Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Strategi Bisnis Dan Kapablitas Organisasi Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Perusahaan Penerbangan Berjadwal Di Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Strategi Bisnis Dan Kapablitas Organisasi Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Perusahaan Penerbangan Berjadwal Di Indonesia 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Transportasi udara merupakan pilihan transportasi yang strategis untuk dapat melancarkan arus pergerakan barang dan mobilitas individu mengingat bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan. Dalam perkembangannya, transportasi udara dapat diklasifikasikan dalam : transportasi udara komersial (niaga) dan trasportasi udara tidak komersial. Sedangkan transportasi udara komersial diklasifikasian dalam trasportasi udara niaga (komersial) berjadwal dan transportasi niaga tidak berjadwal. Perusahaan penerbangan niaga di Indonesia pertama adalah Garuda Indonesia Airways yang penerbangan perdananya tanggal 20 desember 1949. Dengan berkembangnya kebutuhan jasa angkutan udara dan berkembangnya bisnis bidang penerbangan, maka terus tumbuh perusahaan-perusahaan baru yang terkait dengan jasa penerbangan. Hingga akhir tahun 2000 perusahaan penerbangan niaga berjadwal bertambah menjadi 7 perusahaan (Garuda, Merpati, Mandala, Bouraq, Sempati, Jatayu, Deraya). Pada awal tahun 2001 Menteri Perhubungan mengeluarkan Keputusan Menteri KM.11/2001 yang intinya mempermudah pendirian perusahaan penerbangan. KM 11/2001 ini dianggap sebagai tahap deregulasi dalam bidang jasa angkutan udara, yang memberikan pengaruh secara signifikan di Industri Penerbangan Indonesia. Perubahan regulasi khususnya terkait dengan kemudahan pihak swasta membuka perusahaan penerbangan menjadi awal perubahan industri penerbangan. Jumlah perusahaan penerbangan berjadwal sekarang (2011) tumbuh menjadi 22 perusahaan penerbangan berjadwal. Jumlah penumpang penerbangan domestik, yang sebelum perubahan (1999) sekitar tujuh juta penumpang, sekarang (2013) sudah menembus angka 74 juta penumpang (Buku Statistik Kementerian Perhubungan RI 2013). Sedangkan dari jumlah pesawat yang dioperasikan, sebelum deregulasi (KM 11/2001) sekitar 180 pesawat, setelelah deregulasi (2013) sudah menjadi 782 pesawat. Belum termasuk perubahan dalam kegiatan- kegiatan lain yang terkait, seperti: jumlah keagenan tiket pesawat, jumlah rute, jumlah atau petumbuhan perusahaan “catering‟ untuk penerbangan , perusahaan perawatan pesawat (MRO) dan lain-lain. Seiring pertumbuhan penumpang, perusahan penerbangan, dan perubahan pola persaingan, perusahaan penerbangan juga melakukan perubahan alat produksi dengan mendatangkan pesawat-pesawat baru baik yang sifatnya tipe yang baru masuk ke Indonesia maupun sampai pesawat yang baru keluar dari hanggar (pabrik) pesawat. Diantara perusahaan penerbangan yang mendatangkan pesawat-pesawat baru (termasuk pemakai pertama di dunia) adalah Lion Air dengan mendatangkan Boeing 737 seri 900 ER dan B737-800 NG untuk klas JET, Garuda mendatangkan B737-800NG dan Airbuss320, Sriwijaya dengan mendatangkan B737-900ER dan Airbus 320, Air Asia Indonesia dengan mendatangkan Airbuss 320, Sky Aviation dengan Sukhoi dan Merpati Airline dengan mendatangkan MAG 60 untuk klas komuter (baling-baling), dan lain-lain. 2 Perkembangan terakhir industri penerbangan Indonesia adalah dengan dikeluarkannya UU No 1 Tahun 2009 yang berisi perubahan-perubahan peraturan bidang angkutan udara, diantaranya; persyaratan minimal jumlah pesawat yang dikuasai untuk mendirikan perusahaan penerbangan (minimal 10 pesawat), pengaturan keselamatan penerbangan, dan pembagian segmen penerbangan menjadi tiga (3) segmen ( Full Services, Medium services, dan No frills airline). Perkembangan jumlah perusahaan penerbangan niaga berjadwal dan jumlah pesawat selama lima (5) tahun terakhir di Indonesia dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1 Data perusahaan penerbangan berjadwal domestik dan data pesawat tahun 2007-2012. Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Perusahaan 14 16 16 19 22 18 18 Pesawat 304 560 737 1.118 1.323 1.434 Sumber: Data Statistik Departemen Perhubungan 2011. Dari tabel 1 terlihat jumlah perusahaan penerbangan berjadwal dari tahun ke tahun terus meningkat dengan jumlah terbanyak pada tahun 2011 sebanyak 22 perusahaan penerbangan. Begitu juga pesawat yang terdaftar di Kementerian Perhubungan terus meningkat dari tahun ketahun. Tabel 2 Data penumpang domestik (juta orang) dan pertumbuhannya (%) tahun 2007-2012 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Penumpang 39.182 37.405 43.808 51.775 60.197 71.421 74.162 (000) Pertumbu-han (%) 15.13 -4.49 11.86 38.42 16 18.9 3,84 Sumber: Data Statistik Departemen Perhubungan 2013 Dari tabel 2 terlihat bahwa secara siknifikan jumlah penumpang domestic bertambah dari tahun ke tahun hingga tahun 2013 sudah mencapai 74 juta lebih penumpang. Pertumbuhuan penumpang juga secara positif dan signifikan kecuali ditahun 2008 sedikit berkurang, dimana saat itu (2008) sedang terjadi krisis ekonomi dunia yang berimpas pada krisis ekonomi di Indonesia. Tabel 3 Jumlah penumpang domestik tahun 2013 Jumlah Jumlah Operator penumpang Operator penumpang (orang) (orang) Batavia Air stop Lion Air 32.610.168 Mandala Air 3.877 Riau Air - Garuda Indonesia 16.729.519 Sriwijaya Air 8.606.261 Merpati Nusantara 1.355.555 Travel Express 677.725 Ind Air Asia 3.023.265 Wings Air 3.419.134 Kartika Air - Trigana Air 804.231 3 Jumlah Jumlah Operator penumpang Operator penumpang (orang) (orang) Pelita Air 10.235 Ind Air T 63.285 KalsTrans 626.741 Travira Air 787 PT.Aviastar 177.012 T.Transnusa 185.842 Sumber: Data Statistik Departemen Perhubungan 2013 Dari tabel 3 terlihat penguasaan pasar (pelanggan) dari masing-masing perusahaan penerbangan, dimana Lion Air menjadi perusahaan penerbangan dengan jumlah punumpang terbanyak diandingkan dengan perusahaan penerbangan lainnya. Tabel 4 Data perusahaan penerbangan berjadwal domestik yang berhenti beroperasi Nama Tahun Berhenti No Perusahaan Operasi 1 Sempati Air 2002 2 Bouroq 2004 3 Away air 2003 4 Star Air 2004 5 Deraya 2010 6 Jatayu 2009 7 Bayu 2009 8 Adam Air 2010 9 Mandala Air 2011 10 Batavia 2012 Merpati 11 2013 Airline 12 Sky Aviation 2014 Sumber : Diolah dari Departemen Perhubungan RI. Tabel 4 menunjukkan bahwa disamping pertumbuhan penumpang yang positif akibat deregulasi, juga terjadi tutupnya (stop operasi) beberapa perusahaan penerbangan yang tidak bisa bersaing sebagai akibat adanya deregulasi angkutan udara Indonesia. Tabel 5 Data Kecelakaan Pesawat/Penerbangan 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Kecelakaan 20 24 25 18 32 Sumber: Data Statistik KNKT 2012 4 Tabel 5 menggambarkan betapa masalah keselamatan penerbangan di Indonesia masih memprihatinkan, bisa dilihat dari kecenderungan terjadinya kecelakaan penerbangan yang terus meningkat. Dari data tersebut diatas terlihat bahwa kinerja perusahaan pada industri penerbangan di Indonesia dari aspek tertentu menunjukkan adanya peningkatan seperti:jumlah penumpang diangkut dari tahun ke tahun, tetapi dalam aspek lain masih menunjukkan kondisi kurang menggembirakan seperti banyaknya perusahaan penerbangan berjadwal yang berhenti operasi, jumlah kecelakaan penerbangan yang masih tinggi, banaknya complain pelanggan khususnya terkait masalah ketepatan waktu keberangkatan (On Time Performance). Pertumbuhan jumlah perusahaan penerbangan domestik pada wilayah pelayanan yang sama mengkondisikan terjadi persaingan yang sangat dinamis, dalam satu rute jumlah operator yang melayani semakin banyak. Hal ini menjadi perhatian serius baik bagi pelaku jasa penerbangan maupun bagi regulator yang terkait pelaksanaan jasa penerbangan. Tidak bisa dihindari juga, terjadi dinamika dari aspek pengguna jasa penerbangan baik terkait tingkat pelayanan, penawaran harga tiket, dan keselamatan penerbangan. Permasalahan selain tingginya tingkat persaingan sesama perusahaan penerbangan dalam negeri, adalah masuknya beberapa perusahaan penerbangan asing yang melakukan pelayanan penerbangan di dalam negeri dengan bekerjasama perusahaan domestik. Seperti Air-Asia International yang bekerjasama dengan perusahaan lokal mendirikan Air-Asia Indonesia. Permasalahan lebih rumit dengan kesepakatan “ASEAN” yang membolehkan perusahaan asing (anggota ASEAN) melayani penerbangan domestik di sesama negera anggota ASEAN mulai akhir tahun 2015 ( ASEAN‟S Road Map Air Transport) yang tertuang dalam MEA . Persaingan akan semakin ketat, baik di bidang pelayanan, harga tiket, kenyamanan, dan ketepatan waktu. Perusahaan penerbangan asing yang cenderung mengoperasikan pesawat baru dan mempunyai jaringan internasional, akan membawa pengaruh besar dalam persaingan. Kemampuan menganalisis faktor eksternal perusahaan penerbangan dalam merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan merupakan masalah yang menarik untuk dikaji lebih mendalam, oleh karena kemampuan menganalisis eksternal perusahaan penerbangan dalam merumuskan strategi perlu mendapat solusi, karena jika tidak mendapat perhatian yang serius dikhawatirkan kinerja perusahaan di industri penerbangan Indonesia akan mengalami kinerja yang tidak sesuai harapan.Selain menyiapkan strategi bisnis untuk peningkatan kinerja industri maskapai penerbangan, maka setiap perusahaan maskapai penerbangan harus memiliki kapabilitas organisasi agar kinerja yang diharapkan dapat dicapai. Lingkungan bisnis (eksternal dan internal) merupakan lingkungan yang harus dihadapi organisasi dan harus dipertimbangkan dalam pengambilan bisnis perusahaan Aktivitas keseharian organisasi mencangkup interaksi dengan lingkungan kerja (Dill 1958). Lingkungan bisnis berperan dalam mempengaruhi strategi organisasi. Sedangkan strategi harus dilaksanakan secara efektif, sehingga rencana strategi harus dipadukan dengan masalah operasional. Tingkat 5 keberhasilan yang baik diperlukan kombinasi perencanaan strategi yang baik dengan pelaksanaan strategi yang baik pula (Glueck dan Jauch 1997)
Recommended publications
  • Vol-5, Issue 2
    International Journal of Management Sciences and Business Research, Feb-2016 ISSN (2226-8235) Vol-5, Issue 2 Analysis on the Factors Causing Airlines Bankruptcy: Cases in Indonesia Author’s Details: (1)Suharto Abdul Majid-Faculty of Economic and Business, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia (2) Sucherly - Faculty of Economic and Business, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia (3) Umi Kaltum- Faculty of Economic and Business, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia Abstract the high growth of national aviation services after the aviation deregulation in 2000 has given a positive impact on the increase of national economic activities, especially in tour and trade. In the same time, however, it negatively impacts the aviation business itself, making many airline companies stop their operation and then go to bankruptcy. The aim of this research is to analyze the factors causing bankruptcy to some national airline companies in Indonesia after the aviation deregulation in the periods of 2001-2010 and 2011-2015. It is an exploratory research with a qualitative descriptive approach emphasizing on evaluating the factors causing bankruptcy to a number of domestic airlines in Indonesia. The method of data collection is an interview with the format of focus group discussion (FGD), while the data analysis uses factor analysis method. The results of this research show that there are two main factors that cause bankruptcy to a number of domestic airlines in Indonesia. They are both internal and external factors of the companies. Key words: Airline companies bankruptcy, internal factors, and external factors. INTRODUCTION Since the implementation of the national aviation deregulation policy in 2000, the growth of aviation business in Indonesia increases rapidly.
    [Show full text]
  • RASG-PA ESC/29 — WP/04 14/11/17 Twenty
    RASG‐PA ESC/29 — WP/04 14/11/17 Twenty ‐ Ninth Regional Aviation Safety Group — Pan America Executive Steering Committee Meeting (RASG‐PA ESC/29) ICAO NACC Regional Office, Mexico City, Mexico, 29‐30 November 2017 Agenda Item 3: Items/Briefings of interest to the RASG‐PA ESC PROPOSAL TO AMEND ICAO FLIGHT DATA ANALYSIS PROGRAMME (FDAP) RECOMMENDATION AND STANDARD TO EXPAND AEROPLANES´ WEIGHT THRESHOLD (Presented by Flight Safety Foundation and supported by Airbus, ATR, Embraer, IATA, Brazil ANAC, ICAO SAM Office, and SRVSOP) EXECUTIVE SUMMARY The Flight Data Analysis Program (FDAP) working group comprised by representatives of Airbus, ATR, Embraer, IATA, Brazil ANAC, ICAO SAM Office, and SRVSOP, is in the process of preparing a proposal to expand the number of functional flight data analysis programs. It is anticipated that a greater number of Flight Data Analysis Programs will lead to significantly greater safety levels through analysis of critical event sets and incidents. Action: The FDAP working group is requesting support for greater implementation of FDAP/FDMP throughout the Pan American Regions and consideration of new ICAO standards through the actions outlined in Section 4 of this working paper. Strategic Safety Objectives: References: Annex 6 ‐ Operation of Aircraft, Part 1 sections as mentioned in this working paper RASG‐PA ESC/28 ‐ WP/09 presented at the ICAO SAM Regional Office, 4 to 5 May 2017. 1. Introduction 1.1 Flight Data Recorders have long been used as one of the most important tools for accident investigations such that the term “black box” and its recovery is well known beyond the aviation industry.
    [Show full text]
  • U.S. Department of Transportation Federal
    U.S. DEPARTMENT OF ORDER TRANSPORTATION JO 7340.2E FEDERAL AVIATION Effective Date: ADMINISTRATION July 24, 2014 Air Traffic Organization Policy Subject: Contractions Includes Change 1 dated 11/13/14 https://www.faa.gov/air_traffic/publications/atpubs/CNT/3-3.HTM A 3- Company Country Telephony Ltr AAA AVICON AVIATION CONSULTANTS & AGENTS PAKISTAN AAB ABELAG AVIATION BELGIUM ABG AAC ARMY AIR CORPS UNITED KINGDOM ARMYAIR AAD MANN AIR LTD (T/A AMBASSADOR) UNITED KINGDOM AMBASSADOR AAE EXPRESS AIR, INC. (PHOENIX, AZ) UNITED STATES ARIZONA AAF AIGLE AZUR FRANCE AIGLE AZUR AAG ATLANTIC FLIGHT TRAINING LTD. UNITED KINGDOM ATLANTIC AAH AEKO KULA, INC D/B/A ALOHA AIR CARGO (HONOLULU, UNITED STATES ALOHA HI) AAI AIR AURORA, INC. (SUGAR GROVE, IL) UNITED STATES BOREALIS AAJ ALFA AIRLINES CO., LTD SUDAN ALFA SUDAN AAK ALASKA ISLAND AIR, INC. (ANCHORAGE, AK) UNITED STATES ALASKA ISLAND AAL AMERICAN AIRLINES INC. UNITED STATES AMERICAN AAM AIM AIR REPUBLIC OF MOLDOVA AIM AIR AAN AMSTERDAM AIRLINES B.V. NETHERLANDS AMSTEL AAO ADMINISTRACION AERONAUTICA INTERNACIONAL, S.A. MEXICO AEROINTER DE C.V. AAP ARABASCO AIR SERVICES SAUDI ARABIA ARABASCO AAQ ASIA ATLANTIC AIRLINES CO., LTD THAILAND ASIA ATLANTIC AAR ASIANA AIRLINES REPUBLIC OF KOREA ASIANA AAS ASKARI AVIATION (PVT) LTD PAKISTAN AL-AAS AAT AIR CENTRAL ASIA KYRGYZSTAN AAU AEROPA S.R.L. ITALY AAV ASTRO AIR INTERNATIONAL, INC. PHILIPPINES ASTRO-PHIL AAW AFRICAN AIRLINES CORPORATION LIBYA AFRIQIYAH AAX ADVANCE AVIATION CO., LTD THAILAND ADVANCE AVIATION AAY ALLEGIANT AIR, INC. (FRESNO, CA) UNITED STATES ALLEGIANT AAZ AEOLUS AIR LIMITED GAMBIA AEOLUS ABA AERO-BETA GMBH & CO., STUTTGART GERMANY AEROBETA ABB AFRICAN BUSINESS AND TRANSPORTATIONS DEMOCRATIC REPUBLIC OF AFRICAN BUSINESS THE CONGO ABC ABC WORLD AIRWAYS GUIDE ABD AIR ATLANTA ICELANDIC ICELAND ATLANTA ABE ABAN AIR IRAN (ISLAMIC REPUBLIC ABAN OF) ABF SCANWINGS OY, FINLAND FINLAND SKYWINGS ABG ABAKAN-AVIA RUSSIAN FEDERATION ABAKAN-AVIA ABH HOKURIKU-KOUKUU CO., LTD JAPAN ABI ALBA-AIR AVIACION, S.L.
    [Show full text]
  • THE IMPACT of RESTRUCTURING on the AIRLINE PERFORMANCE: the Case of Garuda Indonesia
    Výskumné štúdie THE IMPACT OF RESTRUCTURING ON THE AIRLINE PERFORMANCE: The Case of Garuda Indonesia Roberto AKYUWEN ABSTRACT: Garuda Indonesia is an airline company owned by the Indonesian Government. The airline has been vastly deve- Dr. Roberto Akyuwen loped since being established in 1950. Remarkable growth has been achieved mainly due to the fact that in the Senior Lecturer early years there was minimal competition in the airline industry in Indonesia. Being the fi rst Indonesian airline, Finance Education and Training Center Yogyakarta Garuda Indonesia monopolised the commercial air transportation services. This situation allowed more than Ministry of Finance Republic Indonesia reasonable company performance for many years. However, since the government introduction of an open do- Jl. Solo Km 11 Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571 INDONESIA mestic airline industry in 1990, Garuda Indonesia started to face diffi culties. Garuda competed against a number Telp. 62-274-496219, Facs. 62-274-497235 of private airlines, which possessed expansive strategies in developing routes as well as increasing the number [email protected], [email protected] of aircraft. The performance of Garuda Indonesia gradually decreased to a low when operational profi t and cash fl ow reached negative fi gures during the period 1993 to 1997. Further, the seat load factor and on time perfor- Roberto Akyuwen was born in Ambon, Indonesia on 19 March, 1970. He obtained his doctorate degree with cum mance were also worsening. To overcome these problems, restructuring was fi rst undertaken during 1998 to laude in 2003 from the Doctorate Program in Economics, Gadjah Mada University Yogyakarta. Currently, he has 2001.
    [Show full text]
  • Global Volatility Steadies the Climb
    WORLD AIRLINER CENSUS Global volatility steadies the climb Cirium Fleet Forecast’s latest outlook sees heady growth settling down to trend levels, with economic slowdown, rising oil prices and production rate challenges as factors Narrowbodies including A321neo will dominate deliveries over 2019-2038 Airbus DAN THISDELL & CHRIS SEYMOUR LONDON commercial jets and turboprops across most spiking above $100/barrel in mid-2014, the sectors has come down from a run of heady Brent Crude benchmark declined rapidly to a nybody who has been watching growth years, slowdown in this context should January 2016 low in the mid-$30s; the subse- the news for the past year cannot be read as a return to longer-term averages. In quent upturn peaked in the $80s a year ago. have missed some recurring head- other words, in commercial aviation, slow- Following a long dip during the second half Alines. In no particular order: US- down is still a long way from downturn. of 2018, oil has this year recovered to the China trade war, potential US-Iran hot war, And, Cirium observes, “a slowdown in high-$60s prevailing in July. US-Mexico trade tension, US-Europe trade growth rates should not be a surprise”. Eco- tension, interest rates rising, Chinese growth nomic indicators are showing “consistent de- RECESSION WORRIES stumbling, Europe facing populist backlash, cline” in all major regions, and the World What comes next is anybody’s guess, but it is longest economic recovery in history, US- Trade Organization’s global trade outlook is at worth noting that the sharp drop in prices that Canada commerce friction, bond and equity its weakest since 2010.
    [Show full text]
  • Airlines Codes
    Airlines codes Sorted by Airlines Sorted by Code Airline Code Airline Code Aces VX Deutsche Bahn AG 2A Action Airlines XQ Aerocondor Trans Aereos 2B Acvilla Air WZ Denim Air 2D ADA Air ZY Ireland Airways 2E Adria Airways JP Frontier Flying Service 2F Aea International Pte 7X Debonair Airways 2G AER Lingus Limited EI European Airlines 2H Aero Asia International E4 Air Burkina 2J Aero California JR Kitty Hawk Airlines Inc 2K Aero Continente N6 Karlog Air 2L Aero Costa Rica Acori ML Moldavian Airlines 2M Aero Lineas Sosa P4 Haiti Aviation 2N Aero Lloyd Flugreisen YP Air Philippines Corp 2P Aero Service 5R Millenium Air Corp 2Q Aero Services Executive W4 Island Express 2S Aero Zambia Z9 Canada Three Thousand 2T Aerocaribe QA Western Pacific Air 2U Aerocondor Trans Aereos 2B Amtrak 2V Aeroejecutivo SA de CV SX Pacific Midland Airlines 2W Aeroflot Russian SU Helenair Corporation Ltd 2Y Aeroleasing SA FP Changan Airlines 2Z Aeroline Gmbh 7E Mafira Air 3A Aerolineas Argentinas AR Avior 3B Aerolineas Dominicanas YU Corporate Express Airline 3C Aerolineas Internacional N2 Palair Macedonian Air 3D Aerolineas Paraguayas A8 Northwestern Air Lease 3E Aerolineas Santo Domingo EX Air Inuit Ltd 3H Aeromar Airlines VW Air Alliance 3J Aeromexico AM Tatonduk Flying Service 3K Aeromexpress QO Gulfstream International 3M Aeronautica de Cancun RE Air Urga 3N Aeroperlas WL Georgian Airlines 3P Aeroperu PL China Yunnan Airlines 3Q Aeropostal Alas VH Avia Air Nv 3R Aerorepublica P5 Shuswap Air 3S Aerosanta Airlines UJ Turan Air Airline Company 3T Aeroservicios
    [Show full text]
  • Fields Listed in Part I. Group (8)
    Chile Group (1) All fields listed in part I. Group (2) 28. Recognized Medical Specializations (including, but not limited to: Anesthesiology, AUdiology, Cardiography, Cardiology, Dermatology, Embryology, Epidemiology, Forensic Medicine, Gastroenterology, Hematology, Immunology, Internal Medicine, Neurological Surgery, Obstetrics and Gynecology, Oncology, Ophthalmology, Orthopedic Surgery, Otolaryngology, Pathology, Pediatrics, Pharmacology and Pharmaceutics, Physical Medicine and Rehabilitation, Physiology, Plastic Surgery, Preventive Medicine, Proctology, Psychiatry and Neurology, Radiology, Speech Pathology, Sports Medicine, Surgery, Thoracic Surgery, Toxicology, Urology and Virology) 2C. Veterinary Medicine 2D. Emergency Medicine 2E. Nuclear Medicine 2F. Geriatrics 2G. Nursing (including, but not limited to registered nurses, practical nurses, physician's receptionists and medical records clerks) 21. Dentistry 2M. Medical Cybernetics 2N. All Therapies, Prosthetics and Healing (except Medicine, Osteopathy or Osteopathic Medicine, Nursing, Dentistry, Chiropractic and Optometry) 20. Medical Statistics and Documentation 2P. Cancer Research 20. Medical Photography 2R. Environmental Health Group (3) All fields listed in part I. Group (4) All fields listed in part I. Group (5) All fields listed in part I. Group (6) 6A. Sociology (except Economics and including Criminology) 68. Psychology (including, but not limited to Child Psychology, Psychometrics and Psychobiology) 6C. History (including Art History) 60. Philosophy (including Humanities)
    [Show full text]
  • Commission Implementing Regulation (EU) No
    Status: This is the original version (as it was originally adopted). Commission Implementing Regulation (EU) No 1318/2014 of 11 December 2014 amending Regulation (EC) No 474/2006 establishing the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community (Text with EEA relevance) COMMISSION IMPLEMENTING REGULATION (EU) No 1318/2014 of 11 December 2014 amending Regulation (EC) No 474/2006 establishing the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community (Text with EEA relevance) THE EUROPEAN COMMISSION Having regard to the Treaty on the Functioning of the European Union, Having regard to Regulation (EC) No 2111/2005 of the European Parliament and the Council of 14 December 2005 on the establishment of a Community list of air carriers subject to an operating ban within the Community and on informing air passengers of the identity of the operating carrier, and repealing Article 9 of Directive 2004/36/CE(1), and in particular Article 4(2) thereof, Whereas: (1) Commission Regulation (EC) No 474/2006(2) established the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Union, referred to in Chapter II of Regulation (EC) No 2111/2005. (2) In accordance with Article 4(3) of Regulation (EC) No 2111/2005, some Member States and the European Aviation Safety Agency (EASA) communicated to the Commission information that is relevant in the context of updating that list. Relevant information was also communicated by certain third countries. On the basis of that information, the Community list should be updated.
    [Show full text]
  • Update Sd 30 Juni 2019
    STATUS REKOMENDASI KECELAKAAN PENERBANGAN (RECOMMENDATION STATUS OF AVIATION OCCURRENCES) 2015 - 2019 ( Update s.d 30 Juni 2019) REGISTRASI PESAWAT TANGGAL NO TANGGAL INVESTIGASI INSTANSI PENERIMA TANGGAL DITERIMA (RESPONSE NO (AIRCRAFT KEJADIAN (DATE SUMBER (SOURCE) DIKELUARKAN NO RECOMMENDATION REKOMENDASI (RECOMMENDATION) KEYWORD STATUS TANGGAPAN (RESPONSE) KATEGORI (CLASSIFICATION) (INVESTIGATION) (ADDRESS TO) DATE) REGISTRATION) OF OCCURRENCE) (DATE OF ISSUED) KNKT.15.02.04.04 - PT. Garuda Indonesia Refer to analysis chapter 2.1, 2.2 and 2.3 of this report, the KNKT recommends ATR 72‐600; PK‐GAG Directorate General that DGCA should oversight the implementation of recommendation addressed Lombok International PK-GAG 3-Feb-2015 2015 Final Report 9-Dec-2016 of Civil Aviation 04 R 2016 4 1 to the air OPEN NIL PENGAWASAN Airport (DGCA) operator, to ensure the effectiveness ofthe operators safety improvement and Republic of Indonesia to facilitate the recommendation addressed to airport operator. 03 February 2015 KNKT.15.02.04.04 - PT. Garuda Indonesia ATR 72‐600; PK‐GAG The handling of the aircraft was contrary to the wind condition. The KNKT Lombok International PK-GAG 3-Feb-2015 2015 Final Report 9-Dec-2016 Garuda Indonesia 04 O 2016 4 1 OPEN NIL ATURAN recommends that the operator shall emphasized the crosswind handling. Airport Republic of Indonesia 03 February 2015 1 KNKT.15.02.04.04 - PT. In the preliminary report of this investigation, KNKT issued recommendation Garuda Indonesia related to standard call out on final. In addition, investigation identified two ATR 72‐600; PK‐GAG change over control of the flight at critical phase of flight without clear Lombok International PK-GAG 3-Feb-2015 2015 Final Report 9-Dec-2016 Garuda Indonesia 04 O 2016 4 2 OPEN NIL PENGAWASAN statements.
    [Show full text]
  • Overcoming the Challenges for Survival
    2 Mengatasi Tantangan untuk Bertahan OVERCOMING the CHALLENGES for SURVIVAL Tahun 2015 merupakan tahun penuh dengan tantangan, Year 2015 was a year filled with challenges, not only for bukan hanya untuk perekonomian secara global, namun economics in global context, but also within the industry juga dalam industri yang dijalankan oleh PT Pelita Air the PT Pelita Air Service (“the Company”) involved. Theme Service (“Perseroan”). Tema “Mengatasi Tantangan of “Overcoming the Challenges for Survival” was chosen untuk Bertahan” dipilih sebagai tema laporan tahunan for annual report of 2015 because this report explained the 2015 karena laporan ini menjelaskan semua upaya yang efforts taken by the Company to overcome the challenges dilakukan oleh Perseroan untuk mengatasi tantangan within the year through “Turn Around Program”. The program yang ada dalam tahun tersebut melalui “Program Turn in general comprising of efficiency, assets alignment, and Around”. Program ini secara garis besar terdiri dari business diversification. efisiensi, assets alignment, dan diversifikasi bisnis. Perseroan percaya bahwa dengan mengintegrasikan The Company believed by integrating the strengths and seluruh kekuatan dan memfokuskan pada ketiga poin focusing on those three main points of the program, the utama tersebut, tahun 2015 akan menjadi titik awal bagi year 2015 would become the starting point of the Company Perseroan untuk mengambil lompatan demi perbaikan to take the leap for futher improvement. The company is lebih lanjut. Perseroan berkomitmen untuk selalu committed to always deliver optimum performance no memberikan kinerja yang optimal apapun tantangan yang matter what challenges the future brings. akan dihadapi di masa mendatang. Ilustrasi segitiga sebagai elemen utama pada desain The illustration of triangle as the main element of the menunjukan semangat untuk merumuskan sebuah design represented the spirit to formulate a shape strategy strategi yang tajam dalam menembus tantangan yang to get pass through every challenges faced.
    [Show full text]
  • TRANS DARAT 24Menerapkan Standar Keselamatan Bus Pariwisata SUMBER DAYA MANUSIA 36STPI Curug, Tangerang Garda Terdepan Pembentuk
    editorial Merampungkan Pembangunan Infrastruktur Pembaca Budiman, Majalah Kementerian Perhubungan Setiap proses pembangunan senantiasa tak lepas No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976 dari sejumlah tantangan. Pun dengan pembangunan ISSN : 0853179X S infrastruktur pelabuhan, terminal, jalur rel kereta PEMBINA: api, dan fasilitas transportasi lainnya di sub sektor Menteri Perhubungan Republik Indonesia, perhubungan darat, laut, udara serta kereta api. Sejumlah PENASEHAT: proyek pembangunan yang sudah selesai, memerlukan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, penanganan lebih lanjut. Ini karena pembangunan Inspektur Jenderal Kementerian infrastruktur yang dihasilkan, kurang berjalan sesuai Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, harapan. Alasannya pun beragam. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Salah satu contohnya, temuan Irjen Kemenhub atas Kepala Badan Pengembangan SDM proyek-proyek pelabuhan yang berstatus Konstruksi Perhubungan, Kepala Badan Litbang Perhubungan, Cover : Dalam Pengerjaan (KDP) di sejumlah daerah. Tantangan Kepala Badan Pengelola Transportasi Pelabuhan Penyeberangan Ceremai, penyelesaiannya membutuhkan keseriusan semua pihak Jabodetabek Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat termasuk peran dari Pemerintah Daerah. Ini karena PENANGGUNG JAWAB: lokasi pelabuhan yang dibangun ada di wilayah mereka. Pengoperasian pelabuhan Baitul Ihwan membutuhkan akses jalan dan kejelasan status lahan. Tanpa adanya kepastian status PEMIMPIN REDAKSI: lahan
    [Show full text]
  • Profil Asosiasi
    PROFIL ASOSIASI NOPEMBER 2019 ISI DASAR HUKUM VISI & MISI STRUKTUR ORGANISASI UMUM JUMLAH & PERAN ANGGOTA PROGRAM KERJA ASOSIASI EXECUTIVE COMMITTEES ANNUAL GENERAL MEETINGS DASAR HUKUM DAN REFERENSI KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP / 5 / AU 701 / PHB – 89 TENTANG ASOSIASI PENERBANGAN NASIONAL ATAU INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION TANGGAL 23 NOPEMBER 1989 AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION (INACA) NO.: 8.- TAHUN 2000 (lihat akte 15 feb 2010) pasal 10) AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION (INACA) NO.: 42.- TANGGAL 15 JUNI 2006 AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION (INACA) NO.: 69.- TANGGAL 15 FEBRUARI 2010 AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION (INACA) NO.: 44.- TANGGAL 28 SEPTEMBER 2010 AKTE NOTARIS TITIEK IRAWATI S.S.H. , PERIHAL AKTA : PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT TENTANG ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL ATAU DISEBUT INDONESIA NATIONAL AIR CARRIERS ASSOCIATION
    [Show full text]