Q

(fj

i:q

"I Q

Cm

UCCOGOGQOOOO OOOOOOOOOuOOOCJO J -J o . (j ... G ^ O . ASL

o TIM HUKUM PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR 2017-2022 Dr. H. Wahidin Halim, M.Si.- H. Andika Hazrumy, S.Sos. MAP. o

© , I9Maret2017 o

Hai: Keterangan PIHAK TERKAIT terhadap Perkara Nomor 45/PHP.GUB- |o XV/2017 yang dimohonkan oleh Pasangan Calon Gubemur dan Wakil I o Gubemur Banten Nomor Urut 2 sebagai PEMOHON. 10

Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi

Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 6

Jakarta Pusat.

Yang bertanda tangan di bawah ini:

' o 1. Nama : Dr. H. Wahidin Halim, M.$i

! 0 Warga Negara : io Alamat : Jl. H. Djiran No.l Kelurahan Pinang Kecamatan Pinang Kota , Banten. o Nomor Telp: : 08118112444 G Email : [email protected]

2. Nama H. Andika Hazrumy, S.Sos., M.AP

Warga Negara Indonesia ; (.) Alamat Jl. Bayangkara no. 51, Cipocok, Kota Serang,Banten.

0 Nomor Telp: 08118112444 o Email [email protected]

o Adalah pasangan Calon Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Banten Tahun 2017 Nomor

0 Urut 1 berdasarkan: io a. Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor: 052/Kpis/KPU.Prov-015/Tahun • L -1- L C;

1 I \o t |e 2016 tentang Penelapan Pasangan Calon Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Banten : c dalam Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinisi Banten Tahun 2017 bertanggal |c 24 Oktober 2016 (bukti PT-I) s b. Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor: 054/Kpts/KPU.Prov-0I5/rahun 2016 tentang Penetapan Nomor Urut dan Daftar Pasangan Calon Peserta Pemilihan Ic Gubemur dan Wakil Gubemur Banten Tahun 2017 bertanggal 25Oktober 2016; J G (bukti PT-2) o c. Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor: OS/Kpts/KPU-Prov.OlS/Tahun 2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan o Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Banten 2017 bertanggal 26Febniari 2017; I c (bukti PT-3) o Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 6 Maret 2017, dalam hal ini memberi kuasa o kepada: Q 1. RAMDAN ALAMSYAH, SH. 11. M. H. MUH. SA TIU PALI, SH. O 2. RUDl ALFONSO, SH., MH. 12. SAMSUL HUDA, SH., MH. 3. FERRY ANKA SUGANDAR, SH., MH. I3.SAMSUDIN, SH. o 4. FERRY RENALDY, SH. 14. ISRAM, SH. 5. ISMAIL FAHMI, SH. 15. DR. DHONI MARTIEN, SH., MH. \ o 6. AULIA FAHMI, SH. 16. DESRI NOVIAN, SH., MH. i 7. ARIF HIDYAT, SH. 17. ROHMAN HIDAYAT, SH. lo 8. AGUS HIDAYAT, SH. 18. ROBINSON, S.SOS, SH. 9. EFFENDl SYAHPUTRA, SH. 19. TOTOK PRASETIYANTO, SH. lo 10. TOlPfN, SH., MH. 20. YUSMANNUR, SH. o Keseluruhannya adalah Advokat dan/atau Konsultan Hukum yang tergabung dalam TIM o HUKUM WAHWIN HALIM-ANDIKA HAZRUMY yang beralamat Kantor di Komplek o Griya Bank Mandiri, Jl. H. Nawi Raya, No. 23 Kelurahan Gandaria Utara Kebayoran o Baru, Jakarta Selatan, 12140, balk sendiri-sendiri maupun bersama-sama, selanjutnya disebut sebagai PIHAK TERKAIT. 0

Dalam hal ini memberi Keterangan PIHAK TERKAIT dalam Perkara Nomor io 1 45/PHP.GUB-XV/2017 yang diajukan oleh PEMOHON: H. Rano Kamo, S.IP dan H. : O Embay Mulya Syarief selaku Pasangan Calon Gubemur dan Wakil Gubemur Banten . Q Tahun 2017 Nomor Urut 2, sebagai berikut. o

& -2- I ^

; e i I. DALAM EKSEPSI

\ c A. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

i o Menurui PIHAK TERKAIT, Mahkamab Konstitusi tidak berwenang I o memeriksa, mengadili, dan memutus perkara perselisihan penetapan perolehan IO suara tahap akhir hasil pemilihan Calon Gubemur dan Wakil Gubemur Banten ] Q Tahun 2017 yang diajukan oleh PEMOHON dengan alasan: I 0 1) Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang I ^ Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang i O j Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun I ^ 2014 tentang Pemilihan Gubemur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang- i O Undang (selanjutnya disebut UU Nomor 10 Tahun 2016), perkara I 0 perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil pemilihan j Q diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan peradilan khusus. Demikian ha! ini sebagaimana ditegaskan pada Pasal i © 157 ayat (3); Perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil Pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai c dibentuknya badanperadilan khusus. • ^ 2) Namun berdasarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor 1 Tahun i 2016 tentang Pedoman Beracara daiam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan i ^ Gubemur, Bupati, dan Walikota sebagaimana telah diubah melalui PMK Nomor 1 Tahun 2017, yang menjadi objek dalam perkara perselisihan hasil 0 Pemilihan adalah keputusan Termohon tentang penetapan perolehan suara hasil 1o Pemilihan yang mempengaruhi terpilihnya PEMOHON sebagai pasangan O Calon Gubemur dan Wakil Gubemur. Demikian hal ini sebagaimana Q ditegaskan masing-masing dalam: Pasal 3 ayat (I): ^ PEMOHON sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2hurufa adalah: Q a. Pasangan calon Gubemur dan Wakil Gubemur b. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati: atau ("^ c. Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota

(J Pasal 4 Objek dalam perkara perselisihan hasil Pemilihan adalah Keputusan O Termohon tentang penetapan perolehan suara hasil Pemilihan yang mempengaruhi: O a. Terpilihnya PEMOHON sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)

L- -3- I.

tv s I-

r

c . hurufa: b. Terpilihnya PEMOHON sebcigaimana dimaksud dalam Pcisal S ayat (I) € hurufb; c. Terpilihnya PEMOHON sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) hurufc;

3) Seianjutnya berdasarkan PMK tersebut, PIHAK TERKAIT menekankan bahwa: i C objek dalam perkara perselisihan hasil Pemilihan adalah kepuiusan Termohon tentang penetapan perolehan suara hasil Pemilihan yang mempengaruhi terpilihnya PEMOHON sebagai pasangan Calon Gubemur dan Wakil Gubemur, khususnya pada kata: ""mempengaruhi ierpilihnya PEMOHON sebagaipasangan Calon Gubernurdan Wakil Gubernur''; O Berdasarkan Keputusan TERMOHON: Komisi Pemilihan Umum (XPU) Provinsi Banten Nomor: OS/Kpts/KPU-Prov.OISATahun 2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Banten 2017 (bukti PT-3) adalah sebagai berikut:

No Nama Pasangan Calon Perolehan Suara Urut

1 DR. H. WAHIDIN HALIM, M. Si 2.411. 213 Suara dan H. ANDIKA HAZRUMY, S. Sos., M. AP. ; c 2 H. , S. IP 2. 321.323 Suara dan ! o H. EMBAY MULYA SYARIF Total Suara Sah 4.732. 536 Suara c Selisih suara antara Paslon 1 dengan Paslon 2 89.890 Suara G 1% dari jumlah suara sah 47.325 Suara O 4) Baliwa berdasarkan perolehan, selisih dan/atau persentase suara tersebut, serta G dihubungkan dengan dalil-dalil PEMOHON pada permohonannya secara keseluruhan, PIHAK TERKAIT tidak menemukan ada satupun dalil yaog 0 secara tegas menguraikan adanya perselisihan suara secara eksplisit yang : O kemudian berdampak pada MEMPENGARUHI terpilihnya PEMOHON I© sebagai pasangan Calon Gubemur dan Wakil Gubemur; !^ 5) Bahwa selain itu, sekalipun permohonan PEMOHON adalah Permohonan !c Pembafalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor: :o 08/Kpts/KPU-Prov.015/Tahun 2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Gubemur Dan Wakil C' Gubemur Provinsi Banten Tahun 2017 bertanggal 26 Februari 2017, namun e -4- 1 1

c

Q i u ; O

} ♦ dalam pokok permohonannya, PEMOHON justru mempersoalkan dan O mendalilkan hal lain yang bukan nierupakan kewenangan Mahkamah 0 Konstitusi dalam konteks Pemilihan Gubemur, Bupati, dan Walikota, O yaifu: 1. Keberatan terhadap penerapan Pasal 158ayat(1) UU \0/20\6Juncto Pasal 7 O ayat (1) PMK 1/2016 sebagaimana telah diubah dengan PMK 1/2017 (vide O angka 11. KEDUDUKAN HUKUM/LEGAL STANDING PEMOHON 0 huruf H permohonan PEMOHON); 2. Adanya pelanggaran yang bersifat Terstruktur, Sistematis dan Massifpada o pelaksanaan Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Banten o Tahun 20]7 (vide angka 11. KEDUDUKAN HUKUM/LEGAL STANDING o PEMOHON humf I, K, M, N, P, Q, U) serta persoalan lain {vide IV. 0 POKOK PERMOHONAN huruf B)yaitu: Q A. Penggunaan Surat Keterangan (SUKET) Untuk Memilih Melebihi Jumlah SUKET Yang Dikeiuarkan Disdukcapil Kota Tangerang {vide o angka IV. POKOK PERMOHONAN huruf B angka 1); o B. Pembukaan Kotak dan/atau Berkas Pemungutan dan Penghitungan ^C• Suara Tidak Dilakukan Menumt Tata Cara Yang Ditetapkan Dalam I 0 PerUndang-Undangan {vide angka IV. POKOK PERMOHONAN angka 2 hurufB); C) C. Lebih Dari Seorang Pemilih Yang Tidak Terdaftar Sebagai Pemilih o Mendapat Kesempatan Memberikan Suara pada TPS {vide angka IV. O POKOK PERMOHONAN angka 2huruf C); Q D. Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah Lebih Besar dari Surat Suara Yang Diterima (DPT + 2,5%) di Kota Tangerang {vide angka IV. POKOK o PERMOHONAN angka 2 hurufD); G E. Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah Melebihi Jumlah Pengguna Hak Pilih C- di Kota Tangerang {vide angka IV. POKOK PERMOHONAN angka 2 0 huruf E); 0 F. Jumlah Surat Suara Yang Digunakan ( Suara Sah +Tidak Sah +Surat Suara Rusak + Surat Suara Tidak Digunakan) Melebihi Jumlah Surat Suara Diterima (DPT + 2,5%) {vide angka IV. POKOK O PERMOHONAN angka 2huruf F); G. Pelanggaran Dengan Sanksi Administrasi Pembatalan Sebagai Pasangan / / \ -5- 1..

: u ^c I ! O

'i o ' Calon dan Pidana Pemilu {vide angka IV. POKOK PERMOHONAN i O angka 2hunifG): I Q I. Peristiwa Money Politic, Tangkap Tangan Pembagian Paket I 0 Sembako di Koniplek Ciruas Permai, Kabupaten Serang; 2. Peristiwa Money Politic Yang Terjadi di Kampung Kaum Desa o Malingping Utara Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak; O 3. Perlombaan Motocross; ^ 4. Lomba Karya Tulis Karang Taruna; 5. Peristiwa Money Politik di Kecamatan Cisauk; o 6) Bahwa persoalan dao dalil PEMOHON sebagaimana dimaksud pada o paragraf 5) angka 1: Keberatan terhadap penerapan pasal 158 ayat (1) UU G 10/2016 juncto Pasal 7ayat (1) PMK 1/2016 sebagaimana telah diubah dengan Q PMK 1/2017 {vide angka II. KEDUDUKAN HUKUM/LEGAL STANDING Q PEMOHON huruf H permohonan PEMOHON) bukanlah merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam konteks Pemilihan Gubemur, o Bupati, dan Waiikota, melainkan kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam o konteks pengujian Undang-Undang dan/atau kewenangan Mahkamah O Agung dalam konteks pengujian peraturan perUndang-Undangan dibawah Undang-Undang; 7) Bahwa persoalan dan dalil PEMOHON sebagaimana dimaksud pada o paragraf 5) angka 2: pelanggaran yang bersifat Terstruktur, Sistematis dan o Massif serta serta persoalan lain sebagaimana di dalilkan pada angka IV. O POKOK PERMOHONAN huruf B, juga bukan merupakan kewenangan Q Mahkamah Konstitusi, melainkan merupakan kewenangan lembaga/institusi lain sebagaimana telah diatur dalam BAB XIX o PENANGANAN LAPORAN PELANGGARAN PEMILIHAN Undang- o Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah C- Pengganti Undang-Undang Nomor 1Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubemur, Q Bupati, dan Waiikota Menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, yaitu: o 1. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilihan oleh Dewan o Kehormatan Penyelenggaran Pemilu (DKPP), sebagaimana diatur dalam O Pasal 136 sampai dengan Pasal 137; Q 2. Pelanggaran Administrasi oleh KPU Provinsi dan/atau KPU

-6- L

C' Cj u

c ' Kabupaten/Kota bcrdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau O Panwaslu Kabupaten/Kota, sebagaimana diatur dalam Pasal 138 sampai 0 dengan Pasal 141; 3. Sengketa Antarpeserta Pcrailihan dan Sengketa Antara Peserta dengan ? o Penyelenggara Pemilihan oleb Bawaslu Provinsi dan Panwaslu I® Kabupaten/Kota, sebagaimana diatur dalam Pasal 142 sampai dengan O PAsal 144; ^ 4. Tindak Pidana Pemilihan oleh Sentra Penegakan Hukum Terpadu (SENTRA GAKKUMDU): terdiri dari Bawaslu Provinsi, dan/atau Panwas I © I Kabupaten/Kota, Kepolisian Daerah dan/atau Kepolisian Resor, dan ! O Kejaksaan Tinggi dan/atau Kejaksaan Negeri, sebagaimana diatur dalam O Pasal 145 sampai dengan Pasal 152; Q 5. Sengketa Tata Usaha Negara: sengketa yang timbul dalam bidang tata Q usaha negara Pemilihan antara Calon Gubemur, Calon Bupati, dan Calon Walikota dengan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota sebagai G akibat dikeiuarkannya Keputusan KPU Provinsi dan/atau KPU O Kabupaten/Kota, oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia dan O Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara setelah seluruh upaya 0 administratif di Bawaslu Provinsi dan/atau Panwas Kabupaten/Kota telah dilakukan, sebagaimana diatur dalam Pasal 153 sampai dengan Pasai o 155; G 6. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, PIHAK TERKAIT kembali O mempertegas bahwa MAHKAMAH KONSTITUSI Tidak Benvenang 0 Memeriksan dan Memutus permohonan PEMOHON, oleh karenanya Q permohonan demikian haruslah dinyatakan tidak dapat diterima (Niet ontvankeUjke verklaard);

O ^ B. KEDUDUKAN HUKUM {LEGAL STANDING) PEMOHON © Menurut PIHAK TERKAIT, PEMOHON tidak memiliki kcdudukan hukum ® {legal standing) untuk mengajukan permohonan perselisihan perolehan 0 suara tahap akhir hasil pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur sesuai 0 dengan peraturan perUndang-Undangan dengan alasan:

1) Bahwa PEMOHON mendalilkan bahwa jumlah penduduk di Provinsi

c -7- L

C:

U

c I

\ c^ * Banten sebanyak 10.083.370 jiwa (vide: angka II. KEDUDUKAN I; O HUKUM/LEGAL STANDING PEMOHON huruf E permohonan I 0 PEMOHON), sehingga perbedaan perolehan suara antara PEMOHON dengan I 0 PIHAK TERKAIT: pasangan calon peraih suara terbanyak adalah paling I banyak sebesar 1% dari total suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir 1,51 O yang ditetapkan oleh KPU/KJP Provinsi/Kabupaten/Kota;

2) Bahwa terhadap dalil PEMOHON tersebut, menurut PIHAK TERKAIT, © jumlah penduduk yang benar adalah sebanyak 11.955.243 jiwa [vide: BPS Q Provinsi Banten {BPS-Statistics of Banten Province), Provinsi Banten Dalam 0 Angka: Banten Province in Figures 2016^ (CV. Dharmaputra, ISSN: 2088- 4958, No. Publikasi/Publication Number: 36560.1604, tanpa tahun), him. 57, o bukti PT-4], namun demikian, adalah benar terhadap dalil: sehingga G perbedaanperolehan suara antara PEMOHON dengan pasangan calonperaih O suara terbanyak adalah paling banyak sebesar 1% dari total suara sah hasil 0 penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh KPV Provinsi (vide: angka II. KEDUDUKAN HUKUM/LEGAL STANDING PEMOHON huruf E C) permohonan PEMOHON); o 3) Bahwa selanjutnya berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2016 dan PMK No. 1 o Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dalam PMK No. I Tahun 2017 jumiah o presentase selisih perbedaan suara untuk pengajuan permohonan Q pembatalan penetapan hasil penghitungan suara adalah sebesar 1%. Q Demikian hal ini sebagaimana ditegaskan masing-masing pada: Pasal 158 avatd) hurufc UU Nomor 10 Tahun 2016: G Peserta pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dapat mengajukan G permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan suara dengan ketentuan: o c. Provinsi denganjumlah penduduk lebih dari 6.000.000 (enamjuta) sampai dengan 12.000.000(dua belasjuta) jiwa, pengajuanperselisihanperolehan suara dilakukan jika terdapat perbedaan paling banyak sebesar 1% (satu ^ persen) dari total suara .sah hasil penghitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh KPV Provinsi; o Pasal 7 ayat (1) huruf c PMK No. 1 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah O dalam PMK No. 1Tahun 2017: O PEMOHON sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a mengajukanpermohonan kepada Mahkamah dengan ketentuan: w c. Provinsi denganjumlahpendudtik lebih dari 6.000.000 (enamjuta) sampai

u -8- L' c> o c

c dengan 12.000.000 (duu betasjuta) jiwa, pengajuan perselisihanperolehan suara dilakukanjika terdapat perbedaan paling banyak sebesar 1% (satu c persen) dari total suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir yang o ditetapkan oleh Termohon; c 4) Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut serta dikaitkan dengan Keputusan TERMOHON: KPU Provinsi Banten Nomor: 08/Kpts/KPU-Prov.015/Tahun © 2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan 0 Hasil Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Banten 2017 (bukti c PT-3), dengan perolehan suara:

0 No Nama Pasangan CaloD Perolehan Suara c Urut 1 DR. H. WAHIDIN HALIM, M. Si 2.411. 213 Suara o dan H. ANDIKA HAZRUMY, S. Sos., M. AP. o 2 H. RANO KARNO, S. IP 2.321.323 Suara Q dan H. EMBAY MULYA SYARIF o Total Suara Sah 4.732. 536 Suara 0 Selisih suara antara Paslon 1dengan Paslon 2 89.890 Suara 1% dari jumlah suara sah 47.325 Suara c oleh karenanya, permohonan PEMOHON haruslah dinyatakan tidak dapat c diterima, sebagaimana telah tegas diatur pada PMK No. I Tahun 2016 c sebagaimana telah diubah dalam PMK No. 1 Tahun 2017. Hal ioi sehubungan o selisih/perbedaan perolehan suara antara PEMOHON dengan PIHAK TERKAIT sebagai pasangan calon peraih suara terbanyak adalah sebesar o (1% X 4.732.536 suara sah =) 47.325 suara. Sementara selisih perolehan 0 suara antara PEMOHON dengan PfflAK TERKAIT sebagai pasangan o calon peraih suara terbanyak terdapat selisih sejumlah 89.890 suara o (1,89%), artinya jauh melebihi ambang batas maksimum 1% = 47.325 o suara, sebagaimana diatur dalam lampiran PMK 1 Tahun 2016: o a) Provinsi Banten berpenduduk 11.955.243 jiwa sehingga raasuk katagori 1% c Paslon 1 = 2. 411. 213 Suara Paslon 2 = 2. 321. 323 Suara G. Total Suara Sah = 4.732. 536 Suara c. b) Cara Penghitungan 1% X 4.732. 536 = 47.325 suara c Selisih perolehan suara Paslon 1 dan Paslon 2 c -9- I. c. C' f L- c

c 2. 411. 213 suara - 2. 321. 323 suara = 89.890 suara o c) Kesimpuian: 0 Paslon 2 tidak dapat mengajukan permohonan ke MK karena sellsih perolehan suara antara paslon 2 (PEMOHON) dan Paslon 1 (peraih suara ^ terbanyak: PIHAK TERKAIT) sebesar 89.890 suara, atau lebih dari 47.325

suara

Konsekuensinya, sebagatmanaditegaskan pada: !O Pasal 44 avat (1) PMK No. 1 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dalam 1 Q PMK No. 1Tahun 2017: \ Amar putusan Mahkamah menyatakan: Permohonan tidak dapat diterima ! O apabila PEMOHON dan/atau Permohonanan tidak memenuhi ketentuan ^ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (I), Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, \ C Pasal 7. dan Pasal H. Q 5) Bahwa terbadap dalil PEMOHON pada burufH sampai dengan hurufHH tentang berkeberatan dengan penerapan Pasal 158 ayat (1) UU 10 Tahun O 2016 dan Pasal 7 ayat (1) PMK 1/2016 sebagaimana telah diubah dengan ^ PMK 1/2017; O 1- PIHAK TERKAIT menilai PEMOHON tidak bisa membedakan mana Q kualitas permohonan perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemilihan (PHP) dengan mana perkara permohonan pengujian o perundang-undangan (PUU), b Pasal 158 ayat (1) hurufc UVNo. 10 Tahun c 2016 dan Pasal 7 ayat (I) huruf c PMK No. 1 Tahun 2016 sebagaimana 0 telah diubah dalam PMK No. I Tahun 2017. Maka sudah barang tentu Q permohonan yang semacam ini harus dinyatakan tidakdapat diterima; Q 2. PIHAK TERKAIT berkeyakinan bahwa pembatasan selisih persentase dalam perolehan hasil suara akhir tersebut merupakan kepastian o hukum yang berlaku pada setiap calon peserta kontestasi pemilihan kepala o daerah: sebagai aturan main yang sejak awal telah sama-sama diketahui Q dan diterima sejakbakalcalon, hingga pendaftaran pencalonan; 3. PIHAK TERKAIT berkeyakinan jika menggunakan logika terbalik dalam permasalahan pembatasan tersebut, manakala PEMOHON yang o memperoleh hasil suara terbanyak maka tentunya PEMOHON akan o berdiri pada ketentuan Pasal 158 ayat (1) huruf c UU No. 10 Tahun 2016 O dan Pasal 7 ayat (1) huruf c PMK No. I Tahun 2016 sebagaimana telah j diubah dalam PMKNo. 1Tahun 2017; 4. PIHAK TERKAIT meyakini bahwa Mahkamah Konstitusi adalah ! e lembaga hukum yang memiliki kredibilitas sehingga tentu tidak akan (;• -10- I

L'

f > I i c

r> ' mclanggar ketentuan Undang-Undang. terlebih terhadap aturan tentang i (j pembatasan tersebut sudah diketahui sepenuhnya oleh pasangan calon, bahkan Mabkamah Konstitusi telah mcnetapkan PMK No. 1 Tahun 2016 scbagaimana telah diubah dalam PMK No. 1 Tahun 2017 sehingga G mengikat semua pihak yang terkait; © 5. Bahwa dari data-data diatas lampak jelas, terbukti selisih persoalan suara O antara PEMOHON dengan peraihan suara terbanyak yaitu sebanyak 89.890 Q suara yang equivalen dengan 1.89%, jauh melewati batas yang ditetapkan dalam Pasal 158 ayat (1) huruf c UU No. 10 Tahun 2016 dan Pasal 7 ayat O (1) huruf c PMK No. 1 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dalam PMK O No. I Tahun 2017, merupakan ketentuan yang dikualiflkasikan sebagai o ketentuan yang bersifat memaksa (dwingenrecht) yang merupakan Q ketentuan yang sudah jelas, dan tertutup untuk disimpangi sehingga 0 harus dihormati demi kepastian bukum. Ketentuan undang-undang tersebut menurut hemat PIHAK TERKAIT tidak dapat dikesampingkan 0 dalam meniiai apakah suatu permohonan dalam perkara perselisihan hasil o pemilihan dapat diterimaatau tidak, karena beberapa pertimbangan yaitu: O Periama, menurut hemat PIHAK TERKAIT ketentuan dalam Pasal 158 j 0 ayat (1) huruf c UU No. 10 Tahun 2016 dan Pasal 7ayat (1) huruf c PMK i No. I Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dalam PMK No. 1 Tahun 2017 io yang menetapkan dan membatasi selisih perolehan suara sebagai syarat o untuk dapat mengajukan permohonan dalam perkara perselisihan pemilihan O Gubemur dan Wakil Gubemur, bukan sekedar aturan formil proseduraL Q Karena menurut PIHAK TERKAIT aturan tersebut cukup substantif, lebih substantif dari: misalnya, ketentuan yang membatasi pengajuan o permohonan tidak lebih dari 3 hari kerja, yang ketentuan ini sangat o dijaga dan diterapkan seeara konsisten oleh Mahkamah; O Kedua, siapapun yang mengajukan diri seeara sukareia untuk turut serta 0 sebagai calon dalam pemilihan: setiap pasangan calon, seeara yuridis harus dianggap menerima aturan main yang ada, termasuk aturan o main mengenai perselisihan hasil pemilihan. Menyangkal validitas dan o keadilan suatu aturan kepemilihan yang bisa dikatakan telah disepakati C- setelah pemilihan memperlihatkan hasilnya, menurut kami sulit untuk (^- ditempatkan sebagai upaya untuk membangun sebuah demokrasi

I. -11- L

: c;. \ \

C I (' c ' konstitusional yang berkualitas. Jika memang kelentuan dalam Pasal 158 ; C ayat (1) huruf cUU No. 10 Tahun 2016 dan Pasal 7ayat (1) huruf cPMK >• 0 No. 1Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dalam PMK No. I Tahun 2017 0 dinilai tidak sejalan dengan konstitusi oleh karena menghalangi ditegakkannya keadilan substantif, maka upaya untuk meniadakan o ketentuan itu sepatutnya dilakukan lebih awal dengan melakukan O pengujian perundang-undangan (judicial review) dan hal tersebut dapat Q diajukan tanpa harus menunda pelaksanaan pemilihan. Sebagai contoh, Q judicial review terhadap ketentuan yang berkenaan dengan calon tunggal. ^ Upaya hukum itu dilakukan di tengah tahapan pemilihan sedang berlangsung, dan dapat diselesaikan oleh Mahkamah tanpa mengakibatkan G kekacauan tahapan pemilihan; O Mahkamah telah menerbitkan serangkaian peraturan mengenai Q hukum acara yang mengatur lebih lanjut dan sangat detail ketentuan dalam Q Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016. Yang menurut pemahaman PIHAK TERKAIT, isi peraturan Mahkamah tersebut memperlihatkan antara lain n bahwa Mahkamah mengukuhkan keberlakuan ketentuan Pasal 158 O ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016; Dengan demikian menurut PIHAK TERKAIT, permohonan PEMOHON i u 10 tidak memiliki kedudukan hukum (lega! standing) untuk mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur O Banten Tahun 2017. Oleh karena Permohonan pihak PEMOHON O adalah sangat beralasan hukum untuk tidak dapat diterima (Niet Q ontvanketijke verklaard) atau setidak-tidaknya dinyatakan ditolak; Q 6. Selanjutnya, PIHAK TERKAIT menilai dalil PEMOHON dengan mengutip 0 beberapa Putusan Mahkamah Kostitusi sangatlah tidak relevan, contohnya: ^ pada halaman 6huruf Kdalam permohonan PEMOHON mengutip putusan Mahkamah nomor 41/PHJPU.D-VI/2008 yangjelas bahwa putusan tersebut O lahir sebeium adanya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang O perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor I Tahun 2015 tentang Q penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang nomor I Tahun 2014 tentang pemilihan Gubemur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang- o ™ -——-~ •—-/ 0 c- -12- 1

e.

c o permohonan terhadap perselisihan hasil perhitungan suara, sehingga O argumentasi tersebut patut dikesampingkan;

o 7. Bahwa terhadap dalil PEMOHON terkait Pasal 158 Undang-Undang No. 10 O Tahun 2016 Pada poin BB halaman 12, "menyebakan keiimpangan dan f Q pelanggaran prinsip-prinsip persamaan dimuka hukum untuk dapat mengajukan gugatan/permohonan ke Mahkamah Komiiiusi", PIHAK TERKAIT merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi No. 58/PinU- ^o [ XIII/2015 terhadap Perkara Pengujian Undang-Undang No. 8 tahun 2015 t ©A tentang perubahan atas Undang-Undang No. I tahun 2015 tentang 0 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang no. 1 tahun 0 2014 tentang pemilihan Gubemur, Bupati, Walikota Menjadi Undang- ^ Undang terhadap Undang-Undang dasar Negara Indonesia tahun 1945. Menegani Pasal 158 Mahkamah berpendapat dalam pendapat Hukum nya o pada halaman 36 Paragrar[3.9]: {0 Bahwa Rasionalitas Pasal 158 ayat (I) dan ayat (2) UU 8/2015 I sesungguhrtya merupakan bagian dari upaya pemhentukan Undang- IG Undang mendorong Terhangunnya etika sekaligus budaya poUtik yang ( niakin dewasa yaitu dengan cara membuat perumusan Norma Undang- I Undang dimana orang yang turut serta dalam kontestasi Pemilihan I ^ Guhernur, Bupati, dan Walikota tidak serta merta menggugat suatu hasil : ^ pemilihan ke Mahkamah konstitusi dengan perhitungan yang sulit i diterima oleh penalaranyang wajar. I Hal ini sudah sangatlah jelas bahwa Pasal 158 ayat (1) Undang-Undang j Nomor 10 Tahun 2016 merupakan suatu keniscayaan yang harus dipenuhi © oleh setiap PEMOHON di mahkamah Konstitusi oleh karenanya, dalil t 0 PEMOHON yang demikian itu harus ditolak oleh Mahkamah; *j Qj 8. PIHAK TERKAIT selanjutnya mengutip Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 8/PHP.BUP-XIV/2016 tanggal 21 Januari 2016 (bukti PT-5), Cl yaitu putusan setelah berlakunya UU No. 10 Tahun 2016, sehubungan C' terdapat beberapa pertimbangan Mahkamah yang sesuDgguhuya dapat (3 menjawab daltl PEMOHON atas berlakunya pcmbatasan sebagaimana Q pada norma Pasal 158 ayat (1) huruf c UU No. 10 Tahun 2016 dan Pasal 7 ayat (1) huruf c PMK No. I Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dalam o PMK No. 1 Tahun 2017, yaitu: a) pada halaman 67 point (3.6.3) yang berbunyi: o ; C. -13- c

c

: kj I , c I ij c "Menimhang bahva terkaitsyarat pengajuanpermohonan sehagaimana ditentiikan Posal 158 UUH/20J5 dan Pasal 6 PMK 1-5 2015 Mahkamah mempertimbangkan sebagai berikut: t o a. Mahkamah dalam Putusan Mahkamah Komtilusi Nomor : 51/PUU- ^ XllI/2015 tertanggal 19 Juli 2015 dalam pertimbangan hukumnya i berpendapa! sebagai berikut: 1 0 bahwa tidak semua pembatasan serta meria berarti f bertentangan dengan UUD 1945, sepanjang pembatasan iersebut i Q untuk menjamin pengakuan, serta penghormatan atas hak dan j kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil Idani O sesuaiketertibandengan pertimbanganumum, makamoral,pembatasannilai-nilai agama,demikiankeamanan,dapat O dibenarkan menurut konstitusi (vide Pasal 28J ayat (2) UUD f. _ 1945). MenurutMahkamah. pembatasan bagipeserta Pemilu untuk ; mengajukan pembatalan penetapan hasil perhitungan suara ^ dalam Pasal 158 UU 8/2015 merupakan kebijakan hukum terbuka ^ pembentuk Undang-Undang untuk menentukannya sebab ^ pembatasan demikian logis dan dapat diterima secara hukum ^ sebab untuk mengukur signiftkansi perolehan suara calon;"

? O b. Berdasarkan Putusan Mahkamah Nomor: 51/PUU-XU1/2015 bertanggal 9 Juli 2015, syarat pengajuan permohonan sebagaimana O ditentukan dalam Pasal 158 UU 8/2015 berlaku bagi siapapun f Q PEMOHONnya ketika mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil perhitungan perolehan suara dalam pemilihan • 0 gubernur, bupati, dan walikota; ' p- c. Hal tersebut di atas juga telah ditegaskan dan sejalan dengan Putusan Mahkamah Nomor : 58/PUU-XI1I/2015, bertanggal 9 Juli ' 2015; '• d. Bahwa pasangan calon dalam pemilihan Gubernur, Bupati, dan i Walikota pada dasamya memiliki kedudukan hukum (legal standing) ? (vide Pasal I angka i dan angka 4, serta Pasal 157 ayat (4) UU i 8/2015), namun dalam hal mengajukan permohonan pasangan (') calon tersebut harus memenuhi persyaratan, antara lain, sebagaimana ditentukan oleh Pasal 158 UU 8/2015; o b) Selanjutnya Pada halaman 69 point (3.6.4); ' o "Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, meskipun PEMOHON adalah benar pasangan calon dst, akan tetapi permohonan PEMOHON tidak memenuhi syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 158 UU 8/2015 dan Pasal 6 PMK 1-5/2015, oleh karena itu, Eksepsi Termohon dan Eksepsi PIHAK TERKAIT (_'• berkenaan dengan kedudukan hukum (legal standing) PEMOHON beralasan menurut hukum;" o c) Pada halaman 69 point (3.7) yang berbunyi: a "Menimbang balma oleh karena eksepsi Termohon dan PIHAK

TERKAIT berkenaan dengan kedudukan hukum (legal standing) / PEMOHON beralasan memurut hukum maka pokok permohonan^an/ 0- -14- L-

Ci ii

I ' PEMOHON serla eksepsi lainnya dari Termohon dan PIHAK TERKAIT [ tidak dipertimbangkan. "

9. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, PIHAK TERKAIT kembali mempertegas sehubungan sangal jelas dan tidak dapat dibantah lagi bahwasanya PEMOHON tidak memiliki kedudukan hukum {legal standing) untuk mengajukan Permohonan Pembatalan Keputusan O TERMOHON: KPU Provinsi Banten Nomor: 08/Kpts/KPU- Q Prov.0I5/Tahun 2017 tentang Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Banten c Tahun 2017, bertanggal 26 Februari 2017 yang menetapkan PIHAK TERKAIT sebagai peraih suara terbanyak; O 10. Bahwa terhadap dalil PEMOHON tentang kecurangan yang melawan Q hukum yang dilakukan secara terstruktur sistematis, dan massif yang dilakukan oleh pasangan calon nomor urut 1 {vide: angka II. o KEDUDUKAN HUKUM/LEGAL STANDING PEMOHON huruf I, J, K, o L, M, N, O, P, dan Q permohonan PEMOHON), PIHAK TERKAIT akan @ menjelaskannya pada bagian berikutnya; Q 11. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, PIHAK TERKAJT kembali 0 mempertegas bahwa PEMOHON tidak memiliki kedudukan hukum {LEGAL STANDING) untuk mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi, oleh karenanya permohonan demikian ^ haruslah dinyatakan tidak dapat diterima (Niet ontvankelijke verktaard); o 0 C. PERMOHONAN PEMOHON TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBEL) Menurut PIHAK TERKAIT permohonan PEMOHON tidak jelas karena: o 1. Bahwa PEMOHON dalam dalil permohonanya seakan-akan sedang melakukan o Permohonan uji Materi Pasal 158 ayat (I) Undang-Undang Nomor 10 tahun I / 1 L 2016bukan tentang permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP); Q 2. Bahwa permohonan PEMOHON yang menyatakan adanya dugaan kecurangan Q yang bersifat terstruktur, sistematis dan massif (TSM) tidaklah berdasar dan sangat mengada-ada. Hal ini sehubungan penggunaan istilah terstruktur sistematis dan massif yang didalilkan oleh PEMOHON sudah tidak relevan, O karena pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 telah didefmiskan bahwa 0 istilah terstruktur sistematis dan massif merupakan bagian dan

-15- L

O © i; c l< ' merupakan objek darl perbuatan menjanjikatt dan/atau memherikan uang \ R atau materi lainnya. Artinya istilah terstruktur sisiematis dan ma5.v//sudah f 0! tidak lagi bisa berdiri sendiri, demikian hal ini sebagaimana masing-masing : ^ ditegaskan pada: I Pasal 73 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016ayat; j © (0 Colon dan/atau tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/afau memherikan ^ uang atau materi lainnya untuii mempengaruhi penyelenggara Pemilihan I ^ dan/atau Pemilih I (2) Calon yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ; oyat (1) berdasarkan putusan Bawaslu Provinsi dapat dikenai sanksi I fs administrasi pembatalan sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi atau I KPU Kahupaten/Kota. 1C Pasal 135A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 ayal: (J) Pelanggaran administrasiPemilihansebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 G ayat (2) merupakan pelanggaran yang terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif. O Penjelasan: Yang dimaksud dengan'/ers/rwA/wr" adalah kecurangan yang Q dilakukan oleh aparat struktural, baik aparat pemerintah maupun penyelenggara Pemilihan secara kolektifatau secara bersama-sama. Q Yang dimaksud dengan "sistematis ' adalah pelanggaran yang direncanakan secara matang, tersusun, bahkan sangat rapi. Yang dimaksud dengan"/naw/'adalah dampak pelanggaran yang sangat luas pengaruhnya terhadap hasil Pemilihan bukan hanya sebagian-sebagian. G (2) Bawaslu Provinsi menerima. memeriksa. dan memutus pelanggaran t ^ administrasi Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dalam jangka \ ^ waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja. \ ^• Pasal 1angka 12 Peraturan Bawaslu Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Tata Cara O Penanganan Pelanggaran Administrasi Terkait Larangan Memberikan Dan/Atau Q Menjanjikan Uang Atau Materi Lainnya Yang Dilakukan Secara Terstruktur, ^ Sistematis, Dan MasifDalam Pemilihan Gubemur, Bupati. Dan Walikota: u "Pelanggaran administrasi terkait larangan memberikan dan/ atau menjanjikan O uang atau materi lainnya yang dilakukan secara terstruktur. sistematis, dan masifselanjuinya disebut Pelanggaran TSM adalah perbuatan yang dilakukan oleh calon dan/ atau tim kampanye dalam bentuk menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara ^ pemilihan dan/atau pemilih yang dilakukan secara terencana dan meluas dengan melibatkan struktur pemerintahan atau penyelenggara pemilihan yang dapat mempengaruhi hasil Pemilihan secara langsung maupuntidak langsung

Pasal 14 Peraturan Bawaslu Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Tata Cara O Penanganan Pelanggaran Administrasi Terkait Larangan Memberikan Dan/Atau {^i Menjanjikan Uang Atau Materi Lainnya Yang Dilakukan Secara Terstruktur, ———/ -16-

C;

m 1 i

: c "Objek Pelanggaran J'SM adalah perbuaian menjanjikan dan/atau memberikcm ^ uang aiaii materi lainnya untiik mempetigivuhi petiyelenggara Pemilihan dan/atau Pemilih yang terjadi secaraterstniktur, sistemalis, dan masif. e Pasal 15 Peraturan Bawaslu Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Tata Cara 0 Penanganan Pelanggaran Administrasi Terkait Larangan Memberikan Dan/Atau Menjanjikan Uang Atau Materi Lainnya Yang Diiakukan Secara Terstruktur, I 0 Sistematis, Dan Masif Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota ayat: ^ (1) Terstruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yaitu perbuatan tersebut diiakukan dengan melibatkan aparat struktural, baik aparat pemerintah, ^ penyelenggara Pemilihan, dan/atau tim kampanye. ^ (2) Sistematis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yaitu perbuatan tersebut 0 direncanakan secara matang, tersusun, dan rapi. (3) Masif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yaitu pelanggaran yang Q terjadi secara luas dalam / (satu) tahapan atau beberapa tahapan Pemilihan atau dampak pelanggarannya yang sangat luas terhadap hasil pemilihan, ^ bukan hanya sebagian-sebagian. Q 3. Bahwa permohonan PEMOHON tidak menyebutkan adanya kesalahan ^ penghitungan suara seperti tidak menyebut kapan, dimana, berapa selisih suaranya, bagaimana kejadiannya, siapa yang melakukan kesalahan, siapa © saksinya dan apa pengaruhnya terhadap hasil perhitungan suara; \ O Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, PIHAK TERKAIT kembali j Q mempertegas bahwa PERMOHONAN PEMOHON TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBEL), oleh karenanya haruslah dinyatakan tidak dapat diterima ic (Niet ontvankelijke verklaard). atau setidak-tidaknya dinyatakan ditolak; o Q n. DALAM POKOK PERMOHONAN O A. Majelis hakim yang mulia, bahwa proses demokrasi di Provinsi Banten O berjalan dengan lancar, tertib dan aman, tidak terjadi kekacauan-kekacauan Q yang berarti. Semua keluhan atau keberatan dari masyarakat dan semua pihak telah tersalurkan lewat mekanisme masing-masing, dan dapat dikatakan bahwa masyarakat Provinsi Banten puas dan menerima proses ^ penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tabun G 2017 yang diselenggarakan oleh TERMOHON. Sangat berbeda dengan Q alasaan-alasan keberatan PEMOHON yang disampaikan dalam permohonannya, yang menyatakan bahwa proses penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil G Gubernur Banten Tahun 2017 berjalan dengan tidak baik, sebagai PIHAK O TERKAIT, hal ini sangat kami sesalkan; G -17- G G i t [ J : r I ) . c ^ B. Bahwa pada proses penghltungan suara di TPS yang disaksikan oleh saksi : ^ dari Pihak PEMOHON maupun PIHAK TERKAIT, seluruh dokumen basil i 0 perhitungan suara tersebut telah ditaodatangani, hal ini membuktikan bahwa j 0 proses pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Banten berjalan I dengan baik. Andaikatapun terjadi kesalahan atau kekcliruan dalam I perhitungan suara maupun dalam pcnulisan suara, sudah diselesaikan I© dalam sidang pleno PPK ditingkat kecamatan se-provinsi Banten; I o c. Bahwa mengenai pelanggaran yang dilaporkan juga sudah diproses dan I0 diselesaikan oleh TERMOHON, Panitia Pengawas Pemilu dan GAKUMDU terhadap tindak pidana pemilihan umum, oleh karenanya mengenai dalil-dalil ! O yang disampaikan oleh PEMOHON dalam permohonannya adalah tidak O beralasan; ^ D. Selanjutnya, sebelum PIHAK TERKAIT memberikan keterangan, keterangan Q bantahan atau tanggapan terhadap pokok permohonan PEMOHON, perlu PIHAK TERKAIT sampaikan bahwa PEMOHON adalah calon dengan kualifikasi O sebagal Petahana {incumbent) karena posisi PEMOHON saat sebelum ! © pencalonan, menjelang pencalonan, setelah pendaftaran pasangan calon i O hingga cuti kampanye adalah sebagai Gubemur Banten aktif. Artinya posisi ^ PEMOHON sangat kuat dan strategis untuk dapat mengarahkan dan berhubungan ; langsung dengan program, kegiatan, ataupun tindakan-tindakan yang secara tegas , berpotensi mengarahkan para pemilih, khususnya lingkungan ASN, birokrasi, ® program, kegiatan, serta mempengamhi tindakan Penyelenggara Pemilihan disemua . O tingkatan, termasuk tingkat PPK hingga KPPS untuk mendukung dan/atau

I ! Q memenangkan PEMOHON dalam Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Banten Tahun20I7; o E. Bahwa berdasarkan fakta demikian, oleh karenanya, tuduban PEMOHON sebagai Petahana {incumbent) kepada PIHAK TERKAIT tentang adanya G kecurangan yang melawan hukum yang dilaknkan secara terstruktur Q sistematis dan massif sebagaimana pada angka II. KEDUDUKAN Q HUKUM/LEGAL STANDING PEMOHON huruf 1, J, K, L, M, N, O, P, dan Q permohonan PEMOHON adalah tidaklah tepat, tidak mendasar dan cenderung mengada-ada. t? F. Apalagi pada faktanya, justru PEMOHON sebagai Petahana {incumbent) lah Qj yang banyak melakukan pelanggaran, hal ini berdasarkan temuan dan laporan

-18-

u o ti

o

c Tim PIHAK TERKAI P kepada Badan Pengawas Pemilu Provinsi Bantcn sebagai e- berikut:

o NO BUKTI NOMOR LAPORAN KETERANGAN 1. PT-6 08/LP/PIL-GBW/X/20I6 Pelanggaran oleh Gubemur Banten o Rano Kamo yaitu penggunaan 0 fasilitas (kursi) pendopo Gubemur untuk kepentingan pribadi Gubemur o saat deklarasi dan pendaftaran calon Gubemur. c 2. PT-7 12/LP/PIL-GBW/X/20I6 Pelanggaran oleh Gubemur Banten Rano Kamo yaitu penggunaan G fasilitas (kursi) pendopo Gubemur untuk kepentingan pribadi Gubemur © saat deklarasi dan pendaftaran calon Gubemur. o 3. PT-8 04/TM/PIL- Program/kegiatan Acara BLHD GBW/IX/2016 Banten menunjukkan dalam acara G tersebut foto wajah Rano Kamo 0 terpampang pada spanduk, baliho, termasuk pada kaos seragam acara O yang dipakai oleh sejumlah kepala SKPD. 0 4. PT-9 05/LP/PiL-GBW/IX/20I6 Dalam acara Acara di SMAN 6 Tigaraksa tersebut, PNS dan murid 0 yang hadir diharuskan memakai kaos bergambar Rano yang dibagikan |c pihak sekolah dan sebelumnya telah t disiapkan panitia dari Pemprov 6 / Banten. o 5. PT-IO •32/LP/PIL-GDW/X/20i6/ Pose salam 2 jari oleh Menteri 'BUMN: Rjni Soemamo dan Bupati o Lebak: Iti Octavia Jayabaya pada masa kampanye dan dalam kegiatan o resmi pemerintahan 6. PT-II 35/LP/PILGBW/X/2016 salam dua jari kepala SKPD o menunjukkan calon Gubemur Banten o nomor urut 2 dan sejumlah kepala SKPD Provinsi banten berpose c bersama dengan mengacungkan simbol 'Salam Dua Jari' dalam acara o pemerintahan dan menunjukkan bahwa mereka tidak netral sebagai c aparatur sipil negara (ASN) 7. PT-I2 06/LP/PII.-G{n\W20l6 Menunjukkan calon Gubemur Banten o 'nomor urut 2 dan sejumlah kepala SKPD Provinsi banten berpose o bersama dengan mengacungkan simbol 'Salam Dua Jari' dalam acara o pemerintahan dan menunjukkan o -19- c

L. '! l; li ^ ii ^ bahwa mereka tidak netral sebagat O apardtur sipil negara (ASN)

- f 8. PT-13 M7/LP/PlL'GDWi^Cl/'2010i Kepala Dinas Perhubungan, II © Komunikasi dan Informalika (Dishubkominfo) Provinsi Banten, lie Revri Aroes memperlihatkan salam dua jari bersama masyarakat pada I© acara perkumpulan organisasi daerah f o di wilayah Kota Serang 9. PT-14 60/LP/PIL-GBW/XI/20I6 Salah salu Anggota DPRD Kota Serang dari Partai PDIP; pejabat 'o daerah yaitu M. Ali Soero dalam ! o akun media sosialnya mengunggah foto dalam acara ADEKSI ' c 10. PT-I5^ 07/LP/PIL-GRW/1X/2016 Spanduk/baligho dukungan terhadap Rano Kamo sebagai Calon Gubemur Banten di Kota Tangerang yang O disebar oleh PejabatNegara (Anggota DPD RI) Ahmad Subadri. i II. PT-16^ ll/LPj'PIL-QDWjOG'2Q16l Spanduk/baligho dukungan terhadap o Rano Kamo sebagai Calon Gubemur fo-fO Banten di Kota Tangerang yang G disebar oleh Pejabat Negara Ahmad Subadri {Anggota DPD RJ)

! c 12. PT-17 09/LP/PIL-GBW/X/2016 Acara Rotasi/Mutasi dan pelantikan pejabat struktural dalam lingkup !c pemerintahan provinsi Banten Oleh IG Gubemur Banten Rano Kamo jelang penetapan pasangan calon O 13. PT-18 59/LP/PIL-GBW/X1/2016 Video menunjukkan keterlibatan kepala Kemenag Provinsi Banten: o pejabat negara dalam kegiatan o kampanye Cawagub H.Embay, Paslon no urut 2

o 14. PT-I9 66/LP/PIL- Menunjukkan Ade Sumardi (wakil GBW/XII/2016 Bupati Lebak; pejabat daerah) terlibat o dalam kegiatan kampanye dengan Cawagub H.Embay, Paslon no umt 2 o di hari kerja. o Bukti menunjukkan surat undangan yang dibuat oleh relawan Rano-H. o Embay untuk masyarakat. o 15. PT-20 71/LP/P1L-GBW/I/2017 Menunjukkan kalender 2017 pemerintah provinsi Banten banyak c memasang foto Rano Kamo sebagai Gubemur Banten. o

CJ -20- L

L.

tj 1 {

; r 16. PT-21 13/LP/PIL GIjW/XI/2016^ Menunjukkan Bahwa dalam rapat • f; ^ Paripuma yang dilakukan oleh DPRD Provinsi Banten dimana dalam rapat tersebut DPRD Provinsi Banten i ^ mengundang H. Embay Mulya Syarif Io calon wakil Gubemur Banten 17. PT-22 23/LP/PIL-GBW/X/2016 Menunjukan keterlibatan Suparmi ketua DPRD KotaTangerang: pejabat ]® daerah dengan jabatannya j 0 mensosialisasikan kegitan partai dan I0 calon Gubemur Banten Rano Kamo. 18. PT-23 42/LP/PILGBW/X/20I6 Menunjukkan pemanfaatan kegiatan Io pemerintah oleh H.Embay kegiatan jalan santai keijasama antara c Telkomsel dan pemerintah provinsi Banten.

o -i+T- PT-26 o •52:- rT"27 ^ 23. PT-28 18/LP/PlL-GBW/X/2016 Bukti menggambarkan profil akun o facebook H.Rano Kamo sebagai Gubemur mengunggah kegiatan o kampanye dan sosiaiisasi pasangan calon Gubemur Banten H.Rano o Kamo-H.Embay Mulya Syarief 24. PT-29 19/LP/PIL-GBW/X/2016 Baligho ucapan idul adha H.Rano p Kamo sebagai Gubemur Banten 0 dengan slogan legas dan merakyat merupakan slogan kampanye c pasangan calon Gubemur Banten 1 Rano-Embay. L: -21-

e: I e o 25. PT-30 20/LP/PIL-GBW/X/20I6 Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai D Gubemur yang masih terpasang pada baiigho DISNAKERTRANS Banten.

26. PT-31 2I/LP/PIL-GBW/X/2016 Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai Gubemur yang masih terpasang pada baiigho festival pencak silat Provinsi © Banten. Q 27. PT-32 22/LP/PIL-GBW/X/2016 Spanduk dengan corak wama identik dengan wama partai pengsung ^o pasangan calon Gubemur Banten Rano-Embay jo 28. PT-33 24/LP/PIL-GBW/X/2016 Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai Gubemur yang masih terpasang pada I o billboard DISBUDPAR Banten. • © 29. PT-34 26/LP/PIL-GBW/X/2016 Foto menunjukkan iklan sosialisasi Dinas Pendidikan Provinsi Banten di © media cetak yang masih memuat Foto Rano Kamo sebagai Gubemur. o 30. PT-35 30/LP/PIL-GBW/X/2016 Foto menunjukkan spanduk o sosialisasi DPPKD Lebak masih memasang Foto Rano Kamo sebagai o Gubemur. 31. PT-36 3I/LP/P1LGBW/X/20I6 Tayangan videotron yang masih I G menampilkan kegiatan Rano Kamo > ^ sebgai Gubemur Banten. 32. PT-37 33/LP/PILGBW/X/20I6 Terdapat foto H.Rano Karno sebagai Gubemur yang masih terpasang pada billboard DINDIK Banten. 33. PT-38 34/LP/PILGBW/X/20I6 Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai Gubemur yang masih terpasang pada o billboard Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Banten. 34. PT-39 38/LP/PlL-GBW/X/2016 Foto menunjukkan iklan sosialisasi Dinas BPPMD Provinsi Banten di media cetak yang masih memuat Foto Rano Kamo sebagai Gubemur. 35. PT-40 48/LP/PILGBW/X/2016 Terdapat foto H.Rano Karno sebagai 0 Gubemur yang masih terpasang di dalam lingkungan kantor BKPMPT 1 o Banten. 36. PT-41 49/I.P/PILGBW/X/2016 Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai o Gubemur yang masih terpasang pada o spanduk kemah bhakti pemuda DiSPORA Banten. 0 37. PT-42 53/LP/PILGBW/X/2016 Terdapat foto H.Rano Karno sebagai

1 Gubemur yang masih terpasang pada • a spanduk peringatan hari sumpah pemuda oleh DPPKD Serang. c. -22-

o

'3 c c 38. PT-43 54/LP/PILGBW/X/20I6 Terdapat foto H.Rano Karno sebagai c Gubemur yang masih terpasang pada spanduk hari pahlawan nasional oleh o RSUD Banten 39. PT-44 57/LP/PIL-GBW/XI/2016 Terdapat foio H.Rano Kamo sebagai G Gubemur yang masih terpasang pada kendaraan dinas DINSOS Banten 40. PT-45 63/LP/PIL- Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai GBW/Xll/2016 Gubemur yang masih terpasang di dalam lingkungan kantor BPAD O Banten. 41. PT-46 64/LP/PIL- Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai O GBW/XII/2016 Gubemur yang masih terpasang pada spanduk BPAD Banten O 42. PT-47 76/LP/PIL-GBW/I/2017 Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai Gubemur yang masih terpasang pada jo Billboard Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Banten Banten !© 43. PT-48 77/LP/PIL-GBW/I/2017 Bukti menggambarkan profil akun facebook Dinas Pertanian dan io Petemakan Banten menggunakan foto Rano Kamo sebagai foto profil I© akun dinas. io 44. PT-49 78/LP/PIL-GBW/I/2017 Bukti menggambarkan profil akun i facebook Dinsos Banten \Q menggunakan foto profil akun yang terdapat gambar Rano Kamo. C 45. PT-50 79/LP/PIL-GBW/I/2017 Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai Gubemur yang masih terpasang di •Q dalam lingkungan kantor BKPMPT- \ PTSP Banten. O 46. PT-5I 90/LP/PIL-GBW/II/2017 Terdapat foto H.Rano Kamo sebagai Gubemur yang masih terpasang pada o poster kantor penghubung provinsi iO Banten di Bandara Soekamo Hatta. 47. 48. ;o 49. PT-54 56/LP/PIL-GBW/Xl/2016 Bahwa Foto menunjukkan detik-detik saat Rano Kamo memberikan amplop io kepada keluarga pasicn. C; Di dalam video tersebut terdapat percakapan antara Rano sebelum memberikan amplop untuk makan kepada pasien RSUD Banten pada O detik 055.00-059.00. Dan terdapat percakapan antara Rano saat |0 memberikan amplop kepada pasien ;0 RSUD Banten pada menit: 01.02- 01.04 'O 50. PT-55 74/LP/PlLGBW/iy20I7 Terdapat pamflet perlombaan Festival dan kompetisi burung e -23- L.

c Q ei • li c

• ^ berkicau dengan nama Piala Si Doel 0 yang diadakan pasangan calon nomor urut 2 pada tanggal 19 Februari 2017 'f o di Lapangan Ahmad Yani/Alun-alun Kota Tangerang Jo 51. PT-56 88/LP/PIL-GBW/II/2017 Terdapat foto bukti deterjen dan selembar kertas bertuliskan Toko i^ Mas Mahkota Nita yang diduga sebagai pihak yang membuat serta jo stiker pasangan calon nomor unit 2 Rano-Embay Ic 52. PT-57 92/LP/PIL-GBW/Il/2017 Foto bukti pembagian mie instan yang terpampang secara jelas terdapat IO stiker pasangan calon nomor urut 2 I c 53. PT-58 93/LP/PIL-GBW/II/2017 Foto bukti tempat mukena yang terpampang secara jelas terdapat o tulisan Sobat Rano 54. PT-59 95/LP/PIL-GBW/II/2017 Bukti menunjukkan terjadi kegiatan G pembagian sembako di daerah Kibin Kabupaten Serang kepada warga o yang diduga kuat oleh tim kampanye pasangan calon nomor urut 2 dan o adik dari pasangan calon nomor urut 2 yaitu Najib RK c 55. PT-60 96/LP/PIL-GBW/II/2017 Bukti menunjukkan terjadi kegiatan c pembagian sembako di daerah Kabupaten Pandeglang saat bencana c; banjir kepada warga yang diduga kuat oleh tim kampanye pasangan ( calon nomor urut 2 dan adik dari pasangan calon nomor urut 2 yaitu c Najib RK. 56. PT-61 97/LP/PIL-GBW/H/2017 Bukti menunjukkan terjadi kegiatan c pembagian sembako di daerah Padarincang Kabupaten Serang o kepada warga yang diduga dilakukan c oleh relawan jangkar emas pendukung pasangan calon nomor c urut 2 57. PT-62 87/LP/PILGBW/II/2017 Bahwa telah terjadi peristiwa c Penghinaan dan Pemyataan Provokatif pada saat Debat Calon c Gubemur dan Calon Wakil Gubemur Banten tahap kedua yang c diselenggarakan oleh KPUD Banten pada tanggal 29 Januari 2017 di c Gedunga Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta yang c dilakukan oleh Calon Wakil c Gubemur Banten nomor urut 2 (dua) yaitu H. Embay Mulya Syarief ( -24-

ti 11

i G Bahwa buki menunjukkan ucapan C yang dilakukan oleh calon wakil Gubemur pasangan calon 2 o H.Embay. 58. PT-63 N0.94-/LP/PIL- Membuktikan Bahwaadanya oknum o GBW/II/2017 yang tidak bertanggung jawab menyebarkan selebaran yang berisi o hasutan dan fitnah terhadap pasangan calon No.urut 1. o 59. PT-64 41/LP/PIL-GBW/X/20I6 Bukti menunjukkan calon wakil Gubemur H. Embay Mulya Syarif o melakukan kegiatan kampanye G terselubung dengan memanfaatkan sarana pendidikan yang dilakukan. O 60. PT-65 52/LP/PIL-GBW/X/2016 Bukti menunjukkan calon wakil Gubemur H. Embay Mulya Syarif O melakukan kegiatan kampanye terselubung dengan memanfaatkan O sarana pendidikan yang dilakukan. 61. PT-66 58/LP/PIL-GBW/Xl/2016 Terdapat foto pasangan calon o Gubemur Rano-Embay dan bendera PDIP pada keramba milik Kemendes. o 62. PT-67 25/LP/PIL-GBW/X/2016 Terdapat spanduk pasangan calon G nomor urut 2 yang terpasang di pagar SMP Negeri 7 Kota Serang yang O merupakan sarana pendidikan 63. PT-68 27/LP/PIL-GBW/X/2016 Membuktikan bahwa Tim Kampanye C Paslon No 2 Memasang Sepanduk Provokasi Yang diletakan di Alun- c alun Rangkas Bitung. 64. PT-69 29/LP/PIL-GBW/X/20I6 Membuktikan Bahwa adanya kolom o ikian karikatur Rano-Embay dalam Q media cetak Tangerang Ekspress, Baraya Pos, Tangesl Pos yang o dilakukan oleh tim kampanye/tim pemenangan Rano-Embay sebelum o masa kampanye. 65. PT-70 50/LP/PILGBW/X/2016 Membuktikan adanya alat peraga kampanye paslon No.2 yang tidak sesuai dengan ketentuan. o 66. PT-7I 51/LP/PILGBW/X/20I6 Membuktikan adanya kecurangan yang dilakukan oleh kpu kota tangerang selatan dengan tidak memasang baligho paslon no. 1 o melainkan hanya memasang baligho paslon no.2 67. PT-72 68/LP/PIL- Membuktikan bahwa TBM satu GBW/XII/2016 bangsa mengadakan kegiatan literasi buku si doel yang dipresentasikan oleh Gol A Gong. Bahwa dalam acara tersebut jelas ^ o -25- c

U (

Ic mempresentasikan sosok seorang Rano Karno sebagai si doel. 68. PT-73 69/LP/PIL- Membuktikan Bahwa pasangan calon i o GBW/XII/20I6 dan/atau tim pemenangan pasangan calon nomor urut 2 telah memasang G alat peraga kampanye pada titik yang tidak terdaftar di KPU. O 69. PT-74 75/LP/PIL-GBW/I/2017 Membuktikan Bahwa kegialan bedah buku yang diselenggarakan oleh © komunitas buku Si Doel merupakan kegiatan yang meceritakan riwayat Q hidup Rano Kamo dan figur Rano © Kamo sebagai Si Doel 70. PT-75 80/LP/PIL-GBW/I/2017 Membuktikan Bahwa kegiatan yang O diselenggarakan oleh komunitas buku Si Doel merupakan bentuk kegiatan O kampanye karena diselenggarakan pada masa kampanye. 0 71. PT-76 8!/LP/PIL-GBW/I/2017 Membuktikan Bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas buku o Si Doe! merupakan bentuk kegiatan kampanye karena diselenggarakan o pada masa kampanye o 72. PT-77 82/LP/PIL-GBW/I/20I7 Membuktikan Bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas buku G Si Doel merupakan bentuk kegiatan kampanye karena diselenggarakan o pada masa kampanye. 73. PT-78 83/LP/PIL-CiBW/I/20l7 Membuktikan Bahwa kegiatan yang o diselenggarakan oleh komunitas buku Si Doel merupakan bentuk kegiatan o kampanye karena diselenggarakan pada masa kampanye. o 74. PT-79 86/LP/PIL-GBW/II/2017 Membuktikan Bahwa kegiatan yang o diselenggarakan oleh Embay Institute merupakan bentuk kegiatan o kampanye karena diselenggarakan pada masa kampanye. Selain itu Q kegiatan bedah buku yang diselenggarakan oleh Embay Institute O kegiatan yang meceritakan riwayat hidup H.Embay Mulya Syarif dan O flgur H.Embay Mulya Syarif sebagai jawara Wong Cilik. Dan H.Embay Q Mulya Syarif merupakan salah satu pasangan calon Wakil Gubemur dalam Pemilukada Provinsi Banten 75. PT-80 89/LP/PIL-GBW/II/2017 Membuktikan Bahwa pasangan calon dan/atau tim pemenangan O pasangan calon nomor urut 2 telah mencetak dan menyebarkan bahan / O -26- L.

e..

f" t I ^' ^ c »' t ; c kampanye selain yang diperbolehkan yaltu dengan membuat contoh surat

I o suara. I o 76. PT-81 91/LP/PIL-GBW/II/2017 Membuktikan Bahwa pasangan calon dan/atau tim pemenangan I Q pasangan calon nomor urut 2 telah mencetak dan menyebarkan bahan kampanye selain yang diperbolehkan. 77. PT-82 91/LP/PIL-GBW/I1/2017 Membuktikan Bahwa pasangan calon dan/atau tim pemenangan pasangan calon nomor urut 2 telah mencetak dan menyebarkan bahan kampanye selain yang diperbolehkan. G. Bahwa selanjutnya PIHAK TERKAIT akan mcmberikan keterangan, I O tanggapan dan/atau bantahan terhadap dalil-dalil PEMOHON, baik yang dituduhkan secara langsung kepada PIHAK TERKAIT, maupun yang memiliki korelasi dengan posisi dan kepentingan PIHAK TERKAIT sebagai

© berikut:

1. PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN (SUKET) UNTUK MEMILIH i O MELEBIHI JUMLAH SUKET YANG DIKELUARKAN DISDUKCAPIL jo KOTA TANGERANG {vide angka IV. POKOK PERMOHONAN huruf B i c angka 1); a) Bahwa terhadap dalil PEMOHON tentang Penggunaan Surat Keterangan J Q (Suket) Untuk Memilih Melebihi Jumlah Suket Yang Dikeluarkan O Disdukcapil Kota Tangerang, menurut PIHAK TERKAIT bahwa o penggunaan SUKET merupakan bentuk perlinduogan terhadap hak o pilih seseorang yang merupakan hak asasi, pelaksanaannya telah diatur dalam ketentuan perUndang-Undangan yang berlaku, serta berlaku o diseluruh daerah; b) Bahwaadapun munculnya persoalan seperti sebagaimana yang di dalilkan o oleh PEMOHON. merupakan persoalan teknis yang terjadi dibanyak o daerah, termasukjuga di kabupaten/kota lain di Provinsi Banten, tempat dimana PEMOHON meraih suara lebih banyak. Namun demikian, hal tersebut terjadi bukanlah disebabkan: by design oleh siapapun dao pihak manapun; G c) Bahwa oleh karenanya sangatlah tidak beralasan secara objektif jika kemudian PEMOHON hanya mempersoalkan SUKET di Kota

0 -27- (: I i: ) c 5 ' r f ' ' Tangerang, sementara di 7 (tujuh) kabupaten/kota lain tidak t dipersoalkan, apalagi menjadikannya sebagai dalil oleh PEMOHON unluk 0 meminta melakukan Pemungutan Suara Ulang diseluruh Kota Tangerang adalah bal yang sangat tidak mendasar; o d) Berdasarkan uraian-uraian tersebut, oleh karenanya Mahkamah harus o menolak seluruh datil PEMOHON yang disebutkan pada halaman 16,17, O serta halaman i8{vide permohonan PEMOHON); o 2. PEMBUKAAN KOTAK DAN/ATAU BERKAS PEMUNGUTAN DAN o PENGHITUNGAN SUARA TIDAK DILAKUKAN MENURUT TATA O CARA YANG DITETAPKAN DALAM PERUNDANG-UNDANGAN {vide 0 angka IV. POKOK PERMOHONAN angka 2 huruf B); ^ a) Bahwa terhadap dalil PEMOHON tentang Pemhukaan Kotak dan/atau Berkas Pemungutan dan Penghitungan Suara Tidak Dilakukan Menurut ^ Tata Cara Yang Ditetapkan Dalam PerVndang-Undangan, menurut PIHAK O TERK.AIT sesungguhnya sudah tidak menjadi permasalahan lagi, sebab 0 faktanya telah disclesaikan dengan mekanisme pelaporan di Panwaslu, I i I kemudian pihak Panwaslu sudah mengeluarkan rekomendasi kepada I ^. penyelengara untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU), hal I mana telah dilaksanakan oleh TERMOHON atas dasar rekomendasi Panitia I f"\ Pengawas Pemllu seperti sebagaimana terjadi dibeberapa TPS di Kota O Tangerang (bukti PT-83) Pemberitahuan Status Laporan, (bukti PT-84) Rekomendasi PSU di TPS 5 dan 15 Kelurahan Nusajaya Kecamatan Karawaci, (bukti PT-85) Rekomendasi PSU di TPS 3 Kelurahan Sukarasa o dan TPS 7 Kelurahan Kelapa Indah Kecamatan Tangerang serta (bukti PT- o 86) Himbauan kepada KPU Kota Tangerang agar memberikan teguran keras O kepada KPPS 3 di Kelurahan Sukarasa dan KPPS TPS 7 di Kelurahan ( Kelapa Indah Kecamatan Tangerang dan KPPS TPS 5 dan KPPS TPS 15 di ^ Kelurahan Nusajaya Kecamatan Karawaci), hal mana termasuk didalamnya TPS yang didaiilkan PEMOHON; ^ b) Bahwa dari seluruh pelaksanaan PSU tersebut diatas, perolehan suara w PIHAK TERKAIT tetap konsisten: yaitu tetap memperoleh suara lebih ("1 banyak daripada perolehan suara PEMOHON {bukti PT-87) seperti basil perolehan suara sebelum PSU; u c) Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas dapat dibuktikan bahwa dalil c -28- if i c ^ • PEMOHON mengenai PEMBUKAAN KOTAK DAN/ATAU BERKAS © PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA TIDAK DILAKUKAN 0 MENURUT TATA CARA YANG DITETAPKAN DALAM ^ PERUNDANG-UNDANGAN sudah TERBANTAHKAN oleh karenanya Mahkamah hams menolak dalil PEMOHON; ® 0 3. LEBIH DARI SEORANG PEMILIH YANG TIDAK TERDAFTAR SEBAGAI PEMILIH MENDAPAT KESEMPATAN MEMBERIKAN SUARA PADA TPS; ^ a) Bahwa terhadap dalil PEMOHON tentang Lebih Dari Seorang Pemilih Yang ^ Tidak Terdqftar Sebagai Pemilih Mendapat Kesempatan Memberikan Suara ^ pada TPS, yang teijadi di TPS 3 dan TPS 7 Kelurahan Sukasih Kecamatan Tangerang Kota Tangerang, telah dilaporkan oleh PEMOHON kepada © Panitia Pengawas Pemilu Kota Tangerang dan sudah ditindakJanjuti: © diproses; O b) Bahwa kemudian tidak ditindaklanjuti oleh Panitia Pengawas Pemilu Kota Q Tangerang adalah sehubungan iaporan atas pennasalahan tersebut tidak memenuhi syarat formil dan tidak adanya unsur-unsur pelanggaran; © c) Bahwa dengan demikian, dalil PEMOHON secara tidak langsung sudah jc terjawab: keberatan dari proses itu sudah dilaporan oleh PEMOHON dan ?Q pihak Pengawas Pemilu juga sudah mengeluarkan kesimpulan, artinya ||If z-'-. mekanisme sudab secara benar dilakukan sehingga untuk apa I ^ dipermasalahkan lagi di sidang mahkamah; d) Berdasarkan uraian-uraian tersebut, oleh karenanya Mahkamah hams G menolak dalil PEMOHON;

Q 4. JUMLAH SUARA SAH DAN TEDAK SAH LEBIH BESAR DARI SURAT Q SUARA YANG DITERIMA (DPT +2,5%) DI KOTA TANGERANG (vide Q angka IV. POKOK PERMOHONAN angka 2huruf D): a) Bahwa terhadap dalil PEMOHON tentang Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah ® Lebih Besar dari Surat Suara Yang Diterima (DPT + 2,5%) di Kota Q Tangerang menumt PIHAK TERKAIT, sepanjang yang diketahui dan 0 dialami berdasarkan keteraogan saksi PIHAK TERKAIT, hal tersebut terjadi disebabkan semata-mata kekeliruan PEMOHON dalam menghitung, terutama dalam mendalilkan jumlah suara sah, suara tidak sah C; -29- L-

C

i. V:

( : r c ^ • dan DPT; O b) Bahwa terhadap kemungkinan adanya kesalahan dalam perhitungan I o suara sah dan tidak sah yang terdapat dalam sertifikat basil perolehan suara Ir ^ di TPS (model Ci-KWK) yang sesungguhnya juga telah ditandatangani i oleh saksi PEMOHON, juga telah diperbaiki dalam sidang pleno \ tingkat PPK (Kecamatan) yang dihadiri oleh semua pihak, termasuk saksi : O dari PEMOHON; 0 c) Bahwa selain itu, terhadap kemungkinan adanya kesalahan dalam Q perhitungan sebagaimana telah diuraikan, juga tidak berdampak pada perolehan suara sah pasangan calon, baik PIHAK TERKAIT maupun o PEMOHON; Q d) Berdasarkan uraian-uraian tersebut, oleh karenanya Mahkamah harus O menolak dalil PEMOHON; ^ 5. JUMLAH SUARA SAH DAN TTOAK SAH MELEBIHI JUMLAH O PENGGUNA HAK PH.ffl DI KOTA TANGERANG (vide angka IV. O POKOK PERMOHONAN angka 2 huruf E); Q a) Bahwa terhadap dalil PEMOHON tentang Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah Melebihi Jumlah Pengguna Hak Pilih di Kota Tangerang menurut PIHAK 0 TERKAIT, sepanjang yang diketahui dan dialami berdasarkan keterangan saksi PIIL^^K TERKAIT, hal tersebut terjadi disebabkan O semata-niata kekeliruan PEMOHON dalam menghitung; Q b) Bahwa terhadap kemungkinan adanya kesalahan daiam perhitungan suara sah dan tidak sah yang terdapat dalam sertifikat basil perolehan suara o di TPS (model Cl-KWK) yang sesungguhnya juga telah ditandatangani G oleh saksi PEMOHON, juga telah diperbaiki dalam sidang plenotingkat O PPK (Kecamatan) yang dihadiri oleh semua pihak, termasuk saksi dari Q PEMOHON; ^ c) Bahwa selain itu, terhadap kemungkinan adanya kesalahan dalam perhitungan sebagaimana telah diuraikan, juga tidak berdampak pada ^ perolehan suara sah pasangan calon, baik PIHAK TERKAIT maupun O PEMOHON; ( } d) Berdasarkan uraian-uraian tersebut, oleh karenanya Mahkamah harus menolak dalil PEMOHON; u

t* -30- l_ ,

t I : C

• r - ' 6. JUMLAH SIJRAT SUARA YANG DIGUNAKAN (SUARA SAH + TIDAK : SAH + SURAT SUARA RUSAK + SURAT SUARA TIDAK I DIGUNAKAN) MELEBIHI JUMLAH SURAT SUARA DITERIMA (DPT ' Q +2,5%) {vide angka IV. POKOK PERMOHONAN angka 2humf F); ^ a) Bahwa terhadap dalil PEMOHON lentang Jumlah Surat Suara Yang Digunakan (Suara Sah + Tidak Sah + Surat Suara Rusak + Surat Suara Tidak Digunakan) Melebihi Jumlah Surat Suara Diterima menurut PIHAK O TERKAIT, hal tersebut terjadi disebabkan semata-mata kekeliruan ^ PEMOHON dalam menghitung; b) Bahwa terhadap kemuogkinan adanya kesalahan dalam perhitungan c suara sah dan tidak sah yang terdapat dalam sertifikat hasil f^rolehan suara o di TPS (model Cl-KWK) yang sesungguhnya juga yang telah O difandatangani oleh saksi PEMOHON, juga telah diperbaiki dalam Q sidang pleno tingkat PPK (Kecamatan) yang dihadiri oleh semua pihak, termasuk saksi dari PEMOHON; o c) Bahwa selain itu, terhadap kemungkinan adanya kesalahan dalam o perhitungan sebagaimana telah diuraikan, juga tidak berdampak pada I G perolehan suara sah pasangan calon, baik PIHAK TERKAIT maupun ? PEMOHON. Oleh karenanya dalil tentang adanya pengelembungan suara yang diuraikan oleh PEMOHON sangatlah tidak jelas dan tidakmendasar; \Q d) Perlu kiranya disampaikan bahwa PIHAK TERKAIT: Wahidin Halim O 1) Adalah warga asli dan kelahiran Kota Tangerang; O 2) Memulai karimya menjadi Kcpala Desa dan Birokrat di Pemerintah Q Daerab Kabupaten Tangerang dengan berbagai pengalaman ^7^ jabatan, termasuk raenjadi Sekretaris Daerah (sebelum dimekarkan menjadi KotaTangerangdan KotaTangerang Selatan); 3) Menjadi Walikota Tangerang dua periode, yaitu periode 2003-2008 ! ( ^ dan 2008-2013; f ) 4) Mendapatkan perolehan suara terbanyak se Dapil III Banten pada pemilihan legislatif tahun 2014; CJ Berdasarkan uraian tersebut, dedikasi dan ketokohan PIHAK TERKAIT: Wahidin Halim sndah tidak dapat dibantahkan lagi di provinsi Banten dan terkhusus di Kota Tangerang, sebab itu pada Pemilihan Walikota C Tangerang 2008-2013 PIHAK TERKAIT: Wahidin Halim

(• -31- ; n

c mendapatkan perolehan suara sebesar 448.971 suara atau 88,4%, dan pada tahuD 2011 pada Pcmilukada Gubernur Hanten, PIHAK o TERKAIT: Wahidin Halim menjadi kandidat yang menang mutlak dl ^ 0 Kota Tangerang dengan meraih suara terbanyak dengan perolehan suara + 513.340-an suara 72,7% (bukti PT-89). Dengan demikian dali] o penggelembungan suara terbantahkan dan tidak beralasan, oleh karenanya Q dalil PEMOHON demikian haruslah ditoiak; 5) Bahwa itu sebabnya, PIHAK TERKAIT memiliki basis masa/pendukung 1^ yang sangat kuat di Kota Tangerang, sekalipun ada upaya-upaya ^ tertentu dari pihak manaupun, termasuk PEMOHON dan/atau pihak lain untuk mempengaruhi masyarakat dengan cara positif hingga cara 1 0 negatif: I O a. Etengan memasang spanduk-spanduk liar yang tidak sesuai dengan I Q ketentuan yang kemudian di laporkan kepada Panitia Pengawas Pemilu ! Q denggan Laporan No:50/LP/PIL-GWB/X!/20i6 dan ditindak lanjuti dengan surat rekomendasi kepada KPU Kota Tangerang dengan nomor I ^ surat 113/PANWASLU-KOTA.TNG/XI/2016 (bukti PT-91); : O b. Pejabat daerah: Anggota DPRD Kota Tangerang dari Fraksi partai ' pendukung PEMOHON, gencar untuk mempengaruhi masyarakat pemilih di Kota Tangerang dibasis PIHAK TERKAIT hingga terbukti ; Q dilakukan dengan meianggar aturan kampanye karena tidak memiiiki ^O izin cuti berdasarkan temuan pelanggaran oleh PANWASCAM I Q Kecamatan Pinang dengan No: • g OIyTM/PANWASCAM/PINANG/XII/2016 (bukti PT-92); c. Pejabat daerah: Anggota DPRD Kota Tangerang dari Fraksi partai O pendukung PEMOHON lain juga terbukti kampanye untuk o PEMOHON tidak yang sesuai ketentuan berdasarkan surat PANWASLU C; Kota Tangerang yang mengclurkan rekomendasi kepada Ketua DPRD ( ) Kota Tangerang untuk menegur pejabat daerah tersebut sebagaimana surat dari PANWASLU KOTA TANGERANG NO: ^ 11/PANWASLU-KOTA.TNG/XJiy20I6 (bukti PT-93) 6) Bahwa profesionalisme dari KPU dan PANWASLU sebagai fTj ^ Penyelenggara sudah tidak diragukan lagi, hai mana diantaranya dibuktikan dengan adanya laporan yang kemudian di proses dan ditindak

-32- I , 1 10 f r I * lanjuti dengan bukti Surat Pemberilahuan Status Laporan No 011/LP/PIL- ^ C GWB/II/2017 (bukti PT-88); 7) Berdasarkan uraian-uraian tersebut, oleh karenanya Mahkamah hams ^ menolak daiil PEMOHON;

^ 7. PELANGGARAN DENGAN SANKSI ADMINISTRASI PEMBATALAN O SEBAGAI PASANGAN CALON DAN PIDANA PEMILU {vide angka IV. 0 POKOK PERMOHONAN angka 2 huruf G); a) Bahwa terhadap dalil PEMOHON tentang Pelanggaran Dengan Sanksi 0 Administrasi Pembatalan Sebagai Pasangan Colon Dan Pidana Pemilu c pada: G 1) Peristiwa Money Politic, Tangkap Tangan PembagianPaket Sembako di Komplek Ciruas Permai, Kabupaten Serang; 2) Peristiwa Money Politic Yang Teijadi di Kampung Kaum Desa Malingping Utara Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak; o 3) Perlombaan Motocross; o 4) Lomba Karya Tuiis Karang Taruna; G? 5) Peristiwa Money Politik di Kecamatan Cisauk; Adalah tidak benar dan mengada-ada, hal ini sehubungan PIHAK TERKAIT tidak melakukan seperti apa yang PEMOHON dalilkan. (• Selain itu, sehubungan pihak-pihak yang disebut dalam dalil PEMOHON o adalah bukan bagian dari Tim Kampaoye/PeDienangan dari PIHAK 0 TERKAIT (bukti PT-90). Lebih dari itu, bahkan PIHAK TERKAIT tidak mengenalnya; V. b) Bahwa selain itu, khususnya terhadap dalil PEMOHON pada (3 Perlombaan Motocross^ Lomba Karya Tulis Karang Taruna dan o Peristiwa Money Politik di Kecamatan Cisauk, sepanjang sepengetahuan PIHAK TERKAIT sudah diproses oleh Bawaslu ] Provinsi Banten, namun sehubungan tidak memenuhi unsur-unsur sebagaimana yang di dalilkan oleh PEMOHON, oleh karenanya proses c dihentikan oleh Bawaslu Provinsi Banten; rO c) Bahwa berdasarkan uraian-uaraian tersebut, oleh karenanya Mahkamah /i O harus menolak dalil PEMOHON; ^ C:^ C"- -33- ' I

c

: c 111. PETITUM ! ^ Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut di atas, PIHAK TERKAIT memohoo ' (3 kepada Mahkamah Konstitusi untuk mcnjatuhkaD putusan sebagai berikut:

DALAM EKSE^PSl.

Menerimadan mengabulkan selurub Eksepsi PIHAKTERKAIT.

G DALAM POKOK PERKARA: 0 - Menolak pcrmohonan PEMOHON untuk seluruhnya; O - Menyatakan benar dan tetap berlaku Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten Nomor: 08/Kpfs/KPU-Prov.015/Tahun 2017 Tentang Penetapan o Rekapitulasi Basil Penghitungan Perolehan Suara dan Basil Pemilihan Gubemur 0 Dan Wakil Gubemur Provinsi Banten Tahun 2017, bertanggal 26 Februari 2017; o Atau Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil- I XD adilnya {ex aequo et bono);

Hormat kami, I KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT I !C G \Jkvv Q ALAMSYAR SB. 11. M. H. MUB. SA7TU PALI, SH. Q

NSO, SH., M 12. SAlVJSyi. BUDA, SB., MB. U

3. FE SUGANDAR, SB., MB. 13. SA^tlSUDlN, SH. r

4. FERRY^NALDY, SB. 14. SIMM, SB.

5. ISMAfl/FABMl, SB 15. DR. DBONI N^TIEN, SB., MB.

-34- C: u

• t .

FAHML SH. 16. DESRI NOVIAK SH., MH. i o 5 I 0 7. AR YAT, SH. I® 17. ROHMAN HIDAYA iI®a DAYAT/SH. 18. fCOBrNJ ON, srSoSTSH. f I e s ! e NDI SYAHPUTRA, SH 19. TOTOK PBA^TIYANTO, SH. • c 0 10. TOIPDv.SH., MH. 20. YUSMAN NUR, SH. ;o e i G

IC IG ' O o 0 D O o ©

o o -35- L:

C