STRATEGI DAN MODEL KAMPANYE WAHIDIN HALIM-ANDIKA HAZRUMY PADA PILGUB 2017

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: Nurratika Puri NIM: 1113051000039

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 2018M/1439

ABSTRAK

Nurratika Puri 1113051000039 Strategi dan Model Kampanye Wahidin Halim-Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017 Pemilihan gubernur Banten 2017 diikuti oleh dua kandidat, yaitu Wahidin Halim-Andika Hazrumy dan -Embay Mulya Syarief. Persaingan di antara kedua kandidat ini berlangsung sangat ketat. Hingga pada akhirnya ditetapkan kemenangan jatuh pada Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Menelisik dari kegagalan Wahidin pada saat mencalonkan diri menjadi Gubernur Banten pada tahun 2011 silam, menarik untuk diteliti terkait kampanye dari pasangan urut nomor 1 tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya adalah bagaimana strategi kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy pada Pilgub Banten 2017? Bagaimana model kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017? Manakah yang paling berperan penting di antara strategi kampanye dan model kampanye dalam pelaksanaan kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy pada Pilgub Banten 2017, model kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017, peran yang paling penting antara strategi kampanye dengan model kampanye dalam kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017. Penelitian ini menggunakan teori Dramaturgi Erving Goffman yang melihat bahwa konstruksi realitas lahir melalui manajemen yang ditimbulkan dari interaksi sosial. Sebagai sebuah drama, aktor yang terlibat dalam panggung interaksi tersebut memerankan tindakan yang telah tertata sebelumnya Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan melaksanakan wawancara dan dokumentasi yang di dapat untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan. Kampanye tim Wahidin dan Andika dilihat dari strateginya mereka melakukan riset untuk menentukan segmentasi pemilih, pada positioning untuk memberikan kesan yang baik di masyarakat yang sesuai dengan program kerja mereka, serta branding dengan menggunakan atribut kampanye. Sedangkan dalam model kampanye Ostegard, hal yang pertama dilakukan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada di Banten berjumlah 21 masalah umum di Banten barulah masuk dalam penyelesaian masalah yang terurai dalam program kerja dengan memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait kandidat kampanye. Aspek pengetahuan inilah yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap dari masyarakat. Kesimpulannya adalah model kampanye dan strategi kampanye, keduanya sama-sama memiliki peran penting dalam pelaksanaan kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy untuk menunjang keberhasilan kampanye mereka. Kata Kunci: Strategi kampanye, Dramaturgi, Wahidin Halim, Andika Hazrumy, dan Model kampanye Ostegard.

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahirrahmanirrahim. Segala pujian terbaik hanya untuk Allah subhanahu wa ta „ala, yang senantiasa memberikan kasih sayang meskipun amalan hambanya tidak pernah sempurna. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan untuk Nabi Muhammad shalallahu „alaihi wa salam manusia sempurna yang selalu mempesona dengan akhlaknya, yang selalu kita rindu dan kita nanti-nantikan perjumpaan dengannya.

Dalam proses penelitian ini, penulis selalu mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun tidak. Baik itu berupa waktu, pikiran, tenaga, dorongan moril maupun materil. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu memperlancar penyelesaian skripsi ini. Yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,

Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,

serta Dr. Suhaimi, M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

membantu memberikan masukan dan semangat dalam penggarapan skripsi ini.

ii

5. Ade Rina Farida, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membantu memberi dukungan dalam penggarapan skripsi.

6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

tulus mendidik dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.

7. Seluruh staff beserta karyawan Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu memperlancar urusan administrasi penulis dalam pengerjaan skripsi.

8. Kepada Bapak Bapak H. Jazuli Abdillah selaku Juru Bicara Kandidat Wahidin

Halim dan Andika Hazrumy, Bapak H. Syamsul selaku koordinator relawan

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy, Bapak H. Dadin selaku tim kampanye

bidang IT dan Multimedia, Bapak Sokhibi sekalu Tim Kampanye, Ibu Effy

Zalfiana Rusfian selaku Pakar Komunikasi Politik yang kelimanya telah bersedia

menjadi narasumber dalam penulisan skipsi ini.

9. Kepada Ayah penulis Rafiih dan Ibu penulis Suhada yang sangat penulis cintai

terus memberikan semangat, nasihat, bimbingan dan bantuan spiritual yang tidak

pernah putus agar penulis menjadi anak yang dibanggakan.

10. Kepada adik penulis Ridha Aryani yang selalu memberi dukungan selama

penggarapan skripsi ini.

11. Kepada teman-teman di Forum Lingkar Pena Ciputat yang telah memberikan

banyak motivasi dalam menulis dan menghasilkan karya.

12. Kepada teman-teman di Die Ersten Sozialen yang terus memberikan keceriaan

dan momen yang berharga kepada penulis.

iii

13. Kepada sahabat-sahabat penulis Maghfira Adelina, Fadilla Khairunnisa, Salmah

Ruwaidah, Siti Thifal Permana Kusuma, Erniwaty Poetry, Rafidah Mahdiah,

Antik Bintari, Aida Nuraida, Amatullah Aliyah, Laely Izzati, Reny Nuraini,

Halida Sepianidar Quartera Putri, Aanisa Natasya Wulandari, Santika Oktaviani

Fajrin, Siti Utami, Nadyah Ulfah, Indah Pusparita, Eldira Puspa Juwita dan

Dinara Oktaviana yang terus memberikan energi positif dan momen-momen

indah selama ini.

14. Kepada teman-teman di KPI A angkatan 2013 yang terus memacu diri penulis

untuk menjadi lebih baik dan memberikan banyak keceriaan selama di

perkuliahan.

Demikian ucapan terima kasih yang bisa penulis berikan.Semoga Allah senantiasa membalas semua kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan serta selalu menuntun kita semua ke jalan yang di ridhai-Nya. Meskipun terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan bisa menjadi amal ibadah terbaik bagi penulis.

Jakarta, 10 April 2018

Nurratika Puri

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR GAMBAR ...... vii DAFTAR TABEL ...... viii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 5 D. Batasan Masalah ...... 6 E. Metodologi Penelitian ...... 6 F. Tinjauan Pustaka ...... 10 G. Sistematika penulisan ...... 12 BAB II LANDASAN TEORI ...... 14 A. Teori Dramaturgi Erving Goffman ...... 14 B. Konsep Kampanye Politik ...... 18 1. Pengertian Kampanye ...... 18 2. Model Kampanye Ostegard ...... 19 C. Komunikasi Politik ...... 27 D. Kerangka Berpikir ...... 29 BAB III GAMBARAN UMUM ...... 30 A. Profil Wahidin Halim dan Andika Hazrumy ...... 30 B. Visi dan misi ...... 35 C. Tim Kampanye Wahidin-Andika ...... 35 D. Gambaran Umum Provinsi Banten ...... 38

v

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA ...... 40 A. Strategi Kampanye Politik ...... 40 B. Model Kampanye Wahidin-Andika Pada Pilgub Banten 2017 ...... 61

C. Strategi Kampanye dan Model Kampanye WH-Andika ...... 74 D. Peran Strategi dan Model Kampanye ...... 75 E. Dramaturgi Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy ...... 77 F. Interpretasi ...... 82 BAB V PENUTUP ...... 87 A. Simpulan ...... 87 B. Saran ...... 90 DAFTAR PUSTAKA ...... 91 LAMPIRAN ...... 94

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Hasil Hitung TPS (FormC1) Provinsi Banten ...... 3

Gambar 2.2: Model Kampanye Ostegard...... 21 Gambar 2.6: Kerangka Berpikir ...... 29 Gambar 3.1: Foto Wahidin Halim ...... 30 Gambar 3.2: Foto Andika Hazrumy ...... 33 Gambar 4.1: Mawar Banten ...... 46 Gambar 4.2: Spanduk WH-Andika ...... 51 Gambar 4.3: Media Cetak ...... 53

Gambar 4.4: Pemberitaan Media Online ...... 55 Gambar 4.5: Instagram Pendukung ...... 57 Gambar 4.6: Model Kampanye Ostegard...... 63

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Tinjauan Pustaka ...... 11

Tabel 3.1: Profil Wahidin Halim ...... 32 Tabel 3.2: Profil Andika Hazrumy ...... 34 Tabel 3.3: Tim Kampanye WH-Andika ...... 37

Tabel 4.1: Rekapitulasi Suara ...... 40 Tabel 4.2: Wilayah Administratif Banten 2016 ...... 42 Tabel 4.3: Laporan Dana Kampanye ...... 48 Tabel 4.4: Alat Praga Kampanye ...... 52 Tabel 4.5: Jumlah Harta Kekayaan WH-Andika ...... 59 Tabel 4.6: Jumlah Harta Kekayaan Rano-Embay ...... 59 Tabel 4.7: Permasalahan Umum di Banten ...... 64

Tabel 4.8: Penanggulangan Masalah ...... 66 Tabel 4.9: Komitmen WH-Andika ...... 71 Tabel 4.10:Evaluasi Kampanye WH-Andika ...... 74

viii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini media tengah dipenuhi oleh berita terkait pilkada 2017.

Melalui media ini pula yang pada akhirnya dijadikan alat kampanye untuk

memaparkan visi misi serta program yang akan dilaksanakan serta janji-janji

kampanyenya di media. Menurut Rogers dan Storey dari buku Antar Venus

mendefinisikan kampanye sebagai “Serangkaian tindakan komunikasi yang

terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar

khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.”1

Pelaksanaan kampanye di media sendiri digunakan untuk menaikkan

popularitas serta citra dari kandidat.

Pelaksanaan kampanye ini hendaknya dimanfaatkan oleh kedua

pasang calon untuk menunjukkan keunggulan dari masing-masing kandidat.

Hal ini tentu diperlukan untuk menarik perhatian masyarakat dengan

menciptakan karakter yang baik sehingga kesan yang dirasakan oleh

masyarakat sama seperti apa yang ingin ditampilkan oleh kandidat tersebut.

Di dalam teori Dramaturgi Erving Goffman hal ini disebut dengan impression

management yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk memupuk suatu

1 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam mengefektifkan Kampanye Komunikasi ( Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 7.

1

2

kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.1

Pengelolaan pesan ini dapat digunakan di panggung depan (front stage) yang

sebelumnya sudah direncanakan dengan matang pada panggung belakang

(back stage).

Pelaksanaan masa kampanye Pilgub Banten 2017 dilaksanakan oleh

kandidat terhitung dari tanggal 28 Oktober 2016 hingga 12 Februari 2017. Di

dalam konsep kampanye terdapat gambaran dari kampanye yang disebut

dengan model kampanye. Model sendiri dapat diartikan sebagai gambaran

tentang fenomena atau realitas yang telah disederhanakan. Model kampanye

Ostegard merupakan model kampanye yang paling pekat sentuhan ilmiahnya,

karena menurut Ostegard, suatu rancangan kampanye untuk perubahan sosial

apabila tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah maka tidak layak untuk

dilaksanakan. Ostegard mengatakan bahwa program kampanye yang tidak

didukung oleh temuan-temuan ilmiah tersebut tidak akan berdampak pada

pelanggulangan masalah perubahan sosial yang dihadapi, untuk itulah pada

pelaksanaannya harus dimulai dari pengidentifikasian masalah atau yang biasa

disebut dengan prakampanye.2

Pemilihan Gubernur Banten menarik untuk diamati karena mengingat

kedua pasang calon sama-sama kuat dalam pemilihan kali ini. Disiarkannya

berita-berita terkait pelaksanaan kampanye di Banten tentu menjadi bukti

bahwa kampanye Banten penting bagi masyarakat, mengingat bahwa

1 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial (, 2010), h. 174. 2 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor: Ghalia , 2013), h.51.

3

pelaksanaan kampanye ini untuk menentukan nasib Provinsi Banten di tahun-

tahun berikutnya. Pelaksanaan pemilihan Gubernur Banten 2017 berlangsung

ketat, di mana pasangan Rano Karno dan Embay Mulya Syarief harus kalah

dari Wahidin Halim dan Andika Hazrumy dengan perbedaan selisih keduanya

yang cukup tipis. Persaingan ketat antar kandidat sudah dapat dirasakan dari

awal pencalonan, mengingat sebelumnya ditahun 2011 Wahidin Halim pernah

maju dalam Pilgub Banten namun gagal dalam pemilihan tersebut yang pada

saat itu dikalahkan oleh pasangan Ratu Atut dan Rano Karno. Berikut adalah

hasil perhitungan TPS Provinsi Banten:

Hasil Hitung TPS (Form C1) Provinsi Banten 1. 50.93% 2.406.132

suara

Dr. H. Wahidin Halim, MSi dan H. Andika Hazrumy,

S.Sos., M.AP

2. 49.07% 2.318.238

suara

H. Rano Karno, S.IP dan H. Embay Mulya Syarief

Gambar 1.1: Hasil Hitung TPS (Form C1) Provinsi Banten Sumber: KPU Provinsi Banten 2017

Kemenangan yang diperoleh pasangan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy menjadi menarik selain karena mengingat bahwa Wahidin Halim

yang pada pemilihan sebelumnya gagal, dan juga dari sisi Andika yang masih

muda serta dari keluarganya yang dikenal dengan dinasti Atut, maka menarik

4

untuk diamati dari strateginya pada saat pelaksanaan kampanye. Strategi

kampanye dengan melihat langkah-langkah strategis yang digunakan pada

saat kampanye dilaksanakan di lapangan mulai dari penentuan segmentasinya,

positioning, hingga branding.

Argumen peneliti mengangkat judul ini adalah pertama, pelaksanaan

Pilgub Banten ini menarik untuk diamati karena bukan hanya dari rakyat

Banten saja yang menjadi saksi Gubernur Banten yang baru, tapi juga seluruh

masyarakat Indonesia, melihat dari debat yang dilaksanaan di televisi swasta

Indonesia menjadi bukti bahwa masyarakat juga ikut mengawasi jalannya

Pilgub Banten 2017. Kedua, pemilihan suatu daerah terutama di Banten kali

ini perlu diteliti karena pemilihan gubernur menyangkut masa depan Provinsi

Banten di tahun-tahun berikutnya. Ketiga, menarik bagi peneliti untuk

meneliti karena pada Pilgub Banten ini terdiri dari dua kandidat, sehingga

persaingan akan berlangsung ketat. Keempat, menarik karena pada saat

pencalonan sebelumnya Wahidin gagal pada tahun 2011, namun pada saat

pemilihan di tahun 2017 menang. Kelima, peneliti menggunakan metode

Ostegard karena model kampanye ini yang paling pekat sentuhan ilmiahnya.

Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti berinisiatif untuk

melakukan penetian yang berjudul “Strategi dan Model Kampanye Wahidin

Halim-Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017.”

5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika

Harzumy pada Pilgub Banten 2017?

2. Bagaimana model kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy pada Pilgub Banten 2017?

3. Manakah di antara Strategi Kampanye dan Model Kampanye yang paling

berperan penting dalam pelaksanaan kampanye Wahidin Halim dan

Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Strategi kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy pada

Pilgub Banten 2017.

2. Model kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada

Pilgub Banten 2017.

3. Peran yang paling penting antara strategi kampanye dan model kampanye

pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi terkait

komunikasi politik, serta dapat memperkaya rujukan-rujukan terkait

model kampanye dan strategi kampanye terutama bagi mahasiswa dari

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6

2. Manfaat Praktis

Memberikan gambaran terkait kandidat dari nomor urut 1 yakni

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Agar masyarakat menjadi lebih

mengenal gubernur yang menjadi pemimpin masyarakat Banten.

E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar, maka peneliti membuat batasan

masalah. Peneliti hanya meneliti model kampanye dan strategi kampanye

nomor urut 1 yakni Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Menarik bagi

peneliti untuk meneliti Pilgub Banten 2017 karena persaingan antar masing-

masing calon berlangsung ketat.

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yang memandang

bahwa semesta secara epistimologi merupakan hasil konstruksi sosial.

Pandangan konstruktivis mengakui adanya interaksi antara ilmuwan

dengan fenomena yang dapat memayungi berbagai pendekatan atau

paradigma dalam ilmu pengetahuan, bukan hanya pada ilmu-ilmu manusia

saja, akan tetapi dalam batas tertentu juga dalam ilmu-ilmu alam seperti

yang ditunjukkan dalam fisika kuantum.3

3 Elvinaro Ardianto & Bambang Q-Anees. Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 151-153.

7

Konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan

bereaksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak

menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang

orang terhadap realitas tersebut. George Keely menegaskan cara

pemahaman pribadi seseorang dilakukan dengan mengelompokan

peristiwa menurut persamaan dan perbedaannya.4

2. Pendekatan Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, penelitian

kualitatif sendiri menekan analisis proses dari proses berpikir secara

induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang

diamati dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Menurut Sugiyono

dalam buku Elviano Ardianto mengatakan bahwa masalah dalam

penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif, dan berkembang atau

berganti setelah peneliti berada di lapangan.5 Pendekatan kualitatif

menekankan pentingnya pemahaman tingkah laku pola pikir dan tindakan

subjek kajian, untuk itulah paradigma alamiah mewarnai pendekatan ini.

Pendekatan kualitatif sendiri berakar dari data dan teori yang berkaitan

dengan pendekatan tersebut diartikan sebagai aturan untuk menjelaskan

4 Elvinaro Ardianto & Bambang Q-Anees.Filsafat Ilmu Komunikasi, h. 158. 5 Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 80-83.

8

proposisi atau perangkat proposisi yang kemudian dijabarkan secara

deskriptif atau proporsional.6

Jenis metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi kasus. Pengertian studi kasus sendiri dapat diartikan sebagai

pelaksanaan penelitian yang terinci tentang seseorang atau suatu unit

dalam kurun waktu tertentu. Metode ini melibatkan penelitian yang

mendalam dan pemeriksaan yang menyeluruh dengan memperhatikan

subjek penelitan sehingga pada akhirnya dapat ditemukan semua variabel

penting objek penelitian yang ditemukan pada subjek penelitian.7 Menurut

Yin (1994) dalam buku Zikri Fachrul mengatakan bahwa unit analisis

dalam penelitian studi kasus ini sistem tindakan yang dihasilkan tidak

hanya individu saja tapi juga mencakup individu-individu atau suatu

lembaga. Data-data diperoleh dari dokumen-dokumen, arsip, wawancara,

observasi langsung, observasi partisipasif, dan artefak fisik.8

3. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah pasangan Wahidin Halim

dan Andika Hazrumy. Serta objek dari penelitian ini adalah strategi dan

model kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.

6 Zikri Fachrul Nurhadi. Teori-teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 10 7 Consuelo G. Sevilla, dkk. Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI-Press , 1993), h. 73. 8 Zikri F. Nurhadi. Teori-teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif , h. 163.

9

4. Teknik Pegumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan

berhadapan secara langsung dengan narasumber, tetapi dapat juga

sebelumnya diberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesepatan

lain.9 Melakukan wawancara kepada lima narasumber yang berkaitan

dengan penelitian. Peneliti melakukan wawancara dengan

mewawancarai:

1. H. Jazuli Abdillah selaku Ketua Tim Kampanye Wahidin Halim

dan Juru Bicara Kandidat nomor urut 1.

2. H. Syamsul selaku Koordinator Relawan Wahidin Halim dan

Andika Hazrumy.

3. Sokhibi selaku Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy.

4. H. Dadin selaku Tim Kampanye bidang IT dan Multimedia.

5. Effy Zalfiana Rusfian selaku Pakar Komunikasi Politik.

b. Dokumentasi

Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi

yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian, baik itu dengan

menggunakan media tulisan, buku, rekaman atau arsip-arsip yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

9 Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2011), h. 138-139.

10

5. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman

(1994) yang menawarkan suatu teknik analisis yang lazim disebut dengan

interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga

komponen: pertama reduksi data berupa pengelompokan data, meringkas

data, membuat pola-pola data dan memilah mana data yang relevan dan

tidak, kedua penyajian data dengan mengorganisasikan data, ketiga

penarikan dan pengujian kesimpulan.10

G. Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka akan dibahas mengenai penelitian terdahulu.

Peneliti memasukan tiga skripsi tentang masalah yang berkaitan dengan

skripsi Strategi dan Model Kampanye Wahidin-Andika pada Pilgub Banten

2017. Peneliti menggunakan tabel untuk menjabarkan terkait judul, metode,

hasil, hingga pembeda antara skripsi terdahulu dengan skripsi yang peneliti

buat. Berikut penjelasannya:

10 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKIS, 2008), h. 104-106.

11

Tabel 1.1: Tinjauan Pustaka

No. Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan 1. Dewi Penggunaan Kualitatif Marketing politik Penelitian ini Pratiwi Putri Media Sosial menggunakan media fokus kepada Aji (2014) dalam sosial dilakukan oleh studi atas Mahasiswa Pemenangan pasangan Joko marketing UIN Jakarta Joko- Widodo-Basuki Tjahaja politik. Serta Widodo- Purnama sebagai perbedaan Basuki sebuah strategi baru terletak juga Tjahja dalam dunia politik. pada objek Purnama Media sosial seperti penelitian, di pada Pilkada Facebook dan Twitter mana dalam DKI Jakarta yang dimliki oleh penelitian ini 2012 (Studi pasangan Joko pada 2 media, atas Widodo-Basuki Tjahaja Facebook dan Marketing Purnama sangat Twitter Politik di mempengaruhi Facebook pemenangan kedua dan Twitter). pasangan ini. 2. Skripsi Teknik- Kualitatif Tim Media Center Penelitian Ryan Rifqi Teknik Foke-Nara menerapkan terdahulu Nugroho Propaganda teknik-teknik lebih (2013) di Twitter propaganda di Twitter mengkaji Mahasiswa Pasangan pada Pilkada DKI terkait teknik UIN Jokowi-Ahok Jakarta dengan teknik propaganda, dan Foke- name calling, glittering sedangkan Nara pada of generalties, card penelitian ini Pemilukada stacking, plain folk, lebih kepada DKI Jakarta band wagon, dan model testimonial. kampanyenya. Propaganda tidak bisa di golongkan menjadi yang benar dan salah. Tetapi ada teknik propaganda yang bertentangan dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik IV tahun 2008 yakni name calling dan plain folks. Kelebihan implementasi teknok- teknik propaganda di

12

Twitter pada Pemilukada Jokowi- Ahok yaitu pada strateginya. 3 Misliyah Komunikasi Kualitatif Sosialisasi Politik Dipenelitian (2010) Politik Mochtar Muhammad- terdahulu Mahasiswa Melalui Rahmat Effendi banyak fokus pada UIN Jakarta Media Massa menggunakan media komunikasi Pasangan massa, faktor politiknya dan Mochtar pendukung pasangan pada media Muhammad- Mochtar Muhammad- massa saja. Rahmat Rahmat Effendi maka di Effendi terletak dari beberapa penelitian kali (MuRah) faktor, baik itu dari ini berbeda dalam publisitas media massa, dengan Pilkada ataupun karena figur mengangkat Walikota yang terkenal dan model Bekasi berpengalaman. kampanye dan Periode strategi 2008-2013 kampanye di Pilgub Banten 2017.

H. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat latar belakang masalah, batasan masalah dan

rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, metodologi penelitian

(metode penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, dan tinjauan pustaka).

2. BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan umum tentang definisi

yang masih dalam ruang lingkup komunikasi politik. Mulai dari

13

pemaparan teori, model kampanye, streategi kampanye hingga komunikasi

politik.

3. BAB III GAMBARAN UMUM

Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum mengenai

pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy. Gambaran umum tentang

pasang calon nomor urut 1 pada Pilgub Banten ini berkaitan dengan

riwayat hidup, hingga perjalanan karier dari calon gubernur hingga wakil

gubernur nomor urut 1.

4. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

Pada bab ini, peneliti akan menganalisis model kampanye

menggunakan model kampanye Ostegard yang dianalisis dari temuan-

temuan data yang didapatkan. Serta akan dibeberkan pula hal-hal yang

berkaitan dengan Pilgub Banten 2017, yang tentunya sebatas pasangan

Wahidin Halim dan Andika Harzumy.

5. BAB V PENUTUP

Pada bab penutup ini peneliti mengakhiri skripsi yang berisi

kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Dramaturgi Erving Goffman

1. Sejarah Dramaturgi

Pada tahun 1959, Erving Goffman seorang sosiolog interaksionis

tertarik pada pandangan Kenneth Duva Burke yang merupakan seorang

teoritis literatur Amerika, pada tahun 1954 Burke memperkenalkan

konsep dramatisme sebagai sebuah metode untuk memamahi fungsi sosial

dari bahasa dan drama sebagai suatu simbolik kata dan kehidupan sosial.

Tujuan dari dramatisme itu sendiri adalah memberikan penjelasan logis

untuk memahami motif tindakan manusia, atau kenapa manusia

melakukan apa yang mereka lakukan. Burke mengatakan bahwa hidup

bukan seperti drama, tetapi hidup itu sendiri merupakan drama. Goffman

yang tertarik dengan konsep tersebut kemudian mendalami fenomena

interaksi simbolik mengemukakan kajian mendalam mengenai konsep

dramaturgi dalam bukunya The Presentation of Self in Everyday Life. Di

dalam bukunya tersebut Goffman menyempurnakan dan memperdalam

kajian dramatisme dari Burke.1

1 Zikri Fachrul Nurhadi. Teori-teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 56-57.

14

15

Goffman memandang perilaku keseharian dan interaksi tatap muka

itu ibarat sama dengan panggung teater atau drama. Goffman

2 mengasumsikan sebagai berikut:

a. Pusat interaksi adalah sumber informasi atau gambaran timbal-balik

(resiprokal).

b. Selama interaksi berlangsung, pelaku pada sebuah peristiwa akan

memunculkan pengaruh dari pemain-pemain lain dengan cara tertentu.

c. Setiap individu membangun perilaku “depan” atau yang dimaknai

sebagai tindakan individu yang secara teratur digunakan dalam

kebiasaan umum dan kebiasaan khusus. Bentuk depan ini dipengaruhi

oleh latar belakang yang ada.

d. Perilaku “depan” ini dilembagakan, khususnya merujuk pada peran-

peran yang telah dibangun dengan baik.

e. Terdapat dramatisasi dan idealisasi dari perilaku depan yang dibangun.

f. Perilaku interaksi (sebagai sebuah pertunjukan) tidak terpisahkan dari

peran tingkah laku yang saling berhubungan dengan orang lain. Ketika

seorang aktor saling berhubungan, ia membentuk sebuah “tim” atau

susunan individu yang bekerja sama dalam mementaskan sebuah

kebiasaan.

2 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial ( Malang: Aditya Media, 2010) , h. 180-181

16

2. Teori Dramaturgi Erving Goffman

Pendekatan Dramaturgi Goffman memberikan pandangan bahwa

ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola pesan

yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya. Kaum dramaturgis

memandang manusia sebagai aktor-aktor di atas panggung metamorphosis

yang sedang memainkan peran-peran mereka. Teori ini melihat bahwa

konstruksi realitas lahir melalui manajemen pengaruh yang ditimbulkan

dari interaksi sosial. Sebagai sebuah drama, aktor yang terlibat dalam

panggung interaksi tersebut memerankan tindakan yang telah tertata

sebelumnya.3

Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi,

mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang

lain. Ia menyebut upaya itu sebagai pengeloaan pesan (impression

management), yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk memupuk

kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan

tertentu.4 Menurut Goffman, banyak atribut milik atau aktivitas manusia

digunakan untuk presentasi diri, mulai dari busana, tempat tinggal, cara

berjalan dan berbicara atau pekerjaan yang dilakukan saat waktu

senggang. Artinya, seseorang mengelola pengaruh yang akan timbul

3 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial (Malang: Aditya Media, 2010), h. 172. 4 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial, h. 174

17

terhadap orang lain agar penonton yang melihat memandang penampil

sama seperti apa yang ingin ditunjukan pada penonton tersebut.5

Dalam perspektif Dramaturgis Goffman, kehidupan sosial itu dapat

dibagi menjadi wilayah depan (front region) dan wilayah belakang (back

region). Wilayah depan merujuk kepada peristiwa sosial yang

memungkinkan individu bergaya atau menampilkan peran formalnya.

Goffman mengakui bahwa panggung depan mengandung struktural dalam

arti bahwa panggung depan (front stage) cenderung terlembagakan alias

memiliki kepentingan kelompok atau organisasi. Sedangkan wilayah

belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau

kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri, atau

berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan.6

Pada wilayah depan para pemain mempunyai kesempatan untuk

membuat image atas pertunjukan yang dilangsungkan dengan skenarionya

telah diatur baik dan berbeda dengan yang ada di wilayah belakang. Pada

bagian lain dari penampilan individu yang secara teratur berfungsi secara

umum dan tetap untuk mendefinisikan situasi untuk mereka yang

menyaksikan pertunjukan tersebut, dapat dikenal juga setting dan personal

front yang kemudian dibagi kembali menjadi penampilan (appearance)

dan gaya (manner). Goffman menyatakan bahwa kegiatan rutin seseorang

akan mengetengahkan sosok diri yang ideal sesuai status perannya.

5 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 112. 6 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 114-116 .

18

Seseorang cenderung menyembunyikan fakta dan motif yang tidak sesuai

dengan citra dirinya.7

Fokus Goffman bukan hanya pada individu, tetapi juga kelompok

atau apa yang disebut dengan tim. Selain membawakan peran dan karakter

secara individu, aktor-aktor sosial juga berusaha mengelola kesan orang

lain terhadap kelompoknya, baik itu keluarga, tempat bekerja, partai

politik atau organisasi lainnya yang mereka wakili. Semua anggota itu

adalah apa yang Goffman sebut “tim pertunjukan” (performance team)

yang mendramatisasikan suatu aktivitas. Kerjasama tim sering dilakukan

oleh para anggota dalam menciptakan dan menjaga penampilan dalam

wilayah depan.8

B. Konsep Kampanye Politik

1. Pengertian Kampanye Politik

Menurut Kotler dan Roberto dalam buku Hafied Cangara mengatakan

bahwa kampanye merupakan sebuah upaya yang diorganisasi oleh satu

kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target

sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan

perilaku tertentu. Sedangkan kampanye politik adalah sebuah peristiwa

yang bisa didramatisasi. Oleh karena itu, Richard A. Joslyn dalam

Swanson (1990) melukiskan kampanye politik tidak ada bedanya dengan

7 Lely Arrianie. Komunikasi Politik Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik (Widya Padjadjaran. 2010), h. 35-36 8 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. h. 122.

19

sebuah adegan drama yang dipentaskan oleh aktor-aktor politik.9

Sedangkan menurut Rogers dan Storley dalam buku Antar Venus

mendefinisikan kampanye sebagai “Serangkaian tindakan komunikasi

yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah

besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu

tertentu.”

Setidaknya ada beberapa hal yang harus ada dalam aktivitas

kampanye, pertama adalah tindakan kampanye yang ditujukan untuk

menciptakan efek atau dampak tertentu, kedua adalah jumlah khalayak

sasaran yang besar, ketiga adalah biasanya dipusatkan dalam kurun waktu

yang terorganisasi.10

2. Model Kampanye Ostegard

Model dapat diartikan sebagai suatu fenomena, di mana fenomena

tersebut dapat berbentuk nyata maupun abstrak dan yang ditonjolkan

dalam fenomena tersebut merupakan unsur-unsur terpentingnya. Model-

model kampanye yang sering dibahas dalam kajian komunikasi itu lebih

kepada penggambaran bagaimana kegiatan kampanyenya. Karena bisa

dikatakan bahwa tidak ada model kampanye yang membahas bagaimana

unsur-unsur dalam proses kampanye seperti yang dibahas dalam proses

komunikasi. Untuk itulah perlu dalam menunjukkan serta menampilkan

9 Hafied Cangara.Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 229. 10 Antar Venus. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 7.

20

unsur-unsur dalam kegiatan kampanye, hal ini menjadi penting karena di

dalam suatu kampanye bukan hanya perlu mengetahui kegiatan

kampanyenya saja, melainkan ada komponen-komponen yang terdapat di

dalamnya.11

Model kampanye Ostegard merupakan model kampanye yang

dibawa oleh seorang praktisi dari Jerman bernama Leon Ostegard yang

disepanjang hidupnya telah terlibat dalam banyak kampanye perubahan

sosial. Model kampanye Ostegard sendiri menekankan bahwa dalam

merancang suatu kampanye itu harus di dukung oleh temuan-temuan

ilmiah sebelum melaksanakan kampanye, karena apabila rancangan

kampanye tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah, maka tidak layak

untuk dilaksanakan.Itulah mengapa model kampanye Ostegard ini sangat

pekat sentuhan ilmiahnya dengan kata kunci kuantifikasi, cause and effect

analysis, data dan theoretical evidence. Model kampanye yang digagas

oleh Ostegard ini merupakan pengalamannya selama di lapangan.14

Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut model ini adalah

sumber kampanye pertama kali harus mengidentifikasi masalah-masalah

faktual yang ada. Dari identifikasi masalah tersebut yang nantinya perlu

dicari sebab-akibat dengan fakta yang ada dan kemudian melakukan

analisis. Setelah langkah pertama selesai, maka masuklah pada tahap

11Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, h. 12. 14 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, h. 14-15.

21

kedua, yaitu pengelolaan kampanye.Pengelolaan kampanye terdiri dari

perencaan kampanye, pelaksanaan, hingga evaluasi kampanye. Di tahap

inilah yang nantinya perlu riset untuk mengidentifikasi karakteristik

khalayak kampanye agar dapat merumuskan pesan-pesan kampanye, aktor

kampanye, saluran kampanye, hingga teknis pelaksaan kampanye yang

sesuai. Ditahap pengelolaan ini yang nantinya akan diarakan seluruh isi

program sebagai bekal dalam memengaruhi aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Model kampanye ini kemudian ditutup dengan evaluasi dan

penanggulangan masalah yang sudah diidentifikasi pada saat pra

kampanye.15

Problem

Campaign

Knowledge Skills Attitudes

Behavior

Reduced Problems

Gambar 2.2: Model Kampanye Ostegard Sumber: Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi

15 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, h 15-18.

22

3. Strategi Kampanye

Strategi kampanye adalah suatu prinsip pemikiran yang

dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam kampanye yang di

dalamnya berisi langkah-langkah berdasarkan kondisi lapangan ataupun

berdasarkan situasi yang ada. Berikut ini beberapa prinsip pokok yang

menyorot perhatian terutama dalam bidang pengembangan kampanye:16

a. Positioning

Di dalam dunia politik, ketika konsep ini diadopsi dalam iklim

persaingan partai politik harus mampu menempatkan produk politik

dan image politik dalam benak masyarakat. Untuk dapat tertanam,

produk dan image politik harus memiliki sesuatu yang berbeda

dibandingkan dengan produk-produk politik lainnya untuk

memudahkan masyarakat dalam menilai karakteristik politiknya.

Menurut Worcester dan Baines (2006), yang membuat sulit

positioning adalah kenyataan bahwa dalam beberapa hal, partai politik

terkait sangat erat dengan past records yang terekam dalam memori

kolektif pemilih. Permasalahan mendasar dalam positioning adalah

penciptaan consistentimage (image konsisten) yang mengerucut pada

suatu tema tertentu, di mana image politiknya terdiri atas program

16 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 34-38.

23

kerja partai, isu politik dan image pemimpin partai (Firmanzah,

2008).17

b. Branding

Secara umum, brand sama dengan trade mark atau merek dagang.

Philip Kotler dalam buku Gun Gun Heryanto menyarankan identifikasi

tingkatan makna yang selayaknya dapat diusungkan oleh merek,

meliputi:18

1. Attributes: merek selayaknya mampu mengusung keunggulan,

keistimewaan, kualitas, atau kekuatan.

2. Benefits: keistimewaan, keunggulan dan kekuatan tersebut harus

diterjemahkan ke dalam keuntungan-keuntungan emosional

fungsional.

3. Values: merek selayaknya juga dapat mengatakan sesuatu

mengenai nilai-nilai atau lebih tepatnya adalah kelebihan-

kelebihan yang dimiliki produsen tentang produknya.

4. Culture: merek selayaknya juga mempresentasikan budaya

tertentu.

5. Personality: merek seharusnya juga memproyeksikan kepribadian

tertentu.

6. User: merek sebaiknya juga mampu menyuguhkan kenyataan-

kenyataan mengenai siapa sebenarnya konsumen.

17 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 35-36. 18 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 36-37.

24

Di dalam politik, merek politik erat kaitannya dengan pencitraan

dalam belanja politik. Partai politik atau kandidat perseorangan

dituntut mampu melakukan transformasi merek politiknya bila

persaingan atau kontensasi sudah tidak aman lagi dimainkan dengan

merek yang sama.19

c. Segmenting

Segmentasi atau pemetaan ini penting dilakukan mengingat

institusi politik diharapkan dapat selalu hadir dalam berbagai

karakteristik pemilih. Setiap karakteristik masyarakat yang sudah

tersegmentasikan butuh pendekatan yang berbeda. Menggunakan satu

pendekatan untuk semua karakteristik masyarakat akan membuat tidak

efektifnya pencapaian tujuan politik yang diinginkan. Kehadiran di

sini lebih diartikan sejauh mana institusi politik bersangkutan mampu

menjawab permasalahan yang dihadapi di masing-masing lapisan dan

karakteristik masyarakat.20

d. Strategi Media

Pesatnya perkembangan media dan teknologi komunikasi,

membuat partai politik memunculkan banyak strategi baru yang erat

kaitannya dengan media, sebab melihat sifat media yang langsung

menyentuh khalayak sasaran dalam satu lokasi kampanye. Media yang

dipilih tentunya media dengan skala keperluan kampanye agar

19 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 37. 20 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 37.

25

efisiensi kampanye pun bisa diterapkan.Beberapa strategi marketing

politik media adalah iklan politik, berita politik, spot politik, film

21 politik, reklame politik dan new media.

e. Strategi Non-media

1. Face to face informal

Saluran ini bersifat bebas dalam arti tidak terikat oleh struktur

formal, namun tidak semua orang dapat akses ke saluran informal

ini biasanya akan lebih banyak memperoleh informasi

dibandingkan yang tidak diakses, meskipun hal ini masih

ditentukan oleh beberapa faktor, seperti ke dalam struktur informal

di mana seseorang yang dimaksud untuk bergabung (apakah ke

dalam struktur informal yang di dalamnya terdapat orang-orang

yang menentukan, para pengambil keputusan atau dengan kata

lain, para pemilik informasi yang akurat atau tidak).22

2. Struktur sosial tradisional

Di dalam masyarakat tradisional, susunan struktur sosial yang

ada menentukan siapa yang layak berkomunikasi dengan siapa,

tentang masalah apa dan dengan cara apa. Dengan kata lain,

struktur sosial tradisional pada hakikatnya mempunyai aturan-

21 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 38-46. 22 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 47.

26

aturan yang menentukan, baik pola maupun arus komunikasi yang

berlangsung dalam masyarakat tersebut.23

3. Struktur input

Almond dan Powell dalam buku Gun Gun Heryanto

mendefinisikan struktur input sebagai struktur yang

memungkinkan terbentuknya atau dihasilkannya input bagi sistem

politik yang dimaksud, mencakup transaksi antara sistem politik

dengan komponen dari lingkungan domestik maupun luar.

Menurut kedua ahli tersebut, struktur-struktur input politik, seperti

serikat pekerja, kelompok kepentingan dan partai politik

merupakan saluran komunikasi yang bermakna dalam komunikasi

politik.24

4. Struktur output

Struktur output dalam dunia politik adalah seperti legislatif dan

birokrasi. Dengan kata lain, struktur output adalah struktur formal

dari pemerintahan. Memang struktur kepemerintahan, khususnya

birokrasi, memungkinkan pemimpin politik mengomunikasikan

petunjuk bagi pelaksanaan peraturan-peraturan untuk aneka

macam pemegang jabatan politik dengan cara yang efisien dan

jelas.25

23 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 47. 24 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 48. 25 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 48.

27

C. Komunikasi Politik

Menurut McNair (2003) dalam buku Hafied Cagara menjelaskan

bahwa komunikasi murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik

yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas

yang memberi kewenangan untuk memberi kekuasaan dan keputusan dalam

pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legislatif atau eksekutif,

serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda. Komunikasi

politik juga dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi yang memiliki

implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik.26

Rusadi Kantaprawira dalam buku Mahi M. Hikmat mendefinisikan

komunikasi politik sebagai penghubung sistem politik yang hidup dalam

masyarakat, baik pikiran interen golongan, instansi, asosiasi, maupun sector

kehidupan politik pemerintah. Sedangkan menurut Astrid S. Susanto dalam

buku Mahi M. Hikmat, komunikasi politik adalah komunkasi yang diarahkan

pada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa sehingga masalah yang

dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya

melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga

politik.27

Graber dalam buku Mahi M. Hikmat melihat komunikasi politik sebagai

kekuatan yang dapat memengaruhi kualitas interaksi antara masyarakat

26 Hafied Cangara. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.28. 27 Mahi M. Hikmat. Komunikasi Politik Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h.36.

28

dengan kekuasaan. Komunikasi politik merupakan proses belajar, proses

menerima, dan proses improvisasi kebiasaan-kebiasaan dan aturan-aturan,

struktur-struktur, serta faktor-faktor lingkungan yang membentuk kehidupan

politik.28

Pada teori Jarum Hipodermik secara sederhana Lasswell merumuskan

dalam sebuah formula, “siapa berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa

dan bagaimana efeknya?” (Who says what, in which channel, to whom with

what effect?) kemudian formula Lasswell tersebut oleh Dan Nimmo (1999)

dijadikan sebagai dasar dalam menganalisis komunikasi politik. Nimmo

menjelaskan bahwa proses komunikasi itu secara mekanistis adalah

komunikator politik (politisi, aktivis atau professional) menyampaikan pesan

politik kepada khalayak politik, melalui media politik. Dengan demikian akan

timbul umpan balik atau efek politik (misalnya pendapat umum) berupa

dukungan atau penolakan atau ragu-ragu.29

28 Roni Tabroni. Komunikasi Politik pada Era Multimedia, h. 15-16. 29 Anwar Arifin. Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 102-103.

29

D. Kerangka Berpikir

Model-model Model Kampanye Konsep Kampanye Politik Ostegard Kampanye

Politik

Teori Dramaturgi Kampanye Wahidin dan Andika

Komunikasi Politik

Strategi Kampanye Wahidin- Model Kampanye Ostegard Andika pada Pilgub Banten 2017 Wahidin-Andika pada Pilgub Banten 2017

Gambar 2. 6: Kerangka Berpikir

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

1. Profil Wahidin Halim

Gambar 3. 1: Foto Wahidin Halim Sumber: Dokumen resmitim pemenangan WH-Andika

Wahidin Halim lahir di , Banten, 14 Agustus

1954.Iamerupakan putra ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan

Djiran Bahruji dan Siti Rohana. Ayahnya berprofesi sebagai guru SD di

Poris Plawad sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Wahidin

menikah dengan Niniek Nur'aini dan dikaruniai tiga orang anak.Setelah

menyelesaikan jenjang SMP, ia melanjutkan pendidikannya ke SMA di

Tangerang dan dilanjutkan ke Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Setelah

mendapat gelar sarjana, ia kembali ke kampung halamannya. Pada saat

usianya 27 tahun, ia terpilih menjadi kepala desa termuda di Tangerang.

30

31

Terpilihnya Wahidin menjadi kepala desa inilah yang menjadi awal karir

dari Wahidin Halim.1

Wahidin juga mendirikan padepokan silat di samping rumahnya

pada tahun 70-an. Sedangkan di tahun 1981, sesuai dengan Undang-

undang No.5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Kelurahan, status Wahidin

otomatis langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain memegang

jabatan kepala desa, Wahidin juga pernah menjadi Kasubdin Pajak Kota

Tangerang, Sekretaris Kota, Pejabat Walikota Tangerang, Kabag

Pembangunan, Camat Tigaraksa, Camat Ciputat, Kepala Dinas

Kebersihan, Asisten Tata Prasarana dan terus menanjak pada tahun 2002

ia menjabat sebagai Sekertaris Daerah Kota Tangerang. Tangga karier

politik Wahidin terus menanjak, ia menjadi walikota Tangerang dua

periode, 2003-2008 dan 2008-2013. Di masa akhir jabatannya, Wahidin

sempat maju sebagai calon gubernur Banten. Meski tak terpilih bukan

berarti kariernya selesai, dia tetap menjadi anggota DPR RI 2014-2019

dari Partai Demokrat untuk daerah pemilihan Tangerang, Banten.2

1 Profil Tokoh Wahidin Halim diakses dari https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin- halim pada tanggal 21 Oktober 2017pukul 12:38. 2 Profil Tokoh Wahidin Halim diakses dari https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin- halim pada tanggal 21 Oktober 2017 pukul 12:38.

32

Tabel 3. 1: Profil Wahidin Halim

Nama Lengkap Wahidin Halim Tempat/Tanggal Lahir Tangerang, 14 Agustus 1954 Usia 62 Tahun Alamat Jl. H. Djiran No. 01 Rt 02 / 01 Kel. Pinang Kec. Pinang Kota Tangerang Banten Riwayat Pendidikan SDN Pinang Kota Tangerang tahun 1966 SMP Persiapan Ciledug / SMP 3 Tangerang tahun 1969 SMA Pribadi Tangerang tahun 1972 S1 di UI tahun 1982 S2 di Universitas Satya Gama tahun 2009 S3 di Universitas Padjajaran tahun 2013 Pengalaman Pekerjaan Kepala Desa Pinang Kabupaten Tangerang 1978 Lurah Pinang Kotif Tangerang tahun 1981 Kasubdin Pajak Kotif Tangerang tahun 1988 Sekretaris Kotif Tangerang tahun 1988 Kabag Pembangunan Kotif Tangerang tahun 1991 Camat Tigaraksa Kabupaten Tangerang tahun 1993 Camat Ciputat Kabupaten Tangerang tahun 1995 Kepala Dinas Kebersihan Kabupaten Tangerang tahun 1997 Asisten Tata Praja Kabupaten Tangerang tahun 1998 Sekretaris Daerah Kota Tangerang tahun 2003

Sumber: KPU Provinsi Banten 2017

33

2. Profil Andika Hazrumy

Gambar 3. 2: Foto Andika Hazrumy Sumber: Dokumen resmi Tim Kampanye WH-Andika Andika Hazrumy lahir pada tanggal 16 Desember 1985.Ia

merupakan suami dari Ade Rosi Khairunnisa.Pasangan ini telah memiliki

tiga orang anak, yaitu Shakila Fitriannisa Hazrumy, Shafira Adyannisa

Hazrumy, dan Shabiena Tetrannisa Hazrumy. Andika Hazrumy adalah

Anggota DPR-RI Fraksi Partai .Andika merupakan anak pertama

mantan Gubernur Banten . Pada pemilihan legistalif

2014, ia terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019. Ia bertugas

di Komisi III yang membidangi Hukum, HAM, Keamanan.3 Andika

Hazrumy pernah terlibat dalam beberapa organisasi seperti wakil ketua di

GP Ansor Provinsi Banten, Koordinator koordinator TAGANA Provinsi

Banten dan lain sebagainya.4 Andika Hazrumy yang sebelumnya lebih

3 Andika Hazrumy diakses dari https://tirto.id/m/andika-hazrumy-Gw pada tanggal 13 Oktober 2017 pada pukul 12:00. 4 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

34

dikenal sebagai anak dari orang nomor satu di Banten ini sekarang maju

dalam Pilgub Banten 2017.

Tabel 3. 2: Profil Andika Hazrumy dalam bentuk tabel Nama Lengkap Andika Hazrumy Tempat/Tanggal Lahir Bandung. 16 Desember 1985 Usia 31 Tahun Alamat Tempat Tinggal Jl. Bhayangkara No. 15 Cipocok Jaya Kota Serang Riwayat Pendidikan SDN Merdeka 5 Bandung tahun 1992-1997 SMPN 5 Bandung tahun 1997-2000 SMAN 5 Bandung tahun 2000-2003 S1 di Universitas Pelita Harapan lulus tahun 2010 S2 di Universitas Pasundan Bandung 2014-2016 Pengalaman Pekerjaan Anggota Komite IV DPD – RI tahun 2009-2014 Wk. Ketua Panitia Akuntabilitas Publik (PAP) DPD – RI tahun 2009- 2014 Anggota Komisi III DPR – RI tahun 2014-2016 Anggota BURT DPR – RI tahun 2014-2016 Anggota Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR – RI tahun 2014- 2016 Anggota Panja KUHP Komisi III DPR – RI tahun 2014-2016 Anggota Pansus Merk DPR – RI tahun 2014-2016 Anggota Pansus Tapera DPR – RI tahun 2014-2016 Anggota Panja Pengawas Orang Asing DPR – RI tahun 2014-2016

Sumber: KPU Provinsi Banten 2017

35

B. Visi dan misi5

Visi Wahidin Halim dan Andika Harumy adalah Banten yang Maju,

Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera dan Berakhlakul Karimah.

Selain itu, untuk mencapai visi tersebut maka dirumuskan misi sebagai

berikut:

1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance);

2. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur;

3. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas;

4. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas;

5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

C. Tim Kampanye WH-Andika

Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh pasangan calon

bersama-sama dengan partai politik atau gabungan partai politik yang

mengusulkan pasangan calon atau oleh pasangan calon perseorangan yang

didaftarkan ke kpu provinsi/kip atau kpu/kip kabupaten/kota.6 Dilihat

dari surat keputusan tentang penetapan organisasi tim kampanye pasangan

calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Wahidin Halim dan Andika

5 Visi Misi dan program WH-Andika diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/wp- content/uploads/2016/10/VISI-MISI-DAN-PROGRAM-WH-ANDIKA.pdf pada tanggal 22 Mei 2017. 6 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.

36

Hazrumy memperlihatkan hasil rapat koordinasi pasangan calon dan pimpinan

parpol pengusung pada tanggal 19 September 2016.7

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy diusung oleh 7 partai politik

yakni partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, PKB, Partai Hanura, Partai

Gerindra dan PAN.8 Pada susunan tim kampanye WH-Andika banyak nama

besar di dalamnya, pengarah tim dari WH-Andika yang tercatat dalam surat

keputusan KPU Provinsi Banten berikut beberapa di antaranya: Susilo

Bambang Yudhoyono, Setya Novanto, , Chaitabul Iman,

Chaerudin Ismail, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, DR. Hinca IP

Panjaitan XIII, Idrus Marham, Ahmad Muzani, Mustafa Kamal, Berliana

Kartakusumah, Abdul Kadir Karding, Eddy Soeparno, H. Andi Ahmad Dara,

Desmon J Mahesa, Inas Nasrullah Zubir dan Yadri Susanto.9

Berikut adalah susunan tim kampanye Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy pada Pilgub Banten 2017:

7 Tim Kampanye Paslon WH-Andika diakses dari https://pilkada2017.kpu.go.id/download/calon/2882/2882_Daftar-Nama-Tim-Kampanye_1_.pdf/ pada tanggal 10 Oktober 2017 pada pukul 01:15 8 Rasyid Ridho, Tujuh Parpol Usung WH-Andika di Pilgub Banten diakses dari https://daerah.sindonews.com./ pada tanggal 22 September 2017. 9 Tim Kampanye Paslon WH-Andika diakses dari https://pilkada2017.kpu.go.id/download/calon/2882/2882_Daftar-Nama-Tim-Kampanye_1_.pdf/ pada tanggal 10 Oktober 2017 pada pukul 01:15

37

Tabel 3. 3: Susunan Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

Penanggung Jawab: Pasangan Calon gubernur dan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

Pengarah Tim: 1. Susilo Bambang Yudhoyono 2. Setya Novanto 3. Prabowo Subianto 4. Chaitibul Iman 5. Chaerudin Ismail 6. Muhaimin Iskandar 7. Zulkifli Hasan 8. DR. Hinca IP Panjaitan XIII 9. Isrus Marham 10. Ahmad Muzani 11. Mustafa Kamal 12. Berliana Kartakusumah 13. Abdul Kadir Kardig 14. Eddy Soeparno 15. H. Andi Ahmad Dara 16. Desmon J Mahesa 17. Zulkifliemasnsyah 18. Inas Nasrullah Zubir 19. Yandri Susanto

Penasehat TIM Ketua: H. Mulyadi Jayabaya Wakil ketua: H. Agun Gunanjar Sudarsa Anggota: 1. Drs. H. Moh. Ali Yahya 2. H. li Suptajiri 3. H. Djuhanda 4. Agus R. Wisas 5. Khoerul Umam Tim Kampanye Ketua: H. Ebby Djauharie Wakil Ketua: 1. H Aeng Haerudin 2. Eli Mulyadi, SE.M.Ak 3. IR. Miptahudin, MT 4. H. Budi Heryadi,SE,SH 5. H. Rahmat Abdul Gani 6. Masrori, SP Sekretaris: Media Warnam,SH,S.pN Wakil Sekretari: 1. Bahrul Ulum,S.Ag 2. Sopwan, SH.,MH 3. IR. Gembong R Sumedi

38

4. Drs. Ahmad Fauzi 5. Gunaral Suprihadi,SE,MM 6. IR. Maryani.AK Bendahara: Baihaki Wakil Bendahara: 1. M. Rano Alfath 2. Toto Sudaryanto,SE.,M.Si. 3. Hj. Munjiah 4. Dede Rohana Putra 5. Tomi Hikmah,ST 6. Ali Yusuf Ilhamsyah Sumber: Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

Selain didukung oleh tujuh partai besar, tim kampanye Wahidin dan

Andika juga memiliki relawan-relawan yang banyak, sehingga mekanisme

pelaksanaan kampanye dapat dirasakan dari atas hingga bawah. Perekrutan

tim relawan sendiri tidak ada hal khusus yang harus dimiliki setiap

relawannya. Seperti yang dikatakan oleh Syamsul selaku koordinator relawan

beliau menuturkan:

“Bebas siapa aja, rekrutmennya bebas dari masyarakat yang betul-betul mereka ingin perubahan di Banten.”10

Berikut beberapa nama-nama jaringan relawan Wahidin dan

Andika di antaranya adalah Jalak Banten, kresna, top one, rajawali,

garuda WH, Laskar Kosambi WH, UI bangkit dan lain sebagainya.

D. Gambaran Umum Provinsi Banten

Berdasarkan UU RI Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah

8.651,20 Km2. Provinsi Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa,

Indonesia.Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat,

10 Wawancara Pribadi dengan Syamsul, Tangerang, 30 Agustus 2017.

39

namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.

Provinsi ini memiliki delapan kabupaten/kota, yakni Kabupaten Serang,

Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang ditambah

Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang selatan.11

Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat

Sunda merupakan salah satu jalur yang dapat dilalui kapal besar yang

menghubungkan Australia, Selandia Baru, dengan kawasan Asia Tenggara

misalnya Thailand, Malaysia dan Singapura. Disamping itu Banten

merupakan jalur perlintasan/penghubung dua pulau besar di Indonesia, yaitu

Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka

wilayah Banten terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang

merupakan wilayah penyangga bagi Ibukota Negara. Secara ekonomi wilayah

Banten mempunyai banyak industri.Wilayah Provinsi Banten juga memiliki

beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk

menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan sangat

mungkin menjadi pelabuhan alternatif dari Singapura.12

11 Sekilas Provinsi Banten diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/profil/sekilas- provinsi-banten pada 10 Oktober 2017. 12 Sekilas Provinsi Banten diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/profil/sekilas- provinsi-banten pada 10 Oktober 2017.

40

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Kampanye Politik

1. Presentase Pemilihan Gubernur Banten 2017

Data pemilih yang akan dijabarkan dalam pembahasan ini merupakan

salah satu komponen yang penting dalam suatu pemilihan, karena untuk

mengetahui jumlah suara perwilayah dengan melihat jumlah dari pemilih

serta jumlah suara yang sah dan tidak. Kabupaten atau kota pemilih ada

sekitar delapan wilayah yakni kota Cilegon, kota Serang, kota Tangerang,

kota Tangerang Selatan, Lebak, Pandeglang, Serang, dan Tangerang. Dari

delapan wilayah tersebut, Kandidat WH-Andika hanya memenangkan di 2

wilayah yakni kota Tangerang dan Serang, tapi dalam suatu pemilihan

harus dilihat akumulasi suara untuk mengetahui hasilnya, dan hasil

menyatakan bahwa kandidat nomor urut 1 WH-Andika unggul dari Rano-

Embay yang kalah tipis dari pesaingnya itu. Berikut jabaran rekapitulasi

sub wilayah pada pemilihan Banten 2017 :

Tabel 4. 1: Rekapitulasi Suara Sub Wilayah

No Kabupaten/Kota Pemilih Suara Hasil 1. Kota Cilegon Pemilih : 283.486 Suara sah : No 1 : 180.550 76480 Penggunaan hak pilih : Suara tidak sah: 192.225 11.040 No 2 : Partisipasi : Total suara : 104020 67.8 % 191.587 2. Kota Serang Pemilih : 454.959 Suara sah : No 1 : 275.700 123203

41

Pengguna hak pilih : Suara tidak sah: 292.690 2.935 No 2 Partisipasi : Total suara : :153493 64.3% 292.728

3. Kota Tangerang Pemilih : 1.121.795 Suara sah : No 1 : 754.822 506134 Pengguna hak pilih : Suara tidak sah: 777.364 11.864 No 2 : Partisipasi : 69,3% Total suara : 251066 763.666

4. Kota Tangerang Pemilih : 877. 661 Suara sah No. 1 : Selatan 541.105 259737 Pengguna hak pilih : Suara tidak sah : 562.678 13.517 No 2 : Partisipasi : 64,1% Total suara : 285257 553.742 5. Lebak Pemilih : 940.616 Suara sah : No 1 : 592.261 254182 Pengguna hak pilih : Suara tidak sah : 604.530 12.269 No 2 : Partisipasi : 64,3% Total suara : 338079 604.530 6. Pandeglang Pemilih : 921.396 Suara sah No 1 : 525.402 243571 Pengguna hak pilih : Suara tidak sah : 542.983 17.210 No 2 : Partisipasi : 58,9% Total suara : 281832 542.616 Pemilih : 1.109.083 Suara sah : No 1 : 7. 660.337 365775 Serang Pengguna hak pilih : Suara tidak sah : 685.407 22.325 No 2 : Partisipasi : 61,8% Total suara : 295618 682.560 8. Tangerang Pemilih : 2.023.648 Suara sah : No 1 : 1.185.035 577050 Pengguna hak pilih : Suara tidak sah: 1.213.584 22.801 No 2 : Partisipasi : 60,0% Total suara: 608873 1.206.487 Sumber : KPU Provinsi Banten 2017

42

2. Segmentasi

Segmentasi penting dilakukan mengingat institusi politik diharapkan

dapat selalu hadir dalam berbagai karakteristik pemilih. Setiap karakteristik

masyarakat yang sudah tersegmentasikan butuh pendekatan yang berbeda.

Menggunakan satu pendekatan untuk semua karakteristik masyarakat akan

membuat tidak efektifnya pencapaian tujuan politik yang diinginkan.

Kehadiran di sini lebih diartikan sejauh mana institusi politik bersangkutan

mampu menjawab permasalahan yang dihadapi di masing-masing lapisan

dan karakteristik masyarakat.1

Sebelum melihat tentang segmentasi pemilih, maka perlu dilihat pula

pemetaan wilayahnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui titik-titik

pelaksanaan kampanye yang akan dilaksanakan. Kalau dilihat dari jumlah

wilayahnya, Banten sendiri merupakan provinsi yang memiliki 4 kabupaten

dan 4 kota.Pemetaan wilayah bertujuan untuk menentukan basis wilayah

yang nantinya akan digunakan untuk membuat perencanaan hingga

pelaksanaan kampanye. Apabila dijabarkan dalam tabel menurut wilayah

administratifnya, berikut jumlah wilayah di Banten pada tahun 2016:

Tabel 4.2: Wilayah Administratif Banten 2016

No. Kabupaten Kecamatan Desa Kelurahan 1. Pandeglang 35 326 13 2. Lebak 28 340 528 3. Tangerang 29 246 - 4. Serang 29 326

1 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. h. 37.

43

Kota 1. Tangerang 13 - 104 2. Cilegon 8 - 43 3. Serang 6 - 66 4. Tangerang 7 - 54 Selatan Sumber:BPS Banten (Provinsi Banten dalam Angka 2017)

Di dalam menentukan pemetaan wilayah pemilih, maka perlu

dilakukan riset terlebih dahulu untuk menentukan wilayah-wilayah yang

akan dijadikan tempat dilaksanakannya kampanye serta orang-orang yang

nantinya akan melaksanakan kampanye tersebut. Menurut Jazuli Abdillah

selaku Jubir kampanye Wahidin Halim mengatakan:

“Pak WH hasil survei, lagi-lagi basis kita, itu survei. Minimal prosesnya menggunakan 3 atau minimal 2 lembaga survei plus akademiknya sebagai pemandu kita. Nah, kita sepakat bahwa basis WH di Tangerang Raya, keluarga Andika basisnya ada di Banten Raya, Serang Raya. Nah dari situ kita ada konsentrasi pemetaan, jadi Andika konsentrasi di Lebak, Pandeglang, Serang, Cilegon. Pak WH Tangsel, kabupaten dan kota, nah itu pemetaan kita.”2

Segmentasi pemilih dilakukan untuk semua kalangan, dari atas

hingga ke bawah, semua lapisan masyarakat di Banten, karena dalam

suatu pemilihan itu setiap masyarakat yang memiliki hak pilih di Banten

memiliki hak untuk memilih satu calon yang dikehendaki. Seperti yang

dipaparkan oleh Syamsul selaku Koordinator relawan mengatakan:

“Kalo di tim saya segmetasinya masyarakat bawah, ya memang harus ada segmentasi masyarakat golongan atas, golongan menengah, maupun golongan bawah, semua seluruh segmentasilah

2 Wawancara Pribadi dengan Jazuli Abdillah, Tangerang, 20 Agustus 2017.

44

yang kita ambil, karena mereka hak pilih semua, tidak mengenal segmentasi, karena one man one vote.”3 Salah satu contoh dari penentuan segmentasi dalam kegiatan

kampanye yang dilakukan Wahidin dan Andika bisa dilihat dari kegiatan

kampanye yang di laksanakan dengan melaksanakan kampanye minimal 6

titik perhari mendatangi warga untuk berdialog atau melaksanakan

kegiatan bersama warga sekitar seperti memancing atau sekedar makan

bersama, hal ini bertujuan untuk memberikan kesan merakyat, dan

pelaksanaan kampanye tersebut disegmentasikan untuk golongan

menengah ke bawah. Sedangkan dari golongan atas bisa dilakukan dengan

cara berdiskusi dengan para tokoh masyarakat atau ikut menghadiri

seminar dan diskusi umum sehingga pelaksanaan kampanye tersebut bisa

dilaksanakan secara menyeluruh.

3. Positioning

Positioning dalam marketing merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas untuk menanamkan kesan di benak konsumen agar masyarakat

dapat membedakan produk jasa yang dihasilkan organisasi tersebut.

Positioning dapat pula diartikan sebagai kalkulasi yang berkenaan dengan

kekuatan dan kelemahan kandidat kepada khalayak, karena positioning itu

sendiri merupakan kelebihan seorang kandidat dibanding yang lain.4

Dalam positioning untuk menonjolkan kelebihan seorang kandidat yang

3 Wawancara Pribadi dengan Syamsul, Tangerang, 30 Agustus 2017. 4 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 36.

45

dilihat dari program kerja yang menarik dari pasangan Wahidin dan

Andika :

“Ya kita kan ada program Wahidin Halim ada tiga, empat sebetulnya, tapi yang utama tiga. Yang bikin masyarakat menarik yaitu tentang infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.Nah itu secara gratis dan digelar secara segerakan.”

Dari program kerja inilah yang nantinya akan dibahas pada saat

pelaksanaan kampanye dengan menjaga konsistensi dari pemaparan

program kerja tersebut dengan hal yang menarik. Ketika konsep ini

diadopsi ke dalam dunia politik, maka produk dan image politik harus

memiliki sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan produk-produk

politik lainnya, sehingga masyarakat dengan mudah mengidentifikasi satu

kandidat dengan kandidat lainnya.

4. Branding

Secara umum brand ini dapat juga berarti sama dengan trade mark

atau merek dagang. Sedangkan branding dalam konteks pemasaran politik

lebih diartikan sebagai upaya strategis mengembangkan identitas untuk

menarik perhatian dan minat masyarakat agar lebih mengenal produk

politik. Merek bukan hanya sekedar simbol, idealnya memberi janji

kepada pendukung untuk memberi suatu yang istimewa.5 Salah satu alat

kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy yang menarik yang dapat

di lihat dari pemaparan program kerja yang dilakukan oleh pasangan

5 Gun Gun Heryanto. Komunikasi Politik Suatu Pengantar, h. 36

46

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy salah satunya adalah mengusung

tema “Mawar Banten” dengan membagi-bagikan bunga pada penumpang

sekitar stasiun yang disertai dengan profil dari kandidat dan program

kerja.

Gambar 4. 1: Mawar Banten Sumber :Dokumen resmi tim Wahidin dan Andika

Selain penggunaan atribut dalam bentuk kaos, stiker ataupun

kalender yang dibagi-bagikan dari rumah ke rumah, tim Wahidin Halim

dan Andika Hazrumy juga memanfaatkan lokasi stasiun sebagai sarana

kampanye dengan membagi-bagikan mawar yang disertai dengan profil

dan program kerja kandidat. Selain itu, dari tim Wahidin Halim dan

Andika Hazrumy juga membuat video kartun yang menonjolkan

kelebihan-kelebihan dari Wahidin Halim dan Andika Hazrumy dengan

mempostingnya di youtube.

47

5. Laporan Dana Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pikada Banten 2017

Pada pelaksanaan kampanye tentu menghabiskan dana yang besar

karena dalam pelaksanaan kampanye membutuhkan banyak materi

kampanye yang jumlahnya tidak sedikit, mulai dari alat peraga

kampanye, kegiatan kampanye terbuka hingga kunjungan-kunjungan

yang tentunya memerlukan dana. Terlebih lagi dalam pelaksanaan

kampanye kandidat gubernur yang wilayahnya sangat luas, dan

masyarakatnya yang dijangkau pun sangat banyak. Melihat pada

pelaksanaan kampanye gubernur Banten 2017, jumlah dana yang

dihabiskan oleh kedua kandidat memiliki jumlah yang berbeda cukup

jauh.

Pada kandidat nomor 2 yakni Rano-Embay menghabiskan

danasebesar Rp 3.964.383.471, sedangkan WH-Andika menghabiskan

sebesar Rp 5.045.100.000. Kandidat nomor urut 1 mengeluarkan dana

lebih besar dari pesaingnya, berikut pada tabel di bawah ini laporan

penerimaan dan pengeluaran dana kampanye Pilgub Banten 2017.

Laporan dana di bawah ini merupakan laporan dana yang tercatat di KPU

Banten 2017, belum termasuk dana lain yang tidak tercatat di dalam

laporan dana kampanye.

48

Tabel 4.3: Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy Periode 25 Oktober 2016-12 Februari 2017

Uraian Wahidin Halim danAndika Hazrumy Rp Unit A. Saldo Per 24 Oktober 100.000 2016 Kas di Rekening Khusus 100.000 Kas di Bendahara 0 Barang 0 0 Tagihan 0 0 Utang 0 0

B. Penerimaan 5.045.100.000 0 Pasangan Calon 3.115.000.000 0 Partai Politik atau 0 0 Gabungan Partai Politik (Total Penerimaan) Sumbangan Pihak Lain 1.930.100.000 0 Perseorangan Sumbangan Pihak Lain 0 0 Kelompok Sumbangan Pihak Lain 0 0 Badan Hukum Swasta Lain-lain Komitmen 0 0

C. Pengeluaran 5.045.100.000 1.696.477

1. Pengeluaran Operasi 5.045.100.000 1.696.477 a. Pertemuan terbatas 424.575.000 3.977 b. Pertemuan tatap muka 354.600.000 4.900 c. Pembuatan/produksi 0 0 iklan di media massa cetak dan media massa elektronik d. Pembuatan desain alat 1.501.126.000 6.256 peraga kampanye e. Penyebaran bahan 1.537.000.000 1.680.000 kampanye kepada umum f. Kegiatan lain yang 995.100.000 1.300 tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang-undangan g. Lain-lain 232.699.000 44

2. Pengeluaran modal 0 0 a. Pembelian kendaraan 0 0

49

b. Pembelian Peralatan 0 0 c. Lain-lain 0 0

3. Pengeluaran Lain-lain 0 0 a. Pemberian piutang 0 0 b. pembayaran utang 0 0

D. Saldo Per 12 Februari 25.000 2017 Kas di rekening khusus 25.000 0073631106100 Kas di bendahara 0 Barang 0 0 Tagihan 0 0 Utang 0 0 Sumber: KPU Provinsi Banten 2017

5. Kampanye Tatap muka atau dialog

Pelaksanaan kampanye tatap muka dialog (face to face) yang

dikemas dengan mendatangi masyarakat langsung dengan fokus di

kediaman tokoh yang berpengaruh di lingkungan sekitar wilayah.

Kunjungan yang dilaksanakan oleh calon gubernur dilaksanakan dengan

mendatangi enam titik perhari di satu kecamatan. Durasi pada satu titik

adalah 30 menit dengan target minimal 50 orang di satu titik. Kegiatan

kampanye tatap muka bersifat natural, tapi tetap membutuhkan sosialisasi

dengan warga agar berjalan lancar. Pelaksanaan kampanye tatap muka

dilaksanakan dari minggu pertama November 2016 sampai minggu kedua

Februari 2017. Pada pertemuan tatap muka atau dialog ini dilakukan pada

wilayah yang sudah dilakukan pemetaan wilayah serta kecamatannya.

Usulan titik kunjungan calon ini harus masuk H-7 sebelum pelaksanaan

50

dan sesuai dengan jadwal yang diberikan dalam rapat tim.6 Jazulli Abdilah

dalam wawancaranya menuturkan:

“Ya itu kita lagi-lagi pola hasil survei direkomendasikan dan itu nanti pemetaannya kabupatennya apa. pak WH dateng kemana dan berapa titik sehari. Pak WH kan 6 titik sehari enam, tujuh titik sehari, pak Andika. Jadi konsentrasi pak WH di Tangerang Raya, Jadi setiap hari menyapa masyarakat itu di 6 titik minimal. Acara apa pulang lagi, acara mana pulang lagi, 6 titik.”7 Prioritas kediaman tokoh yang dikunjungi adalah tokoh yang

sangat berpengaruh di level kelurahannya dan cukup disegani di wilayah

kecamatan (diluar sktruktur kampanye atau tim pemenangan), mampu

menghadirkan warga sekitar minimal 50 orang, jika memungkinkan,

berada di basis kompetitor, BinCam bertugas untuk mengkoordinasikan

kegiatan kepada pihak terkat dilevelnya (Polsek, PawasCam, PPK)

begitupun dengan Bindes atau Binkel, Bindes atau Binkel wajib

menempelkan stiker (5x10) dan kalender di 150 rumah sekitar titik lokasi

kunjungan calon. Kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dalam

kunjungan yang direkomendasikan dilakukan paslon adalah makan

dirumah makan favorit warga sekitar, bertemu dan menyapa komunitas

penumpang kereta api dalam perjalanan, jumat-an di masjid jami

kecamatan, menyempatkan makan malam di salah satu rumah keluarga

miskin, sholat berjamaah di masjid sekitar titik kunjungan, mengunjungi

pasar dan lain sebagainya.8

6 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin-Andika. 7 Wawancara Pribadi dengan Jazuli Abdillah, Tangerang 20 Agustus 2017. 8 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin-Andika

51

6. Strategi Media

Pesatnya perkembangan media dan teknologi komunikasi membuat

partai politik memunculkan banyak strategi baru yang erat kaitannya

dengan media, karena melihat sifat media yang langsung menyentuh

khalayak sasaran dalam satu lokasi kampanye. Media yang dipilih

tentunya media dengan skala keperluan kampanye agar efisiensi

kampanye pun bisa diterapkan.9 Strategi media dilaksanakan untuk

meningkatkan popularitas dari kandidat dan meningkatkan citra positif

kandidat kampanye. Strategi media yang akan dibahas kali ini dibagi

menjadi dua yakni below the line (media lini bawah) dan above the line

(media lini atas).

a. Below The Line (Media Lini Bawah)

Gambar 4. 2: spanduk Wahidin dan Andika Sumber: newsmedia.co.id

Pelaksanaan kampanye tentu memerlukan media sebagai

saluran penyampaian pesan-pesan kampanye. Penggunaan media

9 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 38-46.

52

sebagai alat praga kampanye bisa berupa stiker, kaos, kalender

atau spanduk kampanye. Biasanya penggunaan alat peraga

kampanye ini ditujukan untuk meningkatkan popularitas dari

kandidat. Hal yang dapat terlihat dari alat praga kampanye ini

biasanya berisi profil calon, visi, misi, program atau foto dari

kandidat tersebut. Penyebaran alat peraga kampanye sebagai media

untuk meningkatkan popularitas suatu kandidat bisa dilakukan

pada saat pertemuan tatap muka, pada saat menghadiri kampanye

terbuka atau terpasang di pinggir jalan.

Beberapa alat peraga kampanye yang digunakan oleh Wahidin

dan Andika adalah :

Tabel 4. 4: Alat Peraga Kampanye

1. Baliho yang dibuat oleh KPU Provinsi 5 buah X 8 Kabupaten Kota= 40 buah 2. Umbul-umbul dibuat oleh KPU Provinsi 20 buah X 155 kecamatan = 3.100 buah/lembar 3. Spanduk 2 buah X 1.551 Desa atau Keluarahan = 3.102 buah/lembar Sumber: KPU Provinsi Banten, Informasi Peraga Kampanye Paslon.

Selain menggunakan alat peraga kampanye sebagai media untuk

memaparkan visi, misi dan program dari kandidat gubernur, ada juga

media cetak, elektronik dan media online yang juga dapat

meningkatkan popularitas dari paslon. Penggunaan media sendiri

dilakukan dengan menampilkan berita-berita terkait paslon atau pun

dengan menampilkan foto dari paslon dengan tujuannya agar

53

masyarakat lebih mengenal kandidat Gubernur Banten ini lebih

banyak lagi. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa media massa dan

media online memang lebih mudah diakses dan menyebar keseluruh

lapisan masyarakat, terlebih lagi media online yang saat ini

menampilkan segala kemudahannya, berita dalam negeri hingga luar

negeri pun dengan mudahnya diakses hanya berbekal internet dan

dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun.

b. Above The Line (Media Lini Atas)

a. Media Cetak

Tone Berita Wahidin-Andika di Media Cetak Periode 13-17 Desember 2016

7 6 5 4 3 2 1 Wahidin Halim 0 Andika Hazrumy

Gambar 4.3: Media berita cetak tanggal 13-17 Desember 2016 sebanyak 30 berita terkait Wahidin Halim-Andika Hazrumy dari 8 media cetak Sumber: Dokumen Resmi Tim Kampanye WH-Andika

Frekuensi pemberitaan pasangan Cagub dan Cawagub Banten

di media cetak pada periode monitoring 13-17 Desember 2016

pada pemberitaan di Radar Banten memberitakan terkait WH dan

54

Andika sebanyak 2 kali, berita tersebut didominasi oleh

pemberitaan positif terkait kegiatan cagub dan cawagub. Pada

pemberitaan di Banten Pos terdapat berita positif dan negatif,

berita negatifnya terkait dengan tim Advokasi dari WH-Andika

mengatakan bahwa pernyataan Hasanuddin selaku ketua tim

pemenangan Rano-Embay hanyalah asumsi semata. Kabar Banten

banyak memberitakan berita positif dari kedua paslon, namun ada

pula berita negatif terkait Ibu Airin yang tidak memenuhi

undangan Banwaslu dan berita terkait dengan tim Advokasi WH-

Andika. Di media cetak Baraya banyak mengekspos pemberitaan

positif Andika, sedangkan pemberitaan di Tangerang Ekspres juga

memberitakan 3 kali pemberitaan positif Andika Hazrumy. Satelit

News lebih banyak mengangkat pemberitaan Rano-Embay dengan

kosongnya pemberitaan terkait WH-Andika dan pada koran

Indopost terlihat kurang berkontribusi di Pilgub Banten periode

ini.10

10 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin-Andika.

55

b. Media Online

12 10 8 6 4 2 Wahidin Halim 0 Andika Hazrumy Pilar JPNN Tribun Verbum Titik Nol Titik Liputan 6 Liputan Bantenku Detik.com Top Media Top Banten Hits Banten Pena Media Pena News Media News Hastag News Hastag Inilah Banten Inilah Radar Banten Radar Progress News Progress Banten Hari Ini Hari Banten Liputan Banten Liputan Tanggerang Net Tanggerang The Independen The Banten Headline Banten

Gambar 4.4:Pemberitaan Media online 10-16 Desember 2016 Sumber: Dokumen Resmi Tim Kampanye WH-Andika

Pemberitaan Wahidin-Andika pada bulan Desember 2016 ini di

dominasi oleh pemberitaan di media online sebesar 114 berita di

tanggal 10-16 Desember 2016. Pemberitaan di media online pada

periode tersebut ada 90 berita yang positif, dengan 54 berita positif

dari Andika Hazrumy dan 36 berita positif Wahidin Halim. Untuk

pemberitaan negatif di media online berjumlah 23 berita, yakni 9

berita negatif Wahidin Halim dan 14 berita negatif Andika Hazrumy

serta ada 1 poin berita netral untuk Andika Hazrumy. Progres news

merupakan media yang paling intens memberitakan Cagub dan

Cawagub Banten dengan berita yang diperoleh Wahidin Halim sebesar

11 poin dan Andika Hazrumy sebesar 10 poin. Pemberitaan negatif

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy adalah terkait kampanye ibu

56

Airin dan ketidakhadirannya ibu Airin atas pemanggilannya oleh

Banwaslu, sedangkan isu yang mendominasi Wahidin Halim dan

11 Andika Hazrumy adalah tentang kegiatan, dukungan, dan kampanye.

c. Media Sosial

Penggunaan media dalam kegiatan kampanye juga dapat dilihat

pada penggunaan media sosial. Media sosial saat ini memang

berkembang sangat pesat dan bukan hanya digunakan oleh remaja

saja, tapi dari semua kalangan dan usia kini sudah tahu bahkan

menggunakan jejaring sosial tersebut sehari-hari. Penggunaan media

sosial pun kini fleksibel, selain untuk media pertemanan, media sosial

kini seakan bertransformasi menjadi lahan bisnis online serta

kampanye melalui tagar hastag yang luas sekali cakupannya, dan yang

paling digemarinya lagi media sosial seperti facebook,twitter,

instagram, path dan lain sebagainya itu dapat diakses gratis sehingga

tentu saja media sosial tidak luput digunakan untuk pelaksanaan

kampanye. Dadin selaku Tim Kampanye Bidang IT dan Multimedia

menuturkan:

“Kalo media kan otomatis kalo di cetak disebar sekaligus semua, setelah kita cetak ya kita kirim ke dinas-dinas kan. Ke dinas, ke masyarakat itu kalo untuk koran, nah kalo untuk youtube ya kan atau social media kita kan punya fan page yang cukup puluhan ribu dan kita udah punya data kalo yang dari pihak saya tuh punya data, data relawan namanya, itu se Banten, kita tinggal broadcast, kita informasiin semua, karena kita punya data-data.

11 Dokumen ResmiTim Kampanye Wahidin-Andika.

57

Nah itu salah satu media kita juga dengan media sosial lewat WA apa sebagainya”.12

Di media sosial facebook ada akun Wahidin Halim Andika

Hazrumy yang telah diikuti oleh ribuan orang dengan tagline

“Ayo Bersatu Bangun Banten #WHAndika” selain itu fanpage

Wahidin Halim telah disukai oleh Sembilan ribuan lebih orang

dan di instagram-pun memiliki beberapa akun fanpage yang

masih aktif dari Wahidin-Andika seperti@sahabat_wh,

@satukanbanten, @sahabatandika_mediasupporting dan lain

sebagainya. Pada media sosial banyak memposting terkait

pelaksanaan kampanye dan kegiatan paslon.

Gambar 4.5: Instagram pendukung Andika Hazrumy Sumber :Instagram SMAS Banten

12 Wawancara Pribadi dengan Dadin, Tangerang 20 Agustus 2017.

58

Salah satu akun yang ikut memberikan informasi terkait kampanye

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy adalah akun fanbase Andika

Hazrumy @sahabatandika_mediasupporting yang diikuti oleh lebih

dari seribu orang.Akun tersebut terakhir kali memposting pada bulan

Juni 2017. Akun @sahabatandika pada saat pelaksanaan kampanye

banyak memposting foto-foto dukungan untuk WH-Andika dengan

menuliskan caption “Ayo Bersatu Bangun Banten, Cobos No. 1.”

7. Kekuatan Kampanye Politik Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017

a. Modal Awal yang Tinggi

Di dalam pelaksanaan suatu kampanye pasti membutuhkan banyak

dana, terlebih pelaksanaan kampanye tersebut dilaksanakan dalam tingkat

yang tinggi dan sasaran yang jumlahnya banyak. Untuk pelaksanaan

kampanye tatap muka contohnya, pada saat melakukan kampanye tersebut

tentu saja membutuhkan uang yang besar terlebih bukan hanya satu wilayah

saja yang menjadi target kampanye, sehari saja acara yang dihadiri sangat

banyak, mengingat waktu kampanye yang singkat. Kampanye ini bukan

hanya membutuhkan uang transport saja, tapi dari segi konsumsinya,

pembagian kaos kampanye misalnya dan hal tak terduga lain yang mungkin

butuh dana yang lebih besar.

Untuk mencapai keberhasilan dalam kampanye diperlukan anggaran

yang besar dalam pelaksanaannya. Anggaran ini nantinya diperlukan saat

59

membangun organisasi tim, memasang iklan, mengundang public figure,

menggaji konsultan, hingga uang transport dan alat-alat operasional lainnya

untuk keperluan kampanye. Secara garis besar, hal ini dapat menjadi

indikasi bahwa keberhasilan kampanye salah satu hal yang penting adalah

karena kertersediaan dana. Semakin tinggi jabatan yang dikompetisikan,

maka semakin tinggi pula anggaran yang akan digelontorkan. Secara praktis

dan realistis, persoalan dana ini bicara soal siapa menyumbang berapa, apa

yang disumbangkan, dan nantinya akan mendapat apa.13 Oleh karena itulah

modal awal yang besar dapat menjadi keuntungan tersendiri dalam

pelaksanaan kampanye agar kebutuhan kampanye dapat terpenuhi dengan

mudah. Pada poin ini akan dibahas terkait jumlah harta kekayaan cagub dan

cawagub Banten 2017.

Tabel 4. 5:Jumlah harta kekayaan pasangan nomor urut 1 (Wahidin Halim dan Andika Hazrumy)

1. Dr. H. Wahidin Halim, M.Si 17.942.004.193

2. H. Andika Hazrumy, S.sos., M.AP 20.744.339.190

Sumber: KPU Provinsi Banten 2017

Tabel 4.6 Jumlah harta kekayaan pasangan Nomor Urut 2 (Rano Karno dan Embay Mulya Syarief) :

1. H. Rano Karno,S.IP 15.794.639.511

2. H. Embay Mulya Syarief 2.097.176.000

Sumber: KPU Provinsi Banten 2017

13 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2013, h. 159

60

Dilihat dari jumlah harta kekayaannya, cawagub nomor urut 1 yakni

Andika Hazrumy menjadi nomor satu di antara kandidat lain dengan harta

kekayaan mencapai 20.744.339.190, selanjutnya diikuti oleh pasangannya

dalam pemilihan kali ini yakni Wahidin Halim dengan total harta

17.942.004.193. Barulah cagub nomor urut 2 yaitu Rano karno menempati

urutan ketiga dengan total harta 15.794.639.511, dan diikuti oleh Embay

Mulya Syarief dengan total harta mencapai 2.097.176.000.Karena modal

kampanye menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan kampanye, maka

tidak heran jika hal ini perlu dimiliki oleh paslon kampanye.

b. Kekuatan Jaringan

Apabila bicara soal Banten, tentu saja tidak lepas dari isu dinasti

politiknya yang sudah santer terdengar. Dinasti Atut di Banten ini tak

terlepas dari pengaruh ayahnya Tubagus Chasan Sochib, keluarga Atut

dikenal sebagai keluarga jawara yang disegani wilayah Banten dan

didukung oleh modal kapitalnya yang kuat. Selama menjalankan

pemerintahan di Banten pada di tahun 2002 menjadi wakil gubernur, lalu

di tahun 2006 ia menggantikan posisi menjadi gubernur Banten karena

kasus korupsi yang menjerat Djoko Munandar. Di tahun 2006 Ratu Atut

kembali mancalonkan diri berdampingan dengan Mohammad Masduki

dan menang dalam pencalonan tersebut. Pada tahun 2011 Ratu Atut

kembali mencalonkan diri dengan Rano Karno dan menang. Hingga pada

61

tahun 2013 ia terjerat kasus dan tugasnya resmi dinonaktifkan oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada saat wawancara dengan Jazuli Abdillah selaku Jubir

menuturkan bahwa ada beberapa poin yang pada akhirnya memasangkan

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017:

“Satu, hasil survei mengonfirmasi bahwa pak Andika cukup populer, pak Andika cukup punya jaringan, pak Andika cukup mempunyai kekuatan. Kedua, partai politik sebagai kendaraan pak WH pun berkompromi mereka di sana. pak WH, saya dukung bapak tapi wakilnya ini, jadi partai pun berkompromi. Nah sedangkan kita kan butuh partai juga. Ternyata Golkar pada saat itu pun melakukan proses demokrasi internalnya survei, kemudian pemilihan lewat mekanisme penjaringannya itu, nah itu ternyata merekomendasikan Andika wakil. Andika wakil, dengan pak WH dan Demokrat, akhirnya partai lain ikut.”14

Kekuatan jaringan yang dimiliki oleh Andika Hazrumy memang

sangat besar, karena sejarah keluarganya yang juga memiliki peran yang

berpengaruh di Banten baik itu dipemerintakan maupun di bidang

perusahaan, artinya, dengan pemasangan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy, maka kekuatan jaringan dan akses yang luas pun sudah didapat.

B. Model Kampanye

1. Model Kampanye Ostegard

Peneliti menggunakan model kampanye Ostegard dalam

menganalisis hasil temuan, Model kampanye Ostegard sendiri merupakan

model kampanye yang dibawa oleh seorang praktisi dari Jerman bernama

14 Wawancara Pribadi dengan Jazuli Abdillah, Tangerang, 20 Agustus 2017.

62

Leon Ostegard yang disepanjang hidupnya telah terlibat di banyak

kampanye perubahan sosial. Model kampanye Ostegard sendiri

menekankan bahwa dalam merancang suatu kampanye itu harus didukung

oleh temuan-temuan ilmiah sebelum melaksanakan kampanye, karena

apabila rancangan kampanye tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah,

maka tidak layak untuk dilaksanakan. Itulah mengapa model kampanye

Ostegard ini sangat pekat sentuhan ilmiahnya dengan kata kunci

kuantifikasi, cause and effect analysis, data dan theoretical evidence.

Model kampanye yang digagas oleh Ostegard ini merupakan

pengalamannya selama di lapangan.15

Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut model ini adalah

sumber kampanye pertama kali harus mengidentifikasi masalah-masalah

faktual yang ada. Dari identifikasi masalah tersebut yang nantinya perlu

dicari sebab-akibat dengan fakta yang ada dan kemudian melakukan

analisis. Setelah langkah pertama selesai, maka masuklah pada tahap

kedua,yaitu pengelolaan kampanye. Pengelolaan kampanye terdiri dari

perencaan kampanye, pelaksanaan, hingga evaluasi kampanye. Di tahap

inilah yang nantinya perlu riset untuk mengidentifikasi karakteristik

khalayak kampanye agar dapat merumuskan pesan-pesan kampanye, aktor

kampanye, saluran kampanye, hingga teknis pelaksaan kampanye yang

sesuai. Di tahap pengelolaan ini yang nantinya akan diarakan seluruh isi

15 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, h. 14-15.

63

program sebagai bekal dalam memengaruhi aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Model kampanye ini kemudian ditutup dengan evaluasi dan

penanggulangan masalah yang sudah diidentifikasi pada saat pra

kampanye.16

Problem

Campaign

Knowledge Skills Attitudes

Behavior

Reduced Problems

Gambar 4. 6: Model Kampanye Ostegard Sumber: Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi

2. Model Kampanye Wahidin-Andika pada Pilgub Banten 2017

Pada model kampanye Ostegard, proses pra kampanye dengan

melakukan riset sangat ditekankan, karena Ostegard sendiri mengatakan

bahwa suatu rancangan kampanye apabila tidak didukung oleh temuan-

temuan ilmiah maka tidak layak untuk dilaksanakan. Pada proses pra

kampanye, perlu diadakan riset terlebih dahulu untuk mengidentifikasi

16 Antar Venus. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, h. 15-18.

64

masalah-masalah faktual yang ada. Setelah penentuan segment dan

pemetaan wilayah, maka perlu ada pesan yang disampaikan pada saat

kampanye, pesan yang disampaikan ini bisa berupa program kerja serta

visi dan misi dari kandidat. Namun, sebelumnya perlu dilakukan riset

terkait permasalahan umum yang ada di Banten.

a. Permasalahan Umum di Banten (Problem) dan Pemecahan Masalah

(Reduced Problems)

Tabel 4. 7: Permasalahan Umum di Banten Permasalahan Umum di Banten Tata Kelola Pertanian Daya Saing Pemerintahan Infrastruktur Jalan Maritim Korupsi Pendidikan Sampah dan Birokrasi Lingkungan Kesehatan Pemukiman Banjir Pengangguran Transportasi Pariwisata Kemiskinan Kependudukan Tata Ruang dan Pertahanan Ketimpangan Keagamaan, Ekonomi Kreatif Sumber: KPU Banten-Visi Misi dan Program Calon

Setelah mengetahui berbagai masalah faktual yang ada di

Banten, selanjutnya perlu adanya analisa masalah-masalah tersebut,

dan dari sekian banyaknya permasalahan umum di Banten di atas, tim

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy merangkumnya menjadi 4 isu

strategis Banten yang dapat dilihat dibawah ini :

1. Buruknya tata kelola pemerintahan di Provinsi Banten yang

berdampak terhadap buruknya kualitas pelayanan publik dan

menghambat program reformasi birokrasi;

65

2. Buruknya kualitas infrastruktur seperti jalan, bangunan, jembatan

yang berdampak pada terhambatnya aktivitas warga dan

mempersempit akses ekonomi masyarakat;

3. Buruknya kualitas sarana dan prasarana pendidikan yang

berdampak pada terhambatnya proses pelayanan pendidikan dan

rendahnya sumber daya manunia (SDM) yang dimiliki;

4. Buruknya kualitas sarana dan prasarana kesehatan yang berdampak

terhambatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

b. Penanggulangan masalah di Banten

Model kampanye Ostegard dilihat dari reduced problems

(penyelesaian masalah) yang sebelumnya sudah diidentifikasi pada

saat pra kampanye. Maka apabila sudah dijabarkan terkait

permasalahan umum yang ada di banten dan kemudian diringkas

menjadi 4 isu strategis oleh tim Wahidin dan Andika, penanggulangan

masalah itu sendiri dapat dilihat dari uraian program kerja dari

Wahidin dan Andika yang di dalamnya sudah dijelaskan tahapan-

tahapan apa saja yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

tersebut. Berikut adalah penjabarannya yang telah dikemas ke dalam

bentuk tabel.

66

Tabel 4. 8: Penanggulangan Masalah di Banten

No. Penanggulangan permasalah di banten (Reduced Problems) dalam program kerja WH-Andika :

1. Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) dengan cara Penerapan E-Goverment (E-Planning, E-monev, E- Bugdeting, dll), Reformasi Birokrasi, Penerapan Manajemen Kinerja (Peningkatan Predikat LAKIP dari CC ke BB), Reformasi Tata Kelola Keuangan (Peningkatan predikat dari Desclaimer/WDP ke WTP), Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Publik, Perbaikan Angka Indeks Persepsi Korupsi, Perbaikan Sistem Manajemen Aset Daerah, Perbaikan Hubungan Kerja Daerah Provinsi dengan Kabupaten/ Kota. 2. Membangun dan Meningkatkan Kualitas Infrastruktur dengan cara Pembangunan 273.000 Meter Ruas Jalan Provinsi yang Rusak dari Total 852.000 Meter Jalan Provinsi, Pembangunan Jalan Kolektor Baru untuk Membuka Jalur Isolasi dan Membuka Interkoneksi Antar Wilayah, Pembangunan dan Perbaikan Jembatan pada Seluruh Jalan Provinsi, Pembangunan Jembatan Penyeberangan untuk Mempermudah Akses Penduduk terhadap Pelayanan Publik dan Kegiatan Ekonomi, Normalisasi 32 Sungai dari Seluruh Sungai yang Ada di Banten, Normalisasi 41 Situ untuk Pengembalian Fungsi Situ, Pembangunan Terminal Tipe B dan Pengembangan Sistem Transportasi Massal Skala Provinsi, Pembangunan Infrastruktur yang Menunjang Sistem Transportasi Laut dan Aktivitas Ekonomi Sektor Maritim, Revitalisasi Kawasan Banten Lama dan Kawasan Wisata Lainnya dalam Rangka Pengembangan Sektor Pariwisata dan Pelestarian Cagar Budaya serta Kearifan Lokal, Penataan Kawasan Kumuh Kampung Nelayan, Perdesaan/Perkotaan, Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Skala Provinsi untuk Mepertahankan Daya

67

Dukung Lingkungan dan Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan, Evaluasi Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Tata Ruang Wilayah Provinsi, Pembangunan dan Revitalisasi Infrastruktur Pertanian

(Bendungan, Irigasi, dll). 3. Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Berkualitas dengan melaksanakan pembangunan 2.016 Ruang Kelas Baru/168 Unit Sekolah untuk jenjang SMA dan SMK, Pembangunan 1.563 Ruang Kelas Baru atau 130 Unit Sekolah untuk Jenjang SMP, Peningkatan Kompetensi Guru yang belum S1 melalui Pendidikan Strata 1 bagi 343 Guru SMA, 820 Guru SMK, 2900 Guru SMP; 7832 Guru SD, Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pendidikan Strata 2 bagi 500 Guru SD, SMP, SMA, SMK, Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk 1.000 PAUD dan TK, Peningkatan Kesejahteraan Guru melalui Pemberian Insentif bagi 110.996 Guru dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, Pembangunan 1.000 Perpustakaan dan Tempat Uji Kompetensi (TUK), Setara Biaya 1000, Peningkatan Prestasi Siswa Berbakat bagi 1.000 siswa SD, SMP, SMA dan Sekolah Berkebutuhan Khusus, Peningkatan Fungsi Sekolah dalam Menanamkan Nilai-nilai Agama serta Membentuk Karakter yang Berakhlaqul Karimah. 4. Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Berkualitas dengan mengembangan Rumah Sakit Umum Provinsi Menjadi Rumah Sakit Rujukan Regional, Pembangunan rumah sakit daerah untuk memenuhi rasio ideal jumlah tempat tidur dibandingkan penduduk, Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan melalui Pembiayaan Kesehatan bagi Warga Banten, Pembangunan Integrasi Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar dengan Sistem Pelayanan Rujukan Daerah, Penyediaan Dokter pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Khususnya untuk wilayah Terpencil dengan Pemberian Insentif bagi 440 Dokter Umum/Gigi dan Petugas Kesehatan Masyarakat, Peningkatan Kapasitas

68

Regulasi di bidang Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Penyediaan Air Bersih kepada Masyarakat melalui Pembangunan 8 Sumber Air Baku di 8 Kabupaten/Kota.

5. Meningkatkan Kualitas Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi dengan menciptakan Iklim Investasi melalui Perbaikan Perizinan,Infrastruktur, Regulasi Tenaga Kerja, Fasilitasi Sumber Energi dan Menciptakan Keamanan dan Ketertiban untuk Meningkatkan Daya Saing Daerah, Pengendalian Inflasi Daerah, Pemberdayaan Ekonomi bagi Masyarakat Miskin Khususnya Petani dan Nelayan, Pengembangan Kawasan Ekonomi yang Berbasis Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, Peningkatan Tata Kelola APBD untuk Meningkatkan Kapasitas Fiskal Daerah dalam rangka Mendukung Pembangunan Daerah serta Fungsi APBD dalam Hal Distribusi dan Alokasi, Peningkatan Kemampuan Angkatan Kerja untuk Memasuki Dunia Kerja melalui Peningkatan Fungsi Balai Latihan Kerja dan Fungsi Pendidikan Formal lainya. Sumber: Program Kerja Wahidin dan Andika, KPU Provinsi Banten 2017.

Penanggulangan masalah yang telah dijabarkan dalam bentuk

program kerja inilah yang menjadi bahan kampanye kepada

masyarakat. Tawaran akan penyelesaian masalah yang dijanjikan oleh

kandidat menjadi sebuah kelebihan tersendiri dari masing-masing

calon. Selanjutnya bagaimana masyarakatlah yang menentukan

kandidat mana yang memiliki keunggulan dan dirasa mampu untuk

memenuhi janji-janjinya.

69

c. Pengetahuan (knowledge)

Setelah proses pra kampanye, maka akanmasuk pada tahap

pelaksanaan kampanye. Pada tahap pengelolaan pesan ini, nantinya

akan dibahas isi program kampanye yang memengaruhi aspek

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pada gambar model kampanye

Ostegard terlihat bahwa tanda panah pengetahuan (knowledge) dan

keterampilan (skills) mengarah pada sikap (behavior). Pada poin

pengetahuan (knowledge) dimulai dengan pengenalan kandidat

Gubernur Banten 2017, penjabaran visi, misi dan program kerja.

Penjabaran tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada

masyarakat tentang kandidat Gubernur Banten 2017.

d. Keterampilan (skill)

Pada gambar model kampanye Ostegard, pengetahuan dan

keterampilan sejajar pada poin pelaksanaan kampanye. Keterampilan

yang dimaksud agar masyarakat yakin bahwa kandidat tersebut

memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di

Banten. Skill tersebut dapat dilihat dari komitmen-komitmen yang

disampaikan pada saat pelaksanaan kampanye, Effy Zalfiana Rusfian

selaku pakar komunikasi politik mengatakan :

“Saya melihat bahwa tadi kan aspek awareness, ada aspek sikap, aspek attitude, aspek prilaku dari kandidat itulah yang saya lihat menunjukan prilaku dengan ada komitmen, komitmen saya adalah sekolah gratis, kemiskinan hilang ya gitu, saya

70

berkomitmen. waktu masih belum pemilihan, dia kira kira bicaranya sekitar 15 Januari.”17

Komitmen-komiten yang disampaikan Wahidin Halim dan

Andika Hazrumy seperti yang dipaparkan oleh Effy Zalfiana Rusfian

dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2017 pada saat pelaksanaan

kampanye terbuka. Pemaparan komitmen tersebut terus dilakukan

pada saat kampanye agar masyarakat yakin untuk memilih kandidat

selaku aktor kampanye. Hal yang sama juga dipaparkan oleh Syamsul

menuturkan bahwa ada beberapa komitmen yang ditawarkan pada saat

pelaksanaan kampanye yang dilaksanakan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy, yaitu:

“Anti korupsi, membasmi korupsi paling utama, reformasi birokrasi, ya itu mah sebenarnya berkaitan dengan program. Pendidikan digratiskan sampe tingkat SMA dalam rangka itu pembebasan biaya pendidikan. Kedua kesehatan, kesehatan digratiskan memback up program mereka masyarakat yang tidak ikut BPJS diprogramkan oleh multiguna namanya. Mereka yang tidak mempunyai BPJS, tapi dalam jangka panjang, persiapan dan ada anggarannya dalam program ini.”18 Setelah komitmen tersebut telah disampaikan kandidat kepada

masyarakat, maka komitmen-komitmen yang disampaikanakan

memberikan kesan tersendiri pada masing-masing khalayak.

Komitmen-komitmen yang disampaikan oleh Wahidin Halim dan

Andika Hazrumy di panggung politik berkaitan dengan program kerja

17 Wawancara Pribadi dengan Effy Zalfiana Rusfian, Jakarta, 25 Agustus 2017 18 Wawancara Pribadi dengan Syamsul , Tangerang, 30 Agustus 2017.

71

mereka yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Seperti komitmen Wahidin Halim pada saat melakukan pertemuan di

salah satu tempat di daerah Serang yang mempunyai masalah terkait

sampah dan ia berkomitmen untuk melakukaan penataan sampah di

Banten.

Tabel 4. 9 Komitmen WH-Andika

Komitmen-komitmen Wahidin Halim dan Andika pada Pelaksanaan Kampanye

1. Anti Korupsi

2. Reformasi Birokrasi

3. Pendidikan digratiskan hingga tingkat SMA

4. Kesehatan digratiskan dengan membackup BPJS

5. Perbaikan infrastruktur

Komitmen yang disampaikan, kemampuan yang dimiliki,

kelebihan-kelebihan yang diperlihatkan, agar memberikan kesan yang

baik dimasyarakat tentu saja sudah diperhitungkan, sebelum akhirnya

kandidat ini muncul dan memberikan pesan-pesan politiknya. Pesan

politik yang muncul di panggung depan seolah menjadi panggung

drama bagi sang aktor politik.

72

e. Sikap

Sikap dalam model kampanye Ostegard maksudnya adalah

ketika sikap secara langsung ataupun tidak langsung itu juga

dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan meskipun hal tersebut

tidak selalu demikian. Apabila pengetahuan baru tersebut tidak sesuai

dengan sikap yang telah mantap, maka perubahan belum tentu muncul.

Demikian pula sama halnya dengan keterampilan, penguasaan atau

keterampilan seseorang akan memberikan dampak perubahan pada

sikap yang bersangkutan.19

Sikap yang diambil oleh voters dapat dilihat pada saat

pelaksanaan kampanye dengan ikut mendukung kandidat yang

diinginkan dan pada saat pencoblosan pada akhirnya memilih kandidat

yang menurut pemilih sudah memenuhi keinginannya. Menurut pakar

komunikasi politik Effy Zalfiana Rusfian, menuturkan bahwa ada

beberapa sifat voters yang menentukan keberhasilan suatu kampanye :

“Ada orang yang sifatnya masih ragu-ragu, ada orang (voters) yang belum punya pendirian, kalo yang ini, yang udah ajeg ini jangan diganggu-ganggu, yang paling bisa diganggu adalah orang yang belum punya pilihan, ya misalnya pemula, atau yang ragu-ragu, biasanya dia switch voters. Ketika kita mau memindahkan si ajeg ini yang mau memilih si A, kita sudah prediksi dia milih si A bukan kita, dia untuk memilih kita dia lewati tahap ragu-ragu dulu baru dia pilih kita, jadi mengalami dua tahap, yang bisa adalah yang ragu-ragu, yang

19 Gun Gun Heryanto. Komunikasi Politik Suatu Pengantar, h. 52.

73

masih switch voters atau yang belum punya pilihan, seperti pemula.”20 Sikap yang diambil oleh voters dapat dilihat dari hasil perhitungan

suara yang sudah dilaksanakan pada saat pencoblosan. Terpilihnya

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy sebagai pemenang pemilu

Banten 2017, maka sudah bisa dilihat bahwa masyarakat ternyata

masih percaya pada Wahidin Halim meskipun pada pemilihan

sebelumnya beliau kalah dan Andika Hazrumy sebagai wakil gubernur

mereka meskipun pada saat kampanye isu korupsi masih berhembus.

f. Evaluasi

Pada tahap evaluasi, untuk mengetahui sukses tidaknya suatu

kampanye yang diselenggarakan, maka perlu dilaksanakan evaluasi.

Evaluasi tersebut dapat berupa formatifnya, efek, proses, atau dampak.

Dari segi formatifnya dengan mengukur kekuatan atau kelemahan

bahan serta strategi kampanye sebelum dan sesudah kampanye

berlangsung. Sedangkan dari prosesnya dengan mengukur efek dan

hasil langsung kampanye dan meneliti pelaksanaan kampanye dilihat

dari sejauh mana keberhasilan kegiatan yang dilangsungkan. Dilihat

dari segi efek dengan mengukur efek dan perubahan yang timbul dari

kampanye, menilai hasil pada populasi sasaran atau juga mengukur

perubahan kebijakan. Sedangkan dari dampaknya dengan mengukur

perubahan pada tingkat komunitas atau hasil jangka panjang yang

20 Wawancara Pribadi dengan Effy Zalfiana Rusfian, Jakarta, 25 Agustus 2017

74

tercapai pada perilaku individu dan pada ketahanan perilaku tersebut,

serta berusaha menentukan dampak dari kampanye yang

21 dilangsungkan.

Tabel 4. 10 Evaluasi WH-Andika

Jenis Evaluasi Evaluasi Wahidin Halim dan Andika Hazrumy Formatif Target massa yang tidak sesuai, dan kurangnya logistik. Proses Melaksanakan kampanye dengan mendatangi 6 hingga 7 titik perhari, memposting terkait kegiatan kampanye di media sosial, dan menghadiri acara-acara terkait pelaksanaan Pilgub Banten 2017 Efek Efek dari pelaksanaan kampanye dapat dilihat dari masyarakat yang lebih mengenal kandidat, masyarakat ikut dalam dialog bersama kandidat, dan masyarakat yang ikut dalam kampanye terbuka. Dampak Setelah pelaksanaan kampanye berakhir, dampak yang dapat terlihat adalah pada saat pelaksanaan pencoblosan dan perilaku yang timbul akan dilihat dari hasil voting.

21 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru.Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 59.

75

Pelaksanaan evaluasi bisa dilaksanan rutin ataupun pada saat-

saat tertentu saja. Keberhasilan dalam suatu kampanye sangat

dipengaruhi oleh kredibilitas pelaku kampanye. Bukan hanya

kandidatnya saja, namun juga seluruh tim yang bekerja dalam

kampanye yang dilangsungkan. Melakukan perencanaan yang matang

memang penting, tapi belum tentu apa yang ada di lapangan juga

seperti yang direncanakan, maka perlu adanya tahap pengevaluasian

untuk melihat kembali kendala yang sudah terjadi. Pelaksanaan

evaluasi bisa dengan kelompok kecil, namun bisa juga pelaksanaan

evaluasi secara besar dengan melibatkan kandidat.

C. Peran Strategi Kampanye dan Model Kampanye dalam Pelaksanaan

Kampanye Wahidin Halim-Andika Hazrumi

Strategi kampanye sendiri dapat diartikan sebagai suatu langkah-

langkah dalam pelaksanaan kampanye, sedangkan model kampanye

merupakan suatu gambaran kampanye. Pelaksanaan kampanye yang

dilaksanakan oleh Wahidin Halim dan Andika Hazrumy menggunakan riset

terlebih dahulu sebelum melaksanakan kampanye, hal ini dapat dilihat dari

program kampanye yang dilaksanakan itu sesuai dengan kondisi dari Provinsi

Banten. Seperti komitmen anti korupsi, sekolah gratis ataupun peningkatan

infrastruktur.

Strategi kampanye sendiri pertama kali melihat segmentasi pemilih,

hal ini dilaksanakan dengan cara melakukan riset dulu sebelum menentukan

76

segmentasinya, ada kalangan bawah, menengah dan atas. Lalu ada positioning

dengan memperlihatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki kandidat dan

menunjukkan keunikan baik itu dari program kampanye, pelaksanaan

kampanye, ataupun bisa juga dari kandidat itu sendiri. Hal ini dilakukan agar

masyarakat dapat membedakan antara kandidat yang satu dan yang lainnya.

Branding dengan mengembangkan identitas produk kampanye agar

masyarakat lebih mengenal produk politik. Selain itu dapat juga dimasukkan

kelebihan dari kandidat kampanye, strategi media, dan strategi kampanye face

to face dengan melakukan dialog bersama masyarakat.

Apabila tadi sudah dijelaskan terkait strategi kampanye, maka kali ini

akan membahas terkait dengan model kampanye. Di dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan model kampanye Ostegard untuk menganalisis hasil

temuan. Model kampanye Ostegard ini menekankan proses pra kampanye dan

riset sebelum pelaksanaan kampanye tersebut dimulai. Kampanye Wahidin

dan Andika seperti yang dijabarkan pada strategi kampanye, melakukan riset

terlebih dahulu sebelum pelaksanaan kampanye dimulai.Model kampanye

Ostegard pertama kali harus melihat problems, Wahidin dan Andika membagi

permasalahan dibanten menjadi 4 isu strategis. Selanjutnya masuklah pada

tahap pelaksanaan kampanye dengan memberikan pengetahuan terkait produk

kampanye kepada masyarakat, hal ini disebut dengan knowledge. Setelah

masyarakat mengenal produk kampanye, maka masuklah pada tahap

menunjukan skill dari kandidat, pemaparan komitmen-komitmen yang

disampaikan pada saat pelaksanaan kampanye, maka masyarakat semakin

77

mengenal produk kampanye. Setelah itu, sikap masyarakat dapat dilihat pada

saat hari pencoblosan, karena knowledge, skill, attitude dan behavior berjalan

lurus dan saling berkaitan, meskipun knowledge dan skill ini tidak selalu

mempengaruhi sikap.

Setelah mengetahui antara strategi kampanye dan model kampanye

Ostegard, dilihat dari komponenya maka dapat dikatakan bahwa keduanya

sama-sama membutuhkan riset sebelum pelaksanaan kampanye, untuk itulah

keduanya memiliki peran yang sama pentingnya dalam pelaksanaan

kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Hal ini juga dikarenakan

model kampanye dan strategi kampanye merupakan bagian dari konsep

kampanye itu sendiri, sehingga tidak bisa dikatakan salah satunya lebih

berperan penting dibanding yang lainnya.

D. Dramaturgi Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

Pendekatan Dramaturgi Goffman memberikan pandangan bahwa

ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola pesan yang

ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya. Untuk itu, setiap orang

melakukan pertunjukan bagi orang lain. Kaum dramaturgis memandang

manusia sebagai aktor-aktor di atas panggung selayaknya metamorphosis

yang sedang memainkan peran-peran mereka. Teori ini melihat bahwa

konstruksi realitas lahir melalui manajemen pengaruh yang ditimbulkan dari

78

interaksi sosial. Seakan sebuah drama, aktor yang terlibat dalam panggung

interaksi tersebut memerankan tindakan yang telah tertata sebelumnya.22

Teori Dramaturgi Goffman sendiri berasumsi bahwa ketika orang-

orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan

diterima orang lain. Ia menyebut upaya itu sebagai “Pengeloaan Pesan”

(impression management), yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk

memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan

tertentu. Teori Dramaturgi memandang suatu panggung teater itu terbagi

menjadi dua yaitu panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back

stage). Pada panggung belakang (back stage) di sini nanti akan dimunculkan

keseharian dari aktor politik tersebut sebelum pertunjukan dimulai.23

Di dalam teori Dramaturgi, ada beberapa aspek yang dibahas pertama

kali adalah aktornya. Dalam hal ini kita bisa lihat bahwa aktornya adalah

Wahidin-Andika yang memainkan peran dalam pelaksanaan kampanye. Lalu

ada sutradara, yang tidak muncul di depan panggung kampanye. Sutradara

inilah yang mengatur setting di panggung, membuat maping dan lain

sebagainya. Setelah layar terbuka, maka disinilah nantinya akan dimasukkan

pesan-pesan yang akan disampaikan berupa program kerja, visi dan misi. Saat

layar terbuka, maka mulailah aktor tersebut memainkan perannya, dengan

menjabarkan pesan-pesan kampanyenya dan memulai strategi kampanye

mereka yang sebelumnya telah disusun dibelakang panggung dengan temuan-

22 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial (Malang: Aditya Media, 2010), h. 172 23 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial, h. 174

79

temuan, riset, survei dan sebagainya yang sudah diperhitungkan oleh

sutradara. Untuk memupuk kesan yang baik di masyarakat pemilih, maka

mulailah menciptakan figur yang positif kepada masyarakat sehingga pada

akhirnya masyarakat yakin untuk memilih kandidat tersebut.

Pada saat layar pertunjukan sudah dibuka dan sang aktor sudah

memainkan perannya di atas panggung, maka inilah yang disebut dengan

panggung depan. Di sini akan dimunculkan karakter yang diinginkan oleh

masyarakat, seperti penegasan komitmen anti korupsi dari pihak Wahidin-

Andika dengan memainkan peran julukan dari Wahidin yang Mr. Clean

dengan penghargaan yang diterimanya selama tujuh tahun berturut-turut ini

digunakan untuk menegaskan kembali kepada masyarakat bahwa mereka akan

benar-benar memberantas korupsi di Banten. Sosok yang kerap disapa WH ini

juga dikenal sebagai sosok yang berpengalaman di dunia politik. Lalu dengan

menonjolkan sosok Andika yang anti korupsi dengan menekankan kata-kata

tersebut setiap pelaksanaan kampanye, karena seperti yang telah diketahui

sebelumnya salah satu anggota keluarganya tersangkut kasus korupsi maka

Andika hadir dengan menekankan komitmen tersebut agar masyarakat yang

sebelumnya ragu menjadi yakin untuk memilih Andika. Selain menekankan

anti korupsi, Andika juga diceritakan sebagai sosok pemuda yang memiliki

keinginan untuk mau belajar.

Pada panggung depan ini sang aktor harus mampu memupuk kesan

yang ingin diciptakan sang aktor sama seperti apa yang penonton terima dan

korupsi ini nyatanya memang menjadi salah satu masalah terbesar di Banten.

80

Meski pada kenyataannya keluarga dari Andika sendiri ternyata tersangkut

kasus korupsi dulu pada saat masih menjabat sebagai Gubernur Banten, serta

dengan adanya isu dinasti politik yang tidak lepas dari pencalonan WH-

Andika. Maka perlu pemunculan karakter baru dari Andika dengan

menekankan Andika yangmuda dan energik dengan pencitraan-pencitraan

yang dilakukan selama masa kampanye. Aspek lain dalam dramaturgi pada

panggung depan ini memberikan kesan pada masyarakat agar seakan tidak ada

jarak antara kandidat dengan masyarakat biasa. Hal ini dapat dilihat dari

pelaksaan kampanye dengan cara blusukan ke tempat-tempat yang masih

tertinggal, ataupun dengan cara makan di warung bersama warga sekitar,

untuk memberikan kesan seolah-olah tidak ada jarak antara kandidat dengan

warga.

Sedangkan pada panggung belakang, karena wilayah belakang ibarat

panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat

pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri, atau berlatih untuk

memainkan perannya di panggung depan. Apabila di panggung depan lebih

struktural, maka pada panggung belakang ini memungkinkan aktor yang

bermain di panggung depan untuk melakukan kesehariannya yang tidak

ditunjukkan di panggung belakang. Di panggung belakang inilah akan

diperlihatkan sosok asli dari Wahidin Halim dan Andika Hazrumy, apabila di

panggung depan pakaian yang digunakan oleh Wahidin dan Andika

cenderung formal, lengkap dengan peci yang digunakan. Maka di panggung

81

belakang biasanya menjadi tempat bersantai dengan pakaian yang lebih

nyaman dan tidak terikat dengan setting yang ada di panggung depan.

Panggung depan biasanya berbatasan dengan panggung belakang,

kecuali dalam keadaan darurat. Sulit untuk dilakukan apabila aktor

membiarkan khalayak ikut masuk di panggung belakang.24 Apabila pada saat

kampanye (panggung depan) kandidat mau untuk melakukan swafoto atau

foto bersama dengan warga dan ikut dalam kegiatan warga dengan ramah dan

tanpa menolak ajakan berswafoto, maka apabila pelaksanaan kampanye telah

selesai maka hal tersebut tentu sangat sulit untuk dilakukan. Baik panggung

depan dan panggung belakang sebenarnya tidak merujuk pada suatu tempat,

tetapi tentang pertunjukan yang ingin ditampilkan aktor politik sebagai

panggung depannya dan hal yang berlalu atau keseharian dibelakang dari

pertunjukan tersebutlah yang menjadi panggung belakang.

Hal ini selaras dengan yang dikatakan oleh Pakar Komunikasi Politik

Effy Zalfiana Rusfian:

“Di panggung depan kan tadi kita ngomong, kita bicara setting. Setting apa yang mau ditonjolkan sama dia, termasuk pesan. Kalo kita di dalam dramaturgi kita lihat impression managementnya itu sebenarnya kita harus lihat juga siapa yang istilah sutradaranya, orang itu tidak muncul di depan. Mungkin sutradaranya itu Atut kita gak tahu, bapaknya atau konsultannya. Sutradara itulah yang mengatur setting pembicaraan di panggung, maksudnya panggung kampanye.”25

24 Deddy Mulyana. Metodologi Kualitatif Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial, h. 116. 25 Wawancara Pribadi dengan Effy Zalfiana Rusfian, Jakarta, 25 Agustus 2017.

82

Pada panggung belakang, Effy Zalfiana Rusfian mengatakan bahwa

panggung belakang kampanye, ada sutradara yang mengatur setting

pembicaraan di panggung kampanye untuk menonjolkan pesan-pesan yang

ingin ditunjukan di depan khalayak untuk memupuk kesan positif di panggung

kampanye. Panggung depan ini seperti sebuah panggung pencitraan dari aktor

politik agar masyarakat yang tadinya masih belum tahu tentang kandidat

tersebut karena adanya blusukan, kampanye terbuka, pemberitaan di media

dan hal-hal lain yang memang dirasa hal tersebut dapat memberi respon yang

positif, maka akan terus ditonjolkan di panggung kampanye.

E. Interpretasi

Setelah pelaksanaan kampanye yang sudah berakhir dan pasangan

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy resmi dilantik menjadi Gubernur dan

Wakil Gubernur Banten, maka keberhasilan tersebut tidak lepas dari faktor

pendukung pada saat pelaksanaan kampanye. Pasangan WH-Andika diusung

oleh 7 partai besar dan puluhan relawan yang tersebar di wilayah Banten. Di

saat banyak yang meragukan sosok Andika sebagai wakil, banyaknya isu

korupsi yang tersebar, hingga isu dinasti politik yang turut mewanai

pelaksanaan kampanye, isu-isu tersebut ternyata pada akhirnya tidak

memepan dan tidak efektif membuat masyarakat tidak memilih Wahidin

Halim dan Andika Hazrumy sebagai pemimpin masyarakat.

Kemenangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy tidak lepas dari

pengaruh penggunaan ilmu pengetahuan dengan menggunakan data dari

83

lembaga survei yang diadakan sebelum pelaksanaan kampanye.Penggunaan

data dari lembaga survei sendiri mempunyai tujuan untuk mengetahui

wilayah-wilayah yang menjadi target kampanye, sasaran kampanye ataupun

untuk mengatahui permasalahan-permasalahan umum yang ada di Banten.

Dari hasil riset inilah yang nantinya akan dijadikan acuan untuk pemetaan

wilayah kampanye, penanggulangan masalah yang tertuang di dalam

program-program kampanye serta strategi kampanye yang tepat untuk

keberhasilan kampanye tersebut.

Salah satu yang mungkin menjadi strategi dari tim WH-Andika dilihat

dari rekapitulasi penanganan pelanggaran pemilihan Gubernur dan wakil

Gubernur Banten 2017 oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum tercatat pada

kriteria pelapor tim paslon satu melakukan laporan terkait dugaan pelanggaran

lebih banyak dibanding paslon dua. Kalau dilihat, dengan mengajukan

laporan-laporan tersebut hingga akhirnya pihak terlapor datang memenuhi

panggilan, maka hal ini tentu saja menguntungkan pihak lawan karena

otomatis dari pihak terlapor ini terbagi fokusnya antara laporan yang banyak

tersebut dengan kampanye yang sedang dilaksanakan.

Kekuatan jaringan yang dimiliki Wahidin Halim dan Andika Hazrumy

juga bisa terlihat dari banyaknya kelompok-kelompok yang pada akhirnya

mendukung kandidat tersebut untuk memenangkan Pilgub 2017. Terbukti

bahwa isu korupsi yang marak mewarnai pelaksanaan kampanye ini nyatanya

tidak mempan, dan masyarakat Banten masih percaya pada kepemimpinan

Andika Hazrumy yang pada saat itu juga disebut sebagai dinasti politik

84

Atut.Karena dengan hadirnya Andika Hazrumy menjadi wakil, maka

kesempatan Wahidin Halim memenangkan Pilgub Banten 2017 menjadi lebih

lebar, karena mengingat bahwa Wahidin Halim di tahun 2011 pernah

mencalonkan diri namun nyatanya gagal dalam pemilihan. Dilihat dari

pemetaan wilayahnya Wahidin Halim memiliki basis di Tangerang Raya yang

menyatakan bahwa beliau cukup populer di sana, selanjutnya Andika yang

memiliki basis di Lebak, Pandeglang, Cilegon, Serang.

Pemetaan wilayah ini sebelumnya sudah melalui risetyang

menyatakan bahwa kandidat tersebut populer pada wilayah itu. Banten

sendiri, dulunya merupakah bagian dari Provinsi Jawa Barat, hingga pada

tahun 2000 menjadi wilayah pemekaran, jadi sekitar 17 tahun Banten pada

akhirnya menjadi provinsi, untuk itulah masih banyak yang harus dibenahi di

provinsi ini, dengan komitmen pendidikan gratis, mengatasi kemiskinan,

memperbaiki infrastruktur dan lain sebagainya, sebenarnya sudah sesuai

dengan kondisi Banten saat ini, yang masih tinggi angka kemiskinannya.

Kemenangan yang diperoleh pasangan Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy tidak lepas dari hasil kerja keras tim pemenangan Wahidin Halim

dan Andika Hazrumy dalam menyusun strategi yang matang sehingga hal

tersebut berhasil membawa Wahidin Halim dan Andika Hazrumy menang

dalam pemilihan gubernur Banten 2017. Program kerja yang memang sudah

tepat dengan menekankan aspek pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan

pengadaan lapangan kerja yang memang menjadi dasar permasalahan di

Banten. Komitmen-komitmen yang disampaikan selama masa kampanye yang

85

cukup efektif memberikan keyakinan masyarakat untuk memilih mereka

menjadi pemimpin di Banten pada tahun-tahun mendatang.

Selain karena kerja keras tim yang matang, modal yang dimiliki oleh

pasangan Wahidin dan Andika juga sangat menunjang dalam faktor

kemenangan mereka. Kekuatan yang dimiliki oleh pasangan Wahidin dan

Andika selanjutnya adalah modal ekonomi yang dimiliki pasangan Wahidin

dan Andika tentu tidak dapat diragukan lagi, modal pengalaman yang dimiliki

Wahidin Halim juga terbilang bagus, mengingat statusnya yang dulu menjabat

sebagai anggota DPR-RI dan sebelumnya pernah mencalonkan diri sebagai

calon gubernur Banten periode 2008-2013, namun harus kalah dari pasangan

Ratu Atut dan Rano Karno. Hal inilah yang menarik karena kekalahan

Wahidin Halim dalam pemilihan sebelumnya dari Ratu Atut dan kini Wahidin

mampu untuk mengalahkan Rano Karno dan menjadi gubernur Banten

dengan dipasangkan dengan Andika Hazrumy yang seperti diketahui adalah

anak dari Ratu Atut, ini membuktikan bahwa kekuatan jaringan yang dimiliki

oleh keluarga Atut ini ternyata masih besar di Banten.

Setelah masa kampanye berakhir maka tinggal dilihat apakah janji-

janji yang disampaikan pada saat pelaksanaan kampanye akan ditepati. Tentu

saja ini seolah menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Wahidin Halim dan

Andika Hazrumy dengan setumpuk program kerja yang mereka sampaikan

pada saat pelaksanaan kampanye. Sosok pemimpin yang amanah tentu saja

menjadi harapan bagi setiap rakyat, diharapkan kepada pemimpin baru di

Banten ini mampu menjadi pemimpin yang amanah dan mampu memenuhi

86

semua janji-janji politiknya. Memilih pemimpin yang amanah juga

terkandung pada surah an-Nisa’/4: 58:

ۡ َ َ َ َ َّ َّ َ َ ُ ُ ُ ۡ ُ َ ُّ ْ ۡ َ َ َ ۡ َ َ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ َّ َ ۡ ُ ُ ْ ۡ َ ۡ ۞إِن ٱَّلل يأمركم أن تؤدوا ٱۡلمَٰنَٰ ِت إِ َٰٓل أهلِها ِإَوذا حكمتم بۡي ٱنلاسِ أن َتكموا بِٱلعد ِلِۚ َّ َّ َ َّ َ ُ ُ َّ َّ َ َ َ َ ََۢ َ ٗ إِن ٱَّلل نِعِما يعِظكم بِ ۗٓ هِۦ إِن ٱَّلل َكن س ِميعا ب ِصريا “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik- baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Seseorang yang mendapat amanah kepemimpinan (kekuasaan) politik

maka menjadi keharusan konstitusional dan sekaligus kewajiban agama untuk

menunaikan amanah yang menjadi tanggung jawabnya. Di antara amanah

yang berasal dari Allah Swt., yang harus ditunaikan adalah menegakkan

hukum-hukum agama.26 Pelaksanaan yang telah usai menjadi babak baru bagi

Wahidin dan Andika untuk membangun Banten lebih baik sesuai dengan

komitmen-komitmen yang telah dibuat pada saat pelaksanaan kampanye dan

dapat menunaikan amanah yang menjadi tanggung jawabnya.

26 Tafsir Al-Qur’an Tematik Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik. Kementrian Agama RI, 2012, h. 38.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dilihat dari penerapan strategi kampanye pasangan Wahidin Halim

dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017 dapat diambil kesimpulan

yang merupakan hasil temuan dan analisis data terkait dengan penelitian.

Kesimpulan dari analisis peneliti adalah sebagai berikut:

1. Strategi kampanye WH-Andika, dapat di bagi menjadi beberapa poin:

Pertama, segmentasi yang sebelumnya telah dilaksanakan riset

dengan WH di Tangerang Raya, keluarga Andika basisnya ada di Banten

Raya, Serang Raya dan Andika konsentrasi di Lebak, Pandeglang, Serang,

Cilegon.

Kedua, positioning untuk memberikan kesan yang menarik

dengan membuat tiga program utama yaitu tentang infrastruktur,

kesehatan dan pendidikan.

Ketiga,branding di sini dapat dilihat bahwa dari pihak Wahidin

dan Andika ingin memberikan kesan yang berbeda di masyarakat, seperti

tokoh Wahidin yang ingin ditonjolkan sebagai figur yang bersih dan

87

88

berpengalaman, sedangkan disisi lain Andika sendiri yang dilihat dari

sosoknya yang masih muda dan energik.

Keempat, strategi media untuk melihat isu poltik dan berita yang

terkait dengan kandidat nomor 1 karena media menjadi penghubung yang

lebih luas dan masyarakat mendapat pengetahuan dari berita-berita yang

ditampilkan tersebut.

Kelima, melakukan face to face dengan masyarakat dan

mendatangi setidaknya paling sedikit adalah 6 titik perhari lalu

melaksanakan dialog dengan masyarakat.

2. Model kampanye Ostegard yang dibawa oleh praktisi Jerman ini

menekankan pada proses pra kampanye. Bahkan Ostegard sendiri

mengatakan bahwa rancangan kampanye yang tidak didukung oleh

temuan-temuan penelitian maka tidak layak untuk dilaksanakan. Di dalam

pelaksaan kampanye Wahidin dan Andika-pun melakukan proses pra

kampanye dengan riset. Dari hasil penelitian inilah yang nantinya akan

dibuat maping, mengetahui isu-isu yang sedang berkembang hingga

perumusan visi, misi dan program kerja. Di dalam model kampanye

Ostegard ada beberapa komponen di dalamnya:

Pertama, problems (permasalahan) di Banten sendiri terdapat

sekitar 21 permasalahan umum yang kemudian dirangkum oleh tim

kampanye Wahidin dan Andika menjadi 4 isu strategis yaitu: Buruknya

tata kelola pemerintahan di Provinsi Banten, Buruknya kualitas

89

infrastruktur, Buruknya kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan

Buruknya kualitas sarana dan prasarana kesehatan.

Kedua, reduced Problems yang dijabarkan dalam program kerja

Wahidin Andika yaitu: menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik,

membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur, meningkatkan

kesejahteraan dan pemerataan pendidikan berkualitas, meningkatkan akses

dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas, meningkatkan kualitas

pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Ketiga, knowledge (pengetahuan) pemberian pengetahuan tentang

calon kandidat kepada masyarakat melalui dialog, pembagian brosur atau

melalui media massa.

Keempat, skill di dalam gambar Ostegard knowledge,skilldan

sikap berada berbaris karena keterampilan yang dimaksud adalah agar

masyarakat yakin setelah mengetahui tentang kandidat tersebut. Cara

untuk meyakinkan masyarakat dengan cara menanamkan komitmen-

komitmen agar masyarakat yakin dalam menentukan kandidat pilihannya.

Kelima, sikap dalam model kampanye Ostegard, sikap yang

diambil masyarakat bisa saja dipengaruhi oleh pengetahuan dan

keterampilan ataupun tidak.Sikap tersebut dapat dilihat dari dukungan

yang diperoleh atau pada saat hasil pencoblosan.

90

3. Strategi kampanye dan model kampanye keduanya mempunyai peran

penting dalam pelaksanaan kampanye Wahidin Halim dan Andika

Hazrumy 2017. Hal ini karena model kampanye Ostegard menekankan

proses pra kampanye yang menganalisis dulu permasalahan di Banten,

penting untuk dilakukan agar pelaksanaan kampanye dapat sesuai dengan

kondisi di Banten, sedangkan strategi kampanye adalah untuk

menganalisis mulai dari segmentasi hingga kampanye di media, dan

menjadi penting agar langkah-langkah dalam pelaksanaan kampanye

lebih terstruktur. Model kampanye dan strategi kampanye ini berjalan

selaras karena keduanya sama-sama bagian dari konsep kampanye itu

sendiri.

B. Saran

1. Wahidin dan Andika harus berkomitmen untuk melaksanakan program

kerja yang telah dibuat dan dikemukakan pada saat pelaksanaan

kampanye.

2. Diharapkan kepada para pembaca melihat strategi bukan hanya dari

kemenangan Wahidin-Andika, melainkan kedua pasangan tersebut

sehingga tahu akan kelemahan kedua paslon pada saat pelaksanaan

kampanye.

3. Kepada masyarakat untuk lebih menggali pengetahuan terkait calon

pemimpin daerah mereka agar masyarakat dapat memilih pemimpin yang

sesuai.

91

DAFTAR PUSTAKA

Arrianie, Lely. Komunikasi Politik Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik Widya Padjadjaran, 2010.

Ardianto, Elvinaro. Bambang Q-Anees. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.

Arifin, A. Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Cangara, H. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. 2014. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Gunawan, I. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Heryanto, G dan Shulhan Rumaru.Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.

------dan Irwa Zarkasi. Publik Relations Politik.Bogor: Ghalia Indonesia, 2012.

Herdiansyah, H. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Hikmat, Mahi. Komunikasi Politik Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Nurhadi, ZF. Teori-teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.

Noor, j. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.

Pawito.Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS, 2008.

Sevilla, Consuelo. dkk. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press, 1993.

92

Tabroni, Roni. Komunikasi Politik pada Era Multimedia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012.

Tafsir Al-Qur’an Tematik Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik. Kementrian Agama RI, 2012, h. 38.

Venus, A. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2009.

Widodo, Suko. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Malang: Aditya Media, 2010.

Internet: BPS Banten (Provinsi Banten dalam Angka 2017) diakses dari https://banten.bps.go.id/pada tanggal 14 September 2017 pukul 10:28 KPU Provinsi Banten diakses dari http://www.kpu-bantenprov.go.id/ pada tanggal 13 Oktober 2017. KPU Provinsi Banten diakses darihttp://www.kpu-bantenprov.go.id/ pada tanggal 13 September 2017. LSP(LembagaSurveiPolitik) Meprediksi Pemenang Pilkada Banten 2017 diakses darihttps://www.lspindonesia.com/rilis-survei-memprediksi-pemenang- pilkada-banten-2017/ pada tanggal 06 Oktober 2017 pukul 05:22.

Profil Andika Hazrumy diakses dari http://relawanandika.blogspot.co.id/p/profil-andika-hazrumy.html pada tanggal 01 April 2018 pukul 02:05.

Profil Tokoh Wahidin Halim diakses dari https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin-halim pada tanggal 21 Oktober 2017 pukul 12:38.

Rasyid Ridho, Tujuh Parpol Usung WH-Andika di Pilgub Banten diakses dari https://daerah.sindonews.com./ pada tanggal 22 September 2017.

Rekapitulasi Penanganan Pelanggaran Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017 diakses dari Badan Pengawas Pemlih Umum Provinsi Banten pada tanggal 10 Oktober 2017 pukul 05:14

Sekilas Provinsi Banten diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/profil/sekilas- provinsi-banten pada 10 Oktober 2017.

93

Tim Kampanye Paslon WH-Andika diakses dari https://pilkada2017.kpu.go.id/download/calon/2882/2882_Daftar-Nama-Tim- Kampanye_1_.pdf/ pada tanggal 10 Oktober 2017 pada pukul 01:15. Tim Kampanye Paslon WH-Andika diakses dari https://pilkada2017.kpu.go.id/download/calon/2882/2882_Daftar-Nama-Tim- Kampanye_1_.pdf/ pada tanggal 10 Oktober 2017 pada pukul 01:15.

Visi Misi dan program WH-Andika diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/VISI-MISI- DAN-PROGRAM-WH-ANDIKA.pdf pada tanggal 22 Mei 2017. Dokumen: Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin-Andika.

Wawancara:

Wawancara Pribadi dengan Jazuli Abdillah, Tangerang 20 Agustus 2017.

Wawancara Pribadi dengan Dadin, Tangerang 20 Agustus 2017.

Wawancara Pribadi dengan Effy Zalfiana Rusfian, Jakarta, 25 Agustus 2017.

Wawancara Pribadi dengan Syamsul, Tangerang, 30 Agustus 2017.

Wawancara Pribadi dengan Sokhibi, Tangerang 30 September 2017.

LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA

Narasumber : H. Jazuli Abdillah Pewawancara : Nurratika Puri Posisi : Ketua Tim Kampanye dari Wahidin Halim dan Jubir Kandidat Tanggal : 20 Agustus 2017 Waktu : 11:16 Tempat : GOR Bulu Tangkis Tangerang

Tanya: Bagaimana pemetaan kampanye Wahidin dan Andika ? Jawab : Pak WH hasil survei, lagi-lagi basis kita, itu survei ya. Minimal prosesnya menggunakan 3, atau minimal 2 lembaga survei plus akademiknya sebagai pemandu kita. Nah, kita sepakat bahwa basis WH di Tangerang Raya, keluarga Andika basisnya ada di Banten Raya, Serang Raya. Nah dari situ kita ada konsentrasi pemetaan, jadi Andika konsentrasi di Lebak, Pandeglang, Serang, Cilegon. Pak WH Tangsel, kabupaten dan kota, nah itu pemetaan kita. Kenapa?Karena pak WH cukup populer di wilayah Tangerang Raya dan pak WH cukup dikenal sehingga dia melakukan penguatan-penguatan. Pak WH pernah di camat Ciputat, pernah di camat Tiga raksa, pernah menjadi aktor kepala dinas kabupaten di Tangsel, walikota kan. Akhirnya disitu kita buat pemetaan, konsentrasi kerja.Kedua, pak WH itu unggul di kalangan ibu-ibu pengajian, ibu-ibu misalnya kalangan ibu-ibu ya. Memang tidak menjadi populer dikalangan kelompok aktivis yang anti korupsi, tapi ketika menyampaikan visi misi dan lain sebagainya kemudian kelompok akademisi juga mengundang seperti pak Murodi, profesor Murodi, jadi mereka tuh, jadi yang berhadapan dengan mereka tuh pak WH bukan Andika. Jadi pak WH tuh dengan konsep dan segala macem konsepnya itu kita percaya, kita bawa aja konsepnya. Tangerang kota kan. Jadi membuat dokomen dan segala macamnya kita bawa, kan udah terbuka disitu, nah pemetaan itu sehingga

masyarakat perkotaan yang di Tangerang Raya itu pak WH itu unggul cuma di kota Tangerang, di kota Tangerang pak WH hampir 80%, kan di tempat lain juga kalah, di Tangsel kalah, kemudian di Cilegon kalah, di Serang kota

Serang kalah, di kabupaten Serang menang, hanya dua kan kabupaten Serang dan pak WH di Tangerang. Tapi akumulatif suara itu pak WH unggul, gitu. Di kumulatif itu unggul, kalo di akumulatif jadi itu yang mereka gugat, seakan- akan mereka menang, mereka di 8 kabupaten mereka menang di 6, ya gak bisa kan suara gak begitu selisihnya kan tipis sekali, dilihat saja nanti hasilnya. Nah itu udah selesai itu setelah pelantikan udah selesai. Karena konstitusi yang menentukan.

Tanya: Saluran-saluran apa saja yang digunakan dalam strategi kampanye Wahidin- Andika? Jawab: Oh iya gini, kalo bicara strategi, bicara strategi yang tepat lagi-lagi ya lagi- lagi survei panduannya, kedua menggunakan strategi udara dan darat itu kan biasa. Udara itu yang disebut media sosial, kemudian koran, instagram, facebook, medsos kita punya budget, kita ada strategi sendiri, kita punya budget, kita punya media online segala macem strategi kita perang disitu, kita mensosialisasikan program ada, jadi ada. Kedua, kalo strategi lapangan, dari itu kita lewat jaringan-jaringan itu yang door to door campaign, dari pintu ke pintu, sosialisasi, kerja bakti nah ada itu, menyapa masyarakat.Jadi 2 strategi, satunya udara dan satu di darat. Jadi berbagai, kita mengunakan berbagai teknologi, karena teknologi ini kan semakin maju, media sosial sudah maju, jadi kita kan sebetulnya dari situ. Ya memang twitter itu awalnya ada, sekarang dioperasikan sama temen-temen di twitter, nanti ada yang di instagram. Kita kan nanti sampai ke bawah sampai ke penjuru. Jadi kita lebih ke pintu ke pintu aja, jadi kalo media sosial itu ada tim medsos. Itu yang visual.

Tanya: Perencaan kampanye Wahidin-Andika itu seperti apa? Jawab: Ya itu kita lagi-lagi pola hasil survei direkomendasikan dan itu nanti pemetaannya kabupatennya apa. Pak WH dateng kemana dan berapa titik

sehari. Pak WH kan 6 titik sehari, enam, tujuh titik sehari, pak Andika. Jadi konsentrasi pak WH di Tangerang Raya. Jadi setiap hari menyapa masyarakat itu di 6 titik minimal. Acara apa pulang lagi, acara mana pulang lagi, 6 titik. Ya dalam itu nanti ada efeknya, setelah kita kunjungi apa sih efeknya, alat apa yang kita bawa, nah kan kalo di kota Tangerang tidak perlu gambar karena masyarakatnya sudah kenal semua. Karena hakikat mensosialisasikan gambar, foto itu kan untuk mengenalkan nah bagi mereka yang sudah kenal, buat apa lagi gambar, ya kan. Boros namanya. Nah kita dengan cara lain, menyapa. Jadi itukan perencanaan, menentukan beberapa titik, lalu melihat acara- acaranya apa, keagamaan kah, sosial kah, pemudaan kah. Tanya: Bagaimana latar belakang pemasangan kandidat hingga akhirnya dipilihlah Wahidin dengan Andika ? Jawab: Kita objetif aja ya, ya Airin di Tangsel itu kan wilayah perkotaan, berbatasan dengan Jakarta dan dekat dengan kampus-kampus, kemudian juga banyak aktivisnya, gak berdaya mereka, gak berdaya melawan Airin yang jelas-jelas, ada fakta dipilkada mereka kalah mereka punya jargon, dia ga pernah unggul, abis itu kita melihat kelemahan disitu, mereka itu kelompok-kelompok yang mengklaim lembaga survei lah, yang masih mengklaim penelitilah, pengamatlah, kemudian yang merasa kelompok civil societylah. Itu kelihatan dalam wilayah Pesing di ruang pilkada yang bersinggungan dengan masyarakat mereka gak cukup mampu meyakinkan masyarakat untuk tidak memilih Airin, untuk memilih yang lain gak bisa. Nah mereka masuk lagi ke pak WH. Diawal-awal pak WH dibilang begitu, pak bapak, kita kan objektif, lah kamu apa. Ya kan saya yang mau jadi gubernur, saya belum kepikiran itu wakilnya siapa karena kalau sudah berpolitik dipilkada kan nanti berkoalisi dengan partai politik sebagai kendaraan politik. Kedua melihat hasil survei kan. Ketiga, melihat nanti kebutuhan logistik, kebutuhan jaringan dan

sebagainya kan, nah itu harus objektif disitu, bukan hanya sekedar pak saya dukung bapak tapi bapak jangan sama dinasti Atut ya. Tapi ketika ditanya, ketika ditanya kalo enggak dengan dinasti Atut, saya dengan siapa? Gak bisa

jawab mereka, lah kan kita harus menang dong, ini kan punya visi perubahan besar ini pak Wahidin untuk bisa membawa Banten lebih baik melalui pilkada. Gak ada jalan lain kecuali pilkada dan di pilkada harus berkoalisi dan dipilkada harus dengan wakil gak bisa sendiri-sendiri dan dipilkada harus menang. Nah mereka dalam wacana diskusi itu gak berdaya mereka. Ya yang menjadikan dipilihnya Andika itu variabelnya begini.Satu, hasil survei mengonfirmasi bahwa pak Andika cukup populer, pak Andika cukup punya jaringan, pak Andika cukup mempunyai kekuatan. Kedua, partai politik sebagai kendaraan pak WH pun berkompromi mereka di sana. pak WH, saya dukung bapak tapi wakilnya ini, jadi partai pun berkompromi. Nah sedangkan kita kan butuh partai juga. Ternyata Golkar pada saat itu pun melakukan proses demokrasi internalnya survei, kemudian pemilihan lewat mekanisme penjaringannya itu, nah itu ternyata merekomendasikan Andika wakil. Andika wakil, dengan pak WH dan Demokrat, akhirnya partai lain ikut. Nah kan itu berarti tidak hanya sekedar, kalo pak WH kan begini, satu melihat sosok Andika adalah sosok pemuda yang tidak terikat oleh warisan-warisan masa lalu, kasus-kasus ibunya kan. Karena kan tidak ada istilahnya pak WH itukan tidak ada istilahnya dosa yang ditanggung anaknya, apalagi bicara hukum, kalau ada fakta hukum yang meproses Andika silahkan, tapi kan tidak ada fakta hukum yang mengkonfirmasi bahwa Andika terlibat. Nah kalo pak WH menilai nih anak mau belajar, lalu aksesnya luas karena dulukan dia anggota DPD RI lima tahun, DPR RI juga kan lagi. Kedua, Golkar merekomendasikan dia, nah kalo Golkar merekomendasikan dia kemudian berkoalisi dengan pak WH, Golkar itu kan. Satu pak Zaki aja bupati Tangerang itu Golkar. Bu Airin Golkar Walikota, Bu Tatu Golkar dia bupati, iya kan, pak Iman Aryadi dia Golkar Walikota Cilegon. Artinya kalau koalisi Golkar dengan Demokrat saat itu artinya lebih dari separuh Provinsi Banten yang kepala daerahnya itu

kanmempunyai kewajiban memenangkan calon Golkar. Nah dari situ kan politik, Jadi ada perspektif partai politik yang menggunakan paradigma politik jadi kita menginginkan kekuatan kita berkoalisi besar ya untuk memenangkan

Banten. Kedua, dari perspektif idealisme pak Wahidin ingin perubahan, lalu ini ada sosok Andika yang notabene keluarga dinasti kan itu perpaduannya. Kalo dari sisi itu kan jelas mengambil Andika, karena kan Golkar, partai politik dia PKB ikut, PAN ikut, iya PKS juga ikut, nah itu kan kalo PKS kan nothing to lose, pak WH dia gak minta wakil, gak minta apa akhirnya kan dia melakukan ini, koalisi begitu. Nah kemudian dia bergabung lalu bagaimana sosok ini pak, gerakan gerakan yang anti dinasti, anti korupsi.Satu, Andika direkomendasikan Golkar dan Andika jadi wakil siap. Dua, tidak ada kelompok yang macem macem yang misalnya mengikat. Ketiga, pak WH punya pondasi yang kuat, punya pengalaman yang lama dibidang birokrasi, gak ada tuh ceritanya dia ditipu-tipu atau dia urusan birokrasi dia akan ditekan-tekan, nanti akan korupsi, gak ada itu ceritanya. Itu orang-orang yang kelompok yang memang apriori terhadap itu, itu mengabaikan aspek itu. Di satu sisi dia tahu pak WH berkualitas, dia pernah bergabung dengan pak WH, dia pernah tau kepemimpinan pak WH anti korupsi, tapi disatu sisi meragukan pak WH ketika pak WH dengan Andika karena pak WH takut dikendaliin, ya enggaklah kan kita pondasi jelas, sistem dalam birokrasi undang-undangnya, proyek-proyeknya kan jelas. Tugas wakil apa, tugas ketua apa kan jelas jadi gak bisa kita apriori. Ini kan latar belakang ya, itu latar belakang.

Tanya: Isu-isu politik apa yang muncul saat pencalonan kandidat Wahidin-Andika? Jawab: Nah pada saat itu kan akhirnya isu-isu politik menggunakan isu anti korupsi Andika, ternyata hasil survei gak mempan, bahwa isu korupsi itu dan semua yang dia fikir itu tidak signifikan di Banten pada saat itu. Yang disebutkan itu isu tentang infrastruktur, pendidikan gratis, berkualitas dan kesehatan. Satu, isu korupsi akan semuanya dikelola oleh manajemen pengelolaan yang isi pertama itu tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, jadi itu semuanya

manajemen, kedua meningkatkan produk infrastruktur. Jadi isu itu, banten kan isu itu, pokoknya pak WH yang seharusnya lima tahun, tiga tahun selesai sekarang, udah kita itung anggarannya. Ketiga, tentang kesehatan gratis,

pendidikan gratis, ekonomi, jadi lima prinsipnya sekarang sedang di singkronisasi, jadi pak WH isu-isu itu aja. jadi ternyata isu korupsi menjadi tidak mempan karena terlibat disitu, beberapa kali sidang dia, itu yang menguntungkan dan membuat cengan kelompok anti korupsi yang ada di barisan Karno. Nah akhirnya kita bermain pada wilayah isu-isu yang kepemimpinan, isu-isu komitmen Andika anti korupsi, pak WH. Artinya Atut boleh terlibat tapikan sekarang beda lagi, pak WH dengan isu bersih, Mr. Clean, kemudian juga sekolah gratis itu yang kita angkat jadi Banten akan seperti kota Tangerang kan.

Narasumber

(H. Jazuli Abdillah)

HASIL WAWANCARA

Narasumber : H. Syamsul Pewawancara : Nurratika Puri Posisi : Koordinator Relawan Tanggal : 30Agustus 2017 Waktu : 17:27 Tempat : Tangerang City Mall

Tanya: Siapa saja yang dapat menjadi relawan WH-Andika? Apakah ada kriteria khusus menjadi relawan? Jawab: Bebas siapa aja, rekrutmennya bebas dari masyarakat yang betul-betul mereka ingin perubahan di Banten. Tanya: Apa saja tugas relawan WH-Andika? Jawab: Ya mensosialisasikan kan, mensosialisasikan siapa WH-Andika lah, program WH-Andika ya kan Tanya: Bagaimana segmentasi kampanye WH-Andika? Jawab: Segmennya betul-betul masyarakat bawah, masyarakat yang memang akan merasakan pembangunan di Banten, rakyat biasa, ya segmentasinya itu. Kalo segmentasi masyarakat pendidikan memang sudah tahu persis siapa pak Wahidin dan Andika. Tapi masyarakat bawah sekarang udah cerdas, ya segmentasinya masyarakat yang harus mereka ini, ya memang ada beberapa segmentasi. Kalo di tim saya segmetasinya masyarakat bawah, ya memang harus ada segmentasi masyarakat golongan atas, golongan menengah, maupun golongan bawah, semua seluruh segmentasilah yang yang kita ambil, karena mereka hak pilih semua, tidak mengenal segmentasi, karena one man one vote.

Tanya: Apakah ada riset atau penelitian terlebih dahulu sebelum memulai kampanye? Jawab: Ada. Ada survei awal, maping ya, buat maping, kelemahannya di mana survei itukan untuk menentukan seberapa besar si calon popularitasnya, seberapa

besar si calon elektabilitasnya. Tanya: Siapa yang memberi arahan saat kampanye berlangsung? Jawab: Kalo kampanye, mayorin Wahidin-Andika. Tanya: Kalo memberi arahan sebelum kampanye seperti pembuatan maping dan lain lainnya itu siapa pak? Jawab: Lah iya konsultan. Ada Konsultan, penting, kalo gak ada konsultan ya kaya perang di hutan bababatutan siapa musuhnya gak tau ya kan. Tanya: Media apa saja yang digunakan dalam kampanye Wahidin dan Andika? Jawab: Ada media televisi, ya, ada radio, ada secara langsung face to face, ya sosmed sosial media seperti facebook, ada koran sih, koran cetak, ada media visual dan audio visual Tanya: Bagaimana proses pra kampanye Wahidin dan Andika? Jawab: Prosesnya, pra kampanye sebelum resmi ya kita sosialisasi terus program WH-Andika di sini ya kalo pra kampanye ya door to door campaign Tanya: Seberapa penting pelaksanaan riset dalam pra kampanye? Jawab: Wah sangat penting. Karena membuat maping ya kalo tanpa riset ya itu kaya orang masuk utan, mana jalan ke arah mana, mana yang harus kan kalo daerah yang sudah dipenuhi popularitas ya gak perlu, tinggal elektabilitas. Kalo daerah yang belom pupuler calonya harus dipopulerkan ya kan. Tanya: Pesan kampanye apa yang disampaikan pada saat pelaksanaan kampanye? Jawab: Oh program Tanya: Program apa yang ditekankan dalam pelaksanaan kampanye tersebut ? Jawab: Program itu program WH-Andika itu andalannya adalah satu tuh pendidikan, kesehatan, terus infrastruktur, pengadaan lapangan kerja, itu yang sangat penting.

Tanya: Strategi kampanye WH-Andika melalui face to face itu apa saja ? Jawab: Ya dengan ini sebanyak mungkin melakukan pertemuan dengan masyarakat. ada si calon bertemu langsung dengan masyarakat, ada tim relawan yang

memang mereka bertugas mengenalkan sosok WH-Andika langsung masuk door to door, masuk rumah ke rumah langsung. Dengan media stiker, kalender dan brosur program yang akan disampaikan kepada mereka. Tanya: Komitmen apa yang disampaikan pada saat kampanye dalam memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat? Jawab: Anti korupsi, membasmi korupsi paling utama, reformasi birokrasi, ya itu mah sebenarnya berkaitan dengan program. Pendidikan digratiskan sampe tingkat SMA dalam rangka itu pembebasan biaya pendidikan.Kedua kesehatan, kesehatan digratiskan memback up program mereka masyarakat yang tidak ikut BPJS diprogramkan oleh multiguna namanya. Mereka yang tidak mempunyai BPJS, tapi dalam jangka panjang, persiapan dan ada anggarannya dalam program ini. Tanya: Latar belakang pemlihan WH dan Andika itu bagaimana pak? Jawab: Latar belakangnya, ya hadir sebagai tokoh perubahan, karena banten selama ini diselimuti oleh korupsi, korupsi yang merajalela di banten. Ya perlu sosok merubah, ya sosok Wahidin Halimlah yang bisa merubah Banten dengan pemikiran-pemikiran dia, dengan pak Wahidin terkenal mister clean, ya memang pemimpin yang sangat bersih, itu teruji ketika beliau jadi walikota di Tangerang dengan penghargaan anti korupsi, dengan penghargaan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian ) beberapa kali, gitu. Tanya: Sosok figur yang mau diangkat dari Wahidin dan Andika dalam kampanye itu apa pak? Jawab: Figur yang bersih, yang pengalaman, lalu secara birokrasi terus terakhir muda energik untuk Andikanya.

Narasumber

(H. Syamsul)

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Sokhibi Pewawancara : Nurratika Puri Posisi : Tim Kampanye WH-Andika Tanggal : 30 September 2017 Waktu : 20:49 WIB Tempat : Dunkin Donut Tangerang City

Tanya: Bagaimana menentukan segmentasi untuk melaksanakan kampanye? Jawab: Dalam setiap kunjungan itu harus ada segmentasi, di kelurahan ini misal segmentasinya ibu-ibu, nah kita bapak-bapak biasanya gak masuk. Kelurahan itu berapa, kan rata-rata biasanya, kalau dalam satu kelurahan itu kita tidak akan berkunjung dua kali. Paling nambah itu itu rt atau rw, karakteristik orang itu beda-beda, di kota dan di kabupaten itu beda. Kalo di kota masyarakat itu udah tahu tentang kapasitas bapak, kalo di kabupaten kan enggak. Titik lokasi menentukan juga, sudah pernah dikunjungi atau belum, karena kalau ternyata itu sudah ya tidak perlu karena menghamburkan biaya, dan rata-rata daerah yang pernah dikunjungi oleh calon itu biasanya kalaupun tidak menang tapi milih ada sekian persenan gitu. Tanya: Apa kendala yang muncul dalam masa kampanye berlangsung? Jawab: Jadi begini, orang menjanjikan yang datang seribu, ternyata 300. Itu kan masalahnya satu, pihak penyelenggara itukan memang tidak mampu mengkonsolidasikan yang di bawah. Hanya kadang-kadang dari pihak lokalnya, masyarakatnya misalnya 300 tapi ternyata yang datang 50 atau 60, itu kan ada selisih.

Tanya: Bagaimana penanggulangan masalah pada saat kampanye? Jawab: Penanggulangan masalah itu sebenarnya dilihat dari permasalahan, caranya adalah dengan sistem berlapis. Misalkan di daerah ini ada yang namanya

Sahabat WH ya gak apa-apa buat lagi jaringan Kerabat WH, lapis tuh, tapi kadang boncos juga. Nah itu fungsi dari jaringan berlapis itu. Kan semakin banyak jaringan semakin bagus. Potensi yang milih kan semakin banyak.

Terus terkait logistik, lapangan kan kadang-kadang kalau sudah dipasang spanduk atau atribut kampanye itu kan dangan hilang, nah itu pentingnya masyarakat sekitar untuk merawat dan menjaga spanduk atau lainnya.

Tanya: Bagaimana perencanaan kampanye tim Wahidin dan Andika? Jawab: Kalo perencanannya kan satu, yang dilaksanakan oleh tim itu diperencanakan di sini, disini dan disini. Tim yang merencanakan.Kedua, kegiatan yang persiapkan oleh masyarakat. Misalkan masyarakat kelurahan ini mengundang, nah tentu berbeda antara diundang dengan mengundang.

Tanya: Bagaimana pelaksanaan evaluasi tim kampanye Wahidin dan Andika? Jawab: Ya kalo kampanye itu satu terkait dengan subjek massa, rata-rata meleset ya wajar. Target massa seribu, yang datang gak sesuai. Logistik kurangnya juga terkadang kalo undangan seribu, harusnya logistik yang dipersiapkan juga sejalan, artinya orang yang datang itu pulang bawa oleh-oleh entah itu stiker atau kalender itu dibawa pulang.

Narasumber

(Sohibi)

HASIL WAWANCARA

Narasumber : H. Dadin Pewawancara : Nurratika Puri Posisi : Tim Kampanye bidang IT/Multimedia Tanggal : 20 Agustus 2017 Waktu : 11:32 WIB Tempat : GOR Bulutangkis Tangerang

Tanya: Kalau dari saluran kampanye sendiri, bagaimana kampanye Wahidin dan Andika di Media Massa? Jawab: Kita membuat brand pertama, bagaimana image seorang calon bisa menjadi orang terpilih dan menjadi nomor satu. Kita membuat image mereka, artinya mebuat brand, kita menggunakan bermacam cara agar membuat mereka terkenal. Mulai dari kita bikin kartun, kita orang social media, kita orang animasi, saya orang itu juga terus IT juga, jadi memberikan sesuatu kepada masyarakat. Kenapa sih kita harus pake media kartun gitu, kan banyak banget orang-orang dengan foto mereka ya, itu kan orang melihatnya biasa aja, gak menarikkan, makanya kita membuat salah satu contohnya kartun. Tanya: Media apa saja yang bekerja sama dalam kampanye Wahidin dan Andika? Jawab: Jadi kita dengan, ya kita kan disini dengan tim sukses ya. Ya kita bekerja sama untuk cetak baliho semua ya terus radio, kemudian TV. Tanya: Bagaimana pemetaan media kampanye Wahidin dan Andika? Jawab: Kalo media kan otomatis kalo di cetak disebar sekaligus semua , setelah kita cetak ya kita kirim ke dinas-dinas kan. Ke dinas, ke masyarakat itu kalo untuk koran, nah kalo untuk youtube ya kan atau media sosial kita kan punya fan page yang cukup puluhan ribu dan kita udah punya data kalo yang dari pihak saya tuh punya data, data relawan namanya, itu sebanten, kita tinggal

broadcast, kita informasiin semua, karena kita punya data-data. Nah itu salah satu media kita juga dengan media sosial lewat WA apa sebagainya. Tanya: Strategi agar masyarakat tertarik dan mendapatkan kesan yang baik dari

masyarakat bagaimana? Jawab: Ya kita kan ada program Wahidin Halim ada tiga, empat sebetulnya, tapi yang utama tiga. Yang bikin masyarakat menarik yaitu tentang infrastruktur ya kan, terus kesehatan dan pendidikan. Nah itu secara gratis dan digelar secara segerakan.Misalkan gini, misalkan supaya masyarakat tertarik, misalkan saya ciptakan begini supaya masyarakat tertarik atau enggak. Misalkan saya pake kartun nih, contoh doang. Sekarang ada animasi, ada musik, terus menarik gak?Tertarik gak masyarakat, gitu. Tanya: Kesan apa yang ingin ditampilkan terutama di media dari sosok Wahidin dan Andika? Jawab: Ya kepemimpinan dia, sosok seorang pak Wahidin itu ya dengan kepemimpinan dia, dia ingin menjadi Banten yang berakhlakul karimah, iman dan taqwa. Nah itu sosok beliau yang ingin ditunjukin. Yang jelas, Banten ini kan terkenal dengan korupsi, ini yang membuat paradigmanya yang berubah, kan untuk membuat image karakter itu kan gak gampanya ya. Dengan tahapan kita selama enam bulan ini mengevaluasi, setelah evaluasi, nanti baru tahu apa saja yang harus kita kerjakan selama enam bulan ini. Tanya: Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan kampanye Wahidin-Andika? Jawab: Kalau penghambat ya banyak banget, karena kan ada orang yang suka dan tidak suka. Tanya: Bagaimana perencanaan kampanye Wahidin-Andika? Jawab: Ya strategi, pak Jazulilah tugasnya, dia membuat strategi, mengumpulkan temen-temen staf ahli, orang-orang biasa yang punya potensi. Nah saya salah satunya, nanti ada orang IT, ada orang animasi yang dikumpulkan nanti jadi satu sebelum kita memberikan kepada teman-teman yang lain. Terutama dari bidang offline dan online, nah kita ada aplikasi offlinenya ada, onlinenya ada, yang mana kita bisa melihat salah satunya seperti ini, nanti kita meregistrasi

salah satu program tim relawan-relawan. Di Tangerang ada sekitar sepuluh, diregistrasi sepuluh-sepulunya, tujuannya agar administrasi kita terarah dan menginformasikan semua karena setiap kita punya gerakan lewat WA kan,

jadi kita menyusun. Tanya: Bagaimana evaluasi kampanye WH-Andika untuk mengatasi hambatan yang ada? Jawab: Nah kalo untuk evalusi kita ada dengan beberapa tim, nah ini kan pak CO, nah CO untuk keseluruhan. Kalo saya kan orang IT sama orang animasi, jadi kalo menanyakan animasi kan pasti ke saya, nah nanti saya jelasin. Jadi gini, pak CO nih menunjuk beberapa ahli nih siapa aja yang dibidang IT atau animasi, untuk menerangi tentang animasi ini atau tentang IT. Tanya: Kalau boleh tahu nama lengkap bapak apa pak? Jawab: H. Dadin Tanya: Posisi bapak di tim kampanye WH-Andika itu apa pak? Jawab: Tim IT dan multimedia

Narasumber

(H. Dadin)

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Effy Zalfiana Rusfian

Pewawancara : Nurratika Puri Posisi : Pakar Politik Tempat wawancara : Food Court PIM Waktu : 15:05 Tanggal : 25 Agustus 2017

Tanya : Apa saja aspek yang harus diperhatikan dalam model kampanye Ostegard? Jawab : Gini, kemarin saya udah browsing, saya taulah paling banyak, eh paling tidak sedikit tentang Wahidin dengan Andika. Apalagi Andikanya kan kita pasti taulah siapa dia. Kalau Wahidin itu sebenernya tahun lalu dia pernah calon tapi gagal, sekarang dia maju lagi dan proses waktu proses pencalonannya dia juga diragukan, diragukan karena kenapa dia maju lagi, pernah gagal, terus kenapa dia pilih Andika. Andika itu kita tahu anaknya siapa, apa yang terjadi kita tahu. Jadi nanti kita akhirnya pakai strategi kampanye.Tapi pertama-tama coba kita perhatikan dulu pertanyaan kamu itukan berkaitan dengan Ostegard.Itukan dia dari Jerman, dia itu memang salah satu model kampanye yang sering dipakai, tapi sebenarnya dia tidak asli bicara kampanye politik, dia itu asalnya kampanye sosial biasa.Tapi akhirnya dia beralih, kalo kita ingin lihat sesuatu konsep, kita harus lihat latar belakanggnya.Tapi dia akhirnya membuat menjadi model kampanye politik.Clue dari Ostegard itu dia mengatakan bahwa semua itu harus dilaksanakan secara saintifik.Semua itu harus dilaksanakan secara knowledge, dan oleh karena itu dia mengatakan tidaklah bisa disebut kampanye kalau tidak dilaksanakan situasi analisis secara saintifik, dia asalnya kuantitatif. Kembali masalah Wahidin-Andika, Ostegardnya itu jadi kita harus melihat Ostegard itu ada aspeknya, aspeknya itu ada sikap (attitude) jadi dia

bentuknya kaya wajik, nah oleh karena itu dia sangat menekankan prakampanye, tapi prakampanye nya itu harus dilaksanakan secara saintifik, artinya harus melakukan penelitian. Sedangkan selama ini banyak yang

dilakukan campaign-campaign sekarang banyak yang bukan menggunakan saintifik, konsultannya mungkin yang melaksanakan.Nah kalau kasusnya Wahidin ini, dilihat, kita lihat dia ada gak.Kalau si Ostegard ini seperti ini, kalau mau melakukan kampanye dari prakampanye, dia tuh harus menentukan segmennya siapa. Ketika saya bongkar, dia itu campaignnya pas evaluasi, nanti dari segmen itu baru bisa menentukan pesan, nah kalau si Ostegard yang orang Jerman itu begitu, nah pesan yang dilakukan pada kampanye itu pengangguran, kemiskinan, sekolah gratis, sebetulnya itu semua pesan yang semua orang lakukan. Kembali ke Wahidin, apakah pesan itu memang itulah yang dibutuhkan masyarakat, atau pesan itu memang dia pernah melakukan penelitian atau apakah konsultannya, emang itu tujuannya orang-orang itu gak, nah itu bisa di kelola di panggung belakang nya, ya semua kandidat, Rano Karno juga itu kok, pesannya sama, mengatasi pengangguran, mengatasi kemiskinan, pendidikan gratis. Tapi kalo kita ke kampanyenya si orang Jerman ini, apakah benar itu segmen yang dituju, saya rasa benar karena kalau kita lihat tingkat kemiskinan di Banten itu tinggi nah pesan ini kan sebenarnya pernah dilakukan dengan Jakarta kemaren dengan pemakaian ayat-ayat itu karena memang sesuai dengan segmennya. Jakarta itu orang yang pada saat ini kita sebut politik identitas, bahwa ayat itu bisa digunakan, jadi sesuai dengan segmennya. Nah si Wahidin, saya melihat itu cocok dengan segmennya, nah pesan itu kan harus dilihat juga dari struktur dan juga isinya. Kalau isinya itu sama semua si Rano Karno, Wahidin-Andika, gak beda jauh. Tapi kalo kamu bicara model kampanye, kita bica konsep dulu ya, sekalian saya menyampaikan pendapat saya, kalau dari model kampanye, sudah tepat menggunakan itu. Saya rasa dia sudah tahu segmennya, karena kita saja tahu kalau di Banten itu tingkat penganggurannya tinggi karena dia baru berkembang, kemudian kemiskinannya juga tinggi. Nah nanti dari sana kita

lihat bagaimana dia cara menyampaikannya, kita lihat nyatanya dari evaluasi nyatanya dia menang, tapi bukan berarti karena dia menang lalu saya mengatakan dia tepat, tapi saya rasa dia menggunakan model kampanye si

orang Jerman itu pasti sudah ada risetnya, karena orang Jerman ini, Ostegard ini dia mengatakan tidak ada pelaksaan kampanye kalau tidak ada penelitian sebelumnya, secara saintifik, karena dia orang kuantitatif. Nah itu, kalau kamu mau kaitkan dengan model Ostegard itu, dia pernah melakukan penelitian gak, saya gak tahu, mungkin pernah melakukan tapi lewat konsultannya, karena si Ostegard itu mengatakan tidak ada kampanye kalau tidak ada penelitian. Jadi tahap pra kampanye itu sangat penting, bandingkan dengan kampanye- kampanye, model kampanye kan banyak ya. Saya bilang sih, bukan karena dia berhasil, tapi dia memang tahu dari penelitan itu, kita asumsikan dia sudah melakukan penelitian entah itu konsultannya atau siapa, jadi dia tahu siapa segmennya yang dia kejar, dan itu cocok dengan Banten, dengan demografinya Banten. Tanya : Siapa orang-orang yang di belakang Andika ? Jawab : Nah tadi saya cari tahu, tim Andika banyak menggunakan endoser-endoser di dalam campaign, karena dia orang besar dan keluarganya Atut itu besar, nah itu yang pakai dramaturgi di balik layar. Jadi walaupun kamu konstruktivis, bisalah, kalo kita lihat dari kenapa dia pakai Andika, keluarga Andika itu keluarga jawara, keluarga besar. Jadi walaupun ada kasus apa, itu ya baik-baik aja dia pilih Andika, gak selalu kok yang bersih-bersih itu malah, mereka itu keluarga besar, beranak pinak. Tanya : Bagaimana seorang aktor memainkan peran di panggung politik? Jawab : Kalo kita bicara dramaturgi, nah dramaturgi itu kan menganggap panggung politik itu seperti panggung, seperti panggung theater. Jadi ketika layar di buka, mulailah orang itu bergerak sesuai dengan skenarionya. Tanya : Bagaimana kesan yang ingin ditonjolkan dalam memainkan peran di panggung politik?

Jawab : Di panggung depan kan tadi kita ngomong, kita bicara setting. Setting apa yang mau ditonjolkan sama dia, termasuk pesan. Kalo kita di dalam dramaturgi kita lihat impression managementnya itu sebenarnya kita harus

lihat juga siapa yang istilah sutradaranya, orang itu tidak muncul di depan. Mungkin sutradaranya itu Atut kita gak tahu, bapaknya atau konsultannya.Sutradara itulah yang mengatur setting pembicaraan di panggung, maksudnya panggung kampanye.

Tanya : Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pra kampanye? Jawab : Kalau menurut si Ostegard itu adalah penentuan pesan berdasarkan segmen yang dituju, jadi dia mau set yang konstituen, votersnya, dia bertuju kelas mana, ekonomi mana, kalau dicari politik identitas, ideologinya apa, itu satu. Ketika sudah melakukan penelitian, biasanya segmen yang dituju itu yang besar, yang mudah berubah, kalau kita di dalam campaign, ada orang yang sudah tidak bisa berpindah kelain hati, bicara voters, jadi saya pasti milih A, itu mungkin PPP, saya pasti milih Islam, Islamnya yang gimana. Ada orang yang sifatnya masih ragu-ragu, ada orang (voters) yang belum punya pendirian, kalo yang ini, yang udah ajeg ini jangan diganggu-ganggu.Yang paling bisa diganggu adalah orang yang belum punya pilihan, ya misalnya pemula, atau yang ragu-ragu, biasanya dia switch voters. Ketika kita mau memindahkan si ajeg ini yang mau memilih si A, kita sudah prediksi dia milih si A bukan kita, dia untuk memilih kita dia lewati tahap ragu-ragu dulu baru dia pilih kita, jadi mengalami dua tahap, yang bisa adalah yang ragu-ragu, yang masih switch voters atau yang belum punya pilihan, seperti pemula.Nah itulah yang diambil segmennya biasanya. Tanya : Bagaimana cara menetukan segmentasi? Jawab : Penelitian. Jadi bisanya ada penelitian namanya proferensi pemilih itu di maping dulu, itu semua gitu, akhirnya dapet kalau yang terbesar segmennya mana, setelah dapat segmen itu terbesar, cocok gak sama saya, saya nih kandidat, nah baru dari situ dirumuskan pesannya, pesannya sesuai dengan

saya sebagai kandidat, sesuai dengan isi segmen yang saya tuju. Kalo misalnya Airin, dia demografinya kan Tangsel kota, mungkin yang dia tuju adalah orang-orang yang rasional, atau orang-orang apa, kalo di Banten apa

yang mau di tuju, nah itu yang harus dikatakan, kalo si Ostegard itu mengatakan kampanye itu harus saintifik, harus kuantitatif itu maksudnya harus ada peneitian sebelumnya. Kalo Ostegard itu cluenya, penelitian untuk menentukan mana segmennya, segmenvoters, terus dari segmenvoters disesuaikan dengan kita si kandidat, baru dirumuskan pesannya. Nah disitu tadi saya sempat buka, aspek awarnessnya itu dari Wahidin di campaign itu sangat ditonjolkan. Terakhir katanya waktu saya buka-buka, pada akhir Januari, Wahidin itu ngomong gini “pokoknya saya berkomitmen mengatasi pengangguran, sekolah gratis” nah itu yang ditekankan, itulah segmen dia. Dia tahu kok, masalah isu terbesar adalah masalah pengangguran, walaupun pengangguran sama, Rano juga membuat seperti itu, kemiskinan juga Rano membuat itu. Saya melihat bahwa tadi kan aspek awareness, ada aspek sikap, aspek attitude, aspek prilaku dari kandidat itulah yang saya lihat menunjukan prilaku dengan ada komitmen, “Komitmen saya adalah sekolah gratis, kemiskinan hilang” ya gitu, saya berkomitmen.waktu masih belum pemilihan, dia kira kira bicaranya sekitar 15 Januari. Nah bedanya kampanye politik sama memasarkan politik dilihat dari marketing politik ya. Kalo marketing politik itu dibatasi dengan waktu, terus bedanya dengan marketing produk itu tidak terbatasi oleh waktu, kapan aja kamu mau campaign itu terserah, kalo marketing politik itu terbatasi oleh waktu karena ada undang-undangnya. Marketing politik itu kampanye, cuma marketing politik itu unsurnya yang menonjol itu kandidat sama kinerja. Jadi kalo marketing biasa itu ada 4 P, tapi kalo di marketing politik itu yang menonjol aktor politiknya, sama kinerja. Yang namanya price di dalam marketing politik itu adalah pemberian suara si voters pada hari H nya, promosi di marketing politik itu kampanye.

Tanya : Sebenarnya inti dari visi dan misi baik itu dari WH-Andika maupun dari Rano Karno itu kan hampir sama, lantas apa yang sebenernya membuat khalayak tertarik pada kandidat tersebut?

Jawab : Faktor pendukung dan bagaimana cara menyampaikan pesan, pesannya tuh sama, tapi kita kan pernah belajar struktur pesan, ada yang namanya yang dikuatkan pada hari-hari akhir masa kampanye, nah itu menjadi pembeda. Tapi ada kesan yang dikuatkan di akhir-akhir kampanye dan kita juga harus lihat cara penyampaian pesannya bagaimana, cara penyampaian pesannya itu dilakukan aktornya sendiri atau melalui endoser, endoser itu yang saya tegor katanya endoser semua turun buat wahidin, semua tokoh-tokoh banten turun buat Wahidin, padahal itu bukan buat Wahidin melainkan buat Andika. Tanya : Menurut pandangan ibu, apa sebenarnya kendala-kendala yang mungkin dihadapi pada saat kampanye Wahidin-Andika? Jawab : Kalau kampanye secara besar, saya dari konsultan komunikasi politik, saya kan harus lihat kendalanya si aktornya ini si kandidat itu punya kelemahan atau kekurangan gak, buka kelebihan gak. Jadi, lihat si aktornya dulu, lalu lihat si votersnya dulu, votersnya itu gimana, terusnya dari demografi, geografinya itu harus dilihat, baru bisa merancang kampanye politik dan saya biasanya saat menjadi konsultan politik, saya biasanya melakukan riset.

Narasumber

(Effy Zalfiana Rusfian)

DOKUMENTASI FOTO

Foto bersama Jazulli Abdillah dan H. Dadin

Foto bersama Ibu Effy Zulfiana Rusflan Foto bersama bapak H.Syamsul dan Tim Kampanye

Gambar Spanduk Wahidin Halim dan Andika Hazrumy Sumber: Dokumen Resmi Tim Kampanye WH-Andika