Analisis Struktur Pertunjukan Opera Sisingamangaraja XII: Episode Tongtang I Tano Batak

Sulaiman, Rosta Minawati, Enrico Alamo, Sherli Novalinda Program Studi Teater, Program Studi Televisi dan Film, dan Program Studi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Padang Panjang Jalan Bahder Johan Padang Panjang, Sumatera Barat 27128 Email: [email protected]; [email protected]; godo [email protected]; [email protected]

ABSTRACT

Opera Batak is a traditional performance genre from the Toba Batak ethnic group. Opera Batak is staged based on oral tradition through acting, music, and dance. The creation of artistic works aims to preserve Sisingamangaraja XII’s historical values. The research for the artwork started with observation, interviews, and literature studies; while steps for creating artwork were the search phase for ideas, the stage of giving content, the development stage, and the fi nalization stage. Transitions of performers and sections of the drama are accompanied by musical instruments including gondang, suling, serunai, kecapi, hesek, odap, and garantung. This mixture is intended to bring the drama to life and to entertain the audience. The fi gures in Opera Batak are Sisingamangaraja XII, Patuan Anggi, Putri Lopian, Boru Sagala, Somaling, Panglima Sarbut and Panglima Amandopang. This episode tells how the war against the Dutch company in the Batak land for about 30 years. It was arranged with a plot, dramatic, and tight confl icts to show Sisingamangaraja’s humanity and his familyhood during the war.

Keywords: Opera Batak Theater, Sisingamangaraja XII, Tongtang I Tano Batak

ABSTRAK

Opera Batak merupakan seni pertunjukan tradisi dalam masyarakat Batak. Opera Batak ditampilkan melalui sastra lisan, pemeranan, musik, dan tarian. Penciptaan karya bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai kesejarahan Sisingamangaraja XII. Metode pen- ciptaan dilakukan dengan diawali riset melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka, dengan langkah garap: tahap pencarian, tahap memberi isi, tahap pengembangan, dan ta- hap pemantapan. Opera Batak dipandu pencerita dalam mengenalkan tema, menyapa pe- nonton, menggambarkan kisah, dan menggenalkan pemain. Peralihan pemain dan bagian cerita diiringi musik yang terdiri atas: gondang, suling, serunai, kecapi, hesek, odap, dan ga- rantung. Tokoh Opera Batak dalam episode Tongtang I Tano Batak adalah Sisingamangaraja XII, Patuan Anggi, Putri Lopian, Boru Sagala, Somaling, Panglima Sarbut, dan Panglima Amandopang. Episode ini menceritakan bagaimana perperangan melawan kompeni Be- landa di tanah Batak yang kurang lebih 30 tahun lamanya. Drama ini disusun dengan alur, dramatik, dan konfl ik yang rapat untuk memperlihatkan sisi kemanusiaan dan sifat keke- luargaan Sisingamangaraja dalam menghadapi perperangan.

Kata kunci: Opera Batak, Teater, Sisingamangaraja XII, Tongtang I Tano Batak Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019 161

PENDAHULUAN ti-henti berusaha untuk mempertahankan Opera Batak adalah salah satu kesenian opera, misalnya dengan mengganti nama. yang eksistensinya sudah semakin meng- Selanjutnya, pada tahun 1928 untuk mena- hilang. Kalaupun terjadi pementasan terli- rik perhatian masyarakat, kesenian Tilhang hat hanya dilakukan oleh beberapa kelom- Parhasapi berganti nama menjadi Opera pok saja. Semaraknya pementasan Opera Batak. Pertunjukan ini telah dilengkapi Batak di masa lalu, lebih disebabkan oleh dengan berbagai unsur seni di dalamnya, keadaan masyarakat yang pada saat itu be- yakni menjadi pertunjukan mengandung lum terimbas pada kemajuan teknologi in- unsur musik, lagu tari, dan cerita (Siahaan, formasi. Presiden mengukuhkan 1976/1977: 15). nama Opera Seni Ragam Indonesia dising- Sejak itu, Opera Batak yang lain pun kat menjadi Opera Batak Serindo. Serindo mulai bermunculan. Nama opera bukan berarti Seni Ragam Indonesia. Nama terse- lagi nama baru dan menjadi dekat di teli- but adalah pemberian dari Presiden Soe- nga masyarakat. Materi cerita yang ditam- karno. Pada tahun 1956, Opera Batak Til- pilkan dalam opera adalah sesuatu yang hang Serindo resmi dengan Akte Notaris sangat dekat dengan kehidupan masyara- Renatus Lumban Raja tertanggal Pematang kat, yakni sendi-sendi kehidupan masyara- Siantar 2 April 1956 No. 1 (Purba, 2002: 40). kat itu sendiri. Adapun materi ceritanya Perkembangan kesenian Opera dirintis ada yang berupa kisah nyata, legenda, dan pertama kali oleh Tilhang Oberlin Gultom ada juga kiasan atau perumpamaan yang pada tahun 1920 dengan mendirikan ke- dihadirkan sekiranya masih relevan de- lompok kesenian yang dijuluki Tilhang ngan problema kehidupan masyarakat. Parhasapi. Kelompok ini merupakan cikal Beberapa pemikir Batak sebenarnya dari keberadaan Opera Batak. Tilhang dan telah melakukan upaya revitalisasi opera kelompoknya yang hanya beranggotakan 3 dengan satu pertimbangan bahwa opera (tiga) orang memang layak disebut sebagai turut ambil bagian untuk membangun pelopor pertunjukan yang sungguh-sung- manusia seutuhnya serta membentuk ke- guh dibutuhkan oleh masyarakat, yang halusan rasa yang berbudi pekerti. Pada misi utama Tilhang saat itu adalah mem- pertengahan tahun 2002 proyek revitali- bakar semangat untuk mempertahankan sasi Opera Batak yang diinisiasi oleh ATL haknya dari penjajahan (Belanda). Dalam (Asosiasi Tradisi Lisan) menghasilkan satu hal ini, Purba (2002: 28) menjelaskan: grup percontohan bernama grup Opera Si- Awal abad XX, kondisi kesenian yang lindung. Grup inilah sebagai pemicu untuk hanya dilibatkan dalam upacara serta kon- membangkitkan Opera Batak sampai 2004, disi masyarakat yang ditekan oleh penjajah, seorang seniman bernama Tilhang Ober- yang kemudian pengembangannya dita- lin Gultom mencetuskan gagasan untuk ngani langsung oleh Thompson HS bersama mendirikan kesenian yang ditampilkan di- grupnya PLOt pada tahun 2005 di Pema- luar upacara. tang Siantar. Target revitalisasi Opera Batak Merujuk penjelasan tersebut, opera pada awalnya selesai pada tahun 2012. Jus- tidaklah berjalan mulus. Berbagai upaya tru kehadiran manajemen PLOt, membuat dilakukan penjajah untuk menghalangi per- Opera Batak tidak lagi sekedar direvitali- tunjukan opera dengan cara melarangnya sasi, tapi juga dimanfaatkan, dimodifi kasi atau mengijinkan berlangsungnya pertunjuk- dan diperkenalkan lebih luas. Opera Batak an, tetapi dengan persyaratan pajak yang menjadi lebih kreatif, termasuk kompromi amat tinggi. Akan tetapi, dengan tekad kese- bahasa untuk memperkenalkan potensi-po- nimanan yang tinggi, Tilhang pun tak hen- tensi tradisi ke penonton yang lebih luas. Sulaiman, Minawati, Alamo, Novalinda: Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII 162

Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- kaian tindakan yang menelusuri keterkait- sode Tongtang I Tano Batak (Pertempuran an berbagai sumber penciptaan, yakni an- di Tanah Batak) adalah lakon yang terin- tara lakon Sisingamangaraja XII episode spirasi dari kisah kepahlawanan seorang Tongtang I Tano Batak (Peperangan di Tanah pejuang dari tanah Tapanuli (Bakara) yang Batak) yang sudah dibukukan yang berasal mempertahankan Tano Batak dari pen- dari cerita lisan Sisingamangaraja XII. jajahan Belanda. Karya Opera Batak Sisi- b. Tahap Memberi Isi, merupakan rang- ngamangaraja XII episode Tongtang I Tano kaian tindakan untuk mengembangkan Batak (Peperangan di Tanah Batak) digarap aspek-aspek psikomotorik. Pada tahap dengan menggunakan konsep teater mo- ini, interpretasi carito sudah harus sedapat dern. Misalnya, para pemain melakukan mungkin memberikan dorongan kepada latihan-latihan sebagaimana proses dalam pemain dalam mewujudkan lakuan ‘ver- teater modern. Tortor sebagai salah satu bal’ maupun ‘nonverbal’ berdasarkan de- gerak tari dalam Opera Batak dikreasikan sain lakuan yang bersifat umum yang telah dengan beberapa karya tari yang mengu- ditemukan dalam interpretasi lakon. sung suasana dan peristiwa dalam Opera c. Tahap Pengembangan, merupakan Batak ini. Opera Batak ini tidak sepenuh- pengulangan-pengulangan terhadap ta- nya mengubah apa yang menjadi pakem hapan memberi isi, yakni dengan menem- di dalam Opera Batak. Hal yang prinsip, patkan perpindahan gerak, gestur, lakuan seperti uning-uningan, tortor pembuka dan dalam lakuan yang sudah terlihat spontan. tortor penutup, amalopas sebagai pembawa d. Tahap Pemantapan, merupakan rang- cerita, dan cerita sebagai bagian pesan O- kaian tindakan yang merupakan usaha un- pera Batak tetap dipertahankan. tuk menampilkan carito secara ensambel dan Di sini, Opera Batak Sisingamangaraja utuh. Indikator keberhasilan yang diguna- XII episode Tongtang I Tano Batak (Peperang- kan adalah pencapaian harmoni, respon set an di Tanah Batak) mendapatkan perhatian dekorasi, relevansi iringan, ilustrasi musik serius dari penulis, baik dalam pengumpulan dan kesesuaian warna dominan pada set bahan-bahan penelitian maupun proses pem- dekorasi dengan penataan lampu. buatan karya tulis dan pertunjukan. Hal ini Secara konkrit, metode penciptaan ca- diharapkan dapat menjadi acuan baik dalam rito Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- tim penelitian maupun kelompok lain. sode Tongtang I Tano Batak (Peperangan di Tanah Batak) dapat dilihat dari berbagai METODE bentuk latihan yang secara berurutan dapat Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- dijelaskan sebagai berikut. sode Tongtang I Tano Batak (Peperangan di 1. Pembacaan carito (naskah) merupa- Tanah Batak) dikerjakan oleh penulis men- kan latihan awal dalam perancangan untuk jadi satu bentuk pertunjukan Opera Batak menjajaki penafsiran carito (naskah). Orien- dengan menggunakan metode atau cara tasi lain dari kegiatan ini adalah pencarian yang juga dilakukan oleh Suyatna Anirun nada dasar vokal bagi kebutuhan peran. dalam proses kreatif penyutradaraannya. Pusat perhatian kemudian diarahkan pada Metode ini secara umum terbagi dalam diksi, intonasi, dan artikulasi vokal. Se- empat langkah kreatif yang meliputi: ta- lain itu, hal ini dapat mengantarkan pada hap pencarian; tahap memberi isi; tahap pemahaman lakon. pengembangan; dan tahap pemantapan 2. Blocking Kasar, adalah teknik peng- (Anirun, 2002: 123). aturan langkah-langkah para pemain untuk a. Tahap Pencarian merupakan rang- membentuk pengelompokan dikarenakan Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019 163 perubahan suasana dalam carito. Sebelum XII dikenal juga sebagai raja imam. Ia lahir pencapaian blocking yang baku, maka para di Bakara, 18 Februari 1845 dan mening- pemain melakukan pencarian gestur dan gal di Dairi, pada tanggal 17 Juni 1907. Ia gerak-gerak secara acak dan seringkali ma- dimakamkan di Tarutung Tapanuli Utara, sih berubah-ubah. lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige 3. Blocking Halus, merupakan tahap- pada tahun 1953. Ketika wafat usianya 62 an latihan yang bertitik tolak dari blocking tahun (Putro, 1981; Sangti, 1978). kasar. Seluruh gerak dan gestur pemain Penyajian Opera Batak Sisingamanga- yang membentuk block (kelompok), telah raja episode Tongtang I Tano Batak tidak menjadi susunan pola lantai yang baku. dibatasi oleh budaya subdaerah tersebut. Pada tahapan ini, latihan lebih diarahkan Cerita kepahlawanan ini dikembangkan pada penumbuhan motivasi pada setiap menjadi lakon yang berdiri sendiri tanpa gerakan yang dibuat. Kegiatan konkret dibatasi oleh sub-sub daerah, sehingga idi- yang dilakukan dalam blocking halus ini om yang ada di luar Batak Toba pun dapat adalah menyeleksi semua capaian-capaian diadopsi dengan pertimbangan masih ter- blocking kasar dengan mengamati blocking masuk rumpun Batak secara umum. Peng- dan gerakan dalam adegan demi adegan. adopsian idiom ini didasari oleh pemikiran 4. Detailisasi, merupakan tahapan pe- bahwa masyarakat di luar suku Batak tidak matangan dari blocking halus yang telah mempersoalkan sub-etnis, namun semua dicapai sebelumnya. Pada tahap ini, pe- Batak mereka anggap sebagai satu kesatu- meran sudah harus mampu membangun an. Desain kebutuhan pertunjukan yang penghayatan dirinya sehingga setiap gerak dijadikan simbol dari pemaknaan-pemak- dan ucapannya terkesan wajar. Dalam hal naan yang didapat melalui penelitian dan ini, penata melakukan penyelarasan akhir pengolahan ruang. Salah satunya adalah terhadap semua komponen artistik yang dengan menghadirkan simbol domestik diperlukan, daya dukung musik terhadap melalui ulos. emosi dan suasana kejadian, kontekstu- Adapun simbol bangunan/se ing yang alisasi pilihan instrumen terhadap latar berdiri di latar belakang panggung dengan carito, dan harmonisasi dengan seni peran masing-masing kain/ulos wakil turut di- yang akan disajikan. munculkan. Material benda yang dominan adalah kayu dan kain. Pemilihan bahan HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut dilakukan untuk mempermudah Konsep Opera Batak Sisingamangaraja pembuatan topeng teater Gundala-gundala. XII episode Tongtang I Tano Batak (Pepe- Hal ini diwujudkan untuk mempertim- rangan di Tanah Batak) bangkan efek dan kekuatan benda tersebut Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- pada setiap adegan. sode Tongtang I Tano Batak (Peperangan di Se ing serta property dalam Opera Batak Tanah Batak) merupakan lakon opera yang Sisingamangaraja tidak sekedar berfungsi bersumber dari cerita kepahlawanan Sisi- sebagai dekoratif namun juga bergerak ngamangaraja XII. Nama kecil Sisingama- mengisi ruang pertunjukan. Tiga bagian ngaraja XII adalah Patuan Bosar, yang kemu- penting dari se ing adalah istano di Bakka- dian digelari dengan Ompu Pulo Batu. Ia juga ra tempat tinggal Sisingamangaraja, hutan dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu. dan tempat perperangan, istano merupakan Ia naik tahta pada tahun 1876 mengganti- tempat tinggal Sisingamangaraja, perlam- kan ayahnya Sisingamangaraja XI yang ber- bang kebahagiaan sekaligus perlambang nama Ompu Sohahuaon. Sisingamangaraja kesedihan. Hutan merupakan daerah lin- Sulaiman, Minawati, Alamo, Novalinda: Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII 164 tasan yang digunakan untuk mempertegas merah gelap sebagai pelengkap guratan bi- perjalanan Sisingamangaraja saat bergeril- bir. Riasan wajah tersebut merupakan pe- ya melawan Belanda. negasan karakter masing-masing tokoh. Unsur cahaya dalam pertunjukan O- Sementara itu, tata aristik merupakan pera Batak Sisingamangaraja merupakan penampakan secara visual yang dibuat elemen yang memberikan berbagai fokus oleh tim tata artistik dengan maksud mem- pemaknaan. Melalui perhitungan yang te- bantu mengkomunikasikan cerita/pesan pat, jenis-jenis lampu yang digunakan pada kepada penonton. Ruang tata artistik teater pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja disesuaikan dengan artistik pentas/pang- antara lain: lampu freshnel, lampu plano con- gung yang menjadi latar tempat memain- peks, dan lampu ellipsoidal. Lampu freshnel kan lakon. Set yang dirancang oleh penata digunakan sebagai penerang pada beber- artistik dengan menginventaris ruang yang apa adegan yang tidak memerlukan fokus dilalui gerak laku, arah pandangan pe- tertentu. Lampu plano conpeks digunakan nonton, dan simbol-simbol properti yang untuk memberi fokus pada beberapa adeg- digunakan dalam mendukung artistik. Be- an. Lampu ellipsoidal digunakan untuk berapa hal yang dipertimbangkan dalam mempertajam suasana dan efek-efek sim- penataan artistik adalah lokasi, ekspresi, bolis pada tokoh maupun se ing. Sementa- atraktif, kejelasan, kesederhanaan, keman- ra itu, fi lter warna yang digunakan adalah faatan, kepraktisan, dan organis. green, blue, yellow, violet dan netral. Tata busana yang dipergunakan adalah Penataan rias pentas juga merupakan berbagai varian ulos. Ulos merupakan sa- pendukung pemeranan dalam pemen- rana pendukung kebudayaan yang dapat tasaan lakon. Tata rias dibuat untuk men- digunakan sebagai busana, selendang, seli- dukung karakter tokoh sesuai dengan tun- mut, dan kain gendongan (Tambunan, 1977: tutan cerita pada naskah. Tata rias yang 186). Ulos digunakan oleh masyarakat Batak digunakan adalah rias bangsa, rias usia, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rias tokoh, rias temporal, rias aksen, dan dan kebutuhan adat tradisi (Basyral dan Ho- rias lokal. Tata rias juga berfungsi untuk tman, 1987: 21). Ulos yang digunakan dalam menonjolkan watak peran yang dimain- perancangan pementasan ini adalah ulos ragi kan. Tata rias pada umumnya bertujuan un- hotang (ulos corak rotan) mengandung arti tuk mengubah penampilan wajah dengan kekuatan dan keuletan, ulos ragidup (corak sempurna sesuai dengan karakter peran. hidup), ulos ini sarat dengan nilai kehidup- Hal tersebut sama halnya dengan pertun- an dan digunakan dalam adat perkawinan jukan seni tradisi lainnya, seperti yang di- Sisingamangaraja XII. maksudkan Wikandia bahwa tata rias dan Adapun pemakaian ulos pada pertun- busana seni tradisi masih sederhana, yakni jukan bervariasi, ada yang diletakkan di atas menggunakan tata rias dan busana tradisi kepala, di bawah dan dikenakan sebagai yang ada (2016: 64). baju. Laki-laki menggunakan ulos di ba- Rias Opera Batak Sisingamangaraja me- gian atasnya disebut bande-bande, di bagian nunjukan identitas psikologi, yakni rias ber- bawah disebut singkot, dan penutup kepala fungsi sebagai penegas karakter dari setiap disebut tali-tali. Sedangkan pada perem- aktor dan aktris. Alat yang digunakan adalah puan, penggunaan ulos di bagian bawah pensil alis hitam untuk mempertegas lingkar hingga batas dada disebut baen, penutup mata, eye shadow warna merah dan coklat tua punggung disebut boba-boba, dan bila digu- sebagai warna penegas karakter di wilayah nakan sebagai selendang disebut ampe-ampe, atas mata juga pelipis dan lipstik warna serta sebagai penutup kepala disebut soong. Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019 165

Pertunjukan Opera Batak Sisingama- ngaraja XII tidak hanya didukung oleh tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, akan tetapi didukung juga oleh tata suara dan musik. Musik yang digunakan adalah musik Batak Toba. Tata musik untuk mengiringi pementasaan ini bermanfaat un- Gambar 1. Alat musik taganing pada pemen- tuk memberikan penekanan pada suasana tasan Opera Batak (Dok. Enrico Alamo, 2018) pemain dan untuk mengisi jeda selama per- gantian babak atau adegan. Kemudian, tata raja XII menceritakan petuah-petuah serta suara untuk pengaturan suara yang dihasil- penghormatan yang dibawakan oleh Pa- kan dan dikeluarkan dari berbagai sumber rende. Syair lagu ciptaan Nahum Situmor- bunyi, seperti suara aktor dan musik. ang seperti di bawah ini. 1. Musik Musik Bagian 1. Opening merupakan Salenggam ho bombom bombom ni ala huranda (kayu bulat bertumpuk bersitimpa) musik pengantar pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja episode Tongtang I Tano Marseakseak manuk da marhorunghorung si- Batak. Di sini, yang ditampilkan adalah en- mata (ayam mengais berkalung manik-manik si- sambel taganing yang dipadukan dengan mata) sarune bolon, hesek dan hasapi yang terdiri dari instrumen pembawa melodi; sarune Disido da Ompunta Sisingamangaraja (di situlah Raja kita Sisingamangaraja) bolon/godang (shawn), dan taganing (drum chime). Instrumen ritme variabel menca- Nahundul di ampuan namalo marhata-hata (bertahta di tempat tenang yang bijak ber- kup: gordang (single head drum), odap (double amanah) head drum), dan taganing. Sedangkan, in- strumen ritme konstan mencakup ogung Ansideng ansidoding boto ue 2 X (buaian nyanyi hai dinda) (gong), yang terdiri dari ogung oloan, ihutan, doal, dan panggora; hesek (plat logam atau Ho Inang amangoi amang pargaulan 2 X botol kosong/ struck idiophone). Ensambel (betapa seakrab ibu dan ayah) gondang hasapi terdiri dari instrumen pem- Tumbatumba si silo simargoligoli da mamahai bawa melodi, yaitu hasapi (kecapi berso- da antahasa nar dua), sarune etek (serunai kecil), sulim (timbang-beras berkilauan dudukan pera- hu jadi tempatnya) (seruling), garantung (sejenis kulintang). Instrumen ritme variabel mencakup taga- Siantar – Balige Siantar – Balige (Siantar – Balige Siantar – Balige {sekarang ning. Instrumen ritme konstan adalah hesek. nama dua kota} yang terlihat jelas seperti Fungsi dan kegunaan kedua ensambel ini mahligai) pada dasarnya sama, yakni bahwa semua Nangetma da sinise situan doli da unang dibege gondang atau lagu yang dimainkan dalam amanta ensambel gondang sabangunan adalah juga (perlahan tegur sang jaka tanpa terdengar yang dimainkan oleh gondang hasapi. sang ayah) Pada musik bagian 1 dihadirkan gon- Nadi jabui nadi jabui dang mula-mula dan tortor dengan (7) tujuh (yang sedang di dalam rumah) orang penari. Musik terdiri atas ensambel Tampollongma disi Tampollongma dison gondang sabangunan. (bunyikan tampollong (onomatope) di situ Musik Bagian 2. Pengantar cerita yang kubunyikan juga di sini) menyanyikan lagu tentang Sisingamanga- Tarehon gajutmi asa hudabu gambir on Sulaiman, Minawati, Alamo, Novalinda: Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII 166

(taruhkan sumpitmu biar kuberikan pera- mu sirih) (Sumber Lagu: “Ahu Sisingamangaraja” Prof. Dr. W.B. Sijabat, Sinar Harapan 1982: 16. Terjemahan: Thompson Hs)

Ditinjau dari teksnya, lirik lagu pada Gambar 2. Notasi musik pada pementasan Opera Batak mengeskpresikan rasa kasih Opera Batak (Dok. Enrico Alamo, 2018) sayang. Pada berbagai literatur ditemui, seperti pada tulisan Ruswandi bahwa lirik- tortor merupakan tarian, namun gerakan- lirik lagu karya Mang Koko diciptakan gerakannya menunjukkan bahwa tortor dalam rangka curahan perasaan kasih sa- adalah sebuah media komunikasi. Gerakan yang seorang ibu terhadap anaknya de- yang disajikan mengandung interaksi an- ngan segala kelembutan dan kesabaran le- tar-partisipan. Setiap selesai satu perminta- wat kata dan nada (2016: 105-106). an selalu diselingi dengan pukulan gondang Musik Bagian 3. Ilustrasi video mapping dengan ritme tertentu untuk beberapa saat. dan musik pengiring gerak tari para prajurit Setelah permintaan dilaksanakan dengan menyusun gerakan sebagai persiapan per- baik, keluarga suhut yang telah siap Ma- lawanan. Pada bagian ini taganing dominan nortor (tari-tarian adat Batak) mengatur su- sekali, sementara ogung hanya membuat sunan tempat berdirinya. Dalam interaksi ketukan pengatur tempo dan irama. ini juga ada jenis permintaan lagu yang di- Musik Bagian 4. Musik digarap untuk bunyikan kepada Dewa dan pada roh-roh menghidupkan suasana gerak tari prajurit leluhur agar keluarga suhut (yang meng- yang sedang berlatih dan untuk bertempur adakan acara) diberi keselamatan kese- mengggunakan instrumen taganing dan hesek. jahteraan, kebahagiaan, dan rezeki yang Musik Bagian 5. Pada bagian ini tetabuh- berlimpah ruah, dan upacara adat yang an gondang diiringi oleh vokal dengan nya- akan dilaksanakan menjadi sumber berkat nyian semangat perjuangan. Iringan vokal bagi suhut dan seluruh keluarga, dan para pria sahut menyahut dalam bahasa Batak. undangan. Tortor dan musik gondang tidak Mars perjuangan dibantu efek musik tekno. bisa dipisahkan. Keduanya saling memiliki Musik Bagian 6. Bagian ini lebih banyak keterkaitan. Tortor dalam Opera Batak Sisi- menggunakan efek musik yang dihadirkan ngamangaraja ini di samping sebagai pem- musik tekno, dan suara tembakan, dan me- buka cerita (persembahan) juga merupakan riam saling bergantian. Musik untuk mem- media transisi adegan dan aksentuasi pe- perkuat suasana Sisingamangaraja men- rubahan emosi dan suasana peristiwa yang cabut Piso Gaja Dompak. dibangun dalam cerita. Karenanya, koreo- Musik Bagian 7. Musik ini memberikan grafi yang digarap berbentuk tarian yang ilustrsi bagi penekan suasana dan efek-efek memiliki konteks dan berbeda-beda dalam senjata dalam keadaan peretempuran. setiap bagiannya disesuaikan dengan inter- Musik Bagian 8. Musik penutup meng- pretasi terhadap masing-masing adegan. hadirkan kembali musik tortor dan gondang Koreografi tortor ini tetap berpijak pada mula-mula. kekayaaan gerak dan gestur Batak, serta ra- 2. Koreografi Gerak: Tortor gam seni tari tradisional yang berkembang Tortor dalam masyarakat Batak meru- di Sumatera Utara dan hasil eksplorasi pakan tarian seremonial yang disajikan gerak yang berangkat dari suasana yang dengan iringan musik gondang di kalangan lahir dari cerita. Tortor adalah seni tari keluarga suhut (tuan rumah). Walaupun dengan menggerakkan seluruh badan de- Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019 167 ngan dituntun irama gondang, dengan pu- rang, serta gambaran mengenai pengejaran sat gerakan pada tangan dan jari, kaki dan pasukan Belanda dan prajurit yang kian telapak kaki, punggung dan bahu. Gondang terjepit. Suasana tersebut diabstraksikan yang digunakan sebagai alat musik tradisi- dengan stimuli gerak dan penerapan dari onal masyarakat suku Batak Toba adalah pengolahan unsur tenaga dan eksplorasi gondang sabangunan. “Tortor” berasal dari serta fall and recovery. suara hentakan kaki penari di atas papan Bagian empat, menggambarkan ekspre- rumah adat Batak. si batin Lopian (anak perempuan Sisinga- Penari bergerak dengan iringan gon- mangaraja XII) ditarikan oleh satu orang dang. Tortor Batak Toba merupakan tarian penari perempuan, yang mengekspresikan purba dari tanah Batak yang berasal dari keberanian, kemarahan, kesedihan, dan ge- Sumatera Utara, meliputi daerah Tapanuli jolak dalam jiwa Lopian. Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samo- Bagian lima, Sisingamangaraja XII sir, dan Samosir. Gerakan tersebut berupa menuju sebuah tempat yang tinggi. Ia gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan ta- berdiri dan memandang semua rakyat yang ngan. Tortor adalah tarian tradisional suku ada di depannya. Ia mulai mengucapkan Batak yang ditampilkan dengan iringan salam dengan bahasa Batak lalu berbicara musik gondang. Secara fi sik, tortor meru- untuk membakar semangat para prajurit- pakan tarian, namun maknanya terdapat nya. Hal itu digambarkan dengan suasana pada setiap gerakan-gerakannya. Hal ini gerak yang mengekspresikan situasi rakyat menunjukkan tortor adalah sebuah media yang bergegas menunggu rajanya dan ge- komunikasi. Bagian koreografi gerak dalam jolak jiwa rakyat dengan berbagai perasaan tarian ini sebagai berikut. yang bercampuraduk, berupa harapan, ke- Bagian satu, diawali dengan tortor cemasan, kepercayaan, ketakutan dan se- mula-mula. Bagi masyarakat Batak, semua mangat yang membara. yang ada di bumi ini pada mulanya ada Bagian enam, prajurit Sisingamangaraja yang menciptakan (dalam kehidupan ma- telah menyingkir ke kampung Pancinoran, syarakat Batak Toba dikenal dengan Mula di lereng gunung Batu Gaja di wilayah Jadi Na Bolon), dan segala sesuatu yang Dairi. Saat itu, Patuan Nagari memberi- dimulai dengan baik, maka hasilnya akan tahu bahwa Patuan Anggi telah tewas. Ia baik pula. Tarian ini berfungsi untuk mem- juga melaporkan bahwa panglima perang buka cerita sekaligus mengawali pertunjuk- dan Boru Sagala telah tertangkap. Koreo- an Opera Batak Sisingamangaraja. Tortor grafi pada bagian ini adalah gambaran dari merupakan gerak tradisi Batak yang ditari- pembunuhan, penangkapan, perang, pe- kan oleh 7 (tujuh) orang penari. nyiksaan, dan perlawanan. Eksplorasi ge- Bagian dua, tarian pendek untuk meng- rak dipusatkan pada 3 dasar penggunaan antarkan pencerita ke atas panggung. Ba- tenaga, yaitu sharing wight, saling mengalir- gian tiga, para prajurit kembali berlatih kan tenaga, saling menarik tenaga, control, dan mempersiapkan diri menyambut pe- balance, dan penerapan eksplorasi tenaga perangan. Panglima Sarbut Tampubolon bagian tubuh tertentu. berbincang dengan Patuan Anggi. Mereka 3. Lakon Cerita membicarakan tentang pengejaran pasukan Penulisan teks lakon Sisingamangaraja Belanda dan posisi prajurit Batak yang kian XII (Tongtang I Tanah Batak) diawali dari terjepit. Koreografi di sini menginterpre- riset, melalui penelusuran berbagai pustaka tasikan suasana prajurit-prajurit di masa untuk mendapatkan referensi tentang kisah latihan dan mempersiapkan diri untuk pe- kesejarahan dan kehidupan Sisingamanga- Sulaiman, Minawati, Alamo, Novalinda: Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII 168 raja XII. Garapan lakon disesuaikan de- tinggi, memandang ke seluruh rakyatnya, ngan skema adegan dalam mengantarkan lalu membakar semangat untuk tetap ber- cerita Sisingamangaraja. Pada kesempatan tarung dalam peperangan ini kepada pra- ini, kisah yang disampikan sisi kehidupan juritnya. Bagian ketujuh, Panglima Sarbut Sisingamangaraja dan keluarganya dalam Tampubolon dan Panglima Amandopang menghadapi gejolak batin atas penjajah. Manulang membawa pasukannya menyi- Menurut R.M. Pramutomo, dkk (2018: 334), sir hingga Dairi. Mereka berusaha lari dari penulisan perlu dilakukan dalam beberapa kejaran Marsose (Kepolisian Belanda za- babak, dan setiap babak terdiri atas bebera- man Kolonial). Bagian kedelapan, Prajurit pa rangkaian adegan. Teks lakon dilengkapi Sisingamangaraja XII menyingkir ke kam- peraga dalang, para pemain, dan musik i- pung Pancinoran di lereng gunung Batu ringan. Sehubungan dengan pendapat terse- Gaja, Dairi. Patuan Anggi memberitahukan but, Opera Batak juga digarap dengan lakon bahwa Patuan Anggi telah tewas, dan be- yang dibagi pada beberapa bagian dan a- berapa panglima perang serta permaisuri degan, terdapat pencerita, pemain, musik i- Boru Sagala tertangkap. Putri Lopian juga ringan, dan bahkan, tari. Kombinasi garapan tewas, Patuan Nagari juga tewas, sementa- teater modern tersebut terlihat harmonis di ra Sisingamangaraja juga menghembuskan atas panggung, apa lagi didukung oleh tata nafas terakhir. Bagian kesembilan, pence- rias dan busana, tata artistik dan kehadiran rita dengan mengenakan ulos dan memain- musik Batak Toba. kan tongkat kembali berceloteh agar dapat Naskah lakon Sisingamangaraja XII da- mengukur diri terhadap perbuatan. Hal lam Episode Tongtang I Tano Batak yang ditulis ini menjadi penutup pertunjukan Opera oleh Sulaiman Juned dan Edy Suisno, dan di- Batak. sutradarai oleh Enrico Alamo. Pertunjukannya Pertunjukan Opera Batak Sisingama- diawali dengan bagian pertama. Yakni, se- ngaraja XII dengan garapan teater modern seorang mengenakan ulos sembari menden- memberikan keterbukaan kreativitas dan dangkan lagu Batak dan bergerak ritmis. inovasi atas pembacaan ulang atas teks se- Bagian kedua, persiapan gerakan di Lobu jarah Sisingamangaraja XII. Berpikir kreatif Tolu dan adegan Sisingamangaraja melaku- merupakan suatu strategi dalam meng- kan perlawanan, sementara guru Somaling, hadirkan sesuatu yang baru sesuai dengan Pardede dan Panglima Amandopang Ma- zamannya (selera) dan perkembagan so- nulang memperingatkannya. Bagian ketiga, sial budaya masyarakat. Sebagaimana di- para prajurit kembali berlatih dan memper- katakan To Ngoc Thanh (dalam Minawati siapkan diri menyambut peperangan, posi- dan Nursyirwan, 2018: 349) bahwa kebu- si prajurit mulai terjepit oleh Belanda. Ba- dayaan tradisional harus dikembangkan gian keempat, ibunda Boru Sagala sedang untuk memiliki wajah baru bukan hanya menasehati anak gadisnya, Putri Lopian. menyesuaikan diri, tetapi berkembang da- Boru Sagala berusaha meredam keinginan lam kondisi masyarakat sekarang. putrinya berperang di garis depan. Namun, 4. Penokohan keinginan Putri Lopian tetap teguh untuk a. Sisingamangaraja XII bergabung dengan para pejuang di medan Sisingamangaraja XII adalah pahlawan perang. Bagian kelima, seorang pencerita Nasional dari Tapanuli yang merupakan yang memakai ulos muncul dengan ber- raja dari turunan sejak Sisingamangaraja I. senandung yang menceritakan tentang Kerajaan Sisingamangaraja bersifat spiritu- hidup dan pengorbanan. Bagian keenam, al, bukan teritorial. Wilayah spiritual men- Sisingamangaraja menuju tempat yang jadi ranah utama Kerajaan Sisingamanga- Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019 169

Gambar 3. Tortor Pembuka (mula-mula) Ope- Gambar 4. Tortor Pembuka (mula-mula) Ope- ra Batak Sisingamangaraja di Eksprimental ra Batak Sisingamangaraja di Eksprimental Theatre University Malaya (Dokumen: Enrico Theatre University Malaya (Dokumen: Enrico Alamo, 2018) Alamo, 2018) raja di samping beberapa aspek hukum ngarongsang, Huta Paung, Parsingguran, yang tergambar dalam kutipan doa-doa dan Pollung. (tonggo) parbaringin (pendeta ritual kuno). e. Patuan Anggi Wilayah Kerajaan Sisingamangaraja ber- Patuan Anggi, anak Sisingamangaraja pusat di bawah wibawa raja bius Sionom dari salah satu istrinya, Boru Sagala. Ia se- Ompu (6 marga; Purba, Marbun, Bakkara, lalu bersama Sutan Nagari untuk urusan Sinambela, Manullang, Sihite). Singama- penting dan rahasia sampai ke Aceh. ngaraja XII memiliki gelar adat: Patuan Bo- f. Boru Sagala sar Ompu Pulo Batu. Istri Sisingamangaraja XII, di samping is- b. Guru Somaling tri-istri lainnya, yakni Boru Simanjuntak, Boru Guru Somalaing bermarga Pardede. Situmorang, Boru Nadeak, dan Boru Siregar. Sebelum perang menjadi penasehat kese- Ia turut meninggal dalam peperangan. hatan lingkaran Sisingamangaraja. Pernah g. Putri Lopian mendampingi Modigliani (peneliti Botani Putri Lopian berusia 17 tahun, adalah a- Italia) hingga terdorong mengungkapkan nak kesayangan Sisingamangaraja XII yang lahirnya ide Agama Malim ke hadapan Si- turut dalam peperangan. Hingga akhir hayat- singamangaraja. Dibuang ke Banyuwangi, nya, ia mendampingi Sisingamangaraja XII Pulau Jawa karena perlawanan kerasnya berperang. Lopian ikut bergerilya mendam- juga kepada Belanda). pingi, dan ikut melakukan perlawanan. c. Panglima Amandopang h. Seseorang/Pencerita (Amalopas) Panglima Amandopang, juga disebut Ia adalah seorang yang mengabarkan be- Mardopang Manullang, merupakan pena- rita. Alat musik hasapi yang selalu di tangan- sehat utama dari awal tahtanya Sisinga- nya menjadi ciri khas petualangan yang di- mangaraja XII pada tahun 1450. Marga lakukan. Pencerita selalu hadir di saat orang Sinambela dan Marga Manullang satu in- sedang membutuhkan, membawa kabar dan duk dengan Siraja Oloan. petuah baik maupun dalam keadaan bim- d. Panglima Sarbut bang. Ia menceritakan sosok pahlawan. Panglima Sarbut Tampubolon menye- rang tangsi Belanda di Butar, sedang Be- Pembahasan Pertunjukan landa menyerbu Lintong dan berhadapan Perancangan rangkaian adegan dalam dengan Raja Ompu Babiat Situmorang. Opera Batak Sisingamangaraja XII episode Tetapi, Sisingamangaraja XII menyerang Tongtang I Tano Batak dapat dijabarkan se- juga ke Lintong Nihuta, Hutaraja, Sima- bagai berikut. Sulaiman, Minawati, Alamo, Novalinda: Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII 170

Gambar 5. Somalaing Pardede, Amandopang, Gambar 6. Boru Sagala, Putri Lopian, dan Sisinga- dan Sisingamangaraja dalam adegan Opera Batak mangaraja dalam adegan Opera Batak Sisingama- Sisingamangaraja di Eksprimental Theatre Uni- ngaraja di Eksprimental Theatre University Malaya versity Malaya (Dokumen: Enrico Alamo, 2018) (Dokumen: Enrico Alamo, 2018)

Bagian 1. Diawali oleh tortor pembuka. Lopian yang ingin berperang di garis de- Contoh tarian seperti terlihat pada gambar pan. Tapi, keinginan Putri Lopian telah 1 dan 2. Selanjutnya, muncul pencerita yang bulat. Ia ingin segera bergabung dengan mengisahkan tentang sosok kepahlawanan para pejuang di medan peperangan. Sisi- dengan menggenakan ulos dan menden- ngamangaraja yang mendengar hal ini dangkan lagu Batak. Ia meliuk-liukkan badan semula keberatan dengan menasehatinya, dan bergerak-gerak ritmis sambil matanya namun kemudian mengizinkan Lopian mulai menyapu seisi ruangan dan mulailah untuk berperang. Contoh adegan terlihat ia berceloteh tentang sejarah dan pahlawan- pada gambar 6. nya. Sesekali ia menyindir penonton. Bagian 5. Pencerita muncul kembali Bagian 2. Para prajurit menyusun ge- memakai ulos sambil bersenandung sambil rakan sebagai persiapan perlawanan. Ba- mengarahkan tongkatnya ke seluruh ru- gian ini disimbolkan melalui gerak tari angan. Pencerita bertanya kepada seluruh dan video mapping. Pada gambar video hadirin tentang integritas, loyalitas, bahkan mapping terlihat Lobu Tolu yang sudah di- idealisme. kuasai Pasukan Batak, kemudian berhasil Bagian 6. Sisingamangaraja menuju dikuasai kembali oleh Belanda. Akhirnya, sebuah tempat yang tinggi. Ia berdiri dan Sisingamangaraja XII dan pasukannya memandang semua rakyat yang ada di mundur ke Pasingguran. Sisingamangara- depannya. Ia mulai mengucapkan salam ja XII bersikukuh melakukan perlawanan, dengan bahasa Batak, lalu berbicara untuk namun guru Parmalim Somaling Pardede membakar semangat semua parajuritnya. dan Panglima Amandopang Manulang Para prajurit kembali terbakar semangat memperingatkannya, seperti terlihat pada perjuangannya. gambar 5. Bagian 7. Panglima Sarbut Tampubo- Bagian 3. Para prajurit kembali berla- lon dan Panglima Amandopang Manulang tih dan mempersiapkan diri menyambut membawa pasukannya menyisir hingga peperangan. Panglima Sorbut Tampubolon Dairi. Mereka berusaha bertahan dari ke- berbincang dengan Patuan Nagari. Mereka jaran Marsose. membicarakan tentang pengejaran pasu- Bagian 8. Prajurit Sisingamangaraja me- kan Belanda dan posisi prajurit Batak yang nyingkir ke Kampung Pancinoran, di Lereng kian terjepit. Gunung Batu Gaja, di Wilayah Dairi. Saat Bagian 4. Boru Sagala sedang menase- itu, Patuan Nagari memberitahu bahwa hati anak gadisnya Putri Lopian. Boru Sa- Patuan Anggi telah tewas. Ia juga melapor- gala berusaha meredam keinginan Putri kan bahwa beberapa Panglima perang dan Panggung Vol. 29 No. 2, Juni 2019 171

Permaisuri Boru Sagala telah tertangkap. keberadaannya, Opera Batak bisa juga di- Patuan Anggi menghadap Sisingamanga- katakan teater transisi. Yang membedakan raja untuk mengabarkan hal ini. antara teater modern dengan Opera Batak Bagian 9. Pencerita kembali muncul adalah pakem-pakem tradisi yang masih dengan menggenakan ulos. Ia memainkan melekat dalam setiap pertunjukan Opera tongkatnya dan mulai berceloteh, sambil Batak. Setiap pertunjukan Opera Batak sesekali menatap nanar ke semua penon- selalu digarap dengan musik dengan tor- ton. Pencerita menyampaikan isian atau tor sebagai pembuka dan penutup. Musik kesimpulan dari seluruh cerita perjuangan pengiring atau yang biasa disebut uning- sambil memberikan pesan kepada para uningan, menggunakan instrumen tradisi, hadirin. Musik penutup dimainkan. seperti hesek, garantung, hasapi, taganing dan suling. Untuk penokohannya, dijelaskan SIMPULAN oleh amalopas (narator) yang juga sebagai Opera Batak merupakan kesenian tra- penyampai pesan cerita Opera Batak, di disional masyarakat Batak Toba yang ke- samping tokoh-tokoh yang dibutuhkan. beradaannya mulai terpinggirkan karena Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- pegiat maupun penikmat kesenian ini lebih sode, Tongtang I Tano Batak (pertempuran tergiur dengan kesenian modern. Tidak ba- Tanah Batak) merupakan sudut pandang nyak muncul grup maupun komunitas yang yang lain dari sejarah yang ada. Cerita di menghidupkan kesenian Opera Batak ini. dalamnya dibumbui oleh berbagai adegan Sejak revitalisasi yang dimulai tahun 2002 kemanusiaan yang mengundang simpa- kemudian dikembangkan pada tahun 2005 tik dan pesan, yang dianggap kontekstual hingga 2015, pegiat Opera Batak bisa dihi- dengan masa sekarang, yakni bahwa hidup tung jari. Salah satunya, yang masih aktif ini fana, yang abadi adalah budi pekerti. adalah Thompson HS. Padahal, Opera Batak ini merupakan salah satu media seni (drama) Daftar Pustaka untuk menyampaikan berbagai cerita, seja- Anirun, S. (2002). Menjadi Sutradara. STSI rah, mitos, legenda, dan cerita-cerita popular Press: Bandung dalam kehidupan manusia. Sebut saja kisah- Minawati, R. dan Nursyirwan. (2018). Kre- kisah yang menjadi penuntun dalam ke- ativitas Garap sebagai Strategi Pe- hidupan, seperti Si Boru Tumbaga, Sampuraga, ngembangan Musik Kompang Grup Perempuan di Pinggir Danau, Mencari Si Jonaha, Delima di Bantan Rua Bengkalis. Srikandi Boru Lopian, dan banyak lagi. Panggung, 28 (4): 346-359. Opera Batak Sisingamangaraja XII epi- Purba, K. (2002). Opera Batak Tilhang Serin- sode Tongtang I Tano Batak (Pertempuran do: Pengikat Budaya Masyarakat Batak di Tanah Batak) adalah lakon yang terin- Toba di . Yogyakarta: Kalika spirasi dari kisah kepahlawanan Sisinga- Bantul. mangaraja XII yang digali melalui pene- Putro, B. (1981). Karo dari Zaman ke Zaman. litian ke beberapa tempat, seperti Balige, Medan: Yayasan Massa. Pematang Siantar, Sopo Surung, Bakara, Pramutomo, R. M., Slamet MD, T. Mulyadi. Tarutung, dan lain sebagainya (Sumatera (2018). Langen Carita Jaka Tingkir Utara). Karya Opera Batak Sisingamanga- Opera Edukasi Anak. Panggung, 28 raja XII ini digarap dengan menggunakan (4): 331-345. konsep teater modern karena repertoar Ruswandi, T. (2016). Kreativitas Mang Koko Opera Batak ini memiliki kesamaan pada dalam Karawitan Sunda. Panggung, pola maupun alur teater modern. Dari sisi 26 (3): 92-107. Sulaiman, Minawati, Alamo, Novalinda: Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII 172

Sangti, B. (1978). Sejarah Batak. Balige: Karl Wikandia, R. (2016). Pelestarian dan Pengem- Sianipar. bangan Seni Ajang Sinar Pusaka pa- Tambunan, A. P. (1977). Kamus Bahasa Batak da Penyambutan Pengantin Khas Ka- Toba-Indonesia. Jakarta: Pusat Pem- rawang. Panggung, 26 (3): 58-69. binaan Bahasa Departemen Pendi- dikan dan Kebudayaan.