SEMIOTIKA MAKNA ARTI KASIH IBU DALAM FILM SEMESTA MENDUKUNG

Skripsi DiajukanKepadaFakultasIlmuDakwahdanIlmuKomunikasiUntukMemenuhi PersyaratanMemperolehGelarSarjanaIlmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ANIA FEBRIANI FASYA NIM :108051000143

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1434 H/2013 M

SEMIOTIKA ARTI KAStrI IBU DALAM FILM SEMESTA MENDIIKT}NG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.t)

Oleh Ania Febriani Fasva NIM: 108051000143

Di bawah bimbingan,

182C08011008

JURUS$I KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMT]NIKASI UNTVERSITAS ISLAM NEGERT rUin SYARIF HIDAYATULLAH JAKAR'TA 1433 H./ 2013 M. PENGESAHAN PANTI IA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Semiotika Makna Arti Kasih Ibu Pada Film Semesta Mendukung", telah drqikan dalam sidang munaqosah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa,29 Januari 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Straia I (Sl) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 4 Februari 2013

SIDANG MTJNAQOSAII

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris

Merangkap Anggota

Drs. .Tumroni- M Si NIP. 19630515 199203 1 006 NIP.19710816 Anggota

Penguji I

Dr.ffi Armawati Arbi. M.Si Ade Masturi. MA NIP. 19650207 199103 2 002 NrP. 197s 06062007t01 001

Pembimbing

Rr,lli Nasrullah. M. Si t9750318 200801 1 008 ABSTRAK

Ania Febriani Fasya

Semiotika Arti Kasih Ibu dalam Film Semesta Mendukung

Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari berbagai teknologi dan berbagai unsur-unsur kesenian. Sebagai seni ketujuh, film sangat berbeda dengan seni sastra, teater, seni rupa, seni suara, musik, dan arsitektur yang muncul sebelumnya. Seni film sangat mengandalkan teknologi baik bahan baku produksi maupun dalam hal ekshibisi kehadapan penontonnya. Film Islami saat ini sudah banyak diputar oleh berbagai sineas, seperti salah satunya film Semesta Mendukung sebagai yang memvisualisasikan arti kasih ibu. Maka dalam hal ini, bagaimana repsentasi arti kasih ibu dalam film Semesta Mendukung? Representasi arti kasih ibu dalam film ini yang khususnya surga di bawah telapak kaki ibu, divisualisasikan dengan adegan dimana saat pemeran utama Arif (Sayef M Billah) bertemu kembali dengan ibunya setelah berpisah selama tujuh tahun dan bertemu kembali setelah Arif melakukan pencarian. Pada saat pertemuan Arif sujud di bawah telapak kaki sang ibu. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang menjelaskan makna denotasi dan konotasi, namun dikaitkan dengan komponen dan elemen tekhnik semiotika Steve Campsall yang menjelaskan unsur-unsur sinematografi dalam adegan-adegan yang diteliti. Semiotik secara umum didefinisikan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia. Representasi arti kasih ibu terdapat beberapa adegan dalam film ini. Namun dalam adegan utama yang menjadi pokok penelitian divisualisasikan dengan adegan yang cukup haru ketika Arif berlutut di bawah telapak kaki ibunya Jadi, film ini menampilkan arti kasih ibu khususnya dalam surga di telapak kaki ibu. Arif sangat merindukan ibunya yang pergi dan Arif pun berusaha mencarinya. Arif pun tidak lupa untuk menjalankan apa yang ibunya pesankan terhadapnya. Keywords film, semiotika, arti kasih ibu

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT.

Dialah sumber tempat bersandar, dan sumber kenikmatan hidup yang tanpa batas,

Rahmandan Rahim tetap menghiasi asma-Nya, sehingga penulis diberikan kekuatan fisik dan skripsi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

SEMIOTIKA MAKNA ARTI KASIH IBU PADA FILM SEMESTA

MENDUKUNG Salawat beserta salam tetap tercurahkan atas penghuluumat

Islam Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang telah membuka pintu keimanan yang bertauhidkan kebenaran, kearipan hidup manusia dan pencerahan atas kegelapan manusia serta uswatunhasanah yang dijadikan sebuah pembelajaran bagi muslim dan muslimah hingga akhir zaman.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Dr. Arief Subhan M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, Drs. WahidinSaputra M.A, selaku Pembantu Dekan ,

Drs. Mahmud Djalal, M.A, selaku Pembantu Dekan Bidang

Administrasi dan Keuangan, dan Drs. Study Rizal, L.K, M.A, selaku

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs.Jumroni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam (KPI).

ii

3. Rulli Nasrullah M. Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan

inspirasinya yang sangat berharga.

4. Kedua orang tua tercinta, Anwar Alamsyah dan Maria Ulfa atas segala

kasih sayang, perhatian, dorongan yang tak pernah lelah dan bosan

dalam mendoakan untuk kesuksesan putrimu. Khusus untuk mamah,

aku merasakan arti kasih ibu yang sesungguhnya.

5. Adikku tersayang, the best sibling in the world Fachri Fauzi yang

sesalu memberikan motivasi, dukungan moril mau pun materil, serta

kasih sayang yang tak terhingga.

6. Keluarga besar H. Zaini dan Hj. Yumnah Noor serta keluarga besar

Sait dan Cumi yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat.

7. Sahabat sejati, Gang Ga Kompak dan Full Team: Azizatul Aghnia, Eva

Pratiwi Rusiana, Melani Khusna Shantika, Hanna Syadzwina yang

mengisi hari-hari dengan semua hal yang menyenangkan dan khusus

buat Om Herry Haryadi terimakasih yang akhirnya telah menemukan

DVD film Semesta Mendukung ini. Serta Rizka Eka Rahayu, Marissa

Suci Syahrani, Fikri Ferdian Fauzi, dan Adiya Gautama.

8. D’ Ribet: Azizatul Aghnia (lagi), Rochmah Afiani, Renita Azhari, Nur

Azima, Rury Wulansari atas 4 tahun yang sangat berhaga, serta KKN

Let’s Go alias Piranha: M. Irfan Faqih, Dang Krissandy, Rifki M.

Irsyad, Leni Cahyani, Samsul Muarif, M. Ade Rifayu, Nurfitriani, Lily

Muflihah, Husnul Hafizah, Mahda Ruqayah, Diniyati, Hendy

iii

Kurniadi, Ilal Fajri Siregar, Wisnu Galih Kencana dan warga desa

Tugu Bandung, Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat untuk arti

persahabatan, persaudaraan, dan arti berbagi.

9. Teman-teman semiotik seperjuangan Rani Novianty, Uray Noviandy

Taslim, M. Dhiya Ulhaq atas sharing materi skripsi, teman siding

munaqasah Siti Asiyah dan Jati Samudra untuk hari-hari yang sangat

melelahkan dan jangan pernah menyerah karena kita sudah melangkah

sejauh ini.

10. Teman-teman KPI E Multitalenta, untuk cerita dan semua hal berharga

yang kalian berikan dan teman-teman FIDKOM 2008.

11. Dea Rahadian, untuk kamu yang ada di awal dan di akhir perkuliahan,

hadir di detik-detik terakhir setelah sekian lama menghilang, yang

tidak pernah lelah memberikan semangat setiap hari, motivasi, canda

tawa disaat jenuh, serta cerita berwarna.

12. Si pelatih kesabaran, penyemangat hidup, pemberi motivasi,

pendukung terbaik dan my lucky number 7 #tujuh, atas semangat,

dukungan, doa, keyakinan dan semua hal yang telah dilakukan “kita ga

pernah tau sebelum kita nyoba!” Destrian Panducita.

Ciputat, 02 Januari 2013

Penulis

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii

DAFTAR ISI ...... iii

DAFTAR TABEL ...... iv

DAFTAR GAMBAR ...... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Pembatsan dan Perumusan Masalah ...... 4 C. Tujuan Penelitian ...... 5 D. Manfaat Penelitian ...... 6 E. Metodologi Penelitian ...... 6 F. Tinjauan Pustaka ...... 10 G. Sistematika Penulisan ...... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. FilmSebagai Media Dakwah...... 12 B. Tinjauan Umum Tentang Semiotika ...... 33 C. Makna Arti Kasih IbuDalamPandangan Islam ...... 39

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG FILM SEMESTA MENDUKUNG

A. Film Sebagai Media Dakwah……………...... 42 B. Sinopsis Film Semesta Mendukung ...... 43 C. Profil Pemain Film Semesta Mendukung ...... 46

BAB IV SEMIOTIKA ARTI KASIH IBU DALAM FILM SEMESTA MENDUKUNG

A. PenandaanMaknaArtiKasihIbu ...... 57 B. Unsur-unsurGrafis Dan Makna Arti Kasih Ibu ...... 70 A. Semiotika dalam Adegan Arti Kasih Ibu ...... 71 B. Interpretasi ...... 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...... 88 B. Saran ...... 88

v

DAFTAR PUSTAKA ...... 90

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skema Genre Induk Premier dan Sekunder ...... 26

Tabel 2.2 Tabulasi Analisis Film ...... 36

Tabel 4.1 Cut of Shot Pengantar Shot “Kerinduan Anak Kepada Ibunya” ...... 59

Tabel 4.2 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Scene “Rindu Anak Kepada Ibunya” .... 64

Tabel 4.3 Cut of Shot Pengantar Scene “Pertemuan

Seorang Anak dengan Ibunya” ...... 66

Tabel 4.4 Ikon, Indeks, dan Simbol dalam Scene “Pertemuan

Seorang Anak dengan Ibunya” ...... 69

Tabel 4.5 Denotasi dan Konotasi Adegan ...... 71

Tabel 4.6 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Scene 1 ...... 72

Tabel 4.7 Cut of Shot dari Adegan “Arti Kasih Ibu” ...... 73

Tabel 4.8 Unsur Sinematografi Adegan ...... 75

Tabel 4.9 Dialog dan Gambar Ilustrasi Adegan 1 ...... 83

Tabel 4.10 Dialog dan Gambar Ilustrasi Adegan 2 ...... 84

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Poster Film Semesta Mendukung ...... 43

Gambar 3.2 John De Rantau ...... 45

Gambar 3.3 ...... 48

Gambar 3.4 Helmalia Putri ...... 49

Gamabar 3.5 Revalina S. Temat ...... 50

Gambar 3.6 Ferry Salim ...... 52

Gambar 3.7 Indro WARKOP ...... 54

viii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semesta Mendukung merupakan film ketujuh yang diproduksi oleh

Mizan Productions setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Garuda di Dadaku,

Emak Ingin Naik Haji, dan 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. ini Mizan Productions

bekerjasama dengan Falcon Picture. Film Mestakung merupakan film yang

terinspirasi dari kisah nyata semangat tim olimpiade sains sebagai

juara umum olimpiade fisika di Singapura, namun karakter, detail cerita serta

peristiwanya merupakan rekaan.

Film ini menceritakan tentang Arif, seorang anak yang sangat

mencintai Fisika dan berasal dusun di Pamekasan, Madura. Jauh dari gemerlap

kota dan fasilitas yang memadai sekaligus kesulitan ekonomi yang

dialaminya, tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains khususnya

Fisika.

Beruntung, dia mempunyai guru seperti Ibu Tari, seorang perempuan

Minang yang karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan rela terdampar di

Madura untuk menemukan intan-intan pecinta ilmu sains. Di luar

kecerdasannya, Arif tetaplah seorang anak yang merindukan sang ibu yang

lama pergi. Sang ibu yang akhirnya harus dicarinya hingga ke Singapura.

Profesor Johannes Surya, ahli fisika, memiliki istilah menarik untuk

menunjukkan bahwa keinginan kita dibantu oleh alam raya. Kata sang

professor, jika keinginan kita didukung oleh alam raya, tak ada yang 2

bisamenghalangi tercapainya keinginan kita tersebut. Istilah menarik itu

adalah “mestakung” atau “semesta mendukung”.Prof. Yohanes Surya, Ph.D,

tampil sebagai bintang tamu dalam salah satu adegan film besutan sutradara

John de Rantau. Dengan menggunakan istilah tersebutlah Mizan Productions

kemudian menjuduli film produksinya.

Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat berpengaruh

bagi kehidupan manusia. Kerjanya ibarat jarum hipodemik atau peluru yang

banyak dicetuskan oleh pakar ilmu komunikasi, dimana kegiatan mengirimkan

pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang dapat langsung

merasuk ke dalam jiwa penerima pesan.1

Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik

dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara

bebas dan tetap, penerjemahannya langsung memalui gambar-gambar visual

dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai

subyek yang tidak terbatas ragamnya.2

Film saat ini sudah menjadi keseharian dalam kehidupan modern umat

manusia di dunia. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa

ini, menonton film menjadi sangat mudah didapatkan. Setiap hari bahkan

setiap jam, kita dapat menyaksikan berbagai film, baik itu melalui televisi,

gedung-gedung bioskop, VCD, DVD, hingga internet yang tersebar dimana-

mana. Bahkan kini telah hadir Indivision yang berupa stasiun televisi yang

hanya menyuguhkan film sebagai program acara setiap harinya, oleh

1 Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005), h. 12 2 Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar, (Jakarta, BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, 2000), h. 6 3

karenanya saat ini sepertinya film mustahil dipisahkan dari kehidupan manusia, termasuk anak-anak.

Namun menjadikan film sebagai media dakwah tentunya harus bisa menyesuaikan bagaimana pesan dakwah yang disampaikan dapat diterima oleh audiensnya tanpa terasa menggurui. Hal ini yang dilakukan oleh seorang sutradara Indonesia yang bernama John De Rantau. Ia membuat sebuah film motivasi tentang pendidikan dan arti kasih ibu yang terinspirasi dari kisah- kisah gemilang putra-putri Indonesia mengangkat nama bangsa Indonesia di kancah dunia internasional lewat berbagai olimpiade sains dan tidak menyampingkan arti kasih ibu. Film yang diproduksi Mizan Production dan

Falcon Pictures.

Begitu berat tugas orang tua terutama ibu dalam mendidik anak.

Sehingga diperlukan seluruh potensi kebaikan pada diri ibu, diperlukan pengetahuan dan pengetahuan praktis tentangnya. Ibu, sebagaimana juga ayah, perlu mengetahui prinsip dasar pendidikan anak, baik yang bersifat fundamental dalam syariat Islam maupun ilmu pengetahuan umum yang terus berkembang. "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu" (Q.S. At-Tahrim:6) "Surga di bawah telapak kaki ibu". Pada diri ibu terletak tanggungjawab besar mengantarkan anaknya ke surga dengan memberikan pendidikan terbaik. Ibu adalah tauladan, ibu adalah contoh sempurna dalam akhlaq dan tindakan. Kebahagiaan dan kesengsaraan anak baik di dunia maupun di akhirat sangat dipengaruhi oleh sosok seorang ibu. Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda atas keikhlasan 4

seorang ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan mendidik

putra-putrinya.

Pesan utama yang diangkat dalam film ini tentang kuatnya

persahabatan, kecintaan pada sains dan arti kasih ibu, film ini bercerita tentang

Arif, seorang anak yang sangat mencintai Fisika. Meskipun mengalami

kesulitan ekonomi tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains. Walau

tinggal di sebuah dusun di Pamekasan, Madura yang jauh dari gemerlap kota

dan fasilitas belajar yang memadai, Arif tetapmenekuni Fisika. Arif ikut

olimpiade sains yang diadakan di Singapura, namun Arif mempunyai agenda

tersembunyi yaitu menemukan ibunya di sana, yang terpaksa bekerja menjadi

TKW karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Setelah bertahun-tahun

belum juga kembali dan tidak pernah memberi kabar.

Dari masalah yang terlihat sepele inilah akan muncul masalah-masalah

lain dan akhirnya banyak hikmah dan pesan-pesan yang bisa dipetik dari

adegan yang secara natural diperankan oleh para pemainnya.

Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, maka peneliti bermaksud

menyusun skripsi dengan judul “ SEMIOTIKA ARTI KASIH IBU DALAM

FILM SEMESTA MENDUKUNG”, karya John De Rantau.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dijabarkan oleh penulis diatas,

maka penulis membatasi penelitian pada pesan tanda atau simbol yang

mengandung aspek arti kasih ibu yang ada pada film Semesta Mendukung

karya John de Rantau. Menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes, 5

karena menurut Barthes semua objek kultural dapat diolah secara tekstual.

Dengan demikian semiotik dapat meneliti bermacam-macam teks seperti

berita, film, fiksi, fashion, dan drama.3

Sedangkan rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penandaan makna arti kasih ibu dalam film Semesta

Mendukung?

2. Bagaimana unsur-unsur grafis (visual) makna arti kasih ibu dalam film

Semesta Mendukung?

3. Bagaimana interpretasi pemaknaan arti kasih ibu dalam film Semesta

Mendukung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemikiran dan permasalahan diatas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Untuk memahami makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film Semesta

Mendukung.

2. Untuk memahami apa unsur-unsur grafis makna arti kasih ibu dalam film

Semesta Mendukung.

3. Untuk memahami interpretasi pemaknaan arti kasih ibu dalam film

Semesta Mendukung.

3Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006). Cet. Ke-4, h. 123 6

D. Manfaat Penelitian

1. Segi Akademis

Diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dan positif

dalam bidang pendidikan melalui media masa, khususnya tentang

penelitian analisis semiotika film Semesta Mendukung sebagai media

dakwah tentang arti kasih ibu melalui media massa yaitu film.

2. Segi Praktis

Untuk menambah wawasan bagi praktisi komunikasi dan

pendakwah tentang pentingnya manfaat segala bentuk media yang ada

sebagai alat bantu, juga setiap manusia juga bisa ikut berperan dalam

memajukan pesan dakwah, tidak terkecuali para seniman sastra yang

mementingkan nilai arti kasih ibu. Dan juga penelitian ini diharapkan

dapat mengembangkan pemikiran serta pengetahuan mengenai simbol-

simbol dan tanda-tanda dibalik sebuah film. Serta dapat menghargai

sinema Indonesia dan lebih kritis dalam memilih film yang bermutu.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatif, dimana hasil temuan akan dideskripsikan kemudian

ditinjau kembali untuk dianalisis dari hasil pengamatan lapangan dan

penelusuran pustaka. Sedangkan taraf analisis dalam penelitian ini adalah

deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan

penjelasan yang lebih rinci terkait dengan rumusan masalah. Metode 7

deskriptif kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami

masalah sosial yang didasari pada penelitian yang menyeluruh(holistic).

2. Jenis Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua

kategori yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer yaitu

data yang dikumpulkan oleh peneliti, seperti wawancara langsung, dan

merupakan sasaran utama dalam penelitian ini, sedangkan sumber data

sekunder digunakan untuk diaplikasikan guna mempertajam anlisis data

primer, yaitu sebagai pendukung dan penguat data primer dalam

penelitian.

Sumber Data Primer:

Yaitu data yang diperoleh dari hasil analisis semiotik adegan yang

mengandung makna pesan dakwah tentang arti kasih ibu yang terdapat

pada film Semesta Mendukung.

Sumber Data Sekunder:

yaitu data bersumber pada berbagai referensi seperti buku, film,

media internet, dan terbitan lain yang ada relevansinya dengan maslah

penelitian.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah film Semesta Mendukung karya John

De Rantau. Dan objek penelitian ini adalah scene dalam film Semesta

Mendukung yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.

8

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data penulis

menggunakan metode sebai berikut:

a. Observasi atau pengamatan yaitu metode pertama yanng dugunakan

dalam penelitian ini dengan melakukan pengamatan dan pencatatan

dalam fenomena-fenomena yang diselidiki. Di sini penulis membaca

dan memahami isi pesan dan makna dari tanda atau simbol yang ada

pada film Semesta Mendukung ini. Setelah itu penulis mengutip

kemudian mencatat dialog ataupun paragraf yang mengandung pesan

pada film ini untuk dijadikan codingsheet, yakni rangkaian

pencatatanlambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian

diberikan interpretasi.4

b. Metode wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data

dengan melakukan komunikasi tatap muka (face to face)

peneliti dan sumber penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan

wawancara dengan John De Rantau sebagai sutradara dari film

Semesta Mendukung.

c. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, buku-buku yang menunjang penulisan skripsi ini,

internet dan lain sebagainya.

Langkah selanjutnya ialah mengumpulkan datayang diperoleh dari

hasil pemilihan dialog, wawancara, serta dokumentasi. Lalu mengolah

hasil temuan atau data dan meninjau kembali data yang telah

4Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). Cet. Ke-1 9

terkumpul. Seluruh data tersebut nantinya akan dipaparkan dengan

didukung oleh beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian

dianalisis.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

anlisis semiotik yang bersifat kualitatif. Secara sederhana semiotik adalah

ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-

aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut

berarti. Semiotik adalah studi tentang bagaimana bentuk-bentuk simbolik

diinterprestasikan. Kajian ilmiah mengenai pembentukan makna. Secara

subtansial, semiotika adalah kajian yang consern dengan dunia simbol.

Metode ini memperkaya pemahaman kita terhadap teks, sebagai

sebuah metode, semiotik bersifat interpretatif, dan konsekuensinya sangat

subjektif. Namun hal ini tidak mengurangi nilai semiotik karena semiotik

adalah ilmu tentang memperkaya pemahaman kita terhadap teks. Peneliti

menggunakan metode semiotik model Roland Barthes. Di sini tanda

dimaknai secara denotasi dan konotasi tanpa mengesampingkan mitos

yang ada, untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat

umum dan relatif menyeluruh dan mencakup permasalahan yang diteliti.

Ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang

menjadi makna denotasi, makna denotasi tersebut menjadi mitos.

Dalam proses penelitian, tahap pertama dilakukan adalah tahap

pemilihan tanda, yang dilakukan setelah peneliti mengamati secara

keseluruhan adegan dalam film tersebut. Peneliti akan mereduksi film 10

Semesta Mendukung menjadi miteme-miteme (sign) yang membentuknya.

Proses pereduksian teks film hingga menjadi miteme ini didasarkan pada

tanda-tanda dominan yang mampu merepresentasikan makna arti kasih ibu

dalam film tersebut.

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Desertasi” yang

diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan

tinjauan pustaka, ternyata penulis belum menemukan skripsi mahasiswa/i yang

meneliti tentang judul ini. Hanya saja ada beberapa skripsi mahasiswa/i yang

hampir serupa, diantaranya yaitu:

Analisis Semiotik Film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta disusun oleh

Sinthiani, mahasiswa konsentrasi Jurnalistik UIN Jakarta. NIM:

107051102569, Tahun 2011.Shintianimenyebutkandalam penelitian tersebut

objek yang diteliti adalah setiap adegan yang mengandung makna toleransi

beragama dalam film “3 HATI DUA DUNIA SATU CINTA” dengan

menggunakan analisis semiotik Roland Barthes. Simbol-simbol itu pada film

dipresentasikan melalui penampilan (appearance) perilaku tokoh dalam

film.Penelitiantersebutsama-samamenggunakananalisissemiotika model

Roland Barthes 11

danperbedaaandenganpenelitianiniadalahdenganmenambahkananalisissemioti

ka model StiveCampsall.

Analisis Semiotik Film 3 Doa 3 Cinta disusun oleh Fikri Ghazali,

mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN Jakarta. NIM: 206051003915,

Tahun 2010. MenurutFikri dalam penelitian tersebut objek yang diteliti adalah

setiap adegan yang mengandung pesan moral dalam pesan moral film“3 DOA

3 CINTA” dengan menggunakan analisis semiotik Roland Barthes. Simbol-

simbol itu pada film dipresentasikan melalui penampilan (appearance)

perilaku tokoh dalam film.

Dari beberapa skripsi tersebut maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa belum ada mahasiswa/i yang meneliti tentang Analisis Semiotika film

Semesta Mendukung di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu

penulis menggunakan analisis semiotika untuk film Semesta Mendukung ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah maka penulis

membagi pembahasannya ke dalam lima bab yang dibagi ke dalam sub-sub

bab sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pendahuluan ini menguraikan secara singkat mengenai alasan

pemilihan judul, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika

penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI 12

Bab ini menerangkan tentang tinjauan umum tentang film, yang berisi seputar pengertian, sejarah dan perkembangan, jenis, unsur, struktur, dan klasifikasi film, konsep dan pengertian semiotika secara etimologis dan terminologis, film sebagai pesan dakwah dan arti kasih ibu.

BAB III: SEKILAS TENTANG FILM SEMESTA MENDUKUNG

Pada bab ini berisikan tentang konsep dasar pembuatan film Semesta

Mendukung, sinopsis film Semesta Mendukung, profil sutradara film Semesta

Mendukung dan yang terkahir profil pemain film Semesta Mendukung.

BAB IV: ANALISIS SEMIOTIK FILM SEMESTA MENDUKUNG

Dalam bab ini menjelaskan tentang pesan dari tanda dan simbol yang mempunyai makna dari film Semesta Mendukung, serta makna dari judul

Semesta Mendukung.

BAB V: PENUTUP

Dalam bab akhir ini, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang telah diteliti oleh penulis dalam karya ini, serta memberikan saran-saran dan juga beberapa lampiran yang didapat oleh penulis.

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. FilmSebagai Media Dakwah

Dakwah secara etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari

bahasa arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru,

memanggil. Warson Munawir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah

memanggil (to call), mendorong (to invite), mengajak (to summon),

menyeru (to propose), mendorong (to urge), dan memohon (to pray).1

Dakwah secara terminologi, didefinisikan menurut beberapa ahli

diantaranya:

a. Menurut M. Natsir

Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan

kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam

tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan yang

meliputi al-amar bi al-ma’raf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai

macam dan cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing

pengalamannya dalam prikehidupan bermasyarakat dan prikehidupan

bernegara.

b. Menurut Dr. M. Quraish Shihab

Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha

mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik

terhadap pribadi maupun masyarakat. Terwujudnya dakwah bukan hanya

sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan

1Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1994), h.439.

14

hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa

sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran

Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.2

c. Menurut Ibnu Taimiyah

Dakwah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang

beriman kepada Allah SWT, percaya dan menaati apa yang telah

diberitakan oleh Rasul serta mengajak agar dalam menyembah Allah SWT

seakan-akan melihatnya.

Dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam

rangka menyampaikan pesan-pesan agama Islam kepada orang lain agar

mereka menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankan dengan baik

dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat untuk mencapai

kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat, dengan

menggunakan media dan cara-cara tertentu.

Salah satu media yang cukup berkembang saat ini adalah film.

Film merupakan salah satu jenis seni yang dapat memberikan pengaruh

cukup besar kepada pola pikir masyarakat umum. Ini berarti film dapat

menjadi media yang cukup efektif dalam menjalankan dakwah.

Dilihat dari perspektif lain, bagaimana muslim Indonesia mencari

visibilitas dan legitimasi di ruang publik nasional. Islam atau dakwah

ditampilkan dengan cara yang menarik, segar, dan hybrid dalam rangka

2Dr. M. Quraish Sihab, Membumikan Al-Qur‟an, fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung:Mizan, 2001) cet.22, h. 194.

15

membuatnya sebuah alternatif yang menarik bagi budaya kapitalis

perkotaan.3

1. Dakwah Fardiyah Melalui Komunikasi Antar Pribadi

Muh. Nuh mendefinisikan Dakwah Fardiyah adalah “konsenstrasi

dengan dakwah atau berbicara dengan mad’u secara tatap muka atau

dengan sekelompok kecil dari manusia yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-

sifat khusus.4

Komunikasi memegang peranan sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari baik di ruang lingkup keluarga, organisasi formal, organisasi

nonformal dan masyarakat. Manfaat ilmu komunikasi bagi individu di

antaranya untuk pembentukan dan pengembangan pribadi dan kontak

sosial. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memahami kejadian

sekelilingnya dan lebih mamapu membaca situasi beserta lebih mudah

mengatasi situasi.5

Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang

berkomunikasi akan membuat prediksi tentang efek atau prilaku

komunikasinya yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan

reaksinya. Jika menurut persepsi kamunikator reaksi komunikan

menyenangkan atau positif, maka ini merupakan suatu pertanda bagi

komunikator bahwa komunikasinya berhasil.6

3Eric sasono, Mau Dibawa Kemana Sinema Kita?. h.59. 4Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), cet.1, h. 113. 5Ibid, h. 130 6Dr. M. Budyatna, M.A. dan Dra. Nina Mutmainah, Komunikasi Antar Pribadi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), h.4

16

Komunikasi antarpribadi disefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam

bukunya “The interpersonal Communcation Book” sebagai “proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara

sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan

balik seketika.”7

2. Definisi dan Konsep Film

a. Pengertian Film

Dalam mendefinisikan film ada beberapa tokoh yang

mengartikannya dengan berbagai macam pemikiran. Menurut Askurifai

Baskin, Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari

berbagai teknologi dan berbagai unsur-unsur kesenian. Sebagai seni

ketujuh, film sangat berbeda dengan seni sastra, teater, seni rupa, seni

suara, musik, dan arsitektur yang muncul sebelumnya. Seni film sangat

mengandalkan teknologi baik sebagai bahan baku produksi maupun dalam

hal ekshibisi kehadapan penontonnya.8

Berbeda halnya menurut John Vivian dalam bukunya teori

komunikasi massa, film adalah bagian dari kehidupan sehari-hari kita

dalam banyak hal. Bahkan cara kita bicara sangat dipengaruhi oleh

metafora film. Majalah New Yorker menggunakan metafora ini dalam edisi

7Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h.59-60. 8Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, (Bandung: Kataris, 2003), cet. Ke- 1, h.3.

17

khusus tentang Hollywood, “Skenario pribadi kita terentang dalam urutan

Flashback, percakapan, dan peran.”9

Film juga disebut sebagai Moving Images (gambar

bergerak).Menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad, M. A, film atau gambar hidup

merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar

terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian

sehingga memberikan daya tarik tersendiri.10

Film mengandung dua jenis pengkodean atau rekaman: gambar dan

suara (nada). Dalam film terpadukan tindakan, bahasa, bunyi, dan musik.

Yang pertama-tama ialah gambar yang bergerak, penyusunan “teks

gambar” yang meningkatkannya menjadi media tersendiri.11

Proses pembuatan film sendiri membutuhkan waktu yang sangat

panjang yakni masa pra produksi, produksi sampai pasca produksi. Pada

masa pra produksi yang dilakukan biasanya hunting lokasi, pengambilan

shot-shot lokasi yang akan dipakai, break down secenario, reading, serta

menyiapkan equipment yang akan dipakai saat shoting. Kemudian pada

saat produksi waktunya untuk eksekusi, yakni merealisasikan jadwal yang

sudah dibuat oleh manajer produksi agar semua kegiatan berjalan sesuai

dengan literatur yang sudah disepakati, sebab kalau shoting tidak sesuai

9 John Vivian, Teori Komunikasi Massa Edisi ke-8, (Jakarta: Kencana Media Group, 2008), cet. Ke-1, h.160. 10 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-5, h.48. 4Kurt Franz Bernhard Meier, Membina Minat Baca Anak, Terj. Soeparno, (Bandung: Remaja Karya, 1983), cet. Ke-1, h. 181.

18

jadwal maka resikonya berkaitan dengan dana. Sedangkan paska produksi biasanya insan perfilman menyebutnya post, berkaitan dengan proses editing yang dilakukan oleh editor. Barulah kemudian film tersebut bisa dipasarkan, mau ketelevisikah atau bioskop-bioskop atau yang sekarang lebih dikenal dengan 21atau XXI.

Dalam membuat film setidaknya melibatkan tujuh departement di bawah ini yang masing-masing mempunyai andil dan peran tersendiri, namun perlu dicatat bahwa dalam pembuatan film merupakan kerja kolektif, saling melengkapi satu sama lainnya. Tujuh departemen itu adalah:

a. Departemen produksi

b. Penyutradaraan

c. Penulis sekenario

d. Penata Kamera (Director of Photography/ DOP)

e. Penata Artistik (Art Director)

f. Penata Suara (Sound Designer)

g. Penyunting Gambar (Editor)

Fungsi dari film itu sendiri sebagai media hiburan, namun bukan hanya media hiburan saja tetapi dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif bahkan persuasif. Ini sesuai dengan misi perfilman nasional, bahwa selain sebagai media hiburan tetapi bisa dijadikan sebagai media pembelajaran dan sarana informasi.

19

Film mempunyai karakteristik tersendiri yakni menggunakan layar

lebar, pengambilan gambar jarak jauh atau long shot bahkan extrem long

shot, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologi yang mana saat kita

menonton pikiran dan perasaan kita larut dalam alur cerita yang

disuguhkan.12

b. Sejarah dan Perkembangan Film

Dilihat dari sejarah, penemuan film sebenarnya berlangsung cukup

panjang. Ini disebabkan karena film melibatkan masalah-masalah teknis

yang cukup rumit, seperti masalah optik, lensa, kimia, proyektor, kamera,

roll film bahkan sampai pada masalah psikologi. Usaha untuk mempelajari

bagaimana gambar dipantulkan lewat cahaya, konon telah dilakukan

sekitar 600 tahun sebelum masehi. Perkembangan film baru keliatan

setelah abad ke-18 melalui percobaan kombinasi cahaya lampu dengan

kaca lensa padat, tetapi belum berupa gambar hidup yang bisa bergerak.

Setelah Louis Dagurre bekerjasama dengan Joseph Niepce maka

perkembangan kearah seni fotografi terus dilajutkan. Setelah Niepce

meninggal dunia, kemudian dilanjutkan oleh Dagurre dan George Easman

dalam bentuk celluloid. Uji coba untuk menggerakan gambar berhasil

dilakukan dengan memakai selinder yang nantinya berkembang menjadi

proyektor. Joseph Plateau adalah seorang ilmuan yang telah banyak

memberikan perhatian untuk mempelajari rahasia gambar hidup dengan

seksama, terutama dalam hal kecepatan, waktu dan pewarnaan.

Penyempurnaan baru dicapai lewat kamera oleh asisten ahli listrik terkenal

12Elvinaro, Ardianto, Dkk, Komunikasi massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 145-147.

20

Thomas Alva Edison yang bernama William Dickson pada tahun 1895.

Setelah itu barulah orang Amerika berhasil membuat film bisu yang

berdurasi 25 menit, diantaranya film A Trip to the Moon (1902), Life of

an America Fireman (1903), dan The Great Train Robbery (1903).

Kemudian perusahaan film Warner Brothers dengan bekerjsama dengan

Amerika telepon dan telegraf berusaha mempelajari bagaimana cara

memindahkan suara yang ada dalam telepon ke dalam film. Usaha ini

berhasil pada tahun 1928melalui film The Jazz Singer. Masa keemasan

film berlangsung cukup lama, barulah televisi muncul sebagai media

hiburan.

Sejarah perkembangan film indonesia. Hari film nasional yang

telah disepakati oleh bangsa Indonesia adalah tanggal 30 Maret 1950,

sebagaimana yang telah menjadi aspirasi masyarakat perfilman dan telah

menjadi Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 25 tahun 1999,

semasa pemerintahan BJ Habibie yang berbunyi: butir a. Bahwa tanggal

30 Maret 1950 merupakan hari bersejarah bagi perfilman Indonesia karena

pada tanggal tersebut pertama kalinya film cerita dibuat oleh orang dan

perusahaan Indonesia.13

Dalam beberapa buku dan artikel ada yang menyatakan di

Indonesia, sejarah „gambar idoep‟ muncul tahun 1900, dilihat dari

sejumlah iklan di surat kabar masa itu. De Nederlandshe Bioscope

Maatschappij memasang iklan disurat kabar Bintang Betawi

13 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restropeksi, ( Jakarta: Panitia Hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010, 2010) h.5-7

21

menggambarkan dalam beberapa hari lagi akan diadakan pertunjukan

gambar idoep. Di surat kabar terbitan yang sama pada Selasa 4 Desember

1900 itu, ada iklan berbunyi “... besok Rebo 5 Desember pertunjukan

Besar yang Pertama di dalam satu Rumah di Tanah Abang Kebondjae

moelain pukul 7 malam ...”

Tahun 1926 merupakan tonggak bersejarah bagi perfilman

Indonesia. Dengan dibuatnya film cerita pertama dongeng Sunda Loetoeng

Kasaroeng, kemudian (1927) Java film menggarap film kedua Eulis Atjih.

Sebuah drama rumah tangga modern, bukan lagi cerita dongeng, kemudian

Gadis Desa (1949), film berjudul Harta Karoen (1949) dan film yang

berjudul Tjintra (1949). Namun semua film tersebut tidak diakui,

alasannya film-film tersebut bukan oleh orang dan perusahaan pribumi

melainkan oleh perusahaan asing meskipun sutradaranya orang Indinesia.14

Sejarah mencatat bahwasanya film indonesia yang dibuat oleh

orang pribumi dan perusahaan Indonesia adalah film yang berjudul The

Long March atau Darah dan Doa, diproduksi oleh perusahaan bernama

PERFINI (Perusahaan Film Nasional Indonesia) yang merupakan

perusahaan film nasional pertama, dengan produser Djamaludin Malik dan

sutradara Usmar Ismail. Sedangkan tanggal 30 Maret 1950 merupakan hari

pertama pengambilan gambar atau syuting film Darah dan Doa. Usmar

Ismail adalah tokoh yang paling bersemangat untuk mewujudkan adanya

14 Artikel, Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa,http://indonesiabuku.com/?p=2537.

22

film nasional.15 Untuk itu ia dinobatkan sebagai bapak perfilman

Indonesia.

c. Jenis Film

Secara umum film dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni:

dokumenter, fiksi dan eksperimental. Pembagian ini di dasarkan atas cara

bertuturnya yakni, naratif (cerita) dan non-naratif (non cerita). Film fiksi

memiliki struktur naratif yang jelas sementara film dokumenter dan

eksperimental tidak memiliki struktur naratif. Film dokumenter yang

memiliki konsep realisme (nyata) berada di kutubyang berlawanan dengan

film eksperimental yang memiliki konsep formalisme (abstrak). Sementara

film fiksi berasa persisi di tengah-tengah dua kutub tersebut. Film fiksi

bisa dipengaruhi film dokumenter atau film eksperimental baik secara

naratif maupun sinematik.

a. Film Dokumenter

Kunci utama dari film dokumenter adalah penyajian fakta. Film

dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi

yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau

kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau

orentik. Tidak seperti film fiksi, film dokumenter tidak memiliki plot

namun memiliki struktur yang umumnya didasarkan oleh tema atau

argumen dari sineasnya. Film dokumenter juga tidak memiliki tokoh

protagonis dan antagonis, konflik, serta penyelesaian seperti halnya film

fiksi. Struktur film dokumenter umumnya sederhana dengan tujuan agar

15 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restropeksi, ( Jakarta: Panitia Hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010, 2010) h.7-9.

23

memudahkan penonton untuk memahami dan mempercayai fakta-fakta yang disajikan. Film dokumenter dapat digunakan untuk berbagai macam maksud dan tujuan seperti informasi atau berita, biografi, pengetahuan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik (propaganda), dan lain sebagainya.16

Dalam menyajikan faktanya, film dokumenter dapat menggunakan beberapa metode. Film dokumenter dapat merekam langsung pada saat peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Produksi film dokumenter jenis ini dapat dibuat dalam waktu yang singkat, hingga berbulan-bulan, serta bertahun-tahun lamanya.

Film dokumenter memiliki beberapa karakter teknis yang khas yang tujuan utamanya untuk mendapatkan kemudahan, kecepatan, fleksibilitas, efektifitas, serta otentitas peristiwa yang direkam. Umumnya film dokumenter memiliki bentuk sederhana dan jarang sekali menggunakan efek visual. Jenis kamera umumnya ringan (kamera tangan) sertamenggunakan lensa zoom, stok film cepat (sensitif cahaya), serta perekam suara portable (mudah dibawa) sehingga memungkinkan untuk pengambilan gambar dengan kru yang minim (2 orang). Efek suara serta ilustrasi musik juga jarang digunakan. Dalam memberikan informasi pada penontonnya sering menggunakan metode interview (wawancara).

b. Film Fiksi

Berebeda dengan jenis film dokumenter, film fiksi terikat oleh plot.

Dari sisi cerita, film fiksi sering menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata serta memiliki konsep pengadeganan yang telah dirancang

16Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h.4-5.

24

sejak awal. Struktur cerita film juga terikat hukum kausalitas. Cerita biasanya juga memiliki karakter protagonis dan antagonis, masalah dan konflik, penutupan, serta pola pengenbangan cerita yang jelas. Dari sisi produksi, film fiksi relatif lebih kompleks ketimbang dua jenis film lainnya, baik masa pra-produksi, produksi, maupun pasca-produksi.

Manajemen produksinya juga lebih kompleks karena biasanya menggunakan pemain serta kru dalam jumlah yang besar. Produksi film fiksi juga memakan waktu relatif lebih lama. Persiapan teknis seperti lokasi syuting serta setting dipersiapkan secara matang baik di studio maupun non studio. Film fiksi juga bisanya juga menggunakan perlengkapan serta peralatan yang jumlahnya relatif lebih banyak, bervariasi, serta mahal.

Film fiksi berada di tengah-tengah dua kutub, nyata dan abstrak, sering kali memiliki tendensi ke salah satu kutubnya, baik secara naratif maupun sinematik. Film fiksi sering menggunakan teknik gaya dokumenter.17

c. Film Eksperimental

Film eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda dengan dua jenis film lainnya. Para sineas eksperimental umumnya bekerja di luar industri film utama (mainstream) dan bekerja pada studio independen atau perorangan. Mereka umumnya terlibat penuh dalam seluruh produksi filmnya sejak awal hingga akhir. Film eksperimental tidak memiliki plot namun tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat

17 Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 6.

25

dipengaruhi oleh insting subjektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman batin mereka, film eksperimantal juga umumnya tidak bercerita tentang apapun bahkan kadang menentang kausalitas, seperti yang dilakukan para sineas surealis dan dada. Film-film eksperimental umumnya berbentuk abstrak dan tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena mereka menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.18

d. Unsur-unsur Pembentuk Film

Film, secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungansatu sama lain untuk membentuk sebuah film.

Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa kita katakan bahwa unsur naratif adalah bahan

(materi), yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Dalam film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Sementara unsur sinematik atau juga sering diistilahkan gaya sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yakni, mise- en- scene, sinematografi, editing, dan suara. Masing-masing elemen sinematik tersebut juga saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk gaya sinematik secara utuh.19

a. Unsur Naratif

18Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 7-8. 19Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h 1-2.

26

Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film.

Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh jalinan peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni hukum kausalitas (logika sebab- akibat). Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen- elemen pokok pembentuk naratif.

b. Unsur Sinematik

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make up, serta akting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil. Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya. Sedangkan suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melaui indera pendengaran. Seluruh unsur sinematik tersebut saling terkait, mengisi, serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk unsur sinematik secara keseluruhan.20

e. Struktur dalam Film

20Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h 1-2.

27

Secara fisik sebuah film dapat dapat dipecah menjadi unsur-unsur, yakni shot, adegan dan sekuen. Pemahamn tentang shot, adegan dan sekuen nantinya banyak berguna untuk memebagi urutan-urutan

(segmentasi) plot sebuah film secara sistematik. Segmentasi plot akan banyak membantu melihat perkembangan plot sebuah film secara menyeluruh dari awal hingga akhir.

a. Shot

Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan satu kali take (pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah jadi (pasca produksi) memiliki arti satu rangkaian gambar utuh yang utuh yang tidak terintrupsi oleh potongan gambar

(editing). Shot merupakan unsur terkecil dari film. Dalam novel, shot bisa diibaratkan satu kalimat. Sekumpulan beberapa shot biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah adegan. Satu adegan bisa berjumlah belasan hingga puluhan shot. Satu shot dapat berdurasi kurang dari satu detik, beberapa menit, bahkan jam.

b. Adegan (Scene)

Adegan salah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita), tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari beberapa shot yang saling berhubungan. Biasanya film cerita

28

terdiri dari tiga puluh sampai lima puluh buah adegan. Adegan adalah yang paling mudah dikenali sewaktu menonton film.

c. Sekuen (Sequence)

Sekuen adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh. Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling berhubungan. Dalam karya literatur, sekuen bisa diibaratkan seperti sebuah bab atau sekumpulan bab. Dalam pertunjukan teater, sekuen bisa disamakan dengan satu babak. Satu sekuen biasanya dikelompokkan berdasarkan satu periode (waktu), lokasi, atau satu rangkaian aksi panjang. Biasanya film cerita terdiri dari delapan samapai lima belas sekuen. Dalam beberapa kasus film, sekuen dapat dibagi berdasarkan usia karakter utama, yakni masa balita, kanak-kanak, remaja, dewasa, serta lanjut usia. Dalam film-film petualangan yang umumnya mengambil banyak tempat, sekuen biasanya dibagi berdasarkan lokasi cerita.21

f. Klasifikasi dalam Film

Fungsi utama genre adalah untuk memudahkan klasifikasi sebuah film. Istilah genre berasal dari bahasa Perancis yang bermakna “bentuk” atau “tipe”. Kata genre sendiri mengacu pada istilah Biologi yakni, genus, sebuah klasifikasi flora dan fauna yang tingkatannya berada diatas spsies yang memiliki kesamaan ciri-ciri fisik tertentu. Dalam film, genre dapat didefinisikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola sama (khas) sepertisetting, isi dan subyek

21Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 29-30.

29

cerita, tema, struktur cerita, aksi atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter. Klasifikasi tersebut menghasilkan genre-genre seperti aksi, petualangan, drama, komedi, horor, western, thriller, film noir, roman dan sebagainya.

Fungsi genre selain untuk memudahkan mengklasifikasikan film, genre juga dapat membantu untuk memilih film sesuai dengan spesifikasinya. Industri film sendiri sering menggunakannya sebagai strategi marketing. Selain untuk klasifikasi, genre juga dapat berfungsi sebagai antisipasi penonton terhadap film yang akan di tonton.22

Hollywood sebagai industri film terbesar di dunia sejak awal dijadikan sebagai titik tolak perkembangan genre-genre besar dan berpengaruh. Genre-genre besar ini jumlahnya hingga kini telah mencapai puluhan. Genre-genre besar ini kan kita bagi menjadi dua kelompok, yakni genre induk primer dan genre induk sekunder.

Tabel 2.1.23

Skema Genre Induk Primerdan Sekunder

Genre Induk Primer Genre Induk Sekunder Aksi Bencana Drama Biografi Epik Sejarah Detektif Fantasi Film noir Fiksi-ilmiah Melodrama Horor Olahraga Komedi Perjalanan Kriminal Roman Gangster Superhero Musikal Supernatural Petualangan Spionase Perang Thriller

22Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 10. 23Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 13

30

Western

a. Genre Induk Primer

Genre induk primer merupakan genre-genre pokok yang telah ada dan populer sejak awal perkembangan sinema di era 1900-an hingga 1930- an. Tidak semua film sukses dari masa ke masa. Genre-genre seperti aksi, drama, komedi, horor, fantasi, serta fiksi ilmiah relatif masih populer hingga kini.

b. Genre Induk Sekunder

Genre induk sekunder adalah genre-genre besar dan populer yang merupakan pengembangan atau turunan dari genre induk primer. Genre induk sekunder memiliki ciri-ciri karakter yang lebih khusus dibandingkan dengan genre induk primer. Genre-genre seperti thriller, bencana, superhero, serta spionase masih berjaya pada dua dekade belakangan ini.

g. Sinematografi

Dalam sebuah produksi film ketika seluruh aspek mise-en-scene telah tersedia dan sebuah adegan telah siap diambil gambarnya, pada tahap inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni kamera dan film framing, serta durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukakan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar, dan sebagainya. Framing adalah hubungan kamera dengan objek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar

31

atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera dan seterusnya.

Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah objek diambil gambarnya oleh kamera.24

Berikut ini adalah salah satu aspek framing yang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak kamera terhadap objek (type of shot), yaitu:

a. Extreme long shot

Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari obyeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas. b. Long shot

Pada Long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih domninan. Long shot sering digunakan sebagai estabilising shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat. c. Medium long shot

Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh visik manusia dan lingkungan sekitar relative seimbang. d. Medium shot

24Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 89.

32

Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas.

Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame. e. Medium close-up

Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusaia dari dada ke atas.

Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak medium close-up. f. Close-up

Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close-up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau obyek. g. Estreme close-up

Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah objek.

Berdasarkan sudut pengambilan gambar (camera angle): h. High Angle

Menempatkan objek lebih rendah daripada kamera, atau kamera lebih tinggi daripada objek, sehingga yang terlihat pada kaca pembidik objek yang terkesan mengecil. Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,

33

pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatic yaitu kecil atau kerdil. i. Low Angle

Menempatkan kamera lebih rendah dari objek, atau objek lebih tinggi dari kamera, sehingga objek terkesan membesar. Sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle . kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.

Berdasarkan pergerakan kamera (moving camera): j. Pan

Pan merupakan singkatan dari kata panorama. Istilah panorama digunakan karena umumnya menggambarkan pemandangan secara luas. Pan adalah pergerakan kamera secara horizontal kanan dan kiri dengan posisi kamera yang statis.

k. Tilt

Gerakan kamera secara vertikal, ke atas ke bawah atau ke atas dengan kamera statis. Tilt Up jika kamera mendongkak dan tilt down jika kamera mengangguk. Tilt sering digunakan untuk memperlihatkan objek yang tinggi atau raksasa. l. Tracking

Tracking shot atau dolly shot merupakan pergerakan kamera akibat perubahan posisi kamera secara horizontal. Kedudukan kamera di tripod dan diatas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.

34

m. Crane shot

Crane shot adalah pergerakan kamera akibat perubahan posisi

kamera secara vertikal, horizontal atau kemana saja selama masih diatas

permukaan tanah. Crame shot umumnya menghasilkan efek high-angle

dan sering digunakan untuk menggambarkan situasi lansekap luas, seperti

kawasan kota, bangunan, areal taman, dan sebagainya.

n. Zoom in/zoom out

Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengam menggunakan

tombol zooming yang ada di kamera.

B. Tinjauan Umum Tentang Semiotika

1. Konsep Dasar Semiotika

Semiotika secara etimologi istilah semiotik berasal dari bahsa Yunani

semion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai

sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat

dianggap mewakili sesuatu yang lain. Istilah semion tampaknya diturunkan

dari kedokteran hipokraktik atau aklepiadik dengan perhatiannya pada

simtomatologi dan diagnostik inferensial. Sedangkan secara terminilogis,

semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas

objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.25

a. Semiotika Komunikasi

Semiotika ini menekankan pada teori produksi tanda. Yang mana

salah satunya mengasumsikan adanya 6 faktor dalam proses komunikasi,

25Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 95.

35

di antaranya adalah pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran

komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan).

b. Semiotika Signifikasi

Semiotika ini mencoba memberi tekanan kepada teori tanda dan

pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.26

2. Konsep Semiotika Roland Barthes

Salah satu pengikut Sausure, Roland Barthes, membuat sebuah model

sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus Barthes

lebih tertuju pada gagasan signifikasi dua tahap. Roland Barhes

menggunakan istilah order of signification. First order of signification

adalah denotasi. Sedangkan konotasi second order of signification.27

Roland Barthes lahir pada tahun 1915 dari keluarga menengah

Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat

pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis. Dia dikenal sebagai salah

seorang pemikir stukturalis yang getol mempraktikan model linguistik dan

semiologi sausurean.

3. Konsep Semiotika Film Christian Metz

Christian Metz merupakan salah satu kritikus film yang berasal dari

Perancis. Bukunya yang berjudul Language and Cinema memberikan

pemahaman mengenai film sebagai satuan bahasa yang berbeda dari

bahasa tutur. Semua komponen dalam film merupakan serangkaian kode

yang merepresentasikan sebuah budaya, sejarah dan nilai-nilai. Bagi Metz

26 Alex sobur, Semiotika Komunikasi. h. 15. 27 M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (yogyakarta; Gitanyali 2004), h.45

36

teori film adalah teori yang mengkaji wacana-wacana sejarah film, masalah ekonomi film, estetika film dan semiotika film.28

Kontribusi penting Metz dalam memahami film terletak pada bagaimana dia memperkenalkan sebuah konsep cinematis instutitution.

Melalui konsep tersebut Metz mengenalkan, bahwa pengertian film tidak terbatas pada aspek industri yang memproduksi sebuah film saja, melainkan juga aspek lain di luar itu, sehingga penonton dapat menjadi salah satu bagian dari film dengan cara memposisikan penonton sebagai kesatuan film yang berfungsi sebagai mesin kedua, yaitu bergerak dalam wilayah psikologis.

Melalui konsep ini, Metz memaparkan setidaknya ada 3 mesin utama dalam memaknai film secara utuh sebagai bahan penelitian, yaitu outer machine (film sebagai industri), inner machine (psikologi penonton), third machine (penulis naskah film - kritikus, sejarahwan, teoretikus).29

film saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Film, tidak hanya dijadikan sebagai alat hiburan semata, melainkan untuk berbagai kepentingan politik, ekonomi, propaganda, dan berbagai kepentingan lain yang kadang sulit untuk kita deteksi.

Maka dari itu, semiotika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkaji tanda-tanda dan sistem simbolik memiliki kaitan erat dengan film sebagai sebuah produk tanda. Di lain pihak, para ahli melihat film sebagai salah satu media yang dapat memengaruhi para khalayaknya. Dan

28 Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Langguage, h. 200. 29Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Langguage, h. 203.

37

dari sinilah asal mula dilakukannya berbagai penelitian terhadap simbol

dan ikon dalam film, dan pengaruhnya terhadap masyarakat yang

menyaksikan film tersebut.30

4. Tabel Analisis Film Steve Campsall

Steve Campsall merupakan salah seorang pengajar Studi bahasa

Inggris dan Media di The Beauchamp College. Dalam tabel analisis

filmnya yang diadopsi dari pemikiran Metz, Campsall melihat film sebagai

kesatuan bahasa dan makna. Ini kemudian dipahami Steve sebagai Moving

Image Texts: “Film Language”. Menurutnya, seperti kata-kata, film

memiliki bahasa sendiri dalam menyampaikan pesannya kepada penonton.

Para kru dan sineas bekerja menciptakan makna tersebut melalui gambar

bergerak di dalam film, sehingga kompleksitas komponen film

membuatnya berbeda dengan media lain.

Pergerakan audio visual yang dinamis di dalam film, memunculkan

komponen sendiri di dalam kajian semiotikanya. Hal ini dapat dilihat

melalui skema analisis film yang dibuat Steve berikut ini:

Tabel 2.2.31

Tabulasi Analisis Film

Analysing Moving Image Texts: “Film Language”

Signs, Codes and Semiotika, merupakan sebuah jalan untuk menjelaskan bagaimana tanda itu diciptakan. Conventions Di dalam film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas film atau sutradara. Apa yang

30 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 127. 31 Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSEFilm Analysis Guide (3) – SJC.

38

kita dengar, kita lihat dan kita rasakan merupakan sesuatu yang dapat kita persepsikan dan mengandung sebuah ide. Ide tersebutlah yang kemudian disebut dengan „meaning’. Salah satu contoh pemaknaan penting, misalnya kata-kata pengecut, memiliki lawan heroik. Situasi ini memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada beberapa komponen dalam memahami semiotika film. - Signs(tanda): unit makna terkecil yang bisa kita tafsirkan dan turut menentukan makna keseluruhan. - Code(kode): dalam semiotika, sebuah kode adalah sekumpulan tanda yang nampak, “pas”, sekaligus “alami” dalam membentuk makna keseluruhan. - Convention (konvensi): istilah konvensi itu penting. Ia merujuk pada suatu cara yang sudah umum dalam mengerjakan sesuatu. Dan kita sering mengaitkan sesuatu yang konvensional dengan hasil yang pasti, dan menganggapnya natural.

Perlu kita ketahui pula bahwa tipe tanda dan kode setidaknya terbagi atas 3: - Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk menunjukkan sesuatu yang melekat atau identik pada sesuatu. - Indeks : sistem penandaan yang menggunakan unsur kausalitas atau sebab-akibat - Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang melepaskan secara total makna denotasi pada sesuatu tersebut. Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda adalah melalui konvensi. Konvensi merupakan suatu kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat dan dijadikan jalan dalam melakukan suatu pekerjaan. Biasanya konvensi terwujud dalam suatu perbuatan. Mise-En-Adegan Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan penting di dalam sebuah film. Pertanyaan tersebut meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa tujuan yang ingin dicapai? Namun, sebenarnya Mise-En-Adegan

39

merupakan segala sesuatu yang dihadirkan para Director atau sutradara ke dalam adegan- adegan, dan rekaman-rekaman yang termuat di dalam kamera melalui aspek Setting, Kostum, Tata Rias, dan Pencahayaan. Editing Editing merupakan suatu proses memotong dan menggabungkan beberapa potongan film menjadi satu. Membuat film tersebut menjadi cerita yang bersambung, dapat dipahami, realistis, mengalir dan naratif. Shot Types Shot merupakan pengambilan gambar untuk membangun sebuah potongan gambar yang naratif dan memberikan makna tersendiri terhadap objeknya. Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera. Seperti Close Up (CU), Point of View (POV) dan Middle Shot (MS). Camera Angle Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang mencerminkan superioritas atau kekuasaan. Camera Movement Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari zoom out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika makna sendiri. Lighting Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam film. Pencahayaan dapat menimbulkan suasana dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian. Dieges And Sound Dieges atau diagenic sound di dalam film merupakan „dunia film‟. Dia merupakan bagian dari setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya. Visual Effects / SFX SFX merupakan gambar generasi komputer (CGI) yang mana tujuannya untuk menciptakan sebuah realitas dan makna melalui efek-efek gambar dan suara. Narrative Naratif, merupakan unsur film yang memuat cerita dan kisah khusus di dalam film. Genre Genre adalah ragam dari naratif yang sedang dibicarakan di dalam film. Iconography Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal inilah yang menjadi simbol-simbol pendukung genre. Seperti padang pasir yang

40

mendukung karakter koboi. The Star System Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagiam penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna. Bisa menjadi penegas karakter dan aksi. Realism Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat, dan ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat merasakan atmosfer realitas yang tinggi.

Demikianlah kompleksitas di dalam semiotika film. Komponen

tersebutlah yang dijadikan acuan untuk mengkaji lebih dalam terkait

sistem tanda di dalam film. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa film

merupakan salah satu produk komunikasi massa yang di dalamnya

memiliki dan menyimpan makna sendiri bagi para penontonnya.

C. Arti Kasih IbuDalamPandangan Islam

Dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan, suatu hari ada seorang yang

datang kepada Nabi Muhammad SAW seraya bertanya: "Wahai

Rasulullah, siapa orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?"

Rasulullah menjawab: "Ibumu!" Orang itu bertanya lagi: "Lalu siapa?"

"Ibumu!" jawab Beliau. "Lalu siapa lagi, ya Rasulullah?" tanya orang itu.

Beliaupun menjawab "Ibumu!" Selanjutnya orang itu bertanya lagi: "Lalu

siapa?" Beliau menjawab: "Ayahmu."

Hadits di atas memerintahkan agar kita senantiasa berbuat baik pada

kerabat terutama adalah ibu, lalu ayah. Didahulukannya ibu karena ia telah

mengandung, menyusui, mendidik dan tugas berat lainnya. "Dan Kami

41

perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.”

Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya setelah dua tahun. “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu” (Q.S.

Luqman:14). Karena beratnya tugas orang tua, maka seorang anak diwajibkan untuk memperlakukan mereka dengan baik. Sosok seorang ibu juga melekat tanggung jawab yang berat. Jika kita artikan secara bebas,

"surga di bawah telapak kaki ibu" dapat juga berarti bahwa masa depan seorang anak di akhirat nanti sangat tergantung pada ibu, ibu sebagai seorang pendidik, ibu sebagai seorang suri tauladan keseharian bagi anak- anaknya, sehingga seorang ibu sangat berperan dalam mengantarkan mereka masuk surga.

Akhlaq seorang ibu sangat memengaruhi akhlaq seorang anak dan akhlaq inilah yang akan menentukan masa depanya di dunia dan di akhirat.

Wajarlah jika Rasulullah SAW berpesan pada setiap orang tua: "Tiada yang ditanam oleh orang tua kepada anaknya yang lebih baik daripada akhlaq yang mulia". Lingkungan pertama yang berperan penting menjaga keberadaan anak adalah keluarga sebagai lembaga pendidikan yang paling dominan secara mutlak, kemudian kedua orangtuanya dengan sifat-sifat yang lebih khusus. Pada orang tua, terlebih lagi pada diri seorang ibu melekat kewajiban untuk mendidik secara aktif putra-putrinya.

Orang tua hendaknya mengajarkan bagaimana mengenal dan mencintai Allah, mengajari ibadah, dan menanamkan akhlaq yang mulia.

42

Karena "sesungguhnya setiap bayi yang lahir dalam keadan fitrah, kedua

orang tuanyalah yang mencetak anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau

menjadi Majusi" (HR. Bukhari Muslim). Dalam hal pembentukan akhlaq,

prinsip dan pemikiran moral harus didasarkan pada aqidah Islam. Atas

dasar inilah ibu hendaknya berusaha menguatkan bangunan moral,

ketaqwaan, dan kesucian pada diri anak sehingga mengantarkan mereka

bahagia di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda: "Dan

wanita adalah pemimpin terhadap keluarga rumah tangga suaminya dan

anak-anaknya, dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka"

(HR. Bukhari Muslim).32

32 Artikel, diakses Selasa 24 Juni 2012 pukul 13:43 WIB dari htt://forumislamekonomi.blogspot.com., http://fandimin.blogspot.com/2011/12/surga-dibawah- telapak-kaki-ibu.html#izz21WDInLLY

42

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG FILM “SEMESTA MENDUKUNG”

A. Sekilas Tentang Film Semesta Mendukung

Semesta Mendukung merupakan film ketujuh yang diproduksi oleh Mizan

Productions setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Garuda di Dadaku, Emak

Ingin Naik Haji, dan 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Semua film Mizan Productions disambut baik oleh penonton dan mendapat penghargaan di beberapa ajang festival film. Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta mendapat tujuh Piala Citra di Festival

Film Indonesia (FFI) 2010 dan 2 Piala di Indonesian Movie Award 2011, dan terakhir, film Rindu Purnama yang mendapatkan tujuh nominasi di Festival Film

Bandung 2011. Kali ini Mizan Productions bekerjasama dengan Falcon Picture

Film ini terinspirasi dari kisah-kisah kegemilangan putra-putri Indonesia mengangkat nama bangsa Indonesia di kancah dunia internasional lewat pelbagai olimpiade sains.

Muhammad Arief (Sayef Muhammad Billah), anak dari sebuah keluarga miskin dari Sumenep, Madura, sangat menggemari sains, khususnya fisika. Meski tinggal jauh dari kota besar dan bersekolah dengan fasilitas yang serba minim, Arief tetap menekuni fisika.

Selain kisah yang menginspirasi, film yang disutradari John De Rantau

(karya sebelumnya, Denias dan Obama Anak Menteng) ini menyuguhkan lanskap eksotis Pulau Madura, lengkap dengan karapan sapi yang meriah, serta kemegahan Jembatan Suramadu. Shooting dilakukan di Sumenep dan Pamekasan,

Bogor, Jakarta, dan Singapura. 43

B. Sinopsis Film Semesta Mendukung

Gambar 3.11

Poster Film Semesta Mendukung

Arief tinggal bersama ayahnya, Muslat (Lukman Sardi), mantan petani garam yang beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam sedang dilanda paceklik. Lantaran kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan itu, ibu Arief, Salmah (Helmalia Putri), terpaksa bekerja sebagai

TKW di Singapura. Setelah bertahun-tahun belum juga kembali, dan tidak pernah memberi kabar, Arief sangat merindukannya. Arief bekerja di bengkel sepulang sekolah dengan cita-cita mengumpulkan uang untuk mencari ibunya. Arief akan

1 www.semestamendukung.com diakses pada tanggal 7 September 2012 pukul 19.15 WIB 44

dibantu oleh Cak Alul (Sudjiwo Tedjo), yang ternyata seorang berandalan kampung.

Di sekolah, Ibu Tari Hayat (Revalina S. Temat), seorang guru fisika, melihat bakat besar yang dimiliki Arief. Perempuan Minang yang mencintai dan memiliki dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan itu rela “terdampar” di Madura demi menemukan intan-intan cemerlang di antara murid-muridnya. Dan salah satu intan itu adalah Arief.

Berkat dorongan Ibu Tari, Arief ikut seleksi olimpiade sains yang akan diadakan di Singapura. Namun, sesungguhnya Arief memiliki agenda tersembunyi: menemukan ibunya di sana.

Seleksi dilakukan oleh Pak Tio Yohanes (Ferry Salim) di Jakarta, yang dibantu oleh Deborah Sinaga (Febby Febiola). Para peserta bersaing untuk lolos, sekaligus menjalin persahabatan. Arief menjalin persahabatan dengan Muhammad

Thamrin (Angga Putra, pernah bermain sebagai Komet dalam Alangkah Lucunya

Negeri Ini), dan Clara Annabela (Dinda Hauw), pernah bermain sebagai Keke dalam Surat kecil Untuk Tuhan). Arief sempat berseteru dengan Bima Wangsa

(Rangga Raditya, pernah bermain sebagai Guntur dalam King), dan Erwin Manik

(Rendy Ahmad, pernah bermain sebagai Arai dalam Sang Pemimpi). Arief juga berkenalan dengan Cak Kumis (Indro Warkop), penjual ketoprak keliling asal

Madura yang memberinya ilmu kehidupan. Pak Tio senantiasa menyemangati

Arief dan peserta lain dengan mengajarkan sebuah keyakinan yang disebutnya

MESTAKUNG atau semesta mendukung. Inti ajaran itu adalah bahwa apabila 45

seseoang yakin, fokus, dan berusaha keras untuk mencapai sesuatu, ia pasti akan meraihnya karena seluruh semesta akan mendukung.

C. Profil John De Rantau

John De Rantau lahir 2 Januari 1970, di Padang, Sumatra Barat.

Lulusan dari Institut Kesenian Jakarta telah banyak menyutradarai film-

film sinetron maupun layar lebar. Tahun 2004 menyutradarai film layar

lebar pertamanya, Mencari Madona yang sekenarionya ditulis oleh Garin

Nugroho. John juga menyutradarai film Denias Senandung di Atas Awan

pada tahun 2006, Obama Anak Menteng pada tahun 2011 dan yang

terakhir adalah Film Semesta Mendukung ini.

Gambar 3.22

John De Rantau

Semesta mendukung harus diakui memiliki benang merah yang

cukup kuat dari hasil penyutradaraan John DeRantau sebelumnya, Obama

Anak Menteng. Kedua film ini berusaha tidak hanya menjadi film

keluarga yang menghibur. Namun, keduanya terlihat keras menjadi sebuah

film yang mampu memberikan penontonnya inspirasi dan motivasi untuk

dapat menjalani hidup untuk lebih baik lagi. jika motivasi dan inspirasi

2 http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/John_De_Rantau/, diakses pada tanggal 7September 2012 pukul 19.35 46

Obama Anak Menteng berasal dari karakter Barrack Obama yang pernah

tinggal di Indonesia dan kini mampu menjadi Presiden Amerika Serikat,

maka Semesta Mendukung mendapatkan inspirasinya dari kisah sukses

anak-anak Indonesia yang berhasil memenangkan Olimpiade Fisika di

tingkat internasional.

D. Profil Pemain Film Semesta Mendukung

1. Sayef Muhammad Billah sebagai Muhammad Arief

Cukup sulit untuk mendapatkan biografi mengenai tokoh satu

ini. Pada intinya di film ini Sayef Muhammad Billah berperan sebagai

tokoh utama dalam film ini. Dia berperan sebagai Arief, anak dari

keluarga miskin di Sumenep, Madura, sangat menggemari sains,

khususnya fisika. Meski tinggal jauh dari kota besar dan bersekolah

dengan fasilitas yang serba minim, Arief tetap menekuni fisika.

Arief tinggal bersama ayahnya. Ibu Arief, terpaksa bekerja

sebagai TKW di Singapura. Setelah bertahun-tahun belum juga

kembali, dan tidak pernah memberi kabar, Arief sangat

merindukannya. Arief bekerja di bengkel sepulang sekolah dengan

cita-cita mengumpulkan uang untuk mencari ibunya. Karakter yang

diperankan oleh Sayef ini sebagai anak yang rajin belajar, cerdas,

sholeh dan rajin beribadah, pantang menyerah dan pekerja keras.

Walau dalam film ini seorang Arif terkadang terlihat putus asa akan

tetapi semangatnya seketika muncul apa bila sudah mendapatkan

motivasi dari lingkungan sekitarnya.

47

2. Lukman Sardi sebgai Muslat

Lukman Sardi dikenal sebagai tokoh yang sangat berbakat

dengan sejumlah peran watak yang di mainkan dengan apik. Pria

kelahiran Jakarta, 14 Juli 1974. Lukman adalah putra dari Zerlita dan

Violin legendaris Indonesia, Idris Sardi. Di usia kanak-kanaknya,

Lukman terhitung telah membintangi tujuh judul film, namun saat

SMP, dirinya harus berhenti dari akting dan harus serius belajar di

bangku sekolah. Lukman adalah seorang aktor yang telah mengeluti

dunia film sejak dirinya masih berusia lima tahun. Debut filmnya

berjudul Kembang-kembang Plastik(1978) dan Pengemis dan Tukang

Becak (1978), yang masing-masing arahan sutradara Wim Umboh.

Setelah sekian lama tenggelam, Lukman kemudian muncul sebentar

membintangi sinetron Enamlangkah (1994), produksi Miles. Namun

kemudian dirinya menghilang kembali, dan muncul kemudian lewat

film Gie (2004) yang dibintanginya bersama .

Penghargaan yang pernah diterima putra maestro biola Idris Sardi ini

di antaranya, The Best Actor di ajang Bali International Film Festival

2006, nominasi MTV Indonesia Movie Award 2006 sebagai Most

Favourite Actor, nominasi Festival Film Indonesia Jakarta 2006,

sebagai pemeran pendukung pria terbaik.

48

Gambar 3.3

Lukman Sardi

Filmnya yang terkenal diantaranya, 9 Naga, Berbagi Suami dan

Pesan dari Surga. Dalam film Pesan dari Surga (2006), Lukman berperan sebagai Kuta, seorang pemegang bass yang memiliki kehidupan seksual menyimpang. Untuk perannya ini Lukman sempat risih, namun sebagai orang profesional Lukman harus menjalaninya secara total.

Film Lukman berjudul selanjutnya adalah Naga Bonar Jadi 2 garapan sutradara dan aktor . Dalam film ini Lukman berperan sebagai sosok sopir bajay yang terus mengantar dan diomeli

Naga Bonar (Deddy Mizwar). Kemampuan akting Lukman memang sudah tak diragukan. Lukman tak membeda-bedakan besar kecilnya akting, ia tetap berakting dengan maksimal. Seperti ketika menjadi orang autis dalam video klip, Malaikat Juga Tahu milik Dewi Lestari.

Terbukti ia menyabet penghargaan sebagai Model Video Klip

Terdahsyat dalam ajang Dahsyat Awards pada April 2009.

Lukman yang mengidolakan ayahnya sendiri, violis terkenal, Idris

Sardi ini berhasil menyabet penghargaan untuk kategori Pemeran

Pembantu Pria Terbaik pada ajang Indonesian Movie Awards 2009. 49

Lukman juga melakoni salah seorang tokoh sentral dalam Sang

Pemimpi, sekuel dari Laskar Pelangi. Dikabarkan Lukman juga akan

segera menjalani syuting Edensor, trikuel dari film yang diangkat dari

novel best-seller karya Andrea Hirata ini.3

Dalam film ini Lukman berperan sebagai Muslat ayah dari Arif.

Muslat di gambarkan sebagai seorang ayah yang beralih profesi dari

seorang petani garam menjadi seorang sopir truk. Sifat dan karakter

dari Muslat adalah seorang ayah yang lebih cendrung pendiam, keras,

terlihat cukup tertekan karena sang anak yang merindukan ibunya

yang harus pergi ke Singapura untuk menjadi TKW.

3. Helmalia Putri sebagai Salmah

Helmalia Putri yang lahir di Banda Aceh,tanggal 13 April 1983

yang biasa dipanggil Puput ini,adalah putri dari pasangan Helmi Yusuf

(almarhum) dan Esmaliawati. Puput ini juga pernah bermain dalam

film In The Name Of Love pada tahun 2008.

Gambar 3.4

Helmalia Putri

Dalam film ini puput berperan sebagai Salmah ibu dari

pemaran utama yaitu Arif. Adegan yang dimainkan oleh Puput pun

3 http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Lukman_Sardi/, diakses pada tanggal 7 September 2012 pukul 19.45 WIB. 50

tidak banyak, karena dalam film ini Salmah adalah Ibu yang

meninggalkan anak dan suaminya ke Singapura untuk mencari nafkah

menjadi TKW. Akan tetapi peran yang dimainkan Puput adalah bagian

yang sangat berarti.

4. Revalina S. Temat sebagai ibu Tari Hayat

Revalina S. Temat yang akrab dengan nama panggilan Reva ini

lahir di Jakarta pada tanggal 26 November 1985. Putri pasangan Sayuti

Temat dan Rachmaniar itu merupakan anak ketiga dari empat

bersaudara.

Gambar 3.5

Revalina S. Temat

Karir Reva diawali sebagai bintang model, kemudian melebar

sebagai aktris sinetron dan layar lebar. Ia pernah menjadi model untuk

produk Clear, Relaxa bersama DJ Winky dan Red A. Reva yang

pernah menjadi Juara Favorite Gadis Sampul 1999 Majalah Gadis itu,

pernah membintangi sinetron Bawang Merah Bawang Putih.

Ia juga telah membintangi sinetron Percikan Sangkuriang,

Cintaku di Kampus Biru 2, JP asiknya Pacaran, Bawang Merah

Bawang Putih, Dara Manisku, Hikmah 2 dan Kembang Surga. Film 51

TV Cinta Dengan Luka (2002) dan Gerangan Cinta (2003) menjadi

bukti kemampuan aktingnya.

Bintang video klip Kupilih Dia (Cokelat, 2004) dan Juwita

(Yovie & The Nuno) itu juga berakting di layar lebar. Film terbaru

yang dibintanginya Pocong 2 dirilis akhir 2006 lalu.

Reva semakin memantapkan aktingnya di layar lebar dengan

menjadi pemeran utama film Perempuan Berkalung Sorban (PBS).

Film garapan sutradara Hanung Bramantyo ini diangkat dari Novel

karya Abidah Al Khalieqy yang mengisahkan perjuangan dan

pengorbanan seorang muslimah bernama Annisa yang diperankan

oleh Reva.

Dalam ajang Indonesian Movie Awards 2009, Reva meraih

penghargaan pertamanya sebagai Pemeran Utama Wanita Terfavorit

melalui film Perempuan Berkalung Sorban.4

Dalam film ini Reva berperan sebagai ibu Tari Hayat, seorang

guru fisika. Perempuan Minang yang mencintai dan memiliki dedikasi

tinggi terhadap dunia pendidikan itu rela “terdampar” di Madura demi

menemukan intan-intan cemerlang di antara murid-muridnya.

Karakter dari seorang ibu Tari Hayat adalah seorang guru fisika yang

baik hati, yang cukup memperhatikan murid-muridnya. Seorang guru

yang ramah. Tari Hayat juga termasuk salah seorang yang mendirikan

tim FUSI (Fisika Untuk Siswa Indonesia), akan tetapi karena

4 http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Revalina_S_Temat/, diakses pada tanggal 7 September pukul 19.55 WIB. 52

perbedaan pendapat ia memilih untuk mengundurkan diri dan menjadi

seorang guru di SMP 1 Sumenep.

5. Ferry Salim sebagai Tio Yohanes

Ferry Salim lahir di Palembang pada tanggal 8 Januari 1967.

Aktor yang tenar sejak membintangi Ca Bau Kan ini telah bermain

pula dalam kurang lebih 20 judul sinetron.

Gambar 3.6

Ferry Salim

Ferry Salim lahir di Palembang pada tanggal 8 Januari 1967.

Aktor yang tenar sejak membintangi Ca Bau Kan ini telah bermain

pula dalam kurang lebih 20 judul sinetron.

Kesibukkannya sebagai artis tidak menghalanginya untuk

menyelesaikan sekolah. Bahkan Ferry berhasil menambahkan titel

'Sarjana Ekonomi' di belakang namanya. Ferry pun sempat

melanjutkan sekolahnya di negeri Paman Sam akhir tahun 1990.

Kembali dari sana, Ferry menggeluti lagi dunia model yang pernah

dimasukinya semasa SMA.

Ferry memulai karir sebagai model sejak SMA. Lalu pada tahun

1996 Ferry ditawari untuk bermain sinetron oleh Marisa Haque

berpasangan dengan Ida Iasha dalam sinetron Kembang Setaman. 53

Berawal dari sinetron inilah namanya mulai dikenal. Ferry pun

kebanjiran job.

Sampai akhirnya Ferry berperan menjadi Tan Peng Liang dalam

film Ca Bau Kan. Dari Ca Bau Kan, Ferry sempat masuk nominasi

The Best Actor Festival Film Asia Pasifik. Dia juga mendapat gelar

aktor favorit saat Festival Film Bali.5

Dalam film ini Ferry Salim berperan sebagai pak Tio Yohanes

seorang pembina dan pengajar di tim FUSI (Fisika Untuk Siswa

Indonesia). Seorang yang bijak, berwibawa dan baik hati. Tio

Yohanes juga yang membawa Arif ke Jakarta untuk mengikuti seleksi

lomba fisika dan termasuk orang yang mendirikan lembaga tim FUSI

bersama ibu Tari Hayat dan Deborah Sinaga, dia juga yang

mengantarkan anak-anak untuk mengikuti lomba fisika di Singapura.

6. Febby Febiola sebagai Deborah Sinaga

Febby Febiola dalam film ini berperan sebagai Deborah Sinaga

atau biasa dipanggil dengan ibu Debby. Debby adalah salah satu

pendiri dan pengurus dari FUSI (Fisika Untuk Siswa Indonesia).

Seorang perempuan yang cukup tegas dalam dalam menjaga dan

mengatur anak-anak yang akan mengikuti olimpiade fisika.

7. Sudjiwo Tedjo sebagai Paman Alul

Dalam film ini Sudjiwo Tedjo memainkan karakter sebagai

seorang preman kampung yang sombong. Paman Alul mengaku

kepada Arif, bahwa ia bekerja di Malaiysia dan akan menolong Arif

5 http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Ferry_Salim/, diakses pada tanggal 7 September2012 pukul 20.05 WIB. 54

untuk mencarikan alamat sang ibu kepada Arif. Akan tetapi Paman

Alul tidak memberikan bantuan begitu saja tetapi dengan imbalan uang

yang cukup banyak.

8. Indro WARKOP sebagai Cak Kumis

Indro Warkop atau lengkapnya Indrodjojo Kusumonegoro

adalah salah satu personel komedian legendaris Warung Kopi DKI

(Warkop DKI) bersama Dono (Wahjoe Sardono) dan Kasino (Kasino

Hadiwibowo).

Gambar 3.7

Indro WARKOP

Indro Warkop atau lengkapnya Indrodjojo Kusumonegoro

adalah salah satu personel komedian legendaris Warung Kopi DKI

(Warkop DKI) bersama Dono (Wahjoe Sardono) dan Kasino (Kasino

Hadiwibowo).

Awal Warkop eksis saat diberi kesempatan untuk tampil di

Radio Pambors Jakarta untuk mengisi acara obrolan komedi. Indro

sendiri saat itu masih kuliah di Universitas Pancasila Jakarta,

sementara teman-temanya mahasiswa Universitas Indonesia (UI). 55

Indro yang lahir di Jakarta, 8 Mei 1958, mendapatkan peran

sebagai Mastowi seorang pria asal Tegal. Namun demikian dirinya

beberapa kali juga tampil dengan logat batak di film-film komedinya.6

Dalam film ini Indro warkop berperan sebagai Cak Kumis yang

berprofesi sebagai pedagang ketoprak yang merantau dari madura ke

Jakarta. Berbeda dengan film-film Indro sebelumnya, disini Indro

sebagai pedagang ketoprak yang cukup filosofis dalam menanggapi

hidup, sebagai pedagang yang cukup bijak dan baik hati. Ada beberapa

adegan yang tetap menampilkan sisi humoris dari seorang Indro

warkop.

9. Angga Putra sebagai Muhammad Thamrin

Angga Putra berperan sebagai Muhammad Thamrin yang

berasal dari Jakarta. Memiliki logat betawi yang sangat kental. Dalam

film ini Thamrin lah yang sangat dekat dengan Arif. Memiliki

pengalaman yang hampir sama, Thamrin mengukuti seleksi lomba

fisika karena ingin mendapatkan beasiswa agar sang ibu tidak perlu

lagi membiayai kuliahnya nanti. Tujuan utama untuk mengikuti seleksi

sepenuhnya bukan karena seratus persen karena kecintaannya pada

dunia sains tapi juga karena ibu. Thamrin juga memiliki karakter yang

sedikit humoris dan setia kawan.

Selain film ini Angga Putra juga pernah bermain dalam film

Alangkah Lucunya Negeri ini dan berperan sebagai komet. Untuk

6 http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Indro_ warkop/, diakses pada tanggal 7 September 2012 pukul 20.15 WIB. 56

mendapatkan profil Angga memang cukup sulit karena Angga belum

cukup lama hadir dalam dunia perfilman.

10. Dinda Hauw sebagai Clara Annabela

Dinda Hauw berperan sebagai Clara annabela yang pernah juga

bermain dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan sebagai Keke. Dalam

film ini Clara sebagai teman Arif di FUSI yang baik dan Clara pula

yang memberikan semangat kepada Arif agar tidak menyerah untuk

olimpiade tersebut.

11. Rangga Raditya sebagai Bima Wangsa

Rangga Raditya berperan sebagai Bima Wangsa, anak yang

sangat cerdas. Akan tetapi Bima tidak bersahabat dengan kehadiran

Arif, dia tidak terima hanya karena Arif sebagai anak yang tidak

sengaja ditemukan oleh gurunya yang memiliki kemampuan pada

dunia fisika ini menjadi saingannya. Bima sebagai anak yang sombong

dan merasa dia lah yang paling pintar walaupun memang dia memiliki

kemampuan dan kecerdasan di atas rata-rata.

12. Rendy Ahmad sebagai Erwin Manik

Rendi Ahmad berperan sebagai Erwin Manik sahabat dekat

Bima Wangsa, yang sama-sama tidak menyukai kehadiran Arif. Erwin

yang berkarakter hamoir sama dengan Bima wangsa. Rendy Ahmad

juga pernah bermain dalam film Sang Pemimpi sebagai Arai.

57

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

A. PenandaanMaknaArti Kasih Ibu

Perjalanan kehidupan Arief terdapat dalam beberapa sekuen.

Dalam sekuen tersebut ada beberapa adegan yang berkaitan dengan isi

penelitian. Sebelum masuk dalam penelitian adegan utama, peneliti akan

menganalisis perjalanan kehidupan Arief sebelum ia menemukan arti kasih

ibu.

Film Semesta Mendukung yang berdurasi 90 menit merupakan

film anak-anak yang menceritakan tentang arti kasih ibu. Film ini

bertujuan untuk menceritakan bahwasanya arti kasih ibu sangatlah

penting. Banyak adegan dalam film ini yang menarik. Namun berdasarkan

beberapa adegan yang divisualisasikan hanya ada dua adegan yang

menonjol yang berhubungan dengan perumusan masalah, sehingga peneliti

membatasi penelitian ini dan hanya akan menjelaskan dua adegan lebih

dalam melaui unsur sinematografi kemudian dikaitkan dengan teori

semiotik. Adegan pertama menceritakan tentang kerinduan seorang anak

kepada ibunya dan adegan kedua menceritakan pertemuan seorang anak

dengan ibunya. Sebelum peneliti mulai menceritakan adegan utama yang

akan diteliti berikut pemaparan adegan sebelumnya sebagai pengantar

kepada adegan utama.

58

1. Kerinduan Anak kepada Ibunya (Adegan 1)

Arief merupakan seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama,

ia merupakan remaja yang sopan, cerdas, pekerja keras dan taat

beribadah yang tinggal disebuah rumah yang sederhana bersama

dengan ayahnya. Ayahnya seorang petani garam yang beralih profesi

menjadi sopir truk karena ladang garam sedang dilanda peceklik,

sementara ibunya menjadi TKW di Singapura untuk mencari nafkah.

Sudah tujuh tahun bekerja di Singapura dan tiga tahun terakhir tidak

memberikan kabar kepada Arif dan ayahnya.

Arif ingin sekali mencari ibunya, karena perasaan rindu. Ia

meminta bantuan kepada paman Alul seorang pereman kampung yang

mengaku bekerja di Malaysia dengan sejumlah bayaran, oleh karena

itu sepulang sekolah Arif bekerja di bengkel untuk mengumpulkan

uang.

Di sekolah, Arif termasuk anak yang cukup cerdas dalam

matapelajaran fisika. Ibu Tari, seorang guru fisika memintanya untuk

mengikuti lomba fisika tingkat provinsi dan ikut bergabung dalam tim

FUSI (Fisika Untuk Siswa Indonesia) , jika lolos akan ikut ke lomba

fisika tingkat internasional. Namun, Arif tidak mau mengikutinya

karena ia berpikir, ia tidak akan bisa mencari uang jika masuk kedalam

tim FUSI. Tetapi Arif mulai tertarik ketika ia mengetahui bahwa lomba

Fisika tingkat Internasional diadakan di Singapura dan ia mempunya

misi untuk mencari ibunya. 59

Arif pun harus pindah ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan

yang diadakan oleh tim FUSI. Karena besarnya keinginan Arif untuk

pergi ke Singapura dan bertemu ibunya, Arif pun belajar dan bekerja

keras untuk dapat lolos seleksi. Walaupun sempat mengalami pasang

surut semangat, tetapi pada akhirnya ia dapat lolos seleksi dan pergi ke

Singapura.

Tabel 4.1

Cut of shot Pengantar Shot Kerinduan Anak kepada Ibunya

Scene Rindu Seorang Anak kepada Ibunya

Scene Cut of shot cast Interpretasi

simbolik

1 Arif Menunjukan dan Ibu sikap hormat Tari, dan taat. guru fisika

Durasi: 04:46

2 Arif Menunjukan dan perasaan paman meminta Alul bantuan mencarikan alamat ibu Arif di Singapura. Durasi: 06:56 60

3 Arif Menunjukan dan perasaan Ayahny rindu kepada a ibunya dan ingin mencarinya.

Durasi: 13:39

4 Arif Menampilkan sebuah gambaran mengenang masa lalu.

Durasi: 16: 24

5 Arif Menampilkan dan sebuah Ibunya ingatan masa lalu bersama ibu.

Durasi: 16:43

6 Arif Menampilkan dan sang ayah Ayahny yang a memberikan pengertian kepada anaknya.

Durasi: 16:46

7 Arif Menampilkan dan perasaan paman semangat Alul bekerja demi mengumpulk an uang untuk mencari 61

Durasi: 22:05 Ibunya.

8 Arif, Menampilkan Bu Tari perasaan dan Pak setuju untuk Tio pergi ke Jakarta untuk seleksi lomba.

Durasi: 43:50

9 Arif Menampilkan perasaan semangat belajar untuk dapat pergi ke Singapura.

Durasi: 29:30

10 Arif Menampilkan persaan rindu kepada sang ibu.

Durasi: 33:56

Dalam table cut of shot kerinduan anak kepada ibunya di

jelaskan sebagai berikut:

1. Gambar pertama dalam tabel diatas terdapat Arif yang

menggunakan seragam Sekolah Menengah Pertama, dengan kemeja

berwarna putih dan dasi berwarna biru. Dalam gambar ini Arif sedang

mencium tangan ibu guru Tari Hayat yang baru saja datang ke sekolah 62

menggunakan sepeda. Ibu Tari Hayang menggunakan baju berwarna merah dan kerudung yang senada, menandakan bahwa sang ibu guru berpenampilan sangat sopan. Ibu Tari pun sangat senang kesayangannya.Dalamsceneinitermasukkedalamdakwahfardiyahkarena

ArifdanibuTarimelakukankomunikasiantarpribadi.

2. Dalam gambar yang kedua, terdapat Arif yang baru saja pulang sekolah yang telah menggati bajunya dengan kaos bermotif garis-garis merah putih yang sangan identik dengan kesan bahwa ia adalah seorang anak dari Madura. Arif yang tiba-tiba berpapasan dengan paman Alul yang menggunakan sepeda motor, berambut panjang, menggunakan topi koboi, kaca mata hitam, mengenakan pakaian berwarna biru dan rompi bewarna kuning. Arif yang ingin meminta bantuan kepada paman Alul untuk mencari ibunya di

Singapura, karena paman Alul mengaku bahwa ia juga bekerja di luar negeri.dalam scene initermasukkedalamdakwahfardiyahkarenaArifdanpamanAlulmelakuk ankomunikasiantarpribadi.

3. Dalam gambar ketiga, Arif yang masih menggunakan kaos bermotif garis-garis berwarna merah putih sedang berbicara dengan sang ayah yang menggunakan kaos berwarna putih yang tampak sudah lusuh. Di samping Arif dan ayahnya terdapat mobil truk yang digunakan sang ayah mencari nafkah. Dalam adegan ini Arif menyampaikan perasaannya yang sangat merindukan ibunya kepada 63

sang ayah. Dalam scene ini termasuk kedalam dakwah fardiyah karena

Arif dan ayahnya melakukan komunikasi antar pribadi.

4. Dalam gambar ke empat, terdapat gambar tangan Arif yang sedang memegang foto dirinya bersama ayah dan ibunya pada saat iya masih SD. Foto tersebut disimpan di dalam sebuah kaleng bersama dengan uang hasil kerja kerasnya untuk menyusul ibunya.

5. Dalam gambar ke lima, terdapat ibu Arif yang menggunakan baju berwarna merah muda dan dengan kerudung yang berwarna senada, sedang memberikan nasihat kepada Arif sebelum pergike sekolah. Adegan ini adalah dimana Arif mengingat kembali kebersamaan dengan ibunya sebelum ibunya pergi meninggalkannya.

6. Dalam gambar ke enam, terdapat Ayah Arif yang menggunakan kaos berwarna putih lusuh dan Arif yang mengguanakan seragam SD yang masih membawa tas sekolah diberikan pengertian oleh sang ayah bahwa ibunya telah meninggalkannya dengan sang ayah. Sang ayah pun tidak dapat mencegah kepergian ibunya.Dalamsceneberikuttermasukkedalamdakwahfardiyah.KarenaAr ifdanAyahnyamelakukankomunikasiantarpribadi.

7. Dalam gambar ke tujuh, terdapat Arif yang menggunakan kaos bermotif garis-garis merah putih dan paman Alul dengan topi khas yang biasa digunakannya, mengendarai sepeda motor menjemput

Arif yang sehabis pulang sekolah bekerja di bengkel motor Nafas Istri untuk mendapatkan uang. 64

8. Dalam gambar ke delapan, Adegan ini bersettingdi dalam ruangan sekolah yang terdapat Arif yang menggunakan seragam sekolah. Ibu Tari yang menggunakan pakaian berwarna coklat dan kerudung berwarna putih dan juga pak Tio yang menggunakan kemeja putih, celana hitam. Arif yang menyetujui tawaran dari pak Tio dan ibu

Tari untuk berangkat ke Jakarta, bergabung dengan tim FUSI dan mengikuti seleksi olimpiade fisika.

9. Dalam gambar ke sembilan, terdapat Arif dengan baju yang biasa ia kenakan dengan menggunakan peci sedang belajar, agar dapat lolos seleksi olimpiade fisika.

10. Dalam gambar ke sepuluh, terdapat Arif yang menggunakan kaos berwarna biru muda sedang melihat foto ibu, ayah dan dirinya yang selalu ia bawa. Adegan ini menunjukan perasaan rindu kepada sang ibu.

Tabel 4.2

Ikon, Indeks, dan Simbol dalam Scene “Rindu Anak kepada

Ibunya”

Ikon Ikon yang terdapat pada adegan ini yaitu Arief yang sedang melihat foto dirinya sendiri, ayahnya dan ibunya pada waktu Arif masih kecil. Indeks Dengan melihat foto dan ingatannya kembali pada masa itu, Arif selalu mengingat pesan agar selalu berdoa dan ingin sekali mencari ibunya di Singapura dan bertemu dengan ibunya. Simbol Simbol foto yang terlihat dari scene tersebut menunjukan simbol sebuah kenangan yang dan kerinduan seorang anak kepada ibunya. Seperti pemeran utama yang melihat foto masa lalu dan ingatannya kembali pada masa itu.

65

Secara teknis, adegan diatas memiliki beberapa unsur

sinematografi. Jarak kamera yang digunakan medium shot, medium

close up dan long shot. Pencahayaan yang digunakan pada umumnya

menggunakan sumber cahaya key lightdengan kualitas pencahayaan

soft light yang menghasilkan bayangan yang tipis, aspek suara dan

editing dalam adegan ini terdapat diegesis sound dan non diegesis

sound. Proses editing cendrung estabilishing/reestabilishing shot, point

of view cutting dan cutting yang diiringi musik istrumental.

Unsur mise en scene dalam adegan-adegan tersebut bersetting

di sekolah, di rumah, di jalan dan di bengkel. Setting yang digunakan

tipe shot on location. Kostum yang digunakan sangat sederhana yang

menunjukkan sikap kesederhanaan yang ditonjolkan dalam film ini.

Tata rias yang ditampilkan pemeran utama dan pemeran pendukung

tidak terlalu berlebihan.

2. Pertemuan Anak dengan Ibunya (Adegan 2)

Setelah Arif lolos seleksi dan berangkat ke Singapura untuk

mengikuti lomba. Di tengah-tengah kesibukan mengikuti lomba Arif

dan Thamrin pun berusaha untuk mencari alamat yang diberikan

Paman Alul kepadanya. Akan tetapi Arif tidak juga menemukannya.

Arif dan Thamrin hanya menemukan teman dari ibunya yang

mengatakan bahwa ibunya telah pergi dua hari yang lalu, entah

kemana. Sebenarnya Arif pun hampir ingin menyerah dan tidak akan

mengukiti lomba tersebut, akan tetapi ada Clara Annabela yang 66

menyemangati untuk tetap ikut lomba walaupun sang ibu tidak ditemukan.

Arif tetap mengikuti lomba dengan penuh semangat walau pun usahanya untuk menemukan sang ibu telah gagal. Sampai pada akhirnya Arif pun dapat memenangkan lomba fisika.

Arif pun kembali ke Madura dengan perasaan senang dan bangga walaupun ia tetap merasa kecewa karena tidak dapat menemukan sang ibu. Ayah dan ibu Tari pun sangat bangga terhadap prestasi yang diraih Arif. Ternyata karena ke sungguhan Arif, ia pun dapat berkumpul kembali dengan sang ibu karena ibunya telah kembali ke rumah dan tidak akan pergi kembali ke Singapura.

Tabel 4.3

Cut of shot Pengantar Scene Pertemuan Seorang Anak dengan

Ibunya

Scene Pertemuan Seorang Anak dengan Ibunya dalam Sekuen 2

Scene Cut of shot Cast Interpretasi

Simbolik

1 Arif Menunjukan rasa kekecewaan Arif karena tidak memberikan hasil belajar yang maksimal Durasi: 19:56 selama di FUSI. 67

2 Arif Menampilka dan n perasaan Thamri putus asa dan n kecewa.

Durasi: 21:04

3 Arif Menampilka dan n usaha Thamri untuk n mencari sang ibu.

Durasi: 21:04

4 Arif Menampilka n rasa bersyukur karena dapat bertemu kembali dengan sang ibu

Durasi: 45:45

5 Arif Menampilka dan n rasa kasih ibunya antara ibu dan anaknya.

Durasi: 45:52 68

6 Arif Menampilka dan n kedekatan ibunya anak dengan ibunya.

Durasi: 46:15

Dalamtabelcut of shotpengantarscenepertemuananakdenganibunyadijelaskansebagaiberi kut:

1. Dalam gambar pertama, dalam tabel diatas terdapat Arif yang menggunakan kaos berwarna biru dan dengan posisi kepala yang menunduk, menandakan bahwa Arif sedang sangat kecewa karena ia merasa kecewa yang belum bisa memebrikan nilai yang memuaskan selama berada di FUSI.

2. Dalam gambar ke dua, Arif yangmasih menggunakan pakaian yang sama bersama dengan Thamrin yang menggunakan pakaian berwarna hijau, sedang duduk diatas kasur disebuah kamar.

Arif yangtampak putus asa dan kecewa yang diberikan pengertian oleh

Thamrin.Dalamsceneberikuttermasukkedalamdakwahfardiyah.Karena

ArifdanThamrinmelakukankomunikasiantarpribadi.

3. Dalam gambar ke tiga, terdapat Arif yang menggunakan kaos berwarna coklat dan celana berwarna hitam, bersama dengan

Thamrin yang mengenakan kaos berwarna kuning dan becelana hitam 69

dan membawa tas, tampak sedang melihat peta Singapura untuk mencari alamt ibu Arif di sana.Dalamsceneberikuttermasukkedalamdakwahfardiyah yang dilakukanolehArifdanThamrindantermasukjugadalamkomunikasiantar pribadi.

4. Dalam gambar ke empat, terdapat Arif yang menggunaka jas berwarna coklat seragam tim lomba olimpiade fisika dari Indonesia dan masih mengendong tas ranselnya, sujud di telapak kaki ibu Arif yang ternyata sudah kembali pulang ke rumah.

6. Dalam gambar ke lima, terdapat adegan ibu Arif yang menggunakan pakaian berwarna hitam dengan kerudung berwarna ungu, memegang wajah Arif yang mengekspresikan kerinduan yang sangat mendalam dan perasaan haru, juga bangga kepada Arif.

7. Dalam gambar ke enam, terdapat siluet Arif dengan ibunya yang sedang berjalan di pinggir pantaisambil bergandengan tangan, dalam keadaan matahari sudah mulai terbenam.

70

Tabel 4.4

Ikon, Indeks, dan Simbol dalam Scene “Pertemuan Anak dengan

Ibunya”

Ikon Ikon yang terdapat pada adegan ini yaitu Arif yang berlutut mencium kaki ibunya dan memeluk ibunya karena rasa rindu dan kasih sayang. Indeks Perasaan kasih kepada ibu yang membuat Arif bertekad untuk mencari ibunya walaupun dengan usaha yang keras. Simbol Simbol Arif yang berlutut di kaki ibunya yang terdapat pada scene ini menunjukan simbol bahwa surga di telapak kaki ibu. Orang yang paling utama untuk kita hargai adalah sang ibu sebelum ayah.

Unsur Mise en scene yang terdapat pada adegan-adegan tersebut yang bersetting di jalan, di tempat perlombaan dan di rumah.

Setting yang digunakan tipe shot on location dan set studio. Suasana setting yang dibuat formal menghasilkansuatu keakraban dan membangun mood yang nampak pada alur cerita film ini.

Jarak kamera yang di tampilkan pada adegan diatas cenderung menggunakan tipe medium shot, medium close up, long shot dan point of view shot. Pencahayaan yang digunakan cenderung menggunakan sumber cahaya fill light dengan kualitas pencahayaan soft light, sehingga bayangan yang dihasilkan tipis. Aspek suara dan editting dalam adegan ini terdapat diegesis sound dan non diegesis sound.

Proses editing cenderung estabilishing/reestabilishing shot, point of view cutting dan cutting yang diiringi musik instrumental.

71

3. Narasi Adegan Arti Kasih Ibu a. Adegan “Arti Kasih Ibu”

Adegan ini merupakan adegan utama yang akan dijadikan

peneliti sebagai bahan kajian dalam penelitian melalui film Semesta

Mendukung. Peneliti sudah menceritakan adegan-adegan sebelumnya

agar ketika pembaca membaca adegan utama sudah terbawa alur dari

pengantar adegan yang sudah peneliti jelaskan diatas. Pada durasi ke

0.16.56 adegan ini menceritakan tentang Arif yang mengingat kembali

masa dimana ibunya masih berada di dekatnya dan memberikan

nasehat agar selalu berdoa.

Dalam adegan ini menunjukan bahwa Arif tidak pernah

melupakan nasehat yang diberikan ibu ke padanya, untuk selalu

berdoa. Dalam kesehariannya pun Arif tidak lupa untuk selalu sholat,

mengaji dan bedoa serta selalu berusaha.

Rasa rindu Arif kepada ibunya tervisualisasikan dalam

adegan ini. Arif sangat ingin bertemu dengan ibunya, karena itu ia

selalu berusaha bekerja keras untuk dapat mengumpulkan uang agar

mendapatkan alamat ibunya di Singapura. Arif pun tidak lupa untuk

selalu belajar agar dapat pergi ke Singapura untuk mengikuti lomba

dan dapat mencari ibunya.

72

b. Sign and Code adegan Arti kasih Ibu

a. Denotasi dan Konotasi

Tabel 4.5

Denotasi dan Konotasi Adegan

Denotasi Konotasi

Ibu Wanita yang telah melahirkan seseorang.

Kasih Perasaan sayang (cinta, suka) kepada orang lain.

Belajar Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Fisika Sebagai ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau mempelajari materi dalam lingkup ruang dan waktu, Rindu Sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu atau memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu.

b. Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Arti Kasih Ibu

Tabel 4.6

Ikon, Indeks dan Simbol

Ikon Arif yang berlutut atau mencium kaki ibunya pada saat Arif baru saja tiba di rumah. Indeks Pada scene ini indeks yang terjadi ketika Arif baru saja tiba di rumah setelah mengikuti lomba dan menjadi juara lomba olimpiade fisika di Singapura. Pada saat Arif melihat ibunya, ia langsung berlutut atau mencium kaki ibunya. Simbol Simbol pada scene ini terdapat pada saat ibuArif yang memeluk Arif karena perasan rindu dan haru.

73

B. Unsur-unsurGrafisdanMaknaArtiKasihIbu

1. Unsur-unsurCut of ShotdanMaknaArtiKAsihIbu

Tabel 4.7

Cut of Shot dari Adegan “Arti Kasih Ibu”

Cut of Shot

Adegan Utama Adegan-adegan Pendukung

74

Gambar pada baris dan kolom adegan utama dalam tabel di atas merupakan simbol arti kasih ibu yang dapat diistilahkan bahwa surga di telapak kaki ibu. Penampilan gambar yang diambil secara close up oleh kamera untuk menunjukan bahwa surga berada di telapak kaki ibu sehigga kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan, merawat dan mendidik anak-anaknya dengan baik.

Tampilan adegan-adegan pendukung di atas yang terdapat pada durasi 44:51 menit menunjukan simbol bahwa Arif telah kembali ke pulang ke kampung halamannya di Sumenep, Madura setelah mengikuti olimpiade fisika yang diadakan di Singapura. Ibu

Tari, kepala sekolah dan ayahnya pun sangat bangga karena Arif dapat memenangkan olimpiade fisika di Singapura.

Adegan pendukung kedua pada tabel diatas yang terdapat pada baris kedua menunjukan simbol kebanggan sang ayah terhadap

Arif, yang terlihat dari ekspresi wajah ayah dan ayah Arif pun memberitahukan bahwa ada seseorang yang ingin sekali bertemu dengan Arif.

Adegan pendukung keempat yang menampilkan ibu Arif yang menatap Arif dengan ekspresi wajah sangat sedih dan sangat 75

haru. Adegan ini lah yang menunjukan bahwa ibu pun juga sangat merindukan Arif yang sudah lama tidak bertemu.

Dalam adegan pendukung kelima masih menampilkan ibu

Arif dan juga Arif yang sedang berpelukan. Dalam adegan ini hanya terlihat ekspresi wajah ibu Arif yang sangat sedih dan haru.

2. Unsur-unsurSinematografidanMaknaArtiKasihIbu

Tabel 4.8

Unsur Sinematografi Adegan

Mise en Scene What: Berdasarkan adegan yang ditampilkan Arif yaitu, berlutut di bawah telapak kaki ibu memperlihatkan arti kasih ibu. Arif sangat merindukan kehadiran ibunya selama ini. Dengan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya Arif pun dapat bertemu kembali dengan ibunya. Ibu merupaka orang yang semestinya merawat dan mendidik seorang anak. Sosok yang seharusnya di perlakukan dengan baik yang paling utama adalah ibu. Beberapa objek yang terlihat dari adegan tersebut, yaitu rumah Arif yang memberikan kesan bahwa ibu Arif telah pulang dan kembali bersama.

What Effect: Effect yang muncul dalam adegan ini yaitu shot on location yang menggunakan lokasi yang aktual atau sesungguhnya. Pencahayaan yang dihasilkan dalam scene ini merupakan cahaya matahari yang dihasilkan langsung dari setting tersebut.Effect lain yang ditunjukan juga pada penunjuk ruang dan waktu peristiwa serta penunjuk status sosial Arif.

76

What Meaning: Makna yang ditampilkan pada adegan ini adalah dalam sistem pemaknaan melalui denotasi dan konotasi. Denotasi yang muncul pada adegan tersebut yaitu, ibu, kasih, belajar, fisika, rindu, dan anak yang makna konotasinya sudah dipaparkan diatas.

How: Dalam memebangun aspek mise en scene yang relevan dengan narasi dan cerita film pada adegan ini sutradara berfokus pada aksi-aksi yang ditampilkan dengan menghubungkan kenyataan yang terjadi saat ini dalam penelitian masyarakat terhadap arti kasih ibu.

Purpose: Tujuan sutradara menampilkan adegan diatas nampaknya adalah untuk memvisualisasikan dan presentasikan arti kasih ibu yang menunjukan bahwa ibu adalah orang yang paling utama untuk diperlakukan dengan baik sebelum ayah. Editing Bentuk editing pada adegan ini menggunakan cut, dimana cut ini merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung yang menimbulkan editing continue pada suatu rangkaian adegan dialog atau aksi pada umumnya. Ada beberapa aspek yang diperhatikan peneliti yaitu dalam melakukan teknik editing, yaitu aspek kontinuitas grafik, aspek ritmik, aspek apasial dan aspek temporal. Namun pada scene ini yang nampak jelas dalam teknik aditing yaitu aspek ritmik dimana aspek ini menggunakan tempo editing yang cepat dengan durasi shot hanya beberapa detik. Shot Type Dalam scene ini terdapat beberapa shot type. Yang pertama medium shot yang menunjukan ekspresi Arif ketika Arif pulang dan bertemu 77

dengan ayah dan gurunya. Yang kedua diikuti dengan pergerakan kamera zoom in jarak kamera berpindah menjadi medium closeupuntuk memeperlihatkan lebih jelas lagi ekspresi dari wajah Arif dan ibunya yang sangat haru. Camera Angel Sudut kamera yang ditampilkan pada adegan ini Sraight on angel, dimana kamera melihat objek dalam frame secara lurus. Hal ini untuk menunjukan bahwa adanya kesetaraan antara pemeran utama dan tokoh pendukung yang di munculkan dalam scene diatas. Camera Movement Pergerakan kamera dalam adegan ini yaitu tilt yang merupakan pergerakan kamera secara vertikal atau bergerak dari arah atas ke bawah. Pergerakan ini terjadi ketika Arif melihat ibunya dan langsung bersujud di depan ibunya. Lighting Ada beberapa aspek yang harus dilihat dalam menjelaskan lighting: 1. Kualitas Kualitas cahaya yang ditampilkan pada adegan ini adalah soft light atau dengan kata lain cahaya lembut yang cendrung menyebarkan cahaya sehingga menghasilkan bayangan yang tipis. 2. Arah Pencahayaan Arah pencahayaan pada adegan ini adalah frontal lighting, di mana sutradara ingin menghapus bayangan dan menegaskan bentuk sebuah objek atau wajah karakter dari objek sehingga tampak jelas dalam scene. 3. Sumber Cahaya Sumber cahaya pada adegan ini menggunakan key light. Di mana sumber cahaya utama dan paling kuat menghasilkan cahaya. Adapun cahaya utama yang terdapat pada scene ini adalah dari cahaya matahari yang didapat langsung dari setting adegan tersebut. Cahaya tersebut natural dan apa adanya yang terlihat dari lokasi. Diegesis and Sound Pada scene ini terdapat efek 78

suara dari sekeliling lokasi setting yang menunjukan bahwa lokasi tersebut berada di rumah perkampungan. Ketika Arif sujud di kaki ibunya itu kemudian terdengar istrumen musik sedih yang menimbulkan perasan terharu. Instrumen ini menunjukan adanya diegetik sound dalam adegan ini. Visual Effects/SFX Berdasarkan narasi atau skenario film yang bergenre drama film ini tidak menimbulkan visual effect. Narative Unsur narasi sudah dijelaskan di atas sebelum pembahasan pada tabulasi, namun dapat dijelaskan secara singkat jenis narasi ini menggunakan pola narasi linier dimana waktu berjalan sesuai adegan urutan aksi peristiwa tanpa adanya interupsi waktu yang signifikan. Genre Film ini merupakan film Islam yang bergenre darama. Iconography Ikongrafi merupakan sebuah sistem yang mendukung genre. Ikonografi dalam film ini ditunjukan dengan lingkungan yang agamis, sederhana dan ramah. The Star System Sutradara memilih bintang film Sayef M. Billah sebagai pemeran utama karena Sayef berasal dari tempat lokasi syuting tersebut yang memiliki logat yang khas dan penampilan yang terlihat sederhana. Realism Realitas yang dibangun dalam adegan ini terlihat seolah-olah dibuat-buat dan dilebih-lebihkan, tidak sesuai dengan realitas yang ada. Sehingga cerita ini terkesan hanya hasil rekayasa yang melebih-lebihkan dari cerita aslinya. Realitas yang terjadi dalam adegan ini memang menjadi konflik batin antara pemeran utama dengan pemeran pendukung yang merasa harus mencari ibunya karena ibu adalah seorang yang sangat berarti.

79

Mise- en- scene dalam adegan ini akan menjawab beberapa hal penting, seperti efek apa yang ditampilkan Arif, yaitu berlutut di bawah telapak kaki ibu memeprlihatkan arti kasih ibu. Arif sangat merindukan kehadiran ibunya selama ini. Dengan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya Arif pun dapat bertemu kembali dengan ibunya.

Ibu merupaka orang yang semestinya merawat dan mendidik seorang anak. Sosok yang seharusnya di perlakukan dengan baik yang paling utama adalah ibu.

Beberapa objek yang terlihat dari adegan tersebut, yaitu rumah Arif yang memberikan kesan bahwa ibu Arif telah pulang dan kembali bersama.

Effect yang muncul dalam adegan ini yaitu shot on location yang menggunakan lokasi yang aktual atau sesungguhnya.

Pencahayaan yang dihasilkan dalam scene ini merupakan cahaya matahari yang dihasilkan langsung dari setting tersebut. Effect lain yang ditunjukan juga pada penunjuk ruang dan waktu peristiwa serta penunjuk status sosial Arif.

Makna yang ditampilkan pada adegan ini adalah dalam sistem pemaknaan melalui denotasi dan konotasi. Denotasi yang muncul pada adegan tersebut yaitu, ibu, kasih, belajar, fisika, rindu, dan anak. Ibu yang dalam makna konotasinya adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Kasih makna konotasinya adalah 80

perasan (cinta, suka) kepada orang lain. Belajar mempunyai makna konotasi berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Fisika yang makna konotasinya adalah sebagai ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau mempelajari materi dalam lingkup ruang dan waktu. Dan rindu yang memiliki makna konotasi adalah sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu atau memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu.

Dalam memebangun aspek mise en scene yang relevan dengan narasi dan cerita film pada adegan ini sutradara berfokus pada aksi-aksi yang ditampilkan dengan menghubungkan kenyataan yang terjadi saat ini dalam penelitian masyarakat terhadap arti kasih ibu.

Tujuan sutradara menampilkan adegan diatas nampaknya adalah untuk memvisualisasikan dan presentasikan arti kasih ibu yang menunjukan bahwa ibu adalah orang yang paling utama untuk diperlakukan dengan baik sebelum ayah.

Bentuk editing pada adegan ini menggunakan cut, dimana cut ini merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung yang menimbulkan editing continue pada suatu rangkaian adegan dialog atau aksi pada umumnya. Ada beberapa aspek yang diperhatikan peneliti yaitu dalam melakukan teknik editing, yaitu aspek kontinuitas grafik, aspek ritmik, aspek apasial dan aspek temporal.

Namun pada scene ini yang nampak jelas dalam teknik aditing yaitu 81

aspek ritmik dimana aspek ini menggunakan tempo editing yang cepat dengan durasi shot hanya beberapa detik.

Sudut kamera yang ditampilkan pada adegan ini Sraight on angel, dimana kamera melihat objek dalam frame secara lurus. Hal ini untuk menunjukan bahwa adanya kesetaraan antara pemeran utama dan tokoh pendukung yang di munculkan dalam scene diatas.

Pergerakan kamera dalam adegan ini yaitu tilt yang merupakan pergerakan kamera secara vertikal atau bergerak dari arah atas ke bawah. Pergerakan ini terjadi ketika Arif melihat ibunya dan langsung bersujud di depan ibunya.

Pada scene ini terdapat efek suara dari sekeliling lokasi setting yang menunjukan bahwa lokasi tersebut berada di rumah perkampungan. Ketika Arif sujud di kaki ibunya itu kemudian terdengar istrumen musik sedih yang menimbulkan perasan terharu.

Instrumen ini menunjukan adanya diegetik sound dalam adegan ini.

Berdasarkan narasi atau skenario film yang bergenre drama film ini tidak menimbulkan visual effect.

Berdasarkan narasi atau skenario film yang bergenre drama film ini tidak menimbulkan visual effect.

Unsur narasi sudah dijelaskan di atas sebelum pembahasan pada tabulasi, namun dapat dijelaskan secara singkat jenis narasi ini 82

menggunakan pola narasi linier dimana waktu berjalan sesuai adegan urutan aksi peristiwa tanpa adanya interupsi waktu yang signifikan.

Film ini merupakan film Islam yang bergenre darama.

Dimana sutradara dalam film ini ingin mengangkat Arti kasih ibu.

Ikongrafi merupakan sebuah sistem yang mendukung genre.

Ikonografi dalam film ini ditunjukan dengan lingkungan yang agamis, sederhana dan ramah.

Sutradara memilih bintang film Sayef M. Billah sebagai pemeran utama karena Sayef berasal dari tempat lokasi syuting tersebut yang memiliki logat yang khas dan penampilan yang terlihat sederhana.

Realitas yang dibangun dalam adegan ini terlihat seolah-olah dibuat-buat dan dilebih-lebihkan, tidak sesuai dengan realitas yang ada. Sehingga cerita ini terkesan hanya hasil rekayasa yang melebih- lebihkan dari cerita aslinya. Realitas yang terjadi dalam adegan ini memang menjadi konflik batin antara pemeran utama dengan pemeran pendukung yang merasa harus mencari ibunya karena ibu adalah seorang yang sangat berarti.

83

Tabel 4.9 Dialog dan Gambaran Ilustrasi pada Adegan 1

Tokoh Dialog Gambaran Ilustrasi

Ayah Ibu pergi nak. Ibu sudah Ayah Arif berlutut pergi waktu bapak hingga sejajar dengan datang. Ibu pesan kamu Arif dan harus rajin belajar dan keduatangannya rajin sholat. memegang lengan Arif dan berbicara sambil menatap Arif. Kemudian memeluk Arif. Arif Terdiam sambil memeperhatikan Ayahnya dengan seksama.

Percakapan yang terjadi pada saat Arif sedang

melihat foto dirinya bersama dengan ayah dan ibunya.

Pikirannya kembali pada masa-masa ia masih duduk di Sekolah

Dasar dan ingatannya kembali pada pesan sang ibu, yang

disampaikan ayahnya. Semenjak itu Arif tidak lupa untuk

selalu rajin belajar dan rajin sholat.

Pesan ibu kepada Arif menunjukan bahwa ibu Arif

tetap berusaha memeberikan nasihat kepada Arif, meskipun

ibunya pergi meninggalkannya akan tetapi ia berharap Arif

akan tetap menjadi anak yang pintar dan juga shaleh.

84

Tabel 4. 10

Dialog dan Gambaran Ilustrasi pada Adegan 2

Tokoh Dialog Gambar Ilustrasi

Ibu Rif, maafkan ibu nak. Sambil berjalan di Sudah berapa tahun ibutak pinggir pantai kirim kabar. Ibu malu sama sambil kamu dan bapakmu. Ibu menggandengan kangen, tak ada hasilnya tangan Arif.Pada ibu kerja di sana. suasana matahari terbenam sehingga yang terlihat hanya siluet dirinya dengan Arif. Arif Iyabu, itu namanya Sambil berjalan di mestakung. Apabila kita pinggir pantai dan benar-benar yakin dengan menggandeng apa yang kita lakukan maka tangan ibu. Pada semesta akan mendukung suasana matahari kita. terbenam sehingga yang terlihat hanya siluet dirinya dengan ibu.

Percakapan yang terjadi pada saat Arif telah kembali ke kampung halamannya di Sumenep, Madura setelah selama kurang lebih lima bulan berada di Jakarta dan berhasil pergi ke Singapura untuk mencari ibunya dan memenangkan olimpiade fisika. Ibu Arif pun telah kembali ke kampung halammnya yang telah tujuh tahun ia tinggalkan karena pergi ke Singapura untuk menjadi TKW.

Ini adalah kebersamaan seorang iu dengan anaknya yang telah lama tidak didapatkan dari keduanya. Percakapan tersebut menandakan bahwa Arif dan ibunya tidak akan lagi terpisah. 85

C. Interpretasi Makna Arti Kasih Ibu

1. TemuanpertamadarimaknadenotasidankonotasiFilm

Semesta Mendukung ini merupakan film islam yang menceritakan

tentang perjalanan seorang anak dalam mencari arti kasih ibu. Pada

mulanya anak tersebut yang menjadi pemeran utama dalam film ini

tinggal bersama ayah dan ibunya. Tetapi karena terdesak faktor

ekonomi sang ibu pergi meninggalkan ia karena menjadi TKW di

Singapura. Ia mencari ibunya karena perasaan rindu yang

mendalam. Arti kasih ibu dalam film ini, ditandai dengan begitu

bersungguh-sungguhnya pemeran utama untuk mencari ibunya

walaupun terkadang mengalamai keputus asaan.

Film ini sengaja dibuat dan ditampilkan kepada

masyarakat untuk memperlihatkan dan menjelaskan bahwa arti

kasih ibu sangatlah penting bagi seorang anak. Menurut peneliti,

pesan yang disampaikan dalam film ini telah sampai kepada

penonton, karena dalam film ini ternyata arti kasih ibu sangat

penting bagi seorang anak untuk merawat dan mendidik agar anak-

anak mmenjadi generasi yang lebih baik.

2. Temuankedua, padaunsur-unsurgrafis. Visualisasi

yang ditampilkan dalam film ini cukup menarik, meski pada saat

adegan pencarian terlihatsedikit berlebihan, namun hal ini

berhubungan dengan apa yang terjadi di masyarakat. Sehingga

menurut peneliti, film ini dapat dijadikan pelajaran. Bahwa ibu

adalah sosok yang sangat berjasa dalam sebuah keluarga. 86

3. Pandanganislamterhadapmakna-makna film ini tentu ada hubungannya dalam islam.karena dalam islam memerintahkan agar kita senantiasa berbuat baik pada kerabat terutama adalah ibu, lalu ayah. Didahulukannya ibu karena ia telah mengandung, menyusui, mendidik dan tugas berat lainnya. "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.”

Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya setelah dua tahun.

“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu” (Q.S. Luqman:14). Karena beratnya tugas orang tua, maka seorang anak diwajibkan untuk memperlakukan mereka dengan baik. Sosok seorang ibu juga melekat tanggung jawab yang berat. Jika kita artikan secara bebas, "surga di bawah telapak kaki ibu" dapat juga berarti bahwa masa depan seorang anak di akhirat nanti sangat tergantung pada ibu, ibu sebagai seorang pendidik, ibu sebagai seorang suri tauladan keseharian bagi anak-anaknya, sehingga seorang ibu sangat berperan dalam mengantarkan mereka masuk surga.

Namun dalam film ini juga tentu ada kritikan yang ingin peneliti sampaikan. Semesta Mendukung memiliki plot cerita yang berusaha begitu keras untuk memuja-muja sang karakter utamanya, dengan menempatkan sebagai sosok karakter yang hampir sempurna, memiliki sebuah impian tulus dan keberuntungan yang selalu mendukung setiap langkah yang ia ambil. 87

Bukannya menjadi menarik, karakter tersebut justru menjadi terlihat sulit dipercaya dan cenderung terkesan datar keberadaannya.

Naskahcerita Semesta Mendukung juga terkesan terlalu kaeras untuk berusaha mengispirasi penontonnya melalui setiap jalan kehidupan yang dialami sang karakter utama. Naskah cerita Semesta

Mendukung sendiri gagal menampilkan sang karakter utama sebagai sosok tokoh yang menarik dan inspirasional.

Plot-plot cerita tambahan dalam Semesta Mendukung juga gagal dikembangkan dengan baik. Kisah seperti hubungan karakter

Arif dan ayahnya, kisah betapa depresinya Arif untuk menemukan ibunya atau hubungan Arif dengan teman-teman sekitarnya tampil dengan begitu datar dan gagal untuk menghadirkan ikatan emosiyang kuat dengan para penonton film ini.

88

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan bab-bab terdahulu dan mengakhiri pembahasan

dalam skripsi ini, penulis membuat kesimpulan sebagai berikut. Film ini

sengaja dibuat dan ditampilkan kepada masyarakat untuk memperlihatkan

dan menjelaskan bahwa arti kasih ibu sangatlah penting bagi seorang anak.

Pesan yang disampaikan dalam film ini telah sampai kepada penonton,

karena dalam film ini ternyata arti kasih ibu sangat penting bagi seorang

anak untuk merawat dan mendidik agar anak-anak mmenjadi generasi

yang lebih baik.

Visualisasi yang ditampilkan dalam film ini cukup menarik, meski

pada saat adegan pencarian terlihatsedikit berlebihan, namun hal ini

berhubungan dengan apa yang terjadi di masyarakat. Sehingga menurut

peneliti, film ini dapat dijadikan pelajaran. Bahwa ibu adalah sosok yang

sangat berjasa dalam sebuah keluarga.

B. SARAN Semesta Mendukung memiliki plot cerita yang berusaha begitu keras

untuk memuja-muja sang karakter utamanya, dengan menempatkan sebagai

sosok karakter yang hampir sempurna, memiliki sebuah impian tulus dan

keberuntungan yang selalu mendukung setiap langkah yang ia ambil.

Bukannya menjadi menarik, karakter tersebut justru menjadi terlihat

sulit dipercaya dan cenderung terkesan datar keberadaannya. 89

Naskahcerita Semesta Mendukung juga terkesan terlalu kaeras untuk berusaha mengispirasi penontonnya melalui setiap jalan kehidupan yang dialami sang karakter utama. Naskah cerita Semesta Mendukung sendiri gagal menampilkan sang karakter utama sebagai sosok tokoh yang menarik dan inspirasional.

Plot-plot cerita tambahan dalam Semesta Mendukung juga gagal dikembangkan dengan baik. Kisah seperti hubungan karakter Arif dan ayahnya, kisah betapa depresinya Arif untuk menemukan ibunya atau hubungan Arif dengan teman-teman sekitarnya tampil dengan begitu datar dan gagal untuk menghadirkan ikatan emosiyang kuat dengan para penonton film ini.

90

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Askurifai Baskin, Membuat Film Indie Itu Gampang, Bandung: Kataris, 2003.

Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Bernhard Meier, Kurt Franz, Membina Minat Baca Anak, Terj. Soeparno, Bandung: Remaja Karya, 1983.

Birowo , M. Antonius, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, yogyakarta; Gitanyali 2004.

Campshall, Steve – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSEFilm Analysis Guide (3) – SJC.

Elvinaro, Ardianto, Dkk, Komunikasi massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.

Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005.

Pranajaya Adi, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar, Jakarta, BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, 2000.

Pratista,Himawan,Memahami FilmYogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.

Sasono, Eric, Mau Dibawa Kemana Sinema Kita?

Sihab, Dr. M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung:Mizan, 2001.

Sobur, Alex, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Suryapati,Akhlis, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restropeksi, Jakarta: Panitia Hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010.

Vivian, John, Teori Komunikasi Massa Edisi ke-8, Jakarta: Kencana Media Group, 2008.

Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Langguage.

91

ARTIKEL

Artikel, http://www.scribd.com/doc/32637180/definisi-film. Juni 2012. Artikel, diakses Selasa 24 Juni 2012 pukul 13:43 WIB dari htt://forumislamekonomi.blogspot.com.http://fandimin.blogspot.com/2011/12/sur ga-dibawah-telapak-kaki-ibu.html#izz21WDInLLY. http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/John _De_Rantau/. http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Lukman_Sardi/. http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Helmalia-Putri/. http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Revalina_S_Temat/. http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Ferry_salim/. http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/j/Indro_Warkop/. http://www.semestamendukung.com.

92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

93

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax : (02I) 7 432728 / 7 4703580 Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website : m.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : [email protected] t Nomor : Un.O1/F5/KM.01 3l$YtnotZ Jakarta, \) April2}lZ Lamp :1(satu)bundel Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth. Rully Nasrullah, M.Si. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assalamu' alaikum l4rr. Wb.

Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut,

Nama : Ania Febriani Fasya Nomor Pokok : 108051000143 Jurusan/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD / VIII Judul Skripsi : Analisis Semiotika Film Semesta Mendukung.

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.

Atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.

[4/as s alamu' alaikum Wr. Wb.

Dekan Bidang Akademik

hidin Saputra, 903 199603 1 001

Tembusan: l. Dekan 2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi