Artikel Penelitian

PENGARUH MODIFIKASI SAYUR TERHADAP PORSI KONSUMSI SAYUR ANAK PRASEKOLAH

*1Eva Citra Dewi, 2Putri Widita Muharyani, 3Arie Kusumaningrum

1Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sriwijaya *E-mail: [email protected]

Abstrak

Tujuan: Konsumsi sayur yang kurang merupakan salah satu masalah makan yang sering terjadi pada anak prasekolah. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya asupan vitamin dan mineral serta berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh modifikasi sayur terhadap porsi konsumsi sayur anak prasekolah.

Metode: Metode penelitian ini adalah preeksperimental one-grup pra-post tes design. Sampel berjumlah 15 orang yang diambil mengunakan teknik purposive sampling.

Hasil: Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin 60,0% laki–laki dan rata–rata usia 5,57±0,36 tahun. Uji wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan rata–rata yang bermakna antara porsi konsumsi sayur sebelum dan setelah dilakukan modifikasi sayur dengan p value = 0,001 dan α = 0,05. Rata–rata porsi konsumsi sayur sebelum dilakukan modifikasi 164,33±23,08 gram dan porsi setelahnya meningkat menjadi 272,07±26,81 gram.

Simpulan: Modifikasi sayur diharapkan dapat diterapkan baik di komunitas maupun di keluarga. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan analisis terhadap faktor lain yang mempengaruhi konsumsi sayur anak prasekolah.

Kata Kunci: Konsumsi sayur, modifikasi, anak, prasekolah

Abstract

Aim: Less consumption of vegetables is one of the most common eating problems in preschool children. This can lead to inadequate intake of vitamins and minerals as well as the impact on the growth and development of children. This research aimed to determine the influence of modification of vegetable dishes to servings of vegetable consumption of preschool children.

Method: This study used preexperiment one-group pre-post test design. Samples were 15 people were taken using purposive sampling technique.

Result: Respondent characteristics including gender 60.0% male and mean of age 5.57±0.36 years. Wilcoxon test showed asignificant difference of average of vegetable consumption before and after the modification of vegetables with p value = 0.001 and α = 0.05. The average of vegetables consumption before modification of vegetable dishes were 164.33±23.08 grams and after it increased to 272.07±26.81 grams.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 4 - Nomor 2, Juli 2017, ISSN No 2355 5459 19

Artikel Penelitian

Conclusion: Modification of vegetable dishes expected to be applied both in the community and in the family. Expected to futureresearchcan be analyze other factors that influence to vegetable consumption in preschool children.

Keywords: Consumption of vegetables, modification, children, preschool

PENDAHULUAN Alasan lain yaitu karena tekstur dan rasa sayur yang kurang enak jika dibandingkan Kesehatan merupakan suatu keadaan dengan lauk hewani. sempurna baik fisik, mental, maupun sosial yang harus selalu dijaga dapat Tidak mengkonsumsi sayur merupakan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi kebiasaan buruk yang akan menimbulkan di lingkungan.1 Salah satu upaya untuk berbagai masalah kesehatan. Wulansari menjaga kesehatan yaitu dengan memenuhi menyatakan bahwa kurang mengkonsumsi kebutuhan dasar utama seperti pemenuhan sayur dalam waktu lama akan menyebabkan nutrisi. tubuh mudah terserang penyakit akibat kekurangan vitamin, mineral, dan serat Pemenuhan nutrisi terutama pada anak sehingga pertumbuhan dan perkembangan prasekolah bermanfaat untuk memenuhi juga dapat terganggu.7 kebutuhan gizi yang akan digunakan untuk pemeliharaan kesehatan, pertumbuhan fisik, Mengkonsumsi sayur yang cukup harus perkembangan psikomotor, dan melakukan diterapkan pada anak sejak dini. Salah satu aktivitas, serta untuk melatih kebiasaan cara sederhana dan mudah dilakukan untuk makan yang baik pada anak.2 Anak merangsang agar anak mau makan sayur prasekolah berada pada masa emas (golden yaitu dengan variasi (modifikasi) sayur.8 age) yang ditandai dengan pertumbuhan Prinsip modifikasi yaitu dengan menyusun yang pesat dan aktivitas yang meningkat hidangan sayur dengan kriteria kombinasi sehingga membutuhkan nutrisi yang rasa yang seimbang, perpaduan aneka warna seimbang seperti sayur. hidangan, bentuk potongan yang beragam, dan adanya variasi dalam cara memasak.9 Sayur merupakan bahan makanan sumber Modifikasi sayur diharapkan dapat menjadi vitamin dan mineral yang mengandung alternatif untuk mengatasi masalah kesulitan sedikit energi tapi tinggi serat.3 Menurut makan sayur pada anak. Bangun mengkonsumsi sayur yang cukup dapat mencegah terjadinya berbagai METODE PENELITIAN penyakit seperti tekanan darah tinggi, obesitas, jantung koroner, kanker, dan Rancangan penelitian ini adalah pre- diabetes mellitus.4 eksperimental berupa one-grup pra-post tes design. Populasi penelitian adalah seluruh Konsumsi sayur yang cukup belum menjadi anak prasekolah di TK Dharma Wanita 1 kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan Palembang berjumlah 86 siswa. Jumlah sehari-hari terutama pada anak prasekolah.5 sampel minimum yang didapat yaitu 14 Hal ini karena anak prasekolah merupakan orang, untuk mengantisipasi terjadi drop konsumen aktif yang sudah dapat memilih outmaka ditambah 20% menjadi 17 orang, jenis makanan yang disukainya seperti tapi dalam proses penelitian terdapat 2 orang cokelat, mi instan, nugget, atau .6 sampel yang drop out sehingga total sampel

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 4 - Nomor 2, Juli 2017, ISSN No 2355 5459 20

Artikel Penelitian menjadi 15 orang. Pengambilan sampel b) Hari ke-2 peneliti memberikan sayur mengunakan teknik non probability yang telah dimodifikasi yaitu pangsit sampling, dengan menggunakan metode goreng sayur. Sayur yang digunakan purposive sampling. Data yang diperoleh sama dengan hari pertama namun dianalisis menggunakan uji statistik non dibungkus dengan kulit pangsit dan parametris yaitu uji Wilcoxon untuk data digoreng sehingga tidak terlihat kurang dari 30.10 Alat pengumpulan data bentuk sayur aslinya. yang digunakan diantaranya timbangan c) Hari ke-3 sayur yang diberikan makanan digital, lembar data dan adalah dengan bahan sayur diskualifikasi responden, serta lembar data yaitu kentang, wortel, dan daun observasi porsi konsumsi sayur anak bawang. Menu sayur ini adalah menu sebelum dan sesudah modifikasi sayur. sayur biasa yang belum dimodifikasi. Pengambilan data pada penelitian ini diawali d) Menu sayur modifikasi berikutnya dengan mengidentifikasi karakteristik adalah sayuran yang responden sesuai dengan kriteria inklusi diberikan pada hari ke-4 dengan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut : bahan sayur yang sama dengan hari sebelumnya, namun telah dihaluskan 1) Peneliti memberikan lembar data dan dan dicampur dengan diskualifikasi responden kepada anak kemudian digoreng. yang harus diisi oleh orang tua. Lembar e) Hari ke-5 responden diberikan sayur ini berisi data anak dan pertanyaan- biasa tanpa modifikasi yaitu sayur pertanyaan sesuai dengan kriteria inklusi. bening bayam yang berbahan dasar 2) Peneliti mengambil kembali lembar sayur bayam. diskualifikasi yang telah diisi dan f) Sup bola bayam merupakan menu memilih responden berdasarkan hasil sayur modifikasi terakhir yang tersebut. Peneliti memilih 17 anak yang diberikan pada hari ke-6, bahan dasar sesuai dengan kriteria inklusi untuk adalah bayam yang telah direbus menjadi sampel. kemudian di iris halus dan dicampur 3) Peneliti memberikan surat permohonan dengan tapioka lalu dibentuk bulat untuk menjadi responden, surat seperti bola dan direbus dalam kuah pernyataan kesediaan menjadi kaldu. responden, leaflet tentang modifikasi 5) Peneliti menilai jumlah sayur yang sayur, dan daftar menu sayur yang akan dimakan anak pre dan post modifikasi diberikan pada anak selama 6 hari selama enam hari dengan cara kepada 17 anak yang dipilih menjadi menimbang sisa sayur yang tidak sampel untuk diberikan pada orang tua dimakan anak menggunakan timbangan masing-masing. digital dan mengisikan data ke dalam 4) Peneliti melaksanakan penelitian selama lembar observasi porsi konsumsi sayur enam hari dengan memberikan 1 porsi anak. atau 100 gram sayur per hari untuk setiap anak. Rincian menu yang akan diberikan Kemudian keseluruhan data yang telah pada anak yaitu : terkumpul dianalisis agar menghasilkan a) Hari ke-1 peneliti memberikan menu output yang sesuai sayur biasa yang belum dimodifikasi yaitu orak arik sayuran. Sayur yang digunakan yaitu kentang, wortel,

tauge, dan buncis. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 4 - Nomor 2, Juli 2017, ISSN No 2355 5459 21

Artikel Penelitian

HASIL PENELITIAN

1) Porsi konsumsi sayur anak sebelum 3) Perbedaan rata-rata porsi konsumsi sayur dilakukan modifikasi anak prasekolah sebelum dan sesudah dilakukan modifikasi sayur Tabel 1. Porsi konsumsi sayur anak Tabel 3. Sebelum dilakukan modifikasi Perbedaan rata-rata porsi konsumsi Min; 95% sayur anak prasekolah sebelum dan Variabel Mean SD Max CI sesudah dilakukan modifikasi sayur Porsi 151,55 konsum 128; P 164,33 23,08 – Variabel Mean SD si sayur 210 Value 177,12 anak Porsi konsumsi sayur sebelum 164,33 23,08 Tabel tersebut memperlihatkan bahwa rata- modifikasi Porsi konsumsi rata porsi konsumsi sayur anak prasekolah sayur sesudah 272,07 26,81 0,001 sebelum modifikasi yang diperoleh dari modifikasi akumulasi 3 kali perlakuan yaitu Selisih porsi 164,33±23,08 gram. Porsi konsumsi sayur konsumsi terendah yaitu 128 gram dan tertinggi 210 sayur sebelum 107,74 3,73 dan sesudah gram dengan estimasi interval diyakini modifikasi sebesar 95 % berada pada rentang 151,55 - 177,12 gram. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 2) Porsi konsumsi sayur anak setelah peningkatan rata- rata porsi konsumsi sayur dilakukan modifikasi. anak yaitu dari 164,33±23,08 gram sebelum dilakukan modifikasi dan menjadi Tabel 2. 272,07±26,81 gram setelah dilakukan Porsi konsumsi sayur anak modifikasi sayur dengan p value = 0,001 dan α = 0,05. Setelah dilakukan modifikasi Min; PEMBAHASAN Variabel Mean SD 95% CI Max Porsi 1) Porsi konsumsi sayur anak sebelum konsum 216; 257,22 – 272,07 26,81 dilakukan modifikasi si sayur 300 286,91 anak Rata-rata porsi konsumsi sayur anak Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata prasekolah sebelum dilakukan modifikasi porsi konsumsi sayur anak setelah dilakukan sayur yaitu 164,33±23,08 gram. Porsi modifikasi yang diperoleh dari akumulasi 3 konsumsi sayur terendah adalah 128 gram kali perlakuan yaitu 272,07±26,81 gram. dan tertinggi yaitu 210 gram selama tiga hari Estimasi interval diyakini sebesar 95 % perlakuan. Estimasi interval diyakini bahwa berada pada rentang 257,22 – 286,91 gram 95% porsi konsumsi sayur anak prasekolah dengan konsumsi sayur terendah yaitu 216 sebelum dilakukan modifikasi sayur yaitu gram dan tertinggi 300 gram. berada pada rentang 151,55 – 177,12 gram per tiga hari.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 4 - Nomor 2, Juli 2017, ISSN No 2355 5459 22

Artikel Penelitian

Konsumsi sayur yang kurang pada anak merangsang agar anak menyukai sayur yaitu prasekolah kemungkinan dapat terjadi dengan modifikasi pengolahan dari bahan karena sayur tidak dimodifikasi sehingga sayur hingga menjadi makanan yang terlihat penampilan sayur yang disajikan terlihat enak untuk dikonsumsi,tidak biasa yang menyebabkan anak tidak mau memperlihatkan bentuk sayur secara jelas, memakan sayur. Hasil penelitian ini sesuai dan kreatif untuk berkreasi menciptakan dengan hasil penelitian yang diperoleh makanan-makanan yang tidak disadari anak Heath, et al. yang menyatakan bahwa bahwa itu berasal dari sayur.13 penerimaan anak prasekolah terhadap sayur yang diberikan sangat dipengaruhi oleh Menu sayur yang dibuat bervariasi dan penampilan visual dan rasa sayur, sehingga beraneka ragam akan membuat anak lebih kedua hal tersebut harus diperhatikan dalam bersemangat untuk mengetahui dan mencoba menyajikan sayur pada anak.11 Hal ini sayur yang dihidangkan tiap kali waktu didukung oleh pernyataan Febry dan makan tiba.14 Penyajian dan pengolahan Marendra yaitu salah satu penyebab masalah yang bervariasi dan menarik akan membuat tidak suka makan sayur pada anak anak lebih terstimulasi untuk menghabiskan prasekolah karena penyajian sayur yang porsi sayur yang diberikan.12 kurang menarik sehingga anak malas untuk mengkonsumsi sayur, dibutuhkan suatu cara 3) Perbedaan rata-rata porsi konsumsi sayur agar penampilan sayur yang disajikan anak prasekolah sebelum dan sesudah menjadi menarik sehingga anak lebih dilakukan modifikasi sayur bersemangat dalam mengkonsumsi sayur Berdasarkan hasil penelitian diketahui misalnya dengan melakukan modifikasi bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang sayur.12 bermakna antara porsi konsumsi sayur sebelum dan setelah dilakukan modifikasi 2) Porsi konsumsi sayur anak setelah sayur dengan pvalue = 0,001 dan α = 0,05. dilakukan modifikasi Porsi konsumsi sayur terendah selama 3 hari Rata-rata porsi konsumsi sayur anak sebelum dilakukan modifikasi sayur yaitu prasekolah setelah dilakukan modifikasi 128 gram sedangkan setelah dilakukan sayur yaitu 272,07±26,81 gram. Porsi modifikasi sayur porsi konsumsi sayur anak konsumsi sayur terendah adalah 216 gram terendah meningkat menjadi 216 gram dan tertinggi yaitu 300 gram selama tiga hari selama 3 hari. Porsi konsumsi sayur anak perlakuan. Estimasi interval diyakini bahwa tertinggi sebelum dilakukan modifikasi 95% porsi konsumsi sayur anak prasekolah sayur selama 3 hari yaitu 210 gram dan setelah dilakukan modifikasi yaitu berada setelah dilakukan modifikasi sayur porsi pada rentang 257,22 – 286,91 gram per tiga tersebut meningkat menjadi 300 gram per 3 hari. hari.

Hal ini dapat terjadi karena anak prasekolah Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil melihat penampilan sayur yang dimodifikasi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh lebih menarik dan tidak menyerupai sayur Forisca yaitu ada perbedaan yang bermakna misalnya sup bola bayam yang terlihat nilai nafsu makan anak prasekolah sebelum seperti bakso berwarna hijau atau pangsit goreng sayur yang tidak terlihat bahwa di dan sesudah dilakukan modifikasi makanan. dalamnya berisi sayur. Hal ini sesuai dengan Artinya modifikasi makanan berpengaruh penelitian Lesmana yang menyatakan bahwa dalam meningkatkan nafsu makan anak beberapa cara yang dapat digunakan untuk prasekolah.15 Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 4 - Nomor 2, Juli 2017, ISSN No 2355 5459 23

Artikel Penelitian

Hal ini sesuai dengan pernyataan Wong Saran dalam Forisca yaitu anak usia prasekolah 1) Bagi perawat memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan Diharapkan modifikasi sayur diterapkan dan dikembangkan di komunitas atau di keinginan untuk mencoba makanan yang keluarga sehingga dapat dijadikan menarik, sehingga penampilan sayur yang alternatif bagi perawat dalam mengatasi dihidangkan harus lebih diperhatikan dan kesulitan makan sayur pada anak. dibuat semenarik mungkin.15Berdasarkan 2) Bagi peneliti selanjutnya pernyataan Wong, peneliti berasumsi bahwa Peneliti selanjutnya dapat menggunakan modifikasi sayur dapat digunakan sebagai dua kelompok subjek dengan perlakuan alternatif untuk meningkatkan konsumsi yang berbeda atau dapat juga melakukan penelitian dengan orang tua sebagai sayur pada anak.16 Modifikasi sayur juga pemberi perlakuan yang melakukan dapat digunakan orang tua untuk modifikasi sayur. Peneliti selanjutnya mengenalkan sayur pada anak sejak dini diharapkan juga dapat menganalisis sehingga anak akan menyukai sayur dan faktor lain yang mempengaruhi tidak memilih – milih sayur untuk dimakan. konsumsi sayur anak prasekolah. Selain itu, kebosanan anak terhadap menu 3) Bagi masyarakat sayur yang biasa dapat diatasi dengan Diharapkan keluarga yang memiliki anak prasekolah dan balita lebih adanya variasi dan modifikasi sayur. memperhatikan asupan sayur anak terutama yang tidak mau makan sayur. KESIMPULAN Modifikasi sayur dapat dijadikan sebagai

Kesimpulan alternatif untuk mengenalkan sayur pada 1) Porsi konsumsi sayur anak prasekolah di anak sejak kecil. TK Dharma Wanita 1 Palembang sebelum dilakukan modifikasi sayur REFERENSI yaitu antara 128-210 gram selama 3 hari dengan rata-rata 164,33±23,08 gram. 1. Maulana, H. D. J. (2009). Promosi 2) Porsi konsumsi sayur anak prasekolah di Kesehatan. Jakarta : EGC TK Dharma Wanita 1 Palembang setelah 2. As’ad, S. (2002). Gizi – Kesehatan Ibu dilakukan modifikasi sayur yaitu dan Anak. Departemen Pendidikan berkisar antara 216 - 300 gram selama 3 Nasional hari. Rata-rata porsi konsumsi sayur 3. Uripi, V. (2004). Menu Sehat Untuk selama tiga hari yaitu Balita. Jakarta : Puspa Swara 272,07±26,81gram. 4. Bangun, A.P. (2003). Vegetarian : Pola 3) Terdapat perbedaan rata – rata yang Hidup Sehat Berpantang Daging. Jakarta bermakna antara porsi konsumsi sayur : Agro Media Pustaka anak prasekolah di TK Dharma Wanita 1 5. Maryam, A. (2011). Tingkat Palembang sebelum dan sesudah Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Dasar dilakukan modifikasi sayur. Artinya ada tentang Manfaat Konsumsi Sayur Mayur pengaruh antara modifikasi sayur dengan di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah porsi konsumsi sayur anak prasekolah di Medan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas TK Dharma Wanita 1 Palembang Kedokteran Universitas Sumatera Utara. (pvalue = 0,001 dan α = 0,05) Medan 6. Proverawati, A. & Kusumawati, E. (2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 4 - Nomor 2, Juli 2017, ISSN No 2355 5459 24

Artikel Penelitian

Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha 12. Febry, A.B. & Marendra, Z. (2008). Medika Buku pintar menu balita. Jakarta : 7. Wulansari, N.D. (2009). Konsumsi Serta Wahyu Media Preferensi Buah dan Sayur pada Remaja 13. Lesmana, L.F. (2012). Perancangan SMA dengan Status Sosial Ekonomi Komunikasi Visual Komik \”Boni & yang Berbeda di Bogor. Skripsi. Popo : Petualangan di Desa Marmut\” Departemen Gizi Masyarakat Fakultas tentang Manfaan Sayuran dan Buah – Ekologi Manusia Institut Pertanian buahan untuk Anak – anak. Skripsi. Bogor. Bogor Fakultas Komunikasi dan Multimedia 8. Graimes, N. (2004). Brain Foods for Jurusan Desain Komunikasi Visual Kids. Alih bahasa oleh Pertiwi, D. & Universitas Bina Nusantara. Jakarta Teviningrum, S. Editor Handayani, W. & 14. Pratitasari, D. (2010). Makan Sayur Eddy, M.H. (2005). Brain foods for kids. Seasyik Bermain : Ide Unik Agar Anak Jakarta : Erlangga Menyukai Sayur Tanpa Paksaan. 9. Ekayanti, R. (2007). Hubungan Yogyakarta : Bentang Pustaka Pengetahuan Ibu tentang Gizi Seimbang 15. Forisca, R.I. (2012). Pengaruh dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Modifikasi Makanan terhadap Nafsu Anak TK (Usia 4 – 5 Tahun) di TK Al - Makan Anak Usia Prasekolah (3-5 Iman Bekasi. Skripsi. Program Studi tahun) di TK Annisa Kelurahan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu – Ilmu Timbangan Indralaya. Skripsi. Program Kesehatan Universitas Esa Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Unggul. Jakarta Kedokteran Universitas Sriwijaya. 10. Sabri, L. & Hastono, S.P. (2007). Statisti Indralaya. (tidak dipublikasikan). Kesehatan. Jakarta : PT. Raa Grafindo 16. Wong, D.L., et al. (2008). Buku ajar Perkasa keperawatanpediatrik. Edisi 6. Volume 11. Heath, P., Houston, P.C., & Kennedy, 1. AlihBahasa: AgusSutarna, Neti. O.B. (2011). Increasing FoodFamiliarity Juniarti, H.Y. Kuncoro. Jakarta: EGC. without the Tears: A Role for VisualExposure. Appetite, 57(3) 832-8

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 4 - Nomor 2, Juli 2017, ISSN No 2355 5459 25