Perbup Nomor 87 Tahun 2020

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Perbup Nomor 87 Tahun 2020 BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 87 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA TAHUN ANGGARAN 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 ten tan g Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Harga T ahun Anggaran 2021; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5533) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 142, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 6523); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 6322); 7. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang S tan d ar Satuan Regional; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 T ahun 2019 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2019 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 95); MEMUTUSKAN : M enetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR HARGA TAHUN ANGGARAN 2021. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Karanganyar. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur . penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Karanganyar. 4. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku Pengguna Anggaran/Barang. 5. Rencana Kerja dan Anggaran yang selanjutnya disingkat RKA adalah Dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan Perangkat Daerah serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. 6. Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan yang selanjutnya disingkat RKAP adalah dokumen yang memuat perubahan perencanaan dan penganggaran yang berisi perubahan program dan kegiatan Perangkat Daerah, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. 7. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya t . disingkat DPA yang merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap Perangkat Daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh Pengguna Anggaran. 8. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran yang selanjutnya disingkat . DPPA adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh Pengguna Anggaran. 9. Standar Harga adalah penetapan besaran harga barang sesuai jenis, spesifikasi dan kualitas dalam 1 (satu) Periode tertentu. 10. Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB adalah Perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan fisik/konstruksi. 11. Anggaran Pendapatan dan Beianja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan D aerah. 12. Anggaran Pendapatan dan Beianja Sekolah yang selanjutnya disingkat APBS adalah anggaran pendapatan dan belanja sekolah dalam satu tahun pelajaran. BAB II STANDAR HARGA Pasal 2 (1) Standar Harga Tahun Anggaran 2021 sebagaimana tersebut pada Lampiran Peraturan ini. (2) Standar Harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Standar Harga Honorarium; b. Standar Harga Beianja Barang/Jasa; c. Standar Harga Beianja Barang Modal; dan d. Standar Harga Beianja Konstruksi. BAB III PENGGUNAAN STANDAR HARGA Pasal 3 (1) Nilai pada Standar Harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dihitung berdasarkan : a. lokasi penggunaan barang dan jasa yaitu lokasi terjauh dari pusat Daerah; b. Pajak Pertambahan Nilai sesuai ketentuan Peraturan perundang-undangan; dan c. keuntungan maksimal dari penyedia barang/jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dalam menyusun RKA/RKAP/DPA/DPPA dan RAB, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. harga barang/jasa pada lokasi setempat; b. biaya lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. efisiensi dan efektivitas, serta asas kepatutan d an kelayakan. (3) Standar Harga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan bagi: a. seluruh kegiatan yang dibiayai oleh APBD termasuk p a d a BLUD; b. seluruh kegiatan yang dibiayai oleh APBS; dan c. seluruh kegiatan yang berasal dari bantuan keuangan, hibah dan sosial dari Pemerintah Daerah. Pasal 4 Dalam melaksanakan ketentuan Standar Harga sebagaim ana dimaksud dalam Pasal 2 agar menggunakan harga yang terendah dengan mempertimbangkan harga barang/jasa pada lokasi setempat dan biaya lain sesuai dengan ketentu an peraturan perundang-undangan. Pasal 5 1. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan teijadi kondisi dimana harga dan/atau jenis barang/jasa tidak sesuai dengan Standar Harga yang diatur dalam peraturan ini, maka proses pengadaannya harus memperhatikan tingkat kewajaran harga dan kemanfaatannya dalam rangka mewujudkan efisiensi yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Dalam hal pengadaan/pembelian barang/jasa melebihi harga tertinggi dan/atau belum tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, maka Perangkat Daerah yang bersangkutan dapat menggunakan standar satuan biaya resmi lain atau mengacu pada Harga Perkiraan Sendiri yang diperoleh melalui survei , harga sesuai ketentu an peraturan perundang-undangan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Karanganyar. Ditetapkan di Karanganyar pada tanggal 30 September 2020 BUPATI KARANGANYAR, ttd JULIYATMONO Diundangkan di Karanganyar pada tanggal 30 September 2020 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR, ttd SUTARNO BERITA DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2020 NOMOR 87 SalinaiLsesuai dengan aslinya _____ DAERAH &ÜPA^E^KARANGANYAR Igihn Hukum 199903 1 009 DAFTAR ISI . : URAIAN . INDEKS HAL Gol Kel Sub 1 Honorarium 1 1 1 Honorarium Narasumber/Pembahas/Moderator/Pembawa Acara 1 1 1 1 Honorarium Narasumber/Pembahas ........... 1 1 1 2 Honorarium Moderator 1 1 1 3 Honorarium Pembawa Acara 1 1 1 4 Honorarium Panitia 1 1 1 5 Honorarium Narasumber, Moderator atau Pembawa Acara Profesional 2 1 2 Honorarium Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)/Bintek 2 dan kegiatan sejenis . - . 1 2 1 Honorarium Penceramah/Pembawa Materi 2 1 2 2 Honorarium Pengajar 2 1 2 3 Honorarium Penyusunan Modul Diklat -2 . 1 2 4 Honorarium Penyusun Materi ' ....'VL'" 2 1 2 5 Honorarium Panitia Penyelenggara Kegiatan Diklat (Lama Diklat s.d. 5 hari) 2 1 2 6 Honorarium Panitia Penyelenggara Kegiatan Diklat (Lama Diklat 6 s.d. 30 2 hari) ....... .................... - .............. .......•• 1 2 7 Honorarium Panitia Penyelenggara Kegiatan Diklat (Lama Diklat lebih dari 2 3 0 hari) ............... — ......... 1 3 Honorarium Jabatan-Jabatan/Tugas Keahlian 3 1 3 ; 1 Honorarium Penyelenggaraan Ujian Tingkat Pendidikan Dasar 3 1 3 2 Honorarium Penyelenggaraan Ujian Tingkat Pendidikan Menengah 3 1 3 3 Honorarium Penyusun Butir Soal Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota 3 - 1 3 '4 Honorarium Telaah Butir Soal Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota ' 3 1 3 5 Honorarium Juri/Wasit (non PNS Pemda Karanganyar) 3 1 3 6 Honorarium Pelatih Lomba Akademik/Non Akademik (Non PNS Pemda 3 Karanganyar) ■ ................. .......... 1 3 7 Honorarium Kesenian dan Kebudayaan...... 3 1 3 8 Pengajar/Widyaiswara \ : — - - ~ ' 3 1 3 9 Honorarium Pemberi Keterangan Saksi/Saksi Ahü dan Beracara 3 1 3 10 Panitia Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi ' 3 1 3 11 Kegiatan Kenaikan Pangkat 3 1 3 12 Tenaga Pengkaji/Penyusun Naskah Akademik/Penyusun Daftar Inventaris 3 Masalah/Sidang di DPRD 1 3 13 Tenaga Penyusun Materi Sidang - . 4 1 3 14 Jasa Konsultasi Tenaga Pengkaji/Penyusun Naskah Akademik/Penyusun 4 yDaftar Inventaris Masalah/Materi
Recommended publications
  • From the Jungles of Sumatra and the Beaches of Bali to the Surf Breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, Discover the Best of Indonesia
    INDONESIAThe Insiders' Guide From the jungles of Sumatra and the beaches of Bali to the surf breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, discover the best of Indonesia. Welcome! Whether you’re searching for secluded surf breaks, mountainous terrain and rainforest hikes, or looking for a cultural surprise, you’ve come to the right place. Indonesia has more than 18,000 islands to discover, more than 250 religions (only six of which are recognised), thousands of adventure activities, as well as fantastic food. Skip the luxury, packaged tours and make your own way around Indonesia with our Insider’s tips. & Overview Contents MALAYSIA KALIMANTAN SULAWESI Kalimantan Sumatra & SUMATRA WEST PAPUA Jakarta Komodo JAVA Bali Lombok Flores EAST TIMOR West Papua West Contents Overview 2 West Papua 23 10 Unique Experiences A Nomad's Story 27 in Indonesia 3 Central Indonesia Where to Stay 5 Java and Central Indonesia 31 Getting Around 7 Java 32 & Java Indonesian Food 9 Bali 34 Cultural Etiquette 1 1 Nusa & Gili Islands 36 Sustainable Travel 13 Lombok 38 Safety and Scams 15 Sulawesi 40 Visa and Vaccinations 17 Flores and Komodo 42 Insurance Tips Sumatra and Kalimantan 18 Essential Insurance Tips 44 Sumatra 19 Our Contributors & Other Guides 47 Kalimantan 21 Need an Insurance Quote? 48 Cover image: Stocksy/Marko Milovanović Stocksy/Marko image: Cover 2 Take a jungle trek in 10 Unique Experiences Gunung Leuser National in Indonesia Park, Sumatra Go to page 20 iStock/rosieyoung27 iStock/South_agency & Overview Contents Kalimantan Sumatra & Hike to the top of Mt.
    [Show full text]
  • Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana Dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme Bagi Warga Negara Indonesia
    UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI SARANA DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT NASIONALISME BAGI WARGA NEGARA INDONESIA Oleh : Roni Lukum, S.Pd.M.Sc Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstract The effort to inculcate the spirit of nasionalism in Indonesia citizen is to make the concept of insightinto the arechipelago must be known and known by every citizen of Indonesia trought the introduction of a citizen on the geographical and demographic condition of Indonesia. With this introduction, the efforts of citizen awareness on the condition of the country will change the attitude of citizens to be conscious efforts in defending his country′s sovereign territory, so that each generation will not willingly fall NKRI and controlled by our neighboring countries. Citizen Understanding of the archipelago is very important insight is understood by every citizen especially state officials in this country, so the case of Sipadan and Ligitan not recur in the history of the Indonesian state. Keywords : Comprehension, Nationalism, Wawasan Nusantara. Pendahuluan Perjuangan pengembangan Wawasan Nusantara ini masih terus berjalan. Konsepsi atau wawasan nusantara ini antara lain telah dan akan selalu mendukung kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia perlu dipertahankan diperjuangkan dengan gigih didalam negeri atau di dunia Internasional. Namun demikian perlu disadari kesatuan dan persatuan yang merupakan titik sentral wawasan nusantara itu bukan merupakan satu-satunya isi dari wawasan nusantara. Dalam rangka memahami konsep Wawasan Nusantara menjadi melembaga pada semua komponen masyarakat Indonesia, adalah yang paling utama adalah menciptakan rasa nasionalisme kepada bangsa kita sendiri yang kaya akan segala potensi yang ada dialam Indonesia dan juga berusaha untuk dapat mempertahankan kesatuan dan persatuan kita untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia.
    [Show full text]
  • Coral Reef Habitat Changing Assessment of Derawan Islands, East Kalimantan, Using Remote Sensing Data
    CORAL REEF HABITAT CHANGING ASSESSMENT OF DERAWAN ISLANDS, EAST KALIMANTAN, USING REMOTE SENSING DATA MARLINA NURLIDIASARI' AND SYARIF BUDHIMAN2 Abstract Coral reefs in Dcrawan Islands are astonishingly rich in the marine diversity. However, these reefs are threatened by humans. Destructive fishing methods, such as trawl, blasting and cyanide fishing practise, are found to be the main cause of this degradation. The coral reefs habitat reduction is also caused by tourism activities due to trampling over the reef and charging organic and anorganic wastes. The capabilities of satellite remote sensing techniques combined with field data collection have been assessed for the coral reef mapping and the change detection of Derawan Island. Multi-temporal Landsat TM & ETM images (1991 & 2002) have been used. Comparison of the classified images of 1991 and 2002 shows spatial changes of the habitat. The changes were in accordance with the known changes in the reef conditions. The analysis shows the decrease of the coral reef and patchy seagrass percentage, while the increase of the algae composite and patchy reef percentage. Keywords : Coral Reef, Change Detection, Landsat-TM, Derawan I. Introduction and storm events and a rise of the seawater temperature. The health of the world's coral reefs is Information on the health of coral reefs in serious decline. Approximately 11 status is crucial for their conservation and percent of coral reefs with a high level of sustainable utilization. Unfortunately, in marine diversity are under threat, including most cases only a small amount of this reefs in the Philippines, Indonesia, information is available. The International Tanzania, the Comoros, and the Lesser Coral Reef Initiative (ICRI) Framework for Antilles in the Caribbean (Bryant et.
    [Show full text]
  • Understanding Principal Values of Minangkabau's Outmigration In
    REVIEW OF INTERNATIONAL GEOGRAPHICAL EDUCATION ISSN: 2146-0353 ● © RIGEO ● 11(4), WINTER, 2021 www.rigeo.org Research Article Understanding Principal Values of Minangkabau’s Outmigration in Indonesia Misnal Munir1 Moses Glorino Rumambo Pandin2 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia [email protected] [email protected] 1Corresponding Author: E-mail: [email protected] Abstract Outmigration is a unique characteristic of the Minangkabau people who can be found in almost all regions of Indonesia. Historically, the Minangkabau migrants have coexisted peacefully with local communities in which they settle, and there is no record of conflict between the Minangkabau migrants and local inhabitants. This study attempted to determine the values espoused by this nomadic community. The study was grounded in literature study approach of philosophical hermeneutics and utilized methodical elements, such as description, induction deduction, synthesis analysis, and heuristics. The study also applied observation, and interviews with the Minangkabau migrants. The findings revealed that the culture of this ethnic group explicitly encourages young people to venture abroad. The ethical values that form the basis of the outmigration’s of the Minangkabau community are affirmed by the adat (local) proverbs that prescribe strong work ethics, mutual respect, and an understanding of the local culture to which they outmigrate. Keywords outmigration, principle, outmigration-values, Minangkabau To cite this article: Munir, M; Pandin, M, G, R. (2021) Understanding Principal Values of Minangkabau’s Outmigration In Indonesia. Review of International Geographical Education (RIGEO), 11(4), 127-137. doi: 10.48047/rigeo.11.04.10 Submitted: 02-02-2021 ● Revised: 16-04-2021 ● Accepted: 26-05-2021 © RIGEO ● Review of International Geographical Education 11(4), WINTER, 2021 Introduction The cultural traditions of the Minangkabau people are rich in values derived from indigenous wisdom.
    [Show full text]
  • The Relationship of Marine Tourism, Fishing Activities, and Conservation Efforts on Derawan Island, Indonesia
    University of Rhode Island DigitalCommons@URI Open Access Master's Theses 2018 The Relationship of Marine Tourism, Fishing Activities, and Conservation Efforts on Derawan Island, Indonesia Heva Hayuqo Yumi University of Rhode Island, [email protected] Follow this and additional works at: https://digitalcommons.uri.edu/theses Recommended Citation Yumi, Heva Hayuqo, "The Relationship of Marine Tourism, Fishing Activities, and Conservation Efforts on Derawan Island, Indonesia" (2018). Open Access Master's Theses. Paper 1241. https://digitalcommons.uri.edu/theses/1241 This Thesis is brought to you for free and open access by DigitalCommons@URI. It has been accepted for inclusion in Open Access Master's Theses by an authorized administrator of DigitalCommons@URI. For more information, please contact [email protected]. THE RELATIONSHIP OF MARINE TOURISM, FISHING ACTIVITIES, AND CONSERVATION EFFORTS ON DERAWAN ISLAND, INDONESIA BY HEVA HAYUQO YUMI A THESIS SUBMITTED IN PARTIAL FULFILLMENT OF THE REQUIREMENTS FOR THE DEGREE OF MASTER OF ARTS IN MARINE AFFAIRS UNIVERSITY OF RHODE ISLAND 2018 MASTER OF ARTS IN MARINE AFFAIRS OF HEVA HAYUQO YUMI APPROVED: Thesis Committee: Major Professor Amelia Moore Robert Thompson Austin Humphries Nasser H. Zawia DEAN OF THE GRADUATE SCHOOL UNIVERSITY OF RHODE ISLAND 2018 ABSTRACT Derawan Island in eastern Indonesia exemplifies how the designation of a new development category called a “Tourism Village” might not be optimal for a small island because of some issues which may be correctable. Derawan was historically a fishing village. Located in the Coral Triangle, the island is known for its unique biodiversity and world-class diving, and today the island relies on marine tourism as its primary livelihood.
    [Show full text]
  • Risalah Sidang Perkara Nomor 85/Puu-Xi/2013
    MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA MENDENGARKAN KETERANGAN DPR, AHLI/SAKSI PEMOHON DAN PEMERINTAH (V) J A K A R T A RABU, 15 JANUARI 2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air [Pasal 6 ayat (2), ayat (3), Pasal 7, Pasal 8 ayat (1), ayat (2), Pasal 9 ayat (1), Pasal 11 ayat (3), Pasal 29 ayat (3), Pasal 40 ayat (4), dan Pasal 49) terhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2. Al Jami’yatul Washliyah 3. Solidaritas Juru Parkir, Pedagang Kaki Lima, Pengusaha, dan Karyawan (SOJUPEK), dkk. ACARA Mendengarkan Keterangan DPR, Ahli/Saksi Pemohon dan Pemerintah (V) Rabu, 15 Januari 2014, Pukul 11.34 – 12.34 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Hamdan Zoelva (Ketua) 2) Arief Hidayat (Anggota) 3) Muhammad Alim (Anggota) 4) Patrialis Akbar (Anggota) 5) Anwar Usman (Anggota) 6) Maria Farida Indrati (Anggota) 7) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) Mardian Wibowo Panitera Pengganti i Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Din Syamsuddin B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Syaiful Bakhri 2. Danang 3. Nur Ansari 4. Ibnu Sina Chandranegara C. Ahli dari Pemohon: 1. Aidul Fitriciada Azhary D. Pemerintah: 1. Mudjiaji 2. Mualimin Abdi 3. Agus Hariadi 4. Budijono 5. Tuti Rianingrum 6.
    [Show full text]
  • Punden Berundak, Toba Purba, Banjir Besar, Wawasan Nusantara, Gunung Padang
    INFO2 INFO YANG MENDEBARKAN: Punden Berundak, Toba Purba, Banjir Besar, Wawasan Nusantara, Gunung Padang PRIMADI TABRANI Abstract This article is not yet a real research; it is more as a deep reflection. But those deep reflections are worth to be researched thoroughly by experts from many fields of study integratingly. Thinking of people in land-continent with many countries as Europe is different then thinking of people in one country as Indonesia, a maritime-continent. In land-continents thinking, sea is to separte, in maritime-continent Indonesia with its islands, sea is to unite, wawasan Nusantara as old as prehis- tory. Each country in a land-continent are eager to differentiate and defend to other countries by ethnic, language, religion, ideology, while in Indonsia as a maritime-continent, we is one country, several parts are slightly different but we are “one”: “Bhinneka Tunggal Ika”. In land-continent countries, a city with walls fortification, a country with great walls fortification are usual. While it is not so in Maritime-continent Indonesia, as is Trowulan the capital of the great empire Majapahit. Our school books says that the population of Indonesia comes from Asia, 5000 BC and 2000 BC, while it is known that the migration of homosapiens has reach West Nusantara about 60 – 80.000 BC, and experienced the ancient Toba Mountain great explosion and the three great floods. The west theory said that Indonesia is a country between two continents and two aceans, where culture, etnic, nation, religion, etc, criss cross ofer it. So Indonesia ’has nothing’. No local genius.
    [Show full text]
  • The Making of Middle Indonesia Verhandelingen Van Het Koninklijk Instituut Voor Taal-, Land- En Volkenkunde
    The Making of Middle Indonesia Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde Edited by Rosemarijn Hoefte KITLV, Leiden Henk Schulte Nordholt KITLV, Leiden Editorial Board Michael Laffan Princeton University Adrian Vickers Sydney University Anna Tsing University of California Santa Cruz VOLUME 293 Power and Place in Southeast Asia Edited by Gerry van Klinken (KITLV) Edward Aspinall (Australian National University) VOLUME 5 The titles published in this series are listed at brill.com/vki The Making of Middle Indonesia Middle Classes in Kupang Town, 1930s–1980s By Gerry van Klinken LEIDEN • BOSTON 2014 This is an open access title distributed under the terms of the Creative Commons Attribution‐ Noncommercial 3.0 Unported (CC‐BY‐NC 3.0) License, which permits any non‐commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original author(s) and source are credited. The realization of this publication was made possible by the support of KITLV (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies). Cover illustration: PKI provincial Deputy Secretary Samuel Piry in Waingapu, about 1964 (photo courtesy Mr. Ratu Piry, Waingapu). Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Klinken, Geert Arend van. The Making of middle Indonesia : middle classes in Kupang town, 1930s-1980s / by Gerry van Klinken. pages cm. -- (Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, ISSN 1572-1892; volume 293) Includes bibliographical references and index. ISBN 978-90-04-26508-0 (hardback : acid-free paper) -- ISBN 978-90-04-26542-4 (e-book) 1. Middle class--Indonesia--Kupang (Nusa Tenggara Timur) 2. City and town life--Indonesia--Kupang (Nusa Tenggara Timur) 3.
    [Show full text]
  • S Ffi Ff [Yr]L,Jl*.H;I[,,:I,*,I Bii E*Xf^,Ai*.^,M
    l;s ffi ff [yr]L,Jl*.H;i[,,:i,*,i Bii E*xf^,ai*.^,m FAKULTAS ILMU KEOUHRAGMN PENCAKSILAT SEEAGAI SARANA PIEMIBENTUKAN KARAKTER Oleh: Awan Hariono Universitas Negeri Yog,yakarta ABSTRAK Krisis sosial, ekonomi, budaya, hukum yang terjadi di Inotonesia di dttga berasal dari kandisi krisis mora/ yang melanda semua lapisan masyarakat, Hal tersebut menyebabkan munculnya krisis kepercayaan masyarakat pada pemerrntah yang berak,bat terhadap merosotnya moral (dekadensi moral) masyarakat. Pencak silat merupakan salah satu bu,laya bangsa Indonesia yang memiliki empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu: aspek mental sprritt'al, aspek beladiri, aspek seni, dan aspek olahraga. Keempat aspek tersebut mengandung kardah-kaidah, sehagai Lterikut: pengendaltan dtri, kiat rnembela ,liri, gerak senl dan spotivitas. Penekanan aspek mental sprritual, aspek beladiri, aspek seni, dan ds'pek olahraga harus diaplikastkan bark dalam proses iatthan maupun pertandingan. Aspek mental sp,'ritual mengarah pada tingkat keimanan dan ketagwaan pada Tuhan Yang Maha Esa serta kemampuan a,Taptasi terhadap lingku'ngary sosial budaya. Aspek beladiri diri lebih diarahkan pada pengendalian din, kejujuran, kedisiplinan, dan kecerdasan emosronal. Sedangkan aspek seni lebih mengarah pada kepeduhan, kecintaan, dan pelestarian terhadap budaya bangsa. Adapun aspek olahraga Ciorientasikan pada keinginan untuk meningkatkan pola hidup sehat baik jasmani maupun rohani dan pengembangart nilai sportifitas. €gcara keseluruhan, pencak silat mengaiarkan sifat dan sikap taqwa, tanggap, tangguh, tanggon, dan trengginas. (ata Kunci : Pencakfilat, sarana, pemLentukan, karakter \ PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia mengalami berbagai nracam krisis baik ekonomi, politik, hukum, dan moral. Bila diamati secara cermat, krisis moral merupakan hal krusial untuk diperhatikan oleh karena masyarakat sebagai aset pem5angunan sudah mulai kehilangan karakter yang ;esuai dengan kondisi bangsa.
    [Show full text]
  • Pancasila Paradigm: Methodology of Wawasan Nusantara for Accounting of Pancasila Zulkarim Salampessy Politeknik Negeri Ambon Indonesia, Ng [email protected]
    Australasian Accounting, Business and Finance Journal Volume 12 | Issue 1 Article 7 Pancasila Paradigm: Methodology of Wawasan Nusantara for Accounting of Pancasila Zulkarim Salampessy Politeknik Negeri Ambon Indonesia, [email protected] Iwan Triyuwono Universitas Brawijaya Malang, Indonesia Gugus Irianto Universitas Brawijaya Malang, Indonesia Bambang Hariadi Universitas Brawijaya Malang, Indonesia Follow this and additional works at: http://ro.uow.edu.au/aabfj Copyright ©2018 Australasian Accounting Business and Finance Journal and Authors. Recommended Citation Salampessy, Zulkarim; Triyuwono, Iwan; Irianto, Gugus; and Hariadi, Bambang, Pancasila Paradigm: Methodology of Wawasan Nusantara for Accounting of Pancasila, Australasian Accounting, Business and Finance Journal, 12(1), 2018, 102-115. doi:10.14453/aabfj.v12i1.7 Research Online is the open access institutional repository for the University of Wollongong. For further information contact the UOW Library: [email protected] Pancasila Paradigm: Methodology of Wawasan Nusantara for Accounting of Pancasila Abstract The purpose of this paper is to present the research methodology of the accounting paradigm “Pancasila”. Pancasila is the basic view of life appropriate to the citizens of Indonesia's independence. In the paradigm of Pancasila, there are contained elements of philosophical research or basic beliefs that underlie accounting thought and research. These elements are based on the nature of Pancasila human beings, i.e. the first point of Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa (The Almighty God) contains elements of life, as a study of ontology; the second point, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Just and Civilized Humanity), contains elements of the senses, the mind, and rasa as the study of epistemology; the third point, Persatuan Indonesia (the Unity of Indonesia), contains elements of Karsa (will) in concepts of Wawasan Nusantara as the study methodology, i.e.
    [Show full text]
  • A Preliminary Assessment of Indonesia's Maritime Security
    A Preliminary Assessment of Indonesia’s Maritime Security Threats and Capabilities Lyle J. Morris and Giacomo Persi Paoli CORPORATION For more information on this publication, visit www.rand.org/t/RR2469 Published by the RAND Corporation, Santa Monica, Calif., and Cambridge, UK © Copyright 2018 RAND Corporation R® is a registered trademark. RAND Europe is a not-for-profit organisation whose mission is to help improve policy and decisionmaking through research and analysis. RAND’s publications do not necessarily reflect the opinions of its research clients and sponsors. Limited Print and Electronic Distribution Rights This document and trademark(s) contained herein are protected by law. This representation of RAND intellectual property is provided for noncommercial use only. Unauthorized posting of this publication online is prohibited. Permission is given to duplicate this document for personal use only, as long as it is unaltered and complete. Permission is required from RAND to reproduce, or reuse in another form, any of its research documents for commercial use. For information on reprint and linking permissions, please visit www.rand.org/pubs/permissions. Support RAND Make a tax-deductible charitable contribution at www.rand.org/giving/contribute www.rand.org www.rand.org/randeurope Preface Indonesia is the largest archipelago in the world and is situated at one of the most important maritime crossroads in the Indo-Pacific region. Located between the Pacific and Indian Oceans, Indonesia provides a central conduit for global shipping via the Strait of Malacca – a major shipping channel through which 30 per cent of global maritime trade passes. It is also home to several other key maritime transit points, such as the Makassar, Sunda and Lombok Straits.
    [Show full text]
  • Sangalaki, Kakaban, & Maratua Itinerary
    New White Manta 7 day/ 6 nights & 18 dives Sangalaki, Kakaban, & Maratua Itinerary White Manta Trip Schedule • Departure; 5pm, 1st Day - Tg. Batu Pier, East Kalimantan. Or earlier if everyone arrives before and all Trip Preparations have been completed. Free transfer from Kalimarau Airport, Berau via overland transfer to White Manta on Trip Departure day (transfer time; 2-2.5 hours) • Return; 5am, Last Day - Tg. Batu Pier, East Kalimantan. After a light breakfast and fond farewells, we will take you to Kalimarau Airport (BEJ), Berau in time for Check-in & flight. Note; latest WM Check-out, midday. • Last dive ends; 12pm (midday), Penultimate Day. Plenty of time for R&R while we sail back to Tg. Batu pier where we spend last night on White Manta. This also allows for your minimum 18 hours surface interval/ No Fly Time (as recommended by PADI) before flying next day. Explore the remote Indonesian Islands of Maratua, Sangalaki, & Kakaban. Get away from the crowds and enjoy diving as it was meant to be! Here you will find both large and small marine life in abundance; potential for thresher sharks, manta rays, white-tips & nurse sharks, huge schools of barracuda, many turtles, and even Whale Shark! Not to mention plenty of macro life to keep even the most experienced of divers happy. Plus, a chance to swim amongst millions of non-stinging jellyfish in the fresh water Lake of Kakaban. Sample Itinerary • Note; all schedules are subjected to changes according to weather, sea, diving, & local conditions. • Day 1. (0-2 dives) 5pm Trip Departure day.
    [Show full text]