Opera Sisingamangaraja XII Episode Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi: Usungan Tradisi dan Kontemporer

jurnal tari, teater, dan wayang 1 volume 3 number 2, Enrico Alamo November 2020 page 59 – 71 Rosta Minawati Program Studi Teater, Fakultas Seni Pertunjukan Sulaiman Program Studi Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain Sherli Novalinda Program Studi Teater, Fakultas Seni Pertunjukan

Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padang Panjang Abstract Batak Opera of Sisingamangaraja XII the Episode of Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi: Carriying out the Tradition and Contemporary.

The purpose of research and creation of Batak opera is to revitalize Batak traditional arts. Sisingamangaraja Opera Batak XII, the episode of Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi, results from the research and creation of the Sisingamangaraja XII Batak opera. The creation of Batak opera uses research methods, namely observation, interviews, literature study, and documentation. The working process begins with reading the script, making blocks according to the script, detailing blocking, playing the role/scenes, music, and tutoring, selecting and doing the artistic and lighting creation. Opera Batak was done in contemporary work, including story elements, jokes (amalopas), and even accompaniment (uning-uning). Sisingamangaraja Opera Batak XII, the episode of Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi tells the story of Ugamo Malim in the Dutch colonial era and the family of King Sisingamangaraja XII. The story’s plot consists of; news of the death of King Sisingamangaraja XII, the captivity of the Sisingamangaraja XII family, Ompu Ni Onggung, and Ompu Portahan Batu, who had a grudge against King Sisingamangaraja XII and followers of Ugamo Malim’s teachings. Tortor dance and Cawan dance were created contemporary. Sisingamangaraja Batak Opera XII, the episode of Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi wants to maintain the existence and preserve the traditional arts of the Batak community. Keywords: Batak opera; Sisingamaraja XII; ugamo malim; tortor Pendahuluan Tilhang Parhasapi.Gultom pada tahun 1920 dengan mendirikan Tilhang kelompok kesenian yang dijuluki Parhasapi.Opera Batak adalah kesenian rakyat dari Kelompok ini merupakan cikal Sumatera Utara yang semula bernama dari keberadaan Opera Batak. Tilhang dan Krismus Purba menyatakan kelompoknya yang hanya beranggotakan bahwa perkembangan kesenian Opera tiga orang sebagai pelopor pertunjukan dirintis pertama kali oleh Tilhang Oberlin opera Batak. Misi utama Tilhang saat itu 1

Alamat korespondensi: Program Studi Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Jalan Bahder Johan Padang Panjang, Sumatera Barat 27128. Email: [email protected]; HP.: 082171467067. | 59 Received: 5th February 2018 Last revision: 5th March 2018 Enrico Alamo, dkk., Opera Batak Sisingamangaraja XII

adalah ingin melakukan propaganda melalui Batak adalah salah satu kesenian yang kesenian kepada penjajahan (Belanda). Secara eksistensinya sudah semakin hilang. Apabila rinci Krismus Purba (2002: 28) menjelaskan terjadi pementasan, hal itu hanya dilakukan bahwa pada awal abad XX, kondisi kesenian oleh beberapa kelompok saja. Semaraknya hanya dilibatkan dalam upacara serta kondisi pementasan opera Batak di masa lalu, masyarakat yang ditekan oleh penjajah. lebih disebabkan oleh keadaan masyarakat Namun demikian, seorang seniman bernama yang pada saat itu belum terimbas pada Tilhang Oberlin Gultom mencetuskan gagasan kemajuan teknologi informasi. Presiden untuk mendirikan kesenian yang ditampilkan mengukuhkan nama Opera Seni di luar upacara. Ragam Indonesia, disingkat menjadi “Opera Uraian tersebut diperkuat oleh Siahan Batak Serindo”. Serindo berarti Seni Ragam (1976/1977: 15) dalam bukunya yang me- Indonesia. Nama tersebut adalah pemberian nyatakan bahwa opera tidaklah berjalan mu- dari Presiden Soekarno. Pada tahun 1956, lus. Berbagai upaya dilakukan penjajah untuk Opera Batak Tilhang Serindo resmi dengan menghalangi pertunjukan opera dengan cara Akte Notaris Renatus Lumban Raja tertanggal melarangnya atau mengizinkan berlangsung- Pematang Siantar, 2 April 1956 No. 1. nya pertunjukan namun dengan persyaratan Sejak itu, kelompok opera Batak yang pajak yang amat tinggi. Akan tetapi, dengan lain pun mulai bermunculan. Nama opera tekad kesenimanan yang tinggi, Tilhang pun bukan lagi nama baru sebagai kelompok tidak berhenti berusaha untuk memperta- kesenian tradisional bagi masyarakat Batak. hankan opera, misalnya dengan menggantiTil- Materi cerita yang ada dalam opera adalah hangnama. Parhasapi Selanjutnya, pada tahun 1928 untuk sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan menarik perhatian masyarakat, kesenian masyarakat, yakni sejarah, sosial, kebudayaan, berganti nama menjadi Opera dan politik. Adapun materi ceritanya ada yang Batak. Pertunjukan ini telah dilengkapi de- berupa kisah nyata, legenda, dan ada juga ngan berbagai unsur seni di dalamnya, yakni kiasan atau perumpamaan yang dihadirkan menjadi pertunjukan yang mengandung unsur sekiranya masih relevan dengan problemaparopera musik, lagu, tari, dan cerita. kehidupan masyarakat (Enrico, 2010: 3). Perkembangan opera Batak dari masa Beberapa seniman opera Batak ( ) ke masa mengalami berbagai hambatan, mencoba melakukan upaya revitalisasi opera tidak berjalan lancar, dan sempat menghilang dengan satu pertimbangan bahwa opera turut beberapa tahun dari kancah seni pertunjukan ambil bagian untuk membangun karakter teater rakyat di Indonesia. Krismus Purba manusia serta membentuk kehalusan rasa (2002: 40) juga menyinggung bahwa opera yang berbudi pekerti. Pertengahan tahun

Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi Gambar 1. Penulis bersama Raja Tonggo (Cicit Gambar 2. Proses latihan Sisingamangaraja XII) dan komunitas Parmalim di , di Studio Teater dan GP Hoerijah Adam Medan. (Sumber: Giat Syaililah, 25 Juli dan ISI Padang Panjang. (Sumber: Giat Syaililah, 25 Juli 14 Agustus 2019) dan 14 Agustus 2019)

60 Dance and Theatre Review | volume 3 number 2, November 2020

Parpudi

2002, Asosiasi Tradis Lisan (ATL) merancang tokoh Raja Sisingamangaraja XII tidak satu proyek revitalisasi opera Batak. Proyek hadir di atas panggung. Ia hanya sosok yang ini menghasilkan satu grup percontohan diceritakanUgamo dalam Malim berbagai Horja adegan Bolon Na peristiwa. Parpudi dengan nama grup Opera Silindung. Grup Lakon opera Batak Sisingamangaraja XII inilah kemudian turut membangkitkan opera episode Batak sampai pada tahun 2004 (wawancara lebih banyak menceritakan keberadaan dan Thompson HS, tanggal 20 Oktober 2018). Pada perkembangan Ugamo Malim di zaman tahun 2005 di Pematang Siantar, seniman penjajahan Belanda. Ugamo Malim merupakan opera Batak, Thompson HS yang juga salah ajaran-ajaran tentang kehidupan di masa Raja satu bagian dari proyek revitalisasi opera Sisingamangaraja XII. Malim dan Imam adalah Batak, mendirikan Pusat Latihan Opera ajaran. Raja Sisingamangaraja XII menamakan Batak (PLOt) bersama Lena Simanjuntak, dirinya sebagai Raja Nasiakbagi-PatuanMulajadi Raja Sitor Situmorang, dan Barbara Brouwer. NabolonMalim yang mengajarkan titah menyembah Kehadiran Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) dan memuja sang pencipta ( ini tidak membuat opera Batak sekadar ). Kisah Ugamo Malim dalam masa proyek revitalisasi, tetapi menjadi media atau penjajahan ini dirancang dengan berbagai alternatif untuk memperkenalkan opera Batak adegan, antara lain tentang kabar tewasnya pada kalangan yang lebih luas. Raja Sisingamangaraja XII, tentang keluarga Opera Batak bukanlah kesenian yang baku. Sisingamangaraja XII yang ditawan, tentang Pertumbuhannya dari masa ke masa banyak Ompu Ni Onggung dan Ompu Portahan mengalami perubahan (perkembangan). Batu yang memiliki dendam pada Raja Dari segi unsur cerita yangamalopas semula tidak Sisingamangaraja XII, tentang pengikut ajaran menggunakan naskah, kini sudah tergantung Ugamo Malim yang belum menerima kenyatan dengan naskah; lawakan ( ) yang kepergian Raja Sisingamangaraja XII, tentang biasanya bagian terpisah dari cerita, kini peperangan melawan kolonial Belanda, dan merupakanuning-uningan bagian penting dari adegan tentang upacara Ugamo Malim. opera. Demikian halnya pada musik iringan Naskah opera Batak ditulis oleh Tompson ( ), lagu-lagu yang dimainkan Parningotan Hutasuhut yang lebih dikenal banyak menggunakan syair-syair di luar opera dengan nama Thompson HS. Naskah opera itu sendiri. Konsistensi yangulos dijaga adalah tortorini mengalami beberapa penyuntingan yang struktur dan kostum setiap pertunjukan opera dilakukan oleh Sulaiman Juned. Gerakan Batak wajib menggunakan . dalam opera Batak digarap oleh TongtangHal tersebut I Tano dapat Batak ditemui dalam garapanUgamo koreografer Sherli Novalinda. Penggarapan Malimopera BatakHorja Bolon Sisingamangaraja Na Parpudi. XII, episode tari seecara kontemporer. Gerakan tortor dan episode diterjemahkantortor berdasarkan peristiwa dan Dua garapan ditempatkan sebagai pengisi transisi adegan. opera Batak ini hasil penelitian, penciptaan, Gerak dihadirkan lewat pencariantortor dan penyajian seni hibah skim P3S pendanaan dan proses eksplorasi tubuh berdasarkan tahun 2018 dari DRPM DIKTI. Kedua episode situs-situs kebatakan. Di samping itu, hasil karya tersebut tetap menjaga pakem (tari batak) tetap hadir sebagai pembukauning- opera Batak. Perbedaan duaTongtang garapan I padaTano uningandan penutup cerita opera. Ansamble lain Bataktema cerita yang diusung. Pada opera Batak pada opera ini taganingadalah musik iringan ( Sisingamangaraja XII, episode ) dan ilustrasi. musik yang digarap bercerita tentang perjuangan rakyat menggunakan dan musik modern Batak dan RajaUgamo Sisingamangaraja Malim Horja XII Bolonmelawan Na (program computer)Tongtang IMusik Tano Batak iringan opera penindasan kolonial Belanda, sementara dipilih dan disesuaikan dengan cerita opera. pada episode Pada episode komposer

61 Enrico Alamo, dkk., Opera Batak Sisingamangaraja XII

taganing, Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi sarune bolon, hesek, kecapi, ogung hanya menggunakan instrumen Ugamo erat Malim Horja Bolon Na Parpudi,dan dalam hubungannya dengan asal-usul masyarakat iringannya, sementara pada episode Batak Toba, adat istiadat, dan keyakinan IDN Supenida yang diyakini raja-raja di Batak. Menurut dan Sriyanto (selaku komposer) memperkuat Tampubolon dalam tulisan Schreiner,hatigoran asal suasana budaya Batak dengan menghadirkan mula adat berasalhasintongan dari yang satu Tuhan Debata komposisi iringan musik Batak dan suara- Mulajadi Nabolon yang memuat suara lewat riuh-rendahnya vokal pendukung(marende). (keadilan) dan habatakon,(kebenaran). Adat opera. Hal yang menjadi karakteristik dalam merupakan undang-undang dan hukum yang opera Batak adalah nyanyian merupakan hakikat yakni segala Nyanyian pembuka, nyanyian selingan, dan sesuatu yang berhubungan dengan budaya nyanyian penutup disinergikan syairnya Batak. Adat Batak adalah agama suku bangsa dengan temahand cerita prop, opera property Batak. Latar tempat Batak yang di dalamnya terdapat awal dan dan latarvideo tokoh mapping. yang disimbolkan oleh kostum- akhir, kehidupan dan kematian. Hal tersebut kostum, dan dipertegas sama dengan yang dikatakan Parhusip, bahwa dengantortor adat Batak adalah agama, agama suku yang Selain itu, ada tari-tarian tradisional berwujud adat istiadat (Gultom, 2010: 72). ( ) digunakan untuk memperlihatkan HubunganUgamo dengan Malim pengungkapan Horja Bolon sesuai Na kekuatan karakter seni budaya Batak Toba, dan Parpudikonsep karya opera Batak Sisingamangaraja tari kontemporer. Pengkarya menggunakan XII, episode tari kontemporer sebagai penyampai adalah sebagai penggambaran nilai- ilustrasi pesan yang ingin disampaikan nilai kesakralan. Kepercayaan dan ajaran kepada penonton, gejolak perang yang agama Batak sesungguhnya sudah ada sejak dialami Sisingamangaraja XII, pemuda, dan ratusan tahun lalu, sebelum agama Islam, masyarakat Batak Toba pada masa penjajahan Kristen, dan lain-lain dikenal oleh masyarakat Belanda. Penggambaran lainnya tentang Batak. Akanharajaon tetapi, hanyamalim sebagai kepercayaan perjuangan, tekanan batin, sistem politik, saja. Malim Debata disebut sebagai orang yang hubungan masyarakat, dan penggambaran memiliki (kerajaanDebata malim) Mulajadi di keyakinantortor (ugamo malim) terlihat dalam NabolonBanua Tonga (bumi). Kerajaan yang mereka dinamika tari kontemporer. Tari tradisional pegang diyakini berasal dari ( ) dan tari kontemporer saling mengisi (Gultom, 2010:adat 92). do habonaron do dalam menyampaikan ilustrasi pesan serta adatBerhubungan dengan agama, Malim Proseskonteks Penciptaan kebudayaan Pertunjukan Batak. Opera berpandangan bahwa Batak Lakon Ugamo Malim Horja Bolan , yang bermakna: adat itu merupakan Na Parpudi sumber hukum dan sumber hukumhaporseaon itulah adat. Masyarakat Batak hidup dengan tatanan adat tidak lepas dari Ugamo Malim (kepercayaan kepadahamalimon Debata Mulajadi HorjaProses Bolon Na penggarapan Parpudi opera Batak Nabolon (Gultom, 2010: 72). Menurut agama Sisingamangaraja XII episode Malim sesungguhnya yang paling dimulai sejak tanggal penting dan menonjol bukan adat. Keduanya 21 Mei tahun 2019 dan dipentaskan pada seperti dua sisi mata uang, di mana ada adat di tanggal 28 September 2019 di Hanoi (Vietnam) situ ada kepercayaan kepada Debata Mulajadi dalam acara Asia-Pasifik Bond For Theatre Nabolon (Gultom, 2010: 73).Ugamo Hal ini Malim juga Schools dan Dies Natalis ISI Padang Panjang Horjadisinggung Bolon dalamNa Parpudi pertunjukan Opera Batak pada tanggal 12 Desember 2019. Konsep cerita Sisingamangaraja XII, episode opera Batak Sisingamangaraja XII episode .

62 Dance and Theatre Review | volume 3 number 2, November 2020

Malim Menurut Sembiring (2012: 24) agama Opera Batak (Siahaan, (1976/1977: 15). Pada dikembangkan oleh Guru Somalaing, tahun 1928 Tilhang Gultom sebagaihasapi perintis dan menyebut pengikutnya Parmalim yang opera Batak memasukkan unsur-unsur cerita berasalUgamo dari Toba. Malim Malim berarti asli. SembiringPatik yang diselingi lagu-lagu diiringi . Secara Ni(2012: Ugamo 28-29) Malim juga menyatakan bahwa kitab umum, struktur dalam opera Batak terdiri dari suci bersumberPatik kepada unsur musik, lagu, tari, dan cerita. Ugamo , yaitu pokok ajaranManure Malim MalimPenggarapan Horja Bolon ceritaNa Parpudi opera Batak yang berbentuk lisan.Maminsang Dalam tersebut Sisingamangaraja XII, episode Paingothonterdapat lima pokokPanandaion ajaran: (1) cenderung (Kewajiban), (2) Ugamo(Larangan), Malim saat (3) menggunakan metode yang telah disusun , (4) (Pengenalan), dengan baik oleh Suyatna Anirun. Dalam dan (5) Puji-pujian. Agama bukunya, Suyatna Anirun menjelaskan bahwa ini memiliki beberapa kelompok keagamaan proses kreatif penyutradaraan secara umum (sekte). Menurut Sitorus, Parmalim sekte Guru terbagi dalam empat langkah kreatif yang Somaliang berkedudukan di Balige, Parmalim meliputi: tahap pencarian, tahap memberi isi, sekte Hutatinggi, Laguboti dipimpin Raja tahap pengembangan, dan tahap pemantapan Mulia Naiposopos. Sekte Guru Mangantar (Anirun, 2002: 123). Tahapan tersebut Manurung di SiGaol HutaGurgur, Porsea, dijelaskan di bawah ini. sekte lain yang sudah pudar adalah agama a. Tahap Pencarian, merupakan rangkaian Putih dan agama Teka. Dalam masyarakat tindakanSisingamangaraja yang menelusuri XII keterkaitanUgamo Batak terdapat beberapa subkultur Batak yang Malimberbagai Horja sumber Bolon penciptaan, Na Parpudi yakni antara satu dengan lain ada perbedaan, baik dari segi lakon episode bahasa, dialek maupun corak busana. Namun dan lakon demikian, persaudaran masyarakatBius tetap Opera Batak.(artefact) Langkah ini juga diperkaya terjaga karena marga (Harry Parkin, 1978: 97) dengan penambahan data, baik melaluiUgamo adalah satu keturunan disebut (kumpulan Malimmateri , materi tertulis maupun beberapa huta dengan seorang pemimpin). sumber lisan. Buku-bukucarito. tentang Kepribadian orang Batak amatlah memegang dijadikan salah satu referensi untuk kebudayaan nenek moyangnya. Adat dan pembentukan naskahdramatic reading.Naskah lakon kepercayaan merupakan dua aspek yang dramaticyang telah reading ditulis, dibagikan untuk dibaca saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan. sebagai proses Setelah Cerita dalam opera Batak, selain harapannya ditemukan mengandung ajaran-ajaran dalam kehidupan, kemungkinan wujud visual pertunjukan juga menggambarkan sosok kepahlawanan. melalui eksplorasi berulang, penyusunan Dalam setiap pengadegan selalu ada musik pola keaktoran, ataupun pembuatan artis- pengiring dan iringan musik. Pengertian gaya tik. dalam suatu komposisi musik menyangkut b. Tahap Memberi Isi, merupakan rangkaian kepada cara pengolahan semua unsur tindakan untukcarito mengembangkan aspek- (musikal), bentuk, melodi dan ritem (Apel aspek psikomotorik. Pada tahap ini 1982: 811). Gaya juga diartikan sebagai interpretasi sudah harus sedapat kumpulan karakter yang dimiliki oleh mungkin memberikan dorongan pemain suatu komposisi (musik) yang sama dengan dalam mewujudkan lakuan ‘verbal’ ataupun karakter-karakter pada komposisi lainnya ‘non verbal’ berdasarkan desain lakuan yang dalam kesatuan kebudayaannya (Nettl, 1964: bersifat umum yang telah ditemukan dalam 169). Potret ataupun sejarah kehidupan interpretasi lakon. Penemuan-penemuan masyarakat Batak bukanlah hal yang tabu yang bersifat kasar tersebut diolah dan untuk diangkat menjadi cerita-cerita dalam diberi penekanan-penekanan (penjiwaan)

63 Enrico Alamo, dkk., Opera Batak Sisingamangaraja XII

yang mampu meyakinkan gambaran inti dekor dengan penataan lampu. Aplikasi lati- peristiwa, perubahan suasana, dan progresi han ini diwujudkan dalam latihan-latihan yang ditimbulkan oleh emosi tokoh- kolektif keseluruhan elemen pementasan. tokohnya. Penekanan-penekanan tersebut Orientasi latihan diarahkan pada penik- dihadirkan dengan memberi penegasan matan aspek irama, tempo, dan dinamika. pada sisi ekspresi, impresi, motivasi laku, Pusat konsentrasinya adalah pencapaian dan penyikapan terhadap areal permainan. musikalitas dalam pementasan. Hasil akhir c. Tahap Pengembangan, merupakan peng- dari tahapan ini adalah terciptanya pentas ulangan-pengulangan terhadap tahapan Sinopsisopera Batak yang utuh dan harmoni. memberi isi, yakni dengan menempatkan perpindahan gerak, gestur, lakuan bisnis, dalam lakuan yang sudahinner terlihat act spontan. Lakuan spontan tersebutinner diwujudkan act Kabar tewasnya Sisingangamangaraja dengan penghadiran pada para XII tersiar ke mana-mana. Anggota keluarga pemeran. Terwujudnya dalam yang tertawan; Boru Sagala, Nan Tingka, kakuan para pemeran tersebut ditandai dan Suntiang Mariam (penjara Sidikalang) dengan munculnya ‘bawah sadar’ pada menerima kabar itu dari Raja Sabidan, keseluruhan tampilan para pemeran. anak Sisingamangaraja XII yang lolos dari Pada tahap ini para pemeran akan penembakan berdarah. Kabar duka ini dibimbing untuk merasakan situasi dalam membuat Boru Sagala, Sunting Mariam, dan diri tokoh melalui bentuk lakuan yang Raja Sabidan mengingat masa lalu yang indah, terlihat meyakinkan. Wujud konkret dari termasuk permintaan Sisingamangaraja XII keberhasilan latihan ini adalah hadirnya untuk melakukan ritual terakhir bersama tekstur pemeranan secara keseluruhan keluarga dan semua pasukan. Kabar duka yang dapat memberikan imajinasi visual tidak saja tersiar di tempat-tempatyang pada indera dengar dan imajinasiauditiof ditaklukan kolonial Belanda, tetapi juga pada indera penglihatan. sampai pada telinga Ompu Ni Onggung dan d. Tahap Pemantapancarito merupakan rangkaian Ompu Portahan Batu. Hal ini membuat mereka tindakan yang merupakan usaha untuk me- gembira karena dendamnya terbalaskan nampilkan secara ensambel dan utuh. atas tewasnya Sisingamangaraja XII. Ompu Indikator keberhasilan yang digunakan Ni Onggung dan Ompu Portahan Batu adalah menyangkut pencapaian harmoni, juga menggunjingkan tentang peran Guru respon set-dekor, relevansi iringan, ilustrasi Somalaing (karib Raja Sisingamangaraja musik, dan kesesuaian warna dominan set- XII) sebagai pemuka Ugamo Malim yang

Pardagus

Gambar 3. Tari kontemporer, adegan . (Sumber: Giat Syaililah Dies Natalis ISI Padang Panjang di GP Hoerijah Adam 12 Desember 2019)

64 Dance and Theatre Review | volume 3 number 2, November 2020

dianggapnya penipu mengawani perjalanan cerita opera. Syair-syair yang digunakan Modigliani (antropolog Itali) dan padahal berbahasa Batak Toba. Sutradara, pengarah dibuang ke Pulau Jawa. Semua pengikut laku membuat catatan yang kemudian Sisingamangaraja XII menjadi tercerai-berai. mendiskusikannya dengan para penata. Sementara para pengikut Sisingamangaraja Diskusi sutradara dengan para penata juga XII yang tidak percaya dengan berita tersebut mencakup pemilihan kostum pertunjukan.ulos, terus mendapat ancaman dan dipaksa tutup Kostum pertunjukan opera Batak ini mulut. Mereka menganggap Sisingamangaraja seluruhnyaulos menggunakan yang XII memilikiMulajadi kesaktian Nabolon dan tidak mungkin dipilih berdasarkan makna dan fungsinya. dapat dibunuh kecuali waktunya telah tiba, Pemilihan tidak sembarangan dilakukan dipanggil , Tuhan pencipta agar tidak salah persepsi. Hal ini untuk langit dan bumi. menjaga kewibawaan dan menunjukkan Para Parbaringin dan Raja Bius di tempat kesaktian raja-raja Batak. yang rahasia juga meyakini bahwa Raja DebataDalam Mulajadi kepercayaan Nabolon Batak Toba, tiga Sisingamangaraja XII belum tewas. Ditambah jelmaan Debata digabung dalam sebutan dengan adanya kabar Raja Sisingamangaraja (tuhan yang tiga), XII menggunakan berbagai nama samaran, di namun ketiganya tidak dijelaskan kuasa, tu- antaranya Nasiakbagi dan Patuan Raja Malim. gas, dan perannya dalam kosmos kehidupan Raja Sisingamangaraja XII dikabarkan juga manusia. Hal tersebut berbeda dengan ke- melakukan pertemuan rahasia dengan murid percayaan Ugamo Malim, masing-masing kesayangannya, Raja Mulia. Melalui Raja Mulia, tuhan dipercaya memiliki kuasa yang memi- akhirnya Ugamo Malim dipraktikkan sampai liki hubungan langsung dengan kehidupan a.diterima Tokoh kembali (aktor) suatu saat. manusia yang ada di Banua Tonga (bumi). Selain Debata, kuasa alam jugaBoraspati menjadi ba Di- Ugamo Malim Horja Bolon Na Tanogian kepercayaanBoru Saniang dalam Naga paganisme Batak. ParpudiTokoh atau pemeran dalam opera KuasaBius, yang horja, dipercaya huta adalah Batak episode dan (Gultom, 2010: melakukan proses latihan secara 78).Bius adalah lembaga peme bertahap. Dialog-dialog dikombinasikan horjarintahan semasa kerajaan Sisingamangara- dengan musik yang mengiringi pementasan, ja. adalah penggabungan dari beberapa menjadi bagian penting yang saling , dan horja adalah penggabungan be- mendukung dalam menyampaikan isi berapa huta (Gultom, 2010: 79).

Gambar 4. Adegan Raja Ijolo dan Raja Bius sedang merencanakan penyerbuan ke Benteng Belanda. (Sumber: Giat Syaililah pada acara Asia Pasifik Bond Theatre Schools di Hanoi. Vietnam, 28 September 2019)

65 Enrico Alamo, dkk., Opera Batak Sisingamangaraja XII

bius, horja, huta b. Musik

Selain pemimpinParbaringin, Pandebolon,, Ugamo Malim Horja Bolon Na Pangulutaonsecara keagamaan ada juga pimpinan ParpudiPenggarapan musik opera Batak yang disebut episode . Raja Parbaringin memiliki dibagi dalam beberapa bagianvideo kedudukan sebagai wakil Sisingamangaraja mappingmusik. Pada bagian awal pertunjukan, fungsi dalam menanganiaseantaon masalah adat, pertikaian, musik sebagai ilustrasi pengantar pembagian tanah, dan melaksanakan tentang peristiwa kematian Boru upacara (upacara syukuran) Lopian, Patuan Anggi,software dan Sisingamangaraja dalam setiap tahunnya. Pimpinanhorja spiritual XII. Musik pada bagian ini menggunakan Pandebolondi tingkat masing-masing bius disebut gondangperangkat lunakogung komputer dan Pangulutaon dan di tingkat dinamakan diselingi alat musik tradisional Batak, (Gultom, 2010:79). Jika semua dan . Musik pada bagian ini masalah tidak dapat diselesaikan pada menjelaskan akhir dari cerita opera Batak. tingkat horja dan bius, barulah persoalan Di sini juga dihadirkan efek suara tembakan dibawa di tingkat majelisbius, parbaringin. tiga kali untuk mengingatkan imaji openingtentang biusAda dua jenis upacara bersifat keagamaan tewasnya keluarga Sisingamangaraja yang dilakukan lembaga yaitu pesta XII. Bagian selanjutnya adalah (satu tahun sekali), dan parmanuhon Ugamomerupakan Malim musik Horja penghantar Bolon Na Parpudi pertunjukan adalah upacara karena ada kejadian alam opera Batak Sisingamangarajatortor XII, episode (malapetaka) (Gultom, 2010: 80). taganing yang Tobing menyatakan bahwa sebelum diiringi dengan sarune. Musik bolon, penghantar hesek, agama Islam dan Kristen datang ke tanah hasapiini menampilkan ansamble yang Batak, orang Batak telah mempercayai dipadukansarune dengan bolon/godang shawn dan Tuhan Yang Maha Esa yang dinamakan taganingterdiri drum dari: chime instrumen pembawa Tuhan Mulajadi Nabolon (Gultom, 2010: melodi: gordang single head( drum) dan 76). Kepercayaan tersebut diperkirakan odap double( head drum); instrumentaganing; ritme lama, yakni sejak zaman Siraja Batak, variabel: ( ogung ), namun kepercayaan tersebut belum ( ogung oloan,), dan ihutan, doal, disebut agama seperti agama Malim saat ini. instrumenpanggora ritmehesek konstan: (gong) Meskipun pada masa itu masyarakat Batak yang terdiristruck dari idiophone belum beragama (pagan) namun seluruh dan ; (plat logam atau botol kehidupannyapaganisme telah diresapi dengan motif kosong/ ). religius. Menurut Vergouwen (Gultom, Babak satu adegan satu, musik 2010: 76),Debata orang Batak adalah mengiringi suara Pande Bolon yang campuran dari kepercayaan keagamaan menyampaikan Tongotonggo (doa-doa). kepada , pemujaan yang bersifat Selanjutnya babak dua adegan satu, musik animisme terhadap ruh-ruh yang sudah menghantar kehadiran tokoh Raja Sabidan meninggal dunia dan dinamisme. Raja dan tokoh Nan Tingka dalam berdialog. Parbaringin memiliki kedudukan yang Adegan dua, musik peranannya hampir sama tinggi di semua bius dan merupakan wakil dengan bagian sebelumnya menghantarkan dari Sisingamangaraja untuk menangani kehadiran tokohgondang Raja Sabidan, Nan Tingka, aseantaonmasalah-masalah adat, pertikaian, pem- Boru Sagala, dan Sunting Mariam kemudian bagian tanah, dan melaksanakan upacara dilanjut suara penutup babak dua. (upacara syukuran) dalam Babak tiga adegan satu, musik gembira setiap tahun. Mereka berhak atas nama dan jenaka menghantarkan kemunculan Sisingamangaraja mengadakan upacara tokoh Ompu Ni Onggung. Selanjutnya, meminta hujan di kala musim kemarau. ada ketegangan yang dibangun melalui

66 Dance and Theatre Review | volume 3 number 2, November 2020 gondang

karena perselisihan dua tokoh, pada Mulajadi Nabolon. Musik sarat yakni Ompu Ni Onggung dan Ompu softwaretimpalan vokal pemain mewarnai ritual Portahan Batu. Pada adegan dua, musik Parmalim. SelanjutnyaGondang efek suara Hasahatan. petir dari sifatnya ilustratif mengiring dialog-dialog komputer menyambar-nyambar yang dilontarkan Ompu Portahan Batu. gmenghantarondang mulamula musik tortor Sebelum adegan berakhir, komposer juga Penutup pertunjukan kembali dihadirkan membuat musik sebagai penutup adegan di beserta para babak dua. Babak tiga adegan satu, musik pendukung masuk ke dalam panggung pada bagian ini sebagai penegas masuknya memberikan penghormatan kepada tokoh Pemudagondang 1 (satu) dan Pemudaogung 2 (dua). penonton sebagai pertanda pertunjukan hasapiIramanya jenaka yang dihadirkan melalui telah selesai. permainan dan serta Rancangan musik opera Batak dilakukan . Saat para penari masuk barulah dengan pendekatanTheory etnomusikologi and Method musik tertata sebagaimana gerak yang insebagaimana Ethnomusikology yang dikemukakan oleh dipola. Para penari melanjutkan tarianvideo Bruno Nettl dalam mappingkontemporer menggambarkan perang yang (terjemahan Marc juga digambarkan oleh visualisasi Perlman). Ia mengemukakan bahwa . Adegan dua, musik pada peristiwa pertama, kita dapat menganalisis dan ini lebih menonjolkan gerak tari yang mendeskripsikan apa yang kita dengar; dikoreografi, peran komposer mengimbangi kedua, kita dapat menuliskan apa yang gerak tari kontemporer yang tidak baku, kita dengar tersebut di kertas lalu musik pun dibuat sesuai ritme gerak para mendeskripsikan apa yang kita lihat. penari. Adegan tiga, musik merupakan Dalam perspektif etnomusikologis proses selingan (penyambung) adegangondang berikutnya demikian yang menggunakan simbol- yang diiringi lagu opera Batak. Kemudian simbol disebut dengan transkripsi (Nettl, tari Cawan masuk diiringi . Babak 1964: 99). gog, taganing, suling, empat adegan satu, ilustrasi suara hutan hasapi,Permainan hesek, musiksulim Batak Toba dengan dan suara hewan yang mengisi pepohonansoftware kelengkapan ensambel mendominasi pertunjukan. Rancangan dan untuk mengiringi musik ini dihadirkan melalui pementasan Opera Batak. Fungsinya untuk komputer. Saat Raja Ijolo dan Pande Bolon menggambarkan suasana, memperkuat memulai dialognya, sesekali perananhasapi musik karakter tokoh, menghubungkan ekspresi sulimdihadirkan memperkuat karakter tokoh budaya yang melatari cerita yang sedang dengan memberikan sentuhan dan diperankan/digambarkan. Pada saat . Adegan dua, peranan musik hampir latihan, pemusik memainkan berbagai alat sama memperkuat kemunculan tokoh yang musik sesuai dengan aransemen yang telah memasuki panggung. Tokoh Raja Bius, dibuat. Aransemen berdasarkan syair-syair Pande Bolon, Raja Ijolo, serta para penari. lagu tentang sosok Sisingamangaraja XII Adegan tiga, musik hadir dari awal adegan di antaranya yang diciptakan oleh Nahum hingga selesai bagianhasapi ini, ansamble musik c. PenariSitumorang. Tradisional (Tortor) dan Tari Batak hadir. Babak lima adegan satu, diawali Kontemporer dengan repertoar yang dibawakan ditimpali sulim batak, selanjutnya muncul Raja Mulia Naipospos. PadaTonggotonggo bagian ini Gerak tari padatortor garapan mula-mula. opera Batak ini terjadi interaksi aktor dengan pemusik. Pada menggunakan tari tradisional masyarakatpangurdot adegan dua, musik dan suara Batak di antaranya Tortor dihadirkan untuk mempertegas pemujaan ini empat gerakan, yakni gerakan

67 Enrico Alamo, dkk., Opera Batak Sisingamangaraja XII

pangeal pandenggal(gerakan kaki, tumit, sampai bahu); gerakan dengan iri ngangondang. Setiap gerakan (pinggang, punggung,Siangkupna dan bahu); yang dilakukan dalam tortor merupakan (gerakancawan tangan, telapak wujud bahasa. Proses pengembangan tangan, dan jari); (gerakan gerak yang dilakukan dalam menciptakan pada leher) dan tari (ditarikan oleh tari kreasi pembuka dan penutup adalah wanita yang membawa cawan diletakkan dengan mengembangkan tiga elemen dasar di atas kepala, pundak, bahu kanan kiri, gerak, Pengantaryaitu ruang, Koreografi waktu, dan tenaga. Sri dan di telapak tangan). Tari tradisional ini Rochana Widyatutieningrum (2014) dalam merupakan tari pembuka sebagai tanda buku menjelaskan pertunjukan dimulaiTortor dan tari penutup elemen-elemen tersebut, pemilihan yang pertunjukan sebagai bentuk penghormatan khas, serta pemikiran dan penyusunan pada penonton. juga menjadi simbol yang didasarkan pada pertimbangan- pengikat persaudaraan sesama orang pertimbangan yang mendalam merupakan Batak yang memiliki prinsip semangat, alasan utama kenapa tari dapat menjadi rasa persaudaraan, atauTortor solidaritas ekspresi seni. untuk kepentingan bersama. Menurut Adapun tari kontemporer digarap Herlina Sitinjak (2018), gondangadalah dengan metode yang berbeda. Tari seni tari dengan menggerakkan seluruh kontemporer dapat diartikan sebagai badan dan dituntun oleh irama . tari yang secara kreatif membawa pesan Gerakan yang dilakukan menggunakan kekinian. Istilah tari kontemporer sendiri ruang sedang danurdot besarMangurdot pada tangan lebih dari sekadar tari yang mengacu pada dan tekukan kaki yang dihentakkan ruang dan waktu yang kekinian. Pengertian disebut dengan Urdot. berarti tari kontemporer terus berkembang, seiring menggerakkan badan dan anggota tubuh dengan perkembangan tari itu sendiri. secara ekspresif. ini dilakukan sesuai Dasar dari semua definisi tari sendiri dalam

Tortor Mula-mula

Gambar 5. , tari pembuka dan tari penghormatan pada penonton. (Sumber: Giat Syaililah Dies Natalis ISI Padang Panjang di GP Hoerijah Adam,12 Desember 2019)

68 Dance and Theatre Review | volume 3 number 2, November 2020

Mulajadi Nabolon

pandangan adalah anggitan ritme atau memiliki sifat yang maha gerak yang terpola, yang dilakukan untuk sempurna, antara lain Maha Esa, Maha suatu maksud yang melewati kegunaannya. Kuasa, Maha Adil, dan Maha Agung. Tari kontemporer Indonesia memiliki Pada masyarakat Batak Toba sejarahnya sendiri yang berbeda dari adat adalah hal yang penting dalam kecenderungan tari kontemporer Barat kehidupannya. Hal tersebut tercermin pada (Muliati, 2019). Tari kontemporer semua siklus kehidupannya, yakni mulai Indonesia adalah hasil penggalian kembali dari dalam kandungan, lahir, anak-anak, tradisi yang membesarkan koreografer, dewasa, meninggal, dan setelah meninggal. penari, proyeksi (dan rekontekstualisasi) Pemahaman masyarakat Batak Toba adat tradisi ke ranah nasional dan global, serta merupakan hasil karya budi luhur yang penghadapan koreografer dengan isu-isu menjadi identitas, hukum, aturan, dan mutakhir. Menurut Eko Supriyanto, tari pedoman bagi masyarakatnya. Berbeda kontemporer menjadi pernyataan estetik dengan pemahaman penganut agama dengan “kekentalan tradisi” yang jalin- malim yang menyakini bahwa adat bukan menjalin dengan pengaruh dari pergaulan sekadar hasil budaya orang Batak terdahulu transnasional, baik secara pribadi maupun yang diturunkan secara turun-temurun kelembagaan (2018). kepada generasi sekarang. Akan tetapi, Pada garapan opera Batak ini tari keberadaan adat di tengah masyarakat kontemporer mengalami distorsi. Ia tidak dipercaya berasal dari Tuhan Debata berdiri sendiri namun tari ini merupakan Mulajadi Nabolon (Gultom, 2010: 71). transisi yang juga berfungsi memperjelas Adat menurut agama Malim bukan peristiwa masing-masing adegan. Gerakan semata hasil budaya masyarakat, yang diciptakan antar lain pertama, pada melainkan merupakan percikan Debata babak tiga adegan satu, gerak penari Mulaji Nabolon ghost kepada sanctioned hambanya custom suku menggambarkan semangat yang berapi-api Batak Toba. Menurut Loeb, itu sebabnya dalam perang antarpemuda dan penjajah adat dinamakan , Belanda. Kedua,Sigudam-dam; pada babak keempat artinya kebiasaan yang disahkan oleh ruh setelah adegan dua menggambarkan (Gultom, 2010: 71). Menurut Schreiner, perlawanan dari para penari adat sarat dengan nilai-nilai yang bermakna mengekspresikan tubuhnya denganParhudam- gerak keagamaan, bahkan disebut penjelmaan damyang menyayat-nyayat tubuhPardagus sendiri. hakiki dari agama suku (Gultom, 2010: 71). Penggambaran kekebalan fisik. Berbeda dengan tarian pembuka dan diidentifikasi sebagai Debatayang penutup, tari kontemporer digarap dengan memiliki ilmu gaib (ilmu kebal). Keyakinan metode yang berbeda. Tari kontemporer Ugamo Malim menganggap dapat diartikan sebagai tari yang secara

Tonggo-tonggo

Gambar 6. Adegan Raja Mulia memanjatkan (doa-doa). (Sumber: Giat Syaililah pada acara Asia Pasifik Bond Theatre Schools di Hanoi. Vietnam, 28 September 2019)

69 Enrico Alamo, dkk., Opera Batak Sisingamangaraja XII

kreatif membawa pesan kekinian. Istilah tari opera Batak ini juga menggambarkan tentang kontemporer sendiri lebih dari sekadar tari Ugamo Malim, baik penyebaran ajaran-ajaran yang mengacu pada ruang dan waktu yang maupun para pemimpin spritualnya. Sosok kekinian. Pengertian tari kontemporer terus Sisingamangaraja XII yang merupakan Malim berkembang seiring dengan perkembangan dan Imam (Raja Nasiakbagi-PatuanMulajadi Nabolon Raja tari itu sendiri. Dasar dari semua definisi Malim) yang mengajarkan titah menyembah tari sendiri adalah anggitan ritme atau dan memuja sang pencipta ( ), gerak yang terpola, yang dilakukan untuk tidak ditampilkan. Cerita difokuskan pada Penutupsuatu maksud yang melewati kegunaannya. keluarga Sisingamangaraja XII; Boru Sagala, Nan Tingka (istri), Sunting Mariam, Raja Sabidan (anak), dan masyarakat Batak yang Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi dilanda duka atas wafatnya Sisingamangaraja Opera Batak Sisingamangaraja XII XII.uning-uningan episode Garapan strukturtor-tor dan iringan musik adalah karya yang memuat berbagai unsur ( video mapping.) terletak pada naskah (tema penciptaan seni. Opera Batak yang semula, cerita), syair-syair, , tari kontemporer, sejak rintisan Tilhang Oberlin Gultom yang Ugamodan Malim HorjaSecara Bolon umum, Na Parpudi pertunjukan penuh idealisme kebangsaan dan berganti- opera Batak Sisingamangaraja XII, episode ganti nama demi menjaga kelestariannya, dalam hingga proyek revitalisasi Asosiasi Tradisi penampilannya tetap menjaga eksitensi Lisan (ATL) dalam membangkitkan kembali kesenian tradisional masyarakat Batak sesuai opera Batak yang sempat mati suri dan Kepustakaannilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. melahirkan grup percontohan Opera Silindung hingga Pusat Latihan Opera Batak (PLOt). Menjadi Sutradara. Selanjutnya, Tim Peneliti P3S Kemristekdikti mencoba menggarap pertunjukan opera Anirun, Suyatna. 2002. Batak dengan menggabungkan beberapa Bandung: STSI Press. instrumen teater modern dan kontemporer Alamo, Enrico. 2010. “Penciptaan Opera Batak tanpa menghilangkan unusr tradisi (pakem) ‘Sampuraga’”. Tesis Program Pengkajian yang ada dalam opera Batak. Pertunjukan dan Penciptaan InstitutAgama SeniMalim Indonesia di Tanah opera Batak ini terkadang lebih condong ke BatakYogyakarta. bentuk teater. Yudiaryani menjelaskanwell made teater play Gultom, Ibrahim. 2010. The Structure of Toba- sejenis ini merupakan objek yang tidak dapat Batak .Belief : in The PT HighBumi God Aksara. dijelaskan dengan sturuktur , L. Tobing, Philip. 1956. karena ia mampu melahirkan kembali berbagai . Amsterdam: ragam sudut pandang atau resepsi dengan Jacob van Campen. makna tak terbatas sebagai penghubungnya Muliati, Roza. 2019. “Tubuh yang Terbelah: (Yudiaryani, 2001: 212). tortor, marende “Analisis Wacana Tubuh Gender dalam Karya-karyaulos Opera Batak memiliki struktur Tari Kontemporer Ery Mefri “Rantau pertunjukan berupa cerita,uning-uningan Berbisik” dan Hartati “Serpihan Jejak dan lawakan, (kostum pertunjukan), Tubuh”. Disertasi Program Pengkajian Seni serta musik iringan ( ) yang Pertunjukan dan SeniBatak Rupa Fruit Universitas of Hindu wajib adaUgamo pada Malim setiap Horja pertunjukan Bolon Na Parpudi opera ThoughtGadjah Mada. Batak. Opera Batak Sisingamangaraja XII, Parkin, Harry. 1978. episode . Madras: Opera Khristian Batak Literature Tilhang berkisah tentang perlawanan masyarakat Society. Batak saat melawan penjajah Belanda. Karya Purba, Krismus. 2002.

70 Dance and Theatre Review | volume 3 number 2, November 2020

Serindo: Pengikat Budaya Masyarakat Batak Toba di Jakarta Aceh. . Yogyakarta:The New KalikaGrove Widyastutieningrum, Sri Rochana dan DictionaryBantul. of Musik and Musikians Dwi Wahyudiarto. 2014. “Pengantar Sadie, Stanley (ed.). 1980. Koreografi”. Panggung Surakarta: Teater ISI Dunia, Press . 9 PerkembanganSurakarta. dan Perubahan Konvensi vols, Hongkong: Machmillan Publisher Yudiaryani.Seni Teater 2002. Limited. Sitinjak, Herlina. 2018. “Leksikon Verbal dan . Yogyakarta: Pustaka Gondo Umpasa dalam Tari Tortor Sawan: Kajian InformanSuli. Antropolinguistic.” Skripsi Universitas Sumatera Utara. Sembiring Br., Sri Alem,Tradisi Masyarakat Agustrisno, ParmalimRytha Tambunan, di Toba Samosir Titit Lestari, Hotli Tompson Parningotan Hutasoit (55 tahun), Simanjuntak. 2012. penggiat Opera Batak di Pusat Latihan . Banda Aceh: Opera Batak (PLOt) Pematang Siantar Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda dan Medan.

71