STUD La ISLAMIKA INDONESIAN JOURNAL for ISLAMIC STUDIES• Volume I, Number 3, 1994

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

STUD La ISLAMIKA INDONESIAN JOURNAL for ISLAMIC STUDIES• Volume I, Number 3, 1994 STUD lA ISLAMIKA INDONESIAN JOURNAL FOR ISLAMIC STUDIES• Volume I, Number 3, 1994 HISTORY, POLITICAL IMAGES AND CULTURAL ENCOUNTER The Dutch in the Indonesian Archipelago Taufik Abdullah BETWEEN MOSQUE AND MARKET The Muslim Community in Quiapo, Metro Manila Kuntowijoyo HAMKA (1908-1981) AND THE INTEGRATION OF THE ISLAMIC UMMAHOF INDONESIA Karel Steenbrink ISSN 0215-0492 STUD lA ISLAMIKA Indonesian Journal for Islamic Studies Volume I, No.3, 1994 EDITORIAL BoARD, Harun Nasution Mastuhu M. Quraish Shihab A. Aziz Dablan M. Satria Effendi Nabilah Lubis M. Yunan Yusuf Komaruddin Hidayat Dien Syamsuddin Muslim Nasution Wahib Mu ' thi EDITOR IN CHIEF, Azyumardi Azra EDITORS, Saiful Muzani Hendro Prasetyo joban H. Meuleman NurulFajri BadriYatim AsSISTANTS TO THE EDITOR, ArifSubhan Muchlis Ainurrafik ENGLISH UNGUAGE ADVISOR judith M. Dent ARABIC UNGUAGE ADVISOR Salabuddin An Nadwi COVER DESIGNER, S. Pringka STUDIA ISLAMIKA (ISSN 0215-0492) is a journal published quarterly by the Institut Agama Islam Negeri (lAIN, The State Institute for Islamic Studies) Syarif Hidayatullah, Jakarta, (SIT DEPPEN No. 129/SK/ DITJEN/PPG/STT/1976) and sponsored by the Department of Religious Affairs of the Republic of Indonesia. It specializes in Indonesian Islamic studies, and is intended to communicate original researches and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines. All articles published do not necessarily represent the views of the journal, or other institutions to which it is affiliated. They are solely the views of the authors. - ------Current Issue---- - --- - The Devaluation of Aliran Politics Views from the Third Congress ofthe PPP Abstraksi: Banyak pendapatyangmengatakan baJrcJ}a muktamar Partai Persatuan Pembang~man (PPP) yang baru lalu punya arti strategis tersendiri karena hasilnya akan menentukan pemilu 1997 dan kemudian Sidang UmumMPR 1998. Pada Sidang Urrmm inilah memmtt banyak kalangan akan berlangsung suksesi nasional, cennasuk di dalamnya pergantian pemimpin negara, presiden Republik Indonesia. Maka banyak kelompok berkepentingan dengan mJiktamar PPP yang ketiga ini: siapa yang memimpin kendali partai ini ia akan ikut berperan pada saat suksesi yang penting tersebut. Bagaimana kelompok-kelompok kepentingan mempereb:ttkan kepe· mimpinan PPP tidak bisa dilepaskan da1·i konteks makro tersebut. lY.:tmun demikian banyak pengamatya.ng mendefin~~ikan PPP sehagai wujud dari politik Islam atau politik santri, salah sattt dari politik aliran yang dikenal selama ini. Sebagai suatu politik a/iran santri atau Islam PPP dipandang sebagai kelompok politik yang didasarkan atas nilai-nilai Islam yang diamttnya. ]ika benar ku!tur santri atau Islam sebagai jaktor pembentuk (konstitutif} partai ini, mengapa konfhk internal t~·us-menerus berlang· mng? Bukankah mereka berada dalam satu sistem nilai yang sam a? Pengam1t kerangka politik a/iran melibat bal:rcJJa di d~lam PPP setidahrya terwakili dua sisum nilaz Islam yang berbeda: modem is dan konservatif. Yang pe1·tama diwakili terutama oleh .Muslimin Tndoncsia (i\11) dan yang kedu.a oleh Nahdlatul Ulama {NU). Konjlik intem yang berlangsung dalam tubuh PPP sekarang in.i merupakan refleksi d.ari belum tuntasnya fusi a,ntara dua sistem nilai santri ini. Tapi apakah betul konflik di dalam PPP itu sebagai rejleksi da1·i ~tudut lsi<mih, Vol. 1, No. J, 199~ 178 Curren; /;me an tara keduanya ridak bisa berkompromi a tau berkoalisi? Lebih jtmh dari itu apakah masih tepat memahami PPP sehagai wujud dari salah satu altran politik yang selama ini dikenal, yakni politik a/iran santri ata u Islam? Dari pengamatan terbtttas tltas mu.ktarnar PPPyan[/, lalu Jeperti dimuat di media massa dan juga dtwi diskusi-diskusi dengan para politisi PPP rerlihat adanya devaluasi politik aliran santri pada partai ini, yakni menurunnya semangat kesan.trian sel•agai sistem nilai yang kbas parta.i ini, yang membedak({nnya secara htltttral dari Golongan Karya (Golkar) ataupun Partai Demokrasi indonesia (PDf). Tidak terlihat mun,ulnya ide-ide yang khttS .1antri yang dileonfrnnta.(ikan deng,m ide-ide yang khas dari Golkar at.1.upun PDf. Malah sebalikn)'a semt-ta kelompok k(pentingan atau faksifa.ksi yanx terbcntuk men_ielang muktarnar berfomba-lomba me.ndapar pengakuan dan dttkungan dari pemerintah, yang -kalau mmggunakan kerangka politik a/iran- jtfsteru lawan. politikrzya; yang muncul ke pennukaan adalah perlumbaan antar foksi, bttkan seked.n· an tar ~msur, untuk mendapatka11 duhmgan pemerintah. Faksi Rem hang d.an Faksi ]ombtmg, ked11tmya dari unsur NU, sam."l-sama be-I'Stl ing untuk mendapatlum pengesahan da ri ,tn·esiden, walaupun keduanya gag.-zl bertemu presiden ..Men urut satu penafiiran, pihak suprastruktur lebih mcnghmdaki foksi Metareum (Buya Ismail Hasan Meta1·eum). Dukungan s~tprastmktt tr atas Metareum terlihat jelas ketika ABR!Iewat peneranf!.an ABRI mengunggulkanMetareum untuk terns m.enduduki kepemimpinan PPP. Malea yang berlangsung a.d,dah kol.tborasi antara sr-tprastrttktttr dan satu faksi di dalam PPP. fni yang paling rrn-nentuk.m kemenangtm Metarcum, dan jelas tak bisa difahami der:gan kerangka politik a/iran. Tidak terlihatlwnj1ik-knnflik intern yang disebabkan oleh perbcdaan nilai-nil.ai antara mercka, misalny~ antara tmsur MI dan NU. Warn.-:t ttnSJW memattr, masih terlihat, t.'tpi t.idak banyak mencerminkan nilai­ nilai yang mereka anttt, melai11kan lebih sebagai artikulasi kepencingan mereka masing-masing unzuk merebut kepemimpinan PPP. Maka bedangsr.mg koalisi-koa!Z:si lintas unsur antar.'t faksifaksi atau kelompok· kelumpok kepentingan, clan kadang-kadang linta~an itu tak rerbayangkan, misalnya ketika fa ksi ]alii (it1.ato riAbdul ]alii) bersedia berkoalisi derzgan Naro yang dikenal sebagai tokoh PPP yang justeru pernah menggusur banyak politisi NU dari PPP. Koalisi linters tmsur juga ditempuh .faksi Metareum clcngan jtf-ksi NU lain yang tentu saja diptmd.mg le/Ji/; akomudatif. Namun lvfetm·eum jugtt tidak ragtt-ragu m enin?,galkan rekannya di MI yang dikertal sebagai Kelompok DeLapan ketika me-reka dipandang tidak mendttkung .kepmtinganny.1 untuk tetttp dudu.k sebagai ketua umum PPP. Pada perpolitikan yang sangat praktis sepetti muktamclr PPP tersebut a/iran dan unsur tidak begitu terlihat; yang rerlihat nyata adalah bagaimana mercbut kursi kepemimpinan PPP. Berpolitik untuk memperjuangkan nilai-nilai seperti yang di.tnut dalam a/iran mereb mengalami kemerosotan. Devalusi politik aliran berlanp,!tmg;yanp, nyata adalah /Jerpolitik untuk kekuasaan, dan nilai-nilai itupun ditundukkan pad.z keleuasaan tersebut. Tid.zk mengherankan kemudian di anta~·a .faksi yang kalah menyatakan keluar dari PPP dan ingin bergabung dengan PDf, pa1·tai yang berada pada a/iran yang fain. Devaluasi aliran politik pad,~ PPP ini berlangsung secara intensif cerutama karena kebijalean pemerintah yang mensyarat.kan seti<1.p par~i politik hams berideologi Pancasila sehingga secara ideulogis partaipartai politik yang ada sama. Di samping itu juga kebijakan pemerintah yang meletakk,tn p.trtai-p,t.rtai po!itik be1·ada di bawah "pemhinaan" pemerintah, .karena itu kontrul alas pa1tai-p,-zrtai politik lebih dimungkinkan. Pada tin?,kat masyarakat yang lebih btas, devaluasi politik aliran berlangsung lewat pembangunan ya11g dige'rakk.1n negara, terutama lew at pendidikan. Perbeddan-perbedaan aliran terkikis se,·ara perlahan namun pasti. Islam hadir tidak lagi dalam politik aliran tapi Lebih pad.1 sistem nilai sosi.zl dan budaya yang dapat menjangkau sasaran yang lebih htas, menemb~ts sekat-sekat semacam partai politik. Generasi baru Islam tumbuh dengan relatif bebas dari konflik alh-an ini. Afereka menjadi generasiyang lebih kosmopo!it dan rasiunal, dan karma il1t pilihan-pilihan politik mereka juga lebih rasional. Prates kelompok y,mg menamakan dirinya FK GMNU atas keterlibat ..m kyai di PPP mencerminkan generasi itti, dan diperkirakan san gat luas dan akan terus meluas seirama dengan pembangunan. Generasi ini tid.-zk bisa lagi dimobilisasi oleh pemimpin­ pemimpin pulitik yang men?,andalkan hubungan emosional, seperti dicoba ditunjukkan oleb kyai kelompok Rembang. Massa kyai ,ztau 'ulama kini sedang bcrubah. Hubungan emvsional meJ"eka dengan kyai sudah mcnumn. Maka klaim kyai bahwtt mereka be1·basis ma.ssa tidak lagi menarik suprastrukUtr politik untuk menanggapinya. Kyai sebagai pemimpin politik -mampu memobilisasi massa untuk tujuan kekuasaan tertentu- sedang dalam krisis. Putenz·puteYi umat !slam sekarang sudah dapal masuk PPP, PDI ataupun Golkar tanpa merasa ada hambatan herarti secara kultural. 180 Current Issue (Politik Aliran) ~.loll ~~I J"~ PPP d~~~ ~ ;•;1) --:1~ .ill:ill _,o.:i~I4JO d_,&.i .:..;---- .U ll , ppp o~ )1 ~\ y _r o~ <..>.i.JI .)Jll e:fL:i Jy ~I_; \]I ...:_.. ;~S::; ~WI ..:_..t_,L,.:.,;:;')II ~ L..Lz. I_;J~ ..,__..t ._j.7"" ..__;~ y o'J ~~ J ,~l_r....-1 ~i , \ 0. O.A ~ ~ ~\ <..>_;~\ ~ GWI .......U,.\ o.i.o. ~ . \ 0. 0. V L ~~\.All y _,s::J.-1 ..:_..l1.LJ.j ~~ J-L!. l_p.; ..:..,...~>,; ._j_,..., ,~L:-JI ~1)1 .f. ...~.A; ~ -~...~_:,.. ~.J Jl JU...I ~_;~\ ~.J if 4.UI JLA::.il <\.;.A 'l5'_,All t.>_,:.-ll ~ y .)- -.:JL:.\1 .)Jll ~ ~U.I JWI ~ ~L:.l Jj\_,kjl if y;S' ~ ~I I.Ll.J uu..il:.ll ~ !lM oi ~ ')I ~~\.All 4.1.-..rlJ y .)-1 ._.\J _; J~ if y 4-.:.. ,WI .-.lw ~ a...,.4)1 ~ JLA::.il ~ Jr­ ~.L\J)I ~ Jl J_,_...,_,ll tPY. · ~\ ..:_..\!..ill if _r;S' ~? l.ili Y _;.-.J-1 u...:. o..G-)I ~~ Y r- ~ ~1)1 if pi ..;lki ·l5'_,All i ~~ 1.Lo. -.; 1_,..11 Aliran ~.ill ._.l:-JI if o_;y cf'J ,santri <..>_r.;L..JI y .)-1 <..>i l5'')L,~I WI y_r Jl,j <..>_r.;L..JI y_)-l)'} y')L,~\ ~l:-JI yl_r-'11 ~ts'J .J'J\ ~ C:- b~ . 4! ._j_?j ~I y')L, ~I ~~ 4J~~ ~ y')L.l ..:_..Is-\..<:- ~ 0~ )1 ..:_..u~ I ~ ..:_.,..J._j. I~ L.Jj , y _;.-;l I U.. J> J..;;.s ~ l5"' \...-. 'J I ~I _y. i ')L, ~I J i ~l5'')L,~\ ilk.:.]\~ J J~ ¥. l_r-)i ~~~'11 0::! ~\..U\ o~l .:..;---- ~.i.,. ~ y) .b-~ ._j_,..., Aliran y.ill ......
Recommended publications
  • RISALAH RESMI B. Anggota DPR
    RISALAH RESMI Rapat Paripuma Ke-38 Masa Persidangan : III Tahun Sidang 1998-1999 Si fat Terbuka Hari, tanggal Senin, 22 Pebruari 1999 Waktu/Pukul 09.55 WIB sampai dengan 10.10 WIB Tempat Ruang Rapat Paripuma II Gedung Nusantara V Ketua Rapat H. Ismail Hasan Metareum, S.H. (Wakil Ketua DPR Rl/Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan). Sekretaris Rapat Drs. S.F. Rehatta (Kepala Biro Persidangan) Acara Pembicaraan Tingkat 11/J awaban Pansus terhadap Tanggapan Pemerintah atas Rancangan Undang­ Undang tentang Perlindungan Konsumen. Hadir A. Pemerintah : 1. Prof. Drs. Malik Fajar, M.Sc. (Menteri Agama RI); 2. Prof. Dr. Ir. Rahardi Ramelan, M.Sc. (Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI); 3. Dr. Ir. Bambang Subianto (Menteri Keuangan RI). B. Anggota DPR RI: 350 dari 497 orang Anggota dengan rincian : I. FABRI 66 dari 75 orang Anggota; 2. FKP 226 dari 323 orang Anggota; 3. FPP 52 dari 89 orang Anggota; 4. FPDI 6 dari I 0 orang Anggota. 205 I Fraksi ABRI : l. Deddy Sudarmadji 2. Hari Sabarno, S.IP., M.B.A, M.M 3. Mansyur 4. F.X. Ferry Tinggogoy 5. Sangiang M. Siregar, S.IP. 6. Drs. Ngatmin Nanto, M.B.A. 7. Slamet Sugijardjo 8. Sedaryanto 9. H. Namuri Anoem S. 10. Drs. H. Rudy Supriyatna, M.M. 11. H. Abdul Rivai, S.IP. 12. Suparwantoro 13. Djatmikanto Danumartono, S.IP. 14. Sudiyotomo 15. Slamet, ST. 16. Sri Dono 17. Hadi Sutrisno, S.IP. 18. Ign. Mulyono 19. Suwadji M., S.IP. 20. Sri Hardjendro 21. A.P. Siregar, S.IP. 22. Soeyanto Suryokusumo, M.B.A.
    [Show full text]
  • Strategi Komunikasi Politik Partai Persatuan Pembangunan Dalam Mendiseminasi Nilai-Nilai Islam Di Kabupaten Banjarnegara
    STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DALAM MENDISEMINASI NILAI-NILAI ISLAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA TESIS Disusun dan Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosial MUKHAMMAD WAKHIDDIN NIM. 1617641008 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2021 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO PASCASARJANA Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 40 A Purwokerto 53126 Telp : 0281-635624, 628250, Fax : 0281-636553 Website : www.pps.iainpurwokerto.ac.id Email : [email protected] \ PENGESAHAN Nomor: 070/In.17/D.Ps/PP.009/2/2021 Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Purwokerto mengesahkan Tesis mahasiswa: Nama : Mukhammad Wakhidin NIM : 1617641008 Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Judul : Strategi Komunikasi Politik Partai Persatuan Pembangunan dalam Mendiseminasi Nilai-Nilai Islam di Kabupaten Banjarnegara Telah disidangkan pada tanggal 12 Januari 2021 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Magister Sosial (M.Sos.) oleh Sidang Dewan Penguji Tesis. Purwokerto, 26 Februari 2021 Direktur, Prof. Dr. H. Sunhaji, M.Ag. NIP. 19681008 199403 1 001 STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DALAM MENDISEMINASI NILAI-NILAI ISLAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Mukhammad Wakhiddin NIM. 1617641008 ABSTRAK Di Kabupaten Banjarnegara peredaran minuman beralkohol dinilai cukup tinggi dan oleh sebagian masyarakat menganggap hal tersebut dikhawatirkan akan dapat memicu tindak kejahatan. Sedangkan dalam Peraturan Daerah Banjarnegara Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Khamr atau Minuman Beralkohol, sanksi untuk pengedar masih dianggap ringan dan tidak membuat efek jera. Untuk itu, diperlukan adanya perubahan dalam regulasi tersebut melalui sistem politik yang di dalamnya terdapat infrastruktur politik dan suprastruktur politik.
    [Show full text]
  • 1708-06Detik-Detik-Indonesia
    Bacharuddin Jusuf Habibie Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi THC Mandiri Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie Desain Kulit: Anom Hamzah Layout: M. Ilyas Thaha Foto kulit: Harian Umum Republika/Sekneg Cetakan Pertama September 2006 Cetakan Kedua September 2006 Diterbitkan oleh: THC Mandiri Jl Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 - Indonesia Tel: 6221 7817211, Fax: 6221 7817212 www.habibiecenter.or.id, E-mail: [email protected] Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi / Bacharuddin Jusuf Habibie. -- Jakarta, THC Mandiri, 2006. 549 hlm. ; 15 x 21 cm ISBN: 979-99386-6-X 1. Demokrasi. 321.8 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. Daftar Isi Pengantar i Prolog 1 Menjelang bab 1 Pengunduran Diri Pak Harto 31 bab 2 100 Hari Pertama Menghadapi Masalah Multikompleks dan Multidimensi 69 bab 3 Antara 100 Hari Pertama dan 100 Hari Terakhir, Sebelum Pemilihan Presiden ke-4 RI 159 bab 4 Seratus Hari Sebelum Pemilihan Presiden ke-4 RI 301 Epilog 447 Lampiran 510 Akronim 523 Glosari 529 Indeks 536 Biodata 546 Pengantar Sejumlah buku sudah terbit dan mengungkapkan sejarah politik kontemporer Indonesia, khusus masa lahirnya reformasi yang ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto dari gelanggang politik di Indonesia. Buku-buku tersebut —beberapa di antaranya ditulis oleh pelaku sejarah— telah membantu kita menelaah sejarah perpolitikan di Indonesia, dalam sebuah kurun waktu tertentu.
    [Show full text]
  • Bab Iii Deskripsi Partai Persatuan Pembangunan
    BAB III DESKRIPSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN A. Partai Persatuan Pembangunan Partai Persatuan Pembangunan atau biasa dikenal dengan PPP merupakan salah satu partai politik di Indonesia dan memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar Umat Islam.” 1. Latar belakang berdirinya PPP Partai Persatuan Pembagunan (PPP) didirikan tanggal 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, yaitu Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (SI), dan Partai Islam Perti. Fusi ini menjadi simbol kekuatan PPP, yaitu partai yang mampu mempersatukan berbagai faksi dan kelompok dalam Islam. Untuk itulah wajar jika PPP kini memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar Umat Islam”. PPP yang berasaskan Islam berketetapan hati dan bertekad dengan segenap kemampuannya untuk berusaha mewujudkan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, yakni terwujudnya masyarakat adil dan makmur, rohaniah dan jasmaniah yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 41 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 42 PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok persatuan pembangunan, semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah: * KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama; * H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi); * Haji Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII; * Haji Rusli Halil, Ketua Umum Partai Islam Perti; dan * Haji Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR. PPP berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah. Akan tetapi dalam perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, PPP pernah menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan sistem politik dan peratururan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984.
    [Show full text]
  • Pengelolaan Zakat Sebagai Bentuk Penegakan Ham Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
    PENGELOLAAN ZAKAT SEBAGAI BENTUK PENEGAKAN HAM DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Zaki ‘Ulya Fakultas Hukum, Universitas Samudra, NAD Jl. Meurandeh Langsa, 24416 E-mail: [email protected] Abstract: Management of Zakat as a Form Human Right Enforcement in Improving People’s Welfare. Poverty, income inequality, poor health and education services as well as high unemployment rate are some indicators showing that there are many violations of people’s rights. Implementation of zakat management set out in the legislation is one of the government’s efforts in tackling economic inequalities in society so that the basic rights of the people in economics can be fulfilled. Obstacles encountered in the management of zakat in general are in the mechanism of distribution of zakat since the charity is based on some legislation that put zakat as regional income resulting in a very bureaucratic withdrawal prcess of funds from the charity accountant area. As the result, it hampers the distribution of zakat hence economic rights of the people cannot be optimally fulfilled. Keywords: zakat, human rights, social welfare Abstrak: Pengelolaan Zakat Sebagai Bentuk Penegakan HAM dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. Fenomena kemiskinan, distribusi pendapatan nasional yang kurang merata, buruk nya layanan kesehatan dan pendidikan, serta masih tingginya angka pengangguran, dapatlah dipakai sebagai indikator masih banyaknya pelanggaran terhadap hak asasi rakyat. Pelaksanaan pengelolaan zakat yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi kesenjangan ekonomi dalam masyarakat, sehingga hak dasar manusia di bidang ekonomi menjadi tercukupi. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan zakat pada umumnya ada pada mekanisme pendistribusian zakat. Di mana zakat berdasarkan beberapa peraturan perundangan menempatkan sebagai PAD sehingga dalam penarikan dana zakat dari akuntan daerah sangat birokratis.
    [Show full text]
  • Politik Nahdatul Ulama Dan Orde Baru Nahdatul Ulama Politics and the New Order Era
    The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Volume 1, Number 1, January 2015 Politik Nahdatul Ulama dan Orde Baru Nahdatul Ulama Politics and the New Order Era Nurlira Goncing Abstract Magister Ilmu Politik Nahdlatul Ulama (NU) is a faith-based and community Universitas Hasanuddin organizations whose existence plays an important role for [email protected] the life of the nation. As one of the largest organization in the country, it is definitely social responsibility carried NU also great and take a position in the political sphere. This attitude is not only taken to protect the leaders and citizens of the process of degradation and demoralization of politics, but also to maintain the integrity of the state in the new order era. Keywords: Nahdatul Ulama Politics, New Order Era, Indonesia A. Pendahuluan Pada 31 Januari 1926, sebuah kelompok yang terdiri dari lima belas kiai terkemuka berkumpul di rumah Wahab Chasbullah (1888-1971) di kertopaten, Surabaya. Sebagian besar mereka datag dari Jawa Timur dan masing-masing adalah tokoh pesantren. Jarang terjadi, kiai senior berkumpul dalam jumlah sebanyak itu, namun dalam kesempatan ini mereka memikirkan langkah bersama untuk mempertahankan kepentingan mereka dan bentuk Islam tradisional yang mereka praktikkan. Setelah melalui diskusi, mereka memutuskan mendirikan NU untuk mewakili dan memperkokoh Islam tradisional di Hindia-Belanda. Keputusan itu merupakan langkah bersejarah. Sebelumnya, tokoh-tokoh tradisional telah membentuk berbagai organisasi kecil dan bersifat lokal yang bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, atau keagamaan, namun baru setelah NU didirikan sebagian 61 JURNAL THE POLITICS The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Volume 1, Number 1, January 2015 besar kiai mau melibatkan diri mereka dalam sebuah organisasi berskala nasional dengan program kegiatan yang luas.
    [Show full text]
  • Di Susun Oleh: SITI ROHIMAH NIM: 104022000819
    Perempuan Dalam Partai Politik Islam di Indonesia ( Study Terhadap Peranan Perempuan Partai Persatuan Pembangunan [PPP] Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1972-2004 ) Skripsi diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Di Susun Oleh: SITI ROHIMAH NIM: 104022000819 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M 1 2 Lembar Pernyataan Dengan ini saya menyatakan bahwa” 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 29 Aprili 2009 Siti Rohimah 2 3 Perempuan Dalam Partai Politik Islam di Indonesia ( Study Terhadap Peranan Perempuan Partai Persatuan Pembangunan [PPP] Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1972-2004 ) Skripsi diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Siti Rohimah NIM: 104022000819 Pembimbing Dra. Hj. Tati Hartimah,MA NIP. 150240484 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M 3 4 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Perempuan Dalam Partai Politik Islam Di Indonesia (Study Terhadap Peran Perempuan Partai Persatuan Pembangunan [PPP] Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1971-2004).
    [Show full text]
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partai Politik 2.1.1 Definisi Partai Politik
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partai Politik 2.1.1 Definisi Partai Politik Partai berasal dari kata latin “Partire”, yang bermakna membagi (Yoyoh dan Efriza, 2015 : 351). Kemudian pengertian partai politik secara etimologis menurut Jimly (dalam Muhammad Ali Syafa’at, 2011: 30) Assiddiqie berasal dari kata part yang berarti bagian atau golongan. Kata partai menunjuk pada golongan sebagai pengelompokan masyarakat berdasarkan kesamaan tertentu seperti tujuan, ideologi, agama, atau bahkan kepentingan. Pengelompokan itu berbentuk organisasi secara umum, yang dapat dibedakan menurut wilayah aktivitasnya, seperti organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, serta organisasi politik. Dalam perkembangannya, kata partai lebih banyak diasosiasikan untuk organisasi politik, yaitu organisasi masyarakat yang bergerak di bidang politik. Menurut Mark N. Hogopain (dalam Mufti, 2013 : 123) partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk memengaruhi bentuk dan karakter kebijakan publik dalam kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideologis tertentu, melalui praktik kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat dalam pemilihan. Dengan demikian, basis sosiologis setiap partai politik adalah adanya ideologi tertentu sebagai dasar perjuangannya dan diarahkan 11 12 pada usaha untuk memperoleh kekuasaan, mempertahankan dan memperluas kekuasaan. Leon D. Epstein (dalam Cholisin dan Nasiwan, 2012 : 111) mendefinisikan partai politik sebagai satu kelompok pengejar kedudukan pemerintah yang secara bersama terikat pada identitas
    [Show full text]
  • Bab Ii Sejarah Partai Muslimin Indonesia (Parmusi)
    BAB II SEJARAH PARTAI MUSLIMIN INDONESIA (PARMUSI) A. Latar Belakang Berdirinya Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI) Sebelum melihat lebih dalam sejarah Partai Muslimin Indonesia dalam proses kelahiran dan perjuangannya pada masa Orde Baru. Perlu kiranya untuk menguraikan sekilas tentang pembubaran Partai Masyumi pada tahun 1960 M oleh pemerintah Soekarno. Karena, jika memahami jiwa dan semangat perjuangan yang terkandung di dalam piagam pembentukan Partai Muslimin Indonesia maupun isi dari mukadimah anggaran dasar partai, terlihatlah latar belakang politik dan sejarahnya. Oleh sebab itu, PARMUSI bukanlah partai ciptaan baru sebagai wadah. Memang benar, ia adalah wadah yang baru, akan tetapi, ide yang menjiwainya, cita-cita yang dikandungnya dan moral perjuangannya sama sekali tidak baru17. Dengan demikian pembubaran Masyumi yang dianggap merampas hak-hak warga negara dalam berkumpul dan berserikat menjadi cikal bakal lahirnya PARMUSI di masa kepemimpinan Soeharto Orde Baru.18 Jika melihat latar belakang sejarah untuk mencari penjelasan mengapa Masyumi mengalami nasib sial dan terpelanting dalam sejarah panggung modern Indonesia, kita dapat menelusuri ketegangan psiko-politik antara pemimpin- pemimpin Masyumi, khususnya Mohammad Natsir dengan Soekarno. Pada tahun 17Anwar Harjono, Indonesia Kita: Pemikiran Berwawasan Iman-Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 184 18Sholichin Salam, Sedjarah Partai Muslimin Indonesai, (Jakarta: Lembaga Penyelidikan Islam, 1970). h. 9 21 1950 M, adalah puncak bulan madu Presiden Soekarno dengan Mohammad Natsir. Kedekatan Soekarno dengan Mohammad Natsir ditunjukkan ketika Mohammad Natsir sering diundang untuk sarapan pagi di istana. Selain itu, selama ibukota di Yogyakarta (1946 M -1948 M), hampir seluruh pidato Soekarno tentang 17 Agustus dalam rentang tahun tersebut, diserahkan kepada Mohammad Natsir untuk menyusunnya. Sungguh terlihat sangat erat hubungan antar keduannya, bahkan apabila kondisi politik semakin menghangat dalam menghadapi Belanda, yang diajak keluar negeri adalah Mohammad Natsir.
    [Show full text]
  • Dinamika Parti Politik Pada Masyarakat Pedesaan Di Kelurahan Air Tiris, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau
    DINAMIKA PARTI POLITIK PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI KELURAHAN AIR TIRIS, KECAMATAN KAMPAR, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU TRI JOKO WALUYO1 & JAMALUDDIN MD. JAHI2 1 Faculty of Social & Political Science (FISIP) Universitas Riau Jln. Prof. Dr. Muchtar Lutfi, Kampus Bina Widya Pekanbaru 28293, Provinsi Riau, INDONESIA. 2 Institute of the Malay World and Civilisation (ATMA) Universiti Kebangsaan Malaysia 43600 UKM, Bangi, Selangor, MALAYSIA. E-mail: [email protected] ABSTRAK Penyelidikan tentang kehidupan parti politik di desa/kelurahan Air Tiris pada pilihan raya 1997, 1999, 2004 dan 2009 bertujuan mendeskripsikan wilayah pilihan raya kelurahan Air Tiris, mendeskripsikan Parti Persatuan Pembangunan dan menjelaskan faktor-faktor pengaruh perolehan suara Parti Persatuan Pembangunan di kelurahan Air Tiris pada pilihan raya 1997, 1999, 2004, dan 2009. Teori yang mengulas pengaruh kepercayaan keagamaan, identifikasi parti, dan kepemimpinan digunakan untuk menganalisis perolehan suara PPP di kelurahan Air Tiris pada pilihan raya 1997, 1999, 2004 dan 2009, yang cenderung mengalami penurunan. Hasil penyelidikan menunjukkan bahawa ditemukan dua factor utama yang mempengaruhi perolehan suara PPP pada pilihan raya 1997,1999, 2004 dan 2009 di desa/kelurahan Air Tiris, iaitu : pertama, melonggarnya kaitan antara identitas agama dengan perilaku memilih dalam pilihan raya, dan kedua, dominasi elit politik. Kata kunci: parti politik, agama, pilihan raya. PENDAHULUAN Dinamika parti politik pada masyarakat pedesaan menjadi sorotan yang menarik sebagai salah satu yang utama perwujudan daripada pelaksanaan hak politik masyarakat pedesaan. Dinamika parti politik pada masyarakat pedesaan merupakan gerak kehidupan parti politik secara terus-menerus yang menimbulkan perubahan dalam tata kehidupan parti politik tersebut pada masyarakat pedesaan. Perkara ini boleh berlaku disebabkan masyarakat pada awal tahun 1998, sudah lepas daripada kongkongan pemerintahan yang terpusat, kepada pemerintahan yang 2 memancar/menyebar (decentralizations).
    [Show full text]
  • Sejarah Konflik Partai Persatuan Pembangunan Di Masa Orde Baru
    ISSN: 2477-2771 Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah E-ISSN: 2477-8214 Vol. 5, No. 1 (Mei 2019): 12-22 Sejarah Konflik Partai Persatuan Pembangunan di Masa Orde Baru Munawir Ariffin Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Al Asyariah Mandar, Polewali Mandar Penulis Korespondensi: [email protected] Abstract: Since its emerging, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) has often been hit by conflicts, either in the form of individuals or establishing to factions in the internal party. During the New Order period, the conflict and fragmentation of the PPP's elite led the differences opinion. Apart from the differences, the conflict still caused by the institutionalization of parties which tend to be formal in resolving conflict problems. It was including on how to resolve internal problems, thereby allowing external parties (the government) to intervene in the PPP's conflicts. Keywords: Partai Persatuan Pembangunan; Internal Conflict; New Order. Abstrak: Sejak kelahiran, Partai Persatuan Pembangunan sering dilanda konflik, baik berbentuk perorangan ataupun melahirkan faksi-faksi dalam konflik internal partai. Masa Orde Baru, konflik dan fragmentasi elit PPP dikarenakan perbedaan pendapat para elitnya. Selain dikarenakan perbedaan pendapat di pihak internal elit, konflik juga disebabkan oleh pelembagaan partai yang cenderung bersifat formal dalam menyelesaikan masalah konflik, termasuk juga ketika PPP seringkali sulit menyelesaikan masalah internal, sehingga memberi peluang pihak ekternal (pemerintah) melakukan campur tangan atau intervensi terhadap konflik PPP. Kata Kunci: Partai Persatuan Pembangunan; Konflik Internal; Orde Baru PENDAHULUAN Sastro Amidjojo, sementara Masyumi tampil Sejarah fragmentasi atau perpecahan kekuatan sebagai oposisi.Fragmentasi jadi kian parah di politik hingga menimbulkan konflik baik secara era Demokrasi Terpimpin, dimana Liga Muslim individual maupun kelompok yang membentuk (NU, Perti, PSII) mendukung penuh partai Islam, telah lama terjadi jauh sebelumnya.
    [Show full text]
  • (Ppp) Pada Masa Orde Baru (Studi Historis Pemilu 1977 Di
    PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) PADA MASA ORDE BARU (STUDI HISTORIS PEMILU 1977 DI INDONESIA) SKRIPSI Oleh: RUCHIL FARCHANDYTA AQIDAH NIM : A02216044 SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019 iii PERNYATAAN KEASLIAN iv HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING v PENGESAHAN TIM PENGUJI vi vii ABSTRAK Skripsi yang berjudul “PPP pada Masa Orde Baru (Studi Historis Pemilu 1977 di Indonesia) ini mengkaji permasalahan yang terfokus pada pertanyaan riset (1) Bagaimana sejarah terbentuknya PPP? (2) Bagaimana PPP pada masa Orde Baru? (3) Bagaimana elektabilitas PPP pada pemilu 1977? Skripsi ini menggunakan kajian pustaka dengan pendekatan sejarah Institusional. Adapun teori yang digunakan sebagai alat bantu dalam penelitian ini adalah teori ilmu sejarah politik Ibn Khaldun mengenai kekuasaan. Pada masa Orde Baru, pemerintahan Indonesia adalah absolut dan otoriter. Dalam hal demokrasi, penguasa tidak segan-segan mengeluarkan UU parpol demi kedudukannya tidak goyah dalam parlemen sehingga Golkar yang ditunggangi oleh Orde Baru dapat dikatakan menang secara beruntun sepanjang sejarah pemilu OrdeBaru. Namun, pada pemilu 1977, tepatnya secara lokal PPP mampu mengalahkan Golkar dengan unggul di DKI Jakarta dan Aceh. Kemudian bagaimana PPP sebagai parpol pada masa Orde Baru mengalami keruntuhan suara ditingkat nasional, sedangkan ditingkat lokal (DKI Jakarta dan Aceh) PPP unggul. Dari penelitian kajian pustaka yang telah diteliti, permasalahan yang dipaparkan memiliki jawaban sebagai berikut. PPP terbentuk dari hasil fusi partai politik Islam pada masa Orde Lama. Berdiri pada 5 Januari 1973. Dinamika PPP dalam kurun waktu berdirinya hingga pemilu 1977 direpotkan oleh sistem politik Orde Baru yang merugikan parpol yakni kebijakan depolitisasi. Meskipun ruang gerak parpol dibatasi dengan UU parpol, namun PPP unggul ditingkat lokal dalam pemilu 1977 salah satunya karena strategi pemenangan pemilunya.
    [Show full text]