Pembisuan Perempuan Dalam Film Habibie Dan Ainun Rahmi Nuraini
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pembisuan Perempuan dalam Film Habibie dan Ainun Rahmi Nuraini Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP Angkatan V Email : [email protected] Abstract : Writing books and filming Habibie and Ainun an attempt of men to remember and bring back women as objects, which makes the male as the subject. Unconsciousness women as objects of male desire in the film Ainun Habibie and this can be understood by analyzing feminist psychoanalysis (biological and psychological differences) with Muted Group Theory approach to the elements which appear in the book and movie. To dem- onstrate the silencing efforts of men over women, the film was analyzed by the method of semiotics Barthes, through 5 code meaning, denotative and connotative meanings. Signs that were examined in this regard in- clude visual elements (space, color, shape, texture) and non-visual (sound, writing, and verbal). Keywords : unconsciousness, film, wife, psychology Abstraksi : Penulisan buku dan pembuatan film Habibie dan Ainun merupakan upaya laki-laki untuk mengingat dan menghadirkan kembali sosok perempuan sebagai objek, yang menjadikan laki-laki sebagai subjek. Pem- bisuan perempuan sebagai objek hasrat laki-laki dalam film Habibie dan Ainun ini dapat dipahami den- gan melakukan analisis feminis psikoanalisis (perbedaan biologis dan psikologis) dengan pendekatan Muted Group Theory pada elemen yang muncul dalam buku maupun film. Untuk menunjukkan upaya pembungkaman laki-laki atas perempuan, film ini dianalisis dengan metode semiotika Barthes, melalui 5 kode pemaknaan, makna denotatif dan konotatif. Tanda yang dikaji dalam hal ini meliputi elemen visual (ruang, warna, bentuk, tekstur) dan non visual (bunyi, tulisan, dan verbal). Kata Kunci : pembisuan, film, istri,psikologi Pendahuluan Sebuah penelitian dilakukan oleh konsultan Awalnya, perempuan dianggap masih sangat manajemen internasional, Accenture, pada 4.00 terikat dengan aturan tradisional, yaitu lebih banyak eksekutif dari organisasi menengah dari 33 negara mengurus keluarga di rumah dan mengurangi ak- di dunia. Hasilnya, lebih dari 70 persen perempuan tivitas di luar. Seiring bergesernya aturan tersebut, pekerja profesional berhasil menyeimbangkan karier perempuan makin mempunyai kesempatan untuk dan kehidupan pribadi. Khusus di Indonesia, 86 pers- mengembangkan kemampuan di luar rumah. Hal ini en perempuan sudah memiliki work-life balance. Na- menyebabkan terjadinya pergeseran ukuran kesuk- mun, sebanyak 50 persen responden menyatakan bah- sesan perempuan, seperti yang disampaikan Neneng wa mereka belum memiliki work-life balance dalam Goenadi, Executive Director dan Country Lead Ac- waktu bersamaan. Survei ini juga mengungkapkan, centure Indonesia, bahwa takaran perempuan sukses bahwa 52 persen perempuan lebih memilih menolak adalah perempuan yang mampu menyeimbangkan tawaran bekerja di luar rumah karena khawatir pe- kehidupan kerja dan keluarga kerjaan akan memberi dampak buruk bagi kehidupan (http://female.kompas.com/ keluarga read/203/03/09/300427/Perempuan.Sudah.Pu- (http://female.kompas.com/ nya.Work-Life.Balance). read/203/03/09/300427/Perempuan.Sudah.Pu- 67 JURNAL INTERAKSI, Vol III No.1, Januari 2014 : 67-74 nya.Work-Life.Balance). san ini memberikan gambaran bagaimana keduanya Penelitian lain yang dilakukan oleh Unleashing melihat peran perempuan dan laki-laki. Women’s Leadership Survey pada 202, menyatakan Di sisi lain, sumber analisis yang berasal dari fakta yang hampir sama, dimana 72 persen perem- hasil karya laki-laki semakin meneguhkan hal-hal puan Indonesia melepas karir di kantor karena ingin penting apa saja yang menjadi perhatian laki-laki atas lebih sering bersama keluarga. Pendapat yang sama peran perempuan yang diinginkannya. Bahkan be- juga disampaikan oleh Irma Sustika, pendiri Woman berapa pernyataan perempuan (Ainun) yang ditulis Preneur Community (WPC) yang lebih memilih kelu- di dalam buku karangannya berjudul SABJH, sengaja ar dari pekerjaannya karena ingin lebih memfokuskan dipilih oleh laki-laki (Habibie) untuk dituliskan kem- diri pada perkembangan buah hatinya yang mengin- bali dalam bukunya sebagai upaya penegasan perem- jak remaja. puan sebagai objek laki-laki. Film Habibie dan Ainun berdurasi 23 menit, diangkat dari buku yang ditulis langsung oleh Ba- Pembahasan haruddin Jusuf Habibie untuk mengenang istrinya, Film adalah teks, struktur linguistik kompleks Hj. Hasri Ainun Habibie. Penulisan buku dilaku- dan kode-kode visual yang disusun untuk mem- kan untuk memenuhi anjuran dokter dari Hamburg, produksi makna khusus. Film melahirkan ideologi Munchen dan Indonesia agar Habibie terhindar dari citra fotografis yang bergerak, sebagai cara pandang gangguan psikosomatik, sebuah gejala penyakit yang yang terlihat natural tetapi merupakan fantasi hasil erat kaitannya antara faktor fisik, psikologis dan sos- representasi struktur kekuatan tertentu. ial. Laki-laki dalam hal ini menulis buku dengan geta- Ideologi bekerja dengan menghapus tanda- ran jiwa dan lautan emosi, serta penuh dengan tetesan tanda cara kerjanya sendiri sehingga penafsirannya air mata. atas dunia tampak alami atau terbukti dengan send- Film Habibie dan Ainun adalah film buatan irinya. Film dalam hal ini menggunakan tanda yang laki-laki (Habibie) sebagai bentuk rasa cintanya pada tidak terlihat seperti tanda. (Jackson dan Jones, 998: perempuan (Ainun). Pilihan adegan dan dialog yang 368) dipilih adalah peristiwa yang selalu dikenang laki- Teori psikoanalisis Mulvey, tanda perempuan laki terhadap perempuan yang dicintainya. Sutradara dalam film merupakan sesuatu yang dibentuk dan dalam film ini juga laki-laki (Faozan Rizal). Dalam memungkinkan laki-laki untuk menghidupkan fantasi film ini, perempuan seharusnya digambarkan sebagai dan obsesinya dengan mengesankan gambaran diam subjek, yang berpengaruh besar pada kehidupan laki- perempuan. Secara psikologis, perempuan dianggap laki. Namun nyatanya, perempuan digambarkan seb- lebih emosional, pasif dan submisif. Sementara laki- agai objek pelengkap kehidupan laki-laki. laki dianggap lebih rasional, aktif, dan agresif. Kare- Habibie sendiri mengakui bahwa kehadiran Ai- na itu, banyak yang percaya bahwa perempuan sudah nun selama 48 tahun 0 hari telah menjadi api yang sewajarnya hidup di lingkungan rumah tangga. Ste- selalu membakar energi semangat dan jiwa dalam reotif yang diciptakan digunakan untuk menciptakan menjalani hidup dan sekaligus menjadi air yang dan memperkuat prasangka penonton laki-laki, serta sewaktu-waktu menyiram dan merendahkan gejolak merusak dan membatasi aspirasi sosial perempuan. jiwa. Ainun selalu hadir memberikan keseimbangan Menurut feminis psikoanalisis, ketidaksetara- dan menciptakan harmoni dalam kehidupan keluarga, an gender berakar dari rangkaian pengalaman masa dengan kerendahan hati untuk menempatkan suamin- kanak-kanak yang mengakibatkan laki-laki meman- ya selalu berjalan di depan, seperti ungkapannya the dang dirinya sebagai maskulin, perempuan meman- big you and the small I. Pernyataan laki-laki dalam dang dirinya sebagai feminin, dan masyarakat me- hal ini meneguhkan bahwa perempuan memang sen- mandang bahwa maskulinitas lebih baik dibanding gaja merendahkan diri demi popularitas laki-laki. femininitas. (Putnam Tong, 998: 90) Padahal sebelum menikah, Ainun adalah perempuan Masyarakat kita adalah masyarakat patriarkal, cerdas yang populer. yang mengatur bahwa perempuan ditentukan dan di- Untuk menjelaskan lebih rinci bagaimana jaga laki-laki yang mendapatkan keistimewaan untuk perempuan dibisukan oleh laki-laki melalui visual mencapai dominasi laki-laki. Selanjutnya laki-laki dan narasi dalam film, penulis membandingkan tu- berusaha menguasai perempuan untuk menegaskan lisan laki-laki (Habibie) dan perempuan (Ainun) yang kekuasaannya. disampaikan dalam buku Habibie dan Ainun. Penjela- 68 Rahmi Nuraini, Pembisuan Perempuan dalam Film Habibie dan Ainun Berdasar penjelasan Cheris Kramarae tentang apa yang diungkapkan melalui tingkatan ungkapan. muted group teory dalam “�������������������Women and Men Spea- Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan king”, perempuan dan anggota kelompok lainnya metode semiotika Roland Barthes yang mengelom- yang berada dalam kelompok subordinasi tidak da- pokkan kode dalam lima kisi kode, yaitu kode herme- pat secara bebas seperti pria untuk mengemukakan neutik, kode semantik, kode simbolik, kode narasi keinginan mereka.���������������������������������� Karena kata-kata diformulasi dan dan kode kultural/ kebudayaan. Kode hermeneutik diterjemahkan oleh gaya dominan pria dalam komu- adalah artikulasi berbagai cara pertanyaan, teka-teki, nikasi. Sistem bahasa mempunyai hubungan kekua- enigma, respons, penangguhan jawaban yang akh- saan dan menjadi bagian dari sistem bahasa dominan irnya menuju pada jawaban. Kode semantik adalah yang mengarahkan persepsi, pengalaman dan model kode yang mengandung konotasi pada level penanda. ekspresi yang berkenaan dengan bahasa. Teori ini di- Kode semantik adalah tanda yang ditata sehingga pertegas oleh Dale Spender yang berpendapat dalam memberikan suatu konotasi maskulin, feminin, ke- “Man-Made Language” bahwa perempuan meru- bangsaan dan sebagainya. pakan kelompok yang dibisukan dalam masyarakat, Kode simbolik yaitu kode yang berkaitan den- karena makna dikontrol oleh laki-laki. (Kramarae, gan psikonalisis, antitesis, pertentangan dua unsur 98 : ) dan sebagainya. Kode narasi adalah kode yang men- Menurut Lakoff, pembisuan dilakukan melalui gandung cerita, urutan, narasi dan antinarasi. Kode pendefinisian bahasa yang bisa digunakan perem-