara Usia dengan Rata-Rata Lama Menonton, yang diuraikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Analisis Tabulasi Silang Antara Usia dengan Rata-Rata Lama Menonton TV Rata-Rata Lama Menonton TV Kurang 1 hingga 3 hingga Lebih dari dari 1 Jam 3 Jam 5 Jam 5 Jam Total Usia Dibawah Count 2 0 1 0 3 17 Tahun % of Total 1,4% 0,0% 0,7% 0,0% 2,1% 17-30 Count 35 52 5 4 96 Tahun % of Total 24,5% 36,4% 3,5% 2,8% 67,1% 31-45 Count 3 15 8 0 26 Tahun % of Total 2,1% 10,5% 5,6% 0,0% 18,2% Lebih dari Count 8 6 2 2 18 45 Tahun % of Total 5,6% 4,2% 1,4% 1,4% 12,6% Total Count 48 73 16 6 143 % of Total 33,6% 51,0% 11,2% 4,2% 100,0% Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Dari Tabel 4.4. dapat dilihat dari 143 responden, sebanyak 73 orang atau 51% memiliki rata-rata lama menonton TV yakni 1 hingga 3 jam yang didominasi oleh usia 17 hingga 30 Tahun, kemudian 48 orang atau 33,6% menyatakan bahwa rata-rata lama menonton TV kurang dari 1 jam. Responden yang menonton lebih dari 5 jam hanya 6 orang atau 4,2%. Untuk rata-rata lama menonton 3 hingga 5 jam, didominasi oleh responden berusia 31-45% yakni sebanyak 8 orang atau 5,6%. Untuk rata-rata lama menonton TV lebih dari jam, didominasi oleh usia 17-30% sebanyak 4 orang atau 2,8%. Dapat disimpulkan berdasarkan tabulasi pada Tabel 4.4 bahwa usia 17 hingga 30 Tahun merupakan responden yang memliki rata-rata lama menonton paling lama dibanding kelompok usia lainnya yakni 96 orang atau 67,1%.

4.3.3. Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Pekerjaan Analisis tabulasi yang kedua adalah tabulasi antara Usia dengan Pekerjaan responden, yang diuraikan pada Tabel 4.5.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 59

Tabel 4.5. Hasil Tabulasi Silang antara Usia dengan Pekerjaan Pekerjaan Mahasiswa/ TNI/ Lain- Pelajar Polri/PNS Wiraswasta Profesional Lain Total Usia Dibawah Count 3 0 0 0 0 3 17 Tahun % of Total 2,1% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,1% 17-30 Count 56 13 8 4 15 96 Tahun % of Total 39,2% 9,1% 5,6% 2,8% 10,5% 67,1% 31-45 Count 0 12 2 4 8 26 Tahun % of Total 0,0% 8,4% 1,4% 2,8% 5,6% 18,2% Lebih dari Count 0 7 7 0 4 18 45 Tahun % of Total 0,0% 4,9% 4,9% 0,0% 2,8% 12,6% Total Count 59 32 17 8 27 143 % of Total 41,3% 22,4% 11,9% 5,6% 18,9% 100,0% Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Dari Tabel 4.5. dapat dilihat dari 143 responden, sebanyak 96 orang atau 59 orang atau 41,3% merupakan mahasiswa atau pelajar, kemudian berstatus TNI/Polri/PNS sebanyak 32 orang arau 22,4%. Responden yang berwiraswata sebanyak 17 orang atau 11,9%, sedangkan yang berstatus profesional sebanyak 8 orang atau 5,6%. Pada kelompok pekerjaan mahasiswa/pelajar yang berjumlah 59 orang atau 41,3%, sebanyak 56 orang berada pada usia 17 hingga 30 tahun, dan 3 orang berada dibawah 17 tahun. Pada kelompok pekerjaan TNI/Polri/PNS dari 32 responden, sebanyak 13 orang berada di rentang usia 31 hingga 45 tahun, kemudian 12 orang berada di usia 31 hingga 45 tahun, kemudian pada kelompok pekerjaan wiraswasta yang berjumlah 17 orang atau 11,9% , sebanyak 8 orang berada di rentang usia 17 hingga 30 tahun, dan yang berusia lebih dari 45 tahun sebanyak 7 orang. Pada kelompok pekerja profesional yang berjumlah 8 orang, sebanyak 4 orang berada di rentang usia 17 hingga 30 tahun, dan 4 orang berada di rentang usia 17 hingga 45 tahun. Untuk kelompok pekerja lain-lain yang berjumlah 27 orang atau 18,9%, terdiri dari 15 orang berada di rentang usia 17 hingga 30 tahun, kemudian 8 orang berada di rentang usia 31 hingga 45 tahun.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 60

4.3.4. Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Alasan Utama Menonton Analisis tabulasi yang kedua adalah tabulasi antara Usia dengan Pekerjaan responden, yang diuraikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Hasil Tabulasi Silang antara Usia dengan Alasan Utama Menonton Alasan Utama Menonton TVRI Ingin Ingin Ada acara Mengetahui Menonton Ingin khusus yang berita hiburan Berkonsultasi tidak ada lokal daerah Langsung di TV lain Total Usia Dibawah Count 2 0 1 0 3 17 Tahun % of Total 1,4% 0,0% 0,7% 0,0% 2,1% 17-30 Count 68 12 2 14 96 Tahun % of Total 47,6% 8,4% 1,4% 9,8% 67,1% 31-45 Count 19 3 0 4 26 Tahun % of Total 13,3% 2,1% 0,0% 2,8% 18,2% Lebih dari Count 14 3 0 1 18 45 Tahun % of Total 9,8% 2,1% 0,0% 0,7% 12,6% Total Count 103 18 3 19 143 % of Total 72,0% 12,6% 2,1% 13,3% 100,0% Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Dari Tabel 4.6. dapat dilihat dari 143 responden, sebanyak 103 orang atau 72% menonton tayangan lokal TVRI Sumatera Utara karena ingin mengetahui berita lokal, kemudian 19 orang atau 13,3% karena alasan ada acara khusus yang tidak ada di TV lain. Sebanyak 18 orang atau 12,6% menonton TVRI Sumatera Utara karena ingin menonton hiburan daerah, dan juga terdapat 3 orang atau 2,1% menonton tayanga lokal TVRI Sumatera Utara karena ingin berkonsultasi langsung pada acara televisi tertentu. Dari 103 responden atau 72% menonton tayangan lokal TVRI Sumatera Utara karena ingin mengetahui berita lokal, didominasi rentang usia 17 hingga 30 tahun sebanyak 68 orang, kemudian sebanyak 19 orang berada di rentang usia 31 hingga 45 tahun. Dari 19 orang atau 13,3% menonton karena alasan ada acara khusus yang tidak ada di TV lain, didominasi oleh rentang usia 17 hingga 30 tahun sebanyak 14 orang, kemudia ada 4 orang yang berada di rentang usia 31 hingga 45 tahun. Terdapat 18 orang atau 12,6% menonton TVRI Sumatera Utara karena ingin menonton hiburan daerah, yang didominasi oleh rentang usia 17

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 61

hingga 30 tahun sebanyak 12 orang, sedangkan 3 orang berada di rentang usia 31 hingga 45 tahun. Pada 3 orang atau 2,1% yang menonton tayanga lokal TVRI Sumatera Utara karena ingin berkonsultasi langsung pada acara televisi tertentu, terdiri dari 2 orang berada di rentang usia 17 hingga 30 tahun, dan 1 orang berusia 17 tahun kebawah. Tabel 4.7. Hasil Tabulasi Silang antara Pekerjaan dengan Alasan Utama Menonton Rata-Rata Lama Menonton TV Kurang dari 1 hingga 3 hingga Lebih dari 1 Jam 3 Jam 5 Jam 5 Jam Total Pekerjaan Mahasiswa Count 23 29 4 3 59 /Pelajar % of Total 16,1% 20,3% 2,8% 2,1% 41,3% TNI//Polri/PNS Count 8 17 7 0 32 % of Total 5,6% 11,9% 4,9% 0,0% 22,4% Wiraswasta Count 7 8 2 0 17 % of Total 4,9% 5,6% 1,4% 0,0% 11,9% Profesional Count 1 6 1 0 8 % of Total 0,7% 4,2% 0,7% 0,0% 5,6% Lain-Lain Count 9 13 2 3 27 % of Total 6,3% 9,1% 1,4% 2,1% 18,9% Total Count 48 73 16 6 143 % of Total 33,6% 51,0% 11,2% 4,2% 100,0% Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Dari Tabel 4.7. dapat dilihat dari 143 responden, sebanyak 73 orang atau 51% menonton televisi antara 1 hingga 3 jam, kemudian 48 orang atau 33,6% menonton televisi kurang dari 1 jam. Sebanyak 16 orang atau 11,6% rata-rata lama menonton 3 hingga 5 jam, dan juga terdapat 6 orang atau 4,2% menonton lebih dari 5 jam. Dari 73 orang yang menonton televisi antara 1 hingga 3 jam sebanyak 29 orang adalah mahasiswa atau pelajar, kemudian 17 orang pekerjaannya TNI/Polri/PNS, kemudian 13 orang pekerjaan lain-lain. Dari 48 orang yang menonton televisi kurang dari 1 jam, sebanyak 23 orang merupakan mahasiswa/pelajar, kemudian 9 orang pekerjaan lain-lain, dan 8 orang sebagai wiraswasta. Pada 16 responden yang rata-rata lama menonton 3 hingga 5 jam terdiri dari 7 orang bekerja sebagai TNI/Polri/PNS kemudian 4 orang sebagai

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 62

mahasiswa/pelajar. Terdapat 6 orang yang menonton lebih dari 5 jam, terdiri dari 3 orang sebagai mahasiswa/pelajar dan 3 orang memiliki pekerjaan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata lama menonton televisi kurang dari 1 jam dan yang menonton 1 hingga 3 jam didominasi oleh mahasiswa/pelajar, sedangkan yang menonton antara 3 hingga 5 jam didominasi oleh pekerja dari TNI/Polri/PNS. Rata-rata menonton televisi lebih dari 5 jam merupakan responden yang paling sedikit, hanya terdapat 6 orang atau 4,2%.

Tabel 4.8. Hasil Tabulasi Silang antara Rata-Rata Lama Menonton dengan Alasan Utama Menonton Alasan Utama Menonton TVRI Ingin Ingin Ada acara Ingin Menonton Berkonsul- khusus yang Mengetahui hiburan tasi tidak ada berita lokal daerah Langsung di TV lain Total Rata-Rata Kurang Count 31 8 2 7 48 Lama dari % of Total 21,7% 5,6% 1,4% 4,9% 33,6% Menonton 1 Jam TV 1 Count 57 7 1 8 73 hingga % of Total 39,9% 4,9% 0,7% 5,6% 51,0% 3 Jam 3 Count 11 2 0 3 16 hingga % of Total 7,7% 1,4% 0,0% 2,1% 11,2% 5 Jam Lebih Count 4 1 0 1 6 dari % of Total 2,8% 0,7% 0,0% 0,7% 4,2% 5 Jam Total Count 103 18 3 19 143 % of Total 72,0% 12,6% 2,1% 13,3% 100,0% Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Dari Tabel 4.8. dapat dilihat dari 143 responden, sebanyak 103 orang atau 72% menonton TVRI Sumatera Utara karena ingin mengetahui berita lokal, kelompok responden memiliki rata-rata lama menonton televisi antara 1 hingga 3 jam yakni sebanyak 57 orang. Alasan utama menonton TVRI Sumatera Utara berikutnya karena ada acara khusus yang tidak ada di TV lain yakni sebanyak 19 orang atau 13,3% yang didominasi rata-rata lama menonton televisi sebanyak 8 orang. Responden yang memiliki alasan utama menonton TVRI Sumatera Utara karena ingin menonton hiburan daerah sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 8 orang yang menonton TV kurang dari 1 jam dan 7 orang yang menonton TV 1 hingga 3 jam.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63

4.4 Deskripsi Tayangan Konten Lokal di TVRI Sumut Berikut ini diuraikan tayangan konten lokal TVRI Sumatera Utara : a. Sumatera Utara Dalam Berita, merupakan tayangan berita khusus Sumatera Utara, ditayangkan setiap hari pada jam 17.00-18.00. Berbagai peristiwa diinformasikan secara akurat dan aktual. b. Pesona Indonesia merupakan acara mingguan yang tayang pada hari Jum’at jam 08.30 hingga 09.00. Acara ini dipandu oleh Tiara, yang menginformasikan berbagai daerah wisata di Sumatera Utara. c. Halo Dokter tayang pada setiap hari Selasa jam 08.00 hingga 09.00 dengan pembawa acara Lukman Hakim Sitorus. Pada acara ini selain terkait tema kesehatan yang menghadirkan seorang dokter, juga disertai konsultasi langsung melalui telepon. d. Ayo Bertani tayang pada setiap hari Kamis mulai jam 09.00 hingga 10.00 yang dipandu secara bergantian oleh Lukman Hakim Sitorus dan Tiara. Ayo Bertani setiap tayangannya mengenai budidaya tanamaan, tips dan trik agar tanaman menghasilkan panen sesuai harapan, yang disertai dengan telepon interaktif. e. Pak Pung adalah acara khusus Melayu yang tayang pada hari Kamis malam, mulai jam 19.00 hingga 20.00. Pada acara terdapat dialog, acara adat, drama atau membahas perkembangan budaya melayu di Sumatera Utara dalam berbagai perspektif. f. Ngaji Bareng merupakan acara khusus bagi pemirsa beragama Islam, yang ditayangkan mulai jam 18.00 hingga menjelang waktu Sholat Maghrib. Akan dibahas berbagai masalah aktual yang dibahas dalam sudut pandang Agama Islam. Jika memasuki Bulan Ramadhan terdapat acara yang tidak ditayanngkan diganti dengan Acara Menjelang Berbuka Puasa. g. Markobar adalah tayangan talk show atau acara bincang-bincang dengan para tokoh Sumatera Utara tentang isu terkini yang dihadapi masyarakat Sumatera Utara, dalam suasana acara yang santai. Acara ini setiap hari Rabu namun sering berubah jam tayangnya, karena sangat dipengaruhi oleh acara TVRI Nasional. Dipandu oleh Widya, Markobar berdurasi 60 menit.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64

h. Kelepon merupakan acara bincang-bincang dengan tokoh Sumatera Utara disertai dengan telepon interaktif. Acara ini ditayangkan setiap hari Senin mulai jam 09.00 hingga 10.00.

4.5 Analisis Tabel Tunggal Pada sub bab ini diuraikan hasil kuesioner dari 20 (dua puluh) butir pertanyaan yang direkapitulasi melalui tabel tunggal. Uraian pada tabel tunggal dimulai dari variabel Minat Menonton Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara yang terdiri dari 5 (lima) indikator yakni kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan pribadi dan kebutuhan sosial serta kebutuhan pelepasan. Dilanjutkan Kebutuhan Informasi yang terdiri dari 3 (tiga) indikator yakni informasi, pengetahuan dan hiburan. Tabel 4.9. Hasil Jawaban Responden “Tayangan program lokal TVRI memberi informasi secara akurat dan sumber terpercaya” STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI memberi informasi 1 0,7 1 0,7 7 4,9 94 65,7 40 28 143 100 secara akurat dan sumber terpercaya Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai tayang program lokal TVRI Sumatera Utara. Tabel 4.9. yang menguraikan jawaban responden pada variabel Minat Menonton Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara pada indikator Kebutuhan Kognitif yang terdiri dari 3 (tiga) pertanyaan. Pada pertanyaan pertama (X-1) yakni ”Tayangan program lokal TVRI memberi informasi secara akurat dan sumber terpercaya”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 94 orang atau 65,7% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 40 orang atau 28%. Jawaban Kurang Setuju pada pertanyaan ini sebanyak 7 orang atau 4,9%. Jawaban Tidak Setuju pada pertanyaan ini sebanyak 1 orang atau 0,7%. Jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 1 orang atau 0,7%. Sumatera Utara dalam Berita merupakan siaran berita mengenai perkembangan

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 65

Sumatera Utara dalam berbagai bidang, dengan durasi 1 (satu) jam mulai jam 17.00 hingga 18.00 Wib. Tabel 4.10. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI memberi informasi terkini tentang kondisi Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI memberi informasi terkini 0 0 0 0 6 4,2 86 60,1 91 35,7 143 100 tentang kondisi Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pertanyaan kedua (X-2) yakni ”Tayangan program lokal TVRI memberi informasi terkini tentang kondisi Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Sangat Setuju sebanyak 91 orang atau 35,7% kemudian diikuti jawaban Setuju sebanyak 86 orang atau 60,1%. Berbagai acara terkait wisata, budaya lokal, konsultasi agama dan kesehatan serta siaran berita yang memberi informasi terkini sesuai dengan harapan masyarakat. Tabel 4.11. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Setelah menonton tayangan progarm lokal TVRI saya merasa puas atas informasi yang ditayangkan STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Setelah menonton tayangan progarm lokal TVRI saya 2 1,4 1 0,7 16 11,2 92 64,3 32 22,4 143 100 merasa puas atas informasi yang ditayangkan Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pertanyaan ketiga pada variabel minat menontong (X-3) yakni ” Setelah menonton tayangan progarm lokal TVRI saya merasa puas atas informasi yang ditayangkan”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 92 orang atau 64,3% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 32 orang atau 22,4%. Terdapat jawaban Kurang Setuju sebanyak 16 orang atau 11,2%, kemudian terdapat jawaban Tidak Setuju sebanyak 1 orang atau 0,7% dan jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 2 orang atau 1,4%. Jawaban responden pada pertanyaan ini menunjukkan masih ada yang harus diperbaiki dari kualitas informasi yang ditayangkan pada program lokal TVRI Sumatera Utara, termasuk juga kualitas gambar tayangan. Perkembangan peralatan pertelevisian memberi

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66

pengaruh yang signifikan dengan menghasilkan kualitas gambar tinggi disertai dengan suara yang jernih. Hal ini yang membuat TVRI harus dapat mengimbangi kualitas gambar dan suara sebagus televisi swasta. Tabel 4.12. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan keindahan alam diberbagai daerah Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan 0 0 1 0,7 5 3,5 80 55,9 57 39,9 143 100 keindahan alam diberbagai daerah Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenagkan dan emosional. Tabel 4.12. yang menguraikan jawaban responden pada variabel Minat Menonton Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara pada indikator Kebutuhan Afektif yang terdiri dari 3 (tiga) pertanyaan. Pada pertanyaan keempat (X-4) yakni ” Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan keindahan alam diberbagai daerah Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 80 orang atau 55,9% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 57 orang atau 39,9%. Tabel 4.13. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan keragaman budaya diberbagai daerah Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan 0 0 0 0 5 3,5 82 57,3 56 39,2 143 100 keragaman budaya diberbagai daerah Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan kelima (X-5) yakni ” Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan keragaman budaya diberbagai daerah Sumatera

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 67

Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 82 orang atau 57,3% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 56 orang atau 39,2%. Tabel 4.14. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan tokoh atau cendekiawan dari Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan 0 0 1 0,7 15 10,5 90 62,9 37 25,9 143 100 tokoh atau cendekiawan dari Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan keenam (X-6) yakni ”Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang menampilkan tokoh atau cendekiawan dari Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 90 orang atau 62,9% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 37 orang atau 25,9%. Tabel 4.15. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Durasi tayangan berita pada program lokal TVRI sesuai harapan Saya STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Durasi tayangan berita pada program 1 0,7 3 2,1 20 14 90 62,9 30 20,3 143 100 lokal TVRI sesuai harapan Saya Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Kebutuhan pribadi adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Tabel 4.15. yang menguraikan jawaban responden pada variabel Minat Menonton Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara pada indikator Kebutuhan Pribadi yang terdiri dari 3 (tiga) pertanyaan. Pada pertanyaan ketujuh (X-7) yakni ”Durasi tayangan berita pada program lokal TVRI sesuai harapan Saya”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 90 orang atau 62,9% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 30 orang atau 20,3%. Terdapat 20 orang responden atau 14% yang menyatakan Kurang Setuju, kemudian 3 orang atau 2,1% menjawab Tidak Setuju. Terdapat 1 orang responden atau 0,7% yang menjawab Sangat Tidak Setuju. Hal

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 68

ini menunjukkan bahwa pemirsa TVRI Sumatera Utara mengharapkan durasi tayangan berita lebih panjang atau ditayangkan 2 (dua) kali sehari, karena saat ini tayangan berita yakni Sumut Dalam Berita hanya ditayangkan sore hari. Tabel 4.16. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan mengenai kebudayaan Sumatera Utara pada program lokal TVRI esuai dengan harapan STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan mengenai kebudayaan Sumatera Utara 1 0,7 2 1,4 15 10,5 94 65,7 31 21,7 143 100 pada program lokal TVRI sesuai dengan harapan Saya Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan kedelapan (X-8) yakni ”Tayangan mengenai kebudayaan Sumatera Utara pada program lokal TVRI sesuai dengan harapan Saya”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 94 orang atau 65,7% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 31 orang atau 21,7%. Tayangan TVRI SUMUT yakni Pak Pung adalah acara khusus Melayu yang. Pada acara terdapat dialog, acara adat, drama atau membahas perkembangan budaya melayu di Sumatera Utara dalam berbagai perspektif. Tabel 4.17. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan mengenai pengetahuan (seperti pengetahuan bidang kesehatan/pertanian/bisnis) pada program lokal TVRI sesuai dengan harapan saya STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan mengenai pengetahuan (seperti pengetahuan bidang kesehatan/pertanian/bisnis) 3 2,1 1 0,7 16 11,2 92 64,3 31 21,7 143 100 pada program lokal TVRI sesuai dengan harapan saya Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan kesembilan (X-9) yakni ”Tayangan mengenai pengetahuan (seperti pengetahuan bidang kesehatan/pertanian/bisnis) pada program lokal TVRI sesuai dengan harapan saya”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 92 orang atau 64,3% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 31 orang atau 21,7%.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 69

Tabel 4.18. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan rasa persaudaraan sesama warga Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan rasa 4 2,8 1 0,7 13 9,1 88 61,5 37 25,9 143 100 persaudaraan sesama warga Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat berafiliasi.Tabel 4.18. yang menguraikan jawaban responden pada variabel Minat Menonton Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara pada indikator Kebutuhan Sosial yang terdiri dari 3 (tiga) pertanyaan. Pada pertanyaan kesepuluh (X-10) yakni ”Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan rasa persaudaraan sesama warga Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 88 orang atau 61,5% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 37 orang atau 25,9%. Tabel 4.19. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan solidaritas sesama warga Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan 4 2,8 0 0 20 14,0 86 60,1 33 23,1 143 100 solidaritas sesama warga Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan kesebelas (X-11) yakni ”Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan solidaritas sesama warga Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 86 orang atau 60,1% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 33 orang atau 23,1%.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 70

Tabel 4.20. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan 2 1,4 1 0,7 10 7 92 64,3 38 26,6 143 100 kebanggaan sebagai bangsa Indonesia Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan keduabelas (X-12) yakni ”Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 92 orang atau 64,3% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 38 orang atau 26,6%. Tabel 4.21. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan rasa menghargai perbedaan suku dan agama sesama warga Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan rasa menghargai 3 2,1 0 0 10 7 91 63,6 39 27,3 143 100 perbedaan suku dan agama sesama warga Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Tabel 4.21. yang menguraikan jawaban variabel Minat Menonton Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara pada indikator Kebutuhan Pelepasan yang terdiri dari 2 (dua) pertanyaan. Pada pertanyaan ketigabelas (X-13) yakni ”Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan rasa menghargai perbedaan suku dan agama sesama warga Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 91 orang atau 63,6% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 39 orang atau 27,3%. Jawaban Kurang Setuju sebanyak 10 orang atau 7%, kemudian jawaban Sangat Tidak Setuju sebanyak 3 orang atau 2,1%. Sumatera Utara merupakan propinsi di pulau sumatera yang

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 71

dihuni beragam suku dan agama paling beragam. Tayangan lokal TVRI Sumatera Utara menampilkan informasi dari berbagai suku dan agama. Tabel 4.22. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI memberi hiburan bagi Saya dan keluarga STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI memberi 3 2,1 3 2,1 23 16,1 83 58 31 21,7 143 100 hiburan bagi Saya dan keluarga Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan keempatbelas (X-14) yakni ”Tayangan program lokal TVRI memberi hiburan bagi Saya dan keluarga”, jawaban Setuju sebanyak 83 orang atau 58% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 31 orang atau 23,1%. Jawaban Kurang Setuju sebanyak 23 orang atau 16,1%, kemudian jawaban Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 3 orang atau 2,1%. Tabel 4.23. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi Informasi yang dibutuhkan masyarakat Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi 1 0,7 1 0,7 11 7,7 97 67,8 33 23,1 143 100 Informasi yang dibutuhkan masyarakat Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Tabel 4.23. yang menguraikan jawaban responden pada variabel Kebutuhan Informasi pada indikator Informasi yang terdiri dari 2 (dua) pertanyaan. Pada pertanyaan kelimabelas atau pertanyaan pertama pada variabel ini (Y-1) yakni ” Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi Informasi yang dibutuhkan masyarakat Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 97 orang atau 67,8% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 33 orang atau 23,1%.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 72

Tabel 4.24. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Saya puas dengan informasi yang diperoleh dari siaran berita TVRI Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Saya puas dengan informasi yang diperoleh 1 0,7 3 2,1 18 12,6 93 65 28 19,6 143 100 dari siaran berita TVRI Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan keenambelas atau pertanyaan kedua pada variabel ini (Y- 2) yakni ” Saya puas dengan informasi yang diperoleh dari siaran berita TVRI Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 93 orang atau 65% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 28 orang atau 19,6%. Terdapat 18 orang responden atau 12,6% yang menjawab Kurang Setuju, kemudian 3 orang atau 2,1% menjawab Tidak Setuju. Terdapat 1 orang atau 0,7% yang menjawab Sangat Tidak Setuju. Tabel 4.25. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi Pengetahuan yang tentang Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi 0 0 1 0,7 101 70,6 34 23,8 34 23,8 143 100 Pengetahuan yang tentang Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Tabel 4.25. yang menguraikan jawaban responden pada variabel Kebutuhan Informasi pada indikator Pengetahuan yang terdiri dari 2 (dua) pertanyaan. Pada pertanyaan ketujuhbelas atau pertanyaan ketiga pada variabel ini (Y-3) yakni ”Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi Pengetahuan yang tentang Sumatera Utara”, jawaban responden didominasi jawaban Kurang Setuju sebanyak 101 orang atau 70,6% kemudian diikuti jawaban Setuju dan Sangat Setuju masing-masing sebanyak 34 orang atau 23,8%.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 73

Tabel 4.26. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Saya puas dengan kualitas tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara yang berisi pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Saya puas dengan kualitas tayangan program lokal TVRI Sumatera 2 1,4 2 1,4 25 17,5 85 59,4 29 20,3 143 100 Utara yang berisi pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan kedelapanbelas atau pertanyaan keempat pada variabel ini (Y-4) yakni ” Saya puas dengan kualitas tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara yang berisi pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 85 orang atau 59,4% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 29 orang atau 20,3%. Jawaban Kurang Setuju dijawab oleh 25 orang atau 17,5%, kemudian jawaban Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 2 orang atau 1,4%.

Tabel 4.27. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi Hiburan yang memiliki ciri budaya atau keunikan khas dari Sumatera Utara STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi Hiburan yang memiliki ciri 0 0 1 0,7 10 7 100 69,9 32 22,4 143 100 budaya atau keunikan khas dari Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Tabel 4.27. yang menguraikan jawaban responden pada variabel Kebutuhan Informasi pada indikator Hiburan yang terdiri dari 2 (dua) pertanyaan. Pada pertanyaan kesembilanbelas atau pertanyaan ketiga pada variabel ini (Y-5) yakni ” Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi Hiburan yang memiliki ciri budaya atau keunikan khas dari Sumatera Utara”, jawaban

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 74

responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 100 orang atau 69,9% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 32 orang atau 22,4%. Tabel 4.28. Hasil Jawaban Responden pada Pertanyaan Saya puas karena TVRI Sumatera Utara memberi kesempatan setiap suku di Sumatera Utara untuk tampil di tayangan hiburan program lokal. STS TS KS S SS Jumlah Pertanyaan N % N % N % N % N % N % Saya puas karena TVRI Sumatera Utara memberi kesempatan setiap 0 0 2 1,4 14 9,8 90 62,9 37 25,9 143 100 suku di Sumatera Utara untuk tampil di tayangan hiburan program lokal. Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Pada pertanyaan dua puluh atau pertanyaan keempat pada variabel ini (Y- 6) yakni ” Saya puas karena TVRI Sumatera Utara memberi kesempatan setiap suku di Sumatera Utara untuk tampil di tayangan hiburan program lokal.”, jawaban responden didominasi jawaban Setuju sebanyak 90 orang atau 62,9% kemudian diikuti jawaban Sangat Setuju sebanyak 37 orang atau 25,9%. Pada acara Pesona Indonesia, TVRI Sumut menampilkan tayangan tentang keanekaragaman budaya suku di Sumatera Utara, mulai dari rumah adat, adat istiadat dan berbagai acara tradisional.

4.6 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis digunakan pada penelitian kuantitatif. Untuk menguji hipotesis apakah ada hubungan antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi dilakukan analisis korelasi. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner, yang disusun dengan menggunakan skala likert, atau skala yang menunjukkan setuju atau ketidaksetujuan denan menggunakan rentang nilai tertentu. Karena data yang diolah berbentuk skala likert yang termasuk dalam skala ordinal, maka jenis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi Rank Spearman. Selain untuk menguji hubungan, analisis korelasi juga menghasilkan nilai keeratan korelasi. Pada Tabel 4.29. dapat dlihat hasil korelasi Rank Spearman.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 75

Tabel 4.29. Korelasi Rank Spearman antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi

MInat Menonton Tayangan Lokal Kebutuhan TVRI Informasi MInat Menonton Tayangan Spearman Correlation 1 ,877** Lokal TVRI Sig. (2-tailed) ,000 N 143 143 Kebutuhan Informasi Spearman Correlation ,877** 1 Sig. (2-tailed) ,000 N 143 143 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Untuk menguji hipotesis dapat digunakan nilai Signifikansi (Sig) dari hasil analisis korelasi rank spearman. Dengan kententuan sebagai berikit : 1) Ho diterima atau menolak Ha, jika nilai Signifkansi lebih besar dari 0,05 atau Sig > 0,05 artinya tidak tedapat korelasi atau hubungan signifikan antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi. 2) Ho ditolak atau menerima Ha, jika nilai Signifkansi lebih besar dari 0,05 atau Sig < 0,05 artinya artinya tidak tedapat korelasi atau hubungan signifikan antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi. Dari hasil pengolahan data dengan korelasi di Tabel 4.29. dapat dilihat jumlah responden yang diamati adalah 143 orang (N) yang menghasilkan nilai signifikansi 2 arah (Sig. 2 tailed) adalah 0,000 yang berarti Ho ditolak atau menerima Ha, karena nilai Signifkansi lebih besar dari 0,05 atau Sig < 0,05 atau dapat disimpulkan tedapat korelasi atau hubungan signifikan antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi. Nilai Korelasi Rank Spearman antara kedua variabel ini adalah 0,877 yang berada pada rentang nilai 0,80 – 1,00 atau berada kategori Korelasi Sangat Kuat seperti terlihat pada Tabel 3.3. Dapat disimpulkan secara signifikan tedapar Korelasi Sangat Kuat antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 76

4.7 Pembahasan Acara tayangan lokal TVRI Sumatera Utara sebanyak 8 (delapan) acara secara reguler. Pada kuesioner yang dikirimkan kepada responden, terdapat 1 (satu) pertanyaan mengenai acara tayangan lokal TVRI Sumatera Utara yang pernah ditonton, hasil jawaban pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.30. Tabel 4.30. Urutan Acara Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara yang Banyak Ditonton Responden Urutan Nama Acara Televisi Jumlah % 1 Sumatera Utara Dalam Berita 114 79,72 2 Pesona Indonesia 108 75,52 3 Halo Dokter 61 42,66 4 Ayo Bertani 51 35,66 5 Pak Pung 36 25,17 6 Ngaji Bareng 28 19,58 7 Markobar 27 18,88 8 Kelepon 19 13,29 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020

Sumatera Utara Dalam Berita merupakan tayangan lokal yang paling banyak ditonton responden, yakni sebanyak 114 orang atau 79,72%. Sumatera Utara Dalam Berita merupakan tayangan berita khusus Sumatera Utara, ditayangkan setiap hari pada jam 17.00-18.00. Berbagai peristiwa diinformasikan secara akurat dan aktual. Pesona Indonesia merupakan tayangan lokal kedua yang paling banyak ditonton, yakni sebanyak 108 orang atau 75,52%. Pesona Indonesia merupakan acara mingguan yang tayang pada hari Jum’at jam 08.30 hingga 09.00. Acara ini dipandu oleh Tiara, yang menginformasikan berbagai daerah wisata di Sumatera Utara. Halo Dokter merupakan acarca tayangan lokal ketiga yang dipilih oleh 61 orang responden atau 42,66%. Halo Dokter tayang pada setiap hari Selasa jam 08.00 hingga 09.00 dengan pembawa acara Lukman Hakim Sitorus. Pada acara ini selain terkait tema kesehatan yang menghadirkan seorang dokter, juga disertai konsultasi langsung melalui telepon. Ayo Bertani merupakan acara tayangan lokal keempat yang dipilih oleh 51 responden atau 35,66%. Ayo Bertani tayang pada setiap hari Kamis mulai jam 09.00 hingga 10.00 yang dipandu secara bergantian oleh Lukman Hakim Sitorus dan Tiara. Ayo Bertani setiap tayangannya mengenai budidaya tanamaan, tips dan

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 77

trik agar tanaman menghasilkan panen sesuai harapan, yang disertai dengan telepon interaktif. Pak Pung adalah acara khusus Melayu yang tayang pada hari Kamis malam, mulai jam 19.00 hingga 20.00. Pada acara terdapat dialog, acara adat, drama atau membahas perkembangan budaya melayu di Sumatera Utara dalam berbagai perspektif. Ngaji Bareng merupakan acara khusus bagi pemirsa beragama Islam, yang ditayangkan mulai jam 18.00 hingga menjelang waktu Sholat Maghrib. Akan dibahas berbagai masalah aktual yang dibahas dalam sudut pandang Agama Islam. Jika memasuki Bulan Ramadhan terdapat acara yang tidak ditayanngkan diganti dengan Acara Menjelang Berbuka Puasa. Ngaji Bareng sudah ditonton oleh 28 responden atau 19,58%. Markobar adalah tayangan talk show atau acara bincang-bincang dengan para tokoh Sumatera Utara tentang isu terkini yang dihadapi masyarakat Sumatera Utara, dalam suasana acara yang santai. Acara ini setiap hari Rabu namun sering berubah jam tayangnya, karena sangat dipengaruhi oleh acara TVRI Nasional. Dipandu oleh Widya, Markobar berdurasi 60 menit. Markobar ditonton oleh 27 orang atau 18,88% responden.Kelepon merupakan acara bincang-bincang dengan tokoh Sumatera Utara disertai dengan telepon interaktif. Acara ini ditayangkan setiap hari Senin mulai jam 09.00 hingga 10.00. Terdapat 19 orang atau 13,29% responden yang pernah menonton tayangan acara ini. Dari hasil pengolahan data tabulasi silang dan isian kueisoner beberapa hal menarik yang diperoleh adalah : a. Tedapat korelasi atau hubungan signifikan antara Minat Menonton Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara dengan Kebutuhan Informasi. Nilai korelasi antara kedua variabel ini adalah 0,877 yang berada pada kategori Korelasi Sangat Kuat. b. Acara berita Sumatera Utara Dalam Berita merupakan tayangan lokal yang paling banyak ditonton, merupakan tayangan berita khusus Sumatera Utara, kemudian tayangan yang banyak ditonton berikutnya adalah Pesona Indonesia merupakan acara tayangan lokal yang menginformasikan berbagai daerah wisata di Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 78

c. Dari 20 (dua puluh) pertanyaan yang diajukan kepada responden terdapat 1 (satu) pertanyaan yang berada kategori kurang setuju, atau menunjukkan kinerja yang kurang memenuhi harapan, yakni pada pertanyaan ketujuhbelas atau pertanyaan ketiga pada variabel kebutuhan informasi yakni ”Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi Pengetahuan yang tentang Sumatera Utara”. Hal ini menunjukkam bahwa tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara belum mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan Dari uraian bab sebelumnya, maka disimpulkan : a. Hasil dari uji hipotesis menunjukkan tedapat korelasi atau hubungan signifikan antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi. b. Nilai Korelasi Rank Spearman antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi adalah 0,877 yang berada pada rentang nilai 0,80 – 1,00 atau berada kategori Korelasi Sangat Kuat seperti terlihat pada Tabel 3.3. Dapat disimpulkan secara signifikan tedapar Korelasi Sangat Kuat antara Minat Menonton Tayangan TV Lokal TVRI dengan Kebutuhan Informasi. c. Sumatera Utara Dalam Berita merupakan tayangan lokal yang paling banyak ditonton, merupakan tayangan berita khusus Sumatera Utara. d. Usia 17 hingga 30 Tahun dengan pekerjaan mahasiswa atau pelajar merupakan penonton acara tayangan lokal TVRI Sumatera Utara paling banyak.

5.2. Saran Dari hasil simpulan, maka disarankan : a. Saran Secara Teoritis Minat masyarakat untuk menonton tayangan lokal masih tinggi, sehingga diperlukan tayangan lokal yang mampu memenuhi kebutuhan informasi dan pengetahuan tentang Sumatera Utara. b. Saran Secara Akademis TVRI Sumatera Utara agar dapat meningkatkan kualitas tayangan lokal karena masyarakat membutuhkan informasi tentang perkembangan Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 80

c. Saran Secara Praktis 1. Acara Sumatera Utara Dalam Berita sebagai tayangan lokal yang paling banyak ditonton, agar terintegrasi dengan saluran pada media sosial atau Youtube, sehingga para pemirsa dapat menikmati tayangan tersebut melalui telepon genggam. 2. Melakukan perbaikan konten atau isi acara tayangan lokal, agar memiliki muatan pengetahuan tentang Sumatera Utara. 3. Menggunakan media sosial untuk menginformasikan tentang tayangan lokal TVRI Sumatera Utara, karena banyak pemirsa TVRI Sumatera Utara yang berusia muda.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 81

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2014. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Asep, Hermawan. 2010. Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Penerbit Grasindo. Birowo, M. Antonius. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gitanyali. Budiardjo, Miriam. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka. Utama Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PrenadaMedia. Effendy, Onong Uchyana. 2010. Kamus Komunikasi. Mandar Maju, Bandung. Eriyanto. 2017. Teknik Sampling. Yogyakarta : LKIS. Fachruddin, Andi. 2012. Dasar – Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana. Fisher, Aubrey B. 2016. Teori-Teori Komunikasi. Remaja Karya, Bandung. Hardono. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pasien Rawat Inap Dalam Menggunakan Jasa. Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 1, Hal 18-37, Januari 2015. Hasan, M. Iqbal. 2016. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Edisi. 2. Jakarta: PT Bumi Aksara. Juditha, Christiany. 2015. Tekevisi Lokal dan Konten Kearifan Lokal (Studi Kasus di Sindo TV Kendari). Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan. Vol. 16 No.1 Juni 2015 : Hal 49-64. Junaedi, Fajar. 2013. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Santusta. Kasali, Renald. 2015. Manajemen Periklanan – Konsep Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Prenada Media. Kuswandi, Wawan. 2016. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta:Rineka Cipta

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 82

Lamintang, Franciscus. 2013. Pengantar Ilmu Broadcasting dan Cinematography,. Jakarta : In Media. Morrisan. 2018. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya. Marshall, Jill dan Werndly, Angela. 2010. The Language of television. London dan NewYork : Routledge Mc Quail, Dennis. 2010. Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, edisi kedua. Erlangga. Jakarta. Muktiyo, Widodo. 2010. Dinamika Media Lokal dalam Mengkonstruksi Realitas Budaya Lokal sebagai Sebuah Komoditas. https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/view/1262 Nasution, M. Arif, Badaruddin, dan Heri Kusmanto. 2008. Metode Penelitian. Medan. FISIP USU Press Nawawi, Hadari. 2015. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gajah Mada University Press Nurudin. 2011. Pengantar Komunikasi Massa.Jakarta : Rajawali Pers Pace, R. Wayne. 2010. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor Deddy Mulyana, Bandung : Remaja Rosdakarya Bandung Prasetyo, Ricky. 2016. Siaran EPL Barclays Premier League dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat di Perumahan Johor Indah Permai I Medan). Skripsi. Medan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumarera Utara. Purba, Amir. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan:USU Press. Rakhmat, Jalaludin. 2015. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sekaran, Uma. 2016. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta. Salemba Empat. Setiyaningsih, Lian Agustina. 2016. Desain Konsep Tentang Konten Lokal Pada Televisi Lokal Untuk Mengembangkan Wisata Kuliner Kota Malang. Vol. 2, No. 2 2016. http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/n/article/view/1198 Santoso, Edy dan Setiansah. 2010. Teori Komunikasi.Yogyakarta: Graha Ilmu

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 83

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2010. Metode Penelitian Survei. Jakarta:LP3ES. Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi, 2011. Analisis Data Penelitian (Menggunakan. Program SPSS). Medan. USU Press. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sunyoto, Danang. 2006. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung Supranto, J. 2015. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi. Jakarta, Rineka Cipta Usman,Wan. 2010. Metode Kuantitatif. Jakarta:UniversitasTerbuka West, Richard dan Lynn H Turner. 2010. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta. Salemba Humanika Wijaya, Tony. 2011. Manajemen Kualitas Jasa. Cetakan ke-1, Kembangan- Jakarta. Barat. PT. Indeks Vivian, John. 2010. Teori Komunikasi. Edisi Kedelapan, Jakarta: Prenanda Media. Grup Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Website https://www.picuki.com › tag › tvrisumut, 2020, Informasi Tayangan Lokal TVRI Sumatera Utara https://ulm.ac.id/id/2019/03/29/konten-lokal-dalam-penyiaran-publik/ diakses pada 10 Juli 2020. https://www.tribunnews.com/nasional/2020/01/28/kesungguhan-helmy-yahya- genjot-rating--hingga-dapat-kepercayaan-bwf-dan-siarkan-liga-inggris diakses pada 10 Juli 2020.

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 1 Kuesioner Untuk Responden

Kepada Yth : Bapak/Ibu/Sdr/i Di – Tempat

Dengan hormat, Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai tayangan program Lokal TVRI Sumatera Utara, salah satu pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Saya sangat berharap Bapak/Ibu/Sdr/i dapat mengisi kuesioner berikut ini.

Terima Kasih Peneliti

A. Pilihla salah satu jawaban dibawah ini dengan memberi lingkaran atau tanda silang (x) No Keterangan Pilihan Jawaban a. Laki-Laki 1 Jenis Kelamin b. Perempuan a. Dibawah 17 Tahun b. 17 hingga 30 Tahun 2 Usia Bapak/Ibu/Sdr/i saat ini c. 31 hingga 45 Tahun d. Lebih dari 45 Tahun a. Kurang dari 1 jam Rata-Rata Lama Waktu b. 1 hingga 3 Jam 2 Menonton Televisi dalam c. 3 hingga 5 Jam Sehari d. Lebih dari 5 Jam Alasan Utama apa yang a. Ingin Mengetahui berita lokal menyebabkan b. Ingin Menonton hiburan daerah 3 Bapak/Ibu/Sdr/i menonton c. Ingin Berkonsultasi langsung TVRI Sumatera Utra d. Ada acara khusus yang tidak ada di TV lain

B. Beri tanda silang (x) pada pilihan tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara yang pernah Bapak/Ibu/Sdr/i tonton. No Nama Acara Tanda X (silang) jika pernah ditonton 1 Halo Dokter 2 Ayo Bertani 3 Kelepon 4 Pak Pung 5 Markobar 6 Ngaji Bareng 7 Pesona Indonesia 8 Sumatera Utara dalam Berita

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA C. Beri tanda silang (x) pada salah satu jawaban dibawah ini Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Pilihlan Jawaban Minat Menonton Tayangan Program Lokal TVRI Sumatera Utara (Variabel X) Kebutuhan Kognitif SS S KS TS STS Tayangan program lokal TVRI memberi informasi secara 1 akurat dan sumber terpercaya Tayangan program lokal TVRI memberi informasi terkini 2 tentang kondisi Sumatera Utara Setelah menonton tayangan progarm lokal TVRI saya 3 merasa puas atas informasi yang ditayangkan Kebutuhan Afektif SS S KS TS STS Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang 4 menampilkan keindahan alam diberbagai daerah Sumatera Utara Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang 5 menampilkan keragaman budaya diberbagai daerah Sumatera Utara Saya menyukai Tayangan program lokal TVRI yang 6 menampilkan tokoh atau cendekiawan dari Sumatera Utara Kebutuhan Pribadi SS S KS TS STS Durasi tayangan berita pada program lokal TVRI sesuai 7 harapan Saya Tayangan mengenai kebudayaan Sumatera Utara pada 8 program lokal TVRI esuai dengan harapan Saya Tayangan mengenai pengetahuan (seperti pengetahuan 9 bidang kesehatan/pertanian/bisnis) pada program lokal TVRI sesuai dengan harapan saya Kebutuhan Sosial SS S KS TS STS Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan 10 rasa persaudaraan sesama warga Sumatera Utara Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan 11 solidaritas sesama warga Sumatera Utara Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan 12 kebanggaan sebagai bangsa Indonesia Kebutuhan Pelepasan SS S KS TS STS Tayangan program lokal TVRI mampu meningkatkan 13 rasa menghargai perbedaan suku dan agama sesama warga Sumatera Utara Tayangan program lokal TVRI memberi hiburan bagi 14 Saya dan keluarga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No Pernyataan Pilihlan Jawaban Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Variabel Y) Informasi SS S KS TS STS Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi 15 Informasi yang dibutuhkan masyarakat Sumatera Utara Saya puas dengan informasi yang diperoleh dari siaran 16 berita TVRI Sumatera Utara Pengetahuan SS S KS TS STS Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi 17 Pengetahuan yang tentang Sumatera Utara Saya puas dengan kualitas tayangan program lokal TVRI 18 Sumatera Utara yang berisi pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu Hiburan SS S KS TS STS Tayangan program lokal TVRI Sumatera Utara memberi 19 Hiburan yang memiliki ciri budaya atau keunikan khas dari Sumatera Utara Saya puas karena TVRI Sumatera Utara memberi 20 kesempatan setiap suku di Sumatera Utara untuk tampil di tayangan hiburan program lokal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 2 Data Untuk Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat Terhadap Tayang Program Lokal TVRI (X) Kebutuhan Informasi (Y) No Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 8 1 4 4 2 4 4 3 2 1 1 1 1 1 2 3 4 5 3 2 2 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 12 3 4 1 3 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 5 5 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 18 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 20 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 22 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 27 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 29 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 3 Data Untuk Analisis Korelasi Pearson No Responden X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9 X-10 X-11 X-12 X-13 X-14 Y-1 Y-2 Y-3 Y-4 Y-5 Y-6 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 8 1 4 4 2 4 4 3 2 1 1 1 1 1 2 3 4 5 3 2 2 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 12 3 4 1 3 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 5 5 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 18 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 20 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 22 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 27 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 29 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 32 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 34 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 35 4 4 1 5 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 4 36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 37 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 38 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 41 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 46 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 1 3 4 3 4 3 4 3 4 3 47 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 48 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 52 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 54 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No Responden X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9 X-10 X-11 X-12 X-13 X-14 Y-1 Y-2 Y-3 Y-4 Y-5 Y-6 58 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 59 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 60 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 61 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 72 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 75 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 3 5 4 4 3 4 5 78 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 79 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 83 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 84 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 87 4 5 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 90 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 91 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 92 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 2 93 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 100 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 101 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 103 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 104 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109 4 4 3 4 4 5 3 3 1 1 1 2 1 1 5 3 5 1 4 4 110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 111 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 112 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 114 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 115 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No Responden X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9 X-10 X-11 X-12 X-13 X-14 Y-1 Y-2 Y-3 Y-4 Y-5 Y-6 116 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 119 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 120 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 121 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 122 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 123 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125 5 4 4 5 3 4 5 1 3 1 3 3 5 4 4 4 5 1 3 3 126 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 127 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 128 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 129 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 130 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 131 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 132 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 133 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 134 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 136 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 137 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 138 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 139 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 140 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 141 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 142 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 4 – R Tabel Tabel r pada tingkat signifikansi 5% n=jumlah responden-2 maka nilai n untuk 30 responden pada n=30-2 = 28 n r n r n r n r n r n r 1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138 2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137 3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137 4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137 5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136 6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136 7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136 8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135 9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135 10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135 11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134 12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134 13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134 14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134 15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133 16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133 17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133 18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132 19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132 20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132 21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131 22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131 23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131 24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131 25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13 26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13 27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13 28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129 29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129 30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129 31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129 32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128 33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128 34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128 35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127 36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127 37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127 38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127 39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126 40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 5 Hasil Tabulasi Silang Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Usia * Rata-Rata Lama Menonton TV 143 100,0% 0 0,0% 143 100,0% Usia * Jenis Kelamin 143 100,0% 0 0,0% 143 100,0% Usia * Pekerjaan 143 100,0% 0 0,0% 143 100,0% Usia * Alasan Utama Menonton TVRI 143 100,0% 0 0,0% 143 100,0%

Usia * Rata-Rata Lama Menonton TV Crosstabulation Rata-Rata Lama Menonton TV Kurang 1 hingga 3 hingga Lebih dari dari 1 Jam 3 Jam 5 Jam 5 Jam Total Usia Dibawah Count 2 0 1 0 3 17 Tahun % within Usia 66,7% 0,0% 33,3% 0,0% 100,0% % within Rata-Rata 4,2% 0,0% 6,3% 0,0% 2,1% Lama Menonton TV % of Total 1,4% 0,0% 0,7% 0,0% 2,1% 17-30 Count 35 52 5 4 96 Tahun % within Usia 36,5% 54,2% 5,2% 4,2% 100,0% % within Rata-Rata 72,9% 71,2% 31,3% 66,7% 67,1% Lama Menonton TV % of Total 24,5% 36,4% 3,5% 2,8% 67,1% 31-45 Count 3 15 8 0 26 Tahun % within Usia 11,5% 57,7% 30,8% 0,0% 100,0% % within Rata-Rata 6,3% 20,5% 50,0% 0,0% 18,2% Lama Menonton TV % of Total 2,1% 10,5% 5,6% 0,0% 18,2% Lebih dari Count 8 6 2 2 18 45 Tahun % within Usia 44,4% 33,3% 11,1% 11,1% 100,0% % within Rata-Rata 16,7% 8,2% 12,5% 33,3% 12,6% Lama Menonton TV % of Total 5,6% 4,2% 1,4% 1,4% 12,6% Total Count 48 73 16 6 143 % within Usia 33,6% 51,0% 11,2% 4,2% 100,0% % within Rata-Rata 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Lama Menonton TV % of Total 33,6% 51,0% 11,2% 4,2% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Usia Dibawah 17 Tahun Count 2 1 3 % within Usia 66,7% 33,3% 100,0% % within Jenis Kelamin 2,8% 1,4% 2,1% % of Total 1,4% 0,7% 2,1% 17-30 Tahun Count 40 56 96 % within Usia 41,7% 58,3% 100,0% % within Jenis Kelamin 56,3% 77,8% 67,1% % of Total 28,0% 39,2% 67,1% 31-45 Tahun Count 17 9 26 % within Usia 65,4% 34,6% 100,0% % within Jenis Kelamin 23,9% 12,5% 18,2% % of Total 11,9% 6,3% 18,2% Lebih dari 45 Tahun Count 12 6 18 % within Usia 66,7% 33,3% 100,0% % within Jenis Kelamin 16,9% 8,3% 12,6% % of Total 8,4% 4,2% 12,6% Total Count 71 72 143 % within Usia 49,7% 50,3% 100,0% % within Jenis Kelamin 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 49,7% 50,3% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Usia * Pekerjaan Crosstabulation Pekerjaan Mahasiswa/ TNI/ Lain- Pelajar Polri/PNS Wiraswasta Profesional Lain Total Usia Dibawah Count 3 0 0 0 0 3 17 Tahun % within Usia 100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0% % within Pekerjaan 5,1% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,1% % of Total 2,1% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,1% 17-30 Count 56 13 8 4 15 96 Tahun % within Usia 58,3% 13,5% 8,3% 4,2% 15,6% 100,0% % within Pekerjaan 94,9% 40,6% 47,1% 50,0% 55,6% 67,1% % of Total 39,2% 9,1% 5,6% 2,8% 10,5% 67,1% 31-45 Count 0 12 2 4 8 26 Tahun % within Usia 0,0% 46,2% 7,7% 15,4% 30,8% 100,0% % within Pekerjaan 0,0% 37,5% 11,8% 50,0% 29,6% 18,2% % of Total 0,0% 8,4% 1,4% 2,8% 5,6% 18,2% Lebih dari Count 0 7 7 0 4 18 45 Tahun % within Usia 0,0% 38,9% 38,9% 0,0% 22,2% 100,0% % within Pekerjaan 0,0% 21,9% 41,2% 0,0% 14,8% 12,6% % of Total 0,0% 4,9% 4,9% 0,0% 2,8% 12,6% Total Count 59 32 17 8 27 143 % within Usia 41,3% 22,4% 11,9% 5,6% 18,9% 100,0% % within Pekerjaan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 41,3% 22,4% 11,9% 5,6% 18,9% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Usia * Alasan Utama Menonton TVRI Crosstabulation Alasan Utama Menonton TVRI Ingin Ingin Ada acara Mengetahui Menonton Ingin khusus yang berita hiburan Berkonsultasi tidak ada lokal daerah Langsung di TV lain Total Usia Dibawah Count 2 0 1 0 3 17 Tahun % within Usia 66,7% 0,0% 33,3% 0,0% 100,0% % within Alasan 1,9% 0,0% 33,3% 0,0% 2,1% Utama Menonton TVRI % of Total 1,4% 0,0% 0,7% 0,0% 2,1% 17-30 Count 68 12 2 14 96 Tahun % within Usia 70,8% 12,5% 2,1% 14,6% 100,0% % within Alasan 66,0% 66,7% 66,7% 73,7% 67,1% Utama Menonton TVRI % of Total 47,6% 8,4% 1,4% 9,8% 67,1% 31-45 Count 19 3 0 4 26 Tahun % within Usia 73,1% 11,5% 0,0% 15,4% 100,0% % within Alasan Utama 18,4% 16,7% 0,0% 21,1% 18,2% Menonton TVRI % of Total 13,3% 2,1% 0,0% 2,8% 18,2% Lebih dari Count 14 3 0 1 18 45 Tahun % within Usia 77,8% 16,7% 0,0% 5,6% 100,0% % within Alasan Utama 13,6% 16,7% 0,0% 5,3% 12,6% Menonton TVRI % of Total 9,8% 2,1% 0,0% 0,7% 12,6% Total Count 103 18 3 19 143 % within Usia 72,0% 12,6% 2,1% 13,3% 100,0% % within Alasan Utama 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Menonton TVRI % of Total 72,0% 12,6% 2,1% 13,3% 100,0%

Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Pekerjaan * Rata-Rata Lama Menonton TV 143 100,0% 0 0,0% 143 100,0% Pekerjaan * Alasan Utama Menonton TVRI 143 100,0% 0 0,0% 143 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pekerjaan * Rata-Rata Lama Menonton TV Crosstabulation Rata-Rata Lama Menonton TV Kurang dari 1 hingga 3 hingga Lebih dari 1 Jam 3 Jam 5 Jam 5 Jam Total Pekerjaan Mahasiswa Count 23 29 4 3 59 /Pelajar % within Pekerjaan 39,0% 49,2% 6,8% 5,1% 100,0% % within Rata-Rata 47,9% 39,7% 25,0% 50,0% 41,3% Lama Menonton TV % of Total 16,1% 20,3% 2,8% 2,1% 41,3% TNI//Polri/PNS Count 8 17 7 0 32 % within Pekerjaan 25,0% 53,1% 21,9% 0,0% 100,0% % within Rata-Rata 16,7% 23,3% 43,8% 0,0% 22,4% Lama Menonton TV % of Total 5,6% 11,9% 4,9% 0,0% 22,4% Wiraswasta Count 7 8 2 0 17 % within Pekerjaan 41,2% 47,1% 11,8% 0,0% 100,0% % within Rata-Rata 14,6% 11,0% 12,5% 0,0% 11,9% Lama Menonton TV % of Total 4,9% 5,6% 1,4% 0,0% 11,9% Profesional Count 1 6 1 0 8 % within Pekerjaan 12,5% 75,0% 12,5% 0,0% 100,0% % within Rata-Rata 2,1% 8,2% 6,3% 0,0% 5,6% Lama Menonton TV % of Total 0,7% 4,2% 0,7% 0,0% 5,6% Lain-Lain Count 9 13 2 3 27 % within Pekerjaan 33,3% 48,1% 7,4% 11,1% 100,0% % within Rata-Rata 18,8% 17,8% 12,5% 50,0% 18,9% Lama Menonton TV % of Total 6,3% 9,1% 1,4% 2,1% 18,9% Total Count 48 73 16 6 143 % within Pekerjaan 33,6% 51,0% 11,2% 4,2% 100,0% % within Rata-Rata 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Lama Menonton TV % of Total 33,6% 51,0% 11,2% 4,2% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pekerjaan * Alasan Utama Menonton TVRI Crosstabulation Alasan Utama Menonton TVRI Ingin Ada acara Ingin Menonton Ingin khusus yang Mengetahui hiburan Berkonsultasi tidak ada berita lokal daerah Langsung di TV lain Total Pekerjaan Mahasiswa Count 42 6 3 8 59 /Pelajar % within Pekerjaan 71,2% 10,2% 5,1% 13,6% 100,0% % within Alasan 40,8% 33,3% 100,0% 42,1% 41,3% Utama Menonton TVRI % of Total 29,4% 4,2% 2,1% 5,6% 41,3% TNI/ Count 23 5 0 4 32 Polri/ % within Pekerjaan 71,9% 15,6% 0,0% 12,5% 100,0% PNS % within Alasan 22,3% 27,8% 0,0% 21,1% 22,4% Utama Menonton TVRI % of Total 16,1% 3,5% 0,0% 2,8% 22,4% Wiraswasta Count 13 1 0 3 17 % within Pekerjaan 76,5% 5,9% 0,0% 17,6% 100,0% % within Alasan 12,6% 5,6% 0,0% 15,8% 11,9% Utama Menonton TVRI % of Total 9,1% 0,7% 0,0% 2,1% 11,9% Profesional Count 5 2 0 1 8 % within Pekerjaan 62,5% 25,0% 0,0% 12,5% 100,0% % within Alasan 4,9% 11,1% 0,0% 5,3% 5,6% Utama Menonton TVRI % of Total 3,5% 1,4% 0,0% 0,7% 5,6% Lain-Lain Count 20 4 0 3 27 % within Pekerjaan 74,1% 14,8% 0,0% 11,1% 100,0% % within Alasan 19,4% 22,2% 0,0% 15,8% 18,9% Utama Menonton TVRI % of Total 14,0% 2,8% 0,0% 2,1% 18,9% Total Count 103 18 3 19 143 % within Pekerjaan 72,0% 12,6% 2,1% 13,3% 100,0% % within Alasan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Utama Menonton TVRI % of Total 72,0% 12,6% 2,1% 13,3% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Rata-Rata Lama Menonton TV * Alasan Utama 143 100,0% 0 0,0% 143 100,0% Menonton TVRI

Rata-Rata Lama Menonton TV * Alasan Utama Menonton TVRI Crosstabulation Alasan Utama Menonton TVRI Ingin Ingin Ada acara Ingin Menonton Berkonsul- khusus yang Mengetahui hiburan tasi tidak ada berita lokal daerah Langsung di TV lain Total Rata-Rata Kurang Count 31 8 2 7 48 Lama dari % within Rata-Rata 64,6% 16,7% 4,2% 14,6% 100,0% Menonton 1 Jam Lama Menonton TV TV % within Alasan 30,1% 44,4% 66,7% 36,8% 33,6% Utama Menonton TVRI % of Total 21,7% 5,6% 1,4% 4,9% 33,6% 1 Count 57 7 1 8 73 hingga % within Rata-Rata 78,1% 9,6% 1,4% 11,0% 100,0% 3 Jam Lama Menonton TV % within Alasan 55,3% 38,9% 33,3% 42,1% 51,0% Utama Menonton TVRI % of Total 39,9% 4,9% 0,7% 5,6% 51,0% 3 Count 11 2 0 3 16 hingga % within Rata-Rata 68,8% 12,5% 0,0% 18,8% 100,0% 5 Jam Lama Menonton TV % within Alasan 10,7% 11,1% 0,0% 15,8% 11,2% Utama Menonton TVRI % of Total 7,7% 1,4% 0,0% 2,1% 11,2% Lebih Count 4 1 0 1 6 dari % within Rata-Rata 66,7% 16,7% 0,0% 16,7% 100,0% 5 Jam Lama Menonton TV % within Alasan 3,9% 5,6% 0,0% 5,3% 4,2% Utama Menonton TVRI % of Total 2,8% 0,7% 0,0% 0,7% 4,2% Total Count 103 18 3 19 143 % within Rata-Rata 72,0% 12,6% 2,1% 13,3% 100,0% Lama Menonton TV % within Alasan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Utama Menonton TVRI % of Total 72,0% 12,6% 2,1% 13,3% 100,0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Correlations

Correlations MInat Menonton Tayangan Lokal Kebutuhan TVRI Informasi MInat Menonton Tayangan Pearson Correlation 1 ,877** Lokal TVRI Sig. (2-tailed) ,000

N 143 143 Kebutuhan Informasi Pearson Correlation ,877** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 143 143 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA