Penentuan Beban Kerja Fisik Dan Asupan Energi Operator Pada Bagian Pembuatan Paving Block Di Ud
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENENTUAN BEBAN KERJA FISIK DAN ASUPAN ENERGI OPERATOR PADA BAGIAN PEMBUATAN PAVING BLOCK DI UD. BATU ALAM KABUPATEN ACEH BARAT Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : NAMA : EBA OKA NIM : 09C10207035 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI U N I V E R S I T A S T E U K U U M A R F A K U L T A S T E K N I K JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ACEH BARAT 2016 BAB 1 PENDAHULUN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor diantaranya adalah faktor kerja fisik (otot). Kerja fisik ( beban kerja) mengakibatkan pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan pengeluaran energi pemulihan energi selama proses kerja berlangsung. Faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran energi selama bekerja antara lain adalah cara pelaksanaan kerja, kecepatan kerja, sikap kerja dan kondisi lingkungan kerja. Faktor yang mempengaruhi pemulihan energi antara lain adalah lamanya waktu istirahat, periode istirahat, dan frekuensi istirahat (Nurmianto. 2003). Faktor pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama proses kerja terjadi kelelahan. Hal ini diakibatkan oleh dua hal yaitu kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis. Kelelahan fisiologis merupakan kelelahan yang timbul karena adanya perubahan faal tubuh. Perubahan faal tubuh dari kondisi segar menjadi letih akan mempengaruhi keoptimalan kinerja pekerja. Pemulihan kondisi faal tubuh untuk kembali pada kondisi segar selama beraktivitas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemulihan energi adalah istirahat. Pekerja yang bekerja dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan periode dan frekuensi yang berbeda dengan pekerja yang bekerja dengan beban kerja ringan. Apabila lamanya waktu istirahat tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan akan menyebabkan pekerja berada dalam kondisi yang tidak optimal. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan dampak 1 2 yang negatif, seperti waktu pengerjaan yang lebih lama dan menurunkun produktivitas pekerja (Hendri. 2012). Waktu istirahat merupakan kebutuhan fisiologis yang tidak dapat ditawar demi untuk mempertahankan kapasitas kerja. Waktu istirahat dibutuhkan tidak hanya bagi kerja fisik, tetapi juga oleh jabatan yang menimbulkan tegangan mental dan saraf. Istirahat juga dibutuhkan untuk mempertahankan ketangkasan digital, ketajaman indera serta ketekunan konsentrasi mental. Waktu istirahat pendek sendiri merupakan waktu istirahat tambahan yang diberikan kepada pekerja selain waktu istirahat yang telah ditentukan (Theresia, 2006). Pekerja yang bekerja dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan asupan makanan dan waktu istirahat yang berbeda dengan pekerja yang bekerja dengan beban kerja ringan. Apabila asupan makanan dan lamanya waktu istirahat tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan akan menyebabkan pekerja berada dalam kondisi yang tidak optimal. (Sutalaksana, 2006) Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba, 2000). Beban kerja merupakan frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja sendiri meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau 3 penyakit akibat kerja. Beban kerja juga merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang tenaga kerja untuk mendapatkan keserasian dan produktivitas kerja yang tinggi selain unsur beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja (Purnomo, 2006). Syamsul, Bahri (2012) dalam penelitiannya di CV. Saqua Pasee Lhoksumawe yang berjudul “Analisis Penentuan Waktu Istirahat Pendek Berdasarkan Beban Kerja Fisik Dan Asupan Energi”. CV. Saqua Pasee merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang bermerek IE RO. Berat beban pada pekerjaan pengangkatan dan penurunan kemasan 240 ml sebesar 12,2 Kg, dan kemasan 600ml sebesar 15,3kg yang secara terus-menerus akan mengakibatkan kelelahan walaupun diberikan istirahat 1 jam 30 menit, akan lebih baik lagi diselingi dengan pemberian istirahat pendek serta asupan energi yang sesuai sehingga pekerja akan tidak mudah mengalami kelelahan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya waktu istirahat pendek berdasar beban kerjadi bagian pengangkatan dan penurunan kotak pada CV. Saqua Pasee. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa perhitungan jumlah energi pada makanan yang harus diberikan sebesar 1895,33 kkl, sedangkan beban kardiovaskuler (% CVL) tertinggi dengan nilai 33,99% tergolong dalam kategori beban kerja sedang. Waktu istirahat pendek yang diberikan adalah pada pukul 10.00 selama 5 menit, pukul 11.00 selama 10 menit, dan pada pukul 15.00 selama 15 menit. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Sarwo, Widodo (2008) di Pabrik Minyak Kayu Putih Krai yang berjudul “Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Fisiologis”. Pabrik Minyak Kayu Putih Krai di bawah koordinasi Kesatuan Bisnis Mandiri Industri 4 Non Kayu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah adalah sebuah industri yang menghasilkan produk berupa minyak kayu putih. Proses pengolahan ini terdiri dari beberapa proses, diantaranya adalah proses pengisian daun kedalam ketel daun, kemudian dilakukan proses destilasi, pendinginan, dan yang terakhir adalah proses pemisahan air dan minyak kayu putih. Penelitian ini bertujuan untuk menilai beban kerja pekerja dan mengklasifikasi beban kerja dengan membandingkan dengan beban kerja standar, sehingga dapat mengetahui tingkat konsumsi energi bagi pekerja pada stasiun persiapan dan pengolahan, serta menentukan lama waktu istirahat bagi pekerja pada stasiun persiapan dan stasiun pengolahan. Berdasarkan hasil penelitian untuk rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler ( % CVL) pada stasiun persiapan adalah 99.85 denyut/menit dan 28,64% sehingga tergolong dalam kategori beban kerja ringan,karena (99.85< 100 denyut/menit dan 28.64< 30 %. Dan dari perhitungan total metabolisme diperoleh nilai 392.46 Kkal/jam sehingga masuk dalam kategori beban kerja berat karena (392.46>350 – 500 Kkal/jam) Sedangkan Pada stasiun pengolahan diperoleh rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler (% CVL) 99.89 denyut/menit dan 25.23 % yang tergolong dalam kategori beban kerja ringan. Sedangkan dari perhitungan total metabolisme diperoleh nilai 383.645 Kkal/jam yang masuk dalam kategori beban kerja berat. Penentuan waktu istirahat berdasarkan beban kerja ditentukan dengan pendekatan fisiologis. Berdasarkan pendekatan fisiologis menyatakan bahwa waktu istirahat saat ini sudah cukup memadai, sehingga tidak dibutuhkan waktu penambahan waktu istirahat pada kedua sistem kerja tersebut. (Rt=0). Waktu istirahat saat ini sebesar 60 menit. 5 UD. Batu Alam merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan paving block. Bagian pembuatan paving block ini terdiri dari beberapa proses, diantaranya Pengadukan Bahan Baku, kemudian Menggangkat Bahan Baku Kedalam Bak, kemudian Mengangkat Bahan Baku Kemesin Pencetakan, Mencetak Paving Block, Meletakkan Paving Block Ketempat Pengeringan dan Mengangkat Paving Block Ketempat Perendaman, sehingga dari penelitian ini dapat mengetahui tingkat beban kerja dari masing-masing pekerja. Istirahat yang diberikan oleh operator UD. Batu Alam kepada pekerjanya adalah dari pukul 12.30 - 13.30 Wib, walaupun istirahat yang diberikan 1 jam tetapi dengan beban kerja yang begitu berat secara terus-menerus maka akan lebih baik lagi diselingi dengan pemberian istirahat pendek serta asupan energi yang sesuai sehingga pekerja akan tidak mudah mengalami kelelahan dini. Kelelahan timbul sebagai salah satu mekanisme perlindungan terhadap tubuh agar tubuh terhindar dari kecelakaan kerja dan memberikan sejumlah signal akan perlunya waktu istirahat, sehingga dari lamanya waktu kerja berdasarkan ketentuan yang ditetapkan (8 jam per hari), maka perlu di tentukan waktu istirahat pendek agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani pekerja tetap dapat dipertahankan dan produktivitas dapat meningkat dengan memberi asupan energi pada makanan yang di konsumsi pekerja. Dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Penentuan Beban Kerja Fisik Dan Asupan Energi Operator Pada Bagian Pembuatan Paving Block Di UD. Batu Alam Kabupaten Aceh Barat”. 6 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menilai beban kerja pekerja pada pembuatan paving block dan mengklasifikasikan beban kerja? 2. Bagaimana mengetahui tingkat konsumsi energi bagi pekerja pada bagian Pembuatan Paving Block dan menilai asupan makanan? 3. Bagaimana menentukan lama waktu istirahat pendek bagi pekerja pada bagian Pembuatan Paving Block? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Menentukan nilai beban kerja pekerja pada pembuatan paving block dan mengklasifikasikan