1708-06Detik-Detik-Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Bacharuddin Jusuf Habibie Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi THC Mandiri Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie Desain Kulit: Anom Hamzah Layout: M. Ilyas Thaha Foto kulit: Harian Umum Republika/Sekneg Cetakan Pertama September 2006 Cetakan Kedua September 2006 Diterbitkan oleh: THC Mandiri Jl Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 - Indonesia Tel: 6221 7817211, Fax: 6221 7817212 www.habibiecenter.or.id, E-mail: [email protected] Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi / Bacharuddin Jusuf Habibie. -- Jakarta, THC Mandiri, 2006. 549 hlm. ; 15 x 21 cm ISBN: 979-99386-6-X 1. Demokrasi. 321.8 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. Daftar Isi Pengantar i Prolog 1 Menjelang bab 1 Pengunduran Diri Pak Harto 31 bab 2 100 Hari Pertama Menghadapi Masalah Multikompleks dan Multidimensi 69 bab 3 Antara 100 Hari Pertama dan 100 Hari Terakhir, Sebelum Pemilihan Presiden ke-4 RI 159 bab 4 Seratus Hari Sebelum Pemilihan Presiden ke-4 RI 301 Epilog 447 Lampiran 510 Akronim 523 Glosari 529 Indeks 536 Biodata 546 Pengantar Sejumlah buku sudah terbit dan mengungkapkan sejarah politik kontemporer Indonesia, khusus masa lahirnya reformasi yang ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto dari gelanggang politik di Indonesia. Buku-buku tersebut —beberapa di antaranya ditulis oleh pelaku sejarah— telah membantu kita menelaah sejarah perpolitikan di Indonesia, dalam sebuah kurun waktu tertentu. Tetapi, sejujurnya, buku yang ditulis secara deskriptif dengan berbagai sumber-sumber utama dan sekunder itu, belum lengkap mengungkapkan apa yang sebetulnya telah terjadi. Dengan kehadiran buku Detik-Detik Yang Menentukan, Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, ditulis oleh Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, semakin melengkapi khazanah sejarah politik kontemporer Indonesia. Bacharuddin Jusuf Habibie, salah seorang pelaku utama sejarah pada masa lahirnya reformasi di Indonesia. Fakta yang dihadirkan dalam buku ini otentik, berdasarkan catatan dan pengalaman pribadi pelaku sejarah yang belum pernah diungkapkan. Fakta yang ada, tidak diberi “hiasan” dan “warna”, tetapi disampaikan seperti apa adanya. Selain memberikan fakta-fakta sejarah, penulis pun melakukan analisis apa yang telah terjadi. Penulis memberikan penilaian dan penjelasan tentang langkah- langkah serta gagasan maupun keputusan penting yang i Pengantar telah diambilnya dalam gaya penulisan inner dialog. Sebuah percakapan dengan diri dan hati nuraninya dalam menghadapi sebuah peristiwa atau kejadian yang dihadapinya. Tidak hanya itu, beberapa bagian tulisan, disuguhkan berupa “dramatisasi” beberapa peristiwa, selain suspensi, dengan gaya khas penulisnya membuat pembaca buku ini seperti membaca sebuah novel. Dengan latar belakang profesi penulis sebagai insinyur, ditambah pengalaman sebagai salah seorang tokoh sentral dalam pemerintahan lebih dari dua dekade, Bacharuddin Jusuf Habibie, mendemonstrasikan secara unik, bahwa pemikiran dan analisis yang menghasilkan kebijakan penting pada masa-masa pemerintahannya, berlandaskan sejumlah “model” yang dikembangkannya sendiri. Model- model itulah yang menuntun dan menjadi pegangannya dalam membuat analisis sebelum menentukan sebuah tindakan dan kebijakan. Kerena itu, pelaku sejarah ini yakin, tidak satu pun kebijakan yang diambilnya dilakukan secara acak atau random. Itulah sebabnya, Bacharuddin Jusuf Habibie melaksanakan tugas-tugasnya secara konsisten dan konsekuen. Tindakan tersebut terbentuk oleh motivasi yang dilandasi nilai agama dan budaya yang telah melekat pada dirinya. Nilai itu pula telah menjadi prinsip hidup dan menjadi karakter pribadinya. Dalam episode sejarah pemerintahannya, pelaku sejarah selamat mentransformasi sistem kekuasaan otoriter ke sistem demokrasi. Menyelamatkan negara dan bangsa Indonesia dari ancaman —seperti yang ditulis dalam buku ini— proses “Balkanisasi” dan “perang saudara”, sebagaimana yang terjadi pada beberapa negara dan bangsa lain, yang harus membayar reformasi dan demokratisasi dengan amat mahal, pecah berkeping-keping oleh perang saudara. Karena itu, tidak berlebihan untuk Detik-Detik yang Menentukan ii mengatakan bahwa dalam sejarah politik di Indonesia reformasi telah terjadi, tetapi akan menjadi lain hasilnya tanpa kehadiran Bacharuddin Jusuf Habibie. Bacharuddin Jusuf Habibie baru mengungkapkan sebagian kecil dalam buku ini. Sebagai pelaku utama sejarah pada masa kelahiran reformasi, ribuan halamanan lainnya —yang masih dalam bentuk tulisan tangan— masih disimpannya dan hanya akan dikeluarkan pada suatu masa kelak. Fakta dan ungkapan yang ada dalam buku ini, hanyalah “detik-detik” yang dianggap penting dan bisa dipublikasikan, tanpa dampak politik yang akan memengaruhi jalannya reformasi di Indonesia. Buku ini ditulis berdasarkan catatan harian yang menjadi kebiasaannya sejak kecil, serta laporan yang diterimanya. Mengenai judul buku “Detik-detik yang Menentukan: Jalan Panjang Menuju Demokrasi”, menurut penulis dipilih berdasar pertimbangan bahwa semasa menjabat sebagai presiden, penulis menyadari bahwa Indonesia sedang berada pada “persimpangan jalan”, suatu keadaan yang kritis, yang kalau ia mengambil kebijakan (jalan) yang salah, akan dapat berakibat perang saudara atau balkanisasi. Ia memilih suatu proses evolusi yang dipercepat dengan perencanaan yang matang, sebagai upaya penyelamatan bangsa dari situasi kritis tersebut. Penulis banyak mengambil keputusan yang tidak popular, baik yang bersifat irreversible —seperti masalah Timor Timur, kemandirian Bank Indonesia, dsb.— maupun yang bersifat reversible. Keputusan tersebut diambil dengan cepat dangan memperhitungkan sekecil mungkin risiko yang mungkin terjadi. Itulah mengapa Penulis memilih istilah “Detik-detik yang Menentukan”. Sementara “Jalan Panjang Menuju Demokrasi” dipilih iii Pengantar karena apa yang dilakukannya tersebut merupakan bagian yang menentukan dari suatu proses demokratisasi Indonesia, yang masih dan akan terus berlangsung sampai tata-kehidupan yang dicita-citakan bangsa Indonesia terapai. Isi buku ini —sebagai bagian dari catatan pribadi pelaku sejarah— akan menjadi sebuah unit sejarah yang penting, bagian dari “mosaik” episode sejarah bangsa Indonesia yang panjang dan berkelanjutan. Struktur buku ini terdiri dari dua bagian utama. Tulisan inti terdapat pada Bab I sampai dengan Bab IV, selebihnya Prolog dan Epilog. Bab I sampai Bab IV dibuat oleh penulisnya sebagai pelaku sejarah, sementara Prolog dan Epilog, ditulis oleh sebuah tim, berdasarkan fakta dari berbagai sumber tertulis, serta pendapat dan analisis dari sejumlah pelaku sejarah lain yang terlibat langsung dalam reformasi. Mengapa baru enam tahun lebih setelah masa kepresidenannya Penulis mempublikasikan catatannya? Dari penjelasan penulis, diketahui ada dua alasan mengapa buku ini baru diterbitkan. Pertama, Penulis ingin agar buku ini dapat ikut membantu terciptanya situasi kondusif bagi proses tranformasi bangsa menuju kehidupan demokrasi. Mengingat sebagian isinya dapat “mengganggu” apabila diterbitkan terlalu dini, maka penulis memilih waktu yang tepat untuk menerbitkannya, yaitu tatkala proses konsolidasi demokrasi bangsa telah semakin mantap, yang antara lain ditandai dengan terlaksananya pemilihan pimpinan (nasional dan daerah) secara langsung oleh rakyat, melalui pemilihan yang jujur dan adil. Kedua, sebagaimana diketahui, kurang dari sebulan setelah menyelesaikan tugas sebagai presiden, penulis Detik-Detik yang Menentukan iv bersama keluarga mendirikan The Habibie Center (THC), suatu lembaga kajian yang mandiri dan non-politik sebagai wahana untuk —bersama-sama dengan para koleganya— ikut mengawal proses transformasi bangsa menuntaskan reformasi. Itulah sebabnya THC memfokuskan kegiatannya pada kajian dan advokasi bagi tegaknya kehidupan demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia. Begitu besarnya harapan penulis pada lembaga yang didirikannya ini, sampai-sampai penulis menunda beberapa bulan untuk mengantar istrinya berobat ke Jerman, guna meyakinkan lembaga yang didirikannya itu telah benar-benar berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Dan THC inilah —melalui salah satu sayap kegiatannya, PT THC Mandiri— yang dipercaya penulis untuk menerbitkan buku ini. Melalui penerbit, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam penulisan buku ini. Terutama kepada tim editor: Andi Makmur Makka dan Ahmad Watik Pratiknya, serta kepada tim “reader” yang juga memberi masukan untuk penulisan Prolog dan Epilog, yaitu: Satrio B. Joedono, Muladi, Dewi Fortuna Anwar, Abdul Malik Fadjar, Sofian Effendi, Haryanto Dhanutirto, Wardiman Djojonegoro, Umar Juoro. Terima kasih penulis juga disampaikan kepada Ryaas Rasyid, Quraish Shihab, Hermawan K. Dipojono, Hidayat Nurwahid, Robert Elson, dan Bilveer Singh.Begitu pula kepada segenap staf The Habibie Center yang telah turut berpartisipasi mempersiapkan penerbitan buku ini Buku ini disumbangkan kepada khazanah sejarah Indonesia. Namun, penulis berkeinginan pula mengetahui, bagaimana reaksi orang lain mengenai apa yang telah diungkapkannya. Dengan harapan, buku ini akan memberi motivasi dan stimulus bagi siapa pun untuk menuliskan pula apa yang mereka ketahui dan alami pada masa-masa v Pengantar