Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera Tahun 1998 – 2017
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 5 Nomor 1 (2020): 77- Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera Tahun 1998 – 2017 Sibghatullah Arrasyid*, Husaini, Zainal Abidin Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh *Alamat Korespondensi: [email protected] Info Artikel Abstrak Riwayat Artikel: Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan Tarbiyah dari beberapa kampus di Indonesia. Gerakan Tarbiyah sendiri awalnya lebih berfokus sebagai Diterima gerakan dakwah yang muncul di awal 1980-an di Era Orde Baru. Penelitian ini Desember 2019 bertujuan untuk menjelaskan latar belakang berdirinya PKS di Aceh, menjelaskan Disetujui Januari landas pergerakan yang digunakan oleh PKS, dan sistem kaderisasi PKS di Aceh. 2020 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sumber data dari Dipublikasikan wawancara pengurus Partai Keadilan Sejahtera wilayah Aceh dan sumber dari Februari 2020 dokumen–dokumem dari media dan buku.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan kritis sumber dari dokumen dan buku. Teknik wawancra yang dilakukan adalah teknik wawancara terbuka agar data hasil penelitian dapat Kata Kunci: terpecaya peneliti mengunakan alat bantu perekaman berupa alat tulis dan media Perkembangan, elektronik hand phone. Bedasarkan hasil analisis data, temuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, latar belakang berdirinya Partai Keadilan Sejahtera di Partai Keadilan Aceh awal mulanya di bentuk pada tahun 1998; landasan pergerakan yang dipakai Sejahtera, Aceh. partai keadilan Sejahtera di Aceh mengunakan dasar Islam dan asas Pancasila; dan Sistem kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera di Aceh diawali Dengan pemahaman tentang tauhid dan diawali dengan pembentukan Halaqah. Simpulan penelitian ini adalah perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di Aceh dimulai sejak tahun 1998, dengan ketua pengurus wilayah pertama Nasir djamil, landasan berpijak pergerakan Partai Keadilan Sejahtera di Aceh. Abstract The Prosperous Justice Party (PKS) was born from the Tarbiyah movement from several campuses in Indonesia. The Tarbiyah movement itself began as a preaching movement that emerged in the early 1980s in the New Order Era. This research tries to explain the background of the establishment of PKS in Aceh, explain the movement foundation used by PKS, and the PKS regeneration system in Aceh. This study uses qualitative, with data sources from interviews with officials of the Aceh Prosperous Justice Party and sources from documents from the media and books. Data collection is done by interview techniques and critical sources of documents and books. The interview technique used is an open interview technique so that the research data can be trusted by researchers using recording tools in the form of stationery and electronic media for mobile phones. Based on the results of data analysis, the findings of this study can be stated as follows, the background to the establishment of the Prosperous Justice Party in Aceh was originally formed in 1998; Movement foundations that use the Prosperous freedom party in Aceh use the basis of Islam and the principle of Pancasila; and the Prosperous Justice Party cadre system in Aceh begins with an understanding of monotheism and begins with the formation of Halaqah. The conclusion of this research is the development of the Prosperous Justice Party in Aceh starting in 1998, with the head of the first regional administrator Nasir djamil, the foundation of the Prosperous Justice Party movement in Aceh. E-ISSN 2614-3658 77 PENDAHULUAN Baru, dengan pemikiran hanya ada satu partai Islam di Indonesia. Akan tetapi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir setelah penyerahan kekuasaan Presiden dari gerakan Tarbiyah dari beberapa Soharto ke Habibi, banyak tokoh Islam kampus di Indonesia. Gerakan mendirikan Partai-partai sendiri di Tarbiyah sendiri awalnya lebih awali dengan deklarasi Partai Bulan berfokus sebagai gerakan dakwah Bintang (PBB) dengan ketua Yusril yang muncul di awal 1980-an di Era Ihza Mahendra, selanjutnya Partai Orde Baru. Gerakan Tarbiyah bisa Amanat Nasional (PAN) dengan ketua dipahami sebagai alternatif dari Amin Rais, selanjutnya Partai berbagai gerakan Islam. Untuk Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan memahami di mana letak PKS dalam ketua Dewan Syuro KH. Abdurahman peta gerakan Islam lain maka setting Wahid dan ketua Umum Matori Abdul politik saat itu perlu dicermati. Di sini Jalil dan terakhir Partai Persatuan perlu diingat bahwa penguasa Orde Pembangunan mengukuhkan dirinya Baru melakukan represi hambatan kembali sebagai partai yang berazaskan terhadap aktivitas Islam politik. Islam Islam dengan tanda Gambar Ka’bah politik adalah kecenderungan sebagian dengan ketua Umum Hamzah Haz muslim yang aktif di sektor politik mengantikan Ismail Hasan Metareum. dengan membawa aspirasi agama Pertengahan Juli 1998 pimpinan Islam. gerakan tarbiyah berseta pimpinan Reformasi pasca otoritarisme yayasan yang didirikan aktivis tarbiyah Orde Baru, telah menghidupkan berkumpul untuk melakukan musya- kembali demokrasi. Pertumbuhan warah. Diantara aktivis dakwah yang partai politik pada masa itu tidak datang adalah dari yayasan Al- terhindarkan lagi, sebab partai politik Haramain, umumnya Alumni Timur merupakan pilar dari demokrasi yang Tengah dan komunitas SIDIK (Studi ada di dalam suatu negara modern. dan Informasi untuk Dunia Islam Demikian pula komponen kekuatan Konteporer) yaitu kumpulan Aktivis ummat Islam berkumpul dalam forum Dakwah Indonesia. Kemudian juga kongres ummat Islam. Mereka hadir ISTEC, yaitu alumni perguruan membahas situasi politik dan Tinggi negara-negara barat dan juga pemerintahan terkini mencoba men- yayasan Ibu Harapan pimpinan jawab bagaimana posisi ummat Islam Ustazah Yoyoh Yusrah, jumlah peserta pasca Reformasi, khusus nya yang hadir 34 orang utusan yayasan menghadapi percepatan pemilu akhir dan lembaga. tahun 1999. Musyawarah yang dipimpin Kongres ummat Islam banyak di langsung oleh Ustat Hilmi Amiruddin, gagas oleh tokoh–tokoh lingkungan akhirnya sepakat mendirikan Partai Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Keadilan. Kesepakatan diambil pada (DDII). Gagasan Kongres Ummat hari Senin, 26 Rabiul Awal 1419 H Islam (KUI) ini sungguh ingin atau 20 Juli 1998. Pendeklarasian mereaktualasikan wujud Masyumi pendirian Partai diadakan di lapangan 78 Masjid Al Azhar pada tanggal 19 lesaikan seluruh proses verivikasi Agustus 1998 yang dihadiri lebih dari Departemen Kehakiman dan HAM di 30.000 orang. Dengan presiden partai tingkat dewan kepemimpinan wilayah lulusan Barat, yakni Dr. Nurmahmudi (tingkat Provinsi) dan dewan pimpinan Ismail dengan memuculkan lebel, orang Daerah (tingkat Kabupaten/Kota), se- Texas menjadi pimpinan partai Islam, hari kemudian secara administratif bertujuan untuk menghindari tuduhan yuridis, PK bergabung dengan PKS dan stigma isue pan Islamisme jadi yang dilakukan di kantor pengacara Tri lebih Smooth dan juga Partai Keadilan Sulis Yorni di Pamulang, Tanggerang. mengusungkan Azas Pancasila dan Dengan pengambungan ini Islam. Hasil pemilu 1999, Partai seluruh hak PK menjadi hak PKS, Keadilan hanya mendapatkan 7 kursi di termaksud anggota dewan dan para DPRI dari 7 kursi dua diantaranya dari kadernya dengan pengabungan ini Sumatera yakni Irwan Prayitno maka PK (Partai Keadilan) resmi (Sumatra Barat) dan Almuzamil Yusuf berubah menjadi PKS (Partai Keadilan (Lampung), dengan total perolehan Sejahtera). Keputusan pimpinan tar- suara sekitar 1,4 juta suara atau setara biyah menuju partai politik mer- dengan 1,7 persen suara kemudian upakan sikap keberanian dan memperoleh 191 kursi DPRD seluruh komitmen yang tinggi, karena dari Indonesia, terbanyak di Sumatera keputusan tersebut penuh resiko. sekitar 90 an kursi DPRD. Partai Dalam hal ini jika dilihat dari ormas Keadilan menduduki peringkat ke yang lain yang tidak berani untuk tujuh di antara 48 partai politik aktivis dalam partai politik,, yang peserta pemilu. Hasil ini tidak cenderung tidak ikut serta dalam mencukupi untuk mencapai kete- sistem partai politik, mereka tidak mau ntuan electoral threshold, sehingga tidak ikut serta dengan alasan bahwa bisa mengikut pemilu 2004 kecuali demokrasi adalah produk dari barat, berganti nama dan lambang. Karena karena fokus serta kinerja kadar yang kegagalan tersebut Partai Keadilan baik serta juga keberanian maka tidak bermetamorfosis menjadi Partai begitu lama Sruktur wilayah dan Keadilan Sejahtera. daerah sangat cepat terbentuk di Hasil keputusan musyawarah berbagai wilayah di Indonesia. dewan syuro XIII di wisma Haji Bekasi Pada tahun 2003 Partai keadilan Jawa Barat, tanggal 17 April 2003, bertamformasi ke Partai Keadilan merekomendasikan PK bergabung Sejahtera hal tersebut juga berlaku dengan PKS. Tiga hari kemudian di untuk seluruh wilayah di Indonesia gelar deklarasi DPP PKS di Silang termaksud Aceh, deklarasi pada saat Monas Jakarta yang di hadiri sekitar itu berlangsung di Taman Sari turut 40.000 kader Hidayat Nur Wahid hadir beberapa rombongan tim Dewan kembali di tetapkan sebagai Presiden Pengurus Pusat PKS yakni Tifatul PKS mengantikan Al Muzammil Sembiring dan juga DR Hidayat Nur Yususf. Pada 2 Juli 2003. Partai Wahid, Partai Keadilan di Aceh Keadilan Sejahtera (PKS) menye- mupun Partai Keadilan Sejahtera 79 mengalami kenaikan signifikan ter- yaitu dalam perjalannya di dunia utama sebagi pemain pemula di awal, demokrasi dan juga dalam penentuan bahkan di tahun 2004 pada saat kriteria serta mekanisme untuk pertama sekali PKS memunculkan diri menjaring kader nya, bagaimana PKS sebagai sekoci baru bagi jamagah menanamkan