Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII: Episode Tongtang I Tano Batak
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII: Episode Tongtang I Tano Batak Sulaiman, Rosta Minawati, Enrico Alamo, Sherli Novalinda Program Studi Teater, Program Studi Televisi dan Film, dan Program Studi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Padang Panjang Jalan Bahder Johan Padang Panjang, Sumatera Barat 27128 Email: [email protected]; [email protected]; godo [email protected]; [email protected] ABSTRACT Opera Batak is a traditional performance genre from the Toba Batak ethnic group. Opera Batak is staged based on oral tradition through acting, music, and dance. The creation of artistic works aims to preserve Sisingamangaraja XII’s historical values. The research for the artwork started with observation, interviews, and literature studies; while steps for creating artwork were the search phase for ideas, the stage of giving content, the development stage, and the fi nalization stage. Transitions of performers and sections of the drama are accompanied by musical instruments including gondang, suling, serunai, kecapi, hesek, odap, and garantung. This mixture is intended to bring the drama to life and to entertain the audience. The fi gures in Opera Batak are Sisingamangaraja XII, Patuan Anggi, Putri Lopian, Boru Sagala, Somaling, Panglima Sarbut and Panglima Amandopang. This episode tells how the war against the Dutch company in the Batak land for about 30 years. It was arranged with a plot, dramatic, and tight confl icts to show Sisingamangaraja’s humanity and his familyhood during the war. Keywords: Opera Batak Theater, Sisingamangaraja XII, Tongtang I Tano Batak ABSTRAK Opera Batak merupakan seni pertunjukan tradisi dalam masyarakat Batak. Opera Batak ditampilkan melalui sastra lisan, pemeranan, musik, dan tarian. Penciptaan karya bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai kesejarahan Sisingamangaraja XII. Metode pen- ciptaan dilakukan dengan diawali riset melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka, dengan langkah garap: tahap pencarian, tahap memberi isi, tahap pengembangan, dan ta- hap pemantapan. Opera Batak dipandu pencerita dalam mengenalkan tema, menyapa pe- nonton, menggambarkan kisah, dan menggenalkan pemain. Peralihan pemain dan bagian cerita diiringi musik yang terdiri atas: gondang, suling, serunai, kecapi, hesek, odap, dan ga- rantung. Tokoh Opera Batak dalam episode Tongtang I Tano Batak adalah Sisingamangaraja XII, Patuan Anggi, Putri Lopian, Boru Sagala, Somaling, Panglima Sarbut, dan Panglima Amandopang. Episode ini menceritakan bagaimana perperangan melawan kompeni Be- landa di tanah Batak yang kurang lebih 30 tahun lamanya. Drama ini disusun dengan alur, dramatik, dan konfl ik yang rapat untuk memperlihatkan sisi kemanusiaan dan sifat keke- luargaan Sisingamangaraja dalam menghadapi perperangan. Kata kunci: Opera Batak, Teater, Sisingamangaraja XII, Tongtang I Tano Batak Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019 161 PENDAHULUAN ti-henti berusaha untuk mempertahankan Opera Batak adalah salah satu kesenian opera, misalnya dengan mengganti nama. yang eksistensinya sudah semakin meng- Selanjutnya, pada tahun 1928 untuk mena- hilang. Kalaupun terjadi pementasan terli- rik perhatian masyarakat, kesenian Tilhang hat hanya dilakukan oleh beberapa kelom- Parhasapi berganti nama menjadi Opera pok saja. Semaraknya pementasan Opera Batak. Pertunjukan ini telah dilengkapi Batak di masa lalu, lebih disebabkan oleh dengan berbagai unsur seni di dalamnya, keadaan masyarakat yang pada saat itu be- yakni menjadi pertunjukan mengandung lum terimbas pada kemajuan teknologi in- unsur musik, lagu tari, dan cerita (Siahaan, formasi. Presiden Sukarno mengukuhkan 1976/1977: 15). nama Opera Seni Ragam Indonesia dising- Sejak itu, Opera Batak yang lain pun kat menjadi Opera Batak Serindo. Serindo mulai bermunculan. Nama opera bukan berarti Seni Ragam Indonesia. Nama terse- lagi nama baru dan menjadi dekat di teli- but adalah pemberian dari Presiden Soe- nga masyarakat. Materi cerita yang ditam- karno. Pada tahun 1956, Opera Batak Til- pilkan dalam opera adalah sesuatu yang hang Serindo resmi dengan Akte Notaris sangat dekat dengan kehidupan masyara- Renatus Lumban Raja tertanggal Pematang kat, yakni sendi-sendi kehidupan masyara- Siantar 2 April 1956 No. 1 (Purba, 2002: 40). kat itu sendiri. Adapun materi ceritanya Perkembangan kesenian Opera dirintis ada yang berupa kisah nyata, legenda, dan pertama kali oleh Tilhang Oberlin Gultom ada juga kiasan atau perumpamaan yang pada tahun 1920 dengan mendirikan ke- dihadirkan sekiranya masih relevan de- lompok kesenian yang dijuluki Tilhang ngan problema kehidupan masyarakat. Parhasapi. Kelompok ini merupakan cikal Beberapa pemikir Batak sebenarnya dari keberadaan Opera Batak. Tilhang dan telah melakukan upaya revitalisasi opera kelompoknya yang hanya beranggotakan 3 dengan satu pertimbangan bahwa opera (tiga) orang memang layak disebut sebagai turut ambil bagian untuk membangun pelopor pertunjukan yang sungguh-sung- manusia seutuhnya serta membentuk ke- guh dibutuhkan oleh masyarakat, yang halusan rasa yang berbudi pekerti. Pada misi utama Tilhang saat itu adalah mem- pertengahan tahun 2002 proyek revitali- bakar semangat untuk mempertahankan sasi Opera Batak yang diinisiasi oleh ATL haknya dari penjajahan (Belanda). Dalam (Asosiasi Tradisi Lisan) menghasilkan satu hal ini, Purba (2002: 28) menjelaskan: grup percontohan bernama grup Opera Si- Awal abad XX, kondisi kesenian yang lindung. Grup inilah sebagai pemicu untuk hanya dilibatkan dalam upacara serta kon- membangkitkan Opera Batak sampai 2004, disi masyarakat yang ditekan oleh penjajah, seorang seniman bernama Tilhang Ober- yang kemudian pengembangannya dita- lin Gultom mencetuskan gagasan untuk ngani langsung oleh Thompson HS bersama mendirikan kesenian yang ditampilkan di- grupnya PLOt pada tahun 2005 di Pema- luar upacara. tang Siantar. Target revitalisasi Opera Batak Merujuk penjelasan tersebut, opera pada awalnya selesai pada tahun 2012. Jus- tidaklah berjalan mulus. Berbagai upaya tru kehadiran manajemen PLOt, membuat dilakukan penjajah untuk menghalangi per- Opera Batak tidak lagi sekedar direvitali- tunjukan opera dengan cara melarangnya sasi, tapi juga dimanfaatkan, dimodifi kasi atau mengijinkan berlangsungnya pertunjuk- dan diperkenalkan lebih luas. Opera Batak an, tetapi dengan persyaratan pajak yang menjadi lebih kreatif, termasuk kompromi amat tinggi. Akan tetapi, dengan tekad kese- bahasa untuk memperkenalkan potensi-po- nimanan yang tinggi, Tilhang pun tak hen- tensi tradisi ke penonton yang lebih luas. Sulaiman, Minawati, Alamo, Novalinda: Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII 162 Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- kaian tindakan yang menelusuri keterkait- sode Tongtang I Tano Batak (Pertempuran an berbagai sumber penciptaan, yakni an- di Tanah Batak) adalah lakon yang terin- tara lakon Sisingamangaraja XII episode spirasi dari kisah kepahlawanan seorang Tongtang I Tano Batak (Peperangan di Tanah pejuang dari tanah Tapanuli (Bakara) yang Batak) yang sudah dibukukan yang berasal mempertahankan Tano Batak dari pen- dari cerita lisan Sisingamangaraja XII. jajahan Belanda. Karya Opera Batak Sisi- b. Tahap Memberi Isi, merupakan rang- ngamangaraja XII episode Tongtang I Tano kaian tindakan untuk mengembangkan Batak (Peperangan di Tanah Batak) digarap aspek-aspek psikomotorik. Pada tahap dengan menggunakan konsep teater mo- ini, interpretasi carito sudah harus sedapat dern. Misalnya, para pemain melakukan mungkin memberikan dorongan kepada latihan-latihan sebagaimana proses dalam pemain dalam mewujudkan lakuan ‘ver- teater modern. Tortor sebagai salah satu bal’ maupun ‘nonverbal’ berdasarkan de- gerak tari dalam Opera Batak dikreasikan sain lakuan yang bersifat umum yang telah dengan beberapa karya tari yang mengu- ditemukan dalam interpretasi lakon. sung suasana dan peristiwa dalam Opera c. Tahap Pengembangan, merupakan Batak ini. Opera Batak ini tidak sepenuh- pengulangan-pengulangan terhadap ta- nya mengubah apa yang menjadi pakem hapan memberi isi, yakni dengan menem- di dalam Opera Batak. Hal yang prinsip, patkan perpindahan gerak, gestur, lakuan seperti uning-uningan, tortor pembuka dan dalam lakuan yang sudah terlihat spontan. tortor penutup, amalopas sebagai pembawa d. Tahap Pemantapan, merupakan rang- cerita, dan cerita sebagai bagian pesan O- kaian tindakan yang merupakan usaha un- pera Batak tetap dipertahankan. tuk menampilkan carito secara ensambel dan Di sini, Opera Batak Sisingamangaraja utuh. Indikator keberhasilan yang diguna- XII episode Tongtang I Tano Batak (Peperang- kan adalah pencapaian harmoni, respon set an di Tanah Batak) mendapatkan perhatian dekorasi, relevansi iringan, ilustrasi musik serius dari penulis, baik dalam pengumpulan dan kesesuaian warna dominan pada set bahan-bahan penelitian maupun proses pem- dekorasi dengan penataan lampu. buatan karya tulis dan pertunjukan. Hal ini Secara konkrit, metode penciptaan ca- diharapkan dapat menjadi acuan baik dalam rito Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- tim penelitian maupun kelompok lain. sode Tongtang I Tano Batak (Peperangan di Tanah Batak) dapat dilihat dari berbagai METODE bentuk latihan yang secara berurutan dapat Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- dijelaskan sebagai berikut. sode Tongtang I Tano Batak (Peperangan di 1. Pembacaan carito (naskah) merupa- Tanah Batak) dikerjakan oleh penulis men- kan latihan awal dalam perancangan untuk jadi satu bentuk pertunjukan Opera Batak menjajaki penafsiran carito (naskah). Orien-