Sejarah Konflik Partai Persatuan Pembangunan Di Masa Orde Baru

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Sejarah Konflik Partai Persatuan Pembangunan Di Masa Orde Baru ISSN: 2477-2771 Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah E-ISSN: 2477-8214 Vol. 5, No. 1 (Mei 2019): 12-22 Sejarah Konflik Partai Persatuan Pembangunan di Masa Orde Baru Munawir Ariffin Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Al Asyariah Mandar, Polewali Mandar Penulis Korespondensi: [email protected] Abstract: Since its emerging, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) has often been hit by conflicts, either in the form of individuals or establishing to factions in the internal party. During the New Order period, the conflict and fragmentation of the PPP's elite led the differences opinion. Apart from the differences, the conflict still caused by the institutionalization of parties which tend to be formal in resolving conflict problems. It was including on how to resolve internal problems, thereby allowing external parties (the government) to intervene in the PPP's conflicts. Keywords: Partai Persatuan Pembangunan; Internal Conflict; New Order. Abstrak: Sejak kelahiran, Partai Persatuan Pembangunan sering dilanda konflik, baik berbentuk perorangan ataupun melahirkan faksi-faksi dalam konflik internal partai. Masa Orde Baru, konflik dan fragmentasi elit PPP dikarenakan perbedaan pendapat para elitnya. Selain dikarenakan perbedaan pendapat di pihak internal elit, konflik juga disebabkan oleh pelembagaan partai yang cenderung bersifat formal dalam menyelesaikan masalah konflik, termasuk juga ketika PPP seringkali sulit menyelesaikan masalah internal, sehingga memberi peluang pihak ekternal (pemerintah) melakukan campur tangan atau intervensi terhadap konflik PPP. Kata Kunci: Partai Persatuan Pembangunan; Konflik Internal; Orde Baru PENDAHULUAN Sastro Amidjojo, sementara Masyumi tampil Sejarah fragmentasi atau perpecahan kekuatan sebagai oposisi.Fragmentasi jadi kian parah di politik hingga menimbulkan konflik baik secara era Demokrasi Terpimpin, dimana Liga Muslim individual maupun kelompok yang membentuk (NU, Perti, PSII) mendukung penuh partai Islam, telah lama terjadi jauh sebelumnya. pemerintahan otoriter Soekarno.Sementara itu, Bahkan, dimasa era Orde Lama (Orla), Masyumi justru memilih politik martir yang kekuatan politik Islam mengalami keterbelahan, berujung pada bubarnya Masyumi pada tahun seperti dalam Partai Nahdlatul Ulama (PNU), 1960 (Syafi’i Ma’arif, 1996, hal.41). Majelis Syuro Muslim Indonesia (Masyumi), Jika dicermati kasus diatas, sebenarnya dan kekuatan lain yang lebih kecil, semisal perpecahan dan konflik dalam kelompok umat Persatuan Tarbiah Islamiah (Perti) dan Partai Islam yang terjadi pada umumnya berakar dari Serikat Islam Indonesia (Duroruddin Mashad, persoalan kekuasaan.Menurut pengamatan 2008, hal.2). (Ahmad Syafi’i Ma’arif, 1993), hal tersebut Dalam sejarahnya, perpecahan antara mengakibatkan rusaknya hubungan komponen politik Islam telah terjadi, baik di era persaudaraan umat yang juga bermula dari pemerintahan sebelum kemerdekaan maupun masalah politik praktis.Di era Demokrasi pasca kemerdekaan. Pada awal kemerdekaan, Terpimpin, posisi umat ditentukan oleh corak sebenarnya semua komponen politik Islam sikap Soekarno dan sistem politiknya dapat bersatu dan membentuk suatu partai dibandingkan dengan ajaran Islam itu sendiri. bernama Masyumi (November 1945).Tetapi Dimasa pemerintahan Orde Baru, akibat daya tarik posisi-posisi politik formal perpecahan juga terjadi dimulai dari adanya dalam negara, Masyumi akhinya pecah. kebijakan paksa fusi partai-partai Islam dalam Dimulaidari keluarnya Syarikat Islam suatu wadah bernama Partai Persatuan (SI) pada Juli 1947 untuk bergabung dalam Pembangunan (PPP). Kebijakan Orde Baru kabinet aliran kiri pimpinan Amir Syarifuddin terkait fusi partai ini, dikarenakan Orde Baru (dalam wujud PSII), selanjutnya diikuti oleh melihat bahwa biang kekacauan yang NU pada Mei 1952. NU akhirnya bergabung mengganggu stabilitas politik, antara lain dalam kabinet kubu nasionalis pimpinan Ali adalah partai-partai. Partai-partai politik 12 ISSN: 2477-2771 Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah E-ISSN: 2477-8214 Vol. 5, No. 1 (Mei 2019): 12-22 dianggap berperan mengganggu stabilitas.Hal memang memiliki latar belakang, prinsip dan ini berdasarkan pengalaman Demokrasi ideologi Islam yang berbeda terutama pada saat Parlementer dimana pemerintah selalu berganti- pemilu 1999. Dhoruroddin melihat bahwa ganti diakibatkan ulah partai-partai politik fenomena jelang pemilu 1999, dimana pada saat (Syafi’i Ma’arif, 1996, hal.99). itu NU telah membentuk partainya sendiri yaitu Setelah Pemilu 1971, tepatnya tahun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 1973, kedua kelompok tersebut harus mengharuskan elit NU dibeberapa daerah yang melakukan fusi.Kelompok pertama, yang terdiri pada awalnya berada di PPP sengaja dari partai-partai Islam, tergabung dalam wadah menggembosi PPP agar Nahdliyin (warga NU) Partai Persatuan Pembangunan memilih PKB. Memang konflik yang terjadi (PPP).Kelompok kedua, yang terdiri dari partai antara elit dalam PPP maupun antara PPP dan Nasionalis dan Kristen, membentuk Partai PKB lebih teraktualisasi dalam wujud konflik Demokrasi Indonesia (PDI).Dengan adanya fusi retorika, dan tidak sampai pada perpecahan fisik. ini partai-partai politik yang ada menjadi tiga, Bahkan simpatisan PKB baik di tingkat yaitu PPP, PDI, dan Golkar. nasional maupun lokal umumnya sempalan PPP, Fusi dimasa Orde Baru sesungguhnya beberapa diantaranya dari Golkar.Mereka yang menguntungkan partai Golkar, sebagai partai dari PPP ditingkat nasional ada Mathori Abdul pemerintah, karena Golkar tidak tergabung Djalil atau Khofifah Indar Parawansa.Politik dalam fusi yang ada. Sehingga bagi golongan loncat pagar seperti ini menyebabkan PPP Islam, adanya fusi tersebut sebenarnya dapat merasa dikhianati, sehingga menumbuhkan menguntungkan juga karena partai-partai Islam benih perseteruan.Sebaliknya sebagian tokoh yang tadinya terpecah-pecah sekarang sekarang NU yang memilih tetap dalam PPP, oleh kaum terintegrasi dalam satu wadah partai, tetapi Nahdliyin PKB dinilai tak memiliki solidaritas secara substansial friksi justru muncul kembali, akibat mendukung partai yang telah yang puncaknya tercermin dari langkah NU memarginalkan NU dan penyokong Orde menggembosi PPP. Baru.Pertentangan internal ini akhirnya kian Argumentasi yang dimunculkan NU terkondisikan oleh sikap politik kyai yang adalah kembali ke Khittah 1926 dengan terkotak-kotak dalam berbagai kepentingan menampilkan wajah Jam’iyyah. Namun dibalik politik yang berbeda itu (Duroruddin, hal. 200- retorika politik tadi, sebenarnya terdapat alasan 201). mendasar, NU kecewa dengan dominasi unsur Hal tersebut diatas memperlihatkan Muslimin Indonesia (MI) dalam PPP, sehingga bahwa, betapa konflik kepentingan yang terjadi unsur NU merasa dimarjinalkan, termasuk jelang pemilu senantiasa menyebabkan PPP penjatahan kursi legislatif. Menyusul dirundung masalah internal.Terutama konflik fragmentasi itu, akhirnya sebagian “Kyai PPP” antar elit dan terbentuknya faksi baru yang beramai-ramai menjadi “Kyai Golkar”. membentuk partai diluar PPP yang sering Dalam konteks PPP, fenomena terjadi seperti jelang pemilihan umum 1999 fragmentasi politik Islam muncul lagi.Antara untuk memperebutkan suara dan kekuasaan komponen Islam seolah tumbuh crisis of mutual terutama kursi di parlemen. trust, sehingga hanya memiliki sedikit perbedaan visi, tokoh-tokoh Islam membuat METODE PENELITIAN partai sendiri, bahkan meski tak memiliki basis Penelitian ini menggunakan dua metode memadai (Duroruddin, 2003 hal.16.Beberapa pengumpulan data.Pertama, kajian literatur. partai Islam tak memiliki kursi dalam pemilu Penelitian ini akan menggunakan studi tahun 1999 lalu adalah contohnya. Bahkan, kepustakaan (literature review) atau analisis suasana menjelang, dan setelah pemilu 1999 dokumen, yakni mengumpulkan data yang telah menunjukkan banyak bukti betapa politik bersifat sekunder yang diperoleh melalui Islam memperlihatkan keterbelahan yang telah sejumlah literatur kepustakaan seperti buku, mengarah pada konflik dan perpecahan elit majalah, artikel, jurnal maupun berita koran partai, semisal konflik elit dalam tubuh PPP melalui media elektronik maupun non karena memperebutkan jabatan pucuk pimpinan elektronik atau jenis-jenis tulisan lainnya yang partai. memiliki relevansi dengan permasalahan Selain itu, pemilihan umum yang penelitian menuntut partai-partai Islam untuk mendulang suara dan mendudukkan wakilnya di parlemen HASIL DAN PEMBAHASAN mengharuskan elit partai PPP yang didalamnya 13 ISSN: 2477-2771 Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah E-ISSN: 2477-8214 Vol. 5, No. 1 (Mei 2019): 12-22 Kelahiran Partai Persatuan Pembangunan Partai Tarbiyah Indonesia (Perti), dan Partai (PPP) Muslimin Indonesia (Parmusi). Pasca jatuhnya rezim Orde Lama, maka kelahiran Orde Baru disambut dengan penuh Fusi dan Deideologisasi PPP harapan oleh kalangan Islam. Dengan jatuhnya Dalam perspektif politik historis, fusi keempat Orde Lama dan munculnya Orde Baru, umat partai Islam dalam PPP dapat dinilai sebagai Islam berharap kekuatan Islam kembali ke awal persatuan parpol Islam dalam sejarah panggung politik nasional. Dalam konteks ini Indonesia.Sebab, ketika Masyumi terbentuk kalangan, kalangan Islam modernis ada diawal kemerdekaan, masih ada Perti yang tidak keinginan untuk merehabilitasi Masyumi, yang mau bergabung didalamnya.Sehingga upaya pada demokrasi terpimpin dibubarkan oleh fusi terhadap parpol Islam dalam PPP sebagai Soekarno. Dalam rangka itu, kemudian pada unsur pemaksaan oleh rezim Orba. Menurut tanggal 16 Desermber 1965 dibentuk Badan (Syamsuddin Haris, 1991, hal. 48), kelahiran
Recommended publications
  • RISALAH RESMI B. Anggota DPR
    RISALAH RESMI Rapat Paripuma Ke-38 Masa Persidangan : III Tahun Sidang 1998-1999 Si fat Terbuka Hari, tanggal Senin, 22 Pebruari 1999 Waktu/Pukul 09.55 WIB sampai dengan 10.10 WIB Tempat Ruang Rapat Paripuma II Gedung Nusantara V Ketua Rapat H. Ismail Hasan Metareum, S.H. (Wakil Ketua DPR Rl/Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan). Sekretaris Rapat Drs. S.F. Rehatta (Kepala Biro Persidangan) Acara Pembicaraan Tingkat 11/J awaban Pansus terhadap Tanggapan Pemerintah atas Rancangan Undang­ Undang tentang Perlindungan Konsumen. Hadir A. Pemerintah : 1. Prof. Drs. Malik Fajar, M.Sc. (Menteri Agama RI); 2. Prof. Dr. Ir. Rahardi Ramelan, M.Sc. (Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI); 3. Dr. Ir. Bambang Subianto (Menteri Keuangan RI). B. Anggota DPR RI: 350 dari 497 orang Anggota dengan rincian : I. FABRI 66 dari 75 orang Anggota; 2. FKP 226 dari 323 orang Anggota; 3. FPP 52 dari 89 orang Anggota; 4. FPDI 6 dari I 0 orang Anggota. 205 I Fraksi ABRI : l. Deddy Sudarmadji 2. Hari Sabarno, S.IP., M.B.A, M.M 3. Mansyur 4. F.X. Ferry Tinggogoy 5. Sangiang M. Siregar, S.IP. 6. Drs. Ngatmin Nanto, M.B.A. 7. Slamet Sugijardjo 8. Sedaryanto 9. H. Namuri Anoem S. 10. Drs. H. Rudy Supriyatna, M.M. 11. H. Abdul Rivai, S.IP. 12. Suparwantoro 13. Djatmikanto Danumartono, S.IP. 14. Sudiyotomo 15. Slamet, ST. 16. Sri Dono 17. Hadi Sutrisno, S.IP. 18. Ign. Mulyono 19. Suwadji M., S.IP. 20. Sri Hardjendro 21. A.P. Siregar, S.IP. 22. Soeyanto Suryokusumo, M.B.A.
    [Show full text]
  • Strategi Komunikasi Politik Partai Persatuan Pembangunan Dalam Mendiseminasi Nilai-Nilai Islam Di Kabupaten Banjarnegara
    STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DALAM MENDISEMINASI NILAI-NILAI ISLAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA TESIS Disusun dan Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosial MUKHAMMAD WAKHIDDIN NIM. 1617641008 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2021 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO PASCASARJANA Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 40 A Purwokerto 53126 Telp : 0281-635624, 628250, Fax : 0281-636553 Website : www.pps.iainpurwokerto.ac.id Email : [email protected] \ PENGESAHAN Nomor: 070/In.17/D.Ps/PP.009/2/2021 Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Purwokerto mengesahkan Tesis mahasiswa: Nama : Mukhammad Wakhidin NIM : 1617641008 Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Judul : Strategi Komunikasi Politik Partai Persatuan Pembangunan dalam Mendiseminasi Nilai-Nilai Islam di Kabupaten Banjarnegara Telah disidangkan pada tanggal 12 Januari 2021 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Magister Sosial (M.Sos.) oleh Sidang Dewan Penguji Tesis. Purwokerto, 26 Februari 2021 Direktur, Prof. Dr. H. Sunhaji, M.Ag. NIP. 19681008 199403 1 001 STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DALAM MENDISEMINASI NILAI-NILAI ISLAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Mukhammad Wakhiddin NIM. 1617641008 ABSTRAK Di Kabupaten Banjarnegara peredaran minuman beralkohol dinilai cukup tinggi dan oleh sebagian masyarakat menganggap hal tersebut dikhawatirkan akan dapat memicu tindak kejahatan. Sedangkan dalam Peraturan Daerah Banjarnegara Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Khamr atau Minuman Beralkohol, sanksi untuk pengedar masih dianggap ringan dan tidak membuat efek jera. Untuk itu, diperlukan adanya perubahan dalam regulasi tersebut melalui sistem politik yang di dalamnya terdapat infrastruktur politik dan suprastruktur politik.
    [Show full text]
  • 1708-06Detik-Detik-Indonesia
    Bacharuddin Jusuf Habibie Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi THC Mandiri Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie Desain Kulit: Anom Hamzah Layout: M. Ilyas Thaha Foto kulit: Harian Umum Republika/Sekneg Cetakan Pertama September 2006 Cetakan Kedua September 2006 Diterbitkan oleh: THC Mandiri Jl Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 - Indonesia Tel: 6221 7817211, Fax: 6221 7817212 www.habibiecenter.or.id, E-mail: [email protected] Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi / Bacharuddin Jusuf Habibie. -- Jakarta, THC Mandiri, 2006. 549 hlm. ; 15 x 21 cm ISBN: 979-99386-6-X 1. Demokrasi. 321.8 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. Daftar Isi Pengantar i Prolog 1 Menjelang bab 1 Pengunduran Diri Pak Harto 31 bab 2 100 Hari Pertama Menghadapi Masalah Multikompleks dan Multidimensi 69 bab 3 Antara 100 Hari Pertama dan 100 Hari Terakhir, Sebelum Pemilihan Presiden ke-4 RI 159 bab 4 Seratus Hari Sebelum Pemilihan Presiden ke-4 RI 301 Epilog 447 Lampiran 510 Akronim 523 Glosari 529 Indeks 536 Biodata 546 Pengantar Sejumlah buku sudah terbit dan mengungkapkan sejarah politik kontemporer Indonesia, khusus masa lahirnya reformasi yang ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto dari gelanggang politik di Indonesia. Buku-buku tersebut —beberapa di antaranya ditulis oleh pelaku sejarah— telah membantu kita menelaah sejarah perpolitikan di Indonesia, dalam sebuah kurun waktu tertentu.
    [Show full text]
  • Bab Iii Deskripsi Partai Persatuan Pembangunan
    BAB III DESKRIPSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN A. Partai Persatuan Pembangunan Partai Persatuan Pembangunan atau biasa dikenal dengan PPP merupakan salah satu partai politik di Indonesia dan memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar Umat Islam.” 1. Latar belakang berdirinya PPP Partai Persatuan Pembagunan (PPP) didirikan tanggal 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, yaitu Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (SI), dan Partai Islam Perti. Fusi ini menjadi simbol kekuatan PPP, yaitu partai yang mampu mempersatukan berbagai faksi dan kelompok dalam Islam. Untuk itulah wajar jika PPP kini memproklamirkan diri sebagai “Rumah Besar Umat Islam”. PPP yang berasaskan Islam berketetapan hati dan bertekad dengan segenap kemampuannya untuk berusaha mewujudkan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, yakni terwujudnya masyarakat adil dan makmur, rohaniah dan jasmaniah yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 41 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 42 PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok persatuan pembangunan, semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah: * KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama; * H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi); * Haji Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII; * Haji Rusli Halil, Ketua Umum Partai Islam Perti; dan * Haji Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR. PPP berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah. Akan tetapi dalam perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, PPP pernah menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan sistem politik dan peratururan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984.
    [Show full text]
  • Pengelolaan Zakat Sebagai Bentuk Penegakan Ham Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
    PENGELOLAAN ZAKAT SEBAGAI BENTUK PENEGAKAN HAM DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Zaki ‘Ulya Fakultas Hukum, Universitas Samudra, NAD Jl. Meurandeh Langsa, 24416 E-mail: [email protected] Abstract: Management of Zakat as a Form Human Right Enforcement in Improving People’s Welfare. Poverty, income inequality, poor health and education services as well as high unemployment rate are some indicators showing that there are many violations of people’s rights. Implementation of zakat management set out in the legislation is one of the government’s efforts in tackling economic inequalities in society so that the basic rights of the people in economics can be fulfilled. Obstacles encountered in the management of zakat in general are in the mechanism of distribution of zakat since the charity is based on some legislation that put zakat as regional income resulting in a very bureaucratic withdrawal prcess of funds from the charity accountant area. As the result, it hampers the distribution of zakat hence economic rights of the people cannot be optimally fulfilled. Keywords: zakat, human rights, social welfare Abstrak: Pengelolaan Zakat Sebagai Bentuk Penegakan HAM dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. Fenomena kemiskinan, distribusi pendapatan nasional yang kurang merata, buruk nya layanan kesehatan dan pendidikan, serta masih tingginya angka pengangguran, dapatlah dipakai sebagai indikator masih banyaknya pelanggaran terhadap hak asasi rakyat. Pelaksanaan pengelolaan zakat yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi kesenjangan ekonomi dalam masyarakat, sehingga hak dasar manusia di bidang ekonomi menjadi tercukupi. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan zakat pada umumnya ada pada mekanisme pendistribusian zakat. Di mana zakat berdasarkan beberapa peraturan perundangan menempatkan sebagai PAD sehingga dalam penarikan dana zakat dari akuntan daerah sangat birokratis.
    [Show full text]
  • Politik Nahdatul Ulama Dan Orde Baru Nahdatul Ulama Politics and the New Order Era
    The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Volume 1, Number 1, January 2015 Politik Nahdatul Ulama dan Orde Baru Nahdatul Ulama Politics and the New Order Era Nurlira Goncing Abstract Magister Ilmu Politik Nahdlatul Ulama (NU) is a faith-based and community Universitas Hasanuddin organizations whose existence plays an important role for [email protected] the life of the nation. As one of the largest organization in the country, it is definitely social responsibility carried NU also great and take a position in the political sphere. This attitude is not only taken to protect the leaders and citizens of the process of degradation and demoralization of politics, but also to maintain the integrity of the state in the new order era. Keywords: Nahdatul Ulama Politics, New Order Era, Indonesia A. Pendahuluan Pada 31 Januari 1926, sebuah kelompok yang terdiri dari lima belas kiai terkemuka berkumpul di rumah Wahab Chasbullah (1888-1971) di kertopaten, Surabaya. Sebagian besar mereka datag dari Jawa Timur dan masing-masing adalah tokoh pesantren. Jarang terjadi, kiai senior berkumpul dalam jumlah sebanyak itu, namun dalam kesempatan ini mereka memikirkan langkah bersama untuk mempertahankan kepentingan mereka dan bentuk Islam tradisional yang mereka praktikkan. Setelah melalui diskusi, mereka memutuskan mendirikan NU untuk mewakili dan memperkokoh Islam tradisional di Hindia-Belanda. Keputusan itu merupakan langkah bersejarah. Sebelumnya, tokoh-tokoh tradisional telah membentuk berbagai organisasi kecil dan bersifat lokal yang bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, atau keagamaan, namun baru setelah NU didirikan sebagian 61 JURNAL THE POLITICS The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Volume 1, Number 1, January 2015 besar kiai mau melibatkan diri mereka dalam sebuah organisasi berskala nasional dengan program kegiatan yang luas.
    [Show full text]
  • Di Susun Oleh: SITI ROHIMAH NIM: 104022000819
    Perempuan Dalam Partai Politik Islam di Indonesia ( Study Terhadap Peranan Perempuan Partai Persatuan Pembangunan [PPP] Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1972-2004 ) Skripsi diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Di Susun Oleh: SITI ROHIMAH NIM: 104022000819 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M 1 2 Lembar Pernyataan Dengan ini saya menyatakan bahwa” 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 29 Aprili 2009 Siti Rohimah 2 3 Perempuan Dalam Partai Politik Islam di Indonesia ( Study Terhadap Peranan Perempuan Partai Persatuan Pembangunan [PPP] Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1972-2004 ) Skripsi diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Siti Rohimah NIM: 104022000819 Pembimbing Dra. Hj. Tati Hartimah,MA NIP. 150240484 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M 3 4 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Perempuan Dalam Partai Politik Islam Di Indonesia (Study Terhadap Peran Perempuan Partai Persatuan Pembangunan [PPP] Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1971-2004).
    [Show full text]
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partai Politik 2.1.1 Definisi Partai Politik
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partai Politik 2.1.1 Definisi Partai Politik Partai berasal dari kata latin “Partire”, yang bermakna membagi (Yoyoh dan Efriza, 2015 : 351). Kemudian pengertian partai politik secara etimologis menurut Jimly (dalam Muhammad Ali Syafa’at, 2011: 30) Assiddiqie berasal dari kata part yang berarti bagian atau golongan. Kata partai menunjuk pada golongan sebagai pengelompokan masyarakat berdasarkan kesamaan tertentu seperti tujuan, ideologi, agama, atau bahkan kepentingan. Pengelompokan itu berbentuk organisasi secara umum, yang dapat dibedakan menurut wilayah aktivitasnya, seperti organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, serta organisasi politik. Dalam perkembangannya, kata partai lebih banyak diasosiasikan untuk organisasi politik, yaitu organisasi masyarakat yang bergerak di bidang politik. Menurut Mark N. Hogopain (dalam Mufti, 2013 : 123) partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk memengaruhi bentuk dan karakter kebijakan publik dalam kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideologis tertentu, melalui praktik kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat dalam pemilihan. Dengan demikian, basis sosiologis setiap partai politik adalah adanya ideologi tertentu sebagai dasar perjuangannya dan diarahkan 11 12 pada usaha untuk memperoleh kekuasaan, mempertahankan dan memperluas kekuasaan. Leon D. Epstein (dalam Cholisin dan Nasiwan, 2012 : 111) mendefinisikan partai politik sebagai satu kelompok pengejar kedudukan pemerintah yang secara bersama terikat pada identitas
    [Show full text]
  • Bab Ii Sejarah Partai Muslimin Indonesia (Parmusi)
    BAB II SEJARAH PARTAI MUSLIMIN INDONESIA (PARMUSI) A. Latar Belakang Berdirinya Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI) Sebelum melihat lebih dalam sejarah Partai Muslimin Indonesia dalam proses kelahiran dan perjuangannya pada masa Orde Baru. Perlu kiranya untuk menguraikan sekilas tentang pembubaran Partai Masyumi pada tahun 1960 M oleh pemerintah Soekarno. Karena, jika memahami jiwa dan semangat perjuangan yang terkandung di dalam piagam pembentukan Partai Muslimin Indonesia maupun isi dari mukadimah anggaran dasar partai, terlihatlah latar belakang politik dan sejarahnya. Oleh sebab itu, PARMUSI bukanlah partai ciptaan baru sebagai wadah. Memang benar, ia adalah wadah yang baru, akan tetapi, ide yang menjiwainya, cita-cita yang dikandungnya dan moral perjuangannya sama sekali tidak baru17. Dengan demikian pembubaran Masyumi yang dianggap merampas hak-hak warga negara dalam berkumpul dan berserikat menjadi cikal bakal lahirnya PARMUSI di masa kepemimpinan Soeharto Orde Baru.18 Jika melihat latar belakang sejarah untuk mencari penjelasan mengapa Masyumi mengalami nasib sial dan terpelanting dalam sejarah panggung modern Indonesia, kita dapat menelusuri ketegangan psiko-politik antara pemimpin- pemimpin Masyumi, khususnya Mohammad Natsir dengan Soekarno. Pada tahun 17Anwar Harjono, Indonesia Kita: Pemikiran Berwawasan Iman-Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 184 18Sholichin Salam, Sedjarah Partai Muslimin Indonesai, (Jakarta: Lembaga Penyelidikan Islam, 1970). h. 9 21 1950 M, adalah puncak bulan madu Presiden Soekarno dengan Mohammad Natsir. Kedekatan Soekarno dengan Mohammad Natsir ditunjukkan ketika Mohammad Natsir sering diundang untuk sarapan pagi di istana. Selain itu, selama ibukota di Yogyakarta (1946 M -1948 M), hampir seluruh pidato Soekarno tentang 17 Agustus dalam rentang tahun tersebut, diserahkan kepada Mohammad Natsir untuk menyusunnya. Sungguh terlihat sangat erat hubungan antar keduannya, bahkan apabila kondisi politik semakin menghangat dalam menghadapi Belanda, yang diajak keluar negeri adalah Mohammad Natsir.
    [Show full text]
  • Dinamika Parti Politik Pada Masyarakat Pedesaan Di Kelurahan Air Tiris, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau
    DINAMIKA PARTI POLITIK PADA MASYARAKAT PEDESAAN DI KELURAHAN AIR TIRIS, KECAMATAN KAMPAR, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU TRI JOKO WALUYO1 & JAMALUDDIN MD. JAHI2 1 Faculty of Social & Political Science (FISIP) Universitas Riau Jln. Prof. Dr. Muchtar Lutfi, Kampus Bina Widya Pekanbaru 28293, Provinsi Riau, INDONESIA. 2 Institute of the Malay World and Civilisation (ATMA) Universiti Kebangsaan Malaysia 43600 UKM, Bangi, Selangor, MALAYSIA. E-mail: [email protected] ABSTRAK Penyelidikan tentang kehidupan parti politik di desa/kelurahan Air Tiris pada pilihan raya 1997, 1999, 2004 dan 2009 bertujuan mendeskripsikan wilayah pilihan raya kelurahan Air Tiris, mendeskripsikan Parti Persatuan Pembangunan dan menjelaskan faktor-faktor pengaruh perolehan suara Parti Persatuan Pembangunan di kelurahan Air Tiris pada pilihan raya 1997, 1999, 2004, dan 2009. Teori yang mengulas pengaruh kepercayaan keagamaan, identifikasi parti, dan kepemimpinan digunakan untuk menganalisis perolehan suara PPP di kelurahan Air Tiris pada pilihan raya 1997, 1999, 2004 dan 2009, yang cenderung mengalami penurunan. Hasil penyelidikan menunjukkan bahawa ditemukan dua factor utama yang mempengaruhi perolehan suara PPP pada pilihan raya 1997,1999, 2004 dan 2009 di desa/kelurahan Air Tiris, iaitu : pertama, melonggarnya kaitan antara identitas agama dengan perilaku memilih dalam pilihan raya, dan kedua, dominasi elit politik. Kata kunci: parti politik, agama, pilihan raya. PENDAHULUAN Dinamika parti politik pada masyarakat pedesaan menjadi sorotan yang menarik sebagai salah satu yang utama perwujudan daripada pelaksanaan hak politik masyarakat pedesaan. Dinamika parti politik pada masyarakat pedesaan merupakan gerak kehidupan parti politik secara terus-menerus yang menimbulkan perubahan dalam tata kehidupan parti politik tersebut pada masyarakat pedesaan. Perkara ini boleh berlaku disebabkan masyarakat pada awal tahun 1998, sudah lepas daripada kongkongan pemerintahan yang terpusat, kepada pemerintahan yang 2 memancar/menyebar (decentralizations).
    [Show full text]
  • (Ppp) Pada Masa Orde Baru (Studi Historis Pemilu 1977 Di
    PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) PADA MASA ORDE BARU (STUDI HISTORIS PEMILU 1977 DI INDONESIA) SKRIPSI Oleh: RUCHIL FARCHANDYTA AQIDAH NIM : A02216044 SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019 iii PERNYATAAN KEASLIAN iv HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING v PENGESAHAN TIM PENGUJI vi vii ABSTRAK Skripsi yang berjudul “PPP pada Masa Orde Baru (Studi Historis Pemilu 1977 di Indonesia) ini mengkaji permasalahan yang terfokus pada pertanyaan riset (1) Bagaimana sejarah terbentuknya PPP? (2) Bagaimana PPP pada masa Orde Baru? (3) Bagaimana elektabilitas PPP pada pemilu 1977? Skripsi ini menggunakan kajian pustaka dengan pendekatan sejarah Institusional. Adapun teori yang digunakan sebagai alat bantu dalam penelitian ini adalah teori ilmu sejarah politik Ibn Khaldun mengenai kekuasaan. Pada masa Orde Baru, pemerintahan Indonesia adalah absolut dan otoriter. Dalam hal demokrasi, penguasa tidak segan-segan mengeluarkan UU parpol demi kedudukannya tidak goyah dalam parlemen sehingga Golkar yang ditunggangi oleh Orde Baru dapat dikatakan menang secara beruntun sepanjang sejarah pemilu OrdeBaru. Namun, pada pemilu 1977, tepatnya secara lokal PPP mampu mengalahkan Golkar dengan unggul di DKI Jakarta dan Aceh. Kemudian bagaimana PPP sebagai parpol pada masa Orde Baru mengalami keruntuhan suara ditingkat nasional, sedangkan ditingkat lokal (DKI Jakarta dan Aceh) PPP unggul. Dari penelitian kajian pustaka yang telah diteliti, permasalahan yang dipaparkan memiliki jawaban sebagai berikut. PPP terbentuk dari hasil fusi partai politik Islam pada masa Orde Lama. Berdiri pada 5 Januari 1973. Dinamika PPP dalam kurun waktu berdirinya hingga pemilu 1977 direpotkan oleh sistem politik Orde Baru yang merugikan parpol yakni kebijakan depolitisasi. Meskipun ruang gerak parpol dibatasi dengan UU parpol, namun PPP unggul ditingkat lokal dalam pemilu 1977 salah satunya karena strategi pemenangan pemilunya.
    [Show full text]
  • Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera Tahun 1998 – 2017
    JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 5 Nomor 1 (2020): 77- Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera Tahun 1998 – 2017 Sibghatullah Arrasyid*, Husaini, Zainal Abidin Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh *Alamat Korespondensi: [email protected] Info Artikel Abstrak Riwayat Artikel: Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan Tarbiyah dari beberapa kampus di Indonesia. Gerakan Tarbiyah sendiri awalnya lebih berfokus sebagai Diterima gerakan dakwah yang muncul di awal 1980-an di Era Orde Baru. Penelitian ini Desember 2019 bertujuan untuk menjelaskan latar belakang berdirinya PKS di Aceh, menjelaskan Disetujui Januari landas pergerakan yang digunakan oleh PKS, dan sistem kaderisasi PKS di Aceh. 2020 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sumber data dari Dipublikasikan wawancara pengurus Partai Keadilan Sejahtera wilayah Aceh dan sumber dari Februari 2020 dokumen–dokumem dari media dan buku.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan kritis sumber dari dokumen dan buku. Teknik wawancra yang dilakukan adalah teknik wawancara terbuka agar data hasil penelitian dapat Kata Kunci: terpecaya peneliti mengunakan alat bantu perekaman berupa alat tulis dan media Perkembangan, elektronik hand phone. Bedasarkan hasil analisis data, temuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, latar belakang berdirinya Partai Keadilan Sejahtera di Partai Keadilan Aceh awal mulanya di bentuk pada tahun 1998; landasan pergerakan yang dipakai Sejahtera, Aceh. partai keadilan Sejahtera di Aceh mengunakan dasar Islam dan asas Pancasila; dan Sistem kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera di Aceh diawali Dengan pemahaman tentang tauhid dan diawali dengan pembentukan Halaqah. Simpulan penelitian ini adalah perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di Aceh dimulai sejak tahun 1998, dengan ketua pengurus wilayah pertama Nasir djamil, landasan berpijak pergerakan Partai Keadilan Sejahtera di Aceh.
    [Show full text]