Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Nama Rute Ruas Jalan Yang Dilalui Te 6 Te 12
Nama Rute Ruas Jalan Yang Dilalui Jl. Arif Rahman Hakim – Jl. Letjend S. Parman – Jl. Let. Jend MT Haryono – Jl. Kalimantan – Jl. Soekarno Hatta Rute 1 ( Skenario 1) – Jl. Ahmad Dahlan – Jl. Sultan Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Sudirman – Jl. Gajah Mada – Jl. Basuki Rahmat Jl. Jl. Arif Rahman Hakim – Jl. May. Jend Sutoyo – Jl. Brigjend Katamso – Jl. Niken Gandini –Jl. Letjend Rute 2 (Skenario 1) Suprapto – Jl. Ir. Juanda – Jl. Sultan Agung – jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Soetomo – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Gajah Mada – Jl. Basuki Rahmat Jl. Halim Perdana Kusuma – Jl. Ki Ageng Kutu – Jl. DI Rute 3 (Skenario 1) Panjaitan – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Sultan Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Soetomo – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Jend. Sudirman Jl. Ponorogo - Jl. Ponorogo – Pacitan(Njenes) – Jl. Laks.Yos Sudarso – Jl. Jend. Ahmad Yani – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Sultan Rute 4 (Skenario 1) Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Soetomo – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Jend. Sudirman Jl. Ponorogo Solo (Ponorogo - Sumoroto) – Jl. Trunojoyo – Jl. Diponegoro – Jl. Imam Bonjol – Jl. Sudirman – Jl. Rute 5 (Skenario 1) Gajah Mada – Jl. Basuki Rahmat - Jl. Sultan Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Sutomo – Jl. Soekarno hatta – Jl. Sudirman Jl. Batoro Katong – Jl. Sultan Agung – Jl. Pramuka – Jl. Rute 6 Rute 6 (Skenario 1) Anggrek – Jl. Sultan Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Soetomo – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Gajah Mada – Jl. Basuki rahmat Jl. Ponorogo Solo ( Sub Terminal Tambak Bayan) - Jl. -
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu Wilayah Tentunya Selalu Mengalami Dinamika Dan Perkembangan Dengan Adanya Be
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wilayah tentunya selalu mengalami dinamika dan perkembangan dengan adanya berbagai peristiwa penting termasuk revolusi. Salah satu momen penting yang menyebabkan revolusi yaitu kolonialisme Belanda yang mendapatkan perlawanan dari penduduk setempat yang berusaha untuk memperjuangkan kemerdekaan. Revolusi tersebut telah membuahkan hasil yaitu kemerdekaan wilayah bekas jajahan Hindia Belanda menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Revolusi ternyata belum berakhir, perjuangan Indonesia masih berlanjut untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda maupun perjuangan diplomatik untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan secara de facto dan de jure, sehingga tahun 1945 – 1949 sering disebut sebagai masa revolusi kemerdekaan atau revolusi fisik. Berbagai pulau yang ada di Indonesia memiliki nilai strategis yang menyebabkan kedatangan penjajah termasuk di Sumatra. Sumatra memiliki arti penting hingga sekarang terutama sebagai tempat penghasil pertanian melalui perkebunan. Sumatra pernah dikenal sebagai Svarnadvipa of Gold Island yang bermakna pulau yang menghasilkan banyak emas, selain itu Sumatra merupakan pusat perdagangan rempah-rempah1 sehingga para penjajah seperti Portugis, Belanda dan Inggris berusaha datang ke Sumatra. Belanda pernah berkuasa kurang lebih 350 tahun di Indonesia termasuk Sumatra. Peta wilayah kekuasaan Hindia Belanda dapat diamati pada gambar 1. Wilayah Sumatra antara lain meliputi Aceh, Deli, Brastagi, Minangkabau, Palembang. 1 Arti penting Sumatra terutama di masa kolonial yang memiliki berbagai potensi terutama bidang agraria dapat diamati salah satunya dalam karya William Marsden, (1811). History of Sumatra 3rd ed. London: Black-Horse Court and Longman 1 Gambar 1. Peta Wilayah Kekuasaan Hindia Belanda Sumber: Kaart van Nederlandisch-Indie naar oorspronkelijke teekening van H. Ph. Th. Witkamp", J.H. deBussy, Amsterdam, ca. -
Daftar Bpr Konvensional Posisi Januari 2015
DAFTAR BPR KONVENSIONAL POSISI JANUARI 2015 Sandi KC Jenis nama_bank nama_cabang alamat Propinsi Dati II Kode Pos Telp Fax KOJK 600001 1 KP PT. BPR Jawa Timur Pusat Jl. Ciliwung No.11 Jatim Kota Surabaya 60241 031-5677844 031-5681037 Kantor Regional 3 Jawa Timur, Bali dan NT 600001 2 KC PT. BPR Jawa Timur KC Bangkalan Jl. Teuku Umar No.33A Kemayoran Jatim Kab. Bangkalan 69116 031-3099760 031-3061490 Kantor Regional 3 Jawa Timur, Bali dan NT 600001 3 KC PT. BPR Jawa Timur KC Banyuwangi Jl. Brigjen Katamso No. 1 Jatim Kab. Banyuwangi 0333-411585 0333-421061 Kantor Regional 3 Jawa Timur, Bali dan NT 600001 4 KC PT. BPR Jawa Timur KC Blitar Jl. Kalimantan No.59 Jatim Kota Blitar 66131 0342-816369 0342-816866 Kantor Regional 3 Jawa Timur, Bali dan NT 600001 5 KC PT. BPR Jawa Timur KC Gresik Jl. Jaksa Agung Suprapto No.08 Jatim Kab. Gresik 61111 031-3982985 031-3982983 Kantor Regional 3 Jawa Timur, Bali dan NT 600001 6 KC PT. BPR Jawa Timur KC Jombang Jl. Dr. Sutomo No.7 Jatim Kab. Jombang 61411 0321-850556 0321-850557 Kantor Regional 3 Jawa Timur, Bali dan NT 600001 7 KC PT. BPR Jawa Timur KC Kediri Jl. Kawi No. 4 B Mojoroto Jatim Kota Kediri 64112 0354-773093 0354-771592 Kantor Regional 3 Jawa Timur, Bali dan NT 600001 8 KC PT. BPR Jawa Timur KC Lamongan Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.96 Jatim Kab. Lamongan 62262 0322-324920 0322-318921 Kantor Regional 3 Jawa Timur, Bali dan NT 600001 9 KC PT. -
Conference Series
Licensing Supervision by the Regional Indonesian Broadcasting Commission (KPID) of Banten Province For Local Private TVs Taufiqurokhman1, Evi Satispi2, Andriansyah3 {[email protected]} Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama)1,3 Universitas Muhammadiyah Jakarta2 Abstract. Broadcasting licensing is a regulation of broadcasting and a decision stage of the state to provide an evaluation whether a broadcasting agency is eligible to be granted or eligible to continue the lease rights on frequency. The Regional Indonesian Broadcasting Commission (KPID) is an independent state institution in Indonesia established in each province serving as a regulator of broadcasting in every province in Indonesia. The license of Broadcasting is the right granted by KPID to broadcasters to conduct broadcasting. The results of the study said that in the level of requirements that must be met by local private television broadcasters to obtain IPP, KPID has performed its duties optimally. KPID is always proactive towards local private television broadcasting institutions especially in guiding to complete the necessary requirements so that local TV in Banten can meet the requirements required to manage IPP. However, in the implementation of its role related to the phases of acquisition of IPP, KPID has not played an optimal role in performing its duties and functions. This is because in broadcasting there is still a violation by local private TV in broadcasting concerning the content of broadcasting. In addition, in taking the policy, KPID is still intervened by the local government in the form of broadcast television broadcasting that is in accordance with local government requests. Keywords: KPID, Licensing, Broadcasting Operating License 1 Introduction The Program of Settlement and Broadcast Program Standards is designed based on the mandate of the Law of the Republic of Indonesia Number 32/2002 on Broadcasting of the Indonesian Broadcasting Commission (Komisi Penyiaran Indonesia). -
National Heroes in Indonesian History Text Book
Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed. -
Praktik Pengalaman Lapangan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan SD Negeri Locondong
Praktik Pengalaman Lapangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan SD Negeri Locondong PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEMA 5 PAHLAWANKU SUBTEMA 3 SIKAP KEPAHLAWANAN Nuf Anggraeni*1, Galuh Rahayuni2 Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar A. Pendahuluan Pembelajaran yang dilakukan pada tema 5 Pahlawanku Subtema 3 Sikap Kepahlawanan Pembelajaran 1 menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yaitu, Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Permainan. Pembelajaran yang dilakukan di kelas IV B dilakukan selama 3 jam pembelajaran, dimana 1 jam pelajaran 35 Menit. Satu pertemuan dilakukan selama 105 Menit untuk kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Jumlah siswa di kelas IV B adalah 20 siswa. Materi yang digunakan menggunakan sumber dan buku siswa dan buku guru Tema 5 Pahlawanku Subtema 3 Sikap Kepahlawanan Pembelajaran 1. Mata pelajaran yang termuat didalamnya yaitu IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Mata pelajaran IPA mengenai materi cermin cembung dan cermin cekung, dan pata pelajaran IPS mengenai materi nama Pahlawan Nasional Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai materi menulis informasi dari teks non fiksi. Penanganan terhadap siswa yang mengalami kesulitan pada saat pembelajaran adalah mendekati dan memberikan bimbingan kepada siswa secara langsung. Kegaduhan yang ditimbulkan oleh siswa ditangani dengan menggunakan beberapa tepuk semangat jilid dua dan tepuk konsentrasi agar konsentrasi kembali pada pembelajaran. Selain itu pada jumlah siswa yang banyak maka dalam pembelajaran harus menggunakan suara yang keras. B. Pembahasan 1. Materi Pembelajaran yang dilakukan di kelas IV B memuat 3 mata pelajaran yaitu IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. -
Dr. Krt. Rajiman Wedyodiningrat
,Milik Depdikbud Tidak Diperdagangkan DR. KRT. RAJIMAN WEDYODININGRAT: Hasil Karya dan Pengabdiannya Milik Depdikbud Tidak Diperdagangkan DR. KRT. RAJIMAN WEDYODININGRAT: Hasil Karya dan Pengabdiannya DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI JAKARTA 1998 DR. K.R.T. RAJIMAN WEDYODININGRAT Hasil Karya don Pengabdiannya Penulis Ors. A.T. Sugito, SH Penyunting Sutrisno Kutoyo Ors. M. Soenyoto Kortodormodjo. Hok cipta dilindungi oleh Undong-undong Diterbitkan ulang �h : Proyek Pengkojlan don Pembinaan Nilai-nilai Budayo Pusat Direktorat Sejorah don Nilai Tradisional Dlrektorat Jenderol Kebudayaan Deportemen Pendidikan don Kebudayaon Jakarta 1998 Edisi I 1982 Edisi II 1985 Edisi Ill 1998 Dicetak oleh CV. PIALAMAS PERMAI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDA Y AAN Penerbitan buku sebagai upaya untuk memperluas cakrawala budaya masyarakat patut dihargai. Pengenalan aspek-aspek kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia d iharapkan dapat mengikis etnosentrisme yang sempit di dalam masyarakat kita yang majemuk. Oleh karena itu. kami dengan gembira menyambut terbitnya buku hasil kegiatan Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai nilai Budaya Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Penerbitan buku ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aneka ragam kebudayaan di Indonesia. Upaya ini menimbulkan kesalingkenalan dengan harapan akan tercapai tujuan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional. Berkat kerjasama yang baik antara tim penulis dengan para pengurus proyek, buku ini dapat diselesaikan. Buku ini belum merupakan hasil suatu penelitian yang mendalam sehingga masih terdapat kekurangan-kekurangan. Diharapkan hal tersebut dapat disempurnakan pada masa yang akan datang. v vi Sebagai penutup kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah menyumbang pikiran dan tenaga bagi penerbitan buku ini. Jakarta, September 1998 Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. -
The Discourse of Muslim Intellectuals
THE DISCOURSE OF MUSLIM INTELLECTUALS AND `ULAMA’> IN INDONESIA A Historical Overview Khoirun Niam IAIN Sunan Ampel, Surabaya - Indonesia Abstract: Muslim intellectuals and `ulama’> are two notions necessary for attempts to get deep understanding of particularly Indonesian Muslim scholars. This paper analyses the discourse of Muslim intellectuals and `ulama’> in Indonesia before the independence period. The focus is on the practices and vectors which paved the way for the Muslim intellectuals and `ulama’> to come to the forefront in socio-political and cultural arena of Indonesia. The paper argues that the emergence of Indonesian intellectuals was not only influenced by Muslim organisations but also by Study Clubs. It further argues that irrespective of the diverse identification of Muslims intellectuals, those with secular educational background dominated the public spehere of Indonesia in the pre-independence period than those trained in pesantren or traditional Islamic education. This codition was a result of the nexus of the colonial contribution through so-called ethical policy, the rise of socio-political and cultural association, and the emergence of study club, which gave rise to Muslim intellectuals with secular educational background. Keywords: Muslim intellectuals, `ulama’> , Study Club, Ethical Policy. Introduction Research on ‘ulamā’ and Muslim intellectuals dates back to colonial times and is still of interest to scholars taking different approaches and extents. At the end of the nineteenth century, Christian Snouck Journal of Indonesian Islam; ISSN1978-6301 Published by the Institute for the Study of Religion and Society (LSAS) and the Postgraduate Program (PPs), the State Institute for Islamic Studies (IAIN) Sunan Ampel Surabaya - Indonesia Khoirun Niam Hurgronje1 did research on Indonesian pilgrims in Mecca, whom he referred to as jawah ‘ulamā’. -
Lampiran Surat 1 NO NAMA PERGURUAN TINGGI SKIM 1 a ARIFUDDIN Universitas Bosowa PPDM 2 a MUHIBUDDIN Universitas Bosowa PPDM 3 AB
lampiran Surat 1 NO NAMA PERGURUAN TINGGI SKIM 1 A ARIFUDDIN Universitas Bosowa PPDM 2 A MUHIBUDDIN Universitas Bosowa PPDM 3 ABD HARIS Universitas Muhammadiyah Makassar PPDM 4 ABDUL AZIZ ALIMUL HIDAYAT Universitas Muhammadiyah Surabaya PPUPIK 5 ABDUL HAPID Universitas Tadulako PPDM 6 ABDUL RAHIM THAHA Universitas Tadulako PPDM 7 ADE HERI MULYATI Universitas Pakuan PPUPIK 8 ADHI KUSNADI Universitas Multimedia Nusantara PPK 9 ADHY PURNOMO Politeknik Negeri Semarang PPPUD 10 ADRIANA MONICA SAHIDU Universitas Airlangga PPPUD 11 AGITA RISMA NURHIKMAWATI Universitas PGRI Madiun PPK 12 AGUNG BAYU MURTI Universitas Wijaya Putra PKW 13 AGUS SETIAWAN Universitas Muhammadiyah Magelang PPK 14 AHMAD KHOLIL Universitas Negeri Jakarta PKW 15 AKHMAD BASUKI WIDODO Universitas Hang Tuah HI-LINK 16 AKHMAD YUSUF Universitas Lambung Mangkurat PPK 17 ALANG Politeknik Bosowa PPUPIK 18 ALFU LAILA, SP., M.SC Universitas Darussalam Gontor PPK 19 ALWIYAH MUKADDAS Universitas Tadulako PPUPIK 20 AMALIA SUZIANTI Universitas Indonesia PPUPIK 21 AMBAR RUKMINI Universitas Widya Mataram PPDM 22 AMEILIA ZULIYANTI SIREGAR Universitas Sumatera Utara PPPE 23 AMIR JAYA Universitas Kristen Indonesia Paulus PPK 24 ANDI ABRIANA Universitas Bosowa PPPUD 25 ANDI DIRPAN Universitas Hasanuddin PKW 26 ANDRE DWIJANTO WITJAKSONO Universitas Negeri Surabaya PPPUD 27 ANDRI HADIANSYAH Universitas Al-azhar Indonesia PPDM 28 ANGGUN ANGKASA B.P S.T Politeknik Negeri Tanah Laut PPPUD 29 ANWAR MUJADIN Universitas Al-azhar Indonesia PPPE 30 ARFAN EKO FAHRUDIN Universitas Lambung Mangkurat PPPUD -
Genotyping Analysis of Mycobacterium Leprae Isolated In
VMIC 2017 The Veterinary Medicine International Conference 2017 Volume 2017 Conference Paper Genotyping Analysis of Mycobacterium leprae isolated in Water Environment of Leprosy Endemic Places in Lamongan, East Java Cita Rosita Sigit Prakoeswa1, Nanny Herwanto1, Ratna Wahyuni2, Iswahyudi2, Dinar Adriaty2, Indropo Agusni1, and Shinzo Izumi2 1Medical Faculty, Universitas Airlangga - Dr Soetomo Teaching Hospital, Prof Dr. Moestopo 47, Surabaya 60131, Indonesia 2Institute of Tropical Disease, Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia Abstract Background: Finding of Mycobacterium leprae from water of leprosy endemic areas were reported. East Java Province is ranked number eight as the endemic area of leprosy in Indonesia and Lamongan district is the local area with the highest Corresponding Author: new cases reported. To study the transmission of Mycobacterium leprae infection in Cita Rosita Sigit Prakoeswa endemic areas, it is important to detect the distribution of Mycobacterium leprae in the Received: 03 October 2017 environment and population, also to analyze the genetic variation pattern. Accepted: 10 October 2017 Methods: A total of 91 samples were collected (24 leprosy patients skin samples, 49 Published: 29 November 2017 nasal swab samples from patients and household contacts, and 18 water samples). Publishing services provided Detection is conducted by amplification of Mycobacterium leprae DNA using LP3 and LP4 by Knowledge E primers. Variation of TTC nucleotide repeats in the intergenic region of Mycobacterium Cita Rosita Sigit Prakoeswa leprae genome was done to all positive results. et al. This article is distributed Results: The finding of 4 strains of Mycobacterium leprae from 3 sources with TTC under the terms of the Creative Commons Attribution repeats from 11-28 copies. -
Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R
GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Mohammad Iskandar, Mirwan Andan EDITOR Mukhlis PaEni, Kasijanto Sastrodinomo PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi, Triana Wulandari PENULIS Andi Lili Evita, Helen, Hendi Johari, I Gusti Agung Ayu Ratih Linda Sunarti, Martin Sitompul, Raisa Kamila, Taufik Ahmad SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih TATA LETAK DAN GRAFIS Rawan Kurniawan, M Abduh Husain PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-572504 2017 ISBN: 978-602-1289-72-3 SAMBUTAN Direktur Sejarah Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh yang kiprah dan pemikirannya tetap hidup, menginspirasi dan relevan hingga kini. Mereka adalah para tokoh yang dengan gigih berjuang menegakkan kedaulatan bangsa. Kisah perjuangan mereka penting untuk dicatat dan diabadikan sebagai bahan inspirasi generasi bangsa kini, dan akan datang, agar generasi bangsa yang tumbuh kelak tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, dalam upaya mengabadikan nilai-nilai inspiratif para tokoh pahlawan tersebut Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan penulisan sejarah pahlawan nasional. Kisah pahlawan nasional secara umum telah banyak ditulis. Namun penulisan kisah pahlawan nasional kali ini akan menekankan peranan tokoh gubernur pertama Republik Indonesia yang menjabat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut adalah Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R. Pandji Soeroso (Jawa Tengah), R. -
Analisis Pemikiran Hazairin Tentang Negara Tanpa Penjara Ditinjau Dari Hukum Pidana Indonesia
ANALISIS PEMIKIRAN HAZAIRIN TENTANG NEGARA TANPA PENJARA DITINJAU DARI HUKUM PIDANA INDONESIA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mahasiswa Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Program Studi Ilmu Hukum Dosen Pembimbing : 1. Hj. Briliyan Erna Wati, S.H., M.Hum. 2. M. Harun, S.Ag., M.H. Oleh : BUNGAYANG ELOK NIM. 1502056026 JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI‟AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019 i ii iii MOTTO “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat dengan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Maidah: 8) iv PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Kedua orang tua saya Bapak Totok Pudjo Buntoro, S.T., Sp.1. dan Ibu Sri Mulyati Mamonto 2. Keluarga besar Soejatno dan Mamonto 3. Yang terhormat Ibu Hj. Briliyan Erna Wati, S.H., M.Hum. dan Bapak M. Harun, S.Ag., M.H. 4. Dan Almamater dan segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Walisongo Semarang. v vi PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, tertanggal 22 januari 1988 No: 158/1987 dan 0543b/U/1987. A. Konsonan Tunggal Huruf Nama Huruf Latin Keterangan Arab Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan أ Bā' B Be ة Tā' T Te د Śā' Ś es titik di atas ث Jim J Je ج Hā' H ha titik di bawah ح ∙ Khā' Kh ka dan ha خ Dal D De د Źal Ź zet titik di atas ذ Rā' R Er ر Zai Z Zet ز Sīn S Es ش vii Syīn Sy es dan ye ش Şād Ş es titik di bawah ص Dād D de titik di bawah ض ∙ Tā' Ţ te titik di bawah ط Zā' Z zet titik di bawah ظ ∙ (Ayn …„… koma terbalik (di atas' ع Gayn G Ge غ Fā' F Ef ف Qāf Q Qi ق Kāf K Ka ك Lām L El ل Mīm M Em م Nūn N En ى Waw W We و Hā' H Ha ٍ Hamzah …‟… Apostrof ء Yā Y Ye ي viii B.