The Material of Wawasan Nusantara As Indonesian Geopolitic Note and the Implementation in Islamic State University

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

The Material of Wawasan Nusantara As Indonesian Geopolitic Note and the Implementation in Islamic State University At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 80 – hal 95 At-Turats Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats THE MATERIAL OF WAWASAN NUSANTARA AS INDONESIAN GEOPOLITIC NOTE AND THE IMPLEMENTATION IN ISLAMIC STATE UNIVERSITY Arief Adi Purwoko1 Islamic State Institute of Pontianak [email protected] Abstrak: Arus globalisasi menggerus arti negara dalam bentuk kewilayahan, atau dalam perspektif geografi dalam hal batas-batasnya (borderless). Kehadiran krisis sebagaimana pandemi Covid-19 hadir untuk mengingatkan kembali keberadaannya. Batas, kedaulatan, dan kekuatan dari sebuah negara, yang secara nyata berhadapan dengan kepentingan politik dunia. Geopolitik telah lama menjadi kajian penting bagi penguatan kemampuan sebuah bangsa untuk bertahan di tengah hegemoni. Sebagaimana Indonesia dengan gigih mempertahankan Deklarasi Djuanda 1957 sebagai nota geopolitik tertulis, yang akhirnya berhasil mempengaruhi hukum laut internasional dan meneguhkan asas negara kepulauan (archipelago state). Sedemikian pentingnya materi geopolitik tersebut seharusnya memiliki andil dalam penguatan ketahanan nasional (national resillience), khususnya strategi pertahanan nasional (national defence). Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) merupakan media strategis untuk menransformasikan geopolitik terhadap kemampuan warga negara, sebagaimana diketahui Islam merupakan agama terbesar yang dianut oleh rakyat Indonesia, sekaligus memiliki pengaruh krusial bagi ideologi bangsa. Artikel ini mencoba untuk menguak peran pendidikan kewarganegaraan, terutama pada materi wawasan nusantara (national outlook) sebagai nota geopolitik warga negara. Penelitian dalam artikel ini bersifat kualitatif dengan menggunakan model penelitian literatur. Pandangan yang dapat diajukan dalam artikel ini diantaranya antara lain: aspek ideologis geopolitik warga negara seringkali melibatkan nilai-nilai primordial sehingga keutuhan cara pandang terhadapnya menjadi terganggu. Peran lokalisme dan Islam sebagai pembentuk aspek ideologi geopolitik, seharusnya dapat dikemas dengan baik sebagai pengikat identitas bangsa. Dalam hal ini, PTKIN sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bercorak khas keislaman, seharusnya mampu menerjemahkan nilai universalitas moral good dalam Islam kepada rasa persatuan umat yang beridentitas kebangsaan. Adapun untuk menuju hal tersebut, PTKIN harus mampu meramu suatu materi terintegratif antara nilai Islam sebagai aras epistemologis ideologi Pancasila dan doktrin pertahanan nasional nirmiliter. Bagaimanapun juga peserta didik di PTKIN adalah sumber daya strategis pertahanan nasional nirmiliter, terutama dalam pembangunan karakter bangsa di tengah masyarakat. Kata Kunci : Wawasan Nusantara, Geopolitik, Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri 1 Staf Pengajar Bidang Keahlian Kewarganegaraan di Institut Agama Islam Negeri Pontianak 80 At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 membendung efek destruktif Covid-19. Data A. Pendahuluan perdagangan RRT mencatat bahwa negara Hadirnya narasi novel coronavirus Tirai Bambu tersebut dilanda ketidakpastian (nCov-19) pada penghujung tahun 2019 pada sektor ekonomi berupa kehilangan neraca menjadi mimpi buruk bagi peradaban ekspor sebesar 13% oleh karena pandemi manusia. Tidak hanya melibatkan Republik menutup akses perdagangan produktif. Tentu Rakyat Tiongkok (RRT), di mana Wuhan saja besaran angka tersebut dapat dinilai disebut-sebut sebagai ruang kemunculan signifikan bagi indikator stabilitas ekonomi virus, kemudian dengan sangat cepat telah negara produsen sekelas RRT. merambat dan berkembang menjadi isu Di pihak lain, Amerika Serikat (AS) paling krusial di seluruh belahan dunia. sebagai negara adikuasa tradisional tersebut Virus yang selanjutnya menjadi penyebab tengah diuji dengan membagi fokus antara pandemi dan oleh World Health kebijakan luar negerinya dengan persoalan Organization (WHO( disebut sebagai pelik di dalam negeri. Pada dua minggu di coronavirus desease (Covid-19), dalam akhir Bulan Maret 2020, AS mencatatkan perspektif tertentu juga telah beranjak rekor pengangguran yang mencapai 10 juta menjangkiti isu-isu yang berkaitan dengan jiwa, data yang didasarkan pada angka aplikasi geopolitik. Dapat dipahami demikian, pencari kerja. Angka tersebut diprediksi akan dapat ditelisik dari prediksi tentang terus bertambah hingga mencapai 39 juta jiwa kemunculan kebudayaan baru dengan pada pertengahan Mei 2020. Skala sebutan “new normal”, hingga melibatkan ketidakmenentuan stabilitas keamanan di AS ranah yang lebih sensitif, yakni tentang isu juga semakin dipertajam oleh karena kondisi keamanan dan pertahanan nasional di negara tersebut tengah mempersiapkan berbagai negara. pemilihan umum presiden pada November Hingga Mei 2020 Covid-19 telah 2020. Bahkan, tingkat ketegangan sosial terus hampir merenggut setengah juta jiwa meningkat disebabkan oleh kontestasi 2 (dua) penduduk dunia. Tidak hanya terhenti pada partai politik di negara “Paman Sam” hingga pembahasan tersebut, potensi katastropik melibatkan berbagai isu sensitif lain, seperti virus juga telah merambati lambung halnya rasialisme dan kemanusiaan. Kasus maupun jantung peradaban melalui kematian George Floyd menjadi pewarna berbagai krisis berkepanjangan yang dalam dinamika drama mencekam di tengah diakibatkan oleh ambivalensi destruktif pandemi yang memicu demo besar bertajuk atas penanganan terhadapnya, “Black Lives Matter”, mengusung isu-isu sebagaimana terjadinya krisis ekonomi terkait rasialisme, diskriminasi, dan yang disebabkan oleh kebijakan lockdown, ketimpangan ekonomi. atau krisis hubungan internasional maupun Berbagai peristiwa yang melibatkan potensi atas kebangkitan hantu perang kondisi dalam negeri masing-masing negara dingin yang diakibatkan oleh konstruksi adikuasa tersebut secara alamiah juga akan hegemoni melalui penetrasi ideologi antar mempengaruhi secara luas tata hubungan negara adikuasa, sebagaimana yang pernah internasional. Pandemi telah menciptakan menajam pasca Perang Dunia II (PD II). panggung unjuk kekuatan antara AS dan RRT. Ulasan ilmiah Grinin dan Korotayev Rivalitas geopolitik Abad ke-21 menempatkan dalam artikelnya2 memberikan suatu RRT sebagai penantang serius untuk pandangan bahwa Covid-19 memicu resesi berhadap-hadapan secara ekonomi, politik dan krisis ekonomi global. Bahkan efek maupun militer penguasa tradisional, AS negatifnya dapat dikategorikan dalam skala terutama di kawasan regional Indo-Pasifik. katastropik. Hal tersebut tercermin dari Artinya, kondisi tersebut secara langsung munculnya fenomena negara adikuasa maupun tidak akan berimplikasi serius sekalipun tampak kepayahan dalam terhadap situasi yang terjadi di Negara 2 Leonid Grinin dan Andrey Korotayev, Covid-19 and Humanitarian Studies (Moscow: Moscow State Pandemic, Geopolitics, and Recession, Kertas Kerja University, 2020: 5). Ke-4: International Center for Education and Social 81 At-Turats Vol. 14 No.1 (2020) hal 79 Republik Indonesia; mencakup segala diskursus geografi dan politik. Kedua, aspek strategis yang dikonsepsikan dalam ditambahkannya juga bahwa kajian geopolitik, astagatra3. Sebagaimana diketahui termasuk di dalamnya yang dianggap bersama, letak geografis Indonesia yang tradisional sekalipun, tersusun dari asumsi dan diapit oleh Benua Asia dan Australia, cara pandang manusia terhadap dunia dalam Samudra Hindia dan Pasific, serta Laut kesatuan gambar terhadap aktivitas politiknya. China Selatan akan menjadi ruang penting Jelas lah sampai di sini bagaimana bagi pertarungan hegemoni kedua negara geopolitik merupakan bagian dari wacana tersebut. penting dalam pembahasan tentang krisis. Meskipun tengah dilanda krisis hebat di Pemahaman pembacaan publik terhadap isu- dalam negeri akibat pandemi, AS tidak isu geopolitik akan memberikan gambaran segan melakukan penetrasi politik untuk utuh bagaimana kedudukan lembaga negara, memperkuat blokade pertahanannya untuk pengampu kepentingan, bahkan warga negara membendung kekuatan RRT di seluruh berada dalam situasi kesemestaan potensi kawasan Asia. Hal tersebut dapat dilihat krisis terkait profil ideologi, politik, ekonomi, bagaimana Trump4 menempatkan India sosial, sosial-budaya dan pertahanan- sebagai bagian strategis kebijakan luar keamanan dengan kondisi geografis dan negeri terpenting bagi AS. India secara lingkungan hidupnya. Dalam aplikasinya di geografis merupakan salah satu pintu Indonesia, materi geopolitik sebagai kajian penting untuk memasuki kawasan Asia ilmiah ditransformasikan menjadi Tenggara dan Australia. Tidak dapat pengetahuan publik di jenjang perguruan dipungkiri, RRT dewasa ini memiliki tinggi melalui Mata Kuliah Wajib Umum pengaruh signifikan dan hubungan yang (MKWU) Pendidikan Kewarganegaraan. cukup mesra dengan negara-negara “pasar” Tidak terkecuali di Pendidikan Tinggi di kawasan Indo-Pasifik, seperti Thailand, Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), Vietnam, Singapura, dan Indonesia. pembahasan geopolitik tersebut harus Artinya, dengan menempatkan India disampaikan dalam suatu materi yang terpadu sebagai “kawan baik” bagi AS, dalam dengan kesesuaian terhadap kurikulum di perspektif geopolitik berarti lembaga tersebut yang terikat pada nilai Islam memperpanjang bentang pagar sekaligus sebagai identitas kajian. memperkuat garis pertahanan atas hegemoni negara Paman Sam tersebut di B. Jenis dan Alur Penelitian kawasan Indo-Pasifik, yakni Artikel ini bermaksud membahas menghidupkan kembali quad aliansi signifikansi kajian geopolitik, terutama strategis antara AS, Jepang, India, dan wawasan nusantara sebagai asas dasar Australia.5
Recommended publications
  • Concise Ancient History of Indonesia.Pdf
    CONCISE ANCIENT HISTORY OF INDONESIA CONCISE ANCIENT HISTORY O F INDONESIA BY SATYAWATI SULEIMAN THE ARCHAEOLOGICAL FOUNDATION JAKARTA Copyright by The Archaeological Foundation ]or The National Archaeological Institute 1974 Sponsored by The Ford Foundation Printed by Djambatan — Jakarta Percetakan Endang CONTENTS Preface • • VI I. The Prehistory of Indonesia 1 Early man ; The Foodgathering Stage or Palaeolithic ; The Developed Stage of Foodgathering or Epi-Palaeo- lithic ; The Foodproducing Stage or Neolithic ; The Stage of Craftsmanship or The Early Metal Stage. II. The first contacts with Hinduism and Buddhism 10 III. The first inscriptions 14 IV. Sumatra — The rise of Srivijaya 16 V. Sanjayas and Shailendras 19 VI. Shailendras in Sumatra • •.. 23 VII. Java from 860 A.D. to the 12th century • • 27 VIII. Singhasari • • 30 IX. Majapahit 33 X. The Nusantara : The other islands 38 West Java ; Bali ; Sumatra ; Kalimantan. Bibliography 52 V PREFACE This book is intended to serve as a framework for the ancient history of Indonesia in a concise form. Published for the first time more than a decade ago as a booklet in a modest cyclostyled shape by the Cultural Department of the Indonesian Embassy in India, it has been revised several times in Jakarta in the same form to keep up to date with new discoveries and current theories. Since it seemed to have filled a need felt by foreigners as well as Indonesians to obtain an elementary knowledge of Indonesia's past, it has been thought wise to publish it now in a printed form with the aim to reach a larger public than before.
    [Show full text]
  • Traditional Culture: a Step Forward for Protection in Indonesia Peter A
    American University Washington College of Law Digital Commons @ American University Washington College of Law Traditional Knowledge and Culture Public Impact 1-1-2009 Traditional Culture: A Step Forward for Protection in Indonesia Peter A. Jaszi American University Washington College of Law, [email protected] Follow this and additional works at: http://digitalcommons.wcl.american.edu/ pijip_trad_knowledge Part of the Intellectual Property Commons Recommended Citation Jaszi, Peter I. Traditional Culture: A Step Forward for Protection in Indonesia - A Research Report. Jakarta, Indonesia: Institute for Press and Development Studies, 2009. This Book is brought to you for free and open access by the Public Impact at Digital Commons @ American University Washington College of Law. It has been accepted for inclusion in Traditional Knowledge and Culture by an authorized administrator of Digital Commons @ American University Washington College of Law. For more information, please contact [email protected]. I. INDONSESIAN TRADITIONAL ARTS – ISSUES ARTICULTED BY ARTISTS AND COMMUNITY LEADERS AND POSSIBLE RESPONSES A. Background of the project The question of whether law can intervene usefully in support of the traditional arts is not a new one. In fact, it is fundamental to the post- colonial legal discourse, which emerged in its own right in the 1970’s, in response to more and more new states taking account of their national resources—including intangible ones. The international discussion that was launched more than 40 years ago continues to this day, with the Intergovernmental Committee on Intellectual Property and Genetic Resources, Traditional Knowledge and Folklore (IGC) of the World Intellectual Property Organization providing much of the leadership.
    [Show full text]
  • Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana Dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme Bagi Warga Negara Indonesia
    UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI SARANA DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT NASIONALISME BAGI WARGA NEGARA INDONESIA Oleh : Roni Lukum, S.Pd.M.Sc Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstract The effort to inculcate the spirit of nasionalism in Indonesia citizen is to make the concept of insightinto the arechipelago must be known and known by every citizen of Indonesia trought the introduction of a citizen on the geographical and demographic condition of Indonesia. With this introduction, the efforts of citizen awareness on the condition of the country will change the attitude of citizens to be conscious efforts in defending his country′s sovereign territory, so that each generation will not willingly fall NKRI and controlled by our neighboring countries. Citizen Understanding of the archipelago is very important insight is understood by every citizen especially state officials in this country, so the case of Sipadan and Ligitan not recur in the history of the Indonesian state. Keywords : Comprehension, Nationalism, Wawasan Nusantara. Pendahuluan Perjuangan pengembangan Wawasan Nusantara ini masih terus berjalan. Konsepsi atau wawasan nusantara ini antara lain telah dan akan selalu mendukung kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia perlu dipertahankan diperjuangkan dengan gigih didalam negeri atau di dunia Internasional. Namun demikian perlu disadari kesatuan dan persatuan yang merupakan titik sentral wawasan nusantara itu bukan merupakan satu-satunya isi dari wawasan nusantara. Dalam rangka memahami konsep Wawasan Nusantara menjadi melembaga pada semua komponen masyarakat Indonesia, adalah yang paling utama adalah menciptakan rasa nasionalisme kepada bangsa kita sendiri yang kaya akan segala potensi yang ada dialam Indonesia dan juga berusaha untuk dapat mempertahankan kesatuan dan persatuan kita untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia.
    [Show full text]
  • Understanding the Nusantara Thought and Local Wisdom As an Aspect of the Indonesian Education
    TAWARIKH: International Journal for Historical Studies, 2(2) 2011 Understanding the Nusantara Thought and Local Wisdom as an Aspect of the Indonesian Education Irmayanti Meliono ABSTRACT: This paper discusses of the Nusantara thought, local wisdom, and the Indonesian education. The complex, dynamic, and eclectic nature of the Indonesian cultures are based on the ethnics that have settled in Indonesia for some centuries and the foreign cultures of India, Arab, Dutch, China and others. The synthesis of these mixed cultures has caused the people of Nusantara then, now Indonesia, have a certain perception on a reality of life. It reϔlects the awareness of the people of Nusantara of their world-view and thoughts about values, symbols, and local wisdom. Therefore, the Nusantara thought, local wisdom, and multiculturalism are appropriate teaching material for the education of the Indonesian youth as they edify some values such as nationalism, harmony, and moral to build an identity. Finally, it is to institute an educational program in all levels such as teaching a cultural overview and a correct teaching method to present a teaching material using the Nusantara thought, local wisdom, and multiculturalism. This is a critical step to take as globalization has been fast in the ϔield of education, science, and technology. KEY WORDS: Culture of Indonesia, the Nusantara thought, local wisdom, multiculturalism, and education of the young generation. INTRODUCTION Education is one of the appropriate media that is accurate and effective to create a young generation who is able to generate an inquiring mind, wise, open-minded, and constructive attitude. The systemic education which contains the complimentary subsystems, distributed to the regions in the Indonesian archipelago, and to the different level of state and private educational institutions.
    [Show full text]
  • Envisaged the Potential of Sustainable Sacred Tourism in Java Indonesia
    International Journal of Business and Social Science Vol. 4 No. 12 [Special Issue – September 2013] Envisaged the Potential of Sustainable Sacred Tourism in Java Indonesia Hengky, S. H. Associate Professor School of Tourism, Hospitality, & Environmental Management (STHEM) College of Law, Government, & International Studies (COLGIS) Universiti Utara Malaysia (UUM), Sintok, Malaysia Associate Professor TRIGUNA, School of Economic, Bogor, Indonesia ITU (International Telecommunication Union) Fellow, UUM CUIC (Centre for University Industry Collaboration) Fellow, UUM Director of SHINE Institute, Bogor, Indonesia Email: [email protected]; [email protected] Abstract Indonesian domestic tourism industries reach 123 million tourists in 2011 and contributed $16.35 Billion. This research conducted from July 2011 till December 2012, 304 respondents were collected by purposive and stratified sampling, in Java Island where were inhabited by 58% of total Indonesian peoples. The data was tabulated by content analysis. The objective of this research is to envisage the potential of sustainable sacred tourism in Java Indonesia. Based on sustainable tourism, the carrying out of sustainable sacred tourism in Java Island showed 57.89 percent are sustainable sacred tourisms. The rest 42.11 percent of sustainable sacred tourisms would be improved by implementing sustainable tourism concept. High-end sustainable operation shares the benefits of sustainable sacred tourism with surrounding communities through employment as trickle-down effects of revenue that result of it. The benefit from sustainable sacred tourism is not only to improve environmental performance, but it is also improving domestic tourist visitation up to 42 percent and market share of domestic tourism as well. Keywords: Sustainable sacred tourism, sustainable tourism, trickle-down effects, Indonesia.
    [Show full text]
  • Understanding Principal Values of Minangkabau's Outmigration In
    REVIEW OF INTERNATIONAL GEOGRAPHICAL EDUCATION ISSN: 2146-0353 ● © RIGEO ● 11(4), WINTER, 2021 www.rigeo.org Research Article Understanding Principal Values of Minangkabau’s Outmigration in Indonesia Misnal Munir1 Moses Glorino Rumambo Pandin2 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia [email protected] [email protected] 1Corresponding Author: E-mail: [email protected] Abstract Outmigration is a unique characteristic of the Minangkabau people who can be found in almost all regions of Indonesia. Historically, the Minangkabau migrants have coexisted peacefully with local communities in which they settle, and there is no record of conflict between the Minangkabau migrants and local inhabitants. This study attempted to determine the values espoused by this nomadic community. The study was grounded in literature study approach of philosophical hermeneutics and utilized methodical elements, such as description, induction deduction, synthesis analysis, and heuristics. The study also applied observation, and interviews with the Minangkabau migrants. The findings revealed that the culture of this ethnic group explicitly encourages young people to venture abroad. The ethical values that form the basis of the outmigration’s of the Minangkabau community are affirmed by the adat (local) proverbs that prescribe strong work ethics, mutual respect, and an understanding of the local culture to which they outmigrate. Keywords outmigration, principle, outmigration-values, Minangkabau To cite this article: Munir, M; Pandin, M, G, R. (2021) Understanding Principal Values of Minangkabau’s Outmigration In Indonesia. Review of International Geographical Education (RIGEO), 11(4), 127-137. doi: 10.48047/rigeo.11.04.10 Submitted: 02-02-2021 ● Revised: 16-04-2021 ● Accepted: 26-05-2021 © RIGEO ● Review of International Geographical Education 11(4), WINTER, 2021 Introduction The cultural traditions of the Minangkabau people are rich in values derived from indigenous wisdom.
    [Show full text]
  • Risalah Sidang Perkara Nomor 85/Puu-Xi/2013
    MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA MENDENGARKAN KETERANGAN DPR, AHLI/SAKSI PEMOHON DAN PEMERINTAH (V) J A K A R T A RABU, 15 JANUARI 2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air [Pasal 6 ayat (2), ayat (3), Pasal 7, Pasal 8 ayat (1), ayat (2), Pasal 9 ayat (1), Pasal 11 ayat (3), Pasal 29 ayat (3), Pasal 40 ayat (4), dan Pasal 49) terhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2. Al Jami’yatul Washliyah 3. Solidaritas Juru Parkir, Pedagang Kaki Lima, Pengusaha, dan Karyawan (SOJUPEK), dkk. ACARA Mendengarkan Keterangan DPR, Ahli/Saksi Pemohon dan Pemerintah (V) Rabu, 15 Januari 2014, Pukul 11.34 – 12.34 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Hamdan Zoelva (Ketua) 2) Arief Hidayat (Anggota) 3) Muhammad Alim (Anggota) 4) Patrialis Akbar (Anggota) 5) Anwar Usman (Anggota) 6) Maria Farida Indrati (Anggota) 7) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) Mardian Wibowo Panitera Pengganti i Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Din Syamsuddin B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Syaiful Bakhri 2. Danang 3. Nur Ansari 4. Ibnu Sina Chandranegara C. Ahli dari Pemohon: 1. Aidul Fitriciada Azhary D. Pemerintah: 1. Mudjiaji 2. Mualimin Abdi 3. Agus Hariadi 4. Budijono 5. Tuti Rianingrum 6.
    [Show full text]
  • Pencak Silat Sebagai Hasil Budaya Indonesia Yang Mendunia
    Prosiding SENASBASA http://researchreport.umm.ac.id/index.php/SENASBASA (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi 3 Tahun 2018 Halaman 264-270 E-ISSN 2599-0519 PENCAK SILAT SEBAGAI HASIL BUDAYA INDONESIA YANG MENDUNIA Muhammad Mizanudin, Andri Sugiyanto, Saryanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Artikel ini mengangkat tema pencak silat yang menjadi budaya bangsa indonesia, Pencak silat adalah suatu seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Di Indonesia, pencak silat sudah di kenal sejak berabad-abad yang lalu. Pakar dan para pendekar pencak silat meyakini bahwa masyarakat melayu menciptakan dan menggunakan ilmu bela diri ini sejak masa prasejarah, karena pada masa itu manusia harus menghdapi alam yang keras dan liar. Pencak silat ini pada zaman itu bertujuan untuk bertahan hidup dengan melawan binatang buas. Teori yang ada pada pencaksilat yaitu diantaranya harus menguasai pernapasan, gerakan, jurus, dan materi. Di Indonesia sendiri terdapat induk organisasi pencak silat yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia atau yang lebih dikenal dengan IPSI.Pencak silat ini sekarang sudah menjadi ajang lomba antar Negara yaitu ASEAN GAMES yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Beberapa organisasi silat nasional maupun internasional mulai tumbuh dengan pesat. Seperti di Asia, Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games. Kata Kunci : Pencak Silat, IPSI, ASEAN GAMES Abstract This article raises the theme of pencak silat which is the Indonesian culture, Pencak silat is an Asian martial art rooted in Malay culture.
    [Show full text]
  • Punden Berundak, Toba Purba, Banjir Besar, Wawasan Nusantara, Gunung Padang
    INFO2 INFO YANG MENDEBARKAN: Punden Berundak, Toba Purba, Banjir Besar, Wawasan Nusantara, Gunung Padang PRIMADI TABRANI Abstract This article is not yet a real research; it is more as a deep reflection. But those deep reflections are worth to be researched thoroughly by experts from many fields of study integratingly. Thinking of people in land-continent with many countries as Europe is different then thinking of people in one country as Indonesia, a maritime-continent. In land-continents thinking, sea is to separte, in maritime-continent Indonesia with its islands, sea is to unite, wawasan Nusantara as old as prehis- tory. Each country in a land-continent are eager to differentiate and defend to other countries by ethnic, language, religion, ideology, while in Indonsia as a maritime-continent, we is one country, several parts are slightly different but we are “one”: “Bhinneka Tunggal Ika”. In land-continent countries, a city with walls fortification, a country with great walls fortification are usual. While it is not so in Maritime-continent Indonesia, as is Trowulan the capital of the great empire Majapahit. Our school books says that the population of Indonesia comes from Asia, 5000 BC and 2000 BC, while it is known that the migration of homosapiens has reach West Nusantara about 60 – 80.000 BC, and experienced the ancient Toba Mountain great explosion and the three great floods. The west theory said that Indonesia is a country between two continents and two aceans, where culture, etnic, nation, religion, etc, criss cross ofer it. So Indonesia ’has nothing’. No local genius.
    [Show full text]
  • The Making of Middle Indonesia Verhandelingen Van Het Koninklijk Instituut Voor Taal-, Land- En Volkenkunde
    The Making of Middle Indonesia Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde Edited by Rosemarijn Hoefte KITLV, Leiden Henk Schulte Nordholt KITLV, Leiden Editorial Board Michael Laffan Princeton University Adrian Vickers Sydney University Anna Tsing University of California Santa Cruz VOLUME 293 Power and Place in Southeast Asia Edited by Gerry van Klinken (KITLV) Edward Aspinall (Australian National University) VOLUME 5 The titles published in this series are listed at brill.com/vki The Making of Middle Indonesia Middle Classes in Kupang Town, 1930s–1980s By Gerry van Klinken LEIDEN • BOSTON 2014 This is an open access title distributed under the terms of the Creative Commons Attribution‐ Noncommercial 3.0 Unported (CC‐BY‐NC 3.0) License, which permits any non‐commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original author(s) and source are credited. The realization of this publication was made possible by the support of KITLV (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies). Cover illustration: PKI provincial Deputy Secretary Samuel Piry in Waingapu, about 1964 (photo courtesy Mr. Ratu Piry, Waingapu). Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Klinken, Geert Arend van. The Making of middle Indonesia : middle classes in Kupang town, 1930s-1980s / by Gerry van Klinken. pages cm. -- (Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, ISSN 1572-1892; volume 293) Includes bibliographical references and index. ISBN 978-90-04-26508-0 (hardback : acid-free paper) -- ISBN 978-90-04-26542-4 (e-book) 1. Middle class--Indonesia--Kupang (Nusa Tenggara Timur) 2. City and town life--Indonesia--Kupang (Nusa Tenggara Timur) 3.
    [Show full text]
  • S Ffi Ff [Yr]L,Jl*.H;I[,,:I,*,I Bii E*Xf^,Ai*.^,M
    l;s ffi ff [yr]L,Jl*.H;i[,,:i,*,i Bii E*xf^,ai*.^,m FAKULTAS ILMU KEOUHRAGMN PENCAKSILAT SEEAGAI SARANA PIEMIBENTUKAN KARAKTER Oleh: Awan Hariono Universitas Negeri Yog,yakarta ABSTRAK Krisis sosial, ekonomi, budaya, hukum yang terjadi di Inotonesia di dttga berasal dari kandisi krisis mora/ yang melanda semua lapisan masyarakat, Hal tersebut menyebabkan munculnya krisis kepercayaan masyarakat pada pemerrntah yang berak,bat terhadap merosotnya moral (dekadensi moral) masyarakat. Pencak silat merupakan salah satu bu,laya bangsa Indonesia yang memiliki empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu: aspek mental sprritt'al, aspek beladiri, aspek seni, dan aspek olahraga. Keempat aspek tersebut mengandung kardah-kaidah, sehagai Lterikut: pengendaltan dtri, kiat rnembela ,liri, gerak senl dan spotivitas. Penekanan aspek mental sprritual, aspek beladiri, aspek seni, dan ds'pek olahraga harus diaplikastkan bark dalam proses iatthan maupun pertandingan. Aspek mental sp,'ritual mengarah pada tingkat keimanan dan ketagwaan pada Tuhan Yang Maha Esa serta kemampuan a,Taptasi terhadap lingku'ngary sosial budaya. Aspek beladiri diri lebih diarahkan pada pengendalian din, kejujuran, kedisiplinan, dan kecerdasan emosronal. Sedangkan aspek seni lebih mengarah pada kepeduhan, kecintaan, dan pelestarian terhadap budaya bangsa. Adapun aspek olahraga Ciorientasikan pada keinginan untuk meningkatkan pola hidup sehat baik jasmani maupun rohani dan pengembangart nilai sportifitas. €gcara keseluruhan, pencak silat mengaiarkan sifat dan sikap taqwa, tanggap, tangguh, tanggon, dan trengginas. (ata Kunci : Pencakfilat, sarana, pemLentukan, karakter \ PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia mengalami berbagai nracam krisis baik ekonomi, politik, hukum, dan moral. Bila diamati secara cermat, krisis moral merupakan hal krusial untuk diperhatikan oleh karena masyarakat sebagai aset pem5angunan sudah mulai kehilangan karakter yang ;esuai dengan kondisi bangsa.
    [Show full text]
  • Perbup Nomor 87 Tahun 2020
    BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 87 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA TAHUN ANGGARAN 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 ten tan g Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Harga T ahun Anggaran 2021; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5533) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 142, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 6523); 6.
    [Show full text]