ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA NASKAH SUNDA

Ruhaliah*

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan nilai budaya naskah Sunda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan naskah, metode edisi teks, dan metode analisis sastra. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah-naskah Sunda, sedangkan sampel-nya dipilih lima naskah yang mewakili, yaitu naskah Wawacan Sulanjana (WS), naskah Hatam Qur’an Pangantenan (HQP), Wawacan Nabi Yusuf (WNY), naskah Wawacan Muslimin Muslimat (WMM), dan Wawacan Raden Kuda Gambar Sari (WRKGS). Naskah yang didapat terlebih dahulu dialihaksarakan ke dalam huruf Latin dengan menggunakan edisi standar. Penulisan transliterasi disesuaikan dengan ejaan bahasa Sunda yang disusun oleh Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS IKIP Bandung, sedangkan bahasa Sunda yang terdapat dalam naskah tidak diubah, dengan alasan apabila teks naskah akan diteliti dari sudut linguistik historis komparatif, akan memudahkan peneliti berikutnya. Hasil edisi teks dianalisis dari segi isi, yakni segi sastra dan nilai budaya.

Pendahuluan Sebagian naskah Sunda tersimpan di Naskah lama merupakan aset budaya yang beberapa lembaga, baik di dalam maupun di sangat besar manfaatnya, karena menyimpan luar negeri. Namun masih banyak naskah yang berbagai informasi dalam bentuk tertulis. tersebar di masyarakat, baik yang masih Seperti yang dikemukakan oleh Ekadjati digunakan dalam kehidupan sehari-hari, (1988), bahwa naskah-naskah lama dapat maupun sebagai barang pusaka, atau koleksi memberi sumbangan besar bagi studi tentang semata. Lembaga yang menyimpan naskah suatu bangsa atau suatu kelompok sosial budaya sebagai koleksinya di antaranya Perpustakaan yang melahirkan naskah-naskah itu, karena Nasional, Museum Sribaduga, Museum Geusan pada dasarnya naskah-naskah itu merupakan Ulun Sumedang, Museum Kasepuhan Cirebon, dokumen yang mengandung pikiran, perasaan, Museum Cigugur Kuningan, Universiteit dan pengetahuan dari bangsa atau kelompok Bibliotheek Leiden, dan Australian National sosial budaya tersebut (Ekadjati, 1988:1). University. Naskah merupakan peninggalan Pada kehidupan masa lampau, naskah budaya yang berwujud tulisan. Di dalam naskah tidak terlepas dari kehidupan masyarakat tergambar mengenai alam pikiran, adat-istiadat, Sunda, baik sebagai bagian dari tradisi ritual kepercayaan, dan sistem nilai masyarakat pada maupun sebagai pedoman kehidupan sehari- masa lampau. Oleh karena itu, penelitian hari. Namun sejalan dengan perkembangan mengenai naskah merupakan suatu hal yang jaman, fungsi naskah saat ini sudah berubah. tidak bisa diabaikan, di samping penelitian Sebagian naskah hanya tersimpan begitu saja, mengenai benda sejarahnya. atau disimpan dengan teramat rapi sebagai Naskah Sunda berisi berbagai barang pusaka. Hanya sedikit naskah yang informasi mengenai masyarakat Sunda pada masih dipergunakan. Keadaan ini sangat masa naskah itu ditulis. Berdasarkan isinya, mengkhawatirkan, karena isi naskah menjadi naskah Sunda diklasifikasikan ke dalam tidak banyak diketahui. Oleh karena itu, kelompok agama, etika, hukum/adat-istiadat, penelitian mengenai naskah saat ini mutlak mitologi/legenda, pendidikan, pengetahuan, diperlukan agar naskah tetap mempunyai nilai primbon, sastra, sastra sejarah, sejarah, seni pada masyarakatnya. (Ekadjati, 1988:4).

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 1

Naskah dituangkan di dalam bahan yang - sebagai pegangan kaum bangsawan untuk tidak berusia lama, misalnya buku. Umur rata- naskah-naskah yang berisi silsilah, sejarah rata suatu buku, apabila tidak dipelihara dengan leluhur, dan sejarah daerah mereka cara khusus, misalnya disimpan di tempat yang - sebagai alat pendidikan untuk naskah-naskah terlindung dari cuaca dan serangga, tidak lebih yang berisi pelajaran agama, etika, dari satu abad. - sebagai media menikmati seni budaya seperti Pada saat ini, peninggalan berupa naskah naskah-naskah berisi cipta sastra sudah tidak begitu dikenal di masyarakat pada - dapat menambah pengetahuan untuk naskah- umumnya. Hanya kalangan tertentu yang naskah berisi berbagai informasi ilmu menyimpan dan meneliti naskah. Karena itu, pengetahuan diperlukan suatu upaya agar masyarakat - keperluan praktis kehidupan sehari-hari untuk mengenal isi naskah sehingga dapat mengenal naskah-naskah berisi primbon dan sistem budaya masyarakat Sunda pada masa lalu. Di perhitungan waktu samping itu, bahasa dan aksara yang digunakan Menurut Ekadjati (1989:9) fungsi naskah pada naskah umumnya sudah banyak yang tidak dibedakan atas dua macam, yaitu (1) fungsi begitu dipakai oleh masyarakat sekarang. Jadi naskah berdasarkan bendanya, dan (2) fungsi diperlukan upaya agar masyarakat dapat naskah berdasarkan isinya. Menurut isinya, membacanya. Salah satu caranya adalah dengan naskah berfungsi sebagai (1) alat legitimasi men-transliterasikan teks naskah yang ditulis pemegang kekuasaan (raja, bupati) dan bukan dengan aksara Latin ke dalam aksara keturunannya, (2) pedoman hidup kalangan Latin, sehingga kandungan naskah dapat tertentu, (3) pegangan untuk mengenal anggota diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. keluarga, dan (4) mengagungkan pemegang Kegiatan ini merupakan salah satu bidang kekuasaan (raja, bupati) dan keturunannya. garapan filologi. Filologi merupakan ilmu yang Naskah yang tersebar di masyarakat Sunda sangat penting, karena filologi banyak berisi bermacam-macam teks, di antaranya mengungkapkan khazanah ruhaniah warisan pupujian dan wawacan. nenek moyang, misalnya kepercayaan, adat istiadat, kesenian, istilah musik, takaran, timbanga, ukuran, mata uang, dsb (Baried: 22) Seperti yang telah dikemukakan oleh 1) Pupujian Robson (1978:5), bahwa sastra tradisional lebih Pupujian ialah puisi yang berisi puja-puji, penting untuk digarap daripada sastra modern do’a, nasihat, dan pelajaran yang berjiwakan yang sudah dimengerti dan cukup diketahui. agama . Pupujian merupakan salah satu Salah satu perwujudan kebudayaan suatu genre sastra Sunda yang merupakan pengaruh masyarakat atau kelompok manusia dapat Islam. Pupujian merupakan salah satu media ditemukan dalam gagasan, nilai, dan norma dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan peraturan, yang tertuang dalam bentuk tulisan. agama. Isinya di antaranya memuji keagungan Semua unsur kebudayaan yang Allah, menyampaikan shalawat kepada Nabi terdapat dalam sastra lama membentuk Muhammad, do’a, nasihat, pelajaran agama gambaran tentang manusia dan kebudayaannya Islam, dan tarikh nabi. pada masa lampau, misalnya pekerjaan sehari- Teks pupujian biasanya disampaikan dengan hari, sikap hidup, kesenian, dan sebagainya. cara dilagukan, yaitu yang disebut zadzam (nadom). Jadi pupujian sering disebut juga Kajian Teoretis nadoman, artinya untaian kata-kata yang terikat Naskah memiliki fungsi bagi masyara-katnya. baris dan bait. Berdasarkan isinya, dapat Seperti yang dikemukakan oleh (Ekadjati, dipastikan bahwa teks pupujian banyak tersebar 1988:9), bahwa fungsi naskah adalah: di kalangan pesantren dan lingkungan keagamaan.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 2

Isi teks pupujian dari waktu ke waktu surat, sikap yang baik, dan cara bertemu mengalami perubahan. Seperti yang (Kartini, 1986:19). dikemukakan oleh Kartinidkk., (1984:32), bahwa: 2) Wawacan “Selanjutnya kalau kita tinjau perkem- 2.1) Pengertian Wawacan bangan isi puisi pupujian, dapatlah diketa- Salah satu bentuk karya sastra yang hui bahwa isi pupujian dari masa ke masa dikenal oleh masyarakat Sunda adalah mengalami perubahan. Pada masa berkem- wawacan. Wawacan adalah cerita panjang – bangnya agama Islam, saat peralihan dari kadang-kadang uraian – yang dituangkan dalam ajaran agama Hindu keaharan agama Islam, bentuk pupuh. Bentuk pupuh mulai dikenal oleh isi pupujian itu banyak bercampur dengan masyarakat Sunda, terutama kaum bangsawan, kepercayaan dan ajaran-ajaran agama setelah adanya pengaruh politik dari Mataram Hindu pula”. pada abad ke-17. Rosidi (1966:11-26) mengemukakan 2) Fungsi Pupujian bahwa wawacan berasal dari kata wawacaan Seperti yang telah dikemukakan Rusyana (babacaan) yang artinya: apa yang dibaca. (1971:7), bahwa pupujian berfungsi sebagai Wawacan merupakan bentuk karya sastra yang fungsi ekspresi pribadi dan fungsi sosial. Dalam berasal dari Jawa, dan dibawa ke daerah Sunda hal ini fungsi sosial lebih dominan melalui kaum bangsawan (menak) dan kaum dibandingkan dengan fungsi ekspresi pribadi, ulama (lingkungan pesantren). Wawacan tidak karena pupujian dipergunakan untuk lain dari hikayat yang ditulis dalam bentuk puisi mempengaruhi fikiran, perasaan, dan tingkah (dangding) tertentu yang disebut pupuh. laku manusia di samping dipergunakan pula Wawacan ialah hikayat yang ditulis dalam untuk menyampaikan berbagai ajaran agama. bentuk puisi tertentu yang dinamakan Sebagai media pendidikan, puisi pupujian yang dangding. Dangding ialah ikatan puisi berisi berbagai nasihat dan ajaran agama yang yang sudah tertentu untuk melukiskan hal- disampaikan dengan dinyanyikan itu umumnya hal yang sudah tertentu pula. Dangding dihafalkan di luar kepala. terdiri daripada beberapa buah bentuk Bentuk pupujian terdiri dari (a) dua puisi yang disebut pupuh (Rosidi, seuntai, (b) empat seuntai, (c) lima seuntai, dan 1966:11). (d) delapan seuntai. Isi pupujian terdiri dari enam Wawacan merupakan karya sastra Sunda golongan, yaitu: yang lahir dalam bentuk tertulis, yaitu mula- a. memuji keagungan Tuhan; mula tulisan tangan (naskah), kemudian cetakan b. selawat kepada Rasulullah; (buku). Bila dilihat dari segi kuantitasnya, c. doa dan taubat kepada Allah; naskah wawacan menduduki jumlah terbanyak d. meminta safaat kepada Rasulullah; di antara naskah-naskah Sunda. Sebagai contoh, e. menasihati umat agar melakukan dari sejumlah 404 naskah Sunda yang ibadat dan amal soleh serta menjauhi merupakan koleksi Perpustakaan Nasional yang kemaksiatan dideskripsikan dalam Katalog Naskah Sunda f. memberi pelajaran tentang agama, (Ekadjati, 1988), lebih dari 140 naskah seperti keimanan, rukun Islam, fikih, merupakan naskah wawacan. Diperkirakan akhlak, tarikh, tafsir Qur’an, dan sorof jumlahnya lebih dari 140 karena ada beberapa (Rusyana, 1971:9). naskah yang hanya disebutkan bahwa naskahnya berbentuk puisi, tidak ada Di samping pupujian kelompok keterangan wawacan atau bukan. Untuk tersebut, ada juga pupujian yang isinya berupa memastikannya, terlebih dahulu harus dilihat mantra dan etika dalam pergaulan, misalnya naskahnya satu demi satu. cara melawat orang sakit, cara menuliskan

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 3

Wawacan adalah karya sastra naratif yang a. Naskah Hatam Qur’an Pangantenan disusun dalam bentuk pupuh. Teks wawacan (HQP) umumnya panjang karena isinya merupakan Naskah ini berujudul Hatam Qur’an cerita. Selain itu, pelaku dalam wawacan Pangantenan, berukuran 21 X 29,7 cm., ditulis jumlahnya relatif banyak, oleh karena itu pupuh menggunakan aksara Pegon, dan menggunakan yang digunakannya pun tidak hanya satu jenis. tinta hitam. Tebal naskah sebanyak 34 halaman. Karena berbentuk pupuh, teks wawacan Pada akhir naskah terdapat keterangan bahwa disampaikan secara lisan dalam suatu pagelaran naskah ini ditulis pada hari Jum’at tanggal 12 yang disebut beluk. Di beberapa daerah Rabiulawal pukul 4.00 (04.00?). tertentu, beluk ini disebut macapat, mungkin Naskah HQP ini ditulis oleh Sesepuh berasal dari bahasa Jawa macapat (dibaca Pesantren Sindang Sirna yang berada di mocopat); dan ada juga mayarakat yang kampung Nangkerok kecamatan Ciwidey menyebutnya gaok (Majalengka dan kabupaten Bandung. Naskah ini digunakan pada sekitarnya). Di Kecamatan Cisurat kabupaten upacara hataman bagi calon pengantin. Penulis Sumedang, hampir setiap malam Jum’at naskah ini telah meninggal dunia pada usia 80 ditembangkan Wawacan Syeh Abdul Qodir tahun. Naskah ini sekarang dimiliki oleh H. Jaelani. Masyarakat setempat menyebutnya Asikin. Kodiran. Menurut informasi, adanya kegiatan HQP Wibisana dkk. (2000:567) memberi ini sekitar tahun 1930an. Selain dari ucapan keterangan bahwa macapat di Sunda berbeda rasa syukur, acara ini bertujuan untuk dengan di Jawa. Tembang macapat di Jawa menyampaikan kegembiraan calon pengantin berarti menyanyikan 9 pupuh, sedangkan di putri karena telah selesai mempelajari Al Sunda berlaku untuk semua pupuh yang Qur’an sebelum memasuki jenjang pernikahan, berjumlah 17, atau pupuh-pupuh yang ada pada serta memberi nasihat calon mempelai dan wawacan. semua yang hadir. Naskah ini digunakan pada upacara hatam Metodologi Penelitian Qur’an calon pengantin. Upacaranya biasanya dilaksanakan malam hari mulai pukul 19.00 Penelitian mengenai naskah sampai pukul 21.00. Acara ini dilaksanakan di memanfaatkan berbagai teori dan disiplin ilmu rumah calon mempelai putri dengan diikuti oleh yang bervariasi. Untuk kepentingan penelitian para santri putri calon mempelai. Acara ini ini, digunakan teori filologi dan teori sastra. dipimpin oleh seorang ustadzah pemimpin Teori filologi digunakan dalam hataman. menginventarisir naskah dan menyusun edisi Acara Hatam Qur’an Pangantenan terdiri teks. Naskah yang didapat dideskripsikan dari (1) pembukaan, (2) tagonian), (3) tawasul, mengenai judul, ukuran, aksara, kertas dan tinta (4) kegiatan hataman), (5) ceramah), dan (6) yang digunakan, serta kepemilikannya. do’a/penutup. Acara dimulai dengan Sedangkan teori sastra digunakan untuk membacakan papadang ati, kemudian meneliti struktur dan nilai budaya pada teks. dilanjutkan dengan mambacakan (nadomkeun) Teks dianalisis mengenai tema, amanat, alur, pupujian yang ada pada naskah HQP secara penokohan, gaya bahasa dan sebagainya. berurutan, yaitu teks “Dawuhan Allah”, Naskah dalam penelitian ini terdiri dari “Dengan Salam, “Haturan”, “Jisim Abdi”, dua genre, yaitu pupujian dan wawacan. Oleh “Assalamu’-alaikum”, dan Ya Hananu Ya karena itu, untuk meneliti struktur sastranya Mananu”. . digunakan teori analisis puisi yang sesuai Setelah membacakan pupujian, calon dengan genre pupujian dan wawacan. mempelai membaca 13 surat yang ada pada Juz Amma secara berurutan, dari surat Al Fatihah sampai surat An Naas. Setiap calon mempelai Hasil Penelitian membacakan satu surat, diikuti oleh santri putri

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 4 mambaca sarahan. Ayat terakhir pada surat Juz dan para santri putri teman-teman calon Amma dibaca secara bersama-sama oleh semua mempelai. peserta hataman. Setelah selesai membaca sarahan, semua b. Naskah Wawacan Muslimin Muslimat bersama-sama mengucapkan (WMM) “Bismillaahirramaanirrahiim, laa illaaha Naskah ini merupakan nasihat dari Ki Ajar illallahu allaahu akbar wa lillaahilham. Padang yang kemudian dikarang ke dalam Kemudian calon mempelai membaca surat bentuk tulisan oleh Asep Marta-wijaya pada berikutnya. Setelah calon mempelai selesai bulan Januari 1959 M. Ia bertempat tinggal di melantunkan Juz Amma, Ibu Ustadzah Garut. Naskah. Pada hari Senin tanggal 20 membacakan do’a hataman, dilanjutkan dengan tahun 1411 H (1990) naskah ini disalin oleh melantunkan pupujian yang berjudul “He Bapak Muhammad Use, yang beralamat di Allah” dan “Panunuhun” diikuti semua yang Kampung Pasir Leutik Padasuka Bandung. hadir. Naskah WMM tebal 163 halaman, ditulis di Naskah HQP ini berisi 22 teks puisi atas kertas HVS berukuran 21 X 14,5 cm. Teks pupujian. Awal teks berisi pembukaan, yaitu WMM ditulis dalam bentuk wawacan, uraian penjelasan mengenai tujuan adanya menggunakan empat macam pupuh, yaitu kegiatan. Teks selanjutnya yaitu pupujian yang Sinom, Asmarandana, Dangdanggula, Kinanti, berjudul “Dawuhan Alloh”, “Dengan Salam”, Magatru, Pucung, jeung Pangkur. Panjang “Haturan”, “Jisim Abdi”, “Assalamu’alaikum”, naskah terdiri dari 499 pada berbentuk pupuh “Ya Hananu Ya Mananu”, “Sunda Fatihah”, dan 23 pada berbentuk pupujian. “Sunda Surat At-Takaatsur”, “Sunda Al’ Teks WMM dimulai dengan menceri-takan Ashr”, “Sunda Al Humazah”, “Sunda Al Fiil”, kerajaan yang tidak nyata yang dipimpin oleh “Sunda Al Quraisy”, “Sundana Surat Al Prabu Jasadiyah dan prameswarinya bernama Maa’un”, “Sundana Al Kautsar”, “Sunda Al Ratna Atiyah. Mereka memiliki anak yang Kaafiruun”, “Sundana An-Nashr”, “Sundana bernama Raden Muslimin dan Raden Muslimat. Al Lahab”, “Sundana Al Ikhlash”, “Sundana Keduanya tumbuh menjadi orang yang pandai Falaqi”, “Sundana An-Naas”, “He Alloh”, dan taat beragama. dan “Panunuhun”. Ketika dewasa mereka berpamitan kepada Isi teks terdiri dari Permohonan agar orang tuanya untuk menyepi dan mempelajari Allah melindungi umat manusia yang selalu ilmu agama. Sesampainya di tempat yang sepi membaca Qur’an. Ucapan terima kasih kepada mereka berdialog tentang berbagai hadits yang semua yang hadir, ucapan selamat datang dan isinya mengenai tauhid. tujuan adanya hataman, pemberitahuan akan Dialog selanjutnya mengenai sifat 20 adanya pernikahan dan nasihat kepada calon yang dimiliki Allah. Setiap pertanyaan adiknya pengantin, permohonan maaf apabila ada dijawab dengan jelas oleh kakaknya sehingga kesalahan dalam membaca Qur’an, permohonan adiknya mengerti dengan jelas. Selanjutnya maaf calon mempelai bila ada kesalahan. diterangkan mengenai adanya sifat nafsiyah, Selanjutnya calon mempelai beserta santri putri salbiyah, ma’ani, dan ma’awiyah. Kemudian membacakan tafsir beberapa surat, yaitu Al- mengenai alam yang tujuh yaitu alam ahadiyah, Fatihah, At Takaatsur, Al Ashr, Al Humazah, alam wahdah, alam arwah, alam jisim, alam Al Fiil, Al Quraisy, Al Maa’un, Al Kautsar, Al masal, dan alam insanul kamil. Kaafirun, An Nashr, Al Lahab, Al Ikhlash, Al Raden Muslimat kemudian Falaq, dan An Naas. Doa selanjutnya adalah menanyakan dzat Allah, sifat Allah, Asma memohon pertolongan kepada Allah, dan Allah, dan Af’al Allah. Pertanyaan itu dijawab ditutup dengan permohonan maaf. dengan jelas oleh kakaknya. Dilanjutkan Berdasarkan data tersebut tergambar bahwa dengan diskusi mengenai kasih sayang Allah inti teks pupujian ini adalah pembacaan surat kepada makhluknya namun dalam bentuk yang Juz Amma dan tafsirnya oleh calon mempelai berbeda-beda.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 5

Dangdayang. Puhaci disusui Dewi Umah, istri Dewa Guru. c. Naskah Wawacan Sulanjana (WS) Semakin besar Puhaci semakin cantik Naskah WS pada penelitian ini sehingga Dewa Guru ingin menikahinya. dimiliki oleh Sukarta (77 tahun), yang Namun Dewa Guru menyadari bahwa hal itu beralamat di Kampung Kulur No. 37 kecamatan tidak boleh terjadi, oleh karena itu Puhaci diberi Sindangkasih Majalengka. Ia menerima naskah buah kuldi sehingga tidak mau menyusu lagi ini dari Bapa Warna yang beralamat di dan akhirnya meninggal. Mayatnya dikuburkan kampung Telar Gedang. dan diurus oleh Ki Bagawat. Naskah ini berukuran 23 X 17 cm Dari atas kuburan Puhaci keluar dengan ruang tulisan berukuran 20,5 X 15,5 cm. bermacam-macam tanaman, salah satunya Tebal naskah sejumlah 124 halaman. Setiap adalah benih padi. Dewa Guru memerintahkan halaman berisi 11-12 baris. Aksara yang Ki untuk menyerahkan benih padi digunakannya adalah aksara Pegon, kepada Prabu Siliwangi di Pakuan. Negara menggunakan tinta hitam. Bukunya dibungkus Pakuan jadi subur makmur. dengan kain putih, dan tidak sembarang orang Dewi Nawang Wulan, istri Prabu bisa menyentuhnya. Siliwangi, selalu memasak setangkai padi untuk Pada akhir teks disebutkan bahwa makan semua orang. Nawang Wulan melarang naskah ini selesai ditulis pada tahun 1939. Prabu Siliwangi membuka tutup alat masak. Menurut pemiliknya, naskah ini merupakan Apabila dilanggar, jatuh talak satu dan Nawang saduran dari sastra Jawa. Naskah ini berbentuk Wulan akan kembali ke kayangan. puisi wawacan, menggunakan macam-macam Budug Basu mencari saudaranya, yaitu pupuh, yaitu Asmarandana Sinom Pangkur Puhaci. Seorang kakek pertapa memberi tahu Durma Pucung Dangdanggula Durma Pangkur bahwa Puhaci berada di sorga diurus oleh Kinanti. Panjang teks terdiri dari 295 bait . Setelah diberi tahu oleh Batara (pada). Guru bahwa Puhaci telah meninggal dunia, Budug Basu menuju kuburan Puhaci. Budug Sinopsis Teks Basu meninggal. Mayatnya dibawa Di Kayangan Dewa Guru mengelilingi jagat tujuh kali oleh Kala Mulah merencanakan akan membuat balai pertemuan. dan Kala Muntir. Karena berat, mayat itu Oleh karena itu ia memerintahkan para dewa terjatuh dan hancur serta berubah menjadi untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan. macam-macam binatang yang hidup di darat Ketika dewa yang lain telah menyelesaikan dan di air. tugasnya, Dewa Anta kebingungan karena ia Di Bumi, Ibu Pertiwi memiliki satu tidak mempunyai tangan dan kaki sehingga orang anak laki-laki dan dua orang anak tidak dapat melaksanakan perintah tersebut. perempuan. Yang laki-laki bernama Sulanjana Dewa Anta menangis dan mengeluarkan tiga dan yang perempuan bernama Tali Mendang butir air mata yang berubah menjadi telur. dan Tali Menir. Mereka adalah putra Batara Dewa Anta hendak mengantarkan telur Guru. itu kepada Dewa Guru, namun di perjalanan ia Suatu hari ia pergi ke sorga mencari diterjang elang karena tidak mau menjawab ayahnya. Oleh Batara Guru, Sulanjana ditugasi pertanyaannya. Dua butir telur terjatuh, pecah menjaga sorga karena Batara Guru dan Batara dan berubah menjadi Kalabuat dan Budug Narada hendak pergi ke Pakuan dengan cara Basu. Kedua hewan itu selanjutnya diangkat menyamar menjadi burung pipit. anak oleh Sapi Gumarang. Ada seorang nakhoda bernama Dampu Atas perintah Dewa Guru, Dewa Anta Awang. Ia pergi ke Pakuan hendak membeli mengerami telur itu, dan lahirlah bayi yang padi, namun tidak diberi oleh Prabu Siliwangi cantik yang diberi nama Puhaci Terus karena padi itu adalah titipan Batara Guru. Dampu Awang marah dan meminta bantuan

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 6

Sapi Gumarang agar merusak tanaman padi. semua anak Yaqub, Yusuf rupanya paling Sulanjana dengan dibantu kedua saudaranya tampan dan paling disayangi. mengalahkan Sapi Gumarang dan mengobati Di depan rumah Nabi Yaqub terdapat padi yang rusak. Sapi Gumarang menghamba sebatang pohon. Setiap Yaqub punya anak kepada Sulanjana. pohon itu tumbuh dan bercabang. Cabang itu Prabu Siliwangi penasaran akan cara nantinya dijadikan tongkat. Ketika Yusuf dan istrinya memasak. Ketika istrinya sedang pergi, Bunyamin lahir, pohon itu tidak bercabang lagi, Prabu Siliwangi membuka penutup alat sehingga Yusuf tidak memiliki tongkat. memasak sehingga padi tidak berubah menjadi Yusuf meminta tongkat kepada nasi. Karena peristiwa itu Nawang Wulan ayahnya. Malaikat Jibril memberi tongkat dari pulang ke kayangan, namun sebelumnya sorga. Suatu malam Yusuf bermimpi bahwa meminta Prabu Siliwangi untuk membuat alat- tongkatnya tumbuh dan berbuah. Ketika mimpi alat dapur untuk mengolah padi. Prabu itu diceritakan, Rubil marah. Yusuf bermimpi Siliwangi merasa sedih kemudian pergi melihat cahaya yang sinarnya tembus ke dasar menghadap Batara Guru. Batara Guru laut, serta melihat sebelas buah bintang dan mengajari cara membuat peralatan tersebut. matahari bersujud ke hadapan Yusuf. Yusuf menceritakan mimpinya kepada d. Naskah Wawacan Nabi Yusuf (WNY) ayahnya, namun Ayu Lia mendengarnya Naskah ini dimiliki oleh Osid Rosidi sehingga sakit hati. Rubil berniat membunuh bin Patma (65 tahun), yang beralamat di Yusuf namun dihalangi oleh Yahoda. Mereka Kampung Bojong RT 04/13 Soreang Bandung. kemudian mengajak Yusuf bermain sampai Panulis naskah bernama Haji Tajudin. Yusuf mau diajak bermain di lapangan. Naskah WNY ditulis di atas kertas Yusuf disiksa dan dimasukkan ke bergaris dengan menggunakan tinta hitam untuk dalam sumur yang sangat dalam, yang berada teks dan merah untuk tanda baca. Naskah antara Madyan dan Mesir. Di dalam sumur berukuran 21 X 17 cm, dengan tebal 210 Yusuf ditemani seorang kakek dan kemudian halaman. tujuh puluh malaikat. Naskah WNY ini disusun dalam Saudaranya Yusuf mengatakan kepada bentuk pupuh. Adapuh pupuh yang digunakan ayahnya bahwa Yusuf diterkam harimau. yaitu Dangdanggula Asmarandana Sinom Yaqub memerintahkan harimau tersebut agar Pangkur Maskumambang Kinanti Magatru ditangkap. Keesokan harinya mereka Durma Pucung Gambuh Ladrang Wirangrong menangkap harimau, namun harimau itu Balakbak Pangkur Panjang teks terdiri dari mengatakan kepada Yaqub bahwa ia tidak 1014 bait (pada) memangsa Yusuf. Setelah itu harimau melarikan diri. Sinopsis Teks Setelah empat malam berada di dalam Nabi Yaqub memiliki dua orang istri, sumur, datang seorang saudagar yang bernama yaitu Ratna Dewi Ayu Lia dan Ratna Dewi Ayu Malik bin Daur. Ia memasukkan timba namun Rohil, dua bersaudara. Ia juga memiliki dua yang terangkat adalah Yusuf. Yusuf disatukan orang gundik, yaitu Nyimas Jalpah dan Nyimas denga budak-budak Malik. Ketika melihat Balhah. Yusuf, Rubil mengatakan bahwa Yusuf adalah Nabi Yaqub memiliki putra, semuanya budaknya yang melarikan diri. Malik laki-laki. Dari Ayu Lia sebanyak empat orang, membayarnya sebanyak 20 dirham.Yusuf yaitu Rubil, Samaun, Yahoda, Lawe. Dari Ayu menaiki unta bersama budak yang lain. Ketika Rohil memiliki tiga orang anak yaitu Bagusdan, melewati kuburan ibunya, Yusuf menjatuhkan Nata’li, dan Ribalon. Dari Nyimas Balhah yaitu diri dan menangis. Bagusjad, Yasjad, dan Asrin. Dari Ayu Rohil Ada sebuah negri kafir, bernama memiliki anak Yusuf dan Bunyamin. Ketika Temas. Rajanya bernama Ra’yail, dan memiliki melahirkan, Ayu Rohil meninggal dunia. Dari seorang anak perempuan yang sangat cantik.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 7

Putri tersebut memiliki tiga nama, yaitu Raden menginginkan Yusuf namun tidak dilayaninya. Ratna Ayu Ra’il, Nyi Emas Baqa, dan Ratna Saat itu Julaeha sudah tua dna ompong. Julaeha. Julaeha mimpi betemu dengan calon Atas petunjuk Malaikat Jibril, Julaeha suaminya, bernama Yusuf di negri Mesir. masuk Islam, dan rupanya kembali menjadi Raja Mesir saat itu bernama Sultan muda. Julaeha kemudian menikah dengan Sunan Walid yang tua dan Qitfir Ajiz yang Yusuf. Mesir menjadi negri yang subur muda. Datang utusan dari Raja Ra’yail yang makmur. mengantarkan surat lamaran. Qitfir Ajiz Di Kana’an terjadi kekeringan. Nabi menerima lamaran tersebut. Pada mulanya Yaqub menyuruh anaknya ke Mesir meminta Julaeha tidak mau menikah, namun setelah bantuan. Yusuf menyuruh Rubil membawa diperhitungkan untung ruginya akhirnya Bunyamin ke Mesir. Bunyamin tidur sekamar Julaeha mau menikah dengan Qitfir Ajiz. dengan Yusuf dan menceritakan Julaeha kemudian diboyong ke Mesir. pengalamannya. Yusuf menjelaskan bahwa Selama menjadi permaisuri, Julaeha mereka bersudara. Keesokan harinya Rubil dan selalu teringat Yusuf. Suatu hari Yusuf tiba di saudaranya pulang namun Bunyamin ditahan Mesir. Semua orang tergila-gila melihat karena dituduh mencuri gantang emas. ketampanan Yusuf. Atas permintaan Julaeha, Nabi Yaqub mengirim surat kepada Qitfir membeli Yusuf dengan semua harta Yusuf, yang isinya menceritakan bendanya sehingga hartanya habis. Ketika pengalamannya dan permohonan agar pulang dan melihat gudang, semua harta Qitfir Bunyamin dikembalikan. Yusuf kemudian kembali seperti semula. menceritakan pengalamannya di hadapan Julaeha sangat gembira melihat Yusuf. saudaranya. Yaqub kemudian dijemput ke Dengan berbagai cara Julaeha merayu Yusuf Mesir. namun selalu ditolak. Ketika Qitfir melihat Julaeha tidak memakai pakaian, Julaeha e. Naskah Wawacan Raden Kuda Gambar menyebutkan bahwa Yusuf telah menghinanya. Sari (WRKGS) Setelah diberi tahu bayi yang berusia satu Naskah ini dimiliki oleh Bapak Drs. bulan, Qitfir mengetahui bahwa Julaeha lah T.A.S. Zaenudin, yang beralamat di Jl. Sersan yang bersalah. Surip 57/169 Cidadap Hilir Bandung. Julaeha merasa malu sehingga ia Naskah RKGS ditulis di atas kertas mengumpulkan perempuan sebanyak 40 orang kuarto berukuran 30 X 22 cm, ditulisi pada untuk membuktikan alasan mengapa ia tergila- kedua sisinya (recto dan verso). Pada halaman gila. Setelah peristiwa itu Yusuf kemudian awal naskah tertera mantra (jampe), halaman memilih dipenjara daripada melayani Julaeha. kedua do’a, dan halaman berikutnya teks cerita. Sultan Walid mempunyai dua orang Teks wawacan RKGS ditulis dalam pembantu, bernama Majlab dan Bayus. bentuk pupuh, yang terdiri dari Dangdanggula. Keduanya dimasukkan ke dalam penjara tempat Sinom Kinanti Asmarandana Magatru Mijil dikurungnya Yusuf. Setiap hari penghuni Gambuh Kinanti Pangkur Lambang Pucung penjara menceritakan mimpinya kepada Yusuf Lambang Mijil Maskumambang Panjang teks dan ditafsirkan oleh Yusuf. Yusuf juga terdiri dari 1353 bait (pada menafsirkan mimpi Majkab dan Bayus, dan terbukti benar. Setelah tujuh tahun dikeluarkan dari Sinopsis Teks penjara, Bayus baru teringat Yusuf. Yusuf Bojonagara merupakan sebuah kemudian dikeluarkan dari penjara dan kerajaan yang subur makmur, dipimpin oleh menafsirkan mimpi Sultan Walid. Yusuf sangat Dalem Gordah. Permaisuri raja bernama Dewi disayangi Sultan Walid. Bandung Sari (DBS). DBS memiliki dua orang Ketika Qitfir meninggal, Yusuf saudara laki-laki, yaitu Ki Barid dan Ki Sela. diangkat jadi raja Mesir. Julaeha masih Raja memiliki tiga orang putra, yaitu Raden

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 8

Bagus Wiranagara, Raden Kuda Gambar Sari, kepada raja tersebut sebagai rasa terima dan Nyai Siti Bandung Sari (SBS). Setelah kasihnya. dewasa, SBS pergi “masantren” di Parakan Ketika sedang mengantar putri ke Muncang. Di Pesantren itulah SBS bertemu taman, Barid berkata kepada emban bahwa ia dengan Raden Suling (RS) dari negara Tawang mencintai putri. Raja menanyakan ucapannya Gantungan. itu, dan mengatakan akan diperbolehkan apabila Di Palembang terdapat sebuah Barid berhasil mengalahkan Dermayu. Barid kerajaan yang bernama Campaka Kembang. berhasil memenangkan pertempuran dan Rajanya bernama Hamim Tosin, yang menikah dengan putri. mempunyai putra bernama Juber Anang. GS telah tiga tahun bertapa dan diberi Hamim Tosin mengutus orang kepercayaannya palu pusaka oleh pendeta serta diizinkan pergi. untul pergi melamar SBS di Bojonagara. Sesuai dengan petunjuk pendeta, GS menuju Raja Bojonagara menerima lamaran Banjar Patroman dan berdiam di rumah seorang tersebut tanpa sepengetahuan SBS. Ia janda. memerintahkan kedua anak lelakinya untuk SBS tiba di sebuah hutan dan bertemu menikah karena adiknya telah ada yang dengan burung gelatik. SBS dibawa ke gunung melamar. Tapi keduanya menolak sehingga Mandala Wangi oleh burung. diusir oleh ayahnya. Atas bantuan palu pusaka GS Keduanya tiba di sebuah hutan melengkapi rumah janda tersebut dengan ditemani Paman Barid. Mereka kemudian berbagai perabotan. Kemudian ia meminta berpisah arah. Gambar Sari (GS) menuju utara kampung lengkap dengan kesenian . GS dan Raden Wiranagara (RW) menuju selatan menjadi dalang yang termashur sehingga ditemani Paman Barid. RW terbawa hanyut dan dipanggil oleh nakhoda dan raja. ditemukan oleh Ratna Ayu dari Kelewung Sari. GS dan putri Ratna Banjar Sari saling RW dibawa ke gunung Mandala Wangi dan jatuh cinta, namun GS takut oleh raja. Ia bertapa. Sedangkan GS diberitahu oleh burung kemudian mementaskan lakon Arjuna dan ciung agar mengikuti bayangannya dan bertapa Subadra yang ayahnya pemarah. Raja menjadi di gunung Hadratullahi. marah. SBS sudah selesai masantren dan Banjar Patroman dihancurkan oleh GS. kembali ke Bojonagara. SBS melarikan diri Tukang nujum mengatakan kepada raja bahwa karena tidak setuju ayahnya menerima lamaran hancurnya negara adalah akibat perbuatan Palembang. Saat itu Raja Palembang datang dalang. Raja memerintahkan prajuritnya dan menjadi marah ketika diberitahu bahwa menangkap dalang. SBS menghilang. Terjadi perang antara GS meminta bantuan prajurit jin Palembang dan Bojonagara. Bojonagara kalah, sehingga prajurit raja tersasar. Raja meminta raja dan semua prajuritnya dipenjara, kecuali dalang untuk memulihkan negara dengan janji Paman Sela. Ia lalu mencari SBS. akan dinikahkan dengan putri. GS Di Calacap raja sedang bingung karena mengembalikan negara seperti semula. GS banyak yang melamar putri. Putri lalu menikah dengan putri. mengadakan sayembara memanah burung. Putri SBS sudah tiga tahun bertapa dan oleh mengirim surat kepada Raden bagus, pendeta diperintahkan menjadi , kekasihnya. Raden Bagus berhasil mengikuti sayembara menyembuhkan penyakit memenangkan sayembara, menikah dan putri Yaman. SBS berubah menjadi laki-laki diserahi kerajaan. dan bernama Bandung Rasa. Bandung Rasa Barid tiba di pesisir dan bertemu berhasil mengobati dan dinikahkan dengan putri dengan raja Dermayu yang akan menyerang serta diangkat menjadi raja. Calacap. Barid diikat dan dilemparkan ke laut, Raden Suling Wilamantri (SW) sudah serta ditemukan oleh Prabu Nata Kusumah yang selesai menimba ilmu dan kembali ke Tawang sedang memancing. Barid kemudian mengabdi Gantungan. Ia selalu teringat kepada SBS,

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 9 sehingga melarikan diri. SW bertemu dengan 1) Puisi Pupujian Hatam Qur’an Paman Sela, berkelahi, namun menjadi akrab. Pangantenan Paman Sela menceritakan keadaan Bojonagara. Secara keseluruhan, teks puisi HQP Keduanya disarankan bertapa di gunung menggunakan tipografi tradisional, setiap pada Mandala Wangi oleh pendeta. (alinea) terdiri dari empat larik (padalisan), dan Raden Bagus Wilanagara di Kelewung setiap larik terdiri dari delapan suku kata Sari sedang tidak tentram hatinya. Mentri (engang). mengusulkan mengadakan sabung ayam, dan Kata-kata yang digunakan dalan teks HQP raja setuju. Raja menyuruh putri mencari ayam menggunakan bahasa Sunda yang bercampur ke pendeta. Pendeta mengubah purasani dengan kosa kata bahasa Arab dan bahasa menjadi ayam untuk raja, kemudian mengubah Indonesia, sesuai dengan isi teks yang berkaitan perunggu jadi ayam untuk GS, mengubah dengan ajaran agama Islam tembaga menjadi ayam untuk Raja Yaman. Bahasa Sunda yang digunakan pada Ayam Ki Barid kalah. Ki Barid hendak teks HQP terdiri dari bahasa Sunda yang menyerahkan kerajaan sesuai dengan perjanjian digunakan sehari-hari dan bahasa pada puisi namun ditolak oleh Raja Kelewung Sari. yang penuh dengan persajakan (purwakanti). Pendeta yang sedang menunggu Kadangkala kata yang digunakan terkesan kedatangan Raja Yaman mengubah wujudnya dipaksakan untuk mengejar bunyi akhir larik. menjadi raksasa karena telah terlalu lama Keadaan ini juga terjadi pada bentuk sastra menunggu. Raksasa menuju alun-alun dan lainnya. Sedangkan bahasa Sunda yang membuat semua orang ketakutan. Raksasa digunakan untuk tafsir Juz Amma tampaknya bertemu dengan Raja Yaman dan kembali ke pemilihan katanya lebih selektif dan puitis, dan wujud semula. Pendeta mempertemukan SBS sering menggunakan bahasa halus. dengan Paman Sela dan Raden Suling. Pengimajinasian (implengan) pada puisi HQP SBS hendak membalas dendam kepada terdiri dari pendengaran, penglihatan, Palembang namun dilarang oleh pendeta. SBS pendengaran, dan perasaan. Gaya bahasa yang tiba di Yaman. Bandung Rasa kembali menjadi terdapat pada puisi HQP yaitu pars pro toto, perempuan. Putri Yaman dinikahkan dengan totem pro parte, simile, paraprase, litotes, Raden Suling. SBS meminta bantuan Calacap, metafora, metonimia, personifikasi, hiperbola, Banjar Patroman, dan Pulo Jingjring, untuk eufimisme Gaya bahasa yang terdapat pada mengalahkan Palembang. Setelah bertemu, puisi HQP yaitu pars pro toto, totem pro parte, Paman Sela memberitahukan bahwa ketiganya simile, paraprase, litotes, metafora, metonimia, adalah bersaudara. personifikasi, hiperbola, eufimisme Persajakan Ketika di perjalanan, banyak prajurit atau purwakanti yang ditemukan dalam teks yang kewalahan. Gambar Sari memasukkan HQP adalah maduswara. Karena teksnya semua prajurit ke dalam palu pusaka. Atas merupakan puisi berirama, maka hampir bantuan prajurit jin, Gambar Sari bertemu keseluruhan teks HQP memperlihatkan dengan orang tuanya. Gambar Sari berhasil persajakan (purwakanti) yang teratur. mengalahkan Palembang. Gambar Sari Tema yang terdapat pada puisi HQP meminta negara baru kepada palu pusaka. umumnya mengenai ketuhanan dan Bandung Sari menikah dengan Raden Suling. kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan judul naskah Bandung Sari merasa kasihan kepada ini dan upacara yang diselenggarakannya. Rasa suaminya sehingga ia minta diceraikan. yang terdapat pada puisi HQP yaitu mengenai Bandung Sari kemudian menjadi raja di rasa gembira dan rasa takut. Bojonagara. Nilai budaya yang terdapat pada HQP yaitu hubungan manusia baik secara vertikal maupun horizontal. Hubungan secara vertikal Analisis Struktur yaitu hubungan manusia dengan pencipta. Nilai

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 10 budaya yang berkaitan dengan hubungan disebut-sebut Prabu Jasadiyah dan Ratna manusia dengan Allah yaitu: Atiyah. a. Mau berdo’a, karena doa merupakan Raden Muslimin digambarkan sebagai gambaran keimanan manusia kepada tokoh yang sangat baik, tokoh protagonis. pencipta; Keduanya sangat disayangi orang tuanya karena b. Pasrah kepada takdir, karena ketaatannya. Mereka digambarkan sebagai sesungguhnya manusia itu tidak berdaya; orang yang mengasihi sesamanya, bijaksana, c. Iman kepada Allah; rama. d. Bersyukur kepada Allah Raden Muslimat digambarkan sebagai pemuda yang sopan, menghormati orang yang Nilai yang berkaitan dengan hubungan lebih tua, dan memiliki sifat ingin tahu. manusia dengan sesamanya terdiri dari: Di dalam teks ini tidak ditemukan a. Manusia harus saling menghargai; adanya tokoh antagonis karena kedua tokohnya b. Ikhlas saling menasihati. c. Saling menyayangi d. Rukun c. Alur Walaupun bukan teks sastra murni, dapat Selain itu, manusia juga harus disimpulkan bahwa WMM memiliki alur memperhatikan dirinya, dengan cara giat kronologis bekerja, jujur, dan rendah hati. Manusia juga harus menyayangi alam sekitar, dengan cara d. Latar memanfaatkan alam dengan tepat. Latar tempat yang disebut-sebut pada teks ini terdiri dari dua tempat, yaitu sebuah negri yang tidak ada wujudnya dan di tempat yang sepi. Latar waktu hanya disebutkan siang malam. Sedangkan latar suasana hanya disebutkan adanya suasana gembira dan 4.2.2 Wawacan Muslimin Muslimat (WMM) suasana menyesal. 4.2.2.1 Analisis Struktur a. Tema e. Gaya Bahasa Tema yang terdapat pada WMM Gaya bahasa dalam penulisan WMM sama adalah tema pendidikan. Orang tua menyayangi dengan teks wawacan lainnya, yaitu seringkali anaknya dengan cara memberinya pendidikan terjadi tumpang tindih undak-usuk bahasa yang baik. Tema ini juga tergambar pada dialog karena mengejar guru lagu. Atau kalimatnya antara Raden Muslimin dan Raden Muslimat. menjadi kalimat inversi. Di samping itu, karena Mereka saling mengingatkan satu sama lain, adanya aturan guru wilangan, sering muncul dengan menggunakan ilmu yang dimilikinya. kata-kata yang dipenggal suku katanya. Bahasa Tokoh Muslimat, sebagai tokoh yang yang digunakannya bercampur antara bahasa diberitahu, menerimanya dengan lapang dada. Sunda, Jawa, Melayu, dan Arab. Karena naskah Dilihat dari segi isinya, teks ini juga ini berisi teks mengenai tasauf, penggunaan mengandung tema keagamaan yang sangat bahasa Arab lebih sering digandingkan dengan kental. Berbagai ajaran mengenai tauhid teks sastra biasa. disampaikan dengan melalui dialog antara tokoh Muslimin dan Muslimat. f. Point of View Teks ini menyampaikan idenya b. Pelaku melalui perbincangan kedua tokohnya. Pelaku dalam teks WMM adalah Pengarang menjadi manusia yang serba tahu Muslimin dan Muslimat. Di samping itu juga dengan menceritakan berbagai tingkah lakunya hingga perasaan hati kedua tokohnya.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 11

Siliwangi untuk membuat peralatan untuk f. Amanat mengolah padi. Amanat yang terkandung dalam teks ini yaitu nasihat supaya manusia hidup dengan c. Pelaku teratur, mengetahui ilmu agama dengan lengkap Pelaku dalam wawacan Sulanjana sehingga apa yang dilakukan manusia itu tidak dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pelaku hanya mengikuti perbuatan orang lain tanpa utama dan pelaku tambahan. Pelaku utama mengetahui ilmunya. cerita ini adalah Batara Guru dan Sulanjana, sedangkan pelaku tambahannya adalah para a. Nilai Budaya dewa, Prabu Siliwangi, Budug Basu, Kalabuat, Nilai budaya yang terkandung pada teks dan sebagainya. ini seluruhnya berkaitan dengan keagamaan (religi), yaitu hubungan manusia dengan Tuhan. d. Latar Intinya, manusia harus mengetahui sifat Allah, Latar tempat yang digambarkan pada asma Allah, af’al Allah, dan muamalah. Nilai teks Wawacan Sulanjana terdiri dari sorga, kemasyarakatan yang diwakili pelakunya yaitu Tegal Kapapan, negri Pakuan, kuburan Puhaci, adanya sikap saling menghormati, tekun dalam gua, laut, dapur, pesisir, dan sawah. Latar waktu menuntut ilmu, saling menyayangi, ramah, dan disebutkan hari Kamis, hari Jum’at, siang, teliti. malam, 15 hari 15 malam, tujuh hari tujuh malam, dan sehari semalam. Sedangkan 4.2.3 Wawacan Sulanjana (WS) suasananya digambarkan suasana bingung, 4.2.3.1 Analisis Struktur gembira, marah, dan sedih. a. Tema Tema yang terkandung dalam teks WS e. Bahasa dan Gaya Bahasa adalah asal mula terjadinya tumbuhan padi dan Bahasa yang digunakan dalam teks tanaman lainnya. Disebutkan bahwa padi Wawacan Sulanjana adalah bahasa Sunda berasal dari kuburan Puhaci, kemudian ditanam bercampur bahasa Jawa dan Melayu. Karena di Pakuan. Jadi negeri yang pertama kali karangannya berbentuk pupuh, maka kosa kata mengenai padi adalah Pakuan di bawah seringkali dikorbankan demi kepentingan guru pimpinan Prabu Siliwangi. lagu atau guru wilangan. Satu kata bisa Setelah padi tumbuh, timbul adanya ditambah suku katanya atau dikurangi, keharusan membuat berbagai peralatan untuk tergantung keperluan. memasak yang diakibatkan adanya pelanggaran Selain dari kosa kata yang berubah, oleh Prabu Siliwangi. struktur kalimat juga seringkali diubah untuk Manusia juga harus sabar dalam kepentingan guru lagu dan guru wilangan, melaksanakan tugasnya, karena ketidaksabaran misalnya: akan mengakibatkan terjadinya malapetaka. Hal Gaya bahasa yang digunakan pada teks ini tergambar pada tokoh Kala Mulah dan Kala Wawacan Sulanjana terdiri dari perbandingan Muntir . Karena tidak sabar, mayat Budug Basu dan hiperbola. menjadi hama yang merusak padi. 4.2.3.2 Nilai Budaya b. Alur Nilai budaya yang terdapat pada teks Alur cerita pada teks wawacan umumnya Wawacan Sulanjana yaitu: sama, yaitu alur maju (kronologis), cerita a. Tanggung jawab disampaikan secara kronologis dari awal b. Kepercayaan sampai akhir. Teks dimulai dengan rencana c. Gotong royong Batara Guru untuk membuat balai pertemuan d. Menuruti nasihat orang tua dan ddiakhiri dengan keharusan Prabu e. Pertanian

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 12

f. Selain dari berbagai jenis tanaman, dalam Pelaku dalam teks WNY bisa teks ini juga digambarkan adanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelaku bermacam-macam binatang utama dan pelaku tambahan. g. Sistem Pemerintahan Sistem pemerintahan tergambar dengan 1) Pelaku Utama adanya sebutan raja, bupati, dan lurah. Dengan Pelaku utama cerita ini adalah adanya sebutan kepemimpinan tersebut Nabi Yusuf. Rupanya tampan, berbakti kepada tergambar bahwa teks ini telah dipengaruhi orang tuanya, dan menyayangi saudaranya. Ia sistem pemerintahan jaman kolonial. mempunyai sifat kenabian dengan sempurna. h. Teknologi Dalam kesehariannya ia menjadi manusia yang Gambaran teknologi diwakili dengan jujur, tidak pendendam, sabar dan tawakal, adanya teknologi pertanian seperti cara bijaksana, pintar, dan sifat baik lainnya. menanam padi, cara mengusir hama padi, hitungan untuk memulai pertanian (astronomi). 2) Pelaku Tambahan Selain itu, gambaran adanya budaya tulis telah Pelaku tambahan dalam cerita ini terdiri tergambar dalam teks ini. Untuk kepentingan dari Nabi Yaqub, Ratna Dewi Ayu Rohil, Ratna rumah tangga, disebutkan adanya macam- Dewi Ayu Lia, Nyi Mas Jalfah dan Nyi Mas macam perabot dapur yang digunakan untuk Balhah, Rubil, Yahoda, Samaun dan mengolah padi hingga menjadi nasi. saudaranya, Malik bin Daur, Julaeha (Dewi Ra’il), Raja Qitfir Aziz, Sunan Walid, Bayus, i. Seni dan Sastra dan Majlab Seni sastra yang digambarlan dalam teks ini adalah adanya mantra (rajah, jangjawokan) d. Latar dan pantun (sisindiran). Selain itu, dalam teks 1) Latar tempat ini juga digambarkan adanya upacara mapag sri Tempat yang menjadi latar dalam (menyambut padi). cerita ini yaitu Mesir, Kana’an, Temas, . Tempat yang disebutkannya di antaranya 4) Wawacan Nabi Yusuf (WNY) sumur, tanah lapang, antara Madyan dan Mesir, 4.1) Struktur WNY antara Tabriyah dan bumi Qudsi, di pinggir a. Tema kubur, dan di dalam penjara. Tema yang tergambar dalam WNY adalah kebenaran pasti akan mengalahkan kejahatan. 2) Latar Waktu Tema ini tercermin dalam tokoh Nabi Yusuf. Latar waktu yang disebut-sebut dalam Bagaimanapun ia diperdaya, baik oleh WNY adalah tengah malam, siang, asar, pagi- saudaranya maupuan oleh Julaeha, pada pagi, dari pagi hingga sore, dari pagi hingga Isa, akhirnya ia berhasil mengalahkan hawa nafsu malam keempat, pukul satu, satu tahun, tiga kakaknya dan Julaeha. Nabi Yusuf menjadi bulan, tujuh tahun, hari Selasa, hari Rabu, dan pemimpin yang berhasil sehingga dapat sebagainya. memperlihatkan kemuliaan hatinya. Ditinjau dari isi teksnya, tema keagamaan 3) Suasana merupakan tema yang dominan dalam teks ini, Suasana yang tergambar dalam teks yaitu berkaitan dengan tarikh nabi. WNY kebanyakan sedih, karena menggambarkan Yusuf yang selalu dianiaya. b. Alur Suasana gembira muncul ketika Yusuf memiliki Alur cerita dalam teks ini adalah alur tongkat yang lebih bagus dari saudaranya. Juga maju (kronologis). Cerita disampaikan dari ketika ia berhasil menjadi raja mesir dan awal sampai akhir secara kronologis. menikah dengan Julaeha.

c. Pelaku

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 13

Kegembiraan lain terjadi waktu 4.2.5 Wawacan Raden Kuda Gambar Sari Julaeha ingin menikah dengan Raja Mesir. (WRKGS) Qitfir Aziz sangat gembira karenanya. 4.2.5.1 Analisis Struktur Selain itu, Julaeha merasa malu ketika a. Tema keinginannya tidak dituruti Yusuf. Oleh karena Tema yang terdapat dalam WRKGS itu, ia mencari cara agar orang lain juga terdiri dari perjuangan dan kesabaran. mengalami hal yang sama. Kesabaran merupakan modal utama dalam mengarungi kehidupan. Hal ini dialami oleh e. Gaya Bahasa tokoh cerita dalam WRKGS. Kuda Gambar Gaya bahasa yang terdapat dalam Sari, Raden Suling Wilamantri, Ki Barid, dan WNY yaitu personifikasi, pleonasme, hiperbol, tokoh lainnya diuji kesabarannya terlebih perbandingan, sarkasme, metafora, pars pro dahulu sebelum dapat menikmati kesenangan toto. dan kebahagiaan. f. Sudut Pandang Sudut pandang dalam teks WNY b. Pelaku adalah orang pertama 1) Pelaku Utama Pelaku utama dalam cerita ini adalah g. Amanat Nyai Siti Bandung Sari (SBS) dan Raden Kuda Amanat yang tersurat dalam WNY, Gambar Sari (RKGS). yaitu: (a) Nyai Siti Bandung Sari (SBS), putra Raja - jangan memberitahukan rahasia Bojonagara. Ia mempunyai paras yang - membunuh manusia itu merupakan dosa cantik sehingga banyak yang melamar. besar Ia mempunyai karakter seperti yang - tidak boleh berzina dan mencuri, serta dideskripsikan berikut. meminum arak (1) Taat kepada orang tuanya. (2) Rajin 4.2.4.2 Nilai Budaya (3) Setia kepada kekasihnya Nilai budaya yang tergambar dalam (b) Raden Kuda gambar Sari (RKGS) WNY yaitu: RKGS merupakan kakak SBS, a. Mata pencaharian: menggembala kambing, digambarkan orang yang kuat rasa bertani, berdagang persaudaraannya sehingga pergi berkelana b. Berziarah ke kubur mencari adiknya, yaitu SBS. Ia juga sangat c. Permainan anak:anak: papanahan, menyayangi kedua orang tuanya. tutumbakan, gatrik 2) Pelaku Tambahan d. Upacara pernikahan: melamar, hiasan, Pelaku tambahan dalam cerita ini terdiri seserahan, sawer, pakaian pengantin dari Raden Bagus Wiranagara, Raden Suling e. Pakaian sehari-hari Wilamantri, Ki Barid, Paman Sela, Dalem f. Perlengkapan kesenian Gordah, dan Aki Pandita. Mereka adalah tokoh- g. Jenis-jenis uang tokoh protagonis yang memiliki prilaku yang h. Tempat tidur raja baik. i. Saling menghormati 3) Pelaku Pelengkap j. Taat beribadat Pelaku pelengkap dalam cerita ini k. Sabar terdiri dari Hamim Tosin Mimbar, Juber Anang, l. Cara beburu Nyi Ratna Sari, Banjaran Sari, Sunan Jaya Pati, m. Macam-macam musim patih (patih Bojonagara, patih Campaka n. Macam-macam tanaman Kembang), ponggawa jaksa, dan pejabat bawahan raja lainnya. c. Latar

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 14

Latar tempat dalam cerita ini terdiri Di dalam teks KDGS, permaisuri raja dari beberapa kerajaan, yaitu Bojonagara, bernama Dewi Bandung Sari, dan nama Cikalama, Tawang Gantungan, Campaka anaknya Dewi Bandung Sari. Kembang, kerajaan Kelewung Sari, Pulo c. Kepercayaan Jingjring, Banjar Patroman, Tanjung Priuk, dan 1) Di dalam teks ini, kepercayaan pra-Islam Yaman. Adapun tempat yang disebutkan dalam masih terlihat, yaitu teks ini terdiri dari hutan, gunung Mandala a) rajah pada awal teks, Wangi, gunung Hadratullahi, laut, Sukabumi, b) Raden Bagus bertapa di gunung Mandala Cianjur, Rajamandala, Cimahi, dan kali Wangi Cipamali. Suasana yang digambarkan meliputi 2) Ajaran agama Islam suasana susah, kaget, malu, sedih, gembira, dan (a) Tokoh Bandung Sari diharuskan belajar marah. ilmu kitab dan Qur’an ke pesantren Cikalama di Parakan Muncang. Ketika tiba d. Alur di pesantren, DBS disambut oleh para Alur cerita WRKGS tersusun secara santri. kronologis, atau disebut alur maju. Cerita (b) Raden Suling Wilamantri dari Tasik dimulai dengan memperkenalkan raja Malaya pun belajar di pesantren Cikalama Bojonagara beserta keluarganya, (II:3) dilanjutkan dengan perginya Bandung Sari (c) DBS berdzikir ketika menemui kesulitan belajar ilmu agama di pesantren. (VII:3) e. Gaya Bahasa (d) Gambar Sari membaca taudz, dzikir, Gaya bahasa yang ditemukan dalam (VII:20). Ia sujud syukur ketika melewati WRKGS terdiri dari perumpamaan, hiperbola, bahaya (VII:25) dan personifikasi. Penggunaan bahasa sama (e) Ki Barid membaca istigfar (XII; 29) dengan pada taaaks wawacan lainnya. 3) Ajaran pra-Islam dan Islam menyatu dalam teks ini. Tokoh Bandung Sari, yang 4.2.5.2 Nilai Budaya belajar agama Islam, juga dikisahkan Nilai budaya yang tergambar dalam bertapa di gunung Mandala Wangi. Selain WRKGS yang diwakili tokohnya yaitu: itu, Gambar Sari bertapa menghadap barat a. Sistem pemerintahan selama tiga tahun. Pemerintahan dalam teks ini bersifat Di samping kepercayaan yang berkaitan kerajaan, namun di dalamnya disebut-sebut dengan agama, ada juga kepercayaan yang juga adanya bupati, patih, jagabaya, berkaitan dengan adat-istiadat, yaitu: mantri, emban, amtenar, hulubalang, (1) Seorang adik tidak boleh mendahului sersan, ajudan, komandan, tumenggung, kakaknya menikah (IV:5) ponggawa, (2) Mandi tengah hari pada hari Jum’at akan Gambaran demokrasi tergambar ketika raja mengakibatkan celaka (IV:31) Cilacap dan raja Bojonagara memberikan kesempatan kepada anaknya untuk d. Alat transportasi menentukan jodohnya. Alat transportasi yang disebutkan dalam b. Pemberian nama teks ini yaitu Joli (tandu), kapal (laut), Pada masa lalu nama seorang anak sulung, kuda,dan sampan khususnya pada masyarakat Sunda, e. Mata pencaharian, terdiri dari berdagang biasanya mempengaruhi nama panggilan dan menyelam; orang tuanya. Seorang bapak atau seorang f. Makanan ibu suka dipanggil dengan nama anaknya. Jenis makanan yang disebutkan yaitu kue Begitu pula dalam teks wawacan KDGS. gula batu, air kopi;

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 15 g. Kerajinan -----. 2002. Metode Penelitian Filologi. Di pesantren DBS sering menyulam untuk Jakarta: CV Manasco mengisi waktu senggangnya Ekadjati, Edi S. 1988. Naskah Sunda: h. Tradisi tulis Inventarisasi dan Pencatatan. Gambaran adanya budaya tulis telah Bandung: Universitas Padjadjaran tergambar dalam teks ini,yaitu adanya bekerja sama dengan The Toyota surat-menyurat yang dilakukan oleh para Foundation. raja baikketikamelamar maupun Ekadjati dkk., Edi S. 1999. Direktori Edisi menantang perang,seperti pada teks Naskah-naskah Nusantara. Jakarta: i. Pertanian Yayasan Obor Indonesia. Berladang (ngahuma) merupakan salah Ekadjati, Edi S. dan Undang Ahmad Darsa. satu cara bertani yang digambarkan pada 1999. Katalog Induk Naskah-naskah teks ini (I:22). Nusantara Jilid 5A Jawa Barat; j. Nama-nama tumbuhan hutan di antaranya Koleksi Lima Lembaga. Jakarta: paku dan tepus. Yayasan Obor Indonesia bekerjasama k. Nama-nama bunga yang disebutkan di dengan Ecole Francaise D”Extreme- antaranya gulo, ermawar, pacar, tunjung, Orient. melati, cempaka putih, dan tanjung; Fanani, M. dkk. 1998. Analisis Struktur dan k. Nama-nama binatang: badak, babi, banteng, Nilai Budaya: Dalam Hikayat rusa, harimau, burung ciung, Pandawa Lima, Maharaja Garebag l. Nama senjata yang disebutkan di antaranya Jagat, dan Lakon Jaka Sukara. meriam, pelor, mimis, panah (jamparing), Jakarta: Pusat Bahasa. bedil, pedang, duhung, tumbak, dan gada. Faruk, HT. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. m. Alat musik: Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Jenis alatmusik yang disebutkan terdiri dari Hawkes, Terence. 1989. Reception Theory: A tambur, tanji, biola, suling , dan kendang. Critical Introduction. London and n. Alat komunikasi New York: Rouletge. 1. Bendera putih, yang merupakan tanda Ikram, Achadiati. 1997. Filologi Nusantara. persahabatan, Jakarta : Pustaka jaya 2. Bendera hitam dan merah berarti Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra: Sebuah menantang perang Pengantar. Jakarta: Gramedia. 3. Umbul-umbul Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah IKIP o. Pakaian,di antaranya peci, mahkota, Bandung. 1992. Palanggeran Ejahan pasmen emas, celana (lancingan). Basa Sunda. Bandung .Rahmat Cijulan o. Hitungan/Angka: salawe, lima laksa, opat Koentjaraningrat. 1977. Metode Penelitian likur, ribuan, puluh ribuan; Masyarakat. Jakarta: Gramedia. p. Adat-istiadat: Koentjaraningrat.1985. Kebudayaan Mentalitas (1) Ketika akan menikah pihak laki-laki dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia membawa barang bawaan Lubis, Nabilah.1996. Naskah, Teks dan Metode q. Rekreasi: Penelitian Filologi.Jakarta: Forum (1) Memancing di laut munday Kajian Bahasa &Sastra Arab Fakultas r. Jenis-jenis masakan,di antaranya ikan Adab IAIN Syarif Hidayatullah bakar, pepes ikan, sop, perkedel , dan Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian semur. Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. DAFTAR PUSTAKA Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Djamaris, Edwar. 1977. “Filologi dan Cara Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada Kerja Penelitian Filologi”. Bahasa University Press. dan Sastra Tahun III No. 1

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 16

Robson, S.O. 1994. Prinsip-prinsip Filologi Indonesia. Diterjemahkan oleh Kentjanawati Gunawan. Jakarta: RUL. Rosidi, Ajip. 1983. Ngalanglang Kasusastraan Sunda. Bandung. Firma Ekonomi. Sudjiman, Dr. Panuti. 1991: Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sutrisno, Sulastin. 1981. Relevansi Studi Filologi. Yogyakarta: Pidato Pengu- kuhan Jabatan Guru Besar. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Pengantar Teori Sastra. (Terj. Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.

Jurnal Sonagar Vol. 2 Th. 2004 17