Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Novel
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM NOVEL ( Studi tentang Pesan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Menggunakan Pendekatan Semiologi Komunikasi dalam Novel Nonfiksi “Habibie dan Ainun” Karya B.J. Habibie dan “Belahan Jiwa” Karya Rosihan Anwar ) Sri Herwindya Baskara Wijaya, S.Sos., M.Si. Drs. Mursito BM, SU. Mahfud Anshori, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Every member of society has a specific media to deliver the aspiration, inspiration and their other messages. Messages such as communication symbols have certain meanings based on context. This research is a study of the messages contained in the novel "Habibie dan Ainun" by the former President of the Republic of Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie and novel "Belahan Jiwa" by legendary Indonesian journalist, Rosihan Anwar. The novel itself is a medium of communication in the community. Through the novel, novelists are positioned as the communicator – delivering a purposeful message to the public (communicant). Based on the description, the issues raised in this research was dissecting the nation character education messages related to those two novels. In answering the problem, the researcher used semiology communication method. For nonverbal messages on the novel "Habibie dan Ainun" contains a message about the values of the nation character education; religious, tolerance, spirit of nationalism, patriotism, an avid reading, friendship/ communicative, love peace, responsibility, hard work, and democratic. While in the novel "Belahan Jiwa" by Rosihan Anwar, the results of the analysis found some messages contained by the nation character education, such as; religiosity, friendship, social awareness, patriotism, tolerance, achievement, responsibility, avid in reading. Key words: Messages, signs, semiology communication, nation character education Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Manusia selalu memiliki keinginan, obsesi atau harapan yang ingin direalisasikan sebagai cara untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Selain itu, ia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Manusia juga sebagai makhluk budaya yang dibekali dengan daya cipta, rasa, serta karsa sehingga mampu menghasilkan karya- karya (Kartinawati, 2003). Diantara karya anak bangsa yang perlu diapresiasi adalah novel berjudul “Habibie dan Ainun” karya mantan Presiden RepubIik Indonesia, Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie dan novel berjudul “Belahan Jiwa” karya legendaris tokoh pers Indonesia, Rosihan Anwar. Kita patut mengapresiasi kehadiran dua novel tersebut terlebih ditulis orang-orang yang menjadi tokoh nasional dan internasional. Tidak banyak tokoh-tokoh public figure yang diakui ketokohannya sekaligus kepakarannya yang menelurkan kisah perjalanan hidupnya dalam wujud novel berjenis nonfiksi (kisah nyata). Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat referendum Timor Timur yang memilih biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman (http://kolom- biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-bj-habibie.html) Rosihan Anwar lahir di Kubang Nan Dua, Kabupaten Solo, Sumatera Barat, 10 Mei 1922 sebagai anak keempat pasangan Demang Anwar gelar Maharadja Soetan-Siti Safiah. Menikah dengan Siti Zuraida binti Mohamad Sanawi pada 25 April 1947 dan dari perkawinannya yang sudah 63 tahun itu mempunyai tiga putera, enam cucu, dan dua cicit. Zuraida R. Anwar (Ida) tutup usia pada hari Minggu, 5 September 2010 dalam usia 87 tahun. Bekerja selama sebagian besar kehidupannya yaitu sudah 67 tahun di bidang kewartawanan, menjadi pemimpin redaksi surat kabar Pedoman, majalah Siasat, juga sebagai kolumnis dan koresponden sejumlah penerbitan di luar negeri. Mendapat penghargaan dan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama (III) – 1973, Bintang Rizal Filipina – 1977, Bintang Aljazair – 2005, doctor honoris causa Univeritas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta – 2006. Penulis meninggal dunia pada Kamis, 14 April 2011 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata (Ibid.). Makalah ini ingin membahas soal pesan nilai-nilai karakter bangsa dalam novel tersebut. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan tinjauan latar belakang masalah di atas, penelitian akan menganalisis secara lebih mendalam pesan-pesan tentang nilai-nilai pendidikan karakter bangsa dalam novel “Habibie dan Ainun” karya mantan Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie dan “Belahan Jiwa” karya tokoh pers Indonesia, Rosihan Anwar. Maka, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Pesan-pesan tentang nilai-nilai pendidikan karakter bangsa apakah yang ada dalam novel nonfiksi “Habibie dan Ainun” karya B.J. Habibie dan “Belahan Jiwa” karya Rosihan Anwar” ?” 3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui pesan-pesan tentang nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang ada dalam novel nonfiksi “Habibie dan Ainun” karya B.J. Habibie dan “Belahan Jiwa” karya Rosihan Anwar”. Kajian Pustaka A. Pendidikan Karakter Bangsa Pembangunan karakter bangsa sendiri dimaknai sebagai upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang dan negaranya sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban. Semuanya itu untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ipteks yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pembangunan karakter bangsa itu dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen bangsa dan Negara (http://karakterbangsa.net/Latest/pengertian.html) Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia (http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html). UU No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 2 menyebutkan: “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” Pasal 3 UU yang sama menyebutkan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” b. Novel Novel merupakan salah satu produk karya sastra yang hingga saat ini banyak mendapatkan tempat di hati masyarakat, baik untuk dikaji maupun untuk dikonsumsi. Dengan beragam jenis dan isinya, novel hadir di ranah publik mengisi ruang-ruang kehidupan dengan aneka persepsi dan pesannya. Bahkan bisa dibilang novel bisa sebagai produk sastra yang paling banyak diakses masyarakat. Mengenai definisi novel, kata novel berasal dari bahasa Itali novella yang secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (http://eprints.uns.ac.id/66/1/170031611201009521.pdf). Novel merupakan media komunikasi, melalui media novel itulah pengarang mengkomunikasikan sebuah pesan. Sementara, kegiatan komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan proses pembentukan makna (http://www.skripsi-indonesia.com/skripsi/analisis-semiologi- komunikasi-sebagai-tafsir-pesan/). Sebenarnya sebagai media massa cetak berbentuk fisik, novel digemari karena mampu tampil secara individu, personal serta isi pesannya sangat spesifik dan mendalam. Isi pesan dalam novel saat ini begitu banyak menyajikan gambaran suatu realitas sosial saat ini. Ditinjau dari penjelasan diatas, maka sebuah karya sastra berbentuk buku yang dibuat oleh penulis atau pengarang yaitu novel, dapat digolongkan sebagai sebuah media massa seperti media cetak yang dapat memberikan kehidupan dan informasi bagi pembacanya. Novel juga memiliki fungsi untuk menghibur dan persuasif (mempengaruhi) pembacanya. Selain itu novel juga banyak digunakan untuk keperluan studi, pengetahuan, hobi atau media hiburan dengan penyajian mendalam yang sangat jarang ditemukan pada media lain (http://www.skripsi-indonesia.com/skripsi/analisis-semiologi-komunikasi-sebagai-tafsir-