<<

Jurnal Kebudayaan, Volume 15, Nomor 2/2020

JURNAL PERKEMBANGAN DI JAWA TENGAH KEBUDAYAAN DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Volume 15 THE DEVELOPMENT OF PENCAK SILAT IN CENTRAL Nomor 2/2020 AND SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA

Naskah diterima: Damardjati Kun Marjanto dan Imelda Widjaja 21 Januari 2020; Pusat Penelitian Kebijakan, direvisi akhir: Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud 31 Oktober 2020; [email protected] disetujui: 2 November 2020 DOI : 10.24832/jk.v15i2.330

ABSTRACT One of the cultural heritage of the Indonesian nation is Pencak Silat as one of the traditions in the performing arts and martial arts which is full of various elements of the ability to cultivate the body to display movements that invite beauty. The ability to cultivate the body with beautiful movements is a skill even only for the performing arts but also a skill for self-defense. Also besides, Pencak silat is also rich in reflections of traditions that live in its local culture, which are influenced by values ​​that carry philosophical meanings. This study aims to determine the development of Pencak silat in and the Special Region of Yogyakarta (DIY), and to observe the process of pencak silat inheritance from generation to generation. This research uses a qualitative approach by means of observation, interviews, and guided group discussions. The results showed that pencak silat is not just a sport, but it is full of values ​​and meaning in people’s lives. As well as the inheritance of martial arts knowledge goes well, from generation to generation, from a teacher or trainer to his students. This can be seen with the increasing number of schools and schools of pencak silat originating from Central Java and DI Yogyakarta. Keywords: Pencak Silat, Meaning, Value, Inheritance, and Development

ABSTRAK Salah satu warisan budaya bangsa adalah Pencak Silat sebagai salah satu tradisi dalam seni pertunjukan dan bela diri yang ­­­sarat dengan berbagai unsur kemampuan mengolah tubuh untuk memperagakan gerakan yang mengundang keindahan. Kemampuan mengolah tubuh dengan gerakan yang indah itu merupakan suatu ketrampilan bahkan hanya untuk seni pertunjukan tetapi juga suatu keterampilan membela diri. Selain itu, pencak silat juga kaya cerminan tradisi-tradisi yang hidup dalam kebudayaan lokalnya, yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang mengandung makna filosofi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pencak silat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan mengamati proses pewarisan pencak silat dari generasi ke generasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara observasi, wawancara, dan diskusi kelompok terpumpun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencak silat bukan hanya sekedar olahraga, namun penuh nilai dan makna dalam kehidupan masyarakat. Serta pewarisan ilmu pencak silat berjalan dengan baik, dari generasi ke generasi, dari seorang guru atau pelatih kepada murid-muridnya. Hal ini dapat terlihat dengan semakin banyaknya jumlah aliran dan perguruan pencak silat yang berasal dari Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kata kunci: Pencak Silat, Makna, Nilai, Pewarisan, dan Perkembangan

77 Damardjati KM, Imelda W, Perkembangan Pencak Silat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

PENDAHULUAN bidang keilmuan pencak silat. Pencak silat merupakan seni bela diri yang Dalam masyarakat majemuk di Indonesia, mengandung empat aspek, yaitu olahraga, bela pembauran terjadi dalam kebudayaan diri, seni dan mental spiritual. Keempat aspek Indonesia, begitupun dengan perkembangan tersebut selalu ada pada setiap ajaran pencak silat di Indonesia. Profil pencak silat di Indonesia silat yang ada di berbagai perguruan atau dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu padepokan. Pencak silat dikenal oleh masyarakat (Mardotillah, 2016: 125): Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa 1. Pencak silat asli (original), ialah pencak silat Tengah sejak beratus tahun yang lalu. yang berasal dari lokal dan masyarakat etnis Komunitas Pencak silat di DIY dan Jawa di Indonesia. Tengah adalah para praktisi pencak silat mulai 2. Pencak silat bukan asli yang sebagian besar dari murid/putro/siswa, pelatih, guru, guru berasal dari Kung Fu, Karate dan Jujitsu. besar, pendekar, dan sesepuh perguruan dan padepokan. Selain praktisi Pencak silat, para 3. Pencak silat campuran, ialah campuran penjahit pakaian pencak silat juga merupakan antara pencak silat asli dan bukan asli (bela pihak yang bersangkutan dengan pencak diri asing yang ingin bergabung dengan silat. Pejabat pemerintah atau dinas terkait, nama pencak silat sesuai peraturan AD dan semisal Dinas Kebudayaan Provinsi DIY dan ART IPSI) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Pencak Silat merupakan sarana budidaya serta kabupaten/ kota di DIY dan Jawa Tengah tubuh, wahana pengembangan spiritual, seni merupakan pihak yang senantiasa terlibat dalam pertunjukan, dan olahraga internasional dan kehidupan budaya Pencak silat. Komunitas atau sejarahnya terkait erat dengan munculnya forum komunikasi antarperguruan Pencak silat, negara Indonesia. Silat dapat dijelaskan melalui semisal PAS (Paseduluran Angkringan Silat) dan ilmu pengetahuan, pedagogi Pencak Silat, IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) DIY dan kekuatan tubuh maupun warisan nenek moyang Jawa Tengah juga merupakan pihak yang sangat termasuk pengelolaan tradisi; dari mistis ke peduli dengan perkembangan pencak silat di DIY molekul; dan badan berdaulat dan praktis dan Jawa Tengah. kekuasaan (Wilson, 2015). Silat ditemukan pada hampir semua masyarakat Salah satu aliran pencak silat yang berkembang di kabupaten /kota di DIY dan Jawa Tengah. di Indonesia adalah Silat Perisai Diri. Silat perisai Beberapa perguruan pencak silat berdiri diri memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan pertama kali di DIY dan Jawa Tengah, kemudian masyarakat. Fungsi pertama bahwa silat menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. dipandang sebagai identitas budaya, bahwa Selain itu persebaran pencak silat sampai ke seni bela diri perisai diri didirikan oleh orang . Singapura, , Kamboja, Jepang, Indonesia asli yang menempuh pendidikan silat Amerika, Kanada, Belanda, Spanyol, Jerman, baik pada guru-guru lokal maupun berguru Austria, Perancis, dan ada juga di Afrika (Aljazair, pada pesilat asing yang berasal dari Tiongkok, Mesir). yaitu Yap Kie San, sehingga tampak akulturasi Persebaran pencak silat dari DIY dan Jawa Tengah budaya dalam teknik silat yang dihasilkan untuk dilakukan oleh para pelatih dari perguruan yang memperkaya khasanah teknik silat itu sendiri. berpindah tempat tinggal di luar wilayah DIY Fungsi kedua bahwa silat Perisai Diri dipandang dan Jawa Tengah, baik ke berbagai daerah di dari segi pendidikan bermakna bahwa dalam Indonesia maupun di luar negeri. Di luar negeri, setiap pengajaran terdiri dari beberapa tahap persebaran pencak silat bisa juga dilakukan oleh sebagai pembentuk kedisiplinan bagi anggota- murid-murid perguruan yang berasal dari luar anggotanya. Pendidikan jasmani dan rohani negeri. Setelah menduduki jenjang tertentu, diberikan dan setiap akhir pertemuan, diberikan mereka dapat membuka tempat latihan di luar bekal spiritual tanpa memandang suku, negeri. Namun demikian tetap saja selalu ada agama, ras dan kepercayaan anggota sehingga kontrol pelatih dari perguruan di Indonesia, pendidikan spiritual lebih menekankan kepada dengan cara memberikan pembinaan dan perbaikan moral dan ketaatan pada Tuhan Yang pelatihan di tempat latihan luar negeri. Pelatih Maha Esa. dari luar negeri belajar ke Indonesia tentang

78 Jurnal Kebudayaan, Volume 15, Nomor 2/2020

Fungsi ketiga adalah silat sebagai seni bela kepribadian dan karakter mulia seseorang. diri yang mendukung pada pemeliharaan Para pendekar dan maha guru pencak silat diri dari pengaruh-pengaruh luar yang tidak zaman dahulu seringkali harus melewati menguntungkan baik secara fisik, mental tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan maupun spiritual. Seni bela diri dapat lain untuk mencapai tingkat tertinggi dipakai dalam kehidupan sehari-hari dalam keilmuannya. meningkatkan keberanian dan kemandirian 2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan selain teknik bela diri yang dapat memberikan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek kepuasan bagi pelakunya dalam mengelola yang sangat penting. Istilah Pencak pada tubuhnya. Seni bela diri adalah seni yang dapat umumnya menggambarkan bentuk seni dinikmati melalui indera penglihatan, sehingga tarian pencak silat, dengan musik dan keberagaman teknik bela diri dapat disajikan busana tradisional. sebagai bagian dari upacara-upacara peringatan dalam menambah khasanah budaya Indonesia. 3. Aspek Bela diri: Kepercayaan dan ketekunan Seni bela diri Perisai Diri menempatkan silat diri ialah sangat penting dalam menguasai sebagai seni dan bela diri atau dalam istilah ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah yang umum adalah pencak silat. Fungsi keempat silat, cenderung menekankan pada aspek adalah sebagai sarana pemeliharaan kesehatan kemampuan teknis bela diri pencak silat. baik fisik maupun jiwa. Pemilihan gaya hidup 4. Aspek Olahraga: ini berarti bahwa aspek sehat melalui olahraga silat masih digemari baik fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat oleh anak-anak, remaja dan dewasa. Setiap kelas mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah usia, mempunyai tujuan berbeda dalam memilih tubuh. silat. Penekanan pada olahraga, kekuatan fisik dan mental juga bermain sambil belajar, lebih Keempat aspek tersebut membentuk satu ditujukan pada anak-anak dan remaja dalam kekuatan dan kesatuan yang bulat (Ramadhan, menyalurkan energinya. Silat membuat aliran 2017:108). oksigen menjadi lancar sehingga anak-anak Pencak silat bukan hanya seni bela diri yang dan remaja yang mengikuti silat dapat juga indah, keras, kokoh, tangguh, dan memiliki berprestasi secara akademik di sekolah. Selain berbagai jurus yang mematikan. Tetapi ia lahir sarana fisik, sarana peningkatan kesehatan jiwa sebagi seni bela diri yang menggabungkan melalui silat dapat diaktifkan dari peran-peran aspek lahiriah dan batiniah. Memiliki banyak organisasi sosial kemasyarakatan. Silat bukan falsafah yang bermakna dalam tentang hanya sebagai sarana pemeliharaan kesehatan kehidupan serta lebih menekankan ajarannya tetapi juga fungsi sosial dalam bergaul dan saling dengan memperkuat hubungan transcendental bertukar informasi mengenai pemeliharaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Para pesilat kesehatan itu sendiri (Mardotillah, 2016: 129- selalu diajarkan tentang bagaimana menjalani 130). kehidupan sebagai insan berbudi pekerti luhur Fungsi Keempat Manajemen Konflik. Nilai budaya dan berkarakter mulia sebagai pendekar sejati. Jawa sebagai nilai kearifan lokal masyarakat Ilmu yang dimiliki selalu dimanfaatkan untuk yang oleh anggota perguruan dimaknai sebagai kesejahteraan umat dan selalu berpihak kepada pedoman idup utama, maka proses manajemen kebenaran (Pratama, 2017:194). konflik juga harus berpedoman pada nilai Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam kearifan lokal yang bertujuan untuk mewujudkan olahraga bela diri pencak silat adalah (Kumaidah, perdamaian jangka panjang (Widiyowati, 2017): 2018:34) 1. Kesehatan dan kebugaran Sebagai wahana pendidikan kependekaran, pencak silat sarat akan nilai-nilai luhur. Nilai-nilai 2. Membangkitkan rasa percaya diri luhur dalam pencak silat dapat dimengerti dari 3. Melatih ketahanan mental empat aspek, yaitu aspek mental spiritual, aspek 4. Mengembangkan kewaspadaan diri yang olahraga, aspek seni gerak, dan aspek bela diri. tinggi 1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat 5. Membina sportivitas dan jiwa ksatria membangun dan mengembangkan 6. Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi

79 Damardjati KM, Imelda W, Perkembangan Pencak Silat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Sebagai pengikat dan komitmen dalam 6. Dampak dari pendidikan bela diri silat dapat berperilaku dalam kehidupan seharihari, Perisai meningkatkan fisik dan mental peserta didik Diri memiliki janji yang wajib diucapkan dan yang berimplikasi pada produktivitas. dilaksanakan oleh setiap anggota. Adapun janji 7. Kekuatan dalam kebersamaan dalam Perisai Diri, yaitu: berlatih silat tercermin dalam perilaku 1. Berketuhanan Yang Maha Esa yang saling menguatkan dalam memaknai 2. Setia dan taat kepada Negara proses kehidupan berbangsa dengan mempertahankan identitas budaya melalui 3. Mendahulukan kepentingan Negara seni bela diri dan pemeliharaan kesehatan. 4. Patuh kepada perguruan 8. Kekuatan dalam saling membantu 5. Memupuk rasa kasih sayang sebagai upaya memelihara identitas Keseluruhan rangkaian latihan silat dalam Perisai budaya merupakan potensi positif untuk Diri memadukan antara teknik olah tubuh dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mental berdasarkan kepada ilmu yang diwariskan sebagai jatidiri bangsa yang berkualitas oleh pendirinya. Silat perisai diri bukan hanya secara fisik dan mental. sebagai warisan budaya bangsa, tetapi sebagai 9. Simbol seni bela diri silat merupakan sebuah sarana kedisiplinan dalam meningkatkan kualitas jalan dalam meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia Indonesia (Mardotillah, masyarakat mengenai identitas budayanya. 2016:129). Memaknai identitas budaya tidak hanya Sebagai salah satu warisan budaya, maka silat sekedar pengetahuan tetapi silat dan praktek sebagai identitas budaya, sarana pendidikan, yang bermanfaat bagi pendidikan dan seni bela diri dan praktek pemeliharaan pemeliharaan kesehatan setiap generasi. kesehatan melalui olahraga memiliki beberapa simpulan antara lain (Mardotillah, 2016:131): Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui 1. Aktifitas Silat merupakan simbol pemaknaan bahwa pencak silat merupakan warisan budaya identitas budaya melalui pendidikan untuk yang sarat akan makna dan nilai budaya. Akan pemeliharaan kesehatan dan kemandirian. tetapi dalam perkembangannya seni bela diri 2. Aktifitas silat hakekatnya merupakan pencak silat semakin kurang mendapatkan sebuah sarana pengikat kebersamaan untuk tempat di hati masyarakat. Banyak di antara melaksanakan tujuan yang sama. para remaja lebih memperhatikan dan meminati kesenian bela diri dari negara tetangga seperti 3. Keberagaman dalam memahami teknik silat karate, taekwondo, judo, dan yang lainnya. yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat tidak menghilangkan Faktor penyebab minat masyarakat yang budaya tersebut sehingga tetap diakomodir rendah terhadap warisan budaya pencak silat sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan adalah karena perkembangan teknologi, yang masingmasing. berpengaruh terhadap cara berpikir masyrakat sehingga masyarakat mengganggap bahwa 4. Kekuatan kebersamaan dalam aktifitas silat pencak silat sudah ketinggalan zaman (Ikhsani, tercermin pada gotong royong anggota 2017). terutama pada saat berlangsung acara- acara pertandingan baik skala lokal, nasional Artikel ini merupakan hasil penelitian yang maupun internasional. dilakukan di Jawa Tengah dan DIY. Permasalahan penelitian adalah adanya pandangan bahwa 5. Kekuatan gotong royong dalam memelihara aliran pencak silat yang berada di Jawa keberadaan silat, merupakan potensi Tengah dan DIY mulai berkurang pengikutnya positif dalam meningkatkan pengetahuan sehingga munculnya kekhawatiran terhadap masyarakat dalam pemeliharaan budaya perkembangan pencak silat, termasuk di melalui olahraga silat, sehingga di harapkan dalamnya proses pewarisannya. Dengan terjadi keseimbangan antara pengetahuan demikian, penelitian bertujuan untuk melihat secara turun temurun dan pengetahuan perkembangan pencak silat di Jawa Tengah dan modern demi menjaga keberlangsungan DIY serta mengetahui proses pewarisan tradisi tradisi silat Indonesia.

80 Jurnal Kebudayaan, Volume 15, Nomor 2/2020 pencak silat dari generasi ke generasi serta untuk masyarakat tertentu. Pada dasarnya, diskusi ini mengetahu makna filosofi yang terkandung merupakan wawancara kelompok, sehinggadata dalam Pencak Silat Jawa Tengah dan DIY. yang diperolehnya sekaligus merupakan data yang mantap karena sudah dibahas oleh banyak narasumber sebagai anggota dalam kelompok METODE PENELITIAN diskusi yang diselenggarakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis data menggunakan cara analisis data kualitatif dengan tehnik pengumpulan data deskriptif kualitatif, merangkai data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, tersedia menjadi sebuah kesimpulan yang dan diskusi kelompok terpumpun. Adapun merujuk kepada permasalahan. pengertian teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah (Nugrahani, 2014:124-139): HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. 1. Pengertian Pencak Silat Melalui observasi peneliti dapat Pencak silat pada dasarnya adalah bela diri khas mendokumentasikan dan merefleksi secara masyarakat Jawa Tengah dan DIY menjadi bagian sistematis terhadap kegiatan dan interaksi dari adat sejak dari zaman lampau dan masih subjek penelitian. Semua yang dilihat dan berkembang sampai saat ini serta dipraktikkan didengar dalam observasi dapat dicatat dari anak-anak sampai orang lanjut usia. Pencak an direkam dengan teliti jika itu sesuai silat pada dasarnya dilakukan oleh laki-laki dan dengan tema dan masalah yang dikaji dalam perempuan, meskipun ada beberapa perguruan penelitian. yang mempunyai ketentuan hanya laki-laki yang 2. Teknik wawancara, merupakan teknik boleh belajar pencak silat.1 Berbagai jurus Pencak penggalian data melalui percakapan yang silat diinspirasi oleh alam dan hewan yang ada dilakukan dengan maksud tertentu, dari dua di sekitar para pendiri perguruan pencak silat. pihak atau lebih. Pewawancara (interviewer) Gerak pencak silat terdiri dari pukul, tendang, adalah orang yang memberikan pertanyaan, banting, sikut, gunting, sirkel, gampar, patahan sedangkan orang yang diwawancarai dan kuncian.2 berperan sebagai narasumber yang akan Pakaian yang digunakan oleh praktisi pencak silat memberikan jawaban atas pertanyaan yang di DIY dan Jawa Tengah umumnya adalah baju disampaikan. dan celana seragam yang longgar dan memakai Wawancara dapat dilakukan untuk kepala yang disebut sebagai udeng. Warna mengkonstruksi perihal orang, kejadian, seragam yang menjadi pakaian para praktisi kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, pencak silat berbeda-beda satu perguruan tuntutan, kepedulian, merekonstruksi kebulatan dengan perguruan lainnya. Ada yang hitam- harapan pada masa yang akan datang, hitam, merah, hijau, dan sebagainya, serta memverifikasi, mengubah, dan memperluas seringkali ada hiasan warna yang lain di pinggir informasi dari berbagai sumber, dan mengubah baju seragam. Tambahan: dan jarik; atau memperluas konstruksi yang dikembangkan dalam kejuaraan di Wijaya Kusuma harus hitam- peneliti sebagai triangulasi. Teknik wawancara hitam antar perguruan masih menurut warna dipilih peneliti untuk memperoleh data yang masing-masing perguruan; dalam pertandingan lebih banyak, akurat dan mendalam. IPSI memakai warna hitam, seragam kebesaran. Seragam kain camping (hitam-hitam) dapat juga 3. Diskusi kelompok terpumpun merupakan untuk menyambut tamu. Bahasa Jawanya udeng jenis wawancara dengan panduan diskusi adalah destar (iket). tersusun dari beberapa topik, dengan urutan pertanyaan yang disusun secara fleksibel. Senjata yang digunakan dalam penampilan pencak silat baik perorangan maupun Teknik ini sangat bermanfaat untuk menggali data terutama yang berkaitan dengan sikap, minat, dan latar belakang mengenai suatu 1 Wawancara dengan Tommy, penerus Phashadja Mataram, Jumat 27 Januari 2017. kondisi, juga untuk menggali data tentang 2 Wawancara Wening, Dekan FIB UGM/Praktisi keinginan dan kebutuhan dari suatu kelompok pencak silat, 31 Januari 2017.

81 Damardjati KM, Imelda W, Perkembangan Pencak Silat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpasangan adalah pedang pendek, tongkat, mereka. Terkadang melakukan penambahan tongkat ganda, trisula, dan sebagainya. Satu dan penyempurnaan ilmu pencak silat yang perguruan dengan perguruan lain memiliki sudah diterima tersebut. Di saat-saat tertentu, senjata khasnya masing-masing, bahkan ada penerus ilmu perguruan memberikan wejangan perguruan yang mengembangkan pencak silat dan nasihat kepada semua anggota perguruan. tanpa menggunakan senjata. Di DIY dan Jawa Dalam melakukan latihan, para pelatih Tengah tidak semua penampilan pencak silat secara otomatis melakukan peran mereka diiringi musik atau vokal, namun di beberapa berdasarkan teladan senior tingkatan mereka. perguruan pencak silat, alat musik biasa Peranan pelatih perempuan dibutuhkan untuk dipakai untuk mengiringi pertunjukkan pencak memperbaiki jurus/ gerak yang dilakukan oleh silat. Di beberapa perguruan, pertunjukan murid perempuan. Hal itu terkait dengan etika pencak silat biasa ditampilkan pada acara-acara laki-laki perempuan. adat, misalnya Haul pendiri perguruan, jagongan pencak kalau ada upacara pernikahan ataupun Pencak silat di DIY dan Jawa Tengah memiliki kelahiran bayi.3 Tambahan: pertemuan Jumat karakteristik yang khas. Ada perguruan pencak Kliwon dari Phashadja; tambahan senjata ada silat yang memang berdiri pertama kali di DIY belati, pisau, pedang panjang, senjata panjang, atau Jawa Tengah, namun ada juga perguruan senjata pendek, senjata lentur: pecut; ada cinde: pencak silat yang merupakan cabang dari sabuk untuk dapat senjata; daerah lain. Demikian juga sumber ilmu pencak silat merupakan hasil ramuan ilmu pencak silat Pengampu dan praktisi pencak silat di DIY dan dari berbagai daerah. Ada perguruan pencak Jawa Tengah terdiri dari siswa/murid/putro, silat yang berdiri pertama kali di wilayah DIY dan pelatih, guru/ dewan pendekar dan penerus/ Jawa Tengah, namun berdasarkan penuturan, anak cucu dari pendiri perguruan/ padepokan. pendiri tersebut sebelum menemukan ilmu Murid/ siswa/ putro menerima pelajaran tersebut, berkelana terlebih dahulu ke berbagai pemanasan, peragaan gerak dan jurus yang daerah yang merupakan basis ilmu pencak silat, diberikan oleh pelatih. Setiap tahapan yang yaitu di Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, sudah dilalui oleh murid akan diuji oleh guru Ngawi, Madiun, Madura.5 Tambahan: ada juga untuk menentukan apakah murid tersebut dapat ilmu adalah hasil cipta karya asli perguruan naik ke tingkat selanjutnya. Tambahan: anak tanpa pengaruh dari ilmu/aliran yang lain; ada turun diteruskan oleh pewaris yang ditunjuk aliran yang memang dari gurunya langsung. Pelatih berperan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada para murid perguruan, dan memberikan evaluasi untuk kenaikan tingkat. 2. Pewarisan Pencak Silat Selain melatih murid, pelatih juga mendapat pelatihan dan bimbingan dari guru atau dewan Pewarisan ilmu pencak silat pada saat ini pendekar. dilakukan di perguruan/ padepokan, namun beberapa perguruan pencak silat ada menyebut Guru/ Dewan Pendekar berperan dalam dengan nama paguron.6 Melalui padepokan memberikan pelatihan dan bimbingan, khususnya inilah ilmu pencak silat diwariskan kepada para kepada pelatih walaupun tidak menutup murid perguruan. Tempat yang biasa dipakai kemungkinan juga memberikan bimbingan dan untuk latihan pencak silat adalah di gedung- pelatihan kepada murid perguruan. Namun ada gedung olahraga, halaman rumah, lapangan, perguruan yang menetapkan kepelatihan secara pantai, pegunungan, dan sebagainya. berjenjang. Murid hanya dilatih oleh pelatih/ kader, sedangkan guru/pendekar hanya melatih Pola pewarisan keterampilan maupun pelatih/kader tetapi tidak melatih murid secara pengetahuan pencak silat kepada para murid langsung.4 Penerus/ anak (pewaris) cucu pendiri memiliki pola yang hampir sama satu perguruan perguruan, berperan dalam menjaga kemurnian dengan perguruan lainnya. Keterampilan gerak ilmu pencak silat yang diterima dari leluhur dan jurus diajarkan kepada para murid dengan contoh, kemudian murid memperagakan

3 Wawancara Agung Sukoyo, Sesepuh Perguruan 5 Wawancara Prof. Siswantoyo, Guru Perpi pencak silat Nusantara, Minggu, 29 Januari 2017 Harimurti, 27 Januari 2017 4 Wawancara Chamada, Ketua Dewan Pendekar PS 6 Wawancara dengan Tommy, Penerus Perguruan Tapak Suci, 26 Januari 2017 Phashahdja Mataram, 28 Januari 2017.

82 Jurnal Kebudayaan, Volume 15, Nomor 2/2020 jurus dan gerak tersebut. Kalau ada kesalahan ataupun ulang tahun desa. Tambahan: ada akan diberikan arahan oleh pelatih. Demikian semacam budaya bahwa dari orang tua anak seterusnya diulang-ulang sampai murid diserahkan ke perguruan; mendidik karakter menguasai jurus dan gerak tersebut. anak bangsa menjadi lebih baik, ramah, saling tolong-menolong, dan sebagainya. Pengetahuan dan filosofi pencak silat juga disampaikan oleh pelatih atau guru. Setelah Sebagai sebuah warisan budaya, pencak silat selesai latihan para murid berkumpul merupakan hasil karya leluhur dan bermakna membentuk lingkaran besar. Pelatih atau guru sebagai jati diri bangsa Indonesia yang sarat berdiri di tengah-tengah lingkaran tersebut dengan nilai-nilai luhur pembentuk karakter sambil menyampaikan wejangan-wejangan generasi muda.8 Dikatakan sebagai jati diri terkait dengan ajaran pencak silat dari pendiri bangsa, karena pencak silat yang sarat dengan perguruan dan nilai-nilai filosofi pencak silat. nilai-nilai tersebut dipraktikkan di seluruh Wawan sabdo (wejangan-wejangan) penting Nusantara. Adapun nilai-nilai yang terkandung bagi pembentukan watak dan karakter siswa. dalam pencak silat antara lain kesatria, disiplin, Diharapkan para siswa dapat meneladani pendiri percaya diri, kebersamaan, persahabatan, dan perguruan dan mempunyai karakter yang sebagainya. Tambahan: kesetiaan, tanggung sesuai dengan ajaran sang pendiri.7 Tambahan: jawab, ketulusan mempunyai karakter yang memiliki filosofi Berlatih pencak silat dapat mengembangkan dan kearifan lokal (tidak selalu merujuk pada karakter yang berguna bagi kehidupan sehari- gurunya); perlu secara spesifik dijelaskan tidak hari murid perguruan. Dalam tradisi Jawa dikenal melulu tentang kekuatan fisik tetapi juga untuk nilai-nilai sawiji greget sengguh ora mingkuh. mental spritual, kejujuran dsb. Arti penting dan Sawiji berarti fokus, greget berarti semangat, manfaat serta dampak positif terkait pencaksilat, sengguh berarti percaya diri tapi tidak sombong, misalkan memberikan pengaruh pada ora mingkuh berarti tanggung jawab. Keempat pembangunan pembangunan karakter. Karakter nilai budaya pembentuk karakter tersebut dapat dalam olahraga perlu dikuatkan dengan desain diperoleh melalui pelatihan pencak silat.9 tersendiri. Diketahui bahwa ada beberapa nilai luhur dalam pencak silat yang mudah dan dapat dimengerti berdasarkan empat aspek, yakni: 3. Sejarah Perkembangan Pencak Silat Jawa aspek spiritual, aspek mental, aspek olahraga, Tengah dan DIY aspek bela diri, dan terakhir adalah aspek seni gerak (Muhyi dan Purbojati, 2014:145; Saleh. Dalam perjalanannya pencak silat di Jawa 1991: 34). Tengah dan DIY mengalami perkembangan yang cukup baik terbukti dengan hadirnya berbagai Pencak silat merupakan warisan budaya leluhur aliran dan perguruan pencak silat di Indonesia, yang sampai saat ini masih dipraktikkan oleh sebagai berikut:10 masyarakat di DIY dan Jawa Tengah. Pencak silat memiliki fungsi sosial karena dalam sebuah a. Padepokan RangJat (Ranggah Jati) perguruan, kebersamaan dan tolong menolong Persaudaraan Seni Bela diri Pencak Silat Inti dalam berbagai kehidupan sangat terasa. Melalui Daya Padepokan Ranggah Jati. Didirikan di pencak silat terjalin silaturahim antar perguruan Yogyakarta pada tanggal 21 Februari 2012 maupun antar anggota perguruan. Bahkan b. Persilatan Ragajati berpusat di Banjarnegara, melalui pencak silat, batas-batas negara menjadi Jawa Tengah, didirikan tanggal 6 Agustus semakin kabur karena dipersatukan dalam 1976 oleh (Alm.) Guru Besar Soeharno satu perguruan. Pencak silat juga ditampilkan dalam berbagai kesempatan acara yang terkait dengan upacara adat antara lain pernikahan, 8 Wawancara Sri Paduka Paku Alam X/, Wakil kelahiran bayi dan sebagainya. Demikian pula Gubernur Provinsi DIY, 30 Januari 2017 dalam perayaan-perayaan yang sering diadakan 9 Wawancara Umar Priono, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, 27 Januari 2017 oleh masyarakat, misalnya perayaan ulang 10 Daftar Perguruan Silat Jawa Tengah dan tahun kemerdekaan RI, ulang tahun kabupaten Yogyakarta. https://id.wikipedia.org/wiki/ Daftar_ perguruan_silat#Jawa_Tengah_dan_Yogyakarta. diunduh 31 Oktober 2020. 7 Wawancara dengan Dimas, Penerus Perguruan Krida Yudha Sinaliko 29/1/2017

83 Damardjati KM, Imelda W, Perkembangan Pencak Silat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Soeroatmodjo. Hak untuk mendapatkan kesehatan dan hak untuk dapat hidup yang lebih baik merupakan c. Persatuan Hati (PH) didirikan oleh RM hak asasi manusia yang dapat dinikmati melalui Mangku Pujono (Guru Besar) dan dibantu latihan pencak silat. Tambahan: pencak silat oleh para sesepuh lainnya di Yogyakarta dapat menumbuhkan jiwa amar ma’ruf nahi pada tahun 1927, ini merupakan kelanjutan munkar; bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya; dari perkumpulan “Be United” tahun 1921. asas bermanfaat yang tidak hanya pada ilmu d. Silat Perpi Harimurti - berasal dari pergelutan, dapat membantu orang yang Yogyakarta, kekurangan (cacat), dan sebagainya. e. Silat PPS Bela diri Tangan Kosong Merpati Pencak Silat tidak melulu soal gerak, jurus, dan Putih berasal dari Yogyakarta menyerang atau melukai orang lain. Dalam f. Tapak Suci - perguruan silat di bawah ormas pengertian yang lebih mendalam pencak silat Muhammadiyah. Pendirinya berasal dari berbicara soal hubungan saling menghormati Banjarnegara dan berkembang di kawasan antar manusia, dan sebagai bentuk penghormatan Kauman, Yogyakarta kepada Tuhan melalui upaya pemeliharaan jiwa dan raga. Pada sebuah perguruan, diajarkan g. Pusaka Sakti Mataram Lakutama - perguruan untuk menghormati perguruan lainnya dan silat yang berasal dari Yogyakarta, saling menjalin hubungan silaturahim di antara h. Perguruan Pencak Silat Cepedi (Cepat mereka. Menjaga kerukunan terhadap sesama. Pembelaan Diri) - didirikan pada tanggal 17 Inskripsi Silat dalam daftar ICH UNESCO tentu September 1922 saja akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya takbenda Intangible( i. Perguruan Bela diri Sinar Perak - merupakan Cultural Heritage) di tingkat lokal, nasional, dan suatu organisasi kekeluargaan bela diri internasional. yang secara resmi berdiri pada tanggal 24 Desember 1990. Pencak silat, dikenal sebagai warisan budaya masyarakat yang sarat dengan makna dan nilai j. Perguruan Bela diri Nusantara filosofi dan menjadi jati diri masyarakat di DIY - didirikan oleh Bapak K.H. Muhammad dan Jawa Tengah. Pencak silat identik dengan Thoyyib Sumarko S.Pd. pada tahun 1996. kebudayaan bangsa dan menjadi warisan turun k. PS Garuda Jisai - Perguruan yg berasal dari temurun. Dengan demikian, masyarakat memiliki Yogyakarta yang di dirikan Oleh FX.Sukirdjo kesadaran yang tinggi bahwa pencak silat yang sejak tahun 4 Agustus 1970 sampai saat ini masih mereka pelajari merupakan warisan budaya. Pencak silat sudah menyatu l. Perguruan Pencak Silat Ilmu Tangan Kosong dan menjadi identitas budaya masyarakat. (ITK) - Perguruan silat yang berasal dari Anak-anak usia dini, remaja, pemuda, sampai daerah Surakarta, didirikan oleh R.M.Wisnu lanjut usia belajar pencak silat di perguruan/ Murtie secara de facto pada 1958 padepokan atau ada yang biasa menyebut paguron. Hasil Penelitian Gristyutawati dkk. menyebutkan bahwa sebagian besar responden 4. Makna Filosofi Pencak Silat yang me­rupakan pelajar memiliki kebanggaan Pencak silat memiliki filosofi tidak mencari terhadap pencak silat serta mengetahui pencak lawan namun sebaliknya berusaha untuk silat adalah bela diri asli bangsa Indonesia dan mendapatkan saudara sebanyak-banyaknya. merupakan bela diri ciri khas bangsa yang Salah satu perguruan di DIY memiliki semboyan merupakan wari­san budaya bangsa yang patut “sembuh, sehat, saudara”. Orang belajar pencak untuk dilestarikan keberadaannya agar tidak silat, diharapkan dapat sembuh dari penyakitnya kalah populer dengan bela diri yang datang dari dan menjadi sehat jasmani dan rohani, serta luar negeri (Gristyutawati, 2012:134). 11 memiliki banyak saudara. Dalam hal ini pencak Upaya-upaya promosi terhadap pencak silat silat tentu saja tidak bertentangan dengan dalam bentuk festival-festival, penampilan atau instrumen internasional hak asasi manusia. pertunjukkan pencak silat akan semakin intensif dilakukan apabila warisan budaya takbenda ini 11 Wawancara Maryanto, Guru Besar Satria Nusantara. telah diinskripsi. Penampilan pencak silat akan 30 Januari 2017.

84 Jurnal Kebudayaan, Volume 15, Nomor 2/2020 semakin sering dilakukan baik di tingkat Provinsi semakin banyaknya Festival Pencak Silat dalam DIY dan Jawa Tengah wilayah Indonesia lainnya, sebuah kabupaten/kota atau provinsi. Tentu saja serta di luar negeri. Bahkan pelatihan-pelatihan penyelenggara festival ini berasal dari berbagai pencak silat di beberapa kota di Indonesia dan perguruan/padepokan. Kegiatan bersama oleh luar negeri semakin marak.12 Demikian juga beberapa individu yang berasal dari berbagai peliputan media baik media tulis maupun media perguruan tersebut tentu saja membuka dialog elektronik akan semakin meningkat seiring di antara individu yang terlibat di dalamnya. dengan diinskripnya pencak silat. Berbagai Pencak Silat di DIY dan Jawa Tengah penuh kegiatan seminar, workshop, penelitian, training dengan nuansa keberagaman. Keberagaman kepada pelatih, nantinya akan lebih sering tersebut dapat dilihat pada berbagai gerak dilakukan setelah pencak silat diinskripsi. dan jurus yang berbeda antara satu perguruan Pengembangan pencak silat dalam aspek seni dengan perguruan lainnya. Keberagaman itu budaya, misalnya festival pencak silat yang dapat dilihat pada satu perguruan dengan menampilkan kekhasan daerah masing-masing perguruan lain dalam hal sejarah, penyebutan- akan menjadi agenda rutin. Pengembangan penyebutan di setiap tingkatan, seragam fungsi padepokan sebagai tempat belajar perguruan dan sebagainya. Perbedaan- ketrampilan dan pengetahuan pencak silat perbedaan tersebut sangat dihormati oleh akan semakin ditingkatkan apabila pencak silat sesama praktisi pencak silat dari perguruan diinskripsi atau terdaftar di UNESCO. yang berbeda. Keberagaman tersebut semakin Sebelum diinskripsi, pencak silat sudah memperlihatkan keindahan pencak silat di DIY merupakan sarana untuk mendorong terjadinya dan Jawa Tengah. Penghormatan terhadap dialog di antara berbagai komunitas, kelompok, keberagaman akan semakin dipromosikan dan individu yang ada di DIY dan Jawa Tengah. setelah pencak silat diinskripsi UNESCO. Kalau nantinya diinskripsi, peranan pencak silat Keberagaman pencak silat di berbagai perguruan dalam mendorong dialog akan semakin kuat. tidak terlepas dari kreativitas manusia. Pencak Melalui pencak silat akan mendorong dialog silat mengalami perkembangan karena adanya di antara komunitas, kelompok, atau individu. unsur kreativitas para praktisinya. Berbagai Di Yogyakarta ada komunitas Paseduluran penelitian tentang pencak silat secara medis Angkringan Silat (PAS) yang bertujuan untuk modern semakin dikembangkan. Pendekatan menjadi ajang silaturahim di antara perguruan- medis modern terhadap berbagai hal yang perguruan pencak silat yang ada di DIY dan Jawa menyangkut “tenaga dalam”, memperlihatkan Tengah. Selain itu tujuan dari komunitas ini bahwa pencak silat dapat diterangkan secara adalah mendorong pencak silat sebagai warisan rasional berdasarkan telaah modern, bukan budaya yang dapat menggelorakan semangat selalu terkait dengan hal yang gaib.14 Untuk itu kerukunan serta mengembangkan pencak silat dapat dipastikan inskripsi pencak silat dalam sebagai sarana pendidikan karakter.13 Setelah daftar ICH UNESCO akan semakin mendorong pencak silat diinskripsi oleh UNESCO diharapkan penghormatan terhadap kreativitas manusia pengembangan pencak silat tradisi melalui pelaku pencak silat di berbagai tempat. pembentukan komunitas dapat tumbuh subur Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, di berbagai daerah lainnya. tambahan: pelopor terdapat peningkatan tingkat kebugaran jasmani berdirinya IPSI adalah Yogyakarta, PAS terobosan anak tunagrahita sedang usia 12 tahun keatas dari IPSI, sudah lama ada dialog antar perguruan setelah diberikan perlakuan berupa latihan (sejak berdirinya IPSI). pencak silat selama 6 minggu dengan waktu satu minggu tiga kali latihan selama 20-30 menit. (Pratama, 2017:194). 5. Berbagai Kegiatan Pencak Silat di Jawa Tengah dan DIY. Pencak silat akan senantiasa terjaga keberlanjutannya karena adanya berbagai Diinskripsinya Pencak Silat akan mendorong kegiatan yang dilakukan oleh komunitas pencak silat. Komunitas PAS berusaha untuk 12 Wawancara Maryanto, Guru Besar Satria Nusantara, menampilkan aspek-aspek budaya dari pencak 30 Januari 2017 13 Wawancara Suryadi, Sekretaris Paseduluran 14 Wawancara Maryanto, Guru Besar Satria Nusantara, Angkringan Silat (PAS), 29 Januari 2017 31 Januari 2017

85 Damardjati KM, Imelda W, Perkembangan Pencak Silat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta silat dalam berbagai even kegiatan. Sejak tahun Kendala utama yang dihadapi adalah 2012, PAS mengadakan Pencak Malioboro keterbatasan sumber daya finansial dan Festival. Festival ini menampikan Koreografi, sumber daya manusia, khususnya dalam hal tampil bareng pencak silat, dan pawai pencak. pengelolaan perguruan pencak silat dengan Pada tahun 2015, komunitas ini juga mengadakan pendekatan manajemen modern. Promosi Jambore Pencak Nasional yang diikuti oleh pencak silat juga perlu digalakkan dengan 6000-an pesilat dari 42 perguruan pencak silat. lebih sering mengadakan festival pencak silat Saat ini, PAS tengah menjalin kerjasama dengan baik di tingkat kabupaten/ kota, provinsi, Sanggar Silat Satria Tama Kampung Wisata Kaliaji, maupun secara nasional. Silat sebagai seni yang Kabupaten Sleman, dalam sebuah kegiatan menampilkan pertunjukkan koreografi pencak yang disebut wisata pencak, di mana koreografi silat serta dilengkapi dengan musik tradisional pencak ditampilkan sebagai atraksi pariwisata.15 akan semakin digemari oleh masyarakat apabila Kerjasama adalah salah satu contoh yang ada semakin sering diadakan festival. dukungan dari PAS sebagai sebuah suguhan Negara, dalam hal ini pemerintah pusat wisata. IPSI sampai sekarang juga masih ada mendukung sepenuhnya upaya-upaya kegiatan-kegiatan seperti itu. pelindungan yang diusulkan dalam berkas Di tingkat perguruan silat, ada perguruan nominasi pencak silat. Dukungan tersebut yang melakukan prosesi budaya dalam setiap dilakukan dalam bentuk kebijakan-kebijakan penerimaan murid baru dan murid perguruan yang memungkinkan pelindungan terhadap yang naik tingkatan. Hal itu bukan untuk pencak silat dapat terjamin. Diharapkan nantinya memupuk pemikiran-pemikiran terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan dapat menjadi hal yang gaib, namun untuk memperteguh payung bagi berbagai kegiatan sebagai upaya niat calon murid baru dan memperkuat nilai- pelindungan bagi pencak silat, misalnya adanya nilai pencak silat bagi murid yang naik tingkat. kebijakan terkait mulok di tingkat pendidikan Berbagai perlengkapan prosesi ini penuh dengan dasar dan menengah, penyelenggaraan Festival makna-makna yang baik untuk mengingatkan Pencak Silat tingkat nasional dan internsional, para calon murid dan murid yang naik tingkatan.16 dan sebagainya Kegiatan perguruan pencak silat berusaha Pemerintah Provinsi DIY memberikan dukungan menampilkan pencak silat dalam kehidupan penuh terhadap upaya perlindungan warisan sosial budaya sehari-hari. Dalam setiap budaya takbenda dengan adanya Dinas hajatan, misalnya haul pendiri perguruan, Kebudayaan yang salah satu tugas pokok acara pernikahan, acara kelahiran bayi, hari dan fungsinya adalah melindungi warisan kemerdekaan RI, selalu diadakan atraksi acara budaya takbenda di seluruh DIY. Melaui Dinas jagongan pencak silat, yang menampilkan atraksi Kebudayaan pemerintah mengujukan rancangan pencak silat secara spontanitas dari para murid peraturan daerah terkait kebudayaan yang perguruan. Berbagai kegiatan ini dapat memacu mencakup perlindungan dan pembinaan warisan para murid untuk meningkatkan diri dan belajar budaya takbenda, seperti pencak silat. Melaui pencak silat secara sungguh-sungguh.17 Dinas Kebudayaan, pemerintah mengalokasikan dana untuk mengembangkan program dan Pemerintah daerah, khususnya Dinas kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta warisan budaya takbenda, khususnya pencak telah memberikan perhatian serius terhadap silat. perlindungan dan pengembangan pencak silat, khususnya pencak silat tradisi. Bekerja sama Pemerintah Provinsi DIY memberikan dukungan dengan komunitas pencak silat mengadakan penuh terhadap upaya perlindungan warisan Festival Pencak Silat yang dibuka oleh Gubernur budaya takbenda dengan adanya Dinas DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Kebudayaan yang salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah melindungi warisan budaya takbenda di seluruh DIY. Melaui Dinas 15 Wawancara Suryadi, Sekretaris PAS, 28 Januari 2017 Kebudayaan pemerintah mengujukan rancangan 16 Wawancara Dimas, Penerus Perguruan Krida Yudha peraturan daerah terkait kebudayaan yang Sinaliko, 29 Januari 2017 mencakup perlindungan dan pembinaan warisan 17 Wawancara Agung Sukoyo, Sesepuh Perguruan budaya takbenda, seperti pencak silat. Melalui Pencak Silat Nusantara, 29 Januari 2017

86 Jurnal Kebudayaan, Volume 15, Nomor 2/2020

Dinas Kebudayaan, pemerintah mengalokasikan Terhadap Pencak Silat Sebagai Warisan dana untuk mengembangkan program dan Budaya Bangsa Sekota Semarang Tahun kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan 2012”. Journal of Physical Education, Sport, warisan budaya takbenda, khususnya pencak Health and Recreation No.1, Vol. 3, tahun silat. 2012. Dukungan dari pemerintahan daerah di DIY dan Ikhsani, Nur. 2017. Pengembangan Nilai-Nilai komunitas pencak silat tersebut memperlihatkan Budi Pekerti Luhur melalui Kesenian Pencak bahwa masyarakat sangat menyadari bahwa Silat Panglipur Mekar Buana di Kabupaten penominasian pencak silat akan meningkatkan Bandung Barat. Bandung: Universitas kesadaran tentang pentingnya pendaftaran Pendidikan Indonesia. pencak silat ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Kumaidah, Endang. 2012. Penguatan Eksistensi Takbenda milik Bangsa Indonesia. Bangsa Melalui Seni Bela Diri Pencak Silat. https://akademipencaksilat.wordpress. com/category/artikel-makalah/, diunduh SIMPULAN DAN USULAN KEBIJAKAN 12 Juni 2019 Penelitian pencak silat ini untuk melihat Mardotillah, Mila dan Zein Dian Mochammad. perkembangan pencak silat di Jawa Tengah 2016. “Silat: Indentitas Budaya, Pendidikan, dan DIY. Dari hasil penelitian dapat diambil Seni Bela Diri, dan Pemeliharaan kesimpulan bahwa perkembangan pencak silat Kesehatan.” Jurnal Antropologi: Isu-Isu di Jawa Tengah dan DIY berjalan dengan baik. Hal Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): itu terlihat dari aktivitas di berbagai perguruan 121-133. pencak silat yang ada di kedua provinsi tersebut. Pewarisan ilmu pencak silat berjalan dengan Muhyi, Muhammad dan Purbojati. 2014. baik, dari generasi ke generasi, dari seorang “Penguatan Olahraga Pencak Silat Sebagai guru atau pelatih kepada murid-muridnya. Hal Warisan Budaya Nusantara”. Jurnal Budaya ini dapat terlihat dengan semakin banyaknya Nusantara, Vol.1 No.2, (Desember 2014): jumlah aliran dan perguruan pencak silat yang 141-147 berasal dari Jawa Tengah dan DIY. Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Selain sebagai olahraga dan keterampilan bela Kualitatif. Yogyakarta: Pilar Media. diri, pencak silat juga dapat menjadi sebuah Pratama, Toni Yudha. 2017. “Pembelajaran seni yang kaya dengan makna dan nilai. Sebagai Seni Pencak Silat Terhadap Peningkatan sebuah seni, pencak silat ketika melakukan Kebugaran Jasmani Anak Tunagrahita penampilan diiringi dengan seperangkat Sedang (Studi Eksperimen Terhadap Siswa gamelan dan menampilkan jurus-jurus yang Tunagrahita Di Skh X Kota Serang)”. Jurnal indah. Selain itu, sebagai sebuah seni, pencak Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.2, No.2, silat senantiasa ditampilkan dalam berbagai Oktober 2017: 183-195. festival yang memperlihatkan keindahan jurus. Perkembangan pencak silat didukung oleh Ramadhan, Riyo, Ahmad Hafiz Aziz, dan Mansoor pemerintah daerah maupun komunitas pencak Alvanov. 2017. “Translasi Pencak Silat Ke silat yang selalu memiliki kreativitas dan dialog dalam Film Animasi (Studi Kasus Film Kung di antara perguruan silat yang ada. Fu Panda)”. Jurnal Visual Art & Design. Vol 9 Nomor 2. 2017: 104-122. Saleh, M. 1991. Pencak Silat (Sejarah PUSTAKA ACUAN Perkembangan, Empat Aspek, Daftar Perguruan Silat Jawa Tengah dan Pembentukan Sikap dan Gerak). Bandung: Yogyakarta. https://id.wikipedia.org/wiki/ IKIP Bandung. Daftar_perguruan_silat#Jawa_Tengah_ Wilson. 2015. Martial Arts and The Body dan_Yogyakarta. diunduh 31 Oktober Politic in Indonesia. Beaverton: Ringgold 2020. Inc. https://search.proquest.com/ Gristyutawati Anting Dien., Endro Puji Purwono, docview/1688712754?accountid=38628 dan Agus Widodo. 2012. “Persepsi Pelajar diunduh 28 Juni 2019

87 Damardjati KM, Imelda W, Perkembangan Pencak Silat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Widiyowati, Estu, dkk. 2018. “Model Manajemen Konflik Berbasis Kearifan Lokal: Konflik Perguruan Pencak Silat”. Jurnal Komunikator, Vol. 10 No. 1 Mei 2018.

NARASUMBER 1. Sri Paduka Paku Alam X, Wakil Gubernur Provinsi DIY 2. Umar Priono, Kepala Dinas Kebudayaan, Provinsi DIY 3. Prof. Siswantoyo, Guru Perpi Harimurti 4. Wening, Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM dan praktisi pencak silat 5. Tommy, Penerus Perguruan Phashadja Mataram 6. Agung Sukoyo, Sesepuh Perguruan Pencak Silat Nusantara 7. Chamada, Ketua Dewan Pendekar PS Tapak Suci 8. Dimas, Penerus Perguruan Krida Yudha Sinaliko 9. Maryanto, Guru Besar Satria Nusantara 10. Suryadi, Sekretaris Paseduluran Angkringan Silat (PAS)

88