<<

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 80 – hal 95

At-Turats Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

THE MATERIAL OF WAWASAN AS INDONESIAN GEOPOLITIC NOTE AND THE IMPLEMENTATION IN ISLAMIC STATE UNIVERSITY Arief Adi Purwoko1 Islamic State Institute of Pontianak [email protected]

Abstrak: Arus globalisasi menggerus arti negara dalam bentuk kewilayahan, atau dalam perspektif geografi dalam hal batas-batasnya (borderless). Kehadiran krisis sebagaimana pandemi Covid-19 hadir untuk mengingatkan kembali keberadaannya. Batas, kedaulatan, dan kekuatan dari sebuah negara, yang secara nyata berhadapan dengan kepentingan politik dunia. Geopolitik telah lama menjadi kajian penting bagi penguatan kemampuan sebuah bangsa untuk bertahan di tengah hegemoni. Sebagaimana dengan gigih mempertahankan Deklarasi Djuanda 1957 sebagai nota geopolitik tertulis, yang akhirnya berhasil mempengaruhi hukum laut internasional dan meneguhkan asas negara kepulauan (archipelago state). Sedemikian pentingnya materi geopolitik tersebut seharusnya memiliki andil dalam penguatan ketahanan nasional (national resillience), khususnya strategi pertahanan nasional (national defence). Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) merupakan media strategis untuk menransformasikan geopolitik terhadap kemampuan warga negara, sebagaimana diketahui Islam merupakan agama terbesar yang dianut oleh rakyat Indonesia, sekaligus memiliki pengaruh krusial bagi ideologi bangsa. Artikel ini mencoba untuk menguak peran pendidikan kewarganegaraan, terutama pada materi (national outlook) sebagai nota geopolitik warga negara. Penelitian dalam artikel ini bersifat kualitatif dengan menggunakan model penelitian literatur. Pandangan yang dapat diajukan dalam artikel ini diantaranya antara lain: aspek ideologis geopolitik warga negara seringkali melibatkan nilai-nilai primordial sehingga keutuhan cara pandang terhadapnya menjadi terganggu. Peran lokalisme dan Islam sebagai pembentuk aspek ideologi geopolitik, seharusnya dapat dikemas dengan baik sebagai pengikat identitas bangsa. Dalam hal ini, PTKIN sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bercorak khas keislaman, seharusnya mampu menerjemahkan nilai universalitas moral good dalam Islam kepada rasa persatuan umat yang beridentitas kebangsaan. Adapun untuk menuju hal tersebut, PTKIN harus mampu meramu suatu materi terintegratif antara nilai Islam sebagai aras epistemologis ideologi dan doktrin pertahanan nasional nirmiliter. Bagaimanapun juga peserta didik di PTKIN adalah sumber daya strategis pertahanan nasional nirmiliter, terutama dalam pembangunan karakter bangsa di tengah masyarakat.

Kata Kunci : Wawasan Nusantara, Geopolitik, Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

1 Staf Pengajar Bidang Keahlian Kewarganegaraan di Institut Agama Islam Negeri Pontianak

80

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 membendung efek destruktif Covid-19. Data A. Pendahuluan perdagangan RRT mencatat bahwa negara Hadirnya narasi novel coronavirus Tirai Bambu tersebut dilanda ketidakpastian (nCov-19) pada penghujung tahun 2019 pada sektor ekonomi berupa kehilangan neraca menjadi mimpi buruk bagi peradaban ekspor sebesar 13% oleh karena pandemi manusia. Tidak hanya melibatkan Republik menutup akses perdagangan produktif. Tentu Rakyat Tiongkok (RRT), di mana Wuhan saja besaran angka tersebut dapat dinilai disebut-sebut sebagai ruang kemunculan signifikan bagi indikator stabilitas ekonomi virus, kemudian dengan sangat cepat telah negara produsen sekelas RRT. merambat dan berkembang menjadi isu Di pihak lain, Amerika Serikat (AS) paling krusial di seluruh belahan dunia. sebagai negara adikuasa tradisional tersebut Virus yang selanjutnya menjadi penyebab tengah diuji dengan membagi fokus antara pandemi dan oleh World Health kebijakan luar negerinya dengan persoalan Organization (WHO( disebut sebagai pelik di dalam negeri. Pada dua minggu di coronavirus desease (Covid-19), dalam akhir Bulan Maret 2020, AS mencatatkan perspektif tertentu juga telah beranjak rekor pengangguran yang mencapai 10 juta menjangkiti isu-isu yang berkaitan dengan jiwa, data yang didasarkan pada angka aplikasi geopolitik. Dapat dipahami demikian, pencari kerja. Angka tersebut diprediksi akan dapat ditelisik dari prediksi tentang terus bertambah hingga mencapai 39 juta jiwa kemunculan kebudayaan baru dengan pada pertengahan Mei 2020. Skala sebutan “new normal”, hingga melibatkan ketidakmenentuan stabilitas keamanan di AS ranah yang lebih sensitif, yakni tentang isu juga semakin dipertajam oleh karena kondisi keamanan dan pertahanan nasional di negara tersebut tengah mempersiapkan berbagai negara. pemilihan umum presiden pada November Hingga Mei 2020 Covid-19 telah 2020. Bahkan, tingkat ketegangan sosial terus hampir merenggut setengah juta jiwa meningkat disebabkan oleh kontestasi 2 (dua) penduduk dunia. Tidak hanya terhenti pada partai politik di negara “Paman Sam” hingga pembahasan tersebut, potensi katastropik melibatkan berbagai isu sensitif lain, seperti virus juga telah merambati lambung halnya rasialisme dan kemanusiaan. Kasus maupun jantung peradaban melalui kematian George Floyd menjadi pewarna berbagai krisis berkepanjangan yang dalam dinamika drama mencekam di tengah diakibatkan oleh ambivalensi destruktif pandemi yang memicu demo besar bertajuk atas penanganan terhadapnya, “Black Lives Matter”, mengusung isu-isu sebagaimana terjadinya krisis ekonomi terkait rasialisme, diskriminasi, dan yang disebabkan oleh kebijakan lockdown, ketimpangan ekonomi. atau krisis hubungan internasional maupun Berbagai peristiwa yang melibatkan potensi atas kebangkitan hantu perang kondisi dalam negeri masing-masing negara dingin yang diakibatkan oleh konstruksi adikuasa tersebut secara alamiah juga akan hegemoni melalui penetrasi ideologi antar mempengaruhi secara luas tata hubungan negara adikuasa, sebagaimana yang pernah internasional. Pandemi telah menciptakan menajam pasca Perang Dunia II (PD II). panggung unjuk kekuatan antara AS dan RRT. Ulasan ilmiah Grinin dan Korotayev Rivalitas geopolitik Abad ke-21 menempatkan dalam artikelnya2 memberikan suatu RRT sebagai penantang serius untuk pandangan bahwa Covid-19 memicu resesi berhadap-hadapan secara ekonomi, politik dan krisis ekonomi global. Bahkan efek maupun militer penguasa tradisional, AS negatifnya dapat dikategorikan dalam skala terutama di kawasan regional Indo-Pasifik. katastropik. Hal tersebut tercermin dari Artinya, kondisi tersebut secara langsung munculnya fenomena negara adikuasa maupun tidak akan berimplikasi serius sekalipun tampak kepayahan dalam terhadap situasi yang terjadi di Negara

2 Leonid Grinin dan Andrey Korotayev, Covid-19 and Humanitarian Studies (Moscow: Moscow State Pandemic, Geopolitics, and Recession, Kertas Kerja University, 2020: 5). Ke-4: International Center for Education and Social 81

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 Republik Indonesia; mencakup segala diskursus geografi dan politik. Kedua, aspek strategis yang dikonsepsikan dalam ditambahkannya juga bahwa kajian geopolitik, astagatra3. Sebagaimana diketahui termasuk di dalamnya yang dianggap bersama, letak geografis Indonesia yang tradisional sekalipun, tersusun dari asumsi dan diapit oleh Benua Asia dan Australia, cara pandang manusia terhadap dunia dalam Samudra Hindia dan Pasific, serta Laut kesatuan gambar terhadap aktivitas politiknya. China Selatan akan menjadi ruang penting Jelas lah sampai di sini bagaimana bagi pertarungan hegemoni kedua negara geopolitik merupakan bagian dari wacana tersebut. penting dalam pembahasan tentang krisis. Meskipun tengah dilanda krisis hebat di Pemahaman pembacaan publik terhadap isu- dalam negeri akibat pandemi, AS tidak isu geopolitik akan memberikan gambaran segan melakukan penetrasi politik untuk utuh bagaimana kedudukan lembaga negara, memperkuat blokade pertahanannya untuk pengampu kepentingan, bahkan warga negara membendung kekuatan RRT di seluruh berada dalam situasi kesemestaan potensi kawasan Asia. Hal tersebut dapat dilihat krisis terkait profil ideologi, politik, ekonomi, bagaimana Trump4 menempatkan India sosial, sosial-budaya dan pertahanan- sebagai bagian strategis kebijakan luar keamanan dengan kondisi geografis dan negeri terpenting bagi AS. India secara lingkungan hidupnya. Dalam aplikasinya di geografis merupakan salah satu pintu Indonesia, materi geopolitik sebagai kajian penting untuk memasuki kawasan Asia ilmiah ditransformasikan menjadi Tenggara dan Australia. Tidak dapat pengetahuan publik di jenjang perguruan dipungkiri, RRT dewasa ini memiliki tinggi melalui Mata Kuliah Wajib Umum pengaruh signifikan dan hubungan yang (MKWU) Pendidikan Kewarganegaraan. cukup mesra dengan negara-negara “pasar” Tidak terkecuali di Pendidikan Tinggi di kawasan Indo-Pasifik, seperti , Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), Vietnam, Singapura, dan Indonesia. pembahasan geopolitik tersebut harus Artinya, dengan menempatkan India disampaikan dalam suatu materi yang terpadu sebagai “kawan baik” bagi AS, dalam dengan kesesuaian terhadap kurikulum di perspektif geopolitik berarti lembaga tersebut yang terikat pada nilai Islam memperpanjang bentang pagar sekaligus sebagai identitas kajian. memperkuat garis pertahanan atas hegemoni negara Paman Sam tersebut di B. Jenis dan Alur Penelitian kawasan Indo-Pasifik, yakni Artikel ini bermaksud membahas menghidupkan kembali quad aliansi signifikansi kajian geopolitik, terutama strategis antara AS, Jepang, India, dan wawasan nusantara sebagai asas dasar Australia.5 sekaligus sikap geopolotik bangsa Indonesia. Untuk mengantarkan nilai penting hal Dalam khazanah ilmiah, artikel ini memuat tersebut, prolog dapat dimulai dengan usaha penelitian literatur (literature study) meminjam pendapat Gökmen6, bahwa Bagian-bagian selanjutnya, akan dicoba untuk kajian geopolitik dilatarbelakangi oleh 2 dapat disajikan bagaimana sejarah singkat (dua) fokus mendasar, yakni hegemoni dan pemikiran geopolitik dunia (world outlook( pemetaannya—dapat digunakan untuk dan bagaimana lahirnya wawasan nusantara menelaah bentuk sekaligus mengukur cara (national outlook). Setelah diperoleh pandang dunia, tentu saja dalam ikatan pemahaman sejarah dan perkembangan

3 Konsep geostrategi Indonesia terbagi dalam 8 5 The Warsawa Institute Review, Great Power Politics in (delapan aspek), terdiri dari 3 (tiga) gatra statis The Post Covid-19, Artikel diupload 6 April 2020, diakses (trigatra) meliputi: Geografi, Demografi, dan dari https://warsawinstitute.review/news-en/great- Sumber Daya Alam (SDA), dan 5 (lima) gatra power-politics-in-the-post-, pada 26 Juni 2020 dinamis (pancagatra( meliputi aspek: ideologi, (Warsawa, 2020: 2-3). politik, ekonomi, sosial-budaya, serta pertahanan- 6 Semra R. Gökmen. Geopolitics and The Study of keamanan. International Relations, (Ankara: Middle East of 4 Donald Trump Presiden AS ke-45 Technical University, 2010: 6 dan 10). 82

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 pemikiran geopolitik dan pengaruhnya dengan ilmu hubungan internasional, diawali terhadap tatanan dunia, selanjutnya dengan penelusuran terhadap sejarah kajian pembahasan akan diarahkan pada geografi. Terminologi geografi dalam diskursus wawasan nusantara dalam Encyclopedia Britannica dijelaskan sebagai bingkai pendidikan nasional, terutama ilmu tentang permukaan bumi yang bagaimana implementasinya di PTKIN. menggambarkan dan menganalisa ragam Artikel ini juga berupaya ruang fisik, biologis, dan fenomena manusia memformulasikan materi wawasan yang tejadi di permukaan bumi, serta perilaku nusantara yang dikreasikan secara interrelasi diantaranya. Sebagai disiplin ilmu, sederhana untuk PTKIN, sehingga geografi berkembang dan memiliki banyak konfigurasi materi yang telah disesuaikan cabang, sebagaimana meliputi: geografi dengan pedoman Keputusan Direktorat pertanian, geografi ekonomi, geografi Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor kependudukan, geografi urban dan sebagainya. 43/Dikti/Kep/2006, sehingga antara Demikian juga dengan geografi politik kepentingan pembelajaran dan kepentingan merupakan cabang dari disiplin geografi nasional berjalan sinergis dan hingga penemuan istilah “geopolitik” pada menghasilkan pemahaman konstruktif, tahun 1899.7 terutama dalam mempersiapkan warga Pemikiran-pemikiran geopolitik di awal negara yang ulet dalam upaya menghadapi kelahirannya sebagai disiplin ilmu sangat krisis, terutama yang berkaitan dengan dekat dengan kebudayaan Eropa di masa itu. sistem pertahanan nasional. Nama-nama seperti Friedrich Ratzel, Karl Adapun krisis yang dimaksud akan Haushofer, Rudolf Kjellen, Halford Mackinder dinarasikan dalam bentuk gambaran merupakan penggagas awal dari disiplin tentang prediksi-prediksi yang didasarkan geopolitik. Hadirnya disiplin tersebut tidak pada kejadian masa lalu dan perkembangan hanya diperuntukkan untuk mempertahankan yang terjadi dewasa ini. Harapannya adalah hidup manusia, tetapi lebih ambisius darinya, merujuk pada kesiapsiagaan warga negara geopolitik seakan menjadi kunci utama untuk yang dimotori oleh peserta didik di menghegemonikan kekuasaan negara, dan lingkungan perguruan tinggi, terutama berusaha sedikitnya mempengaruhi cara PTKIN. Adapun materi diformulasikan pandang negara lain terhadap wilayahnya dengan memaksimalkan nilai kearifan secara ideologis, hingga dalam konteks lebih Pancasila dengan mengakomodasi materi ofensif menyaplok kekuasaan negara lain nilai Islam dan budaya lokal. dengan upaya kolonialisasi. Seperti di ketahui bersama, pada kurun waktu Abad ke-16 hingga C. Perkembangan Kajian Geopolitik awal Abad ke-20, negara-negara di Eropa dan Lahirnya Wawasan Nusantara tengah disibukkan dengan upaya kolonialisasi Menelusuri kajian Geopolitik, maka terhadap negara-negara lemah di kawasan luar akan diperoleh gambaran tentang bidang benuanya untuk dapat mengeruk sumberdaya kajian multidisipliner dalam rumpun ilmu alam, dan senantiasa memperkuat pengaruh sosial yang secara garis besar sekaligus hegemoni di antara negara benua membentangkan dua pokok kajian besar, biru tersebut. meliputi kajian geografi dan politik. Dalam Friedrich Ratzel misalnya, artikel ini akan dilakukan pembahasan menganalogikan “negara” sebagai yang sedikit berbeda dalam menguak “organisme” atau “mahluk hidup”. Siklus terminologi geopolitik. Penelusuran makna kehidupan negara selayaknya hukum biologis, tidak dilakukan secara etimologis, tetapi dengan menempatkan teritori sebagai tubuh, merujuk pada pergeseran paradigma mengakar dalam tanah kelahirannya. Ukuran terhadap kajian tersebut. Penelitian yang dari pertumbuhan sebuah negara dapat dilihat dilakukan Gökmen yang mencoba sejauhmana dapat berkembang secara menguak keterkaitan antara geopolitik kewilayahannya. Negara yang sehat adalah

7 Gökmen, Semra R., op.cit. hlm. 11. 83

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 negara yang mampu menyerap saripati pada bentang benua Eropa dan Asia (Eurasia), nutrisi dengan memakan negara-negara sehingga penguasaan dari padanya memiliki yang lebih kecil. Ratzel terpengaruh oleh arti penguasaan terhadap dunia. Pada konsepsi teori seleksi alam Charles Darwin, tersebutlah Mackinder diidentifikasi sebagai terutama pada teori “survival of the penggagas “wawasan benua”.11 fittest”.8 Pergeseran paradigma tentang geopolitik Terpengaruh oleh Ratzel, Rudolf terjadi seiring dengan perubahan zaman, Kjellen memperluas dan memperdalam terutama pasca Perang Dunia II (PD II( . pandangan teori negara organik tersebut Geopolitik tidak lagi meletakkan pandangan hingga sampai pada pemaknaan ideologis. bagaimana suatu negara secara ofensif Bagi Kjellen, negara memang memperluas eksistensi kewilayahannya membutuhkan wilayah untuk berkembang. dengan jalan militer. Hal tersebut didorong Meskipun demikian, motor utama untuk oleh karena terjadinya PD II yang telah banyak dapat menggerakkan batas-batas menafikan sisi kemanusiaan dari berbagai kewilayahan suatu negara lebih diserahkan perspektif kehidupan. Kesadaran untuk kepada budaya. Konsepsi “budaya unggul” “menyelamatkan” bumi dari kehancuran oleh secara alamiah akan memperluas karena hasrat penguasaan yang dipenetrasikan kewilayahan dengan lebih elegan, legal, melalui perang fisik maupun perang asimetris dan tidak menafikan aspirasi kemanusiaan. harus segera dihentikan, meskipun bipolarisasi Batas wilayah suatu negara tidak lah ketegangan terhadapnya tidak surut begitu saja berbentuk tembok yang terbuat dari batu. dalam waktu yang singkat. PD II memang Bersamaan dengan pandangan tentang telah usai, tetapi perang dunia yang membagi negara organisme ideologis tersebut, dunia dalam faksi politik masih terasa Kjellen juga meletakkan pandangan setidaknya hingga tahun 1990-an. penting lainnya yang selanjutnya disebut Sama halnya ketika membicarakan dengan autarki9. Autarki baginya tidak konsepsi geopolitik Indonesia, tentu saja tidak hanya memberikan kecukupan kebutuhan dapat diletakkan dengan geopolitik pasca PD warga negara, melainkan juga bermakna II. Berangkat dari titik jembatan emas sebagai kekuatan untuk berkembang, baik kemerdekaan Indonesia, Proklamasi 17 secara teritorial maupun ideologi.10 Agustus 1945 berhasil dilakukan Pandangan lain geopolitik memanfaatkan penetrasi politik saat dunia dikemukakan oleh Sir Harfold Mackinder. tengah berupaya mengakhiri kekacauan akibat Disebut-sebut sebagai orang yang perang panjang tersebut. Menyadari mengembangkan geopolitik baik dalam sepenuhnya atas kesukaran proses rekonstruksi aspek pratik maupun teori. Pada dunia pasca PD II, founding fathers Indonesia kenyataannya Mackinder mampu berupaya menghindari bipolarisasi kuasa dunia memetakan sebaran kekuasaan dan yang terbagi atas Blok Barat dengan Timur. hegemoni baru saat itu melalui pemetaan Kehancuran fasisme yang ditandai oleh sejarah kekuasaan. Apa yang paling kehancuran NAZI Jerman dan chauvinisme mahsyur dalam pandangan Mackinder Jepang, tidak serta merta mendamaikan Dunia. adalah “heartland theory”. Teori tersebut Pada kenyataannya jargon kapitalisme vis a vis meletakkan “daerah jantung” sebagai komunisme terus bersitegang hingga saat ini. daerah inti yang menentukan titik Perang saudara di RRT yang melibatkan dua penguasaan dunia. Apa yang dimaksud ideologi tersebut pada akhirnya dimenangkan dengan daerah jantung tersebut merujuk oleh komunisme. Masih dalam kawasan

8 Semra R. Gökmen, op.cit. hlm. 23-25. Development, Journal of International Economic Affairs 9 Autarki sering disebut sebagai swasembada, Vol. 9 No. 1, Maret 2019, hlm. 157-168 (Moskow: terutama merujuk pada wacana perdagangan Journal of International Economic Affairs, 2019: 166) internasional dan kebijakan ekonomi protektorat: 10 Semra R. Gökmen, op.cit. hlm. 27-28. perlindungan pada produk lokal atas kompetisi 11 Dwi Sulisworo, T., et al., Bahan Ajar: Geopolitik internasional. Lihat E.P. Torkanovskiy, In Defence of Indonesia (Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan, Autarky as a Modern Way of National Economic 2020:5). 84

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 regional yang sama, perang saudara dengan merta menghentikan perang dalam arti latar belakang perebutan pengaruh dua menyeluruh. Lebih-lebih dalam arti ideologi, ideologi besar tersebut juga telah perang dingin merupakan gambaran bahwa api membelah Korea menjadi dua arah mata sekam konflik masih terjadi hingga era angin, yakni Utara dan Selatan. Demikian kontemporer. Potensi terjadinya kembali juga dengan apa yang terjadi di negara- perang dunia merupakan bahaya laten yang negara kawasan Asia Tenggara, tidak dapat dipungkiri, sehingga diperlukan sebagaimana perang saudara di Vietnam suatu sistem pertahanan nasional yang dan Kamboja. Indonesia pun tidak luput berwawasan ke dalam maupun luar. Atas dari dampak dikotomi ideologis, pertimbangan kedaulatan dan mendesaknya sebagaimana puncaknya terjadi pada tahun sistem pertahanan nasional, maka diperlukan 1965 yang melibatkan ketegangan antara suatu langkah strategis yang diilhami dari faksi besar politik, terutama militer dengan kemampuan cara pandang Bangsa Indonesia komunis. Perang dingin dan pengaruhnya terhadap diri dan lingkungannya, sebagaimana terus berkecamuk hingga setidaknya yang telah disebutkan sebelumnya sebagai mereda saat Tembok Berlin berhasil sikap sekaligus kemampuan geopolitik diruntuhkan pada tahun 1990, sebagai Indonesia. Sikap dan kemampuan tersebut simbol bersatunya Jerman yang sering disebut sebagai wawasan nusantara sebelumnya sempat dipisahkan dua arah (national outlook( , dan seringkali dipadankan mata angin, barat dan timur sebagai dengan archipelago insight. Sikap geopolitik representasi kapitalisme dan komunisme. Indonesia dilatarbelakangi oleh kondisi Deskripsi atas perang dingin tersebut alamiah geografi Negara Republik Indonesia, menandakan bahwa pengaruh kekuasaan tersusun dari kontur geografis kepulauan, atau adikuasa melalui gempuran ideologi belum terbentuk dari kekayaan kewilayahan terdiri lah padam. dari gugusan pulau dan membentuk identitas Sadar akan hal tersebut, sebagai upaya nasional sebagai negara-bangsa (nation state). melestarikan kedaulatan negara pasca Meskipun demikian, sesungguhnya proklamasi Republik Indonesia, dan geopolitik Indonesia tidak hanya terbatas langkah antisipasi gejolak ideologi dalam aspek cara pandang kewilayahan, yang sebagaimana pengaruh besar atas dua blok memadukan antara wawasan kemaritiman dan ideologi tersebut, telah dicantumkan dalam kepulauan. Lebih dari itu, letak strategis Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Indonesia yang terletak diantara silang benua, Sebagai nota konstitusi, founding fathers memberikan pemahaman bahwa wawasan menyisipkan pernyataan sikap sekaligus nusantara juga akan terkait persoalan ideologi. visi dan tujuan berdirinya Negara Republik Artikel ini tidak akan secara spesifik Indonesia, yakni: “ikut melaksanakan membahas geostrategi12 Indonesia sebagai ketertiban dunia yang berdasarkan langkah lanjut geopolitik, tetapi setidaknya kemerdekaan, perdamaian abadi, dan akan diungkap bagaimana cara kerja wawasan keadilan sosial”. Berdasarkan hal tersebut, nusantara dalam menangkap subjek kajian maka dapat diartikan juga bahwa asas geostrategi yang akan dibahas pada bagian geopolitik Indonesia adalah “bebas- selanjutnya. Sebelum membahas hal tersebut, aktif”—tidak memihak pada faksi kuasa akan menjadi lebih baik dalam hal ini dapat atau blok ideologi tertentu—berorientasi disajikan terlebih dahulu tentang sejarah kepada perdamaian dengan sikap defensif wawasan nusantara itu sendiri, sehingga dengan tujuan semata-mata untuk diperoleh gambaran utuh mengapa satu hal melindungi tumpah darah dan mewujudkan akan terkait dengan hal lainnya. keadilan sosial. Menurut catatan sejarah, wawasan Sebagaimana telah sedikit disinggung nusantara mulai dikenal saat Perdana Menteri sebelumnya, berakhirnya PD II tidak serta- Ir. H. menggaungkan

12 Geostrategi Indonesia sering disebut dengan konsep ketahanan nasional 85

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 suatu deklarasi kewilayahan pada tanggal pasang-surut pantai pulau tertentu sejauh 3 13 Desember 1957. Deklarasi yang (tiga) Mil laut, sehingga hal tersebut memiliki kemudian lebih populer sebagai “Deklarasi arti bahwa dalam satu pulau hanya memiliki Djuanda” tersebut, merupakan suatu upaya wilayah perairan sejauh 3 (tiga) Mil di pemerintah saat itu untuk menjawab sekelilingnya.14 Tentu saja pengukuran persoalan mendesak dalam hal kedaulatan kewilayahan tersebut menjadi titik lemah wilayah, tidak sebatas dimaknai sebagai kedaulatan bangsa, karena terdapat perairan garis lingkar pelindung kedaulatan negara bebas selepas 3 (tiga) Mil dari kontur pulau, saja, tetapi juga upaya politis yang nyata sehingga dengan mudah negara asing untuk melindungi kekayaan alam yang mengintai segala aktivitas strategis negara terdapat di dalamnya. Sebagaimana dalam melalui pelayaran kapal-kapal asing yang syarat berdirinya sebuah negara, wilayah dilindungi oleh Ordonasi 1939 tersebut. dan batasnya merupakan bagian Menjawab celah kedaulatan tersebut, manunggal yang tidak dapat dipisahkan Deklarasi Djuanda 1957 mendekonstruksi dengan rakyat, maupun ideologinya. Ordonasi 1939 dengan mengubah pengukuran Hadirnya Deklarasi Djuanda dalam satuan pulau menjadi kesatuan kepulauan. perspektif hukum internasional juga berarti Pengukuran dalam Deklarasi Djuanda nota kekuasaan pemerintah yang sah untuk didasarkan pada garis yang terhubung dari mengelola wilayahnya sendiri tanpa titik-titik terluar kepulauan dalam wilayah campur tangan pihak asing mana pun, kedaulatan Indonesia, selebar 12 Mil laut, sekaligus implementasi preambule UUD sehingga perairan yang terdapat dalam 1945, yakni untuk melindungi segenap kepulauan tersebut sepenuhnya secara politis tumpah darah Indonesia dengan bentuk merupakan kekuasaan negara, demikian hukum yang diakui secara internasional. selanjutnya kapal asing yang bermaksud Dapat dikatakan demikian karena sebelum berlayar melintas perairan dalam wilayah Deklarasi Djuanda diakui secara kepulauan harus terlebih dahulu mendapatkan internasional, hukum kewilayahan izin dari otoritas negara. Dalam arti lain, Indonesia yang meliputi daratan dan lautan Deklarasi Djuanda 1957 juga merubah makna terikat pada hukum buatan kolonialisme perairan teritorial Indonesia. Ordonasi 1939 Belanda, Territoriale Zee en Mariteme memberikan arti perairan laut dalam di Kringen Ordonatie (TZMKO( yang Indonesia sebagai jarak pemisah antar pulau, digagas oleh pemerintahan Ratu sedangkan Deklarasi Djuanda 1957 justru Wilhelmina13 tersebut pada Tahun 1939. memberikan pemaknaan terhadap kawasan Penjelasan terhadap TZMKO atau perairan tersebut sebagai penghubung antar dikenal dengan sebutan lain sebagai pulau sekaligus kekayaan alam yang Ordonasi 1939, merupakan tata hukum pengelolaannya daulat negara. yang sangat merugikan Negara Republik Perlu diketahui, Deklarasi Djuanda 1957 Indonesia apabila merujuk pada konsep merupakan cikal-bakal hukum laut negara-bangsa sebagai kesatuan wilayah- internasional, sehingga dapat dikatakan bahwa rakyat-ideologi. Ordonasi 1939 diadopsi dengan deklarasi tersebut, Indonesia telah dari cara pandang kewilayahan yang mengukir sejarah, memberikan sumbangsih didasarkan satuan pulau, sehingga nyata bagi perkembangan hukum laut terbentang jarak antar pulau yang dapat internasional sekaligus ilmu hukum serta menjadi celah retaknya kesatuan kajian politik internasional. Pada tanggal 30 kedaulatan. Pengukurannya dilakukan April 1980, dokumen konvensi hukum laut melalui penarikan garis lebar dari pangkal internasional yang kemudian disebut dengan

13 Wilhelmina Helena Pauline Marie van Oranje- 14 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Nassau (31 Agustus 1880-28 November 1962), Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan merupakan Ratu Belanda sejak tahun 1890 hingga Pendidikan Tinggi, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum: 1948, digantikan oleh Juliana Louise Marie Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Dirjen Wilhelmina van Oranje-Nassau. Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, 2016: 218-220) 86

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 “The United Nation Convention on The maka dalam artikel ini secara terpisah akan Law of The Sea” (UNCLOS) berhasil dibahas pada bagian-bagian berikutnya. disusun diilhami dari isi konsepsi Deklarasi Djuanda 1957 tersebut. Salah satu gagasan D. Budaya Lokal, Ideologi Ketuhanan, dan yang muncul dalam UNCLOS adalah asas Tantangan Primordialisme negara kepulauan (archipelago state), dan Agenda penting geopolitik Indonesia tidak Indonesia merupakan salah satu bagian di dapat dilepaskan dari Pancasila sebagai filsafat dalamnya. Selanjutnya sebagai upaya dasar negara dan bangsa Indonesia. Dalam proteksi hukum atas pengakuan tersebut, pandangan Notonagoro16, tata runtut logika pemerintah meratifikasi UNCLOS 1982 ke kausalitas (sebab-akibat), maka apa yang dalam Undang-undang (UU) Nomor 17 menjadi “sebab material” (causa materialis) Tahun 1985 Tentang Hukum Laut, Pancasila meliputi unsur-unsur diantaranya sehingga bersamaan dengannya kedaulatan adat, budaya, dan agama yang secara alamiah kewilayahan Negara Republik Indonesia telah terdapat dalam diri Bangsa Indonesia itu menjadi jauh lebih luas dibanding apa yang sendiri. Miska Amien, menerjemahkan unsur diatur oleh Ordonasi 1939, yakni mencapai causa materialis tersebut dalam pemahaman 5.9 juta Km2, perinciannya meliputi yang gestalt melalui adat sebagai wujud ideal sebesar 3.2 juta Km2 merupakan perairan kebudayaan dengan merangkum pandangan teritorial dan 2.7 juta Km2 perairan Zona sosiologi Koentjaraningrat dan etika sosial Ekonomi Ekslusif.15 Herman De Vos. Tentu saja capaian perjuangan Bangsa De Vos meletakkan adat-istiadat dalam Indonesia yang diawali dari Deklarasi dua aspek penting, meliputi aspek subjek Djuanda 1957 hingga menjadi pedoman kepemilikan dan aspek mekanisme geraknya. asas negara kepulauan dalam hukum Subjek kepemilikan yang dimaksud merujuk internasional tersebut merupakan hal yang pada kelompok, bukan perorangan. Hal luar biasa. Dampak positif dari hal tersebut tersebut merupakan gambaran dari bentuk sangat jelas, rakyat Indonesia hingga pada penerimaan secara de facto terhadap hasil tata hari ini dilindungi secara hukum, baik laku kehidupan manusia dalam komunitas nasional maupun internasional, untuk dapat masyarakat.17 Dapat diartikan juga bahwa memanfaatkan segala potensi kekayaan penerimaan tata lau tersebut merupakan yang terkandung di seluruh wilayah kontrak sosial tidak tertulis yang dikristalisasi perairan kedaulatan negara. Meskipun dalam “tata kewajaran” kehidupan. Aturan- demikian, pembahasan atas kesadaran aturan dikodifikasikan secara spesifik warga negara terhadap wilayah kedaulatan memberikan suatu pengertian tentang apa yang nusantara belum lah usai. Banyak terjadi dianggap layak, baik, sewajarnya mengalir pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh tanpa terdapat perlawanan, atau suatu tata nilai negara asing, bahkan terjadi eksploitasi yang diterima begitu saja oleh masyarakat kekayaan alam yang dilakukan baik oleh tanpa mempertanyakan kembali hakikat, asal- pihak asing maupun anak bangsa yang usul keberadaannya, maupun tujuannya. cenderung membahayakan kelestarian Hampir senada dengan pandangan De Vos, alam. Kembali kepada teori besar tentang Koentjaraningrat meletakkan pandangan geopolitik, kajian wawasan nusantara tidak tentang adat-istiadat sebagai bentuk ideal dapat dipisahkan kajian-kajian lain sebagai kebudayaan, dan secara khusus terstratifikasi pembentuk kesadaran atas pemahaman dalam 4 (empat) tingkatan, meliputi: (i) tingkat negara-bangsa (nation-state), sehingga nilai budaya; (ii) tingkat norma-norma; (iii) tidak dapat dinafikan pembahasan tentang tingkat hukum; dan (iv) tingkat aturan budaya lokal, ideologi dan tantangannya. Untuk membentuk pemahaman tersebut,

15 Ibid. hlm. 220-221 17 M. Miska Amien. Causa Materialis Pancasila 16 Notonagoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer Menurut Notonegoro, Jurnal Filsafat Vol. 39 No. 1 April (Jakarta: Pantjuran Tudjuh, 1975:32-33). 2006, hlm 18-26 (Yogyakarta: Fakultas Filsafat Yogyakarta, 2006: 19-20) 87

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 khusus.18 Demikian pula dengan cara yang terangkum pada filosofi “Memayu pandang Bangsa Indonesia terhadap diri Hayuning Bawana”. Berkaitan dengan konsep dan lingkungannya, terbentuk dari berbagai geopolitik, Memayu Hayuning Bawana aspek ideologis yang melingkupinya, meletakkan manusia sebagai subjek sekaligus termasuk di dalamnya adat dan budaya aktor utama atas keteraturan alam; yakni lokal yang terlebih dahulu telah ada dengan segenap kesadarannya manusia sebelum konsep Kebangsaan Indonesia memaknai keteraturan yang telah dilekatkan terbentuk. Untuk memperkuat pendapat kepada alam oleh Tuhan. Endraswara tersebut, merujuk pada pandangan memberikan gambaran terhadap hubungan Kusnanto Anggoro, memahami geopolitik tersebut sebagai jalinan otoritas mikro kosmos maupun geostrategi berarti dengan makro kosmos yang menempatkan memperhitungkan segala aspek yang tidak manusia sebagai pola dasar pembentukan tampak (intangible). Berarti pula bahwa keteraturan alam itu sendiri.21 pemahaman harus didasarkan pada Pemahaman kosmologis serupa juga keutuhan dinamika, termasuk di dalamnya tampak pada berbagai kearifan lokal lain di kesadaran subjek dari geopolitik itu Indonesia, seperti masyarakat Biak di Papua sendiri.19 yang terikat oleh “Faknik”22, mitologi Berdasarkan pengertian tersebut, maka “Sampulo Padari” pada masyarakat Dayak pemahaman Bangsa Indonesia terhadap Tamambaloh di Kalimantan Barat, atau diri dan wilayah hidupnya tidak dapat kosmologi “Mopahilolonga Katuvua” pada dipisahkan dari nilai-nilai kosmologis masyarakat Tore, Tengah. budayanya. Sebagai contoh, masyarakat Keterkaitan hubungan ego-sosio-religius Hindu nusantara memahami ruang tersebut menjadi bukti bahwa pemahaman hidupnya dengan meletakkan konsep iman Bangsa Indonesia terhadap wilayahnya tidak “Tri Hita Karana” dengan tujuan dapat dipisahkan dari kesadaran ideologis. terciptanya harmoni antara subjek Demikian juga dengan pandangan kosmologi kesadaran dan ruang hidup. Kosmologi nusantara yang berasal dari proses akulturasi tersebut menempatkan eksistensi manusia budaya. Hal tersebut dapat dilihat pada tradisi sebagai individu tidak dapat dilepaskan “Belale’” kebudayaan masyarakat Melayu oleh realitas di luarnya, sedikitnya Sambas, Kalimantan Barat yang terpengaruh membutuhkan daya (Prana) yang ideologi Islam, terutama konsep tauhid. memperantarai antara jiwa (Atman)— Belale’ merupakan tradisi gotong-royong pada sebagai manifestasi daya Tuhan—dengan kegiatan tanam padi masyarakat setempat yang tubuh manusia itu sendiri. Manusia secara didasarkan pada kepatuhan atas ikatan kausal akan berinteraksi dengan alam hubungan manusia dengan Tuhannya sebagai ruang hidup, termasuk dengan (habluminallah), hubungan manusia di berbagai anasir pembentuknya lingkup sosial (hablumminannas) dan sebagaimana air, api, udara, dan tanah.20 hubungan manusia dalam kesemestaan alam Bergeser pada kosmologi masyarakat Jawa kuno, terutama pada konsep hubungan manusia dengan lingkungannya

18 Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitet dan 20 Putu Sudira. Konsep dan Praksis Pendidikan Hindu Pembangunan (Jakarta: Gramedia, 1974: 20). Berbasis Tri Hita Karana. Makalah Seminar Eksistensi Dibahas dalam M. Miska Amien. Causa Materialis Pendidikan Hindu dalam Sisdiknas di Era Global Pancasila Menurut Notonegoro, Jurnal Filsafat Vol. (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014: 6-7) 39 No. 1 April 2006, hlm 18-26 (Yogyakarta: 21 Suwardi Endraswara. Memayu Hayuning Bawana: Fakultas Filsafat Yogyakarta, 2006: 19-20). Laku Menuju Keselamatan dan Kebahagiaan Hidup 19 Kusnanto Anggoro. Perubahan Geopolitik dan Orang Jawa (Yogyakarta: Penerbit NARASI, 2013:143). Ketahanan Nasional: Sebuah Penjelajahan 22 Lihat Efriani, et.al. Desain Kosmologi Sebagai Teoretikal, Jurnal: Kajian Lembaga Ketahanan Konservasi Alam Pada Komunitas Dayak Tamambaloh Nasional Republik Indonesia Edisi 29 Maret 2017, di Kalimantan Barat, Jurnal: An1mage Jurnal Studi hlm 5-16 (Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional, Desain Vol. 2 No. 2, 2019 hlm. 66-74 (Tangerang 2017: 6) Selatan: AJSD, 2019) 88

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 sebagai ruang hidupnya (hablumminal dengannya tampaknya diperlukan perawatan ‘alam).23 khusus sehingga perbedaan tidak mengganggu Kembali pada pembahasan geopolitik, stabilitas nasional. Perilaku yang sering dapat ditarik kesimpulan bahwa ditemui dalam kehidupan keseharian, yakni berdasarkan berbagai catatan kebudayaan penggunaan atribut primordial yang nusantara, wawasan nusantara sebagai nota disematkan dalam tata sosial yang luas, seperti geopolitik Negara Kesatuan Republik halnya penyematan pada jabatan politik, status Indonesia pada dasarnya diikat oleh nilai sosial, tata kelola kelembagaan, atau dalam universalitas yang mengerucut pada nilai- tata kehidupan lain. Geertz menyebutnya nilai ketuhanan, sebagai landasan sebagai primordial sentiment atau attachment. hubungan sosial dan kewilayahannya. Hal tersebut menyebabkan terganggunya civil Dipahami juga bagaimana Pancasila dan politics sebagai motor penggerak kesatuan geografis sebagaimana tergambar kebangsaan.24 pada semangat Deklarasi Djuanda 1957 Letak tantangannya terdapat pada tingkah adalah satu kesatuan utuh tanpa dapat laku politik yang dikuasai oleh kultus yang dipisahkan satu sama lain. Nilai bersifat a priori (given) seperti kesukuan, universalitas tersebut merajut kedaerahan-wilayah, keluarga dalam identitas kemajemukan budaya dalam satu identitas, talian darah, akan menciptakan perilaku politik sehingga menjadi beralasan jika Indonesia identitas yang melembaga dan kontra sering disebut sebagai negara-bangsa. Apa produktif terhadap geopolitik dalam cara yang perlu dipahami atas kesatuan budaya pandang negara-bangsa. Diperlukan suatu tersebut bukan lah penyeragaman atas upaya yang besar untuk menghapus keberagamannya, melainkan memberikan prasangka-prasangka sosial yang disebabkan peranan kepada nilai universalitas luhur oleh primordial sentiment tersebut. Gerak yang terdapat pada masing-masing budaya integrasi (integrative revolution) menjadi tersebut, dan selanjutnya diikat pada jawaban atas kehadiran politik identitas identitas kebangsaan. Menggarisbawahi tersebut. Artinya adalah wawasan nusantara pandangan Kjellen sebagaimana harus dilandaskan pada kesatuan sistem disinggung pada bagian sebelumnya, wilayah-ideologi-budaya yang lebih luas, bahwa hanya dengan budaya yang kuat lah yakni kesatuan wilayah fisik sebagaimana suatu bangsa dapat menciptakan ruang semangat Deklarasi Djuanda 1957, semangat hidupnya untuk terus berkembang, dan kebangsaan sebagaimana dijiwai oleh Sumpah mampu mengemban identitas Pemuda 1928.25 kebangsaannya. Pada tantangan tersebut lah pembangunan Meskipun keberagaman tersebut karakter dan kebangsaan melalui pendidikan merupakan penjelmaan kekayaan dari kewarganegaraan, terutama dalam materi identitas kebangsaan, bersamaan geopolitik memiliki peranan yang sangat besar dengannya dalam beberapa kasus dalam mengurai masalah primordial seringkali justru muncul sebagai celah attachment tersebut. Meskipun realitas yang mengkhawatirkan. Armaidy Armawi keberagaman bangsa Indonesia secara parsial menggarisbawahi catatan Cliford Geertz merupakan hal-hal yang berbeda satu sama atas sentimen primordial yang lain, tetapi universalitas nilai moral good dari mengganggu bentuk kesatuan negara- setiap ideologi suku, kontur daerah, agama dan bangsa Indonesia. Meskipun pluralitas kepercayaan adalah sama. Nilai ketuhanan etnik, agama, dan budaya merupakan telah melandasi sebagai nilai hidup dari kekuatan pontensial bagi ketahanan kebangsaan yang utuh, diikat oleh bentang nasional (national resillience), bersamaan wilayah kedaulatan sebagai identitas nasional.

23 Ma’ruf dan Abdur Rasyid, Nilai-nilai Pendidikan Ketahanan Nasional Vol. XIV No. 3 2009, hlm. 1-13 Islam Dalam Tradisi Belalek (Pontianak: IAIN (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2009: 5-6) Pontianak, 2019:56-67) 25 Ibid. 24 Armaidy Armawi. Pengembangan Wawasan Nusantara Menuju Ketahanan Nasional, Jurnal 89

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 Fokus kritik dapat diarahkan kepada warga negara. Sebenarnya gagasan tersebut penyimpangan penyelenggaraan negara, telah diatur oleh undang-undang, sebagaimana distribusi kesejahteraan, dan kepentingan dalam Undang-Undang (UU) No. 3 Tahun kelompok pada penguasaan. Geopolitik 2002 tentang Pertahanan Negara, terutama Indonesia merupakan hasil perjuangan dalam pasal 9 (sembilan) ayat 2 (dua), bahwa panjang bangsa, yang seharusnya tidak “Keikutsertaan warga negara dalam upaya dikotori oleh kepentingan faksi politik bela negara, sebagaimana yang dimaksud ayat tertentu. (1), diselenggarakan melalui (a) pendidikan kewarganegaraan....”. Adapun perlindungan E. Implementasi Meteri Wawasan implementasi UU tersebut, maka pada Nusantara di PTKIN perguruan tinggi termasuk dalam PTKIN, Globalisasi merupakan suatu ontologi pendidikan kewarganegaraan diselenggarakan tentang ambivalensi. Di satu sisi secara wajib sebagai Mata Kuliah Wajib keberadaannya menghapus batas Umum (MKWU(. Hal tersebut dapat dilihat kewilayahan menggunakan aspek mental, sebagaimana amanat dari UU No.12 Tahun sebagaimana meningkatnya kesadaraan 2012 Pasal 35 tentang Pendidikan Tinggi, serta manusia tentang kebebasan, keadilan, materi geopolitik Indonesia secara hukum kemerdekaan, atau kesejahteraan sosial. wajib untuk disampaikan dalam MKWU Bertolak belakang dengan semangat Pendidikan Kewarganegaraan, sesuai dengan tersebut, terdapat fenomena unik Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. globalisasi dan pengaruhnya terhadap 43/DIKTI/KEP/2006. gerak kebudayaan dunia yang cenderung Tentu saja agenda sekaligus harapan atas homogen, bahkan terkesan sengaja capaian dalam UU tersebut tidak hanya melibatkan upaya homogenisasi kultural. diinterpretasikan sebagai kemampuan peserta Menariknya, berbagai fenomena didik dalam konsep dalam perspektif ilmiah Covid-19 sebagai representasi krisis atau kemampuan profesional warga negara. kesehatan meneguhkan kembali catatan- Lebih dari itu, Capaian Pembelajaran Lulusan catatan penting dalam kajian geopolitik. (CPL) merupakan agenda ideologis yang harus Terlebih membukakan mata bahwa dapat di raih dalam bentuk pembangunan globalisasi dalam kasus tertentu tidak serta- karakter kebangsaan warga negara (national- merta dapat diletakkan sebagai dunia tanpa character building). Mengacu pada Kerangka batas (borderless). Kebijakan lockdown Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang dalam kasus penanggulangan penyebaran dipedomani berdasar Peraturan Menteri Riset Covid-19 di berbagai negara menunjukkan Teknologi dan Perguruan Tinggi Republik bahwa sekat dan batas negara masih Indonesia (Permenristekdikti RI) No. 44, dibutuhkan untuk menyelamatkan negara Tahun 2015 tentang Standar Nasional dari bahaya krisis. Demikian pentingnya Perguruan Tinggi, output pendidikan nasional kajian geopolitik ini, tentu saja menjadi termasuk di dalamnya materi dan proses sangat mendesak bagaimana pemahaman pembelajarannya harus jelas dapat tentangnya dapat ditransformasikan diimplementasikan dalam kehidupan menjadi pengetahuan publik, terutama keseharian. dalam hal pembacaan warga negara Hal tersebut berlaku untuk semua lembaga terhadap fenomena krisis yang pendidikan tinggi tanpa kecuali, termasuk di berkembang di lingkungannya dan tentu dalamnya PTKIN. Peran PTKIN dalam saja bersamaan dengan langkah menransformasikan pendidikan geopolitik mitigasinya. melalui pendidikan kewarganegaraan sangat Pada tahap tersebut materi wawasan nusantara sebagai nota geopolitik kewarganegaraan dianggap mendesak untuk dapat ditransformasikan menjadi tata laku pada kehidupan masyarakat yang terikat hak dan kewajibannya sebagai 90

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 besar. Azyumardi Azra26 berpendapat rahim dari kebudayaan nasional, sehingga bahwa mayoritas penduduk Indonesia yang karakter pendidikan yang beridentitas ideologi memeluk agama Islam membuat lembaga Pancasila merupakan hal mutlak harus pendidikan keagamaan tersebut memiliki dipenuhi. peranan yang sangat penting bagi Gagasan tersebut ditangkap baik oleh penguatan pendidikan kewarganegaraan pelopor pendidikan nasional, Ki Hadjar dalam membangun demokrasi. Dewantara. Setidaknya terdapat tiga hal PTKIN sebagai lembaga pemangku penting yang perlu dipertimbangkan oleh amanat tri dharma perguruan tinggi dunia pendidikan nasional dalam berkarakteristik dan corak semangat nilai sumbangsihnya terhadap kebudayaan keluhuran Islam, memang seharusnya nasional, yakni memuat tiga konsep penting mampu menjembatani proses transformasi yang diringkas dalam akronim Trikon: peserta didik kepada warga negara yang kontinuitas; konvergensi; dan konsentrisitas27. mampu memahami, menganalisis, Kontinuitas merupakan konsekuensi dari sekaligus mengaplikasikan, bahkan dinamika sosial yang memberikan jalan atas menjadi prakarsa ide-ide strategis keberlanjutan suatu budaya. Dinamika juga kepentingan maupun pembangunan membuka peluang atas konstruksi pendidikan nasional berdasar Pancasila. Tantangannya konvergen, yakni pintu masuk atas terletak pada sering terjadinya peletakkan mengglobalnya budaya lokal, suatu nilai aras pemikiran antara kebenaran Islam vis adiluhung dengan sifat universal sebagai a vis Pancasila dalam konteks terpisah dan landasan atas kebaikan sosial melampaui berbeda. Dalam hal ini, apa yang batas-batas feodalisme pendidikan. Untuk seharusnya dilakukan adalah menelisik melindungi identitas yang menunjukkan sifat bagaimana Islam sebagai sumber kepribadian, sehingga tidak tergerus oleh kebenaran yang diadopsi oleh Pancasila globalisasi, maka dalam hal ini pendidikan sebagai ideologi terbuka, sebagaimana memerlukan konsentrisitas, dengan cara peran ideologi lain terhadapnya. Untuk berkaca kembali kepada nilai adiluhung yang selanjutnya, Pancasila dapat dibingkai secara asali diwariskan oleh nenek moyang dalam ikatan sosial-kebangsaan warga Bangsa Indonesia. Artinya, pendidikan tentang negara sehingga identitas nasional geopolitik Indonesia setidaknya dapat terakomodasi, sebagaimana nota yang mengakomodasi kebutuhan sekaligus tercantum dalam sila I (pertama). tantangan globalisasi, tetap bervisi global Melangkah pada pengembangan materi namun tidak kehilangan indegenousitas geopolitik Indonesia, yakni wawasan kebangsaan Indonesia. nusantara, didasarkan pada segala potensi Hal pertama yang harus dipahami dalam kewilayahan yang diikat oleh kesatuan pembacaan terhadap materi wawasan politik dan ideologi kebangsaan Indonesia, nusantara adalah dua konsep besar dalam sehingga apa yang dicapai terhadapnya, doktrin kesatuan negara bangsa (nation-state) menjadi sikap keseharian warga negara Indonesia, yakni “” dan sebagai suatu identitas kebangsaaan. “Tan Hana Dharma Mangrwa”. Konsep Bersamaan dengan hal tersebut, materi pertama, “Bhinneka Tunggal Ika” merupakan tentang diskursus globalisasi yang nota kesatuan identitas kebangsaan yang mencakup realitas aktual di dalamnya, tersusun dari keberagaman adat, budaya, dan dikembangkan untuk membentuk visi kepercayaan sebagai pembentuk aspek warga negara Indonesia sebagai bagian dari ideologis, serta bentangan kepulauan dari masyarakat global. Hal tersebut, sejak awal Sabang sampai Merauke sebagai pembentuk telah disadari oleh para founding fathers, pemahaman kewilayahan. Konsep kedua, bahwa pendidikan nasional merupakan yakni “Tan Hana Dharma Mangrwa”

26 Azyumardi Azra, Civic Education at Public Islamic Hidayatullah State Islamic University, 2015: 175-177) Higher Education (PTKIN) and Pesantren, Tarbiya: 27 Lihat Majelis Luhur Taman Siswa. Karya Ki Hadjar Journal of Education in Muslim Society Vol. 2 No. Dewantara Vol. IA Pendidikan (Yogyakarta: Majelis 2. Desember 2015, hlm 167-177 (Jakarta: Syarif Luhur Taman Siswa, 1962: 206-207) 91

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 merupakan kesatuan gagasan atas seluruh wilayah Indonesia dimanfaatkan kebenaran bahwa identitas yang dimaksud secara utuh untuk pembinaan, pemanfaatan adalah negara-bangsa yang disebut dengan kepentingan nasional pertahanan, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. meleburnya kesadaran atas hak dan kewajiban Pada aspek ideologis tersebut lah Islam warga negara atas bela negara dengan dapat masuk dalam materi wawasan keyakinan pada kekuatannya sendiri. Selain nusantara. Islam dalam diskursus ideologi membahas tentang materi kewilayahan bukan lah merupakan perwujudan tata kedaulatan negara, dalam hal ini juga disajikan ritual keagamaan yang tertutup, yang letak strategis Indonesia di rangkaian bentang memiliki corak dan nafas yang berbeda regional, termasuk di dalamnya langkah dengan pandangan ritual keagamaan lain. strategis politik yang dilakukan oleh negara Islam dalam pembahasan wawasan dalam pergaulan internasional. Dengan nusantara merupakan suatu eksistensi demikian diharapkan adanya pemahaman epistemologis yang memberikan warga negara atas kepentingan nasional dan sumbangsih pemikiran atas moral good kebutuhan hubungan internasional dan warga negara untuk berpegang pada implikasinya terhadap kebijakan nasional. idegenousitas nasional. Meskipun nilai- Adapun tujuan dari pendidikan nilai Islam merupakan hal yang bersifat kewarganegaraan pada bagian materi global dan universal, dalam sejarah geopolitik Indonesia ini adalah pemikirannya secara luas telah mempersiapkan warga negara sebagai mempengaruhi tata kehidupan dan politik kekuatan pertahanan non militer. di nusantara, pra-Indonesia. Pada bagian Sishankamrata merupakan bagian strategis tersebut lah PTKIN sebagai lembaga dalam upaya melestarikan kedaulatan bangsa. pendidikan tinggi dapat berperan secara Hal tersebut sepadan apa yang disebut dengan aktif berinovasi, bahwa kajian studi Islam pertahanan nirmiliter. Sebagaimana yang bukan merupakan bagian terpisah dari diungkap oleh Armaidy Armawi, bahwa wawasan nusantara. Sepadan dengannya, pertahanan nirmiliter merupakan kekuatan Islam pada muaranya juga salah satu pertahanan di luar militer itu sendiri.28 ideologi pengikat kesatuan negara-bangsa Bagaimanapun juga peserta didik di jenjang Indonesia, tanpa mengecilkan peran agama perguruan tinggi, terutama PTKIN merupakan lainnya, dan dengan bersamaan dapat bagian penting dari sistem pertahanan mengaktivasi setiap kebajikan dalam nasional, yakni kekuatan pendukung yang budaya lokal di masing-masing daerah. tidak dapat dinafikan perannya. Terlebih lagi Aspek kewilayahan, materi wawasan sejarah telah mencatat, bahwa mahasiswa nusantara diarahkan pada doktrin merupakan agen perubahan signifikan bagi pertahanan negara, meliputi materi peradaban sebuah negara. geografis dan doktrin pertahanan negara. Sebagaimana amanat dari UUD 1945, F. Penutup pasal 30 tentang usaha pertahanan negara Globalisasi tidak selamanya yang dilakukan secara terpadu. Sistem mendefinisikan dunia tanpa batas (borderless). pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta Krisis pandemi Covid-19 kembali (Sishankamrata) merupakan pelibatan membelenggu negara dalam batas-batas kekuatan utama, Tentara Nasional wilayahnya, bahkan dalam Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik penanggulangannya dan mitigasi bencananya Indonesia, serta pelibatan kekuatan harus menutup akses pintu negaranya untuk pendukung, yakni seluruh rakyat orang asing secara fisik. Di sisi lain, banyak Indonesia. Keterpaduan antara materi negara kesulitan sehingga membutuhkan geografis dan doktrin pertahanan negara, uluran bantuan berupa utang negara dalam adalah keterpaduan kesadaran terhadap perspektif ekonomi, atau memaksimalkan

28 Armaidy Armawi, Strategi Pertahanan Nirmiliter XI (3) Desember 2006, hlm. 33-40 (Yogyakarta: Jurnal dan Perguruan Tinggi, Jurnal Ketahanan Nasional, Ketahanan Nasional, 2006:36) 92

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 hubungan bilateral, regional, dan Anggoro, Kusnanto. 2017. Perubahan internasional (politik). Teori geopolitik Geopolitik dan Ketahanan Nasional: tradisional sebenarnya telah memberikan Sebuah Penjelajahan Teoretikal, Jurnal: clue atas mitigasi krisis global. Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Pemahaman tentang wilayah dan Republik Indonesia Edisi 29 Maret 2017, potensinya dengan didukung oleh hlm 5-16. Jakarta: Lembaga Ketahanan kemandirian warga negara merupakan cara Nasional. ampuh untuk mitigasi bencana apapun, baik perang maupun bencana alam. Armawi, Armaidy. 2006. Strategi Pertahanan Meskipun tidak dapat dipungkiri, Nirmiliter dan Perguruan Tinggi, Jurnal kemampuan hubungan internasional suatu Ketahanan Nasional, Vol. XI No. 3 negara juga turut andil dalam bertahan Desember 2006, hlm. 33-40. dalam situasi krisis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Ancaman lain adalah laten hegemoni kekuasaan negara adikuasa, meskipun ------. 2009. Pengembangan dalam setiap periode melibatkan aktor Wawasan Nusantara Menuju Ketahanan berbeda. Sebagaimana RRT menjadi Nasional, Jurnal Ketahanan Nasional penantang baru AS dalam upaya hegemoni Vol. XIV No. 3 Desember 2009, hlm. 1- ekonomi, politik, bahkan militer. Suka atau 13. Yogyakarta: Universitas Gadjah tidak, hal tersebut akan mempengaruhi Mada. posisi Indonesia di tengah tatanan dunia, pola hubungan internasional negara, Azra, Azyumardi. 2015. Civic Education at hingga pengambilan kebijakan Public Islamic Higher Education perdangangan, investasi ekonomi, maupun (PTKIN) and Pesantren, Tarbiya: utang. Kompleksitas ancaman dipertajam Journal of Education in Muslim Society oleh ketidakpastian situasi dalam negeri, Vol. 2 No. 2. Desember 2015, hlm 167- secara tebal ditunjukkan oleh sikap 177. Jakarta: Syarif Hidayatullah State primordialisme warga negara. Islamic University. Pendidikan geopolitik Indonesia yang Direktorat Jenderal Pembelajaran dan disesuaikan dengan kondisi wilayah dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, ideologi bangsa sebagaimana yang disebut Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 2016. wawasan nusantara merupakan langkah Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum: preventif terbaik bagi keberdayaan warga Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: negara dalam mitigasi krisis dan bencana. Dirjen Pembelajaran dan Terlebih di PTKIN, kekayaan intelektual Kemahasiswaan Kemenristekdikti. Islam dapat dieksplorasi lebih sebagai alternatif-alternatif mumpuni strategi Efriani, et.al. 2019. Desain Kosmologi Sebagai nasional yang dibingkai dalam identitas Konservasi Alam Pada Komunitas nasional sebagai pengikat rasa kebangsaan. Dayak Tamambaloh di Kalimantan Pancasila sebagai ideologi bangsa, Barat, Jurnal: An1mage Jurnal Studi merupakan ideologi terbuka yang Desain Vol. 2 No. 2, 2019 hlm. 66-74. mengadopsi segala moral good segala Tangerang Selatan: AJSD. sumber pengetahuan dan nilai pembentuknya. Keberhasilan upaya Endraswara, Suwardi. 2013. Memayu keterpaduan cara pandang bangsa terhadap Hayuning Bawana: Laku Menuju diri dan lingkungannya serta kesadaran atas Keselamatan dan Kebahagiaan Hidup nilai moral yang bersifat universal Orang Jawa. Yogyakarta: Penerbit pembentuknya, akan membentuk karakter NARASI. bangsa sebagai modal kuat bagi kemampuan pertahanan nirmiliter. Gökmen, Semra R. 2010. Geopolitics and The Study of International Relations. G. Daftar Pustaka 93

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 Ankara: Middle East of Technical Torkanovskiy, E.P. 2019. In Defence of University. Autarky as a Modern Way of National Economic Development, Journal of Grinin, Leonid dan Korotayev, Andrey. International Economic Affairs Vol. 9 2020. Covid-19 Pandemic, No. 1, Maret 2019, hlm. 157-168. Geopolitics, and Recession, Kertas Moskow: Journal of International Kerja Ke-4: International Center for Economic Affairs. Education and Social and Humanitarian Studies. Moscow: Moscow State University. Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Smith and Robbinson. 1980. Reading Instruction Jakarta: Gramedia. for Today’s Children. New Jersey: Englewood Cliffs. Majelis Luhur Taman Siswa. 1962. Karya Wallace, Michael J. 1988. Action Research For Ki Hadjar Dewantara Vol. IA Language Teachers. Cambridge: Cambridge Pendidikan. Yogyakarta: Majelis University Press. Luhur Taman Siswa. William, Eddie. 1999. Reading in the Language Ma’ruf dan Rasyid, A. 2019. Nilai-nilai Classroom. London: Phoenix FLT. Pendidikan Islam Dalam Tradisi Belalek. Pontianak: IAIN Pontianak. http://apt.rcpsych.org/cgi/reprint/5/5/376.pdf http://diffundo.com/instructions/resource15. Miska Amien, M. 2006. Causa Materialis pdf Pancasila Menurut Notonegoro, http://lds.org/paprimary/program/CSMP_20 Jurnal Filsafat Vol. 39 No. 1 April 07_%20Files/tngcPages161_162.pdf 2006, hlm 18-26. Yogyakarta: http://www.cte.umd.edu/library/folio.pdf Fakultas Filsafat UGM. http://faculty.ksu.edu.sa/7338/pdf/993.pdf http://www.ilo.org/public/english/employme Notonagoro, Pancasila Secara Ilmiah nt/recon/eiip/download/train_toolbox.pdf Populer. Jakarta: Pantjuran Tudjuh. http://amec.glp.net/c/document_library/get_f ile?p_l_id=844086&folderId=1077184&na Sudira, Putu. 2014. Konsep dan Praksis me=DLFE-20788.pdf Pendidikan Hindu Berbasis Tri Hita http://bible.org/seriespage/using -buzz- Karana. Makalah Seminar Eksistensi groups- your-teaching.pdf Pendidikan Hindu dalam Sisdiknas di (file:///G:/reading/Approaches%20to%20Readin Era Global. Yogyakarta: Universitas g.htm) Negeri Yogyakarta. Sulisworo, T. Dwi, et al. 2005. Bahan Ajar: Geopolitik Indonesia. Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Yogyakarta: Universitas Ahmad Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dahlan. Smith and Robbinson. 1980. Reading Instruction for Today’s Children. New Jersey: Englewood The Warsawa Institute Review. 2020. Cliffs. Great Power Politics in The Post Covid-19, Artikel diupload 6 April Wallace, Michael J. 1988. Action Research For 2020, diakses dari Language Teachers. Cambridge: Cambridge https://warsawinstitute.review/new University Press. s-en/great-power-politics-in-the- post-, pada 26 Juni 2020. William, Eddie. 1999. Reading in the Language Classroom. London: Phoenix FLT.

94

At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 http://apt.rcpsych.org/cgi/reprint/5/5/376 .pdf http://diffundo.com/instructions/resource 15.pdf http://lds.org/paprimary/program/CSMP _2007_%20Files/tngcPages161_162.pd f http://www.cte.umd.edu/library/folio.pdf http://faculty.ksu.edu.sa/7338/pdf/993.pdf http://www.ilo.org/public/english/emplo yment/recon/eiip/download/train_toolb ox.pdf http://amec.glp.net/c/document_library/g et_file?p_l_id=844086&folderId=1077 184&name=DLFE-20788.pdf http://bible.org/seriespage/using -buzz- groups- your-teaching.pdf (file:///G:/reading/Approaches%20to%20Re ading.htm)

95